Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Sex: Kisah Cintaku Di Balai Desa

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Kisah Cintaku Di Balai Desa – Pengalamanku ini bermula sekitar dua tahun yang lalu saat aku baru bekerja di Balai Desa sebagai pembantu Pak Sumantri, kepala desa kami. Pak Sum orang pandai. Ia bergelar Drs. Sebenarnya ia berasal dari Jakarta, namun sudah menetap di desaku cukup lama. Pak Sum berkulit putih, wajahnya ganteng dan berkumis. Ia sangat baik kepadaku. Aku sangat senang.

 

 

 

jilbab2blagi2bbugil2blagi2b492b252822529

Cerita Sex: Kisah Cintaku Di Balai Desa

 

Hari pertama aku bekerja, ia memintaku untuk memijitnya di kamarnya di Balai Desa. Begitu sampai di kamarnya, ia memintaku untuk membukakan pakaiannya. Aku merasa aneh sekaligus malu. Namun kulakukan juga. Tubuhnya tegap dan atletis. Namun entah kenapa aku senang melihat dadanya yang berbulu lebat. Ia tersenyum kepadaku. Kemudian ia menyuruhku membukakan celananya sekalian. Aku ragu-ragu untuk melakukannya, namun ia bilang bahwa kakinya pegal dan ingin dipijit juga. Aku berjongkok di hadapannya. Perlahan-lahan kulepaskan ikat pinggangnya. Aku merasa celananya begitu menonjol.

Kemudian kutarik risleting celananya, kulepaskan celananya ke lantai dan.. aku sangat terkejut melihat penisnya yang bukan hanya tampak menonjol melainkan sudah keluar dari celana dalamnya. penisnya sangat besar dan panjang. Aku bahkan dapat melihat kepala kontolnya yang tampak mengkilat karena air mani. Aku berusaha untuk menahan kegugupanku. Kulihat ia tersenyum kepadaku. Kemudian kupersilakan ia untuk tiduran agar bisa kupijit. Kupijit bagian belakangnya. Ia memintaku untuk mengurut pantatnya. Kemudian ia membalikkan badannya memintaku untuk memijit dadanya juga. Perlahan kupijit dadanya yang berbulu lebat.

Ia memintaku untuk terus memijitnya ke bagian bawah. Aku sangat gugup. Aku merasa ia akan memintaku untuk memijit kontolnya. Namun untunglah tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamar. Rupanya Pak Marmo, Sekretaris Desa memberitahukan bahwa ada tamu yang menunggu Pak Sum di kantornya. Pak Sum tampak kecewa namun ia kemudian memakai pakaiannya kembali. Saat memakai celananya, ia meminta aku menarik risleting celananya. Tampaknya ia berusaha agar aku memperhatikan kontolnya yang ngaceng. Buru-buru kulakukan itu. Ia tersenyum sambil berkata,

“Enak betul pijitanmu Kas, besok lagi ya”. Aku hanya mengangguk sambil menarik napas lega.

Keesokan malamnya, aku menonton televisi di Balai Desa. Sekitar pukul 10 malam, aku dibangunkan Pak Sum. Rupanya aku ketiduran di depan televisi. Lalu Pak Sum menyuruhku agar pindah tidur di kamarnya. Lantaran sudah mengantuk, aku menurutinya. Sekitar tengah malam, Pak Sum membangunkanku. Aku terkejut melihatnya. Ia sudah telanjang, hanya mengenakan celana dalam. Kemudian ia membuka celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya kepadaku. Aku terkesiap melihat kontolnya yang sangat besar, panjang dan berbulu lebat. Kemudian ia berusaha membuka bajuku. Aku berusaha menolak, namun ia terus memaksa.

Akhirnya aku menyerah, kubiarkan ia membuka bajuku, bahkan kemudian celana panjangku. Ia tampak senang melihat celana dalamku, lalu kemudian mengelus dan meremasnya. Pak Sum kemudian menindih tubuhku. Dadanya yang berbulu lebat menindih dadaku. Ia kemudian mencumbu bibirku. Aku berusaha untuk menghindar namun ia terus melakukannya. Aku menyerah, kubiarkan ia menciumi bibirku. Ciumannya sungguh menggebu-gebu. Mula-mula aku merasa risih, merasakan bibir dan kumisnya dibibirku. Lalu ia menciumi leherku, kemudian dada dan bahkan ketiakku. Aku merasa aneh namun aku diam saja. Ia terus menciumiku, perutku bahkan kemudian.. Celana dalamku.

Aku terkejut ketika ia menciumi celana dalamku dengan penuh nafsu. Ia kemudian berusaha untuk membukanya. Aku berusaha mencegahnya namun ia berkata,

“Ayolah Kas, nggak apa-apa, kamu pasti suka” sambil terus memaksa.

Aku membiarkan ia membukanya. Ia tampak senang melihat kontolku. Ia menggenggam kontolku yang rupanya juga sudah ngaceng. Kemudian ia menciuminya. Astaga, tak bisa kupercaya melihatnya mencium dan menjilati kontolku dengan penuh nafsu. Mula-mula pelirku, kemudian terus naik ke batang kontolku. Akhirnya sampailah ia ke bagian kepala kontolku. Ia melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku menahan nafas menanti apa yang akan dilakukannya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan.. Mencumbui kepala kontolku. Aku tak bisa melukiskan betapa nikmat rasanya merasakan lidah dan bibirnya menjilat dan mencumbu kepala kontolku. Aku memejamkan mata, rasanya aku berada di awang-awang. Ia pun tampak sangat menikmatinya.

Kemudian ia memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya. Ia menghisap dan mempermainkan batang kontolku di dalam mulutnya. Tanpa sadar aku mendesah penuh kenikmatan. Ia terus menghisap kontolku. Gerakannya bervariasi. Kadang-kadang lembut, kadang ia bahkan menggigitnya pelan-pelan. Aku sungguh merasa nikmat. Kemudian akupun merasa kenikmatanku memuncak. Akhirnya aku mengeluarkan air maniku. Aku memejamkan mata. Kupikir Pak Sum akan berhenti menghisap kontolku. Namun ternyata ia terus menghisapnya. Bahkan ia terus menjilati kepala kontolku sampai benar-benar bersih dari air maniku. Akhirnya ia berhenti. Kemudian ia membaringkan tubuhnya disampingku. Ia tersenyum sambil mengelus kepalaku dan berkata,

“Bagaimana Kas, enak kan?” Aku hanya mengangguk. Ia kemudian menindih tubuhku sambil berkata,
“Mau lagi?” Aku terdiam, tubuhku agak lemas.

Namun ia terus merangsangku. Ia membimbing tanganku agar mengelus bulu dadanya. Kemudian ke kontolnya yang sangat besar itu. Dia menyuruhku untuk menggenggamnya. Aku merasa kontolku kembali gaceng. Kemudian ia memeluk dan membalikkan posisi kami sehingga kini akulah yang berada di atas tubuhnya. Ia menyuruhku untuk melakukan persis seperti yang dilakukannya kepadaku. Aku agak ragu untuk melakukannya. Perlahan kutundukkan kepalaku, ia langsung mencumbu bibirku. Aku tak lagi menolak bahkan akulah yang kemudian dengan penuh nafsu menciumi bibirnya, lehernya terus ke dadanya yang berbulu lebat. Kuciumi dan kuelus dadanya juga ketiaknya. Tubuhnya sangat harum menggairahkan. Bahkan kujilati dan kuhisap puting susunya.

Ia tampak terkejut sekaligus senang. Akhirnya aku sampai ke kontolnya. Kupegang kontolnya. Oohh.. Kontolnya sangat besar dan panjang. Panjangnya sekitar 25 cm diameternya sekitar 7 cm. Kulihat kepala kontolnya sudah mengkilat karena basah oleh air maninya. Perlahan kudekatkan kepalaku untuk menciuminya, kemudian kucium dan kujilat dengan penuh nafsu. Pantas saja Pak Sum sangat ingin menciumi kontolku karena rasanya sangat nikmat. Kuciumi pelernya lalu naik ke atas, kuciumi bulu jembutnya yang halus kemudian batang kontolnya. Kepala kontolnya yang besar sungguh membuatku terangsang. Kujilati kepala kontolnya itu. Baunya benar-benar membuatku mabuk kepayang. Kulihat Pak Sum memejamkan matanya karena merasakan nikmat.

Kemudian aku menghisap kontolnya. Namun karena begitu besar dan panjang, mulutku hanya bisa menghisap sekitar separuh saja. Itupun mulutku terasa penuh karena ukuran kontolnya luar biasa besar. Kupermainkan kontolnya agar ia mengeluarkan air maninya. Namun ia memang luar biasa. Sesudah hampir satu jam pun ia belum juga mencapai puncak kenikmatan. Aku tak putus asa. Kuhisap terus kontolnya sambil menggenggam dan mempermainkan kontolnya. Kemudian aku melepaskan hisapanku. Kupegang dan kudekatkan kontolku ke kontolnya. Kugesek-gesekkan kepala kontolnya dengan punyaku. Ia mendesah penuh kenikmatan. Lalu aku kembali menghisap kontolnya. Usahaku berhasil, tak lama kemudian ia mengerang lalu aku merasakan mulutku dibanjiri air maninya yang kental. Kuhisap dan kutelan air maninya. Rasanya agak sedikit asin tapi baunya sungguh membuatku mabuk kepayang.

Kemudian kujilati kembali kepala kontolnya yang semakin basah karena air mani sampai bersih. Kemudian kubaringkan tubuhku disisinya. Ia menatapku dan memujiku sambil berkata,

“Kamu luar biasa, Kas”. Aku memejamkan mataku. Kupikir ia sudah lelah.

Namun rupanya ia belum puas. Tangannya kembali mengarahkan tanganku agar memegang kontolnya. Astaga.. Ia memang luar biasa. Kontolnya masih tetap besar dan keras seperti semula. Kuremas kontolnya. Kemudian ia menyuruhku membalikkan badan dan menungging. Mula-mula aku tak mengerti apa yang akan dilakukannya. Kemudian ia memegang pantatku lalu kurasakan ia menggesekkan kontolnya ke pantatku. Kurasakan kontolnya yang besar di pantatku dan aku merasa nikmat. Namun rupanya Pak Sum tidak hanya sekedar ingin menggesek-gesekkan kontolnya ke pantatku karena kemudian kurasakan ia berusaha memasukkannya ke anusku perlahan-lahan. Semula kupikir hal itu tidak mungkin karena kontolnya yang sangat besar. Namun aku salah. Ternyata kontolnya bisa masuk.

Lalu ia memelukku dan mengeluarmasukkan kontolnya persis seperti sedang mengentot. Mula-mula memang terasa sakit dan aneh. Namun kemudian ternyata rasanya nikmat dan aku menikmatinya. Aku sangat terangsang. Apalagi tangannya juga meraba-raba tubuhku dan meremas kontolku. Ia juga menciumi leherku sambil terus mengentotiku. Kurasakan ia mengguncang-guncang tubuhku semakin lama semakin cepat. Akhirnya ia mendesah, rupanya ia telah mencapai puncaknya. Kurasakan kali ini pantatku dibanjiri oleh air maninya. Namun ia tidak langsung berhenti. Ia masih terus mengentotiku selama beberapa menit. Kemudian akhirnya ia mencabut kontolnya lalu berkata..

“Ayo Kas, sekarang giliran kamu”. Aku terkejut, namun aku mengerti apa yang harus kulakukan.

Ia menungging lalu kuarahkan kontolku ke pantatnya. Perlahan kumasukkan kontolku ke dalam anusnya. Mungkin karena kontolku lebih kecil, aku dapat memasukkannya lebih mudah. Kemudian aku mulai mengentotinya. Kupeluk badannya, kuelus dadanya yang berbulu lebat. Kuraba pula kontolnya. Ia sungguh luar biasa. Kontolnya masih tetap keras. Aku rasakan aku semakin terangsang. Kemudian aku merasa bahwa aku akan kembali mengeluarkan air mani. Benar saja. Tak lama kemudian aku mengeluarkannya didalam pantat Pak Sum. Aku tak kuat lagi. Kucabut kontolku. Tubuhku benar-benar lelah. Kubaringkan tubuhku. Ia kemudian berbaring di sisiku. Ia berbisik,

“Sudah capek Kas? Tidurlah. Ini sudah hampir pagi. Besok kita lanjutkan ya”. Aku mengangguk.

Ia kemudian memelukku. Nikmat sekali merasakan dadanya yang berbulu lebat. Akupun tertidur dalam pelukannya. Sejak saat itu, setiap kami bisa berduaan, pasti kami menghabiskan waktu dengan berhubungan seks. Kami melakukannya di mana saja. Selain di kamarnya, kami juga melakukannya di kamar mandi, di mobilnya bahkan pernah di sebuah toko waktu Pak Sum mengajakku ke Jakarta. Ia ingin membelikanku pakaian. Sewaktu aku sedang mencoba celana panjang baru di kamar ganti sebuah toko, ia masuk dan kemudian melihat aku sedang membuka celanaku.

Lalu ia membuka celana dalamku dan menghisap kontolku. Aku terkejut dan sangat gugup namun ia terus melakukannya sampai aku membasahi mulutnya dengan air maniku. Sesudah itu bahkan ia juga menyuruhku menghisap kontolnya. Begitulah kehidupan seksku dengan Pak Sum. Aku benar-benar berbahagia. Tak kusangka berhubungan seks dengan sesama lelaki dapat terasa begitu nikmat. Kami melakukannya tanpa mengenal waktu dan tak pernah merasa bosan. Ia sangat sayang kepadaku. Aku pun sangat mencintainya. Kami berjanji akan terus bersama, selamanya. –

The post Cerita Sex: Kisah Cintaku Di Balai Desa appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Istri Muda Pak RT

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Istri Muda Pak RT  – Aku adalah anak tunggal di keluargaku. Namaku Doni. Umurku waktu itu 17 tahun. Aku siswa sebuah SMU Swasta dikotaku. Bapakku adalah seorang pengusaha menengah yang cukup sibuk, dia sering pergi keluar kota umtuk waktu yang tidak tentu. Ibuku juga sering ikut bersamanya. Aku tinggal dilingkungan Perumahan kelas menengah. Di sebelah rumahku adalah rumah Pak RT, orang yang cukup berpengaruh disana. Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri. Yang pertama namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.

 

 

cerita-sex-istri-muda-pak-rt-sexy-banget

Cerita Sex: Istri Muda Pak RT

 

Dengan Tante Is, Pak RT mempunyai 2 orang putri yang cantik-cantik, yang sulung namanya Erni sedangkan adiknya namanya Ana, umur keduanya hampir sebaya denganku. Istri keduanya namanya Tante Linda, orang Bandung, kulitnya putih mulus. Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Bodynya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia sering fitness, apalagi Tante Linda senang berpakaian sexy yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya. Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres. Tante Linda orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seumurku, termasuk aku.

Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku 3 hari sebelumnya karena ketahuan mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian. Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi 2 orang negro. 1 orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu dari belakang dengan posisi nungging.

Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya. Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot vagina cewek itu. Desahan dan erangan mereka membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku mengeras. Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.

“Lagi ngapain Don?” suara seorang wanita mengejutkanku.

Ternyata Tante Linda sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian sangat sexy, dengan kaos ketat dan rok super mini. Dia memandang karah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.

“Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.
“Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.
“Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kevaginanya cewek belum?” tanyanya cuek.
“Be.. belum pernah Tante” sahutku.
“Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta.

Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.

“Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.
“Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.

Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kontolku, aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku, diciumnya bibirku. Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali isapannya diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah mengeras. Kuremas-remas buah dadanya, dia menggelinjang keenakan. Kutarik kaos ketatnya, aku terperangah, dia tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku.

Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan bersih. Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku. Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana pendekku. Bibirnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.

“Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.

Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang sexy. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Tante Linda berdiri dihadapanku. Vaginanya berada pas diwajahku. Dia menarik kepalaku, mendekatkannya pada vaginanya. Aku mengerti maksudnya, minta dijilati vaginanya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya, terus mendekati bibir vaginanya.

“Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke lubang vaginanya.

Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi vaginanya kujilati, vaginanya basah.

“Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya.

Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang vaginanya. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam. Sudah setengah batang kontolku masuk. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku. Dia menjerit ketika kontolku amblas dilubang vaginanya. Dia mulai menaikturunkan pantatnya dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit.

“Gimana sayang enak khan?” tanyanya.
“Enakk sekali Tante, vagina Tante sempit sekali” jawabku.
“Sudah lama sekali Tante tidak merasakannya sayang”.
“Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.
“Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyaku.
“Iya, iya sayang” jawabnya singkat.

Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan menyodok-nyodokan pantatku keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek. Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir vaginanya. Sudah sekitar 30 menit kami berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.

“Akh.. oohh.. aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit.

Kurasakan vaginanya berkedut-kedut.

“Akuu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.
“Keluarin didalem aja sayang, aku ingin punya anak darimu” pintanya memelas.

Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang vaginanya.

“Kamu puas khan sayang?” tanyanya.
“Puas sekali Tante” sahutku pendek.

Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat badanku segar kembali.

“Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanyanya meminta.

Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku tepat diatas vaginanya. Aku mulai menjilati dinding vaginanya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh dinding vaginanya kujilati. Kucari-cari tititnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Dia meringis.

Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Tante Linda tak mau ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya. Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan. Tante Linda memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.

“Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.

Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang vaginanya. Sedikit demi sedikit kontolku masuk kelubang vaginanya. Sstt! Dia mendesis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang vaginanya yang basah dan memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Tante Linda membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.

“Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.

Vaginanya berkedut-kedut. Vaginanya menjepit kontolku.

“Akhh.. aku keluarr.. sayang” dia melenguh.

kurasakan vaginanya basah oleh cairan. Tante Linda telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa. Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang masih tegang ke lubang anusnya.

“Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.
“Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.

Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.

“Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.

Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.

“Akkhh.. aku mau keluarr.. Tante” aku berteriak histeris.

Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Tante Linda menjilati sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.

“Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.
“Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.

Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.

“Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.
“Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.
“Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.

Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Malam itu Tante Linda menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

Sejak saat itu, hampir setiap ada kesempatan kami bersetubuh. Berbagai macam gaya aku diajarinya. Kupikir kasihan juga Istri-istri Pak RT yang merana karena ketidakmampuannya memberikan kepuasan. Hingga istrinya berselingkuh. Dan dari gosip yang kudengar, istri pertamanya juga berselingkuh dengan sopirnya Iwan. Aku juga mendapat bagian istri pertamanya, tapi akan kuceriatakan lain kali. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Istri Muda Pak RT Sexy Banget – Aku adalah anak tunggal di keluargaku. Namaku Doni. Umurku waktu itu 17 tahun. Aku siswa sebuah SMU Swasta dikotaku. Bapakku adalah seorang pengusaha menengah yang cukup sibuk, dia sering pergi keluar kota umtuk waktu yang tidak tentu. Ibuku juga sering ikut bersamanya. Aku tinggal dilingkungan Perumahan kelas menengah. Di sebelah rumahku adalah rumah Pak RT, orang yang cukup berpengaruh disana. Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri. Yang pertama namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.

 

 

 

The post Cerita Sex: Istri Muda Pak RT appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Membalas Selingkuh Suamiku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Membalas Selingkuh Suamiku – Sungguh aku amat bahagia sekali ketika Mas Dodo mengajakku pindah rumah yang baru dibelinya secara cicilan, namun amat bagus dan sesuai dengan seleraku.Apalagi dari pernikahanku yang memasuki tahun ke lima ini kami telah di beri seorang momongan anak perempuan yang cantik dan lucu sekali.Usianya baru menginjak tiga tahun.Sebelum ini kami menempati rumah kontrakan yang kami sewa secara tahunan.

 

 

 

cerita-sex-membalas-selingkuh-suamiku-259x300

Cerita Sex: Membalas Selingkuh Suamiku

 

Cerita Sex – Namun merasa semakin besarnya dan untuk perkembangan pertumbuhan anak kami makanya Mas Dodo mengambil inisiatif untuk mengambilnya juga,meski dengan harga yang cukup mahal menurut aku.Padahal dulunya orangtuaku mengajakku untuk tinggal serumah dengan mereka.Namun karena inisiatif Mas Dodo yang ingin membentuk kelurga yang mandiri maka sebagai istri aku harus menurut kata suamiku. Kini kami sudah menempati rumah hasil jerih payah kami selama ini,yang meskipun cicilan namun bentuk dan luas bangunan rumah ini amat cukup untuk kami membesarkan anak-anak kelak.Selain memiliki halaman yang cukup dan garasi yang bisa menampung 2 buah mobil kami. Dibelakang rumah juga ada pekarangan yang bisa kami gunakan untuk bersantai dan bermain sikecil.

Cerita Sex- Mas Dodo amat tepat memilih lokasi yang masih cukup jauh dari hiruk pikuk kota juga telah memiliki berbagai fasilitas dan akses yang mudah ketempat kami bekerja. Sengaja hingga saat ini aku tidak mengambil pembantu atau baby sitter,karena aku ingin membesarkan anakku dengan kasih sayangku sendiri dan memberikan perhatian untuk pertumbuhan buah hati kami.Jika aku berangkat kerja,maka anakku aku titipkan kerumah ibu yang letaknya tidak jauh dari kantorku.Jadi jika istirahat kantor aku bisa melihat anakku.Ibukupun tidak keberatan jika anakku aku tinggal.Beliau amat suka dan sebagai hiburan baginya, karena adikku yang bungsu sering tidak dirumah dan sibuk kuliah.Kini setiap sore, aku selalu menjemput anakku di rumah ibu. Setiba dirumah aku pun beres-beres pekerjaan rumah juga masak seperlunya untuk sarapan kami sekeluarga.Syukurlah suamiku orangnya tidak neko-neko.

Ia amat menikmati saja apa yang aku suguhkan di meja makan.Padahal aku tahu ia amat lapar jika pulang kantor malam hari.Aku selalu membuatkan masakan kesukaannya jika hari sabtu dimana kami bisa berkumpul lengkap karena libur kantor.Biasanya kami mengisinya dengan masak-masak,atau terkadang makan diluar atau berkunjung kerumah ibu.Dan biasanya ibu sudah menyiapakan makanan kesukaan kami.Selama ini aku rasakan hidupku amat bahagia memiliki seorang suami yang pengertian dan baik.

Dengan rutinitas yang semakin padat juga karena kenaikan jabatan suamiku,maka akhirnya akupun minta mengundurkan diri dari pekerjaan karena buah hatiku amat membutuhkan perhatianku.Namun pimpinan tempat kerjaku malah meminta aku agar tetap bergabung dengan mereka dan aku di beri kelonggaran dengan kerja paruh waktu,aku diberi kebebasan bisa masuk kantor atau terkadang mereka memberikan aku perintah kerja dengan fasilitas online yang terhubung ke rumah aku.Mereka merasa amat membutuhkan tenagaku.Jadi kini aku seakan lega karena selain bisa terus eksis di pekerjaan aku juga bisa mengawasi perkembangan anakku.

Namun kini kebahagiaan aku agak sedikit terganggu dengan adanya gangguan gangguan kecil di rumahku.Jika disaat aku akan keluar rumah dengan mobilku selalu melewati pos penjagaan yang di jaga seorang Satpam perumahan.Aku amat merasa tidak nyaman akan pandangannya yang aku rasa amat kurang ajar itu.Terkadang aku sempat memergoki pandangan matanya kea rah belahan blus kerjaku.Aku merasa risi di pandangi seperti itu.Aku juga merasa di telanjangi jika berpapasan dengannya.Sudah sering memang kejadian ini aku alami di pos rumahku ini.Pernah aku ingin bilang pada suamiku,namun aku masih menahannya agar dia tak merasa terganggu.Namun tiap kali aku lewat dan bertemu pandang dengannya dia selalu menatapku seperti menatap secara cabul.Akhirnya aku tak tahan,suatu malam aku bicarakan dengan suamiku.

“Pa…papa kenal dengan satpam yang item dan gendut itu pa?” tanyaku.
“Yang mana?” suamiku bertanya balik dan mengingat ingat.
“itu tuh yang brewokan itu” kataku menerangkan
“ooohhh…abang Saroji,ya itu namanya Abang Saroji” lalu suamiku bertanya “memangnya mama ada urusan apa dengan dia?”

Lalu aku jawab, “dia koq jika melihat aku tuh seperti mau menelanku mentah mentah lo Pah?”
Sambil tertawa suamiku bilang, “ah…dia orangnya baik koq..papa aja sering di tawari kopi,jika papa pulang malam.Mungkin dia gak tau kali,jika mama adalah istri papa” terang suamiku.

“Tapi dia amat kurang ajar lo pah…dari pandangannya itu.” terangku lagi..

Yah…mungkin dia jarang lihat orang cantik seperti mama ,,,,jadi dia tuh,,masih agak kaget,,jawab suamiku sambil membelai rambutku…Ah…papa..jawabku….agak manyun..

Aku takut pah…jawabku lagi…ya,,,mungkin aja mama dia lihat agak lain dengan yang lain,,misalnya mama jarang senyum atau nyapa dia…jadi ya diaKAYAK itu…terang suamiku lagi.Aku diam mendengar keterangan suamiku.Memang ada benarnya juga kata kata suamiku itu.Selama ini aku jarang bertegur sapa dengan satpam itu.Apalagi mau senyum,,memang sih aku akui itu.

Di blok rumahku memang baru ada dua rumah yang terisi, namun jarak rumahku dan rumah yang satu lagi agak jauh. Apalagi penghuninya jarang keluar rumah dan tampaknya rumah itu jarang di tempati pemiliknya yang seorang karyawan swasta di Jakarta,.mungkin rumah itu di ambilnya hanya untuk investasi saja. Aku jarang melihat penghuninya.Dan masih menurut suamiku,kita yang tinggal di tempat baru ini harus bisa agak sedikit ramah kepada masyarakat sekeliling sebab pemukiman ini baru saja selesai dan dibalik tembok pembatas perumahan ini ada perumahan penduduk setempat.

Suamikupun berkata bahwa tenaga tenaga pembantu di blok blok lain kebanyakan dari penduduk di balik tembok itu termasuk satpamnya.Akupun akhirnya berusaha merubah sikapku selama ini kepada satpam itu. Suamiku juga pernah dapat informasi dari pihak pengembang,bahwa bang Saroji itu adalah jawara di kampung itu.Dan karena alasan keamanan makanya pihak pengembang merekrutnya jadi tenaga keamanan di kompleks ini. Jadi tidak heran jika diantara sekian banyak tenaga satpam di kompleks itu adalah anak buah bang Saroji….jelas suamiku.Makanya suamikupun berusaha berbaik baik dengannya sebab tidak ingin nantinya diganggu oleh mereka.

Hari-hari berikutnya, akupun kembali sibuk seperti biasanya keluar dan masuk kompleks jika ada keperluan. Kini aku sudah berusaha untuk menyapa dan berbaik baik dengan satpam itu. Memang dia juga sudah mulai tidak menakutkan aku lagi jika bertemu di pos. Namun yang aku masih risi adalah pandangan matanya yang seolah menembus busanaku ini yang membuatku kurang nyaman.padahal aku sudah berpakaian dengan benar dan menurut norma ketimuran.Akupun semakin merasa tak nyaman jika dia yang menjaga di pos itu. Kini aku semakin tersiksa karena,suamiku semakin sering dinas keluar kota karena jabatannya bertambah tinggi.

Terkadang mas Dodo keluar kota untuk seminggu atau paling cepat tiga hari. Saat aku dirumah berdua dengan anakku seakan ada yang mengintai. Kadang jika tengah malam terdengar krasak-kusuk di pagar rumahku atau lemparan kerikil di atapnya.Aku sering melihat keluar rumah, namun aneh tak ada seorang yang terlihat.Apalagi aku takutnya karena rumah disebelahku masih banyak yang kosong.Ingin rasanya malam itu aku menelpon mas Dodo atau minta pertolongan polisi, namun tidak kulakukan karena takutnya nanti malah ditertawakan karena belum ada bukti bahwa aku mendapat terror.

Maka, semua itu aku pendam saja di dada, aku hanya berasumsi positif saja,mungkin itu adalah bunyi musang atau tikus yang berjalan mencari makanan di malam hari. Akhirnya malam itu aku tetidur karena pikiranku mulai capai, untunglah anakku tidak terganggu oleh bunyi bunyian itu. Ia terlihat amat lelap tidurnya di kamar sebelah.

Pagi pagi aku bangun dengan perasaan masih ngantuk yang amat sangat karena malam aku tertidur amat larut .Pagi itu suamiku nelpon mengabarkan bahwa ia mungkin pulang agak bergeser harinya,sebab banyak urusan yang belum kelar pada waktunya.Aku mengiyakan saja permintaan suamiku itu,tidak lupa ia juga menanyakan keadaan anak kami.Akupun kembali larut dengan rutinitasku seperti biasanya.Aku kembali mengantar anakku sebelum masuk kantor.Syukurlah di kantor pekerjaan ku tidak terlalu banyak.

Aku hanya bertugas memeriksa hasil kerja staffku lalu aku bisa sedikit santai.Sore seperti biasaya aku pulang dan menjemput anakku kerumah ibu.Aku sempat istirahat sebentar di rumah ibu dan berbincang dengan beliau. Tak lama kemudian aku pun pulang kerumahku melalui jalan yang sore itu agak sedikit macet. Syukurlah sampai dirumah tidak terlalu malam ya kira-kira jam 19.00 wib.Aku pun membersihan tubuh anakku dan tubuhku yang terasa penat.

Beberapa hari kemudian suamiku pulang dan membawa sedikit oleh-oleh untuk kami.Aku sangat bahagia karena kini kami berkumpul kembali seperti biasanya. Karena oleh2 yang dibawa suamiku tidak sanggup kami habiskan sendiri, ia menyarankan agar makanan itu di berikan saja pada Bang Roji. Aku sich setuju saja sebab tidak mungkin bagi kami akan menghabiskan makanan itu. Namun suamiku minta aku yang mengantarkannya ke Bang Roji yang sedang berjaga di posnya. Yah…hitung-hitung basa basi pikirku. Akupun keluar rumah dengan mengendarai sebuah sepeda santai menuju ke posnya. Syukurlah malam itu, ia yang sedang jaga.Dengan sapaan lembut aku sapa dia.

“Bang Roji”lagi jaga ya..bang? tanyaku
“Ooh,,,ibu Risa,,ada yang perlu saya bantu?” jawabnya basa basi.
“Eehh…nggak koq Bang…ini…tadi Mas Dodo dari luar kota dan ia titip oleh-oleh ini” aku menyodorkan bungkusan itu padanya.
“Aduh…koq ngerepotin toh bu” katanya.
“Ah….nggak koq bang, ada lebih aja”jawabku.

Ia pun menerima bungkusan yang kubawa itu walau dengan sedikit rasa sungkan. Aku lalu minta diri untuk pulang. Menjelang pulang ia tak henti hentinya berterima kasih padaku dan juga titip salam buat Mas Dodo.Dalam hati aku tersentuh juga,rupanya dia juga baik tak seperti dugaanku selama ini. Dia sempat menawariku kopi di posnya sebagai basa basinya padaku. Namun dengan alasan bahwa suamiku menunggu dirumah aku pun menolaknya dengan halus dan pamit pulang. Aku lega sekali malam itu. Ternyata dia sungguh baik.,tidak terlihat sedikitpun kebenciannya padaku juga mata nakalnya yang sering melahap tubuhku ini.

Malam itu aku pun bilang pada suami tentang salam yang dititipi Bang Roji padaku.Suamikupun lalu bilang, berarti aku salah sangka selama ini, mungkin saja tindakanku yang kurang berkenan pada dia selama ini.

“Nah..kan apa kata Papa” kata suamiku, “semua itu tergantung kitanya Ma. Dia baik koq kalau menurut Papa”.

Habis berkata aku melihat suamiku senyum-senyum sambil menjiti bibirnya sendiri. Nah aku tahu, jika sudah begitu,dia pasti ada maunya. Aku lihat anakku sudah tidur dikamarnya. Dengan sedikit kode mesra dari suamiku, aku pun masuk kamar dan merebahkan tubuh di ranjang peraduan kami. Ia lalu ikut masuk dan menutup pintu kamar.Tidak lama memang kami sudah dalam keadaan sama sama polos.Malam itu kami ingin menuntaskan kerinduan yang mulai jarang kami dapatkan,karena kesibukan aku juga mas Dodo. Beda sekali jika dibanding saat saat tahun pertama kami menikah dulu.

Kinipun paling sering kami melakukannya seminggu sekali.Itupun jika tidak terlalu capai.Terkadang aku yang siap untuk berhubungan namun suamiku tak siap.Terkadang dia sudah siap namun aku yang lagi capai atau datang bulan.Dan malam ini kami ingin melakukannya lagi.Dengan cara bertahap dia belai dan ciumi setiap inci kulit tubuhku yang putih ini,tanpa terlewat seincipun.Dahagaku malam ini ingin aku tuntaskan bersama mas Dodo suamiku.Kini kami sudah siap siap untuk melakukan penetrasi.Baru saja suamiku akan memasuki aku,tiba tiba kami dikejutkan oleh bunyi kresek-kresek di jendela kamar kami.Langsung saja kami menghentikan aktifitas itu.

Bergegas aku menutupi ketelanjanganku dengan selimut, suamiku bergegas membenahi celana dalamnya juga mengenakan baju. Ia bergegas melihat kearah jendela dan membuka jendela ingin melihat apa yang terjadi diluaran.Aku juga berusaha mengenakan kembali kimono tidurku.Dan menuju jendela tempat suamiku berada.Namun kami tidak melihat adanya aktifitas diluar itu. Semua sunyi senyap, padahal tadi kami tahu ada orang yang sedang mengintip kami. Juga di bawah jendela,ada jejak rumput yang terinjak. Dengan sedikit emosi,suamiku lalu keluar rumah dan akan melaporkan ke pos jaga satpam.Dia lalu keluar rumah di malam yang gelap itu menuju pos satpam. Aku di suruh tinggal dirumah saja agar bisa menjaga anak kami.

Tidak lama kemudian suamiku pulang dan bilang,ia sudah lapor pada satpam dan dijanjikan akan selalu melakukan patroli. Maklum malam itu yang jaga hanya bang Roji kata suamiku.

Semenjak kejadian itu,aku semakin yakin bahwa pengintip itu memang ada.Mungkin selama ini kami selalu diintip jika akan berhubungan suami istri.Apalagi jejak rumput yang ada di pekarangan rumah kami menandakan ada seseorang yang memang iseng.Pikiran aku langsung saja tertuju pada bang Roji pelakunya.Sebab mana mungkin bisa malam itu,orang lain masuk blok rumah kami sedangkan sekeliling ditembok,namun saat di laporkan suamiku bang Roji beralasan bahwa mungkin saja ada orang dari kampung di balik tembok itu.Lagian ia berjanji akan mencari orang yang menganggu itu.Berbagai pertanyaan kembali berada di kepalaku tentang keterlibatan bang Roji malam malam selama ini.Apalagi di blok aku tinggal hanya kami yang selalu ada di rumah.

Beberapa lama kemudian memang tak ada gangguan lagi meski saat suamiku berada di rumah terkadang keluar kota.Aku kini sudah merasa aman dan tak ada lagi yang aku kuatirkan.Begitu juga,dengan Satpam yang bernama Saroji itu,ia terlihat sudah mulai akrab dengan aku dan keluargaku, dia sering menyapa dengan ramah. Melihat aku yang agak kerepotan mengasuh anakku dan mengantar ke rumah ibu,suamiku menyarankan untuk mencari baby sitter. Pernah suamiku ngobrol dengan bang Saroji saat berhenti di pos jaganya. Dalam omong-omong itu, bang Roji menganjurkan agar anak kami di asuh istrinya saja jika kami pergi kerja.

Saat itu aku kurang respek terhadap anjuran suamiku,sebab aku masih belum bias menerima orang seperti keluarga bang Saroji itu.Namun lama kelamaan aku semakin kerepotan juga.Lalu aku minta agar istri bang Roji yang bernama mpok Esih agar mau menjaga anakku di rumahku.Apalagi dia juga bisa bantu aku nyuci pakaian kami.Dan kini mpok Esih sudah bekerja di rumahku meski hanya setengah hari.Terkadang anakku di bawanya ke rumahnya di balik tembok kompleks ini. Kini aku sudah merasa agak tenang dan tak kerepotan lagi.Apalagi suamiku sering berada di luar kota.Bagiku mengenai gaji mpok Esih tidaklah masalah,yang penting aku merasa nyaman meninggalkan anakku padanya.Begitu juga Mpok Esih tidaklah terlalu cerewet orangnya.Ia cenderung amat penurut.Dia tampaknya amat takut dan patuh pada suaminya Bang Roji.Dan selama ini aku lihat dia amat senang kerja setengah hari di rumahku.

Suatu hari disaat aku libur kerja,aku sempat nanya nanya padanya.Rupanya dia adalah istri tua bang Roji.Aku heran juga,kenapa orang seperti bang Roji bisa punya istri dua.Apakah tidak repot menafkahi kedua istrinya.Lalu Mpok Esih,bilang bahwa ia memang amat kesulitan dalam keuangan,dimana anaknya yang dua orang itu harus sekolah, dan gaji suaminya yang harus di bagi dua kepada istrinya itu. Akupun bertanya kenapa dia mau di madu.Dengan sedikit sedih dijawabnya bahwa sudah gak mungkin karena anak anaknya butuh bapak,apa jadinya nanti anak anaknya jika tak memiliki bapak yang akan menafkahinya.

Apalagi Mpok Esih tidak memiliki keahlian yang bisa di andalkan untuk mencari nafkah.Lalu beliau becerita tentang asal mulanya dia terpikat pada Bang Roji yang dulunya adalah seorang preman kampung lalu menuntut ilmu dan jadi jawara.Padahal dulunya Esih sudah dilamar oleh anak juragan sapi asal kampung tetangga.Dan saat itu,dia malah terpikat oleh sosok Saroji yang jawara kampung itu.Dan jika di lihat dari sosok wajah dan perangainya ia tak ada apa apanya di banding anak juragan sapi itu.Apalagi anak juragan sapi itu sekarang sudah jadi orang yang kaya di kampungnya.

Dengan sedikit sedih mpok Esih berbincang panjang lebar tentang latar belakang suaminya yang kelam itu.Begitu juga dengan istrinya yang sekarang.Bang Roji mendapatkan istri mudanya,disaat istri mudanya itu dulu kuliah kerja nyata di kampungnya.Istri muda bang Roji memang masih muda dan menurut mpok Esih masih seusiaku,.namanya Indri, dulunya dia kuliah di sebuah universitas swasta,dan melakukan kuliah kerja nyata di kampung itu.Nah bang Roji amat kepincut dengan gadis kota yang cantik itu.Entah bagaimana caranya kata Mpok Esih,Indri malah mau saja di kawini Bang Roji yang terpaut usia 20 tahun darinya itu.Kini bang Roji sudah berumur 49 tahun kata mpok Esih.

Masih menurut Mpok Esih dulunya sempat ribut ribut dengan orang tua Indri yang tidak setuju atas perkawinan Bang Roji dan anaknya itu.Namun karena saat itu Indri sudah keburu mengandung akhirnya mereka tidak dapat berbuat apa apa.Dan kini dari Istri keduanya bang Roji mendapatkan seorang anak yang berusia 10 tahun.Makanya sekarang bang Roji agak kerepotan memenuhi kebutuhan hidup kedua istri dan tiga orang anaknya itu.Kalau dulu dia cukup banyak uang,karena dari parkir dan kutipan pedagang kaki lima di pasar dia mendapatkan uang jago.Namun sekarang sudah tak bisa lagi karena sudah diambil alih pemerintah.

Aku cukup terenyuh mendengarkan keterangan mpok Esih itu.Aku pun kini selalu memberinya uang agak berlebih agar dia bisa kubantu semampuku.Sebab aku merasa dia amat bisa di andalkan untuk membantu aku. Kini kehidupan akupun berlanjut seperti biasa,namun kini gangguan dimalam malam kembali mulai.Aku merasa ada sepasang mata yang sedang mengintipku saat tidur di kamarku. Namun aku tidak terlalu takut sebab,aku tahu itu hanyalah orang iseng dan tak bermoral. Selain itu atap rumahku sering di lempar kerikil.Aku pun tetap mengacuhkannya.Aku juga tidak melaporkannya pada suamiku.

Dan kini aku kembali merasakan bahwa yang menganggu aku itu adalah orang yang sama yaitu Satpam Saroji.Aku heran kenapa dia masih saja melakukan hal yang demikian padahal aku sudah berbaik baik pada istrinya.Aku tidak mau terlalu memikirkannya,tidak adil rasanya jika aku ikut melibatkan istrinya yang sudah amat susah karena perbuatan Bang Saroji.Aku yakin saja itu perbuatan Satpam Saroji,sebab dibalik sikap baiknya itu tersimpan maksud yang aku tidak tahu.Aku merasakan juga dia sering mencuri curi pandang padaku di saat dia membuka portal gerbang blok rumahku.Dan sampai sekarang aku tidak punya bukti tentang perbuatannya itu.Aku hanya merasa dari bisikan naluri kewanitaanku saja,bahwa orang ini tidak baik itu saja.

Dan aku pun bersama suami pun kembali seperti biasanya.Suamiku pun pulang dari luar pulau dan kamipun melakukan refresing. Kamipun pulang ke rumah malamnya dan malam itu kami melakukan hak dan kewajiban sebagai suami istri lagi. Disaat kami berhubungan itu, aku merasakan ada yang mengintai kami, namun untunglah suamiku telah mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu tidur yang cahayanya cukup temaram. Jadi orang diluar jika bisa ngintip ya tidak bisa menikmati seperti yang kami rasakan. Masih dalam keadaan bersenggama, suamiku membisikku,ma…ada yang ngintip, katanya.Rupanya bukan aku saja yang merasakan suamikupun tahu.

“Pasti orang itu akan pusing deh” kata suamiku sambil memaju mundurkan kemaluannya di liangku.

Kamipun lalau tersenyum berbarengan dengan datangnya orgasme kami yang bersamaan. Setelah berhubungan malam itu, kami menutupi tubuh telanjang kami dengan selimut dan tidur hingga paginya. Selama suamiku berada di sisiku aku, kami mulai mengacuhkan tindakan iseng orang yang melakukan pengintipan itu. Bahkan kini malah aku sepertinya sudah bisa melupakan semua itu meski dihati kecilku masih merasa kurang nyaman. Aku semakin yakin orang itu adalah bang Roji sebab dari caranya memandang aku aja sudah dapat kuterka, apalagi sering melirik bagian bagian sensitif di tubuhku jika ketemu.

Didepan aku aja dia bersikap ramah dan sopan, dia seperti musang yang berbulu domba yang siap untuk memangsa jika lengah. Lagian kini aku punya teman bicara jika di rumah yaitu istri tuanya bang Saroji dan bisa mengorek keterangan tentang latar belakangnya secara detail. Memang pernah istrinya bilang bahwa bang Saroji itu memiliki suatu nafsu yang besar dan dia juga pernah melakukan hubungan seks dengan wanita lain selain istri-istrinya namun mpok Esih tak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya. Ia tidak berdaya jika bang Roji selalu mengancamnya untuk menceraikannya jika terlalu ikut campur. Aku yang mendengar penuturan mpok Esih itu semakin trenyuh melihat penderitaan dan tekanan bathin menjadi istri bang Roji yang tidak punya malu itu.

Kini aku menjalani kehidupan secara normal dan amat bahagia bersama suami dan putri semata wayangku yang kini berusia tiga tahun ini.Memang aku rasakan kini kami sudah tidak lagi rutin melakukan kebersamaan di tempat tidur bersama suamiku.Aku maklum saja karena Mas Dodo sering keluar kota dan aku disibukan dengan berbagai tetek bengek pekerjaan kantor, juga rumah tangga yang membuatku seakan lupa akan hak dan kewajibanku. Kini kami hanya melakukan hubungan badan hanya dua kali sebulan kadang sekali saja. Memang kuakui terkadang dimalam malam tertentu aku amat membutuhkan belaian dan sentuhan seorang suami kepadaku.

Namun aku memendamnya sebab suamiku bekerja keras dan membanting tulang untuk kami juga nantinya. Makanya aku sampai saat ini masih tetap menjalani malam-malam yang sepi tanpa suamiku.Hingga pada saat suamiku pulang,kami pun melakukan hubungan badan untuk melepas rindu kami berdua.Malam itu kami melakukannya beberapa kali hingga aku pun merasakan kepuasan yang amat membuatku lelah dan capai. Begitupun dengan suamiku, dia langsung tertidur dengan nyenyak sekali hingga ia tak menyadari adanya sebuah sms ke handponenya.

Aku yang saat itu belum tertidur dan masih meresapi kenikmatan yang baru aku alami bersama suamiku meraih HP-nya. Aku tak sampai hati membangunkan suamiku. Iseng saja aku buka sms itu, dan….aku amat terperanjat dengan kata kata dalam pesan singkat itu.pesan itu dari seorang wanita yang dari kata katanya amat membuat bulu kudukku berdiri. Kalimat dalam sms itu mengatakan bahwa,dia wanita itu amat menikmati hubungan terlarang bersama suamiku selama ini,dan ingin mengulanginya lagi jika suamiku ke kotanya.

Bagaikan petir disiang hari yang menghantam kepalaku, aku kaget sekali membacanya. Tidak aku duga sama sekali jika selama ini suamiku telah menyeleweng dariku.Ia memiliki wanita lain di kota lain. Pantas saja selama ini ia tidak begitu acuh terhadapku dan seakan tidak membutuhkan diri aku dalam hubungan biologis.Aku memandang tubuh suamiku itu yang masih tertidur dengan nyenyaknya. Aku amat bersedih hati, disaat malam-malam aku menahan gejolak sebagai seorang wanita dan merindukan belaian suami, namun di tempat lain suamiku malah main gila dengan wanita lain, rasa marah bersiliweran di dadaku malam itu.

Namun sebagai wanita dewasa dan berpendidikan, aku tidak akan melakukan hal yang bikin ribut dan pertengkaran. Paginya disaat sarapan, kulihat suamiku terlihat amat gembira seakan tak terjadi suatu apapun jua. Baru setelah sarapan pagi itu,aku minta waktu suamiku untuk membicarakan sms yang aku baca tadi malam. Pagi itu dengan menumpang mobil suamiku, aku pun menuju tempat yang kami anggap sebagai tempat yang bagus untuk membicarakannya. Tempat yang kami pilih merupakan sebuah taman kota yang aku rasa cukup privasi bagi kami berdua, sebelumnya aku telah menitipkan anakku ke mpok Esih.

Dengan kekakuan yang aku perlihatkan saat itu,membuat suamiku menjadi bingung.Ia menduga-duga apa yang akan aku bicarakan bersamanya saat itu.Apalagi,aku memilih tempat di taman kota ini untuk bicara empat mata padahal kata suamiku di rumah saja kan bisa. Aku lalu dengan perlahan bilang tentang sms tadi malam. Suamiku sempat bingung dan dengan kaget ia mencari Hpnya dan membuka sms di hpnya. Ia kaget sekali melihat ada sms dari wanita itu. Dengan muka merah dan menahan rasa malu yang amat sangat ia minta maaf dan mengakui bahwa ia telah melakukan kekhilafan di luar kota. Dengan memohon mohon ia minta agar aku mau memaafkannya. Ia pun berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Aku tentu saja tidak begitu saja percaya akan keterangannya itu.

Aku hanya memikirkan nasip putri kami satu satunya. Apalagi dia akan kehilangan keutuhan keluarganya. Hatiku amat hancur mendengar pengakuan suamiku itu.Dengan berbagai alasan dia bilang bahwa ia juga merasa dijebak oleh rekan bisnisnya di daerah. Dengan memberinya sedikit ultimatum agar menjauhi perbuatannya itu, akhirnya dengan hati yang tidak karuan aku kembali menerima suamiku. Namun aku tidak sepenuhnya percaya padanya, ibarat gelas yang retak amat sulit rasanya untuk menerimanya kembali utuh.Perlu waktu untuk mengembalikan proses kembali sedia kala.

Kini aku kembali kepada kehidupanku. Aku tetap melayani suamiku seperti biasanya, namun jika sudah membayangkan saat dia bersetubuh denganku bayangan akan perbuatannya dengan wanita lain itu kembali muncul hingga membuatku hilang gairah dan padam. Kini aku hanya melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri kepada suami, ibarat kata hanya tubuhku saja yang dinikmatinya, bukan lagi hatiku. Aku seakan mati rasa, bayangan perselingkuhan suamiku membayangiku meski aku tidak melihatnya secara langsung. Keadaan rumah tanggaku semakin kacau semenjak kejadian suamiku itu.

Suamiku pun tetap beraktifitas dan sering keluar kota Namun kini keadaan semakin gak karuan.Tampaknya wanita itu memang tidak memiliki rasa ,sebab pernah aku telpon dan bilang padanya bahwa suamiku telah memiliki keluarga juga anak.Tampak dia tidak peduli dengan keadaan kami.Aku tidak kuasa mengambil keputusan,dengan berbagai pertimbangan dan mengingat masa depan anakku kelak.Kini akupun sudah tak peduli lagi dengan suamiku.Yang jadi prioritas bagiku adalah bagaimana membesarkan anakku ini kelak, jika kemungkinan terburuk yaitu perceraian terjadi.Aku hanya saja sedih karena awalnya keluargaku amat bahagia dan saling sayang.

Berbagai bayangan buruk berkecamuk di pikiranku.Apa nanti kata keluarga besarku jika aku bercerai dengan suamiku ini.Tentunya aku yang akan mereka salahkan karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jujur saja bagiku tidaklah sulit mencari pengganti mas Dodo, apalagi aku juga punya pekerjaan juga usia yang masih muda dan masih cukup mampu menarik hati lawan jenis. Berpikir demikian aku tak sampai hati jika nantinya anakku akan memiliki ayah tiri. Aku semakin sedih memikirkannya.

Suamiku masih tetap seperti biasanya pulang dan tidur dirumahku. Kini keadaan seperti api dalam sekam dan tak mudah di padamkan. Sampai saat ini aku masih melaksanakan kewajibanku sebagi istri kepada suamiku. Malam itu suamiku mencumbuiku,namun aku amat susah untuk mengikuti alunan gairah yang ia pancarkan. Tidak seperti dulunya aku merasakan kenikmatan di saat berduaan dengannya.Namun aku paksakan diriku menerima perlakuannya ini.Hingga aku mendengar kehebohan yang cukup membuat kami menghentikan aktifitas ranjang ini. Suara kehebohan itu berada dihalaman rumahku. Dengan mengenakan pakaian tidur kembali,aku dan suamiku buru buru keluar rumah. Di halaman sudah ada dua orang satpam yang menangkap basah seorang pemuda di dalam halaman rumahku.

Rupanya malam itu rumahku akan disatroni maling,namun berhasil digagalkan satpam. Dan satpam yang menangkap basah maling itu kebetulan bang Roji. Dengan wajah babak belur si Maling itu digebukin hingga bonyok. Suamiku lalu mengikuti satpam yang membawa maling itu ke pos jaga. Rupanya maling itu adalah pemuda dari kampung sebelah dan selama ini penghuni kompleks sering kemalingan karena ulahnya. Malam itu juga malingnya di serahkan ke polisi. Aku sedikit lega, berarti yang mengintip dan melakukan terror di rumahku adalah maling itu.

Aku pun kini semakin akrab dengan Mpok Esih jika sebelum berangkat dia sudah ada di rumahku. Jika aku libur ke kantor kami sering ngobrol-ngobrol mengenai rumah tangga. Aku harus belajar banyak dari dia karena bagimanapun dia lebih tua dan lebih pengalaman dari aku. Begitu juga,kini aku tidak berprasangka lagi pada suami mpok Esih yaitu bang Roji. Bang Roji pun kini sering membantuku mengangkatin barang dari mobilku jika aku pulang dari mal membawa belanja keperluan sehari hari. Aku pun sering memberinya sekedar uang rokok kadang juga aku titipin ke mpok Esih karena bang Roji sering menolak pemberianku.

Suatu hari Mpok Esih,bicara padaku bahwa,ia ingin meminjam uang untuk Dp membeli sepeda motor. Mpok Esih berjanji akan mengembalikannya dengan angsuran gajinya. Dengan niat untuk membantunya aku pinjami dia uang. Rupanya dia membeli motor dengan cara kredit karena setelah dinas bang Saroji bisa mengojek katanya. Masih menurut Mpok Esih suaminya agak malu jika langsung bicara padaku atau suamiku sebab keluargaku telah banyak membantunya. Karena hubungan baikku dan keluarga Mpok Esih terjalin aku agak bisa melupakan kemelut keluargaku. Aku kini sudah bisa menganggap mereka adalah saudaraku karena tidak jarang aku minta bantuan kepada mereka jika aku ada masalah yang tak bisa kuselesaikan, misalnya ada kabel yang putus atau kadang aliran pompa yang rusak.

Di suatu malam saat suamiku sedang keluar kota, hujan turun dengan derasnya dan mobilku sempat menerobos genangan air itu. Beberapa saat menuju jalan kerumahku, mendadak mobilku mogok. Aku kelabakan dan bingung mau menghubungi siapa malam itu apalagi malam itu disekitar jalan itu hanya ada satu dua mobil yang lewat. Tiba tiba aku dapat ide dan aku lalu menelpon ke rumah karena ada mpok Esih. Untunglah dia masih di rumahku baru menidurkan anakku. Aku minta bantuannya agar memanggil suaminya untuk menjemputku tidak jauh dari kawasan perumahan ini.Mpok Esih menyanggupinya.

Beberapa menit kemudian Bang Roji datang dengan sepeda motornya dengan mengenakan mantel hujan. Aku yang masih berdiam dalam mobil bilang,mobilku mogok kena air dan mungkin mesinnya terganggu. Lalu bang Roji berusaha membantuku dengan mendorong mobilku. Naas mobilku tak mau hidup padahal sudah didorongnya agak jauh. Lalu bang Roji bilang padaku agar mobilku di tumpangi saja dulu di warung dekat situ. Sedang aku diantar sampai rumah malam itu karena hujan amat deras. Malam itu terpaksa menumpang di bonceng bang Saroji dengan sepeda motornya hujan hujanan dan memakai mantel hujan yang agak besar hingga tubuhku bisa terhindar dari siraman air hujan.Mau tak mau aku duduk terpaksa seperti laki laki sebab mana mungkin bisa duduk nyamping pake mantel seperti itu.

Aku tak mempedulikannya lagi yang penting malam itu aku harus sampai rumah,walaupun saat itu aku duduknya merapat ke punggung bang Roji.Aku yakin dia tak terlalu merasakan pergeseran antara dadaku dan punggungnya apalagi yang aku tahu ia serius memperhatikan jalanan yang masih tergenang air.Beberapa saat kemudian aku sampai di rumah dan dengan berlari aku masuk rumah.Busanaku saat itu basah sekali,aku langsung ke kamar mandi sementara mpok Esih yang masih berada di rumahku menemui suaminya dan memberikan handuk kecil untuk mengelap tubuh suaminya itu.

Sejak itu hubungan keluarga kami semakin erat, tidak jarang aku mengajak Mpok Esih dan bang Roji untuk jalan jalan ke luar kota, mereka juga membawa seorang anaknya yang sering bermain dengan anakku. Saat itu aku membawanya ke pantai Anyer yang cukup indah. Setiba di pantai itu,aku menyewa dua buahBUNGALOW untik kami.Keluarga bang Roji dan aku bersama anakku.mereka amat senang sekali aku ajak,bagi mereka entah kapan bisa bertamasya ke pantai.Di bibir pantai itu aku perhatikan mereka amat bahagia sekali berlarian bertiga dengan anaknya.

Namun anakku minta ikut juga dengan mereka.Dan dengan senang hati,anakku berlarian di pinggir pantai dengan mereka.Dari jauh aku perhatikan kegembiraan itu,dan jauh di lubuk hatiku ada rasa sedih ,sebab disaat saat libur ini seharusnya anakku mendapat perhatian dari ayah kandungnya. Namun kini ayahnya sibuk dan di hari libur itu tak ada memberi kabar. Aku tahu dia kembali jatuh kepelukan wanita itu. Hati kecilku berkata demikian. Syukurlah kini aku tak lagi mempedulikan suamiku itu, yang ada dalam hatiku adalah gimana membuat buah hatiku bahagia. Hingga hari kedua pun kami akhirnya pulang dengan terpancarnya rona bahagia di wajah keluarga Bang Roji.

Dan hari demi hari berlalu, sebagai seorang wanita dewasa tak bisa ku pungkiri aku membutuhkan seorang laki laki di kehidupanku apalagi dimalam malam saat masa suburku ini. Aku seakan melupakan segala kesalahan suamiku. Aku ingin mereguk kenikmatan ragawi bersamanya. Disaat suamiku berada di rumah, aku sudah mempersiapkan diri untuk melaksanakan kewajibanku itu, namun heran kini malah saat bersama suami tiba-tiba saja gairahku yang sudah naik jadi hambar dan hilang.

Aku berusaha untuk membangunkan kembali keinginanku itu namun tetap hilang tanpa bekas. Kini yang ada di dalam diriku adalah rasa benci yang amat sangat kepada suamiku dan tanpa aku duga juga, suamiku pun mulai berkata kasar padaku. Aku terperanjat dan amat kecewa, selama kami menikah belum pernah rasanya suamiku berkata kasar seperti itu. Kejadian ini semakin sering terjadi didalam kehidupan kamar kami. Kamipun lalu larut dengan kesibukan masing-masing dan seolah hidup dalam bara yang siap meledak.

Aku amat kasihan pada buah hatiku,sebab kini ia seakan kehilangan sosok seorang ayah.Padahal dalam usianya saat ini,ia amat membutuhkannya.Tak heran kadang ia ingin ikut kerumah Mpok Esih untuk tidur di rumah mpok Esih.Apalagi di sana ada anak Mpok Esih yang sering mengajakknya main. Juga ia semakin akrab dengan Bang Roji. Ia terlihat dekat sekali dengan Bang Roji yang ia sebut dengan Pak De.Begitu juga Bang Roji juga senang dengan putriku itu. Sering Putriku di bawa jalan jalan dulu saat ia menjemput Mpok Esih. Kadang ia menangis jika Mpok Esih dan Bang Roji akan pulang. Maka terpaksalah mpok Esih merayunya dulu hingga tidur lalu baru pulang.

Begitu juga putriku sering minta bang Roji untuk ,dating kerumah disiang hari.Ia amat terhibur dengan cara Bang Roji menghiburnya.Aku juga mengkhawatirkan itu.Sebab sosok ayah pada dirinya akan hilang.Aku tak ingin putriku kehilangan sosok ayahnya,bagaimanapun masalah sedang membelit kami.Hingga terjadilah peristiwa yang membuatku semakin kacau dan bingung. Putriku dengan kemanjaannya selalu minta di tidurkan oleh Pak De Roji. Aku tak bisa melarangnya sebab jika tak dituruti maka dia akan terus menangis malam harinya. Pernah aku tak mengabulkan permintaanya itu akibatnya aku yang malah kerepotan. Akhirnya aku membiarkan Bang Roji yang menidurkan putriku dikamarnya. Sedang Mpok Esih sudah pulang duluan sebab tugasnya hari itu sudah habis. Tidak jarang aku memanggilkan Bang Roji ke Pos jaganya untuk menidurkan putriku.

Putriku juga sudah tak lagi terpengaruh jika ayahnya ada di rumah. Tampaknya ayahnya juga tak lagi memperhatikannya. Kini ia merasa lebih diperhatikan Bang Roji yang biasa di panggil Pak De Roji. Dan permintaan putriku itu sering membuatku pusing.Disaat suamiku ke luar kota, putriku minta bang Roji untuk bobo di kamarnya.Permintaannya membuatku heran. Dengan berbagai alasan aku bilang saja Pak De sedang kerja dan tak bisa menemaninya, tapi dia tetap tak percaya.dan malah malam hari itu aku terpaksa membawanya ke pos jaga sekedar membuktikan perkataanku. Barulah ia mau pulang setelah di bujuk Bang Roji.

Kini Bang Roji jika tak bertugas maka ia pasti tidur di rumahku. Demi anakku permintaannyaitu aku penuhi saja. Untunglah istri Bang Roji mau mengerti akan tugas suaminya itu. Aku merasakan merasa asing jika di malam malam itu ada orang lain yang tidur dirumahku. Apapun alasannya itu adalah salah apalagi suamiku tak berada di rumah. Setiap malam hari aku selalu mengunci pintu kamarku, namun aku tetap kuatir akan terjadinya sesuatu di luar nalarku.

Keakraban putriku dengan Bang Roji semakin mengkhawatirkanku. Putriku malah minta agar aku juga ikut menidurkannya di kamarnya dengan mengikut sertakan pak De Rojinya. Aku tentu terkaget kaget atas permintaannya.Dengan berbagai alasan aku bilang bahwa itu gak mungkin apalagi tempat tidurnya sempit, aku memberi alasan apa jadinya jika ayahnya tahu aku tidur di ranjang anakku bersama bang Roji. Putriku tetap dengan permintaanya.bagiku ini adalah dilemma, apa jadinya jika aku tidur seranjang dengan anak dan orang lain yang bukan apa apaku. Aku tahu,lama lama aku bisa saja terjebak kedalam jurang nista. Lalu aku bicara pada bang Roji,bahwa jika putriku sudah tidur ia akan keluar kamar atau keluar rumah,sebab aku tak enak dan tak wajar dilihat orang lain. Apalagi jika suamiku tahu kejadian ini. Bang Rojipun menyetujuinya.

Setelah anakku tertidur ia pun lantas keluar kamar. Kadang ia langsung ke rumah istrinya,ya aku maklumi ia akan menggilir istri-istrinya.Terkadang aku yang keluar kamar jika anakku di tidurkan bang Roji dan setelah bang Roji keluar kamar barulah aku masuk. Namun lama kelamaan kejadian ini semakin biasa terjadi, tak jarang bang Roji langsung tidur di rumahku dan subuhnya baru ia pulang. Namun malam itu,aku amat lelah sekali,hingga aku tak sadar bahwa bang Roji juga tidur di kamar anakku dan dengan berdempet-dempet karena sempitnya. Tubuh kami hanya di batasi oleh tubuh putriku. Namun karena kelalaianku juga aku tak sadar kadang tanganku bersentuhan dengan tangannya di saat anakku posisinya mulai tak beraturan.

Malam itu,aku tak sadar bahwa aku telah tidur seranjang dengan orang lain.Aku tak sadar entah kapan putriku pindah tidur arah bawah kasur yang cukup sempit itu.Kini di atas ranjang hanya aku dan bang Roji juga putriku dibagian kakiku.Aku seakan tak menyadari bahwa kaki bang Roji sudah menempel di betisku dan menggesek gesekan jari kakinya. Aku merasa geli yang amat sangat dan malah menyambutnya, namun aku terbangun dan langsung duduk. Aku lalu memandang bang Roji,sepertinya ia pura pura tidur.

Tak lama kemudian ia bangun dan duduk di pinggiran ranjang. Dengan kaget aku baru mengetahui bahwa anakku sudah berada di lantai.Aku lalu membangunkannya dan mengendongnya ke atas ranjang. Dengan sedikit mimik ketus aku minta bang Roji keluar kamar.Ia lalu keluar kamar.Aku lalu mengunci pintu kamar dari dalam. Mataku tak mau tidur memikirkan kejadian tadi.Untunglah tadi aku terbangun jika tidak entah apa yang akan terjadi malam itu.Semalaman aku memikirkan kejadian tadi kemudian rasa takut mendera aku.

Kini hampir tiap dua malam sekali Bang Roji selalu ada di rumahku. Ia hanya tak dirumahku jika suamiku ada di rumah. Anehnya putriku tidak minta agar bang Roji tidur dirumah jika ayahnya ada. Aku pun semakin memperhatikan pakaianku jika ia berada di kamarku.Tidak jarang aku selalu memakai pakaian hingga dua lapis,berjaga jaga terhadap segala kemungkinan. Dan kini di atas ranjangku Bang Roji kembali menidurkan putriku. Setelah putriku tidur barulah dia keluar kamar dan rumah dan bertugas.Aku heran kini aku tak lagi menaruh rasa marah atau kuatir pada sosok Bang Roji. Padahal awalnya aku amat takut terhadap cara dia memandang tubuhku.

Herannya lagi, kini aku malah semakin kagum kepadanya. Aku merasa dia tidak akan bertindak aneh-aneh padaku. Apalagi di kamar ini hanya ada aku dan dia juga putriku. Jika ia bajingan bisa saja aku di paksanya untuk melakukan hal yang lebih tercela lagi, namun tidak ia lakukan.Aku heran atas sikapku ini. Apakah ini sebagai perwujudan rasa kesepianku selama ini, aku tak tahu. Jujur saja di kantor aku sering diajak rekan rekan pria untuk makan malam atau kadang ngajak nonton. Namun aku tak menghiraukan ajakan mereka sebab aku tak mau menambah beban masalahku yang sudah rumit ini.

Kehidupan pernikahan aku dan Mas Dodo pun semakin tak karuan. Jangankan nafkah sebagai tanggung jawab suami pada istri, nafkah bathin saja dia sudah jarang dia beri. Mungkin ia telah terperdaya wanita simpanannya di daerah itu. Aku semakin di telantarkan. Aku semakin membencinya jika sudah berada dan tidur dikamar. Anaknya saja sudah jarang di gendong juga di sayang sayang apalagi aku. Aku kasihan putriku satu satunya ini. Ia kini hanya mencurahkan rasa memiliki ayah kepada Pak De Roji yang biasa membawanya jalan jalan. Putriku amat membutuhkan figur ayah dimana ia bisa berlindung dan di manja yang semuanya tidak didapatkannya dari ayah kandungnya.

Aku amat kuatir dengan perkembangan putriku ini. Kekuatiranku amat beralasan sebab dia semakin mau mengikuti kemana Bang Roji pergi dan selalu nangis minta ikut hingga Mpok Esih pun kelabakan jika kemauannya tak dituruti. Putriku selalu baru mau diam jika digendong bang Roji beberapa saat. Pernah suatu hari aku akan ke rumah orangtuaku dan membawa putriku.Di gerbang pos jaga, bang Roji sedang tugas. Putriku nangis minta berhenti dan ingin di gendong beberapa saat oleh Bang Roji. Terpaksalah aku menuruti keingannya ini. Aku menghentikan mobil tak jauh dari pos jaga.Bang Roji keluar posnya dan berjalan menuju mobilku.

Aku membuka pintu samping dan putriku langsung menghambur ke pelukan bang Roji. Tak lama memang lalu aku ambil putriku dari gendongan Bang Roji yang saat itu siap siap akan memberikannya ke pangkuanku.Disaat aku menyambut tubuh putriku itu secara tak sengaja tangan bang Roji bersentuhan dengan buah dadaku beberapa saat. Aku merasa sedikit jengah saat itu sehingga dengan buru buru aku tarik tubuh putriku dari pelukan bang Roji. Sempat ia minta maaf atas ketidak sengajaannya tadi. Aku hanya diam saja sambil berlalu dan terima kasih karena gendongannya pada putriku saat itu.Aku lalu masuk mobil dan berlalu .

Selama perjalanan aku masih terbayang kejadian barusan. Aku merasa malu saat di sentuh tadi. Tangan kasar bang Roji seakan mampu merasakan kelembutan payudaraku. Syukurlah kejadian itu tak diketahui orang lain karena di samping mobilku yang parkir. Hari itu aku di rumah ibu tak lama karena akan berbelanja kebutuhan dapur ke mall dan lalu pulang kerumah. Sesampainya dirumah, aku diBantu bang Roji menurunkan dan membawa barang bawaanku dari bagasi mobil. Ini adalah kebiasaannya membantu aku, sedangkan Mpok Esih tak masuk hari ini karena ia pulang kekampungnya di Kuningan sana. Jadi terpaksa rumah aku kunci saja selama aku pergi. Sore itu Bang Roji baru selesai aplusan dengan rekannya dan seperti biasanya ia ada waktu untuk membawa putriku jalan jalan keluar komplek. Aku pun sibuk memasak makanan untuk malam dan esok di dapur.

Aku agak senang karena putriku sudah dibawa bang Roji jalan jalan,sebab akhir-akhir ini ia agak rewel. Setelah selesai masak dan aku mandi dan bersih bersih rumah. Akhir minggu ini aku gak ada acara keluar. Namun akhir minggu ini suamiku masih di luar kota dan juga tak ada beritanya.Lalu tiba-tiba terdengar suara putriku dan Bang Roji memasuki rumahku. Mereka tertawa sambil membawa boneka kesukaan putriku. Setelah mengantar putriku kerumah, bang Roji minta diri sebab ia akan pulang dan mandi katanya.Namun Putriku tetap tak mau lepas dari gendongannya walau dengan berbagai alasan Bang Roji juga berusaha melepaskan putriku. Akhirnya dia malah nangis dan akupun minta Bang Roji untuk menuruti kemauannya saja.

“Bang, mandi aja disini ya” kataku “kasihan Suci gak mau diam jika abang pergi”

Akhirnya terpaksalah Bang Roji mandi di rumahku setelah aku sediakan handuk cadangan dan juga peralatan mandi yang selalu kusediakan. Malah Suci anakku minta bang Roji malam itu tidur di rumahku. Aku hanya diam saja tak bisa melarangnya lagi.

Malam itu,Bang Rojipun menidurkan putriku dikamarnya. Setelah putriku tidur barulah dia ingin pulang sebentar untuk memberikan uang dapur pada istri mudanya. Aku sempat bilang padanya agar malamnya ia balik lagi sebab aku kuatir jika nanti putriku bangun ia akan menanyakannya dan jika tak ketemu maka ia akan nangis lagi kataku. Bang Roji akhirnya menyetujui permintaanku itu dan berjanji akan segera balik secepatnya. Beberapa jam kemudian cuaca berubah hujan deras diiringi angin yang amat kencang. Sempat jendelaku di hempas angin hingga aku tutup dan kunci dari dalam.

Tak lama kemudian Bang Roji datang namun tidak dengan sepeda motornya. Ia sengaja memenuhi janjinya agar putriku tak rewel lagi. Dengan memakai mantel hujan ia buka pagarku yang memang tak di kunci. Lalu ia kuncikan dari dalam. Sampai di pintu depan ia buka mantel hujannya dan membunyikan bel rumahku. Aku tahu itu bang Roji lalu membuka pintu dan lalu memberinya handuk karena percikan hujan membuatnya tubuhnya basah. Aku mencarikan pakaian bekas suamiku yang tidak terpakai lagi untuk mengganti bajunya yang basah itu, lalu memberikan kepadanya.Di kamar mandi ia ganti bajunya dengan kaos yang kuberikan itu.

Tak lama kemudian ia keluar kamar mandi dengan mengenakan celana pendek yang telah ia sediakan. Bang Roji,bertanya padaku,bagaimana Suci putriku apa bangun tadinya, kujawab saja putriku sangat nyenyak tidurnya. Mungkin sudah capai saat dibawa keliling sore tadi jelasku. Dia membuka pintu kamar putriku dan seolah itu anak kandungnya ia ciumi pipi putriku dengan penuh kasih sayang. Aku terenyuh melihatnya, ayah kandungnya saja sudah tak pernah menciumi putrinya. Aku kagum dan salut akan perhatian Bang Roji pada putri semata wayangku ini padahal kami bukanlah siapa siapanya namun perhatiannya pada keluargaku membuatku semakin kagum dan menilainya amat baik.

Malam itupun dia berjalan kearah ruang tengah untuk menonton acara televisi, sementara aku kedapur membuatkannya secangkir kopi juga membawakannya makanan kecil.Aku tak lupa menyilahkannya untuk duduk saja di sofa itu dan tak usah terlalu sungkan.Aku lalu menaruh kopi dan makanan itu di meja kecil dekat televisi.Sedang aku lalu mencari majalah yang akan aku baca di kamarku.Sebab aku ingin ke kamar,apalagi aku kurang merasa nyaman jika di ruang tengah ini bersama dia. Apalagi hari telah beranjak malam. Sambil berlalu aku minta jika mau tidur Bang Roji jangan lupa mematikan TV sebab aku akan masuk kamar. Dia menyanggupinya. Hawa dingin malam itu membuatku semakin menjadi ingin cepat-cepat masuk kamar.

Baru saja aku masuk kamar dan ingin baca majalah, tiba-tiba lampu padam. Aku keluar kamar dan syukurlah lampu emergency langsung nyala. Begitu juga di kamar anakku,jadi dia tak akan terbangun karena lampu mati. Aku lihat Bang Roji,masih sibuk mematikan TV lalu mengecek kontak listrik yang berada di luar rumah, siapa tahu ada yang koslet katanya. Rupanya padamnya lampu karena ada gangguan angin dan dimatikan PLN sebab lampu jalan juga padam. Dia lantas masuk kedalam rumah.Aku pun bilang agar dia tidur dikamar putriku saja apalagi di kamar itu tersedia karpet tebal di lantai yang biasa untuk bermain putriku

“Itu bisa dijadikin alas tidur Bang” kataku.

Dia lalu masuk kamar putriku dan membentangkan karpet itu di lantai. Akupun membantunya mengambilkan karpet. Tanpa sadar aku terpeleset di dalam kamar putriku itu, kakiku terantuk kayu tempat tidur karena cahaya yang kurang terang. Aku meringis kesakitan, Bang Roji mendengar ringisan kesakitanku. Dia lalu berusaha memapah aku untuk duduk di pinggiran tempat tidur putriku. Lalu dia menanyakan letak balsam,aku lalu menunjuk ke arah kotak obat yang terletak di ruang makan dekat dinding lemari.

Beberapa saat Bang Roji keluar mengambil balsam untuk kakiku ini.Aku masih meringis kesakitan di mata kakiku. Tak lama kemudian kembali kekamar dan berusaha memijiti mata kakiku yang terasa sakit. Dengan mengoleskan balsam ke tempat yang sakit dia juga memijitinya. Aku merasa nyaman dipijit olehnya. Itulah aku merasakan kulitku di sentuh laki laki lain. Lambat laun rasa sakit mulai berkurang dan terasa nyaman. Dengan intens ia terus memijiti telapak kakiku dan dengan sekali hentak aku terkejut karena sakit lalu rasa sakit itu mulai berkurang. Bang Roji memandangiku dari bawah.

“Bagaimana rasanya Bu?” tanyanya.
“agak enakkan bang” jawabku singkat.

Aku merasakan kini pijitannya mulai naik kearah betisku, aat itu aku masih duduk di atas pinggiran ranjang putriku dan kulihat dia masih nyenyak tidurnya. Ia seakan tak terganggu oleh suara hujan yang masih deras dan angin kencang diluar rumah.Aku mulai merasakan geli di sekitar betisku. Gerakan pijatannya amat membuatku merasakan kehangatan tangan Bang Roji dan syukurlah saat itu aku mengenakan celana panjang piyamaku, jadi betisku yang putih ini masih terlindung dari pandangan matanya.

Beberapa saat setelah merasakan enakkan aku pun turun ke lantai yang telah dialas dengan karpet tebal yang akan ditiduri Bang Roji.Aku bersandar di pinggiran kayu tempat tidur putriku.Aku amat berterima kasih pada Bang Roji atas bantuannya itu. Akupun sempat memujinya yang pintar mijat, dengan merendah ia bilang itu hanya kebetulan.Aku sempat kurang nyaman saat dia menyebut aku Bu,padahal dia lebih tua dariku.

“Bang,,,jangan panggil aku Bu, panggil aja aku dik atau nama aja” kataku, “aku gak enak…apalagi abang lebih tua dariku”

“Baiklah jika begitu dik Risa” jawabnya lagi,
“O ya, dik Risa, koq mas Dodo jarang kelihatan sekarang ya?” tanyanya.

Aku sempat terkejut dia menanyakan tentang suamiku. Lalu aku jawab saja bahwa suamiku kini ditempatkan di pulau luar jawa, jadi dia lebih banyak disana dari pada disini terangku.

“Koq dik Risa gak ikut ke sana juga, kan kasian Suci” ,katanya.
“Yah, begitulah Bang, aku kan tidak bisa pindah kerja juga, apalagi kini aku telah lama kerja di tempat yang sekarang, jadi sayang jika harus berhenti.” jawabku menutupi kemelut dalam rumah tanggaku.

Kami lalu berbincang mengenai beberapa hal yang memang jarang aku dengar dari mulut bang Roji. Malam itu aku berkempatan bicara banyak dengannya juga tentang masa lalu dia dan kedua istrinya. Kami berbincang hingga malam semakin larut, namun anehnya aku tak merasakan kantuk. Akupun tak terlalu kuatir jika besok bangun kesiangan, apalagi sabtu dan minggu aku libur di kantor. Masih di kamar putriku aku seakan menemukan lawan bicara yang enak diajak bicara.

Meskipun aku tahu kadang Bang Roji amat polos dalam pembicaraan namun aku tahu dia cukup berpengalaman dalam hal pergaulan bermasyarakat. Kadang aku senyum-senyum mendengar dia bicara mengenai sifat dari kedua istrinya itu. Dari situ aku tahu ia bukanlah seorang satpam sembarangan. Dia juga memiliki segudang ilmu kanuragan juga silat yang di tuntut dari mudanya.Dan merasa pembicaraan semakin hangat aku pun berusaha keluar kamar anakku untuk mengambil air minum.

Namun baru beberapa gerakan mau berdiri tiba tiba aku tak tahan, kakiku seakan ngilu. Aku tak sanggup berjalan ke luar, syukurlah aku tak sampai jatuh karena keburu di sambut Bang Roji ke pangkuannya. Aku di papahnya duduk kembali di tempat semula.Dia bilang aku jangan berjalan dulu, biar dia yang ambil minuman katanya. Aku diam saja dan diapun keluar kamar mengambil yang aku maksud tadi.Kemudian dia kembali ke kamar dan membawa air minum kekamar.Lalu aku di suruhnya berbaring aja agar dipijat lagi.Aku mengikuti saja permintaannya itu.Bang Roji lalu mengambil bantal yang ada di atas ranjang putriku.Lalu diletakkannya di atas karpet dan aku disuruh rebahan agar gampang dipijat .

Selama dipijat aku merasakan amat rileks meskipun saat itu aku bersama pria lain. Sambil memijat kami selalu berbincang sampai ke hal masalah rumahtangga. Aku merasakan kenikmatan pijatannya telah membuatku kegelian dan merasa tercambuk gairah. Syukurlah saat itu bang Roji tak melihat perubahan di wajahku.Jujur saja saat itu aku mulai terangsang, kaki celana panjangku sudah naik kearah lutut. Bang Roji menghentikan pijatannya,dia merasa aku sudah tak sakit lagi.Aku di suruh untuk menggerakkan kakiku itu. Syukurlah kembali baik dan gak terasa lagi sakitnya. Bang Roji lalu bilang dia akan keluar saja sebab malam sudah larut katanya. Aku lalu berdiri dan minta dia tidur dikamar ini saja, biar aku yang keluar kamar kataku. bang Roji pun menuruti permintaanku. Aku kembali bangun dari rebahan dan duduk, Bang Roji pun kembali duduk diatas karpet itu.

Namun dia memandangku dengan senyam senyum. Aku heran apa yang menyebabkan ia tersenyum seperti itu. Lalu dia bilang,yang seharusnya memijati aku adalah suamiku, dik Risa ini aneh katanya. Dengan menutupi keadaan rumah tanggaku, aku bilang saja bahwa suamiku kini di tempatkan di daerah dan menjadi kepala cabang perusahaanya. Dengan mengangguk Bang Roji bilang, kenapa aku gak ikut pindah kesana. Akupun beralasan gak enak meninggalkan pekerjaan yang telah aku rintis dan memulai yang baru lagi ditempat lain,apalagi kini kami sudah memiliki rumah yang harus kami selesaikan cicilannya. Ia tampaknya mengerti dengan keteranganku.

Aku merasa malam semakin dingin, berdiri melihat putriku. Kututupi tubuhnya dengan selimut tebal, sebab aku kuatir ia akan kedinginan malam itu.Lalu aku kembali duduk di lantai beralas karpet itu dan ngobrol lagi dengan Bang Roji, sepertinya dia belum ngantuk, aku juga. Kami ngobrol masalah Mpok Esih juga istri mudanya kadang diselinggi obrolan masalah sex dia dengan kedua istrinya. Aku mendengar dengan penuh perhatian. Diam diam dalam hatiku merasa iri akan perhatian dia pada istrinya juga rasa tanggung jawabnya pada keluarganya. Amat berbeda sekali dengan yang dikatakan Mpok Esih selama ini. Sebagai laki laki aku rasa ia amat bertanggung jawab, tidak seperti suamiku saat ini yang melalaikan keluarga.

Tanpa aku sadari aku menaruh simpati padanya, meskipun dia adalah seorang satpam dan tukang ojek serabutan. Namun karena tanggung jawabnya pada keluarga ia bisa menghidupi kedua keluarganya. Saat itu aku merasa amat kecil didepannya. Herannya aku semakin tak kuasa mendengar obrolannya yang amat menyentuh hatiku. Karena merasa capai dengan posisi duduk, akupun merebahkan kepala di bantal kecil. Sambil rebahan aku mendengarkan kisah juga tentang kenakalannya dimasa lalu. Aku antusias mendengarnya meski mulai dihinggapi rasa dingin yang menusuk tulang, padahal aku sudah memakai celana panjang kimonoku. Bang Roji melihat aku yang kedinginan menyarankan aku untuk memakai selimut atau sweater. Aku hanya mengambil selimut dari lemari kamar anakku dua lembar.yang satu buat Bang Roji dan yang satunya aku pakai.

Kututupi tubuhku dengan selimut, namun Bang Roji belum akan tidur tampaknya. Aku merasa saat itu seakan bisa menerima dia dan juga perhatiannya pada kami selama ini. Ia tampaknya tulus memberikan bantuan tenaga dan juga mau menemani putriku yang tanpa pamrih itu. Heran aku kini koq semakin merasa dia adalah sosok laki laki yang aku rasa bisa memberikan perlindungan padaku, pikiran pikiran itu muncul tiba tiba. Adakah aku telah kehilangan akal sehatku dengan menempatkan seorang pria yang dulunya amat aku takuti dan curigai karena perbuatannya dan juga kelakuannya yang amat tidak aku sukai sebagai sosok laki laki pelindung.

Aku semakin kehilangan akal sehatku dan menilai nilai diri Bang Roji dengan penilaian yang amat plus dan tak menghiraukan dari mana dia dan bagaimananya sifat dan latar belakangnya selama ini.Aku kini telah mengenyampingkan peran dan sosok suamiku yang notabene masih sebagai kepala keluarga dan suamiku yang syah. Disaat itulah aku dikejutkan oleh panggilan Bang Roji yang tiba tiba mengagetkan aku yang sedang melamun.Aku tersadar bahwa telah melamunkan hal yang gak aku sadari itu.Aku lalu hanya senyum dan bilang tadi aku hanya membayangkan apa yang Bang Roji ucapkan.

Ia pun lalu bilang jika aku ngantuk ya tidur aja kekamar sebab ia masih belum ngantuk katanya. Aku merasa malu saat diingatkan disaat lamunanku terbang kemana mana. Bang Roji pun bilang,apa aku punya masalah,sebab dari tadi saat dia ngobrol aku sepertinya menerawang dan tak nyambung. Dengan muka agak merah, aku mengangguk dan membenarkan tebakannya itu.Bang Roji pun terdiam dan hanya memandangku saja, matanya tajam memandang bola mataku.Aku hanya menundukkan wajahku, tak tahan ditatap seperti itu. Ia lalu berkata, jika aku tak keberatan ya boleh diutarakan aja katanya lagi.

Lalu ia bertanya apakah selama ini ia dan istrinya sering membuatku merasa terganggu.Aku jawab bahwa gak ada hubungannya lo Bang dengan keberadaan Bang Roji disini. Lalu ia menebak lagi, apakah suamiku tak suka jika ia dan istrinya sering membantuku? Aku hanya menggelengkan kepalaku,pertanda tebakannya tak benar.Bang Roji lalu bilang,jika ia menganggu ketenangan aku,ya dia biar keluar kamar saja katanya sambil berdiri. Aku lalu menahan tangannya agar tidak keluar kamar.Aku heran kenapa saat itu langsung menahan tangannya untuk berdiri padahal dia bukanlah siapa siapa aku.

Merasa aku tak menghendaki dia keluar kamar, Bang Roji pun mengurungkan niatnya.Dia lalu kembali duduk disampingku.Ketika itu tangannya masih berada di genggamanku.Herannya aku tak juga melepaskan tangan Bang Roji.Kini kami duduk di lantai dengan berdampingan.Dengan suara yang agak serak aku minta Bang Roji menemani aku sambil ngobrol meski aku tak peduli lagi aku bersama siapa malam itu.Apalagi aku lihat putriku masih terbaring nyenyak dalam tidurnya,ia tak akan tahu bagaimana problema yang aku rasakan saat ini.

Apalagi untuk anak seusia itu yang masih kecil. Disaat itu sebenarnya aku ingin ada yang menemaniku dan mendengarkan keluh kesahku yang kini mendera, aku merasakan Bang Roji cocok untuk diajak ngobrol paling kurang sebagai penampung unek-unekku. Akupun lalu menumpahkan segala beban yang ada di hatiku selama ini dan tak lagi memandang dia siapa. Mulai dari saat aku menempati rumah ini hingga masalah rumah tanggaku yang dilanda dilema.

Dia juga semakin antusias mendengar penuturan aku. Bang Roji pun semakin merapatkan tubuhnya kepadaku yang pada saat itu aku juga butuh tempat merebahkan kepalaku.Dalam keadaan labil saat itu,aku mandah saja di dada bidangnya. Perlahan aku seolah nyaman rebah di dadanya, diapun berusaha membuatku rileks. Aku mulai merasakan rasa damai dan tentram saat itu. Bang Roji lalu berusaha membelai belai rambutku.Ada rasa hangat yang aku rasakan di saat itu.Belaiannya di kepalaku seakan mampu menghilangkan kegundahanku selama ini.

Aku sendiri sebenarnya amat bingung saat itu.Apakah yang terjadi sebenarnya didalam diriku.Aku pun masih memegang tangan kiri Bang Roji dan Bang Roji masih membelai rambutku juga samping pipiku.Aku merasakan semua masalahku selama ini hilang saat itu.Kini aku memasrahan diri pada Bang Roji.Aku seolah tak memiliki pilihan lain lagi untuk keluar dari masalah ini.Aku tahu ini amat bertentangan dengan norma kepatutan dan norma di masyarakat,apalagi dia adalah seorang satpam yang tidak berhak ikut dalam prolema keluargaku.Apa sih yang dapat aku harapkan dari dia? pertanyaan pertanyaan itu sering muncul di benakku.Namun kemudian hilang begitu saja,seolah aku amat membutuhkan nya tidak saja aku butuh teman curhat juga butuh hal lain yang tidak aku dapatkan dari suamiku.Namun sebagai wanita aku masih dibatasi oleh rasa angkuh yang tidak akan meminta sesuatu itu padanya.

Sebagai laki laki dewasa dan berpengalaman ia seolah tahu apa yang aku butuhkan.Tanpa bicara ia mulai membelai belai pipiku yang halus dan memberikan hawa nafasnya ke tengkukku. Rasa geli dan hangat mulai menjalariku. Aku semakin membiarkannya melakukan itu,dan suatu kesempatan dengan keberaniannya ia pun mencium bibirku.Aku terkejut dan melepaskan kulumannya pada bibirku. Kulumannya terlepas, namun anehnya aku tidak berusaha menjauh dari pelukannya. Aku kemudian melengoskan wajahku kearah lain padahal aku melakukan itu semua adalah untuk menghindarkan kesan aku amat butuh saat itu. Tampak Bang Roji bukanlah laki laki kemaren sore yang bisa aku bikin semaunya. Tanpa di suruh dia lalu meraih wajahku dan kembali mengulum bibirku beberapa saat.

“Sudah ahhh Bang, aku gak bisa bernafas nih” kataku berusaha melepaskan kulumannya.

Namun apalah dayaku untuk menahan setiap tindakannya. Dia lalu melepaskan kulumannya dari bibirku, namun sebelah tangannya sudah memasuki blus piyamaku. Dengan perlahan dan pasti,jari-jarinya memasuki belahan dadaku dan berhenti di putting susuku. Rasa geli,juga nafsu mulai melandaku. Aku tak kuat diperlakukan begitu olehnya. Tanganku berusaha menahan gerakan jari-jarinya yang sudah berada di dalam bhku saat itu, bagaimanapun aku merasa malu. Dengan sebisaku aku berusaha menahan setiap gerakan jari-jarinya di permukaan putting susuku. ekuat aku menahannya sekuat itu pula ia berusaha memilinnya ingga usahaku menahannya semakin melemah karena deraan nafsu yang sudah mulai mempengaruhi setiap sendi tubuhku.

Di perlakukan seperti itu,aku semakin terjerat oleh percikan birahi yang di kobarkan Bang Roji.Perlahan dan pasti ia berhasil melepas atasan piyama tidurku. an kini hanya tinggal bh yang hanya menutupi sebagian kecil didadaku.Aku semakin terjebak ke jurang gairah yang mulai menampakkan wujudnya. Aku pun kini seolah ikut menerima perlakuannya saat itu. Rasa hangat yang di pancarkan jari jari Bang Roji di permukaan kulitku sanggup membuatku merelakan dia melepas pengait bh yang aku kenakan saat itu.

Lalu bibir Bang Roji mulai merayap dan menggigit kecil putting susuku secara perlahan,dan mampu membuatku seolah kembali menjadi seorang wanita dewasa yang sempurna.Kulit dadaku seakan rela menerima semua perlakuannya saat itu.Berulang ulang ia ekspos kedua bukit dadaku dengan intensitas yang meninggi.Aku serasa di perlakukan utuh sebagai wanita. Dengan kedua tanganku aku raih kepala Bang Roji,seakan tak rela ia menyudahi tindakannya itu.Saat ini aku tak peduli lagi siapa Bang Roji dan apa statusnya,yang penting saat ini bagiku,bagaimana dahagaku terpuaskan. Merasa aku sudah menerima semua perlakuannya, Bang Roji membisikkan sesuatu padaku.

“Dik…Rissa, dikamar dik Rissa aja kita lanjutkan…gimana? kasian nanti Suci bisa bangun” terangnya dengan suara yang menahan sesuatu.

Ia seakan yakin aku akan mau melakukan hubungan yang lebih lagi denganku malam itu. Aku juga sadar Bang Roji,ingin melakukannya dikamarku agar anakku tidak terbagun dan tak ingin nantinya anakku mengerti tentang hubungan yang kami lakukan.Saat ia meminta pindah kekamarku,aku terbayang sedikit tentang kejadian yang akan terjadi.Apalagi status kami yang cukup berbeda itu. Masih ada harapan bagiku untuk membatalkan keinginan Bang Roji saat itu. Sebelum aku bangun dari rebahan di lantai bersama Bang Roji aku kembali memunguti bh dan atasan piyamaku.Aku langsung saja mengenakan atasan piyamaku tanpa mengenakan kembali bh yang telah terlepas dari tubuhku oleh Bang Roji tadi.Bra itu tetap aku pegang dan aku pun berdiri, lalu membuka daun pintu yang masih tertutup.

Akupun keluar dari kamar anakku dan berjalan kearah kamarku. Bang Roji saat itu mengikuti aku kekamar. Kudorong pintu kamar dan masuk ke dalamnya. Sesampai dalam kamar aku duduk diatas ranjangku. Bang Roji lalu menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia lalu duduk disampingku, diraihnya tanganku dan dibawanya kebibirnya dan diciuminya. Melihat tingkahnya itu,aku seakan terenyuh akan sikapnya yang terlihat sabar. Aku yakin tanpa aku mintapun malam ini ia akan melakukan hal yang belum pernah aku lakukan selain dengan suamiku.

Aku tahu ini,amat bertentangan dengan norma agama dan adat ketimuran yang kuanut, apalagi aku termasuk wanita Jawa yang amat menjunjung tinggi tata krama, namun saat ini seakan hilang semua. Perbuatan dan penyelewengan suamiku seakan mencambuk diriku untuk melakukan pembalasan, meski saat itu aku menyadari tidaklah benar tindakanku saat ini. Bang Roji,menyadari juga perbuatannya saat itu,menyalahi hukum dan amat tercela,dengan suara berat seolah menahan sesuatu dia masih sempat bertanya padaku.

“Dik Rissa rela..akan perbuatan abang ini?” sambil menatap bola mataku dalam dalam.

Aku pun memandangnya dengan tatapan yang tajam seolah menantang dia ,namun hanya beberapa saat.Aku kembali menundukkan mukaku ada rasa malu jika aku memintanya melakukan itu.Bang Roji adalah laki laki dewasa yang sudah amat banyak pengalaman seolah tahu apa yang harus ia perbuat. Sikap diamku saat itu seakan persetujuan untuk perbuatannya selanjutnya. Sambil meraih kedua tanganku lalu tubuhku dibawanya kepelukannya. Kini tubuh kami amat dekat, meski saat itu kami masih mengenakan pakaian. Namun karena aku tak memakai bra saat itu,seolah mampu membuatnya semakin bernafsu padaku.

Ketika aku dalam pelukannya,aku merasakan ada rasa damai dan hangat yang sudah lama tidak aku rasakan lagi.Ada rasa nyaman dalam pelukan Bang Roji yang bidang dan berotot itu,meski aku akui ada juga bau yang kurang sedap aku rasakan saat itu.Namun semua rasa yang ada dalam diriku seolah mampu mengalahkan bau bauan yang kurang sedap itu.Aku semakin tenggelam dalam sosok tubuh Bang Roji,iapun lalu mengulum bibirku,Aku berusaha semampunku untuk menerima kulumannya,namun kembali bau kurang sedap dari mulutnya karena rokok dan juga makanannya membuatku seakan hilang gairah.

Masih dalam pelukan ketat Bang Roji,akupun kembali terpaksa menerima kuluman panasnya di bibirku.Rasa geli karena kumisnya yang bergesekan dengan bibirku mampu membuatku terlena. Apalagi jelajahan lidahnya didalam rongga mulutku mampu membuatku susah untuk bernafas.Dipancing seperti itu,aku mau tidak mau membalas kuluman Bang Roji,hingga membuat lidah kami seakan saling berkait dan ludah kami bercampur satu sama lainnya.Dengan lincah tangan Bang Rojipun melepas kancing atasan piyamaku hingga terlepas ke lantai.

Jari-jarinya itu pun memilin dan memutar putting dadaku hingga aku semakin terlonjak nafsuku. Puas memainkan lidahnya di bibirku mulutnya turun melata dikulit dadaku. Kembali aku merasakan geli yang amat sangat diperlakukan begitu. Aku hanya bisa meraih kepalanya yang saat itu berada dibelahan dadaku. Kalung yang aku gunakan seolah mengganggu aktifitas mulutnya didadaku.

Dengan tangan kirinya ia singkirkan kalungku kearah tengkukku lalu kembali ia menyedot bukit dadaku bergantian kiri kanan.Berbagai rasa kembali menderaku. Aku masih meraih kepalanya seakan tak ingin cepat berlalu.aku merasakan rasa basah di organ vitalku saat itu.beberapa lama bang Roji menggigit gigit dadaku dengan lembut dan meninggalkan tanda di dadaku yang putih. Aku hanya mampu memicingkan mataku dan menuruti perbuatan Bang Roji. Tiba tiba ia menghentikan aktifitasnya pada dadaku.Aku pun membuka mataku,ingin tahu apa yang menyebabkan ia menghentikan perbuatannya itu.

Jujur saja aku merasa kecewa karena ia menghentikannya, namun aku diamkan saja. Rupanya Bang Roji sedang melepaskan kaos yang ia kenakan dan tampak dadanya yang bidang,juga berbulu lebat. Di bahunya terlihat sebuah tatto yang aku kurang mengerti gambarnya. Setelah kaos yang ia kenakan lepas dari tubuhnya iapun langsung melepas celana panjangnya. Kini ia hanya mengenakan celana dalam yang sudah terlihat menguning dan ada lubang disana sini.

Namun aku juga sempat melihat tonjolan besar dibalik celana dalamnya itu. Dengan masih memakai celana dalam,bang Roji berjalan menuju aku. Dia meraih daguku dan kembali mengulum bibirku beberapa saat. Kemudian aku pun dibaringkannya diatas ranjangku. Saat aku terbaring menanti Bang Roji, dia terlebih dahulu mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu meja disamping ranjangku. Dengan hanya diterangngi lampu tidur,ia menaiki ranjang tempat aku tergolek pasrah.Aku tergolek lemah diranjang dengan bertelanjang dada dan masih mengenakan celana pendek piyamaku. Bang Roji menuju kearah kakiku, ia berusaha melepaskan celana piyamaku. Tidaklah susah melakukan hal itu sebab aku sudah amat pasrah padanya.

Celana yang aku kenakan dilepas dan diletakkan dilantai samping ranjangku. Kini organ vitalku hanya tertutup cd putih berbahan katun. Aku berusaha menyilangkan kakiku agar basah di belahan kemaluanku tak terlihat Bang Roji. Bang Roji tidak melepaskan cd yang aku kenakan itu.Ia membuka kedua kakiku. Lalu salah satu tanganku masuk kedalam kain tipis penutup organ vitalku ini. Aku terkaget tak menduga ia akan memegang kemaluanku. Tanganku langsung menahan tangannya. Namun ia amat kuat dan tak berhasil kucegah jari-jarinya mulai masuk ke dalam jepitan kemaluanku.Aku merasakan seperti disengat aliran listrik yang sanggup membuatku kegelian dan seakan meledak.

Bang Roji terus mengekspos daging kecil di belahan kemaluanku membuatku semakin tak mampu menguasai diri. Hingga akhirnya aku orgasme dan menjerit histeris oleh perbuatan tangan Bang Roji. Lelehan air cintaku seakan membasahi jari bang Roji.Bang Roji lalu menarik dua jarinya yang basah oleh air cintaku. Ia membawa kedua jarinya yang basah itu ke bibirnya dan menjilatnya. Tanpa ragu ia mencicipi air cintaku. Aku tak sanggup melihat perbuatannya saat itu. Tubuhku semakin lemah karena orgasme yang kualami setelah beberapa lama tidak lagi aku dapatkan. Aku tergolek pasrah dengan kedua kaki terbuka. Kini Bang Roji berusaha melepas cdku yang basah oleh cairan orgasme. Tak sulit ia melepas cdku saat itu karena aku sudah amat lemah dan aku pun sudah tak merasa malu karena kini aku sudah telanjang bulat didepan orang lain selain suamiku.

Kepasrahan aku membuatku tak merasakan rasa malu ditelanjangi saat itu. Aku tak merasakan lagi dinginnya malam yang diguyur hujan deras saat itu, yang aku rasakan hanya rasa puas,dan terbang keawang awang. Tubuhku yang basah oleh keringatku pun tak lagi aku hiraukan juga jejak cupangan di sekujur dadaku. Melihat aku yang masih telentang menikmati orgasme yang aku dapatkan Bang Roji pun seolah mengerti aku butuh waktu beberapa saat untuk melepaskan rasa yang kini menderaku. Tak membutuhkan waktu lama untuk kembali kekeadaan semula. Aku sadar bahwa Bang Roji juga ingin kupuaskan namun yang pasti dia ingin menggauli aku seperti hubungan suami istri

.Aku merasa bimbang saat itu.Apakah aku akan membiarkannya memasuki aku atau menghentikannya.Aku tak punya keberanian saat itu.Aku tahu yang ia ingini seperti umumnya laki laki ingin hubungan itu bukan hanya kepuasan sepihak seperti yang aku dapatkan barusan. Bang Roji memandang aku dan dengan tatapan matanya, ia seakan minta aku rela untuk disetubuhinya. Aku pura pura tak mengerti apa yang dia ingini itu. Melihat kondisi aku yang sudah sedia kala,Bang Roji melangkah kearahku. Ia berusaha kembali memancing nafsuku dengan menciumi balik telingaku hingga tengkuk aku yang masih tersisa butir-butir keringat.

Aku kembali merasakan geli dan gairah yang kembali muncul. Dengan penuh kesabaran Bang Roji tanpa merasa jijik sekalipun,menjilati kulitku,mulai dari leher,dada,perut,hingga belahan kemaluanku. Dia juga menjilati kedua kakiku. Aku merasa seorang ratu yang diperlakukan seperti itu. Tanpa merasa jijik sedikitpun ia jilati semua permukaan kulitku yang masih basah oleh keringatku. Punggungku dan belahan pinggulku tak luput dari jelajahan lidahnya. Aku semakin merasa salut dan kasihan atas perlakuannya itu padaku. Aku tak akan mungkin menolak kehendak bang Roji saat itu. Ia memperlakukan aku lebih dari apa yang selama ini aku bayangkan.Ini juga mungkin rupanya yang membuat Mpok Esih dan istri mudanya tak mau dipisah oleh bang Roji.

Dengan telaten Bang Roji seperti memandikan aku dengan lidahnya.Tak terlihat sedikitpun rasa lelah dan bosannya saat itu.Diperlakuakn seperti itu seakan mampu memacu gairahku saat itu.Dan Bang Roji,lalu meraih kedua belah buah dadaku dan membelainya dengan lembut.Padahal saat itu,aku sudah basah sekali di liang kemaluanku. Perlahan dan pasti pilinan dan rabaan di dadaku mampu membuatku kembali bergairah. Aku hanya mampu menghentakan kakiku di ranjang sehingga spreynya semakin kusut. Sedang kedua tanganku hanya memegang rambut Bang Roji yang masih asik di atas perutku.Ia pun terus turun menuju ke kemaluanku.Kedua kakiku ia sibakkan dan membuka. Kini tubuh kekar hitam Bang Roji sudah berada di antara kedua kakiku. Kepalanya singgah di lepitan kemaluanku, sementara lidahnya terus masuk ke liangku. Seolah memancing lidah Bang Roji terus merangsek masuk dan memasuki celah organ intimku. Aku hanya bisa memejamkan mata dan tak mampu membukanya.

Aku semakin berada di titik paling labil saat itu.Aku berusaha menahan rasa geli yang kini semakin membuatku kepayahan. Bang Roji lalu melepaskan lidahnya dari liangku. Aku merasa letupan birahi yang akan segera meledak padam kembali. Bang Roji seakan tahu kelemahan aku. Aku tak tahu harus berbuat apa,apalagi rasa letupan itu tadinya hampir meledak. Namun Bang Roji pun bergerak bangun dan mengangkat kedua kaki dan menekuk lututku. Tampak saat itu Bang roji akan melakukan penetrasi kedalam kemaluanku.Bang Roji berdiri dan melepaskan penutup kemaluannya,yang tadi belum dibukanya.Setelah dibukanya penutup kemaluannya itu aku terkaget. Kemaluan bang Roji membuatku kaget dan takut sekali. Ukurannya cukup panjang dan besar.Aku serasa tak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini.

Aku bergidik karena membayangkan apakah au akan sanggup menerima benda besar dan panjang itu.Padahal saat itu,kemaluan Bang Roji belumlah terlalu ereksi.Apalagi jika sudah dalam ukuran maksimal. Berbagai bayangan ketakutan berkecamuk didalam pikiranku.Aku berusaha menolakkan tubuhnya agar menjauh dari tubuhku padahal saat itu ia sudah siap siap untuk melakukan perangsangan kembali kepadaku. Ia terlihat heran, merasa ada penolakan dari aku saat itu,bang Rojipun menghentikan Aktifitasnya,namun belum bergerak dari kedua kakiku.Ia bertanya padaku dengan suara yang agak gugup.

“Adddaa…apa dik Rissa menolak Abangg?”
“Bang…apa gak bisa kita undur saja? Sebab…aku takut? punya abang…cukup..panjang dan besar” kataku gugup tanpa melihat ke arahnya karena baru saja didera rasa kaget dan takut saat itu..

Bang Roji mengangguk-angguk saja perkataanku itu. Ia sadar miliknya cukup besar dan iapun tahu aku akan cukup kaget menerima benda miliknya itu.

Bang Roji tampaknya tidak mau memaksaku untuk menerimanya saat itu. Ia cukup mengerti dengan alasan penolakan aku. Ia amat bisa menjaga perasaanku saat itu. Memang saat itu aku cukup egois dan tak berperasaan padanya. Namun rasa takut dan ngeri membuatku menolaknya. Bang Roji pun tak lagi memaksakan kemauannya.Masih dalam posisi diantara kedua kakiku, ia lalu kembali merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Ia kembali mengulum bibirku berulang ulang.

Sementara keringatku kembali bercucuran di dahi dan dadaku. Sebagai perwujudan terima kasih aku kepadanya yang tidak memaksaku melakukan penetrasi aku pun menyambut kulumannya dibibirku. Lalu ia pun terus turun kearah buah dadaku dan menjilat putting susuku beberapa kali sambil mengigitnya.Gerakan mulutnya terus turun kearah perut dan singgah di organ vitalku yang kembali mulai basah.Aku semakin tak berani memandangnya saat itu.

Hanya kedua tanganku yang terus memegang kepala dan bahunya yang sudah licin karena keringat apalagi dia sudah menahan birahinya untuk memasuki tubuhku. Ketika ia terus menjelajahi liang kelaminku, aku makin merasa terbang dan merasa siap untuk menerimanya. Pikiranku terus bekerja tentang keinginan Bang Roji itu. Liangku aku rasakan sudah amat basah dan beberapa saat lagi akan meledak.Bang Roji tampaknya tahu aku akan mendapatkan orgasme,namun aku dipermainkannya. Ia tiba tiba saja menghentikan jilatannya di belahanku yang telah basah itu. Cairan di liangku ia telan dan aku kecewa dengan sikapnya tadi.Aku gagal mendapatkan orgasme untuk yang kedua kalinya.

Kedua kakiku masih terbuka seolah siap dimasuki kelamin Bang Roji. Bang Roji memandangku diam.
“Bang Oji jahat…aku abang siksa seperti ini. Bang tolong lah bang…jangan siksa aku seperti ini!” permintaanku saat itu.
Dengan pandangan yang masih menahan birahi Bang Roji membuka kedua kakiku terbentang. Aku tak lagi menahannya untuk membuka kedua pahaku agar ia bisa mengekspos organ kelaminku ini.

“Dik Rissa? abang ingin masuk…apa di bolehkan?” bisiknya.

Ia terlihat amat menjaga perasaanku meski ia juga terlihat amat tersiksa saat itu.Bang Roji berusaha mempengaruhi mentalku dengan menarik tanganku untuk memegang kemaluannya yang cukup panjang dan telah siap dipakai itu. Aku yang menduga ia akan menarik tanganku kearah pinggulnya tak tahu bahwa tanganku dibawanya kearah kemaluannya. Aku terkejut dan melepaskan peganganku yang hanya beberapa saat itu.

Namun aku sudah cukup kepayahan saat itu.Rasa gatal di organ vitalku menuntunku mengizinkannya memasukiku walaupun konsekwensinya aku akan merasa sakit nantinya. Namun apalah yang terjadi nanti biarlah terjadi, demikian perkataan bawah sadarku. Dengan sikap diam dan posisi kedua kaki yang sudah terbuka,Bang Roji lalu mengangkat kakiku. Ia menggeser pinggulnya kearah lipatan kelaminku.
“Bangggg…sshhh!!!” dengusku “Jaangann kaaasarr ya bangg” pintaku.

Bang Roji diam saja sambil fokus untuk memasukiku. Bertahap dan sangat lambat ia mulai meretas jalan bagi kemaluannya memasuki aku.Kini dengan sangat hati hati dan tak ingin menyakiti aku bang Roji sudah menempatkan kepala kemaluannya di permukaan liangku. Perasaan berdebar dan takut silih berganti menderaku.Aku pun memicingkan mataku dan hanya berusaha untuk menahan tubuhnya jika nanti merasa sakit.Perlahan namun pasti benda panjang dan besar itu,mulai masuk bertahap, aku mulai merasa sesak di liangku, detik detik pertemuan kelamin kami membuat debar debar aneh didadaku semakin keras.

Dan rasa nyilu namun geli mulai aku rasakan.Karena licinnya liangku saat itu, juga kondisi aku yang memang tidak perawan. Tanpa kesulitan berarti kemaluan bang Roji pun masuk kedalam kemaluanku meski saat itu aku sempat menahan tubuhnya karena rasa ngilu di liangku.Aku merasakan liangku seakan penuh oleh benda milik Bang Roji.Bang Roji terus maju kedalam liangku dan iapun menghentikan gerakannya.Ia mendiamkan kemalauannya didalam liangku yang sudah serasa penuh.Aku sungguh merasakan rasa nyilu yang amat sangat juga penuh diorgan intimku ini.Beberapa saat kami sudah menyatu seperti pasangan suami istri yang sedang memadu kasih.

Setelah kami sudah menyatu, Bang Roji mengulum bibirku.Aku menerimanya dengan mengulum juga lidahnya yang bermain main membelit lidahku.Kini kami sudah menyatu satu sama lainnya. Ada rasa penyesalan dalam sanubariku saat itu. Kini aku tidak beda dengan suamiku yang juga telah berselingkuh dengan orang lain yang tidak aku kenal. Kini aku seakan dibutakan oleh rasa dendam kepada suamiku. Aku sudah tak lagi berusaha menyelamatkan rumah tanggaku yang sudah diambang kehancuran saat ini. Perbuatanku bersama Bang Roji saat ini merupakan perbuatan yang tidak terampuni didalam suatu rumah tangga.

Namun gejolak dalam tubuhku saat ini mampu mengenyampingkan pikiran pikiran sehatku selama ini. Dalam sikap diam beberapa saat itu Bang Roji lalu menghentikan kulumannya dibibirku.Ia lalu menarik kemaluannya keluar dan masuk lagi. Beberapa kali ia maju mundur masuk kedalam kelaminku. Tampaknya kelaminku sudah dapat menerima kelamin Bang Roji, juga rasa nyeri dan ngilu sudah berangsur hilang diganti rasa nikmat dan birahi yang meninggi.Aku merasa sudah siap untuk mendapatkan orgasme yang tertunda tadinya.Gerakan Bang Roji semakin kuat dan cepat.Tubuhku seakan boneka yang gampang ia gerakan maju mundur. Aku pun mulai didera rasa yang mungkin tak didapat saat bersama suamiku.Tubuhku bergerak kuat menerima sodokan kemaluan Bang Roji yang semakin cepat.

Kedua Payudaraku juga bergoyang kuat dan keringatku seolah membanjir di atas kulitku.Aku hanya merem menikmati gerakan maju mundur bang Roji yang saat itu memegang pinggulku.Sesekali ia meremas payudaraku yang juga telah mengeras.Dan muara dari hubungan kelamin kami berdua itu,aku pun semakin merapatkan kedua kakiku menjepit pinggul bang Roji,dengan dengusan yang aku tahan ,aku pun semakin meraih bahu Bang Roji hingga gores dan sedikit berdarah.Aku mendapatkan Orgasme dari persebadanan ini.

Aku pun terkulai lepas dan melepaskan cengkraman di bahunya dan kedua kakiku lantas terlepas dari panggul Bang Roji.Namun Bang Roji seakan masih ingin terus memberiku kepuasan sejati.Aku sudah tak berdaya mengikuti gerakan Bang Roji.Ia masih saja masuk dan keluar berulang ulang hingga aku merasa nyilu didalam kemaluanku.Tak lama setelah aku mendapatkan Orgasme,Bang Rojipun lalu memajukan kemaluannya hingga mentok dan melepaskan spermanya didalam rahimku. Aku tak berusaha melarangnya untuk klimaks didalam rahimku.Aku juga tak perlu kuatir sebab saat ini aku masih melakukan kb jadi masih aman.

Setelah bang Roji klimaks,aku merasakan lelehan spermanya yang keluar dari liangku.Ia tak langsung melepaskan kemaluannya dari liangku.Ia masih menindihku dan berada diatas tubuhku.tampak ia cukup kelelahan saat itu.tak lama memang,kemaluan Bang Roji mulai keujud sebelumnya dan terlepas dari liang kemaluanku. Ia pun terkulai disampingku.Aku pun berusaha menutupi tubuh kami berdua dengan selimut.Padahal saat itu hujan masih mengguyur dengan cukup deras.seperti kebiasaan suamiku,setelah klimaks langsung tertidur. Bang Roji juga demikian, ia langsung rebah dan ngorok disamping aku.Aku pun membelakangnginya,dan meresapi kejadian yang baru aku alami itu.

Aku berpikir keras ttg hubunganku yang sudah semakin jauh dengan Bang Roji.Aku pun sempat terbayang,mungkin begitu juga cara Bang Roji berhubungan dengan kedua istrinya.Pantas saja kedua istrinya tak mau minta cerai darinya.Sebab dalam berhubungan Bang Roji amat pengertian dan mampu memuaskan hasrat kedua istrinya,yang kini aku rasakan juga. Letih dengan hubungan badan yang baru aku alami dan pikiran pikiran ttg rumah tanggaku,akupun tertidur membelakangi Bang Roji yang tidur di sampingku saat itu.Tak lama memang,saat itu telah menunjukan pukul 02.30, hujan telah reda dan hawa dingin malam menusuk kulitku.

Aku terbangun oleh gerakan gerakan yang aneh di sekujur tubuhku. Aku berusaha membuka mataku dan terliat Bang Roji sudah berada diantara kedua kakiku.Ia ingin melakukan persebadanan lagi saat itu.Aku yang juga sudah pulih dari rasa letih karena sempat tertidur beberapa saat lalu menerima saja keinginan Bang Roji itu. Tak lama kemudian kami sudah saling mencumbu satu sama lainnya. Dalam keasikkan kami itu, bang Roji lantas menbisiki aku untuk melakukan oral padanya. Aku terkaget sebab aku tak sanggup melakukan pada benda yang cukup besar itu. Apalagi selama aku berhubungan dengan suamiku aku tak pernah melakukannya.

Namun Bang Roji memberiku pengertian agar aku mau melakukan sebab nantinya aku pasti suka.Dengan masih gugup dan takut aku mencoba memasukkan kemaluannya kemulutku. Mulanya bau khas kelamin pria membuatku sedikit jijik, namun karena Bang Roji yang menuntun aku,makanya aku hanya mampu mengulum batangnya yang mulai keras itu.Memang Batang Kemaluan Bang Roji amat panjang dan tak muat oleh mulutku.Untunglah Bang Roji mau mengerti aku yang tak siap melakukan itu.

Kemudian kami pun saling membelai agar birahi kami kembali terbakar.Tak memerlukan waktu lama memang,aku pun di minta Bang Roji untuk naik keti\ubuhnya.Ia hanya telentang dengan kemaluan yang tegak keras.Aku kemudian berusaha memasukkan tiang tegak milik Bang Roji ke lipatan kemaluanku.Dan beberapa saat kemudian aku pun bergerak naik turun. Sungguh hebat sekali sensasi yang aku dapatkan saat itu.

Kuakui bahwa sensasinya amat dapat membuatku cepat orgasme. Sedang bang Roji masih belum apa apa. Aku terlanjur terkulai disampingnya.Dan Bang Roji lantas membelai belai payudaraku hingga aku merasa nikmat. Aku lalu ditelentangkannya dan kedua kakiku dibukanya. Ia masih memilin payudaraku dan lalu menjilatinya.Mulutnya lalu turun kearah perut dan liang kelaminku.Disaat aku sudah mulai kembali naik birahi,Bang Roji lalu memasukkan kemaluannya yang telah keras itu,hingga mentok.

Aku mendengus tertahan,merasa kelaminku penuh.Dan seterusnya ia memaju mundurkan kemaluannya diliangku,Aku seakan tak diberi waktu bernafas malam itu.Keringatku kembali membasahi tubuhku.Dan disaat aku akan mendapatkan kembali orgasme,dengan mencengkram bahunya,Bang Rojipun semakin kuat dan cepat maju mundur dalam kelaminku.Bunyi bunyi pertemuan paha dan kelamin kami membuat nafsu kami berdua semakin memuncak. Tiba tiba aku merasa diserang ribuan rasa nikmat dan terbang. Aku orgasme dan Bang Rojipun memuncratkan air cintanya dalam tubuhku. Beberapa saat yang terdengar hanya deru nafas puas kami yang terdengar.bang Roji masih berdiam di atas tubuhku.

Dia lalu melongsor disampingku karena kemaluannya sudah kembali keukuran semula dan terlepas dari kelaminku.Aku sangat puas atas kenikmatan ragawi yang diberikan Bang Roji. Tidak sama dengan yang di berikan suamiku yang setelah puas lalu menarik kemaluannya dari liangku.Kemudian dengan rasa capai yang terasa di tulangku aku tertidur berpelukan dengan Bang Roji.Kini Bang Roji bukan saja sebagai petugas keamanan kompleks namun juga sudah menjadi orang yang amat penting bagi kehidupan aku dan putriku.

Paginya disaat aku terbangun,aku buru-buru membangunkan Bang Roji agar jangan sampai kepergok putri kecilku. Bang Roji cukup paham akan kekuatiranku ini.Ia lantas mengenakan pakaiannya yang sudah berceceran. Aku sempat melihat benda yang semalam memasukiku itu yang kini terkulai lemas. Dengan sedikit malu aku lengoskan mukaku dari pandangan mesra Bang Roji. Setelah pakaiannya terpasang ia pun keluar kamar. Bang Roji langsung pulang kerumahnya,mumpung masih sepi dan belum ada yang tahu.

Aku pun lantas turun dari pembaringan,namun rasa nyilu dan pegal dipersendian tubuhku membuatku bermalas malasan hari Sabtu itu.Untunglah hari itu aku tak masuk kantor.Aku berusaha memunguti pakaiannku yang juga berceceran di lantai dan memasukannya kedalam kain kotor.Aku pun membersihkan kain sprey yang juga sudah awut awutan ditambah oleh adanya noda noda cairan sperma dan keringat kami berdua.Aku lalu masuk kekamar mandi untuk mandi dan membersihkan tubuhku yang aku rasakan lengket-lengket disana sini.

Setelah mandi dan berganti pakaian, aku pun memasukkan kain kotorku kedalam mesin cuci. Pagi itu aku mencuci semua pakaian kotorku juga milik putriku.Tak lama memang aku pun menjemurnya.Aku lihat dikamar putriku, rupanya dia sudah bangun dan aku ajak dia untuk mandi pagi itu.Setelah memandikan putriku aku pun memasak makanan yang akan aku makan berdua dengan anakku.Pagi itu perutku terasa lapar ,karena malamnya memang habis bertarung birahi dengan Bang Roji.Aku sempat senyum sendiri membayangkan yang kami perbuat malam tadi.

Setelah semuanya beres dan aku juga sudah minum suplement agar tubuhku tetap bugar,aku pun mengajak putriku untuk jalan keluar.Sebab aku merasa berdosa padanya akibat perbuatanku dan bang Roji malam tadi. Dengan mobil aku ajak putriku jalan jalan ke pusat perbelanjaan. Setelah beberapa jam melakukan jalan jalan dan membeli segala keperluan,aku pun balik pulang.Dan di gerbang menuju kompleks,aku kami bertemu Bang Roji yang sedang tugas.Putriku minta berhenti dan ia ingin bertemu Bang Roji.Lalu tiba-tiba saja putriku minta agar kami jalan-jalan ke Anyer lagi. Ia ingin main air laut katanya.

“Maaaa…Cici ingin ke pantai, bareng Pak Roji!” katanya dengan suara yang masih cadel.

Aku memandang Bang Roji. Dengan alasan Pak Roji masih tugas aku berusaha menenangkan putriku. Namun Bang Roji bilang Bahwa ia tugas sampai jam 15,00.

“Nah sorenya kita bisa kesana dik Rissa” terang Bang Roji, “kan Besok hari minggu,abang bisa libur.”

Aku pun terpaksa menuruti kemauan putriku itu. Setelah menyiapkan bekal seadanya, sore itu kami berangkat ke pantai Anyer bertiga dengan Bang Roji dan putriku. Selama perjalanan aku yang menyetir sebab Bang Roji tak bisa nyetir. Dalam perjalanan itu, putriku dan Bang Roji asik bercanda dan bermain main.Terdengar tawa keduanya yang duduk di bangku belakang. Entah apa yang diketawakan mereka berdua. Tampak sekali putriku butuh sosok ayah, dia terlihat manja bersama Bang Roji. Sesampai di Anyer,kamipun turun dan aku mengurus sewa villa yang akan kami tempati.

Aku dan Bang Roji memasukki villa dan membawa segala keperluan yang telah aku siapkan dari rumah.Aku pun lantas mengeluarkan makanan juga penganan yang akan kami santap malam nanti.Sementara aku di Villa asik masak dan menyiapkan makanan, Bang Roji dan putriku asik juga bermain di pantai hingga senja menjelang. Setelah puas bermain main di pantai, putriku aku bersihkan dengan air hangat dan suapkan makanannya. Mungkin karena telah lelah selama perjalanan dan main air laut, putriku pun tertidur. Akupun membaringkannya di kamar yang satunya lagi agar ia bisa dengan nyenyak tidur.

Saat aku menidurkan putriku, bang Roji sedang duduk di beranda villa,sambil menghisap rokok.Aku pun memanggilnya untuk makan sebab aku tahu ia tentunya sudah lapar juga.Malam itu kami pun makan berdua di meja makan ruang tengah villa. Setelah makan dan menutup makanan dengan tudung yang aku bawa dari rumah, aku pun keluar villa untuk mencari angin. Aku berjalan menyusuri bibir pantai seorang diri dan tak lama kemudian aku sampai di pantai dekat villa.tampak Bang Roji masih duduk dipinggir pantai dekat Villa.Ia sengaja tak jauh dari villa sebab kuatir nanti putriku terbagun dan nangis.Apalagi katanya ia ingin menjaga villa agar tak dimasuki maling,sebab didaerah itu sering terjadi kehilangan katanya.

Melihat aku yang berada di pantai dekat villa, Bang Roji berjalan kearahku.Dia lalu meraih tanganku.Seoalah kami pasangan suami istri iapun lantas menciumi tanganku, aku lantas dipeluk dan kamipun berjalan kearah villa. Masih dalam berpelukan kamipun masuk villa. Bang Roji lalu menutup pintu vila dan mengandengku kekamar. Sampai dalam, kamipun naik ke pembaringan.Aku tak sanggup berkata apa apa sebab kami akan menjalani sorga dunia yang baru kami lakukan.Tidak terlalu berlama lama kamipun sudah dalam keadaan bugil. Dengan cumbuan dan rabaan yang cukup intens di payudara dan liang intimku, malam itu pun kami melakukan hubungan kelamin untuk yang kesekian kalinya. Bang Roji kurasakan amat perkasa dan mengerti apa yang aku inginkan.

Kini aku sudah menemukan seseorang yang mampu mengisi hari hariku, meski aku merasa sedikit cemburu jika ia berada di rumah istri istrinya. Malam itu di vila yang aku sewa, aku kembali dihantarkan Bang Roji menggapai kepuasan sebagi wanita dewasa seutuhnya. Kini aku mendapatkan kepuasan itu dari orang yang aku curigai dulu sering mengintipku itu, apalagi dulunya aku amat tak suka padanya, namun kini aku sudah bisa menerimanya luar dalam. Aku selalu merasa puas bersetubuh dengannya, selain kepuasan seksual, juga kepuasan psikologis mampu membalaskan sakit hatiku pada suamiku yang juga berselingkuh di luar sana. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Membalas Selingkuh Suamiku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Tante Tasha Pesta Seks

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Tante Tasha Pesta Seks – Sebut saja namaku Tasha. Umurku 40 tahun, ukuran payudaraku 36B. Sebagai ibu rumah tangga dengan suami yang luar biasa sibuk, aku sering merasa jenuh di rumah. Pergaulanku pun tidak terlalu luas. Aku bukan tipe wanita yang senang kumpul-kumpul, ke kafe, hura-hura dan sebagainya. Hiburanku paling hanya TV, telepon dan komputer. Aku sering chating untuk menghilangkan kejenuhanku. Dari chat itulah aku mulai mengenal yang namanya perselingkuhan. Kepulangan suamiku yang hanya empat-lima hari dalam sebulan jelas membuatku sepi akan kasih sayang. Dan tentunya sepi pelayanan. Tapi mungkin aku juga terpengaruh oleh teman-teman chatku. Sebelum kenal chating, aku tidak begitu perduli dengan kesepianku. Namun setelah banyak bergaul di chat, aku mulai merasa bahwa selama ini hasrat birahiku tak pernah terpenuhi.

 

 

cerita-sex-tasha-pesta-seks-dengan-brondong-300x208

Cerita Sex: Tante Tasha Pesta Seks

 

Ronny adalah pria pertama yang berselingkuh denganku. Umurnya 5 tahun lebih muda dariku dan sudah menikah. Tubuhnya cukup ideal dan aku puas setiap bercinta dengannya. Namun kami tidak bisa sering-sering karena istri Ronny bukan tipe wanita yang bisa dibohongi. Setelah Ronny aku pun semakin membuka diri dengan menggunakan nick chat yang bikin penasaran. Beberapa pria mulai sering mengisi kekosongan birahiku. Ada Ferry, manager sebuah perusahaan kontraktor berumur 30 tahun yang lihai memancing birahiku. Lalu ada Dhani yang seumuran denganku yang tidak pernah puas dengan pelayanan istrinya. Dan masih ada beberapa lagi.

Aku mulai mengenal daun muda ketika berkenalan dengan Chris, mahasiswa salah satu PTS di Jakarta yang umurnya lebih muda 15 tahun dariku. Waktu itu aku agak segan berkenalan dengannya karena umurnya yang terpaut jauh sekali denganku. Namun Chris memberiku pengalaman lain. Suatu ketika dia datang ke rumahku saat rumahku sedang sepi. Dan dengan gairah mudanya yang menggelegak, Chris memberikan sensasi tersendiri padaku. Apalagi dengan ‘Mr. Happy’ miliknya yang king size. That was great.

Aku pun jadi tertarik dengan daun-daun muda yang bertebaran di chat room. Sampai akhirnya aku mengoleksi sekitar 20 daun muda dengan umur antara 17-25 tahun yang keep contact denganku. Memang baru 4 orang dari mereka yang sempat berkencan denganku, namun yang lainnya tetap aku kontak via telepon. Hingga akhirnya menjelang ulang tahunku Agustus kemarin aku punya rencana yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Aku mengontak 8 daun muda yang kupilih untuk merayakan ultah bersamaku. Pilihan pertama jatuh pada Felix, siswa kelas 3 di salah satu SMU yang cukup terkenal di Jakarta Selatan.

“Halo tante..”, sapanya ceria ketika aku menghubungi HP-nya.
“Ya sayang, Sabtu ini ada acara nggak?”, tanyaku tanpa basa-basi.
“Ya biasa tante, paginya sekolah dulu”, jawabnya sedikit manja.
“Tapi sorenya free kan, tante ada acara nih..”, tanpa kesulitan Felix menyanggupi undanganku.

Selanjutnya Arga, mahasiswa salah satu PTS di Depok. Tanpa kesulitan pula Arga menyanggupi undanganku. Kemudian Frans, salah seorang instruktur di pusat kebugaran milik seorang binaragawan ternama di negeri ini. Frans juga menyanggupi. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan tubuh Frans yang tegap berotot dan ukuran Mr. Happynya yang.. wow! Aku pernah sekali berkencan dengannya dan aku takjub dengan Mr. Happy miliknya yang panjangnya 3 kali Nokia 8850 milikku. Selanjutnya Dodi, siswa SMU di salah satu sekolah swasta yang cukup elit di bilangan Jakarta Selatan. Lalu Stanley, mahasiswa PTS ternama di daerah Grogol dengan sepupunya Jonathan yang juga kuliah di tempat yang sama. Lantas Rhino, gitaris di salah satu kafe di daerah Selatan. Dan terakhir tentu saja Chris, daun muda pertamaku.

Hari yang kunantikan pun tiba, tepatnya sehari sebelum ulang tahunku. Pagi-pagi sekali aku menitipkan Juliet, anakku yang duduk di bangku SMP, ke rumah kakakku. Aku beralasan ada reuni SMA weekend ini. Setelah itu aku mampir ke salah satu bakery di bilangan Hayam Wuruk untuk mengambil kue ulang tahun pesananku. Kemudian aku langsung check in di suite room salah satuHOTEL berbintang di daerah Thamrin. Di kamar aku segera re-check daun-daun mudaku untuk memastikan kehadiran mereka. Semua beres, mereka akan hadir sekitar jam 5 sore.

Sekarang baru jam 11 siang. Cukup lama juga sampai jam 5 sore nanti. Sambil tiduran di ranjang aku membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Kok malah jadi horny. Aku mondar-mandir di kamar tak karuan. Untuk mengusir kejenuhan aku turun ke bawah, sekalian mencicipi makan siang di restoranHOTEL tersebut. Di salah satu meja, aku melihat 5 orang wanita seusiaku dan 1 orang pria yang wajahnya masih cute sekali. Mungkin masih kuliah atau sekolah. Mereka makan sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Sama sekali tak menyadari kehadiranku, sampai akhirnya salah seorang dari wanita-wanita itu beradu pandang denganku. Dia memberitahu yang lain, dan si cute melambai ke arahku. Aku tersenyum dan membalas lambaiannya.

Selesai makan, aku mendapat selembar memo dari salah seorang pelayan. Aku membaca isi pesannya, “DANIEL, 0856885— PLZ CALL ME”. Aku tersenyum. Sampai di kamar, aku menghubungi nomor tersebut.

“Halo..” terdengar ribut sekali di ujung sana.
“Halo, Daniel?” tanyaku.
“Ya, siapa nih?” tanya si pemilik suara itu lagi.
“Aku dapet memo dari kamu..”
“Ohh.. iya, nama kamu siapa?” kami berkenalan, dan ternyata Daniel adalah si cute yang aku lihat di resto bersama 5 wanita tadi. Dan aku surprise sekali setelah mengetahui bahwa Daniel juga sedang merayakan ulang tahunnya hari ini.

Dia juga surprise setelah kubilang bahwa aku juga akan merayakan ulang tahun di sini. Kemudian Daniel mengundangku untuk merayakan ulang tahun di kamar yang disewanya di bawah. Kebetulan! Sambil mengisi waktu nggak ada salahnya pemanasan dulu.

FAMILY ROOMyang disewa Daniel penuh dengan balon aneka warna. Kelima wanita yang kulihat tadi ada di situ. Salah satunya adalah adik maminya Daniel, dan yang lain teman-temannya. Rupanya Daniel ‘dipelihara’ sebagai gigolo oleh kelima wanita tersebut. Candra, adik maminya Daniel adalah wanita pertama yang mengenalkan anak itu ke dalam dunia seks. Lalu ada Shinta dan Melly, teman kerja Candra, serta Yuni dan Liana, teman aerobik Candra. Dan hari itu mereka berlima sepakat untuk merayakan ulang tahun Daniel di kamar tersebut sejak tadi malam. Tepat jam 12 tadi malam Daniel menirima suapan kue ulang tahun dari mulut wanita-wanita itu secara bergantian, dan jam 5 pagi tadi mereka baru selesai melepas birahi bersama.

Acara kali ini semacam games, dimana Daniel dalam keadaan telanjang bulat diikat dengan mata tertutup atas ranjang dengan penis yang tegak. Kemudian secara acak kelima wanita itu memasukkan penis Daniel ke dalam vagina mereka, dan saat itu Daniel harus menebak, siapa yang sedang menindihnya. Kalau benar, Daniel diperbolehkan melepaskan ikatannya dan melepas birahinya dengan wanita yang tertebak. Tapi kalau salah, wanita tersebut akan menyodorkan vaginanya ke mulut Daniel, dan anak itu harus memuaskannya dengan lidahnya.

Aku menyaksikan permainan yang seru itu di salah satu kursi di situ. Ramai sekali mereka bermain. Kadang aku senyum-senyum ketika Daniel salah menebak. Anak itu lihai sekali melakukan oral sex, sudah 3 wanita yang klimaks akibat permainan lidahnya. Aku menikmati permainan itu, yang ujung-ujungnya mereka kembali berpesta sex berenam. Candra mengajakku bergabung. Sebetulnya aku agak keberatan, karena aku belum pernah melakukan hubungan seks dengan melibatkan wanita lain. Namun aku ngiler juga melihat tubuh Daniel yang cukup oke itu, apalagi dengan penisnya yang wow!

Lumayan juga buat pemanasan. Aku sempat dua kali klimaks di pesta mereka. Yang pertama dengan Daniel, dan yang kedua..ehm, saat oral sex dengan Liana. Jujur saja, awalnya aku agak jengah ketika merasakan kulit tubuhku bersentuhan dengan kulit wanita-wanita itu, apalagi saat menyentuh bagian-bagian sensitif. Namun gairah birahi yang menyala-nyala dapat membuatku melupakan semua rasa risau tersebut. Akhirnya aku sangat menikmati juga bermain dengan wanita-wanita itu.

Sayangnya menjelang jam 5 aku harus selesai lebih awal, kerena sebentar lagi orang-orang yang akan merayakan ulang tahunku akan datang. Padahal aku baru saja menikmati permainan mereka. Aku pun pamit, namun sebelum kembali ke kamar aku mengundang mereka ke kamarku untuk bergabung dengan pesta ulang tahunku nanti malam. Mereka setuju, terutama kelima wanita tersebut karena mendengar ada 8 daun muda yang kuundang untuk memuaskan hasratku.
Masih kurang lima menit, aku menunggu sendirian di kamar yang luas tersebut. Frans yang pertama kali datang. Pria bertubuh tegap itu langsung mencium bibirku sambil mengucap happy birthday. Dengan gaya jantannya Frans bermaksud menggendong tubuhku seperti biasa, namun aku menahannya.

“Ntar Frans, tunggu yang lain..”, kataku.

Wajah Frans terlihat bingung.
Aku pun menjelaskan rencana ulang tahunku kepadanya. Pria itu tertawa terbahak-bahak.

“Gila.. tante maniak banget ya, emang kuat?”, goda Frans.

Aku tersenyum. Tak lama kemudian Chris datang. Anak itu terkejut mendapati ada pria lain di kamar itu. Aku pun kembali menjelaskan rencanaku kepadanya. Chris sampai geleng-geleng. Lalu Felix dan Dodi datang secara bersamaan dengan raut wajah keduanya yang sama-sama bingung. Chris dan Frans tertawa-tawa melihat kebingungan mereka. Kemudian Stanley dan Jonathan juga datang bersamaan, namun mereka tidak terlalu kaget karena aku sering bermain bertiga dengan mereka. Lalu Arga, dan terakhir Rhino.

Lengkaplah sudah. Aku mengajak mereka ke sauna untuk mandi bersama. Aku melihat beberapa dari mereka agak risih. Mungkin mereka tidak terbiasa berada dalam satu ruangan dengan sesama pria dalam keadaan telanjang. Hanya Stanley, Jonathan, Frans dan Chris yang bisa menguasai keadaan. Yang lain masih terlihat agak nervous. Selesai bersauna, aku mengeluarkan anggur yang kubawa dari rumah tadi. Anggur itu sudah kucampur dengan obat perangsang dan obat kuat konsentrasi tinggi. Aku jamin siapa pun yang meminumnya mudah sekali terangsang dan dapat bertahan lama. Aku memberikan mereka satu persatu. Kemudian kita ngobrol-ngobrol di atas ranjang sambil minum. Oya, semenjak dari sauna tadi, tak satu pun tubuh kami yang ditutupi pakaian. Kami sudah bertelanjang bulat.

Kami terus ngobrol-ngobrol sambil aku menunggu reaksi obat tersebut. Sekitar setengah jam kemudian mereka mulai menunjukkan gejala-gejala terangsang. Beberapa bahkan penisnya mulai mengeras. Aku mencoba membakar gairah mereka dengan menjamahi tubuhku sendiri. Sambil minum kuusap-usapkan tanganku ke seluruh tubuh, kumainkan payudaraku, dan kuusapi permukaan vaginaku. Aku tertawa dalam hati. Dari tingkah laku dan ekspresinya, jelas sekali kalau birahi mereka sudah naik ke kepala. Namun tak ada yang berani memulai, sampai Chris yang duduk di dekat kakiku memberanikan diri menyentuhku. Frans ikut-ikutan menjamah tubuhku, disambung Felix, dan akhirnya semua bergumul menyentuhku. Ah great! The party has just begun.

Aku asyik berciuman dengan Frans dengan panuh nafsu, sementara Arga dan Dodi menjilati kedua payudaraku. Tangan kiriku asyik mengocok penis Felix sedangkan yang kanan dengan lincah memuaskan Chris. Lidah Jonathan menari lincah di perutku, memberikan sensasi kenikmatan tersendiri. Sementara Stanley dan Rhino melengkapi kenikmatan dengan menjelajahi daerah di bawah perut dengan lidah dan jari-jari mereka. Ahh.. baru kali ini aku merasakan gejolak yang luar biasa. Setiap jengkal tubuhku rasanya dimanja dengan sentuhan mereka. Kami pun bertukar-tukar posisi.
Hampir dua jam kami melakukan fore-play tersebut.

Chris yang pertama berhasrat menembus lubang vaginaku. Sambil bersandar di dada Frans yang bidang, sementara Stanley dan Felix asyik mencumbui tubuhku yang terawat, aku menerima kenikmatan yang diberikan Chris. Ahh.. anak itu hebat sekali memainkan temponya. Penisnya yang memang berukuran besar terasa memenuhi vaginaku. Setelah Chris, gantian Jonathan yang menghujamkan penisnya yang bertindik mutiara itu ke dalam vaginaku.

“Ahh.. ahh.. terus Jo.. aahh..”, aku mulai mendesah merasakan bola mutiara itu memijit-mijit dinding vaginaku.

Uhh.. nikmat sekali. Daun mudaku yang satu ini memang kreatif sekali mendandani penisnya. Suatu kali saat aku berkencan dengannya, Jonathan memasang sepuluh anting-anting kecil yang terbuat dari silikon di sekeliling leher penisnya. Hasilnya..wow, aku mengalami multi orgasme hingga 17 kali berturut-turut. Saat itu hampir aku kehabisan nafas.

Seperti biasa saat aku main dengan Jonathan, Stanley kumat gilanya. Penis Jonathan yang berdiameter 5 cm itu sudah hampir memenuhi vaginaku, Stanley menambahnya dengan menghujamkan penisnya yang berukuran kurang lebih sama dengan Jonathan ke dalam vaginaku. Akkhh.. nikmatnya! Aku sampai menggigit tangan Felix yang sedang memelukku.

“Ahh.. ahh.. oohh..”, birahiku semakin memuncak. Saat itu Rhino langsung menyumpal mulutku dengan penisnya yang belum disunat itu. Mmm.. nikmat sekali.

Aku mengulum dan memainkan ujung penis Rhino yang kenyal. I like this.. aku menggigitinya seperti permen karet. Anak itu mengerang keasyikan. Aku merasa birahiku semakin memuncak. Dan..ahh, aku pun mencapai orgasmeku. Jonathan dan Stanley mencabut penis mereka pelan-pelan. Kemudian gantian Stanley yang memasukkan penisnya yang basah itu ke dalam mulutku.

Di bawah, Frans kembali bergumul dengan vaginaku. Lidahnya lincah menari-nari membangkitkan kembali gairahku hingga birahiku kembali naik. Lantas dituntaskannya dengan penis supernya tersebut. Ahh.. nikmatnya. Kami terus berpesta, bergumul dan berganti-ganti posisi. Tanpa terasa malam hampir mencapai pukul 12. Artinya sebentar lagi hari ulang tahunku akan tiba. Saat itu segenap kepuasan telah menyelimuti kami dari pesta sejak sore tadi. Tubuh-tubuh macho itu tergeletak melepas ketegangannya di tengah-tengah tubuhku, sambil kami bercumbu-cumbu kecil.
Akhirnya alarm handphoneku yang sengaja kupasang, berbunyi. Now it’s the time!

Tepat jam 12 aku mengeluarkan kue ulang tahun yang kubeli tadi siang dari dalam lemari es. Kuletakkan di atas meja. Kedelapan daun mudaku berdiri mengelilingi meja tersebut. Acara potong kue pun dimulai. Potongan pertama kuletakkan di atas cawan, kemudian kuberikan pada Chris yang berdiri di sebelahku. Kusuapkan sepotong ke mulutnya dengan mulutku. Kemudian potongan kedua kuberikan pada Frans dengan cara yang sama. Lalu berturut-turut Stanley, Jonathan, Arga, Dodi, Rhino dan terakhir Felix.

Kami pun berpesta dengan kue itu dan tentunya beberapa botol anggur yang telah kuberi obat perangsang tadi. Selesai makan, atas ide Frans aku diminta berbaring di atas meja, kemudian tubuhku dibaluri sisa krim dari kue dan sedikit disirami anggur. Kemudian dengan buas, kedelapan daun mudaku melumat tubuhku dengan lidah mereka. Ahh.. nikmat sekali rasanya. Aku merasa seperti ratu yang dimanja gundik-gundiknya.

Mereka tak hanya menjilati, tapi juga mencumbui seluruh permukaan kulitku. Sshh.. oohh.. Felix memang pintar sekali menjelajahi payudaraku. Anak itu berduet dengan Arga melumat payudara dan puting susuku. Frans, Rhino dan Chris asyik berebutan mengeroyok vagina dan pantatku. Uhh.. rasanya vaginaku ingin meleleh dibuatnya.
Sudah 8 kali aku orgasme dengan permainan ini, namun mereka terus asyik melumat tubuhku tanpa henti. Gila, obat perangsang pemberian salah seorang temanku itu memang top banget.

“Sshh.. oohh..”, untuk yang ke-9 kalinya aku mencapai orgasme.

Karena tak tahan aku pun bangkit. Tubuhku sudah basah oleh air liur mereka. Aku melirik ke jam di handphoneku. 00:57. Sebentar lagi Daniel dan tante-tantenya akan kemari.
“Sebentar ya sayang..”, aku menyingkir sedikit dari daun-daun mudaku untuk mengirim SMS ke Daniel.

Tak lama kemudian anak itu membalas. Yup, confirm! Mereka sedang di lift dan sebentar lagi akan tiba.

“Ok sayang.. kalian semua betul-betul hebat. Tante senang sekali merayakan pesta ulang tahun seperti ini. Nah.. sebagai imbalan, tante punya surprise buat kalian semua..”, cetusku sambil senyum-senyum.

Kedelapan pria itu saling berpandangan dengan bingung.

“Wah, surprise apalagi nih tante?”, tanya Chris.

Aku mengecup bibir anak itu.

“Liat aja bentar lagi”, jawabku.

Baru saja aku meyelesaikan kalimatku, pintu kamar berbunyi. Aku segera memakai kimono dan menghampiri pintu.

“Happy birthday Tasha..”

Daniel dan tante-tantenya berteriak ribut mengejutkan semua pria yang ada di dalam kamarku. Aku mempersilakan masuk dan mengenalkan mereka. Melihat kedelapan daun mudaku yang tanpa busana, kelima wanita itu langsung menanggalkan pakaian mereka tanpa basa-basi.

“Oke semua, this is the real party.. Enjoy it!”, seruku pada mereka.

Bagai pasukan yang dikomando, mereka langsung mencari pasangan dan memilih tempat masing-masing untuk melepas birahinya. Aku menghampiri Daniel yang masih berpakaian lengkap.

“Sayang.. sekarang saatnya kita berduaan. Biar saja mereka berpesta, tante ingin menikmati tubuh kamu sendirian.. mm.. mm..”, desahku seraya mencium bibir Daniel.

Pria macho itu langsung menggendong tubuhku dan membawaku ke bathroom. Daniel mendudukkanku di atas meja wastafel, dan kami pun melanjutkan ciuman kami. Tanganku lincah melucuti kemeja yang membungkus tubuh Daniel. Anak itu juga melepas kimono yang kupakai. My God! Untuk kesekian kali aku mengagumi tubuh kekar Daniel yang putih itu. Aku mendekap tubuhnya hingga dadanya menempel ketat di payudaraku. Ssshh.. hangat sekali. Daniel menciumi leher dan bahuku habis-habisan. Gairahku kembali naik.

Dengan lembut Daniel mendorong tubuhku hingga setengah berbaring di atas wastafel tersebut. Kemudian dengan liar anak itu menjelajahi tubuhku dengan lidahnya. Ahh.. dia pintar sekali mencumbui puting susuku. Sementara sebelah tangannya mengusap-usap permukaan kemaluanku. Kedua tanganku sampai meremas rambut Daniel untuk menahan kenikmatanku. Daniel membasahi jari-jarinya dengan lidahnya, kemudian dimasukannya jari tengahnya yang kekar itu ke dalam lubang vaginaku.

“Sshh.. oohh..”, aku mendesah merasakan kenikmatan itu.

Daniel melirik ke wajahku yang sedang berekspresi seperti orang ketagihan. Bibir, lidah dan giginya tak henti-henti mencumbui puting susuku. Daniel memang lihai sekali memainkan tempo. Tak sampai lima belas menit, jari-jari Daniel berhasil membuatku klimaks. Aku memeluk dan mencium anak itu.

Kemudian gantian aku yang turun ke bawah untuk menikmati penisnya yang aduhai itu. Gila, masih lemesnya aja segini, gimana udah tegang nanti. Penis Daniel yang tidak disunat itu terlihat lucu dengan daging lebih di ujungnya. Dengan lincah aku menjilati sekeliling penis anak itu. Daniel meremas rambutku dengan penuh nafsu. Lidahku mulai menjelajahi batang penisnya yang besar itu. Uhh.. gila besar sekali. Sampai pegel lidahku menjilatinya. Sesekali Daniel menggesek-gesekkan batang penisnya itu ke mulutku dengan geMas. Aku semakin liar saja melumatnya. Pelan-pelan aku mulai melahap penis Daniel. Mmm.. mm.. enak sekali. Aku mengulum ujung penis Daniel yang kenyal, dan menarik-nariknya seperti permen karet. Anak itu sempat bergidik menahan nikmat. Sambil mengulum ujungnya, kedua tanganku memainkan batang penisnya yang sudah basah oleh air liurku itu. Lidahku semakin lincah dan liar.

Akhirnya penis Daniel mencapai ukuran klimaksnya. Dan.. wow betul-betul fantastis. Aku mengukurnya dengan jariku. Gila, nyaris dua jengkal tanganku. Kayaknya tadi waktu party bareng tante-tantenya nggak segede ini. Makan apa sih ni anak. Penis Daniel sudah keras, kepalanya sudah menyembul dari balik kulitnya dan urat-urat yang perkasa mulai menghiasi sekeliling batang penisnya. Daniel mengusap-usapkan penisnya ke sekujur wajahku. Ahh.. nikmat sekali. Sebentar lagi aku akan merasakan kejantanannya.

Sambil berpegangan di wastafel, aku siap dengan posisi nungging. Perlahan-lahan Daniel menyelipkan batang penis jumbonya itu ke dalam liang vaginaku. Aahh.. aku merasa seperti seorang perawan yang baru menikmati malam pertama. Penis Daniel terasa sulit menembus vaginaku. Pelan-pelan Daniel menusukkan semakin dalam, dan.. akhirnya penis Daniel amblas ke dalam vaginaku. Uhh.. rasanya ketat sekali di dalam.

“Shh.. tante.. lubangnya sempit banget sih.. enak banget nih..ahh..”, Daniel mendesah di telingaku.

Pelan-pelan Daniel mulai memaju-mundurkan penisnya. Ohh..ohh..oohh.. nikmat sekali. Sementara kedua tangannya yang kekar meremas payudaraku.

“Aahh.. ahh.. Daniel.. aahh.. enak sekali sayang.. aahh..”, Aku merasakan tubuhku akan meledak menahan rasa nikmat yang luar biasa.

Baru kali ini aku merasa seperti ini. Dan tak lama kemudian aku pun mencapai klimaks. Ahh.. Daniel mencabut batang penisnya dari vaginaku. Gila, anak itu masih cool aja. Masih dalam posisi berdiri, aku memeluk tubuh kekarnya, sambil menciumi dadanya yang bidang.

“Gila, kamu hebat sayang.. mmhh..”, desahku seraya melumat bibirnya.

Daniel lalu menggendong tubuhku dan dia mulai melumat payudara dan puting susuku. Ahh.. asyik sekali.

“Tante.. aku mau sambil berdiri ya..”, desahnya.

Aku mengangguk. Tanpa kesulitan Daniel kembali meyelipkan batang penisnya yang masih keras ke dalam vaginaku yang sudah becek. Oohh.. kami bermain dengan posisi berdiri. Berat badanku membuat penis Daniel menancap semakin dalam. Nikmat sekali rasanya.

Entah berapa kali aku dan Daniel saling melepas nafsu di kamar mandi itu. Tubuhku sampai lemas karena terlalu sering orgasme. Daniel yang masih stay cool duduk di atas toilet, sementara aku duduk di pangkuannya sambil merebahkan tubuhku di dadanya yang bidang.

“Hhh.. kamu gila sayang, hebat banget sih..”, cetusku sambil mencubit hidung Daniel.

Anak itu tersenyum sambil mengusap rambutku.

“Tante juga hebat.. gila tadi tante party sama cowo-cowo itu ya?”, tanya Daniel sedikit takjub.

Aku mengangguk manja. Anak itu sampai geleng-geleng.

“Kamu juga sering kan party bareng tante-tantemu itu? Hayo ngaku..”, celetukku dengan nada bercanda.

Daniel tertawa. Sambil melepas lelah aku berbagi cerita dengan Daniel. Aku sampai geleng-geleng mendengar ceritanya. Di usianya yang masih semuda itu ternyata pengalaman seksualnya jauh lebih banyak daripadaku. Dengan segala kelebihan fisik yang dimilikinya, anak itu seringkali menyelesaikan persoalan dengan rayuan dan pesona bercintanya. Mulai dari teman sekelasnya yang rela membuatkan PR-nya dan Daniel membayarnya dengan memberi kenikmatan birahi pada si cewe itu. Kemudian tantenya yang kepergok berselingkuh di salah satu restoran, juga merelakan tubuhnya dipuaskan Daniel sebagai imbalan tutup mulut. Bahkan sampai wali kelasnya yang menurutnya memang cantik itu, rela membubuhkan nilai 9 di raport Daniel dengan imbalan pelayanan birahi yang memuaskan dari anak itu.

“Tante, kita keluar yuk, kayaknya pada berisik banget deh..”, ajak Daniel tiba-tiba.

Aku mengangguk setuju. Sejak tadi memang di luar kamar mandi tersebut berisik sekali. Suara lenguhan, desahan sampai jeritan manja sayup-sayup terdengar saat aku berpacu nafsu dengan Daniel di kamar mandi tadi.

Betapa terkejutnya aku ketika keluar dari kamar mandi melihat pemandangan yang selama ini hanya dapat aku nikmati lewat blue film. Para daun mudaku tersebar di berbagai sudut asyik berbagi kenikmatan dengan tante-tantenya Daniel.
Jonathan dan Stanley yang selalu kompak asyik memuaskan Shinta di salah satu sofa. Arga, Rhino dan Dodi juga sibuk menggumuli Melly, yang paling cantik dan seksi di antara wanita-wanita itu. Sementara Candra bagai seorang ratu tergolek di atas ranjang, sementara Chris dan Felix dengan buas menggeluti tubuhnya yang memang mulus. Si macho-ku Frans rupanya yang jadi favorit sampai Yuni dan Liana berebut menikmati Mr. King-nya. Aku geleng-geleng melihatnya seraya memeluk tubuh Daniel yang ada di sebelahku. Inikah yang namanya orgy? Betul-betul gila. Aku tak menyangka kalau pesta ulang tahunku menjadi sefantastis ini.

Aku dan Daniel pun bergabung dengan mereka. Entah berapa jam lamanya aku larut dalam pesta gila itu. Kami berganti-ganti pasangan seenaknya. Entah sudah berapa kali kami orgasme. Namun khasiat obat perangsang yang kubawa itu memang luar biasa. Stamina kami seperti tak ada habis-habisnya.

Pesta gila itu akhirnya terhenti oleh Candra yang punya ide untuk bikin games. Wanita itu ingin membuat game seperti yang dilakukannya pada Daniel sore tadi sebagai hadiah ulang tahunku. Tentu saja aku setuju. Dengan posisi nungging, aku berlutut di atas ranjang. Kepalaku rebah di atas bantal, mataku tertutup, sementara kedua tanganku diikat. Kedua pahaku kubuka lebar-lebar. Permainan pun dimulai. Pria-pria yang ada di situ secara acak akan memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku. Jika aku bisa menebak siapa yang sedang beraksi, aku boleh melepas ikatanku dan melapas hasratku dengan pria tersebut. Namun jika aku salah menebak, aku harus mengulum penis pria tersebut sampai dia orgasme.

Suasanya sunyi senyap. Penis pertama mulai menyusup perlahan ke dalam lubang vaginaku. Aku berharap penisnya Jonathan, karena mudah sekali mengenalinya. Perlahan penis itu terus masuk ke dalam liang vaginaku. Ups.. tidak ada aksesoris apa-apa. Berarti bukan Jonathan. Siapa ya? Aku jadi penasaran. Penis itu sudah amblas seluruhnya kedalam vaginaku. Ughh.. nikmatnya. Tapi siapa ya? Aku melakukan kegel untuk memancing desahan pria itu. Sial, nggak bersuara. Yang ada malah suara Shinta, Melly, Candra, Yuni dan Liana yang berah-uh-ah-uh mengacaukanku. Ah.. aku betul-betul bingung.

“Stanley?” tebakku.

Wanita-wanita itu cekikikan. Sang pria sama sekali tak bersuara. Tiba-tiba tubuh pria tersebut menunduk hingga aku bisa merasakan dengusan nafasnya. Dibukanya tutup mataku.

“Awww.. Chris!”, teriakku.

Gimana aku nggak bisa ngenalin sih. Dasar. Mereka semua tertawa. Sebagai konsekuensi, aku harus mengulum penisnya sampai anak itu orgasme. Permainan terus berlanjut. Berkali-kali aku gagal. Mungkin ada sekitar 7 kali aku tidak bisa menebak. Padahal kadang salah seorang dari mereka beraksi lebih dari satu kali. Tapi aku tetap tidak mengenali. Sialnya Jonathan malah melepas aksesoris yang menjadi ciri khasnya. Huh.. Tapi aku senang. Bukan Tasha namaku kalau tidak mengenali penis si macho, Frans. Aku langsung menjerit keasyikan begitu tahu tebakanku tepat. Dengan cool Frans melepaskan ikatanku dan kami melepas birahi dengan ditonton oleh yang lain. Setelah orgasme, permainan dilanjutkan.

Berikutnya ketebak lagi. Gimana nggak, siapa lagi yang penisnya bisa membuatku merasa seperti perawan. Ughh.. nikmat sekali saat penis super besar itu amblas di dalam vaginaku. Aku yang memang sudah bisa menebak mencoba mengulur waktu sebentar. Nikmat sekali penis ini. Aku melakukan kegel berkali-kali, hingga tiba-tiba penis itu memuntahkan spermanya yang kental di dalam vaginaku. Si pemilik penis mengerang menahan nikmat. Aku bisa mendengar suara gumaman heran orang-orang yang ada di situ.

“Gotcha Daniel!”, seruku sambil tersenyum penuh kemenangan.

Yang lain berteriak heboh. Daniel pun langsung membuka tutup mata dan tali yang mengikatku.

“Tante curang ih..”, rajuknya manja.

Aku tertawa dan memeluk tubuh anak itu. Kami pun bercumbu sambil disaksikan yang lain. Tak butuh waktu lama untuk mengembalikan birahi Daniel setelah aku ‘mencuri’ spermanya tadi. Dengan gayanya yang buas, Daniel membuat kami orgasme bersama.

Permainan itu berlangsung sampai menjelang pagi. Setelah semua selesai, Daniel dan tante-tantenya pamit untuk kembali ke kamarnya. Sementara aku juga mau istirahat. Kami pun tertidur pulas sekali. Lewat jam dua belas kami baru bangun. Satu persatu daun mudaku pamit pulang, hingga akhirnya aku sendirian di kamar yang besar itu.

Sambil berdiri di pintu, aku menyaksikan pemandangan kamar yang berantakan. Botol-botol minuman berserakan di mana-mana, begitu juga krim-krim bekas kue. Posisi kursi, meja dan sofa sudah nggak jelas, ranjang apalagi sudah mawut-mawutan. Tapi aku merasa puas sekali. Betul-betul pesta ulang tahun yang berkesan. Dan yang lebih berkesan lagi aku dapat daun muda baru, Daniel.

Sejak kejadian itu, aku menjadi akrab dengan Daniel dan juga tante-tantenya. Aku jadi bersahabat karib dengan Candra. Dan dari mereka juga aku mulai mengenal kehidupan malam. Petualangan sex-ku pun makin beragam. Aku mulai sering ikut acara-acara gila yang diadakan Candra dan teman-temannya.

Februari kemarin, aku bercerai dengan suamiku. Toh aku pikir ada atau nggak ada suami sama saja. Dia jarang sekali di rumah. Hak asuh Juliet pun kuserahkan dengan ikhlas pada suamiku. Dan kini aku semakin bebas tanpa adanya suami dan anak. Aku bisa keluar rumah sesukaku dan ikut acara-acara gilanya Candra. Bahkan tak jarang aku menjadi tuan rumah untuk acara-acara tersebut, karena rumah peninggalan suamiku ini memang besar sekali. Aku pun juga bebas mengundang daun-daun mudaku ke rumah untuk memuaskanku kapan saja aku mau. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Tante Tasha Pesta Seks appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Pelet Sex Membawa Nikmat

$
0
0

Kisah hot 2016, kisah hot terbaru, kisah hot, kisah sange 2016, kisah sange terbaru, kisah sange, kisah lucah 2016, kisah lucah terbaru, kisah lucah, Sekilas tentang dirimu yang lama kunanti memikat hatiku. Janji yang pernah terucap tuk satukan hati kita namun tak pernah terjadi.

Kisah Hot Terbaru
cerita hot 2016, cerita hot terbaru, cerita hot, cerita sange 2016, cerita sange terbaru, cerita sange,

Cerita Sex – Pelet Sex Membawa Nikmat

Miftah ditugaskan sebagai pimpinan unit sebuah bank BUMD di sebuah kabupaten. untuk itu maka ia harus berpisah dengan suaminya yang bekerja sebagai dosen dan pengusaha di kota. Miftah menyewa sebuah kamar paviliun yang dihuni oleh seorang perempuan tua yang anak-anaknya pada ke kota semua.

 

Pada hari pertama ia bertugas, banyak sekali kesan yang dapat di terimanya dari para bawahannya di kantor. Miftah pulang pergi ke kantor selalu menumpang dokar (delman) yang dimiliki oleh tetangganya yang bernama Parto, kebetulan Parto telah kenal baik dengan Mak Martinah pemilik rumah yang ditempati Miftah. Parto seorang duda yang berumur kurang lebih 45 tahun, cerai dan tidak memiliki anak.

Jarak rumah Parto dan Miftah memang jauh sebab di desa itu antara rumah dibatasi oleh kebun kelapa. Karena terlalu sering mengantar jemput Miftah, maka secara lambat laun ada perasaan suka Parto terhadap Miftah namun segala keinginan itu di buang jauh-jauh oleh Parto karena ia tahu Miftah telah mempunyai suami dan setiap minggu suami Miftah selalu datang, tingkah suami istri itu selalu membuat Parto tidak enak hati, namun ia harus pasrah bagaimanapun sebagai suami istri layaklah mereka berkumpul dan bermesraan untuk mengisi saat kebersamaan.

Parto setiap hari selalu melihat sosok keelokan tubuh Miftah tapi bagaimana caranya menaklukannya, sedang birahinya selalu minta dituntaskan saat bersama Miftah diatas dokarnya. Kemudian timbullah pikiran licik Parto dengan meminta pertolongan seorang dukun, ia berkeinginan agar Miftah mau dengannya. Atas bantuan dukun itu, Parto merasa puas dan mulailah ia mencoba pelet pemberian dukunnya.

Siang saat Miftah menumpang dokar, Parto melihat paha Miftah yang putih mulus itu, kejadian itu membuat birahi Parto naik dan kejantanannya berdiri saat itu ia mengenakan celana katun yang longgar sehingga kejantanannya yang menonjol terlihat oleh Miftah, Parto malu dan berusaha membuang muka, sedang Miftah merasa tidak enak hati dan menutupkan pahanya, wajahnya bersemu merah ia merasakan bahwa batang kemaluan Parto itu memang besar dan panjang tidak seperti milik suaminya.

Ia tahu pasti kalau bercinta dengan Parto akan dapat memberikan anak baginya serta kepuasan yang jauh berbeda saat bercinta dengan suaminya, memang saat akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dengan suaminya agak berkurang dan suaminya cepat selesai, telah 2 tahun menikah belum ada tanda-tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-uringan dan kepuasan yang dia harapkan dari suaminya tidak dapat Miftah nikmati.

Sedang kalau ia melihat sosok Parto tidaklah sebanding dengannya karena status sosial dan intelektualnya jauh dibawah suaminya ditambah face-nya yang tidak masuk katagorinya di tambah lagi kehidupan Parto yang bergelimang dengan kuda kadang membuatnya jijik, namun semua itu dibiarkannya karena Miftah butuh bantuan Parto mengantar jemput, ditambah Parto memang baik terhadapnya.

Kalau dilihat sosok Miftah, ia seorang perempuan karier berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu kurang lebih 4 tahun, ia menikah dengan Krisna, belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih dan memiliki dada 34B sehingga membuat para lelaki ingin dekat dengannya dan menjamah buah dadanya yang montok dan seksi.

Dengan berbekal pelet yang diberikan gurunya, Parto mendatangi rumah Miftah. Malam itu gerimis dan Parto mengetuk pintu rumah Miftah. Kebetulan yang membukakan pintu adalah Miftah yang saat itu sedang membaca majalah.

“Eee.. Bang Parto tumben ada apa Bang?” tanya Miftah.

“Ooo.. saya ingin nonton acara bola sebab saya tidak punya televisi apa boleh Bu Miftah?” jawab Parto.

“Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja ke ruang tengah, televisi disitu..” Miftah menerangkan sambil ia menutup pintu. Diluar hujan mulai lebat.

“Sebentar ya Bang?” Miftah ke belakang, membuatkan minum untuk Parto. Parto duduk diruangan itu sambil melihat televisi.

Tidak berapa lama Miftah keluar membawa nampan berisi segelas air dan makanan kecil, sambil jongkok ia menyilakan Parto minum. Saat itu Parto sempat terlihat belahan dada Miftah yang mulus sehingga Parto berdesir dadanya karena kemulusan kulit dada Miftah. Sambil minum Parto menanyakan,

“Mak Martinah mana Bu, kok sepi aja?”

“Ooo Mak Martinah sudah tidur,” jawab Miftah.

“Bagaimana kabarnya Bang?” Miftah membuka pembicaraan.

“Baik-baik saja,” jawab Parto sambil melafalkan mantera peletnya. Sambil menonton Parto berulang-ulang mencoba manteranya, saat itu Miftah sedang asyik membaca majalah. Merasa manteranya telah mengenai sasaran, Parto berusaha mengajak Miftah bicara tentang rumah tangga Miftah dan suaminya, diselingi ngomong jorok untuk membuat Miftah terangsang.

“Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa belum hamil?” tanya Parto.

“Lho malu saya Bang, soalnya suami saya sibuk dan saya juga sibuk bekerja bagaimana kami mau berhubungan dan suami saya selalu egois dalam bercinta.” jawab Miftah menjelaskan.

“Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang datang dan ibu butuh keintiman?” tanya Parto.

“Jangan ngomong itu dong Bang, saya malu masa rahasia kamar mau saya omongin ama Abang?” jawab Miftah.

“Bu Miftah, saya tau Ibu pasti kesepian dan butuh kehangatan lebih-lebih saat hujan dan dingin saat ini apa Ibu nggak mau mencobanya?” Parto berkata dengan nada terangsang.

“Haa.. dengan siapa?” jawab Miftah,

“Sedang Krisna suamiku di kota,” timpalnya.

“Dengan saya..” jawab Parto.

“Haa gila! masa saya selingkuh?” Miftah menerangkan sambil mengeser duduknya. Parto merasa yakin Miftah tidak menolak jika ia memegang tangannya.

“Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Martinah.” Miftah mengeser duduknya.

“Oooh.. Mak Martinah udah tidur tapi..?” jawab Parto memegang tangan Miftah dan mencoba memeluk tubuh mulus itu. Sambil mencoba melepaskan diri dari Parto Miftah beranjak ke kamar, ia memang berusaha menolak namun pengaruh dari pelet Parto tadi telah mengundang birahinya. Ia biarkan Parto ikut ke kamarnya. Saat berada di kamar, Miftah hanya duduk di pingir ranjangnya dan Parto berusaha membangkitkan birahi Miftah dengan meraba dada dan menciumi bibir Miftah dengan rakus sebagaimana ia telah lama tidak merasakan kehangatan tubuh perempuan.

Parto berusaha meremas dada Miftah dan membuka blous tidur itu dengan tergesa-gesa, ia tidak sabar ingin menuntaskan birahinya selama ini. Sementara mulutnya tidak puas-puasnya terus menjelajahi leher jenjang Miftah turun ke dada yang masih ditutupi BH pink itu. Sementara Miftah hanya pasrah terhadap perbuatan Parto, ia hanya menikmati saat birahinya ingin dituntaskan.

Cerita Bokep Terbarukisah hot 2016, kisah hot terbaru, kisah hot, kisah sange 2016, kisah sange terbaru, kisah sange, kisah lucah 2016, kisah lucah terbaru, kisah lucah,Kisah Bokep Terbaru

Kemudian tangan Parto membuka tali pengikat BH itu dari belakang dan terlihatlah sepasang gunung kembar mulus yang putingnya telah memerah karena remasan tangan Parto. Dengan mulutnya, Parto menjilat dan mengigit puting susu itu sementara tangan Parto berusaha membuka CD Miftah dan mengorek isi goa terlarang itu. Partopun telah telanjang bulat lalu ia meminta Miftah untuk mengulum batang kemaluannya, Miftah menolak karena batang kejantanan Parto panjang, besar dan baunya membuat Miftah jijik.

Dengan paksa Parto memasukan batang kejantanannya ke mulut Miftah dengan terpaksa batang kejantanan itu masuk dan Miftah menjilatnya sambil memainkan lidah di ujung meriam Parto. Partopun tidak ketinggalan dengan caranya ia memainkan lidahnya di liang keperempuanan Miftah, lebih-lebih saat ia menemukan daging kecil di belahan liang keperempuanan itu dan dijilatinya dengan telaten sampai akhirnaya setelah berualng-ulang Miftah klimaks dan menyemburkan air maninya ke mulut Parto. Saat lebih kurang 20 menit Partopun memuncratkan maninya ke mulut Miftah dan sempat tertelan oleh Miftah.

Kemudian Parto mengganti posisi berhadap-hadapan, Miftah ditelentangkannya di ranjang dan di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha Miftah dengan menekuk tungkai Miftah ke bahunya. Sambil tangannya merangsang Miftah kedua kalinya Partopun meremas buah dada Miftah dan mengorek isi liang keperempuanan Miftah yang telah memerah itu, lalu Miftah kembali dapat dinaikkan birahinya sehingga mudah untuk melakukan penetrasi.

Bagi Parto inilah saat-saat yang di tunggu-tunggunya, paha yang telah terbuka itu ia masukkan batang kejantanannya dengan hati-hati takut akan menyakiti liang keperempuanan Miftah yang kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit dipaksakan akhirnya batang kejantanannya dapat masuk dengan pelan dan ini sempat membuat Miftah kesakitan.

“Ouu.. jangan keras-keras Bang, ntar berdarah,” kata Miftah.

“Sebentar ya.. Mif sedikit lagi,” kata Parto sambil mendorong masuk batang kejantanannya ke dalam liang keperempuanan sempit itu. Dengan kesakitan Miftah hanya membiarkan aksi Parto itu dan mulutnya telah disumbat oleh bibir Parto supaya Miftah tidak kesakitan.

“Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Miftah dan itu berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya Parto menyemburkan air kenikmatannya dalam liang keperempuanan Miftah sebanyak-banyaknya dan ia lalu rebah di samping Miftah hingga pagi.

Permainan mesum itu berlangsung tiga kali dan membuat Miftah serasa dilolosi tulang benulang hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia tidak kuat dan energinya terkuras oleh Parto malam itu.

Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan mereka selalu melakukan hubungan gelap itu, karena Miftah telah berada dibawah pengaruh pelet Parto dan saat suaminya datang Miftah pandai mengatur jadwal kencannya sehingga tidak membuat curiga suami dan masyarakat di desa itu, mereka kadang-kadang melakukan hubungan seks di gubuk Parto yang memang agak jauh dari rumah penduduk lainnya.

Miftahpun rajin menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia amat gusar dan karena pintarnya Miftah memasang jadwal dengan suaminya maka suaminya amat suka cita dan padahal Parto tahu Benih itu adalah anaknya karena hampir tiap ada kesempatan ia melakukanya dengan Miftah sedang dengan suaminya Miftah hanya sekali 20 hari dan tidak rutin.

Akhirnya anak Miftah lahir di kota karena saat akhir kehamilannya, Miftah pindah ke kota sesuai permintaan suaminya, tidak ada kemiripan anaknya denagn Krisna yang ada hanya mirip Parto. Sejak Miftah berada di kota, secara sembunyi-sembunyi Parto menyempatkan diri untuk berkencan dengan Miftah karena Miftah sudah tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet Parto.

cerita panas 2016, cerita panas terbaru, cerita panas, cerita syur 2016, cerita syur terbaru, cerita syur, cerita lucah 2016, cerita lucah terbaru, cerita lucah,

The post Cerita Sex – Pelet Sex Membawa Nikmat appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Nona Hesti

$
0
0

Kisah bokep 2016, kisah bokep terbaru, kisah bokep, kisah ngentot 2016, kisah ngentot terbaru, kisah ngentot, Wong salah ora gelem ngaku salah, suwe suwe sopo wonge seng betah, tak tandur pari, jebul tukule malah suket teki.

kisah dewasa 2016, kisah dewasa terbaru, kisah dewasa, kisah mesum 2016, kisah mesum terbaru,kisah mesum,

Cerita Sex – Nona Hesti

Hesti keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk di dada, langsung duduk di pangkuan Budiman, berhadapan dengan tempat dudukku. Kulihat Budiman agak canggung memangku Hesti dihadapanku, tapi Hesti bisa membawa diri mencairkan suasana terutama terhadap Budiman. Diciumnya kening Budiman, lalu pipinya sembil memeluk kepalanya dan menyandarkannya ke dadanya yang menonjol.

Kembali aku diliputi kecemburuan melihat kemesraan yang diberikan Hesti pada Budiman, tapi aku diam saja.

“sayang kenapa celananya sudah dipakai, kan kita belum selesai” ucapnya sambil mengelus rambut ikal Budiman yang masih bersandar di dadanya.

Agak terbata Budiman menjawab,

“aku belum pernah dikulum dan dijilati seperti itu, apalagi setelah keluar sperma”

“tapi permainan lidahmu sangat pintar”

“kalo itu sering aku lakukan dengan bule tamu disini, tapi ya sebatas itu tak lebih, dan aku tidak boleh pegang pegang, Cuma jilatan jilatan seperti itu sampai mereka puas, lumayanlah Mbak hasilnya bisa untuk tambah kebutuhan rumah tangga”

“kasihan sayang, ntar aku kasih yang enak ya” Hesti menghibur manja lalu mencium bibirnya.

Setelah kutunggu beberapa saat, ternyata Hesti tak juga beralih ke pangkuanku, tak mau menjadi penonton seperti kambing congek, kuambil inisiatif, kuhampiri mereka, aku berdiri di samping Hesti, kubuka resliting celanaku, kukeluarkan kejantananku dan kusodorkan ke mulut Hesti.

Dia langsung memegang kemaluanku dan memandangku dengan senyum menggoda, lalu lidahnya mulai bekerja di kepala kemaluanku, sambil mengocok kemaluanku dia memasukkannya ke mulutnya, dengan segera kemaluanku keluar masuk mulutnya.

Tangan Budiman mulai menjamah dada Hesti yang masih tertutup handuk, kutarik handuk putih yang melilit tubuhnya hingga terlepas, kini Budiman bisa dengan leluasa meraba menjelajahi buah dada Hesti yang menggantung indah menantang, diremasnya kedua bukit telanjang itu.

Hesti turun dari pangkuan Budiman dan berjongkok di depanku, Budiman ikut ikutan berdri di sampingku, kini kedua tangan Hesti memegang dan mengocok kejantanan kami berdua, gantian dia mengulum dari kiri ke kanan, kami berdua mendesis bersautan.

“jangan keluarin lagi ya” kata Hesti pada Budiman lalu meneruskan kulumannya. Meski melayani kami berdua Hesti tak tampak kesulitan, padahal kedua kemaluan kami tidak bisa dikatakan kecil, hampir sama panjang 17 cm tapi punya Budiman diameternya sedikit lebih kecil. Dengan penuh nafsu dia mempermainkan kami dari jilatan ke seluruh bagian kemaluan hingga kuluman memabokkan. Sekali sekali kepala kemaluan kami bersinggungan di depan bibir Hesti, seperti berebut masuk ke mulut mungilnya.

Sambil mendapatkan kuluman dan jilatan, kubuka pakaian dan celanaku, kami bertiga sudah dalam keadaan telanjang.

Tiba tiba Budiman melangkah mundur hingga pegangan Hesti terlepas, Budiman menggeser ke belakang Hesti, kukira dia akan memeluk Hesti dari belakang ternyata dia telentang di belakang Hesti dan kepalanya menyusup di antara kakinya, Hesti segera membuka lebar kakinya memberi jalan kepala Budiman di bawahnya. Hesti terus menjilat dan mengulum kejantananku sementara kepala Budiman yang ada di bawahnya menjilati kemaluannya dari bawah.

Hesti menggoyang pinggulnya mengimbangi permainan Budiman sementara aku mengocokkan kemaluanku di mulutnya, kepala dan pinggul Hesti sama sama bergoyang memainkan irama yang berbeda, entah bagaimana dia mengatur konsentrasinya. Ternyata jilatan Budiman lebih mengganggu konsentrasinya, Hesti sering menghentikan kulumannya hanya untuk menikmati permainan lidah Budiman di kemaluannya. Tak mau terlalu sering terganggu, kutuntun Hesti ke kursi, kuminta dia di pangkuanku, perlahan dia menurunkan tubuhnya di pangkuanku sambil melesakkan kemaluanku di kemaluannya yang sudah basah, entah basah karena rangsangan kami berdua atau basah karena ludah Budiman.

“oouughh.. ss.. ennak mass” dia mendesis ketika kemaluanku perlahan menerobos liang kenikmatannya, kuremas kedua buan dada yang menantang di depan mukaku dan kukulum keras ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya. Rupanya Budiman tak mau tinggal diam, dia mendatangi Hesti dari belakang, disibakkannya rambut Hesti ke atas hingga tampaklah tengkuknya yang putih mulus, Budiman langsung mencium dan menjilati tengkuk Hesti membuat dia menggelinjang hebat di pangkuanku, goyangannya jadi kacau tapi justru makin membuat kemaluanku diremas dan serasa dipilin di kemaluannya.

Kuremas erat kedua buah dadanya, ternyata Budiman ikutan meremasnya, kini masing masing buah dada mendapat remasan dua tangan. Ciuman Budiman beralih ke telinga, dikulumnya telinga Hesti membuat dia makin kelojotan, dengan aksi Budiman seperti itu sebenarnya aku yang diuntungkan karena kemaluannya makin erat mencengkeram kemaluanku, menambah kenikmatan, justru lebih nikmat daripada tadi malam, ternyata sensasinya luar biasa.

Hesti meraih kejantanan Budiman yang sudah berdiri telanjang di sampingnya, dikocoknya sambil kembali bergoyang pinggul, tubuhnya mulai turun naik sambil bergoyang memutar, kejantananku meluncur keluar masuk dan teremas di kemaluannya, semakin cepat dia mengocok kemaluanku semakin nikmat rasanya, desahan atau jeritan Hesti sudah diluar kontrol, begitu liar.

Beberapa menit kemudian kurasakan tubuh Hesti menegang, dia memelukku erat ketika kurasakan kemaluannya berdenyut hebat, sehebat jeritan Hesti dalam kenikmatan puncak sexual, orgasme. Kubiarkan dia menikmati detik detik pasca orgasme, jantungnya berdetak dengan kencang, tapi itu tak berlangsung lama ketika Budiman memeluk Hesti dan dengan sedikit paksa menarik tubuh Hesti ke atas hingga kemaluanku terlepas dari kemaluannya.

Dia lalu membopong tubuh Hesti dan menelentangkannya di ranjang, langsung menindih tubuh Hesti yang sudah pasrah menunggu, terlihat begitu kontras antara Hesti yang putih mulus ditindih Budiman yang coklat tua. Budiman dengan rakusnya menciumi Hesti, kening, pipi, bibir, lehernya yang jenjang, hingga kedua payudaranya, tak sejengkal daerah sexy Hesti terlewatkan dari sapuan bibir dan lidahnya. Kembali rasa cemburu menghampiriku melihat bagaimana Budiman menikmati hangat dan gairahnya tubuh Hesti.

Ganasnya Budiman mempermainkan buah dada dan puting Hesti segairah desahan Hesti yang kembali terbakar birahi. Budiman menyapukan sebentar kejantanannya di bibir kemaluan yang basah itu, tapi sebelum Budiman melesakkan kejantanannya, Hesti mendorong tubuhnya menjauh.

“sabar ya sayang, kamu pakai kondom dulu, tuh ambil di laci” katanya. Mungkin Budiman agak dongkol tapi dia tak bisa berbuat lain kecuali meninggalkan Hesti yang sudah dalam keadaan pasrah. Melihat tubuh telanjang Hesti yang telentang menantang, aku tak mau membuang kesempatan, sambil menunggu Budiman memasang kondom, kuhampiri Hesti dan tindih sambil mencium bibirnya.

“ah Mas Heldhy nakal, kan giliran Budiman” godanya sambil melirik Budiman yang sedang menyobek bungkus kondom.

“dia sedang mempersiapkan tuh” kataku sambil menyapukan kejantananku yang telanjang tanpa kondom ke kemaluannya, sekali dorong melesak semua ke dalam diiringi jerit kenikmatan dari Hesti.

Pantatku langsung turun naik di atas tubuh telanjangnya, menggenjot secepat dan sedalam mungkin sambil memandang wajah cantik Hesti, rona merah mukanya terlihat jelas di wajahnya yang putih menambah kecantikan dan gairahnya.

Budiman yang sudah siap, menghampiri kami, dengan kemaluan yang terbungkus kondom disodorkannya ke mulut Hesti, bibir Hesti yang terbuka mendesah langsung terbungkam kemaluan tegang Budiman.

Sambil menerima kocokanku, Hesti juga mengocok kemaluan Budiman di mulutnya, kami saling mendesah bersautan. Tangan Budiman meremas remas buah dadanya dengan gemas sambil memainkan puting kemerahan.

Berdua kami mengocok Hesti dari atas dan bawah, berulang kali tubuhnya menggeliat ketika kusodok dengan keras.

“Aaagh..mmgghh..eegghh..cukup..eeghh..cukup..eegghh..cukup mas, aku nggak mau keluar lagi, ganti Budiman” pintanya.

Meski agak berat, terpaksa aku memberikan kenikmatan dan kemaluan ini ke Budiman, tapi sebelum kuberikan aku baru sadar bahwa sejak tadi malam aku belum melakukan jilatan di kemaluan Hesti, harus kulakukan sekarang sebelum kemaluan Budiman mengobok obok kemaluan ini, now or never. Begitu kucabut kemaluanku, langsung bibir dan lidahku menggantinya, tak kuhiraukan cairan di kemaluan Hesti yang cukup banyak, lidahku memainkan klitoris dan bibir kemaluannya.

“AAuughh.. sshh.. naakaal.. ss.. mass..ssuddaah” desahnya kaget, tak menyangka aku melakukan ini.

Lidahku menjelajah ke daerah kemaluannya, tak kupedulikan Budiman yang sudah bersiap disampingku menunggu giliran, tubuh Hesti menggeliat kelojotan, tangannya dikepalaku menekan dan menarik, pantatnya terangkat ke atas merasakan jilatan kenikmatan dari bibir dan lidahku.

Tanpa setahu Hesti kuberi aba aba ke Budiman untuk segera bersiap, maka begitu bibirku meninggalkan liang kemaluannya Budiman langsung mengisi dengan kemaluannya.

Cerita Mesum Terbarukisah bokep 2016, kisah bokep terbaru, kisah bokep, kisah ngentot 2016, kisah ngentot terbaru, kisah ngentot,Cerita Bokep Terbaru

Dengan sekali dorongan yang cepat, langsung kemaluan itu melesak ke liang kenikmatannya yang disambut teriakan kaget Hesti menerima sodokan keras dari Budiman. Tanpa menunggu lagi begitu kemaluan itu masuk semua langsung Budiman menarik keluar dan mendorong masuk lagi dengan lebih cepat, kocokan Budiman begitu ganas sambil lidah dan bibirnya tak pernah lepas dari bibir dan leher jenjang Hesti.

Kulihat Budiman begitu gemas melihat wajah Hesti yang mengerang kenikmatan, berkali kali dia menciumi pipi kiri dan kanannya diselingi lumatan bibir. Sepertinya dia mendapatkan rejeki nomplok bisa menikmati kehangatan dan ke-sexy-an tubuh Hesti dengan segala kenikmatannya, apalagi Hesti memperlakukannya seperti layaknya seorang kekasih dalam bercinta, Hesti selalu menyambut kuluman Budiman dengan penuh gairah meski gaya permainan Budiman cenderung kasar. Dekapan Budiman tak pernah lepas dari Hesti, mereka menyatu dalam permainan birahi yang ganas. Permainan Budiman kasar dan monoton membuat Hesti harus mengambil inisiatif, dia ikutan menggoyangkan pinggulnya meski agak susah karena terhimpit pinggul Budiman dan terhalang kocokannya, tapi dia masih bisa meggoyangkannya.

“dari belakang Bud” pinta Hesti untuk doggie disela desahannya, tapi Budiman tak menggubris, dia masih tetap mengocok dan memeluk Hesti lebih erat.

Sebenarnya aku ingin gabung dengan mereka tapi aku ingin memberi Budiman kesempatan untuk lebih menikmati kehangatan Hesti, disamping itu aku juga ingin tahu seberapa tahan dia menghadapi ganasnya gairah binal Hesti. Dan ternyata dugaanku benar, tak lebih dari sepuluh menit Budiman menggeluti Hesti dia sudah teriak kenikmatan, orgasme kedua yang dia dapat dari Hesti. Tubuh Budiman menelungkup di atas Hesti, keringatnya mengalir deras, sederas semprotannya di kemaluan.

kisah dewasa 2016, kisah dewasa terbaru, kisah dewasa, kisah mesum 2016, kisah mesum terbaru,kisah mesum,

The post Cerita Sex – Nona Hesti appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Tante Hot Teman Bercinta

$
0
0

Kisah bokep 2016, kisah bokep terbaru, kisah bokep, kisah ngentot 2016, kisah ngentot terbaru, kisah ngentot, Tiga puluh menit, kita di sini, tanpa suara. Dan aku benci harus menunggu lama kata darimu.

Cerita Hot Terbarukisah bokep 2016, kisah bokep terbaru, kisah bokep, kisah ngentot 2016, kisah ngentot terbaru, kisah ngentot,Cerita Bokep Terbaru

Terus terang awalnya aku tdk begitu mahir di bidang yang satu ini, tetapi seiring pertambahan usia hingga menjelang SMU, bentuk kemaluan aku sedikit lebih besar dibandingkan dengan teman2 seusiaku bahkan yang jauh lebih tua dariku. Banyak dari temanku menyuruhku untuk membuka celana aku untuk melihat seberapa besar ukuran kemaluan aku! Udah kaya gigolo aja aku ya!

Saat berusia 20 tahun dan merupakan tahun pertama pada masa perkuliahan, aku berteman dengan seorang pria bernama Sakti. Ini adalah teman pertama aku saat kuliah. Dan kami menjadi semakin akrab setiap harinya. Ia banyak memberikan pengalaman menyenangkan kepada aku. Beberapa kali ia melakukan kuluman pada kemaluanku juga dengan mengunakan tangan. Terus terang bagiku ini sunguh nikmat sekali. Belakangan aku tahu kalau ia pernah melakukan hal yang sama pada teman pria lain.

Suatu hari aku pergi kerumahnya seperti biasa. Dan ia tidak ada ditempat. hanya Tantenya yang biasa aku pangil Tante Febri yang ada ditempat. Kalau anda tahu aktris Angelina Jolie hampir seperti itulah tampangnya! Seks seks gitu bro! Bentuk tubuh yang padat dan sexy, payudara yang besar dan wajah yang minta ampun cantiknya biking w horney melihatnya.

Tante Febri mengatakan bahwa temanku tsb tidak ada dirumah alias belum pulang dari tadi pagi, dan menyuruhku untuk menunggunya di ruang tamu. Ia menawarkan pada aku secangkir kopi dan aku ucapkan terima kasih. Saat itu ia mengunakan blouse putih halus yang membuat bentuk tubuhnya samar2 jelas terlihat!Kamipun ngobrol ala kadarnya dan tak disangka ia mendekatiku.

Bayangkan saat itu aku termasuk pria yang belum mengenal hubungan seks berlawanan jenis dan ia adalah wanita yang telah berusia 40 tahun yang tentunya memiliki pengalaman tertentu mengenai hal ini.

Tiba-tiba ia meraba selangkangan aku dan meremasnya dengan keras. Aku terkejut dan sedikit berdiri, kemudian ia langsung menarik aku untuk duduk kembali. Ia hanya tertawa melihat aku yang terlihat pucat dan tidak bisa berkata apa-apa. aku hanya berpikir ia adalah Tante dari teman akrab aku.

Sambil tersenyum ia kembali memegang bagian selangkangan aku dan aku tetap diam membisu hanya memandangnya dengan serTante pertanyaan tanpa jawaban. Tidak bisa kupungkiri, wajah menawan itu telah membuat kemaluan aku berdiri. Dan anda tahu kalau kemaluan aku memiliki ukuran yang diatas normal. Tanpa sepatah katapun ia terus mengosok kemaluan aku dan entah setan apa yang menghingapi aku saat itu, langsung ku cium bibir tante Febri yang seksi itu. Aduhh ini pertama kali aku berciuman dengan lawang jenis dan rasanya melambung jauh.

Darah dikepala aku seperti mau muncrat keluar. Akutidak begitu mahir dengan apa yang harus lidah aku mainkan ketikan lidah Tante Febri merasuk dalam mulut aku.Beberapa kali kurasakan lidahnya menyapu langit2 mulut aku, gigiku dan mengusap lidah aku.Sementara lidahku hanya diam membisu!Sesekali ia menyedot lidah aku dengan sangat kuat hingga pada saat lepas dari pagutan masih terdapat air liur yang menetes pada lidah aku dan mulutnya Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa dan liar sekali.

Kemudian ia meminta aku untuk membuka celana yang aku pake dan melihat kemaluan aku. Tapi aku menolak. Namun ia tetap memaksa dengan berkata satu kali ini saja untuk melihatnya. Kemudian ia sedikit menurunkan blouse bagian atasnya dan memperlihatkan bentuk payudara indahnya dan meminta aku untuk membuka celana aku.Woooooww! Toked atau payudara itu indah sekali dihiasi dengan kalung giok yang bergelantungan diantara payudara tersebut membuat pemandangan menjadi semakin indah menakjubkan!mantabsss dan maknyuss banget

Akupun bergegas membuka celana dan sejenak ia memandang kemaluan aku dengan senyumnya yang menawan. Tanpa dikomandoi apapun ia telah duduk di bawah sambil meraih kemaluan aku. Dipegang dan diusapnya dengan halus bagian atas kemaluan aku hingga tanpa terasa ada sedikit cairan yang keluar dari kemaluan aku ini! Tanpa sungkan segera saja Tante Febri melumat kemaluan aku ini hingga semua tertelan dalam mulutnya. Kulihat matanya yang terpejam menikmati kemaluan aku dan menghisapnya dengan sangat kuat! Tante Febri cukup mahir adegan seperti ini.

Terkadang ia sedikit mengigit kemaluan aku hingga aku tersentak kaget, tetapi ia lanjutkan kembali dengan lumatannya yang super nikmat banget rasanya Akhirnya ia meyuruh aku untuk melepas semua pakaian yg aku kenakan dan ia pun beraksi secara halus dan perlahan melepaskan pakiannya sendiri satu persatu hingga tanpa busana! Wow akhirnya kemaluannya keliatan!

Setelah pakaianku terlepas, ia menarikku kekamarnya. Kemudian menjatukanku ditempat tidur. Sepengetahuan aku teknik bercinta yang aku kenal adalah aku diatas dan ia dibawah. Tetapi nampaknya ia akan duduk diatas aku.Ia mengatakan akan menunjukkan aksi yang sangat nikmat. Ia mengatakan bahwa kemaluanku termasuk besar dan ia membutuhkan daya kontrol terhadap kemaluan aku! Segera ia meraih kemaluan aku dan sedikit demi sedikit ia memasukkan dalam kemaluannya.Ohh..kemaluannya si tante hot itu terasa hangat dan lengket. Akhirnya terbenam semua kemaluan aku dalam kemaluan tersebut dan ia pun megoyankan kiri kanan, atas bawah dengan cepat dan keras! Sunguh nikmat banget rasanya goyangannya mantabs banget! Sambil mengosok payudaranya sendiri yang sudah tegang, ia pun menyodorkan payudara indah tersebut untuk aku cicipi. Tak perlu tunggu waktu lama, segera saja kulumat payudara tersebut hingga membuatnya semakin keras menghentakkan pantatnya ke arah kemaluan aku! oooooh rasanya kemaluan aku telah menyentuh dinding rahimnya.

Kisah Hot Terbarukisah hot 2016, kisah hot terbaru, kisah hot, kisah sange 2016, kisah sange terbaru, kisah sange, kisah lucah 2016, kisah lucah terbaru, kisah lucah,Kisah Bokep Terbaru

Akupun melumat payudara tersebut dengan liarnya. Namun begitu aku merasakan kenikmatan yang luar biasa saat melumat daging tumbuh yang alot tersebut. Tak terasa keringat kami telah membasahi kain sprei tempat tidur hingga akhirnya Tante Febri menjerit nikmat sambil melumat mulut aku. Kurasakan cairan hangat menghinggapi kemaluan ku. Tante Febri sudah mencapai klimaksnya. Akupun demikian, dan saat mencapai puncaknya aku berkata…tante aku sudah tidak tahan lagi…Ia pun segera melanjutkan..keluarkan saja didalam…tidak apa2 kok sakti tante udah pake KB!

Mendapat lampu hijau demikian, segera saja aku lapangkan perasaan untuk menyelesaikan permainan ini dengan mengeluarkan sperma aku didalam kemaluan indahnya!Crot..crot….dan crotttt lagi…. kurasakan sampai 6 kali kemaluan aku menyemprotkan sperma ke dalam kemaluan tante Febri….dan ia pun tersenyum manis!

Badanku terasa lemas sekali dan pandanganku sedikit berkunang!

Kurasakan sperma aku yang berkubang dalam liang kemaluannya nya….ohhh rasanya lega dan nikmat sekali melihat sperma aku dikeluarkan sedikit demi sedikit dari kemaluannya tante Febri!Dan Begitulah cerita Sex dewasa aku ini dan kamipun segera menyelesaikan skandal tersebut dan akan tetap menjadi rahasia kami berdua!Sunguh nikmat banget rasanya ngentot pertama kali dengan pasangan lawan jenis apalagi bisa ngentot sama Tante teman aku! Kaya film bokep My friend hot mom aja ya cerita sex dewasa aku! Tapi ini sunguh pengalaman yang sunguh luar biasa banget bagi aku dan tak akan pernah aku lupakan kisah ngentot Tante hot teman aku ini!

kisah dewasa 2016, kisah dewasa terbaru, kisah dewasa, kisah mesum 2016, kisah mesum terbaru,kisah mesum,

The post Cerita Sex – Tante Hot Teman Bercinta appeared first on Doyanbokep.

Tanteku Korbanku

$
0
0

Mentari pagi beri salam lagi, suara burung kusambut hari berganti. Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Surabaya di sana aku tinggal di rumah Pamanku. Aku tinggal di sana karena paman dan tanteku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak, jadi kata mereka biar suasana rumahnya bertambah ramai dengan kehadiranku. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha yang kaya. Selain tanteku dan pamanku, di sana juga ada 3 orang pembantu 2 wanita dan 1 laki-laki. Tanteku umurnya 31 tahun tapi masih cantik dan bodinya seperti gitar spanyol, wajahnya mirip Meriam Belina. Dan ke-2 pembantu wanita tersebut yang satu janda dan yang 1 sudah bersuami, sedang yang laki-laki berumur 20 tahun.

cerita hot, cerita tante, cerita janda

Suatu hari ketika kuliahku sedang libur, paman dan tanteku sedang keluar kota, pintu kamarku diketuk oleh Shendy si janda tsb,

“Den Sigit itu ada kiriman paket dari Jakarta”. Lalu aku keluar dan menerima paket tsb. Karena tertarik kubuka isinya ternyata isinya alat-alat seks ada kemaluan dari karet, ada oil pelumas dan juga ada 5 VCD. Waktu kubuka paket tersebut Shendy ada di sebelahku dan wajahnya memerah begitu tahu isinya.

“Wah ternyata Jeng Rita hot juga ya Den”, celetuknya Rita adalah nama tanteku.

“Entahlah mungkin aja paman udah loyo…, tapi gimana kalau nanti malam kita setel VCD ini mumpung yang punya lagi pergi..”, kataku sambil mengamati wajahnya yang manis.

“Itu movie apaan sih”.

“Entahlah tapi nanti kita nontonnya berdua aja biar nggak dilaporkan ke paman ok”

Malamnya jam 21.00 setelah semua tidur Shendy ke ruang tengah, dia memakai pakaian tidur yang tipis sehingga kelihatan CD dan BH-nya.

“Eh, apa semua sudah tidur”, tanyaku.

“Sudah Den”, jawabnya.

Lalu aku mulai menyetel itu movie dan ternyata itu movie pribadi tanteku, waktu itu Tante dan paman sedang bercumbu dengan alat-alat seks tersebut, kemaluan karet yang panjang itu menancap di kemaluan Tante dan kemaluan paman diisap oleh Tante tapi anehnya kemaluan paman tetap kecil.

“Eh kok yang main movie Jeng Rita dan Den Dorna?”, gumannya setengah bertanya padaku.

“Wah kelihatanya paman itu impoten masa diisep begitu nggak berdiri”, sahutku sambil aku mengeluarkan kemaluanku.

“Nih wong aku yang lihat aja langsing berdiri kok”.

“Ih, Aden jorok ah”, sahut Shendy ketika kemaluanku aku dekatkan ke wajahnya. Aku berusaha memasukkan kemaluanku ke mulutnya dan dia hanya mau menciuminya mula-mula di sekitar batangnya lalu dia mulai menjilati kedua telurku, wah geli sekali dan dia mulai mengisap kemaluanku pelan-pelan, ketika asyik-asyiknya tiba-tiba Hera pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah dan dia terkejut ketika melihat adegan kami.

Kami berdua jadi berhenti sebentar, “Hera kamu jangan lapor ke Paman atau Tante ya awas kalau lapor”, ancamku.

“Iya Den”, jawabnya sambil matanya melirik kemaluanku yang masih berdiri tegak.

“Kamu di sini aja lihat movie itu”, sahutkku. Dia diam saja. Lalu tanganku melucuti semua baju Shendy dan dia diam saja. Kemudian dia kurebahkan di sofa panjang dan aku mulai menjilati kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.

“Den…, oh den nikmat..”, rintihnya, aku melirik Hera dia dadanya naik turun melihat adegan kami.

Setelah Shendy puas, lalu aku berdiri dan kumasukkan kemaluanku pelan-pelan. “Bles..”, amblas semua batangku dan Shendy berteriak kenikmatan. Kupompa pelan-pelan kemaluannya sambil menikmatinya, licin sekali rasanya.

“Sini daripada bengong aja mendingan kamu ikut…, ayo sini”, kataku pada Hera. Lalu dengan malu Hera menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi Shendy kusuruh nungging dan kugarap dia dari belakang sehingga ke dua tanganku bergerilya di tubuh Hera. Ketika sampai di CD-nya ternyata CD-nya sudah basah semua. Aku ciumi mulutnya, lalu aku isap putingnya. Dia kelihatan sudah sangat terangsang. Aku menyuruhnya melepaskan semua pakaian yang di kenakan. Saat itu aku merasakan kemaluanku tersiram oleh cairan hangat. Oh, dia sudah orgasme pikirku dan gerakan Shendypun melemah. Lalu kucabut kemaluanku dan kumasukkan pelan-pelan ke kemaluan Hera dan ternyata lebih nikmat punya Hera, lebih sempit lubangnya. Mungkin karena jarang bersetubuh dengan suaminya pikirku.

Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa kemaluan Hera itu bisa menyedot dan mengisap, seperti diremas-remas rasanya kemaluanku.

“Uh nikmat banget sih kamu apain itu memekmu heh”, kataku dan Hera cuma tersenyum, lalu kupompa dengan lebih semangat.

“Den ayo den lebih cepat nih”, dan kelihatan bahwa Herapun mencapai klimaks.

“Ih…, ih…, ih…, hmm..” rintihnya. Lalu kudiamkan dulu kemaluanku biar meraskan remasan kemaluan Hera, lalu kucabut dan Shendy langsung mendekat dan dikocoknya kemaluanku dengan tangannya sambil diisap ujungnya, dan ganti Hera yang melakukannya. Kedua wanita tersebut jongkok di depankku dan aku merasakan sudah mau keluar.

“Aku nggak tahan lagi nih…”, lalu Hera mengocok dengan cepat dan, “Crooot…, crooot…, crooot…, crooot”, keluar semua maniku empat kali semprotan dan kelihatannya dibagi rata oleh Hera dan Shendy. Akupun terkulai lemas.

Selama sebulan lebih aku bergantian menyetubuhi mereka, kadang-kadang kami melakukannya bertiga. Dan pada hari itu paman memanggilku.

“Git paman mau ke Singapore ada keperluan kurang lebih 2 minggu kamu di rumah saja nemanin Tante kamu ya”, kata pamanku.

“Iya deh aku nggak akan dolan-dolan”, jawabku.

Tante tersenyum padaku kelihatan senyumnya itu menyembunyikan sesuatu pikirku. Akupun sebenarnya ingin merasakan tubuh tanteku tapi karena tidak ada kesempatan selama ini aku tahan saja. Akhirnya aku punya kesempatan nih pikirku.

Malam harinya selesai makan malam dengan Tante, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah dan Tante menghampiriku dia berkata,

“Git, waktu aku pergi sebulan yang lalu apa kamu nggak dapat paket?”.

“Eh anu, aku nggak dapat kok”, jawabku dengan gugup.

“Kamu bohong…, ini buktinya”, sambil dia menunjukkan kemaluan karet tsb. Ternyata kemaluan karet tersebut sudah jatuh ke tangan tante, karena barang tersebut sebetulnya di minta oleh Shendy.

“Anu kok Bi, waktu itu memang aku terima tapi”.

“Sudah kamu itu memang suka bohong ya lalu mana VCD-nya?”.

“Aku simpan kok Bi buat aku setel jika aku kepingin, habis Tante hot banget sih di movie itu”, jawabku.

“Dasar anak kurang ajar”, wajahnya langsung memerah.

“Kan Tante saja belum lihat itu movie, ayo kamu ke kamar ambil itu VCD” suruhnya, lalu aku ke kamar untuk mengambilnya.

“Ini Bi, tapi jika Sigit pinjam lagi boleh kan Bi”, kataku.

“Kamu jika ingin lihat lagi langsung saja nggak usah pakai di movie segala”.

“Ayo sini ke kamar Tante nonton langsung saja” jawab tante.

Akupun langsung masuk ke kamar Tante dan di kamar itu, “Sebentar aku mau ganti baju dulu”, kata Tante dan dengan enaknya Tante telanjang di depanku. Aku yang sudah ereksi dari tadi langsung aku peluk Tante dari belakang. Dan kubelai-belai buah-dada nya, dia diam saja lalu kupelintir putingnya dan dia kelihatan sudah mulai terangsang. Aku tahu bahwa puting dan clitoris tanteku tempat paling suka dicumbui. Aku mengetahui hal tersebut dari movie-movie tanteku. Lalu tanganku satunya gerilya di daerah kemaluannya.

“Eh Git nikmat juga belaian kamu”, katanya.

Lalu kubalik badan Tante dan kamipun saling berciuman. Tanter tante aku lumat dan.., wow, lidah tanteku menari-nari di mulutku. Lalu akupun disuruh telanjang oleh tanteku.

“Eh gedhe banget barang kamu Git?”, mungkin tanteku jarang melihat kemaluanku yang berdiri tegak, habis pamanku impoten sih. Lalu dengan posisi 69 kami mulai bercumbu. Setelah puas langsung aku masukkan kemaluanku ke dalam kemaluannya “Bles”, masuk semua batangku dan tantekupun berteriak keenakkan, aku goyang pinggulku, kelihatan bahwa tanteku hampir mencapai klimaks. Dia bertambah semangat ikut menggoyangnya, kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai di bawah ranjang dan kulihat dari kaca pinggul tanteku, aku jadi semakin terangsang dan kamipun keluar bersama-sama.

Tante tersenyum puas,

“Git jangan kapok lho…, pokoknya seminggu minim 4 kali harus dengan aku, Shendy dan Hera jangan kamu kasih lagi”.

“Iya bi…”, jawabku dengan malu-malu.

Sejak kejadian malam itu aku semakin lengket dengan tanteku. hampir tiap malam aku mengulangi lagi perbuatan itu, apalagi pamanku berada di Singapore selama dua minggu. Selama itu pula aku bermain dengan tanteku bak pengantin baru

The post Tanteku Korbanku appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Menghibur Suami Kakak Temanku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Menghibur Suami Kakak Temanku – Aku adalah seorang pegawai disebuah bank swasta nasional dengan posisi yang lumayan tinggi untuk pria seumuranku. Umurku sendiri baru 30 th, tapi aku sudah menduduki posisi sebagai manager marketing, namaku Arbi. Dengan posisi itu aku tekanan dalam pekerjaan membuatku terkadang stres, namun untuk melampiaskan itu semua aku selalu pergi keluar kota menenangkan pikiran bersama dengan istriku.

 

 

 

cerita-sex-menghibur-suami-kakak-sahabatku

Cerita Sex: Menghibur Suami Kakak Temanku

 

Cerita sex- Namun entah mengapa, beberapa minggu ini istriku kelihatan mudah sekali marah, sehingga ketika aku menginginkan pelepasan beban melalui sex sering kali gagal. Hal ini membuat konsentrasiku dalam pekerjaan sedikit terganggu. Memang bagi kita para lelaki, pelepasan sex selalu jalan pertama yang kita tempuh dalam mengurangi beban pikiran, bila tak tersalurkan maka akan mengganggu semangat dan pikiran kita. Dan hal itulah yang aku alami beberapa minggu belakangan.

Apalagi bulan-bulan ini adalah bulan menjelang hari raya lebaran yang mana dimana semua bisnis baik itu besar maupun kecil meraup keuntungan sebesar-besarnya. Sedangkan ditempatku berada, keadaannya terbalik sehingga tekanan yang aku terima semakin berat dan membuatku terkadang harus melepaskan semua beban itu dengan melakukan onani dikamar mandi, karena istriku sendiri kelihatannya sedang bermasalah ditempat kerjanya.

Namun semua itu berakhir ketika hari itu, hari kamis. Dimana aku pulang kerumah seperti biasa menjelang pukul 19:00. Aku sampai dirumah, setelah memarkirkan mobilku, aku berjalan masuk dan bertemu dengan istriku yang juga baru pulang dari kerja. Kami berciuman dipipi sebentar lalu aku masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian. Lalu akupun mandi untuk menyegarkan diri dari segala kepenatan yang menglingkupiku. Usai mandi, diluar terdengar suara orang tertawa dan setelah aku keluar aku melihat teman wanita adik istriku datang berkunjung. Gadis itu bernama fenny, yang tinggal beberapa rumah dari rumahku ini.

“Malam mas…?”, sapa fenny padaku.
“Malam fenny, pa kabar…?”, aku balik bertanya.
“Baiiiik banget mas. Emang gimana mas keadaan kantor? Kok kayaknya tegang banget gitu ya…?”, tanya fenny padaku karena melihatku kusut meskipun telah selesai membersihkan diri.
“Gitu dech, namanya kantor pasti teganglah..”. Jawabku singkat.

Tak sengaja, aku mengamati fenny yang masih menggunakan pakaian kerjanya. Ia tampak begitu cantik, apalagi fenny merupakan sekretaris direksi disalah satu perusahan IT terkenal di Ibu kota. Namun semua itu aku kesampingkan.

Aku mendekati istriku yang kala itu sedang ganti pakaian, setelah selesai mandi. AKu peluk dia dari belakang dan mulai menciumi lehernya yang merupakan salah satu titik lemahnya, namun bukan gairah yang kudapatkan malah dampratan yang membuatku marah. Ia mendorongku dan mengatakan bahwa ia sedang tidak mood untuk melayaniku, maka akupun pergi dan duduk dihalaman rumah sambil merokok untuk menghilangkan emosi yang membara didalam hati.

Aku duduk menyendiri sambil menikmati bir yang aku bawa dari dalam sambil merokok. Menatap kelangit yang gelap, mencoba membayangkan bagaimanakah kehidupanku dimasa yang akan datang. Aku yang pada dasarnya adalah lelaki yang setia, tak sanggup berpikir bila harus berpisah dengan istriku, dan hidup menyendiri. Sungguh sebuah bayangan yang selalu kutepis.

Namun bayangan akan hal itu semakin mendekati kenyataan, semua itu didukung dengan kondisi istriku yang sedang naik daun dan pendapatan yang lebih besar daripadaku, atau mungkin ia telah mendapatkan teman pria yang lain. Pikiran2 itulah yang selalu menghantuiku selama ini. Karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri hingga tak menyadari kehadiran fenny yang duduk didepanku. Aku terkejut ketika fenny memanggilku dengan cukup keras.

“Mas…!!!”.
“Eh ya, sori ga denger…?!”, kataku terkejut.
“Ih mas arbi, melamun terus tuh..?”, kata fenny lagi.
“Iya, sory ya. Emang ada apa fen..?”, tanyaku lagi padanya.
“Gpp mas, keliatannya mas arbi pusing banget, kusut gitu..?”.
“Biasalah banyak masalah…?!”.
“EMang fenny bisa bantu apaan…?”, kata fenny antusias.

Aku sempat terkejut mendengar pernyataan fenny, namun aku segera menjawabnya,

“Ga usah, kok ga langsung pulang kenapa fenny..?”, tanyaku balik.
“Hehehehe… dirumah ga ada orang, feny takut sendirian, pulangnya entar nunggu mama..”, kata fenny malu2.

Setelah itu aku mengambil minumanku dan meminumnya, tapi ketika aku menoleh rok span fenny tersingkap dan memperlihatkan kehalusan pahanya yang putih, membuatku langsung terangsang. Lalu aku kembali bersandar dan menyalakan kembali rokokku, mencoba menghilangkan semua gairah yang muncul tiba-tiba. Lalu istriku dan adiknya keluar dari dalam rumah dan berpamitan padaku untuk keluar sebentar mall, untuk belanja kebutuhan bulanan. AKu mengangguk, sementara adik iparku berbicara pada fenny memintannya menunggu kalo mau, kalo tidak ikut aja. Sementara fenny menjawab nunggu aja. Selesai itu istriku dan adiknya pergi meninggalkan rumah.

Aku berkata pada fenny, kalo membutuhkanku aku berada didalam. Lalu aku pergi meninggalkan fenny yang masih duduk diluar sambil bermain dengan HPnya. Aku masuk kedalam, tapi aku bersembunyi diruang tamu dekat gorden, untuk mengintip lebih dekat fenny yang memang membelakangi gorden, sehingga akan tampak lebih jelas. Apalagi ketika fenny melepas blasernya, bloush kerjanya yang memliki renda pada daerah kancing, dengan warna yang tidak terlalu terang tapi memperlihatkan keindahan tubuh mungil fenny. Aku tak tahan lagi, maka akupun segera pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarku. Penisku sudah begitu tegangnya, tak lama kemudian terdengar suara panggian fenny padaku,

“Mas..mas arbi…mas..?”.
“Apa fenny..??”, tanyaku sambil membuka pintu kamarku.
“Mas, fenny numpang minum ya..?”.
“Ya..?”, jawabku singkat.

Menatap nanar tubuh fenny yang indah, apalagi saat itu ia tak memakai lagi blasernya, dengan bloush yang tipis sehingga menampakkan tubuh indah> Bra warna biru yang tercetak jelas membuatku semakin tak dapat gairahku sendiri, mungkin tadi tak begitu terlihat karena tertutup blasernya, namun sekarang semua itu begitu indah dan menggoda.

Selesai minum, fenny kembali menuju keruang makan dimana aku sudah menantinya. Kami bertemu dan fennypun tersenyum manis. Aku berdiri dihadapannya, lalu fenny berjalan kembali disampingku. Ada kebimbangan didalam hati mengenai semua ini, antara gairah dan akal sehatku. Namun gairahkulah pemenangnya, maka dengan cepat tangan feny aku cekal, dan ia terkejut. Aku berbalik dan segera menarik fenny kedalam dekapanku. Fenny tak melawan hanya menatap penuh rasa keterkejutan. Aku peluk fenny dan mencium bibirnya lembut, namun penuh gairah.

Fenny tak melawan hanya pasrah, hingga pada akhirnya ia ikut terbawa oleh gairahnya sendiri dan membalas lumatanku. Tanganku tak berhenti begitu saja, meraba punggungnya, turun kebawah lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan penuh milik fenny semakin membuatku semakin terangsang. Penisku yang sangat tegang menempel keras pada perut fenny, denyutan kuat penisku terasa begitu kuat diperut fenny membuat fennypun ikut bergairah.

Tanganku bergerak semakin liar, menuju kebagian depan tubuh fenny. Membuka kancing bloushnya satu persatu hingga terbuka semua, dan menyusup masuk kedalamnya, aku remas lembut payudara fenny yang berukuran kira2 34 cup b itu. Setiap remasan yang aku lakukan fenny mengerang disela ciumanku, membuatku semakin bergairah. Kemudian tanpa kusadari tangan fenny bergerak menuju selangkanganku, membuka celanaku dan meremas lembut penisku yang sudah sangat tegang.

Beberapa saat kemudian, aku teringat bahwa yang kulakukan sekarang ini menyalahi aturan dan seketika itu juga aku melepaskan ciumanku dan juga remasanku pada payudara fenny. Aku berjalan mundur sambil menatap penuh rasa bersalah pada fenny yang sudah ikut terangsang oleh karenaku. Wajahnya memerah, dan nafasnya pun memburu seiring dengan gairah yang memuncak.

“Maaf..maafin…aku fenny..maaf..”, kataku gugup.
“Maafin mas arbi, fenny, maaf…”, kataku semakin kacau.
Namun tiba-tiba fenny menyentuh bibirku dengan jarinya, dan berkata lembut,
“Gpp kok mas. Fenny tau kok…”, kata fenny mencoba menenangkanku.
“Emang mas arbi lagi pengen banget ya…?”, tanya fenny kembali.
“Iya, tapi ya udahlah, gpp. Maafin mas ya fenny…?!”, kataku lagi.
“Mau ga fenny bantuin…?”, kata fenny pelan sambil menatapku tajam.

Aku terkejut dengan jawabannya. dan menatap fenny seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan. Fenny mendekatiku, lalu ia menarikku mendekat dan sambil berbisik ditelingaku, ia menciumku kemudian. Dengan lembut, hingga akhirnya akupun membalas ciumannya.

Tangan fenny membimbing tanganku kearah dadanya, dan menempatkannya pada payudaranya, lalu membantu tanganku supaya meremas payudaranya sendiri. Aku lakukan, pertama dengan lembut lalu semakin kuat dan penuh nafsu. Kemudian, aku memeluk tubuh fenny dengan erat. Ciumankupun turun pada leher jenjang fenny. Desahan lembut keluar dari bibirnya, sementara tanganku membuka kait penahan bra fenny, lalu menyingkapkannya dan tangankupun bersentuhan langsung dengan lembutnya payudara fenny. Desahan fenny berubah menjadi erangan penuh gairah.

“Aaahh..aahh..mas….oohh…..”, erang fenny.

Tanpa melepas bloush kerjanya, aku menikmati kelembutan dan keindahan tubuh fenny.

Waktu berlalu dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya, erangan dan gelinjang tubuh fenny semakin keras dan kuat. Apalagi posisinya sekarang telah duduk diatas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok span yang tersingkap sampai pinggulnya. Ciuman dan jilatanku pada payudara fenny membuatku mengerang semakin keras, apalagi ketika jariku menggosok vagina fenny yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya yang telah basah kuyub oleh cairan kepuasannya.

“Aaah..aahh..mass..aahh….aahh…”, erang fenny.

Setelah beberapa saat fenny kembali mengerang panjang, dan aku langsung melumat bibirnya mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat fenny. Tubuh fenny menggelinjang hebat sambil memelukku erat2. Tubuh kami berhimpitan ketat.

Setelah beberapa saat kemudian, fenny telah tenang. Ia lepaskan pelukannya padaku, ia tersenyum manis dan berkata disela deru nafasnya,

“Hah..enak..banget..mas..hah..hah..enakk..bang et, kini giliran hah..hah..fenny.”.

Ia berdiri dan kemudian menarik turun celana dalamku dan betapa terkejutnya dia ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang berukuran sekita 15 cm tak begitu panjang namun diameternya yang gemuk membuatnya terlihat besar. Fenny memegangnya penuh rasa hati2 dan nafsu, setelah terpegang, fenny mengocoknya perlahan dan membuatku yang sudah sagnat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku. Eranganku mengeras seiring dengan kocokan fenny pada penisku.

Fenny mengangkat tubuhnya dan sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya aku tuntun penisku tepat berdiri tegak dibawah bibir vaginanya. Fenny menurunkan tubuhnya perlahan dan peniskupun membelah bibir vagina fenny, rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku, sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan damba. Dengan satu gerakan penisku terbenam dalam liang vagina fenny, pijatan dan denyutan dinding vagina fenny sangat nikmat,

“Aaahh..mas…aahh….enakk.bangett..aahhh”.

Setelah berdiam diri beradaptasi, fenny lalu bergoyang dengan lembut maju mundur, memutar dan naik turun, sementara itu penisku bagaikan dipelintir dan dan dipijat lembut oleh dinding vagina fenny, membuat hanya tak sampai 2menit sudah mengerang panjang.

“Aaahh..aahh.fenny…..fenny…aahh…aku..mauu..k eluarr..aahh..aahh..”, erangku.
“Aaahh..aahh..keluarrinn..keluariinn..mas..aahh..a ahh..enakkk.bangett..”.

Fennypun semakin memainkan tekniknya hingga akupun mengerang panjang, sambil memeluk tubuh fenny penisku berkedut kuat memuntah sperma berkali2 dalam liang vagina fenny. fennypun semakin liar bergoyang diatas penisku. Sementara pijatan dan remasan dinding vagina fenny semakin liar memberikan rasa nikmat yang tiada tara.

Rasa nikmat yang tiada tara itu kembali menguasaiku saat, setelah selesai mencpai puncaknya fenny tak berhenti malah semakin liar bergoyang. Tiba-tiba fenny memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya, kamipun berciuman panas. Sementara fenny semakin kuat menekankan vaginanya hingga penisku terbenam seluruhnya. Rasa nikmat itu memang amat sangat.

Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda, dan fenny yang pertama melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata,

“Mas..hah..hah..enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya…hah..hah..”.
“Iya, aku juga enak. Makasih fenny, enak banget. Mas puas banget..”.
“Hihihihi…mas arbi nakal juga ya.”, kata fenny yang berdiri, lalu membetulkan kembali celana dalamnya dan kemudian ia bersimpuh dihadapanku.

Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan mengelusnya, lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala penisku.

“Ahh..enak fenny, enak..ahh.. Maaf ya tadi aku keluar duluan…?”, kataku.
“Emmhh..gpp mas, kalo mas keluar lagi juga gpp kok.”, kata fenny yang kemudian mengulum penisku.

Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik turunkan kepalanya sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku dan juga fenny melakukan hisapan lembut pada penisku. Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku. Fenny melepaskan kulumannya dan kembali mengocok penisku dengan lembut, lalu mengulumnya kembali, akupun mengerang2 keenakan. Fenny melakukan itu berulang kali, dan pada menit ketiga aku mengerang keras, dan peniskupun mengembang semakin besar dan tiba-tiba penisku menyemprtokan sperma didalam mulut fenny, fenny yang mengetahui gejala aku mendapatkan puncak kenikmatanku tak melepaskan kulumannya malah semakin kuat menghisapnya.

“Aaah..aahh..fennyy..ohh…fennyy…aahhh..croot.c roott..aaahhh..”.

Beberapa kali semprotan didalam rongga mulut fenny, hingga ada beberapa tetes spermaku yang keluar disela bibir tipisnya yang sedang mengulum penisku. Fenny melepaskan kulumannya dan sambil bersimpuh ia menelan spermaku yang memenuhi mulutnya. Setelah itu, fenny aku bantu berdiri dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan, mulai dari bloush kerjanya sampai dengan roknya.

Beberapa saat setelah itu, feny telah selesai berbenah dan kembali duduk dihalaman depan, bersama denganku.

“Fenny, ga kekamar mandi…?”, tanyaku padanya.
“Gpp mas, fenny baik2 aja kok. Makasih ya mas..?!”, ucap fenny padaku.
“Iya sama2…”, jawabku sambil menundukkan kepala.

Tepat setelah itu, istriku dan adiknya pulang dari mall dekat rumah. Dan suasana rumah kembali ramai seperti biasa.

Tapi, yang berbeda adalah suasan hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dari fenny, teman adik iparku sendiri. Fenny terlihat agak kusut dengan keringat yang mulai bermunculan disekujur tubuhnya, sementara bekas spermaku yang sempat mengenai payudaranya pun tak dibersihkan. Tak ada yang berubah, hanya berkurangnya beban hati saja. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Menghibur Suami Kakak Temanku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Aku Dihamili Partner Suamiku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Aku Dihamili Partner Suamiku – Aku lihat keluargaku dan keluarga Kokoku sangat bahagia dengan lahirnya cucu pertama mereka, apalagi karena bayi pertamaku ini adalah laki-laki yang punya arti penting dalam tradisi chinese. Walaupun aku masih merasa letih akibat dari proses melahirkan yang panjang, aku bersyukur bisa tetap melahirkan dengan proses alami. Tetapi bagaimanapun kebahagiaanku terasa belum lengkap karena ayah biologis dari anakku tidak bisa mendampingi aku saat aku mempertaruhkan nyawa melahirkannya ke dunia.

 

 

 

cerita-sex-aku-dihamili-partner-usaha-suamiku-300x225

Cerita Sex: Aku Dihamili Partner Suamiku

 

Memang betul, anak yang baru saja kulahirkan bukanlah berasal dari benih koko atau suamiku sendiri tapi dari benih mas Yanto, seorang pria pribumi yang merupakan partner bisnis suamiku dan sudah berkeluarga.

cerita sex – Aku sempat khawatir apakah anakku nantinya akan lebih mirip bapak biologisnya dibadingkan dengan ibunya, karena kalau hal ini terjadi maka perselingkuhanku akan langsung ketahuan. Tapi ketakutanku ternyata tidak beralasan karena mata anakku tetap sipit dan berkulit putih walaupun beberapa bagian wajahnya lebih mirip mas Yanto dari pada Koko. Aku berharap akan bertemu mas Yanto nanti di jam besuk untuk memperlihatkan kepadanya bahwa anak biologisnya itu sehat-sehat saja.

Dalam kegembiraannya Koko dan mertua perempuanku mengatakan bahwa mereka berharap aku melahirkan 2 sampai 3 anak lagi agar rumah tidak sepi katanya. Aku hanya tersenyum kecut karena aku tidak begitu yakin apakah mas Yanto masih mau menghamiliku lagi ? Bahkan aku juga tidak tahu apakah aku masih punya kesempatan untuk bercinta dengan mas Yanto lagi.

Namaku Syeni, usiaku saat itu 29 tahun, aku keturunan Chinese yang masih totok dan aku sekarang jadi ibu rumah tangga yang sehari-hari bertugas merawat kedua mertuaku karena suamiku yang umurnya jauh lebih tua dariku masih serumah dengan orang tuanya. Aku baru menikah satu tahunan dengan Koko dari perjodohan antar keluarga. Sebenarnya bukan aku tidak mampu mencari pacar sendiri untuk jadi suamiku tetapi kebanyakan pacarku tidak sesuai dengan selera orang tuaku yang cukup kolot sehingga akhirnya aku “terlambat kawin”.

Menurut orang-orang wajahku sangat khas oriental dengan kulit yang putih bersih, rambutku hitam lurus panjang sampai melewati bahu. Walaupun badanku tidak bisa dibilang langsing, tapi juga tidak bisa dibilang gemuk karena tidak ada lipatan-lipatan lemak pada tubuhku. Keistimewaanku adalah ukuran dadaku yang ekstra besar tapi padat demikian juga dengan pinggulku dan bulatan pantatku yang agak besar. Bila koko sudah memintaku berpakaian yang seksi, maka sangat sulit melarang laki-laki untuk tidak melihatku dengan pikiran jorok mereka.

Sebelum menikah, pergaulanku cukup bebas dalam artian aku selalu tidur dengan pacar-pacarku sejak masih di SMA. Tidak kurang dari lima orang cowok pernah meniduri aku, masing-masing antara satu sampai dua tahunan lama berhubungannya. Tentu saja tidak banyak yang tahu reputasiku kecuali bekas cowok-cowokku itu sendiri karena orang lain tahunya aku adalah gadis yang baik dan aktivis gereja. Malahan dari lima orang cowok yang pernah meniduri aku, tiga diantaranya justru aku yang merenggut keperjakaan mereka.

Menikah dengan Kokoku sekarang seolah-olah hukuman bagi pergaulan bebasku sebelumnya, ruang gerakku menjadi sangat terbatas karena hampir tidak bisa keluar rumah kecuali untuk belanja atau ke gereja. Belanja keperluan keluarga sudah terlalu melelahkan bagi mertuaku, sehingga aku bisa pergi sendiri karena koko juga tidak mau mengantar. Kalau ke gereja apalagi, Kokoku dan keluarganya sangat paranoid dengan gereja terutama pendeta-pendetanya tapi untungnya mereka tidak melarangku untuk ikut aktivitas gereja terutama yang tidak harus keluar sumbangan.

Setelah setahun menikah, aku belum memperlihatkan tanda-tanda akan hamil padahal kedua mertuaku terus-terusan bertanya karena menganggap kesempatan untuk anaknya sudah semakin sempit. Aku menjadi cukup stress memikirkannya karena kalau diperiksa ke dokter semuanya baik-baik saja. Apakah ini karena dulu aku pernah menggugurkan kandunganku sampai lima kali ? Tentu saja aku tidak pernah bisa menceritakan hal ini ke dokter kandunganku. Malah aku bersyukur dokterku tidak bisa menemukan bekas-bekas aborsi yang pernah aku lakukan.

Dari setiap hubungan dengan kelima orang pacarku, masing-masing pernah membuatku hamil. Nafsu berahiku yang sangat besar sering membuatku lupa tempat dan waktu untuk minta segera disetubuhi kepada pacar-pacarku. Akibatnya ada beberapa persetubuhan yang memaksa pacarku melepaskan spermanya di dalam tanpa memakai pengaman. Tentu saja hanya aku sendiri yang tahu berapa kali aku pernah melakukan aborsi, bahkan sebagian besar cowokku tidak tahu bahwa mereka telah membuatku hamil karena aku keburu memutuskan hubungan dengan mereka. Hanya pada kehamilan pertama saja yang diketahui cowokku karena saat itu juga aku sendiri panik dan terjebak dalam kebingungan yang berlarut-larut sampai usia kandunganku hampir tiga bulan sebelum akhirnya bisa digugurkan.

Aku kenal dengan mas Yanto karena diperkenalkan oleh Kokoku sebelum kami menikah. Mas Yanto merupakan partner bisnis Kokoku sejak lama, mereka mendirikan perusahaan sama-sama yang terus berjalan sampai sekarang. Sejak pertama kali bertemu aku punya perasaan aneh tentang mas Yanto, bukan perasaan buruk malah sebaliknya yaitu aku tertarik kepada mas Yanto sebagai wanita terhadap pria. Kenapa aku bilang aneh karena aku biasanya tidak pernah tertarik kepada pria beristri dan aku juga sebenarnya tidak pernah tertarik pada pria pribumi.

Umur mas Yanto lebih tua dari koko, sangat ramah dan penuh perhatian, selalu mendengar lawan bicaranya tanpa pernah meremehkannya walaupun ternyata dia lebih benar. Hal ini sangat berbeda dengan kokoku yang tidak pernah menanggapiku kalau pendapatku sudah dianggapnya salah. Secara fisik walaupun sudah umur 40an, mas Yanto juga terlihat seksi dengan bulu-bulu tangannya yang lebat. Sedangkan kumis dan jenggotnya yang lebat tapi beruban menunjukkan kematangannya dengan asam garam kehidupan.

Tekanan mertua dan suami ditambah rahasia masa lalu yang tidak bisa aku ceritakan pada siapapun membuat aku sering sakit-sakitan sampai akhirnya aku bisa berkomunikasi dengan mas Yanto.

Awalnya sederhana saja, aku memang sengaja mencari dan meng-add akun mas Yanto di FBku. Rasa ketertarikanku pada mas Yanto membuatku nekat ingin lebih mengenal dia dan berusaha bisa berkomunikasi. Ternyata mas Yanto sama sekali tidak keberatan berkomunikasi denganku dengan catatan jangan sampai diketahui oleh kokoku karena dia tahu persis adat buruknya. Oleh karena itu kami hanya menggunakan identitas asli saat menggunakan akun fesbuk tetapi untuk chatting masing-masing sudah punya nama samaran lain

Awalnya aku hanya berkomunikasi untuk berbasa basi saja atau bertanya-tanya seputar pekerjaan kokoku supaya aku bisa lebih mengerti dia. Kokoku benar-benar terlalu malas untuk menerangkan pekerjaannya sendiri kepadaku karena aku Cuma lulusan SMA dibandingkan dia yang lulusan S1 perguruan tinggi ternama dan S2 dari luar negeri. Tapi lama kelamaan aku mulai berani curhat ke mas Yanto, tentu saja awalnya hanya untuk hal-hal sepele tapi lama kelamaan karena jawaban-jawaban dari mas Yanto begitu menyejukkan aku mulai memasuki daerah pribadi.

Seperti keluhanku saat bersetubuh dengan koko sampai kepada kehidupan seksku di masa lalu. Sebenarnya sih aku “terjebak” oleh kecerdikan mas Yanto yang mulai melihat bahwa pengalaman seksku lebih baik dari pada kokoku. Tapi karena dia tidak pernah menghakimi sama sekali perbuatanku, maka aku malah merasa benar-benar telah menemukan teman curhatku. Tentu saja aku belum berterus terang bahwa aku pernah melakukan aborsi, bahkan sampai lima kali, karena aku belum berani menebak reaksinya terhadap hal yang satu ini.

Chatting di internet memang memungkinkan orang untuk melewati batas-batas yang hampir tidak mungkin dilakukan di dunia nyata oleh orang-orang yang sebenarnya saling asing sama sekali. Awalnya aku yang mencoba memancingnya untuk “menaikkan status” menjadi berpacaran di dunia maya karena toh sekarang kami sudah menggunakan nama samaran masing-masing. Ternyata mas Yanto bersedia saja selama kami menambah beberapa kode “pengaman” untuk mencegah akun masing-masing diterobos orang lain.

Jadilah kami mulai berpacaran di dunia maya, seperti pacaranku sebelumnya aku merasa bebas untuk “berhubungan seks” dengan pacarku termasuk yang di dunia maya kali ini. Apabila aku belum orgasme setelah disetubuhi koko, aku minta mas Yanto untuk memuaskanku sampai orgasme melalui persetubuhan ala chatting. Apabila mas Yanto bilang “aku remas remas payudaramu”, maka aku meremas-remas payudaraku dengan membayangkan mas Yanto yang melakukannya. Biasanya hanya sampai mengelus-elus vaginaku saja oleh chattingannya mas Yanto, aku sudah bisa orgasme.

Aku benar-benar mulai tergila-gila dengan mas Yanto dan benar-benar mulai menganggap bahwa aku ini adalah pacar gelapnya dia. Untuk semakin memudahkan komunikasi kami, mas Yanto lalu mengajarkanku untuk memanfaatkan webcam dari netbookku sehingga sekarang kami bisa saling melihat satu dengan lainnya. Tanpa malu-malu aku sering tampil di depan webcam mulai dari berpakaian seksi, berpakaian minim, bertelanjang bulat sampai beronani. Tentu saja hal itu hanya bisa aku lakukan saat koko sedang tidak ada di rumah, sedangkan mertuaku tidak mungkin bisa memergokiku karena kamarku ada di lantai 2.

Bercumbu di dunia maya lama kelamaan mulai tidak cukup buatku, aku mulai menginginkan bercinta sungguhan dengan mas Yanto. Saat aku sampaikan keinginanku ini, ternyata mas Yanto pun punya keinginan yang sama. Walaupun begitu ternyata sangat sulit menemukan waktu yang pas untuk bertemu karena mas Yanto ingin persetubuhan yang pertama harus penuh kesan bukan persetubuhan singkat di mobil misalnya. Hal ini membuatku hampir menjadi putus asa karena waktu yang tersedia bagiku amat terbatas yaitu saat aku ke pasar atau ke gereja.

Tapi akhirnya kesempatan itu datang juga, karena suatu hal Koko tidak bisa pergi ke Singapura untuk membeli obat buat mertuaku sehingga dia memintaku yang pergi ke sana. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, aku sekalian membujuk Koko untuk membiarkan aku berobat menyuburkan kandunganku di Singapura, terserah itu dilakukan di rumah sakit atau ke shinshe yang ada di sana. Dasar kalau sudah hoki, ternyata mertuaku sangat mendukung bahkan ikut mencarikan informasi mengenai klinik yang bisa aku datangi. Akhirnya aku dapat ijin untuk pergi ke Singapura selama lima hari karena memang perawatannya sendiri memerlukan proses pengambilan sampel sebelum dan saat memasuki masa suburku.

Aku mengatur jadwal kepergianku bersama-sama dengan mas Yanto, tentu saja tanpa sepengetahuan Koko. Kami akan menginap di hotel yang sama tetapi berbeda kamar, mas Yanto sendiri menyiapkan dua kamar untuk berjaga-jaga dari semua kemungkinan. Penerbangan kami tadinya akan dibuat berbeda, tetapi mas Yanto khawatir kalau ada sesuatu menimpaku karena aku tidak pernah benar-benar pergi sendiri ke luar negeri sehingga akhirnya kami menggunakan penerbangan yang sama.

Pada hari H sesampainya di bandara aku segera bergegas ke business lounge seperti yang diminta mas Yanto karena dia sudah menunggu di sana. Setelah cipika cipiki kami mencoba mengobrol, ternyata semua jadi kikuk lagi tidak selancar waktu ngobrol chatting di internet tapi akhirnya mas Yanto berhasil mencairkan suasana dengan gurauan-gurauannya. Walaupun kami berusaha bersikap sewajar mungkin tapi tidak bisa dipungkiri tetap terlihat ada suasana kemesraan di antara kami. Sebagian orang di sana sering melirik kami dengan pandangan heran karena melihat pasangan pribumi sawo matang berbaju kasual dengan Chinese putih yang sangat sipit yang berbaju seksi.

Akhirnya waktu untuk boarding tiba, sebelum kami berjalan ke boarding lounge mas Yanto tiba-tiba berbisik padaku untuk melepas celana dalamku di toilet business lounge sebelum naik pesawat. Mukaku sampai merah merona karena jengah mendengarnya dan sempat protes karena aku sudah memakai rok mini yang tinggal 1/3 paha kalau sedang duduk tapi mas Yanto keukeuh pada permintaannya. Walaupun aku tidak mengerti tujuannya tetapi aku turuti juga kemauan mas Yanto yang menungguku melepas celana dalamku di luar pintu toilet dengan senyuman nakal.

Entah bagaimana caranya mas Yanto bisa mengatur kami duduk berdampingan di pesawat padahal waktu chek in kami terpisah dan kami duduk di baris yang memang hanya ada dua kursi saja. Aku kembali terheran-heran saat mas Yanto mengambil selimut yang tersedia di bagasi cabin dan memakainya untuk menutupi pahaku yang hanya tertutup rok mini. Pikirku mungkin mas Yanto tidak terbiasa berjalan dengan wanita yang berpakaian seksi karena istri dan anak perempuan mas Yanto sehari-harinya pakai jilbab. Hal itu berbeda dengan Kokoku yang selalu menginginkan aku berpakaian seseksi mungkin, apalagi karena payudaraku sangat besar dan bulat membuat dia selalu membelikan aku baju-baju yang membuat kelebihan ukuran dadaku semakin terlihat.

Di dalam pesawat aku mulai berani bergelendotan manja dengan mas Yanto yang membalasnya dengan kecupan-kecupan kecil di pipi dan bibirku. Jantungku mulai berdebar kencang membayangkan apa yang akan kami lakukan selama beberapa malam ke depan tanpa gangguan siapapun. Setelah pesawat take-off tangan mas Yanto mulai masuk kebalik selimut yang menutup pahaku. Sekarang aku jadi mengerti tujuan mas Yanto menyuruhku membuka celana dalam dan kemudian menutupinya dengan selimut. Tanpa kusadari kulit wajahku kembali merah merona dan nafasku mulai memburu, padahal tangan mas Yanto baru memijat-mijat pahaku saja.

“Hhhhhhhh ….” Aku mendesah pelan sekali saat tangan mas Yanto mulai mengusap-usah pangkal pahaku.

Secara naluriah aku membuka pahaku selebar yang memungkinkan di kursi pesawat dan merubah posisi dudukku agak sedikit melorot pada sandaran kursi supaya seluruh bagian vaginaku lebih mudah dijangkau.

“Ahhhh …mmmassshhhhh….” Aku mendesah tertahan sambil memeluk tangan mas Yanto ketika kelentitku mulai diusap-usap jari tangannya dan mebuat cairan vaginaku mulai membasahi lubang senggamaku.
“Masukin massh… ohhh…masukiiiinnnn …aja…massshhhh…” Erangku karena sudah tidak tahan lagi kalau jari-jari mas Yanto hanya menggesek di luar lubang senggamaku saja.

CLEEPPP ….. kurasakan salah satu jari mas Yanto sudah masuk ke dalam liang senggamaku
Srrtt..srrttt ….srrrtt … dengan cepat jari itu keluar masuk liang senggamaku di balik selimut.

“A…a…a….a…” aku berusaha bertahan sekuat tenaga supaya tidak mengeluarkan jeritan kenikmatanku hingga akhirnya tanpa sadar aku menggigit-gigit lengan mas Yanto yang dari tadi sudah aku peluk.
“Ooohhh Tuhaann ….oohh Tuhann … nikmat sekali…ohhhh …” Gumamku saat kurasakan orgasmeku hampir tiba.
“Oucccchhhhhhhh…..masss….ahhhhhh….” Tanpa sadar aku menggeliat di kursi saat orgasmeku datang dan membuat selimutnya melorot walapun mas Yanto masih sempat menariknya kembali.
“Aduuuh enak sekali mas … terima kasih ya …” Kataku sambil membantu mas Yanto membersihkan jari-jari tangannya yang belepotan oleh cairan vaginaku sampai ke punggung dan telapak tangannya.

Aku juga sempat mencubit mas Yanto karena cemburu ketika seorang pramugari mencoba bermain mata dengannya sambil memasukkan jarinya kedalam bibirnya walaupun mas Yanto hanya menanggapinya dengan senyum ramah biasa. Mungkin pramugari itu bisa menduga apa yang dilakukan mas Yanto kepadaku dari balik selimut yang menutupiku.

Fantasiku mulai melayang ke mana-mana, bayangkan saja dalam waktu kurang dari 5 menit dan hanya dengan jari tangannya saja mas Yanto bisa membuatku orgasme. Padahal selama ini setiap cowok yang sudah meniduri aku jarang sekali yang bisa membuatku orgasme. Aku jadi makin tidak sabar ingin segera berhubungan badan dengan mas Yanto, kata beberapa temanku penis orang pribumi rasanya lain dan gaya mereka bercinta juga berbeda. Dari pengalamanku berhubungan badan dengan Koko maupun kelima pacarku yang semuanya Chinese, semua rasanya sama saja kalau sudah di dalam liang senggamaku walaupun ukuran penisnya beda-beda.

Beberapa menit kemudian pesawat sudah mendarat di Changi Airport dan kembali saat kami jalan berdua menuju imigrasi orang-orang sering memandang kami dengan pandangan ganjil atau senyum nakal. Waktu aku tanya ke mas Yanto apakah dia melihat seperti yang aku lihat atau itu hanya perasaanku saja karena pertama kalinya kami bepergian bersama. Mas Yanto menjawab bahwa dia juga melihat apa yang aku lihat, menurutnya selain perbedaan ras penampilan kami memang jauh berbeda. Mas Yanto berpenampilan dewasa dan kalem, sedangkan aku terlihat seksi dan nakal karena mungkin sudah dibiasakan oleh Kokoku.

Saran dari mas Yanto adalah aku merubah sedikit penampilanku agar kami tidak jadi terlalu mencolok. Walaupun tidak dikatakannya langsung, aku juga mengerti bahwa dia tidak ingin aku dianggap sebagai wanita bayaran yang mendampingi pengusaha atau pejabat pribumi yang sedang berlibur.

Tanpa terasa kami sudah sampai di hotel Grand Hyatt di Scotts Road yang biasa di pakai Koko kalau dia ke Singapore. Kamar-kamar kami selain berbeda juga berada di tower yang terpisah dengan lift sendiri-sendiri. Mas Yanto sudah memperhitungkan semuanya dengan cukup teliti karena dia tahu betul sifat Kokoku. Mas Yanto juga sudah membeli SIM Card lokal untuk kami pakai berkomunikasi satu sama lain selama di Singapore.

Begitu sampai ke kamar aku mulai gelisah karena sangat kangen dengan mas Yanto, apalagi dengan kejadian di pesawat tadi. Tapi mas Yanto pesan bahwa aku jangan mengontak dia tapi harus menunggu dia yang mengontak aku karena dia belum mempersiapkan HPku untuk diisi nomor lokal tadi.
Ting…toooooong … tiba-tiba bel kamarku berbunyi

Ternyata mas Yanto yang ada di luar pintu. Aku segera membukakan pintu untuknya dan menyambutnya dengan gembira karena benar-benar tidak menyangka mas Yanto akan ke kamarku secepat ini.

Hhhhhhmmmmmpppphhhh …. Aku langsung mencium bibirnya dengan penuh rasa rindu sampai lupa menutup pintu kamarku.

“Kok lama sekali datangnya …. ?” Kataku manja setelah kami selesai berciuman, padahal aku sendiri baru saja meletakkan koper dan bersih-bersih sedikit tapi belum sempat ganti baju.
“Saya tadi harus cari tahu dulu siapa pemilik benda ini …” jawab mas Yanto sambil memperlihatkan celana dalam hitam transparan yaitu celana dalam yang aku copot di Cengkareng.

Rupanya mas Yanto berhasil mencomotnya dari tasku tanpa aku ketahui.

“Aduuuuh kok jadi ada di sana sih ?” Mukaku langsung berubah merah karena malu.

Waktu aku berhasil merebutnya malahan mas Yanto kembali memelukku dengan satu tangannya sedangkan tangan yang lain langsung merogoh masuk kedalam rok miniku yang tentu saja masih belum memakai celana dalam lagi. Aku segera melepas rok miniku itu sehingga sekarang bagian bawahku sudah telanjang. Mas Yanto langsung meresponnya dengan melepaskan celana yang dipakainya dan kemudian celana dalamnya.

“Iiiiiihhhhhhhh …. !!!” Spontan aku berteriak kaget waktu melihat penis mas Yanto yang sudah mengacung ke arahku.

Penis mas Yanto ukurannya biasa-biasa saja, tapi yang sangat berbeda adalah warnanya yang hitam kemerahan dan bentuknya yang pipih bukan bulat. Di sekeliling penisnya terlihat banyak urat-urat pembuluh darah yang menggelembung sehingga penis itu seperti batang pohon yang dililit oleh akar-akar bahar disekelilingnya. Aku merasakan liang senggama di vaginaku berkontraksi dan mulai lembab karena bentuk penis Yanto yang sebenarnya agak menyeramkan bagiku tetapi mulai membangkitkan gairah berahiku dengan seketika.

“Kenapa sayang ?” Tanya mas Yanto keheranan.
“Aku belum pernah lihat penisnya pri … eh … seperti ini” Jawabku kagok
“Maksudnya belum pernah liat penis orang pribumi ya ?” Canda mas Yanto
“Mau cicipin sekarang ?”
“Mauuuuu ….” Kataku manja sambil mencium mas Yanto, sedangkan tangan kananku memegang penisnya.

Vaginaku semakin lembab oleh cairan dan mulai terasa berdenyut-denyut karena aku terangsang sendiri saat menggenggam penis mas Yanto. Ketika menggenggam penisnya yang pipih, aku seperti sedang memegang ikan lele yang besar yang berontak ingin lepas.

“Masukkin langsung aja masss …. Aku udah ga tahan pengen diijut” kataku memakai istilah dalam bahasa sunda jalanan untuk bersetubuh.

Tanpa menunggu lagi mas Yanto langsung mendorong tubuhku ke dinding kamar Hotel, kemudian dengan menekuk kedua lututnya penisnya mulai diarahkan vaginaku untuk mencari lubang senggamanya. Kepala penis mas Yanto aku pegang dengan jari-jariku untuk membantunya mencapai liang senggamaku. Terus terang aku belum pernah bersetubuh sambil berdiri dengan cowok-cowokku sebelumnya, apalagi dengan Kokoku.

“Aaaaahhhhhh ……” Aku mendesah saat kepala penisnya masuk kedalam liang senggamaku, mas Yanto tidak langsung memasukkan seluruh batangnya tapi memutar-mutar dulu kepala penisnya seolah-olah ingin mengenali situasinya dulu.

BLESSSSSSSS ……

Pelan-pelan batang penis mas Yanto masuk ke dalam liangku sampai masuk seluruhnya dengan mulus karena vaginaku benar-benar sudah siap menerima tamu.

“Adddddaaaawwwwwwww …..auhhhhhh…aaaahhhhhh ….” Aku mengerang kenikmatan.

Sambil tangannya menyangga kedua pantatku, mas Yanto meluruskan kembali kakinya yang tadi ditekuk sehingga otomatis aku terangkat ke atas seperti melayang dan terasa nikmat sekali. Kemudian aku diminta untuk melingkarkan kaki di pinggulnya sedangkan tanganku memeluk lehernya.

Mas Yanto mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku dengan gerakan pelan sambil sedikit menekan sehingga aku merasa sedang dipaku di dinding dengan penis sebagai pasaknya. Cairan vaginaku mengalir dengan derasnya sampai keluar dan membasahi bulu kemaluan kami berdua.

“Ahhh ….ahhhh …hehhhh…hehhhh…ahhhh…ahhh” aku terus mengeluarkan desah nikmat mengikuti irama gerakan penisnya dengan mata sipitku yang terpejam.

Pakaian bagian atasku yang masih lengkap dengan BH karena belum kulepas mulai kusut dan basah oleh keringat, pakaian mas Yanto juga sudah mulai acak-acakan. Posisi bersetubuh kami memang hanya melekatkan tubuh pada bagian pinggul kebawah sehingga tidak terlalu mengganggu.

“Aduuuhhhh massshh … enak sekali ….ahhhh ….enak terusshhh…shhhh…” Aku mulai meracau bersamaan denga semakin memuncaknya rasa nikmatku.
“Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh ………masssssssss…….akuuuu…dappppaaaaaaaattt” aku menjerit saat orgasmeku meledak dengan tiba-tiba.

Kaki dan tanganku langsung menjepit tubuh mas Yanto dengan kencang, mukaku terasa memerah dan mata sipitku tiba-tiba melotot saat mencapai puncak kenikmatanku dari penis orang pribumi pertamaku.

Setelah klimaks orgasmenya berlalu, aku langsung merasa lemas sehingga kakiku tidak kuat lagi menjepit pinggangnya dan terjuntai lemas. Mas Yanto menghentikan pompaannya, kemudian memelukku dan menyandar kepalaku di bahunya lalu aku dibopongnya ke ranjang dengan penisnya masih ada di dalam vaginaku.

“Uuuuuuuuhhhhhhhhhhh …..” aku melenguh nikmat saat penis mas Yanto terlepas dari vaginaku setelah membaringkanku di tempat tidur.

Dengan telaten mas Yanto melepas baju dan BH yang tersisa, kemudian dia melepaskan juga bajunya sendiri sehingga sekarang kami berdua sudah telanjang bulat. Aku lihat penis mas Yanto masih tegak melengkung ke atas dan berkilat-kilat terkena cahaya dari layar TV. Rupanya mas Yanto masih belum ejakulasi, padahal biasanya cowok-cowokku ejakulasi duluan sebelum aku orgasme atau paling tidak bersamaan datangnya.

Kakiku direntangkannya lebar-lebar dengan satu tangannya sedangkan tangannya yang lain mengocok-ngocok penisnya sambil diarakan ke liang senggamaku.
BLESSSSS ….. dengan sekali genjotan pada pinggulnya seluruh batang penisnya langsung masuk ke dalam vaginaku sampai kepangkalnya.

“Auuuuuhhhhhhhhhhhhh…..Masshh …pelan-pelan” jeritku karena merasa sedikit ngilu pada vaginaku akibat persetubuhan kami yang sambil berdiri tadi.

Dengan lembut mas Yanto mulai menggerakkan penisnya maju mundur di dalam liang senggamaku yang belum terlalu basah setelah tadi rehat untuk mengulum penis itu tadi. Walaupun begitu bukan berarti kenikmatannya berkurang, apalagi mas Yanto memang sangat telaten mencari-cari area di dalam rongga liang senggamaku yang lebih sensitif apabila disentuh dengan penisnya.

“Aduh mas enak sekali di situ ….ohhhh ….ohhhh….oohhhhhhh” Reaksi spontanku terhadap titik sensitif yang disentuh penisnya juga menjadi sangat membantu mas Yanto untuk mengerti kebutuhanku.

Tanpa harus menunggu lama vaginaku mulai basah lagi …

CROK…. CROK …. CROK …. CROK ….CROK ….mulai terdengar bunyi nyaring dari cairan vaginaku yang terpompa keluar oleh gerakan penis mas Yanto.

“Ohhhhhh….enak sekali…ahhhh….ahh…..ahh….” Aku terus mendesah nikmat

Mas Yanto menaikkan kakiku ke bahunya dan merubah posisi badannya menjadi setengah berjongkok sehingga pinggulku otomatis agak terangkat juga. Dalam posisi ini tanpa ampun mas Yanto memompakan penisnya dengan sangat cepat membuatku tubuhku bergoyang-goyang sesuai irama pompaannya. Penisnya terasa melesak sangat dalam ke arah rahimku membuatku ingin meraung raung kenikmatan kalau tidak malu sama mas Yanto, akhirnya aku meremas-remas dan menggigit-gigit bantal yang ada di kepalaku sebagai pengalihannya.

“Arrrrkkkhhhhh ….arrrkkkkkhhhh ….arrrkkkkhh …” Akhirnya aku hanya mengeluarkan erangan tertahan dengan badan yang melenting-lenting di ranjang.

CROK…CROK …CROK….CROK …CROK … Bunyi becek dari vaginaku semakin keras terdengar

“AAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……” Aku melolong kenikmatan saat aku kembali mendapat orgasme. Mataku yang sipit membelalak sejenak sebelum berputar sampai hanya kelihatan putih matanya saja.

Pompaan penis mas Yanto makin lama makin pelan mengikuti redanya puncak orgasmeku, kakiku juga diturunkan dari bahunya lalu tubuhnya direbahkan sambil menindih tubuhku.

“Kamu bisa menikmatinya sayang ?” Bisik mas Yanto sambil mencium bibirku dan mengecup-ngecup pipi serta leherku “Aku belum keluar lhooo…”
“Enak sekali mas, benar-benar merupakan pengalaman yang sama sekali baru” Jawabku sambil membalas ciuman dan kecupannya.

“Mas mau minta Syeni ngapain supaya mas bisa keluar ?” Aku menawarkan bantuan agar mas Yanto bisa ejakulasi.

Mas Yanto minta kami merubah posisi dengan aku ada di atasnya tanpa melepaskan penis dari vaginaku terlebih dahulu. Akhirnya sambil berciuman kami berguling di ranjang sampai posisi kami berbalik di sisi lainnya. Aku lihat bed cover tempat kami bersetubuh sebelumnya sudah basah oleh cairan vaginaku sehingga meninggalkan noda yang cukup lebar.

“Ahhhh ….” Aku mendesah pelan saat payudaraku dicium dan diremas oleh mas Yanto.

Dengan lahap putting payudaraku di hisap-hisapnya, sedangkan payudaraku yang lainnya di remas-remas dengan tangannya. Payudaraku sangat besar, sehingga telapak tangan mas Yanto yang sudah lebarpun hanya bisa meremas tidak sampai setengah bagiannya.

Sambil menikmati permainan mas Yanto pada payudaraku dalam kondisi setengah tengkurap aku mulai bergerak memaju mundurkan pinggulku untuk menggesekan penis Yanto dalam lubang seggamaku.

“Ohhhhh….shhhhh…” Aku kembali mendesah menikmati hasil dari pergerakanku sendiri.

Makin lama aku aku bergerak makin cepat dan diimbangi oleh mas Yanto dengan gerakan pinggulnya yang menekan penisnya makin kedalam saat gerakan mundurku membuatku menjerit-jerit nikmat.

“AAAAHHHH ….AHHHHH…..AHHHHHH ….AAmmmpppphhhhhh” Jeritanku kadang disumpal mas Yanto dengan ciumannya, mungkin dia khawatir jeritanku “mengganggu” tamu-tamu lain.

Aku kemudian diminta untuk mengambil posisi dengan badan yang lebih tegak seperti sedang menaiki kuda sehingga gerakanku sekarang adalah naik turun. Mas Yanto tetap mengimbangiku dengan menaikkan pinggulnya untuk menyambut setiap gerakan turunku yang membuat seolah penisnya menancap dalam-dalam tembus sampai jantungku. Belum lagi aktivitas tangannya yang meremas payudaraku, mempermainkan putingnya atau mempermainkan kelentiku.

“Mass…enak mashhh…. Kontolnya enak sekali….mashhh kontolnyaaaahhh”

Aku meracau dengan pilihan kata-kata yang sudah tidak terkontrol lagi. Maklum sebagai orang yang berasal dari keluarga cina totok, aku hanya bergaul dengan buruh pribumi level bawah di toko atau perusahaan kami yang pilihan bahasanya sering kali kasar.

“Ohhhh….ohhhhh…ohhhhh….ohhhh…..”

Gelombang orgasme terasa mulai muncul lagi sehingga aku mulai mempercepat gerakanku. Butir-butir keringat mulai muncul di sekujur tubuhku membuat tubuhku menjadi kuning berkilatan. Rambutku yang asalnya panjang terurai sampai ke punggung mulai acak-acakan menutupi sebagian mukaku sampai ke dadaku.

“Mass….aaakkkuuu udaaah mau dappaaatthhhh …..”

Teriakku dengan tubuh mulai bergetar karena diterjang gelombang orgasme yang begitu nikmat.

“Syeniii….saya juga akan keluarrrr ….” Sambut mas Yanto sambil menahan pinggulku dibawah dan dia sendiri melentingkan tubuhnya untuk membuat penisnya tertancap dalam-dalam.
“Ouuhhhhh …keluarkan semua pejunya masshhh ….untukkuu…..” Keluarnya air mani di dalam tubuhku seperti bonus bagi kenikmatan sebelumnya.

SROOOOTTT….SROOOTTT ….SROOOTTTT ….SROOOTTT….SROOOOTTT …srrrt …srrttt…srttt
Lima semprotan air mani yang kuat aku rasakan membanjiri rahimku diikuti beberapa semprotan kecil sesudahnya.

Untuk sejenak aku seperti tidak sadarkan diri, tidak ada yang bisa aku ingat selain kenikmatan puncak yang sedang aku rasakan sekarang. Orgasme yang dibarengi dengan semprotan air mani mas Yanto merupakan orgasme pamungkas yang sempurna bagiku.

Setelah berahiku mulai reda badanku ambruk di atas tubuh mas Yanto yang segera memelukku dengan mesranya. Rambutku yang acak-acakan dirapikannya dan kemudian menciumi aku dengan hangat.

“Syeni, kamu sangat luar biasa …. Saya benar-benar dipuaskan oleh kamu” Bisik mas Yanto kepadaku dengan suara yang mesra.
“Mas Yanto juga hebat sekali…aku sangat menikmati ijutannya bikin ketagihan” Jawabku malu-malu dengan nafas masih belum teratur.
“Apalagi semprotan pejunya juga sangat enak, nikmat sekali ….” Lanjutku sambil tersenyum manis.
“Kamu mau aku cariin pil anti hamil untuk berjaga-jaga ?” Mas Yanto berbalik tanya seperti teringat sesuatu setelah aku bicara soal semprotan air maninya di dalam tubuhku tadi.
“Ga usah mas, malah lebih baik kalau aku bisa punya anak dari mas …” Kataku manja hingga jadi malu sendiri dan membenamkan mukaku di dadanya.

Mas Yanto kemudian mengangkat mukaku dan memandangku dengan lembut tapi terlihat serius “Syeni kamu pikirkan baik-baik dulu, jangan sampai omongan kamu itu hanya bawaan emosi karena kita habis bercinta”

“Tapi saya tidak keberatan kalau Syeni memang ingin dibuahi dengan benihku “ Lanjut mas Yanto

Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya karena tekadku sudah bulat, bahkan sebelum pergi ke sini aku memang sudah bertekad untuk punya anak dari mas Yanto saja dari pada dibilang tidak subur oleh keluarga kokoku.

“Aaaahhhhhhhhhhhhhh ….” Aku kembali mendesah saat mas Yanto melepas penisnya yang mulai lunak kembali.

Dia kemudian mengambil handuk kecil dari kamar mandi yang sudah di beri air hangat, dengan lembut dibasuhnya vaginaku dengan handuk hangat tadi sampai bersih baru dia membersihkan penisnya sendiri. Setelah membuka bed cover yang basah oleh keringat kami dan cairan vaginaku, kami berbaring kembali di ranjang dengan tetap bertelanjang bulat. Saat itu kami pergunakan untuk “lebih mengenal” perabotan masing-masing yang sebelumnya dipergunakan.

Bulu vaginaku yang hitam tipis dan berbentuk pohon palm merupakan favorit mas Yanto selain kelentitku yang panjang. Mas Yanto juga bisa menebak bahwa aku udah pernah hamil lebih dari dua bulan sebelum digugurkan hanya dari bentuk putingku yang memang sudah membesar dan berwarna lebih gelap saat aku masih perawan. Aku hanya bisa mengiyakan dan minta maaf karena tidak berterus terang sebelumnya sambil jantungku jadi berdebar takut perasaan mas Yanto jadi berubah terhadapku. Mas Yanto ternyata tidak marah, hanya dia berpesan kalau memang ingin serius tentang dihamili olehnya, maka dia tidak ingin aku menggugurkan kandungannya lagi.

Saat aku bertanya mengenai kenapa penisnya berbeda dengan penis-penis yang pernah aku kenal apakah ada hubungan dengan ras. Dia bilang perbedaan utama adalah karena sebagai muslim penisnya sudah disunat sejak kecil sehingga pertumbuhannya berbeda dengan penis-penis yang tidak disunat atau disunat setelah dewasa. Penis cowok-cowokku memang ujungnya tertutup kulit saat sedang tidak berereksi sedangkan kepala penis mas Yanto langsung terbuka dengan lekukan miring dilehernya sehingga menjadi batas yang jelas dengan batang penisnya.

Aku coba kulum penis mas Yanto sampai berereksi lagi sehingga sekarang aku bisa melihat dari dekat benda yang tadi membuatku meraung-raung kenikmatan. Tanpa sadar aku terhanyut untuk menghisap dan menjilati kepala penis mas Yanto sampai mas Yanto akan mendapat ejakulasi lagi. Dia minta aku untuk menelan seluruh air maninya dan tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati walaupun sebelumnya aku tidak pernah mau kalau disuruh melakukannya oleh cowokku yang pertama dan juga Kokoku.

Mas Yanto bukan hanya sekedar berbeda rasa penisnya, tapi juga berbeda dalam gaya bercintanya yang selalu mengutamakan kepuasanku terlebih dahulu. Dia juga membuat aku tetap punya harga diri walaupun hanya sebagai pacar gelapnya atau wanita simpanannya. Padahal selama ini aku selalu diperlakukan tak lebihnya sebagai obyek pemuas syahwat bagi cowok-cowok yang meniduriku. Pada saat aku memang membutuhkan hal itu tidak terlalu terasa, tapi sangat menyakitkan pada saat mereka membutuhkanku karena umumnya mereka tidak mau tahu apakah aku sudah siap dipenetrasi atau tidak.

Selama di Singapore kami bercinta sebanyak 3 sampai 4 kali dalam sehari, saat bercinta di pagi hari kami sepakat untuk mengeluarkan air maninya di luar supaya saat diperiksa di klinik tidak masuk ke dalam medical recordku. Tapi untungnya metoda terapi mereka tidak melarang aku bercinta selama menjalankan pengobatan.

Beberapa teknik bercinta kilat juga kami coba praktekkan walaupun sebenarnya tidak perlu kalau melhat situasi selama kami di sana, tapi mas Yanto yakin bahwa setelah kembali ke Bandung kesempatan untuk bercinta memang akan sangat terbatas. Bercinta di mobil atau di Hotel short time akan menjadi sering kami lakukan dan mas Yanto ingin memastikan bahwa aku bisa mencapai orgasme sedikitnya satu kali.

Sesaat setelah mendarat di bandara Cengkareng, mas Yanto kembali mengajakku bercinta di hotel Bandara sebanyak dua kali untuk memastikan pembuahanku dengan benihnya karena saat itu aku memasuki fase masa suburku sebelum akhirnya kami pulang dengan menumpang travel yang berbeda. Begitu aku sampai rumah Koko langsung menyetubuhiku tanpa memperdulikan apakah aku sedang kelelahan atau tidak. Tiga malam selanjutnya seperti siksaan bagiku karena Koko terus menerus ingin menyetubuhiku, katanya untuk memanfaatkan masa efektif terapi yang aku jalani.

Akhirnya memang aku hamil dan naluriku meyakini bahwa benih jabang bayiku adalah mas Yanto bukan suamiku. Aku dan mas Yanto masih sering bertemu untuk bercinta sampai kandunganku berusia 8 bulan, pengelola motel sering memandang kami dengan heran melihat ada wanita hamil besar masih sewa short time di motelnya dia. Walaupun begitu keluarga suamiku menjadi sangat gembira dan tidak ada kecurigaan sama sekali bahwa benih cucunya berasal dari orang lain … mitra bisnis suamiku sendiri. –Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Aku Dihamili Partner Suamiku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Desahan Terlarang

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Desahan Terlarang – Kejadian ini kualami pada tahun 2000-an. Ketika itu aku berumur 31 tahun dan sudah memiliki 2 orang anak yang sudah masuk sekolah dasar. Suamiku, sebut saja namanya Bang Iwan, adalah seorang karyawan di suatu perusahaan yang termasuk terkemuka di Tangerang. Seperti halnya orang-orang yang berkarir, Bang Iwan pun jarang di rumah karena setiap hari berangkat pagi pulang malam dan terkadang ada tugas dinas sampai 3 hari.

 

 

cerita-sex-desahan-terlarang-225x300

Cerita Sex: Desahan Terlarang

 

Cerita sex – Sebagai ibu rumah tangga aku mengerjakan pekerjaan rumah dengan tulus, demi pengabdianku pada suami dan wujud kasih sayang pada anak-anakku. Tetapi namanya juga wanita, walau bagaimanapun juga butuh perhatian dan dimanjakan oleh suami. Berhubung suamiku sibuk, kebutuhan itu jarang kudapatkan, bahkan bisa dikatakan langka, walaupun dalam hal urusan ranjang tak ada masalah. Bang Iwan tergolong perkasa di ranjang dan memang dialah lelaki pertama yang menikmati tubuhku sejak pacaran hingga menikah saat ini.

Kami melakukan hubungan suami istri paling tidak 2-3 kali seminggu dan biasanya Bang Iwan tahan sampai 1 jam setiap rondenya. Jika sedang tergesa-gesa paling cepat 30 menit ia bertahan, sementara aku termasuk wanita yang mudah sekali orgasme. Percaya atau tidak, dulu waktu masih pengantin baru Bang Iwan sampai heran kok aku orgasme berulang-ulang kali dan suatu saat dia manghitung orgasme ku ketika kami berdua bersetubuh hingga 1 jam dan hasilnya memang membuat kami terkejut, karena dalam satu jam aku bisa sampai 30-40 kali orgasme.

Hal itu tak pernah kusadari sebelumnya dan sebenarnya aku bukanlah maniak seks, tapi hanya gampang orgasme saja dan tak lebih dari itu. Namun yang kubutuhkan lebih dari pada aktivitas ranjang. Walau sekedar tatapan mesra, aku ingin sekali merasakannya. Atau pujian pada masakan dan penampilanku. Seiring dengan berjalannya waktu, hal itu makin jarang kudapatkan.

Meskipun kadang aku merasa tersiksa dengan keadaan itu, tapi tetap kujalani juga dengan hati ikhlas. Semua pekerjaan rumah biasanya sudah selesai jam 10 pagi dan setelah itu biasanya aku pergi ke tetangga untuk hanya ngerumpi. Kadang-kadang jalan bareng dengan teman- temanku ke mall untuk membeli kebutuhan sehari- hari ataupun untuk beli untuk baju dan kebutuhan pribadiku yang lain. Karena seringnya ditinggal suami dan kebanyakan ngerumpi dengan teman-temanku di mall atau di cafe jadi banyak tahu tentang pengalaman mereka yang juga bernasib sama sepertiku, yaitu kesepian di rumah. Bahkan ada yang lebih parah dari aku.

Dari situlah mereka terkadang berkenalan dengan pria-pria baik yang masih muda dan single maupun yang sudah sama-sama berkeluarga dan mapan. Aku tak begitu tertarik pada awalnya dengan cerita mereka, tapi karena selalu tergoda dengan sensasi selingkuh yang mereka ceritakan, aku jadi seperti penasaran. Iseng-iseng aku minta nomer HP seorang pria yang juga sudah berkeluarga dan mapan yang kata teman- temanku berprofesi sebagai kontraktor. Menurut temanku, sebut saja namanya Rani, yang memberiku nomor HP Indra (nama samaran), si kontraktor itu, Indra orangnya gagah, tinggi besar dan juga agak lebih tampan dari suamiku.

Bagiku masalah ketampanan tak terlalu kuhiraukan. Yang bikin aku penasaran adalah “burungnya” yang kata Rani selalu bikin dia hampir mati lemas. Tanpa kusadari, aku memulai petualanganku dengan Indra. Dari hari ke hari sampai hampir satu bulan lamanya aku dan Indra saling berkirim SMS dan menelepon saat Bang Iwan sedang ngantor atau dinas ke luar kota. Suatu hari Bang Iwan pulang ke rumah dengan membawa kabar kalau dia akan pergi keluar kota selama 3 hari. Aku agak sedikit senang karena aku akan ketemuan dengan Indra untuk pertama kalinya. Memang selama kami saling kontak melalui HP sudah seperti orang pacaran karena begitu mesra. Bahkan kadang-kadang nyerempet ke masalah ranjang.

Dari hubungan melalui HP tersebut aku menyimpulkan kalau Indra seorang yang humoris. Seperti malam-malam biasanya bila suami ingin berangkat ke luar kota akupun sudah memakai baju seksiku di kamar untuk melayani suamiku. Hanya saja, saat Bang Iwan menyetubuhiku aku malah membayangkan sedang disetubuhi oleh Indra. Jam sepuluh pagi ketika pekerjaan rumahku sudah beres aku berangkat ke depan kompleks perumahan dengan becak. Di sana sudah terparkir mobil Indra yang berwarna hitam seperti yang ia sebutkan dalam SMS-nya saat janjian untuk ketemuan denganku. Dengan hati berdebar-debar aku langsung membuka pintu belakang mobil. Di jok belakang kulihat Indra tersenyum menyambutku, sementara sopirnya duduk di belakang kemudi. Aku agak canggung ketika pertama kali bertemu dan tampaknya Indra juga begitu.

Dari pandangan pertama aku nilai Indra lumayan ganteng. Ia pun pandai mencairkan suasana yang canggung jadi seperti sudah kenal lama. Di mobil aku sempat gelagapan saat Indra tanya kenapa aku tak mau dijemput di depan rumahku, karena dia pengen tahu di mana rumahku. Kubilang saja kalau aku tak mau tetangga curiga aku dijemput laki-laki tak dikenal yang datang ke rumah ketika suamiku pergi. Mobil yang kami tumpangi berhenti di sebuah restoran. Memang tujuan kami ketemuan untuk pertama kalinya itu adalah makan siang berdua. Sambil makan kami ngobrol macam- macam. Indra sering melemparkan joke-joke segar dengan gaya jenaka, walaupun kadang bicaranya nyerempet-nyerempet masalah ranjang, sehingga membuat perutku sakit karena tertawa terus.

Hal itu membuatku makin tertarik padanya dan tak kuasa menolak saat Indra mengajakku check in hotel di sekitaran Jakarta Barat. Jangan tanya apa aku gugup atau apa, karena selama selesai dari makan siang hingga masuk kamar jantung berdetak dengan kencang seperti pertama kali aku ingin melakukan hubungan intim dengan suamiku ketika pacaran dulu. Begitu masuk kamar, aku langsung ke toilet untuk buang air kecil. Di situ pikiranku kacau, apakah harus kulanjutkan atau tidak.

Meskipun belum ngapa-ngapain, tapi aku sudah dihantui rasa bersalah pada Bang Iwan. Rupanya rasa bersalah itu kalah oleh rasa kesepianku yang tiba- tiba terobati dengan adanya Indra. Aku bahkan mempersiap diri dengan memanfaatkan sabun khusus kewanitaan untuk mengharumkan sekaligus mengencangkan organ kewanitaan yang ada di wastafel. Ketika keluar dari toilet, Indra ganti yang masuk. Kurebahkan tubuhku di ranjang dengan pikiran yang terus berkecamuk. Aku sedikit terhenyak saat melihatnya keluar dengan hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Pakaian yang tadi dikenakannya ditenteng dan diletakkan di atas sofa hotel yang di atasnya ada jam besar. Kulihat sudah menunjukkan jam 1 siang.

Jantungku berdetak makin kencang saat Indra rebah di sebelahku dan langsung mengecupi leherku dengan lembut, seakan memancingku untuk relaks dan juga menikmati.

“Jangan di cupang yah… Takut nanti suamiku tau”, kataku.
“Iya, sayang…”, jawabnya halus dan agak berbisik mesra.

Tak hanya gampang orgasme, aku juga gampang terangsang. Ketika Indra mencumbuiku, aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang agak tebal dan terlihat seksi di mataku. Aku pun kemudian merasakan sensasi berciuman yang beda dengan Bang Iwan. Indra begitu pandai memainkan bibirnya dan lidahnya dalam rongga mulutku yang tak henti-hentinya mendesah akibat terbakar bara birahi. Dengan cekatan tangan Indra membuka satu-persatu kancing blouse yang kupakai hingga terlepas semua sambil terus melumat bibirku. Kubantu dia melepas kait bra-ku hingga aku telanjang dada.

“Susumu bagus banget, lebih gede dari istriku”, dengusnya.
“Jangan gitu, dia kan istrimu..”, kataku sambil menggelinjang dalam kenikmatan.

Indra tidak menjawab. Mulutnya beralih ke payudaraku dan menghisap- hisapnya dengan penuh gairah. Jelas saja hal itu makin membuatku terbuai dalam sebuah sensasi rangsangan yang meletup- letup. Sensasi selingkuh yang sudah sangat kunanti- nanti dan makin merasuk jauh dalam diriku, hingga aku tak sadar sudah telanjang bulat. Tahu-tahu Indra sudah berada di selangkanganku dan lidahnya terasa mencabik- cabik lembut miss V-ku. Dalam waktu singkat aku orgasme dibuatnya, tapi Indra terus saja menjilati miss V-ku, hingga aku orgasme lagi. Apalagi ketika jari-jari Indra mengocoki liang kemaluanku, aku malah lebih cepat orgasme lagi.

“Kok kamu gampang banget dapetnya (orgasme)?”, tanya Indra.
“Aku emang gampang dapet… Gak tau kok aku gampang banget dapetnya”, kujawab dengan nafas terengah-engah.

Sesaat kemudian Indra membuka handuk penutup bagian bawah tubuhnya, lalu telentang di ranjang. Itulah untuk pertama kalinya aku melihat penis yang bukan penis suamiku. Penis indra memang agak lebih panjang dan besar dari suamiku. Persis seperti yang diceritakan Rani padaku. Bahkan Rani bilang kalau dia sampai kelenger merasakannya. Melihat batang yang begitu keras, besar dan panjang membuatku makin mabuk kepayang. Kulumat penis Indra dalam mulutku. Dengan kehalusan liukan lidahku di sepanjang batangnya membuat Indra menggeliat tak tahan.

“Udah-udah…aku bisa keluar nanti”, katanya disertai erangan lirih.

Sebetulnya aku masih ingin lebih lama melakukan oral padanya, seperti yang kulakukan pada Bang Iwan, di mana mulutku sampai pegal sementara ia tenang- tenang saja, tapi dengan Indra malah ia ingin aku menyudahi. Aku pun beringsut duduk di atas selangkangannya dan langsung mengarahkan penisnya untuk kumasukkan ke dalam miss V-ku yang sudah sangat basah. Rasanya memang berasa lebih sesak dan dalam sekali masuknya, tak seperti biasanya dengan penis suamiku. Aku memang menyukai posisi di atas karena dapat mengatur kenikmatan diriku sepuas- puasnya hingga aku kelelahan.

Ketika penisnya sudah masuk semua aku meluruskan pahaku agar vaginaku dapat mencengkram dengan lebih rapat. Bang Iwan sangat menyukai saat aku melakukan itu. Setelah terasa rapat, aku mulai bergoyang. Memang apa yang dikatakan Rani bukanlah bualannya saja, karena penis Indra kurasakan lebih nikmat dan mengasyikkan. Bahkan aku hanya bergerak sebentar saja sudah orgasme. Kugerakkan lagi beberapa genjotan hingga sesaat kemudian aku orgasme lagi. Jangan tanya reaksi Indra karena dia seperti orang kesurupan. Kedua tangannya memegangi dan meremas-remas pantatku, mengikuti setiap goyanganku. Aku terus bergoyang sampai berdesir lagi merasakan orgasme dan goyang lagi sampai dapat lagi. Perut dan paha Indra sampai basah hingga sprei ranjang hotel pun ikut basah. Sensasi nikmat yang luar biasa itu membuatku terus goyang-goyang hingga orgasme entah yang ke berapa kali, sampai tangan Indra menepuki pantatku.

“Yang, udah yang … Ganti posisi yuk?”, ajaknya sambil sedikit menyeringai, entah karena keenakan atau menahan ejakulasi.

Aku yang memang sudah kelelahan beranjak dari atas tubuh Indra yang basah kuyup, lalu berbaring telentang di ranjang. Indra berlutut dan menyusupkan pahanya di selangkanganku. Saat aku mengangkang Indra menghunjamkan lagi penisnya ke miss V-ku dan mulai melakukan gerakan memompa yang membuat payudaraku berguncang- guncang. Seperti halnya yang dilakukan suamiku, Indra langsung menyergap kedua payudaraku dengan mulutnya sambil terus bergoyang. Sesaat kemudian Indra memintaku untuk merapatkan kedua payudaraku hingga kedua putingku saling menempel. Saat itulah Indra kembali melahap kedua putingku sekaligus sambil terus memompa batangnya. Nikmat ganda yang kurasakan membuatku cepat orgasme dan berulang- ulang.

“Say … Aku mau keluar nih … keluarin di mana?”, tanyanya dengan nafas memburu.
“di dalem aja … Gak papa kok”, kataku dengan nafas tak kalah ngos-ngosan Indra semakin menggempur miss V-ku dengan cepat yang tentunya membuatku orgasme lagi dan lagi.

Sesaat kemudian terasa miss V-ku dihujam sangat dalam dengan penisnya yang diikuti dengan denyutan dan semburan cairan hangat yang keras dari penisnya di ujung miss V-ku.

“Kamu nikmat banget, say. Bahkan lebih nikmat dari istriku sendiri. Kamu ganas …” kata Indra.
“Hus… Istri sendiri jangan dijelek-jelekin”, kataku sambil tersenyum.
“Abis … kamu emang enak banget. Mana ganas pula…” katanya.

Ronde pertama berakhir sudah. Kulihat jam dinding menunjukan waktu 1.30, berarti aku dan Indra sudah setengah jam bergumul. Sebenarnya Indra tak setangguh suamiku, tapi karena penisnya yang besar itu ternyata mampu membuatku merasa lebih nikmat walau hanya dengan durasi setengah jam. Indra yang berusia 34 tahun itu tampaknya ketagihan dengan layananku. Setengah jam kemudian ia mengajak bergumul lagi sampai- sampai ranjang basah kuyup oleh cairanku. Setelah Indra ejakulasi lagi, kami bercengkerama sebentar sambil tiduran telanjang. Begitu deru nafas kami reda, kami pun check out.

Tepat jam 4 sore Indra mengantarku sampai di depan kompleks peumahan tempat aku tinggal. Dengan becak aku menuju rumahku. Di rumah kulihat kedua anakku menyambutku dengan keceriaan khas anak- anak. Tiba-tiba saja aku tercenung dan hati ini serasa menanggung beban rasa bersalah, hingga terbersit pertanyaan, “Pantaskan aku jadi ibu yang baik bagi mereka?” Pertanyaan itu mengiang terus dalam hatiku tapi selama 3 hari itu. Anehnya aku tak mampu menolak ajakan Indra untuk mengulangi lagi di hotel yang sama dan ketika kembali ke rumah dihinggap rasa bersalah lagi.

Apakah aku sudah terkena virus ketagihan selingkuh? Tak dapat kusangkal kalau rayuan dan keroyalan Indra selalu meluluhkan hatiku untuk dapat berdua dengannya di hotel. Kadang dia membelikan baju seksi ketika dia mengajakku berbelanja di hotel. Suamiku tak curiga karena pikirnya itu dari gajinya yang memang lebih dari cukup unuk itu. Hubunganku dengan Indra sempat putus dan tak berselang lama aku memutuskan untuk mangakhirinya, karena ketika masa lost contact dengan Indra aku menemukan pria lain yang sedikit lebih gagah darinya.

Meski begitu, cinta ini masih ada untuk bang Iwan, suamiku, dan tak pernah tergantikan oleh siapapun. Hanya saja nikmatnya pergumulan di ranjang dan sensasi selingkuh itulah yang membuatku tergoda untuk mengulanginya lagi dan lagi. Nikmatnya perselingkuhan dan rasa bersalah seolah seperti iblis dan malaikat yang terus bertarung dalam batinku. Dan entah kenapa, pada akhirnya malaikatlah yang menjadi pemenang, karena beban rasa bersalah yang kutanggung terasa makin berat dan menyesakkan dada. Aku bertekad untuk berhenti dari petualanganku mencari sensasi kenikmatan berselingkuh.

Suatu malam, ketika aku dan Bang Iwan sedang menikmati persetubuhan kami, kuberanikan diri untuk menceritakan perselingkuhanku dengan Indra sedetil yang kumampu. Berat rasanya menanggung beban itu dalam hatiku dan lebih berat lagi aku ketika menceritakannya pada Bang Iwan. Aku bisa mengerti perasaannya ketika ia terlihat marah yang ketika itu sedang di bawah dan sedang kugoyang penisnya dengan vaginaku. Tak heran jika ketika selesai bercinta dia tak memelukku seperti biasanya dan mendiamkan aku hingga 3 hari. Aku bersimpuh di depan kakinya untuk meminta maaf. Bang Iwan dengan berat hati dan pertimbangan kedua anak kami, memaafkanku. Selanjutnya>>–Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Desahan Terlarang appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Lendir Birahi

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Teman suamiku yang selalu menjemput di kala berangkat kantor bersama selalau ramah tamah denganku, memperlihatkan senyum yang khas dan menawan , namanya iwan matanya yang menatapku dengan tajam di kala pagi hari aku sedang memakai daster, jujur saja setiap dia datang aku merasa risih tapi ada getaran yang tak bisa diungkapkan.

Cerita Sex Lendir Birahi

 cerita sex perselingkuhan, cerita perselingkuhan terbaru, cerita perselingkuhan ibu rumah tangga, cerita cerita perselingkuhan, cerita perselingkuhan ibu, cerita perselingkuhan di kantor, cerita ngesek perselingkuhan, cerita perselingkuhan wanita, cerita perselingkuhan istriku, cerita perselingkuhan bergambar, cerita mesum perselingkuhan, cerita perselingkuhan dengan tetangga, perselingkuhan cerita, cerita perselingkuhan sampai hamil, cerita perselingkuhan tetangga, cerita hubungan perselingkuhan, cerita perselingkuhan terpanas, cerita birahi perselingkuhan, cerita bokep perselingkuhan

Suatu hari suamiku pergi keluar kota selama 4 hari. Pas di hari minggu Iwan datang kerumah maksud hati ingin mengajak suamiku bermain tenis, pada waktu itu aku sedang olahraga dirumah dengan memakai hot pant ketat dan kaos diatas perut.

Ketika kubuka pintu untuknya ia terpana melihat liku liku tubuhku yang seksi tercetak jelas di kaos dan celana pendekku yang serba ketat itu. Darahku berdesir merasakan tatapannya yang tajam itu.

Kukatakan padanya suamiku keluar kota sejak 2 hari lalu, dia hanya diam terpaku dengan senyumannya yang khas tidak terlihat adanya kekecewaan diraut mukanya, tiba-tiba ia berkata “..Hesty mau tidak gantiin suamimu, main tenis dengan saya..”

Giliran aku yang terpana selama menikah belum pernah aku pergi keluar dengan laki laki selain suamiku tetapi terus terang aku senang mendengar ajakannya, dimataku Iwan merupakan figure yang cukup ‘gentleman’.

Sementara aku masih ragu-ragu tiba tiba dengan yakin ia berkata “..Cepet ganti pakaian aku tunggu disini..” Entah apa yang mendorongku untuk menerima ajakannya aku langsung mengangguk sambil berlari kekamarku untuk mengganti pakaian.

Dikamar Aku termangu hatiku dagdigdug seperti anak SMU sedang berpacaran lalu aku melihat diriku dicermin kupilih baju baju tenisku lalu ketemukan rok tenis putihku yang supermini lalu kupakai dengan blous ‘you can see’ setelah itu kupakai lagi sweater, wouw.. cukup seksi juga aku ini.., setelah itu aku pakai sepatu olahragaku lalu cepat cepat aku temui Iwan didepan pintu “..Ayo Her aku sudah siap..” Iwan hanya melongo melihat pakaianku. Jakunnya terlihat naik turun.

Singkat kata aku bermain tenis dengannya dengan penuh ceria, kukejar bola yang dipukulnya, rok miniku berkibar, tanpa sungkan aku biarkan matanya menatap celana dalamku, ada perasaan bangga dan gairah setiap matanya menatap pantatku yang padat bulat ini.

Saking hotnya aku mengejar bola tanpa kuduga aku jatuh terkilir, Iwan menghampiriku lalu mengajakku pulang. Setiba di rumah, kuajak Iwan untuk mampir dan ia menerimanya dengan senang hati. Iwan memapahku sampai ke kamar, lalu membantuku duduk di ranjang.

Dengan manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di dapur, Iwan mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan aku telah melepas sweater dan sedang memijat betisku sendiri. Ia agak tersentak melihatku, karena aku telah menanggalkan sweaterku sekarang tinggal memakai blous “you can see” longgar yang membuat ketiak dan buah dadaku yang putih mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku juga menarik rokmini olahragaku hingga pahaku yang juga putih mulus itu terbuka untuk menggoda matanya.

Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman kepadaku. Memang “gentleman” pria ini. penampilannya agak kaku tetapi disertai sikap yang lembut, kombinasi yang tak kudapatkan dari suamiku, ditambah berbagai macam kecocokan di antara kami. Mungkin inilah yang mendorongku untuk melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang wanita yang sudah bersuami.

Aku menggeser posisiku mendekatinya, lalu kucium pipinya sebagai ucapan terimakasihku. Iwan terkejut, namun tak berusaha menghindar bahkan ia menggerakan wajahnya sehingga bibirku beradu dengan bibirnya.

Kewanitaanku bangkit walaupun aku tahu ini adalah salah tetapi tanpa kusadari ia mencium bibirku beberapa saat sebelum akhirnya aku merespon dengan hisapan lembut pada bibir bawahnya yang basah.

Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya aku yang lebih dulu melepas ciuman hangat kami. “Her..” kataku ragu. Kami saling menatap beberapa saat. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberijawaban dan keputusan yang sama dalam hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan kembali saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan Iwan saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.

Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Iwan mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa menyentuh ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku  semakin melayang perasaanku, dan menikmati kelembutan yang memancing gairah ini.

Kembali Iwan yang melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas, ia mendorong tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yang menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku.

Iwan mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai barang milikku yang paling sensitif yang masih terbalut celana dalam itu dengan lembut namun pasti.

“Mmhh.. Iwanu..sudah terlalu jauh Her..” desahku di sela-sela ciuman panas kami. Aku agak lega saat tangan kekarnya meninggalkan selangkanganku, namun ia mulai menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia loloskan dari kepalaku.

Buah dadaku yang montok dan puting susuku membayang menggoda dari BH-ku yang tipis dan seksi, membuatnya semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku, namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku, untuk kembali lagi ke bibir dan lidahku.

Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku yang saat itu sudah tegak mengacung.

Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku melihat dada bidang dan kekar, serta perut sixpacknya di depan mataku. Tak lama ia pun memutuskan untuk mengalihkan godaan bibirnya ke buah dadaku yang masih terbalut BHku.

Diciumi buah dadaku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku untuk melepas kait BH-ku. Sama sekali tidak ada protes dariku iapun melempar BH-ku ke lantai sambil tidak buang waktu lagi mulai menjilati putingku yang memang sudah menginginkan ini dari tadi.

“Ooohh.. sshh.. aachh.. Iwanu..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek putingku yang terasa sangat peka.

Iwan menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini,

“..Oooh Iwan suuddhaah.. Herr.. stoop..!!” tetapi Iwan terus saja merangsangku bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini ia benar-benar telanjang bulat. Penisnya yang besar dan berotot mengacung tegang, karuan aku terbelalak melihatnya, besar dan perkasa lebih perkasa dari penis suamiku, vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan.

Oh..tak kupikirkan akibat dari keisenganku tadi yang hanya ingin mencium pipinya saja sekarang sudah berlanjut sedemikian jauh.

Iwan melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik rokku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku.

Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas pinggiran CD ku, semili lagi menyentuh bibir vaginaku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi akal sehatku masih menyatakan bahwa ini perbuatan yang salah.

Akhirnya, dengan menyibakkan celana dalamku, Iwan mengalihkan jilatannya kerambut kemaluanku yang telah begitu basah penuh lendir birahi. “ggaahh.. Heeruu..stoop..ohh..” bagaikan terkena setrum rintihanku langsung menyertai ledakan kenikmatan yang kurasakan saat lidah Iwan melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh klitorisku.

Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar berotot Iwan berlutut di depanku. Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat batang penisnya yang tegang besar kekar berotot berbeda dengan punya suamiku yang lebih kecil.

Oohh..betul betul luar biasa napsu birahiku makin mengebu gebu. Entah mengapa aku begitu terangsang melihat batang kemaluan yang bukan punya suamiku.Oooh begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang karena aku tahu sebentar lagi aku akan disetubuhi oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu birahiku terus mengelegak.

Kupasrahkan diriku ketika Iwan membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu Iwan menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku. Kerongkonganku tercekat saat kepala penis Iwan menembus vaginaku.

Hngk! Besaar..sekalii..Heer..” Walau telah basah berlendir, tak urung penisnya yang demikian besar kekar berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yang belum pernah merasakan sebesar ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.

Tanpa terburu-buru, Iwan kembali menjilati dan menghisap putingku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada putingku, tak sampai menggigitnya,

Lalu kembali menjilati dan menghisap putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah penisnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk penis berotot ini ke dalam  liang kenikmatanku tahap demi tahap.

Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan yang semakin bergairah. Akhirnya napsu birahikulah yang menang laki laki perkasa ini benar benar telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku dan yang timbul adalah rangsangan dahsyat yang membuatku ingin mengarungi permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.

“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. heeruu.. masukin penismu yang dalaam..!! oouch.. niikmaat.. heerr..!! Baru kali ini lobang vaginaku merasakan ukuran dan bentuk penis yang bukan milik suamiku, yang sama sekali baru ..besaar dan perkasaa.., aku merasakan suatu rangsangan yang hebat didalam diriku. Seluruh rongga vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding vaginaku digesek batang penisnya yang keras dan besaar..!

Akhirnya seluruh batang kemaluannya yang kekar besar itu tertelan kedalam lorong kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku,

Iwan mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch.. niikmaat.. heeruu..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh kenikmatan.

“hh.. sshh.. hh.. Heerruu.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sahyangghh..” Iwan membalas dengan pertanyaan “Ohh.. Hestyy nikmatan mana dengan penis suamimu..?” otakku benar benar terhipnotis oleh kenikmatan yang luar biasa..! jawabanku benar benar diluar kesadaranku “Ohh ssh Iwanu. penismu besaar sekalii..! jauh lebih nikmaat ..!!

Iwan makin gencar melontarkan pertanyaan aneh aneh, “..hh..Hesty lagi diapain memekmu sama kontolnya Iwan..?” aku bingung menjawabnya,

“Bilang lagi dientot..!” Iwan memaksaku untuk mengulangnya, tapi dasar aku lagi terombang ambing  oleh buaian birahi akupun tidak malu malu lagi mengulangnya “hh.. hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang..”

Terus menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Iwan kembali menari di putingku yang memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya.

Rasa kesemutan berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak berpusat dari vagina dan putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu dahsyat sehingga terasa seakan tubuhku melayang.

Penisnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding vaginaku yang mencengkeram erat.

Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yang intensitasnya terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini meledak dalam seluruh tubuhku.

Desahanku sudah berganti dengan erangan erangan liar kata kataku semakin vulgar. “Ahh.. Ouchh.. entootin terus sayaang.. genjoott.. habis memekku..!! genjoott.. kontolmu sampe mentok..!!” Ooohh.. Herruu.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!” mendengar celotehanku,

Iwan yang kalem berubah menjadi semakin beringas seperti banteng ketaton dan yang membuat aku benar benar takluk adalah staminanya yang bukan maiin perkasaa.., tidak pernah kudapatkan seperti ini dari suamiku.

Aku benar benar sudah lupa siapa diriku yang sudah bersuami ini, yang aku rasakan sekarang adalah perasaan yang melambung tinggi sekali yang ingin kunikmati sepuas puasnya yang belum pernah kurasakan dengan suamiku. Iwan mengombang ambingkan diriku di lautan kenikmatan yang maha luas, seakan akan tiada tepinya.

Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku yang begitu dahsyatnya menggulung diriku “Ngghh.. nghh .. nghh.. Iwanu.. Akku mau keluaar..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku,

Iwan mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan batang kemaluannya dalam dalam dengan memutar mutar keras sekalii.. Clitorisku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh.. Iwanu.. niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!”

Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti ‘forever’ menyemburkan lendir orgasme dalam vaginaku, kupeluk tubuh Iwan erat sekali wajahnya kuciumi sambil mengerang mengerang dikupingnya sementara Iwan terus menggerakkan sambil menekan penisnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili penisnya menggesek dinding vaginaku menghasilkan suatu kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan dalam tubuhku yang tidak bisa kulontarkan dengan kata kata.

Beberapa detik kenikmatan yang terasa seperti ‘forever’ itu akhirnya berakhir dengan tubuhku yang terkulai lemas dengan penis Iwan masih di dalam vaginaku yang masih berdenyut-denyut di luar kendaliku.

Tanpa tergesa-gesa, Iwan mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat, membuatku benar-benar merasa aman, terlindung dan merasa sangat disayangi.

Ia sama sekali tidak menggerakkan penisnya yang masih besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah.

Setelah aku kembali “sadar” dari ledakan kenikmatan klimaks yang memabukkan tadi, aku pun mulai membalas ciumannya, memancing Iwan untuk kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar.

Sekarang aku tidak canggung lagi bersetubuh dengan teman suamiku ini. Gairahku yang sempat menurun tampak semakin terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada dinding vaginaku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan aku semakin berani melayani gairahnya yang memang tampaknya makin liar saja.

Genjotan penisnya pada vaginaku mulai cepat, kasar dan liar. Aku benar-benar tidak menyangka bisa terangsang lagi, biasanya setelah bersetubuh dengan suamiku setelah klimax rasanya malas sekali untuk bercumbu lagi tapi kali ini Iwan memberiku pengalaman baru walau sudah mengalami klimax yang maha dahsyat tadi tapi aku bisa menikmati rangsangannya lagi oleh genjotan penisnya yang semakin bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir birahiku menetes lagi bertubi-tubi dari dalam vaginaku.

Lalu Iwan memintaku untuk berbalik, ooh ini gaya yang paling kusenangi “doggy style” dengan gaya nungging aku bisa merasakan seluruh alur alur batang kemaluan suamiku dan sekarang aku akan merasakan batang yang lebih besar lebih perkasa oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas

“..Yeess..Herr..masukin kontol gedemu dari belakang kelobang memekku..” Iwan pun menatap liar dan yang ditatap adalah bokongku yang sungguh seksi dimatanya, bongkahan pantatku yang bulat keras membelah ditengah dimana bibir vaginaku sudah begitu merekah basah dibagian labia dalamku  memerah mengkilat berlumuran lendir birahiku mengintip liang kenikmatanku yang sudah tidak sabar ingin melahap batang kemaluannya yang sungguh luar biasa itu.

Sambil memegang batang penisnya disodokannya ketempat yang dituju ”Bleess..” ..Ooohh.. Iwanu..  teruss.. Herr.. yang.. dalaam..!! mataku mendelik merasakan betapa besaar dan panjaang batang penisnya menyodok liang kenikmatanku, urat urat kemaluannya terasa sekali menggesek rongga vaginaku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini.

Hambatan yang selalu kuhadapi dengan suamiku didalam gaya ‘doggy style’ ini adalah pada waktu aku masih dalam tahap ‘menanjak’ suamiku sudah terlalu cepat keluar, suamiku hanya bisa bertahan kurang dari dua menit.

Tetapi Iwan sudah lebih dari 15 menit menggarapku dengan gaya ‘doggy style’ ini tanpa ada tanda tanda mengendur. Oh bukan maiin..! bagai kesurupan aku menggeleng gelengkan kepalaku, aku benar benar dalamkeadaan ekstasi, eranganku sudah berubah menjadi pekikan pekikan kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga batang penis yang besaar dan panjaang itu lenyap tertelan oleh kerakusan lobang vaginaku. kenikmatanku bukan lagi pada tahap “menanjak” tapi sudah berada di awang-awang di puncak gunung kenikmatan yang tertinggi.

“Hngk.. ngghh..Iwanu..akuu mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang menyertai klimaksku yang kedua yang kubuat semakin nikmat dengan mendorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan penisnya yang besar sedalam-dalamnya di dalam vaginaku, sambil kukempot kempotkan vaginaku serasa ingin memeras batang kemaluannya untuk mendapatkan seluruh kenikmatan semaksimum mungkin.

Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukan Iwan yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun Iwan menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku.

Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan yang maha nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya dengan suamiku.

Iwan memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. “Hesty aku belum keluar sayang..! tolongin aku isepin kontolku sayaang..!”

Aku benar benar terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Iwan belum juga keluar, bukan main perkasanya. biasanya malah suamiku lebih dulu dari aku klimaksnya kadang kadang aku malah tidak bisa klimaks dengan suamiku karena suamiku suka terburu buru.

Merasa aku telah diberi kepuasan yang luar biasa darinya maka tanpa sungkan lagi kuselomot batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya bahkan selangkangannya ketika kulihat Iwan menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh yess Hes.. nikmat sekalii.. teruss hes.. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh.. heestyy.. saayaangg..!!”

Iwan mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja menyelomot batang kemaluannya yang besar, untuk makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan batang kemaluannya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak hentakan kebelakang, benar saja melihat gerakan erotisku Iwan makin mendengus dengus bagai kuda jantan liar, dan tidak kuperkirakan yang tadinya aku hanya ingin merangsang Iwan untuk bisa cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku bangkit lagi vaginaku terasa berdenyut denyut clitorisku mengeras lagi.

Ohh.. beginikah multiple orgasme yang banyak dibicarakan teman temanku? Selomotanku makin beringas, batang yang besar itu yang menyumpal mulutku tak kupedulikan lagi kepalaku naik turun cepat sekali,

Iwan menggelinjang hebat, akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali batang kemaluannya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas penisnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih batang kemaluannya lalu kududuki sembari ku tuju ke vaginaku yang masih lapar itu. Bleess.. aachh..aku merasakan bintang bintang di langit kembali bermunculan.

“..Ooohh..Hesty..kau sungguuh seksxyy.. masuukin kontolku..!!” Iwan memujiku setinggi langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya bahkan bisa kukatakan baru pertama kali inilah aku begitu antusias, begitu beringas bagai kuda betina liar melayani kuda jantan yang sangat perkasa ini.

“..Yess.. Iwanu.. yeess.. kumasukkan kontolmu yang perkasa ini..!” kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga batang penis yang besar itu melesak dalaam sekali..

“..aachh.. Heestyy.. putaar.. habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!” giliran Iwan merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya, tidak bisa kulukiskan betapa nikmatnya perasaanku, tubuhku terasa seringan kapas jiwaku serasa diombang ambing di dalam lautan kenikmatan yang maha luas kucurahkan seluruh tenagaku dengan memutar menggenjot bahkan menekan keras sekali pantatku, kali ini aku yang berubah menjadi ganas dan jalang, bagaikan kuda betina liar aku putar pinggulku dan bagai penari perut meliuk meliuk begitu cepat.

Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir habiss.. bahkan kukontraksikan otot-otot vaginaku sehingga penis yang besar itu terasa bagai dalam vacum cleaner terhisap dan terkenyot didalam liang vaginaku.

Dan yang terjadi adalah benar benar membuatku bangga sekali, Iwan bagai Layang-layang putus menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, sekali-kali ingin melepaskan tubuhku darinya tapi tidak kuberikan kesempatan itu bahkan kutekan lagi pantatku lebih keras, batang penisnya melesak seluruhnya bahkan rambut kemaluannya sudah menyatu dengan rambut kemaluanku, clitorisku yang lapar akan birahi sudah mengacung keras makin merah membara tergencet batang kemaluannya.

Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, buah zakarnya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.. Heess.. yeess..!!”Iwan membelalakan matanya sama sekali tidak menyangka aku menjadi begitu beringass..begitu liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Iwan bangkit, dengan posisi duduk ia menylomot buah dadaku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua buah dadaku. “..selomot.. pentilku.. dua. duanya.. Herr..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! mataku menjadi berkunang kunang,

“..Ooohh.. Hestyy.. nikmatnya bukan main posisi ini..! batang kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!” Iwan mendengus-dengus kurasakan batang penisnya mengembung pertanda spermanya setiap saat akan meletup,

“..Ohh.. sshh..aahh.. Iwanu ..keluaar.. bareeng..sayaannghh..!! jiwaku terasa berputar putar..! “..yess..Hess..aku… keluarkan diluar apa didalam..?”. “..Ohh.. Iwan kontoolmu.. jaangaahhn..dicabuut..keluarin.. didalaam..!!

Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt kenikmatan tubuhku bergetar hebat sekalii..! dan tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam rahimku, “..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh.. nikmaatnya.. memekmu Hestyy..!!”

Iwan memuncratkan air maninya di dalam rongga vaginaku, terasa kental dan banyak sekali. Akupun mengelinjang hebat sampai lupa daratan “..Nggkkh.. sshh.. uugghh.. Heerru.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh.. sayaahng.. aarrgghh..!! gelombang demi gelombang kenikmatan menggulung jiwaku, ooh benar benar tak kusangka makin sering klimaks makin luar biaasaa rasa nikmatnya jiwaku serasa terbetot keluar terombang ambing dalam lautan kenikmatan yang maha luas. Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai batang penisnya pantatnya pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali.

Seluruh tetes air maninya kuperas dari batang kemaluannya yang sedang terjepit menyatu di dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya sungguh luar biaasaa!! Oohh Iwan aku kuatir akan ketagihan dengan batang penismu yang maha dahsyat ini!!

Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, klimaks yang ketiga ini membuat tubuhku terasa lemas sekali, Iwan sadar akan keterbatasan tenagaku, akhirnya ia membaringkan tubuhku di dadanya yang kekar, aku merasakan kenyamanan yang luar biasa, kepuasanku terasa sangat dihargainya. Tiga kali klimaks bukanlah hal yang mudah bagiku untuk mendapatkannya didalam satu kali permainan seks.

Iwan telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!! akan kukenang kejadian ini selama hidupku. Tiba tiba Iwan melihat jam lalu dengan muka sedih ia mengatakan kepadaku bahwa ia harus menemui seseorang 10 menit lagi, akupun tak kuasa menahannya, aku hanya mengangguk tak berdaya.

Sepeninggal Iwan dari rumah, aku termenung sendirian di ranjang. Suatu kejadian yang sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam kesadaranku. Aku telah menikmati perbuatan seks dengan sahabat suamiku bahkan harus kuakui

Aku betul betul menikmati kedahsyatan permainan seks dengan sahabat suamiku itu. Tetapi aku telah mengkhianati suamiku. Aku mulai merasakan sesuatu yang salah, sementara di lain pihak, aku sangat  menikmatinya dan sangat mengharapkan Iwan melakukannya lagi terhadapku.

Hati dan akal sehat terpecah dan menyeretku ke dua arah yang berlawanan. Pergumulan batin terjadi membuatku limbung. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba melupakan Iwan. Setelah beberapa minggu dalam kondisi seperti ini, hatiku makin tidak menentu, makin kucoba melupakannya makin terbayang seluruh kejadian hari itu, aku masih merasakan tubuhnya yang kekar berkeringat napasnya yang mendengus dengus terngiang sayup sayup terdengar suaranya memanggilku ‘sayang’. Iwan berhenti bertugas di kantor suamiku. Entah itu keinginannya sendiri atau memang ia dialih tugaskan, aku tidak tahu.

Namun hingga kini, pergumulan batin dalam diriku masih terus berlangsung. Di lain pihak aku tetap ingin mencintai suamiku, walaupun ia tak bisa memberikan apa yang telah diberikan Iwan padaku. Aku masih merindukan dan menginginkan sentuhan tangan kekar Iwan, dimanakah kau berada Iwan..?

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Lendir Birahi appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Nafsu Banget Pak Komar

$
0
0

Cerita Sex Terbaru | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Tante-tante | Cerita Sex Jilbab | Seks Bergambar – Bercinta dengan Pak Komar. Aku masih sekoloah SMA usiaku 18 tahun, disekolah aku menjadi incaran pria, karena aku lihat tubuhku sungguh seksi apalagi ditunjang dengan buah dada yang besar dan padat , pinggang dan perutku membentuk karena aku sering berolahraga aku dikenalkan seks oleh mantan pacarku yang tak lama kita putus.

Cerita Dewasa Nafsu Banget Pak Komar

cerita sex Pelajar, cerita sex panas Pelajar, cerita sex terbaru Pelajar, cerita sex hot Pelajar, cerita sex foto Pelajar cerita sex mesum pelajar

Cerita Sex Nafsu Banget Pak Komar

Pengalaman pertama itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh. Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.

Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan Bang Komar sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan).

Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini.

Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.

Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Komar sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang.

Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.

“Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok” hiburnya Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua.

Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap.

Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku.

Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.

“Sshh.. Bang” desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.

“Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga” katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya.

Komar mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah.

Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Komar yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku.

Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.

Sesaat kemudian, Komar menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap.

Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.

“Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?” tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik. Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku.

Komar yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil. Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku.

Komar kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya.

Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam.

Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.

Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Komar perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.

Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Komar melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya.

Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku.

Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.

“Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non” katanya. Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku.

Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya. “Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah” ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku. Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam.

Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.

“Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan” katanya. Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair.

Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku. Komar memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya.

Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Komar lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi.

Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua.

Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Komar yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.

“Oohh.. Non Citra, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!” ceracaunya di tengah aktivitasnya. Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak.

Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku.

Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok. “Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang” desahku dengan mempererat pelukanku.

Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air.

Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, “Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini”.

Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Komar meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.

Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat.

Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Komar mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku.

Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana.

Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat. Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula.

Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya.

Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku. “Oouuhh.. Bang!” itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku. Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras.

Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku.

Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya.

Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan.

Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam. Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya.

Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun.

Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku.

Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.

Komar sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku.

Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat.

Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.

Sejak saat itu, Komar sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak ‘mood’ pun dia memaksaku.

Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku.

Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar.

Tiga bulan kemudian Komar berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.

CERITA SEX, KUMPULAN CERITA DEWASA, CERITA PANAS, KOLEKSI CERITA MESUM, CERITA SEKS, CERITA 17+, ANAK SMP BUGIL DAN SISWI SMA BUGIL TELANJANG, TANTE BUGIL, TANTE GIRANG BUGIL, TANTE GIRANG VAGINA MERAH BASAH, ABG TELANJANG SMA DAN VIDEO VAGINA MERAH BASAH, SEX CEWEK NGENTOT, SITUS VAGINA MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMP, CERITA SEX ABG, SUKA BUGIL, ABG FOTO BUGIL TERBARU, ABG NGENTOT MEMEK, ABG SITUS VAGINA MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMA, SITUS VAGINA MERAH BASAH, ABG HOT VAGINA MERAH BASAH, CERITA SEKS PEREK ANAK SMA, SMA TELANJANG, CEWEK SMA BUGIL, SISWI SMU BUGIL, DOWNLOAD PERGAULAN BEBAS ANAK ANAK SMA, MEMEK NGANGKANG DIENTOT,

The post Cerita Sex Nafsu Banget Pak Komar appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Peristiwa Keenakan Sekali

$
0
0

Cerita Sex Terbaru | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Tante tante | Cerita Sex Jilbab | Seks Bergambar – Peristiwa Keenakan Sekali. Perkenalkanlah namaku Galaxy. Aku adalah seorang teknisi parabola, dan bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang penjualan antena parabola yang tentu saja membutuhkan teknisi untuk melayani pemasangan dan perbaikan parabola.

Cerita Dewasa Peristiwa Keenakan Sekali

cerita sex three some, cerita gangbang hot, cerita bokep terlengkap, cerita cerita sange, cerita ngentub, cerita baru panas, cerita 3 some, cerita thresome, cerita tresome

Di perusahaan ini walau bukan paling senior tetapi aku tergolong paling terampil dan cekatan, hingga jika pimpinan dapat pekerjaan besar, aku yang jadi andalannya.

Suatu hari aku mendapat tugas untuk memasang antena parabola di rumah kepala dinas sebuah bank pemerintah. Dengan dibantu 2 orang asisten yakni Edo dan Salim, aku berangkat ke alamat tujuan sambil menenteng segala peralatan.

Waktu itu aku diantar sopir kemudian setelah sampai di tujuan, kami bertiga diturunkan berikut segala barang dan peralatannya. Di rumah dinas yang terkesan asri karena dipenuhi pohon mangga, kami diterima oleh satpam yang kemudian setelah mengadakan kontak lewat intercom diberi ijin masuk.

Seorang wanita muda berumur sekitar 25 tahun dengan berbusana daster biru malam, sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus menyambut kami. Sekejap aku terpesona melihat kecantikan wajahnya, bibir dan hidungnya luar biasa indahnya.

“Selamat pagi, Mbak.., kami yang mau memasang parabola pesanan bapak kepala”.

“Ohh, iya silakan masuk saja Mas.., tapi bapak masih dinas, dan kebetulan rumah lagi sepi jadi terserah Mas saja masangnya”.

Tanpa basa basi lagi aku segera memerintahkan asistenku untuk segera mulai bekerja, dengan harapan bisa berkenalan tanpa gangguan, siapa tahu nasibku sedang mujur.

Dari perkenalan, wanita tersebut bernama Asni dan adalah istri kepala dinas, tepatnya istri kedua, yang duda karena ditinggal mati.

Semula kuduga dia adalah anaknya, tapi ternyata ibu dari 2 anak tiri yang umurnya sebayanya. Kedua anak-tirinya wanita dan cantik-cantik, terlihat dari foto besar yang terpajang di ruang keluarga.

Sementara kedua asistenku sedang merakit parabola, aku asyik menerangkan aneka macam seputar parabola, mulai dari acara siaran sampai cara merawat parabola. Kelihatan Mbak Asni juga antusias mendengarnya, padahal aku cuma asal bicara agar bisa berlama-lama dekat dengan Mbak Asni sambil terus membayangkan besarnya payudara yang mengembung besar di balik dasternya.

Mbak Asni duduk persis di depanku, hingga waktu aku memberi keterangan sambil membuat tulisan di meja, dia terpaksa menunduk untuk ikut membacanya, dan karena krah dasternya longgar sekali maka otomatis semua isi di dalamnya jadi ternganga lebar, jantungku seketika bergetar-getar tak menentu saat menyaksikannya.

Batang kemaluanku mendadak beringas laksana torpedo hendak meluncur. Aku tak tahu apa Mbak Asni tahu kalau aku jadi keterusan nulis-nulis sambil sesekali melirik ke balik dasternya. Tampaknya dia cuek saja sambil mendengar penjelasanku.

“Diminum dulu Mas.., tehnya, mumpung masih hangat!”, katanya sambil tersenyum manis setengah menggoda. Akupun jadi salah tingkah dan mengiyakannya.

Tehnya memang hangat dan segera menyegarkan otakku kembali. Daripada pusing memikirkan cara untuk menggapai gunung kembar, aku minta diri untuk mengawasi pekerjaan asisten.

Tak terasa hari telah menjelang sore ketika pekerjaan selesai. Terlihat Mak Asni tengah bersiap untuk mandi. Pikiran kotor langsung menyergap, dan tak kuasa aku menolaknya.

Membayangkan kala tangannya mengusap lembut seluruh tubuhnya, lalu dadanya, lalu perutnya, lalu anunya, lalu.., wow, Mbak Asni tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi. Ketika pintu kamar mandi telah tertutup aku jadi merasa kehilangan.

Dengan reflek aku memberi kode dengan jari telunjuk berdiri di depan mulut pada kedua asistenku. Keduanya malah cengengesan.

Tanpa komando, kami kompak menggotong sebuah kursi tinggi agar bisa mengintip lewat lubang angin di atas pintu. Aku langsung saja merebut kesempatan pertama untuk menaiki kursi, dan karena besarnya lubang angin maka seluruh isi kamar mandi jadi terlihat.

Mbak Asni tampak mulai mengangkat ujung dasternya ke atas hingga melampaui kepalanya. Tubuhnya tinggal terbalut celana dalam warna coklat dan BH, itupun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya.

Dadaku terasa mau pecah saking menahan napas. Luar biasa keindahan ciptaan Tuhan yang satu ini. Tetapi aku terkejut dengan caranya mandi, tanpa diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun cair, lalu tangannya meremasi kedua payudaranya dan berputar-putar di ujungnya. Batang kemaluanku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar.

Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Mbak Asni meneruskan permainannya ke bawah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging seperti orang kepedasan cabe. Tak sadar tanganku ikut memijiti batang kemaluanku sendiri.

Sayang kedua asistenkupun minta giliran jatah tontonan gratis yang aduhai. Merekapun jadi seperti terkena tegangan tinggi, celana kombornya tak mampu menyembunyikan batang yang mencuat kencang.

“Ayo, Mass.., masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya tidak terkunci kok!”, tiba-tiba terdengar seruan lembut bernada ajakan. Tetapi terus terang kelembutan itu membuat kami hampir pingsan dan amat sangat mengejutkan. Kami serentak saling berpandangan kebingungan.

“Maaf yah Mbak.., kami tidak sengaja kurang ajar”.. Aku menjawab sambil mengambil inisiatif pelan-pelan memutar handel pintu kamar mandi yang memang benar tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, kami bertiga seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan.

Mbak Asni tersenyum manis sekali dan tanpa canggung melambaikan tangannya agar kami lebih mendekatinya. Wah tentu saja kami tak perlu mendengar suara ulangan lagi, serempak kami bertiga mengerubuti sang dewi.

Dengan posisi duduk di atas bak mandi Mbak Asni menyuruh kami mandi dahulu agar bau keringat kami lenyap. Aku, Edo, dan Salim segera melepas semua pakaian masing-masing, dan seperti anak kecil berebutan mandi di bawah siraman shower.

Tanpa rasa malu kami bertiga telanjang bulat di hadapan Mbak Asni. Batang kemaluan kami sudah pada posisi maksimal, mengacung-acung keras minta perhatian. Mbak Asnipun kegelian melihat tingkah kami bertiga.

Lalu Mbak Asni memandikan kami satu per satu. Batang kemaluanku yang terlihat paling besar, berdenyut-denyut kala tangan Mbak Asni mengelusinya dengan sabun. Ah, nikmat sekali apalagi begitu tangannya bergerak maju mundur, segera kuraih gunung impianku yang telah nyata di depan hidung dan meremasinya sambil mulut kami saling berpagutan.

Sementara Edo dan Salim tidak mau ketinggalan, mereka memang tim yang kompak. Tangan Edo menggerayangi selangkangan Mbak Asni yang nyaris tertutup seluruhnya oleh bulu ikal yang lebat.

Sedang Salim kebagian pekerjaan menjilati pantat Mbak Asni, kelihatan Mbak Asni keenakan sekali ketika ujung lidah Salim menjongkel-jongkel lubang anusnya. Tangan Mbak Asnipun dengan adil bergantian meremas dan mengocok batang kemaluan kami, yang tentu saja membuat kami semua mengerang kenikmatan.

Mungkin karena kurang leluasa dengan posisi berdiri, Mbak Asni mengajak kami bertiga segera menyudahi acara mandi bersama. Dan mengajak pindah lokasi ke kamar tidur. Salim yang anak keturunan Arab telentang di atas kasur, batangnya yang sangat panjang menegang ke atas persis seperti orang punya ekor.

Mbak Asni tanpa ragu-ragu segera mengangkanginya dan menyodorkan vaginanya. Salim kegirangan segera menjilatinya dengan rakus sampai berbunyi cipak-cipuk. Mbak Asnipun keenakan sambil menyosor-nyosorkan vaginanya ke mulut Salim agar lidah Salim lebih masuk ke dalamnya. Tanpak Salim semakin gigih menyedoti cairan vagina Mbak Asni.

Sedang Edo yang tak tahan menunggu lalu menyodorkan batangnya yang bulat hitam ke mulut Mbak Asni. Mulut Mbak Asni tampak menganga menyambut kehadirannya. Lidahnya berputar-putar mengulum batang Edo, lalu memainkannya maju mundur. Terang saja Edo melenguh-lenguh merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Aku tak habis berpikir menyaksikan istri seorang pejabat terhormat dengan ganas mengerang-erang menikmati pelayanan kami. Barangkali suaminya memang sudah tua atau impoten, hingga tidak menyia-nyiakan kehadiran kami.

Padahal menurutku Mbak Asni cantik sekali, hidungnya mancung, bibirnya agak tebal, sensual sekali. Dan badannya padat berisi apalagi kala kuremas-remas payudaranya jelas seperti gadis perawan. Membuatku gemas sekali menyedoti ujung puting susunya. Lidahku mengais-ngais agak ngawur ke sana ke sini.

Tapi semakin ngawur semakin membuat Mbak Asni bersemangat mengocok batang Edo dengan mulutnya. Dan akhirnya Edo tampak kewalahan menahan permainan Mbak Asni. Tangannya mencengkeram kepala Mbak Asni sambil mendorong ke arah selangkangannya.

Hingga batangnya habis tertelan mulut Mbak Asni, lalu “Cret.., cret.., crett”, Batang Edo menyemburkan maninya, Mbak Asnipun tidak merasa jijik atau bagaimana segera menelan habis mani Edo, sambil lidahnya terus menjilati ujung batang Edo. Karuan saja Edo kegelian dan terus memuntahkan “lahar” hingga loyo.

Aku segera membalik badan Mbak Asni lalu kedua kakinya buru-buru kuangkat ke atas. Vaginanya kelihatan terbuka kemerahan walau dirimbuni bulu yang sangat lebat. Lalu.., “Bless”, sekali tancap batangku amblas ke dalamnya.

Karena batangku sudah berdenyut-denyut dari tadi maka seperti orang kesetanan aku mengayunkan pinggangku maju mundur. Mata Mbak Asni membelalak merasakan kenikmatan yang tiada taranya.

Dari liang kewanitaannya mengalir cairan lendir banyak sekali. Akibatnya goyanganku menimbulkan suara gaduh. Mbak Asni mengerang-erang kala aku menyemburkan air maniku.Banyak sekali keluarnya, maklum lagi bernapsu besar.

Salim segera menggantikan posisiku, dan langsung memompa vagina Mbak Asni. Aduh, tak terbayangkan kenikmatan yang dirasakan oleh Mbak Asni. Mukanya tampak bahagia sekali. Pinggulnya menghentak-hentak mengikuti gerakan Salim.

Apalagi batang Salim yang sangat panjang membuat Mbak Asni kelojotan kala batang itu mengayun tandas ke dalam. Sambil meremas keras sprei kasur, Mbak Asni kelihatan mencapai klimaks yang entah ke berapa. Sampai Salim pun menggelepar di atas perut Mbak Asni.

CERITA SEX, KUMPULAN CERITA DEWASA, CERITA PANAS, KOLEKSI CERITA MESUM, CERITA SEKS, CERITA 17+, ANAK SMP BUGIL DAN SISWI SMA BUGIL TELANJANG, TANTE BUGIL, TANTE GIRANG BUGIL, TANTE GIRANG VAGINA MERAH BASAH, ABG TELANJANG SMA DAN VIDEO VAGINA MERAH BASAH, SEX CEWEK NGENTOT, SITUS VAGINA MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMP, CERITA SEX ABG, SUKA BUGIL, ABG FOTO BUGIL TERBARU, ABG NGENTOT MEMEK, ABG SITUS VAGINA MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMA, SITUS VAGINA MERAH BASAH, ABG HOT VAGINA MERAH BASAH, CERITA SEKS PEREK ANAK SMA, SMA TELANJANG, CEWEK SMA BUGIL, SISWI SMU BUGIL, DOWNLOAD PERGAULAN BEBAS ANAK ANAK SMA, MEMEK NGANGKANG DIENTOT, FILM VAGINA MERAH BASAH PANAS.

The post Cerita Sex Peristiwa Keenakan Sekali appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Kagum Keindahan Payudara

$
0
0

Cerita Sex Terbaru | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Tante-tante | Cerita Sex Jilbab | Seks Bergambar – Kagum Keindahan Payudara. Lusi perlahan lahan melepaskan pakaiannya dekat kolam renang, hanya memakai bikini yang warnya putih, terlihat juga buah dadanya yang padat, dengan pemasan strecing ringan buah dada Lusi bergoyang kenan kekiri, kemudian saat dia menunduk terlihat belahan buah dadanya, selakangannya juga terlihat mulus bersih terawat.

Cerita Dewasa Kagum Keindahan Payudara

cerita sex three some, cerita gangbang hot, cerita bokep terlengkap, cerita cerita sange, cerita ngentub, cerita baru panas, cerita 3 some, cerita thresome, cerita tresome

Tubuh telanjang gadis 21 tahun tersebut kini menikmati semilir angin. Desir angin terasa membelai lembut dada bulat sempurna, tanpa lupa membelai pantat montoknya yang berisi. Setelah merapikan pakaiannya di tepi kolam, Lusi menarik napas panjang dan memasukkan kaki kirinya ke dalam kolam.

Dilanjutkan dengan kaki kanannya. Kini ia duduk di tepi kolam. Diambilnya air dengan kedua tangannya dan dipercikkan ke tubuhnya. Butiran air terlihat menuruni lehernya terus ke dadanya yang ranum dan berlanjut menuju perutnya dan berhenti di rambut-rambut halus selangkangannya. Setelah memercikkan air beberapa saat, Lusi pun turun ke dalam kolam.

Kolam tersebut ternyata tidak dalam, hanya sebatas puting susunya saja. Lalu ia menggosok tubuhnya dengan air kolam yang jernih. Buah dadanya yang tertekan lengan saat membilas terlihat semakin montok. Tanpa ia sadari sepasang mata memperhatikan kejadian tersebut. Orang misterius itu pun menelan ludah melihat tubuh sempurna yang putih mulus tersebut.

Tak heran, karena Lusi sehari-hari memang berprofesi sebagai model. Demikian asyiknya Lusi membilas tubuhnya dengan air segar tersebut, dirinya tidak menyadari bahwa orang misterius itu menukar botol air mineralnya dengan botol lain yang sama.

Lusi terus menggosok tubuhnya. Sesekali dia menyelam. Akhirnya dia menuju ke bagian yang agak dangkal di kolam itu. Dia duduk di atas batu di dalam kolam tersebut, menikmati kesegaran air kolam tersebut di sekujur tubuhnya.

Buah dadanya yang montok tersembul ke luar permukaan kolam. Pikirannya teringat kejadian beberapa hari sebelumnya. 2 orang teman kampusnya mengajaknya menginap di cottage di sebuah pulau. Pulau tersebut memang tidak berpenghuni. Hanya turis yang sesekali datang ke sana untuk snorkeling. Begitu pula Lusi dan teman-temannya yang datang ke sana untuk hal yang sama.

Sesampainya di dekat pulau, melihat laut yang begitu jernih, Lusi dan Dini, temannya, langsung membuka pakaian mereka, menampilkan tubuh indah mereka yang terbalut bikini, memasang mask dan fin dan langsung melompat ke laut.

Tinggal Andi, teman pria mereka, dan tukang perahu yang terkejut melihat pemandangan indah tersebut. Puas menikmati keindahan bawah laut, kedua gadis itu pun naik kembali ke perahu dan mengenakan kembali pakaian mereka. Perjalanan ke pulau dilanjutkan kembali.

Dari tukang perahu, mereka mengetahui bahwa pulau tersebut cukup luas dan memiliki hutan di tengah-tengahnya. Setelah menaruh semua barang-barang dan perbekalan di cottage, Lusi sengaja memisahkan diri dari teman-temannya dan berjalan ke dalam hutan di pulau tersebut hingga sampailah dia di kolam tersebut. Rasa lengket akibat berenang di laut memaksa Lusi membilas tubuhnya di kolam tersebut.

Dengan badan yang tidak lengket lagi, Lusi naik ke tepi kolam dan duduk di sana sambil menunggu tubuhnya kering. Tubuh telanjang yang indah tersebut kembali menjadi santapan mata orang misterius tersebut. Dengan mata tak berkedip, dinikmatinya buah dada Lusi yang bulat ranum tersebut, turun ke perutnya yang rata, paha Lusi yang mulus pun tak luput dari sasaran mata orang misterius tersebut.

Lusi menikmati semilir angin mengeringkan tubuhnya, sambil meminum air mineral dari botolnya. Tak lama kemudian Lusi merasakan hal yang aneh ditubuhnya. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Pandangannya terasa berat.

Tak lama kemudian tubuhnya tergeletak lunglai tak bertenaga. Dia masih merasakan tubuh telanjangnya dibopong dan diletakkan di bahu seorang pria. Lusi berusaha memberontak, tapi tenaganya seakan hilang. Tangan nakal pria tersebut meraba-raba pantatnya yang montok sambil membopongnya ke dalam hutan. Setelah itu Lusi tak sadarkan diri.

Di cottage, Andi dan Dini masih membereskan barang-barang dan perbekalan. Setelah selesai membereskan barangnya, Andi pamit untuk mandi.

“Dini, aku mandi dulu ya, badan aku lengket nih kena angin laut.”

“Ya udah sana, aku juga masih belum beres nih barang-barangnya. Biasa cewek barangnya banyak,” sahut Dini.

Andi pun bergegas ke kamar mandi. Mungkin karena pulau tersebut tidak berpenghuni, kamar mandinya pun lumayan terbuka. Hanya terdiri dari kayu yang mengelilingi kamar mandi, dengan sebuah bak air dan WC.

Atapnya terbuka dan tidak memiliki pintu. Sambil mandi, pikiran nakal terbersit di kepala Andi. “Wah, bisa aku pakai buat ngintip cewek-cewek nanti mandi nih.” Andi pun tersenyum nakal sambil meneruskan mandinya.

Selesai mandi, Andi kembali ke cottage dan menemukan hanya Dini di sana. Lusi belum kembali. Lalu ditanyanya Dini. “Lusi ke mana ya? Katanya tadi hanya jalan-jalan sebentar di hutan, kenapa dia belum balik ya?”

“Jangan-jangan dia tersesat di hutan, Andi” kata Dini dengan nada kuatir.

“Ya udah, aku cari Lusi, elo mandi aja dulu. Nanti elo tunggu aku di sini.” Kata Andi bergegas mengambil peralatan dan masuk ke dalam hutan.

Dini pun mengangguk dan mengambil pakaian gantinya. Rasa lengket hasil berenang di laut tadi rupanya mengganggu dirinya juga. Dengan bergegas Dini menuju kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Dini pun melepaskan kaosnya yang langsung memperlihatkan dadanya yang berukuran 36B yang ditutupi bikini coklat. Rok mininya pun dilepas. Setelah menggantung kedua benda tersebut, Dini menatap tubuhnya, dia selalu mengagumi ukuran dadanya yang besar itu.

Di luar kamar mandi, sesosok tubuh misterius mengendap-endap bersembunyi di balik pohon yang berseberangan dengan pintu kamar mandi. Sambil menerka arah angin, dinikmatinya pemandangan indah di dalam kamar mandi tersebut.

Dini perlahan membuka bikini atasnya, menggantungnya, lalu memperhatikan lagi buah dadanya yang kini tidak ditutupi apa-apa. Puting pink kecoklatan menambah indah buah dada itu. Dijepitnya kedua buah dadanya dengan lengannya yang mengakibatkan semakin terlihat montoknya buah dada tersebut.

Kulit putihnya menambah kemolekan gundukan ranum tersebut. Kemudian dilepasnya bikini bawahnya yang menampilkan selangkangan yang ditutupi rambut yang cukup lebat. Dini perlahan membasuh tubuhnya. Mulai dari leher, ke dadanya, cukup lama tangannya bermain di sana. Dilanjutkan ke perut dan selangkangannya, lalu ke pahanya.

Sosok misterius tersebut mengendap-endap mendekati kamar mandi dan membakar segumpal dedaunan kering. Tidak ada api besar, tidak ada asap, hanya bau aneh yang keluar dari gumpalan daun tersebut yang terbakar menjadi sekam.

Sosok tersebut segera menjauh dari kamar mandi tersebut. Kembali ke balik pohon menikmati tubuh indah Dini yang sedang mandi. Selangkangannya terasa meronta melihat tubuh indah tersebut tidak ditutupi apa-apa. Terlebih saat Dini membungkuk membasuh kakinya yang memperlihatkan pantat indahnya dan belahan kemaluannya dari belakang.

Dini yang sedang membasuh tubuhnya mencium bau aneh tersebut. “Ah mungkin hanya bau hutan saja,” pikirnya dan kembali membasuh tubuhnya tanpa memperdulikan bau tersebut. Tak lama kemudian, tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa berat. Tubuh indah tersebut pun jatuh perlahan di kamar mandi.

Dini masih berusaha bangun dan masih sempat melihat sosok hitam menghampiri tubuhnya. Sosok hitam tersebut tertawa, memaksanya meminum suatu cairan, lalu membopong tubuh Dini yang telanjang di bahunya dan membawanya masuk ke dalam hutan.

Perlahan, Lusi membuka matanya, tubuhnya masih tidak bertenaga. Dicobanya untuk berbicara, tetapi hanya suara uh uh saja yang keluar dari mulutnya. Dengan makin jernihnya pikirannya, Lusi coba mengingat-ingat kejadian sebelum dia tidak sadarkan diri.

Matanya melihat disekeliling langit-langit, ah rupanya dia ada di sebuah rumah gubuk. Disadarinya dirinya berbaring di sebuah dipan kayu. Dilihatnya tubuhnya, astaga, ternyata dia telanjang. Tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

Pikirannya teringat bahwa dia pingsan sebelum dia berpakaian kembali. Siapa pria misterius itu? Pikirannya terus melayang. Dilihatnya ke sebelah kiri. Dini! Dilihatnya Dini tergeletak di samping tubuhnya. Ya, Dini. Tubuh Dini telanjang juga, terlentang dan buah dadanya terekspos dengan jelas. Dini kelihatannya belum sadar.

Lusi menutup matanya erat-erat. Ini tidak mungkin terjadi, aku hanya mimpi. Tapi saat membuka matanya, pemandangan sama yang dihadapinya. Lusi pun menangis, menunggu apa yang terjadi. Tak lama kemudian, dilihatnya Dini mulai sadar.

Dini yang melihat Lusi pun sama kagetnya. Menyadari dirinya telanjang dan tidak berdaya, Dini hanya bisa mengeluarkan suara uh uh saja. Sama seperti Lusi. Mereka hanya berpandangan.

Andi yang berjalan di hutan, mencari-cari Lusi. Dia berjalan ke sana ke mari. Tak lama dia pun sudah merasa lelah, tenaganya sudah habis untuk perjalanan ke pulau dan mencari Lusi. Dia pun beristirahat di bawah pohon besar. Pikirannya kalut. Andi menggosok-gosok kepalanya dan tiba-tiba BUK! Bagian belakang kepalanya terasa sakit sekali. Dan dia merasakan ada cairan keluar menuruni lehernya. Darah, lalu semua gelap.

Menjelang malam, gubuk tersebut semakin gelap. Lusi dan Dini hanya saling berpandangan. Tubuh mereka masih tanpa tenaga. Mata mereka semakin terbiasa dengan kegelapan. Tak lama terlihat cahaya dari luar.

Cahaya tersebut mendekati pintu gubuk tersebut. Mereka berteriak minta tolong hanya dengan uh uh uh saja. Saat pintu dibuka, mata mereka serasa dibutakan oleh cahaya lampu petromak.

Setelah terbiasa dengan cahaya, mereka melihat orang yang membawa lampu petromak tersebut. Astaga, ternyata dia adalah bapak tua tukang perahu yang mengantarkan mereka ke pulau tersebut. Mereka pun berteriak meminta tolong kepadanya. Lalu mereka menyadari bahwa tubuh mereka telanjang. Lusi dan Dini pun segera diam. Mereka merasa malu tubuh indah mereka terekspos kepada tukang perahu tersebut.

“Sebentar ya, neng,” kata pak tua tersebut. Lalu ia keluar dari gubuk tersebut. Tak lama dia kembali membawa 2 buah petromak. Dia meletakkan satu petromak di ujung atas dipan dan dua di masing-masing ujung lain dipan.

Lalu pak tua mendekati mereka. “Maaf ya, neng-neng. Bapak sudah tua, bapak tidak bisa menahan hasrat bapak melihat neng-neng yang cantik ini. Neng-neng mau kan bantu bapak?”

Kedua gadis itu berusaha menjerit, tapi hanya uh uh saja yang keluar dari mulut mereka. Tubuh mereka tidak bisa digerakkan sama sekali. Pak tua pun mengambil tempat di antara kedua gadis itu.

Pak tua itu pun melihat tubuh Lusi, mengamati dari rambut, turun ke matanya, bibirnya, leher. Berhenti sebentar di buah dadanya, melihat bulat dan ranumnya dada Lusi yang berukuran 34B itu, pak tua menelan ludah, lalu pandangannya dilanjutkan ke perut Lusi yang rata dan berhenti lagi di selangkangan.

Pak tua menggeser paha Lusi sehingga tampaklah kemaluan Lusi. Lusi merasa malu sekali tubuhnya diperiksa oleh pak tua tersebut. Puas mengamati kemaluan Lusi yang berwarna pink itu, pak tua mengelus paha dalam Lusi dengan tangan kirinya. “Halusnya, tubuh neng paling bagus. Nanti bapak pasti bikin neng puas.”

Pandangan pak tua berganti ke Dini. Sambil masih terus mengelus paha dalam Lusi, dia mengamati Dini. Wajah cantik Dini diperhatikan dengan benar-benar. Mata Dini yang indah dan lehernya yang jenjang tidak lepas dari pengamatannya.

Dini merasa jijik dengan pandangan pak tua tersebut. Pandangan pak tua pun berlanjut ke dada Dini yang berukuran 36B. Dengan penasaran diraihnya buah dada kanan Dini dan dipijat-pijatnya dengan lembut. Sambil terkadang dimainkan putingnya. Tangan kirinya masih terus mengelus paha dalam Lusi. Terkadang kemaluan Lusi pun tersentuh tangannya.

“Wah neng susunya besar sekali ya,” kata pak tua. Puas bermain dengan buah dada Dini, pak tua kembali memperhatikan tubuh Dini, perut, selangkangan. Pak tua menghentikan elusannya di paha Lusi dan menggeser paha Dini agar dia lebih leluasa melihat kemaluan Dini.

Pak tua pun mendekatkan wajahnya ke kemaluan Dini dan menghirup baunya. “Wah wangi sekali neng,” kata pak tua seandia sambil tersenyum. Rupanya pak tua menggeser paha Dini cukup jauh sehingga vaginanya merekah dan menunjukkan isinya yang berwarna merah muda.

Pak tua mengelus paha dalam Lusi dan Dini yang menimbulkan rangsangan kepada kedua gadis itu. Terkadang disentuhnya kemaluan mereka. Ada perasaan seperti aliran listrik setiap kali tangan pak tua menyentuh kemaluan mereka. “Neng-neng gadis kota memang putih-putih, mulus. Bapak benar-benar beruntung kali ini.”

Pak tua membuka pakaiannya sehingga sekarang dia telanjang bulat di depan kedua gadis itu. Pak tua mendekati Dini dan mengulum bibirnya. Sementara tangannya bermain-main dengan buah dada Lusi dan Dini. Pak tua tak puas, dia berpindah mengulum bibir Lusi. Bergantian dikulumnya bibir Dini dan Lusi.

Lalu dia berpindah ke tubuh Lusi. Diremasnya buah dada Lusi dan dikulumnya puting susu Lusi bergantian. Kadang dijilatnya. Lusi dapat merasakan kemaluan pak tua yang sudah tegak menggesek pahanya.

Lusi pun lama kelamaan mulai menikmati apa yang dilakukan pak tua. Jilatan dan kuluman pak tua di putingnya meninggikan nafsunya. Nafasnya mulai tak teratur. Apalagi remasan pak tua yang beritme di buah dadanya semakin membuat pikirannya gelap. Pak tua mulai menjilati buah dada Lusi yang membuat Lusi semakin tinggi nafsunya.

Jilatannya kini diarahkan ke perut Lusi yang membuat Lusi kegelian dan tidak kuat menahan kenikmatan yang diterima tubuhnya. Jilatan demi jilatan membuat mata Lusi gelap. Pak tua pun turun dan mulai menjilati kemaluan Lusi. Bibir kemaluannya dibuka dengan menggunakan jari oleh pak tua dan mulailah dia menjilati vagina Lusi.

Lidahnya diputar-putar di klitorisnya. Lusi merasa kemaluannya mulai basah akibat rangsangan tersebut. Dan tiba-tiba Lusi merasa tubuhnya mau meledak dan Lusi mendapatkan orgasme.

Pak tua seakan ingin Lusi menikmati orgasme yang diberikannya, kini dia berganti ke Dini. Dini yang merasa takut melihat apa yang dilakukan pak tua kepada Lusi menutup matanya. Pak tua kembali mengulum bibir Dini, memainkan lidahnya di dalam mulut Dini, sambil meremas-remas buah dada Dini yang besar.

Dipilin-pilinnya puting susu Dini sambil tangan satunya mengelus perut Dini. Dini pun merasa seakan tubuhnya menikmati apa yang dilakukan pak tua. Tangan pak tua masih bermain dengan putingnya dan mulut pak tua masih mengulum bibirnya saat disadarinya tangan pak tua yang satu lagi bermain di daerah kewanitaannya.

Diputar dan dipijatnya klitoris Dini. Getaran demi getaran nafsu mengalir ke kepala Dini. Kenikmatan dari permainan tangan pak tua di putingnya dan di klitorisnya membuat Dini tidak bisa berpikir jernih lagi.

Pak tua berhenti sebentar, merasakan kemaluan Dini sudah basah, dia pun turun dan mulai menjilati kemaluan Dini, sambil sesekali menusuk-nusuk kemaluan Dini. Dini yang sudah tidak kuat lagi, hampir mendapatkan orgasme.

Tiba-tiba pak tua menempelkan bibirnya di bibir kemaluan Dini dan menyedot kuat-kuat. Dini semakin mendekati orgasme. Pak tua terus menjilati klitoris Dini dan memainkan jarinya di dalam vagina Dini. Tak lama kemudian pun Dini mendapatkan orgasmenya.

Pak tua berhenti sebentar. Duduk di ujung dipan dengan kemaluannya yang tegak berdiri. Dipuaskan dirinya melihat 2 orang gadis cantik yang sedang bergetar karena orgasme.

“Wah neng, barang bapak masih kurang keras. Neng-neng bantu kerasin ya?” Kata pak tua seandia mendekati wajah Lusi dan Dini. Diambilnya tangan Lusi dan Dini dan digosokkan tangan mereka di atas kemaluannya. Pak tua pun melenguh menahan kenikmatan gosokan tangan Lusi dan Dini.

Pak tua pun mendekatkan kemaluannya ke wajah Dini, membuka mulut Dini dan memasukkan kemaluan ke mulut Dini. Dini merasakan kemaluan pak tua yang berlendir menggesek bagian dalam mulutnya. Dini yang tidak bisa apa-apa hanya bisa pasrah.

Setelah puas menggesekkan kemaluannya di dalam mulut Dini, pak tua mencabut kemaluannya dan membuka mulut Lusi dan memasukkan kemaluannya ke dalam mulut Lusi. Digesekkan kemaluannya di lidah Lusi. Kadang pak tua terlalu dalam memasukkan sehingga Lusi hampir saja muntah. Lusi pun juga hanya bisa pasrah. Baginya kemaluan pak tua mengeluarkan bau aneh, menjijikkan bagi Lusi.

Setelah puas, pak tua mencabut kemaluannya dari mulut Lusi dan beralih. Dia menduduki Dini dan meletakkan kemaluannya yang sudah keras dan tegak di antara buah dada Dini. Buah dada Dini ditekannya sehingga sekarang buah dada Dini yang besar menjepit kemaluannya. Digesekkannya buah dada Dini di kemaluannya, kadang kemaluannya yang digesekkan ke buah dada Dini. Dini merasa susah bernapas karena diduduki.

Tak lama kemudian, pak tua semakin mempercepat goyangannya dan crttt, kemaluan pak tua memuntahkan isinya. Sebagian terkena wajah Dini, sebagian berceceran di dada Dini. Pak tua, mengarahkan kemaluannya ke Lusi dan crttt crttt kemaluan pak tua memuntahkan sisa isinya ke tubuh Lusi. Dini dan Lusi pun merasa jijik dengan cairan pak tua yang berada di atas tubuh mereka.

Pak tua kemudian keluar dari gubuk dan tak lama kembali dan menutup pintu gubuk tersebut. “Tenang aja neng. Obat yang bapak kasih baru habis pengaruhnya sekitar 5 jam lagi. Kita masih bisa bermain selama itu.”

Pak tua kembali mendekatkan wajahnya ke vagina Lusi dan mulai menjilati di sana. Kali ini dia menghisap jarinya, membasahi dengan ludah dan mulai menusuk-nusuk vagina Lusi. Lusi yang merasa kegelian, merasa gairahnya kembali bangkit meskipun bercampur dengan rasa jijiknya.

Lalu pak tua menjilati vagina Dini sambil terus memainkan jarinya di vagina Lusi. Dini pun kembali naik gairahnya. Lama juga pak tua berganti-ganti menjilati dan memainkan jarinya di kemaluan Lusi dan Dini. Kemaluan kedua gadis itu sudah basah sekali. Pak tua berhenti dan memperlihatkan kemaluannya yg sudah tegak berdiri lagi.

“Yang mana ya yang akan bapak masukkan duluan?”

“Yang neng ini masih rapat, bapak suka sekali” seandia mengusap kemaluan Lusi.

“Kalau neng yang ini lebat sekali rambutnya, bikin bapak makin nafsu” seandia mengusap rambut kemaluan Dini.

“Kalau gitu, bapak ganti-gantian saja, bapak cobain 2-2nya sekaligus,” kata pak tua.

Diangkatnya Dini dan diletakkan di atas Lusi. Dibukanya kaki kedua gadis itu sehingga kini vagina Lusi dan Dini bertumpuk dan terbuka lebar. Lelehan air liur pak tua bercampur dengan cairan kenikmatan kedua gadis itu menetes dari pinggir vagina mereka. Di bawah pantat Lusi, pak tua menyelipkan sesuatu agar posisi vagina Lusi dan Dini lebih terangkat ke atas dan memudahkan pak tua memasukinya.

Pak tua pun mengambil posisi di depan vagina Lusi. Lusi dan Dini meskipun terangsang, tapi mereka masih menyadari apa yang pak tua ini hendak lakukan. Mereka hanya bisa berteriak uh-uh-uh. Pak tua menyeringai puas dan memegang kemaluannya, meludahinya agar licin dan siap memasuki vagina Lusi.

Tiba-tiba BRAKK! Tiba-tiba muncul sesosok tubuh di depan pintu gubuk yang langsung menyerang pak tua dengan batangan kayu besar. Pak tua yang tidak siap langsung roboh terkena pukulan batangan kayu besar di kepalanya.

Sosok itu pun tidak mengenal kasihan, kakinya langsung menginjak kemaluan pak tua yang sedang tegak-tegaknya dan terdengar suara KRAK! Dilanjutkan dengan teriakan pak tua memegang selangkangannya sambil mengeluarkan busa dari mulutnya.

Ternyata sosok tubuh itu adalah Andi. “Dasar orang tua bangsat, ga tau malu!” Lalu diludahinya pak tua yang sudah tak sadarkan diri di lantai gubuk itu. Lalu dialihkannya pandangannya ke dipan. Kaget dilihatnya kedua gadis temannya berada dalam posisi memamerkan kemaluan mereka.

Sesaat Andi merasa nafsu muncul dari dalam dirinya. Bagaimanapun yang ada di hadapannya adalah 2 orang gadis cantik yang tidak mengenakan pakaian dan memamerkan bagian kewanitaannya.

Pikiran itu dibuangnya dan dia membantu memindahkan tubuh Dini dari atas Lusi. Dia pun keluar, mencari sesuatu untuk menutupi tubuh kedua gadis itu. Tak lama di bagian belakang gubuk, Andi menemukan 2 buah kain sarung yang sudah lusuh dan tali rafia.

Diambilnya dan ditutupinya tubuh telanjang kedua gadis itu. Dia pun mengikat tubuh pak tua di pohon di dekat gubuk tanpa sehelai benang pun. Kekesalannya pada pak tua masih berkobar, saat pak tua sedikit sadar, tanpa ragu-ragu Andi memberi bogem mentah di rusuk pak tua. Mulut pak tua pun kembali berbusa dan tak sadarkan diri lagi.

Saat pengaruh obat itu sudah hilang, kedua gadis itu merasakan tenaga mereka pulih. Mereka bisa menggerakkan tubuh mereka lagi. Dengan tubuh hanya dibungkus sarung lusuh, mereka tertatih-tatih keluar dari gubuk dan menemukan Andi dan pak tua yang terikat di pohon. Pak tua sudah sadar dan masih sulit berbicara. Maklum Andi sempat menghabiskan waktu menunggu kedua gadis itu belum pulih dengan membogemi pak tua.

“Kalian lebih baik membersihkan tubuh dulu, di sana ada sungai kecil, airnya lumayan bersih. Biar aku yg di sini menjaga pak tua ini,” kata Andi sambil menunjuk ke arah timur. Sebelum kedua gadis itu pergi ke sungai, mereka sempat meludahi dulu wajah pak tua.

Kedua gadis itu membersihkan diri di sungai. Lusi berkata, “Untung ada si Andi datang di saat yang tepat. Kalau nggak bisa bahaya, kehormatan kita bisa diambil sama pak tua bangsat itu.”

“Iya, meskipun kita udah ga perawan lagi,” kata Dini sambil tertawa. Perlahan dia memegang kemaluannya, terbayang kejadian semalam.

Lusi dan Dini pun menggosok tubuh masing-masing. Membersihkan sisa-sisa pak tua di tubuh mereka. Terkadang Lusi dengan iseng memilin puting Dini dan Dini membalasnya dengan meremas buah dada Lusi.

Andaikan Andi bisa melihat kedua gadis ini mandi, pastilah nafsunya meningkat seketika. 2 tubuh putih ranum yang indah. Masing-masing dengan buah dada bulat dan lekukan tubuh yang sempurna.

Selesai mandi, mereka kembali membungkus tubuh mereka dengan sarung lusuh yang sudah tipis itu. Bersamaan dengan sampainya mereka di gubuk tersebut, matahari pun sudah mulai terbit, sehingga Andi yang berada di depan mereka dapat melihat siluet tubuh indah kedua temannya yang ditutupi sarung.

Pak tua yang sudah sadar, tertawa meringis ketika melihat kedua gadis yang hendak diperkosanya semalam. Amarah kedua gadis ini langsung naik ke ubun-ubun dan Dini tanpa permisi langsung memberikan uppercut di dagu pak tua, disambung dengan Lusi yang menghajar hidung pak tua hingga patah. Pukulan bertubi-tubi dihujamkan kepada tubuh ringkih pak tua oleh kedua gadis itu.

Setelah puas, mereka mengajak Andi kembali ke cottage tanpa melepaskan pak tua dari ikatan di pohon. “Sebentar, aku masih kesel sama orang tua ga tau diri ini,” kata Lusi yang langsung menghampiri pak tua dan menendang kemaluan pak tua.

Mungkin karena luka semalam belum sembuh benar, pak tua kembali pingsan dan mulutnya mengeluarkan busa lagi. Andi langsung menghampiri dan memeriksa pak tua. “Belum mati, untung saja,” bisiknya lega.

Di cottage, Lusi dan Dini langsung mengganti sarung lusuh itu dengan pakaian mereka. Kali ini Lusi memakai baju bali yang cukup longgar dan hotpants, sedangkan Dini memakai baju kaos ketat berwarna kuning dan hotpants. Buah dadanya semakin terlihat besar dan putingnya tercetak di kaos tersebut, karena dia memakai bra yang tipis.

“Bagaimana kita pulang, Andi? Tukang perahu sudah tidak ada lagi, sedangkan perbekalan kita hanya cukup untuk seminggu,” kata Dini.

“Tenang, setiap 4 hari sekali ada orang yang datang ke pulau ini untuk membersihkan cottage ini. Kita bisa minta pertolongannya nanti. Kalau tidak salah, orang itu akan datang 2 hari lagi. Lebih baik kalian makan dahulu, daripada kalian sakit.”

Kedua gadis itu menurut, Lusi beranjak dari meja dan mengambil bekal makanan mereka.

“Ini Andi,” kata Lusi seandia memberikan makanan sambil menunduk. Andi dengan jelas bisa melihat buah dada gadis itu terpampang jelas, karena baju bali yang longgar. Kemaluan Andi langsung mengeras. Apalagi dengan posisi menunduk, buah dada Lusi menggantung dan terlihat lebih besar. Dilihatnya Dini sedang menikmati makanan, puting susunya yang tercetak di kaosnya menambah keras kemaluan Andi.

Sorenya, saat kedua gadis itu berjalan-jalan di luar cottage, Andi melamun. Lamunannya melayang-layang dan akhirnya dia mengingat tubuh kedua gadis itu. Posisi tubuh mereka saat dia menemukan mereka di gubuk itu, siluet tubuh mereka yang terbungkus sarung, buah dada Lusi dan puting susu Dini yang tercetak jelas. Kelamaan kemaluan Andi makin keras.

“Daripada pusing, lebih baik aku salurin aja,” kata Andi menuju kamar mandi. Dilihatnya sekeliling, tidak tampak kedua gadis itu. Perlahan diturunkan celananya dan Andi mulai memuaskan diri sendiri sambil membayangkan kedua gadis itu.

“Nah ya, lagi apa lo!” Tiba-tiba terdengar kedua gadis itu berteriak. Andi yang masih memegang kemaluannya yang tegak kaget dan salah tingkah.

“Sini Andi, daripada elo sendirian, mending kita bantu. Sebagai tanda terima kasih kita juga,” kata Dini sambil langsung memegang kemaluan Andi dan memasukkan ke mulutnya. Lusi menarik tangan Andi dan meletakkannya di buah dadanya sambil mencium bibirnya. Andi langsung menikmati hal tersebut. Dikulumnya bibir Lusi dan dimainkan lidahnya di dalam mulut Lusi. Tangannya terus bergerilya di dada Lusi. Dini langsung mengulum kemaluan Andi.

CERITA SEX, KUMPULAN CERITA DEWASA, CERITA PANAS, KOLEKSI CERITA MESUM, CERITA SEKS, CERITA 17+, ANAK SMP BUGIL DAN SISWI SMA BUGIL TELANJANG, TANTE BUGIL, TANTE GIRANG BUGIL, TANTE GIRANG VAENDAH MERAH BASAH, ABG TELANJANG SMA DAN VIDEO VAENDAH MERAH BASAH, SEX CEWEK NGENTOT, SITUS VAENDAH MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMP, CERITA SEX ABG, SUKA BUGIL, ABG FOTO BUGIL TERBARU, ABG NGENTOT MEMEK, ABG SITUS VAENDAH MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMA, SITUS VAENDAH MERAH BASAH, ABG HOT VAENDAH MERAH BASAH, CERITA SEKS PEREK ANAK SMA, SMA TELANJANG, CEWEK SMA BUGIL, SISWI SMU BUGIL, DOWNLOAD PERGAULAN BEBAS ANAK ANAK SMA, MEMEK NGANGKANG DIENTOT

The post Cerita Sex Kagum Keindahan Payudara appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Kisah Perselingkuhanku Rini

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Kisah Perselingkuhanku Rini – Malam itu Rini sedang menangis di hadapanku. Kisah selingkuh kami ketahuan oleh istriku. Aku yang sangat mencintai istriku telah berjanji untuk berhenti selingkuh, dan malam ini adalah kesempatanku untuk menjelaskan pada Rini. Rini adalah wanita berjilbab yang masih single, berusia 22 tahun. Dulunya dia adalah rekan kerja dari sahabatku. Hobi fotografi membuat kami saling kenal, karena dia bersedia untuk difoto olehku yang masih sangat pemula.

 

 

cerita-sex-akhir-dari-kisah-perselingkuhanku-300x225

Cerita Sex: Kisah Perselingkuhanku Rini

 

Tidak lama setelah berkenalan, Rini mulai menceritakan kisah cintanya yang ternyata tidak bahagia. Meskipun telah berencana untuk menikah, calon suaminya ternyata sering berlaku keras dan berkata kasar. Akupun sering bercerita tentang masalah keluargaku. Pernikahan di usia muda membuatku dan istri sering bertengkar. Sementara ketika menghadapi Rini yang sabar dan penyayang, aku merasa sangat nyaman. Begitu juga yang Rini rasakan ketika bertemu aku. Tanpa sadar, kami pun sering berhubungan lewat sms dan mulai mengatakan saling menyayangi. Hanya saja, sebuah sms yang salah kirim membongkar semua. Kini Rini bersedia datang menemuiku di kamar kosan tempat kami biasa berduaan.

Cerita Sex – Rini yang mencoba memahami situasi ini terlihat sangat sedih. Katanya dia takut kehilangan aku. Oh, betapa tangis wanita selalu bisa melumpuhkan dunia, begitupun aku saat itu. Wanita ini sangat baik, sabar, penyayang, dan memiliki keinginan kuat. Matanya yang sembab membuatku sangat ingin memeluknya, mungkin untuk yang terakhir kali. Akhirnya kuraih tangannya dan meletakkan kepalanya di pundakku. Isak tangisnya pun meledak, tak lagi sanggup dibendung. Entah mengapa aku sangat merasa bersalah, meskipun aku merasa itu salah kami berdua. Semakin erat pelukanku kepadanya, dan kurasakan dia melakukan hal yang sama. Kemudian kuangkat wajahnya, kudekatkan kewajahku, aku tak sanggup menahan bibir untuk bicara,

“I Love You, Rini”. Dalam isak tangisnya dia juga berkata,
“Love You Too, Ari…”. Sungguh bergetar hatiku saat itu, dan tidak terasa aku mengecup bibirnya perlahan.

Kulihat untuk sesaat Rini memejamkan matanya, sepertinya dia merasakan getaran perasaan hingga ke hati. Kurasakan jantungku berdetak semakin cepat. Rasa sayang ini menyatu bersama kekecewaan mendorongku untuk memagutnya lebih dalam. Kukulum bibirnya yang ranum dan jarang disentuh laki-laki, dan kurasakan bibirnyapun membalas ciumanku. Sepertinya “pertemuan terakhir” ini menjadi luapan segala emosi yang pernah kita jalani bersama. Pertemuan sembunyi-sembunyi, memasak untukku, makan bareng, ciuman-ciuman kecil, dan menghabiskan malam berdua meskipun hanya memandang bulan. Dan sedikit pelukan tentunya.

Malam ini Rini terasa seperti kehilangan rem. Lidahku mulai menjelajah liang mulutnya, meraba deretan giginya, dan sesekali dihisapnya. Ketika kutemukan lidahnya, kuelus dengan lidahku dan bertarung dahsyat. Bibir dan kepala kamipun mulai bergerak liar. Pelukan yang tadinya kencang mulai mengendur, karena satu tanganku tidak lagi memeluk. Dia telah berpindah ke depan untuk memegang lembut dadanya.

Sebuah reflek yang biasa kulakukan ketika berciuman dengan istriku, tapi ini yang pertama kali kulakukan pada Rini. Awalnya aku kaget dan takut membuat Rini marah, namun anehnya Rini tidak bereaksi apapun kecuali melanjutkan aksi ciuman kami. Karena merasa dia memberikan ijin, tanganku mulai meraba kedua perhiasan yang selama ini dijaganya itu. Payudaranya memang tidak besar, namun menyentuhnya membuat darahku makin memanas.

Di saat itu sepertinya rem kami berdua makin blong. Kurebahkan Rini yang masih berbusana lengkap plus jilbab di kasurku, supaya aku bisa leluasa menciumnya sambil menjelajahi dua bukit muda yang jarang dijamah itu. Terasa makin lama nafas Rini pun makin memburu, seolah mengisyaratkan kepadaku bahwa dia ingin kumiliki. Ciuman kami dan rabaanku semakin liar hingga jilbabnya mulai berantakan.

Karena makin menggangu, maka kulepas saja jilbab itu, namun agak sulit karena banyak peniti disana sini. Jilbab itu akhirnya tanggal setelah dia membantunya. Tampaklah wajah dan rambutnya yang baru pertama ini kulihat. Wajah putihnya yang cantik ditambah rambutnya yang acak-acakan semakin membuatku menjadi bernafsu. Untuk sementara kulupakan rasa bersalahku, kulupakan rasa hormatku, dan kulupakan istriku. Yang ada hanya nafsu yang memuncak.

Tak tahan lalu kucoba mencari kancing bajunya, dan ingin kulepaskan. Aku menjelajah ke seluruh tubuhnya, namun tak kutemukan. Aku ternyata kurang akrab dengan baju seperti ini. Rini yang mengetahui kebingunganku tersenyum kecil dan membuka resleting baju yang ada di bagian samping, dan membiarkan aku melakukan sisanya. Tanpa lama-lama lagi, kubuka baju itu, dan terpampang sebuah pemandangan yang sangat indah yang seperti baru pertama kali kulihat.

Hamparan kulit putih bersih dan tercium wangi yang biasa ditutup sangat rapat sekarang terbuka lebar di hadapanku untuk kunikmati. Kuelus lembut perutnya, dan ternyata sangat sangat halus dan lembut. Payudara yang tersembul tertutupi bra warna hijau adalah puncak keindahan pemandangan itu. Namun aku yakin ada yang lebih indah di dalamnya.

Kulepas paksa bra itu, diiringi rintihan penolakan kecil yang tak berarti dan tidak menghentikan aku untuk melakukannya. Tak perlu usaha keras, bra itupun tak lagi menutupi keindahan itu. Dua buah payudara yang putih dan sangat mulus, berujungkan puting kecil berwarna merah muda yang menegang. Warnanya yang merah muda segar menandakan area ini belum pernah dijamah pria manapun.

Sungguh makin tak kuasa aku menahan gejolak ini. Kuremas payudara itu dengan lembut, dan kuhisap putingnya. Gerak lidahku bermain membuat Rini mendesah-desah pendek, sambil menggerak-gerakkan kakinya. Aku tahu dia gelisah, terjadi pertarungan antara ketakutan karena ini adalah pengalaman pertama, sekaligus dorongan nafsu yang sudah di ubun-ubun. Kurasakan tangannya menyentuh bagian belakang kepalaku dan membantunya bergerak. Dia menikmati itu. Pasti.

Ciumanku kembali ke atas, menjamah leher dan kemudian telinganya. Aku sempat bertanya,

“Kenapa mau Rin?”. Sambil menyentuhkan payudaranya ke dadaku yang kini bersentuhan, dia berbisik,
“Beginilah kalau wanita sudah cinta, Ari..”. Karena terbawa suasana, tanganku kini menjelajah pangkal pahanya yang masih tertutup rok panjang warna hitam.

Untuk sejenak kucari celah kecil dari luar rok, dan kurasakan Rini melonggarkan kakinya dan menikmati itu. Tak lama kuangkat rok itu hingga pinggang, namun masih ada stocking yang menggangguku. Pertahanan wanita ini sungguh berlapis. Maksudnya memang untuk menjaga diri dari godaan lelaki. Apa daya malam ini dia benar-benar takluk padaku. Kulepaskan stockingnya dengan terburu-buru dan kulemparkan entah kemana. Celana dalam sebagai pertahanan terakhirpun segera kutanggalkan. Aku sangat tidak tahan.

Setelah kupastikan celah itu sudah basah melalui sentuhan jariku, kupindahkan kepalaku menuju vagina nya. Tercium aroma khas yang agak asam dan wangi, dan berbulu tidak terlalu lebat. Wanita ini benar-benar merawat aset pribadi nya. Kucium dan kujilat-jilat pintu vaginanya, membuat Rini mengerang lebih keras. Terdengar rintihannya,

“Ariiii, oh, Ariiiii… shhhh…”. Rintihan yang seperti penyemangat ku untuk mengeksplor lebih, kucari klitorisnya, kujilat dan kukulum.

Lidahku kumainkan berirama, cepat dan lambat bergantian. Tidak lama, kurasakan pahanya bergetar dan tangannya mencengkeram rambutku sekitar 3 detik, lalu melemas. Sepertinya dia orgasme. Barangkali untuk yang pertama kali sepanjang hidupnya.

Kuhentikan semua aktifitasku. Kubiarkan dia telentang agak ngangkang dengan mata terpejam dan nafas yang masih memburu. Hanya rok yang tersingkap di pinggang yang tersisa di tubuhnya. Kupandangi sekujur tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat. Sungguh sayang badan seperti ini selalu ditutup. Betapa beruntung laki-laki yang memilikinya nanti, pikirku.

Namun tiba-tiba aku berpikir, bukankah aku lebih beruntung jika berhasil merasakannya untuk yang pertama kali? Seketika hasratku kembali memuncak. Kulepaskan seluruh pakaianku tanpa sisa. Senjataku yang mengeras tampak tegang menantang. Rini melihat itu tidak terlihat kaget. Mungkin dia pernah melihatnya di bokep atau di tempat lain. Segera kudekatkan ke mulutnya dan dengan sigap Rini mengulum dan menghisapnya.

Dari caranya memperlakukan itu, sepertinya itu bukan yang pertama. Mungkin calon suaminya pernah memaksa melakukan itu. Atau memang dia sangat berbakat, entahlah. Yang pasti dari bentuk dada dan responnya terhadap rangsanganku, calon suaminya itu seperti tidak berani bertindak jauh dalam menjamah Rini. Ah, sudahlah, tidak perlu memikirkan orang lain. Yang jelas kuluman ini terasa sangat nikmat, pinggangku otomatis mengikuti gerak maju mundur. Sesekali mata Rini melirik mataku dan tersenyum ketika melihat aku keenakan.

Tak lama kulepaskan senjataku dari mulutnya. Aku rasa inilah saatnya. Segera badanku menindihnya, langsung mengulum bibir Rini dan meremas-remas dadanya. Rini seperti belum siap untuk kembali terangsang, tapi aku tidak peduli. Kulitku telah menyentuh kulit putih mulusnya, dan senjataku bergerak-gerak di depan liang kenikmatan itu. Aku menatap matanya seolah bertanya, dan spontan kepala Rini menggeleng. Namun ketika kupagut lagi bibirnya, gelengannya berhenti, berganti dengan ciuman balasan yang maut, pelukan ke pundak, dan lutut yang kini menekuk. Karena kuanggap dia lengah, maka nekat saja kudorong kepala senjataku memasuki liang vaginanya.

Keningnya mengrenyit, ciumannya berhenti, dan kembali menggeleng. Namun badannya tidak bereaksi apapun. Maka kudorong lagi pinggangku lebih dalam. Rini terpejam dan memalingkan mukanya. Tangannya yang masih melingkar di pundakku terasa menegang. Tak tahan lagi, maka kucoba masukkan lebih dalam. Dan, blessssssss… separuh senjataku pun masuk diiringi lenguhan tertahan dari Rini.

Kurasakan senjataku mentok tertahan tidak bisa masuk lagi, maka kugoyangkan saja separuh yang di dalam itu. Aku merasa sangat sangat nikmat. Kehangatan vagina wanita yang disetubuhi pertama kali memang tak tergantikan. Tak ada lagi bentuk penolakan apapun dari Rini. Dia hanya terpejam dan keningnya mengrenyit. Maka kupagut lagi lehernya, kutinggalkan cupang kecil untuk kenang-kenangan. Ketika pinggang Rini mulai ikut bergerak, kucabut lagi senjataku dari liangnya, lalu kumasukkan kembali perlahan-lahan. Masuk-keluar ini berlangsung beberapa kali hingga secara refleks tiba-tiba pinggangku menghentak dan mendorong lebih dalam. Bleessssssss!!!!!

“Aaaaahhhhh…..” Rini kini memekik. “Aaaarrriiiii…”. Senjataku sudah ada di dalam sepenuhnya.

Rini lalu melingkarkan kakinya di pinggangku. Entah apa yang ada di pikirannya kini. Yang jelas posisi ini membuatku leluasa untuk memaju mundurkan pinggangku. Vagina nya yang basah dan hangat benar-benar nikmat dan membuatku terbang. Seorang wanita berjilbab yang biasa menutupi tubuhnya dengan pertahanan berlapis sedang berada di bawahku, kutindih, kusetubuhi, kunikmati, dan kutusuk vagina nya dengan senjata ampuhku hingga membuatnya keenakan. Kugerakkan pinggangku tanpa ampun. Senjataku pun keluar-masuk dengan sangat bebas dan berirama. Kadang cepat dan kadang lambat. Rini benar-benar terbawa suasana dan menikmati permainan ini.

Kulihat sekarang Rini mulai on fire. Nafasnya yang memburu, wajahnya yang memerah, dan pinggulnya yang ikut bergerak menandakan dia sedang bergerak menuju titik nikmat itu. Kuhentikan gerakanku, kusuruh dia pindah ke atas. WOT. Sebuah posisi yang agak aneh untuk wanita berjilbab, namun aku yakin itu akan membuatnya bahagia. Meskipun agak ragu, Rini menuruti juga. Aku yang telentang dengan senjata mengacung tegak menunjuk langit segera didudukinya.

Dengan senjataku ada di dalam vaginanya, Rini bergerak bergoyang mencari iramanya sendiri. Tanganku membantunya dengan meremas dua bukit nikmatnya dan meremas pantatnya yang sangat kenyal dan padat, sambil sesekali meraih kepalanya untuk melumat bibirnya. Setelah beberapa menit bergoyang, Rini tiba-tiba bergerak tak beraturan sambil mengerang tak jelas. Tangannya menggenggam lenganku dengan kuat. Gerakan ini berlangsung sekitar 10 detik. Rini orgasme. Lagi.

Ketika Rini sudah lemas, kini giliranku untuk menghabisinya. Kubiarkan dia telentang ngangkang tanpa tenaga, dan ku eksplorasi liang vaginanya dengan senjataku yang sudah tegang sejak awal permainan tadi. Dengan wajah sayu dan mata terpejam, Rini menerima begitu saja sodokan-sodokanku di vaginanya. Sambil merem keluar beberapa suara dari mulutnya.

“Hmmmpfh..”,
“Ariiii…”,
“Sayaaaangh…”,
“Eeemmmhhh…”,
“Ssssh…”. Aku merasakan nikmat tiada tara yang makin lama makin memuncak.

Gerakan pinggangku makin lama makin cepat, dan senjataku terasa makin peka. Kupercepat saja goyangan itu karena sodokan itu makin enak, dan rupanya Rini menyambutnya dengan kembali melingkarkan tangan di pundak serta kakinya di pinggangku. Spontan kusambut dengan pelukan juga, dengan dadaku menyentuh payudaranya yang lembut.

Setelah beberapa detik goyanganku mencapai titik tercepat, aku berhenti.

“Riniii… oooooh… Ouch, Ergh, ssssh.. Akkkkuuuuu keellluaaaaar…”. Semburan sperma tak sanggup kutahan terlepas ke dalam rahim Rini.

Aku tak ingat apapun termasuk kemungkinan Rini hamil. Aku benar-benar larut dalam kenikmatan. Spermaku keluar hingga tujuh kali. Setiap kali sperma keluar, Rini sedikit melenguh sambil menolehkan kepala ke sisi yang lain. Di semprotan ke empat terasa pelukan Rini kembali menguat dengan kepalanya bergerak tak teratur dan erangan tipis. Tampaknya Rini orgasme untuk yang ketiga kali, namun kali ini tidak terlalu kuat. Setelah semua spermaku kurasakan keluar, akupun terjatuh lemas di sebelah Rini. Kasur kosku yang tidak luas sangat pas untuk tubuh telanjang kami berdua. Sungguh kenikmatan luar biasa yang kurasakan saat itu. Terlebih lagi karena mampu membuat Rini bahagia.

Beberapa menit setelah kami mulai bisa mengumpulkan kewarasan, Rini kembali terisak. Kali ini tidak ditahannya. Dibiarkan air mata itu mengalir di pipinya. Aku tahu dia menyesal, aku tahu dia marah, aku tahu dia kecewa, namun aku tahu bahwa ini adalah luapan cinta kami yang sangat indah meskipun salah arah. Selamat tinggal Rini, kenanglah aku selalu. Kutunggu kabar darimu, dan tak sabar aku melihat seperti apa wajah anakmu kelak. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Kisah Perselingkuhanku Rini appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Lia Si Penjual Buah

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Lia Si Penjual Buah – Sewaktu aku masih duduk di SMTP di Kota Kecamatanku, selain bertugas mengurus kerbau sehari-hari, aku juga seringkali membantu orangtua dalam menanggulangi keperluan hidup keluarga, seperti bertani, berkebun dan ikut dagang.

 

 

cerita-sex-lia-si-penjual-buah-225x300

Cerita Sex: Lia Si Penjual Buah

 

Cerita sex – Bertani dan berkebun sudah menjadi pekerjaan pokok bagi kami sekeluarga, namun berdagang merupakan pekerjaan tambahan yang aku coba geluti saat kecilku yakni ikut-ikut sama Om dan sepupuku yang kebetulan mereka berprofesi selaku pedagang papan.

Singkat cerita, namaku ‘Anis’ dengan identitas lengkap sudah berkali-kali termuat di situs cersex.com bermaksud menceritakan pengalaman nyataku kepada teman-teman penggemar cerita sex, yang telah kualami sewaktu masih tergolong ABG, karena umurku saat itu antara 12 sampai 15 tahun.

Waktu itu, aku bersama Om dan sepupuku setiap hari Sabtu Pagi berangkat menunggangi kuda menuju suatu daerah pegunungan pada salah satu daerah kecamatan yang bertetangga dengan wilayah kecamatanku. Kami rata-rata harus menempuh perjalanan sehari penuh baru tiba di daerah tersebut untuk membeli papan lalu kami jual kembali ke kampungku dan ke kampung-kampung lain yang membutuhkannya. Karena jarak antara kampung kami dengan tempat produksi papan itu cukup jauh, maka tidak heran jika setiap kami berangkat mesti bermalam di daerah tersebut. Tapi karena sudah menjadi langganan kami sejak lama, maka kami bersama rombongan cukup akrab dengan para penjual papan, termasuk keluarganya.

Suatu hari, tepatnya Minggu pagi, seperti biasanya, kami berangkat ke hutan lewat beberapa gunung bersama penjual papan guna memilih dan memikul papan-papan yang hendak kami bawa pulang dan mengumpulkannya di pinggir jalan yang memudahkan bagi kuda mengangkutnya. Namun, tiba-tiba aku merasa malas jalan menelusuri bukit dan hutan. Apalagi di daerah itu hawanya sangat dingin sampai-sampai aku jarang mandi di daerah itu, karena hampiar seharian penuh terasa dingin. Aku cari alasan agar aku bisa diizinkan pulang ke rumah.

“Anis, kenapa kamu berhenti” tanya Omku ketika aku mendadak jongkok sambil memijit perut.
“Aduh, sakit sekali Om, aahh, perutku terasa tertusuk jarum,” alasanku sambil mengurut-urut perutku.

Untung Om dan sepupuku tidak terlalu memeriksa kondisi perutku, sehingga mereka tidak terlalu curiga jika sikapku itu hanya alasan semata agar aku tidak dipaksa memikul papan.

“Kalau begitu, biar kamu diantar saja sepupumu pulang ke rumah, nanti ia menyusul.

Lagi pula khan ada Liah yang menemanimu di rumah,” kata penjual papan itu dan menyinggung nama anak satu-satunya perempuan yang tinggal jaga rumah sambil masak.

“Tak usah diantar pulang, biar aku sendiri ke rumah, khan masih dekat” kataku menolak diantar karena memang sakit perutku hanya alasan.

Sesampainya aku di rumah penjual papan itu, aku langsung ke tempat tidur yang memang selalu kami tempati tidur bersama rombongan. Setelah Liah keluar, nampaknya ia sedikit kaget melihatku berbaring dalam keadaan terbungkus sarung di seluruh tubuhku dari ujung kaki hingga ujung kepala karena cuacanya masih sangat dingin.

“Kok tidak ikut ke lokasi ambil papan kak?” tanya Liah padaku penuh kehati-hatian sambil mendekatiku.
“Ak.. aku sakit peruut dik.. Jadi aku disuruh pulang istirahat” jawabku dengan suara seperti layaknya orang sakit.
“Sakit sekali kak, perlu obat..?” tanya Liah seolah menghawatirkanku.
“Iyah.., apa ada minyak sumbawanya dik?” jawabku lagi.
“Ada kak, tapi bagus jika pakai minyak Etin, kebetulan Mamaku jika sakit perut, ia biasa meminum minyak Etin, lalu menggosokkan sedikit ke bagian perutnya yang sakit,” kata Liah serius.

Ia nampak berlari masuk ke kamar orangtuanya yang terletak di bagian dalam rumah itu. Tak lama kemudian, LiaHPun muncul di samping tempat tidurku sambil berdiri memegang sebotol minyak Etin dengan segelas air putih, lalu menjulurkan padaku.

“Ini Kak minyak Etinnya. Silahkan diminum sedikit, lalu sapukan juga sebagian ke bagian perutmu yang sakit,” katanya dengan suara lembut.
“Terima kasih dik, kamu baik sekali padaku. Untung saja kamu ada di rumah, jika tidak, tentu aku kesulitan cari obat,” kataku merayunya.
“Mamamu kemana dik? Kok tidak kelihatan,” tanyaku pura-pura meskipun sejak subuh tadi aku lihat Mamanya Liah berangkat ke pasar dengan jalan kaki bersama tetangganya sambil menjunjung gula merah untuk dijualnya.
“Ia ke pasar sejak tadi subuh kak. Maklum pasarnya agak jauh dari sini, sehingga ia terpaksa cepat-cepat berangkatnya untuk jualan gula merah”.

Kami memang sempat terlibat dalam perbincangan setelah aku meminum dan menggosokkan ke perutku obat yang diberikannya itu. Liah adalah gadis yang kuyakini masih perawan desa karena jarang bergaul di luar rumah, bahkan belum pernah kulihat jalan sama lelaki. Tubuhnya agak langsing, warna kulitnya putih bersih dan mulus karena jarang kena sinar matahari apalagi cuacanya sangat dingin, sehingga keadaan gadisnya mungkin tak jauh beda dengan gadis-gadis Bandung yang konon umumnya cantik-cantik. Liah masih terus berdiri di samping tempat tidurku itu sambil menjawab seluruh pertanyaan basa basiku. Kadang kami bertatapan muka sambil melempar senyum. Kami sering saling memandangi tubuh masing-masing.

Sedikit demi sedikit jantungku mulai berdebar pertanda ada sesuatu yang muncul dan tidak biasa terpikir. Entah apa hal seperti itu juga dialami Liah, tapi aku mulai merasakannya dan memikirkannya. aku diam sejenak memikirkan alasan apa lagi yang harus kutunjukkan sehingga jantungku bisa tenang dan tanda tanya hatiku bisa terjawab.

“Aduh.. Aahh.. Iihh.. Kambuh lagi sakit perutku Liah, tolong aku dik..” sikapku pura-pura kesakitan agar Liah mau menyentuh tubuhku, karena aku mulai merasakan ada gejolak birahi atau cinta dari lubuk hatiku.
“Ada apa kak, apanya yang sakit,” tanya Liah seolah bingung melihatku. Ia seolah jalan di tempat antara mau maju mendekatiku dengan mau lari cari bantuan orang lain atau mungkin cari obat yang lain. Entah apa..
“Toolongngng Dik Liah.. Bantu aakuu.. Ssaakiit sekalii..” teriakku sedikit teriak seolah kesakitan.
“Mau dibantu bagaimana kak? Aku harus berbuat apa kak..?” tanya Liah kebingungan dan ingin sekali menolongku tapi ia nampaknya ragu juga menyentuh tubuhku, apalagi memegangi perutku yang sedikit terbuka.
“Tolong disapukan ini ke perutku Liah. aku sakit sekali,” jeritku sedikit tertahan sambil menyerahkan minyak Etin itu ke Liah.

LiaHPun meraih dengan cepatnya, lalu tanpa pikir dan ragu lagi, ia langsung menyentuh perutku yang masih terbungkus sarung, sehingga sarungku jadi basah akibat minyak Etin. Mungkin ia tidak sadar kalau perutku dilapisi kain sarung atau takut menyentuh langsung karena tidak biasa. Tangan kananku langsung memegang tangan kanannya lalu tangan kiriku menyingkap sarungku ke atas hingga ke dadaku.

Terbukalah sedikit perutku, namun Liah nampak malu memandanginya, tapi aku menuntun tangannya yang sudah diolesi minyak Etin ke perutku. Terasa agak gemetar menyentuh kulit perutku, tapi ia tidak menolak merabanya, malah sedikit mulai bergerak menyapukan tangannya itu. Liah tetap saja menoleh ke arah lain, tapi lagi-lagi aku minta agar ia menumpahkan semua minyak Etin itu ke atas perutku. Akhirnya ia terpaksa melihatnya dan mulai menggosoknya.

Sungguh hangat, lembut dan nikmat sekali sentuhan telapak tangan Liah di perutku. Meskipun agak malu-malu, tapi ia tetap menolongku dengan menggosok-gosok terus perutku, lalu aku berkata pelan sekali.

“Liah, kamu tidak keberatan khan bila kamu terpaksa menyentuh kulitku?”
“Ti.. Tidak kak, sebab Kak khan sakit. Lagi pula aku hanya menolong kak”
“Jadi kamu tidak jijik dan tidak takut padaku Liah?” tanyaku singkat
“Kenapa jijik dan takut kak. Kita khan sudah seperti keluarga. Lagi pula siapa lagi yang mau menolong Kak kalau bukan saya” jawabnya seolah lebih berani dan sudah tidak malu serta tidak gemetar lagi.
“Aku betul-betul beruntung hari ini. aku ditemani oleh seorang gadis cantik yang setia menolongku di kala sakit.

Mungkin inilah hikmah dari sakit perutku,” ocehanku merayu Liah yang sedang memegangi terus perutku walaupun tak ada rasa sakit sedikitpun, melainkan hanya rasa rindu, nafsu birahi dan kenikmatan semata yang kurasakan.

“Ih.. Kak Anis.. Gombal ni yeah..” ucapnya sambil memutar sedikit perutku seolah ia mencubitnya.
“Sudah berhenti rasa sakitnya kak?” tanya Liah sambil menarik tangannya
“Masih sedikit sakit dik.. Jangan dihentikan dulu yach.. Nanti tambah sakit lagi.

Biar lama-lama kunikmati sentuhan tanganmu yang lembut ini. Lagi pula khan Mama dan papamu masih lama pulangnya” kataku sambil meminta agar Liah tetap menempelkan tangan mulusnya di perutku.

“Yah deh, jika memang itu maumu. Tapi jangan macam-macam yach?” katanya
“Ok deh, aku akan mendengar permintaanmu” jawabku singkat, namun aku mencoba menempelkan kedua tanganku di atas tangannya yang sedang mengelus perutku.

LiaHPun nampaknya ikut menikmati sedikit sentuhanku.

Karena aku semakin penasaran ingin menyentuh lebih banyak tubuh Liah akibat mulai terangsang dibuatnya, maka kucoba sedikit memiringkan tubuhku ke arah Liah yang sedang duduk di tepi tempat tidurku dengan kaki terjulur ke luar, sehingga penisku yang sejak tadi bergerak-gerak dari dalam celanaku dan mulai membesar mengacung ke atas sedikit menyentuh pinggul Liah. LiaHPun nampaknya tidak bergerak, malah sedikit termenung tunduk. Aku coba lebih rapatkan lagi selangkanganku ke pinggulnya, tapi ia tetap diam.

Kali ini aku coba angkat tanganku hingga bertengger di atas kedua paha Liah yang terbungkus sarung, namun Liah mengangkatnya kebelakang, sehingga aku hanya bisa merapatkan ke punggungnya. Libidoku terasa semakin naik dan sulit kukendalikan, maka aku pura-pura lupa atas janjiku untuk tidak macam-macam. aku lingkarkan tanganku ke pinggangnya lalu kurangkul erat-erat, sehingga Liah terlihat menggigit bibirnya sambil menunduk tanpa bersuara. Mungkin ia juga terangsang dan menikmatinya.

Akhirnya aku beranikan diri meningkatkan reaksiku dengan meraih tangan kanan Liah lalu membawanya ke selengkanganku yang masih terbungkus sarung dan celana. Tangan LiaHPun terasa lemas dan menuruti saja. Tak lama tangan Liah tergeletak lemas di atas selangkanganku yang berisi tonjolan keras dan sedikit berdenyut itu, aku lalu menyingkap sedikit sarungku ke atas dan membawa tangan Liah masuk ke selangkanganku lewat bagian atas celanaku sehingga tangannya yang hangat bersentuhan langsung dengan penisku yang keras dan mulai basah ujungnya. Tangan Liah yang tadinya lemas kini mulai bertenaga juga dan bergerak menelusuri celah-celah celanaku hingga ia menggenggam penisku. Malah tanpa kutuntun dan kuajak lagi, tangannya mulai sedikit menggocok kemaluanku sehingga aku semakin panas dan ingin segera membuka seluruh penghalangnya.

“Dik Liah, maaf Dik yach jika terpaksa aku mengabaikan janjiku tadi. aku sama sekali tidak mampu lagi menahan cinta dan rasa rinduku padamu sayang. Semoga kamu juga bisa bahagia dan menikmatinya,” bisikku.
“Terserah kak, asal kamu mau tanggung jawab nantinya,” katanya singkat.

Tanpa kujawab lagi perkataannya itu, aku langsung menurunkan celanaku hingga terbuka semuanya, lalu kutarik tubuh Liah agar masuk ke arahku lebih rapat. Iapun nampaknya pasrah tanpa komentar, malah membaringkan mukanya ke perutku, ke bahuku dan ke wajahku. aku baringkan ia di atas kasur dengan terlentang, lalu kukecup seluruh tubuhnya mulai dari dahi, pipi, dagu, leher dan berhenti di mulut serta bibirnya. Iapun menyambut kecupanku itu dengan sedikit membuka mulutnya seolah memberi kesempatan padaku untuk memasukkan lidahku ke dalam rongga mulutnya. Cukup lama aku bermain lidah hingga tanganku bergerak menelusuri daster yang dikenakan Liah. Tangankupun menemukan dua benda kenyal, hangat, mungil, agak keras serta mulus yang terasa ujungnya mengeras.

“Buka pakaiannya yach sayang..” pintaku berbisik di telinganya.

Namun Liah tidak bergerak sedikitpun. Tapi aku tetap beranikan diri membuka sendiri pakainnya dengan mengangkatnya ke atas hingga terbuka lewat kepalanya. Terlihatlah perutnya yang rata, putuh dan mulus, meski masih terbungkus bagian bawahnya dengan sarung. Sedang bagian atasnya sisa selembar kain yang kecil melingkar di dadanya dengan warna putih sehingga kedua benda yang kupegang tadi belum kelihatan dengan jelas. Namun itu tak bertahan lama karena aku segera melepaskannya dengan mudah, lalu aku leluasa menjilatinya, mengisap-isap putingnya dan meremas-remasnya.

Akibatnya LiaHPun bergerak-gerak seiring dengan gerakan tangan dan mulutku secara bergantian. Bahkan kali ini ia tak sadar sehingga mengangkat pinggulnya yang masih terbungkus sarung dan menyentuh benda yang ada di selangkanganku yang tak terlapisi kain sedikitpun. Liah menggelinjang bagaikan cacing ketika aku menyapu perut dan pusarnya dengan lidah. Kakinya terangkat sehingga dengan sendirinya sarungnya tersingkap ke atas yang memperlihatkan paha mulusnya.

“Boleh saya buka sarungnya sayang?” tanyaku berbisik, namun lagi-lagi ia tak bersuara kecuali sedikit mengangguk.

Akupun segera menurunkannya dengan ujung kakiku hingga terlepas. Tinggallah celana colornya yang berwarna hitam. Tapi itupun tak lama, sebab aku susul dengan jepitan ujung kaki lalu menurunkannya hingga terlepas semuanya. Kamipun sudah telanjang bulat. Suasana dingin di rumah itu semakin hilang seiring dengan meningkatnya permainan kami. Keringat kami mulai bercucuran. Kutingkatkan gerakanku dengan menjilati bagian bawah pusarnya hingga lidahku menyentuh daging yang terbelah dua dengan baunya yang khas, warna kulitnya agak putih, tonjolan yang menancap di antara kedua bibirnya agak kemerahan dan sedikit keras lagi indah. Kuputar-putar lidahku dan kugocok-gocokkan ke luar masuk pada benda mungil nan indah itu, sehingga Liah terengah-engah dengan nafas terputus-putus, bahkan sedikit bergelinjang keenakan.

“Kak, cepat masukin dong, aku sudah nggak tahan nih.. Aahh.. Uuhh..” pinta Liah tiba-tiba, sehingga aku semakin mempercepat permainanku.

Kali ini kurenggangkan kedua pahanya sehingga terlihat dengan jelas benda khusus dan sasaran utama bagi setiap laki-laki itu. Namun karena Liah masih mudah, sehingga wajar jika belum terlihat jelas bulu-bulu yang tumbuh di atasnya. Tapi aku senang karena terasa lembut, jelas dan mudah dijamah. aku merasakan ada cairan hangat yang mulai mengalir dari dalam perutku dan lubang yang sedikit menganga di bawah hidungku juga nampaknya sudah tidak sabaran menunggu hantaman penisku yang dari tadi bergerak mencari pasangan dan lawannya. Lubang kemaluan Liah semakin basah oleh cairan pelicin, sehingga aku segera mengarahkan ujung penisku menancap ke lubang itu. Cukup lama berkenalan di luar pintu dari kedua benda asing itu, seolah mereka bicara dengan mesra.

Tanpa kusadari dan kusengaja, ujung penisku masuh pelan-pelan akibat sambutan pantat Liah yang terangkat tinggi-tinggi sehingga sulit aku hindari pertemuannya. Namun sesampai di leher penisku, terasa agak sulit masuk seolah ada pelapis yang menghalangi. Kami saling berusaha, namun tetap sulit. Dalam hati saya mungkin karena baru kali ini ada benda seperti miliku masuk ke lubang Liah sehingga masih sempit. Setelah aku berjuang keras, membantu dengan kedua tanganku membuka kedua bibir lubang Liah, menggerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan yang disambut pula oleh gerakan pinggul Liah yang berputar, bahkan aku letakkan bantal guling mengganjal pinggul Liah, akhirnya masuk juga sedikit demi sedikit meskipun nampaknya Liah kesakitan dan memaksa.

“Auhh.. Aaahh.. Uuuhh.. Mmmhh.. Khh..” suara Liah yang sedikit keras terdengar ketika penisku masuk senti demi senti hingga amblas ditelan oleh vagina Liah yang sempit, mulus dan basah itu.

Setelah amblas, akupun semakin mempercepat gocokannya seiring dengan gerakan pinggul Liah yang nampaknya tidak mau diam. Suara nafas kami yang saling memburuh mewarnai kesunyian di ruangan itu. Baru aku mau coba terapkan posisi yang lain, misalnya tidur telentang dengan Liah mengangkangiku atau Liah nungging lalu aku menusuk vaginanya dari belakang atau kami sama-sama duduk dan lain-lainnya, tapi tiba-tiba sekujur tubuh Liah gemetaran, menarik rambutku, memelukku dengan keras dan menggigitku sedikit, lalu seolah menjepit kemaluanku dengan keras sehingga terasa berdenyut-denyut, yang akhirnya Liah lemas lunglai dan matanya tertutup tanmpa sedikitpun bergerak.

Maka terpaksa aku urungkan niatku, apalagi hampir bersamaan itu pula aku didesak oleh cairan hangat dari dalam yang seolah memaksa mau tumpah, yang akhirnya kuturuti saja tumpah di dalam lubang Liah yang sudah lemas, sehingga kuyakini tumpahnya hanya di bagian luar saja.

Belum mataku tertidur setelah menyelesaikan tugas dan merasa terobati oleh Liah, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut di depan rumah. Mak cepat-cepat kubungkus diriku dengan sarung, lalu kubangunkan Liah yang baru saja mulai tertidur. Liah pun segera bangkit mengenakan pakaiannya seperti semula setelah ia melap tubuhnya yang basah dengan kain sarung yang ada di dekatku. Bersamaan dengan keluarnya Liah dari ruangan di mana aku tadi diobati, pintu rumaHPun kedengaran terbuka dan suara maka LiaHPun sangat jelas memanggil Liah untuk membantu mengangkat barang-barang belanja serta sisa jualannya di pasar. Liah terdengar berlari dari dalam setelah kedengaran ada air yang jatuh.

Mungkin Liah baru saja membersihkan vaginanya atau badannya yang kelepotan cairan kental. Namun hingga kami kembali ke daerahku bersama rOmbongan dengan membawa papan dagangan kami, tidak seorangpun yang pernah curiga atas apa yang telah kami peraktekkan bersama Liah sewaktu aku sedang sakit pura-pura.

Saat itulah awal dari perjalanan sexku bersama manusia. Hari-hari berikutnya, kami masih beberapa kali melakukannya dengan suka sama suka baik ketika kami berdua di rumahnya maupun ketika kami jalan-jalan ke gunung dan hutan. Tapi sayangnya, sejak aku melanjutkan pendidikan ke kota Kabupaten, aku belum pernah ketemu lagi, bahkan hingga saat aku memiliki 2 orang anak saat ini, kabarnyapun tak pernah terdengar. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Lia Si Penjual Buah appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: PSK Sexy Kelas Atas

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: PSK Sexy Kelas Atas

 

 

cerita-sex-psk-sexy-kelas-atas-202x300

Cerita Sex: PSK Sexy Kelas Atas

 

“Lily, ada tamu minta nginap malam ini bisa nggak ?” tanya GM melalui hp pada suatu sore.
”bisa sih tapi agak maleman, mungkin setelah jam 9 malam gitu, gimana ?” jawabku karena udah ada bookingan dari GM lain nanti jam 6 di hotel Sahid tapi nggak nginap.
”lebih sore nggak bisa ?” jawabnya lagi dengan nada memaksa
“terlalu mepet waktunya, ntar dibilang nggak bisa on time”
”lagi ada orderan yaaaa, dari siapa sih” tanyanya penasaran
”ada deeeeh, di mana nanti ?”
”Sheraton, ntar telpon aku kalo udah selesai, bikin lebih cepat ya, orderan gede nih”
”ya bossss” jawabku mengakhiri pembicaraan

Usai melayani tamuku di Hotel Sahid (tidak perlu diceritakan bagaimana jalannya permainan karena biasa biasa saja, tidak ada yang istimewa), aku langsung meluncur ke Hotel Sheraton, hanya perlu 10 menit untuk mencapai tujuan.

Cerita sex- Setelah kuberikan mobil pada Valet Parking aku masuk ke lobby menuju Bongo’s, tidak banyak tamu yang ada disitu, maklum masih terlalu sore untuk tempat macam Bongo’s. Jarum jam masih menunjukkan pukul 19:50 saat aku memesan minuman kesukaanku, 10 menit kemudian si GM datang menghampiriku, tak lama, lalu kami menuju ke lantai 8.

”Pak Jacky, ini Lily yang kuceritakan tempo hari, aku nggak bohong kan ?” sapanya ketika pintu kamar di buka.

Seorang laki laki menyambut kedatangan kami di kamarnya, dia berbicara sebentar dengan GM yang membawaku, tak lama kemudian tinggallah kami berdua di kamar.

”aku mau kamu temani kami selama di Surabaya, mungkin sampai lusa, nggak apa kan ?” tanyanya sambil menyalakan Marlboro-nya.
”kami ?” aku sedikit terkaget, si GM itu tak memberitahukannya.
”ya, aku dan istriku” jawabnya sambil mengepulkan asapnya tinggi tinggi.
”jangan khawatir, istriku tidak tahu siapa kamu, ntar bilang aja kita teman lama, beres kan” lanjutnya seolah menjawab keterkejutanku.
”seharian penuh ?” tanyaku, kukira cuma nemanin malam saja.
”ya, siangnya kamu ajak dia jalan jalan ntar malamnya temanin aku di kamar ini, udah kubooking 2 malam”

Aku yang sudah biasa menemani tamu yang agak aneh kali ini masih juga terkejut dengan kenekatan tamuku ini, sudah diikuti si istri masih juga mencari wanita lain. Dengan booking 24 jam seperti itu berarti aku tidak mungkin menerima tamu lain, berarti hilanglah orderan yang rata rata 2-4 kali sehari.

”terserah BApak saja, aku sih ngikutin” jawabku lalu permisi ke kamar mandi.Di kamar mandi diam diam kuhubungi si GM, menceritakan rencana tamuku ini.

Dia hanya tertawa saja ketika kutanyakan soal pengaturan pembayarannya, tentu dia harus bisa mengganti “kerugian” ku akibat tidak terima tamu selama menemani mereka.”jangan khawatirkan itu, yang jelas akan lebih banyak dibanding kalo kamu terima tamu 3 kali sehari, aku jamin itu” katanya menenangkan hatiku.

Siraman air hangat yang membasahi tubuhku sangat menyegarkan dan menghilangkan rasa penat setelah seharian bekerja melayani 2 tamu. Sekeluar dari kamar mandi dia sudah di ranjang tertutup selimut, kulihat pakaiannya tergeletak di sofa, berarti dia tidak mengenakan pakaiannya lagi dibalik selimut itu.Tanpa banyak bicara, Pak Jacky menarikku ke pelukannya, handuk yang menutupi tubuhku melayang sedetik kemudian seiring dengan cumbuan dan lumatan di bibirku.

Tubuhku segera mengikutinya masuk dalam selimut, dibawah selimut kami saling berpelukan dan berciuman penuh gairah.

“kamu memang secantik dan se-sexy apa yang diceritakan” katanya sambil melumat bibir, lidahnya menyusuri leher hingga berhenti di putingku, dikulumnya dengan gigitan gigitan ringan, akupun mulai mendesis dan semakin keras dikala bibirnya mulai menyentuh klitorisku.

Aku sebenarnya agak risih juga bila seorang laki laki dengan gairahnya mengulum dan menjilati vaginaku padahal belum satu jam yang lalu laki laki lain menumpahkan spermanya di lubang yang sama, tapi kebanyakan mereka salah mengerti penolakanku mengenai hal ini, tentu saja aku tak mungkin bicara terus terang.Justru semakin aku menolak kebanyakan mereka semakin bergairah memainkan lidahnya, akhirnya akupun tak peduli, toh aku sudah peringatkan.Cukup lama juga kepala Pak Jacky berada di selangkanganku sebelum kami ber-69, penisnya yang tidak terlalu besar begitu keras kurasakan saat mulai keluar masuk mulutku, begitu juga lidahnya semakin liar menari nari di bawah.

Beberapa menit kemudian dia sudah mengocokku dari atas, tak ada yang istimewa darinya, tapi kulihat Pak Jacky begitu bersemangat, tak lebih 3 menit keringat sudah mengucur mambasahi tubuhnya. Wajahnya yang putih tampan terlihat memerah terbakar nafsu dan 2 menit kemudian menyemprotlah sperma Pak Jacky menyirami liang vaginaku. Aku menjerit terkaget mengiringi jeritannya, banyak sekali sperma yang ditumpahkannya, lebih dari 10 denyutan kuhitung, sebelum tubuhnya lemas menindihku dengan napas yang masih menderu.

“kamu memang menggairahkan” komentarnya setelah turun dari tubuhku dan telentang disamping.

Aku tidak menanggapi komentarnya,kuusap keringat dari tubuhnya dengan sprei lalu kumasukkan penisnya ke mulutku, dia terkaget menjerit namun tak menolak, hanya desah geli yang kudengar, tapi tak berlangsung lama saat dia minta berhenti.

“gila, belum pernah aku dikulum setelah keluar gitu” katanya sambil membelai rambutku yang tergerai di atas dadanya.
Kami berpelukan telanjang, menurunkan tegangan yang ada.

Setelah beristirahat hampir satu jam, babak kedua berlanjut, kali ini aku aku diposisi atas.Perlahan tubuhku mulai naik turun dan semakin cepat, dia mendesah sambil meremas remas buah dadaku.

”ooouuuhhhh…sssssshhhh…trusss…yaaaa…trusss Lita…trusss..ya gitu Lita” desahnya menyebut nama seseorang entah siapa, tapi aku tak pedulikan, toh kuanggap bagian dari fantasy laki laki.

Dengan posisi di atas aku memegang peranan, begitu kulihat dia sudah hampir mencapai puncak, kuhentikan gerakanku untuk menurunkan tegangannya, untungnya dia mengikuti permainanku sehingga bisa berlangsung lebih lama dari tadi, namun demikian tak lebih 10 menit diapun harus menyerah dalam serbuan birahinya sendiri. Orgasme kedua dia alami, padahal aku belum apa apa.

Babak ketigapun kami lalui dengan tanpa “greget” bagiku, semua biasa biasa saja meskipun aku tahu Pak Jacky berusaha keras untuk memuaskanku tapi dia tidak berhasil melakukannya.Hingga pukul 12 tengah malam kami melakukannya sekali lagi, 4 babak telah kami lalui dengan cepatnya tanpa satu orgasmepun kuraih, apalagi babak terakhir dia minta orgasme di mulut.

Beberapa menit kemudian dia meninggalkanku sendirian di kamar itu, untuk kembali ke pelukan istrinya yang tinggal satu lantai di atas kamar ini. Laki laki, kalau sudah dilanda birahi, nalarpun terabaikan, begitu nekat dia melakukan hal seperti ini, belum pernah aku menemui tamu yang senekat ini.

Akupun karena kelelahan kurang tidur sejak kemarin, tertidur pulas tak lama sepeninggal Pak Jacky, bekas sperma masih tersisa di vaginaku tanpa sempat membersihkannya.

Keesokan paginya aku terbangun bunyi telepon, hanya Pak Jacky dan si GM yang tahu aku dikamar ini, pasti salah satu dari mereka.

“Pagi sayang” sapa suara yang tak kukenal yang aku yakin suara Pak Jacky
“pagi juga sayang” jawabku tak kalah mesra meski kubuat buat.
“gimana tidurnya ? nyenyak ? kalau kamarnya kurang enak upgrade aja kamarnya ntar siang” lanjutnya
“kok pagi pagi udah bangun Pak” tanyaku kembali ke kebiasaanku yang hampir selalu memanggil Pak pada tamu yang baru kukenal.
“sekarang udah jam 8 sayang, udah waktunya kerja cari duit” jawabnya, aku hanya tersenyum karena memang jam segini bagiku masih sangat terlalu pagi untuk cari duit.
“gimana tidurnya ? nyenyak ? atau malah belum tidur ngelanjutin sama ibu ?” godaku dengan nada canda
“mana bisa lagi, kamu habisin semuanya, udah nggak ada tenaga lagi, habis bis bis bissssss”

Akhirnya dia memberi tahu skenarionya dan acaranya selama di Surabaya.Dia berusaha menjelaskan tentang masa lalunya dan akupun berusaha mengingatnya supaya tidak canggung saat berhadapan dengan si istri, tak lupa dia berpesan supaya aku mengaku seorang bisnis woman,terserah apa saja asal bukan wanita panggilan seperti ini.

“oke, ntar makan siang aku kenalkan istriku, jangan bilang kalo kamu nginap disini dan jangan lupa pakai pakaian kantoran sewajarnya, kita ketemu di lobby jam 12 nanti” pesannya mengakhiri briefing.

Aku sama sekali tak mempersiapkan pakaian ganti apalagi pakaian kantoran, jadi terpaksa harus pulang dulu.Meskipun tempat kost-ku tidak jauh tapi aku tak mau terlambat janjian ntar siang, segera aku mandi dan bersiap pulang.Tepat pukul 9:30 pagi aku sudah berada di lobby, kulirik sekitar, tak terlihat Pak Jacky disekitar situ.

Ketika aku sedang menunggu mobil yang diambil petugas valet, hp-ku berbunyi.

“sombong ya nggak mau nyapa” kata suara dari seberang tanpa basa basi, kulihat dilayar hp tertulis nama Dodi, salah seorang tamu langganan favoritku.
“eh dimana kamu ?” tanyaku kaget, tumben sepagi ini sudah telepon
“ada disekitar kamu yang memakai kaos pink dengan celana jeans street, tampak sexy deh kamu kalau begitu” godanya, aku membalikkan badanku dan kembali ke lobby mencari cari sosok Dodi berada, namun tak kutemukan.
“nggak usah celingukan gitu, ntar dikira anak kehilangan bapaknya” katanya dari telepon, berarti dia memang di daerah lobby.

Kusapukan mataku ke pelosok lobby, namun tak kulihat juga tampangnya, hingga kurasakan colekan di pundakku dari belakang.

“sialan kamu” kataku sambil mematikan hp, kulihat panther-ku sudah siap di depan.
“habis kerja ya, kok tumben pagi pagi gini sudah beredar” godanya.

Hampir 1 bulan Dodi tak mem-booking-ku, terlihat wajahnya tambah segar dan ganteng, ingin rasanya kupeluk dan kurasakan kerinduan akan cumbuan serta permainan ranjangnya.

“kamu sombong sekarang nggak mau telepon aku lagi, terakhir kan saat di tretes itu, lama banget” sapaku, petugas valet mendatangi dan memberitahu kalau mobilnya sudah siap, aku suruh pinggirin dulu karena ingin ngobrol lebih lama dengan Dodi.
“kapan dong kita ulangi lagi” tanyaku merajuk
“sekarang juga boleh” jawabnya sambil menatapku tajam, kalau saja aku tidak sedang “on book” tentu kesempatan ini tak kusia siakan, apalagi semalam aku sama sekali tak mengalami orgasme meskipun main 4 babak.

Aku terdiam mempertimbangkan ajakannya sambil melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 10, berarti hanya tersisa 2 jam, padahal aku harus pulang mengambil pakaian dulu, terlalu buru buru.

“gimana, kalo oke mumpung aku lagi buka kamar untuk tamuku nanti siang, jadi bisa kita pake dulu” desaknya.

Aku bingung, di satu sisi aku harus menghormati Pak Jacky yang telah mem-booking penuh namun di sisi lain akupun ingin mereguk kenikmatan bersama Dodi, yang mana tidak kudapat dari Pak Jacky dan bakalan tak akan kudapatkan dalam 2 hari kedepan.

“jangan sekarang Dod, lusa aja ya, aku lagi banyak kerjaan nih” bujukku, tapi Dodi sepertinya tahu isi hatiku yang tengah haus akan kenikmatan birahi, dia maunya sekarang atau nggak.
“janji deh, lusa aku milikmu, seharian atau sehari semalam juga nggak apa” kataku sudah mulai lemah posisiku, tapi dia tetap bersikeras.

Karena sama sama bersikeras, akhirnya sama sama gagal, kulihat tatap kekecewaan dimatanya begitu juga aku, harus memendam kedongkolan, dasar laki laki tak mau mengalah sedikitpun.Awas kalau lusa jadi, akan kukerjain kamu, janjiku dalam hati.

Setelah menyelipkan 20 ribuan pada petugas valet yang sudah kukenal, kupacu mobilku menuju tempat kost. Sepanjang jalan aku menggerutu mengumpat Dodi yang keras kepala, padahal kalau dipikir tentu tak ada yang salah, toh lusa aku bisa menghubungi dia lagi dan dengan bujuk rayu seperti biasa hampir dipastikan aku dapat menggiring dia ke tempat tidur. Tapi itu masih 2 hari lagi, padahal aku perlu pelampiasan sekarang.

Sesampai di tempat kos, segera kupilih pakaian yang hendak kubawa, baik itu pakaian resmi, maupun santai termasuk pakaian dalam sexy dan lingerie.

Kukenakan rok biru tua selutut berpadu dengan blazer menutupi kaos putih yang ketat membalut tubuhku. Kuamati penampilanku di kaca, tampak seperti layaknya orang kantoran, rambutku kukuncir kebelakang dan kusapu wajahku dengan make up tipis untuk lebih memberikan kesan wanita kantoran.

Kupacu kembali mobilku menuju ke hotel, lebih baik aku menunggu di kamar daripada terlambat, pikirku.Tak lebih 30 menit kemudian aku sudah kembali berada di lobby hotel, dengan langkah kaki cepat seolah seorang bisnis woman sedang dikejar waktu, kulalui lobby hotel tanpa melihat sekeliling, langsung menuju Lift.Ketika aku sedang menunggu lift, kurasakan seseorang menggamit pundakku, ketika kutoleh ke belakang, ternyata berdiri di Dody dengan senyumannya yang masih menawan.

“eh kok kamu masih disini” tanyaku terkaget polos tak menyangka dia masih berada di situ.

Sebelum dia menjawab, pintu lift terbuka.”sorry aku duluan yaa” pamitku tanpa menunggu jawaban darinya, namun tanpa kuduga diapun ikutan masuk lift.Di dalam Lift, kebetulan hanya kami berdua, Dody langsung memelukku dari belakang, aku terkaget dan panik tapi dekapannya begitu kuat disusul remasan tangannya pada buah dadaku, bersamaan dengan itu dia menciumi tengkukku.

“gila kamu Dod, nekat” kataku disela kepanikan tanpa ada niatan untuk meronta, malah mulai menggelinjang ketika bibirnya menyentuh telinga.

Aku yang sedari tadi memang “kehausan”, tak menyia nyiakan kesempatan ini, tanganku segera menggapai diselangkangannya, begitu kudapati yang kutuju dan sudah mengeras segera kuremas remas.Lift berhenti di lantai 5, seorang bapak bapak masuk, sesaat dia menatapku tajam lalu berbalik membelakangi, tentu saja kami tak bisa melanjutkan lagi.

“ketempatku aja dulu” bisik Dody, aku menatapnya berusaha menolak tapi dia memegang tanganku erat.

Lantai 8 tempatku sudah berlalu dan ketika sampai di lantai 11 pintu lift terbuka, Dody memberiku isyarat untuk keluar, akupun hanya nurut saja tak mau terdengar ribut di depan bapak itu.

“Dod, aku nggak bisa sekarang, ada janjian jam 12 nanti” kataku terus terang sambil berjalan menuju kamarnya.
“sebentar aja kok, kita quicky deh” katanya sesampai didepan kamarnya.

Aku tak bisa mundur lagi saat dia menarikku masuk dan memang tak ada niatan mundur, masih ada waktu paling tidak 30 menit.

“oke tapi sebentar aja, swear ?” kataku karena aku tahu tidaklah mungkin bagi dia hanya menikmati diriku selama itu, jauh dari cukup.
“swear, bahkan sebelum kamu melepas pakaianpun aku udah selesai” katanya sambil mengacungkan dua jarinya seperti orang bersumpah.Sebelum sempat aku melepas baju, Dody sudah menubrukku hingga tersandar di meja kerja.
“Dod, ntar bajuku kusut nih” kataku ditengah sergapan penuh nafsu bibirnya yang menghunjam di bibirku, tapi dia tak peduli malahan semakin liar meremas remas buah dadaku menambah kusut baju katun yang memang mudah kusut itu.
“kamu terlihat lain dengan pakaian seperti ini, makin sexy dan menggemaskan” bisiknya sambil menciumi leherku, tangannya tak pernah beranjak dari dadaku.

Aku menyerah pasrah saat 2 kancing atas terlepas dan kepala Dody menyusup diantara kedua bukitku, desah perlahan mulai meluncur dari bibirku ketika putingku tersentuh lidah dan bibirnya. Kuremas remas kepalanya dan kulebarkan kakiku saat jari jemari Dody berada diselangkangan.Semenit kemudian, aku sudah telentang di atas meja dengan kaki terpentang lebar dan kepala Dody berada di antaranya.

Desah kenikmatan semakin lancar meluncur dari bibirku karena jilatan Dody pada vagina, sesekali kujepit kepala itu dengan kedua pahaku. Celana dalam yang super mini tidaklah terlalu mengganggu meski tak dilepas dan memang tak terlihat ada niatan Dody untuk melepasnya. Bibir dan lidah itu dengan liar menari nari, menyusuri daerah selangkangan membuatku semakin menggelinjang dalam nikmat.Aku tak mau terlalu terhanyut dalam buaian birahi Dody, waktu semakin pendek sebelum pukul 12 siang, tak sempat lagi untuk foreplay yang lama seperti biasanya.

“ugh..masukin Dod” pintaku, tapi dia masih juga asik menikmati selangkanganku, maka kutarik kepalanya naik.”nggak ada waktu lagi” bisikku manja, untung dia mengerti dan membalas dengan tersenyum nakal.

Tanpa melepas celana dalamku dan hanya mengeluarkan penis dari lubang resliting celananya, dia menyapukan penisnya ke bibir vaginaku yang sudah basah kuyup.Bersamaan dengan melesaknya penis yang besar itu mengisi vaginaku, hp-ku berbunyi, aku yakin betul bahwa itu Pak Jacky. Kuminta Dody mengambilkan tas Eigner-ku, tanpa menghentikan sodokannya dia meraihnya dan memberikan padaku, segera kuambil hp, ternyata benar dugaanku, Pak Jacky.

“halo sayang” sapanya dari seberang sana
“ya sayang…..” jawabku karena dia juga memulai dengan kata yang sama.
“udah sampai mana ?” tanyanya
“…..aku udah dijalan kok,macet nih…..tapi udah dekat, paling 15 menit lagi nyampe” jawabku sambil merasakan nikmatnya kocokan Dody dengan penisnya yang semakin keras menghunjam diiringi remasan kuat di buah dadaku.

Pak Jacky kembali mengingatkan skenarionya tapi aku tak bisa sepenuhnya konsen pada ceritanya karena perhatianku terbagi dengan Dody yang semakin nakal mempermainkan emosiku.

“ya..ya…mengerti..trus…apa ? yaa….beres Pak…” hanya itulah kata kata yang bisa kuucapkan, antara menanggapi ucapan Pak Jacky dan sodokan Dody.
“….siap Boss, ntar aku kabari begitu sampai….daaaag sayang” kataku mengakhiri pembicaraan, takut aku tak tahan lagi menahan kenikmatan yang tengah melanda.

Meja itu bergoyang keras seirama gerakan Dody terhadapku,di atasnya kami masih bersetubuh dengan pakaian lengkap meski pakaianku sendiri sudah berantakan tak karuan, antara pakai atau tidak sepertinya tak ada bedanya, dengan bebasnya dia mengacak acak penampilan dan make up yang sebenarnya untuk Pak Jacky. Dan dengan bebas pula dia mengaduk aduk vaginaku yang seharusnya masih “jatah” Pak Jacky. Akhirnya akupun tak peduli, siapa yang membayarku dialah yang berhak mendapatkannya, money is money and fun is fun.

Kegairahan Dody ikut memacuku dan serasa menantang untuk segera menyelesaikannya tidak lebih dari 15 menit seperti janjiku pada Pak Jacky, biasanya kami melakukan lebih dari 30 menit dan sekarang harus dipercepat. Aku lebih nyaman kalau bercinta dalam keadaan telanjang tapi dia tak mengijinkanku melepas pakaian.Dengan pakaian berantakan, akupun mengimbangi permainannya, kami berdua bergerak liar seakan berkejaran dengan setan birahi. Dari posisi telentang, Dodi membalik tubuhku hingga tengkurap di atas meja, dalam posisi tak berdaya seperti itu dia menyodokkan penisnya semakin keras dan cepat, tak dihiraukan desah dan jerit kenikmatan yang meluncur dari mulutku.

“rasakan ini Pelacur !!!!” hardiknya sambil menghentak keras, aku menggeliat, sudah menjadi kesenangannya untuk selalu mengumpat dengan kata kata kotor saat kami bercinta, dan itu membuatnya semakin bergairah.

Tak jarang dia meludahi tubuh dan wajahku ketika bersetubuh, bagiku semua itu adalah bagian dari fantasy laki laki yang merasa superior di atas wanita, meski itu tidaklah selalu benar dan selama tidak ada kekerasan fisik aku masih bisa menerima segala macam penghinaan seperti itu, toh itu hanyalah sesaat dan dia pasti minta maaf setelah kami selesai melakukan persetubuhan.Beragam kata kata hina dan melecehkan terus meluncur deras dari mulutnya selama kami bersetubuh, dan selalu dibarengi dengan sodokan keras yang membuatku menggeliat.

Dua kali kudapatkan orgasme darinya ketika akhirnya Dody menumpahkan spermanya memenuhi vaginaku, entah berapa denyutan kurasakan melanda kuat didalam, hanya kenikmatan dan kenikmatan yang kurasa.Tanpa mempedulikan aku yang tengah mengerang dalam lautan kenikmatan, dengan kasarnya dia menarik keluar penisnya, bergeser ke arah kepala lalu menyapukannya ke wajahku. Make up yang sudah awut awutan semakin berantakan bercampur cairan sperma, terakhir yang dia lakukan adalam memasukkan penis itu ke mulutku dan mengocoknya, semakin berantakanlah lipstik yang menghiasi bibir merahku.

Vaginaku masih terasa panas agak pedih saat Dody memasukkan penis kembali ke sarangnya, tanpa dibersihkan, mungkin dianggap sudah bersih dengan mulutku.Beberapa saat aku masih tetap tengkurap di atas meja sampai nafasku normal kembali, Dodi sudah merapikan pakaiannya yang memang tidak terlalu acak acakan.

“kalau udah selesai, tutup pintunya” katanya sambil melemparkan beberapa lembar 50-ribuan, lalu diapun meninggalkanku seorang diri dikamar, tak ada sama sekali romantisme darinya seperti biasanya, mungkin dia cemburu atau entahlah.

Kupunguti satu demi satu lembaran uang yang berserakan dikamar, tak kuhitung lagi lalu kumasukkan ke dalam tas eigner yang selalu setia menemani.Pakaian yang menempel di tubuhku benar benar acak acakan, tak tampak lagi keanggunan yang kuperlihatkan 15 menit yang lalu, aku berusaha merapikan tapi kusut sekali dan tak mungkin dirapikan begitu saja. Akhirnya kuputuskan untuk berganti pakaian, kucari pakaian yang sesuai dari dalam tas pakaian yang kubawa tadi.

Setelah membersihkan diri tanpa mandi, ber-make up dan ganti pakaian, aku keluar kamar itu. HP berbunyi saat aku menuju didepan lift hendak turun.

“ya Pak, udah sampai sih, ini mau turun kok” jawabku tanpa sadar kalau sebenarnya aku harus naik dan bukan turun.

Lift terbuka, ada 2 orang laki laki di dalam, mereka menyambutku dengan senyum ramah cenderung nakal, apalagi sorot mata yang genit melototi lekuk tubuhku. Dengan mengenakan rok agak mini, sejengkal di atas lutut dan tank top yang ditutupi blazer biru, tentu tak bisa menyembunyikan lekuk dan kemontokan tubuhku.Aku tak risih dipolototi seperti itu, tapi tetap diam saja acuh, kalau saja mereka tahu siapa diriku, aku sangat yakin mereka akan tertarik untuk mem-booking. Tatapan mata itu harus berakhir saat lift berhenti di lantai 8, dan aku keluar.

Ketika kuhubungi hp Pak Jacky, ternyata yang menerima seorang wanita, aku langsung berpikir cepat bahwa itu adalah istrinya.

“mbak Lita Ya ? Jacky ada mbak ?” tanyaku sok akrab dengan memanggil Jacky tanpa Pak, supaya dia tidak curiga”oh, mbak Lily ya, dia lagi mandi tuh, naik aja deh kesini aku juga baru bangun kok, nggak tahu tumben dia mandi lagi setelah dari luar tadi” ajaknya akrab sambil menyebut nomer kamarnya.

Aku terdiam, sejenak mulai curiga jangan jangan mereka termasuk pasangan suami istri yang nyeleneh yang harus kulayani berdua seperti yang kualami sebelumnya.

“mbak mau naik atau nunggu di lobby ?” sambung Lita, tentu saja dia tidak tahu kalau aku lagi di kamar yang semalam kupakai memacu nafsu dengan suaminya.
“em, kalau nggak ngganggu sih, lagian nggak enak bengong sendirian disini” kataku”ya udah, naik aja” katanya sambil mengakhiri pembicaraan, akupun segera beranjak menuju kamar yang disebutkan.

Begitu pintu kamar itu dibuka, tampaklah sosok wanita cantik dengan wajah polos tanpa make up, masih mengenakan gaun tidur yang sexy, aku tertegun dengan kecantikannya. Wajah itu serasa begitu kukenal tapi aku agak samar samar dimana.”Dasar laki laki, udah punya istri cantik masih juga cari sampingan” umpatku tentu saja dalam hati.

“Lily ya, masuk dulu mbak, dia mandinya lama biasanya, oh ya aku Lita istrinya” sapanya sambil mempersilahkan masuk dan kamipun berciuman pipi.
“sorry berantakan nih, habis tadi aku masih tidur hingga tak sempat nyuruh room boy untuk ngeberesin” katanya sambil membereskan beberapa baju yang berserakan dan dimasukkan ke lemari, sepintas ada juga pakaian dalam sexy diantaranya,akupun berprasangka kalau mereka barusan bercinta.

Aroma asap rokok masih kuat tercium di kamar, kulihat setengah rokok seperti baru saja dimatikan karena masih ada sedikit asap yang mengepul, sepertinya Lita yang barusan merokok.Beberapa majalah tertumpuk di meja, barulah aku menyadari kalau Lita adalah salah seorang peragawati yang menghiasi salah satu sampul majalah itu, pantesan tak asing lagi wajah cantiknya.

“itu memang aku, tapi sudah 2 tahun yang lalu sih” rupanya Lita menangkap kekagumanku saat melihat foto di cover yang cantik itu sambil menyalakan sebatang rokok putih.
“mbak cantik, malahan lebih cantik aslinya lho” kataku ikutan menyalakan rokok saat dia menghembuskan asap pertamanya.
“kamu juga, pantesan Jacky sejak kemarin banyak cerita tentang kamu, bahkan dia mempromosikan kamu untuk jadi peragawati atau model paling tidak”
“aku cuma orang udik, mana pantes berlenggak lenggok di atas catwalk kayak mbak Lita ini”
“betul lho mbak, postur dan wajah mbak Lily udah memenuhi syarat kalau menurutku”
“aku nggak mau bermimpi mbak, bisnis gini aja udah kewalahan kok, bahkan sepertinya nggak sempat untuk bernapas aja” jawabku jujur, tapi pasti dia mempunyai persepsi lain tentang usaha bisnisku.
“ya kalau udah ngetop bisnis ini kan bisa ditinggalkan atau diserahkan ke anak buah”
Selama pembicaraan kami sama sama mengepulkan asap rokok, ruangan jadi terasa pengap, apalagi tak ada ventilasi untuk ruangan ber-AC seperti ini.
“kalau mbak memang berminat, aku bantu deh, jangan khawatir”

Pembicaraan terpotong saat Pak Jacky keluar kamar mandi dengan tubuh berbalut handuk.

“eh kamu udah datang rupanya” katanya kaget, aku yakin dia pura pura karena rasanya nggak mungkin dia tak tahu.
“ih kamu jorok deh, masak ada tamu kok pake gituan aja, kan ada piyama di dalam” hardik Lita pada suaminya.
“aku tunggu di loby aja deh” potongku, nggak enak rasanya dalam suasana seperti ini, tapi Lita mencegahnya.
“nggak usah, wanita secantik kamu sendirian di lobby bisa berbahaya, mengundang para hidung belang, disini aja dan anggap rumah sendiri” cegahnya sambil menggandeng suaminya ke kamar mandi.

Tak lama kemudian mereka keluar, Jacky sudah mengenakan piyama.

“oke kamu temenin dia dulu, ganti aku yang mandi” kata Lita lalu menghilang dibalik pintu kamar mandi, membiarkan aku dan suaminya berdua.

Kami saling terdiam sesaat, hanya sorot mata penuh arti yang berbicara.Begitu terdengar suara gemericik air shower yang sudah dinyalakan, serta merta Pak Jacky menarikku dalam pangkuannya.

“Gila, kamu nekat, ada istrimu tuh” bisikku saat bibirnya mulai menyentuh leherku.
“anggap saja rumah sendiri” bisiknya pula

Kembali kualami ketegangan kedua hari itu setelah tadi di lift sama Dody, kini dengan Pak Jacky di kamar sementara istrinya berada di kamar mandi.

Pak Jacky menciumi tubuhku yang berada di pangkuannya, baru kusadari ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Segera kuraih penisnya, kubiarkan dia menjamah dan meremas remas buah dadaku tapi kucegah saat dia hendak menyelipkan tangannya dibalik pakaian, terlalu berbahaya, bisikku.

Kami berpindah ke sofa di pojok ruangan, menghindari pandangan langsung dari pintu kamar mandi, paling tidak sebagai persiapan kalau istrinya sewaktu waktu keluar. Aku duduk di sofa dengan kaki terangkat tertumpu pada sandaran tangan di kiri kanan sedangkan rok-ku yang tersingkap ke atas, rambut kemaluanku tampak dari balik celana dalama mini yang tidak mampu menutupi keberadaannya. Sudah kucegah Pak Jacky untuk melakukan oral, rasanya kok nggak etis kalau vagina yang baru saja dipenuhi sperma laki laki lain kok harus diberikan padanya, tapi dia memaksa, maka akupun menyerah, toh udah aku peringatkan, pikirku.

Dari celah celah celana dalam lidah Pak Jacky mulai menyusuri daerah selangkanganku, tidak seperti Dody, Pak Jacky menjilati dengan penuh perasaan, sedikit demi sedikit penuh kesabaran lidah itu menari nari dengan lembut, aku hanya menggigit bibir saat klitorisku mulai tersentuh, semakin lama semakin nikmat apalagi saat jari jari tangannya ikutan mengocok vagina. Kalau saja tak ingat istrinya sedang mandi, mungkin aku udah menjerit keras dalam nikmat, semakin lama bibirku kugigit semakin kuat menahan desahan.Meskipun demikian aku masih cukup tersadar untuk memonitor suara di kamar mandi, selama suara gemericik air masih terdengar, berarti masih aman, artinya Lita belum selesai mandi. Sambil meremas remas buah dadaku sendiri, kubenamkan kepala Pak Jacky semakin dalam ke vaginaku.

Pak Jacky minta ganti posisi, aku langsung jongkok diantara kakinya dan tak lama kemudian penis Pak Jacky yang tidak besar itu sudah mem-porak porandakan lipstik yang ada di bibir, keluar masuk memenuhi mulutku, namun demikian aku tetap menjaga supaya make up-ku tetap terjaga rapi. Tangan Pak Jacky begitu rajin menjamah di dada, aku hanya berharap supaya pakaianku tidak kusut di bagian itu. Kulirik Pak Jacky sudah merem melek merasakan kulumanku, seperti halnya aku, dia memegang kepalaku dan menekan semakin masuk penis itu di mulut. Hampir semua penis itu memenuhi mulutku, karena memang tidak besar, bahkan jauh bila dibandingkan punya Dody barusan.

“aaagh….” tiba tiba aku dikagetkan teriakan Pak Jacky setelah beberapa menit kukocok dengan mulut, secara reflek kututup mulutnya dengan tangan supaya teriakan itu tidak keluar. Selagi aku masih berkonsentrasi pada teriakan Pak Jacky, tanpa kusangka dia memuntahkan spermanya di mulut, akupun terkaget dan berusaha menarik keluar tapi tangannya begitu kuat menahan kepalaku, tanpa bisa berbuat banyak akupun pasrah menerima semburan demi semburan sperma memenuhi mulutku.Sebelum sampai pada tetesan terakhir, kudengar suara air shower dimatikan, berarti Lita sudah selesai mandi, agak panik juga aku, apalagi dengan mulut penuh sperma, tak pernah kusangka hal ini sebelumnya. Tak ada pilihan, Lita bisa keluar setiap saat sementara aku masih harus merapikan pakaian yang agak awut awutan, terpaksa kutelan spermanya.

Setelah menelan habis sperma yang ada dimulut, aku beranjak ke cermin di depan meja, kurapikan pakaian dan kupoles kembali bibir dengan lipstik. Sebenarnya Pak Jacky masih menginginkanku duduk dipangkuannya tapi kutolak sambil memberi isyarat tangan ke kamar mandi, Lita bisa keluar anytime.

Ternyata Lita tidak langsung keluar, sehingga masih ada waktu bagi Pak Jacky untuk kembali mem-briefing aku skenarionya. Sesaat Lita keluar, tapi hanya mengambil baju lalu masuk kembali ke kamar mandi, namun kali ini pintu kamar mandi tidak ditutup, dari tempat dudukku aku bisa melihat postur tubuh Lita yang masih bagus dan sexy, meski buah dadanya tidak semontok punyaku, kecil tapi sudah agak turun, mungkin terlalu sering tidak mengenakan bra, apalagi kalau ada show.

Setengah jam kemudian, kami bertiga sudah duduk di coffea shop, sambil makan siang Pak Jacky menceritakan tentang diriku semasa sekolah dulu, tentu saja dengan bualannya sendiri, termasuk menyebut nama guru guru yang tidak kutahu namanya, aku hanya tersenyum dan salut akan kebohongannya.

Selesai makan siang, Pak Jacky meninggalkan kami berdua karena ada meeting dan sesuai rencana kuajak Lita keliling kota Surabaya. Seperti halnya wanita pada umumnya, Lita lebih tertarik pada Mall dan shopping center, maka kuajak dia ke Mall Galaxy. Tak ada yang istimewa baginya, sama seperti halnya Mall lainnya, meski demikian dia sempat memborong beberapa sepatu dan lingerie, dari pilihan lingerie-nya aku bisa menebak bagaimana sexy-nya dia diatas ranjang. Ketika dia hendak membeli tas kulit, aku menyarankan supaya kita melihat dulu di Tanggulangin, Sidoarjo, pusat kerajinan kulit, mungkin itu bukan kelas dia tapi tak ada salahnya dicoba dulu, tapi bukan sekarang, besok aja.

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 malam ketika kami sampai di lobby hotel, entah sudah berapa jam kami habiskan di Mall tadi, perut udah berontak minta diisi, tanpa naik ke kamar kami makan malam di Coffea shop. Lita menelepon suaminya yang ternyata sudah datang sedari tadi, aku sudah mengetahuinya karena berulang kali dia kirim sms dan telepon tapi tak pernah kubalas karena memang tak ada kesempatan untuk itu, terakhir kuterima saat menyerahkan kunci mobil ke Valet, isinya, “aku sudah ada di hotel , hubungi bila nyampe”, tapi tak kutanggapi, takut Lita curiga.

“oke say, kamu turun deh gabung kami” kata Lita pada suaminya via telepon.

Tak lama kemudian Pak Jacky datang.

“wah ngeborong nih” sapanya melihat tas belanja yang ada disamping kami
“nggak kok, cuma sepatu dan itu tuh, kesukaan kamu” katanya sambil mencium suaminya

Sembari makan, Lita menceritakan rencana besok ke Tanggulangin, kuamati kedua pasangan itu, sebenarnya mereka pasangan yang serasi, cantik dan ganteng, apalagi si istri yang begitu manja pada si suami, ada rasa iri dengan suasana dan kemesraan seperti itu, kemesraan yang sangat lama tidak kurasakan, bahkan sudah kulupakan tapi naluri kewanitaanku yang haus akan belaian kasih sayang seperti itu tetap ada dan tak mungkin kulupakan begitu saja, entah kapan kudapatkan kembali.

“nanti kita ke discotique yuk, udah lama nih aku nggak clubbing, mau kan kamu temanin kami ?” tanya Lita padaku, tentu saja aku tak bisa memutuskan, semua tergantung pada Pak Jacky, tapi tak mungkin kutanyakan padanya di depan Lita.
“terserah mbak Lita aja, aku sih ngikut kok selama nggak mengganggu acara kalian berdua” kataku sambil meneguk air dan melirik ke arah Pak Jacky, sekedar ingin tahu responnya, karena berarti malam ini aku tidak bisa melayani dia.
“oke tapi janji tak lebih dari jam 12, besok aku ada meeting pagi pagi” kata Pak Jacky pada istrinya sambil melirik ke arahku.
“yaaaa, jam segitu kan lagi rame ramenya, apalagi biasanya hari begini kan ladi’s night” protes Lita tapi suaminya tetap bersikukuh. Akhirnya Lita menyerah.
“kamu nggak usah pulang, mandi aja di tempatku, soal pakaian aku kira ukuran kita hampir sama kok” katanya padaku, tentu saja aku bingung, tak mungkin bilang kalau aku juga ada pakaian di kamar lain, menyesal juga tadi nggak beli pakaian sekalian, habis nggak tahu rencananya sih.

Selesai makan kami kembali ke kamar mereka, kali ini kamar itu sudah rapi tidak seperti tadi pagi yang masih berantakan.

Lita mempersilahkanku mandi duluan, meski aku menolak tapi dia memaksa. Dengan cepat aku membersihkan tubuh, tak lebih 10 menit, jauh lebih cepat dari biasanya kalau aku mandi sendirian. Kukenakan piyama yang ada di kamar mandi, lalu aku keluar, ternyata Lita sedang mencoba lingerie yang baru dia beli dihadapan suaminya, dia terlihat begitu cantik, sexy dan anggun mengenakan lingerie itu.Beberapa stel pakaian sudah disiapkan di atas ranjang untuk kupilih, semuanya pakaian casual yang sexy, ternyata dia juga menyukai jenis pakaian seperti itu, tak jauh beda dengan koleksiku.

“selagi kamu pilih, aku mandi dulu ya” katanya kembali meninggalkan kami berdua, entah sengaja atau tidak, dalam keadaan normal tentu saja aku tak bisa berganti pakaian didepan suaminya.

Begitu terdengar bunyi “klik” pintu kamar mandi ditutup, Pak Jacky segera memelukku dari belakang dan menyusupkan tangannya dibalik piyamaku, meraih buah dada dan meremasnya.

“ssst, jangan dia belum mandi” bisikku, dan benar saja kembali terdengar bunyi pintu terbuka, dengan gugup dia menarik keluar tangannya, berpura pura memilihkan baju untukku.
“Ly, kalau mau ganti, masuk aja, nggak dikunci kok” teriaknya dari dalam kamar mandi, kami seakan sudah akrab tidak lagi memanggil mbak.
“ya mbak, bingung nih milihnya” kataku masih tetap memanggil mbak karena memang dia lebih tua dariku.
“minta Jacky milihin, dia pintar tuh memadukan pakaian” katanya kemudian terdengar pintu ditutup kembali, disusul bunyi air shower.

Tanpa membuang waktu lagi, Pak Jacky kembali memeluk dan memasukkan tangannya ke dadaku, ditariknya lepas tali pengikat piyama dan dibaliknya tubuhku hingga kami berhadapan. Tubuhku yang terbuka di bagian depan seakan menantangnya, Pak Jacky meraih buah dadaku, sambil menatap penuh nafsu tangannya menggerayang didada, mengelus dan meremas remas, sesekali dia memainkan putingku.

“kamu makin cantik dan sexy aja” bisiknya disusul lumatan pada bibirku, tanpa mempedulikan si istri di kamar mandi, kamipun sudah berciuman, saling melumat dan beradu lidah.Tangan Pak Jacky sudah beralih ke selangkangan, hampir saja aku mendesah, untung masih tertutup bibirnya. Meskipun demikian konsentrasiku masih terpecah pada gemericik air dari kamar mandi, beruntung si Lita tidak berendam di bathtub.

Gemericik air masih terdengar ketika Pak Jacky mulai mengocokku dari belakang, tanpa membuka piyama tentu saja kecuali tali yang terlepas tadi, hanya menyingkapnya hingga pinggang. Antara kenikmatan dan ketegangan datang silih berganti, kutelungkupkan mukaku ke bantal untuk meredam desahan yang hampir tak mungkin kutahan.

Sambil mengocokku, sesekali Pak Jacky berbicara keras sendirian, berpura pura seakan sedang denganku, tentu saja aku tak bisa mengikutinya, takut suara desahanku malahan yang keluar.

Sekitar 5 menit kemudian, vaginaku sudah dibanjiri spermanya, diiringi remasan kuat pada buah dada, aku menjerit tertahan dibalik bantal merasakan denyutan kuat yang melanda dinding dinding kenikmatanku.Sehabis denyutan itu, dia mencabut penisnya lalu mengusap usapkan pada wajah dan dadaku dan berakhir di mulut. Sisa sisa sperma yang ada di tubuhku hanya kubersihkan dengan piyama yang kukenakan, sia sia saja aku tadi mandi karena sekarang sudah kotor lagi, tapi nggak mungkin kalau mau mandi lagi, tentu Lita akan curiga.

Setelah merapikan piyama yang kukenakan, aku memilih pakaian yang disediakan Lita, semua terlihat berpotongan press body, yang menonjolkan lekuk tubuh, dipadu dengan rok mini.Pak Jacky memilihkan kaos You Can See yang berbelahan dada rendah, aku yakin dengan sedikit membungkuk pasti terlihat buah dadaku, sambil memilih tangannya tak pernah berhenti menggerayangi tubuhku, apakah itu di dada ataupun pantat, apalagi tanpa pakaian dalam dibalik piyama.Sebenarnya bisa aja aku langsung ganti pakaian tapi tentu saja Lita akan curiga kalau itu kulakukan. Sambil menunggu istrinya keluar kamar mandi, kami kembali berciuman dan berpelukan, kurasakan sperma Pak Jacky meleleh keluar dari vaginaku tapi kubiarkan saja.

Ternyata cukup lama juga Lita mandi, hampir 30 menit dia belum juga keluar, kalau tahu dia mandi begitu lama tentu kami bisa melakukan babak kedua, tapi itu justru memberi kami kesempatan untuk saling meraba lebih lama lagi, penis Pak Jacky sudah mulai kembali menegang.

Untuk mengurangi kecurigaan, kuketuk pintu kamar mandi.

“mbak, aku mau ganti baju yaaa” kataku minta permisi”masuk aja Ly, aku udah selesai kok” jawab suara dari dalam,

ketika pintu kubuka ternyata mbak Lita memang udah selesai, mengenakan piyama seperti halnya aku, rambutnya basah tergerai semakin menambah pesonananya. Meski agak canggung, akupun berganti pakaian meskipun mbak Lita masih mengeringkan rambutnya.

“body kamu bagus, nggak kalah lho sama peragawati” komentarnya melihat tubuh telanjangku dari belakang.

Aku hanya diam saja mengingat suaminya telah menikmati kehangatan tubuh yang baru saja dikatakan bagus itu, dan itu juga telah terjadi hanya berselang beberapa menit yang lalu.

Setengah jam kemudian kami bertiga sudah berada di lobby, Bongo’s terlihat cukup ramai apalagi ada live musik seperti biasanya. Pak Jackie terlihat sangat menikmati suasananya, apalagi ada 2 wanita cantik dan sexy mengapitnya, meskipun satu istrinya dan satunya lagi adalah “teman bobok”. Bergantian kami dance, saat slow music mengalun diapun mengajakku. Diantara keremangan lampu Pub, tubuh kami menempel erat, agak ragu kusandarkan kepalaku di dadanya, entah istrinya melihat atau tidak. Aku tak kuasa menolak saat tangan Pak Jackie dengan nakal meremas remas pantatku, jangankan cuma meremas, lebih dari itupun dia sudah melakukan, tapi ini di depan istrinya, nekat juga dia.

Alunan musik berubah menghentak ketika mbak Lita meminta suaminya kembali, tentu saja aku harus menyerahkannya, duduk sendirian tentulah akan mengundang mata mata jalang yang banyak beredar di tempat seperti ini. Meskipun dalam remang remang, aku sangat yakin banyak mata laki laki yang memperhatikanku, tentu kalau mereka berpikir aku wanita yang bisa di booking, pasti dia akan berpikir begitu juga pada mbak Lita yang datang bersamaku, apalagi pakaian kami yang memang sangat mengundang birahi.Tak lama kami di Bongo’s, terus berpindah ke Fire Discoutik yang letaknya tidak jauh.

Bagiku Fire Diskotik bagaikan halaman bermain, seperti halnya di Kowloon, meski aku tak pernah mencari tamu disitu tapi itulah tempat bagiku menumpahkan segala kekesalan dan keruwetan hidup. Dari pengamatanku, pengunjung diskotik rata rata orangnya sama dari hari ke hari, meskipun tidak tahu nama kami hanya mengenal wajah saja.Terus terang saat itu aku khawatir kalau ada ex-tamu atau langgananku yang berada disana, tentu akan membuka penyamaranku dimata mbak Lita.Tak ada yang menarik di dickotik itu, kecuali beberapa laki laki iseng ataupun germo yang coba mengajak kencan atau menawari tamu, aku sudah khawatir saja tapi ternyata mbak Lita hanya ketawa ketawa saja menghadapi ajakan ajakan seperti itu, sepertinya dia sudah terbiasa dan dengan cueknya dia tidak menggubris ajakan para laki laki itu.

Entah pukul berapa kami meninggalkan Fire, terlalu malam untuk jalan kaki kembali ke hotel , meskipun jaraknya dekat demi keamanan kamipun mengambil taxi yang stand by disitu.

“Jack, kita antar lily pulang dulu ya, kasihan udah jam segini pasti nggak aman kalo naik taxi sendirian” kata mbak Lita saat kami didalam taxi, dia terbiasa memanggil suaminya Papa atau hanya namanya saja.

Sesaat kami terdiam, nggak tahu harus menjawab gimana, mengantar ke rumah tentu saja akan menimbulkan kecurigaan karena aku memang sewa kamar di tempat yang kebanyakan penghuninya tak jauh berbeda dengan profesiku, pasti dia akan curiga melihat suasana tempatku.

“nggak usah repot repot, lagian udah terlalu larut, nggak enak sama tetangga, aku buka kamar aja deh” jawabku sekenanya tanpa minta persetujuan Pak Jacky.
“good idea, lagian jam segini nggak baik dilihat orang, ntar dikirain wanita apaan” Pak Jacky menimpali pertanda setuju.

Sesampai di  hotel aku langsung check in, tentu saja hanya pura pura saja mendatangi meja receptionis, hanya ngobrol tanya tanya sedikit supaya dikira mbak Lita sedang check in, beruntung dia terlalu capek untuk ikutan ke receptionis, dia hanya menunggu di sofa.

Aku berkeras tak mau diantar mereka sampai ke kamar.”kalian kan capek, nggak usahlah, toh kita cuma beda beberapa lantai saja kok, dan disini kan aman” elakku, kalau sampai mbak Lita masuk ke kamarku tentu dia tahu kalau aku sebenarnya sudah check in.

Sesampai di kamar aku langsung tidur tanpa berganti pakaian, terlalu lelah dan terlalu menegangkan untuk kulalui.
Entah berapa lama aku tertidur ketika kudengar hp-ku berbunyi, ternyata dari Pak Jacky.

“bangun bangun non, aku udah didepan pintu nih” kata suara dari seberang.

Dengan mata masih berat kupaksakan berdiri dan membuka pintu, Pak Jacky sudah berdiri di depan dengan pakaian lengkap memakai jas segala.

“jam berapa sih Pak kok pagi pagi begini udah rapi” sapaku dengan suara yang masih parau ngantuk.

Tanpa menjawab Pak Jacky langsung mendekapku dari belakang, disibaknya rambutku dan bibirnya mulai menciumi tengkuk, aku yang masih setengah tersadar menggelinjang geli. Sebelum aku sempat berbuat apa apa, tangannya sudah menyusup di balik kaos dan menggerayangi buah dadaku yang memang tidak mengenakan bra.

“sudah sejak semalam aku ingin melakukan ini” bisiknya sambil mengulum telinga, membuat aku semakin menggelinjang.Secara reflek tangankupun mulai menggerayangi selangkangan Pak Jacky, ternyata sudah mengeras. Ketika kubuka resliting celananya, ternyata dia sudah tidak mengenakan celana dalam.

Pak Jacky membalik tubuhku, diciuminya leher dan bibirku, hilang sudah rasa kantuk yang tadi masih menggelayut, berganti dengan gairah di pagi hari. Tak sampai semenit dia berhasil melucuti pakaian yang menutupi tubuhku dan ditariknya tubuh telanjang ini dalam pelukannya.

Puas menyusuri leher, buah dada dan melumat bibirku, Pak Jacky membopong tubuh telanjangku ke ranjang dan langsung menindih.Tanpa melepas jas yang dikenakannya, dia melanjutkan kulumannya pada buah dada, perut hingga ke selangkangan dan berhenti pada liang kenikmatanku. Gelinjang dipagi hari bertambah desahan dan rintihan nikmat, kuremas remas kepala yang ada diantara kedua pahaku.

Pantatku turun naik mengimbangi permainan lidah yang tengah menari nari menyalurkan hasrat birahi yang menggebu, sesekali kakiku menjepit dan tak jarang pula naik ke kepala, dalam keadaan begini siapa yang peduli dengan apa yang namanya sopan santun.Desahan demi desahan meluncur deras dari mulutku, hingga dikagetkan bunyi hp-ku, sambil menerima jilatan di vagina, kuraih hp yang ada di meja dekat ranjang, pasti dari salah satu GM pagi pagi gini udah nelpon.

Tanpa melihat siapa yang menelepon langsung kujawab.

“halooo” jawabku dengan suara agak parau sambil sedikit menahan desah “pagi nyonya besar, baru bangun ya” ternyata mbak Lita, untung dia mengira suara parau itu suara bangun tidur bukannya suara desahan nikmat.

Spontan kudorong kepala Pak Jacky yang masih berada diselangkanganku, aneh rasanya bicara sama mbak Lita sementara suaminya tengah berada dalam jepitan pahaku, tapi rupanya dia tak peduli.

“eh mbak Lita, udah bangun ?” tanyaku dengan suara agak keras supaya Pak Jacky tahu kalau istrinya yang telpon, namun bukannya berhenti tapi malahan memperhebat serangannya, tangannya mulai ikut ikutan keluar masuk vagina.
“he eh…ya mbak…ya….he he…” hanya itulah yang keluar dari mulutku sambil mendengar omongan mbak Lita bersamaan dengan permainan oral suaminya di vagina, sesekali kujepit atau kuremas kepalanya.

Cukup lama mbak Lita bicara dan aku hanya menjawab sekenanya atau lebih tepatnya cuma jawaban pendek dan selama itu pula suaminya mempermainkan vaginaku. Namun begitu aku agak panik ketika Pak Jacky tanpa mempedulikan aku yang tengah bicara dengan istrinya tiba tiba membuka kakiku lebar lebar dan bersiap memasukkan penisnya. Aku berusaha menutup kakiku rapat rapat tapi tangan dia lebih kuat untuk mementangkannya kembali.

Mataku melotot ke arahnya pertanda marah tapi dia hanya membalas dengan senyum kemenangan sambil mulai menyapukan penisnya ke vagina, akupun terpaksa menyesuaikan posisi tubuhku.Kupejamkan mata dan kugigit bibirku saat Pak Jacky perlahan melesakkan penisnya, sementara diseberang telepon istrinya terus nyerocos tanpa henti, aku yang berada diantaranya jadi serba salah.

Pikiranku sudah tak konsentrasi lagi pada apa yang dibicarakan mbak Lita karena kocokan Pak Jacky yang semakin menghebat, semampuku menahan desahan kenikmatan, sungguh siksaan tersendiri. Hanya sesaat kudengar mbak Lita mengajakku ikut ke Jakarta saat pulang nanti malam, aku hanya menjawab “he eh, ya deh, terserah aja” jawabku pasrah lebih dikarenakan Pak Jacky.

“…Jacky sekarang makin hot lho….menyerah aku dibuatnya…nggak rugi deh ikut di Surabaya…dia sangat berbeda saat di
Jakarta….” lamat lamat kudengar suara mbak Lita dari seberang, aku tak terlalu menanggapi karena suaminya sedang mengocokku dari belakang dengan posisi dogie sambil meremas remas kedua buah dadaku.

Entah apalagi yang diucapkan mbak Lita aku tak bisa menerima dengan jelas apalagi menanggapi.

“… eh mbak ada telepon masuk nih, ntar aku sambung lagi ya” kataku berusaha memutus hubungan saat Pak Jacky memintaku di atas.
“… oke deh aku yakin kamu dan Jacky pernah dekat tapi it was past, past is past but thanks anyway” katanya memutuskan pembicaraan.
“kamu gila…gilaaaaaaaaaaaaaaa” Begitu hubungan telepon terputus, kulempatkan telepon ke ranjang dan langsung saja kuambil kendali, tubuhku dengan liar bergerak menari nari naik turun diatas Pak Jacky, diapun mulai berani mendesah, begitu juga aku.

Pagi itu kami bercinta dengan penuh gairah dan nafsu, apalagi setelah tahu nanti malam mereka balik ke Jakarta dengan last flight, Pak Jacky menumpahkan semua nafsu birahi yang masih tersisa seakan menghabiskan semua yang ada padaku. Dan akupun menerima segala limpahan birahi tanpa mempedulikan istrinya yang tengah sendirian di kamar lain, kunikmata saat spermanya membanjiri vagina dan mulut.

“kamu hebat, belum pernah aku melakukan seperti ini dengan Lita” katanya sebelum meninggalkan kamarku seraya meninggalkan sebuah check di meja yang nilainya jauh lebih tinggi daripada kalau aku menemani tamu lain dalam waktu yang sama, sungguh diluar dugaanku.

Pukul 2 aku bersiap check out setelah beristirahat melayani Pak Jacky tadi pagi, Lita sudah menunggu di Lobby hotel, mereka juga akan check out tapi ntar sore.Untuk menghindari kecurigaan mbak Lita, kuminta room boy membawa pakaianku terlebih dahulu, jadi aku bisa turun tanpa membawa pakaian yang sudah kubawa beberapa hari.

“Li, kamu ntar ikut kami ke Jakarta, nanti aku perkenalkan pada temanku, siapa tahu dia tertarik dan bisa menjadikan kamu salah satu modelnya, body dan wajah kamu sangat menunjang, sayang kalau disia siakan dan terbuang percuma apa yang kamu miliki, apalagi kamu masih muda. Aku jamin deh pasti temanku mau” ajaknya saat kami makan siang.

Sebenarnya dunia modeling bukanlah terlalu baru bagiku, sebelum aku kawin aku pernah ikut model dan jadi peragawati amatir di kotaku dulu, sebuah kota kecil di Jawa Timur, meski hanya meraih runner up, tapi cukup membuat bangga saat itu dan merasa aku adalah paling cantik di kota itu.

Aku sering mendengar, meski tidaklah bisa dipukul rata, bagaimana kehidupan para model atau peragawati yang tak jarang juga menerima bookingan tidur para laki laki dengan harga tinggi, apalagi kalau pernah tampil di majalah. Kesempatan emas serasa terbentang lebar di depan mata.Tapi entah mengapa rasanya terlalu berat meninggalkan kota Surabaya yang sudah mengukir berbagai macam pengalaman dalam hidupku.

“kamu coba aja, ntar ikut aku dan kuperkenalkan sama beberapa photographer dan modelling agent yang menanganiku” lanjut mbak Lita melihat keragua raguanku.

Aku diam saja tak menjawab, terus terang pikiran berkecamuk untuk mempertimbangkan tawaran itu.

“udah, nggak usah diputusin sekarang, ikut aja 2-3 hari setelah itu kamu putuskan setelah melihat bagaimana kehidupan Jakarta dengan dunia modellingnya” katanya.

Aku hanya menurut saja dalam kebimbangan.

“kamu pulang dulu ntar malam kita berangkat sama sama, biar bill hotel aku jadikan satu aja” katanya. Aku panik, kalau sampai bill hotelku dibayari, tentu saja dia akan tahu kalau aku sebenarnya menginap beberapa hari.
“permisi mbak aku ke toilet dulu” kataku selanjutnya.

Tanpa setahu mbak Lita, aku langsung menyelesaikan bill hotel kamarku dan bergegas menghampiri concierge untuk minta tasku dan kutaruh di mobil. Kutelepon Pak Jacky minta pertimbangan karena mbak Lita mengajakku ke Jakarta, tapi tanpa menceritakan ajakan menjadi model, toh dia akan tahu juga nantinya.

Seperti dugaanku, Pak Jacky langsung mendukung, tentu saja dia akan bisa mencumbuku lebih lama lagi, kesempatan menikmati tubuhku lebih jauh.

Akhirnya, malam harinya aku ikut suami istri itu terbang ke Jakarta, kuabaikan bookingan yang datang. Kami duduk di deret bangku yang sama, karena Lita menyukai duduk di dekat jendela (meski malam hari tak bisa melihat apa apa diluar kecuali hanya gelap), maka Pak Jacky duduk ditengah antara aku dan Lita. Tentu saja menyenangkan Pak Jacky karena bisa duduk disampingku.

Setelah sajian makan malam (waktu itu pesawat masih menyajikan makan pada penerbangannya, tidak seperti sekarang yang hanya sekedar kue dan aqua) dan lampu mulai redup, kurasakan tangan Pak Jacky mulai menggerayang di pahaku, apalagi istrinya seperti mulai terlelap. Tanpa perlu berkata kata, berulang kali tangan Pak Jacky berhasil meremas remas buah dadaku, padahal istrinya ada disamping. Aku membiarkan saja dan menggoda sambil meremas remas selangkangannya, dia pura pura tertidur dengan menutupkan koran pada paha, sebenarnya untuk menutupi tanganku yang berada diselangkangan.Sungguh tindakan berani pada celah yang sempit seperti di pesawat dengan istri yang duduk disamping.

Untung perjalanan hanya satu jam, kalau tidak, mungkin Pak Jacky sudah orgasme di celana, apalagi sengaja kulepas bra saat aku ke toilet, sehingga Pak Jacky bisa makin leluasa mempermainkan putingku meski dari luar.
Sopir sudah menunggu ketika kami keluar dari airport dan langsung menuju ke hotel Mandarin, hotel yang dipilihkan Pak Jacky, belakangan baru kutahu kalau itu dekat dengan kantornya dan dia bisa segera menemuiku sepulang kantor atau sebelum ke kantor.

Malam itu aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa “gangguan” dari Pak Jacky, inilah pertama kali aku merasakan kesepian di kamar hotel, belum pernah aku sendirian begini di kamar, selalu ada laki laki yang menemani dan harus kulayani.

Baru kusadari kenapa laki laki ingin ditemani bila perjalanan ke luar kota, karena sendirian di kamar tidaklah menyenangkan. Tak heran bila banyak tamuku yang ingin kutemani sampai pagi, meski hanya sebatas teman ngobrol maupun dengan all night long sex.Ingin rasanya kutelepon teman teman untuk sekedar teman ngobrol, pasti banyak yang masih bangun meski sudah pukul 11 malam, karena bagiku jam segitu masihlah sore, diskotik baru mulai.

Kalau saja aku tahu seluk beluk Jakarta, tentu aku sudah keluar ke diskotik tapi Jakarta sangatlah asing bagiku. Meski beberapa kali aku menginap di Jakarta, belum pernah aku ke diskotik sendirian, selalu ada yang menemani dan selalu baru bisa tidur selepas pukul 3 pagi karena masih harus menyelesaikan “kewajiban”. Justru lebih banyak rute Airport hotel-Airport tanpa tahu yang namanya Monas dimana, apalagi Ancol atau Taman Mini.

Pukul 8.30 pagi Pak Jacky sudah berada di kamar sebelum ke kantor, bersamaan dengan mbak Lita yang menelepon. Maka kejadian morning fuck seperti di surabaya kemarin terjadi lagi.Sambil merasakan cumbuan dan nikmatnya kocokan suaminya, aku mendengarkan rencana mbak Lita hari ini, mengenalkan aku pada teman temannya.

Selama di Jakarta, setiap pagi aku melayani nafsu birahi Pak Jacky sebelum ke kantor, tidak bisa lama lama karena setelah itu pukul 9-10 mbak Lita menjemput dan memperkenalkan pada teman temannya. Banyak pramugari,model bahkan para artis yang sudah punya nama dikenalkan, mereka yang selama ini hanya bisa aku lihat di majalah dan iklan, kali ini aku temui secara langsung. Begitu juga photografer, pokoknya siang hari aku berada dilingkungan selebrity, mengenal pergaulan mereka hingga malam larut dengan dunia malamnya ala selebrity yang sebenarnya menurutku tidaklah jauh berbeda dengan kehidupan malam yang selama ini aku jalani.

Hanya bedanya, malamku hampir selalu berakhir dipelukan laki laki sedangkan mereka setelah clubbing aku tak tahu kemana mereka pergi.Tak kuduga sambutan teman teman mbak Lita sangat baik dan welcome, bahkan beberapa photographer telah langsung melakukan beberapa pemotretan.

Seperti yang kuduga, selalu ada 1-2 ajakan agen atau photographer untuk tidur dengannya bila ingin cepat meng-orbit, entah dengan atau tanpa setahu mbak Lita. Aku hanya tersenyum saja menganggapi ajakan itu, meski tidaklah kaget tapu cukup kagum dengan kenekatan mereka yang mengajak dengan terus terang (aku tidak bermaksud mendeskreditkan siapapun yang terlibat dalam profesi seperti ini, tapi inilah pengalaman yang kualami).

Selama 3 hari di Jakarta, entah sudah berapa ajakan tidur yang kutolak, dan selama itu pula setiap pagi kulayani birahi Pak Jacky. Dan akupun merasakan kesepian setiap kali kembali ke kamar hotel dari clubbing tanpa ada sentuhan dan belaian dari laki laki. Sebenarnya aku bisa saja mendapatkan laki laki, tapi rasanya aku masih memandang mbak Lita dan menjaga citra dihadapannya. Aku tidak tahu dan tidak mau tahu apakah mbak Lita juga mengalami hal yang sama denganku atau bahkan tidur dengan laki laki lain selain suaminya, itu bukanlah urusanku. Makanya aku tak pernah bercerita pada mbak Lita mengenai ajakan ajakan tidur itu.

Sebenarnya pada hari kedua, mbak Lita mulai menyadari kesepianku sendirian di Hotel, dia menawari supaya tidur di rumahnya yang luas dibilangan Menteng tapi aku menolak, begitu juga ketika kutanyakan pada Pak Jacky (tanpa setahu mbak Lita tentu saja), dia tidak setuju karena tidak bisa bebas menemuiku sebelum ke kantor dan tak mungkin dilakukan di rumah.

Hari ketiga aku sudah tidak tahan lagi dan ingin kembali “berbisnis” di Surabaya, apalagi selama di Jakarta tidaklah jelas bayaran yang aku terima selama melayani Pak Jacky dipagi hari, dan yang pasti sudah banyak kerugian karena tidak menerima tamu selama 3 hari selain Pak Jacky.

Pagi itu pada hari ketiga, setelah melayani suaminya, akupun utarakan rencanaku untuk kembali ke Surabaya sore hari nanti, dia terkejut karena berharap aku bisa tinggal lebih lama lagi, paling tidak seminggu, masih banyak yang ingin ditunjukkan padaku mengenai dunianya yang penuh glamour, tapi aku bersikeras untuk pulang sore itu, maka mbak Lita-pun tak bisa menahan lebih lama lagi.

Mbak Lita minta maaf karena tidak bisa mengantarku ke Airport, ada pemotretan iklan, sebenarnya dia ingin mengajakku juga karena pemotretannya dilakukan di Puncak.

“sorry ya Ly, tapi aku bisa kirim sopir untuk mengantarmu ke airport” katanya via hp”ah nggak usah merepotkan mbak, aku bisa naik taxi kok”Meski mbak Lita memaksa aku tetap menolak dan kuputuskan naik taxi karena ada perasaan nggak enak dengan kebaikan mbak Lita selama ini dan aku masih tidur dengan suaminya, meski hanya sekedar bisnis.
“Thanks ya mbak selama di Jakarta mau menemaniku dan memberiku wawasan baru, salam untuk Pak…eh Jacky” kataku hampir keceplosan.
“oke deh kalau gitu, tolong pertimbangkan tawaranku selama ini, please, oke bye bye and see you ” katanya.

15 menit kemudian, dia meneleponku.

”Ly, kebetulan Jacky ada acara mendadak harus ke Ujung Pandang, aku minta dia menjemputmu biar sekalian berangkat ke Airport, daripada kamu sendirian” katanya”pokoknya tunggu aja dia pasti datang menjemput kok” katanya tanpa menunggu persetujuanku.

Satu jam kemudian aku sudah kembali duduk di samping Pak Jacky dalam BMW-nya menuju airport.

Dia menyuruhku menunggu sebentar selagi dia beli tiket, aku kaget saat ditunjukkan dua tiket dengan tujuan Denpasar atas nama dia dan namaku.Pak Jacky hanya tersenyum melihat kekagetanku.

”kata mbak Lita kamu mau ke ………….””………ujung pandang ? itu hanya alasanku saja supaya dia tidak curiga, dan aku ingin bulan madu denganmu di Bali, 3 hari cukupkan, kalau nggak bisa kita extend kok” jawabnya dengan senyum penuh kemenangan.

Maka jadilah aku menemani Pak Jacky kembali, hari pertama kami habiskan dengan penuh nafsu di Nusa Dua, Bali, sedangkan hari berikutnya atas usulku, kamipun menyebrang ke Lombok, berbulan madu di hotel Sheraton. Dia benar benar menggunakan waktu sebaik baiknya atas diriku, seakan tak mau meluangkan waktu terbuang tanpa menyentuhku.

Gairah dan birahinya benar benar ditumpahkan padaku tanpa mengenal lelah, seakan mewujudkan semua fantasy-nya selama ini pada diriku. Akupun mengimbanginya dengan godaan godaan penuh nafsu, setiap pagi kami sunbathing di pantai, sebagaimana turis yang ada disana, akupun mengikuti topless saat berjemur, meskipun aku mencari tempat yang teduh.Kami benar benar merasakan berbulan madu yang sesungguhnya.

3 hari di Lombok kami rasa tidaklah cukup tapi ada pekerjaan yang menuntutnya untuk segera kembali ke Jakarta, maka kamipun terpaksa harus meninggalkan Pulau Lombok yang exotic.Kamipun berpisah di Surabaya karena memang mencari pesawat yang transit di Surabaya, aku pulang dan kembali melanjutkan profesiku selama ini dan dia kembali ke istrinya yang cantik itu.

Mengenai tawaran mbak Lita terpaksa harus aku abaikan karena banyak hal yang harus kupertimbangkan (belakangan aku menyesali keputusanku ini, seandainya aku terima tawaran mbak Lita, mungkin aku sudah masuk lingkungan selebrity sekarang ini, toh lingkungan itu tidak jauh berbeda dengan lingkunganku di surabaya meski dengan nuansa yang berbeda, namun penyesalan selalu datang belakangan).

Pada saat cerita ini ditulis, Pak Jacky sedang meringkuk di penjara karena terlibat korupsi dan KKN, maklum anak pejabat di masa Orde Baru, tahu sendirikan sepak terjangnya. Sedangkan mbak Lita, aku tak pernah lagi mendengar sepak terjangnya ataupun melihatnya di media masa. Sesekali kupandangi majalah lama dengan cover wajahnya yang cantik dan sexy itu. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: PSK Sexy Kelas Atas appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Pijat Selakangan

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Tak dimungkiri usia dewasa ini pasti sudah merasakan dipijat entah itu pijat capek pijat rematik dan pijat plus, mungin sebagian laki laki punya langganan sendiri untuk urusan pijat plus, misalkan badanku lelah aku meminta tolong kepada adikku soalnya di kampungku memang susah mencari mbok pemijat, beda dengan wanita ya agak bingung untuk mencari pemijat dan pastinya mencari yang mbok mbok untuk memjit tubuhku.

Cerita Sex Pijat Selakangan

cerita sex terbaru, cerita dewasa, cerita mesum terbaru, cerita sex mesum, cerita mesum 18, cerita mesum baru, cerita mesum terkini, cerita mesum 17, cerita mesum terhot, koleksi cerita mesum, mesum cerita, kumpulan cerita mesum bergambar, galeri cerita mesum, cerita mesum paling panas, cerita mesum dan fotonya

Hari ini aku agak sedikit kurang enak badan. Terasa sekali badanku pegal-pegal, namun di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Kucoba bertanya kepada tetangga kanan kiri barangkali ada yang tahu kalau-kalau ada tetangga sekitar yang bisa memijat.

Sebenarnya aku tahu bahwa di ujung gang sana ada seorang tukang pijat yang terkenal di sekitar rumahku, tapi laki-laki, namanya Pak Mat. Tidak bisa kubayangkan bahwa tubuh molekku ini bakal dipijat oleh seorang tukang pijat laki-laki, bisa-bisa yang dipijat nanti hanya di daerah-daerah tertentu saja.

Akhirnya aku dapatkan juga seorang tukang pijat wanita. Namanya Mbak Jan yang rumahnya juga tidak begitu jauh dari rumahku. Kucoba untuk mendatangi rumah Mbak Jan yang jaraknya hanya sekitar dua ratus meter dari rumahku.

Kebetulan Mbak Jan ada di rumah dan bersedia datang ke rumah untuk memijatku. setelah berganti pakaian dan membawa sedikit perlengkapannya, Mbak Jan mengikutiku pulang.

Mbak Jan usianya masih relatif muda, hanya sedikit lebih tua dariku. Perkiraanku Mbak Jan saat ini berusia sekitar 35 tahun. Namun di usianya yang relatif masih muda itu Mbak Jan sudah menjanda. Ia hidup bersama ibunya, satu-saJanya orang tuanya yang masih tersisa.

Mbak Jan sudah 6 tahun bercerai dengan suaminya yang telah kawin lagi dengan wanita lain karena perkawinannya dengan Mbak Jan tidak dikaruniai anak. Cerita tentang Mbak Jan ini kuperoleh dari Mbak Jan sendiri saat memijat tubuhku. Sambil memijat Mbak Jan bertutur tentang kehidupannya padaku.

Walau tinggal di Surabaya, Mbak Jan tetap seperti layaknya orang udik, pengalamannya masih sedikit sekali soal dunia modern, namun untuk urusan sex sepertinya Mbak Jan punya cerita tersendiri. Semuanya akan kukisahkan pada ceritaku kali ini.

Sesampai di rumahku, Mbak Jan kuajak langsung masuk ke kamarku yang sejuk ber-AC. Suhu udara di luar sana bukan main panasnya, beberapa bulan terakhir ini kota Surabaya memang sedang dilanda cuaca panas yang luar biasa, konon panasnya mencapai 37 derajat celcius.

Kubuka kancing hemku dan kutanggalkan hingga bagian atas tubuhku yang mulus terpampang dengan jelas sekali. Payudaraku tampak segar dan ranum dengan ujung puting susuku yang bersih berwarna merah muda sedikit kecoklatan. Rok miniku juga kutanggalkan.

Kini tubuhku sudah hampir telanjang bulat, hanya tersisa CD yang kukenakan. Mata Mbak Jan tampak terkagum-kagum pada bentuk tubuhku yang ramping dan sexy, terlebih saat melihat bentuk CD-ku yang mini itu.

Aku saat itu memakai G String berenda yang ukuran rendanya tak lebih dari seukuran satu jari melingkari pinggangku, selebihnya sepotong rendah yang tersambung di belakang pinggangku, turun ke bawah melewati belahan pantatku, melingkari selangkanganku hingga ke depan.

Tepat di bagian vaginaku, terdapat secarik kain berbentuk hati kecil yang keberadaannya hanya mampu menutupi bagian depan liang vaginaku.

Lalu aku tengkurap di tempat tidur dengan hanya memakan CD. Mbak Jan mulai memijat telapak kaki, mata kaki, betis, naik lagi ke pahaku. Awalnya aku biasa-biasa saja, pijatan tangannya juga terasa pas menurutku, tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu keras yang dapat menyebabkan terasa lebih sakit setelah dipijat.

Menurutku, cara memijat Mbak Jan cukup baik. Setelah memijat kaki kanan, kini Mbak Jan berpindah memijat kaki kiriku, urutannya seperti tadi. Kini giliran pahaku bagian atas yang dipijat juga kedua belahan pantatku.

“Mbak! CD-nya kok modelnya lucu ya?” tanya Mbak Jan lugu mengomentari bentuk CD-ku.

“Emangnya kenapa Mbak Jan?” tanyaku padanya.

“Oh enggak Mbak! Kalau dipakai kok seperti tidak pakai CD aja ya? Bokong (pantat) Mbak tetap kelihatan, dan bagian depannya, jembut (bulu kemaluan) Mbak juga kelihatan, Hii.. Hii.. Hii..! Kalau aku sih tidak berani pakai CD yang model begitu”, oceh Mbak Jan masih mengomentari bentuk CD yang kupakai saat itu.

Sambil mengngoceh dan bercerita, tangan Mbak Jan tetap memijat pahaku. Yang kini dapat giliran adalah pahaku bagian atas, tepatnya di daerah pangkal paha dan belahan pantatku. Aku sengaja tidak menjawab ocehannya karena aku ingin menikmati pijatannya. Sambil sedikit tiduran, mataku kupejamkan saat dipijat Mbak Jan.

Letak kedua kakiku dibentangkan terpisah agak lebar sehingga posisi pahaku terbuka. Mbak Jan memijat bagian dalam pahaku yang bagian atas dekat selangkanganku hingga aku merasakan sedikit geli, tapi enak sekali.

Selain pegalku di bagian kaki dan paha mulai sedikit berkurang, aku juga mulai merasakan horny, apa lagi saat jari-jari Mbak Jan memijat bagian pangkal pahaku. Jarinya sempat menyentuh gundukan vaginaku hingga rasanya ujung CD-ku mulai lembab. UnJangnya Mbak Jan sudah mulai pindah posisi memijat punggungku, naik ke leher dan berakhir di kepalaku.

Selesai memijat bagian belakang tubuhku, Mbak Jan mengambil body lotion dan dioleskannya ke kaki dan pahaku. Rasanya sedikit dingin saat mengenai kulitku. Kalau tadi memijat, kini Mbak Jan ganti mengurut tubuhku mulai dari telapak kaki, betis hingga pahaku.

Kembali saat mulai mengurut pahaku bagian atas aku merasa geli, terlebih saat paha bagian dalamku yang diurut olehnya.

“Mbak! CD-nya dilepas aja ya, toh percuma pakai CD cuma sepotong begitu, lagian kita kan sama-sama wanita dan tidak ada orang lain di kamar ini, soalnya nanti kena hand body nyucinya susah”, pinta Mbak Jan padaku.

Tanpa menjawab, kumiringkan sedikit tubuhku sambil sedikit membungkuk. Kubuka CD-ku dan kulepas dengan bantuan ujung kakiku. Kini aku telah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku. Posisiku kembali tengkurap menunggu tangan Mbak Jan kembali mengurut tubuhku.

Mbak Jan kembali ke tugasnya mengurut bagian bawah tubuhku yang sudah dilumuri body lotion tadi. Jarinya kembali bersarang di pangkal pahaku bagian dalam, sambil sekali-sekali mengurut kedua gundukan pantatku. Aku tidak hanya merasakan pegalku mulai berkurang, namun aku juga merasakan seperti ada suatu rangsangan tersendiri menyerang tubuhku bagian bawah.

Mulutku menggigit bantal yang kupakai untuk menopang daguku saat tengkurap karena menahan rasa geli di selangkanganku, manakala jari tangan Mbak Jan menyentuh bibir vaginaku. Terkada sentuhannya masuk lebih dalam lagi hingga menyentuh celah belahan bibir vaginaku.

Terus terang liang vaginaku mulai bawah hingga cairan bening tak terbendung mulai membasahi liang dan dinding dalam vaginaku. Saat mengurut gundukan pantatku, seakan dengan sengaja jari Mbak Jan disentuhkannya ke vaginaku kembali hingga ujung jarinya sempat menyenggol ujung klitorisku.

Aku jadi tersiksa sekali karena menahan hasrat birahi yang timbul akibat sentuhan tangan dan jari Mbak Jan saat memijat dan mengurut bagian bawah tubuhku. UnJangnya urutan Mbak Jan segera pindah ke punggungku, terus naik ke leher dan kembali berakhir di kepalaku.

Kalau di bagian atas tubuhku, aku masih tidak merasakan suatu rangsangan seperti tadi. Namun rupanya setelah selesai memijat kepalaku, Mbak Jan kembali memijat dan mengurut kedua bongkahan pantatku, yang tenJanya pangkal pahaku kembali menjadi sasarannya pula.

Aku tak kuasa menolak, karena selain kupikir Mbak Jan toh juga seorang wanita, dan juga normal karena pernah bersuami walau sudah lama bercerai.

Aku toh akhirnya juga menikmati semua sentuhan tidak disengaja maupun mungkin disengaja saat jari-jari tangannya mengusap bagian luar vaginaku. Sampai akhirnya aku benar-benar tidak tahan lagi.

“Sudah! Cukup! Terima kasih ya Mbak”, ujarku akhirnya.

“Kok sudah toh Mbak?”, Tanya Mbak Jan padaku.

“Bagian depannya belum diurut lho! Ayo telentang Mbak, kuurut sebentar perutnya supaya ususnya tidak turun”, tambah Mbak Jan dengan sedikit memerintah.

Herannya aku menurut juga. Dan lalu aku pun telentang di hadapan Mbak Jan. Mbak Jan mulai kembali mengolesi body lotion ke bagian dada dan perutku. Mbak Jan langsung mengelus bagian atas dadaku dekat leher sedang jarinya mengurut ke bawah ke arah payudaraku.

Kemudian area sekitar payudaraku juga diurut lembut mirip elusan. Aku yang sudah horny sejak tadi jadi lebih blingsatan lagi hingga akhirnya aku tidak tahan untuk tidah mengaduh.

“Aduuh! Geli Mbak!” protesku, tapi Mbak Jan diam saja sambil terus mengurut pinggiran payudaraku.

Kemudian perutku diurut dari setiap penjuru mengarah ke pusar. Kini giliran pahaku diurut oleh Mbak Jan. Cara mengurutnya naik ke atas menuju pangkal paha, letak kakiku dipisahkan agak lebar sehingga posisiku lebih terkangkang lagi. Mbak Jan terus mengurut pahaku. Saat mengurut bagian dalam pahaku, aku menggeliat tak karuan.

Kemudian Mbak Jan mengurut mulai tepat di atas vagina menuju pusarku. Katanya ini adalah untuk menaikkan usus dalam perutku agar supaya tidak turun ke bawah. Aku diam saja tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun, terus terang pijatannya memang enak hingga pegal yang ada di tubuhku sedah tidak terasa lagi. Namun selain itu aku juga mendapatkan rangsangan seksual dari cara Mbak Jan mengurutku.

“Sudah, sekarang yang terakhir” kata Mbak Jan sambil membuka lebar pahaku.

Mbak Jan berpindah posisi duduknya. Kini dia berjongkok tepat di hadapan selangkanganku yang terkangkang lebar. Kedua tangannya secara bersamaan mengurut kedua pahaku, dari arah lutut menuju selangkangan hingga aku jadi menggeliat tidak karuan menahan geli.

Kemudian kedua ibu jarinya mengurut-urut celah lipatan selangkangan dekat vaginaku dengan cara mengurutnya dari bawah ke atas terus berulang-ulang. Bibir vaginaku menjadi saling gesek karenanya hingga rangsangan dahsyat melanda bagian bawah tubuhku dan akhirnya aku tak kuasa lagi mengendalikan nafsu birahiku sendiri hingga tanpa perlu merasa malu lagi pada Mbak Jan, jariku kuarahkan ke klitorisku dan terus kugosok-gosokkan sambil mengangkat dan menggoyang-goyang pantatku.

Aku akhirnya orgasme di hadapan Mbak Jan. Persetan kalau mau dia tertawa, bathinku. Namun ternyata Mbak Jan tetap cuek saja sampai aku selesai melepaskan orgasme. Lalu kubayar ongkos Mbak Jan memijatku dan kuminta dia untuk pulang sendiri.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Pijat Selakangan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Vaginanya Rasa ABG

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Aku ingin menceritakan kisahku untuk pertama kalinya soal seks , sebelumnya aku ingin memperkenalkan diriku sendiri namaku Doni saat itu aku kelas 2 SMA, kedua orangtuaku selalu sibuk dengna pekerjaannya beliau sering menginggalkanku sendiri dirumah, karena bapakku seorang pengusaha dan ibuku selalu menemani kemana bapakku pergi.

Cerita Sex Vaginanya Rasa ABG

cerita sex tante, cerita hot tante, cerita tante hot, cerita hot tante tante, kumpulan cerita tante hot, cerita x tante, cerita tante tante hot, cerita sesk tante, cerita hot tante montok, cerita hot tante muda, kumpulan cerita hot tante, cerita tante haus, cerita ml tante tante, cerita hot tante cantik

Aku tinggal dilingkungan Perumahan kelas menengah. Di sebelah rumahku adalah rumah Pak RT, orang yang cukup berpengaruh disana. Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri.

Yang pertama namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.

Dengan Tante Is, Pak RT mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik, yang sulung namanya Erni sedangkan adiknya namanya Ana, umur keduanya hampir sebaya denganku. Istri keduanya namanya Tante Mawar, orang Bandung, kulitnya putih bersih.

Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Bodynya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia sering fitness, apalagi Tante Mawar senang berpakaian sexy yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya. Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres. Tante Mawar orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seusiaku, termasuk aku.

Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku tiga hari sebelumnya karena ketahuan mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian.

Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi dua orang negro. Satu orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu dari belakang dengan posisi nungging.

Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya. Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot vagina cewek itu.

Desahan dan erangan mereka membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku mengeras. Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.

“Lagi ngapain Don?” suara seorang wanita mengejutkanku.

Ternyata Tante Mawar sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian sangat sexy, dengan kaos ketat dan rok super mini. Dia memandang karah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.

“Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.

“Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.

“Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kevaginanya cewek belum?” tanyanya cuek.

“Be.. belum pernah Tante” sahutku.

“Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta.

Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.

“Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.

“Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.

Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kontolku, aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku, diciumnya bibirku.

Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali isapannya diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah mengeras.

Kuremas-remas buah dadanya, dia menggelinjang keenakan. Kutarik kaos ketatnya, aku terperangah, dia tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku.

Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan bersih. Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku.

Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana pendekku. Bibirnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.

“Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.

Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang sexy. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Tante Mawar berdiri dihadapanku.

Vaginanya berada pas diwajahku. Dia menarik kepalaku, mendekatkannya pada vaginanya. Aku mengerti maksudnya, minta dijilati vaginanya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya, terus mendekati bibir vaginanya.

“Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke lubang vaginanya.

Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi vaginanya kujilati, vaginanya basah.

“Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya.

Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang vaginanya. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam. Sudah setengah batang kontolku masuk.

Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku. Dia menjerit ketika kontolku amblas dilubang vaginanya. Dia mulai menaikturunkan pantatnya dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit.

“Gimana sayang enak khan?” tanyanya.

“Enakk sekali Tante, vagina Tante sempit sekali” jawabku.

“Sudah lama sekali Tante tidak merasakannya sayang”.

“Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.

“Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyaku.

“Iya, iya sayang” jawabnya singkat.

Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan menyodok-nyodokan pantatku keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek.

Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir vaginanya. Sudah sekitar 30 menit kami berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.

“Akh.. oohh.. aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit.

Kurasakan vaginanya berkedut-kedut.

“Akuu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.

“Keluarin didalem aja sayang, aku ingin punya anak darimu” pintanya memelas.

Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang vaginanya.

“Kamu puas khan sayang?” tanyanya.

“Puas sekali Tante” sahutku pendek.

Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat badanku segar kembali.

“Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanyanya meminta.

Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku tepat diatas vaginanya.

Aku mulai menjilati dinding vaginanya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh dinding vaginanya kujilati. Kucari-cari tititnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Dia meringis.

Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Tante Mawar tak mau ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya.

Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan. Tante Mawar memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.

“Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.

Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang vaginanya. Sedikit demi sedikit kontolku masuk kelubang vaginanya.

Sstt! Dia mendesis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang vaginanya yang basah dan memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Tante Mawar membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.

“Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.

Vaginanya berkedut-kedut. Vaginanya menjepit kontolku.

“Akhh.. aku keluarr.. sayang” dia melenguh.

kurasakan vaginanya basah oleh cairan. Tante Mawar telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa. Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang masih tegang ke lubang anusnya.

“Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.

“Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.

Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.

“Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.

Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.

“Akkhh.. aku mau keluarr.. Tante” aku berteriak histeris.

Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Tante Mawar menjilati sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.

“Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.

“Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.

Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.

“Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.

“Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.

“Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.

Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Malam itu Tante Mawar menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.
Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Vaginanya Rasa ABG appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live