Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Sex : Janda Hyper Seks

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Janda Hyper Seks – Aku melihat jam di tanganku. Masih lama rupanya. Kira-kira setengah jam lagi waktu kuliah habis. Siang tadi kakak iparku nelepon, memintaku datang ke rumahnya setelah kuliah. Aku bertanya-tanya, karena biasanya hanya abangku saja yang menelponku, menanyakan sesuatu atau memintaku untuk menjaga rumahnya jika dia ada urusan keluar kota.

cerita-sex-mbak-limah-janda-haus-seks-300x225

Cerita Sex : Janda Hyper Seks

 
Rintik-rintik hujan mulai turun semakin lebat. Mbak Limah yang bekerja di rumah abangku ini bergegas ke halaman belakang untuk mengambil jemuran. Kemudian, “Den Mad!”, teriaknya keras dari belakang rumah. Aku berlari menuju arah suaranya dan melihat Mbak Limah terduduk di tepi jemuran. Kain jemuran berhamburan di sekitarnya.
“Den Mad, tolong Mbak Limah bawakan kain ini masuk”, pintanya sambil menyeringai mungkin menahan sakit.
“Mbak tadi tergelincir”, sambungnya.
Aku hanya mengangguk sambil mengambil kain yang berserakan lalu sebelah tanganku coba membantu Mbak Limah berdiri.
“Sebentar Mbak. Saya bawa masuk dulu kain ini”, kataku sembari membantunya memegang kain yang berada di tangan Mbak Limah.
Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Kain jemuran kuletakkan di atas kasur, di kamar Mbak Limah. Ketika aku menghampiri Mbak Limah lagi, dia sudah separuh berdiri dan mencoba berjalan terhuyung-huyung. Hujan semakin lebat seakan dicurahkan semuanya dari langit.
Aku menuntun Mbak Limah masuk ke kamarnya dan mendudukkan di kursi. Dadaku berdetak kencang ketika tanganku tersentuh buah dada Mbak Limah. Terasa kenyal sehingga membuat darah mudaku tersirap naik. Kuakui walau dalam umur awal 30-an ini Mbak Limah tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan kakak iparku yang berusia 25 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan potongan badannya yang masih menarik perhatian lelaki. Tidak heran, pernah Mbak Limah kepergok oleh abangku bermesraan dengan laki-laki lain.
“Tolong ambilkan Mbak handuk”, pinta Mbak Limah ketika aku masih termangu-mangu.
Aku menuju ke lemari pakaian lalu mengeluarkan handuk dan kuberikan kepadanya.
“Terima kasih Den Mad”, katanya dan aku cuma mengangguk-angguk saja.
Kasihan Mbak Limah, dia adalah wanita yang paling lemah lembut. Suaranya halus dan lembut. Bibirnya senantiasa terukir senyum, walaupun dia tidak tersenyum. Rajin dan tidak pernah sombong atau membantah. Dianggapnya rumah abangku seperti rumah keluarganya sendiri. Tak pernah ada yang menyuruhnya karena dia tahu tanggung jawabnya.
Kadang-kadang saya memberinya sedikit uang, bila saya datang ke sana. Bukan karena apa, sebab dia mempunyai sifat yang bisa membuat orang sayang kepadanya. Abangku tidak pernah memarahinya. Gajinya setiap bulan disimpan di bank. Pakaiannya dibelikan oleh kakak iparku hampir setiap bulan. Memang dia cantik, dan tak tahu apa sebabnya hingga suaminya menceraikannya. Kabarnya dia benci karena suaminya main serong. Hampir 6 tahun lebih dia menjanda setelah menikah hanya 3 bulan. Sekarang dia baru berusia 33 tahun, masih muda.
Baca cerita sex terbaru lainya di –> cerisex.net
Kalau masalah kecantikan, memang kulitnya putih. Dia keturunan Cina. Rambutnya mengurai lurus hingga ke pinggang. Dibandingkan dengan kakak iparku, masing-masing ada kelebihannya. Kelebihan Mbak Limah ialah sikapnya kepada semua orang. Budi bahasanya halus dan sopan.
Mbak Limah berdiri lalu mencoba berjalan menuju ke kamar mandi. Melihat keadaannya masih terhuyung-huyung, dengan cepat kupegang tangannya untuk membantu. Sebelah tanganku memegang pinggang Mbak Limah. Kutuntun menuju ke pintu kamar mandi. Terasa sayang untuk kulepaskan peganganku, sebelah lagi tanganku melekat di pinggangnya.
Mbak Limah menghadap ke diriku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Limah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu ke dadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan puting yang mulai mengeras. Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, lalu kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Aku mencium bibirnya. Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang wanita.
Erangan halus keluar dari mulut Mbak Limah. Ketika kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Limah. Ini semua akibat film BF dari CD-Rom yang sering kutonton dari rumah teman.
Mbak Limah bersandar ke dinding, tetapi tidak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk ke dalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup. Kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.
Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak Limah menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Mbak Limah kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan.
Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan. Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Limah semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”.
Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Mbak Limah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak Limah semakin kuat menarik rambutku.
“Den Maddd…, Den Mad”, suara Mbak Limah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan.
Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Mbak Limah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Limah seraya menuntun Mbak Limah menuju tempat tidur. Bau kemaluannya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.
“Den Maddd…”, bisiknya perlahan di telingaku. Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak Limah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak Limah kini kutelanjangkan.
Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya cukup menggiurkan. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh.
Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Memang Mbak Limah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku tidak dapat melihat seluruh kemaluannya. Cuma sekumpulan rambut yang lebat halus menghiasi bagian bawah.
Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Mbak Limah. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Limah. Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Mbak Limah telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik.
Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Limah. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Limah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggang Mbak Limah. Kudekatkan penisku ke tangan Mbak Limah. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.
Memang Mbak Limah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film BF, itu saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga ke celah selangkangannya. Terasa berlendir basah di kemaluannya.
Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak Limah mengerti keinginanku. Lalu dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Mbak Limah melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Mbak Limah terasa menarik-narik batang penisku. Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat.
Kubuka lebar-lebar paha Mbak Limah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Mbak Limah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Mbak Limah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Mbak Limah sudah cukup terangsang, pikirku.
Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Mbak Limah memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Limah mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Mbak Limah terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.
Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Mbak Limah semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Mbak Limah sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya.
Erangan Mbak Limah semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya, “Gimana Mbak rasanya?”, suaraku lembut dan sedikit manja. Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya.
Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan-lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Limah menggelinjang seperti kesakitan.
“Pelan-pelan Den Madd!”, Mbak Limah berbicara dengan nafas sesak. Aku sekarang mengerti. Kemaluan Mbak Limah sudah sempit lagi setelah 6 tahun tidak disetubuhi, walaupun dia sudah tidak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita walau umurku sudah matang.
Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Mbak Limah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Mbak Limah juga terdiam. Tenang.
Sementara itu, kupeluk tubuh Mbak Limah dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.
Lalu kemudian aku bertanya dengan suara lembut, “Mau diteruskan…?”. Mbak Limah membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan.
Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Mbak Limah, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vagina Mbak Limah. Kami makin terangsang!
Penisku mulai memasuki kemaluan Mbak Limah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Mbak Limah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya.
Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya. Mbak Limah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Mbak Limah terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya.
Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Mbak Limah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya.
Goyanganku semakin kuat. Kasur Mbak Limah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher Mbak Limah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Mbak Limah mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.
Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Mbak Limah semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Mbak Limah lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Mbak Limah seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.
Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Mbak Limah. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Mbak Limah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat.
Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Mbak Limah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas.
Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Limah lah wanita pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Mbak Limah memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan, bagiku Mbak Limah betul-betul memberiku surga dunia.
Aku terbaring lemas di sisi Mbak Limah. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Mbak Limah. Kulihat Mbak Limah tertidur di sebelahku. Kejadian yang tidak pernah kuimpikan, terjadi tanpa dapat dielakkan. Mbak Limah juga telentang dengan mata tertutup seperti kelelahan, mungkin lelah setelah dapat menghilangkan keinginan batinnya sejak menjanda 6 tahun yang lalu.
Kami masih berpelukan. Kemudian Mbak Limah terasa seperti mengusap mukaku. Kubuka mataku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Seolah-olah kami tidak merasa aneh berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuh kami. Dia mencium bibirku.
Dia berbisik ketelingaku, “Terima kasih ya Den Mad. Mbak…” Belum sempat dia menghabiskan kata-katanya, aku bertanya,
“Mbak puas…?”. Dia tersenyum dan mengangguk. “Dua kali!”, jawabnya ringkas.
“Den Mad kamu memang hebat, penismu juga besar! Panjang!”, katanya.
Sementara itu ia mengocokkan batang penisku. Suaranya membangkitkan gairahku.
“Mbak suka?”, tanyaku. Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya.
Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.
“Mbak mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja. Dia tersenyum manis.
Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Mbak Limah sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Ufff…, detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Mbak Limah tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku.
Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Mbak Limah. Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Mbak Limah dengan bibir dan lidahku.
Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Mbak Limah. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Mbak Limah mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat Mbak Limah mengejangkan kakinya.
Aku sangat menikmati bau khas dari liang kemaluan Mbak Limah yang memenuhi relung hidungku. Membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Mbak Limah yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa. Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakan lidahku itu membuat Mbak Limah beberapa kali mengerang karena nikmat.
Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Mbak Limah ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.
“Den Mad mau diapakan badan Mbak?”, bisiknya.
Aku rasa dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh suaminya dulu. Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Mbak Limah sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu. Kucium kemaluan Mbak Limah. Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Mbak Limah yang merangsang. Bau vagina seorang wanita!
Jelas semua! Bulu kemaluan Mbak Limah yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Mbak Limah menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Mbak Limah seperti terhentak.
Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Mbak Limah. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan.
Lama juga Mbak Limah menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam. Maklumlah ini adalah kedua kalinya. Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Mbak Limah. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”
Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Mbak Limah sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Mbak Limah terlihat pasrah mengikuti hentakanku.
Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Mbak Limah sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Mbak Limah terlihat lemas lalu tertidur.
Melihat Mbak Limah begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Mbak Limah dan aku bermain sekali lagi. Kali ini Mbak Limah menyerah. Dia tidak menolak. Kumainkan kemaluannya sampai puas. Bau di kamar ini adalah bau air mani kami. Bunyi tempat tidur pun berdecit-cit.
“Ahh… aaghh.”
Sesudah itu perlahan-lahan aku berdiri dan memakai kembali pakaianku. Aku keluar dari kamar Mbak Limah menuju ke ruang depan. Sewaktu aku keluar, barulah aku sadar pintu kamar Mbak Limah tidak tertutup rapat.
Rupa-rupanya kakak iparku sudah pulang. Mendadak aku pucat kalau-kalau kejadian tadi disaksikan oleh kakak iparku. Aku keluar sambil mencoba berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian aku duduk di sofa. Sebentar kemudian kakak iparku datang membawa minuman. Kulihat mukanya biasa saja. Kuyakinkan diriku bahwa kakak iparku tidak tahu apa yang telah terjadi tadi antara aku dengan Mbak Limah.
Aku bertanya, “Abang tidak pulang sama Mbak?”
“Tidak. Dia ke Singapore 4 hari!”, jawabnya. Dia tersenyum.
“Minumlah!”, dia mempersilakanku.
Kemudian dia berjalan menuju ke kamarnya. Aku duduk dan menonton film “Airforce One”.
“Mbak sebentar lagi mau pergi, ambil mobil di sana. Nanti malam tolong kamu tidur di sini ya, sekilan jaga rumah!”, katanya pendek.
Memang bagitulah biasanya. Kalau abangku tidak ada, aku yang jadi sopir kakak iparku untuk membawa Mercedez-nya ke mana-mana. Malam itu aku tidak pulang ke flatku. Tidur di rumah abangku! Memang ada kamar khusus untukku di rumahnya yang cukup besar itu. Tapi yang lebih spesial lagi bagiku adalah tidur dalam pelukan Mbak Limah. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex : Janda Hyper Seks appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Calon Istri Teman Ku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Calon Istri Teman Ku – Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira- kira 2 tahun yang lalu.

cerita-sex-bercinta-dengan-tunangan-orang-225x300

Cerita Sex: Calon Istri Teman Ku

 
Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar.
Tiba-tiba telpon berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya. Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku.
“Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni.
“Tuh.., di atas meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku.
“Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Rick..,” kata Deni sambil tertawa kecil.
“Erick..,” kataku sambil menyodorkan tanganku.
“Indi..,” katanya sambil tersenyum.
“Busyeett..! Senyumannya..!” kataku dalam hati.
Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar.
“Heh..! Kok malah bengong Rick..!” kata Deni sambil menepuk pundakku.
“Eh.. oh.. kenapa Den..?” kaget juga aku.
“Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil langsung pergi.
Indi hanya tersenyum saja.
“Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati.
Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya.
Baca cerita sex terbaru lainya di –> cerisex.net
“Mo minum apa Ndi..?” kataku melepas rasa maluku.
“Apa aja deh Rick. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum.
“Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas.
Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana.
“Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok bijaksana.
“Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Indi dengan nada kesal.
“Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah,” kataku.
“Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Indi.
“Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos.
Indi tersenyum mendengar ucapanku.
“Kamu udah punya pacar Rick..?” tanya Indi.
“Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong.
“Ah bohong Kamu Rick..!” ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..!
Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.
“Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?” katak u pura-pura bodoh.
“Rick, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Indi seperti memelas.
“Iyaa.., ada apa Ndi..?” jawabku. “Aku.., Aku.. pengen bercinta Rick..?” pinta Indi.
“Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.
“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata.
Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku. Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku,
“Aku pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah.
Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan,
“Aahh Rick..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya.
Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat.
“Rick.., buka dong bajunya..!” katanya manja.
“Bukain dong Ndi..,” kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur.
Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya,
“Akhh.., Ndi.” Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga.
Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.
“Okhh.. nikmat sekali,” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot.
Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku.
“Auwww.., sakit dong Ndi..!” kataku sambil agak meringis.
Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,
“Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!” Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,
“Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi.
Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku.
“Puasin Aku Rick..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur.
Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan,
“Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya.
Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya.
“Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah.
Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris. Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.
“Aakkhh.. Rick..,” Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku.
Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya.
“Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu.
Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.
“Udah dong Rick..! Cepet masukin..!” katanya manja.
“Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul.
Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku.
“Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri.
“Aaakkhh Rick..!” desah Indi.
Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.
“Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku.
Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang,
“Aaakkhh.. Eriicckk..!” Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan.
“Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Indi.
“Aku masih lama Ndi..,” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.
Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi.
“Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja.
Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.
“Aahh Ndi.., Aku hampir keluar..,” kataku agak terbata-bata.
“Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu.
Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya,
“Aaakkhh.., Ericckk..!” jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku.
“Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Indi.
Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.
“Kamu hebat sekali Rick..!” puji Indi.
“Kamu juga Ndi..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan.
Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Calon Istri Teman Ku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Berawal Dari Perjalanan Kantor

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Berawal Dari Perjalanan Kantor – Elin adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Elin berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Elin telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Elin apat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.

cerita-sex-resiko-perjalanan-dinas-300x225

Cerita Sex: Berawal Dari Perjalanan Kantor

 
Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom dan Anita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Elin pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.
Menjelang tengah malam, Elin tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Elin membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Tom dan Anita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali. Anita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Tom seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,
“Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Elin.
Kedua tangan Tom sedang meremas-remas kedua buah dada Anita yang kecil tetapi padat berisi itu. Elin sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Elin mengharapkan mereka cepat selesai dan Tom segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Anita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Tom sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Elin berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.
Pada saat Elin mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Elin sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Tom sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Elin berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Tom dan Anita sudah selesai dan Anita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.
Tom yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Elin, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Elin. Elin menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Tom untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Tom malu, karena dipikirnya Tom melakukan hal itu lebih disebabkan karena Tom masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Elin memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Tom akan menghentikan kegiatannya itu.
Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Tom bangkit dan duduk di samping Elin. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Elin dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,
“Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Elin bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Elin, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Elin.
Badan Elin menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Elin seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Tom melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Elin. Jari-jari Tom membuka satu persatu kancing daster Elin, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Elin, sehingga terlihatlah payudara Elin yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.
Sekarang Elin tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Tom. Tom sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.
Sejak saat itu Tom bertekad untuk tidak akan membebaskan Elin. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Tom akan menikmati tubuh Elin berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Elin terlalu sayang untuk disimpan oleh Elin sendiri pikir Tom. Tom mendorong tubuh Elin dan mulai meremas-remas payudara Elin yang telah terbuka itu,
“Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.
Kesadaran Elin mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Elin perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Tom yang sedang merangkak di atasnya. Elin mencoba mendorong badan Tom sambil berkata,
“Tom, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Tom, aku khan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Tom berada dalam keadaan mabuk, Elin mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Tom.
Akan tetapi Tom yang telah sangat terangsang melihat tubuh Elin yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.
“Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Tom sambil menekan tubuhnya ke tubuh Elin.
Elin berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Tom akan membalas berlaku kasar padanya.
Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.
Sambil menjilat bibirnya Tom berbaring di sisi Elin.
“Lin, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Elin, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Elin. “Bodi you oke banget!”, kata Tom. “Coba you berputar Elin!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Elin berputar membelakangi Tom. Dan dirasakanya tangan Tom sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba.
Baca cerita sex terbaru lainya di –> cerisex.net
Kemudian Tom menyibakkan rambut Elin, dan dihirupnya leher Elin dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Elin. Sambil melakukan hal itu tangan Tom berpindah menuju kemaluan Elin. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,
“Kasihan you, Elin, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,
“Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wanita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Elin.
Setelah itu Tom mengambil tangan Elin dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.
Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Elin tersentak, belum sempat Elin dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Tom dan dengan cepat Tom telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Elin,
“Apa you mau saya masukin itu?”,
“Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Elin dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Tom.
Elin mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Tom agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.
Sambil tersenyum Tom berkata lagi,
“You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Tom lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Elin dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Elin dengan tanpa dapat dihalangi lagi.
Testis Tom mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Elin, sementara Elin megap-megap karena dorongan keras Tom.
Elin belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Tom. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Tom yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Elin mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Tom, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Elin hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.
Elin hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Sekarang Elin mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Tom di atasnya. Tom melihat Elin mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Elin sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya. Tom merasakan tangan Elin merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Elin. Tom terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Elin.
Tom sekarang ingin membuat Elin orgasme terlebih dahulu. Elin semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Tom, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Tom. Sekarang Elin secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Tom, sehingga badan Tom mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa semakin keras, sehingga Tom semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Elin dalam-dalam. Elin merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.
Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Elin tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,
“Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.
Kedua pahanya melingkari pantat Tom dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Elin. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Elin yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Elin dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.
Setelah beristirahat sejenak dan melihat Elin sudah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini segera dibalas oleh Elin, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Elin berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Elin berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.
Wah, suatu sensasi melanda perasaan Tom, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Tom karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Elin makin bervariasi. Terkadang Tom malah meminta Elin berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Elin pada penis Tom membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.
Tom tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati
“elusan” vagina Elin. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Elin semakin menggila dan semakin liar.
Hingga akhirnya Tom harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Elin, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Elin, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Tom melayang tadi, tiba-tiba kaki Elin yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Tom kuat-kuat. Amat sangat kuat.
Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Elin pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.
“Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.
Tom tersenyum puas melihat tubuh Elin terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Elin dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Tom pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Elin. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Elin langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Elin merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali.
Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Elin kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Elin mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Elin, Tom mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.
Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Elin dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Elis ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Elin. Pada saat merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Elin bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya.
Dengan perlahan-lahan Tom menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Elin mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.
Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Anita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Elin merasa sangat malu terhadap Anita, tapi melihat reaksi Anita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Elin menjadi terbiasa. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Berawal Dari Perjalanan Kantor appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Berkencan Dengan Teman Suamiku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Berkencan Dengan Teman Suamiku – Heru, 32 th, adalah teman sekantor suamiku yang sebaya dengannya sedangkan aku berumur 28 th. Mereka sering bermain tenis bersama, entah mengapa setiap Heru datang kerumah menjemput suamiku ia selalu menyapaku dengan senyumnya yang khas, sorotan matanya yang dalam selalu memandangi diriku sedemikian rupa apalagi sewaktu aku memakai daster yang agak menerawang tatapannya seakan menembus menjelajahi seluruh tubuhku.

cerita-sex-aku-pasrah-di-gauli-teman-suamiku-231x300

Cerita Sex: Berkencan Dengan Teman Suamiku

Aku benar benar dibuat risih oleh perlakuannya, sejujurnya aku merasakan sesuatu yang aneh pada diriku, walaupun aku telah menikah 2 tahun yang lalu dengan suamiku, aku merasakan ada suatu getaran dilubuk hatiku ditatap sedemikian rupa oleh Heru. Suatu hari suamiku pergi keluar kota selama 4 hari. Pas di hari minggu Heru datang kerumah maksud hati ingin mengajak suamiku bermain tenis, pada waktu itu aku sedang olahraga dirumah dengan memakai hot pant ketat dan kaos diatas perut.
Ketika kubuka pintu untuknya ia terpana melihat liku liku tubuhku yang seksi tercetak jelas di kaos dan celana pendekku yang serba ketat itu. Darahku berdesir merasakan tatapannya yang tajam itu. Kukatakan padanya suamiku keluar kota sejak 2 hari lalu, dia hanya diam terpaku dengan senyumannya yang khas tidak terlihat adanya kekecewaan diraut mukanya, tiba-tiba ia berkata “..Hesty mau tidak gantiin suamimu, main tenis dengan saya..” Giliran aku yang terpana selama menikah belum pernah aku pergi keluar dengan laki laki selain suamiku tetapi terus terang aku senang mendengar ajakannya, dimataku Heru merupakan figure yang cukup ‘gentleman’.
Sementara aku masih ragu-ragu tiba tiba dengan yakin ia berkata
“..Cepet ganti pakaian aku tunggu disini..” Entah apa yang mendorongku untuk menerima ajakannya aku langsung mengangguk sambil berlari kekamarku untuk mengganti pakaian.
Dikamar Aku termangu hatiku dagdigdug seperti anak SMU sedang berpacaran lalu aku melihat diriku dicermin kupilih baju baju tenisku lalu ketemukan rok tenis putihku yang supermini lalu kupakai dengan blous ‘you can see’ setelah itu kupakai lagi sweater, wouw.. cukup seksi juga aku ini.., setelah itu aku pakai sepatu olahragaku lalu cepat cepat aku temui Heru didepan pintu
“..Ayo Her aku sudah siap..” Heru hanya melongo melihat pakaianku. Jakunnya terlihat naik turun.
Singkat kata aku bermain tenis dengannya dengan penuh ceria, kukejar bola yang dipukulnya, rok miniku berkibar, tanpa sungkan aku biarkan matanya menatap celana dalamku, ada perasaan bangga dan gairah setiap matanya menatap pantatku yang padat bulat ini.
Saking hotnya aku mengejar bola tanpa kuduga aku jatuh terkilir, Heru menghampiriku lalu mengajakku pulang. Setiba di rumah, kuajak Heru untuk mampir dan ia menerimanya dengan senang hati. Heru memapahku sampai ke kamar, lalu membantuku duduk di ranjang. Dengan manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di dapur, Heru mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan aku telah melepas sweater dan sedang memijat betisku sendiri.
Ia agak tersentak melihatku, karena aku telah menanggalkan sweaterku sekarang tinggal memakai blous “you can see” longgar yang membuat ketiak dan buah dadaku yang putih mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku juga menarik rokmini olahragaku hingga pahaku yang juga putih mulus itu terbuka untuk menggoda matanya.
Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman kepadaku. Memang “gentleman” pria ini. penampilannya agak kaku tetapi disertai sikap yang lembut, kombinasi yang tak kudapatkan dari suamiku, ditambah berbagai macam kecocokan di antara kami. Mungkin inilah yang mendorongku untuk melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang wanita yang sudah bersuami.
Aku menggeser posisiku mendekatinya, lalu kucium pipinya sebagai ucapan terimakasihku. Heru terkejut, namun tak berusaha menghindar bahkan ia menggerakan wajahnya sehingga bibirku beradu dengan bibirnya. Kewanitaanku bangkit walaupun aku tahu ini adalah salah tetapi tanpa kusadari ia mencium bibirku beberapa saat sebelum akhirnya aku merespon dengan hisapan lembut pada bibir bawahnya yang basah.
Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya aku yang lebih dulu melepas ciuman hangat kami.
“Her..” kataku ragu. Kami saling menatap beberapa saat.
Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberi jawaban dan keputusan yang sama dalam hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan kembali saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan Heru saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.
Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Heru mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa menyentuh ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku semakin melayang perasaanku, dan menikmati kelembutan yang memancing gairah ini.
Kembali Heru yang melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas, ia mendorong tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yang menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku.
Heru mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai barang milikku yang paling sensitif yang masih terbalut celana dalam itu dengan lembut namun pasti.
“Mmhh.. Heruu..sudah terlalu jauh Her..” desahku di sela-sela ciuman panas kami.
Aku agak lega saat tangan kekarnya meninggalkan selangkanganku, namun ia mulai menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia loloskan dari kepalaku. Buah dadaku yang montok dan puting susuku membayang menggoda dari BH-ku yang tipis dan seksi, membuatnya semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku, namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku, untuk kembali lagi ke bibir dan lidahku.
Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku yang saat itu sudah tegak mengacung. Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku melihat dada bidang dan kekar, serta perut sixpacknya di depan mataku. Tak lama ia pun memutuskan untuk mengalihkan godaan bibirnya ke buah dadaku yang masih terbalut BHku.
Diciumi buah dadaku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku untuk melepas kait BH-ku. Sama sekali tidak ada protes dariku iapun melempar BH-ku ke lantai sambil tidak buang waktu lagi mulai menjilati putingku yang memang sudah menginginkan ini dari tadi.
“Ooohh.. sshh.. aachh.. Heruu..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek putingku yang terasa sangat peka.
Heru menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini,
“..Oooh Heru suuddhaah.. Herr.. stoop..!!” tetapi Heru terus saja merangsangku bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini ia benar-benar telanjang bulat.
Penisnya yang besar dan berotot mengacung tegang, karuan aku terbelalak melihatnya, besar dan perkasa lebih perkasa dari penis suamiku, vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan. Oh..tak kupikirkan akibat dari keisenganku tadi yang hanya ingin mencium pipinya saja sekarang sudah berlanjut sedemikian jauh.
Heru melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik rokku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas pinggiran CD ku, semili lagi menyentuh bibir vaginaku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi akal sehatku masih menyatakan bahwa ini perbuatan yang salah.
Akhirnya, dengan menyibakkan celana dalamku, Heru mengalihkan jilatannya kerambut kemaluanku yang telah begitu basah penuh lendir birahi.
“ggaahh.. Heeruu..stoop..ohh..” bagaikan terkena setrum rintihanku langsung menyertai ledakan kenikmatan yang kurasakan saat lidah Heru melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh klitorisku.
Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar berotot Heru berlutut di depanku. Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat batang penisnya yang tegang besar kekar berotot berbeda dengan punya suamiku yang lebih kecil. Oohh..betul betul luar biasa napsu birahiku makin mengebu gebu. Entah mengapa aku begitu terangsang melihat batang kemaluan yang bukan punya suamiku.Oooh begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang karena aku tahu sebentar lagi aku akan disetubuhi oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu birahiku terus mengelegak.
Baca cerita sex terbaru lainya di –> cerisex.net
Kupasrahkan diriku ketika Heru membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu Heru menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku. Kerongkonganku tercekat saat kepala penis Heru menembus vaginaku.
“Hngk! Besaar..sekalii..Heer..” Walau telah basah berlendir, tak urung penisnya yang demikian besar kekar berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yang belum pernah merasakan sebesar ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.
Tanpa terburu-buru, Heru kembali menjilati dan menghisap putingku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah penisnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk penis berotot ini ke dalam liang kenikmatanku tahap demi tahap.
Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan yang semakin bergairah. Akhirnya napsu birahikulah yang menang laki laki perkasa ini benar benar telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku dan yang timbul adalah rangsangan dahsyat yang membuatku ingin mengarungi permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.
“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. heeruu.. masukin penismu yang dalaam..!! oouch.. niikmaat.. heerr..!! Baru kali ini lobang vaginaku merasakan ukuran dan bentuk penis yang bukan milik suamiku, yang sama sekali baru ..besaar dan perkasaa.., aku merasakan suatu rangsangan yang hebat didalam diriku.
Seluruh rongga vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding vaginaku digesek batang penisnya yang keras dan besaar..!
Akhirnya seluruh batang kemaluannya yang kekar besar itu tertelan kedalam lorong kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku, Heru mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan,
“..oouch.. niikmaat.. heeruu..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh kenikmatan.
“hh.. sshh.. hh.. Heerruu.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sahyangghh..” Heru membalas dengan pertanyaan
“Ohh.. Hestyy nikmatan mana dengan penis suamimu..?” otakku benar benar terhipnotis oleh kenikmatan yang luar biasa..! jawabanku benar benar diluar kesadaranku
“Ohh ssh Heruu. penismu besaar sekalii..! jauh lebih nikmaat ..!! Heru makin gencar melontarkan pertanyaan aneh aneh,
“..hh..Hesty lagi diapain memekmu sama kontolnya Heru..?” aku bingung menjawabnya,
“Bilang lagi dientot..!” Heru memaksaku untuk mengulangnya, tapi dasar aku lagi terombang ambing oleh buaian birahi akupun tidak malu malu lagi mengulangnya
“hh.. hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang..”
Terus menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Heru kembali menari di putingku yang memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Rasa kesemutan berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak berpusat dari vagina dan putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu dahsyat sehingga terasa seakan tubuhku melayang. Penisnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding vaginaku yang mencengkeram erat.
Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yang intensitasnya terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini meledak dalam seluruh tubuhku. Desahanku sudah berganti dengan erangan erangan liar kata kataku semakin vulgar.
“Ahh.. Ouchh.. entootin terus sayaang.. genjoott.. habis memekku..!! genjoott.. kontolmu sampe mentok..!!” Ooohh.. Herruu.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!” mendengar celotehanku, Heru yang kalem berubah menjadi semakin beringas seperti banteng ketaton dan yang membuat aku benar benar takluk adalah staminanya yang bukan maiin perkasaa.., tidak pernah kudapatkan seperti ini dari suamiku.
Aku benar benar sudah lupa siapa diriku yang sudah bersuami ini, yang aku rasakan sekarang adalah perasaan yang melambung tinggi sekali yang ingin kunikmati sepuas puasnya yang belum pernah kurasakan dengan suamiku. Heru mengombang ambingkan diriku di lautan kenikmatan yang maha luas, seakan akan tiada tepinya.
Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku yang begitu dahsyatnya menggulung diriku
“Ngghh.. nghh .. nghh.. Heruu.. Akku mau keluaar..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, Heru mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan batang kemaluannya dalam dalam dengan memutar mutar keras sekalii..
Clitorisku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya.
“..aacchh.. Heruu.. niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!”
Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti ‘forever’ menyemburkan lendir orgasme dalam vaginaku, kupeluk tubuh Heru erat sekali wajahnya kuciumi sambil mengerang mengerang dikupingnya sementara Heru terus menggerakkan sambil menekan penisnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili penisnya menggesek dinding vaginaku menghasilkan suatu kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan dalam tubuhku yang tidak bisa kulontarkan dengan kata kata.
Beberapa detik kenikmatan yang terasa seperti ‘forever’ itu akhirnya berakhir dengan tubuhku yang terkulai lemas dengan penis Heru masih di dalam vaginaku yang masih berdenyut-denyut di luar kendaliku. Tanpa tergesa-gesa, Heru mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat, membuatku benar-benar merasa aman, terlindung dan merasa sangat disayangi. Ia sama sekali tidak menggerakkan penisnya yang masih besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah.
Setelah aku kembali “sadar” dari ledakan kenikmatan klimaks yang memabukkan tadi, aku pun mulai membalas ciumannya, memancing Heru untuk kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Sekarang aku tidak canggung lagi bersetubuh dengan teman suamiku ini. Gairahku yang sempat menurun tampak semakin terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada dinding vaginaku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan aku semakin berani melayani gairahnya yang memang tampaknya makin liar saja.
Genjotan penisnya pada vaginaku mulai cepat, kasar dan liar. Aku benar-benar tidak menyangka bisa terangsang lagi, biasanya setelah bersetubuh dengan suamiku setelah klimax rasanya malas sekali untuk bercumbu lagi tapi kali ini Heru memberiku pengalaman baru walau sudah mengalami klimax yang maha dahsyat tadi tapi aku bisa menikmati rangsangannya lagi oleh genjotan penisnya yang semakin bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir birahiku menetes lagi bertubi-tubi dari dalam vaginaku.
Lalu Heru memintaku untuk berbalik, ooh ini gaya yang paling kusenangi “doggy style” dengan gaya nungging aku bisa merasakan seluruh alur alur batang kemaluan suamiku dan sekarang aku akan merasakan batang yang lebih besar lebih perkasa oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas
“..Yeess..Herr..masukin kontol gedemu dari belakang kelobang memekku..” Heru pun menatap liar dan yang ditatap adalah bokongku yang sungguh seksi dimatanya, bongkahan pantatku yang bulat keras membelah ditengah dimana bibir vaginaku sudah begitu merekah basah dibagian labia dalamku memerah mengkilat berlumuran lendir birahiku mengintip liang kenikmatanku yang sudah tidak sabar ingin melahap batang kemaluannya yang sungguh luar biasa itu.
Sambil memegang batang penisnya disodokannya ketempat yang dituju
”Bleess..” ..Ooohh.. Heruu.. teruss.. Herr.. yang.. dalaam..!! mataku mendelik merasakan betapa besaar dan panjaang batang penisnya menyodok liang kenikmatanku, urat urat kemaluannya terasa sekali menggesek rongga vaginaku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini.
Hambatan yang selalu kuhadapi dengan suamiku didalam gaya ‘doggy style’ ini adalah pada waktu aku masih dalam tahap ‘menanjak’ suamiku sudah terlalu cepat keluar, suamiku hanya bisa bertahan kurang dari dua menit.
Tetapi Heru sudah lebih dari 15 menit menggarapku dengan gaya ‘doggy style’ ini tanpa ada tanda tanda mengendur. Oh bukan maiin..! bagai kesurupan aku menggeleng gelengkan kepalaku, aku benar benar dalamkeadaan ekstasi, eranganku sudah berubah menjadi pekikan pekikan kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga batang penis yang besaar dan panjaang itu lenyap tertelan oleh kerakusan lobang vaginaku. kenikmatanku bukan lagi pada tahap “menanjak” tapi sudah berada di awang-awang di puncak gunung kenikmatan yang tertinggi.
“Hngk.. ngghh..Heruu..akuu mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang menyertai klimaksku yang kedua yang kubuat semakin nikmat dengan mendorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan penisnya yang besar sedalam-dalamnya di dalam vaginaku, sambil kukempot kempotkan vaginaku serasa ingin memeras batang kemaluannya untuk mendapatkan seluruh kenikmatan semaksimum mungkin.
Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukan Heru yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun Heru menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan yang maha nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya dengan suamiku.
Heru memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas.
“Hesty aku belum keluar sayang..! tolongin aku isepin kontolku sayaang..!” Aku benar benar terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Heru belum juga keluar, bukan main perkasanya. biasanya malah suamiku lebih dulu dari aku klimaksnya kadang kadang aku malah tidak bisa klimaks dengan suamiku karena suamiku suka terburu buru.
Merasa aku telah diberi kepuasan yang luar biasa darinya maka tanpa sungkan lagi kuselomot batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya bahkan selangkangannya ketika kulihat Heru menggeliat geliat kenikmatan,
“..Ohh yess Hes.. nikmat sekalii.. teruss hes.. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh.. heestyy.. saayaangg..!!”
Heru mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja menyelomot batang kemaluannya yang besar, untuk makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan batang kemaluannya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak hentakan kebelakang, benar saja melihat gerakan erotisku Heru makin mendengus dengus bagai kuda jantan liar, dan tidak kuperkirakan yang tadinya aku hanya ingin merangsang Heru untuk bisa cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku bangkit lagi vaginaku terasa berdenyut denyut clitorisku mengeras lagi.
Ohh.. beginikah multiple orgasme yang banyak dibicarakan teman temanku? Selomotanku makin beringas, batang yang besar itu yang menyumpal mulutku tak kupedulikan lagi kepalaku naik turun cepat sekali, Heru menggelinjang hebat, akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali batang kemaluannya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas penisnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih batang kemaluannya lalu kududuki sembari ku tuju ke vaginaku yang masih lapar itu. Bleess.. aachh..aku merasakan bintang bintang di langit kembali bermunculan.
“..Ooohh..Hesty..kau sungguuh seksxyy.. masuukin kontolku..!!” Heru memujiku setinggi langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya bahkan bisa kukatakan baru pertama kali inilah aku begitu antusias, begitu beringas bagai kuda betina liar melayani kuda jantan yang sangat perkasa ini.
“..Yess.. Heruu.. yeess.. kumasukkan kontolmu yang perkasa ini..!” kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga batang penis yang besar itu melesak dalaam sekali..
“..aachh.. Heestyy.. putaar.. habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!” giliran Heru merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya, tidak bisa kulukiskan betapa nikmatnya perasaanku, tubuhku terasa seringan kapas jiwaku serasa diombang ambing di dalam lautan kenikmatan yang maha luas kucurahkan seluruh tenagaku dengan memutar menggenjot bahkan menekan keras sekali pantatku, kali ini aku yang berubah menjadi ganas dan jalang, bagaikan kuda betina liar aku putar pinggulku dan bagai penari perut meliuk meliuk begitu cepat.
Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir habiss.. bahkan kukontraksikan otot-otot vaginaku sehingga penis yang besar itu terasa bagai dalam vacum cleaner terhisap dan terkenyot didalam liang vaginaku. Dan yang terjadi adalah benar benar membuatku bangga sekali, Heru bagai Layang-layang putus menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, sekali-kali ingin melepaskan tubuhku darinya tapi tidak kuberikan kesempatan itu bahkan kutekan lagi pantatku lebih keras, batang penisnya melesak seluruhnya bahkan rambut kemaluannya sudah menyatu dengan rambut kemaluanku, clitorisku yang lapar akan birahi sudah mengacung keras makin merah membara tergencet batang kemaluannya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, buah zakarnya kuraih dan kuremas-remas,
“..Ooohh.. aachh.. yeess.. Heess.. yeess..!!”
Heru membelalakan matanya sama sekali tidak menyangka aku menjadi begitu beringass..begitu liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Heru bangkit, dengan posisi duduk ia menylomot buah dadaku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua buah dadaku.
“..selomot.. pentilku.. dua. duanya.. Herr..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! mataku menjadi berkunang kunang, “..Ooohh.. Hestyy.. nikmatnya bukan main posisi ini..! batang kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!”
Heru mendengus-dengus kurasakan batang penisnya mengembung pertanda spermanya setiap saat akan meletup,
“..Ohh.. sshh..aahh.. Heruu ..keluaar.. bareeng..sayaannghh..!! jiwaku terasa berputar putar..!
“..yess..Hess..aku… keluarkan diluar apa didalam..?”.
“..Ohh.. Heru kontoolmu.. jaangaahhn..dicabuut..keluarin.. didalaam..!!
Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt kenikmatan tubuhku bergetar hebat sekalii..! dan tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam rahimku,
“..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh.. nikmaatnya.. memekmu Hestyy..!!” Heru memuncratkan air maninya di dalam rongga vaginaku, terasa kental dan banyak sekali.
Akupun mengelinjang hebat sampai lupa daratan
“..Nggkkh.. sshh.. uugghh.. Heerru.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh.. sayaahng.. aarrgghh..!! gelombang demi gelombang kenikmatan menggulung jiwaku, ooh benar benar tak kusangka makin sering klimaks makin luar biaasaa rasa nikmatnya jiwaku serasa terbetot keluar terombang ambing dalam lautan kenikmatan yang maha luas. Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai batang penisnya pantatnya pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali.
Seluruh tetes air maninya kuperas dari batang kemaluannya yang sedang terjepit menyatu di dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya sungguh luar biaasaa!! Oohh Heru aku kuatir akan ketagihan dengan batang penismu yang maha dahsyat ini!! Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, klimaks yang ketiga ini membuat tubuhku terasa lemas sekali, Heru sadar akan keterbatasan tenagaku, akhirnya ia membaringkan tubuhku di dadanya yang kekar, aku merasakan kenyamanan yang luar biasa, kepuasanku terasa sangat dihargainya. Tiga kali klimaks bukanlah hal yang mudah bagiku untuk mendapatkannya didalam satu kali permainan seks.
Heru telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!! akan kukenang kejadian ini selama hidupku. Tiba tiba Heru melihat jam lalu dengan muka sedih ia mengatakan kepadaku bahwa ia harus menemui seseorang 10 menit lagi, akupun tak kuasa menahannya, aku hanya mengangguk tak berdaya.
Sepeninggal Heru dari rumah, aku termenung sendirian di ranjang. Suatu kejadian yang sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam kesadaranku. Aku telah menikmati perbuatan seks dengan sahabat suamiku bahkan harus kuakui, aku betul betul menikmati kedahsyatan permainan seks dengan sahabat suamiku itu. Tetapi aku telah mengkhianati suamiku. Aku mulai merasakan sesuatu yang salah, sementara di lain pihak, aku sangat menikmatinya dan sangat mengharapkan Heru melakukannya lagi terhadapku.
Hati dan akal sehat terpecah dan menyeretku ke dua arah yang berlawanan. Pergumulan batin terjadi membuatku limbung. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba melupakan Heru. Setelah beberapa minggu dalam kondisi seperti ini, hatiku makin tidak menentu, makin kucoba melupakannya makin terbayang seluruh kejadian hari itu, aku masih merasakan tubuhnya yang kekar berkeringat napasnya yang mendengus dengus terngiang sayup sayup terdengar suaranya memanggilku ‘sayang’. Heru berhenti bertugas di kantor suamiku. Entah itu keinginannya sendiri atau memang ia dialih tugaskan, aku tidak tahu.
Namun hingga kini, pergumulan batin dalam diriku masih terus berlangsung. Di lain pihak aku tetap ingin mencintai suamiku, walaupun ia tak bisa memberikan apa yang telah diberikan Heru padaku. Aku masih merindukan dan menginginkan sentuhan tangan kekar Heru, dimanakah kau berada Heru..? – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Berkencan Dengan Teman Suamiku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Kakak Iparku Yang Cantik

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Kakak Iparku Yang Cantik – Aku seorang lelaki berusia 35 tahun, sudah beristeri dan mempunyai 2 orang anak. Kehidupan rumah tanggaku tergolong normal normal saja termasuk dalam masalah kehidupan seks. Kata orang aku ini ganteng dan atletis, ditambah dengan kedudukanku di perusahaan yang cukup lumayan sebenarnya banyak sekali cewek yang naksir kepadaku, tapi aku ini type orang yang alim dan setia sehingga sampai saat ini tidak terlintas dibenaku untuk berselingkuh.

cerita-sex-mbak-dina-kakak-iparku-225x300
Cerita Sex: Kakak Iparku Yang Cantik

 
Sebagai laki laki normal tentu saja aku mempunyai ketertarikan terhadap lawan jenis terutama cewek yang cantik dan sexy, tapi sebatas hanya menyukai dan mengagumi kecantikan mereka, paling banter Cuma sebatas mengkhayal bisa bercumbu dengan mereka.
Salah satu cewek cakep yang paling aku sukai adalah kakak iparku sendiri yaitu kakak kandung isteriku. Orangnya cantik, putih dengan tubuh yang sintal berisi sangat seksi sekali. Yang menambah rasa suka ku kepadanya karena sifatnya yang sangat terbuka suka bercanda, orangnya gesit sangat aktif dan mandiri. Secara fisik sebenarnya sangat mirip dengan isteriku, Cuma isteriku mempunyai sifat sebaliknya yaitu agak tertutup, pendiam dan sangat penurut.
Itulah yang kadang-kadang sering membuatku berkhayal bisa bercumbu dengan kakak iparku yang lincah dan energik. Aku suka mencuri curi pandang kalau pas ke rumahnya, maklum kalu dirumahnya dia suka pake baju daster rumahan, sering kalau lagi ngobrol bisa melihat pahanya atau teteknya kalau lagi nyuguhin air minum.
Sejauh ini aku Cuma bisa berkhayal, maklum aku dan kakak iparku sangat saling menghormati. O… ya kakak ipar umurnya sama denganku 35 tahun, sudah punya anak 2, suaminya sudah lama menderita diabetes berat, dan yang aku dengar dari isteriku suaminya tersebut sudah lama tidak bisa menjalankan kewajiban seksualnya. Dan hal itu menambah khayalku kalau kalau kakak iparku itu sudah sangat kesepian. Tapi karena orangnya sangat energik terlebih dia juga sibuk dengan pekerjaannya secara kasat mata dia tidak kelihatan sebagai wanita kesepian, malah kelihatannya hapy hapy saja.
Suatu saat keluarga besarku mendapat undangan pernikahan saudara sepupu isteri saya, kebetulan banyak anggota keluarga yang sedang berhalangan, sehingga diputuskan sebagai wakil keluarga yang berangkat adalah aku dan isteriku serta kakak iparku, anak anaku dijaga ibu mertuaku.
Tempat undangan lumayan jauh kira kira butuh waktu 24 jam perjalanan darat, sehingga kami berangkat 2 hari sebelum hari H biar cukup waktu apalagi aku biasanya gak kuat nyupir malam hari, biasanya kalau kemalaman biasa nginep dijalan.
Kami berangkat pagi pagi sekitar jam 8 bertiga naik mobilku, tak terasa perjalanan sudah melewati waktu magrib, dan seperti yang sudah direncanakan kami akan beristirahat di hotel di kota J. Karena sedang musim libur rata rata hotel disitu sedang penuh, setelah cari cari hotel yang lumayan bagus dan harga terjangkau akhirnya dapat juga kamar Cuma tinggal satu kamar saja. Daripada gak dapat kamar akhirnya kami putuskan untuk nginep satu kamar bertiga.
Kamarnya cukup besar dengan satu tempat tidur besar. Sebelum masuk hotel kami telah makan malam sehingga di hotel tinggal tidur beristirahat untuk persiapan melanjutkan setengah perjalanan lagi. Isteriku dan kakak ipar ku selesai mandi, wow… mereka pake daster tipis diatas lutut… tiba tiba kontolku ngaceng dan libidoku semakin memuncak apalagi seminggu lebih aku belum ******* karena isteriku baru selesai menstruasinya hari ini.
Yang semakin bikin aku terangsang adalah kakak iparku, dengan wangi segar sabun mandi, paha mulus serta bayangan tubuhnya yang menerawang dari daster tipisnya sehingga bisa kelihatan bayangan celana dalamnya dan teteknya yang gak pake BH.
Untuk menyembunyikan kegelisahanku aku cepet cepet ke kamar mandi aku mandi sambil membayangkan tubuh kakak iparku.
Selesai mandi aku pake kaen sarung, sengaja gak pake pijama biar longgar dan lebih leluasa ngelus ngelus kontolku. Setelah ngobrol sebentar kami pergi tidur satu ranjang bertiga, kakak ipar disisi kiri, isteriku di tengah dan aku di sisi kanan. Kami berselimut bertiga pake bed cover yang sangat besat dan tebal, tiba tiba kakak iparku memadamkan lampu semuanya… sialannn… padahal aku berencana mau melihat tubuh kakaku ketika dia sedang tidur
Maksudnya mau cepet tidur biar bisa istirahat, tapi ternyata mataku sulit terpejam hasrat pingin ngentotku semakin menggebu apalagi obyek khayalanku tidur sekasur denganku meskipun terhalang oleh isteriku. Kutempelkan badanku ke badan isteriku kuelus pelan tetek nya dengan hati hati tanpa banyak gerak karena takut ketahuan kakak ipar, isteriku menepiskan tanganku sambil berbisik
”jangan macem macem gak sopan kalau kakak ku tahu”
Kujawab dengan bisikan yang sangat pelan
” pelase… aku kepingin sekali, ditempelin aja pelan pelan”.
Kupeluk hati hati, kuciumi wangi badanya sambil mebayangkan sedang menggerayangi kakak iparku. Kuangkat kain sarungku dan kusibakan kiri kanan lipatan depan celana dalam ku sehingga batang kontolku dapat keluar persis ditengahnya. Lalu kuangkat daster isteriku, kuraba raba pahanya kemudian kurenggangkan. Tiba tiba tanganku dicubit nya dengan keras seraya berbisik lagi
”Jangan kurang ajar !! .. apa mas gak menghargai mbak Dina”
Yah …. akhirnya aku bener bener gelisah menahan hasrat yang semakin memuncak, aku Cuma bisa ngelus ngelus kontolku entah sampai jam berapa, namun karena kecapean akhirnya aku ketiduran juga sampai akhirnya aku terbangun karena isteriku bergerak gerak, ooo… rupanya kebiasaan isteriku menjelang jam 5 pagi dia suka buang air besar, tapi sebelum ke wc dia biasanya nepuk nepuk dulu perutnya sampai terasa kebelet sekali baru ke wc.
Dan rupanya memang betul, gak lama kemudian isteriku mnyingsingkan selimut dan pergi ke wc, sebetulnya aku mau nerusin tidurku karena masih ngantuk, tapi tiba tiba deg….. jantungku berdesir dan kontolku berdiri tegak lagi, aku baru sadar kalau disebelahku terbaring kakak iparku obyek khayalanku selama ini. Dan seolah ide cemerlang itu mengalir begitu saja, aku tahu persis kalau isteriku beol tiap jam 5 pagi biasanya butuh waktu 1 jam lebih, entah ada kelainan psikologis apa betul betul ada kelainan pencernaan dia butuh waktu berlama lama di wc sampai merasa beolnya tuntas.
Baca cerita sex terbaru lainya di–>cerisex.net
Memikirkan peluang dan kesempatan itu yang belum tentu akan terjadi lagi, entah kenapa keberanianku pun semakin besar. Yes…! aku harus mendapatkanya sekarang !!!!.
Namun demikian otaku masih berjalan waras, biar gak terjadi sesuatu yang fatal aku akan berpura pura kalau yang sedang ke wc itu adalah kakak iparku sedangkan yang masih tidur disebelahku adalah isteriku yes… !!!!.
Kubuka mataku lebar lebar tapi yang kulihat hanyalah siluet karena kamar cukup gelap, aku menggeliat mendekati tubuhnya, kupeluk badannya ser….. alangkah halus kulit tangannya, ku elus elus teteknya dengan lembut, kuciumi pipinya sambil kujilat cuping telinganya, sementara tanganku satunya menggerayangi bagian bawah… oooo rupanya dasternya telah terangkat keatas sehinga tangan ku langsung menyentuh gundukan daging memeknya.. tiba tiba kurasakan badanya mengejang pasti dia bangun dan kaget, tangannya menepiskan tanganku, kurasakan wajahnya menoleh kewajahku, sebelum teriak kupeluk erat badanya seraya ku berbisik ke telinganya
” ssstttt…. mah mumpung mbak Dina lagi ke wc, yok kita main sepukul dua pukul”.
”pleaseee … kita kan uah seminggu lebih gak ngentot” lanjutku lagi…
Entah bagaimana mimik wajahnya saat itu gak bisa kulihat karena gelap, tapi dia gak berteriak meskipun pahanya mengepit lebih rapat dan tanganya masih memegang tanganku.
Kulepaskan tanganku lalu kuselusupkan kedalam celana dalamnya kurasakan jembutnya dan tanganku terus menjalar sampai kusentuh belahan memeknya, ku gosok gosok pakai jari tengahku.. ku putar putar itilnya… dia diam saja meskipun pahanya masih agak kejang…tanganku satu lagi kuselusupkan kedalam daster atasnya ku elus elus teteknya… sambil kupilin pilin putingnya… hhhmmmm sungguh sangat sensasional… tak kusangka sangka ternyata khayalanku menjadi kenyataan meskipun dalam kegelapan dan berpura pura dengan isteriku….
Kuusap usap terus belahan memek dan itilnya, kurasakan semakin banyak cairan yang membasahi memeknya….ohhh shhhh, pahanya semakin lemas dan rilek…..dan kudengar dia mendesah tertahan….
Karena sudah gak tahan dan takut isteriku keburu selesai, maka segera kulaksanakan hasratku, sarung kulepas sementara seperti tadi batang kontolku kukeluarkan lewat lipatan depan celana dalam riderku, pas keluar ditengah tanpa harus melepas celana dalamnya.
Kurenggankan pahanya lalu kuturnkan celana dalamnya sedikit sehingga dengan mudah kusibakan samping celana dalamnya.
Aku berlutut diantara kedua kakinya kuarahkan kontolku melalui pinggir celana dalamnya dan kutempelkan pas dibibir memeknya, kuusapkan kan kontolku sambil mencari celah lubangnya, setelah sedikit menyeruak kutekan pelan ….ooooohhhh shhh… nikmatnya sentuhan ujung kontolku dengan lapisan labia mayoranya….
Kutekan pelan, sambil kugoyang goyang kan…. shhhh baru masuk kepalanya …..kutekan agak keras…. sleps…… kudengar dia meringis pelan, mungkin agak sakit karena kontolku gede sekali sementara memeknya sudah lama tidak pernah dientotin…
Kutekan sambil ku goyang pelan pelan…. oohhh sleps…. sleps…. lama lama akhirnya kontolku amblas juga semuanya……..
Ku dengar istriku di wc mengguyurkan air … masih ada waktu seperempat jam lagi, biasanya isteriku dua atau tiga kali cebok sambil mengguyurkan air, sampai dia betul betul selesai…
Kupercepat kocokanku takut isteriku keburu keluar, sleps… sleps… plok..plok suara paha beradu…… semakin lama semakin licin memeknya dan semakin lancar kocokanku…. tiba tiba kudengar gyuran air isteriku kedua kali nya semakin kupercepat kocokanku… oooo nikmat yang luar biasa….. sensasi yang sangat menakjubkan….. rasa nikmat berpacu dengan rasa deg degan karena takut isteriku keburu keluar… semakin kupercepat kocokan ku … sleps… sleps….semakin geli kurasakan kontolku dan mbak Dina juga semakin tegang pahanya mengepit ketat pinggulku…. semakin kupercepat kocokan ku dann…. ohhhh……. crooott…. ccrrrooottt air maniku menyembur banyak sekali demikian juga kedua paha mbak dina semakin keras mengepit pinggulku dan kedua tangannya mencengkram bahuku…sayup sayup kudengar dia mendengus tertahan……
Kurebahkan tubuhku diatas tubuhnya … sambil kuciumi pipinya….. kontolku masih menancap sambil merasakan nikmatnya kedutan kedutan bagian dalam memeknya…..
Kuberbisik ke telinganya
” Mah…. enak sekali baru kurasakan nikmat seperti ini”
”Kok Rasanya beda ya… apa karena terburu buru takut ketahuan mbakDina ya” lanjutku lagi ber pura pura
”kok diam saja mah……” bisku lagi
Terdengar lagi guyuran air ketiga kalinya, berarti kali ini isteriku telah benar benar selasai.. cepat cepat kucabut kontolku dan bergeser ke samping. Tak lama kemudian isteriku keluar kamar mandi dan langsung nyalakan lampu seraya dia berkata setengah berteriak ” ayoo… pada bangun sudah siang Nih….. mandi…. mandi”
Kucoba lihat wajah mbak dina tapi gak kelihatan karena karena dia mehhadap kearah sana sementara wajahnya ditutup tangannya.
Terus aku pura pura kaget ” lho Mama to.. pagi pagi sudah … mandi !!!!!!”
”Biasa … beol” katanya santai. ”Mau sekalian mandi tapi handuknya ketinggalan”, katanya lagi
Setelah mendapat handuk isteriku masuk lagi ke kamar mandi. Dengan pura pura kaget dan penuh penyesalan kuhampiri mbak dina ku elus pundaknya
”Mbak maafkan aku…. suerrr… aku kira yang kekamar mandi tadi mabak Dina” ujarku…
Tiba tiba dia berbalik dan Plakk!!!! Dua kali tamparan hinggap di pipiku. Kulihat dia nagis terisak..
”mbak plesae maafin aku, aku sungguh gak nyangka kalau yang tadi itu mbak” pura pura ku lagi…..
Karena situasinya gak memungkinkanm aku gak ngomong apa apa lagi , takut jadi rame malah ketahuan isteriku…..Rupanya Mbak dina pun berpikiran sama dia segera merapaihkan badan dan wajahnya terus siap siap dengan handuknya…
Begitu isteriku selesai mandi, mbak dina langsung ke kamar mandi. Itulah pandainya Mbak Dina sehingga hari itu berjalan seperti tidak ada apa apa, sepanjang perjalanan dia bersikap seperti biasanya. Kecuali pas kita berdua sikapnya jadi lain dan kulihat masih ada raut marah di wajahnya.
Setelah kembali kerumah, ketika ada kesempatan berdua aku ngomong lagi ke dia dan minta maaf kalau itu gak sengaja, terus kutanya kenapa mbak dina gak bilang waktu itu…
”gak enak, takut kamu malu” katanya ”lagian mbak pikir isterimu ke wc gak akan lama, jadi gak akan keterusan” lanjutnya.
Tapi aku gak tanya lagi kenapa dia juga jadi pasrah dan orgasme, itu kusimpulkan sendiri karena Mbak dina sudah lama gak dientotin suaminya, secara naluriah dia juga sudah kepeingin dan terangsang.Sekali lagi yang ini gak ku tanyakan takut dia malu dan tersinggung.
Cuma aku jadi menyimpan harapan, sebenarnya mbak dina kalau sudah terangsang mau juga dientotin tapi kapan kesempatannya, apalagi setelah peristiwa itu dia jadi agak menghindari berduaan denganku.
Haruskah aku memperkosanya ….? – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Kakak Iparku Yang Cantik appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Hot: Terhanyut Dosa

$
0
0

cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex Hot: Terhanyut Dosa” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016 – Ilham adalah anak tunggal. Keluarga Ilham adalah keluarga yg kaya untuk ukuran kampung. Keluarga mereka mempunyai berhektar-hektar tanah, puluhan sapi, ratusan kambing dan ayam. Hanya 2 keluarga di desa itu yg memiliki truk dan mobil pick up, itulah keluarga Ilham dan keluarga Pak Haji Agung. Namun keluarga Ilham masih lebih kaya dari pada keluarga Pak Haji Agung. Inilah alasan mengapa Bapaknya Ilham yg bernama Seto adalah lurah di desanya. Juga karena itulah Ibunya, Asih, yg dulu bekas kembang desa mau menikah dgn Bapaknya Ilham, sedangkan Bapaknya Ilham adalah lelaki pendek gemuk dan wajahnya tdklah ganteng.

cerita sex sedarahCerita Sex Hot: Terhanyut Dosa

Dikarenakan keluarga Ilham adalah keluarga yg kaya, maka sedari kecil Ilham mendapatkan segala macam fasilitas yg tdk dimiliki orang lain di kampung, seperti video player VHS. Bahkan keluarga Pak Haji hanya memiliki video player Betamax yg gambarnya tak sebagus VHS. Suatu kali setelah pulang bertamasya dari Jakarta, Bapaknya Ilham membeli video bokep. Berhubung Ilham anak kreatif dan nakal, maka suatu ketika didapatkannya video itu di lemari penyimpanan uang Bapaknya. Biasanya Ilham suka mengambil uang dari situ sedikit-sedikit, namun kali ini ia tertarik dgn video itu. Maka, jadilah Ilham dewasa sebelum waktunya ketika menonton film biru itu.

Ilham adalah anak yg banyak ingin tahunya. Lama-kelamaan, hanya menonton video saja tdk cukup, maka ia memberanikan diri mengintip kamar orangtuanya ketika malam tiba. Ilham masih ingat ketika pertama kali melihat siaran langsung persetubuhan orangtuanya. Kedua orang tuanya tdk memakai baju sehelaipun. Bapaknya yg pendek itu sedang menindih ibunya yg langsing dan lebih tinggi. Kedua tubuh mereka berkeringat.

Bapaknya memeluk erat ibunya sehingga tubuh ibunya tdk terlihat dgn jelas. Kepala Bapaknya rapat sekali menempel di dada ibunya. Tampaknya Bapaknya Ilham sedang nenen. Pantat Bapaknya bergerak naik turun, kontol Bapaknya yg tdk terlalu besar tampak menumbuki liang senggama ibunya.

“Tempikmu legit tenan, Jeng…. Wuenak, Jeung……. Kamu enak tdk, Jeung?”
“Ya enak tho, Pak…. Teruskan saja….. enak, pak…..”

Ilham dapat mendengar suara mereka dari tempatnya mengintip. Bapaknya terdengar sangat antusias dan penuh nafsu. Namun, suara ibunya hampir terasa datar di telinga Ilham. Jauh sekali dari apa yg ditontonnya di video. Di video bokep yg ditontonnya, suara wanita yg disenggamai jauh lebih bernafsu, jauh lebih manja dan jauh lebih antusias. Namun, Ilham berfikir bahwa mungkin saja memang watak ibunya begitu. Toh, selama ini memang ibunya terkesan pendiam dan tdk banyak tingkah. Anggun, kata orang-orang mengenai ibunya itu.

Tak lama Bapaknya mengejang dan menghentikkan hujamannya yg bertubi-tubi, pantatnya ditekan keras kebawah. Bapaknya Ilham melenguh. Akhirnya setelah itu Bapaknya membalikkan badannya untuk rebah di samping isterinya.

Kali ini Ilham dapat melihat tubuh ibunya. Ibunya yg langsing itu memiliki payudara yg bulat dan mancung. Bulatannya hampir sebesar buah lontar, dgn puting susu berdiameter sebesar tutup spidol kecil dan panjangnya tiga perempat tutup spidol kecil itu. Kedua payudara itu terletak dgn manisnya di atas tubuh ibunya yg ramping dan langsing.

Walaupun tdk memiliki otot perut seperti bintang film bokep yg terlihat keras karena latihan sit-up, perut ibunya itu menunjukkan perut tanpa lemak yg dihiasi oleh pusar yg terlihat hanya sebagai lubang kecil gelap. Sementara, selangkangan ibunya dihiasi bulu-bulu keriting yg dicukur rapi berbentuk segitiga, menghiasi bibir kemaluan ibunya yg tampak sedikit saja merekah karena habis dientot. Sperma Bapak dapat dilihat mengalir perlahan keluar dari lubang memek ibunya itu.

Saat itulah Ilham mendapati dirinya terobsesi dgn tubuh ibunya. Ilham ingin sekali dapat merasakan kenikmatan menggauli ibunya yg seksi itu. Semenjak saat itu, ibunya menjadi objek fantasi seksual Ilham.

BAB SATU

ILHAM MELIHAT ARJUNA BERAKSI

Ilham memiliki teman karib bernama Arjuna. Anak petani bernama Waluyo. Arjuna adalah salah satu murid pintar di kelasnya, yg karenanya menjadi alasan pertemanan mereka. Baik Ilham maupun Arjuna adalah dua murid teratas di kelas mereka. Berhubung Arjuna hanya anak petani biasa dan tdk memiliki banyak akses ke buku-buku maupun tv dan lain-lain, maka Ilham selalu menjadi ranking satu dan ranking duanya adalah Arjuna.

Arjuna tiap hari berkunjung ke rumah Ilham. Banyak sekali yg dapat mereka lakukan bersama. Mulai dari berbincang-bincang, berdebat, belajar bahkan juga untuk nonton video bokep di kamar Ilham. Ilham pulalah yg mengajarkan Arjuna untuk masturbasi. Dan menjadi kebiasaan mereka setelah itu adalah ngeloco sambil membayangkan ibu mereka masing-masing.

Obsesi pada ibu kandung adalah obsesi mereka berdua. Ini menyebabkan pertemanan mereka semakin erat. Minat mereka kebanyakan sama. Mereka tdk lagi canggung membuka rahasia hati mereka kepada satu sama lain.

Tp akhir-akhir ini Arjuna jarang bermain ke rumah Ilham. Ilham menjadi penasaran. Apakah ini berarti Arjuna sdh tdk mau lagi bergaul denganya? Apakah Arjuna sdh punya teman baru yg lebih baik? Ilham telah menanyakan hal ini kepada Arjuna, namun Arjuna hanya menjawab bahwa kini ia membantu ibunya di rumah, karena kasihan ibunya capek.

Sdh tiga bulan Arjuna tdk main ke rumah Ilham. Maka, Ilham memutuskan untuk melihat apakah benar Arjuna membantu ibunya, atau malah bermain dgn temannya yg lain. Maka setelah pulang sekolah dan sampai rumah, Ilham bergegas ganti baju dan pergi ke rumah Arjuna.

Rumah Arjuna sepi sekali. Pagar depannya ditutup. Namun, karena ini adalah desa yg damai maka pagar tdk pernah dikunci. Ilham lalu memasuki pekarangan rumah Arjuna. Ilham menimbang-nimbang apakah ia akan mengetuk pintu atau tdk. Pikir punya pikir, Ilham memutuskan untuk mengendap-endap dan mengitari rumah Arjuna dan melihat situasi. Bila Arjuna tdk ada, toh pasti ada ibunya Arjuna yg cantik dan bohai itu. Bolehlah Ilham mengintip sedikit.

Dgn hati berdebar-debar Ilham mengitari rumah. Ada jalan kecil dari pekarangan antara rumah dan pagar, bukan berupa jalan rata, tp hanya rumput yg rapi dipotong. Di belakang rumah adalah tempat sumur pompa dan kamar mandi. Mungkin ibunya Arjuna sedang mencuci piring. Berhubung sering juga Ilham bermain ke situ, maka ia tahu biasanya ibunya Arjuna memakai kain yg dilibat, kadang terlihat ia memakai kutang, kadang tdk, tp pakai atau tdk, belahan dada ibunya Arjuna pasti terlihat.

Terdengar suara Arjuna dan ibunya yg sedang berbicara sambil tertawa-tawa. Rupanya Arjuna tdk bohong, batin Ilham. Apalagi terdengar dentingan suara barang pecah-belah. Tampaknya sedang ada yg cuci piring. Akhirnya, Ilham sampai di ujung rumah yg untungnya memiliki pohon jambu yg rimbun dan dihiasi oleh batu kali dan semak yg membuat Ilham tdk terlihat dan juga dari situ ia dapat melihat baik sisi kamar mandi maupun belakang rumah dan sumur pompa di tengah keduanya, dari situ ia melihat Arjuna dan ibunya sedang cuci piring sambil tertawa dan bercanda.

Arjuna bertugas mencuci dgn sabut sementara ibunya bertugas membilas piring lalu menaruhnya di baskom besar yg kering.

“Jangan buru-buru begitu dong, anakku….” Kata Dewi, ibu Arjuna yg membuat Ilham heran, karena suara ibunya Arjuna itu terdengar bermanja-manja.
“Ibu kayak enggak tahu aja. Udah ga sabar nih…”

Sementara Arjuna mencuci piring terakhir cepat-cepat lalu memberikannya kepada ibunya. Ibunya tertawa genit sambil mencubit lengan Arjuna dan berkata,
“Dasar lelaki….. “

Ilham menjadi bingung. Kok mesra amat si Arjuna dgn ibunya. Ilham menjadi iri. Andaikan saja ibunya seperti ini, begitu dekat bagai teman sebaya. Pasti keadaan rumah menjadi lebih cerah dan Bahagia.

Saat itu matahari masih terik menyinari bumi. Mereka cuci piring di depan kamar mandi. Cuaca hari itu panas sekali. Arjuna dan ibunya sdh mandi keringat, begitu pula Ilham. Ilham tiba-tiba saja horny melihat Dewi yg berbalut kain tanpa kutang itu menunjukkan kulit putih yg mengkilat karena air keringat. Bau tubuh ibunya Arjuna itu kayak apa, ya? Pasti wangi, pikir Ilham.

Ibunya Arjuna menaruh piring terakhir di baskom kering lalu berjalan menuju dipan di dekat situ persis menempel di tembok kayu dinding rumah, lalu duduk di dipan dgn bersandar di tembok kayu itu. Dipan itu agak panjang sehingga kalau untuk duduk dapatlah tiga atau empat orang duduk di sana.

Arjuna mencuci tangannya lalu duduk di sebelah ibunya, kalau dari posisi Ilham maka ibu Arjuna lebih dekat ke Ilham, namun karena posisi Ilham di belakang pohon dan batu itu ada di tengah-tengah, maka posisi Arjuna di sebelah kiri Ilham, sekitar jam 10, kalau mau menggunakan istilah tentara. Ibunya Arjuna kemudian mengusap dahinya yg berkeringat dgn punggung tangan kirinnya sehingga memperlihatkan ketek putih yg berbulu halus. Tiba-tiba saja Ilham kaget melihat Arjuna menyodorkan kepalanya dan menempelkan hidungnya ke ketek ibunya itu. Astaga! Apa-apaan ini?

Ilham menygka ibunya Arjuna akan memarahi anak itu, namun yg mengherankan Ilham, Dewi malah tersenyum saja dan membiarkan anaknya itu.

“Harumnya ketek ibu…..”

Arjuna menggunakan tangan kirinya melingkari perut ibunya dan memeluk perempuan itu. Dewi mendesah yg membuat Ilham menelan ludahnya. Ada permainan gila di sini! Arjuna memang semprul! Tentu saja Arjuna tdk mau ke rumah Ilham, di rumah Arjuna ada yg lebih seru, rupanya!

Ilham hanya dapat meneguk ludah berkali-kali ketika melihat Arjuna mulai beraksi. Arjuna mulai menjilati ketek ibunya dgn lahap. Dewi hanya mendesah-desah saja sambil terkadang tertawa kecil. Tiba-tiba tangan kiri Arjuna menarik kain ibunya dgn keras sehingga kain itu terjatuh. Ternyata Dewi telanjang bulat di balik kain itu!
Tubuh semok Dewi yg putih kini menjadi pemandangan indah bagi Ilham. Tubuh ibu Arjuna memang tak seramping ibu Ilham, namun walaupun agak gemuk, namun gemuknya Dewi sungguh menawan hati. Kedua payudaranya yg besar walaupun sedikit turun tetap memberikan setrum syahwat ke kontol Ilham. Ilham terpaksa melorotkan celananya dan mulai mengusap-usap kontolnya sendiri.

Sementara secara cepat kain Dewi telah dilempar Arjuna ke dipan di sampingnya sehingga kini Ilham dapat melihat perut Dewi yg sedikit buncit dan juga selangkangan Dewi yg penuh jembut. Tangan kiri Arjuna mulai meremasi payudara kanan ibu kandungnya itu, sementara lidah Arjuna berkali-kali menyapu ketiak ibunya membasahi bulu ketek halus yg menjaga ketiak itu.

Tak lama Arjuna berdiri lalu melepaskan celana pendeknya sehingga kini Arjuna pun bugil. Sementara itu Dewi merebahkan diri di dipan menunggu serangan lanjutan. Arjuna tak mau hilang tempo dan bergegas menindih ibunya tanpa memasukkan dulu kontolnya. Rupanya masih mau foreplay.

Ilham makin mempercepat tangannya yg sedang meloco zakarnya sendiri namun matanya tdk terpejam dan memelototi terus gerakan ibu dan anak itu.

Arjuna menindih ibunya. Mereka berdua kini berpelukan dan mulai berciuman dgn hot. Tak dipercayainya ibunya Arjuna yg terlihat lugu dan pemalu selama ini menunjukkan cara berciuman yg sangat panas. Lidah Dewi dan anaknya beradu berkali-kali saling menjilat dan terkadang meminum ludah campuran mereka berdua. Campuran ludah itu semakin banyak karena mereka berciuman seperti hewan buas yg penuh nafsu liar. Ada juice ludah yg mengalir perlahan keluar dari pinggir mulut Dewi dan turun ke lehernya.

Arjuna mengangkat kepalanya, mulutnya berkomat-kamit mengumpulkan ludah lalu perlahan dikeluarkannya ludahnya yg sdh banyak itu ke atas mulut ibunya yg kini sedang terbuka dgn lidah menjulur ke luar. Ludah Arjuna yg pekat perlahan menetes ke lidah ibunya yg terjulur. Ilham dapat melihat busa dan cairan ludah Arjuna perlahan jatuh ke lidah ibunya. Setelah ludah di mulut Arjuna habis, Dewi menarik lidahnya lalu menelan ludah anaknya itu. Mereka berciuman lagi. Kali ini lebih hot.

“Jun haus. Mau minum teh tawar.”

Arjuna bangkit, ibunya bangkit pula. Ibunya dgn telanjang bulat masuk ke dalam rumah sementara Arjuna yg kontolnya telah tegang gantian tidur di dipan itu. Tak lama ibunya datang membawa teko teh dan gelas. Ia menuang teh itu ke dalam gelas. Lalu teko dan gelas itu di taruh di meja di samping dipan, di bagian atas kepala Arjuna.

“ibu udah gosok gigi?”
“Belum. Mandi juga belum.”
“gitu baru istriku..”

Ilham tersentak kaget. Arjuna memanggil ibu kandungnya sebagai isteri? Hebat juga….

Dewi bersimpuh di atas tubuh Arjuna. Sebelumnya, kontol Arjuna di tarik dulu ke atas sehingga sejajar dgn perut Arjuna. Dewi lalu duduk lalu menindih Arjuna. Kedua dada mereka menempel. Dewi mengambil gelas teh itu lalu meminumnya namun tdk ditelan. Dewi kumur-kumur cukup lama. Sambil memegang gelas, Dewi mengarahkan mulutnya ke mulut Arjuna.

Arjuna membuka mulutnya. Perlahan Dewi memuntahkan teh itu kedalam mulut Arjuna hingga habis sementara Arjuna meminumnya dgn antusias. Proses itu terus diulang hingga akhirnya gelas itu habis. Selalu Dewi berkumur air teh sebelum menyuapinya ke anaknya.

“lagi, anakku?”
“lagi, ibuku yg melahirkanku….”

Maka Dewi kembali menyuapi air teh dari mulutnya ke dalam mulut anaknya berkali-kali. Tehnya tampak panas karena ada uap yg keluar walau tdk tebal, menjadikan kedua insan itu kini bertambah gerah dan keringat mengucur begitu deras di kedua tubuh mereka yg telanjang. Kedua tangan Arjuna sepanjang proses minum ini mengelus punggung dan pantat ibunya dari atas ke bawah ke atas ke bawah lagi dan seterusnya.

Akhirnya teh itu habis. Namun kini Dewi yg berusaha mengeluarkan ludah dari tenggorokannya dan akhirnya mulai mengalirkan ludahnya ke dalam mulut anaknya. Arjuna meminum ludah ibunya lalu mereka mulai berciuman lagi, kali ini ganas sekali . bibir mereka berpagutan liar, kepala mereka bergoyang ke kanan ke kiri berusaha mencapai tiap jengkal bibir lawan mereka. Lidah mereka saling menjilati dan memasuki rongga mulut satu sama lain. Ludah mereka kadang beruntai menyatu bagaikan kalung liur yg menyatukan lidah mereka. Mereka saling meludahi lidah dan menelan liur lawan mainnya. Bibir mereka sdh basah oleh cairan ludah masing-masing.

Dewi tiba-tiba mengangkat tubuhnya sehingga duduk, mengarahkan kontol anaknya ke liang senggamanya sehingga kepala kontol Arjuna tepat di depan lubang kehormatannya, lalu secepat kilat menduduki kontol itu sehingga kontol besar Arjuna ambles ke dalam liang senggamanya.

Mereka berciuman lagi, namun kali ini kedua pantat mereka bergoyang-goyang mengikuti irama persetubuhan terlarang. Ilham melihat persetubuhan ini menjadi gelap mata dan mengocoki kontolnya dgn liar. Tubuh seksi ibu Arjuna yg putih, sekal dan basah oleh keringat itu sungguh idaman lelaki normal. Bunyi benturan selangkangan bagaikan music erotis yg sangat indah di kuping Ilham. Samar-samar Ilham mencium bau yg aneh. Rupanya ini bau memek ibunya Arjuna. Sungguh menggairahkan. Ilham jadi penasaran bau tubuh ibunya sendiri bagaimana, ya?

Dewi menyodorkan buah dadanya kepada anaknya. Arjuna secara lahap mengenyoti payudara kanan ibunya sementara tangan kirinya asyik meremasi payudara yg sebelah kiri. Dewi mulai berteriak-teriak karena nikmat persetubuhan. Suaranya begitu syahdu, bagaikan teriakan bintang bokep membuat Ilham bertambah nafsu menyaksikannya. Kocokan Ilham pada burungnya sekarang semakin seirama dgn gerakan Arjuna dan ibunya yg sedang menari tarian seksual itu.

Kedua pantat ibu dan anak itu semakin cepat saling menumbuk dan menarik, hanyut dalam sensasi nikmat bersenggama. Mereka berdua terbuai nikmatnya rasa dua kelamin berlainan jenis yg bersatu dan bergesekkan. Perasaan nikmat itu terus menerus bertambah seiring semakin cepatnya kontol Arjuna menggosoki liang senggama milik ibunya, yg menyebabkan Ilham juga menyesuaikan kecepatan kocokan kontolnya, seakan-akan Ilhamlah yg sedang bersetubuh dgn Dewi.

Bau kelamin Dewi yg basah begitu kuatnya, apalagi Dewi belum mandi. Ilham begitu mabuk akan bau ini sehingga ingin sekali ia nimbrung kegiatan tabu ibu dan anak itu, namun Ilham merasa cukup hanya dgn meloco sambil mengintipi persenggamaan Ilham dan ibunya. Sehingga ia berusaha menekan keinginannya itu dan melampiaskan pada kocokannya di kontolnya sendiri.

Sementara itu, kedua selangkangan ibu dan anak itu sekarang berbenturan keras sekali sehingga bunyinya sangat jelas terdengar, kedua pantat ibu dan anak itu bergerak pada kecepatan penuh dan seirama. Sungguh indahnya persenggamaan ini sehingga membuat Ilham sangat iri. Ilham melihat kedua tubuh insan sedarah itu yg kini sdh penuh keringat, tampak mengkilat terkena cahaya matahari dan kedua tubuh itu bergerak seirama bagaikan dua penari yg sdh melatih tarian mereka berkali-kali dan sdh hafal dgn gerakan-gerakan yg harus dilakukan.

Tiba-tiba saja Dewi melenguh dan melengkungkan punggungnya sambil berteriak, Arjuna pun berteriak tanda sdh mengalami orgasme. Keduanya tampak menekankan selangkangan mereka satu sama lain serentak dan penuh dgn tenaga. Akhirnya keduanya terkulai di dipan itu menyebabkan Ilham akhirnya ejakulasi dan menyemproti batu di samping pohon besar itu dgn spermanya. Tak lama Arjuna dan ibunya masuk rumah dan Ilham segera bergegas pergi setelah memakai celananya lagi.

BAB DUA

ILHAM MENCARI CARA

Semenjak saat itu, Ilham menjadi terobsesi dgn perhubungan terlarang sedarah. Ilham memang sangat bernafsu melihat Arjuna dan ibunya, tetapi bukan berarti Ilham ingin menyetubuhi ibunya Arjuna, melainkan ia ingin merasakan persetubuhan dgn ibunya sendiri. Bukankah sebenarnya ide ini adalah idenya sendiri? Arjuna pasti mendapatkan ide dari Ilham ketika mereka bareng-bareng meloco di kamar Ilham. Ternyata Arjuna yg terlebih dahulu mewujudkannya. Dasar anak bandel yg beruntung!

Apalagi, di mata Ilham, ibunya memiliki tubuh yg jauh lebih seksi dibanding ibunya Arjuna. Tubuh ibunya Ilham lebih ramping. Tentu saja, buah dada ibunya Arjuna lebih besar, namun di mata Ilham, Dewi ibu Arjuna itu, sedikit agak gemuk. Di lain pihak, ibu Ilham memiliki badan bak model di majalah saja. Tentu saja ini karena ibunya Ilham tiap hari senam. Di rumahnya, ibunya punya video senam dari luar negeri, sehingga memang latihan yg ibunya lakukan sesuai dgn teori dan ilmu kesehatan dari Amerika.

Ilham sempat berfikir untuk menanyakan kepada Arjuna mengenai cara untuk membuat ibu kandungnya mau untuk tidur denganya. Namun, setelah difikir lebih jauh, ini berarti mengakui bahwa Ilham pernah melihat Arjuna dan ibunya bersenggama. Selain itu, Ilham juga merasa gengsi. Bukankah selama ini Ilham lebih pintar dari Arjuna? Bukankah Ilham yg selalu jadi juara satu di sekolah? Maka, bila Arjuna berhasil mendapatkan tubuh ibu kandung sendiri, tentunya Ilham yg jauh lebih pintar mampu juga melakukannya. Selain itu, Ilham merasa bahwa ia akan lebih puas untuk mencapai tujuannya dgn tanpa bantuan orang lain.

Ilham akhirnya memutuskan untuk menggali potensi dirinya sendiri. Nilai apakah yg ia punyai yg tdk dipunyai orang lain? Bahkan tdk dipunyai si Arjuna? Mengenai kecerdasan, Ilham yakin dgn dirinya sendiri. Namun, ada lagi sesuatu yg hanya ia ketahui yg orang lain tdk tahu. Ilham memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Ilham pernah membaca buku mengenai kemampuan ini, dan menurut buku itu, kemampuan Ilham adalah kemampuan untuk mensugesti orang lain agar mengikuti keinginan Pribadi. Kemampuan ini, dapat dikembangkan menjadi hipnotis bahkan semacam cuci otak.

Selama ini Ilham dapat memperoleh apapun yg ia inginkan dari kedua orangtuanya. Kamarnya penuh barang elektronika, mulai dari video player, audio sound system, bahkan motorpun diberikan ayahnya kepadanya. Pada mulanya, Ilham menganggap bahwa karena ia anak tunggal maka segala permintaannya dipenuhi oleh kedua orangtuanya. Namun, seiring waktu berjalan, Ilham mengalami berbagai hal yg membuat ia yakin akan kemampuannya untuk membujuk orang lain.

Ilham adalah anak yg pintar. Anak yg pintar pastilah kreatif, dan anak kreatif pastilah bandel. Dan Ilham adalah anak yg bandel sekali. Pernah satu kali ketika ia masih kelas empat SD, Ilham dan Arjuna nyolong rambutan di tanahnya Pak Haji Agung. Pak Haji Agung dan ayah Ilham bisa dibilang adalah saingan di desa mereka. Ada ketegangan di antara dua orang itu, dan Pak Haji tdk sungkan-sungkan memperlihatkan ketdk senangannya kepada ayah Ilham.

Nah, saat Ilham dan Arjuna mencuri rambutan itu, Pak Haji Agung datang dan memergoki mereka. Pak Haji mengambil tongkat dan mengejar ke pohon rambutan itu. Arjuna yg memiliki fisik lebih baik dari Ilham berhasil kabur sementara Ilham tertangkap basah. Pak Haji saat itu ingin menghajar Ilham, namun Ilham yg menangis segera memohon Pak Haji agar tdk menghukumnya. Ilham hanya ingat saat itu kepalanya serasa ringan dan tiba-tiba saja Pak Haji menyuruh Ilham pulang.

Pernah juga, ketika Ilham masih kelas enam SD, ia dan Arjuna dan teman-temannya bermain ke desa tetangga. Mereka di sana ‘ngadu’ bola. Mereka menang. Namun pihak tuan rumah tdk terima dan mulai menyerang mereka. Ilham merasa ketakutan, namun Ia merasakan lagi sensasi kepala yg serasa ringan, lalu entah dgn keberanian dari mana, ia pasang badan lalu berteriak dan minta semuanya tenang dan jangan berkelahi. Anehnya, semua orang yg tadinya sedang kalap jadi terdiam dan perkelahian pun terhindarkan.

Ada lagi kejadian yg baru-baru ini. Ilham suatu ketika belajar kelompok di rumah temannya yg bernama Adi di desa tetangga. Ayah Adi adalah Kepala Kodim yg bertubuh tinggi besar dan berpengaruh bukan saja di desanya sendiri, tetapi juga di desa sekelilingnya, berhubung jabatannya. Ayah Adi tinggi besar dan hitam, namun memiliki isteri yg cantik bernama Ibu Ambar. Ilham, Adi dan teman-teman belajar kelompok hingga sore. Selesai belajar mereka sepakat bermain petak umpet. Maklum, anak satu SMP.

Kebetulan Adi jaga, lalu Ilham dan yg lain berpencar. Tdk terasa, Ilham tiba di halaman belakang dan berjalan ke samping rumah. Di samping rumah ada pohon jambu besar. Ilham mendapat ide untuk naik ke sana. Akhirnya Ia sampai di cabang yg besar yg menempel di dinding rumah. Ternyata cabang itu menempel di dinding yg sebelahnya ada jendela yg tdk berkaca. Otomatis Adi melihat jendela itu. Tak disangka, ternyata itu adalah jendela kamar mandi. Dan lebih tak disangka lagi, Ibunya Adi sedang mandi di dalam situ!

Ilham terkejut mulanya, namun akhirnya menyadari bahwa ia mendapatkan suguhan menarik dari dalam kamar mandi itu. Ibunya Adi adalah perempuan Jawa berkulit kuning langsat. Tubuhnya kecil imut setinggi 155 cm, dgn pinggul agak lebar namun dadanya begitu mancung dan kokoh dihiasi pentil dan areola kecoklatan. Jembutnya lebat namun dicukur rapi sehingga tdk berantakan. Badannya bersinar karena basah dan diterangi lampu neon kamar mandi. Serta merta Ilham konak.

Ilham begitu menikmati ketelanjangan ibunya Adi sehingga tak disadarinya bahwa Pak Bambang sdh di bawah pohon. Ketika Pak Bambang menegur Ilham setengah berteriak, Ilham menjadi begitu kaget sehingga hampir jatuh. Ibunya Adi berseru kaget dari dalam kamar mandi, sementara Pak Bambang mulai marah-marah dan menyuruh Ilham turun.

Ilham ketakutan dan gemetar, namun kepalanya serasa ringan lagi dan kali itu Ilham mengetahui bahwa ia harus membujuk Pak Bambang agar tdk marah. Dgn terbata-bata Ilham menenangkan Pak Bambang dan minta untuk melupakan kejadian ini. Beberapa saat kemudian Pak Bambang pergi begitu saja. Ilham menoleh ke kamar mandi dan tampak Ibu Ambar sedang melilitkan handuknya sambil menatap jendela dgn sinar kemarahan.

Ilham yg kepalanya masih terasa ringan segera mendekati jendela dan berkata,

“Bu Ambar mandi saja. Ga apa-apa kok. Anggap aja Ilham ga ada.”

Tiba-tiba saja tatapan Ibu Ambar seakan kosong sejenak. Kemudian perempuan itu membuka handuknya dan melanjutkan untuk mandi. Ilham kembali konak. Ingin rasanya ia masuk kekamar mandi, namun ia masih merasa takut dan deg-degan sehingga akhirnya ia merasa cukup puas dgn hanya menonton perempuan itu mandi sambil ngeloco hingga akhirnya ia menyemprotkan maninya di dinding rumah.

Ya, Ilham merasa bahwa ia memiliki bakat untuk mempengaruhi orang lain. Ia harus berusaha mengasah ketrampilan ini. Ada dua pilihan bagi Ilham. Satu, adalah belajar secara otodidak dan kedua, adalah untuk mencari guru. Pilihan pertama tentu akan menjadi sulit, karena belajar macam ini membutuhkan percobaan-percobaan dan pastinya banyak kegagalan. Pilihan kedua tentu menjadi mudah, namun masalahnya, kepada siapakah ia harus berguru?

Akhirnya selama seminggu Ilham terus putar otak untuk melatih ketrampilannya ini. Dicobanya di rumah untuk mempengaruhi pembantu-pembantu atau bahkan orang tuanya untuk memenuhi keinginannya yg sepele seperti memijitinya, mengambilkan minum dan lain-lain, namun Ilham tdk mengalami sensasi kepala yg berasa ringan sehingga ia tdk berhasil dalam percobaannya. Tdk ada kelinci percobaannya yg mengalami tatapan kosong seperti ibu Ambar sehingga ia berkesimpulan bahwa kekuatannya muncul bilamana ia sedang dalam keadaan ketakutan.

Namun, untuk mencapai situasi di mana dirinya sampai ketakutan sangatlah riskan. Bisa saja ia coba untuk menjadi bandel, tp tdk ada kepastian bahwa nanti kekuatannya muncul di saat dibutuhkan. Bila ia ada di situasi yg berbahaya dan kekuatannya tdk timbul, tentunya segala sesuatunya akan menjadi rumit dan mengancam keselamatannya sendiri. Ilham menjadi semakin pusing mencari akal untuk mengasah ketrampilannya ini.

Namun, akhirnya solusinya itu datang sendiri. Suatu hari, waktu itu malam minggu, Ilham dan lima orang temannya bermain ke desa tetangga. Saat itu Arjuna tdk ikut, dan Ilham juga memakluminya. Bila Ilham memiliki nasib yg sama dgn Arjuna, yaitu memperoleh ibu kandung sebagai obyek seks, maka dipastikan Ilhampun akan emoh bermain keluar. Lebih baik di dalam rumah saja dan menggarap ladang ibunya.

Desa tetangga sedang ada layar tancap. Banyak sekali orang, baik muda maupun tua yg datang kesana. Bukan hanya dari desa itu sendiri, melainkan dari berbagai desa sekitar daerah itu. Layar tancap diadakan di sebuah tempat luas di sebuah bukit tak jauh dari desa itu. Berbagai pedagang musiman muncul di situ. Tukang makanan, minuman, pakaian bahkan Bandar judi koprok juga memeriahkan layar tancap itu.

Ilham senang sekali pergi ke layar tancap. Banyak sekali perempuan baik yg masih gadis ataupun yg sdh menikah, tua maupun muda, kurus maupun gemuk bahkan bau maupun harum datang ke situ. Apalagi banyak juga perempuan bisyar maupun bispak yg datang memeriahkan suasana malam minggu.

Malam itu, Ilham berencana untuk merasakan perempuan untuk pertama kalinya. Bila Arjuna sdh tdk perjaka, tentunya Ilham juga harus melepas keperjakaannya. Teman-teman Ilham pun ditraktir untuk segalanya malam itu, maka mereka merencanakan untuk mencari bispak atau paling tdk bisyar dan untuk menggarap mereka di tempat sepi bergantian. Ada yg jaga, dan ada yg eksekusi, sehingga nantinya segala sesuatunya terkendali dan aman.

Ilham yg ditemani tiga orang teman sekelas, yaitu Hambali, Azhari dan Moko, juga dgn dua orang kakak kelas bernama Dhimas dan Robi, akhirnya berkenalan dgn enam orang gadis muda yg seusia SMU. Sebenarnya, pada mulanya enam orang gadis itu tdk memandang sebelah mata kepada mereka yg hanyalah anak SMP, namun setelah Ilham dgn royalnya mentraktir semua dgn makanan dan minuman, maka enam orang gadis itu menjadi tertarik.

Ketika mereka baru saja mengakrabkan diri, segerembolan pemuda SMU, – yg dari gelagatnya kenal dgn enam orang gadis itu-, mendatangi mereka dan mulai mencari masalah. Singkat kata, tiba-tiba saja terjadi perkelahian yg tdk seimbang antara sekitar sepuluh anak SMU melawan enam orang anak SMP. Ilham yg terkena beberapa kali hajaran mulai merasakan kepalanya mengalami sensasi ringan, segera berlari ke tengah lalu berteriak,

“BERHENTIIIII!!!!”

Secara mendadak perkelahian berhenti begitu saja. Semua yg terlibat memandang Ilham dgn tatapan kosong, sementara orang-orang yg menyaksikan perkelahian tersebut juga melongo dgn penuh tanda Tanya mengenai apa yg terjadi.

“Kalian pergi dari sini!!!” Kata Ilham kepada gerombolan anak SMU itu.

Gerombolan anak SMU itu akhirnya pergi dgn terdiam seribu bahasa, diikuti oleh pandangan semua orang yg ada di situ. Orang-orang yg menyaksikan semua ini kemudian mengalihkan pandangan mereka kearah Ilham, kini dgn pandangan yg sedikit kagum bercampur heran.

Sementara itu, Ilham yg menyadari kini adalah kesempatan baik, segera memanggil dua orang gadis tercantik dari kumpulan enam orang gadis yg baru ia kenal itu. Atik dan Jannah. Dgn menggandeng kedua gadis itu, Ilham lalu mengajak teman-temannya dan teman-teman gadis itu untuk meninggalkan tempat itu.

Setelah berjalan beberapa lama, mereka sampai di sebuah padang rumput yg dikelilingi pohon-pohon rindang. Disebut padang sebenarnya tdk bisa juga, karena hanya seluas kolam renang mini Olympic. Tp tempat itu bagus sekali karena tertutup pepohonan di sekelilingnya.

Ilham bertekad untuk pulang sebagai lelaki dewasa yg bukan perjaka lagi. Dan mungkin karena tekadnya itulah yg membuat ia merasakan sensasi ringan di kepalanya itu tdklah hilang melainkan terus ada, bahkan kini kepalanya sedikit terasa mendengung.

Setelah menyuruh teman-temannya berjaga di sekeliling padang rumput itu di bawah bayang-bayang pohon, tentu masing-masing merekapun ditemani seorang gadis, maka Ilham menarik Atik dan Jannah yg pasrah saja dituntun ke tengah padang rumput kecil itu. Sinar rembulan yg Purnama di langit yg cerah berbintang yg menerangi padang rumput itu, membuat kedua gadis itu terlihat jelas oleh Ilham.

“Buka baju kalian sampai telanjang,” perintah Ilham dgn suara yg tercekat karena perasaannya sungguh bercampur aduk saat itu.

Tegang, senang, sedikit takut dan nafsu berkecamuk dalam dadanya sehingga membuat Ilham seakan susah bernafas karena dikuasi oleh perasaan-perasaan gado-gadonya itu.

Atik dan Jannah kemudian perlahan membuka pakaiannya hingga telanjang. Atik lebih tinggi dari Ilham dan memiliki tubuh yg ramping dan dada yg kecil namun padat. Sekitar 34 A. kedua pentilnya yg merah kecoklatan tdk menonjol melainkan tampak bagaikan menyatu dgn daerah areola di sekitarnya. Selangkangan Atik dihiasi oleh jembut yg masih jarang dan tampak halus keriting. Kulit Atik putih sekali, mirip sekali dgn kulit Ibunya Ilham. Dgn rambut panjang ikal hampir sepinggul dan hidung yg lumayan mancung, sungguh seakan Atik adalah gadis sampul majalah remaja.

Jannah adalah gadis imut yg setinggi Ilham dan walaupun tdk gemuk, namun karena tubuhnya imut maka tampak seperti lebih berisi disbanding Atik. Rambut Jannah sebahu dgn muka yg agak chubby dihiasi lesung pipit. Kulit Jannah coklat muda dgn buah dada yg lebih besar dari Atik, sekitar 34B namun dgn pentil yg coklat agak tua menyembul sedikit saja dari daerah areolanya. Pinggul Jannah lebih lebar dari Atik pertanda berbakat memiliki anak yg banyak. Namun selangkangannya memiliki bulu yg walaupun juga masih jarang, namun sedikit lebih banyak daripada Atik.

Burung Ilham sdh tegak. Dgn bergegas ia membuka bajunya hingga telanjang. Ilham membawa tikar yg tadi di pegang oleh Hambali. Kini ia mengambil tikar itu lalu membukanya di tengah padang rumput kecil itu. Ilham menyuruh kedua gadis itu tiduran di tikar bersebelahan satu dgn yg lainnya. Atik dan Jannah mengikuti perintah Ilham. Kini kedua gadis yg telanjang bulat itu tidur di hadapan Ilham.

Ilham kemudian menindih Atik lalu menciumi bibirnya. Atik hanya terdiam saja sementara Ilham melumat bibir gadis itu.

“Mbak Atik balas dong,” perintah Ilham.

Atik lalu membalas ciuman Ilham dan juga memeluk kepala Ilham. Ilham menikmati ciuman pertamanya. Bibir Atik yg basah dan hangat mengirimkan sinyal-sinyal erotis di seluruh tubuh Ilham yg masih perjaka. Bau parfum Atik yg lembut menambah sensasi birahi yg perlahan bertambah tinggi yg berakibat kontol Ilham mengeluarkan sedikit cairan sebagai pelumas menandakan bahwa Ilham siap bertempur sampai kecrotan terakhir.

Ilham mulai melancarkan ciuman ke dada Atik yg kini tampak hampir rata dgn dada perempuan itu karena akibat gravitasi bumi. Kulit putih Atik begitu lembut di bibir Ilham. Disedotnya pentil kanan gadis itu yg membuat Atik mulai merasakan birahi juga walaupun dalam keadaan bagaikan terhipnotis. Atik mulai meremasi kepala Ilham yg saat ini sedang menggarap bukit sebelah kanannya.

Ilham kemudian mengalihkan serangan ke payudara kiri Atik. Payudara yg masih belum terlalu besar itu ia jilati, ciumi dan sedoti dgn penuh nafsu. Kedua payudara gadis muda itu kini mulai muncul bekas-bekas cupangan dan juga tampak basah terkena air liur Ilham yg tak dapat dikontrol. Ilham kemudian mengarahkan ciumannya turun ke perut Atik. Atik mendesah-desah dan desahan itu semakin keras seiring semakin dekatnya mulut Ilham ke mulut bagian bawah Atik.

Lidah Ilham menjadi liar ketika bersentuhan dgn bulu kemaluan Atik. Ilham dapat mencium bau tubuh gadis itu semakin jelas ketika kepalanya makin dekat dgn organ intim si gadis. Bau tubuh yg tercium begitu natural dan lembut.

Atik ingin berteriak. Ingin sebenarnya gadis itu menolak perbuatan lelaki muda yg baru dikenalnya itu. Namun entah kekuatan apa yg membuatnya takluk kepada lelaki muda ini. Sementara, ciuman Ilham makin lama membuat kemaluannya basah karena perlahan Atik mulai merasakan nafsu birahi menguasai tubuhnya. Lidah Ilham yg menari-nari di atas tubuhnya bagaikan menyengat kulit mulusnya yg putih itu dan mengirimkan pesan-pesan birahi yg dinikmati oleh otaknya.

Akhirnya lidah itu menyusuri bibir memek Atik. Atik mendengus keras merasakan lidah yg hangat dan basah itu menyapu bibir memeknya yg basah. Jauh di lubuk hatinya, Atik tdk mau menyerahkan mahkotanya kepada remaja yg lebih muda darinya, namun tubuhnya tdk bisa menolak kemauan anak itu. Dua butir air mata mengalir jatuh dari kedua mata Atik. Atik menangis tanpa suara melainkan hanya desahan birahi ketika lidah itu mulai menyelip di antara bibir memeknya dan menjelajahi area yg belum pernah disentuh oleh lelaki manapun.

Ilham merasakan bibir memek Atik yg basah dan hangat di ujung lidahnya. Hidung Arjuna mencium bau tubuh Atik dgn sangat jelas menguar dari dalam lubang kemaluan gadis muda itu. Arjuna menggunakan dua jarinya membuka memek yg basah itu dan melihat ada selaput putih di dalam lubang itu. Astaga! Gadis ini masih perawan. Tadinya dikira Ilham Atik dan kawan-kawannya adalah bispak karena para gadis itu datang dgn baju yg ketat dan seksi, ternyata ia salah. Tampaknya para gadis ini adalah gadis yg baik-baik.

Ilham menjadi tak tahan lagi melihat ini. Ia segera membuka lebar kedua kaki gadis itu lalu mengarahkan kontolnya yg sdh tegang dari tadi, dan menaruhnya tepat di lubang kencing Atik. Ilham mendorong pantatnya ke depan. Namun k0ntolnya yg sebesar 14 cm itu tdk berhasil masuk. Berkali-kali ia mendorong pantatnya namun tdk berhasil sementara Atik mulai meringis kesakitan ketika dirasakannya benda tumpul berusaha memasuki liang persenggamaannya yg masih perawan itu. Ilham menyentakkan pantatnya kuat-kuat dan tiba-tiba kepala k0ntolnya masuk kedalam lubang sempit milik Atik itu.

“Aaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuwwwww..” teriak Atik kesakitan.

Ilham berusaha mendorong k0ntolnya untuk masuk lebih jauh, tp seakan ada perlawanan dari dalam lubang sempit itu. Mungkin harus dipaksa lebih keras, pikir Ilham.

Ilham kini merebahkan badannya di atas Atik, kedua tangannya diselipkan sehingga kini memegang kedua pantat Atik kuat-kuat. Dgn segenap kekuatannya Ilham mendorong pantatnya kedepan sambil menggunakan kedua tangannya untuk menarik kedua pantat Atik.

Dalam satu gerakan cepat, kontol Ilham kini ambles masuk ke dalam lubang memek Atik, merobek selaput keperawanan gadis itu. Rasa sakit yg hebat itu seakan menyadarkan Atik sehingga Atik tiba-tiba teriak sambil berontak,

“Aduuuuuh!! Lepasin!”

Dalam kenikmatannya Ilham tdk menyadari bahwa sensasi perasaan ringan di kepalanya tadi hilang sehingga ia tdk dapat mengkontrol Atik. Kini ia menyadari bahwa Atik sedang berusaha berontak dan ia agak kesulitan menahan gerakan gadis yg memang lebih tinggi darinya itu. Di lain pihak, Jannah tampak baru sadar dan dgn tatapan bingung sedang berusaha menutupi auratnya sambil mencari pakaiannya.

Begitu takutnya Ilham sehingga kini sensasi kepala ringannya kembali.

“Semua diam!!” bentak Ilham.

Atik dan Jannah kini memandang kosong kembali. Ilham menyuruh Jannah tidur lagi di sebelah mereka. Sementara dilihatnya Atik yg tadi menangis kini terdiam pula. Airmata telah membasahi mata dan pipi gadis itu. Namun tubuh gadis itu menjadi santai sekarang. Dirasakannya kontolnya dicengkeram lubang silinder yg sempit dan basah lagi hangat sekali.

Ilham mulai mengocoki kemaluan Atik itu perlahan-lahan sambil menikmati tiap detiknya. Perasaan ngilu dan nikmat ia alami ketika batang kontolnya menggesek dinding kemaluan Atik tiap kali ia mengocoki memek yg baru saja ia perawani itu. Namun tubuh Atik tetap terdiam dan tak bereaksi, walaupun Atik saat ini mulai mendesah, dan juga memek gadis itupun sdh basah kuyup oleh cairan kewanitaan dan juga darah keperawanan.

“Atik. Mulai saat ini kamu adalah milik aku. Kamu harus membalas entotanku juga. Kamu harus mengimbangi aku dan menikmati hubungan badan dgnku.”

Atik kini menatap Ilham dan berkata lirih,

“Aku adalah milik kamu…”

Lalu gadis itu merangkul kepala Ilham dgn kedua tangannya dan dgn kedua kakinya ia merangkul kedua kaki pemuda yg baru memerawinannya itu.

Ilham adalah anak pintar, ia takut bila nantinya akan kejadian kekuatannya hilang lagi, maka ia berpaling ke arah Jannah dan berkata,

“Kamu juga milikku. Apapun yg terjadi, kamu tdk boleh pergi sampai aku beritahu. Kamu harus tunggu perintahku dulu.”

Jannah menatap Ilham dgn pandangan kosong. Namun Jannah mengangguk tanda mengerti, sehingga Ilham menjadi lebih nyaman. Lalu Ilham mulai mengkonsentrasikan pikirannya kepada persetubuhannya dgn Atik.

Atik dan Ilham berdua mulai saling mengentot. Atik berdesah-desah kenikmatan sementara Arjuna mendengus-dengus sambil mengenyoti dua buah payudara Atik dgn rakus. Selangkangan mereka beradu berkali-kali menimbulkan bunyi tamparan yg keras. Ilham merasakan memek Atik yg sempit, licin dan hangat itu mencengkram batang kontolnya terus menerus.

Mereka bersatu dalam birahi. Kedua tubuh yg kini penuh keringat saling berpacu dalam petualangan cinta, bau alat kelamin tercium jelas di udara. Mereka tenggelam dalam nikmatnya dunia. Tarian cinta mereka makin lama makin cepat karena semakin mendekati tujuannya pula.

Tiba-tiba saja Atik berteriak keras dan merangkul Ilham erat-erat.

“Aduuuuuuuh…….. enaaaaakkk Mas!”

Ilham merasakan rangkulan Atik begitu eratnya sehingga sedikit membuatnya sesak, sementara selangkangan gadis itu bergetar bagaikan kejang yg membuat memeknya juga membuka menutup secara cepat seakan menyedoti kontol Ilham yg sedang berada di dalamnya.

Ilham akhirnya tak kuat juga. Ia balas memeluk gadis itu rapat-rapat dan mulai membenamkan kontolnya dalam-dalam di liang surgawi milik Atik. Kontolnya berkali-kali memuntahkan pejunya di dalam lubang memek Atik. Akhirnya mereka berdua terdiam kelelahan beberapa saat.

Ketika terbangun dari nikmatnya orgasme di dalam memek perempuan, Arjuna menyadari bahwa kepalanya sdh tdk mengalami sensasi ringan lagi. Dgn cepat ia melihat ke arah Jannah. Namun Jannah masih terdiam di sana sedang memandanginya yg menindih Atik. Ilham melihat bahwa dalam diam Jannah menangis karena air matanya telah membasahi pipinya dan juga dada gadis itu sesunggukan.

Ilham melepaskan diri dari Atik untuk duduk. Kontolnya yg mengecil telah keluar dari sarang kenikmatan. Sedikit demi sedikit keluarlah peju Ilham dari dalam lubang memek Atik. Sementara, Atikpun menangis tanpa suara, namun tdk melakukan apa-apa.

Ilham memandangi wajah Jannah yg cantik itu. Ada sinar ketakutan dalam mata gadis itu. Ilham sangat mensyukuri bahwa ia adalah anak yg pintar. Buktinya, perintah yg ia sampaikan kepada Jannah tetap dilaksanakan walaupun ia sdh tdk mengalami sensasi di kepalanya.

Ilham kemudian menindih Jannah yg kini sesunggukan tanpa suara. Ilham ingin melihat bila tanpa menggunakan kekuatannya apakah ia bisa menggauli gadis ini. Apakah bisa, hanya dgn perintah yg tadi ia lakukan Jannah mengijinkan ia menggarap tubuh gadis itu?

“Sekarang aku akan meniduri kamu, Mbak Jannah.”

Lalu Ilham mulai menciumi gadis ini. Dilahapnya wajah cantik Jannah dgn rakus. Lidah Ilham dapat merasakan asinnya air mata gadis itu yg ada di pipinya. Jannah sesunggukan dan terdiam sementara Ilham asyik melumati wajah gadis itu dgn air liurnya.

“Peluk aku, Mbak. Ayo….”

Ilham ingin melihat reaksi gadis ini. Apakah gadis ini akan mengikuti perintahnya atau tdk. Tadi Ilham memerintahkan bahwa gadis itu adalah miliknya, bila perintah ini tetap lekat pada gadis ini, maka mau tdk mau gadis ini harus mengikuti apapun kemauannya.

Walaupun tetap menangis tanpa suara, Jannah memeluk Ilham yg sedang menindihnya. Ilham gembira sekali. Rupanya bila sekali saja orang sdh dipengaruhi olehnya, maka orang itu tetap akan mematuhinya terus.

“Sekarang kita ciuman dan Mbak harus mencium aku dgn penuh nafsu.”

Ilham mencium bibir Jannah yg langsung saja membalas dgn hot. Jannah mengecup dan menjilati bibir Ilham bagaikan sdh biasa berciuman. Singkat waktu, mereka berdua sdh saling bertukaran lidah dan menjilati satu sama lain. Ilham yg tadi keringatan mulai keringatan lagi. Jannah pun kini keringatan. Kedua bibir mereka saling berpagutan sementara Jannah mengelus kepala Ilham dgn bernafsu.

Bau tubuh Jannah tercium agak kuat. Berbeda dgn Atik yg memiliki bau badan yg lembut dan seakan perlahan menyerang hidung, bau badan Jannah tercium jelas dan serta-merta menusuk hidung Ilham. Bukan bau yg memuakkan, namun termasuk bau yg menggiurkan.

Ilham mengangkat tangan kanan Jannah dan melihat ketiak yg mulai ditumbuhii bulu halus. Bau badan gadis ini begitu kuat menyerang hidungnya membuat kontolnya kini sdh tegak lagi dimabuk birahi. Ilham membenamkan wajahnya di ketiak gadis ini. Bulu-bulu halus menggelitik hidung Ilham. Kepala Ilham menjadi seakan mabuk kepayg dan pusing tujuh keliling akibat nafsu yg seakan tak terkontrol.

Dari sini ia tahu, bahwa ia lebih menyukai Jannah dibanding Atik. Baru baunya saja sdh membuatnya begini, apalagi yg lain yg lebih enak.

Ilham mulai mengulum-ngulum bulu ketek Jannah yg masih jarang dan halus itu. Sementara Jannah kini telah berhenti menangis karena sedang menggeliat kegelian. Sambil mengenyoti ketiak gadis itu, Ilham melihat mata gadis ini. Mata itu sdh tdk memperlihatkan sinar ketakutan melainkan mulai menyinarkan pandangan sayu seakan minta dientot.

Ilham lalu mulai meremasi kedua payudara Jannah yg besar itu. Pentil gadis ini yg tadinya hanya menyembul sedikit, kini menyembul dan panjangnya kurang lebih sama dgn pantat bolpoin. Masih lebih kecil di banding pentil ibunya Ilham, namun setdknya bila dibandingkan dgn pentil Atik yg amat kecil maka pentil ini lebih nikmat dikulum dalam mulutnya.

Sambil meremasi kedua tetek Jannah, Ilham asyik menjilati ketiak gadis ini. Bulu halus ketiak Jannah sdh rebah karena basah oleh keringat sendiri dan juga air liur Ilham. Bau tubuh gadis ini sekarang seakan memenuhi udara. Baik dari ketek maupun kemaluannya, bau tubuh Jannah keluar bagaikan angin topan menerjang bumi.

Kemudian Ilham mulai menciumi tetek kanan Jannah. Ia cupang dan sedoti payudara itu sehingga meninggalkan bekas cupang di sana-sini. Lalu dikulumnya pentil tetek kanan Jannah. Ia suka sekali sensasi memegang pentil di dalam mulut. Dijilatinya secara berputar yg membuat Jannah mulai mendesah lebih keras dan terkadang mengerang. Lalu disedotnya pentil itu kuat-kuat karena gemas. Jannah meremas kepala Ilham dgn keras.

Setelah dada kanan Jannah sdh mulai bau mulut Ilham sendiri, dirambahnya bukit yg sebelah kiri menggunakan lidah dan mulutnya. Kembali dada itu menjadi berhiaskan bekas cupang di sana-sini. Begitu bernafsunya Ilham sehingga hampir tiap jengkal gundukan payudara Jannah dicupanginya, seakan ingin menunjukkan bahwa daerah itu adalah daerah kekuasaannya.

Setelah puas menjelajahi dada Jannah, Ilham lalu membuka paha Jannah lebar-lebar dan mulai menjilati jembut Jannah yg memiliki bulu lebih banyak dari Atik. Bau tubuh gadis ini tercium santer di daerah selangkangannya menyebabkan Ilham tak bisa menahan diri untuk mulai menjilati kemaluan gadis itu. Dgn dua jarinya ia buka bibir memek Jannah lalu mulai menjilat dan menghisapi memek yg sdh basah kuyup itu.

Cairan memek Jannah memiliki rasa yg sedikit tajam dgn campuran masam dan getir ditambah bau yg menusuk hidung. Namun semuanya ini malah membuat Ilham lebih bersemangat menjilati kemaluan Jannah. Tak bosan-bosannya lidahnya memasuki lubang memek gadis itu, terkadang menyedoti klitorisnya ataupun terkadang menjilati bagian dalam bibir luar memek itu.

Hanya lima menit Ilham melahap memek Jannah, Jannah sdh orgasme untuk pertama kali. Memeknya dibanjiri cairan bening hangat yg membasahi selangkangannya maupun mulut dan dagu Ilham. Ilham berusaha menjilati dan mengecap semua cairan Jannah karena begitu nikmatnya cairan itu di mulutnya.

Setelah Jannah sdh santai lagi, maka Ilham memposisikan kontolnya di liang senggama Jannah, lalu menindih gadis itu dan menyelipkan kedua tangannya di kedua pantat Jannah. Jannah pun mengengkangkan kakinya lebar-lebar dan dgn kedua tangannya memegang kedua pantat Ilham.

“Satu….. dua……. Tigaaaaaaaaaa……….” Kata Ilham memberikan aba-aba.

Pada hitungan ketiga, Ilham menghujamkan kontolnya kuat-kuat sambil menarik pantat Jannah, di lain pihak Jannah juga menarik pantat Ilham. Jannah merasakan batang yg keras itu dalam satu gerakan telah menggagahinya. Bahkan selaput daranya pun robek dalam hitungan sepersekian detik saja. Rasa sakit melanda memeknya sementara ngilu rasanya ada benda keras membelah memeknya dan memenuhi lubang kencingnya itu.

Jannah memeluk Ilham rapat-rapat sambil berteriak,

“Adddaaaauuuuuuww…. Sakit, Mas…………….”

Untuk beberapa saat mereka berpelukan tanpa bergerak. Berhubung Jannah setinggi Ilham, maka Ilham kini dapat mencium bibir gadis itu sambil ngentot. Mereka berciuman beberapa saat. Jannah dapat mencium bau memeknya di mulut Ilham, namun Jannah tdk peduli. Sambil merangkul dan meremas kepala Ilham ia saling mencium dan menjilat dgn Ilham.
Kedua tubuh mereka kini basah kuyup oleh keringat campuran antara keringat mereka berdua. Sementara kedua bibir mereka sdh basah selain karena keringat juga oleh ludah mereka yg saling bertukaran. Udara malam memang dingin, namun panas tubuh yg mereka berdua hasilkan bagaikan udara di sauna saja.

Ilham merasakan pinggul besar Jannah mulai bergoyang-goyang sehingga kontolnya kini mulai dikocok oleh memek Jannah. Ilham membalas entotan itu. Mula-mula mereka bergoyang tdk seirama dan perlu beberapa saat agar gerakan pantat mereka dapat sinkron. Akhirnya mereka mengentot dalam suatu irama yg sama.

Sambil terus berpagutan, Ilham asyik mengentoti tubuh Jannah yg sekal dan padat itu. Nikmat sekali bergumul dgn gadis ini karena seakan tubuh gadis ini diciptakan pas untuk Ilham. Saat mereka bergaul ini, bibir bertemu bibir, dada bertemu dada dan kelamin saling bersatu. Sungguh pas rasanya. Dada Jannah yg besar itu tergencet dada Ilham. Ilham dapat merasakan pentil dan gundukan payudara Jannah seakan berusaha melawan tindihannya.

“Aku cinta kamu, Mbak……” kata Ilham disela-sela cumbuannya terhadap pasangannya itu.
“Mbak juga cinta kamu, Mas…. Mbak milik kamu, kan?”

Mereka bercumbu lagi dgn buas. Lebih hot dari sebelumnya karena mereka berdua sdh mengutarakan perasaan masing-masing. Lidah mereka saling bersilat dan berusaha menjilat, bibir mereka asyik saling memagut bagaikan ular yg berusaha mencaplok mulut lawannya. Mereka berangkulan erat seakan tak ingin dipisahkan. Sementara kedua kelamin mereka saling mengocok satu sama lain dgn nafsu liar.

Memek Jannah lebih rapat dari Atik. Mungkin karena tubuh Jannah yg lebih kecil. Begitu kencangnya kontolnya digenggam otot memek Jannah sehingga Ilham merasa bahwa ia tak lama lagi akan keluar. Dipercepatnya hujaman kontolnya dalam memek Jannah sementara kini bibirnya telah mencaplok leher kiri Jannah dan mencupangnya sekuat mungkin. Jannah melenguh penuh kenikmatan.

Jannah merasa geli dan nikmat ketika mulut Ilham menggarap lehernya dgn penuh birahi. Lidah Ilham menggelitik lehernya dan bahkan cupangan Ilham menyebabkan rasa ngilu yg nikmat yg menjalar dari memek sampai ke otak yg membuat pertahanannya jebol.

“Maaaasssss……….. enaaaaaaaaakkkk bangeeettttttttttt…………..!”

Ilham merasa Jannah dgn tubuh sekalnya merangkulnya sangat kuat dan selangkangan gadis itu berkedut-kedut kelojotan dan memeknya mencengkram kontolnya begitu keras dan seakan menyedoti kontolnya dgn cepat dan keras dan memek yg sdh basah kuyup itu mengeluarkan cairan hangat yg lebih banyak lagi yg membanjiri lubang memek dan mengguyur kontolnya yg tegang.

Sambil mencupang keras-keras, Ilham balas merangkul Jannah sekuat tenaga lalu membenamkan kontolnya sejauh mungkin di dalam lubang peranakan gadis itu, lalu menyemburkan sperma yg sedari tadi minta dilepaskan ke dalam rahim gadis itu. Ilham merasakan kontolnya berkedut-kedut berkali-kali, bahkan kayaknya lebih banyak dibanding sebelumnya.
Ketika badai orgasme reda, Ilham tdk melepaskan dirinya dari Jannah melainkan tetap menindih gadis itu lalu mengecupnya di bibir sekali. Jannah tersenyum dan menatap Ilham yg baru saja mengecupnya lalu mengecup balik. Akhirnya mereka berciuman lagi selama beberapa saat.

Tiba-tiba terdengar gelak tawa seorang lelaki tua. Tahu-tahu di samping mereka berdiri seorang lelaki paruh baya ubanan berusia sekitar 50 tahunan dan rambutnya kelabu karena rambut hitamnya banyak terhias uban di sana-sini. Lelaki itu sedang bertolak pinggang sedang tertawa melihat mereka berdua. Wajah lelaki ini tegas dan kokoh walaupun tdk terlalu ganteng, namun dgn jenggot kelabunya dan pancaran sinar matanya yg kuat, memberikan kesan penuh kekuatan dan kewibawaan.

Ilham melihat berkeliling untuk mengechek kenapa temannya tdk mencegah orang ini masuk, namun lelaki itu berkata,

“Koncomu wis ta’ sirep kabeh! Tdk ada gunanya minta bantuan.”

Ilham ketakutan dan merasakan kepalanya ringan lagi. Maka ia berkata,

“Pergi!”

Lelaki itu tiba-tiba terdiam. Ilham merasa sdh berhasil menghalau lelaki itu. Namun Ilham kaget ketika lelaki itu tertawa lagi. Kata lelaki itu,

“Bagus! Bakat kamu lebih besar dariku, bahkan aku sempat dibuat kaget sebentar….. mmmm… anak muda. Aku adalah Ki Asmoro Dewo. Siapakah gurumu?”
“Guru? Maksud Ki Asmoro?”
“Yg mengajarimu ilmu sirep yg membuat kamu bisa mendapatkan dua gadis cantik ini.”
“Aku tdk punya guru.”

Ki Asmoro Dewo menatap Ilham lekat-lekat. Lalu ia mengangguk pelan.

“Bakat yg tdk ada bandingannya…… Baiklah, semenjak saat ini, aku angkat kau jadi muridku.”
Ilham adalah anak pintar. Dia melihat bahwa seluruh temannya disirep hingga tidur oleh lelaki ini. Sementara, Ilham belum menguasai kekuatannya, ia perlu guru. Dan akhirnya, guru itu datang sendiri kepadanya. Maka mulai saat itu, Ilham menjadi murid Ki Asmoro Dewo.

BAB TIGA

ILHAM BELAJAR ILMU SIREP

Ki Asmoro Dewo rumahnya agak jauh. Di sebuah desa yg berada hampir di puncak gunung. Sementara desa tempat tinggal Ilham ada di daerah lembah gunung tersebut. Perjalanan ke atas sana memakan waktu hampir empat jam yg melelahkan.
Sebenarnya Ilham sering mendengar nama Ki Asmoro Dewo. Namun kebanyakan orang memanggil gurunya sebagai Ki Dewo saja. Konon, orang ini sangat sakti dan tdk ada orang di daerah gunung ini yg mampu mengalahkan kedigdayaannya. Banyak sekali orang yg berkunjung ke rumah Ki Asmoro Dewo. Bahkan orang-orang dari Jakarta banyak yg datang minta bantuannya.

Rumah Ki Asmoro Dewo sangat besar dan memiliki kamar yg banyak. Rumah ini bahkan lebih besar disbanding rumah ayah Ilham. Rumah inipun memiliki corak tradisional Jawa yg sangat kental, pintu yg diukir dgn gaya Jepara, tempat lampu tradisional, dinding bata merah dan lain sebagainya. Kalo diperkirakan, maka rumah ini pasti lebih mahal dibanding rumah ayah Ilham.

Ki Asmoro Dewo memiliki banyak kendaraan. Berbagai motor, sebuah mobil sedan, tiga buah mobil van dan juga dua buah Truk. Harta Ki Asmoro Dewo memang banyak. Dapat hampir dipastikan bahwa kekayaan Ki Asmoro Dewo lebih banyak dibanding Ilham.

Namun, yg mengagumkan dari Ki Asmoro Dewo bukanlah harta kekayaan material yg ia punyai. Melainkan, Ki Asmoro Dewo punya banyak isteri. Ada 7 perempuan yg diakui oleh Ki Asmoro Dewo sebagai isterinya. Usia isteri-isterinya beragam. Yg paling tua berusia hampir sama dgn Ki Asmoro Dewo dan yg paling muda berusia 17 tahun. Semua isterinya cantik-cantik. Bukan sekedar cantik yg membuat lelaki menoleh dua kali, tetapi cantik yg membuat para lelaki tdk ingin melepaskan pandangan sekali sdh melihat.

Ilham merasa beruntung sekali mempunyai guru seperti ini. Ilham sangat ingin masa depannya akan sama seperti gurunya, dikelilingi oleh wanita-wanita super cantik.

Melihat bakat Ilham adalah menyirep orang, maka Ki Asmoro Dewo mengajarkan Ilham dgn porsi ilmu sirep lebih banyak dibandingkan ilmu-ilmu lain yg dimilikinya. Namun, bukan berarti ilmu-ilmu lain itu tdk diturunkan, hanya saja Ki Asmoro Dewo ingin agar anak itu antusias belajar kepadanya. Sangat jarang ditemui anak berbakat dan Ilham sangatlah berbakat. Ki Asmoro Dewo yg tdk memiliki anak lelaki, sangat ingin meneruskan segala ilmu yg didapatnya susah payah kepada anak itu.

Dari 7 isterinya ia mempunyai 14 anak perempuan dan 3 anak lelaki. Sayangnya ketiga anak lelakinya itu meninggal di usia yg masih bayi. Sdh 5 tahun ini isteri-isteri Ki Asmoro Dewo tdk melahirkan anak lagi. Bahkan, Siti, isteri yg paling muda dan yg paling akhir dikawininya tdk pernah hamil. Ada seorang lagi isterinya yg tdk punya anak, Hanifah yg berusia 32 tahun yg ia nikahi 25 tahun yg lalu. Dulu Ki Asmoro Dewo berpikir bahwa isterinya itu mandul, namun kini Ki Asmoro Dewo bahkan mulai berpikir lain. Mungkin ia sendiri yg sdh mandul.

Ilmu yg diturunkan Ki Asmoro Dewo, selain ilmu sirep adalah ilmu santet, ilmu pelet atau pengasih dan ilmu beladiri. Ilham pergi ke rumah Ki Asmoro Dewo tiga kali dalam seminggu, yaitu selasa, kamis dan sabtu. Setiap sabtu, Ilham akan menginap sampai minggu siang.

Ki Asmoro Dewo berpesan, karena ilmu sirep sangatlah kompleks dan sulit, maka untuk setahun ilmu ini belum boleh dipraktikan, dan Ilham harus sabar mendalami ilmu ini dulu. Untung saja Ilham sdh mempunyai dua orang kekasih, yaitu Atik dan Jannah. Sehingga tiap hari minggu, salah satu dari mereka akan datang ke rumah Ki Asmoro Dewo untuk melayani Ilham. Ki Asmoro membolehkan Ilham “bertamasya seksual” dari jam 7 pagi sampai jam 9 pagi. Salah satu trik Ki Asmoro agar muridnya betah belajar darinya. Dan ilmu sirep itu bisa dilatih oleh Ilham dgn mencoba mempraktikan ilmunya kepada kedua gadisnya itu.

Ilham sangat menyukai semua pelajaran-pelajaran dari Ki Asmoro Dewo, walaupun ilmu sirep menjadi kecintaan Ilham. Ternyata, ilmu ini dibagi berbagai tingkatan. Tingkatan pertama adalah sirep tidur, yg membuat orang tertidur. Tingkatan ke dua adalah perbawa, yaitu mempengaruhi orang lain agar mengikuti kemauan si pemilik ilmu. Tingkatan terakhir adalah cuci otak, di mana seseorang akan dibuat berubah 180 derajat sehingga akan memiliki Pribadi yg berbeda.

Sirep beda dgn ilmu pelet, karena ilmu sirep adalah ilmu yg digunakan untuk kepentingan sendiri, sementara ilmu pelet adalah ilmu yg dapat dipakai agar orang lain yg dapat menikmati. Ilmu sirep memerlukan kehadiran sang pemilik ilmu dihadapan korban, sedangkan pelet dapat dikirim dari jarak jauh, seperti halnya santet. Walaupun hasil akhirnya sama, yaitu membuat seseorang terpengaruhi oleh ilmu tersebut.

Ilham belajar dgn giat sekali selama setahun. Ilmu sirep hampir ia kuasai 80 persen dalam setahun, sesuatu yg tdk pernah disangka baik Ilham sendiri maupun gurunya. Ini dikarenakan bakat Ilham yg memang tiada duanya dibidang sirep selain itu, ia mempunyai dua orang gadis yg dapat dijadikan kelinci percobaan.

Atik dan Jannah sebenarnya menyesal telah memberikan keperawanan kepada seorang bocah yg lebih muda daripada mereka. Namun mereka berdua adalah gadis pedesaan. Mereka mau tdk mau harus nrimo bahwa kegadisan mereka sdh hilang. Mereka sedikit bersyukur bahwa bocah ini adalah anak lurah yg kaya. Selain itu, bocah ini juga bukan playboy yg sekali hisap sari madu langsung dibuang. Ilham mendatangi kedua gadis ini dan minta mereka tiap minggu mendatangi rumah gurunya bergantian untuk berkasih-kasihan di sana.

Atik dan Jannah menanyakan masa depan mereka kepada Ilham dan Ilham meyakinkan bahwa ia kan menikahi kedua gadis itu bila usia mereka bertiga telah dewasa dan boleh menikah. Kedua gadis ini sedikit terhibur akan janji si bocah. Namun Atik yg bercita-cita ingin ke Jakarta dan menjadi artis, di lain pihak merasakan bahwa mimpinya itu sdh sirna karena telah diperawani oleh Ilham. Oleh karena itu, Atik merasakan sedikit perasaan getir terhadap Ilham.

Setiap kali giliran Atik yg menemani Ilham, gadis ini melayani Ilham dgn tdk bersemangat, sehingga tiap kali Ilham harus menggunakan kekuatannya agar gadis ini mau melayani permainan seksnya dgn antusias. Berbeda dgn Jannah, yg makin lama makin pasrah atas kemauan Ilham. Jannah selalu membalas setiap aksi Ilham dgn sepadan.

Setiap kali disetubuhi, tanpa disuruh oleh Ilham, Jannah selalu mengerang-erang penuh kenikmatan, selalu ikut menggoyangkan pantatnya, ikut meremas-remas dan membalas ciuman dan jilatan Ilham. Sementara, Atik tdk pernah melakukan semuanya tanpa disuruh. Pernah Ilham tdk menggunakan kekuatannya ketika bersetubuh dgn Atik, Ilham malah mendapati bahwa seakan ia sedang mengentoti boneka perempuan yg diam saja. Paling banter Atik hanya memeluk Ilham dan mengerang-erang ketika orgasme. Tp tak pernah Atik menciumi Ilham dgn penuh nafsu. Gadis itu hanya pasrah membuka pahanya lebar-lebar dan diam saja ketika kontol Ilham merojok-rojok kemaluannya.

Hal ini agak membingungkan Ilham sehingga ia bertanya pada gurunya. Dan Ki Asmoro Dewo berkata,

“Nang (singkatan Lanang). Manusia itu berbeda-beda tabiat dasarnya. Ada orang yg nrimo, ada orang yg sedikit nrimo namun dapat berubah menolak dan ada orang yg pada dasarnya berwatak kuat dan menganggap hidup ini adalah perjuangan. Nah, gadismu yg bernama Atik ini adalah orang memiliki sedikit sifat nrimo namun masih ada jiwa penolakan yg cukup kuat dari dalam dirinya.

“Untuk dapat membedakan tiga sifat ini, maka kita dapat melihat gaya mereka ketika kita sirep. Gadis yg pada dasarnya nrimo, setelah kita sirep lalu digagahi, sehabis itu dia akan menerima kelakukan kita sebagai hal yg lumrah. Kamu ingat Jannah? Setelah kamu gagahi kalian berciuman. Ini tanda dia terima kamu. Gadis yg memiliki watak cukup kuat walaupun ada rasa nrimo di dalam dirinya, setelah digagahi akan menunjukkan penyesalan yg dalam. Kamu ingat Atik? Dia menangis ketika selesai kamu gagahi. Namun sepanjang persetubuhan kalian dia tdk banyak melawan.

“Nah, untuk tipe ketiga. Ini yg agak-agak sulit dan bahaya. Walaupun kamu berhasil menyirep perempuan ini dan kamu gagahi, sepanjang persetubuhan kalian, dia tetap berusaha menolak dgn perkataannya, walaupun tubuhnya tdk dapat menolak kekuatan sirep. Setelah selesai digagahi, maka orang ini akan merasakan duka yg dalam, sehingga kemungkinan waktu orang ini ditinggal sendiri, maka ia akan bunuh diri…”

Ilham mendengarkan perkataan gurunya dgn perlahan. Kata Ilham,

“Guru, kalau demikian, berarti gadis yg memiliki watak yg kuat tdk boleh disirep dan digagahi?”

Gurunya tertawa keras. Katanya,

“Bukan begitu. Bisa saja jadi milik kamu, tetapi tdk bisa dgn langsung sirep untuk menguasai. Kamu harus menyirep dgn perlahan. Sedikit demi sedikit kamu sirep sambil kamu rayu, namun jangan pernah menggagahi sebelum orang itu benar-benar takluk padamu. Memang, untuk mendapatkan gadis semacam ini menjadi milikmu adalah sesuatu yg susah, namun bila kamu berhasil, maka gadis macam inilah yg akan menjadi milikmu yg paling berharga.”

Mendengar ini Ilham menjadi lebih bersemangat belajar ilmu sirep dan ilmu lainnya. Ilmu beladiri pun disukai Ilham.

Perawakan Ilham yg dulunya sedikit gempal, kini setelah setahun belajar berubah menjadi kekar. Apalagi Ilham dalam kurun waktu setahun itu juga bertambah tinggi. Sehingga Ilham perlahan menjadi seorang anak muda yg ganteng dan bertubuh atletis. Hanya saja dalam kurun waktu itu, ada sedikit kesedihan dari Ilham ketika Arjuna, kawan karibnya pindah ke Kalimantan untuk menikah. Namun, kesibukannya di tempat Ki Asmoro Dewo dapat mengobati hatinya yg lara.

Selain itu, Ilham berusaha untuk mengambil hati Atik perlahan. Ia sering membeli benda-benda untuk perempuan kepada kedua gadisnya. Baju dalam, bando, buku novel dan lain-lain. Khusus untuk Atik, ia berusaha mengurangi waktu persetubuhan yg hanya dua jam itu menjadi satu jam. Satu jam selebihnya ia berusaha berbincang-bincang untuk mengenal lebih jauh, terkadang ia menyelipkan pujian atas kecantikan perempuan itu dan juga kepintaran gadis itu. Karena memang dibanding Jannah, Atik memiliki IQ yg lebih tinggi. Banyak pembicaraan mengenai politik dan social yg Ilham dan Atik bicarakan.

Lama-kelamaan sedikit senyum menghiasi wajah Atik ketika gadis itu mengunjungi Ilham. Bahkan Atik mulai memandang wajah Ilham ketika bocah itu menggagahinya. Namun selebihnya, Atik masih tdk banyak menimpali aksi Ilham dalam persetubuhan.

Perkembangannya yg perlahan dgn Atik selalu dilaporkan kepada gurunya. Gurunya memberikan masukan,

“Kamu lebih mementingkan pendekatan seperti pacaran. Ini bukannya salah, namun memang menjadi agak lama. Seperti yg dulu aku ajarkan, kamu harus coba sedikit juga menyirep gadis ini. Contohnya, ketika kamu bicara dgn dia mengenai masalah sehari-hari, kamu dalam hati coba katakan ‘kamu tertarik pada pembicaraanku karena kamu tertarik padaku’. Karena, seperti ceritamu, kalian sangat antusias ketika saling berbicara. Kalian berdua nyambung. Ini adalah ketertarikan yg satu sama lain rasakan.

“Dgn memberikan sedikit sugesti bahwa ketertarikan itu bukan hanya karena minat yg sama dalam pembicaraan, melainkan karena ketertarikan kepada lawan jenis, maka sedikit demi sedikit, alam bawah sadar perempuan ini dapat kamu bengkokkan menuju kamu secara lebih cepat lagi dibanding hanya dgn pendekatan biasa.”

Mendengar ini, Ilham lalu mencoba saran gurunya itu ketika giliran Atik untuk menyambanginya tiba. Sambil keduanya berbicara mengenai politik dan korupsi di kamar yg khusus disediakan bagi Ilham, Ilham menggunakan kekuatannya untuk menanamkan sugesti kepada alam bawah sadar Atik. Setelah sejam mereka berbicara, dan sepanjang itu pula Ilham mensugestikan ketertarikan Atik, Ilham mulai menarik badan Atik dan merangkulnya. Dikecupnya bibir gadis itu, dan saat itu Ilham merasakan bahwa Atik mengecup balik.

Ilham kaget lalu melepaskan bibirnya untuk menatap mata Atik. Atik menundukkan kepalanya sementara wajah putihnya merah padam. Wah, benar juga kata guru, pikir Ilham. Ilham tersenyum lebar sambil memegang dagu Atik. Ditariknya keatas dagu itu sehingga wajah Atik kini sejajar dgn wajahnya.

“Kamu cantik sekali, dewiku…”

Atik menatap mata Ilham dgn malu-malu. Ilham mengecup bibirnya lagi. Atik membalas ciuman itu perlahan. Mereka berciuman cukup lama. Akhirnya Ilham melucuti pakaian Atik hingga bugil. Setelah Ilham juga telanjang, ia mulai menciumi payudara gadis itu. Atik mendekap kepala Ilham dgn satu tangan, sementara mata gadis itu terpejam. Nafas gadis itu mulai memburu.

Ilham mencumbui payudara Atik cukup lama. Setelah itu, ia menyelomoti memek gadis itu yg sdh becek dan mengeluarkan bau sedap kelamin gadis muda. Kini kedua tangan Atik mendekap kepalanya.

Setelah merasa cukup, Ilham memasukkan burungnya ke dalam sangkar kehormatan Atik, lalu menindih gadis itu. Atik memeluk Ilham dgn kaki dan tangannya. Desahan Atik terdengar. Lebih keras daripada waktu mereka bersetubuh sebelumnya. Ilham menarik kepala Atik ke kepalanya karena Atik saat itu masih lebih tinggi darinya, untuk mencium bibir gadis itu.

Atik membalas kecupan Ilham, namun saat lidah Ilham masuk ke mulut wangi gadis itu, Atik tdk balas dgn lidahnya, melainkan hanya balas membuka menutup mulutnya jadi seakan mengenyot lidah Ilham.

Sampai lama mereka ngentot, akhirnya Atik memeluk Ilham kuat-kuat sambil mengerang setengah berteriak ketika ia orgasme. Memek Atik yg berkedut-kedut membuat Ilham tak kuat, apalagi kini, Atik sdh sedikit membalas cumbuannya, maka Ilham ejakulasi di dalam lubang memek Atik.

Ilham senang sekali dgn kemajuan ini. Walaupun Atik belum penuh nafsu melayaninya, namun ada perubahan yg terasa pada sikap Atik. Apalagi di seluruh sesi ini Ilham tdk menggunakan kekuatannya pada Atik untuk melayaninya. Maka mulai hari itu, tdk perlulah ia menyirep kedua gadisnya dalam berhubungan seks.

Ilham terus-menerus mengirimkan sugesti kepada Atik ketika mereka berbincang-bincang sebelum melakukan hubungan suami isteri. Sementara, dgn Jannah, Ilham sdh sangat nyaman tanpa melakukan apa-apa lagi. Ilham berbincang-bincang dgn Jannah paling banter lima belas menit. Ini juga karena ia penasaran seperti apa hobi Jannah, kesukaan Jannah, keluarga Jannah dan lain-lain. Namun setelah lima belas menit, Ilham akan memeluk Jannah dan Jannah akan meledak nafsunya dan seringkali menyerang Ilham duluan dgn ciuman-ciuman penuh nafsu.

Jannah lebih aktif juga dalam menanyakan keinginan Ilham. Jannah selalu bertanya pertanyaan seperti apakah Ilham suka kalau Jannah potong rambut, potong bulu-bulu tubuh, suka posisi ini atau itu dan lain-lain. Juga Jannah tdk malu mengatakan bahwa gadis itu lebih suka posisi ini atau itu.

Perkembangan Atik tdk lagi terlalu lambat. Tp tdk bisa dibilang cepat juga. Pada bulan kelima Ilham berguru pada Ki Asmoro Dewo, Atik sdh mencium sambil memainkan lidah dan juga sdh menggoyang pantatnya ketika dientot. Namun belum ada nafsu liar bagaikan Jannah di dalam diri Atik. Belum pernah Atik menyerang duluan.

Namun dilain pihak, Ilham lebih menyukai Atik dalam hal berbincang-bincang. Bahkan, Ilham kadang curhat mengenai hal-hal di rumah, seperti ayahnya yg dingin dan jarang di rumah, ataupun ibu Ilham yg tampak sedih selalu. Juga, Atik lebih concern mengenai pola makan Ilham, atau bila Ilham mendapatkan luka di tubuh akibat latihan bela diri yg keras dari Ki Asmoro Dewo. Sedangkan Jannah tampaknya lebih suka menjadi budak seks Ilham dan bersedia bersebadan dalam posisi apapun yg disukai Ilham tanpa banyak rayuan dan bujukan.

Setelah setahun lewat, Ilham menanyakan kepada gurunya apakah ilmu sirepnya sdh boleh ia gunakan kepada orang lain. Kata Ki Asmoro Dewo,

“Nang (lanang), kini ilmu sirep kamu hanya aku yg dapat mengalahkan. Ini juga dikarenakan kamu belum sempurna menguasainya. 3 tahun lagi bahkan akupun akan tunduk oleh ilmu sirep kamu. Oleh karena itu, kamu boleh menggunakan ilmu itu. Namun ingat, berhubungan dgn perempuan, ilmu ini harus kamu hati-hati menggunakannya. Jangan sampai satu desa kamu gagahi semua perempuannya. Bila terjadi, kamu sendiri yg akan celaka.

“Jangan kamu sia-siakan perempuan yg sdh kamu gagahi. Nanti kamu akan kualat sendiri. Itu mengapa isteriku hanya tujuh dan semuanya kunikahi. Hati-hati sama orang yg baik hati dan rajin beribadah, jangan kamu isengi. Ilmu kamu belum sempurna dan masih dapat terlihat kekurangannya di mata orang-orang pintar. Hati-hatilah.

Selain itu, ilmu-ilmu lainnya belum kamu kuasai juga. Bahkan ilmu santet kamu juga belum berarti apa-apa. Seperti yg aku katakan, ilmu yg paling dalam sebagai penjagamu adalah ilmu santet. Maka kamu harus latih terus. mulai sekarang, tiap kali kamu ke sini, latihan ilmu sirep kamu akan dikurangi, dan waktu belajar ilmu santet akan diperbanyak.”
Ilham meninggalkan rumah gurunya dgn hati berbunga-bunga. Dgn penuh kebahagian, ia mulai merencanakan untuk dapat menggauli Asih, ibu kandungnya itu.

BAB EMPAT

ILHAM MENCOBA ILMUNYA

Kini kekuatan sirep Ilham sdh dapat dikendalikan sepenuhnya. Sehingga tak perlu rasa takut lagi yg memicu keluarnya kekuatan ini. Ki Asmoro Dewo telah mengajarkannya bagaimana untuk selalu menjaga agar kekuatan itu selalu siap. Sekarang, setiap saat dirasakan Ilham ada perasaan ringan di kepalanya. Oleh karena itu, Ilham harus selalu menjaga perkataannya agar tdk sering memberikan kata-kata perintah agar tdk mencurigakan orang. Kata-kata seperti “ke laut aja loh” tdk bisa dikatakan oleh Ilham, karena kemungkinan besar orang yg dibecandai olehnya akan benar-benar pergi ke laut.

Melatih kekuatan pikiran dgn suatu kesadaran bahwa mulutnya harus dijaga adalah sesuatu yg sangat sulit. Dgn susah payah, akhirnya Ilham dapat menguasai kecenderungan ngomong asal njeplak. Kemampuan Ilham menjaga omongannya ini berimbas ke hal lain. Guru-guru sekolah memuji Ilham bahwa Ilham sdh tampak lebih dewasa dan bertanggung jawab, orangtuanya memuji Ilham sebagai anak penurut dan teman-temannya, bahkan yg lebih tua, merasakan ada wibawa tersendiri dari Ilham yg seakan memancar dari dalam dirinya.

Ilham sampai di rumah jam 7 malam. Hari itu hari Minggu. Tadi baru saja ia pulang dari rumah Ki Asmoro Dewo dan ijin untuk menggunakan ilmu sirep sdh diberikan. Dgn senyum nakal dan sedikit jahil, ia masuk ke rumah dan mulai menebarkan ilmunya.

Ilham makan malam bersama kedua orang tuanya dilayani oleh pembantu mereka yg bernama Ijah, seorang perempuan berusia 40 tahun. Ketika makanan sdh habis, Ilham mulai menggunakan kekuatan pikirannya untuk mensugesti seisi rumah agar mengantuk. Tiba-tiba saja bapak dan ibu Ilham menguap yg disusul oleh Ijah. Ilham tertawa dalam hati dan mengundurkan diri ke kamar.

Lima menit kemudian Ilham mengirimkan sugesti ke seisi rumah agar tertidur sampai pagi tanpa peduli dgn apa yg terjadi di sekelilingnya. Perlahan Ilham pergi ke kamar orangtuanya. Dgn hati dag dig dug, Ilham membuka pintu kamar orangtuanya lalu masuk kedalam kamar. Ilham menyalakan lampu kamar. Dilihatnya ayahnya dan ibunya tertidur bersebelahan dalam selimut. Suara dengkur ayahnya terdengar mengisi ruangan.

Ilham membuka selimut sehingga seluruh tubuh ibunya terlihat. Ibunya sedang memakai daster bunga-bunga. Ilham berkutat dalam pilihan antara ngentot ibunya saat itu atau tdk. Dipandangnya wajah putih dan cantik milik ibunya itu. Hidung yg mancung dgn rahang yg tinggi seperti yg dimiliki peragawati Ratih Sanggarwati, namun bibirnya begitu sensual seperti miliknya Soimah sementara mata lentiknya bila terbuka suka terkejap-kejap bagaikan mata gadis genit.

Dibelainya pipi ibunya. Begitu halus wajah ibunya. Bahkan lebih halus daripada wajahnya Atik. Memang ibunya lebih banyak merawat tubuh, sehingga mana ada gadis desa yg dapat mengalahkan keindahan tubuh ibunya itu. Dikecupnya bibir ibunya. Bibir ibunya basah dan hangat. Bau nafas ibunya yg bersih dan hangat terasa di hidung Ilham. Disedotinya bibir ibunya itu sambil dikecupnya sesekali. Bunyi bibir Ilham yg mencipoki bibir ibunya terdengar jelas dibarengi suara dengkur ayahnya yg berada di sebelah mereka berdua.

Tak terasa, Ilham telah beringsut sehingga kini menindih ibunya. Ilham menikmati cumbuan sepihak ini. Kedua tangannya memegang pinggir kepala ibunya, sementara bibir ibunya dgn rakus ia jilati, sedoti dan kecupi. Kadang-kadang ia menjepit bibir bawah ibunya dgn kedua bibirnya sambil mengenyoti bibir bawah itu.

Ilham menjadi makin bernafsu. Ia mulai menjilati seluruh wajah cantik ibu kandungnya itu. Bagaikan anjing haus, kedua pipi ibunya asyik digesek-gesek lidahnya, begitu juga dgn mata, jidat, dagu bahkan rambut hitam ibunya yg memancarkan bau shampoo.

Setelah wajah ibunya basah oleh air liur Ilham, Ilham mulai menarik tali kanan daster ibunya hingga melewati pundak. Tetek kanan ibunya yg tdk memakai BH terlihat separuh, dgn puting payudara yg tiba-tiba tegak telanjang. Ilham semakin buas dan segera memasukkan pentil itu ke dalam mulutnya. Disedotinya pentil itu sambil tangan kanannya meremasi tetek kiri ibunya yg masih tertutup daster. Sungguh kenyal dan empuk ditangan. Kulit ibunya begitu harum. Wangi melati sedikit tercium.

Ilham sdh tdk tahan lagi. Ia berdiri di samping tempat tidur, kemudian menarik daster ibunya ke atas. Agak susah karena ibunya sedang tidur. Dgn agak kasar ia memiringkan ibunya sehingga bagian belakang daster dapat tertarik ke atas. Setelah beberapa menit yg melelahkan, kini daster ibunya sdh menggerombol di atas dada, sehingga bagian payudara ke bawah terbuka. Tubuh putih dan seksi ibunya itu kini tampak jelas diterangi lampu kamar. Selangkangan ibunya ditutupi oleh celana dalam putih. Bibir memeknya terlihat. Ilham menarik CD itu cepat-cepat hingga sampai pergelangan kaki. Lalu kaki kanan ibunya ia angkat sehingga celana dalam ibunya tergantung hanya di pergelangan kaki yg kiri.

Ilham mendorong kedua paha ibunya lebar-lebar sehingga ibunya ngangkang. Kaki kiri ibunya menindih kaki kanan ayahnya yg sedang asyik tertidur. Kini Ilham dapat melihat Jembut ibunya tampak rapi dalam bentuk segitiga kecil yg tak terlihat bila pakai celana dalam, karena dipotong sehingga bulu kemaluan itu tdk akan menyembul di pinggiran celana dalam. Ilham lalu terjun ke selangkangan ibunya untuk mulai menciumi daerah intim ibunya itu.

Memek ibunya begitu harum. Tampaknya ibunya meraw at bagian intim itu. Entah ibunya pakai parfum untuk memek ataukah rajin minum jamu khusus wanita. Dgn nikmatnya Ilham mulai menjilati kemaluan ibu kandungnya itu. Lidahnya membelah bibir luar memek ibunya sehingga menyelip ke dalam merasakan hangatnya memek perempuan. Ilham mengorek-ngorek bagian dalam memek ibunya dgn lidahnya. Dirasakannya memek ibunya lembab dan hangat. Lidah Ilham menemukan klitoris ibunya. Disapukannya lidahnya ke itil ibunya itu berkali-kali. Lama kelamaan liang surgawi ibunya mulai lembab dan semakin hangat.

Suatu saat Ilham merasakan memek ibunya itu kini sdh basah oleh cairan yg bening dan membawa bau yg berbeda. Ilham sdh berpengalaman, ia tahu bahwa bau badan perempuan akan tercium lebih jelas dari memek yg basah oleh cairan intim. Tahulah Ilham kini bau badan ibunya yg sesungguhnya. Selama ini, ibunya selalu memakai parfum mahal sehingga tak pernah ia tahu bau tubuh ibunya itu. Apalagi ibunya hanya berolahraga ketika latihan aerobic, yg mana dilakukan di dalam kamar sendiri, sehingga Ilham tak pernah tahu.

Bau tubuh ibunya berbeda dari bau tubuh Atik atau Jannah. Atik dan Jannah sendiri memilik bau badan yg berbeda. Hanya saja, ada sedikit kesamaan dalam aroma mereka yg tak dapat Ilham beberkan dgn kata-kata. Nah, bau itulah yg tdk ada dalam bau tubuh ibunya. Bila ingin digambarkan, bau tubuh ibunya itu lembut namun keras, tdk menyerang tiba-tiba, namun perlahan tp setelah itu menguasai tiap relung indera penciumannya. Sungguh bau yg sangat enak dan anggun.

Ilham menggeleng-geleng karena kontolnya sdh berdenyut tdk karuan. Ia segera merapatkan selangkangannya ke selangkangan ibunya, ditaruhnya kontolnya di lubang memek ibunya, lalu dgn satu gerakan cepat ia menindih tubuh ibu kandungnya sambil mendorong pantatnya maju ke depan.

“sleeeeeb……”

Sensasi kontolnya yg perlahan memasuki memek ibunya dan sepanjang jalan menggeseki dinding memek ibunya sungguh tak dapat dilukiskan dgn kata-kata. Lubang itu begitu hangat dan licin karena basah oleh cairan kewanitaan ibu apalagi sempit rasanya, hampir seperti peretnya dinding Jannah waktu pertama kali ia setubuhi. Ilham ingat ketika ia melihat ibu dan ayahnya bersenggama, ayahnya memiliki kontol yg berukuran kecil. Mungkin ini sebabnya liang senggama ibunya begitu sempit.

Ilham menarik kontolnya lalu menusukkan lagi di dalam memek ibunya. Kembali dirasakannya memek ibunya mencengkram erat kontolnya. Sebelum setengah kontolnya masuk, Ilham mencabut kontolnya. Ilham jadi penasaran, Ilham mencari senter dan ternyata ada di meja rias. Diambilnya senter itu lalu disorotnya lubang memek ibunya dgn satu tangan dan tangan lain membuka bibir memek ibunya. Dgn susah payah, Ilham melihat di pertengahan liang senggama ibunya, liang surgawi ibunya memang tampak kecil, berbeda dgn liang senggama Jannah maupun Atik, yg setelah berkali-kali disetubuhi Ilham, menjadi lebar.

Ilham pernah dengar bahwa tiap wanita punya memek yg berbeda ukuran maupun bentuknya, ternyata ukuran lubang pun berbeda, terutama karena benda apakah yg pernah melewati lubang itu. Dilihatnya perut ibunya dan ada luka memanjang disana yg sdh lama sembuh. Rupanya ibunya dioperasi Caesar ketika melahirkan Ilham. Masuk akallah bila ibunya masih memiliki liang yg sempit.

Ilham menjadi bersemangat. Aku harus merasakan liang surgawi ini! Namun apakah sekarang, ataukah nanti ketika Ilham berhasil membuat ibunya takluk? Bila ia menyetubuhi ibunya ketika ibunya sedang disirep, maka lama kelamaan lubang itupun akan longgar, Ilham merasa bahwa bila ingin menaklukkan ibunya, seperti si Arjuna menaklukan ibunya, salah satu point penting adalah menunjukkan kelebihan dirinya dibanding ayahnya. Ya, saat pertama kali menghujam memek ibunya, harus pada saat ibunya sadar, agar ibunya dapat merasakan besarnya kontol Ilham.

Akhirnya Ilham memutuskan untuk nanti saja. Maka kini ia mencolokkan lagi kontolnya di dalam lubang kencing ibunya yg masih basah, namun kontolnya ditaruhnya melintang di belahan bibir kemaluan ibunya lalu mulai menggeseki bibir memek itu tanpa penetrasi. Walaupun hanya menggesek saja, Ilham merasakan nikmat juga. Apalagi fakta bahwa ibunya masih memiliki liang yg begitu sempit menambah nafsu Ilham.

Ditindihnya tubuh ibunya yg sedang tertidur lelap itu. Berhubung ia lebih pendek dari ibunya, maka dgn mudah mulutnya menemukan pentil tetek ibunya hanya dgn menekuk kepalanya ke bawah. Sambil menyedoti tetek ibunya itu, Ilham mulai menggowesi memek ibunya dgn batang kontolnya. Mulutnya bergantian mencucupi dada kiri dan kanan ibunya. Diselomotinya kedua payudara ibunya yg mancung itu dgn lahap. Dgn hati-hati, Ilham menahan diri untuk tdk mencupangi kedua buah dada yg indah itu melainkan hanya menjilat, mencium saja, sementara sedotan khusus ia lakukan dipucuk puting ibunya saja.

Perlahan ibunya mulai mendesah dalam tidurnya. Kemaluan ibunya kini sdh basah karena lendir pelumas dari dalam memeknya sendiri dan membasahi batang kontol Ilham yg keras dan penuh vitalitas lelaki muda. Walaupun ibunya tertidur lelap akibat sirep, namun bukan berarti ibunya tdk bereaksi terhadap serangan Ilham, ibu Ilham memeluk kepala anaknya itu dgn kedua tangannya sementara kedua kakinya melingkari kedua kaki anaknya dari luar sementara dalam desahannya, perempuan itu menggumamkan sesuatu yg tak jelas terdengar, namun dari nada yg dikeluarkan, Ilham berpikiran bahwa tentu ibunya sedang mimpi basah.

Libido Ilham sdh semakin meninggi, pantatnya bergoyang cepat sekali dan tekanannya menjadi lebih kuat, membuat kontolnya menggeseki memek ibunya dgn keras. Tubuh ibunya dan tubuhnya berkeringat karena aktivitas ini. Pelukan ibunya pun makin erat, sementara dapat Ilham rasakan pinggul dan pantat ibunya kini bergerak-gerak seirama dgn pinggul dan pantat Ilham. Ilham kini mabuk birahi sehingga mulutnya kini terpaku dalam menyedoti puting ibunya yg sebelah kanan saja.

Akhirnya Ilham sdh sampai puncaknya. Ia segera berdiri mencabut kontolnya lalu memuntahkan sperma di atas perut ibunya.

Setelah itu, Ilham mengusapi perut ibunya dgn tissue yg diambil dari meja rias sehingga perut itu bersih. Dgn perasaan sumringah, Ilham meninggalkan kamar itu.

PERKEMBANGAN BARU

Hari berganti. Segalanya berjalan seperti biasanya. Ilham berangkat ke sekolah pada pagi harinya setelah sarapan dgn ayah dan ibunya tanpa ada kejanggalan apapun. Aksi Ilham semalam tdk seorangpun yg tahu kecuali Ilham sendiri. Ibu Ilham masih tampak seperti biasanya, berbincang-bincang sopan baik dgn ayahnya maupun dgn Ilham. Ibunya masih menunjukkan wajah yg sedikit sendu. Sayang sekali wajah yg cantik itu jarang menunjukkan kebahagiaan, pikir Ilham.

Di sekolah Ilham sedikit tdk bersemangat mengikuti pelajaran-pelajaran. Baru pada pelajaran terakhir yaitu Bahasa Indonesia, sedikit semangat Ilham tergugah. Guru Bahasa Indonesia adalah seorang perempuan berusia 35 tahun bernama Bu Lina. Ilham selalu suka mengikuti pelajaran ini.

Bu Lina adalah wanita yg cantik dan pintar. Bu Lina selalu memakai jilbab coklat yg senada dgn seragam gurunya. Walaupun pakaiannya tertutup rapat, namun dada yg terlihat menyembul di balik pakaian seragam itu sedikitnya menyiratkan betapa ranumnya payudara Bu Lina. Kulit muka dan tangan Bu Lina tdklah putih. Malah cenderung agak gelap kecoklatan. Namun tampak kulit wajah dan tangan itu sangat halus dan seakan ada kilau yg memancar dari kulit coklat itu.

Wajah Bu Lina sendiri sangatlah menarik. Hidungnya tdk pesek, namun tdk juga mancung seperti hidung orang Eropa. Hidung itu tampak simetris di tengah wajah yg oval, dipagari oleh tulang pipi yg tinggi. Mulutnya tipis namun tdk kecil, matanya sedikit sayu. Raut mukanya begitu indah dilihat. Tinggi badannya agak lebih pendek dari ibunya, hampir sepantaran Ilham. Sungguh, perempuan yg cantik khas sekali Indonesia.

Tdk jarang Ilham membayangkan bagaimana bentuk tubuh gurunya itu kalau tanpa ditutupi pakaian. Terkadang pula ketika ia menyetubuhi kedua gundiknya, ia membayangkan sedang bersetubuh dgn gurunya ini. Walaupun seringkali, terutama ketika menyetubuhi Atik, Ilham juga membayangkan bersetubuh dgn ibunya sendiri.

Ilham memperhatikan Bu Lina lekat-lekat tanpa mendengarkan seksama apa yg perempuan itu katakan. Ingin sekali ia mengetahui Bu Lina lebih jauh, apa yg sedang dipikirkan perempuan itu. Apakah ia sedang memikirkan seseorang yg khusus yg telah mengisi hatinya.

Bu Lina adalah janda. Suaminya dahulu adalah kepala sekolah ini. Namun, dua tahun lalu ada skandal perselingkuhan lelaki itu dgn guru wanita baru. Guru muda cantik berkulit putih bernama Lani. Walaupun sebenarnya bagi Ilham, Bu Lina jauh lebih cantik daripada guru muda itu. Akibat skandal itu, Bu Lina menceraikan suaminya, sementara suaminya mengundurkan diri dan pindah ke kota lain dgn Bu Lani yg akhirnya dinikahinya. Dari mantan suaminya itu, Bu Lina mempunyai seorang anak gadis yg kini berusia 15 tahun bernama Yessi, kakak kelas Ilham yg sekarang duduk di kelas 3 SMP.

Saat itu adalah waktu untuk membaca, kelas tinggal lima belas menit lagi. Teman kelas Ilham mendapat giliran untuk membaca dari buku cetak. Suasana kelas hening. Ilham memperhatikan bahwa Bu Lina sedang tampak melamun. Ilham memperhatikan perempuan cantik itu lekat-lekat. Seluruh konsentrasinya ditujukan pada perempuan itu.

Tiba-tiba saja didengarnya Bu Lina berkata,

“Aaaah…… boseeen………. Mau mati rasanya di sini………..”

Ilham lebih terkejut lagi ketika menyadari bahwa mulut Bu Lina tdk bergerak. Tiba-tiba saja suara itu hilang. Ilham yg cerdas segera mengerti bahwa entah bagaimana ia dapat mendengarkan pikiran gurunya. Mungkin karena konsentrasi yg penuh yg ia berikan. Patutlah ini dicoba lagi, pikir Ilham.

Ki Asmoro Dewo pernah berkata bahwa pikiran orang lain dapat didengar oleh seorang ahli sirep yg memiliki latihan puluhan tahun, namun terkadang ada orang juga yg memiliki bakat bawaan. Mungkin ini yg Ilham miliki. Bakat.

Bukankah ia sebelumnya juga punya bakat menyirep bawaan tanpa latihan? Mungkin sekali. Ilham berpendapat bahwa ia sebenarnya memiliki bakat laten yg terpendam dalam membaca pikiran. Sangatlah masuk akal, bahwa latihan kebatinannya selama ini akhirnya memunculkan bakat itu ke permukaan. Ilham menjadi Bahagia sekali. Bakat ini yg nantinya pasti akan menjadikan salah satu kepandaian yg berguna sekali.

Dgn khusuk dan penuh konsentrasi, Ilham menatap wajah Bu Lina lagi. Bu Lina yg merasakan sedang diperhatikan, balas menatap Ilham. Sedetik jantung Ilham berdegup kencang, namun anak ini menenangkan hati dan tdk menatap ke arah lain melainkan tetap mempertahankan pandangannya.

Kembali Ilham mendengar pikiran Bu Lina,

“Si Ilham…. Selalu menatapku…… matanya itu……. Seakan menembusku……”

Bu Lina bergidik menatap mata Ilham yg sedang mengawasinya. Perasaan ini ternyata dapat juga dirasakan oleh Ilham. Ternyata selain membaca pikiran, Ilham juga dapat merasakan apa yg dirasakan target konsentrasinya ini.
Ilham bertanya-tanya dalam hati apakah ia bisa mempengaruhi pikiran Bu Lina. Bukan dgn sirep atau perintah, melainkan dgn memberikan suatu ‘visi’ atau suatu gambaran di benak targetnya itu. Maka, Ilham mulai berkonsentrasi untuk membayangkan bahwa hanya mereka berdua yg berada di kelas ini.

Betapa kagetnya Bu Lina ketika merasakan bahwa keadaan kelas hening. Hanya ada dirinya dan Ilham di kelas itu. Selebihnya hanyalah gelap. Bu Lina merasakan takut yg amat sangat. Apakah yg sedang terjadi?
Ilham dapat merasakan ketakutan Bu Lina. Wah, mungkin terlalu jauh permainannya ini. Oleh karena itu, Ilham mulai melepaskan ‘pengaruhnya’ dari Bu Lina, lalu Ilham memandang ke arah jendela kelas, seakan menghindarkan tatapan pada Bu Lina. Namun, Ilham tetap berkonsentrasi untuk membaca pikiran Bu Lina.

Bu Lina mendadak kembali berada di ruangan kelas dgn seluruh muridnya. Kelas kembali terang. Perempuan ini menjadi bingung. Apakah yg tadi terjadi? Pikirnya. Mengapa tadi ia merasakan hanya berdua di kelas ini? Apa maksud semua ini?

Bu Lina merasa bahwa mungkin ia sdh terlalu lama menjanda. Mungkin di bawah sadarnya ia mengharapkan hidupnya diisi lelaki lain. Tp mengapakah tahu-tahu ia memikirkan si Ilham? Ilham hanyalah anak SMP. Tak pernah dalam hidupnya Bu Lina merasakan ketertarikan kepada murid-muridnya, dan, iapun tak pernah membayangkan si Ilham.
Bu Lina memperhatikan Ilham yg sedang menatap jendela. Anak itu pasti melamun. Ingin ia menegur Ilham yg sedang bengong itu. Wajahnya yg tampan tampak agak seperti orang bloon bila sedang melamun.

Ilham berdebar, ia mendengar pikiran Bu Lina. Bu Lina tampaknya menganggap Ilham ganteng. Wah, pucuk dicinta ulam tiba, pikir Ilham. Ini adalah sesuatu yg dapat dijadikan landasan untuk tindakan berikutnya.

Ilham menunduk lalu memejamkan mata. Dgn konsentrasi penuh, ia berusaha mengirimkan bayangan ke Bu Lina. Ia membayangkan sedang berdua dgn Bu Lina dan saling berangkulan mesra di depan kelas.

Bu Lina terkejut. Ia menjadi heran kenapa dirinya membayangkan sedang berangkulan dgn Ilham di depan kelas. Ia masih dapat melihat seluruh muridnya, namun di lain pihak pikirannya bagai bercabang dan samar-samar bayangan dirinya dan Ilham berpelukan melintas di pikirannya.

Bu Lina merasa jengah. Ia tak pernah berpikiran kotor seperti ini. Apakah salahnya sehingga mempunyai pikiran aneh seperti ini? Selama ini, ia telah berhasil meredam nafsu seksualnya semenjak bercerai. Seks bukanlah sesuatu yg menjadi tujuan hidupnya. Tentu saja seks itu sangat nikmat, namun bukan suatu kenikmatan yg menjadikannya pecandu. Tampaknya, usaha meredam nafsu ini akhirnya jebol juga.

Bu Lina memejamkan mata lalu berusaha menyingkirkan bayangan si Ilham dari benaknya. Namun ketika matanya terpejam, otaknya malah dgn jelas memperlihatkan adegan mesum itu lagi. Kini dalam benaknya, Ilham tiba-tiba memagut bibirnya. Anehnya, ia membalas ciuman anak itu dgn bernafsu.

Saat adegan itu dibayangkan Ilham, Ilham juga mengirimkan sensasi erotis ke dalam pikiran Bu Lina, sekalian ia mengirimkan sugesti bahwa Bu Lina mulai bernafsu. Untuk anak remaja, usaha ini sangatlah hebat. Ilhams selain mengirimkan gambar-gambar erotis, juga mengirimkan sensasi erotis dan bahkan sugesti sekaligus. Ilham tak tahu, bahkan gurunya sekalipun tdk dapat melakukan itu.

Hasilnya sungguh dahsyat. Bu Lina merasakan memeknya mulai basah, seluruh tubuhnya seakan dikerubungi semut. Dalam benaknya, ia dan Ilham berciuman penuh nafsu. Lidah Ilham menyerang kedalaman mulutnya, sementara kedua tangan Ilham yg mendekapnya, membelai-belai punggungnya dgn belaian kasar penuh birahi.

Tubuh Bu Lina gemetar menahan sensasi sensual yg seakan menyergapnya tanpa mampu ia kendalikan. Ilham dalam benaknya kini mulai merabai kedua payudaranya yg masih tertutup pakaian. Memek Bu Lina kini sdh basah dan membuat celana dalamnya menjadi basah juga. Bu Lina jarang sekali membayangkan hal-hal yg erotis seperti ini, namun hari ini tiba-tiba saja berkhayal intim dgn salah satu muridnya.

Tiba-tiba saja bel berbunyi. Dgn salah tingkah, Bu Lina meminta petugas piket untuk memimpin doa, lalu akhirnya para murid keluar kelas setelah member hormat. Bu Lina masih merasakan celana dalamnya basah dan menunggu murid terakhir keluar kelas. Ia memasukkan barang-barangnya ke dalam tas dgn perlahan. Ketika selesai, ia memandang ke arah bangku murid dan dgn kaget mendapati Ilham sedang asyik membaca buku.

“Ilham. Kamu kok masih di sini?”
“Ilham mau tunggu sampai matahari ga terik lagi, Bu. Boleh ya?”

Wajah Ilham tampak memelas dan Nampak tulus. Apalagi timbul dalam hati Bu Lina perasaan sayang yg aneh. Bu Lina akhirnya mengangguk memperbolehkan Ilham, ia hendak berdiri meninggalkan kelas, namun ada sesuatu yg menahannya. Ia menatap Ilham. Ia memperhatikan wajah anak itu yg sedang tampak konsentrasi membaca. Wajah anak itu belumlah dewasa, namun makin lama dilihat wajah itu makin menarik. Memang wajahnya tampan, namun sebenarnya bukanlah tampan seperti model di Jakarta. Tampan seperti orang Jawa umumnya. Namun anehnya, Bu Lina seakan ingin memperhatikan anak ini terus.

Bu Lina tdk tahu bahwa Ilham terus mengirimkan bayangan wajah Ilham kepadanya, juga dgn sugesti bahwa Bu Lina semakin lama semakin tertarik kepada Ilham, selain itu emosi dan perasaan Bu Lina juga dipengaruhi sehingga timbullah perasaan sayang yg datang tiba-tiba.

“Bu? Ilham boleh minta bantuan?”

Bu Lina terkejut karena ia sedang melamun mengenai Ilham ketika Ilham menanya pada dirinya. Bu Lina terdiam sebentar. Ada perasaan dalam dirinya bahwa Ilham sedang membutuhkan sesuatu, dan sebaiknya ia menghampiri anak itu dan duduk di sampingnya.

“Boleh saja.” Kata Bu Lina dan tanpa sadar berdiri dari tempat duduknya. Ketika Bu Lina berjalan melewati pintu, tiba-tiba ada perasaan aneh yg menyuruhnya untuk menutup pintu. Maka ia menutup pintu, lalu wanita itu mendatangi bangku samping Ilham dan kemudian duduk di sebelahnya.

Ilham kemudian mulai berbicara. Ia curhat mengenai ayahnya yg tdk peduli kepada dirinya. Juga tentang ibunya yg dingin di rumah. Tentu saja hal mengenai ayahnya itu benar adanya, namun ibu Ilham tdklah sedingin yg digambarkan Ilham. Ilham mulai berakting sedih. Sedikit air mata bercucuran ketika ia mengatakan bahwa ia merasakan bagaikan anak yatim yg tdk disayangi orangtua.

Bu Lina merasa trenyuh lalu mendekap kepala Ilham dan mulai menghibur anak itu. Ilham memeluk Bu Lina erat-erat sambil sesunggukan di dadanya. Tiba-tiba benak Bu Lina kembali dikuasai birahi. Tubuh Bu Lina sedikit bergetar karena menahan nafsunya itu. Hidung Bu Lina yg sedikit mengenai rambut Ilham mencium bau matahari khas anak remaja. Namun kali ini, bau itu sangat memabukkan dan membuat memeknya basah lagi.

Saat itu Ilham dapat memasuki pikiran Bu Lina dalam sekali. Ia dapat merasakan benaknya menyentuh benak Bu Lina. Benak itu bagaikan suatu bola besar dgn warna-warni yg menghiasnya. Ada warna yg mengatur emosi, ada warna yg mengatur perasaan, ada warna yg mengatur logika. Ilham menyentuh benak Bu Lina pada bagian logikanya, lalu menanamkan di dalamnya bahwa apapun yg dilakukan Ilham adalah wajar.

Kemudian Ilham mengangkat wajahnya lalu menciumi bibir Bu Lina yg basah dgn bernafsu. Bu Lina yg sdh tdk dapat mengontrol logikanya lagi hanya membiarkan saja bibir kecil Ilham menyelomoti bibir tipis sensual miliknya. Ilham menyuntikkan sugesti lagi bahwa Bu Lina akan menjadi liar ketika Ilham mencumbunya.

Bu Lina membalas ciuman itu dgn penuh nafsu. Lidah Ilham yg telah menjilati bibirnya kini disambut juga dgn lidahnya. Mereka saling bertukaran lidah dgn penuh nafsu. Dalam ketergesaannya, Ilham mulai melucuti baju seragam Bu Lina sambil terus berpagutan. Dibukanya kemeja seragam itu lalu dibuangnya ke lantai ketika telah dilucuti.
Di balik kemeja seragamnya, masih ada singlet wanita yg secara cepat pula dilolosi. BH hitam Bu Lina membungkus payudara yg bulat. Tampaknya 36B. Ilham lalu menarik Bu Lina berdiri untuk membuka roknya sehingga kini akhirnya Bu Lina hanya mengenakan BH dan CD hitam saja.

Tubuh Bu Lina yg tdk terlalu tinggi tampak padat. Lengan Bu Lina tampak sedikit gemuk, khas wanita dewasa Indonesia. . Ada sedikit lemak di perutnya, namun tdk buncit. Ada garis selulit di perutnya yg menandakan ia pernah melahirkan. Bagian di sekitar pusarnya tampak sedikit menonjol yg melebar ke samping ke arah pinggulnya yg menyebabkan pinggul Bu Lina tampak berisi dan tdk terlihat tulangnya. Ada garis lemak di atas pahanya yg membuat kesatuan pinggul dan panggulnya tampak sangat manusiawi namun sensual.

Di tambah lagi kulit tubuhnya yg ternyata lebih putih dari wajahnya. Wajah dan tangan Bu Lina seringkali tertimpa matahari sehingga berwarna coklat kegelapan, namun kulit tubuh Bu Lina memiliki warna yg lebih terang. Bahkan, kulit dadanya tampak hampir kuning langsat. Sungguh bagaikan lukisan indah seorang maestro. Karena warna kulit Bu Lina tdk tampak loreng-loreng, melainkan pada berbagai tempat seperti tangan, leher dan wajah memiliki suatu gradasi warna dari terang ke gelap yg sempurna sekali.

Tatapan Bu Lina penuh nafsu memperhatikan Ilham yg kini sedang melucuti baju sambil menatapnya. Bu Lina pun mulai membuka BHnya. Akhirnya payudara yg bulat itu terlihat juga. Kedua payudara yg berwarna lebih putih dari bagian tubuh lainnya itu benar-benar hampir bulat. Kedua pentil Bu Lina terletak tepat di tengah payudaranya. Daerah areolanya yg berwarna coklat gelap juga memiliki gradasi yg makin terang di pusatnya menjadi coklat muda.

Namun pentilnya tampak berwarna seperti lingkar luar areola, coklat gelap juga. Besarnya payudara itu rupanya tersembunyi karena ukuran BH yg kecil yg dipakai Bu Lina sehingga menekan payudara itu ke dalam. Kedua bulatan payudara itu cukup besar dan gemuk sehingga satu tangan Ilham tak dapat menutupi satu payudara Bu Lina.

Kemudian Bu Lina membuka celana dalamnya sehingga kini jembutnya yg lebat terlihat. Bau tubuh Bu Lina mulai tercium di hidung Ilham ketika Ilham mulai mendekati Bu Lina dgn perlahan. Ketika jarak mereka sangat dekat, mereka berdua saling menubruk dan berciuman lagi. Ilham hanya perlu mendongakan wajah sedikit ke atas karena Bu Lina hanya lebih tinggi sedikit darinya.

Dgn penuh nafsu mereka berdua saling meremas dan berciuman. Lidah mereka beradu lagi dgn cepat. Air liur mereka bertukaran cepat, membasahi rongga-rongga mulut masing-masing dan bahkan juga sekitar bibir mereka.

Kedua tangan Ilham mulai meremasi payudara Bu Lina. Bu Lina mulai mengerang-ngerang dalam ciuman mereka. Tangan kiri Ilham menjelajah ke bawah dan mendapatkan celah kenikmatan di balik semak belukar yg kini sdh basah kuyup oleh cairan kewanitaan Bu Lina.

Kedua tubuh mereka kini berkeringat pekat. Peluh bahkan masuk ke mata kanan Ilham dan membuat matanya itu perih. Kelas yg tanpa kipas angin dan AC memang sdh panas, apalagi kini dua tubuh mereka yg telanjang sedang berdekapan yg mengantar panas tubuh satu sama lain. Ilham menyukai bau tubuh Bu Lina yg sedikit menyengat namun bersahabat dgn hidungnya.

Ilham melepaskan ciumannya dan kini merambah ke bawah kea rah tetek kanan Bu Lina. Bu Lina mengangkat tangan kanannya untuk mendekap kepala Ilham. Bau tubuh Bu Lina tercium jelas ketika ketek perempuan itu membuka. Saat itu, bibir Ilham sedang berada di bagian atas payudara kanan Bu Lina. Ilham melirik ke samping kiri atas dan melihat ketek Bu Lina yg dihiasi bulu-bulu halus yg menghiasi pertengahan ketek itu.

Bulunya tdk lebat, namun dapat terlihat membentuk garis-garis tipis yg tdk begitu lebat namun membentuk bayangan hitam di celah ketiak itu.
Ilham memegang tangan kanan Bu Lina dgn tangan kirinya lalu mengangkat tangan Bu Lina itu. Ia segera menjilati ketek yg basah itu dgn buas. Bulu-bulu halus itu membelai lidahnya yg basah dan mengirimkan sinyal birahi yg begitu kuat.

Tak tahan lagi, Ilham mendudukkan Bu Lina di atas meja, lalu membuka paha perempuan itu lebar-lebar, lalu menghujamkan k0ntolnya ke dalam gua yg terlarang itu.

Memek Bu Lina tdklah serapat Atik atau Jannah, bahkan dibanding juga dgn ibunya. Namun bukan berarti terasa longgar. Melainkan cukup ketat juga membungkus kontolnya yg sdh tegang sedari tadi.

Sambil menghujami kemaluan Bu Lina dgn penuh semangat, Ilham mengenyoti payudara kanan Bu Lina. Bu Lina kini mengerang keras sambil mendekap tubuh muridnya itu dgn eratnya. Suara selangkangan beradu yg sebelumnya tdk pernah terdengar di kelas ini, kini memenuhi ruangan, memantul dari dinding-dinding, disaksikan oleh papan tulis dan pernak-pernik kelas yg lain.

Bu Lina seakan merasa di surga. Sdh lama ia tdk diberi nafkah batin. Dan kini muridnya sendiri menafkahinya di dalam kelas! Bu Lina tdk memikirkan apa-apa lagi, berhubung logikanya sdh dikuasai oleh Ilham. Perempuan ini terhanyut dalam kenikmatan ragawi yg sedang direngkuh bersama dgn Ilham.

Kini Ilham asyik menyelomoti tetek yg sebelah kiri, sementara tangan kirinya meremasi tetek kanan Bu Lina yg sdh basah oleh campuran keringat mereka berdua ditambah dgn air liur dari mulut Ilham.

Saat itu Ilham dapat mendengar suara langkah kaki pria mendatangi kelas. Ada yg mendengar mereka, rupanya. Bu Lina mengerang keras sekali. Ilham dgn sigap segera berusaha berkonsentrasi dan memusatkan pikiran untuk memasuki benak orang yg sedang datang.

Rupanya penjaga sekolah. Ilham dapat mendengar pikiran orang itu. Pak Priyo mendengar teriakan perempuan dari kelas ini. Kedengarannya seperti Bu Lina yg cantik itu. Maka Pak Priyo tergopoh-gopoh mendatangi. Namun, tiba-tiba saja ia tdk mendengar apa-apa lagi. Bahkan, kini ia lupa kenapa ia ada di tempat ini. Bukankah tadi ia berencana untuk makan siang? Dgn linglung, Pak Priyo berjalan menjauhi kelas itu tanpa tahu bahwa Ilham telah mempengaruhi benaknya.

Bu Lina yg tdk tahu apa-apa kini sedikit lagi mencapai klimaks. Pantatnya bergoyang bagaikan tornado. Ada suatu dorongan untuk menuntaskan birahinya secepatnya. Selangkangannya kini menumbuki selangkangan Ilham dgn kecepatan dan kekuatan yg dahsyat.

Ilhampun sdh hampir sampai di batas kekuatannya. Kontolnya yg merasakan dinding basah memek Bu Lina juga sdh ingin sekali memuntahkan spermanya. Pantatnyapun mengimbangi gerakan dan kekuatan Bu Lina. Bunyi selangkangan mereka beradu kini membahana. Nafas mereka sdh ngos-ngosan, peluh sdh memandikan tubuh mereka.
Dan akhirnya, diiringi jeritan kenikmatan Bu Lina dan bentakkan kepuasan dari Ilham, Ilham menyemprotkan spermanya dalam liang senggama ibu gurunya itu yg sedang kelojotan karena mengalami orgasme setelah sekian lama guanya tdk ada yg mengunjungi.

Selama beberapa menit setelah orgasme, Bu Lina tidur di atas bangku. Ilham yg kontolnya telah mengecil, duduk di hadapan gurunya itu.

Bu Lina akhirnya berdiri. Ia memandang Ilham dgn mata penuh pertanyaan.

“Ibu tahu kamu yg membuat Bu Lina jadi begini. Entah dgn cara apa, Ibu tdk tahu.”

Ilham terkaget. Ia kemudian membaca pikiran Bu Lina, dan anehnya, perempuan ini tdk marah. Malah ada rasa suka dari Bu Lina. Bu Lina adalah tipe perempuan yg ingin dikuasai oleh lelaki, dan entah bagaimana caranya, Ilham berhasil menguasai perempuan ini.

Ilham berdiri. Ia Mengecup bibir Bu Lina cukup lama, dan kemudian mereka berdua bergegas memakai baju untuk lalu meninggalkan tempat mereka memadu kasih. Cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex Hot: Terhanyut Dosa” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

The post Cerita Sex Hot: Terhanyut Dosa appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Gurukupun Takluk Padaku

$
0
0

cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Gurukupun Takluk Padaku” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016 – Cerita sex terbaru kali ini berkisah tentang Ranti seorang siswi smu yang terbilang cukup ramah di kalangan teman-temannya dan juga guru-gurunya, namun ternyata diam-diam Ranti menyimpan hasrat terhadap gurunya, dgn kecantikan dan bodynya akhirnya Ranti bisa menggaet dan membuat gurunya itu melakukan hal yang tdk sewajarnya di lakukan oleh guru terhadap muridnya. Simak kisah dewasa berikut ini :

cerita sex abgCerita Sex: Gurukupun Takluk Padaku

Sebut saja namaku Ranti (nama samaran), waktu itu aku masih duduk di bangku sekolah SMA. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tdk mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul dgnku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tdk jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dgn bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Budi (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang,

“Selamat pagi Paak”, dan dia membalas sembari tersenyum.
“Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

Aku menjawab,

“Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”.
“Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.

Aku dan teman-teman mengajak,

“Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.
“OK, boleh-boleh aja kalau kalian tdk keberatan”!

Aku dan teman-teman bilang,

“Tdk, Pak.”, lalu aku menimpali lagi,
“Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain,
“Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.

Ketika Pak Budi mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

“Alaa.., Ranti, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

Pak Budi menjawab,

“Ah! Ya, ndak apa-apa”.

Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dgn menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Budi tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

“Sorry, ya Pak”.

Dia menjawab,

“That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sdh bisa mempengaruhi pandangan Pak Budi.

Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Budi dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dgn alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Budi, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

“Eeeh, kamu Ran. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

Aku menjawab,

“Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Memang tampak Pak Budi hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan,

“Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.Dia tersenyum,
“Saya kost di sini. Sendirian.”

Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Budi tanya,

“Udah laper, Ran?”.

Aku jawab,

“Lumayan, Pak”.

Lalu dia berdiri dari duduknya,

“Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.

Langsung kujawab,

“Ok-ok aja, Pak.”.

Sewaktu Pak Budi pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja.

Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Budi pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dgn berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dgn asyiknya menjilati memek cewek dan cewek sedang mengisap k0ntol cowok yang besar, panjang dan kekar.

Tdk disangka-sangka suara Pak Budi tiba-tiba terdengar di belakangku,

“Lho!! Ngapain di situ, Ran. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya Tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dgn berkata tergagap-gagap,

“Ti..ti..tdk, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

Pak Budi hanya tersenyum saja,

“Ya. Udah tdk apa-apa. Kamar saya berantakan. tdk baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

Syukurlah Pak Budi tdk marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali Tetapi rasa malu belum bisa hilang dgn segera.

Pada saat makan aku bertanya,

“Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya,

“Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

Lalu aku memancing,

“Kok, tadi ada yang begituan”.

Dia bertanya lagi,

“Yang begituan yang mana”.

Aku bertanya dgn agak malu dan tersenyum,

“Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.

Kemudian dia tertawa,

“Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Budi menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

Lalu dia menawarkan diri,

“Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

Begitu tiba di dalam kamar, Pak Budi bertanya lagi,

“Betul kamu tdk malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja.

Mulai saat itu juga Pak Budi dgn santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh memekku. Aku ingin merintih Tetapi kutahan.

Pak Budi bertanya lagi,

“Sakit, Ran”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali.

Semakin lama jilatan Pak Budi semakin berani dan menggila. Rupanya dia sdh betul-betul terbius nafsu dan tdk ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah

”, aa.., aahh, mmmmppphhhh.., uu.., uuh”.
Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Budi pun naik dan bertanya.

“Enak, Ran?”
“Lumayan, Pak”.

Tanpa bertanya lagi langsung Pak Budi mencium mulutku dgn ganasnya, begitupun aku melayaninya dgn nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus k0ntol yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sdh berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sdh tdk berbicara lagi, semuanya sdh mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Budi berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan k0ntolnya ke dalam memek seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

“Boleh saya seperti ini, Ran?”.

Aku tdk menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Budi menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan memekku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan memekku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam k0ntolnya dan mengarahkan ke memekku.

Kelihatan Pak Budi agak susah untuk memasukan k0ntolnya ke dalam memekku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar memekku masih kaku. Pak Budi memperingatkan,

“Tahan sakitnya, ya, Ran”. Aku tdk menjawab karena menahan terus rasa sakit dan,
“Akhh.., bukan main perihnya ketika batang k0ntol Pak Budi sdh mulai masuk, aku hanya meringis Tetapi Pak Budi tampaknya sdh tak peduli lagi, ditekannya terus k0ntolnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan Tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di memekku.

Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dgn gerakan k0ntol Pak Budi mengocok memekku. Aku terengah-engah,

“Hah, hah, hah,..”. Pelukan kedua tangan Pak Budi semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan k0ntol Pak Budi semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam memekku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Budi kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dgn keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Budi semakin memperkuat dan mempercepat kocokan k0ntolnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas.

Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Budi agak merintih bersamaan dgn rasa cairan hangat di dalam memekku. Rupanya air maninya sdh keluar dan segera dia mengeluarkan k0ntolnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.
Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku,

“Gimana, Ran? Kamu tdk apa-apa? Maaf, ya”.

Sembari tersenyum aku menjawab dgn lirih,

“tdk apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.

Dia berkata lagi,

“Sama, saya juga”.

Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, Tetapi aku tdk tahu apakah Pak Budi juga tertidur.

Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Budi dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dgn selimut. Tampak olehku Pak Budi hanya menggunakan handuk dan berkata,

“Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dgn tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Budi masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Budi menyabuni memekku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tdk merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan k0ntolnya yang perkasa itu.

Setelah semua selesai, Pak Budi membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Budi memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Budi untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Budi walaupun aku sdh menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sdh pacaran.

Pernah Pak Budi menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sdh selesai kuliah nanti, Tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan k0ntol guru bahasa Inggrisku itu. Cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Gurukupun Takluk Padaku” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

The post Cerita Sex: Gurukupun Takluk Padaku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Akhirnya Berhasil Juga

$
0
0

cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Dewasa Akhirnya Berhasil Juga” terbaru 2016 – Menjanda itu gak mudah. Banyak godaannya. Untung aku mampu mengatasinya selama 11 tahun. Berjuang sendiri untuk membesarkan dan menyekolahkan Kedua putriku. Aku sangat bahagia sekali, saat putri pertamaku di wisuda, kemudian dalam hitungan bulan dia bekerja lalu dipersunting oleh suaminya dan dibawa merantau ke Kalimantan.

cerita sex selingkuhCerita Dewasa Akhirnya Berhasil Juga

Kebahagiaanku yg kedua, saat 2 tahun kemudian putriku yg kedua diwisuda. Hampir setahun dia bekerja, kemudian dia dipersunting oleh pemuda, jg dari seberang yg bekerja di kota kami.-cerita sex terbaru– Agar aku tdk kesepian dan mereka jg tdk mengeluarkan uang banyak, mereka pun dgn senang hati menerima tawaranku. Mereka tinggal dan menetap di rumahku. Kami tinggal bersama.

Kamar kami bersebelahan. Terlalu sering aku mendengarkan desahan desahan kenikmatan dari putriku. Mulanya aku risih jg, tp dalam usiaku ke 39 tahun, lama-lama aku menimati desahan nikmat putriku yg entah diapain oleh suaminya Wildan yg memang tampan, gagah, tinggi dan kelihatannya perkasa.

Cerita dewasa terbaru, Saat suatu pagi Wildan keluar dari kamar madi (hanya kamar tidurku yg meiliki kamar mandi) dia melilitkan handuk di tubuhnya. Senyumnya yg manis pagi itu membuat hatiku berdebar. Terlebih td malam aku mendengar desahan dan rintihan nikmat dari putri bungsuku. Saat itu jg kemaluanku berdenyut-denyut. Gila. Aku kan mertuanya? Andaikan orang lain, aku akan merayunya sampai bisa menaklukkannya.

Walau usiaku sudah 39 tahun, tp aku yakin tubuhku masih bohay dan masih menarik dari sisi seksualitas. Banyak mata laki-laki jalang menatap keindahan body-ku. Banyak suitan dan ucapan merayu dan bahkan banyak yg harus menelan air ludah mereka, bila aku melintas depan mereka.

Cerita mesum terbaru, Lalu bagaimana dgn Wildan menantuku? Kenapa tiba-tiba aku menginginkannya, setelah mereka 3 bulan tinggal di rumahku? Kenapa pula aku selalu menanti derit ranjang mereka di kamar sebelah. Kenapa pula aku menantikan suara rintihan dan desahan nikmat dari putriku sendiri dan mebayangkan bagaimana mereka melakukan persetubuhan? Apakah aku sudah gila?

Tdk, ini tdk boleh terjadi. Tp semakin aku berusaha menahan gejolak diriku, demikian pula aku merasakan betapa keinginan itu membubung tinggi di awang-awang yg jauh. GIlakah aku? Normalkah aku? Dari sisi agama mungkin tdk. Dari sisi seksualitas, aku masih 39 tahun dan sudah 11 tahun menahankan diri untuk tdk disentuh oleh seorang laki-laki.

Cerita ngentot terbaru, Saat kami sarapan pagi bersama di meja makan, aku mendengar celotehan mereka dan putriku demikian manja kepada Wildan. Duuuuhhh… kenapa aku jadi cemburu? Bukankah wajar saja pengantin baru dan kemudian seorang isteri memanjakan dirinya kepada suaminya dan suami memberikan kemanjaan kepada isterinya? Cepat aku menyelsaikan sarapanku, kemudian meningalkan mereka. Aku mengambil kesibukan lain seperti menata bunga-bunga di pot serta mengguntingi dedaunannya.

Saat mereka mau berangkat bekerja, mereka menyalamiku dgn takzim, cium tangan. Saat Wildan mencium tanganku, kemudian tak sengaja bibirnya terkena ke ujung jariku, langsung hatiku berdebar, kemudian nafsuku bergelora. Duh Gusti. Tolong aku, jangan sampai aku mencintai menantuku sendiri. Tolonglah agar nafsu yg bergejolak ini bisa aku redam.

KUhabiskan waktuku memasak untuk makan siang kami kemudian kucari berbagai kesibukan lainnya. Baru saja aku hampir menyelesaikan pekerjaanku, tiba-tiba Wildan menyapaku dan dia sudah berada di depanku. Langsung dia mendorong gerbang dan membukanya lalu masuk ke rumah.

“Lho.. kok udah pulang?” kataku.
“Tdk bu… hanya ada sesuatu yg ketingalan dan harus aku ambil,” katanya bergegas melintasku.

Saat itu kami bersenggolan. Duh… buah dadaku tersenggol oleh tangannya dan kebetulan td aku memang membuka bh-ku, karean aku merasa gerah saat aku baru saja pulang belanja. Ketika aku mau buang sampah ke bak sampah di depan rumah, saat itu Wildan ada di depan gerbang.

Aku mengikutinya ke dlm rumah.

“Tumben pagi ini ibu cantik sekali,” katanya sembari tersenyum.
“Apa betul ibu masih cantik?” tanyaku mengikuti seloronya yg aku anggap adalah seloro.
“Masih cantik lho bu. Bahenol lagi. Tubuh ibu lebih sinntal dan lebih berisi dari tubuk Rani,” katanya memujiku.

Mungkin sja apa yg dikatakannya itu benar. Nineik putriku memang tdk montok, bahkan tubuhnya jg kurang padat.

Saat itu aku tdk mengerti, kenapa pula aku mengikuti pembicaraan yg seperti itu.

“Menurut kamu bagian mana dari tubuh ibu yg menarik?”:
“Menurutku, semua, BU. Pantat ibu masih cukup padat. Td aku tersenggol tetek ibu, jg masih terasa kenyal,” katany sembari tersenyum. Aku menjadi malu.

Aku diam dan tertunduk, walau aku tersenyum simpul secara sembunyi jg.

“Bibri ibu jg sangat sensual, aku sebenarnya menginginkannya, Bu,” katanya tegas.

Aku gemuruh. Gemetar dan aliran darahku berdesir-desir. Saat aku mendongakkan wajahku, saat itu jg Wildan langsung menangkap tengkukku dan kemudian dan mengecup bibirku dan memelukku. Aku terkesima, seperti aku tersihir. Kenapa sejak beberapa hari lalu aku sangat menginginkannya, tp saat ada peluang, justru Wildan sendiri yg memulai, aku malah menjadi kaku?

Melihat aku tdk bereaksi, Wildan melepaskan pelukannya dan segera keluar rumah sembari menutup gerbang dan menctarter motor bebeknya. Saat mau bernagkat, dia sembpat tersenyum manis dan mengedipkan matanya sebelah untukku. Aku membalas dgn senyum.

Aku kembali ke dapur untuk meneruskan memasak. Terus terang aku tdk konsentrasi. Aku masih merasakan bibir Wildan lengket di bibirku dan dan aku masih merasakan saat dipeluknya, tetekku menempel di dadanya. Aku masih merasakan tetekku nempel di dadanya yg hangat. Haruskah…

Aku masih mendengar suara sepeda motor Wildan. Setelah dia jauh, aku pun menyadarinya, kalau aku sangat terangsang dicium dan dipeluknya, terlebih saat terasa gesekan tetekku di dadanya.

Cepat aku memakai dasterku, kemudian aku keluar kamar. Aku tdk memakai Bra dan celana dalam. Aku menegerjakan sesuatu di dapur, namun aku tetap terbayang pada kecupan bibir Wildan menantuku dan pelukannya yg membuat tubuhku membara. Kenapa td aku diam saja dan tdk memberikan perlawanan apa-apa? Tiba-tiba saj arasa maluku hilang, karean desakan libidoku yg membuncah-buncah. Aku segera menekan tuts-tus HP ku dan mjenunggu Hp diangkat. Da… ah. Dadaku gemeretar, karena tiba-tiba HP diangkat das terdengar suara demikian merdu dan lembutnya.

“Hallo mama sayang…”

Duhh… merdunya suara menantuku dan merayu. aku sadar kalau aku sedang dirayu, tp aku membutuhkanya. Membutuhkan rayuan, membutuhkan sex dan bahasa kasarnya, aku membutuhkan jalantol.

“Ayo, kembali dong…” kataku seperti memelas.
“Hehehehehe… sudah kuduga, Mama pasti membutuhkan aku. Okee aku segera tiba. Tdk sampai 5 menit,” katanya.

Duh… dia sudah pergi lebih dari 20 menit, tp kenapa bisa kembali bisa hanya 5 menit? Akankah dia ngebuit sekencang-kencangnya.

Benar, bahkan tdk sampai 5 menit, dia sudah kembali dan langsung memasukkan sepeda motornya ke dalam rumah. Dia tersenyum nakal dan penuh nafsu, tp entah kenapa aku menyukainya. Setelah dia menutup pintu rumah dan menguncinya dgn aman, dia serbu aku. Langsung dia memelukku dan mengecup bibirku. Aku hanya mampu memebalas pelukannya yg kuat dn menerima lidahnya bermain di rongga mulutku.

Kancing-kancing dasterku sudah lepas, kemudian disusul lepasnya pakaianku berceceran di lantai. Aku sudah bugil. Seluruh tubuhku, tdk lagi yg menghalangi pemandangan mata, bahkan tdk bisa lagi menghalangi, jika sesuatu menusuk-nusuk kemalauanku.

Wildan jg dgn segera melepaskan pakaiannya dan bugil sepertiku. Duh… tubuhnya yg atletis dan penisnya yg megacung dan mencari sesuatu.

“HAyoOO… cepat. Sebentar lg aku akan menjemput isteriku mama sayang,” katanya.

Dia tangkap tengkukku dan dituntunnya mulutku utk mengulum-ngulum penisnya dan mekiku menjadi basah. Aku tak tau lg harus berbuat apa ketika itu.

Dgn mudahnya, Wildan mengangkat tubuhku, saat sedikit pantatnya duduk di kursi makan. Kedua pahaku sudah mengangkang, karena kedua betisku bnerada di sudut siku tangannya, sedang kedua telapak tangannya memgang buah pantatku. Penisnya yg menegang, dia kenakan ke lubangku dan setelagh ujung kontiol itu menempel di lubangku, tubuhku pun diturunkanya dan jalantol besar dan panjang itu, langsung menusuk Mekiku yg sudah basah.

Tangannya yg kekar menarik maju-mundurkan pantatku, hingga penisnya keluar masuk di dalam lubangku.

Huuuuhhhh… Meki-ku benar-benar sudah basah dan becek. Nafasku terengah-engah menahankan kenikmatanku. Aku jadi tak perduli pada diriku sendiri. Aku bukan ibu mertua lagi. Bukan wanita terhormat yg operlu disegani lagi. Aku sudah menjadi LONTE sekarang. Tp aku tak perduli, karean aku membutuhkannya dan sangat membutuhkannya. Tak perduli Wildan adalah menantuku. Dia adalah seorang laki-laki perkasa yg selama mereka tinggal di rumahku, aku sangat menginginkannya.

Aku tak mampu mengimbangi kocokannya. Yg kulakukan memeluk tengkuknya kuat-kuat dan kubenamkan kepalaku di lehernya. Aku mendesah-desah dan merintih-riontih kecil.

“Aku sudah sampai sayang. Aku lemas,” kataku berbisik dan merengangkan pelukan di tanganku.
“Sabar… aku akan keluarkan kepuasanku,” katranya menidurkan diriku di atas meja makan, lalu dia mempompa diriku dgn kuat dan cepat, sampai spermanya muncrat di dalam tubuhku.

Kami berpelukan sejenak dan dia membelai kepalaku. Indahnya perasaanku, diperlakukan seperti gadis remaja tingting/ DImana perempuan seusiaku, diperlakukan seperti yg diperlakukan olehj Wildan pada diriku. Indah sekali perasaanku. Kami pun membersihkan diri dan berpakaian. Wildan buru-buru berpakaian dan merapikan rambutnya. Dgn kecupan di pipiku dia keluar dan menstarter sepeda motor bebeknya, lalu pergi.

Bahagia sekali perasaanku. Aku pun makan siang dan tdk menunggu merek lagi. Usai makan siang, aku rebahan di tempat tidur, sembari mengenangkan kejaian td. Semakin aku mengenangkannya, aku menjadi horni dan aku ingin diperlakukan seperti td. Ingin aku memanggilnya kembali, tp aku malu hati. Tiba-tiba anakku menghubungiku via HP-nya dan mengatakan dia mungkin pulang malam dan diantarkan oleh mobil kantor. Akua menjadi gembira, berarti aku akan bisa berhubungan lagi dgn Wildan. Cepat aku menetakan nomor Wildan. Saat aku mau menekan nomor terakhir Wildan sudah menghubungiku seperti tertera dalam layar HP.

“Hallo,” kataku manja. Kok aku bisa bermanja ya? Aneh jg rasanya.
“Hallo mama sayang. Gimana, Nikmat gak.”
“Nikmat sekali sayang….”
“Masih mau?”
“Tentu dong. Andaikan kamu berada di sini sekarang, aku ingin kita mulai lagi,” kataku tanpa sungkan dan ragu.
“OK aku segera datangt. Aku harap, mama menyambutku dalam keadaan telanjang. Membuka pintyu dgn telanjang dan semuanya dgn telanjang,” katanya merayu.
“OK…!” kataku pula dgn mantap.

Begitu HP gterputus, aku langsung melepaskan semua pakaianku adan aku berbugil ria di rumahku. LKIma menit kemudia, aku mendengar suara klakson sepeda motor bebek dan aku mengenalnya, dia adalah Wildan. AKu membujka pintu dan melongokkan kepalaku tak berani keluar dari balik pintu. Wildang mengertio, kalau aku sudah bugil. Dia tersenyum Nakal dan memasukkan sepeda motor ke dalam rumah.

Setelah berada dalam rumah, aku langsung menutup dan mengtunci pintu. Wildan mematikan mesin kenderaan dan melapas pakaiannya dan melemparnya di lantai. AKu langsung menyerbu dan menubruknya dan memeluknya. Kami berpelukan, sepertinya aku masih berusia 16 tahun. Wildan langsung mehecup bibirku dan meremas-remas tetekku. Benar, tetekklu tdk kencang lagi, tp tdk molor seperti tetek perempuan seusiaku.

Kami saling pagut dan saling memuaskan diri. Tubuhku dijilat dgn lembut. Dibagian mana tubuhku dijilati, dibagian itu pula aku menjilati tubuhnya. Sampai akhrinya aku sudah tdk mampu lagi menahankan siksaan. Kutolak tubuh Wildan di lantai dan aku menaiki tubuhnya dari atas. Kuarahkan penisnya ke dalam lubang memekku, lalu aku meliuk-liukkan tubuhku di atas tubuhnya. Pentil tetekku, tergesek-gesek di atas dadanya dan aku menjuiklati lehernya. Buah pantatku di remas kuat oleh Wildan dan membantuku untuk memutar-mutar lubang Meki-ku.

Aku pun tak tahan lagi dan menjepit kedua kakiku ke bagian mana saja di tubuh Wildan dan aku melepaskan nikmatku.

Seeerrrrrrr…. sesuatu berdesir keluar dari lubang Meki-ku. NImmat sekali rasanya. Saat iotulah Wildan langsung membalikkabn tubuh kami dan aku berada di bawah, lalu kami pun saling berhimpitan. Kami saling rankul dan…. Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Dewasa Akhirnya Berhasil Juga” terbaru 2016

The post Cerita Dewasa Akhirnya Berhasil Juga appeared first on Doyanbokep.


Cerita Dewasa Saat Indah Di SMU

$
0
0

cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Dewasa Saat Indah Di SMU” terbaru 2016 – Ini ceritaku dgn gadis yg selama tiga tahun ini kukejar-kejar karena aku benar-benar falling in love dgn senyum dan manis wajahnya. Namanya Sarah, dia tdk terlalu mencolok dikalangan teman-temannya, tubuhnya tdk terlalu tinggi, dan tdk kurus-kurus amat, ukuran BH-nya 36B, rambutnya kriting pendek tp tertata rapi oleh sisir yg selalu dibawanya dalam tas.

cerita sex smuCerita Dewasa Saat Indah Di SMU

Sejak kelas 1 SMU kami selalu sekelas, bahkan bangku kami pun selalu berdekatan. Biasanya aku duduk di belakangnya agar bisa menerawang wangi tubuhnya danharum rambutnya, yg selalu membuat k0ntolku menegang.-cerita sex terbaru– Yg amat jelas dari bentuk tubuhnya adalah bahwa dia sangat montok dan menggiurkan. Sehingga kebanyakan cowok yg menyukainya, cenderung karena tubuhnya dan keakrabannya.

Cerita dewasa terbaru, Suatu malam, di awal kelas 3, aku mengajaknya menghadiri perkemahan dalam rangka pelantikan anggota Pecinta Alam yunior di sekolah kami. Karena dari dulu kami memang sdh akrab dia pun tak menolak ajakanku walaupun dia sdh punya cowok, yg tentunya cowok Sarah itu pasti turut serta dalam acara itu, sebab tak lain pacarnya itu adalah panitia pelantikan itu.

Saat itu belum terlalu malam. Di perjalanan sengaja aku buat seolah-olah motor ninja yg kukendarai mengalami kerusakan. Jd kami pun berhenti, di tepi jalan menanjak. Langit sdh mulai menggelap, sembari turun dari motor aku pura-pura memeriksa mesinnya. Tiba-tiba bau wanginya mendekatiku.

“Roy, apanya yg rusak?” tanyanya sambil mendekat. Dekat sekali hingga bahunya menyentuh dadaku.
“Ah, nggak tahu, ya?” jawabku.

Aku tak tahan lagi, k0ntolku yg tadinya masih mungil kini telah memberontak dan membesar dalam waktu yg cukup singkat. Lalu dgn sergap aku meraih tubuhnya dan menciumi bibir tebalnya yg indah. Saat itu tak kurasakan atau bahkan kulihat adanya pemberontakan yg kupikir akan dilakukan Sarah. Tanpa disuruh perlahan bibirku turun ke lehernya yg tertutup rambut keriting pendeknya.

Sarah tetap diam saja, malah saat aku kembali melumati bibirnya ia ikut memainkan lidahnya ke dalam mulutku. Lalu dgn sergap aku menariknya jatuh ke dalam semak-semak ygada di sebelah kiri jalan yg tadinya kulalui. Sarah terbujur rapi di atas rumput basah di sesemakan itu. Sementara aku menggiring sepeda motorku ke semak-semak, dia hanya terdiam seolah tengah menantikan tubuhku untuk menindihnya.

Aku kembali menghampirinya, lalu tangan nakalku menguak jaket biru tuanya hingga yg terlihat jelas hanya kaos ketat yg menyelubungi tubuh manisnya. Lalu tanpa kupinta Sarah pun melepaskan kaosnya dan berbaring di atas rumput basah yg sebelumnya sdh dilapisi dgn jaketnya tadi. Dgn kasar aku menarik BH-nya hingga menyebul sepasang daging montok yg masih belia. Ya, ampun baru kali ini aku melihat susu montok yg asli di depan mataku, perlahan namun pasti aku menyentuh lembut puting susunya. Lalu dgn gesit kuciumi susunya yg besar itu sembari mempermainkan puting coklatnya. Lidahku pun turut bermain menjilat-jilat puting mungilnya yg mengeras karena rangsanganku.

“Akh.. akh.. akh.. Roy!” desahnya lembut.

Lalu semakin lama kuhisap semakin kencang pula susunya rupanya dia jg terangsang dan menikmati permainan bibirku. Lalu tangannya mulai membelai-belai rambutku. Dan menekannya lebih mantap pada susunya. Hingga akhirnya tangannya dgn kasar mendorong kepalaku menuju selangkangannya.

“Buka donk, Roy!” suruhnya.

Dgn hati-hati aku membuka celana panjangnya yg kemudian kulanjutkan dgn melorotkan CD-nya yg basah karena terangsang.

“Ayo hisap..!” pintanya.

Pertama-tama aku masih sedikit jijik saat merasakan cairan yg keluar dari liang kemaluannya itu, tp lama-kelamaan aku pun menikmati permainan itu. Dgn giatnya aku menghisap klitorisnya, dan kubiarkan lidahku menyasar ke arah memeknya yg terasa asin oleh cairan kewanitaannya.

“Akh.. terus dong hisapnya, ayo.. masukin aja lidahmu..!” pintanya setengah mendesah.

Aku hanya menurutinya saja, lidahku kudorong masuk ke dalam lubang kewanitaannya sembari terus memainkan putingnya dgn kedua tanganku yg bebas.

“Akh..!” desahnya sambil menggeliat, lalu kurasakan kedua pahanya menjepit kepalaku yg masih asyik di antara selangkangannya.

Setelah beberapa lama akhirnya Sarah yg sdh telanjang bulat bangkit dan mendorongku jatuh di atas jaket yg sedari tadi sdh ia jdkan alas. Dgn pandangan mesumnya, Sarah mulai membuka bajuku dan jg celanaku. Hingga aku pun telanjang bulat tanpa ada sehelai benang pun yg menutupi tubuhku. Sarah mulai mempermainkan k0ntolku, pertama dgn jarinya lalu tiba-tiba lidahnya menjilat manis, ia mulai menghisap-hisap batanganku yg benar-benar lebih besar dari biasanya. Hisapan yg tentunya baru pertama kalinya aku rasakan. K0ntol perjakaku yg tadinya hanya 15 cm dan berdiameter 3 cm tiba-tiba saja memanjang jd 17 cm dan diameter jd 4 cm.

“Ahhh.. Sa terus Say! ayo hisap terus sampai keluar!”

Lalu sambil menghisap k0ntolku Sarah mempermainkan telur kejantananku dgn jemari basahnya. Hingga akhirnya lidahnya menjulur turun ke testisku dan mengulumnya pelan nan lembut.

“Ahhh.. ahhh.. mmmpppphhhh..!” desahku keenakan.

Rasanya hangat membakar tp jg mengasyikkan. Tp tak lama kemudian ia bangkit dan menduduki perutku, tangannya tengah sibuk berusaha memasukan k0ntolku ke dalam memeknya. Dan..

“Bluussss..”
“Ahh..!” desahku.

Dgn cekatan seolah pernah melakukan kegiatan itu ia menggoyangkan selangkangannya maju-mundur mengikuti irama desahan kami. Bahkan susunya yg kencang pun ikut bergoyang sesuai irama. Sarah melakukan semuanya seperti seorang ahli. Benar-benar ahli.

“Sa, kamu udah pernah, ya, ama pacar kamu?” tanyaku penasaran.
“Ahh, dia nggak ngaceng kalau liat tubuhku. Aku sering ginian ama Oomku, dia yg ngajari aku dari detailnya.”

Rupanya gadis yg benar-benar kukagumi ini tdk sepenuhnya sempurna, tp hati nuraniku terkalahkan oleh nafsu ganasku. Aku tdk akan memperdulikan latar belakangnya yg jelas saat ini aku bisa benar-benar menikmati indah tubuhnya dan hangat sentuhnya serta panas birahinya.

Setelah agak lama ia menggoyangkan tubuhnya, aku yg tadinya masih perjaka pun tak kuasa menahan mani yg akan segera keluar dari kemaluanku.

“Ahh.. aku udah keluar!” ucapku setengah mendesah.
“Ah.. kamu ini masih perjaka, ya?” tanyanya ketus.
“Masa baru satu ronde gini kamu udah KO duluan, sich!”
“Abis harus gimana, donk?” jawabku serba salah.
“Ywdah kalau mau ngeluarin sekarang ya keluarin aja!” ujarnya setengah membentakku.
“Tp nanti kamu.. hamil!”
“Santai aja aku nggak bakalan hamil kok, kamu nggak usah takut dong, Roy. Aku selalu rutin minum pil KB milik mamaku kok!”

Beberapa detik kemudian,

“Akh..!” aku pun orgasme.

Karena perkataannya yg agak tajam itu aku pun terdorong untuk membuatnya KO, sebab yg kutahu pria mana, sih, yg mau dikalahkan sama wanita di atas ranjang (walau kenyataannya aku tdk sedang di atas ranjang). Lalu sambil mengumpulkan sisa kekuatanku, aku bangun dari baringku, dgn kekuatanku yg meningkat tajam, sama tajamnya dgn k0ntolku, kubalikkan tubuhnya hingga ada di bawahku. Kemudian kumulai lagipertempuran yg memang harusnya akulah yg ambil kendali.

Aku kembali memasukkan adikku yg masih segagah tadi, bahkan lebih gagah lagi karena terbakar semangatku yg memanas.

“Bluussss!” Cukup mudah karena lubang memeknya tdk terlalu sempit.

Mungkin benar kata Sarah kalau dia sdh sering nge-sex sama Oomnya. Aku yg masih pemula pun mulai menggoyangkan tubuhku maju-mundur seperti yg Sarah lakukan tadi.

“Ahh.. ahh.. ahh.. uuuuhhhhh.. bagus Roy, betul.. akh..!” desahnya keras.

Peluhku pun berjatuhan karena capai, tp perang belum usai, si adik gagah sdh mulai mau mengeluarkan maninya.

“Sa kamu belum orgasme jg?” tanyaku tak tahan menahan mani yg hendak menyembur keluar.
“Sebentar lagi kok, Roy!”

Lalu setelah maniku keluar dan orgasmeku hadir di ujung k0ntol,

“Aaahhhhhhh..!” desahnya keras sekali tepat di dekat telingaku.
“Aku udah orgasme, Roy!” ujarnya senang dan puas.

Ritual berikutnya ia memintaku memasukkan k0ntolku ke dalam lubang anusnya, aku hanya menurut saja. Tak seperti dugaanku ternyata mudah sekali untuk memasukkannya ke dalam anusnya. Dalam beberapa goyangan aku pun berhasil mencapai orgasme.

“Akh.. udah dulu ya Sa, aku udah capai banget!” ujarku saat dia ingin melakukannya sekali lagi.

Kami pun segera berbenah setelah aktivitas tak terduga kami lakukan. Aku sedikit merasa bersalah pada Sarah dan pacarnya, walau sesungguhnya aku sangat membenci pacarnya yg menurutku sangat beruntung. Walau pun kenyataannya ia tdk seberuntung diriku.

“Roy, kamu pintar jg, ya!”
“Aku jd nggak enak sama kamu dan pacarmu, Sa!” kataku padanya.
“Ah, santai aja sebenarnya aku jdan sama dia cuman untuk mainan aja kok!” jawabnya santai.
“Kamu nggak apa-apa? Kamu nggak nyesel?”
“Buat apa nyesel, malah kalau kamu pengen lagi aku jg mau, kok. Soalnya kalau sama Oom-ku aku cuman bisa 2 bulan sekali.”

Itulah Sarah gadis pujaan hatiku, dan semenjak saat itu kami mulai sering ngen-tot bareng. Bolos les-lah bahkan kadang-kadang kami sewa kamar di puncak. Dan hasilnya aku pun makin mahir dari hari ke hari.

Hingga akhirnya Sarah pun mengakui kehebatan k0ntolku yg mampu bertahan sembilan ronde. Kami memang tak pernah pacaran walau pun akhirnya ia putus dgn pacarnya. Tp, kami sama-sama saling memenuhi kebutuhan sexual kami masing-masing. Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Dewasa Saat Indah Di SMU” terbaru 2016

The post Cerita Dewasa Saat Indah Di SMU appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Guru Ku Cantik

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Guru Ku Cantik – Nama lengkapku Deni Boy Wibisono, sering dipanggil ” Boy “, kini usiaku 25 tahun, kisah yang kuceritakan ini terjadi sepuluh tahun yang lalu. Malam itu aku tidur lelap sambil tersenyum dan tak sempat kurasakan apapun, tapi ketika aku terjaga karena jam wekerku berbunyi tepat pukul enam pagi, baru terasa badanku pegal-pegal terutama lutut dan pinggangku, bahkan untuk bangun dari tempat tidurpun berat sekali rasanya… Jika kakak-ku tidak masuk ke kamar, memaksaku bangun, mungkin aku terus ketiduran. Dengan memaksakan diri, aku bangun dari tempat tidur, namun saat kuberdiri terasa lututku lemas dan bergetar, hampir aku jatuh terduduk… Baru setelah mandi badanku terasa agak segar.

cerita-sex-ibu-guru-indah-cantik

Cerita Sex: Guru Ku Cantik

 
Selesai berpakaian aku duduk di meja makan untuk sarapan. Tak lama kemudian Bi Tuti pembantu keluargaku seperti biasanya datang mengantar nasi goreng kesukaanku, tanpa terasa perasaanku mendadak tegang… sekilas kulihat wajahnya… rasanya tak ada yang aneh tapi langkah kakinya terlihat agak berat, ” Aman… “, pikirku. Ketika aku minta telor rebus setengah matang, dia menjawab dan berlaku seperti biasa saja, akupun makin yakin dia tak tahu apa yang terjadi semalam.
Akupun menjalani hari-hari selanjutnya seperti biasa, sikapku jika berdekatan dengan Bi Tuti tetap seperti biasa seakan tak pernah terjadi apa-apa. Padahal setiap saat aku selalu mencari waktu untuk mengulang perbuatanku dulu, tapi sulit sekali karena akhir-akhir ini bi tuti sering tidur bersama kakak perempuanku. Sikapku selalu dapat kujaga tapi kontolku tidak, hampir setiap aku dekat Bi Tuti kontolku langsung berdiri tegang. Pertama masih bisa kutahan, tapi makin lama kutahan makin pusing kepalaku… aku tidak suka onani karena kupikir kenapa mesti pakai tangan jika ada yang lebih enak yaitu bersetubuh dengan perempuan.
Akhirnya aku punya 2 sasaran baru, yaitu guru Matematikaku yang bernama Bu Indah, usianya 26 tahun,belum kawin, sesuai dengan namanya, wajah cantik mirip Yuni Shara, kulitnya putih bersih dan bentuk tubuhnya sangat indah, tinggi langsing dengan buah dadanya yang besar tegak menantang dan teman wanita sekelasku yang bernama Jihan. Wajahnya cantik, kulitnya putih sekali tapi yang lebih penting bagiku adalah ukuran buah dadanya paling besar diantara teman wanita sekelasku. Setiap hari aku memutar otak, mencari akal bagaimana caranya supaya aku bisa mencumbu salah satu dari mereka sampai puas.
Suatu hari, aku dipanggil ke ruang oleh Bu Indah dan aku dimarahi karena nilai ulangan Matematikaku hancur, padahal aku sengaja tidak belajar supaya diperhatikan sama Bu Indah. Saat itu aku beralasan kurang mengerti ketika diajari di kelas dan langsung aku minta les tambahan sama Bu Indah. Pucuk dicinta ulampun tiba, Bu Indah langsung setuju dan kamipun berunding mengenai tempat les, di sekolah atau di rumah. ” Bagaimana kalau di rumah Bu Indah saja?” usulku.
Dia langsung setuju, saat itu pula baru aku tahu kalau Bu Indah tinggal sendirian di rumah kontrakan dan les dimulai sore hari itu juga setelah pulang sekolah. Dengan hati berbunga-bunga akupun kembali ke kelas. Tiba di rumah aku langsung mempersiapkan diri, pokoknya badanku harus bersih dan wangi, kupakai celana dalam yang longgar dan celana Levi’s 501 ku yang tidak pake retsleting tanpa pake sabuk, dan tak lupa kubawa sebuah gunting kecil.
Sorenya kuberangkat sekitar pukul 3. Kurang lebih setengah 4 aku sudah berdiri didepan pintu rumah Bu Indah dan belum sempat kuketuk pintunya guruku sudah membukakan pintu.
“Sore Bu,” sapaku berbasa-basi. Setelah membalas salamku langsung dia menyuruhku masuk untuk menunggu di ruang tamunya karena katanya dia mau kebelakang dulu. Tampaknya Bu Indah baru datang juga karena dia masih mengenakan seragam guru yang tadi siang, mungkin rapat dulu pikirku. Ruang tamunya cukup besar, tapi bersih dan tertata rapi juga kulihat beberapa photo keluarga. Sambil duduk di kursi tamu yang terbalut kulit dan empuk, aku menyiapkan buku Matematika untuk bahan les.
Cerita Seks Dewasa Ngentot Dengan Ibu Guru Indah Yang Cantik – Selang beberapa menit kemudian Bu Indah datang lagi dengan segelas air es ditangan kanannya. ” Boy .. maaf yach…Ibu nggak punya apa-apa. Pembantu lagi mudik .. jadi nggak ada yang masak. Barusan aja Ibu dari rumah Bu Yanti dulu.. yang ngajar Akuntansi di A3.. itu yang pindahan dari Bandung. Kamu tahu khan? Kamu siapin aja dulu bukunya..sambil baca-baca, Ibu mau mandi dulu sebentar.. nggak enak.. gerah nih!” katanya tanpa memberiku kesempatan ‘tuk membalas ucapannya.
Memang guruku ini nggak kaku kalau ngajar di kelas. Bahkan terkadang kalau ngomong kayaknya nggak terlalu ada jarak dengan murid. “Ma kasih Bu jadi mengerepotin .. “, jawabku sambil berusaha melirik sedikit belahan buah dadanya di balik kemeja dalam berwarna putih satin berlengan panjang saat guruku membungkuk meletakan gelas di atas meja. Rupanya blazer seragam warna hijau guruku sudah dilepasnya bahkan mungkin rencananya mau ganti baju dulu .. sebab kemeja putihnya sudah dikeluarkan dari balik rok. “Nggak apa-apa kok..”, balasnya sambil berlalu keruang dalam.
Dengan sengaja mataku mengikuti langkah guruku bertelanjang kaki ke ruang dalam. Kupandangi gerak pinggulnya saat berjalan..samar-samar terlihat cetakan celana dalamnya.. betis putihnya…hingga lenyap dibalik tembok pemisah ruangan. Tak lama kemudian terdengar gemericik suara siraman air. Oh Bu Indah … pikirku menerawang membayangkan guruku ini mandi telanjang tanpa benang sehelaipun.
Dalam benakku terbayang adegan erotis dengan guruku. Tanpa bisa ditahan gairahku meningkat .. organ kelelakianku menegang. Ohh …aku menghayalkan guruku sendiri.. Ibu Indah. Sempat timbul pikiran kotorku untuk mencoba mengintipnya dari lubang kunci .. sebab aku ingat omongan guruku kalau pembantunya lagi mudik jadi nggak bakal ketahuan.
Tanpa terasa menunggu, Bu Indah sudah muncul di hadapanku dengan memakai kaus putih ketat YSL tanpa kerah berleher V. Dengan rok katun longgar warna gelap menjutai sampai kemata kakinya, sungguh dimataku Bu Indah sangat menggairahkan, dengan BH hitam yang jelas membayang tanpa bisa menyembunyikan buah dadanya yang tegak membusung.
” Boy .. koq kamu bengong.. bukannya baca buku?” tanyanya sambil berjalan menghampiriku sambil mengikat rambutnya ke atas. Jelas sekali leher putihnya yang jenjang .. untaian anak rambut sedikit tergerai. Entah.. aku sendiri bingung antara terpesona atau tergiur. Yang jelas dimataku Bu Indah sungguh seksi menggairahkan. “Nggak Bu..,” jawabku sedikit gugup.
” Ayo Boy .. mulai… kamu bawa buku Matematikanya-kan?’” katanya sambil duduk di sofa panjang tepat di hadapanku. lalu diambilnya kertas kosong dibawah meja tamu dan tanpa sengaja untuk kedua kalinya aku mendapat kesempatan memandangi celah buah dadanya yang putih, menggelayut, tampak kontras di balik BH hitamnya ketika dia menunduk. Kali ini keberuntunganku cukup lama karena guruku sedikit membereskan majalah2 di bawah meja. Sungguh sejak aku membayangkannya mandi, gairahku belum mereda bahkan kini semakin membara.
Sambil membawa kertas kosong untuk coretan .. guruku duduk di sebelahkuku, disofa panjang, tak lama kemudian dia mulai serius menerangkan rumus integral dengan pensil ditangannya, sebaliknya gairahku membawa pikiran dan khayal-ku untuk menikmati kehangatan, keseksian, kesintalan tubuhnya. Aku hanya mengomentari dan berkata,” Ya …ya .. ngerti Bu…!” dan tanpa disadarinya mataku dengan buas memandangi wajah molek sambil membayangkan dapat menjilati dan melahap gumpalan terbelah, payudara putih segar yang menyembul disangga BH berwarna hitam yang tampak jelas dari samping atasnya. Jelas perasaanku tak karuan … jantungku berdegup kencang .. tercium aroma parfum yang lembut dihidungku .. makin membuat dudukku nggak nyaman.. dan aku tahu apa sebabnya … organ kelakianku yang terus menerus tegang membuat pikiran gelap mulai menggodaku.
Hingga akhirnya Bu Indah .. memberiku soal latihan untuk dikerjakan,”Coba Boy .. kamu buat ini .. soal yang tadi siang untuk PR . Ibu pingin tahu .. kamu udah ngerti belum?” kemudian dia berdiri sambil ngambil sebuah majalah dari meja sudut kemudian duduk di kursi sebelah kanan depanku. Sekilas kulihat dia membacanya sambil duduk miring menghadap ke arah jalan. Sambil mencoba menyelesaikan soal itu, kuperhatikan guruku membaca sebuah majalah Kartini. Kemudian kelihatan guruku merubah posisi duduknya dengan sedikit membelakangiku sambil menumpangkan kaki kanan dengan badan sedikit bersandar sambil memeluk bantal kursi.
Langsung aku menghentikan kegiatanku kupandangi guruku dari belakang… tampak benar bulat pinggulnya yang cukup besar ..oh sungguh menggoda pikirku. Terlihat pula sedikit celana dalam hitam bagian atas… karena kaos guruku yang sedikit terangkat. Selang beberapa saat aku terpana .. tiba-tiba Bu Indah menengok ke arahku…. lalu memperbaiki posisi duduknya.
Sepertinya Bu Indah sadar sedang diperhatikan, dia membereskan kaosnya lalu dia kembali duduk di sampingku. Jarak tubuhnya dengan tubuhku hanya sejengkal saja. Aduuuhhh… harum sekali wangi tubuhnya, tak tahan aku untuk memeluknya. Tapi aku takuuttt….. dan malu. Setelah kami berdiskusi tentang Matematika hampir tiga jam lebih, obrolan mulai melebar, kami semakin akrab. Sesekali kulit kami bersentuhan…. terasa halus sekali…. lain dengan kulit bi Tuti, semakin membuatku ingin merambahi seluruh bagian tubuh yang dimilikinya untuk mereguk kenikmatan yang ada di dalamnya.
Entah setan mana yang menggodaku hingga aku semakin berani. Tanpa basa basi, tubuh Bu Indah langsung kupeluk dengan kuat, secepat kilat bibirku menempel di bibirnya yang ranum…. dia kaget sekali…. matanya melotot…. ” Mmmphh Boy, apa apaan kamu… ” katanya sambil menggelengkan kepalanya untuk menghindari bibirku dan tangannya mendorong bahuku. Kujawab dengan mempererat pelukan hingga tangannya tak bisa bergerak… kuciumi bibirnya dengan penuh nafsu…. kusedot sedot dan kugigit bibir bagian bawah… tapi mulut Bu Indah tertutup rapat…. Mmmmpphh….mmpphh… kepalanya menggeleng-geleng dan bergerak mundur berusaha untuk melepas ciumanku…. tapi bibirku terus menempel di bibirnya…. kucoba untuk merangsangnya lewat bibir.
Kepalanya terdorong hingga ke pojok sofa hingga tak bisa bergerak lagi… seluruh tubuhku bergerak secara reflek menindih tubuhnya… selangkanganku tepat menempel di selangkangannya… menggesek gesek memeknya, badannya menggelinjang-gelinjang…. kakinya terus bergerak-gerak…. menendang-nendang…. tangannya mendorong dadaku dengan kuat, berusaha melepaskan diri dari tubuhku yang menindihnya, tapi aku tetap memeluknya dengan kuat…. hingga kurasakan gerakannya mulai berkurang… dan melemah….. sorot matanya berubah sendu…. dan berkaca-kaca……
Mulutku terus menutupi mulutnya… bibirnya kukulum sambil kusedot dan kugigit bibir bawahnya… kumainkan lidahku untuk membuka mulutnya… kucoba untuk merangsangnya… selangkangannya kutekan dan kugesek-gesek dengan selangkanganku… akhirnya usahaku membuahkan hasil.. mulutnya mulai terbuka… nafasnya mulai memburu…. bibirnya bergerak membalas permainan bibirku… aduuuhh enakknyaaa… kamipun berciuman dengan normal, tanpa ada paksaan… ternyata Bu Indah, guruku yang cantik, sangat ahli dalam berciuman… lidahnya dan lidahku saling berpilin dan menarik… saling menyedot… enak sekali rasanya… pelukanku lepas dengan sendirinya dan tanganku menyelusup ke balik kaosnya mulai menggerayangi perutnya.. ketika buah dadanya kuraba-raba, Bu Indah mendesah, ” Boy, jangan Nak.. oohh… kamu memang nakal…. awass ya…! oohh…. aahh… ssstt… aahh… “.
Sikapnya seperti ingin menolak tapi desahannya menunjukkan dia merasakan nikmat… aku jadi lebih agresif… tubuhku bergeser… mulutku berpindah sasaran… kuciumi lehernya yang putih… kujilat-jilat… tanganku semakin rajin mengelus… meraba… terdengar desahan lirih… aaaaahhhh… aaaahhh…. ooohhh…. kedua tangannya menjambak rambutku, kugeser perlahan-lahan kaos putihnya… dan tubuh Bu Indah semakin terbuka… tanganku bergerak ke balik punggungnya… kubuka kaitan BH-nya… ketika kubuka penutup buah dadanya, mendadak kedua tangan Bu Indah menepis tanganku dan menutupi dua gundukan yang menjulang dengan menyilangkan tangannya dan menurunkan kaosnya, sambil berkata, ” Cukup, jangan diteruskan lagi… Ingat, kamu adalah muridku ! Jangan kurang ajar !! “, matanya memandang tajam ke mataku sambil mendorong dadaku dengan kasar.
Baca cerita sex terbaru lainya di –> cerisex.net
Aku kaget dan terdiam sejenak, ” Wah, bahaya nih, tapi kepalang basah “, pikirku dan nafsuku sudah di ubun-ubun… kontolku makin tegang dan berdenyut-denyut… aku benar-benar sudah nekat. Kugeser kembali tubuhku menindihi tubuhnya… kupegang kepalanya dengan kuat… kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu… kedua tangan Bu Indah berusaha menahan tindihanku dengan mendorong dadaku… perlawanan itu membuatku semakin bernafsu… lehernya kutelusuri dengan lidahku… bagian belakang kupingnya kuciumi… kujilati… kugigit ujung kupingnya… kumainkan lidahku di lobang kupingnya…
Tubuh Bu Indah menggelinjang-gelinjang… matanya merem sambil menggigit bibirnya sendiri… mulutnya berdesah tertahan, ” Boy… aahhh…. ooohhh…. Booy… aaahhhh… mmmm…. su..su..dah… ja…jangan.. diteruskan…aahh… De..de..niii…Booy… su..sudah…a..aa…aa..hhh… suu..dah..”
Desahan itu membuatku tambah lupa diri, tangan kananku kembali menyusup ke balik kaosnya, langsung kuremas buah dada Bu Indah yang sebelah kiri… waahhh… ternyata buah dadanya benar-benar keras dan kenyal… kaosnya kutarik keatas… tampaklah sepasang buah dada putih bersih dengan putingnya yang kecil berwarna agak kecoklatan… kusambut kedua gundukan daging itu dengan remasan dan mulutku.
Kujilat… kuciumi…dan kugigit sambil kusedot sedot puting yang ranum itu… desahan Bu Indah terdengar semakin lirih.. ” Aaahhh…. ooohhh…..ooohhh…. ooohhh… mmmmmhhmm…ooohhh…mmmmm…. “, kedua tangannya mencengkeram rambutku dengan kuat… kepalanya semakin menyusup ke pojok sofa… matanya merem melek merasakan kenikmatan… buah dadanya terus kuremas-remas… kuciumi… ku urut-urut…. Aaaahhh nikmatnya… kugeser tubuhku ke sampingnya, kuturunkan kedua kaki ke lantai, sambil berlutut aku terus menelusuri setiap lekuk tubuh Bu Indah dengan mulutku, kujilat-jilat puting dan perutnya secara bergantian….
Tangan kananku berusaha membebaskan kontolku yang sudah sangat tegang dari penghalang, dengan sekali tarikan, seluruh kancing celanaku langsung terbuka… kontolku langsung menyeruak, berdiri dengan kokoh juga keras… kuturunkan celanaku perlahan-lahan tanpa sepengetahuan Bu Indah. Setelah itu, tangan kananku menyibakkan rok longgarnya sambil mengelus dan meraba-raba pahanya.. makin ke atas, hingga tiba pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam warna hitam tipis.
Kuletakkan telapak tanganku dengan perlahan, kuusap-usap dengan lembut…. kugesek-gesek jari tengahku di celah bibir memeknya … tubuh Bu Indah tiba-tiba tersentak, tangannya menggapai-gapai berusaha menarik tangan kananku… ” Boy… jangannn… oohhh…mmhhmm…. oh.. ja..ja..ngannnn…. mmhmm… oohhh…aaahh… Boooy…. mmmhhmmm… mmmhhmm…..”, desahannya makin keras… seperti merintih kesakitan… tangannya terus menggapai tanganku. Ketika tanganku terpegang, langsung ditariknya ke buah dadanya… sejenak ku ikuti kemauannya. Kedua buah dadanya kuremas sambil menyedot-nyedot dan menggigit putingnya.
Mulut Bu Indah terus merintih-rintih nikmat… tangan kananku terus berusaha membuka celana dalamnya, tapi selalu gagal karena pahanya dirapatkan dan tangan kirinya memegangi tanganku. Berkali-kali kucoba, tapi selalu gagal…. Mulutku kuarahkan kembali ke mulutnya… bibirku dan bibirnya menyatu… saling mengulum… menyedot…. menggigit… dan buah dadanya kuremas dengan kuat…. ” Mmmmmhhmmm…. mmmmhhhmmm….mmhhmmmmmm…. mmmhhmmm … “, dia merintih-rintih sambil berciuman. Kedua tangannya menjambak rambutku, kedua pahanya merenggang sendiri.
” Nah, sekarang “,kuambil gunting kecil dari celanaku, kutarik roknya lalu perlahan-lahan sekali dan tanpa menyentuh memeknya, sedikit demi sedikit kugunting bagian depan celana dalamnya dan aku berhasil tanpa disadari olehnya. Nafsuku semakin berkobar membayangkan kenikmatan saat kontolku keluar masuk lobang memeknya. Sedikit demi sedikit aku menggeser tubuhku ke antara dua pahanya, tanpa ada paksaan, kedua pahanya berhasil kurenggangkan hingga tubuhku ada diantaranya dengan posisi bertumpu pada lutut.
Tubuh Bu Indah kutarik sedikit demi sedikit ke pinggir sofa saat mulutku menciumi bibirnya. lalu lehernya kujilati… terus turun… ke buah dadanya… kumainkan lidahku di perut dan pusarnya… Tubuh Bu Indah semakin menggelinjang gelinjang dan rintihannya semakin keras, ” Ooohhhh… aaahhhh… ooohh… oooohhh…. aahhh…. Booy… aaahhhh…. geliiii…. oohhh…. aa..aahhkkhhh…..”. Ketika posisi lobang memek Bu Indah agak ke pinggir sofa, akupun mulai merangkak naik sambil mengusapkan ludah di kepala kontolku yang sudah sangat keras… bibirku dan bibirnya kembali bersatu… kami berciuman agak lama… nafasku dan nafasnya semakin memburu… badannya sudah licin oleh keringat, sorot matanya sayu dan pasrah….
Kuangkat kaki kanannya lalu kuletakkan di atas meja, kedua pahanya semakin merenggang…lalu kugenggam batang kontolku, kuarahkan kepalanya tepat di depan lobang memeknya…, bulu-bulu tipis halus terasa menyentuh tanganku…. Aaahhh, belahan memek Bu Indah pasti terlihat jelas… bulu memeknya yang tipis halus tak mungkin akan menutupinya… sambil membayangkan bentuk memeknya, kudorong pantatku dengan sepenuh perasaan…. perlahan namun pasti…. kepala kontolku mulai menyentuh bibir memeknya…. masuk sedikit demi sedikit…..
Kualihkan perhatian Bu Indah dengan memainkan lidahku di lobang kupingnya, ” Ibu cantik sekali… maafin Boy Bu… Bu Indah sayaaangg… maafin Boy ya… ” bisikku, kugenggam keras tangan kanannya dengan tangan kiriku…., ” Booy…. oohhh…aahhh…. sudahh yaa… aa..ahhh…. ooohhh…. jangan diteruskan…. Boooy … please… su…su.dah … Ibu takuutt….”, rintih Bu Indah dengan lirih…. Pantatku terus kudorong…, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk ke lobang memek Bu Indah yang sudah basah dan licin tapi sangat sempit…. lalu kugesek-gesek dan kutekan perlahan… tangan kananku terus menggenggam batang kontolku… membimbing hingga semuanya masuk.
Kontolku semakin berdenyut-denyut… ketika kepala kontolku masuk…. tubuhnya tersentak… mata mendadak terbelalak kaget…. tangan kirinya menahan perutku menahan dorongan pantatku… tapi tanganku terus menggerak-gerakkan kontolku… kutekan sedikit… kutarik…. kugesek-gesekan ke itil nya… kutekan lagi… kuputar-putar… kugesek-gesek lagi itil nya… hingga dia meratap sambil merintih-rintih nikmat, ” Oooohhh…oohhh…aahh…oohhh….. Booy…. Booyy…. ja..ja..nnggan… ooohh… oohh.. jangan….. mmmhhmmmmm… sakiiitt.. aahhh..uuhhh… sakkkiitt.. Ibu..nggak mau… Booy… oooohh… Booy… jja..ja..ngaaan… a..duuuh…nggg…akh…aahhh…mmhmm..nnggg…. uuhhh…”
Walaupun memek Bu Indah sudah basah dan licin, kontolku hanya masuk sepertiganya… sempit sekali… ketika kudorong dorong pantatku lebih kuat, tubuh Bu Indah bergetar…. rintihannya semakin keras seperti jeritan-jeritan keci, ” Boooyy…. aaahhhhhh……aa…aahhhh… uuuuhhhh….. uuhhh… ooohhhhhh….. aaaaaa…. sakiiittt….aww…..mmmmhhmmm……ooohhhh….. mmmmhhmm… nnggak mauu…. Boooyy…. sakiiittt….. Boy.. Booy…Booooy….. Booooooooy……. aaaaaaaaaahhhh…..”
Bu Indah menjerit-jerit kecil memanggil namaku ketika doronganku semakin kuat…. semakin kuat…. hingga akhirnya kontolku masuk setengahnya, kutarik lalu kudorong lagi lebih kuat, baru masuk 3/4 keburu mentok, terasa kepala kontolku menyentuh dinding yang bergerinjal-gerinjal, saat itu Bu Indah merintih agak panjang…. crep..crep crepp… crepp…. bleessssss…… terasa sekali nikmatnya jepitan dinding memek Bu Indah… ” Aaahhh….aahhhh…. enaakk…. nikmattt…. “, kontolku terasa agak perih…. tiba-tiba ada cairan hangat merendam kontolku…. hangat dan licin nya mendatangkan kenikmatan tersendiri…. membuatku terpejam sejenak… nikmat….
Kulihat kepala Bu Indah mengeleng-geleng dengan kuat… rintihannya menjadi tidak jelas.. seperti orang mengigau…. menangis lirih…. kutegakkan tubuhku sambil kupegang pinggangnya yang kecil dengan kedua tanganku lalu kumulai gerakan menarik… mendorong menarik… dorong…. tarik…. crepp… blesss…. creppp… blessss… creppp….crepppp…. crepppp….. tampak sekali pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Bu Indah, crepp…creppp…. creppp…. creppp… blesss….blesss…. blessss….. anganku melayang dibuai kenikmatan aneh… biar lobang memek Bu Indah sempit sekali tapi kontolku keluar masuk dengan leluasa… karena adanya cairan pelicin.
Bu Indah pun semakin tak jelas rintihannya, kadang nadanya seperti menangis… mulutnya menggigit-gigit tangannya yang mengepal…, ” nghhhh….nghhhh….ngggnggh….. aa..aa..ahhhh….. eekh.. aahh… nggg…ngggg… mmhmm…. o..o..oohhhh… ngghh…. Booooy… sssakiit… nggnggg…. aww… oohh….. Boooy… pelaan… pe..pe..laan….. aaaaaaaaaaaa..aaaahhhhhhhhh…nnggngg…. aaahhhhhhhh……… “
Gerakanku semakin kupercepat… terusss… makin cepaatt…. sesaat kemudian Bu Indah merintih histeris, sambil melingkarkan kedua kakinya di pinggangku… mulutnya terus merintih nikmat sambil menjilat dan menggigiti kuku tangannya…. saat itu pula kembali kurasakan ada cairan hangat merendam kontolku di dalam lobang memeknya….. kedua kaki Bu Indah menjepit pinggangku dengan kuat hingga tak bisa bergerak beberapa saat…. ” Booy… Boooy… aahhh…ohhh…. ka.. ka..mu jahaat.. aaakkhhh…. akh…. Booooy….. enaaaak…. aa..aaahh… oohh… “, desah Bu Indah.
Kugeser tubuhnya memanjang di sofa, kedua kakinya terlipat, kutindih tubuhnya sambil memasukkan kontolku…. dan setelah kugeser-geser posisiku hingga terasa nyaman dan leluasa, akupun mulai menggerakkan pantatku naik turun…. crepp..blesss..creppp..blesss….creppp..blesss… creppp… creppp…creppp… crep..crepp..crepp.. crepp… gerakanku semakin cepat, tubuh Bu Indah menggelinjang-gelinjang liar… kedua kakinya melingkar dan menjepit pinggangku… kedua tangannya mencengkeram punggungku…. lidahku menari-nari di lobang kupingnya… nafasku semakin memburu.. gerakanku semakin cepat…. cepaaat…. makin kuat hentakanku….
Cerita Seks Dewasa Ngentot Dengan Ibu Guru Indah Yang Cantik – Bagian dalam memek Bu Indah terasa semakin basah dan hangat, kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut dan terasa sangat geli… inilah saat paling kutunggu… rasa geli yang amat sangat diakhiri dengan keluarnya air mani…. kuperlambat sebentar gerakanku…. lalu kupercepat lagi…. kupercepat lagii…. semakin cepat gerakanku membuat rintihan Bu Indah semakin pendek tak menentu, ” mmh.. ugh.. ugh… ugh…aa..a..aahhh.. ngnggg.. uuhh….oohh… mm..mm..mm.. ngng… ohh..ohh.. ohh.. nnngg… eekh… aahh..ahh…mmhh… te..te..te..rus.. te..te..ruus.. oohh.. aahh…aahh.. Bbbooyy… Bbooyy… ah..ah.. sa..sa..yanggg…aahhh… laagii… teruusss.. ehhh… ehh… aaahhh.. “.
Mulut Bu Indah bergerak ingin mengulum kupingku… lidahnya terasa menggelitik lobang telingaku…. tak lama kemudian kontolku berdenyut keras… ingin memuntahkan air mani…, ” Aaahhhhhh…. aaahhhh…. aa..aa..aaahhhh…. akuu.. tak kuat lagi Buuuuuuuu….. ” gerakan naik turunku semakin cepat….rasa geli semakin terasa… kontolku makin tegang… berdenyut-denyut….
Bu Indah semakin histeris, mendadak pantatnya mengangkat dan bergoyang…. memutar…, ” Aaakh… aaaaa…. Booyy….Booooy…….. sa..yang….ta…taa.. oohhh… tahannn… se…se…bentarr…. ta..ta..hannn….. aa..a…yo…se…sekarang… sekarang… yaaa…yaa….eee..eennaaakk….ooohhh…. oohhh…. mmmhhmm….oooohhhh…… aaaaaahhh……..” Kontolku terasa dipilin-pilin dan disedot-sedot…… akhirnya…., ” Aaaaahhhhh…. aaahhhh….. Ibuuuu…. aaahhh…ahh…”, kudorong pantatku sekuat-kuatnya…, air maniku menyembur banyak sekali cret…cret…cret…cret…cret…cret…cret… kupeluk tubuh Bu Indah sekuatnya…, mataku terpejam merasakan kenikmatan tiada tara yang barusan terjadi….., demikian juga Bu Indah ketika maniku menyembur di dalam memeknya… badannya seperti menggigil dan tersentak-sentak… kedua matanya terbeliak-beliak nikmat……, kedua kakinya melingkari pinggang dengan kuat….. kedua tangannya mencengkeram punggungku sampai kukunya menancap, kureguk seluruh kenikmatan sambil kami saling memeluk, mencium sambil berguling-guling untuk meredam nafsu dan emosi yang sangat tinggi.
Setelah kurang lebih sepuluh menit saling berpelukan, aku mulai bangkit, kuangkat tubuhku, perlahan-lahan kucabut kontolku dari lobang memek Bu Indah. Air maniku terlihat mengalir keluar, menetes…. kuseka dengan rok panjang yang masih di kenakan Bu Indah. Lalu kubersihkan dengan mengusap-usap celah memeknya yang merah merekah yang hanya ditutupi bulu bulu halus dengan potongan celana dalamnya.
Tubuh Bu Indah masih tergolek lemas… tak bertenaga…. tapi tatapan mata Bu Indah mengarah tajam kearahku… aku mencoba untuk tersenyum… sambil menjulurkan tangan menolong untuk bangkit. Tak lama Bu Indah duduk disampingku tanpa membereskan bajunya terlebih dahulu, buah dadanya hanya tertutup sebelah saja, roknya tidak diturunkan hingga pahanya tidak tertutupi sepertinya dia tidak mala-malu lagi padaku, tapi matanya terus menatapku….
” Ibu marah…. ? “, tanyaku sambil tersenyum lalu mendekatkan bibirku ke bibirnya…, tapi tiba-tiba plokk…plokk… kedua pipiku ditampar keras. Aku berdiri bengong sambil mengusap-usap pipi, tadi dia bilang sayang, tapi sekarang menamparku…. eeh… setelah menamparku Bu Indah tertunduk sambil menangis di di depanku. Aku jadi bingung….., nggak ngerti kok jadi begini, tapi aku tidak mau tahu…. pokoknya aku berhasil menyetubuhinya dan aku benar-benar puassss.
Cerita Seks Dewasa Ngentot Dengan Ibu Guru Indah Yang CantikTanpa berkata sepatah katapun, aku memakai celanaku kembali, langsung membereskan buku catatan les Matematikaku, bersiap untuk pulang. Tiba-tiba Bu Indah berlari masuk ke kamar tidurnya sambil menangis terisak-isak….. Semula aku sih cuek-cuek aja…, lama kelamaan aku menjadi tidak tega…. kuikuti masuk kamar tidurnya…. kulihat…. dia sedang menangis sambil tengkurap sambil memeluk bantal, kaos dan roknya tersingkab, sebagian pantatnya ke bawah terlihat jelas, kulitnya bersih, putih mulus, bagian pantatnya yang lain masih tertutup celana dalam hitam tapi sudah sobek digunting dan sebagian punggungnya terbuka. Sepertinya dia sudah tidak memperhatikan lagi keadaan dirinya.
Aku duduk di sisi tempat tidur, sambil menunggu reaksi, kuperhatikan sekeliling kamarnya, hampir semua barangnya bagus dan bermerk. Tempat tidurnya empuk sekali, pegasnya sangat elastis, isak tangis Bu Indahpun cukup terasa membuat kasur seperti bergelombang. Stereo set, TV, meubel, lukisan, tumpukan sepatu dan peralatan kosmetiknya termasuk merk yang sangat mahal.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, nggak terasa sudah lima jam aku berada di rumah Bu Indah. Hampir lima belas menit aku menunggu, tapi isakan Bu Indah belum berhenti juga. Ketika aku duduk di sampingnya, kucoba memegang tangannya, uluran tanganku langsung ditepis olehnya. Aku semakin bingung, kucoba mengusap rambutnya, tapi dia semakin terisak-isak sambil menggeser tubuhnya menjauhiku sambil menedang-nendangkan kakinya kearahku…. tanpa disadarinya potongan celana dalam yang menutupi sebagian pantatnya terbuka… seluruh pantat sampai ke kaki terlihat sangat jelas.
Iseng-iseng kuperhatikan dari kaki hingga pangkal pahanya, kulitnya putih bersih merata, mataku terpaku di belahan pantatnya…. terlihat jelas lobang anusnya tertutup rapat dan disebelahnya tampak celah yang merekah berwarna merah muda dikelilingi bulu-bulu halus… membuat aku terangsang oleh pemandangan yang terpampang jelas di depanku, kurasakan kontolku bergerak mulai menegang…… kucoba mengalihkan perhatian dengan memandangi lukisan tapi kontolku malah semakin tegang.
Pusing aku jadinya……. tampaknya Bu Indah marah padaku……. akhirnya kutimbang-timbang antara pulang saat itu juga atau menunggu sampai kemarahan Bu Indah reda. Tapi pikiranku semakin sulit diajak kompromi, perhatianku tetap tertuju pada celah yang merekah itu…… terbayang nikmatnya ketika kontolku keluar masuk celah itu….. Apakah Bu Indah masih mau kusetubuhi selagi dia masih marah padaku.. tapi.. jangankan kusetubuhi, baru kupegang tanganpun dia tak mau….. kusetubuhi atau tidak, dia tetap marah padaku…, ” Ah, tadipun dia tidak mau kusetubuhi, tapi setelah terangsang dan merasakan nikmatnya bersetubuh akhirnya dia mau juga, kucoba lagi ah…. “, pikirku.
Diam-diam kucopot kancing celanaku satu per satu, kubuka seluruh penutup tubuh hingga telanjang bulat…. perlahan-lahan kugeser tubuhku mendekati pantatnya…. Tempat tidur pegas Bu Indah benar-benar asyik…. sedikit gerakan membuat permukaan kasur bergoyang seperti gelombang. Bu Indah tahu aku mendekatinya… dia malah menutupi kepalanya dengan bantal…. hingga dia tak tahu bahwa aku sudah telanjang bulat……. samar-samar kudengar isak tangis yang ditahan….. tapi aku tak perduli.. yang kuperhatikan hanya lobang memek yang merekah berwarna merah muda di belahan pantatnya.
Sambil menunggu saat yang tepat, kucoba bersikap baik, kuusap-usap punggungnya dengan lembut…. perlahan kutarik tali BH-nya lalu kulepas….. kaosnya kurapikan sehingga punggungnya tertutup ternyata Bu Indah tidak menunjukkan gerakan menolak perbuatanku…. akupun semakin berani….. diam-diam kulepas kancing roknya…. kubuka retsletingnya…. roknya kurapikan…. kuturunkan seluruhnya menutupi pantat sampai ke mata kakinya… kupijat-pijat lembut kakinya sambil menggeser sedikit demi sedikit supaya renggang…. lalu aku tengkurap di sebelah Bu Indah…. kuusap-usap lagi punggungnya… kuangkat sedikit bantal yang menutupi kepalanya… kutempelkan mulutku di kupingnya sambil berbisik ” Buu…. maafin Boy ya…. perbuatan Boy bikin Ibu jadi sedih…. aku janji tidak akan mengulanginya….. maafin Boy ya…….. “, Bu Indah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutupi kuping dengan kedua telapak tangannya, wajahnya tertunduk dalam… sepertinya dia tidak mau mendengar omonganku atau melihatku lagi… karena perbuatanku tadi.
Aku mengangkat tubuhku perlahan-lahan… kutindih punggungnya… sambil kubelai lembut rambutnya… bahu Bu Indah terguncang-guncang… isak tangisnya makin keras… dikiranya aku akan menghiburnya, padahal kugeser pantatku sedikit demi sedikit sambil kulepas kancing roknya…. kubuka retsletingnya…. kusibakkan semua yang menutupi belahan pantatnya… hingga lobang memeknya yang makin merekah terlihat jelas… akupun jadi tidak sabar ingin menusukkan kontolku ke lobang yang sudah menganga itu.
Kubasahi kepala kontol dengan ludah…. perlahan-lahan kuangkat pantatku hingga tepat di atas pantatnya… dan kurapatkan kedua kakiku diantara kakinya…. kugenggam kontolku…. kuarahkan kepalanya tepat di bibir lobang memeknya…. pantatku turun pelan-pelan…. tanpa ragu-ragu langsung kudorong…. Akh, kontolku sulit masuk… seret… masih kering dan sempit… ada rasa perih di kontolku.
Saat itu tubuh Bu Indah tersentak…. dia kaget sekali… merasa ada sesuatu menyentuh bibir memeknya dan memaksa masuk…. tubuhnya langsung meronta-ronta… ingin melepaskan diri dari tubuhku….. tubuhnya bergeser maju… pantatnya digoyang-goyang…. berusaha untuk menghindari dorongan kontolku… kedua kakinya tak bisa apa-apa karena tertahan oleh rok dan kakiku…. sambil menahan tubuhnya… kudorong kontolku dibantu tangan kananku… hingga pada dorongan keempat, kontolku masuk setengahnya… kudorong lagi…. kutekan sedalam dalamnya sampai mentok….
Makin kuat Bu Indah meronta makin terasa tubuh kami bergoyang-goyang… berayun-ayun… akibat pegas tempat tidurnya sangat elastis…. tanganku langsung menyusup ke balik kaosnya… kuraba-raba perutnya… Bu Indah semakin meronta.. kupeluk tubuhnya dengan cara menyilangkan kedua tangan sambil mencengkeram buah dadanya yang kenyal dan keras… lalu kuremas-remas dengan lembut…. kedua putingnya kutarik-tarik dan kupuntir-puntir… mulutku menjilat-jilat dan menciumi tengkuknya sampai basah… kujilat hingga ke belakang kupingnya…. kugigit-gigit ujung kuping…..
Gerakan meronta tubuh Bu Indah makin melemah… kutekan pantatku dengan kuat sambil kuputar-putar…. hingga tubuh kami bergoyang-goyang.. pegas tempat tidur ini memang sensitf sekali sedikit saja bergerak langsung terasa seperti diayun-ayun… aku merasakan kenikmatan bersetubuh yang unik di tempat tidur ini… kulihat mata Bu Indah berkaca-kaca…. dia menangis… merintih-rintih kesakitan…… ” Nngg…nnggng… uuhhuu….uuuhhh…nggg… aduuuhhh… sssssssakiiiitt….. nngg…… aaaaa….aaa….”
Tubuhnya tengkurap tak bergerak…. tangannya menjuntai lemas…. pelan-pelan kutarik kontolku… aduuhh sempit sekali… rasanya seperti di jepit… kudorong lagi pelan-pelan…. kutarik…. kudorong….. kutarik….. creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep….. creeeeep……. seret sekali……
Kucabut kontolku lalu kubasahi lagi dengan ludah…. kumasukkan lagi…. Nah, sekarang agak licin. Terasa buah dadanya makin mengeras… putingnya kupijit dan kupuntir…. samar-samar kudengar rintihan kesakitan Bu Indah berubah menjadi rintihan nikmat… akupun mempercepat gerakan naik turun sesuai ayunan pegas tempat tidur ini… pantat Bu Indah bergerak seperti membalas gerakanku…. bergoyang, menarik dan mendorong… rintihannya semakin jelas dan keras… tampaknya Bu Indah mulai terhanyut oleh kenikmatan persetubuhan ini, rasa sakitnya sudah berubah menjadi sakit-sakit nikmat. Aku yakin sebentar lagi dia tidak akan merasa kesakitan…. tapi kenikmatan yang luar biasa……
Dia merintih, ” Aa..ahhhh… aahh.. mmmhhmm… ooohhhh… ooohhhh.. ooohhh… a.. aa..a.. aahhhh…” tak lama kemudian terasa ada cairan hangat membanjiri seisi memek Bu Indah…. kontolku semakin lancar keluar masuk… menggesek-gesek dinding memeknya… mulai terasa nikmat… gerakan naik turunku semakin cepat… Aku semakin bernafsu… creepp…creepp…creepp…creepp… creepp… creepp… creepp…. creepp.. creepp.. creepp… dan terasa dinding memeknya seperti berdenyut.
Bu Indah semakin histeris… ” A..aa..hhh….aa…aaa..aahhhh… Boooy…. ooohhh…ooohhh… aa…aa..aahhh…. mmmhhhm…aahhh…ooohh…oohhhh…. Bbboooyy…. ssu..su..ddaah… aakh..aaah…. ssu..ssud…. a..aa..aaahhhhh…. te…tee..russs… Bbbooy… llagii.. laagii… oohhh…. “, Mendengar rintihan tak keruan itu, aku makin liar… kuangkat tubuhku lalu kutahan dengan sebelah tangan sambil kujambak rambutnya…. gerakan naik turunku makin cepat…. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. dengan gaya seperti joki sedang menunggang kuda.
Tangan Bu Indah yang semula terjuntai lemas menggapai-gapai ke kakinya menarik-narik roknya… dia ingin kedua kakinya bebas bergerak… Akupun mengerti… lalu kucabut kontolku dengan cepat dan Bu Indah menjerit kecil ” Ja..jangan..dilepass….” tubuhnya meronta-ronta… cepat-cepat kutarik rok panjangnya juga celana dalam yang sudah sobek kugunting… kubuka kaosnya dengan kasar… kini tubuh kami tidak ditutupi sehelai benangpun…
Bu Indah langsung membalikkan tubuhnya sambil mengangkang dan tangannya menarik pinggangku… dengan tergesa-gesa kumasukkan kontolku ke lobang memeknya… kutekan dengan kuat…. kutarik…. lalu kutekan dengan kuat…. bibir kami saling mengecup….menyedot…. gerakanku semakin liar……. creeepp….creeepppp…creeppp….creeppp… creepppp…creeeppp…. kutekan kontolku sampai mentok… creeeeeepp… ” Bboooy…. aahhhh… ooohhhhh…. oohhh….ooohhh….. enaaakkk….. ooohhh… Booy.. terruuss… te..tee..rrusss… ooohhh…. aaahhhhh…. aaaaaahhhhh….. “, Bu Indah merintih rintih dan menjerit histeris… matanya terbeliak-beliak… tangannya menarik-narik pantatku…. kakinya menjepit pinggangku dengan kuat hingga tak bisa bergerak…. sepertinya Bu Indah baru mencapai puncak kenikmatan… terasa muncul cairan hangat membanjir, merendam kontolku.. licin sekali… hingga kontolku seperti ada di lubang yang besar, basah, hangat dan licin.
Tiba-tiba Bu Indah mendorong tubuhku dengan kuat hingga kontolku terlepas…. ” Sudah ah… ” katanya dengan bibir bergetar, kemudian kedua tangannya menutupi mukanya dengan kedua kaki masih mengangkangi tubuhku. Akupun ikut diam tapi untuk beristirahat memulihkan tenaga dan mengatur nafas lalu kuseka batang kontolku yang basah dengan kaos. Ketika aku bersiap kembali memasukkan kontolku, Bu Indah berkata dengan lirih, ” Boy, sudah ya…, Ibu mohon jangan diterusin… Ibu takut hamil..” dengan kedua tangan menutup memeknya, dia berusaha duduk sambil menarik mundur pantatnya menjauhi kontolku… tampaknya dia ingin mengakhiri persetubuhan ini.
Akupun berdiri di tempat tidur sambil mengusap-usap kontolku yang masih berdiri tegak, sambil duduk Bu Indah memandangku dengan sayu dan berkata, ” Terima kasih Boy, kamu mau ngerti “.
Tanpa berkata apa-apa, aku bergerak mendekatkan kontolku ke wajahnya…. kupegang kepalanya… kudekatkan kontolku ke mulutnya, rupanya Bu Indah mengerti kemauanku, dia menggelengkan kepalanya, ” Nggak..Ibu nggak mau !”. Kupegang kepalanya dengan kedua tanganku… kutempelkan ujung kontolku ke bibirnya…. kudorong-dorong…. tapi mulut Bu Indah tertutup rapat…. ” Ayolah, sebentar saja Bu…”, kataku sambil duduk di depannya, Bu Indah tetap menggelengkan kepalanya, sambil berkata ” Nggak…nggak mau… pokoknya nggak mau… jijik….!”.
Aku jadi gemas, kutarik tubuhnya hingga menindih tubuhku, kupeluk tubuhnya lalu kucium bibirnya…. dengan lemah tubuhnya meronta-ronta… kulumat bibirnya… kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sampai akhirnya dia membalas pelukan dan ciumanku… kami berciuman lama sekali, sekali dia berhenti menciumku… dia hanya memandangku…. tangannya mengusap-usap rambutku….
Tanpa disadarinya, aku mengarahkan kontolku ke lobang memeknya. Ketika posisinya sudah tepat, kuangkat pantatku mendorong dan blesssss…. kontolku langsung masuk, tubuh Bu Indah tersentak, dia berusaha mengangkat pantatnya… tapi pingangnya kutahan dengan kuat… malah kutekan kebawah hingga kontolku hampir masuk semua… Bu Indah mendesah, ” Booy… aa..aaahhh… kamu memang nakaal… Booy… oohhh.. aaahhhhh….”
Lalu kami saling pandang, lama… tak ada yang bergerak diantara kami…. Bu Indah menundukkan kepalanya… dia mencium bibirku lembut sambil berkata ” Kamu memang nakal.. jahil… kamu nggak mudah menyerah rupanya… nggak mau nurut sama omongan Ibu… kamu jahat…. sekarang lepasin tangan kamu.. kalo nggak… awas !”.
” Tapi Bu… ” kataku, sambil mengerak-gerakkan pantatku keatas… dan menekan-nekan pinggangnya ke bawah… kuangkat pantatku berulang ulang… sesekali ketika kuangkat pantatku dengan kuat, pinggangnya kutekan ke bawah, hampir seluruh batang kontol masuk ke dalam memek Bu Indah… saat kepala kontolku menabrak dinding paling dalam, Bu Indah menjerit kecil, badannya bergetar….
Diapun tidak bisa menyelesaikan kata-katanya dengan benar, malah jadi merintih nikmat, ” Nggak ada tapi-tapian, kamu mau lepas nggak ? Ntar Ibu mmma..mmau…. la..lapor…. aaahhhh… aaww…. sstt…. ooohhhh…. ntar… Ibu.. laporrrinn… ssama… aww… ppo.. mmhhmm…aaahhhh.. polisssiii… aahhh…. ooohh… aaahhh…. aww.. aaaaaaaaaaaaaahhhh… sssstt….. aahhh…. ooohh… aa..aaww…. Bbooy… terusss…. aaahh… oohh…. Booooy…. Boooyyy…. aa..aaaaaww…. aaahhh… ooohhh…. te..teruuss… teruuusss… oohh… aahh… oohh..oohhh.. eeenaaakk… aa..aaaww… lagiii… enaak.. ssaayyaang….”
Kudorong tubuhnya supaya tegak, hingga posisinya seperti sedang berjongkok diatas kontolku dan pantatnya kutahan dengan kedua tanganku, kuhentak-hentak… kudorong.. pantatku keatas dengan kuat, dengan bantuan tempat tidur pegas ini, hentakanku makin lama makin cepat… sambil sesekali pantatnya kudorong melawan hentakanku hingga kontolku masuk sedalam-dalamnya…. aduuhh nikmat sekali… makin lama makin terasa sempit dinding memeknya yang paling dalam dan ada sesuatu yang bergerinjal-gerinjal menjepit kepala kontolku…. aku merasakan suatu kenikmatan yang baru… kutekan pantat Bu Indah ke bawah… kutahan beberapa saat… kurasakan kepala kontolku terjepit dinding yang bergerinjal-gerinjal… aku terdiam… mataku terpejam… nikmaat…. enaaakk… saking nikmatnya… akupun mendesah, ” Buuu… enaak sekaliiii…. ssstttt…. aahh… Ibuuu..Buu.. Indaahh… gelii… enaaak… ayooo…dong… gerakin lagi pantatnya… yaaa…. saayyanngg… yaa…”
Kulihat dia merintih sambil menggigit bibirnya, matanya terbeliak-beliak… merem-melek…. kedua tangannya menjambak-jambak rambutnya…. kepalanya menggeleng-geleng…. setiap kepala kontolku menyentuh dinding memeknya yang paling dalam… tubuhnya tersentak dan gerakannya semakin histeris… pantatnya naik turun dengan cepat…. rintihannya semakin keras… diselingi jeritan kecil setiap pantatnya menekan ke bawah… ” Booyy… aah.. ooohh.. oohh… aa..aaa…aawww… aaaa..hhh… oohhh…aaahh… aa.aa.aaaawww…. Bbbooyy.. eenaak…. aahh…aaahhh… aa…aaa..aaaww…. enaak….” Akhirnya ketika Bu Indah menekan pantatnya dengan kuat, hingga kepala kontolku dijepit dinding bergerinjal-gerinjal, mulai terasa ada rasa geli luar biasa…. kontolku berdenyut-denyut…. terasa air maniku memakas ingin keluar… hingga tak mungkin lagi kutahan…..
” Buuu..Buu Indaah.. Boy ma..mmau keluarrr… aduuhhh… geliii… ” rintihku.
Bu Indah menggerakkan pantatnya maju.. mundur… lalu berputar.. maju lagi… ke kiri.. ke kanan… diangkat sedikit… terus maju lagi… berputar lagi… kontolku terasa dipilin-pilin… diurut-urut…. disedot-sedot… rasa geli itu semakin kuat… makin kuat…. nikmat bercampur geli…
Tiba-tiba tubuh Bu Indah menyentak-nyentak sambil menjerit kecil, ” Booyy… ayo… ssssayang… sama.. samaa.. aaahh… oohh… aaahhh… BBooooooyyyyyyyyy…. aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh….” tubuhnya menindihku…. pantatnya menekanku dengan kuat…. bibirnya mengulum bibirku…. dia memelukku dengan kuat…. dan akupun memeluknya lebih kuat…. sambil membalas ciumannya…..
Bersamaan dengan itu… ” Aaaaaaahhhhhh…… ” kontolku menyemprotkan air mani ke dinding memeknya berkali-kali… cret… cret… cret… cret… cret… cret… cret… aaahhh.. nikmatnya……. tak terasa tubuh kami berguling-guling… sambil berpelukan dan berciuman… mereguk seluruh kenikmatan dari persetubuhan ini.
Selama dua puluh menit, kami terdiam sambil berpelukan…. saling memandang… lalu berciuman dengan lembut… lamaa… saling mengusap-usap rambut tanpa ada satupun kata yang keluar dari mulut kami. Ketika aku akan mencabut kontolku dan melepaskan pelukan, Bu Indah merintih manja, ” Ntar aja… jangan dulu..Ibu masih ingin begini..ya.. sayang… “, sambil mengecup bibirku dan mengusap-usap rambutku dengan penuh kelembutan, seperti tak ada rasa marah, menyesal atau sedih.
Tak lama kemudian, secara bersamaan kami saling melepas pelukan dan sama-sama tergolek lemas bersebelahan sambil memejamkan mata… merenungi apa yang sudah terjadi diantara kami. Ketika aku membuka mata, ternyata Bu Indah sedang memandangi aku sambil menahan kepala dengan tangannya dan dia tersenyum, sambil mencolek hidungku dan berkata, ” Kamu ini memang anak kurang ajar… nggak punya kesopanan… umur kamu berapa sih…? “. Melihat sikapnya yang ramah disertai senyum, aku jadi berani, kujawab sambil mengecup tipis bibirnya, ” Ibu nggak usah nanya umur deh, yang penting, aku suka sama Ibu “.
Dan dia menindihku sambil membalas kecupanku, ” Kamu ini ngomong kaya udah gede aja, kenapa sih kamu suka sama Ibu ” tanyanya. ” Kok nanyanya gitu, Ibu mau apa nggak disukain sama Boy.. ? ” aku balik bertanya. ” Kalo kamu udah gede, Ibu pasti mau… sekarang Ibu pengen tahu kenapa kamu suka sama Ibu ? ” katanya penasaran, sambil memencet hidungku.
” Nggak ah.. ntar Ibu marah kalo Boy jawab..” kataku.
Dia langsung menjawab, ” Nggak, Ibu nggak bakalan marah.. sumpah “. ” Sumpah apa ? ” tanyaku, ” Sumpah ini… ” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut. Tanpa kami sadari, telah terjadi keakraban diantara kami sepertinya kami pasangan yang sebaya.
Sambil membalikkan tubuhnya, kujawab, ” Boy suka sama Ibu karena……. “, aku tidak meneruskan jawabanku, dia makin penasaran, ” Karena apa… ? “, katanya sambil cemberut. ” Karena…. Ibu baik…. cantik… terus.. karena ini…. dan ini… ” kataku sambil menunjuk dadanya dan mengusap-usap memeknya. ” Ihhh… jangan nakal… nanti Ibu tampar lagi… mau..? “, katanya sambil melotot tapi mulutnya tersenyum manis lalu dia menciumku lagi.
Kami berciuman lagi… sambil memelukku Bu Indah berbisik mendesah di telingaku, ” Ibu sayang kamu…. kamu jangan pulang.. masih banyak yang ingin Ibu omongin sama kamu… sekarang kita istirahat aja ya…”.
” Ya deh, gimana ibu aja “, kataku sambil membalas pelukannya.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam, tak lama kemudian kami tertidur sambil berpelukan. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Guru Ku Cantik appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Ngentot Pacarku Waktu SMP

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Ngentot Pacarku Waktu SMP – Didalam cerita pengalaman saya yang pertama yang saya beri judul “Masa kecil saya di Palembang”, saya menceritakan bagaimana saya diperkenalkan kepada kenikmatan senggama pada waktu saya masih berumur 13 tahun oleh Ayu, seorang wanita tetangga kami yang telah berumur jauh lebih tua. Saya dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama.

cerita-sex-ngentot-pacarku-dan-mamanya1-214x300

Cerita Sex: Ngentot Pacarku Waktu SMP

 
Saya sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP.
Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya walaupun melihat tubuh wanita telanjang sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat gambar-gambar di buku dewasa punya kakak saya seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar-gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.
Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Ayu, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua. Dengan hanya memandang tubuh Ayu yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya.
Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya.
Baca cerita sex “Nikmatnya Tubuh Bu Alsyah” di –> cerisex.net
Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir.
Setelah kesempatan saya dan Ayu untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Ayu dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul.
Baca cerita sex ”
Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya. Saya biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Ayu sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.
Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Ayu selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Ayu bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia.
Ayu juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum. Saya tidak disunat dan Ayu sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya, dan setelah beberapa minggu Ayu kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.
Kadang-kadang Ayu juga minta “main” walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Ayu, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang-kadang saya merasa jijik melihatnya.
Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Ayu sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap-isap payudaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya. Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru.
Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efi ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang)
Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Ayu diam saja terlentang diatas tubuh saya. Saya melirik dan melihat Efi datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot.
“Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi.
Lalu pelan-pelan Ayu menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .
“Efi, Efi. Kamu ngapain sih disini?” kata Ayu lemas.
“Efi pulang sekolah agak pagi dan Efi cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Ayu tenang-tenang saja.
“Efi juga mau kancitan,” kata Efi tiba-tiba.
“E-eh, Efi masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.
“Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah.”
“Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Ayu membujuk.
“Efi mau kancitan,” Efi membandel. “Kalo nggak nanti Efi bilangin Abah..”
“Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efi.” Ayu berkata.
Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efi bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala?
Ayu mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus-ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali.
“Sini, biar Efi lihat.” Ayu mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Efi. Efi datang mendekat dan tangannya ikut meremas-remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.
Cerita Hot – Tempat tidur saya cukup besar dan Ayu kemudian menyutuh Efi untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Efi yang masih begitu remaja. Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam.
Ayu kemudian merosot celana dalam Efi dan saya melihat kemaluan Efi yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya. Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efi merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Efi menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi.
“Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.
“Ayo, Efi mau kancitan, ndak?” kata Ayu.
Saya mengendus kemaluan Efi dan baunya sangat tajam.
“Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Efi.
“Tunggu sebentar,” kata Ayu yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi mulai membuka pahanya makin lebar.
Sebentar kemudian Ayu datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok Ayu dengan handuk tadi. Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Efi yang hanya berbau amis sedikit saja.
Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Efi-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Efi kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari-jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.
Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggeliat-geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..”
Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan-pelan.
“Aduh, sakit bu..,” Efi hampir menjerit.
“Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Ayu sambil mengelus-elus bukit Efi.
Saya coba lagi mendorong, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan.
“Sakit, ibu.”
Ayu bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.
Saya tidak tahu kemana Ayu perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Efi dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong.
Cerita Panas – Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit. Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Ayu yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Efi yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Efi mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi masih tetap kesakitan.
Sebentar lagi Ayu datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Efi. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Efi. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.
Saya melihat Efi menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan.
“Cabut dulu,” kata Ayu tiba-tiba.
Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Efi. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Ayu kembali melumasi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Efi yang sedang menunggu.
Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efi. Aduh nikmatnya, karena lobang Efi betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efi. Efi yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Ayu, ibunya sendiri.
Efi belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Efi yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efi yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.
Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Efi. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Ayu sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.
Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Ayu sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Ayu dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Ayu kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Ayu.
“Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati.
“Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Ayu hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.
Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Efi. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi saya dan Ayu terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama.
Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Ayu, tetapi saya selalu saya merasa ingin makan telur banyak-banyak. Saya sangat beruntung karena kami kebetulan memelihara beberapa puluh ekor ayam, dan setiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Saya juga memperhatikan dalam tempo setahun itu penis saya menjadi semakin besar dan bulu jembut saya mulai menjadi agak kasar. Saya tidak tahu apakah penis saya cukup besar dibandingkan suami Ayu ataupun lelaki lain. Yang saya tahu adalah bahwa saya sangat puas, dan kelihatannya Ayu juga cukup puas.
Saya tidak merasa seperti seorang yang bejat moral. Saya tidak pernah melacur dan ketika saya masih kawin dengan isteri saya yang orang bule, walaupun perkawinan kami itu berakhir dengan perceraian, saya tidak pernah menyeleweng. Tetapi saya akan selalu berterima kasih kepada Ayu (entah dimana dia sekarang) yang telah memberikan saya kenikmatan didalam umur yang sangat dini, dan pelajaran yang sangat berharga didalam bagaimana melayani seorang perempuan, terlepas dari apakah itu salah atau tidak. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Ngentot Pacarku Waktu SMP appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Tante Yohana

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Tante Yohana – Kisahku dengan Tante Mira terus berlanjut dengan gaya permainan cinta yang semakin seru karena baik Tante Mira maupun aku saling mengeluarkan fantasi masing-masing (akan saya ceritakan lain waktu), hingga pada suatu saat Tante Mira mengenalkan salah satu temannya yang kebetulan ketemu disebuah restoran dimall daerah jakarta pusat.

cerita-sex-tak-sadar-akhirnya-aku-jadi-gigolo

Cerita Sex: Tante Yohana

 
Sebut saja dia Tante Yohana, dia juga wanita chinese yang berusia hampir 50, sebaya dengan Tante Mira hanya beda 1 atau 2 tahun saja yang sudah ditinggal suaminya karena wanita lain. Postur tubuhnya juga tidak jauh dengan Tante Mira, agak gemuk hanya saja Tante Yohana lebih pendek dari Tante Mira dan wajahnya juga lebih kelihatan tua karena tampak kerutan-kerutan diwajahnya mungkin terlalu banyak pikiran.
Waktu itu dia sedang jalan sendirian akan makan dan kebetulan ketemu dengan kami yang akhirnya dia diajak bergabung oleh Tante Mira, dan aku dikenalkan oleh Tante Mira kepadanya sebagai keponakan jauhnya. Setelah makan kami melanjutkan perbincangan sambil jalan melihat-lihat barang di toko-toko yang ada dimall itu.
Entah apa yang dibicarakan oleh mereka berdua secara bisik-bisik karena aku lihat lirikan Tante Yohana yang melihat aku sambil senyum-senyum, dan setelah itu dia sering mencuri-curi pandang melihatku. Setelah lelah jalan-jalan dan hari mulai sore Tante Yohana akhirnya pulang.
“Oke, Mir. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi Ferry” kata Tante Yohana sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang membuat aku tambah bingung dan dia melenggang menuju carcall untuk memanggil sopirnya.
Sepeninggal Tante Yohana kami menuju food court untuk membeli minum dan istirahat.
“Fer, menurut kamu Tante Yo gimana?” tanye Tante Mira padaku setelah membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan meminum minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Mira sambil menyedot minuman ringan yang aku pesan.
“Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah” jawab Tante Mira agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu, tapi keliatannya orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku sambil tersenyum.
“Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Yohana jadi aneh sikapnya” tanyaku pada Tante Mira.
“Fer, kamu tahukan kalo Tante Yo itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama suaminya. Nah tadi waktu Tante Yo lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu, dan dia nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya. Kamu jangan marah ya, abis Tante Yo itu suka maksa kalo keinginannya belum kesampaian” jawab Tante Mira.
“Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Mira dengan wajah serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan layani dia” jawabku serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Mira was-was.
“Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante dulu baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Mira yang terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Yo dan lupain Tante deh” katanya lagi sambil menghembuskan nafas.
“Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa baik orang kepada saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Yo, biar dia nanti hubungi kamu” kata Tante Mira kemudian.
Setelah itu Tante Mira lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang.
Malamnya Tante Yo menghubungi aku lewat telepon.
“Hallo Ferry, ini Tante Yo masih ingatkan?” tanya Tante Yo dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Mira sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Yo.
“Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya Tante Yo lagi.
“Kalo gitu oke dech” jawabku singkat.
Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya kami janjian besok pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup. Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja supaya tidak terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku berdering.
“Hallo Ferry, ini Tante Yo. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di kamar 888 oke? Tante tunggu ya” kata Tante Yomemberitahukan kamarnya.
“Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup pembicaraan.
Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju kamar Tante Yo. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Yo membukakan pintu.
“Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu mau minum atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante Yo sambil mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.
“Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah bingung” jawabku.
“Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he” jawab Tante Yo bercanda.
Kemudian Tante Yo duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku duduk di sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku mendekati Tante Yo dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Yo merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan kukecup kening Tante Yo.
“Mmm.. kamu romantis ya Fer, pantes Mira suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak merasakan suasana romantis seperti ini” kata Tante Yo sambil menghembuskan nafas.
“Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat dan romantisnya cinta, karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.
Tante Yo menatapku sendu sambil tersenyum.
“Terima kasih sayang” kata Tante Yo.
Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya.
Kecupanku dibibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas Tante Yo dengan lembut juga, sepertinya Tante Yo benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya. Kami saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan kami. Kugelitik lidah Tante Yo dengan lidahku dan kusapu langit-langit mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta lehernya dengan tanganku yang lainnya.
“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini” kata Tante Yo disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.
Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Yo bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan oleh Tante Yo. Setelah pelayan keluar dan Tante Yo memberikan tip, tiba-tiba Tante Yo menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari sarangnya dan langsung diterkam olehnya. Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku.
“Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh Tante Yo padaku.
Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Yo dan seprei kasur yang sudah mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Yo dari penisku, kuangkat Tante Yo dan kurebahkan dikasur.
“Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup bibir Tante Yo dan mulai mencumbu Tante Yo sementara Tante Yo hanya diam saja sambil menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka kancing baju Tante Yo satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua, kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya terbuka dan ku lepaskan BH Tante Yo lewat kedua tangannya tanpa melepas baju Tante Yo, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Yo, kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Yo lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok yang dipakai oleh Tante Yo kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Tante Yo lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante Yo.
Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante Yo, dan Tante Yo mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante Yo sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya, dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Yo tangankupun mendekati vagina Tante Yo dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante Yo tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Yo yang ternyata sudah basah. Ketika kukulum puting Tante Yo yang sudah berdiri dari tadi kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh Tante Yo melengkung keatas.
“Akhh.. Ferry.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante.. akhh.. ferry enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante Yo histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Yo dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara Tante Yo bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Tante Yo bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya Tante Yo mendapatkan orgasme pertamanya.
Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju kevaginanya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina dan kelentit Tante Yo.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Tante Yo histeris memohon, lalu tubuhnya mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.
Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya dikelentit Tante Yo. Tubuh Tante Yo bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku.
“Ahh.. Ferryy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt.. ” jerit histeris Tante Yo mengantar orgasmenya yang kedua itu.
Dan ketika tubuh Tante Yo sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana dalam Tante Yo yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua, lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Tante Yo.
“Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta Tante Yo padaku, tapi aku tidak menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Tante Yo.
Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Yo hingga posisi Tante Yo kini dalam pangkuanku, dan dalam posisi Tante Yo sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Yo yang masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting rok Tante Yo dan kulepas rok Tante Yo dari atas dan kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel ditubuh Tante Yo lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan. Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih menggesek dinding vagina Tante Yo.
“Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.. Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Yo histeris dan tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Tante Yo bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Yo.
Lalu kurebahkan tubuh Tante Yo dan terus kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Yo tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang, lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Yo bergantian dan kedutan-kedutan dinding vagina Tante Yo juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.
“Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante Yo.
“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh” teriak Tante Yo dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Yo yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat penisku dalam vagina Tante Yo sehingga ada cairan yang keluar dari dalam vagina Tante Yo yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih memainkan kelentit Tante Yo. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah tubuhku dan Tante Yo mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Tante Yo yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan. Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Yo, lalu kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Yo.
“Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh Tante” kata Tante Yo sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.
“Ah Tante Yo bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante Yo membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Tante Yo,
lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante Yo dan kamipun saling membersihkan tubuh.
Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Tante Yo sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante Yo tidak pernah lepas dari selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih seru lagi. Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante Yohana dan Tante Mira. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Tante Yohana appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex : Ketagihan ML

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex : Ketagihan ML – Gue cowok yang masih single. Gue kerja seruang dengan seorang cewek cantik. Dia atasan gue, orangnya cantik dan montok menggoda. Dia suka membuat ****** gue naik terus. Nggak heran dia punya hobby ngesex.

cerita-sex-dibuat-ketagihan-ml-oleh-atasanku-225x300
Cerita Sex : Ketagihan ML

 
Gue juga punya hobby yang sama. Tapi gue tidak semaniak dia. Hampir tiap hari dia ngesex dengan cowok cowok yang disenanginya, bahkan gue sering diajak ‘Anu’ sama dia. Disamping gue senang dan menikmati tubuhnya yang aduhai itu, gue juga tidak berani menolak perintahnya.. pokoknya “A.I.S”-lah.. itu..tuu.. Asal Ibu Senang. Dan gue dijanjikan naik pangkat dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus tubuhnya yang montok itu.
Dia orangnya cantik meskipun usianya jauh diatas gue. Karena dia selalu suka pakai rok ‘super’ mini warna putih transparan. Maka gue tahu kalau dia tiap hari nggak pernah pakai CD. Yang gue heran ama dia, pas dia ada di luar ruang kerja dia selalu pakai rok biasa bahkan pernah pakai celana. Tapi pas ada di ruang kerja kita dia selalu pakai rok ‘super’ mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan dia selalu minta tolong gue yang ngurus. Meja kerjanya yang berada di depan gue, jadi gue bisa melihat apa yang dikerjakannya.
Tiap menit dia selalu memancing nafsu gue. Dia sering pura-pura lihat suasana diluar jendela, padahal dia ingin memeperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu. Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja gue sambil dekat-dekat terus dia menundukkan kepalanya.. lalu yah jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH. Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri lagi.. Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan bulpen di lantai, terus dia jongkok membelakangi gue.
Pas dia nunduk, roknya tersingkap keatas jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan memeknya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah. Pas dia udah ambil itu bolpoint, eh.. dijatuhin lagi terus nungging lagi.. lagi.. lagi.. Dia goyangin itu pantatnya maju-mundur, bawah-atas..lalu dia renggangkan kakinya sehingga memeknya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya. Hingga gue nggak tahan akan kelakuannya itu. Langsung aja gue deketin dia terus gue obok-obok ‘anu-nya’.. Dan ternyata.. apa yang terjadi.. ohh..
Dia menikmati sentuhan-sentuhan gue. Saat ini gue bekerja dengan lidah gue. Gue jilat sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah. Nggak samapai dua menit udah tampak ada cairan bening di memeknya. Karena ****** gue udah nggak tahan, lalu gue masukin penis gue ke memeknya. Dia mendesis – meronta – mengerang nikmat(3M) demikian juga gue. Hangat dan lembab. Lalu gue mula goyang kiri kanan, maju-mundur dan kadang-kadang gue putar. Dia bener-bener hebat, setelah gue agak pasif dalam gerakan gue karena udah hampir nyampe. Dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.
Baca cerita sex terbaru lainya di –> cerisex.net
Sementara gue makin berat nahan orgasme gue, akhirnya..
“Bu boleh keluarin di dalam..?”kataku.
“Boleh aja sayang, emang sudah hampir.. ya?”katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.
“Ya, bu”kataku.
“Kita sama-sama ya, hmm..ohh..”.
Dengan sisa tenaga gue goyang lagi sampai gue terasa enak bener karena orgasme gue udah sampai deket pintu helm “NAZI”.
Lalu gue peluk dia dari belakang sambil gue remes dadanya. Dan cret.. cret.. cret. cret, air mani gue muncrat didalam lubang memeknya. Dan diapun merintih ohh yes dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang.. Rupanya dia klimaks juga. Dengan ****** dan memek masih bersatu gue tetep peluk dia dari belakang.
Dia tersenyum puas lalu melumat bibirku. Dia bilang kontolku enak banget sih. Dia kangen katanya kalau nggak dicoblos kontolku barang sehari. Nggak lama gue peluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil ngerintih akhh.. akhhgg dan lalu di dinding memeknya kubikin terasa hangat karena semprotan sperma gue tadi. Nggak ke tulungan enaknya katanya, tapi dia harus buru-buru ngrapiin baju dan nyuci memeknya. Habis gituan luemes banget dan nggak bisa kerja lagi. Abis sambil berdiri sih.
Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur jangan dibilang. Di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.
Malamnya gue diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, gue ajak dia pulang. Dia kutuntun ke mobilku karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan kuantarkan ke apartemennya. Gue bingung mengapa dia nggak pulang ke rumahnya sendiri.. mengapa kesini. Kuantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, gue istirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri gue untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam.. tapi tubuhnya jatuh dalam pelukan gue sehingga nafsu gue untuk meng’anu’nya mulai bangkit. Kuciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya disambutnya ciuman gue dengan permainan lidahnya yang sudah profesional.
Lama kami berciuman dan gue mulai meremas teteknya yang agak kenyal.. lalu kubuka resleting bajunya..kemudian kususupkan tanganku ke dalam behanya untuk meremas teteknya lagi dan memainkan putingnya.. sambil terus berciuman. Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai.. BH.. CD.. tapi kami masih berciuman. tanganku tak tinggal diam.. meremas diatas sesekali memainkan puting dan meraba dan memainkan di bagian memeknya.. oi.. jembutnya yang menggoda.. lezatnya..
Memeknya telah banjir akibat otot memeknya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari gue.. tangannya mulai membuka satu persatu pakaianku sampai kami berdua full bugil. Kusodok sodok jari tengahku ke dalam memeknya ..sshh.. oohh.. gung.. please.. sshh.. don’t stop..aahh.. terus jariku telunjukku memainkan itilnya yang mulai menegang .. sshh.. aahh.. dan dia mulai merebahkan badannya di sofa kuciumi lagi putingnya dan kusodok-sodok lagi memeknya dengan dua jari.. sshh.. aahh..oohh my goodd..sshh .. dia mulai mencari-cari kontolku yang sudah tegang sejak tadi.. dan mulai menghisap kontolku .. mulai dari kepala .. sshh .. aahh.. buu.. aahh.. sshh .. perlahan lahan mulutnya masuk dan melahap kontolku semuanya sshh ..hhmm.. kutambah jariku satu lagi hingga tiga yang masuk ke dalam memeknya sshh.. aachh.. tambah satu lagi hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan itilnya.. sshh.. hhmm..
gue lepaskan kontolku dari mulutnya dan mulai kuarahkan ke bibir memeknya yang banjir.. perlahan lahan kudorong kontolku.. sshh.. oohh.. honey.. hhmm.. bibir bawahnya menggigit bibir atasnya.. kuangkat kedua pahanya dan kusandarkan di sandaran sofa yang sebelah kiri sedang yang kanan kuangkat.. dan bless.. aahh.. sshh.. kuayunkan perlahan lahan.. sshh.. oohh my god.. come on.. sshh..terus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku .. sshh.. buu.. saya mau keluar buu..sshh.. keluarin di dalem aja sayang..ohh aahh.. kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku sambil terus menggoyangkan pantatnya sshh.. aahh..
Tiba-tiba dia menjerit histeris oohh..sshh.. sshh..sshh.. ternyata dia sudah keluar.. gue terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar memeknya sshh.. aahh.. dan aagghh.. crett.. crreett.. ccrreett..kutekan pantatku hingga kontolku menempel dasar memeknya.. dan keluarlah pejuku ke dalam liang memeknya.. sshh.. bbrr.. saat terakhir pejuku keluar..
guepun lemas tetapi tidak gue cabut melainkan menaikan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas gue lihat bagaimana kontolku masuk ke dalam memeknya yang di kelilingi oleh jembutnya yang menggoda.. kubelai jembutnya sambil sesekali menyentuh itilnya. Ssshh.. aahh.. gue mulai mengayunkan kembali kontolku.. biar agak ngilu gue paksakan..kapan lagi.. sshh.. aahh.. hhmm.. gue meminta dia untuk posisi nungging dengan tidak melepaskan kontolku dalam memeknya.. kontolku terasa dipelintir oleh memeknya.. terus kugenjot lagi ..sshh dan.. sshh.. dia mendorong pantatnya dan aachh.. lebih cepet honey ..sshh.. dia sudah keluar lagi
Gue masih asik mengoyang pantatku sambil meremas teteknya yang dari tadi gue biarkan.. sshh.. hhmm..aahh.. dan creett.. creett.. guepun menekan pantatku dan menarik pinggulnya hingga kontolku mentok lagi di dasar memeknya.. kami berdua sama lemas..
Dia ambil sebatang rokok.. dinyalakannya dan dia hisap itu rokok.. persis seperti saat dia menghisap ****** gue.. kami duduk dan sama menikmati permainan tersebut sambil dia merokok kami saling mengobok-obok kemaluan masing-masing.. Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur.. kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu.. gue putar jam bekerja tepat pukul 5 soalnya gue mau pulang.. Dia mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku.. meskipun udara di rungan sudah dingin tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi..
Pada kesempatan lain gue datang ke rumahnya nganterin surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri. “Oh kamu sayang.. ayo cepet masuk..ehhmm”katanya sambil nutup pintu. “Iya bu, saya cuma mau ngantar surat
ini “kataku.
Terus gue minta pamit pulang.. tapi.. “Aduh koq buru-buru amat sih.. ibu mau minta tolong lagi.. boleh khan ..”katanya manja. Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, gue udah tahu pasti dia pengen ngentot lagi nich. Pokoknya udah nggak tahan deh. Langsung gue diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia pakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya. Gue lihat dia lagi ‘super’ nafsu, lalu dia pancing gue untuk making love. Gue sih “A.I.S” saja.
Lalu kulot dan CD dilepaskan step by step, lalu memeknya gue raba-raba, dan kelentitnya gue diplintir sampai dia terangsang banget. Terus baju, celana dan CD gue diplorotin. Lalu kita duduk di lantai teras. Dalam posisi duduk santai kakiku selonjor, dia sedot-sedot kontolku sampai gue mendesah-desah dan kontolku menjadi tegang dan keras. Dia kangkangi kakinya terus dia pegang kontolku yang udah keras sambil mengarahkan ke memeknya yang sudah basah dan merekah itu.
Aduh enaknya terus dia naik turun terus sambil digoyang-goyang terus dikocok terus sampai kenikmatan yang tak terhingga. Rasanya dia jadi lemas dan capai, tapi dia berusaha tidak mau udahan. Kayaknya teriak tertahan, mungkin dia takut kedengaran tetangga. Dia terus naik turun dan gue juga ngimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya gue dan dia pelukan erat-erat karena dia sudah merasa hampir klimaks, dan nggak lama dia pun menegang dan akhirnya sama-sama puncak dan keluar.
Pokoknya nikmat banget, dan badan gue juga terasa lemas tak bertenaga kepinginnya nggak mau lepas dari tubuhnya. Tanpa pakai celana dulu dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri.. Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya nungging ke arah gue.. sehingga memeknya terlihat merekah.. ohh. Gue melotot lihat tingkahnya begitu seronok. Ah gue cuek aja. Yang penting.. uueennaakk.. ooii.. Byyee.. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex : Ketagihan ML appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Terbayang Sama Papa

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Lisna yang sehabis lulus dari sekolahnya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di Bandung, dengan postur yang sangat ideal Lisna termasuk wanita yang cantik, tinggi tubuhnya yang semampai, cerdas tak heran dia masuk ke perguruan yang dia inginkan, Lisna sudah mempunyai pacar sejak dibangku SMA namanya Bayu dia setia dan serius dalam menjalani masa pacarannya.

Cerita Sex Terbayang Sama Papa

cerita sex sedarah, cerita ml sedarah, cerita ngesex sedarah, sedarah cerita, cerita hubungan sedarah, cerita sedarah bergambar, cerita ngetot sedarah, cerita 18 sedarah, cerita sedarah keluarga, cerita sedarah panas, cerita sedarah baru, daftar cerita sedarah, cerita seks sedarah, cerita sedarah kakak, cerita bokep sedarah, cerita nakal sedarah, cerita ngntot sedarah, cerita sedarah adik, cerita sedarah new, cerita sedarah terkini, cerita sedarah 18, cerita wanita sedarah, cerita cerita sedarah

“Mau kemana lagi, Lis?” tanya Bayu sambil melirik ke Lisna.

“Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,” jawab Lisna sambil bersandar pada jok mobil, matanya terpejam.

Bayu sekilas melirik pada paha Lisna yang putih mulus. Rok mini yang dipakai Lisna naik tersingkap dengan posisi duduk Lisna tersebut.

“Lis, kita ke motel dulu, ya..?” ajak Bayu.

“Yee, kamu horny ya?” kata Lisna melirik Bayu sambil tersenyum.

“Habisnya aku tidak tahan melihat kamu…” kata Bayu sambil tersenyum pula.

“Ya sudah, mau dimana?” tanya Lisna sambil tangannya mengelus paha Bayu yang sedang mengemudi.

Bayu tak menjawab. Hanya senyuman saja yang tampak di wajahnya sementara mobil diarahkannya menuju sebuah motel..

“Buka dong semua pakaian kamu,” kata Bayu sementara dia sendiri melucuti semua pakaiannya.

“Ih dasar otak horny!” kata Lisna tersenyum sambil melepas seragam kuliahnya.

“Aku cinta kamu..” kata Bayu sambil memeluk tubuh telanjang Lisna dari belakang.

Satu tangan meremas buah dada Lisna, sementara satu tangan mengelus dan mengusap memeknya.

“Mmhh…” desah Lisna sambil terpejam. Tangan Lisna menggenggam kontol Bayu yang sudah tegak dan sesekali mengenai belahan pantatnya.

“Mmhh.. Enak sayang…” bisik Bayu ketika Lisna mengocok kontolnya.

Lisna tersenyum dan langsung membalikkan badannya menghadap Bayu lalu mengecup bibirnya. Bayu membalas kecupan bibir Lisna dengan hangat.

“Hisap, dong…” bisik Bayu di telingan Lisna.

Lisna tersenyum sambil merendahkan badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya tepat di depan kontol Bayu yang sudah berdiri tegak. Lidah Lisna mulai menjilati kepala kontol Bayu sementara tangannya tetap mengocok batangnya.

“Ohh.. Enak sayang…” bisik Bayu sambil memompa kontolnya pelan ketika Lisna mulai mengulum batang kontolnya.

Jilatan, hisapan serta kocokan tangan Lisna pada kontolnya membuat Bayu mengejang menahan nikmat.

“Gantian dong…” kata Lisna sambil bangkit setelah beberapa waktu.

Lisna bersandar ke dinding sambil berdiri. Bayu jongkok lalu diciumnya bulu kemaluan Lisna. Lisna memejamkan matanya dan melebarkan kakinya ketika lidah bayu mulai menelusuri belahan memeknya.

“Oww.. Enak banget, sayang,” kata Lisna sambil memegang kepala Bayu dan mendesakan ke memeknya.

Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah Bayu bermain di lubang memek dan kelentitnya bergantian.

“Ohh.. Sshh…” desis Lisna merasakan kenikmatan yang tak terhingga.

Lisna terpejam dan mendongak sambil mendesakkan kepala Bayu lebih keras ke memeknya ketika ada sesuatu yang sangat nikmat tiada tara yang mau keluar..

“Ohh.. Ohh.. Ohh…” Lisna menjerit pelan tertahan ketika mencapai puncak orgasmenya.

Terasa ada yang menyembur hangat enak di dalam memeknya.

“Mmhh.. Enak sekali sayang,” kata Lisna sambil agak membungkuk lalu mencium bibir Bayu yang masih basah oleh cairan memeknya.

Bayu sepertinya sudah tidak tahan lagi. Setelah membalas ciuman Lisna sesaat, segera ditariknya tubuh Lisna ke atas ranjang. Lisna telentang sambil membuka kakinya lebar. Dengan tak sabar Bayu segera menaiki tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke memek Lisna.

Tangan Lisna segera menggenggam dan membimbing kontol Bayu ke lubang memeknya. Dengan sekali desakan, kontol Bayu sudah masuk ke memek Lisna. Kontol Bayu keluar masuk memek Lisna disertai bunyi khas..

“Mmhh…” Lisna mendesah sambil terpejam sementara pinggulnya bergoyang mengimbangi gerakan Bayu.

“Enak sekali, sayangghh…” desah Bayu.

Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi bersetubuh mereka lakukan, Bayu hampir mencapai puncak kenikmatannya. Kontol Bayu semakin cepat keluar masuk memek Lisna. Ketika puncaknya, Bayu segera mencabut kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir ranjang. Lisna yang sudah terbiasa, langsung mengerti.

Kontol Bayu yang masih basah oleh cairan memeknya segera dikulum han dihisap kuat sambil dikocok pelan. Bayu terpejam sambil memegang kepala Lisna dan mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut Lisna. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani Bayu tumpah di dalam mulut Lisna yang terus menghisap kontolnya.

“Wohh.. Enak sekali, sayang,” ujar Bayu dengan nafas berat.

Lisna tersenyum sambil menjilati batang dan kepala kontol Bayu dari sisa air maninya yang masih menempel. Lalu mereka berciuman..

“Cepat pulang ah…” kata Lisna setelah mereka selesai berpakaian dan merapikan diri.

“Ya sayang…” kata Bayu sambil menggandeng Lisna keluar kamar.

Sesampai di rumah, Bayu segera pulang setelah berpamitan kepada Papa dan mama Lisna.

“Lama amat sih, Lis?” tanya mamanya.

“Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke tempat makan,” kata Lisna ringan sambil segera ke kamarnya untuk ganti pakaian.

Malam harinya, ketika mereka sedang nonton TV, Papa dan Mama Lisna segera bangkit dari tempat duduk karena sudah waktunya jam tidur.

“Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti sakit kepala,” kata mamanya kepada Lisna.

“Iya, Mam.. Tanggung nih film sedang seru-serunya,” kata Lisna sambil matanya terus melihat TV.

Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah beberapa menit, telinga Lisna menangkap suara ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya Lisna sudah mengerti apa yang sedang terjadi di kamar orang tuanya. Lisna bersikap cuek saja awalnya.

Tapi rasa penasaran dihatinya membuat Lisna ingin mengintip mereka. Segera Lisna bangkit lalu mengendap mengintip dari lubang kunci. Walaupun tidak terlalu jelas tapi Lisna dapat melihat Papa Mamanya sedang bersetubuh.

Darah Lisna berdesir karenanya. Ketika mata Lisna melihat buah zakar dan kontol papanya yang keluar masuk memek Mamanya, darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah selesai bersetubuh, papanya bangkit dan mengelap kontolnya yang basah.

Tampak jelas di mata Lisna betapa kontol papanya lebih besar dari kontol Bayu. Lisna segera berdiri, mematikan TV lalu segera bergegas masuk kamarnya.

Di atas ranjang, Lisna tidak bisa memejamkan matanya. Terbayang terus persetubuhan Papa Mamanya tadi, terlebih ketika terbayang kontol Papanya yang besar.. Perasaan Lisna jadi gelisah.

Sejak saat itu Lisna secara sadar arau tidak selalu memperhatikan gerak gerik Papanya. Apalagi bila Papanya hanya memakai kolor saja. Mata Lisna selalu mencuri pandang ke paha dan selangkangan Papanya. Papa Lisna waktu itu berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap.

Suatu malam..

“Pijitin pundak Papa, Lis.. Pegal amat,” kata Papa Lisna waktu mereka nonton TV.

“Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Lisna gampang mijitnya,” kata Lisna.

Papanya segera turun dari kursi lalu duduk di lantai. Lisna segera memijit pundak Papanya sambil nonton TV.

“Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa…” kata Mamanya sambil bangkit dan menuju kamarnya.

“Lisna sayang Papa,” bisik Lisna sambil merangkulkan tangannya ke leher Papanya.

“Nah, biasanya suka ada maunya kalau kamu sudah begini,” kata Papanya sambil tersenyum dan menoleh ke Lisna.

“Mm.. Lisna tidak minta apa-apa kok, Pa…” bisik Lisna lagi manja.

“Lisna hanya mau bilang kalau Lisna sayang Papa,” kata Lisna sambil mencium pipi Papanya.

Papanya diam sambil tersenyum sambil tanganya memegang tangan Lisna yang sedang memeluk dirinya dari belakang.

“Tumben kamu manja begini,” kata Papanya sambil menoleh dan menatap Lisna lama.

Lisna tersenyum lalu mencium pipi Papanya lagi berkali-kali. Darah Lisna mulai berdesir.

“Ada apa sih, Lis?” kata Papanya lagi sambil tersenyum.

Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir mungil Lisna mengecup bibirnya.

“Lisna sangat sayang Papa,” bisik Lisna lirih sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya.

Papa Lisna pada awalnya kaget atas tindakan putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan hangat bibir Lisna bisa menghangatkan perasaan dan gairahnya. Dibalasnya ciuman Lisna dengan hangat pula.

“Mm…” suara Lisna terdengar pelan.

Papa Lisna bangkit lalu duduk berhadapan dengan Lisna. Kembali dilumat bibir Lisna dengan agak panas. Lisnapun membalasnya dengan agak panas pula. Tangan Lisna bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil tetap berciuman diremasnya pelan kontol Papanya. Terasa kontol Papanya mulai bergerak tegak dan tegang..

“Lisna sayang Papa,” kembali Lisna berbisik.

“Papa juga sama…” kata Papanya dengan nafas memburu.

“Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu,” kata Lisna sambil bangkit dan menarik tangan Papanya ke kamar belakang.

Papanya menurut mengikuti Lisna. Lisna langsung memeluk dan melumat bibir Papanya dengan liar, Papanyapun membalasnya semakin panas. Tangan Lisna mulai berani disusupkan dan masuk ke celana kolor Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan meremasnya pelan.

“Mmhh…” suara Papanya tertahan karena masih berciuman.

Lisna kemudian melepaskan pelukannya lalu merendahkan tubuhnya hingga jongkok. Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut hingga kontol besarnya yang tegak tampak di depan wajahnya. Lisna mengocok pelan kontol Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya terpejam sambil memegang kepala Lisna.

“Ohh…” desah Papanya.

Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut Lisna. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya bergetar lalu… Crott! Crott! Crott! Air mani Papanya muncrat di dalam mulut Lisna. Lisna dengan tenang menelannya habis. Lisna lalu berdiri sambil tersenyum.

“Lisna pengen, Pa..” pinta Lisna berbisik.

“Tidak bisa sekarang sayang,” kata Papanya sambil membetulkan celananya.

“Kapan, Pa?” kata Lisna sambil memeluk dan mengecup bibir Papanya.

“Kamu pulang kuliah jam berapa?” tanya Papanya.

“Jam 11, Pa…”

“Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus jam 12 untuk makan siang, lalu kita cari tempat…” kata Papanya sambil tersenyum.

“Iya, Pa…” kata Lisna sambil tersenyum pula.

“Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput, ya?” kata Papanya. Lisna mengangguk.

“Sekarang tidurlah,” kata Papanya sambil mencium bibir Lisna mesra.

Besok harinya sesuai dengan rencana, Lisna dijemput di kampus.

“Mau makan siang dimana?” tanya Papanya.

“Tidak usah makan siang, Pa…” kata Lisna manja.

“Langsung saja…” kata Lisna tersenyum.

Papa Lisnapun tersenyum. Mobil langsung di arahkan ke hotel. Di dalam kamar, mereka langsung berciuman. Lisna menatap mata Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya satu demi satu.

“Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita sedikit sayang. Papa harus segera ke kantor lagi,” kata Papanya sambil tersenyum lalau melepas semua pakaiannya.

Lisna juga sama. Tubuh Lisna telentang di atas ranjang. Papanya segera duduk di pinggir ranjang. Tangannya mulai mengelus dan meremas buah dada Lisna. Lisna terpejam menikmati belaian Papanya itu.

Sementara tangannya dengan segera meraih kontol Papanya yang sudah tegang besar. Diremas dan dikocoknya pelan. Tangan Papanya mulai turun ke memek Lisna. Diusap dan di gosoknya memek Lisna dengan mesra.

Lalu salah satu jarinya mulai memainkan kelentit dan lubang memeknya bergantian. Lisna terpejam sambil menggigit bibir sementara tangannya tak henti mengocok kontol Papanya.

“Cepat masukkan, Pa…” pinta Lisna.

Papanya tersenyum lalu bangkit dan segera menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya ke memek ke belahan memek Lisna. Lisna menatap mata Papanya sambil tangannya segera meraih kontol dan mengarahkan ke lubang memeknya. Dengan sedikit desakan, kontol Papanya perlahan masuk ke memek Lisna. Lisna terpejam merasakan rasa nikmat dari orang yang sangat disayanginya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi.

“Ada apa sayang?” tanya Papanya sambil terus memompa kontolnya.

“Lisna sangat bahagia bisa bersama Papa saat ini,” kata Lisna sambil memeluk erat Papanya.

“Lisna sangat sayang Papa,” bisik Lisna.

“Papa juga sangat sayang kamu,” kata Papanya.

Lisna tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat luar biasa dirasakan oleh Lisna saat itu. Siang itu Lisna dan Papanya dengan liar bersetubuh bermandi peluh dan desahan serta jeritan kenikmatan.

Sampai akhirnya terasa kontol Papanya berdenyut tanda akan mencapai orgasme. Dicabutnya kontol dari memek Lisna lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya.

Tapi Lisna dengan segera bangkit dan langsung menghisap serta mengocok kontol Papanya sampai akhirnya.. Crott! Crott! Air mani Papanya menyembur banyak di dalam mulut Lisna. Lisna menelannya dengan tenang lalu tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Lisna.

“Kamu hebat sayang…” bisik Papanya.

“Lebih hebat dari Mama kamu,” kata Papanya lagi.

“Lisna sayang Papa…” bisik Lisna sambil tersenyum.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Terbayang Sama Papa appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Meraba Vaginaku

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Umurku yang beranjak dewasa naik kelas 2 SMA aku orangnya tipe pemalu di antara temanku, jujur saja aku naksir seorang pria yang mana aku malu untuk untuk mengutarakan, dikamar aku sering membayangkan kalau bisa bercinta dengannya bersetubuh dengannya dan pada akhirnya aku hanya onani mengusap ngusap vaginaku sendiri.

Cerita Sex Meraba Vaginaku

cerita sex terbaru, cerita dewasa, cerita mesum terbaru, cerita sex mesum, cerita mesum 18, cerita mesum baru, cerita mesum terkini, cerita mesum 17, cerita mesum terhot, koleksi cerita mesum, mesum cerita, kumpulan cerita mesum bergambar, galeri cerita mesum, cerita mesum paling panas, cerita mesum dan fotonya

Pada awalnya sih aku hanya senang mengusap-usap clitorisku sambil melihatnya lewat cermin yang kuletakkan sedemikian rupa sehingga aku bisa memandangi vaginaku lewat kaca itu.

Mungkin karena keseringanku beronani dengan cara mengusap-usap bagian luar vagina dan clitoris lama-kelamaan aku kurang puas jika hanya meraba clitoris, tanganku mulai merambah daerah di bawah clitoris, meraba-raba bibir vaginaku yang mungil kemerahan dan ternyata rasanya lebih nikmat meskipun geli sekali.

Kadang-kadang bibir itu aku buka dengan tangan kiri dan jari tangan kananku masukkan pelan-pelan ke dalam lubangnya, pada awalnya sih terasa sakit tapi lama-kelamaan nikmat sekali, aku putar-putar jariku dalam lubang sambil sesekali aku memasukkan dalam-dalam berusaha meraih tonjolan yang berada di ujung lubang vagina dan rasanya selangit deh rasa-rasanya aku ingin memasukkan jari ini dan menggerakkan keluar masuk secara cepat, terpikir olehku bagaimana rasanya kalau yang ada di dalamnya adalah sebuah penis yang bergerak keluar masuk.

Tak terbayang bagaimana rasanya. Tapi aku belum berani melakukan hubungan seks dengan lelaki aku takut kalau hamil dan aku juga belum punya pacar.

Karena keenakan hampir setiap hari aku beronani terkadang aku berpikir, aku hyperseks tapi biarin deh yang penting nikmat. Karena seringnya beronani maka pada saat di kamar terkadang aku sengaja tidak mengenakan celana dalam dan hanya mengenakan kaos dan rok atau hanya mengenakan daster sehingga aku bebas meraba vaginaku.

Sewaktu mengganggur sendirian di kamar aku sering memandangi vaginaku lewat kaca cermin sambil membersihkannya dari cairan-cairan atau merapikan rambut-rambut kemaluanku yang mulai panjang, bahkan aku menyediakan waktu khusus untuk merawat vaginaku.

Suatu saat aku bangun pagi-pagi sekali dengan kondisi sangat bernafsu, memang nafsuku sangat tinggi pada hari-hari menjelang haidku datang atau pada beberapa hari setelah haid, padahal sebelum tidur aku telah beronani, pagi itu aku bingung mau bagaimana antara ingin memuaskan diriku sendirian atau berhubungan seks karena malam itu aku mimpi berhubungan seks dengan seseorang.

Kemudian aku keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi ingin pipis dulu, saat lewat di ruang makan aku melihat pisang yang ada di atas meja makan sisa tadi malam.

Tanpa pikir panjang aku mengambil pisang itu satu dan aku bawa masuk ke kamar. aku langsung rebahan di atas tempat tidur dan memulai beraksi.

Aku meraba-raba vaginaku, sebentar saja vaginaku sudah sangat basah, dan aku melepas daster yang kukenakan sehingga aku langsung telanjang bulat karena aku hanya mengenakan daster. Pada saat itu aku tidak bisa menceritakan bagaimana rasanya nafsuku benar-benar tinggi.

Jari-jariku dengan liar merambah seluruh bagian vaginaku, bahkan sampai clitorisnya aku pencet-pencet hingga nikmatnya luar biasa.

Kalau biasanya hanya satu jari yang kumasukkan ke liang vagina maka sekarang dua jari aku masukkan bersamaan dan rasanya memang nikmat sekali sampai sampai seluruh badanku tergetar keenakan.

Kemudian kuambil pisang yang tadi aku ambil dari meja makan. Aku kupas dan kemudian kumasukkan ke dalam vagina sambil membayangkan bahwa itu sebuah penis, saat mulai masuk nikmat sekali kemudian setelah separuh lebih masuk dan dibiarkan di sana dalu sambil menikmati bagaimana rasanya.

Kemudian pisang itu kugerakkan keluar masuk secara pelahan, rasanya nikmat sekali dan pisang itu aku gerakkan terus keluar masuk dengan tangan kanan sementara tangan kiriku mengusap-usap clitorisku yang menonjol kemerah-merahan.

Sambil terus menggerakkan pisang itu aku berpikir kenapa tidak dari dulu kugunakan benda ini kalau  rasanya sangat nikmat begini, beberapa saat kemudian terasa olehku seperti ingin pipis yang tertahan dan nikmat yang luar biasa itu tandanya aku segera akan orgasme dan benda itu aku gerakkan dalam-dalam,

Ya ampun nikmatnya dan akupun orgasme dengan pisang yang sepertiga masuk ke dalam vagina, aku sangat menikmati orgasme ini dan aku biarkan pisang itu ada di sana dan tanganku pelan-pelan meraba-raba kedua payudaraku yang tidak pernah terjamah saat aku onani karena aku lebih tertarik pada vaginaku, kuusap-usap putingku pelahan sambil menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini.

Setelah puas kutarik pisang itu pelan-pelan tapi pisang itu patah separuh dan yang separuhnya masih ada di dalam vaginaku, setengah panik aku berusaha mengeluarkan separuh bagian pisang itu dengan tangan tapi tak berhasil malah pisang itu makin masuk ke dalam.

Aku sangat bingung harus bagaimana, padahal hari ini aku juga harus ujian sekolah, aku langsung masuk ke kamar mandi dan dengan selang air aku berusaha menyemprot vaginaku dengan air biar pisang itu keluar, tapi tak berhasil juga malah bibir-bibir vaginaku menciut karena kedinginan, mau bilang pada Mama aku malu setengah mati. Akhirnya kuputuskan untuk ke rumah sakit setelah ujian nanti dan akupun bergegas berangkat ke sekolah.

Setelah selesai berpakaian dan dandan, aku mencoba berjalan tapi ya ampun terasa ada sesuatu yang menganjal di dalam vaginaku, maka cara berjalankupun lucu aku tidak bisa berjalan dengan langkah biasa karena ada pisang dalam vaginaku.

Sesampai di sekolah aku takut kalau teman-temanku tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam vaginaku, pelan-pelan aku jalan dengan langkah yang aneh. Sesampainya di depan kelas banyak teman yang memperhatikan langkahku bahkan ada yang bertanya kenapa Rien kok langkahnya kayak robot? aku diam saja sambil tersenyum kecut. “lecet ya kakinya?”.

Untung dia menebak dulu dan tinggal aku iyakan. Saat dudukpun aku bingung soalnya saat dipakai duduk pisang sialan ini sangat terasa kalau mengganjal dan aku juga khawatir bagaimana kalau nanti pisang ini keluar dan terjatuh saat aku sedang berjalan malu kan?

Akhirnya aku mengerjakan ujian dengan tidak konsen dan segera ingin pulang. Saat pulang karena sangat tidak enak saat dipakai berjalan aku naik becak, hatiku ragu-ragu untuk ke rumah sakit, Bagaimana nanti aku bilang pada dokter atau perawat? duh malunya! Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja.

Sesampai di rumah aku lepas semua pakaianku, aku coba lagi mengeluarkan pisang itu tapi ternyata sulit sekali akhirnya karena kelelahan aku tertidur dengan kondisi telanjang dan kaki yang mengangkang karena posisi itulah yang paling nikmat.

Sore hari, aku terbangun dan berusaha lagi mengeluarkannya setelah makan siang yang terlambat. Aku berdiri dengan setengah berjongkok sehingga vaginaku terbuka lebar dan jari tangan kananku mencoba mengeluarkannya sementara tangan kiriku berpegangan pada tempat tidur biar tidak jatuh. Tapi sia-sia saja usaha ini karena jari-jariku sulit menjangkaunya, akhirnya karena setengah putus asa aku gunakan sebuah sumpit mie ayam untuk mencoba mengeluarkannya.

Dengan posisi yang sama pelan-pelan kumasukkan sumpit itu pelahan dan setelah terasa sampai di pisang aku songkel pelan-pelan pisang itu karena terasa agak sakit. Pelan-pelan terasa olehku kalau pisang itu akan keluar kemudian tangan kiri aku gunakan untuk membuka bibir vaginaku biar pisang itu mudah keluar.

Dan akhirnya.., telepok.., pisang itu keluar dan terjatuh di antara kedua kakiku, lega sekali rasanya. Ketika aku melihat pisang yang sudah jatuh itu aku agak geli juga benda itu bentuknya sudah tak karuan dan baunya juga sudah tercampur dengan bau vaginaku, setengah hari dia berada di dalam vaginaku dan membuatku kebingungan setengah mati.

Kemudian aku buang pisang itu dan aku ke kamar mandi untuk membersihkan vaginaku dari sisa-sisa pisang.

Akhirnya aku kapok menggunakan pisang untuk beronani dan kemudian aku berencana untuk membeli sebuah dildo (penis buatan) untuk beronani. Dan aku sarankan buat teman-teman cewek kalau kalian ingin beronani dan akan memasukkan sesuatu benda yang menyerupai penis ke dalam vagina kalian jangan menggunakan pisang.

Kalaupun akan menggunakan pisang gunakan yang masih mentah (hijau) karena masih keras dan tidak mudah patah kemudian gunakanlah secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak patah.

Dan kalau cairan vaginamu sangat banyak jangan menggunakan pisang meskipun pisang mentah karena cairan yang banyak akan melembekkan pisang itu dan membuatnya cepat patah.
Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Meraba Vaginaku appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex Thank You

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Segar sehabis mandi, Kumala keluar dari kamarnya dan dari teras di depan kamarnya di lantai 2, ia melihat adiknya, Rita, memasuki rumah dengan wajah merah kepanasan, namun tampak ceria. Rita baru pulang dari sekolah, kemeja putih dan rok birunya tampak lusuh.

Cerita Sex Thank You

cerita sex Lesbi, Ngentot Lesbi, Lesbi Mesum, cerita hot Lesbi, cerita Lesbi hot, kumpulan cerita Lesbi hot, cerita x Lesbi, cerita seks Lesbi, cerita Lesbi haus

Tak melihat siapa pun di rumah, Rita langsung naik dan masuk ke kamarnya lalu menyalakan AC. Ia mencuci muka dan tangannya di kamar mandi dalam kamarnya saat mendengar kakaknya bertanya,

“Hey, gimana pengumumannya?”

Rita keluar dari kamar mandi mendapatkan Kumala bersandar di pintu kamarnya dengan tangan ke belakang.

“Rita diterima di SMA Theresia, Kak!” jawab Rita dengan ceria.

Kumala berjalan ke arahnya dan memberikan sebuah kado terbungkus rapi.

“Nih, buat kamu. Kakak yakin kamu diterima, jadi udah nyiapin ini.”

“Duuh, thank you, Kak!” Rita setengah menjerit menyambar kado itu.

Kumala duduk di ranjang Rita sementara adiknya duduk di meja belajarnya membuka kado itu dan mendapatkan sebuah gelas berbentuk Winnie the Pooh, karakter kartun kesukaannya, sedang memeluk tong bertulisan “Hunny”. Kali ini Rita benar-benar menjerit, “Aaah, bagus banget! Thank you, Kak!”

Rita melompat ke ranjang dan memeluk kakaknya erat-erat, dan dengan tiba-tiba mencium bibir Kumala. Kumala tersentak, bukan karena Rita menciumnya, tapi karena getaran elektrik yang ia rasakan dari bibir adiknya yang basah menyambar bibirnya dan menyebar ke seluruh tubuhnya.

Ciuman yang sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik itu membuat jantung Kumala berdebar. Rita melepas ciumannya, namun tak melepas pelukannya yang erat. Kumala tersenyum berusaha menutupi perasaannya, lalu mengecup bibir adiknya dengan lembut.

Rita meletakkan gelas itu di meja kecil di sisi ranjangnya dan merebahkan diri. Ia menarik Kumala agar berbaring di sisinya, lalu kembali memeluknya.

“Kak, Rita kangen nih ama Kakak. Sejak Kak Kumala pacaran ama Mbak Anna, kapan kita pernah tidur bareng lagi? Cerita-cerita sampe ketiduran? Nggak pernah kan?”

“Bukan gitu, Nit,” jawab Kumala, “Kakak kan kuliahnya sibuk, bukan karena pacaran ama Anna.”

Kumala kembali merasakan dadanya berdebar hanya karena dipeluk oleh adiknya yang cantik ini. Ia baru menyadari bahwa ia memang sudah lama sekali tak pernah sedekat ini dengan Rita.

“Lagian ngapain sih Kakak pacaran ama Mbak Anna? Ntar ketahuan Papa baru tahu lho!” kata Rita sambil mengernyitkan dahinya seakan memarahi kakaknya.

Wajah Rita begitu dekat dengan wajahnya, membuat Kumala merasa canggung dan semakin berdebar. Kumala berusaha keras meredam ketegangannya dan menutupi perasaannya dari adiknya.

“Sok tahu kamu,” kata Kumala, “Papa kan udah tahu Kakak pacaran ama Anna. Malah sebelum berangkat ke Jerman, Anna pernah ketemu dan ngobrol ama Papa. Sekarang Papa udah bisa kok nerima kenyataan bahwa Kakak emang lesbian.”

Hangatnya hembusan napas Rita di lehernya membuat Kumala semakin berdebar dan ia merasakan panas yang hebat dari selangkangannya. Kumala tahu ia tak mampu menahan diri lebih lama lagi saat celana dalamnya mulai terasa lembab.

“Sana mandi dulu kamu!” tukas Kumala sambil mendorong adiknya, “Kamu bau matahari!”

“Ngg..” balas Rita kolokan walau tetap melepaskan lengannya yang melingkari pinggang Kumala.

“Tapi Kakak jangan pergi dulu. Rita masih kangen ama Kakak,” kata Rita sambil berjalan ke kamar mandi.

Kumala duduk dan melipat kedua kakinya rapat-rapat di depan dadanya. Ia memeluk kedua kakinya sambil menyadarkan dagu ke lututnya. Ia menghela napas dalam-dalam berusaha menenangkan gairahnya.

“Kenapa aku sampai begitu, sih!” ia memarahi dirinya sendiri dalam hati.

“Rita kan adikku sendiri!”

“Mungkinkah karena sudah hampir 4 bulan Anna pergi dan aku kangen pada pelukan dan sentuhan lembut waRita?” Kumala menyelonjorkan kakinya di kasur dan mulai meraba-raba pahanya. Sambil membayangkan dada Anna yang montok, tangan kiri Kumala meraba-raba dadanya sendiri, sementara tangan kanannya naik meremas-remas selangkangannya.

Kumala tersentak dari lamunannya dan melepas kedua tangannya dari bagian-bagian vitalnya dan kembali menarik napas dalam-dalam. Ia tak ingin terlihat bergairah saat adiknya keluar dari kamar mandi nanti.

Tak memakan waktu lama, Rita keluar dari kamar mandi dalam keadaan bugil. Ia mengambil celana dalam dan daster dari lemari.

Kumala menatap adiknya memakai celana dalam, jantungnya yang belum sepenuhnya kembali normal langsung berdebar lagi melihat tubuh Rita yang langsing namun berisi itu. Rita tidak mengenakan dasternya, tetapi langsung duduk bersila di sisi kakaknya di ranjang dan meletakkan dasternya di pangkuannya.

Kumala tersenyum berusaha menutupi gairahnya dan membelai rambut adiknya. Rita memonyongkan bibirnya seperti orang ngambek dan berkata, “Kak Kumala kok mau sih ama Mbak Anna? Dia kan..” Rita tampak agak ragu sebelum akhirnya melanjutkan,

“Dia kan nggak cantik.” Bukannya marah, senyum Kumala malah berubah jadi tawa, “Kamu nggak boleh menilai orang dari penampilan fisiknya. Anna kan baik banget orangnya, lembut dan penuh pengertian. Lagian fisiknya juga nggak jelek-jelek amat.

Toket dan pantatnya kan gede banget, Nit. Asyik banget untuk diremas. Dan ciumannya jago banget. Dia yang ngajarin Kakak ciuman.”

“Iya sih. Toket Rita nggak gede ya, Kak?” kata Rita sambil memandang payudaranya.

“Siapa bilang?” balas Kumala, “Toket kamu gede lagi! Kamu tuh tumbuh melebihi orang seumurmu. Waktu Kakak 17 tahun, toket Kakak belum segede kamu.”

Dengan polos, Rita bertanya, “Emang enak, Kak, diremas ama sesama cewek?”

Belum sempat Kumala menjawab, Rita meraih tangan kakaknya dan meletakkannya di atas dadanya. Kumala tersentak, namun membiarkan Rita menggerakkan tangannya berputar-putar di dada adiknya yang terasa lembab dan segar itu.

“Mmmhh..” Rita mendesah dan matanya setengah menutup. Gairah Kumala yang sudah sulit dikendalikan semakin meledak melihat reaksi adiknya yang sangat merangsang itu. Kumala mulai meremas-remas dada adiknya dengan lembut lalu memilin-milin puting dada Rita yang terasa semakin membesar dan mengeras.

“Uhh..” Rita kembali mendesah dan membiarkan Kumala meraba dan meremas dadanya, sementara kedua tangannya sendiri meremas sprei kasurnya. Tak lagi berusaha mengendalikan gairahnya yang sudah memuncak, Kumala meraih dagu adiknya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya terus meremas dada Rita dengan semakin bernafsu. Kumala menarik wajah Rita dan mengecup bibirnya yang basah.

“Mmmhh..” reaksi Rita yang hanya berupa desahan itu membakar nafsu Kumala. Sambil meremas dada adiknya dengan bergairah, Kumala mengulum bibir bawah adiknya yang segera membuat Rita membalas dengan mengulum bibir atas Kumala.

Kakak beradik ini saling menghisap bibir selama beberapa saat, sampai akhirnya Kumala melepas ciuman mereka. Rita membuka mata mendapatkan ia dan kakaknya sama-sama terengah-engah setelah berciuman dengan penuh gairah.

“Ohh, ternyata enak ya, Kak? Rita nggak nyangka deh. Kak Kumala juga enak?” tanya Rita dengan polos.

“Gila kamu, Nit! Dari tadi Kakak udah mau mati nahan gairah Kakak gara-gara kamu peluk, kamu cium, ngelihat kamu telanjang!” jawab Kumala, “Kamu sih! Ngapain lagi kamu tarik tangan Kakak ke toket kamu?”

Rita tampak terkejut dengan kerasnya kata-kata kakaknya, “Sorry, Kak. Rita cuma kangen aja ama Kak Kumala dan pengen disentuh. Sorry..” katanya sambil menundukkan kepala.

“Ssstt..” Kumala menarik dagu adiknya lagi hingga mereka saling bertatapan, lalu menampilkan senyumnya yang manis, “Tapi kamu suka kan?” Rita hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah manisnya.

Kumala menggeser duduknya di ranjang hingga bersandar pada dinding, “Sini,” ia menarik lengan Rita agar duduk di sisinya. Mereka duduk berdampingan, Kumala membelai rambut Rita, lalu dengan tangan di belakang kepala adiknya, Kumala menarik wajah Rita mendekati wajahnya, “Nih ajaran Anna. Kamu nilai sendiri enak apa nggak.” Kumala kembali mencium bibir Rita.

Kendali diri sudah sepenuhnya kembali pada dirinya setelah menyadari bahwa Rita juga menikmati semua ini, Kumala mengatur alur percintaan tanpa tergesa-gesa. Ia tak lagi meraba-raba adiknya.

Kini Kumala hanya mengulum bibir adiknya, kadang seluruh mulutnya, lalu melepasnya, lalu mengulumnya lagi. Kadang ia biarkan Rita yang menghisap bibirnya dengan lebih bernafsu, lalu melepasnya untuk melihat adiknya maju mengejar mulutnya yang sedikit ia buka, memancing gairah Rita.

Kumala mendorong adiknya hingga rebah di kasur. Mereka berciuman lagi dengan penuh gairah. “Kak..” Rita mendesah. Kumala menjawab dengan menyelusupkan lidahnya dengan lembut ke dalam mulut Rita yang sedikit terbuka.

Tenggorokan Rita tercekat saat merasakan lidahnya bersentuhan dengan lidah kakaknya. Ini perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelum ini. Ia tak menyangka akan merasakan rangsangan luar biasa sebagai akibatnya.

Jilatan lembut Kumala pada langit-langit dan lidah Rita membuat Rita terangsang, namun menjadi semakin rileks karena merasa semakin menyatu dengan kakaknya. Rita mulai membalas gerakan lidah Kumala dengan gerakan lidahnya sendiri.

Mengetahui adiknya sudah bisa menikmati ini, Kumala membelitkan lidahnya pada lidah Rita sambil menghisap bibir adiknya. Kumala melepas lidahnya dari mulut adiknya, lalu berkata, “Hisap lidah Kakak, Sayang.”

Kata-kata lembut Kumala membuat Rita semakin bergairah, seakan sedang bercinta dengan kekasihnya. Dengan bernafsu, ia menghisap lidah Kumala yang kembali menjelajahi mulutnya. Mereka berciuman dan bergantian saling menghisap lidah untuk waktu yang lama.

Merasa gairah adiknya dan gairahnya sendiri semakin membara, Kumala mulai meningkatkan kecepatan percintaan dengan meraba paha dan selangkangan Rita.

Rita mendesah saat merasakan sentuhan di bagian yang belum pernah disentuh siapa pun itu. Kumala melepas bibirnya dari bibir adiknya, lalu mulai menjilati telinga dan leher Rita. Desahan Rita mulai berubah menjadi erangan kenikmatan.

Tanpa melepas tangannya dari selangkangan Rita, Kumala menurunkan jilatannya ke dada adiknya yang montok itu. “Ah..!” Rita menjerit kecil saat pertama kali lidah kakaknya menyentuh puting buah dadanya, “Ooohh.. aahh.. Kak..” desahnya dengan penuh kenikmatan.

Rita membuka matanya menyaksikan Kumala menjilati puting dan payudara Rita dengan semakin cepat dan bernafsu, membuat putingnya membesar dan mengeras. Kadang Kumala menggigit puting Rita membuat Rita menjerit kecil dan memaju-mundurkan pantatnya seirama dengan gerak tangan Kumala di selangkangannya, sehingga tangan Kumala terasa semakin menekan dan meremas di selangkangannya yang kini sudah basah kuyup.

Bangkit dari dada Rita, Kumala menduduki adiknya dengan selangkangan tepat di atas selangkangan adiknya. Kumala menarik kaosnya lalu melemparkannya ke lantai. Kedua tangan Rita meremas dada kakaknya saat Kumala sedang berusaha melepas BH-nya.

Kumala melempar BH-nya dan Rita semakin bernafsu meremas dada dan puting telanjang kakaknya. Mereka saling menghujam selangkangan hingga saling menekan. “Hhh..” desah Kumala yang menikmati remasan adiknya pada dadanya yang telah membesar dan mengeras itu. Area cerita sex terlengkap

Tak tahan lagi untuk segera merasakan adiknya, Kumala bangkit membuka celana pendek sekaligus celana dalamnya, lalu menarik celana dalam Rita hingga terlepas, menampilkan setumpuk kecil bulu tipis yang menutupi kemaluan yang telah membengkak penuh gairah. Bau seks menyebar dari vagina Rita, membuat isi kepala Kumala serasa berputar penuh gairah tak tertahankan.

Kumala meraba bibir vagina adiknya yang telah berlumuran lendir gairah. “Ohh, Kakaak!” Rita tersentak merasakan nikmatnya sentuhan di titik terlarang itu. Tak tahan lagi, Kumala segera menjilati bibir vagina Rita dengan bernafsu, menikmati manisnya lendir vagina Rita.

“Ah! Ah! Kak! Ah!” Rita menjerit-jerit tak tertahankan, tubuhnya menggelinjang merasakan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehnya.

Dua jari Kumala membuka bibir vagina Rita, menampilkan klitoris yang telah membengkak keras dan teracung keluar. Lidah Kumala menari pada klitoris adiknya sambil tangan kirinya naik meremas-remas payudara Rita, membuat Rita terpaksa mencengkeram sprei untuk menahan gelinjang tubuhnya yang semakin sulit dikendalikan. Ini tak membantu menahan jeritannya yang semakin keras “Aaagghh! Aaagghh! ohh, Kakaak! Nikmat, Kaak! Jangan berhen.. aagghh!” Rita telah terlontar ke dalam dunianya sendiri.

Memang tak berniat berhenti, lidah Kumala masuk ke dalam vagina Rita dan menjilatinya tanpa ampun. Rita meluruskan kedua lengannya di sisi menopang tubuhnya ke posisi duduk mengangkang, menyaksikan kepala kakaknya di antara kedua pahanya.

Tak mampu mengendalikan kenikmatan seks yang terus meningkat ini, Rita menghunjamkan selangkangannya ke wajah kakaknya berulang kali, sementara lidah Kumala semakin cepat bergetar di dalam vagina Rita, sambil menikmati lendir vagina adiknya yang terus mengalir ke dalam mulutnya.

Hunjaman selangkangan dan gelinjang tubuh Rita yang semakin kasar dan tak terkendali membuat Kumala tahu bahwa adiknya tak akan tahan lebih lama lagi. Ia semakin bernafsu menjilati adiknya, di dalam vagina, bibir vagina serta klitorisnya.

Tepat dugaannya, tak lama kemudian kedua paha Rita menghentak kaku menjepit kepala Kumala, tubuh Rita bergelinjang semakin kasar dan liar, sementara vaginanya berkontraksi dan memuncratkan gelombang demi gelombang lendir seks yang tak mampu lagi ia bendung.

“Aaakk.. aahh.. ahh Kakk..” jerit Rita tak peduli lagi pada dunia, hanya kenikmatan orgasme pertamanya ini yang berarti baginya. Kumala membuka mulutnya, mengulum seluruh vagina adiknya dan menenggak lendir orgasme yang membanjiri seisi mulutnya hingga sebagian menetes dari bibirnya ke dagu dan lehernya.

Orgasme demi orgasme melanda Rita selama semenit penuh, hingga akhirnya ia merasa begitu lemah sampai tubuhnya jatuh ke kasur dengan penuh kenikmatan dan kepuasan. Kumala menjilati lendir yang lolos ke sisi selangkangan dan paha adiknya, lalu memanjat tubuh adiknya dan menindih tubuh adiknya.

Sambil terengah-engah, ia menyaksikan Rita yang memejamkan mata penuh kepuasan. Kumala mengecup bibir Rita, membuat Rita membuka matanya dan tersenyum. Ia memeluk tubuh telanjang Kumala, lalu membalas kecupan kakaknya dengan ciuman penuh pada mulut Kumala.

Lidah mereka terpaut, Rita menghisap lidah kakaknya, lalu melepaskannya untuk menjilati wajah, pipi dan leher Kumala yang berlumuran lendir orgasmenya sendiri. Lendir seks ini terasa nikmat dan manis baginya.

Rita tahu Kumala terengah-engah bukan hanya karena habis memakan vaginanya dengan brutal, namun juga karena gairahnya yang telah memuncak. Rita melorotkan diri di bawah tubuh kakaknya, menggesekkan payudaranya pada payudara Kumala.

Wajah Rita tiba di depan payudara Kumala saat Kumala mengangkat tubuhnya dengan menopangkan dirinya pada sikunya.

Tanpa ragu Rita mulai menjilati puting payudara kakaknya hingga napas Kumala semakin tersenggal-senggal menahan gairah yang semakin melonjak dalam dirinya. Selangkangannya semakin memanas dan lendir seksnya meleleh keluar dari vaginanya, menetes-netes di paha Rita.

“Ohh, Sayang! Kakak nggak tahan lagi, Sayang!” erang Kumala.

Memahami maksud kakaknya, Rita melorotkan tubuhnya kembali hingga wajahnya tiba di depan vagina Kumala, dan tanpa menunda lagi, Rita langsung menyusupkan lidahnya ke dalam vagina kakaknya.

“Aaahh! Ahh! Sayaang!” Kumala menjerit selagi Rita sibuk menjilati vaginanya dari dalam hingga ke klitorisnya berulang-ulang.

Dengan bernafsu, Kumala menduduki wajah adiknya, lalu menaik-turunkan tubuhnya, menghujamkan vaginanya ke wajah adiknya berulang-ulang.

Sambil meremas pantat Kumala, Rita meluruskan lidahnya hingga kaku dan menghujam wajahnya seirama dengan gerakan pantat kakaknya ini. Lendir gairah meleleh ke wajah dan pipi Rita saat ia memaikan kakaknya dengan lidahnya.

Tak lama Kumala mampu bertahan setelah gelombang rangsangan bertubi-tubi yang telah ia nikmati, puncak kenikmatan pun meledak dan Kumala tersentak kaku di atas wajah adiknya dalam kepuasan orgasme demi orgasme yang menyemprotkan lendir panas ke dalam mulut Rita berulang kali.

Rita berusaha keras menghisap dan menelan seluruh lendir orgasme Kumala yang memenuhi mulutnya. Begitu banyaknya lendir kepuasan yang Kumala tumpahkan ke mulut adiknya, sebagian terpaksa mengalir keluar ke pipi Rita. Dari kaku, perlahan-lahan tubuh Kumala mulai melemas dan jepitan pahanya pada kepala Rita pun mulai mengendur, hingga akhirnya Kumala jatuh terbaring lemas di  atas ranjang.

Rita mendekati wajah kakaknya yang menantinya dengan tersenyum, lalu mencium bibir kakaknya. Mereka berpelukan dan berciuman beberapa saat. Kumala membelai rambut adiknya, sementara Rita meremas pantat kakaknya.

Lelah berciuman, Kumala menghela napas panjang sebelum akhirnya mengatakan, “Aku cinta kamu, Sayang..” Rita hanya tersenyum dan mereka terus berpelukan hingga tertidur dalam rasa lelah yang penuh dengan kepuasan.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Thank You appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Pantat Viona

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Selesai sekolah Sabtu itu langsung dilanjutkan rapat pengurus OSIS. Rapat itu dilakukan sebagai persiapan sekaligus pembentukan panitia kecil pemilihan OSIS yang baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemilihan dimaksudkan sebagai regenerasi dan anak-anak kelas 3 sudah tidak boleh lagi dipilih jadi pengurus, kecuali beberapa orang pengurus inti yang bakalan “naik pangkat” jadi penasihat.

Cerita Sex Pantat Viona

 cerita sex perselingkuhan, cerita perselingkuhan terbaru, cerita perselingkuhan ibu rumah tangga, cerita cerita perselingkuhan, cerita perselingkuhan ibu, cerita perselingkuhan di kantor, cerita ngesek perselingkuhan, cerita perselingkuhan wanita, cerita perselingkuhan istriku, cerita perselingkuhan bergambar, cerita mesum perselingkuhan, cerita perselingkuhan dengan tetangga, perselingkuhan cerita, cerita perselingkuhan sampai hamil, cerita perselingkuhan tetangga, cerita hubungan perselingkuhan, cerita perselingkuhan terpanas, cerita birahi perselingkuhan, cerita bokep perselingkuhan

Usai rapat, aku bergegas mau langsung pulang, soalnya sorenya ada acara rutin bulanan: pulang ke rumah ortu di kampung. Belum sempat aku keluar dari pintu ruangan rapat, suara nyaring cewek memanggilku.

“Didik .. “ aku menoleh, ternyata Sarah yang langsung melambai supaya aku mendekat. “Dik, jangan pulang dulu. Ada sesuatu yang pengin aku omongin sama kamu,” kata Sarah setelah aku mendekat.

“Tapi Rah, sore ini aku mau ke kampung. Bisa nggak dapet bis kalau kesorean,” jawabku.

“Cuman sebentar kok Dik. Kamu tunggu dulu ya, aku mberesin ini dulu,” Sarah agak memaksaku sambil membenahi catatan-catatan rapat. Akhirnya aku duduk kembali.

“Dik, kamu pacaran sama Nita ya?” tanya Sarah setelah ruangan sepi, tinggal kami berdua. Aku baru mengerti, Sarah sengaja melama-lamakan membenahi catatan rapat supaya ada kesempatan ngomong berdua denganku.

“Emangnya, ada apa sih?” aku balik bertanya.

“Enggak ada apa-apa sih .. “ Sarah berhenti sejenak. “Emmm, pengin nanya aja.”

“Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku datar.

“Ah, masa. Temen-temen banyak yang tahu kok, kalau kamu suka jalan bareng sama Nita, sering ke rumah Nita,” kata Sarah lagi.

“Jalan bareng kan nggak lantas berarti pacaran tho,” bantahku.

“Paling juga pakai alasan kuno ‘Cuma temenan’,” Sarah berkata sambil mencibir, sehingga wajahnya kelihatan lucu, yang membuatku ketawa. “Cowok di mana-mana sama aja, banyak bo’ongnya.”

“Ya terserah kamu sih kalau kamu nganggep aku bohong. Yang jelas, sudah aku bilang bahwa aku nggak pacaran sama Nita.”

Aku sama sekali tidak bohong pada Sarah, karena aku sama Nita memang sudah punya komitmen untuk ‘tidak ada komitmen’. Maksudnya, hubunganku dengan Nita hanya sekedar untuk kesenangan dan kepuasan, tanpa janji atau ikatan di kemudian hari. Hal itu yang kujelaskan seperlunya pada Sarah, tentunya tanpa menyinggung soal ‘seks’ yang jadi menu utama hubunganku dengan Nita.

“Nanti malem, mau nggak kamu ke rumahku?” tanya Nita sambil melangkah keluar ruangan bersamaku.

“Kan udah kubilang tadi, aku mau pulang ke rumah ortu nanti,” jawabku.

“Ke rumah ortu apa ke rumah Nita?” tanya Sarah dengan nada menyelidik dan menggoda.

“Kamu mau percaya atau tidak sih, terserah. Emangnya kenapa sih, kok nyinggung-nyinggung Nita terus?” aku gantian bertanya.

“Enggak kok, nggak kenapa-kenapa,” elak Sarah. Akhirnya kami jalan bersama sambil ngobrol soal-soal ringan yang lain. Aku dan Sarahpun berpisah di gerbang sekolah. Nita sudah ditunggu sopirnya, sedang aku langsung menuju halte. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untuk main ke rumah Nita lain waktu.

Diam-diam aku merasa geli. Masak malam minggu itu jalan-jalan sama Sarah harus ditemani kakaknya, dan diantar sopir lagi. Jangankan untuk ML, sekedar menciumpun rasanya hampir mustahil.

Sebenarnya aku agak ogah-ogahan jalan-jalan model begitu, tapi rasanya tidak mungkin juga untuk membatalkan begitu saja. Rupanya aturan orang tua Sarah yang ketat itu, bakalan membuat hubunganku dengan Sarah jadi sekedar roman-romanan saja. Praktis acara pada saat itu hanya jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’.

Di tengah rasa bete itu aku coba menghibur diri dengan mencuri-curi pandang pada Mbak Viona, baik pada saat makan ataupun jalan. Mbak Viona, adalah kakak sulung Sarah yang kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota ‘Y’.

Dia pulang setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Sama sepertiku, hanya beda level. Kalau Mbak Viona kuliah di ibukota propinsi dan mudik ke kotamadya, sedang aku sekolah di kotamadya mudiknya ke kota kecamatan.

Wajah Mbak Viona sendiri hanya masuk kategori lumayan. Agak jauh dibandingkan Sarah. Kuperhatikan wajah Mbak Viona mirip ayahnya sedang Sarah mirip ibunya. Hanya Mbak Viona ini lumayan tinggi, tidak seperti Sarah yang pendek, meski sama-sama agak gemuk.

Kuperhatikan daya tarik seksual Mbak Viona ada pada toketnya. Lumayan gede dan kelihatan menantang kalau dilihat dari samping, sehingga rasa-rasanya ingin tanganku menyusup ke balik T-Shirtnya yang longgar itu. Aku jadi ingat Nita. Ah, seandainya tidak aku tidak ke rumah Sarah, pasti aku sudah melayang bareng Nita.

Saat Sarah ke toilet, Mbak Viona mendekatiku.

“Heh, awas kamu jangan macem-macem sama Sarah!” katanya tiba-tiba sambil memandang tajam padaku.

“Maksud Mbak, apa?” aku bertanya tidak mengerti.

“Sarah itu anak lugu, tapi kamu jangan sekali-kali manfaatin keluguan dia!” katanya lagi.

“Ini ada apa sih Mbak?” aku makin bingung.

“Alah, pura-pura. Dari wajahmu itu kelihatan kalau kamu dari tadi bete,” aku hanya diam sambil merasa heran karena apa yang dikatakan Mbak Viona itu betul.

“Kamu bete, karena malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain sama Sarah, ya kan?” aku hanya tersenyum, Mbak Viona yang tadinya tutur katanya halus dan ramah berubah seperti itu.

“Eh, malah senyam-senyum,” hardiknya sambil melotot.

“Memang nggak boleh senyum. Abisnya Mbak Viona ini lucu,” kataku.

“Lucu kepalamu,” Mbak Viona sewot.

“Ya luculah. Kukira Mbak Viona ini lembut kayak Sarah, ternyata galak juga!” Aku tersenyum menggodanya.

“Ih, senyam-senyum mlulu. Senyummu itu senyum mesum tahu, kayak matamu itu juga mata mesum!” Mbak Viona makin naik, wajahnya sedikit memerah.

“Mbak cakep deh kalau marah-marah,” makin Mbak Viona marah, makin menjadi pula aku menggodanya.

“Denger ya, aku nggak lagi bercanda. Kalau kamu berani macem-macem sama adikku, aku bisa bunuh kamu!” kali ini Mbak Viona nampak benar-benar marah.

Akhirnya kusudahi juga menggodanya melihat Mbak Viona seperti itu, apalagi pengunjung mall yang lain kadang-kadang menoleh pada kami. Kuceritakan sedikit tentang hubunganku dengan Sarah selama ini, sampai pada acara ‘apel’ pada saat itu.

“Kalau soal pengin ngapa-ngapain, yah, itu sih awalnya memang ada. Tapi, sekarang udah lenyap. Sarah sepertinya bukan cewek yang tepat untuk diajak ngapa-ngapain, dia mah penginnya roman-romanan aja,” kataku mengakhiri penjelasanku.

“Kamu ini ngomongnya terlalu terus-terang ya?” Nada Mbak Viona sudah mulai normal kembali.

“Ya buat apa ngomong mbulet. Bagiku sih lebih baik begitu,” kataku lagi.

“Tapi .. kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Nggak berani terus-terang mandang langsung?”

Aku berpikir sejenak mencerna maksud pertanyaan Mbak Viona itu. Akhirnya aku mengerti, rupanya Mbak Viona tahu kalau aku diam-diam sering memperhatikan dia.

“Yah .. masak jalan sama adiknya, Mbak-nya mau diembat juga,” kataku sambil garuk-garuk kepala.

Setelah itu Sarah muncul dan dilanjutkan acara belanja di dept. store di mall itu. Selama menemani kakak beradik itu, aku mulai sering mendekati Mbak Viona jika kulihat Sarah sibuk memilih-milih pakaian. Aku mulai lancar menggoda Mbak Viona.

Hampir jam 10 malam kami baru keluar dari mall. Lumayan pegal-pegal kaki ini menemani dua cewek jalan-jalan dan belanja. Sebelum keluar dari mall Mbak Viona sempat memberiku sobekan kertas, tentu saja tanpa sepengetahuan Sarah.

“Baca di rumah,” bisiknya.

Aku lega melihat Mbak Viona datang ke counter bus PATAS AC seperti yang diberitahukannya lewat sobekan kertas. Kulirik arloji menunjukkan jam setengah 9, berarti Mbak Viona terlambat setengah jam.

“Sori terlambat. Mesti ngrayu Papa-Mama dulu, sebelum dikasih balik pagi-pagi,” Mbak Viona langsung ngerocos sambil meletakkan hand-bag-nya di kursi di sampingku yang kebetulan kosong. Sementara aku tak berkedip memandanginya.

Mbak Viona nampak sangat feminin dalam kulot hitam, blouse warna krem, dan kaos yang juga berwarna hitam. Tahu aku pandangi, Mbak Viona memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami pun tertawa. Hanya sekitar sepuluh menit kami menunggu, sebelum bus berangkat.

Dalam perjalanan di bus, aku tak tahan melihat Mbak Viona yang merem sambil bersandar. Tanganku pun mulai mengelu-elus tangannya. Mbak Viona membuka mata, kemudian bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.

“Gimana, Mbaknya mau di-embat juga?” ledeknya sambil berbisik.

“Kan lain jurusan,” aku membela diri. “Adik-nya jurusan roman-romanan, Mbak-nya jurusan … “ Aku tidak melanjutkan kata-kataku, tangan Mbak Viona sudah lebih dulu memencet hidungku. Selebihnya kami lebih banyak diam sambil tiduran selama perjalanan.

Yang disebut kamar kos oleh Mbak Viona ternyata sebuah faviliun. Faviliun yang ditinggali Mbak Viona kecil tapi nampak lux, didukung lingkungannya yang juga perumahan mewah.

“Kok bengong, ayo masuk,” Mbak Viona mencubit lenganku. “Peraturan di sini cuman satu, dilarang mengganggu tetangga. Jadi, cuek adalah cara paling baik.”

Aku langsung merebahkan tubuhku di karpet ruang depan, sementara setelah meletakkan hand-bag-nya di dekat kakiku, Mbak Viona langsung menuju kulkas yang sepertinya terus on.

“Nih, minum dulu, habis itu mandi,” kata Mbak Viona sambil menuangkan air dingin ke dalam gelas.

“Kan tadi udah mandi Mbak,” kataku.

“Ih, jorok. Males aku deket-deket orang jorok,” Mbak Viona tampak cemberut. “Kalau gitu, aku duluan mandi,” katanya sambil menyambar hand-bag dan menuju kamar. Aku lihat Mbak Viona tidak masuk kamar, tapi hanya membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Setelah itu dia berjalan ke belakang ke arah kamar mandi.

“Mbak,” Mbak Viona berhenti dan menoleh mendengar panggilanku. “Aku mau mandi, tapi bareng ya?”

“Ih, maunya .. “ Mbak Viona menjawab sambil tersenyum. Melihat itu aku langsung bangkit dan berlari ke arah Mbak Viona. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. Terdengar desahan Mbak Viona, sebelum dia memutar badan menghadapku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku.

“Katanya mau mandi?” setelah berkata itu, lagi-lagi hidungku jadi sasaran, dipencet dan ditariknya sehingga terasa agak panas. Setelah itu diangkatnya kaosku, dilepaskannya sehingga aku bertelanjang dada. Kemudian tangannya langsung membuka kancing dan retsluiting jeans-ku.

Lumayan cekatan Mbak Viona melakukannya, sepertinya sudah terbiasa. Seterusnya aku sendiri yang melakukannya sampai aku sempurna telanjang bulat di depan Mbak Viona.

“Ih, nakal,” kata Mbak Viona sambil menyentil rudalku yang terayun-ayun akibat baru tegang separo.

“Sakit Mbak,” aku meringis.

“Biarin,” kata Mbak Viona yang diteruskan dengan melepas blouse-nya kemudian kaos hitamnya, sehingga bagian atasnya tinggal BH warna hitam yang masih dipakainya. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Viona yang masih tertutup BH, dan Mbak Viona tidak melanjutkan melepas pakainnya semua sambil tersenyum menggoda padaku.

Birahi benar-benar sudah tak bisa kutahan. Langsung kuraih dan naikkan BH-nya, sehingga sepasang toket-nya yang besar itu terlepas.

“Ih, pelan-pelan. Kalau BH-ku rusak, emangnya kamu mau ganti,” lagi-lagi hidungku jadi sasaran. Tapi aku sudah tidak peduli. Sambil memeluknya mulutku langsung mengulum tokenya yang sebelah kanan.

Mbak Viona tidak berhenti mendesah sambil tangannya mengusap-usap rambutku. Aku makin bersemangat saja, mulutku makin rajin menggarap toketnya sebelah kanan dan kiri bergantian. Kukulum, kumainkan dengan lidah dan kadang kugigit kecil. Akibat seranganku yang makin intens itu Mbak Viona mulai menjerit-jerit kecil di sela-sela desahannya.

Beberapa menit kulakukan aksi yang sangat dinikmati Mbak Viona itu, sebelum akhirnya dia mendorong kepalaku agar terlepas dari toketnya. Mbak Viona kemudian melepas BH, kulot dan CD-nya yang juga berwarna hitam. Sementara bibirnya nampak setengah terbuka sambil mendesi lirih dan matanya sudah mulai sayu, pertanda sudah horny berat.

Belum sempat mataku menikmati tubuhnya yang sudah telanjang bulat, tangan kananya sudah menggenggam rudalku. Kemudian Mbak Viona berjalan mundur masuk kamar mandi sementara rudalku ditariknya. Aku meringis menahan rasa sakit, sekaligus pengin tertawa melihat kelakuan Mbak Viona itu.

Mbak Viona langsung menutup pintu kamar mandi setelah kami sampai di dalam, yang diteruskan dengan menghidupkan shower. Diteruskannya dengan menarik dan memelukku tepat di bawah siraman air dari shower. Dan …

“mmmmhhhh …. “ bibirnya sudah menyerbu bibirku dan melumatnya. Kuimbangi dengan aksi serupa. Seterusnya, siraman air shower mengguyur kepala, bibir bertemu bibir, lidah saling mengait, tubuh bagian depan menempel ketat dan sesekali saling menggesek, kedua tangan mengusap-usap bagian belakang tubuh pasangan, “Aaaaaahhh,” nikmat luar biasa.

Tak ingat berapa lama kami melakukan aksi seperti itu, kami melanjutkannya dalam posisi duduk, tak ingat persis siapa yang mulai. Aku duduk bersandar pada dinding kamar mandi, kali ku luruskan, sementar Mbak Viona duduk di atas pahaku, lututnya menyentuh lantai kamar mandi. Kemudian kurasakan Mbak Viona melepaskan bibirnya dari bibirku, pelahan menyusur ke bawah.

Berhenti di leherku, lidahnya beraksi menjilati leherku. Setelah itu, dilanjutkan ke bawah lagi, berhenti di dadaku. Sebelah kanan-kiri, tengah jadi sasaran lidah dan bibirnya. Kemudian turun lagi ke bawah, ke perut, berhenti di pusar.

Tangannya menggenggam rudalku, didorong sedikit ke samping dengan lembut, sementara lidahnya terus mempermainkan pusarku. Puas di situ, turun lagi, dan bijiku sekarang yang jadi sasaran. Sementara lidahnya beraksi di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Aku sampai berkelojotan sambil mengerang-erang menikmati aksi Mbak Viona yang seperti itu.

Pelahan-lahan bibirnya merayap naik menyusuri batang rudalku, dan berhenti di bagian kepala, sementara tangannya ganti menggenggam bagian batang. Kepala rudalku dikulumnya, dijilati, berpindah dan berputar-putar, sehingga tak satu bagianpun yang terlewat.

Beberapa saat kemudian, kutekan kepala Mbak Viona ke bawah, sehingga bagian batanku pun masuk 2/3 ke mulutnya. Digerakkannya kepalanya naik turun pelahan-lahan, berkali-kali. Kadang-kadang aksinya berhenti sejenak di bagian kepala, dijilati lagi, kemudian diteruskan naik turun lagi.

Pertahananku nyaris jebol, tapi aku belum mau terjadi saat itu. Kutahan kepalanya, kuangkat pelan, tapi Mbak Viona seperti melawan. Hal itu terjadi beberapa kali, sampai akhirnya aku berhasil mengangkat kepalanya dan melepas rudalku dari mulutnya.

Kuangkat kepala Mbak Viona, sementara matanya terpejam. Kudekatkan, dan kukulum lembut bibirnya. Pelan-pelan kurebahkan Mbak Viona yang masih memejamkan mata sambil mendesis itu ke lantai kamar mandi. Kutindih sambil mulutku melahap kedua toketnya, sementara tanganku meremasnya bergantian.

Erangannya, desahannya, jeritan-jeritan kecilnya bersahut-sahutan di tengah gemericik siraman air shower. Kuturunkan lagi mulutku, berhenti di gundukan yang ditumbuhi bulu lebat, namun tercukur dan tertata rapi.

Beberapa kali kugigit pelan bulu-bulu itu, sehingga pemiliknya menggelinjang ke kanan kiri. Kemudian kupisahkan kedua pahanya yang putih,besar dan empuk itu. Kubuka lebar-lebar. Kudaratkan bibirku di bibir memeknya, kukecup pelan. Kujulurkan lidahku, kutusuk-tusukan pelan ke daging menonjol di antar belahan memek Mbak Viona.

Pantat Mbak Viona mulai bergoyang-goyang pelahan, sementara tangannya menjambak atau lebih tepatnya meremas rambutku, karena jambakannya lembut dan tidak menyakitkan. Kumasukkan jari tengahku ku lubang memeknya, ku keluar masukkan dengan pelan. Desisan Mbak Viona makin panjang, dan sempat ku lirik matanya masih terpejam.

Kupercepat gerakan jariku di dalam lubang memeknya, tapi tangannya langsung meraih tanganku yang sedang beraksi itu dan menahannya. Kupelankan lagi, dan Mbak melepas tangannya dari tanganku. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Viona meraih tanganku lagi, sehingga akhirnya aku mengerti dia hanya mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.

Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Viona mengangkat kepalaku menjauhkan dari memeknya. Mbak Viona membuka mata dan memberi isyarat padaku agar duduk bersandar di dinding kamar mandi. Seterusnya merayap ke atasku, mengangkang tepat di depanku. Tangannya meraih rudalku, diarahkan dan dimasukkan ke dalam lubang memeknya.

“Oooooooooooohh ,” Mbak Viona melenguh panjang dan matanya kembali terpejam saat rudalku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Mbak Viona mulai bergerak naik-turun pelahan sambil sesekali pinggulnya membuat gerakan memutar.

Aku tidak sabar menghadapi aksi Mbak Viona yang menurutku terlalu pelahan itu, mulai kusodok-sodokkan rudalku dari bawah dengan cukup cepat. Mbak Viona menghentikan gerakannya, tangannya menekan dadaku cukup kuat sambil kepala menggeleng, seperti melarangku melakukan aksi sodok itu.

Hal itu terjadi beberapa kali, yang sebenarnya membuatku agak kecewa, sampai akhirnya Mbak Viona membuka matanya, tangannya mengusap kedua mataku seperti menyuruhkan memejamkan mata. Aku menurut dan memejamkan mataku.

Setelah beberapa saat aku memejamkan mata, aku mulai bisa memperhatikan dengan telingaku apa yang dari tadi tidak kuperhatikan, aku mulai bisa merasakan apa yang dari tadi tidak kurasakan. Desahan dan erangan Mbak Viona ternyata sangat teratur dan serasi dengan gerakan pantatnya,sehingga suara dari mulutnya, suara alat kelamin kami yang menyatu dan suara siraman air shower seperti sebuah harmoni yang begitu indah. Dalam keterpejaman mata itu, aku seperti melayang-layang dan sekelilingku terasa begitu indah, seperti nama wanita yang sedang menyatu denganku.

Kenikmatan yang kurasakan pun terasa lain, bukan kenikmatan luar biasa yang menhentak-hentak, tapi kenikmatan yang sedikit-sedikit, seperti mengalir pelahan di seluruh syarafku, dan mengendap sampai ke ulu hatiku.

Beberapa menit kemudian gerakan Mbak Viona berhenti pas saat rudalku amblas seluruhnya. Ada sekitar 5 detik dia diam saja dalam posisi seperti itu. Kemudian kedua tangannya meraih kedua tanganku sambil melontarkan kepalanya ke belakang.

Kubuka mataku, kupegang kuat-kuat kedua telapak tangannya dan kutahan agar Mbak Viona tidak jatuh ke belakang. Setelah itu pantatnya membuat gerakan ke kanan-kiri dan terasa menekan-nekan rudal dan pantatku.

“Aaa .. aaaaaa … aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh,” desahan dan jeritan kecil Mbak Viona itu disertai kepala dan tubuhnya yang bergerak ke depan. Mbak Viona menjatuhkan diri padaku seperti menubruk, tangannya memeluk tubukku, sedang kepalanya bersandar di bahu kiriku. Ku balas memeluknya dan kubelai-belai Mbak Viona yang baru saja menikmati orgasmenya. Sebuah cara orgasme yang eksotik dan artistik.

Setelah puas meresapi kenikmatan yang baru diraihnya, Mbak Viona mengangkat kepala dan membuka matanya. Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut. Belum sempat aku membalas ciumannya, Mbak Viona sudah bangkit dan bergeser ke samping. Segera kubimbing dia agar rebahan dan telentang di lantai kamar mandi.

Mbak Viona mengikuti kemauanku sambil terus menatapku dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Kemudian kuarahkan rudalku yang rasanya seperti empot-empotkan ke lubang memeknya, kumasukkan seluruhnya. Setelah amblas semuanya Mbak Viona memelekku sambil berbisik pelan.

“Jangan di dalam ya sayang, aku belum minum obat,” aku mengangguk pelan mengerti maksudnya. Setelah itu mulai kugoyang-goyang pantatku pelan-pelan sambil kupejamkan mata. Aku ingin merasakan kembali kenikmatan yang sedikit-sedikit tapi meresap sampai ke ulu hati seperti sebelumnya. Tapi aku gagal, meski beberapa lama mencoba. Akhirnya aku membuat gerakan seperti biasa, seperti yang biasa kulakukan pada tante Ani atau Nita. Bergerak maju mundur dari pelan dan makin lama makin cepat.

“Aaaah… Hoooohh,” aku hampir pada puncak, dan Mbak Viona cukup cekatan. Didorongnya tubuhku sehingga rudalku terlepas dari memeknya.

Rupanya dia tahu tidak mampu mengontrol diriku dan lupa pada pesannya. Seterusnya tangannya meraih rudalku sambil setengah bangun. Dikocok-kocoknya dengan gengaman yang cukup kuat, seterusnya aku bergeser ke depan sehingga rudalku tepat berada di atas perut Mbak Viona.

“Aaaaaaaah … aaaaaaahhh … crottt… crotttt ..,” beberapa kali spermaku muncrat membasahi dada dan perut Mbak Viona. Aku merebahku tubuhku yang terasa lemas di samping Mbak Viona, sambil memandanginya yang asyik mengusap meratakan spermaku di tubuhnya.

“Hampir lupa ya?” lagi-lagi hidungku jadi sasarannya waktu Mbak Viona mengucapkan kata-kata itu.

Selama di bus dalam perjalanan pulang aku memejamkan mata sambil mengingat-ingat pengalaman yang baru saja ku dapat dari Mbak Viona. Saat di kamar mandi, dan saat mengulangi sekali lagi di kamarnya. Seorang wanita dengan gaya bersetubuh yang begitu lembut dan penuh perasaan.

“Kalau sekedar mengejar kepuasan nafsu, itu gampang. Tapi aku mau lebih. Aku mau kepuasan nafsuku selaras dengan kepuasan yang terasa di jiwaku.”

Kepuasan yang terasa di jiwa, itulah hal yang kudapat dari Mbak Viona dan hanya dari Mbak Viona, karena kelak setelah gonta-ganti pasangan, tetap saja belum pernah kudapatkan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari Mbak Viona. Kepuasan dan kenikmatan yang masih terasa dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun persetubuhan berakhir.

“Ingat ya, jangan pernah sekali-kali kamu lakukan sama Sarah. Kalau sampai kamu lakukan, aku tidak akan pernah memaafkan kamu!” Aku terbangun, rupanya dalam tidurku aku bermimpi Mbak Viona memperingatkanku tentang Sarah, adiknya. Dan bus pun sudah mulai masuk terminal.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Pantat Viona appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Dina saat di Bali

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Dina saat di Bali – Aku Dina, saat itu aku sedang berkelana di Bali, sebabnya adalah karena aku bertengkar dengan ayahku (ibuku sudah meninggal). Ayahku mengatakan bahwa aku tidak produktif, karena tiap ari kerjaku hanya menghambur2kan uangnya saja dengan belanja sana sini. Memang aku ini maniak blanja, laper mata sehingga melihat apa saja yang bagus kubeli, padahal aku gak butuh2 amat.

cerita-sex-majikan-nafsu

Cerita Sex: Dina saat di Bali

Kebetulan kondisi keuangan ayahku mendukung kebiasaan maniakku itu. Ayah sering menegurku karena kebiasaanku yang tidak produktif itu. Aku tersinggung, sehingga timbul keinginanku untuk hidup mandiri, dan lokasi yang kupilih adalah Bali, kata temenku disana banyaklah kerjaan kalo mau kerja apa saja. Begitulah, akhirnya aku terdampar di kota Bali, seorang diri, tanpa sodara dan teman. Mula-mula bingung juga aku mo ngapain. aku settle di satu losmen yang mur mer, untuk menghemat pengeluaranku. Mencari makan juga di warung2 sederhana yang mur mer juga. Cukup sengsara hidupku diawal-awalnya karena aku sudah terbiasa dengan kehidupan yang serba kecukupan di rumah ayahku.

Tetapi tekadku untuk mandiri, lepas dari ayahku kupelihara teguh, rasa sengsara, perlahan-perlahan menjadi biasa karena aku berusaha keras untuk menikmatinya. Segala macam usaha untuk mendapatkan uang walaupun sedikti aku lakukan, demikianlah aku kerja serabutan, apa saja kulakoni, kecuali yang satu itu, jual diri. Terus terang saja, waktu tinggal dengan ayahku, aku mempunyai banyak pacar, dan dengan pacar2ku itu aku sering sekali mereguk kenikmatan sex. Ini yang kadang menyiksaku, ampir gak tahan aku menahan diri untuk tidak ngesex dengan lelaki yang banyak seliweran disekitarku.

Mereka suka dengan kecantikanku yang alami, warna kulitku yang putih mulus, tubuhku proporsional, toketku gak besar tapi gak bisa dibilang tocil. Pinggulku agak besar, sehingga kalo lelaki melihat aku memakai celana ketat baik panjang maupun pendek, dari belakang pasti napsu melihat gerakan pinggulku yang seirama dengan langkahku. Pinggulku menggeyol indah kekanan kekiri.

Baca cerita sex cewek berjilbab di –> cerisex.net

Ada juga lelaki bule yang ngganteng banget, kaya aktor hollywood, yang terang-terangan ngajakin aq bercinta, malah dia menjanjikan segepok dolar amrik kalo aku bisa meladenin napsunya, tapi aku masih coba bertahan untuk tidak menerima tawaran yang sangat2 menggiurkan itu, dapet uang dan dapet kepuasan sex , palagi kan katanya kon tol bule tu gede panjang. kon tol pacar2ku ya standard ukuran orang kitalah, walaupun harus diakui aku mendapat kenikmatan juga dari penis-penis standard itu.

Sampe suatu siang, ketika aku berjalan didepan sebuah rumah makan, tiba-tiba ada sebuah sedan mewah yang memotong didepanku, sehingga aku terjatuh. Dari dalem mobil mewah itu keluar lelaki. Melihat wajahnya, rasa marah yang meluap2 karena aku diserempet sampe jatuh (kaya Cici Paramida aja ya) walaupun gak sampe lecet2, sirna seketika. Lelaki itu sangat tampan, bodinya sangat atletis. Dia segera menolongku bangkit sambil minta maaf dengan sangat.

“Wah mbak, maaf sekali ya, saya sedang terburu2, sehingga gak liat mbak lagi jalan. Ada yang luka mbak, ay0 saya antar ke rumah sakit”.
“Gak kok mas, cuma kaget saja”. Dia mengeluarkan hp nya, dia berbicara dengan seseorang untuk mengcancel pertemuannya siang ini.
“Wah mbak, sebagai permintaan maaf dan bersyukur karena mbak gak sampe luka, gimana kalo saya traktir makan siang di resto ini”. Aku melihat nama restonya, wah ini resto mewah yang makanannya mahal2, di deket rumah ayahku juga ada resto ini.
“Ya deh mas, atau saya manggil apa enaknya”. “Saya … (dia menyebutkan namanya), mo manggil mas bole, manggil nama juga bole kok. Kalo mbak?”
“Aku panggil mas aja deh ya, kayanya mas jauh lebi tua dari aku. Aku Dina, mas”. Aku digandengnya masuk restoran yang terletak dipinggir pantai.

Kelihatannya dia sudah menjadi pelanggan resto ini, kelihatan dari banyaknya waiter yang eknal dia. Dia milih tempat menghadap kelaut.

“MO makan apa mbak?”
“Jangan panggil mbak ah, Dina aja”.
“Ya deh, Dina mo makan apa”.
“Aku ikutan mas aja deh, mas kan yang tau menu yang enak2 dari restoran ini”.
“Doyan seafood kan?”
“Doyan mas, aku apa juga aku makan, kecuali batu ma kayu ma beling”.
“Bisa aja kamu, kok beling”.
“Soalnya aku belon blajar ilmu kuda lumping”. Tertawanya berderai mendengar guyonanku.
“Bener kan tadi gak apa2 kamu Din”.
“Gak apa kok mas, aku cuma kaget”.
“Sekarang masih kaget?”
“Masih mas”.
“Lo kok masi kaget”.
“Ya mas, kaget, kok ada ya lelaki didunia ini yang seganteng mas”.
“Bisa aja kamu”. Demikianlah selama makan, kami bercanda2.

Setelah makan selesai, dia bertanya lagi.

“Kamu ke bali dalam rangka apa Din?”. aku menceritakan kondisiku dengan ringkas.
“O, kamu lagi cari kerjaan toh, ditempatku aja, mau?”
“Jadi apa mas”. Aku perlu asisten buat koordinir kerjaan di rumahku, ya kerjaan rumah tangga lah”.
“Jadi pembantu gitu?”
“O enggaklah, masak prempuan secantik dan seseksi kamu dijadiin pembantu. Kaya kepala house keeping gitu, mau gak, bole tinggal dirumahku kok, gratis, makan minum juga gratis”.
“Tapi gak dapet gaji?”
“Ya dapet lah, mau ya. butuhnya urgetnt neh, kalo gak kasian asistenku yang sekarang ini, dia dah bantu aku di pekerjaan, masih juga ketiban kerjaan ngurus rumahku”.
“Iya deh, buat mas yang ganteng apa si yang enggak?”
“Oke kalo gitu mulai hari ini ya, abis makan kita ambil barang2 kamu dari losmen, dan kerumahku.

Aku akan kasi kamu …. sebulan (dia menyebutkan satu angka yang besar).

“Mau mas”. Demikianlah aku pindah dari losmen murahan kerumahnya yang lebih besar lagi dari rumah ayahku.

Aku diperkenalkan kepada sejumlah pembantu, ada yang urusan membersihkan rumah, cuci mencuci, masak memasak dan membersihkan dan merawat kebunnya yang luas, disamping ada seorang driver. Mereka semua hormat padaku, karen aku diperkenalkan sebagai kepala house keeping. Aku diajak ke satu kamar, besarnya seperti kamarku dirumah ayahku, ada soundsystem dan tv besar, pake ac pula (dilosmen aku bermandi kringet tiap malem karena so pasti murah ya tanpa fasilitas apa2, termasuk ac).

“Wah mas, enak banget ya kerja ma mas”.
“Ya udah, kamu sosialisasi ma para pembantu, aku mesti pergi ke kantor ya”. Aku ditinggal bersama sejumlah pembantu, aku mencoba akrab dengan mereka semua dengan bersikap merendah.
“Ibu bapak, aku cuma kebetulan disuru jadi kepala house keeping, tapi aku tu pasti kala pengalaman ma ibu bapak, jadi kerjaan kita kroyok rame2 ya, aku bersedia kok melakukan kerjaan ibu bapak juga”.

Mereka senang karena aku gak sok2an, mentang2 ditunjuk jadi kepala, sebentar saja aku dah bisa berakrab2 dengan mereka semua, ngatur kerjaan dengan mereka semua. Cuma mereka sungkan kalo aku mbantu melakukannya. Ya udah akhirnya ya kalo mereka sibuk banget aku bantu, kalo enggak ya aku santai saja. Di halaman belakang rumah ada kolam renang yang lumayan luas, kerjaan pak bon yang membersihkan kolam yang jarang sekali dipake seminggu sekali. Aku dengan segala senang hati mbantu pak bon yang dah berumur itu membersihkan kotoran yang nempel didinding kolam.

Dengan pak sopir, aku juga bisa berakrab2, palagi pak sopirlah yang mengantarkan aku membeli semua keperluan rumah tangga, dan diriku sendiri, dengan catatan si mas gak make mobilnya. Kadang karena tau aku perlu banget pergi, si mas rela nyetir sendiri kekantornya supaya pak sopir bisa nganterian aku kesana kemari dengan mobil satunya lagi, gak semewah mobil si mas yang pasti, tapi cukuplah untuk beli2 ini itu.

Maklumlah si mas itu pengusaha yang sukses dalam bisnis mobil mewah import build up. Demikianlah aku menjalani hari2ku dengan segala senang hati, kerjaan gak berat2 amat, uang berlimpah karena semua kebutuhan hidupku dipenuhi si mas, malah kadang si mas membelikan aku pakaian kalo aku harus ikut bantu di kantor. Kadang ada event besar dimana aku juga harus turut bantu asisten yang satunya lagi. yaman sekali kan.

Sampe suatu malem, si mas ngetok kamarku.

“Napa mas?” “Aku lagi bete Din, temenin aku keluar yuk”. Tumben dia ngajak aku keluar, biasanya aku liat di kantor, banyak prempuan2 muda yang cantik2 yang seliweran disekitarnya.
“Lo, kan biasanya mas jalan ma mbak ajeng apa mbak Lina”.
“Aku bosen ma mreka Din, mreka tu cuma ngincer uangku aja, makanya penuh basabasi dan kaya pake topeng”.
“rus koq mas ngajak aku”.
“sejak aku ketemu kamu, kamu kayanya memperlakukanku apa adanya. Kamu kliatan sekali melakukan kerjaan kamu dengan senang ati”.
“Laiyalah mas, mana ada kerjaan yang lebi asik dari mbantu mas ngurus rumah besar ini, santai, trus mas ngasi duwitnya besar lagi, utuh lagi, karena semua kebutuhanku mas penuhi. Makanya buru2 cari permaisuri dong mas, jadi mas gak sepi dirumah besar ini”.
“ada kamu koq yang bisa bikin aku tentram, ngobrol ma kamu kayanya ngobrol ma orang yang dah lama aku kenal, padahal kamu baru 3 bulan ya dirumahku”.

Aku dibawanya ke dermaga dipinggir laut, sambil berjalan2 menikmati angin laut yang cukup kencang, kami ngobrol saja sambil berjalan menyusuri dermaga yang menjorok kelaut. Sampe diujung, kamu duduk ditangga yang turun ke bebatuan ditengah laut, angin cukup kencang menyapu ombak, sehingga ketika ombaknya memecah di bebatuan, airnya memercik tinggi sekali, demek deh pakean kami.

“Mas dingin ni lama2 disini, bisa basah semua bajuku”. Aku saat itu memakai jins ketat dan tanktop ketat sehingga lekakliku bodiku keliahatn dengan jales.

aku kadang melihat juga sebersit kesan napsu di pandangan mata si mas. Biar aja, lelaki normal pasti juga gitu kalo ngeliat aku.

“Ya udah, balik yuk, kita cari miuman anget aja ya, dipntai kayanya ada deh warung kopi atau semacam itu.

Kembalinya dia menggandenga tanganku, karena dia sering menggandeng tanganku kalo sedang berjalan berdua aku, aku diem saja. Sesampai dipantai, kami mampir di warung kopi itu. Ramai juga suasana. ada beberapa prempuan muda yang menyapa si mas, tapi begitu melihat ada aku, mreka gak jadi mendekat.

“Mas, terkenal ya, banyak temennya”.
“Iya mreka kan pake topeng, yang disapa itukan duitku”.

Pulang kerumah, dia bilang,

“Din aku mo brenang, mo ikutan gak?”
“Dah malem gini koq brenang si mas, kan dingin”.
“Justru kalo malem gini brenang airnya anget, bisa bikin relax, jadi gampang tidurnya”.
“aku gak punya pakean renang, mas”.
“aku punya bikini, kamu mo pake?”
“Siapa punya mas, cewek2 mas ya”.
“Ah enggak, aku perna beli buat ole2 tapi akhirnya gak jadi aku kasi, buat kamu ja ya”. Dia masuk kekamarnya dan keluar membawa bikini itu.
‘Seksi amat mas bikininya”, kataku karena bikininya minim sekali.
“Prempuan seksi kudu pake pakean seksi dong”. Karena saat itu dah malem, para pembantu dah istirahat.
“Tu ganti ja dikamar bilas”, katanya menujuk ke satu bangunan pondokan yang merupakan kamar bilas.

Aku masuk kesana, membuka pakeanku dan mengenakan bikini minim itu. Ketika aku keluar si mas dah nunggu aku didipan memakai celana gombrong.

“Wah seksi kamu Din”. Karena minim makanya sebagain besar bodiku terpampang dengan jelas.

Toketku gak tertutup bra semuanya sehingga belahannya kelihatan dengan jelas. Palagi jembutku yang lebat, ngintip dari belahan kaki cd nya. Kupikir ya biarlah dia menikmati tubuhku, cuma ngeliat ja gak apa, pikirku. Kami berenang mondar mandir beberapa kali.

“Din, kamu napsuin deh”, bisiknya ketika kami istirahat dipinggir kolam.

Wah signal2 gak beres neh, pikirku. tapi aku diem aja,

“udahan yuk mas, dingin lama2”.
“aku mau koq ngangetin kamu”, katanya sambil memelukku dan mencium bibirku.
“Din, dah lama aku suka ma kamu, terangsang ma bodi kamu. kamu ma ya Din ngeladenin aku malem ini”. Ciumannya asik, kumisnya menggesek bibirku, palagi selama dia mengulum bibirku, tangannya asik memerah toketku dari luar braku.

bendunganku bobol juga, sekian lama aku menahan napsuku untuk gak mikirin sex akhirnya gak ketahanan juga. aku diem saja ketika dia menggandengku masuk ke kamarnya. Pakean luar ku dan dia punya cuma kutenteng masuk kekamarnya.

Dikamar, kembali dia memeluk aku dan mencium bibirku, lembut dan lama. Aku agresif sekali menyambut ciumannya, maklum deh aku dah nahan napsuku lama sekali, sekarang ada yang kasi kesempatan, aku gak bisa nahan diri lebih lama lagi. Dia terus mencium bibirku dan mulai dilumatnya dengan penuh napsu. Aku membalas lumatannya juga.

“Din, aku suka sama badanmu yang montok”, katanya sambil menciumi leherku. Aku diam saja, cuma mengusap2 pinggungnya.

tangannya mulai meremas2 toketku. Gak lama kemudian dia melepaskan braku. Ciumannya menjalar menyusuri leherku dan belakang kupingnya. Aku menggelinjang kegelian,

“Geli mas “. Aku makin menggeliat ketika lidahnya menyelusuri toketku dan turun di belahannya.

Dia terus memainkan lidahnya di toketku tapi tidak sampai ke pentilnya.

“mas diisep pentilnya dong, nanti Dina isep kon tol mas juga”, aku mendesah2.

Dia terus saja menjilati daerah sekitar pentilku, tapi pentilnya tidak disentuh. Kemudian ciumannya turun ke arah perutku sambil tangannya mengusap2 daerah me mekku. Aku gak tahan lagi, kepalanya kutarik dan kudekatkan ke pentilku.

“Diisep dong mas “, rengekku. Dia segera mengisap pentilku dan tangannya meremas toketku.
“Terus mas , diisep yang keras mas , enak mas akh”, erangku.

Dia mengemut pentilku bergantian, demikian pula toketku diremasnya bergantian. Sesekali tangannya mengelus2 it ilku dari luar CDku. Aku bangkit, kulepas semua yang menempel dibadannya. kon tolnya yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya.

“kon tol mas besar dan panjang ya mas , keras banget lagi”, kataku sambil menciumi kon tolnya dan kukenyot kepalanya.

Kepalanya kemudian kujilati dan jilatanku turun ke arah bijinya. Seluruh kon tolnya kujilati.

“Enak Din terusin dong emutannya”, katanya. CDku langsung dilepasnya, “Ni jembut lebat banget”, katanya sambil mengelus2 jembutku yang tambah basah karena lendir me mekku.

Aku dibaringkan diranjang dan kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. Dia mulai menjilati me mekku.

“Enak mas , terus”, erangku keenakan. Aku makin menggelinjang ketika lidahnya menyentuh it ilku.

kon tolnya kuemut dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dimulutku. Karena napsuku yang sudah berkobar, akhirnya aku gak bisa bertahan lebih lama lagi, aku nyampe kerana it ilku dikenyot2nya,

“mas , aku nyampe mas , aakh”. kon tolnya kukocok dengan cepat keras sambil menikmati nyampeku.
“Din, aku mau ngecret juga Din”, katanya terengah.

Segera kepala kon tolnya kuemut lagi dan kukenyot dengan keras, tanganku terus mengocok kon tolnya sampai akhirnya dia ngecret dimulutku. Banyak banget pejunya nyembur sampe meleleh keluar dari bibirku. kon tolnya terus kukenyot sampe denyutan ngecretnya hilang baru kulepas. Pejunya kutelan tanpa rasa jijik,

“Din nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan me mekku lebih nikmat lagi ya”, katanya terengah. Aku berbaring disebelahnya, kupeluk badannya. Belum di entot saja dia sudah menggiring aku ke kenikmatan.

Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan pasangan. kon tolnya mengeras lagi ketika kukocok2 pelan2, aku jongkok didepannya dan mengemut kon tolnya lagi, langsung saja kon tolnya ngaceng dengan kerasnya. Kepalaku bergerak maju mundur memasuk keluarkan kon tolnya dimulutku. DIa gak bisa menahan diri lagi, langsung dia duduk di toilet, aku dipangkunya menghadap dirinya, sambil mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Segera kon tol besarnya nancep dime mekku, terasa sekali me mekku melebar untuk menampung kon tolnya yang dienjotkan pelan2 sehingga makin nancep di me mekku,

“Enak mas , ssh”. Aku mengenjotkan badanku maju mundur supaya kon tolnya bisa nancep dalem di me mekku, diapun mengenjotkan kon tolnya juga sehingga terasalah gesekan kon tolnya dime mekku.

Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, tiba2 dia berhenti mengenjotkan kon tolnya. Dia menyuruhku memutar badanku tanpa mencabut kon tolnya dari me mekku.

Aku disuruhnya nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah dia mengenjotkan kon tolnya dari belakang. Sambil mengenjot, toketku yang mengayun2 seirama enjotannya diremas2nya.

“Akh mas , nikmat banget mas . kon tol mas nancepnya dalem banget mas. Sesek me mek aku rasanya, gesekan kon tol mas kerasa banget, enjot terus yang cepet mas , aku udah mau nyampe lagi”, erangku.
“Cepet banget Din”, katanya.
“Abis nikmat banget sih mas kon tolnya, jadi aku gak bisa nahan lagi”, erangku. Dia makin cepat mengenjotkan kon tolnya keluar masuk sampe akhirnya aku menggelinjang dengan hebat,
“Akh mas , aku nyampe lagi, aku lemes mas “, erangku terengah2. Karena aku mengeluh lemes, dia
mencabut kon tolnya yang masih perkasa dan minta diemut lagi.

Dia kembali duduk di toilet dan aku berlutut didepannya. Kembali kon tolnya kuemut2 sambil kukocok2 dengan cepat dan keras, sampe akhirnya,

“Din, aku ngecret lagi Din”. Dia mengecretkan pejunya lagi didalem mulutku. Walaupun ini yang kedua, pejunya tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejunya kutelen sambil terus mengemut kon tolnya.

Kami balik keranjang dan berpelukan, gak lama kami tertidur, penuh rasa kenikmatan terutama buat aku. Subuh aku terbangun, segera aku memakai pakeanku dan kleuar kamarnya, kalo maen lagi bisa keterusan tidurnya, nanti jadi bahan gosip orang serumah lagi.

“Mas lanjutin nanti malem lagi ja ya, biar gak ada yang tau”, kataku sambil meninggalkan kamarnya.

Belum ada yang bangun sehingga aku mengendap2 menuju kamarku. Dikamarku, aku melepas semua yang kukenakan, berbaring dan meraba2 seluruh badanku, masih terasa bagimana besarnya kon tolnya menyesaki me mekku. Napsuku timbul lagi, aku menahannya, nanti malem kan bakalan ada ronde berikutnya. Hari itu berlalu dengan sangat lambat rasaku. Dia bilang, nanti malem kita create alesan miting di hotel sore sampe malem, jadi gak pulang kerumah, biar bisa muas2in maen ampe pagi. Aku mah hayu ja.

Menjelang sore, dia pulang kerumah, dia kasi instruksi ma para pembantu bahwa dia akan miting sore sampe jauh malem, aku akan diajak supaya tau apa yang harus dilakukan kalo aku bantu juga jadi asisten di pekerjaannya. Para pembantu mah iya aja, namanya juga big boss yang ngomong. Aku disurunya pakean rapi, seperti beneran mo pergi miting. Menjelang magrib, aku ikut mobilnya, dia drive sendiri karena malem ini kebetulan pak sopir ada keprluan, gak tau ini kebetulan atau dia yang nyuru pak sopir off.

Bilangnya si pak sopir yang minta off karena ada keperluan. gak pentinglah itu. Kami cari makan malem dulu, santai karena kami punya waktu seluruh malem sampe pagi. Setelah makan, dia membawaku ke satu hotel bintang 5, super mewah lah pokoknya, dia juga pesen kamar suit buat merayakan kenikmatan bagi kami berdua. Hari dah larut malam.

“Mas, ngapain pesen yang paling mahal, kan cuma buat ngen tot kan”.
“Bener si cuma buat ngen tot, tapi aku mau ngen totnya kita ini berkesan buat kamu, juga nuat aku”, jawabnya sambil mencium bibirku, mula2 si lembut.
“aku beli bikini laen, kamu pake deh”.
“Mangnya mo berenang mas, mana kolam renangnya”.
“Berenang kan gak usah dikolam, diranjang juga bisa kan”. Dia tersenyum.

Aku segera masuk ke kekamar mandi, membuka semua pakeanku dan mengenakan bikini itu. sama minimhya dengan yang semalem, sehingga ampir semua bagian tubuhku terekspose dengan indahnya. Dia membelalak meliat bodiku yang seksi itu, segera aku dipeluknya dengan erat. Bibirku langsung diciumnya dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Aku melingkarkan tanganku di lehernya. Dia langsung meremas2 toketku. Terasa kon tolnya sudah ngaceng menekan ke perutku.

Dia terus saja meremas2 toketku, ikatan braku diuraikannya sehingga terlepas. Baru kupakai gak sampai 5 menit dah dilepas lagi, he he. pentilku yang sudah mengeras langsung dijilatinya. Aku jadi menggelinjang kegelian dan juga nikmaat. Jilatannya turun terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah me mekku. CD bikiniku sudah basah.

“Din kamu sudah siap dien tot ya, udah basah begini”, katanya sambil melepas ikatan CDku.

Gantian aku yang segera melucuti semua pakaiannya sehingga kita sudah berbugil ria. Dia membopongku sambil terus menciumi bibirku, kuat juga dia membopongku. Aku dibaringkan di ranjang, dia terus menciumi seluruh tubuhku, napsuku sudah berkobar2, berkali2 aku menggelinjang. Sambil mengulum bibirku, tangannya mengelus2 pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik me mekku dan akhirnya it ilku yang menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses me mek dan it ilku. Aku menggeliat2 saking napsunya. Jarinya makin cepet menggesek it ilku, aku mengangkat2 pantatku karena sudah pengen banget dienjot,

“Ayo dong mas , aku dien tot, udah pengen banget kemasukan kon tol mas lagi”, rengekku.

Dia kemudian menelungkup diatasku, kon tolnya diarahkan ke me mekku dan mulai nancep kepalanya di me mekku,

“Akh, enak mas , masukin semuanya mas “, lenguhku.

Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kon tolnya nancep semuanya di me mekku,

“Akh, enak mas , masuk semuanya ya mas , me mekku sampe sesek banget rasanya kesumpel kon tol mas “. Dia terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk makin cepat dan keras, nikmat banget rasanya,
“Enak mas , terus mas , enjot yang cepet dong”, rengekku terus.

Setengah permainan dia mencabut kon tolnya dari me mekku,

“kenapa dicabut mas , belum nyampe”, protesku.
“Variasi dong”, jawabnya sambil menjepitkan kon tolnya yang keras banget di toketku.

Aku menjepit kon tolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kon tolnya di toketku. Ketika dia memajukan kon tolnya, kepalanya kuemut sebentar dan kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu.

“Enak Din”, erangnya. Setelah puas digesek toketku dia berubah posisi lagi,
“Kamu sekarang diatas ya Din”, katanya sambil berbaring.

Segera aku menaiki badannya dan menempatkan kon tolnya yang ngaceng tegak di me mekku. Aku menurunkan me mekku pelan2 dan bles, kon tol besarnya mulai ambles di me mekku,

“Akh, enak banget mas “, lenguhku.

Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kon tolnyapun makin cepat terkocok2 didalem me mekku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh,

“Enak Din, terus yang cepet”. Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil gantian mengulum bibirku.

Dia meremes2 toketku yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kon tolnya. Pentilku diplintir2nya. Aku makin bernapsu mengocok kon tolnya dengan me mekku. Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kon tolnya. Kocokanku makin kencang,

“mas , aku sudah mau nyampe nih”, kataku terengah. DIa meraba it ilku dan dikilik2nya, ini mempercepat proses aku nyampe,
“Akh, mas , aku nyampe, akh nikmatnya”, lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya.

Aku mengeluarkan kon tolnya dari me mekku, masih perkasa kon tolnya. Kemudian kon tolnya aku ciumi dan kepalanya aku emut, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dalam mulutku.

“Din, kamu lihai dalam urusan ranjang nih, latihan sama siapa?” tanyanya.

Aku tak menjawab, kon tolnya terus kuemut sambil kukeluar masukkan di mulutku, batangnya aku kocok2 dengan cepat.

“Akh enak banget Din” erangnya.

Cukup lama aku mengemut kon tolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan lama sekali. kon tolnya dikeluarkan dari mulutku dan aku disuruhnya nungging dipinggir ranjang. Dari belakang sambil berdiri dia
mencolokkan kon tolnya lagi kedalam me mekku, sekali enjot kon tolnya sudah amblas semua ke me mekku, ”

Akh, enak banget mas “, erangku.

Dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk me mekku, karena dia berdiri enjotannya terasa lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Dia meraba2 lubang pantatku, kemudian terasa jarinya ditusuk2kan kepantatku.

“mas sakit”, protesku.

Dia berhenti menusuk2 pantatku, pinggulku dipegangnya sambil mengenjotkan terus kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes2 toketku yang berguncang2 seirama dengan sodokannya. Pentilku kembali diplintir2nya.

“Enak mas , terus enjotannya, aku udah mau nyampe lagi mas “, erangku.
“Cepet kok Din, aku belum ngerasa apa2”, katanya sambil terus mengenjot me mekku.

Akhirnya aku tak bisa nahan lebih lama lagi,

“mas , aku nyampe mas , akh”, aku tersungkur diranjang karena lemes, kon tolnya tercabut dari me mekku, masih keras dan berlumuran lendirku.

Dia tidak memberi kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kon tolnya dimasukkan lagi ke me mekku, terus mulai dienjotkan lagi keluar masuk dengan cepat dan keras.

“mas , kuat amat sih ngen totnya, aku udah lemes mas , abis udah 2 kali nyampe”, lenguhku, Dia tidak memperdulikan lenguhanku, terus saja kon tolnya dienjotkan keluar masuk.

Rupanya dia udah mau ngecret, makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah saja telentang keenakan. Toketku diremas2 sambil memlintir2 pentilku, akhirnya

“Din aku ngecret”, dan terasa semburan pejunya dime mekku.

Aku memeluk dan mengelus2 punggungnya.

“mas , nikmat banget ngen tot dengan mas , istirahat dulu ya mas , aku udah lemes banget”, dia mencabut kon tolnya dan rebah disebelahku.

Tak lama kemudian aku tertidur kelelahan.

Aku terbangun karena merasa ada yang mengelus2 toketku, dia sedang memandangi aku sambil mengelus2 toketku,

“udah pagi ya mas “, kataku setengah ngantuk.
“Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Din”, jawabnya.

Luar biasa dia ini, gak puas2nya ngen totin aku. Aku dipeluknya dan bibirku diciumnya, aku membalas memeluknya. kon tolnya mulai kuremas2 sehingga terasa kembali mengeras, terus saja kuremas2 sampe jadi keras sekali. Dia sudah siap nyodok me mekku lagi. Aku bangun dan mulai mengisap kon tolnya, dia merubah posisi menjadi 69 sehingga bisa mengakses me mekku. me mekku dijilatinya, aku mengangkangkan pahaku sehingga dia bisa menjilati it ilku, Isepan ku menjadi melemah karena serangan fajar nya di me mekku,

“mas , subuh2 gini sudah ngasi kenikmatan lagi buat aku”, kataku sambil mengocok2 kon tolnya.
“mas , aku sudah napsu banget, dimasukin lagi dong mas “, pintaku.

Dia sudah napsu juga, segera aku ditelentangkan, dinaiki dan kon tolnya ditancapkan lagi ke me mekku, kemudian mulai dienjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kon tolnya sudah nancap kemabli di me mekku, enjotannya tambah cepat dan keras,

“Enak banget mas “, erangku. Dia terus saja mengenjot me mekku dengan kon tolnya. Akhirnya kembali aku mengejang keenakan,
“mas , aku nyampe mas . mas pinter amat sih nyodok me mekku, sebentar saja aku sudah nyampe”, lenguhku.

Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot me mekku dengan kon tolnya sampe akhirnya aku nyampe lagi,

“mas aku nyampe lagi mas, mas lama banget sih ngecretnya, aku udah lemes banget mas “, erangku.

Dia terus saja mengenjot me mekku sampe akhirnya “Din, aku ngecret”, dia menancapkan kon tolnya dalem2 di me mekku dan terasa semburan pejunya di me mekku.

“Nikmat banget ngen totin kamu Din, me mek kamu bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut kamu”, katanya.

Kemudian dia mencabut kon tolnya dari me mekku dan berbaring disebelahku.

“Din, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngen tot semalem lagi”, katanya.

Aku hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukannya.

Hari itu aku melakukan altivitas di rumah dengan lesu, maklum aja semaleman dien tot sampe nyampe berkali2, pastinya ngantuk dan lemes. Malemnya, dia menjeputku lagi dirumah, kembali dia kasi instruksi kalo aq mesti menghadiri penutupan miting yang kemaren. Pinter anget dia buat skenarionya, yang lainnya yang ada dirumah mah ho oh ja kalo bis bos yang nyampein. Kami nyari makan dulu seperti kemaren, selesai makan dia ngajakin aku santai di pub, dengerin musik sambil becanda2. Deket tengah malem baru balik ke hotel lagi. Dia masuk kamar mandi, ketika keluar hanya mengenakan celana pendek dan t shirt.

Dia mengambilkanku can soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya.

“Mau mandi yang?’ tanyanya sambil memelukku.

Aku diciumnya, tangannya segera meremas2 toketku kembali. Napsunya bukan main. Segera aku ditelanjanginya,toketku diciuminya dan pentilku diemut2nya, segera saja pentilku mengeras.

Tangannya segera saja mengiliki2 it ilku, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu seefisien mungkin.

“mas , kok napsu banget sih sama aku”, tanyaku.
“Abis ngen totin sama kamu nikmat banget sih”, jawabnya.
“Aku juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kon tol mas “, jawabku.

Kemudian dia melepas celana dan t shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. kon tolnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk diubin di depanku, kakiku dikangkangkannya. Badanku diseretnya sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek me mekku dari atas ke bawah. it ilku menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi,

“mas , enak banget mas , terus mas “, erangku. Dia terus menjilati it ilku sampe aku nyampe.
“Akh mas , belum dien tot aku sudah nyampe kaya kemaren2, mas lihai banget deh makan me mekku”, kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk.

kon tolnya tepat ada dimukaku, segera saja aku genggam dan kuemut kepalanya. mulutku mulai mengeluar masukkan kon tolnya sambil batangnya kukocok2 dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan kon tolnya pelan dimulutku seperti sedang ngen totin mulutku.

Beberapa saat kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kon tolnya di me mekku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kon tolnya udah nancep semua di me mekku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kon tolnya terkocok oleh me mekku dengan cepat juga,

“Akh nikmat banget Din” erangnya.

Aku merasa sudah mau nyampe, tapi dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot. kon tolnya dikeluarkan dari me mekku, aku disuruhnya telungkup menungging di sofa dan kembali kon tolnya ditancapkan ke me mekku dari belakang. “Bles, kon tolnya langsung saja nancep semuanya ke me mekku,
“Akh, nikmatnya,”, kali ini aku yang menggerang.

Dia langsung mengenjot me mekku dengan cepat dan keras. Terasa sekali kon tolnya menggesek me mekku, kalo dienjotkan dengan keras terasa kon tolnya nancep dalem sekali di me mekku. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2,

“akh mas , aku nyampe, mas ” , kenikmatanku meledak juga akhirnya.

DIa terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia ngecret

“Din, aku ngecret, nikmat banget rasanya Din”, terasa kembali pejunya membanjiri me mekku.
“mas , aku lemes banget mas. mas gak ada matinya ya”, kataku sambil tersenyum.
“Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya”, jawabnya sambil masuk ke kamar mandi.

Aku berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliranku mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, aku berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika terbangun, hari sudah terang, aku males ngelakuin apa2, mendingan juga sama dia mereguk kenikmatan. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja sikat gigi yang ada, muka kubasuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya. Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bengun. Dia sedang menyeduh kopi dan menghangatkan roti di microwave. Karena ini suite room makanya fasilitasnya lengkap. Aku duduk di meja makan. Dia menghidangkan roti. Aku menikmati saja yang disediakannya.

“Mas, gak pulang kita, ntar timbul pertanyaan?’.
“Tadi aku dah sms pak supir, ngasi tau kalo kita masi nyelesain kerjaan dulu baru pulang”.
“Bisa aja mas cari alesan”. Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang.

Aku dipeluknya, tangannya segera saja meremas2 toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya. Pentilku diplintir2nya pelan, napsuku segera saja berkobar, pentilku segera mengeras. Aku tidak tinggal diam, kon tolnya yang sudah ngaceng keras sekali kukocok2.

“Aku isep ya mas”, kataku sambil mengubah posisi mendekati kon tolnya.

Kepala kon tolnya kujilati kemudian pelan2 kumasukkan ke mulutku. kon tolnya kukulum2, kukeluar masukkan di mulutku.

“Enak Din”, erangnya.

Kemudian dia menarik aku kembali kepelukannya. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas lumatannya, sementara tangannya terus saja meremas2 toketku. Tangannya kemudian mengarah kebawah, it ilku menjadi sasaran berikutnya.

“Akh mas , enak”, erangku.

Dia menciumi leherku, terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan. Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku menggelinjang kegelian,

“Geli mas , nakal ih pagi2”, kataku manja.

Akhirnya sampailah ciumannya pada sasaran sesungguhnya, me mek dan it ilku. Jilatannya segera menyerbu it ilku. Aku sudah mengangkang selebar2nya supaya dia mudah menjilati it ilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku.

“buat apa mas , kan kon tol mas panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget”, tanyaku.

Dia tidak menjawab, terus saja menjilati it ilku yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah menjilati it ilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, it ilku diemut2nya pelan. Aku menjadi makin blingsatan. “Akh mas , aku udah pengen dien tot, mas . Masukin dong kon tolnya mas “, erangku.

Dia menghentikan emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Dia menggosok2kan kepala kon tolnya di me mekku yang sudah basah banget,

“Ayo dong mas , tancepin aja semuanya”, erangku gak sabar.

Aku makin menggelinjang karena gosokan kon tolnya itu. Pelan2 dimasukkannya kon tolnya ke me mekku. Dia menekan kon tolnya masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kon tolnya jadi lebih mudah nancep.

“Akh, ssh, enak banget mas , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok”, kataku.

Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kon tolnya nacep makin dalem aja. Nikmat banget disodok kon tol besar dan keras kaya begitu. Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak dkon tolnya ditancepkan semuanya ke me mekku,

“akh enak banget mas “, erangku.

Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya dengan keras dan cepat,

“enak mas , terus mas , yang cepet, aku udah mau nyampe mas “, erangku terengah2.

Tau aku udah mau nyampe, dia mempercepat enjotan kon tolnya, setiap enjotannya lengsung menancapkan kon tolnya dalam2 di me mekku. Pantatku menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya sampe juga puncak kenikmatan buatku. Kakiku segera membelit kakinya, aku memeluk punbggungnya,

“mas , aku nyampe, akh, ssh, enak banget mas “, jeritku keenakan.

Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, napasku tersengal2, dia tidak peduli dengan kondisiku, tetap saja kon tolnya dienjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat2kan pantatku.

“Din ganti posisi yuk”, katanya sambil mencabut kon tolnya dari me mekku.

Aku disuruhnya menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kon tolnya dime mekku. Sekali sodok, kon tolnya sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri dia mengenjot me mekku. kon tolnya bergerak keluar masuk me mekku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar, buatku sih tambah nikmat jadinya.

“Akh mas , enak banget, enjotan kon tol mas terasa banget keluar masuk me mek Dina, terus mas , ssh”, erangku.

Dia mempercepat enjotan kon tolnya,

“Din, aku udah mau ngecret Din”, katanya.

“iya mas , aku udah mau nyampe lagi, barengan ya mas “, jawabku.

Tiba2 dia menjenjotkan kon tolnya dalem2 dengan keras,

“Din, aku ngecret, akh, ssh”, erangnya. Akupun mengejang karena aku nyampe lagi,
“mas aku juga nyampe mas , akh nikmat banget mas ,” jeritku.

Dia menelungkup diatas punggungku sehingga aku rebah keranjang. kon tolnya tercabut dari me mekku.
Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup.

“mas , nikmat banget deh enjotannya kalo mas ngenjotnya sambil berdiri”, kataku.

Dia hanya tersenyum. Aku bangun ke kamar mandi, pipis. Kemudian me mekku kusiram dengan shower, dingin rasanya.

Kembali ke ruangan aku mengambil air dingin di lemari es, kuminum habis segelas, aku mengisinya lagi dan kuberikan kepadanya yang masih terkapar kelelahan.

Aku masih pengen sekali lagi ngerasain kon tolnya keluar masuk, segera saja aku mulai menjilati kon tolnya. Terus kuemut2 sambil kukocok2, gak lama kon tolnya sudah keras lagi.

“Hebat mas , udah ngaceng lagi”, kataku sambil terus mengocok kon tolnya.
“Kamu juga hebat Din, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kon tolku”, katanya.
“Mana bisa puas mas , kan gak tiap hari me mek ku keiisi kon tol mas , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja”, kataku sambil kembali mengemut kon tolnya.
“Kan sekarang bisa tiap malem kalo kamu mau”. Aku mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukanya, posisi 69.

Dia tau apa yang harus dikerjakannya, sambil menikmati kon tolnya yang sedang kuemut2 dia segera menjilati me mekku sampe ke pantatku, it ilku dikilik2 dengan tangannya. Aku segera bangun dan menduduki kon tolnya, kon tolnya segera saja ambles dime mekku sekali lagi. Aku menaik turunkan pantatku sambil engejangkan me mekku meremas kon tolnya. Enjotanku makin cepat, dia merintih2 keenakan,

“Enak Din, empotan me mek kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya Din”, katanya.

Setiap enjotan kebawah membuat kon tolnya nancep semua di me mekku. Setiap aku menaikkan pantatku, tampak bibir me mekku turut terarik keluar karena cengkeraman me mekku di kon tolnya. Enjotanku makin lama makin cepat,

‘akh mas enak mas , aku udah mau nyampe lagi”, erangku, dia meremas2 toketku yang berguncang2 mengikuti irama enjotanku, pentilku diplintir2nya menambah kenikmatanku. Sampa akhirnya, “Akh mas , aku nyampee mas , ssh”, akupun mabruk didadanya.

Dia segera menggulingkan aku sehingga sekarang dia yang diatas, kon tolnya yang masih keras tetap nancep di me mekku. DIa sekarang yang ambil peran, mengenjot me mekku dengan cepat dan keras. Cepat sekali enjotannya, aku hanya bisa ber aakh ssh saja saking enaknya, sampe akhirnya diapun gak tahan lagi, “Din, aku ngecret Din”, erangnya sambil menancapkan kon tolnya sedalam2nya di me mekku. Terasa semburan pejunya di me meku sehingga akupun nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Benar2 event yang sangat nikmat. Aku dien tot berkali2 dan berkali2 juga nyampe. Wah benar2 terpuaskan napsuku yang tertahan2 selama ini. Setelah istirahat dan mandi, dia mengantarkanku pulang kerumah. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Dina saat di Bali appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Saat Aku Masih SMA

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015Cerita Sex: Saat Aku Masih SMA – Namaku Dio, umurku saat ini 16 tahun dan telah duduk dikelas 1 SMA. Aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu populer dikalangan para gadis. Aku mempunyai nafsu seks yang cukup tinggi tapi tentunya hanya bisa aku tuntaskan dengan onani sambil menonton film dewasa, menyedihkan. Aku anak pertama dari keluargaku, adekku Sonya baru saja lahir 5 bulan yang lalu dan masih dalam tahap pemberian asi yang rutin oleh ibuku.

 

 

 

cerita-sex-menyusui-anak-225x300

Cerita Sex: Saat Aku Masih SMA

 

Kadang setiap ada kesempatan, aku dapat melihat payudara ibuku yang sedang asik menyusui adikku yang masih bayi. Ibuku bernama Risa masih berumur 33 tahun karena ibuku menikah muda waktu umurnya masih 17 tahun, sedangkan ayahku saat ini berusia 41 tahun berbeda 8 tahun dari ibuku dan sedang sibuk-sibuknya dengan proyeknya sehingga kadang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang karena ada kerjaan di luar kota. Awalnya tidak ada perasaan apapun melihat ibuku yang sedang menyusui, namun sejak aku menonton film ataupun cerita porno tentang hubungan sedarah ibu dan anak, aku mulai tertarik memperhatikan payudara ibuku yang putih mengkal penuh susu tersebut. Bahkan kadang aku mulai berani beronani sambil membayangkan tubuh dan payudara ibuku.

Hari demi hari nafsuku semakin tinggi saja, intensitas onaniku semakin sering dan tentunya yang menjadi target onaniku adalah ibu kandungku sendiri. Setiap ibu menyusui adikku, aku selalu berusaha mencari kesempatan supaya mendapatkan posisi yang pas melihat ibuku yang sedang menyusui, baik ketika sedang menonton tv atau saat dikamarnya. Awalnya tidak ada kecurigaan apapun terhadapku tapi lama kelamaan ibu mulai risih juga dengan kehadiranku setiap menyusui adikku.

“Sayang.. kenapa sih liatin mama terus?” katanya padaku sambil matanya melihat kearahku yang sedang asik memperhatikan payudaranya.
“Eh, eh… gak ada apa-apa kok mah..” kataku gagap.
“Beneran? Tapi kok liatin mama terus sih? Cemburu ya sama adikmu?” kata mama menggodaku. “Kalau kamu mau susu bikin aja tuh di dapur, masih ada kok susu Prenag*n mama dulu” katanya menggoda lagi.
“ahh.. mama becanda nih, masa Dio disuruh minum susu ibu hamil sih ma” kataku pura-pura ngambek, mamaku tertawa karenanya sehingga dadanya berguncang bahkan terlepas dari kuluman adikku sehingga memperlihatkan putingnya yang coklat menggoda.
“Hihi, kamu sih, lagian kamu ngapain sih liatin mama nyusuin adekmu?” tanya mamaku lagi.
“Gak ada apa-apa kok mah” jawabku yang masih agak takut ketahuan sedang horny ngebayangin mamaku.
“Hmmm.. iya deh.. kalau mau liat, liat aja.. tapi inget yah.. liatnya gak pakai nafsu, masa liat mama sendiri nafsu juga” ujar mamaku yang akhirnya membiarkan saja aku memperhatikan payudaranya yang sedang menyusui.

Aku tentu saja senang bukan main mendengarnya dan tidak menyiakan kesempatan untuk melihat mamaku menyusui adikku tanpa perlu takut ditegur mamaku lagi. Aktifitas itu tidak berlangsung terlalu lama, adikku akhirnya tertidur setelah kenyang minum asi.

“Udah ya sayang.. adikmu udah tidur nih” kata mamaku sambil memasang kembali branya dan menutupnya dengan kemeja.

Aku cukup kecewa karenanya, tapi mamaku cuek saja dan bangkit dari duduknya, sepertinya ingin mengantarkan adikku ke ranjang bawa di kamarnya. Aku iseng mengikutinya ke kamar, setelah masuk ke kamar dan meletakkan adek bayi mamaku heran melihat aku juga masuk ke kamar.

“sayang? Ada apa?” tanya mamaku. Aku berusaha tidak memandang matanya karena grogi, akhirnya aku memandang ke arah ranjang bayi.
“Gak ada kok mah, Cuma mau liat adik aja. Sonya cantik yah ma, imut-imut” kataku mengalihkan perhatian.
“Iya donk, mamanya kan juga cantik, iyakan sayang?” kata mamaku bercanda menggodaku.
“Hehe, iya mah, mama yang paling cantik di rumah ini” kataku membalas godaannya, mamaku tertawa kecil, sungguh tertawa yang renyah dan menyenangkan mendengarnya.

Payudaranya sekali lagi ku liat naik turun karena tertawa, mamaku menyadari bahwa aku sedang memperhatikan payudaranya lagi.

“Kamu ini.. emang gak puas tadi liat susu mama?” katanya tenang namun masih dengan senyum manis menghiasi wajahnya.

Sebuah senyum yang membuat hatiku berdebar apalagi mendengar kata-kata mamaku barusan.

“Eh… aaa.. a..anuu” kataku gelagapan.
“Dasar, mama tahu kok usia seperti kamu saat ini sedang panas-panasnya, tapi masa sama mama kamu sendiri nafsu juga, nakal yah..” kata mamaku.
“Kalau kamu horny banget, tuh nonton lagi sana bokepmu itu, mama tahu kok kamu sering nonton bokep di kamarmu”

Dugh!! Aku terkejut bukan main, ternyata mama mengetahui aktifitasku yang satu itu.

“Dan juga kalau onani di kamar mandi disiram dong sayang, masa dibiarkan gitu aja belepotan di dinding sama di lantai, kamu kelupaan yah nyiramnya? mama deh yang repot membersihkannya.. jorok tahu.” sambung mamaku lagi yang semakin membuat aku terkejut.

Aku sadar kalau kadang aku lupa membersihkan sperma yang belepotan, aduh… malu bukan main ketahuan gini.

“eh.. eh.. iya ma.. sorry mah. Tapi gak apa-apa kan mah kalau Dio onani dan nonton bokep?” tanyaku pada mama tapi dengan agak malu dan takut.
“iya-iya.. normal kok untuk laki-laki seusiamu, tapi jangan keseringan” kata mamaku mengiayakan.

Akhirnya sejak saat aku tidak perlu diam-diam lagi onani atau nonton bokep, bahkan pintu kamarku ku buka saja.

“Sayang.. makan malam…” kata mamaku di depan pintu kamarku. Aku cukup terkejut karenanya karena sedang asik nonton bokep sambil mengelus barangku.
“Ayoooo… lagi ngapain? Nonton bokep yah?” tanya mamaku menggoda.
“Eh, i-iya mah” jawabku gagap.
“ayo makan dulu, nanti sambung lagi.. “ kata mamaku lagi. Aku segera berusaha bangkit sambil mengeluarkan tanganku dari dalam celanaku.
“Emang nonton apaan sayang? Bagus ceritanya?” goda mamaku sambil tertawa.
“Eh.. iya mah, tentang ibu dan anak mah, panas banget tadi mah, mereka gituan mulu setiap hari mah di rumah, hehe”kataku terus terang pada mamaku walaupun agak malu menceritakannya.
“Ckckc.. kamu suka cerita begituan? Ya udah ayo makan dulu” ajak mamaku lagi.

Kamipun makan malam berdua saja karena papa belum pulang dan adikku sudah tidur. Setelah makan malam kami habiskan waktu menonton tv. Mama saat itu hanya mengenakan baju tidur dengan kemeja dan celana panjang. Namun tonjolan payudaranya yang besar tidak mampu disembunyikan dari balik kemejanya sehingga membangkitkan nafsuku. Lagi-lagi mamaku mengetahui aku yang sedang memperhatikan payudaranya.

“Ckckck, kamu ini.. “ katanya namun membiarkan saja aku dan mataku yang asik melihat ke arah dadanya.
“Napa sayang? Mau liat lagi?” goda mamaku. Walaupun aku sudah sering melihatnya apalagi semenjak diperbolehkan melihat terang-terangan namun aku tidak pernah puas dan selalu ketagihan.
“Iya mah, boleh? Hehe” jawabku semangat.
“Iya-iya.. sini deh, dasar anak mama satu ini nakal sama mamanya” kata mamaku. Mamaku mulai membuka kancing bajunya, dimulai dari yang paling atas, lalu kancing kedua.
“Cepetan mah..” pintaku gak sabaran dengan dada yang semakin berdebar, mamaku hanya tersenyum manis saja kepadaku.

Baru kali ini mama membuka bajunya yang hanya ada aku di depannya, biasanya harus ada adik bayi dahulu supaya aku dapat melihatnya. Mamapun membuka kancingnya yang ketiga dan menyisakan kancing ke empat yang masih melekat. Aku kini dapat melihat bra warna hitamnya yang tampak kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus dengan urat-urat biru disekitarnya. Mamaku mulai membuka branya yang mempunyai kait di depan supaya mempermudahnya menyusui adikku. Akhirnya kedua payudara mama yang mengkal padat berisi terpampang bebas di hadapan anak laki-laki sulungnya tanpa ada kepala bayi lagi menghalangi, membuat penisku langsung tegang di balik celanaku.

“Ma, kancing bajunya dibuka semua dong..” pintaku lagi.
“Iya-iya, dasar kamu abg mesum” setuju mamaku. Akhirnya mama membuka seluruh kancing kemejanya sehingga kini kemejanya menggantung di tubuhnya memperlihatkan belahan payudara hingga pusarnya untuk bebas aku nikmati.
“Udah? Puas? Dasar kamu.. terus mau ngapain lagi?” tanya mamaku menggoda sambil tersenyum.

Aku yang tidak tahan segera memasukkan tanganku ke dalam celanaku dan mengelus-ngelus penisku, mamaku hanya tersenyum melihat tingkahku dan membiarkanku menikmati pemandangan yang ada di depan mataku.

“Ma.. boleh Dio peluk mama?” pintaku kali ini.
“Ya boleh dong.. masa anak sendiri gak boleh meluk mamanya…” jawab mamaku.

Aku senang sekali, aku segera mendekatinya dan merangkul tanganku memeluk tubuh mamaku dari depan sehingga payudaranya yang padat tanpa halangan berhimpitan dengan dadaku. Nikmat sekali rasanya merasakan himpitan payudara mamaku yang menekan dadaku. Aku memeluknya sambil membelai punggung dan rambutnya begitu juga mamaku. Cukup lama kami berpelukan seperti itu, hingga aku melepaskan pelukanku. Mamaku tersenyum kepadaku sambil melepaskan pula pelukanku.

“Kenapa sayang? Berdebar gitu dadanya? Hihi” tanya mamaku menggoda.
“hehe, iya mah.. gimana gak berdebar mah, pemandangannya enak gini, terus susu mama tadi nekan-nekan dada Dio lagi.” Jawabku cengengesan.
“Ma, boleh gak Dio lepasin baju sama celana Dio juga?” Pintaku.
“mau apa sih kamu emangnya? Iya deh, buka aja.. sekalian aja dengan celana dalammu, bebasin aja tuh burungmu.. tegang gitu, nafsu ya?” jawab mamaku. Aku yang senang mendangar jawaban mamaku segera berdiri dan membuka baju dan celanaku menyisakan celana dalamku.
“Itu kolornya mau mama yang bukain?” tawar mamaku.
“hehe, boleh mah..” kataku sambil memajukan pinggulku ke arah mamaku.

Dia segera menyeipkan jari lentiknya di sela celana dalamku dan menariknya perlahan ke bawah, memperlihatkan penisku yang telah mengacung tegak dihadapannya.

“wah.. udah tegang yah penisnya, gitu amat nafsunya ke ibu kandung kamu sendiri..” ujarnya menggoda. Aku cengengesan sendiri.
“Mau nyusu lagi gak seperti waktu kamu kecil dulu?” goda mamaku.
“Eh.. eh, mau mah..mau banget.. hehe” tentu saja aku mau, itu adalah sesuatu yang aku impi-impikan .
“Ya udah sini dekat-dekat ke mama” ajak mamaku.

Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya sambil bertelanjang bulat sedangkan mamaku hanya mengenakan celana panjang dengan kemeja yang terbuka didepannya, memperlihatkan kedua bukit payudaranya yang montok berisi penuh susu. Aku dekatkan wajahku ke pucuk payudaranya dan menempelkan bibirku ke putingnya. Aku mulai mengulum putingnya dan mengenyotnya sehingga air susunya yang hangat mulai keluar dan masuk dengan nikmat ke kerongkonganku.

“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya. Tuh lihat burung kamu negang gitu” ujar mamaku, aku hanya senyum-senyum saja mendengarnya sambil masih asik mengenyot susu mama.

Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, papaku pulang. Dengan segera aku melepaskan kulumanku dan memungut pakaianku yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarku. Mamaku juga segera memakai bra nya dan memasang kembali kemejanya. Sial… nanggung banget, gerutuku. Aku dapat mendengar percakapan mereka samar0samar dari kamarku.

“Udah pulang pa?”
“nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” kata papaku tertawa diikuti mamaku. Tapi.. duh gawat, celana dalamku tertinggal di sana. Aku panik.
“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya.

Tuh lihat burung kamu negang gitu” Ujarku menggoda anakku yang nakal ini.

Dia masih dengan enaknya menyusu ke mamanya dengan penis yang tegang dan menempel di celana tidurku. Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, suamiku pulang. Dengan segera Dio melepaskan kulumannya dan memungut pakaiannya yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarnya. Aku juga segera memakai bra dan memasang kembali kancing kemejaku.

“Udah pulang pa?” tanyaku cukup panik.
“nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” katanya tertawa diikuti tawaku. Tunggu.. apa itu, celana dalamnya Dio, gawat.. udah barusan mesumin mamanya terus celana dalamnya pake ketinggalan lagi.
“Gimana di rumah? Baik-baik aja kan?” katanya menuju tempat aku dan Dio melakukan kemesuman barusan.
“iya pa, baik-baik aja kok” kataku tenang. Aku berusaha menutupi pandangan suamiku dari arah sofa dimana di bawahnya masih tergeletak mayat, maksudku celana dalam Dio.
“mandi dulu gih pa, bau tuh papanya seharian gak mandi. Mau dibuatin kopi?” anjurku padanya.

Tentu saja supaya dia cepat beranjak dari sana sehingga aku bisa membereskan celana dalam itu. Dia mengiyakan dan segera beranjak ke kamar dan mandi. Aku segera memungut celana dalam anakku. Ku lihat bagian tengahnya agak basah tapi tidak lengket. Sepertinya dia memang susah horny dari tadi.

Aku ketuk pintu kamarnya, dia segera membukanya. Dia telah mengenakan baju dan celananya sendiri tapi aku tidak yakin dia pakai kolor.

“Nih celana dalam kamu ketinggalan, untung gak nampak sama papamu, lain kali hati-hati dong sayang, niiihh….” kataku sambil menyerahkan celana dalamnya.
“Iya mah, sorry buru-buru.” Jawabnya sekenanya.
“tapi tanggung nih, gak enak banget rasanya” sambungnya.
“ya gimana lagi dong sayang, papamu udah pulang tuh..” jawabku cuek.
“papa lagi mandi kan mah.. bisa tuh ma sebentar, ayo mah” katanya menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.
“ duh, aduh sayang.. iya-iya tapi pelan-pelan dong nariknya, sakit tangan mama” kataku pura-pura manja.

Dia yang kayanya sudah tidak tahan apalagi tadi benar-benar tanggung baginya segera meloloskan pakaiannya memperlihatkan penisnya lagi dihadapan ibu kandungnya. Aku lagi-lagi terpana melihat ukuran penisnya yang cukup besar yang tidak kalah dari papanya.

“terus mama harus telanjang dada lagi nih di depan anak mama satu ini?” kataku menggodanya.
“iya dong mah, masa nggak.. kalau boleh sih gak cuma telanjang dada aja mah” ujarnya nakal.
“terus telanjang apa? ayooo.. kamu kepingin lihat mama telanjang di depanmu ya? Anak mama nakal yah…” kataku menggodanya lagi.
“lain kali yah sayang, kalau kelamaan entar ketahuan papamu” kataku, ku lihat wajahnya cukup kecewa tapi ya ku biarkan saja walau agak gak tega.

Ku buka bra dan kancing kemejaku lagi, kali ini kololoskan seluruh kemeja dari tubuhku sehingga bagian atas tubuhku kini benar-benar polos di depan anak kandung laki-lakiku.

“mama cantik…” katanya terpesona melihat tubuh atasku, yang terpampang bebas dihadapan matanya untuk dia nikmati.

Aku juga merasakan perasaan lain telanjang dada didepan anak kandung laki-lakiku sendiri apalagi suamiku ada dirumah dan kami bisa ketahuan kapanpun, hal ini membuat jantungku berdebar tidak karuan, ku rasa air susuku makin bertambah dan memenuhi payudaraku karena perasaan ini.

“ayo cepetan sayang” kataku padanya supaya mempercepat aktifitas mesum ini.

Dia segera mendekatiku dan mengulum lagi payudaraku, air susuku kembali masuk ke mulutnya dengan derasnya. Tangannya yang satu lagi meremas payudaraku yang satunya sehingga air susuku menyemprot-nyemprot melumuri tangannya dan lantai kamarnya. Kami melakukan ini sambil berdiri. Di sela-sela aktifitas nakalnya ku lihat dilaptopnya menayangkan adegan porno, sepertinya sebelum ini dia yang merasa tanggung itu menuntaskan birahinya dengan menonton bokep.

Ku lihat air susuku mengalir disela mulutnya dan sampai kedagunya yang sudah ditumbuhi janggut tipis. Anakku benar-benar sudah besar sekarang. Kadang dia melepaskan kulumannya dan memainkan putingku dengan lidahnya, tidak hanya putingku, tapi seluruh permukaan kulit payudaraku juga mulai dijilatinya sehingga permukaan payudaraku basah dan tanpak mengkilap. Aku senyum-senyum saja, kubiarkan saja aktifitasnya mesumnya ini.

Tidak lama kemudian wajahnya mulai mengerut, sepertinya dia mau keluar.

“Keluarin aja sayang, tumpahin aja ke mamamu ini” ujarku padanya.

Dia tidak menjawab dan semakin kencang mengulum dan menjilat payudara ibu kandungnya ini.

“Crooot crooot… “ akhirnya spermanya keluar, karena posisi kami yang seperti itu spermanya jadi mengenai celana panjang piyamaku tepat di depan daerah kewanitaanku.

“udah sayang? Puaskan?” dia mengangguk.

Akhirnya dia melepaskan kulumannya dan menarik diri menjauh dari sisiku. Aku segera mengenakan kembali bra dan kemejaku. Kulihat dia masih keenakan sambil duduk di ranjangnya. Aku segera keluar dari kamarnya.

“Besok lagi yah ma.. hehe” pintanya nakal.
“hmmm… liat aja deh besok, dasar kamu..” aku keluar dan menutup pintu kamarku dan segera menuju ke kamarku.

Ku lihat suamiku telah selesai mandi. Karena tadi aku juga sempat horny karena kelakuanku dengan anakku aku mengajak suamiku melakukannya. Kami melakukan hubungan suami-istri yang panas malam itu hingga akhirnya kami tertidur (gak perlu diceritakan deh detailnya, soalnya biasa dan pembaca juga tahu apa yang terjadi).

Esok harinya aku bangun pagi seperti biasanya. Beres-beres rumah dan menyiapkan sarapan untuk suami dan anakku. Saat sedang sibuk memasak di dapur, sepasang tangan merangkul pinggangku, ku lihat ke belakang ternyata Dio anakku dengan tubuh telanjang hanya membawa handuk yang di kalungkan di lehernya.

“ sayang, apaan sih, bukannya mandi.. ntar kamu terlambat ke sekolahnya” kataku sambil berusaha melepas pelukan tangannya.
“bentar mah, abis bangun pagi ngaceng nih, apalagi liat mama gini.. mama lanjutin aja deh masaknya, Dio gak ganggu kok”jawabnya.

Saat ini aku menggunakan daster dengan celemek untuk masak. Aku biarkan saja dia memelukku dari belakang sambil aku masih terus memasak. Lama-kelamaan dia mulai meraba payudaraku dari balik celemek dan dasterku, juga masih aku biarkan saja. Selanjutnya dia mulai menggoyangkan pinggulnya, menggesek-gesekkan penis tegangnya di belahan pantat ibu kandungnya ini yang masih tertutup kain.

“sayang, kamu mulai nakal yah.. masa gesek-gesikin itunya kamu ke mama sih” kataku tapi tidak berusaha melepaskan diriku darinya. Dianya ketawa-ketawa saja.
“itu apa mah? ngomong yang jelas dong mah” katanya pura-pura bodoh menggodaku.
“itu kamu.. burung kamu” kataku dengan agak sebal karenanya, hentakan penisnya makin keras dan kencang saja di belahan pantatku.
“itu bukan burung mah, tapi kontol mah.. coba mama bilang lagi” katanya kurang ajar mempermainkan mamanya.
“iya… kontol. Masa kontol kamu digesekin di pantat mama gitu sih sayang” kataku menuruti kemauannya.
“Digesekin gimana mah?” katanya pura-pura bodoh lagi, kali ini makin kencang saja gesekannya di belahan pantatku, bahkan menyelip di pahaku sehingga kain dasterku ikut terlipat di antara pahaku.

Selanjutnya dia melepaskan pelukannya tapi kini malah meraih bokongku dan memegangnya, dia lanjutkan kembali aktifitas mesumnya terhadapku. Kini posisiku seperti sedang disetubuhi olehnya dari belakang.

“kainnya menghalangi aja nih mah” katanya.

Aku diamkan saja perkataannya sambil dia masih asik dengan aktifitasnya.

“Ma, temenin Dio mandi dong mah.. udah lama nih gak rasain dimandiin mama” pintanya terhadapku.

Sebenarnya itu adalah permintaan yang biasa dari seorang anak pada ibunya, namun tidak bila anaknya sudah sebesar ini, dengan bulu yang sudah tumbuh disekitar kemaluannya.

“kamu ini ada-ada aja, mandi sendiri sana.. lagian papamu bentar lagi bangun, udah sana mandi, terlambat nanti sekolahmu” jawabku menolak permintaanya.
“ yah.. mama, tapi nanti habis pulang sekolah Dio tagih ya ma, hehe” pintanya. Akhirnya dia masuk ke kamar mandi di samping dapur dan segera mandi. Dia sempat membuka pintu kamar mandi dan menunjukkan penisnya di hadapanku.
“Ma.. liat nih..” katanya sambil mengocok penisnya yang berlumuran busa sabun dihadapanku. Sungguh perbuatan yang cabul terhadap ibu kandungnya sendiri.
“kamu apa-apaan sih, tutup pintunya” suruhku padanya tapi tanpa menunjukkan kemarahan. Akhirnya dia menutup pintu dan melanjutkan mandinya.

Kami pagi itu serapan bersama seperti biasa, aku sarapan sambil menyusui bayiku dan Aku dan Dio duduk berhadap-hadapan, sehingga dia serapan sambil juga memandang payudaraku yang sedang menyusui adiknya. Suamiku sih menganggap biasa aku yang menyusui di hadapan Dio. Sedang asik-asiknya serapan kaki Dio mengelus-ngelus kakiku dari bawah meja sehingga perbuatannya ini tidak terlihat oleh suamiku.

Aku hanya melototkan mataku kepadanya sebagai isyarat agar dia berheti, namun dia Cuma senyum-senyum kecil saja. Dasar anak nakal,kataku dalam hati. Dia lakukan kemesuman itu sampai kami selesai sarapan. Lalu diapun berangkat ke sekolah dengan motornya begitu juga suamiku yang juga berangkat kerja.

“Tok-tok” Terdengar suara ketukan pintu depan. “ma…. Dio pulang…” ternyata Dio anakku yang sudah pulang.

Siang itu aku sedang mencuci baju, segera ku bangkit dan menuju pintu depan.

“Lama amat sih ma” sambil masuk dan melepaskan sepatunya.
“iya.. mama lagi nyuci dibelakang, tumben kamu cepat pulang biasanya keluyuran dulu?” tanyaku.
“kan mau nagih janji mandi bareng mama” jawabnya cengengesan.
“dasar kamu, emang ada mama janji? Hmm… yaudah letakkan tas kamu dulu ke kamar, mama tunggu di belakang.” Kataku sambil menuju kamar mandi belakang yang mana juga tempat mencuci, dia juga menuju kamarnya.

Setelah beberapa saat dia telah kembali dengan hanya mengenakan celana dalamnya. “dasar kamu.. udah gak tahan yah…?” godaku.

“Hehe.. iya nih ma” jawabnya. Aku segera mengajaknya masuk kedalam kamar mandi.
“ Masa udah gede gini masih dimandikan mamanya sih? Sini mama yang bukain kolor kamu” kataku tersenyum manis sambil membuka celana dalamnya dan menaruhnya ke tempat cucian.

Penis tegangnya mencuat di hadapanku, ibu kandungnya .

“Mama harus ikutan mandi juga nih?” kataku menggoda padanya.
“Iya dong mah..” jawabnya penuh mesum.
“ dasar kamu.. mama sendiri dimesumin” kataku tersenyum menatap matanya.
“Mama sih.. cantik, seksi, terus gak nolak di mesumin anak kandungnya.. hehe” ujarnya kurang ajar padaku, aku hanya tersenyum saja mendengar jawabannya.

Aku mulai membuka pakaianku dimulai dari kaos, kemudian celana, bra dan terakhir celana dalamku. Kini aku benar-benar bugil dihadapannya, dia menjadi orang kedua yang melihatku bugil setelah suamiku. Jantungku berdegup kencang, apa aku harus melakukan ini? Mandi bersama anak laki-lakiku yang sedang horny berat terhadap ibu kandungnya sendiri. Tapi sisi lain diriku ingin mencoba hal yang nakal seperti ini, menyadari hubungan kami ibu dan anak kandung makin membangkitkan gairahku menjadi meluap-luap, pastinya Dio anakku juga merasakan hal yang sama.
Dia mulai mendekati tubuhku yang telanjang didepannya. “Mama cantik banget” katanya mulai meraba payudaraku dan mengusap-ngusap punggung dan pinggangku.

“Aduh.. kamu ini mau mandi atau grepe-grepe mama sih sayang?” tanyaku tapi tidak berusaha menepis tangannya.

Dia dekatkan mulutnya ke putingku, kembali air susuku yang sudah memenuhi payudaraku memenuhi mulutnya dan dengan nikmat masuk ke kerongkongannya. Air susuku dihisap habis-habisan olehnya.

“Hisap yang kiri juga dong sayang, masa yang kanan mulu” ujarku padanya.

Diapun memindahkan kulumannya ke dada kiriku. Cukup lama dia hisap susuku sambil berdiri, kedua dadaku dia hisap bergantian. Penisnya yang tegang kadang menyentuh pangkal pahaku, menggesek-gesek disana disekitar vagina dan paha atasku, ku biarkan saja aksinya tersebut.

“Hmm.. sayang, penis kamu nyentil-nyentil mama tuh..” kataku tapi dia masih asik meminum susuku.
“Ma.. penis Dio diselipin di dada mama dong..” pintanya.

Sepertinya dia sudah horny berat. Aku yang juga sudah mulai horny mengiyakan permintaannya. Aku jongkok di depannya, dia letakkan penisnya diantara kedua buah dadaku dan mulai memompanya maju mundur. Aku juga ikut membangkitkan gairahnya dengan ikut mengayunkan tubuhku naik-turun dan meremas kedua payudaraku sendiri sehingga air susuku muncrat mengenai pahanya dan melumuri penisnya yang sedang nikmat menggesek-gesek disela buah dada ibu kandungnya.

Kami keluar dari kamar mandi dengan masih bertelanjang bulat. Dia terduduk di ranjang sambil melihat aku yang sedang mengeringkan rambutku. Ku lihat penisnya bangkit lagi melihat tubuhku.

“Ayo… kamu mikirin apa? Tuh tegang lagi penismu” godaku.
“Hehe .. iya nih ma.. Dio liatin mama sambil ngebayangin Dio lagi ngentotin mama, pasti enak tu mah..” katanya vulgar kurang ajar kepada ibu kandungnya.
“Hushh.. kamu ngomongnya kurang ajar amat sama mama” kataku tersenyum dan tertawa kecil mendengarnya.
“Ma.. ngentot yukk” ajak anakku ini.
“Yuk ma.. udah gak tahan nih pengen ngentotin mama, apalagi diranjang mama sama papa” katanya makin kurang ajar saja.

Aku tentu saja keberatan dengan permintaannya tersebut, itu sudah terlalu jauh, tapi aku yang tidak tega dan juga horny akhirnya memberi dia keringanan.

“Kamu gesek-gesekin penis kamu di vagina mama aja yah sayang.. tapi jangan dimasukin, dosa loh kalau bohong” anjurku, dia yang sudah horny mengiyakan saja ajakanku.
“Yuk, sayang naik ke ranjang mama” ajakku. Kami berdua naik ke atas ranjang, ranjang dimana biasanya hanya ada aku dan suamiku diatasnya untuk tidur ataupun bercinta, kini di atasnya telah berada aku dan anakku yang telah bertelanjang bulat, yang sudah terbawa nafsu sedarah yang menggebu-gebu.

Dia mulai merangkak diatas badanku dan mulai menggesek-gesekkan penisnya di permukaan vaginaku.“Inget ya sayang, jangan sampai masuk, punya papamu lo itu..” kataku mengingatkannya kembali. Dia hanya mengangguk saja sambil tersenyum dan melanjutkan aksinya menggesek-gesekkan penisnya dipermukaan vaginaku.

“Ma, masukin dikit boleh yah ma… kepalanya aja kok, plissss..” pintanya memelas.
“Kan tadi janjinya Cuma gesek-gesekin aja, gimana sih? Ya udah deh.. tapi janji ya Cuma kepalanya” kataku menyetujui permintaan mesumnya.

Dia arahkan ujung penisnya tepat di depan vaginaku, mencoba memasukkan kepala penisnya diantara bibir kemaluanku. Perlahan ujungnya mulai masuk dan akhirnya kepala penisnya masuk ke dalam kemaluanku. Dia mulai mengayunkan badannya maju mundur dengan kepala penis yang telah masuk ke dalam vagina ibunya.

“Ouuhhh… enak mah” racaunya. Nafsu sudah meyelimuti kami, membakar birahi kami ibu dan anak.

Walau hanya kepalanya saja yang masuk namun sepertinya sudah memberikan kenikmatan yang luar biasa baginya. Kadang penisnya masuk lebih dalam tapi tidak seluruhnya, aku yang menyadarinya membiarkannya saja. Melihat aku yang tidak melawan, dia lanjutkan kembali aksinya memasukkan penisnya lebih dalam ke vaginaku. Hingga akhirnya ku sadari bahwa dia telah memasukkan penisnya seluruhnya, maju-mundur di vagina ibunya.

“oghhhhhhh….. terus sayang, kamu nakal.. menyetubuhi ibu kandungmu sendiri… diatas ranjang mama dan papamu lagi… oghhhh… yaaahhh… enak sayang… terus anakku.. setubuhi ibumu” kataku kesetanan.

Kami semakin menggila, dia makin cepat memompa diriku.

“Ma… mau keluar mah…” erangnya.

Ranjangku betul-betul bergoyang kencang, bahkan dengan suamiku kami tidak pernah bersetubuh sehebat ini. Tubuh kami bermandikan keringat. Membayangkan hubungan kami ibu dan anak makin membuat nafsuku tak terkendali, apalagi membayangkan kalau aku hamil oleh anak laki-lakiku sendiri.

“Keluarin didalam saja sayang.. hamili mamamu iniiii” kataku yang telah dibanjiri nafsu yang tak terbendung. “Crooot…crooot” dia menyemprotkan spermanya berkali-kali berbarangan dengan orgasmeku, memenuhi rahim ibu kandungnya sendiri.

Dia kelihatan sangat puas. Sesudah itu sepanjang sore hingga malam kami lanjutkan ronde-ronde selanjutnya, kami bahkan lupa untuk makan, bahkan bayiku yang sedang menangis-nangis sampai terabaikan olehku. Kini yang ada dipikiran kami hanya persetubuhan sedarah. Genangan sperma dan air susuku yang tidak berhenti menyemprot ada dimana-mana, belepotan diatas ranjang aku dan suamiku ini, bahkan ditubuhku sudah belepotan spermanya yang tidak pernah puas menyiram di dalam maupun diluar tubuh ibu kandungnya ini.

Sedangkan dia sangat kenyang meminum air susuku yang sepertinya tidak ada habisnya, melumuri penis dan tubuhnya dengan susuku. Aku bahkan melakukan apa yang belum pernah ku lakukan pada suamiku, yaitu menjilati dan mengulum penisnya serta menelan spermanya yang kini aku lakukan terhadap anakku tanpa rasa keberatan. Aku juga menjilati lubang anusnya dan menyodok lubang anusnya dengan lidahku sedalam yang ku bisa, selain itu aku juga membenamkan payudaraku dengan putting yang mencuat tegak ke sekitaran lubang anusnya, membasahi selangkanngannya dengan air susuku, yang semakin membuatnya merasa kenikmatan.

Sebuah kenikmatan yang diperolehnya dari ibunya sendiri. Kami melakukan ini sampai lupa waktu, entah sudah jam berapa ini. Bisa saja suamiku pulang kapanpun itu, namun membayangkan suamiku memergoki kami sedang melakukan perbuatan tidak bermoral ini, antara istri dan anak kandungnya sendiri, di dalam kamar kami dan diatas ranjangku dan suamiku, malah membuat sisi binalku semakin gila menjadi-jadi.

“TERUS SAYANG.. SETUBUHI MAMA… JANGAN BERHENTI… SIRAM PEJUMU KE RAHIM MAMA SEPUAS-PUASMU… HAMILI MAMA… MAMA DISINI SEBAGAI PEMUAS NAFSUMU ANAKKU… “Racauku kesetanan.

The post Cerita Sex: Saat Aku Masih SMA appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Sarah Horny di Mobil

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Sarah Horny di Mobil – Sarah keluar dari ruangan HRD dengan membanting pintu, raut wajahnya terlihat sangat masam kendati tidak mampu menyembunyikan wajah cantiknya. Wanita semok dengan tinggi 170 cm dan berat badan 58 kg ini memiliki postur yang proporsional, ditambah dengan ukuran dada 36 B yang membulat tampak sangat menantang di balik kemeja putih yang dikenakannya dibalut dengan blazer formal yang ketat namun terlihat sangat elegan menutupi tubuh bagian atas Sarah..

 

 

 

cerita-sex-sarah-si-pelacur-elegan-300x225

Cerita Sex: Sarah Horny di Mobil

 

Dia berjalan menghentakkan kakinya, Sarah terlihat sangat marah, dia berjalan dengan cepat, suara sepatu stilletonya menggema di lorong gedung menuju pintu keluar, cara berjalannya yang cepat itu menambah sexy penampilannya terutama pantatnya yang montok yang membulat melenggok ke kanan dan ke kiri seiring langkah kakinya, betis yang padat dan sexy makin terlihat menarik karena ditopang stilletonya. Wajah yang anggun namun memancarkan aura binal yang sangat kentara, hari ini rambutnya digelung ke atas sehingga menampilkan lehernya yang jenjang dan sexy ditambah kacamata yang bertengger di atas pangkal hidungnya sukses menggurat kesan anggun namun nakal di wajahnya.

“Anjrit tuh orang HRD, bisa-bisanya gue diskorsing! Awas lu pada ya, gua sumpahin kontol lo nggak bisa berdiri ntar!” rutuk Sarah dalam hati.

Hari ini Sarah dikenakan sanksi oleh manajemen HRD di tempatnya bekerja, skorsing 1 bulan ditambah penundaan gaji membuatnya uring-uringan sejak tadi pagi berujung acara ngamuk-ngamuk di ruangan HRD. Namun acara ngamuk-ngamuknya tidak membuat sanksi pelanggarannya dihapus atau berkurang, yang ada malah ancaman skorsing Sarah akan bertambah.

Baca cerita sex terbaru lainya di –> cerisex.net

“Salah gua sendiri sih, dugem ampe pagi rutin 2 kali seminggu jadi telat ngantor terus. Mana si Vina nggak ngebantu gua di ruang HRD, padahal dia terus yang cekokin pikiran gue biar nemenin dia dugem.” Sarah terus merutuk dalam hati.

Vina adalah teman sekantor Sarah, wanita cantik berusia 25 tahun dengan postur agak mungil namun cantik dan manis dengan body yang aduhai membuat dia menjadi taksiran seorang manajer di perusahaan tempat mereka bekerja. Vina yang baik postur dan wajahnya sangat mirip dengan artis dalam negeri Syahrini ini tahu bahwa dirinya ditaksir oleh manajer itu memanfaatkan posisinya dan melendotkan pantat montoknya di pangkuan manajer yang lumayan gagah itu acapkali mereka berdugem ria, jadi Vina tidak terkena skorsing atau hukuman sama sekali dari HRD karena kedekatannya dengan sang manajer. Apes bagi Sarah, Vina seolah “buang badan” dan “buang muka” saat Sarah mulai mendapatkan surat teguran dari HRD.

“Pulang dulu, ah. Gua mau mandi sama tidur sepuasnya di apartment. Daripada stress gue mikirin skorsing, mending gua tidur abisnya semaleman gua nggak tidur gara-gara dugem. Mana si Wando semalem cepat keluarnya lagi, udah kontolnya mini, ejakulasi dini pula.” batin Sarah sambil melangkah menuju mobilnya di halaman parkir kantor itu.

Pertemuannya dengan eksekutif muda bernama Wando di tempat dugem berujung dengan “pertempuran” di kamar Wando, hanya saja belum 5 menit kontol mini Wando sudah memuntahkan pejunya dan langsung tertidur. “Mana gua belum puas lagi, pengen digaruk-garuk nih memek” batinnya.

Breeemmmm, raungan knalpot mobil sarah membahana meninggalkan area kantor tersebut menuju apartemennya di bilangan Kelapa Gading, mobil itu kemudian melaju kencang di jalan raya, tampaknya Sarah ingin cepat-cepat sampai di apartmentnya. Namun pikirannya yang stress dan memek yang berkedut minta pelampiasan membuat Sarah kurang konsentrasi mengendarai mobilnya.

‘“Nih memek lonte kok nggak mau diajak kompromi ya?” umpat Sarah dalam hati. Sarah mencoba meredam nafsu binalnya dengan mencoba melihat video lucu yang tersimpan di hp nya saat mobil mulai memasuki daerah yang macet. Sial memang tak terelakkan, dalam video playlistnya ternyata banyak tersimpan video porno. Nafsunya yang sudah diujung jembut menimbulkan rasa penasaran dan tanpa ragu dia memutar video bokep itu dan kontan saja adegan mesum video itu membuat nafsu Sarah semakin menjadi-jadi. Nafasnya mulai berubah berat dan dia mulai meremas-remas toketnya yang indah dari luar kemejanya. Tak puas, Sarah membuka dua kancing kemejanya dan menyelipkan tangannya ke dalam kemeja terus ke dalam bra. Sarah mulai meremas-remas toketnya sendiri di dalam mobil.

“Sssssshhhhhhh… aaaahhhhhhhhh!” desah Sarah saat tangannya mulai meremas toketnya sendiri.
“Aacccchhhhhhh….mmmmmmhhhhhhh! Anjrittthhhh, p..p..p…PENTIL GUA GATELHHH BANGETTHHHHHH…… MMMMMMHHHHHHH!” racau Sarah menikmati remasannya sendiri. Untunglah mobilnya memakai Window Tint sehingga aktivitas di dalam tidak terlihat dari luar.
“Sialan….! Neh memek lonte kok malah makin gini ya…….. ANJRIITTHHHH, MEMEK GUA NEH MAU DISUMPEL PAKE KONTOLHHH YACHHHHHHH?????” racaunya mulai tak terkendali.

Suara klakson dibelakang mobilnya menyentakkan Sarah dari aktifitasnya.

“SIAL… mana gua lagi asik” umpat Sarah langsung menginjak pedal gas mobilnya dan melaju meninggalkan daerah rawan macet itu.

Saat memasuki jalan yang agak sunyi, memek Sarah berkedut-kedut serasa ingin dijejali benda gemuk dan panjang.

“Persetan lah, memek gua gatel banget” rutuk Sarah.

Dia pun mengangkat rok nya hampir sampai sepinggang, kemudian melepas CD nya dan melemparkannya sembarangan, tanpa piker panjang jari-jari lentiknya langsung merogoh memek nya yang tembem, menguak bibir vaginanya dan mencari daging kecil sebesar jagung di pangkal memeknya.

“Aaaccchhhhhhhhhhhhhhhhhhh, sssssshhhhhhhhhhhh…..mmmhhhhhhhhhhh!” racau Sarah.
“Mmmmmmmmmmhhhhhhhhh,…. Ennnyakkkkkkhhhh bangettthhhhh!” desahnya sembari mengocok klitorisnya. “Nih memekhhhhhh lonthe rasainhhhh” desahnya lagi.
“Yessssssssssssshhhhhhhhhh, d..d..d..dikit lagiiiiiii, aaauuhhhhhhhhhhhhhh meki gue enak bangetttttthhhhhhhhhh” racau Sarah hampir mencapai orgasme.

Brrrtttt,,..brmmmmttttt, ckrssshhhhhhh, mendadak mobil yang dikendarai Sarah berhenti…. Mogok,,,

“Anjrit, ini mobil kenapa pake mogok segala sih. Nggak tau ya gua udah mau klimaks!, mana tempatnya rada serem gini, banyak preman lagi nongkrong lagi!” umpat Sarah sambil melepas blazernya, merapikan roknya yang tergulung ke atas dan kemudian keluar dari mobil diiringi dentam pintu mobil yang dibanting.

Emosinya memuncak karena mobilnya berulah ditambah orgasme yang belum sempat dicapainya.

“Sialan nih mobil, nggak tau diuntung. Padahal lo gue servis rutin, dasar mobil bangsat!” makin Sarah dalam hati sembari membuka kap mobilnya berusaha untuk menemukan kendala di mobinya yang berujung menambah kebingungan Sarah karena dia sama sekali tidak memahami dunia otomotif.
“Kenapa mobilnya neng? Mogok ya? Mending neduh dulu sini bareng abang, neng. Di situ panas lho, ato mau abang anterin sekalian?” goda lelaki dari sebuah pondok yang terbuat dari kayu yang dipancang ke tanah dan ditutupi oleh sebuah terpal biru yang menjadi atap bagi podok itu.

Sementara di bawahnya terdapat kursi-kursi panjang yang menjadi tempat tongkrongan bagi lelaki-lelaki yang berjumlah 6 orang itu.

Sarah memilih diam dan tidak menyahut. Dalam hati Sarah mulai ketakutan, tempat itu memang sangat tidak memberikan kondisi yang nyaman bagi Sarah karena sepi dan tidak terlihat aktivitas warga, hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang melewati lokasi yang dipenuhi pepohonan di kanan dan kiri jalan itu.

“Busett dah, si eneng sombong amat! Udah nggak usah tengsin neng, sini duduk dulu bareng abang! Kasian tuh bokongnya kagak dikasih duduk neng.” goda salah satu pria dari pondok itu.

Memang posisi Sarah yang sedang memeriksa mesin mobilnya itu sedikit nungging sehingga mempertontonkan pantatnya yang montok. Sontak Sarah pun berdiri tegak.

“Bujubuseeetttt, susu si eneng kayaknya mau tumpah tuhhh,.. sini abang bantu pegangin neng!” teriak pria yang lainnya. Ups, Sarah lupa bahwa dua kancing kemejanya masih terbuka karena permainan “solo”nya tadi. Piassss, wajah Sarah pun memerah. Dia mulai gemetar mengancingkan kemejanya mengingat dia hanya seorang wanita sendirian di tempat semacam itu, dikontaknya Vina tetapi Vina tidak mengangkat teleponnya. Sarah mulai panik, walaupun dia adalah wanita yang menganut free sex tetapi dia takut juga digangbang oleh preman-preman yang kelihatannya dekil dan beringas itu.

“Sarah?? Lo ngapain disini?? Mogok ya mobil lo?” seru seorang pria yang melongokkan kepala dari jendela sebuah mobil SUV hitam yang diberhentikan tepat di depan mobil Sarah.

Sontak Sarah langsung menoleh dan menyahut ke pria dalam mobil itu, “Iya nih, pake mogok segala. Nggak tau apa masalahnya padahal baru gua servis.” namun sebenarnya Sarah tidak mengenal siapa pria tersebut yang sudah keluar dari mobil SUV nya sambil menyingsingkan lengan kemejanya dan berjalan kearah Sarah. Dalam hati Sarah bersyukur si pria tak dikenal ini datang menyambanginya, minimal preman-preman kampung itu berpikir dua kali untuk berbuat jahat padanya.

“Kayaknya aki lo ?” tanya pria yang belum dikenal Sarah itu sembari memeriksa keadaan mesin mobil Sarah.
“Astaga, gua nggak tau. Gimana nih? Mana tempat gua masih jauh lagi.” Jawab Sarah.
“Ya udah, nggak jauh dari sini ada bengkel kok, tinggal 1,5 kilo abis pengkolan itu. Mobil lo biar kita derek aja pake mobil gua pelan-pelan.” Sahut pria tak dikenal itu.

Sarah kemudian berjalan masuk ke mobil pria itu dengan tatapan penuh kemenangan ke arah kumpulan preman di bawah pondok tenda biru itu sementara diiringi tatapan dongkol preman-preman kampung itu karena tontonan dan “buruan” mereka lepas.

Mobil itu berjalan pelan, sementara suasana dalam mobil itu terasa senyap dan kaku karena sebenarnya Sarah tidak mengenal siapa pria yang menolongnya itu. Sarah merasa pernah melihat wajah itu tapi dia tidak mampu mengingatnya dengan jelas. Pria itu memiliki tinggi 176 cm dengan berat 77 kg, postur tubuhnya atletis namun tidak kekar berlebihan. Rahangnya terlihat kokoh sekali menegaskan raut wajahnya yang gagah.

1 menit…
2 menit..
3 menit… suasana masih hening, hanya suara halus deru mesin mobil yang terdengar.

“Lo nggak ingat gua ya?” kata pria itu tiba-tiba seolah-seolah bisa membaca pikiran Sarah.

Sarah yang memang tidak mengingat siapa gerangan pria ini mulai gelagapan dan salah tingkah.

“waduh parah lo udah ditolongin tapi nggak kenal siapa yang nolongin lo, kalo gua ini pemerkosa udah gimana lo sekarang ya?” lanjutnya.

Mendengar itu sontak Sarah gemetar dan wajahnya langsung berubah pucat pasi. Dia benar-benar tidak tahu siapa pria ini, bahkan sekarang dia sudah paranoid akan diperkosa, saking takutnya dia tidak mampu berbicara.

“sekarang lo masih nggak kenal gua juga?” pria itu kemudian memakai kacamata di wajahnya.

Tringgg… lampu pijar di kepala Sarah menyala,

“Jerry! Cupuuuu! Anjrit, gua tadi nggak kenal ama lo. Apa kabar lo? Gila, berubah banget lo sekarang!” Sarah baru ingat bahwa pria ini adalah teman sekelas masa SMA nya yang paling cupu, Jerry, saking cupunya dulu Jerry bahkan tidak berani hanya untuk sekedar berbincang dengan siswi-siswi di sekolahnya, setiap ada PR, Sarah sang siswi popular akan menyerahkan tugas menyelesaikan PR miliknya kepada Jerry sambil memberikan ancaman-ancaman.

Sarah terkagum-kagum dalam hati melihat perubahan Jerry, pria yang dulunya dianggap bocah oleh Sarah kini sudah bermetamorfosis menjadi pria dewasa yang sangat gagah dan atletis. Ditambah wajahnya yang tegas dihiasi rahang yang kokoh membuat penampilan Jerry elegan namun sangat menggoda.

Sarah melirik ke arah kemeja Jerry yang terbuka dan mengintip dada bidang di dalamnya. “Gila, gua kok horny gini ya ngeliat nih bocah? Mana memek gua belum sempat dipuasin lagi.” Tapi Sarah hanya mampu berkata-kata dalam hati.

Udara yang panas kemudian memunculkan inisiatif Jerry untuk menyetel AC mobilnya menjadi lebih dingin. Otomatis hembusan udara yang menerpa tubuh Sarah dari lubang AC di dashboard semakin kencang sehingga menimbulkan efek belaian bagi tubuhnya. Sebenarnya bagi orang normal hembusan AC seperti itu merupakan hal yang biasa saja, tapi bagi Sarah yang sedari tadi dilanda “sindrom kentang”, hembusan udara dingin AC itu menjadi hal yang luar biasa atas tubuh bahenol nya.

“Uhhh…. Nih AC niup-niup toked gua…. Jadi makin horny…!” ucap Sarah dalam hati.

Efeknya luar biasa, memek Sarah yang dari tadi butuh belaian jadi semakin gatal ingin digaruk. Sarah mulai menggigil, menggigil bukan karena kedinginan tapi karena nafsu yang semakin memuncak. Sarah memutar otak, dia tidak ingin terlihat seperti wanita gatal di mata Jerry, walaupun sebenarnya Jerry sudah mengetahui dan mengenal tingkah laku Sarah sejak SMA. Sarah yang populer, Sarah siswi SMA mereka yang sexy, Sarah yang bergonta-ganti pacar sekaligus rekan tidur, tapi kali ini Sarah memang berniat menahan nafsu birahinya yang sudah mencapai ubun-ubun.

Untuk mengurangi efek hembusan udara AC dari dashboard ke bagian atas tubuhnya, Sarah menurunkan panel AC sehingga hembusan AC mengarah ke bawah.

Namun gawat, hembusan AC itu sekarang malah megarah ke belahan paha nya, termasuk memek Sarah, menimbulkan sensasi luar biasa, sensasi gatal bercampur dingin yang membuat Sarah semakin menggigil.

“Uuuuhhhhfffff…. Nggak kuat guaaaaa…… memek gua rasanya pengen digesek-gesek biar angettttt!” rutuk Sarah dalam hati, sembari tubuhnya semakin menggigil hebat.
“Kenapa lo, Rah?? AC nya terlalu dingin buat lo, ya? Lagi sakit?” tanya Jerry yang sedari tadi sudah mengamati tubuh Sarah yang menggigil.
“E..e..e..eng…enggak kok, Jer. Ng..Nggak dingin kok. G..gua cuma lagi flu aja d..d..dikit…hhhhh. Ttt..tapi gua nggak papa kok.” sanggah Sarah. Padahal dia sedang berjuang menahan konak di tubuh dan memek nya.

Berinisiatif,sambil memegang kemudi mobil dengan tangan kiri Jerry menempelkan punggung tangan kirinya ke dahi Sarah, mencoba mengukur suhu tubuh Sarah, kemudian menempelkan tangannya lagi di leher Sarah. Saat menarik tangannya dari leher Sarah, secara otomatis menggesek kulit leher Sarah yang sedang hyper sensitive, membuat Sarah menggelinjing dan menggeliat akibat gesekan tangan Jerry di kulit leher nya, sehingga tak sadar dia mendesah pelan.

“Uuuuuuuuuugggghhhhhhhhhhhhhh..ssshhhh….”
“Yakin lo nggak papa?” cecar Jerry yang mulai curiga.
“Uuhhmmmmmm,.. yakin, Jer.” Sarah berdalih.

Kecurigaan Jerry pun bertambah saat Sarah menyilangkan kedua pahanya, dan sembunyi-sembunyi menggesek-gesekkan kedua pahanya bersamaan dengan mata Sarah yang merem melek, ditambah pula dengan nafas Sarah yang berat dan dalam dan terkadang mendesah pelan dan berat.

“Perek satu ini pasti lagi horny berat…! Ngentotnya tadi nanggung kali, awas lo! Kali ini lo gua garap, Rah!” batin Jerry.
“Lo pake seatbelt dong, Rah… biar aman…” Jerry berdalih sambil berusaha memasangkan seatbelt Sarah dengan tangan kirinya.

Padahal ini hanya alibi Jerry, sembari menarik sabuk seatbelt, lengan Jerry menggesek toked bulat Sarah persis di bagian putting susunya. Efeknya luarrrr biasa, Sarah merasakan memeknya berkedut semakin keras, dia menggigit bibirnya, dan tanggannya mencengkeram roknya. Melihat itu, Jerry menjadi kegirangan.

“Beneran lo gak papa? Lo kayak nahan sakit gitu” Jerry mulai mengorek.
“Mmmmmmffffffffff… Benerhhh, Jerr! Gg.. ghua… enggghhakkhh phh..papaa…” Sarah mendesah di sela jawabannya.
“Sarah,… lo lagi horny ya?” tanya Jerry.

Sontak Sarah menyanggah, “ENGGAK LAH! Emang lo pikir gua cewe apaan??!”

“Oh, ya? Yakin lo lagi nggak horny?” Sergah Jerry, langsung meremas lembut toked montok Sarah.

Kali ini Sarah hampir tidak sanggup lagi mengelak, tubuh jalangnya menikmati remasan yang diberikan Jerry di tokednya, membuat birahinya semakin membuncah. Cengkeraman tangan Sarah di roknya semakin kencang, tangannya juga gemetar menahan nikmat.

“Ap..pphha… a..paan lo, J..Jerrr???! Bhh… B.. Bangsathh lo!” Umpat Sarah.

Namun umpatan Sarah makin membuat Jerry meremas toked Sarah lebih intens lagi. Kini kedua toked Sarah berganti-gantian diremas oleh tangan jahanam Jerry.

“OOOOOUUGGGHHHHHHHHHHHH…. MMMMMMMMMMMMMMMHHHHHHHHHHH…. Acchhhhhh, Jerrrrrr…..!” Sarah tidak bisa lagi menyembunyikan desahannya.
“Dasar lonthe! Pake acara ngeles segala lo! Bilang aja lo lagi konak, dasar perek!” cecar Jerry, kemudian menepikan mobil sisi jalan.
“Iyaaaa, Jerrrhhh,! Gua lagi horny berat! Ooouuuggghhhhhh…, enak banget remasan lo Jerrrr… Aaaccccccchhhhhhhhhhh…. Jangan brentii, jerrrr!” pinta Sarah memelas.
“Buka dulu kemeja, lo!” Jerry mulai mengambil alih kondisi. Sarah manut, dia segera membuka kancing kemejanya, membuka kaitan bra di punggungnya.

Plooppppphhh,,, toked Sarah langsung meloncat begitu dia meloloskan bra dari tubuhnya. Mempertontonkan keindahan tokednya yang bulat menantang dengan puting mungil merah muda yang mengacung tegak, sempurna, putih mulus tanpa cacat sedikitpun.

Kontan saja mata Jerry terbelalak melihat keindahan toked Sarah, “Buset toked lo, Rah, gede banget!” Jerry langsung merogoh puting susu Sarah, mempermainkan puting itu, menggelitik ujung pentilnya dan memutar-mutarnya dengan jari jempol dan telunjuknya.

Sensasi nikmat mulai menjalari kedua toked Sarah yang bergantian dipermainkan Jerry. Sensasi nikmat itu juga mulai merambat dan menjalar di selangkangan Sarah. Berkumpul dari pangkal paha dan pusat menuju ujung selangkangan, mengalir dengan rasa gatal yang sangat besar pada memek Sarah. Sarah menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri sambil meremas jok kuat-kuat menikmati aliran hebat di memeknya.

“ANJRIITTTTTTTTT…….. JEERRRRR…….HHHHMMMMMMMMMMPPPFFHHHHHHHHH…!” meki Sarah berkedut-kedut kencang, serrrrr… memek Sarah langsung banjir oleh pejunya sendiri.

Pinggulnya terangkat, tubuhnya kelojotan tak mampu menahan gelombang orgasme yang melandanya.

“Dasar! Emang lonthe lo, baru toket lo aja yang gua mainin udah nyemprot aja lo, perek! Belum lagi gua mainin yang ini!” Jerry langsung meraih rok Sarah, mengangkatnya sampai ke pinggul.
“Bener kata gua, lo emang lonthe, buktinya lo udah nggak pake CD lagi,… anjirrr,… meki lo mulus amat, tembem lagi… bagus banget memek lo, Rah… Abis ngentot ama siapa lo?? ” cecar Jerry.
“huufffht… Hosh..Hosh… gua abis ‘swalayan’ tadi di mobil gua sebelum mogok,Jer…” nafas Sarah tersengal-sengal menikmati sisa orgasmenya.

Belum lagi nafasnya stabil, Jerry langsung melumat bibir sexy Sarah. Tentu saja Sarah gelagapan menerima serangan mendadak seperti ini. Tangannya berusaha menjauhkan Jerry,

“Mmmmfff, M,.. Jer,mmm, mmhffntar dulu,..mmfff.” Tapi Jerry tidak berniat untuk memberikan jeda bagi Sarah, dia mulai menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut Sarah, mencari lidah Sarah dan menjilatinya, serta membelitnya, tangan Jerry mulai bergerilya lagi di atas toked mulus Sarah,
“Gila bener toked lo, Sarah. Nggak bosen-bosen gua grepein toked lo. Bulat banget. Kencang…. Penuh tangan gua grepein toked lo!” Puji Jerry, sementara Sarah hanya pasrah.

Seolah tidak mau melewatkan keindahan toked besar montok nan bulat menantang di hadapannya, Jerru langsung melumat putting susu Sarah, piting satunya lagi disentil-sentilnya dengan jarinya, digelitiknya dan memainkannya dengan telujuk dan jempolnya.

“Gilaaaaa,… enak banget toked gua dikenyot ama si Jerry… Uhhhfff, gua mulai konak lagi nih…” Sarah membatin.

Desahannya mulai muncul tapi Sarah berusaha keras menahannya. Dia tidak mau dipermalukan lebih jauh oleh nafsunya sendiri di hadapan Jerry yang notabene baru berjumpa lagi dengannya setelah sekian tahun tidak bersua sejak masa SMA.

“Pentil lo kok masih pink aja, Rah? Padaha gua yakin pentil lonte lo ini udah dikenyot ama banyak cowo. Dikenyot kayak gini kan?”. Tiba-tiba Jerry menggigit putting Sarah dan mempermainkan ujung putingnya dengan lidahnya.

“JEEEEERRRRRR….. ooouuuuggghhhhhhh, oh,oh…” Sarah menjerit tertahan.

Dia tidak bisa lagi menyembunyikan desahannya. Serangan Jerry yang tiba-tiba di luar kemampuannya untuk menahan diri tidak mendesah menjunjukkan bahwa dia memang sudah konak lagi. Jerry meremas toked satunya lagi dengan semangat ’45. Kemudian menghisap kedua toked Sarah bergantian sambil tangannya memberikan rangsangan di selangkangan Sarah tanpa menyentuh memeknya., hanya di sekeliling memek Sarah.

“Ssssssssshh… Oooohhh…oh, Ouchh!” Sarah mendesah tidak karuan, jelas Jerry berusaha mempermainkan libido Sarah dengan tidak menyentuh memeknya, membuat memek nya penasaran.

Wow, hasilnya luar biasa, kali ini Sarah yang berusaha, pinggulnya bergerak seiring gerakan tangan Jerry di selangkangannya berusaha menempatkan tangan Jerry tepat di mekinya, tapi Jerry tidak memberikan peluang bagi memek Sarah untuk menemukan tangannya, malahan Jerry menghentikan kenyotannya di toked Sarah. Tangannya yang menganggur dia gunakan untuk memegang kedua tangan Sarah,menguncinya di atas perut Sarah, mencegahnya untuk mengarahkan tangan Jerry yang bermain di selangkangan menyentuh mekinya.

Sarah blingsatan, kedua tangannya dikunci oleh Jerry sehingga tidak mampu menangkap tangan Jerry dan mengarahkannya ke memeknya. Dia berusaha menggeol-geolkan pinggulnya agar memeknya menyentuh tangan Jerry, tapi sia-sia.

Tiba-tiba Jerry menyentuhkan tangannya ke memek binal Sarah, hanya sentuhan singkat seperti menyerempet saja, tapi memberikan efek yang tidak disangka bagi tubuh Sarah, tubuhnya kelojotan, pantatnya terangkat ke atas sambil bergoyang-goyang.

“HHHHH,…Hkk..Hkk,..Hekkkkk….” suara Sarah tidak keluar, hanya napasnya yang terputus-putus seperti orang yang sekarat. Matanya terpejam, tubuhnya bergetar menerima sentuhan di memeknya.

Jerry kembali memainkan selangkangan Sarah, membuat gerakan melingkar di sekeliling memeknya. Sarah menatap Jerry dengan tatapan memelas, berharap tangan nakal Jerry menyentuh memeknya lagi, tapi Jerry tidak terpancing, dia tetap bertahan pada metode yang dilakukannya.

Srrrrttt…. Jerry menyentuhkan tangannya lagi ke memek Sarah, kali ini lebih keras sedikit, seperti menyerempet dekat area klitoris Sarah. Sarah seperti orang yang menerima sengatan listrik singkat. Tubuhnya kelojotan, matanya terpejam, mulut Sarah terbuka, nafasnya tertahan, sexy sekali. Pantatnya kembali terangkat dan bergetar lebih hebat lagi daripada saat mekinya disentuh Jerry pertama tadi. Jerry jelas seorang pria yang mampu memanipulasi libido lawan main seksnya.

Permainan kembali berlanjut, Jerry kembali mengelus-elus selangkangan Sarah dengan gerakan memutar, kali ini lebih dekat ke area memek Sarah.

Tak disangka, Jerry melakukan gerakan mendadak, tangannya langsung merogoh memek Sarah dan mengocoknya sedikit kasar, menggesek-gesel klitoris Sarah dengan kasar. Spektakuler! Sarah langsung kelojotan bagaikan orang kesetrum, kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri, dia meronta-ronta, bukan ingin melepaskan diri, tetapi karena dahsyatnya puncak rangsangan yang diberikan Jerry di memeknya.

Belum pernah sekalipun Sarah menemukan permainan seperti yang Jerry lakukan. Jerry yang dulunya cupu, yang Sarah anggap tidak jantan, Jerry yang dia ancam-ancam apabila menolak mengerjakan PR nya dulu, Jerry yang dikerjainya berulang kali, Jerry yang dibullynya dulu kini memberikan permainan yang luar biasa jauh dari yang Sarah bisa bayangkan.

“HHHHIIIAAAAHHHHHHHHHH,, AAAAUUUCCHHHH… OOHHHH,..OH..OH…” Sarah menjerit –jerit keenakan.

Belum pernah dia rasakan kenikmatan seperti ini dari kocokan pria manapun. Rasa gatal terus menghujam dan menggelitik di memeknya, berputar-putar mendatangkan sensasi gatal yang luar biasa, lama-kelamaan sensasi itu berkumpul jadi satu di ujung kelamin, menggelora, membuncah seperti ingin meledak, dan………………

“……. ANJRIIIIIIIIITTTTHHHHHH… GUA KELUAAAARRRRRR,,,,…HIAAAHHHHHHHHHHH…..!” Sarah menjerit, mulutnya terbuka, matanya melotot seperti hendak keluar dari rongganya, pinggulnya terangkat tinggi-tingi, kelojotan, bergetar-getar, persis seperti orang kesetrum listrik ratusan volt akibat gelombang orgasme yang melandanya, tidak, bukan gelombang, tapi tsunami orgasme.
“Ccrrrooottt….crotttt… Serrrr…..”. Astaga!, Sarah squirting! Belum pernah sekalipun di hidupnya Sarah mengalami hal semacam ini…. “IIIIAAAAAAA,,… IIIIYYAAAAAAAA…. IYAAAAAHHHHHHH…..” Sarah menjerit persis seperti pemeran video bokep ala Jepang.

Kelojotan, tubuhnya menghentak-hentak dengan pinggul terangkat, kepalanya mendongak sehingga badannya melengkung indah. Sesekali kakinya menendang-nendang seperti mengalami kegelian yang luar biasa. Kepala Sarah terasa ringan, tubuhnya bagaikan tidak menyentuh bumi, seperti melayang. ini benar-benar orgasme paling hebat yang pernah dialami Sarah. orgasme akibat stimulasi rangsangan yang diberikan Jerry di memeknya.

Hanya melihat cara orgasme Sarah saja membuat nafsu Jerry meningkat, kontolnya perlahan-lahan bangun dan mengeras hingga akhirnya tegang sekali, menggeliat di dalam celananya sehingga Jerry merasa sakit. “Oke, sekarang gua yang butuh pelampiasan.” Batin Jerry dalam hati. “Kali ini lo bakal gua enthot sampe lo merangkak dan nggak bisa bangun lagi. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Sarah Horny di Mobil appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live