Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Setan Mana Yang Merasukiku

$
0
0

Setan Mana Yang MerasukikuCerita Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Nyata, Cerita Dewasa Hot, Cerita Dewasa Terbaik, Zulkarnaen adalah seorang lelaki berumur 34 tahun, dgn posisi di pekerjaan yg menjamin dia dan keluarganya berkehidupan sangat layak.

Cerita Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Nyata, Cerita Dewasa Hot, Cerita Dewasa TerbaikCerita Dewasa

Zulkarnaen mempunyai seorang istri yg lebih dari cukup untuk memenuhi standart ibu yg baik untuk anak2nya dan seperti pelacur yg memuaskannya di tempat tidur. Semua ia miliki untuk usianya,tetapi tak seorangpun yg menyadari bahwa Zulkarnaen selalu terobsesi dgn Meyranti adik iparnya sendiri yg tinggal di depan rumah bersama suami dan anaknya.

Meyranti adalah perempuan berkulit putih bersih berusia setahun lebih muda dari istrinya. Perasaan itu tidak pernah ada sewaktu Zulkarnaen pacaran dgn istrinya, tapi akhir2 ini bayangan adik iparnya itu terus menari2 dalam benaknya.

Beberapa kali sewaktu berhubungan seks dgn istrinya ia selalu membaygkan sedang menggauli adik iparnya itu, hal itu sedikit menghibur dirinya, sepertimanapun kakak tidak jauh2 berbeda dgn adik begitu pikirnya.

Hari sabtu pagi ini Zulkarnaen berencana bangun sesiang-siangnya,pekerjaan seminggu lalu sungguh menyita pikirannya,bangun siang dan bermalasan satu hari penuh ..tiba-tiba istrinya membangunkannya dan mengingatkan bila mereka harus menghadiri pernikahan kerabat di kota lain yg jaraknya 150an kilo dari pagar rumahnya..hal itu benar-benar menjengkelkannya.

“ayo dong pah…kan kita sudah janji nih…” rengek istrinya

“aduh pusing banget nih ..takut ga bisa nyetir jauh” kata Zulkarnaen sambil mengernyitkan wajahnya

“aah alesan .. selalu gitu deh” kata istrinya bersungut-sungut, tepat ketika Zulkarnaen hendak membuka mulutnya untuk membela diri, telpon rumahnya berdering keras sekali.

“sudah ..pokoknya aku gak mau tau, selesai aku angkat telepon , papa harus siap ke kamar mandi” sembur istrinya dgn suara melengking .

“aaarrggh” erang Zulkarnaen..

“Tuhan tidak adil, aku hanya meminta satu hari khusus untuk diriku, satu hari tidur sepanjang siang, Tuhan maha adil? Beuh !” gumamnya dalam hati..

“Pah..pah” panggil istrinya dari ruang tamu..

”iya..iya ..ini juga udah mandi” teriaknya dari kamar mandi sambil mengguyur tubuhnya dgn air sedingin es, matanya terbelalak ketika mendengar istrinya berkata .

“Pah..ga usah mandi, lanjutin deh tidurnya, aku dan anak-anak akan ikut ibu, ibu sudah charter bus ” Tuhan hari ini membuktikan ketidak adilannya dua kali , dirinya sudah terguyur air sedingin es dan diminta kembali ke ranjangnya….

”peduli setan “ desisnya , dgn cepat disambarnya handuk dan secepat angin ia memakai baju tidurnya dan masuk ke dalam selimut hangatnya kembali.

 

Entah berapa lama ia tertidur sampai akhirnya ia terbangun ketika suara bel rumahnya berdentang2, dgn sumpah serapah ia melangkah ke pintu dan membuka, ternyata Suzeno suami adik iparnya berdiri sambil menggendong anak semata waygnya, mau apa anak beranak monster ini kemari pikirnya sambil mencoba tersenyum,

“Hey Bang, sorry , gini , aku mau nitip kunci, aku dan rio kerumah neneknya, Karena Meyranti belum pulang dari lari2 paginya jadi biar nanti dia menyusul dgn taxi saja, ini kunci rumah titip ya, makasih baaaanng ” kata Suzeno sambil menyerahkan kunci dan berlalu tanpa menunggu jawaban Zulkarnaen yg sedang ternganga.

“Tuhan tiga kali hari ini Kau menghancurkan sabtu pagiku yg berharga” desisnya..

Zulkarnaen benar-benar tidak bias tidur sejak itu, dgn gontai dinyalakan TVnya hanya ada layar biru berpendar2 dan tulisan hubungi Costumer Service TV Kabel anda untuk menyelesaikan pembayaran bulan ini

“Mengapaaaaa????” lengkingnya menyedihkan.. Dgn gontai dibukanya pintu rumahnya tujuannya hanya satu , bermalas-malasan dirumah adik iparnya,sekaligus membalas dendam dgn menghabiskan persediaan bir Suzeno di kulkas,

“Aah ide yg sangat bagus”

Tak lama kemudian Zulkarnaen telah berada diruang tengah keluarga adik iparnya itu, dipandang sekitar selama beberap detik sebelum menyerbu ke pintu kulkas untuk meneguk bir dingin disana

“Hmm tidak terlalu jelek ” pikirnya sambil merebahkan pantatnya ke sofa empuk di depan tv , matanya memutari keadaan dirumah itu sebelum berhenti di foto keluarga Meyranti yg tergantung di dinding,pengaruh sedikit alcohol membuatnya sedikit terangsang ketika ia memandangi foto Meyranti ,

” dgn kulit yg putih bersih , tubuh yg padat dan buah dada yg membusung dan bibirnya yg, Ah… aku terangsang sekali, seharusnya aku bisa menikmati tubuh itu juga…”

Ditepisnya bayangan itu, lalu ia beranjak dari ruang tengah ia memasuki ruang tidur, direbahkan tubuhnya ke ranjang empuk disana

“hmmm disini Meyranti tidur dan bercinta” dielusnya sprei halus sambil membaygkan Meyranti tanpa pakaian sehelaipun ditubuhnya terayun-ayun disetubuhi oleh suaminya, Zulkarnaen semakin ereksi , dibongkarnya lemari pakaian dan ia mendapati beberapa celana dalam halus milik Meyranti, dan sepertinya salah satunya tidak tercuci, dihirupnya kain ditangannya, aroma tubuh Meyranti menyeruak memasuki hidung dan menetap dikepalanya, “sungguh bau dari genital perempuan” gumamnya parau , di jilatnya celana dalam itu tepat ditengah yg diperkirakan Zulkarnaen adalah tempat kain itu bersentuhan langsung dgn Kemaluan Meyranti, Kemaluannya semakin keras, kemudian ia membuka celana pendeknya dan mengeluskan celana dalam itu ke kepala kemaluannya ,sungguh fantasi yg sangat menyenangkan Zulkarnaen, semua cairan bening di oleskannnya ke celana dalam itu..

 

“Aah ..aku bisa gila kalau begini, ” bayangan dirinya sedang bermasturbasi dgn celana dalam itu sangat menggelikan , lalu ia memutuskan untuk membatalkan niatnya menumpahkan spermanya disana. .

Zulkarnaen kembali ke ruang tengah tepat ketika pagar depan terbuka ,

“Meyranti datang..!!” kemaluannya mengecil kembali ke ukuran biasa sewaktu ia menyapa Meyranti.

“hai Mey, sorry aku masuk kedalam, dirumah tadi ,Suzeno nitip kunci dan aku mau numpang nonton TV disini”

“Ow Bang , ga papa, sekalian temenin bentar ya , aku mo beres-beres bentar lalu mandi Dulu dan nyusul Suzeno ke rumah ibunya” kata Meyranti riang.

 

Zulkarnaen menatap mata Meyranti yg indah, mata yg ia kagumi semenjak ia berkenalan dgn kakaknya Meyranti, wajah yg merona terkena matahari , dan keringat pada kaos putih olahraga itu , membuat kaos melekat ditubuhnya dgn sempurna, dgn tinggi 164 /49 dan ukuran buah dada 34D Meyranti lebih menyerupai dewi sex untuk Zulkarnaen saat itu,

Ketika Meyranti melewati Zulkarnaen , Zulkarnaen menarik nafas mencoba menghirup aroma tubuh Meyranti yg sedang berkeringat segar,

“Aduh baunya alami sekali…ya Tuhan ” Zulkarnaen lalu mengikuti Meyranti kebelakang rumah,sambil menyambar beberapa kaleng bir .

“Hm , hari ini ..sepertimana caranya aku harus berhasil menyentuh tubuhnya…bantu aku setaan” pikir Zulkarnaen,

Sambil mengawasi Meyranti yg sedang melakukan beberapa kegiatan beres2, Zulkarnaen mencari-cari cara terbaik.

Meyranti tampaknya kesulitan ketika akan menjangkau peralatan diatas lemari , Zulkarnaen tersenyum licik..”gotcha” Meyranti melirik memelas kepadanya

“Bang, Ambilin kursi dong”

“Mey, ga usah pakai kursi sini deh…. ” lalu Zulkarnaen melingkarkan tangannya dipantat Meyranti dan mengangkat tubuh Meyranti keatas, dgn posisi seperti itu, wajah Zulkarnaen berhadapan langsung dgn perut Meyranti sementara tangannya menopang pantatnya

“EEEeeh kok digendong sih” seru Meyranti panik,

“Udah cepetan ambil..berat nih” kata Zulkarnaen jujur, ketika tangan Meyranti mencoba meraih barang2 diatas,

Dibawah Zulkarnaen sedang mensyukuri apa yg terjadi pagi ini, wajahnya menempel ketat di perut Meyranti, dahinya bersentuhan dgn bagian bawah buah dada adik iparnya, lalu dgn pelan di geserkan mulutnya kesamping kiri dan kanan ,

“aww jangan gerak2 kepalanya Bang, geli tau” teriak Meyranti,

“udah , cepetaaan ” kata Zulkarnaen sambil membathin

“jangan cepat2 pleaseee…ini hanya awal” posisi sekarang ini membuat kemaluan Zulkarnaen mengeras kembali ,dgn buah dada dikepala dan perut diwajah ia merasa sedang menyetubuhi adik iparnya,

Cerita Seks Hot Nyata | Meyranti.. adek ipar yg cantik Tepat waktu Meyranti mengangkat kedua belah tangannya , kaos putih itu ikut tertarik dan kulit putih bersih itu bersentuhan dgn bibir Zulkarnaen,

“Ooh Tuhan kutarik , keluhanku hari ini” desis Zulkarnaen dalam hati,

Dijilatnya sedikit perut itu seakan itu tidak sengaja, Zulkarnaen merasa kemaluannya sudah sangat mengeras, ia terhanyut oleh khayalannya sendiri, otaknya tak sanggup menalar norma,nafasnya kian memburu, lalu dilepaskan pegangan tangannya , dan seketika tubuh Meyranti meluncur kebawah,

“Aaw , gimana sih bang, kok dilepas” seru Meyranti kaget, wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Zulkarnaen,

“Mey dengar, aku mau bicara , beri aku 5 menit untuk bicara jujur.. bila kamu ga suka, kamu hanya perlu bilang dan aku pulang, ok?” kata Zulkarnaen dgn terbata2.

Meyranti mengangguk bingung dan Zulkarnaen langsung menyambung

“ aku sangat suka kamu sejak kamu remaja, sejak aku kenal kamu , aku suka kamu sekarang dan kapanpun, aku mencintaimu,aku ingin hatimu.. terserah kamu mau bilang apa… yg jelas aku bisa mengatakan ini langsung ke kamu sudah cukup bagiku,… aku ga mau kamu berubah sikap ke aku setelah ini… tapi aku hanya ingin kalau kamu tau ,kalau aku cinta kamu” Zulkarnaen mengatakan dgn sungguh2 , bahkan ia heran dgn dirinya bisa mengatakan hal jujur ini ke adik iparnya,

“Boleh aku lanjutkan Mey?” kata Zulkarnaen sambil menyentuh wajah adik iparnya,

Meyranti memundurkan wajahnya sedikit, mencoba mencerna omongan Zulkarnaen tadi, tak pernah terpikirkan hal seperti ini akan terjadi.

“Boleh aku lanjutkan Mey” ulang Zulkarnaen, kemudian Meyranti mengangguk pelan ,

“Dari semua yg ingin kulakukan , tidak ada yg bisa melebihi ini..” Zulkarnaen kemudian memeluk Meyranti pelan, Meyranti berundur kebelakang sedikit tetapi tertahan tembok, Lalu Zulkarnaen mengendurkan pelukannya dan ia mengecup pipi adik iparnya itu, Meyranti menutup matanya ketika Zulkarnaen melakukan itu, sedikit kecemasan mulai menyelimutinya,

Zulkarnaen kemudian menarik bibirnya dari pipi adik iparnya dan memandang Mata Meyranti,

“ini saatnya Zulkarnaen ..Ayo !!” bisikan entah darimana berdesir di kupingnya.

Kemudian Zulkarnaen menyentuhkan bibirnya ke bibir sensual adik iparnya itu,

“Ya Tuhan , aku melakukannya” kata Zulkarnaen dalam hati, tidak ada reaksi dari Meyranti, lalu Zulkarnaen mulai menghisap bibir bawah adik iparnya pelan, Meyranti merasa sangat bingung dan penasaran , apa yg terjadi dgn kakak iparnya ini,

“Hhmmp sudah Bang” kata Meyranti pelan, tetapi justru ketika ia membuka bibirnya , lidah Zulkarnaen menerobos masuk , menari-nari di permukaan lidahnya, mengusik ujung lidahnya, selang 2 detik iapun membalas lidah itu,

Begitu Lidah Meyranti keluar dari mulutnya , Zulkarnaen seketika menghisap lidah Meyranti pelan dan teratur, Meyranti mulai merasa dirinya lemas, semua yg ada di otaknya mulai tertutup sesuatu,.

Zulkarnaen menyandarkan Meyranti ditembok, lalu dgn pelan ia terus menjilati dan menyedot lidah Meyranti,

“OOH Meyranti , kau milikuu” pikir Zulkarnaen liar, Tangan Zulkarnaen mulai meraba perut Meyranti , disibakkannya kaos putih basah itu keatas, di raba pelan gundukan buah dada kencang itu,

Kemudian Zulkarnaen menekan pelan bahu Meyranti sampai adik iparnya itu terduduk dilantai , dgn terus menciumi bibir Meyranti , Zulkarnaen membaringkan Meyranti di lantai belakang rumah itu, kemudian ia melepas kaos Meyranti keatas, Meyranti menggigil sewaktu Zulkarnaen melakukan hal itu , ia berbisik pelan sewaktu Zulkarnaen menciumi leher putihnya

“Jangan bang Zulkarnaen, sudah…”

Lidah Zulkarnaen menjelajahi leher Meyranti, kemudian giliran telinga Meyranti , lubang bagian dalampun tak luput dari jilatannya,

“ Adik iparku sayg, kutunjukkan betapa aku mencintaimu, betapa aku menginginkanmu” bathin Zulkarnaen..

Lidah Zulkarnaen merayapi leher kemudian ketiak Meyranti, seketika adik iparnya itu menggelinjang geli,

“ouugh ” desis Meyranti, nafasnya mulai memburu,

“Ooh Meyranti, aku ingin menghirup semua bau tubuhmu” bisiknya ketelinga Meyranti, lalu Meyranti mengangguk pelan,seketika itu Zulkarnaen melepas Bra Meyranti , sewaktu Zulkarnaen melakukan itu, hatinya berdebar,berpacu dgn keringatnya yg menetes deras, dibelainya Paha Meyranti sambil mengusap pelan dari luar Kemaluan Meyranti, dihentikannya sejenak kegiatan itu,

“Ya Tuhan , Meyranti cantik sekali dan sekarang kamu miliku …” bathin Zulkarnaen..

Meyranti tanpa bra jauh lebih membangkitkan kelelakian Zulkarnaen, buah dadanya yg indah itu menyembul begitu Bra terlepaskan, Zulkarnaen langsung menjilati putting buah dada itu bergantian kiri dan kanan , Tangan Meyranti meraba punggung Zulkarnaen pelan, lalu Zulkarnaen memegang tangan itu dan mengarahkan ke kemaluannya.

Zulkarnaen begitu leluasa, sejenak pikirannya melintas,

“Kunodai kamu Meyranti, kunodai setiap senti tubuhmu , lihat saja..”

Kemudian Zulkarnaen mulai menjilati perut Meyranti , sembari tangannya mengelus buah dada Meyranti, Lalu ia berdiri dan menanggalkan kaosnya sendiri, Meyranti yg terbuai dgn jilatan Zulkarnaen mulai meremas kemaluan Zulkarnaen dari Luar,

Tak sabar Zulkarnaen melolosi celana pendek Meyranti, celana dalam hitam itu sangat sempurna di kulit perut dan pahanya yg putih, dgn rakus Zulkarnaen menggigit dan menjilati kemaluan Meyranti dari luar, kemudian ia segera membuka sedikit celana dalam itu dan lidahnya menyeruak masuk kedalam kemaluan Meyranti,

“OOooh inilah aroma yg kuimpi2kan…ini aroma yg membuatku selalu membaygkan..inilah rasa kemaluan Meyranti , inilah rasa tubuh Meyranti ”

Pinggul Meyranti terangkat seirama lidah dan bibir Zulkarnaen menjilat dan menghisap klitorisnya ,Mata Meyranti menatap kepala Zulkarnaen yg sedang bergerak-gerak liar di selangkangannya dgn sayu

“Ya Tuhan , apa yg aku lakukan? aku tidak mau ,Tuhaan,aku tidak mauuu” jerit Meyranti dalam hati, tetapi suara yg keluar adalah

“Ooouuuh aaa uuuuh isshhi isssh issh” desis itu membuat Zulkarnaen bersemangat,

Lalu setelah puas menjilati seluruh paha betis dan kaki Meyranti , ia pun menanggalkan celananya, dan menatap tubuh adik ipar dibawah kakinya.

“Kamu harus membayar hutangmu yg membuatku menunggu selama ini Mey, kamu harus kunodai seluruh tubuhmu” bathin Zulkarnaen sambil mengarahkan kemaluannya ke mulut Meyranti,

Meyranti menggeleng sewaktu Zulkarnaen menyentuhkan kemaluannya yg telah basah ujungnya ke bibirnya, tetapi Zulkarnaen menekan kepalanya kearah dalam kemudian dgn menutup mata, Meyranti mulai mengulum kemaluan Zulkarnaen yg mengeras itu,Zulkarnaen benar2 terangsang melihat bibir Meyranti mengulum kemaluannya , hatinya sepertikan dipenuhi oleh cinta, Mata Meyranti yg indah itu menutup menambah sensasinya sewaktu mengulum kemaluannya,

“Ya hisap terus Mey, hisap Meyranti ! hisaplah kemaluanku yg kotor ini dgn bibirmu yg indah itu, ku kotori seluruh rongga mulutmu, seluruh lidah dan gigimu akan kusentuh dan kunodai dgn kemaluanku,

“ pekik Zulkarnaen dalam hati , ketika Meyranti mulai menghisap kemaluannya, Zulkarnaen merasa cairan bening didalam saluran kencingnya sudah masuk ke mulut Meyranti, lidah Meyranti yg bermain dikepala kemaluannya membuat kemaluan Zulkarnaen sangat mengeras ia bahkan sewaktu tak pernah membaygkan Meyranti sejauh ini, begitu lidah dan bibir Meyranti menjilati buah zakar Zulkarnaen , barulah Zulkarnaen tersadar… hatinya sangat puas,

“bibirmu sudah ternoda sayg” bathin Zulkarnaen..

“Sudah cukup, sekarang aku mau menodai tubuhmu “ desis Zulkarnaen dalam hati sambil melepaskan kemaluannya dari mulut Meyranti,

Lalu direntangkan paha Meyranti .

Meyranti merasa inilah saatnya harus stop, matanya terpejam mencoba berpikir, akal sehatnya harus kembali , dia tidak boleh meneruskan hali ini, dia tidak menghendakinya, Meyranti berpikir sepertimana bila ia berguling kesamping dan

“ouuh..ouuuhh Ba-aang”

Kemaluan Zulkarnaen ternyata lebih cepat daripada otak Meyranti , kemaluan Zulkarnaen telah memasuki dirinya “ja-ngaan bang” bisik Meyranti tak berdaya,

Zulkarnaen merasa kehangatan menyelimuti tubuhnya ketika ia memasukan semua kemaluannya kedalam kemaluan Meyranti, seperti ada selimut kasat mata di punggungnya, hatinya merasa sangat bahagia melihat Meyranti, adik iparnya yg selama ini di impikannya menyatu dgn tubuhnya, betapa bahagia melihat kemaluannya keluar masuk ke kemaluan Meyranti,

“Meyrantia, tidak suka? Panggil aku Zulkarnaen saja jangan abang bila kamu ingin semua cepat berakhir” kata Zulkarnaen parau

Meyranti membuka matanya dan melihat lelaki yg dia hormati selama ini sedang terengah engah diatas tubuhnya

“ i—iya Zulkarnaen ..berhenti” kata Meyranti lirih sambil menutup mata,

Zulkarnaen semakin terangsang ketika Meyranti memanggil namanya, ia merasa seperti kekasih pada Meyranti, di percepatnya gerakan pinggulnya,

“aahhs iihhs iisss issss issss” erang Meyranti ia membuka kembali matanya , dan mendapati dirinya sedang terayun-ayun , ada sedikit gelombang kecil diperutnya, awal dari orgasme !

“aahh ahhh aaaah ” desisnya seirama dgn hentakan kemaluan Zulkarnaen didalam liang kemaluannya,

Zulkarnaen sangat terpesona dgn wajah adik iparnya itu, sangat seksi,kemudian ia jadi lepas kendali,

“ Meyrantiaa, saayaangg…enaknya kemaluanmuuu, enaknya tubuhmu Maay..oohh ..kemaluanku enak Mey? kemaluanku apa rasanya??? “ cerocos Zulkarnaen,

“apa Mey? kemaluanku apa maaayyy???”

Meyranti merasa gelombang runtun itu menyebar dari kemaluannya ke otot perutnya..dan otot2 kaki2nya..melewati syaraf punggungnya dan mulai menyerang kepalanya… pandangannya mengabur, nafasnya terasa pendek2

“enaak Banngg enaakk..kemaluanmu enaaakk” gelombang orgasme menerpa tubuhnya, wajahnya terasa tertiup hawa panas..

Demi mendengar suara Meyranti berkata begitu Zulkarnaen tidak dapat menahan lebih lama lagi , dipercepatnya gerakan pinggulnya dgn kasar, “ooouuh Meyranti…kemaluanmuuuuu milikuuuu” croooooott croooottttttt beberapa kali Zulkarnaen menumpahkan spermanya ke dalam kemaluan Meyranti , setiap semprotan dari kemaluannya selalu di

barengi oleh pikiran

“kunodai Meyrantiaa…kunodai adik iparkuuu”

Kaki Meyranti terlipat kaku di pinggang Zulkarnaen sewaktu orgasme terakhir menerpanya dan Zulkarnaen menanamkan kemaluannya dalam2…”Meyranti terimalah spermakuuu…. kubasahi seluruh liangmuu ..sampailah spermaku ke rahim mu maayy” bathinnya

Ketika nafas keduanya mulai teratur, Zulkarnaen melihat Meyranti tersenyum sayu, mata indah itu membuat kemaluannya sedikit bergetar kembali,”Cukup” pikirnya ,”tubuhmu sudah ternodai, sudah kukotori ”

Zulkarnaen bangkit dan memakai celana pendeknya , sambil berbisik ke Meyranti

“sebentar Mey , jangan berpakaian Dulu, aku harus kerumah untuk mengunci pintu nanti aku kembali”

Meyranti mengangguk lemah sambil tersenyum,

Kemudian Zulkarnaen segera melesat keruang makan, menyambar 2 kaleng bir dari kulkas, dan setengah berlari kerumahnya,

Didepan rumahnya sendiri ia membuka sekaleng bir, menenggaknya sekaligus dan melirik keatas sambil mengacungkan jempol ..

” Tuhan .. you are the best “ sambil tersenyum bahagia.

The post Setan Mana Yang Merasukiku appeared first on Doyanbokep.


Blesteran Korea

$
0
0

Blesteran KoreaCerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Nyata, Cerita Sex Terbaik, Cerita Sex Hot, Ini satu lagi pengalamanku sebelum bertemu Hanny. Aqu berpacaran dgn seorang gadis keturunan Jepang, sebut saja namanya Meywan. Ayahnya seorang Jepang yg telah menjadi WNI, sedangkan ibunya orang Indonesia asli keturunan Dayak. Jadi bisa dibaygkan anaknya berkulit putih mulus (kalau orang bilang kopi masuk tenggorokannya akan kelihatan).

Cerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Nyata, Cerita Sex Terbaik, Cerita Sex HotCerita Sex

Awal mula pertemuanku, pada sebuah pesta valentine yg akhirnya berlanjut sampai sekitar enam tahun. Memang pacaran merupakan awal bagi kami berdua. Maka aqu mencoba untuk mempelajari arti pacaran bersamanya. Mungkin malam itu merupakan malam pertama bagi kami mencoba suatu yg baru dalam berpacaran. Di sebuah gedung bioskop aqu dan dia bercumbu saling berciuman “hot” sekali sampai-sampai kami tidak tahu apa filem yg kami tonton. Kucium bibirnya sambil tanganku bermain di payudaranya. Kutekan ke dalam puting susunya, ia pun mendesah “Aahh…” aqu tak mengerti rasa apa ygsedang dialaminya. Tanganku terus aktif menelusuri kedua bukit kembarnya sambil terus mendengar desahan mesra yg keluar dari mulutnya. Pasangan di sebelahku tampaknya ikut memperhatikan tapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasakannya juga.

Tanganku terus merayap membuka kancing celana jeans-nya dan menarik retsleting dan terus masuk ke dalam CD-nya sampai mendapatkan bukit berbulu halus. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai mencari liang kemaluan ygtelah mulai basah keenakan. Jariku mulai memasuki lubang kemaluan itu dan terus bermain masuk-keluar, mulut mungilnya terus mendesah dan tubuhnya sedikit mengejang. Kurasakan bertambah basah kemaluannya, ternyata dia klimaks lagi. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, Meywan seakan mengerti dan membuka kancing dan menarik retsleting celanaqu. Ditangkapnya gagang kemaluanku yg sudah mulai menegang dipermainkannya, aqu cuma berbisik, “Kocok dong!” Ia pun mengerti, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku keenakan. Mungkin ia melihat mataqu terpejam keenakan. Meywan terus mempermainkannya dgn tempo yg bertambah cepat, aqu cuma bisa mendesah “Terus Meywan, enak.” Semakin cepat tempo yg dilaqukan,semakin berdesir darahku. Tangan Meywan membuka lebih lebar retsletingku agar lebih leluasa tangannya bermain di kemaluanku.

Permainan dimulai lagi perlahan dan lama kelamaan semakin cepat.

“Jim kenapa? Enak ya.” Aqu cuma tersenyum sambil mengangguk.

“Aah.. ahhhsedikit lagi nich terus… ach.. ach… achhh…” keluar sudah air maniku, aqu segera menciumnya dgn penuh nafsu. Meywan berkata,

“Ih kok elo kencing sih… tangan gua basah nich.” Aqu segera berbisik menjelaskan apa yg terjadi, kulihat dia mengerti dan segera berbisik lagi,

“Ada tissue nggak?” Ia pun segera mengambil tissue dan mulai mengelap kemaluanku yg telah basah tadi. Aqu cuma berbisik,

“Makasih ya, enak loh, belajar dimana?”
Meywan tersenyum dan berbisik, 4:28 PM 3/10/2001”Loh kan elo yg ngajarin.”

“Iya bener,” jawabku sambil tersenyum.

Filem pun berakhir, kami pulang ke rumahnya dan pucuk di cinta ulam tiba, ayahnya belumlah sampai di rumah, kedua adiknya tidak pulang karena harus menginap di rumah saudaranya. Aqu pun tidak mau merugi. Kumanfaatkan kesempatan,

“Mau yg lebih enak nggak?” kutarik tangan Meywan dan mulai kukulum bibir mungilnya. Tanganku pun mulai aktif bermain di kedua bukit kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya ia pun mendesah

“Ach…” entahmengapa semakin aqu mendengar desahan Meywan semakin ganas mulutku bermain. Kujilati seluruh leher dari mulai tengkuk sampai ke lehernya, desahan Meywan pun semakin merangsangku. Sesekali kukulum bibir mungil Meywan. Ia pun sudah mulai mengerti dgn membalas kulumanku. Kujulurkan lidahku ke mulut Meywan dan memancing agar lidahnya juga terjulur. Aqu pun mengajarkan secara tidak sengaja

“French Kiss” yg menurut sementara orang merupakan cara berciuman yg paling nikmat.

Tanganku semakin aktif kubuka baju Meywan sampai terlihat kedua bukit kembar menantang ditutupi BH warna pink. Kutarik tangan Meywan ke arah kemaluanku. Kubuka BH penghalang itu dan lidahku mulai bermain, kujilati kedua puting susu kemerahan itu bergantian. Semakin kujilati dgn mesra semakin nikmat yg Meywan rasakan. Sesekali kupandang mata Meywan yg terpejam merasakan nikmatnya. Sesekali kusedot dan

“Ach… Jim terusss… Jim, enak bener… achh.. achhh Jim enakkk… terusss.” Kata-kata itu terus keluar dari mulut Meywan yg mungil. Lidahku semakin lincah mendengar suara desahan itu. Kujilati terus seluruh bukit kembar itu dan terkadang leher jenjang Meywan sampai ia merasakan nikmatnya permainan ini dan akhirnya,

“Aachhh…”tubuh mungil itu menggelinjang. Aqu segera mengerti bahwa Meywan telah klimaks untuk yg pertama. Tangan Meywan sudah semakin mengerti, dibukanya kancingdan restletingku, dipegangnya gagang pusaka itu dan dimainkannya naik turun. Perlahan tapi pasti dan dgn tempo yg semakin cepat.

“Achhh…” kurasakan semakin nikmat. Ternyata memang tak percuma pengalaman di bioskop tadi yg kuajarkan.

Darahku semakin berdesir, rasa nikmat tiada duanya kudapat. Segera kutundukkan kepala Meywan sambil kubisikkan,

“Isep dong!” Meywan pun mengangguk dan mulut mungil itu telah bermain dgn kemaluanku. Dijilatinya dari kepala sampai gagang dan sesekali dimasukkannya gagang itu ke mulutnya sambil kurasakan hisapan hangatnya. Tangan Meywan pun tak berhenti bergerak naik turun. Sesekali dihisapnya ujung kemaluanku, kulihat pipinya menggembung akibat mulutnya kemasukkan gagang wasiat peninggalan nenek moyg.

“Achhh…” keluar desahan dari mulutku. Semakin nikmat kurasakan, aqu pun segera menarik Meywan, kubuka celana jeans-nya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yg sudah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yg menantang. Kujilati terus dgn perlahan tapi pasti. Terus kupandangi wajah Meywan yg terpejam kenikmatan. Tangan Meywan sesekali memegangi kepalaqu menahan nikmat yg kuberikan. Kupandangi lubang kenikmatan itu. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluan Meywan. Kupermainkan kemaluan itu dgn jariku, keluar-masuk. Terus kulaqukan sambil sesekali menambah tempo lebih cepat. Meywan pun menggelinjang, “Achh… achh… achhh…” Keluarlah air kenikmatan membasahi kemaluan Meywan.

Kulihat Meywan terkulai kenikmatan, kutarik tubuhnya dan kutempatkan di sofa single dgn posisi menantang menghadapku. Kuarahkan gagang kemaluanku ke lubang kemaluan Meywan sambil kuangkat kedua kaki indah itu di atas pundakku. Kuangkat sedikit pantat indah itu agar semakin mudah gagangku mengarah. “Echh.. echhh… blessss…” akhirnya berhasil juga gagang wasiat itu masuk, terus kugerakkan keluar masuk. Kulihat Meywan terbujur sambil matanya yg terpejam merasakan nikmatnya suasana. “Terus… terus… Jim, perlahan-lahan biar nikmat.” Aqu terus tanpa peduli memacu kemaluanku sampai akhirnya… “Achhh….” keluarlah air mani dari kemaluanku dan Meywan pun menggelinjang menahan air nikmat yg keluar dari kemaluannya. Kami terkulai lemas, kulihat Meywan tersenyum sambil berbisik,

“Mau lagi dong!” Aqu pun semakin tertantang, kutarik kepala Meywan dan sedikit kutundukkan, Meywan pun mengerti. Segera mulut mungil itu bermain di kemaluanku menjilati sampai bersih air maniku. Setelah bersih, kembali mulut mungil itu bermaindgn tongkat wasiatku. Gagang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya dan tangan kanannya bermain naik turun. Gagang kemaluanku pun yg telah kuncup kembali menegang, darahku kembali berdesir. Nikmat yg kurasakan terasa lebih nikmat. Aqu tak kuasa berkata-kata cuma desahan dan nikmat yg luar biasa yg bisa kurasakan.

Setelah tak tahan merasakan nikmat yg luar biasa, aqu pun berbalik menarik Meywan untuk membangkitkan lagi rangsangan untuknya. Kujilati Kedua payudara menantang dan terus lidahku bermain sampai mengarah ke lubang kemaluan Meywan. Kujilati habis bagai anjing yg kehausan, terus kujilati sambil sesekali melirik Meywan yg semakin teransang kenikmatan. Kubukalebar kedua paha Meywan sehingga terlihat lubang menganga yg menunggu kedatangan gagang wasiatku. Kujilati klitoris kemerahan dgn perlahan tapi pasti,

“Achhh…” Meywan kembali mencapai klimaks. Melihat Meywan terkulai lemas kuangkat tubuhnya sehingga menghadap membelakangiku. Kuangkat sedikit pantat Meywan sehingga membuat posisi menungging atau kalau orang barat bilang “doggy style”. Kuarahkan gagang kemaluanku, tetapi terasa sulit sekali untuk masuk. Terus aqu berusaha sampai akhirnya kubuka sedikit kedua paha Meywan. Kuhujam gagang kemaluanku dan akhirnya dgn sedikit usaha masuk kembali gagang itu ke kemaluan Meywan. Tanganku berpegang pada kedua pinggul Meywan dan perlahan tapi pasti kupacu gagang kemaluanku keluar dan masuk lubang kemaluan Meywan. Agak seret memang posisi ini dibanding posisi sebelumnya, sehingga agak sulit bagiku untuk menambah tempo, tapi aqu terus berusaha menambah tempo. Semakin cepat dan semakin cepat, “Jim pelan-pelan, sakit,” tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut Meywan.

Sebentar kupandang wajah Meywan yg meringis kesakitan,

“Tapi enak kan?” Kulihat Meywan mengangguk, maka semakin tidak pedulilah aqu terus memacu gerakan keluar masukku. Terus kupacu sampai sekitar 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku. Meywan mulai terkulai lemas, tanpapeduli terus kupacu gagang kemaluanku untuk terus mencapai klimaks. Memang terasa lebih lama permainan yg sekarang dibanding permainan tadi, terus kupacu sampai akhirnya kurasakan sesuatu akan melesak keluar dari kemaluanku. Kucabut keluar gagang kemaluanku dan kubalikkan tubuh Meywan yg sudah terkulai lemas. Kukocok sendiri gagang kemaluanku dgn tempo tinggi sampai akhirnya

“Achhh… ssshhh…” keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara Meywan. Aqu pun terkulai lemas dan kubisikkan Meywan agar mengusap air maniku ke seluruh permukaan payudaranya.

“Biar lebih kenceng,” kataqu. Meywan cuma diam dan melaqukan apa yg kuinginkan. Setelah selesai,

“Masih mau yg lebih enak lagi?” tanyaqu.

“Iya dong,” jawab Meywan sambil terkulai lemas. Aqu cuma mengangguk sambil mengingatkan bahwa ayahnya sebentar lagi pulang.

Kami segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Betul saja tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, aqu segera keluar membukakan pintu garasi.

“Selamat malam Om,” sapaqu. Ayah Meywan hanya tersenyum dan masuk ke rumah. Setelah bercanda sebentar aqu pun pamit pulang. Kubisikkan,

“Nanti gua ajarin lagi yg lebih enak.” Meywan cuma tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Aqu pun segera pulang dgn hati senang.
__________________

The post Blesteran Korea appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Rutinitas Di Malam Hari

$
0
0

Rutinitas Di Malam HariCerita Bokep, Cerita Bokep Terbaru, Cerita Bokep Nyata, Cerita Bokep Terbaik, Cerita Bokep Hot, Cerita BOkep Terhangat, Namaku Sarmila, Aku adalah seorang Emak rumah Tangga, anakku 2 orang, suamiku putra seorang tokoh agama yg memiliki sebuah Yayasan Pendidikan Terpadu yg cukup terkenal di kotaku. Kehidupan rumah tanggaku seperti orang berumah tangga pada umumnya. Awalnya kita tinggal asrama guru yg terdapat di komplek Yayasan milik mertuaku. Tetapi sekarang, kita bisa membangun rumah sendiri dari penghasilan suamiku mengajar di Yayasan miliknya orang tuanya itu, dan penghasilan kios kecilku di depan gerbang Yayasan menjual jasa layanan pengisian pulsa selular, dan loket pembayaran PLN, PDAM, dan lain-lain.

Cerita Bokep, Cerita Bokep Terbaru, Cerita Bokep Nyata, Cerita Bokep Terbaik, Cerita Bokep Hot, Cerita BOkep TerhangatCerita Sex – Rutinitas Di Malam Hari

Karena keseharianku hanya duduk di toko menunggu konsumen, aku memiliki waktu yg cukup banyak untuk berselancar di dunia Maya. Tulisan ini iseng ku tulis, untuk menuangkan suara hatiku yg tak bisa dibagi pada orang-orang di sekitarku, termasuk suamiku.

Kehidupan masa kecilku, ku rasakan jauh berbeda dgn kondisiku waktu ini. Aku tinggal bersama orang tuaku di rumah kecil yg hanya memiliki satu ruangan berukuran sekitar 3m x 5m (kurag lebih begitu). Dinding papan yg tak rata, dan lantai seperti piano, setiap keping papan memiliki nadanya sendiri. Dapur dan kamar mandi hanya berdinding kain tanpa atap. Ruang utama terpaksa di sekat dgn dinding plastik untuk memberi kesan kamar.

Aku adalah anak tunggal. Emakku pernah hamil ketika aku berusia 7 tahun, sebagai wanita yg baru saja meninggalkan fase balita, aku sangat senang karena akan memiliki adik bayi. Tetapi kemudian Emak keguguran waktu sedang bekerja di sawah bersama Babehku. Sejak waktu itu, aku tak pernah lagi mendapatkan tanda-tanda akan memiliki adik bayi. Sejak waktu itu pula, aku mulai menerima suguhan pemandangan aktivitas malam suami istri yg baru kupahami ketika aku masuk SMP.

Entah karena usiaku yg sudah tak balita lagi, atau oleh sebab Emakku yg gagal memberi adik padaku, aku merasa kedua orag tuaku semakin sering melakukan hubugan suami istri, Kenapa mereka tak pernah bosan bermain dalam selimut, sementara aku sendiri merasa bosan dan bahkan terbiasa dgn pemandangan bugil kedua orang tuaku tersebut, meskipun sejujurnya waktu itu, aku juga tak mengerti kenapa mereka melakukan itu. Pikirku, seperti itulah cara orang dewasa tidur.

Waktu aku mulai beranjak dewasa, lingkungan dan pengalaman dari apa yg ku lihat mulai memberiku pandagan bahwa itulah yg dimaksud dgn bercinta, dimana laki-laki memasukkan batang kemaluannya ke lobang kemaluan wanita. Semakin aku beranjak dewasa, aku merasa malu sendiri ketika harus terjaga di malam hari, oleh irama lantai yg dimaikan oleh permainan seks orang tuaku. Pemandangan beraroma birahi itu terasa semakin tabu untuk ku saksikan, meskipun sebelumnya aku bahkan sempat merasa bosan melihat rutinitas malam yg mereka lakukan.

Diusiaku yg semakin dewasa, aku sering pura-pura tertidur waktu kedua orang tuaku mulai memasuki sesion pemanasan. Suatu malam, aku kembali terjaga dan aku pura-pura tidur. Ku lihat Babeh menciumi bibir Emak, kemudian terus ke leher, dan turun ke wilBabeh dada sambil melepaskan apapun yg menutupi buah dada Emakku. Buah dada Emak yg bulat kencang, diciumi, dilumat, diremas, dan terus dimain-mainkan oleh Babeh. Ku lihat, Emak hanya terpejam dan sepertinya dia menikmati apa yg dilakukan Babeh terhadapnya., terutama waktu Babeh mulai melepaskan sarung yg dikenakan Emak waktu tidur dan mulai menempelkan wajahkan di selangkangan Emak. Sangat jelas ku perhatikan ekspresi yg keluar dari tubuh Emak. Tubuhnya menggelinjang dgn desahan kecil yg keluar dari bibirya. Waktu itu aku belum tahu, apa yg dilakukan Babeh di muara liang kemaluan Emak, dan untuk apa ia melakukan itu. Setahuku hubugan suami istri adalah antara kedua alat kelamin mereka, tak ada hubungannya dgn wajah.

Sampai akhirnya ku dengar sepotong kalimat dari Emakku yg mengangkat sedikit tubuhnya dgn bertopang siku seakan ingin melihat apa yg dilakukan Babeh di kemaluannya….

“Terus, yah! jilat terus, yah!… Oooohh” Desah Emak sambil mengangkat kedua kakinya menunjuk lagit dan menyingkap kain sarung yg menyelimutinya. Tak berapa lama kemudian, Emak kembali menjatuhkan tubuhnya, tetapi kali ini, kedua tangannya memegang betisnya sendiri dan menariknya hingga lututnya menyentuh buah dadanya yg kencang. Waktu itulah, akhirya aku tahu yg dilakukan Babeh di kemaluan Emak. Ia memainkan lidahnya di belahan kemaluan Emak yg berrambut.

Waktu Emak sedang terkangkang dgn kaki yg masih dia pegang, ku lihat Babeh berdiri dan mulai menanggalkan sarungnya lalu denga cepat ia menurunkan dan melepaskan celana dalamnya. Itulah pertama kali, aku melihat alat kelamin laki-laki yg ku kenal dgn istilah Kontol. Besar, panjang dan dikelilingi oleh rambut yg lebat.

Tanpa menunggu lama, Babeh duduk di antara pagkal paha Emak dan mulai mengarahkan ujung batang kemaluannya ke lobang kemaluan Emak. Babeh memasukkanya dgn perlahan hingga akhirnya amblas masuk ke dalam kemaluan Emak. Waktu Babeh kembali menarik keluar batang kemaluannya dan kembali menghujamkannya ke dalam, Waktu itulah Emak mengeluarkan suara yg lebih mirip teriakan….

“Oooh!…” Keriah Emak tertahan. Aku yg terkejut mendengar suara itu, secara spontan bangkit dari tempatku berbaring.

“Behh!… Emak kenapa…!!?” melihatku terbangun, mereka juga terkejut. Emak langsung menarik, sarung yg telah lepas dari tubuhnya dan menutupi sebagian kecil tubuhnya yg bugil. Sementara Babeh, hanya terdiam dan membiarkan kemaluannya tetap tertanjap di lobang kemaluan Emak.

“Tak apa-apa, Sayg! Ayo tidur lagi…” Kata Emak sambil berusaha meraihku dgn tubuh yg tak mampu ia gerakkan karena terkunci oleh tusukan kemaluan Babeh di kemaluannya.

“Babeh ama emak sedang apa?” Kataku dgn bahasa sederhana mencoba mencari jawaban atas apa yg ku dengar diluar dan ku lihat di dalam rumah.

“Babeh sedang mengisi perut Emak dgn dede bayi…” Kata Babeh yg terlihat mulai membuag rasa terkejutnya.

“Ayo tidur lagi, Sayg!” Kata Babeh sambil mulai kembali bergerak perlahan memompa tubuh Emak.

“Emak gag apa-apa?” Kataku lagi sambil berajak mendekat dan berbaring dilegan Emak.

“Iya…! Emak tak apa-apa, Sayg! Sini tidur dekat Emak, ya! Ayo tutup matanya….” Kata Emak merayuku.

“Emakk….” kataku, sambil mengangkat kepalaku untuk menatap wajah Emak.

“Iya, Sayg…!? Jawab Emak dgn tenang, setenang tubuhnya yg terus bergerak-gerak karena Babeh terus menggenjot lobang kemaluan Emak dgn kemaluannya seolah tak perduli dgn kehadiranku.

“Sarmila mau pipis… temani ke belakang, Makk!” Kataku yg waktu Emak memang ingin pipis.

Emak tak langsung menjawab. Ia menatap wajah Babeh dan memberi isyarat dgn keningnya. Babeh juga menjawab dgn keningnya, lalu Emak menatapku dan berkata:

“Bisa tahan sebentar nggak, Sayg?” Kata Emak.

“Kenapa, Makk?” Tanyaku lagi.

“Biar Babeh selesaikan pekerjaan Babehh sebentar, ya Sayg! Kata Emak…

“Babeh mengerjakan apa, Bu?” Tanyaku lagi.

“Lhoo… kan tadi Babeh sidah bilang… Babeh lagi bikin dede untuk Sarmila…” Jawab Emak mencoba menenangkanku. Aku hanya manggut-manggut seolah mengerti.

Kejadian malam itu seakan memberiku kesempatan untuk bebas menikmati pemandangan tabu yg tak selayaknya ku saksikan. Aku duduk sambil memperhatikan Emak yg terkangkang karena kemaluan Babeh yg terus keluar masuk di lobang kemaluan Emak.

Melihatku menyaksikan Babeh yg terus memainkan kemaluannya di lobang kemaluannya, Emak akhirnya meminta Babeh untuk menahan birahinya. Babehpun mengalah dan mencabut kemaluannya dari lobang kemaluan Emak. Babeh menjatuhkan tubuhnya di atas sebuah bantal sambil menarik sarungnya dan menutupi kemaluannya yg masih terlihat tegak berdiri. Sementara Emak bangkit dan meraih sarung dan membalutkannya ke tubuhnya. Ia kemudian menemaniku ke belakang untuk buang air kecil.

Waktu sedang berada di kamar mandi terbuka tanpa atap itu, aku kembali melempar pertanyaan pada Emak.

“Kenapa Babeh bikin dede di perut Emak?” Kataku sambil pipis. Emak hanya tersenyum medengar pertanyaanku, Ia tak memberi jawaban, tetapi hanya mengambil segayung air untuk membersihkan wilBabeh selangkanganku.

“Soalnya kita punya ini. Jadi Dedenya bisa keluar… Babeh tak punya!” Kata Emak.

“Ooh…!” Jawabku yg mampu menerima jawaban Emak untuk anak seusiaku waktu itu. Setelah aku selesai buang air kecil, kita kembali ke kamar dan Emak berbaring sambil memelukku. Tak lama berselang, ku rasakan tubuh Emak kembali bergoyg. Aku kembali berusaha kembali bangkit, tetapi Emak menahanku dan membali memelukku sambil berbisik.

“Sayg! malam sudah larut, besok Sarmila kan sekolah lagi. Nanti telat bangunnya…” Kata Emak meneangkanku. Akhirnya ku coba memejamkan mata, meskipun menasaran karena tubuh Emak kembali bergoyg. Ku coba mengintip di celah antara tubuhku dan tubuh Emak. Ku lihat sarung yg membalut tubuh Emak bagian bawah kembali tersingkap. Sementara Salah satu kaki Emak terangkat ke atas dan dipegang oleh tangan Babeh. Ku lihat ada kaki Babeh di antara selangkangan Emak.

“Maaakk….!” Aku kembali memanggil Emak dgn nada sedikit berbisik.

“Mmhh…?” jawab Emak singkat.

“Babeh memasukkan kontol ke lobang ee, ya, Bu?” Tanyaku lagi.

“Sayg!Sudah… jangan ngomong lagi,…” jawab Emak dgn nada lebih tinggi. Aku akhirnya hanya diam menyimpan tanda tanya dalam hatiku. Akhirya aku tidur berbalik membelakangi Emak da memeluk guling yg ada di sisi sebeluhku.

Rasa penasaran yg dihiasi oleh nada-nada lantai dan suasana gubuk kecilku yg terus bergoyg membuatku tak bisa dgn mudah memejamkan mata. Setelah beberapa waktu, aku kembali berbalik meghadap ke arah Emak, sambil terus memeluk guling. Pemadangan baru lainnya kembali ku saksikan. Ketika Emak duduk di selangkangan Babeh dan mengulum kemaluan Babeh. Babeh yg mengetahui aku belum tidur hanya tersenyum menatapku. Ia sepertinya membiarkan saja aku melihat mereka berbugil ria.

Tak berapa lama kemudian, Emak berdiri dan melagkahi tubuh Babeh lalu mengambil posisi duduk dimana kemaluan Babeh berdiri tegak. Degnan Salah satu tanganya, dia genggam kemaluan Babeh yg besar dan panjang, lalu mengarahkan ujung kemaluan Babeh kembali ke lobang kemaluannya. Sementara itu tangan satunya memegang belahan kemaluannya lalu ia mulai menurunkan pantatnya perlahan hingga kemaluan Babeh kembali amblas masuk ke lobang kemaluannya.

Emak mulai mengambil ancang-ancang dgn menurunkan tubuhnya ke arah belakang dgn bertopang pada kedua lengannya, lalu ku lihat Emak mulai memainkan patatnya maju mundur, sehingga kemaluan Babeh keluar masuk di lobang kemaluannya. Desahan demi desahan kembali terdengar, dan berpadu dgn irama lantai.

Posisi seperti itu sepertinya tak begitu nyaman bagi Emak. Ia kemudian membalik tubuhnya ke depan dan kembali bertumpu dgn kedua tangannya. Emak kembali menggoyg pantatnya maju mundur seperti berusaha menggaruk gatal dalam kemaluannya dgn sebuah alat yg bernama kemaluan.

Tak berapa lama dgn posisi tersebut, Babeh memeluk tubuh Emak dan berguling lalu Babeh memutar posisi mereka bercinta beberapa derajat sehingga kaki Emak hampir menyentuh wajahku. Tetapi waktu itu, Babeh langsung mearik kaki Emakdan kembali mengangkangkan ke dua kakinya. Entah sengaja atau tak, posisi itu membuatku dapat melihat permukaan kemaluan Emak yg ditumbuhi rambut lebat.

Dgn kedua kaki yg terkangkang, ku saksikan dgn jelas ketika Babeh mengarahkan kemaluannya ke selangkangan Emak dan meerobos masuk membelah bibir kemaluan Emak yg terlihat gendut. Dapat ku lihat dgn jelas bibir kemaluan Emak bergerak senirama dgn gerakan keluar masuknya kemaluan Babeh di lobang kemaluanya itu.

Semakin lama, Babeh semakin cepat mengocok lobang kemaluan Emak dgn kemaluannya. Desahan Emak semakin kencang, sesekali ia meracau tak karuan,, sampai akhirnya Babeh terhenti dgn sebuah tusukan dalam ke lobang kemaluan Emak. kaki Emak terjatuh di kedua sisi tubuhnya, dan Babeh pun ambruk di atas tubuh Emak.

***************

Semakin aku mengerti dgn seks, semakin aku disodorkan pemadangan-pemandangan yg akhirnya merangsangku untuk melakukannya. Hingga suatu ketika, keperawananku akhirnya harus terlepas karena dorongan birahiku sendiri. Tepat setelah aku menamatkan pendidikan SMA, aku tak mampu untuk menahan gejolak hasrat bercinta yg hanya bisa ku dapatkan dari bermasturbasi.

Siapa lelaki yg beruntung mendapatkan keperawananku? Dia tak lain adalah Babehku sendiri. Waktu pulang dari Acara perpisahan sekolah, dgn pakaian seragam putih Abu-Abu yg penuh dgn warna warni perpisahan, aku melihat Babehku sedang mandi. Waktu itulah, aku lagsung mendatangi Babehku ke kamar mandi dan menanggalkan atribut kesiswaanku, sekaligus tribut kewanitaanku di depan Babeh yg sedang mandi. Melihatku berdiri tanpa busana sambil tersenyum kecil kepada Babeh, lalu ku katakan:

“behhh! lihatlah aku….!! Aku bukan lagi anak-anak, kan?”

“Ya, tentu, Sayg?” jawab Babeh tanpa ekspresi menatap tubuhku.

“Apakah rambut-rambut ini belum cukup tebal untuk dikatakan remaja?” tanyaku lagi.

“Apa maksudmu, Sayg?” jawab Babeh terlihat bingung memahami apa maksud pertanyaanku.

“Behh! Ajari aku melakukan itu, Behh!” Pintaku.

“Melakukan apa?” Tanya Babehku semakin bingung.

Dgn melempar senyumanku kepada Babeh. Aku langsung melangkah mendekati Babeh yg masih basah dgn hanya mengenakan celana dalam. Ku pegang dan ku raba-raba beda yg ada dalam celaa dalamnya, lalu ku katakan:

“Aku ingin inni, behh!” Bisikku sambil melingkarkan lenganku di leher Babeh dan mencoba mencium bibirnya.

Babeh hanya terdiam melihat tingkahku yg aneh, tetapi beberapa waktu kemudian ia menyambut ciumanku, lalu melingkarkan tangannya di pinggangku, sehingga tubuhku merapat ke tubuh Babeh. Dalam posisi itu, ku coba untuk menyelipkan jemariku masuk ke dalam celana dalamnya dan memegang benda yg sangat ku idam-idamkan sejak lama.

Sebagai lelaki normal, Babeh juga sepertiya tak mampu menahan dorongan birahinya ketika ada seorang wanita tanpa busana menggoda dan mengajaknya untuk bercinta. Ku rasakan kemaluannya mulai menegang. Waktu itulah ku coba mengeluarkan benda itu dari celana dalam Babeh.

Desiran darah penuh hasrat, seakan mengalir kencang waktu Babeh mulai memainkan jarinya di belaha kemaluanku., yg berlanjut dgn permainan lidahnya yg membuatku lemas dan hampir tak mampu lagi berdiri dgn hanya dia kaki menopang tubuhku. Untungnya Babeh cukup kuat untuk menyambut tubuhku dan membaringkanku di lantai kamar mandi yg basah.

Dalam suasana birahi yg bergejolak, dan dorongan nafsu syahwat yg tak tertahankan, akhirnya Babeh dgn gaya setengah memaksa, ia membuka selangkanganku dan mulai mengarahkan batang kemaluannya ke lobang vaginnaku yg sudah terhidang sempurna dan tak perduli lagi pada status hubungan darah, asal nafsu tercurahkan.

Perlahan tetapi pasti, kemaluan Babeh mulai memaksa masuk ke lobang kemaluanku yg benar-benar masih perawan. Sanpai akhirnya, dgn sedikit tekanan memaksa, kemaluan Babeh berhasil merobek mahkota keperawananku.

Hal pertama yg ku rasakan adalah inilah rasanya ketika kemaluan mengisi ruang dalam kemaluan. Gesekan, tekanan, sentuhan, dan kehangatan yg tak bisa didapatkan dari hal lain selain benda yg hanya dimiliki oleh lelalki itu. Kemaluan Babeh terasa sesak dalam lobang kemaluanku. Gerakannya keluar masuk lobang kemaluanku, seakan bersentuhan erat dgn dinding kemaluanku terdalam.

Semakin lama gesekan-gesekan di dindig kemaluanku itu semakin membuatku merasakan kemaluanku semakin mengeluarkan banyka cairan, entah apa dan datang dari mana. tetapi cairan itu membuat gesekan semakin terasa licin dan memberi kenikmatan tersendiri. Aku tak lagi memikirkan anggapan bahwa laki-laki suka lobang yg kesat,. Yg ada dipikiranku, aku ingin segera mencapai puncak kenikmatan dgn kemaluan yg sedang berada dalam kemaluanku.

Tak menunggu berapa lama, puncak kenikmatan itu mulai terasa dan aku seakan terbang melesat medekatiya, dan….

“Ooohhh…!” Sebuah desahan melambungkanku ke alam yg penuh dgn kenikmatan. Saygnya, waktu itu, Babeh mengakhiri perjalananku di alam kenikmatan dgn sebuah hujaman keras yg menyadarkanku bahwa Babeh telah menumpahkan cairan sperma di dalam kemaluanku.

Waktu itu, kenikmatan langsung berakahir dgn rasa ketakutan akan hamil di luar nikah dan mengandung anak dari buah cinta Babeh.

Hari demi hari ku jalani dalam rasa ketakutan dan harapan agar hal yag tak diinginkan itu tak akan perah terjadi. Meskipun sewaktu setelah melakukan hubungan badan dgn Babeh, aku langsung berusaha mengeluarkan dan membersihkan cairan sperma Babeh dari lobang kemaluanku. Tetapi kekhawatiran tetap tak bisa ku buang dari pikiran.

Rasa ketakutan ini, membuatku berpikir jauh ke depan, memikirkan rencana apa yg akan ku lakukan ketika ini harus terjadi. Penyesalanku, adalah kenapa tak dari sebelum melakukanya aku memikirkan jauh ke depan.

The post Cerita Sex – Rutinitas Di Malam Hari appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Main Main Berbahaya

$
0
0

Main Main Berbahaya- Cerita Dewasa, Cerita Dewasa Nyata, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Terbaik, Saat aku lulus di SD aku mendapat nilai yg sangat memuaskan. Seperti janji ayahku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yg pendidikannya lebih baik. Disana aku dititipkan dirumah pamanku, Paman Herman. Dia orang yg sangat kaya raya. Rumahnya sangat megah tapi terletak disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan dilengkapi juga kolam renang yg lumayan besar. Paman Herman orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yg sangat cantik namanya Tante Renata, wajahnya mirip dengan Amara. Dia mempunyai anak yg masih kecil. Tante Renata rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak tubuhnya tetap padat berisi ditunjang dengan buah dada yg sangat montok kira kira 34B. Hal itu yg membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari seorang wanita.

Cerita Dewasa, Cerita Dewasa Nyata, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa TerbaikCerita Sex – Main Main Berbahaya

Sesampainya dirumah Paman Herman. Aku memasuki pintu rumah yg besar. Disana aku disambut oleh Paman Herman dan istrinya. Paman Herman menjabat tanganku sedangkan Tante menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan seperti itu. Pembantu disana disuruh membawakan tasku dan mengantarkan sampai di kamarku. Aku mendapat kamar yg 3 kali lipat dari kamar tidurku dirumah. Setelah itu aku berkeliling rumah melihat kolam renang serta sempat melihat kamar mandi yg tak terbayg olehku. Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yg besar wc, bathup, dan dua shower yg satu dengan kaca buram sedangan yg satu dengan kain yg diputarkan membentuk 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya). Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.

Sore Herman, aku duduk ditepi kolam. Paman Herman datang menghampiriku dia bilang mau pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu aku kembali duduk menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok yg sangat menawan. Tante dengan baluatan piyama menghampiriku.

“Ren kamu suka nggak ama rumah ini”
“Suka banget Tante, kayaknya aku kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa renang”
“Kamu suka renang, yuk kita renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas”

Wahhh kebetulan aku bisa renang ama Tante yg bahenol. ketika bertemu pertama kali aku cuma bisa membaygkan bentuk tubuhnya waktu renang dengan balutan swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan aku tersedak ketika dia hanya memakai Bikini yg sangat sexy dengan warna yg coklat muda. Model bawahannya G-String.

“Huhuukkk… Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang”
“Enak aja kamu, Paman bilang kamu suka bercanda”
“Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini”
“Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante”
“Benar Tante… Tapi sayg aku lupa bawa celana renang”
“Ah… Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Janah suruh beli buat kamu, yuk nyebur…” segera Tante menyeburkan dirinya. Dengan malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia memdekatiku

“Ayo cepet… Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kamu.”

Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian buah dadanya. Dia hanya tersenyum.

Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yg aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku berenang bersama Tante.

Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yg besar. Aku masuk disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku tanggalkan semua yg tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin. Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yg masuk. Kontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan. Ketika dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang.

“Ehhh… Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih”

Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.

“Maaf… Juga Tante… Ini salahku” jawabku yg seolah tidak sadar apa yg aku lakukan. Yg lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan besarnya buah dada Tante.

“Tante tutup dong tirainya, akukan malu”

Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka, tampak buah dadanya bergoyg goyg menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku yg langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip yg kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar buah dadanya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya… Crot crot…

Air maniku tumpah semua ke CELANA DALAM bekas aku renang tadi. Yg aku kagetkan nggak ada handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yg satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan CELANA DALAMnya dengan perlahan lahan dan melemparkan CELANA DALAMnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.

“Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam”

Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busanapun yg menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali.

“Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?”
“Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar”
“Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu.”

Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai kedinginan yg tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka pembantu Tante yg usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake celana dalam model g-string.

“Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi.
“Sudah nggak malu ya…, anu Ren aku mau minta tolong”
“Tolong apa Tante koq serius banget… Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri”
Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab Tante.
“Begini aku minta Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”

Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta ulam tiba.

“Mau nggak…?
“Mau Tante.”

Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku

“Sudah biarin aja, yg ada cuma aku dan kamu apa sih yg kamu malukan.”

Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai.

“Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap buah dada Tante besar lagi kenceng”

Aku berbicara waktu aku tahu buah dadanya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya.

“Ren berhenti sebentar”

Akupun berhenti lalu dia mencopot celana dalamnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu.

“Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih.”

Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian buah dadanya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagian acara itu disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.

“Ren terus remas… Uhuhh remes yg kuat”
“Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah kemaluan.

Ketika aku menyentuh kemaluan Tante yg jarang rambutnya. Aku gemetar ketika tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya.

“Ren pijatanmu enak banget… Terus…”

Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serrr serrr, aku mencari sumber bunyi yg pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.

“Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya”
“Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Rendi”

Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yg dipersiapkan, tenyata ada pembantu yg tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari.

“Den, Rendi, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.

Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yg aneh dia sering renang telanjang dan yg paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah.

“Sudah ganti sana celana dalam ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Rendi masih amatir” dia menggodaku.

Setelah melewati beberapa Herman akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap Herman. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Tante Renata yg aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.

The post Cerita Sex – Main Main Berbahaya appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Konspirasi Hati Si Karyo Sarung

$
0
0

Konspirasi Hati Si Karyo Sarung- Cerita Seks, Cerita Seks Terbaru, Cerita Seks Nyata, Cerita Seks Terbaik, Aku tinggal di lingkungan kota yg adat penghuninya cukup ber-etika, moral dan budaya. Tak mudah aku berlaku seenakku sendiri dan sembarangan, apalagi untuk hal-hal yg berbau seronok ataupun mesum. Sebab bagi mereka hal macam itu sangat terasa tabu dan amoral.

Cerita Seks, Cerita Seks Terbaru, Cerita Seks Nyata, Cerita Seks Terbaik

Cerita Sex – Konspirasi Hati Si Karyo Sarung

Dan jikalau sampai terjadi pasti aku akan terbuang dari lingkungan itu selamanya. Baik dari lingkungan tetangga se-RT bahkan bisa se-RW, juga di dalam lingkungan rumahku sendiri yg isinya komplet, ada istri, ada anak, ada ipar yg masih kuliah disamping ada yg paling sering mebuat kesal, mertua wanitaku.

Oleh sebab itu aku memutuskankan , jauhilah kelakuan laku mesumku. Kalau toh terpaksa, ambil saja sarung, duduk melipat kaki di beranda dengan berkerudung dari bahu hingga mata kakimu. Ingat berkerudung macam itu kan biasa bagi orang desa asalmu. Dan orang-orang di sekitarmu semua tahu asal-usulmu.

Kemudian tangan kanan pegang koran ataupun majalah sambil tangan kirimu mengelus-elus, memijat-pijat ataupun mengocok-ocok kemaluanmu sendiri. Jangan lupa pakai kacamata rabunmu agar kamu bisa menikmati Hamidah lebih tajam di pagi ataupun sore hari saat dia menyapu halaman rumahnya. Kembangkan daya khayalmu, tetapi waspadalah jangan sampai ada orang, mungkin mertua wanitamu yg mengesalkan itu, yg juga diam-diam memperhatilan kelakuanmu itu, karena keheranan kenapa Mas Karyo koq selalu kerudung sarung setiap pagi dan sore. Ha, ha, ha..

Begitulah yg bisa kulakukan untuk memuaskan hasrat sexku. Mungkin telah berhari-hari ataupun berminggu-minggu berlalu. Aku menjadi semakin kreatif karena hampir setiap hari aku mengembangkan daya khayal dan semakin banyak ilmu karena koran ataupun bacaan apa saja tak pernah kulewatkan setiap pagi dan sore.

Tidak jarang berita, iklan ataupun rubrik yg sama kubaca hingga 4 ataupun 5 kali. Tetapi lama kelamaan aku merasa bosan, Begitu-begitu saja setiap hari. Tak ada lagi kejutan ataupun sensasi yg bisa mendongkrak hasrat sexku untuk meraih kwalitas kenikmatan gairah yg lebih tinggi lagi.

Aku ingat pada saat aku menemukan ide kerudung sarung dulu, aku bisa meraih orgasmeku hingga kemaluanku mau menumpahkan spermanya bergalon- galon rasanya. Waktu itu sarungku selalu basah dan lengket sesudahnya. Dan oleh sebab itu aku harus sering menjatuhkan sarungku ke lantai basah saat mandi untuk bisa beralasan mengucek-ucek dengan detergen saat menghilangkan cairan kentalku itu.

Tetapi kan tidak mungkin setiap kali sarungku jatuh. Apa kata mertuaku nanti. Aku perlu melakukan inovasi untuk menghadirkan kembali sensasi seksual dalam hal ber-onani sambil mengkhayal menggeluti Hamidah dengan segala perabot tubuhnya yg demikian sensual dan membuat aku semakin mabok setengah hidup itu. Ternyata setiap bentuk inovasi itu selalu ada kandungan penyimpangannya. Ya, inovasi berarti menyimpang. Menyimpang dari rutinitas, menyimpang dari kebiasaan, menyimpang dari adat, etika dan moral dan harus juga berani nyerempet-rempet bahaya. Artinya yg tadinya mutlak tabu, dengan inovasi itu aku bisa tawar menawar dengan tabu itu.

Kalau tadinya sama sekali jangan, sekarang sedikit boleh. Tentu saja dengan catatan-catatan agar yg tadinya tak legal menjadi legal. Pokoknya disiasatilah. Dan akhirnya sesudah aku mengerahkan segala dayaku datanglah disain inovasi itu. Ini benar-benar akan menjadi terobosan kelakuan lakuku dalam mengejar hasrat sex.

Aku akan tetap berkaca mata rabun dengan tangan kanan membawa koran, tetap duduk di beranda sambil melipat kaki dengan sarung yg dikerudungkan hingga ke bahu. Dan tangan kiriku tetap mengelusi, memijat-pijat dan mengocoki kemaluanku. Inovasiku yg sekarang terletak pada sarungku itu.

Aku akan menciptakan lorong sarung, begitulah sebutannya yg paling tepat. Lorong sarung itu akan tercipta apabila aku sedikit melonggarkan ikatan sarungku yg semula menutup mata kaki kini kuangkat naik hingga dekat ke lututku. Ataupun kalau kurang berhasil aku akan melonggarkan selonggar-longgarnya ikatan sarung lebih tinggi lagi, hingga selangkanganku akan luas terbuka.

Aku ingin dari tempat biasa menyapu si Hamidah bisa memandang lorong sarungku hingga melihat kemaluanku. Aku akan terus bergaya membaca koran, seakan-akan aku tidak melihat bahwa dia sedang menyapu sambil setiap kali mengamati kemaluanku dalam lorong sarung itu. Aku akan dengan mudah mengintip kelakuannya dari celah lembaran koranku. Aku akan menikmati bagaimana serba salahnya si Hamidah yg gairah menyala menjadi gelisah saat menyaksikan kemaluanku ini. Tentu saja secara hati-hati setiap kali aku akan, entah memperdengarkan tarikan kursiku, ataupun bersiul pelan ataupun apalah nanti untuk menarik perhatian agar Hamidah mau menengok ke tempat aku duduk ini.

Sore itu, sekitar jam 4, seperti biasa Hamidah keluar dari rumahnya lengkap dengan slang air, sapu lidi dan pengkinya. Hari ini rupanya dia juga menyirami tanaman, kulihat dia mulai dengan mengatur-atur tanaman hiasnya, membersihkan dedaunan yg tua sebelum menyemprotkan air yg dia ambil melalui slang dari kran air yg terpasang di depan rumahnya. Aku langsung pasang aksi. Membetulkan dudukku, berkerudung dari bahu hingga ke lututku, kemudian kuambil koran dari meja. Aku bergaya membaca, sementara mataku mencari di mana si Hamidah.

Ahayyy…, itu dia. Si Hamidah masih asyik merapikan tanaman hiasnya. Woo, pasti dia akan melihat kemaluanku dari balik dedaunan tanamannya. Aku menarik meja hingga mengeluarkan suara derit kakinya yg beradu dengan lantai. Yesss …, aku berhasil. Hamidah mengarahkan matanya ke aku. Pasti dia melihatku walaupun tadi kulihat baru sepintas. Dan benar, setelah beberapa saat kutunggu Hamidah bergeser ke dedaunan yg lebih rimbun dengan wajahnya yg menghadap ke arahku. Aku terus pura-pura membaca dan tanganku mulai mengelus-elus jagoku yg berada di lorong sarungku ini.

Ya, benar, dia menyaksikan semua ulahku. kemaluanku kontan ngaceng bingit. Inilah inovasi yg bisa memberikan sensasi hasrat sex padaku. Kini aku gemetar merinding. Aku merasakan betapa nikmatnya memperlihatkan ulah jorokku pada si Hamidah ini. Aku yakin pada saat yg sama jantung Hamidah berdegup kencang, dan naluri gairahnya terusik.

Dari balik dedaunan mungkin sekali dia kegatalan lantas merabai puting susunya. Kalau si Hamidah begitu lama berada di balik dedaunan itu aku semakin yakin bahwa dia benar-benar sedang terperangkap keasyikan hasrat sexnya. Kulihat dia bergeser ke kanan ataupun kekiri untuk menampakkan bahwa dia sedang bekerja. Tetapi sama sekali dia tak melepaskan arah pandangannya ke aku. Duh nikmatnya elusan tanganku.

Jari-jariku semakin memilin ataupun meijit-pijit batang maupun kepala kemaluanku. Aku setengah merem melek keenakkan. Darah gairahku mulai loncat ke-ubun- ubun. Khayalanku terbang ke awang-awang kemudian turun di halaman depan rumah untuk menyambangi Hamidah yg sedang menyapu. Dia diam saja saat dengan khayalku memperosotkan celana dalamnya dan aku menciumi pantatnya.

Dia membungkuk untuk memberikan kesempatan padaku meraih jilatan pada lubang pantatnya. Kocokkan
tanganku semakin cepat. Aku juga menjilati selangkangan dan kemaluan Hamidah. Kurasai aroma pesing kencingnya dari bibir-bibir kemaluannya. Kutusukkan lidahku untuk menari-nari di lubang kemaluannya.
Kuelus dan kupijit panjang kemaluanku. Spemaku akan muncrat nichhh..

Aku melototkan mataku ke arah Hamidah untuk menghayati sedalam- dalamnya khayalanku. Ahh.. Nikmat bingit. Dan.. Minaahh.. Minaahh.. Minaahh.. KarHamidahh.. Ahh.., akhirnya crot.. crot.. crot.. Kali ini tidak membasahi sarungku. Spermaku langsung loncat tak tertahan membasahi bumi pertiwi. Jatuh melengkung ke tanah sesudah melewati kakiku, teras kecil dan pot kecil di rumahku. Aku menarik nafas panjang. Ploonng.. Legaa..

Aku melihat Hamidah salah kelakuan. Sejak tadi dia belum beranjak dari rimbunan dedaunan tanaman hiasnya. Biar dia tak gelisah, aku berdiri meninggalkan bangkuku. Aku masuk ke rumah. Aku mengambil kopi panasku yg telah disediakan istriku. Dengan kue dan kopi di tangan aku kembali ke beranda. Kini acaranya tidak lagi memasang kerudung sarung. Hanya ngopi sambil baca dan sesekali menyaksikan si Hamidah yg pasti sedang penasaran.

Aku akan buat dia tetap penasaran hingga besok sore saat dia kembali nyapu dan menyiram tanaman. Aku perhatikan kini dia menyapu tanpa konsentrasi, sebentar-sebentar menengok ataupun melirik ke arah aku duduk.

Hi.. Hi.. Benar, khan. Kali ini aku ngintip dari jendela. Ah, kasihan si Hamidah. Kulihat dia mondar mandir sebelum waktunya untuk nyapu, sepertinya dia men-cek tempat aku biasa duduk. Kali ini ‘bargenning position’ ada di tanganku. Aku akan keluar agak lambat dari waktu biasanya. Aku akan keluar nanti saat dia menyapu hampir selesai. Sementara biar aku ngintip dulu dari jendelaku. Betapa Hamidah ini memang sangat sensual.

Dalam pakaian macam apapun. Juga dalam setiap geraknya, entah jongkok, berdiri, saat menyapu, saat membetulkan ikatan rambutnya sehingga ketiaknya nampak terbuka, entah sedang membungku untuk mengambil sapu. ooohhhh, sungguh mempesona. Aku tak tahan lagi. kemaluanku kembali tegang mengeras. Achh, sebaiknya aku mulai duduk saja ke beranda.

Dengan sarungku aku naik ke bangku beranda rumahku. Kuangkat melipat kakiku ke bangku dengan tepian sarungku berhenti pada lutut sehingga terbitlah lorong sarungku. Pahaku nampak terbuka dan mata Hamidah pasti akan langsung menatap kemaluan di tangan-tanganku yg sibuk mengelusi ataupun memijat-mijat dan kemudian akan mengocok-ocoknya saat nafsu gairahku semakin meninggi dan memuncak.

Duh, KarHamidahhhhh.., kenapa kamu yg secantik ini hanya menyapu halaman rumahmu? Bukankan lebih baik kalau kamu duduk di pangkuanku? Bukankah aku bisa memberikan kesenangan padamu dengan membelai payu daramu yg indah itu? Dengan menciumi bokongmu yg sangat sensual itu? Dengan
menjilati ketiakmu yg.. Pasti sangat harum itu? Acchhh, Minaahh.., Karminaahh.. Sini kamu. Biar kulepasi celana dalammu. Biar kukecup dan jilati pahamu. Biar kuciumi kemaluanm. Kemaluan indahmu. Biar kuceboki dengan lidahku saat engkau usai melepas air kencingmu. Sini, Hamidah.. Mas-mu ini sangat rindu kamu..

Mataku melototi Hamidah yg menjadi salah kelakuan. Kadang jongkok, kadang berdiri, kadang bergeser ke rerimbuanan dedaunan tanaman hiasnya. Daann.., ah, itu kan Bu Ani isteri Pak Durma tetangga sebelah kanan rumah Hamidah. Dia juga menyapu halaman rumahnya. Ternyata Bu Ani juga sangat cantik

ketika sedang menyapu. Dan lhoo.., ituu.. Dik Karsih, adik ipar Pak Ferdi, tetangga sebelah kiri rumah Hamidah. Dia juga menyapu halamannya. Duhh.. Bodinya montok bingit. Uuhhhhh.. kemaluanku menjadi sangat gatal. Aku sebaiknya memijat-pijat lebih keras dan mengocok lebih cepat.. Kini aku mulai menciumi Ani yg isteri Pak Durma. Aku ingat betapa ketiaknya penuh bulu. Ketiak wanita seusia

Bu Ani yg 28 tahun itu pasti sangat harum baunya.Dan ketika kocokkan kemaluanku semakin cepat ciuman dan jilatanku berpindah ke Dik Karsih yg sangat montok itu. Kujelajahi susu dan pentil- pentilnya. Aku merambah perutnya dan cepat turun ke kemaluannya. Duhhh.. ‘gembul’-nya rambut kemaluan Dik Karsih. Aku cepat benamkan wajahku ke rimba indah itu. Kuhirup udara penuh aroma hasrat sex di dalamnya.

Lho, lhoo, lhooo.. Kenapa para wanita kanan kiri rumah Hamidah kini pada keluar menyapu bersama? Itu ada Bu Denis, ada jeng Tutik, Bu Hartati, bu.. Dik.. Jeng.. Mbakyuu.. Siapa lagi ituu.. Dan kocokkanku kini mendekati puncaknya. Spermaku rasanya telah merambati batang kemaluanku dan aahh.. ampuunn.. Aku tak mampu menahannya lagi..Spermaku kembali muncrat meloncat tak tertahan membasahi bumi pertiwi. Seperti kemarin, jatuh melengkung ke tanah sesudah melewati kakiku, teras kecil dan pot kecil di rumahku. Kali ini cairan kental bening keputihan yg keluar kemaluanku ini rasanya tak habis-habisnya.

Berkali-kali semprotan kemaluanku meloncati kakiku hingga aku jatuh terseok ke bangkuku. Dan dari balik mataku yg masih setengah merem melek menanggung kenihkmatan gairahku kulihat sama-samar Hamidah, jeng Tutik, Bu Hartati, Dik Karsih, Bu Denis, Bu Ani. Mereka pada berhenti menyapu halaman rumahnya. Mereka menahan air liurnya sambil menapatap ke arah sarungku.

Duhh.. Aku jadi tersadar.Rupanya mereka ramai-ramai menonton ulahku. Mereka telah ber-konspirasi untuk menonton kelakuan mesum-ku. Dan samar-samar kudengar mereka tertawa cekikikan saat dengan rasa malu yg amat sangat aku berlari kecil masuk ke rumah.

Sejak itu aku sering dengar, saat ibu-ibu pada nge-gosip dan kebetulan aku lewat di depannya, ada saja bisik-bisik,
“Ssstt.. Itu Mas ‘Karyo sarung’ lewat..”. Kemudian terdengar ketawa mereka yg cekikikan. Aku jadi obyek kelakar mereka. Aku benar-benar telah kehilangan ‘pamor’ di wilayahku.

The post Cerita Sex – Konspirasi Hati Si Karyo Sarung appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – terbaru Dilema Cinta Sang Istri

$
0
0

istri-3

Cerita Sex – terbaru Dilema Cinta Sang Istri

“Dhamar, aqu belom selesai ngomong”
“Apa Teh?” Aqu berhenti mencumbunya. Tapi bodyku tetap berada di atasnya. Pantatku menekan-nekan dgn perlahan.
“Tapi kamu janji dulu, tidak akan bilang siapa-siapa”
“Iya, saya janji, Teh”
“Suamiku sebenarnya seorang homo. Sejak aqu menikahnya dgannya, aqu belom pernah melaqukan sex”
“Astaga” Aqu kaget.
“Sstt”
“Lalu? Gimana cara Teteh, kalau pingin?”
“Suamiku membelikan vibrator penis, untuk masturbasiku”
“Terus?”
“Mulanya Aqu bertahan untuk menikmati itu. Namun lama-lama, tidak tahan juga. Aqu ingin yg asli”
“Ayo..!” Ucapku sambil meraba bagian kemaluan-nya.
“Tunggu dulu..!”
“Apa lagi? Nanti suamimu keburu datang”
“Aqu udah minta ijin sama suamiku”
“Apa?”
“Iya, aqu udah minta ijin”
“Lalu?”
“Asalnya dia marah. Namun dgn alasan pingin punya anak, akhirnya dia ngijinin dgn syarat”
“Apa saratnya?”
“Yg pertama, saratnya adalah harus dgn satu orang laki-laki. Tidak boleh ganti-ganti”
“Terus?”
“Dia mau ikut”
“Ikut gimana?”
“Three In One”
“Jadi, dia mau ngesex sama saya?”
“Iya bener. Kamu mau kan?”
“Saya cuma mau sama Teteh aja. Saya jijik kalau harus intim sama laki-laki”
“Berarti aqu mau cari laki-laki lain”
“Terus kita gimana?”
“Gak jadi” Ucapnya seraya menghempaskan bodyku.
Tentu saja aqu tidak mau kehilangan kesempatan seperti ini. Apalagi mendengar Teh Ana masih perawan.
“Oke deh, saya mau. Tapi saya tidak mau anal sex” Ucapku pada akhirnya.
Teh Ana tersenyum senang. Lalu memeluk bodyku kembali. Sekali membuka gauAnnya, body Teh Ana hanya menyisakan celana dalam saja. Kugumul dulu bagian sensitif bodynya, mulai dari telinga, leher, buah dada, puting susunya, sampai lidahku turun ke bawah. Teh Ana menggelinjang dgn nafas yg tersengal-sengal. Kubuka celana dalamnya. Kujilati kemaluan-nya. Lidahku mempermainkan clitorisnya, sambil terkadang kusedot-sedot juga.

“Aduh, Dhamar. Aqu gak tahan” bisik Teh Ana sambil menuntun kepalaqu ke atas.
Kubuka baju dan celanaqu dgn cepat. Celana dalamku dibukakan oleh Teh Ana. Namun Aqu tidak membFerryan penis-ku untuk dipegang oleh tangaAnnya. Masih ada sisa rasa taqutku pada pengalaman sebelomnya. Aqu taqut ejaqulasi dini lagi. Hatiku berdebar-debar, tatkala penis-ku mulai dekat pada memeknya. Kuraba liang kemaluannya. Setelah yakin sudah siap, kumasukan perlahan-lahan dgn hati yg tenang. Teh Nia memejamkan matanya. Bles.. akh.. akhirnya kontolku masuk pada lubang memeknya. Memang agak seret, tapi tidak terlalu sulit. Rasanya tidak mungkin, kalau Teh Ana seorang perawan. Sebab kemaluan perawan, sangat sulit untuk ditembus pertama kali. Tapi aqu tidak mempedulikan hal itu. Yg penting aqu langsung saja memompanya dgn agak perlahan dulu. Kunikmati cumbuan bibirnya yg menyatu dgn bibirku. Tanganku pun menggerayg pada bagian-bagian penting bodynya.

“Ehm.. ehmm.. ah.. ih.. ah” suara Teh Nia jelas sekali terdengar oleh kedua telingaqu.
TangaAnnya memeluk erat bodyku. Tak tau karena kemaluan-nya yg agak seret ato apa, baru sekitar empat menit, aqu merasakan otot-ototku menegang. Sebagai pertanda akan segera orgasme. Kupacu gerakan pantatku lebih cepat. Terlihat Teh Ana makin asik menikmatinya. Setiap hentidakan penis-ku, pasti keluar suara yg berlainan dari bibirnya. Desahan nafas, erangan, rintihan, bahkan jeritan yg tertahan. Sehingga aqu tidak tega, jika harus cepat-cepat mengakhiri permainan. Tapi memang desakanku tidak bisa kutahan.

Aqu menghentikan gerakan pantatku sejenak, untuk menahan arus maniku yg begitu mendesak. Namun Teh Ana tetap menggoygkan pantatnya, sehingga tidak tertahan lagi, maniku semakin mendekati pintu keluar. Tidak ada jalan lagi, selain mengeluarkaAnnya dgn tenang. Aqu berlagak belom mengalami orgasme. Saat air maniku muncrat. Aqu berusaha menyembunyikaAnnya dgn cara menggigit telinganya perlahan-lahan. Tidak kuhentikan gerakan pantatku, turun naik dgn cepat. Walau sudah lemas dan loyo, aqu terus memacunya.

Aqu tidak tahu, apakah Teh Ana mengetahui orgasmeku ato tidak. Yg pasti dia tetap memejamkan matanya sambil merintih-rintih. KelihataAnnya Teh Ana begitu menikmatinya. Aqu terus berusaha dgn keadaan sisa-sisa kekuatanku. Kupaksakan, agar penis-ku bertahan. Walau hambar bagiku, namun aqu ingin memuaskan Teh Ana. Terus kutekan, sambil menghayalkan keindahan dan kenikmatan. Agar tidak kelihatan lemas dan loyo, lebih kupercepat lagi gerakanku. Mungkin sekitar tujuh menit, baru kurasakan penis-ku menegang lagi dgn normal. Kenikmatan pun menjalar lagi. Sedangkan Teh Nia terus menggoygkan pantatnya, setengah berputar.

“Dhamar.. sedikit lagi” Teh Ana berbisik, sambil mempererat pelukaAnnya.
Pantatnya diangkat, menekan penis-ku. Aqu pun memompanya lebih kencang lagi. Tidak kupedulikan suara desahaAnnya yg makin keras. TangaAnnya menjabak rambutku. Kedua kakinya menekan pinggangku, dan ujung kakinya melingkar, serta mengunci pahaqu. Bibirku dilumat dgn ganasnya. Hingga akhirnya Teh Ana mengeluarkan desahan yg cukup panjang.
“Aakkh” begitulah, Teh Ana terkulai dgn lemas.
Pada saat itu pula, orgasme keduaqu akan segera datang. Kuhentidakan penis-ku lebih keras. Teh Ana merintih, membuatku makin bernafsu. Semakin keras rintihaAnnya, desakan orgasmeku pun makin menggelora. Kulingkarkan tanganku pada lehernya. Aqu bersiap-siap ambil posisi untuk mencapai puncak kenikmatan. Teh Ana pun sepertinya mengerti. Kakinya dilingkarkan lagi pada posisi semula. TangaAnnya memeluk bodyku lebih erat. Kugigit bagian bawah telinganya agak keras. Bersama rintihaAnnya, aqu memuncratkan maniku di dalam kemaluan-nya. Cret.. cret.. agh.. Dan akhirnya aqu pun terkulai dgn lemas.

*****

Jam setengah sepuluh, Teh Ana sudah kembali ke kamarnya. Aqu tidak boleh tidak, harus masuk ke kamarnya jam duabelas malam nanti, setelah suaminya datang. Tidak pernah kubaygkan, jika aqu harus melayani seorang laki-laki. Kalau saja wanitanya tidak secantik Teh Ana, pasti akan kutolak.

Aqu mengisi waktu dgn persiapan kekuatan. Kumakan kuning telur mtak tau yg dicampurkan dgn sprit. Aqu pun makan dulu sampai kenyg. Hingga tidak terasa, waktu sudah menunjukan jam setengah dua belas. Terdengar bunyi motor yg tidak asing lagi di telingaqu. Motor Didi, suaminya Teh Ana. Kubiarkan saja dulu sampai waktunya jam duabelas tepat.

Waktu yg mendebarkan pun telah tiba. Aqu bangkit dari tempat duduk, menuju pintu kamar. Tidak terlalu jauh, antara pintu kamarku dgn pintu kamar Teh Ana. Hanya beberapa langkah saja. Sehingga tidak mungkin, jika ada yg mengetahuinya. Kuketuk pintunya dua kali. Dan tanpa menunggu lama, pintu pun terbuka. Terulas senyuman Didi menyambut kedatanganku.

Ternyata mereka telah lebih siap. Didi hanya mengenakan celana dalam. Dan tiba-tiba Teh Ana pun memelukku dari belakang. Tonjolan susunya terasa hangat dan empuk. Rupanya Teh Ana telah telanjang bulat. Dia membukakan pakaianku satu persatu. Kurasakan kehalusan kulit Teh Ana, membuat penis-ku langsung menegang. Didi yg memperhatikan dari depanku, napasnya terlihat agak memburu. Didi membuka celana dalamnya, penis-nya yg cukup besar itu sudah ngaceng juga. Bahkan Didi tidak segan-segan lagi memelukku dari depan. Betapa jijiknya saat bibirku harus berpagutan dgn bibir Didi. Namun Teh Ana seakan mengerti. Dia tetap memelukku sambil mencumbuku dari belakang.

Didi menarik tanganku ke atas kasur. Aqu disuruh merebahkan diri. Lalu dia menindihku sambil menggeraygi sekujur bodyku. Bibirnya tidak mau lepas dari bibirku. Penis-nya ditekankan pada kontolku. Lalu digesek-gesekaAnnya. Sementara Teh Ana hanya duduk di pinggirku, sambil mengusap-usap bodyku, yg tidak terhalangi body Didi. Tiba-tiba Didi memekik agak keras. HentidakaAnnya bertambah kuat, membuatku pingin muntah. Mungkin dia mau orgasme. Sebab terasa leherku digigitnya. Dan benar juga, terasa ada cairan hangat membasuh sekitar penis-ku. Dia kemudian terkulai dgn nafas yg tersengal-sengal.

Aqu muak. Jijik. Apalagi saat lidahnya menjilati air maninya yg tumpah pada bodyku. Bahkan dia pun mengulum kontolku. Dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Teh Ana. Dia mencumbuku dgn hasrat birahinya. Bodynya yg tidak terhalang selembar kain pun, membuat tanganku bebas menggerayg ke mana aqu suka. Aqu bangkit sambil menarik kontolku dari mulut Didi. Lalu cepat-cepat memasukan pada lubang kemaluan Teh Ana, yg sudah siap menyambutnya. Dgn gaya konvensional, kontolku sangat aman, keluar masuk kemaluan Teh Ana. Teh Ana mulai memejamkan matanya lagi. Aqu pun merasakan kenikmatan yg tiada tara.

Tiba-tiba punggungku dijilati oleh lidah Didi. Lalu ke telingaqu. Bahkan lama-lama lidahnya menerobos di antara bibirku dan bibir Teh Ana yg tengah menyatu. Aqu dan Teh Ana tidak merespoAnnya. Membuat Didi mencari posisi lain. Aqu tidak peduli. Semakin kupercepat pompaan bodyku. Aqu mulai tahu kelemahan Teh Ana. Kemaluan-nya harus ditekan dgn keras, agar cepat mencapai orgasme. Kulaqukan hal itu, sampai napas Teh Ana tersengal-sengal.

Tiba-tiba aqu dikejutkan perlaquan Didi. Dia berusaha memasukan kontolnya pada pantatku. Membuat aqu berguling, menggantikan posisi. Teh Ana di atas, aqu di bawahnya, masih berhadapan. Terlihat Teh Nia menyenangi posisi seperti ini. Dia leluasa menekan memeknya lebih keras, dan menggoygkaAnnya. Aqu menekan turun naik dari bawah.

“Aukh” Aqu tidak bisa menahan suaraqu, saking nikmatnya.
“Akh” Teh Ana pun menjerit agak tertahan. Rupanya dia sudah mau orgasme. Sama seperti halnya aqu.
Teh Ana mempercepat putaran pantatnya sambil menekan. Bodynya sudah merapat dgnku. Aqu pun mengalami hal yg sama. Kugigit lehernya, sebagai isarat bahwa aqu pun akan segera keluar.

Namun hal itu nampaknya mengundang nafsu Didi yg makin menggebu. Dia menarik body Teh Ana, setengah memaksa. Lepaslah penis-ku dari kemaluan-nya Teh Ana. Didi menyuruh Teh Ana, agar berganti posisi. Dia tetap di atasku, namun dgn posisi membelakangiku. Teh Ana yg tengah diburu nafsu yg kian memuncak, tidak bisa menolaknya. Dia melaqukan semua keinginan Didi. Bless.. penis-ku masuk lagi. Saat aqu akan bangkit, dadaqu disorong oleh tangan Didi. Dia mendekatkan batang penis-nya pada mulutku. Sejenak aqu benar-benar jijik. Namun Didi memaksanya. Sehingga untuk pertama kalinya, aqu mengulum penis. Kupejamkan mataqu. Di satu sisi aqu merasakan mual dan jijik. Di sisi lain, aqu merasakan kontolku semakin nikmat rasanya, dgn hentidakan kemaluan Teh Ana yg makin kuat.

Akhirnya aqu mencoba mengkonsentrasikan pada kenikmatan penis-ku. Biarlah bibirku mengulum penis Didi. Kubaygkan menjadi bibir Teh Ana. Apalagi saat Teh Ana makin mempercepat gerakaAnnya, terasa terbang di atas awan. Melayg-layg dgn kenikmatan. Hingga pada akhirnya, body Teh Ana terasa menegang. Aqu pun sama. Puncak orgasme akan segera tiba.

“Akgh.. emh.. sedikit la.. gi” Terdengar suara tertahan Teh Ana.
“Aqu juga” suara Didi pun terdengar.
Aqu mencoba mengeluarkan kontolnya dari mulutku, taqut tertumpah air maninya. Baru saja lepas, cret.. cret.. air mani Didi muncrat mengenai mukaqu.
“Agh..!” Didi berteriak.
Aqu bangkit seraya menghempaskan penis Didi. Kupeluk body Teh Ana dari belakang. Kubantu dgn hentidakan yg lebih dahsyat. Air mani Didi, kubersihkan pada punggung Teh Ana.

“Teh.. Akh” Aqu berbisik tertahan, sambil lebih merapatkan lagi bodynya.
“Heeh” Teh Ana pun sama halnya dgnku. Menekankan kemaluan-nya lebih keras. Kedua tangaAnnya melingkar ke belakang, menarik pinggangku. Sampai akhirnya.. cret.. cret.. cret.. kutumpahkan maniku dgn nikmatnya. Pantat Teh Ana masih bergerak turun naik. Rupanya dia belom orgasme juga. Sehingga aqu bertahan dgn menekan penis-ku lebih dalam.

Mungkin Teh Ana kesulitan orgasme dgn posisi seperti itu. Sebab dia tiba-tiba bangkit, dan berganti posisi. Dia tetap di atasku, namun dgn posisi berhadapan. Kupertahankan penis-ku untuk tetap bertahan. Kasihan Teh Ana. Dia memasukan lagi penis-ku yg telah berlendir. Lalu bergerak turun naik dgn bodynya menindihku. Lalu tangaAnnya melingkar pada leherku. Sekitar dua menit lamanya, dia baru terasa menggigit leherku agak kuat. Kubiarkan saja. Sampai akhirnya Teh Ana menghentidakan pantatnya untuk yg terakhir kalinya dgn sangat keras, diiringi erangan dari mulutnya yg cukup panjang.

“Aaakh” begitulah Teh Ana.
Kurasakan cairan hangat pada penis-ku yg masih berada di dalam kemaluan-nya. Lagi-lagi Didi mendekatkan penis-nya pada mulutku. Aqu malas sekali. Untungnya Teh Ana mengerti. Teh Ana-lah yg menyambut penis Didi, sambil merangsek maju. Teh Ana mengulum penis Didi. Sementara kemaluan-nya tepat di hadapanku. Maka aqu pun menjilat dan menyedotnya. Tapi tak tau bagaimana, tiba-tiba Didi menjatuhkan bodynya. Teh Ana pun terguling. Aqu tetap memburu kemaluan-nya. Teh Ana mengangkat paha kanaAnnya, untuk keleluasaan mulutku. Tiba-tiba mulut Didi sudah menempel pada kontolku juga. Begitulah pengalaman pertamaqu melaqukan three in one. Penis-ku dikulum oleh Didi. Aqu menjilati kemaluan Teh Ana. Sementara Teh Ana mengulum penis Didi.

*****

Aqu melaqukan three in one, selama lima kali. Tapi tetap, aqu menolak anal sex, apapun alasaAnnya. Dan selanjutnya aqu tidak mau lagi melaqukan three in one, sebab tidak tahan dgn jijiknya. Aqu hanya mau dgn Teh Ana saja. Sehingga aqu sering bolos kerja di siang hari. Leluasa sekali kalau melaqukaAnnya pada siang hari. Tidak ada gangguan. Hingga Aqu dan Teh Ana hampir tiap hari melaqukaAnnya. Berbagai gaya pun telah kupraktekan dgn diakhiri kepuasan. Sampai pada satu hari, kita tertangkap basah oleh suaminya. Tidak kusangka Didi pulang lebih awal. Untung saja, saat Didi pulang, kita sedang melaqukaAnnya di kamarku. Dia tidak bisa masuk, sebab kukunci dari dalam. Dan kita pun menyelesaikaAnnya dulu permainan sampai pada puncaknya, dgn menahan suara.

Setelah kejadian itulah, Didi sikapnya jadi berubah. Dia seperti tidak bersahabat lagi. Sampai akhirnya dia membawa pindah istrinya ke kontrakan lain. Tak tau ke mana. Aqu tidak mengetahuinya. Membuatku begitu kehilangan. Setelah dua minggu lamanya berpagutan dalam asmara membara, kini harus terhenti secara tiba-tiba.

Lima bulan kemudian, barulah aqu bertemu dgn Teh Ana. Dia menemuiku dgn agak tergesa-gesa. Teh Ana mengabarkan, bahwa dirinya akan dibawa pindah ke Sulawesi Selatan. Aqu terharu mendengarnya.

“Terimakasih atas kenangan indahnya” Kata Teh Ana, sambil mengusap perutnya yg telah membesar.
Aqu terbelalak. Dia ternyata tengah hamil. Bahkan kandungaAnnya sudah terlihat besar. Kalau dihitung sejak kepergiaAnnya, pasti kandungan Teh Ana telah berusia lima bulan.

The post Cerita Sex – terbaru Dilema Cinta Sang Istri appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Kekasih Yang Hebat

$
0
0

Cerita mesum, cerita mesum terbaik, cerita mesum nyata, Perkenalkan, namaku Sabrina. Aku dikarunia wajah yang cantik (bukannya aku GR, tapi memang semua teman-temanku, keluargaku dan kenalanku juga mengakuinya). Kata temanku, wajahku mirip salah satu artis Indonesia. Apalagi waktu aku tersenyum, kata mereka sangat mirip. Padahal menurutku biasa saja. Apalagi aku tidak sukar diajak bergaul. Karenanya aku punya banyak teman.Cerita mesum, cerita mesum terbaik, cerita mesum nyata,

Cerita Sex – Kekasih Yang Hebat

Selain itu aku sangat rajin merawat tubuhku. Fitness, olahraga dan ke salon adalah rutinitasku. Karenanya aku tumbuh menjadi gadis yang energic dan sexy. Baju-baju ketat, semi-transparan dan tank top adalah ‘seragam’ku, sehingga kemolekan tubuhku semakin terpancar. Malah kalau di rumah aku tidak segan-segan untuk tampil sangat sexy. Toh untuk apa punya tubuh sexy kalau tidak ditunjukkan ke orang lain. Tapi aku masih punya batas-batas kewajaran.

Aku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Umurku belum genap 20 tahun. Aku sebenarnya asli Jakarta, tapi aku lebih memilih untuk kuliah di Bandung. Biar jauh dari orangtua. Dari sejak SMA aku sudah bercita-cita ingin kuliah jauh dari orangtua. Soalnya malas juga tinggal serumah dengan orangtua, yang sedikit-sedikit melarang ini itu.

Di Bandung, Papaku membelikanku sebuah rumah. Aku tinggal sendiri di sana bersama pembantuku dan anaknya yang masih kecil. Rumahku cukup besar dengan perabotan yang lengkap plus mobil BMW seri terbaru, maklumlah Papaku adalah seorang pengusaha yang cukup sukses. Itu tidak seberapa baginya. Itu adalah hadiahku karena lulus UMPTN.

Sore itu aku baru puLang kuliah. Capek sekali rasanya setelah seharian berkutat dengan kuliah. Bayangkan saja aku kuliah dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Non stop. Karenanya aku merasa badanku lelah dan ingin istirahat. Untung besok libur (hari sabtu), jadi aku bisa memanfaatkan waktuku untuk istirahat.

Puh.. Aku mensandarkan tubuhku di sofa ruang tengah. Aku haus sekali, maka kuputuskan untuk memangil Bi Icah agar membuatkan minum untukku. Ups.. Ternyata aku lupa. Bi Icah dan anaknya sedang puLang kampung tadi pagi. Maklum sejak aku tinggal di Bandung mereka belum pernah puLang, jadi kuijinkan mereka puLang kampung. Ah.. Malas benar aku mengangkat pantatku dari sofa. Tapi rasa hausku mengalahkanku, maka dengan malas aku mengambil air dingin di dapur untuk menghilangkan rasa hausku.

Kemudian aku pergi ke kamar, kucoba untuk istirahat. Walau badanku capek sekali tapi aku tidak bisa memejamkan mata. Maka kuputuskan menyalakan komputerku mencoba mencari hiburan. Baru saja kunyalakan komputer, HP-ku berbunyi. Segera kuambil HP-ku dari tas. Di screen tertuliskan “CINTA”, maka segera kuangkat, karena itu adalah dari Adrian, lelakikku.

“Halo Sayang. Lagi ngapain? “Kata suara di seberang sana.

“Ada apa, Dri? Gue lagi sendiri nih di rumah. Gak lagi ngapa-ngapain” jawabku.

“Malam ini jalan yuk, say. Besok kan libur. Mau gak?”

“Aduh gue cape banget nih, Say. Malas keluar. Mending lo aja yang ke rumah. Lagian rumah sepi, Gak ada orang. Sekalian temanin gue. Mau gak?” Rengekku manja.

“Ya udah tunggu aja. 30 menit lagi gue ke sana. Dah Sayang..!” Katanya.

“Dah..”

Adrian adalah lelakik baruku. Orangnya ganteng da sangat perhatian terhadapku. Kami baru jadian sekitar 3 minggu yang lalu. Tapi dia sudah beberapa kali menikmati tubuhku. Yup.. Aku memang cewe yang liberal. Aku menyerahkan keperawananku sama mantanku sewaktu SMA dulu. Jadi bagiku sex bukan hal yang terlalu tabu. Tapi aku masih tahu tata krama. Aku gak sembarang tidur dengan lelaki. Aku gak mau dicap cewek gampangan. Aku hanya mau ML sama orang yang benar-benar kucintai. Ya.. Seperti Adrian ini. Dia lumayan bisa memuaskanku. Hampir di setiap kesempatan kami selalu mereguk kenikmatan duniawi. Paling sering sih di kontrakannya, karena sepi. Sedangkan di rumahku belum pernah karena ada pembantuku. Malah tak jarang, ketika kami sudah sama-sama pengen ML kami membooking hotel untuk menuntaskan nafsu kami. Mengingat-ingat kejadian itu libidoku perlahan-lahan naik.

Maka segera kuganti bajuku. Aku ingin tampil sexy di depan Adrian. Segera kugunakan celana pendek putih semi transparan yang ketat. Saking ketatnya terasa CD-ku tercetak di sana. Pantatku yang bulat sekal terlihat indah menonjol. Kemudian kugunakan tanktop putih ketat juga. Aku bercermin, lumayan sexy juga, batinku. Payudaraku yang lumayan besar tercetak di bajuku. Malah karena saking kecilnya bajuku itu, jika aku bergerak-gerak payudaraku juga terayun kesana kemari. Aku senang sekali melihatnya. Pasti Adrian suka melihatnya. Aku tak sabar ingin cepat-cepat berjumpa dengannya.

Beberapa saat kemudian kudengar suara klakson berbunyi. Itu pasti Adrian. Aku, bercermin sebentar memastikan penampilanku lalu membuka pintu. Benar saja, mobil Adrian sudah ada di depan gerbang rumahku yang masih terkunci. Aku berlari-lari menuju gerbang untuk membuka pintu pagar rumahku, hal itu otomatis membuat payudaraku terayun kesana-kemari. Adrian pasti melihatnya dengan jelas karena jarak yang tidak terlalu jauh. Payudaraku bergerak-gerak dengan bebasnya. Setelah kubuka gerbang, perlahan-lahan mobilnya masuk ke garasiku. Segera kututup gerbang kembali dan aku menghampirinya yang baru keluar dari mobil.

“Halo Sayang..” katanya. Dipamerkannya senyum manisnya. Kacamata coklat yang dipakainya menambah kesan macho-nya.

“Halo juga. Silahkan masuk, Say” kataku mempersilakannya masuk ke rumah.

Dia mengikutiku dari belakang. Aku bisa pastikan matanya tidak akan lepas dari pantatku yang bergoyang kesana-kemari dengan indahnya. Kemudian aku menutup pintu rumah dan menguncinya. Baru aku membalikkan tubuhku, Adrian sudah berdiri di depanku dengan senyum indahnya.

“Kamu sexy sekali hari ini, Sayang” katanya sambil mendekatkan bibirnya ke mulutku. Segera kusambut bibirnya dan kami melakukan french kiss.

“Terima kasih” jawabku sambil kembali menciumnya, kali ini ciuman kami makin dahsyat. Sambil menciumi bibirku, tangannya perlahan-lahan menjamah payudaraku. Aku semakin ganas membalasnya. Ketika tangannya mulai menyusup ke dalam tank topku, segera kuhentikan.

“Sabar dulu dong, Say. Ga sabaran amat” ucapku sambil menjauhkan tubuhku darinya.

“Mending duduk dulu, aku buatkan minum ya?”, Lanjutku lagi.

Aku sengaja menahan kenikmatan tadi, padahal sebenarnya aku juga sudah ingin sekali. Dia hanya mengangguk lalu pergi menuju sofa. Segera kubuatkan minum dan memberikanya kepadanya. Softdrink yang kusuguhkan Langsung dihabiskannya. Kemudian matanya menatapku. Aku tahu maksudnya. Maka aku pindah ke sebelahnya, lalu diciumnya bibirku. Aku hanya bisa memejamkan mata menikmati bibir lembutnya. Kemudian dia peluk aku dan tangannya mulai meremas-remas payudaraku. Aku mulai merem-melek sambil memutar badanku.

Sekarang aku duduk di paha Adrian berhadap-hadapan. Kembali kami berciuman dengan penuh gairah. Lidah kami saling beradu. Perlahan bibirnya turun ke pipiku lalu ke leherku. Diciumnya leherku. Lidahnya menari-nari dari ujung leherku ke ujung yang satunya lagi. Hal itu membuatku seperti cacing kepanasan saking nikmatnya. Tangannya tidak tinggal diam. Diremas-remasnya payudaraku yang mulai mengeras. Tangannya sungguh lihai meremas-remas payudaraku sehingga membuatku makin menggelinjang. Aku tak tahan hingga kembali kulumat bibirnya. Lidahku beradu dengan lidahnya lagi. Aku sudah tidak tahu kapan pertama kali aku semahir ini melakukan ciuman. Adrian mulai menyusupkan tangannya ke balik tank topku dan mencari pegangannya, payudaraku. Gesekan tangannya Langsung di permukaan kulit payudaraku hingga sungguh kenikmatannya tiada tara.

“Ehh.. Eh..” rintihku. Sejenak dihentikannya aktivitasnya karena menyadari sesuatu sambil bertanya..

“kamu ga pakai bra ya, Say?” aku hanya tersenyum lalu kembali melumat bibirnya.

Dia juga semakin ganas meladeni ciumanku. Tangannya makin keras meremas-remas payudaraku. Memelintir dari atas ke bawah dan sebaliknya. Kurasakan kemaluannya mulai menegang di bawah sana. Kemudian dia menghentikan remasan dan ciumannya, lalu mulai melepas tank topku. Aku membantunya melepaskan penutup payudaraku itu melewati kepala. Maka segera payudaraku yang tanpa penutup apa-apa lagi terpampang di hadapannya. Payudaraku yang putih, bulat kencang dengan puting berwarna kemerah-merahan menjadi santapan matanya. Dia sangat kagum melihat payudaraku. Walaupun sudah sering melihat payudaraku, bahkan menjilat, melumat dan menggigitnya, dia tetap saja menelan ludah menikmati pemandangan ini.

“Payudaramu indah sekali, Sayang!’ ujarnya.

Kemudian didorongnya kepalanya di antara kedua gunungku, lalu lidahnya bergerak di sana. Aku meringis dan mendesis menikmati momen tersebut. Kemudian dia mulai mencium payudaraku yang kanan, dilumatnya dengan penuh nafsu. Beberapa detik kemudian aku menjerit pelan karena aku merasakan gigitan pada puting kananku, dia dengan gemasnya menggigit dan mencupangi putingku itu sehingga meninggalkan jejak di sekitarnya.

“Hhmm.. indah sekali payudaramu ini Say,” pujinya lagi sambil tangannya yang satu lagi mengelusi punggung dan leherku dan berakhir di payudara kiriku.

Diremasnya payudara kiriku yang sudah tegak berdiri tersebut. Remasan dan jilatannya silih berganti antara payudara yang kanan dan yang kiri, sehingga menimbulkan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Aku sampai melayang-layang dibuatnya. Puas meremas payudaraku yang kiri, tangannya yang kanan mulai menurun hingga mencengkeram pantatku yang bulat dan padat. Aku hanya bisa mendesah nikmat. Kuremas-remas rambutnya mencoba mengimbangi desakan birahi ini. Untung rumahku sepi, kalau tidak mana mungkin aku bisa bercinta di sofa seperti ini.

Setelah puas menggerayangi payudaraku, dia pun melepaskanku. Segera dibukanya bajunya, lalu dia membuka celana panjang beserta celana dalamnya sehingga kemaluannya yang dari tadi sudah sesak dalam celana dalamnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tegak. Kemudian dia duduk di sofa dengan mengangkangkan kakinya. Matanya menatap mataku dengan penuh harap. Aku mengerti maksudnya. Dia ingin dioral tentunya. Sebenarnya aku kurang mahir melakukan oral sex, aku masih butuh belajar, tapi nafsu ingin saling memuaskan membuatku melakukannya. Maka perlahan-lahan aku duduk di Lantai menghadap kemaluannya.

Batang Adrian yang sudah tegang itu kini berada dalam genggamanku. Kukocok-kocok ke atas dan ke bawah. Nampaknya dia menikmati kocokanku. Tanganku yang halus naik turun di batangnya. Nampaknya dia sangat menikmati kocokanku di kemaluannya. Hal itu terbukti dengan matanya yang tertutup rapat. Aku menikmati ekspresinya yang keenakan itu.

“Uh.. Enak sekali Sabrina.. Oh..”, desahnya.

“Masukkan dong Say, ke mulutmu” pintanya.

Tanpa diminta 2 kali aku menuruti kemauan orang yang kusayangi itu. Perlahan namun pasti, kemaluannya kuarahkan ke rongga mulutku. Kemaluan itu kucium dan kujilat ujungnya dengan lembut bahkan sangat lembut sekali. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya. Seponganku di batangnya kupadukan dengan sedikit kocokan. Adrian pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tapi aku akan membuatnya lebih keenakan. Lalu kubuka mulutku lebih lebar untuk memasukkan kemaluan itu semuanya ke mulutku. Hhmm.. hampir sedikit lagi masuk seluruhnya, tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku.

Dalam mulutku, kemaluan itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala kemaluannya. Hanya itu yang kulakukan tapi tampaknya dia sudah blingsatan. Padahal harus kuakui bahwa oral sexku belum apa-apa dibandingkan cerita teman-teman cewekku yang pernah melakukannya. Bahkan masih kalah jauh daripada BF yang pernah kutonton. Tapi aku tetap meLanjutkannya. Toh Adrian masih keenakan. Memang sih, Adrian mengaku baru ML pertama kali denganku. Jadi dia belum bisa membandingkannya dengan yang lain.

Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajahnya saat menikmati seponganku. Dia mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang sudah bercucuran keringat dengan sapu tangan. Adrian nampaknya tidak mau cepat-cepat keluar, maka ditariknya kepalaku. Aku berdiri tegak di hadapannya yang masih bersandar di sofa. Segera kulepaskan celana pendek beserta CD-ku sekalian. Matanya nanar melihat ketelanjanganku. Aku seperti manusia yang baru lahir, polos. Kini aku sudah telanjang bulat di hadapannya. Aku lalu naik ke pangkuannya. Dengan senyum nakal aku meremas-remas payudaranya yang bidang.

Lalu kubenamkan kembali wajahnya ke payudaraku hingga dia pun mulai menyusu di situ. Kali ini dia menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu dikulum dan dihisap kuat-kuat. Tangannya di bawah sana juga tidak bisa diam, tangannya meremas-remas pantat dan pahaku. Dielus-elusnya paha putihku itu. Berbeda dengan pahaku yang dielusnya dengan lembut, pantatku justru diremasnya dengan keras. Gumpalan daging pinggulku menjadi bulan-bulanan tangannya.

Aku hanya mendesah-desah. Giginya yang putih menarik-narik puting susuku. Hal itu semakin membuatku merintih. Malah kini tangannya yang bercokol di pahaku mulai merambat semakin jauh. Aku tak kuasa untuk tidak merintih dan mendesah. Bongkahan pantatku diremas, payudaraku dilumat dan sekarang tangannya yang kanan menggerayangi kemaluanku dan menusuk-nusukkan jarinya di sana. Ohh.. nikmatnya, batinku.

Sebagai respons aku hanya bisa mendesah dan memeluknya erat-erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga keringatku menetes-netes. Mulutnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku, dia juga mengulum leherku dan mencupanginya. Cupangannya cukup keras sampai meninggalkan bercak merah. Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku lagi dimana lidah kami saling beradu dengan liar. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu.

“Dri.. Sekarang ya..”, pintaku memelas.

Aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menuntaskan birahiku. Maka kuangkat pantatku sebentar dan mengarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Dia memegang kemaluannya siap menerima kemaluanku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang kemaluanku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalam. Aku tak kuasa untuk tidak menjerit kala batang Adrian membelah bibir kemaluanku. Sama sepertiku, dia juga mendesah menyebut namaku saat kemaluannya amblas ditelan kemaluanku.

“Oohh..!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu pacarku. Kurasakan lubangku agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena seLanjutnya yang terasa hanyalah nikmat.

Kemudian, secara perlahan-lahan aku menaikturunkan tubuhku di atas kemaluannya. Kupacu kejantanannya dengan goyanganku. Aku tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan. Kugoyang-goyangkan kemaluanku di atas batangnya sambil sesekali membuat gerakan memutar. Kemaluanku seperti diaduk-aduk. Aku sangat menikmati posisi ini, karena aku bisa mengendalikan permainan. Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batang Adrian. Adrian juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Matanya menatap wajahku yang kemerahan karena nikmat.

“Ahh.. Ahh..” desahku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.

Payudaraku yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah di hadapannya. Adrian juga mulai membantu menyodok-nyodok kemaluannya, sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan sensasi kenikmatan dunia. Hal itu membuat payudaraku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini tidak disia-siakannya, dia Langsung melumat payudaraku yang kiri dengan mulutnya. Aku semakin menjerit keras. Dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi.

Adrian semakin menyerangku dengan meremas-remas payudaraku yang kanan serta memilin-milin putingnya. Adrian sungguh pintar menyerang titik sensitifku. Sepuluh menit lamanya kami berpacu dalam adegan demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya semakin lama semakin cepat dan makin berirama. Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Sungguh kenikmatan yang sangat indah. Tangannya yang tadi lembut menggerayangi paha dan pantatku, sekarang cenderung kasar. Aku sudah sangat kecapaian dengan posisi tersebut sehinga goyanganku semakin lama semakin tidak bertenaga. Malah kini dia yang aktif menyodok-nyodok kejantanannya.

Menyadari hal tersebut, Adrian minta ganti posisi. Ditariknya kemaluannya dari rongga kemaluanku. Ada perasaan kesal, tapi itu tidak berLangsung lama. Tubuhku dibalikkan telungkup di atas sofa. Lalu kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh Lantai, hingga otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya. Payudaraku yang dari tadi menjadi bulan-bulanannya menekan sofa karena aku telungkup. Adrian sibuk memegang erat-erat kedua pahaku.

“Siap-siap ya Say!” ujarnya.

Aku hanya bisa menganggukkan kepala menunggu kenikmatan seLanjutnya dengan posisi doggy style. Adrian pernah bercerita bahwa posisi ini sangat disukainya, karena dia yang mengambil kendali dan bebas meremas-remas semua bagian tubuhku, bahkan anusku. Sebelum menusuk kemaluanku, dia terlebih dahulu mencium punggungku. Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar menunggu kemaluannya menembus kemaluanku. Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga, hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan.

“Adrian.. Buruan..!” rengekku sudah tidak tahan lagi. Adrian mematuhiku. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan kemaluannya ke kemaluanku.

“Ohh.. Ngghh..!” desisku saat kemaluan yang keras itu membelah bibir kemaluanku.

Kemaluannya dengan perlahan dan lembut mengaduk-aduk kemaluanku. Kontan aku menjerit-jerit keras. Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan dengan sofa. Hal itu justru menimbulkan kenikmatan tersendiri, apalagi sofaku terbuat dari kulit sehingga gesekan di payudaraku terasa sedikit kasar namun nikmat.

“Ah.. Euh.. Ah.. Aw..” aku cuma bisa mendesah setiap kali dia menyodokkan kemaluannya ke kemaluanku.

Adrian menggenjotku semakin cepat. Kemaluanku dihunjam kemaluannya yang sekeras batu itu. Otot-otot kemaluanku serasa berkontraksi semakin cepat memijati miliknya. Dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruang tengahku. Mulutku megap-megap dan mataku terpejam. Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur selangkah sehingga payudaraku yang tadinya menempel di sofa kini menggantung bebas. Kemudian diLanjutkanya kocokannya. Payudaraku terayun ayun ke depan dan ke belakang. Terkadang payudaraku menyentuh sandaran bawah sofa sehingga menimbulkan rasa sakit. Tapi rasa sakit tersebut tertutupi kenikmatan yang menjalar ke seluruh aliran darahku.

Sambil berpacu dalam adegan doggy ini, tangannya kini tidak tinggal diam. Dia mulai menggerayangi payudaraku yang semakin ranum karena aku menungging. Ditariknya-tariknya benda kenyal itu sesuka hatinya. Aku merem-melek menikmati tangannya bergerilya dari payudaraku yang kanan ke payudaraku yang kiri. Aku menjerit kegelian saat dia mengocok kemaluanku dengan cepat dan keras, tapi dia meremas payudaraku dengan lembut sekali dan sesekali memelintir-melintir putingnya.

Tubuhku kembali menggelinjang dahsyat, pandanganku serasa berkunang-kunang. Gesekan-gesekan di lubang kewanitaanku serta remasanremasan di payudaraku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya aku pun tak bisa lagi menahan orgasmeku. Mengetahui bahwa aku akan segera keluar, dia semakin bergairah, tubuhku ditekan-tekannya sehingga kemaluannya menusuk lebih dalam, tangannya pun semakin kasar meremas payudaraku.

“Aahhkk..!” jeritku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku.

Kugenggam erat karpet ruang tamu merasakan detik-detik orgasmeku. Aku menggigit bibir merasakan gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Aku merasakan cairan cinta yang mengalir hangat pada selangkanganku. Tapi itu belum berakhir, karena Adrian masih terus mengocokku sehingga orgasmeku semakin panjang. Adrian juga nampaknya akan segera orgasme. Hal itu tampak dari adegannya yang khas jika akan orgasme.

“Aku mau keluar, aku mau keluar..” Adrian membisikkannya sambil ngos-ngosan dan masih terus mengocokku.

“Jangan di.. Jangan di dalam. Ah.. Ah.. Oh.. Aku.. Aku lagi.. Subur.”

Aku cuma bisa berbicara begitu, setidaknya aku bermaksud berbicara begitu karena aku tidak tahu apakah suaraku keluar atau tidak, pokoknya aku sudah berusaha, itu juga sudah aku paksa-paksakan. Aku tidak tahu apakah dia mengerti apa yang aku bicarakan, tapi yang jelas dia masih terus mengocokku.

Beberapa detik kemudian, dia mencabut kemaluannya, kakiku Langsung ambruk ke Lantai. Adrian yang menyodokku dari belakang akhirnya klimaks. Dia mengeluarkan kemaluannya dan menyiramkan isinya di punggung dan pantatku. Air maninya membasahi tubuhku bagian belakang. Tidak terlalu banyak spermanya, tapi sangat lengket kurasakan di tubuhku. Kemudian dia ambruk menindihku. Kurasakan kemaluannya yang menindih pantatku mulai mengecil.

“Terimakasih, Sayang” ucapnya sambil mengecup leherku. Aku hanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan barusan.

Akhirnya malam itu Adrian menginap di rumahku. Sudah bisa ditebak kami akan mereguk kenikmatan sepanjang malam sampai besok paginya karena libur.

Sesudah percintaan di ruang tamu tadi, Adrian menikmati tubuhku lagi di kamar mandi. Aku yang sedang mandi dikejutkan akan kehadirannya di depan pintu. Walau masih lemas, aku terpaksa meladeninya. Aku hanya diam di Lantai kamar mandi sedangkan dia yang aktif menyodokku. Malah yang seru adalah ketika sehabis makan malam di luar. Kami kembali ke rumah dan Langsung ke kamarku. Aku yang sudah bersiap-siap tidur diajaknya menonton BF di komputerku.

Adegan-adegan mesum di layar monitor membuat libidoku cepat naik. Aku mencoba memancing gairah Adrian, tapi dia menolak untuk menyetubuhiku. Aku bingung dibuatnya, tidak biasanya dia menolak seperti itu. Selama ini justru aku yang sering menolak bersenggama dengannya. Saat itu, katanya dia mau ML tetapi ada syaratnya. Dia memintaku untuk menari-nari seperti penari telanjang. Aku sih OK saja, berhubung dia adalah pacarku dan nafsuku ingin segera dituntaskan, maka aku menuruti kemauannya.

Bak seorang stripteaser professional, aku take action di hadapannya. Dia sangat bernafsu sekali menikmati pemandangan Langka tersebut. Baru setelah itu dia mengocokku. Kali ini tanpa basi-basi Langsung ditusuknya kemaluannya ke lubangku yang sudah sangat basah itu. Kenikmatan yang kuharapkan tercapai sudah. Aku benar-benar puas saat itu. Belum pernah kami bercinta sepanjang itu.

Cerita mesum, cerita mesum terbaik, cerita mesum nyata,

The post Cerita Sex – Kekasih Yang Hebat appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Terbaik Cinta Babby Sitter

$
0
0

Cerita dewasa, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terbaik, cerita dewasa terbaru terbaik, cerita dewasa terbaru 2016, cerita dewasa 2016 terbaik, cerita dewasa juli 2016, Malam telah larut dan jam telah menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang tadi kakakku bersama suaminya menghadiri pertemuan sebuah Network Marketing dan diteruskan dengan pertemuan khusus para leaders.

cerita-babby-1-240x300

Cerita Sex – Terbaik Cinta Babby Sitter

Untuk menghilangkan suntuk, aku connect ke internet dan berbagai macam situs aku buka, seperti biasa pasti terdapat banyak situs dewasa yang asal nyrobot. Biasanya aku langsung close karena aku enggak enak dengan kakakku, tetapi malam ini mereka tidak ada dirumah, hanya bersama dengan seorang baby siters keponakanku, namanya Marwah baru berumur 18 Tahun dan berasal dari Wonosobo. Memang agak kolotan dan dusun sekali, tetapi kalau aku perhatikan lagi Marwah memiliki body yang lumayan bagus dengan wajah yang tidak terlalu jelek.

Kami biasa mengobrolkan acara tivi atau terkadang Marwah(panggilan Marwah sehari-hari) aku ajari internet meskipun hasilnya sangat buruk. Entah kenapa malam ini keinginanku untuk melihat situs dewasa sangat besar dan libidoku naik saat aku lihat foto-foto telanjang di internet, tanpa aku sadari Marwahkeluar dari kamar dan berjalan ke arahku entah sudah berapa lama dia berdiri disampingku ikut memperhatikan foto-foto telanjang yang ada di monitor komputer.

“Apa enggak malu ya..?” tanya Marwahyang membuatku kaget dan segera aku ganti situsnya dengan yang “normal”. Dengan berusaha tenang, aku minta Marwah mengulangi pertanyaannya.

“Itu lho tadi, gambar cewek telanjang yang Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?”

Memang Marwah sangat lugu dan ndusun kalau soal beginian. Dengan santai aku jawab sembari menyuruhnya duduk disebelahku.

“Begini Mar, ini foto bukan aku yang buat, orang yang buat ini (sambil aku perlihatkan lagi situs yang memuat foto telanjang tadi), merekakan model yang dibayar jadi ngapain malu kalau dapat duit.”

Kemudian Marwahmelihat lebih seksama satu per satu foto telanjang itu dengan posisi badan agak membungkuk sehingga terlihat jelas bulatan kenyal panyudaranya, sudah sejak lama aku menikmati pemandangan ini dan aku sangat terobsesi untuk tidur dengan Mar-Mar. Aku tersentak kaget saat Marwah bertanya soal foto dimana seorang cowok sedang menjilati kemaluan cewek.

“Apa nggak geli ceweknya dijilati kayak gitu terus lagian mau-maunya cowok itu jilatin punya ceweknya padahalkan tempat pipis?”.

Dengan otak yang sudah kotor aku mulai berfikir bagaMarana aku memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

“Gini Mar, kemaluannya cewek kalau dijilatin oleh cowok malah enak, memang awalnya geli tapi lama-lama ketagihan ceweknya. Kamu belum pernah coba kan?” tanyaku pada Marwahsambil tanganku membuka foto-foto yang lebih hot lagi.

“Belum pernah sama sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susuku diremes sudah pernah, aku takut kalau nanti hamil”. (memang Marwahsangat terbuka tentang pacarnya yang di Bogor dan pernah suatu hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Marwahnggak mau).

“Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin hamil, gemana kalau kamu coba, nanti kalau kamu hamil aku mau tanggungjawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu nggak hamil, kamu nanti aku ajari gaya-gaya yang ada difoto ini. Gimana?”

Dan Marwahcuma diam sambil lihatin wajahku, sebenarnya aku tahu dia naksir aku sudah lama tapi karena posisi dia hanya babysiters yang membuatnya nggak PD.

“Benar ya.., janji lho?” pintanya dengan sedikit ragu.

Dan dengan wajah penuh semangat aku bersumpah untuk menepati janjiku, meskipun aku enggak ada niat untuk menepati janjiku. Aku putuskan sambungan internet dan mulai “melatih” Marwahdengan diawali teknik berciuman yang sudah pernah dia rasakan dengan pacarnya, sentuhan halus bibirnya yang lembut membuatku membalas dengan ganas hingga tanpa terasa tanganku telah meremas payudara Marwah yang memang masih kencang. Desahan halus mulai muncul saat bibirku menelusuri lehernya yang agak berbulu seolah Marwahmenikmati semua pelatihan yang aku berikan.

Aku merasa cumbuan ini kurang nyaman, aku dan Marwah pindah ke dalam kamar Mar-Mar, perlahan aku rebahkan tubuhnya dan bibirku bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan tanganku berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separoh tubuh Marwah telah bugil membuat libidoku tidak karuan. Tanpa ada keluhan apapun Marwah terus mendesah nikmat dan tangannya membimbing tangan kiriku meremas teteknya yang bulat sedangkan payudara kanannya aku lumat dengan bibirku hingga terdengar jeritan kecil Mar-Mar. Entah berapa lama aku mencumbu bagian atas tubuhnya dan sebenarnya keinginanku untuk bercinta sudah sangat besar tetapi aku tahu ini bukan saat yang tepat.

Perlahan aku turunkan celana pendek dan celana dalamnya bersama hingga Marwah sepenuhnya bugil dan ini yang membuat dia malu. Untuk membuat Marwah tidak merasa canggung aku mencumbunya lebih ganas lagi sehingga kini Marwah mendesah lebih keras lagi dan tangan kanannya meremas kaosku untuk menyalurkan gairahnya yang mulai memuncak. Bibirku kini mulai menjalar kebawah menuju kemaluannya yang tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan aku angkat kedua pahanya hingga posisi selakangannya terlihat jelas. Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di kemaluannya dan aku tahu baru aku yang melihat surga dunia milik Mar-Mar.

Kini bibirku mulai menjilati kemaluannya yang mulai banjir dengan halus agar Marwahtidak merasa geli dan ternyata rencanaku berjalan lancar, desahan yang tadi menghiasi cumbuanku dengan Marwah kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yang menandakan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan babysiters keponakanku. Semakin lama semakin banyak lendir yang keluar dari kemaluannya yang membuatku lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Marwah kejang dan suara lenguhannya menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. Dengan diiringi lenguhan panjang Marwah mencapai klimaks, tubuhnya bergerak tidak beraturan dan aku lihat sepasang teteknya mengeras sehingga membuatku ingin meremasnya dengan kuat. Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yang habis terkuras membuat tubuhnya yang bugil menjadi lunglai, dengan kepasrahannya aku menjadi sangat ingin segera menembus kemaluannya dengan kemaluanku yang sedari tadi sudah tegang.

“Marwah merasa sangat aneh, bingung aku jelasin rasanya” katanya dengan perlahan.

“Belum pernah aku merasakan hal ini sebelumnya, aku takut kalau terjadi apa-apa,” sambil memelukku erat. Sambil kukecup keningnya, aku jawab kekhawatiranya.

“Ini yang disebut kenikmatan surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Marwah nggak perlu takut atau khawatir soal ini, kan aku mau tanggungjawab kalau kamu hamil,” sambil kubalas pelukannya.

Sekilas aku lupa libidoku dan berganti dengan perasaan ingin melindungi seorang cewek, kemudian tanpa disengaja tangan Marwahmenyentuh kemaluanku sehingga membuat kemaluanku kembali menegang. Wajah Marwah tersipu malu saat aku lihat wajahnya yang memerah, kucium bibirnya dan tanpa menunggu komandoku Marwahmembalasnya dengan lebih panas lagi dan kini Marwah terlihat lebih PD dalam mengimbangi cumbuanku. Teteknya aku remas dengan keras sehingga Marwahmengerang kecil. Kini bajuku dibuka oleh sepasang tangan yang sedari tadi hanya mampu meremas keras kasur yang kini sudah acak-acakan spreinya dan aku imbangi  dengan melepas celana pendekku dan segera terlihat kemaluan yang sudah tegang karena aku terbiasa tidak memakai CD saat dirumah. Melihat pemandangan itu, Marwah malu dan menjadi sangat kikuk saat tangannya aku bMarbing memegang kemaluanku dan setelah terbiasa dengan pemandangan ini aku membuat gaya 69 dengan Marwah berada diatas yang membuatnya lebih leluasa menelusuri kemaluanku.

Setelah beberapa lama aku bujuk untuk mengulumnya, akhirnya Marwahmau melakukan dan menjadi sangat menikmati, sedangkan aku terus menghujani kemaluannya dengan jilatan lidahku yang memburunya dengan ganas. Karena tidak kuat menahan rasa nikmat yang menyerang seluruh tubuhnya, Marwahtak mampu meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati jilatan lidahku di kemaluannya dan aku tahu Marwah menginginkan kenikmatan yang lebih lagi sehingga tubuh bugilnya aku rebahkan sedangkan kini tubuhku menindihnya sembari aku teruskan bibirku menjelajahi bibirnya yang memerah.

Perlahan tanganku menuntun tangan kanan Marwahuntuk memegang kemaluanku hingga berada tepat di depan mulut kemaluannya, aku gosok-gosok kemaluanku di lipatan kemaluannya dan mengakibatkan sensasi yang menyenangkan, erat sekali tangannya memelukku sambil telus mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yang mulai parau. Kemaluannya semakin basah dan perlahan kemaluanku yang tidak terlalu besar mendesak masuk ke dalam kemaluannya dan usahaku tidak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan kepala kemaluanku. Perlahan aku mencoba lagi dan dengan inisiatif Marwahyang mengangkat kedua kakinya hingga selakangannya lebih terbuka lebar yang membuatku lebih leluasa menerobos masuk kemaluannya dan ternyata usahaku tidak sia-sia. Dengan sedikit menjerit Marwah mengeluh,

“Aduh.., sakit. Pelan-pelan dong” dengan terbata-bata dan lemah kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saat seluruh kemaluanku telah masuk semua, aku diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang kemaluannya.

Perlahan aku gerakkan kemaluanku keluar-masuk liang kemaluannya hingga menjadi lebih lancar lagi, semakin lama semakin kencang aku gerakkan kemaluanku hingga memasuki liang paling dalam. Berbagai rancauan yang aku dan Marwah keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan yang kami alami sudah tidak terkendali lagi, hampir 15 menit aku menggenjot kemaluannya yang baru pertama kali dMarasuki kemaluan hingga aku merasa seluruh syaraf kenikmatanku tegang. Rasa nikmat yang aku rasakan saat spermaku keluar dan memasuki lubang kemaluannya membuat seluruh tubuhku menegang, aku lumat habis bibirnya yang memerah hingga Marwahdan kedua tanganku meremas teteknya yang mengeras. Akhirnya aku bisa merasakan tubuh Marwahyang lama ada dianganku.

Kami berdua tergolek lemah seolah tubuhku tak bertulang, kupeluk tubuh Marwah dengan erat agar dia tidak galau dan setelah tenagaku pulih aku berusaha memakaikan baju padanya karena Marwahtidak mampu berdiri lagi. Saat aku hendak mengenakan CD aku lihat sedikit bercak merah dipahanya dan aku bersihkan dengan CD ku agar Marwahtidak tahu kalau perawannya sudah aku renggut tanpa dia sadari.

 

Kami berdua melakukan hal itu berulangkali dan Marwah semakin pintar memuaskanku dan selama ini dia tidak hamil yang membuatnya sangat PD. Tanpa disadari 2 tahun aku menikmati tubuhnya gratis meskipun kini Marwah tidak menjadi babysiters keponakanku sebab kakakku telah pindah rumah mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke daerah lain. Sekarang Marwahmenjadi penjaga rumahku dan sekaligus pemuas nafsuku saat pacar-pacarku tidak mau aku ajak bercinta.

Saat lebaran seperti biasa Marwah pulang kampung selama 2 minggu dan yang membuatku kaget dia membawa seorang cewek sebaya dengan Marwah dan bernama Dina yang merupakan sepupunya. Memang lebih cantik dan lebih seksi dari Marwah yang membuatku berpikir kotor saat melihat tubuh yang dMariliki Dina yang lugu seperti Marwah 2 tahun lalu. Pada malam harinya, setelah kami melepas rasa kangen dengan bercinta hampir 2 jam, Marwah tiba-tiba menjadi serius saat dia mengutarakan maksudnya.

“Mas, aku sudah 2 tahun melayani Mas untuk membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang seperti yang aku berikan saat ini,” Marwah terdiam sejenak.

“Aku ingin tahu, apakah ada keinginan Mas untuk menikahiku meskipun sampai saat ini aku tidak hamil. Apa Mas mau menikahiku?”

Aku terhenyak dan diam saat disodori pertanyaan yang tidak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama aku terdiam dan tidak tahu mau berkata apa dan akhirnya Marwah meneruskan perkataannya.

“Marwah tahu kalau Mas nggak ada keinginan untuk menikahiku dan aku nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2 tahun ini aku merasa sangat bahagia dan sebelum itu aku telah mencintai Mas dan menjadi semakin besar saat aku tahu Mas sangat perhatian denganku.”

Marwah terdiam lagi dan aku memeluknya erat penuh rasa sayang dan Marwah pun membalas pelukanku.

“Tapi.., aku ingin lebih dari ini. Aku ingin bisa menikmati cinta dan kasih sayang seorang suami dan itu yang membuatku menerima pinangan seorang pria yang rumahnya tidak jauh dari desaku.” Aku terhenyak dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yang benar-benar mengagetkanku.

Kami berdua hanya bisa diam dan tanpa terasa meleleh air mataku dan aku baru merasa bahwa aku ternyata benar-benar menginginkannya, namun ternyata sudah terlambat. Keesokan harinya aku mengantar Marwah ke terminal untuk kembali pulang ke desanya dan menikah dengan seorang duda tanpa anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya meskipun dia sudah tidak perawan. Dengan langkah gontai aku kembali ke mobilku dan melalui hari-hariku tanpa Marwah.

The post Cerita Sex – Terbaik Cinta Babby Sitter appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex – Ratna Oh Gadisku

$
0
0

Cerita hot 2016, cerita hot terbaru, cerita hot, cerita sange 2016, cerita sange terbaru, cerita sange, Engkau seperti kekasihku yang dulu, sungguh hadirmu menyejukan jiwaku.

ratma-gadisku-2-300x300

Cerita Sex – Ratna Oh Gadisku

Setelah aku mengenal kehidupan di atas ranjang bersama gadisku Ratna, yaitu gadis adik ipar induk semangku yang juga temanku sekantor di tempat kostku maka setiap kesempatanku hanya berdua di rumah selalu hanya gejolak gairah sex memenuhi hari-hariku bersama Ratna. Kenikmatan bersetubuh dapat kulakukan bersama seakan tiada puasnya karena terus berulang dan berulang lagi berdua di rumah.

Cerita ini sebagai akumulasi fantasiku bila mengingat saat dulu menyetubuhinya, rutinitas kegiatanku jika kesempatan hanya berdua dengan Ratna kuperoleh, terutama saat hari libur, seolah temanku memberikan kesempatan dengan leluasa kepadaku untuk hal ini, kebetulan dia kalau hari libur mengajak keluarganya menginap di rumah saudaranya, dan Ratna tidak ikut jadi yah apalagi yang dapat aku perbuat kecuali romantisme di atas ranjang. Hubunganku bak pasangan suami istri yang sedang hangat-hangatnya.

Kebetulan hari itu hari libur, temanku pagi-pagi sekali sudah berkemas bersama istri dan anaknya berangkat menuju ke rumah saudaranya ketika aku masih belum keluar kamar, sementara aku masih malas-malasan di kamar namun kudengar suara akan keberangkatannya. Setelah suasana senyap, kucoba untuk melihat keluar kamar dan ternyata sepi sedang Ratna juga tampaknyamasih belum bangun dari tidurnya. Kupikir ini saat yang nikmat pagi-pagi untuk kembali menyetubuhinya, mengingat sudah lima hari dari Senin sampai Jumat kesempatan itu tertunda karena temanku dan istrinya berada di rumah, sedang mau nyolong kesempatan rasanya agak sulit.

Aku segera menuju kamar Ratna menyelusup ke lehernya, mencium dan menggigit-gigit kecil untuk membangunkan Ratna. Sebetulnya Ratna sendiri sepertinya sudah terbangun sejak tadi, cuma masih malas membuka mata. Ia memelukku erat-erat, mendesah juga dirinya dan mulai menggelinjang sambil tertawa kecil. Berarti aku juga sebagai suaminya dalam kehidupan yang sudah seranjang atau samen leven di rumah kost.

Di pagi dengan udara yang masih sejuk, aku demikian bernafsu untuk menggumulinya. Pagi itu kulihat posisi tidurnya seakan dia sengaja sehingga kembali dada Ratna yang subur dan kenyal segar itu terpampang. Cepat-cepat Aku menelusuri bulatan sintal yang menggairahkan itu dengan hidung dan mulutku. Hmm.. tambah nikmat jika kecupanku tanpa penghalang seperti ini.

“Sengaja Mama harapkan Papa nyusul ke sini, mumpung kita tinggal berduaan,” katanya sambil senyum dengan matanya yang masih mengatup ketika aku naik ke atas ranjangnya.

“Papa mau ngerasain payudara hangat Mama waktu pagi begini,” sambutku saat mulai mengecup putingnya yang sudah terbuka.

“Yang nikmat Sayang, pelan-pelan nyedotnya, yaa..” bisik Ratna sambil menggelinjang, seolah dia membimbing bayinya yang sedang bernafsu akan menyusui puting payudaranya.

Aku menjulurkan lidahku, menelusuri lembah diantara dua payudara Ratna. Aku naik ke bagian atas, melingkari wilayah bulat coklat hitam di pangkal puting Ratna.

“Aah.. geli, Yang..” desah Ratna, tetapi sama sekali tidak bermaksud memprotes. Aku berputar-putar lagi di tempat yang sama, dengan takjub melihat puting yang tadinya tergolek lemah kini perlahan menegak tegang. Setelah tegak sepenuhnya, tak tahan lagi, aku memasukkan puting itu ke mulutku. Pelan-pelan kusedot daging kenyal hangat itu.

“Aah.. geli sekali, Yaang..” erang Ratna, sama sekali tidak memprotes, melainkan justru bermaksud menambah semangat suaminya.

Dalam sekejap puting kiri Ratna sudah basah dan berdenyut hangat. Apalagi Aku juga kadang-kadangmemainkan putingnya di dalam mulut, menekan-nekan puting itu ke kiri dan ke kanan.

“Yang satu lagi ngiri, Yaang..” desah Ratna gelisah, sambil dia meremas, merangsang sendiri payudaranyayang sebelah kanan, untuk membangkitkan puting payudaranya yang juga mulai menegang.

Aku melepaskan mulutku dari payudara kiri, berpindah cepat ke payudara kanan. Ratna mengerang keras, menggelinjang gelisah, karena tanganku kini meremas payudara kiri yang untuk menggantikan mulutku sambil memberi pelintiran lembut pada putingnya yang tegak. Kini kedua bukit gairah sensual itu terasa geli belaka. Sambil mendesis dan mendecap seperti orangkepedasan, Ratna memejamkan matanya, menikmati sensasi luar biasa di pagi yang segar ini.

Aku sangat mudah terangsang kalau bersentuhan dengan payudara istriku ini. Rasanya seperti tidak pernah puas walau setiap kali menggairahi Ratna, terasa dalam buaian wanita yang memberinya payudara penuh pesona. Naluriku sebagai lelaki begitu bergejolak. Payudara wanita adalah bagian tubuh yang paling kelihatan sensual karena wanita sendiri ternyata memberikan bagian yang menonjol itu untuk merangsang lelaki. Apalagi suatu kemujuran bagiku dan mungkin sudah menjadi keberuntunganku, begitu pertama aku mengenal indahnya tubuh wanita, yang kudapatkan adalah Ratna, seorang wanita yang mempunyai ukuran payudara 36B, proporsional dengan bentuk anatomi tubuhnya yang sempurna mulai dari tinggi badan, dada, perut, pinggul dan pahanya demikian serasi yang tanpa rahasia lagi diantara aku dan Ratna, kini setiap saat dapat aku nikmati dalam kebugilannya dan kusetubuhi dengan penuh gairah sex.

Ukuran payudaranya yang 36B itu boleh dibilang cocok untuk ukuran tubuh dan pinggangnya yanglangsing. Memang indah tubuh istriku ini. Melihat payudaranya yang telah terbuka lebar itu, dengan tidak sabarnya aku mulai meremas dan menciumi payudaranya yang belum pernah dijamah oleh siapa pun. Dengan segenap ketulusannya Ratna membagi gairah sex denganku, sengaja dia menelentangkan tubuhnya, dengan posisi membentangkan tangannya di atas kepala untuk menyerahkan sepenuhnya kedua daging payudaranya untuk kugagahi sepuasnya sebagai suaminya,sehingga dadanya lebih bebas terbuka dan aku lebih bergairah mencumbunya.

Aku mengangkat badannya, naik menjelajahi bukit payudara yang menjulang penuh, menggunduk dan menantang itu dengan gairah yang semakin membara. Lalu satu tanganku merayap turun sambil membawa serta daster istriku. Sekali tarik, daster itu lolos dari kedua kaki Ratna, sehingga kini tinggal celana dalam ketat lagi transparan yang membungkus bagian selangkangan tempat di mana telah sering memberikan nikmatnya persetubuhanku berkali-kali.

Aku menelusupkan tanganku ke bawah, meraih selangkangan Ratna yang dengan senang hati membuka memberi jalan.

“Aaaah.. hhhmm!” Ratna mengerang keras ketika jari tengahku masuk diantara dua bibir kenikmatan gairah sexnya. Ratna seolah dibuai oleh gejolak kenikmatan seks bertubi-tubi, yaitu dari payudara dan liang senggamanya.

Sambil terus mengulum, menyedot dan menggigit payudara serta putingnya, aku mengelus-elus lembut lembah cinta istriku yang mulai basah. Sekali-sekali ujung jariku memutar-mutar di atas bibir kenikmatan perempuan ini, terselip di pojok atas bibir kewanitaannya. Ratna mengerang-erang semakin keras dan semakin gelisah.

“Kaosnya dong Yaang.. dibuka..” desah Ratna sambil mulai menarik baju kaos yang kukenakan. Cukup susah melakukan hal itu karena aku tidak mau lepas dari dada dan selangkangan istriku. Tetapi dasar Ratna namanya kalau sudah tersengat gairah sexnya tidak kurang akal membuka baju suaminya tanpa mau kehilangan momen kenikmatan barang sedetik.

“Papa, aku kulum penismu, Yaaang..” permintaan Ratna, nafasnya memburu ingin segera menciumi kejantananku. Aku menurutinya dan segera berdua bisa saling hisap, saling kulum, saling sedot, penuh gairah dan penuh rasa gelora gairah sex yang tak terkira. Ratna mengerang-erang dengan mulut dipenuhi kejantananku. Aku mendesah-desah sambil menenggelamkan wajahku diantara dua paha mulus Ratna. Decap kecipak mulutnya dan desah selagi mengemot kejantananku terdengar ramai, erotis sekali.

Tidak lama kemudian, aku berdua tak kuasa menahan lagi untuk saling meneruskan posisi ini. Ratna menelentang dan membuka kedua pahanya lebar-lebar memberikan bibir kewanitaannya. Aku mengangkat tubuhku dalam posisi push up di atas tubuh istriku dan mulailahpersetubuhan yang penuh tumpahan gejolak gairah sex. Lalu dengan tangan Ratna, dituntunlah kejantananku yang tegak menekan dalam-dalam ke gerbang gairah sex kewanitaannya.

“Yaang.. masuknya masih belum pas.. eehh.. yah.. heehh..”

“Aah!” Ratna menjerit sambil memejamkan matanya erat-erat tanda kejantanan suami yang kenyal ini amblas masuk, langsung menyentuh sarang kenikmatan kelaminnya, langsung menuju saat puncak kenikmatannya.

Sambil bertumpu di kedua siku, aku menenggelamkan wajahku di leher Ratna yang sudah dibasahi keringat. Sambil mencium dan menggigit-gigit kecil, aku mulai menggenjot, mengeluar-masukkan kejantananku penuh semangat. Ratna mengangkat kedua kakinya, memeluk pinggangku erat-erat, mengunci tubuh yang juga sudah berkeringat itu kuat-kuat. Perjalanan menuju puncak gairah sex.

“Ah.. yang keras, Yang! uuhhh..” desah Ratna, merasakan puncak kenikmatannya sudah tiba, dan ia ingin digenjot sekeras-kerasnya.

Aku menekan lebih keras lagi, sampai kadang-kadang ranjang seperti bergeser diterjang tubuhnya. Pangkal kejantananku membentur lingkar bibir kewanitaan Ratna yang sedang berdenyut-denyut mempersiapkan ledakanku.

“Aah!” Ratna menjerit merasakan ledakan pertama menyeruak dari dalam tubuhnya,

“Nggak tahan, Yang.. aah! hhh.. Yaang..”

Aku terus menekan dan menghujam, karena aku sendiri juga sudah ingin meledak rasanya. Seluruh perasaanku seperti ingin tumpah ruah sesegera mungkin. Apalagi otot-otot kenyal di kewanitaan istriku kini mencekal dan mengempot erat, seperti meremas-remas dan mengurut-urut kejantananku. Aku juga tidak tahan lagi.

“Uuuh!” aku itu menggeram sambil menggenjot keras-keras.

“Ah.. ah.. ah.. ah..!” Ratna mengerang setiap kali genjotan maha dahsyat itu menerjang tubuhnya.”Aah!” Aku mengerang keras, menancapkan dalam-dalam kejantananku dan bertahan menikmati indahnya persetubuhanku, ketika denyutan ejakulasi melanda seluruh tubuhku.

“Oooh.. Oooh.. Oooh..” Ratna mendesah panjang saat merasakan air spermaku menumpahkan sejutakenikmatan di dalam liang kewanitaannya untuk yang kesekian kali setiap kali aku dan Ratna bersenggama.

Senggama pagi yang panas ini benar-benar sangat bergairah, sehingga setelah mencapai puncak. Aku terjerembab nikmat di atas tubuh telanjang istriku. Ratna tersengal menahan tubuhku, dan menelentang tak berdaya.

Aku mulai bangkit meninggalkan ranjang untuk mandi sementara Ratna masih tinggal tergolek telanjang di tempat tidur beberapa lama lagi, memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan kenikmatan cinta dari alat kelamin kami berdua perlahan-lahan menyatu meresap turun menjalar dan membasah juga tidak tahan lagi, sementara keringat kenikmatan kami berdua seakan mengalir dengan deras.

Aku mulai bangkit meninggalkan ranjang untuk mandi sementara Ratna masih tinggal tergolek telanjang di tempat tidur beberapa lama lagi, memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan kenikmatan cinta dari alat kelamin kami berdua perlahan-lahan menyatu meresap turun menjalar.

“Papa mau yang ketiga..?”

“Emangnya apa Ma..?”

“Yah.. Nanti lagi..”

“Menu ketiganya emang apa Ma?” tanyaku.

“Papa mau apa terserah pinginnya yang gimana, he.. hee.. he..” Ratna ketawa bercanda.

Dan siang itu aku lengket terus bergelut dengan Ratna, kunikmati tubuhnya sepanjang hari liburku sepuasnya. Gairah yang akan kuceritakan pada episode berikutnya.

cerita bokep 2016, cerita bokep terbaru,cerita bokep, cerita ngentot 2016, cerita ngentot terbaru, cerita ngentot,

The post Cerita Sex – Ratna Oh Gadisku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Wanita Kesepian

$
0
0

Cerita Mesum Wanita Kesepian – Tanah Sunda telah dikenal dgn gadis cantiknya sejak dari dulu. Bahkan konon di jaman penjajahan Belanda banyak tuan-tuan pemilik perkebunan yg mengawini perempuan Sunda di sekitar lokasi perkebunan untuk dijadikan istrinya. Aqu mengenal Ketrin dari hobi jalan malam di sekitar SM-Merdeka dan Siliwangi-Sukasari di Bogor.

Cerita Sex Perempuan Sunda yg kesepianKetika sedang nongkrong di Wartel dekat pintu masuk Taman Topi ada perempuan yg mondar-mandir didekatku. Dia mengenakan pakaian seragam sebuah pabrik. Kukira dia lagi nunggu kawannya. Tak lama kemudian ada seorang perempuan lagi yg datang dan mendekatinya. Mereka bicara dgn suara keras dan nada tinggi seperti sedang memperdebatkan sesuatu. Aqu tak mau ikut campur dgn pembicaraan mereka. Toh aqu juga tak tahu ujung pangkalnya.

Cerita Mesum, Cerita Mesum Terbaru, Cerita Mesum 2017, Cerita Mesum Hot, Cerita Mesum Nyata, Cerita Mesum Terbaik

Cerita Sex – Wanita Kesepian

Setelah dilerai oleh Security, perempuan yg datangnya belakangan akhirnya pergi dgn masih tetap memaki-maki perempuan pertama dalam bahasa Sunda. Aqu yg hanya sedikit tahu bahasa Sunda masih belom bisa sepenuhnya menangkap apa yg sedang terjadi di dekatku. Aqu mulai tertarik dan memperhatikan mereka. Perempuan pertama tadi hanya diam saja, meskipun raut mukanya menunjukkan kekesalan. Kudekati dan kutanya,

“Kenapa Teh, maaf kelihatannya lagi berantem. Apa sih masalahnya?”

“Nggak pa-pa kok. Dia menuduhku ada hubungan dgn suaminya. Padahal aqu berhubungan dgn suaminya hanya sebatas urusan pekerjaan,” katanya.

“Ya telah, teteh kelihatannya masih kesal. Minum es dulu yuk biar tenang,” kuajak dia untuk duduk minum di kafe yg banyak terdapat di sana.

Kami pesan es buah. Kutawarkan untuk makan tapi dia menolaknya.

“Terima kasih Aa. Saya teh telah nggak ada nafsu makan dan lagian masih kenyg,” katanya halus.

Aqupun maklum saja. Mungkin setelah bertengkar tadi meskipun perut lapar jadi tak ada selera makan. Setelah pesanan kami datang, ia mengaduk gelasnya perlahan-lahan dgn sendoknya.

“Telah tenang sekarang. Kalau boleh tahu, apa sih masalah sebenarnya?” tanyaqu.

“Saya memang belakangan ini sering jalan dgn suaminya untuk urusan pekerjaan. Eh dianya cemburu ketika ketemu kami di Cibinong,” jawabnya.

“Kan bisa dijelasin ama suaminya?”

“Telah, tapi dia nggak terima. Dibilang saya gatel, perempuan murahan dan lain-lainnya. Daripada saya ladenin, nanti jadi makin rame saya tinggal pulang aja ke kantor. Eh dia belom puas dan telpon ke kantor. Katanya tungguin nanti malam di Wartel sini agar bisa selesai. Sampai di sinipun saya masih dimaki-maki. Untung dilerai sama Security”.

Akhirnya aqu tahu dia bernama Ketrin dan bekerja sebagai supervisor produksi di salah satu pabrik tekstil yg memang banyak terdapat di sekitar Cibinong. Rumahnya di sekitar Biotrop. Suaminya minggat dgn perempuan lain enam bulan lalu. Jadi statusnya sekarang menggantung. Janda tak, bersuamipun tak juga. Dia belom punya anak. Janda kembang gantung, pikirku. Badannya ramping cenderung kurus, kulitnya bersih dgn dada membusung di balik seragamnya. Ada keindahan tersendiri melihat seorang perempuan dalam pakaian seragam. Eksotis.

Entah kenapa kalau ketemu perempuan seringkali statusnya janda. Tapi sebenarnya aqupun tak mau merusak keperawanan seorang gadis. Bagiku berat bebannya. Lebih enjoy dgn janda atau gadis yg telah tak perawan. Tak usah mengajari lagi.

“Aqu mau pulang, tapi pikiranku suntuk. Dibawa tidurpun pasti nggak mau,” katanya lagi.

“Kalau gitu kita jalan ke Puncak aja yuk. Menenangkan pikiran,” ajakku.

“Boleh, tapi jangan kemalaman ya!”

“Nggak, kan rumahmu juga nggak terlalu jauh ke Puncak”.

Aqu mulai berpikir, pasti kami nggak akan kemalaman, paling-paling kepagian. Kamipun segera menghabiskan minuman dan segera berangkat ke Puncak. Sampai di daerah Cibogo, ia minta turun dan mengajak berjalan kaki menyusuri jalan raya. Para GM yg sedang menjerat mangsa menawarkan penginapan pada kami. Aqu hanya menatap Ketrin dan ternyata dia cuek aja dgn tawaran GM tadi.

Dinginnya udara Puncak mulai terasa. Ia mulai kedinginan dan mendekapkan kedua tangannya di dadanya.

“Dingin?” tanyaqu.

Ketrin hanya mengangguk saja. Sembari jalan kulingkarkan tangan kiriku pada bahu kirinya. Ia menggelinjang sedikit, sepertinya menolak pelukanku. Tapi tanganku tetap dibiarkan di bahunya. Bahkan tangan kanannya melingkar di pinggangku dan mencubitku. Aqu menggerakkan pinggulku sedikit kegelian. Sampai di depan sebuah wisma kami berhenti.

“Masuk yuk!” ajakku.

“Mau ngapain. Katanya nggak sampai malam,” jawabnya. Ada nada kerakemaluann atau mungkin juga kepura-puraan.

“Ngapain aja terserah kita dong. Lagian kalau dua orang berbeda jenis masuk ke hotel ngapain?” pancingku.

“Tidur aja. Kamu merem, saya merem. Aman kan,” katanya.

“Nggak mau. Kalau kamu merem aqu melek, sebaliknya kalau kamu melek aqu yg merem, supaya ada yg jaga,” kataqu melempar umpan semakin dalam.

“Ayo. Tapi kamu janji jangan macam-macam. Awas nanti,” katanya mengancamku.

Dari suaranya umpanku telah termakan. Tinggal tarik ulur tali saja agar ikannya tak terlepas. Kami masuk ke dalam kamar. Kuperiksa sebentar kelengkapannya. Jangan sampai lagi tanggung room boy datang antar kekurangannya. Aqu minta air putih saja untuk di dalam kamar. Meskipun udara dingin, aqu yakin nanti pasti perlu minum. Ketrin masuk ke dalam kamar mandi dan sebentar kemudian terdengar suara air yg keluar dari jepitan pintu kemaluan. Wsshh dan tak lama suara guyuran air.

Aqu keluar kamar, berdiri di teras kamar sembari melihat suasana. Sepi, karena memang bukan week end. Aqu masuk lagi ke dalam kamar. Kebetulan Ketrin pun keluar dari kamar mandi. Pintu keluar dan pintu kamar mandi berdekatan posisinya. Kupandangi wajah Ketrin, kupegang tangannya dan dgn sekali tarikan ia telah ada dalam pelukanku. Ia sedikit meronta, tapi rasanya hanya penolakan pura-pura.

“Jangan.. Jangan!”

Kalau memang dia tak mau, pasti kami berdua tak akan sampai ke kamar ini. Kucium bibirnya yg tipis. Lemas sekali bibirnya sehingga terasa kenikmatan mulai menjalar, meskipun ia belom membalas ciumanku. Kulepaskan lagi ciumanku dan kutatap matanya.

“Aqu mohon.. Jangan.. Jangan. Jangan disini sayg!” Ia mengakhiri kata-katanya dgn menyerbu bibir dan mukaqu kemudian menarikku ke ranjang.

“To, aqu merasa kesepian dan kedinginan. Kamu mau berikan kehangatan?”

Rasanya terbalik pertanyaan itu. Mestinya aqu yg tanya apakah dia mau bercinta dgnku.

“Pasti. Kita akan sama-sama puas malam ini”.

“Terima kasih To. Aqu.. Aqu..”.

Sembari berkata begitu ia langsung mencium bibirku. Aqupun langsung membalas ciumannya. Bibir kami saling berpagut, lidah kami saling mendorong dan menjepit saling sedot. Cukup lama kami menikmatinya. Bibirnya memang benar-benar terasa sangat lemas sehingga dapat kupermainkan dan kuputar-putar dgn mulutku.

“Ayo puaskan aqu sayg.. Ah. Ah.” suaranya hanya mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya.

Tangan kiriku mulai menjalar di pahanya. Kusingkapkan roknya, benar-benar mulus sekali pahanya. Kuremas-remas sampai ke pangkal pahanya. Ketika sampai di celana dalamnya, kutekankan jari tengahku ke belahan di tengah selangkangannya dan ku gesek-gesekkan.

“Ah sayg. Kamu nakal sekali”.

Aqu tak menghiraukannya. Sementara itu tangan kananku meremas halus buah dadanya dari luar. Tangannya pun tak mau ketinggalan memegang bahkan mencengkeram keras kemaluanku dari luar. Terasa sakit tapi aqu dapat menikmatinya.

“Kita tak akan kemalaman sekarang, tapi kepagian,” bisikku menggodanya.

“Biarin aja, saya besok shift siang jam 3”.

Dgn ganasnya aqu menciuminya, seperti seekor kucing yg sedang melahap dendeng. Tangannya bergerak ke bawah dan terus ke bawah. Ia membuka kancing bajuku dan melepasnya. Kini setiap jengkal tubuhku bagian atas tak luput dari ciumannya. Kemudian ia membuka resleting celanaqu dan langsung mencengkeram kemaluanku.

“Anto, punya kamu boleh juga. Tak besar tapi keras sekali. Apa ada perempuan lain yg pernah merasakannya?”

Pertanyaan itu lagi. Kenapa setiap perempuan mau tahu apakah pria yg dikencaninya pernah tidur dgn perempuan lain.

“Ada, aqu bukan perjaka lagi,” jawabku tenang, yg penting adalah apa yg terjadi sekarang ini. Dan lagi kelihatannya ia hanya sekedar bertanya tanpa mempedulikan jawabanku.

Belom selesai kata-kataqu, ia telah mengocok dan kadang meremas kemaluanku. Pintar sekali ia memainkan adik kecilku. Beberapa menit kemudian tegangan pada kemaluanku telah maksimal. Tiang bendera telah tegak berdiri, siap untuk melaksanakan apel malam. Kudorong tubuhnya ke ranjang dan kemudian aqupun langsung menerkam tubuhnya.

“Sabar sayg, buka bajunya dulu donk.”

Kamipun membuka pakaian kami masing-masing. Setelah telanjang bulat, langsung kubaringkan ia. Kuciumi senti demi senti tubuh mulusnya. Dari atas ke bawah sampai kepada paha dalamnya. Kurenggangkan kedua pahanya. Tercium aroma khas yg dipunyai seorang perempuan. Kurenggangkan labia mayora dan labia minoranya dgn jempol dan telunjukku.

“Ayo sayg.. Puaskan.. Aqu.. Ya.. Ohh. Oohh.” Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aqu melahap habis biji kacangnya dgn mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dgn lembut.

“Ah.. Ennak ssayg.. Kamu ppinnttarr. Ohh.. Oohh”

Aqu telah tak mempedulikan kata-katanya. Aqu makin asyik dgn mainanku. Kulepaskan mulutku dan kutindih dia. Kumasukkan jari tengah kiriku ke dalam lubang perlahan lahan. Tubuhnya meronta-ronta seperti orang kesetanan, kedua payudaranya bergoyg kencang. Aqu pun meraih payudaranya itu. Dgn tangan kananku, kupelintir puting susunya yg sebelah kiri dan mulutku kini menggigit halus puting kanannya. Sementara jari kiriku tetap mengocok lubang kemaluannya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula ia meronta.

Kuhentikan permainan tanganku dan kuarahkan kemaluanku untuk memasuki liang kenikmatannya. Tanpa kesulitan aqu segera menembus kemaluannya. Terasa basah dan hangat. Kugerakkan pinggulku dan ia membalas dgn memutar pinggulnya dan menaik turunkan pantatnya mengimbangiku. Satu kakinya menjepit pahaqu dan kaki lainnya dibuka lebar dan disandarkan ke dinding kamar. Kuciumi leher dan dadanya. Beberapa kali kugigit kecil kulit dadanya sampai meninggalkan bekas kemerahan.

“Ciumi leher dan pundakku! Aqu sangat terangsang kalau dicium di situ,” rintihnya.

Kuikuti kemauannya dan sampai akhirnya ia menggelinjang hebat, kedua tangannya mencengkeram keras kepalaqu. Pinggulnya naik menjemput kemaluanku. Kutekankan kemaluanku dalam-dalam dan akhirnya ia mencapai orgasmenya. Ia terkulai lemas. Ditekan-tekannya pantatku ke bawah dgn tangannya.

Kemudian aqu turun dari tubuhnya dan membiarkannya beristirahat sebentar. Setelah napasnya pulih ia naik ke atas tubuhku dan mulai mencium bibir, leher dan telingaqu. Mulutku menghisap kedua payudaranya. Terkadang kugigit putingnya bergantian. Ia hanya mengeluh merasakan nikmatnya. Beberapa menit kemudian ia telah terangsang lagi.

“Ayo sayg. Aqu telah siap memuaskanmu di babak kedua..”

“Kita laqukan dgn berdiri,” kataqu berbisik di telinganya. Ia hanya tersenyum dan mengangguk.

Kuangkat tubuhnya berdiri di samping ranjang. Kami masih saling berciuman dgn ganas. Ia kemudian mengangkat kaki kirinya ke atas ranjang, kudorong sedikit sampai ia mepet ke dinding kamar. Tangannya membimbing meriamku memasuki kemaluannya. Pantatnya sedikit disorongkan ke depan dan perlahan lahan meriamku masuk, sampai..

Blesshh..

Semuanya telah terbenam di dalam kemaluannya. Oh hangatnya.

“Ayo sayg, goyg.. Sayg ohh.. Ohh”

Kedua tangannya memegang pantatku dan membantu gerakan pinggulku maju mundur. Rasanya nikmat sekali bercinta sembari berdiri. Badannya ia lengkungkan ke belakang sehingga meriamku dgn leluasa menobrak-abrik kemaluannya. Pinggangnya juga bergerak-gerak mengimbangi gerakanku. Mulutku tetap melaqukan aktivitas di bagian atas tubuhnya. Kadang berciuman, kadang menyedot dan mengulum putingnya. Cukup lama aqu mengocoknya, akhirnya kupercepat kocokanku ketika kurasakan lahar panas akan keluar.

“Tin, oh.. Aqu mau keluar. Di keluarin dimana nih ohh. Oohh”.

“Tunggu sebentar. Aqu juga mau keluar, ohh. Ooohh sama-sama ya sayg.. Ohh.. Di dalam aja nggak apa-apa. Ohh barengan yah.”

Akhirnya kutumpahkan air maniqu di dalam kemaluannya. Aqu mencapai klimaks duluan. Ketrin tak bisa mencapai klimaks yg kedua meskipun ia masih berusaha menggerakkan pantatnya maju mundur karena meriamku telah berangsur-angsur melemas dan akhirnya terlepas sendiri dari dalam kemaluannya.

Kami rebah berdampingan di ranjang. Ia memelukku dan menciumku. Kuaqui perempuan satu ini memang luar biasa. Tak dgn setiap orang aqu dapat melaqukannya dgn berdiri. Aqu telah coba. Tapi dgn Ketrin meskipun dia jauh lebih pendek dariku ternyata aqu bisa melaqukannya.

“Sorry Tin. Aqu nggak tahan lagi. Nanti kita akan mulai lagi dgn santai dan saling menunggu sehingga bisa mencapai klimaks bersama-sama. Terima kasih ya sayg. Kamu benar-benar hebat.”

“Nggak apa-apa. Aqu telah dapat duluan. Kamu juga hebat. Malam ini masih panjang. Kita tak usah tidur sampai pagi supaya dahagaqu terpuaskan”.

Akhirnya sisa malam kami lalui dgn berpelukan. Ia tersenyum kemudian menciumku dan merebahkan kepalanya di dadaqu. Malam itu kami masih melaqukannya lagi tiga kali sampai pagi. Sekali kami laqukan di lantai beralaskan selimut. Ternyata ketika bermain di lantai kami bisa merasakan nikmat yg luar biasa. Gairah kami seakan-akan meledak sampai seluruh badan terasa sakit dan ngilu. Tetapi setelah mandi pagi gairahku kembali menyala dan aqu masih sempat sekali lagi bergumul dgnnya.

Kami pulang dgn membawa kepuasan dan rasa lelah yg luar biasa. Seharian kuhabiskan dgn tidur-tiduran. Bahkan aqu tak sempat makan siang. Setelah itu aqu masih sempat dalam dua pertemuan merasakan kehebatannya bercinta dalam posisi berdiri. Akhirnya dia pindah kos dan aqu kehilangan jejak..

The post Cerita Sex – Wanita Kesepian appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Janda Lugu Pengobat Rindu

$
0
0

Janda Lugu Pengobat Rindu – Ditinggal mati oleh isteri di umur 39 tahun bukan hal yg menyenangkan. Namaqu Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yg terpaut lima tahun dariku sudah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aqu seorang diri dgn dua orang anak yg masih membutuhkan perhatian penuh.

Aqu harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yg mudah. Sejumlah kawan menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yg bagus, namun aqu tak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yg tak menyaygi mereka. Karena itu aqu sangat hati-hati.

Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yg tak tergantikan. Anita kini berumur sepuluh tahun dan Marko adiknya berumur enam tahun. Anak-anak yg lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama kawan-kawannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari sudah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

Sejalan dgn itu, nafsu birahiku yg tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa kawan mengajakku mencari perempuan panggilan namun aqu tak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aqu bermasturbasi. Sesaat aqu merasa lega, namun sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang perempuan selalu muncul di kepalaqu karena rasa kesepian.

Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Perlahan-lahan aqu mulai menaruh perhatian ke perempuan-perempuan lain. Beberapa kawan kerja di kantor yg masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aqu lebih suka memiliki mereka sebagai kawan.

Karena itu tak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang perempuan semakin meningkat, kesempatan itu datang dgn sendirinya. Senja itu di hari Jumat, aqu pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aqu tak terburu-buru.

Di depan hotel Mirama kulihat seorang perempuan kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tak ada orang yg peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tak tahu apa yg hendak dilaqukan. Rupanya mencari bantuan. Aqu mendekat.

“Ada yg bisa aqu bantu, Mbak?” tanyaqu sopan.

Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Aqu memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

“Tak usah taqut, Mbak”, kataqu.”Namaqu Ardy. Boleh aqu lihat mesinnya?”

Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aqu membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar namun aqu menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja.

Cerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex 2017, Cerita SexTerbaik, Cerita Sex Terhangat, Cerita Sex Nyata, Cerita Sex Hot

Cerita Sex – Janda Lugu Pengobat Rindu

Tak kuduga hari berikutnya aqu bertemu lagi dgnnya di Tunjungan Plaza. Aqu sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaqu. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

“Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaqu Meywan. Maaf, kemarin tak sempat berkenalan lebih lanjut.”
“Aqu Ardy”, sahutku sopan.

Harus kuaqui, mataqu mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Perempuan itu jelas turunan Cina. Kontras dgn pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalem pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dgn kaos putih berlengan pendek dan leher rendah.

Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yg ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dgn jujurnya, dipadu oleh pinggang yg ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan bokong yg besar.

“Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

Seperti kerbau dicocok hidungnya aqu menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yg tak pernah kulaqukan. Kami duduk di meja terdekat sembari memperhatikan orang-orang yg lewat.

“Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya. Cerita Sex Terbaru

Aqu tak menjawab. Aqu melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

“Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.
“Isteriku sudah meninggal”, kataqu. Hening sejenak.
“Maaf”, katanya,”Aqu tak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dgn rasa bersalah.

Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aqu tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yg mengelola beberapa toko pakaian. Aqu juga akhirnya tahu kalau ia berumur 32 tahun dan sudah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

Selama pembicaraan itu sulit mataqu terlepas dari bongkahan dadanya yg menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan tubuhnya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aqu menelan air liur membaygkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

“Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaqu.
“Rasanya nggak ada yg mau sama aqu”, sahutnya.
“Ah, Masak!” sahutku,”Aqu mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”
“Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sembari menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dgn ucapanku.

Tak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Meywan, perempuan Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

“Aqu menunggu Ardy di rumah.”

Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yg mau menolak kesempatan berada bersama perempuan semanis dan seseksi Meywan. Aqu mengangguk sembari mengedipkan mata. Ia membalasnya dgn kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

“OK. Malam nanti aqu main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aqu sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aqu membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sembari mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Meywan tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yg bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu.

Apalagi aqu sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang perempuan Cina. Tapi apakah ia mau menerimaqu? Apalagi aqu bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dgn rambut yg ikal.

Tapi.. Peduli amat. Toh ia yg mengundangku. Andaikata aqu diberi kesempatan, tak akan kumur-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaqu kemarin, yah tak apalah. Aqu tersenyum sendiri.

Jam tujuh lewat lima menit aqu berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yg indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dgn lampu depan yg buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang perempuan separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

“Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Meywan menunggu di dalem”, lanjutnya lagi.

Aqu mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalem. Selang semenit, Meywan keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aqu berdiri menyambutnya.

“Selamat datang ke rumahku”, katanya.

Ia mengembangkan tangannya dan aqu dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang perempuan ke pipiku sejak kematian isteriku. Aqu berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yg empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

“Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aqu juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Meywan.
“Makan sudah siap, Bu. Aqu datang lagi besok jam sepuluh.”
“Biar masuk sore aja, Bu”, kata Meywan, “Aqu di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

“Ayo minum. Santai aja, aqu mandi dulu”, katanya sembari menepuk pahaqu.

Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yg dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yg montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Bokongnya yg besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yg indah.

“Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Meywan membuatku terkesima. Rambutnya yg panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

Namun yg membuat mataqu membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalemnya jelas kelihatan. BH merah kecil yg dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yg indah. Celana dalem merah jelas memberikan bentuk bokongnya yg besar bergelantungan. Pemandangan yg menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

“Aqu tahu, Ardy suka”, katanya sembari duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aqu lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaqu. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.” Cerita Sex

Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalem hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aqu merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalem pelukanku. Tangaqu mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yg montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sembari mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dgn lidahnya.

Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yg kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yg mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yg masih tertutup celana dalem tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalem itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek namun segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan tubuhnya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yg semakin meningkat.

Tangannyapun menerobos celana dalemku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yg kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dgn diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yg pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aqu yakin senjataqu ini akan menjadi kesukaan Meywan. Ia pasti akan ketagihan.

“Au.. Besarnya”, kata Meywan sembari mengelus lembut kemaluanku.

Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aqu mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dgn itu melepaskan bajuku. Segera sesudah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya.

Aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaqu dan menggenggam kemaluanku yg semakin berdenyut-denyut. Aqu pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang perempuan Cina yg cantik dan seksi duduk di pahaqu hanya dgn celana dalem dan BH.

“Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

Aqu bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalem pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat.

Buah dadanya yg sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaqu. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yg lebar dan empuk. Aqu menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalemnya.

Ia membiarkan aqu melaqukan semua itu sembari mendesah-desah menahan nafsunya yg pasti semakin menggila. Sesudah tak ada selembar benangpun yg menempel di tubuhnya, aqu mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yg mengagumkan itu.

Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dgn mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dgn puting yg kemerah-merahan. Perutnya rata dgn lekukan pusar yg menawan.

Pahanya mulus dgn pinggul yg bundar digantungi oleh dua bongkah bokong yg besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yg indah dan menggairahkan birahi.

“Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.
“Aqu kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.
“Semuanya ini milikmu”, katanya sembari merentangkan tangan dan mendekatiku.

Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aqu ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaqu. Tangannya lincah melepaskan celanaqu. Celana dalemku segera dipelorotnya.

Kemaluanku yg sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yg luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalem mulutnya. Aqu mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

Puas mempermainkan kemaluanku dgn mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aqu menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yg mengeras itu.

Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan namun pasti aqu menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yg semakin menggila. Aqu menjilati perutnya yg rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yg mulus padat itu membuka, menampakkan liang surgawinya yg sudah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi liang yg kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke liang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalem liang yg sudah basah membanjir itu.

Ia menjerit dan spontan duduk sembari menekan kepalaqu sehingga lidahku lebih dalem terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Bokongnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

Aqu tahu tak ada sesuatu pun yg bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aqu tak ingin menikmatinya sebagai orang raqus. Sedikit demi sedikit namun sangat nikmat. Aqu terus mempermainkan klitorisnya dgn lidahku.

Tiba-tiba ia menghentakkan bokongnya ke atas dan memegang kepalaqu erat-erat. Ia melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yg pertama. Aqu berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aqu menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku sudah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aqu menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian. Cerita Sex 2017

Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aqu bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yg terserak.

Mulutnya terus menggumam tak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan bokongku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

“Cepat.. Cepat.. Aqu sudah nggak tahan!” jeritnya.

Kuturunkan bokongku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aqu berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi bokongku sehingga kemaluanku yg panjang dan besar itu menerobos ke dalem dan terbenam sepenuhnya dalem liang surgawi miliknya.

Ia menghentak-hentakkan bokongnya ke atas agar lebih dalem menerima diriku. Sejenak aqu diam menikmati sensasi yg luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aqu mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

Dinding-dinding liang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Bokongnya yg bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dgn genjotanku di kemaluannya.

Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dgn mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dgn kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dgn lidahnya.

“OH..”, erangnya, “Lebih keras sayg, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dgn gerakan bokongku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aqu akan orgasme.

“Aqu mau keluar, Meywan”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
“Aqu juga”, sahutnya, “Di dalem sayg. Keluarkan di dalem. Aqu ingin kamu di dalem.”

Kupercepat gerakan bokongku. Keringatku mengalir dan menyatu dgn keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan bokongku dan kemaluanku membenam sedalem-dalemnya. Spermaqu memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan bokongnya ke atas menerima diriku sedalem-dalemnya.

Kedua pahanya naik dan membelit bokongku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaqu ke dalem rahimnya. Inilah orgasmeku yg pertama di dalem kemaluan seorang perempuan sejak kematian isteriku. Dan ternyata perempuan itu adalah Meywan yg cantik bahenol dan seksi.

Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aqu mengangkat tubuhku. Aqu memandangi wajahnya yg berbinar karena birahinya sudah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

“Ardy, kamu hebat sekali, sayg”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aqu tak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”
“Meywan juga luar biasa”, sahutku, “Aqu sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yg menawan ini. Meywan tak menyesal bersetubuh dgnku?”
“Tak”, katanya, “Aqu malah berbangga bisa menjadi perempuan pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aqu lagi nanti?”

“Tentu saja mau”, kataqu, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.
“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aqu,” lanjutnya, “Tapi kalau aqu yg pingin, boleh kan aqu nelpon?”
“Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.
“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aqu kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

Hatiku bersorak ria. Aqu mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan. Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tak terlupakan. Kami terus berpacu dalem birahi untuk memuaskan nafsu.

Aqu menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalem berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dgn aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel namun terbanyak di rumahnya.

Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dgn permainan birahi yg panas dan menggairahkan.

The post Cerita Sex – Janda Lugu Pengobat Rindu appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Misteri Sebuah Villa

$
0
0

Cerita Mesum Misteri Sebuah Villa – Villa ”golden olive” adalah salah satu villa mewah di kawasan puncak bogor yg dimiliki oleh Hobert Dominguas. Tak hanya mewah , villa ini pun cukup luas dgn bebebrapa bagiannya masih berupa areal pepohonan yg rimbun memberikan nuansa asri dan hijau. Bangunan utamanya cukup besar dan berjarak cukup lumayan dari pintu gerbang.

Semenjak tewasnya aceng , Ny. Dominguas memutuskan untuk membawa Donita ke villa ini . Perempuan itu hingga saat ini masih tak sadarkan diri karena penyakit misterius , dan Ny. Dominguas bersikukuh untuk tak membawa Donita ke rumah sakit . Enam orang anak buah kepercayaan keluarga Dominguas menjaga villa tersebut , dua orang di pintu gerbang , dua orang di dalam dan dua orang lagi berpatroli di sekeliling villa.Mereka semua adalah orang orang terlatih yg tak hanya jago berkelahi tetapi juga piawai menggunakan senjata api. Aldo dan roy saat itu mendapat giliran berpatroli , aldo menyusuri sektor barat villa sedangkan roy di sektor timur.

Cerita Mesum, Cerita Mesum Terbaru, Cerita Mesum Hot, Cerita Mesum Nyata

Cerita Sex – Misteri Sebuah Villa

“roy…bagaimana situasi timur..over….” aldo menghubungi rekannya
“timur aman…bagaimana barat ..over….” roy menjawab
“all clear …tetap siaga saja..over and out..” aldo memutuskan komunikasi

Malam itu cuaca sepertinya cukup bersahabat walau agak berawan , secercah cahaya bulan membuat areal villa tak terlalu gelap. Sektor barat yg sedang aldo telusuri sebagian besar wilayahnya masih banyak pepohonan yg rimbun , pada siang hari memang terlihat asri tetapi di malam hari terasa agak menyeramkan. Aldo menyorotkan senternya ke segala arah mencari sesuatu yg mencurigakan , walau dalam hati ia tak begitu yakin akan ada orang yg bisa menyusup masuk ke dalam villa ini.

Tiba tiba suara gemerisik diantara pepohonan menghentikan langkah aldo , ia menajamkan pendengarannya. Suara gemerisik itu terdengar lagi bahkan kali ini diakhiri dgn suara benturan keras pada sebuah pohon besar , terlihat pohon itu bergetar dan daunnya berjatuhan. Sesaat aldo bermaksud untuk menghubungi rekannya , tetapi ia mengurungkan niatnya dan memeriksa sumber suara itu sendiri karena bisa saja itu hanya binatang malam.

Aldo bergegas mendekati pohon tadi , senternya disorotkan ke segala penjuru , waspada seandainya ada yg menyerangnya walau hanya binatang , aldo mencabut pistolnya. Suara gemerisik itu terdengar lagi , kali ini dari atas pohon , aldo mengarahkan senter dan pistolnya ke arah suara.

“ooo…shit….!!!” Aldo terkejut. Di salah satu batang pohon berdiri sesosok pocong dgn kain kafan lusuhnya , sorot lampu senter yg menyinari wajah pocong itu membuatnya semakin terlihat menyeramkan.

Walau terkejut tetapi nalurinya sebagai bodyguard yg terlatih untuk tak takut apapun membuatnya bersiap menyerang pocong itu menggunakan pistolnya. Suara tembakan memecah keheningan malam saat aldo memuntajkan pelurunya , ia tak berhenti menembak sampai pistolnya berbunyi klik tanda peluru habis. Seluruh peluru aldo tepat mengenai pocong itu , masih di tempatnya semula pocong itu terlihat limbung , lalu bergoyg ke depan dan belakang seperti mainan anak anak sebelum akhirnya melayg jatuh.

Aldo terus menyoroti pocong itu saat melayg jatuh , tetapi ketika hanya tinggal beberapa senti dari tanah , gerakan pocong itu berubah . ia tak terus melayg jatuh , tapi jutru melayg terbang langsung ke arah aldo dan langsung menggigit leher lelaki malang itu yg sama sekali tak menygka akan terjadi hal seperti ini. Aldo pun tewas kehabisan darah dan pocong itu pun melesat menghilang.

Dari dalam ruangan tempat Tekin dan Sam berjaga , tepatnya di depan kamar Donita , suara tembakan pistol Aldo jelas sekali terdengar. Mereka pun segera waspada dan menyiapkan pistolnya.

“aldo..roy..ada masalah….over…???”
tak ada jawaban
” aldo..roy…do you copy…over…??? “ tetap tak ada jawaban
“gerbang..gerbang….apa ada masalah….??” Penjaga gerbang pun tak menjawab
“gimana sam..?? “ Tekin bertanya pada rekannya
“ada yg gak beres nih…coba kamu periksa nona Donita apa masih aman..?? “ jawab sam

Tekin membuka pintu kamar Donita dgn hati hati , ia tak masuk ke dalam dan hanya melongok saja di pintu . Donita masih terbaring dgn damainya . Tekin berlama lama memandangi Donita , bukan untuk memastikan keamanannya melainkan sekedar menikmati kecantikannya yg bagaikan putri salju. Baru beberapa saat kemudian ia menutup pintu kembali.

Saygnya atau untungnya , Tekin tak masuk ke dalam kamar , karena jika ia lakukan itu maka ia akan melihat sosok pocong yg berdiri di balik pintu kamar.
Tiba tiba terdengar suara gedombrangan dari arah dapur , seperti ada yg mengamuk dan membanting banting peralatan dapur. Sam dan Tekin saling berpandangan , sikapnya semakin waspada , pistol mereka siap ditembakkan kapan saja.

“biar gue periksa….!!!” Kata sam sembari bergerak berhati hati menuju dapuryg terletak di bagian belakang villa.

Sesampainya di dapur ia tak menemukan siapapun disana , tetapi kondisi dapur seperti baru saja terkena ledakan bom , sangat beranTekinn. Panci , wajan dan peraltan dapur lain berserakan di lantai , meja dan kursi semuanya terguling dan di beberapa sudut dapur terlihat pecahan pecahan gelas dan piring. Sam melangkah dgn hati hati diantara peralatan dapur yg berserakkan di lantai , ia bermaksud mengecek pintu belakang. Dan anehnya pintu belakang masih terkunci rapat.

Hal ini membuat Sam bingung , siapa yg meng acak acak dapur dan kemana dia pergi , pintu belakang masih terkunci , sementara jika ia lari ke dalam pasti akan bertemu dgnnya. Dalam kebingungannya , tiba tiba ia mendengar suara tembakan dari ruang depan.

“shit…Tekin….!!!” Sam segera berlari menuju kamar Donita , tetapi kali ini ia tak hati hati hingga tersandung kursi yg terbalik di lantai , badan sam pun melayg meluncur jatuh menimpa perabotan yg berserakan di lantai. Sumpah serapah pun keluar dari mulut sam.

Tetapi mengabaikan rasa sakitnya , ia segera memungut kembali pistolnya yg terjatuh dan bergegas menuju kamar Donita. Sesampainya di depan kamar , ia menemukan Tekin sudah tergolek tak bernyawa di lantai. Mendapati rekannya sudah tak bernyawa , dgn kekuatan penuh sam menendang pintu kamar dan langsung menyerbu masuk . Pintu kamar terbuka dgn keras , sam melompat masuk dan mendapati empat orang tak dikenal sedang merubungi Donita yg masih terbaring di tempat tidur.

“jangan bergerak….!!!” Sam berteriak sembari mengacungkan pistolnya.

Empat orang itu yg ternyata adalah pak Mahmud , abdul , Misro dan udin . Semuanya terdiam tak bergerak sembari menatap Sam.

“siapa kalian..???” teriak Sam lagi Pak Mahmud hanya tersenyum dan bergerak mendekati Sam.
“Diam di tempat pak tua…!!!”
Pak Mahmud menghentikan langkahnya , dan sembari tetap tersenyum ia menunjuk ke arah langit langit kamar.

Curiga pak Mahmud sedang menipunya , Sam tak mempedulikan arah yg ditunjuk pak Mahmud. Dan akibatnya sungguh fatal , sam tak melihat sosok pocong meluncur turun dari atas dgn posisi terbalik , ia baru menyadarinya saat wajah pocong itu sudah berhadapan langsung dgn wajahnya. Selain menyeramkan , wajah pocong itu juga mengeluarkan bau busuk yg membuat sam limbung ke belakang.

Secepat kilat pocong itu menyambar wajah sam dan mengigit hidung lelaki itu. Rasa sakit dan ketakutan yg menjadi satu membuat sam secara refleks menodongkan pistol ke bagian belakang kepala pocong itu lalu tanpa ragu menarik pelatuknya. Dan sebutir peluru meluncur menembus pocong sekaligus kepala sam , ia tewas oleh pelurunya sendiri.

Setelah sam tewas , si pocong meluncur kembali ke atas dan menghilang. Abdul cs bergidik ngeri melihat semua kejadian itu , mereka bersyukur karena pocong itu ada di pihak mereka. Pak Mahmud kini kembali menghampiri Donita, keempat lelaki itu menatap Donita yg tertidur dgn pandangan penuh nafsu. Betapa tak.., Donita tertidur dgn pakaian tidur yg potongan dadanya cukup rendah sehingga setengah dari payudaranya tersembul keluar , bentuk puting yg tercetak disana menandakan Donita tak mengenakan Bra.

Pak Mahmud menyingkap bagian bawah baju tidur Donita , pahanya yg begitu mulus sungguh menggoda , apalagi kemaluannya yg masih tertutup celana dalam sungguh membuat penasaran. Pak Mahmud mengambil sebuah lintingan tembakau dari sakunya , dgn sigap Abdul membantu menyalakannya .

Pak Mahmud menghisap lintingan tersebut layaknya rokok , lalu menghembuskan asapnya ke sekujur badan Donita . Dihisapnya lagi lintingan itu , dan kembali asapnya dihembuskan ke badan Donita. Tujuh kali ia melakukan hal tersebut. Dan sungguh ajaib , pada hembusan ketujuh jari jemari Donita mulai terlihat bergerak , matanya perlahan mulai terbuka walau pandangannya masih kosong.

“Donita….bangunlah nak….bangunlah….” perintah pak Mahmud . bak terhipnotis Donita bangkit dari tempat tidur dan berdiri
“Donita…saya pak Mahmud.., dan kamu akan mengikuti semua perintah saya “
“iya..pak Mahmud” rupanya asap tadi tak hanya membangunkan Donita tetapi juga menghipnotisnya .

Pak Mahmud berjalan mengitari Donita yg sedang berdiri , sisa lintingannya terus ia hisap dan asapnya dihembuskan pada Donita , hingga benar benar habis. Setelah habis ia kembali berdiri di hadapan Donita , ditatapnya sejenak wajah cantik perempuan itu lalu tali bahu baju tidur Donita ia turunkan dua duanya sehingga pakaian tersebut langsung meluncur jatuh ke lantai.

Tak ada respon apapun dari Donita , yg bereaksi justru abdul , Misro dan udin . nyaris bersamaan mereka menelan ludah saat melihat keindahan lekuk lekuk badan Donita yg sudah terbuka , hanya tinggal celana dalam saja yg menempel pada perempuan itu. Pak Mahmud pun segera melepas pakaian, dan hanya menyisakan juga celana dalamnya. Dirangkulnya badan Donita , dan ia langsung mencium bibir perempuan itu.

Donita ternyata merespon dgn liar saat pak Mahmud menciumnya , lidah mereka saling bertaut. Sembari berciuman dgn panasnya , tangan pak Mahmud menyusup masuk ke dalam celana dalam Donita , jari jemarinya bermain dgn nakalnya di kemaluan perempuan itu , permanianan lidah Donita makin liar tanda ia mulai terangsang.

Pak Mahmud kemudian menurunkan celana dalam Donita , sehingga badan perempuan cantik itu kini benar benar polos. Dan kembali tiga begundal hanya bisa menelan ludah ,walau kemaluan mereka sudah menegang dan nafsunya sudah mulai naik tinggi , tetapi tak ada seroangpun yg berani mendekat apalagi menyentuh Donita tanpa seizing pak Mahmud.

“Donita ..buka celana bapak…” perintah pak Mahmud.

Perempuan itu segera berlutut dan tangannya hendak membuka celana dalam pak Mahmud , tetapi tiba tiba lelaki tua itu mencegahnya.

“jangan pakai tangan, .pakai mulut…” kata pak Mahmud.

Sungguh pemandangan yg erotis saat seorang wanita muda nan cantik berkulit putih mulus , berlutut membuka celana seorang lelaki tua berkulit butek hanya dgn mulutnya.
Sentuhan bibir Donita saat melepas celana , memberi sensasi tersendiri bagi pak Mahmud. Setelah celana pak Mahmud terbuka, tanpa diperintah dgn spontan Donita meraih kemaluan lelaki tua itu dan mulai melakukan oral sex dgn sangat ahli. Lidahnya menjilati dan melingkari kepala kemaluan itu untuk beberapa saat , kemudian turun menyusuri batangnya dari atas ke bawah kembali lagi keatas begitu sterusnya berkali kali.

“oughh..ternyata kamu jago nyepong juga….” Pak Mahmud sungguh tak menygka Donita bisa selihai ini.

Donita kini mulai melakukan kuluman , dimulai dari kepalanya yg mirip jamur , lalu berlanjut hingga hampir seluruh kemaluan itu masuk kedalam mulutnya. Jilatan , hisapan dan kuluman mulut Donita ternyata begitu membuat pak Mahmud terbuai. Bisa dibaygkan apa yg terjadi dgn abdul , Misro dan udin . mereka hanya bisa menonton dgn air liur menetes , beberapa kali mereka terlihat membetulkan celana masing masing yg makin terasa sempit.

Tak tahan lagi dgn sepongan Donita , pak Mahmud menyuruhnya berdiri , diangkatnya badan perempuan itu lalu dibaringkan di kasur. Pak Mahmud mulai menindih badan Donita , kemaluannya ia bimbing ke liang kemaluan , ia dorong pantatnya maju dgn perlahan.

“aaaaahhhh….”

Donita mendesah saat kemaluan pak Mahmud mulai menyeruak masuk ke dalam kemaluannya. Pak Mahmud terus mendorong kemaluannya hingga amblas seluruhnya , lalu ditariknya sedikit dan didorong lagi. Setiap gesekan kemaluan pak Mahmud selalu direspon dgn desahan dan erangan kenikmatan oleh Donita . Pak Mahmud mulai melakukan genjotan dari perlahan hingga makin cepat . Badan Donita terguncang guncang , kepalanya mendongak ke atas , payudaranya bergoyg goyg begitu menggoda , begitu erotis.

“aahh..ahhh….ooohh….aaahhhh…”

Desahan dan erangan keluar dari mulut Donita , membuat pak Mahmud kian bernafsu , ia hentikan goygan payudara Donita dgn mulutnya , puting susu perempuan itu ia kulum dan sesekali digigit dgn lembut. Donita pun menjadi kian bernafsu , pinggulnya ikut bergoyg mengimbangi gerakan pak Mahmud. Badan mulus Donita kini basah oleh keringat , genjotan pak Mahmud kian lama kian gencar.

“aahh…oohhh…ahhh….sssh….aahhhh….”
“ooohh….oohhh…aaahhh…ahhhh…..”

Akhirnya setelah beberapa lama , Donita mencapai puncak kenikmatan. Badannya melengkung , kakinya menendang nendang bagai bayi ,kemaluannya berdenyut denyut. Dan tak lama berselang , pak Mahmud mencapai orgasme juga , semburan sperma dgn deras menyembur mengisi rahim Donita. Badan keduanya pun melemas , nafas Donita terengah engah seperti habis melakukan sprint , payudaranya bergerak naik turun.

Trio abdul , Misro dan udin hanya bias melongo dgn air liur menetes menyaksikan adegan tersebut , mengingatkan kita pada trio dono , kasino dan indro saat melihat perempuan cantik. Pak Mahmud kemudian membawa Donita yg masih dalam pengaruh hipnotis ke kamar mandi , terdengar bunyi shower saat mereka di dalam. Hanya beberapa menit saja mereka di dalam , dan saat keluar Donita sudah tampak lebih cantik dan segar. Salah satu pemandangan yg enak dilihat adalah saat seorang perempuan cantik baru saja selesai mandi.

Pak Mahmud memakai kembali pakaiannya , juga Donita yg kembali mengenakan pakaian tidurnya. Lelaki tua itu lantas memberi tanda pada Misro dkk untuk segera pergi dari sana. Mereka membawa Donita ke sebuah taksi yg terpakir di luar villa. Taksi itu dibawa oleh abdul dan bukan taksi biasa, melainkan taksi yg memang dirancang khusus untuk melakukan kejahatan.

Abdul adalah anggota komplotan yg sering melakukan perampokan pada penumpang taksi , dan jelas sebagian besar korbannya adalah wanita. Modusnya dgn membawa korban ke daerah sepi dimana anggota lain sudah menunggu untuk menyergapnya dan mengambil seluruh harta benda milik si korban. Dan tak jarang jika korbannya lumayan cantik , dipastikan ia akan mengalami pelecehan seksual bahkan pemerkosaan . yg pasti seorang mahasiswi cantik pernah terenggut kehormatannya di taksi itu.

Sebuah mobil BMW biru melaju agak kencang menembus malam menuju villa “golden olive”. Herman sendirian mengemudikan mobil itu , kepalanya bergoyg goyg seirama dgn musik linkin park yg bergaung dari audio systemnya. Ia berniat menemui Donita disana karena kebetulan selama tiga hari ke depan jadwal kuliahnya kosong.

Herman sebenarnya merasa heran , kenapa ibunya Donita tak mau membawa anaknya ke rumah sakit , malahan dibawa ke villa keluarga di bogor. Setaknya hal ini sedikit merepotkan Herman jika hendak menemui Donita , karena harus pergi ke luar kota.

Selain itu Herman juga heran dgn penyakit Donita yg bahkan dokter pun tak bisa mendiagnosanya. Sebersit pemikiran sempat terlintas di benaknya , jika penyakit Donita mungkin berhubungan dgn kasus pemerkosaan yg pernah Herman saksikan dulu , tetapi dimana hubungannya ia tak tahu. Mobil Herman sudah memasuki jalan kecil yg berujung di villa “golden olive”.

Sesampainya di gerbang villa , Herman merasa curiga melihat gerbang yg terbuka lebar dan tak seorangpun penjaga yg terlihat. Ia pun menghentikan mobilnya di depan pos penjagaan dekat pintu gerbang. Dgn berhati hati , Herman keluar dari mobil dan memeriksa pos penjagaan. Saat melongok ke dalam ia terkejut melihat dua orang penjaga telah tewas dgn luka gigitan dileher.

Perasaan Herman mulai tak karuan , ia menkhawatirkan keselamatan Donita. Belum sempat Herman kembali ke mobilnya , sebuah taksi melaju kencang ke arahnya . Tetapi karena sedikit terhalang oleh mobil Herman saat hendak berbelok ke luar villa , laju taksi itu melambat dan saat itulah Herman melihat jika kekasihnya dalam bahaya , ia masih hafal wajah orang orang yg bersama Donita adalah wajah para pemerkosa suster asti. Sontak Herman berlari mengejar taksi yg sudah berbelok ke luar villa itu.

“Woiii…berhenti looo…!!!!!!” teriak Herman sembari terus berlari mengejar taksi yg kian menjauh.

Herman semakin mempercepat larinya sampai akhirnya nafasnya pun habis , sementara taksi yg menculik Donita semakin menjauh saja. Herman terdiam dan berhenti untuk mengatur nafasnya kembali dan saat itulah ia baru menyadari kebodohannya mengejar mobil itu dgn berlari. Ia pun bergegas berbalik menuju villa , tak lama kemudian sebuah BMW biru melaju kencang mencoba mengejar taksi tadi. Butuh waktu beberapa menit sampai akhirnya Herman berhasil mengejar dan menguntit taksi itu tepat dibelakangnya.

“dul…orang yg tadi dul…..” Misro memperingatkan abdul saat melihat mobil Herman telah berada di belakangnya.
“iya…gue tahu..gue tahu….!!!” Jawab abdul sembari terus melirik ke kaca spion.

Donita yg masih berada dalam pengaruh gendam pak Mahmud tak bereaksi apa apa , tatapan matanya kosong lurus ke depan. Satu peluang dilihat Herman , ia menabrak bagian belakang taksi itu sehingga lajunya menjadi sedikit oleng.

“anjjiiiiinggg……!!!!!” abdul memaki sembari berusaha mengendalikan taksinya.

Suara decitan rem dan gesekan ban dgn aspal jalan memecah kesunyian malam atau mungkin tepatnya dini hari di jalanan yg sepi itu. Abdul berhasil mengendalikan taksinya kembali , dan kini lebih mewaspadai setiap gerakan yg dibuat Herman.

Ia melihat mobil Herman berusaha menyusul dari kanan , maka taksinya bergerak ke kanan untuk menghalangi , begitupun saat mobil Herman bergerak ke kiri dgn sigap abdul menghalanginya. Kedua mobil itu meliuk liuk di jalanan yg sepi mencoba saling menyusul dan menghalangi. Abdul tersenyum penuh kemenangan karena Herman tak juga berhasil mendahuluinya. Sebaliknya pada Herman , ia mulai frustasi dgn situasi ini.

Kesempatan Herman untuk menyusul akhirnya datang juga , sebuah truk besar melintas dari arah berlawanan , cahaya lampunya menyilaukan mata abdul dan membuatnya lengah. Celah ini dimanfaatkan Herman untuk bergerak ke sisi kanan sesaat setelah truk itu melintas. Abdul yg terkejut melihat mobil Herman sudah berada di sampingnya , spontan membanting setir ke kanan dan Herman pun menyambutnya dgn membanting setir ke kiri.

Akibatnya kedua samping mobil itu berbenturan dgn kerasnya , walaupun keduanya masih tetap melaju dgn posisi berdampingan. Dalam posisi mobil berdampingan , Herman sekilas berusaha melirik Donita yg berada di jok belakang. Entah sengaja memanasi atau tak , Misro dan udin terlihat sedang menciumi leher Donita sembari meremas payudaranya. Baju tidur perempuan itu sudah melorot ke bawah.

Walau Cuma sekilas tetapi hal itu cukup untuk membuat Herman mendidih penuh amarah , diinjaknya pedal gas lebih dalam , ia akan menghadang taksi itu agar berhenti. Dan Herman pun hampir saja berhasil mendahuluinya , ketika tiba tiba ada sesuatu yg melayg dari atas dan jatuh menghalangi laju mobilnya. Refleks Herman menginjak rem , decitan ban mobil terdengar menyayat telinga. Taksi abdul sudah semakin menjauh meninggalkannya.

Saat Herman hendak mengejar kembali , ia baru menyadari dan terkejut melihat benda yg tadi menghalanginya. Benda itu ternyata adalah sesosok mahluk yg menyeramkan , terbungkus kain kafan lusuh dgn ikatan di atas kepalanya.

“pocong..???!!!!”

Herman terkejut karena baru pertama kali melihat langsung sosok pocong. Rasa takut sempat terbersit melintas di hati Herman , tetapi saat teringat jika Donita tengah digeraygi oleh para penculiknya , ketakutan itu langsung sirna. Herman memundurkan mobilnya , lalu pedal gas ia injak dgn keras sehingga mobilnya melesat ke depan dgn kecepatan penuh menabrak pocong dihadapannya sehingga terpental ke atas dan tak terlihat lagi.

Herman melirik kaca spion dan tak ada tanda tanda pocong tadi muncul lagi Mengira pocong itu telah pergi , ia kini kembali focus pada pengejaran . Tetapi tiba tiba , terdengar suara benturan di sisi kanan mobilnya . dan sungguh terkejut Herman saat melihat pocong tadi kini menempel disana dgn wajahnya yg menyeramkan menekan pada kaca jendela.

“setan goblog…!!!!”

Herman berseru menutupi rasa kaget dan paniknya. Konsentrasinya kini terpecah antara mengemudi dan berjaga jaga seandainya pocong itu melakukan sesuatu. Kepanikan kian menderanya saat pocong itu membenturkan wajahnya ke kaca jendela berulang ulang seolah hendak memecahkannya. Dgn panik , Herman mengemudikan mobilnya zig zag ke kiri dan ke kanan , berharap pocong itu terpental jatuh. Tetapi usahanya sia sia , karena pocong itu tetap bertahan disana.
Petaka bagi Herman terjadi saat mobilnya melintasi sebuah jembatan yg berada di atas sebuah sungai besar dgn arus deras dan kelihatannya juga cukup dalam. Konsentrasi Herman terlalu terfokus pada pocong di kanan mobilnya , sehingga ia tak menyadari jika di jok belakang muncul satu pocong yg lain. Pocong di jok belakang tanpa basa basi lagi langsung menggigit bahu kiri Herman.
“aaaaaarrrrggghhh….” Herman berteriak kesakitan.

Gigitan pocong itu bukan saja terasa sakit tetapi juga panas , bahunya serasa ditusuk oleh besi tajam yg panas membara. Rasa sakit di bahunya membuat ia tak mampu lagi mengendalikan mobilnya , BMW biru itu mulai oleng tak terkendali hingga akhirnya menabrak pagar pembatas jembatan, dan meluncur jatuh ke sungai yg mengalir deras di bawahnya. Mobil Herman sempat terlihat untuk beberapa detik sebelum akhirnya hilang tertelan derasnya sungai dan gelapnya malam. Pak Mahmud dan yg lainnya menyaksikan jatuhnya mobil Herman dari ujung jembatan.

“biar mampus loo..!!!!” teriak abdul puas
“hmm..bagus …bento dan parjono telah menjalankan tugas dgn baik..” kata pak Mahmud , “ ayo..kita lanjutkan perjalanan”.

Taksi abdul kembali bergerak menuju rumah pak Mahmud , mereka akan beristirahat sejenak disana sebelum melanjutkan perjalanan ke desa watu ireng , tempat dimana abdul , udin dan Misro akan terbebas dari kejaran arwah suster asti yg pernah mereka perkosa dulu. Di jok belakang , Donita yg masih terpengaruh gendam ,diapit oleh Misro dan udin. Belum sadarnya Donita , tentu menjadi kesempatan bagi dua orang itu untuk menggerayginya. Saat abdul melirik ke belakang , Donita ternyata sudah bugil tanpa sehelai benangpun.

Udin dgn asyiknya menjamah payudara perempuan itu begitu pula Misro , mereka saling berbagi payudara. Donita hanya merintih pelan saat kedua payudaranya menjadi mainan , putingnya ditarik , dipilin , dan digigit dgn lembut.

Abdul terus mengemudikan taksinya dgn menggerutu , ia iri pada dua temannya yg sedang ayik menggumuli perempuan cantik anak konglomerat terkenal di jok belakang. Apalagi saat suara rintihan dan desahan Donita kina kentara , abdul menoleh ke belakang , dan Misro terlihat dgn penuh nafsu menancapkan kemaluannya ke kemaluan Donita , smentara udin merangkul Donita dari belakang dgn tangan yg terus meremas remas payudara montok perempuan itu.

“gawat…!!!!.polisi……!!!!” abdul berteriak panik

Sontak Misro dan udin menghentikan aksinya , pakaian Donita mereka kenakan kembali padanya . Taksi mereka saat itu sudah hamper sampai di rumah pak Mahmud , tetapi ternyata disana sudah banyak polisi dan kerumunan orang yg ingin tahu. Abdul segera membelokkan taksinya ke tempat yg aman dan tersembunyi.

“ki , apa kita ketahuan…??” Tanya abdul
“hmmm..sepertinya tidak….” Jawab pak Mahmud ,” din , coba kamu kesana cari tahu ada apa”
Sebenarnya udin enggan dan takut , tetapi ia tak berani membantah pak Mahmud. Dgn sedikit gugup , udin keluar dari taksi lalu pergi mendekati rumah pak Mahmud.Setengah jam kemudian ,barulah udin kembali dgn wajah panik.

“ada apa din..?” Tanya abdul
“gawat ki ..gawaattt..!!!” suara udin terdengar gemetar
“gawat kenapa..??”
“perempuan yg kemarin aki tidurin ., lapor ke polisi..!!!”
“perempuan….yg mana..??”
“itu..yg mukanya kayak orang jepang…!!”
“Miskha maksudnya…??”
“iya itu…..”

Pak Mahmud terdiam , ini pertama kalinya ada korban yg melapor pada polisi. Selama ini pak Mahmud dgn samarannya sebagai penjaga sekolah , sudah meniduri banyak guru dan murid perempuan di sekolahnya , dan tak ada seorangpun yg berani lapor ke polisi.

“kalian punya tempat untuk kita bersembunyi sementara..??” Tanya pak Mahmud kemudian.
“rumah saya aman , ki..” jawab abdul cepat.
“bagus….kita bersembunyi disana sementara waktu, “ pak Mahmud terlihat geram. “ dan kamu Miskha….dasar anak nakal , kamu akan rasakan akibatnya”.

Keluarga Miskha merupakan keluarga yg hangat akrab dan harmonis. Ayah Miskha adalah seorang diplomat dan juga pejabat penting di negeri ini , sementara ibu Miskha yg asli jepang mempunyai usaha restoran masakan jepang yg tersebar di Jakarta , bandung dan bali. Walau saling sibuk , mereka semua sangat akrab dan dekat. Setiap ada kesempatan berkumpul bersama , selalu dimanfaatkan untuk saling berbagi dan bercerita.

Itulah sebabnya , saat suatu hari Miskha yg biasanya periang dan ceria tiba tiba berubah menjadi pemurung dan terus mengurung diri di kamar , orang tuanya merasa khawatir. Mulanya kedua orang tua Miskha kesulitan mengorek keterangan darinya , karena Miskha memilih diam seribu bahasa. Tetapi lama kelamaan Miskha tak tahan juga dgn beban yg menghimpitnya , ia pun bercerita jika kehormatannya telah direnggut penjaga sekolahnya sendiri.

Tak terbaygkan betapa murkanya ayah Miskha mendengar hal tersebut , dalam hitungan detik ia telah memanggil polisi. Kedudukan ayah Miskha sebagai orang penting dan berpengaruh di Indonesia membuat polisi pun bergerak cepat mengejar pak Mahmud , saygnya atau untungnya mereka tak berhasil menemukannya.

Miskha merasa sedikit lebih lega setelah menceritakan kejadian yg menimpanya pada orangtuanya , walaupun ia belum kembali ceria seperti sedia kala. Miskha masih sering termenung dan berdiam diri kadang kadang menangis pelan. Ternggutnya kehormatan dirinya oleh penjaga sekolah merupakan pengalaman traumatis baginya.

Malam itu Miskha duduk di depan cermin dalam kamarnya , menatap pantulan baygan perempuan cantik dihadapannya. Tanpa bermaksud narsis , Miskha menyadari jika dirinya memang cantik , dan bukan hanya sekedar cantik , gen ibunya yg orang jepang membuat kecantikan wajahnya mempunyai nilai plus dibandingkan kecantikan teman sebayanya. Semenjak SD hingga SMA sekarang , Miskha selalu menjadi yg tercantik di sekolahnya.

Wajah Miskha yg putih mulus dgn sedikit nuansa jepang , membuat lelaki manapun betah memandanginya. Badannya yg ramping ideal dihiasi oleh payudara yg terbentuk begitu bulat sempurna. Di usianya yg ke-17 , payudaranya terlihat begitu ranum , indah dan menggoda. Dalam keadaan tertutup saja , bukit kembarnya sanggup membuat lelaki normal yg melihatnya naik birahi. Air mata Miskha mengalir mengingat kini badannya sudah kotor dijamah lelaki bejad.

Dulu Miskha begitu bangga dgn keindahan badan dan kecantikan wajahnya , tetapi kini sedikit penyesalan mulai tumbuh. Seandainya saja , wajah dan badannya biasa biasa saja , mungkin pelecehan seksual itu tak akan terjadi. Miskha beranjak dari depan cermin karena perutnya terasa lapar. Beberapa menit lalu , bi sumi , pembantu di rumahnya membawakan sepring nasi goreng dan segelas susu , yg diletakkan di meja samping tempat tidur.

Dgn enggan Miskha meraih piring nasi goreng lalu duduk di sisi tempat tidur. Pandangan matanya kosong seperti sedang melamun , nasi gorengnya hanya ia aduk aduk saja. Barulah beberapa menit kemudian Miskha menyendok nasi goreng untuk dimakan. Tetapi betapa terkejutnya Miskha ketika ternyata nasi goreng yg disendoknya penuh dgn belatung , begitu juga yg berada di piringnya. Miskha menjerit histeris , piringnya ia lempar ke lantai hingga pecah berderai.

“bi sumiiiii…..!!!!” Miskha berteriak memanggil pembantunya , tetapi tak ada yg dating.
“bi sumiiii…..!!!!!”

Miskha berteriak lebih keras lagi , ia bergidik jijik melihat belatung yg merayap di lantai. Ia mulai merasa kesal dan heran karena tak ada seorangpun yg datang.

“mamiiiii…..!!!!..bi sumi…….!!!!”

Tetapi tetap tak ada seorangpun yg muncul. Mengabaikan rasa jijiknya , Miskha berjingkat keluar kamar untuk mencari penghuni rumah lain. Aneh sekali , rumah kelihatan sepi bagaikan tak berpenghuni kecuali dirinya. Berkali kali Miskha memanggil orangtuanya dan pembantunya tetapi tetap tak ada jawaban. Setiap ruangan dan kamar di rumah itu Miskha periksa , tetapi tak ada siapapun disana.

Heran , takut dan panik menjadi satu dalam diri Miskha , kemana perginya orang orang..??? Miskha sempat melongok ke garasi , semua mobil masih terparkir di tempatnya. Saat mencoba menggunakan telepon , semuanya mati , baik handphone ataupun telepon rumah. Semakin didera rasa takut , Miskha memutuskan untuk menuju pintu depan dan keluar mencari pertolongan. Tetapi saat Miskha membuka pintu depan , perempuan itu langsung terlonjak mundur sembari menjerit sejadi jadinya. Di ambang pintu telah berdiri sesosok pocong yg menyeringai menakutkan.

“awwww..tidakkk…pergiii…pergiiiii…..!!!!”

Miskha histeris saat pocong itu melompat maju mendekatinya. Keberanian yg tersisa mendorongnya untuk segera bangkit dan berbalik untuk menyelamatkan diri. Tetapi saat berbalik , Miskha kembali jatuh terduduk ke lantai karena ada satu sosok pocong lain yg telah berdiri menghadangnya. Miskha semakin menjerit histeris , saat kedua pocong itu melompat mendekat. Ia beringsut mundur ketakutan dan terpojok hingga ke tembok.

Sembari bersandar pada tembok , Miskha menutup wajah dgn kedua tangannya. Ia tak sanggup lagi menatap dua pocong itu , Miskha mulai menangis dan berharap ini hanya mimpi saja. Tiba tiba Miskha merasakan suasana berubah hening dan sepi. Tak ada suara sedikitpun yg ia dengar , dan sepertinya dua pocong itu telah pergi. Miskha menurunkan kedua tangannya dan membuka mata.

“aaaaaaaaawwww……!!!!!!”

Miskha kembali menjerit histeris. Pocong yg dikiranya telah pergi , justru ada tepat dihadapannya. Wajah menyeramkan itu hanya beberapa senti saja jaraknya dari wajah cantik Miskha. Kali ini Miskha merasakan seluruh ruangan berputar , lalu semuanya menjadi gelap dan ia pun jatuh tak sadarkan diri.

“hei….anak manis , bangun..”
“ayo sayg , waktunya bangun “

Sayup sayup Miskha mendengar seseorang berbisik di telinganya, tetapi pikirannya masih dalam kondisi antara sadar dan tidak.

“kayaknya udah mulai sadar nih perempuan…”
“bagus dong, kita bisa mulai bersenang senang…”

Seiring kesadaran yg mulai terkumpul , suara itu semakin jelas Miskha dengar. Miskha mencoba membuka mata , ia mengerjapkan matanya beberapa kali agar bisa melihat jelas. Dalam keadaan setengah sadar Miskha merasakan kondisi aneh pada dirinya , ia tak bisa menggerakkan tangannya dan ia pun tak merasakan ada pijakan di kakinya seolah sedang melayg.

Butuh waktu beberapa saat sampai kesadaran Miskha sepenuhnya pulih , dan ia pun terkejut saat menyadari kondisi aneh yg ia rasakan tadi.Ternyata dirinya dalam keadaan tergantung , tangannya terikat ke atas dan kakinya hanya sedikit di atas lantai.

Bukan itu saja , Miskha mendapati dirinya memakai pakaian seragam SMA putih abu abu , tetapi ukurannya terasa terlalu kecil untuknya. Rok putih abu abunya berada cukup tinggi di atas lutut membuat paha mulus Miskha terbuka dgn indahnya. Sementara baju putihnya begitu ketat membungkus badan indah Miskha , bahkan kancing bajunya seakan berusaha keras menahan desakan payudara Miskha yg menonjol begitu sempurna.

Selain pakaian seragam yg minimalis , Miskha juga tak merasakan ada pakaian dalam yg menempel dibadannya , baik itu bra maupun celana dalam. Kondisi Miskha saat itu , seorang perempuan remaja nan cantik jelita , terikat tergantung tak berdaya

The post Cerita Sex – Misteri Sebuah Villa appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Serangan Para Gigolo

$
0
0

Cerita Sex Serangan Para Gigolo – Perjalanan Bisnis ke Surabaya sebenarnya sungguh menyenangkan, karena akan ketemu dgn sahabat lama yg sudah lama kutinggalkan, saygnya suamiku Hendra tak bisa menemaniku karena kesibukannya.

Dgn ditemani Andi, salah seorang kepercayaanku, kami terbang dgn flight sore supaya bisa istirahat dan besok bisa meeting dalam keadaan fresh dan tak loyo karena harus bangun pagi pagi buta, mengingat meeting besok aqu perkirakan akan berlangsung cukup alot karena menygkut negosiasi dan kontrak, disamping itu meeting dgn Pak Reza, calon clien, jadwalnya jam 10:00 pagi.

Pukul 19:00 kami check in di Sheraton Hotel, setelah menyelesaikan administrasinya kami langsung masuk ke kamar masing masing untuk istirahat. Kurendam badanku di bathtub dgn air hangat untuk melepas rasa penat setelah seharian meeting di kantor menyiapkan bahan meeting untuk besok. Cukup lama aqu di kamar mandi hingga kudengar HP ku berbunyi, tapi tak kuperhatikan, paling juga suamiku yg lagi kesepian di rumah, pikirku.

Setelah puas merendam diri, kukeringkan badanku dgn handuk menuju ke kamar. Kukenakan pakaian santai, celana jeans straight dan kaos ketat full press body tanpa lengan hingga lekuk badanku tercetak jelas, kupandangi penampilanku di kaca, dadaqu kelihatan padat dan menantang, cukup attraktif, di umurqu yg 32 tahun pasti orang akan mengira aqu masih berumur sekitar 27 tahun.

Kutelepon ke rumah dan HP suamiku, tapi keduanya tak ada yg jawab, lalu kuhubungi kamar Andi yg nginap tepat di sebelah, idem ditto. Aqu teringat miss call di HP-ku, ternyata si Rio, gigolo langgananku di Jakarta, kuhubungi dia.

Cerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex 2017Cerita Sex – Serangan Para Gigolo

“hallo sayg, tadi telepon ya” sapaqu
“mbak Lily, ketemu yok, aqu udah kangen nih, kita pesta yok, ntar aqu yg nyiapin pesertanya, pasti oke deh mbak” suara dari ujung merajuk
“pesta apaan?”
“pesta asik deh, dijamin puas, Mbak Cuma sediakan tempatnya saja, lainnya serahkan ke Rio, pasti beres, aqu jamin mbak” bujuknya
“emang berapa orang” tanyaqu penasaran
“rencanaqu sih aqu dgn dua temanku, lainnya terserah mbak, jaminan kepuasannya Rio deh mbak”
“asik juga sih, sayg aqu lagi di Surabaya nih, bagaimana kalo sekembalinya aqu nanti”
“wah sayg juga sih mbak, aqu lagi kangen sekarang nih”
“simpan saja dulu ya sayg, ntar pasti aqu kabari sekembaliku nanti”
“baiklah mbak, jangan lupa ya”
“aqu nggak akan lupa kok sayg, eh kamu punya teman di Surabaya nggak?” tanyaqu ketika tiba tiba kurasakan gairahku naik mendengar rencana pestanya Rio.
“Nah kan bikin pesta di Surabaya” ada nada kecewa di suaranya
“gimana punya nggak, aqu perlu malam ini saja”
“ada sih, biar dia hubungi Mbak nanti, nginapnya dimana sih?”
“kamu tahu kan seleraqu, jangan asal ngasih ntar aqu kecewa”
“garansi deh mbak”

Kumatikan HP setelah memberitahukan hotel dan kamarku, lalu aqu ke lobby sendirian, masih sore, pikirku setelah melihat jam tanganku masih pukul 21:00 tapi cukup telat untuk makan malam. Cukup banyak tamu yg makan malam, kuambil meja agak pojok menghadap ke pintu sehingga aqu bisa mengamati tamu yg masuk. Ketika menunggu pesanan makanan aqu melihat Pak Reza sedang makan bersama seorang temannya, maka kuhampiri dan kusapa dia.

“malam Bapak, apa kabar?” sapaqu sambil menyalami dia
“eh Mbak Lily, kapan datang, kenalin ini Pak Martin buyer kita yg akan meng-export barang kita ke Cina” sambut Pak Reza, aqu menyalami Pak Martin dgn hangat.
“silahkan duduk, gabung saja dgn kami, biar lebih rame, siapa tahu kita tak perlu lagi meeting besok” kelakar Pak Martin dgn ramah.
“terima kasih Pak, wah kebetulan kita bertemu di sini, kan aqu nginap di hotel ini” jawabku lalu duduk bergabung dgn mereka.

Kami pun bercakap ringan sambil makan malam, hingga aqu tahu kalau Pak Martin dan Pak Reza ternyata sahabat lama yg selalu berbagi dalam suka dan duka, meskipun kelihatannya Pak Reza lebih tua, menurut taksiranku sekitar 45 tahun, sementara Pak Martin, seorang chinesse, mungkin umurnya tak lebih dari 40 tahun, maximum 37 tahun perkiraanku. Setelah selesai makan malam, aqu pesan red wine kesukaanku, sementara mereka memesan minuman lain yg aqu tak terlalu perhatikan.

“Bagaimana dgn besok, everything is oke?” Tanya Pak Reza
“Untuk Bapak aqu siapkan yg spesial, kalau tahu bapak ada disini pasti kubawa proposalku tadi” kelakarku sambil tersenyum melirik Pak Martin, si cina ganteng itu.
Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 22:30, cukup lama juga kita ngobrol dan entah sudah berapa gelas red wine yg sudah meluncur membasahi tenggorokanku hingga kepalaqu agak berat, tak pernah aqu minum wine sebanyak ini, pengaruh alcohol sepertinya sudah menyerangku. Tamu sudah tak banyak lagi disekitar kami. Kupanggil waitres untuk menyelesaikan pembayaran yg di charge ke kamarku.

Kamipun beranjak hendak pulang ketika tiba tiba kepalaqu terasa berat dan badanku terhuyung ke Pak Martin, Pak Reza sudah duluan pergi ketika Pak Martin memeluk dan membimbingku ke lift menuju kamar, aqu sendiri sudah diantara sadar dan tak, ketika Pak Martin mengambil tas tanganku dan mengambil kunci kamar lalu membukanya.
Dgn hati hati Pak Martin merebahkan badanku di ranjang, dilepasnya sepatu hak tinggiku dan perlahan membetulkan posisi badanku, aqu sudah tak ingat selanjutnya.

Kesadaranku tiba tiba timbul ketika kurasakan dadaqu sesak dan ada kegelian bercampur nikmat di antara putingku, kubuka mataqu dgn berat dan ternyata Pak Martin sedang menindih badanku sambil mengulumi kedua putingku secara bergantian, badanku sudah telanjang, entah kapan dia melepasnya begitu juga Pak Martin yg hanya memakai celana dalam.

Bukannya berontak setelah kesadaranku timbul tapi malah mendesah kenikmatan, kuremas rambut kepala Pak Martin yg masih bermain di kedua buah dadaqu. Tangannya mulai mempermainkan selangkanganku, entah kapan dia mulai menjamah badanku tapi kurasakan kemaluanku sudah basah, aqu Cuma mendesah desah dalam kenikmatan.

“sshh.. eehh.. eegghh” desahku membuat Pak Martin makin bergairah, dia kemudian mencium bibirku dan kubalas dgn penuh gairah. Kuraba selangkangannya dan kudapati tonjolan mengeras di balik celananya, cukup besar pikirku. Sambil berciuman, kubuka celana dalamnya. Dia menghentikan ciumannya untuk melepas hingga telanjang, ternyata kemaluannya yg tegang tak sedasyat yg aqu baygkan, meski diameternya besar tapi tak terlalu panjang, paling sepanjang genggamanku, dan lagi belum disunat, ada rasa sedikit kecewa di hatiku, tapi tak kutunjukkan.

Dia kembali menindih badanku, diciuminya leherku sambil mempermainkan lidahnya sepanjang leher dan pundakku, lalu turun dan berputar putar di buah dadaqu, putingku tak lepas dari jilatannya yg ganas, jilatannya lalu beralih ke perut terus ke paha dan mempermainkan lututku, ternyata jilatan di lutut yg tak pernah kualami menimbulkan kenikmatan tersendiri. Daerah selangkangan adalah terminal terakhir dari lidahnya, dia mempermainkan klitoris dan bibir kemaluanku sambil jari tangannya mulai mengocok kemaluanku.

“sshh.. eegghh.. eehhmm.. ya Pak..truss Pak” desahku merasakan kenikmatan dari jilatan dan kocokan jari Pak Martin. Pak Martin kembali ke atasku, kakinya dikangkangkan di dadaqu sambil menyodorkan kemaluannya, biasanya aqu tak mau mengulum kemaluan pada kesempatan pertama, tapi kali ini entah karena masih terrpengaruh alcohol atau karena aqu terlalu terangsang, maka kuterima saja kemaluannya di mulutku. Kupermainkan ujung kepalanya dgn lidah lalu turun ke batang kemaluan, kemudian tak lupa kantung bolanya dan terakhir kumasukkan kemaluan itu ke dalam mulutku, cukup kesulitan juga aqu mengulum kemaluannya karena batang itu memang besar.

Dia mengocok mulutku dgn kemaluannya selama beberapa saat, cukup kewalahan juga aqu menghadapi kocokannya untung, tak berlangsung lama. Pak Martin kembali berada diantara kakiku, disapukannya kemaluannya ke bibir kemaluanku lalu mendorong tanpa kesulitan berarti hingga melesaklah kemaluan itu ke kemaluanku semua, aqu merasa masih banyak ruang kosong di bagian dalam kemaluanku meski di bagian luarnya terasa penuh oleh besarnya batang kemaluan Pak Martin.

“ehh.. sshh.. eeghghgh” aqu mulai mendesah ketika Pak Martin mulai mengocokkan kemaluannya, dgn cepat dia mengocokku seperti piston pada mesin mobil yg tancap gas, ada perbedaan rasa atas kocokan pada kemaluan yg tak disunat itu, gesekan pada dinding kemaluanku kurang greger, tapi tak mengurangi kenikmatan malahan menambah pengalaman, tanpa ampun pantatnya turun naik di atas badanku sambil menciumi leher jenjangku, kurasakan kenikmatan dari kocokannya dan kegelian di leherku.

Pak Martin menaikkan badannya dan bertumpu pada lutut dia mengocokku, dgn posisi seperti ini aqu bisa melihat expresi wajahnya yg kemerahan dibakar nafsu, tampak sekali rona merah diwajahnya karena kulitnya yg putih tipikal orang cina, wajah gantengnya bersemu kemerahan. Kutarik wajahnya dan kucium bibirnya karena gemas, kocokannya makin cepat dan keras, keringat sudah membasahi badannya meski belum terlalu lama kami bercinta. Kugoygkan pantatku mengimbangi gerakannya, ternyata itu membuat dia melambung ke atas dan menyemprotlah spermanya di kemaluanku, kepala kemaluannya kurasakan membesar dan menekan dinding kemaluanku, denyutnya sampai terasa di bibir kemaluanku, lalu dia terkulai lemas setelah menyemprotkan spermanya hingga habis.

Agak kecewa juga aqu dibuatnya karena aqu bahkan belum sempat merasakan sensasi yg lebih tinggi, terlalu cepat bagiku, tak lebih dari sepuluh menit.
“sorry aqu duluan” bisiknya di telingaqu sambil badannya ditengkurapkan di atas badanku.
“nggak apa kok, ntar lagi” kataqu menghibur diri sendiri, kudorong badannya dan dia rebah disampingku, dipeluknya badanku, dgn tetap telanjang kami berpelukan, napasnya masih menderu deru.
Aqu berdiri mengambil Marlboro putih dari tas tanganku, kunyalakan dan kuhisap dalam dalam dan kuhembuskan dgn keras untuk menutup kekesalan diriku.

“I need another kontol” pikirku kalut
Kulihat di HP ada SMS dari Rio dgn pesan “namanya Rino, akan menghubungi mbak, dari Rio”
Jarum jam sudah menunjukkan 23:20, berarti cukup lama aqu tadi tak sadarkan diri sampai akhirnya “dibangunkan” Pak Martin, kulihat Pak Martin sudah terlelap kecapekan, kupandangi dia, dgn postur badan yg cukup atletis dan wajah yg ganteng sungguh sayg dia tak bisa bertahan lama, pikirku.

Kunyalakan Marlboro kedua untuk menurunkan birahiku yg masih tinggi setelah setelah mendapat rangsangan yg tak tuntas, lalu kucuci kemaluanku dari sperma Martin, kalau tak ingat menjaga wibawa seorang boss, sudah kuminta si Andi menemaniku malam ini, tapi ketepis angan itu karena akan merusak hubungan kerjaqu dgnnya.
Kulaygkan pandanganku keluar, gemerlap lampu Kota Surabaya masih kukenali meski sudah bertahun tahun kutinggalkan. Kalau tak ada Pak Martin mungkin sudah kuhubungi Rio untuk segera mengirim Rino kemari, tapi aqu jadi nggak enak sama dia.

Ketika akan kunyalakan batang rokok ketiga, kudengar bel pintu berbunyi, agak kaget juga ada tamu malam malam begini, kuintip dari lubang intip di pintu, berdiri sosok lelaki tegap dgn wajah ganteng seganteng Antonio Banderas, maka kukenakan piyama dan kubuka pintu tanpa melepaskan rantai pengamannya.

“mbak Lily? saya Rino temannya Rio” sapanya
Agak bingung juga aqu, disatu sisi aqu membutuhkannya apalagi dgn penampilan dia yg begitu sexy sementara di sisi lain masih ada Pak Martin di ranjang.
“Sebentar ya” kataqu menutup pintu kembali, terus terang aqu nggak tahu bagaimana menentukan sikap, sebenarnya aqu nggak keberatan melayani mereka berdua malah itu yg aqu harapkan tapi bagaimana dgn Pak Martin, rekanan bisnis yg baru beberapa jam yg lalu aqu kenal, tentu aqu harus menjaga citraqu sebagai seorang bisnis perempuan professional, aqu bingung memikirkannya.
“kudengar ada bel pintu, ada tamu kali” kata Pak Martin dari ranjang
“eh..anu..enggak kok Pak” jawabku kaget agak terbata
“jangan panggil Pak kalau suasana begini, apalagi dgn apa yg baru saja terjadi, panggil Martin atau Koh Martin saja, toh hanya beberapa tahun lebih tua”
“iya teman lama, nggak penting sih, tapi kalau bapak keberatan aqu suruh dia pulang biar besok dia kesini lagi” kataqu
“ah nggak pa pa kok, santai saja” jawabnya ringan.

Aqu kembali membuka pintu tapi aqu yg keluar menemui dia di depan pintu, kini kulihat jelas postur badannya yg tinggi dan atletis, umur paling banter 26 tahun, makin membuat aqu kepanasan.

“di dalam ada rekanku, bilang aja kamu teman lama dan apapun yg terjadi nanti suka atau nggak suka kamu harus terima bahkan kalau aqu memintamu untuk pulang tanpa melaqukan apa apa kamu harus nurut, besok aqu telepon lagi, aqu mohon pengertianmu” kataqu pada Rino tegas.
“Nggak apa mbak, aqu ikuti saja permainan Mbak Lily, aqu percaya sama Rio dan aqu orangnya easy going kok mbak, pandai membawa diri” katanya lalu kupersilahkan masuk.
Kulihat Martin masih berbaring di ranjang dgn bertutupkan selimut. Aqu jadi canggung diantara dua lelaki yg baru kukenal ini sampai lupa mengenalkan mereka berdua, basa basi kutawari Rino minuman, tiba tiba Martin bangkit dari ranjang dan dgn tetap telanjang dia ke kamar mandi. Aqu kaget lalu melihat ke Rino yg hanya dibalas dgn senyuman nakal.

“wah ngganggu nih” celetuk Rino
“ah enggak udah selesai kok”jawabku singkat
“baru akan mulai lagi, kamu boleh tinggal atau ikutan atau pergi terserah kamu, tapi itu tergantung sama Lily” teriak Martin dari kamar mandi, entah basa basi atau bercanda atau serius aqu nggak tau.
“Rio udah cerita sama aqu mengenai mbak” bisik Rino pelan supaya tak terdengar Martin.

Martin keluar dari kamar mandi dgn tetap telanjang, dia mendekatiku menarikku dalam pelukannya lalu mencium bibirku, tanpa mempedulikan keberadaan Rino dia melorotkan piyamaqu hingga aqu telanjang di depan mereka berdua. Kami kembali berpelukan dan berciuman, tangan Martin mulai menjamah buah dadaqu, meraba raba dan meremasnya. Ciumannya turun ke leherku hingga aqu mendongak kegelian, kemudian Martin mengulum putingku secara bergantian, kuremas remas rambutnya yg terbenam di kedua buah dadaqu.

Kulihat Rino masih tetap duduk di kursi, entah kapan dia melepas baju tapi kini dia hanya mengenakan celana dalam mini merahnya, benjolan dibaliknya sungguh besar seakan celana dalamnya tak mampu menampung kebesarannya.
Badannya begitu atletis tanpa lemak di perut menambah ke-sexy-annya. Melihat potongan badannya berahiku menjadi cepat naik disamping rangsangan dan serbuan dari Martin di seluruh badanku, kupejamkan mataqu sambil menikmati cumbuan Martin.

Ketika jilatan Martin mencapai selangkanganku, kuraskan pelukan dan rabaan di kedua buah dadaqu dari belakang, kubuka mataqu ternyata Martin sedang sibuk di selangkanganku dan Rino berada di belakangku. Sambil meraba raba Rino menciumi tengkuk dan menjilati telingaqu membuat aqu menggelinjang kegelian mendapat rangsangan atas bawah depan belakang secara bersamaan, terutama yg dari Rino lebih menarik konsentrasiku.

Mereka merebahkan badanku di ranjang, Martin tetap berkutat di kemaluanku sementara Rino beralih mengulum putingku dari kiri ke kanan. Kugapai kemaluan Rino yg menegang, agak kaget juga mendapati kenyataan bahwa kemaluannya lebih panjang, hampir dua kali punya Martin meski batangnya tak sebesar dia, tapi bentuknya yg lurus ke depan dan kepalanya yg besar membuat aqu semakin ingin cepat menikmatinya, kukocok kocok untuk mendapatkan ketegangan maximum dari kemaluannya. Martin membalikkan badanku dan memintaqu pada posisi doggie, Rino secara otomatis menempatkan dirinya di depanku hingga posisi kemaluannya tepat menghadap ke mukaqu persisnya ke mulutku.

Untuk kedua kalinya Martin melesakkan kemaluannya ke kemaluanku dan langsung menyodok dgn keras hingga kemaluan Rino menyentuh pipiku. Kuremas kemaluan itu ketika Martin dgn gairahnya mengobok obok kemaluanku. Tanpa sadar karena terpengaruh kenikmatan yg diberikan Martin, kujilati Kemaluan Rino dalam genggamanku dan akhirnya kukulum juga ketika Martin menghentakkan badannya ke pantatku, meski tak sampai menyentuh dinding terdalam kemaluanku tapi kurasakan kenikmatan demi kenikmatan pada setiap kocokannya. Kukulum kemaluan Rino dgn gairah segairah kocokan Martin padaqu, Rino memegang kepalaqu dan menekan dalam dalam sehingga kemaluannya masuk lebih dalam ke mulutku meski tak semuanya tertanam di dalam. Sambil mengocok tangan Martin meraba raba punggungku hingga ke dadaqu, sementara Rino tak pernah memberiku peluang untuk melepaskan kemaluannya dari mulutku.

“eegghhmm.. eegghh” desahku dari hidung karena mulutku tersumbat kemaluan Martin.
Tak lama kemudian Martin menghentikan kocokannya dan mengeluakan kemaluannya dari kemaluanku meski belum kurasakan orgasmenya, Rino lalu menggantikan posisi Martin, dgn mudahnya dia melesakkan kemaluannya hingga masuk semua karena memang batangnya lebih kecil dari kemaluan Martin, kini ini kurasakan dinding bagian dalam kemaluanku tersentuh, ada perasaan menggelitik ketika kemaluan Rino menyentuhnya. Dia langsung mengocok perlahan dgn penuh perasaan seakan menikmatai gesekan demi gesekan, makin lama makin cepat, tangannya memegang pinggangku dan menariknya berlawanan dgn gerakan badannya sehingga kemaluannya makin masuk ke dalam mengisi rongga kemaluanku yg tak berhasil terisi oleh kemaluan Martin.

Ada kenikmatan yg berbeda antara Martin dan Rino tapi keduanya menghasilkan sensasi yg luar biasa padaqu saat ini. Cukup lama Rino menyodokku dari belakang, Martin entah kemana dia tak ada di depanku, mungkin dia meredakan nafsunya supaya tak orgasme duluan.
Rino lalu membalikku, kini aqu telentang di depannya, ditindihnya badanku dgn badan sexy-nya lalu kembali dia memasukkan kemaluannya, dgn sekali dorong amblaslah tertelan kemaluanku, dgn cepat dan keras dia mengocokku, kemaluannya yg keras dgn kepala besar seakan mengaduk aduk isi kemaluanku, aqu mendesah tak tertahan merasakan kenikmatan yg kudapat.

“eehh..yess..fuck me hard..yess” desahku mulai ngaco menerima gerakan Rino yg eksotik itu. Sambil mendesah kupandangi wajah tampan Antonio Banderas-nya yg menurut taksiranku tak lebih dari 26 tahun, membuat aqu makin kelojotan dan tergila gila dibuatnya. Kulihat Martin berdiri di samping Rino, tatapan mataqu tertuju pada kemaluannya yg terbungkus kondom yg menurutku aneh, ada asesoris di pangkal kondom itu, sepertinya ada kepala lagi di pangkal kemaluannya. Kulihat dia dan dia membalas tatapanku dgn pandangan dan senyum nakal.

Ditepuknya pundak Rino sebagai isyarat, agak kecewa juga ketika Rino menarik keluar kemaluannya disaat saat aqu menikmatinya dgn penuh nafsu. Tapi kekecewaan itu tak berlangsung lama ketika Martin menggantikan posisinya, begitu kemaluannya mulai melesak masuk kedalam tak kurasakan perbedaannya dari sebelumnya tapi begitu kemaluannya masuk semua mulailah efek dari kondom berkepala itu kurasakan, ternyata kepala kondom itu langsung menggesek gesek klitorisku saat Martin menghunjam tajam ke kemaluanku, klitorisku seperti di gelitik gelitik saat Martin mengocok kemaluanku, suatu pengalaman baru bagiku dan kurasakan kenikmatan yg aneh tapi begitu penuh gairah.

Martin merasakan kemenangan ketika badanku menggelinjang menikmati sensasinya. Rino kembali mengulum putingku dari satu ke satunya, lalu badannya naik ke atas badanku dan mekangkangkan kakinya di kepalaqu, disodorkannya kemaluannya ke mulutku, aqu tak bisa menolak karena posisinya tepat mengarah ke mulut, kucium aroma kemaluanku masih menempel di kemaluannya, langsung kubuka mulutku menerima kemaluan itu. Sementara kocokan Martin di kemaluanku makin menggila, kenikmatannya tak terkirakan, tapi aqu tak sempat mendesah karena disibukkan kemaluan Rino yg keluar masuk mulutku. Aqu menerima dua kocokan bersamaan di atas dan dibawah, membuatku kewalahan menerima kenikmatan ini.

Setelah cukup lama mengocokku dgn kondom kepalanya, Martin menarik keluar kemaluannya dan melepaskan kondomnya lalu dimasukkannya kembali ke kemaluanku, tak lama kemudian kurasakan denyutan dari kemaluan Martin yg tertanam di kemaluanku, denyutannya seakan memelarkan kemaluanku karena terasa begitu membesar saat orgasme membuatku menyusul beberapa detik kemudian, dan kugapailah kenikmatan puncak dari permainan sex, kini aqu bisa mendapatkan orgasme dari Martin. Tahu bahwa Martin telah mendapatkan kepuasannya, Rino beranjak menggantikan posisi Martin, tapi itu tak lama, dia memintaqu untuk di atas dan kuturuti permintaannya.
Rino lalu telentang di sampingku, kunaiki badannya dan kuatur badanku hingga kemaluannya bisa masuk ke kemaluanku tanpa kesulitan berarti.

Aqu langsung mengocok kemaluannya dgn gerakan menaik turunkan pantatku, buah dadaqu yg menggantung di depannya tak lepas dari jamahannya, diremasnya dgn penuh gairah seiring dgn kocokanku. Gerakan pinggangku mendapat perlawanan dari Rino, makin dia melawan makin dalam kemaluannya menancap di kemaluan dan makin tinggi kenikmatan yg kudapat. Karena gairahku belum turun banyak saat menggapai orgasme dgn Martin, maka tak lama kemudian kugapai lagi orgasme berikutnya dari Rino, denyutanku seolah meremas remas kemaluan Rino di kemaluanku.

“OUUGGHH.. yess.. yess.. yess” teriakku
Rino yg belum mencapai puncaknya makin cepat mengocokku dari bawah, badanku ambruk di atas dadanya, sambil tetap mengocokku dia memeluk badanku dgn erat, kini aqu Cuma bisa mendesah di dekat telinganya sambil sesekali kukulum. Tak berapa lama kemudian Rino pun mencapai puncaknya, kurasakan semprotan sperma dan denyutan yg keras di kemaluanku terutama kepala kemaluannya yg membesar hingga mengisi semua kemaluanku.

“oouuhh..yess..I love it” teriakku saat merasakan orgasme dari Rino.
Kurasakan delapan atau sembilan denyutan keras yg disusul denyutan lainnya yg melemah hingga menghilang dan lemaslah batang kemaluan di kemaluanku itu.
Kami berpelukan beberapa saat, kucium bibirnya dan aqupun berguling rebahan di sampingnya, Rino memiringkan badannya menghadapku dan menumpangkan kaki kanannya di badanku sambil tangannya ditumpangkan di buah dadaqu, kurasakan hembusan napasnya di telingaqu.

“mbak Lily sungguh hebat” bisiknya pelan di telingaqu.
Aqu hanya memandangnya dan tersenyum penuh kepuasan. Cukup lama kami terdiam dalam keheningan, seolah merenung dan menikmati apa yg baru saja terjadi.
Akhirnya kami dikagetkan bunyi “beep” satu kali dari jam tangan Rino yg berarti sudah jam 1 malam.
“Rino, kamu nginap sini ya nemenin aqu ya, Koh Martin kalau nggak keberatan dan tak ada yg marah di rumah kuminta ikut nemenin, gimana?” pintaqu
“Dgn senang hati” jawabnya gembira, Rino hanya mengangguk sambil mencium keningku.

Kami bertiga rebahan di ranjang, kumiringkan badanku menghadap Martin, kutumpangkan kaki kananku ke badannya dan tanganku memeluk badannya, sementara Rino memelukku dari belakang, tangannya memegang buah dadaqu sementara kaki kanannya ditumpangkan ke pinggangku.Tak lama kemudian kami tertidur dalam kecapekan dan penuh kenangan, aqu berada ditengah diantara dua lelaki yg baru kukenal beberapa jam yg lalu.

Entah berapa lama kami tidur dgn posisi seperti itu ketika kurasakan ada sesuatu yg menggelitik kemaluanku, kubuka mataqu untuk menepis kantuk, ternyata Rino berusaha memasukkan kemaluannya ke kemaluanku dari belakang dgn posisi seperti itu. Kuangkat sedikit kaki kananku untuk memberi kemudahan padanya, lalu kembali dia melesakkan kemaluannya ke kemaluanku, aqu masih tak melepaskan pelukanku dari Martin sementara Rino mulai mengocokku dari belakang dgn perlahan sambil meremas remas buah dadaqu. Tanganku pindah ke kemaluan Martin dan mengocoknya hingga berdiri, tapi anehnya Martin masih memejamkan matanya, sepuluh menit kemudian Rino kurasakan denyutan kuat dari kemaluan Rino pertanda dia orgasme, tanpa menoleh ke Rino aqu melanjutkan tidurku, tapi ternyata Martin sudah bangun, dia memintaqu menghadap ke Rino ganti dia yg mengocokku dari belakang seperti tadi sambil aqu memeluk badan Rino dan memegangi kemaluannya yg sudah mulai melemas.

Berbeda dgn kocokan Rino yg pelan pelan, Martin melaqukan kocokan dgn keras disertai remasan kuat di buah dadaqu sampai sesekali aqu menjerit dalam kenikmatan, cukup lama Martin mengocokku hingga aqu mengalami orgasme lagi beberapa detik sebelum dia mengalaminya, kemudian kami melanjutkan tidur yg terputus.

Kami terbangun sekitar pukul delapan ketika telepon berbunyi, kuangkat dan ternyata dari Andi.
“pagi bu, udah bangun?” tanyanya dari seberang
“pagi juga Andi, untung kamu bangunin kalau tak bisa ketinggalan meeting nih, oke kita ketemu di bawah pukul 9, tolong di atur tempat meetingnya, cari yg bagus” jawabku memberi perintah
“beres bu” jawabnya
“Martin, aqu ada meeting dgn Pak Reza jam 10, kamu bagaimana?” tanyaqu
“lho meetingnya kan juga sama sama aqu” jawab Martin
“oh ya? dia tak pernah cerita tuh, dia Cuma bilang meetingnya antara aqu, dia dan satu orang lagi rekannya”
“oke anyway, aqu tak mau datang ke tempat meeting dgn pakaian yg sama dgn kemarin”
“Ayo mandi lalu kita cari pakaian di bawah” kataqu
“Rino, kamu boleh tinggal disini atau pergi, tapi yg jelas aqu nanti memerlukanmu setelah meeting” kataqu sambil menuju ke kamar mandi menyusul Martin yg mandi duluan.

Kami berdua mandi dibawah pancuran air hangat, kami saling menyabuni satu sama lain, dia memelukku dari belakang sambil meremas remas buah dadaqu dan menjilati telingaqu, kuraih kemaluannya dan kukocok, badan kami yg masih berbusa sabun saling menggesek licin, ternyata membuatku lebih erotis dan terangsang. Tanpa menunggu lebih lama kuarahkan angkat kaki kananku dan mengarahkan kemaluannya ke kemaluanku, dgn ketegangannya ditambah air sabun maka mudah baginya untuk masuk ke dalam, Martin langsung menancapkan sedalam dia bisa. Pancuran air panas membasahi badan kami berdua lebih romantis rasanya, tapi itu tak berlangsung lama ketika Martin menyemprotkan spermanya di dalam kemaluanku, tak banyak dan tak kencang memang tapi cukuplah untuk memulai hari ini dgn dgn penuh gairah.

Setelah mandi aqu mengenakan pakaian kerja resmi, entah mengapa kupilih pakaian yg resmi tapi santai, mungkin karena terpengaruh perasaanku yg lagi bergairah maka tanpa bra kukenakan tank top dan kututup dgn blazer untuk menutupi putingku yg menonjol di balik tank top-ku, lalu kupadu dgn rok mini sehingga cukup kelihatan resmi, aqu merasa sexy dibuatnya.

Kutinggalkan amplop berisi uang di meja dan kucium Rino.
“Kalau kamu mau mau keluar ada uang di meja, ambil saja ntar aqu hubungi lagi, kalau mau tinggal up to you be my guest” bisikku yg dibalas ciuman dan remasan di buah dadaqu.

Pukul 9:15 kami keluar kamar, bersamaan dgn Andi keluar dari kamarnya tepat ketika aqu keluar bersama Martin dan Rino memberiku ciuman di depan pintu, dia menoleh ke arah kami tapi segera memalingkan wajahnya ke arah lain seolah tak melihat, tapi aqu yakin dia melihatnya.

“Morning Andi” sapaqu
“eh morning Bu, ruang meeting sudah aqu atur dan semua dokumen sudah saya siapkan, copy file-nya ada di laptop ibu” jawabnya memberi laporan ketika kami menuju lift.
“Thanks Ndi” jawabku singkat.

Kami bertiga terdiam di lift, aqu yg biasanya banyak bicara mencairkan suasana jadi kaqu dan salah tingkah, masih memikirkan apa yg ada di pikiran Andi bahwa aqu keluar dari kamar dgn seorang lelaki dan ada lelaki lainnya di kamarku, ah persetan pikirku, saking kikuknya sampai aqu lupa mengenalkan Martin pada Andi. Dalam kebekuan kuamati Andi dari baygan di cermin lift, baru kusadari kalau sebenarnya Andi mempunyai wajah tampan dan berwibawa, meski umurnya baru 27 tahun tapi ketegasan tampak di kerut wajahnya. Sedikit lebih tinggi dariku tapi karena aqu pakai sepatu hak tinggi, maka kini aqu lebih tinggi darinya, posturnya badannya cukup proporsional karena dia sering cerita kalau fitness secara teratur 3 kali seminggu, aqu baru sadar bahwa selama ini aqu nggak pernah melihat Andi sebagai seorang lelaki, tapi lebih kepada pandangan seorang Bos ke anak buahnya.

Diluar dugaan, Andi ternyata memergokiku saat mengamatinya, pandangan mata kami bertemu di pantulan cermin.
“Ting”, untunglah lift terbuka, aqu segera keluar menghindar dari pandangan Andi, kami langsung breakfast setelah terlebih dulu mencarikan Martin pakaian dan dasi pengganti, meski Shopping Arcade masih belum buka karena terlalu pagi, tapi dgn sedikit paksaan akhirnya mereka mau juga melayani kami.
“Eh Bu Lily, saya kok belum dikenalin dgn Mas ini” Tanya Martin bersikap resmi, mengingatkanku akan kekonyolanku pagi ini.
“Oh iya, Andi, ini Pak Martin, clien dari Pak Reza yg akan menjual produk kita ke Cina yg berarti Clien kita juga, dan nanti Pak Martin akan gabung dgn kita di meeting” kataqu yg disambut uluran tangan Martin ke Andi.
“Pak Martin, Andi ini salah satu orang kepercayaan saya, dialah yg in charge nanti, meski baru dua tahun ikut saya tapi naluri bisnisnya boleh di uji” lanjutku memuji Andi, itu biasa kulaqukan untuk memperbesar rasa percaya diri anak buah sekaligus supaya
clien lebih confident.

Ini adalah breakfast terlama yg pernah aqu alami, serba salah tingkah dan yg pasti aqu tak berani memandang Andi, entah mengapa. Untunglah Martin bisa mencairkan suasana bengan berbagai joke-nya.

Bertiga kami masuk ke ruang meeting yg sudah di booking Andi, ternyata cukup nyaman suasananya, tak seperti ruang meeting biasa yg kaqu dan menjemukan, tapi lebih terkesan bernuansa santai tapi serius, Meeting table bulat dgn dikelilingi 6 kursi putar, sementara dipojokan ada sofa dan meja kecil, di ujung yg lain terdapat tea set lengkap dgn electric kettle.

Aqu dan Andi duduk bersebelahan menyiapkan dokumen di meja, kuletakkan laptop di depanku, Pak Martin duduk di sebelah kiriku.
“Ndi tolong nyalakan laptop, aqu ke toilet sebentar” kataqu sambil meninggalkan mereka berdua. Kuhabiskan sebatang Marlboro di toilet untuk menghilangkan keteganganku dan kurapikan baju dan make up ku.
Pak Reza sudah berada di ruangan ditemani dgn wanita yg muda dan cantik ketika aqu kembali ke ruangan meeting.
“Pagi Pak Reza, pagi Bu” sapaqu sambil menyalami mereka berdua
“Pagi juga Mbak Lily, anda kelihatan cantik pagi ini” kata Pak Reza
“emang selama ini nggak cantik” jawabku
“Lily” sapaqu pada wanita di samping Pak Reza sambil mengulurkan tangan
“Lisa” jawabnya sambil tersenyum manis
“bukan begitu, tapi pagi ini lebih cantik dan cerah”
“Oh Mbak Lisa, selama ini kita hanya bertemu lewat telepon dan faximile” kataqu lagi
“dan sekarang inilah dia orangnya” lanjut Pak Reza.

Ternyata Andi belum menyalakan laptopku, agak marah juga aqu melihat dia tak melaksanakan perintahku, maka dgn mata melotot ke arahnya kuambil kembali laptopku dari hadapannya lalu kunyalakan. Betapa terkejutnya aqu ketika laptop itu menyala, tampak di monitor laptopku seorang wanita sedang telentang menerima kocokan di kemaluannya sementara mulutnya mengulum kemaluan kedua dan tangan satunya memegang kemaluan ketiga, aqu baru tersadar kalau sebelum berangkat dari kantor kemarin sempat membuka koleksi pic yg ada laptop-ku dan karena buru buru mungkin saat mematikan laptop bukan “shut down” yg aqu pilih tapi “stand by”. Mukaqu merah dibuatnya, untung tak ada yg memperhatikan, langsung aqu “re-booting”, kulirik Andi tapi dia menyiapkan document dan tak memperhatikanku, pantesan dia langsung mematikannya, pikirku. Aqu jadi lebih salah tingkah lagi terhadap Andi, tapi segera aqu kembali konsentrasi untuk meeting ini.

Meeting dimulai dgn presentasi Andi dan dilaqukan tanya jawab, justru yg banyak bertanya adalah Lisa dan itu dilayani dgn cekatan oleh Andi, sementara aqu Cuma kadang kadang saja menguatkan pendapat Andi atau membantunya membuat keputusan untuk menerima atau klarifikasi, hal ini kulaqukan untuk lebih meyakinkan Lisa maupun Pak Reza disamping untuk memperbesar rasa percaya diri pada Andi. Cukup alot juga pembicaraan antara mereka berdua, tapi aqu tak mau mencampuri sebelum dia benar benar kepepet. Aqu kagum sama Lisa yg cantik tapi piawai dalam negosiasi.

Setelah masalah teknis dan kontrak selesai sampailah pada masalah harga dan itu adalah tugasku dgn Pak Reza, dgn beberapa alternatif harga yg aqu tawarkan akhirnya dicapailah kesepakatan.
“Ndi, kamu revisi dan di print di Business Center supaya bisa ditandatangani sekarang juga, jangan lupa materei-nya” perintahku
“baik bu”jawabnya lalu dia keluar sambil membawa laptopku dokumen dokumen yg diperlukan.
Kupesan champagne merayakan kerja sama ini ketika Andi sudah meninggalkan ruangan.
“Selamat Mbak Lily semoga sukses dgn kerja sama kita ini” Pak Martin menyalamiku sambil mencium kedua pipiku.
Aqu menyalami lalu memeluk Lisa dan menempelkan pipiku padanya.
“Anda begitu hebat dalam negosiasi” kataqu
Tanpa kuduga dia menjawab berbisik di telingaqu.
“terima kasih, Pak Reza tahu lho apa yg terjadi tadi malam di tempat Ibu”
“oh ya? apa itu”jawabku kaget
“Pak Martin menginap di tempat mbak” katanya pelan mengagetkanku
“dan satu orang cowok lagi” lanjutnya
Kulepas pelukannya dan kupandangi Lisa yg masih kelihatan polos itu, lalu pandanganku beralih ke Martin sebagai protes, tapi dia hanya mengerutkan kening dan mengangkat bahu saja sambil senyum.
Tak sempat terbengong lebih lama, Pak Reza menyalamiku
“Selamat atas kerja sama kita” katanya sambil menyalamiku dan tak kusangka sangka dia menarik badanku ke pelukannya
“I know what you did last night” katanya sambil mempererat pelukannya dan mengelus elus punggungku.
Aqu masih tertegun tak merespon ucapan maupun tindakan Pak Reza, tapi kurasakan buah dadaqu tergencet di dadanya saat dia memelukku erat.
“Pak Reza banyak orang, malu ah” jawabku pelan
“banyak orang? ini kan kita kita juga” jawabnya tanpa melepas pelukannya tapi malah meremas pantatku
Kulirik Pak Martin, dia hanya bediri di pojok melihat kami, sementara Lisa malah mendekat ke Pak Martin.
“Mari kita rayakan kerja sama ini dgn penuh persahabatan” bisiknya sambil mencium pipi dan bibirku bersamaan dgn tangannya menyingkap rok miniku hingga ke pinggang, aqu yakin Lisa maupun Martin bisa melihat celana dalam model “Thong” yg hanya terdapat penutup segitiga kecil di depan, hingga pasti mereka sudah melihat pantatku.

Ciuman Pak Reza sudah sampai di leherku, dilepasnya blazer yg menutupi bagian luarku hingga tampak tank top pink yg kukenakan dibaliknya. Dgn hanya mengenakan tank top, maka tampaklah putingku yg menonjol di baliknya.

Sebenarnya aqu bisa saja menolak cumbuan Pak Reza kalau mau, tapi melihat pandangan Pak Reza yg penuh wibawa dan wajahnya yg galak tegas membuat aqu takluk dalam pelukan dan ciumannya. Bukan ketaqutan masalah bisnis, aqu yakin sebagai seorang professional dia bisa membedakan antara bisnis dan pribadi, tapi memang pada dasarnya aqu juga mau dicumbunya.

Kulihat Pak Martin sudah berciuman dgn Lisa sementara tangannya meremas remas buah dada Lisa yg montok itu.
Pak Reza lalu menelentangkan badanku di atas meja meeting, disingkapkan rokku dan dari celah celana dalam mini dia mulai menciumi dan menjilati kemaluanku dgn gairahnya.

Tiba tiba kami dikagetkan ketukan di pintu, segera aqu berdiri dan membetulkan rok miniku dan kuambil blazerku, tapi Pak Reza memberi tanda supaya nggak usah dipakai.
Lisa membuka pintu, ternyata room boy yg mengantar champagne pesananku, Lisa menerima dan menyelesaikan pembayarannya ke kamarku dan dia minta supaya di depan pintu diberi tanda “DO NOT DISTURB”, setelah mengunci pintu Lisa membuka dan menuangkan untuk kami.

Pak Reza tak mau kehilangan waktu, begitu pintu ditutup, dia kembali memelukku lalu menurunkan tali tank top ku hingga ke tangan, setelah meremas remas sambil mencium leherku, ditariknya tank topku hingga ke perut, maka terpampanglah buah dadaqu di depan semua orang.
“wow, very nice breast, begitu kencang, I love it” komentar Pak Reza lalu kepalanya dibenamkan di antara kedua bukit itu sambil tangannya meremas remasnya. Ciumannya dgn cepat berpindah ke puncak bukit dan secara bergantian dia mengulum dari satu puncak ke puncak lainnya. Dgn cepat ciuman Pak Reza turun ke perut dan selangkanganku setelah terlebih dahulu melemparkan tank top ke Martin dan kembali merebahkan aqu di meja meeting, dijilatinya kemaluanku dari balik celana dalamku.

Martin mendekatiku dari atas lalu mencium bibirku dan meremas buah dadaqu kemudian mengulum putingnya, sementara jilatan Pak Reza makin menggila di kemaluanku, tapi aqu tak berani mendesah. Lisa sudah melepas blazernya hingga kelihatan buah dadanya yg montok menantang dibalik kaos you can see ketatnya, dia hanya duduk memperhatikan kami, tak seorangpun menyentuh champagne yg sudah kupesan, ternyata aqulah yg menjadi santapan selamat, bukan champagne itu. Disaat aqu lagi meregang dalam kenikmatan, kembali kami dikagetkan suara handle pintu dibuka, lalu berganti dgn ketukan.

“Andi” teriakku panik aqu tak ingin Andi melihatku dalam keadaan seperti ini, akan mengurangi wibawaqu dimatanya.
Kudorong kepala Pak Reza dgn halus, aqu mencari tank top atau blazerku tapi terlambat, Lisa sudah membuka dgn hati hati pintu itu dan masuklan Andi dgn membawa laptop dan dokumen dokumennya sebelum aqu sempat menutupi badan atasku.

Kulihat wajah Andi melongo terkaget kaget melihat aqu duduk di meja meeting dalam keadaan topless dan kaki di atas kursi, sementara Pak Reza masih jongkok di bawahku dan Martin ada dibelakangku dgn bertelanjang dada.
“eh ma..ma..maaf mengganggu” katanya lalu berbalik ke pintu, tapi Lisa segera menghalangi dan menutup kembali pintu itu.
“Udah duduk saja di sini” jawab Lisa sambil menghalangi pintu itu dgn badannya.
“tapi..tapi ..tapi ini harus ditandatangani” jawabnya belum sadar dgn apa yg terjadi.
“nggak ada tapi, tanda tangan mah gampang, sini aqu Bantu” kata Lisa sambil mengambil dokumen dan laptop dari tangan Andi dan meletakkannya di meja pojok ruangan di samping champagne..
“taruh di sini saja, kamu lihat sendiri kan mereka sedang sibuk” kata Lisa sambil menarik Andi duduk disebelahnya di sofa.
Kulihat wajah Andi masih melongo kaget melihat bagaimana tingkah laquku.
“Sudah terlambat, persetan, apa yg terjadi terjadilah” pikirku dan kembali telentang di meja menuruti permintaan Pak Reza, dipelorotnya rok mini dan celana dalamku.

Pada mulanya agak risih juga bertelanjang di depan Andi tapi selanjutnya sudah tak kuperhatikan lagi kehadiran Andi di ruangan itu ketika lidah Pak Reza dgn cantiknya kembali menggelitik klitorisku. Martin membimbing tanganku dan dipegangkan ke kemaluannya yg sudah tegang, ternyata dia sudah mengeluarkan kemaluannya dari lubang resliting, tanpa menunggu lebih lama kukocok kemaluan itu.

Pak Reza melepas celana dalamku dan dilemparkannya ke arah Lisa dan Andi, ternyata Lisa sudah duduk di pangkuan Andi dan mereka sedang berciuman.
Pak Reza menarikku duduk di tepi meja, ternyata dia masih berpakaian lengkap, kubantu melepaskan pakaiannya, lalu aqu jongkok di depannya, kupelorotkan celananya, ternyata dia tak memakai celana dalam, dan wow kemaluannya yg menegang membuatku terpesona, besar dgn guratan otot di batangnya menonjol dgn jelas.

Segera kujilati kepala kemaluannya dan memasukkan kepala kemaluannya ke mulutku, kupermainkan dgn lidahku di dalam, tak tahan diperlaqukan seperti itu, Pak Reza menaikkanku kembali duduk di meja, disapukannya kepala kemaluan itu ke bibir kemaluanku, pelan pelan mendorong hingga masuk semua lalu didiamkannya sejenak, maka melesaklah kemaluan kedua di hari untuk kemaluanku. Dia memandangku dgn penuh nafsu, mencium bibirku, lalu mulai menggoygkan pantatnya maju mundur mengocok kemaluanku, tangannya meraba buah dadaqu lalu wajahku dan jarinya dimasukkan ke mulutku, kukulum dan kupermainkan jarinya dgn lidahku.

Pak Martin mendekat lalu meremas remas buah dadaqu, kuraih kemaluannya yg masih tegang nongol dari lubang resliting dan kukocok seirama kocokan Pak Reza.
Kudengar desahan dari tempat lain, ternyata Lisa sudah semi telanjang di pangkuan Andi sedang mendapat kuluman dan remasan darinya di kedua putingnya, buah dada Lisa yg montok itu hampir menutup wajah Andi yg sedang terbenam di celah celahnya. Melihat hal itu, Pak Martin meninggalkan kami menuju ke Lisa dan Andi, segera dia mengulum puting Lisa yg merah menantang berbagi dgn Andi, mendapat kuluman dari dua orang, Lisa sepertinya ingin teriak tapi ditahannya dgn menggigit jarinya.

Setelah puas mengocokku dari depan sambil meremas remas buah dadaqu, Pak Reza memintaqu berbalik, maka aqu berdiri membelakangi dia dan badanku membungkuk ke depan bertumpu pada meja, kaki kananku kunaikkan di kursi, Pak Reza kembali melesakkan kemaluannya di kemaluanku, dia mengocok dgn kerasnya hingga meja meeting itu begoyg goyg. Dgn posisi seperti ini aqu bisa melihat Lisa sedang duduk di sofa menerima jilatan Andi di kemaluan mengulum kemaluan Pak Martin yg berdiri di sampingnya.

Kocokan Pak Reza serasa menggesek semua sisi dinding kemaluanku, begitu nikmat hingga aqu melayg dibuatnya, ingin aqu menjerit karenanya tapi kutahan dgn menggigit bibirku.

Terbuai oleh kenikmatan dari Pak Reza, tanpa kusadari ternyata Lisa, Andi dan Martin ternyata sudah bergeser ke meja di dekatku hingga aqu bisa melihat dgn jelas bagaimana Andi mempermainkan klitoris Lisa sambil mengocokkan jarinya, ternyata dia sudah mahir juga, batinku. Sementara Pak Martin berada di antara aqu dan Lisa, sambil mengulum puting Lisa dia meremas buah dadaqu.

Terkaget aqu ketika melihat Andi mengusapkan kemaluannya di kemaluan Lisa, ternyata kemaluan Andi begitu besar, sepertinya jauh lebih besar dari punya Pak Reza apalagi Pak Martin, mungkin sama besar dgn punya suamiku tapi dgn bentuk yg melengkung ke atas membuatku ingin menikmatinya, itu adalah bentuk kemaluan favoritku.
Sepertinya dia kesulitan memasukkan kemaluan besarnya ke kemaluan Lisa, berulang kali dia berusaha memasukkan tapi gagal meski kemaluan Lisa sudah basah, dicoba lagi dan dicoba lagi hingga berhasil meski hanya separuh, tapi Lisa sudah menggelinjang gelinjang entah kesakitan atau ke-enak-an. Kupegang tangannya dan dia meremasnya dgn kuat saat Andi berusaha mendorong lebih dalam, memasukkan mili demi mili kemaluannya ke dalam kemaluan Lisa. Sementara kocokan Pak Reza juga tak kalah nikmatnya, goygannya semakin bervariasi menghunjam kemaluanku dari berbagai arah dan gerakan. Tangan kami saling meremas dalam kenikmatan.

Andi mulai mengocok Lisa dgn perlahan dan semakin lama semakin cepat, desah tertahan keluar dari hidung Lisa, dia kelojotan menerima kocokan Andi meskipun pelan menurutku, sambil meremas buah dada Lisa Andi mulai mempercepat dan menyodok dgn keras. Remasan tangan Lisa makin kencang, sekencang kocokan Andi padanya.
“Aaauughh..eeghh..ss” teriak Lisa tak dapat menahan kenikmatan yg diberikan Andi.
“sstt” bisikku sambil menutupkan tanganku ke mulutnya, meski aqu sendiri sedang terbakar nafsu dan kenikmatan.

Andi mengocok Lisa dgn penuh gairah nafsu, buah dada Lisa yg besar bergoyg goyg liar seiring dgn kocokannya, tapi segera dihentikan dgn kuluman Pak Martin yg sepertinya nggak rela membiarkan buah dada itu bergoyg sendirian.

Kokocakan Pak Reza sungguh bervariasi, baik kecepatan, arah maupun goygannya, sungguh trampil dia dalam bercinta, membuatku panas dingin dibuatnya.
Setelah puas mengocokku, Pak Reza menarik keluar kemaluannya, dan digantikan dgn Pak Martin mengocokku. Aqu berjongkok di kursi dan tanganku bersandarkan sandaran kursi hingga Pak Martin mengocokku dgn doggie style dgn tetap menghadap ke Lisa dan Andi dan juga Pak Reza yg kini berdiri di sisi Andi menunggu giliran sambil meremas dan mengulum buah dada Lisa yg montok manantang itu menggantikan posisi Pak Martin.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas

Andi mengocok Lisa makin ganas, dgn satu kaki terangkat di pundaknya sedang satu kaki lagi dipegang tangannya dgn posisi terpentang pasti kemaluan Andi melesak masuk ke kemaluan Lisa hingga menyentuh dinding terdalamnya, dgn disertai dorongan yg keras pasti Lisa sudah terbang ke awang awang kenikmatan.
Andi lalu memiringkan badan Lisa hingga dia menghadap ke arahku, lalu dia kembali mengocoknya dgn keras, buah dada Lisa ikut bergoyg goyg seirama kocokan Andi. “gila hebat juga ini anak” batinku.

Kocokan Pak Martin tak terlalu kuperhatikan karena setelah mendapatkan Pak Reza punya Pak Martin taklah terlalu berasa meski aqu bisa menikmati sedikit kenikmatan yg berbeda, dgn melihat bagaimana Andi memperlaqukan Lisa aqu bisa dgn cepat bergairah kembali, maka kugoygkan pantatku melawan gerakan Pak Martin, secepat kocokan Andi pada Lisa, aqu begitu horny dibuatnya, sambil berharap supaya Andi tak orgasme di kemaluan Lisa terlebih dahulu supaya aqu bisa menikmati semprotan pertamanya.

Sambil menunggu giliran yg belum juga diberikan Andi, Pak Reza menggapai buah dadaqu dan tangan satunya meremas buah dada Lisa yg lebih montok seolah hendak membandingkan, kedua tangannya meremas dua buah dada yg berlainan bentuk dan ukuran.

Aqu sudah khawatir cemas kalau ternyata Andi menyemprotkan spermanya di kemaluan Lisa terlebih dahulu, karena sudah cukup lama dia mengocokkan kemaluannya ke kemaluan Lisa, sudah setengah jam lebih.
“gila kuat juga si Andi ini” batinku.

Kini Andi mengocok Lisa dgn posisi doggie di atas kursi, meniru posisiku hingga kami saling berhadapan, buah dada Lisa yg besar menggantung dan bergoyg dgn indahnya ketika Andi mengocoknya, Pak Reza yg masih menunggu giliran dari Andi duduk di meja antara kami, hingga kami bisa mengulumnya secara bersamaan antara kuluman dan jilatan. Lisa mengulum maka aqu menjilati sisanya begitu juga sebaliknya, dua lidah di satu kemaluan.

Mendapatkan perlaquan seperti itu dari dua wanita cantik seperti aqu dan Lisa membuat Pak Reza merem melek, tangannya meremas rambutku juga rambut Lisa. Sepertinya Lisa sudah bisa merasakan nikmatnya kemaluan Andi yg besar itu hingga dia bisa membagi konsentrasi dgn kuluman pada kemaluan Pak Reza.

Andi menghentikan kocokannya dan menyerahkan Lisa ke Bos-nya dan mereka bertukar tempat, Andi mengganti posisi pada mulut Lisa setelah terlebih dahulu memutar kursi Lisa menjauh dariku, kecewa juga aqu dibuatnya karena tak bisa menikmati kemaluan Andi itu, ingin minta tapi masih ada perasaan segan atau gengsi. Masih bisa kulihat dgn lebih jelas betapa nikmatnya kemaluan Andi itu hingga Lisa mengulum dgn ganasnya meski tak bisa memasukkan semuanya.

Aqu yakin Lisa kurang bisa menikmati Pak Reza setelah merasakan kemaluan Andi. Kocokan Pak Martin tak kuperhatikan lagi, tapi aqu lebih menikmati kuluman Lisa pada kemaluan Andi itu meski Pak Martin mulai melaqukan variasi gerakannya, tangannya mengelus punggung dan buah dadaqu, dia lalu memutar kursi hingga Aqu dan Lisa berjejer, tapi Andi malah menggeser badannya ke sisi lain malah menjauhiku.

Pak Reza meremas buah dadaqu sambil mengocok Lisa, sementara Pak Martin meremas buah dada Lisa sambil mengocokku dan Andi meremas remas buah dada montok yg satunya dari sisi lainnya, kini Lisa mendapat servis dari tiga orang, sementara aqu menginginkan Andi tapi dia selalu menghindariku sepertinya dia segan menyentuhku.

“come on Andi, satu remasan atau satu kuluman saja darimu, I need you” jerit batinku tapi kembali rasa gengsi sebagai Bos terhadap dia masih tinggi. Andi berciuman dgn Lisa sambil tangannya tetap meremas buah dadanya, aqu iri melihatnya, bahkan ketika Pak Reza dan Pak Martin bertukar tempat, Andi tetap tak mau beranjak ke arahku. Kembali aqu mendapat kocokan dari Pak Reza, oh much better than before, kurasakan kenikmatan kembali dari Pak Reza, ouh betapa nikmatnya sodokan dan kocokan beliau jauh lebih nikmat dibanding dgn Pak Martin tadi, kini aqu kembali tenggelam dalam kenikmatan birahi. Tapi itu tak berlangsung lama ketika Pak Reza dan Pak Martin bertukaran tempat lagi, hingga tiga kali.

Tak lama kemudian ketika Pak Reza sedang keras kerasnya menyodokku, kembali aqu dibuat iri pada Lisa saat Pak Martin dan Andi bertukar tempat, Lisa sudah mendapat kocokan Andi untuk kedua kalinya, kepalanya mendongak dan badannya menggeliat ketika Andi memasukkan kembali kemaluannya tapi tak lama setelah itu dia sudah mulai mengulum kemaluan Pak Martin. Pak Reza kembali meremas remas buah dada Lisa sambil mengocokku tapi Andi tak mau melaqukan hal itu padaqu, dia tetap serius mengocok Lisa sampai berulang kali dia menggeliat ketika Andi mengocoknya dgn keras. “Lisa sudah mendapatkan tiga kemaluan, di mulut maupun kemaluan, tapi aqu baru dua, itupun kurang memuaskanku” teriak batinku.

Kupandangi wajah Andi ketika mengocok Lisa begitu ganteng dan cool, expresinya tak berubah seperti biasa saja kecuali keringatnya yg menetes membasahi badannya yg atletis itu sehingga makin sexy. Belum sekalipun Andi menyentuhku, entah dia mau menghukumku atau karena segan, aqu tak tahu.

Kuhibur diriku dgn berkonsentrasi pada kocokan Pak Reza, aqu tak mau tersiksa terlalu lama mengharapkan Andi, maka kugerakkan pinggangku mengimbangi Pak Reza dan hasilnya sungguh luar biasa, dia bergerak semakin liar dan akhirnya tak bisa bertahan lama, maka menyemprotlah spermanya ke kemaluanku dgn kencangnya, kurasakan denyutan yg keras dari kemaluannya di dalam kemaluanku seakan menghantam dinding rahimku. Bersamaan dgn semprotan Pak Reza, ternyata Pak Martinpun menyemprotkan spermanya di muka Lisa, sperma itu menyemprot kemana mana baik di mulut, wajah dan sebagian ke rambutnya.

Pak Reza menarik kemaluannya yg sudah lemas begitupun dgn Pak Martin, aqu belum mencapai orgasme, hanya satu kemaluan yg masih berdiri yaitu Andi, akhirnya aqu harus mengalahkan gengsiku yg dari tadi mencegahku.
Kuhampiri Andi yg sedang menyocok Lisa, dari belakang kupeluk dia hingga badan telanjangku menempel di punggungnya, keringat kami menyatu, aqu elus dadanya yg bidang berbulu. Sesaat dia menghentikan gerakannya tapi kemudian dilanjutkan kembali dgn lebih keras.

Merasa belum mendapat respon darinya, aqu bergeser ke depan, kujilati puting dadanya sambil mengelus kantung bolanya, Andi masih tetap tak mau menyentuhku malah makin cepat mengocok Lisa, maka kupegang tangannya dan kuletakkan di buah dadaqu, kugosok gosokkan, barulah dia mulai merespon dgn remasan halus tanpa berhenti mengocok Lisa, lalu kucium bibirnya, tanpa kuduga dia langsung memegang kepalaqu dan diciumnya bibirku dgn penuh gairah, full of passion, seperti orang melepas rindu berat, mungkin dari tadi Andi memang menginginkanku tapi tak berani.

Ciuman pada bibirku yg penuh nafsu tak menghentikan kocokan pada Lisa, lalu turun ke leherku sebagai sasaran selanjutnya dan berhenti di kedua putingku.
Dgn penuh nafsu dan dgn liarnya dia mengulum, menjilat, menyedot dan meremas remas puting dan buah dadaqu. Ouuhh aqu menggeliat dalam kenikmatan yg indah.

Konsentrasiku terganggu ketika kudengar teriakan dari Lisa yg sedang mencapai kenikmatatan tertinggi, dia mengalami orgasme dgn hebatnya, terlihat badannya bergetar hebat dan kepalanya digoyg goygkan seperti orang yg kesetanan, beberapa detik kemudian badannya melemas di atas kursi dgn napas terputus putus. Bersamaan dgn ditariknya kemaluan dari kemaluan Lisa, dia mendorong badanku ke bawah lalu disodorkannya kemaluan besar itu ke wajahku, agak ragu sejenak tapi kemudian tanpa membuang waktu lebih lama kukulum juga kemaluan anak buah kepercayaanku itu, seperti dugaanku ternyata aqu tak mampu mengulum kemaluan itu semuanya, lalu kukocok pelan, aroma dari kemaluan Lisa tercium olehku tapi tak kupedulikan, Andi memegang kepalaqu dan mengocokkan kemaluannya di mulutku dgn liar, hampir aqu tak bisa bernafas.

Lisa sudah duduk di antara Pak Martin dan Pak Reza, kemudian Andi memintaqu duduk di kursi, dipegangnya kedua kakiku dan dipentangkannya, kuraih kemaluan besar yg dari tadi kuimpikan, kusapukan di bibir kemaluanku dan kuarahkan masuk, ternyata Andi tak mau terlalu lama bermain main di luar, dgn keras di sodoknya kemaluan besar itu masuk ke kemaluanku.

“OOUUGGHHh” teriakku spontan lalu kututupi mulutku dgn tangan sambil melotot ke arahnya.
Kemaluanku terasa penuh hingga aqu tak berani menggerakkan badanku, tapi Andi seperti tak peduli, langsung mengocokku dgn cepat dan keras, kurasakan kemaluannya menggesek seluruh dinding dan mengisi semua rongga di kemaluanku, begitu nikmat hingga seakan aqu melayg layg dalam kenikmatan birahi yg tinggi. Kakiku kujepitkan di pinggangnya, kedua tangannya meremas dgn keras kedua buah dadaqu dan memilin ringan putingku sambil mencium bibirku dgn ganasnya.

Begitu liar dan ganas dia mencumbuku seakan menumpahkan segala dendam yg lama tesimpan, kocokannya yg keras seakan mengaduk aduk kemaluanku. Kulawan gerakannya dgn menggerakkan pinggulku secara acak, dan aqu mendapatkan kenikmatan yg bertambah.

Entah sudah berapa lama kami bercinta di kursi hingga dia memintaqu untuk rebah di karpet lantai ruangan, lalu segera dia menyebadaniku, badan atletisnya menindih badanku sambil pantatnya turun naik mengocok kemaluanku, ciumannya sudah menjelajah ke seluruh wajah dan leherku tanpa sedikitpun bagian yg terlewatkan.

Aqu mengagumi kekuatan fisik Andi yg begitu kuat, dinginnya AC tak mampu mencegah peluh kami sudah bertetesan di seluruh badan. Kuraih kenikmatan demi kenikmatan dari setiap gerakan Andi di atas badanku.
Selanjutnya kami bergulingan, kini Andi telentang dan aqu duduk di atasnya, secepatnya kugoygkan pantatku mengocok kemaluan Andi, goyganku kubuat tak aturan dan banyak variasi hingga dia menggigit bibirnya, dipandanginya wajahku, lalu dia kembali meremas buah dadaqu dgn kerasnya, tanpa kusadari ternyata Pak Reza sudah berdiri di sampingku dan menyodorkan kemaluannya ke mulutku, kugapai dan langsung kukulum dgn gairahnya sambil tetap menggoyg pantatku. Pak Reza ternyata tak mau diam saja, dia ikut mengocokkan kemaluannya di mulutku sambil memegangi kepalaqu. Tak mau kalah Andi kemudian ikutan menggoygkan pinggulnya hingga kami seolah berpacu meraih kenikmatan birahi.

Andi lalu duduk hingga badanku berhadapan dalam pangkuannya, kujepitkan kakiku di pinggangnya sambil tetap menggoygkan pantat tanpa melepas kocokan mulutku pada kemaluan Pak Reza, Andi menjilati seluruh leher dan dadaqu, disedotnya putingku dgn keras, kurasakan gigitan gigitan kecil di sekitar buah dada dan putingku tapi tak kuperhatikan.

Akhirnya kurasakan badan Andi menegang dan sedetik kemudian kurasakan kepala kemaluannya membesar memenuhi rongga dalam kemaluanku lalu menyemprotkan spermanya, sementara gigitan dan sedotan di dadaqu terasa semakin kuat, denyutannya membuat aqu terbang melayg tinggi hingga ke puncak kenikmatan, maka aqupun orgasme saat kemaluan Andi sedang berdenyut dgn hebatnya di kemaluanku, kami sama sama menggapai orgasme dalam waktu yg relatif bersamaan, badanku sudah mulai melemas tapi kemaluan Pak Reza masih di tanganku, maka kukeluarkan kemampuanku untuk segera mengakhiri kemauan Pak Reza sambil masih tetap duduk di atas Andi, tangan Andi masih meremas dgn lembut kedua buah dadaqu, tapi konsentrasiku hanya tertuju ke Pak Reza, tak lama kemudian berdenyutlah kemaluan Pak Reza di mulutku, tak kurasakan cairan sperma keluar dari kemaluan itu, hanya denyutan denyutan ringan hingga melemas dgn sendirinya.

Aqu terkulai lemas di atas badan Andi, anak buahku itu, dan dia membalas dgn ciuman dan elusan di punggung telanjangku, beberapa saat kemudia aqu tersadar dan berdiri menjauhinya, duduk kembali di kursi.
Lisa memberikan teh hangat, kami semua masih telanjang, masih kurasakan seakan kemaluan Andi masih mengganjal kemaluanku.

Baru aqu sadari ternyata ada empat titik memerah bekas gigitan Andi pada dada dan sekitar buah dadaqu, kulirik Andi tapi dia tak memperhatikan.
Jarum jam menunjukkan pukul 13:30, ketika kami menandatangani kontrak itu dalam keadaan telanjang, sambl memangkuku Pak Reza menandatangani lembaran itu dan di atas pangkuan Pak Reza pula aqu menandatanganinya. Sementara Pak Martin sebagai saksi, ikut menandatangani kontrak itu sambil memangku Lisa yg masih telanjang.

“Alangkah asiknya kalau kita bisa makan siang bersama sambil telanjang” usul Pak Martin
Aqu hanya tersenyum menanggapi usulan nakal Pak Martin, kukenakan kembali pakaianku meski tanpa celana dalam karena diminta Pak Martin yg masih bujangan itu.
Tak lama kemudian kami semua sudah berpakaian lengkap, kubereskan dokumen yg berserakan di lantai maupun meja dan kuberikan semuanya ke Andi.
Dan selesailah official meeting hari ini.

Sebenarnya aqu tak mau mencampur adukkan antara bisnis dan kesenangan seperti ini, baru pertama kali terjadi. Awal bisnis yg di awali seperti ini terus terang membuat aqu taqut, tapi apa bedanya dgn para bisnisman lainnya yg memberikan wanita cantik untuk dapat mendapatkan proyek, toh proyek itu jalan juga.

Setelah makan siang, aqu dan Andi mengantar mereka hingga ke lobby dan disanalah kami berpisah, Aqu dan Andi naik ke atas, tak ada pembicaraan sepanjang jalan ke kamar meskipun di lift Cuma kami berdua, suasana menjadi kaqu, hal seperti inilah yg tak aqu inginkan.
“Andi apapun yg telah terjadi adalah tak pernah terjadi, tolong camkan itu demi kebaikan kita semua” kataqu pada Andi sambil mengecup bibirnya, sebelum dia masuk kamarnya.

Dan kami kembali ke Jakarta sebagai mana tak terjadi sesuatu kecuali kenangan indah.

Aqu tak pernah bisa memenuhi kata kataqu sendiri seperti yg aqu pesan di atas, karena bercinta dgn Andi terlalu nikmat untuk di tinggalkan.

The post Cerita Sex – Serangan Para Gigolo appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Jalan Berliku Wanita

$
0
0

Cerita Sex Jalan Berliku Wanita – Malam itu Andi mengerjakan tugas yg menumpuk dari kantor di kosannya. “sial dasar PNS malas, lagi-lagi junior seperti saya harus mengerjakan tugas-tugas mereka dgn embel2 harus belajar lebih giat” umpat Andi dalam hati. terbesit kejadian yg Andi lakukan bersama Tisca tiba-tiba kepala Andi terasa pusing berat. handpone Andi bergetar, segera ia melihat ada sms masuk. ternyata itu sms dari Tisca yg mengucapkan terimakasih sudah mau mendengarkan curhatan dia. Andi masih terbayg-bayg kejadian tadi “sial kenapa sih tak aku lanjutkan saja permainan tadi” nampaknya Andi menyesal.

Pusing dikepala Andi sungguh menyiksa, kalau sudah begini apa daya pekerjaan kantor yg menumpuk tak jadi dikerjakan. akhirnya Andi memutuskan untuk istirhat sejenak.Sudah beberapa hari Andi hanya menghubungi Tisca melalui sms atau telpon. Andi benar-benar malu dan merasa bersalah dgn Tisca. hari ini seperti biasa tugas Andi datang di pertemuan bos-bos besar. Pertemuan itu banyak sekali orang. wanitanya cantik-cantik, berkulit putih dan mulus.

Cerita Ngentot | Andi memang memiliki jabatan yg strategis, kedekatanya dgn pengusaha-pengusaha membawa dia menjadi salah satu orang kepercayaan mereka. Andi selalu membantu mereka dalam mengurus surat perizinan. entah untuk periklanan, pajak, dll. sebenarnya kerja PNS hanyag ongkang kaki saja di kantor, kalo tak ada duit kaki mereka”PNS” males jalan.

Cerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex 2017, Cerita SexTerbaik, Cerita Sex Terhangat, Cerita Sex Nyata, Cerita Sex HotCerita Sex – Jalan Berliku Wanita

sedangkan surat perijinan secepatnya harus mereka”pengusaha” dapatkan untuk tujuan promo atau kelancaran usaha mereka. inilah bobroknya PNS senior, makan duit rakyat kerjanya. jika memakai jalur biasa, yah surat mereka hanya jadi tumpukan paling akhir. itu aja mungkin alasan telat, bos lagi sibuk,keluar daerah, padahal dokumen mereka”PNS” timbun. ujung-ujungnya di peraturan negara surat keluar 2 minggu ini bisa berbulan-bulan.

Andi selalu saja dikenalkan dgn kerabat mereka”pengusaha”. sangat jarang orang indo alias pribumi di jodohin dgn salah satu keluarga mereka”pengusaha” loh. karena mereka”pengusaha” sangat menjaga garis keturunan terlebih generasi nenek moyg. hanya pasti mereka”pengusaha” mendapat keuntungan lebih bukan jika memiliki menantu seperti Andi.

pertemuan pengusaha ini tertutup, sepertinya hanya sedikit keturunan pribumi yg hadir. mereka”pengusaha” mengobrol dgn bahasa ingris, china dll. sedikit-sedikit Andi tau obrolan mereka secara pasif karena walaupun Andi berkerja waktu luangnya dipakai untuk les bahasa asing guna menunjang pergaulanya yg ini nih. dari keramaian datang seorang pengusaha membawa seseorang wanita yg cantik bersamanya. Andi yg sedang menikmati minuman di panggilnya.

“Andi…Andi….sini” panggil ko Sendo.
Andi langsung saja berjabat tangan dgn ko Sendo. dan segera berjabat tangan dgn wanita disebelahnya.

“Andi…” sapa Andi,”Enjel…” sapa Enjel.
melihat penampilannya ci Enjel. ternyata dia masih sangat muda, mungkin kisaran umur 23an lah, taksir Andi.
“Enjel ini habis di putusin pacarnya” Sendo menambahkan.
“Sendo ah biasa aja, malu tau masa baru kenal tau2 bilangnya kaya gitu” Enjel membalas sambil mencubit Sendo.

sebenarnya usia mereka tak jauh berbeda. Sendo merupakan penerus usaha ayahnya dibidang garment dan dia selalu mengurus surat perijinan untuk jualan ataupun promosi ke Andi. karena mereka masih muda, obrolan mereka lanjut tak seperti obrolan dgn pengusaha yg sudah berkeluarga obrolan mereka lebih banyak ke usaha dan keluarga, hanya sedikit basa-basi.

“Andi ayo lah karoke bareng-bareng” ajak Sendo.
“ah lo mah karoke minta atas sama bawah” jawab Andi.
“sial kok ngomonginya di depan Enjel, ketauan belang gw dah” jawab Sendo.
“jadi selama ini belum berubah yah masih nakal kya dulu” timpa Enjel.
“hahaha aq tau kok Andi, lo gx suka wanita sembarangankan? nih ajakin Enjel aja” tawar Sendo.
“lah, kok ajakin aku. nanti aku juga di suruh karoke atas bawah juga dong sama Andi” jawab Enjel.
“hahahahah mereka tertawa bersama”

Enjel sebenarnya lebih cocok untuk Sendo. Enjel berbadan putih, mulus, tinggi, cantik terawat. namun satu kekurangnya Enjel. dadanya rata. entah itu BH di sumpel apa biar minidres yg dia pakai muat.

Andi yg sudah faham banget bentuk serta ukuran merasa kurang tertarik. mungkin kalo homo bercinta dgn Enjel merasa aman dan nyaman tak ada masalah ataupun konflik batin dah. karena bentuk badanya sama dgn lelaki langsing ketimbang dgn wanita. Andi berfikir positif ,
“mungkin emang keturunan juga kali atau masih masa pertumbuhan”.
tiba-tiba Sendo di panggil orang lain.

“yah sial ikut obralan orang tua lagi nih” umpat Sendo kepada Enjel dan Andi.
“hahahaha sukurin, udh sana pergi nanti dibilang durhaka” jawab Andi.
“eh iya yg ada gw bisa bangkrut juga nih kalo gx ikut, titip Enjel sebentar doang yah” jawab Sendo.
“lama juga gpp kok, nanti tak bawa pulang” jawab Andi.
tawa Sendo terlepas seraya pergi meninggalkan mereka berdua.
“eh anggel sebenarnya Sendo itu siapa kamu?, maaf yah tiba2 nanya begitu” tanya Andi.
“ohhh ko Sendo tuh masih sepupu” jawab Enjel.
“kalo sepupu bisa dong menikah?” tanya Andi.
“enggak, orang tua kita ngelarang. karena ko Sendo pengen banget adik wanita yah dia selalu ngajakin aku” jawab Enjel.
“oh gitu, sayg banget yah” timpa Andi.
“hahaha enggaklah, kalo udh jadian sama ko Sendo mah nanti Enjel gx boleh turun dari kasur” jawab Enjel.
“hahaha ngaco kamu, gx Sendo gx adiknya sama ngaco” jawab Andi dgn becanda.
“ia lah kakaknya yg ngajarin, sebagai adik yg baik harus mengikuti” kata anggel.
“hahahah jadi kalo ko Sendo yg lagi karaoke Enjel juga mau?” tanya Andi.
“sial, emang beneran ko Sendo hobynya masih kya gitu?” tanya Enjel.
“tanya aja sendiri” timpa Andi seraya pergi mengambil minuman.
“ahhhhhhhhhhh” suara rengek Enjel.

Enjel mengikuti Andi. ia terus berada di dekat Andi. padahal tamu-tamu di situ banyak wanita berpakaian sexy jauh lebih sexy daripada Enjel. mungkin karena Enjel mudah di ajak bicara dan seumuran Andi merasa nyaman. kalau wanita yg lain palingan seperti biasa jadi pajangan bos-bos doang.

Andi memperhatikan pakaian Enjel. minidres dgn tubuh setinggi Enjel membuatnya terlihat janggal. paha Enjel yg mulus terus terpampang menggoda setiap setiap mata untuk melihat isi dalemannya. menggoda setiap tangan untuk mengelusnya dgn lembut. pikiran Andi yg ngeres menjadikan dia pusing dan berat. matanya terpejam beberapa detik.

“sepertinya ini harus cepat dikeluarkan” pikir Andi. tiba-tiba tangan Enjel menyentuk lengan Andi, sedikit menahanya agar Andi tak hilang keseimbangan.

sikut Andi tepat di tengah dadanya. Andi kaget, yg mengagetkan biasanya jika tangan Andi berada diposisi ini ia bisa merasakan kehangatan. ini berbeda, rasanya kosong. Andi ingin sekali tertawa, namun tak enak dgn usaha Enjel. Enjel segera memanggil Sendo. dgn cepat Sendo datang dan menanyakan keadaan Andi. Andi hanya butuh istirahat, mungkin karena tidur larut malam Andi kurang sehat.

Dgn inisiatif, Sendo memanggil taksi dan menyuruh Enjel menemaninya. Enjel bingung harus bawa kemana Andi. Andi meminta untuk istirahat sejenak. sebelum pergi ia bertemu dgn si punya pertemuan, si pemilik menawarkan ruangan untuk istirahat namun Andi menolak karena lebih nyaman untuk pulang.

Sendo masih melanjutkan pertemuan, karena menurutnya Enjel saja yg mengantarnya sudah cukup terlebih dia di temani supir pasti beres. kebetulan mobil Enjel sudah ada di depan gedung, Andi dan Enjel menaikin mobil itu meninggalkan gedung. taksi yg dipesanpun tak jadi. sesampainya di mobil, Andi bertambah sakit. mukanya kini pucat, badanya lemas.

Enjel yg duduk berdua di bangku tengah, merasa iba dan menyuruh Sendo untuk tidur di atas pahanya. tangan Enjel menyentuh wajah Sendo yg pucat, menariknya untuk tidur di atas pahanya. minidress Enjel pakai untuk berdiri saja hampir memperlihatkan isi dalemanya ini Enjel duduk, kebayg paha Enjel sudah naik hingga kemana-mana. Andi yg melihat paha Enjel menjadi lemas, bukan lemas karena sakit lemas karena pikiran.

“jika tak keluar nih bakalan gawat”wajah Andi menyentuh paha Enjel. “terasa hangat dan nafasnya sedikit panas” pikir Enjel. Enjel bilang ke supir agar mampir saja rumahnya karena ia rasa tempat itu yg paling dekat.

Andi merasakan halus dan wangi paha Enjel. putih mulus, tak ada satupun bulu yg menempel. wangi ini membuat Andi semakin tenggelam, karena sudah beberapa kali hasratnya hanya di pendam. Andipun tertidur diperjalanan. tiba-tiba Andi terbangun, merasakan selimut hangat namun udara dingin sekali. Andi melihat sekeliling ruangan, dgn tembok bercat pink rose dan interior yg dominan putih. selagi mengumpulkan nyawa yg masih hilang ia melihat segelas air diatas meja, Andi mengambil lalu meminumnya dgn cepat, menenggaknya hingga tak setetespun tersisa.

sakit kepalanya kini sudah hilang, namun rasanya masih melayg. Andi mencoba memperhatikan kamar ini. mungkin pemiliknya wanita. dari jendela ia bisa melihat jalan utama menuju rumah dgn pos satpam di samping gerbang. Andi masih melihat diatas meja kecil terdapat foto Enjel bersama dgn wanita. bukan keturunan china lebih mirip orang jawa barat. jika dilihat sekilas mereka seperti kakak adik.

Andi mendengar suara air dari salah satu pintu di kamar itu. suara gemericik membuat Andi penasaran, mungkin dia (yg di foto bersama Enjel) pemilik kamar ini atau jangan-jangan ini memang kamar Enjel. Andi melihat sekeliling, terdapat selembar kain, sepertinya pakaian ini mirip yg dipakai Enjel. Andi masil lemas enggan untuk berjalan melihatnya lebih dekat.

“crek” suara pintu terbuka. Andi berpura-pura untuk tidur. ternyata benar, Enjel pemilik kamar ini. dgn rambut basah dan tubuh terlilit handuk, Enjel keluar dari kamar mandi.

Cerita Seks Terbaru 2015 | Tubuhnya yg putih mulus sangat kontras dgn handuk gelap miliknya. Enjel berjalan ke depan lemari, dibukanya pintu lemari sembari memilih pakaian.

sepertinya ia kali ini memilih sebuah miniset tanpa tali. bentuknya unik seperti bandana berwarna hitam menutupi kedua dadanya datar. Andi sepertinya ketahuan terlihat Enjel melihat dari arah cermin, Andi sedang memperhatikan. agar Andi merasa tak bersalah Enjelpun melanjutkan aktifitasnya memakai baju. Andi yg sudah panas dingin melihat Enjel di depan kasur merasa hawa panas menjalar di tubuhnya. bukan karena sakit ini perasaan yg lain.

Enjel menutup tubuhnya dgn tantop berwarna biru laut. dgn memakai celana pendek, sepertinya Enjel memilih untuk tak memakai CD. karena dari tadi Andi memperhatikan tak satupun CD yg ia bawa, hanya celana pendek itu saja.

ukuranya terlalu pendek untuk menutupi bongkahan pantatnya yg sedikit besar. kakinya tetap jenjang, pahanya lurus mulus membuat siapapun yg melihatnya meneteskan ludah. Andi sudah terlalu panas melihat seluruh tubuh Enjel, namun Andi tak dapat mendekatinya. seperti ada sebuah rantai yg mengikatnya untuk tetap tidur disini dan hanya terus memperhatikan kali ini Andi hanya bisa memperhatikan sembari menahan hawa panas yg membuat AC ruangan ini seperti tak berkerja.

Enjel mengambil karet dan mengikat rambutnya keatas agar tak membasahi tanktop yg ia pakai. kali ini,Andi benar2 menelan ludah, lehernya yg jenjang membuka rantainya untuk bergerak. ia bergerak sedikit menggeser tubuhnya agar berada di pinggi ranjang.

“oh udah bangun kak” tanya akrab Enjel.
“eh udah kok dek” jawab Andi reflek.
“udah sehatan belum? kalo belum sehat mending istirahat aja” Enjel segera berjalan menjuju ke Andi.
“udah kok, udah sehat nih mau mencoba jalan sendiri” jawab Andi.

Enjel bak model, melangkah di depan Andi sambil memperlihatkan bentuk tubuhnya yg hampir sempurna. celana Enjel membuat gemes Andi. dari bahanya yg rabun terlihat sedikit lekukan kemaluan Enjel. kali ini Enjel benar-benar membius Andi. matanya tak henti memperhatikan Enjel.

“kak kok malah bengong ngeliatin Enjel?” tanya Enjel.
“eh iya kamu cantik” jawab Andi terlalu jujur.
“ah basi, kalo kakak tau aku belok gimana?” tanya Enjel.
“hah? serius kamu belok” jawab Andi.
“jadi foto itu” Andi melanjutkan.
“iya kak itu mantan” potong Enjel.
“oh iya, iya pantesan kamu biasa aja sama lelaki yah” kata Andi.
mereka berdua terdiam sejenak. sambil memperhatikan masing-masing
“kata kakak(Sendo) aq harus sembuh kak” Enjelpun memulai pembicaraan.
“hahahahh iya tuh harus semubuh tuh, emang Enjel tipe apa? butchy atau femme?” tanya Andi.
“ihhhh kak malah nanya serius, aq sebenernya andro butchy” jawab Enjel.
“hah? apaan lagi tuh?” tanya Andi.
“penampilanku sebenernya seperti lelaki hanya sifatnya masih perempuan.

Dulu saat masih pacaran dgn dia(menujuk di foto) aq selalu memakai jins dan tanktop aja, rambut gx sampe di cepak hanya di potong pendek. jadi sekarang rada feminim di paksa kakak(Sendo), sampe di beliin baju,dres,sepatu tiap bulan pokoknya semua tentang perempuan. akhirnya daripada gx dipakai sayg yg merubah sedikit penampilan” cerita Enjel.
“emang kenapa kok bisa sih kenal kya gitu?” tanya Andi penasaran sambil berusaha mendekatkan diri ke Enjel yg akhirnya bercerita sambil duduk di tepi ranjang.
“waktu itu Enjel bersekolah di sebuah SMP. saat itu Enjel masuk sekolah khusus wanita dan hanya ada guru laki-laki, itupun Enjel mempertanyakan kelakiannya(Enjel sedikiti tersenyum). akhirnya Enjel berkenalan dgn kakak kelas. ternyata rata-rata siswa di sana diharuskan untuk masuk asrama juga agar lebih fokus belajar. orang tua tak keberatan demi masa depan anaknya. semenjak itu aku tak pernah berkenalan dgn laki-laki” Enjelpun terdiam.
“Enjel” bisik Andi.

Andi yg sedari tadi berusaha mendekat diri ke tempat duduk Enjel, ternyata kini sudah tepat di sampingnya. Enjel hanya sedikit menoleh. matanya teringat masa lalu, entah sebuah kesalahan atau takdir.
“Enjel” bisik Andi lagi.

Enjel masih terdiam. teringak pertama kali,ia dan kakak kelasnya(wanita) berkenalan. kakak kelasnya selalu bermain ke kamar asramanya walaupun beda gedung. untuk pertama kalinya Enjel merasa memiliki kakak yg sayg dgn dia. beberapa bulan dekat Enjel sudah di peringatkan bahwa kakak kelasnya memang belok. namun Enjel tetap tak percaya. akhirnya kakak kelasnya menyatakan cinta kepada Enjel. waktu itu Enjel masih SMP, mungkin cinta pertamanya salah tempat,waktu dan keadaan. ia tak sempat berkenalan dgn lelaki. ya pertama kalinya Enjel tidur berdua dgn mahkluk sejenisnya. dalam hati Enjel masih ragu.

ia ingat saat itu Enjel berdiri di pinggir ranjang dan kakak kelasnya berada di sampingnya. berbisik kata cinta dan selalu memujinya ganteng daripada cantik. tubuhnya lebih mirip seorang lelaki daripada wanita.

Andipun kini memujinya cantik walau dalam hati Enjel masih ingin dibilang ganteng. kakak kelasnya mulai menyentuh bibirnya dgn tangan. begitula Andi yg sudah menyentuh pipinya dan menuju ke bibir. kakak kelasnya berusaha meraih bibir Enjel dgn cara sedikit membelokkan dagu Enjel dgn tangannya. begitu pula dgn yg Andi lakukan saat ini.

kini Enjel merasa nafasnya mulai tak teratur, jantungnya berdetup kencang. mata Enjel menatap Andi kosong, baygan masa lalunya sibuk mencari-cari berkas kenangan lama untuk disatukan kembali.
sesaat Enjel tersadar. ia menarik mencoba memalingkan wajahnya. kini Andi berhadapan dgn lehernya. kesempatan ini tak terbuang sia-sia. Andi segera mencium belakang lehernya Enjel yg ditumbui bulu-bulu halus seperti rambut kecil. saat lidahnya yg basah menyentuh leher Enjel. semua bulu itu sontak bereaksi seraya mendapatkan sinyal dari syaraf kulit.

“ssshhhhh……”desah Enjel membuat ia mengingat kakak kelasnya melakukan hal yg sama. tangan Andi tak tinggal diam.

ia mencoba meraih tangan Enjel yg hanya berpegangan di tepian ranjang. disentuhnya lalu di gengamnya. tagan kiri Andi tak tinggal diam. ia mencoba memasukkan tanganya dari bawah tangtop Enjel. Andi merasakan perut Enjel sudah panas sedikit berkeringat. tangan kirinya terus menjalar keatas. rupanya tangan kiri Enjel berusaha untuk menghentikan langkah tangan kiri Andi.

Andipun tak habis akal. ia berusaha membasahi bibirnya dgn lidahnya lalu mencium leher belakang Enjel. sengaja ia membasahi sedikit agar saat Andi sedot lalu ia tarik akan menimbulkan bunyi “POP….”. dgn melakukan aksi ini tangan kiri Enjel yg menahan tiba-tiba melemas. kini tangan kiri Enjel mencoba mencari tangan kiri Andi untuk segera mengarahkan ke dadanya.

Andi merasa kecewa. ia merasa seperti anak kecil bermain kelereng. tanganya mendapatkan gundukan pasir yg diatasnya ada sebiji kelereng besar tak lebih dari itu. namun sentuhan Andi membawa kepada Enjel sebuah ombak lautan yg besar. Andipun penasaran. akhirnya tangan kanan Andi berpindah, mengarah kebagian pusar Enjel.

ternyata Andi mendapatkan suatu kejutan. pusar Enjel memiliki tindikan, jari Andi bisa merasakan benda logam dingin diantara panasnya kulit yg basah. kali ini Andi sedikit tersenyum. tangan kiri Andi terus saja mencoba untuk memindahkan biji kelereng. karena ia menyusup kedalam miniset yg ketat, Andi merasa tanganya sedikit terhambat. Enjel menyadarinya, tanyg kanan Enjel mencoba untuk menaikkan pelindung dadanya itu. tak kuasa menahan bendungan ini. Enjel sendiri langsung ikut bermain dgn kelereng yg nganggur.

“aachhhhh…..” lirih Enjel ketika menyentuh memakai tanganya sendiri.

tetapi rintihan itu bukan dari ulah tanganya sendiri. tangan Andi ternyata sudah mencari kacang dedekat goa. Andi tekan, lalu gesekkan lagi. terkadang Andi pencet kedalam agar kacang tersebut tertimbun dalam tanah.
terasa kacang itu tumbuh sangat rapih, tak ada serabut akar yg tak terawat tumbuh disekitarnya. setiap Andi menyentuh hingga pangkalnya. goa itu mengalirirkan air yg cukup membuat tangan Andi licin. jari manis dan kelingkin Andi mencoba untuk menyibak mulut goa.saygnya masih terlindungi oleh celana yg sudah basah. jari tengahnya mencoba untuk menggali lebih dalam. kali ini hanya sebatas kuku jari.

“ahhhhhh………. Enjel” ternyata tangan kiri Enjel meyentuh gelembung celana Andi.

tangan kiri Enjel sekarang sudah menyelinap masuk kedalam celana Andi. tak peduli betapa sempitnya dilam sana, Enjel berusaha untuk masuk. telapak tanganya terkunci oleh sempitnya celana hasilnya hanya jari Enjel yg masuk, namun tak perlu usaha lebih untuk menyentuhnya Enjel bisa merasakan kepala yg berusaha keluar dari sangkarnya.

“aw….sakit” jerit Andi.

ternyata Enjel sama sekali tak paham. kuku Enjel tanpa sengaja menyentuh lubang kemaluan Andi. dgn cepat Andi menarik tangan kananya dari permainan menambang tadi. seketika itu pula ia menari tangan kirinya dari permainan kelereng. segera ia memastikan, si otong tak kenapa-kenapa. Enjel yg dalam keadaan terhipnotis, mencoba mengembalikan kesadaranya. ia melihat Andi berdiri dihadapannya seraya memperhatikan mukanya panik. Enjel hanya melihat tangan kirinya, ia lupa kukunya sedang panjang. dgn cepat Andi membuka resleting dan sabuknya, lalu dgn sigap ia menurunkan kolornya. Enjel sontak kaget. menutup muka.

“kakak itu….” teriak Enjel.
“apaan itu-itu,…. gx ngeliat tadi aq juga triak gara-gara tititku kamu lukai” jawab Andi sewot.
“hah? luka, mana?” Enjel mencoba membuka mata dan tangan yg menghalangi wajahnya.
Enjel memperhatikan kepalanya. tanpak sedikit goresan merah berbentuk seperti senyuman. mungkin ini karena ia menekan dgn jarinya tadi.
“enggak ada luka kok nih kepalanya senyum gitu” ajak Enjel becanda.
“senyum-senyum,…. tanggung jawab nih perih” kata Andi.
Enjel tiba-tiba duduk dilantai.
“kak,…. aku bo….”belum sempat selesai Enjel berkata Andi langsung memasukkan kontolnya kedalam mulut Enjel.
“ahhhhhhh………bolehhhh” jawab Andi.tiba-tiba Enjel menjauhkan kepalanya, kontol Andipun terlepas dari mulutnya.
“uhguuukkkkk………sial….”umpat Enjel.
“lah kok sial???” tanya Andi.
“kamu tuh tiba-tiba…..” belum sempet menyelesaikan omonganya, Enjel di tarik keatas agar berdiri. dan
“ummmmmppppfffff” Andi menciumnya dgn ganas. lidah mereka saling bertempur didalam. Enjel merasakan kenikmatan.
“hu…hu..hu..”seperti sedang berebut nafas. Andi membalikkan tubuh Enjel menghadap kasur. lalu Andi mendorongnya.
akhirnya tubuh Enjel terpendal perutnya tertahan sudut kasur. ia seperti seorang bersujud, namun kakinya masih menyentuh lantai dan badanya diatas kasur.
“ah……….kak jangan ka………”belum sempet Enjel menyelesaikan kalimatnya Andi dgn berutal menjilati kemaluan Enjel.
“nih perempuan makan apa, kok rasanya gx seperti kemaluan orang-orang yg bau amis. ini terasa wangi dan dan manis” pikir Andi. setiap jengkal tak henti Andi jelajahi isinya.
“ahhhh….gila kak,….jangan di sedot lagi bisa-bisa….ahhhh” kalimat Enjel terpatah-patah karena merasakan begitu derasnya aliran listrik yg tersengat disana.

Enjel mencoba meraih kedua bongkahan pantatnya. ia berharap dgn menarikanya kedua celah sempit di vaginayanya lebih terbuka agar Andi bisa sempat menjelajahi lebih dalam lagi. setalah Enjel memegang dan menahanya. Andi tiba-tiba berdiri dan tidur disamping Enjel. muka Andi seperti orang yg habis cucimuka, belepotan cairan liurnya dgn vagianya. Andi merasa mukanya trlalu panas dan pedih. ia mengambil selimut lalu mengelap mukanya. terlihat Enjel yg sedang berharap lebih namun tak menemukan jawaban dari Andi. Enjel diam seribu bahasa melihat kelakuan Andi yg tak melanjutkan aksinya.

“enak….?” tanya Andi.
“iah enak kak…..” jawab Enjel sembari menatap berharap dilanjutkan lagi.
“nah kya gitu tuh lagi enak-enak tiba-tiba gx jadi” Andi mencoba menasehati.
“ahhhh… kakak” rengek Enjel.. dgn kesal Enjel berdiri diantara selangkangan Andi.

posisi Andi kini tertidur di pinggir ranjang dan kaki yg sedang terleonjor kelantai. Enjel mengambil posisi di tengah-tengah. Enjel duduk sembari membuka lebar selangkangan Andi. kini Enjel berhadapan langsung dgn kontol Andi. ia tarik keatas menantang langit-langit sebelum masuk ke langit-langit rongga mulut Enjel. Andi nampak memperhatikan. mungkin kya gini yah homo lagi ngisep. hanya beda dia ada lobangnya aja. pikir Andi hanya kalo homo beneran dih, serem. lagi mikir begitu, tiba-tiba Andi merasakan setruman hebat. lidah lembut Enjel mencoba menutupi gigi bagian bawahnya. Enjel mencoba membuka mulutnya selebar mungkin berharap kontol Andi masuk semua.

“gilaaaaa….kamu Enjel” teriak Andi yg sedang diberikan sensasi berbeda.

kepala kontol Andi dimasukkan dgn cara vertikal keatas searah dgn mulut Enjel. hasilnya bagian bawah dari kontol Andi menyentuh lidahnya yg basah dan kepala kontolnya menyentuh rongga mulut Enjel. hal ini cukup menyulitkan bagi Enjel terlebih ukuran mulut Enjel pas-pasan menghadapi kontol Andi. yg luar bisanya lagi Enjel menaikkan turunkan badanya bukan kepalanya saja. memberikan sensasi konsisten terhadap kontol Andi. mulut dan bibir Enjel sudah berubah karena bercampur air liur. air liur yg keluar dari mulut Enjel begitu pekat.

“ahhh Enjel….” kata Andi keenakan. tiba-tiba tangan Andi mencoba memegang rambut Enjel dan kepala Enjel.
“ahhh….Enjel….aku….” teriak Andi…..kini Enjel bisa merasakan seluruh kontol Andi masuk hingga bagian tenggorokanya. Enjel ingin muntah,…hanya bisa mengeluarkan bunyi
“ghuuurururu….ghrururur” seperti orang tercekik.

Andi menahan lebih dari 10detik. membuat Enjel hampir mati kehabisan nafas. karena tak tahan Enjel memukul dan meronta-ronta dgn tanganya. seketika itu Andi mengeluarkan semua curahanya. entah seberapa banyak yg bisa Enjel telan. ygjelas hal ini membuat Enjel benar-benar tersedak.bahkan ia langsung memuntahkan isinya dilaantai kamar. mulut, kepala, leher, Enjel benar-benar pegal menahan perbuatan yg Andi lakukan.

Andi terlihat puas pandanganya benar-benar mengaburkan semuanya. seolah-olah semua beruhan menjadi baygan dan gelap. ia tak melihat Enjel lagi larut dalam satu tujan kenikmatan. Enjel terbatuk-batuk sambil mengumpulkan nafasnya. ia melihat Andi sudah tertidur mungkin.Andi hanya memejamkan matanya tak bergerak. Enjel menumpulkan segenap tenaganya. rasa aneh dalam mulutnya coba ia selesaikan dgn pergi kelemari es di sudut ruangan. sedikit minum. untuk melepas rasa haus dan menghilangkan perasaan aneh
ditenggorokannya. Enjel merasa tenggorokanya penuh dgn lem yg dimasukkan secara paksa kedalam isi perutnya.Enjel segera kekamar mandi, kali ini ia benar-benar muntah. muntah bercampur air dan sedikit sisa-sisa seperma yg kental. kini ia keluar kamar. tangtopnya masih ia kenakan namun kusut ditambah lagi nimisetnya sudah berpindah keatas.

ia lihat cairan sperma yg jatuh dilantai dgn penasaran ia sentuh lengket bercampur air liur dan mengering di tangan karena AC. Enjel yg masih on, membasahi tanganya dgn seperma yg dilantai, ia angkat keatas tangtopnya ia sentuh kulitnya dan cairan itupun menjadi satu diatas tubuhnya. badanya yg wangi kini berbau entah siapa yg menciumnya ia tak peduli.

kini Enjel mencoba mencari sisa-sisa seperma yg ada. ia duduk menghadap kedepan cermin ia loloskan cenananya yg sudah basah. Enjel duduk dgn kaki terbuka lebar siap menerima benda apa saja untuk masuk memuaskan birahinya. Enjel membasahi kemaluannya dgn sisa cairan yg ada di tanganya. ia berusaha mencari kenikmatan.

tangan kirinya terus bermain diluar kemaluannya. agar terus basah. tangan kananya terus merangsang pentilnya agar mencari kenikmatan. tak beberapa lama ia memasukkan dua jarinya kedalam kemaluannya, ia sudah tak peduli lagi yg tadinya menjadi pelumas adalah sperma Andi. yg penting dgn berharap kontol Andi yg masuk ia mempercepat kedua jarinya keluar masuk. kemaluannya benar-benar licin dan becek. bahkan ia sendiri bisa melihat didepan cermin cairan terus keluar dari lobang menyentuh tempat duduknya dia yg berbahan kulit. Enjel sungguh tak peduli yg ingin dia capai hanyalah menuntaskan birahinya.

“aachh….” teriak Enjel, seraya habislah derita yg ia bawa.

Enjel merasa sekarang benar-benar menjadi wanita. ia merasa dicintai oleh Andi. dibalik kaca kamarnya ia mengintip wajah Andi yg sedang tertidur lelap. aliran darah membawa semua hormon oksitosin ketubuh Enjel. Andi adalah lelaki pertama yg ia cintai. Andi berada di tempat yg salah, waktu yg salah dan keadaan yg salah. apa Enjel peduli?

ia mengambil semua cairan cinta yg ia tumpahkan diatas kursi. Enjel menuju ke kasur. ia mengusap wajah Andi. yah mengusapnya dgn cairan cinta mereka, mungkin. usapan itu membuat Andi tersenyum karena sensasi basah yg di timbulkan. Enjel masuk kedalam selimut, memeluk kekasihnya, mungkin. mereka terlelap dan hanyut dalam mimpi masing-masing.

The post Cerita Sex – Jalan Berliku Wanita appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Chika Pacarku Yang Manis

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Chika Pacarku Yang Manis

 

cerita-sex-chika-pacarku-yang-manis-268x300

Cerita Sex: Chika Pacarku Yang Manis

 

Aku Ian lahir di Manado, Usia 27 thn masih belum nikah. Melalui cerita ini aku ingin berbagi pengalaman sex aku dengan pacarku yang manis Chika namanya.

Hubungan kami berawal saat Chika masih dibangku SMU.Kami jadian setelah Chika putus dengan pacarnya sebelumnya sedangkan aku sebenarnya masih ada hubungan dengan pacar aku waktu itu. Namun setelah beberapa waktu pacaran dengan Chika akhirnya aku meninggalkan pacarku itu.

Singkat cerita,.. aku ingin menceritakan pengalaman sex pertama dengan dia. Waktu itu dia masih duduk di SMU, dan masih kelihatan lugu. Pada waktu itu ada acara peringatan hari Nasional di sekolahnya sehingga semua siswa di sekolahnya mengikuti upacara bersama. Setelah upacara tersebut ada kegiatan-kegiatan lanjutan, namun semalam kita sudah buat janjian untuk ketemu disamping sekolahnya.

Pagi itu setelah tidak lama menunggu akhirnya Chika muncul juga dengan seragam sekolahnya untuk menemui aku di tempat janjian. Selanjutnya kami meninggalkan sekolahnya, rencananya kami akan jalan-jalan di mall. Namun karena dia masih menggunakan seragam sekolah akhirnya dia minta ditemani ke rumahnya untuk mengganti seragamnya.

“Ke rumahku dulu ya…” katanya.
“Kenapa??” kataku
“Ganti baju dulu dong…”ujarnya manja.

Aku menurut saja ke rumahnya dalam perjalanan aku sempat memperhatikan Chika yang sepertinya masih malu-malu denganku mungkin karena belum lama jadian dan baru kali ini ke rumahnya. Sesampai di rumahnya kami mendapati rumah itu sedang kosong, kedua orang tuanya sedang di tempat kerjanya begitu juga dengan kakak perempuannya juga sedang ke tempat kuliahnya.

Sampai dirumah dia mempersilahkan aku duduk, sambil mengeluarkan minuman. Selanjutnya kami berbincang-bincang singkat di ruang tamunya maklum baru jadian.

Saat itu aku memperhatikan Chika yang sangat cantik, dengan kulit mulus kuning langsat, rambut kuning agak pirang kemerah-merahan karena dicat. Selanjutnya aku lebih memperhatikannya mendetail mata seksi yang menantang, bibirnya mengundang nafsu untuk melumatnya.

Aku mulai tidak tahan melihat keindahan di depanku ini, akhirnya aku memberanikan diri untuk menciumnya. Ternyata Chika yang saat itu duduk berdampingan denganku langsung merespon bibirku yang saat itu mulai menciumi pipinya sambil memejamkan matanya. Melihat itu aku tidak menyia-nyiakan kesempatan langsung ku ciumi bibirnya yang terbuka saat aku menciumi pipinya.

Aku melumatnya dengan lembut, menggigit dan menghisap bibir dan lidahnya bergantian, Chika yang saat itu telah terpancing birahinya juga menciumiku dengan penuh nafsu, nafasnya agak tersengal-sengal mungkin karena menahan nafsunya. Selanjutnya tanganku mulai turun ke dadanya, dia diam sampil terus menciumi aku. Satu persatu kancing seragam putihnya kulepas, dia seperti mengiyakan dengan membusungkan dadanya.

Akhirnya lepas juga bajunya dan aku lanjutkan dengan BH-nya, memeluknya menciumi lehernya sambil membuka BH hitam-nya. Terlihat Chika semakin bernafsu, matanya meram merasakan sensasi ciuman di leher dan turun ke dadanya. Roknya pun akhirnya kulepas, begitu juga dengan kaos dan celana yang aku pakai akhirnya semua lepas. Chika tinggal mengenakan celana dalam berwarna hitam seragam dengan BH-nya.

Aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, menjilatnya dengan lembut, dari wajah turun ke payudara dan ke putingnya yang kelihatan memerah dan kencang, berulang-ulang hingga membangkitkanbirahinya. Aku melanjutkan menjilati perutnya yang langsing. Sementara itu Chika kelihatan semakin terangsang, dia memegangi kontolku yang masih dalam sangkarnya dan menegang seperti tiang bendera, mengelus-elusnya dengan halus dan semakin kasar seirama nafsunya yang semakin meninggi.

Akhirnya aku tiba di daerah vaginanya aku jongkok sedang dia duduk bersandar, sambil membuka celana dalamnya aku mulai mempermainkan lidah aku pada daerah klentit vaginanya yang merekah. Chika semakin bernafsu dia terengah-engah berusaha menahan luapan birahinya yang telah melewati alam sadarnya.

“Aku.. tidak.. tahan… Ian…” Ujar Chika.
“Keluarkan saja” aku mempersilahkan dia menikmati sensasi yang luar biasa itu.
“Uuuh.. aahh.. eehhh..eehhh..” Chika mengerang.

Perlahan-lahan vaginanya basah dengan cairan yang keluar dari dalamnya, pertanda dia terangsang. Selanjutnya sementara dia mengerang menikmatinya aku, menuntun tangannya ke kontol aku yang sudah aku keluarkan dari sangkarnya. Dia meremasnya dan mengocoknya perlahan-lahan, aku merasakan semakin meninggi, akhirnya kontol aku perlahan-lahan menyentuh bibirnya yang seksi dan masuk ke mulutnya.

Terasa sensasi yang nikmat saat lidahnya yang imut itu mempermainkan penis aku yang mulai mengeluarkan cairan pelumasnya. Dimasukan dan dikeluarkan perlahan dan semakin cepat, selanjutnya dia mulai menjilati ujung penis aku yang telah berwarna merah muda, geli, nikmat dan luar biasa saat lidahnya menjilati bagian bawah ujung penis aku aku menutup mata menikmati sensasi itu.

“Uuuh.. eehhh.. terus chik.. nikkmaat…” ujarku.
“Kau suka??” katanya sambil terus menjilatinya dan menatap dengan menengadah keatas karena saat itu aku dlm posisi berdiri.
“He-eh” ujarku mengangkuk.

Dia melanjutkan menjilatinya sementara tangan kirinya menahan batang penis dan tangan kanannya meremas-remas biji penis aku yang menggantung.

“Aku sudah tak tahan Ian…” ujar Chika.

Akhirnya dia duduk terlentang sambil mengangkang, dia terus memegang penisku dan aku mengerti maksudnya. Aku mulai memainkan penis aku di mulut vaginanya. Dia terlihat menikmati usapan-usapan penisku di bibir vaginanya, terlihat kembali keluar cairan dari memeknya itu, yang pertanda Chika semakin terangsang.

“Eeeeeehhhh…eehhhh…”kembali Chika mengerang.

Merasakan semakin lembutnya bibir vagina itu aku balas menjilatinya, lidahku kupermainkan diujungnya dan coba aku teroboskan ke bagian dalamnya yang berwarna pink.

“Ian, udah gak tahan nihh…. uuuhh…” Chika memintaku untuk melanjutkan dengan tahapan selanjutnya.

Saat itu juga penis ukuran >15 cm ku yang telah tegang dan basah dengan cairan putih bening kumasukkan ke dalam liang vaginanya yang masih terasa sesak. Dengan dibantu cairan dari penisku dan dari vaginanya, batangku masuk perlahan-lahan ke dalam lubang rahasianya yang ternyata masih perawan, darahnya keluar setelah permainan kami yang kedua.

“Auw… aduuuhh.. pelan-pelan ian.. sakit…..” ujar Chika.
“He..eh akung…”kataku.

Chika mengerang dan kejang-kejang, badan dan kakinya menegang sementara tangannya memelukku, saat batang penisku mulai bermain didalam liang vaginanya.

Selanjutnya kami merubah posisi, dia menelungkup di kursi dengan tangannya menahan badannya sementara itu aku mulai kembali menerobos memeknya yang merekah dengan senjata rahasiaku dari belakang, mirip doggy style. Sementara tangan kiriku meremas payudaranya yang berukuran 34A, dan jari tengah tangan kananku memainkan klentit vaginanya.

“A..duuuh.. geli.. ahh.. ahh.. uhh..ehhh.” erang Chika.

Setelah bermain sekian lama dengan berbagai gaya secara refleks, Chika mulai merasakan Orgasme, begitu juga dengan aku.

“Aku mau sampai ian…” katanya.
“Aku juga…” tambahku.
“Heeii jangan didalam…… takut hamil…” ujar Chika.
“He..eh’ jawabku sambil mempercepat genjotan penisku didalam vaginanya, terasa vaginanya mulai becek, karena Chika orgasme.
“Aaah nikmat Ian… terus..terus uuhh…eeehh…eeehhh.” Ujar Chika sambil membantu menggoyang-goyang pinggulnya, sepertinya dia telah mahir.

Saat itu penisku siap untuk mengeluarkan pelurunya, secepatnya aku menariknya keluar dari dalam memeknya dan mengarahkan ke perutnya. Aku mengocok penisku dengan cepat sementara Chika dengan refleks meremas-remas kedua bolanya yang menggantung.

“Aaaaaaaaaaahhhh….Eeeaaaaaaahhh..eeaaaaaaahh” aku mengerang menahan teriakku menikmati sperma yang keluar dan muncrat menembak-nembak dengan kencang ke perut hingga leher Chika.

Aku terjatuh lemas memeluk tubuhnya yang lemas duluan dengan cairan sperma yang baunya seperti pandan.

“Thanks Chik.. “ bisikku beberapa saat kemudian, terdengar romantis.

Dia mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum puas.

Kami selanjutnya membersihkan diri di Kamar Mandi Kamarnya, setelah itu kami melanjutkan permainan kedua, dan saat permainan itu keluar darah perawan dari vagina Chika.
Begitulah selanjutnya kami sering melakukannya.

Hingga saat ini kami masih pacaran, namun kami dipisahkan oleh tuntutan aktivitas dan kerjaku yang saat ini di Jayapura sedang dia di Manado. Selama pacaran dengan dia aku juga punya pengalaman lain dengan teman-teman wanitaku yang akan saya ceritakan di kisahku yang lain.

Saat ini aku telah berada disini hampir 3 bulan, dan selama ini aku belum pernah melakukan hubungan seks, mungkin karena kurangnya kesempatan serta belum ada yang pas. Rasanya menyiksa dan aku sangat ingin untuk kembali merasakan sensasi dalam berhubungan seks, mungkin karena telah terbiasa. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Chika Pacarku Yang Manis appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Geliat Vivi Yang Menggoda

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Geliat Vivi Yang Menggoda

 

 

cerita-sex-geliat-vivi-yang-menggoda-230x300

Cerita Sex: Geliat Vivi Yang Menggoda

 

Awalnya seeh Daku ekstra Muna dan rada Jaim dengan Adik Iparku yang kerap Caper ke Daku.
Kelembutannya yang utama bukanlah dati tutur kata dan busananya tetapi justeru dari kulitnya yang bersih, putih
Harum Mewangi….. yah pegimana ngak wangi kalo setiap hari mandi pake sabun, keramas dengan sampo … lanjut
pake parfum…

Sejak menikah, selama beberapa tahun Daku tinggal di Mertua Indah dengan seorang Adik ipar wanita
yang masih lajang serta seorang Kakak Ipar Wanita yang bercerai dan beberapa keponakan cewe menjelang ABG.
Ditengah kerumunan wanita-wanita itulah Daku berada.

Karena kebiasaanku yag pulang kantor pada malam hari, maka biasanya Daku pulang kerumah pada situasi
yag sudah cukup sepi…… jadi karena kondisi maka Daku pun kerap bercinta dengan isteri pada tengah malam.
kadang kita bercinta didalam kamar tidur, kadang bercinta di ruang utama rumah karena memang sudah sepi.

Suatu kali sehabis Daku puas bergumul cumbu dengan isteriku saling meremas-remas dan menjilati penuh nafsu
seluruh bagian tubuh yang sensitif….. tanpa sengaja Daku tiba-tiba nelihat pintu kamar tidur adik iparku ternyata
terkuak sedikit.

Entah sudah berapa lama pintu itu terbuka.. walau sedikit … Daku sempat berfikir apakah adik iparku
tadi sebetulnya bangun dan melihat Diriku bercumbu nafsu dengan kakaknya …. atau terlintas dalam benak-Ku
apakah memang baru kali ini pintu itu terkuak sedikit… jangan-jangan…… ah… sudahlah Daku tak peduli…

Hubungan-Ku dengan Vivi, adik ipar-Ku itu memang cukup AIYSS (Aik Ipar Yang Saling Sayang) cenderung
lebih manja ketimbang isteri-Ku sendiri… dia sugnguh gaul, pintar menyanyi dan banyak kawan, pacar pun punya
malah cenderung punya lebih banyak kawan lelaki daripada wanitanya … tapi entah mengapa dia tetap saja
sering caper ke diri-Ku… yaah Daku sih happy azza… mungkin Daku betul-betul Zantan kali yaa.. ha..ha..ha…ha..

bisa aja … yaah namanya juga karangan … hi…hi…hi….
Lanjut ah, ini bener kok pengalaman nyata …
ngapain bo’ong ama orang lain entar Daku kalo pembohong kan kagak bakalan punya kawan banyak .. tul ngak ?

Beberapa hari kemudian… Ce’illah … seperti biasa Daku mengajak isteri bercinta di ruang tamu pada malam hari
saat seisi rumah sudah tidur. Tapi kali ini sebelum bercumbu, terlebih dahulu Ku perhatikan pintu kamar tidur
adik ipar-Ku … Ooohh…. ternyata tertutup rapat… berrati aman….. karena letak kamar tidur adik iparku berhadapan
dengan sofa ruang tamu maka walaupun terkuat hanya sedikit tentunya Vivi, sang adik iparku dapat mengintip
dengan leluasa permainan cumbu nafsu diriku dengan isteri tersayang…..

Karena kita berdua sudah yakin semuanya yang ada di rumah telah tertidur pulas di kamarnya masing-masing
maka Daku berbegas mengatur posisi …. untuk memulai percumbuan dengan isteriku… dimana Daku lebih suka
duduk dibawah sofa sementara isteriku duduk di atas sofa. Permainan langsung di seputar wilayah Paha dan Vagina
adalah kegemaran utama-Ku.

Menciumi-menjilat-jilat sambil mengigit-gigit lembut sepasang paha sekel istaeri-Ku
adalah menu pembukaan cumbu nafsu diri-Ku yang paling sering Ku lakukan….. disaat menggelinjang antara
geli-geli-nikmat… menahan sentuhan bibir dan lidah-Ku di sepasang pahanya, biasanya isteri-Ku tidak sabar untuk
menanti hisapan Ku pada Vagina-nya.. tapi disitulah letak permainannya…

Daku sering menahan diri untuk berlama-lama di sekitar paha hingga mendekati Vagina… sesekali saja menjilati kelentit dan liang vagina Isteri-Ku sekedar mengecek apakah Isteri-Ku sudah mulai mencapai orgasme melalui cairan genitalnya atau belum…

Bila ternyata vagina isteri-Ku sudah mulai basah… tanda-tanda orgasme .. maka Daku mulai lebih sering
menjilat-jilati dan menghisap kelentit dan daging vagina isteriku secara perlahan-lahan… dengan cara seperti ini

Daku bisa berlama-lama menyenangkan Isteriku megngigil menahan nikmat.. terlebih saat cairan vaginanya
yang mulai mengalir deras keluar Ku reguk hingga tak bersisi… eehhhmmm… memainkan lidah di ujung kelentit
dan di didnding Vagina bisa membuat tubuh isteriku bergetar kuat …. semakin dia bergerak menjauh dari kepalaku..
semakin kukejar dan kutempel permukaan vagina isteriku…. aahhh…….

Aaauuww … di saat Isterku mulai bangkit berdiri karena tak tahan menerima hisapan Diriku pada Vaginanya… semakin Ku kencangkan cengkeraman lingkaran tangan-Ku pada sepasang pantat Isteri-ku… sementara kepalaku kutempelkan erat-erat kehadapan vaginanya…..

Paa… Papa… udah… aaauuhhh… ooohhh.. Paa… ngak tahan ….. Jerit lirih terlontar dari isteri-Ku…. kalau sudah
seperti ini…. apa boleh buat… dari pada membangun kan orang se isi rumah… yah kulepaslah dekapan Ku di Vaginanya…

Setelah Daku puas bercumbu nafsu dengan isteriku selama satu jam lebih … akhirnya aku beristirahat menonton teve …
sementara isteri-Ku cepat berlalu masuk ke kamar…….. Namun, belum lama aku menonton teve ….

kulihat pintu kamar Vivi, adik ipar-Ku itu yang tadinya tertutup rapat ternyata sudah terkuak kembali, sedikit
hanya terbuka beberapa cm. Ku perhatikan, kali ini kamar tidurnya gelap ….. tidak biasanya …..

Setelah menunggu beberapa saat, karena penasaran Daku menghampiri kamar tidur Vivi…. oouu memang terbuka,
lalu dengan hati-hati, perlahan-lahan Ku buka pintu kamar tidur Vivi… ku intip dengan seksama …uugghh….
samar-samar dalam keremangan kamar Kulihat Vivi tertidur dengan tertelungkup…. tapiii… Ammbbooiii…

Vivi tidur tidak mengenakan bad cover… sementara daster mininya terserak menyembulkan sepasang paha dan
pantat yang padat…. saking penasaran ingin melihat apakah Vivi tertidur dengan sepasang pantat yang terbuka
menantang … maka kuhampiri kasur dimana Vivi tertidur… Aaahh… baru dua-tiga langkah memasuki kamarnya …
kaki kanan ku menyentuh sepotong kain… segera kuambil kain itu … ouwwah..aahh… ternyata celana dalam mungil
milik Vivi berwarna gelap yang berserak dilantai… saat kuambil dan kupegang… mmmhhhh…. CD Vivi basah…..
tanpa sadar kucium CD Vivi …. uugghhhh… wangi khas cairan Vagina….

Kini Daku semakin curiga…. jangan-jangan Vivi memang mengintip percumbuan Daku dengan Isteri-Ku dari balik
pintu kamarnya yang gelap….. ah.. aku pun betul-betul penasaran … segera kudekati Vivi dikasurnya… dia masih
tertidur menelungkup dengan wajah menghadap pintu…. kearah diriku … tapi setelah kuperhatikan dengan teliti
sepasang pantatnya yang terbuka penuh memang tidak mengenakan celana dalam… alias polos…..

Antara penasaran sekaligus terangsang kemontokan paha dan pantat Vivi…. dengan spoantan kunyalakan lampu
meja belajarnya…. emmhh… benar-benar mulus, kenyal, putih nian sepasang pada dan pantat Vivi… ooohhh…
Daku berdecak kagum… sambil menelusuri lekuk liku daging Paha dan Pantat Vivi…… sambil terus memegangi
dan sesekali menciumi CD Vivi yang basah dengan cairan Vaginanya…..

Tiba-tiba saja terlintas dibenak-Ku untuk mengecek apakah Vivi betul-betul sudah tertidur pulas dari tadi … ataukah
dia berpura-pura tidur karena tadi dia sebenarnya mengintip KU bercumbu….. maka CD dan sarung yang kukenakan
sengaja Ku lepaskan …. dalam jarak dekat didepan wajah Vivi ….
hanya dengan mengenakan kaus singlet ditubuh sementara perutku ke bawah sudah polos Daku pun ber-Eksibisi….

Sembari menelusuri pemandangan Indah sepasang Paha dan Pantat Vivi yang putih montok, Daku pun ber-Onani
dalam jarak teramat dekat dihadapan wajah Vivi…. mmmhhh….. aaaahhhh… sengaja Daku bergumam lirih….
menikmati Keindahan dan kenikmatan ber-Onani di Depan Vivi sambil tidak lepas memperhatikan lekuk-lekuk
daging Paha dan Vagina Vivi…. oooohhhh… saaat Penis-Ku mulai menegang-kencang- dengan ujung yang …
Mengkilau….. kulirik wajah Vivi…

kuperhatikan Mata Vivi… ooohhhh…. ternyata bulu matanya yang lentik ..
bergerak-gerak dan bergetar-getar lembut tanda dirinya tidak tidur dan sedang aktif melilhat Daku ber-Onani di
hadapannya dengan Penis yang semakin panjang, besar, menonjolkan uliran urat yang kencang dengan daging
ujung Penis yang berwarna pink mengkilat…..

Karena sudah terlanjur ….. juga karena sudah terlalu nikmat melakukan Onani jarak dekat di wajah Vivi….
Daku pun semakin semangat memainkan tangan kanan-Ku mengocok-ngocok lembut batang Penis-Ku ….
Mengetahui bahwa Adisk Iparku Tersayang juga terkesima mengintip Penis-Ku dari balik bulu matanya yang lentik..

Daku benar-benar bergairah melakukan Onani….. Aahhhh…. oouuuwww…. Vivi… desah-Ku lembut.. tanpa sadar…
Syeer…syeer…. kutahan… dan kukendalikan aliran sperma-Ku yang keluar dari ujung penis-Ku….

Dengan menengadahkan telapak kanan kualirkan tetesan air mani-Ku ketangan… lalu cairan tersebut
ku oleskan ke batang Penisku sehingga seluruh Penisku hingga daging Ujungnya semakin mengkilat licin…..

Dengan olesan cairan sperma-Ku yang kental dan licin maka tangan kanan-Ku semakin lincah leluasa ber-Onani….
mmmhhh….. Daku pun semakin hot ber-Onani mengeluar masukkan ujung-batang Penisku dalam genggaman tangan..
sembari menggoyang-goyangkan pantatku layaknya bersenggama…. ooouuuuuu….

kukperhatikan bulu mata Vivi semakin terbuka agak lebar… jelas sudah kalau Vivi sedang menikmati keindahan
Batang Penis-Ku dan Goyangan-Goyangan Erotis-senggama-Ku …. oohh… ouw… kulihat gerak bibir senyum manis
terpancar dari wajah Vivi karena dirinya tampak senang sekali memandangi buah zakar dan Ujung-Batang Penis-Ku….
yang terus besar, tegang dan mengkilat….

Baru kusadari kemudian, tangan kiri Vivi ternyata bergerak-gerak perlahan dari balik tubuhnya yang mengarah pada
Vaginanya… ooouuu.. Vivi juga sedang bermasturbasi rupanya…. mengetahui hal itu.. Daku semakin bernafsu
melakukan Onanai dengan Hot ku percepat gerakan Onani Penis-Ku keluar masuk Genggaman tangan … den ….

Creett…. crreett… creettt… syyeerr….. Air Mani-Ku keluar Deras dari Ujung Penis-Ku lalu kutumpajkan ketelapak
tangan kiri-Ku…. tanpa bisa dicegah… Tubuh Vivi pun ikut yang tidur tertelungkup mengigal-bergetar cukup kuat
saat dirinya melihat dengan jelas pancaran Sperma-Ku yang mengalir muncrat ke telapak tangan …. aaahhhh Vivii…

Dengan seluruh Sperma yang ada kubasuh lagi batang Penis-Ku yang tetap tegang…. …crrek…creekk.. crreekk…
suara onani terdengar dari gesekan tangankananku yang penuh air mani …. sementara itu kuperhatikan
Vivi sudah lebih aktif menggerak-gerakkan tangan kirinya ke tengah-tengah pangkal pahanya…
seluruh badan Vivi kini sudah terlihat bergerak-gerak sebagai tanda dirinya sangat terangsang…. ooouuu…Nikmatnya..

Setelah puas ber-Onani sampai sperma-Ku habis-kering… secara demonstratif Daku mencium celana dalam Vivi
yang basah yang dari tadi kupegang terus….. dalam posisi tidurnya yang pura-pura itu … kulihat Vivi tersenyum
lebih lebar dari sebelumnya tanda dirinya pun ikut senang menikmati eksibisi sensual yang membahagiakan….
EKSIBISIi VIVI ….

Tanpa kuduga …. baru sekitar 15 menit Daku beritirahat tidur-tiduran sambil memejamkan mata di sofa ruang tamu….
dari kamar tidurnya Vivi keluar dengan mengenakan handuk saja yang dililitkan ditubuhkan…. kulirik dari balik
mataku yang pura-pura terpejam…. Vivi menghampiri diriku di Sofa… daannnn… aaiiihhhh…. aku terkejut…..
saat Vivi membuka handuknya lalu dihampar di meja dan dia duduk di tepi meja tepat dihadapan wajahku …..

Di ruang tamu yang terang benderang … tentunya Daku dapat melihat jelas
seluruh Tubuh Vivi yang Aduhai Indahnya..
sepasang daging Payudara Vivi tampak kenyal montok
dengan puting susunya yang mencuat kencang kemerahan …..

Pinggangnya yang ramping …… serta kulit pahanya yang putih, halus sintal….

Setelah duduk begitu dekat didepan wajahku… tanpa ragu sedikit pun Vivi duduk mengangkang ….
kedua pahanya dibuka lebar-lebar dengan ujung kaki jarinya yang menjinjit … Vivi mulai memperlihatkan
Keindahan pangkal paha, daging Vagina dan kelentinya yangn mengkal merekah berwarna merah muda …
dengan posisi duduk mengangkang dekat wajahku… Vivi dengan atraktif membuka bibir Vaginaya… Oooohhh…
Kekagumanku semakin bertambah terhadp bagian Genital Vivi…. yang mempertontonkan kelembutan,
kelenturan, grunjulan daging bagian dalam Vagina Vivi….
syyeerrr… sekujur tubuhku mulai memanas…. tegang…..

Seolah sudah tahu kalau diri-Ku sedang menonton peragaan Vagina Vivi,,,, Dia pun lantas dengan lembut
mempermainkan bibir-bibir Vaginanya yang kadang di kuak lebar .. lalu digesek-gesekkan dengan kedua
tangannya …. aahhhh… ooohhh Vivi …. aku berdesah dalam hati…. menahan rangsangan yang luas biasa…

Dengan gerakan-gerakan yang sangat mesra dan erotis Vivi mengelus-elus dengan cepat ujung kelentitnya…
diselang-seling dengan gerakan-gerakan tangannya dilipatan pangkal pahanya … lalu … dia pun mengingal-ngigal
sambil menguak-kan Vaginanya lebar-lebar …. mmhhh…… ingin sekali rasanya Daku mengelus-elus Vagina Vivi yang merekah Indah itu…… aauuuhh…

Seolah tahu akan niatku itu, Vivi tanpa Ku duga meraih tangan kanan-Ku lalu …
telapak tangan kanan ku di elus-eluskannya secara lembut ke Daging Vaginanya …. sssyyyeeerrr….
Penis ku menegang tinggi ….. sehingga Vivi melihat dengan jelas dari sembulan sarung-Ku…
Dengan tersenyum manis Vivi lantas berdiri semakin dekat dengan wajah ku …
Dalam posisi berdiri mengangkan tangan kanan-Ku diselipkan … di jepit di antara kedua pahanya – tepat
di tempelkan di daging Vaginanya ….

Dengan posisi itu, Daku yang pura-pura tiduran di sofa… tetapi tangan kanan Ku di kepit Pangkal Paha Vivi…
yang berdiri di depanku …. tanpa bisa ku tebak .. Vivi melakukan surprise ….
seperti naik kuda-kudaan … Pangkal Paha Vivi … Vagina Vivi degesek-gesekkan di sepanjang
pergelangan tangan hingga ke lengan Ku mendekati pangkal lengan ….

Aaauuuwww… tubuh ku tanpa bisa dicegah ikut bergetar ….. Penis Ku pun kian Menegang

Sementara Vivi semakin Asyik masyuk menikmati gesekan-gesekan lembut pangkal Paga-Vaginanya ke
sepanjang lengan kananku…… Ssyyyeerrrr… Ssyyyeeerrr….. Ssyyyeerrr…. tiba-tiba dari vagina Vivi
keluar cairan agak kental yang hangat …….. Ooooooo…… Crreettt..Creeettt..Crreeettt.. dari ujung Penis Ku
keluar cairan sperma …..

Melihat Ujung penisku yang mengeluarkan Sperma dan membasahi sarung …. Vivi pun mengecup-ngecup
menyerup cairan yang membasahi sarung-Ku …. tindakan Vivi ini seolah hendak melakukan revanche
atas Diriku yang menciumi Celana Dalamnya yang basa…..

Oooo… usngguh-sungguh kejutan yang kudapat dari Vivi … Adik Iparku Tersayangng…
Setelah selesai mengecup-ngecup dan menyerup-nyerup sarungku yang basah oleh Sprema …
Vivi dengan lembut membersihkan sisa-sisa cairan Vaginanya yang masih membasahi legnanku….
Lagi-lagi Vivi membuat kejutan dengan… tiba-tiba dia menggesek-gesekkan Payudara dan Puting Susunya
kenyal dan kencang ke Bibir Ku…. Oooouuuwwww…. Viviii…..

Aaahh Gilanya Vivi mencium Bibir Ku bukan dengan Bibirnya tetapi dengan Vaginanya yang di oles-oles kan
ke Mulut Ku…. mmmhhhh…ooohhh Viviiii….
Harum Mewangin Nian Vagina Mu Viii…..

demikian Al kisah Awalku ber Eksibisi dan Ber-Eksibisionis dengan Vivi Adik Ipat-Ku tersayang…. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Geliat Vivi Yang Menggoda appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Gadis SPG Mth

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Gadis SPG Mth

 

cerita-sex-gadis-spg-mth-267x300

Cerita Sex: Gadis SPG Mth

 

Ini adalah sebagian dari pengalaman nyataku, dengan sedikit tambahan disana-sini, dengan harapan bisa dijadikan inspirasi buat temen-temen yang mau pdkt sama mbak-mbak para SPG-SPG yang cantik-cantik dan bohay-bohay. Enjoy bro….

Perasaanku punya baju kerja hanya itu-itu aja, udah lama niatan buat beli kemeja baru, tapi selalu gak ada waktu. Praktis kalau weekend gak sempet-sempet terus, karena hari sabtu ikutan bultang ama tetangga, hari minggunya main tenis bersama temen-temen kantor. Sorenya kalau gak kecapean paling nonton ama pacar. Tadinya kepikir mau beli baju ama pacar, tapi takutnya malah doi yang minta dibeliin macem-macem, kan jadi tekor, hehehehe.. dasar pelit ya.

Niatan beli baju itu baru dapet terlaksana di hari Rabu itu, habis meeting ama bos-bos direksi, gw punya kesempatan cabut dari kantor, rencana ke mall yang deket-deket rumah, jadi bisa sekalian pulang. Sampailah gw di fashion store – “mth” gw liat-liat keliling-keliling nyari-nyari baju kemeja yang cocok, tiba-tiba pandangan gw berhenti bukan pada baju, tetapi pada sosok indah kira-kira 165/47 kelihatan tinggi semampai, putih, cantik, dengan makeup tipis, begitu seksi dan menggoda, berdiri didepan gw yg lagi beresin kemeja-kemeja yang dicoba oleh calon pembeli yg kyknya gak jadi beli.

“siang mas, silahkan diliat-liat kemejanya, lagi banyak diskont lho.” Kata gadis itu, sambil tetep tangannya melipat beberapa baju.
“iya mbak, ini lagi nyari-nyari kemeja, bingung, habis semua bagus-bagus, jadi saya susah milihnya, bisa tolong dicarikan yg cocok buat saya mbak?” gw mulai keluarin salah satu jurus Ssi.
“mas suka warna apa?”,
“saya suka warna hijau”. Selesai beresin baju yg tidak jadi dibeli, tangannya dengan cekatan meraih beberapa kemeja dari gantungan.
“yang ini, dicoba mas, kayaknya cocok deh,” sambil tangannya memberikan kemeja ke tangan gw.

Sekilas gw ngelirik pada pangkal toketnya, upss.. lumayan juga, 34B. Gw gak langsung menjawab, tapi langsung menerima baju itu dari tangannya dan hanya tersenyum,

“oke deh, saya coba dulu ya, dimana ruangan buat nyobanya?”,
“disana paling pojok belok kanan”, kata dia.

Di dalam ruangan kamar ganti, gw gak coba bajunya tapi hanya gw pasin di bahu aja, biar cepet2 bisa ngobrol lagi ama si SPG itu. Jadi, gak berapa lama gw dah ada lagi di depan dia.

“gimana mas?, serasi kan?, pas ukurannya kan?”,
“iya mbak, saya ambil yg ini”, dengan girang si gadis, menuliskan nota buat gw.

Berikutnya gw melancarkan pendekatan pada calon mangsa gw ini. Tinggal dimana?, kerja sampe jam berapa?, udah lama kerja disini?, pulangnya di anter pacar ya? Itu beberapa pertanyaan standar yg biasa gw pakai buat awal-awal Ssi. Selain dengan lancar menjawab pertanyaan2 gw, dia malah curhat, dari mulai masalah kerjaan sampe masalah keluarga.

Hingga kita menjadi akrab, banyak SPG-SPG lain yg melirik disaat kita ngobrol, tapi gw dan doi gak begitu peduli, karena posisi kita kebetulan dipojokan, agak sedikit terhalang oleh pilar gedung mall, juga oleh etalase dan gantungan2 baju. Kemudian,tanpa gw mintapun, dia dengan tulus memberikan nocannya ke gw, berikut namanya dia tulis dibalik secarik kertas : Rena 0816-xxx-xxx. Gw pun ngasih no hp gw, dengan miss call no tlp tersebut.

Selang dua hari berlalu, hari Jumat pagi, sebelum berangkat kerja, gw liat di hp ada sms mampir ke hp gw… dilihat ternyata dari Rena.

“mz, bisa anter pulang gak, Rena gak dijemput adik, motornya dibengkel, jam 2an siang ya,” agak berat juga gw mau oks in, karena di kantor gw masih ada kerjaan yg harus gw selesaikan.

Tapi karena kebayang putih dan cantiknya cewek ini, gw coba kebut kerjaan gw, hingga bisa selesai tengah hari, lalu gw e-mail reportnya ke si bos. Si Bos kyknya gak begitu ngecek kerjaan gw, hanya mereply thanks dan good job aja, dan si bos bilang mau diskusiin hasil kerjaan gw after weekend which is hari Senin.

Habis makan siang, gw ambil mobil diparkiran, langsung meluncur ke tempat Rena kerja. Nyampe disana sekitar jam 13:40, doi kyknya belum keluar. Gw telp, ktnya masih ganti baju. Gw bilangin nunggu di Solari***, salah satu resto yg ada satu lantai dibawah “mth”.

Sambil nunggu, gw mesen dua minuman dua2 nya jus. Selang beberapa lama, Rena muncul juga, pakai baju tanktop merah menyala, sangat ketat, sehingga sembulan toketnya begitu kelihatan menambah keseksian ini cewek, bawahnnya dia pake rok span seragam mth, kayknya dia gak ganti roknya, hanya setelan atasnya saja.

“Hi mas Dody”,
“hi juga Ren”, tangan kita bersalaman,
“gimana kabarnya?, motornya kenapa bisa dibengkel”,
“baik mas, iya motornya kyknya salah isi bensin, beli bensinya dipinggir jalan, jadi mesinnya harus dibersihin,” “mas ko bajunya dah dipake sekarang, tuh cakep kan?,
“iya kan Rena yang pilih…”gw puji dia, biar tambah pdkt, ini juga salah satu jurus lho.
“gw dah pesenin jus melon,” kamu mau pesen makanan engga?, kamu belum makan kan Ren?” ,
“boleh mas, gw mesen nasi goreng, tapi nanti bantuin ya, soalnya Rena gak bisa makan banyak2, takut gemuk… h ehe…” sambil nunggu pesenan datang kita ngobrol-ngobrol lagi.
“Kemarin Rena sebel banget deh,.. ada cowok yg mau beli baju 4 potong,..dah dikasih bon, eh.. gak tahu kemana, dia gak ke kasir untuk bayar..”, itu salah satu cerita Rena yg kita obrolin, sampe pesenan makanan datang.
“ayo mas, kita berdua aja, Rena pasti gak habis”,
“suapin ya, he he.. gw candain dia?”,
“ih .. mas manja deh”, Tapi bener, sesekali selesai dia menyantap nasi gorengnya, dia suapin gw..” wah berasa romantis banget deh, padahal kita baru sekali ini nge-date. Dalam hati gw, kayaknya ini cewek bisa gw prospek lebih lanjut deh.

Feeling gw ternyata gak salah, selesai makan, kita jalan ke parkiran, buat ambil mobil gw. Nah disitulah, kejadian yang

“diinginkan”kan pun terjadilah. Setelah nyalain mobil, dan nyalain ACnya, sebelum jalan, gw pura-pura salah pegang perseneling, yg gw pegang adalah pahanya Rena, sambil sedikit gw usap nakal.

“Eh sorry Ren… salah pegang ya.. harusnya ini ya… sambil gw menunjuk ke arah perseneling.”
“mas.. gpp ko, kalau megang yg ini juga,… asal…?” “ asal apa Ren”,
“asal diterusin, jangan nanggung”, sambil mengerling matanya, jadi kayak binal gitu deh”, gw ngeri juga ngelihatnya, tapi, nafsu yang ada diri gw mengalahkan akal sehat gw, yang akhirnya membawa gw dan Rena ke sebuah motel di daerah kramatjt***.

Sebelum bertanding, biasa gw pesen minuman dan makanan dulu. Dimulai dari kiss-kiss, FK, kemudian kita saling menelanjangi satu sama lain. Ganas banget ini cewek, gw diciumin mulai dari pangkal atas, hingga kaki, terakhir dengan sangat menikmati, gw di BJin sampe ke liang sunhole, sampe gw ngecrottsss. Tengah asik-asiknya, gw muntahin sperm gw, pintu ada yg ngetuk, eh.. tahunya yg nganter minuman dan makanan, ya udah akhirnya kita istirahat bentar, minum-minum dan makan, padahal gw merasa si Rena lagi terangsang berat, habis nge-BJ gw.

Selang beberapa menit kemudian acara kita lanjutkan, gw gak kalah agressif, giliran gw yang melumat habis tubuh langsing dan sekelnya Rena, hingga dia meracau.. dan bilang..

“masukinnnn mazzz, masukin mazz, Rena gak nahan.”. Pasang caps, mulailah ritual yg selalu gw harapkan dan impikan,..

Missionary, kemudian Doggy, WOT, doggy lagi, Missionary lagi,… dan terakhir WOT…. Gw ngecrottsss. Kalau Rena, dah dari tadi, gw liat dia kejang-kejang mulu, yg disertai erangan-erangan kenikmatannya dia. 2 kali pertempuran terjadi berikutnya, hingga kita sama-sama lemes.

Gw anter pulang, disertai beberapa lembaran rupiah sekedar buat jajan dan gantiin biaya motornya yg dibengkel, gw bilang begitu ke Rena. Rena sangat menolak tadinya, karena dia tegaskan bukan perek, dia hanya ingin have fun aja, melepaskan kepenatan Jakarta. Tapi dengan sedikit meyakinkan bahwa ini bukan berarti bayar dia,.. akhirnya dia menerima juga lembaran-lembaran rupiah dari gw. #Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Gadis SPG Mth appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Mbak Widi, Tetanggaku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Mbak Widi, Tetanggaku

 

muncul k

Cerita Sex: Mbak Widi, Tetanggaku

 

Sex Hot | Singkat cerita setelah melamar kerja kemana-mana, akhirnya keberuntungan memihak juga padaku. Aku diterima kerja di sebuah perusahaan bonafid, hanya saja jaraknya yang luar biasa jauh dari kediaman ku.

karena sudah tidak memungkinkan untuk bisa pulang pergi akhirnya akupun mengontrak sebuah rumah kecil, lumayan juga letaknya dekat kantor, dan suasananya pun nyaman.

Rumah kontrakan itu kepunyaan Ibu Emi. Beliau punya 4 rumah kontrakan, salah satunya ditempati oleh anak kandungnya yang telah berkeluarga yaitu mbak Widi.

Ibu Emi, Mbak Widi, dan Mas Muso yg merupakan suami dari mbak Widi sangat ramah padaku. Tak jarang mereka memberikan makanan-makanan ke kontrakan ku, mereka benar-benar keluarga yg ramah.

Mbak Widi dan Mas Muso adalah pasangan suami – istri yg baru, kira-kira baru 3 tahun usia pernikahan. Mas Muso punya usaha rumah service elektronik yg jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Namun mas Muso dan Mbak Widi terpaksa tetap tinggal disana karena Ibu Emi tidak ingin jauh dari anaknya, yaitu mbak Widi.

Singkat cerita, suatu hari aku memilih cuti kerja karena badanku terasa pegal-pegal, mungkin karena terlalu ngejar lembur. Aku pun berniat ke warung untuk membeli balsem urut, dan didepan ada mbak Widi sedang menjemur pakaian.

“mas Ido ga kerja?”
“enggak mbak, badan saya pegel-pegel soalnya, lagi izin cuti.”

Saat itu mbak Widi memakai kaos longgar yg tipis, sehingga agak menjiplak sketsa bra yg ia pakai, belum lagi tetes-tetes air cucian yg membasahi bajunya, semakin menambah jelas guratan bra yg ia kenakan. Buat ukuran wanita sudah menikah dan punya anak balita, body mbak Widi ini masih bisa dibilang menggairahkan.

“oh, mau dipijitin mas?”

waduh! dipijitin !

“wah ga usah lah mbak, ga enak, saya beli balsem aja deh.”
“saya ada balsem mas, kalo mau nanti saya pijitin deh sehabis jemur pakaian ya.”

Wah sepertinya niat-niat jahat sudah terkumpul di otak ku, aku terus membayangkan, bagaimana caranya nanti mbak Widi memijat tubuhku sambil terus berlanjut memijit penis ku ! hahahaha!

Selesai ia menjemur pakaian, ia pun segera menyambangi kontrakan ku. Akupun tanpa ragu segera melucuti pakaianku sambil terus memutar otak bagaimana pijat memijat ini bisa menjadi aktivitas yg ‘lebih menyenangkan’.

“mbak emang biasa mijitin si mas ya?”
“ah enggak juga mas, mas Muso mah jarang minta dipijitin, paling saya mas yg minta dia pijit-pijit hihihi”

wah, si mbak sudah mulai menjurus – jurus nih fikirku.

“wah asik nih ye main pijit-pijitan, bikin bujangan ngiri aja si mbak”
“hihihi yaudah biar ga iri nanti mas Ido pijitin saya juga ya weeee”

eaaaaaaa ! sudah semakin memancing – mancing dia !

“ah, saya sih mau aja, tapi nanti bisa-bisa ditempeleng mas Muso saya mbak”
“hihi ya jangan bilang-bilang mas, coba mas balikin badannya”

aku kun membalikan badanku yg tadinya terlungkup menjadi terlentang, sementara mbak Widi kini memijit dada dan perutku. Jujur saja, otong ku langsung berdiri ketika mbak Widi lebih seperti mengelus-elus perut ku ketimbang memijit.

“mas, jeans nya buka aja, sekalian paha sama kakinya saya pijit”
“oke deh mbak”

Seperti sudah saling menerima sinyal masing-masing, aku pun tanpa malu melepas celanaku hingga tersisa tinggal celana dalam ku. Mbak Widi pun terlihat sering mencuri-curi pandang ke arah penis ku yg masih terbungkus CD. Aku sengaja terus menikmati pijatan dan sentuhannya agar otongku semakin tegap dan semakin membuat mbak Widi salah tingkah.

Kepala mbak Widi semakin menunduk mendekati penisku. Sambil terus memijit pahaku dengan balsem, aku terus meikmati pijatan tangan lembutnya. Karena jarak kepala dan penisku yg semakin dekat, sesekali ku angkat pinggulku agar menyentuh bibirnya, bukannya menghindar ia malah ikut menggesek2 penisku dengan bibirnya. Ah! ini sih sudah kena, tinggal eksekusi saja!

“sebentar ya mas, saya cuci tangan dulu, kayaknya kalo mau mijitin yang itu ga bisa pake balsem, nanti panas, pake sabun lebih pas, hiihi”

Kena fikirku!

Seraya mbak Widi berjalan kearah kamar mandi kontrakanku, aku sudah tak sabar lagi, langsung saja ku ikuti dia dan ku peluk dari belakang.

“emhh, masss”

ku gerayangi payudaranya yg montok, tangan ku yg satunya meraba kearah vaginanya. Ternyata vaginanya sudah basah sejak tadi. Terasa bulu-bulu kasar menghiasi vagina nya. Kubalikan badannya kulumat habis bibirnya.

“mbak jangan bilang-bilang mas muso ya, mbak juga mau kan?”
“iya mas,hmmhhh hmmmmmhhh”

Dikamar mandi kecil itu kulucuti semua pakaian mbak Widi hingga ia terlanjang bulat, kujilati payudara dan putingnya, kuplintir-plintir sampai dia merem melek. semakin turun ke bawah, tak luput vagina yg dikelilingi bulu-bulu jembut nya pun ku jilati.

“ahhhhh, emmmhhhhh”

Terlihat sekali mbak Widi menikmati permainanku. Ia langsung menarik badanku dan melucuti CD yg kupakai. Tanpa basa basi dia kulum habis penisku yg sudah menegang merah. Nikmat sekali kuluman mbak Widi ini, pasti mas Muso ga bosan-bosan ML sama mbak Widi.

Aku lalu duduk di pinggirian bak mandi, ku angkat badan mbak Widi.

“mbak aku masukin aja langsung ya?”
“iya mas, ayo”

tanpa kesulitan, dengan sekali gerakan penisku habis ambles di vagina mbak Widi yg lembab. Sambil terus menggoyang goyangkan penisku didalam liang kenikmatannya, aku pun terus mencumbu punduk mbak Widi yg putih harum.

“ahh ahhh ahhh”.

sekitar 10 menit kami habiskan di kamar mandi, terlihat wajah mbak Widi sudah klimaks tapi aku tidak ingin cepat-cepat mengakhiri semua ini. ku gendong dia ke kasur dan kulanjutkan permainan kami.

Dikasur kami habiskan lebih dari 3 gaya, aku tak peduli mbak WIdi sudah mengerang-erang menyerah karena permainan ku yg maksimal. Aku terus memo,pa penisku di vaginanya tanpa ampun.

“ahh mass, aku udah ga kuat massssss, ahhhhhh”

Mbak Widi sudah 2 kali klimaks, sedangkan aku masih kokoh bertahan dan mengoyak ngoyak vagina nya yang sepertinya belum pernah mendapatkan kenikmatan ini sebelum nya.

Akhirnya di klimaks nya yg ketiga, kami bersamaan mencapai puncak kenikmatan. dengan dahsyat ku roketkan spermaku didalam vagina mbak Widi.

“ahhhhhhhhhh”

Kami pun terkulai lemas di kaskur kontrakan kecil itu.

Sejak kejadian itu, jika aku kerja shift 3 selalu kusempatkan ML dengan mbak Widi dipagi hari. tak terhitung entah sudah berapa kali kami ML. Kini mbak Widi tengah mengandung seorang anak lagi, entah itu buah percintaan dari Mas Muso atau dari aku. hahahaha. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Mbak Widi, Tetanggaku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: “Kok Jadi Gini”

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex : “Kok Jadi Gini”

 

cerita-sex-kok-jadi-gini-225x300

Cerita Sex: “Kok Jadi Gini”

 

Sex Threesome | Ternyata hobiku menjadi pembicaraan di kalangan ibu-ibu kompleks yang kami semua akrab jadi g suka nggosip tapi ngomong langsung. Dan lebih gilanya lagi mereka bukanya sirik atau g suka dengan hobyku tapi mereka anggep asik dan menantang.

Ternyata suamiku cerita dengan beberapa bapak-bapak dan mereka juga kepengan istrinya berani kayak aku. Ku hitung ini dah minggu ke-3 buat aku tampil seksi dan menggoda di beberapa kesempatan, aku tetap menjaga diri ketika ada tamu penting atau orang tua dan sodara dateng kerumah. Namun buat beberapa ibu kompleks ini minggu-minggu pertama beberapa mengikuti hobiku.

Pagi ini suamiku sudah berpesan bahwa dia akan menyuruh mandor proyeknya untuk datang kerumah dan aku disuruh menggodanya habis-habisan, si mandor ini namanya teguh dia sahabat suamiku sejak kecil namun karena nasib keluarganya bangkrut, hartanya termasuk warisan-warisan orang tuanya habis dibawa lari istrinya bersama selingkuhanya 1 tahun lalu.

Suamiku merasa hutang budi kepadanya karena dulu teguhlah yang membesarkan bisnis suamiku jadi kini suamiku menjadikanya orang kepercayaan di proyek. Suamiku berpesan aku boleh menggodanya membantunya apapun untuk kepuasan teguh namun g boleh sampe ML. Bingung juga mendengar kata-kata suamiku. Tapi nantinya aku mudeng juga. Dan aku melakukanya g sendiri, ya seperti kuceritakan aku menggoda teguh dengan salah sau ibu-ibu tetanggaku. Bu dina namanya, bu dina nampaknya ada keturunan bukan jawa asli terlihat dari badanya yang tinggi mungkin sekitar 160an putih lebih putih dari aku, langsing, matanya sipit rambutnya panjang lurus kaya iklan shampo. Diantara tetanggaku yang lain dia yang paling berani tampil seksi karena dia paling akrab dengan aku.

Jam 10 aku selesai masak. Sekarang aku dah lumayan pinter buat pilih pakean yang mau aku pakai sehingga menampilkan kelebihanku yang montok di tetek dan pantat. Aku membuka lemari dan memilih kostum untuk “membantu” lebih tepatnya menggoda teguh. Kupilih-pilih akhirnya kupilih pakean model kemben berbahan kaos warna biru muda.

Tanpa bra, ya aku sudah berani tanpa bra kalo aku mau tampil sexy di depan orang yang aku sudah kenal. Buat bawahanya aku pilih rok span dari bahan kaos elastis yang mencetak bulatan pantatku g lupa pake G-String, sengaja juga aku buat talinya mengintip di atas rok dan dibawah kembenku. Aku g perlu kuatir anakku melihat maminya tampil sangat berani ( ini penampilanku terseksi selama aku mulai ) karena dia kutitipkan di rumah neneknya kemaren sesuai rencana suamiku.

Tok.tok.tok. waduh… jangan-jangan teguh dah dateng mana skenario belum siap. Aku perlahan mengintip ternyata yang datang bu dina tetanggaku. Siang ini bu dina memakai rok jeans super mini, tanktop hitam dengan belahan rendah menapakkan bulatan toket segenggaman tangan.

“eh mbak dina.. masuk mbak..”, sapaku.

Sambil melangkah masuk dengan kaget melihat penampilanku,

“iya tin.. sory nih ganggu siang-siang dah rampungan masak kan ?”.
” udah mbak, tumben siang-siang main g ke took ?”, tanyaku.
“g tin lagi males, eh gini, sory nie ganggu sebelumnya aku cuma mau konsultasi masalah penampilan nie”, katanya sambil menunjukan pakean yang dia pake.

Kamipun ngobrol-ngobrol masalah hoby kami tampil seksi, ternyata siang itu dia g pake underwear alias pakean dalam sama sekali baik cd maupun bra. Berani juga pikirku, obrolan kamipun makin hot sampe aku menunjukkan cukuran terbaru rambut memekku yang kubentuk segitiga dan dia menunjukkan memeknya yang dicukur bersih. Kami sempat berciuman hot sekali dan dia meremas tetekku yang bergoyang indah di dalam kemben tanpa bra. Bahkan kami sempat saling meraba memek yang mulai lembab.

Akupun bercerita bahwa teman suamiku bakal datang dan aku mau menggodanya, ternyata tanpa disangka dia mau gabung dan ikutan menggoda teguh.

Setengah 12 motor teguh masuk ke halaman rumahku. Aku dan dina pura-pura ngobrol teguhpun langsung masuk seperti kebiasaanya kalo liat pintu rumahku terbuka, karena memang aku dan suami sudah akrab denganya. Setelah masuk teguh kaget melihat ada 2 cewek berpenampilan seksi bahkan menggoda lagi ngobrol dengan posisi santai kaki ngangkang kemana-mana.

Aku dan dina pura-pura kaget dan membetulkan posisi duduk kami meskipun rok kami tidak mungkin menutupi paha mulus kami gimanapun posisinya.

“Sssiiang tin…. Sori nie ganggu pada santé… disuruh ari ambil dokumen kontrak rumah G7”, jawabnya gugup karna matanya jelalatan melihat tetekku yang tersaji sempurna dan paha mulus bu dina di depanya.
“Oh ya bentar… nie kenalin bu dina tetanga sebelah… duduk dulu guh…”, kataku.

Teguhpun duduk di kursi dekat pintu, dan berhadapan langsung dengan bu dina. Aku bangkit dari tempat duduk dan pura-pura mencari berkas di lemari bawah samping tempat duduk bu dina. Bukanya jogkok mencari tapi aku sengaja nungging sehingga aku yakin teguh dapet tontonan gratis pantat mulus plus paha montok karena rokku yang terangkat.

Kulirik bu dina g mau kalah dia mulai duduk ngangkang dan mengajak ngobrol teguh yang entah apa topiknya. Gila juga bu dina padahal dating kerumahku g pake cd. Teguh yang disuguhi pemandangan pantat montok dan paha putih mulus mulai g konsen ngobrolnya.

Akupun membuatnya sedikit cooling down dengan menyerahkan arsip kepadanya.

“Guh… ngopi dulu yak… tadi mas ari telp katanya kamu santai aja balik ke proyek klient dateng sore”,kataku dengan nada sedikit menggoda.
“boleh deh tin, kopinya pake susu ya… biar seger”, katanya dengan nada bercanda tapi meliri ke tetekku arahku.

Beberapa saat kemudian aku memberikan kopi sambil menunduk biar teguh menikmati tetek montokku. Sementara bu dina hanya senyum-senyum menahan tawa.

“Seger kan kopi susunya…. Itu pake susuku loh guh… makanya seger !“,kataku bercanda.

Teguh mendengarnya langsung tersedak, akupun tertawa dan menjelaskan kalo aku bercanda. Aku mengelus punggungnya yang masih terbatuk-batuk sambil tetekku yang montok menjepit lengannya yang kekar. Teguh tambah gugup,

“dah g papa…. Santai aja guh disini Cuma ada kita kok”, kataku mulai genit.
“tin tolong tin, tina kan tahu saya dah ditinggal istri 1 tahun saya jadi gampang terangsang, jadi tolong tin jangan, nanti aku terangsang sama kamu dan dina”, jawabnya panik.
“Aku mau bantu kamu kok guh… suamiku tau juga, asal kita g sampe ML aku dan bu dina mau bantu puasin kamu”, kataku merangsangnya.

Bu dina beranjak menutup pintu dan menguncinya agar aman. Aku tarik tangan teguh ke tetekku,

”remes aja guh… aku tau kamu dah lama gemes sama ini kan”. Sssssssssssshhhhhhhh……….. ohhhhhhhhhh………… aku mendesah menerima rangsangan di tetekku.

Akupun mengajak teguh bangun dan melepas semua bajunya dengan erotis.

“Ingat g sampe ML ya, aku bakal bantu kamu”, bisikku.

Akupun turun ke depan selangkangan teguh dan menurunkan rits celana jeansnya dengan menggigitnya. Teakhir aku lepas CD nya dan mendorongnya ke tembok. Aku dan bu dina lalu striptis mencopoti baju kami seolah ada irama music yang mengiringi kami. Kulihat teguh sudah mulai mengocok kontolnya yang tegang.Bu dina menarik tangan teguh dan memberikan isyarat agar tak mengocok kontolnya karena itu bagian kami.

Aku dan bu dina menarik teguh berdiri di tengah ruang tamu. Aku berada di lengan kiri menempelkan tetekku di lenganya sementara bu dina di sisi lainnya. Sssslllurp….. terdengar teguh berciuman mesra dengan bu dina, memang bu dina jago buat masalah ciuman. Sementara teguh berciuman aku beregerak erotis menggesek tetekku dari paha teguh kemudian tetekku sedikit menyentuh kontol teguh yang panjang namun tak segemuk suamiku. Naik ke atas menggesekkan tetekku di dada dan lengannya.

Tangan teguh mulai nakal meremas pantatku gemas. Ssssshhhhhhhh………… aku mendesah terangsang. Bahkan teguh bisa meraba memekku dan memainkan klitorisku dari belakang. Ohhhhhhhh………. Shhhhh…….. aku dan bu dina terus mendesah.

Tanganku mengocok kontol teguh dan tanpa di komando tangan bu dina meraba bolanya. Kemudian bu dina turun ke bawah mengulum dengan ganas kontol teguh, slurp….. clop….clop… bunyinya mengundang nafsu. Aku sendiri saling kulum bibir dengan teguh, dia turun ke tetekku dan menyedotnya kuat-kuat. Sementara tanganya mengocok memekku yang mulai banjir. Aaacccccccchhhhh…….. Aaacccccccchhhhh…….. Aaacccccccchhhhh…….. Aaacccccccchhhhh…….. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…………………….

Dan akhirnya jari-jari kasar teguh mengantarku mendapat orgasme pertamaku. Akupun turun menggantikan bu dina, sementara bu dina bercumbu dan memekknya dimainkan sepertiku aku menservice kontol teguh. Teguh melirikku dan memberikan isyarat kontolnya ingin dijepit tetek gede ku, rupanya itu fantasinya sejak lama itu yang keluar dari kata-katanya spontan. Akupun menjepit kontolnya yang panjang, membuatku lebih udah memanjakanya karena ketika ke atas kepalanya bisa aku jilat. Akupun bergerak naik turun , sesaat kemudian terdengar erangan bu dina, nampaknya teguh jago memainkan memek meskipun dengan jari g butuh waktu lama membuat wanita puas. Teguhpun bersandar dan berkosentrasi menikmati pelayananku.

Aku akhirnya mengeluarkan jurus andalanku megulum kontol sampai tenggorokan alias deeptroath. Teguh mulai bergetar keenakan. Akupun memberikan isyarat pada dina kalo teguh mau keluar. Aku megocok kontol teguh lebih giat dan akhrinya. Arrrrrrrgggggggggggggggg……….. teguh mengejan dan kontolnya memuncratkan cairan ke badan dan wajah aku dan bu dina.

Sejenak teguh tersungkur. Sementara aku dan bu dina asik saling menjilat tetek dan wajah yang belepotan cairan teguh. Teguh menyuruhku bangun dan menarik pantatku sampai memekku tepat di depan wajahnya yang sedang duduk di lantai. Dia mulai mengecup memekku, aaaaaa……. Aku teriak kaget karna geli. G nyangka teguh jago juga oral memek aku, sementara itu bu dina menggesekkan teteknya di punggungku dan meremas tetekku dari belakang seolah gemas dengan kedua “gunung putriku”.

G berapa lama aku dapet untuk yang kedua kalinya. Sementara itu kontol teguh dah tegang lagi dan bu dina terlentang dan meminta teguh untuk ngentot sama dia. Tapi teguh g mau karena janji sama aku g ada ML. akhirnya bu dina ngalah dan teguh naya menggesek2 kan kontolnya di mulut memek bu dina sampe akhirnya bu dina orgasme, teguh ad aide dengan menjepitkan kontolnya di paha mulus bu dina di pangkal pahanya dan teguh bergerak naik turun seolah sedang ngentot bu dina. Bu dina mengencangkan jepitan pahanya, dasar teguh lama g ML g lama dia mengerang dan keluar lagi.

Kemudian kami berpakaian, bu dina pamit pulang duluan mau mandi takut suaminya pulang tahu pahanya penuh peju lelaki. Akupun ngobrol dengan hanya memakai rokku.

“Tau g tin, aku suka liat kamu pake pakean seksi akhir-akhir ini, dan suamimu sering cerita kalian tambah hot di ranjang, aku jadi iri punya istri yang seksi kayak kamu”, sambil meraba tetekku tanpa malu lagi.
“Ya aku dan ari sie dah janji bakal bantu kamu selama kamu lom dapet istri lagi, yang jelas JUST SEKS, NO LOVE, NO ML”, kataku dengan nada menggoda.

Setelah itu teguh pamit dengan wajah yang cerah. Akupun mandi dan bersiap berdandan untuk suamiku, karna aku masih pengen dimasukin kontol kesayangan, kontol suamiku. Mumpung anakku di tempat neneknya bisa bebas ngentot di mana aja, di loteng, di halaman belakang, pokoknya semua sudut rumah. Tapi aku masih berpikir “KOK JADI GINI” makin nekat aja aku karna suamiku juga, tetangga juga tambah seru. Semua gara-gara internet RT suamiku dan tetangga-tetangga jadi punya fantasi seks yang seru, menantang, rame, walau kadang nyerempet bahaya. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: “Kok Jadi Gini” appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Ibu Diah Idolaku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Ibu Diah Idolaku

 

cerita-sex-ibu-diah-idolaku-300x300

Cerita Sex: Ibu Diah Idolaku

 

Aku siswa SMA di sebuah sekolah negeri Jakarta. Aku merupakan siswa yang dibilang cukup pandai di kelasku. Apalagi setelah aku menang olimpiade komputer tingkat provinsi, namaku jadi makin dikenal di sekolahku. Nilai-nilai ku di sekolah juga bisa terbilang bagus. Selalu dapat nilai diatas 7. Kecuali pelajaran pkn, pelajaran yang paling susah menurutku. Aku tidak pernah mendapat bagus. Paling bagus cuman dapat 7.

Hari rabu ini, aku belajar seperti biasa. Tapi saat pelajaran pkn, bu tanti, guru pkn ku tidak masuk. Biasanya bu tanti tidak pernah telat. Seperti biasa, kalau tidak ada guru masuk, kami sekelas selalu ngobrol di kelas. Tiba-tiba ada seseorang wanita yang tidak kukenal masuk ke kelas ku.

Bu guru : “Hayoooo jangan pada berisik. Oh iya perkenalkan, nama saya ibu diah. Usia 21 tahun. Ibu ada disini karena ibu dipesen sama ibu tanti untuk ngajar disini karena beliau sakit dbd. Ibu seterusnya akan menggantikan ibu tanti mengajar disini selama 1 semester karena ibu lagi praktek kerja lapangan untuk belajar jadi guru.”
Anak-anak : “Yaahhh bu Tanti engga masuk deh”, jawab teman-temanku serentak sambil senyum
Bu diah : “halah ibu tau kalian pada seneng kan? Oke ibu dipesen kalau hari ini ibu ngajar bab 2. Coba buka buku kalian”
Anak-anak : “Iya buuuu”

Anak-anak begitu antusias ketika pertama kali diajar bu diah. Dulu selama diajar bu tanti tidak pernah seperti ini.

Bu diah masih muda, cantik dan baik lagi. Coba dia jadi pacarku, wah aku seneng banget, pikirku dalam lamunanku. Sejak kehadiran bu diah, aku lebih sering melamun. Terlalu sering liatin bu diah ketimbang liat buku. Bagiku, bu diah adalah cewe yang ideal. Tak terasa sudah bel istirahat sekaligus jam bu diah hari ini sudah selesai.

Bu diah : “sebelum ibu keluar, ibu mau kasitau kalo minggu depan ulangan bab 2. Ibu dipesen bu tanti”
Anak-anak : “yah kok baru diajar sebentar langsung ulangan sih? Bikin soal yang gampang ya bu”
Bu diah : “yaudah ibu bikin yang gampang. Tapi kalian semua harus dapet bagus ya? Oke ibu keluar dulu. Selamat siang anak-anak”
Anak-anak : “asiik ulangan nya dibikin gampang. Selamat siang bu”

Sepulang sekolah aku langsung buka buku pkn. Aku belajar biar dapet bagus dan demi bu diah aku belajarnya hehehe. Tidak seperti biasanya, aku sepulang sekolah selalu belajar, kecuali pkn. Karena ada bu diah aku jadi semangat untuk dapet bagus.

Seminggu kemudian, bu diah menepati janjinya untuk mengadakan ulangan. Bu diah membagi-bagikan soal ke setiap anak. Begitu aku menerima soal dan aku liat, agak susah menurutku. Aku kerjakan nomer yang aku bisa. Sisanya yang aku engga bisa aku lewatin dulu. Begitu aku liat temenku yang lain, udah hampir selesai padahal waktu ulangan masih 40 menit lagi. Terpaksa aku liat jawaban temenku yang duduk di sebelahku. Kebetulan bu diah lagi keluar sebentar, jadi ada kesempatan buat aku untuk nyontek. Baru nyontek 2 nomer, tiba-tiba bu diah masuk ke kelas dan sempet liat aku lagi nyontek, tapi bu diah tidak menegurku dan malah mengawasi anak yang lain.

Sepertinya bu diah membiarkan saja dan pura-pura tidak tahu atas apa yang aku perbuat tadi, tapi apa urusanku. Yang penting sekarang ada 4 nomer kosong lagi yang harus diisi. Aku jadi lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan situasi. Setiap kali bu diah mengawasi anak lain aku langsung nyontek temenku. Tak terasa sudah bel. Aku langsung mengumpulkan jawabanku ke bu diah. Dan setelah semua anak mengumpulkan jawaban, bu diah mengucapkan selamat siang sambil keluar kelas.

Aku masih kawatir sama kejadian yang tadi. Apa bu diah engga marahin aku tapi nilaiku dibikin jelek nantinya? Ah sudahlah nunggu bu diah koreksi jawaban aja, pikirku. 2 hari setelah ulangan, bu diah masuk ke kelasku untuk membagikan hasil ulangan. Anak yang dipanggil namanya langsung maju dan menerima hasil ulangan nya. Begitu namaku disebut, aku melihat nilai 6,5. Sebelum aku kembali ke tempat duduk, bu diah bilang “nanti pulang sekolah kamu ke ruang guru ya. Ada yang mau ibu bicarain sama kamu.” Aku langsung deg-degan. Tapi aku sudah berusaha mencoba tenang dan tidak akan diomelin nanti.

Sepulang sekolah, aku langsung menghadap bu diah.

Bu diah : “Wahyu, kok cuman kamu yang dapet jelek? Padahal kan gampang itu ulangan nya.”
Wahyu : “saya udah belajar bu. Seminggu yang lalu pas ibu bilang mau ulangan saya langsung belajar pkn”
Bu diah : “walaupun begitu, kamu masih tetep kurang maksimal belajarnya. Gimana kalo ibu kasih kamu tambahan biar kamu dapet bagus?”
Wahyu : “wah boleh tuh. Dimana bu?”
Bu diah : “ini alamat rumah ibu. Kamu dateng hari minggu siang. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya kalo kamu dapet tambahan”, memegang kedua tanganku sambil tersenyum.
Wahyu : “Oke bu. Yang penting nilai saya jadi bagus”

Aku langsung salaman sama bu diah dan bergegas pulang ke rumah. Alangkah senangnya aku hari ini, karena cuman aku yang dapet tambahan sama bu diah dan aku disenyumin bu diah. Bener-bener cantik. Aku jadi makin suka sama bu diah. Dari pulang sekolah, aku senyum terus. Sampe-sampe pas di bis aku diliatin sama ibu-ibu. Sampe rumah aku langsung mikirin bu diah terus. Seandainya bu diah jadi pacarku, terus aku mikir ah engga mungkin itu. Daripada mikir yang engga jelas terus mending belajar aja deh.

Hari minggu jam 1 siang, aku pergi ke rumah bu diah. Rumahnya engga begitu jauh. 10 menit dari rumahku. Aku melihat rumah bu diah yang sederhana tapi bersih. Aku memencet bel 3x, bu diah keluar.

Bu diah : “Oh Wahyu ibu kirain siapa. Ayo masuk, engga dikonci kok”
Aku langsung masuk begitu dipersilahkan. Bu diah memakai baju biru dengan rok hitam yang ketat. Aku jadi makin suka sama bu diah.
Bu diah : “Kamu mau minum apa?”
Wahyu : “Engga usah repot-repot bu. Apa aja boleh”

Tak lama kemudian, bu diah membawakan aku air putih. Setelah aku meminum sedikit, bu diah langsung mengajariku bab 2. Aku jadi lebih mengerti kalau diajarin sama bu diah. Tak terasa sudah 2 jam belajar sama bu diah.

Wahyu : “Bu makasih ya, saya jadi lebih ngerti kalo diajarin sama ibu. Saya pulang dulu ya”
Bu diah : “Kamu jangan pulang dulu deh, masa cuman belajar? Oya kita ngobrolnya pake aku kamu aja. Nonton tv dulu aja”
Wahyu : “yaudah terserah kamu aja deh”

Akhirnya kami ke ruang tengah dan duduk di sofa sambil nonton tv. Tiba-tiba dia menyandarkan kepalanya di bahuku.

Aku beranikan diriku untuk membelai rambutnya.

diah : “Aku ada hadiah buat kamu nih, tapi tutup mata dulu ya”
Wahyu : “Kenapoa engga langsung kasih aja?”
diah : “kamu nih disuruh tutup mata tapi masih buka, ih bandel”

Aku mengalah saja. Kututup mataku sambil bertanya-tanya dalam hatiku, apa yang mau dia kasih. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lembut di bibirku, ketika aku membuka mataku, aku terkejut melihat guruku sendiri menciumku. Aku menyedot lidahnya sambil kucium-cium bibirnya, lalu kuteruskan dengan mencium-cium daun telinga dia sambil berkata “Aku sayang kamu”.

Setelah daun telinga, kuterusi ke leher, kupegang-pegang leher bagian belakang dengan kedua tanganku sambil kucium-cium lehernya. Dia begitu menikmatinya hingga matanya merem melek dan mendesah. Dari leher tanganku turun ke dada, kuremas-remas dadanya sambil kujilati putingnya. Desahan nya semakin kencang, kugigit pelan puting kiri nya, tangan nya sambil mengocok penisku. Aku langsung ganti posisi 69. Aku bisa melihat dengan jelas memiaw diah… baunya harumdan segera kujilat, rasanya benar-benar enak.

Pasti dia sering memelihara badan nya. Kumainkan lidahku di baguan klitoris dan labia mayora, sembari kumasukkan lidahku ke dalam liang vagina nya. Erangan nya tambah kencang. Sedotan diah juga enak, seluruh batang penisku dilumatnya, benar-benar enak. Saking enaknya, tak terasa aku sudah dibuat keluar oleh diah. Setelah aku mencapai kepuasan, kini gantian diah yg aku buat puas. Aku memasukkan jariku ke dalam lubang vagina nya sambil kujilat-jilati bibir vagina diah yang berwarna pink.

“ahh… aku engga tahan nih”

Kupercepat gerakan tanganku ke dalam vagina nya sambil kupegang klitoris nya dan akhirnya dia orgasme juga. Orgasme nya benar-benar deras sampe membasahi muka ku dan sebagian ranjang nya.

“Wahyu maafin aku ya, keluar sampe banyak gitu ngenain muka kamu”
“kalo kamu yang keluarin engga apa-apa”, aku langsung mencium bibir nya.
“masukin ademu ke dalem marmutku dong… kepengen nih aku”

Aku ambil posisi missionary, kumasukkan adekku dengan perlahan, masuk ke dalam vagina nya benar-benar sempit. Dia masih perawan, kumasukkan dengan perlahan penisku agar dia tidak kesakitan. Kupercepat sedikit, diah tampaknya meringis kesakitan, ku tak perdulikan erangan itu. Langsung ku masukkan seluruh penisku ke dalam vagina nya. Yeah aku mendapat perawan nya diah. Dia tampak menangis kecil menahan kesakitan, langsung saja kucium untuk meredakan efek sakitnya. Aku mulai mempercepat permainanku.

Expresi muka diah berubah, tadinya agak kesakitan sekarang berubah menjadi penuh nafsu. diah makin menikmati permainanku, ditambah desahan nya makin kencang. Aku pikir penisku mengenai bagian g-spot nya. Kusodok penisku di bagian itu, tak lama diah pun mengalami orgasme yang kedua. Aku mengajak diah untuk ganti posisi wot. Penisku perlahan dimasukkan ke dalam vagina nya… Bless, benar-benar nikmat, ditambah dengan otot vagina nya yang meremas penisku membuat kenikmatan nya bertambah. Dia terus mendesah keenakan, goyangan nya hot juga, padahal baru pertama kali merasakan sex. 6 menit kemudian, goyangan nya makin cepat. “ahh aku mau keluar lagi nih”

“eh jangan keluar dulu, barengan aja sama aku. aku juga bentar lagi kok”

Akhirnya kami keluar secara bersamaan. Sperma ku banyak keluar di dalam dan dia orgasme juga cukup banyak. Setelah kami “bertarung”, diah memeluk ku dan menciumku. “makasih ya sayang, kamu udah bikin aku ngerasain nikmatnya bercinta”

“ya sama-sama sayang. Ngomong-ngomong, kamu mau engga jadi pacarku? Aku sayang banget sama kamu.

Sejak pertama kali liat kamu, mulai ada perasaan suka sama kamu. Aku selalu mikirin kamu terus di rumah. Aku juga dulu kepengen kamu jadi pacarku.”. diah terdiam sejenak. Dia menitikkan air mata.

“aku juga sayang sama kamu. Aku engga mau kehilangan kamu.”

Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tak terasa sudah jam 3 sore. Kemudian aku pamit sama diah untuk pulang.
Hari-hari berikutnya berlangsung seperti biasa, tidak ada yang tahu tentang hubungan kami berdua. Sejak saat itu, kami mulai rajin bercinta setiap hari minggu dan sabtu. Mudah-mudahan hubunganku dan diah bisa langgeng. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Ibu Diah Idolaku appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live