Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Sex – Luar Biasa Nikmatnya

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Perkenalkan namaku Karin umur 28 tahun berasal dari Bengkulu. Aku sudah berkeluarga dengan Satu anak yang masih berusia 5 tahun. Aku dan R suamiku hidup sangat romantis dan sebenarnya keharmonisan kami sudah terbentuk sejak kami masih berteman (R adalah rekan kerja satu kantor sampai sekarang) yang seiring berjalannya waktu kamipun berpacaran.

Cerita Sex Luar Biasa Nikmatnya

cerita sex three some, cerita gangbang hot, cerita bokep terlengkap, cerita cerita sange, cerita ngentub, cerita baru panas, cerita 3 some, cerita thresome, cerita tresome

Ternyata keasikan pertemanan kami setelah memasuki masa pacaran tidak mengalami perubahan malah semakin kompak karena untuk pulang kerumah aku tidak perlu kuatir jam berapapun karena R dengan setia siap mengantarku pulang atau kalau aku yang lembur maka R akan pulang duluan lalu kembali ke kantor untuk menjemput.

Maklumlah sekalipun posisiku dikantor masih tergolong pegawai biasa tetapi kesibukan seolah tidak pernah berhenti dan aku sangat menikmati pekerjaan itu.

Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan.

Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat “melunakkan” hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah.

Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100% kepadaku. Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.

Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi.

Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Teo (26) dan Rendi (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.

Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya.

Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang.

Tiga hari pertama semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam. Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan. Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Teo menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari solusinya.

“Bukan apa-apa Teo, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di Tanggerang”

“Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Muti bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Dana membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin,” usul Teo

“Boleh juga, usul diterima” sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan Teo.

Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Teo mengantarku ke cottage yang dimaksud.

Setiba disana ternyata tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali.

“Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak”

Rupanya reaksiku ini disambut oleh Teo, “kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Rendi enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?”

“Boleh saja,” jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.

Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah mereka mau berbuat macam-macam.

Tak lama kemudian Rendipun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi.

Tapi baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..

Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan?? Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah kuatur sesuai selera.

Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Teo dan Rendi sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Teo yang mengenakan kaos singlet sedangkan Rendi bertelanjang dada saja membiarkan dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.

“Maaf Mbak Dana aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basah”

Rendi berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.

“O ya, tapi sudah dijemur kan?” tanyaku basa basi.

“Sudah sih,” jawab Rendi sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.

“Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Dana.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha” ganggu Teo sambil melirik ke aku dan kulihat Rendi semakin malu.

Rupanya introduksinya Teo tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML.

Dari situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Teo sangat piawai dalam teknik sex. Teo terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.

Lain halnya dengan Rendi yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Rendi sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan “adik”nya sudah meronta-ronta.

Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Teo pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.

Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai.

Begitu juga dengan Rendi yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena memiliki kontol yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Rendi.

“Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya.

Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami”

Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan..

Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Teo dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Rendi duduk dilantai sambil menikmati Teo yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Rendi memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.

Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang apalagi pijitan Teo sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Teo dan Rendi melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.

“Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu”

Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku.

Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku..

Dan akhirnya Rendi mengalah membiarkan Teo melahap kemaluanku dengan rakusnya, selanjutnya giliran Rendi yang berbeda dari Teo.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Rendi lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku..

Setelah puas menggeluti kemaluanku Teo mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Teo lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi mengangkang..

“Teo apa yang mau kamu lakukan??”

Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Teo memberi kode kepada Rendi yang kemudian Rendi menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Rendi ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi..

Dengan tetap lembut Rendi menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan kontol milik Rendi sementara dibawah sana Teo rupanya asik mencukuri kemaluanku..

Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika “pekerjaan” Teo selesai Rendipun mencabut kontolnya dari mulutku.

Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-buluku Teo memulai tugas lainnya, kontolnya yang tidak kalah besarnya dari milik Rendi segera melompat dari celana pendeknya..

Sehingga yang terlihat sekarang Tiga insan berlawanan jenis sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Teo sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut kontol Teo yang besar dan penuh urat..

“Sshh..”

Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang kemaluan Teo sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku..

Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Teo..

Selang beberapa lama Teo tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan kontol masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Teo memberiku kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.

Tak lama kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Rendi sedang dalam posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan Dua kontol besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku..

Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.

Kadang aku melayani sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.

Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Teo dan Rendi ditambah 3 orang temannya yang lain.. Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku R.
Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Luar Biasa Nikmatnya appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex – Desahan Mba Dhera

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Malam pun bercerita akan kisahku dengan tetangga saya yang bernama Dhera , kami sudah berumah tangga yang mana Mba Dhera sudah mempunyai suami dan aku sudah mempunyai istri , untuk saat ni suami mb Dhera sedang pergi keluar kota beberapa hari dan istriku dirumah dan aku punya banyak cara agar bisa ngewe dengan mba Dhera.

Cerita Sex Desahan Mba Dhera

 cerita sex perselingkuhan, cerita perselingkuhan terbaru, cerita perselingkuhan ibu rumah tangga, cerita cerita perselingkuhan, cerita perselingkuhan ibu, cerita perselingkuhan di kantor, cerita ngesek perselingkuhan, cerita perselingkuhan wanita, cerita perselingkuhan istriku, cerita perselingkuhan bergambar, cerita mesum perselingkuhan, cerita perselingkuhan dengan tetangga, perselingkuhan cerita, cerita perselingkuhan sampai hamil, cerita perselingkuhan tetangga, cerita hubungan perselingkuhan, cerita perselingkuhan terpanas, cerita birahi perselingkuhan, cerita bokep perselingkuhan

“Mas Miko, aku kok kayaknya nggak pernah bosen ya ‘ngewe’ sama kamu…” kata Dhera.

“Lha, memangnya kalo sama Andre, bosen..? Kan dia suamimu,” jawab saya agak gr.

“Bukannya gitu. Kalo sama Mas Andre gayanya itu-itu saja, dan lagi kontolnya Mas Andre kan nggak sebesar punya Mas Miko,” jawab Dhera jujur sambil mengurut batang kemaluan saya yang kembali mengeras.

“Ndak boleh gitu lho Mir. Andre itu kan suamimu, dia baik lagi. Tapi, masa bodo lah, yang penting memek istrinya enak banget. Ya sudah ‘ngentot’ lagi yuk, mana toketmu, sini, aku mau ‘nenen’..!”

Ketika kami mau mulai babak keempat, Vina, anak Dhera yang jadi sering melihat maminya di ‘acak-acak’, masuk ke kamar.

“Mi, masih main kuda-kudaan ya..? ” tanyanya polos.

“Iya, baru mau main lagi, kenapa Vin..? kata Dhera.

“Vina mau bobo, tapi Vina takut, temenin Vina ya Mi, Om Miko main kuda-kudaanya di kamar Vina aja ya..!” pintanya penuh harap.

Ya sudah, akhirnya saya dan Dhera pindah arena ke kamarnya Vina. Sambil masih bertelanjang bulat, kami berusaha menina-bobokan Vina yang katanya tidak kangen sama papinya, dia malah menganggap saya papi kandungnya.

Baru sekitar 10 menit si Vina tertidur dan 3 menit si Dhera menghisap batang kemaluan saya, telephone di kamar Dhera berdering.

“Mas, aku ngangkat telephone dulu ya, kali aja dari Mas Andre.” kata Dhera.

“Ya, jangan lama-lama..” jawab saya.

Setelah hampir 5 menit, Dhera balik lagi ke kamar dengan wajah bingung.

“Mas, adikku mau kesini. Dia sudah ada di depan komplek. Gimana nih..?” kata Dhera.

“Siapa..? Si Lani..? Dia bareng suaminya nggak..?” tanya saya berusaha tidak panik.

“Nggak sih, kan dia lagi pisah ranjang sama Gery. Sudah 4 bulan ini.” jawab Dhera.

“Ya sudah, kalo dia kesini, ndak apa-apa. Bilang aja aku lagi nemenin kalian. Apa susahnya sih?”

Tidak lama kemudian Lani datang. Dia adalah wanita cantik berusia sekitar 25 tahun, dengan ukuran dada sekitar 34B (hampir sama dengan kakaknya), kulit putih bersih dan hidung yang bangir. Malam itu dia mengenakan ‘Tank Top’ warna biru ditutup dengan Cardigan hitam dan celana Capri (ketat, sedengkul) warna putih.

“Malam Mbak, Eh.., ada siapa nih..?” kata Lani.

“Ini Mas Miko, tetanggaku. Dia datang kesini mau nemuin Mas Andre, tapi nggak ketemu.” Dhera menjawab.

“O iya, kenalin Mas, ini adikku, Lani. Re, ini namanya Mas Miko.”

“Lani,” katanya sambil bersalaman dengan saya.

“Miko,” jawab saya.

“Kamu kenapa kesini..?” kata Dhera, “Tumben-tumbenan, mana malem-malem lagi. Kamu nggak takut apa? Daerah sini rawan pemerkosaan lho..!”

Si Lani menjawab sambil melepas Cardigan-nya dan memamerkan keindahan buah dadanya, yang dapat membuat laki-laki sesak nafas itu, katanya, “Ngapain takut, kalo diperkosa malah seneng. Aku sudah hampir 5 bulan lho Mbak, nggak ‘gituan’..!”

“Kamu ini kalo ngomong sembarangan,” kata Dhera sambil melirikku, “Kasian Mas Miko tuh, lagi tanggung, nanti dia ngocok disini lagi.”

“Tanggung..? Emangnya kalian lagi ngapain..? Wah, macem-macem nih kayaknya..!” tanya Lani penasaran.

Si Dhera menjawab, “Kenapa emangnya..? Mau ikut nimbrung..? Suntikannya Mas Miko besar lho..!”

Saya dari tadi hanya diam dan tersenyum mendengar ‘adik’ saya dibicarakan dua wanita cantik.

Lalu saya angkat bicara, “Kamu ini ngomong apa sih Mir..? Emangnya kamu sudah pernah liat burungku apa..?” kata saya menggoda.

“Iya nih, Mbak Dhera. Emang udah pernah liat..?” kata Lani.

“Wah, jangan macam-macam deh Mas, mendingan kita lanjutin pertandingan tadi. Kamu mau ikutan nggak Re..?” ajak Dhera sambil kembali melepas dasternya dan melucuti celana pendek saya.

Melihat hal ini, Lani memekik pelan, “Wah, itu kontol..? Gede banget, boleh nyobain ya Mas..?”

“Ya sudah, kamu hisap-hisap ya Re..!” kata saya, “Nah, Mir kesinikan memekmu biar kujilatin..!”

Lalu kami bertiga bermain dengan riang gembira. Saya duduk di sofa, sementara Lani jongkok dan sibuk dengan batang kemaluan saya. Dhera berdiri menghadap saya sambil mengarahkan kepala saya ke liang vaginanya dan menjilatinya sampai kelojotan.

Saya tidak sadar waktu Dhera agak bergeser, ternyata Lani sudah tidak mengenakan apa-apa lagi, polos, telanjang bulat dan berusaha menjepit penis saya dengan kedua buah dadanya yang ternyata memang besar dan membuat gerakan naik turun.

“Ya, terus Re, enak banget..!” kata saya, sementara Dhera sudah duduk di sebelah kiri saya sambil mengulum bibir saya.

“Mas Miko, aku mau masukin ke memek ya..!” pinta Lani penuh harap.

Ketika melihat dan mengamati kemaluan Lani, saya agak kaget. Selain botak, vagina Lani juga masih terlihat sempit. Dalam hati saya berpikir, ini kakak beradik punya kemaluan kok ya sama.

Lalu Lani membelakangi saya dan memasukkan batang kemaluan saya ke dalam vaginanya yang sempit itu dengan perlahan-lahan. Dhera yang juga sedikit terengah-engah memasukkan jari saya ke dalam liang kemaluannya yang mulai basah.

Lani benar-benar memperlakukan batang kemaluan saya dengan baik. Gerakan maju mundurnya sangat hebat dan terkadang dikombinasi dengan gerakan berputar. Menyikapi hal ini, saya lalu mengangkat badan Lani dan saya balikkan, hingga kami beradu pandang, dengan posisi penis saya tetap di dalam vaginanya yang keset-keset basah.

Lani ternyata sangat ahli dengan posisi duduk, dia terus naik turun berusaha mengimbangi hujaman-hujaman penis saya yang makin lama makin dalam menembus pertahanan liang vaginanya.

Setelah hampir 10 menit, Lani berkata, “Mas aku keluar..!”

Tapi herannya dia masih saja menggoyang pantatnya. Sementara itu, Dhera ada di belakang Lani sambil memeluk dan meremas buah dada Lani.

3 menit kemudian, giliran saya yang bilang, “Re, aku mau keluar nih, di dalam apa di luar..?”

“Di luar saja Mas, aku mau minum pejunya,” jawab Lani semangat.

“Re, cepat lepas..!” kata saya sambil mengocok batang kemaluan saya dengan cepat dan mengarahkannya ke mulut Lani yang sekarang sudah jongkok di bawah saya.

Ternyata benar, mulut Lani tidak hanya menampung sperma saya yang banyak, tapi juga benar-benar berkumur dan menelannya.

Melihat hal itu, Dhera yang vaginanya tidak aktif, langsung mendekati batang kemaluan saya dan mengulumnya lagi.

Saya yang sudah banjir keringat langsung berkata kepada Dhera, “Mir, yang bersih ya, saya istirahat dulu sebentar.”

Sambil Dhera terus disibukkan dengan pekerjaannya, saya menyuruh Lani mendekat dan langsung mengulum bibirnya yang tipis dan beraroma sperma.

Tidak lama kemudian, batang kemaluan saya mulai menegang lagi. Mengetahui perbuatannya berhasil, Dhera dengan tindakan super cepat menarik saya ke lantai dan menyuruh saya telentang.

Dhera dengan cepat juga langsung menduduki penis saya dan menjepitnya dengan kemaluannya. Dengan posisi seperti itu, tangan saya diberi kesempatan untuk meremas payudara Dhera dan memainkan putingnya yang agak kecoklatan.

Setelah hampir 10 menit mengerjai batang kemaluan saya, gerakan Dhera mulai agak mengendur. Saya tahu, dia sudah orgasme.

Melihat hal ini, saya membalikkan badan Dhera, dan sekarang dia yang telentang. Kedua kaki Dhera yang putih itu saya buka lebar-lebar sambil menusuk vaginanya dengan gerakan yang amat cepat dan teratur. Erangan dan desahan Dhera sudah tidak saya dengarkan sama sekali.

Sekitar 3 menit kemudian, saya sudah tidak dapat menahankannya lagi. Dengan posisi penis masih di dalam vagina Dhera, saya menyemprotkan cairan sperma saya untuk yang kedua kalinya malam ini. Liang senggama Dhera yang saya perhatikan beberapa hari ini sudah agak melebar, tidak kuat menampung cairan sperma saya yang kental dan banyak. Melihat hal itu, Lani langsung menjilati vagina kakaknya berusaha mendapatkan air mani lagi sambil tangannya mengocok penis saya.

Vina yang sudah tidur rupanya terbangun karena berisik.

“Mami, aku nggak bisa tidur, itu ada siapa..?”

“Eh Vina, ini Tante Lani. Kok kamu nggak tidur..?” tanya Lani sambil menyuruh Vina mendekat.

“Nggak bisa tidur Tante. Mami kenapa..? Kok kakinya terbuka, Mami sakit lagi ya..?” tanya Vina polos.

“Mami nggak sakit. Justru Mami malah sehat, kan Mami habis Om suntik, nanti sebentar lagi juga bangun.” jelas saya.

“Kok Tante Lani telanjang juga? Habis disuntik juga ya sama Om Miko?”

“Iya, soalnya Tante lagi sakit memeknya jadi disuntik.” kata Lani sambil mengelus vaginanya sendiri.

“Memek apa sih Tan..?” tanya Vina.

Sambil membersihkan kemaluan Dhera, saya berkata ke Vina, “Ini yang namanya memek Vin. Ini gunanya buat masukin jarum suntiknya Om Miko.”

“Vina juga punya Om.” kata Vina sambil menyingkap rok tidurnya.

“Iya, tapi punya Vina belom boleh disuntik. Nanti kalo sudah besar, boleh deh..!” kata Lani sambil tersenyum.

Selama seminggu Lani menginap di rumah Dhera, kami bertiga hampir tiap malam mengadakan acara begituan bersama. Vina yang selalu melihat aksi kami selalu tertawa kalau saya menyemprotkan sperma ke mulut mami dan tantenya.

“Ha.., ha.., ha.., Mami sama Tante Lani dipipisi Om Miko.” katanya lucu.

Pernah sekali waktu, ketika istri saya sedang pergi, Lani main ke rumah dan minta disenggamai di lubang pantat. Karena menarik, saya lakukan saja dan ternyata itu enak sekali, seperti menjebol kemaluan perawan.

Sekali waktu, pernah juga salah seorang teman kantor saya main ke rumah ketika dua kakak beradik itu kebetulan sedang ada di rumah saya. Karena tertarik dengan Dhera, teman saya itu mengajak Dhera main di atas meja makan saya. Saya dan Lani hanya diam dan tertawa melihat teman saya menghajar kemaluan Dhera sampai Dhera mengalami multi orgasme.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Desahan Mba Dhera appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Merintih dalam Hati

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Panggil saja namaku Etika bentuk tubuh yang langsing warna kulit putih , payu dara yang maontok dan pantat yang semok terlihat dari aku memakai pakain SMA, aku mudah bergaul dan supel, jadi teman teman ku dari kelas 2 dan 1 banyak, selain itu guruku juga memuji bahwa aku mempunyai kecerdasan yang baik aku selalu mendapat ranking walaupun tidak rangking pertama.

Cerita Sex Merintih dalam Hati

cerita sex Pelajar, cerita sex panas Pelajar, cerita sex terbaru Pelajar, cerita sex hot Pelajar, cerita sex foto Pelajar cerita sex mesum pelajar

Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris

Orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil.

Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Vicky (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

“Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.

Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.

“OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!

Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.

Ketika Pak Vicky mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

“Alaa.., Etika, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

Pak Vicky menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.

Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Vicky tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

“Sorry, ya Pak”.

Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Vicky.

Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Vicky dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama.

Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Vicky, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

“Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Memang tampak Pak Vicky hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan,

“Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.

Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”

Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Vicky tanya, “Udah laper, Et?”.

Aku jawab, “Lumayan, Pak”.

Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.

Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.

Sewaktu Pak Vicky pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Vicky pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam.

Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main.

Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

Tidak disangka-sangka suara Pak Vicky tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

Pak Vicky hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

Syukurlah Pak Vicky tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.

Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.

Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.

Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Vicky menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

Begitu tiba di dalam kamar, Pak Vicky bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Vicky dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

Pak Vicky bertanya lagi, “Sakit, Et”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Vicky semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Vicky pun naik dan bertanya.

“Enak, Et?”

“Lumayan, Pak”.

Tanpa bertanya lagi langsung Pak Vicky mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku.

Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Vicky berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

“Boleh saya seperti ini, Et?”.

Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Vicky menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku.

Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

Kelihatan Pak Vicky agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Vicky memperingatkan,

“Tahan sakitnya, ya, Et”. Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, “Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Vicky sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Vicky tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Vicky mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”. Pelukan kedua tangan Pak Vicky semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya.

Semakin lama gerakan penis Pak Vicky semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Vicky kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Vicky semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas.

Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Vicky agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.

Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, “Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.
Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, “tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.

Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.

Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Vicky juga tertidur.

Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Vicky dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Vicky hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Vicky masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Vicky menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.

Setelah semua selesai, Pak Vicky membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Vicky memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku.

Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Vicky untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Vicky walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran.

Pernah Pak Vicky menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.
Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Merintih dalam Hati appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Orgasme Bersama

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Waktu luang di sela sela pekerjaan aku mengobral dengan salah satu staffku yang bernama wiwik, obrolan kita menyinggung tentang hal dewasa dia bertanya kepadaku apa itu orgasme dan aku sedikit bingung untuk menjawabnya karena sulit untuk menjelaskan lewat kata kata, mungkin dia belum tau pentinggnya orgasme dalam tubuh.

Cerita Sex Orgasme Bersama

 cerita sex perselingkuhan, cerita perselingkuhan terbaru, cerita perselingkuhan ibu rumah tangga, cerita cerita perselingkuhan, cerita perselingkuhan ibu, cerita perselingkuhan di kantor, cerita ngesek perselingkuhan, cerita perselingkuhan wanita, cerita perselingkuhan istriku, cerita perselingkuhan bergambar, cerita mesum perselingkuhan, cerita perselingkuhan dengan tetangga, perselingkuhan cerita, cerita perselingkuhan sampai hamil, cerita perselingkuhan tetangga, cerita hubungan perselingkuhan, cerita perselingkuhan terpanas, cerita birahi perselingkuhan, cerita bokep perselingkuhan

Termasuk Wiwik salah satu staffku ini, selama menikah 2 tahun lalu, dia belum tahu apa itu orgasme, yang dia tahu hanya rasa enak saat penis suaminya memasuki kewanitaannya, Dan berakhir saat penis suaminya menyemprotkan cairan hangat kedalam kewanitaannya.

Aku hanya geleng-geleng kepala mendengar ceritanya, lalu aku korek lebih jauh tentang perasaan, foreplay, gaya, waktu, dan lain-lain tentang hubungannya dengan suaminya, Dengan malu-malu Wiwik pun menceritakan dengan jujur bahwa selama ini memang dia sendiri penasaran dengan apa yang namanya orgasme namun dia tak tahu harus bagaimana

Yang jelas saat berhubungan dengan suaminya dia cukup foreplay, bahkan suaminya senang mengoral kewanitaannya sampai banjir, dan selama penis suaminya masuk sama sekali tidak ada rasa sakit, yang  ada hanya enak saja namun tidak bertepi, rasanya menggantung tidak ada ujung, dan tahu-tahu sudah berakhir dengan keluarnya sperma suaminya ke dalam kewanitaannya.

“Kira-kira berapa lama penis suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?” tanyaku.

“Mungkin sekitar 10 menit” jawabnya pasti.

“Gaya apa yang dipakai suami kamu?”

“Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala”

Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yang polos.

“Kira-kira berapa besar penis suami kamu?”

“Berapa ya?, saya tidak tahu Pak!” jawabnya bingung.

Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku ada tidak kekurangan akal.

“Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tidak?”

Wiwik diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat.

“Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!”

Aku tak dapat menahan senyumku.

“Maksud kamu, ‘helm’nya masih nongol?”

“Ya!” Wiwikpun tersenyum juga.

Aku suruh tangannya menggenggam, aku pandangi secara seksama tangannya yang sedang mengepal, yang berada dalam genggamanku, sungguh halus sekali, Namun aku sadar bahwa aku ditempat umum.

“Aku perkirakan penis suami kamu berukuran 10-14 cm, berarti masih normal, Wi!”

“Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.

“Keras sekali, Pak, seperti batu!”

Aku diam sejenak mencoba berfikir tentang penghambatnya meraih orgasme, sebab dari pembicaraan tadi sepertinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Wiwik tidak bisa meraih orgasmenya?

“Kok diam Pak?”

“Aku lagi mikir penyebabnya.”

“Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar” terangnya.

Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Wiwik sendiri membantahnya.

“Tapi, tidak mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari sepuluh menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan.”

Aku sedikit mengerti maksudnya,

“Maksud kamu, kalau 10 menit kamu maunya semenit lagi? Namun kalau 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi?” tanyaku.

“Ya, betul, kenapa ya Pak?”

Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, kemungkinan besar ada titik dalam vaginanya yang belum tersentuh secara maksimal, Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis.

“Ya udah Wi, nanti kita terusin via SMS, oke?”

“Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku.

Di meja kerjaku, aku kembali memikirkan benar-benar masalah yang Wiwik hadapi, sebenarnya ada niat untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, karena setelah aku pikir-pikir Wiwik punya kelebihan di Buah dada dan pantatnya yang besar juga kulitnya yang bersih dengan bulu-bulu halus,

Namun Wiwik akrab dengan istriku, dan aku sendiri kenal sudah lama dengannya dan suaminya, ini yang jadi masalah, Lama aku berfikir, akhirnya aku putuskan untuk mencoba menolongnya semampuku tanpa mengharapkan apapun darinya, Aku yakin aku bisa membantunya berbekal pada pengalamanku selama ini.

Aku kirim SMS kepadanya, “Wi, Sepertinya masalah kamu agak kompleks, Kalau sempat, bisa tidak nanti pulang kerja kita cari tempat yg enak utk mengobrol?”

5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga, Aku jadi tegang sendiri, jangan-jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar, Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Wiwik, aku baca isinya.

“Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya”

Aku tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lalu aku balas kembali,

“Wi, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tidak enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga”

Singkat kata Pukul 5 sore kami janjian ketemu di sebuah rumah makan yang nyaman di daerah Jakarta timur, Suasana rumah makan yang agak temaram menambah rileks obrolan kami, Sambil makan kami melanjutkan obrolan kami yang tadi siang,

Aku utarakan kesimpulan sementaraku bahwa ada kurang sentuhan di area vaginanya, aku sarankan agar nanti malam mencari titik tersebut dan jika sudah ketemu aku suruh Wiwik meminta kepada suaminya untuk menekan lebih kuat saat hubungan intim, Wiwik mengangguk mengerti.

“Menurut Bapak, apakah body saya cukup bagus?”

Tiba-tiba saja Wiwik bertanya seperti itu. Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Wiwik kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yang aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme.

“Wi, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau vagina kamu tidak wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja yang menurut kamu negatif, itu faktor yang sangat penting dalam meraih orgasme, Ingat Wi, kalau tubuh kamu tidak bagus kan tidak mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!”

“Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan?”

“Tapi, saya tidak nyaman dengan perut saya yang tidak ramping”

“Wi, yang lebih gendut dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku perut kamu tidak terlalu gendut, Biasa saja!” jawabku tegas.

“Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilangkan rasa tidak percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yang kamu bilang tidak berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!”

Aku jadi terkesan menyuruh, mungkin karena dikantor Wiwik bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan. Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Wiwik sampai tempat dia biasa menunggu angkot.

Keesokan paginya, Aku baru saja ngopi dan HP baru aku aktifkan, Sudah ada pesan dari Wiwik, bunyinya singkat, “Belum berhasil, Pak!”.

Aku lihat dikirim jam 23.10 malam, berarti kemungkinan Wiwik mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya.

Sampai dikantor aku baru membalas SMSnya.

“Memang kenapa?”

Tak lama Wiwik pun membalasnya.

“Tidak tahu kenapa, apa nanti sore kita bisa ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak.”

Aku berfikir tentang arti pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau hanya perasaanku saja? Atau memang dia hanya ingin mengobrol saja? Sebagai lelaki jelas aku tidak mungkin menampiknya, Sorenya kami janjian di tempat yang kemaren, dan ungkapan Wiwik yang jujur sangat mengagetkanku.

“Pak, terus terang, keinginan saya untuk meriah orgasme jadi tambah kuat, tapi herannya malah saya inginnya dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak”

Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Wiwik kembali melanjutkan pembicaraannya.

“Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?”

Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hati bahwa kemungkinan Wiwik terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yang berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tidak mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku.

Namun hal ini tidak aku ungkapkan kepadanya.

Suasana hening diantara kami beberapa saat, tapi tiba-tiba saja tangan Wiwik meraih tanganku,

“Pak.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya

Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah di antara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya,

“Wi, Bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?” suaraku terasa agak bergetar, mungkin agak canggung.

“Terserah Bapak deh” jawabnya manja sambil mencubit tanganku.

Pucuk dicinta ulampun tiba, aku segera membayar makanan kami dan langsung menuju hotel, sepanjang jalan ke hotel, jari-jari kami saling bertaut mengantarkan kehangatan ke jiwa kami, Dan setelah sampai di kamar hotel yang asri, Kami lamgsung mulai.. Meskipun awalnya agak canggung, Namun akhirnya kami dapat menikmati semuanya,

Masih dalam keadaan berpakaian, aku memeluk tubuh Wiwik yang padat, bibir kami saling melumat lembut, kadang lidah kami saling kait dan saling dorong, sehingga gairah di dada kami semakin membuncah,

Satu per satu pakaian kami bertebaran dilantai, seiring dengan nafsu kami yang semakin menggebu, Kini Seluruh organ tubuhku bekerja untuk memenuhi hasrat Wiwik, aku rebahkan tubuh mulusnya di ranjang, sungguh pemandangan yang indah dan mendebarkan, dengan kulit tubuh yang putih bersih kontras dengan bulu-bulu halus dipermukaan kulitnya apalagi di kemaluannya yang begitu lebat menghitam. Aku langsung mengelus buah dadanya yang padat dengan lembut, sementara mulut dan lidahku menciumi dan menjilati centi demi centi tubuhnya tanpa terlewati,

“Tubuh kamu bagus sekali, Wi!” Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.

Sementara Jilatanku sudah sampai pada vaginanya, aku sibakkan bulunya dengan lidahku, aku kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung vaginanya, Jari-jariku ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting buah dadanya yang semakin mencuat, Sehingga membuat Wiwik mengerang dalam nikmat,

Sementara Wiwik pun tidak tinggal diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yang satunya lagi meremas-remas dan mengocok senjataku sehingga semakin meregang kaku dalam genggamannya, Yang aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih besar dari pada punya suaminya, Gairah yang membuncah didadaku membuat aku lupa bahwa aku punya tugas untuk mengantarnya meraih orgasme.

Tubuh kami berguling-guling dikasur saling memberikan rangsangan dan kenikmatan, hingga akhirnya  Wiwik sendiri yang tidak tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangkangi tubuhku, dan langsung memegang senjataku untuk dibimbing kedalam liang surganya,

Perlahan, centi demi centi, senjataku memenuhi rongga vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat dan hangat disenjataku, Cengkraman vaginanya yang begitu kuat terasa mengurut senjataku, Wiwik terus menggoyangkan pantatnya yang bulat padat,

Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir keringat mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Wiwik berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang kaku, dan wajahnya agak memerah melepas orgasmenya,

Aku berhasil mengantarnya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.

“Terima kasih, Pak” ia mencium keningku.

“Saya masih mau lagi” ucapnya serak.

Sungguh diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih orgasme, Wiwik begitu liar, hanya beberapa detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir disetiap gaya Wiwik bisa meraih orgasmenya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah orgasme tapi dia belum puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan orgasmeku,

Aku benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas buah pantatnya yang bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan dalam spermaku, sentuhan buah pantatnya di pangkal senjataku menambah sensasi tersendiri.

“Wi, aku mau keluar, di dalam atau di luar?” sambil aku mempercepat kocokanku.

“Di dalam aja Pak, cepat sodok yang kuat!” erangnya.

Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Wiwik yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang vagina Wiwik.

Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali.

Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, namun Wiwik kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya istriku sekali orgasme tidak bisa lagi orgasme, Namun memang pernah aku baca ada wanita yang seperti Wiwik.

Akhirnya waktu jualah yang harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan istriku dan Wiwik dengan suaminya, Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Wiwik yang tidak bisa aku lupakan,

Vaginanya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan, Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Wiwik sendiri pun jelas sangat membutuhkan orgasme dariku, Karena terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan suaminya, entahlah sampai kapan.
Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Orgasme Bersama appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Terbayang Sama Papa

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Lisna yang sehabis lulus dari sekolahnya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di Bandung, dengan postur yang sangat ideal Lisna termasuk wanita yang cantik, tinggi tubuhnya yang semampai, cerdas tak heran dia masuk ke perguruan yang dia inginkan, Lisna sudah mempunyai pacar sejak dibangku SMA namanya Bayu dia setia dan serius dalam menjalani masa pacarannya.

Cerita Sex Terbayang Sama Papa

cerita sex sedarah, cerita ml sedarah, cerita ngesex sedarah, sedarah cerita, cerita hubungan sedarah, cerita sedarah bergambar, cerita ngetot sedarah, cerita 18 sedarah, cerita sedarah keluarga, cerita sedarah panas, cerita sedarah baru, daftar cerita sedarah, cerita seks sedarah, cerita sedarah kakak, cerita bokep sedarah, cerita nakal sedarah, cerita ngntot sedarah, cerita sedarah adik, cerita sedarah new, cerita sedarah terkini, cerita sedarah 18, cerita wanita sedarah, cerita cerita sedarah

“Mau kemana lagi, Lis?” tanya Bayu sambil melirik ke Lisna.

“Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,” jawab Lisna sambil bersandar pada jok mobil, matanya terpejam.

Bayu sekilas melirik pada paha Lisna yang putih mulus. Rok mini yang dipakai Lisna naik tersingkap dengan posisi duduk Lisna tersebut.

“Lis, kita ke motel dulu, ya..?” ajak Bayu.

“Yee, kamu horny ya?” kata Lisna melirik Bayu sambil tersenyum.

“Habisnya aku tidak tahan melihat kamu…” kata Bayu sambil tersenyum pula.

“Ya sudah, mau dimana?” tanya Lisna sambil tangannya mengelus paha Bayu yang sedang mengemudi.

Bayu tak menjawab. Hanya senyuman saja yang tampak di wajahnya sementara mobil diarahkannya menuju sebuah motel..

“Buka dong semua pakaian kamu,” kata Bayu sementara dia sendiri melucuti semua pakaiannya.

“Ih dasar otak horny!” kata Lisna tersenyum sambil melepas seragam kuliahnya.

“Aku cinta kamu..” kata Bayu sambil memeluk tubuh telanjang Lisna dari belakang.

Satu tangan meremas buah dada Lisna, sementara satu tangan mengelus dan mengusap memeknya.

“Mmhh…” desah Lisna sambil terpejam. Tangan Lisna menggenggam kontol Bayu yang sudah tegak dan sesekali mengenai belahan pantatnya.

“Mmhh.. Enak sayang…” bisik Bayu ketika Lisna mengocok kontolnya.

Lisna tersenyum dan langsung membalikkan badannya menghadap Bayu lalu mengecup bibirnya. Bayu membalas kecupan bibir Lisna dengan hangat.

“Hisap, dong…” bisik Bayu di telingan Lisna.

Lisna tersenyum sambil merendahkan badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya tepat di depan kontol Bayu yang sudah berdiri tegak. Lidah Lisna mulai menjilati kepala kontol Bayu sementara tangannya tetap mengocok batangnya.

“Ohh.. Enak sayang…” bisik Bayu sambil memompa kontolnya pelan ketika Lisna mulai mengulum batang kontolnya.

Jilatan, hisapan serta kocokan tangan Lisna pada kontolnya membuat Bayu mengejang menahan nikmat.

“Gantian dong…” kata Lisna sambil bangkit setelah beberapa waktu.

Lisna bersandar ke dinding sambil berdiri. Bayu jongkok lalu diciumnya bulu kemaluan Lisna. Lisna memejamkan matanya dan melebarkan kakinya ketika lidah bayu mulai menelusuri belahan memeknya.

“Oww.. Enak banget, sayang,” kata Lisna sambil memegang kepala Bayu dan mendesakan ke memeknya.

Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah Bayu bermain di lubang memek dan kelentitnya bergantian.

“Ohh.. Sshh…” desis Lisna merasakan kenikmatan yang tak terhingga.

Lisna terpejam dan mendongak sambil mendesakkan kepala Bayu lebih keras ke memeknya ketika ada sesuatu yang sangat nikmat tiada tara yang mau keluar..

“Ohh.. Ohh.. Ohh…” Lisna menjerit pelan tertahan ketika mencapai puncak orgasmenya.

Terasa ada yang menyembur hangat enak di dalam memeknya.

“Mmhh.. Enak sekali sayang,” kata Lisna sambil agak membungkuk lalu mencium bibir Bayu yang masih basah oleh cairan memeknya.

Bayu sepertinya sudah tidak tahan lagi. Setelah membalas ciuman Lisna sesaat, segera ditariknya tubuh Lisna ke atas ranjang. Lisna telentang sambil membuka kakinya lebar. Dengan tak sabar Bayu segera menaiki tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke memek Lisna.

Tangan Lisna segera menggenggam dan membimbing kontol Bayu ke lubang memeknya. Dengan sekali desakan, kontol Bayu sudah masuk ke memek Lisna. Kontol Bayu keluar masuk memek Lisna disertai bunyi khas..

“Mmhh…” Lisna mendesah sambil terpejam sementara pinggulnya bergoyang mengimbangi gerakan Bayu.

“Enak sekali, sayangghh…” desah Bayu.

Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi bersetubuh mereka lakukan, Bayu hampir mencapai puncak kenikmatannya. Kontol Bayu semakin cepat keluar masuk memek Lisna. Ketika puncaknya, Bayu segera mencabut kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir ranjang. Lisna yang sudah terbiasa, langsung mengerti.

Kontol Bayu yang masih basah oleh cairan memeknya segera dikulum han dihisap kuat sambil dikocok pelan. Bayu terpejam sambil memegang kepala Lisna dan mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut Lisna. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani Bayu tumpah di dalam mulut Lisna yang terus menghisap kontolnya.

“Wohh.. Enak sekali, sayang,” ujar Bayu dengan nafas berat.

Lisna tersenyum sambil menjilati batang dan kepala kontol Bayu dari sisa air maninya yang masih menempel. Lalu mereka berciuman..

“Cepat pulang ah…” kata Lisna setelah mereka selesai berpakaian dan merapikan diri.

“Ya sayang…” kata Bayu sambil menggandeng Lisna keluar kamar.

Sesampai di rumah, Bayu segera pulang setelah berpamitan kepada Papa dan mama Lisna.

“Lama amat sih, Lis?” tanya mamanya.

“Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke tempat makan,” kata Lisna ringan sambil segera ke kamarnya untuk ganti pakaian.

Malam harinya, ketika mereka sedang nonton TV, Papa dan Mama Lisna segera bangkit dari tempat duduk karena sudah waktunya jam tidur.

“Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti sakit kepala,” kata mamanya kepada Lisna.

“Iya, Mam.. Tanggung nih film sedang seru-serunya,” kata Lisna sambil matanya terus melihat TV.

Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah beberapa menit, telinga Lisna menangkap suara ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya Lisna sudah mengerti apa yang sedang terjadi di kamar orang tuanya. Lisna bersikap cuek saja awalnya.

Tapi rasa penasaran dihatinya membuat Lisna ingin mengintip mereka. Segera Lisna bangkit lalu mengendap mengintip dari lubang kunci. Walaupun tidak terlalu jelas tapi Lisna dapat melihat Papa Mamanya sedang bersetubuh.

Darah Lisna berdesir karenanya. Ketika mata Lisna melihat buah zakar dan kontol papanya yang keluar masuk memek Mamanya, darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah selesai bersetubuh, papanya bangkit dan mengelap kontolnya yang basah.

Tampak jelas di mata Lisna betapa kontol papanya lebih besar dari kontol Bayu. Lisna segera berdiri, mematikan TV lalu segera bergegas masuk kamarnya.

Di atas ranjang, Lisna tidak bisa memejamkan matanya. Terbayang terus persetubuhan Papa Mamanya tadi, terlebih ketika terbayang kontol Papanya yang besar.. Perasaan Lisna jadi gelisah.

Sejak saat itu Lisna secara sadar arau tidak selalu memperhatikan gerak gerik Papanya. Apalagi bila Papanya hanya memakai kolor saja. Mata Lisna selalu mencuri pandang ke paha dan selangkangan Papanya. Papa Lisna waktu itu berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap.

Suatu malam..

“Pijitin pundak Papa, Lis.. Pegal amat,” kata Papa Lisna waktu mereka nonton TV.

“Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Lisna gampang mijitnya,” kata Lisna.

Papanya segera turun dari kursi lalu duduk di lantai. Lisna segera memijit pundak Papanya sambil nonton TV.

“Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa…” kata Mamanya sambil bangkit dan menuju kamarnya.

“Lisna sayang Papa,” bisik Lisna sambil merangkulkan tangannya ke leher Papanya.

“Nah, biasanya suka ada maunya kalau kamu sudah begini,” kata Papanya sambil tersenyum dan menoleh ke Lisna.

“Mm.. Lisna tidak minta apa-apa kok, Pa…” bisik Lisna lagi manja.

“Lisna hanya mau bilang kalau Lisna sayang Papa,” kata Lisna sambil mencium pipi Papanya.

Papanya diam sambil tersenyum sambil tanganya memegang tangan Lisna yang sedang memeluk dirinya dari belakang.

“Tumben kamu manja begini,” kata Papanya sambil menoleh dan menatap Lisna lama.

Lisna tersenyum lalu mencium pipi Papanya lagi berkali-kali. Darah Lisna mulai berdesir.

“Ada apa sih, Lis?” kata Papanya lagi sambil tersenyum.

Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir mungil Lisna mengecup bibirnya.

“Lisna sangat sayang Papa,” bisik Lisna lirih sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya.

Papa Lisna pada awalnya kaget atas tindakan putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan hangat bibir Lisna bisa menghangatkan perasaan dan gairahnya. Dibalasnya ciuman Lisna dengan hangat pula.

“Mm…” suara Lisna terdengar pelan.

Papa Lisna bangkit lalu duduk berhadapan dengan Lisna. Kembali dilumat bibir Lisna dengan agak panas. Lisnapun membalasnya dengan agak panas pula. Tangan Lisna bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil tetap berciuman diremasnya pelan kontol Papanya. Terasa kontol Papanya mulai bergerak tegak dan tegang..

“Lisna sayang Papa,” kembali Lisna berbisik.

“Papa juga sama…” kata Papanya dengan nafas memburu.

“Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu,” kata Lisna sambil bangkit dan menarik tangan Papanya ke kamar belakang.

Papanya menurut mengikuti Lisna. Lisna langsung memeluk dan melumat bibir Papanya dengan liar, Papanyapun membalasnya semakin panas. Tangan Lisna mulai berani disusupkan dan masuk ke celana kolor Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan meremasnya pelan.

“Mmhh…” suara Papanya tertahan karena masih berciuman.

Lisna kemudian melepaskan pelukannya lalu merendahkan tubuhnya hingga jongkok. Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut hingga kontol besarnya yang tegak tampak di depan wajahnya. Lisna mengocok pelan kontol Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya terpejam sambil memegang kepala Lisna.

“Ohh…” desah Papanya.

Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut Lisna. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya bergetar lalu… Crott! Crott! Crott! Air mani Papanya muncrat di dalam mulut Lisna. Lisna dengan tenang menelannya habis. Lisna lalu berdiri sambil tersenyum.

“Lisna pengen, Pa..” pinta Lisna berbisik.

“Tidak bisa sekarang sayang,” kata Papanya sambil membetulkan celananya.

“Kapan, Pa?” kata Lisna sambil memeluk dan mengecup bibir Papanya.

“Kamu pulang kuliah jam berapa?” tanya Papanya.

“Jam 11, Pa…”

“Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus jam 12 untuk makan siang, lalu kita cari tempat…” kata Papanya sambil tersenyum.

“Iya, Pa…” kata Lisna sambil tersenyum pula.

“Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput, ya?” kata Papanya. Lisna mengangguk.

“Sekarang tidurlah,” kata Papanya sambil mencium bibir Lisna mesra.

Besok harinya sesuai dengan rencana, Lisna dijemput di kampus.

“Mau makan siang dimana?” tanya Papanya.

“Tidak usah makan siang, Pa…” kata Lisna manja.

“Langsung saja…” kata Lisna tersenyum.

Papa Lisnapun tersenyum. Mobil langsung di arahkan ke hotel. Di dalam kamar, mereka langsung berciuman. Lisna menatap mata Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya satu demi satu.

“Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita sedikit sayang. Papa harus segera ke kantor lagi,” kata Papanya sambil tersenyum lalau melepas semua pakaiannya.

Lisna juga sama. Tubuh Lisna telentang di atas ranjang. Papanya segera duduk di pinggir ranjang. Tangannya mulai mengelus dan meremas buah dada Lisna. Lisna terpejam menikmati belaian Papanya itu.

Sementara tangannya dengan segera meraih kontol Papanya yang sudah tegang besar. Diremas dan dikocoknya pelan. Tangan Papanya mulai turun ke memek Lisna. Diusap dan di gosoknya memek Lisna dengan mesra.

Lalu salah satu jarinya mulai memainkan kelentit dan lubang memeknya bergantian. Lisna terpejam sambil menggigit bibir sementara tangannya tak henti mengocok kontol Papanya.

“Cepat masukkan, Pa…” pinta Lisna.

Papanya tersenyum lalu bangkit dan segera menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya ke memek ke belahan memek Lisna. Lisna menatap mata Papanya sambil tangannya segera meraih kontol dan mengarahkan ke lubang memeknya. Dengan sedikit desakan, kontol Papanya perlahan masuk ke memek Lisna. Lisna terpejam merasakan rasa nikmat dari orang yang sangat disayanginya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi.

“Ada apa sayang?” tanya Papanya sambil terus memompa kontolnya.

“Lisna sangat bahagia bisa bersama Papa saat ini,” kata Lisna sambil memeluk erat Papanya.

“Lisna sangat sayang Papa,” bisik Lisna.

“Papa juga sangat sayang kamu,” kata Papanya.

Lisna tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat luar biasa dirasakan oleh Lisna saat itu. Siang itu Lisna dan Papanya dengan liar bersetubuh bermandi peluh dan desahan serta jeritan kenikmatan.

Sampai akhirnya terasa kontol Papanya berdenyut tanda akan mencapai orgasme. Dicabutnya kontol dari memek Lisna lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya.

Tapi Lisna dengan segera bangkit dan langsung menghisap serta mengocok kontol Papanya sampai akhirnya.. Crott! Crott! Air mani Papanya menyembur banyak di dalam mulut Lisna. Lisna menelannya dengan tenang lalu tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Lisna.

“Kamu hebat sayang…” bisik Papanya.

“Lebih hebat dari Mama kamu,” kata Papanya lagi.

“Lisna sayang Papa…” bisik Lisna sambil tersenyum.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Terbayang Sama Papa appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Meraba Vaginaku

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Umurku yang beranjak dewasa naik kelas 2 SMA aku orangnya tipe pemalu di antara temanku, jujur saja aku naksir seorang pria yang mana aku malu untuk untuk mengutarakan, dikamar aku sering membayangkan kalau bisa bercinta dengannya bersetubuh dengannya dan pada akhirnya aku hanya onani mengusap ngusap vaginaku sendiri.

Cerita Sex Meraba Vaginaku

cerita sex terbaru, cerita dewasa, cerita mesum terbaru, cerita sex mesum, cerita mesum 18, cerita mesum baru, cerita mesum terkini, cerita mesum 17, cerita mesum terhot, koleksi cerita mesum, mesum cerita, kumpulan cerita mesum bergambar, galeri cerita mesum, cerita mesum paling panas, cerita mesum dan fotonya

Pada awalnya sih aku hanya senang mengusap-usap clitorisku sambil melihatnya lewat cermin yang kuletakkan sedemikian rupa sehingga aku bisa memandangi vaginaku lewat kaca itu.

Mungkin karena keseringanku beronani dengan cara mengusap-usap bagian luar vagina dan clitoris lama-kelamaan aku kurang puas jika hanya meraba clitoris, tanganku mulai merambah daerah di bawah clitoris, meraba-raba bibir vaginaku yang mungil kemerahan dan ternyata rasanya lebih nikmat meskipun geli sekali.

Kadang-kadang bibir itu aku buka dengan tangan kiri dan jari tangan kananku masukkan pelan-pelan ke dalam lubangnya, pada awalnya sih terasa sakit tapi lama-kelamaan nikmat sekali, aku putar-putar jariku dalam lubang sambil sesekali aku memasukkan dalam-dalam berusaha meraih tonjolan yang berada di ujung lubang vagina dan rasanya selangit deh rasa-rasanya aku ingin memasukkan jari ini dan menggerakkan keluar masuk secara cepat, terpikir olehku bagaimana rasanya kalau yang ada di dalamnya adalah sebuah penis yang bergerak keluar masuk.

Tak terbayang bagaimana rasanya. Tapi aku belum berani melakukan hubungan seks dengan lelaki aku takut kalau hamil dan aku juga belum punya pacar.

Karena keenakan hampir setiap hari aku beronani terkadang aku berpikir, aku hyperseks tapi biarin deh yang penting nikmat. Karena seringnya beronani maka pada saat di kamar terkadang aku sengaja tidak mengenakan celana dalam dan hanya mengenakan kaos dan rok atau hanya mengenakan daster sehingga aku bebas meraba vaginaku.

Sewaktu mengganggur sendirian di kamar aku sering memandangi vaginaku lewat kaca cermin sambil membersihkannya dari cairan-cairan atau merapikan rambut-rambut kemaluanku yang mulai panjang, bahkan aku menyediakan waktu khusus untuk merawat vaginaku.

Suatu saat aku bangun pagi-pagi sekali dengan kondisi sangat bernafsu, memang nafsuku sangat tinggi pada hari-hari menjelang haidku datang atau pada beberapa hari setelah haid, padahal sebelum tidur aku telah beronani, pagi itu aku bingung mau bagaimana antara ingin memuaskan diriku sendirian atau berhubungan seks karena malam itu aku mimpi berhubungan seks dengan seseorang.

Kemudian aku keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi ingin pipis dulu, saat lewat di ruang makan aku melihat pisang yang ada di atas meja makan sisa tadi malam.

Tanpa pikir panjang aku mengambil pisang itu satu dan aku bawa masuk ke kamar. aku langsung rebahan di atas tempat tidur dan memulai beraksi.

Aku meraba-raba vaginaku, sebentar saja vaginaku sudah sangat basah, dan aku melepas daster yang kukenakan sehingga aku langsung telanjang bulat karena aku hanya mengenakan daster. Pada saat itu aku tidak bisa menceritakan bagaimana rasanya nafsuku benar-benar tinggi.

Jari-jariku dengan liar merambah seluruh bagian vaginaku, bahkan sampai clitorisnya aku pencet-pencet hingga nikmatnya luar biasa.

Kalau biasanya hanya satu jari yang kumasukkan ke liang vagina maka sekarang dua jari aku masukkan bersamaan dan rasanya memang nikmat sekali sampai sampai seluruh badanku tergetar keenakan.

Kemudian kuambil pisang yang tadi aku ambil dari meja makan. Aku kupas dan kemudian kumasukkan ke dalam vagina sambil membayangkan bahwa itu sebuah penis, saat mulai masuk nikmat sekali kemudian setelah separuh lebih masuk dan dibiarkan di sana dalu sambil menikmati bagaimana rasanya.

Kemudian pisang itu kugerakkan keluar masuk secara pelahan, rasanya nikmat sekali dan pisang itu aku gerakkan terus keluar masuk dengan tangan kanan sementara tangan kiriku mengusap-usap clitorisku yang menonjol kemerah-merahan.

Sambil terus menggerakkan pisang itu aku berpikir kenapa tidak dari dulu kugunakan benda ini kalau  rasanya sangat nikmat begini, beberapa saat kemudian terasa olehku seperti ingin pipis yang tertahan dan nikmat yang luar biasa itu tandanya aku segera akan orgasme dan benda itu aku gerakkan dalam-dalam,

Ya ampun nikmatnya dan akupun orgasme dengan pisang yang sepertiga masuk ke dalam vagina, aku sangat menikmati orgasme ini dan aku biarkan pisang itu ada di sana dan tanganku pelan-pelan meraba-raba kedua payudaraku yang tidak pernah terjamah saat aku onani karena aku lebih tertarik pada vaginaku, kuusap-usap putingku pelahan sambil menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini.

Setelah puas kutarik pisang itu pelan-pelan tapi pisang itu patah separuh dan yang separuhnya masih ada di dalam vaginaku, setengah panik aku berusaha mengeluarkan separuh bagian pisang itu dengan tangan tapi tak berhasil malah pisang itu makin masuk ke dalam.

Aku sangat bingung harus bagaimana, padahal hari ini aku juga harus ujian sekolah, aku langsung masuk ke kamar mandi dan dengan selang air aku berusaha menyemprot vaginaku dengan air biar pisang itu keluar, tapi tak berhasil juga malah bibir-bibir vaginaku menciut karena kedinginan, mau bilang pada Mama aku malu setengah mati. Akhirnya kuputuskan untuk ke rumah sakit setelah ujian nanti dan akupun bergegas berangkat ke sekolah.

Setelah selesai berpakaian dan dandan, aku mencoba berjalan tapi ya ampun terasa ada sesuatu yang menganjal di dalam vaginaku, maka cara berjalankupun lucu aku tidak bisa berjalan dengan langkah biasa karena ada pisang dalam vaginaku.

Sesampai di sekolah aku takut kalau teman-temanku tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam vaginaku, pelan-pelan aku jalan dengan langkah yang aneh. Sesampainya di depan kelas banyak teman yang memperhatikan langkahku bahkan ada yang bertanya kenapa Rien kok langkahnya kayak robot? aku diam saja sambil tersenyum kecut. “lecet ya kakinya?”.

Untung dia menebak dulu dan tinggal aku iyakan. Saat dudukpun aku bingung soalnya saat dipakai duduk pisang sialan ini sangat terasa kalau mengganjal dan aku juga khawatir bagaimana kalau nanti pisang ini keluar dan terjatuh saat aku sedang berjalan malu kan?

Akhirnya aku mengerjakan ujian dengan tidak konsen dan segera ingin pulang. Saat pulang karena sangat tidak enak saat dipakai berjalan aku naik becak, hatiku ragu-ragu untuk ke rumah sakit, Bagaimana nanti aku bilang pada dokter atau perawat? duh malunya! Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja.

Sesampai di rumah aku lepas semua pakaianku, aku coba lagi mengeluarkan pisang itu tapi ternyata sulit sekali akhirnya karena kelelahan aku tertidur dengan kondisi telanjang dan kaki yang mengangkang karena posisi itulah yang paling nikmat.

Sore hari, aku terbangun dan berusaha lagi mengeluarkannya setelah makan siang yang terlambat. Aku berdiri dengan setengah berjongkok sehingga vaginaku terbuka lebar dan jari tangan kananku mencoba mengeluarkannya sementara tangan kiriku berpegangan pada tempat tidur biar tidak jatuh. Tapi sia-sia saja usaha ini karena jari-jariku sulit menjangkaunya, akhirnya karena setengah putus asa aku gunakan sebuah sumpit mie ayam untuk mencoba mengeluarkannya.

Dengan posisi yang sama pelan-pelan kumasukkan sumpit itu pelahan dan setelah terasa sampai di pisang aku songkel pelan-pelan pisang itu karena terasa agak sakit. Pelan-pelan terasa olehku kalau pisang itu akan keluar kemudian tangan kiri aku gunakan untuk membuka bibir vaginaku biar pisang itu mudah keluar.

Dan akhirnya.., telepok.., pisang itu keluar dan terjatuh di antara kedua kakiku, lega sekali rasanya. Ketika aku melihat pisang yang sudah jatuh itu aku agak geli juga benda itu bentuknya sudah tak karuan dan baunya juga sudah tercampur dengan bau vaginaku, setengah hari dia berada di dalam vaginaku dan membuatku kebingungan setengah mati.

Kemudian aku buang pisang itu dan aku ke kamar mandi untuk membersihkan vaginaku dari sisa-sisa pisang.

Akhirnya aku kapok menggunakan pisang untuk beronani dan kemudian aku berencana untuk membeli sebuah dildo (penis buatan) untuk beronani. Dan aku sarankan buat teman-teman cewek kalau kalian ingin beronani dan akan memasukkan sesuatu benda yang menyerupai penis ke dalam vagina kalian jangan menggunakan pisang.

Kalaupun akan menggunakan pisang gunakan yang masih mentah (hijau) karena masih keras dan tidak mudah patah kemudian gunakanlah secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak patah.

Dan kalau cairan vaginamu sangat banyak jangan menggunakan pisang meskipun pisang mentah karena cairan yang banyak akan melembekkan pisang itu dan membuatnya cepat patah.
Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex – Meraba Vaginaku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Mantan Pacar ku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Mantan Pacar ku – Tanggal 25 Oktober 2003 malam adalah merupakan malam yang penuh bahagia sekaligus ujian berat bagiku. Sari salah seorang mantan pacarku waktu di SMP sebagaimana telah kuceritakan tempo hari mengenai pertarunganku dengan dia di atas selembar papan penyangga meja belajarnya sewaktu kami belajar bersama di rumahnya. Kemudian kami aku lanjutkan bersama mamanya di lantai cucian sumur tua di tengah sawah. Hampir 10 tahun sudah, aku tidak pernah mengetahui kabar beritanya, apalagi berhubungan dengannya.

 

 

cerita-sex-mantan-pacar-smp-ku-300x225

Cerita Sex: Mantan Pacar ku

 

Cerita sex – Jantungku terasa hampir copot dan pikiranku tiba-tiba terasa kacau ketika aku menerima telepon sewaktu kami sekeluarga sedang menyantap hidangan ayam, malam itu.

“Halo, apa betul ini rumahnya Pak Aidit dan bisa bicara dengannya?” katanya lewat telepon.
“Yah betul, dan saya sendiri. Siapa ini yah?” jawabku dalam telepon.
“Ha ha haa, rupanya Kak Aidit ini sudah lupa denganku yah atau sudah sombong karena sudah tenang kehidupannya sekarang?” tawanya menyindir.
“Maaf aku tidak pernah miliki watak seperti itu, lalu anda ini siapa?” kataku benar-benar bingung dan tidak tahu bicara dengan siapa.
“Okelah, jika memang kamu sama sekali tidak mengetahui siapa diriku, aku akan jelaskan. Masih ingatkah peristiwa 20 tahun yang lalu ketika kita belajar bersama di rumahku, lalu kita..” belum ia sempat selesai mengingatkanku, aku tiba-tiba mengingatnya peristiwa yang dimaksud.
“Oh yah, aku hampir lupa. Lalu peristiwanya sudah lama sekali” kataku sambil mengurangi volume suaraku dan aku tiba-tiba tersentak ketika.
“Dari siapa itu Kang dan peristiwa apa yang dimaksudkannya” istriku tiba-tiba bertanya padaku sambil tercengang mendengarkan pembicaraan kami lewat telepon.

Tapi aku tidak segera menjawab pertanyaannya, melainkan aku terus melanjutkan pembicaraan kami di telepon, sambil kuangkat sebelah tangan mengarah ke istriku agar ia sabar sebentar.

“Di mana kamu sekarang?” tanyaku sama Sari biar cepat jelas.
“Saya ada di Wisma Mariana kamar no.7 kutunggu sekarang, ada sesuatu yang penting saya bicarakan dengan kamu dan..” jawabnya, lalu saya tutup telepon sebelum ia selesaikan bicaranya.

Setelah aku duduk kembali meneruskan makan di depan istriku, nampaknya istriku sudah tidak sabar lagi ingin mengetahui penelpon dan peristiwa yang dimaksud tadi. Bahkan ia sempat menghentikan makannya sejenak.

“Siapa itu tadi Kang, mau apa dia dan apa urusannya denganmu?” tanya istriku serius sekali, bahkan nampak ada rasa cemburu di wajahnya.
“Oh, itu tadi teman lamaku yang baru pulang dari Jakarta. Katanya ada program bisnis baru yang akan ditawarkan padaku. Jadi ia minta aku datang ke rumahnya karena kangen sekali denganku sekaligus membahas soal program bisnis baru itu” jawabku berbohong agar ia tidak curiga.
“Teman wanita atau pria?” tanyanya penbuh kekhawatiran.
“Masa sih teman wanita mengajak ke rumahnya malam-malam begini” kataku.
“Tapi kedengarannya tadi di telepon suara wanita Kang” kata istriku.
“Oh, memang suaranya dari dulu begitu. Seperti suara wanita” lagi-lagi aku berbohong sama istri biar dia tidak melarangku menemuinya.

Sehabis kami makan, aku mengganti pakaian setelah duduk sejenak, lalu pamit sama istri untuk menemui penelpon tadi. Istri nampaknya sudah tidak ada rasa cemburu dan curiga lagi setelah aku jelaskan tadi.

“Kang, jangan terlalu larut malam pulangnya yah” pinta istriku ketika aku mulai stater motor vespaku.
“Namanya saja teman yang lama sekali tidak ketemu, tentu banyak hal yang kami bicarakan, apalagi soal bisnis tawarannya itu. Jadi kita lihat saja nanti.

Kalaupun pembicaraanku panjang lebar dan belum selesai hingga larut malam, maka silahkan dikunci pintunya, sebab mungkin kami tidur bersama di rumahnya untuk saling melepaskan rasa kangen kami” penjelasanku pada istri biar ia tidak meragukanku lagi.

Setelah aku tiba dan menanyakan kamar Sari di Wisma itu, aku lalu diantar oleh salah seorang pelayan laki-laki Wisma itu. Kamar Sari ternyata tidak tertutup menunggu kedatanganku.

“Hei, jam berapa kamu tiba di kota ini dan ada urusan apa sampai ngingap segala di Wisma ini. Nampaknya ada urusan penting yah? Kenapa tidak langsung ke rumah saja?” serentetan pertanyaan itu aku lontarkan pada Sari ketika aku sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

Ia nampak kebingunan menjawabnya satu persatu, sehingga ia hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arahku memanggilku masuk.

“Mari masuk Kak, aku sangat merindukanmu. Sudah lama kucari alamatmu dan ingin bertemu denganmu, tapi baru kali ini aku sempat. Maklum daerah tempat tinggalku terlalu jauh dari sini, sehingga sulit sekali kita saling bertemu” katanya sambil tersenyum seolah gembira sekali.

Aku langsung duduk di tepi rosban yang dilapisi kasur empuk, sementara sambil ia teruskan pembicaraannya, Sari berjalan ke arah pintu lalu menutup serta menguncinya dengan rapat seolah ia tidak membiarkan aku kembali dengan cepat atau mungkin ia inginkan aku menemaninya terus dalam kamar itu sampai segala urusannya selesai.

“Tadinya aku ragu dan takut meneleponmu karena jangan sampai istrimu marah dan curiga, sehingga malah menghalangi pertemuan kita.

Tapi tetap aku coba siapa tahu bisa berhasil, ternyata betul berhasil” katanya sambil duduk sekitar 30 cm dari tempat di mana aku duduk.

“Akupun tadi kaget dan merasa takut ketahuan istri ketika kuterima teleponmu. Untung aku masih bisa buat alasan yang bisa yakinkan dia” kataku menceritakan kegiatan kami di rumah saat ia menelpon tadi.
“Kamu betul-betul bersifat ular dan masih licik seperti dulu. Kukira kamu sudah insaf dan banyak berubah karena sudah beristri yang cantik, malah sudah punya 3 orang anak lagi. Ternyata sifatmu tidak banyak berobah, meskipun usiamu sudah lanjut. Apa jadinya kira-kira jika istrimu tahu soal pertemuan kita di wisma ini.

Aku tidak mau nanggung resikonya dan tidak tega melihat rumah tanggamu hancur seperti yang kami alami saat ini” komentarnya panjang lebar sambil mencubit pinggangku lalu sedikit bersedih, bahkan sempat keluar air matanya.

“Maaf Sari, aku tidak dapat dan tidak mungkin melupakan peristiwa bersejarah kita yang penuh kenikmatan 20 tahun yang lalu itu. Sayang nasib yang memisahkan kita sehingga kita tidak berjodoh. Tapi sudahlah semua itu adalah takdir yang harus kita terima. Sekarang kita lupakan saja semua itu, kita memikirkan dan menikmati pertemuan kita ini”.
“Kak, aku sangat merindukanmu. Jauh-jauh aku datang dari Banjarmasin tempat aku berdomisili saat ini hanya untuk bertemu denganmu” katanya sambil merapatkan tubuhnya ke tubuhku, bahkan bersandar di bahuku.
“Aku juga demikian sayang. Makanya apapun resikonya, aku tetap berusaha menemuimu di tempat ini. Aku sama sekali tidak bisa merasakan kebahagiaan dan kenikmatan yang sama ketika kita belajar bersama di rumahmu tempo hari” sambungku sambil memeluk tubuhnya, malah membelai rambutnya yang agak panjang dan terasa harum.

Ia tidak hanya bersandar dibahuku, tapi kali ini ia berbaring di atas kedua pahaku, sehingga aku mengelus-elus pipi dan kelopak matanya yang terasa sedikit basah. Entah karena sedih atau bahagia, tapi yang jelas air mata itu terasa hangat. Untuk membuktikan kasih sayang dan kerinduanku, aku mencoba mengecup pipinya yang putih bersih itu, sehingga ia menarik kepalaku lebih rapat lagi seolah ia tidak ingin aku menarik kecupanku itu.

“Kak, aku telah mengetahui seluruh keadaanmu sekarang ini dari mamaku di kampung, termasuk no. teleponmu. Apa kamu tidak ingin atau tidak mau ketahui keadaanku saat ini Kak?” tanyanya tiba-tiba sambil mengangkat kepalanya dan menatap wajahku.
“Oh yah, sempat kudengar tadi dari ucapanmu bahwa kamu tidak ingin melihat rumah tanggaku hancur seperti rumah tanggamu. Kapan kamu berumah tangga dan apa memang kamu kurang harmonis?” tanyaku padanya.
“Itulah Kak nasib buruk yang menimpaku. Tak lama setelah kuketahui bahwa kamu telah beristri, akupun frustrasi dan bergaul dengan banyak lelaki. Hingga akhirnya seorang lelaki seusiamu melamarku lalu aku terima menjadi suamiku.

3 Bulan kemudian kuketahui bahwa ia ternyata sudah memiliki istri sebelumku, malah sudah punya seorang anak. Aku tinggalkan dia dan menuntut cerai, tapi ia tetap tidak mau ceraikan aku. Aku lalu ke Banjarmasin dan tinggal di rumah sepupuku. Enam Bulan kemudian, tanpa bekal surat cerai aku menerima lamaran seorang pria yang usianya jauh lebih mudah di bawah usiaku” ulasannya panjang lebar.

Aku sangat tertarik mendengar pengalamannya itu, sehingga belum aku sempat mengomentari penjelasannya itu, ia terus cerita pengalamannya.

“Sialnya Kak, belum cukup satu tahun perkawinan kami itu, pria yang jadi suamiku itu kawin lagi dengan wanita Banjar sesukunya karena dipaksa oleh keluarganya dan tidak direstui perkawinannya denganku. Aku sakit sekali dan ingin rasanya bunuh diri, tapi tiba-tiba aku teringat dengan kebahagiaan yang pernah kualami 10 tahun lalu bersama Kak, sehingga aku bertekat untuk menemui Kakak dengan harapan kalau-kalau kebahagaian dan kasih sayang itu masih bisa kunikmati kembali sebelum aku meninggalkan dunia yang fana ini. Itulah yang mendorongku ke sini Kak” ceritanya panjang lebar sambil meneteskan airmata di pangkuanku.

“Sabar sayang, jangan putus asa. Masih banyak kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang bisa kita alami jika kita masih hidup. Semua itu adalah ujian yang tak bisa dihindari. Buktinya kan aku ini masih menyayangimu, mencintaimu, merindukanmu dan..” belum aku selesaikan ucapanku, ia tiba-tiba menutup mulutku dengan tangannya, lalu
“Jangan diteruskan Kak, aku takut menyakiti hati istrimu dan merusak kebahagiaan rumah tanggamu. Biarlah aku yang mengalami nasib buruk ini” katanya menyadarkanku kalau aku selama ini hidup rukun bersama istri.

“Kalau memang tujuanmu satu-satunya ke sini hanya untuk bertemu denganku, maka bersyukur dan berbahagialah sekarang karena kita sudah ketemu dan marilah kita saling melepaskan kerinduan kita mumpung masih sempat dan masih pagi” kataku sambil membelai tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya yang terjulur ke bawah lalu membaringkannya di atas kasur yang empuk, kemudian aku berbaring di sampingnya sambil memeluk tubuhnya dalam satu bantal dengan tetap meneruskan pembicaraan kami.

Entah siapa yang memulai, tapi kini kami sudah saling merangkul dan berciuman dan bermain lidah, malah tanpa kusadari pula siapa yang lebih duluan, yang jelas tanganku sudah mempermainkan dua buah dada yang terselip di balik baju dan BH yang dikenakan Sari, sementara tangan Sari sudah meraba-raba dan menggocok-gocok sebuah rudah yang berdiri tegak di balik CDku, padahal kami sama-sama masih berpakaian lengkap. Tanpa terdengar suara sepata katapun, tangan kami sangat aktifnya mempermainkan alat vital yang dulunya pernah kami permainkan.

“Aku buka bajunya yah sayang, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu yang pernah jadi pusat kenikmatanku” kataku berbisik sambil mempreteli baju dan celana panjang yang dikenakannya.

Ia hanya mengangguk, namun tanpa minta izin ia juga ikut membuka kancing bajuku satu demi satu yang diteruskan dengan membuka ikat pinggang, resteling dan melorotkan celana panjangku.

Kini kami berpelukan dan berpagutan dalam keadaan setengah bugil sambil bergulingan. Kadang Sari berbaring di kiri dan di kananku, bahkan di atas dan di bawahku. Kami sudah sama-sama sangat terangsang sehingga tanpa aba-aba lagi, aku langsung melepas BH-nya, sehingga nampak di depan mata saya dua benda putih tergantung yang tidak terlalu besar tapi montok, halus dan sedikit menonjol akibat rangsangan meskipun tak semungil ketika pertama kali kupegang dulu.

Kujulurkan ujung lidahku keputingnya yang mulai agak keras dan warna coklat. Kujilati seluruh permukaannya, kuhisap dan kadang sedikit kugigit. Ia nampak menikmatinya, bahkan untuk mengimbangi kenikmatannya itu, ia bergerak menggelinjang, lalu memutar tubuhnya sehingga arah kami berlawanan. Dalam keadaan menyamping, ia mendorong CD-ku hingga turun sampai ke lutut, lalu meraih isinya yang sedang mengacung itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya dan memainkan dengan lidahnya, bahkan memutar-mutar dalam mulutnya, sehingga aku terasa mau muncrat.

“Terus Kak, aku nikmat sekali auh..uhh..aahh..usstt..” katanya sambil berdesis dengan nafas terputus-putus ketika aku memainkan lidahku dengan cepatnya ke dalam lubang vaginanya yang basah dan masih mulus tanpa bulu selembarpun seperti ketika pertama kali aku jamah di rumahnya tempo hari. Iapun seolah mengikuti gerakan mulutku dengan mempercepat gocokan mulutnya pada rudalku yang terasa hampir muncrat.
“Aduh, aku sudah tidak mampu lagi menahan sayang, aahh..uuhh” kataku sambil mendorong kepalanya agar ia menghentikan gocokannya.

Bersamaan dengan itu pula, Sari tiba-tiba berdiri dan segera mengangkangi tubuhku yang terbaring terlentang di bawahnya. Nampaknya ia sudah tidak sabaran lagi. Ia dengan cepatnya membuka kedua bibir vaginanya sehingga kulihat sedikit menganga dan nampak berwarna merah pada kedua bibirnya, lalu menurunkan pantatnya sehingga lubang kemaluannya pas ketemu dengan ujung penisku yang memang sejak tadi berdiri. Tanpa dipegang dan diarahkan, penisku itu dapat masuk dengan mudah ke lubangnya meskipun tidak langsung amblas seluruhnya melainkan setelah kami bantu dengan beberapa kali gerakan pinggul ke kiri dan ke kanan seperti orang ngebor.

“Hmm..aahh..” itulah suara kecil bersama nafas keluar dari mulut kami secara bergantian ketika Sari berpegangan di atas kedua pahanya sambil mempercepat gerakan pinggulnya ke bawah dan ke atas seiring dengan gerakan pinggulku. Bahkan saking keras dan lamanya gerakannya itu, sampai-sampai ia capek dan berhenti sejenak lalu kedua tangannya bertumpu di atas dadaku lalu di atas kasur kemudian dengan leluasanya menggerakkan pinggulnya yang menyebabkan terdengarnya bunyi “Ciprat..ciprot” secara berirama dari persenggolang kelamin kami.

“Aku mau keluaar sayang, berhennti duluu” kataku ketika terasa ada lahar panas mulai mengalir dari dalam batang kemaluanku.
Karena permintaanku itu, Sari berhenti bergoyang sejenak, lalu terlentang di sampingku dengan membuka kedua pahanya. Akupun mengerti maksudnya, lalu aku yang mengangkanginya dan dengan mudah menusukkan kembali rudalku ke lubangnya dan menggocok-gocoknya terus.

Sambil aku gocokkan penisku ke dalam vaginanya, Sari meraih bantal guling dan mengganjal pinggulnya lalu membuka lebar-lebar kedua pahanya sehingga batangku bisa masuk lebih dalam, bahkan terasa kedua biji pelerku masuk ke lubangnya, sehingga suara dan bunyi khas itu sulit dihindari, malah kali ini semakin besar dan ribut. Tidak puas dengan gaya itu, Sari mendorong pinggulku ke atas lalu mengangkat kedua kakinya tinggi-tinggi hingga ujungnya menyentuh bahuku. Akupun menekannya dengan keras dan memompanya secepat mungkin, terutama setelah ada tanda-tanda Sari juga sudah hampir mencapai puncak seiring yang kurasakan.

Ternyata benar, dalam posisi terakhirku itu, kami secara bersamaan memuntahkan lahar panas tanpa izin dari siapa-siapa dan tanpa aba-aba. Hal ini amat terasa ketika aku muncrat ke dalam vaginanya. Saripun memelukku erat sekali, malah sedikit mencakar punggungku dan menarik- narik rambutku yang ditandai pula dengan denyut-denyut yang menjepit ujung penisku.

Lalu kami secara bersamaan lemas lunglai sambil berbaring dengan nafas yang terputus-putus tanpa suara, gerakan dan pandangan yang berartri lagi. Kami bagaikan mayat telanjang yang terbaring berdampingan di atas tempat tidur. Kami baru sadar jika kami betul-betul sempat tertidur sekitar 30 menit setelah terdengar ada orang yang mengetuk-ngetuk pintu kamar dari luar. Kami secara bersamaan bangkit dan merapikan pakaian lalu kubuka pintu, ternyata petugas Wisma mau tanya apa aku mau bermalam atau mau pulang, sebab ia mau kunci pintu pagarnya.

Hampir bersamaan kami menjawabnya dengan kata “iya” setelah melihat jarum jam dinding sudah menunjuk pukul 12.30, lalu petugaspun berlalu dan aku kembali mengunci pintu. Setelah itu kami berbarik sejenak sambil berpelukan lalu melepaskan pakaian masing-masing secara total seperti sedia kala lalu kugendong Sari masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan, terutama tentunya bekas cairan dari mulut dan kemaluan kami.

Sesampai di kamar mandi, kami saling menyirami dan menggosok seluruh badan, sehingga gairah dan nafsu sex kami kembali bangkit dan ingin rasanya melanjutkan ronde kedua di dalam kamar mandi biar gaya dan kesannya agak lain lagi. Kami memang sempat melakukan dengan bermacam-macam posisi, gaya dan metode sex di kamar mandi itu sehingga kami sempat mencapai puncak kenikmatan 3 kali, bahkan kami lanjutkan di atas tempat tidur hingga menjelang pagi. Kami tidak mampu lagi menghitung berapa kali kami muncrat selama pertemuan kami dalam kamar wisma itu.

Pertemuan kami di kamar wisma itu, betul-betul suatu pertemuan yang luar biasa berkesan. Seumur hidupku mungkin sulit kami alami kembali pertemuan seperti itu. Kerinduan kami selama 10 tahun betul-betul terobati malam itu, bahkan kami mencetak sejarah hidup yang sulit terlupakan lagi. Sayang Sari hanya sempat bermalam 1 malam di kotaku karena takut menimbulkan masalah baru pada rumah tanggaku, sementara aku masih siap menemaninya selama beberapa malam sekiranya ia mau bertahan. Oh Sari sayang, kapankah kita bisa lagi mengulangi pertemuan seperti itu. Mungkinkah hal ini bisa terulang sebelum ajal kita dicabut. Alangkah nikmat dan bahagianya perasaanku malam itu. Rasanya aku tak mau malam itu berlalu dengan cepat, tapi itulah hidup dan fitrah yang harus diterima oleh setiap insan. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Mantan Pacar ku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Dewi Wanita Hyper Seks

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Dewi Wanita Hyper Seks – Panggil saja namaku Dewi, umurku 25 tahun, tapi aku sudah mempunyai satu orang anak laki-laki umur 5 tahun. Suamiku namanya Toni, bekerja disebuah perusahaan elektronik sebagi salaes manager. Kalau dibilang kehidupanku sangatlah lebih dari cukup. Soal diranjang, suamiku memanglah sangat bisa memuaskan aku, aku jadi terbuai setiapkali dia memperlakukan aku saat kami bercinta.

 

 

cerita-sex-aku-dan-keingginanku-300x225

Cerita Sex: Dewi Wanita Hyper Seks

 

Tapi memang dasarnya aku yang hyper sex, aku selalu tergila-gila akan hal yang berbau sex, dari hal-hal yang kecil hingga kebiasaanku yang yaaahh… boleh dibilang agak sedikit eksibis, aku sangat terangsang sekali apabila ada seorang laki-laki yang memperhatikan tubuhkan yang sexy. Payudaraku ukuran 36A, pinggangku yang sintal, pantatku yang padat berisi, kulitku yang putih bersih dan mulus membuat orang-orang disekitarku sangat tergila-gila bila mereka berlalu didekatku.

Cerita sex – Aku tinggal disebuah perumahan yang sederhana. Suamiku tidaklah orang yang suka meninggalkan istrinya berlama-lama dirumah. Suamiku pergi pagi, pulang sore, terkadang agak malam tapi jarang sekali ia meninggalkan aku berhari-hari karena urusan dinas keluar kota. Tapi aku yang sejak dari SMP yang sudah tergila-gila akan sex ini gak pernah puas akan permainan yang dibuat suamiku. Kalau diingat pernah sewaktu SMP, tanpa sengaja dikelasku dudukku agak sedikit terbuka, yaah… namanya juga anak SMP, masih sembarangan dalam sopan santun.

Tapi hal ini yang bikin aku pertama kali merasakan ada yang aneh pada diriku, aku merasa puas saat pak rudi, guru Fisikaku melihat kearah memekku.. saat itu celanaku terasa basah, putingku mengeras… aku biarkan hal tersebut terjadi hingga pelajaran selesai. Saat itu aku belum tahu apa namanya eksibis. Sepulang sekolah aku lihat pada bagian memekku terdapat cairan yang agak kental keluar, aku mencapai orgasme pertamaku.. tapi tidak melakukan sex… aku puas. Hal itu aku ulang kembali saat keesokan harinya aku pergi sekolah… aku yang tidur sendirian dikamar selepas mandi hendak pergi kesekolah.. aku lepaskan handuk yang melilit tubuhku.

Jelas sekali aku telanjang bulat, aku sengaja membuka gorden jendela kamarku sehingga yang lewat pastilah melihat jelas apa yang aku lakukan dari dalam, aku biarkan teman-teman tetanggaku melihat saat mereka berlalu lalang hendak pergi sekolah, aku berjoget ria didepan cermin tanpa mempedulikan siapa saja yang melihat dari luar sana… aku hanya membayangkan seseorang yang dengan sengaja mengintip dari balik jendela kamarku sambil mengocok penisnya sampai mereka puas…. Aku puas. Hal tersebut barulah aku ketahui dari seorang teman tetangga perempuanku yang sama sekolah denganku bilang padaku.

‘’Kurang ajar si andri… gak tau kamu wi kalo kamu tadi pagi diintipin sama dia… ya ampun sambil keluarin tongkolnya lagi… aku malu… kamu sih tukar baju gak tutup..’’ aku hanya geli mendengarnya.

Pernah sekali waktu saat aku pergi berenang, aku berfikir kenapa aku gak berbuat hal yang sedikit eksrim ya… biasanya aku yang berpakaian lengkap pakai kaos ketat untuk berenang dan celana pendek, kali ini aku tidak memakai pakaian dalam, alias aku tidak memakai bra dan celana dalam. Saat keluar dari kamar ganti hal tersebut m asih biasa saja bagi mereka melihatnya, tapi ini bedaa… saat aku mulai membasuhi tubuhku dengan air di pancoran kolam berenang. Putting susuku terlihat dengan jelas sekali, belahan memiawku tercetak dengan jelas disana.. orang sekitarku pada melihat kelakuanku.. aku cuek aja.

Aku lalu melanjutkan kedalam kolam berenang… hal ini aku ulangi didalam air…diam2 aku melepaskan celanaku, otomatis apabila ada yang menyelam didalam air akan melihat jelas memiawku, benar saja ada 2 orang laki-laki saat itu menyelam disekitarku..mereka melihat dengan jelas apa yang aku lakukan, malah aku dengan sengaja melebarkan pahaku… tapi tidak lama, aku langsung menghindar, aku gak mau dianggap terlalu gampangan.. dipojokan aku mulai masturbasi, berkhayal seolah ada seorang laki-laki yang nekad mengajakku ngent*t didalam kolam, entah berapa kali aku muncrat didalam air, aku puas.

Kini, aku telah berkeluarga, tapi itu tidak berarti aku menghilangkan kebiasaan atau kesukaanku. Didepan rumahku terdapat kos-kosan anak laki-laki. Tiap pagi aku sengaja melakukan hal yang paling aku suka, sudah barang tentu hal tersebut aku lakukan setelah suamiku pergi ke kantonya. Kalau tiap pagi aku selalu memakai daster yang sangat tipis dan pendek, yang biasa aku pakai kalau aku ingin merayu suamiku kalau aku pengen ngent*t dengannya. Aku selalu membersihkan teras rumah ataupun menyapu halaman.

Dengan gaya seperti orang yang tanpa sengaja, aku selalu membungkukkan menghadap belakang tubuhku kearah rumah kos-kosan tersebut, aku sudah barang tentu mendengar sedikit suara gaduh dari dalam, ada yang cengengesan, ada yang bersiul…saat itulah aku sangat terangsang. memiawku selalu basah, aku selalu mempermainkan mereka seakan-akan aku tidak tahu kalau mereka ada didepan rumahku…

Aku masih ingat hal yang paling nekad aku lakukan dulu, saat itu hamil 4 bulan, aku merasa sangat terangsang saat itu, tapi aku lagi gak mood untuk ngent*t dengan suamiku, aku harus melampiaskan sifat eksibisku ini lebih gila lagi. Aku punya ide… saat itu aku pengen memeriksakan kehamilan \ku kepada dokter kandungan… aku minta izin dengan suamiku kalau hai ini aku ingin memeriksakan kandunganku, suamiku memberi izin. Tapi aku malah mencari dokter kandungan yang laki-laki bukan perempuan.

Setelah aku dipanggil ke ruangan.. aku diperiksa, namanya dokter Reza, orangnya ganteng, masih muda, tapi sepertinya dia sudah punya istri…

‘’Kandungan ibu sehat, gak ada yang perlu ditakutkan’’… disinilah aku punya ide.
‘’tapi dokter..maaf nih saya punya keluhan’’ kataku.
‘’Sepertinya dikelamin saya ini ada sedikit benjolan..’’ kataku, dokter itu mendengar..
’’Bisa dokter periksa?’’ kataku seperti orang yang mempunyai keluhan yang sangat dikhawatirkan.

Dokter itu sepertinya agak ragu,

‘’Hmmm… baiklah, tapi maaf sebelumnya..’’. Aku lalu disuruh untuk berbaring. Oh..ya.. sebelum bepergian aku sengaja untuk memakai celana khusus ibu hamil, hal itu aku lakukan agar aku bisa membuka semuanya bagian bawahku, sehingga dokter bisa melihat dengan jelas.

Lalu dokter itu memeriksa bagian memiawku. Aku melihat gerakan tenggorokannya naik turun menahan rangsangannya. Tangannya mulai bermain di memiawku, aku merasakan sensasi yang luar biasa, mungkin dokter reza tau kalau saat tangannya menyentuh memiawku, memiawku sedikit bergerak dan pinggangku agak naik turun. Aku tau dia mulai terangsangsang, kulihat dibalik celananya mulai padat, sepertinya tongkolnya mulai menegang, tangannya terus…yah seperti orang memeriksa dan tidak, mengelus memiawku… sedikit mulai sedikit cairan orgasmeku mulai keluar… dan ya ampuuunn… mungkin aku agak sedikit malu karena aku mengeluarkan sedikit lenguhan… aaaahh… aku cepat tersadar..

‘’Gimana dok?’’ saat kutanya dokter itu gugup, mukanya merah padam. Aku puas saat melihat dokter itu gugup. ‘’Sepertinya hal biasa, karena perut ibu mulai membesar makanya kelamin ibu seperti terlihat agak benjolan, semuanya besih kok..’’ aku menangkap ada sesuatu yang menggoda dengan kata-katanya.

Beberapa waktu lalu aku pernah melakukan lagi hal yang menurut aku paling aku sukai. Yaitu menjemu pakaian, yaah… menjemur pakaian ini aku lakukan di belakang rumahku. Tentu tidak ada orang yang lalu lalang dibelakangnya, karena tembok belakang tembok rumahku agak tinggi, tapi hal ini tidak menyurutkan keinginan aku untuk melaksanakan hal sexsualku, hal ini aku lakukan untuk menggoda tetangga baruku yang baru beberapa waktu lalu menikah. Rumahnya bertingkat, sudah barang tentu saat dia melongok dari jendela rumah tingkatnya pasti akan melihat aku hanya mengenakan celana dalam saja.

Aku tahu istrinya pasti tidak ada dirumah, istrinya juga bekerja sedangkan dia bekerja dengan sistem 10/5, artinya 10 hari kerja 5 hari libur. Saat jadwal dia libur itulah aku selalu menggodanya, aku sangat jelas kalau tetanggaku ini sedang mengintipku dari balik jendelanya. Karena aku melihat ada sedikit bayangan dari gordennya. Aksi ini aku buat lebih tambah nekad lagi, aku telanjang bulat… aku masturbasi sambil berdiri.. aku kocokkan memiawku, sedangkan tangan yang satu lagi memeras susuku. Aku puas diperhatikan seperti itu… aku klimaks… aku muncrat.

Pernah sekali waktu aku bertandang kerumah tetanggaku ini… yah sekedar mengobrol antar wanitalah…sambil mengantar makanan waktu itu. Sesampainya didepan pintunya… aku ketok, tak ada jawaban.. Cuma aku mendengar suara gaduh dari dalam rumahnya… plak..plak..plak… ooohhh.. aaacchhh.. gila!! Mereka lagi ngent*t… aku sedikit agak mengintip kejendela rumahnya…mereka lagi ngent*t diruang tamu… televisi dibiarkan hidup, aku lihat film porno, sepertinya mereka lagi mempraktekkan adegan yang ada di film itu. Aku lihat tetanggaku ini lagi menyodok istrinya dari belakang, sedangkan istrinya menungging di sofa mereka.

Ya ampunnnn…. tongkol suaminya terlihat jelas olehnya… besar, gemuk, panjang… dan ooohh…. Sepertinya aku ingin saja langsung masuk kedalamnya dan bergabung… tapi ini tidak mungkin terjadi. Dan sekarang, istri tetanggaku ini berada diatas bersama suaminya yang sedang duduk, yah mereka melakukan WOT (Women On Top)… Oooocchhh… kali ini tanpa sadar tanganku mulai mengocok memiawku sendiri… aku lihat penekanan memiaw itu pada batang tongkol suaminya sangat jelas… kepalanya menggelinjang ke atas dan kebawah… suaranya sangat menikmati apa yang dilakuka n suaminya.

Karena tidak tahan, aku buru-BURU untuk pulang, aku masturbasi dirumah sendirian, membayangkan seandainya tetanggaku itu lagi ngent*t denganku.

Sepertinya hal tersebut memang terjadi, selang beberapa hari kemudian, tetanggaku itu ditinggalkan istrinya siang untuk bekerja, sedangkan aku sendiri ditinggalkan suamiku juga siang bekerja. Klop sudah..hehehe… pintuku di ketok… aku lihat dari dalam… dari balik keca jendela rebenku…. Anto.. ya ampun.. aku sekarang lagi bugil, aku tak mau dong buka pintu langsung bugil, kesannya pasti dengan sengaja mengundang, aku langsung mengambil handuk… ya handuk yang pendek tentunya yang kalau diangkat sedikit saja sudah barang tentu terlihat memiawku…

‘’Ada apa anto’’ kataku, aku lihat matanya melirik kearah bawahku, tapi dia segera tersadar…
‘’anu mbak… mau pinjam martil, pintu rumahku rusak..’’
‘’oo..tunggu sebentar ya’’ aku tau kalau matanya melirik kearah pantatku saat aku berpaling darinya.

Aku mengambil martil yang ada dibawah laci meja kerja suamiku, sudah barang tentu harus membungkuk… aku pastikan semua yang ada dibelakangku ini terlihat jelas oleh anto, yaahh… memiawku.. aku berpaling seketika, anto gugup… aku tertawa geli dalam hati… aku kasih martil yang dipintanya, tapi tangannya tak seirama dengan matanya yang tetap menatap kearah dadaku.

Pucuk dicinta ulam tiba… saat anto mengembalikan martil….

’’kamu bisa juga memperbaiki rumah?’’ tanya ku.
‘’Yah… begitulah mbak… dulu bapakku tukang… yah sedikit banyaknya anaknya sudah barang tentu bisa, kenapa mbak? Ada yang perlu di perbaiki?’’… tanyanya… wuih.. ini kesempatanku mengerjai dia.
‘’Iya nih… pintu kamar mandi yang ada di kamar kami agak berbunyi… gak tau tuh kenapa’’… kataku, tapi emang bener, pintu kamar mandi yang ada di kamar pribadi kami itu lagi rusak.
‘’ya sudah biar aku perbaiki..’’ katanya sambil aku mempersilakan dia untuk masuk ke kamarku, tapi tetap aku memakai handuk kecil yang ku kenakan tadi.

Saat dia memperhatikan pintunya aku bilang…

’’oh ya tak apa khan aku membereskan tempat tidurku… berantakan… malu aku..’’…
‘’gak apa2 mbak silahkan..’’. sebenarnya hal ini aku sengaja untuk menggoda dia.

Aku bereskan spray tempat tidurku… sudah barang tentu agak membungkuk, dan memperlihatkan memiawku dari belakang… pastilah tongkolnya tegang… aku terus saja melanjutkan kerjaan mengganti spray tempat tidurku.. suara ketokan martilnya seperti tidak berirama lagi… aku menaaanggg…. Dalam hatiku.. selang beberapa lama suara ketokan itu tida terdengar… saat kutoleh kebelakang??? Yaaa ampun… anto sudah bertelanjang bulat… gila…tidak salah lagi kalau istrinya Arini terpekik saat tongkol suaminya masuk kedalam memiawnya. Kalau aku ukur panjangnya hampir sejengkalku, besarnya setengah pergelangan tanganku dan berurat. Sesaat aku terkesima dan menelan air ludah, tapi aku langsung tersadar, apakah dia akan memperkosaku? Antara tidak dan ya… antara mau dan menolak batinku ini, kalau aku menolak…memiawku sudah terlanjur basah…kalau aku jujur padanya, pastinya aku dianggap wanita yang tidak2. Aku berpura-pura menolak…

’’Antoooo!!…jangan….’’ tak sempat suaraku menyambung kata-kata, anto langsung saja memelukku dari belakang, menunggingkanku, memegang erat tanganku dari belakang… dan Ooooccchhh… aku rasakan sensasi yan luar biasa tanpa kata dari anto, lidahnya langsung bermain di memiawu dari belakang…

’’Jangan anto…aku..Ooocchh…bukan….Aaacchh….istrimu…..AAAAAccccchhh…’’ Anto seakan mengerti keinginanku kalau sebenarnya aku tidak menolak, dijilatnya, sedikit menggigit daging memiawku…menariknya… menghisapkan dalam2…menjulurkan lidahnya sangat dalam kedalam memiawku…. Oh..sialan aku langsung terangsang….suamiku belum pernah sekalipun melakukan hal seperti ini padaku karena aku tidak pernah memintanya, tapi ini?? Laki2 yang bukan suamiku berani untuk melakukan foreplay di memiawku, jilatannya sangat lembut..terkadang agak nakal dengan sedikit menggigit… dan Accchh…aku mendesah… dan oohhh my god… memiawku berdenyut.. aku orgasme… apa yang harus aku lakukan? Aku malu kalau anto tau… sudah barang tentu anto tau hal ini kalau aku menyukainya.

Tidak salah lagi…hal itu terjadi… entah mengapa saat pegangannya terlepas aku membiarkan saja diriku menungging dihadapannya.. dan bleessss…tongkol besar itu sedikit demi sedikit masuk kedalam memiawku, aku sedikit memiawik dibuatnya.. ya ampun.. sangat penuh mengisi memiawku, padat dan panjang, tidak seperti punya suamiku yang hanya besar saja tapi tak bisa mencapai kedalam titik ogasmeku… tapi ini seperti hampir tidak muat, pantas saja arini selalu berteriak saat mereka ngent*t.

Plak…plak..plak…kcpak..kcpak…seperti berjalan diatas jalan yang berlumpur… memiawku mulai becek…anto terus saja memaju mundurkan pantatnya seakan aku ini adalah istrinya… aku…ya tuhan..kenapa aku??? Aku sangat menikmatinya… aku tak bisa bohong… sedikit demi sedikit aku mengikuti permainannya…pantatku mulai aku maju mundurkan juga..pertanda kalau aku ini setuju diperlakukan seperti ini … seperti adegan dalam film porno..hal ini aku lihat dari cermin lemariku… wwwoooww…. Sangat indah gerakan anto saat memiawku di ent*tnya.

Sekarang aku yang tidak tahan lagi, aku tolak anto sehingga dia jatuh tertidur diatas tempat tidurku, aku arahkan tongkolnya kedalam memiawku… tapi aku tak mau buru2…aku mau merasakan setiap jengkal yang ada di tongkolnya, aku lambat2 memasukkannya, aku ingin menikmatinya… dan aku melenguh dengan kerasnya seakan aku ini ngent*t ditengah hutan rimba yang tiada berpenghuni….

Ooooccccccchhhh…..ssssssssss….. dengan sedikit demi sedikit gerakan tubuhku naik turun…semakin kencang..semakin nikmat… anto tidak mau tinggal diam dia langsung menaik turunkan pinggulnya kearah memiawku sehingga menimbulkan suara sensasi yang luar biasa…plak..plak…plak… hal itu berjalan cukup lama dan akhirnya aku …

’’antttttooooo…..aa..aa..aaa..akkuuu…mau keluar… oooccchhh nikmaaaattt….’’ Dan crot…crot…crott… keluar bunyi indah dari memiawku… memang sangat puas aku kali ini.

Anto lalumenidurkan aku… sekarang aku yang dibawah… dan tanpa basa basi… ccclleeeepp… batang itu… dan wwwuiiihhh….. seakan aku mendapat air dahaga di tengah padang tandus… aku puas aku berteriak kegirangan… aaah…aahh..aah… oohhh….yessss…..ooohhh… tanganku memukul tempat tidurku memberi tanda kalau aku puas akan permainannya. Digenjot seperti itu aku tidak tahan…maju mundur..semakin kencang..dan kencang…

’’mbaaakk….aku mau keluar aku tembak diluar yaaaa…..!!!’’ dalam hatiku…tiddak.. hal ini tidak boleh terjadi, aku harus merasakan bagaimana rasanya memiawku isempot oleh spermanya anto… aku tahan pantatnya, seakan aku suruh dia untuk tetap menahan tongkolnya didalam saat mengeluarkan spermanya… dan crooott….croottt….croottt.. aku merasakan dinding rahimku penuh sekali dengan spermanya…aku puas… aku bersama-sama berteriak…’’Aaaaaaacchhh…..’’… – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

Itulah pengalamanku dengan anto dan kegilaanku yang aku fikir baru kali ini aku wujudkan… yaahh… bercinta dengan lain pria.

The post Cerita Sex: Dewi Wanita Hyper Seks appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Menikmati Tubuh Sepupuku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Menikmati Tubuh Sepupuku – Ini cerita pengalamanku ngentot dengan saudara sepupu sendiri, namaku Roni, tapi gue belom mau pacaran gara2nya begini, ini kisah nyata. Ceritanya dimulai saat gue diterima di sebuah ptn.

 

 

 

cerita-sex-sepupu-sexy-binal-230x300

Cerita Sex: Menikmati Tubuh Sepupuku

 

gue sendiri tinggal di kota s* karena kebetulan gue punya saudara di sana yaitu pak de kakak kandung dari ibu, oleh ortuku daripada kos gue di suruh tinggal di rumah pak de, dan ternyata pak de ku juga setuju, alasannya di rumah pak de ngga ada anak laki-laki.

cerita sex – di rumah pak de cuman ada 4 orang, pak de dan istrinya mbak via trus ama Rani keponakan bu de, pak de anaknya cuman satu yaitu mbak via, kalo umurnya sih lebih tua dari gue sekitar 3 tahunan, udah lama juga sih gue ngga ketemu dia seingat ku mbak via itu orang nya cantik,.

Singkat cerita setelah beberapa bulan tinggal di rumah pak de gue mulai betah dan kerasan, semua pekerjaan rumah kita bagi ber-3 mbak via, Rani dan gue soalnya ngga ada pembantu padahal pa de orangnya cukup mampu, alasanya mendidik kita supaya bertanggung jawab dan mandiri gue sih ngga masalah.

pak de maupun bude baik banget sama gue, ditambah pula mbak via akrab banget sama gue dan terlihat kalo dia sayang dan perhatian sama gue, maklum sih dia mungkin udah nganggep gue seperti adiknya sendiri bahkan sering juga sih manja sama gue, kemana-mana selalu minta diantar sama gue kalo kebetulan dia ngga pergi sama pacarnya, kalo Rani sendiri masih smu kelas 1, anaknya manis imut lagi dia anaknya penurut, dan manja banget sama gue, gue sering bantuin dia kalo lagi kesulitan ngerjain tugas dari sekolahnya tapi sering gue godain dia, kalo ada temennya cowok main ke rumah, begitu temennya pulang gue godain pacaran mulu, Rani langsung malu dan langsung jawab ngga kok cuman temen kak, lagian siapa yang mau pacaran, Rani mau konsentrasi belajar dulu kok, sambil mukanya terlihat ngambek gitu, kalo udah gitu langsung gue acak-acak rambutnya sambil ngomong masa sih sambil ketawa ngakak gue.

Rani langsung nyubitin lenganku gue berusaha menghindar tapi Rani terus aja nyubit sambil ngomong biar kapok kakak ngga godain Rani lagi, kalo udah gini gue peluk dia sampai ngga bisa bergerak, bandel yah Rani udah berani ama kakak, dianya jawab abis kakak godain mulu, kadang saking gemesnya sering juga Rani gue ciumin pipinya sampe merah mukanya karena malu.

Kalo udah gitu dia pasti teriak-teriak minta tolong sama mbak via, Mbak via kak Roni nih nakal ganguin Rani terus, tapi gue cuek aja malah gue terusin nyium pipinya kiri kanan abis enak sih meluk cewek imut, kalo mbak via dateng gue baru berhenti nyium pipinya Rani dan ngelepasin pelukan ku, mbak via dateng langsung ngomong anak dua ini bercanda mulu dari tadi, Rani langsung lari ke mbak via trus ngadu, mbak kak Roni loh godain Rani terus, tapi anehnya Rani ngga pernah cerita ke mbak via kalo gue sering nyiumin dia, gue jadi penasaran.

Hari minggu pagi gue habis selesai bersih-bersih rumah dan lagi istirahat, pak de ngomong ke gue mau keluar kota ngajak istrinya mau jengguk saudara yang sakit, beliau titip rumah sama gue katanya kalau gue mau keluar rumah jangan lama-lama dan cepat pulang, karena pak de pulangnya nanti mungkin agak malam.

gue meng iyakan lagi pula gue ngga ada acara mungkin gue ngga keluar rumah kok pak de begitu gue bilang ke pak de.

Ngga berapa lama pun pak de berangkat. Waktu mau mandi gue ber papasan dengan mbak via dia terlihat nya mau pergi, waktu lewat di samping ku tercium harum parfumnya, iseng gue godain dia, hmm.

wangi banget nih. pasti mau nge date yah. pagi-pagi udah pacaran. kataku sambil lalu, mbak via pun langsung nyubitin pinggangku, sambil ngomong dasar kamu Roni makanya cari pacar sana jangan di rumah mulu.

gue cuek aja sambil bales jawab gue mau cari pacar kalo cantik dan seksi nya kaya mbak via, enak aja.
mbak kan udah punya cowok Roni, gue jawab lagi kalo gitu selingkuh aja sama gue mbak.

gue mau kok. sambil cengar-cengir. Huss kamu itu. udah sana mandi bau tahu mbak mau berangkat nih, ternyata pacarnya udah nunguin di ruang tamu, trus dia cium pipi ku, emang udah kebiasaan sih mbak via cium pipiku kalo gue godain gitu gue sih seneng-seneng aja, cuman gue gak berani bales cium dia.

Dari belakang gue perhatiin mbak via emang cewek sempurna badan nya tinggi langsing mungkin karena dia sering senam dan berenang kali yah perfect pokoknya deh susah gambarinnya, kalo tingginya sih 168 cm cukup tinggi loh buat ukuran cewe kulit nya putih mulus, ditambah wajahnya yang cantik, kapan gue bisa punya cewe kaya dia yah.

pikirku, gue pun masuk kamar mandi tapi pikiranku mulai mikir yang jorok-jorok dan yang gue bayangin ngga lain dan ngga salah siapa lagi kalo bukan mbak via, gue pun mulai ngebayangin lekuk tubuh mbak via, otak ku pun berfantasi lagi enak-enaknya tiba-tiba pintu kamar mandi di gedor, ternyata Rani sambil teriak-teriak dia, kak gantian dong kamar mandi nya Rani mau pup nih.

sialan batin ku, gue tanya ke Rani kenapa ngga pakai kamar mandi di atas aja sih.

kebetulan kamar mandi ada dua di rumah ini, ngga ah males kebelet banget nih soalnya Rani males naik ke atas jawabnya sambil gedor-gedor pintu kamar mandi, cepet dong.

iya iya. jawab ku, ngga jadi enak deh. padahal udah separuh jalan, gue pun akhirnya cuman cuci muka aja trus keluar dari kamar mandi, langsung aja Rani nylonong masuk ke dalam sambil meringis dia nahan pup nya, kasihan juga gue.

Begitu pintu kamar mandi di tutup gue ganti teriak awas kamu Rani ntar kakak bales, biarin ngga takut wek.

jawab Rani dari dalam. gue akhirnya jadi males mandi trus ke meja makan buat sarapan yang udah disiapin Rani, Rani emang jago masak dia puji ku dalam hati.

Selesai sarapan gue cuci piringku di dapur, kemudian ke ruang tengah mau nonton tv , ternyata Rani sudah ada di sana duduk di sofa , langsung aja iseng ku muncul gue acak-acak rambutnya, dasar anak manja kamu.

ah kakak Rani minta maaf yah. katanya melas. gue pun kemudian duduk di sampingnya gue perhatiin dia ternyata imut banget adik sepupuku yang satu ini, cantik juga kulitnya ngga seputih mbak via, tiba-tiba pikiranku yang tadi sempet ilang muncul lagi, gue pun senyum-senyum sendiri ternyata Rani tahu kalo gue perhatiin, trus dia nanya dengan curiga.

Ngapain kak Roni senyum-senyum sendiri sih sambil melihat in Rani. kak Roni mau bales Rani yah.
Rani ngaku salah deh kak. Mukanya itu kalo lagi memelas gemesin banget deh.
Langsung gue peluk dari belakang dia mulai deh gue ciumin pipinya, Rani diam aja tumben ngga berontak.
Lalu gue nanya ke dia, kamu udah pernah di cium cowok. ? blom pernah kak, cuman kak Roni yang pernah cium Rani.
jawab Rani sambil tertunduk wajahnya, dan pipinya bersemu merah. Kok Rani ngga marah di cium sama kakak.
? tanya ku lagi. Ngga tahu. jawab Rani sambil nunduk. Kok ngga tahu sih.
? kata ku sambil terus nyiumin pipi Rani. dan gue mulai menikmati permainan ini, mumpung ngga ada orang.

Kakak sayang sama Rani, bisikku di telinga Rani, kemudian gue mulai ciumin belakang telinganya dengan lembut trus gue lanjutin ke arah tengkuknya gue gigitin pelan lehernya.

Nafas Rani mulai ngga beraturan dan dia diam saja, gue tahu dia menikmatinya juga kadang agak tersenggal dia dan semakin terdunduk kepala sementara matanya terpejam, badannya mulai di sandarin ke dadaku.

gue makin asik nyiumin lehernya, kadang gue jilatin, gue hisap pelan, gue gigit kecil, sengaja gue lama-lamain sampai di terangsang, ciuman ku mulai pindah ke leher depannya, nafas Rani mulai semakin ngga beraturan, dan matanya semakin rapat terpejam, gue udah merasa Rani sudah pasrah gue apain aja, sementara posisiku masih duduk dibelakangnya Rani, gue berhenti sebentar buat ambil nafas, kemudian gue ngelepasin pelukanku sambil menarik Rani kepangkuanku, Rani nurut aja, gue elus rambutnya gue ciumin dahinya semua gue lakuin dengan lembut.

gue tanya lagi ke Rani, Rani kok diam aja sih. ? Rani marah ya sama kakak.
? kataku lagi. Rani membuka matanya, dia mengelengkan kepalanya. Kakak sayang sama Rani.
kataku sambil nyium dahi dan matanya yang tampak sayu itu. Rani juga sayang sama kakak.

bisiknya pelan. gue pegang tanganya. gue mulai lagi cium leher depannya sengaja gue ngga cium bibirnya dulu padahal sebenernya gue tuh udah pingin banget ngelumat bibir mungilnya, tapi gue nunggu sampai Rani pasrah pasti lebih enak pikirku.

Kepala Rani bersandar di bahu kiriku, wajahnya semakin bersemu merah, tangannya mulai meremas tanganku, ciuman ku mulai turun agak ke bawah lehernya gue jilatin, hisap dan gigit-gigit kecil, tangan Rani semakin kuat meremas-remas tanganku, ini dia pikirku langsung aja gue kecup pelan bibirnya, gue mulai ciumin bibir mungil itu tanpa ada perlawanan bibir Rani masih terkatup rapat, gue kulum perlahan-lahan bibir nya Rani.

Karena posisiku yang kurang nyaman gue berhenti ciumin Rani, gue angkat kepala Rani dari bahuku, lalu gue angkat badannya dari sofa trus gue rebahin di karpet, sementara tv gue matiin, dan Rani sama sekali ngga mau membuka matanya sama sekali mungkin malu aktau gimana gue ngga tahu dan ngga mau tahu kayanya yang penting gue bisa nikmatin Rani.

gue ambil bantal di sofa kemudiaan gue bantail ke kepala Rani, gue ambil posisi di samping kiri Rani sambil setengah rebahan gue elus wajah Rani sambil berbisik ke telinganya, kamu cantik sekali Rani,.

kakak sayang sama kamu, rayuku. Lalu gue kecup keningnya, matanya, hidungnya, ak u terusin kecup bibirnya yang mungil itu, gue mulai gigit pelan bibir bawah Rani, gue hisap bibir bawahnya gue jilatin pelan, gue lakuin itu semua dengan penuh perasaan, ternyata Rani mulai menikmati permainku dia mulai membuka bibirnya meskipun belum membalas ciumanku, mungkin belum bisa karena dia kan blom pernah di cium cowok katanya, gue ngga perduli gue semakin menjadi-jadi langsung gue gue lumat bibir Rani gue masukin lidahku, gue sedot bibirnya pokoknya gue puasin diriku.

nafas Rani semakin ngga karuan, sementara itu tanganku mulai merabai tubuh Rani, tangan kananku mulai masuk ke dalam kaosnya perut Rani gue elus jariku memainkan pusarnya, kemudian sengaja gue senggolin pelan ke buah dada Rani yang masih tertutup bra nya, tangan ku sudah leleluasa merabai perut Rani kemudian dadanya, terasa sekali di telapak tangan kananku degub jantung Rani yang semakin kencang di dadanya yang terasa mulus dan lembut itu.

Rani hanya diam dan pasrah dan gue tahu dia menikmati banget sensasi yang baru pertama dia alami ini.

gue semakin bernafsu, tangan ku mulai meraba buah dada kiri Rani, Rani tersentak kaget tapi tetap memejamkan matanya, tangan kirinya memegang tanganku yang sudah berada di balik kaosnya tetapi tidak berusaha menghentikan atau menghalangi ku cuman memegangi tanganku, gue mulai menekan buah dada Rani dengan tidak terlalu keras, kemudian meremasnya perlahan-lahan, lalu gue susupkan tanganku kedalam branya gue gunakan jariku untuk memainkan buah dada Rani yang terasa kenyal dan lembut di tanganku itu, badan Rani mulai me melihat -liat, gue tambah bernafsu, gue tekan perlahan gue main putingnya yang kecil tapi terasa mengeras di jariku, sementara tangan Rani masih memegangi tanganku bahkan mulai meremas-remas tanganku.

gue sudah ngga tahan pingin ngelihat bentuk buah dada nya, gue lepasin ciuamku dari bibir Rani, Rani ngelenguh pelan dan hampir seperti berisik, agh.

kepalanya tergolek lemah kadang digoyangkan kearah kiri dan kanan, sementara matanya masih tertutup rapat, bibirnya sedikit terbuka kadang mengeluarkan suara setengah tertahan agh.

setiap gue remas dengan lembut buah dada nya atau saat gue mainin putingnya.

gue angkat ke dua tangan Rani, gue sejajarin dengan kepalanya, Rani nurut aja, dan dia ngga mau membuka matanya sedikit pun semetara dadanya naik turun mengikuti nafasnya yang semakin cepat.

Kemudian kedua tanganku mulai meremas buah dada nya kiri dan kanan, gue singkap kaosnya sebatas lehernya tampak kulit Rani yang putih mulus, kemudian gue singkap juga bra nya keatas tersembulah buah dada Rani yang mungil , maklum masih smu kelas satu pula, putih pucat warnanya dan putingnya kecoklatan, langsung gue remas perlahan, gue mainin jari ku di sekitar putingnya kecil tapi tampak menonjol, kadang gue tekan-tekan lalu gue raba dengan gerakan berputar, Rani semakin mendesah-desah, agh.

gue semakin ngga tahan gue rebahin tubuhku langsung gue emutin buah dada sebelah kanan, gue gigitin pelan, gue jilatin gue hisap putingnya kayanya ngga ada puas-puasnya sementara tangan kananku tetap meremas buah dada kirinya kadang gue mainin putingnya.

Tangan Rani memeluk kepalaku setiap gue hisap putingnya dan mendesah panjang agh.

kadang rambutku ditarik-tarik, gue semakin menikmati buah dada Rani gantian kiri-kanan gue hisap dan sedot putingnya, gue gigitin, ke dua tangan Rani mulai memeluk leherku, dan kadang berbisik kakak aduh agh.
kak. akh. h. s. agh. tangannya meremas-remas pungungku. gue kemudian berhenti gue liat wajah Rani yang menahan kenikmatan.

Kakak sayang kamu Rani. kataku, ngga lama kemudian Rani membuka matanya tapi tertunduk Rani juga sayang sama kak Roni,.

tapi Rani malu kak. jawab Rani. Rani belom pernah kaya gini. kata Rani, sambil masih tetap memelukku.
Rani jangan marah ya sama kakak, kakak udah berbuat ini ke Rani, kataku sambil cium keningnya.
Rani diam saja ngga jawab tapi ngga ngelepaisin pelukanku atau pelukannya. Kakak cium Rani lagi boleh.
tanyaku. Rani cuman menganggukan kepala. Kemudian gue angkat badan Rani keatas badanku, sekarang posisiku berubah gue di bawah sedang Rani di atasku, gue cium bibirnya Rani, kok ngga di balas sih ciuman kakak.
tanyaku. Ngga bisa kak. Rani blom pernah. jawab Rani. Ya udah ikutin aja kakak yah.
kataku akhirnya Rani ngikutin gue di balas ciumanku, agak canggung sih tapi lumayan juga.

tanganku melingkar di leher Rani, sementara Rani kayanya asik sendiri dengan permainan baru nya dia udah mulai nyiumin gue kadang di gigit-gigitnya bibirku, tanganku mengelus punggung Rani, gue buka kaitan bra Rani, dan kayanya Rani udah ngga perduli dia semakin asik aja, setelah terlepas gue coba buka kaos Rani sekalian, agak malu juga sih sih awalnya Rani dia berusaha nutupin buah dada nya dengan kedua tangannya tapi gue melakukannya dengan pelan-pelan akhirnya gue angkat tangan Rani gue tarik wajahnya supaya nyium bibirku lagi dia mau akhirnya lepas juga kaos dan bra Rani gue taruh di sampingku, tangan Rani kemudian memeluk leherku, gue kulum bibir Rani dengan lembut, Rani merapatkan pelukanya.

Terasa hangat dadaku dihimpit buah dada Rani yang mulus hangat, lembut dan kenyal, sudah mulai terangsang lagi dia rupanya.

gue ambil posisi duduk tanpa melepas ciumanku dari bibir Rani, gue bersandar di tepi sofa sementara Rani gue pangku, tanganku mulai merabai buah dada Rani lagi yang sekarang sudah tidak ada lagi kain pembatas, toket Rani terlihat bergelantung indah, gue lepasin ciumanku dari bibir Rani, sambil ngomong ke Rani, Rani kakak hisap susumu yah.

kaya tadi boleh ya. kataku sambil senyum. Rani nganggukin kepalanya. Langsung gue sedot buah dada Rani kiri dan kanan, sementara Rani mendesah-desah keenakan di telingaku,.

oohh. kaakk. agh. se mentara pelukan Rani terasa semakin kencang. Kakak. aghh.

Rani. geli. ka. agh. kadang dia menggigit leherku karena menahan geli. Tangannya menarik-narik rambutku, gue ngga peduli gue terus menghisap buah dada Rani, mainin putingnya pakai lidahku, gue jilatin dari atas kebawah kadang berputar-putar, kadang gue hisap semua dari putingnya sampai separuh buah dada nya kalo bosan yang kiri gue pindah yang kanan, begitu juga kalo udah bosan yang kanan balik lagi ke buah dada yang kiri, Rani terus aja mendesah-desah keenakan.

buah dada Rani basah karena air ludahku sehingga terlihat mengkilat, ada tanda merah bekas gigitan kecil atau bekas kuhisap di buah dada Rani, semakin bikin ku bernafsu untuk mengeksplorasi tubuh Rani.

Sementara tanganku mulai meremas buah pantat Rani, sambil berusaha membuka kaitan roknya, sekalian gue buka resletingnya juga dan kemudiaan gue masukin tanganku kedalam, terasa sekal sekali pantat Rani, sedangkan Rani sendiri kayanya udah ngga sadar.

Desahannya bikin ku semakin bernafsu dan bernafsu. Agh. kakak. uhh. ss ss.

agh. tangaku akhirnya sampai juga di belahan pantat Rani gue terusin sekalian mengelus memek Rani dari belakang pertama Rani ngga sadar begitu gue tekan kearah selangkangannya tersentak dia sambil mendesah panjang, oouugh.

ahh. kakaa ak. agh. gue elus-elus daerah kewanitaan Rani, dengan lembut pelan tapi pasti.

Rani pun menggelinjang-gelinjang ngga karuan diatas pangkuanku. terlihat dia berusaha menahan rasa itu, sehingga dari mulutnya hanya terdengar, mm.

m. s. aegh. s. uhh, kakak. dia berbisik ditelingaku, akhir nya ngga tahan juga dia kayanya.

Kemudian gue cium bibirnya, Rani membalas dengan cepat dia mengigit bibirku gue kaget karena Rani menggigitnya terlalu keras.

gue pun akhirnya membaringkan tubuh Rani diatas karpet, Rani tampak memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya sendiri.

Lalu gue mulai lagi menciumi wajah Rani sambil ke dua tanggannya gue angkat sejajar dengan kepalanya sehingga buah dada nya nampak membusung sungguh pemandangan yang sangat menggairahkan, tanganku mulai mengelus-elus buah dada Rani lagi, meremas-remasnya, lalu gue jilati lagi hisap dan hisap lagi.

Rani pun semakin menjadi-jadi, kepalaku di tekan-tekan kearah dadanya sambil sekali-kali mengelus rambutku kadang seperti menjambak-jambak rambutku dan erangannya kembali terdengar.

Ohh. kakak. s. ogh. sementara tanganku mulai merabai paha Rani sambil gue tarik rok Rani kebawah pelan-pelan sampai sebatas lutut, kemudian dengan kakiku gue turunin roknya sampai lepas dan sepertinya Rani tidak sadar akan hal itu, mungkin karena gue sibukan dia dengan cumbuanku di buah dada nya sehingga dia sudah ngga sadar lagi dengan apa yang gue lakuin, badan Rani sudah basah dengan keringat bikin ku semakin bernafsu, kedua paha Rani gue lebarkan sehingga posisinya terlentang dan gue mulai membelai-belai memek Rani yang masih tetutup cdnya, terasa basah sekali di sana sampai tembus ke cdnya, jariku mulai mencari belahan memek nya, gue gesek-gesekan jariku naik turun searah belahan vegina Rani, kadang gue tekan-tekan dilibang memek nya, Rani semakin mengerang-erang dan mendesah-desah.

tangan nya mencengkeram erat tanganku. Mmmpp. oogh. sh. ahh. dan perut dan pantatnya naik turun mengikuti gerakan tanganku yang mengelus-elus memek nya, gue merasakan desakan di celanaku yang terasa keras sekali, gue ganti posisi merangkak di atas tubuh Rani sambil terus menciumi buah dada nya kiri dan kanan bergantian sementara tanganku tetap memainkan memek Rani yang terasa semakin basah akhirnya gue masukin sekalian jariku ke dalam cdnya Rani mencengkram tangan ku tapi terlambat jariku sudah menyentuh bibir memek nya yang basah sekali itu dan Rani pun hanya bisa pasrah, kemudian gue cium bibirnya Rani membalas ciumanku tangannya mendekap badanku yang sekarang berada tepat di atas badannyanya yang masih berguncang-guncang mengikuti belain jari ku di bibir memek nya yang terasa basah dan lengket.

Nafasnya memburu dan desahannya yang semakin merangsang nafsuku, lalu gue jongkok di sampingnya dan mulai membuka cdnya, tangan Rani mencoba menahanku tapi sepertinya dia sudah kehabisan tenaga akhirnya berhasil gue lepas cd Rani dari ke dua kakinya tanpa susah payah, Rani hanya bisa menutupi mukanya dengan ke dua tangannya.

Tubuh Rani yang putih mulus terpampang dihadapanku kedua buah dada nya nampak membusung sedang perutnya yang rata mulus dan memek nya basah tampak jelas didepanku, gue pun ambil posisi berjongkok di antara kedua paha Rani yang ku renggangkan setelah itu gue lepas kaos dan celanaku tinggal mengenakan cd aja yang gue pakai, sementara Rani cuman diam dan ke dua tanggannya masih tetap menutupi mukanya mungkin dia sudah pasrah dengan apa yang gue perbuat.

tanganku mulai meremas-remas kedua buah dada nya sementara bibirku menciumi perut Rani dan terus turun akhirnya sampai ke memek Rani gue ciumi lubang memek nya gue jilatin belahan memek nya, Rani kembali mendesah-desah dan tangannya mencengkeram tanganku kuat sekali, sambil pantatnya naik turun mengikuti permainanku.

Sssh. shh. mp phh. oghh. anuku semakin mengeras, gue makin bernafsu kau lepasin tangan Rani kemudian kedua tanganku mengangkat pantat Rani agak keatas sedikit sehingga ciumanku ke memek Rani jadi lebih mudah, lidah ku bermain-main di sana, kuhisap semua cairan Rani yang mengalir deras gue gigit-gigit kecil bibir kemaluan Rani, gue mainin kelentit dan klitorisnya dengan bibir dan lidahku, lubang kenikmatan Rani gue masuki dengan lidahku gue jilatin dari atas ke bawah, kadang berputar-putar, Rani semakin menggelinjang-gelinjang, badannya bergetar hebat semantara pantatnya naik turun tangannya memegangi kepalaku , dan kepalanya mengeleng-geleng kekiri dan kanan.

Ssh. sh. em mph. oughh. nampaknya Rani hampir mencapai klimaksnya, gue masih ragu untuk meneruskan permainan ini sampai dengan menyetubuhinya, tapi anuku sudah ngga tahan lagi, akhirnya gue lepasin cumbuanku di memek Rani gue tindih dia dengan tubuhku dan Rani langsung memeluk tubuh ku erat sambil membuka matanya yang nampak sayu dan menahan rasa kenikmatan yang luar biasa berbisik dia kepadaku.

Ohh. kakak. buah dada nya terasa hangat didadaku, Rani semakin erat memeluk tubuh ku, kemudian gue lebarkan kedua pahanya dan gue tekan anuku tepat diatas memek nya, Rani mengangkangkan ke dua kakinya sehingga pahanya terbuka lebar, kemudian gue berbisik di telinganya.

Rani kakak pingin,. kamu ikutin kakak ya. Rani mengangguk pelan, kemudian gue mulai menggesek-gesekkan punya ku ke memek Rani, meskipun cuma di gesek-gesek gue berusah untuk menikmati, soalnya gue masih ngga tega kalo harus menyetubuhi Rani juga sih, pantatku mulai turun naik, Rani mengikutinya meskipun kadang iramanya tidak sama, pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakanku, Rani kayanya menikmati juga dia mulai lagi mendesah-desah.

Emph. mph. aagh.. kadang gue tekan-tekan anuku ke memek Rani, dan pantat Rani naik mengikuti gesekan-gesekan anuku di memek nya.

Sambil mendesah. Mmm. mphh. tangannya mengelus-elus punggungku. Karena terasa kurang maksimal gue lepasin pelukan Rani dan gue bertopang di ke dua tanganku dan tubuhku gue tarik agak turun kebawah dan terus mengesekkan anuku ke memek Rani, lumayan enak juga sih gue lakuin semua seperti orang yang sedang bersetubuh cuman bedanya ini cuma sekedar di gesek-gesekin aja tapi cukup lah sementara ini.

Rani semakin melebarkan pahanya memek nya di gesekin ke anuku kadang dia mengangkat pantatnya tinggi menyambut gerakanku, buah dada nya berguncang-guncang badannya semakin basah oleh keringat.

Kakak. mpphh oough. Rani. mph. sh. udah ngga tahan. tiba-tiba Rani berkata.

sambil mendesah. Lalu gue balikin badan Rani ke atas badan ku supaya dia lebih leluasa menggesek-gesekkan memek nya, memang sih tujuanku supaya Rani senang dulu.

Benar aja begitu Rani di atasku langsungsung ajah dia memelukku sambil tiduran dia menggesek-gesekan memek nya tepat diats tonjolan cdku yang mulai basah karena cairan memek Rani, pantatnya bergerak naik turun kadang di goyangin kekiri-kanan, waktu gue berusaha mengangkat tubuhnya supaya gue gue bisa main buah dada nya Rani ngga bergeming dia tetap memelukku kuat sambil menggerak-gerakkan pantatya, gue sendiri juga hampir nyampai, kadang ku angkat pantatku ke atas supaya lebih terasa gesekan memek Rani, sh.

sh. m mph. desah Rani. Ngga tahan juga gue, akhirnya gue balikan lagi tubuh Rani, sekarang giliranku kaki Rani gue angkat satu keatas kemudian gue tekan-tekan anuku ke memek Rani lebih cepat lagi, semakin terasa nikmat, dan Rani semakin mengelinjang-gelinjang, nafasnya semakin tidak beraturan, dadanya naik turun buah dada nya bergubcang-guncang, Rani semakin meracau ngga karuan.

Ooghh. ka. kak. mphh. sh. shh. tambah kencang juga gue menekan-nekan anuku ke memek Rani.
tubuh Rani masih mendesah-desah, tiba-tiba bergetar dan pantatnya terangkat tinggi, dia menjerit tertahan.
Sssh. sh. mmpph.. ougghh. ouuhh. lalu tubuh Rani terkulai lemas, Rani sudah klimaks, gue lepas cd ku.

gue rebahin tubuhku diatas tubuh Rani gue peluk erat dia kepalanya agak gue angkat kemudian gue mulai gesekin batang ku ke memek Rani yang sudah basah kuyup itu tepat diantara belahan memek nya, kemudian mulai lagi gue gesek-gesekin dan rasanya lebih nikmat Rani sudah terkulai lemas tangannya memelukku gue percepat gesekanku , dan rasanya sudah mau keluar, gue angkat badanku dan gue arahin ke perutnya dan keluarlah lah seluruh nafsuku disana, gue rebahin tubuhku lagi di tubuh Rani gue peluk Rani erat gue ciumin bibirnya Rani membalas ciumanku, terasa berdenyut denyut di anuku dan terasa hangat di perutku yang menempel di perut Rani yang gue tumpahain cairan ku di sana banyak sekali, Rani mengelus rambut dan punggungku.

Kemudian gue bisikikan ke telinga Rani. Rani kakak sayang sama kamu. lalu kembali menciuminya.

Tiba-tiba terdengar suara bel rumah terdengar nyaring sekali. Rani seperti tersentak dan kaget dia mendorong tubuhku keras dengan kedua tangannya, langsung dia punguti semua pakaiannya dan lari ke dalam masuk ke dalam kamarnya.

gue sendiri juga kaget setengah mati, gue langsung masuk kamar mandi, sementara bel rumah masih terus berbunyi, gue ngga perduli. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Menikmati Tubuh Sepupuku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Menghajar Adik Kandung

$
0
0

Cerita Seks, Cerita SEks Terbaru, Cerita Seks Nyata, Cerita Seks Hot, Cerita Seks Terhangat, Nama Aku Sabrina namun teman teman mangil aku Sabri, aku mahasiswi ekonomi Universitas Pajajaran. Semenjak dua tahun yg lalu, saat diterima kuliah di Universitas Pajajaran, Aku tinggal di Bandung. Aku berasal dari Sukabumi, ayah aku berasal dari Bandung, sedangkan ibu aku asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Cerita Sex Nyata ini menceritakan kisahku yg terjadi saat Aku kelas 1 SMU di waktu Aku masih tingal di Sukabumi dan cerita dewasa ini masih terus berlanjut sampai detik ini!aku terus kecanduan bercinta ama adik kandung aku sendiri.

Cerita Seks, Cerita SEks Terbaru, Cerita Seks Nyata, Cerita Seks Hot, Cerita Seks TerhangatCerita Seks

Aku anak yg paling tua dari tiga bersaudara. Aku mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namun adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yg tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yg tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

Waktu kecil, Aku sering mandi bersama bersama adik aku, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Aku masih ingat betapa kecil dan keriputnya kemaluan adik aku. Sejak saat itu, Aku tidak pernah melihat lagi kemaluan adik aku. Sampai suatu hari, Aku sedang asyik telpon dengan teman perempuanku. Aku telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Aku rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Aku kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Aku berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

“hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..!” Aku berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi

“Iyaaaaaaa..! Wait..!” ternyata adikku yg di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.

“Nggak bisa nunggu..! Cepetan..!” kata Aku memaksa.

“aduhhhhhhhh…..” Aku benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

“kreottttttt..!”terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.

“Ada apa sih kak?” katanya.

Tanpa menjawab pertanyaannya, Aku langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Aku jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.

“criitttttt” keluar air seni dari kemaluan Aku.

Kulihat adikku yg berdiri di depanku, tubuhnya masih telanjang bulat.

“Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak?” teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.

“Waitttt..!” Udah nggak kuat nih, kata Aku.

Sebenarnya Aku tidak mau menurunkan pandangan mata Aku ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh kemaluannya si adik aku.

hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.

Aku takut tertangkap basah melihat kemaluannya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Aku melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Aku lagi. Sialan..! Dia lihat kemaluan Aku yg lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di kemaluan Aku biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi kemaluannya yg masih belum disunat itu. Sekarang kemaluannya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm kemaluannya.

Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Aku bersungut dalam hati.

“o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..?” katanya sambil tetap melihat ke kemaluan Aku.

“Eh kurang ajar Lu ya dik!” langsung saja Aku berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.

“Kletokkkk..!” kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

“Ya… basah deh rok kakak…” katAku melihat ke rok dan celana dalamku.

Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.

Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram tubuhnya.

Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke tubuhnya.

Waduh.., sialan nih adik aku! sungutku dalam hati.

Waktu itu Aku bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Aku jijik pake rok dan celana dalam yg basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.

“Udah.., pake aja handuk Aku kak!” kata adikku.

Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kemaluannya mengkerut lagi.

Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.

Aku lalu membuka celana dalam aku yg warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh kemaluan Aku. Aku takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik aku. Eh sialan, dia memang memperhatikan Aku yg tanpa celana.

“kakak Kemaluan tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..!” katanya sambil nyengir.

Sialan, dia menghina kemaluan Aku,

“Daripada culun kayak punya lhoo..!” kata Aku sambil memukul bahu adik aku.

Eh tiba-tiba dia berkelit,

“wakzzzzzz..!” katanya.

Karena Aku memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Aku terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke kemaluannya.

Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut,

“Huh..! kakak sih..!”

“kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..?” katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke kemaluannya.

Kulihat kemaluannya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.

“Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..?” kata Aku mengejek dia.

Padahal Aku kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Aku tanya,

“Gedein lagi bisa nggak..?” kata Aku sambil mencibir.

“Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..” katanya lagi.

“Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..!” kataku.

“Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kemaluanku..!” jawabnya.

Karena penasaran ingin melihat kemaluan lelaki kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.

Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu” ujarku

Sialan nih adikku, Aku dikerjain. Kudekatkan kepal Aku ke arah kemaluannya, lalu Aku mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Aku membuang ludahku, kulihat kemaluannya sudah bergerak, kelihatan kemaluannya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala kemaluannya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Aku benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.

Akhirnya bebas juga kepala kemaluan itu dari halangan kulupnya. Kemaluan adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Aku jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.

Hehe… dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.

Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Aku terangsang, tentu saja Aku tepis tangan itu.

“Apaan sih dik..!” kubuang tangannya ke kanan.

“Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak… Nggak akan diapa-apain…” Aku pengen tahu rasanya megang itu-nya perempuan. Cuma itu aja kak.. kata adik aku, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang kemaluan aku.

ehmmmm.. sebenarnya Aku mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Aku juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh lelaki di kemaluan!hihihii…

“Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..!” akhirnya Aku mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

Tangan adik aku lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Aku lihat kemaluannya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt… Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi kemaluan Aku. Geli sekali rasanya saat bibir kemaluan Aku tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf kemaluan Aku. Aku jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, kemaluan Aku mengeluarkan cairan.

“Hihihi.. kakak terangsang ya..?”

“Enak aja… sama adik mah mana bisa terangsang..!” jawabku sambil merapatkan selangkangan aku agar cairannya tidak semakin keluar.

“Ini basah banget apaan Kak..?”

“Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..!” kata Aku berbohong padanya.

“Kak… kemaluan tu anget, empuk dan basah ya..?”

“Tau ah… Udah belum..?” Aku berlagak sepertinya Aku menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Aku ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir kemaluan Aku.

“Kak… gesek-gesek dikit ya..?” pintanya.

“Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..!” Aku pura-pura tidak mau.

“Dikit aja Kak… Please..!”

“Terserah adik aja deh..!” Aku mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…

Tangan adik aku lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir kemaluan Aku terbawa juga ke dalam.

uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut aku. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam kemaluan Aku mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir kemaluan Aku ikut tertarik lagi.

“Ouughhhhhhhhh..!” akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di kemaluan Aku.

Tubuhku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Aku bertumpu pada bahu adik aku.

“Enak ya kak..?”

“Heeheee..”, jawabku sambil memejamkan mata.

Tangan adik aku lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris aku tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, tubuh ini akan tersentak ke depan.

“kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!

“Kamu mau diapain..?” jawab aku lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.

“Ya pegang-pegangin juga..!” katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kemaluannya.

Kupikir egois juga jika Aku tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan aku. Terasa hangat kemaluannya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di kemaluannya, dengan mudah Aku bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok kemaluannya.

Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal kemaluannya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.

Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama kemaluan Kakak digesekin aja yah..!

hooh Aku langsung mengiyakan karena Aku sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.

Lalu dia melepas tangannya dari kemaluan Aku, memajukan tubuhnya dan memasukkan kemaluannya di antara selangkangan aku. Terasa hangatnya batang kemaluannya di bibir kemaluan Aku. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan kemaluannya dengan kemaluan Aku.

ohhhhh..! Aku kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.

Dek… masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Aku benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Aku akhirnya menghendaki sebuah kemaluan masuk ke dalam kemaluan Aku.

Iya Kak..!

Lalu dia menaikkan satu paha Aku, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan kemaluannya agar tepat masuk ke itil Aku.

Aku terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yg kurasa. Akhirnya Aku hanya bisa menggigit bibir aku untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Aku mengalami orgasme. Kemaluan Aku rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.

ohhhhhh..! Aku tidak kuat untuk tidak berteriak.

Kulihat adik aku masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga tubuhku terdorong sampai ke tembok.

Ouughhh..! katanya.

Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah kemaluan Aku. Lalu tubuhnya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam kemaluan Aku.

Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa kemaluannya masih penuh mengisi kemaluan Aku. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.

Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.

Wahh..! Gila adik ya..!

Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.

Aku pun mengikuti petunjuknya. Aku berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Aku tahu adikku bisa melihat dengan jelas kemaluan Aku dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan Aku dari belakang.

uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Aku menjerit saat kemaluan itu masuk ke dalam rongga kemaluan Aku.

Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yg bebas kini meremas-remas payudara Aku. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Aku rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga kemaluan Aku. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yg cukup lama.

Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar aku ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Aku membiarkan pintu kamar aku tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik aku akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Aku di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Aku yg ke Sukabumi, maka dia yg akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke kemaluan Aku. Saat ini Aku mulai berani menelan sperma yg dikeluarkan oleh adik kandung aku sendiri! Beginilah cerita sex Nyata yg kami lakukan sampai sekarang! Terus terang aku kecanduan bercinta ama adik aku!

The post Cerita Sex – Menghajar Adik Kandung appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Hasrat Gila Dosen Killer

$
0
0

Kumpulan Kisah Dewasa, Kisah Dewasa nyata, Kisah Dewasa Terbaru, Kisah Dewasa terhangat, Kisah Dewasa hot, Kisah Dewasa tante, Kisah Dewasa Dosen, Aku seorang laki-laki yg dilahirkan di kota Pekan baru di propinsi sumatera, kota yg panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi tubuh seukuran orang-orang bule, kata kawanku wajahku lumayan. Mereka bilang Aku hitam manis. Sebagai laki-laki, Aku juga bangga karena ketika SMA dulu Aku banyak memiliki kawan-kawan wanita.

Kisah Dewasa, Kisah Dewasa nyata, Kisah Dewasa Terbaru, Kisah Dewasa terhangat, Kisah Dewasa hot, Kisah Dewasa tante, Kisah Dewasa Dosen

Walopun Aku sendiri tak ada yg tertarik satupun di antara mereka. Mengenang ketika-ketika dulu Aku kasertag tersenyum sendiri, karena walo bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yg berharga dalam diri kita. Apalagi kenangan manis.

Aku mahasiswa semester akhir di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan. Tapi para pembaca, sampai ketika ini pun Aku masih belom bisa menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yg belom lulus, yaitu mata kuliah yg berhubugan dgn hitung berhitung. Walopun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belom lulus juga. Untuk mata kuliah yg lain Aku bisa menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yg satu ini Aku benar-benar merasa kesulitan.

“Coba saja dirimu konsultasi kepada dosen pembimbing akademis..,” kata kawanku Andi ketika kita berdua sesertag duduk-duduk dalam kamar kost.
“Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dgn masalahku ini.
Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” Kata Aku sambil menghisap rokok dalam-dalam.

“Benar juga apa yg dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.

Lama kita sibuk tenggelam dalam pikiran kita masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata,

“Gini saja, Gi, dirimu langsung saja menghadap dosen mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.

Mendengar perkataan Andi, seketika Aku langsung teringat dgn dosen mata kuliah yg menyebalkan itu. Namanya Ibu Miska, umurnya kira-kira 35 tahun.

Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak kawanku begitu juga Aku mengatakan Ibu Miska adalah dosen killer, banyak kawanku yg dibuat sebal olehnya. Maklum saja Ibu Miska belom berkeluarga alias masih sendiri, wanita yg masih sendiri mudah tersinggung serta sensitif.

“Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” Kata Aku bimbang.
“Iya sih, tapi walo bagaimanapun dirimu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tak mau membantu..,” kata Andi memberi saran.

Aku terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepala Aku. Dikejar-kejar ketika, pesan orang tua, dosen wanita yg killer.

Akhirnya Aku berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok Aku akan menghadap beliau di kampus.”
“Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.

Siang itu Aku sudah duduk di kantin kampus dgn segelas es teh di depanku serta sebatang rokok yg menyala di tanganku. Sebelom bertemu Ibu Miska Aku sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti Aku akan gugup menghadapinya, Aku akan menenangkan diri dulu beberapa ketika. Tanpa Aku sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, seketika Aku kaget dibuatnya.

“Ayo Chris, sekarang ketikanya. Bu Miska kulihat tadi sesertag menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingAku.
“Oke-oke..,” Kata Aku singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yg tersisa sedikit, kuambil permen dalam saku Aku, kutarik dalam-dalam nafasku. Aku langsung melangkahkan kaki. “Kalau begitu Aku duluan ya, Chris.

Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil meninggalkanku.

Aku hanya bisa melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana Aku harus menghadapai Ibu Miska, dosen killer yg masih sendiri itu.

Perlahan Aku berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang ketika itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yg meliburkan diri, lagipula kalau saja Aku tak mengalami masalah ini lebih baik Aku tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dgn kawan. Hanya karena masalah ini Aku harus bersusah-susah menemui Bu Miska, untuk bisa membantuku dalam masalah ini.

Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Miska terletak di pojok ruangan, sehingga tak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yg sepi.

Pikirku,
“Mungkin saja wanita yg belom bersuami inginnya menyendiri saja.” Perlahan-lahan kuketuk pintu, seketika kemudian terdengar suara dari dalam,

“Masuk..!”

Aku langsung masuk, kulihat Bu Miska sesertag duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kutup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Miska memansertagku sambil tersenyum, sesaat Aku tak menygka beliau tersenyum ramah padAku. Sedikit demi sedikit Aku mulai bisa merasa tenang, walopun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.

“Silakan duduk, apa yg bisa Ibu bantu..?” Bu Miska langsung mempersilakan Aku duduk,

Seketika Aku terpesona oleh kecantikannya. Bagaimana mungkin dosen yg begitu cantik serta anggun menbisa julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian Aku duduk.

“Oke, Bertho, ada apa ke sini, ada yg bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Miska menanyakan hal itu kepada Aku dgn senyumnya yg masih mengembang.

Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Miska, mulai dari keinginan orangtua yg ingin Aku agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yg ketika ini Aku belom bisa menyelesaikannya.

Kulihat Bu Miska dgn tekun mendengarkan cerita Aku sambil sesekali tersenyum kepada Aku. Melihat keadaan yg demikian Aku bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dgn spontan Aku berkata,

“Apa saja akan kulakukan Bu Miska, untuk bisa menyelesaikan mata kuliah ini. Mungkin suatu ketika membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun Aku akan melAkukannya demi agar mata kuliah ini bisa aku selesaikan. Aku mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada aku.”

Mendengar kejujuran serta perkataanku yg polos itu, kulihat Bu Miska tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yg kelihatan misterius, dimana Aku tak bisa mengerti apa maksudnya.

“Apa saja Bertho..?” kata Bu Miska seakan menegaskan perkataanku tadi yg secara spontan keluar dari mulutku tadi dgn nada bertanya.

“Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dgn spontan.

Seketika kemudian tanpa kusadari Bu Miska sudah berdiri di belakangku, ketika itu Aku masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Miska memegang pundakku sambil berbisik di telingAku.

“Apa saja kan Bertho..?” Aku mengangguk sambil menunduk,

Ketika itu Aku belom menyadari apa yg akan terjadi. Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Miska sudah menghujani pipiku dgn ciuman-ciuman lembut, sebelom sempat Aku tersadar apa yg akan terjadi. Bu Miska tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepala aku, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku. Ketika itu Aku tak tahu apa yg harus kulakukan, seketika kedua tangan Bu Miska memegang kedua tanganku, kemudian meremas-remaskan ke buah dadanya yg sudah mulai mengencang. Aku tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya.

“Bu, haruskah kita..” Sebelom Aku menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Miska sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam.

“Sudahlah Bertho, inilah yg Ibu inginkan..” Setelah berkata begitu, kembali Bu Miska melumat bibirku dgn lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas buah dadanya yg montok karena sudah mengencang.

Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yg normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Miska yg menggairahkan serta ucapannya yg begitu pasrah, kita berdua tenggelam dalam hasrat seks yg sangat menggebu-gebu serta panas.

Aku membalas melumat bibirnya yg indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua buah dadanya yg masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi.

Tangan Bu Miska turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yg sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Miska, secara reflek pula Aku mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Miska sambil terus bibirku melumat bibirnya.

Setelah bisa membuka bajunya, begitu pula dgn bajuku yg sudah terlepas, gairah kita semakin memuncak, kulihat kedua buah dada Bu Miska yg memakai BH itu mengencang, buah dadanya menyembul indah di antara BH-nya.

Kuciumi kedua buah dada itu, kulumat belahannya, buah dada yg putih serta indah. Kudengar suara Bu Miska yg mendesah-desah merasakan kenikmatan yg kuberikan. Kedua tangan Bu Miska mengelus-elus dada Aku yg bisertag. Lama Aku menciumi serta melumat kedua buah dadanya dgn kedua tanganku yg sesekali meremas-remas serta mengusap-usap buah dada serta perutnya.

Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Ketika itu Aku benar-benar bisa melihat dgn utuh kedua buah dada yg mulus, putih serta mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya. Kulumat putingnya dgn mulutku sambil tanganku meremas-remas buah dadanya yg lain.

Puting yg menonjol indah itu kukulum dgn penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Miska yg semakin menggebu-gebu.

Oh.., oh.., Bertho.. teruskan.., teruskan Bertho..!” desah Bu Miska dgn pasrah serta memelas.

Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dgn penuh gairah yg mengebu-gebu, kedua puting Bu Miska kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yg menonjol tepat di wajahku. Buah dada yg mengencang keras. Lama Aku melakukannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Miska berkata,

“Angkat Aku ke atas meja Bertho.., ayo angkat Aku..!”

Spontan kubopong tubuh Bu Miska ke arah meja, kududukkan, kemudian dgn reflek Aku menyingkirkan barang-barang di atas meja. Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dgn cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yg ditimbulkan tak terkemudian keras.

Masih dalam keadaan duduk di atas meja serta Aku berdiri di depannya, tangan Bu Miska langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celana Aku serta menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta Aku segera membuka celana dalamku, serta melemparkannya ke samping. Kulihat Bu Miska tersenyum serta berkata lirih,

“Oh.. Bertho.., betapa jantannya dirimu.. kemaluanmu begitu panjang serta besar..

Oh.. Bertho, Aku sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.” Aku tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Miska yg setengah bugil itu.

Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dgn posisi Aku berdiri di antara kedua pahanya yg telentang dgn rok yg tersibak sehingga kelihatan pahanya yg putih mulus, kuciumi buah dadanya, kulumat putingnya dgn penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya.

Aku memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kita yg berkeringat karena gairah yg timbul di antara Aku serta Bu Miska. Kutelusuri tubuh Bu Miska yg setengah bugil serta telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua buah dadanya yg montok, kemudian leher. Kudengar desahan-desahan serta rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Miska.

Sampai ketika Bu Miska menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Miska, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, kemudian kujatuhkan ke bawah. Setelah itu kubuka serta kuturunkan juga celana dalamnya.

Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Miska yg sudah bugil bulat, tubuh yg indah serta seksi, dgn gundukan daging di antara pahanya yg ditutupi oleh rambut yg begitu rimbun. Terdengar Bu Miska berkata pasrah,

“Ayolah Bertho.., apa yg kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”

Kurasakan tangan Bu Miska menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Aku mengikuti kemauan Bu Miska yg sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yg sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam kemaluan Bu Miska.

Kurasakan milik Bu Miska yg masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam kemaluan Bu Miska. Terdengar Bu Miska merintih serta mendesah,

Oh.., oh.., Bertho.. terus Bertho.. jangan lepaskan Bertho.. Aku mohon..!

” Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yg sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dgn posisi Bu Miska yg telentang di atas meja serta Aku berdiri di antara kedua pahanya.

Mula-mula teratur, seirama dgn goygan-goygan pantat Bu Miska. Sering kudengar rintihan-rintihan serta desahan Bu Miska karena menahan kenikmatan yg amat sangat. Begitu juga Aku, kuciumi serta kulumat kedua buah dada Bu Miska dgn mulutku. Kurasakan kedua tangan Bu Miska meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih,

“Oh.. Bertho.. oh.. Bertho.. jangan lepaskan Bertho, kumohon..!”

Mendengar rintihan Bu Miska, gairahku semakin memuncak, goyganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat. Terdengar lagi suara Bu Miska merintih,

“Oh.. Bertho.. dirimu memang perkasa.., kau memang jantan.. Bertho..
Aku mulai keluar.. oh..!”
“Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, Aku juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.

Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku serta tubuh Bu Miska mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kenikmatan yg keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke kemaluan Bu Miska.

Terdengar keluhan serta rintihan panjang dari mulut Bu Miska, kurasakan juga dada Aku digigit oleh Bu Miska, seakan-akan nmenahan kenikmatan yg amat sangat.

“Oh.. Bertho.. oh.. oh.. oh..”

Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam kemaluan Bu Miska, kurasakan tubuhku yg sangat kelelahan, kutelungkupkan tubuhku di atas tubuh Bu Miska dgn masih dalam keaserta bugil, agak lama Aku telungkup di atasnya.

Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, Aku langsung bangkit serta berkata,

“Bu, apakah yg sudah kita lakukan tadi..?

” Kembali Bu Miska memotong pembicaraanku,
“Sudahlah Bertho, yg tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah serta ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, dirimu mau kan..?”

Setelah berkata begitu, Bu Miska langsung menyodorkan kartu namanya kepada Aku. Kuterima kartu nama yg berisi alamat itu.

Sejenak kutermangu, kembali Aku dikagetkan oleh suara Bu Miska,

“Bertho, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!”

Tanpa basa-basi lagi, Aku langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu serta keluar ruangan. Dgn gontai Aku berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dgn kejadian yg baru saja terjadi antara Aku dgn Bu Miska. Aku telah bermain cinta dgn dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walo bagaimanapun nanti malam Aku harus ke rumah Bu Miska.

Kubisai rumah itu begitu kecil tapi asri dgn tanaman serta bunga di halaman depan yg tertata rapi, serasi sekali keasertanya. Langsung kupencet bel di pintu, tak lama kemudian Bu Miska sendiri yg membukakan pintu, kulihat Bu Miska tersenyum serta mempersilakan Aku masuk ke dalam. K

uketahui ternyata Bu Miska hidup sendirian di rumah ini. Setelah duduk, kemudian kita pun mengobrol. Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Miska selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yg dicintainya.

Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya. Setelah bosan, laki-laki itu meninggalkan Bu Miska. Kemudian dgn jujur pula dia meminta Aku selama masih menyelesaikan studi, Aku dimintanya untuk menjadi kawan sekaligus kekasihnya. Akhirnya Aku mulai menyadari bahwa posisiku tak beda dgn gigolo.

Kudengar Bu Miska berkata, “Selama dirimu masih belom wisuda, tetaplah menjadi kawan serta kekasih Ibu. Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Bertho..?”

Selain melihat kesendirian Bu Miska tanpa ada laki-laki yg bisa memuaskan hasratnya, Aku pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya Aku pun bersedia menerima tawarannya.

Akhirnya malam itu juga Aku serta Bu Miska kembali melakukan apa yg kita lakukan siang tadi di ruangan Bu Miska, di kampus. Namun bedanya kali ini Aku tak canggung lagi melayani Bu Miska dalam bercinta.

Kita bercinta dgn hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Miska. Walo bagaimanapun serta entah sampai kapan, Aku akan sekemudian melayani hasrat seksualnya yg berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yg tak lulus-lulus itu dari dulu.

The post Cerita Sex – Hasrat Gila Dosen Killer appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Les Private Ibu dan Anak

$
0
0

Cerita Hot, Cerita Hot Nyata, Cerita Hot Terbaru, Cerita Hot Terhangat, Aku mempunyai tetangga di diarea kosku bernama Bu Putri, dia menyandang status singgle parent dan mempunyai anak satu. Cerita Sex aku ini bermula ketika Bu Putri memintaku untuk memberikan les private anaknya yg bernama Esty. Esty sekarang kelas Tiga SMP, sebab ucap Bu Putri Esty lemah dalam pelajaran Bahasa Inggris, dan ditambah lagi sebenanti lagi menMasati Ujian Nasional, sebab itu Bu Putri meminta tolong memberi pelajaran tambahan pada anak perempuanya. Bu Putri sangat khawatir bila anaknya tak lulus dalam ujian nasional. Permintaan Bu Putri-pun aku respon dan itung-itung buat uang tambahan, hhe… maklum namanya juga mahasiswa.

Cerita Hot, Cerita Hot Nyata, Cerita Hot Terbaru, Cerita Hot Terhangat

Cerita Hot Terbaru

Kebetulan sekali mata pelajaran ini sesuai dgn jurusan yg kuambil, So tak ada kendala bagi aku. Singkat cerita jadwal private yg telah kami sepakati, yaitu jam 07.00-09.00 malam, les private ini dilakukan 3 kali seminggu dirumah Bu Putri. Ini sangat menguntungkan sekali So dgn jalan Bangi saja sudah sampai, irit bensin bro, Cuma modal Bangi aja, lumayan rejeki anak sholeh, hhe. Oh iya Les Private ini sekali pertemuan 60ribu, dgn hasil segitu aku bisa mengkalkulasi penghasilan tambahanku perbulan.

Pada hari itu mulailah aku memberi les private pada Esty, awalnya semua berjalan lancar, seperti layaknya les private pada umumnya. Pada suatu malam sesuai dgn jadwal, aku dateng ke rumah Bu Putri dgn maksud memberi les private pada Esty. Sesampainya disana ternyata yg ada hanya Bu Putri saja waktu itu, ucap Bu Putri, Esty lagi main dgn temannya sebab ada keperluan. Bu Putri berucap, mungkin sebenanti lagi dia akan pulang. Sambil menunggu Esty, Bu Putri-pun menyuguhkan secangkir kopi hangat dan sedikit cemilan padaku. Sambil menunggu Esty kami-pun berbincang,

“ Kopinya kok di diamkan sih Mas Adit, ayo silahkan diminum kopinya !!! ” ucap Bu Putri.

“ Oh Iya, hhe… aku minum ya Bu Kopinya ” jawabku sambil mengambil cangkir berisi kopi hangat yg ada di depanku.

“ Iya Mas silahkan !!! Sekrang udah semester berapa Mas Adit ? ” Bu Putri memulai percakapan.

“ Aku sudah semester akhir ini Bu, Tapi, skripsi aku belom selesai, hhe… ” jawab aku malu-malu sambil meletakkan cangkir kopi ke atas meja lagi.

“ Ouh gitu ya Mas… sebenanti lagi selesai dong, hhe… Nanti kalo sudah lulus, Esty gag ada yg ngajar les private lagi dong Mas Adit ” ucap Bu Putri.

“ Tenang aja sih Bu, skripsi aku juga masih lama, bisa jadi nanti duluan Esty lulusnya daripada aku… ” jawabku.

“ Mas Adit ini bisa aja, betah banget sih kuliahnya… hhe… Kuliah lama-lama emang gag kepingin Nikah apa ? ” Tanya Bu Putri mengejutkanku.

“ Ah Ibu ini ada-ada aja, semua laki-laki pasti kepingin nikahlah Bu… lagian kuliah aja belom selesai, masa iya maumikir Nikah sih Bu ? ” Jawabku.

“ Kamu itu gimana sih Mas, nanti nyesel hlo kalo nunda-nunda Nikah… ” ucap Bu Putri menggodaku.

“ Maksudnya nyesel gimna Bu ? ” tanyaku penasaran.

“ Kamu tahu nggk sih Mas, Kawin itu enak hlo…!! ” ucap Bu Putri.

“ Kalo mikir kawinya aja sih memang enak Bu, tapi tanggung jawabnya-kan besar Bu, belom lagi nanti menafkahinya… hhe… ” Jawabku.

Mendadak Bu Putri bangkit dari tempat duduknya, dgn sekejap lalu dia duduk di sampingku. Aku-pun kaget dgn apa yg dilakukan oleh Bu Putri, dan mendadak dia berbisik di kupingku,

“ kalo kamu mau, kamu gag perlu mikir masalah tanggung jawab, apalagi menafkahinya Mas Adit! ” bisik Bu Putri di kupingku.

Seketika itu juga, mendadak tangannya menyentuh kemaluanku yg tidur di balik celana jeans yg ku kenakan,

“ Bu! kalo Esty dateng gimana? ” tanyaku dgn gugup dgn aksi Bu Putri terhadapku.

Mendengar pertanyaanku itu, Bu Putri mendorong badanku hingga terbaring di Kursi, dan menindih badanku lalu kembali berbisik.

“ Tenang saja! Semua sudah Ibu rencanakan. Esty tak akan pulang ke rumah malam ini, sebab dia sedang ada kegiatan Camping di sekolahnya. Tadi sore, Esty pesan sama Bu, minta tolong menyampaikan ke kamu bahwa private malam ini ditiadakan dulu… ”

Penjelasan Bu itu cukup mengagetkanku. Dalam perasaan gugup bercampur birahi yg menggoda, mendadak Bu Putri yg duduk di atas badanku yg terbaring di kursi ruang tamu itu, Bu melepaskan pakaiannya sehingga payudara putih besar yg tertampung dalam Bra putih menjadi pemandangan langka di hadapanku. Seterusnya Bu Putri melepaskan rok panjang yg ia kenakan, sehingga sesosok badan wanita yg hanya tertutup oleh BH dan CD menjadi pemandangan nyata di depan mata.

Sejujurnya, aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, tapi rasa gugup dan kaget masih menyelimuti hatiku. Di waktu itulah, mendadak Bu Putri berusaha membuka kancing celanaku dan menurunkan reslitingku. Dia tersenyum padaku, lalu berucap,

“ Burungmu pasti sulit bernafas kalo tak dikeluarkan…. ” ucapnya.

Mendengar ucap-ucap itu, akupun berusaha melempar senyumku dan seketika itu juga ku turunkan celana jeansku dan ku biarkan Bu Putri yg mengeluarkan kemaluan dari celana dalamku.
Batang kemaluanku yg sudah tegang, langsung menyembul keluar sesudah Bu Putri menurunkan CDku. Beberapa waktu Bu memandangi dan meremas batang kemaluanku, lalu ia menunduk dan memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. sebuah kenikmatan yg tak tertahan waktu lidah Bu Putri membelai kepala kemaluanku. Sepertinya, aku tak sanggup menahan punjak birahi yg sudah berada di ubun-ubun. Akibatnya, air maniku pun keluar dgn kencang mengisi mulut Bu yg sedang aakuik memainkan lidahnya di kepala kemaluanku.

Melihat cepatnya aku mencapai puncak, Bu Putri bukannya kecewa. Ia malah tersenyum dgn lelehan air mani di bibirnya. Bu Putri mengeluarkan sisa air mani yg masih berada di mulutnya dan meludahkannya ke batang kemaluanku. Kemudian ia kembali mengulum kemaluanku yg mulai melemah selama beberapa waktu. Dgn bibir yg masih berlumuran air mani, Bu Putri kembali menjatuhkan badannya di atas badanku, lalu mencium bibirku. ku coba untuk membalas reaksinya dgn menyambut lidahnya yg masuk ke mulutku.

Seketika aku-pun merasakan sebuah sensasi yg luar biasa ketika Bu Putri seakan mengajak berbagi air mani di mulutku. Aku tak perduli dgn bau air mani yg kecut harus masuk ke tenggorokanku, yg ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar kemaluanku bisa kembali bangkit dari kematiannya. aku mencoba meremas-remas payudara besar yg masih terbungkus BH, sebuah hal yg luar biasa yg tak pernah ku mimpikan sebelomnya. Ternyata menjadi guru private anak tetangga merupakan awal hilangnya keperjakaanku. Bu Putri telah merencanakan ini secara sempurna tanpa ku ketahui sebelomnya.

Mungkin sebagai seorang janda, ia juga merindukan nikmatnya waktu melakukan hubungan dgn suaminya yg telah meninggal dunia sekitar setahun yg lalu.Sesudah puas berciuman mesra di kursi, Bu Putri bangkit dari badanku. Ia kemudian menarik celana Jeans dan CDku sampai terlepas dan memintaku untuk melepaskan pakaian juga. ku turuti saja keinginannya, hingga aku menjadi sesosok laki-laki bugil dgn kemaluan yg mati tergantung. Bu Putri memegang tanganku dan menarikku menuju sebuah kamar yg bisa dipastikan adalah kamar tidurnya. Sesudah berada di dalam kamar, Bu Putri melepaskan BH dan CD putih yg ia kenakan. Kemudian ia berdiri di hadapanku dgn badan bugil. Dalam posisi berdiri, kami kembali berciuman. Lalu ia berucap padaku:

“ Dit! jika kamu sudah siap, lakukan saja yg ingin kau lakukan dgn Bu…. Bu akan menunggu… ” demikian perucapannya yg dipenuhi dgn birahi indah.

Kemudian dia berjalan meninggalkanku dan menghempaskan badannya di atas tempat tidur empuk yg ada di kamarnya itu. Ajakan itu tak ingin ku sia-siakan dan hilang begitu saja. Sesosok badan wanita yg siap untuk dinikmati, kenapa tak aku manfaatkan.Tanpa pikir panjang, ku Masati badan Bu Putri yg telah terhidang siap saji untuk disantap. Lalu ku mulai aksiku dari menaiki badan Bu Putri dan mencium bibirnya. Bibir dan lidah kami saling beradu dalam suasana yg penuh birahi. Sambil terus berciuman, ku remas salah 1 payudara Bu Putri yg lumayan besar dan lembek, dgn salah 1 tangan menopang berat badanku agar tak menindih sempurna badan Bu Putri.

Aktivitas itu terus ku lakukan, hingga akhirnya batang kemaluanku kembali terjaga dari tidurnya. Dalam suasana penuh nafsu yg tak tertahan, ku belai selangkangan Bu Putri yg ditumbuhi oleh bulu yg lebat. Ku coba untuk merayap dan memasukkan jariku ke belahan di pangkal paha Bu Putri. Tak terlalu sulit untuk mendapatkannya, hingga dalam beberapa detik, aku telah berhasil menenggelamkan jari tengahku di liang kemaluan Bu Putri. Sewaktu kemudian, ku mainkan jariku di liang yg basah itu, sehingga membuat Bu Putri mendesah. Sepertinya dia mulai merasakan kenikmatan bercinta dgnku. Sebagai seorang yg tak pernah melakukan hubungan seks layaknya suami istri, aku tak begitu mengerti apa yg harus ku lakukan pada badan bugil yg waktu itu telah siap untuk ku nikmati.

Yg ada dalam pikiranku hanyalah menikmati, dan bukan memberi kenikmatan.
Tanpa terlalu lama bermain dgn benda yg juga baru pertama kali ku belai, aku mulai berpikir untuk memasukkan kemaluanku yg sudah cukup keras ke dalam liang kemaluan Bu Putri yg kenyal dan dikelilingi oleh bulu yg lebat. Aku merubah posisi ku, lalu mengarahkan kepala kemaluanku ke belahan di sela paha Bu dgn tanganku. Mungkin sebab statusnya yg janda beranak 1, alias sudah bukan perawan, batang kemaluanku tak terlalu sulit untuk menerobos masuk ke kemaluan Bu Putri.

Rasa yg ku dapatkan waktu menggenjot liang kemaluan Bu Putri yg lembat sungguh tak bisa
ku lukiskan dgn ucap-ucap. Batang kemaluanku yg terjepit oleh dinding kemaluan yg kenyal benar-benar memaksaku untuk menuju puncak birahi. Tak seberapa lama aku melakukan hal tersebut, dapat ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul di pangkal kemaluanku. Waktu itulah, aku semakin meningkatkan tempo permainanku, hingga akhirnya aku tak tahan lagi.

Ku hentakkan pantatku sekeras mungkin, sehingga kemaluanku tenggelam sempurna di dalam liang kemaluan Bu Putri dan ku rasakan air maniku keluar dan mengisi liang kemaluan Bu Putri.
Aku sama sekali tak berpikir akan akibat yg mungkin terjadi dgn tertanamnya air mani di rahim Bu Putri, kecuali sesudah batang kemaluanku kembali melemah dan ku jatuhkan badanku di samping badan Bu Putri yg basah bermandikan keringat. Bu Putri tersenyum padaku, lalu berucap,

“ Gag perlu belajar lama, ya? ” ucap Bu sambil bangkit dari posisinya.

Entah apa yg akan dia lakukan, ia berdiri di atas tempat tidur lalu ia duduk di atas dadaku sambil mengarahkan kemaluannya yg masih basah tersebut ke daerah wajahku.

“ Mainkan lidahmu, Dit! ” Ucap Bu Putri kemudian.

Tanpa pikir panjang dan banyak tanya, ku turuti saja keinginannya, ku jilati belahan kemaluan Bu Putri yg duduk di atas wajahku. Dgn bantuan jariku, ku buka belahan kemaluan Bu yg kenyal itu lalu ku masukkan lidahku sedalam-dalamnya ke liang kemaluan Bu Putri. Mendadak ku rasakan cairan putih kental yg tak lain adalah air maniku keluar dari liang kemaluan Bu Putri dan masuk ke mulutku. Meskipun agak jijik, tapi aku tak berani memuntahkannya dari mulutku. Aku hanya menahannya di mulutku sambil terus memainkan lidahku di liang kemaluan yg terbuka lebar itu.

Beberapa waktu sesudah aktivitas menjilat itu ku lakukan untuk Bu Putri, ku coba untuk kembali menjatuhkan badan Bu Putri ke tempat tidur. Waktu itulah, kembali ku cium bibir Bu Putri sambil mengeluarkan air mani yg ada di mulutku dan memasukkannya ke mulut Bu Putri. Bu Putri bukannya menolak, ia malah menerima dan bahkan menelat air mani yg ku keluarkan di mulutnya.

Malam itu, aku tak pulang ke kosku. Aku tak bisa meninggalkan indahnya bercinta dgn Bu Putri, Ibu dari siswa privateku, sebab ia adalah wanita yg telah merampas keperjakaanku, sekaligus orang yg pertama memberiku kenikmatan bercinta. Malam itu, aku tak dapat tertidur. Meskipun aku tahu Bu begitu lelah dan mengantuk, tetapi aku terus mengulangi hubungan seks dgn Bu. Beberapa kali ku paksakan untuk memasukkan kemaluanku ke kemaluan Bu Putri waktu ia tertidur, tetapi gesekan batang kemaluanku di dinding kemaluannya selalu membuatnya terbangun dan kembali memberikan respon untuk aksi ajakanku.

Seingatku, malam itu aku melakukan hubungan seks dgn Bu Putri lebih dari 10 kali. Sebab setiap kali kemaluanku bangun, aku langsung memasukkan ke liang kemaluan Bu. Dari pelajaran malam itu, yg ada di pikiranku hanyalah keinginan untuk terus bisa merasakan kemaluan, hingga akhirnya aku berhasil merenggut keperawanan Esty, putri Bu Putri sendiri. Sebab seringnya bercinta dgn Bu Putri, Ibu dari siswa privateku, Esty, hubungan gelap tanpa komitmen yg selama ini terjalin anantia kami, tercium oleh Esty. Hal ini terjadi ketika suatu malam, sesudah aku memberikan private di rumah Esty, hujan turun dgn lebatnya.

Bu Putri menyarankan, agar aku tak usah pulang dulu sebelom hujan reda. Tetapi ternyata hujan tak berhenti hingga lewat jam 11 malam. Bu Putri menyarankan untuk bermalam saja.
Meskipun dgn sedikit basa-basi penolakan, tetapi tawaran itu ku terima dgn senang hati, dan memang itu harapanku, berharap dinginnya malam dgn suasana hujan lebat, akan menambah indah nuansa pencapaian puncak birahi dalam bercinta dgn janda beranak 1 itu.
Malam itu, aku hanya tidur di kursi ruang tamu, sebab memang hanya ada 2 kamar di rumah Bu Putri.

Mungkin hanya sekedar mengelabui Esty yg belom tahu hubungan gelap yg ku jalin dgn Ibunya. Di kursi itu, aku terus memainkan jariku di HPku yg hanya bergetar jika ada SMS atau panggilan masuk, sebab memang aku sedang SMSan dgn Bu Putri yg ada di kamarnya. Saling merayu di udara dgn bahasa yg mengoda birahi. Sesudah memastikan Esty tertidur di kamarnya, sekitar pukul 12.30 malam, Bu Putri mengirinkan SMS yg berbunyi,

“ Dit! Ke Kamar Ibu dong, Ibu udah pngin sekali nih !!! ”

Menerima SMS itu, dgn penuh semangat, aku keluar dari selimutku dan bangkit dari kursi lalu melangkah perlahan ke kamar Bu Putri. Suasana hujan yg masih sangat lebat memberikan keleluasaan bagiku, sebab suara langkahku tak akan memecah heningnya malam.
Waktu aku membuka pintu kamar Bu Putri, mendadak Esty keluar dari kamarnya. Hal tersebut tentu saja sangat mengejutkanku. Apalagi melihat ekspresi kekagetan Esty melihat gelagatku.

“ Bang adit, itukan kamar Mamah, Abang mau ngapain kesitu ? ” tanya Esty pada aku,

Begitulah ucap yg terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, putri tunggal Bu Esty. Aku yg kaget sebab nyaris tertangkap basah dgn dorongan birahiku, langsung berusaha mencari alasan yg tepat untuk jawaban untuk pertanyaannya tersebut.

“ Eeee…. ” jawabku seraya tanganku melepas gagang pintu kamar Bu Putri yg kebetulan telah terlanjur terbuka, sambil terus berpikir keras untuk mencari alasan.

“ Begini Es! tadi Abang kira ini kamar kamu… Ucap Mamah kamu, Abang disuruh membangunkan kamu. Kamu disuruh Mamah kamu tidur dgn Mamah, Abang di suruh tidur di kamar kamu… Gitu, Rin! ” Jawabku dgn bahasa yg agar berbelit-belit.

Esty-pun mengerutkan keningnya beberapa waktu, lalu kemudian melempar senyumnya.

“ Oo Iya, Bang! Kamar Esty di sini, Abang tidur aja di sini !!! biar Esty tidur di kamar Mamah ” begitu jawab Esty sambil masuk kembali ke kamarnya dgn maksud mungkin mengambil keperluan tidurnya.

Ku tutup kembali pintu kamar Bu Putri dgn segudang kekecewaan, sebab hasrat yg memuncak tak bisa terlampiaskan di malam yg begitu mendukung ini. Dgn langkah lemas, ku beranjak ke kamar Esty, dan ku lihat Esty telah siap meninggalkan kamarnya menuju kamar Mamahnya.

“ Silahkan, Ka! ” sapa Esty mempersilahkan aku untuk tidur di kamarnya.

“ Sebab itusih, ya Rin! ” sapaku waktu dia ke luar dari kamarnya.

Esty hanya melempar senyum waktu berlalu dari hadapanku. Ku lihat dgn selimut di tangannya, dia membuka kamar Mamahnya, kemudian masuk dan menutup pintu kamar Mamahnya tersebut. Dgn tertutupnya pintu kamar Bu Putri, sebab itu pupuslah harapan untuk bisa kembali bercinta dgn Bu Putri. Malam terus berlalu, tetapi aku tetap tak bisa tertidur sebab gagalnya mencuri kesempatan indah untuk bercinta. jam 1 malam, hujan telah berhenti, mendadak HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS masuk. Aku buka dan kubaca, ternyata Bu Putri yg mengirimnya.

“ Dit! kmu psti belom tdur kn? ” itulah bunyi SMSnya.

Dgn masuknya SMS itu, aku merasa ada secercah harapan baru untuk kembali bisa melepas hasrat yg tertunda. langsung ku balas SMS Bu Putri,

“ Belom, Bu? gimana nih? aku udah gak tahan mo nancepin lgi. ” jawabku via SMS.

Tak lama, masuk lagi balasan dari Bu Putri,

“ iya, Bu jg nih ” begitu jawab Bu Putri singkat.

Dgn gesit ku mainkan jariku merangkai SMS balasan, dgn maksud menyusun strategi untuk bisa memadu hasrat tanpa diketahui Esty, anak perempuannya.

“ Esty dah bobo ya Bu? ” bgitu isi SMSku. “ Iya! ” jawab Bu Putri dgn singkat.

“ Bu, Tititku dah bngun nih, Bu! sudah ga thn mo ngntot memek Bu! ” begitu rayuanku dalam SMS berusaha mengajak Bu Putri untuk kembali melakukan hubungan seks dgnku.

“ Dit! kmu tljg dlu, ya! nnti Bu ksana ” bgitulah balasan Bu.

Dgn girang ku balas SMS Bu Putri dgn dua ucap “ OK! ” Dgn semangat menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan badanku di atas tempat tidur di kamar Esty, putri semata waygnya. Dgn rasa tak sabar, kembali ku berniat untuk mengirim SMS ke Bu Putri, tetapi mendadak ku dengar pintu kamar di buka dgn hati-hati, dan ku dgn suara pintu itu kembali di tutup dgn hati-hati. Dalam senyapnya malam yg di hiasi suara rintik-rintik air sisa hujan lebat, tak ku dengar adanya langkah yg dateng menuju kamar dimana aku terbaring menunggu waktu-waktu indah menikmati kemaluan Bu Putri yg lembek dan basah.

Mendadak gagang pintu kamar mulai bergerak dan pintupun mulai terbuka perlahan. Tetapi aku sangat kaget, sebab yg dateng bukan Bu Putri, melainkan Esty, putrinya yg baru kelas 3 SMP. Esty meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai iakuarat agar aku tak bicara. Aku yg sudah terlanjur telanjang, tak sanggup berbuat apa-apa kecuali menutupi batang kemaluanku yg sudah keras dgn guling yg ada di sampingku.

Sesudah kembali menutup pintu kamar dgn hati-hati, Esty melangkah ke arahku, dan duduk di sampingku lalu menarik guling yg menutup kemaluanku. Ia kemudian menggenggam batang kemaluanku dgn kencang, sehingga hampir membuatku berteriak. Esty menMasatkan wajahnya ke hadapanku dan dgn nada berbisik, Esty berucap,

“ Jadi selama ini, Abang dibayar bukan hanya untuk ngasih private aku ya? ”“ Maaf, Rin! Abang… bukan begitu! kamu tak mengerti… ”

“ Abang gag usah bohong! Esty sudah baca semua SMS Abang di HP Mamah… ”

“ Apa? jadi yg ….. ”

Belom selesai aku menjawab,

“ Iya! yg balas SMS Abang itu Esty ! ”

“ Maafkan Abang, Es! Abang gag ada maksud begitu… ”

“ Udah deh! Abang gag usah bohong… Kenapa Abang melakukan ini dgn

Mamahku!? ”

“ Rin! bukan kemauan Abang, Rin! Abang juga gag tahu kenapa ini sampai terjadi…!! ”

“ Bang! Mulai hari ini, Esty gag mau private lagi sama Abang… Esty kecewa sama Abang! ”
Mendengar kekecewaan Esty itu, ku peluk badan Esty dan ku ciumi bibirnya, tetapi Esty tak bereaksi melawan, apalagi berteriak. Ku jatuhkan badannya ke tempat tidur sambil terus ku ciumi bibirnya. Ku tahan gerakan kedua tangannya dgn kedua tanganku, dan ku tindih badannya agar dia tak lagi sanggup bergerak. Merasakan Esty yg tak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan cenderung pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Esty. Tetapi yg terlihat dari wajahnya bukan kekecewaan. Esty justru melemparkan senyumannya padaku,

“ Ada apa ini? ” pikirku dalam hati.

“ Perawani Esty, Bang! tapi jangan hamili Esty! ” itulah kalimat yg terucap dibalik senyumnya.

Aku pun senang mendengar kalimat itu. Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yg menutup badannya, mulai dari babydol yg dikenakannya, hingga BH dan CDnya. Tampak dihadapanku sesosok badan kecil yg lumayan langsung dgn buah dada kecil yg montok. Selangkangan Esty yg cembung dgn rambut ikal tipis yg tumbuh dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yg sangat indah bagiku.

Aku tak mau melewatkan kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya kemaluan seorang perawan berusia 15 tahun. Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua Banginya, sehingga selangkangannya terbuka lebar. Terlihat jelas belahan kemaluan Esty yg hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus. Tak terlihat disana ada liang untuk masuknya kemaluanku yg sudah siap tempur. Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala kemaluanku ke belahan yg masih sangat rapat itu. Dgn kedua tangannya, Esty memegang Banginya yg terbuka lebar ke atas.

Dgn bantuannya itu, aku bisa menggunakan jariku untuk membuka belahan kemaluan Esty. Bisa ku lihat di dalamnya daging yg agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala kemaluanku di sela belahan yg terbuka itu. Dgn sedikit memaksa, kepala kemaluanku berhasil menerobos liang kemaluannya yg terasa sangat sempit. Aku terus menekan agar kemaluanku bisa masuk sempurna ke dalam kemaluan Esty, namun usaha itu harus ku lakukan dgn perlahan. Aku harus tarik ulur agar cairan kemaluannya membasahi seluruh batang kemaluanku. Tanpa cara itu, Kemaluanku tak bisa dipaksa masuk.

Sedikit demi sedikit, batang kemaluanku semakin dalam masuk ke liang kemaluan Esty yg sangat sempit, sampai akhirnya setengah batang kemaluanku telah berhasil masuk. Dalam posisi kemaluan yg setengah menancap di selangkangannya, ku jatuhkan badanku di dadanya. Ku raih bibirnya dan mencoba menciuminya, ku remas payudara montok yg masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke payudaranya. Esty terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati belaian yg lidahku di leher dan payudaranya. Bahkan mungkin ia melupakan bahwa kemaluanku baru setengah masuk ke liang kemaluannya.

Melihat keadaan itu, ku tumpukan badanku di atas siku yg berada di kedua sisi badannya dan ku pegang erat bahunya. Dgn terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, kembali ku genjot liang kemaluannya yg sangat rapat dan kesat. Terus ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya telah ku pegang erat, tetapi tetap saja genjotan yg ku lakukan untuk menerobos liang kemaluannya hanya bisa masuk dgn perlahan. Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada usaha untuk memasukkan kemaluan ke liang kemaluannya. Aku turun dari tempat tidur, dan menarik badan Esty ke sisi tempat tidur itu. Dgn posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali ku arahkan kemaluanku yg sedikit ku basahi dgn air liurku ke liang kemaluannya. Kemaluanku kembali hanya bisa masuk setengah ke dalam liang kemaluan Esty, namun dgn posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar badannya tak bergerak mengikuti tiap genjotanku. Usahaku akhirnya tak sia-sia, sebab dgn posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos liang kemaluan Esty dgn sempurna.

Dalam posisi tenggelam sempurna, aku mjatuhkan badanku ke dada Esty dan berguling agar posisi Esty di atas. Ku peluk badan Esty dan ku coba menarik keluar kemaluanku dari liang sempit yg basah itu, lalu mendorongnya masuk kembali. Beberapa kali ku lakukan itu, aku mebali berguling, sehingga posisiku mebali di atas. Waktu itulah permainan sesungguhnya di mulai. Kemaluan Esty sepertinya telah sanggup beradaptasi dgn benda tumpul yg menerobos liang kemaluannya. Rapatnya liang kemaluan Esty memberikan kenikmatan yg luar biasa yg tak pernah ku rasakan waktu bercinta dgn Bu Putri. dinding kemaluan Esty seakan mencengkram erat batang kemaluanku, persis seperti waktu pertama Esty mencengkar kemaluanku dgn tangannya. Selesai.

The post Cerita Sex – Les Private Ibu dan Anak appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Rahasia 3

$
0
0

Cerita Ngentot, Cerita Ngentot Nyata, Cerita Ngentot  Terhangat, Aqu dan Shana akhirnya resmi menjadi TTM (Kawan Tapi Mesum). Di kampus dan di depan kawan-kawan yang lain, kita bersikap normal seperti biasa. Ia masih akrab dengan Santi, meskipun kadang Santi suka menjadikan ‘ingus’ di boneka Shana sebagai lelucon di waktu bercdana. Sejak ketika itu ia jadi sering meledek Shana sebagai “bocah ingusan” ato “perempuan ingusan”. Untungnya ia tak sadar bahwa lendir yang ia sentuh tanpa sengaja ketika itu bukanlah ingus Shana, melainkan air maniqu yang tak sempat Shana bersihkan.

Cerita Ngentot, Cerita Ngentot Nyata, Cerita Ngentot Terhangat

Namun ketika kita mendapatkan waktu untuk berduaan, hal-hal di luar aktivitas perkawanan sering terjadi. Ketika Shana sedang ‘pingin’, ia sering menelpon ato mengirim SMS dan mengajakku ketemuan, kadang di tempat kostnya, namun lebih sering di tempat kostku. Kemudian kita akan bercumbu untuk memuaskan gairah masing-masing, walaupun hingga ketika ini Shana masih menolak untuk melepaskan virginitasnya. Tapi di sisi lain, sewaktu aqu yang sedang horny, kadang aqu masih agak gengsi untuk meminta duluan. Untungnya Shana memahami perihal itu.

“Di…, kalo misalnya loe lagi horni, lagi pengen bingit dan ga bisa ditahan, loe call Aqu aja ya. Kalo lagi ga sibuk pasti Aqu bantuin kok. Oke? Jangan malu-malu,” ucapnya, tiap kali aqu selesai membuat dia klimaks dengan jilatan di daerah kemaluan.

Dengan dukungan seperti itu, aqu pun memberanikan diri untuk meminta duluan. Pernah ketika aqu sedang di sela-sela kuliah, tiba-tiba saja kemaluanku terasa tegang dan nafsuku jadi menggebu-gebu. Aqu tak tahu kenapa, mungkin karena ketika itu sedang hujan gerimis dan udara lumayan dingin. Aqu jadi ingat pada Shana, kemudian aqu menelponnya, tapi tak diangkat. Aqu jadi heran, kemudian aqu kirimi dia SMS.

‘Shan,loe lg dmn?’

Aqu sengaja mengonfirmasi dulu, tak langsung to the point, sebab kalo hapenya sedang dipegang orang lain dan hubungan rahasia kita terbongkar, bisa berabe nanti.

Beberapa detik kemudian, Shana membalas:

‘Aqu lg ada kuliah. Tunggu sbntar ya.’

Aqu baru ingat kalo semester ini jadwal kuliah kita banyak yang tak sama. Shana lebih pintar dariku, ia sudah mengambil mata kuliah untuk semester depan, sementara aqu masih harus mengulang beberapa kuliah semester kemudian.

Lima belas menit lamanya aqu menunggu, akhirnya Shana balas menelponku.

“Haloe, Di. Aqu baru keluar class nih. Ada apa?” tanyanya santai.

“Nggg…. itu Shan…. habis ini loe ada jadwal lagi gag? Aqu….”

“Gag ada kok, udah selesai semua. Loe lagi dimana? Ada apa sih?”

Seandainya saja ketika itu aqu dapat mengatakan bahwa aqu mencintainya lebih dari sekedar kawan mesum, bahwa aqu memikirkannya lebih dari sekedar nafsu seks. Tapi aqu tak bisa mengatakan itu. Aqu sadar hubungan di antara kita ada di posisi apa.

“Friend with benefit”, begitu kata film-film Hollywood.

“Aqu lagi di teras gedung E. Aqu… g-Aqu butuh bantuan loe nih sekarang…,” ucapku pelan.

Di luar dugaan, Shana malah tertawa terbahak-bahak,

“Hahahaha… ngomong loe kaya yang mau nembak Aqu aja….! Pake gagap segala.”

Teggorokanku terasa mampat seketika. Kemudian Shana melanjutkan ucapannya.

“Ngarti, ngarti, Aqu ngarti kok. Tenang, Aqu lagi luang sekarang. Aqu samperin ke sana ya?”

“Oke….”

Aqu menunggu di sebuah kursi panjang yang kebetulan sedang kosong. Mahasiswa yang lain mungkin sudah pulang ato ada di dalem class. Geng Power Rangers selain kita berdua juga kalo tak salah sedang ada kesibukan sendiri-sendiri.

Shana muncul di seberang sana. Ia berlari kecil sembari menutupi kepalanya dengan tas, untuk menghindari gerimis. Ketika ia akhirnya tiba di hadapanku, baju kemeja kotak-kotak yang ia kenakan tampak basah sedikit. Di sela-sela kerah kemeja yang tak dikancingi itu, aqu dapat melihat kaos putih yang ketat membungkus badannya. Di bawahnya, ia mengenakan celana jeans ketat yang membuat kaki jenjangnya tercetak jelas.

“Sorry Shan, Aqu jadi ngerepotin…,” ujarku melihat ia sedang membersihkan bekas air di pundaknya.

“Selow aja. Yuk.”

Pertamanya, kita tak tahu harus melaqukannya dimana. Pada jam segini biasanya para mahasiswa masih belum pulang semua, jadi agak sulit menemukan ruang class yang kosong. Setelah beberapa menit mengitari gedung E, akhirnya kita menemukan ruang class yang sepertinya bisa digunakan.

“Di sini aja nih, kayanya aman,” ujar Shana.

Aqu melihat jadwal pemakaian class yang ditempel di kaca jendela, ternyata memang class ini tak akan dipake lagi sore ini.

Kita pun masuk ke dalem ruang class itu, Shana segera menutup pintu dan mengunci seloetnya, untuk jaga-jaga. Selama beberapa detik kita bertatapan, kemudian aqu memeluknya. Aqu merapatkan badanku dengan badannya, merasakan kehangatannya, merasakan payudara yang menononjol kecil dari balik kaosnya. Kemudian tanganku meraba pantatnya yang padat dan kencang, terbalut jeans ketat yang membuatnya semakin seksi.

“Aqu seneng Di, loe minta duluan,” ucapnya di telingaqu.

“Kenapa?”

“Jadinya Aqu gag ngerasa manfaatin loe doang. Selama ini Aqu kok ngerasa jadi perempuan mesum bingit ya, sekemudian yang mulai duluan. hahaha.” ucapnya, kemudian ia mencium leherku.

“Dasar loe Shan, loe kan emang mesum.”

Aqu langsung menyerbu bibirnya, aqu melumatnya dan menghisapnya, kemudian kumasukkan lidahku ke dalem rongga mulutnya. Lidah kita bertautan, saling menjilat, saling menghisap.

“Mmmmmhhh….” desah Shana di sela ciuman kita.

Tanpa melepaskan mulutku dari mulutnya, aqu mendorong badan Shana hingga ia tiduran di atas meja. Aqu terus menghisap bibirnya, sementara tanganku menyelinap ke dalem kaosnya, kemudian meremas-remas payudaranya yang masih ditutupi bh.

Dengan lihai aqu membuka kemejanya, kemudian menarik kaosnya hingga ke atas dada. Aqu dapat melihat badan Shana yang putih mulus, pinggangnya yang langsing, perutnya yang rata dan bersih, juga payudaranya yang bulat mungil mengintip dari balik bh warna hitam. Jika kuibaratkan badannya dengan makanan, maka ini adalah makanan sangat lezat yang siap kusantap.

“Nafsu bingit loe Di…” bisik Shana.

Aqu langsung menciumi perutnya, mmm…. bau parfum yang ia kenakan semakin menambah gairahku. Kemudian kujilati pusarnya hingga ia menggelinjang keenakan.

“Aaahh… Adi…. Geli….”

“Jangan keras-keras suaranya, nanti ada yang denger….”

Kemudian aqu menyingkap cup bh-nya, menampakkan payudaranya yang sangat ranum dan bulat bagaikan apel, meskipun ukurannya tak terkemudian besar. Kedua putingnya tampak sudah menegang berkat rangsanganku barusan.

Aqu langsung melahap payudaranya itu. Yang sebelah kanan kujilati dan kuhisap menggunakan mulut, sementara yang kiri kupijat-pijat dan kupilin-pilin putungnya.

“Mmmm…. surrrrppp!”

“Ahhh…. Urghhh….” Shana tampak tak bisa mengendalikan desahannya.

Aqu terus menikmati keindahan payudaranya, sembari aqu menggesek-gesekkan selangkanganku ke arah selangkangannya yang sama-sama masih ditutupi celana.

“Di…, Adi…,” ia memanggil.

“Kenapa Tan?” tanyaqu.

“Mmmmh… kok malah Aqu lagi Aqu lagi sih.. sekarang kan giliran loe, kan tadi loe yang minta,” ucapnya dengan mata sayu.

Shana kemudian bangkat berdiri dan mendorongku. Ia membetulkan posisi bh dan kaosnya, kemudian menepuk pundakku.

“Sekarang loe diem aja,” ia menggoda.

Kemudian ia mulai menjilati leherku, kupingku, sampai ke perut yang ada di balik kaos yang kukenakan. Aqu merinding merasakan lidahnya yang lembut dan hangat menjalar di sekitar pusarku. Kemudian dengan perlahan-lahan ia menggunakan tangannya untuk mengelus-elus kemaluanku.

“Kayanya loe kedinginan ya, sampe tegang begini?” tanyanya. Aqu hanya mengangguk.

Dengan terampil ia membuka resleting celanaqu, kemudian merogoh ke dalem dan mengeluarkan kemaluanku yang sudah keras dan tegang. Ia pun melanjutkan jilatannya. Gagang kemaluanku ia jilati dengan lembut dan penuh perasaan, hingga permukannya basah terkena air liur. Setelah basah, ia pun menggenggam kemaluanku dan mengocoknya perlahan.

“Hmmmmh… enak Shan….” gumamku.

Ia juga tak lupa menjilat dan menghisap biji kemaluanku. Aqu mendesah keenakan, rasanya memang sulit menahan kenikmatan ini. Apalagi ketika ia membuka mulutnya dan mulai melahap kemaluanku. Ia menghisapnya, menyedotnya seperti sedang menikmati permen.

“Wiii…wo aaiwa woi waa….” gumamnya tak jelas. Ucapannya tak jelas karena mulutnya sedang disesaki oleh kemaluanku.

“Apa Shan?”

“Wo wao… we waaaia… surrrp!” ia melepaskan kemaluanku dari mulutnya, kemudian menelan ludah,

“Ahh. Sial ni mikrofon lu bukannya bikin suara jelas malah bikin ga kedengeran!”

“He hehe… loe mau ngomong apa sih?”

“Aqu mau bilang, kaloe loe mau keluar, pliis jangan keluarin di mulut Aqu kaya waktu itu…. Rasanya bikin mual. Plis kasih tau ya kaloe loe udah mau keluar…,” ucapnya sembari mengocok kemaluanku dengan tangannya.

“Iyaaa deh, nanti Aqu kasih tau.”

“Janji yaaa?”

“Janjiii!” aqu membentuk huruf V dengan jari tangan.

Tanpa ragu, Shana kembali melahap kemaluanku, kali ini lebih dalem dari sebelumnya. Ia memaju-mundurkan kepalanya, membuat kemaluanku tertelan lebih dalem. Aqu tak menyangka, dalem waktu singkat ia sudah jadi seahli ini. Sesekali aqu seperti merasakan ujung kemaluanku menyentuh tenggorokannya. Kehangatan yang luar biasa, sungguh nikmat.

“MMmmmhhh… gilaaa, nikmat bingit….” gumamku.

Sembari menikmati sedotannya, aqu mengelus-elus rambutnya, merasakan rambutnya yang panjang dan sehat seperti di iklan-iklan shampoo. Dalem hati aqu bertanya-tanya, apakah kenikmatan fisik ini sudah cukup bagiku? Apakah di dalem hati Shana tak ada sesuatu yang lebih? Semakin aqu memikirkan itu, semakin bertambah gairahku, dan aqu sudah tak bisa mengendalikannya lagi.

Beberapa menit kemudian, aqu pun berbisik,

“Shan… Aqu mau keluar…. mmmh!”

Mata Shana menatap ke arahku dari bawah sana, kemudian ia buru-buru melepaskan kemaluanku. Dengan suara ‘ah’ yang keluar dari mulutnya, ia berusaha mengambil nafas yang sejak tadi terhambat, dan itu membuat wajahnya semakin cantik. Aqu memegangi kepalanya agar ia tak menghindar, kemudian kukocok kemaluanku sendiri, dan dalem waktu singkat air maniqu keluar dengan kecepatan tinggi. Muncrat dan mengenai wajah Shana, sebagian ada yang di dekat hidung, di dekat mulut, dan ada juga yang mendarat di poni rambutnya. Ada perasaan puas dan nikmat ketika melihat air mani itu mengalir pelan ke dagu dan ke lehernya.

Shana masih terdiam, sepertinya ia agak shock menerima ‘shower’ tadi. Kemudian perlahan-lahan ia menyentuh air maniqu di wajahnya menggunakan ujung jari. Sepertinya ia dapat merasakan sensasi lengket dan kehangatan di wajahnya.

“Aqu bilang jangan keluarin di mulut, malah ngeluarin di muka. Kebanyakan nonton bokep loe ya?” ucap Shana menyindir.

“Sorry, abisnya gag keburu,” kilahku.

“Bisa tambah mulus nih muka Aqu, kaloe maskeran kaya gini terus,” candanya,

“Untung bawa tisu.”

Shana mengambil tisu di dalem kantong celananya, kemudian membersihkan air maniqu di wajahnya. Harus kuaqui, jumlahnya memang cukup banyak. Kalo tak salah aqu sampai menyemprotkannya enam kali tadi.

“Huff…” aqu menghela nafas lega.

“Gimana? udah lega sekarang?” tanya Shana.

“Udah. Lega bingit. Makasih ya, Tan.”

“Santai aja. Itulah gunanya temen, saling menoloeng di ketika butuh. hehehe,” ucap Shana sembari mengenakan lagi kemejanya.

“Kawan…” aqu bergumam, kemudian tertawa dalem hati.

Tiba-tiba ponsel Shana berbunyi. Ia segera mengambilnya dari dalem tas, kemudian mengangkatnya. Sementara itu, aqu membetulkan celanaqu.

“Haloe….” ucap Shana pada seseorang yang meneleponnya.

Aqu berusaha menguping, tapi tak terdengar jelas. Shana tak banyak bicara, ia hanya senyum-senyum malu mendengarkan suara orang di telepon itu. Dan ketika kuperhatikan lagi, aqu dapat melihat wajah Shana menjadi merah, seperti orang yang merasa malu.

Belakangan, aqu semakin mengarti, wajahnya yang merona merah ketika itu tak sekedar berarti malu, lebih dari itu, rona merah itu karena ia sedang jatuh cinta… pada lelaki yang meneleponnya itu.

The post Cerita Sex – Rahasia 3 appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Memek Tanteku Sempit

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Memek Tanteku Sempit – bermula saat aku masih duduk dikelas 3 smu. Oh ya Namaku Wawan, umurku sekarang 26 tahun. Ada sebuah Cerita Dewasa Seks yang sampai saaat ini masih saja terus kukenang dan selalu kuingat. yaitu sebuah kejadian cerita dewasa yang masih terus kuingat sampai saat ini. Saat sma aQu dititipkan kepada seorang tanteku. Tanteku ini cantik dan tubuhnya mulus aduhai bikin semua pria yang liat pasti pengen segera berhubungan tubuh dengannya. Oke deh langsung aja pada inti cerita kali ini. Yuk kita simak aja gimana sih adegan seks sedarah yang saya lakukan dengan tanteku ini ?

 

 

cerita-sex-memek-tanteku-sempit-225x300

Cerita Sex: Memek Tanteku Sempit

 

Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang “Single parent” dengan 3 orang anak; 2 perempuan dan 1 laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan usianya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan sexy. Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak, tubuhnya tetap terawat dengan baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.

Cerita sex – Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja. Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja makan.

“Tante Yun, belum siap yah makanannya?” tanyaku kelaparan.
“Belum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri” keluh tanteku

Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja “Sekeras” ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik. Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya.

“Ah, sexy sekali” pikirku kotor.
“Wawan bantuin ya Tante?” tawarku.
“Boleh Wan, sini!” ternyata tanteku tidak keberatan.

Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.

“Aduh Wan, tolong.., gimana ini?” tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.

Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.

Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.

“Aduh Wan gimana ini?” tanya tanteku tanpa bisa bergerak.
“Duh gimana ya Tante, aku juga bingung.” kataku mengulur waktu.

Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

“Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yah”

Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.

“Pegang dulu Tante” kataku sedikit terengah menahan gairah.
“Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih” sungut tanteku.

Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.

“Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!?” tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya.

Air menyembur lagi.

“Auhh.. ohh” suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air.

Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.

“Kesempatan” pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.
“Auwch.. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann..” Mohon tanteku.

Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk mencapai vaginanya.

“Auwchh.. Wan.. ahh..” jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi.

Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.

“Ahh..hh Wann.. ahh aouhh..” dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.

“Aduh aku belum apa-apa” pikirku.

Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.

“Ahh sakit Wan.. pelan.. auh” kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku.

Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi.

“Oohh.. Wan enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang” pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.
“Nah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss..” Pinta tanteku.

Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

“Yang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terus” kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.
“Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh” Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.
“Cabut dulu Wan.. Tante linuu..” pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.
“Akan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante?” kataku.
“Iya, tapi sekarang dari depan aja yah” janji tanteku.

Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga kontolku.

“Ahh.. oohh..” erang tanteku, ciuman kami terlepas.
“Kocokkan yang cepatt wann..” pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.
“Begini Tante..” Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.
“Gila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu..” sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya.
“Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss..” rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya.
“Ohh Wan, Tante hampir sampai..” tubuhnya mulai bergetar agak keras.
“Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk..” aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.
“Dikeluarin dimana Tante?” tanyaku minta ijin.
“Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papa”
“Ayoo..Tante udah diujung nihh wann..”
“Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt” rintih tanteku.
“Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh” orgasmeku sudah diujung.

Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku.

“Aku keluarr tantee.. aughh..” sambil kubenamkan dalam-dalam.
“Tante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya..” erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.

Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.

“Kamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat ini” sungut tanteku.
“Tapi Tante juga menikmatinya kan?” belaku.

Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.

“Tante air di tandon tadi sudah habis loh” candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.

Bagaimana ceritanya..? nah itulah sedikitnya cerita yang bisa saya share disini. semoga dapat menghibur semuanya dan Eiittt.. Hati2.. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Memek Tanteku Sempit appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Mama Tiri Kesepian

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Mama Tiri Kesepian  – Nama saya Anton umurku 18 tahun tinggi badanku 178 cm dengan badan ideal dan atletis. Aku anak dari keluarga yang berkecukupan. Aku punya adik bernama Vivi yang berusia 16 tahun. Sekarang aku duduk di salah satu SMA negeri di Bandung Aku di kelas 12 dan adikku kelas 10. Walaupun adikku baru berusia 16 tahun tapi dia sudah sangat cantik dan seksi karena Mama sering mengajarinya berdandan, kadang adikku suka menemani Mama ke salon.

 

 

cerita-sex-mama-tiri-kesepian-267x300

Cerita Sex: Mama Tiri Kesepian 

 

Mamaku masih berusia 38 tahun masih cantik dan seksi tingginya sekitar 165 cm dengan berat badan yang ideal. Papa berusia 40 masih gagah. Karena mereka berasal dari keluarga yang berkecukupan sehingga mereka tidak takut untuk nikah muda. Sampai sekarang walaupun sudah lama menikah mereka tetap awet muda. Mama sering tinggal di rumah sedangkan Papa adalah orang yang sibuk dengan bisnisnya. Kami tinggal di rumah yang cukup besar di sebuah perumahan mewah di Bandung. Ada 5 kamar, dua kamar di bawah dan 3 kamar lagi di lantai 2. Kamar Adikku berada di atas bersebelahan dengan kamar tamu. Sedangkan kamarku berada di bawah, tapi berada sedikit jauh dari kamar Mama, karena terhalang oleh ruang tengah. Kamar Mama dan kamar tamu memiliki kamar mandi masing-masing.

Cerita Sex – 6 bulan belakangan ini hubungan Mama dan Papa sedikit merenggang mereka sudah tak lagi tidur sekamar. Papa yang sibuk dengan bisnisnya sering pulang malam dan tidur di kamar tamu yang bersebelahan kamar adikku. Mama sering tidur sendiri di kamarnya dan kadang tidur bareng dengan adikku jika Papa tidur di kamar Mama. Hubungan aku dan kedua orang tuaku jadi sedikit renggang. Adikku memang masih dekat dengan Mama, tapi dia semakin jauh dengan Papa. Sebenarnya aku sudah resah dengan keadaan ini aku takut kerenggangan ini terus berlanjut hingga orang tuaku bercerai. Walaupun ini tidak mengganggu kegiatan sekolahku dan Adikku tetap saja aku khawatir.

Suatu hari teman-temanku mengajak keluar malam nanti jam 8 untuk merayakan ultah salah satu temanku di sekolah. Klo pergi ke luar biasanya aku suka memakai parfum Papa yang selalu di simpan di lemari di kamarnya (kamar Mama). Sore harinya aku pergi ke kamar Mama aku melihat tidak ada orang di sana tapi laptop Mama masih menyala, mungkin Mama lagi di kamar mandi. Dengan langkah yang hati-hati aku menuju lemari baju Papa dan Mama. Lemarinya berukuran sangat besar sehingga memungkinkan seseorang untuk bersembunyi di dalamnya.

Aku perlahan-lahan membuka lemarinya untuk mencari parfum Papa dan tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka aku kaget dan langsung bersembunyi di dalam lemari. Lemari ini memiliki pintu yang terbuat dari kayu yang dihimpit-himpit miring sehingga aku bisa melihat dengan jelas melalui celah kayu tersebut. Mama keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai celana dalam dan BH. Aku kaget, baru kali ini aku melihat Mama telanjang, dadanya Mama terbilang biasa, tidak besar ataupula kecil tapi sangat seksi dan masih terlindung oleh BH-nya. Mama duduk di samping ranjang kedian mengambil sesuatu dari lemari kecil di pinggir tempat tidur. Mama mengambil sebuah dildo berukuran sedang yang tidak lebih besar dari penisku klo sedang tegang.

Mama menurunkan CD-nya dan melepaskan BH-nya lalu terlentang di kamar tidur, baru kali ini aku melihat perempuan telanjang bulat seperti ini. Mama memutar sebuah film porno di laptopnya. Kemudian Mama membuka selangkangannya dan menyelipkan sebuah bantal kecil tepat di bawah pantatnya hingga vaginanya sedikit terangkat. Perlahan demi perlahan Mama memasukan dildo itu ke dalam vaginanya kemudian mengocoknya secara perlahan.

“Ahhh…..ahh…. uhhhhh….” Mama mengerang seirama dengan kocokan dildonya.

Tangan satunya lagi meremas-remas dadanya yang seksi. Melihat kejadian ini aku sudah terangsang penisku sangat tegang dan tanpa kusadari aku mulai mengocok-ngocok penisku di dalam celanaku.

“Ahhh….ahhh…” dan tanpa aku sadari aku mengerang cukup keras dan kedengaran oleh Mama.
“Siapa itu?” Mama menghentikan kocokan dildonya, menutup laptopnya kemudian berjalan ke arah lemari.
“Siapa di dalam?”…. “Papa?” ….”Ngapain Papa di dalam lemari?”.
“Pa?…. kok jam segini udah pulang?” Mama terus bicara sambil mendekati lemari
Aku kaget dan tak tahu apa yang harus aku lakukan.
“Ini Anton ma” aku menjawab secara perlahan. “Anton ngapain kamu di dalam?” Mama kemudian membuka pintu lemari. “Kamu ngapain di dalam?” aku hanya bisa tertunduk malu di depan Mamaku yang sedang telanjang.
“a…anu… ma… anton mau ngambil parfun Papa, dan tiba-tiba Mama datang, jadi anton langsung sembunyi di dalam lemari”.
“Kamu ini klo kamu mau ngambil parfum Papa kenapa harus sembunyi-sembunyi, Mama ga akan marah ko, ayo keluar dari lemari”. Kemudian aku keluar dari lemari sembari menutupi bagian penis yang masih tegang.
“Kamu tadi liat Mama ya?”
“Iya ma, maafin anton ya, anton janji ga akan ngulanginya lagi”
“sudah ga pa pa, ayo keluar, itu nya jangan di pegangin gitu donk” Mama sambil melihat ke bagian penisku yang masih pakai celana.
“Maafin anton ya ma”
“sudah gak apa apa” lalu Mama memelukku, penisku nempel di bagian perut Mama dan membuat penisku semakin tegang.
“Anton, itu punya kamu?” “punya mu sudah gede ya, sini biar Mama liat” mema bertanya dengan penasaran apa yang menempel di perutnya.
“tapi ma…….”
“ayo ga usah malu, aku ini Mamamu, sini biar Mama liat”. Kemudian Mama berjongkok mengeluarkan penisku yang sudah tegang tak tertahankan.
“Sudah berapa lama tegang seperti ini?, kasihan klo ga di keluarin”
“ dari tadi ma”
“Mama keluarin ya biar ga tegang lagi”. Kemudian Mama mengocok perlahan penisku, tak ku sangka Mama malah memasukan penisku ke mulutnya.

Perlahan-lahan aku merasakan nikmat yang luar biasa, untuk pertama kalinya penisku dinikmati oleh perempuan, dan itu pun adalah Mamaku. Sedotan demi sedotan aku rasakan semakin nikmat di penisku.

“Enakkk maa,, terus…., terus,,” nada ku sedikit mengerang.
“klo kamu mau kamu boleh sambil peras-peras susu Mama”. tanpa pikir panjang aku mulai memeras susu Mama.
“Ton, di ranjang yuk, klo sambil berdiri gini ga bebas ngulumnya”. Lalu Mama mengajakku ke atas tempat tidurnya,aku terlentang di atas tempat tidur Mama terus mengkulum penisku dengan bibirnya yang seksi sambil terus ku remas-remas susunya. Beberapa menit berlalu,
“Ma anton mau keluar”
“keluarin aja di mulut Mama, jangan malu”
“iya ma”….. ahhhhhh…….ahhhhhh,….anton keluar…..” aku mengeluarkan spermaku di dalam mulut Mama dan Mama terus menghisapnya sampe tidak ada sperma yang keluar dari mulutnya,
“wah sperma kamu banyak juga ya ton, Mama jadi ketagihan”.
“Ma maafin anton ya” aku berbaring di pinggir Mama, kemudian kita ngobrol dengan tetap telanjang.

Mama curhat tentang masalahnya dengan Papa, sudah lebih dari enam bulan Mama tidak berhubungan badan dengan Papa. Mama selalu melampiaskan nafsu seksnya dengan dildo, walaupun demikian Mama selalu minum pil KB sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu Papa ingin menyetubuhi Mama.

Sekitar sepuluh menit kita ngombrol omongan Mama semakin panas. Dengan sedikit berbisik Mama bicara

“Ton kamu mau puasin Mama ga?”
“maksud Mama?.
“ayo ton jilatin puting Mama, dari tadi Mama udah ga tahan pengen di jilatin.” Pikirku rasanya egois klo tidak muasin Mama juga, tanpa pikir lagi aku langsung menjilati puting Mama.

kiri dan kanan bergantian aku jilati sembari memainkan tangan kananku di vagina Mama.

“Awwww…anton kamu nakal juga ya” ucap Mama ketika jariku bergerayam di vaginanya. Kemudian aku turunkan jilatanku ke vagina Mama,
“Anton kamu pintar banget, belajar dari mana sayang? Sering nonton ya?”
“Iya ma biasa sama anak-anak”
“gak apa-apa asal kamu jangan jajan sembarangan” Aku terus melanjutkan permainanku di vagina Mama.

Melihat ekspresi Mama yang terangsang akupun kembali mulai terangsang, penisku perlahan-lahan mulai naik dan bergerak bebas di kaki dan paha Mama.

“Sayang penis kamu udah naik lagi ya, Mama udah ga tahan masukin aja punyamu ke vagina Mama”. “beneran ma?”
“Iya sayang, sini biar Mama hisap dulu penis kamu” Mama memintaku untuk memasukan penisku di mulutnya lagi. Bibir seksi Mama dan lidah Mama yang bermain di kepala penisku membuat penisku semakin tegang.
“Anton, sekarang kamu masukin punyamu ke vagina Mama” Mama melepaskan penisku dan membimbingnya ke vagina Mama.
“Jangan takut, Mama kan suka minum pil KB, Mama ga akan hamil ko”.

Aku arahkan penisku ke lubang vagina Mama, lubang tempat dulu aku lahir. Posisi Mama terlentang dan selangkangannya terbuka, Mama menyelipkan bantal kecil di bawah pantatnya sehingga Vaginanya sedikit terangkat, kemudian tangan Mama membimbing penisku sampai di bibir vaginanya. Aku merasakan hangat sekali di kepala penisku.

“sayang, sekarang kamu tekan perlahan “ perlahan aku menekannya sampai kepala penisku masuk.
“Ahhh sayang, punya kamu gede dan enak, terus tekan”. Terasa hangat, basah dan enak sekali Vagina Mama.

Aku melanjutkan sampai seluruh batang penisku amblas di telan Vagina Mama.

“Tahan dulu sayang, biarkan vagina Mama terbiasa dulu dengan penis kamu” akupun membiarkan penisku tertancap di dalam vagina Mama yang sangat basah.
“Sekarang kamu kocok perlahan” aku pun mengocoknya secara perlahan
“Gimana enak kan”
“enak banget ma baru kali ini anton menyetubuhi perempuan”.
“Sayang, ini namanya ngentot, teruskan genjotanya sampe Mama puas”
“Terus kocok sampe Mama puas sayang”,
“Ahhhhh……ahhhhhh” Mama terus mengerang kenikmatan, aku terus mengocok penisku.

Sekitar 10 menit berlalu, mama mengerang semakin keras.

“Ton Mama udah mau nyampe, ahhhh…. udah gak tahan sayang”, “ahhhhhh……ahhhhh….sayang…..enakkk…. .” Mama orgasme dengan sangat hebat, membuat vagina Mama semakin basah.

Dingding vaginanya berkendut-kendut dan membuat cengkramannya semakin sempit di penisku. Aku pun terus melanjutkan kocokanku.

“terus sayang, lanjutkan Mama puas banget udah lama Mama ga sepuas ini”

Aku terus melanjutkan kocokanku cukup lama sampe aku merasa ada yang ingin keluar dari ujung penisku, aku tidak menyangka aku bisa bertahan sejauh ini. Aku terus mempercepat kocokanku, dan mengerang.

“Ton, kamu udah mau keluar ya?” mama bertanya sambil tangannya membelai-belai kepalaku
“Iya ma, anton mau keluar”
“Keluarin di dalem sayang, Mama juga udah mau keluar lagi”
Aku semakin dalam menancapkan penisku dan terus mengocoknya”
“Ahhhh,,,anton keluar maaaaaa,,, ahhhhhh….“
“Crootttt…..crrroottttt…..” semua sperma ku tembakkan ke dalam rahim Mama, terasa enak banget rasanya mengeluarkan sperma di dalam vagina yang dulu pernah melahirkanku.

Sampai tetesan terakhir aku tak henti mengcocok vagina Mama, ketika sperma ku mulai habis Mama pun berteriak,

“Anton Mama juga enak,,,,,,ahhhhh,,,ahhhhhh enak….sayang….Mama sampe….”

Mama kembali orgasme dengan hebat untuk kedua kalinya, setelah itu aku terbaring lemas di atas dada Mama yang seksi.

“Ma klo anton mau lagi boleh kan? Aku meminta dengan lirih.
“Boleh sayang asal Papa dan adikmu tidak tahu”. Mama menjawab dengan lembut
“Iya ma ini akan jadi rahasia kita”.

Sejak saat itu aku terus menyetubuhi Mama, di kamar, di dapur di ruang tengah, bahkan di kamar mandi sepanjang di rumah tidak ada siapa-siapa aku selalu menyetubuhi Mama. Aku juga tidak perlu khawatir membuat Hamil karena Mama selalu minum pil KB. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Mama Tiri Kesepian appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Skandal Bersama Tukang AC

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Skandal Bersama Tukang AC – Ini Pengalamanku sebenarnya, sengaja aku samarkan namaku dan suamiku agar dia tidak tersinggung dan tidak tahu kalau ini yang nulis saya, Kalau sampai tahu kan nggak enak dong, bisa tengkar nantinya.

 

 

cerita-sex-skandal-bersama-tukang-ac-225x300

Cerita Sex: Skandal Bersama Tukang AC

 

Cerita sex – Kejadian ini tidak pernah kuduga sebelumnya, Selama ini rumah tanggaku berjalan baik dan aku tidak pernah melakukan hubungan sex selain dengan suamiku sendiri. Ade, suamiku seorang kontraktor yang cukup besar di kota Malang Jawa Timur, hampir setiap hari waktunya habis dikantor untuk mengurus proyek dan proyeknya. Aku sendiri Dini menikah dengan Ade, kakak tingkat kuliahku di Perguaruan Tinggi Bandung , 2 tahun diatasku.

Kehidupan sex ku biasa saja, dan cenderung membosankan padahal kurasakan sampai sekarang gairahku cepat sekali memuncak dan kalau melakukan hubungan intim aku suka sekali berlama- lama menikmati dengan berbagai variasi, tetapi suamiku orangnya kuno dalam melakukan hubungan sex dengan cara yang biasa saja, dia diatas dan aku dibawah, kadang aku kepingin juga cara lain seperti pada film bokep yang pernah kulihat saat suamiku pergi, tapi tidak pernah kesampaian, karena pernah kuutarakan pada suamiku dia tidaka menjawab apapun, sehingga kadang aku merasa tidak puas.

Aku sering juga melakukan masturbasi untuk menambah kepuasanku sambil membayangkan wajah seseorang dengan penis menantang. Saat ini aku dikaruniai dua orang anak yang cukup manis dan ganteng. Aku sendiri memiliki beberapa kesibukan dirumah dengan membuat caterring untuk beberapa perusahaan yang ada di Malang . Jadi dari segi materi aku bisa dikatakan sudah cukup.

Untuk mengisi waktu luang aku sempatkan mengikuti kegiatan kesehatan berupa senam pada sanggar senam tertentu hal ini aku lakukan untuk menjaga stamina dan juga tubuhku biar tidak gembrot, dan hasilnya lumayan saat ini tinggi badanku 165 cm, rambutku hitam pekat, mata coklat, pinggangku cukup ramping pantat juga berisi dan yang penting payudaraku tidak kendor walaupn pernah menyusui dan ukurannya cukup membuat orang menelan ludah 36C. Aku sengaja mengambil jadwal pagi karena siang sedikit aku harus sudah rapi berada dikantor pribadiku.

Setelah membereskan urusan rumah aku bersiap berangkat menuju tempat senam, denga memakai T shirt Kuning cukup ketat dan celana senam aku memagut diri dikaca, Yach,… lumayan juga pikirku, dengan tshirt tersebut payudaraku seakan tertekan dan hendak melompat keluar, aku sadari itu.

Peugeot 306 yang kukendarai memasuki pelataran parkir kulihat didalam suara cukup ramai juga kiranya hari ini. Aku memang tidak pernah ikut ibu-ibu yang suka ngerumpi ditempatku senam, selesai senam aku langsung pulang. Pagi ini berbeda sekali tempat senam hampir penuh, aku duduk sendiri ditepi sambil mempersiapkan baju senamku, aku menuju kekamar ganti kudengarkan ada beberapa suara ibu-ibu cekikikan sambil menceritakan pengalamannya, Ah,… gila pikirku, mereka suka sekali sama laki-laki muda usia untuk permainan sexnya.

“Iya Jeng Nik,… tadi malam itu seru lho, aku tidak menyangka Dion begitu perkasa, aku dibuatnya tak berkutik dalam 4 ronde sekaligus, padahal kelihatan dia paling pendiam ya disini, dan permainannya,………. Yahuuut lho, memekku sampai seperti mati rasa,……” Cerita salah satu ibu peserta senam.
“Ah,…. Masak sih jeng Rita,….. yach,… sayang aku nggak dapet ya,… kalau sama Rico gimana jeng,……… itu lho anak SMA 3 yang kita temukan bersama waktu nongkrong di café Regent,….. yang itunya item dan gede.” Timpal temannya.
” Oh,….. Kalo yang itu sih lumayan, tapi permainannya masih hebat si Dion, Awalnya saja aku sudah keder dibuatnya.”.,,,,,,,
” Masa,… aku jadi pengin mencobanya jeng,…… Lihat aja ya nanti,… aku habisin dia dengan segala tenagaku,…” celetuknya dengan geregetan.

Pembicaraan terus berlangsung secara tidak sadar aku terbawa ikut memikirkan Dion,… Apakah Dion itu pelatih senam yang baru 2 bulan melatih ditempatku, kalo lihat cirinya pendiam dan acuh sih memang dia,…tanpa terasa tanganku telah berada diantara dua pahaku terasa hangat dan kuraba pelan memekku dari luar baju senam ah,…. Cepat-cepat kubuang pikiran buruk itu aku tidak ingin terjadi sesuatu. Semakin kupikir semakin berkecamuk pikiran itu ada. Aku ingat waktu itu

Dion memang sempat menjadi buah bibir dikalangan ibu-ibu tempatku senam tapi aku tidak pernah sedikitpun ikut didalamnya. Apakah dion itu ya yang dibicarakan ibu-ibu.
Pertama kali masuk Dion memang sempat grogi disoraki oleh ibu-ibu bahkan sempat membuat wajahnya memerah ketika perkenalan ibu-ibu menanyakan statusnya. Bahkan salah satu ibu ada yang nyeletuk menanyakan besar tidaknya ukuran vital Dion, dan hanya dijawab dengan senyum saja.

” Tok,.. Tok,… Tok,…..”

Aku terkejut mendengar pintu kamar ganti diketok dari luar, ah kiranya cukup lama juga aku berada dikamar ganti , cepat cepat kekemasi barangku dan keluar menuju hall senam, disana masih banyak ibu bergerombol menunggu waktu senam berlangsung. Aku duduk sendiri sambil minum the hangat,… tiba-tiba disebelahku duduk empat ibu-ibu yang nampaknya cukup centil dengan usia yang bervariasi. Sambil berbasa-basi dia memperkenalkan diri dan,….. aku agak terkejut karena suara dan namanya sama dengan yang ada di kamar ganti sebelahku tadi.

Jeng Nanik dan Jeng Rita cukup keren juga orangnya dari parfum dan merk lain yang ada ditubuhnya bukan orang yang tidak mampu kiranya. Nanik kutasir berusia 37 tahun dan mengaku anaknya 3 dan suaminya pegawai swasta dengan jabatan cukup layak, kulitnya putih dan mulus dengan alis tebal dandanannya tidak semenor Rita Tingganya sekitar 5 Cm dibawahku dan payudaranya juga tidak sebesar punyaku, kutaksir sekitar 34 B tapi nampak serasi sekali dengan penampilannya.

Kalau Rita lebih tinggi dari Nanik tapi masih dibawahku, rambutnya dipotong pendek dan kulitnya kuning langsat dengan jari lentik payudaranya kutaksir bernomor 36 B dan pantatnya lebih besar dari Rita, dan kelihatan sekali Rita lebih aggresif dalam pembicaraan, sambil diselingi tawa renyah mereka.

” Eh jeng Dini kan sudah lama ikut disini, udah pernah nyoba-nyoba rasa lain nggak selain rasa suami,……Dengan cara arisan bersama,… enak lho jeng, rugi kalo nggak mencobanya” celetuknya berbisik hati-hati,…… Sambil sesekali melirik Nanik.
Merah wajahku rasanya, karena selama ini tidak pernak aku temukan orang yang bicara terbuka seperti itu,… “E,…. E,….. ti,… ti,… dak kog,.. ini apa ya,…. Aku gelagapan.

Dan serempak dua ibu tadi tertawa berbahak-bahak,…… Ah,… masa jeng Dini, lha wong sekarang fasilitas sudah banyak kog tidak dipergunakan, yach,… JUST FOR FUN saja kog, kalo habis yang dibuang to jangan dibawa pulang bingkusnya bisa bahaya ya jeng Nanik,…. Iya lho Jeng Dini kita ini kan punya kelompok disini yang kadang bikin acara enjoy bersama dan tertutup sekali lho, tidak semua ibu boleh ikutan disini, Tak lihat jeng Dini mulai pertama ikut senam tidak pernah ada teman dan menyendiri, apa salahnya kalo bergabung dan menikmati menu baru kami.

Gila orang-orang ini Jeng Nanik pintar juga ngomong gituan, belum sempat aku berpikir dan menjawab mereka menyela lagi,….

“Sudah lah jeng Dini ,…. Ikut aja rahasia pasti terjamin kog,.. dan yang penting ada menu baru tiap bertemu”. Sambil menarik tanganku menuju hall senam. Konsentrasiku bubar selama senam aku secara tidak sengaja hanyu oleh pikiran ibu-ibu, dan kebetulan pelatihku hari ini Dion.

Kuperhatikan seksama Dion cukup keren juga Tongkrongannya bodinya bagus, otot-ototnya nampak menyembul, dan,…. Ayooo,… hap,… satu,… dua,… renggangkan kaki,… perintahnya. Dia menghadap peserta senam dan,… Alamak,… otot diantara kedua selangkangannya tertekan oleh baju senamnya nampak menyembul keras dan cukup panjang, aku jadi berpikiran yang bukan bukan, seandainya bisa kugenggam dan kulakukan seperti di video porno itu enak kali ya,…….Gila,… pikirku aku kog jadi gini.

Senam sudah usai, mobil merangkak pelan menuju garasi, kuhempaskan tubuhku diatas kasur, pikiranku berkecamuk membayangkan perkataan ibu-ibu tentang menu baru penuh rahasia tadi, tiba-tiba pikranku menerawang dan melintaslah bayangan Dion dengan mesra aku merinding, Dion seolah datang dan memelukku, tangannya mulai membelai punggung dan turun ke pantat. Diremasnya pelan dan kurasakan benda keras diantara selangkangannya menempel ketat dibaju senamku, aku kegelian, dan,….. Lambat namun pasti kurasakan tangannya mulai menyentuh dadaku yang kenyal, kurasakan pelintirannya membuat pentilku mulai kaku dan keras,……..

Aku mulai mengejang, tapi tak dilepas tangannya didadaku bahkan mulai nakal, tangan kanannya berani menuju selangkanganku dikuaknya kuat-kuat celanaku sampai kudengar robekan kain Oh,……. Jari-jemarinya membelai lembut gumpalan daging lunak penuh bulu dan,… Mulutnya tak tinggal diam, Dion mulai mengeluarkan lidaknya menjilati memekku yang mulai basah,…. Aaaaaahhhhhhh,,,, Zzzzzzzt,….. aku tak kuat menahan, Dion masih terus menjilat dan menjilat klentitku mulai kaku dan memekku semakin basah dan,…. Kriiiinngggg,….. Krrriiiiingggg,…. Suara telepon berdering aku tertegun,…Gila cing aku bisa membayangkan dengan Dion begitu hebaaat, badanku meriang rasanya dan satu lagi yang kurasakan basah diselangkanganku. Aku bangun bermalas-malasan dan kuangkat telepon.

” Hallo,…. Jeng Dini ada”,…..
” Ya saya sendiri, siapa ini ya,…”
” Aduh,…. Masak lupa saya Rita yang senam tadi,….. Wah sedang apa ini kog kayaknya malas-malasan saja,……..
Terasa sekali memang agak serak suaraku saat ini habis membayangkan dengan Dion kering rasanya tenggorakkan.
“,…. Oh,…. Tidak jeng ini lho sedang membersihkan rumah kacau balau gini, kalau jeng Rita sedang apa ini kog tumben telpon saya”,…
” Ah enggak lagi free aja ini ngga’ ada temen ngobrol,… Eh,.. iya gimana tadi tawaran kelompok kami jeng,… Mbok ikut aja lah biar sekali-sekali punya menu sesuai selera,… ha ha ha,….. ndak usah takut,.. enjoy aja kog,…………….
Jeng rita menceritakan panjang lebar club gilanya dan aku tambah menerawang atas kegiatan dengan pengalamannya yang menggila itu.
“,…. Jeng Rita apa suami jeng nggak curiga,…….. belum selesai aku bicara, Rita menimpali dengan amat berapi-api.
” ,… ya caranya dong,… abis gituan sama yang lain jangan mikirin dia lagi, abis ya abis kan beres jeng jadi nyampek rumah pikiran fres dan segar lho,…. Bener Jeng,… ayo deh ikutan ,…… nanti pasti deh jeng Dini suka. Rayunya tak henti-henti”.

Tak lama berselang telepon kuakhiri tanpa jawaban iya atau tidak,….. aku bingung dan berfikir keras sampai akhirnya aku tertidur.

Sore hari setelah menerima laporan dari tukang antar caterringku aku membukukan hasil caterringku selama sehari, aku membantu anak-anakku menyelesaikan tugas belajarnya. Kudengar bel pintu dan suamiku pulang dengan wajah kuyu kelelahan, kupersiapkan perlengkapan mandinya.

Malam larut aku sangat menginginkan hubungan intim malam ini, kucoba dekati suamiku dia sudah tertidur lelap tergambar kelelehan diwajahnya, aku kasihan tapi memekku sudah mulai basah ingin dijenguk oleh kemaluan suamiku. Kucoba membangunkan dia, tapi dia menolak dan hanya kekecewaan yang kudapat malam ini dan tanpa tersadar aku sudah terlelap.

Suasana hingar bingar ruang senam kembali kudengar dan kulihat sekeliling kembali bergerombol sekelompok ibu-ibu yang 3 hari kemarin mengajakku ikut dalam kelompoknya.

” Hai jeng Dini,… sini dong kenapa sendirian saja disitu” ajak jeng Rita sambil tersenyum. Kulangkahkan kakikku menuju kearah mereka kuhitung ada 7 orang denganku. Aku berbasa basi memperkenalkan diri.
” Ibu-ibu, ini peserta baru kita yang saya ceritakan kemarin itu lho,,…. Gimana Jeng jadi ikutan ya,… untuk pengalaman aja kog,… ” ajaknya merayu.
” Iya jeng ,…. (spontan ibu-ibu seperti Koor) “Rahasia terjamin deh”, “Mereka itu sudah terlatih kog, habis acara ya kayak ngaak kenal lagi sama kita deh,… dijamin”,….”dan yang penting jeng dijamin pasti enjoy dan kurang terus,…. Hehehe”,….

Suara mereka bersautan mempromosikan kegiatannya selama ini. Aku yang pusing belum memperoleh jatah suamiku tiba-tiba timbul pikiran burukku untuk mencobanya.

” Tapi,… Gimana ya,….. ” tanyaku bingung dan ragu.
” Alaaaaaahhhh nggak usah bingung jeng nanti kita antar dan kita service untuk anggota baru kita,… gimana ibu-ibu kalo saat ini kita tetapkan aja bahwa anggota baru kita yang memperoleh jatah arisan kunci saat ini dan langsung kita antar,…. Setuju”.
” Setuju deh biar tambah saudara,…. Nah sekarang kita senam dulu yok,…”.ajaknya sambil memberikan kunci padaku dan aku menerima kunci tersebut tetapi tidak tahu untuk apa kunci itu.

Senam kali ini aku benar-benar tidak konsentrasi dan bingung apa yang harus aku lakukan, hampir semua gerakanku tidak ada yang benar.

Senam telah berakhir dan ibu-ibu mengajak menuju tempat yang telah disediakan, sebuah rumah yang cukup bagus dengan halam luas dibelakang terdapat kolam renang, aku membuka dengan kunci yang telah disediakan, dan kulihat ada 3 kamar yang tertutup setelah omong-omong sejenak, beberapa ibu masuk kamar mandi untuk membersihkan diri tak lama kemudian mereka ada yang minta diri untuk pulang.

” Begini jeng Dini itu kuncinya ada lima kan ?… salah satunya kunci diruangan yang tertutup ini nah nanti kalo jeng Dini sudah siap buka aja kamarnya dan,…. Lihat sendiri deh ada apa disana dan enjoy saja rimah ini aman kog, ini punya jeng Nanik dan memang khusus untuk kegiatan Arisan ini, kebutuhan makan dan minum ada di kulkas,… dan silahkan saja dinikmati sampai jeng Dini suka kalo pulang ya langsung aja pulang, kuncinya jangan dibawa lho jeng,… liriknya menggoda”.

Aku termanggu mendengarkan ocehan jeng Rita sementara temanya hanya tersenyum dambil memainkan matanya. Aku semakin bingung bagaimana nantinya.

Tak lama kemudian mereka berdua mohon pamit pulang terlebih dahulu dan aku tinggal sendirian. Aku bingung melangkah antara iya dan tidak, aku juga teringat kisah kayalanku dengan Dion,…… aku tercenung.,…..ingin mencobanya, kulangkahkan kaki dengan berdebar Klik,.. !!!! pintu pertama kubuka tapi kulihat sekeliling tidak ada seorangpun, pintu kedua kubuka dan,….

Darahku berdesir hebat kuluhat seorang lelaki tegap dan cukup ganteng dengan kulit bersih memakai T shirt hitam dan celana pendek biru tua dia tersenyum, aku membalas kecut dan kuurungkan langkah kakiku masuk kamar tersebut, aku kembali duduk diruang tamu. Kunyalakan televisi untuk menepis kegugupanku kuganti channel per channel tapi tak ada yang menarik tiba-tiba,….

” Hai ,.. Aku Bandi,.. Kenapa kog tidak ngobrol didalam saja tadi kan udah buka pintu tak tunggu lho,…..” pintanya sambil mengulurkan tangan perkenalan.
” Eh,.. e….Aku Dini,,.. Eh… Ah nggak kog Aku cuman pengin tahu aja”, jawabku gugup dan tanganku mulai berkeringat dingin.

Kuperhatikan wajahnya ada bulu halus didagu masih baru dicukur dan dadanya cukup bidang dengan tinggi badan berkisar 175 Cm, otot-ototnya menonjol kuat. Bandi dengan santai duduk disebelahku sambil ikut mengawasi televisi yang remotenya masih ditanganku, dia tahu kalo aku gugup diambilkannya aku minum susu hangat dan dia menuju ke televisi diputarnya Film laser disk. Aku diam saja dan dia mulai membuka pembicaraan basa-basi untuk melemaskan suasana.

Aku kaget dua kali karena begitu aku menoleh ke televisi, kulihat film porno yang diputar, disana terlihat orang kulit putih sedang asyik menghisap kemaluan orang kulit hitam yang tegang dan panjang, aku risih dan malu tapi badanku mulai hangat terutama ada rasa geli disekitar pahaku, Bandi kelihatan mulai lebih mendekatiku aku tak menghiraukan mataku tetap kearah televisi, tanpa kusadari aku mulai ikut hanyut dan kurasakan ada benda asing yang menempel didadaku, kulirik ternyata tangan Bandi kutoleh dia hanya tersenyum dan melanjutkan kegiatnnya.

Aku diam merasakan dan dia semakin berani, diselusuri leherku dengan bibirnya,… turun kebahuku,… ditariknya pelan kaosku sampai kelihatan tali Bh. ku aku tak tahan, disofa aku direbahkan perlahan, dia tambah semangat, tanpa bicara dia mulai mengupas kulitku perlahan, tak pernah kurasakan hal ini sebelumnya, aku seolah melayang kegelian. Bandi membuka sendiri kaosnya dan kulihat dada bidang itu ditumbuhi bulu halus.

Dia bekerja sendiri ditariknya kaosku sampai beberapa kancing terlepas dan diangkat keatas hingga sekarang hanya tinggal Bh da rokku saja, tanganya kurasakan menempel lagi pada susuku dipelintirnya ujung susuku dan kurasakan mengeras,dia mulai menindihku, aku terpejam kurasakan bulu-bulu halus mulai menyentuh dadaku,…Ditariknya lepas Bhku sehingga susuku yang besar seolah melompat keluar dadaku bandi terkejut melihat besarnya susuku dengan warna kuning langsat dengan bulatan kecil coklat tua kemerahan serta putting kecil menantang mulutnyapun menuju putingku,… kurasakan lidahnya lincah membuat nafsuku memuncak, putingku semakin mengeras sesekali kurasakan gigitan kecil giginya menggores putingku.

Diatas perut kurasakan ada benda yang membonggol mendesak hebat. Bibirku terasa habis dilumat bibirnya, sampai aku tak bisa bernafas, aku mulai berkeringat dan,….. Tangan kanannya mulai menuju kearah vagina, diselipkan diantara pahaku, aku gak kuat kupeluk dia dan dia semakin berani ditariknya rokku sampai terlepas, ditarik perlahan celana dalamku sambil tersenyum dan dengan sigap direnggangkannya kakiku sehingga dia dengan leluasa Bandi melihat memekku yang padat dengan bulu hitam keriting, tangannya mengocek memekku yang sudah basah.

Dimasukkannya jari tengah sedangkan ibu jari dan jempolnya membuka jalan dengan meminggirkan rambut kemaluanku. Klentitku kaku,……… dijilat dan disedotnya susuku sampai aku kegelian dan,….. kini kurasakan mulutnya sudah diatas memekku. Aku semakin geli lidahnya menyapu bersih ruang dalam memekku yang basah sambil tangan kanannya ikut membantu memainkan ,…..

” Eeeeeeeh.,,,,, Bandi,…… aduuuuuh,… ” aku mengerang kegelian, tapi dia tidak perduli diteruskannya mempermainkan klentitku.

Aku sudah tak tahan, dengan berjongkok kududkkan bandi dan aku kaget melihat benda menggelantung tegak menghadap keatas (bukan tegak lurus seperti punya suamiku kayaknya) disela selangkangannya. Dia hanya tersenyum memegang leher penis dan digerak-gerakkan dengan tangannya, kudekati dan kupegang,…. Alamak,….. tanganku tak cukup melingkar pada penisnya dan panjangnya 2 cm dibawah pusarnya. Aku geli dan taku melihatnya Hitam,… mendongak seperti pisang ambon besarnya, Kutaksir panjangnya sekitar 19 Cm, sedangkan yang pernah kurasakan hanya 16 CM.

” Kenapa kog dilihatin seperti itu”,.. tanyanya
” Eh ,… aku heran kog kayak gini ya,…cukup nggak ya ini lewat punyaku nanti”. Jawabku sambil tetap memegangnya.

Belum selesai aku melanjutkan omonganku disorongkakn ujung penisnya kemulutku, dan,… ehm,….mulutku tak muat menampung semua penisnya kedalam,… kurasakan nikmat juga, selama ini aku tak pernah seperti ini,… Sedotanku keluar masuk penisnya menyembul tenggelem dalam mulutku tangannya juga tidak diam menggapai semua bagian tubuhku yang sensitif, aku semakin terangsang. Tak lupa pula Bola penis dua buah menjadi sasaran lidahku, kurasakan ada cairan bening sedikit cukup manis dan terus kuhisap sampai mulutku tak mampu lagi menahan besarneragakan posisi sanggama bermacam-macam dengan mani membasahi mulut wanita.,(….. Tiba-tiba terlintas dipikiranku bahwa Aku akan berbuat seperti yang di Laser Disk itu ,….. ingin merasakan air mani Bandi yang segar nanti,… akan kuhabiskan)

” Din coba kamu ngadep belakang dan pegangi ujung sofa itu”. Perintahnya.

Aku tidak menolah kulakukan perintahnya tiba-tiba kurasakan penis bandi dipukul-pukulkan pada pantatku aku kegelian.
Diserudukkan penisnya ke memekku dari belakang sulit sekali,.. dia coba lagi dan gagal. ” Aaaaaaah,… seret sekali ya kayak perawan” omongnya,… Aku semakin tersanjung karena anakku sudah 2 tapi memekku dibilang seret kayak perawan. Aku berbalik ku bantu bandi dengan mengelomohi penisnya dengan ludahku tapi masih juga tidak berhasil menembus memekku. Kulihat Bandi tidak kehilangan akal diambilnya hand bodi dan dioleskan pada penisnya yang besar dan,… perlahan masuk pada vaginaku yang kecil, kurasakan agak pedih.

” Bandi,.. udah ah,… nggak bisa masuk lho,…terlalu besar sih”,. pintaku.
” Sebentar ,… tahan dulu ya,…ini udah nyampai sepertiga lho”. Jawabnya sambil didesaknya vaginaku dengan penis dan,… sreeet,… sret,… sreeeeetttttt.
“aaaaaUUUUUU”,… aku menjerit kurasakan penis Bandi terasa tembus ke kerongkonganku, digerak gerakan pantatnya aku kegielian,… akhirnya banjir juga vaginaku dan kurasakan kenikmatan saat penis bandi maju mundur diruang vaginaku.

Sesekali pantatku ditepuknya untuk menambah semangatku menggenjot penisnya, susuku dibiarkan bergelantungan berbegrak bebas sementara tangan bandi sibuk memegang pinggulku memaju mundurkan pantatku. Saat penis masuk badanku terasa tertusuk geli tak karuan. Sesekali juga Bandi menciumi punggungku sambil penisnya terus bergerak keluar masuk memekku. Aku juga berusaha dengan menggerakkan pantatku kiri kanan dan penis Bandi seakan terjepit diapun mengerang kuat. Dipegangnya susuku kuat-kuat dan ditarik masukkan penis besar tersebut berulang sampai aku kelelahan.

” Aaaahhhhhh,…..Dini,… aku mau keluar nih,……”. Erangnya.
” Sebentar ya,……” Kuatrik penis Bandi dan tak kusia-siakan, kumasukkan lagi dalam mulutku sambil kugerakkan maju mundur tanganku, dan dia semakin kegelian, tak lama kemudian,…. Sreeet,.. Sreeet,… Sreeettt,.. kurasakan mulutku penuh dengan tumpahan air manu bandi, segar rasanya,… kubersihkan penis bandi dengan mulut dan lidahku dari air maninya,…..dipegangnya kepalaku seakan dia tak mau aku membuang maninya keluar. Dan,… Bandi tergeletak kelelahan dengan keringat yang luar biasa.

Kubersihkan diriku dan kulihat Bandi masih istirahat dengan telanjang. Kuciumi tubuh Bandi (kini aku tidak malu lagi) perlahan dia tersenyum dan kulihat penisnya mengecil lemas,… kupegang,… remas perlahan dan aku masih kurang nampaknya,.. mulutku dengan sigap melahap penis bandi yang lemas itu, dalam kondisi lemas, masuk semua bagian penis kemulutku, terus kupermainkan seperti dalam LD yang diputar Bandi tadi.

Tak lama kemudian mulutku sudah tak muat menampung penis bandi untuk kukulum,… akhirnya kurelakan sebagian batang penis bandi keluar dari mulutku. Bandipun mulai bangun dan aggresif,… diusapnya vaginaku yang sudah kucuci dan mulai basah oleh tangannya. Bandi berbalik menciumi vaginaku sementara aku menciumi penisnya yang tambah mengeras (posis 69),… bandi tambah menggila dimasukkan semua bagian lidahnya ke vaginaku aku menjerit kegelian.

Bandi memindah posisi ditaruh tubuhnya diatas karpet dan diangkatnya tubuhku menindihnya,… penis Bandi ditutuntun menuju lubang kemaluanku dan,.. tanpa ampun lagi kemaluanku diucek-ucek oleh penisnya,….Kurasakan penis bandi tidak masuk semuanya atau memang vaginanku yang dangkal aku tak tahu, yang ada dalam benakku sekarang hanya nafsu dan nafsu saja,…. .

Kugerakkan naik turun pantatku menduduku pahanya sementara vaginaku sibuk melahap penis bandi yang kekar dan angkuh itu. Tangan bandi sesekali mengucek susuku tak kuhiraupan karena nikmatnya tak seberapa dibanding dengan penisnya yang mengisi penuh vaginaku. Kurebahkan tubuhku karena payah sambil kulumat bibir bandi yang terus mengerang itu,… dan terus kugoyang pantat sesuai irama nafsuku,… bandipun demikian. Aku mulai merasakan vaginaku semakin longgar karena becek basah dan geliku memuncak,… Kugigit dada bandi kuat-kuat untuk menahan kepuasan dan bersamaan dengan itu pula kudengar erangan bandi yang menyatakan bahwa air maninya akan tumpah,… Kupercepat menggoyang pantat karena aku tak mau menyia-nyiakan keadaan ini aku ingin kepuasan maksimal,……

Dan,…….. Aaaaaaaahhhhhhhhh,…… Sreeeeet,…. Sreeetttt,… sreet,….. Kurasakan ada aliran hangat menyemprot vaginaku dan terasa penuh,…. Bandi masih mengerang hebat aku gigit dadnya sekali lagi sambil kucakar punggungnya untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat pantatku pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan dipenis bandi. Kuraih penis itu dan kubersihkan kembali dengan mulut mungilku yang serakah tiada habisnya melihat penis tegang besar dan keras itu.

Bandipun tersenyum puas layaknya aku, ciuman mesranya mendarat dujung bibirku, dan diapun tak mau ketinggalan mengusap vaginaku dengan lidahnya,… akupun geli. Tak terasa hari sudah siang.

Tak lama kemudian aku pamit dan aku menjadi keterusan mengikuti acara ibu-ibu itu dengan berganti-ganti pasangan yang hebat. Sedangkan hubunganku dengan suami tetap tidak terganggu karena suamiku tidak pernah minta yang aneh-aneh,… jadi asal aku terlentang dia masuk,… kocek – kocek sebentar selesai. Untuk kepuasan lainnya aku dapatkan dari yang lain.

Sejak hubungan sexku dengan si Bandi, aku jadi berubah perlakuanku terhadap suami, mungkin dikarenakan rasa bersalah yang dalam atau aku takut ketahuan tindakanku diketahui olehnya. Kegiatanku senam masih tetap berjalan tapi jadwal kurubah agar bisa menghindar dari kelompok ibu-ibu yang telah mengajakku arisan bulan kemarin. Seandainya sempat bertemu dan mereka mengajakku untuk berkumpul seusai senam aku mengatakan bahwa saat ini aku dijemput suamiku, dan selama ini mereka tidak mencurigai kelakuanku menghindari mereka.

Hubungan sexku dengan suami memang tidak seberapa menyenangkan tapi aku bertindak lebih agresif untuk mendapatkan kepuasan tapi masih dalam batas wajar agar suamiku tidak mencurigai keadaanku. Aku memang berusaha untuk tidak melakukan kegiatan sex diluar suamiku, jika gairahku memuncak dan hebat aku akan melarikan dengan kegiatan yang kuanggap baik dan positif. Seperti sore ini, suamiku belum datang dan aku nampak tegang, kuhibur diriku dengan mengajak anakku ke toko buku untuk membeli keperluan sekolahnya esok hari.

Aku masuk kamar untuk berganti pakaian yang pantas, didepan kaca kupagut pagut diriku, kulihat lekuk tubuhku masih cukup sempurna diusia yang sudah tidak dapat dikatakan muda lagi. Perlahan kubuka perlahan dasterku dan kulihat payudaraku tidak kalah dengan perawan-perawan yang ada, kuselusuri perlahan dengan tanganku, dan berhenti pada ujung payudara yang nampak gelap coklat tua, kupelintir perlahan, muncul rasa yang tidak terkira, tiba-tiba muncul bayangan lelaki yang tak kukenal dengan tangan yang kokoh merengkuh dan melingkarkan tanganya dari belakang, aku semakin bergairah.

Tangan lelaki itu turun kebawah dan berhenti tepat pada celana dalam hitam milikku, disentaknya kuat-kuat celana hingga robek dan dengan cekatan tangannya menyelusuri liang kemaluanku, aku menggerinjal kuat dan mendesah, tiba-tiba,……..

“Ma,… Mama,…. Jadi nggak ma ke toko buku, kog lama amat sih,……..”. bersamaan dengan suara itu hilang semua bayangan dan aku jadi tersadar bahwa aku hanya berkhayal dan gairahku sudah memuncak, cepat kukemasi dan kurapikan diriku sambil menjawab ketukan anakku bahwa sebentar lagi aku siap.

Kukenakan kaos kuning gading kontras sekali dengan BH ku yang coklat sehinggak nampak garis hitam melingkar pada payudaraku yang ranum. Dengan dipadu celana Streach melekat pada pahaku yang jenjang, kuperhatikan sekali lagi dikaca sudah cukup pantas dan kulihat payudaraku seakan mau melompat keluar, dan aku yakin bahwa siapapun yang melihat pasti tidak keberatan untuk menjamahnya, aku suka itu.

Kukeluarkan mobil dari garasi dan langsung menuju toko buku yang diinginkan. Setelah memberitahu bahwa nanti aku menunggu dibagian majalah, Anakku berlari menuju tempat peralatan yang dibutuhkan, Aku memperhatikan satu persatu pengunjung yang mendekati counter majalah sambil mataku tak lepas dari majalah Popular yang kupegang. Kuperhatikan dimajalah itu ada sesosok lelaki yang cukup tampan dengan pakaian renang yang menampakkan tonjolan otot kemaluannya, aku jadi memerah.

Tak seberapa jauh kuperhatikan sepasang anak muda yang sedang pacaran dengan tangan laki-laki melingkar mesra pada pinggang perempuan,… dan,…. Sreeeet, aku beradu pandang dengan silelaki,…. Matanya kuat memandang dan tajam seakan merobek kaosku. Kualihkan mataku pada majalah dan saat aku melirik lagi, mata tajam itu masih menatapku tajam apalagi saat kulihat siwanita asyik membungkuk memilih buku.

Tak seberapa lama kuperhatikan siwanita turun pada lantai bawah dan lelaki sendirian, diluar dugaan anak muda itu berani mendekat dan menyapaku “……Hai,……”, aku hanya tertegun melihat keberaniannya tanpa kujawab sapaanya. Dia kembali pada posisinya, dan tak lama kemudian siwanita sudah berada didekatnya lagi. Aku jadi risih dan cepat-cepat aku turun mencari anaku. Saat turunpun kulirik matanya yang tajam tetap menatapku.

Sesampai dirumah, kulihat suamiku sudah datang, anakku sibuk membongkar belajaannya dan suamiku senyum mendengar ceritanya berbelanja.

“Oh iya ma,….tadi aku nyalakan AC kog nggak bisa, dan telah kulaporkan pada dealernya besok akan direparasi,……..” lapor suamiku sambil bibirnya disumbat rokok.

Aku hanya mengiyakan saja karena aku memang jarang menghidupkan Ac kalau memang tidak kegerahan. Setelah makan malam aku langsung masuk kamar, kuganti pakaianku dengan daster warna hijau muda kesukaan suamiku, kusengaja tali dibahu sedikit kendor, rupanya suamiku tahu keinginanku, saat naik ketempat tidur dan masuk selimut, tangan suamiku langsung mendekap payudaraku, aku menggelinjang dan tak seberapa lama kurasakan suamiku menindihku dengan ganas dan dengan cepat penisnya disorongkan pada memekku aku merasakan memekku penuh oleh penisnya dan belum sempat aku ikut goyang lama kurasakan semprotan kecil keluar dari penis suamiku, kiranya permainan malam itu berakhir cukup cepat. Kulihat suamiku terlelap kepuasan, sedangkan aku hanya separuh saja, permainan belum berakhir tuntas.

Dengan memakai hem cukup panjang untuk menutup paha, aku mengantar suami dan anakku berangkat kesekolah dan kantor, aku menutup garasi dan menuju pintu ruang tamu. Aku kaget mendengar suara bel rumah berbunyi, cepat aku bergegas menuju ruang tamu, aku mengira suamiku kembali ada barang yang ketinggalan. Begitu pintu kubuka betapa terkejutnya aku, berdiri sorang lelaki muda dengan pakaian kerja ketelpack warna biru dengan nama perusahaan tertentu.

Aku tertegun dua kali karena anak muda yang berdiri didepanku speretinya sudah aku kenal. Dia mengulurkan tangan dan menyebut namanya “Freddy”, belum sempat aku membalas namanya, dia sudah menceritakan bahwa kemarin sore telah bertemu denganku ditoko buku, aku jadi teringat, kiranya si Fredy kemarin yang sempat bersama pacarnya dan menyapaku, aku jadi salah tingkah.

“Maaf bu, perusahaan kami ditelepon sama pak Andrian bahwa Ac nya rusak, dan saya yang ditugaskan untuk membetulkan disini,…” katanya sambil matanya tak lepas memandang seluruh tubuhku yang masih awut-awutan.

Aku menyuruh dia duduk dulu sambli bergegas aku masuk ruang untuk ganti pakaian. Gila kenapa semuanya jadi serba kebetulan begini. Anaka muda itu tidak tampan tapi tatapan matanya tajam seakan membelah bajuku ini. Aku menjadi tertantang untuk membuktikan keberaniannya kemarin. Kukenakan kaos kemarin dipadu dengan span yang cukup pendek memperlihatkan tungkaiku yang panjang.

Saat aku keluar dan berjalan keruang tamu kuperhatikan mata Fredy tidak lepas dari tubuhku, berani juga anak ini. Aku duduk didepan Fredy sambil kusilangkan kakiku dan mata frey juga mengikuti langkah kakiku saat bersilang, aku yakin dia akan bisa melihat i98bagaian yang paling dalam milikku, aku jadi semakin suka. Sehabis basa-basi sebentar, kupersilahkan Fredy untuk membongkar Ac yang rusak dikamar tidurku.

Rupanya dia juga pandai memuji hingga membuatku semakin tersanjung dengan mengatakan penataan kamar tidurku rapi dan warnanya serasi, membuat orang betah untuk tidur berlama-lama. Akupun tidak terasa mulai hanyut dan duduk ditepi kasur memperhatikan kerjanya. Mata Fredy sesekali melirik kearah dadaku kemudian turun pada pahaku yang kubiarkan sedikit terbukan karena rokku cukup pendek. Untuk membuat suasana tambah gayeng kucoba mengingatkannya dengan berkata,…….

“Kog dik Fredy kalau melihat saya seperti itu sih,… aku jadi takut,… kan dik Fredy sudah punya pacar,… sama kan dengan pacar dik Fredy,…..” Fredy hanya terseyum saja dan berkata,….
“Ehhhhh,… maaf nyonya,… saya tidak sengaja,… eeeeee” katanya terbata-bata dan matanya kembali bertabrakan denganku.
“Eeeee apa dik,…” tanyaku menyelidik sambil senyum.
“Abis badan nyonya sintal sekali padahal nyonya sudah dikaruniai anak”, jawab seenaknya.
“Jangan panggil nyonya ya,… mbak saja cukup,….” Pintaku
“Iya nyonya,…. Eh mbak,…..” gayanya melucu.
“Kalau apel sama pacarnya,… tiap malem ya,.. wah asyiiik dong,..” kataku mulai menggoda.
“Ah enggak nyonya,.. mbak,…. Yach paling-paling 3 atau empat hari sekali,..” jawabnya.
“Terus,……. ngapain aja dik Frey kalau apel,”…. Tanyaku sambil senyum.
“Yach,… mbak kan lebih pengalaman dari saya, masak mau diceritain,…”, katanya sambil senyum penuh arti, dan aku tambah menggoda dengan mengubah posisi dudukku. Dan,…. Mata itu terus mengikuti gerakanku.
“Eh kog dik Fredy dibiarkan aja ya,.. sebentar ya tak buatkan sarapan pagi biar enak” pintaku sambil bergerak menuju dapur.
“Oh nggak usah mbak, ditemani mbak begini saja saya sudah kenyang kog,.. apalagi …”
“Apalagi apa dik,… ayo teruskan,” pintaku sambil melirik. Aku terus menuju dapur dan Fredy masih sibuk membongkar AC dikamar.

Didapur aku tidak mengerti apa yang kumasak, karena dari pembicaraan itu gairahku mulai muncul dengan gaya dan keberaniannya. Aku hanya duduk menghadap kompor sambil melamun membayangkan Si Fredy yang nakal. Kubayangkan bagaimana matanya yang hitam menjelajah tubuhku, aku jadi berkeringat, dan,…. Aku terkejut saat kurasakan ada tangan memelukku lembut dari belakang, saat aku menoleh kudengan dia berbisik,…….

“Apalagi dapat sarapan dengan tubuh Mbak yang sintal ini,” katanya sambil mempererat pelukannya.

Aku reflek bergerak menghindar berbalik dan diluar dugaan bibir Fredy menyambar cepat bibirku. Melekat erat, aku memberontak dengan mendorong dadanya menjauh, semakin kuat aku mendorong, semakin kuat pula bibirnya menempel, aku terus berusaha tapi dia lebih bisa mengupas bibirku dengan lihay. Akhirnya perlahan badanku lemas merasakan hebatnya ciuman Fredy, sesuai iramanya aku hanyut saat lidah melilit pada lidahku.

Kini akau berhadapan pasrah dengan dada menempel dadanya, tidak bidang kurasakan tapi cukup menampung semua payudaraku bersandar leluasa. Kurasakan tangannya mulai menyelusuri punggungku dan pantatku tak luput dari belaian. Dua pantatku dilingkup dengan kedua tangannya dan diangkan perlahan, aneh memang, saat tangan mengangkat pantatku, kurasakan ada desiran gairah semakin besar, aku semakin pasrah. Fredy menarik keatas kaosku sehingga bagian atas tubuhku hanya tertutup BH Fredy memandang tak berkedip. Diciuminya leher, sementara tanganya mengucek-ucek dengan nafsu payudaraku. Ujung payudaraku tidak luput dari usapan tangannya.

Warna Coklat tua melingkar direngkuh dan dipelintir nyaman, aku kegelian dan kurasakan memekku mulai berair banyak. Dibaliknya badanku sehingga membelakangi dia dan mulutnya mengupas punggunguku senti demi senti. Giginya membuka pengait BH dan begitu BH terbuka payudaraku diraih dari belakang dan mulutnya terus menyelusuri pinggang dan pinggulku. Kini mulutnya turun menguliti rok Spanku dan semuanya terbuka tinggal CD saja. Badanku dibalik kembali sehingga berhadapan, diangkatnya diriku dan didudukkan pada sebelah kompor. Aku hanya diam dan terpejam merasakan perlakuannya. Cdku ditarik dan dipisahkan dari selangkanganku.

Aku tetap terpejam dan diluar dugaan, kurasakan lidah Fredy mulai menggelitik memekku,… Aku mendesah hebat saat lidahnya yang panas penuh masuk menjalari dinding memekku yang mulai basah. Kudengan hisapannya rakus menghisap memekku yang basah dan memerah. Kuucek kepala Fredy yang maju mundur menutup memekku, aku tidak kuat, kurasakan adanya air yang semakin membanjiri memekku. Tiba-tiba Fredy menarik mulutnya dari memekku dan berdiri, aku memandang dengan pasrah. Kulihat Fredy mulai memprotoli ketelpacknya hanya tinggal CD bertuliskan Crocodile berwarna kuning dan kulihat otot penisnya sudah menggelembung.

Fredy menarik kertas tissiu dari meja makan dan berjongkok mengelap memekku yang basah, setelah dirasa kering, dimasukkan lagi tangannya menyibak rambutku yang lebat dan cepat-cepat disorongkan mulutnya dengan gesit menjelajah lagi seluruh memekku,… Gila,….

“Eeeeeeezzzzzhhhhsssssssss gghhhhhzzzzzzzzz,…” eranganku semakin tak ketemu arti, tapi Fredy justru tambah giat menjilati memekku.

Kurasakan Clitku digigit kecil dan ditarik dengan jarinya. Aku tidak betah melihat perlakuannya dengan keras kutarik kepala Fredy menjauh memekku dan aku berdiri berhadapan dengannya. Kupegang penidnya dari luar CD dan kurasakan kekakuan yang hebat. Tanganku menyelusuri CD dan kusentuh lembut penis Fredy, dia menggeliat. Kutarik Cdnya paksa dan nampak penisnya melompat keluar. Kemaluan fredi tidak besar, tapi kaku. Kuusap-usap dengan jempolku dan ujung penisnya mulai berair bening.

Fredy memandangku dengan senyum aku mengerti. Aku berjongkok perlahan dan kusorongkan mulut mungilku mengecup penisnya,… dan,…. Dengan lahap perlahan perlahan kumasukkan seluruh batag penis Fredy kedalam mulutku. Diluar digaan kulihat lutut Fredy gemetaran menerima perlakuanku. Aku semakin bersemangat. Hisapanku berhasil mengeluarkan suaran erangan dari mulut Fredy yang tak kumengeri artinya. Kujilat seluruh bagian penis tanpa tersisa. Tanganku yang kanan memengang batang penis sementara tanganku yang kiri kupergunakan untuk mengucek memekku sendiri agar birahiku mencapai puncak. Bulu-bulu penis fredi beradu dengan hidungku, aku geli

“Mbak,…zzzzzzzzzsssssssssssttt tghffffffffff”. Aku tik menghiraukan erangan gairahnya, tak berapa lama aku menghisap dan mengulum penisnya, Fredy mengatakan,…
”Mbak,……aku mau keluar,…ssssss”. Aku tak menghiraukan semakin kukocok penis Fredy dengan mulutku, tiba-tiba,…..
”sreeeeet,…..sreeeeeet ,……sreeeetttttt” kurasakan ada semprotan kuat keluar dari penis Fredy rasanya asin gurih, langsung menuju tonggorokanku.

Aku langsung menelan tanpa sisa, sambil terus kuhisap kulihat Fredy semakin tak karuan. Kurasakan sisa-sisa sperma Fredy keluar saat hisapanku kuat pada ujung lubang penisnya, kuhisap terus dan terus sampai akhirnya penis Fredy tak mampu lagi berdiri. Aku duduk dan menyandarkan diri pada bahunya, Fredy diam saja, sekitar 3 menit kami saling diam dan kulihat Fredy mulai memelukku, aku diam saja dan tanganya kembali beraksi,… gila nih anak.

Kutoleh dia hanya tersenyum dan tanpa menunggu waktu lagi langsung kududukkan Fredy dilantai bawah dan kuambil lagi penisnya yang masih lemas,…. Kukocok dan mulutku mulai beraksi, diluar dugaan begitu penisnya tertempel bibirku langsung tegak menantang,…. Kuemut terus dan kukocok, Fredy lebih bergairah. Fredy menarik mulutku menjauhi penisnya.

Aku diterlentangkan dilantai, kurasakan punggungku dingin tapi jilatan Fredy pada seluruh tubuhku bagian depan dapat menghangatkan lantai. Dibukanya selangkanganku lebar-lebar dan tangan Fredy lincah menari menunggui memekku yang sudah basah. Mulut Fredy seakan tak lelah mengelomoh dan mengupas habis memekku yang memerah dan kurasakan Clitku mulai kaku.

Setelah kurasakan hisapan yang dasyat dan memekku semakin basah Fredy berdiri dan membalik badanku hingga tengkurap. Saat tengkurap ditariknya pinggulku menuju badannya sehingga kedua sikuku meenempel dilantai dan kedua lututku dibuat berjauhan, aku menungging pasrah. Dari belakang kurasakan Fredy menggila menjilati memekku yang kelihatan merekah. Fredy menjauh dan kurasakan desahan nafasnya membesar. Aku terkejut memekku digeser-geser dengan penisnya, kuarahkan pantatku kebelakang dan Fredy menjauhkan penisnya dari memekku, dia menggoda dan aku jadi penasaran ingin merasakan penisnya.

Kurasakan penis Fredy kini mulai mendesak memekku dari belakang dan,… terpeleset, kurasakan Fredy kesulitan mengepas penis dan memekku. Kini ujung penis itu telah tepat pada lubang memekku , perlahan dan pasti gerakan Fredy maju sedikit demi sedikit menuju dinding memekku. Aku menunggu dan kurasakan gesekan perlahan itu menimbulkan sensasi yang hebat pada tubuhku. Saat penis Fredy seudah seluruhnya mengisi memekku, Fredy diam sesaat sambil membelai-belai pinggungku yang bulat.

Aku merasakan semuanya, dicengekeramnya pinggangku kuatkuat dan Fredy mulai bergerak maju mundur membelah memekku. Aku mengimbangi dengan memutar mutar pantatku seperti penari perut, frey mengimbangi dengan sodokan-sodokan gilanya. Pinggulku dipakainya sebagai setir, jika ingin gerakan lambat, ditariknya pinggulku kuat-kuat sehingga aku tidak bisa bergerak demikian pula sebaliknya, aneh sekali aku menikmati penuh permainannya. Kurasakan telur penis Fredy menghantam pantatku sebelah bawah saat penisnya masuk total pada memekku.

Pantatku terus bergerak dan penis Fredy tidak tinggal diam, semua tenaga aku kerahkan untuk memperolah kepuasan maksimum, selang bebarapa saat dimana aku telah banyak mengalami orgasme, Fredy berteriak mau kelar spermanya,… aku bilang keluarkan saja semaunya,…. Aku mempercepat gerakan dan anehnya Fredy menahan pinggulku kuat-kuat, dia bergerak maju munderu perlahan, aku mengimbangi dan,… Fredy berhenti sambil menancapkan kuat-kuat penisnya dimemekku,….. Cruoooottttttttttt,…..cruuuooo ooot,…….cruoooottttt,…. Aku merasakan sesuatu yang tidak dapat kulukiskan dengan jelas, kenikmatan dan kesenangan yang tiada duanya.

Fredy masih menancapkan kuata-kuat penisnya, tangan Fredy membantu mengelus memekku, kombinasi ini yang sangat membuatku merasa selangit. Fredy menarik penisnya keluar memekku, kulihat sperma Fredy ikut tumpah saat penisnya menjulur keluar. Aku berbalik, kupegang penis Fredy yang setengah tegang, kubersihkan dengan mulutku, kutarik ulur Fredy kegelian, dia hanya meringis dan mengelus rambutku. Setelah bersih, kueluarkan penis Fredy yang semakin mengecil, lucu.

Fredy bergegas kekamar mandi kemudian memakai kembali ketelpacknya, kupeluk dia dan kuberikan kecupan mesra tiada tara . Fredy kembali bekerja dan aku mandi diruang tidur tempat Fredy bekerja. Kubiarkan Fredy membetulkan Ac sambil menikmati tubuhku yang telanjang saat mandi. Aku sengaja hanya menutup dengan kelambu transaparan. Fredy berhenti sejenak ikut membantu menyabuni diriku dan tanganya tak lepas dari memekku. Dikatakan bahwa memekku tak kalah dengan perawan sekarang,… Gila,…………..Payudaraku yang kenyal juga menjadi sasaran remasan tanganya. Pentilku mengejang tapi Fredy melepaskan.

Selesai mandi kami makan mie instant berdua dan aku menyuruh Fredy untuk tidak menyelesaikan pekerjaan hari ini, agar besok dia datang lagi, Fredy setuju. Hari kedua aku sengaja memberikan servis total pada Fredy tanpa ragu dan malu lagi, Fredy menyambut dengan bahagia. Setelah kejadian itu, aku bersepakat dengan Fredy untuk tidak bertemu lagi karena kondisi dia dan aku berbeda, dan Fredy dengan sabar dan mengerti mau menerima semuanya. Kuberikan ongkos yang lebih untuk dua hari menservis Ac ku luar dalam dan Fredy menerimanya. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Skandal Bersama Tukang AC appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Selingkuh Dengan Ayah Angkat

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Selingkuh Dengan Ayah Angkat – Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diriku, namaku Liana. Mamaku seorang suster kepala di sebuah rumah sakit ternama, Mamaku ditinggal oleh papaku sejak aku kecil. Papa asliku adalah seorang tentara yang tewas dalam tugas. Sejak ditinggalkan oleh papa, mama sering berganti ganti pasangan, karena dari dirinya merindukan belain kasih sayang dari seorang pria. Tidak jarang aku mendapati mama sedang bercinta di sofa di ruang tamu dengan pria yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Hal itu pulalah yang membuatku dewasa belum pada saatnya.

 

 

cerita-sex-selingkuh-dengan-ayah-angkat

Cerita Sex: Selingkuh Dengan Ayah Angkat

 

Aku kehilangan keperawananku pada umur 13 tahun karena aku jatuh cinta dengan pemuda berumur 19 tahun yang bekerja di Mc Donald di dekat rumahku. Biarpun aku sudah rusak tetapi hubunganku dengan mama sangat baik. Dia yang mengajarkan aku bagaimana aku harus manjaga tubuhku, bagaimana caranya memuaskan pria dan sampai bagaimana untuk mengindari kehamilan. Aku sangat mencintai mamaku. Dia adalah idolaku. Aku tahu bahwa semua yang dia lakukan demi aku, dan aku selalu berdoa agar mama mendapatkan cintanya yang abadi.

Cerita sex- Suatu hari mama mengajakku untuk makan malam. Dia bilang kalau dia mendapat kunjungan. Aku pun senang, karena berharap kunjunganitu dari seorang pria. Dan tebakanku pun benar. Frans seorang dokter muda yang cakep, tinggi tegap, berambut coklat tua dan tidak botak. Dia terhitung tampan dibanding dokter-dokter yang kukenal. Dia sangat ramah dan baik hati. Aku sangat menyukai Frans, demikian pula mamaku. Setengah tahun kemudian mereka pun menikah, dan aku masih ingat aliran air mata kebahagiaan mama.

Di saat itu aku merasa bahwa doaku terkabulkan. Hidup kami berubah dengan kehadiran seorang pria di keluarga kami. Aku tidak perlu lagi mengganti lampu yang rusak, atau memperbaiki saluran air yang mampet. Bahkan tingkat ekonomi kami pun meningkat drastis. Kini kami tinggal di rumah Frans yang cukup besar dan mewah untuk kami. Bahkan di ulang tahunku yang ke 18 dia membelikan sebuah mobil baru yang sebelumnya hanya ada di mimpi-mimpiku. Tidak hanya itu, tapi bertambah seringnya erangan nikmat yang setiap malam kudengar.

Wajah mama sangat berseri-seri setiap pagi begitu juga Frans. Sampai terjadinya suatu peristiwa. Aku masih ingat sekali peristiwa malam hari itu, Jumat tanggal 25 agustus 2000. Mama sedang pergi bersama teman-temannya selama akhir minggu. Frans hari itu mendapat undangan pesta bujang seorang temannya yang hendak menikah keesokan harinya. Aku sebagai remaja menikmati akhir minggu di diskotik hingga larut malam. Sepulang dari disko aku merasa lelah dan mabuk. Setiba di rumah akulangsung berendam air hangat di bath up, sambil menikmati musik di tengah remang-remang nyala lilin.

Tiba-tiba pintu kamar mandi dibuka dengan cepat dan masuk Frans. Dia langsung menuju ke keran air dan membasahi kepalanya. Dia tidak sadar bahwa ada seorang gadis telanjang yang tergeletak di sebelahnya. Setelah dia agak tenang dia menegakkan kepalanya, dan dia menoleh ke arahku. Aku melihat adanya rasa kaget di matanya disamping rasa kagum. Dia hanya terdiam memaku memandangku. Ketika dia mencoba melangkah keluar aku pun memanggilnya. Frans hanya diam sambil memunggungiku, kemudian dia pun kembali melangkah ke arahku dan duduk di tepi bath up.

Entah siapa yang memulai, tiba-tiba dia sudah bersamaku di bath up. Kami saling mengusap, saling membelai, saling mencium dan saling menggoda. Aku sadar bahwa alkohol mampunyai peranan penting di sini, tapi aku merasakan sensasi yang belum pernah aku alami. Getaran dan perasaan melayang yang belum pernah aku alami bersama puluhan pria lainnya. Frans dengan lembut menciumi tengkukku sambil dia mengangkat rambutku yang basah. Aku sangat menikmati jilatan lidahnya sambil mendesah nikmat. Frans berbisik,

“Nana, kau sangat cantik. Tubuhmu mengagumkan hmm,..” Aku hanya diam mendesah.

Tanganku yang sudah terampil sudah mencari mangsa. Langsung kubelai penisnya yang sudah tegang. Aku punberbalik menghadapnya dan langsung mulai menjilati dadanya yang bidang, lalu turun ke perut dan langsung ke tujuan utama. Aku jilat pelan-pelan, aku hisap ujungnya, bijinya dan kemudian aku memasukkan semua batang kejantanan ayah tiriku ke mulutku. Mungkin ini yang disebut kenikmatan oleh pria, karena didikan mamaku aku mengerti apa yang selalu diinginkan oleh seorang pria. Lidahku menari-nari menjilati penisnya. Saat itu aku hanya mendengar gerangan nikmat dari mulut Frans, sembari kubelai-belai pangkal pahanya.

Tiba-tiba dia mencengkeram tanganku dan langsung mengangkatku ke atas dadanya. Bibirnya mencari bibirku, hingga akhirnyabibir kami bertautan, saling panggut dan saling gigit. Tangannya beraksi di vaginaku, mencari titik lemah wanita, dan ohh,.. inilah yang dinamakan profesional. Dia sebagai dokter mengenal setiap titik kelemahan seorang wanita. Dia meletakkan tubuhku di bagian pinggir bath up dan mengangkat kedua pahaku ke arah bahunya. Dia mencari vaginaku dengan mulutnya dan lidahnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku hanya merasakan ringan, melayang dan betapa tubuhku bergetar hebat. Merasakan bahwa tubuhku bergetar tidak ada hentinya, Frans pun berdiri, keluar dari bath up mengambil handuk dan mengangkat tubuhku serta melilit tubuhku dengan handuk. Setelah dia pun mengeringkan tubuhnya seadanya, dia mengangkat tubuhku menuju ke kamar tidurnya.

Di ranjang di mana dia biasa bercinta dengan mamaku tubuhku diletakkan, dan handuk itu mulai dibuka pelan-pelan. Dasar Frans yang penuh selera humor, dia masih sempat bercanda,

” Wuah seperti membuka kado natal saja rasanya!” Aku pun sempat tertawa sebelum mulutku disumbat oleh mulutnya.

Dia meneruskan apa yang sudah dia mulai. Dia mulai menjilati buah dadaku. Setiap bagian tubuh yang sensitif dia jilati. Hingga dia sampai ke ujung kaki, dia menjilati setiap jari kakiku, telapak kakinya dan lalu membuka lebar selangkanganku. Dia maju ke depan pelan-pelan, agak merebahkan dirinya di dadaku, sambil mendengarkan napasku yang terengah-engah. Tangannya membelai rambutkuyang masih basah. Tiba-tiba sesuatu yang keras menusuk bagian vaginaku, hanya ujungnya saja, dia melakukan dengan sangat lembut. Sambil menjilati dan menggigiti putingku dia berhasil memasukan seluruh penisnya ke vaginaku.

Beberapa saat kemudian dia agak berdiri dan mengangkat kedua kakiku ke arah wajahnya sambil terus memompa. Aku merasakan hanya kenikmatan, mungkin dari segi ukuran penis dia tidak terlalu besar. Tapi bagiku ukuran tidak jadi soal, yang penting bagaimana cara dia untuk mempergunakannya. Frans sangat jago bercinta. Pada saat itu tidak banyak gaya yang kita coba. Karena kenikmatan yang kita peroleh lebih penting daripada eksperimen. Aku coba menikmati setiap detik yang kita lalu bersama. Ada perasaan menyesal ketika semua itu berakhir, perasaan menyesal telah mengkhianati mama dan perasaan menyesal bahwa semua itu telah selesai.

Ingin rasanya kami mulai dari awal lagi, menikmati setiap detik dan setiap sentuhan. Frans hanya diam memelukku,membiarkan kepalaku di dadanya dan sembari mengecup-ngecup keningku dengan lembut. Oh mama, malu rasanya ketika aku bertemu mama. Mama yang selalu sayang kepadaku, yang selalu perhatian akan diriku. Tapi di sisilain aku merasa sangat cemburu bila melihat mama bermesra mesraan dengan Frans, perasaan benci melihat mama yang memeluk Frans.Aku selalu menangis apabila aku mendengar desahan mama di saat mereka bercinta di malam hari, aku selalu membuang muka apabila Frans pulang dari kerja dan membawakan mama setangkai rose.

Setelah kejadian malam itu, aku dan Franks selalu berusaha untuk mencari kesempatan untuk berduaan. Mama sering bertugas jaga malam, dan itu kesempatan kami untuk terus mengulanginya. Sering kami melakukannya di mobil, di gudang ataupun di teras belakang rumah. Sudah hampir 1,5 tahun kami saling sembunyi, tapi baru awal tahun 2002 yang lalu aku berani mengatakan cinta kepada Frans.Dia hanya merengek dan menangis. Dia tidak bisa melepaskan mama karena mama bagi Frans adalah sosok istri yang ideal. Sedangkandiriku membuat Frans merasa muda, bergairah dan bersemangat hidup kembali. Kami berdua tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Haruskah kami bersandiwara seumur hidup? Atau haruskah kami merusak segala mimpi mama? Di saat ini aku kembali bertanya, benarkah Tuhan sudah menjawab doaku?<< Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Selingkuh Dengan Ayah Angkat appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Di Hamili Anak Angkat

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Di Hamili Anak Angkat – Teng! Jam dinding berdentang satu kali. Malam semakin larut, tapi Anis masih duduk di ruang tengah. Sejak tadi matanya sulit terpejam. Baru beberapa jam yang lalu Ibu Mas Iqbal, suaminya, menelepon,

 

 

 

cerita-sex-di-hamili-anak-angkat-300x225

Cerita Sex: Di Hamili Anak Angkat

 

“Nis, Alhamdulillah, barusan ini keponakanmu bertambah lagi…” suara ibu terdengar sumringah di ujung sana.
“Alhamdulillah… laki-laki atau perempuan, Bu?” Anis tergagap, kaget dan senang. Sudah seminggu ini keluarga besar Mas Iqbal memang sedang berdebar-debar menanti berita ini, adik suaminya, yang akan melahirkan.
“Laki-laki. Cakep lho, Nis, mirip Mas-mu diwaktu bayi…” Ibu tertawa bahagia. Dini memang adik yang termirip wajahnya dengan Mas Iqbal.
“Selamat ya, Bu, nambah cucu lagi. Salam buat Dini, Insya Allah besok pulang kerja, Anis dan Mas Iqbal akan jenguk ke rumah sakit.” janji Anis sebelum menutup pembicaraan dengan Ibu yang sedang menunggu Dini di rumah sakit.

Cerita sex – Setelah menutup telepon, Anis termenung sesaat. Ia jadi teringat usia pernikahannya yang telah memasuki tahun ke 5, tapi belum juga ada tangis si kecil menghiasi rumah mereka. Meskipun demikian ia tetap ikut merasa sangat bahagia mendengar berita kelahiran anak kedua Dini di usia pernikahan mereka yang baru tiga tahun.

“Kok melamun?!” Mas Iqbal yang baru keluar dari kamar mandi mengagetkannya. Ia memang pulang agak malam hari ini, ada rapat di kantor katanya. Air hangat untuk mandinya sempat Anis panaskan dua kali tadi.
“Mas, ibu tadi mengabari, Dini sudah melahirkan. Bayinya laki-laki,” cerita Anis.

“Alhamdulillah… Dila sudah punya adik sekarang,” senyum Mas Iqbal sambil mengeringkan rambutnya, tapi entah mengapa Anis menangkap ada sedikit nada getir dalam suaranya. Anis menepis perasaannya sambil segera menata meja menyiapkan makan malam.

Selepas Isya’an bersama, Mas Iqbal segera terlelap, seharian ini ia memang lelah sekali. Anis juga sebenarnya agak lelah hari ini. Ia memang beruntung, selepas kuliah dan merasa tidak nyaman bekerja di kantor, Anis memutuskan untuk membuat usaha sendiri saja.

Dibantu temannya yang seorang notaris, akhirnya Anis mendirikan perusahaan kecil-kecilan yang bergerak di bidang design interior. Anis memang berlatar pendidikan bidang tersebut, ditambah lagi ia punya bakat seni untuk merancang sesuatu menjadi indah dan menarik. Bakat yang selalu tak lupa disyukurinya. Keluarga dan teman-teman banyak yang mendukungnya, akhirnya sekarang ia sudah memiliki kantor mungil sendiri tidak jauh dari rumahnya.

Dan, seiring dengan kemajuan dan kepercayaan yang mereka peroleh, perusahaannya sedikit demi sedikit mulai dikenal dan dipercaya masyarakat. Tapi Anis merasa itu tidak terlalu melelahkannya, semua dilakukan semampunya saja, sama sekali tidak memaksakan diri, malah menyalurkan hobi dan bakatnya merancang dan mendesign sesuatu sekaligus mengisi waktu luangnya. Beberapa karyawan yang sigap dan cekatan membantunya. Malah sekarang sudah ada beberapa designer interior lain yang bergabung di perusahaan mungilnya.

Itu sebabnya sesekali saja Anis agak sibuk mengatur ketika ada pesanan mendesign yang datang, selebihnya teman-teman yang mengerjakan. Waktu Anis terbanyak tetap buat keluarga, mengurus rumah atau masak buat Mas Iqbal meski ada Siti yang membantunya di rumah, menurutnya itu tetap pekerjaan nomor satu. Anis juga bisa tetap rutin mengaji mengisi ruhaniahnya. Namun karena kegiatannya itu, biasanya ia tidur cepat juga, tapi malam ini rasa kantuknya seperti hilang begitu saja. Berita dari ibu tadi membuat Anis teringat lagi. Teringat akan kerinduannya menimang si kecil, buah hatinya sendiri.

Lima tahun pernikahan adalah bukan waktu yang sebentar. Awalnya Anis biasa saja ketika enam bulan pertama ia tak kunjung hamil juga, ia malah merasa punya waktu lebih banyak untuk suaminya dan merintis kariernya. Seiring dengan berjalannya waktu dan tak hentinya orang bertanya, dari mulai keluarga sampai teman-temannya, tentang kapan mereka menimang bayi, atau kenapa belum hamil juga, Anis mulai khawatir. Fitrahnya sebagai wanita juga mulai bertanya-tanya, apa yang terjadi pada dirinya, atau kapan ia hamil seperti juga pasangan-pasangan lainnya…

Atas saran dari banyak orang, Anis mencoba konsultasi ke dokter kandungan. Seorang dokter wanita dipilihnya. Risih juga ketika menunggu giliran di ruang tunggu klinik, pasien di sekitarnya datang dengan perut membuncit dan obrolan ringan seputar kehamilan mereka. Atau ketika salah seorang diantara mereka bertanya sudah berapa bulan kehamilannya.

“Saya tidak sedang hamil, hanya ingin konsultasi saja…” senyum Anis sabar meski dadanya berdebar, sementara Mas Iqbal semakin pura-pura asyik dengan korannya. Anis bernafas lega ketika dokter menyatakan ia sehat-sehat saja. Hindari stress dan lelah, hanya itu nasehatnya.

Baca juga : Cerita sex ngentot dengan kasir swalayan cantik dan seksi

Setahun berlalu. Di tengah kebahagiaan rumah tangganya, ada cemas yang kian mengganggu Anis. Kerinduan menimang bayi semakin menghantuinya. Sering Anis gemas melihat tingkah polah anak-anak kecil disekitarnya, dan semakin bertanya-tanya apa yang terjadi dengan dirinya. Setelah itu mulailah usaha Anis dan suaminya lebih gencar dan serius mengupayakan kehamilan. Satu demi satu saran yang diberikan orang lain mereka lakukan, sejauh itu baik dan tidak melanggar syariat agama. Beberapa dokter wanita juga kadang mereka datangi bersama, meski lagi dan lagi, sama saja hasilnya. Sementara hari demi hari, tahun demi tahun terus berlalu.

Kadang Anis menangis ketika semakin gencar pertanyaan ditujukan padanya atau karena cemas yang kerap mengusik tidurnya. Mas Iqbal selalu sabar menghiburnya, “Anis, apa yang harus disedihkan? Dengan atau tanpa anak, rumah tangga kita akan berjalan seperti biasa. Aku sudah sangat bahagia dengan apa yang ada sekarang. Insya Allah tidak akan ada yang berubah dalam rumah tangga kita…” kata Mas Iqbal suatu ketika seperti bisa membaca jalan pikirannya.

Suaminya memang tahu kapan Anis sedang mendalam sedihnya dan harus dihibur agar tidak semakin larut dalam kesedihan. Di saat-saat seperti itu memang cuma suaminya yang paling bisa menghiburnya, tentu saja disamping do’a dan berserah dirinya pada Tuhan. Kadang Anis heran kenapa Mas Iqbal bisa begitu sabar dan tenang, seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi. Dia selalu ceria dan optimis seperti biasa. Apakah memang pria tidak terlalu memasukkan unsur perasaannya atau mereka hanya pintar menyembunyikan perasaan saja? Anis tidak tahu, yang pasti sikap Mas Iqbal banyak membantu melewati masa-masa sulitnya.

Sebenarnya Anis juga bukan selalu berada dalam kondisi sedih seperti itu. Sesekali saja ia agak terhanyut oleh perasaannya, biasanya karena ada faktor penyulutnya, yang mengingatkan ia akan mimpinya yang belum terwujud itu. Selebihnya Anis bahagia saja, bahkan banyak aktivitas atau prestasi yang diraihnya. Buatnya tidak ada waktu yang disia-siakan. Selagi sempat, semua peluang dan kegiatan positif dilakukannya. Kadang-kadang beberapa teman menyatakan kecemburuannya terhadap Anis yang bisa melakukan banyak hal tanpa harus disibuki oleh rengekan si kecil. Anis tersenyum saja.

Anis juga tidak pernah menyalahkan teman-temannya kalau ketika sesekali bertemu obrolan banyak diisi tentang anak dan seputarnya. Buatnya itu hal biasa, usia mereka memang usia produktif. Jadi wajar saja kalau pembicaraan biasanya seputar pernikahan, kehamilan, atau perkembangan anak-anak mereka yang memang semakin lucu dan menakjubkan, atau cerita lain seputar itu. Biar bagaimanapun Anis menyadari menjadi ibu adalah proses yang tidak mudah dan perlu belajar atau bertukar pengalaman dengan yang lain.

Tapi kadang-kadang, sesekali ketika Anis sedang sedih, rasanya ia tidak mau mendengar itu dulu. Anis senang juga jika ada yang berusaha menjaga perasaannya diwaktu-waktu tertentu, dengan tidak terlalu banyak bercerita tentang hal tersebut, bertanya, atau malah menyemangati dengan do’a dan dukungan agar sabar dan yakin akan datangnya si kecil menyemarakkan rumah tangganya.

Anis tersadar dari lamunannya. Diminumnya segelas air dingin dari lemari es. Sejuk sekali. Meskipun malam tapi udara terasa pengap. Anis meneruskan tidurnya. Dalam lelap ia bermimpi bermain bersama beberapa gadis kecil. Senang sekali.

Siang keesokan harinya, Anis sedang merancang sebuah ruang pameran di kantornya. Ada festival Islam yang akan digelar, mungkin karena tidak banyak designer interior berjilbab rapi seperti Anis, ia dipercaya merancangnya. Ketika sedang mencorat-coret gambar, Fitri mengejutkannya, “Mbak Anis, ada tamu yang mau bertemu.”

“Dari mana, Fit?” tanya Anis.
“Katanya dari Yayasan Amanah, mbak, tanya soal aplikasi mbak Anis bulan kemarin.”
“Oh itu. Iya deh, saya ke depan sepuluh menit lagi.” jawab Anis.

Setelah berbincang-bincang dengan tamunya, akhirnya Anis menyepakati mengangkat salah satu anak yatim yang diasuh yayasan tersebut sebagai putra asuhnya. Namanya Safiq. Anis memang selalu menyisihkan rezekinya untuk mereka yang membutuhkan. Dan kali ini, ia berniat untuk menyantuni dan mengasuh Safiq seperti anaknya sendiri, itupun setelah dimusyawarahkan dengan suaminya. Anis berharap, dengan begitu ia bisa cepat hamil. Ibu-ibu banyak yang mengatakan, mungkin Anis perlu ’pancingan’ agar bisa lekas dapat momongan.

Begitulah, mulai saat itu, Safiq yang berusia 12 tahun, tinggal bersama Anis dan Iqbal.
Mempunyai ’anak’, membawa banyak hikmah bagi Anis. Ia jadi semakin teliti dan perhatian. Apapun kebutuhan Safiq berusaha ia penuhi. Mulai dari baju hingga mainan, juga kebutuhan sekolah bocah itu yang tahun depan mau masuk SMP. Anis juga mencurahkan seluruh kasih sayangnya pada Safiq, hingga mas Iqbal yang merasa tersisih, sempat melayangkan protes sambil bercanda, ”Hmm, gimana kalau punya anak beneran ya, bisa-bisa aku nggak boleh tidur di kamar.”

Anis cuma tertawa menanggapinya.

”Ah, mas bisa aja.” dia mencubit pinggang laki-laki itu.

Dan selanjutnya merekapun bergumul di ranjang untuk memuaskan satu sama lain, sambil berharap persetubuhan kali ini akan membuahkan hasil.

Esok paginya, seperti biasa, Anis menyiapkan sarapan bagi Safiq. Tidak terasa, sudah hampir tiga bulan bocah itu tinggal bersamanya. Dan Anis merasa senang sekaligus bersyukur, karena pilihannya ternyata tidak salah, Safiq sangat pintar dan baik. Anak itu tidak nakal, sangat menurut meski agak sedikit pendiam. Hanya kepada Anis lah ia mau berbincang, sedangkan dengan mas Iqbal, Safiq seperti menjaga jarak.

”Kenapa, Fiq?” tanya Anis menanyakan sebabnya saat mereka sarapan bersama. Saat itu mas Iqbal sudah berangkat ke kantor, sedangkan Safiq masuk siang.

Bocah itu terdiam, hanya jari-jari tangannya yang bergerak memainkan bulatan bakso di atas nasi gorengnya.

”Tidak apa-apa, ngomong saja sama Umi.” kata Anis. Dia memang menyuruh Safiq untuk memanggilnya dengan panggilan ’Umi’ sedangkan untuk mas Iqbal ’Abi’.

”Ah, nggak, Mi.” Safiq masih tampak takut.

Anis menatapnya. Di usianya yang baru beranjak remaja, bocah itu terlihat tampan. Kalau besar nanti, pasti banyak gadis yang akan terpikat kepadanya.

”Umi nggak akan marah.” kata Anis lagi, penuh dengan sabar.

Safiq menggeleng, dia menundukkan kepalanya semakin dalam.

Kasihan, Anis pun mendekatinya.

”Tidak apa-apa kalau kamu nggak mau bilang, umi nggak akan maksa.” Dipeluknya bocah kecil itu, diletakkannya kepala Safiq di atas gundukan buah dadanya.

Ia biarkan Safiq menangis di situ.

”Maaf kalau Umi sudah membuatmu takut.” ucap Anis penuh nada penyesalan, ia memang tidak berharap perbincangan ini akan berakhir seperti itu.

Lama mereka berpelukan, hingga Anis merasa tangis Safiq perlahan mereda dan akhirnya benar-benar berhenti. Ia sudah akan melonggarkan dekapannya saat merasakan sesuatu yang lembut mengendus dan menyundul-nyundul pelan buah dadanya. Ah, Safiq! Apa yang kamu lakukan? Anis memang cuma mengenakan daster longgar saat itu, hanya saat keluar rumah atau ada tamu pria, ia mengenakan jilbab. Dengan pakaian seperti ini, bibir Safiq yang bermain di belahan payudaranya sungguh sangat-sangat terasa.

Cepat Anis melirik ke bawah, dilihatnya si bocah yang kini berusaha mencium dan menyusu ke arah buah dadanya.

”Safiq!” Anis menegur, tapi dengan suara dibuat selembut mungkin, takut membuat bocah itu kembali mengkerut. Padahal dalam hati, Anis benar-benar mengutuk aksinya yang sudah kurang ajar.

Safiq mendongakkan kepala, ”M-maaf, Mi.” suaranya parau, sementara tubuhnya gemetar pelan.

Tak tega, Anis segera memeluknya kembali. ”Tidak apa-apa, tapi jangan diulang lagi ya. Itu tidak boleh.” ia membelai rambut Safiq penuh rasa sayang.

Safiq mengangguk. ”Maaf, Mi. Safiq cuman pengen tahu gimana rasanya nenen.”

Anis terkejut, ”Emang kamu belum pernah?” tanyanya tak percaya.

”Safiq kan yatim piatu dari kecil, Mi. Jangankan nenen, siapa ibu Safiq aja nggak ada yang tahu. Safiq ditinggal di depan pintu yayasan.” jawab bocah itu dengan getir.

Anis meneteskan air mata mendengarnya, ia mendekap dan mengelus kepala Safiq lebih erat lagi. Setelah terdiam cukup lama, Anis akhirnya membuka suara, ”Bener kamu pengen nenen?” tanyanya dengan suara berat. Keputusan sudah ia ambil, meski itu awalnya begitu berat.

Safiq menganggukkan kepala.

”Janji ya, cuma nenen?” tanya Anis sambil memandang matanya.
”I-iya, Mi.” angguk Safiq cepat.

”Dan jangan ceritakan ini sama orang lain, termasuk pada Abi. Karena anak sebesar kamu sudah tidak seharusnya nenen pada Umi, ini tidak boleh. Tapi karena kasihan, Umi terpaksa mengabulkannya.” terang Anis, terbersit nada getir dalam suaranya.

”Iya, Mi. Safiq janji.” kata bocah kecil itu.

Begitulah, dengan perlahan Anis pun menurunkan dasternya hingga buah dadanya yang besar terlihat jelas. Meski masih tertutup BH, benda itu tampak begitu indah. Ukurannya yang di atas rata-rata membuatnya jadi tampak sesak. Anis segera membuka cup BH-nya, tanpa ada yang menyangga, bulatan kembar itupun terlontar dengan kerasnya hingga sanggup membuat mata bulat Safiq makin melotot lebar.

”M-mi…” Safiq memanggil, tapi pandangannya sepenuhnya tertuju pada area dada sang ibu angkat yang kini sudah terbuka lebar, siap untuk ia jamah.
”Ayo, katanya mau nenen?” kata Anis sambil menarik salah satu bulatan payudaranya ke depan, memberikan putingnya yang merona merah pada Safiq.

Tahu ada benda mulus menggiurkan yang mendekat ke arah mulutnya, Safiq pun membuka bibir, dan mencaplok puting Anis dengan perlahan, ”Ahm…” lenguh mereka berdua hampir bersamaan. Anis kegelian karena ada lidah basah yang melingkupi ujung payudaranya, sedangkan Safiq merasa nikmat mendapat benda yang selama ini ia idamkan-idamkan. Lidahnya terus menari membelai puting payudara Umi-nya, sedangkan bibirnya terus mengecap untuk mencucup dan menghisap-hisapnya.

”Ah, jangan keras-keras, Fiq. Sakit!” desis Anis di sela-sela jilatan sang anak angkat. Ia mulai merasa merinding, jilatan Safiq mengingatkannya pada mas Iqbal, yang biasa melakukannya sebelum mereka tidur. Meski aksi Safiq terasa agak sedikit kaku, tapi sensasi dan rasanya tetaplah sama.

Sementara itu, Safiq dengan tak sabar dan penasaran terus menyusu. Mulutnya dengan liar bermain di gundukan payudara Anis. Tidak cuma yang kiri, yang kanan juga ia perlakukan sama. Kadang Safiq malah membenamkan wajahnya di belahan payudara Anis yang curam, dan membiarkan mukanya dikempit oleh bulatan kenyal itu, sambil tangannya mulai meremas-remas ringan.

”Ah, Fiq.” rintih Anis mulai tak sadar. Ia menekan kepala bocah itu, berharap Safiq mempermainkan payudaranya lebih keras lagi.

Safiq yang gelagapan berusaha mencari udara, digigitnya salah satu puting Anis hingga umi-nya itu menjerit kesakitan.

”Auw, Fiq! Apaan sih, sakit tahu!” Anis mendelik marah, tapi melihat muka Safiq yang memerah dan nafasnya yang ngos-ngosan, iapun akhirnya mengerti. ”Eh, maaf. Umi nggak tahu.”
”Gak apa-apa, Mi.” Safiq tersenyum, kedua tangannya masih hinggap di dada Anis dan terus meremas-remas ringan disana.
”Gimana, kamu suka?” tanya Anis sambil membelai kepala Safiq penuh rasa sayang.

Si bocah mengangguk,

”Iya, Mi.”
”Mau lagi?” tanya Anis.

Safiq mengangguk, senyumnya terlihat semakin lebar.

”Kalau begitu, ayo sini.” Anis pun menarik kepala bocah itu dan ditaruhnya kembali ke atas gundukan payudaranya.

Begitulah, sampai siang, Safiq terus menyusu di bongkahan payudara Anis, sang ibu angkat yang masih berusia muda, tidak lebih dari 30 tahun. Dengan payudara yang masih mulus sempurna, Safiq benar-benar dimanjakan. Ia menjadi bocah yang paling beruntung di dunia. Sementara Anis juga merasa senang karena kini ia menjadi semakin intim dan akrab dengan sang putra angkat yang sangat ia sayangi.

Rutinitas itu terus berlangsung. Kapanpun dan dimanapun Safiq ingin, asal tidak ada orang -terutama mas Iqbal- Anis dengan senang hati menyusuinya. Dan seperti yang sudah dijanjikan, Safiq memang tidak pernah meminta lebih. Bocah itu cuma meremas dan menghisap, tidak macam-macam. Ditambah lagi, sama sekali tidak ada nafsu ataupun birahi dalam setiap jilatannya, Safiq benar-benar murni melakukannya karena pengen nenen. Anis jadi merasa aman.

Tapi semua itu berubah saat Safiq naik ke jenjang SMP…

Umur yang bertambah membuat pikiran bocah itu semakin berkembang. Dari yang semula cuma nenen biasa, kini berubah menjadi jilatan mesra yang sangat lembut namun sangat menggairahkan. Remasan bocah itu juga semakin bervariasi; kadang keras, kadang juga lembut. Kalau menghisap puting yang kiri, Safiq memijit dan memilin-milin yang kanan, begitu pula sebaliknya. Tak jarang Safiq mendempetkan dua puting itu dan menghisapnya dalam satu waktu. Pendeknya, Safiq sekarang sudah tumbuh menjadi remaja yang tahu apa arti seks yang sesungguhnya.

Anis bukannya tidak mengetahui hal itu. Ia sudah bisa menebaknya saat melihat penis Safiq yang sedikitEREKSI saat mereka sedang melakukan ’ritual’ itu. Tapi Anis pura-pura tidak tahu dan mendiamkannya saja. Toh Safiq juga tidak berbuat macam-macam, anak itu tetap ’sopan’. Malah Anis yang panas dingin, itu karena ukuran penis Safiq yang saat ini sudah melebihi punya mas Iqbal, padahal usia bocah itu masih sangat muda. Gimana kalau nanti sudah besar… ah, Anis tidak kuat membayangkannya.

Esoknya, saat membangunkan Safiq untuk sholat subuh, Anis disuguhi pemandangan baru lagi. Saat itu Safiq masih tertidur lelap, tapi tidak demikian dengan penisnya. Benda itu sedang berdiri dan menjulang begitu tegarnya. Sempat Anis terpana dan terpesona untuk beberapa saat, tapi setelah bisa menguasai diri, ia segera membangunkan sang putra,

”Fiq, ayo sholat dulu.”

Safiq cuma menggeliat lalu meneruskan tidurnya. Anis jadi tergoda. Apalagi sekarang di depannya, penis Safiq jadi kelihatan lebih menantang. Ukurannya yang begitu besar membuat Anis tercengang, dengan warna coklat kehitaman dan ‘kepala’ yang masih kelihatan imut (Safiq baru bulan kemarin disunat), benda itu jadi terasa seperti magnet bagi Anis. Tanpa terasa perlahan jari-jarinya terulur dan mulai menggenggamnya. Ia memperhatikan wajah sang putra angkat, Safiq terlihat tenang saja, matanya tetap terpejam rapat sambil menikmati tidur pulasnya.

Dengan hati berdebar dan penuh perhitungan, takut dipergoki oleh sang suami -juga takut bila Safiq tiba-tiba bangun- Anis mulai mengocok benda panjang itu perlahan-lahan. Saat diperhatikannya Safiq tetap tertidur, malah bocah itu seperti menikmatinya -terlihat dari desah nafasnya yang semakin memburu dan tarikan lirih karena terangsang- Anis pun mempercepat kocokannya. Hingga tak lama kemudian berhamburan cairan putih kental dari ujungnya. Safiq ejakulasi. Yang gilanya, akibat rangsangan Anis, ibu angkatnya sendiri.

Merasa sangat bersalah, dengan tergopoh-gopoh Anis segera membersihkannya. Saat itulah, Safiq tiba-tiba terbangun.

”Eh, umi…” gumamnya tanpa tahu apa yang terjadi.

Anis mengelap sisa sperma Safiq ke ujung dasternya,

”Ayo sholat dulu, sayang.” katanya dengan nada suara dibuat senormal mungkin, padahal dalam hati ia sangat berdebar-debar.

Safiq memperhatikan cairan putih kental yang berceceran di perutnya. Untuk yang ini, Anis tidak sempat membersihkannya. ”Ini apa, Mi?” Safiq mengambil cairan itu dan mempermainkan di ujung jarinya, lalu mengendusnya ke hidung.

”Ih, baunya aneh.” bocah itu nyengir.

Anis tersenyum,

”Tidak apa-apa, itu tandanya kamu sudah mulai dewasa.”

Safiq memandang umi-nya, ”Dewasa? Safiq nggak ngerti. Maksud Umi apaan?” tanyanya.

”Nanti Umi jelaskan, sekarang mandi dulu ya.” Anis membimbing putra kesayangannya turun dari ranjang.

Safiq menggeleng,

”Nggak mau ah, Mi. Dingin!”
”Eh, harus. Kalau nggak, nanti badanmu kotor terus. Ini namanya mandi besar.” terang Anis.
”Mandi besar?” tanya Safiq, lagi-lagi tidak mengerti.
”Ah, iya. Kamu kan belum pernah melakukannya. Ya udah, ayo Umi ajarin.” Anis mengajak Safiq untuk beranjak ke kamar mandi.

Di ruang tengah, dilihatnya mas Iqbal kembali tidur setelah menunaikan sholat subuh. Sudah kebiasaan laki-laki itu, malam melek untuk sholat tahajud, habis subuh tidur lagi sampai waktu sarapan tiba. Dengan bebas Anis membimbing Safiq masuk ke kamar mandi.

“Lepas bajumu,” katanya memerintahkan.

Safiq dengan patuh melakukannya. Ia tidak risih melakukannya karena sudah biasa telanjang di depan ibu angkatnya. Tak berkedip Anis memperhatikan penis Safiq yang kini sudah mengkerut dan kembali ke ukuran semula.

”Pertama-tama, baca Bismillah, lalu niat untuk menghilangkan hadast besar.” kata Anis.
”Emang Safiq baru dapat hadast besar ya?” tanya Safiq pada ibu angkatnya yang cantik itu.

Anis dengan sabar menjawab, ”Iya, kamu tadi mimpi enak kan?” tanyanya.
Safiq mengangguk,

”Iya sih, tapi Safiq sudah lupa ngimpiin apa.”
”Nggak masalah, itu namanya kamu mimpi basah. Itu tanda kedewasaan seorang laki-laki. Dan sehabis dapat mimpi itu, kamu harus mandi besar biar badanmu suci lagi.” sahut Anis.

Safiq mengangguk mengerti.

”Terus, selanjutnya apaan, Mi?”
”Selanjutnya… basuh kemaluanmu seperti ini,” Anis meraih penis Safiq dan mengguyurnya dengan air. Ajaib, bukannya mengkeret karena terkena air dingin, benda itu malah mendongak kaku dan perlahan kaku dan menegang karena usapan tangan Anis.

”Mi, enak…” Safiq merintih.

Anis jadi serba salah, cepat ia menarik tangannya. ”Eh,”
Tapi Safiq dengan kuat menahan, ”Lagi, Mi… enak,” pintanya.

Melihat pandangan mata yang sayu dan memelas itu, Anis jadi tidak tega untuk menolak. Tapi sebelumnya, ia harus memastikan segalanya aman dulu. Dikuncinya pintu kamar mandi, lalu ia berbisik pada sang putra.

”Jangan berisik, nanti Abimu bangun.” sambil tangan kanannya mulai mengocok pelan batang penis Safiq.
Safiq mengangguk. Yang kurang ajar, untuk meredam teriakannya, ia meminta nen pada Anis. “Plis, Mi. Safiq pengen.”

Menghela nafas -karena merasa dipecundangi- Anis pun memberikan bongkahan payudaranya. Jadilah, di kamar mandi yang sempit itu, ibu serta anak yang seharusnya saling menghormati itu, melakukan hal buruk yang sangat dilarang agama. Safiq menggelayut di tubuh montok ibu angkatnya, sambil mulutnya menyusup ke bulatan payudara Anis. Bibirnya menjilat liar disana. Sementara istri Iqbal, dengan nafas memburu menahan kenikmatan, terus mengocok penis besar sang putra hingga menyemburkan sperma yang dikandung di dalamnya tak lama kemudian.

Banyak dan kental sekali cairan itu, meski tidak seputih yang pertama, tapi pemandangan itu sudah cukup membuat Anis jadi horny. Wanita itu merasakan celana dalamnya jadi basah. Tapi tentu saja ia tidak mungkin menunjukkannya pada Safiq, bocah itu tidak akan mengerti. Jadi cepat-cepat ia bersihkan semuanya, takut mas Iqbal yang sedang tertidur di ruang tengah tiba-tiba bangun dan memergoki ulah mereka.

Didengarnya Safiq menarik nafas panjang sambil mendesah puas, ”Terima kasih, Mi. Nikmat banget. Badan Safiq jadi enteng.”

Anis mengangguk mengiyakan. ”Sudah, sekarang mandi sana. Ulangi semuanya dari awal.”

Safiq tersenyum, dan dengan bimbingan dari ibu angkatnya yang cantik, iapun melakukan mandi wajib pertamanya.

Sejak saat itu, level ’permainan’ mereka jadi sedikit meningkat. Anis tidak cuma memberikan payudaranya, tapi kini juga harus memuaskan Safiq dengan tangannya. Dan si bocah, tampak senang-senang saja menerimanya. Siapa juga yang bakal menolak kenikmatan seperti itu. Dan sampai saat ini, Anis masih belum juga hamil, padahal ia dan mas Iqbal tidak pernah lelah berusaha. Ah, mungkin memang belum rejekinya. Anis berusaha menerima dengan ikhlas dan lapang dada. Toh kini sudah ada Safiq yang menemani hari-harinya. Dan bagusnya, bocah itu bisa bertindak lebih dari sekedar anak.

Itu dibuktikan Safiq saat mereka berbincang berdua sambil menunggu mas Iqbal yang bekerja lembur. Berdua mereka duduk di sofa ruang tengah, di depan televisi. Mereka mengobrol banyak, mulai dari sekolah Safiq hingga saat-saat intim mereka berdua yang menjadi semakin sering.

”Kamu nggak bosen nenen sama Umi?” tanya Anis sambil membelai rambut Safiq yang lagi-lagi tenggelam ke belahan buah dadanya.

Dengan mulut penuh payudara, Safiq berusaha untuk menjawab, ”Ehm… enggak, Mi. Susu umi enak banget!”

”Saat aku kocok gini, enak juga nggak?” tanya Anis yang tangannya mulai menerobos ke dalam lipatan sarung Safiq.

Safiq melenguh pelan saat merasakan jari-jari Anis melingkupi batang kemaluannya dan mulai mengocok pelan benda coklat panjang itu. ”Hmm, enak, Mi.” sahutnya jujur.

Anis tersenyum, dan melanjutkan aksinya. Terus ia permainkan batang penis sang putra angkat hingga Safiq melenguh kencang tak lama kemudian. Badan kurusnya kejang saat spermanya berhamburan mengotori sarung dan tangan Anis. Mereka terdiam untuk beberapa saat. Anis memperhatikan tangannya yang belepotan sperma, dan selanjutnya mengelapkan ke sarung Safiq. Lalu dipeluknya bocah itu penuh rasa sayang.

”Terima kasih, Mi.” gumam Safiq di sela-sela pelukan mereka.

Anis mengecup pipinya lalu membimbing anak itu untuk pindah ke kamar, sekarang sudah waktunya untuk tidur. Tapi Safiq tidak langsung beranjak, ia tetap duduk di sofa, sementara Anis sudah berdiri di hadapannya. Safiq menengadah memandangnya dengan tatapan sayu. Dengan nada bergetar, bocah itu berucap, ”Safiq sayang Umi,” sambil mulutnya mendekat untuk mencium kemaluan Anis.

Anis jadi bingung, mau menolak, tapi takut membuat Safiq kaget dan malu. Dibiarkan, ia tahu apa yang diinginkan bocah kecil itu. Belum sempat menjawab, tangan Safiq sudah menyusup ke balik dasternya untuk mengusap paha Anis dari luar. Dan terus makin ke atas hingga menemukan CD yang membungkus pantat bulatnya. Anis sedikit terhentak saat Safiq memegang dan menarik turun kain mungil itu. ”Ah, Safiq! Apa yang kamu lakukan?” teriaknya, tapi tetap membiarkan sang putra angkat menelanjangi dirinya. Ia berpikir, mungkin Safiq hanya akan menciumnya sesaat saja.

Tapi tebakannya itu ternyata salah. Memang Safiq cuma mencium pelan, hanya bagian luar yang dijamah oleh bocah kecil itu. Tapi itu cuma awal-awal saja, karena selanjutnya, saat melihat tidak ada penolakan dari diri Anis, iapun melakukan yang sebenarnya, Safiq mengangkat salah satu kaki Anis ke sandaran sofa hingga kini selangkangan sang ibu angkat terbuka jelas di depan matanya. Diperhatikannya kemaluan Anis yang basah merona kemerahan untuk sesaat, sambil tangannya meremas dan mengelus-elus bongkahan pantat Anis dengan gemas.

”Ehm,” Anis melenguh, tubuh sintalnya mulai bergetar. Ia yang awalnya ingin menolak, kini malah terdiam mematung. Anis pasrah saja saat bibir kemaluannya mulai disentuh oleh Safiq, dari mulai jilatan yang sopan hingga semakin lama menjadi semakin gencar. Akhirnya Anis malah merapatkan kemaluannya ke bibir Safiq dan tanpa sadar mulai menggoyangkan pinggulnya. Aksinya itu membuat Safiq semakin leluasa menciumi lubang kemaluannya.

”Ough…” Anis merasakan lidah Safiq semakin kuat menari dan menjelajahi seluruh lekuk kemaluannya.

Ia merasakan cairan kewanitaannya semakin deras mengalir seiring dengan rangsangan Safiq yang semakin kuat. Entah darimana bocah itu belajar, tapi yang jelas, jilatan dan hisapannya sungguh terasa nikmat. Tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh mas Iqbal membuat Anis merintih kegelian, namun terlihat sangat menyukai dan menikmatinya. Ia elus-elus kepala Safiq yang terjepit diantara pangkal pahanya, hingga akhirnya tubuhnya mengejang dan menekuk kuat tak lama kemudian.

Safiq yang tidak mengetahui kalau Anis akan mencapai puncak, terus menghisap kuat-kuat disana. “Uuhh…” didengarnya sang ibu angkat melenguh sambil menghentak-hentakkan pinggulnya. Dari dalam lubang surga yang tengah ia nikmati, mengalir deras cairan bening yang terasa agak sedikit kecut. Baunya pesing, seperti bau air kencing. Cepat Safiq menarik kepalanya, tapi tak urung, tetap saja beberapa tetes air mani itu membasahi mukanya. Diperhatikannya Anis yang saat itu masih merapatkan kaki dengan tubuh mengejang-ngejang pelan. Selanjutnya, tanpa suara, istri Iqbal itu jatuh lunglai ke atas sofa, menindih badan kurus Safiq ke dalam pelukannya.

Mereka terdiam untuk beberapa saat. Anis berusaha untuk mengatur nafasnya, sementara Safiq dengan polos melingkarkan tangan untuk mengusap-usap bokong bulat Anis yang masih terbuka lebar.

”D-darimana kamu b-belajar seperti i-itu, Fiq?” tanya Anis saat gemuruh di dadanya sedikit mulai tenang.
Safiq memandangnya,
”Dari Umi,” jawabnya polos.
“Jangan ngawur kamu, Umi nggak pernah ngajarin yang seperti itu.” sergah Anis sedikit berang.
“Memang nggak pernah, tapi Umi pernah memintanya.” sahut Safiq.
“Meminta? Maksud kamu…”

Safiq pun berterus terang. Kemarin ia memergoki kedua orang tua angkatnya bercinta di ruang tengah, di sofa dimana mereka tengah berpelukan sekarang. Saat itu Anis meminta agar mas Iqbal mengoral kemaluannya, tapi laki-laki itu menolak dengan alasan jijik dan dilarang oleh ajaran agama. Anis memang kelihatan kecewa, tapi bisa mengerti. Safiq yang terus mengintip jadi menarik kesimpulan; perempuan suka jika kemaluannya dijilat. Dalam hati Safiq berjanji, ia akan melakukannya untuk membalas budi baik Anis yang selama ini sudah merawat dan menyayanginya.

”Kamu sudah salah paham, Fiq,” di luar dugaan, bukannya senang, Anis malah terlihat ketakutan.
”Kenapa, Mi?” tanya Safiq kebingungan.
“Setelah menjilat, kamu pasti akan melakukan hal lain, seperti yang kamu tonton kemarin malam. Benar kan?” tuduh Anis.

Safiq terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Memang sempat terbersit di hati kecilnya untuk melakukan apa yang sudah diperbuat kedua orang tua angkatnya. Sepertinya nikmat sekali. Sebagai seorang remaja yang baru tumbuh, ia jadi penasaran, dan ingin merasakannya juga. Safiq sama sekali tidak mengetahui kalau itu sangat-sangat dilarang dan tidak boleh.

“Ah, ini salah Umi juga.” keluh Anis, pelan ia menarik tubuhnya dan duduk di sisi Safiq.

Tangan Safiq yang terulur untuk memegangi bongkahan payudaranya, ditepisnya dengan halus. Safiq jadi terdiam dan menarik diri. Anis merapikan bajunya kembali.

“M-maaf, Mi.” lirih Safiq dengan muka menunduk, sadar kalau sudah melakukan kesalahan besar.
“Tidak apa-apa. Tapi mulai sekarang, jangan nenen sama Umi lagi, kamu sudah besar.” putus Anis sambil bangkit dan beranjak menuju kamar, meninggalkan Safiq sendirian di ruang tengah menyesali kebodohannya.

Esoknya, Anis menyiapkan sarapan dalam diam. Dia yang biasanya ramah dan ceria, hari ini terlihat seperti menanggung beban berat. Mas Iqbal bukannya tidak mengetahui hal itu, tapi dia mengira Anis cuma lagi PMS saja. Tapi setelah ditunggu berhari-hari, dan sang istri tercinta tetap cemberut saja, bahkan cenderung keras hati, iapun mulai curiga.

”Ada apa, Nis? Kuperhatikan, kamu berubah akhir-akhir ini. Ceritakanlah, siapa tahu aku bisa membantu.”Anis menggeleng,
”Ah, nggak, Mas. Tidak ada apa-apa, aku cuma lagi capek aja.”
”Jangan bekerja terlalu keras. Ingat, kita kan lagi program hamil.” Mas Iqbal mengingatkan.

Anis berusaha untuk tersenyum, ”Iya, Mas.” Dan saat sang suami merangkul lalu mengecup bibirnya untuk diajak menunaikan sunnah rasul, iapun berusaha melayani dengan sepenuh hati. Siapa tahu, dengan begitu ganjalan di relung hatinya bisa cepat sirna.

Tapi harapan tetap tinggal harapan. Bukannya hilang, hatinya malah semakin resah. Apalagi saat melihat Safiq yang mulai menjauhinya. Bukan salah bocah itu juga, Anis juga jarang mengajaknya bicara berdua seperti dulu. Sejak peristiwa di ruang tengah itu, mereka jadi seperti dua orang asing, hanya saat benar-benar perlulah mereka baru bertegur sapa.

Di sisi lain, Anis juga seperti kehilangan sesuatu. Penis Safiq yang besar dan panjang terus menghantui pikirannya, juga jilatan dan hisapan bocah itu di atas gundukan payudaranya, dan yang terutama, kuluman Safiq di lubang vaginanya yang sanggup mengantar Anis meraih orgasmenya. Semua itu ia rindukan, meski dalam hati terus berusaha ia bantah. Tapi tak bisa dipungkiri, pesona Safiq sudah menjerat nafsu birahinya. Kalau dia yang beriman saja merasa seperti ini, bagaimana dengan Safiq yang ingusan? Bocah itu pasti lebih menderita.

Anis mulai meneteskan air mata. Pikirannya kacau, campur aduk antara ingin menolak dan minta ditiduri oleh Safiq. Ada rasa ingin merasakan, tapi juga ada rasa takut akan dosa. Tapi adzan subuh yang berkumandang lekas menyadarkannya, cepat ia menghapus air mata dan mengambil air wudhu. Ia harus tegar. Ini perbuatan maksiat. Sangat salah dan berdosa. Tidak boleh diteruskan. Kalau tidak, akan percuma lantunan tobatnya selama ini.
Tapi benarkah seperti itu?

Semuanya berubah saat Anis menerima surat panggilan dari sekolah keesokan harinya. Safiq memberikannya dengan takut-takut, ”M-maaf, Mi.” gagap bocah kecil itu.
Tidak menjawab, Anis menerimanya dan membacanya di kamar. Siangnya, bersama Safiq, ia pergi ke sekolah.

”Nilai-nilainya turun, Bu. Sangat jelek sekali.” kata ibu kepala sekolah yang gemuk berjilbab.

Anis berusaha untuk tersenyum dan meminta maaf.

”Mungkin ada masalah di rumah?” tanya ibu kepala sekolah. ”Dulu Safiq itu sangat pintar, salah satu yang terpandai di kelas. Tapi sepertinya sekarang lagi mengalami penurunan motivasi.”
”Emm, sepertinya tidak ada.” jawab Anis berbohong, padahal dia sangat tahu sekali apa yang dipikirkan anak angkatnya itu.
”Baiklah, saya harap ibu membantu kami untuk mengembalikan semangat belajarnya. Kalau begini terus, ia bisa tidak naik kelas.” pesan ibu kepala sekolah sebelum mengakhiri pertemuan itu.

Anis pun mengucapkan terima kasih dan memohon diri. Dilihatnya Safiq yang meringkuk ketakutan di sampingnya. Dipeluknya bocah kecil itu dan berbisik, ”Umi tunggu di rumah, belajar yang rajin ya…”
Safiq mengangguk. Mereka pun berpisah, Anis kembali ke rumah, sementara Safiq meneruskan pelajarannya.

Sorenya, saat pulang dari sekolah, Safiq mendapati ibunya menyambut di ruang tamu. Wanita itu memeluknya dengan erat.

”Maafkan Umi, Fiq. Gara-gara Umi, kamu jadi begini.” kata Anis lirih sambil berlinang air mata.

Belum sempat Safiq berkata, Anis sudah menunduk dan melumat bibirnya dengan lembut. Dicium untuk pertama kali, tentu saja membuat Safiq jadi gelagapan, tapi ia cepat belajar. Saat bibir Anis terus mendecap dan menempel di bibirnya, iapun mengimbangi dengan ganti melahap dan menghisapnya rakus. Dinikmatinya lidah sang bunda yang kini mulai menjelajah di mulutnya.

”Ehmm… Mi,” Safiq melenguh, sama sekali tak menyangka kalau akan diberi kejutan menyenangkan seperti ini.

”Sst…” Anis kembali membungkam bibirnya. ”Diam, Sayang. Umi ingin menebus kesalahan kepadamu.” Pelan Anis menarik tangan Safiq dan ditempelkan ke arah gundukan payudaranya. ”Kamu kangen ini kan?” tanyanya sambil tersenyum manis.

Dengan polos Safiq mengangguk dan mulai meremas-remas pelan. Jari-jarinya memijit untuk merasakan tekstur bulatan yang sangat menggairahkan itu. Seperti biasa, ia tidak bisa mencakup seluruhnya, payudara itu terlalu besar. Safiq bisa merasakan kalau Anis tidak memakai BH, tubuh sintalnya cuma dibalut daster hijau muda yang sangat tipis sehingga ia bisa menemukan putingnya dengan cepat.

“Mi,” sambil memanggil nama sang bunda, Safiq meneruskan jelajahannya. Ia tarik tali daster Anis ke bawah hingga baju itu turun ke pinggang, menampakkan buah dada sang bunda yang sungguh besar dan menggiurkan. Safiq memandanginya sebentar sebelum lehernya maju untuk mulai mencucup dan menjilatinya, sambil tangannya terus meremas-remas pelan.

Anis merebahkan diri di sofa, dibiarkannya Safiq menindih tubuhnya dari atas. Bibir bocah itu terus menelusur di sepanjang bukit payudaranya, mulai dari pangkal hingga ujungnya, semuanya dihisap tanpa ada yang terlewat. Beberapa kali Safiq membuat cupangan-cupangan yang membikin Anis merintih kegelian. Terutama di sekujur putingnya yang mulai kaku dan menegang, baik yang kiri maupun yang kanan. Safiq menghisap benda mungil kemerahan itu dengan begitu rakus, ia mencucupnya kuat sekali seolah seluruh payudara Anis ingin dilahap dan ditelannya bulat-bulat. Tapi tentu saja itu tidak mungkin.

“Ehmmm…” merintih keenakan, Anis membimbing salah satu tangan Safiq untuk turun menjamah kemaluannya yang sudah sangat basah. Ia sudah menanti hal ini dari tadi. Sepulang sekolah, Anis berpikir dan merenung, Safiq jadi malas belajar karena perseteruan mereka tempo hari. Maka, untuk meningkatkan kembali semangat bocah kecil itu, inilah yang bisa ia lakukan. Anis akan memberikan tubuhnya!

Jangan dikira mudah melakukannya. Anis sudah menimbang dengan matang, memikirkan segala resikonya, dan tampaknya memang inilah jalan yang terbaik. Selain bagi Safiq, juga bagi dirinya sendiri. Karena tak bisa dipungkiri, Anis menginginkannya juga, hari-harinya juga berat akhir-akhir ini. Pesona kemaluan Safiq yang besar dan panjang terus mengganggu tidur malamnya. Mas Iqbal yang selalu setia menemani di atas ranjang, mulai tidak bisa memuaskannya. Memang penisnya juga besar dan panjang, tapi entahlah, dengan Safiq ia seperti mendapatkan sensasi tersendiri. Sensasi yang membuat gairah dan birahinya berkobar kencang. Sama seperti sekarang.

Bergetar semua rasa tubuh Anis begitu Safiq mulai memainkan jari di lubang vaginanya. bocah itu menggesek-gesek kelentitnya pelan sebelum akhirnya menusukkan jari ke dalam lubangnya yang sempit dan gelap. ”Ough,” Anis merintih nikmat. Di atas, bibir Safiq terus bergantian menjilati puting kiri dan kanannya sambil sesekali menghisap dan menggigitnya rakus.

Anis mendorong kepala bocah kecil itu, meminta Safiq untuk beranjak ke bawah. Safiq yang mengerti apa keinginan sang bunda, segera menurunkan ciumannya. Ia jilati sebentar perut Anis yang masih langsing dan kencang sebelum mulutnya parkir di kewanitaan perempuan yang sudah membiayai hidupnya itu.

”Jilat, Fiq!” Anis meminta sambil membuka kakinya lebar-lebar, memamerkan kemaluannya yang sudah becek memerah pada Safiq.

Si bocah menelan ludah, memandangi sebentar lubang indah yang terakhir kali dilihatnya sebulan yang lalu itu. Perlahan mulutnya turun saat Anis menarik kepalanya. Safiq menjulurkan lidah dan mulai menciuminya. Ia lumat bibir tipis yang tumbuh berlipat-lipat di tengah permukaannya. Bulu kemaluan Anis yang tercukur rapi juga diciuminya dengan senang hati. Anis merasakan Safiq membuka bibir kemaluannya dengan dua jari. Dan saat terkuak lebar, kembali lorongnya dibuat mainan oleh bocah kecil itu.

Lidah Safiq bergerak liar, juga cepat dan sangat dalam. Namun yang membuat Anis tak tahan adalah saat lidah bocah itu masuk diantara kedua bibir kemaluannya sambil menghisap kuat-kuat kelentitnya. Lama tidak bertemu, rupanya Safiq jadi tambah lihai sekarang. Diam-diam Anis bersyukur dalam hati, rupanya ia tidak salah membuat keputusan. Memang, ia tahu ini dosa -salah satu dosa besar malah- tapi kalau rasanya senikmat ini, ia sama sekali tidak menyesal telah melakukannya.

Safiq terus memainkan kemaluan Anis. Mulutnya menghisap begitu rakus dan kencang, hingga dalam beberapa menit, membuat sang bunda jadi benar-benar tak tahan. ”Auw… arghh!” Mengejang keenakan, Anis pun berteriak sekuat tenaga sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Kelentitnya yang sedang dijepit oleh Safiq, berkedut kencang saat cairannya menyembur deras membasahi lantai ruang tamu.

”Hah, hah,” terengah-engah, Anis meremas pelan rambut Safiq yang duduk berjongkok di lantai.
”Enak, Mi?” tanya bocah kecil itu dengan polos, matanya menatap sang bunda sebelum beralih memandangi selangkangan Anis yang masih mengucurkan sisa-sisa cairan orgasmenya.

Anis mengangguk, ”Nikmat banget, Sayang.” bisiknya sambil berusaha untuk bangkit.

”Mau kemana, Mi?” tanya Safiq cepat, takut tidak mendapatkan jatahnya.
”Kita pindah ke kamar, disini terlalu berbahaya, nanti dipergoki sama tetangga.” sahut Anis.

Ditariknya tangan sang putra untuk masuk ke dalam rumah. Beriringan mereka menuju kamar.

”Kamarmu,” kata Anis saat melihat Safiq ingin berbelok ke kiri. Safiq segera memutar langkahnya, kamar mereka memang berseberangan.

Di dalam, tanpa menunggu lama, Safiq segera menelanjangi diri. Begitu juga dengan Anis. Dengan tubuh sama-sama telanjang, mereka naik ke atas tempat tidur.

”Kamu pengen nenen?” tanya Anis sambil mendekap kepala Safiq dan lekas ditaruhnya ke atas gundukan payudaranya.

Tanpa menjawab, Safiq segera mencucup dan menciumi dua benda bulat padat itu. Dihisapnya puting Anis dengan begitu rakus sambil tangannya bergerak meremas-remas pelan. Di bawah, penisnya yang sudah ngaceng berat terasa menyundul-nyundul lubang kelamin Anis.

”Fiq, ayo masukkan!” pinta perempuan cantik itu. Ia membuka pahanya lebar-lebar sehingga terasa ujung penis Safiq mulai memasuki lubangnya.
”Gimana, Mi, didorong gini?” tanya Safiq polos sambil berusaha menusukkan penisnya.
”Yah, begitu… oughhh!” Anis melenguh, penis Safiq terasa membentur keras, tapi tidak mau masuk. Dengan pengalamannya, Anis bisa mengetahui penyebabnya.

Maka dengan cepat ia bangkit berdiri dan meraih penis Safiq, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya.

“Ahh, Mi!” Safiq menjerit, sama sekali tak menyangka kalau sang bunda akan berbuat seperti itu.

Dan asyiknya lagi, rasanya ternyata begitu nikmat, lebih nikmat daripada dikocok pake tangan. Safiq mulai mengerang-erang dibuatnya, tubuhnya kelojotan, dan saat Anis menghisap semakin kuat, iapun tak tahan lagi. Penisnya meledak menumpahkan segala isinya yang tertahan selama ini. Begitu banyak dan kental sekali.

”Ahh,” Anis yang sama sekali tidak menyangka kalau Safiq akan keluar secepat itu, jadi sangat kaget. Beberapa sperma si bocah sempat tertelan di mulutnya, sisanya yang sempat ia tampung, lekas ia ludahkan ke lantai.
“M-maaf, Mi.” kata Safiq dengan muka memerah menahan nikmat, lelehan sperma tampak masih menetes dari ujung penisnya yang mengental.

Anis tersenyum penuh pengertian, “Tidak apa-apa. Bukan salahmu, sebulan tidak dikeluarkan pasti bikin kamu nggak tahan.”

Penuh kelegaan, Safiq menyambut sang bunda yang kini berbaring di sebelahnya.Mereka saling berpelukan dan berciuman. Tapi dasar nafsu remaja, begitu payudara Anis yang besar menghimpit perutnya, sementara paha mereka yang terbuka saling bergesekan, dengan cepat penis Safiq mengencang kembali.

“Eh, udah tegang lagi tuh.” kata Anis gembira sambil menunjuk penis Safiq yang perlahan menggeliat bangun.
“Iya, Mi.” Safiq ikut tersenyum.

Anis mengocoknya sebentar agar benda itu makin cepat kaku dan menegang. Saat sudah kembali ke ukuran maksimal, ia lekas mempersiapkan diri. Rasanya sudah tidak sabar lubang vaginanya yang gatal dimasuki oleh kemaluan muda itu. Anis memejamkan mata saat Safiq mulai mendekap sambil terus menciumi bibirnya, ia merasakan bibir kemaluannya mulai tersentuh ujung penis si bocah kecil.

”Tunggu dulu,” Anis menjulurkan tangan, sebentar ia usap-usapkan ujung penis Safiq ke bibir kemaluannya agar sama-sama basah, barulah setelah itu ia berbisik,
”Sudah, Fiq, masukkan sekarang!” Anis memberi jalan.

Safiq mulai mendorong. Pelan Anis mulai merasakan bibir kemaluannya terdesak menyamping. Sungguh luar biasa benda itu. Ohh, Anis benar-benar merasakan kemaluannya nikmat dan penuh sesak. Safiq terus mendorong, sementara Anis menahan nafas, menunggu pertautan alat kelamin mereka tuntas dan selesai sepenuhnya.

”Ahh,” Anis mendesah tertahan saat penis Safiq terus meluncur masuk, membelah bibir kemaluannya hingga menjadi dua, memenuhi lorongnya yang sempit hingga ke relungnya yang terdalam, sampai akhirnya mentok di mulut rahimnya yang memanas.

Mereka terdiam untuk sejenak, saling menikmati rangsangan kemaluan mereka yang kini sudah bertaut sempurna, begitu erat dan intim. Rasanya sungguh luar biasa. Safiq bergidik sebentar saat merasakan Anis yang mengedutkan-ngedutkan dinding rahimnya, memijit batang penisnya dengan remasan pelan. Safiq membalas dengan kembali mencium bibir dan payudara sang bunda, sambil tangannya tak henti-henti meremas-remas bulatannya yang padat menggoda.

Beberapa detik berlalu. Saat Anis sudah merasa cukup, iapun meminta Safiq untuk mulai menggerakkan pinggulnya.

”Pelan-pelan aja, nggak usah buru-buru. Kita nikmati saat-saat ini. Abi-mu masih lama pulangnya, dia lembur malam ini.” kata Anis.

Mengangguk mengerti, Safiq pun mulai memompa pinggulnya. Gerakannya begitu halus dan pelan, meski terlihat agak sedikit kaku. Maklum, masih pengalaman pertama. Tapi itu saja sudah sanggup membuat Safiq merintih keenakan, ia benar-benar cepat terbawa ke puncak kenikmatan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Nafasnya sudah memburu, terengah-engah. Sementara tubuhnya mulai bergetar pelan.

Anis yang melihatnya jadi panik. ”Tahan dulu, Fiq. Tahan sebentar!” bisiknya, ia tidak mau permainan ini berhenti begitu cepat. Ia baru mulai merasa nikmat.

Tapi apa mau dikata, jepitan kemaluan Anis terlalu nikmat bagi seorang perjaka seperti Safiq. Diusahakan seperti apapun, bocah itu sudah tak mampu lagi. Maka hanya dalam waktu singkat, Safiq pun menjerit dan kembali menumpahkan spermanya. Kali ini di dalam kemaluan Anis. Cairannya yang kental berhamburan saat Safiq ambruk menindih tubuh bugil sang bunda dengan nafas ngos-ngosan.

”Ah, Safiq!” meski terlihat kecewa, namun Anis berusaha untuk memakluminya.

Ia belai punggung Safiq dengan lembut. Penis bocah itu yang masih menancap di lorong vaginanya, masih terasa berkedut-kedut, menguras segala isinya. Anis merasakan liangnya jadi begitu basah dan penuh.

Mereka terus berpelukan untuk beberapa saat hingga tiba-tiba Anis menjerit kaget, ”Ah, Fiq!” tubuh montoknya sedikit terlonjak saat merasakan penis Safiq yang tiba-tiba saja kaku dan menegang kembali.

”Cepet banget!” pujinya gembira. Diciumnya bibir bocah itu sebagai hadiah.

Safiq cuma tersenyum dan kembali memperbaiki posisi. Ia sudah siap untuk beraksi. Sambil melumat bibir dan leher Anis, ia mulai menggerakkan pinggulnya.Remasan tangannya di payudara sang bunda juga kembali gencar, secepat tusukannya yang kini sudah mulai lancar dan tahan lama.

”Ahhh… terus, Fiq. Yah, begitu!” Anis yang menerimanya, merintih dan menggeliat-geliat tak terkendali.

Tubuh montoknya menggelepar hebat seiring goyangan Safiq yang semakin kuat. Dengan tusukannya yang tajam, bocah itu membuat vagina Anis menegang dan berdenyut pelan, benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah ia alami selama enam tahun pernikahannya dengan mas Iqbal. Ohh, sungguh luar biasa. Anis jadi tak ingat apa-apa lagi selain kepuasan dan kenikmatan. Dosa dan neraka sudah lama hilang dari pikirannya. Hati dan kesadarannya sudah tertutup oleh nafsu birahi.

“Fiq, ooh… oohh… terus… arghhh…” Anis sendiri terkejut oleh teriakannya yang sangat kuat. Pelan tubuhnya bergetar saat cairan kenikmatannya menyembur keluar.

Safiq yang juga kesetanan terus memompakan kemaluannya berulang kali, dan tak lama kemudian ikut menggelepar. Wajahnya yang tampan menengadah, sementara kedua tangannya mencengkeram dan menekan payudara Anis kuat-kuat. Di bawah, spermanya yang kental kembali meledak di dalam vagina sang bunda, memancar berulang kali, hingga membuat rahim Anis jadi begitu basah dan hangat.

”Oh,” Anis melenguh merasakan banyak sekali cairan kental yang memenuhi liang vaginanya.

Setelah selesai, Safiq memiringkan tubuh sehingga tautan alat kelamin mereka tertarik dan terlepas dengan sendirinya. Tangannya kembali meremas lembut payudara Anis sambil bibirnya menciumi wajah wanita yang sangat dikasihinya ini. Anis senang dengan perlakuan Safiq terhadap dirinya.

“Fiq, kamu sungguh luar biasa.” puji Anis kepada putra angkatnya.
”Cepet banget tegangnya, padahal barusan keluar.”
Safiq tersenyum, ”Trims, Umi. Safiq senang bisa membuat Umi bahagia.”
”Tapi kamu juga nikmat kan?” goda Anis.
”Tentu saja, Mi.” Safiq mengangguk.
“Mau lagi?” tawar Anis.
”Umi nggak capek?” Safiq bertanya balik.
”Seharusnya umi yang tanya begitu,” sahut Anis, dan mereka tertawa berbarengan.

Sejak saat itu, hubungan mereka pun berubah. Bukan lagi seorang ibu dan anak, tetapi berganti menjadi sepasang kekasih yang selalu berusaha untuk memuaskan nafsu masing-masing. Kapanpun dan dimanapun.
Prestasi Safiq kembali meningkat, bahkan lebih dari sebelumnya. Sementara Anis, mendapat hikmah yang paling besar. Ia kini hamil, sudah jalan 2 minggu. Sudah jelas itu anak siapa, tapi sepertinya mas Iqbal tidak curiga. Malah laki-laki itu kelihatan sangat senang dan gembira, sama sekali tidak curiga saat Anis kelepasan ngomong, ”Selamat, Fiq, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ayah,” maka selesai sudah Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot Hot. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Di Hamili Anak Angkat appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Cewek Blasteran Haus Seks

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Cewek Blasteran Haus Seks – Siang itu aku yang baru pulang kuliah menghentikan langkahku dan mampir ke salah satu warkop yang ada didekat kosan. Waktu baru menunjukan pukul 2 siang, dan aku malas sekali bila sudah dikosan karena memang tidak ada kegiatan yang bisa aku lakukan. Jadi aku memilih beristirahat sejenak sambil menikmati segelas kopi hitam.

 

 

 

cerita-sex-cewek-blasteran-haus-seks-300x225

Cerita Sex: Cewek Blasteran Haus Seks

 

Cerita sex – Warkop ini menyediakan meja kecil di depannya, aku pun memilih duduk disitu sehingga aku bisa melihat langsung ke jalan. Aku pun mulai menghabiskan waktu sambil sesekali membaca buku kuliah yang aku bawa.

Ketika sedang asik membaca, aku perhatikan ada seorang wanita mondar-mandir tidak jauh dari warkop tempatku berada. Ku perhatikan seksama, tubuhnya sangat sintal, dengan rambut ikal panjang berwarna kecoklatan, wajahnya yang cantik terlihat seperti wanita keturunan. Memang tidak terlihat seperti bule, tapi mungkin ada darah eropa di tubuhnya sehingga cantiknya tidak seperti wanita Indonesia kebanyakan.

Cukup lama ku perhatikan wanita tersebut mondar-mandir tanpa tujuan, mungkin ia sedang menunggu temannya karena memang ia mondar-mandir di depan kosan wanita yang letaknya hanya 200 meter dari kosanku.

Tidak lama kemudian ada seorang wanita lagi yang datang dan mendekatinya. Mereka bicara dengan suara keras dan nada tinggi seperti sedang memperdebatkan sesuatu. Cukup kaget juga melihatnya, tapi aku tidak mau ikut campur dengan pembicaraan mereka. Toh aku juga tidak tahu ujung pangkalnya dan nanti malah membela yang salah. Aku hanya memerhatikan dari jauh saja.

Setelah dilerai oleh Satpam, wanita yang datangnya belakangan akhirnya pergi dengan masih tetap memaki-maki wanita pertama. Aku makin tertarik dan memperhatikan mereka. Wanita pertama tadi hanya diam saja, meskipun raut mukanya menunjukkan kekesalan.

Ia hanya diam mematung ditempatnya berdiri, mulai terlihat kesedihan di wajahnya dan seperti akan menangis. Ia lalu berjalan pelan ke arah warkop tempat ku berada.

Aku pun memberanikan diri untuk mendekatinya dan bertanya.

“Kenapa, Mbak? Maaf kelihatannya lagi berantem. Apa sih masalahnya?” Tanyaku penasaran. Aku pun tidak masalah sebetulnya kalau ia tidak mau menjawab dan menghiraukan aku. Aku hanya berniat baik untuk membantu.
“Enggak apa apa kok. Cewek tadi menuduhku ada hubungan dengan pacarnya. Padahal aku berhubungan dengan pacarnya hanya sebatas teman kuliah…” katanya pelan.
“Oh gitu, ya biasalah ya perempuan suka posesif…” Timpalku sok tahu. “Ya sudah, mbak kelihatannya masih kesal.

Minum es dulu yuk biar tenang,” kuajak dia untuk duduk di warkop tempatku beristirahat dari tadi.
Tanpa ku duga, ia menganggukan kepala menyetujui tawaranku. Seperti kerbau yang dicocokan hidungnya, ia mengikutiku ke warkop.

Aku pun memesankannya es teh manis. Kutawarkan untuk makan tapi dia menolaknya.

“Terima kasih, Mas. Aku sudah nggak ada nafsu makan dan masih kenyang,” katanya halus.

Akupun maklum saja. Mungkin setelah bertengkar tadi meskipun perut lapar jadi tidak ada selera makan. Setelah es teh manisnya datang, ia mengaduk gelasnya perlahan-lahan dengan sendoknya.

“Sudah tenang sekarang. Kalau boleh tahu, apa sih masalah sebenarnya?” tanyaku.
“Aku memang belakangan ini sering berdua dengan pacarnya, itu juga karena kami satu kepanitiaan di kampus. Eh dianya cemburu” jawabnya.
“Kan bisa dijelasin sama pacarnya?”
“Sudah, tapi dia nggak terima. Dibilang aku gatel, wanita murahan dan lain-lainnya. Daripada aku ladenin, nanti jadi makin rame, aku tinggal pulang aja ke kosan. Eh dia belum puas dan telpon aku. Katanya tungguin nanti di sini agar bisa selesai. Sampai di sinipun aku masih dimaki-maki. Untung dilerai sama Satpam”.

Akhirnya aku tahu dia bernama Gaby dan kuliah di kampus yang sama dengan ku tapi berbeda fakultas. Rumahnya disekitar Bintaro, namun ngekos agar lebih dekat ke kampus. Ia sendiri memang keturunan, ayahnya Jerman, sedangkan Ibunya Menado. Pantas saja wajahnya terlihat seperti bule, namun ada kecantikan lokal yang menarik hati. Eksotis.
Kami pun ngobrol semakin akrab. Ia bercerita banyak tentang kuliahnya yang ternyata tidak jauh berbeda, sudah mendekati semester akhir dan masih bingung akan kemana setelah lulus nanti.

Tidak terasa waktu sudah makin sore, mataharipun sudah semakin hilang, langit mulai gelap.

“Aku mau pulang, tapi pikiranku suntuk. Dibawa tidurpun pasti nggak mau,” katanya lagi.
“Yasudah, aku temani saja dulu disini kalau kamu mau sampe kamu gak suntuk lagi, Gab.” ajakku.
“Iya, tapi aku kepingin pipis nih. Disini ada kamar mandi gak ya?” Tanyanya.
“Hmm, ga tau sih, aku tanya sebentar ya.”

Aku pun ke dalam warkop dan bertanya ke mas penjaganya. Sayang sekali kamar mandi yang ada di warkop sedang diperbaiki karena WC-nya mampet sejak pagi tadi.

“Yah gimana dong yah? Deket deket sini ada mesjid atau pom bensin gitu gak?” Tanya Gaby sedikit pucat.
“Nggak ada sih Gab, duh gimana ya…” Aku pun ikut bingung melihat Gaby yang sepertinya sudah kebelet sekali.
“Numpang pipis ke kosan aku aja mau?” Tawarku. “Deket kok, nanti abis itu kita kesini lagi…”
“Oh, boleh deh boleh, gapapa nih?”
“Gak apa kok, santai aja..”

Aku pun segera membayar minuman, dan langsung naik ke atas motorku. Kapan lagi motor jelekku ini bisa membonceng wanita secantik Gaby, pikirku dalam hati.
Sesampai di kosan, kami langsung bergegas menuju kamarku. Begitu pintu ku buka, Gaby langsung masuk dan menuju kamar mandi.

Aku pun menaruh tas dan berganti pakaian karena kaos yang ku pakai sudah cukup bau keringat karena panasnya udara tadi siang.

Tidak berapa lama, Gaby pun keluar dari kamar mandi. Aku yang hanya berganti baju, masih tetap mengenakan sepatu dan duduk di dekat pintu kamarku.

“Lah, kok masih disitu?” tanya Gaby.
“Iya kan mau balik lagi ke warkop kan?” Tanya ku balik.
“Iya sih, tapi gak mau istirahat dulu?” Gaby pun menghampiriku. “Eh, cewek gak boleh masuk ya disini?”
“Hahaha boleh kok, kosan ini gak ada yang jaga, sepi juga. Kamar di kanan dan kiri ini juga kosong, baru seminggu yang lalu pindah…”
“Oh gitu ya. Aku boleh dong numpang istirahat dulu, capek…” Pinta Gaby memelas. Aku mengiyakan sambil membuka sepatu dan masuk ke dalam kamar.

Pintu kamar sengaja tidak aku tutup, lalu aku menyalakan kipas angin. Aku tidak berniat buruk sama sekali dengan Gaby yang baru saja tertimpa masalah itu, aku hanya sebatas ingin membantu.

Gaby pun duduk di sofa kecil yang ku letakan di samping tempat tidurku. Ia menerawang melihat lihat kamar kosan ku yang lumayan berantakan.

“Biasa ya kamar cowok, pasti berantakan…” Sindir Gaby sambil tertawa.
“Biasanya rapih kok…” Bela diriku. “Cuma kan tadi belum sempet pulang buat ngerapihin, jadi ya masih sama kayak tadi waktu ditinggal dari pagi. Emangnya hotel ada yang ngerapihin?” Timpalku lagi diiringi tawa Gaby.

Kami pun melanjutkan obrolan kami yang terpotong di warkop tadi karena Gaby yang ingin buang air kecil. Kali ini Gaby terlihat lebih santai, mungkin ia sudah mulai melupakan masalahnya dengan wanita yang mendampratnya tadi siang.
Obrolan mengalir semakin malam, waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Memang belum sampai tengah malam, tapi karena memang kosanku sepi, jadi terlihat seperti sudah tengah malam. Gaby sendiri tidak terlihat ingin pulang, ia seperti kerasan di kosanku yang ia bilang berantakan. Aku hanya sedikit berharap, siapa tahu Gaby mau menginap dan menemaniku di kosan malam ini hehe.

“Kamu sudah punya pacar belum sih?” Tanya Gaby memecah keheningan.

Aku menggelengkan kepala. “Kamu sendiri?”

“Belum lah, kalau sudah, gak mungkin cewek tadi marah-marah sama aku. Haahaha.”

Aku tertawa mendengar jawaban Gaby yang cukup polos. “Kamu pasti pemilih ya kalo soal pacar?” tanyaku lagi.

“Enggak ah, emang gak ada yang cocok aja. Kenapa gitu emangnya?”
“Menurut aku sih, kamu cantik banget, kayaknya cewek cantik kayak kamu gini bakal gampang buat dapet pacar. Tinggal tunjuk!” Ujarku.

Gaby terlihat memerah wajahnya dan tertawa mendengar perkataanku.

“Baru kamu loh yang bilang aku cantik.”
“Masa?!” Balasku tak percaya.

Gaby mengangguk pelan. Aku hanya tertawa kecil.

“Banyak nyamuk, Gab. Pintunya boleh ku tutup gak?”
“Boleh, tutup aja…” Kata Gaby.

Aku pun menutup pintu dan ke kamar kecil untuk mencuci muka. Begitu selesai, saat hendak mengambil handuk, ku lihat Gaby sedang berbaring di tempat tidurku.

Gaby terlihat lemas dan capek sekali, mungkin kejadian hari ini cukup menguras tenaga dan pikirannya sampai sampai ia mau berlama-lama dikosan pria yang baru saja ia kenal tadi siang di warung kopi.

Aku pun duduk di tepi tempat tidur dengan memunggungi Gaby. Aku membuka hapeku dan iseng bermain game karena ku pikir Gaby akan tertidur.

“Mas…” Panggil Gaby pelan, tangannya diletakan dipunggungku.

Aku menoleh, dan entah setan apa yang merasukiku, wajah Gaby terlihat sangat menggoda saat itu dan aku langsung kehilangan kesadaran dengan langsung melumat bibirnya.

“Hmmm, hmmm…” Hanya itu yang keluar dari mulut Gaby saat bibir ku berpagutan dengan bibirnya dan lidah kami saling serang satu sama lain penuh gairah.
“Mas, aku merasa kesepian dan kedinginan. Kamu mau berikan kehangatan?”

Rasanya terbalik pertanyaan itu. Mestinya aku yang tanya apakah dia mau bercinta denganku.

“Pasti. Kita akan sama-sama puas malam ini”.
“Terima kasih, Mas.” Desah Gaby pelan.
“Ayo puaskan aku sayang.. Ah. Ah.” suaranya hanya mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya.

Tangan kiriku mulai menjalar di pahanya. Kusingkapkan celananya, benar-benar mulus sekali pahanya. Kuremas-remas sampai ke pangkal pahanya. Ketika sampai di celana dalamnya, kutekankan jari tengahku ke belahan di tengah selangkangannya dan ku gesek-gesekkan.

“Ah sayang. Kamu nakal sekali”.

Aku tidak menghiraukannya. Sementara itu tangan kananku meremas halus buah dadanya dari luar. Tangannya pun tak mau ketinggalan memegang bahkan mencengkeram keras kejantananku dari luar. Terasa sakit tapi aku dapat menikmatinya.
Dengan ganasnya aku menciuminya, seperti seekor kucing yang sedang melahap dendeng. Tangannya bergerak ke bawah dan terus ke bawah. Ia membuka kancing bajuku dan melepasnya. Kini setiap jengkal tubuhku bagian atas tak luput dari ciumannya. Kemudian ia membuka resleting celanaku dan langsung mencengkeram penisku.

“Punya kamu boleh juga. Tidak besar tapi keras sekali. Apa ada wanita lain yang pernah merasakannya?”
“Ada, aku bukan perjaka lagi,” jawabku tenang, yang penting adalah apa yang terjadi sekarang ini. Dan lagi kelihatannya ia hanya sekedar bertanya tanpa mempedulikan jawabanku.

Belum selesai kata-kataku, ia telah mengocok dan kadang meremas kejantananku. Pintar sekali ia memainkan adik kecilku. Beberapa menit kemudian tegangan pada kejantananku sudah maksimal. Tiang bendera sudah tegak berdiri, siap untuk melaksanakan apel malam. Akupun langsung menerkam tubuhnya.

“Sabar sayang, buka bajunya dulu donk.”

Kamipun membuka pakaian kami masing-masing. Setelah telanjang bulat, langsung kubaringkan ia. Kuciumi senti demi senti tubuh mulusnya. Dari atas ke bawah sampai kepada paha dalamnya. Kurenggangkan kedua pahanya. Tercium aroma khas yang dipunyai seorang wanita. Kurenggangkan labia mayora dan labia minoranya dengan jempol dan telunjukku.

“Ayo sayang.. Puaskan.. Aku.. Ya.. Ohh. Oohh.” Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aku melahap habis biji kacangnya dengan mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dengan lembut.
“Ah.. Ennak ssayang.. Kamu ppinnttarr. Ohh.. Oohh”

Aku sudah tidak mempedulikan kata-katanya. Aku makin asyik dengan mainanku. Kulepaskan mulutku dan kutindih dia. Kumasukkan jari tengah kiriku ke dalam lubang perlahan lahan. Tubuhnya meronta-ronta seperti orang kesetanan, kedua payudaranya bergoyang kencang. Aku pun meraih payudaranya itu. Dengan tangan kananku, kupelintir puting susunya yang sebelah kiri dan mulutku kini menggigit halus puting kanannya. Sementara jari kiriku tetap mengocok lubang vaginanya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula ia meronta.

Kuhentikan permainan tanganku dan kuarahkan kejantananku untuk memasuki liang kenikmatannya.
Gaby langsung mendorong tubuhku saat aku ingin menerobos vaginanya.

“Maaf ya mas, tapi aku gak mau kalau gak pake kondom. Takut…” Ujar Gaby pelan.

Aku mengerti dan langsung bangkit dari tempat tidur, seingatku masih ada beberapa kondom yang pernah aku beli waktu aku masih bersama pacarku satu bulan yang lalu.

Ah, ternyata masih ada. Dua bungkus kondom merah yang tipis ini selalu menjadi andalan untuk urusan nikmat di ranjang. Tanpa menunggu lama, segera ku buka dan ku pasangkan kondom ke penisku. Tidak lupa ku matikan lampu kamar, dan kunyalakan lampu meja agar suasana menjadi remang namun tetap menggairahkan.

Ku tindih tubuh Gaby yang seksi tersebut, aku sudah tidak sabar menikmati tubuh wanita cantik seperti ini. Pikiranku sudah sangat dipenuhi nafsu dan gairah tak tertahankan.

“Ciumi leher dan pundakku! Aku sangat terangsang kalau dicium di situ,” rintihnya.

Kuikuti kemauannya dan sampai akhirnya ia menggelinjang hebat, kedua tangannya mencengkeram keras kepalaku. Pinggulnya naik menjemput kejantananku. Kutekankan kejantananku dalam-dalam dan akhirnya ia mencapai orgasmenya. Ia terkulai lemas. Ditekan-tekannya pantatku ke bawah dengan tangannya.

Kemudian aku turun dari tubuhnya dan membiarkannya beristirahat sebentar. Setelah napasnya pulih ia naik ke atas tubuhku dan mulai mencium bibir, leher dan telingaku. Mulutku menghisap kedua payudaranya. Terkadang kugigit putingnya bergantian. Ia hanya mengeluh merasakan nikmatnya. Beberapa menit kemudian ia sudah terangsang lagi.

“Ayo sayang. Aku sudah siap memuaskanmu di babak kedua..”
“Kita lakukan dengan berdiri,” kataku berbisik di telinganya. Ia hanya tersenyum dan mengangguk.

Kuangkat tubuhnya berdiri di samping ranjang. Kami masih saling berciuman dengan ganas. Ia kemudian mengangkat kaki kirinya ke atas ranjang, kudorong sedikit sampai ia mepet ke dinding kamar. Tangannya membimbing meriamku memasuki guanya. Pantatnya sedikit disorongkan ke depan dan perlahan lahan meriamku masuk, sampai..
Blesshh..

Semuanya sudah terbenam di dalam guanya. Oh hangatnya.

“Ayo sayang, goyang.. Sayang ohh.. Nikmat sekali penis kamu sayang!!”

Kedua tangannya memegang pantatku dan membantu gerakan pinggulku maju mundur. Rasanya nikmat sekali bercinta sambil berdiri. Badannya ia lengkungkan ke belakang sehingga meriamku dengan leluasa menobrak-abrik guanya. Pinggangnya juga bergerak-gerak mengimbangi gerakanku. Mulutku tetap melakukan aktivitas di bagian atas tubuhnya. Kadang berciuman, kadang menyedot dan mengulum putingnya. Cukup lama aku mengocoknya, akhirnya kupercepat kocokanku ketika kurasakan lahar panas akan keluar.

“Gab, oh.. Aku mau keluar…Oohh. Oohh”
“Tunggu sebentar. Aku juga mau keluar, ohh. Ooohh sama-sama ya sayang.. Ohh.. Ohh barengan yah.”

Akhirnya kutumpahkan spermaku. Aku mencapai klimaks berbarengan dengan Gaby.Penisku pun sudah berangsur-angsur melemas dan akhirnya terlepas sendiri dari dalam guanya.

Kami rebah berdampingan di ranjang. Ia memelukku dan menciumku. Kuakui wanita satu ini memang luar biasa.
Gaby pun merebahkan dirinya disampingku sambil memeluk dadaku. Nafasnya terdengar berat, tubuhnya pun basah oleh keringat. Tapi licinnya tubuh Gaby karena keringat yang membuatku justru bersemangat untuk menggenjotnya lagi.

“Mumpung kondom masih ada satu, kenapa gak diabisin aja sekalian daripada sayang sayang disimpen di lemari.” Pikirku dalam hati.

Aku pun memeluk Gaby sambil meremas remas pantatnya yang kencang. Sesekali ku cium keningnya, dan ku elus payudaranya dengan dadaku.

Gaby sepertinya mengerti kemauanku. Tanganya meraih penisku dan mengelusnya perlahan sampai penisku kembali menegang.

“Mau lagi ya?” Tanya Gaby manja.
“Iya nih, kamu mau gak?” Tanyaku sambil meremas payudara Gaby semakin kencang.

Gaby melenguh. “Iya… sayang… Kondomnya masih ada? Enak deh…”

Aku menganggukan kepala, jangan kan Gaby, pacarku dulu saja paling suka kalau aku meladeni nafsunya. Apalagi kondomnya tipis, jadi tetep kerasa nikmat lah.

Permainan kami lanjutkan lagi, kali ini Gaby menunggangiku di atas bak koboi yang sedang menjinakan kuda liarnya. Penisku yang menancap di dalam vagina Gaby terasa seperti magnet yang tidak akan melepaskan diri bila tidak ditarik dengan keras. Goyangan Gaby yang liar menambah kenikmatan ku.

Aku meremas-remas payudara Gaby sambil melenguh menahan nikmat. Wajah Gaby kini terlihat begitu binal dan liar. Wajah eksotis blasteran yang sangat membangkitkan gairah laki-laki kini sedang mencari kenikmatan dari penis di atas tubuhku.

“Aaaahh ahhhhh ahhh, nikmat sayangggg. Aahhhh ahhhh…” Racau Gaby sambil memainkan rambutnya yang panjang.

Aku terus menikmati wanita cantik ini tanpa memerdulikan kata-katanya.
Kenikmatan terus menghujam penisku. Vagina Gaby terasa makin nikmat karena kontraksi yang menandakan ia akan mencapai klimaksnya lagi.

“Sayang.. Aku mau keluar aaahhhh..Arrggghhh…” Teriak Gaby sambil mencakar dada sampai perutku. Sakit yang kurasakan justru menambah kenikmatan permainan kami berdua.

Aku pun menahan pinggang Gaby dan menaik turunkan penisku dengan cepat.

Ku genjot penisku dan Gaby menundukan badannya agar bisa menciumi bibirku. Sungguh posisi yang amat ku suka dan membuatku semakin bergairah.

Aku pun memfokuskan diri pada genjotanku dan berusaha semakin cepat karena sedikit merasa kasihan melihat Gaby yang sangat letih diatasku.

“Aku keluar sebentar lagi sayang, uhhh ahhhh…”

Gaby hanya membuka mulutnya lebar sementara matanya tertutup rapat. Menikmati genjotan penisku yang memenuhi tubuh dan vaginanya.

“Uhhh arggghh sayang, nikmat sekali vaginamu sayangg…”
“Kontol kamu juga nikmat sayangggg.. Genjot sayang, genjottt terusss….”
“Arrrggh, aku mau keluar sayangggg…”
“Tahan sayangggg…”

Tanpa ku duga, Gaby bangkit dari duduknya, melepaskan penisku dari vaginanya dan mencopot kondom yang terpasang.

Dengan cepat Gaby langsung melumat habis penisku, aku pun tahu apa yang Gaby inginkan.

Tidak ku tahan tahan lagi, segera ku semprotkan spermaku ke dalam mulut Gaby.

“Arrrgggggggg…”

Beberapa semprotan sisa sperma dari permainan pertama memenuhi mulut Gaby. Ia langsung menelannya habis lalu menjilati dan membersihkan penisku dengan mulut dan lidahnya. Ah, nikmat yang tiada duanya.

Setelah itu Gaby bergegas ke kamar mandi dan mencuci mulutnya dengan cairan pencuci mulut yang ada di kamar mandi. Begitu selesai, Gaby langsung merebahkan tubuhnya disampingku lagi.

“Ternyata kamu hebat juga yah…” Puji Gaby.
“Oh memang, kamu aja baru kenal, jadi baru tau…” Balasku sombong.

Gaby tertawa kecil sambil mencubit perutku.

Kami berbaring dengan membawa kepuasan dan rasa lelah yang luar biasa. Kami pun tertidur sampai pagi menjelang. Gaby kini resmi menjadi kekasihku. Wanita yang berselisih dengannya tadi siang tidak bisa lagi cemburu karena Gaby sekarang selalu bersamaku kemanapun ia pergi. Bahkan Gaby lebih sering menginap di kamarku ketimbang dikosannya sendiri. #Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Cewek Blasteran Haus Seks appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Adegan Liar

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+, Umurku 22 tahun denga bibir tipis dan paras cantikku banyak laki laki yang menggodaku jika aku berjalan sendiri, sampai dalam angkutan umum aku sering dilihati dan menjadi perhatian para pria, bisa dibilang tubuhku seksi dengan pantat yang kencang dan buah dada yang  montok.

Cerita Sex Adegan Liar

cerita sex ABG, cerita ABG terbaru, cerita ABG ngentot, kumpulan cerita ABG ngentot, cerita hot ngentot, cerita nyata ABG ngentot, koleksi cerita ABG ngentot, kumpulan cerita ngentot terbaru

Dengan kulit putih dan dada yang tidak terlalu keci dan tidak terlalu besar disertai puting berwarna coklat kemerahan, menurutku lumayan bisa bikin mata pria berpaling ke arah payudaraku apalagi melihat dengan telanjang tanpa di tutupi bra.

Aku punya suatu kisah yang aneh, yang jarang ada cewek yang berani kaya Aku. Aku suka mengekspose tubuh Aku, biasanya Aku ngelakuin dengan sengaja tanpa memakai bh dengan baju kaos yang longgar dan tipis atau dengan rok mini tanpa cd.. Aku sendiri merasa aneh dengan kesenangan Aku ini.. tapi karena Aku have fun dengan semua ini.

Selama Aku kuliah, Aku tinggal di sebuah kost-kostsan pada lantai bawah disewakan untuk putri dan pada lantai atas disewakan untuk pria. Kost Aku seperti layaknya sebuah rumah, dengan ruang tamu yang persis berada di depan kamar Aku.

Ruang tamu itu selalu di penuhi penghuni kost, biasa pada sore hari kebanyakan penghuni cewek yang banyak memenuhi ruang tersebut, dimana pada saat itu kebanyakan dari mereka menonton acara gosip di televisi, dana ada juga dari mereka bersenda gurau dan mengobrol obrolan gosip tentang kehidupan lingkungan mereka, dari mulai gosip kampus, para pria dan masih banyak lainnya.

Sedangkan menjelang jam 9 malam keatas biasanya ruang tamu dipenuhi oleh penghuni kost pria, mereka ada yang menonton tv Film laga yang diputar stasiun tv atau dengan menonton bola…

Suatu Siang seusai kuliah, dimana matahari sangat terik dan hawa pengap dari asap kendaraan yang bikin tambah panas jakarta, pengen rasanya Aku buka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhku ini hingga tanpa sehelai pun yang tersisa…. bayangan ini yang ingin sekiranya cepat2 sampai di kost…

Sesampai dikost, pintu di kunci… ini menandakan semua penghuni kost melakukan aktifitasnya sebagai mahasiswa dan mahasiswi sedang mengikuti perkuliahan di kampus… perlu di ketahui penghuni kost disini ada 10 kamar kamar bawah masing-masing dihuni seorang cewek dan kamar lantai atas dihuni masing-masing kamar 2 pria… karena itu penghuni dikost ini kebanyakan para pria…

Setelah membuka pintu Aku memperhatikan keadaan sekitar.. sepi… dan sepi…

Tak ada langkah kaki orang dan aktifitas dari dalam kamar… pikir Aku berarti keadaan masih kosong dan tinggal Aku sendiri disini….

Aku hempaskan tubuh Aku di sofa ruang tamu sambil melepas penat dan lelah karena cuaca panas dan aktifitas Aku di kampus…. lama Aku terdiam, lalu timbul ide Aku untuk mencopot satu per satu kancing kemeja kuliah Aku dan melorotkan celana panjang levis Aku yang Aku pake kuliah….

Aku taruh tas kuliah Aku di meja tamu dan tanpa berlama-lama semua kancing di kemeja Aku ini terlepas hingga terlihat sebuah bra yang masih terikat dia dada Aku… lalu Aku buka kancing celana Aku dan Aku turunin retsleting Aku hingga celana Aku lepas dan terjatuh dilantai…

Aaaahhh….. enaknya, sambil Aku hempaskan tubuh Aku kesofa lagi…. coba suasana kost selalu seperti ini….. dengan masih memakai bra dan celana dalam Aku masih bersandar disofa ruang tamu… suasana masih sepi akhirnya Aku buka pengait bra Aku hingga tupahlah susu yang menggatung didada Aku…. dan segera Aku turunin cd yang masih menutupi memek yang ditumbuhi rambut yang tipis yang menghiasinya…

Aku berdiri dari sofa dan Aku menuju kaca sebuah kamar sambil memperhatikan tubuh Aku dengan ketelanjangan… tanpa berpikir tentang keberadaan orang yang didalam kamar.. karena sepengetahuan Aku semua penghuni disini kosong karena keadaan kost yang masih terkunci dari pintu depan…..

Aku berkeliling ruang tamu tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh Aku ini.. terasa ringan dan segar sekali berjalan tanpa menggunakan sehelai pakaian… setelah puas dengan berjalan telanjang di ruang bawah, lalu Aku coba untuk naik tangga menuju kamar kost pria yang ada di lantai atas. Baju dan tas Aku masih tergelatak di ruang tamu..

Tanpa menunggu lagi dan dengan disertai perasaan yang sangat menegangkan Aku berjalan menaiki tangga dan naik ke lantai atas.. seandainya ada penghuni pria yang ada didalam kamar?? Gimana coba?? Aku ga bisa bayangin mungkin mereka ngira Aku dah ilang akal sehat atau Aku seorang cewek murahan….

masa bodo dengan semua itu, Aku nekat berjalan keliling lantai atas dari pojok lantai atas dekat tangga sampai kamar yang paling pojok yang ada di lantai atas… dengan perasaan dag dig dug Aku jalanin ini semua dengan fun…. wow…. Aku ngerasa lepas n bebas hari ini… setelah sampai kembali ke pojok tangga Aku langsung turun lagi ke ruang tamu.

Aku ambil tas dan baju, celana dan pakaian dalam Aku yang berserakan di lantai ruang tamu, sambil masih dalam keadaang telanjang Aku ambil barang Aku dan Aku buka pintu kamar kost Aku sambil membawa barang kuliah Akuseandainya ada orang yang melihat ketelanjangan Aku ini..

setelah sampai di dalam kamar Aku ga segera memakai pakaian Aku, dalam keadaan telanjang Aku tidur di kasur dengan pintu kamar yang masih terbuka dan pintu kost yang masih terbuka hingga tembus ke jalan… apabila ada orang yang lewat, mungkin dia bisa melihat tubuh indah Aku tanpa sehelai benang berjalan mondar mandir di ruang tamu tadi. Sambil tidur dengan bertelanjang, Aku tutup mata Aku, tanpa peduli ada orang yang datang atau orang lalu lalang di depan kost Aku…..

Sejenak Aku pejamkan mata Aku, Aku mendengar langkah kaki dari arah pintu depan kost yang masih terbuka dan sengaja ga Aku tutup. Aku buka mata Aku sambil mengintip untuk melihat siapa yang datang…. karena kamar Aku letaknya ada di depan ruang tamu, pintu kamar Aku yang terbuka menyebabkan dari pintu ruang tamu depan dapat tembus langsung melihat ke kamar Aku tanapa terhalang sesuatu…

Aku lihat seorang sales pria yang kiranya hendak menawarkan barang, dia langsung masuk karena pintu pagar kost belum Aku tutup, dan pintu depan yang terbuka sehingga dangan mudah dia masuk dan berteriak

‘permiiissiii…….’ terdengar 2x mengucapkan ‘permisi…..’ lalu terdiam dengan matayang tertuju ke kamar Aku. Sambil tersenyum dalam hati, mungkin dia terlena melihat keindahan tubuh Aku yang putih dan mulus dalam keadaan tanpa sehelai benang tertidur pada sebuah kasur dalam kamar ukuran 3×3… perasaan senang dan tegang menyelimuti perasaan Aku…

Aku lihat matanya berpaling melihat keadaan sekeliling yang kosong, lalu dengan berjalan pelan dan hati2 dia melangkah ke arah pintu kamar Aku… dengan pura-pura tertidur Aku diam saja.. sampai di pintu kamar Aku sambil membawa tas sales kerjanya, tampak jakunnya naik turun melihat ketelanjangan tubuh Aku yang sedang tidur di kasur…

Sambil berdiam diri dan berpura-pura tidur Aku intip dari mata Aku dia tampak tegang dan tampak takut kepergok penghuni kost lainnya, mungkin dipikirannya ingin menyentuh tubuh indah Aku ini, dan merasakan kenyalnya payudara Aku yang putih dengan puting yang agak menegang…

Sangat senangnya hati Aku dengan kejadian semua ini… sejenak Aku kaget, karena sales tersebut mulai berani melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Aku dengan perlahan dan hati2… perasaan takut dan senang timbul dalam benak Aku…

Sampai dipinggir tempat tidur Aku, terlihat jelas tonjolan di celana kain panjang yang dikenakan, dan tangan kanannya mulai mengelus kejantanannya seraya mata tertuju pada tubuh telanjang Aku yang sedang tertidur di kasur dengan jarak pandang puluhan centimeter… tangan kanannya mengelus kejantanannya,

Dan kaget Aku ketika tangan kirinya mulai menurunkan retsleting celananya hingga batang yang dipenuhi urat yang keras menegang itupun di keluarinnya…. terlihat dengan jelas bagaimana tegaknya dan kokohnya kejantanan yang dimilikinya, dengan urat2 yang terlihat jelas menonjol disekeliling kokohnya batang kejantanannya itu….

yang bikin Aku lebih terkejut ketika tangan kirinya yang ingin menjamah buah dada Aku, lalu dengan sengaja Aku ubah gaya tidur Aku dengan menaikkan tangan Aku diatas bantal, seolah olah dengan sengaja mempertontonkan keindahan buah dada Aku ini… dia sangat terkejut dengan gerakan Aku, mungkin dia mengira Aku terbangun, sampai – sampai langsung di tarik tangan kiri yang hendak samapai pada buahdada Aku dan digenggamnya batang kejantanannya seolah – olah ingin menyembunyikan nya dan memundurkan langkahnya…

Dalam hati aq tertawa “hihi”….. sambil terus berpura-pura tidur Aku intip dia… perlahan – lahan dia mulai lagi mendekati kasur tempat Aku tidur, dan dia mulai lagi mengocok-ngocok penisnyanya itu…. ingin rasanya Aku genggam penisnyanya itu, biarpun hitam dan ukuran yang tidak terlalu kecil, gemes rasanya untuk mimijitnya biar terus membesar…

Tampak dari mengocok-ngocok batang kejantanannya itu, kepala dari penisnyanya pun mulai memerah dan membesar sambil mempercepat kocokannya itu… perlahan –lahan dia mulai mencoba lagi untuk menyentuh buah dada Aku tepatnya jari telunjuknya mengarah ke puting Aku yang sedari tadi menegang….

dengan sengaja Aku berdiam diri berpura2 tidur, Aku biarkan saja perlakuannya sampai jari telunjuknya menyentuh puting Aku yang sudah keras….. Terasa tangannya yang dingin, mungkin karena takut Aku terbangun dengan hati2 dia mulai mempermainkan puting Aku dengan gerakan melingkar… sungguh sensasi yang luar biasa… sambil merem melek dia memutar-mutar puting Aku dengan tangan lagi satunya mengocok2 penisnyanya…

Wow…. tanpa bertahan lama akhirnya dia sampai puncak… dengan pinggul ke depan di muncratin semua maninya ke arah dada Aku dan muka Aku… mani yang hangat dan lengket bercampur bau khas jatuh ke dada dan muka Aku….. “Aaah… sungguh nikmat rasanya dengan sensasi ini…” setelah tersadar dari buaiankenikmatan yang dia keluarkan, dia mulai kikuk, mencoba melihat sekekliling, memastikan keadaan yang kosong tanpa penghuni….

Lalu Aku dengan berpura-pura terbangun, pura-pura kaget dengan apa yang dia lakukan… “hihi” dalam hati Aku tertawa kecil melihat ketakutan dari wajahnya yang kaget ngeliat Aku terbangun dari tidur… Aku pura-pura tidak tahu apa yang dia lakukan, dan Aku pura-pura marah dengan perlakuan dia… dengan berteriak dan memasang action marah, akhirnya dia ketakutan setengah mati.

Tangannya yang sedari tadi digunakan untuk mengocok-ngocok penisnyanya tupun digunakan untuk menggemgam penisnyanya seraya menyembunyikan batangnya itu dari penglihatan Aku dan dengan cepat dia menutup pintu kamar dengan dalih agar teriakan Aku tidak sampai terdengar orang luar kamar, dia gak tau kalo penghuni seluruh kost memang tidak ada dan masih melakukan aktifitas kuliahnya.

Dengan meminta maaf, dan dia menceritakan kejadian dari pertama dia datang, dia sangat tertarik dengan tubuh indah Aku yang tertidur tanpa sehelai benang, lalu dia melakukan masturbasi… dengan menakut- nakuti Aku bilang kl Aku akan berteriak biar seluruh penghuni kost berdatangan dan Aku bilang kalo dia telah melakukan pelecehan sexsual sama Aku.

lalu dia meminta ampun kepada Aku berharap supaya Aku ga melakukan semua itu. dengan tersenyum yang mengartikan kemenangan Aku. akhirnya Aku kabulin tapi dengan syarat Aku minta dia membuka seluruh pakaian dia hingga polos telanjang seperti Aku. dengan perasaan takut dia nurut ma Aku. di buka dasi dan kancing kemeja serta pakaian dalam yang masih menempel di tubuh bagian atas dia. lalu dipelorotinnya celana panjang dia dan cd hingga jatuh kelantai.

Dengan kedua tangan yang menutupi kelaminnya dan wajah menunduk, akhir Aku bisa melihat seorang pria bugil dihadapan Aku dengan mata Aku secara langsung. lalu Aku suruh dia mengambil pakaian nya dan memberikan pakaian tersebut ke Aku. pakaian tersebut Aku masukkan ke dalam tas ransel barang dagangan dia dan Aku taruh di belakang kost Aku. sambil berjalan kebelakang Aku liahat dia memperhatika bokong Aku. samapai dibelakang kamar kost Aku, Aku melompat kegirangan merasa senang dengan keadaan ini.

Setelah puas dengan semua, Aku kembali ke ruang tidur tempat dia berdiri mematung dalam keadaan bugil. Aku suruh dia untuk membuka tangannya yang menutupi batang kejantanannya itu… dengan muka masih menunduk dan penisnya yang tergulai lemas karena habis masturbasi dengan ukuran yang mengecil Aku bisa liat bebas semua.

Aku tanya pa dia pernah bugil dihadapan cewek sebelumnya, dia menggelengkan kepala,pantas tampak raut muka dia yang malu-malu dengan keadaannya sekarang, bugil di depan Aku…. puas melihat keadaan telanjangnya Aku suruh dia mandi, tapi ga mandi di kamar mandi di kamar kost Aku, tp di kamar mandi luar yang letaknya di dapur.

Dengan muka menunduk malu-malu karena Aku ngeliatin dia terus dia berjalan sambil was2 ada orang yang melihat dia berjalan telanjang menuju kamar mandi luar… Aku tinggalin dia dan Aku balik duduk di tempat tidur Aku.

Sambil menunggu dia mandi Aku siapi sebuah kursi dan solasi yang besar, Aku pengen nunjukkin permainan buat dia,

10 menit berlalu dia sudah selesai mandi.. dan dengan badan basah, karena mang ga Aku kasi handuk dia berjalan jinjit ke kamar Aku. Aku liat penisnyanya keriput kecil karena air kamar mandi yang dingin dan bau sabun yang bikin bau keringat dia hilang dan kelihatan segar.

Aku ambil baju bekas Aku di ember cucian yang emang mau Aku buang, Aku kasi dia buat mengelap badannya biar ga bikin becek kamar Aku.abis dia ngelap badan, baru Aku suruh dia masuk kamar Aku. Aku suruh duduk di kursi yang udah Aku sediakan… lalu Aku suruh tangannya ke belakang dan Aku ambil solaso yang besar untuk mengikat tangan dan kakinya dia ke kursi.

dengan penuh penasaran Aku kelilingin dia masih dalam keadaan telanjang. matanya seakan gak mau lepas dari tubuh Aku ni. Aku duduk depan dia dan posisi dada Aku tepat di depan mulut dia. lalu Aku suruh dia untuk menjilati sisa mani yang tadi dia semprot ke dada dan muka Aku, dengan terpaksa dan perlahan akhirnya dia mulai menjilati maninya dia sendiri, dalam hati tersenyum puas Aku liat tampangnya yang agak jijik menjilati maninya. Aku sangat nikmatin sentuhan lidahnya didada Aku, tanpa Aku sadar jilatannya terasa sampai ke puting Aku, Aku diemin aja karena Aku menikmatinnya.

Aku liat dengan rakusnya dia melahap dan menyedot puting Aku… lalu Aku tampar mukanya agar dia menyudahi sedotannya itu. terasa batang penisnya mulai bergerak dan membesar. terasa penisnyanya hangat menyentuh bokong Aku. Aku berdiri dan melirik ke bawah, ternyata penisnyanya dan siap tempur. Aku gemgam penisnyanya tu dan mulai Aku melakukan gerakkan naik turun hingga tambah tegak berdiri gemes rasanya ngeliatin penisnyanya itu, saking gemesnya langsung Aku mut dalam mulut Aku.

Tampak dia merasakan kenikmatan dari emutan bibir Aku, dengan kepala menengadah keatas, dia menikmati emutan hingga kepala penisnyanya berubah warna… dan… sengaja Aku stop emutannya biar terasa kentang goreng,,,sungguh nikmat ngerjainnya.

Memek Aku terasa becek sekali… akhirnya Aku suruh dia untuk mengemut punya Aku jg ikatan solasi pada kakinya Aku lepas tapi tidak tangannya Aku tidur di kasur dan Aku suruh dia untuk mulai mengemut punya Aku,

‘Aahh terasa nikmat sentuhan lidahnya saat memainkan klentit Aku’. Aku nikmatin setiap jilatannya, Aku ga peduli dia suka dengan cairan memek Aku pa gak, tapi Aku teka kepalanya hingga tidak bisa melepas bibirnya dengan bibir Aku yang bawah gw nikmatin jilatannya sampe terasa ada getaran dasyat mulai mendorong keluar memek Aku, dan akhirnya,

‘Aaaaahhh………. organisme yang sangat nikmat………

Tangan Aku masih menekan kepalanya biar dia ngejilatin abis semua cairan di memek Aku sampe bersih…. terasa geli setiap sentuhan … dan akhirnya Aku sudahin.

Terdengar dari luar tampak suara gaduh orang datang, suara tersebut merupakan suara cewek, dan Aku intip dari kain horden kamar Aku, ternyata si rika dan ema teman kost Aku yang kamarnya disebelah kamar Aku menghimpit kamar Aku…. tok.. tok… tok… terdengar suara pintu kamar Aku diketok… pria sales itu takut dan malu karena ada jeritan suara 2 cewek memanggil nama Aku.

Dalam keadaan masih telanjang berdua lalu Aku angkat kursi dan Aku taruh di sebelah lemari… Aku suruh sales itu duduk di sana dan Aku tutup ruang kecil tempat dia duduk dengan selembar kain hitam tipis hingga ke lantai.

Setelah beres semua kondisi kamar Aku, Aku sahut panggilan temen Aku dan Aku buka pintu sedikit, karena Aku masih bugil dan Aku sengaja tidak memakai pakaian Aku langsung, Aku keluarin kepala dari celah pintu yang terbuka dikit.

Ternyata rika dan ema mau meminjam buku kuliah Aku, Aku ambil ke dalam kamar, posisi pintu masih terbuka sedikit dan rika masuk kamar Aku tanpa sepengetahuan Aku mereka berdua kaget ngeliat Aku dalam keadaan polos tanpa sehelai benang.

Aku tersenyum pada mereka dan bilang kalo Aku kegerahan dan pengen mandi. Aku persilahkan masuk dan pintu Aku tutup kembali, Aku gak enak kalo para penghuni kost pria da yang ngeliat keadaan kamar Aku,. sekarang dikamar Aku ada 3 orang cewek dan 1 pria yang keberadaanya Aku tutup pake kain sebelah lemari Aku

Keliatan matanya si rika ga lepas memandang tubuh bugil Aku, Aku Tanya

‘Napa ka?’ dia langsung tersenyum cengengesan dan bilang

‘Lo suka bugil di kamar ya?’ sahutnya.

Aku bilang dan Aku cerita tentang kesenangan Aku ini dan reaksi dari mereka sangat kaget

‘Lo ga takut da orang ngeliat lo bugil gini?’ tanya ema

Aku jawab

‘ga’

‘Mang napa’??

Aku bilang semua perasaan Aku kl Aku ngelakuin gini… tampak mereka tersenyum kecil

‘Daripada nanya terus kenapa lo berdua gak ikut bugil aja sekalian?’ tampak wajah mereka saling pandang.

‘gpp, lg pula kita kan sama2 perempuan’ coba dech pasti ada rasa berbeda kalo lo berdua ngelakuin yang kaya gini’. dalam hati Aku berharap supaya mereka mau mencopot pakaian mereka dan kita bugil bertiga.

tampak wajah rika melihat tubuhnya yang masih memakai pakaian. lalu rika memandang Aku dan ema dan.

‘Boleh coba dech, lg’an hari ini panas banget’ seraya membuka satu persatu kancing kemeja dan retslting celananya hingga tinggal bra dan cd saja yang masih melekat di tubuhnya

lalu rika dan Aku memandang ema berharap supaya ema mau ikut membuka pakaiannya… akhirnya dia ikut membuka satu per satu pakaian yang dia kenakan diserta rika membuka semua bra dan CD yang masih tertinggal di tubuhnya.

Akhirnya dalam kamar Aku ada 3 orang gadis dalam keadaan telanjang bulat tiba2 rika berlari kecil kearah pintu kamar Aku, segera dia mengunci pintu kamar Aku, katanya takut terlihat penghuni kost yang lainnya terutama penghuni kost pria Aku tersenyum pada rika, lalu Aku Tanya

‘ Mang kalo ada co ngeliat lo bugil gimana ka?’

‘ya malu dodol!!’ jawabnya

tampak di mata Aku body rika yang aduhai dengan kulit putih dan pantat yang lumayan besar disertai dada yang ukurannya lebih besar dari payudara Aku dan tubuh ema agak kecil karen diantara kita bertiga ema yang paling mungil, namun wajah ema sangat imut dan tak jarang banayak para pria melakukan pdkte sama dia.

‘kita kayak orang gila ya, tapi kok terasa nyaman kalo bugil gini’……. sambil melemparkan tubuhnya ke kasur…. dan kita pun tertawa bersama.. sambil saling memperhatikan body dan saling meledek satu sama lainnya.

Aku sampe lupa kl ada cowok di sini dan masih tangan terikat… mungkin dia suka ngeliat tontonan gratis dari kain tipisnya, dimana ada 3 cewek cantik bugil di hadapan dia.

‘Ssttt… kalo ada cowok ngeliat kita bugil gini gimana ya?’ tanya Aku ke ema dan rika,,,,

ternyata mereka Cuma malu dan bilanga kl ga da cowok yang pernah ngeliat mereka dalam keadaan telanjang selain cowoknya.

‘kl ada cowok lain sekarang dikamar ini ngeliat kita bugil, lo berdua gimana?’ tanya Aku.

tampak si ema ketakutan dan menutup bagian tubuhnya yang sensitif ‘

mang ada cowok disini?’ tanya ema.

‘Aku bilang kan kalo!!’ jwb Aku

‘kalo ada co disini kita godain aja!!’ jawab rika sambil memegang payudaranya menggoda kita pun tertawa bertiga mendengar ocehan rika.

akhirnya Aku bilang ke mereka kalo ada cowok disini dan cowok itu juga ikut telanjang mereka bingung dengan omongan Aku. Aku bangun menuju arah lemari dan Aku buka penutup kain sales tersebut. mereka berdua reflek spontan menutup bagian tubuh mereka sensitif dan tampak dari muka mereka terkejut melihat ada suatu benda berdiri diselangkangan mereka… pria sales tersebut sangat malu dilat kita bertiga namun matanya tampak heran dan bengong ngeliat kita bertiga bugil didepannya.

Aku tarik dia kearah tempat tidur dimana rika dan ema masih duduk disana dan Aku suruh duduk dihadapan ema dan rika sedangkan Aku duduk di samping dia menghadap dia. tampak mata ema terus memandang penisnya yang sedang berdiri siap tempur.

Dengan masih tangannya terikat, Aku pegang penisnyanya dan Aku mulai menaik turunkan tangan Aku samapai dia memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang tangan Aku berikan…. rika dan ema hanya bengong ngeliat Aku mainin penis pria itu.

lalu tangan Aku menarik tangan rika yang menempel didadanya guna menutupi payudaranya hingga menyentuh penisnya pria itu, tampak ragu2 rika mengenggamnya, namun perlahan tapi pasti akhirnya rika mulai memainkan penis itu sambil tersenyum ma ema dan Aku lalu tangan Aku menarik tangan ema dan menaruh tangannya itu di buah pelir penisnyanya itu.

Pertama tampak tangan ema menarik mundur tangannya, lalu tangan Aku menhan tangannya dan menrik kembali tangannya dan akhirnya perlahan-lahan ema mulai memainkan kantong biji pelirnya itu..

badan pria itu Aku tarik hingga tertidur dan kaki mengangkangmenghadap ema dan rika kita bertiga tersenyum melihat gelagat pria itu memejamkan matanya menikmati permainan kita pada penisnyanya. hingga akhirnya croott….croott…. muncrat maninya untuk yang kedua kali dalam pandangan Aku, tampak ema dan rika merasa jijik dengan mani tersebut……

ema dan rika langsung berlari kecil ke kamar mandi di kamar Aku, lalu Aku ikut mereka ke kamar mandi dan akhirnya Aku bilang ke mereka kalo Aku punya ide buat ngerjain cowok itu. sambil berbisik ke rika dan ema, mereka puin menganggukkan kepal arti tanda setuju ma rencana Aku. masih keadaan telanjang Aku berlari kecil ke arah lemari dan mengambil daster di lemari Aku, Aku kasi ema dan rika memakai daster Aku, Aku suruh mereka makai daster tanpa daleman apapun. kita bertiga memakai daster tanpa memakai daleman, dan rika berjalan kearah tas dia dan mengambil kunci mobil di tas tersebut.

Pria sales itu masih dalam keadaan bugil, sengaja ga Aku pakaiin baju dan tangan masih terisolasi, Aku suruh rika keluar kamar menuju garasi tempat mobil untuk memastika keadaan kosong. setelah ada tanda Ok dari rika Aku sama ema menarik pria tersebut menuju garasi dan menyuruhnya masuk ke mobil, lalu Aku balik lagi kekamar mengambil koper milik sales itu dan mengunci pintu kamar Aku dan pintu ruang tamu kost Aku.

Aku masuk mobil dan rika mulai melajukan mobilnya. ‘kita mau kemana ni..??’ tanya rika. ‘kearah tol aja ka!!’ jawab Aku. kita bertiga dengan salah satu cowok bugil berjalan kearah tol.

Pria sales tersebut terlihat bingung dengan arah tujuan kita bertiga Aku tutup ala kadarnya tubuh pria itu dengan kain tipis warna hitam tadi, biar petugas tol gak curiga ma kita.

Sampai di tengah tol Aku suruh si rika berhenti,,, solasi pada tangan sales itu Aku lepas dan Aku suruh sales itu keluar mobil.

Pertama dia menolak karena dia tidak mengenakan pakaian, namun Aku dengan sedikit menggertak dan akhirnya dia keluar dalam keadaan telanjang bulat sengaja koper bawaannya gak Aku kasi. Aku suruh si rika melaju pelan tampak pria itu mengejar mobil kita memohon supaya dia dikasi baju…

Tampak kelelahan dia mengejar mobil kita, akhir nya jarak 200m Aku taruh kopernya di pinggir jalan dana melambaikan tangan ke dia seraya mengucapakan say good bye. Aku masuk ke mobil dan mobil melaju dengan kencang… kita bertiga tertawa puas di dalam mobil.
Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Adegan Liar appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live