Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Dewasa: Di Tempat Karoke

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Dewasa: Di Tempat Karoke – Perkenalkan nama ku Rudi. Aku berumur 24 tahun, dan skr masih kuliah di sebuah unversitas swasta di Jogja. Aku berasal dari keluarga yg dibilang mampu. Ayahku seorang pejabat di Jakarta. Jadi, taraf hidupku bisa dibilang mewah. Di Jogja, aku mengontrak bersama teman-teman sekampusku.

12112447_432878193583511_5897189922294926745_n

Cerita Dewasa: Di Tempat Karoke

 
Ya meskipun aku tergolong orang yang mampu, aku lebih memilih kontrak bersama teman-temanku daripada tinggal di rumah sendiri, walaupun orang tuaku berkali-kali menawarkan untuk membeli rumah di Jogja, karena aku lebih suka hidup bersosialisasi, berkumpul-kumpul dengan teman-temanku.
Kisahku terjadi saat masa liburan kuliah setelah ujian akhir semester. Semua teman-teman sekontrakanku berasal dari kota-kota di sekitar Jogja. Seperti, Klaten, Solo, Magelang. Jadi, liburan seperti ini mereka pasti pulang ke kota masing-masing. Hasilnya, aku sendirian saja di kontrakan. Tapi kesendirianku terobati karena dikontrakan ini kami memasang akses internet, jadi aku bisa browsing, mencari informasi-informasi di internet.
Atau bisa chatting, sapa tau ada cewek yang bisa menemaniku. Setelah beberapa lama browsing, aku menemukan satu forum yang membahas tentang tempat-tempat ‘underground’ di wilayah Jogja. Setelah kubaca satu per satu obrolan-obrolan mereka di forum itu, aku tertarik dengan pembahasan tentang satu tempat karaoke yang menyediakan cewek2 untuk menemani karaokean. Dan tak jarang, cewek2nya bisa diajak ml di dalam ruang karaoke.
“Wah, boleh dicoba nih”, pikirku. Setelah selesai membaca semua obrolan tentang tempat karaoke itu, aku pun memantapkan tekad untuk mencoba kesana malam ini seorang diri. Pasang muka tembok aja. Lagian aku bayar juga toh. Aku pun bergegas mandi dan berpakaian sekeren mungkin serta tak lupa menyemprotkan parfum imporku. Kemudian aku naik ke honda Jazz ku dan langsung meluncur ke lokasi.
Kuparkirkan mobilku, kemudian aku berjalan menuju resepsionis.
“Mau karaoke mas?” Tanya resepsionisnya.
“iya mbak. Tarifnya berapa ya disini?” tanyaku.
“masnya sendirian ya? Kalau sendiri pake yg ukuran small aja mas……”, kemudian aku dijelaskan tentang harga2, paket2 dan fasilitas yg didapat. Kemudian aku memilih satu paket, dimana aku bisa mendapat 4 orang cewek untuk menemani, 1 botol Jack’D dan 3 jam karaoke.
Kemudian ada seorang cewek yg sedikit berumur, kutaksir umurnya sekitar 35 tahun. “Mari mas saya antarkan untuk pilih teman karaokenya”, kata cewek itu. Ternyata cewek itu seperti “mami”nya neh. Kemudian kami pergi meninggalkan resepsionis dan melewati sebuah bar, dan berhenti di sebuah lorong yg di dindingnya ada sebuah kaca satu arah.
Dan di dalamnya ada sebuah ruangan besar yang ada banyak cewek2 yg sedang duduk berderetan di kursi2 yg disusun sedemikian rupa, sehingga tamu2 dapat leluasa untuk memilih. Dan semuanya memakai gaun2 yang sangat menantang pria. Roknya sangat pendek, sampai hampir celana dalamnya kelihatan kalau mereka membuka sedikit pahanya, berdada terbuka sampai memamerkan belahan tokednya, tanpa lengan semua jadi hanya seutas tali yang melingkari lehernya atau di pundaknya sehingga memamerkan lengan mereka yang mulus2
“Gile, pilih yang mana nih???”, pikirku.
Pilih…pilih..pilih… dan si mami juga memberikanku beberapa masukan tentang “anak2nya”. Akhirnya pilihanku jatuh pada 3 cewek yang kelihatannya sedang asyik ngobrol.
“kan jatahnya 4 cewek mas, kok Cuma pilih 3?”, tanya si mami.
“3 dulu aja mbak, tu aja udh kebanyakan. Aku kan Cuma sendiri” jawabku.
“Oya udh kalo gitu, tunggu sebentar ya”. Kemudian mami itu masuk ke pintu di sebelah kaca dan berteriak “ANDIN… CIKA… VENI…”.
Sementara itu, aku dihampiri seorang waitress, “mari mas, saya antarkan ke room nya. Nanti teman karaokenya langsung ke room kok”, ajak pelayan itu. Kemudian kami berjalan menyusuri lorong panjang, dan disitu terdapat banyak room untuk berkaraoke. Dan terdengar juga suara2 orang yg sedang berkaraoke disitu, walaupun hanya seperti berdebam. Akhirnya sampai di room pesenanku.
Kemudian aku masuk dan pelayan itu meninggalkanku sendiri. Ada sofa panjang di 1 sisi ruangan dan didepannya ada sebuah meja, yg sudah terdapat 1 botol Jack’D, 1 pitcher cola, sekeranjang buah, dan 5 buah gelas. Dan terdapat 1 layar monitor besar di sisi yang lain lengkap dengan sound system disampingnya serta tergantung di langit2 room.
“Ah tak ada salahnya aku siapkan dulu kesan pertama”, pikirku. Kemudian aku susun 4 gelas di atas meja, aku tuangkan Jack D dan cola di dalamnya, dan ku selipkan selembar uang seratus rubian di bawahnya. Tak lama kemudian pintu terbuka dan masuk 3 cewek cantik yg kupilih tadi., yg langsung duduk di sebelahku.
Kemudian kami berkenalan, yg pertama, “hai, namaku cika”. Cika punya wajah yg oriental, sepertinya org keturunan China gitu, dan wajahnya manis bgt. Kulitnya putih bersih, bodinya langsing, tapi tak lebih tinggi dariku, ukuran bra sekitar 34B. Yang kedua,
“Aku Andin”. Yang ini facenya Jawa bgt, cantik, kulitnya putih, dan bra nya sekitar 36A. Yang ketiga,
“Veni”, yg ini favoritku, wajahnya seperti blasteran gitu, sangat cantik, dan tubuhnya sangat proporsional, dan branya sekitar 34B.
Mereka semua memakai gaun yang jauh di atas lutuh sehingga sangat memamerkan kemulusan paha masing2 dan berdada rendah sehingga sangat jelas terlihat belahan dada mereka. Libido ku pun langsung naik, begitu juga penisku yang mulai berontak dibalik celana. Ingin rasanya kugarap mereka sekaligus. Tapi aku belum punya rencana.
“Ayo diminum dulu, sekaligus buat perkenalan. Aku Rudi. Kalian semua cantik2 ya.” Kataku pada mereka.
“Loh kok udah dituangin mas. Ini kan tugas kita” kata Cika.
“Ah gak papa. Ayo kita minum”, sembari mengangkat gelasku. Dan mereka pun mengangkat gelas masing2, dan kulihat mereka lsg menyambar uang yg kuselipkan tadi dan dimasukkan ke kantong masing2.
Selesai minum, Vika bertanya,
“mau nyanyi apa nih mas?”. Setelah ngobrol2 sejenak dan memilih2 lagu, kemudian kami berkaraoke bersama2. 1 lagu… 2 lagu… 3 lagu… sambil menghabiskan minuman yang ada. Sudah hampir habis setengah botol lebih, gaya2 mereka terlihat semakin panas.
“wah mulai mabok neh mereka”, pikirku.
Goyangan2 mereka semakin erotis, dan tak jarang bergoyang ber2 bersama temannya, kadang mereka juga menari ber3 dan memperlihatkan tarian yang sangat memancing gairah. Sedangkan aku hanya duduk dan menikmatinya sambil mengamati keadaan mencari waktu yang tepat untuk bisa menggarap mereka, penisku juga bangun terus dari tadi.
“Tapi bisa gak ya?”, aku bertanya2 dalam hati.
Kemudian, mereka mulai memutar lagu2 dugem, dan aku ditarik oke Veni.
“ayo mas ikut jogged dong, jangan duduk aja”, ajak Veni sambil menarik lenganku. Kemudian kami berjoged berdua,
Veni membelakangiku sambil menggoyang2kan pantatnya tepat didepan penisku. Aku pun ikut bergoyang sambil sedikit2 mendekat2kan penisku ke celananya.
“wah mas payah neh, segitu aja “dedek”nya udah bangun”, kata Veni. Aku kaget, ternyata Veni menyadari kalau penisku sudah menantang dari tadi.
“Abis kalian goyangnya seksi banget seh dari tadi”. Kemudian Cika bergabung bersama kami. Dia berjoged seksi di belakangku dan mengarah ke aku. Sesekali payudaranya mengenai punggungku, dan saat itu aku sengaja berjoged dengan gaya sedikit memundurkan punggungku. Kenyal baget tokednya ni cewek, dan tak ada tanda penolakan dari Cika.
Kemudian Andin datang dengan membawa minuman untuk kami, langsung kami minum habis. Andin sedikit tersenyum kearahku, tiba2 dia mengelus penisku yg seudah tegang dari luar jeansku, kemudian berbalik dan mengembalikan gelasku ke meja, kemudian bergabung berdansa.
“Wow, sepertinya 3 cewek ini memberi lampu hijau neh”, pikirku. Paling asal aku kasih duit lagi, mereka mau aku ajak sex party disini.
“Coba nekad aja lah” pikirku, sambil tetap berjoged, aku merogoh kantongku, mengambil 2 lembar seratus ribuan, kemudian kupeluk Veni dari belakang, dan memperlihatkan uang tersebut ke Veni dan goyangan pantatnya ternyata lebih erotis lagi di depan penisku.
Pelan2 kuelus uang itu di lehernya. Tak ada tanda penolakan, kemudian sedikit turun kebawah dan akhirnya kuselipkan masuk ke branya, sambil sedikit kusentuh tokednya.
“Mas horny ya?” tanya Veni sambil mengelus penisku dari luar.
“iya nih Ven, rasanya udah gak nyaman banget neh” jawabku.
“Gak nyaman gimana mas?”, tanyanya lagi
“Capek tegang terus dedekku, butuh pelampiasan kayanya”, jawabku mencoba to the point.
“bisa diatur kok mas”. Wow, berhasil nih.
“tapi dimana? Disini?”, tanyaku.
“Iya lah, disini aja, Aku mau kok. Paling Cika ama Andin juga mau, asal mas kasih mereka tip juga kaya aku tadi”, jawab Veni. Matre!!! Tapi gak masalah buatku.
Kulepaskan pelukanku lalu kurogoh lagi celana ku dan menyiapkan 2 lbr uang di tangan kiri dan 2 lbr di kanan. Lalu kudekati Cika dan Andin yg sedang berjoged. Kupeluk leher mereka berdua kemudian memamerkan uang yg sedang kupegang di depan mata mereka. Respon mereka langsung sumringah melihat lembaran uang merah yg kupegang, dan kumasukkan uang itu ke bra mereka. Cika mengelus penisku dari luar,
“wah, horny ya sama kita2?” tanya Cika.
“iya nih, kalian seksi2 seh. Mau bantuin aku gak?” tanyaku dengan sedikit berdebar2, “Mau banget mas..”, Andin yg menjawab sambil langsung memasukkan tangannya ke celanaku dan meremas penisku.
“ih, besar juga”, Andin sedikit terkejut. Ukuran penisku memang tergolong memuaskan untuk wanita, panjang 17cm diameter 4cm.
Tapi sebelum pesta dimulai, aku melihat botol minuman kami sudah habis.
“Eh, pesenin minuman lagi dong. Pesenin Galliano ya”, pintaku pada mereka. Kemudian Veni yg keluar sebentar untuk memesan.
Sementara itu, Andin meredupkan lampu ruangan sehingga suasana menjadi agak gelap, dan tiba2 Andin menarikku ke kursi, mendudukkanku dan berjongkok didepanku. Dia langsung membuka resletingku, menurunkan celanaku sedikit dan mengeluarkan penisku. Tanpa ba-bi-bu langsung djilatnya penisku yang sudah tegang sempurna.
Sementara Cika tetap bernyanyi, untuk menyamarkan keadaan, supaya waitress2 diluar tak curiga, sambil melirik2 ke arah kegiatanku dan Andin. Terlihat Andin sedikit susah memasukkan penisku ke mulutnya, karena ukuran penisku yang besar itu. Dia lebih sering menjilati kepalanya, batangnya, dan memasukkan penisku hanya sebahas kepalanya saja.
“ahhhh, hangat banget mulutmu sayang…..”, sambil tokednya tak luput kugenggam, kuelus2 dari luar gaunnya.
Kemudian kugenggam dengan kedua tanganku rambut Andin di belakang kepalanya, agar aku bisa melihat jelas penisku dipermainkan Andin. Kudorong2 sedkiti penisku saat dia memasukkan penisku ke melalui bibir mungilnya itu,
“mmhhh….mmhhh….” suara yg keluar dari mulut Andin. Kemudian dia mengeluarkan kontolku, dijilati kepalanya, sambil mengocok2 penisku.
“Jangan didorong2 gitu dong mas. Gede banget nih. Gak cukup mulut Andin”, protes Andin.
“Iya..iya… maaf ya cantik”, kataku sambil mengelus pipinya, sementara tangannya masih mengocok penisku.
Tiba2 pintu room terbuka dan Veni masuk. Aku segera membetulkan celanaku, dan Andin langsung berdiri dan bergabung karaokean sama Cika. Aku kemudian berdiri dan bergabung bersama mereka.
“Sekarang giliran sapa?” tanya Veni kepada teman2nya.
“Barusan guwe, sekarang terserah mau lo ato Cika duluan”, jawab Andin.
“GILA. Aku digilir coy.
“Aku duluan aja gimana?” kata Cika.
“Ya udah gak papa”, jawab Veni.
Sekitar 15 menit kemudian, minuman datang, dan pelayan kembali meninggalkan kami.
“Disini ada kameranya gak sih?” tanyaku.
“Gak ada kok mas. Tenang aja. Cuma ada 1 waitress yg pasti stand by didepan pintu”.
Pintu room itu memang ada sedikit kacanya, untuk pelayan diluar pintu memastikan tamu2 yang sangat kurang ajar atau mencegah tindakan mesum di dalam room.
“wah, terus gimana dong?”, tanyaku pada mereka.
“Tenang aja mas. Pokoknya mas pasti puas deh”, kata Andin meyakinkanku. “Pokoknya ikutin aja instruksi kita.
Aman deh”. Kemudian Cika pergi ke meja dan menuangkan minuman ke 4 gelas. Dan membawa 1 gelas ke aku, langsung kehabiskan minumanku. Kemudian Cika menarikku ke pojok kursi, menjauhi pintu room. Sama seperti Andin tadi, dia menyuruhku duduk dan berjongkok didepanku. Menurunkan jeansku sampai setengah paha.
Kemudian langsung mengulum penisku. Dijilatinya dengan telaten setiap centi penisku.
“Sssshhhhhhhh…. Enak banget sayang…..”, aku memujinya dan Cika hanya tersenyum.
Cewek keturunan China emang terkenal telaten waktu mengoral. Kemudian dia kelihatan membuka branya dan dimasukkan ke kantongnya, tapi dia tetap memakai gaun. Jilatannya turun kearah biji penisku. Disedot2 telur2nya, dijilati, kemudian dicium2inya. Kemudian dia kembali mengulum penisku. Tanganku mulai bergerilya. Kuremas2 tokednya yg pas di telapak tanganku, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tanganku menyusup kedalam gaunnya, kupelintir2 pentilnya yang sedikit demi sedikit mulai mengeras.
“mmhhhh…mhhhh….mmppphhh……”, Cika mendesah2 tak karuan. Aku merogoh kantongku lagi sambil berbisik ke Cika,
“Say, kalo ml berani gak?”. Dia mengangkat kepalanya dan mencium bibirku, melumat bibirku dan memasukkan lidahnya ke mulutku.
Kubalas dengan memutar2 lidahku berpautan dengan lidahnya di dalam mulutku. Kemudian melepaskan ciumannya, melirik kearah tanganku dan berkata,
“Boleh”. Yessss….
Aku mengeluarkan tanganku dari kantong sambil mengeluarkan selembar uang merah, dan memasukkannya ke kantong Cika.
“Tapi berdiri ya mas. Dideket mereka”, sambil menunjuk kearah Andin dan Veni yg sedang bernyanyi sambil berjoged.
“Supaya samar mas. Kalo sekilas keliatan dari luar kan kita lagi karaokean rame2”. Gak masalah buatku. Kemudian
Cika berdiri dan melepas celana dalamnya, dan kami berjalan kearah Andin dan Veni yg sedang bernyanyi.
Cika seolah berbisik sebentar dengan kedua temannya. Kemudian Andin merangkul leher Veni dan kembali bernyanyi lagi. Seolah mereka menutup2i dari pandangan waitress dari luar pintu room tentang kegiatan kita ini. Lalu Cika mengajakku berdansa, dan menari erotis didepanku.
Sambil sesekali kuremas toket Andin yang sedang bernyanyi. Kemudian kupeluk Cika saat menghadapku. Kucium bibirnya yang tipis, kusedot2 lidahnya, kumasukkan lidahku ke mulutnya dan menyusuri setiap sudut mulutnya. Kuturunkan gaunnya di bagian dada sehingga terlihat jelas tokednya yang indah.
Tangan kananku meremas2 tokednya, sementara tangan kiriku memainkan memeknya, kuelus2 clitorisnya, yang menimbulkan erangan2 dari mulutnya sembari berciuman denganku. Aku melepaskan ciumanku dan mengulum2 pentil tokednya yang berwarna pink. Kemudian aku berjongkok didepan Cika, dia mengangkat satu kakinya ke pundakku, sehingga aku dapat melihat jelas memeknya yang ditumbuhi bulu2 halus disekitarnya. Aku menjilati clitorisnya, memasuk2an lidahku ke dalam memeknya.
“Sssshhhhhh…. Mmmmmhhhhhh…… sssssssshhhhhhhhh…..”, dia mendesah2 nikmat.
Cika memegangi kepalaku dan sedikit menekan2 kepalaku seolah ingin aku berlama2 mengoral memeknya. Sekitar 10 menit aku puas memainkan memeknya. Aku pun berdiri, menurunkan celanaku setengah paha, dan nongol deh penisku yang sudah super tegang, dan membalik tubuh Cika sehingga dia membelakangiku. Dia sedikit melebarkan kakinya dan membungku ke depan.
Dia mengarahkan kontolku kearah memeknya. Digesek2an penisku di memeknya. Dan memberikan air liurnya dengan tangannya ke kepala penisku. Sambil memegang 2 tokednya dari belakang, kudorong kontolku yang sudah tepat di bibir memeknya. Masuk kepalanya, Cika kelihatan sedikit menahan tubuhku dan sedikit memekik.
“aww….sshhhhh… pelan mas. Gede banget….”.
“Memekmu sempit banget say…”. Kemudian kudorong lagi penisku semakin dalam ke memeknya Cika, sambil
kadang kutarik sebentar penisku dari dalam memeknya. “mmhhhhh….sssshhhh….sshhh…. aahhhhhhhhhh”, desahan Cika mulai tak karuan.
Setelah penisku masuk seluruhnya, mulai kugenjot pelan2 memeknya. Dan Cika mengimbangi dengan ikut memutar2 pantatnya, dan kurasakan sensasi yang luar biasa. Makin lama makin cepat kugenkot,
“ahh..ah…ahh…ahh…lebih…. ceppet… maasss… masukin… ampe… mentok….”. Kupercepat irama goyanganku, dan
Cika bisa mengimbanginya. Kudekap tubuh Cika, kuremas2 tokednya sambil kujilati lehernya, dan penisku tetap mengocok memeknya. “ahh..ah..enak banget memekmu sayang….”.
“teruss mas…teruss… aku mau keluar… mas.. mas.. ahhhhh… ssssssshhhhhh….”.
“Aaaaaahhhhhhhhhhhhhhh… aaarrrrggggggg………….”
Tubuhnya sedikit bergetar dalam pelukanku sambil mendesah2 tak karuan menahan orgasmenya. Kuperlambat goyanganku menjadi sangat lambat. Sambil kuraih bibirnya, kukulum2 lidahnya, tanganku tetap meremas2 tokednya, dan kontolku masih menggoyang memeknya dengan tempo yang sangat lambat.
Kurogoh lagi kantong celanaku, kuambil selembar uang merah. Kemudian Veni membawakanku segelas minuman.
Kuminum minuman itu dengan posisi kontolku masih menancap di memek Cika. Cika pun sedikit memutar2 pantatnya dan menjepit2 dinding memeknya sehingga penisku serasa diputar2 sambil dipijit2. Setelah menaruh gelas di meja, Veni kembali dan kutarik lengannya. Kumasukkan lembaran uang yang kupegang tadi ke kantong celananya.
“Sekarang kamu ya sayang..”, kamu membisikkan Veni. Veni menganggukkan kepalanya sambil tersenyum genit kepadaku.
“Di sofa yuk mas”, bisiknya sambil menjilat telingaku. Aku mencabut penisku dari memek Cika dan berjalan mengikuti Veni ke pojok sofa tempat tadi aku dioral Cika.
Sementara Cika sekarang yang mengambil alih tugas Veni berjaga dan menutup2i kami. Aku langsung duduk dan Veni langsung mengangkat bajuku sehingga terlihat dadaku yang bisa dibilang sedikit atletis.diciumi dadaku, dikulum2 putting susuku dengan lembut dan telaten. Tangannya sambil mengocok lembut penisku yang memang belum kututup. Kemudian jilatannya turun ke perutku dan berakhir didepan penisku yang masih sedikit basah oleh cairan memek Cika.
Dikulum2nya tanpa rasa jijik, sambil matanya menatapku dan tersenyum2 genit. Dijilati kepala penisku, disedot2… Kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Diantara 3 cewek ini, Cuma Veni yang bisa deep throat. Dimasukkannya penisku sampai hampir lebih dari setengahnya masuk ke dalam mulutnya. Aku pun sambil menggerakan sedikit pinggulnya, sehingga terlihat aku sedang mengentot mulutnya.
Puas mengoralku, dia pun berdiri dan langsung menaikiku, mengangkat roknya dan terlihat g-stringnya. Dia meminggirkan talinya ke samping dan mengarahkan memeknya ke penisku. Digesek2an penisku di memeknya. Dimasukkan pelan2 penisku ke dalam memeknya, sambil digoyang2kan naik turun. “sshhhh….mmmm…..”
mulutnya mulaih mendesah . Kuremas2 tokednya yang menantang di depan mataku. Kuturunkan gaunnya lalu kujilati putingnya.
“ahhh…ahhh..ahhh… enak mas….”.
Sudah setengah penisku masuk, tiba2 kudorong penisku sampai masuk semuanya ke memeknya.
“aww…aw…. Pelan mas… agak sakit… gede seh punya mas…”, protesnya.
“Iya maaf sayang. Tapi enak kan?”, tanyaku
Dia mengangguk dan tersenyum.
Kemudian dia mulai bergerak naik turun, dan kuimbangi dengan ikut menggoyangkan pantatku. Kucium bibirnya yang tipis, kumainkan lidahku melawan lidahnya. Tanganku tetap meremas2 tokednya yang kenyal banget, sambil kupercepat irama goyangan pantatku.
Plok….plok…plok…..plok…. pantatnya beradu dengan pahaku. “mmpphhh….mpphhh….mmmppphhh….. ” desahannya didalam cimuan.
10 menit kupompa penisku dalam memeknya, tiba2 dia melepaskan ciuman dan pelukanku lalu menegakkan badannya. Sambil tetap bergerak naik turun seolah ingin memuaskan dirinya sendiri memainkan penisku dalam memeknya. Dia mulai meremas2 sendiri tokednya yang padat, serta mengibas2kan rambutnya, dan Veni terlihat menggigit bibirnya sendiri seperti menahan kenikmatan.
“ahh… ahh…ahh… ahh… mmhhh… mmhhh….”, mulutnya meracau tak karuan.
Aku pun hanya duduk dan menikmati penisku yang dipijat2 oleh memek Veni, dan memandang Veni yang bergerak naik turun diatas penisku sambil bergoyang erotis.
“Kuat juga ni cewek. Keliatannya masih belum keluar”, pikirku dalam hati.
Tak lama kemudian Andin datang dan duduk disebelahku. Dia menyodorkan gelas berisi minuman.
“Lawaran ya mas. Berani gak?”, tanya Andin
“Wessss… sapa takut. Sini”, langsung kuambil gelas yang diberikan Andin, dan kutegak minumanku. Shitt…..
Tenggorokanku langsung terbakar rasanya. Dadaku juga panas. Birahiku juga ikut terbakar setelah menenggak minuman itu.
Langsung kutarik tubuh Andin mendekatiku, kuturunkan gaunnya dan langsung kuciumi tokednya, kujilat2 dan kusedot2 putingnya dan kuremas2 tokednya yang lain.
Sementara itu, Veni masih memainkan penisku di memeknya, dia bergerak naik turun, memutar2 pantatnya.
Sungguh sensasi yang luar biasa saat itu.
“Ssshhhh… sssshhh…. Ssshhh…..”, Andin rupanya menikmati permainan lidahku di tokednya, dia sedikit menaikkan badannya agar tokednya pas berada di depan wajahku, serta memeluk kepalaku, dan aku bisa leluasa memainkan tokednya yang indah.
Tanganku turun menyibak rok gaunnya, dan mulai menyentuh memeknya. Ternyata celana dalamnya sudah dilepas, sehingga tanganku bisa leluasa memainkan klitorisnya. Kugesek2an tanganku, sambil kadang2 kumasukkan sedikit jariku ke memeknya.
“ahhhhh.. mmmhhh…. Ahhh… mmmhhhh…. Sshhhhhh”, Andin mendesah2 menikmati permainanku.
“Sekarang ama kamu ya say”, aku membisikkan Andin. Dia mengangguk.
“Ven, gantian dong”, dia berkata pada Veni.
“Wah, padahal belum keluar neh. Tapi ya udah deh, ntar lagi. Memekku pegel neh. Kontolnya gede say”, kata Veni yang kemudian mengecup bibirku sambil melepas penisku dari memeknya.
Kemudian dia berjalan ke arah Cika dan bergabung karaokean bersama Cika.
“Say, doggy style yuk. Kamu berlutut di bawah, hadep kursi”, pintaku kepada Andin, aku pun ingin pegang kendali disini, gak cuma ikut instruksi mereka, tapi tetap mengutamakan keamanan. Daripada digrebek disini…?
Andin pun langsung mengiyakan dengan turun kebawah dan nungging menghadap sofa, sedangkan aku langsung bersiap2 di belakangnya.
Kunaikkan roknya, dan kugesek2an penisku di bibir memeknya.
“Mmmmmhhh……..”, Andin pun ikut mengerakkan pantatnya seiring gesekan2 penisku. Kemudian ku genggam pantatnya dan mulai kudorong masuk pelan2 penisku. Tidak terlalu susah, karena penisku sudah basah oleh cairan memek Veni, dan memek Andin pun sudah basah banget karena permainanku tadi.
Seperempat penisku sudah masuk ke memeknya. Dan aku menghentikan gerakanku.
“Oouuuhhhh…. Mmmmhhhhh……..”, Andin mendesah sambil menggerakkan maju pantatnya, kemudian dimundurkan lagi. Pelaannn… pelaannnn…. Sampai akhirnya semua penisku masuk ke memeknya karena gerakan
Andin sendiri. Andin mempercepat gerakannya. Akupun hanya diam dan merasakan penisku dipijit2 memek Andin, sambil meremas2 tokednya yang menggantung2 dan bergoyang2 seiring gerakannya.
“Aww…awww…. Ohh…ohhh…. Mmmmhhh…mmhhh…ssssssshhhhhhh hhhhhh…” mulutnya meracau tak karuan. Aku mendekap Andin sambil menjilat2 telinganya, dan gerakannya menjadi semakin liar.
“Ahhhh… enak banget memekmu sayang…. oouuuhhhhh…. Anget….”, bisikku ditelinganya.
“iya mas… ahhhh… ahhhh…. ****** mas juga…. Eennaakkkk…. Oouuhhh….”, dia membalas pujianku.
5 menit dia menggoyangku, aku pung kembali tegap dan meremas pantanya dengan kedua tanganku, dan menghentikan goyangannya. Sekarang aku yang ingin pegang kendali. Kugerakkan pinggulku, penisku menyodok2 memeknya, semakin cepat… cepat… cepat…
“Ahh… ahhh…. Ahhh… ahhh.. teruss… terus…. Teruss… ampe… mentok…. Mas…..”, dia meminta untuk dipuaskan penisku.
Aku pun semakin mempercepat goyangan ku, dan sesekali menghentakkan kontolku masuk ke memeknya.
“Aawwww….aawww…..enak mas… enakk…..”
“Memekmu juga mantep Ndin…”, pujiku
10 menit aku mengobok2 memek Andin sampai akhirnya dia kelihatan memekik dan menggenggam pahaku seolah memintaku untuk menghentikan sejenak goyanganku.
“Aaawwwww….. Oouuuuhhhh…..aku keluar…… masss….. ooohhhhhhh…. Stop dulu…. Masss…….oohhhhhh…….”, kepalanya terlihat ambruk ke sofa sambil terlihat menggigit2 bibirnya menaham kenikmatan.
Tapi aku tidak menghentikan goyanganku. Tetap kugerakkan penisku, meskipun tidak secepat tadi.
“Aaahhhh… mas….. nakal….. ihhh…..”.
Kulepaskan penisku dari memeknya kemudian berdiri. Posisi Andin tetap menungging di depan sofa, sedangkan aku menaikkan satu kakiku ke atas sofa dan menurukan sedikit badanku, menyodorkan penisku ke mulutnya. langsung disambut penisku yang sudah didepan mulutnya.
“Mmmmhhhh… mmppphhhhh….mmmmm…..”, dikulum2nya penisku. Dimainkan lidahnya dalam mulutnya saat penisku masuk ke dalam mulutnya. tak ada rasa jijik yang terlihat dari raut mukanya.
“Aahhhhh…….. enak banget say”, aku terus memujinya. Dia mengeluarkan penisnya dan menjilati kepalanya sambil matanya melirik ke arahku, sambil tersenyum.
Aku merogoh kantongku lagi dan memasukkan selembar uang merah ke kantongnya.
Aku bangkit ke arah Veni dan Cika yang sedang asyik karaokean berdua. Kutarik Veni dan langsung kulumat bibirnya. Kita berciuman mesra sambil kuremas2 tokednya. Cika menyodorkan mike karaoke ke Andin. Andin langsung mengambil mike itu dan langsung melanjutkan nyanyian Cika sebelumnya.
Kemudian cika berjongkok didepanku dan langsung memasukkan penisku yang memang belum kutup lagi ke dalam mulutnya. Kupegang kepala Cika dan kugerakkan sedikit pantatku maju mundur, ingin mengentot mulut Cika. Cika pun menyambut dengan ikut menggerakkan kepalanya, dan memainkan penisku dengan panasnya. Semantara itu, Veni melepaskan ciumannya dan menarik kepalaku ke arah tokednya. Kusambut tokednya yang kenyal itu, kusedot2 dan kukulum2 putingnya.
“Ssshhhh….. aahhh….. mas ini kuat banget seh ml nya…..”, puji Veni.
“Yah gimana ya, lagi hot banget seh ne. Kan sayang kalo cepet2 keluar. Tar kalian gak puas lagi ama aku”, jawabku yg kemudian kembali menjilat2i pentilnya.
“Iya nih mas, malah kita ber3 yang kewalahan”, kata Cika sambil mengocok2 halus penisku.
Aku pun hanya tersenyum ke arahnya dan kembali menarik kepala agar memasukkan lagi penisku melalui bibir tipisnya itu. Cika pun kembali mengulum2 penisku dengan panasnya. Diputar2 kepalanya agar memberikan sensasi yang berbeda di penisku.
Kemudian Veni ikut berjongkok didepanku. Mereka berdua saling bergantian mengulum2 penisku. Gila…nikmat banget dioralin 2 cewek kaya gini.
“Aaaahhhhhh enak sayangg……..”, kataku sedikit berteriak.
Veni mengulum penisku, dimasukkan sedalam2nya penisku kedalam mulutnya, kemudian dihisap2nya lagi.
Sementara itu Cika menjilat2ti biji penisku, disedot2 telornya. Wah sungguh kenikmatan yang tiada tara saat itu.
Setelah beberapa saat, kutarik Veni, kusuruh dia bersandar di tembok. Kuangkat 1 kakinya. Dengan gaya berdiri, kuarahkan penisku ke memeknya, dengan 1 hentakan penisku langsung masuk ke memeknya.
“Aaawww…. Oohhhhh….. mentokk… mass……”
Kegerakkan pantatku, langsung ke tempo cepat. Birahiku sudah diubun2 dan sudah ingin kukeluarkan pejuhku.
Kusodok2 memek Veni. Veni menggigit bibirnya, dan tangannya mengelus2 tembok disamping2nya tak karuan, tangan yg satu meremas2 tokednya sendiri.
“Ahhh…ah… ahh…ahhh.. ahhh…. Hhhhhhh……. Mmmmmmmhhhhh……”, dia mendesah tak karuan.
Cika menghampiriku dan menuangkan pelan minuman di gelas yang dia bawakan. Shit… ternyata lawaran lagi.
Dadaku langsung panas. Kemudian menarik kepalaku ke arah tokednya, dan langsung ku sedot2 putingnya, sambil tetap menggenjot Veni. Tak lama, Cika pun kembali berkaraoke bersama Andin. Kufokuskan permainanku ke Veni.
Sekarang dia memelukku, dan mencium bibirku, memainkan lidahnya didalam mulutku, menyapu setiap rongga mulutku. Sesekali kuhentakkan penisku masuk ke memeknya dengan sedikit keras.
“Mmmpppphhh….. mmmmppppphhhhh……”, dia mengerang dalam ciumannya.
Veni melepas ciumannya dan mendesah2 tak karuan.
“Aahhhh…. Aahhhh….. mas…. Masss…… ssshhhhhhhhhhh…….. oohhhhhh…..”
Tak lama kemudian, dia memelukku dengan erat dan menggigit samping leherku sambil sedikit mengerang dan badannya sedikit bergetar.
“Aaaaahhhhhhhhhhhhh…….. mmmmmppppppphhhhhhhh………. Aawwwhhhhhhhh……..”, dia mengerang2
“Aku….. Keluarrr….. mass……. Ooouuuuhhhhhhhhhh………….”, Veni mencapai orgasmenya.
“Hhhhhhhhhh….. enak banget memekmu say”, aku memujinya
Kupelankan gerakanku, sambil meremas2 tokednya, dan sesekali mencium putingnya. Ekspresi Veni saat itu, sambil memejamkan matanya dia menggigit bibirnya sambil tersenyum seolah menikmati orgasmenya, dan memegang kepalaku ingin aku terus memainkan putingnya. Aku pun tetap menggerakkan penisku dengan pelan, dan merasakan ada cairan yang mengalir keluar dari memeknya. Hangat rasanya.
Setelah berhasil membuat orgasme 3 cewek ini, aku mencabut penisku dari memek Veni, dan berjalan menghampiri Cika. Cika tetap mengarah ke monitor di depan ruangan. Aku melirik ke arah pintu, dan melihat tidak ada waitress yang stand by disitu. Biraku sudah diubun2, pejuhku serasa berontak ingin segera dikeluarkan dari penampungannya, langsung saja kuangkat rok Cika, dia pun merespon sambil melebarkan sedikit kakinya dan agak membungkuk ke depan.
Langsung ketancapkan penisku ke memeknya yang sudah basah. Penisku langsung masuk seluruhnya, seolah ditelan memeknya. Langsung kegerakkan pantatku, dan Cika pun mengimbangi gerakanku. Kupercepat gerakanku, sambil kuremas2 toked Andin yang sedang bernyanyi disebelahnya, dan tangaku yang satu meremas toked Cika.
“Aahhh… ahhh….ahhh… hhhhhh…. Ooohhhhh….”, Cika mendesah2 kenikmatan.
“Iyaa… iyaa…. Memekmu juga…. Enak… hhhh…. Hhhh….”, aku menggenjot memek Cika dengan tempo yang cepat.
15 menit kemudian aku merasakan pejuhku sudah mau keluar. Kudekap Cika, menjilati telinganya, dan tetap kugoyang pinggulku tanpa mengurangi temponya.
“Akkuuuu… hammmpir… kkelluarrr sayy…….”, bisikku ke Cika.
“Iya masss…. Iyaa….. jgn.. di dalem….. masss….. oohhhhh…… mentok….. rasanya….. sssshhhh…. Ssshhhhh……”
“Keluarin dimulutku aja mas”, Andin tiba2 membisikkanku sambil menjilat telingaku.
Dan dia sudah berjongkok di sampingku, menggulung rambutnya ke belakang, dan bersiap menerima pejuhku.
Penisku sudah berdenyut2, dan kuhentak keras memek Cika.
“Aaawww….. aawwwww…….”, Cika sedikit berteriak.
Dan langsung kulepaskan penisku dari memek Cika, dan langsung kuarahkan ke mulut Andin yang sudah bersiap di sebelahku. Langsung dimasukkan penisku ke mulutnya dan dikulum2.
“Sayy.. sayyyy… aaarrrggghhhhhh….. ooohhhhhhhhhhh………”, pejuhku keluar di dalam mulut Andin yang mungil.
Andin sedikit kaget pejuhku keluar begitu banyak di dalam mulutnya dan terlihat sedikit pajuhku mengalir keluar dari sudut bibirnya.
“hhhhhh…. Hhhh…. Hhhh….”, Andin terlihat asik mengulum2 penisku sementara pejuhku masih di dalam mulutnya. Kemudian dia melepas penisku dan menelan semua pejuhku. Dia mengumpulkan pejuh2 yang sempat keluar dari mulutnya dengan jarinya, dan memasukkan jarinya ke dalam mulutnya, seolah tak ingin ada pejuh yang tersisa.
Tiba2 Cika ikut jongkok di depan penisku dan langsung mengulum penisku, membersihkan sisa2 pejuh di kepala penisku. Menjilati setiap centi penisku, seolah ingin kebagian pejuhku juga. Setelah puas mengoralku, dia bangkit dan berjalan ke sofa. Aku pun mengenakan jeansku lagi dan duduk di sofa. Masih terengah2 karena pesta seks barusan, aku mengambil segelas berisi minuman di meja dan langsung menegaknya. Dan menyandarkan badanku ke sofa. Mereka bertiga juga ikut duduk di sofa, sambil tetap bernyanyi.
“Mas kuat banget ya. 2 jam full ml nya. Kita bertiga dibuat puas pula. Kalo Cuma maen berdua ama mas, bisa lemes dong”, celetuk Andin.
“Ah bisa aja kamu. Gak segitunya kali.”, jawabku.
“Kapan2 maen kesini lagi ya mas”, Veni berbisik sambil mengelus penisku dari luar.
Aku Cuma mengangguk dan tersenyum.
Setelah terasa puas, aku minta mereka untuk minta bill ke waitress nya.
“Kan masih kurang setengah jam lagi mas”, tanya Veni
“Udah cukup deh. Aku udah capek banget nih. Mau istirahat dulu. Kapan2 kita lanjutin lagi. Okey…..”, jawabku.
“Okayy……”, mereka serempak menjawab.
Mereka bertiga memakai bra dan celana dalam masing2, dan merapikan gaun dan rambut mereka yang sedikit acak2an.
Kemudian Andin keluar memanggil waitress. Setelah beberapa lama, waitress datang membawa bill. Aku selesaikan masalah pembayaran dan keluar dari room. Mereka ber3 mengantarku sampai ke parkiran. Sambil berjalan, tak lupa aku tukeran no hp mereka. Dan sebelum masuk mobil, tak lupa kucium bibir mereka satu per satu dan memberikan selembar lagi uang merah kepada mereka masing2. Kulihat tukang parkir disitu hanya tersenyum dan geleng2 kepala. Lalu kunaik mobilku dan langsung pulang ke kontrakanku.
—> Film Bokep 2015 <—
Sungguh malam yang menyenangkan. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru

The post Cerita Dewasa: Di Tempat Karoke appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Threesome Tante dan Pramugari

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Threesome Tante dan Pramugari – Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota “S”, nama initialku Rus, dan aku pernah mengirimkan cerita “Rahasiaku” kepada situs ini. Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam Rahasiaku.

11998881_429079137296750_7892941877958583400_n
Cerita Sex: Threesome Tante dan Pramugari

 
Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju.
Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.
Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
“Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah.
Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.
Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat.
Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya.
Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.
Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.
Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku,
“Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”
Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya,
“Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”
Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,
“Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.”
Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.
Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,
“Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”
Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,
“Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.”
Dan Vera pun menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.”
Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan.
Aku pura-pura kaget,
“Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku.
Vera menjawab, “Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.”
Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,
“Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”
Dan Vera menjawab, “Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.”
Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.
Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya.
Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksabaju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.
Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar.
Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.
Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku.
Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram.
Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.
Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria.
Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah.
Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.
Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku.
Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.
Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu.
Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.
—> Film Bokep 2015 <—
Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu.
Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.
Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru

The post Cerita Sex: Threesome Tante dan Pramugari appeared first on Doyanbokep.

Cerita Mesum Hadiah Sahabat

$
0
0

doyanbokep.com – Cerita Mesum, Cerita mesum terbaru, cerita mesum nyata, Aku punya sahabat namanya Sintya kami jarang bertemu atau berjumpa sejak kami sudah berkeluarga hingga anak kami bertumbuhya dewasa tapi kami selalu telpon atau sms menanyakan kabar jadi jalinan persahabatan kami masih berlanjut sampai sekarang, ada saja yang kami bicarakan dari tanya kabar anaknya, orang tuaya dan lain sebagainya.

Cerita Mesum Nyata
Cerita Mesum, Cerita mesum terbaru, cerita mesum nyata,Cerita Mesum Nyata

Pada hari sabtu pagi Sintya menelponku katanya dia habis pulang dari Magelang kota kelahirannya dia
membawakan oleh oleh kecil untuk keluargaku.

Katanya Anaknya yang bernama Robby akan mengahantarkan oleh olehnya kerumahku kalau aku tidak keluar,

Ah terimakasih Sintya sudah mengasih oleh oleh. Pasti dia membawa gethuk kesukaanku khas makanan
magelang, Aku pun tidak keluar menunggu kedatangan Robby kerumahku, yang mana hampir 15 tahun aku tidak pernah melihat Robby.

Malam itu Datanglah yang memakai mobil Jeep masuk kedalam rumahku, kuintip dari jendela. Dua orang
anak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Robby datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anak
Sintya. Aku buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Robby naik ke teras rumah

“Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Marta. Kenalin ini Ambon teman saya, Tante”. Robby
menyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Aku sambut gembira mereka.

Oleh-oleh Sintya dan langsung Aku simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Aku terpesona saat melihat
anak Sintya yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy
sungguh keren anak sahabatku ini.

Demikian pula si Donny emannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan
simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi
subur. Mereka Aku ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.

Kuperhatikan mata si Donny agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti
apapun yang sedang Aku lakukan, saat Aku jalan, saat Aku ngomong, saat Aku mengambil sesuatu.

Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tuaan macam Aku ini,
tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah
seksual. Dan si Robby sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung,
nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.

Kami jadi banyak tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang Aku senang dengan mereka berdua. Dan
tiba-tiba Aku merasa berlAku aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak
pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal.
Dan kini naluri genit macam itu tiba-tiba kembali hadir

Mungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Donny yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk
mengulangi peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh gairah yang selalu mendebarkan
jantung dan hatiku.

Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku
ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap
kemerahan menahan gejolak gairah mengingat masa laluku itu.

“Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakar
Robby. Dan kulihat mata Donny terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus
ini.

Dan Aku tidak heran kalau anak-anak muda macam Donny dan Robby ini demen menikmati penampilanku.
Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 42 Aku tetap “fresh” dan “good looking”. Aku memang suka
merawat tubuhku sejak muda.Cerita Sex Dewasa

Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagian-bagian tubuhku. Kalau Aku jalan sama Oke,
suamiku, banyak yang mengira Aku anaknya atau bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang.

Dan suamiku sendiri sangat membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakan
istrinya, seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga Aku tersipu walaupun dipenuhi
rasa bangga dalam hatiku.

Beberapa teman suamiku nampak sering tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba Aku ada ide untuk
menahan kedua anak ini.

“Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Aku punya resep masakan yang gampang, cepat dan
sedap. Sementara Aku masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si oom. Kamu
bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, Aku tawarkan
makan siang pada mereka.

Tanpa konsultasi dengan temannya si Donny langsung iya saja. Aku tahu mata Donny ingin menikmati
sensual tubuhku lebih lama lagi.

Si Robby ngikut saja apa kata Donny. Sementara mereka buka komputer Aku ke dapur mempersiapkan
masakanku. Aku sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Donny sudah berada di belakangku. Dia
menanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Robby, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.

“Apanya yang jauh?, Aku tahu maksud pertanyaan Donny.

“Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.

“Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Don”.

“Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Robby”, lanjutnya sambil melototi pahaku.

“Tante hobbynya apa?”.

“Berenang di laut, skin dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”.

“Ooo, pantesan”.

“Apa yang pantesan?”, sergapku.

“Pantesan body Tante masih mulus banget”.

Kurang asem Donny ini, tanpa kusadari dia menggiring Aku untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-
kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku. Tetapi Aku tak akan pernah menyesal akan giringan
Donny ini.

Dan reaksi naluriku langsung membuat darahku terasa serr.., libidoku muncul terdongkrak. Setapak demi
setapak Aku merasa ada yang bergerak maju. Donny sudah menunjukkan keberaniannya untuk mendekat ke Aku
dan punya jalan untuk mengungkapkan kenakalan ke-lelakian-nya.

“Ah, mata kamu saja yang keranjang”, jawabku yang langsung membuatnya tergelak-gelak.

“Papa kamu, ya, yang ngajarin?, lanjutku.

“Ah, Tante, masak kaya gitu aja mesti diajarin”.

Ah, cerdasnya anak ini, kembali Aku merasa tergiring dan akhirnya terjebak oleh pertanyaanku sendiri.

“Memangnya pinter dengan sendirinya?”, lanjutku yang kepingin terjebak lagi.

“Iya, dong, Tante. Aku belum pernah dengar ada orang yang ngajari gitu-gitu-an”.

Ah, kata-kata giringannya muncul lagi, dan dengan senang hati kugiringkan diriku.

“Gitu-gituan gimana, sih, Don sayang?”, jawabku lebih progresif.

“Hoo, bener sayang, nih?”, sigap Donny.

“Habis kamu bawel, sih”, sergahku.

“Sudah sana, temenin si Robby tuh, n’tar dia kesepian”, lanjutku.

“Si Robby, mah, senengnya cuma nonton”, jawabnya.

“Kalau kamu?”, sergahku kembali.

“Kalau saya, action, Tante sayang”, balas sayangnya.

“Ya, sudah, kalau mau action, tuh ulek bumbu tumis di cobek, biar masakannya cepet mateng”, ujarku
sambil memukulnya dengan manis.

“Oo, beres, Tante sayang”, dia tak pernah mengendorkan serangannya padaku.

Kemudian dia menghampiri cobekku yang sudah penuh dengan bumbu yang siap di-ulek. Beberapa saat
kemudian Aku mendekat ke dia untuk melihat hasil ulekannya.

“Uh, baunya sedap banget, nih, Tante. Ini bau bumbu yang mirip Tante atau bau Tante yang mirip
bumbu?”.

Kurang asem, kreatif banget nih anak, sambil ketawa ngakak kucubit pinggangnya keras-keras hingga dia
aduh-aduhan. Seketika tangannya melepas pengulekan dan menarik tanganku dari cubitan di pinggangnya
itu.

Saat terlepas tangannya masih tetap menggenggam tanganku, dia melihat ke matAku. Ah, pandangannya itu
membuat Aku gemetar. Akankah dia berani berbuat lebih jauh? Akankah dia yakin bahwa Aku juga
merindukan kesempatan macam ini? Akankah dia akan mengisi gejolak hausku? Petualanganku? Gairah
gairahku?

Aku tidak memerlukan jawaban terlampau lama. Bibir Donny sudah mendarat di bibirku. Kini kami sudah
berpagutan dan kemudian saling melumat. Dan tangan-tangan kami saling berpeluk. Dan tanganku meraih
kepalanya serta mengelusi rambutnya.

Dan tangan Donny mulai bergeser menerobos masuk ke blusku. Dan tangan-tangan itu juga menerobosi BH-ku
untuk kemudian meremasi payudarAku. Dan Aku mengeluarkan desahan nikmat yang tak terhingga. Nikmat
kerinduan gairah menggauli anak muda yang seusia anakku, 22 tahun di bawah usiaku.

“Tante, Aku gairah banget lihat body Tante. Aku pengin menciumi body Tante. Aku pengin menjilati body
Tante. Aku ingin menjilati kemaluan Tante. Aku ingin ngentot Tante”.

Ah, binalnya mulutnya. Kata-kata binal Donny melahirkan sebuah sensasi erotik yang membuat Aku
menggelinjang hebat. Kutekankan selangkanganku mepet ke selangkangnnya hingga kurasakan ada jendolan
panas yang mengganjal. Pasti kemaluan Donny sudah ngaceng banget.Cerita Sex Dewasa

Kuputar-putar pinggulku untuk merasakan tonjolannya lebih dalam lagi. Donny mengerang.Dengan tidak
sabaran dia angkat dan lepaskan blusku. Sementara blus masih menutupi kepalAku bibirnya sudah mendarat
ke ketiakku.

Dia lumati habis-habisan ketiak kiri kemudian kanannya. Aku merasakan nikmat di sekujur urat-uratku.
Donny menjadi sangat liar, maklum anak muda, dia melepaskan gigitan dan kecupannya dari ketiak ke
dadaku.

Dia kuak BH-ku dan keluarkan buah dadaku yang masih nampak ranum. Dia isep-isep bukit dan pentilnya
dengan penuh gairah. Suara-suara erangannya terus mengiringi setiap sedotan, jilatan dan gigitannya.

Sementara itu tangannya mulai merambah ke pahaku, ke selangkanganku. Dia lepaskan kancing-kancing
kemudian dia perosotkan hotpants-ku. Aku tak mampu mengelak dan Aku memang tak akan mengelak.

Gairahku sendiri sekarang sudah terbakar hebat. Gelombang dahsyat gairahku telah melanda dan
menghanyutkan Aku. Yang bisa kulakukan hanyalah mendesah dan merintih menanggung derita dan siksa
nikmat gairahku.

Begitu hotpants-ku merosot ke kaki, Donny langsung setengah jongkok menciumi celana dalamku. Dia
kenyoti hingga basah kuyup oleh ludahnya. Dengan gairah besarnya yang kurang sabaran tangannya
memerosotkan celana dalamku. Kini bibir dan lidahnya menyergap kemaluan, bibir dan kelentitku. Aku jadi
ikutan tidak sabar.

“Donny, Tante udah gatal banget, nih”.

“Copot dong celanamu, Aku pengin menciumi kamu punya, kan”.

Dan tanpa protes dia langsung berdiri melepaskan celana panjang berikut celana dalamnya. kemaluannya
yang ngaceng berat langsung mengayun seakan mau nonjok Aku. Kini Aku ganti yang setengah jongkok,
kukulum kemaluannya.

Dengan sepenuh gairahku Aku jilati ujungnya yang sobek merekah menampilkan lubang kencingnya. Aku
merasakan precum asinnya saat Donny menggerakkan pantatnya ngentot mulutku. Aku raih pahanya biar arah
kemaluannya tepat ke lubang mulutku.

“Tante, Aku pengin ngentot kemaluan Tante sekarang”. Aku tidak tahu maunya, belum juga Aku puas mengulum
kemaluannya dia angkat tubuhku. Dia angkat satu kakiku ke meja dapur hingga kemaluanku terbuka. Kemudian
dia tusukkannya kemaluannya yang lumayan gede itu ke kemaluanku.

Aku menjerit tertahan, sudah lebih dari 3 bulan Oke, suamiku nggak nyenggol-nyenggol Aku. Yang
sibuklah, yang rapatlah, yang golflah. Terlampau banyak alasan untuk memberikan waktunya padaku.

Kini kegatalan kemaluanku terobati, Kocokkan kemaluan Donny tanpa kenal henti dan semakin cepat. Anak
muda ini maunya serba cepat. Aku rasa sebentar lagi air maninya pasti muncrat, sementara Aku masih belum
sepenuhnya puas dengan entotannya.

Aku harus menunda agar gairah Donny lebih terarah. Aku cepat tarik kemaluanku dari tusukkannya, Aku
berbalik sedikit nungging dengan tanganku bertumpu pada tepian meja. Aku pengin dan mau Donny nembak
kemaluanku dari arah belakang. Ini adalah gaya favoritku.

Biasanya Aku akan cepat orgasme saat dientot suamiku dengan cara ini. Donny tidak perlu menunggu
permintaanku yang kedua. kemaluannya langsung di desakkan ke kemaluanku yang telah siap untuk melahap
kemaluannya itu.

Nah, Aku merasakan enaknya kemaluan Donny sekarang. Pompaannya juga lebih mantab dengan pantatku yang
terus mengimbangi dan menjemput setiap tusukan kemaluannya. Ruang dapur jadi riuh rendah.
Selintas terpikir olehku, di mana si Robby. Apakah dia masih berkutat dengan komputernya? Atau dia
sedang mengintip kami barangkali? Tiba-tiba dalam ayunan kemaluannya yang sudah demikian keras dan
berirama Donny berteriak.

“Dang, Robby, ayoo, bantuin Aku .., Dang..”.

Ah, kurang asem anak-anak ini. Jangan-jangan mereka memang melakukan konspirasi untuk menyetubuhiku saat
ada kesempatan disuruh mamanya untuk mengirimkan oleh-oleh itu. Kemudian kulihat Robby dengan tenangnya
muncul menuju ke dapur dan berkata ke Donny

“Aku kebagian apanya Don?’

“Tuh, lu bisa ngentot mulutnya. Dia mau kok”.

Duh, kata-kata binal yang mereka ucapkan dengan kesan seolah-olah Aku ini hanya obyek mereka. Dan
anehnya ucapan-ucapan yang sangat tidak santun itu demikian merangsang gairah gairahku, sangat eksotik
dalam khayalku. Aku langsung membayangkan seolah-olah Aku ini anjing mereka yang siap melayani apapun
kehendak pemiliknya.

Aku melenguh keras-keras untuk merespon gaya mereka itu. Kulihat dengan tenangnya Robby mencopoti
celananya sendiri dan lantas meraih kepalAku dengan tangan kirinya, dijambaknya rambutku tanpa
menunjukkan rasa hormat padaku yang adalah teman mamanya itu.

Untuk kemudian ditariknya mendekat ke kemaluannya yang telah siap dalam genggaman tangan kanannya.
kemaluan Robby nampak kemerahan mengkilat. Kepalanya menjamur besar diujung batangnya.

Saat bibirku disentuhkannya aroma kemaluannya menyergap hidungku yang langsung membuat Aku kelimpungan
untuk selekasnya mencaplok kemaluan itu. Dengan penuh kegilaan Aku lumati, jilati kulum, gigiti
kepalanya, batangnya, pangkalnya, biji pelernya.

Tangan Robby terus mengendalikan kepalAku mengikuti keinginannya. Terkadang dia buat maju mundur agar
mulutku memompa, terkadang dia tarik keluar kemaluannya menekankan batangnya atau pelirnya agar Aku
menjilatinya.

Duh, Aku mendapatkan sensasi kenikmatan seksualku yang sungguh luar biasa. Sementara di belakang sana
si Donny terus menggenjotkan kemaluannya keluar masuk menembusi kemaluannya sambil jari-jarinya mengutik-
utik dan disogok-sogokkannya ke lubang pantatku yang belum pernah Aku mengalami cara macam itu. Oke,
suamiku adalah lelaki konvensional.

Saat dia menggauliku dia lakukan secara konvensional saja. Sehingga saat Aku merasakan bagaimana
perbuatan teman dan anak sahabatku ini Aku merasakan adanya sensasi baru yang benar-benar hebat
melanda Aku.

Kini 3 lubang erotis yang ada padaku semua dijejali oleh gairah gairah mereka. Aku benar-benar jadi
lupa segala-galanya. Aku mengenjot-enjot pantatku untuk menjemputi kemaluan dan jari-jari tangan Donny
dan mengangguk-anggukkan kepalAku untuk memompa kemaluan Robby.

“Ah, Tante, mulut Tante sedap banget, sih. Enak kan, kemaluanku. Enak, kan? Sama kemaluan Oom enak mana?
N’tar Tante pasti minta lagi, nih”

Dia percepat kendali tangannya pada kepalAku. Ludahku sudah membusa keluar dai mulutku. kemaluan Robby
sudah sangat kuyup. Sesekali Aku berhenti sessat untuk menelan ludahku.

Tiba-tiba Donny berteriak dari belakang, “Aku mau keluar nih, Tante. Keluarin di memok atau mau
diisep, nih?”.

Ah, betapa nikmatnya bisa meminum air mani anak-anak ini. Mendengar teriakan Donny yang nampak sudah
kebelet mau muncratkan air maninya,

Aku buru-buru lepaskan kemaluan Robby dari mulutku. Aku bergerak dengan cepat jongkok sambil mengangakan
mulutku tepat di ujung kemaluan Donny yang kini penuh giat tangannya mengocok-ocok kemaluannya untuk
mendorong agar air maninya cepat keluar.

Kudengar mulutnya terus meracau, “Minum air maniku, ya, Tante, minum ya, minum, nih, Tante, minum ya,
makan air maniku ya, Tante, makan ya, enak nih, Tante, enak nih air maniku, Tante, makan ya..”.Cerita Sex Dewasa

Air mani Donny muncrat-muncrat ke wajahku, ke mulutku, ke rambutku. Sebagian lain nampak mengalir di
batang dan tangannya. Yang masuk mulutku langsung Aku kenyam-kenyam dan kutelan. Yang meleleh di
batang dan tanganannya kujilati kemudian kuminum pula.

Kemudian dengan jari-jarinya Donny mengorek yang muncrat ke wajahku kemudian disodorkannya ke mulutku
yang langsung kulumati jari-jarinya itu. Ternyata saat Robby menyaksikan apa yang dikerjakan Donny dia
nggak mampu menahan diri untuk mengocok-ocok juga kemaluannya.

Dan beberapa saat sesudah kemaluan Donny menyemprotkan air maninya, menyusul kemaluan Robby memuntahkan
banyak air maninya ke mulutku.

Aku menerima semuanya seolah-olah ini hari pesta ulang tahunku. Aku merasakan rasa yang berbeda,
air mani Donny serasa madu manisnya, sementara air mani Robby sangat gurih seperti air kelapa muda.

Dasar anak muda, gairah mereka tak pernah bisa dipuaskan. Belum sempat Aku istirahat mereka mengajak
Aku ke ranjang pengantinku. Mereka nggak mau tahu kalau Aku masih mengagungkan ranjang pengantinku
yang hanya Oke saja yang boleh ngentot Aku di atasnya. Setengahnya mereka menggelandang Aku memaksa
menuju kamarku.

Aku ditelentangkannya ke kasur dengan pantatku berada di pinggiran ranjang. Robby menjemput satu
tungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya.

Dia tusukan kemaluannya yang tidak surut ngacengnya sesudah sedemikian banyak menyemprotkan air mani untuk
menyesaki kemaluanku, kemudian dia pompa kemaluanku dengan cepat kesamping kanan, kiri, ke atas, ke bawah
dengan penuh irama.

Aku merasakan ujungnya menyentuh dinding rahimku dan Aku langsung menggelinjang dahsyat. Pantatku naik
turun menjemput tusukan-tusukan kemaluan legit si Robby. Sementara itu Donny menarik tubuhku agar
kepalAku bisa menciumi dan mengisap kemaluannya. Kami bertiga kembali mengarungi samudra nikmatnya
gairah yang nikmatnya tak terperi.

Hidungku menikmati banget aroma yang menyebar dari selangkangan Donny. Jilatan lidah dan kuluman
bibirku liar melata ke seluruh kemaluan Donny.

Kemudian untuk memenuhi kehausanku yang amat sangat, paha Donny kuraih ke atas ranjang sehingga satu
kakinya menginjak ke kasur dan membuat posisi pantatnya menduduki wajahku. Dengan mudah tangan Donny
meraih dan meremasi susu-susu dan pentilku.

Sementara hidungku setengah terbenam ke celah pantatnya dan bibirku tepat di bawah akar pangkal
kemaluannya yang keras menggembung.

Aku menggosok-gosokkan keseluruhan wajahku ke celah bokongnya itu sambil tangan kananku ke atas untuk
ngocok kemaluan Donny. Duh, Aku kini tenggelam dalam aroma nikmat yang tak terhingga. Aku menjadi
kesetanan menjilati celah pantat Donny.

Aroma yang menusuk dari pantatnya semakin membuat Aku liar tak terkendali. Sementara di bawah sana
Robby yang rupanya melihat bagaimana Aku begitu liar menjilati pantat Donny langsung dengan buasnya
menggenjot kemaluanku. Dia memperdengarkan racauan nikmatnya,

“Tante, kemaluanmu enak, Tante, kemaluanmu Aku entot, Tante, kemaluanmu Aku entot, ya, enak, nggak, heh?, Enak
ya, kemaluanku, enak Tante, kemaluanku?”. Aku juga membalas erangan, desahan dan rintihan nikmat yang
sangat dahsyat. Dan ada yang rasa yang demikian exciting merambat dari dalam kemaluanku.

Aku tahu orgasmeku sedang menuju ke ambang puncak kepuasanku. Gerakkanku semakin menggila, semakin
cepat dan keluar dari keteraturan. Kocokkan tanganku pada kemaluan Donny semakin kencang. Naik-naik
pantatku menjemputi kemaluan Robby semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat.

Dan teriakanku yang rasanya membahana dalam kamar pengantinku tak mampu kutahan, meledak menyertai
bobolnya pertahanan kemaluanku. Cairan gairahku tumpah ruah membasah dab membusa mengikuti batang
kemaluan yang masih semakin kencang menusukki kemaluanku.

Dan Aku memang tahu bahwa Robby juga hendak melepas air maninya yang kemudian dengan rintihan nikmatnya
akhirnya menyusul sedetik sesudah cairan gairahku tertumpah. Kakiku yang sejak tadi telah berada dalam
pelukannya disedoti dan gigitinya hingga meninggalkan cupang-cupang kemerahan.

Sementara Donny yang sedang menggapai menuju puncak pula, meracau agar Aku mempercepat kocokkan
kemaluannya sambil tangannya keras-keras meremasi buah dadaku hingga Aku merasakan pedihnya. Dan saat
puncaknya itu akhirnya datang, dia lepaskan genggaman tanganku untuk dia kocok sendiri kemaluannya
dengan kecepatan tinggi hingga air maninya muncrat semburat tumpah ke tubuhku.

Aku yang tetap penasaran, meraih batang yang berkedut-kedut itu untuk kukenyoti, mulutku mengisap-isap
cairan maninya hingga akhirnya segalanya reda. Jari-jari tanganku mencoleki air mani yang tercecer di
tubuhku untuk Aku jilat dan isap guna mengurangi dahaga gairahku.

Sore harinya, walaupun Aku belum sempat merasakan getuk kirimannya yang kini berada dalam lemari esku
dengan penuh semangat dan terima kasih Aku menelepon Sintya.

“Wah, terima kasih banget atas kirimannya, ya. Karena sudah lama Aku tidak merasakannya, huh, nikmat
banget rasanya. Ada gurihnya, ada manisnya, ada legitnya”, kataku sambil selintas mengingat kenikmatan
yang Aku raih dari Robby anaknya dan Donny temannya.

tertawa senang sambil menjawab, “Nyindir, ya. Memangnya kerajinan tanduk dari Pucang (sebuah desa
di utara Magelang yang menjadi pusat kerajinan dari tanduk kerbau) itu serasa getuk kesukaanmu itu.

N’tar deh kalau Aku pulang lagi, kubawakan sekeranjang getukmu”.
Aku tersedak dan terbatuk-batuk. Mati Aku, demikian pikirku. Ternyata bingkisan dalam kulkas itu bukan
getuk kesukaanku.

The post Cerita Mesum Hadiah Sahabat appeared first on Doyanbokep.

Cerita Hot, Selingkuh Sama Erna

$
0
0

doyanbokep.com – Cerita Hot, Cerita Hot Terbaru, Aqu sedang menonton televisi di kamarku ketika Sheila keluar dari kamar
mandi mengnikmatan baju tidur. Hm.. dia pasti habis cuci muka dan
bersih-bersih sebelum tidur. Di kamar tidur Kita memang terdapat kamar
mandi dan televisi, sehingga Aqu menonton televisi sambil tiduran. Sheila
berbaring di sampingku, dan memejamkan matanya. Lho? Dia langsung mau
tidur nih! Padahal Aqu sejak tadi menunggu dia. Lihat saja, si “ujang”
sudah bangun menantikan jatahnya.

Cerita HotCerita Hot, Cerita Hot TerbaruCerita Hot Terbaru

“Sheila! Koq langsung tidur sih?”
“Mm..?”
Sheila membuka matanya. Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum
manis. Woow.. kemaluanku semakin mengeras. Sheila mendekatkan wajahnya ke
wajahku. Tangannya yang lembut halus membelai wajahku. Jantungku
berdetak cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman
sekali. Sheila mencium pipiku.
“Cupp..!”
“Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.
Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial
benar. Cuma begitu saja? Aqu terbengong beberapa saat.
“Sheila! Sheiill..!” Aqu mengguncang-guncang tubuhnya.
“Umm.. udah maleem.. Sheila ngantuk niih..”
Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal Aqu
sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan
penasaran minta jatah.

Begitulah Sheila. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya
nikmat dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku
sehari-hari sangat cukup. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat
“hemat”. Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Sheila, entah kenapa
(menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah
lebih setahun Kita menikah, sampai saat ini Kita belum punya anak. Untuk
pelampiasan, Aqu terkadang selingkuh dengan wanita lain. Sheila bukannya
tidak tahu. Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.
Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Sheila untuk melayaniku.
Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, Aqu jadi tidak tega. Kucium
rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Sheila. Siapa
tahu dalam mimpi, Sheila mau memuaskanku? Hehehe..

Esoknya saat jam istirahat kantor, Aqu makan siang di Citraland Mall.
Tidak disangka, disana Aqu bertemu dengan Erna, sahabatku dan Sheila semasa
kuliah dahulu. Kulihat Erna bersama dengan seorang wanita yang mirip
dengannya. Seingatku, Erna tidak punya adik. Ternyata setelah Kita
diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Erna. Felly namanya. Heran
juga Aqu, koq saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya
Kita makan satu meja.

Sambil makan, Kita mengobrol. Ternyata Felly seperti juga Erna, tipe yang
mudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol
denganku. Ketika Aqu menanyakan tentang Franky (suErna Erna, sahabatku semasa
kuliah), Erna bilang bahwa Franky sedang pergi ke Surabaya sekitar dua
minggu yang lalu untuk suatu keperluan.
“Paling juga disana dia main perempuan!” begitu komentar Erna.
Aqu hanya manggut-manggut saja. Aqu kenal baik dengan Franky, dan bukan hal
yang aneh kalau Franky ada main dengan wanita lain disana. Saat Felly
permisi untuk ke toilet, Erna langsung bertanya padAqu.

“Ndrew, loe ama Sheila gimana?”
“Baek. Kenapa?”
“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main perempuan. Koq bisa ya Aqur
ama Sheila?”
Aqu diam saja.

Aqu dan Sheila memang lumayan Aqur. Tapi di ranjang jelas ada masalah.
Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari Aqu minta jatah dari Sheila. Tapi
kalau Sheila dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali!
Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan Aqu
hanya dua kali dijatah Sheila. Jelas saja Aqu selingkuh! Mana tahan?

“Koq diem, Ndrew?” pertanyaan Erna membuyarkan lamunanku.
“Nggak koq..”
“Loe lagi punya masalah ya?”
“Nggaak..”
“Jujur aja deh..” Erna mendesak.

Kulirik Erna. Wuih, nafsuku muncul. Aqu jadi teringat saat pesta di rumah
Franky. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun
hilang.

“Cerita doong..!” Erna kembali mendesak.
“Mi.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” Aqu memulai. Erna kelihatan kaget.
“Eh? Loe jangan macem-macem ya Ndrew!” kecam Erna.
Aduh.., kelihatannya dia marah.
“Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..” Aqu sedikit panik.

Tiba-tiba Erna tertawa kecil.
“Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu
lagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan.”

Saat itu Felly kembali dari toilet. Kita melanjutkan mengobrol sebentar,
setelah itu Aqu kembali ke kantor.

Jam 5 sore Aqu pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang
dijanjikan. Sekitar sepuluh menit Aqu menunggu sebelum akhirnya telepon
genggamku berdering. Dari Erna, menanyakan dimana Aqu berada. Setelah
bertemu, Erna langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan
disana. Di jalan Erna langsung menanyaiku tanpa basa-basi.
“Ndrew, loe lagi butuh seks ya?”
Aqu kaget juga ditanya seperti itu.
“Maksud loe?”
“Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Sheila kenapa?”
Aqu menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.
“Mi.. Sheila itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe
bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak
pernah ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong!
Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”
Erna tertawa.
“Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri
diperkosa sih?”
“Dia nggak marah koq. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”
“Mana ada perkosa nggak kasar?” Erna tertawa lagi.
“Dan kalo dia nggak
marah, perkosa aja dia tiap hari.”
“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”
“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”
“Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Sheila lagi ya?”
“Oke.. kita juga hampir sampe nih..”
Aqu heran. Ternyata Erna menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat.
Dari tadi Aqu tidak menyadarinya.
“Mi, apartemen siapa nih?”
“Apartemennya Felly. Pokoqnya kita masuk dulu deh..”
Felly menyambut Kita berdua. Setelah itu Aqu menunggu di sebuah kursi,
sementara Felly dan Erna masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Erna
memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika Aqu masuk, si
“ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Erna dan Felly tidak memakai
pakaian sama sekali. MatAqu tidak berkedip melihat pemandangan hebat
itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang
bulat di depanku. Mimpi apa Aqu?
“Koq bengong Ndrew? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Erna lembut.
Aqu menurut bagai dihipnotis. Felly duduk bersimpuh di ranjang.
“Ayo berbaring disini, Mas INdrew.”
Aqu berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Felly. Kulihat dari
sudut pandangku, kedua bagian bawah buah dada Felly yang menggantung
mempesona. Ukurannya lumayan juga. Felly langsung melucuti pakaian
atasku, sementara Erna melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya
Aqu benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan
nafsuku yang bergolak.
“Gue pijat dulu yaa..” kata Erna.
Kemudian Erna menjepit kemaluanku dengan kedua buah dadanya yang montok
itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya
benar-benar nyaman. Kulihat Erna tersenyum kepadAqu. Aqu hanya mengamati
bagaimana kedua buah dada Erna yang sedang digunakan untuk memijat batang
penisku.
“Nikmat kan, Ndrew?” Erna bertanya.
Aqu mengangguk. “Nikmat banget. Lembut..”
Felly meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk
mengenggam buah dadanya. Dia membungkuk, sehingga kedua buah dadanya
menggantung bebas di depan wajahku.
“Ndrew, perah susu gue ya?” pintanya nakal.
Aqu dengan senang hati melAqukannya. Kuperah kedua susunya seperti
memerah susu sapi, sehingga Felly merintih-rintih.
“Ahh.. awww.. akh.. terus.. Ndrew.. ahh.. ahh..”
Buah dada Felly terasa legit dan kenyal. Aqu merasa seperti raja yang
dilayani dua wanita cantik. Akhirnya Erna menghentikan pijatan
spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”.
“Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue
ya?” kata Erna, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si
“ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.
Aqu langsung merinding kenikmatan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian
kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si “ujang”
telah berada di dalam mulut Erna, tengah disedot dan dimainkan dengan
lidahnya. Tidak hanya itu, Erna juga sesekali mengemut telur kembarku
sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Erna
benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung
kemaluanku dengan kuat. Nikmatnya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat
kelErnanku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan air mani.
“Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”
Erna semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluanku
menyemprotkan air mani berkali-kali ke dalam mulut Erna. Lemas badanku
dibuatnya. Tanganku yang beraksi pada buah dada Felly pun akhirnya
berhenti. Erna terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehingga
menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aqu tidak tahan dibuatnya.
“Aahh.. Erna.. udahan dulu dong..!”
“Koq cepet banget keluar?” ledeknya.
“Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.”
Aqu membela diri.
“Oke deh, kita istirahat sebentar.”
Erna lalu menindih tubuhku. Buah dadanya menekan dadAqu, begitu kenyal
rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Felly mengambil posisi di
selangkanganku, menjilati kemaluanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit
kembali. Kuraba-raba kemaluan Erna hingga akhirnya Aqu menemukan daging
kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Erna mendesah perlahan. Kugunakan
jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara
jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Erna
semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu
Felly terus saja menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Felly
mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu
kudukku merinding menahan nikmat.
Kali ini Aqu merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja Aqu
membalik posisi tubuhku, menindih Erna yang sekarang jadi telentang. Dan
langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku. Erna
mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku
terbenam ke dalam rahim Erna. Aqu mulai mengocok maju mundur. Erna
melingkarkan tangannya memeluk tubuhku. Felly yang menganggur melAqukan
matsurbasi sambil mengamati Kita berdua yang sedang bersatu dalam
kenikmatan bersetubuh. Erna mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai
akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku
yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.
Kucabut batang kemaluanku dari kemaluan Erna, dan langsung kuraih tubuh
Felly. Untuk mengistirahatkan si “ujang”, Aqu menggunakan jari-jariku
untuk mengobok-obok kemaluan Felly. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Felly
mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur buah dadanya, kanan
dan kiri. Felly meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu.
Setelah kurasakan cukup merangsang Felly, Aqu bersedia untuk main course.
Felly nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung
mengambil doggy style. Kemaluannya yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak
sudah basah kuyup. Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya
dengan pelan tapi pasti. Felly merintih-rintih keras saat proses
penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa
saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan kemaluan Felly.
Hangat sekali, lebih hangat dari milik Erna. Setelah itu kumulai menyodok
Felly maju mundur.
Felly memang berisik sekali! Saat Kita melAqukan sanggama,
teriakan-teriakannya terdengar kencang. Tapi Aqu suka juga mendengarnya.
Kedua buah dadanya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan
Kita. Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua
danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku
semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Felly
semakin keras mengeluarkan suara.
“Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..” teriak Felly dengan lantang.
Felly terkulai lemas, sementara Aqu terus menyetubuhinya. Beberapa saat
kemudian Aqu merasa mulai mendekati puncak kepuasan.
“Fit.. gue mau keluar nih..”
Felly langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung
mengulum kemaluanku sehingga akhirnya Aqu memuntahkan air maniqu di dalam
mulut Felly, yang ditelan oleh Felly sampai habis.
Aqu berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Erna berbaring di
sisiku. Buah dadanya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku.
Felly masih membersihkan batang kemaluanku dengan mulutnya.
“Gimana Ndrew? Puas?” Erna bertanya.
“Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.”
“Gue mandi dulu ya?” Felly memotong pembicaraan Kita.
Lalu ia menuju kamar mandi.
“Gue begini juga karena gue lagi pengen koq. Franky udah dua minggu pergi.
Nggak tau baliknya kapan.” Erna menjelaskan.
“Nggak masalah koq. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue
nggak keberatan.”
“Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma
pengen balas dendam ama Franky. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya
ama loe!”
Aqu diam saja. Erna bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.
“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Sheila bingung lho!”
Aqu jadi tersadar. Cepat-cepat kuknikmatan pakaianku, tanpa mandi terlebih
dahulu. Setelah pErnat dengan Felly, Erna mengantarku kembali ke Citraland.
Disana Kita berpisah, dan Aqu kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah,
tentu saja Sheila menanyakan darimana saja Aqu sampai malam belum pulang.
Kujawab saja Aqu habis makan malam bersama teman.
“Yaa.. padahal Sheila udah siapin makan malem.” Sheila kelihatan kecewa.
Sebenarnya Aqu belum makan malam. Aqu lapar.
“Ya udah, INdrew makan lagi aja deh.. tapi INdrew mau mandi dulu.” katAqu
sambil mencium dahinya.
Sheila kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.

The post Cerita Hot, Selingkuh Sama Erna appeared first on Doyanbokep.

Cerita Rahasia Shana

$
0
0

doyanbokep.com – Kumpulan Cerita Panas, Cerita Panas Nyata, Cerita Panas Terhangat, Dengan berat hati, aqu meninggalkan Shinta yang masih termenung di depan kelas. Sedih juga, gini jadinya kalo ranger kuning kehilangan ranger pink. Aqu pun merasa kesal dengan Shana, ia tak hanya meninggalkan aqu, namun juga kawan-kawannya yang lain. Pria istimewa seperti apa sih yang sudah merebut hatinya?

Cerita Panas, Cerita Panas Nyata, Cerita Panas Terhangat

RAHASIA SHANA

 

Aqu membalas SMS Ghea dan mengiyakan ajakannya untuk bertemu. Dia bilang dia menungguku di kios bakso Pak Brewok yang ada di seberang campus, jadi mau tak mau aqu harus keluar dari campus ini, kebetulan semua jadwal kuliah sudah Usai. Saat melewati tempat parkir, aqu melihat sebuah boil sedan mewah baru saja masuk dan sedang mencari tempat parkir. Boil sapa itu? Mungkinkah boil dosen atau rektor? Atau boil mahasiswa anak orang kaya? Namun aqu belum pernah melihatnya sebelumnya.

Saat boil itu Usai parkir, sesosok pria keluar dari kursi kemudi. Pria itu memakai pakaian necis dan mengenakan kacamata, rambutnya pendek dan disisir ke samping. Dari pintu boil yang satunya lagi, sesosok wanita keluar. Ia mengenakan kaos oblong, celana jeans, dan sepatu kets. Penampilan mereka berdua sangat kontras, namun aqu kenal sapa wanita itu. Dia adalah Shana.

Wajah Shana nampak terkejut saat melihatku, mulutnya menganga dan matanya menatap mataqu tanpa berkedip. Terus terang, aqu juga tak tahu harus mengatakan apa. Ada perasaan rindu yang amat sangat di dalem hati ini, namun ada juga perasaan kecewa dan patah hati yang tak bisa ditutupi. Kalo saja tak ada pria itu di sebelahnya, aqu mungkin akan mencoba bicara. Namun aqu tak mau. Membayangkan mereka berdiri bersampingan saja sudah membuatku bisa membayangkan seks macam apa yang sering mereka laqukan di dalem boil mewah itu. Lebih dari soal seks, Pria itu adalah Pria istimewanya Shana, lebih istimewa dari aqu.

“Adi!” Shana akhirnya memanggilku saat aqu berjalan menjauh. Aqu tak menggubrisnya, aqu tetap berjalan ke arah bakso Pak Brewok untuk menemui Ghea.

Beberapa langkah aqu berjalan, aqu merasa ada yang mengikutiku dari belakang, kemudian menepuk pundakku. Ini bukan tangan Shana. Tangan sapa ini? Tangan Pria brengsek itu!

“Hey bung! Tunggu sebentar!”

Bang, bung, bang, bung, dia pikir dia sapa? Aqu memang orang yang terkenal tak suka cari masalah, namun kesabaranku sudah pada batasnya.

Aqu menoleh dan menatapnya. Dia beberapa tahun lebih tua dariku, mungkin itulah kenapa ia nampak sudah mapan. Namun di wajahnya tak ada rasa bersalah, wajahnya terlalu datar. Kemudian ia membetulkan posisi kacamatanya, membuat aqu makinn muak.

“Kamu pasti kawannya Shana yang namanya….”

BUAK!

Tinjuku melayang menghantam kepala Pria itu sebelum ucapannya Usai. Kacamatanya lepas, ia terhuyung dan jatuh tersungkur. Ini adalah pertama kalinya dalem hidupku aqu memukul orang karena marah, tak kusangka pukulanku kuat juga. Security dan tukang parkir memperhatikan kita dan bersiap untuk melerai.

“Kalo lo orang kaya, lain kali kondom beli sendiri!” ucapku membentaknya. Shana hanya mematung melihat perbuatanku, wajahnya pucat.

Aqu bingung dengan diriku sendiri. Apa yang sudah aqu laqukan? Memangnya aqu sapanya Shana? Memangnya apa hakku marah pada pacarnya Shana? Memangnya dia salah apa? Memangnya Shana salah apa kalo dia berhubungan dgn pria lain? Aaaargh! Aqu kemudian lari sekencang-kencangnya, melewati gerbang campus, menuju bakso Pak Kumis.

Di dalem kedai bakso, Ghea sedang asyik minum jus alpukat sembari memainkan iphone-nya. Aqu tiba di sebelahnya sembari terengah-engah.

“Eh Bang adi! Kenapa ngos-ngosan getooh? Santai aja kali, aqu gag buru-buru koq,” ujar Ghea sembari tersenyum. Tiba-tiba saja ia nampak lebih cantik dari biasanya.

Sembari mengatur nafas, aqu duduk di hadapannya dan sedikit berbasa-basi. Ia menanyakan apakah aqu masih lapar, aqu bilang tak.

“Nah, soal yang mau aqu tanyain itu soal ini,” Ghea mengeluarkan lembaran diktat kuliah, kemudian menunjuk satu halaman.

“Oh itu…. Kalo yang itu sih…” aqu terdiam.

“Why?”

Kalo aqu berlama-lama di sini, bisa-bisa Shana dan pacarnya menemukanku, sapa tahu tadi mereka mengejar dari belakang? Bukannya aqu taqut Pria itu membalas pukulanku, namun aqu tak sanggup bertemu Shana. Aqu harus segera pergi dari sini.

“Wah… kalo soal yang itu catatanya ketinggalan di tempat kos. Padahal itu lengkap banget,” jawabku.

“Oh yaa sudah, kalo getooh….”

“Gimana kalo kita diskusinya di tempat kos-ku aja?” ucapku memotong.

Ghea terdiam, dia sepertinya terkejut. Kemudian samar-samar aqu seperti dapat melihat pipinya memerah. Setelah itu ia tersenyum lebar.

“Boleh saja!” ucapnya.

————————————————-

Aqu pergi bersama Ghea ke tempat kos-ku. Sebenarnya ini ide yg buruk, mengajak perempuan ke dalem kamar tanpa persapan apa-apa. Aqu bisa membayangkan seberapa berantakan kamarku, belum lagi cd film-film dewasa yg mungkin masih berserakan.

“Haha… Kamar lelaki!” ia tertawa saat aqu membuka pintu.

Aqu menyingkirkan beberapa buku yang berserakan di atas kasur dan menyuruh ia duduk. Tak lama kemudian, tiba-tiba dia berteriak senang saat melihat sebuah gitar tua yang kuletakkan di sebelah lemari pakaian. Tanpa meminta izin, dia pun mengambil gitar itu dan membawanya ke atas kasur.

“Ternyata suka main gitar ya?” tanyanya.

“Dulu sempat pingin belajar, namun sekarang sih cuma jadi pajangan,” aqu tersenyum, duduk di sebelahnya.

Seperti lupa tujuan awalnya datang ke sini, ia langsung memainkan gitar itu dengan jari-jemarinya yang lentik. Kemudian dia pun lalu bernyanyi.

“Knock knock knock, knocking on heaven’s door….”

Aqu tiduran di sebelahnya, sementara dia duduk bernyanyi di sebelahku. Sesaat saja, Ghea seperti berubah lagi menjadi gadis rocker yang kulihat di atas panggung waktu itu, rasanya dia seperti punya kepribadian ganda.

Sembari mendengar suara merdu Ghea, aqu melamun, aqu teringat pada semua hal yang kualami bersama Shana. Kalo saja, seandainya saat itu di bioskop aqu tak tanpa sengaja menyenggol dada Shana, dan tak datang ke kost-nya esok harinya, mungkin semua ini tak akan terjadi. Mungkin kita masih akan tetap bersahabat seperti biasa, tanpa ada embel-embel apapun. Mungkin aqu masih akan menyimpan perasaanku dalem-dalem, namun tak akan sesakit ini. Ya, pastinya aqu juga tak akan pernah melaqukan hal-hal intim itu bersama Shana, namun artinya semua itu kalo akhirnya jadi begini?

“…that cold black cloud is comin’ down, feels like I’m knockin’ on heaven’s door…”

Melihatku melamun, Ghea tiba-tiba saja menepuk pahaqu.

“Abis mukul orang, terus ngerasa bersalah ya?” ucapnya tiba-tiba.

Aqu terkejut bukan main, aqu bangkit duduk dan menatapnya. Darimana dia bisa tahu hal itu? Jangan-jangan….

“Tadi aqu lihat dari jauh, sebelum masuk ke kedai bakso. Masalah cinta segi sembilan nih kayanya? Hehehe…, sorry kalo pengen tau!”

Aqu kembali rebahan di atas kasur dan menghela nafas. Kemudian Ghea kembali memainkan gitar dan berdendang ringan. Mungkin karena terhipnotis oleh suaranya yang merdu, aqu akhirnya menceritakan semua itu. Aqu menceritakan semua yang terjadi padaqu dan Shana…, perasaanku yang sudah kupendam sejak lama, hubungan skandal rahasia kita, dan pacar baru Shana yang membuatku naik darah. Ghea mendengarkan dengan serius, ia sama sekali tak terkejut waktu aqu ceritakan skandalku dengan Shana, ia juga tak nampak merendahkan, ia malah nampak simpatik.

Kemudian Ghea ikut tiduran di sampingku, sembari masih memetik gitar.

“Kak Adi mungkin gag tau, kalo sebenarnya Kak adi itu sering jadi bahan pembicaraan adik-adik kelas, sebagai lelaki yang sopan, berkharisma, baik hati dan kalem. Namun lucunya, aqu gag terkejut waktu tau rahasia pribadi Kak Adi yang bertolak belakang….” ucapnya dengan suara yg pelan, “dan mudah-mudahan Kak Adi juga ga terkejut kalo tau bahwa….”

“Bahwa what?”

“Bahwa perempuan kaya aqu ini… yah, yang kata orang sih populer, cantik, keren, gaul, dan hehehe”

Aqu menyikut pundaknya, ia balas menyikut pinggangku, kemudian tertawa.

Ia melanjutkan ucapannya,

“…iya, bahwa perempuan kaya aqu ini, ternyata diam-diam udah lama… naksir bang Adi.”

Deg!

Jantungku berdetak lebih keras dari biasanya. Baru kali ini ada perempuan yang terus terang mengatakan itu padaqu. Bahkan Shana tak pernah satu kalipun mengatakan kalo ia menyukaiku. Aqu menoleh ke arah Ghea yang tiduran di sebelahku. Ia sedang menutupi wajahnya yang memerah dengan tangan. Sangat cute, kemana perginya gadis rocker yang tadi asik bernyanyi? Aqu tertawa dalem hati. Tiba-tiba saja aqu juga tertarik mengeluarkan sisi diriku yang lain.

“Main gitar lagi dong!” ucapku sembari bangkit duduk. Ia juga ikut duduk.

“Huuu! Maunya konser gratis! Bayar tiket dong!” ia menjulurkan lidah, kemudian membetulkan kacamata merah maroon-nya.

“Kan aqu yang main drum.”

“Oke!”

Ghea memainkan gitarnya, namun kemudian berhenti. Ia memicingkan matanya.

“Mana? Katanya bang Adi mau main drum? Koq diem aja? Pukul-pukul kaleng biskuit kek, apa getooh,” ia protes.

“Aqu lagi main drum koq!”

“Mana?”

“Niih…,” aqu meraih tangan kirinya, kemudian menuntun telapak tangannya itu ke arah dadaqu.

“Kedengeran ngga? Blast beat nih drumnya!”

Ia tertawa terbahak-bahak, bahkan sampai memegangi perutnya. Matanya berkaca-kaca karena terlalu lama tertawa.

“HAHAHAHAHAHA! Gombaaaal parahhh! atit perut nih!”

Aqu senyum-senyum mendengarnya. Usai tertawa, ia menarik tanganku ke arah dadanya, gantian katanya.

“Bukan cuma Bang Adi aja yang dari tadi main drum!”

Telapak tanganku menempel di dadanya, di atas kancing pakaian yang bagian atasnya ia biarkan terbuka. Sekarang aqu jadi grogi.

“Ohiya, posisi jantung kan agak ke kiri dikit ya,” ujarnya. Ia menggeser tanganku ke sebelah kiri dadanya, tepat di atas buah dada kirinya. Mata kita saling bertatapan. Di balik kacamata persegi itu aqu dapat melihat kedua matanya yang nampak agak sayu. Apalagi saat tanganku bergeser agak ke bawah.

“Kerasa gag?” tanyanya.

“Apanyaaaaa?”

“Detak jantungnya lah. Emang ada yang lain?”

“Hmm… Adaaaa…”

Pelan-pelan telapak tanganku bergeser makinn ke bawah. Aqu bisa merasakan ada bukit yang menonjol di dadanya. Ghea nampak menahan nafas, matanya makinn sayu.

Dengan lembut, jari-jemariku mulai memijit buah dada Ghea dari luar pakaiannya. Ternyata ukurannya lebih besar dari yang kukira. Hampir dua kali lebih besar dari milik Shana, namun masih pas di telapak tanganku. Aqu meremas-remas buah dada kiri Ghea dengan satu tangan, sembari terus memperhatikan ekspresi wajahnya.

“Mhhh…” suara lenguhan pelan keluar dari bibir Ghea. Suara yang sangat merdu, suara lenguhan paling merangsang yg pernah kudengar. Spontan saja penisku berdiri di dalem celana.

“Satunya lagi….” bisiknya. Menuruti perintahnya, aqu pun meraih buah dadanya yang sebelah kanan. Sekarang kedua gunung kembar itu sudah kugenggam, kemudian kupijat perlahan-lahan. Rasanya sungguh kenyal dan kencang. Luar biasa.

“Ghe, buka aja yaaaa?”

“Mmmmh…. iyaaah….”

Aqu penasaran dengan belahan dada yang sejak tadi mengintip dari kerah pakaiannya. Kemudian dengan perlahan-lahan aqu membuka kancing pakaian Ghea, satu-persatu. Makinn banyak kancing yang kubuka, makinn jelas nampak buah dadanya yang bulat menggoda. Ia mengenakan bra putih yang sangat seksi. Aqu kembali meremas kedua buah dada Ghea. Kemudian tanpa diminta, ia melepas kacamata yang ia kenakan, kemudian ia mencium bibirku dengan ganasnya. Aqu didorongnya sampai telentang di kasur, kemudian dia naik ke atasku dan kembali menciumi bibirku.

“Bang… kalo buat aqu, Kak Adi adalah lelaki yang paling istimewa,” ucapnya dengan nafas yang memburu….
Bersambung… sabar ya juragan yang budiman… kita sambung lagi nanti.

The post Cerita Rahasia Shana appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Tanpa Tolakan Dari Model

$
0
0

doyanbokep.com – Cerita Sex Menyediakan konten khusus cerita dewasa berupa : sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny disertai foto bugil – Tanpa Tolakan Dari Model. Aku mungkin sudah banyak malang melintang di dunia fotografer, kamar yang sebagian orang tabu untuk dibuka dan bisa aku foto “kenapa dibilang tabu” karena pasangan yang aku foto dalam keadaan ML, bukan apa-apa karena gak tau pasangan itu pengen mengabadikan gaya sex mereka dalam sebuah album yang ”historisnya” tinggi dan ini adalah konsumsi pribadi mereka, Bayaran lumayan Gede waktu itu, Honor yang lumayan bisa buat deting sama pacar-pacar.

Cerita Sex Tanpa Tolakan Dari Model

cerita sex ngentot, cerita ngentot terbaru, cerita orang ngentot, kumpulan cerita ngentot, ngentot cerita, cerita hot ngentot, cerita nyata ngentot, koleksi cerita ngentot, cerita ngentot baru, kumpulan cerita ngentot terbaru

Lebih dari 2 brow pacarku, maklum aku fotografer setiap ada model cakep yang pengen orbit dan cepat tenar kadang aku bumbu-bumbuin otomatis juga dia sering kasih tips ”cium gratis” enak juga mereka semua kan model, tidak usah minta no Hp yang ribet-ribet mereka sendiri yang pengen save no aku, kayak artis juga.

He ngomong-Ngomong dalam karirku aku mengalami kejadian sex yang bikin aku konak saat itu, mau tau cerita seks selengkapnya:

“Ayo sayang, jangan malu, buka lebar kakinya …” pinta Soleh . “ ah .. jangan lebar lebar dong , malu ..” jawab si gadis . Soleh pun membidik dan memfoto , pose erotis gadis itu dengan camera digital megapixelnya .

“gak usah malu sayang, punya body oke gak apa apa dong di tonton..” ujar Soleh lagi. “ oke sekarang coba menunging, dan buka deh kakinya agak lebar ..” pinta Soleh lagi. Gadis itu menurut, “ seperti ini ..”

“yah, begitu, bagus banget deh pantat kamu, sangat sexy ..” ujar Soleh, sambil memfoto pose itu beberapa kali .

Mungkin Soleh juga gak tahan lagi, dan dia meraba vagina gadis itu. “ ahh … jangan ahh … “ gadis itu mulai bersuara, dan merubah posisinya. Gadis kembali duduk di atas ranjang hotel itu, dan kembali Soleh memfoto beberapa shoot lagi.

“udah ah, waktunya sudah habis..” gadis itu berjalan ke kamar mandi dan mengunci pintu. Soleh hanya tersenyum saja.

Tak lama Gadis itu sudah rapi berpakaian kembali, dengan t shirt dan rok mini sexynya itu.

“Soleh eloe benar kan, bisa promosiin gua supaya bisa ikut main sinetron“ tanya Gadis itu . “ tenang aja Ning , gua kenal ma , banyak producer film …” jawab Soleh.

“ benar yah …” kata Ningrum, dan gadis itu bersemangat .

Tangan Soleh pun mulai nakal, dan meraba paha mulus Ningrum.“ ih, Soleh, kamu genit yah …” ujar Ningrum. Tak hanya di situ, Soleh pun memarkirkan bibirnya di bibir indah Ningrum. Ningrum tak menolak , mereka pun berciuman dengan nafsu.

Tangan Ningrum cukup agresif, meraba raba selangkangan Soleh. Dan perlahan membuka zippernya, Hingga penis Soleh mencuat keluar dari balik celana boxer. “ ihh , besar banget sih , punya kamu ..” seru Ningrum. “ kamu sukakan, sayang..” ujar Soleh. Ningrum tersenyum, dan memainkan penis Soleh yang sudah tegang itu.

Sedangkan tangan Soleh juga terlihat sudah berada di balik rok mini Ningrum. “ ahh, kamu, jahat, bikin saya nafsu aja nih..” guman Ningrum. Soleh hanya terenyum, dan Ningrum mulai mengubah posisi, lidahnya menjulur, menyentuh ujung penis Soleh.

“ ohh….. “Soleh melenguh. Ningrum terus memainkan ujung penis Soleh, dengan lidahnya, sesaat kemudian, mulai mengulumnya. “ yes babe , yes ..” desah Soleh, sambil ikut mengoyangkan pantatnya.

Sambil kedua tangan Soleh, melepas t shirt Ningrum, yang jongkok di hadapannya. Dan tangan Soleh mulai meraba raba buah dada, Ningrum yang montok, dan tampak sexy itu.

Gerakan Ningrum, semakin hot, memberi Soleh the best blowjob dengan harapan Soleh akan membatunya masuk ke duania showbizz. Tangan Soleh, juga terus memainkan buah dada Ningrum, meremas, remas, dan memainkan putting susunya yang tampak menonjol terangsang itu.

Tubuh Ningrum pun terlihat mengelijing, sambil terus mengulum penis Soleh.

Sepuluh menit berlalu, Soleh sudah semakin dekat ke puncak birahinya , kini kedua tangannya , memegang kepala Ningrum , dan menguyangkan kepalanya muju dan mundur . “

oh .. ..oh…” Soleh melenguh, dan Ningrum menerima dengan nafsu setiap desakan penis besar soleh di mulutnya .

“ohh, gua sudah mau keluar..” erang Soleh. Sambil mempercepat gerakkan bokongnya. Penisnya bergerak cepat di dalam mulut Ningrum, dan tak lama, Soleh terdiam. Ningrum memejamkan matanya, dan merasakan semburan hangat, dalam mulutnya.

Ningrum segera berlari ke toilet, membersihkan mulutnya, sedang Soleh terduduk lemas. Tapi itu tak lama, setelah Ningrum keluar dari toilet, Soleh langsung menyambutnya, dan melumat bibirnya dengan nafsu.

Ningrum memang cantik, di usianya yang menginjak 27 tahun, tubuhnya sexy dan matang. Rambutnya yang sebahu, selalu tertata rapi. Tangan Soleh pun melepas releting rok mini yang di kenakan Ningrum. Lalu jari jari nakal Soleh, mulai mengelus elus selangkangan Ningrum, yang masih terbalut celana dalam hitam mininya . “ih … ahh….” desah Ningrum, yang berdiri, sambil memegang pundak Soleh.

Tangan Soleh pun tak sabar, memelorotkan celana dalam Ningrum. Terlihat bulu bulu, yang menghias bukit vaginanya. Jari Soleh bergerak, meraba belahan vagina Ningrum. Mencari daerah sensitif organ rahasia Ningrum. “ shhhh… ahh….”desah Ningrum. Jari Soleh pun mengesek klitoris Ningrum , membuat Ningrum semakin mendesah .

Jari jari Soleh tidak hanya mengesek, namun bergerak masuk keliang vagina Ningrum “ohh … ohh…. .. ohh…” desah nya. Jari jari Soleh lincah bergerak, membuat Ningrum semakin mendesah desah kenikmatan.

Jari jari yang basah itu terus keluar masuk liang vagina Ningrum, hingga Ningrum di buatnya tak bisa bertahan. “ ahh.. udah .., saya gak kuat di giniin…ahh…” desah Ningrum, yang membuat Soleh semakin mempercapat gerakan jarinya , dalam vagina Ningrum yang semakin basah. “ ahh … udah..ah… “.Dan tiba tiba, tubuh Ningrum mengejang, dan seakan tulangnya lepas, dan Ningrum terduduk di lantai karpet kamar hotel itu.

Kembali Soleh , menarik tangannya, hingga Ningrum berdiri, dan duduk di pangkuan Soleh, dan Soleh melumat bibir Ningrum dengan nafsu. Bibir mereka menempel erat, dan lidah mereka berpilin pilin, beberapa saat, hingga Soleh, merebahkan tubuh Ningrum, yang sudah separuhnya bugil, di kasur empuk hotel itu.

Kedua kaki Ningrum di buka lebar oleh Soleh, vaginanya yang memerah, dengan liang vagina yang siap santap. Soleh pun mulai mengarahkan penisnya, mendekat liang vagina Ningrum, dan semakin mendekat .

“ ahh .. soleh .. pelan pelan ..dong.. …” ujar Ningrum. Soleh hanya tersenyum, dan terus mendesak penis besarnya ke dalam vagina Ningrum, gadis yang cantik itu. “ ohh .. .. ohh… “ erang Ningrum , menikmati desakan hardware milik Soleh itu .

Soleh pun mulai dengan goyangan saktinya, mendorong, dan menarik, membuat tubuh Ningrum, mengelijing, dan mulutnya mendesah desah . Gerakan Soleh pun semakin cepat, dan Ningrum semakin menikmati gerakan Soleh, seakan di bawa Soleh terbang jauh, melayang di langit kenikmatan .

Kembali Soleh , menarik tangannya, hingga Ningrum berdiri, dan duduk di pangkuan Soleh, dan Soleh melumat bibir Ningrum dengan nafsu. Bibir mereka menempel erat, dan lidah mereka berpilin pilin, beberapa saat, hingga Soleh, merebahkan tubuh Ningrum, yang sudah separuhnya bugil, di kasur empuk hotel itu.

Kedua kaki Ningrum di buka lebar oleh Soleh, vaginanya yang memerah, dengan liang vagina yang siap santap. Soleh pun mulai mengarahkan penisnya, mendekat liang vagina Ningrum, dan semakin mendekat .

“ ahh .. soleh .. pelan pelan ..dong.. …” ujar Ningrum. Soleh hanya tersenyum, dan terus mendesak penis besarnya ke dalam vagina Ningrum, gadis yang cantik itu. “ ohh .. .. ohh… “ erang Ningrum , menikmati desakan hardware milik Soleh itu.

Soleh pun mulai dengan goyangan saktinya, mendorong, dan menarik, membuat tubuh Ningrum, mengelijing, dan mulutnya mendesah desah . Gerakan Soleh pun semakin cepat, dan Ningrum semakin menikmati gerakan Soleh, seakan di bawa Soleh terbang jauh, melayang di langit kenikmatan .

Cerita Sex 2016 | Cerita Dewasa | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Tante Sange | Cerita ABG Bispak | Cerita Memek Perawan | Cerita Sedarah | Cerita Telanjang | Tips Bercinta | Foto Hot Bugil

The post Cerita Sex Tanpa Tolakan Dari Model appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Deris Lesbianku

$
0
0
doyanbokep.com -Cerita Dewasa Sex Lesbi “Cerita Dewasa Deris Lebianku” CeritaDewasa ABG, Cerita Sex Nyata Perawan, Cerita Sex Dosen, Cerita Sex Masturbasi Terbaru 2016, Foto Bugil Terbaru 2016, Foto Hot Terbaru 2016, Cerita Sex Terbaru 2016
 
Butuh Sex Kategori: Cerita Dewasa Sex Lesbi "Cerita Dewasa Deris Lebianku" CeritaDewasa ABG, Cerita Sex Nyata Perawan, Cerita Sex Dosen, Cerita Sex Masturbasi Terbaru 2016, Foto Bugil Terbaru 2016, Foto Hot Terbaru 2016, Cerita Sex Terbaru 2016
 

Cerita Dewasa Deris Lesbianku

 
kali ini menceritakan pengalaman sexs pribadi dari mahasiswi yang mempunyai kepribadin sex lesbi antara ibu kos, dan teman kosnya. Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.Sebelum memulai ceritaku perkenalkan Aku adalah seorang mahasiswi disebuah universitas swasta di kota “ B ”, sebut saja namaku Sevi. Awal mula aku mengalami hubuunganku dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual. Aku melakukan percintaan sesama jenis ketika usiaku 21 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam situs ini.
Awal mula aku melakukan hubungan sexs sesama jenis yitu dengan ibu kosku, dia bernama Tante Asih, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kosku. tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Asih sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.
Pada suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
“ Rupanya dia sudah datang ,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.
Kemudian pelan-pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Asih menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Asih sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Asih menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Asih, Dia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Asih menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Asih menikmati tubuhnya itu. Tanganya mulai memilih puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Tiba-tiba Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.
Jantungkupun berdebar tidak karuan. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Lalu jariku kuarahkan keliang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.
Kemudian akupun mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Asih memperkenalkan pramugari itu kepadaku,
“ Sevi sini!!! Kenalin ini pramugari yang tinggal disebelah kamarmu.”
Kusodorknlh tanganku kepadanya untuk berjabat tangan.
“ Hey, cantik namaku kenalin namaku Deris, aku sudah tahu namamu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik ya.” Ujarnya padaku.
Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,
“ Hey juga kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam ya.” Jawabku.
Diapun mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Anis kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Anis, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.
Tiba-tiba Tante Anis memecahkan kesunyian,
“ Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, kalau ada telepon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Rosa ya.” Pesan tante anis kepada kami.
Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Anis pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,
“ Kak Deris udah lama ya kos di tempat tante Anis.” Tanyaku pada Kak Deris.
“ Belum terlalu lama juga kog sev, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.” Jawb kak Deris padaku.
Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 25 tahun. Tiba-tiba dia menanyakan hubunganku dengan Tante Anis. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Anis sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Pramugari itu mengakui hubungannya dengan Tante Anis sudah merupakan hubungan percintaan.Aku pura-pura kaget,
“ Hahhh… Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” ktaku dengan berpura-pura polos.
“ Hufttttttttttt…. entahlah Sev, Selama ini aku tak pernah berhasil menjalani hubungan dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Anis, walaupun Tante Anis bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.” Jawabny padaku.
kjKini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,
“ Kog kak Deris membocorkan rahasia kakak kepadaku.” Tanyaku padanya.
“ Aku membocorkn rahasiku kepadamu, karena aku mempercayaimu, aku ingin kamu lebih dari seorang sahabat denganku.” Ujarny padaku.
Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku. Dia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksabaju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.
Kulihat Bra hitam yang menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Kak Deris di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Anis kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuhnya menegang dan Deris menjambak rambutku, dia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.
Ketika aku sedang asyik Menjelajahi tubuh Kak Deris, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, tiba-tiba Tante Anispun sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Deris yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Deris secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Anis, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Kak Deris mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Kak Deris. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Kak Derispun kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Anis. Kak Deris mulai menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Anis meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.
Tibalah giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Kak Deris masih mengoral klitorisku, sementara Tante Anis memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Anis yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Kak Deris menjelejah pahaku dan lidah Tante Anis mulai menjelajah bagian sensitifku. Dibukalah Pahaku lebar oleh Kak Deris, sementara Tante Anis mengulangi apa yang telah dilakukan Kak Deris tadi, dan kini Kak Deris berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Anis. Dijilatinya punggung Tante Anis yang menindihku dengan posisi 69, dan Kak Deris menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Anis. Kak Deris menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Kak Deris mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Anis menciumi leherku yang berkeringat, dan Kak Deris dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Anis yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.
Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Kak Deris, dan wajah anggun Tante Anis, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.
Datanglah Pagi hari dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Kak Deris dan Tante Anis. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Kak Deris yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Anis menggarap dari belakang dan aku menggarap Kak Deris dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Anis membelai-belai daerah sensitif Kak Deris. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Kak Deris yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Anis yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.
Hari demi haripun berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Kak Deris belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Kak Deris, tetapi setelah seminggu Kak Deris kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan nya, dan dia pun merasa begitu. Malam sebelum Kak Deris bertugas aku dan Dia menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Dia telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Kak Deris, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Dia bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.
Aku tidk tahu mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Kak Deris membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Kak Deris di kos Tante Anis. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Anis, tetapi saat pembayaran kos, Tante Anis tak mau dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.
Cerita Sex Lesbi, Cerita Sex Dosen, cerita ngentot, cerita mesum dan cerita dewasa tante, sedarah, spg, daun muda, setengah baya, abg, remaja, pramugari, pembantu, bispak, mahasiswi, pelajar, lesbi, Foto Bugil, Foto Hot 2016 dan banyak lagi lainya kategori cerita terbaru

The post Cerita Dewasa Deris Lesbianku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Tergoda Oleh Tamu Pernikahanku

$
0
0

doyanbokep.com – Cerita Dewasa Sex Selingkuh 2016 “Cerita Dewasa Tergoda Oleh Tamu Pernikahanku” Cerita Sex Salon++ 2016, Cerita Dewasa Perkosaan 2016, Cerita Sex SMA Terbaru, Cerita Sex Perawan 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

 
 kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria yang sebut saja dia bernama Gatra. Di tengah Malam pesta pernikahan Gatra, ketika itu pandangan mata gatra tiba-tiba tertuju oleh sesosok tamu udangan wanita yang amat cantik dan seksi. Singkat cerita akhirnya Gatra bisa akrab dengan wanita itu, kemudian keakrabpan itu berakhir dengan hubungan sex di sebuah hotel berbintang. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Cerita Dewasa Tergoda Oleh Tamu Pernikahanku | Cerita Sex Salon++ 2016, Cerita Dewasa Perkosaan 2016, Cerita Sex SMA Terbaru, Cerita Sex Perawan 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Tergoda Oleh Tamu Pernikahanku
Panggil saja namaku Gatra, usiaku sekarang 28 tahun, disini saya akan menceritakan kisah sex perselingkuhanku dengan seorang wanita, dan ini pengalaman nyata dari kisah hidupku. Kisah ini berawal setelah pesta pernikahanku yang berlangsung di sebuah hotel berbintang di kota “X” dengan istriku yang bernama Dinda (nama samaran). Ketika itu pesta pernikahan kami berlangsung sangat meriah sekali.
Hampir semua tamu undangan yang aku undang menghadiri pesta pernikahan kami. Ditengah meriahnya pesta pernikahan kami, tanpa disengaja ketika itu mataku tertuju oleh sesosok wanita yang sangat menggoda hatiku. Dia berparas ayu, berambut sedikit pirang, dan berkulit putih mulus. Dengan penampilanya yang seperti itu kulit putihnya semakin kelihatan mencolok di antara tamu undangan lainnya.
Dengan berpakain seksi dan serba ketat itu, bentuk tubuhnya yang montok serta proposional itu, membuat mataku seolah-olah tidak mau berpaling sedetikpun darinya. Ketika itu aku memperhatikannya secara diam-diam, setelah aku puasa memandanginya aku baru sadar bahwa dia datang bersama suaminya. Singkat cerita, kurang lebih pesta pernikahanku itu berlangsung selama 3 jam.
Setelah usai, para tamu-pun bersalaman dengan kami, dan di moment itu pada akhirnya aku-pun mendapatkan kesempatan untuk melihatnya dari dekat. Sunnguh memang cantik wanita itu, senyumnya yang menawan sekali. Sungguh, dia benar-benar memiliki daya tarik yang luar biasa. Memandang kecantikannya, saat itu fikiranku sempat melayang sesaat.
Usai sudah moment itu, ketika itu jam menunjukan pukul 22.00, dan semua tamu-pun beranjak pulang. Setelah itu kami-pun bersantai dengan sanak saudara di kamar hotel sembari membicarakan hal-hal lucu dari pengalaman kami masing-masing. Singkat cerita, tidak terasa jam menunjukan pukul 23.00, lalu semua saudaraku berpamitan ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Ketika itu sembari menunggu Dinda mandi, aku-pun mulai membuka amplop sumbangan pernikahanku satu-persatu. Ditengah asiknya aku membuka amplop, tidak kusangka aku menemukan ada sebuah kartu nama dengan tulisan samar-samar di belakangnya, ( Call me please, 085640231xxx),. Karena aku penasaran maka kartu nama itu-pun kusimpan dengan aman agar tidak terlihat oleh Dinda.
Usai sudah amplop telah aku buka, lalu setelah semua amplop sumbangan saya kumpulkan, kemudian saya menyusul Dinda yang sedang mandi dan kmenudian kami-pun mandi bersama. Bulan madu kami pada malam itu dan beberapa malam berikutnya kami habiskan dengan penuh gairah dan kepuasan. Kami berhubungan intim dengan berbagai macam posisi sex, dan tempat yang berbeda-beda.
Kami berhubungan intim mulai dari kamar mandi, sofa ruang tamu, dapur dan semua tempat yang bisa kami gunakan untuk bercinta pada kamar hotel itu.
Ketia itu kami memang sengaja memesan di Honeymoon Room dengan fasilitas yang menyediakan kamar tidur, ruang tamu, dapur dan ruang santai. Setelah 2 minggu dari pernikahan kami, aku baru teringat oleh kartu nama yang aku simpan di dalam dompetku. Dengan penuh rasa penasaran, diam-diam aku menghubungi nomor pada kartu nama tersebut. Setelah nada panggil terdengar, akhirnya panggilanku-pun diterima,
“ Halooo… apakah benar saya berbicara dengan mbak Risa ? ” ucapku.
Di telefon itu terdengarlah suara wanita yang menjawab dengan lembut dan menawan,
“ Iya ini saya sendiri. Mohon maaf, ini siapa ya ? ” ucap Risa.
“ Oh ini saya Gatra Mbak, saya yang menikah 2 minggu lalu. Ketika itu saya mendapatkan kartu nama anda dengan catatan khusus di belakang kartu nama itu… ” godaku pada Risa.
Setelah mendengar jawabanku, Risa-pun tertawa dan tanpa terasa obrolan kami-pun mengalir begitu saja seolah kami sudah berteman lama. Dari obrolan di telepon selama hampir setengah jam aku-pun mengetahui bahwa Risa adalah wanita yang selalu kuperhatikan secara diam-diam waktu pesta pernikahanku dulu. Dari obrolan kami aku mengetahui tentang latar belakangnya.
Ternyata Risa ini adalah wanita muda yang berusia 26 tahun, dan dia juga merupakan orang penting pada sebuah perusahaan asing di kota “Y”. Kebetulan sekali perusahaan tempat Risa bekerja sering mengadakan promosi di kotaku. Karena Risa memang memegang peranan penting di perusahaan itu, maka Risa sering ditugaskan untuk hal promosi untuk kepentingan perusahaan-nya.
Sebelumnya memang kami telah berjanji untuk saling komunikasi, bahkan kami berjanji untuk bertemu jika Risa ditugaskan di kotaku. Seminggu setelah telepon pertamaku handphone-ku berbunyi. Risa menelepon dan mengabarkan bahwa dia sedang berada di kotaku untuk tiga hari promosi. Risa baru tiba di sebuah hotel dan akan mulai bekerja pukul 1 siang ini juga.
Aku memberanikan diri untuk bertanya apakah aku bisa menemuinya sebelum jam 1. Risa berkata bahwa dia tidak keberatan dan ingin segera bertemu. Aku-pun segera berangkat ke hotel tersebut dan menemui Risa yang sudah menungguku. Ketika itu Risa mengenakan rok mini hitam dipadu dengan blazer sewarna serta kemeja warna putih tipis yang agak menerawang.
Hal itu membuat saya dapat melihat bayang-bayang BRA-nya yang berwarna hitam. Kami berbincang dengan akrab dan Risa menawarkan untuk mengunjungi kamarnya di lantai 3 pada hotel tersebut. Sampai di kamar Risa melepaskan blazernya, sehingga yang terlihat olehku adalah sosok tubuh wanita yang seksi. Sebagai gambaran sesosok Risa saya akan memberikan sedikit gambaran tentang dia.
Risa ini mempunyai tinggi 167 cm, dan mempunyai berat badan ideal. Ditambah lagi dia mempunyai body montok, dan buah dada kira-kira berukuran 34B. Singkat cerita tanpa sadar hal itu membuat batang Kejantananku berdiri seketika. Kami duduk berdampingan di ranjang yang berukuran king size. Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya dan mengambil kesempatan pertama untuk mencium pipinya.
Ternyata Risa tidak menunjukkan reaksi menolak dan aku-pun mulai berani. Kami berciuman bibir dan aku terkejut karena secara agresif dia mengeluarkan kemampuannya dengan French Kiss. Kami saling memasukkan lidah kami ke mulut masing-masing dan tanganku mulai menjalar ke bagian tubuhnya yang menonjol. Aku meraba buah dadanya perlahan-lahan.
Diawali satu tangan dan disusul tangan satunya lagi. Risa mulai mendesah, apalagi setelah tanganku menaikkan rok mininya dan meraba bagian luar Kewanitaan-nya. Aku mulai melepaskan pakaiannya dan dengan perlahan mencopot BRA hitamnya disusul dengan rok mininya sehingga yang telihat olehku sekarang adalah pemandangan yang sangat luar biasa.
Kemolekan seorang wanita yang dianugerahi kulit putih bersih, buah dada yang kencang dan montok dengan puting kemerahan. CD warna hitam dengan bahan transparan sehingga terlihat samar bulu Kejantanannya yang tipis rapi. Aku segera menjulurkan lidahku ke puting buah dadanya, dengan menjilat kanan dan kiri buah dadanya secara bergantian.
Sehingga hal itu membuat basah putingnya dan membuat putting susunya berwarna sedikit kemerahan. Putingnya mengeras sehingga membuatku semakin bernafsu. Tanganku perlahan menurunkan CD-nya dan aku mengusap bibir Kejantanannya yang sudah basah.
Lalu Jari tengahku kutekan di tengah-tengah antara bibir Kejantanannya sehingga sewaktu bergerak naik turun menyentuh klitorisnya.
Kemudian dia-pun menggelinjang nikmat dengan desahan panjang dan tangannya menarik dan mengacak-acak rambutku. Aku menurunkan lidahku dari puting buah dadanya. Lalu dengan perlahan aku menyusuri bagian perutnya. Sesekali aku memainkan sebentar di sekitar pusarnya sehingga membentuk garis basah seperti aliran sungai.
Kedua tanganku bermain di buah dadanya, memilin halus puting yang sudah sangat keras tersebut. Sekarang wajahku sudah menghadap kewanitaannya yang ternyata bulunya sudah dicukur habis dengan hanya menyisakan sedikit saja di atas klitoris dan itu-pun dicukur halus. Mulailah lidahku menjelajahi bagian luar kewanitaanya, dengan lidahku aku berusaha menerobos di antara bibir kewanitaan Risa.
Setealah itu Risa mulai menggelinjang merasakan kenikmatan yang luar biasa. Dengan jari-jari tanganku, aku membuka bibir Kejantanannya dan aku-pun membenamkan wajahku di sana. Lidahku menjelajahi setiap milimeter bagian kewanitaan-nya yang sudah basah secara perlahan. Aku memainkan bagian klitorisnya dengan lembut dengan ujung lidahku yang bergerak membentuk lingkaran.
Lalu jari tangan kananku-pun aku basahi dengan air liurku dan kubiarkan bermain di lubang duburnya. Ketika Risa merasakan hampir merasakan klimaks, dia menarik-narik rambutku, dan
“ Ouhhh… ssss…. ahhh… uhhh… ouhhh… ”, terdengar desah nikmat keluar dari mulut Risa.
Kemudian aku-pun mulai memasukkan lidahku ke liang kewanitaannya, membenamkan ke dalamnya, maju mundur teratur dan ujung hidungku menggosok klitorisnya setiap kali aku memaju mundurkan lidahku. Jari tanganku kumasukkan sedikit ke lubang duburnya. Sampai suatu saat Risa tidak mampu menahan arus klimaksnya, ia menjerit keras sambil menarik rambutku dan membenamkan wajahku lebih dalam lagi ke liang Kejantanannya.
“ Sss…. Ahhh… Gatra… enakk, ssss… ahhh… ”
Setelah arus klimaksnya mereda Risa berbalik menindih tubuhku, dia-pun mulai menciumi bibirku, memainkan lidahnya dalam mulutku sambil tangannya melucuti semua yang kukenakan. Lidahnya menyusuri bagian leherku, bermain di telingaku, turun ke puting susuku dan bergerak melingkar di bagian tersebut. Aku merasakan geli yang luar biasa yang membuat perutku serasa kejang.
Tangannya memainkan batang Kejantananku yang berukuran 15 cm dengan kepala batang Kejantanan berbentuk seperti jamur. Dengan gerak yang sangat cepat dia menurunkan wajahnya dan memasukkan kepala Kejantananku ke dalam mulutnya. Dia membuat gerakan naik turun dan tetap menggunakan lidahnya untuk memainkan batang Kejantananku.
Terkadang Risa menghisap dengan keras kepala batang Kejantananku sambil melirikku untuk melihat reaksiku. Tatapan matanya sungguh Seksi saat itu. Beberapa kali ia memasukkan semua Kejantananku ke dalam mulutnya sehingga aku bisa merasakan ujung Kejantananku seperti menekan tenggorokannya sementara lidahnya berputar-putar.
Aku hanya bisa mendesah nikmat dan tanganku menekan kepalanya untuk memainkan irama. Risa mengeluarkan Kejantananku dari mulutnya dan digantikan tangannya yang membuat gerakan naik turun di batang Kejantananku yang basah karena air liurnya sementara kedua kakiku diangkatnya sehingga membentuk huruf “V” dan dia pun memainkan lidahnya di sekitar lubang duburku.
“ Ssss… ahhh… Ouhhh…. ” aku mendesah keras ketika lidahnya pertama kali menyentuh lubang duburku.
Aku belum pernah merasakan rasa nikmat dan geli seperti ini. Setelah itu dia kembali memainkan Kejantananku, lidahnya menjulur mengikuti batang Kejantananku, naik turun berirama, dan turun ke buah zakar-ku yang dihisap pelan olehnya. Setelah beberapa saat kami pun berganti posisi, kali ini kami mencoba posisi 69 dengan Risa di bagian bawahku.
Aku membuka bibir Kejantanannya dengan jari-jariku dan memainkan lidahku di klitorisnya. Risa memasukkan batang Kejantananku ke mulutnya dan membuat gerakan naik turun dengan cepat. Sampai suatu ketika ia mendadak menekan pinggulnya ke wajahku dengan kuat karena klimaksnya kembali. Basah wajahku karena cairan yang keluar dari Kejantanannya tak kuhiraukan.
Aku-pun mempercepat gerakanku karena kurasa air maniku sudah mendesak untuk dikeluarkan.
“ Aku hampir keluar… ssss… ahhh …… ”, Ucapku.
Nampaknya Risa tidak mendengarkanku dan tetap memaju-mundurkan mulutnya tambah cepat dan ketika aku mencapai puncaknya dia tetap tidak melepaskan Kejantananku dari mulutnya, dan…
“Ahhh… ssss… ahhh… ssss… Ouhhhh… Crot… Crot… Crot…”
Suara desah panjangku seiring air maniku keluar dan menyembur ke dalam rongga tenggorokan Risa.
Lalu Risa memundurkan mulutnya sampai batas kepala batang Kejantananku dan kepala Kejantananku dihisap kuat olehnya sehingga pipinya terlihat kempot, tangannya membuat gerakan mengocok batang Kejantananku. Aku menggelinjang merasakan geli dan nikmat yang sangat dahsyat. Batang Kejantananku dihisap dan lidahnya membersihkan sisa-sisa air mani yang tertinggal di batang Kejantananku.
Tak ada sedikitpun yang tersisa. Batang Kejantananku bersih mengkilat. Aku melihatnya tersenyum dan membuka mulutnya, memamerkan air maniku yang ada di mulutnya dan ia menelannya sambil menatapku lekat-lekat. Suatu pengalaman yang sangat hebat buatku karena aku belum mengalami pengalaman seperti ini dengan Dinda istriku.
Kami berbaring berpelukan di ranjang hotel tersebut sambil menyalakan rokok. Risa pun bercerita bahwa dia memang maniak dengan apa yang namanya sexs. Hubungannya dengan suaminya baik-baik saja. Mereka sudah menikah 4 tahun tetapi belum mempunyai anak karena Risa masih ingin mengejar karirnya, sedangkan suaminya selalu memaksanya untuk mempunyai anak.
Iketika itu dia bercerita bahwa dia selalu merasa puas berhubungan sexs dengan suaminya, hanya saja dia malu untuk berterus terang kepada suaminya bahwa dia sebenarnya ingin frekuensi berhubungan lebih banyak lagi karena takut kalau suaminya menganggapnya maniak. Dia juga bercerita bahwa ia sudah mengetahuiku sejak lama dan menyukaiku karena wajahku seperti mantan pacarnya ketika sekolah dulu.
Tidak terasa 2 batang rokok-pun sudah habis, lalu aku segera menggendongnya ke kamar mandi dan menyalakan shower. Kami saling menyabuni tubuh dan memainkan bagian vital masing-masing. Setelah tubuh kami bersih kami tidak segera mengeringkan tubuh tetapi Risa berjongkok di depanku dan memasukkan batang Kejantananku ke dalam mulutnya.
Dia memaju mundurkan kepalanya sambil tangannya mengocok batang Kejantananku. Aku hanya bisa bersandar ke dinding kamar mandi sambil menikmati hisapannya. Karena batang Kejantananku sudah keras sekali, aku-pun mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya ke meja wastafel di kamar mandi. Aku-pun memainkan kepala Kejantananku di bibir kewanitaannya.
Hal itu membuat gerakan melingkar perlahan sampai kurasakan kewanitaan Risa basah. Saat itu aku mulai memasukkan batang Kejantananku sampai bagian kepala Kejantananku saja dan mulai memaju-mundurkan pantatku. Risa yang sudah bernafsu mendesah-desah menyuruhku memasukkan semuanya. Aku mendorong Kejantananku perlahan sampai kurasa sudah masuk seluruhnya.
Setelah kejatananku tertanam dalam kewanitaan Risa, akupun mulai menggerakan pantatku maju-mundur makin lama makin cepat. Ketika kurasakan Risa sudah mendekati puncaknya aku melambatkan gerakan pantatku dan membuat gerakan memutar sehingga batang Kejantananku tertanam lebih dalam di Kejantanannya. Risa menghisap puting susuku dengan kencang, aku memutar-mutar pinggulku lebih cepat sambil kulihat pantulan tubuh kami yang basah dari kaca di depanku.
“ Gatra… ohh… ssss… ahhh… ssss… ahhh…. ” desahnya,
Ketika itu suaranya seperti tertahan karena dia menggigit bibirnya sendiri. Kemudiana aku menurunkannya dari meja wastafel, membalikkan tubuhnya dan dengan cepat memasukkan batang Kejantananku ke dalam lubang Kejantanannya. Dengan posisi doggie style, lalu aku menarik rambutnya, dan mengangkat kepalanya sehingga dia bisa melihat gerakan-gerakan kami melalui kaca di depannya.
Disusul dengan jariku yang kumasukkan ke mulutnya, lalu dihisap dan dibasahi dengan liurnya. Kemudian kumasukkan jari telunjukku ke lubang duburnya sambil tetap menggerakkan pantatku maju mundur. Ketika klimaksnya datang lagi, jari telunjukku serasa diremas kencang oleh otot duburnya dan hal itu membuatku tidak tahan lagi. dan…
“Crottt… Crottt… Crottt…”
Akhirnya kami mendapatkan Klimaks secara bersamaan, ketika itu Risa menjerit kencang bersamaan dengan semprotan air maniku di dalam rahimnya. Setelah kurasa batang Kejantananku mengecil dalam Kejantanannya aku-pun menarik keluar perlahan dan aku membalikkan tubuhnya. Kemudian kami berciuman, bertukar liur melalui lidah kami yang liar.
Belum sempat aku menghela nafas, Risa-pun kemudian berlulut di depanku dan memasukkan Kejantananku ke dalam mulutnya lalu berkata,
“ Cleaning service Tuan, please enjoy your service Sir… hha… ” kata Risa sambil tertawa.
Singkat cerita kami-pun mandi sekali lagi dan kali ini benar-benar sampai tubuh kami kering kembali. Lalu aku pamit untuk pulang ke rumah dan Risa-pun tetap stay disana untuk mempersiapkan acaranya. Sebelum aku pergi kami berjanji untuk bertemu lagi sehabis acara Risa selesai. Selesai.
Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Dewasa Tergoda Oleh Tamu Pernikahanku appeared first on Doyanbokep.


Cerita Dewasa Pegawai Salon Pemuas Ibu Pejabat

$
0
0

doyanbokep.com – Cerita Dewasa Sex Mahasiswi 2016 “Cerita Dewasa Pegawai Salon Pemuas Ibu Pejabat “ Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Dewasa Pramugari Terbaru, Cerita Sex Selingkuh Terbaru, Cerita Sex Tante 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

 
kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Remaja bernama Gibran. Karena tekanan ekonomi, dan rasa ingin untuk melanjutkan sekolah keperguruan tinggi, Gibran ini rela bekerja disalon kecantikan. Pada sampai akhirnya diap-pun mendapatkan pelanggan istri pejabat. Singkat cerita karena sering bertemunya mereka, akhirnya mereka-pun melakukan hubungan sex terlarang. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Cerita Dewasa Pegawai Salon Pemuas Ibu Pejabat | Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Dewasa Pramugari Terbaru, Cerita Sex Selingkuh Terbaru, Cerita Sex Tante 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Cerita Dewasa Pegawai Salon Pemuas Ibu Pejabat

Salam sejahtera untuk semua para pembaca, saya akan menuangkan cerita Sex kisah pribadi saya. Sebelum memulai cerita sex saya ini ada baiknya bila saya memperkenalkan diri dahulu. Panggil saja nama saya Gibran, kisah ini terjadi kira-kira beberapa tahun sejak aku lulus SMA, ketika itu umurku menginjak 21 tahun. Pada saat itu terus terang saja keadaan ekonomi keluargaku sedang jatuh.
Akibat ekonomi dalam keluargaku sedang jatuh, dan kebetulan kakakku sudah telanjur masuk perguruan tinggi swasta, maka orang tuaku saat itu hanya mampu membiayai kuliah kakakku saja untuk menyelesaikan kuliahnya saja. Dalam kondisi yang seperti ini aku terpaksa mengalah demi kakakku dan bisa melanjutkan sekolah lagi dalam perguruan tinggi.
Bahkan aku harus ikut banting tulang juga demi mencari tambahan untuk sesuap nasi dan untuk tambahan biaya kuliah kakakku. Walaupun memang pada usiaku yang saat itu seharusnya aku mendapatkan pendidikan, tapi niatku untuk menjadi orang yang sukses dan berguna bagi orang tua amatlah besar. Aku mengatakan dalam hatiku, bahwa aku harus tetap semangat.
Bagaimanapun aku harus mencari cara agar aku bisa melanjutkan sekolah sampai mendapat gelar sarjana, Itu sudah menjadi tekadku. Aku harus bisa mencari uang sendiri untuk biaya kuliahku kelak di perguruan tinggi. Sampai pada akhirnya aku-pun mencari perguruan tinggi swasta yang bisa memberikan jadwal kuliah pada malam hari, sehingga aku pada siang hari aku bisa mencari uang untuk biaya kuliahku.
Namun rencana dan kenyataanya itu memang jauh berbeda, di era yang maju ini seorang lulusan SMA seperti aku ini mana mungkin bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Sedangkan yang sarjana bahkan S2 saja masih banyak yang menganggur. Namun aku kembali menyemangati diriku, hidup memang butuh perjuangan. Aku berkata dalam hatiku, asalkan mendapat gaji, kerja apapun aku mau.
Sampai pada akhirnya akupun mulai melamar pekerjaan, mulai dari kantor satu ke kantor yang lainnya sudah aku coba, namun terasa sulit sekali untuk mendapatkan pekerjaan dengan modal tanpa keahlian dan dasar pendidikan yang tinggi. Namun dalam kesulitan itu aku teringat pepatah lama, ( di mana ada kemauan, di situ ada jalan ), hanya hal itu yang bisa memberikan aku semnagat pada saat itu.
Tekad bulatku-pun selalu mendapingiku, setelah sibuk ke sana ke mari yang memakan waktu cukup lama, pada akhirnya aku-pun mendapatkan pekerjaan di sebuah salon kecantikan di Tamrin. Namun karena aku tidak punya keahlian apa-apa, aku hanya dijadikan tukang creambath untuk para pelanggan sebelum dicukur. Walaupun hanya menjadi tukang creambath aku sudah sangat bersyukur.
Pekerjaan ini aku terima dengan ikhlas. Kata orang tua, kalau bekerja dengan ikhlas, maka di situ ada hikmah dan tidak terasa capai. Pemilik salon tersebut seorang wanita keturunan China yang baik sekali dengan postur yang mempesona. Lagi-lagi aku mulai menilai seSetiap wanita yang aku temukan. Usianya kira-kira antara 32 tahun dan dia belum punya suami, entah kalau menikah, aku tidak tahu sudah apa belum.
Dadanya sebetulnya tidak begitu besar, mungkin kira-kira ukuran BRA-nya sekitar 32B. Tapi bulat pinggulnya, aduh… indah sekali, membuat laki-laki tidak berkedip matanya kalau mamandangnya. Dengan kebiasaan sehari-hari dia selalu memakai pakaian yang ketat, maka bentuk tubuhnya yang cukup padat, membuat postur tubuhnya sangat enak untuk dipandang, apalagi dengan kulit yang putih.
Aku sudah mulai lagi dengan membayangkan bagaimana kalau pembungkus itu tidak ada. Tapi kenapa belum ada laki-laki yang mau menikahinya? Andai kata dia menawariku, pasti tanpa berpikir panjang lagi kuterima. Oh ya teman-teman, dia selalu memakai rok mini, sehingga menambah inventaris pandangan pada dirinya, kadang-kadang terlihat paha mulusnya terkuak agak ke atas.
Pelanggan di salon itu cukup banyak, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, tetapi yang paling banyak adalah ibu-ibu yang kelihatannya usianya sekitar 33 sampai 35 tahun. Aku cukup berpengalaman menaksir usia seorang wanita. Dan dapat dipastikan yang datang adalah orang-orang beruang. Kalau pelanggan laki-laki yang banyak, itu disebabkan karena penampilan pemiliknya yang menarik.
Ditambah lagi pemilik salon amatlah ramah, hal ini jarang dimiliki pemilik salon yang lain, dan juga pemilik salon ini kadang-kadang suka menggoda para pelangganya.
Banyak juga pelanggan rutin yang hampir Setiap hari Sabtu datang, dan ini didominasi oleh kaum ibu. Dan salah satunya adalah seorang ibu kira-kira usianya 35 tahun dengan wajah cukup cantik tetapi kulit tidak terlalu putih, tapi juga tidak terlalu hitam.
Tinggi wanita itu kira-kira 167 cm, cukup ideal untuk ukuran seorang wanita. Ukuran BRA-nya belum kelihatan meskipun dilihat dari samping, karena dia selalu memakai pakaian blouse longgar, sehingga sulit untuk memprediksi ukurannya dari luar, entah kalau nanti dari dalam. Dan anehnya seSetiap dia datang, dia selalu meminta aku yang melayani untuk mencuci rambutnya, bahkan dia rela menunggu ketika aku sibuk.
Oh iya, rambutnya cukup lebat, hitam mengkilat (seperti iklan shampo di TV) dan kalau diurai, bukan main indahnya dengan potongan yang sangat bagus, dengan panjang sampai ke punggung. Hal itu yang membuat kecantikannya semakin bertambah, karena potongan rambutnya. Penampilan rambutnya dalam keseharianya, dia selalu disanggul modern seperti layaknya istri seorang pejabat.
Dia selalu datang seSetiap hari Rabu jam 09.00, jam datangnya hampir selalu tepat. Seringkali minta dicreambath, tetapi kadang-kadang juga hanya cuci saja. SeSetiap datang, dia paling sedikitnya menghabiskan uang lebih kurang dua ratus ribu rupiah, ya untuk perawatan lainnya. Sampai suatu hari, hari itu hari Rabu pagi kira-kira jam 10.00, dia datang dengan tergesa-gesa masuk ke dalam salon sambil mencariku.
“ Gibran, mana Gibran… ” katanya.
“ Ya Bu… Gibran ada di sini ” , sambutku sambil ketakutan, ada apa kiranya dia mencariku.
“ Ah kamu Bra dicari-cari nggk nongol, cepet cuciin rambutku, soalnya aku ada undangan nih. Udah agak terlambat, maklum bangunnya kesiangan, hhe… ” , katanya.
“ Rambutnya mau diapain Bu ? ” kataku.
“ Cuma dicreambath saja kok Bran ” , katanya lagi.
“ Baik Bu, di sini Bu… ” kataku sambil menunjuk tempat duduk untuk mencuci rambut.
Dia langsung merebahkan tubuhnya ke kursi tersebut sambil menyibakkan rambutnya ke belakang, baunya wangi. Aku mulai mencuci rambutnya sambil memijat-mijat kecil kepalanya, kemudian pipinya kuusap lembut dengan telapak tangan diiringi pijatan kecil. Hal ini sering kulakukan kepada pelangganku untuk merangsang syaraf rambut dan syaraf muka.
Mataku dari atas kepalanya memandang tubuhnya yang telentang di atas kursi cuci. Oh, kelihatannya dia tidak memakai BRA. Hal ini terlihat dengan tonjolan dari puting susunya. Memang kalau sedang dalam posisi berdiri tidak seorang pun yang dapat melihatnya karena bajunya yang longgar. Dengan kancing blouse bagian atas terlepas satu, aku dapat menangkap belahan dada yang terkuak keluar.
Kelihatannya dia tidak menyadari akan hal itu, bahkan malah memejamkan matanya, menikmati pijitan kecilku, yang sudah sampai ke lehernya.
“ Bran… kamu udah lama kerja di sini? ” tiba-tiba keheningan dipecahkan suara ibu tadi.
“ Baru dua bulan Bu… saya perhatikan Ibu hampir Setiap minggu ke sini ya Bu? ” namun pembicaraan ini tiba-tiba terputus.
“ Aduh Bran… itu jerawat kok kamu pijit, sakit dong! ” katanya sambil meraba jerawat yang dengan tidak sengaja kupijit.
“ Oh ini toh, maaf Bu saya nggak sengaja. Habis sembunyi tertutup rambut sih… ” kataku.
“ Ibu kok jerawatan sih? Anu ya… nggak… ” ucapku,
Dan aku tidak berani melanjutkan, takut ibu itu marah. Eh malah sebaliknya, dia malah dengan santainya yang melanjutkan ucapanku,
“ Kamu mau ngomong, nggak tersalurkan ya? Kamu memang nakal kok ” , katanya acuh tak acuh.
“ Rambut Ibu bagus loh, lebat dan hitam kayak yang di TV ” , kataku mulai berani menggoda.
“ Ah masak sih… ” katanya tersipu-sipu.
Memang begitulah wanita kalau mendapat pujian atau godaan meskipun dari seorang lelaki pencuci rambut, perasaannya terbang menerawang nun jauh di sana.
“ Bran… bisa nggak sih kalau cuci begini dipanggil ke rumah. Kalau bisa kan enak ya. ” ucapnya,
“ Nggak berani Bu saya, nanti kalau ketahuan dimarahin. Cari kerja susah ” , kataku.
“ Kalau aku bilang Bosmu gimana? ” katanya tidak mau kalah.
“ Terserah Ibu, “ kataku lagi tanpa bisa membela diri lagi.
“ Ses… Ses… ” teriaknya langsung ke pemilik salon.
“ Ada apa Bu? ” jawab pemilik salon itu.
“ Boleh nggak kapan-kapan aku cucinya di rumah saja. Nanti aku tambah biayanya ” , katanya lagi.
“ Waduh Bu maaf nggak bisa Bu. Soalnya kan masih banyak pelanggan lainnya, Bu. Betul-betul maaf Bu… tapi kalau di luar jam kerja atau pas dia libur boleh-boleh saja sih ” , kata pemilik salon.
Waduh, aku nggak bisa menolak deh. Bossku sudah mengatakan seperti itu. Aku nggak enak kalau mencuci di rumah, soalnya aku rasa nggak bebas, apalagi belum tentu ada kursi cuci seperti di salon. Kerjanya kurang enak.
“ Tapi Bu… di sini saja ya Bu… ” pintaku.
“ Kenapa? kamu nggak mau ya mencuci aku di rumah ” , katanya dengan nada agak tinggi.
Waduh marah nih orang, biasa istri seorang pembesar kalau kamauannya tidak dituruti cepat ngambek.
“ Nggak gitu Bu, kan di rumah nggak ada kursi seperti ini Bu… ” kataku menolak dengan halus.
“ Siapa bilang nggak ada… kamu menghina ya… kalo nggak mau ya sudah ” , katanya semakin tinggi. Wah… wah… ini benar-benar marah.
“ Maafkan saya Bu, saya nggak bermaksud untuk menolak permintaan Ibu. Tapi baiklah Bu, kapan Ibu mau Gibran siap kok Bu… ” kataku mengakhiri permintaannya.
“ Nah gitu dong… terima kasih ya Bran… ” katanya puas.
Aku terus memijit bahunya dengan jari-jariku sedikit masuk ke dalam lubang leher bajunya,
“ Hmm… enak di situ Bran ” , suara itu keluar dari mulutnya yang mungil.
Di situ aku urut agak lama, sekitar 15 menit. Belahan dadanya semakin terkuak saat jariku turun masuk. Dari sini aku dapat melihat dan memperkirakan ukuran Payudaranya, pasti ukuran BRA-nya 34 A, B atau C, aku nggak perduli, yang penting Payudara itu sungguh besar meskipun sudah agak turun. Cuma sampai saat itu aku belum melihat putingnya sebesar apa dan warnanya apa.
“ Bu sekarang sudah setengah sebelas loh Bu, Ibu mau berangkat undangan jam berapa? ”
“ Nanti aku dijemput bapak jam 11 persis ” , katanya.
Aku berpikir, aku selesaikan 15 menit lagi kemudian mengeringkan 15 menit sambil merapikan, aku kira cukup, karena rambutnya hanya disisir dengan teruai alami saja, sehingga tidak perlu waktu banyak untuk menyanggul segala. Saat jam 11.00 tepat suaminya menjemput dan langsung pergi.
“ Terima kasih ya Bran… ” katanya sambil memberikan tip kepadaku,
Ketika itu aku melihat uang lima puluh ribuan dua lembar. Aku bersyukur sekali karena uang sebesar itu pada saat itu sangat berharga. Hari itu rasanya cepat sekali berlalu. Aku pulang dari kerja jam empat sore, istirahat sebentar kemudian aku berangkat kuliah. Aku mengambil Fakultas Ilmu Komunikasi, yang tugasnya nggak begitu banyak.
Sampai di rumah jam sepuluh lewat lima belas menit, aku mencuci muka kemudian langsung beranjak ke tempat tidur. Mata rasanya mengantuk sekali tapi nggak bisa ditidurkan. Pikiranku melayang dan mengkhayal apa yang telah aku lihat pagi tadi. Payudara yang masih segar, dengan warna coklat muda mendekati warna cream. Lama aku mengkhayal, dan akhirnya aku pun tertidur pulas.
Pagi harinya, sesampainya aku di salon, bossku menyampaikan pesan telepon dari ibu pejabat kemarin, katanya dia minta untuk dicuci rambutnya di rumah mengingat dia tidak ada kendaraan untuk jalan ke salon. Kalau aku kurang jelas supaya aku telepon balik ke sana. Aku pikir sedikit aneh, kemarin baru dicuci kok sekarang minta dicuci lagi. Tapi peduli amat, yang penting uang masuk kantong, pikirku.
Lalu kutekan nomor telepon yang diberikan oleh bossku itu,
“ Hallo… ini dari salon… di Tebet, bisa bicara dengan Ibu… aduh siapa ya namanya Ibu itu… ” aku sedikit gugup.
“ Ya halo… oo… dari salon… dengan siapa nih. ”
“ Dengan Gibran Bu… ” kataku.
“ Oh ya Bran, tadi Ibu telpon tapi kamu belum datang. Gini… aku minta kamu datang ke rumah… bisa? untuk cuci rambutku… aku nggak ada kendaraan Bran ”
“ Maaf Bu, kalau jam kerja ini nggak bisa… sedangkan kalau sore saya sekolah Bu… gimana kalau besok padi Bu, kebetulan giliran saya libur ” , kataku.
“ Aduh gimana ya… tapi oke lah kalo nggak bisa… besok jam berapa kamu datang? ”
“ Jam sembilan Bu… ya lebih-lebih sedikit gitu… ” kataku.
Esok harinya aku benar-benar datang ke alamat yang diberikan, di bilangan daerah Tebet juga. Rumahnya minta ampun besarnya. Pintu pagarnya tinggi sekali sehingga orang tidak bisa melihat aktifitas yang dilakukan oleh penghuni rumah. Aku jadi berpikir, dari mana uang sebanyak ini untuk beli rumah sebesar itu.
Sedangkan keluargaku untuk mencari biaya sekolah anaknya saja tidak mampu. Singkat cerita lalu Kupencet bell yang ada di samping pintu gerbang. Tidak berapa lama keluar seorang perempuan separuh baya membuka pintu, kelihatannya dia adalah pembantu dirumah itu,
“ Cari siapa Dek? ”
“ Ee… e… Ibu… ”
Pada saat itu aku tidak melanjutkannya karena aku belum tahu nama ibu pejabat yang kemarin. Aku juga bodoh, kenapa kemarin nggak aku tanyakan ke orang salon.
“ Ibu Trias maksud adek… ” katanya.
Oooh, tenyta namanya Ibu Trias, baru tahu aku.
“ I… iya… Bik… ” kataku sedikit gugup.
“ Adek dari salon ya? udah ditunggu Ibu di dalam ” , katanya.
Aku masuk lewat pintu garasi yang menuju ke bagian belakang rumah. Di garasi berjajar dua buah mobil bermerek, warna biru tua dan silver. Aku semakin minder saja melihat pemandangan tersebut.
“ Kok sepi Bik… ” tanyaku agak heran mengingat rumah sebesar itu tidak ada penghuninya.
“ Kami hanya berempat Dek… Bapak, Ibu, supir yang kebetulan adalah suami saya sendiri dan saya sendiri… sekarang Bapak sedang pergi ke Bandung diantar supir pakai mobil dinas. ”
“ Ooo… ” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku terheran-heran.
Aku masuk ke belakang, ditunjukannya jalan menuju ke suatu ruangan. Di ruangan tersebut, kira-kira ukuran 6 x 7 meter persegi tersedia peralatan salon lengkap dengan dua buah kursi cuci dan satu buah pengering. Untuk apa barang sebanyak ini kalau Setiap minggu tetap pergi ke salon, pikirku.
Sungguh heran saya, terkadang orang yang kebanyakan uang jalan pikirannya kurang rasional, yang dipikirnya hanya bagaimana caranya menghabiskan uangnya. Tanpa berpikir bagaimana supaya uangnya bisa bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan dari pada orang kaya. Lalu berapa lama, muncul Ibu Trias di belakangku,
“ Pagi Bran… ”
“ Pagi Bu… ” kataku agak kaget.
Ibu Trias pagi itu memakai pakaian senam warna cream dipadu dengan bawahan warna merah muda, dengan rambut digelung ke atas, sehingga menampilkan lehernya yang mulus dan tergolong panjang. Keringatnya masih mengucur dari tubuhnya, membuat tubuhnya makin menempel pada baju senamnya.
Ketika itu terlihatlah lekuk tubuhnya yang menempel pada baju senamnya, terutama bagian dadanya, nampak tonjolan kecil yang kelihatan sedikit tegak. Sedang bagian bawahnya, terlihat membekas belahan kecil di antara selangkangannya yang semok dan menggairahkan itu, mantap…
“ Kamu kok bengong Bran ” , katanya memecah kesunyian.
“ Ah nggak Bu… saya cuma… ”
“ Cuman apa… cuman ngeliatin gitu ” , katanya terus terang.
Ibu Trias membuka gelungannya dan menyibak-nyibakkan rambutnya ke belakang sehingga tergerai lepas. Betul-betul potongan rambut yang sangat menggairahkan.
“ Sekarang kita mulai ya Bran… ” katanya sambil merebahkan tubuhnya di atas kursi cuci.
Dengan pakaian ketat seperti itu dan posisi rebahan seperti itu, kelihatan sekali kalau Payudaranya masih kencang diusianya yang 36 tahun. Payudaranya masih mendongak ke atas dengan putingnya yang agak menonjol. Belahan dadanya terlihat di balik pakaian senamnya yang terbuka agak lebar di bawah leher. Aku termangu memandang pemandangan yang menggairahkan nafsuku sebagai laki-laki normal.
Kubuka kran air di wastafel yang telah disediakan khusus untuk cuci rambut, kumasukkan semua rambut yang panjang dan hitam mengkilap itu, mulailah aku mencucinya sampai beberapa menit. Aku lihat Ibu Trias memejamkan matanya sambil kedua tangannya bersedekap di bawah Payudaranya.
Sehingga Payudaranya tertarik ke atas, hal itu membuat dua buah puting kembar di atas dua bulatan Payudaranya. Pada saat itu aku memandanginya sambil tanganku sedikit memberikan pijitan-pijitan kecil di kepalanya, setelah proses pencucian rambut selesai. Pemijitan mula-mula aku lakukan hanya di bagian kepala, kemudian turun di belakang leher, dan kemudian sampai di kedua bahunya.
“ Nah di situ Bran… enak Bran… aku jarang pijat sih akhir-akhir ini… ” katanya sambil matanya tetap terpejam.
Sambil memijat bahunya, jari-jariku kucoba sedikit turun menuju belahan dadanya yang montok itu, sambil kuberikan pijitan kecil. Ibu Trias malah membusungkan dadanya sambil menghela nafas. Makin besar helaan nafasnya, semakin menonjol Payudaranya, dan semakin senang aku melihat pemandangan gratis ini. Aku coba lagi jariku lebih turun agak masuk ke dalam belahan dadanya.
Kemudian sambil terus melakukan pijitan kecil. Tapi pijitanku lebih cenderung meraba, karena saking lembutnya. Ternyata pijitanku tadi membuat Ibu Trias agak gelisah, mendongakkan kepala, menaikkan dadanya, menggeser posisi tidurnya dan lain sebagainya. Kelihatan Ibu Trias mulai terangsang dengan rabaanku tadi. Tapi Ibu Trias tidak mengadakan reaksi apapun kecuali menurut apa yang aku lakukan.
Aku semakin berani mengadakan percobaan selanjutnya. Kali ini aku sudah kepalang nekat, kumasukkan kedua tanganku ke dalam belahan dadanya dan menyentuh kedua buah kembarnya, dan kuusap keduanya dengan memutar arah keluar. Ibu Trias semakin membusungkan dadanya seakan-akan mau diserahkan buah kembar itu kepadaku dengan ikhlas. Gairah sudah menjalar ke dalam tubuh Ibu Trias.
“ Bran… ” ucapnya,
Spontan aku kaget setengah mati, cepat-cepat kutarik kedua tanganku dari daerah terlarangnya.
“ Ya… Bu… rambutnya mau dikeringin Bu… ” kataku sekenanya untuk mengalihkan perhatiannya.
Pada saat itu Tubuhku gemetaran menanti apa yang akan dilakukan padaku yang telah berbuat kurang ajar tadi.
“ Ma… maaf Bu… kelakuan saya tadi Bu… ” kataku sambil menghiba.
“ Oh nggak apa-apa… enak kok… Oh ya, rambutnya nggak usah dikeringin pakai pengering… biar kering sendiri… Nah sekarang teruskan pijitanmu ” , kata Ibu Trias seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.
Tapi tubuhnya digesernya ke atas, sehingga posisi dadanya semakin mendongak ke atas. Aku menenangkan diri beberapa saat, kemudian mulai memijit-mijit lagi di bagian depan. Aku ulangi lagi apa yang tadi kulakukan. Ibu Trias diam, bahkan reaksinya di luar dugaanku.
Tanganku ditangkapnya dan dimasukkan ke dalam belahan dadanya. Pucuk dicinta ulam tiba, Tanganku menyambut tarikan itu dengan buru-buru meremas kedua Payudara tersebut. Reaksinya di luar dugaan, bahkan kali ini tidak ketinggalan, pantatnya pun ikut diangkat.
“ Bran… kamu kok nakal sih… ” desahnya hampir tidak bersuara.
Masih kenyal dan keras Payudara Ibu Trias. Tanganku masih menelusup ke baju senamnya meraba, meremas, dan sesekali kusentuh puting susunya yang sudah tegak berdiri.
“ Eum… ussss…. Ahhhh… ouhhh… ” hanya itu ucapan yang keluar dari mulutnya.
Kemudian tangannya merangkul kepalaku yang berada di atasnya dan ditariknya wajahku mendekati wajahnya dan seterusnya diciumnya bibirku dengan ganasnya. Astaga nikmatnya, sungguh pada saat itu aku kaget bukan main. Aku tidak siap dengan gerakan tersebut, sehingga aku gelagapan dan agak terdorong ke depan hampir jatuh. Akibatnya peganganku pada Payudaranya semakin erat.
“ Aduh Bran… jangan kencang-kencang dong pegangnya… ” kata Ibu Trias sambil mencium bibirku,
Sedangkan lidahnya mulai beraksi di kerongkonganku, memutar-mutar, menyedot lidahku dengan penuh gairah. Aku tidak sabar, kulorotkan baju senamnya dari belahan lehernya turun ke bawah sampai perut sehingga terbukalah tubuh bagian atasnya, dan tersembullah dua Payudara yang indah dengan puting yang kecil berdiri tegak.
Aku merubah posisi, tidak lagi dari atas kepalanya, tetapi berada di sampingnya sambil tanganku mengusap-usap Payudaranya. Kutundukkan wajahku, kucium Payudaranya dan…
“ Eghhh… egh… ” nafas Ibu Trias terdengar ngos-ngosan menahan birahi yang sudah memuncak.
Aku jilat puting susunya, makin kelihatan memerah berkilau karena basah oleh air liurku.
“ Ouh… Geli… Bran… aduh… eenak Bran… uhhh… uhhh… ” kembali nafasnya tidak terkontrol lagi.
Sementara tangannya menggapai-gapai mencari pahaku, kemudian dipeluknya pahaku sekuat tenaga seakan menahan sesuatu yang akan pecah, sehingga jilatanku pada puting Payudaranya terlepas. Sekarang posisiku berdiri sedang Ibu Trias menciumi pahaku sambil mencari selangkanganku. Diremasnya pantatku yang masih padat berisi, digigitnya tonjolan di dalam celanaku.
“ Aduh Bu… ”
“ Kenapa Bran… ”
“ Enak Bu… ” kataku sambil terpejam merasakan kejutan yang diberikannya.
Sambil berdiri, tanganku mencari Payudaranya yang menggantung karena posisinya yang membungkuk. Kuremas, kumainkan putingnya kembali dengan sedikit memberikan cubitan-cubitan kecil, sementara gigitannya masih terus dilanjutkan. Kemudian tangan yang mulus itu mencari retsliting celanaku dan dibukanya, terus dipelorotkan sekalian celana dalamku.
Secara langsung, Penisku yang sudah sejak tadi tegang mencuat keluar tegak membentuk sudut 45 derajat ke atas. Ibu Trias kelihatan kaget menyaksikan apa yang baru saja terjadi, diam sebentar kemudian mulailah tangannya memegang Penisku dengan lembutnya sambil berdiri dan sekarang posisi kami saling berhadapan, lalu kami-pun saling memegang.
Tanganku memainkan Payudaranya, sedang tangannya memainkan Penisku. Bibirnya didekatkan ke bibirku sambil berbisik,
“ Bran… aku pingin Bran… ”
Aku diam tidak menjawabnya, bukan karena aku tidak mau, tapi sudah tidak ada lagi kata-kata yang bersarang di kepalaku, yang ada hanya nafsu yang sudah memuncak.
Beberapa saat kemudian langsung dikulumnya bibirku dan kami saling berpagut, lidah kami saling melilit, saling sedot.
Tanganku mulai bergerilya ke bawah menelusup ke dalam celana senamnya yang tidak memakai celana dalam sehingga tanpa kesulitan sampailah aku pada gundukan yang sudah basah tertutup oleh rambut-rambut halus. Jari tengahku mencari lembahnya, kemudian terus aku sentuh klitorisnya.
“ Aduh Bran… geli sayang… ”
Aku tidak peduli, aku lanjutkan gerilyaku. Aku gosok-gosok klitorisnya dengan perlahan-lahan takut kalau menimbulkan rasa sakit. Sementara tangan kananku memainkan Vaginanya, bibirku tetap bermain dengan lidah ke dalam bibirnya, sedang tangan kiriku meremas pantatnya yang masih keras. Dan sebaliknya, tangan kanannya masih memainkan Penisku, sedang tangan kirinya meremas pantatku.
Dengan gairah yang semakin besar, mulutku kuturunkan ke Payudaranya, dan kuciumi, serta aku sedot puting susunya yang sejak tadi sudah berdiri tegak dengan warna merah kehitam-hitaman. Ibu Trias menggelinjang sambil membusungkan dadanya, sambil mendesah kenikmatan dan semakin bernafsu aku dibuatnya dengan dada yang makin ke depan.
“ Bran… cepet masukin… ”
Kelihatannya Ibu Trias ingin cepat-cepat menyelesaikan permainan ini. Aku kemudian mengambil posisi jongkok, kupelorotkan celana senamnya maka terlihatlah olehku benda yang tertutup oleh rambut-rambut kecil yang sedikit basah sudah terpampang di hadapanku.
Sambil memeluk kedua pahanya, kucium Vaginanya dengan ganas. Lalu aku sibakkan rambut-rambut tersebut, kumasukkan mulutku ke celahnya dan kusedot cairan lendir yang ada di sekitarnya sampai kering.
“ Aachhh… Bran… ” teriak Ibu Trias.
“ Eeh Ibu… nanti kedengaran orang lo Bu… ”
“ Habis kamu nakal sih. ”
Saat itu rambutku dijambak dan kepalaku ditekankan ke dalam sehingga makin kencang menempel ke dalam Vaginanya.
“ Bran… kita ke ruang sebelah yuk… ” katanya.
Sambil berpelukan kami berdua berjalan menuju ruang sebelah yang berukuran cukup besar dilengkapi meja, kursi santai dan satu sofa berbentuk empat persegi panjang. Ibu Trias membimbingku menuju sofa tersebut. Kemudian dia membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan posisi telentang dan rambutnya yang panjang dan sudah kering tersebut tergerai ke lantai.
Pemandangan yang sangat mengesankan, sebentar-sebentar Ibu Trias menyibakkan rambutnya. Nafsuku semakin menggebu, mungkin Ibu Trias sengaja untuk memancing nafsuku dengan keindahan rambutnya. Ditariknya kepalaku ke arah Vaginanya kembali. Di situ aku teruskan permainanku. Kujilati klitorisnya, kusedot, kumasukkan lidahku dalam-dalam dan Ibu Trias merintih,
“ Aduh… Bran… enak… ” suaranya hampir tidak bersuara.
Ibu Trias kemudian meyuruhku naik ke atas tubuhnya dengan kepalaku tetap memainkan Vaginanya. Diciuminya Penisku sambil dikocok-kocok kecil dengan tangannya.
“ Aduh nikmat Bu… ” ucapku,
Adegan tersebut kami lakukan cukup lama, tetapi Ibu Trias tidak pernah memasukkan Penisku ke dalam mulutnya. Aku tidak mengerti, mungkin gengsinya masih besar, meskipun nafsu sedang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tapi dengan ciumannya dan kocokannya sudah cukup membuatku merem melek. Kujilati terus klitorisnya sehingga
“ Acchh… Gibran… aku… mau… kee… aduh… aduh… Gibran… aauucchh… eenak… oh ya… oh ya… aku nggak tahan… ”
Tapi aku tetap saja memainkannya sampai akhirnya Ibu Trias sudah betul-betul tidak tahan. Dan tiba-tiba Ibu Trias bangkit dan membalikkan tubuhnya, mengangkangkan kakinya ke kanan dan ke kiri sofa, menarik kepalaku, dan sambil menciumi bibirku dia berbisik lirih,
“ Bran masukkan ya… ” tangannya sambil memegang Penisku menuntunnya ke lubang Vaginanya yang sudah basah.
Digesek-gesekannya Penisku ke bibir lubangnya, kemudian…
“ Blessssssssssss… ” , masuklah Penisku semuanya.
Ditekannya pantatku seakan-akan Ibu Trias tidak mau ada sebagian Penisku yang tersisa. Dengan posisi Penisku di dalam, aku diamkan beberapa saat, sambil bibirku mengulum bibir Ibu Trias dan tanganku meremas Payudaranya, terasa sedotan kecil dari Vagina Ibu Trias terhadap Penisku. Enak sekali, makin lama makin keras sedotannya,
“ Ouh… Sssss.. aaahhh… ” aku mengerang kenikmatan.
“ Ibu… Ibu… aauucch… oh… oh… ” tapi aku tidak mau keluar duluan.
Aku buang konsentrasi pikiranku ke tempat lain, dan aku mulai memompa Penisku di Vagina Ibu Trias. Ganti dia yang mengerang kenikmatan.
“ Aaucchh… auch… heh… Bran… aduh… terus Bran… lebih cepet… auch… aduh enak sekali Bran… ”
Lalu pompaanku semakin cepat dan semakin cepat, sementara puting susunya aku sedot sampai ludes,
“ Ach… ach… ach… ” hanya suara itu yang keluar dari mulut Ibu Trias.
“ Aduh… aduh… ach… ach… ”
Ketika itu kaki Ibu Trias menjepit pinggulku, diangkatnya pantatnya, tangannya merangkul leherku dengan keras sekali dan bibirnya melumat bibirku dengan ganas, terasa cairan di lubang Vaginanya semakin deras membasahi Penisku. Ibu Trias kemudian lemas sambil terengah-engah puas,
“ Kamu hebat Bran… ” tangannya tetap merangkul leherku dan bibirnya tetap mencium bibirku.
Sedangkan aku tetap memompa Penisku ke dalam Vaginanya, basah sekali.
“ Saya cabut dulu ya Bu… dikeringkan dulu… ” kataku. Ibu Trias maklum atas permintaanku.
Setelah berada di luar, dibersihkannya Vaginanya dan Penisku dengan kain bersih, sambil tangannya mengocok Penisku agar tetap berdiri tegak. Setelah beberapa saat aku mulai memompanya kembali di dalam Vaginanya dan kembali sedotannya terasa pada Penisku.
“ Aauch… auch… ” dia mengerang lagi.
Lama hal ini kulakukan dan… “ Aduh Bran aku mau keeluaarr… ”
Kelihatan Ibu Trias untuk kedua kalinya mencapai kepuasannya. Terasa sekali jepitannya semakin kencang, membuat aku tidak tahan dan aku pun ikut mencapai kenikmatan.
“ Aaacchh… Bu… Bu… ” Kemudian kami pun lunglai dengan posisi aku tetap di atasnya. Kucium bibirnya.
Setelah kami sama-sama mendapat kenikmatan, aku punya kerja lagi yaitu mengkramasi kembali rambutnya tapi tidak apalah, rambut seorang wanita cantik. Sambil memelukku dan menciumku,
“ Makasih ya Bran… ” , katanya sambil menyelipkan sesuatu ke dalam genggaman telapak tanganku.
“ Saya juga terima kasih, Bu… dan maafin ya Bu kelakuan saya tadi ” , kataku sambil tersenyum.
“ Sampai Rabu depan ya Bran… ”
“ Wah pekerjaan lagi nih… ” batinku dengan senang, kemudian kutinggalkan rumah mewah tersebut dengan perasaan puas sekali.
Sungguh pada harin itu adalah rejeki nomplok bagiku, selain mendapatkan pengalaman baru, aku juga mendapatkan kepuasan dari Bu Trias. Setelah kejadian hari itu akupun sering dipanggil oleh Bu Trias untuk memuaskan nafsunya. Serasa seperti Gigola saja aku.hha. Hubungan kami-pun berjalan selama 4 tahun sebelum pada akhirnya suami Bu Trias mengetahui hubungan kami.
Sejak saat itu kamipun tidak berhungan lagi. Oh iya dan akupun mendapatkan gelar sarjanaku disalah satu Universitas Swasta Dijakarta berkat Biaya Bu trias. Terima kasih Bu Trias, semoga beliau mendapatkan kehidupan bahagia dengan suaminya dan bisa menghargai seberapa bergunanya uang bagi kami kaum yang mempunyai ekonomi rendah. Selesai.
Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Dewasa Pegawai Salon Pemuas Ibu Pejabat appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Wina Pramugari Penuh Gairah

$
0
0

doyanbokep.com – Cerita Dewasa Sex Pramugari 2016 “Cerita Dewasa Wina Pramugari Penuh Gairah“ Cerita Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Suster Terbaru, Cerita Sex Salon++ Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

 
Butuhsex kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria bernama Edi (nama samaran) dengan seorang Pramugari. Kisah ini berawal dari perkenalan Edi dan Wina di pesawat, yang kebetulan mereka berdua satu bangku. Singkat cerita pada saat itu merakpun menjadi akrab, dan terjadilah hubungan sex antara Wina dan Edi di salah satu hotel berbintang. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
 Cerita Dewasa Wina Pramugari Penuh Gairah | Cerita Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Suster Terbaru, Cerita Sex Salon++ Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Cerita Dewasa Wina Pramugari Penuh Gairah

Sebut saja nama saya Edi, aku akan menceritakan cerita sex-ku dengan seorang pramugari. Kisah ini berawal dari perkenalanku dengan Wina (nama samaran), dia adalah seorang pramugari di suatu perusahaan penerbangan nasional. Kejadian ini terjadi saat aku dalam perjalanan panjang dari Jakarta menuju Jayapura. Saat itu tengah malam, aku berusaha keras untuk sekedar memejamkan mata, beristirahat sejenak menghilangkan kantuk agar bisa melaksanakan tugas kantorku sesampainya di kota tujuan. Kursi empuk berlapis kulit di kelas bisnis tidak mampu memberikan kenyamanan yang kubutuhkan.
Walau bagaimanapun, kursi itu dirancang sebagai tempat duduk, bukan tempat untuk berbaring dan tidur. Baru akan terlelap, ketika kurasakan guncangan lembut di kursiku. Seseorang duduk menghempaskan dirinya ke kursi kosong di sebelahku. Dengan agak kesal, kubuka mataku dan berniat untuk menegurnya. Pandanganku terpaku pada sesosok wajah cantik menarik, dengan matanya yang walaupun terlihat mengantuk, tetap bening dan indah. Seulas senyum terlihat di bibir mungil yang merah, yang kemudian berkata perlahan,
“ Maafkan saya Bapak, karena telah mengganggu tidur Bapak … “
Sambil tetap memandang dan mengagumi kecantikannya, aku berkata,
“ Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok, “
Kemudian kami bersalaman, lalu kudengar ia menyebutkan namanya, yaitu bernama Wina, Hilang sudah kantukku. Terlebih lagi setelah kutahu bahwa Wina adalah sosok wanita yang menyenangkan sebagai teman ngobrol. Ia bercerita tentang suka dukanya sebagai pramugari udara. Tangan dan jarinya yang lentik seakan menari-nari di udara, mengekspresikan ceritanya. Sesekali ia menyentuh tanganku, dan tidak sungkan untuk mencubitku bila kuganggu.
Diam-diam kupandangi dan kuperhatikan seluruh bagian tubuhnya. Tingginya kuperkirakan sekitar 167 cm, langsing dan sangat proporsional. Wina memiliki tungkai kaki yang indah sempurna. Kulitnya yang putih kontras sekali dengan seragam warna birunya. Buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi terlihat kencang menantang. Membayangkan dirinya telentang telanjang di tempat tidur, membuat Penisku bangkit, membesar dan keras. Pikiran kotorku melayang jauh.
Kebersamaan kami terganggu oleh suara Kapten Pilot yang memberitahukan bahwa pesawat akan mendarat di Biak, untuk mengisi bahan bakar dan pergantian awak kabin. Setelah bersalaman dan sedikit basa basi, Wina menghilang di balik tirai. Aku melanjutkan istirahatku, sampai kemudian dibangunkan oleh pramugari udara lain, yang menawarkan sarapan pagi.
Hari-hari selanjutnya di ibukota propinsi paling timur Indonesia itu, disibukkan oleh tugasku sebagai Petugas Sosialisasi salah satu program pemerintah. Sebagai utusan Pusat , aku sering diperlakukan seakan tamu agung, yang perlu dihibur dan dipenuhi segala kebutuhannya. Aku ditempatkan di hotel A yang merupakan hotel terbaik di kota itu. Beberapa tawaran untuk menyediakan teman tidur kutolak secara halus. Aku takut tertular penyakit.
Waktu luang di luar tugas kuhabiskan dengan berjalan kaki keliling kota. Suatu kebiasaan yang selalu kulakukan dalam setiap perjalanan, untuk lebih mengenal daerah baru. Kota Jayapura berada langsung di tepi laut berair tenang. Pada malam hari, di sepanjang tepi pantai dapat ditemui warung-warung yang menjual masakan laut, yang langsung digoreng atau dibakar di tempat. Nikmat sekali. Disanalah biasanya kuhabiskan malamku.
Di sana pula pada suatu malam, aku kembali bertemu dengan Wina yang sedang tidak bertugas, bersama dengan 2 teman seprofesi. Wina langsung menawarkan untuk bergabung, begitu melihatku datang. Sungguh menyenangkan berada di antara 3 gadis cantik, walau dapat kupastikan bahwa kantongku akan terkuras untuk mentraktir mereka semua.
Panggilan Bapak sewaktu di pesawat, berubah menjadi Mas hingga membuat malam itu semakin akrab dan hangat. Dari pembicaraan, kutahu bahwa mereka bertiga menginap di hotel yang sama denganku. Selesai makan, kami berpisah. Di luar dugaan, Wina ingin ikut denganku menikmati malam sambil berjalan kaki.
Satu permintaan yang sangat sulit ditolak.
Kamipun berjalan perlahan sambil saling bertukar cerita dan bercanda.Angin pantai membuat Wina kedinginan. Kulepas jaketku, lalu kupasangkan di bahunya. Kuberanikan diri merangkul bahunya, memberikan kehangatan tambahan pada tubuhnya yang hanya dilapisi oleh kaos tipis berwarna merah. Wina tidak menghindar atau berusaha menolak, malah balas merangkul pinggangku.
Aku heran dengan gadis-gadis jaman sekarang. Semakin mudah untuk menjadi sangat akrab, dan menganggap bahwa hubungan antara wanita dan pria adalah biasa saja. Tidak ada lagi malu-malu atau sungkan, walaupun masa perkenalan yang relatif singkat. Kami berjalan bagaikan dua kekasih yang sedang bermesraan. Tanganku tersapu oleh ujung rambutnya, dan sesekali kurasakan kepalanya menyandar di bahuku.
Birahiku terpicu, otak kotorku berpikir keras mencari akal untuk membawanya ketempat tidur di kamar hotelku. Kelaminku mengembang keras, membuatku merasa tidak nyaman karena terjepit oleh ketatnya celana jeans yang kukenakan. Mulut kami berdua diam seribu basa, memberi kesempatan untuk menikmati sentuhan kebersamaan dalam keheningan. Langkah demi langkah membawa kami memasuki lobby hotel.
Kuajak Wina ke Coffee Shop, untuk menikmati secangkir minuman hangat sambil menikmati musik hidup. Aku memilih tempat agak di pojok, agar tidak terlalu menarik perhatian orang. Kuperhatikan sekeliling, beberapa pasangan asik berpelukan, sedangkan beberapa gadis berpenampilan seronok duduk sendirian. Inilah mungkin yang disebutkan oleh kawan-kawanku sebagai “Ayam Menado “, sebelum aku berangkat beberapa hari lalu.
Tanganku tetap memeluknya, sementara Wina menyandarkan kepalanya di dadaku. Kurasakan kakinya bergoyang perlahan mengikuti irama musik. Wangi rambutnya membuatku ingin mencium kepalanya. Tapi, apakah ia akan marah ? Apakah ia akan tersinggung ? Sejuta pertanyaan dan kekhawatiran muncul dalam pikiranku.
Sementara di sisi lain, otakku masih terus berputar mencari akal untuk membawanya ke kamarku malam ini. Jantungku berdebar keras, sementara kelaminku semakin besar dan keras. Musik dan suasana romantis tempat itu tidak lagi menarik untukku. Bagaimana dan bagaimana pertanyaan itu yang terus menerus muncul. Perlahan kucium ubun-ubun kepalanya, sambil berkata,
“ Wina, sudah malam, kita bobok yuk … “
Ia hanya mengangguk sambil berdiri. Setelah menyelesaikan pembayaran, kami berjalan menuju lift. Tanganku masih merangkul bahunya, walaupun ia tidak lagi memeluk pinggangku. Kutekan tombol angka 3, untuk menuju lantai dimana kamarku berada. Aku sengaja tidak bertanya di lantai berapa ia tinggal, dan iapun diam saja.
Wina juga tidak berusaha untuk menekan tombol lain. Dalam hati aku bertanya-tanya, jangan-jangan kamarnya satu lantai dengan kamarku.
Sambil menyender ke dinding lift, kutarik ia dan kusandarkan membelakangiku. Kupeluk ia dari belakang, sambil sesekali kucium rambut kepalanya. Jantungku berdetak semakin cepat, sementara kelaminku semakin sakit terhimpit celana jeansku yang cukup ketat. Mudah-mudahan pantatnya yang tepat menempel ke kelaminku tidak merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Pikiranku masih bertanya-tanya, mau…? tidak…? mau…? tidak…? sampai kemudian pintu lift terbuka. Sambil terus berada dalam pelukanku, kubimbing dia menuju kamarku.
Tidak ada perlawanan atau penolakan kurasakan. Setan yang berada dalam pikiranku menjerit senang. Malam ini akan terjadi pergumulan birahi yang panas. Dalam hati aku berniat untuk memberikan kepuasan yang tidak terbendung padanya, seperti yang biasa kuberikan dalam petualangan-petualangan asmaraku, termasuk pada istriku tercinta. Begitu pintu terkunci, sambil tetap berdiri kupeluk dan kucium bibirnya dengan lembut walaupun penuh nafsu.
Wina membalasnya dengan tidak kalah ganasnya. Lidah kami bertemu, saling berpagutan dan berkaitan. Kutelusuri geligi dan langit-langit mulutnya dengan lidahku yang cukup panjang, kasar dan hangat.
Wina merintih lirih, dan tangan kananku perlahan mengusap dan menelusuri punggungnya yang masih terbalut pakaianya. Sementara jacketku sudah lama terlempar jatuh. Dari leher, perlahan turun ke bawah, ke arah pinggang mencari ujung kaos, lalu kembali ke atas melalui sisi bagian dalam. Kurasakan kulit punggungnya sangat halus dan mulus.
“ Klik… “, Bunyi pengit terlepas oleh tanganku yang sudah sangat terlatih berhasil melepas pengait BRA-nya dengan sangat hati-hati.
Dengan kedua tangan, perlahan kutarik kaos itu ke atas sampai terlepas sama sekali. Dengan perlahan dan hati-hati, kedua tanganku segera bergerilya menelusuri kedua bahunya, pangkal lengannya, pindah ke pinggang, perut, perlahan ke atas menuju buah dadanya. Sementara itu, kedua tangannya telah berhasil membuka Polo Shirt yang kukenakan. Tanganku sudah hampir sampai ke buah dadanya, ketika tiba-tiba ia mendorongku perlahan.
“ Maaf Mas, Wina pipis dulu ya… “ katanya sambil berjalan membelakangiku menuju kamar mandi.
Kuperhatikan kulit punggungnya yang putih dan mulus, nyaris tanpa cacat. Pinggul rampingnya yang masih terbalut celana jeans, terlihat semakin indah dan merangsang. Tidak sabar rasanya untuk segera melumat tubuhnya, membawanya mengawang tinggi menuju tingkat kenikmatan yang tidak terkira. Sementara menunggu, aku tersadar bahwa aku belum membersihkan diri. Kebiasaan yang selalu kulakukan sebelum bercinta dengan wanita manapun.
Aku selalu menjaga kebersihan, dan berusaha untuk menggunakan wangi-wangian beraroma lembut, yang kuyakini dapat meningkatkan gairah wanita. Dari kamar mandi terdengar gemericik air, yang menandakan Wina juga sedang membersihkan dirinya. Ternyata Wina termasuk tipe wanita yang kusukai, selalu membersihkan diri sebelum bercinta. Walau dalam keadaan birahi tinggi, aku tetap merasa terganggu dengan bebauan yang kurang sedap, dari kelamin wanita yang tidak bersih.
Kubuka dompetku, lalu kuambil karet pengaman merk terkenal yang selalu kubawa kemanapun aku pergi. Kusisipkan ke bawah bantal tempat tidur, agar mudah mengambilnya pada saat dibutuhkan nanti. Wina keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya terbalut handuk. Rupanya dia benar-benar mau dan bersedia bercinta denganku.
“ Sebentar sayang, sekarang giliranku untuk membersihkan diri… “ kataku sambil mencium keningnya lalu berjalan ke kamar mandi.
Sayup-sayup kudengar suara TV yang baru dihidupkan olehnya. Setelah menggosok gigi dan berkumur dengan larutan antiseptik, kubersihkan Penisku dan sekitarnya dengan sabun. Siraman air dingin tidak mampu mengurangi kekerasannya. Penisku tetap mengacung gagah, besar dan berurat. Wina sedang duduk di pinggir tempat tidur, saat aku keluar dari kamar mandi, juga dengan hanya terbalut handuk. Kuhampiri dirinya, ia berdiri lalu kami berciuman.
Dari mulutnya tercium aroma obat kumur antiseptik milikku, membuatku semakin terangsang. Tangannya membuka belitan handuk di pinggangku, membuat Penisku terbebas lepas, mengacung besar dan keras. Perlahan tangannya menyentuh pusarku, perutku, lalu perlahan turun ke bawah.
Wina mengusap-usap rambut Penisku yang cukup lebat, sebelum kemudian mengelus dan menggenggam lembut batang kebanggaanku itu.
Jemari tangannya yang halus, menimbulkan rasa nikmat yang amat sangat. Tanpa kusadari, akupun merintih perlahan, lalu kulepas handuk yang melilit di tubuhnya, kemudian perlahan tapi pasti kedua tanganku merambat perlahan menuju kedua bukit kembarnya yang halus dan putih.
Setelah kutelusuri inci demi inci, kuremas lembut, dan kujepit puting susunya dengan jari, lalu kupelintir sambil sesekali kutarik. Kubuka mataku, menikmati parasnya yang cantik. Matanya tertutup sementara bibirnya terbuka sedikit, sungguh seksi dan merangsang. Wina melepas ciumannya, kemudian perlahan menciumi tubuhku. Dari dagu, leher terus ke dadaku, kemudian mengulum dan menggigit perlahan puting kecil di dadaku.
Aku hanya mampu mendongak, menikmati sensasi yang tidak terkira. Dengan lidahnya yang hangat, ditelusurinya tubuhku perlahan turun ke arah perut, menciumi pusar, lalu terus turun. Tidak sabar aku membayangkan kenikmatan apa yang akan kuterima selanjutnya. Perlahan, diciumnya kepala Penisku yang memerah, kemudian dimasukkannya ke mulutnya, sampai menyentuh tenggorokannya. Bukan main nikmatnya.
“ Uuuhhhh… hhhhh… Aaahhhhhhh… hhhhh… “ desahku merintih nikmat.
Perasaan nikmat dan mendesak kuat ingin keluar, kutahan sebisanya. Aku hampir mencapai titik kenikmatan tertinggi, dan itu tidak boleh terjadi secepat ini. Harus kuhentikan !! Kupegang kepalanya, kemudian kutarik tubuhnya perlahan.
“ Sssss… ahhhhh… nikmat sekali Wina, nikmat sekali “, kataku sambil kemudian mencium bibirnya.
Lidah kami berkait dan bertaut dengan ganas, membuat nafasnya semakin memburu,
Sambil tetap berciuman, kubimbing ia menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya, lalu kutindih ia dengan tubuhku. Kulepaskan ciumanku dari bibirnya. Kucium keningnya, kedua matanya, pipinya, dagunya, dan kedua telinganya bergantian. Nafasnya semakin memburu, sementara jari-jari kedua tangannya meremas rambutku.
Dengan lidah, kumulai penelusuran tubuhnya melalui leher.
Perlahan turun, menuju belahan dadanya, kemudian naik ke puncak bukit indah miliknya. Kukitari puting susunya, sebelum kukulum dan kuhisap dengan mulutku. Sementara itu, tangan kananku yang bebas meremas dan mempermainkan puting susu sebelanya. Wina meracau tidak jelas, sementara kuku jarinya mulai menghunjam kulit kepalaku,
“ Adddduuuuhhhh Mass… Aahhhhh… ouhhh…. “
Puas bermain di buah dadanya, kulanjutkan penelusuran semakin ke bawah, menuju Penisnya. Aku memposisikan tubuhku di antara kedua kakinya yang terbuka. Penisnya terlihat basah dan lembab. Bulu-bulu halus yang tidak terlalu lebat, tertata rapi dan hitam, kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih mulus. Dengan jari tengah, kuusap dan kumainkan klitorisnya.
Pinggangnya terangkat, membuat tubuhnya melengkung. Perlahan, kuciumi Penisnya yang wangi, kujulurkan lidahku, lalu kumainkan klitorisnya. Aku sempat melihat kepala Wina yang terlempar ke kiri dan ke kanan menahan nikmat. Jari jemarinya semakin ganas meremas kepalaku.
“ Aauwwwww… Aaahhhhhh… yhaaaaa… yhaaa… yhaaa… aaaccchhh… hhhh… aduhhhh… terrrussss… terus !! ach… ach… ach… Aaaaaaaaahhh… “
Kedua pahanya menjepit kuat kepalaku, kemudian tergeletak lemas. Kutahu Wina telah mencapai puncak kenikmatannya.
“ Itu baru yang pertama sayang, rasakan dan nikmati yang selanjutnya … “ kataku dalam hati.
Tidak berlama-lama, dengan perlahan dan sangat hati-hati, kumasukkan jari tengah tangan kananku ke dalam rongga Vaginanya. Tidak ada yang menghalangi, menandakan Wina sudah tidak perawan lagi. Tidak mengapa, malah lebih baik pikirku. Aku jadi tidak memperpanjang dosaku memperawani anak orang lagi.
Lalu Kusentuh seluruh dinding rongga yang halus dan hangat itu dengan ujung jariku. Kadang kutekan sedikit keras, membuat nafsu birahinya kembali bangkit. Dengan posisi telapak tangan mengarah ke atas, kutekuk jariku menyentuh dinding rongga bagian atas. Kulanjutkan penekanan di beberapa tempat, sambil kuperhatikan reaksi tubuhnya.
“ Auwww… aduh, Mas, maaf… rasanya ingin pipis lagi… “ katanya tiba-tiba,
“ Sayang, tahan dan bernafaslah dengan teratur. Aku akan memberimu kenikmatan yang lain. Relaks saja dan nikmati… “
Kutekan-tekan jariku berulang-ulang pada titik tersebut hingga menyerupai getaran. Kepalanya kembali terlempar kekiri dan kekanan. Matanya terbelalak ke atas, hinggga hampir tidak terlihat bagian hitamnya. Tangannya telentang pasrah, masih lelah dan lemas.
“ Aaaacchhh… Aaahhhhhhh… Aaahhhhhh… “ erangannya semakin keras.
Perlahan kuposisikan kepalaku di depan Vaginanya, kujulurkan lidahku, kemudian kuelus, kumainkan dan kupelintir sambil sesekali kumainkan klitorisnya. Wina teriak tidak tertahankan,
“ Aaahhhhh… Ouhhhh… Sssss… ahhhh… Ampuuuunnnnn… Aaahhhhhhhh… “
Tangannya kembali buas meremas kepalaku, sementara kedua pahanya kembali menjepit kepalaku dengan kuat. Punggungnya terangkat tinggi membuat tubuhnya melengkung. Kulanjutkan penekanan pada titik bagian atas rongga Vaginanya, sambil lidahku terus mengelus, memelintir dan mempermainkan klitorisnya.
Tiba-tiba Wina terduduk, dengan kasar ditariknya kepalaku yang sedang asik bermain di Vaginanya, lalu digigitnya bibirku. Sakitnya cukup lumayan, tetapi kubiarkan saja. Kutahu ia hampir mencapai puncak kenikmatannya yang kedua. Dengan mengerang keras,
“ Ouhhh… Sssss… ahhhhhh… “
Tubuhnya mengejang lalu terlempar keras ke belakang, ke atas kasur tempat tidur. Rongga Vaginanya terasa mendenyut-denyut, menjepit erat jari tengahku yang masih berada di dalam. Tidak lama kulihat tubuhnya mulai melemas. Telentang pasrah telanjang di atas tempat tidur. Kemudian aku berdiri menuju meja dan menuangkan air putih dingin ke dalam gelas.
Kuteguk, kemudian kuberikan padanya setelah kembali kuisi penuh. Sambil menatapku, kulihat matanya menyiratkan kepuasan yang amat sangat, walaupun lelah. Aku paling senang melihat wajah wanita pasca klimaks, terlihat semakin cantik.
Belum sempat gelas itu kuletakkan, masih dalam keadaan berdiri di sisi tempat tidur, Wina menarik, mengelus kemudian mengulum batang Penisku dengan rakus, membuatnya kembali membesar dan keras. Dengan lidahnya, dijilatinya bagian bawah batangku itu, menimbulkan kenikmatan yang amat sangat. Setelah aku meletakkan gelas, kudorong lalu kutindih tubuhnya.
Mulut kami kembali berciuman, sementara satu tangannya memainkan batang Penisku. Tidak tahan dengan perlakuannya, tanganku masuk ke bawah bantal, mencari-cari karet pengaman yang sudah kusiapkan tadi. Kurobek bungkusnya, lalu kuberikan padanya. Di luar dugaan, dibuangnya benda itu, sambil berbisik ke telingaku ,
“ Mas, aku baru saja selesai Mens dua hari lalu, jadi amaaannn… “ ucapnya,
Lalu Kubimbing Penisku dengan tangan, kugosok-gosokkan, kemudian secara perlahan kuturunkan pinggulku, menusukkan batang yang besar, keras dan padat itu ke dalam rongga Vaginanya yang lembut dan hangat. Kuku jemarinya menancap keras di punggungku, dan kudengar rintihannya.
“ Ouhhhh…. aahhhhh… ouhhhh…. “
Kulihat alis matanya mengkerut sementara kedua matanya tertutup rapat. Kurasa ia agak kesakitan dimasukki oleh batang yang begitu besar, panjang dan sekeras batu. Perlahan tapi pasti, inci demi inci batang itu menguak masuk. Aku merasa sudah menyentuh dasarnya pada saat batangku belum masuk seluruhnya. Wina merintih,
“ Aouw… Ssss… ahhhhh… “
Perlahan dan hati-hati kutekan dan kutekan terus sampai masuk seluruhnya. Kudiamkan beberapa saat hingga Wina terbiasa, sebelum kupompa keluar masuk. Kedua tanganku menopang tubuhku agar tidak menindihnya terlalu keras, sementara pinggulku giat bergerak maju mundur berulang-ulang. Wina merintih semakin keras,
“ Accchhhh… yeaaah…ahhhhh… Auwwww… ouhhh… “
Tubuhnya bergoyang ke atas ke bawah, terdorong oleh tusukkan penis dan goyangan pinggulku. Rambutnya berantakan tergerai di atas bantal, sementara matanya tertutup rapat. Mukanya sudah terlihat santai, tanda ia sudah dapat menikmatinya. Sesekali kucium bibirnya yang terbuka sedikit. Hal itu memperlihatkan giginya yang putih dan tersusun rapi, sungguh menggairahkan.
Butir-butir keringat mulai bercucuran di tubuhku, juga di tubuhnya. Di belahan dada diantara kedua buah dadanya yang bergoyang, kulihat titik-titik keringat bermunculan. Sungguh pemandangan yang seksi dan menggairahkan, Entah berapa lama dalam posisi itu, tiba-tiba aku ingin mencoba posisi yang lain. Kutarik kedua kakinya dan kuletakkan di pundakku. Wina protes,
“ Addduhhh Mas, sssaakkiiittt… “
Keluh Wina tidak terlalu kupedulikan, kupompa terus keluar masuk, berputar, maju mundur, mulanya perlahan lalu semakin cepat. Wina merintih menahan nikmat,
“ Aaaachhhh… Yaaa… ouhh … tttteeerruuusssss… terusss… Ach… Ach… Ach… Ach… AAaahhhhhhhh… “
Kurasakan denyutan berulang-ulang dari rongga Vaginanya. Wina sudah sampai ke puncak kenikmatan. Aku berkonsentrasi merasakan sensasi kenikmatan yang ditimbulkan oleh gesekan batang Penisku dengan rongga Vaginanya, kupompa semakin cepat, semakin cepat, semakin cepat, dan dengan disertai erangan panjang,
“ Aaaaacccchhhhhh… “
kutusukkan Penisku sedalam-dalamnya, kemudian kusemprotkan cairan kenikmatan sebanyak-banyaknya. Akupun ambruk menimpa tubuhnya, lalu Wina memelukku dengan erat. Sambil kucium pipinya, aku berkata,
“ Terima Kasih sayang, kamu hebat sekali … “
Wina membuka matanya, mencium bibirku lama, dan balas berkata,
“ Sama-sama Mas… enak sekali Mas… ampuuunnn, nikmat sekaliii, tapi capek. Wina nggak kuat lagi… “.
Malam itu kami tidur berpelukan sampai pagi. Kami melakukannya lagi di kamar mandi, walau tidak seganas malam sebelumnya. Wina harus segera berangkat menunaikan tugasnya sebagai Pramugari Udara, sementara aku masih harus bertugas menjelaskan program pemerintah yang kusosialisasikan. Kami berpisah, dan berjanji untuk ketemu lagi. Tapi entah kapan kami akan bertemu kembali. Selesai.
Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Dewasa Wina Pramugari Penuh Gairah appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Pegawai Hotel

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Pegawai Hotel – Nama gw Denny, gw kerja sebagai roomboy di sebuah hotel berbintang empat. Kerjaan yang enak sebenernya, bisa liat-liat kamar orang sembarangan, dan cerita ini adalah saat gw dapet jackpot di sebuah kamar.

cerita-sex-rejeki-nomplok-pegawai-hotel

Cerita Sex: Pegawai Hotel

 
Pagi itu seperti biasa setelah menyiapkan trolley gw mulai menyatroni kamar satu persatu. sekitar jam 9 setelah kelar 2 kamar, gw parkir trolley di depan kamar ketiga, setelah 3 kali mencet bel gak ada yang keluar gw masuk. Dari dalam kamar mandi terdengar suara shower, begitu nyampe ke kasur gw lihat seorang wanita dbalik selimut lagi asyik maenan hp.
“mau dibersihkan kamarnya mbak?” tanya gw berusaha sopan,
“oh boleh mas, umm saya harus keluar dari ranjang nih?”
“iya mbak, sepreinya kan harus diganti” yup gw saat itu lagi megang seprei di tangan gw
Memberi isyarat tunggu, kemudian wanita itu mengambil baju yg diletakan di meja kecil di sisi ranjang. Kemudian ia beranjak bangkit setelah memakai baju itu, baju yg sangat kebesaran, wanita berdarah chinese dengan rambut coklat sebahu, umur mungkin sekitar 20-24an, tinggi kekira 160cm, mungil memang, namun memiliki dada yang (sangat) besar, bahkan dari balik baju yang sangat kebesaran itu dadanya masih terlihat menonjol, dengan puting yang perlahan menceplak dibalik baju.
Wanita itu kemudian berdiri di sudut ruangan, memperhatikan handycam yg berdiri dengan tripod di sudut ruangan, sementara gw mengganti seprei sambil sesekali mencuri lihat kearah wanita itu. junior gw mulai tegang ga karuan ngeliat wanita hanya berbalut baju putih tipis.
Ga lama sesosok pria paruh baya berbadan agak gemuk keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk. Ia langsung berjalan menghampiri wanita itu.
“tuh kaan om, jelek hasilnyaaaa” wanita itu memperlihatkan hasil rekaman kepada pria itu.
“mau gimana lagi, kan tripod, kalo dipegang lebih jelek lagi”
Kemudian mereka berdua berbisik, entah apa yang mereka bicarakan ga kedengeran. Hanya akhir perbincangan yg gw denger
“tapi aku malu om…” “gapapa, anggep aja salah satu temen om”
Kemudian pria itu menghampiri gw yang baru saja kear mengganti seprai mereka (maklum 3 lapis, agak lama).
“mas, bisa bantu saya ga?” tanya pria itu
“bantu apa ya pak?”
“saya mau minta tolong, rekamin saya ama si eneng dong, buat kenang-kenangan, nanti malam saya harus terbang pulang”
“rekamin….apa ya pak?” gw kembali bertanya untuk memastikan
“rekamin kami main lah mas, di tripod jauh banget, kalo saya pegang ga fokus, butuh orang yang rekamin”
“kenapa ga make jasa juru rekam aja pak?”
“saya mau bikin koleksi pribadi, bukan film bokep buat ditonton orang, ga perlu ampe profesional gtu kan, saya minta kamu karena kamu ga mungkin berani macem2, bisa masuk penjara kamu kalo berani macem2”
“kenapa harus saya pak…”
“gini deh mas, saya bayar, mau apa gak?”
Widih, ngeliat gadis telanjang, dibayar pula, siapa yang nolak rejeki gini!
Gw kemudian meminta izin untuk merapikan trolley. Gw sembunyikan trolley di ruang pantry, kemudian memasang tanda “privacy” di pintu, dan menguncinya. Kami kemudian melakukan briefing sebentar. Dari situ gw tau wanita itu bernama cindy, umur 21, dan pria itu mengaku bernama Sam (di daftar tamu namanya Samsuri)
Dai briefing singkat itu diputuskan gw boleh mengambil video sedekat mungkin, tangan gw juga boleh ngasih isyarat biar gambar yg diambil bagus, tapi gaboleh megang daerah terlarang Cindy, agak kentang juga sih sebenarnya, tapi gapapalah lumayan. Video ini tanpa cut sama sekali jadi gw gaboleh ampe bad angle, damn juga sih.
Setelah semua setuju, gw ngambil handycam yang masih berdiri tegak di tripod, sedangkan cindy berdiri menghadap jendela, membelakangi gw. Sam kemudian memeluk Cindy dari belakang dan perlahan menaikan kaos yang dipakai Cindy. Gw lihat Cindy masih nampak malu, namun sam sepertinya tanpa ragu membuka kaos yg dipakai Cindy. Tangan Cindy langsung menutupi dada dan vaginanya, Sam langsung membisikan sesuatu di telinga Cindy. Nampak sekali Cindy masih malu untuk telanjang di depan orang yang baru dikenalnya.
Dan gw hanya memperhatikan mereka dari ¾ belakang. Setelah beberapa saat membisikan sesuatu, tangan cindy nampak mulai turun, berganti kedua tangan Sam yang memegang penuh kedua dada Cindy. Secara perlahan mereka berbalik arah. Kini mereka berdiri tepat berhadapan dengan gw. Kedua tangan Sam menutupi dada Cindy, namun telapak tangan Sam tidak cukup besar untuk menutupi dada Cindy yang memang besar, sedangkan kedua tangan Cindy menutupi vaginanya, ia hanya tertunduk malu.
“udah gapapa hunny, anggep aja ga ada orang, kita berdua doang”, bujuk Sam lembut
“gapapa gimana, aku malu sayang…. “ cindy menjawab dengan wajah yg masih tertunduk
Cindy yg berdiri di hadapan gw nampak berbeda dengan cindy yang gw liat ketika pertama masuk kamar ini.
“gini, gimana kalo kita mulai dari pakaian lengkap? Biar mbak Cindy agak lebih biasa, juga biar hasilnya ga rekaman ml doang, kan menggairahkan banget tuh proses bugilnya” gw berusaha memberi masukan, dan mereka nampaknya setuju.
Cindy kemudian menarik handuk yang masih melingkar di pinggang Sam, ia menggunakan handuk tersebut untuk menutupi tubuh bagian depannya dan melangkah cepat menuju lemari, sedangkan Sam masih berdiri dengan penis yang sudah mulai menegang (sialnya gw liat)
Adegan dimulai, sam bersandar ke kepala ranjang dengan posisi duduk. Gw mengambil gambar kearah lemari, dan Cindy mulai berjalan masuk ke dalam frame. Ia mengenakan piyama satin berwarna merah padam. Raut wajahnya masih agak malu. Sam memberi isyarat pada cindy untuk duduk di samping kirinya. Kemudian Sam mulai melumat bibir Cindy, awalnya Cindy masih kaku ketika berciuman disorot kamera, namun seiring libidonya bangkit ia membalas ciuman Sam.
Mereka berdua semakin ganas saling melumat, gw menyorotnya cukup dekat. Sam kemudian melingkarkan tangannya di sekitar perut cindy, memposisikan Cindy tidur telentang sambil terus berciuman dengan ganasnya. Tangan kanan Sam kemudian meremas dada kiri Cindy. Nafas cindy semakin memburu, dan junior gw mulai menegang merekam adegan ini.
Gw kemudian menginstruksi posisi mereka, Sam sepertinya paham dengan kode yg gw kasih. Ia kemudian duduk bersandar dengan posisi kaki diregangkan, ia memeluk Cindy dari belakang. Sam lalu menjilati leher cindy, sesekali mencupangnya hingga menimbulkan bekas kemerahan. Kedua tangan Sam sibuk meremas kedua dada Cindy. Suara lenguhan mulai terdengar, tangan Cindy berada di paha Sam, namun Cindy terus menutup matanya, mungkin ia sedang memotivasi diri dengan ga liat gw.
Ya memang gw duduk bersila tepat di hadapan mereka. tangan kiri Sam beranjak turun, sepertinya Cindy paham, ia langsung meregangkan kakinya untuk mempermudah Sam. Tangan kiri sam masuk ke dalam celana Cindy, sesaat tubuh Cindy terhentak seperti mendapat rangsangan hebat, yup jemari Sam kini bermain di bibir vagina cindy. Sementara tangan kanan Sam mulai melepas kancing piyama Cindy satu persatu. tanpa menunggu perintah, Cindy membantu melepaskan atasan piyamanya ketika semua kancing terbuka, kini ia mengenakan bra berwarna krem, bra itu tak cukup menahan kedua dadanya yang seperti siap melompat keluar.
Kedua tangan Sam kembali meremas dada Cindy, seperti terganggu dengan bra yang dipakai, sam melepaskan pengait dan dalam sekejap bra itu dilempar Sam ke sembarang arah. Kini nampak dada Cindy bergerak liar. Sam meremasnya dengan ganas, ia kemudian memainkan puting cindy yang sudah menegang berwarna pink kecoklatan. Juniorku sepertinya sudah berdiri tegak ketika melihat dada Cindy yang begitu besar dan kenyal. Sam kemudian memberi instruksi agar Cindy menghisap penisnya.
Cindy kemudian membalikan badannya, tangannya perlahan mengocok penis Sam. Lalu Cindy mulai memasukan penis itu kedalam mulutnya, perlahan ia mengulum penis itu sambil tangan kanannya mengocok pangkal penisnya. Kuluman Cindy semakin cepat ketika tangan Sam kembali meremas remas dada Cindy. Kini Cindy sudah berani melihat kamera. Ia bahkan seperti tersenyum ketika melepas kulumannya dan mengocok penis Sam dengan cepat lalu kembali mengulumnya.
Beberapa menit berlalu dan Sam menarik kepala cindy untuk berhenti mengulum penisnya, haha sepertinya dia mau keluar. Kemudian mereka berganti posisi, Cindy tidur telentang. Sam kembali melumat bibir cindy, lalu turun menjilati leher hingga dadanya. Sam menjilati dada Cindy dengan ganas, ia bahkan beberapa kali menggigit kecil puting cindy.
Lalu jilatan Sam kembali turun, sebentar ia menjilati pusar Cindy, kemudian sampai di batas celana. Kedua tangannya kemudian menggenggam dua sisi pinggang Cindy dan dengan ganas menurunkan celana beserta CD cindy. Dan nampaklah vagina Cindy yang berwarna pink merekah hampir tak ditumbuhi bulu. Sepertinya cindy sangat rajin mencukur vaginanya.
Mereka kini bertelanjang bulat, dan junior gw sudah berdiri sangat tegak melihat tubuh Cindy yang begitu luar biasa. Sam nampak kesulitan menjilati vagina cindy, ya memang posisinya membuat vagina itu agak tertutup. Kemudian Sam mengangkat dan merentangkan kedua kaki Cindy, membuat vagina Cindy mudah untuk dijilati. Dan tak butuh waktu lama untuk kepala Sam tenggelam diantara pangkal paha Cindy. Sesaat tubuh cindy membusur dan lenguhan terdengar cukup nyaring.
Gw bingung gimana nyorot vagina cindy karena semua yg terlihat Cuma kepala Sam dengan rambut yang mulai menipis. Akhirnya gw sorot Cindy yang terus melenguh. Kedua tangannya meremas memainkan dadanya sendiri. Cindy terus mendesah, matanya merem melek keenakan. Sekian detik cindy ga sadar gw nyorot dadanya begitu dekat, udah di ubun ubun gw pengen meremas dada Cindy yang nampak besar dan kenyal itu. tapi apa daya karir taruhannya.
Gw nyorot naik, biar dapet ekspresi dan lenguhan Cindy. Ia nampaknya sadar gw nyorot begitu deket ke wajahnya, gw berlutut di kasur tepat di samping Cindy. Ia melihat kearah handycam dan memasang muka menggoda. Ia menggigit kecil bibir bawahnya. Entah Cindy sebenernya menggoda gw atau ekspresi ke handycam, yg jelas ia sudah sama sekali ga menunjukan ekspresi malu.
Libidonya sudah sangat tinggi sepertinya. Beberapa saat ia kembali membusur dan meracau keras. “aaahhhhh” nampaknya ia mengalami orgasme pertamanya. Dan tak diduga tangan kanannya tetiba mencengkram junior gw. Mukanya sedikit kaget bercampur sange. Yup ukuran penis gw jauh lebih besar dari Sam. Jemari Cindy perlahan mengocok penis gw yang masih terbungkus celana.
Cindy memberi kode untuk gw merubah posisi merekam, gw yg tadinya di sebelah kanan Cindy kini berlutut di sebelah kirinya. Ia kemudian menyilangkan kakinya, mengunci kepala Sam diantara pangkal pahanya, dan Sam semakin ganas menjilati vagina Cindy. Tangan kanan Cindy menjambak mesra rambut Sam, lalu ia membenamkan kepala Sam di pangkal pahanya.
Tangan kiri Cindy perlahan menarik tangan kiri gw yang memang ga memegang handycam. Ia menariknya kearah dadanya, dan tanpa ragu gw meremas dada Cindy. Begitu besar kenyal dan lembut, gw meremasnya semakin keras sambil sesekali memilin putingnya. Cindy meracau tak karuan. Gw berusaha keras memikirkan bagaimana cara menjilati dada Cindy. namun terlambat, Sam menengadahkan kepalanya dan dengan cepat gw menarik tangan gw dari dada Cindy. Sam sepertinya ingin langsung menusukan penisnya kedalam vagina Cindy.
Gw berusaha menahan agar Sam tak buru buru ml. Gw kemudian nyorot tubuh Cindy, dari dada turun hingga atas vaginanya. Sam tau maksud gw, jemarinya memainkan bibir vagina Cindy, gw menyorotnya dengan jarak yang sangat dekat. Dua jari Sam mencoba membuka bibir vagina Cindy. Terlihat sangat jelas vagina pink merekah itu sudah sangat basah, entah liur Sam atau memang dari cairan vagina Cindy.
“sayaang kiss me” cindy tetiba merajuk. Sam hanya tersenyum sesaat, ia yang telah duduk di samping Cindy kemudian kembali melumat bibir mungil Cindy. Tangan Sam kembali memainkan dada Cindy, sedangkan Cindy memeluk Sam sangat erat, salah satu tangannya mendorong kepala Sam aga tak menghentikan ciuman mereka. kaki Cindy yang sempat merapat tetiba direntangkan sangat lebar, well gw tau nih maksudnya.
Kemudian gw mengarahkan kamera sangat dekat dengan dada Cindy yang sedang diremas remas oleh Sam, sementara tangan kiri gw perlahan menyentuh bibir vagina Cindy. Ga ada respon apapun seperti menutup kakinya, berarti memang boleh, dan tanpa buang waktu gw memasukan jari tengah gw ke liang vagina Cindy. Terasa sempit dan sangat basah. Tetiba Cindy merapatkan kakinya, bersamaan dengan kepala Sam yang bangkit.
Sam sepertinya sudah tak sabar, dengan segera ia memposisikan tubuh Cindy dan mengarahkan penisnya ke bibir vagina Cindy, setelah beberapa gesekan penis itu masuk ke dalam liang vagina cindy. Perlahan Sam memompa vagina Cindy, ia kemudian mempercepat temponya. “mmppff, ahhhh…..” Cindy meracau keras sambil kedua tangannya meremas dadanya.
Beberapa menit berlalu, Sam seperti kehabisan tenaga. Ia membalikan posisi, kini mereka berada di posisi WOT. Tubuh Cindy bergerak naik turun, dadanya bergoyang bebas. Cindy kemudian mempercepat tempo permainannya, kedua tangan Sam meremas dada Cindy, membuat libido Cindy semakin meninggi
“ahhh oomm….mau keluaar”
“mppff ahhh…om juga sayaang…”
Dan tubuh mereka meregang bersamaan, beberapa detik kemudian Cindy yang sudah lemas menjatuhkan diri ke ranjang. Ga mau kehilangan momen gw langsung menyorot vagina Cindy, tangan kiri gw meregangkan paksa kaki Cindy. Terlihat jelas cairan putih meleleh keluar dari lubang vagina Cindy. Nafas Sam nampak sudah terengah engah, begitu pula Cindy, tapi entah kenapa lebih terdengar seperti nafas yang masih memburu. Ya memang permainan mereka terbilang cukup singkat, jauh lebih lama foreplaynya. Dan CUT..!! pengambilan video selesai. Gw melipat layar handycam dan mematikannya.
Sam berusaha bangkit untuk melihat hasil rekaman, sedangkan Cindy membersihkan sisa cairan kental yang masih keluar dari vaginanya dengan tisue. mata gw masih gabisa berpaling dari tubuh Cindy yg telanjang bebas di atas ranjang. Sam nampak puas dengan hasil rekaman gw. Setelah ia selesai menonton rekaman tersebut, ia kembali memberikan handycam ke gw. Sam beranjak menuju kamar mandi, katanya sih mau mandi, siapa peduli. Gw duduk di tepi ranjang, ngeliat hasil rekaman gw barusan, well menggoda banget ampe buat junior gw kembali naik. Cindy juga beranjak duduk di samping kiri gw, kami nonton rekaman itu bersama.
Tetiba tangan Cindy menggenggam junior gw yg udah berdiri keras dibalik celana. “pengen ya?” goda cindy. “banget lah, siapa yg ga mau ama cewek secantik kamu” gw hanya menjawab seadanya, takut juga karir taruhannya. “yuk.. aku masih pengen nii…. om Sam cepet bangeet keluarnya, bete kan” Cindy kembali menggoda. Tangannya masih memainkan junior gw dari luar celana. Memang permainan mereka tadi jauh lebih sebentar dibanding foreplaynya. Maklum umur, hahaha. “takut mbak, bisa dipecat kalo ketauan” gw menjawab berusaha menguatkan diri dan nyari motivasi.
Kemudian tangan Cindy melepaskan kait celana dan menurunkan restleting gw. “gapapa, om Sam kalo mandi itu lama banget…. kalo mp3nya dah kedengeran berati udah mulai mandi, kalo lagunya mati berati selesai mandinya” Cindy berusaha meyakinkan gw. Well kepalang tanggung, nafsu udah di ubun ubun gini.
“wah gede banget penis kamu den, jauh ama om Sam…” Cindy memuji sambil tangannya mengocok penis gw. Gw meliat handycam yang masih gw pegang dan menaruhnya di meja kecil samping ranjang. Cindy langsung inisiatif, kepalanya mendekati penis gw, terasa kemudian bibirnya di kepala penis gw, dan mulai masuk hingga setengah. Perlahan tapi pasti Cindy mulai mengulum penis gw. Semakin cepat Cindy mengulum penis gw, nafasnyapun terdengar semakin memburu.
Cindy melepaskan kulumannya, ia segera beranjak berdiri dan memposisikan diri, tangannya memegang penis gw, mengarahkan vaginanya untuk dimasuki penis gw. Setengah duduk membelakangi gw ia menggesekan penis gw sebenta ke vaginanya, dan perlahan penis gw masuk kedalam vaginanya. Terasa basah, hangat dan amat sempit. Dan blesss…seluruh penis gw masuk ke liang vagina Cindy. Tangan cindy bertopang di paha gw, dan badannya mulai naik turun perlahan. Kedua tangan gw meremas dada Cindy yang bergoyang bebas. Sesekali gw mainkan putingnya.
Goyangan Cindy semakin cepat, begitu pula gw meremas dada cindy semakin kencang. Nafas Cindy yang sangat memburu berganti menjadi lenguhan. Mppff, aahhhh….. 5 menit berlalu dan lenguhan Cindy menjadi semakin kencang… “aahhh mau keluaaar” beberapa detik kemudian kurasakan penis gw dibanjiri cairan hangat, meleleh keluar hingga membasahi paha gw.
Tempo permainan Cindy semakin lambat, agak lemas sepertinya, namun lenguhannya masih cukup kencang. Ngeri juga kalo ampe kedengeran Sam. Gw sedikit menarik badan gw ke tengah kasur kemudian melempar tubuh gw ke kasur. Cindy membalikan tubuhnya, kami berganti menjadi WOT. Cindy nampak bersemangat kembali, ia bergoyang maju mundur, atas bawah dengan tempo yang lumayan cepat. tangan gw kembali meremas kedua dada Cindy. Ia mulai kembali melenguh, gw pun mulai meracau. Segera kutarik kepalanya, dan melumat bibirnya. Ia membalas dengan liar.
Tubuh kami bergoyang cukup cepat, dan gw ga melepaskan ciuman kami. Gw takut juga kalo dia melenguh terlalu keras. 4menit berlalu, cindy menggigit bibir bawah gw, tubuhnya meregang. Dan kembali kurasakan ogasme kedua Cindy. Cairan hangat itu kembali menyembur kearah penis gw. Kali ini lebiih banyak dari yang sebelumnya. Cindy berhenti bergoyang “aku capek…kamu kenapa belom keluar juga sih?” dan gw hanya tersenyum sambil mulai bergoyang. Cindy mulai terangsang kembali hingga ia mulai melenguh. “jangan kelamaan, ntar Sam keburu keluar” daaan kata2 Cindy seketika membuyarkan kenikmatan gw.
Gw menggulingkan tubuh Cindy hingga penis gw keluar dari vaginanya. Gw memberi instruksi agar ia mengambil posisi menungging di bibir ranjang. Gw berdiri di belakangnya, pas posisinya. Segera gw arahkan penis gw masuk ke vaginanya. Kini kami dalam posisi doggie style. Kupegang erat pinggulnya dan perlahan memompanya. Perlahan dan semakin cepat. Cindy mulai kembali melenguh. Gw tau gw gapunya banyak waktu, kedua tangan gw kemudian memegang dan meremas perlahan dada Cindy yang bergantung bebas, dan gw percepat pola permainan gw. Tangan Cindy seketika mengambil bantal yang tergeletak di dekatnya dan menutupi wajahnya. Gw pompa semakin cepat.
Suara erangan Cindy cukup kencang namun diredamkan oleh bantal. Sedangkan gw berusaha menahan lenguhan sebisanya sambil terus memompa cepat vaginanya. Vagina yang sudah sangat basah itu mengeluarkan bunyi yg cukup kencang ketika penis gw memompanya.
“shhh aahhh mau keluar neng…” cindy melepaskan bantal dari wajahnya dan menjawab “mff aaaaaah aku juga…di dalem ajaaa”
Kembali terasa cairan hangat membanjiri vagina, dan nyaris bersamaan gw mencapai orgasme, croot croot croot croot…6 tembakan bersarang langsung ke dalam liang vagina Cindy. Gw masih tetap memompa dengan tempo yang semakin lambat. Semenit kemudian barulah gw cabut penis gw yang mulai menyusut dari vagina cindy. Dan gw lihat cairan putih sperma gw bercampur cairan vagina cindy meleleh keluar dari vaginanya.
Cindy tergolek lemas sesaat, dan berusaha bangkit. Gw masih berdiri di tepi ranjang, mencoba mengatur nafas. Cindy duduk bersila di hadapan gw. Vaginanya masih terus mengeluarkan cairan kental kami. Ia menjilati penis gw dan mengulumnya sebentar, mencoba membersihkan gw rasa. “u’re the greatest” puji Cindy… “kamu juga”
—> Film Bokep 2015 <—
Gw kembali memakai celana gw, sementara cindy membersihkan vaginanya. “mending kamu buruan deh sebelum Sam selesai mandi” dan gw menjawab dengan memegang lembut dagunya dan kembali menciumnya. “okeh, thx bgt…” gw beranjak keluar dari kamar tersebut. gw tau tugas gw sangat terbengkalai dan gw akan ngelembur ampe magrib, tapi gapapalah untuk sebuah kesenangan yang sangat langka ini. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru

The post Cerita Sex: Pegawai Hotel appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Wanita Karir

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Wanita Karir – Saya adalah seorang pria yang berusia 23 tahun dan saya baru saja selesai kontrakku dengan salah satu perusahaan pelayaran luar negeri. Sekarang saya adalah pengangguran sebab saya tidak punya rencana untuk kembali berlayar setelah 2 tahun lamanya. Semua yang saya ceritakan dibawah ini adalah nyata. Memang cerita ini terlalu bertele-tele bila dibandingkan dengan cerita-cerita yang pernah saya baca di 17thn, namun inilah cerita yang ingin saya ceritakan bagi pembaca juga penggemar 17thn.

cerita-sex-gairah-wanita-karir-300x194
Cerita Sex: Wanita Karir

 
Cerita ini berawal dari seringnya saya pergi bolak-balik ke rumah sakit untuk menjaga papa saya di rumah sakit swasta di daerah Jatinegara, JakTim. Pada hari Minggu siang tanggal 5 Nov 2000, saya turun ke bawah tempat merokok di rumah sakit tersebut, namun di saat saya menikmati rokokku itu, di dekat tempat dudukku ada seorang wanita setengah baya yang kira-kira berumur 30 tahun. Ia tampak sibuk sekali menelepon sana-sini dengan hp-nya untuk mencari jasa derek mobil untuk mobilnya.
Entah karena saya merasa terganggu atau ada keinginan untuk membantu wanita itu, akhirnya saya beranikan diri untuk menawarkan jasa saya sebab siapa tahu kerusakannya masih sepele. Setelah mengumpulkan semua keberanian untuk menawarkan jasa saya akhirnya meluncur juga dari mulutku untuk membantu dia.
“Eee.. maaf Tante, kalo saya boleh tau, mobil tante rusak?” tanya saya dengan ragu-ragu.
“Iya Dik”, jawabnya singkat sambil tetap menghubungi seseorang dengan handphone-nya.
“Eee.. kalo boleh tau, Tante.. mobil Tante apa merk-nya?” tanya saya lagi.
“Honda, Honda Maestro”, jawabnya dan kali ini dia melihat saya.
“Kalo boleh, saya coba bantu Tante buat benerin mobilnya Tante, sebab siapa tau saya bisa, Tante!” kata saya menawarkan pertolongan.
“Eee.. boleh-boleh.. Ayo ke mobil saya yuk”, pintanya.
Setelah itu kita berdua jalan meninggalkan tempat itu untuk menuju ke mobil wanita itu, yang ternyata tidak jauh dari tempat merokok. Setelah saya dibukakan pintu, saya coba starter mobilnya tapi hasilnya nihil. Dengan kasus seperti ini, saya katakan pada wanita itu bahwa ada kemungkinan bahwa ini masalah dinamonya dan saya sarankan untuk mendorong mobilnya sebab tidak ada masalah sehingga dia bisa tiba di rumahnya atau bengkel sebelum kesorean dan tidak perlu memanggil jasa derek mobil karena biayanya yang mahal. Dan sepertinya dia berpikir sejenak dan dia setuju dengan saran saya, hingga akhirnya saya memanggil salah satu satpam yang saya temui untuk meminta pertolongannya untuk mendorong mobil.
Agh, akhirnya mobil wanita itu nyala juga dan seperti dugaanku bahwa masalahnya hanya masalah dinamo. Dengan posisi wanita itu di dalam mobil dan saya di luar sambil memperhatikan dia untuk meninggalkan saya, tiba-tiba dia memanggil saya dengan membuka kaca jendelanya dan mengucapkan terima kasih kepada saya sambil memberikan uang 2 lembar seratus ribu tapi saya tolak sebab pertolonganku adalah dari hati nuraniku bukan untuk meminta balasan namun dia tetap memaksa saya dan akhirnya saya ambil satu saja dan satunya lagi tetap di tangannya sambil mengucapkan bahwa itu saja sudah lebih dari cukup.
Akhirnya dia mengalah karena saya tetap bertahan untuk tidak mengambil sisanya tapi dia membuka tasnya dan mengambil kartu namanya dan diberikan buat saya sambil menitip pesan bahwa kalau ada sesuatu atau saya sedang senggang diminta menghubungi dia, dan saya terima kartu namanya. Sebelum pergi, dia menanyakan nama saya sambil menyodorkan tangannya dan saya jawab bahwa nama saya Willi dan dia mengatakan bahwa namanya Lucy. Dan akhirnya ia pergi dengan mobilnya dan saya tetap berdiri melihat mobilnya hingga hilang ditelan sebuah tikungan ke kanan.
2 hari setelah kejadian itu, papa saya meninggal dan saya sibuk menyelasaikan segala urusan yang berkaitan dengan papa saya mulai dari rumah sakit, rumah duka, dikremasi hingga jadinya Akte Kematian.
Setelah semuanya selesai dan saya kembali pada kehidupanku yang hanya menghabiskan hari demi hari saya dengan jalan-jalan dengan teman-teman saya ke sana ke mari. Hingga pada suatu hari di bulan Desember 2000, saya teringat kembali dengan wanita yang saya kenal di rumah sakit dan saya cari kartu namanya dan akhirnya ketemu. Akhirnya saya hubungi Handphone-nya walaupun di kartu nama itu ada nomor telepon rumah dan kantornya.
“Hallooo?!” terdengar jawaban seorang wanita dari sana.
“Dengan Lucy-nya ada? ini Willi”, jawab saya lengkap.
Sejenak terdiam dan terdengar, “Iya ini Lucy sendiri dan saya ingat kalo kamu yang nolong saya waktu saya di rumah sakit itu khan?” tanyanya yang terkesan menebak.
“Iya.. ini saya Willi yang waktu itu”, jawab saya.
“Eee.. gimana sekarang kamu, Will?” tanyanya.
“Lagi senggang nich”, jawab saya.
“Kayaknya untuk sekarang ini saya nggak bisa lama-lama ditelepon.. bagaimana kalau malam ini kita ketemu, saya mau traktir kamu makan malem, apa bisa?” sambungnya.
“Iya bisa. Saya nggak ada acara”, jawabku singkat.
“Oke kalo gitu kita ketemu di restaurant Tony’s Romas deket Ratu Plaza aja jam 7 malam ini, Oke? kamu tau khan?” jawabnya menjelaskan.
“Iya saya tau, Oke dech sampe nanti”, jawabku.
Seperti janjiku dengan Lucy, saya datang ke Restaurant Tony’s Romas dan saya tiba 10 menit lebih awal. Dan pilih tempat duduk yang kira-kira saya bisa lihat kalau ada orang yang datang. Tepat jam 19.00, Lucy datang, dan saya sangat terpana dengan pakaiannya yang begitu seksi. Dia mengenakan baju terusan warna merah dengan strip warna biru dengan model tali yang menggantung pada lehernya sehingga tampak dengan jelas punggungnya dan berarti dia tidak memakai BH dan rambutnya yang sepanjang bahu dia ikat ke atas sedang rambut depannya dibuat poni rata dengan alis matanya tapi dengan tekukan ke atas. Dadanya yang lumayan besar dan bulat seakan-akan mau keluar dari baju yang dia pakai. Wow, saya begitu terpana dengan apa yang saya lihat, tapi saya tidak terlalu terpana sebab saya harus memberitahu bahwa saya ada.
Saya mengangkat tangan mengisyaratkan siapa tahu dia melihat. Ternyata ada seorang waiter yang melihat dan sepertinya dia tahu bahwa saya memanggil Lucy, dan waiter itu pun mengatakan sesuatu pada Lucy lalu menunjuk pada arahku.
“Hi.. udah lama?” katanya membuka pembicaraan sambil duduk dan merapikan baju terusannya sepanjang mata kaki.
“Belum”, jawabku singkat.
“Eee.. kamu udah pesen? kalo belum, kamu mau pesen apa?” tanya dia.
“Belum, saya belum pesen apa-apa”,jawabku sambil membuka buku menu.
Setelah kita berdua memesan makanan, dan sambil menunggu makanan kami berbincang-bincang sana-sini dan akhirnya dia menanyakan bahwa mengapa saya ada di rumah sakit saat itu, dan saya jelaskan dan saya katakan pula bahwa papa saya sudah meninggal dan dia tampak kaget dan minta maaf kalau dia membuat saya sedih.
Acara makan malam saya bersama Lucy berlangsung lancar dan kita berdua mau pulang, dia memaksa mengantar saya pulang sebab selain hemat biaya lagipula ternyata rumah Lucy searah dengan saya, dia tinggal di daerah Kelapa Gading dan saya yang menyetir dengan ijin dia terlebih dahulu.
Dalam perjalanan, tanpa saya tanya, dia mengatakan bahwa dia sudah cerai dengan suaminya sejak anaknya berusia 6 bulan dengan alasan mantan suaminya itu punya simpanan. Saat dia menceritakan itu, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan sebab rasanya kalau diterus-teruskan mungkin akan membuat dia sedih dengan pengalaman pahitnya, hingga pada akhirnya mengatakan bahwa sebaiknya tidak perlu diteruskan sebab mungkin akan membuat dia ingat dengan masa lalunya itu tapi dia mengatakan bahwa dia ingin saya tahu dengan siapa yang dia kenal (maksudnya dia sendiri). Dari ceritanya, dapat saya simpulkan bahwa dia wanita karier yang lumayan bagus dengan kariernya.
Setelah dia selesai menceritakan semuanya, kita terdiam sejenak dan hanya tembang-tembang Ebiet G Ade yang kita dengar. Tapi dengan tiba-tiba dan membuat saya kaget, Lucy mendekatkan kepalanya dan menyandar diantara bahu dan ujung jok mobil. Saat itu saya tidak tahu harus bagaimana, jadi saya diam saja. Namun yang menambah kurang konsentrasinya saya dengan jalan adalah, setiap saya mengganti persneling, lengan saya bersentuhan dengan dadanya yang lumayan besar dan ini tidak mengubah cara dia duduk, dia tetap dengan posisinya.
Setiap kali bersentuhan saya minta maaf padanya dan hati serta kemaluanku tegang. Rasanya saya teramat salah tingkah sebab selain menggangu pikiran saya, saya pun menikmati apa yang terjadi. Sampai pada akhirnya Lucy memecahkan kesepian pada saat itu dengan mengatakan, “Will, kamu sudah pernah bercinta?” Wah, rasanya seperti disambar geledek dengar pertanyaan Lucy.
Setelah terdiam sebentar karena kaget, saya jawab pertanyaannya itu dengan jujur bahwa saya sudah pernah bercinta dan saya jelaskan pula bahwa itu dengan pacar saya. Lalu dia bilang, “Eee.. kayaknya kamu sekarang sudah terangsang ya dengan posisiku kayak gini ini?” sambil tangan kirinya dengan cepat meraba daerah kemaluan saya.
Saya benar-benar terhenyak dengan sikap Lucy dan saya biarkan tangan kirinya meraba-raba dengan halusnya kemaluan saya dari celana panjang saya sebab selain inilah yang yang inginkan, saya pun lagi-lagi dalam posisi sulit.
Saya tidak tahu berapa lama dia meraba-raba kemaluan saya hingga pada akhirnya dia membuka reitsleting celana saya dan makin berani sehingga sekarang dia meraba-rabanya di celana dalam saya. Sambil meraba-raba dia bilang (dengan nada nakal dan manja), “Will, punya kamu ini besar ya?! panjang lagi.. dan kayaknya udah pengen maen nich.” Namun saya tidak memberi jawaban sebab selain saya tidak tahu harus menjawab apa, saya merasa sedang terbang.
Dan saya pun tidak tahu pasti berapa lama dia meraba-raba kemaluan saya dari atas celana dalam saya. Hingga pada akhirnya dengan tiba-tiba kepalanya seperti terjatuh ke daerah kemaluan saya dan dia menjilat-jilat celana dalam saya dengan tangan kirinya yang tetap meraba-raba rambut kemaluan saya yang mungkin sebagian keluar dari celana dalam.
Saya yakin bahwa celana dalam saya sudah basah dengan air liurnya sebab rasanya sudah agak lama dia jilati. Tidak berapa lama setelah saya berpikir seperti ini, dia membuka celana dalam saya dan langsung menelan semua kemaluan saya. Wah, rasanya benar-benar nikmat dan saya benar-benar harus membagi dua pikiran saya antara kenikmatan yang sedang saya rasakan juga jalanan.
Karena saya pun terangsang dengan kuluman Lucy, dengan berani saya memegang dadanya dan meremas-remas kecil. Walaupun saya tidak melihat, namun saya dapat membayangkan bagaimana rasanya apabila saya menghisapnya. Wah, sulit dikatakan. Hingga pada saatnya, saya mengatakan pada Lucy bahwa saya rasa saya akan klimaks, tapi buru-buru dia menghentikan kulumannya dan mengambil posisi duduk normal.
Dan dia bilang bahwa dia pun sudah terangsang dan ingin berhubungan seks. Dia mengajak saya menginap di salah satu hotel. Sebelum mengiyakan ajakan Lucy, saya katakan bahwa saya harus memberitahu sama orang rumah bahwa saya tidak pulang agar mereka tidak perlu menunggu saya.
Setelah semuanya sudah beres, akhirnya mobil yang kita tumpangi saya arahkan ke daerah Sunter, sebab saya tahu bahwa di situ ada hotel, walaupun saya belum pernah menginap di situ. Akhirnya kami tiba di hotel yang saya maksud dan saya beserta Lucy masuk dan mengurus urusan-urusan di Front Office di hotel itu, dan setelah semua selesai dengan biaya yang ditanggung Lucy, kami pun diantar ke kamar yang sudah dipilih dengan Bellboy.
Setelah mengecek sana-sini dalam kamar, akhirnya Bellboy meminta ijin untuk keluar setelah menghidupkan TV dengan Channel MTV. Dan setelah terdengar suara pintu kamar kami ditutup oleh Bellboy, saya dan Lucy dengan cepat saling berpelukan dan berciuman sambil berdiri karena sama-sama sudah tidak bisa menahan gairah seks masing-masing.
Lucy memang kelihatan sudah terangsang berat dan pandai berciuman sebab saya dapat merasakan permainan lidahnya yang sangat Hot. Sambil bermain lidah, tangan Lucy dan tangan saya saling meraba-raba bagian terlarang satu sama lain. Tangan kiri saya tetap memegang bagian belakang kepala Lucy sedang tangan kanan saya mengelus-elus bagian punggung Lucy yang terbuka dan mulus putih tanpa cacat, sesekali meraba ke bagian tekukan bawah payudaranya. Sesekali tercium olehku aroma parfum yang dia gunakan. Sedangkan tangan kiri Lucy menelusup ke bagian belakang celana saya sedang tangan kanannya merabanya dari depan mulai dari kemaluan saya hingga ke daerah pusar.
Lama-kelamaan, tangan saya membuka sebagian baju bagian dadanya sehingga saya dapat memegang dengan jelas bentuk payudaranya. Saya rasakan bahwa besar payudara Lucy terasa mantap dengan posisi jemari saya seperti mau mengambil payudaranya itu. Saya usap, elus dan mainkan puting susunya yang terasa makin lama makin agak keras. Dengan tetap sambil berciuman, memainkan lidah dan saling menggigit bibir bawah atau atas satu sama lainnya. Sedangkan tangan Lucy sedang berusaha membuka celana saya dengan membuka reitsleting celana dan berusaha membuka ikat pinggang saya.
Setelah celana saya dapat dibuka oleh Lucy, dengan sigap dia mengambil kemaluanku yang sudah tegang dari balik celana dalamku lalu memaju-mundurkan tangannya sambil tetap menggenggam kemaluanku. Sambil meraba-raba dan tetap memainkan puting susunya, tangan saya yang lain berusaha untuk membuka kancing yang terletak di leher belakang Lucy. Dan akhirnya saya dapat membuka kancing itu walaupun sedikit sulit sebab hanya dengan satu tangan. Begitu baju terusannya dapat saya buka, dengan otomatis baju terusan itu turun ke lantai sehingga payudara Lucy sekarang sudah tidak tertutupi sesuatu apa pun.
Dengan turunnya baju terusannya ke lantai, saya hentikan ciuman bibir dengan Lucy dan saya langsung mencium bagian dada kiri dan kanan Lucy yang begitu ranum dan kencang seakan-akan masih dalam pertumbuhan. Dalam setiap hisapanku atau permainan lidahku pada puting susunya, Lucy mendesah kenikmatan, “Uuuh.. aaghh.. enakk..” dengan sesekali menambahkannya dengan nama saya dan disertai denga nafas yang memburu. Sedangkan tangannya dengan bergantian tetap memegang kemaluan saya dan mengocoknya.
Setelah saya agak puas dengan payudaranya, jilatan, hisapan dan kecupan kecil saya mengarah ke bawah dan makin ke bawah dengan tetap diiringi desahan Lucy yang saya rasa sudah terangsang karena kenikmatan. Namun tangan saya tetap meraba serta mengelus-elus payudaranya. Hingga pada akhirnya tangan Lucy melepaskan kemaluan saya karena posisi kami yang tidak memungkinkan.
Jilatan dan kecupan kecil pada bagian bawah dada Lucy makin liar dengan makin tidak dapat mengontrol diri saya sendiri dengan gairah seks yang meluap-luap dan dengan sesekali saya membuka mata saya dan melihat bagian tubuh Lucy yang putih bersih serta mulus dan lembut. Saya pun dapat merasakan detak jantungnya yang makin kencang.
Sambil tetap menjilati dan memberi kecupan kecil, tangan saya dua-duanya meraba-raba bagian kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalam yang dia gunakan. Setelah saya meraba-raba dengan halus semua daerah kemaluannya serta bagian pantat Lucy, baru saya ketahui bahwa dia mengenakan celana dalam dengan model tali yang mana lekukan pada daerah lubang analnya berupa tali dan melingkari pinggangnya pun berupa tali yang diikat pada bagian pinggang kiri. Dan ini menambah gairah seks saya yang membludak.
Setelah dengan mudah dapat saya buka celana dalamnya, jilatan juga kecupan kecil, saya lanjutkan pada daerah kemaluannya hingga saya dapat merasakan bahwa saya sedang berada di beberapa centimeter di atas liang kewanitaannya. Daerah yang ditumbuhi oleh rambut-rambut yang tidak terlalu lebat dan terkesan dirawat rapi. Dan saya tetap menikmati dengan makin mendesahnya Lucy dengan apa yang saya lakukan pada tubuhnya.
Tangan saya pun mulai memainkan kemaluannya yang basah, saya meraba kemaluannya dengan jari telunjuk atau jari tengah saya dengan sesekali saya masukkan ke dalam kemaluan Lucy. Sedang jempol saya, saya naik turunkan di daerah antara kemaluannya dengan rambut kemaluannya.
Saya makin menikmati semua ini dengan menyentuh ujung lidah saya pada kemaluannya bagian atas. Tercium pula bau khas dari kemaluan Lucy. “Ughhh, Will.. sayaaang.. kamu pintar sekali, sayang..” rintih Lucy ketika saya menghisap-hisap klitorisnya dan sesekali menjilatnya. “Teruuus.. terus.. sayang.. agh.. ahhhh..” rintihnya sambil memegang kepala saya dengan kedua tangannya dan seakan-akan menekan wajah saya ke dalam kemaluannya.
Waktu itu, saya agak sulit bernafas dengan posisi seperti ini, namun saya tetap menjilati dan memainkan klitorisnya.
Agak lama saya memainkan klitorisnya dan sesekali memasukkan satu atau dua jari saya ke dalam kemaluan Lucy.
Mulanya yang sudah basah, sekarang hingga kering dan sekarang agak lembab dengan bercampurnya air liur saya.
Mungkin karena saya yang terlalu menikmati yang sedang saya lakukan atau mungkin karena dia sudah terangsang, dengan tiba-tiba dari dalam kemaluan Lucy menyembur cairan hangat yang belum pernah saya temui sebelumnya.
Dengan menyemburnya cairan itu dari dalam kemaluan Lucy, makin didorongnya kepala saya ke arah kemaluan Lucy dan kali itu saya merasa sulit sekali bernafas namun kejadian itu tidak berlangsung lama sebab setelah itu, Lucy melepaskan kepala saya sehingga saya dapat bernafas kembali. Namun saya tetap menjilati dan menghisapnya yang terasa agak lengket dan sedikit bau amis.
Tak berapa lama setelah cairan itu menyembur, Lucy mengangkat kepala saya, yang maksudnya agar saya berdiri. Saya pun berdiri dan wajah saya dekat dengan wajahnya. Dan Lucy menciumi bibir saya dengan masih adanya sisa cairan yang menempel di bibir dan lidah saya. Ganas sekali dia menciumi saya yang diiringi dengan permainan lidah dan terengah-engah nafasnya.
Setelah puas berciuman, Lucy menghentikannya dan mengatakan, “Will, sekarang gantian.. saya yang mau menikmati tubuh kamu.” Sebelum aba-aba atau jawaban dari saya, Lucy langsung membuka kaos saya dari bawah dan menelusupkan satu tangannya ke atas ke bagian dada saya. Sambil mengelus-elus dada saya, dia bilang bahwa dada saya lapang, tidak seperti suaminya yang seolah-olah mempunyai buah dada. Lucy pun mengatakan bahwa perut saya tidak gendut, seperti peminum minuman keras.
Setelah saya membuka kaos saya sendiri, dengan segera Lucy memulai kecupan kecil di daerah dada saya dan sesekali menjilatinya, sedangkan tangannya menuju pada kemaluan saya dan seperti semula, dia memaju-mundurkan kemaluan saya. “Aaah.. aaah.. enak, Luc”, desahku kenikmatan karena selain dijilati atau dikecup, kemaluanku pun dikocok-kocok dengan pelan-pelan namun pasti. Seperti halnya yang saya lakukan pada tubuh Lucy, Lucy pun menjilati, mengecup dan menghisap semua bagian depan tubuhku dan makin lama makin ke bawah hingga akhirnya pada kemaluanku.
Pada saat di kemaluanku, Lucy langsung mengulumnya seakan-akan mau menelan semua kemaluanku yang kira-kira panjangnya 16-18 centimeter. “Aaagghh.. aah.. eeenak, Luc!” desahku agak keras tidak bisa menahan rasa nikmat yang saya rasakan begitu Lucy memainkan lidahnya di bagian lubang kemaluanku. Tidak bisa saya ungkapkan kenikmatannya dan saya benar-benar menikmati apa yang saya rasakan.
Lama sekali Lucy menghisap, menjilat, mengulum dan memainkan kemaluan saya, dia pun menjilati lubang anal saya. Hingga pada akhirnya terlintas dalam pikiran saya untuk menyelesaikan pemanasan ini dan memulai berhubungan seks.
Seperti halnya yang Lucy lakukan pada saya dengan mengangkat kepala saya dari kemaluannya, begitu pula yang saya lakukan untuk menghentikan kulumannya pada kemaluan saya. Saya angkat kepalanya dan saya dekatkan wajahnya kepada saya lalu menciumnya dengan kecupan-kecupan sesekali menciumnya dengan sedikit memainkan lidah.
Saya pun menuntun Lucy untuk tiduran di kasur dengan posisi telentang. Setelah saya beri ciuman dan sedikit kecupan kecil pada bibirnya, saya memegang kemaluan saya dan mengarahkan pada liang senggamanya. Kedua kakinya yang telah dibuka olehnya membuat saya lebih mudah untuk memasukkan kemaluan saya. Sambil memasukkan kemaluan saya, saya lihat raut wajah Lucy. Dia tampak mengejamkan kedua matanya sambil mendesah, “Ooohh.. eeemhhh..” lalu menahan nafas sejenak, sedangkan kedua tangannya memegang kedua pantat saya lalu mencekeramnya agak keras.
Sambil mengeluarmasukkan kemaluan saya ke kemaluan Lucy, saya menekuk kedua kakinya dengan kedua tangan saya sehingga telapak kaki dan tulang keringnya terangkat. “Uuughh.. esshhh.. aaahh.. eenak.. sayang..” desah Lucy sambil memejamkan matanya. Saya pun mendesah kenikmatan dengan keluar masuknya kemaluan saya di dalam kemaluan Lucy. “Aaahh.. eeessh.. Luss.. eenak..”
Kira-kira kami melakukan posisi itu selama 5 menit, lalu saya angkat kedua kakinya sehingga menghimpit kepalaku dan tetap mengeluarmasukkan kemaluanku. Dan saya tidak tahu berapa lama saya dan Lucy melakukan posisi ini hingga akhirnya Lucy menarik saya untuk mendekatkan kepala saya dengan kepalanya, lalu dia mendekap punggung saya dengan erat bahkan saya merasa sangat keras. Dan mendesah panjang, “Eeenghhh… eeesshhh.. eeenakk..”
Lalu Lucy menghentikan sebentar dan mengeluarkan kemaluan saya dari kemaluannya. Ia lalu menungging dan saya tahu maksudnya dan tanpa disuruh olehnya, saya mengarahkan kemaluan saya untuk kembali menghujam kemaluan Lucy. Sambil memegang kedua belah pantatnya bagian atas, saya tetap mengeluarmasukkan kemaluan saya dan sesekali saya melihat reaksi Lucy yang mengangkat sedikit kepalanya ke atas dan sesekali mengibaskan rambutnya sambil mendesah-desah kenikmatan, “Aaaghh… eeesshh.. terus sayang..”
Rasanya lama sekali melakukan hubungan seks, hingga saya merasa sedikit kelelahan begitu juga Lucy, hingga saya putuskan untuk mempercepat gerakanku. Makin kupercepat kemaluanku di dalam kemaluan Lucy. Dengan makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah diulasi oleh cairan dari kemaluan Lucy. Saya pun sesekali memegang payudaranya dengan kadang meremasnya sebab saya rasa payudaranya akan naik turun dan menggantung karena posisinya.
“Aaakhh.. enakk!” desah Lucy sedikit teriak.
“Luc.. saya mau keluar nich.. eeesshh..” desahku pada Lucy.
“Keluarin di dalem aja, Will.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.
Hingga akhirnya saya merasa bahwa saya akan mencapai puncak, saya agak menunduk mengikuti posisi Lucy yang menungging dan saya pegang kedua buah dadanya sambil sedikit meremas keduanya. “Uuugghh.. aaaggh.. eeenak Luss” teriakku agak keras dengan bersamaannya sperma saya yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Lucy.
Setelah saya berdiam sejenak setelah ejakulasi, saya keluarkan kemaluan saya dan saya tuntun tubuh Lucy untuk membalik sehingga kami dapat berpelukan. Sambil saling memeluk, Lucy mengatakan bahwa saya hebat dan dengan ijin saya, dia ingin menceritakan ini pada temannya. Waktu itu, saya katakan bahwa tidak ada masalah andai dia ingin menceritakan ini pada temannya sebab (waktu itu) saya pikir, Lucy tidak akan mengenalkan temannya itu pada saya.
Kami pun hening sejenak sambil tetap saling berpelukan dan tubuh masih dalam keadaan telanjang bulat dan saya pun masih dapat mencium bau parfum yang Lucy gunakan. Dalam keheningan itu, terdengar dengan samar-samar lagu When You Said Nothing At All yang dibawakan oleh Ronan Keating dari pesawat TV yang ada.
Kami pun secara bersamaan tersentak dan ingin melihat. Lalu kami saling meregangkan pelukan kami, dan Lucy mengambil remote Tv yang berada di atas meja dekatnya lalu menambah volume suaranya. Setelah itu, Lucy mengajak saya untuk berpelukan lagi, saling mendekap lagi sambil menikmati lagu Ronan Keating tersebut.
Saya lihat jam tangan, jam menunjukan pukul 12.45 dini hari. Dan kami pun tertidur hingga kita berdua bangun bersama-sama sekitar jam 07.00 pagi, karena ada seberkas sinar matahari.
Setelah mandi, akhirnya kita sepakat untuk keluar dari hotel tersebut dan Lucy mengantarkan saya pulang hingga di depan rumah, setelah itu dia akan kembali ke rumahnya hanya untuk mengganti pakaian dan diteruskan ke kantor.
Di dekat rumah, Lucy mengatakan bahwa dia sangat puas dan ingin mengulang kembali apa yang terjadi tadi malam dan dia mengeluarkan sejumlah uang yang saya kira cukup banyak buat saya.
Katanya saat itu, “Will.. ini buat kamu.. siapa tau bisa bantu-bantu kamu kalau kamu pengen beli sesuatu..” namun belum selesai penjelasannya, saya jawab bahwa saya tidak mau menerima uang sesen pun dari dia sebab apa-apa yang saya lakukan adalah karena atas dasar suka sama suka dan saya pun mengatakan bahwa saya akan merasa sangat terhina kalau dia tetap memaksa saya untuk menerima uang itu.
Akhirnya dia mengalah dan kita terdiam sejenak dan dia mengambil handphone-nya dan mengatakan bahwa itu adalah pemberian dari dia bukan balasan atas yang saya lakukan, dia pun menjelaskan agar dia dapat menghubungi saya. Setelah saya pikir-pikir sambil dia tetap berharap agar saya menerima itu, akhirnya saya mau juga karena saya pikir handphone ini tidak akan selamanya, saya dapat mengembalikannya suatu saat nanti.
Setelah tiba di rumah, saya pun memohon diri dan sempat memegang tangannya bahwa apa yang dia rasakan antara saya dan dia, mungkin yang saya rasakan pada saat itu.
Hari itu Lucy menelepon saya dua kali lewat handphone-nya, yang pertama mengatakan bahwa dia sudah tiba di rumah dan yang kedua adalah dia sudah berada di kantor.
Sejak itu, Lucy tidak pernah menghubungi saya lagi. Tadinya saya pikir bahwa dia sibuk, dan saya pun sadar dengan posisi saya. Hingga akhirnya saya dihubungi seorang wanita lewat handphone pemberian Lucy. Wanita itu mengatakan bahwa Lucy pernah cerita semuanya tentang hubungan saya dengan Lucy mulai dari mula hingga akhir, dan wanita ini mengatakan bahwa dia ingin mengatakan sesuatu pada saya dan ingin ketemu dengan saya.
Hingga pada akhirnya saya setuju untuk bertemu tanggal 8 Desember di suatu Mall. Dalam pertemuan tersebut, wanita itu yang seumur dengan Lucy yang mengaku sebagai temannya dan mengaku bernama Julliet ini mengatakan bahwa ada pesan dari Lucy untuk mengatakan yang sebenarnya pada saya bahwa Lucy telah bersuami dan sudah 1.5 tahun belum dikarunia anak dan dikatakan bahwa suaminyalah yang tidak mampu berproduksi sebab Lucy secara diam-diam sudah memeriksakan dirinya tanpa sepengatahuan suaminya, dan pesan Lucy yang terakhir adalah dia menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya untuk saya sebab Lucy tidak ingin bertemu dengan saya lagi.
—> Film Bokep 2015 <—
Julliet ini pun mengatakan bahwa ia ingin melakukan hal yang sama seperti Lucy namun bukan dengan tujuan untuk memiliki anak sebab ia mengatakan bahwa ia dan suaminya tanpa masalah dalam memproduksi anak, yang jadi masalah adalah suaminya yang setelah selesai hubungan seks, ia selalu langsung meninggalkan Julliet tidur. “Jadi, andai Lucy hamil, ada kemungkinan bahwa itu adalah benih saya”, pikirku. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru

The post Cerita Sex: Wanita Karir appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Kepergok lagi Nonton BF

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Kepergok lagi Nonton BF!!! – Halo, masih ingat dengan Leni teman kostku, dalam ceritaku yang kedua: Kenikmatan oral sex. Nah sejak kejadian tersebut, hampir tiap hari kami melakukan oral sex, sehingga kami bisa saling meneguk air surgawi lawan masing-masing. Setiap aku ereksi, aku selalu mencari kesempatan untuk main dengan Leni, sehingga spermaku tidak terbuang sia-sia karena selalu habis ditelannya, tentu saja aku juga selalu menyedot cairan cintanya.

cerita-sex-kepergok-300x225
Cerita Sex: Kepergok lagi Nonton BF

 
Sayangnya kenikmatan tersebut cuma bertahan satu bulan, entah karena apa sehingga Leni harus pindah kuliah di kota kelahirannya. Waduh, penisku sangat sengsara, air maniku kembali terbuang sia-sia. Setiap malam ereksi terus selama beberapa jam, sampai susah tidur, mendambakan kocokan tangan dan bibir cewek.
Sampai suatu hari, ketika sore pulang kerja, Mei-Mei temen kostku mau pinjam film dvd Lord of the Ring 2 milikku. Aku perbolehkan, tapi nanti malam saja, kataku kepadanya. Sebagai gambaran, Mei-Mei tuh anak SMU kelas 3, lumayan facenya, supel, rada kurus, tapi dadanya proporsional, kencang dan indah. Malamnya, aku tuh lupa mau pinjamin dia film, tapi malah nonton BF yang barusan kupinjam tadi siang dari temanku.
Kubuka pakaianku sampai telanjang bulat, karena badanku jadi panas atas bawah karena BF. Dengan posisi duduk, kukocok pelan-pelan penisku yang sudah berdiri tegak, sambil nonton BF. Dalam film tersebut, diperlihatkan, cewek bule cakep sedang mengoral penis lawannya dengan sangat menggairahkan dan sangat menikmatinya, seperti makan ice cream.
Sedang asyik-asyiknya mengocok, tiba-tiba kamarku terbuka dan Mei-Mei, dengan sedikit berteriak “Mana filmnya? Ihh gila, ngapain Ko? Jorok banget”
Kontan aku langsung terloncat dari dudukku sambil menutupi penisku yang berdiri, “Akh..aku aku..” kataku tergagap.
Mei-Mei langsung masuk kamarku dan menguncinya, “Hayo, nonton BF kok sambil telanjang? Ngapain saja tuh?”
Kataku “Akh, kegiatan rutin cowok kok”
Lalu dengan cueknya dia juga akhirnya ikutan melihat film BF, sementara pinggang ke bawahku kututupi selimut. Tontonan BF saat itu yaitu 2 manusia berlawanan jenis sedang mengoral kelamin lawannya. Lalu Mei-Mei tanya padaku,”Ko, emang enak gituan? Kok mereka tidak jijik ya?”
Jawabku,”Kamu pernah terangsang belum? Masa belum pernah?”.
“Pernahlah, aneh kamu Ko”, katanya.
“Lalu rasanya seperti apa? Apakah kamu merasakan sensasi aneh dibagian-bagian tertentu tubuhmu? Pernah tidak masturbasi?”, tanyaku.
“Ya ada rasa geli-gelinya, masturbasi? Maksa keluar sel telur wanita? Belum pernah tuh, sakit kan?”, jawabnya.
“Gila, justru tidak sakit, tapi malah sangat nikmat, itulah salah satu hal yang paling nikmat di dunia, namanya sex! Apapun bentuknya, masturbasi, onani, oral, anal, senggama, dll.”
“Lalu diantara semua kegiatan tadi, yang paling enak yang mana Ko?”
“Ya, kalau dari urutan terbawah, masturbasi/onani karena sendirian melakukannya, lalu oral sex dan yang paling nikmat tiada tara adalah senggama”, jawabku dengan enteng.
“Aku yakin Ko Tedi pernah senggama kan? Ngaku aja deh!” protesnya.
“Sayang sekali tebakanmu salah, justru belum pernah! Milikku hanya kuberikan untuk istriku kelak, yee!” balasku dengan bangga, “Tapi kalau oral sex sih pernah, dengan Leni.”
“Hah? Dengan Ci Leni? Teman satu kost kan? Masa sih? Kapan? kok aku tidak pernah tahu, gila loe, lalu kamu ambil kesuciannya dan tidak tanggung jawab?”
“Masa aku main dengan Leni harus omong sama kau? Lagipula dia sudah tidak perawan karena pernah senggama dengan pacarnya waktu SMA.
Kami melakukannya atas sama-sama saling suka kok, kami tidak senggama lho, cuma oral sex. Hampir tiap hari kami melakukannya, enak lho, nikmat sekali, lagipula aman karena tidak merusak selaput dara cewek, nyesel deh kamu tidak pernah merasakannya,” godaku.
“Emang bener nikmat? Serius nih tidak sakit atau selaput daraku, eh mak.. maksudku selaput dara tidak pecah?” tanyanya dengan malu karena salah ucap. Aku mengangguk mengiyakan, aku yakin sekali, Mei-Mei pasti mau diajak oral sex. Film BF yang kupause tadi lalu kuresume lagi. Melihat ekspresi wajahnya yang putih itu, kelihatan bahwa dia mulai terangsang, napasnya berat dan wajahnya memerah. Penisku yang setengah tegang, akhirnya jadi tegang lagi.
Kami dalam keadaan duduk saat itu. Kupeluk Mei-Mei dari belakang pelan-pelan lalu kugerai rambut yang menutupi pipi kanannya dan kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Mei-Mei masih tegang karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi penisku yang sudah ereksi dari tadi, menempel di pantatnya, walau pinggangku masih terlilit selimut. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi, leher, dan telinganya.
“Ohh..sstt” desisnya. Aku cium bibirnya yang mungil, pelan saja dan dia mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat, kuganti film BF tersebut, dengan lagu mp3 barat yang romantis. Kupeluk mesra dia, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. Aku sangat suka pantat cewek, begitu menggairahkan, apalagi yang padat berisi, ingin rasanya meremas dan menciuminya. P
enisku yang tegak lurus terkadang kugesekkan keperutnya. Bingung dia harus memperlakukan penis seperti apa. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian penis dan kedua bijinya. Memang kalau cewek yang pegang penis, sungguh berbeda jauh nikmatnya apalagi sudah beberapa minggu penisku ini mendambakan kocokan dan emutan cewek lagi.
Kurebahkan Mei-Mei pelan-pelan, bibirku semakin bergerilya di bibirnya, leher dan telinganya.
“Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu. Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, dia mulai menggeliat (geliatnya sangat sexy).
Wah gila, kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya. Tanganku mulai masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Mei-Mei kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan. Mei-Mei mulai sering medesah,
“Sst.. ahh.. ohh” Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku kulingkarkan ke belakang punggungnya.
Kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu. Bajunya kusingkap keatas, wah indah sekali dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Mei-Mei mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya.
Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya bugil semua. Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan. Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya. Nafas kami menderu menyatu, mendesah, ruangan kamarku menjadi semakin hangat saja.
Dengan adanya lagu yang sedang mengalun rada keras, kami memberanikan diri mendesah lebih keras. Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari lengan atas, naik ke pundak dan leher, turun ke dadanya. Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya.
Tiba-tiba lidahku menempel ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Mei-Mei semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek, inginnya nyusu terus deh. Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya.
Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, dengan satu jariku, kugesek-gesekkan ke vaginanya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kakinya langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.
“Ah gila..uhh hmm”, geliatnya sambil meremas bantalku. Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup kedalam celananya, menguak CD-nya, meraba vaginanya. Mei-Mei semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi. Tak lama kemudian dia mendesis panjang dan mengejang, lalu vaginanya berdenyut-denyut seperti denyutan penis kalau melepas mani. Mei-Mei lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, mungkin tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering
“Lebih enak dan gurih, perawan mungkin memang paling enak,” kata hatiku.
“Koko nakal, ” katanya sambil memelukku erat. Sudah saatnya penisku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut penisku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku berbaring di bawah dan Mei-Mei mulai menyerbu tubuhku sambil tetap memijat penisku, mencium dan menjilat dadaku, putingku, perutku dan akhirnya sampai tepat didepan tonjolan penisku. Mei-Mei lalu membuka balutan selimut yang melingkari pinggangku, dan penisku melompat keluar. Kaget dan tertawa tertahan Mei-Mei melihat penisku.
“Ih lucu deh, gemes aku jadinya, harus digimanain lagi nih Ko?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku. Terlihat disekitar ujung penisku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku. Ditimang-timangnya penisku, dengan malu-malu lalu dijilati penisku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil.
Mulai dimasukkan penisku ke mulutnya dan “Ahh Mei, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”
“Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum penisku. Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.
“Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan naik turun kepalanya.
“Ko, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menunjuk ke zakarku.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.
Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.
“Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya. Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, penisku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang dia juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala penis, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak.
“Nah, ketahuan sekarang!” katanya sambil melirik padaku dengan tatapan nakalnya. Diulanginya perbuatan tadi dengan sengaja sampai aku berontak liar ke kiri kanan karena geli sekali.
“Jangan Mei, jangan diterus lagi di sana, aku tidak kuat”, kataku sambil ngos-ngosan, “Itu kepala penis juga daerah sangat sensitif lho,” lanjutku untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak diserang lubang kencingku terus.
Dilanjutkannya lagi kocokan ke penisku dengan mulutnya. Pelan-pelan kubelai rambutnya dan aku mengikuti permainan lidah Mei-Mei, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir dan lidahnya, Mei-Mei sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok.
Akhirnya, badanku mulai mengejang, “Mei, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja dipercepat kocokan penisku dengan tangannya.
Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya, ada yang muncrat sampai monitorku, dan sebagian lagi meluber di tangan Mei-Mei dan penisku. Mei-Mei sempat terpesona melihat pemandangan menakjubkan itu.
“Wow, kok bisa ya Ko? Rasanya seperti apa ya?”
Lalu dia menjilat air maniku yang meluber di penisku.
“Asin dan gurih, enak juga ya Ko?”, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.
“Sperma baik lho untuk cewek, bisa menghaluskan kulit, obat awet muda dan menambah stamina dan tenagamu”, jelasku padanya.
“Wah, kalau gitu koko sayang, tiap hari Mei-Mei bolehkan meminumnya?” tanyanya mesra sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
“Tentu saja sangat boleh sayangku,” sahutku.
Badanku menindih badannya, bibirnya mencium bibirku, kurasakan dia mulai terangsang lagi. Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi. Kuraba-raba lagi vagina si Mei-Mei, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kupelorotkan celana pendeknya, sengaja tidak dengan CD-nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu.
Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya.
Lalu kujilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab vaginanya, oh sungguh memabukkan, membuat laki-laki manapun semakin bernafsu. Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai vaginanya, yang membuat Mei-Mei semakin penasaran saja. Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas vaginanya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus kemaluannya.
Sesaat aku terpesona melihat vaginanya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil.
Vagina yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, penisku mulai berontak lagi minta dipijat Mei-Mei. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Mei-Mei terdengar lagi. Terbukti titik lemah Mei-Mei ada di vaginanya, begitu dia menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam vaginanya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam).
Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun
“Akhh.. sstt.. ampun enaknya.. stt” racaunya sambil menggeleng-geleng kepalanya menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku. Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan dia makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di vaginanya. Aku tau Mei-Mei akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku. Kemudian diraihnya bantalku dan ditutupnya ke mulutnya, dan dia menjerit sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai vaginanya mengkilap bersih, nyam nyam segarnya, enak sekali.
Beberapa saat, kubiarkan Mei-Mei istirahat sambil mengatur napas. Kuhangati badannya, kupeluk erat (sambi menggesek gesekkan penisku yang sudah ereksi lagi dari tadi ke bibir vaginanya), dan kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum bahagia sekali, baru kali ini dia merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut.
“Nikmat sekali kan say? Ingin lagi? Masih kuat kan?” kataku dengan mencium bibirnya lagi (aku memang suka ciuman).
“Lho masih bisa lagi toh?” tanyanya sambil mengharapkan jawaban iya dariku. Kucium rada lama bibirnya dengan lembut.
“Iya dong, selama kita masih kuat, kenapa nggak?” balasku sambil masih menggesekan penisku ke vaginanya.
“Oh..hmm..” desahnya.
Sekarang show time untuk posisi 69. Dengan badanku di atas, kepalaku ke gundukan kemaluannya dan penisku kuarahkan ke mulutnya. Sergap sekali dia menangkap penisku dengan bibirnya. Langsung dijilati penisku tanpa dikulumnya, seperti tadi dia menghisap bijiku dan bahkan sampai lubang pantatku dijilatinya. Aku menahan nikmat sambil tak mau kalah untuk menggempur habis vaginanya.
Kusapu habis seluruh vaginanya dengan lidah dan bibirku, kubuka vaginanya sedikit, lalu kumasukkan lidahku di sana sambil menggetar-getarkannya. Reaksi Mei-Mei pun langsung menjepit kepalaku, berhenti sesaat mengulum penisku menikmati serangan lidahku. Mei-Mei dengan sengaja juga menyerang kepala penisku, dinaik turunkan mulutnya disekitar kepala penisku sambil sesekali lidahnya sengaja menjilati lubang kencingku.
“Gila nikmatnya..uhh..ahh..” rintihku. Kami mulai seirama bergoyang badan bersama. Aku mulai merasakan bahwa vagina Mei-Mei mulai mengejang, sementara penisku belum mau keluar.
Lalu kuhentikan sementara, memandang dengan takjub lubang kemaluannya dan menghirup aroma khas wanitanya.
Mei-Mei protes, “Uhh..Ko kok dihentikan, mau keluar nih.”
Jawabku,”Jangan dulu sayang, mau kan kita keluar bersama-sama? Lebih nikmat lho, ok?”
Dipercepat kocokan mulutnya di batangku, sementara aku meremas-remas pantatnya. Mulai nih terasa panas penisku, dan kuterkam lagi vaginanya tanpa ampun. Semakin cepat aku melahap vaginanya, makin cepat pula kocokkannya. Aduh duh enaknya, kami sama-sama mendesah, merintih dan pada akhirnya badan kami tegang dan lidahku sudah bersiap-siap di depan vaginanya untuk menampung semua cairannya, sedangkan Mei-Mei mengeluarkan penisku dari emutannya dan mengocoknya dengan tangannya.
“Aah.. oh.. yes.. croot.. crot..”
Badan kami sesaat seperti tersetrum listrik kenikmatan yang tiada taranya. Banyak sekali cairan cinta yang dikeluarkan vaginanya dan tentu saja harus habis kujilati, tanganku masih tetap meremas-remas bongkahan pantatnya. Air maniku bermuncratan di wajah, leher dan dadanya Mei-Mei. Dikulum dan diurutnya penisku dari pangkal sampai kepala penis sampai yakin air maniku habis, lalu diambilnya ceceran spermaku di tubuhnya untuk ditelan. Aku membantunya, dengan menjilati badannya yang terkena siraman spermaku lalu kuberikan ke bibirnya agar ditelan olehnya.
Setelah habis semua, kupeluk mesra dan kucumbu dia, kunikmati setiap jengkal tubuhnya dengan tanganku.
“Sayang, kamu mau kan tidur denganku malam ini? Besok kan minggu.” tanyaku lalu mencium bibirnya yang lembut itu. Mei-Mei cuma mengangguk tanpa melepaskan bibirku. Malam itu kami tidur bersama dengan masih tetap telanjang bulat, sambil kudekap erat tubuhnya.
Keesokan paginya sekitar jam 5.30-an, seperti biasa penisku selalu ereksi. Mei-Mei sudah bangun duluan sebelum aku, dan kurasakan kocokan-kocokan nikmat di penisku. Aku yang masih ngantuk, jadi tidak bisa berkonsentrasi apalagi aku mencium aroma khas kewanitaannya, sehingga gairahku meningkat cepat. Ternyata Mei-Mei sudah dengan posisi 69, mengoral penisku yang selalu ereksi tiap pagi.
Pantas saja vaginanya di depan hidungku, makanya baunya lezat sekali, pagi-pagi sudah diberi suguhan yang menaikkan gairah laki-laki. Aku membutuhkan sesuatu yang segar dan enak untuk membasahi tenggorokanku di pagi hari. Vaginanya yang sudah lembab itu, langsung kujilati dengan ganas. Tanganku memilin-milin putingnya dan dia semakin meningkatkan kecepatan mulutnya. Yes.. pagi-pagi, dua kemaluan sudah berolahraga, walaupun cuma oral sex, tapi nikmatnya luar biasa. Aku tau kalau aku akan klimaks, karena itu, goyangan lidahku pun harus sering menggapai sasarannya yaitu klitorisnya yang indah.
Dan..
Ahh.. oohh.. crott..
Penisku mengeluarkan lahar panasnya dan vaginanya pun membanjir. Sekali lagi kami berdua saling membersihkan kemaluan lawan masing-masing dari banjir cairan kenikmatan. Lalu kupeluk dan kucium dia dan kami melanjutkan tidur sampai jam 10-an.
Sejak saat itu, hampir tiap malam atau sore, kami sering melakukan oral sex sampai berlanjut tidur telanjang bersama melepas kenikmatan dengan menghangati badan. Terutama pada saat menjelang Ebtanas, untuk menambah kesehatan, stamina dan pikirannya, tiap sore dan malam, Mei-Mei pasti meminum air maniku. Dan hasil ujiannya pun bagus, kami sama-sama senang dan merayakannya dengan oral sex sepanjang hari.
–> Film Bokep 2015 <–
Kelak kalau aku punya istri, kami akan sering olahraga agar tubuh tetap bugar, fit, bentuk badan tetap terjaga. Tentu saja juga harus minum air maniku tiap beberapa hari sekali agar awet muda, bergairah dan kulitnya senantiasa halus mulus terpelihara. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru

The post Cerita Sex: Kepergok lagi Nonton BF appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Mahasiswi Kekasih Gelapku

$
0
0

Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Mahasiswi Kekasih Gelapku – Namaku D, aku dipaksa kawin demi kelancaran bisnis orang tuaku. Istriku dari keluarga kaya, menghabiskan uang bapaknya terus, dan tidak pernah menghargaiku. Setelah 3 tahun kawin tanpa anak, aku pilih cerai dan pergi dari kota asalku B. Aku sebagai insinyur arsitek kemudian bekerja di kota J sebagai pemborong kecil-kecilan. Aku juga bekerja sebagai asisten di Universitas T. Dalam umur 31 tahun ini, barulah aku merasakan hidup bebas, meskipun tidaklah kaya secara materi.

cerita-sex-mahasiswi-kekasih-gelapku-234x300
Cerita Sex: Mahasiswi Kekasih Gelapku

 
Saat itulah aku bertemu dengan M, mahasiswi tahun ke-2, umur 21, anak kost asal S. Tinggi badan 167 cm, dada & pantat berisi. Kulit putih bersih tipikal orang Cina. Mata sipit tapi cantik dengan bibir merekah dan rambut sebahu. Meskipun tertarik, aku tidak banyak harap, kami berbeda suku, agama, dan tingkat ekonomi.
Situasi berubah ketika dia menyatakan berminat bekerja sebagai desainer untuk proyek pribadiku. Pikirku, anak orang kaya kok mau kerja, tidak seperti ex-istriku. Harus kuakui, dia punya bakat seni gambar desain yang bagus. Aku langsung setuju. Aku cari proyek, aku dan dia menggabungkan ide untuk gambar desain ruang. Kami membicarakan proyek di kampus setelah orang lain pulang. Sebagai laki-laki yang lama tidak merasakan nafkah batin, hal ini benar-benar menggodaku.
Apalagi setelah itu kami sering bekerja berdua di rumah kontrakanku. Aku juga punya 2 pekerja lain, namun mereka biasanya kerja di lapangan dan jarang di rumah. Aku suka melihat belahan dadanya yang putih ketika dia menggambar sambil membungkuk. Ingin rasanya kuremas dan kuhisap puting susunya. Aku sering berjalan di belakangnya. Ingin kuremas pantatnya yang lagi nungging dan kuselipkan penisku di antaranya. Namun aku tidak ingin menyakiti perasaannya.
Hari itu dia sudah hampir pulang naik bis kota. Aku terima telepon, aku mendapatkan proyek besar. Ini berasal dari client lama karena puas dengan kerja kami. Aku bilang, ini karena jasamu, kita memang tim yang kompak. Apa kamu mau jadi partner bisnisku seterusnya. Dia cuma tersenyum. Kalau lebih dari itu, tanyaku nekad. Dia diam saja. Aku terus peluk tubuhnya dan kucium bibirnya yang merekah. Dia tidak menolak.
“Apa kamu tahu latar belakang hidupku”, tanyaku.
Dia jawab “Ya, S (pegawaiku yang lain) cerita banyak”.
“S memang banyak ngomong”, kataku. “Kamu terus bagaimana”, lanjutku.
Dia bilang, aku tidak peduli, aku suka orang yang kerja keras. Keluargaku kaya tapi pada manja, itu sebabnya aku kuliah di luar kota. Ternyata kami berdua memang benar-benar cocok
“Apa kamu pernah pacaran”, tanyaku.
“Belum”, jawabnya.
“Mau saya ajari”, tantangku.
Tanpa menunggu jawabannya, aku langsung hisap bibirnya dan kugelitik lidahnya. Aku terus remas pantatnya, nikmat dan padat. Kurapatkan dadaku ke dadanya yang kenyal. Juga kuganjalkan penisku yang sudah tegang ke selangkangannya. Dia jadi gelagapan dan bingung. Tangannya meremas-remas dari rambutku sampai punggung dan pantatku.
“Mau terus”, tanyaku.
Dia bilang, “Jangan…” Aku terus mundur, karena aku menghormatinya.
Pada suatu hari, aku tidak mampu menahan nafsuku lagi. Waktu itu malam minggu jam 8-an. Kami membicarakan desain gambar di rumahku. Entah bagaimana kita jadi berciuman sambil berdiri dan saling meremas. Dia pakai rok terusan. Tanganku merogoh ke balik roknya. Dia menolak kaget, ini pertama kali aku menjamah tubuhnya secara langsung. Aku sudah nekad, dengan pengalamanku yang segudang aku taklukkan dia. Kedua tanganku merogohi dan meremasi pahanya sampai ke atas, perut, dan dada.
Kuangkat roknya tinggi-tinggi. Badannya benar-benar putih dan mulus. Aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini. Aku berlutut menciumi paha dan perutnya. Dia benar-benar tidak berdaya. Kulepas zipper di punggungnya, dengan sekali angkat, lepas rok itu dari tubuhnya. Kulepas BH-nya, kujilati susunya yang montok putih. Kuhisap puting susunya yang masih perawan, warnanya coklat muda. Tanganku meremas susu satunya dan menggerayangi tubuhnya yang halus.
Kutarik CD-nya sampai ke bawah kaki. Dia kaget dan bilang jangan. Namun sebelum sempat mengelak, aku cepat-cepat berlutut. Kujilati liang kenikmatannya dan kugelitik clitorisnya. Rambut kemaluannya halus, liang kewanitaannya merah muda dan harum baunya. Kujejal-jejalkan dan kukorek-korek lidahku di dalam liang kewanitaannya. Cairannya banyak, aku lahap semua. Sementara itu tanganku meremas-remas pantatnya yang putih padat.
Dengan sekali angkat dia sudah berada di atas meja gambarku. Kedua pahanya mengangkang, sementara tubuhku berdiri di antaranya. Cepat-cepat kubuka baju, celana, dan CD-ku. Kita sekarang sama-sama telanjang. Kakinya terus kuatur melingkar di pinggangku. Penisku kuarahkan ke liang senggamanya. Dia tak mampu menolak lagi. Dengan mata was-was, dia memandang penisku yang mendekati liang senggamanya. Aku masukkan kepalanya dulu dan kuayun pelan-pelan.
Dia merinding dan tambah ngos-ngosan. Kusodokkan lebih dalam lagi, dan kurasakan selaput daranya robek. Dia menjerit sambil mempererat pegangan tangan dan kakinya. Aku berhenti dulu untuk memberi dia kesempata bernapas. Kemudian kuayun pelan-pelan sambil terus kumasukkan penisku sampai mentok. Dia melihat selangkangannya dengan takjub, baru menyadari kalau penisku sudah terbenam di perutnya.
Selangkanganku yang hitam menempel erat dengan miliknya yang putih. Kuayunkan penisku pelan-pelan. Matanya yang sipit tambah sipit karena merem keenakkan. Aku ayun penisku lebih cepat, mulutku menghisap susu dan bibirnya bergantian, tanganku meremas erat pinggul dan pantatnya.
Dihadapanku adalah tubuh putih mulus menggeliat-geliat menahan desakan tubuhku yang hitam. Inilah impianku sejak dulu. Mungkin karena sudah lama tidak berhubungan, aku merasakan akan keluar. Aku tahan dengan cara rileks, aku tunggu dia sampai puncak. Beberapa saat kemudian aku melihat wajahnya berubah menahan ngilu yang amat besar. “Aduh, aduh”, katanya.
Aku percepat ayunan penisku sampai meja gambarku berderit-derit. Kemudian aku merasakan lahar panas keluar di dalam liang liang surganya, tepat di mulut rahimnya. Dia menjerit sambil mencakar pundakku. Badanku kejang,
“aduh M”, kataku, aku keluar.
Kurasakan juga cairan hangat dari dalam liang kewanitaannya membasahi penisku dan selangkangan kami berdua. Nikmat sekali, jauh lebih nikmat daripada ex-istriku dulu yang berkulit hitam sepertiku. Setelah itu kami berpelukan lama di atas meja gambar. Dia nangis.
“Apa kamu marah”, tanyaku.
“Tidak”, katanya. Pandangan kami berdua tertumpu pada banyak cairan bercampur darah di atas meja gambarku.
“Sexnya orang arsitek”, kataku. Kami berdua terus ketawa bersama sambil berpelukan.
Hari-hari selanjutnya kami isi dengan acara seks yang lebih panas. Aku ajarkan dia cara KB. Aku ajari dia beberapa posisi baru. Kami melakukannya di atas kasur tidur, sofa, dan di kamar mandi. Meja gambar sudah tidak pernah kami pakai lagi, kecuali untuk menggambar tentunya. Oh, ya aku juga mengajarinya felatio. Aku suka lihat bibirnya yang merekah dan pipinya yang putih menghisap penis hitamku.
Dua tahun yang lalu dia lulus, dan kami terus menikah. orang tua kami tidak setuju, tapi kami tidak peduli. Dalam hal agama, dia setuju mengalah. Dalam masa krismon ini, kami jarang sekali mendapatkan proyek. Tapi kami tidak takut, karena kami sudah biasa hidup sederhana dan kerja keras. Lagi pula, kami sudah punya banyak tabungan. Suatu hari nanti kondisi pasti membaik. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru

The post Cerita Sex: Mahasiswi Kekasih Gelapku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Kencan Kilat Hot

$
0
0

doyanbokep.com – kali ini menghadirkan cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Sex Kencan Kilat Hot” hot terbaru 2016 – Namaku Didit, kala peristiwa ini terjadi aku masih berkantor di wilayah Jl. Kramat Raya, biasanya aku pulang dengan membawa motor tapi kali ini aku agak malas pulang dengan membawa motor sehingga menitipkannya di halaman parkir kantor.

cerita sex terbaru

Cerita Sex Kencan Kilat Hot

Cerita sex terbaru, Malam itu aku pulang pukul delapan malam, iseng iseng aku mampir ke sebuah restoran fast food di Atrium Senen yg kala itu sudah agak sepi, maklum mungkin sudah agak malam. Aku mengambil tempat duduk yg kebetulan agak jauh di depan duduk seorang gadis yg kelihatannya sedang menunggu seseorang. Aku perhatikan terus, tiba-tiba dia memberi lambaian tangan agar aku mendekati tempat duduknya. Aku bergegas mendekati tempat duduknya.

“Hai”, sapaku.

Cerita dewasa terbaru, Dia hanya tersenyum ketika aku menyapanya.

“Kenapa kamu perhatikan aku terus?”, tanyanya.
“Eh nggak, iseng aja, habis kamu kayanya lagi nunggu orang, ya?”, tanyaku.
“Iya nih aku lagi nunggu temenku, tapi kok nggak datang-datang ya?”.
“Oh ya aku Didit, kamu?”, tanyaku.
“Vivi”, jawabnya.

Tdk lama kami mengobrol, kemudian datang teman Vivi yg telah ditunggu?tunggunya. Kupikir teman Vivi itu pria, tapi ternyata wanita juga. Setelah agak lama kemudian Vivi kembali lagi ke meja dimana kami mengobrol.

“Oke Dit, kita jalan yuk”, ajak Vivi.
“Kemana Vi?”, tanyaku.
“Lho katanya kamu ingin dengar ceritaku”, jawab Vivi.

Kemudian Vivi mengajakku check in di salah satu hotel di bilangan Kramat. Pertama aku pikir Vivi mengajakku mengantarnya pulang, ternyata dia malas pulang ke rumahnya karena pikirannya sedang suntuk.

Setelah masuk kamar hotel, aku langsung ke kamar mandi.

“Dit kamu sedang mandi ya?’, tanya Vivi.

Aku tdk langsung menjawabnya dan sepuluh menit kemudian baru aku keluar dari kamar mandi dengan memakai kaos dalam dan celana pendek.

“Aku mandi dulu ya Dit, nggak enak rasanya badanku sudah seharian”, kata Vivi sambil menuju ke kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian Vivi keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai CD dan BH. Terlihatlah payudaranya yg berukuran 34B menonjol menantang.

“Sorry ya, habis gerah kalau pakai baju lagi”, kata Vivi sambil merebahkan tubuhnya yg sintal ke ranjang di sebelahku.

Tiba tiba Vivi langsung memeluk dan mencium pipi kananku. Aku hanya terdiam dan pura pura acuh. Dan kemudian ia melumat bibirku dengan liar dan aku akhirnya membalas lumatannya dengan liar juga. Lama juga kami saling melumat bibir satu sama lain.

Kemudian Vivi membuka kaos dalam yg masih kukenakan dan melepas celana pendekku. Dan langsung memegang penisku yg masih setengah tegak. Aku tdk menyia?nyiakan kesempatan ini. Langsung saja kubuka tali BH-nya dan membuangnya ke lantai. Kuhisap puting susunya serta kuremas?remas payudara yg satunya.

“Ooohh, Dit teruss Dit aahh”, rintih Vivi yg merasa kenikmatan karena kuhisap dan kuremas payudaranya.

Secara bergantian kuhisap dan kuremas sepasang payudara kenyal itu sampai puas. Setelah puas, aku langsung memasukkan jariku di lubang kenikmatannya. Kuelus?elus klitorisnya yg sudah basah oleh cairan vaginanya.

Tiba-tiba Vivi menarik kepalaku ke depan.

“Dit Vivi sudah nggak tahan lagi. Entot Vivi ya, Dit please.. vagina Vivi sudah nggak tahan pengen di entot.. please..”, rintih Vivi mengiba kepadaku.

Segera kubuka CD-nya dan Vivi kuminta menghisap penisku yg sudah tegang berdiri bagaikan tugu monas.

“Vi, hisap penisku Vi”, pintaku.

Vivi kemudian dengan liar menghisap dan memainkan penisku di dalam mulutnya.

“Terus Vi, enak Vi.. yaa.. teruss.. aahh”.

Vivi kemudian memintaku untuk berposisi 69. Aku turuti kemauan Vivi. Dengan posisiku berada di bawah dan Vivi di atas, vagina Vivi berada tepat di depan mulutku. Bau harum khas vagina sudah tercium, tanpa permisi lagi aku langsung melumat bibir vagina Vivi yg sudah basah oleh cairan vaginanya. Vivi pun tak mau kalah, ia asyik dengan penisku, menghisap dan mengocok di mulutnya, dijilat dan terkadang dikocok oleh mulutnya sehingga membuat penisku langsung berdiri dengan tegak dan keras.
Puas dengan gaya 69, Vivi langsung berdiri di atasku dan mengarahkan vaginanya ke arah penisku.

“Dit, Vivi udah nggak tahan lagi, biar Vivi yg entot penis kamu dulu, ya”, pinta Vivi.

Tdk lama kemudian penisku sudah masuk ke liang kenikmatan yg sudah licin oleh cairan vaginanya.
Dengan posisi Vivi yg berjongkok memegang bahuku, gerakan turun naik pantatnya menambah kenikmatan kocokan vaginanya.

“Aahh.. Dit penis kamu enak Dit, sshh.. aduh Dit enak sekali..”, rintih Vivi yg menikmati permainannya sendiri.

Aku pun mengimbanginya dengan sesekali menekan ke atas dan Vivi menghentakkan pantatnya dengan lebih cepat.

Selang 5 menit kemudian Vivi memegang bahuku kuat sekali dan langsung melumat bibirku. Ternyata Vivi sudah mencapai klimaks dan cairan vaginanya terasa hangat membasahi penisku yg masih menancap di dalam vaginanya. Kugulingkan tubuh Vivi ke samping, sekarang giliranku. Kutarik penisku dari vaginanya dan langsung menyerbu kearah lubang kenikmatan itu.

Kumainkan klitoris Vivi yg berwarna merah muda kecoklat coklatan dengan ujung lidahku, kulumat bibir vaginanya yg masih basah dengan cairan yg baru saja keluar dari vaginanya. Tdk ada pikiran jijik lagi dalam otakku, yg penting adalah merasakan kenikmatan.

“Teruss.. Dit.. aahh enak Dit ayo teruss..”, erang Vivi yg ternyata dia sudah siap untuk dientot lagi.
“Ayo Dit, sekarang kamu yg entot aku, Vivi udah nggak tahan pengen dientot lagi”, pinta Vivi.

Sekarang kuarahkan mulutku ke arah puting susunya yg sudah mengeras. Kuhisap dan kugigit sesekali.

“Aahh Dit ayo entot Vivi.. Aku sudah nggak tahan.. ayo dong pleasee.. aahh.”

Kuturuti kemauan Vivi untuk mengentot vaginanya. Segera saja kuarahkan penisku tepat di vaginanya dan
‘bleesssss..’, masuk sudah semua penisku ke dalam vaginanya.
“Aahh Dit enak sekalii.. ayo Dit teruss.. aahh”, erangan Vivi menikmati penisku yg masuk ke liang vaginanya.

Aku gerakkan pantatku turun naik secara berkala. Kadang cepat kadang lambat. Kulihat Vivi menikmati permainanku sampai ia memelukku erat sekali.

“Dit teruss.. sebentar lagi aku keluar ayo terus entot.. aahh enak Dit..”

Vivi lemas dan terasa penisku tersiram cairan hangat vaginanya. Gerakan pantatku masih turun naik, kupacu terus, kulihat Vivi sudah telentang lemas.

Kuminta Rina untuk ber-“dodgy style”. Vivi segera mengubah posisinya hingga dapat kulihat gelambir bibir vaginanya yg basah oleh cairan vaginanya. Segera kuarahkan penisku ke arah vaginanya dan bless..

“Oohh Dit masukin semuanya, teruss.. aahh”.
“Gimana Vi, masih kuat?”, tanyaku.
“Terserah kamu Dit, mau diapain aja vagina Vivi, yg penting vagina Vivi puas kamu entot”, jawab Vivi sambil tersenyum puas.

Segera kumainkan perananku lagi. Kugerakkan maju mundur pantatku.

“Aahh Dit teruss..”, Vivi mengerang halus.
“Gimana Vi, enak nggak penisku?” tanyaku.
“Aduhh Dit enak sekali penis kamu, vagina Vivi puas sekali”, jawabnya.

Kuminta Vivi mengangkat kakinya sebelah, seperti anjing sedang kencing. Kutahan kakinya dengan lenganku dan sambil meremas payudaranya yg basah oleh keringatnya.

“Ayo Vi sekarang nikmati permainanku”.

Kupacu gerakan pantatku maju mundur.

“Ayo Dit terus.. terus.. terus.. enak sekali Dit, terus..”.

Dan Rina mengimbangi dengan menggoyang pantatnya.

“Ayo Vi sedikit lagi aku keluar”, sambil kupercepat gerakan pantatku.
“Vi, mau dikeluarin di dalam apa di luar?”, tanyaku.
“Terserah kamu Dit.. aahh.. ayo Dit kita keluar bareng.. aahh”, erangan Vivi mengejang kenikmatan.
“Vi aahh.. enak Vi, aahh”, kupercepat gerakan pantatku.
“Dit teruss.. penis kamu enak sekalii.. aahh enak Dit.. entot terus vagina Vivi sampai jebol.. aahkk..”, itulah teriakan Vivi seiring spermaku yg akhirnya keluar membanjiri vaginanya.

Dengan penis yg masih menancap di vaginanya, kupeluk Vivi dengan erat.

“Terima kasih ya Dit, kamu sudah memberi kepuasan ke vagina Vivi”, kata Vivi sambil tersenyum kepadaku.

Setelah itu kami bergegas ke kamar mandi. Di kamar mandi Vivi mencuci penisku. Pertama ia hisap penisku dan dijilatinya sisa sperma yg kemudian ia siramkan dengan air hangat yg ada di ‘bath tub’
Tiba tiba penisku berdiri kembali. Kubalikkan tubuh Vivi dan kuminta ia menungging dengan tangan memegang dinding kamar mandi.

“Ayo Vi, aku entot lagi kamu”, kataku.

Vivi pun menuruti kemauanku. Segera kuarahkan penisku ke vagina Vivi. Dan bless.. masuk sudah semua penisku ke vagina Vivi.

“Aahh.. enak sekali Dit.. ayo dong Dit dikocok lagi yg keras”, pinta Vivi.

Kukocok penisku di vagina Vivi.

“Aduh Vi.. kok enak sekali vagina kamu.. diapain Vi”, gumamku.
“Di entot penis kamu sayang.. Please fuck me longer honey..”, jawab Vivi sambil menggoyang pinggulnya.

Aku pun tambah keenakan digoyang seperti itu. Kupercepat ayunan pinggulku menghantam pantat Vivi yg sintal.

“Aahh.. oohh yes honey fuck me fuck me harder oohh.. yes enak sekali Dit..”, rintih Vivi.

Aku pun tak tahan lagi.

“Vi aku mau keluar.. aahhh Vi.. yess.. yess.. vagina kamu enak sekali.. Vi.. oohh yess..”, eranganku bersamaan dengan spermaku muncrat di dalam vagina Vivi.

Vivi pun segera berbalik menghadapku dan langsung menghisap sisa sperma yg masih ada di kepala penisku dan menelannya.

“Sperma kamu enak Dit.. enak sekali”, kata Vivi sambil terus menguras sisa spermaku yg masih ada di kepala penisku.

Kulihat senyuman puas di bibir Vivi. Kami pun mandi berdua di bath tub dan melanjutkan permainan itu sampai pukul 3 pagi, sampai?sampai kami tdk sempat untuk ke tempat tidur lagi, saking asyiknya menikmati surga dunia. Esoknya kami langsung check out dari hotel dan aku mengantar Vivi sampai ke depan rumahnya tanpa aku turun dari taksi yg mengantar kami.

Itulah cerita sexku tentang “kencan kilat” kami yg membekas, tanpa paksaan apapun. Untuk Rina, terima kasih atas kepuasan yg kamu berikan sepanjang malam itu, semoga kita bisa berbagi lagi.. Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Sex Kencan Kilat Hot” hot terbaru 2016

The post Cerita Sex Kencan Kilat Hot appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex Kenikmatanku Berawal Dari…

$
0
0

doyanbokep.com – kali ini menghadirkan cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Sex Kenikmatanku Berawal Dari…” hot terbaru 2016 – Saya tinggal disebuah apartment bersama dengan tiga orang teman sekuliahan, namanya Ririn, Dani, dan Han. Hampir setiap malam kami berempat selalu nonton film porno sama-sama.

CERITA SEX ABG

Cerita Sex Kenikmatanku Berawal Dari…

Cerita sex terbaru, Pukul delapan malam tiba saatnya saya mandi, segera kubuka kran air panas dan dingin dalam sebuah bath tub, setelah itu kubuka semua bajuku, sehingga telanjang bulat lalu aku menghadap ke arah sebuah cermin besar, terlihatlah seluruh bentuk tubuhku, kulihat kedua payudaraku yg ukurannya cukup besar, kuremas-remas dan kuputar-putar puting payudaraku sehingga timbullah keinginan untuk melakukan masturbasi.

Lalu aku duduk di atas kloset sambil mengangkangkan kedua kaki dan kuraih selang yg ada di sampingku, kuarahkan selang itu tepat pada memekku lalu kubuka kran air itu dengan volume sedang,

“Hmmm.., ehmmm” nikmatnya.

Cerita dewasa terbaru, Kira-kira dua menit kemudian kutambah lagi volume air pada tahap maksimal, semburan air yg begitu kencang menerjang dengan keras ke arah memekku, aku merasakan bagaikan k0ntol yg menerobos masuk ke dalam memekku. Guyuran air selang yg sangat kencang itu membuat saya lunglai di atas kloset, mulai kurasakan bagian dalam memekku berdenyut-denyut, badanku serasa mendidih, pikiranku seakan-akan melayg tinggi, antara setengah sadar saya mendesah karena nikmatnya,

” hmmm.., mmm.., hhss.., hhsss.., ohh.., ohh.., hoh.., yes.., yeaahhh.., yeaahh” dan akhirnya saya mengerang kuat,
“Aaakkhhh.., ah.., ah.., aah.., hmm” tanda saya sudah mencapai klimaks.

Air selang itu teteap kuarahkan ke memekku agar mencapai orgasme-orgasme yg berikutnya, setelah mencapai beberapa orgasme, segera kuakhiri masturbasi itu, lalu aku melangkah masuk ke dalam bath tub kemudian berendam sejenak, tiba-tiba Han membuka pintu kamar mandi. Dengan spontan aku menjerit kencang, Han hanya terpaku melihat keadaanku yg telanjang bulat, sehingga handuk yg dipegangnya jatuh ke atas lantai dengan segera Han langsung menutup pintu.

“Maafin gw Yas, g gak tau kalo lu ada di dalem, lagian loe gak ngunci pintu sih!”
“Perasaan tadi udah gw kunci kok”, sahutku.
“Ya, udah. Lain kali kalo mau mandi pintunya dikunci, Yas, tolong ambilin handuk gue dong”, perintah Han dari balik pintu.

Cerita mesum terbaru, Segera kuambil handuk Han yg jatuh di lantai, tiba-tiba sebuah benda aneh terjatuh dari selipan handuk kepunyaan Han, segera kuraih dan ternyata benda aneh itu adalah sebuah alat vibrator yg berupa k0ntol tiruan yg terbuat dari plastik dan bisa bergetar jika di masukkan ke dalam memek.

“Nih handuknya, yg ini aku pinjam bentar yah”, sambil menunjukkan k0ntol tiruan itu.
“Kamu mau ngapain ama benda itu”, Tanya Han.
“Buat ngedapetin sesuatu yg nikmat”, jawabku sambil tersenyum nakal kepada Han, lalu kututup kembali pintu itu.

Aku masuk kembali ke dalam bath tub yg sudah tdk ada airnya, segera kumasukkan perlahan-lahan k0ntol plastik itu ke dalam memekku lalu kutekan Hanbolnya agar benda itu dapat bergetar, memekku serasa digelitik karena gelinya, lalu kutekan lagi Hanbol alat itu sampai kecepatan maksimum, kini k0ntol plastik itu bergetar dengan cepat sekali. Kurasakan kenikmatan yg luar biasa.

Setelah 5 menit berlalu kurasa aku sudah mau mencapai klimaks lalu kumainkan k0ntol plastik itu dengan menarik keluar dari memekku kemudian kumasukkan kembali, dengan gerakan yg lebih cepat dan agak kasar kusodok-sodok k0ntol plastik itu ke dalam memekku, kulihat puting payudaraku mulai menegang diikuti dengan badanku yg mulai menegang, tanda aku sudah mencapai klimaks, kemudian aku berdiri dan cairan yg berupa lendir putih mengalir dari memekku.

Setelah aku selesai mandi kulihat 3 orang temanku sedang asyik nonton film porno di ruang tamu. Kemudian aku duduk di samping Han, kira setengah jam kemudian aku merasa leherku sakit, segera kubaringkan kepalaku di pangkuan Han, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yg mengganjal di telingaku, ternyata k0ntol Han sudah tegang dan tepat mengenai telingaku. Tapi aku cuek aja lagian itu hal yg wajar kalau seorang cowok lagi horny.

Kudengar napas Han yg mulai tdk beraturan, badannya agak menggigil sedikit mngkin karena menahan nafsu yg begitu tinggi. Han mulai membelai rambutku, lalu ke arah pundakku, karena aku juga menikmati belaian halus tangan Han, maka aku tdk menolak ketika Han memasukkan tangannya di sela-sela kimonoku, kemudian buah dadaku diremas-remasnya aku segera mengambil posisi duduk membelakangi Han, kemudian Han melanjutkan meremas-remas buah dadaku sambil menciumi leherku dan sesekali mencupangi leherku.

Ternyata kedua temanku si Ririn dan Dani sadar dengan apa yg aku lakukan dengan Han lalu si Ririn bilang,

“Lanjutinnya di kamar aja gih, biar lebih nikmat ” lalu Han segera menggendongku, dibawanya aku ke kamarnya, kami berdua berbaring di tempat tidurnya.

Han mulai membuka kimonoku dan menjilat-jilat kedua buah dadaku, tangannya mulai membuka celana dalamku kemudian Han kembali menciumiku. Han berada di atas tubuhku sementara k0ntolnya digesek-gesekan di bagian luar memekku. Buah dadaku oHanatis tersandar pada dada Han yg lapang. Agar Han lebih mudh menggesek-gesekkan senjatanya ke liang kewanitaanku, kukangkangkan kedua kakiku, hal itu membuat Han semakin bersemangat. Kami saling berciuman dengan begitu liarnya, sesekali kugigit pelan lidah Han namun Han membalas gigitanku dengan mengulum lidahku.

Setelah puas berciuman Han mulai mengelus-ngelus memekku, lalu kubuka bibir memekku supaya terlihat clitorisnya. Han langsung menjilat-jilat bagian luar organ kewanitaan dan memainkan ujung lidah di sekitarnya. Kemudian Han memasukkan jari telunjuknya ke dalam memekku dan dikocok-kocok sehingga aku mengerang karena nikmat.

Setelah memekku sudah cukup basah, gantian aku yg mengocok k0ntol Han dengan tangan. Pertama Han hanya menikmati kocokan tanganku, lalu kumasukkan k0ntol Han ke dalam mulutku, mulai kuhisap-hisap, kukulum ujung k0ntolnya berkali-kali hingga Han mengerang keenakan dia menutup matanya. Kuulangi terus mengulum k0ntolnya sampai k0ntolnya berdiri tegak, karena gemasnya dengan k0ntol Han yg sudah mengeras lalu kugigit k0ntolnya pelan-pelan, saat itu mengatakan,

“Yeah sayang.., ayo kamu pasti bisa, gigit yg keras sayang”. Karena merasa ditantang kukulum lebih lama k0ntolnya agar Han merasakan kenikmatan itu.

Karena k0ntol Han sudah cukup tegang, Han langsung memelukku dan dibaringkan aku di tempat tidurnya. Segera dia mengambil ancang-ancang untuk memasukkan k0ntolnya di memekku, tapi sebelum itu Han menyarungi k0ntolnya dengan kondom “tiger type”. Luar kondom itu bergerigi halus dan ekstra panjang, kelihatan k0ntol Han menjadi besar dan panjang.

Lalu dengan perlahan-lahan Han mulai memasukkan ujung k0ntolnya ke dalam memekku hingga k0ntolnya masuk seluruhnya, saat itu aku berteriak karena terasa agak sakit, mungkin gara-gara kondom yg dipakai Han, tapi rasa sakit itu hanya permulaannya saja setelah itu dapat kurasakan kocokan k0ntol Han dalam memekku begitu hebat, Han mendengar desahanku begitu juga dengan napasku yg membuat Han semakin bergairah, Han menambah kecepatan kocokannya sehingga aku kewalahan dan hanya bisa menaik-turunkan badanku sementara kedua tanganku berpegangan kuat pada kain sprei.

“Han, ganti posisi yah”, pintaku.
“Up to you darling”, balas Han sambil mengelarkan k0ntolnya dari memekku.

Kemudian aku menungging di depan Han (doggy style) sementara itu Han melepaskan kondom yg dipakainya sambil mangatakan,

“Nggak usah pakai kondom yah, biar lebih licin”, aku hanya menganggukkan kepala tanda setuju.

Lalu Han mulai memasukkan kembali k0ntolnya dalam memekku, dan kedua tangannya memegang pantatku. Gerakan Han mulai dipercepat dan semakin cepat,

“Oh yeahh.., ayo Han goyang saya, lebih cepat sayang.., hss.. hs.., hhss.., oh.., ohh.., yeahh right now.., akkhh”, aku berteriak sejadi mungkin, namun Han belum mencapai orgasme lalu kecepatannya ditambah lagi dengan agak kasar.

Aku hanya menahan kedua payudaraku agar tdk berguncang-guncang, baru kali ini kurasakan kenikmatan yg begitu dahsyat, sampai akhirnya aku mencapai orgasme yg ke empat kalinya diikuti dengan Han. Kami berdua mencapai orgasme secara bersamaan. Kurasakan memekku mulai menghangat karena sperma Han tercurah di dalam memekku, seluruh badanku menegang begitu juga dengan puting payudaraku yg menegang, lalu Han segera mengeluarkan k0ntolnya dan langsung memelukku sambil megulum puting payudaraku yg menegang.

“Gimana, hebat kan”, Tanya Han sambil menatapku, aku hanya tersenyum sambil memeluknya lebih erat.
“K0ntolku lebih nikmat dari pada k0ntol tiruan yg kamu pinjam itu kan”, goda Han kepadaku.
“K0ntol mainan itu punya siapa?”, Tanyaku.
“Itu punyanya Ririn dia juga sering masturbasi pake itu kok, makanya kalo kamu mau masturbasi lagi gak usah pake itu lagi yah, kan ada aku”, goda Han kepadaku.

Sejak saat itu kami berdua selalu melakukan hubungan badan rutin setiap hari, kadang-kadang kalau lagi horny banget aku bisa 3 kali bersetubuh dengan Han, kalau di tempat kuliahan biasanya kami berdua melakukannya di dalam mobilnya Han, mungkin aku ini jenis cewek yg hiperseks begitu juga dengan Han. Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Sex Kenikmatanku Berawal Dari…” hot terbaru 2016

The post Cerita Sex Kenikmatanku Berawal Dari… appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Kenikmatan Yang Bikin Aku Kebingungan

$
0
0

doyanbokep.com – Cersex web dewasa yg berisikan cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Kenikmatan Yang Bikin Aku Kebingungan” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

cerita sex ngentotCerita Sex: Kenikmatan Yang Bikin Aku Kebingungan

Cerita sex terbaru, Ketika aku kembali dari kantor, kulihat istriku sedang mengobrol dengan seorang wanita berumur kira-kira 29 tahunan, di sebelahnya ada gadis umurnya 13 tahun. Setelah kuletakan tas kantor di kamar tidur aku ikut nimbrung mengobrol dengan istriku dan tamunya yg aku ketahui wanita itu adalah calon pembantu di rumah kami, dia seorang janda cerai dengan seorang anak gadisnya.

Malam itu aku berembuk tentang perempuan itu, sebenarnya istriku agak keberatan jika perempuan itum engajak anaknya untuk bekerja di rumah kami yg dikatakan istriku sebagai beban tambahan, tapi setelah kuyakinkan akhirnya istriku setuju juga kalau wanita itu beserta anak gadisnya bekerja sebagai pembantu di rumah kami, alasanku karena istriku sedang sibuknya mengurus bisnisMLM-nya dan karena pernikahan kami yg sudah 6 tahun belum mendapatkan keturunan, sehingga anak gadis itu bisa kami anggap sebagai anak kami sendiri.

Keesokan harinya sekitar jam lima sore wanita itu dan anak gadisnya telah berada di rumahku untuk melakukan tugas sebagai pembantu, sebut saja wanita itu Arum dan anak gadisnya Dina. Karena rajinnya kerja kedua pembantuku itu, maka Dina kuijinkan untuk meneruskan sekolah atas tanggunganku. Kulihat di wajahnya tersenyum kegirangan.

“Terima kasih Pak, Dina senang sekali bisa meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu.”
“Ya, tapi kamu harus rajin belajar, dan kalau sudah pulang sekolah kamu harus bantu ibumu,” kata istriku sambil berpelukan dengan Dina, kulihat di wajah ibunya Arum pun terlihat keceriaan.

Enam bulan berlalu sejak Arum dan Dina bekerja di rumah kami, aku berbuat mesum dengan Arum sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis MLM-nya. Hari itu hari Sabtu, malamnya istriku ke Jogja dengan kereta api, karena Sabtu kantor libur sementara Dina sedang sekolah, aku melihat Arum yg sedang berdiri di dapur membelakangi aku yg sedang masuk dapur selesai mencuci mobil.

Aku tertegun melihat tubuh Arum yg mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yg keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yg padat dan seksi serta betisnya yg terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku merasa tersedak seakan-akan ludahku tdk bisa tertelan karena membayangi tubuh Arum yg indah itu.

Tiba-tiba Arum berbalik dan kaget melihatku yg baru saja membayanginya.

“Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.”
“Eh.. Arum boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau menceritakannya ke saya.”
“Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah.”

Akhirnya aku duduk di meja makan sementara Arum menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau Arum itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan Dina dan dia bercerai 2 tahun yg lalu karena suaminya yg suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung Arum ada bekas tusukan pisau. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara Arum seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh Arum.

“Sudah, Arum.. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu harus mengingat lagi.”
“Iya.. Pak.. saya dan Dina.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami.”
“Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Dina pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis.”

Arum menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi kausku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu yg lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yg membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yg membuat dirinya gelagapan.

“Aaahh.. Bapak!”

Tapi kemudian dia membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yg membuat aku makin berani.

“Pak.. sshh..”
“Kenapa.. Arum..?”
“Tdk.. Pak.. aahh.. tdk apa-apa.”

Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yg padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan lembut sampai memeknya tersentuh. Arum mulai bergelinjang, dia membalas dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada memeknya, kutusuk memeknya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah.

“Aahh.. Pak, enak sekali deh..”
“Arum.. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!”
“Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana?”
“Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa.”

Kugiring Arum ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh Arum untukmenanggalkan pakaiannya. Arum langsung meArumuti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yg agak mengagetkanku karena keindahan tubuh Arum. Arum dengan tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yg kencang dan montok dibungkus kulit yg putih bersih, pinggulArum agak kurus tapi pantatnya yg agak besar dan padat dan memeknya yg ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan tdk bisa menelan ludahku. Kalau aku beri nilai tubuh Arum nilainya 9.9, hampir sempurna.

“Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh Arum.”
“Arum, tubuhmu indah sekali, lebih indah dari tubuhnya Ibu.”
“Ah, masa sih Pak?”
“Iya Arum, tahu gitu kamu saja yg jadi Ibu deh.”
“Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau Arum jadi Ibu, Arum mau kok jadi ibu ke dua.”

Aku langsung menanggalkan pakaianku dan penisku langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri Arum langsung kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil Arum meraba-raba penisku lalu dikocoknya, liang memeknya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri kami bersamaan ke tempat tidur.

“Arum, kamu mau nggak hisap kontol saya, saya jilatin memekmu.” Arum hanya mengangguk lalu kami ambil posisiseperti angka 69.

Penisku sudah digenggam oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan disedot sambil sesekali dikocoknya. Liang memeknya sudah kujilati dengan lembutnya, memeknya mengeluarkan bau harum yg wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika bijiklitorisnya terjilat.

Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental membasahi liang memek itu dan langsung kutelan habis.

“Aaakkhh.. aakkhh..” rintih Arum kelojotan.

Tapi lima menit kemudian giliranku yg kelojotan karena keluarlah cairan dari penisku membasahi muka Arum tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis lalu “helm” dan batangku dibersihkan dengan lidahnya.

Setelah itu, aku merubah posisi, aku berbaring sedangkan Arum kusuruh naik dan jongkokdi selangkanganku. Lalu tangannya menggapai penisku diarahkannya ke liang memeknya. Tapi karena liang memek Arum yg sudah lama tdk dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehinggaaku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru memek itu tertembus penisku.

“Blleess.. jlebb.. jlebb..”

Kulihat Arum agak menahan nafas karena batangku yg besar dan panjang telah menembus memeknya.

“Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak, tapi Arum suka deh rasanya sodokannya sampai perut Arum.”

Tubuh Arum dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yg luar biasa.

“Arum, memekmu enak sekali, batangku kayak diperas-peras oleh memekmu, terus terang Bapak barukali ini merasakannya, Arum enak sekali.”

Setengah jam kemudian, aku merubah posisi dengan penisku masih di dalam memek Arum, aku duduk dan kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur dengan kaki Arum menggantung, kutindih tubuhnya sehingga membuat sodokan batangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk memeknya. “Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini.” Payudaranya yg mancung dan puting yg agak kecoklatan sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot.

15 menit kemudian kami ganti posisi lagi, kali ini kami berposisi doggie style, liang memeknya kusodok oleh penisku dari belakang, Arum menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam lagi ke memek Arum yg hampir 15 menit kemudian Arum menjerit.

“Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Arum keluar nih.. akhh.. sshh..”

Keluarlah cairan dari memek Arum yg membasahi dinding memeknya dan penisku yg masih terbenam di dalamnya sehingga memek itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian aku pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku.

“Arum.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..”
” Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua.”
“Crreeett.. creeeett.. crreeeett..”

Keluarlah cairanku membasahi liang memek Arum, karena banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha Arum. Lalu kulepaskan batangku dari memeknya dan kami langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku.

Lima menit kemudian yg sebenarnya kami ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kamartidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh Arum keluar kamarku yg rupanya Dina ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah.

Malam harinya setelah Dina tertidur, Arum kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah aku terbangun kira-kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencariArum, tapi yg aku temukan hanya Dina yg sedang menonton TV. Rupanya aku baru ingat kalau setiap Minggu pagi Arum pergi berbelanja ke pasar. Setelah mandi kutemani Dina yg lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan aku duduk di sofa.

“Dina.. gimana sekolah kamu..?”
“Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum.”
“Mmm, ya sudah kamu belajar yg rajin yah, biar Ibu kamu bangga.”
“Pak, boleh Dina tanya?”
“Iya, kenapa Dina..?”

“Kemarin ketika Dina pulang sekolah, Dina kan cari ibu Dina, pas buka kamar Bapak, Dina melihat Bapak dan ibu Dina lagi telanjang terus Dina lihat kalau Ibu Dina ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yg masuk ke badan ibu Dina, maaf yach Pak, Dina lancang. Mama Arum lagi diapain sih sama Bapak?”

“Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang.”
“Iya Pak, tapi kok Mama Arum kayaknya keenakan ya. Dina jadi kepingin dech Pak kayak ibu Dina.”
“Kamu serius Din, kamu mau?”
“Iya Pak.”

Kulihat Dina tersipu malu menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Dina tersingkap sewaktududuknya bergeser sehingga pahanya yg putih mulus terlihat oleh mataku yg membuatku langsung terangsang. Kusuruh Dina duduk dipangkuanku.

“Din, sini kamu duduk di pangkuan Bapak.” Ketika dia berdiri menujuku, aku membuka resleting celanaku dan kuturunkan celana dalamku lalu aku keluarkan penisku yg sudah menegang, sebelum Dina duduk di pangkuanku, celana dalamnya yg putih kuturunkan sehingga memek mungil putih bersih milikgadis 13 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari memeknya yg ditutupi bulu-bulu halus dan langsung kujilat dengan lembutnya.

Dina memegang kepalaku dan tubuhnya menggeliat.

“Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak.. sekali.”

Memek Dina yg masih muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Dina punmakin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Dina mulai kejang-kejang dan basahlah memek itu oleh cairan putih kental yg mengalir dari dalamnya, cairan itu kutelan habis.

“Arghh.. arghh.. Pak.. ada yg keluar nih dari tempat pipis Dina.. eugh.. eugh..”

Tubuh Dina langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Penisku yg mengeraskutempelkan pada memeknya yg basah. Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yg dikenakan Dina kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju dalam yg tipis, payudara Dina yg baru tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di mukaku terpampangpayudara yg baru mekar ditutupi kulit yg putih bersih dengan dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dengan mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap membuat payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras.

Sementara Dina masih tertidur lemas, penisku yg sudahmenempel di memek Dina yg masih sempit kusodok-sodokkan agar masuk, karena memek itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka memek itu, kuputar kedua jariku sehingga memek itu agak melebar dan basah.

Setelah itu kucoba lagi dengan penisku, kusodok masuk batanganku ke memek Dina yg memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah helm batanganku ke memek Dina. Dina mulai tersadar ketika batanganku menyodokmemeknya, dia pun menjerit kesakitan.

“Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. tempat pipis Dina.. sakit awww.. aawww..”
“Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi..”

Kupeluk tubuh Dina dan menenangkannya dari rasa sakit pada memeknya yg robek oleh batangkemaluan milikku yg memang super besar.

Sodokkanku pada memek Dina kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Dina merasakan kenikmatan.

“Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang tdk sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh..”

Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Dina mengeluarkan cairan dari dalam memeknya berikuttetesan darah dan langsung tubuh Dina lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa aku telah membobol keperawanan Dina.

“Arrgghh.. Pak.. Dina.. lemmaass..”

Aku agak kaget juga melihat keadaan Dina yg secara tdk sengaja kubobol keperawanannya tapi karena sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke memek Dina yg sudah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan derasnya memasuki liang memek Dina hingga meluber ke pahaku.

“Crreet.. crreett..”
“Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. memek.. gadis ini..”

Langsung kucabut penisku dari memek Dina dan kubaringkan Dina yg pingsan di Sofa. Sisa cairan yg masih melekat di memek Dina kulap dengan bajuku hingga bersih, sesudah itu kurapihkan baju Dina dan kubiarkan Dina yg masih pingsan tidur di Sofa, aku lalu membersihkan badanku sendiri.

10 menit kemudian Arum, datang dari pasar sedangkan aku sudah memakai baju lagi. Sejaksaat itu aku bermain dengan istriku jika dia di rumah, dengan Arum jika istriku pergi dan Dina sekolah, dengan Dina jika istriku dan Arum pergi.

Aku lakukan sudah hampir 3 bulan lamanya merasakan kenikmatan dari 3 perempuan di dalam rumahku, tapi sekarang aku sedang bingung sebab 2 bulan yg lalu akhirnya istriku mendapat berkah bahwa dia hamil 1 bulan, 1 bulan yg lalu giliran Arum yg kuketahui bahwa dia hamil 1 bulan juga, sekarang 2 minggu yg lalu setelah kuajak Dina periksa ke dokter dia sudah hamil 1 bulan juga. Duuhh.. pusingnya aku!

***

Cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Kenikmatan Yang Bikin Aku Kebingungan” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

The post Cerita Sex: Kenikmatan Yang Bikin Aku Kebingungan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Majikan Maniak Ngesex

$
0
0

doyanbokep.com – Cersex web dewasa yg berisikan cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Majikan Maniak Ngesex” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

cerita sex pembantuCerita Sex: Majikan Maniak Ngesex

Cerita sex terbaru, Niatku untuk memperbaiki nasib akhirnya kesampaian juga. Aku berhasil menjadi TKW di Timur Tengah. Walaupun hanya menjadi PRT, aku boleh berbangga, karena gajiku jauh lebih besar dari pada gaji yg diterima oleh pembantu-pembantu yg bekerja di Indonesia, bahkan mungkin gajiku lebih besar dari pada pegawai negri Indonesia yg harus bersusah payah KKN untuk mendapatkan pendapatan sampingan yg lebih besar lagi. Ini adalah pengalaman ku selama menjadi TKW di Timur Tengah.

Namaku adalah Sartika , panggil saja aku Tika, dan aku berumur 18 tahun. Tiga tahun yg lalu, tepatnya tanggal 12 Mei, aku diterbangkan ke salah satu negara di Timur Tengah untuk menjadi PRT. Singkat cerita, aku berhasil mendapatkan satu keluarga, Suami istri dengan seorang anak kecil berumur 2 bulan. Aku sebut saja keluarga itu keluarga Ghani.

Selain aku , adapula seorang baby sitter yg mengurusi anak keluarga Ghani, perempuan Indonesia yg bernama Maya, yg telah lebih dulu bekerja di keluarga itu. Dan aku bekerja disitu untuk menggantikan PRT yg dipecat karena kedapatan suka mencuri barang/uang keluarga itu. Aku betah tinggal di keluarga itu. Kedua pasangan itu baik sikapnya kepadaku, gajiku selalu dibayar dan makananku tdk dibatasi, serta waktu istirahatku yg cukup.

Nyonya Ghani bukanlah wanita yg cerewet dan selalu menuntut. Soal bahasa, aku sedikit-sedikit diajari tentang bahasa mereka oleh Maya. Aku dan Maya mendapatkan kamar yg terpisah. Mr. Ghani, begitu sebutanku untuk tuan Ghani, adalah pria yg tampan , dengan hidungnya yg mancung ,rambut klimis, kumis dan jenggot yg menyatu (ini yg menurutku membuatnya tampak macho!), serta tubuh yg gagah (walaupun perutnya sedikit buncit). Seperti pria-pria timur tengah pada umumnya yg tinggi-tinggi, putih dan berbulu banyak.

Aku terus terang kagum terhadap Mr. Ghani dan menghormatinya. Setiap kali ia berbicara padaku, aku tak berani melihat langsung ke matanya, aku tak tahu, rasanya hatiku langsung berdebar apabila melihat tatapan matanya yg lembut namun menusuk itu.

Mr. Ghani mempunyai perusahaan ekspor impor, dan tampaknya ia adalah pengusaha yg sukses, hal ini tampak dari HP yg selalu ia bawa-bawa, apartemen dan mobil mewah yg ia miliki. Ia sangat rajin bekerja, hingga sering pulang larut malam. Mrs. Ghani kadang kala menunggu suaminya pulang, tetapi kalau pulang terlalu malam, Mrs. akan langsung pergi tidur . Aku sering ngobrol bersama Mrs. saat ia menunggu suaminya sambil menonton TV. Aku lebih sering menjadi pendengar yg baik, karena dengan bahasaku yg masih belepotan, susah bagiku untuk bisa bercerita panjang lebar.

Kira-kira 10 bulan aku telah bekerja di keluarga Mr. Ghani, kudengar Mr. dan Mrs. Ghani sering saling recok satu dengan lainnya.Kudengar-dengar sih, kayaknya Mrs. Ghani merasa kesal dan hilang kesabaran menunggu suaminya yg selalu pulang larut malam. Mrs. Ghani sering menuduh-nuduh Mr. Ghani ada main dengan wanita lain, sehingga pulang larut malam. Mr. Ghani sepertinya tdk menerima tuduhan-tuduhan tersebut, sehingga cekcok tdk bisa dihindari.

Walaupun demikian, kebiasaan Mr. Ghani yg sering pulang larut malam tdk berubah juga, sehingga akhirnya Mrs. Ghani pindah ke rumah orang tuanya. Kepindahan Mrs. Ghani tentu saja turut membawa anaknya yg sekarang telah berumur 1 thn serta Maya, baby sitternya. Sekarang tinggal aku sendirian yg menunggui rumah. Hari pertama kepindahan Mrs. Ghani, pada pagi harinya, aku layani Mr. Ghani untuk sarapan. Entah bagaimana, perasaanku mengatakan Mr. Ghani selalu memperhatikan gerak-gerikku ketika aku menyediakan makan pagi untuknya. Aku hanya menunduk-nundukkan kepalaku, tak berani melihat ke arah wajahnya.

Selesai sarapan, biasanya Mr. Ghani akan mengganti piyamanya dengan pakaian kerja. Saat itu, aku mulai membereskan meja makan, tetapi secara tak sengaja, pandanganku tertuju ke arah kamar Mr. Ghani yg pintunya terbuka, dan tampak dari belakang, Mr. Ghani melepas piyamanya. Wusp.. aku tertegun. Tampak tubuh yg tinggi dan gagah itu kini hanya mengenakan celana dalam, dengan bulu-bulu di paha belakangnya yg tumbuh subur, seksi sekali.. pikirku.

Tiba-tiba tanganku yg sedang memegang piring, sendok dan gelas, bergetar melihat pemandangan seperti itu. Tau-tau, sendok di atas piring jatuh… clingg!! Oups.. buru-buru aku bergegas ke dapur. Setelah itu,tak beberapa lama Mr. Ghani telah selesai berpakaian dan pergi kerja.

Aku berpikir-pikir, pintu yg terbuka tadi.. disengaja atau enggak ya..?? Malam itu, jam baru menunjukkan angka 8, namun mataku sudah berat… Dengan memakai daster tipis warna merah muda, aku pun tertidur.. Jam 2 tengah malam, tiba-tiba aku terbangun.. Tenggorokanku terasa kering.. akupun bergegas bangun dan mengambil air minum di dapur, yg terletak pas disebelah kamarku. Kebetulan dapur tepat berhadapan dengan ruang keluarga.

Dari dapur kulihat TV menyala, dengan mata yg masih mengantuk, aku coba untuk memperjelas pandanganku. Ternyata ada orang yg sedang menonton TV di ruang keluarga. Oohh.. rupanya Mr. Ghani.. Aku pun mengambil gelas dan menuangkan air. Belum gelas itu mendarat di bibirku, tiba-tiba kudengar suara Mr. Ghani memanggilku.

“Tika kemarilah..” panggilnya dari arah sofa.(dialog-dialog yg diucapkan oleh Mr. Ghani sebenarnya dalam bahasa asing, tapi untuk mempermudah, aku artikan saja kedalam bahasa Indonesia).

Aku sedikit terkejut, kemudian ku langkahkan kakiku menuju ruang keluarga. Sambil berjalan lambat, kuperhatikan adegan di layar TV. Haaah!! Aku terkejut setengah mati, dan hatiku berdebar-debar dengan kerasnya. Dug..dug…dug…dug..! Gambar di TV adalah gambar Mr. dan Mrs. Ghani yg sedang bersenggama !! Beberapa saat kuhentikan langkahku dan terus menatap adegan TV.Dengan mata tak berkedip dan mulut melongo,tampak olehku Mr. Ghani sedang menusuk-nusukkan barangnya di pepek Mrs. Ghani.

Kedua insan yg bertelanjang bulat itu tengah dirasuk nafsu, saling mengeluarkan suara mendesah-desah kenikmatan. Aku belum pernah melihat adegan senggama seperti ini seumur hidupku.

“Tikaa…” suara itu memanggil lagi.

Aku terkejut, dan segera kudekati Mr. Ghani dengan muka menunduk.

“Aaaa.. ada apa tuaaaan..” kataku dengan suara yg kupaksakan keluar.
“Sini, duduk disampingku..” katanya.

Aku pun duduk disampingnya,dengan mengenakan Daster merah muda yg panjangnya sedengkul , tiba-tiba dielusnya bagian pahaku, kemudian ujung daster yg berada tepat dilututku, disikapnya, dan kali ini ia mengelus-elus langsung pada kulit pahaku. Jantungku makin berdetak ‘gak karuan. Tangan kemudian menuntun daguku untuk melihat ke depan, ke arah TV. Dan adegan itu masih berlangsung, tapi kali tampak Mrs. Ghani menjilat-jilat penis suaminya dengan buas.Tak kukira, Mrs. Ghani yg sehari-hari kalem itu, bisa buas menghadapi penis suaminya.

Oooohhhh, aku nggak tahan melihatnya. Terus terang aku merasa jijik, tetapi melihat caranya menjilat-jilat dan menghisap-hisap ujung penis Mr. Ghani, membuat nafsu birahiku timbul, nafsu yg selama ini belum pernah aku rasakan ! Oooohhh, kelihatan Mrs. Ghani sangat menikmati penis yg telah berwarna merah itu, dan kemudian ia mengocoknya, sementara terdengar suara Mr. Ghani yg mendesah-desah.. seperti merasakan suatu kenikmatan yg tiada taranya…

Kocokan Mrs. Ghani terasa makin cepat…sementara suara desahan Mr. Ghani juga semakin cepat dan.. aaaaaaaaahhhhhhggg…..aaaaaaaahhhhhgggg.. aaaaaaaahhhggg… lenguhan keras yg tersendat-sendat keluar dari mulut Mr. Ghani, sambil penisnya mengeluarkan mene’.. menyembur-nyembur seperti gunung menyemburkan laharnya… crooot…crooott…crooott..!! Sementara mataku masih melotot melihat adegan itu, tiba-tiba kedua tangan Mr. Ghani telah memegang celana dalamku, dan ia mulai menarik celana dalamku.

Aku berusaha menolak, tetapi mulutku susah untuk bersuara, sehingga akhirnya terlepas juga celana dalam itu dari tubuhku. Diraihnya tanganku, dan dituntunnya tanganku menuju ke arah kemaluannya. Begitu kurasa tanganku memegang sesuatu di balik piyamanya, aku terkesiap, Wow !.. besar sekali benda ini.!! pekikku dalam hati.. Dan tiba-tiba dibukanya piyama yg ia kenakan, dan tampaklah penis yg besaaaar bhuanget..lebih besar dari yg terlihat di TV.. tanganku yg kecil tak mampu menggenggamnya secara penuh..

Betul juga kata orang-orang, kataku dalam hati, konon penis orang timur tengah itu besar-besar.. Tiba-tiba kepalaku dituntunnya menuju penis itu, dan ia menyuruhku mengisapnya.. Entah aku takut atau terhipnotis, kuturuti perintahnya,dengan tubuhku miring ke kanan, mulai kujilati kepala penis yg menyerupai helm itu… Lagi-lagi tangan Mr Ghani beraksi, tangan yg panjang merayap ke pantatku, meremas-remas pantatku dengan gemas.. kemudian bergerak ke selangkanganku… Ooooohhhh. baru kali ini pepek ku di jamah oleh tangan lelaki… entah apa yg ia lakukan dengan jari-jarinya di pepekku, tapi aku merasakan kegelian yg nikmat.

Uuuuuuhhhh… uuuuhhhh… nikmaaaat sekali… Saat itu nafsuku birahiku telah lebih dalam merasuki tubuhku… Mulai kumasukkan kepala penis yg besar itu ke mulutku yg mungil, dan kuisap-isap, seperti adegan di TV tadi… Mr. Ghani mendesah keenakan.. aaaahhh…aaaaahhh..aaahhhh.. dan aku menyukai suara desahan itu, dan aku mulai menyukai permainan ini… kumain-mainkan lidahku dan mulai kunaik turunkan kepalaku mengisap penis Mr. Ghani, yg hanya kepala penisnya saja yg dapat masuk ke mulutku…

MMmmmmmhhhhhh… Mmmmhhhhhh… kunikmati tiap isapan-isapan yg aku buat… sementara kenikmatan permainan jari-jari Mr. Ghani di pepekku membuatku lebih giat menaik turunkan kepalaku dan mulai ku kocok penis yg besar itu… tak terasa, permainan jari jemarinya semakin nikmat saja… secara spontan, aku goyang pinggulku.. Ooooooohhhhh…nikmat…nikmat sekalii.Tak pernah kurasakan kenikmatan yg aneh seperti ini, kenikmatan yg berbeda… OOooohhh…. Mmmmmmhhhhhh…. Mmmmmmhhhhhh…. kami berdua saling mendesah, menikmati permainan yg dasyat ini..

Sampai akhirnya, adegan seperti di TV tadi terjadi di sini… Aku merasakan penis Mr. Ghani telah basah oleh air liurku kini makin menegang kuat.. dan suara lenguhan Mr. Ghani pun kini berbeda… lebih panjaang.. Aaaaaaagggggghhh…aaagghhh…Tikaaaaa… ak..akuuu..keluuarr…aaahhhgggg…sejurus kemudian, terasa dimulutku ada cairan yg masuk.. rasanya asin-asin cair… menyemprot-nyemprot langit-langit rongga mulutku. Kulepas mulutku dari penisnya.. Upss…cairan putih menyemprot keluar dari penis Mr. Ghani…tanganku masih mengocok-ngocok penis Mr.
Ghani… penis itu masih memuncat-muncratkan isinya… terlihat muka Mr. Ghani yg memerah dan kelihatannya puassss….

Aku merasa malu, kemudian berdiri dan hendak mengenakan celana dalamku.. Tetapi Mr. Ghani melarangku memakainya, malah ia menyuruhku melepaskan dasterku.. kemudian ia tidur di sofa, dan aku disuruh berjongkok di atas kepalanya…Aku tak mengerti apa yg ia inginkan, tetapi kuturuti saja.. Kini aku telah berjongkok dan pepekku tepat di atas mulutnya.. Belum lagi rasa keherananku terjawab, tiba-tiba kurasakan sesuatu menggelitiki pepekku…

Ooooohhhh.. enak… Ternyata lidah Mr. Ghani memainkan pepekku… jilatan dan isapan mulut Mr. Ghani membuatku menggelinjang keenakan… Aaahhhh..aaaaahhhhhh…aaaaahhhhhh.. aku tak kuat menahan kenikmatan ini… aku genggam erat pinggiran sofa… semakin aku merasakan kenikmatan, semakin aku remas kuat pingiran sofa itu… Selagi aku menikmati permainan itu, aku melihat ke arah TV.. Kali ini aku terkejut setengah mati… Kulihat Maya ! Sedang disetubuhi oleh Mr. Ghani…. Oohh.. Maya… Ternyata engkau juga telah merasakan kenikmatan penis Mr. Ghani.. aku merasa iri kepadanya…

Yg kulihat saat itu adalah Maya berada persis di atas pinggang Mr. Ghani.. Maya melakukan gerakan naik turun sambil memeras-meras teteknya.. Mukanya memerah… Ia terus mendesah-desahh…seperti desahan-desahanku saat ini… Kulihat ia sangat menikmati permainannya.. Ia terus naik turun, sementara pantat Mr. Ghani terguncang-guncang akibat gerakan Maya itu..

Ooohhh… ingin aku melakukan hal yg sama seperti itu… Kulihat ke penis Mr. Ghani, penis itu kini telah ngeceng kembali.. Aku lepas BH yg masih aku kenakan… Kumainkan tetekku yg ternyata telah mengeras… Ohhhh..paduan antara kenikmatan permainan mulut Mr. Ghani di pepekku dan permainan tanganku di tetekku, menambah kenikmatan permainan…. Hingga aku gigit-gigit bibir bawahku.. untuk lebih meresapi kenikmatan yg fantastik ini…

Kemudian aku ambil inisiatif.. Aku pindahkan posisiku ke atas pinggang Mr. Ghani.. Kubalikkan arah tubuhku menghadap ke muka Mr. Ghani… Mr. Ghani seakan-akan mengerti kemauanku.. Dengan tangannya, ia berdirikan “tugu monasnya” yg sudah menggelembung itu.. Aku mulai jongkok dan ku coba untuk mencocokkan penisnya ke mulut pepekku.. Ooooohhhh..terasa sakit dan nyeri, ketika kepala penis itu menyumpal lobang Pepekku… tapi rasa iriku pada Maya dan keinginanku merasakan permainan penis Mr. Ghani di dalam pepekku, membuatku pantang menyerah.. dengan sebisa mungkin aku menahan sakit, kucoba menekan pepekku untuk melahap penis Mr. Ghani… sedikit demi sedikit, penis itu mulai menyeruak masuk ke lobang pepekku yg sempit… sampai akhirnya.. blessh.. masuk semua !

Aku terpekik menahan sakit.. dan kurasakan, pepekku telah menelan bulat-bulat penis Mr. Ghani. Walaupun masih terasa sakit dan pedih sekali, aku coba untuk mulai menaik – turunkan tubuhku… Lama kelamaan gerakan itu semakin lancar… mungkin pepekku telah mengeluarkan minyaknya, sehingga gesekan antara dinding pepekku dan penis raksasa Mr. Ghani menjadi lebih licin…

Mmmmhhh..mmmhhh…. mmmmhhhh..mmmmmhhhh… nikmat sekali…. mulai kumainkan tetekku.. keremas-remas dan ku goyang-goyangkan dengan telapak tanganku… Oooohh… kurasakan kenikmatan entotan penis Mr. Ghani yg maha dasyat..!! OOohhhh… aliran darahku mendesir-desir nikmat.. nafsuku yg semakin meletup-etup sampai ke ubun-ubun… gesekan-gesekan kenikamatan yg kurasakan dari penis Mr. Ghani di pepekku yg mungil…

Mmmhhhhh… Aaaaahhhhh.. Makin lama kenikmatan yg aku rasakan kian memuncak… Aaaahhhhggg.. sampai akhirnya aku tak tahann lagii.. seluruh otot-otot tubuhku mengejang…srettt.srettt.. Aaaaaggghhhh…. ada semprotan cairan di dalam liang pepekku… oohhh.. sangat spektakuler..!!! inikah kenikmatan orang bersenggama…??!! kenikmatan yg melebihi segalanya kenikmatan.. Terus kugoyangkan pantatku….naik turun.. naik turun… sambil kuresapi sisa-sisa kenikmatan yg masih bisa kurasakan…

MMmmhhhh… Mr. Ghani pun kelihatannya tak mau kalah… Ditegakkan badannya, dirangkulnya tubuhku, dan dengan penis yg masih menancap di pepekku, ia dudukkan aku di bibir sofa, kakiku kukangkangkan lebar-lebar dan mulai ia gerakkan pinggulnya… menghujam-hujamkan benda kebesarannya ke dalam lobang kenikmatanku… terus ia memasuk dan keluarkan penisnya di pepekku… makin lama gerakannya makin buas dan cepat… sambil tangannya memeras-meras tetekku…

Aaaahhhgggg… kenikmatan tusukan-tusukan penis itu terasa lain sekarang… lebih cepat dan lebih ganas.. seperti orang yg memompa ban dengan buru-buru..tubuhku tergoncang-goncang kuat akibat dorongan tubuhnya.. Muka Mr. Ghani yg telah berkeringat kini makin bertambah merah… Matanya kini terpejam-pejam menikmati sedotan-sedotam pepekku yg kini telah semakin basah… tak lama kemudian.. seperti menahan suatu beban yg besar…ia melenguh keras…

“Aaaaaaaaaaahhhhhhgggg…. Tiiikaaa…. aaakuuu….” Kulihat badannya semakin menegang… aku tiba-tiba teringat… kalo dia nembak di dalam pepekku, bisa berabe aku… langsung ku dorong tubuhnya.. kulihat penisnya yg menegang kuat.. langsung ku kocok penis itu… ku urut-urut.. hingga kali ini muncratannya kuat sekali… air mani yg keluar terlempar jauh sekali.. aku seperti seorang pemadam kebakaran dengan selangnya yg sangat besar yg menyemburkan air… penis itu terus memuncratkan isinya… aku pun terus mengocok-ngocok.. hingga tinggal berupa tetasan-tetesan kecil cairan putih..dan akhirnya penis itu sedikit demi sedikit mengendor ketegangannya .

Bisa kurasakan.. kenikmatan luar biasa yg dialami oleh Mr. Ghani ketika ia mengalami klimaks… Kini Mr. Ghani menjatuhkan badannya ke lantai dan menyenderkan tubuhnya di sofa… “Kamu hebat sekali Tika…. Aku kagum pada kemaluanmu yg begitu ketat mengimpit kemaluanku… Sekarang.. istirahatlah dulu..” katanya sambil mengatur nafasnya.. Jam sudah menunjukkan hampir setengah empat. Berarti hampir 1 setengah jam permainan itu kami lakukan..

Malam itu tak pernah kulupakan.. sebab pada malam itu, aku kehilangan keperawananku… Saat aku beristirahat sehabis bersenggama, aku tak bisa langsung tertidur, bayangan-bayangan adegan bersenggamaku tadi masih terus memenuhi benakku, aku kemudian tertidur juga hingga jam tujuh aku terbangun, dan tanpa sempat mengganti dasterku,aku segera menyiapkan sarapan.. Kulihat sofa tempat pergumulan kami semalam.. ternyata ada bercak darah kering.. Hmmm.. mungkin darah perawanku.. Ku ambil kain lap untuk membersihkannya.

Ketika aku nungging untuk membersihkan sofa, tiba-tiba aku dihimpit dari belakang.. dan kurasakan benda keras menekan pantat ku, belum sempat aku menoleh, daster ku disikap dan celana dalamku dipelorotin ke bawah… Oh, selanjutnya, terjadi lagi persetubuhan seperti yg aku alami semalam.

Cuma kali ini Mr. Ghani sudah sangat bernafsu dan tenaganya yg sehabis bangun tidur telah kembali menjadi kuat. Sehingga dengan sangat rakus, aku disetubuhi bertubi-tubi hingga aku bisa orgasme 3 kali, dan ia hanya orgasme 2 kali. Pokoknya, selama Mrs. Ghani belum kembali kerumah, kami selalu bercinta pagi sebelum ia pergi kerja dan malam hari ketika ia pulang. Kadang, aku yg lagi terlelap tidur, terbangun, gara-gara ia mencumbuiku dan mengajakku bersenggama. Sering pula ia merekam adegan percintaan kami dengan kameranya.

Sampai akhirnya Mrs. Ghani dan Maya kembali kerumah, ia mulai menghentikan kegiatan seks nya terhadapku. Dan si Maya kujejali dengan pertanyaan ku yg bertubi-tubi tentang hubungannya dengan Mr. Ghani. Akhirnya aku ketahui mengapa pembantu sebelumku dipecat. Ternyata pembantu yg terdahulu, tdk mau melayani permainan nafsu birahi Mr. Ghani, sehingga di buat oleh Mr. Ghani seolah-oleh pembantu itu mencuri uang dan benda-benda lainnya, sampai akhirnya ia dipecat.

Sedangkan Maya, karena ia sangat membutuhkan pekerjaan tersebut untuk membiayai keluarganya di Indonesia, ia mau saja melayani kebuasan si maniak seks Mr. Ghani. Kasihan si Maya… Perasaan kagumku terhadap Mr. Ghani luntur sudah, dan tak beberapa lama, aku pun mengundurkan diri dari pekerjaan itu. Hingga akhirnya aku kembali ke kampung halaman.

***

Cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Majikan Maniak Ngesex” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

The post Cerita Sex: Majikan Maniak Ngesex appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Gadis Perawan Di Panti Pijat

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Gadis Perawan Di Panti Pijat – Hari itu Minggu 12 April 1999 aku masih ingat betul hari itu, aku dan ayahku berburu di sebuah gunung di daerah Jatiluhur tentu saja setelah berburu seharian badan terasa capai dan lemah. Malamnya aku memutuskan untuk mencari sebuah panti pijat di Bandung, dengan mengendarai Land Rover-ku aku mulai menyusuri kota Bandung.

cerita-sex-gadis-perawan-di-panti-pijat-225x300
Cerita Sex: Gadis Perawan Di Panti Pijat

 
Dan akhirnya menemukan tempat itu, dan aku langsung masuk menemui seorang gadis di meja depan dan aku dipersilakan duduk dulu. Tak lama kemudian munculah seorang gadis yang berpakaian layaknya baby sitter dengan warna putih ketat dan rok setinggi lutut. Wuaaaahh cantik juga dia, dan pasti juga merangsang libidoku. Dengan ramah ia mempersilakan aku masuk ke ruang pijat, ruangan selebar 44 dengan satu ranjang dan sebuah kipas angin menggantung di atasnya. Bajunya dibuka dulu ya Bang katanya dengan tersenyum manis, OK lahh.. sambutku dengan semangat.
Tapi kipasnya jangan dinyalain yah, dingin nih.. dia pun mengangguk tanda paham akan keinginanku. Kubuka sweaterku dan aku pun berbaring, aku memang sengaja tidak memakai t-shirt malam itu. Celananya sekalian dong Bang, katanya. Emmm.. Lo yang bukain deh, males nih.. dia pun tersenyum dan agaknya memahami juga hasratku. Ahh.. kamu manja deh, katanya, dengan cekatan tangannya yang mulus dan lentik itu pun mencopot sabuk di pinggangku kemudian melucuti celanaku. Wah dia kelihatannya agak nafsu juga melihat tubuhku ketika hanya ber-CD, terlihat adik-ku manis tersembul dengan gagahnya di dalam sarangnya.
Eh.. ini dicopot sekalian ya? biar enak nanti mijitnya!
Wahhh itu nanti aja deh, nanti malah berdiri lagi, kataku setengah bercanda.
Lagi-lagi ia menyunggingkan senyum manisnya yang menawan. Kemudian aku tengkurap, ia mulai memijitku dari punggung atas ke bawah.
Wah.. pijitanmu enak ya? pujiku.
Nanti kamu akan merasakan yang lebih enak lagi, jawabnya.
Oooh jadi servis plus nih? tanyaku.
Mmm buatmu aku senang melakukannya, pijatannya semakin ke bawah dan sekarang tangannya sedang menari di pinggangku, wah geli juga nih, dan kemaluanku pun mulai bereaksi kimia.
Eh.. balikkan badan dong! pintanya.
Ok.. ok..
Aku langsung saja berbaring. Tentu saja batanganku yang ereksi berat terlihat semakin menggunung.
Wahh.. belum-belum saja sudah ngaceng yaa.. godanya sambil tangannya memegang kemaluanku dengan jarinya seakan mengukur besarnya.
Habisnya kamu merangsang sihh.. kataku.
Nah kalau begitu sekarang waktunya dicopot yah? biar enak itu punyamu, kan sakit kalau begitu, pintanya.
OK, copot aja sendiri, aku memang udah nggak tahan lagi, abis udah ereksi penuh sih.
Dengan bersemangat gadis itu memelorotkan CD-ku, tentu saja kemaluanku yang sudah berdiri tegak dan keras mengacung tepat di mukanya.
Ck.. ck.. ckk.. besar amat punyamu, berapa kali ini kamu latih tiap hari, katanya sembari tertawa.
Ah emangnya aku suka lojon apa jawabku.
Ia menyentuh kepala kemaluanku dengan penuh nafsu, dan mengelusnya. Tentu saja aku kaget dan keenakan, habis baru pertama kali sih.
Ahhh.. mau kau apakan adikku? tanyaku.
Tenanglah belum waktunya, ia mengelusnya dengan lembut dan merabai juga kantong zakarku.
Wah.. hh.. jangan berhenti dulu, aku mau keluar nih, sergahku.
Haha.. baru digitukan aja udah mau keluar, payah kamu, ledeknya.
Entar lagi lah, pijitin dulu badanku, kataku.
OK lah
Ia mulai mengambil minyak pijat dan memijat tangan dan dadaku. Wahhh ia naik dan duduk di perutku. Sialan! belahan dadanya yang putih mulus pun kelihatan, aku pun terbelalak memandangnya.
Sialan! montok bener tetekmu, dan tanganku pun mulai gerilya meraba dan memeganginya, ia pun mengerjap, pijatannya pun otomatis terhenti.
Setelah agak lama aku merabai gunungnya ia pun turun dari perutku, ia perlahan membuka kancing bajunya sampai turun ke bawah, sambil menatapku dengan penuh nafsu. Ia sengaja mempermainkan perasaanku dengan agak perlahan membuka bajunya.
Cepatlahh.. ke sini, kasihan nih adikku udah menunggu lama aku sambil mengocok sendiri kemaluanku, habis nggak tahan sih.
Eits jangan! ia memegang tanganku.
Ini bagianku, katanya sambil menuding adikku yang seakan mau meledak.
Tak lama ia kemudian mengambil minyak pijat dan mengoleskan ke kemaluanku.
Ehmm ahhh aku pun menggelinjang, namun ia tak peduli, malah tangannya semakin cekatan memainkan kemaluanku.
Augghh aku nggak tahan nihhh
Kemudian ia mulai menghisapnya seraya tangannya mengelus buah zakarku.
Aduhhh arghh.. aku mau keluar nihhh!
Kemudian kemaluanku berdenyut dengan keras dan akhirnya Croottt maniku memancar dengan derasnya, ia terus mengocoknya seakan maniku seakan dihabiskan oleh kocokannya.
Aahhh aku melenguh panjang, badanku semua mengejang. Ia kelihatanya suka cairanku, ia menjilatinya sampai bersih, aku pun lemas.
Gimana enak kan? tapi kamu payah deh baru digituin dikit aja udah KO, godanya.
Habbiss kamu gitukan sih, siapa tahannn
Ia memakluminya dan agaknya tahu kalau aku baru pertama kalinya.
Tuh kan lemes, punyamu mengkerut lagi, sambil ia memainkan kemaluanku yang sudah nggak berdaya lagi.
Entar ya, nanti kukerasin lagi, katanya.
Hufff OK lah, kataku pasrah.
Dengan masih menggunakan bra dan CD ia mulai memijatku lagi. Kali ini ia memijat pahaku dan terkadang ia menjilati kemaluanku yang sudah lemas.
Ihhh lucu ya kalau sudah lemes, kecil! ia mengejekku.
Aku yang merasa di-KO-nya diam saja. Sembari ia memijat pahaku, dadanya yang montok kadang juga menggesek kakiku, wahhh kenyal sekali!
Kenapa liat-liat, napsu ya ama punyaku? katanya.
Wahhh, bisa-bisa adikku terusik lagi nih, jawabku.
Aku sambil mengelus dan mengocok sendiri kemaluanku sembari melihat geliat gadis itu memijatku.
Wah dasar tukang coli kamu serangnya.
Biar aja, akan kubuktikan kalo aku mampu bangkit lagi dan meng-KO kamu, kataku dengan semangat.
Benar juga kemaluanku yang tadinya tidur dan lemas lambat laun mulai naik dan mengeras.
Tuh.. berdiri lagi, katanya girang.
Pasti! kataku.
Aku tidak melewatkan kesempatan itu, segera kuraih tangannya dan aku segera menindihnya.
Uhhh.. pelan dikit doong! katanya.
Biar aja, habis kamu napsuin sih kataku.
Dengan cepat aku melucuti BH dan CD-nya. Sekarang kelihatan semua gunung kembarnya yang padat berisi dengan puting merahnya serta lubang kemaluannya yang bagus dan merah. Langsung saja kujilati puncak gunungnya dengan penuh nafsu, Emmm.. nikmat, ayo terusin.. desahnya membuatku berdebar. Kulihat tangannya mulai merabai kemaluannya sendiri sehingga kelihatan basah sekarang.
Tandanya ia mulai bernafsu berat, aku pun mengambil alih tangannya dan segera menjulurkan lidahku dan kumainkan di lubang kemaluannya yang lezat. Ia semakin menjadi, desahannya semakin keras dan geliat tubuhnya bagaikan cacing, Ahhh uhhh ayo lah puaskan aku ia pun mulai menggapai batang kemaluanku yang sudah keras, Ayolah masukkan! tanpa basa-basi aku pun menancapkan barangku ke lubang kemaluannya.
Slep.. slepp!
Arghh ihhh ssshhh, ia agak kaget rupanya menerima hujaman pusakaku yang besar itu.
Uahhh.. ennakkk katanya.
Mulutnya megap-megap kelihatan seperti ikan yang kekurangan air, aku pun semakin semangat memompanya. Tapi apa yang terjadi karena terlalu bernafsunya aku tidak bisa mengontrol maniku. Heggh hegghh ahhh, ehmm aku mau keluar lagi nihh! kataku.
Sshhh ahhh ah payah lo, gue tanggung ni entar donk!
Aku sudah tidak tahan lagii
Tak lama kemudian batang kemaluanku berdenyut kencang.
Aaaku keluarrr erangku.
Ehhh cepat cabut! sergapnya.
Aku pun mencabut batang kemaluanku dan ia pun segera menghisapnya.
Ahhh shhh!
Crot crottt crottt memancar dengan derasnya maniku memenuhi mulutnya dan berceceran juga di gunung kembarnya yang masih tegang.
Ugghh aku pun langsung tumbang lemas.
Aduh gimana sih, aku nanggung nihh loyo kamu.
Aku sudah tidak bisa berkata lagi, dengan agak sewot ia berdiri.
Ahhh kamu menghabiskan cairanku yaaa.. lemes nihh, kataku.
Udah lahh.. aku pergi, katanya sewot.
Ya udah sana thanks ya Sayang ia pun berlalu sambil tersenyum.
Pengalaman malam itu seakan telah merubah pandanganku tentang cewek. Aku berpikir semua cewek adalah penyuka seks dan penyuka akan kemaluan lelaki. Atas dasar itulah kejadian ini terjadi. Siang itu aku bertemu sama pacarku.
Ehhh.. abis ngapain kamu Ndra? kok kelihatanya lemes amat? sakit yah tanyanya.
Ah nggak kok, kemaren abis berburu sama ayahku, jawabku singkat.
Ohh.. gitu ya, ia kelihatannya mulai paham.
Memang siang itu mukaku kelihatan kusut, sayu dan acak-acakan. Pokoknya kelihatan sekali deh kalau orang habis ML jor-joran, tapi kelihatannya Yayang-ku tidak curiga.
Eh besok hari Rabu kan kita nggak kuliah, katanya.
Iya memang enggak.. jawabku.
Kita berenang yuk? ajaknya.
Emm OK jadi! jawabku mantap.
Yayangku memang hobi berenang sih, jadi ya OK saja deh. Karena hari itu sudah sore, waktu menunjukkan pukul 04:55, aku segera menggandeng tangan Ema, Ayo lah kita pulang, yok kuantar.. dia pun menurut sambil memeluk tanganku di dadanya.
Malamnya aku tidak bisa tidur, gadis pemijat itu pun masih berputar di otakku dan tidak mau pergi. Bayangan-bayangan gerakan tangannya yang luwes serta hisapan kenikmatan yang kurasakan waktu itu tidak bisa dilupakan begitu saja dari benakku, Sialan! bikin konak aja luh gerutuku. Aku pun hanya gelisah dan tidak bisa tidur, karena kemaluanku tegang terus.
Aku pun berusaha melupakannya dengan memeluk guling dan berusaha untuk tidur, tetapi hangat liang kemaluannya mencengkeram kuat pusakaku masih saja menghantui pikiranku. Ahhhhaku nggak tahan nih segera kucopot celana dan CD-ku, kuambil baby oil di meja, aku pun onani ria dengan nikmatnya, ahhh kugerakkan tanganku seolah menirukan gerakan tangan gadis itu sambil membayangkan adegan demi adegan kemarin malam itu. Huff nafasku semakin memburu, gerakan tanganku semakin cepat dibuatnya. Kurang lebih 5 menit kemudian Crott! tumpahlah cairan maniku membasahi perut dan sprei sekitarku. Aku pun langsung tidur, Zzz..
Paginya pukul 07:00 kakak perempuanku masuk ke kamar untuk membangunkanku. Karena kamarku tidak dikunci, betapa terbelalaknya dia ketika melihat aku tanpa celana tidur terlentang dan melihat batanganku sudah berdiri dan di perutku terdapat bekas mani yang mengering.
Andraaa apa-apaan kau ini ha! hardiknya, aku terkejut dan langsung mengambil selimut untuk menutupi batangan kerasku yang menjulang.
Eh Kakak.. emm kataku gugup.
Kamu ngapain ha? sudah besar nggak tau malu huh..!
Au cuek saja, malah aku langsung melepas selimut dan meraih celanaku sehingga kemaluanku yang tegang tampak lagi oleh kakakku.
Iiihhh nggak tau malu, barang gituan dipamerin, ia bergidik.
Biar aja yang penting nikmat, jawabku enteng, kakak perempuanku yang satu ini memang blak-blakan juga sih. Ia menatapnya dengan santai, kemudian matanya tertuju pada baby oil yang tergeletak di kasurku.
Sialan kamu memakai baby oil-ku yah? Dasarrr!
Ia ngomel-ngomel dan berlalu, aku pun hanya tertawa cekikikan. Brak! terdengar suara pintu dibanting olehnya, Dasar perempuan! nggak boleh liat cowok seneng, gerutuku.
Aku pun dengan santainya keluar kamar dan sarapan sebelum mandi, kulihat kakak perempuanku sedang lihat TV.
Eh Kak minta sampoonya dan sabunnya dong! pintaku.
Ogah ah entar kamu buat macam-macam, pokoknya nggak mau, jawabnya ketus.
Huhh.. weee! aku mencibir.
Aku langsung saja mandi dan sarapan. Sekitar pukul 08:00 kustater Land Rover kesayanganku dan langsung kupacu ke tempat Ema, mungkin ia sudah menungguku. Benar juga sampai di depan pagar rumahnya ia sudah menungguku di depan teras rumahnya.
Haii kok agak terlambat sih Say? tanyanya.
Eh sori nih trouble dengan kakak perempuan, dalihku.
OK lah, mari kita berangkat!
Kami pun langsung tancap menuju tempat tujuan kami yaitu kolam renang di kawasan Cipanas. Yah, maklum saja itu hari Rabu maka perjalanan kami lancar karena tidak terjebak macet. Kurang lebih 2 jam perjalanan santai kami sampai di tempat tersebut.
Eh.. yang sini sajalah, tempatnya enak loh, pintanya.
Baiklah Sayaang kataku.
Kami berdua langsung saja masuk.
Yang, aku ganti dulu yah kamu ikut nggak? ajaknya.
Yuk, sekalian saja aku juga mau ganti.
Di kolam renang itu paling hanya terdapat segelintir orang yang sedang berenang, karena tempat itu ramai biasanya pada hari Minggu.
Emmm kita ganti baju bersama saja yah? biar asyikk.. katanya.
Aku spontan menganggukkan kepalaku. Di dalam ruang ganti kami pun segera meletakkan tas kami dan segera melepas baju, Yayangku ganti baju terlebih dahulu. Ia mencopot dulu kaosnya, Ema memang penyuka kaos ketat dan celana jins, melihatnya melepas kaosnya aku pun hanya terpaku tak berkedip.
Kenapa Sayang ayolah lepas bajumu, katanya sambil tersenyum.
Habbis aku suka memandangmu waktu begitu sih, dan dia hanya tertawa kecil.
Aku pun segera mencopot t-shirtku dan celana panjangku dan cuma CD yang kutinggalkan. Tanpa ragu-ragu aku pun memelorotkan CD-ku di depan pacarku karena ingin ganti dengan celana renang, Wahhh Yayang ni.. katanya sedikit terkejut. Rupanya ia agak kaget juga melihat batang kemaluanku yang setengah ereksi.
Kok tegang sih Say? selidiknya manja.
Habis kamu montok sih.. jawabku seraya memakai celana renang yang super ketat.
Wahhh hemmm, goda pacarku ketika melihat kemaluanku tampak menyembul besar di balik celana renang itu, dia itu memang asyik orangnya.
Nahh aku sudah beres, kataku setelah memakai celana itu.
Eh.. bantu aku dong! dia tampaknya kesulitan melepas branya.
Sini aku lepasin kataku.
Kemudian kulepaskan branya. Astaga, sepasang daging montok dan putih terlihat jelas, hemmm spontan saja batang kemaluanku tegang dibuatnya.
Ah sayang, dadamu indah sekali, kataku sambil berbisik di belakang telinganya.
Langsung saja ia kupeluk dari belakang dan kuciumi telinganya.
Eeh.. kamu ingin ML di sini yah? jawabnya sambil memegang tengkukku.
Aku tidak menjawab. Tanganku langsung bergerilya di kedua gunung kembarnya, kuremas-remas dengan mesra dan kupelintir lembut putingnya yang masih merah segar, Ah Sayang! desahnya pendek, batang kemaluanku yang sudah tegak kugesek-gesekkan di pantatnya, wahhh.. nikmat sekali, dia masih memakai celana sih.
Aduh keras sekali, Yayang ngaceng yah godanya.
Dah tau nanya.. hhh, kataku terengah.
Buah dadanya semakin keras saja, rupanya ia mulai terangsang dengan remasanku dan ciumanku di telinganya.
Ehhhmm uhhh, lenguhnya sambil memejamkan mata.
Melihat gelagat tersebut aku menurunkan tanganku ke ritsleting celananya, kulepas kancingnya dan kupelorotkan ritsletingnya, ia agaknya masih agak ragu juga, terbukti dengan memegang tanganku berupaya menahan gerakan tanganku yang semakin nakal di daerah selangkanganya.
Tetapi dengan ciumanku yang membabi buta di daerah tengkuknya dan remasanku yang semakin mesra, akhirnya tanganku dilepasnya, kelihatannya ia sudah terangsang berat. Tanpa basa-basi tanganku langsung menelusup ke CD-nya.
Wahh terasa bulu-bulu halus menumbuhi sekitar liang kemaluannya. Kuraba klitorisnya, Aghhh oouhh.. sayang kamu nakal deh, dengusnya sambil mengerjap. Ia langsung membalikkan tubuhnya, memelukku erat dan meraih bibirku, Cupppp wah ia lihai juga melakukan French Kiss. Dengan penuh nafsu ia melahap bibirku. Cewekku yang satu ini memang binal seperti singa betina kalau sudah terangsang berat.
Agak lama kami ber-French Kiss ria, perlahan ia mulai menurunkan kepalanya dan ganti memangsa leherku, Aahhh geli sayang, kataku. Rupanya debar jantungku yang menggelegar tak dirasakan olehnya. ia langsung mendorongku ke tembok, dan ia pun menciumi dadaku yang bidang dan berbulu tipis itu. Wah dadamu seksi yah katanya bernafsu.
Menjulurlah lidahnya menjilati dadaku Slurrppp jilatan yang cepat dan teratur tersebut tak kuasa menahan adikku kecil yang agak menyembul keluar di balik celana renangku. Jilatannya semakin lama semakin turun dan akhirnya sampai ke pusarku. Tangan pacarku kemudian merabai batang kemaluanku yang sudah keras sekali. Aku pun sangat bernafsu sekali karena mengingatkanku pada gadis panti pijat yang merabai lembut kemaluanku. Ahhh.. Sayang desahku tertahan. Dengan cekatan ia memelorotkan celana renangku yang baru saja kupakai, alhasil batanganku yang keras dan panjang pun mendongak gagah di depan mukanya.
Ihh gila punyamu Sayang katanya.
Ema hisap dong Sayang! pintaku.
Ia agak ragu melakukan itu, maklum ia masih virgin sih. Ia belum menuruti permintaanku, ia hanya mengocok pelan namun gerakan kocokannya pun masih kaku, sangat berbeda dengan gadis pemijat tempo hari.
Ssshhh uahhh aku pun mendesah panjang menahan kenikmatanku.
Sss sayang hisap dong!
Aku pun menarik kepalanya dan mendekatkan bibirnya yang mungil ke kepala kemaluanku, sekali lagi ia agak ragu membuka mulut.
Aah nggak mau Say, mana muat di mulutku jawabnya ragu.
Egh tenang saja sayang, pelan-pelan lah,
Dia agaknya memahami gejolakku yang tak tertahan. Akhirnya ia memegang batanganku dan menjulurkan lidahnya yang mungil menjilati kepala kemaluanku.
Slurpp slurpp sejuk rasanya.
Mmhhh ahh, nah begitu Sayang ayo teruss ahh ssshh, buka mulutmu sayang.
Ia masih saja menjilati kepala dan leher kemaluanku yang mengacung menantang langit, lama-lama ia pandai juga menyenangkan lelaki, jilatannya semakin berani dan menjalar ke kantong semarku. Ih bau nih sayang.. tadi nggak mandi ya? katanya menggoda ketika menjilati buah zakarku yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku memang merawat khusus adikku yang satu ini. Ihh.. nggak lah sayang, kan yang penting nikmat, kataku tertahan. Mulut mungil Ema perlahan membuka, aku pun membimbing batang kemluanku masuk ke mulutnya. Mmhh.. eghh terdengar suara itu dari mulut Ema ketika batangku masuk, tampaknya ia menikmatinya. Ia pun mulai menghisapnya dengan bernafsu.
Slerpp.. cep..
Ahhh mmmm.. oohhh desahku penuh kenikmatan.
Mmmhh sayang, nikmatttt sekali gumamku tidak jelas.
Setelah agak lama, aku pun menarik kemaluanku dari mulut Ema. Segera kubopong tubuhnya ke bangku panjang di dalam ruang ganti. Kurebahkan badannya yang lencir dan montok di sana, dengan keadaan pusakaku yang masih mengacung, kupelorotkan celana jins Ema dengan penuh nafsu, Syuutt dan tak lupa CD-nya. Ia pun tampaknya pasrah dan menikmatinya karena tangannya merabai sendiri puting susunya.
Kemudian tampaklah lubang kemaluannya yang merah dan basah, aku pun segera mendekatkan kepalaku dan Slurp, lidahku kujulurkan ke klitorisnya.
Hemmm slurp
Aachhh uhhh! desahnya panjang menahan kenikmatan yang dirasakan tarian lidahku di kemaluannya yang sangat lincah, makanya Ema mati keenakan dibuatnya.
Sssh sshhss desisnya bagaikan ular kobra.
Andraaa aku nggak tahan lagiii ia menggeliat tak karuan.
Akuuu nyampai nihhh
Jilatanku semakin kupercepat dan kutambah ciuman mesra ke bibir kemaluannya yang harum, Cup cupp, kelihatannya ia hampir mencapai puncak karena kemaluannya memerah dan banjir.
Sshh aahh oohhh Yaangg aku keluarrr erangnya menahan kenikmatan yang luar biasa.
Benar juga cairan kemaluannya membanjir menebar bau yang khas. Hemm enak, aku masih saja menjilatinya dengan penuh nafsu.
Aduhhh hhh Sayang, aku udah nihh katanya lemas.
Ma, aku masih konak nih kataku meminta.
Langsung saja tanganku ditariknya dan mendudukkanku di atas perutnya, batang kemaluanku yang masih tegang menantang belum mendapat jatahnya. Langsung saja Ema mengambil lotion Tabir Surya dan mengolesinya ke batang kemaluanku dan ke dadanya yang montok, dan ia segera mengapitkan kedua gunung geulis-nya agar merapat. Ia mengambil lagi lotion itu, dan mengusapkan ke kemaluanku, Ahhhh aku pun hanya merem-melek. Kemudian ia menarik batang kemaluanku di antara jepitan gunung kembarnya. Wahh nikmat juga rasanya, aku pun memaju-mundurkan pantatku layaknya orang yang sedang bersetubuh.
Bagaimana rasanya sayang tanyanya manja dan memandangku sinis.
Aahhh mmmm ssss nikmat sayang ia pun tertawa kecil.
Ia merapatkan lagi gunungnya sehingga rasanya semakin nikmat saja.
Uuahhh nikkmattt sayangg! erangku.
Ia hanya tersenyum melihat mukaku yang merah dan terengah menahan nikmat.
Rasain habis kamu nakal sih katanya.
Tapi lebih nikmat memekmu sayang.
Hush katanya.
Gerakanku semakin cepat, aku ingin segera mencapai puncak yang nikmat.
Uuhhh uhhh mmm arghh erangku tertahan.
Tak lama aku merasa hampir keluar.
Sayy aku hampir nyampe nihh desahku.
Keluarin aja Ndra pasti nikmatt
Tak lama batang kemaluanku berdenyut dan
Crottt crutt
Uuahhh hemmm ssshh! nikmat sekali rasanya.
Spermaku memancar dengan deras dan banyak.
Ooohh gumamku.
Spermaku memancar membasahi leher Ema yang jenjang dan mengena juga janggut dan bibirnya.
Ihhh baunya aneh ya..
Ia mencoba membersihkan cairan kental itu dengan tangannya, aku pun turun dari atas tubuhnya. Aahhh nikmat Sayang tapi dalam hatiku aku belum puas jika belum menjebol liang kemaluan Ema. Ema pun segera membersihkan maniku yang belepotan.
I
ihhh kok kayak gini sih? tanyanya penuh selidik.
Itu namanya cairan kenikmatan sayang jawabku enteng.
Ooo katanya pura-pura tahu.
Habis bercinta enaknya berenang yuk? ajaknya.
OK, kataku.
Ema pun segera berpakaian renang dan aku juga. Setelah siap kami pun keluar kamar, wah ternyata di luar sepi sudah tidak ada orang lagi, padahal masih menunjukkan pukul 2:00 siang. Ternyata lama juga kami bercinta. Byurrr kami berdua pun mencebur dan berenang, aku yang sudah terkuras kejantanannya semenjak kemarin malam segera ketepi dan hanya melihat Ema berenang. Gerakan renangnya yang bagai ikan duyung, dibalut baju renangnya yang seksi serta kulitnya yang putih mulus, membangkitkan lagi gairahku. Terbesit di pikiranku untuk bercinta di kolam renang, kebetulan tidak ada orang dan petugas jaganya jauh.
Ema sini sayang! panggilku.
OK ada apa Ndra?
Ia berenang mendekat ke arahku, aku pun masuk ke air, aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya dengan ganas.
Kamu membuatku nggak tahan sayang kataku.
Untung saja kolam renangnya tidak dalam sehingga bisa enak kami bercinta. Ughhh desahnya agak terkejut, ia pun membalas ciumanku. Aku tidak melucuti pakaian renangnya, aku cuma menyibakkan sedikit cawat bawahnya sehingga liang kemaluannya kelihatan. Uhhh, kelihatan menggairahkan sekali kemaluannya di dalam air yang jernih itu. Dengan ganas aku menciumi bibirnya yang basah serta meremas lembut dadanya yang terbalut baju renang yang tipis itu. Ema kelihatan sangat cantik dan segar dengan badan dan rambut yang basah terurai.
Ahhh sayang nanti kelihatan orang, katanya khawatir.
Tenang Sayang tak ada yang melihat kita begini kataku.
Baiklah Ndra kubuat kamu KO di kolam, tantangnya.
Ia langsung memelorotkan celana renangku, batang kemaluanku yang sudah tegang pun menyembul dan kelihatan asyik di dalam air. Ema mengocok kemaluanku di dalam air. Mmm geli dan sejuk rasanya. Tanpa menunggu lama lagi aku ingin memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya.
Ema kumasukin yah?
Ema pun tanpa ragu menganggukkan kepala tanda setuju.
Baik Sayang
Kudekap erat tubuhnya agar dekat, ternyata Ema sudah membimbing batang kemaluanku masuk ke lubang kemaluannya.
Argghh ia menyeringai ketika kepala kemaluanku menyentuh bibir kemaluannya.
Aku pun segera mengangkat Ema ke pinggir kolam dan kubaringkan dia, kutekuk lututnya sehingga lubang kemaluannya kelihatan menganga.
Siap Sayang
Aku mulai memasukkan sedikit.
Uhhhh padahal baru kepalanya saja yang masuk.
Aahhh.. Sayang, punyamu terlalu besarr
Aku pun segera menekan lagi dan akhirnya Blesss seluruhnya bisa masuk.
Uhhh ahhh mmmhhh, erangnya menahan gesekanku.
Sshhh ssss, enak kan Sayyy kataku terengah.
Huuff uhhh ayoo terus Ssayy ennnakk
Terdengar bunyi yang tak asing lagi, Crep.. crepp sslepp asyik kedengarannya, aku semakin giat memompanya. Kemudian aku ingin ganti posisi, aku suruh Ema menungging.
Ayolah Sayang puaskan aku
Ia pun menungging dengan seksinya, terlihat lubang kemaluannya merekah, menarik untuk ditusuk. Sleppp batang kemaluanku kumasukkan.
Ahhh.. ssss ahhh desahnya penuh kenikmatan.
Nafasnya semakin memburu.
Huff ehhh mmm aku terengah.
Kupercepat gerakanku, Slep slep.. slep.. slep
Ahhh Ssayangg bentar lagi aku nyampe nihh kataku terburu.
Aakuu jugaa
Himpitan liang kemaluan Ema yang kencang dan basah membuat maniku tak kuasa lagi untuk keluar, dan akhirnya Ema pun mencapai puncaknya.
Ooohhh akuu lagi Sayanggg
Cairan kemaluannya pun membanjir, hal ini semakin membuatku juga tidak tahan.
Aaahhh aku juga Sayangg! erangku penuh kenikmatan.
Cepat cabut keluarin di luarr! sergahnya.
Dengan cepat segera kucabut kemaluanku, Ema pun tanggap ia pun memegangnya dan mengocoknya dengan cepat.
Aauuhhh! nikmattt!
Crut spermaku pun keluar.
Eerghhh ahh tapi sedikit, maklum terforsir.
Aahh kok sedikit Sayanggg katanya meledek.
Eemmhh ah habis nih cairanku
Aku pun lemah tak berdaya dan ia pun berbaring di pangkuanku. Aku mengelus rambutnya yang basah, kukecup keningnya, Cup! I love you Sayang
Sejak itulah kami sering melakukannya, baik di mobil maupun pada di sebuah gubuk di hutan kala kami berburu bersama. Dalam hatiku aku berkata, gadis pemijatlah yang membuatku jadi begini, membuatku menjadi begini, membuatku menjadi bercinta. Yah! – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru

The post Cerita Sex: Gadis Perawan Di Panti Pijat appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Pelayan Restoran Aduhai

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Pelayan Restoran Aduhai – Aku sudah sampe semester 7 di sekolah perhotelan yang aku tekuni. Pada semester ini semua mahasiswa wajib melakukan on the job training selama satu semester yang mana hasilnya akan dituangkan menjadi karya tulis akhir pada semester 8 dan diuji untukmenentukan kelulusan mahasiswa tersebut.

cerita-sex-pelayan-restoran-300x274
Cerita Sex: Pelayan Restoran Aduhai

 
Kebetulan aku dapet tempat job trining yang asik, di satu hotel bintang 5, Tidak di hotelnya sih tapi di resto cina yang ada di hotel tersebut. Aku mulai job trainingku dengan jadwal yang telah disusun sekolah bersama hotel itu. Temen2ku satu angkatan banyak yang job trining disitu, masing2 ditempatkan terpisah. kami akan belajar untuk mengetahui semua aktivitas hotel dan resto yang ada di hotel itu, jadi akan di rotasi.
Waktu 1 semester sebenarnya gak cukup untuk mempelajari semua aktivitas hotel dan resto tetapi ditentukan berdasar skala prioritas saja seperti house keeping, room service, front office serta food and beverage. Di resto cina itu aku diputer dari bagian yang paling mendasar yaitu cuci piring dan peralatan masak, ke dapur dan akhirnya melayani tamu.
Crita yang aku tulis ini terjadi ketika aku bertugas melayani tamu makan. Walaupun aku trainee, aku diperlakukan sama dengan karyawan lain termasuk pembagian waktu kerja, kadang dapat shift siang kadang malam. Suatu malam, resto lumayan penuh dengan tamu yang santap malam. Baiknya resto mereapkan sistem buffet sehingga mengurangi kerjaan ambil order, setor ke dapur dan mengantarkan pesanan. Tugasku sama seperti tugas karyawan yang laen, melayani permintaan tamu ketika makan, misalnya menyediakan sambal, menuangkan minuman tambahan sampe ada tamu yang minta cabe potongan yang dicampur kecap, ya kudu diladenin.
Walaupun aku training di resto cina tapi yang dateng gak cuma orang cina saja, banyak tetamu yang bukan cina juga makan disana, memang sih makanannya dipisah antara yang halal dan haram dengan petunjuk yang jelas, sehingga gak mungkin tetamu salah mengambil makanan. Yang menunggui meja makanan kategori haram selalu memberi tahu secara lisan buat para tetamu yang gak punya tampang cina.
Disatu meja, aku melihat ada seorang bapak2, sejak dia datang aku merasa kalo tu bapak selalu memandangi aku. Orangnya 40an lah, ganteng juga, atletis, suka aku ngeliatnya. Sengaja kalo aku lewat mejanya aku menatap matanya sambil tersenyum, tu bapak juga senyum2 memandangiku. Menjelang dia selesai makan, ketika aku nambahi minumannya, dia menunjuk pada tissue yang dilipat, aku mengambilnya sambil mengangkat piring dan gelas bekan makan. Setelah aku meletakkan pting gelas kotor ditempatnya, aku membuka lipatan tissue itu, ada tulisan, “Din, kasi tau dong no hp kamu, boleh ya”.
Dibawahnya dia tuliskan namanya dan no hp nya. Dia tau namaku karena semua karyawan resto termasuk aku diberi name tag. Aku ke toilet sebentar dan ditoilet aku mengirim sms ke no hp tu bapak. Kenapa di toilet, karena kami dilarang menerima telpon ato mengirim sms di ruang makan. Tak lama terasa ada getaran di hpku, si bapak pasti membalasnya, tetapi aku gak bisa membaca smsnya karena sibuk, si bapak meninggalkan resto, dia memandangiku sambil tersenyum, aku membungkuk dan mengucapkan terima kasih, tatacara di resto ketika tamu pergi meninggalkan resto.
Ketika istirahat, aku membuka smsnya, “Din, kita jalan yuk setelah kamu kerja, aku seneng deh ngeliat kamu, cantik, seksi pula dibanding waitress lainnya”. Memang seragam karyawan prempuan itu baju cina panjang sampe ke mata kaki tetapi belahan sampingnyanya tinggi sampe ke paha. Kemudian bagian atas pakean itu ketat menempel pada bodi sehingga lekak liku bodi jadi terpampang dengan jelas. Memang si dadaku gak besar tapi gak kecil juga, proporsionallah dengan tinggi badanku. Perutku rata, pinggang langsing. Yang menonjol justru pinggul dan pantatku, pinggulku juga proporisonal dengan ukuran badanku, tapi pantatku lumayan menonjol dan kalo aku jalan pasti pantatku ngegeyol kekiri kekanan mengikuti alunan langkahku.
Dengan pakean seragam seperti itu, bentuk pantatku jadi tercetak dengan jelas juga walaupun bagian bawah seragam itu tidak seketat bnagian atasnya. Makanya tu bapak bilang aku seksi, pasti dia tertarik ma bentuk pantatku, dasar lelaki, dimana aja ngeliatin bodi prempuan ja kerjanya. Ya gak apa si, itu kan kodrat lelaki, aku juga seneng sih ada yang muji aku cantik dan seksi, memang sih dari umur aku yang paling muda dari semua waitress yang ada.
Sengaja kubalas smsnya, “memang bapak mo ajak Dina kemana. Dina kerja sampe restonya tutup pak, jam 10an”. Dia menjawab, “dibales artinya mau dong diajak jalan, gak mesti cepet pulang kan, kita hang out ja menhabiskan malam. Aku tunggu kamu di lobi hotel ya”. “Maaf pak, karyawan gak boleh keluar lewat lobby hotel, mesti lewat pintu karyawan dibelakang hotel.
Bapak nunggu Dina di pintu keluar gedung parkir aja, Bapak drive sendiri kan”. “So pastilah drive sendiri, gak mampu bayarin sopir”. “Gak mampu bayar supir pa gak mo ketauan yang dirumah”. “Di apartmenku gak ada siapa2 kok, aku kan tinggal sendiri”. “Kok sendiri, blon nikah? Perjaka tua dong”, aku gak sungkan-sungkan ngegodain si bapak. “Bukan, aku dah pisah dan keluargaku tinggal dikota asalnya”. “O gitu pak, sori gak maksud menyinggung”. “Gak papa kok say, ntar kita have fun deh, dah gak sabar neh nunggu kamu selesai kerja”. “Segitu ngebetnya sih, mangnya mo ngapain Dina”. “Gak diapa2in, cuma disayang2 dan berbagi”. “Berbagi apaan pak”. “Kenikmatan”. Wah to the point sekali dia, gak apa jugha sih, aku kan dah lama gak ngerasain kenikmatan dari lelaki sejak udahan ma cowokku.
Kembali aku bersibuk ria setelah waktu istirahatku habis, gak kerasa dah waktunya resto tutup, kami masih harus menunggu sampe semua tamu selesai makan dan meninggalkan resto. Setelah semua beres, waktunya aku meeninggalkan resto, membereskan piring kotor dan ruang resto urusan yang tugas di bragian cleaning, memang mereka pulang lebih lambat dari kita2 yang didepan.
Aku menukar seragam resto dengan seragam ku sendiri, jins dan t shirt yang serba ketat, aku membawa tas ku menuju ke pintu keluar gedung parkir. “Din, gak pulang bareng?” tanya temenku. “ada temen mo jemput, aku duluan ya”. “Cowok baru ni ye”. Aku cuma senyum, melambai dan meninggalkan temen2 yang biasanya pulang bareng. Didepan pintu keluar geding parkir, agak menyamping sehingga tidak mengganggu arus keluar masuk kendaraan, ada sebuah mobil menunggu.
Aku ketuk jendelanya yang gelap dan segera pintunya terbuka, Dia tersenyum, “Lama nunggunya ya pak”, kataku sambil masuk ke mobil. “Jangan manggil pak dong, rasanya jadi tua deh”. “abis masak manggil mas, kaya seumuran ja, manggil om deh ya, Mo kemana nih om”. “Din kamu tu bener2 seksi deh, pake jins dan t shirt gini makin seksi, kita ke pub ja ya, minum2 sambil dengerin musik, kamu gak mesti pulang kan”. “Gak om, Dina kos kok, jadi gak pulang jiuga gak ada yang nyariin”. “Besok kamu dinas malem lagi”. “Iya om”. “Jadi ampe pagi atawa siang gak masalah dong”. “Mo ngapain sampe siang, mangnya pub nya buka sampe siang”. “enggak, kan katanya Dina mo berbagi kenikmatan ma aku”. “Ih si om genit”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
Aku memang belon pernah jalan ma om om, kata temenku yang langganan om om, sensasinya beda daripada maen ma pacar, makanya karena dah gak punya pacar aku jadi pengen ngerasain juga sensai yang beda itu.
Di pub kita bener2 have fun, aku gak minum alkohol, jadi si om pun gak pesen minuman beralkohol sama sekali, kami guyon ja sambil mendengarkan musik. “Kamu dah sering ya Din maen ma om2″. “Belon pernah om”. “Biasanya maen ma sapa”. “Ma cowok Dina om”. “Asik dong, kluar diluar pa pake kondom”. “Didalem om, polos”. “Gak takut?” “Kan Dina dikasi obati antiny om”.
Si om kemudian ngajakin aku turun ketika lagunya slow. Aku didekapnya erat, sambil menggoyang badan pelan sekali, “Aku kesengsem liat kamu deh Din, kamu cantik dan seksi sekali”, dia mulai melancarkan gombalannya, berbisik di telingaku. Karena dia berbisik sembari meniup2 telingaku, aku jadi menggelinjang. “Napa Din kok menggelinjang, belon diapa2in”. “Abis om bisiknya sembari ditiup sih, kan geli”. “Kirain dah napsu”. “Yang napsu kan om, toked Dina ja digesek2 ma dada om terus”. “Iya Din aku dah napsu nih, ketempatku aja yuk nerusinnya”.
Aku iyain ajakannya, aku juga dah pengen ngerasain gimana gaya om2 kalo maen, tiupan di telinga, ciuman lembut di leher dan tokedku yang digesek2 dadanya yang bisang menaikkan voltageku juga. “Ke apartmentku ya”, katanya ketika dah dimobil. Aku hanya terdiam saja sambil membayangkan apa yang akan dilakukannya di apartment kepadaku. Aku tidak banyak bicara selama perjalanan ke apartment. Sesampainya di apartment, dia memarkir mobilnya ke basement dan kemudian menggandeng aku ke lift.
Di dalam lift aku dipeluknya. Aku merasa hangat dalam pelukannya, memang beda sensasinya dengan dipeluk cowokku dulu, terasa lebih romatis seperti layaknya suami istri. Maklum duda kali ya, jadi dia memperlakukan aku kayak aku ini dah jadi istrinya. “Om romantis ya”. Dia cuma tersenyum mendengar ucapanku, pipiku dikecupnya pelan. “Om sering ya bawa abg”, tanyaku sambil tersenyum. “Suka juga”, jawabnya. Ya normal lah, lelaki seperti dia kan perlu menyalurkan kebutuhan biologisnya dan seumur dia pasti pengen dengan prempuan yang masih abege.
Di apartment, kita duduk di sofa, dia mengambilkan minuman dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara karena perhatian tertuju ke tv, tapi aku makin berdebar2 menunggu apa yang akan terjadi. Akhirnya dia pindah duduk di sampingku, menghadapkan tubuhnya ke arahku dan meletakkan tangan kanannya di atas perutku sambil memasukkan tangannya kebalik t shirt yang kukekankan dan mengilik2 puserku. “Yang…” katanya lirih di telingaku.
Merinding aku mendengarnya memanggil aku yang. “Napa om…”, belum selesai aku menjawab, kurasakan bibirnya sudah menyentuh leherku, terus menyusur ke pipiku. Tubuhnya bergeser merapat, bibirku dilumatnya dengan lembut. aku juga mengulum bibirnya. Sensasi yang belum pernah kudapat dari cowokku dulu. Sedang kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, kurasakan tangannya menyelusup kedalam t shirtku dan meremas lembut dadaku yang masih terbungkus bra. Ohh.., dadaku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan.
Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan t shirtku, leherku dikecup, dijilat kadang digigit lembut. Sambil tangannya terus meremas-remas dadaku. Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan braku sehingga dadaku bebas dari penutup. Bibirnya terus menelusur di permukaan kulitku. Dan mulai pentil kiriku tersentuh lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh dadaku akan dihisap.
Dan tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah selangkanganku. meqiku yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting jins ku dan menariknya ke bawah, aku mengangkat pantatku utnk mempermudah dia melepaskan jinsku.
Tinggalah CD miniku ku yang tipis yang memperlihatkan buluku yang lebat, saking lebatnya buluku muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu. buluku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah basah karena cairan meqiku yang sudah banjir. Dibelainya celah meqiku dengan perlahan. Sesekali jarinya menyentuh klitku karena ketika dielus pahaku otomatis mengangkang agar dia bisa mengakses daerah meqiku dengan leluasa. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian CD ku yang sudah basah itu dilepaskannya. Aku kembali mengangkat pantatku agar dia bisa melepas pembungkus tubuhku yang terakhir.
Jarinya mulai sengaja memainkan klit-ku. Dan akhirnya jari itu masuk ke dalam meqiku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke meqiku. Kali ini diciumnya buluku yang lebat dan aku rasakan bibir meqiku dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali meqiku dibuat mainan oleh bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang klitku, namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir meqiku sambil menghisap klitku.
Dia benar benar mahir memainkan meqiku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak tahan. Dan.. Aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan klitku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya yang mulai menampakkan ubannya dibalik cat rambut yang mulai memudar, aku merasakan nikmatnya nyampe hanya dengan bibir dan lidahnya. Dia terus mencumbu meqiku, rasanya belum puas dia memainkan meqiku hingga napsuku bangkit kembali dengan cepat. “Pak, Dina sudah pengen dienjot.” kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.
Tapi dia bangkit, mengangkat badanku yang sudah lemes dan dibawanya ke kamar. Di kamar, aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai membuka bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut melihat batangnya yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDnya, gak kebayang ada batang sebesar punya dia, soalnya batang yang biasa aku lihat ya batang cowokku, rasanya sudah besar tapi gak ada apa2nya dibanding batang si om. Kemudian dia juga melepas CD nya. Sementara itu aku dengan berdebar terbaring menunggu dengan semakin berharap.
batangnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal tegangnya, tegak hampir menempel ke perut. aku merinding apakah muat batang segitu besarnya di meqiku yang biasanya cuma kemasukan batang yang jauh lebih kecil. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar meqiku menunggu masuknya batang extra gede itu. Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan bibir meqiku mulai tersentuh ujung batangnya.
Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir meqiku terdesak menyamping. Terdesak batang besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang meqiku dimasuki batangnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk batangnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus..Akhirnya ujung batang itu menyentuh bagian dalam meqiku, maka secara refleks kurapatkan pahaku. Ternyata sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku.
Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas dadaku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada batang besar yang mulai dienjotkan halus dan pelan. Mungkin dia menyadarinya, supaya aku tidak kesakitan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan batang besar itu. Maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut.
Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di dadaku makin kuat. Dengan tusukan batangnya yang agak kuat dan dipepetnya klitku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. meqiku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang ruar binasa.
aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa seperti ini dari cowokku dulu. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. “Om, Dina nyampe om”, Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Setelah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, Dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya dadaku diremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya meremas-remas dadaku lebih kuat. Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali dia memainkan batangnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus memainkan batangnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan dadaku.
Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan mani yang kuat di dalam meqiku, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali mani kental dan hangat menyembur dan memenuhi meqiku, hangat sekali dan terasa sekali mani yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat. Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut dadaku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku. “Yang, kamu luar biasa, meqimu peret dan nikmat sekali” pujinya sambil membelai dadaku.”Om juga hebat.
Bisa membuat Dina nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Dina bisa nyampe dan merasakan batang raksasa. Hihi..” “Oo gitu ya Yang, Jadi kamu suka dengan batangku?” godanya sambil menggerakkan batangnya dan membelai belai wajahku. “Ya om, batang om nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabku jujur. Dia tidak langsung mencabut batangnya, tapi malah mengajak mengobrol sembari batangnya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai dadaku.
Aku merasakan maninya yang bercampur dengan cairan meqiku mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan batang yang telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. aku tertidur dalam pelukannya, merasa nyaman dan benar-benar aku terpuaskan.
Menjelang pagi, aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yang mengganjal meqiku dan ternyata masih ada mani yang mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya dia memuncratkan maninya di dalam meqiku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya.
Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan dadaku. Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 batangnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya.
Dia menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya. batangnya pun mulai tegang ketika menyentuh meqiku. Terasa bibir luar meqiku bergesekan dengan batangnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan meqiku.
“Om nakal!” desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku. Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari meqiku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir meqiku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar meqiku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. “Aarrgghh.. Sstt..Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya.
Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di meqiku. Tapi ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua dadaku dan pentil ku dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan diremas bersamaan.
Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku. “Om, lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku. Aku merasakan batangnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena batangnya makin dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas bijinya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia mengusap usap bulu lebatku, lalu mengusap meqiku berulang kali.
Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar meqiku. Dia mengusap berulang kali. klitku pun menjadi sasaran usapannya. “Aarrgghh..!” rintihku ketika merasakan batangnya makin kuat menekan pantatku. Aku merasa lendir membanjiri meqiku. Aku jongkok agar meqiku terendam ke dalam aibersihkan celah diantara bibir meqiku dengan mengusapkan 2 jariku.
Ketika menengadah kulihat batangnya telah berada persis didepanku. batangnya telah tegang berat. Kuremas batangnya, lalu kuarahkan ke mulutku. Kukecup ujung kepala batangnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati kepala batangnya. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya. Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub.
Aku dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala batangnya ke celah di antara bibir meqiku. “Argh, aarrgghh..,!” rintihku. Dia menarik batangnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar meqiku ikut terdorong bersama batangnya. Perlahan-lahan menarik kembali batangnya sambil berkata “Enak Yang?” “Enaak banget om”, jawabku!” Dia mengenjotkan batangnya dengan cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas dadaku.
“Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan batangnya kembali menghunjam meqiku. Aku terpaksa berjinjit karena batang itu terasa seolah membelah meqiku karena besarnya. Terasa meqiku sesek kemasukan batang besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan batangnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku.
“Aarrgghh.., aarrgghh..! Om.., Dina nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Rupanya dia juga tidak dapat menahan maninya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Yang”, kata nya sambil menghunjamkan batangnya sedalam=dalamnya. “Om.., sstt, sstt..” kataku karena berulangkali ketika merasa tembakan mainya dimeqiku.
“Aarrgghh.., Yang, enaknya!” bisiknya ditelingaku. “Pak.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dienjot om”, jawabku karena nikmatnya nyampe. Dia masih mencengkeram pantatku sementara batangnya masih nancep dimeqiku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan batangnya yang masih menancap di meqiku.
Kemudian Dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi. Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower.
Selesai mandi dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat aku keluar. Di ruang makan, dia sudah menyiapkan makan berupa sandwich dan kentang goreng lengkap dengan teh dan kopi. Aku dipersilakan minum dan makan sambil mengobrol, “Kok ada sandwich dan kentang goreng om” “aku makan paginya ya kaya gini. Aku beli ja kentangnya yang dibekuin, tinggal diangetin dan digoreng deh”. Setelah aku makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya.
Aku menurut saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas lembut dadaku, kemudian tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. langsung aku bangkit.
Aku bersimpuh di depannya dan ternyata batangnya sudah mulai tegang, walau masih belum begitu mengeras. Kepala batangnya langsung aku kulum sambil lidahku berputar di leher kepala batangnya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya batangnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh. “Om hebat ya baru muncrat di meqi Dina sudah tegang lagi, kita lanjut yuk om”, kataku yang juga sudah terangsang.
Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke tempat tidur. Dia membuka kakiku dan langsung menelungkup di antara pahaku. “Aku suka melihat meqi kamu Yang” ujarnya sambil membelai bulu buluku yang lebat. “Mengapa?” “Sebab bulumu lebat dan cewek yang bulunya lebat napsunya besar, kalau dienjot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”.
Aku merasakan dia terus membelai buluku dan bibir meqiku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka meqiku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir meqiku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari meqiku.
Dia terus memainkan meqiku seolah tak puas-puas memperhatikan meqiku, kadang kadang disentuh sedikit klit-ku, membuat aku penasaran. Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang meqiku yang sudah penuh cairan.
Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk meqiku, dan saat dihisapnya klit-ku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung klitku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak.. “Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. “Ayo dong om, Dina pingin dienjot lagi” ujarku sambil menarik bantal.
Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan batang gedenya ke arah meqiku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang batangnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir meqiku. Kembali aku berdebar. Dan saat kepala batangnya telah menyentuh di antara bibir meqiku, aku menahan nafas untuk menikmatinya.
Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala batangnya mulai menyelinap di antara bibir meqiku dan menyelusup lubang meqiku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat menikmatinya. Makin ke dalam.. Oh, nikmat sekali. Kurapatkan pahaku supaya batangnya tidak terlalu masuk ke dalam.
Dia langsung menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali batangnya menekan dinding meqiku. batangnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, Dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri.
Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan memainnya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas dadaku, bibirnya dahsyat menciumi leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak, terus Dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali.
Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal main dengan dia, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam main, dia dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara.
Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya kembali meremas dadaku. Pelan-pelan mulai dienjotkan batangnya. Kali ini aku ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya yang berbulu merangsang dadaku setiap kali bergeseran mengenai pentilku.
Dan batangnya dipompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku. Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan batangnya makin cepat. Gesekan di dinding meqiku makin terasa.
Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh batang batangnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di klit-ku. Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi.
Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba dia dengan cepat memain lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya.
aku keluarkan batangnya dari meqiku. Dan kuraih batangnya. Tanpa pikir panjang, batang yang masih berlumuran cairan meqiku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali meqiku yang berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian batangnya.
Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku orgasme. Dihisapnya klitku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir meqiku merapat ke bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat batangnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme.
“Yang, aku mau muncrat yang, di dalam meqimu ya”, katanya sambil menelentangkan aku. “Ya, om”, jawabku. Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, batangnya yang besar sudah kembali menyesaki meqiku. Dia langsung memain batangnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang.
Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat sehingga batangnya nancap semuanya ke dalam meqiku dan akhirnya crot .. crot ..crot, maninya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, muncratnya yang ketiga masih saja maninya keluar banyak, memang luar biasa stamina Bapak. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat2.
“Yang, nikmat sekali main sama kamu, meqi kamu kuat sekali cengkeramannya ke batangku”, bisiknya di telingaku. “Ya om, Dina juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman meqi Dina terasa kuat karena batang om kan gede banget.
Rasanya sesek deh meqi Dina kalau om neken batangnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, Dina dienjot lagi ya om”, jawabku. “Ya sayang”, lalu bibirku diciumnya dengan mesra. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru

The post Cerita Sex: Pelayan Restoran Aduhai appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live