Quantcast
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Dewasa Janda Hot Berambut Ikal

doyanbokep.com – Tempat berbagi Cerita Sex 2016, cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny. 

Cerita Dewasa Janda Hot Berambut Ikal

Ketika saat saya sedang besantai di rumah, pada saat itu pukul 4 sore. Saya menikmati tontonan acara tv yang itu itu aja, sehingga membuat saya jadi malas-malasan saja. Dengan rasa malas, tiba-tiba ada bel depan rumah berbunyi dan siapa itu yang berada di depan rumah.

Dengan rasa malas kemudian aku menemui orang yang berada di depan pintu rumah untuk mengetahui siapa yang datang ke rumah.

Setelah saya bukakan pintu, ternyata Tante Sari yang datang ke rumah untu menemui Ibu.

Kemudian Tante Sari masuk dan aku bilang ke Tante Sari kalo Ibu sedang gak ada di rumah dan Ibu sedang pergi ke Luar kota untuk beberapa hari. Tante Sari kecewa. Ia menyandarkan tubuhnya yang dibungkus selendang Pink.

“Capek banget kayaknya Tante,”aku berbasa-basi.

“IYa, abis keliling nawarin baju ke pelanggan.”

Tante Sari adalah teman ibuku. Ia seorang janda, usia menginjak 36 tahun, anak masih smp.

Ia sering mengambil produk baju wanita atau pria dari Ibu yang seorang reseller pakaian. Ia mengeluarkan barang2 dari dalam tas besarnya. Diletakkan di atas meja.

“YA udah, Tante titip aja ke kamu. Ini barang dipulangin, mau diganti dengan produk lain aja.” Tampak pakaian dalam wanita. Aku tercekat.

KUTANG-KUTANG itu beraneka warna dan ukuran. “Kenapa dipulangin Tante?”tanyaku iseng sambil lalu. “Kurang laku, ukurannya besar2.

Pelanggan Tante jarang yang big size. Lebih enak jual yang ukuran sedang dan kecil.

”Tante meminta aku ambil KUTANG-KUTANG dari gudang di belakang rumah. Kemudian Tante Sari sibuk memilih2. “BAntuin Tante donk. . ?”

“Gak ngerti Tante yang ukuran kecil atau sedang gimana?”

“Kamu liat ukurannya 34 ke bawah, itu sedang atau kecil.” Aku lalu memilah-milah sesuai permintaan.

“Kamu salah, itu besar. itu CUP C besar.”

“Ohh…harusnya berapa?”

“A atau B…” Aku sebetulnya paham kok. Aku kan udah pengalaman soal ukuran KUTANG. teringat ceritaku dengan “Ella janda 35C”, atau

“Bercinta-dengan-janda-berselendang- 34 D. Setelah dapat yang diinginkan, Tante Sari minum segelas air segar yang kusediakan.

Aku membereskan kutang2 itu dan membawa ke gudang. Tapi ketika kembali Tante Sari minta tolong lagi.

“Oh ya Tom, Tante minta lagi dong kutang2 itu. Tante mau ambil 2 biji.Tapi ambil yang besar2 aja ya…”

Aku kembali ambil kedua KUTANG itu. Tante Sari memilih ukuran 38C, tapi ia tampak bingung. Tapi ia memutuskan ambil warna Pink berenda dan warna hitam.

“Buat siapa Tante? Katanya gak laku?” Tante Sari senyum, manis sekali.

“Buat Tante pakai…” AKu tercekat.

Entah kenapa mataku spontan melirik ke bagian susu yang tertutup baju itu. Benarkah susu itu segede itu? Aku tak yakin, tidak ada tanda-tandanya.

Kelihatan tidak membusung alias datar2 aja. “Ohh…”

“Kenapa kaget gitu Tom…?” Tante Sari orangnya santai, dia suka blak2 an.

Meski orang Medan, tapi dia menjaga sikap dan prinsip hidupnya.Hingga kini ia belum juga dapat suami baru lagi. Memang pernah ia berpacaran beberapa kali, itu kata Ibuku.

Tapi kandas di tengah jalan. Gara2 ia memberi tahu rahasia seksual yang dijaganya selama ini, aku jadi horny. Padahal selama ini aku tidak pernah seperti itu.

Pikiran nakal merasuki kepalaku. Tapi dia teman Ibuku? Aku tak peduli. Aku akan merayunya. Aku akan berakting pura2 lugu. Itu jebakan buat dia nanti.

Aku harus bisa menyaksikan keindahan susu miliknya. “Tante , Tomi boleh pilihin gak ?” Tante Sari menoleh ke arahku.

“Boleh…bagus yang model mana?”

“Warnanya sih udah ok. Model transparan gitu bagus deh. Terus ada renda-rendanya.”

Janda ber berselendang itu senyum.

“Hmmm.gitu yaa…”

“Bentar Tante…aku ambilin katalog dulu ya dari kamar Ibu…” Katalog itu kuserahkan ke Tante. Di dalam majalah berwarna itu tampak berbagai model KUTANG yang dikenakan model-model sesuai ukuran, tipe atau merk. Tentu saja model2nya orang bule.

Tante membolak-balik halaman dengan serius.

“Sini…liatin yang bagus yang mana…” Aku mendekati Tante di sofa.

Harum semerbak tubuhnya menyergap hidungku. Begitu menggoda, merangsang dan membangkitkan kontolku.

Aku melirik wajahnya. Meski kulit wajahnya sudah tidak semulus gadis lagi, tapi sisa-sisa kecantikkan masa lalu masih ada. Bibirnya mungil, dipoles lipstick tipis. Dia cantik secara alami.

“Tante yang ini ok…” Tante Sari menganggu setuju.

“Tapi Ibu kamu gak ada tipe ini…” Aku kecewa karena menurutku KUTANG itu sangat seksi. Berukuran besar, menyanggah susu si model yang setengah baya dengan anggun.

Putingnya tampak menerawang dan sebagian besar gundukan susunya terbuka.

“Tapi yang punya Ibu kamu ini hampir mirip kok. Cuma kancingnya di belakang…”kata Tante Sari. Kami melihat-lihat halaman lain. “Tante…ukurannya gede-gede yaa…”

“Iya…eh, tapi ngomong2 kamu jangan cerita ke Ibu kamu, Tante kutangnya dipilih2 sama kamu yaa…” Aku ngangguk ajat.

“Kenapa Tante ukurannya bisa besar kayak orang bule?”tanyaku pura2 lugu.

Janda itu mencubit lenganku.

“Sejak lahirin anak ukuran susu tante jadi besar.” Aku duduk menyender di sofa. Tante Sari juga.

“Tante gak dicoba dulu kutang nya?”

“Gak usah…pasti pas kok…”

“Oya…dulu suami suka pilihin model kutang Tante…”

“Waktu gadis iya…tapi udah punya anak gak pernah…lagian dia gak suka ukuran besar…”

Aku pura2 kaget.

“Masa sih Tante? Kan enak yang ukuran besar…?” Tante Sari menoleh ke arahku.

“Nakal ya…kamu dah pengalaman…emang pernah rasain yang besar…?”

“Blom sih…dulu pacar aku sedang…”

“Terus kok bias tahu yang besar enak…”

“Kalo liat di film bokep…kayaknya yang besar itu enak menurut aku.”

“Tapi suami mbak dulu gak suka.”

“Menurut aku bodoh, laki2 gak suka ukuran mbak…Itu kan keindahan, seksi banget…”

Tante Sari tersanjung. Senyumnya indah banget. Sesaat suasana hening. Aku gelisah, karena penisku sudah mengejang dalam posisi miring.

“Tante benar gak sih…perempuan ukuran besar itu nafsunya gede juga yaa…” Tante Sari ketawa lebar.

“Mungkin..kamu aneh2 aja…tergantung…” Aku menatapnya erat2. Semakin dekat.

“Tergantung apa Tante?” Tante Sari jadi gugup.

Ini sudah saatnya. Kugenggam tangannya.

“Tante…kalo aku suka yang besar…kalo Tante suka cowok yang besar juga?”

Pertanyaan ku membuat Tante Sari salah tingkah.

“Kamu jangan ngomong seks terus…ntar kamu jadi nafsu lagi…”

“Biarin Tante…”

Kutarik tubuh Tante agar bersandar di sofa.

“Enak gini, biar Tante bebas istirahat. Kasihan capek kan?”

Sepasanng mata mungil itu menatapku sendu. Tante Sari memandangiku dengan tatapan kosong. Ia menarik wajahku semakin dekat dan melumat bibirku dengan lembut. Betapa lembutnya bibir janda manis ini. Tante Sari menarik tubuhku semakin rapat.

Tangannya melingkari bahuku. Aku biarkan ia mengendalikan situasi. Usai berciuman, ia melepas penutup kepalanya. Rambutnya yang hitam ikal tergerai. Ia memiringkan kepalanya ke kiri, menampakkan leher yang jenjang.

“Tante cantik dan anggun . . .”ucapku Ia mengembangkan senyum. Ia melumat bibirku lagi sambil memelukku erat erat.

Aku mulai terpancing. Kujilati wajahnya, lehernya dan memandangi bagian susunya yang masih tertutup itu. Tante Sari senyum kecil.

Dia bangkit dan melepas restleting jubah panjangnya di bagian depan. KUTANG warna Pink itu menampakkan sebagian dagingnya.

Dia sengaja tak melepas seluruh pakaiannya. Aku suka caranya.

“Kamu mau susuTante ?”

Aku mengangguk saja kayak anak kecil.

Tante Sari menarik kepalaku dan membenamkan di belahan KUTANG Pink itu. Aku merasakan daging kenyal itu, kujilati dan kuciumi dengan lembut.

Wanginya sangat alami dan khas. Sulit kugambarkan aroma itu. Aku membantu melepas baju itu hingga ke pinggang. Sekarang KUTANG itu terpampang jelas.

Begitu besar menyangga isinya yang super besar itu.

“Tante, ini mah gede banget.”

“Kamu suka gak?”

Aku menjawabnya dengan remasan.

Aku remas sampai kutang itu nyaris terlepas karena tanganku. Tante Sari melepas kutang itu dan melemparnya di ranjang. Puting2 itu coklat muda dan begitu mungil.

Janda berselendang itu menjulurkan puting itu ke mulutkudan kuhisap lah puting itu dengan lembut dan kumainkan dengan lidahku. Tante Sari merintih geli.

Aku amati bentuk susu Tante Sari besar, padat, putih dengan urat2 halus di sebagian tubuh buah susunya. Kembali aku menjilati seluruh bagian susu besar itu.

Tante Sari sesekali memejamkan mata atau menjerit kecil setiap aku mengulum putingnya. Tidak cuma susu besar, janda ini juga punya bokong yang montok.

luar biasa….. Ia melirik ke bagian selangkanganku.

Celana panjangnya itu dilepasnya pelan2. Dan kontolku yang miring di celana dalam diremasnya. Kemudian dilepasnya celana dalamku dengan cepat. Tante melotot sejenak.

Batang kontolku keras dan panjang. Kepala kontolku yang merah itu jauh leabih besar dari batangnya.

“Ya ampun…Tom. . “Kontol kamu gede juga.”

Sebelum mengulumnya, Tante menjepit kontolku di antara susunya.

Kemudian di emutnya dengan lembut. Lalu dikocok-kocoknya. Aku terlena terbang bebas ke langit seratus. . .tinggi dan tinggi sekali terbang. Dia begitu pintar. Tante Sari mencium setiap inci batang kontolku .

Ketika tiba di bagian kontol dia langsung membasahi dengan lidahnya dan melumatnya. Begitu berulang2.

Tanpa berlama2, aku segera melepas celana dalam Pink miliknya. Bagian memeknya itu bersih tanpa bulu. Lubangnya kubasahi dengan air liur dan kuarahkan kontolku ke liang itu.

Aksi ku membuat tante menjerit2. Tusukan kontolku menghujam hingga mentok ke dasarnya.

Aku mandi cairan kental bersama TANTE. Kumiringkan tante, tusukan demi tusukan terus menendang. Bahkan posisi favoritku pun, tante menikmatinya.

Bokong yang menungging itu menunggu ditusuk oleh batang kontolku yang panjang ini.

Kutekan kontolku ke liangnya dalam posisi nungging .Bokong besar itu menahan gempuran itu. Jeritan Tante makin keras. Aku begitu sibuk.dan kedua payudara itu pun tak lepas dari cengkramanku.

Kuremas2 sekuat mungkin. 20 menit berlalu dihiasi sodokan kontol dan suara manja Tante.

Kubopong tubuh semok itu ke kamar. Di ranjang, tante kurebahkan.Tapi Tante bangkit dan meneteki aku di atas ranjang.

Aku seperti anak kecil yang haus kasih sayang. Tante memandangiku dengan lembut, persis seorang Ibu. Sambil membelai2 rambutku dan kata-katanya pun terdengar lembut dan menggairahkan.

“Kamu hebat banget sih. Tante puas banget.Kamu puas gak sama Tante?”

Kulepas mulutku dari putingnya.

“Puas Tante, Tante seksi banget.susunya enak banget.dan gede sih…”

Tante membantu aku meraih putingnya. Kujilati lagi dengan mulutku. Kugigit2 kecil. Sementara tak kusangka, kontolku sudah digenggamnya.

Dikocok-kocok nya. “Kamu lama ya keluarnya. Suami Tante dulu sih, cepat keluar.” Tante lalu tidur tengkurap. Bokong besar itu kujilati. Lalu, kuangkat sedikit dan kuarahkan penisku ke memeknya.

Kugoyang memek itu dengan kontolku berulang kali. Tante meronta liar. sodokanku membuat tante menahan rasa sakit dan nikmat tiada tara. Tiba-tiba ia bangkit dan membentuk bokong yang membulat besar.Ku hajar lagi sampe tubuhya bergetar hebar.

Tante mengaku mencapai orgasme. Tapi itu bukan yang pertama. Di kamar mandi, dalam posisi setengah berdiri, lagi2 bokong besar itu kuhujami kontol perkasa ini. Puncaknya, aku capai orgasme. Tante kuminta untuk mengulum dan siap2 menelan sperma.

“Croooooot. . . ..Croooot……Jrooooot…..”

Ini untuk pertama kali ia mau melakukannya. Tidak dengan suaminya atau pacarnya dulu. Kami mandi bersama dan seetelah mandi, aku memasang kutang baru untuk susu nikmat itu.

Di cermin kupandangi Tante Sari dari belakang. Sambil kupeluk dan kutang itu tampak sempurna. Itulah kisahku dengan Tante Sari , Janda Hot Berambut Ikal.

Sexgairah |Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, Blowjob, handjob, Cerita sex dewasa, Cerita seks dewasa, Tante girang, Daun muda, Pemerkosaan, Cerita seks artis,Cerita sex artis, Cerita porno artis, Cerita hot artis, Cerita sex, Cerita kenikmatan,Cerita bokep, Cerita ngentot,Cerita hot, Bacaan seks, Cerita, Kumpulan Cerita Seks, Onani dan Masturbasi, Cerita seks tante,blog cerita seks, Seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep.

The post Cerita Dewasa Janda Hot Berambut Ikal appeared first on Doyanbokep.


Cerita Dewasa Ngeseks Dengan ABG Muda

doyanbokep.com – Tempat berbagi Cerita Sex 2016, cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny.

Ngeseks Dengan ABG Muda 

Cerita ini berawal dari pertemuanku dengan Joni.aku menikah pada usia masih muda, pada saat umurku menginjak 22 tahun.aku pun tak melanjutkan ke bangku kuliah, pada saat umurku tersebut aku di nikahkan sama orangtuaku.

Karena pada saat itu orang tuaku terbelit hutang dengan teman nya yang sudah menduda. Usianya tergolong sangat matang sekali 45 tahun pada saat aku di nikahinya. Sudah 2 tahun aku hidup dengan nya dan seranjang dengannya, selama itu pula aku tak pernah merasakan apa yang dinamakan kenikmatan seksual.

Menurut teman-teman atau info di internet, malam pertama adalah malam yang paling menggairahkan. Akan tetapi buat aku yang mengalaminya adalah malam yang suram!!

Di kemudian hari aku mengetahui ternyata suamiku Joni mengidap penyakit gula, yang lumayan parah. Sehingga agak mengganggu keperkasaannya saat melakukan adegan seksual. Selama itu kami menikah aku di setubuhinya hanya dengan mencium dan meraba-raba, selebihnya ketidak puasanku dalam melakukan adegan seksualitas.

Suamiku sering merangsang diri dengan nonton bokep yang kami liat berduaan sebelum untuk melakukan adegan seks. Tapi yang sering terjadi, diriku yang terangsang dan joni tetap saja letoy dan tak mampu untuk merangsang penisnya sendiri.

Namun aku mendapatkan pelajaran tentang seks dari bokep tersebut dan imajinasi tentang laki-laki yang gagah dan kuat dalam berhubungan seksual. Aku pun kadang kala melakukan martubasi ringan untuk melampiaskan nafsu birahiku, dengan berbagai khayalan yang ku liat dari film-film bokep. Suatu ketika saat Joni pergi untuk melakukan tugasnya di luar jawa, selama 1 bulan aku tinggal sendirian.

Aku merasakan kesepian selama itu pula,dan kulakuan untuk aktifitas di luar bersama teman-temanku. Pada saat nya aku sendirian lagi ku lakukan utnuk pergi jalan- jalan ke luar, ke mall atau kemana dan membeli makan di sebuah restoran disitu aku duduk sendirian.

Setelah beberapa saat kemudian ada seorang laki-laki muda yang ganteng juga kira-kira seumuran sama aku, minta iijn untuk duduk bersamaku dan bisa duduk berhadapan denganku. Karena mungkin bangku situlah tempat duduk yang tersisa karena sudah penuh dengan pelanggan.

Terlihat sekali sepertinya dia sangat ramah dan bersahaja, sehingga aku pun mempersilahkannya duduk satu meja denganku. Saat itu pun kami berkenalan dan ngobrol-ngobrol kesana kemari sampai kita bertukaran nomor handphone sampai dia bercerita membuka identitasnya.

Dia mahasiswa , dan dia perantauan dari medan. Terlihat sosok yang ganteng dan bersih dan di bertempat tinggal di uhnian perumahan. Hampir dua jam kami ngobrol yang menyenangkan sehinggan kami pun saling mengenal dan berdekatan.

Cowok itu namanya Fredi dengan berbadan tegap, kulitnya yang maskulin , cowok yang begitu macho. Pada waktu kami berjabat tangan, Frredi menggenggam jemariku dan menatap penuh cemistri dan dengan senyuman manis yang penuh arti. Pada saat itu pula aku membalasnya dengan senyumku. Di kemudian kami pun berpisah untuk kembali pada aktifitas kami.

Selama perjalanan pulang ku tringat dengan wajahnya, dan tidak focus untuk menyetir mobil. Di dalam pikranku kok si Fredi saja, dan kenapa untuk jalan pulang kerumah saja hanya muter-muter entah kemana gak tau arah jalan pulang ke rumah.

Hampir satu mingguan setelah perkenalan dengan Fredi, kadang kala aku malah rindu dengannya. Sumaiku yang masih di luar jawa, dan aku mencoba untuk menghubungi Fredi. Selanjutnya tanpa banyak kata ku mengatakan kangen sama dia, dan sebaliknya dia pun begitu.

Aku pun terasa kaget dengan jawaban Fredi. Kami pun berjanjian untk bertemu di tempat dulu pada saat kami bertemu. Fredi mengajak aku jalan-jalan, aku menolaknya karena takut kalo di lihat orang orang yang kenal dengan ku dan statusku.

Akhirnya kami pun sepakat untuk melanjutkan kembali obrolan di tempat yang aman dan sepi, di sebuah penginapan Hotel berbintang. Kami pun berlanjut menuju ke hotel tersebut dengan mobilnya Fredi. Sementara mobilku aku parkir di Mall yang terdekat, untuk keamanan lebih lanjut.

Di hotel kami memesan kamar di lantai atas, lantai sepuluh. Memang telihat agak sepi di lantai tersebut, tapi suasananya hening,dan romantic sekali.

Saya : Kamu sering kesini ya..??

baru kali ini lho saya masuk di tempat ini.. Dan dia hanya tersenyum dan mengelengkan kapala. Pintaku kembali menanyakannya.

Fredi : Iya Sayaang……

Kami saling memandang dan tersenyum, kami masih beriri di depan pintu kamar hotel dan berhadapan. Kami pun saling menatap dalam dan tak astu patahpun kata lagi terucap.

Dadaku terasa berdetak kenang dan berdebar-debar, akal pikaranku sudah tidak logika dan perasaanku campur aduk tak karuan kemana. Antara senang, cemas, dan kuatir..campur aduk pokoknya lah…!!

Entah karena apa kami pun saling merangkul dan bergandengan. Ku sandarkan kepalaku di dada nya , semakin kenang saja pelukan fredi di tubuhku. Kedua tangkau memeluk tubuhnya dan kami pun saling membisu.

Tak lama kemudian aku sedikit merengek dan tetesan air mataku menetesi baju Fredi.

Fredi : ada apa dengan mu ??kok menangis..ada yang salah denganku???

Aku pun masih diam dan rengekanku yang semakin mendalam bercucuran air mata.

Fredi : Kenapa…??

Fredi pun kembali menghapus air mataku dengan penuh kasih dan lembut.

Fredi : Apa kamu menyesal , aku ajak kesini sayaang..??

Dan aku pun masih diam membisu sampai akhirnya aku di tuntun ke temapat tidur. Dan aku pun berbaring di pojokan ranjang itu. Fredi kemudian mendekatiku dan membelai rambutku, terasa mesra banget berhadapan dengan dia.

Seperti melayang ku di buatnya, dan aku pun bergerak dan kembali memeluk Fredi dan dia hanya diam saja sambil membelai rambutku. Aku memeluknya erat-erat, sampai dia mencium dahiku.

Nampaknya dia begitu sayang denganku, ku membalasnya dengan kecupan dipipinya. Sex Gairah ini sepertinya mulai memuncak semakin membara, maklum aku sudah lama tidak bisa merasakan seksualitas yang sempurna dan hanya menonton saja.

Sementara itu aku belum bisa merassakan penis yang sesungguhnya. Fredi pun mulai membuka kancing bajunya satu persatu, ku tarik tangannya untuk member kode agar dia juag mebuka baju ku . Dan dia menurut, semakin kesananya dalam membuka pakainku.

Aku semakin terangsang, dalam hitungan detik aku sudah bugil tanpa busana yang menutupi tubuhku. Fredi memandangi tubuhku dengan mata yang melotot yang mulus dan putih bersih. Tak henti hentinya ia berucapa memuji dengan menggelengkan kepalanya bukti kekaguman.

Dia pun juga sudah bugil,
WOOW…seksi sekali Fredi.

Kontolnya sangat besar dan panjang yag menegak ke atas, sepertinya kontolnya sudah begitu keras. Nafasku terasa semakin tak berirama. Fredi pun mulai mengerayangi tubuhku dan meraba-raba payudara ku, lalu mulai menyedotnya dan menghisap berulang-ulang.

Sungguh nikmat sekali yang kurasakan seksualitas ini, and aku sangat ternagsang sekali dengan hal ini. Dia kembali menciumi bagian payudaraku sampai ke leher-leher dan lubang telinga. Aku tak kalah dengan tindakan Fredi, ku pegang kontolnya sambil ku kocok kocok yang semakin tegang dan mengelus-ngelusnya.

Sampai aku terbayang dengan adepan film bokep yang sering aku tonton selama ini, dan tanpa sadar aku mulai menghisap kontolnya. Dia pun menggeliat dengan aksiku, ku jilat jilat sepenuhnya kepala kontolnya dan batang kontolnya sampai masuk juga ke dalam mulutku sampai dalam.

Kemudian aksi fredi pun, dengan jari-jarinya mengelus-ngelus empik ku dn sesekali menarik-narik nya itilku.

Semakin lama menjadi terangsang basah tak karuan rasanya empikku yang karena emosi birahi seks yang meletup-letup. sampai aku lupa segalanya, akhirnya kami sama-sama mengambil posisi di tengah ranjang.

Aku pun mlai membaringkan tubuhku dan membuka selakanganku. Siap posisi, siap di genjot…

Fredi pun mulai memasukkan kontolnya ke dalam empikku..

“oowhhh……Yesss….enaaakk…”

Tapi kok terasa perih dan sakit, aku pun hanya diam saja dan merasakannya. Tapi malah ini sensasinya yang sekian lama tak aku rasakan senikmat ini sampai sekujur tubuhku ada aliran listriknya sampai bergetar seluruhnya..dan makin lama kok makin nikmat saja.

Fredi pun terus mengoyangkan bokongnya maju mundur mengahantam empikku dan sesekali aku juga bergoyang sedikit untuk membalasnya dan meremas remas kontolnya di dalam empik ku.

Pada saat nya kontolnya Fredi tersa berkedut- kedut mau keluar

CROOOOTT. . . . . . CRIIITT. . . . . . CROOOT. .. . . .

Air maninya membasahi di dalam lubang empikku. Aku sama seperti dia , kayakknya aku juga mengeluarkan cairan dari lubang empikku api aku sudah duluan keluar berulang kali.

OMG… setelah aku beranjak dari rangjang tesebut ,kami liat darah yang meluber di ranjang itu yang menodai sprei putih. Kok kayak aku seperti gadis perawan saja!!

Fredi pun ketakutan dan binggung , aku pun demikian .

Oiya aku teringat semenjak bersetubuh dengan suamiku, dia kan impoten letoy, jadi aku terlihat seperti perawan meskipun sudah menikah.

Fredi : Kamu masih perawan ya…??

Aku hanya mengangguk saja, biar aman lah dengan statusku. Kemudian dia kembali memelukku dengan penuh rasa sayaaaang dan mesraaa yang mendalam. Dengan keadaan yang masih telanjang bulat, kamu saling berpelukan dan merangkul sampai merapat.

Aku ciumi bibirnya tanda sayang dan kepuasanku. Hampir seharian kami berada di kamar hotel, dan sudah empat kali kami melakukan adegan seks dengan pemuda ini.

Semua gaya yang ku tonton di film bokep ku parktekkan, sampai-sampai kami pun kelalahan.

Setelah istirahat yang cukup kami tidur-tiduran dan mengobrol dengan keadaaan yang masih telanjang. Hampir sore kami pun menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan Fredi pun juga menghampiriku untuk mandi juga.

Kami pun mandi bersama , terkadang sambil memeluk, saling cium dan bercanda tertawa dengan menegelus-elus kontolnya. Dan Fredi pun juga memeulai permainannya dengan memainkan putingku dan semakin mengeras payudaraku. Aku begitu terangsang kembali ..

“Ooowwh…….yess….”

Kami segera melakukannya kembali dengan posisi yang berdiiri di dalam kamar mandi. Tubuh kami yang basah dengan lumeran cairan sabun, sungguh terasa nikmat nya aku melakukan adegan seks ini dalam keadaan basah dikamar mandi.

Fredi agak lama melakukan senggama denganku waktu di dalam kamar mandi , maklum sudah beberapa kali cairan sperma nya keluar berulang kali. Kali ini tampaknya kontol yang begitu keras dan melakukan nya dengan sedikit kerja keras.

Di cium-cium nya aku, dan di rangsang pula aku dengan menjilati bibir empikku, dan sampai kedalam-dalamnya.

“Ohhh……yess…..uhhh….”

aku menggeliat kenikamtandan aku pun membalasnya dengan mengocok ngocok kontolnya. Ku gesek-gesek ke bagian payudaraku , ku praktekkan seperti adegan film-film bokep. Tanpa kusadari, Fredi menyemburkan air mani nya ke payudaraku dan sisanya di semprotkan di mukaku.

Aku pun tak merasa jijik, bahkan aku melulurkan sperma nya ke seluruh bagian mukaku dan kurasakan nikmat yang luar biasa sekali.

Saya : Ah…kamu sudah keluar ya??

Fredi : Maaf ,,,aku sudah gak kuat untuk menahannya.

Kemudian ku tarik dan ku arahkan kontolnya ke empikku, ku cium-cium bibirnya dan ku goyang-goyang kan bokongku sebisanya. Dia nampak diam saja, dan sedikit ngiluu tapi tetap saja ku goyang-goyang saja ..

Owhhhh…..yesss..

aku sangat puas sekali sehingga tak sadar aku mencakarnya dan berteriak lepas kenikmatan. Terasa ada sesuatu yang sudah keluar dari dalam empikku sampai klimaks yang paling dasyat dan melemaskan.

Se usai beranjak dari kamar mandi dan berdandan , terasa begitu perih empikku yang kurasakan. Apa karena aku maen terlalu bernafsu sekali dalam melakukan adegan seks yang begitu lama. Setelahnya semua sudah beres, sebelum mennggalkan kamar hotel untuk cabut, kami pun saling berpelukan kembali.

Tidak banyak kalimat yang terucap hanya ada ucapan

“ Aku Sayang Kamu..”

keluar dari mulut Fredi. Ak pun sanat terharu mendengar kalimat itu dan aku juga mebalasnya

“Aku juga sayang kamu Fred”.

Puas dengan hubungan ini, lalu kami melangkah keluar kamar.

Setelah chek out Fredi mengantarkan aku kemblai ke mall untuk mengambil mobilku yang sedang aku parker disana. Sebelum keluar dari mobilnya, aku mengecup bibirnya dan dia juga mengecup di keningku.

Aku kemudian keluar dan masuk ke dalam mobiku sendiri. Kami pun kembali ke rumah masing-masing.

Hatiku terasa bergejolak tak karuan, rasa sedih , senang, puas , bahagia, kasih dan sayang semuanya berkumpul jadi satu. End

Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, Blowjob, handjob, Cerita sex dewasa, Cerita seks dewasa, Tante girang, Daun muda, Pemerkosaan, Cerita seks artis,Cerita sex artis, Cerita porno artis, Cerita hot artis, Cerita sex, Cerita kenikmatan,Cerita bokep, Cerita ngentot,Cerita hot, Bacaan seks, Cerita, Kumpulan Cerita Seks, Onani dan Masturbasi, Cerita seks tante,blog cerita seks, Seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep

The post Cerita Dewasa Ngeseks Dengan ABG Muda appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Ngentot Pertama Kali

doyanbokep.com – Tempat berbagi Cerita Sex 2016, cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny.

Ngentot Pertama Kali 

Dengan usia gue yang sekarng yang sudah menginjak usia 27 tahun dengan tinggi badan mencapai 168 cm cukup lumayan untuk postur seorang wanita. Tubuh gw yang langsing, bisa di katakana mirip tub-tubuh para model seksi. Perkenalkan nama gue Cinta.

Kebetulan dengan wajahku yang seperti ini, gue juga di katakana mirip artis ibu kota. Benar saja , pada waktu menginjak di bangku SMA gue sering jadi rebutan para cowok-cowok.

Setiap cowok pasti melirik gue , hanya saja kadang gue cuek terhadap cowok-cowok yang karena terlalu egnit dan menggoda gue melulu. T

api gue bikin enjoy-enjoy saja tak begitu mempedulikan omongan dan godaan yang mereka lontarkan ke gue.

Hehehe. ..namun demikian , gue yang sekarang tak perawan lagi. Karena dengan pergaulan gue di masa kuliah sudah gue persembahin pada temen cowok di masa kuliah.

Dan gue yang sekarang masih single.

Gue yang sering pergi ngampus, biasa pake rok mini . sedangkan temen-temen cewek lainnya hanya sering memakai celana panjang.

Dengan cara berpakaian gue pakai rok mini yng sering gue kenakan, banyak dari kaum cowok-cowok melirik gue.

Karena gue yang memakai rok yang gue kenakan, gue gak pernah pake dalaman celana pendek atau pun penutup lain. Hanya dengan memakai koleksi celana dalam gue yang bermodelkan gstring.

Biasanya para kaum cewek kalau sedang kuliah kebanyakan suka memakai celana panjang, namun gue lebih suka tetap memakai rok saja untuk bawahan nya kalau sedang ke kampus.

Rok gue mini sekali dengan bawahan yang lebar, bentuknya seperti yang biasa dipakai oleh para model seksi.

Yang membedakan hanya dalaman nya saja, biasanya para cheerleader masih menggunakan celana pendek di dalamnya walau agak mini untuk membungkus celana dalam yang mereka pakai.

Bedanya dengan diriku, gue tidak pernah memakai penutup lain untuk menutupi bagian tubuhku yang paling vital kecuali celana dalam. celana dalam yang kupakai sangat mini dan sexy, bentuknya G String dua jenis, yang satu model berenda dan yang satu lagi model tali tang terbuat dari nylon.

Sexy sekali karena hanya ada seutas yang melingkari pinggangku, bedanya hanya yang tali nylon dengan ikatan di kiri kanan pinggangku, selebihnya sama saja ada bagian yang hanya selebar ukuran satu jari turun dari belakang pinggang mengitari selangkangan melalui belahan bokong gue.

Hanya ada secarik kain yang lebarnya tidak lebih dari ukuran dua jari di bagian depan yang fungsinya hanya mampu menutupi lubang Memek gue.

Yang berenda berbentuk hati kecil ada renda di pinggirannya, sedang yang model bertali, bentuk penutup bagian depannya berbentuk segitiga kecil, tipis dari bahan sutera.

Sebagai atasan nya gue lebih sering memakai hem lengan pendek agak longgar.

Gue pilih ini karena gue memang tidak pernah memakai BH di dalamnya. Seperti kisah gue terdahulu, gue memang sejak kecil tidak suka dan tidak pernah memakai BH hingga tak heranlah sampai detik ini gue juga tidak mengetahui berapa besar ukuran Susu gue .

Payudara gue tidak terlalu besar. Ukurannya sedang-sedang saja tetapi bentuknya cantik dan padat. Warna puting susu gue dan sekitarnya merah muda sedikit ke coklatan, sungguh menggairahkan sekali.

Untuk yang satu ini gue sering mendapat pujian dari kaum lelaki yang sudah pernah melihat atau meremas susu gue. Terus terang dosen gue yang cowok sering kali harus menelan ludah apa bila melihat penampilan gue.

Apa lagi saat melihatk gue duduk dengan berpangku kaki hingga bagian atas paha gue tersingkat sedikit ke atas.

Paha gue yang mulus itu juga ditumbuhi bulu-bulu halus yang menurut istilah beberapa orang teman gue, itu namanya bulu-bulu monyet. gue kuliah di Universitas Salatiga, mengambil jurusan hukum dan saat ini gue sudah menjadi seorang Custumer Service di suatu perbankan.

Kali ini gue ingin menuliskan kisah gue tentang pengalaman pertama gue bercinta sungguhan atau ngeseks yang gue lakukan saat masih duduk di bangku kuliah.

Gue berkenalan dengan seorang mahasiswa yang juga mengambil jurusan yang sama denganku, namanya Toni beraasal dari Malang, namun akhirnya Toni tidak meneruskan kuliahnya karena patah hati dengan gue.

Sekarang entah Toni ada dimana gue sendiri juga tak pernah tahu.

Hubungan gue dengan Toni sangat lah akrab sekali, sehingga pertama kali gue melakukan hubungan seks yang sebenarnya juga dengannya. Gue persembahkan kegadisan gue ke Toni yang betul-betul sangat mencintai gue.

Namun gue masih tidak ingin melanjutkan hubungan itu dengan serius karena apa yang gue lakukan bersama Toni bagi gue hanyalah suatu pelampiasan atas kebutuhan biologis gue saja. Hal ini rupanya membuat Toni patah hati dan akhirnya gak pernah berangkat ke kampus. Dan entah kini kemana dia gue juga tidak pernah mendengar kabar beritanya lagi sejak kami berpisah dulu.

Kalau kebetulan Toni yang gue maksud sedang membaca kisahku ini, gue mohon maaf padamu. Karena gue memang belum bisa jatuh cinta dengan siapapun hingga saat ini. Hubungan gue dengan Toni sebenarnya biasa saja seperti remaja lain saat berpacaran.

Kami sering berciuman baik di mobil, di kampus maupun di rumah, pokoknya di mana saja kalau ada kesempatan untuk melakukannya. Kami juga sering saling meraba bagian-bagian sensitif kami.

Lebih sering Toni mengajak gue ke perumahannya di daerah Salatiga juga yang keadaannya memang selalu sepi itu, jadi sekali lagi praktis kediaman Toni .

Perumahan tempat dia tinggal tidak terlalu besar dan dalam keadaan sepi tetapi hunian nya sangatlah nyaman untuk di tinggali.

Hal ini sangat menguntungkan bagi kami berdua. Di rumahnya itulah gue pertama kalinya merasakan nikmatnya ngeseks.

Kami bercumbu, berciuman di atas tempat tidur di kamar Toni.

Mulut Toni menciumi bibir gue yang mungil dan tipis, lumatannya membuat gue sangat bergairah sekali.

Sambil melumat bibir gue , jari tangan Toni melepaskan kancing baju gue satu persatu hingga terlepas semua dan langsung ditanggalkannya pakaian yang gue kenakan hingga bagian atas tubuh gue terbuka polos tanpa sehelai benang pun.

Toni langsung memegang dan meremas-remas susu gue hingga gue jadi sangat terangsang oleh perlakuannya.

Gue lepas dengan menarik ke atas kaos yang dipakai Toni dan dia pun membantu untuk melepaskannya.

Selanjutnya gue buka kancing celana jeans yang toni pakai, kuturunkan sabuknya dan Toni pun membantu untuk melepaskan sendiri celana yang masih ia kenakan berikut celana dalam nya sehingga Toni terlebih dahulu telanjang bulat di hadapan gue.

Lalu gue raba seluruh bagian tubuhnya, gue raih batang kontolnya yang sudah mengeras dan berdiri tegak bagaikan rudal meriam. gue merasa sedikit aneh karena tangan gue tidak menyentuh bulu kemaluan Toni.

Rupanya Toni rajin mencukur habis bulu kemaluannya sehingga bagian kemaluannya tampak bersih dan polos. Hanya ada sedikit bulu di bagian tertentu saja.

Ada bagian yang terasa sedikit kasar karena bulu-bulu kemaluannya mulai tumbuh, sehingga ujung-ujungnya yang tajam terasa sedikit kasar bila tersentuh, namun ini justru membuat rangsangan tersendiri bagi gue. kontol Toni lumayan besar dan panjang, diameternya sekitar 7 cm dengan panjangnya sekitar 19 cm.

Mulut Toni menjelajahi waja gue hingga seluruh bagian leher dan telinga gue. Lidahnya dijulurkan menjilati seluruh bagian leher gue . Sesekali Toni memberikan kecupan di leher gue dan lidahnya menjalar ke bagian belakang telinga gue.

Lubang telinga gue pun tak luput dari sapuan lidahnya. Tangannya membuka pengait rok mini gue dan kini gue ubantu memerosotkannya dengan bantuan kedua kaki gue .

Tangan Toni langsung meraba bagian luar celana dalam yang gue pakai. Ikatan tali nylon G String gue di samping pinggang ditariknya sehingga terlepas sudah penutup akhir di tubuh gue dan celana dalam gue dilempar jauh ke kasur.

Kini kami sudah sama-sama bugil, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami lagi.

Lalu kami saling bergumul, bibir kami kembali saling lumat dan tangan kami pun saling meraba bagian sensitif lawan masing-masing. Nafsu birahi gue naik ke ubun-ubun rasanya. Memek gue yang sudah basah sejak tadi jadi menjadi semakin basah saja.

Cairan bening yang mengalir keluar dari dalam liang Memek seakan tak terbendung lagi, semakin lama alirannya semakin deras saja. Entah sudah berapa banyak cairan kenikmatan gue keluar membanjir hingga sekitar selangkangan gue .

Kemudian gue raih batang kontol Toni sambil gue kocok-kocokkan dengan sedikit kasar karena menahan gejolak rangsangan yang gue alami. Mulut Toni mencium bagian susu gue.

Kedua susu gue dicium dan dijilatinya secara bergantian.

Lidahnya menyapu rata puting susu gue. Ujung putting gue dijilat dan dihisapnya sehingga menimbulkan rasa geli bercampur nikmat.

Tangan Toni mulai menelusuri selangkangank gue, seluruh bagian luar kemaluan gue pun tidak luput dari belaian tangannya.

Jari-jarinya digaruk-garukkan di belahan bibir memek gue, hingga gue sedikit mendesah tertahan. Ujung jari tangan Toni mulai memainkan klitoris gue.

Ujung klitoris gue sedikit ditekan dengan ujung jarinya kemudian digesek-gesekkan secara teratur hingga gue mengaduh tapi bukan karena kesakitan.

Aa.. Aacch!

Rintihan gue nyaring sambil menggeliat tidak karuan.

Rupanya gue telah mencapai orgasme hingga lendir gue menyembur memenuhi bagian dalam liang senggama gue.

Dapat gue rasakan memek mengedut sambil melepas lendir. Toni semakin bergairah mencium dan menjilati bagian depan tubuh gue.

Jilatannya mengarah turun ke bawah menyapu setiap jengkal kulit tubuh gue. Perut hingga lubang pusar gue disapu dengan lidahnya.

Dia semakin ke bawah ke arah paha, kembali naik ke atas menjilati bagian dalam paha, semakin naik lagi hingga pangkal paha, kemudian bibirnya menciumi bibir memek gue.

Dengan tanpa sedikit pun merasa jijik Toni menjilati dan menelan cairan lendir bening dari memek gue.

Bibirnya mengulum bibir memek gue dan lidahnya dijulurkan di antara belahan bibir memek gue. Dapat kurasakan ujung lidahnya menusuk masuk ke dalam liang memek gue sambil sesekali menyentuh dinding luar memek gue yang kembali membasah lagi. Lidah Toni menyapu ujung klitoris lalu mulutnya dibenamkan ke memek gue sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Gue kembali tidak mampu membendung gelombang orgasme gue yang mengulung-gulung liar dari dalam tubuh gue.

Gue jambak rambut Toni yang kepalanya masih membenam di selangkangan gue.

Gue tarik kepalanya agar lebih terbenam lagi di selangkangan gue, gue jepit kepalanya sambil kurasakan semburan lendir kembali membasahi liang memek gue.

Toni kembali menjilat dan menelan habis cairan yang keluar dari dalam liang memek gue sebelum dia merambat naik kembali melumat bibir gue sambil memegang dan mengarahkan batang kontolnyaa di depan liang memek gue.

Digesek-gesekkan sebentar kepala kemaluannya di belahan bibir memek gue, baru kemudian didorongnya sedikit hingga kepala kontolnya mulai memasuki liang memek gue.

uhhhhhh..! Sakit..! Pelan dong!

Jerit gue menahan sakit yang bercampur nikmat.

Toni memberi gue waktu untuk menarik napas sejenak, kemudian kembali dia mendorongkan batang kontolnya agar masuk sedikit lebih dalam lagi. o

hhhhhh.. Uuhh!

Aduuh..!

jerit gue kembali menahan rasa perih di dalam liang memek gue .

Toni bukannya menarik keluar batang kontolnya dari dalam liang memek gue, tetapi dia malah menekan lebih dalam lagi, dan tekanannya semakin kuat dan akhirnya..

“Jrrruuooot…..Crottttttt.. Uu.. Uucch!

Sluuuub..!

Aa.. Aacch! Sluuuub..!

Oo.. Oohhh!

suara desahan gue seakan bersahutan dengan suara pompaan batang kontol Toni.

Rasa sakit yang gue alami juga sudah semakin menghilang bersamaan dengan deru pompaan batang kontol Toni yang memompa liang memek gue yang semakin lama semakin kencang.

Gue rasanya benar-benar hampir pingsan, tidak tahu harus berbuat apa dan harus bagaimana.

Gue tidak mampu melukiskan kenikmatan yang gue alami saat itu dengan kata-kata. Yang gue ingat adalah akhirnya kami mengalami orgasme yang waktunya hampir bersamaan.

Dan sejak saat itu kami jadi rutin melakukan hubungan seperti itu lagi.

Gue benar-benar suka dan menikmatinya, hampir secara rutin tiga kali seminggu kami melakukan ngeseeeks, dimana saja, kapan saja seperti minum minuman ringan saja.

Terima kasih,Cinta. .. . .

Sexgairah |Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, Blowjob, handjob, Cerita sex dewasa, Cerita seks dewasa, Tante girang, Daun muda, Pemerkosaan, Cerita seks artis,Cerita sex artis, Cerita porno artis, Cerita hot artis, Cerita sex, Cerita kenikmatan,Cerita bokep, Cerita ngentot,Cerita hot, Bacaan seks, Cerita, Kumpulan Cerita Seks, Onani dan Masturbasi, Cerita seks tante,blog cerita seks, Seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep.

The post Cerita Dewasa Ngentot Pertama Kali appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Kisah Ngeseks Di Sekolahan

doyanbokep.com –  Tempat berbagi Cerita Sex 2016, cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny.

 

 

Kisah Ngeseks Di Sekolahan


Kisah Ngeseks Di Sekolahan – Hari pertama pada waktu kenaikan kelas 2 SMA. Pada waktu itu kebetulan saya sekelas dengan gadis yang cantik.

Aku mencoba untuk mendekatinya karena dengan paras cantik nya membuat aku tergila-gila dan ingin mendapatkannya . Selain itu dengan tubuh yang semampai membuat nafsu birahi ku kemana-mana.

Dengan usia seperti itu, tubuh nya sudah membentuk dengan sempurna. Payudara yang semok dan menonjol dengan pantat yang sedikit mengangkat ,membuat birahi ku menjadi-jadi. Seperti gadis itu nafsu birahinya juga sma seperti aku karena dapat terlihat dari tubuhnya yang semook itu.

Hari berganti hari , aku selalu untuk mendekatinya sampai aku ajak bercanda waktu di dalam kelas. Sampai pada akhirnya kita tukeran nomor handphone dengan dia.

Gadis itu bernama Lita, dia gadis yang enak di ajak ngobrol dan kadang berani memancing aku dalam hal yang begituan. Aku jalan dengan Lita masih sampai sekarang…

Lita klo deket aku agak ganjeen… bernafsu…

bersyukur banget deh aku dapet cewek macem gini.

Waktu itu sedang ada jam pelajaran , kebetulan kelas kita sedang kosong karena gurunya sedang ada acara di luar. aku dengan Lita ngobrol aja dipojok kelas aja, maklum kelas sepi dan anak- anak pada keluar kelas ada yang berada di kantin, sepertinya waktu jam pelajaran kosong.

Tempat duduk aku dengan Lita berada di pojok dengan teman sebangku lita.

Pertama aku belom berani ngisengin atau ngejahilin Lita di kelas.

Tapi kalau udah masuk ke mobil aku, habis tuh lita aku kerjain…. waktu itu aku lihat temen aku lagi cipokan di depan kelas belakang meja guru, tiba-tiba aja lita ngomong ke aku begini,

“Tuch . . ..Anton aja berani, masa kamu kalah dengan Anton??”

“Whaaatt. . . ?

I am loser. . .??

No..No..No. . .!!

Belum sempet aku nerusin percakapanku, bibir aku di sroboot dengan Lita…

di lakukan aja dengan ciuman dan sedotan Lita .

Kalah telak deh aku, Lita sempet ngasih lidahnya ke aku tapi aku lepas ciumannya.

“Kenapa??” Tanya Lita.

Aku bilang aja begini,

“Aku gak mau main lidah di kelas.. takut keblabasen“

“Ya udah… . maen biasa aja”

Aku lanjutin ciuman aku di bawah bangku meja aku.

Aku dorong ke depan supaya lebih luas aku ngelakuin cipokan demi cipokan

“Aahhhhhh…. Auuuhhhh……Uuuuh. . .. .. . . kata” itu selalu keluar dari mulut Lita.

Setelah aku puas cipokan dengan bibir Lita, aku turun ke bawah ke lehernya.

Dan Lita yang semakin aku perbuat seperti itu, sepertinya kewalahan. Tangan aku meremas-remas payudara Lita, yang ukurannya aku taksir 35 b segenggam tanganku.

Karena setiap aku Tanya pada Lita, dia pernah mau jawab….

aku remas aja tuch payudaranya sampe Lita keleleran lemes. .

Setelah aku kasih tanda cipokan tanda merah di lehernya… Lita sudah mlai meremas-remas kontol aku, yang membuat dedek aku gak kuat lagi buat nahan di dalam cd.

Meskipun masih pakai baju seragam dan aku ngelakuin di dalam kelas…

aku tetep gak takut dan minder.

Aku langsung aja buka resleting celana aku dan buka kancing seragam aku. Dan aku keluarin aja dedek ku dan si Lita udah siap dengan mulutnya yang menganga.

Aku sempet nutupin Lita pake jaket aku, sehingga kalo ada temen aku yang lewat dan nanya aku bilang aja Lita sedang sakit.

Sedotan dan jilatan Lita yang diberi untuk aku, hisapan Lita bikin aku gkk kuat lagi buat nahan keluarnya pejoh aku. Lidahnya bergoyang di dedek aku,

“Arrghhhhhhh……….Uhhhh…..Ahhhh”

“Crotttttt…… croooootttt crotttttttttttt….”

Keluarlah semua pejuhku dan Lita membersihkannya dengan mulutnya. Dan setelah itu di kocok-kocok terus dan terus dedekku sampai perih dan lemas.

Selesai dengan itu yang di lakukan lita kepadaku, aku segera bersihkan mulutnya Lita pake tisu yang ada di saku bajunya. Aku dengan Lita kembali berciuman…

“HOT KISS…..”

Lidahnya Lita bergliat-geliat di dalam mulut aku. Pada jam 13.00 aku langsung pulang dari sekolah ,aku pacu mobil langsung pulang ke rumah ki kawasan plamongan indah. Jarak antara rumahku dan rumahnya lita ternyata gak begitu jauh .

Aku dan Lita pulang secara bersamaa, karena rumah kita satu arah. Dan Lita Pulang bersama aku dalam satu mobil denganku.

Selama di dalam perjalan pulang aku bermain dan menggoda Lita dengan permainanku di dadanya Lita yang semok itu di dalam mobil.

aku kembali beraksi lagi dengan membuka kancing seragam pela-pelan dan di bantu sama Lita.

Dengan nafsu yang binal karena adegan tadi di sekolahan , masih tersisa nafsu birahi seakan rasanya mau pelampiasan kembali.

Lita mengerti sekali maksud aku dan Lita membuka tali BH nya sendiri dan payudara yang kembar kembali nongol d hadapanku. Dengan nafsu birahi di ujung rambut, aku hisap puting susunya.

Kemudian tangan kiri aku megangin kepala belakang Lita.. dan tangan kanan aku kembali meremas-remas susu yang satu lagi….

 


“Ahhhhh……..Uuuuh…… pelan- pelan donkkk……. “.ucap Lita.

“Lita udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nihhhhhhhh….” Dengan puting Lita yang berwarna merah ke merahan mudaan, tertelan habis oleh mulut aku dan kemudian tubuhhhhh Lita menggeliat seperti ulat.

Aku sedot terus payudara Lita, sampai puting itu terasa keras banget di mulut aku.

Lita cuma diam dan terkulai lemas di mobil aku. Lita mengancingi baju seragamnya dan aku bantu supaya cepat kembali mengenakan seragamnya.

Selama perjalanan pulang, Lita tetap lemas dan memejamkan matanya.

Aku kecup keningnya sesampainya di rumah Lita. Sesampainya sudah tiba , lita langsung lari ke arah toilet di rumahnya dan aku pun gak tau apa yang di lakukan nya ??

apa karena menahan pipisnya selama perjalan tadi atau pun mengganti Cd yang basah karena adegan tadi. Selesai dari kamar mandi aku liat Lita nyopot BHnya, terlihat putingnya dan bongkahan susu sebesar mangkok itu terlihat jelas.

Belum sempat masukin baju biar rapi habis lita dari toilet, aku langsung mendorong kearah tempat tidur.

Karena semenjak Lita ke toilet , aku mengikuti lita masuk kerumahnya. Pada saat itu rumah nya masih gak ada orang dan letak toilet tersebut berada did lam kamar nya Lita.

Dan langsung saja aku lahap bibirnya dan Lita membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan nafsu. Setelah aku mencopot celana ku waktu aku membututi Lita masuk ke dalam kamarnya , kini sekarang Aku yang cuma make boxerr saja.

Dan Lita setelah lepas dari toilet nya langsung saja juga menyerangku, sampai kewalahan aku dengan permainan Lita yang tangan- tangan sedang bermain- maindi selangakangan ku.

Sedangkan aku yang bermain di leher Lita dan aku buat cap merah lagi di lehernya.

Aku buka celana seragam SMA, yang hanya sampai lutut itu dan Lita ternyata hanya memakai cd model Gstring. Dengan perlahan-lahan juga Lita nurunin roknya dan dia hanya menggunakan
Gstring nya saja.

“ALAAAAAMAAAK. . . .”

Birahiku semakin Liar melihat model CD Seperti itu. . !!!di dalam otakku.

“Aku langsung copot saja dan aku jilatin vaginanya….. ”!!

“AAuuhhhhhhhhhhhhhhhhh………………..ahhh hhhhhhh”

cuma kata” itu yang keluar dari mulut Lita. aku merasakan vagina Lita semakin keras dan aku gigit itil nya Lita.

Teriak semakin kencang untung di rumah gak ada siapa-siapa??

“Puasin aku yaaaa. . . .??”ucap Lita

Langsung saja aku bergerak dan gak pake basa-basi, langsung aku jilat dan aku sodok aja vagina Lita pake jari telunjuk aku

” OOuhhhhhh. .. .. aku keluarrrrrrrrrrrrrrrr……..” .

Vagina Lita basah ketika di depan mata aku, Lita memintaku untuk menyedot sampai bersih vagina nya Udah gitu aku liat Lita memegang bantal dengan kerasdan aku peluk Lita.

Aku cium bibir Lita, ternyata Lita blum lemas.

Dan Lita kemudian bangkit dan memegang kontol aku dan di kocok-kocoknya sampe si dedekku kembali mengacung-ngacung sangat keras….. !!

Kontol aku di masukin ke mulutnya Lita, di masukan di keluarkan. Sampai-sampai di sedot sedot trus….

“Ouuuhhhhhhhhh….. “

“Nikmat Banget . . . . .”

Yang sekarang dari pada yang di kelas tadi, karena di sekolahan masih kurang bebas.

Kemudian biji zakar aku juga nggak lupa ikut ke sedot, pas kena zakarku di sedot, rasanya aku pengenterbang ke awaaaang-awaaang…….

Dengan kocokan Lita semakin panas dan hisapannya semakin gak manusiawi lagidan binaal. Wajahnya tambah maniss kalo Lita sambil horny dan orgasme begini.

“AAahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. …. “

“Crottttttttttttttttttttttttttt tt . . .Croot. . .Croot…..”

Pejohku muncrat dan tumpah semua ke lantai kamar, yang sisanya di jilatin Lita sampai bersih dan keset kembali.

Kemudian aku bangkit dan menarik tangan Lita, aku ciumin payudaranya dan aku kenyot-kenyot lagi putingnya sampai merah, aku cipokkasih tanda di sebelah putingnya.

Dan manis banget susunya, membuat aku semakin bernafsu kembali dengan Lita.

“Litaku sayang…. masukinnn sekarang yach??”

“Ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu…..”

aku bertukar posisi Lita di bawah…. dan aku di atas…

Sebelum aku masukin aku gesek-gesek dulu di depan vaginanya…

Belum aku masukin aja Lita udah meringis-mringis ke enakan dan kegelian Aku dorong perlahan

“Pelan _pelan ya. . . sakit. Niih. . .”ucap Lita.

Dan kemudian di bantu dengan tangannya, Lita perlahan- lahan memasukkan kontol ku masuk ke dalam lubang vaginanya.

Belom sepenuhnya masuh, baru seperempatnya masukkk aku cabut lagi. Dan aku sodok lagi…. dan akhirnya masuk semua…..

Aku lihat Lita sangat menderita, tapi sepertinya Lita seneng banget…….

Sudah semuanya masuk aku goyangin, dan aku maju mundurin perlahan lahan….. bokong Lita pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan.

Setelah beberapa menit aku goyang-goyang ,tiba-tiba tubuh Lita mengejang semuanya dan akhirnya Lita orgasme untuk beberapa kalinya.

“ Busyeeeet dach….. ”

aku cabut kembali kontol aku dan Lita berada di atas aku.

Dengan posisi ini membuat aku lebih rileks….

Lita memasukannya secara perlahan dan di genggamnya kontolku dan di masukannya kembali kontolku ke lubang vaginanya. Dan setelah itu terjadi kembali

“JLeeeeeeb. . . Blesssssss. . . . .”

Ternanam lah semua kontolku di dalam lubang vaginanya. Dan Lita naik turun mengikuti tempo irama, Lita mengambil bantal yang ada di sebelahnya dan menarohnya di paha aku.

Dengan posisi ini, membuat aku bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus. Dan kembali aku emut-emut sedikit putingnya Lita dan meremas remasnya…

Bokong Lita terusss bergoyaanggg……..

“Ahhhhhhhhh…… ahhhhhhhhh…….. isappp teruss …………” ucap lita.

Badan Lita mengenjang dan Lita berucap kembali’

“Akuuu pengen keluar lagi…. ”

“Akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii Lita………

tahannnn sebentarrrrrrr lagi ya. . ??”ucapku.

Aku dan Lita mempercepat permainan dan akhirnya…………… “

”Aahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh……………….. … “

“Aku keluar….. “ kata itu yang menngakiri permainan ini..

Sampaiiii sekarang pun Lita tetep bermain dengan ak dan kami tetap melakukan banyakk hal dan aku di tunangin dengan Lita karena orang tua kami juga sama-sama setuju atas hubunganku dengan LIta . End

Sexgairah |Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, Blowjob, handjob, Cerita sex dewasa, Cerita seks dewasa, Tante girang, Daun muda, Pemerkosaan, Cerita seks artis,Cerita sex artis, Cerita porno artis, Cerita hot artis, Cerita sex, Cerita kenikmatan,Cerita bokep, Cerita ngentot,Cerita hot, Bacaan seks, Cerita, Kumpulan Cerita Seks, Onani dan Masturbasi, Cerita seks tante,blog cerita seks, Seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep.

The post Cerita Dewasa Kisah Ngeseks Di Sekolahan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Gara-Gara Credit Card

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Gara-Gara Credit Card – Annisa adalah remaja berusia 16 tahun yang sangat cantik. Postur tubuh yang langsing ideal dengan rambut lurus sebahu dan gaya pakaiannya yang seksi serta ukuran bra 34 B selalu menjadi perhatian lelaki di SMU nya. Banyak pria yang ingin menjadi kekasihnya, tak terkecuali Ricky, kakak kelasnya yang juga merupakan primadona SMU tersebut.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-gara-gara-credit-card-300x268

Cerita Sex: Gara-Gara Credit Card

 
Cinta Ricky ditolaknya mentah-mentah karena Ricky berpenampilan sederhana layaknya anak SMU pada umumnya. Bisa dibilang Annisa cukup sempurna secara fisik kendatipun pernah sekali melakukan hubungan badan dengan pacarnya semasa duduk di bangku SMP. Namun sayang sifat materialistisnya sangat parah. Ini di sebabkan karena bapak dan ibunya terlalu memanjakannya dan terlalu sibuk dengan bisnis mereka di luar kota.
Cerita sex ini di mulai ketika tanpa sadar Annisa terlilit hutang karena kredit card yang dia gunakan melebihi kuota. Tak ayal pihak bank melayangkan surat teguran untuk segera menutup hutang kredit card yang dia gunakan. Annisa pun bingung kepada siapa dia bisa meminjam uang. Dengan terpaksa, di telponlah Alex, cowok satu SMU yang terkenal playboy dan bejat.
“Halo sayang “ jawab Alex.
“Halo, Lex aku bisa pinjam uang ?” Tanya Annisa.
“Oh bisa, tapi berapa jumlahnya ?” Tanya Alex.
“Aku butuh 10 juta lex buat nutup tagihan kredit card” kata Annisa.
“Hah ?? 10 juta ? Udah edan loe? Tuh duit gede Nis buat kite-kite. Gila. Terus loe butuh kapan ?” Tanya balik Alex.
“Besok lex. Aku butuh duit itu besok “ kata Annisa.
Alex terdiam sejenak, namun otak nakalnya langsung bekerja. Dia sebenarnya mampu meminjamkan uang 10 juta itu mengingat dia anak orang kaya. Namun karena moralnya bejat, akhirnya muncul ide untuk mendapatkan tubuh Annisa yang terkenal seksi itu dengan gratis.
“Lex ??” Tanya Annisa.
“Ok, kamu tunggu sebentar aku lihat dulu. Lima menit lagi aku telpon kamu” kata Alex.
Tut… akhirnya telepon di tutup. Annisa berharap dengan cemas. Dia menyadari Alex tak mungkin meminjamkan uang kepadanya dengan Cuma-Cuma, pasti ada syaratnya. Namun Annisa sudah siap dengan kemungkinan itu.
“Hmm, pasti dia mau nikmatin tubuhku. Tak apalah, toh aku sudah gak perawan.” Gumam Annisa.
Lima menit kemudian handphone annisa berbunyi.
“Halo “ jawab Annisa.
“Say, bisa deh aku pinjemin kamu duitnya besok, tapi ada syaratnya” kata Alex.
“Ok, apapun itu aku penuhi. Emang syaratnya apaan ?” Tanya Annisa.
“Besok aja kita ketemuan di areal parkir sekolah sepulang sekolah” kata Alex.
“Ok, tapi kamu janji loh ya bawa duitnya” kata Annisa.
“OK, sampai ketemu besok” kata Alex seraya menutup telpon.
Keesokan harinya sepulang sekolah, Annisa menemui Alex di area parker sekolah.
“Eh lex, gimane? Loe bawa duitnya ?” Tanya Annisa.
“Iya, gua dah bawa. Nih” jawab Alex seraya menunjukkan lembaran uang ratusa ribu yang ada di tasnya.
“Ini 10 juta” kata Alex.
“Wah makasih banyak loh lex” kata Annisa.
“Eits, tunggu dulu. Kamu belum tanda tangani perjanjian kita. Ini uang besar Nis, ada syaratnya.” Kata Alex tersenyum puas.
“Apapun itu alex, aku siap menerima persyaratannya.” Kata Annisa.
“Ok, kamu bisa ikut aku sekarang ?” Tanya Alex.
Annisa mengangguk tanda setuju. Lalu Alex membawa Annisa dengan mobilnya ke sebuah kafe tak jauh dari Bank tempat Annisa mesti membayar hutang.
“Nah, karena uang yang kamu pinjam tergolong besar, persyaratannya sudah aku tulis. Aku butuh tanda tanganmu kalo kamu setuju” kata Alex menyodorkan kertas kepada Annisa.
Annisa membaca surat perjanjian tersebut. Isi perjanjian tersebut kurang lebih adalah “Saya, Annisa bersedia menjadi budak sex Tuan Alex selama 3 bulan dan mematuhi segala perintah Tuan alex di masa tersebut tanpa terkecuali, serta saya akan tinggal dengan tuan Alex di masa itu”. Rupanya Annisa sudah memikirkan hal tersebut matang-matang, menginat orang tuanya sendiri jarang pulang ke rumah Dia sekarang tinggal bersama dengan dua pembantu setia keluarganya. Biasanya mereka pulang setiap 4 bulan sekali .
“Baiklah, ini aku tanda tangani kontraknya” kata Anisa seraya menanda tangani perjanjian tersebut.
Alex tersenyum puas. Diberikanlah uang 10 juta tersebut. Annisa lega sekaligus was-was dengan keadaannya yang terjepit. Dengan di antar Alex, Annisa menuju bank tersebut dan melunasi hutangnya.
“Ok, hutangmu kan udah lunas, dan kamu tandatangani persyaratannya. Jadi mulai sekarang kamu adalah budakku.
Jadi mulai sekarang aku jadi tuanmu dan aku bebas meminta apapun dari kamu. “ kata alex di dalam mobil.
“Ya tuan.” Kata Annisa.
“OK, saya mau mulai hari ini kamu tinggal di vilaku selama 3 bulan dan aku gak ingin kamu membawa pakaian selembarpun. Nanti pakaianmu aku belikan.” Kata Alex.
“Ya tuan.” Kata Annisa.
Akhirnya alex membelokkan mobilnya ke sebuah toko pakaian. Didalam toko pakaian, Alex memilih pakaian yang pantas untuk Annisa(tentu pakaian tersebut sesuai dengan keinginan Alex). Karena ukuran yang diminta spesifik, Alex dan Annisa menunggu sedikit lama. Akhirnya setelah 2 jam menunggu, akhirnya pakaian tersebut selesai. Alex membayarnya dan mengajak pergi Annisa.
“OK, sekarang kamu bisa ikut ke Villaku?” yanya Alex.
“Ya tuan, tapi saya perlu mengabari orang rumah” kata Annisa.
“Ok, kali ini aku penuhi. Kita ke rumahmu dulu.Tapi jangan lama-lama ya.” Kata Alex.
“Ya tuan” kata Annisa pasrah.
Alex mengantar Annisa pulang. Selama di perjalanan pulang, Annisa sudah membayangkan penderitannya bakal menjadi bulan-bulanan buaya darat ini. Namun Annisa pasrah akan nasibnya. Dan Akhirnya sampailah mereka di depan rumah Annisa. Alex memarkir mobilnya agak jauh dari rumah Annisa. Kurang lebih 10 meter dari pagar depan rumah Annisa.
“Nis, nanti kamu pake baju ini tapi gak usah pake daleman. Ingat, jangan bawa pakaian selembarpun !!” kata Alex tersenyum puas seraya memberi sepotong pakaian yang baru dibelinya. Annisa hanya mengangguk lemah dan turun sebentar ke rumahnya.
Tak berapa lama Annisa muncul mengenakan pakaian yang diberikan Alex. Saat itu Annisa menggunakan hem tipis tanpa lengan yang sangat pendek dan menampakkan perut datarnya yang mulus dan bawahannya adalah hotpants yang longgar dan pendek sekali, sehingga kendatipun berdiri tegak tampak sedikit bongkahan pantatnya yang padat berisi.
Saat itu angin sedikit kencang. Sesekali rok mininya tersingkap menampakkan pantatnya yang tidak tertutup cd. Kontan para tetangga dan orang di sekelilingnya menelan ludah, dan ada juga yang bersiul menggoda. Sebenarnya Annisa malu, namun itulah konsekwensi dari perjanjiannya. Namun dengan menahan malu Annisa menuju mobil Alex.
“Wow, kamu cukup cantik dengan pakaian seperti itu. Tapi, aku merasa kurang yakin kamu gak pake daleman” kata
Alex tersenyum nakal.
“Bener tuan, aku gak pake daleman” kata Annisa.
“Ok, tapi aku mau lihat. Coba kamu tarik rok mu ke atas” kata Alex.
Annisa menurut dan membuka menarik rok mininya ke atas. Alex tersenyum puas.
“Ok, sekarang, aku mau lihat atasannya. Coba kamu buka kancing bajumu sekarang” perintah Alex.
Dengan pasrah Annisa membuka kancing bajunya, dan tampak buah dada yang menantang di depan alex. Alex senang dan meremas buah dadanya.
“Ok, kita jalan.” Kata alex seraya menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya.
Selama di perjalanan Alex selalu mengusap kemaluan Annisa, dan terkadang memasukkan jemari tangannya ke vagina Annisa. Annisa hanya pasrah tubuhnya di kerjain Alex. Sesekali Annisa meleguh keenakan. Akhirnya, setelah perjalanan panjang,sampailah mereka di Villanya Alex.
“Nis, selama di rumah, aku ingin kamu tak mengenakan pakaian sehelai pun. Pakaian sekolah kamu sudah saya siapkan. Tugasmu membersihkan rumah, memasak, mencuci mobil dan lain sebagainya. Aku gak ingin kamu membantah. Mengerti pecunku ?” kata Alex
“Ya Tuan” kata Annisa Pasrah.
“Sekarang sepas semua pakaianmu dan berikan padaku, cepat !!” perintah Alex.
Annisa segera melepas pakaian yang dia kenakan barusan dan pakaian tersebut ada di tangan Alex. Tampaklah tubuh mulus Annisa tanpa sehelai benang, Alex memandang penuh nafsu dan tersenyum nakal. Setelah itu, dia dan Alex masuk ke villa tersebut. Alex yang sudah gemas meremas pantat Annisa dan sesekali menepuknya dengan keras. Annisa pasrah dengan perlakuan yang dia terima.
“Nah villa ini masih kotor, maklum gak ada pembantu. Lagi cuti. Sekarang kamu bersihkan villaku dan harus bersih.
Setelah itu siapkan makan siang. “ perintah alex.
“Baik tuan” kata Annisa dengan pasrah.
Annisa segera merapikan villa tersebut. Dimulai dengan merapikan tempat tidur, menyapu, mengepel, dan mencuci mobil Alex, setelah itu memasak.
Tak berapa lama, rupanya Alex lapar. Dia masuk ke villa namun, masakan untuk makan belum selesai.
“Nis, mana makan siangnya ? koq belum ada ?!!” teriak Alex dengan marah.
Annisa yang mendengar teriakan Alex berlari menemui Alex. Karena tak berpakaian, buah dadat=nya tampak bergoyang hebat ketika berlari. Alex sebenarnya bernafsu, namun karena marah, dia bisa menutupi nafsunya.
“Maaf tuan, masakannya belum selesai.” Kata Annisa ketakutan.
“Sudah saya kasih waktu dua jam koq belum ada makan siang. Emang kerjamu apaan ?!!” hardik Alex seraya menampar wajah Annisa dengan keras. Annisa jatuh tersungkur, dan melelahlah air matanya.
“Heh budak, jangan menangis, cepat selesaikan masakanmu !!!” hardik Alex.
“Ya Tuan. Maafkan saya tuan” kata Annisa sambil menangis. Annisa bangkit dan kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya. Alex duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Tak berapa lama Annisa menghidangkan makan siang.
“Tuan, makan siang sudah siap” kata Annisa.
Mendengar itu, Alex menuju ruang makan. Dengan senyum senang, Alex melahap masakan Annisa. Annisa pun melahap makan siang itu. Setelah selesai, Alex meminta Annisa untuk menuju kamarnya setelah mencuci piring.
“Cepat cuci piring kotornya, dan setelah itu kamu ke kamarku.” Kata Alex.
“Baik Tuan, tapi kamar tuan yang mana ?” tanya Annisa.
“Oh kamarku yang ada di depan, tepat sebelah ruang keluarga. Oh ya, nanti malam kalo kamu istirahat di depan kamarku, nah di ruangan itu, udah aku siapin semuanya” kata alex menunjuk ruangan kecil di depan kamarnya yang tak lain adalah bekas gudang barang tak terpakai yang cukup kotor.
“Baik tuan” kata Annisa datar.
Plak… Alex menampar wajah Annisa dengan keras, dan kembali Annisa tersungkur. Kembali Annisa menahan tangis.
“Heh budak, kamu kurang suka melayani saya ya?!! Kalo gak suka gak apa-apa, tapi kembalikan uang 10 jutaku sekarang, biar kamu jadi makanan debt collector bank itu !!” bentak Alex.
“Ma…maafkan saya tuan. Saya su..ka men..jadi bu..dak tu…an. Apapun yang..tuan minta saya akan patuhi” kata Annisa tangisnya pecah.
“Bagus, lalu dengan pemberianku apa yang harus kamu cuapkan, hah ?!! seharusnya kamu bilang terima kasih bodoh !!!” hardik Alex.
“Te…Terima Kasih Tuan” kata Annisa sambil menangis.
“Bagus, cepat cuci piring kotornya dan temui aku di kamar setelahnya” perintah Alex dengan suara yang mulai merendah.
“Baik tuan” kata Annisa seraya bangkit .
Plak..Alek menepuk pantat Annisa dengan cukup keras. Annisa pasrah dan melanjutkan pekerjaanya. Alex pun menuju ke kamarnya, menunggu Annisa. Rupanya nafsu untuk menikmati tubuh budaknya sudah memuncak. Penisnya sudah mulai mengeras. Tak berapa lama kemudian, Annisa mengetuk pintu kamar Alex.
“Ya masuk.” Perintah Alex pada Annisa.
Annisa pun masuk. Alex memerintahkan Annisa untuk berjongkok dengan menangkangkan pahanya di depan Alex. Annisa pun menurut. Tampaklah vagina yang tertutup bulu lebat. Timbul pikiran nakal dari Alex.
“Nis, aku kurang suka dengan jembutmu yang terlalu lebat. Itu ada pisau cukur, cukur dulu jembutmu” perintah
Alex sambil menunjuk meja rias di depannya.
“Ya tuan. Perintah saya laksanakan” kata Annisa menurut. Diambillah pisau cukur tersebut, dan mulailah dia mencukur bulu kemaluannya.
“Hei, lihatin ke aku dong, jangan belakngin aku” perintah Alex.
Annisa pun memutar arah dan mencukur jembutnya tepat di hadapan Alex hingga bersih. Alex tersenyum puas.
“Ok perek, aku udah gak tahan. Sini naik ke ranjang, duduk sebelahku” perintah Alex.
“Terima kasih tuan.” Kata Annisa.
Setelah duduk di sebelah Alex, dengan nakal Alex mencium bbir Annisa. Annisa pun memlas ciuman Alex dengan ganasnya. Tangan Alex mulai menjelajah ke payudara Annisa, dan meremasnya dengan lembut, memainkan putingnya dan mengshisap payudaranya. Annisa yang sudah mulai terangsang mendesah penuh nafsu.
“Ahhh…hhhhh….tu..aann… te..ruuuss..tuuaan… eeennaakk…” desah annisa yang sudah mulai terangsang.
Tangannya pun mulai mengusap selangkangan Alex, dan mencari benda yang di inginkan. Setelah dia mendapatkan, dia mengusab benda tersebut dengan lembut.
“Ooooh nis, lembut sekali belaianmu. Bukain dong celanaku” kata Alex mulai meracau ke enakan.
“HHH…ahhh…baik tuan” kata Annisa yang juga terangsang. Tanpa berpikir lama, Annisa membuka celana panjang
Alex berikut celana dalamnya. Tampaklah penis Alex yang sangat besar berdiri tegak. Annisa ngeri sekaligus kagum melihat ukuran penis Alex yang panjangnya 18 cm dan berdiameter 4 cm, jauh lebih besar dan lebih berotot ketimbang milik mantan pacarnya.Dia tak yakin penis tersebut muat di liang cintanya.
Dengan ragu, Annisa mulai mengusap penis itu dengan lembut. Alex menghentikan kegiatannya.
“Aaahh…Nis, hisap kontolku sekarang” perintah Alex.
“Baik tuan” kata Annisa seraya berjongkok di depan Alex.
Annisa mulai menjilat kepala penis tersebut dan secara perlahan memasukkannya ke dalam mulutnya.Saking besarnya, Annisa musti membuka mulutnya lebar-lebar, dan mulutnya pun telah penuh sesak dengan penis itu.
“HHH..Ahhhh, Ayo nis, kulum punyaku “ desah Alex penuh Nafsu.
Annisa pun menurut. Dengan perlahan, di maju mundurkan kepalanya.
“Ahhh..hhhhh..ooohhh…Nikmatnya. HHHH…enak banget loe nyepongnya.” Kata Alex yang sudah terangsang. Alex memegang kepala Annisa dan sesekali menjambak rambutnya. Annisa terus memaju mundurkan kepalanya, makin lama makin cepat.Namun rupanya Alex telah meminum obat kuat, sehingga cukup lama Annisa memblow job.
“Ahhh…ooohhh…hhhh…Nis …aaku mau…ke luarrr…” desah Alex seraya menekan kepala Annisa lebih dalam.
Namun karena ukuran penisnya yang panjang, Annisa terbatuk batuk. Alex tak perduli. Dia terus menekan kepala Annisa lebih dalam. Tampak wajah Annisa kemerahan menahan sakit.
“Uhuk..hhhkkk..kkkhhhh” suara Annisa kala kepalanya di tekan lebih dalam. Tampak matanya merah menahan siksaan itu namun Alex terus menekan kepala Annisa lebih dalam.
“Ahhh..oooooohh…..aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh..nis…aku ke..luuuuaaarr” desah Alex seraya menahan kepala Annisa supaya tak bergerak.
Creet…creet…cret…keluarlah air maninya di dalam mulut Annisa. Annisa terbatuk batuk namun Alex terus menekan kepala Annisa dengan keras. “hkkkk..hkkkk….hkkkk…” suara Annisa menahan sakit. Dia merasa tak bisa bernafas. Mulutnya pun penuh dengan air mani. Sebagian air mani tersebut menetes di bibirnya. Setelah beberpa lama Akhirnya Alex melepaskan cengkramannya dan Annisa pun bisa bernafas.
“heh perek, bersihin kontolku sekarang. “ perintah Alex.
“ya tuan” kata Annisa .
Annisa menjilat penis Alex dan membersihkan sisa sperma yang masih menempel di penisnya. Namun karena Alex lelah, dia memerintahkan untuk mengulum penisnya kembali. Namun tak di duga, rupanya Alex dengan santainya kencing di mulut Annisa. Annisa berontak, namun, kepalanya di tahan Alex, sehingga mau tak mau Annisa menelan air seni itu.
“Heh budak, minumkencingku, jangan tersisa” hardiknya.
Annisa menurut, dan dengan perasaan jijik, dia telan semua air kencing Alex, dan tak lupa membersihkan penisnya hingga bersih. Setelah selesai, Annisa terbaring lemas dan sejenak mereka beristirahat.Hati kecilnya menangis menerima siksaan dari Alex, namun penderitaan ini musti di jalani hingga 3 bulan ke depan.
Tak berapa lama kemudian, Alex mulai mengusap paha mulus Annisa, dan menciuminya. Annisa kembali terangsang. Alex terus menciumi paha mulus tersebut dan mengelusnya. Tangannya terus bergerak ke pangkal paha tersebut. Diangkatnya kaki Annisa ke atas, dan pahanya di buka lebar-lebar sehingga tampak vaginanya yang ranum.
Tanpa menunggu waktu, Alex menjilat vaginanya, sementara tangannya bergerilya meremas pantat Annisa yang padat dan sesekali menepuknya dengan keras.
“Ahhh..ohhhh..hhhh….tu..aaannn…enak..seeekaallli “ rintih Annisa yang sudah terangsang
“Ahhh..oohhh..hhhh terus tuan…eenak…..ooohhh” desah Annisa.
Alex terus menghisap klitorisnya, dan sesekali menggigit nya.
“Ahhh…oooh…tuan…aku..uuddaaahhh..maauu…keeeluaar” desah Annisa seraya menekan kepala Alex.
Tak berapa lama kemudian keluarlah cairan cintanya. Alex menghisap cairan cinta tersebut hingga habis. Kini Alex memasukkan jemarinya ke vagina Annisa. Annisa pun kembali terangsang. Tubuhnya menggelinjang keenakan.
“HHH..oohh..aah…ahh…ahh..”desah Annisa.
Alex terus mengocok vagina Annisa, makin lama makin cepat. Annisa terus mendesah keenakan.
“Aaaahh..ooohhh…aahhhh…eenak…terus….kocok..trus….tuan…ahhh..ahhh…ahhh…” desah Annisa.
Alex terus mengocok vaginanya, tan terus menekan g spotnya. Setelah 10 menit, Anisa merasa akan mencapai puncak orgasme yang kedua.
“Ahhh…oohhh..aaahh…tuan….aku sudah tak tahan…aku mau..keluar….ahhh..tuan…masukin…tuan..ahhh..ahhh.ooohh..hhhhhh…” pinta Annisa.
Alex tak memperdulikan racauan Annisa dia terus mengocok vagina Annisa.
“Ahh.aahh..aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh” teriak Annisa yang mencapai orgasmenya yang kedua.
Creet..cret…cret…akhirnya vairan cinta itu keluar lagi. Kembali Alex menghisap cairan cinta tersebut.
“Nis, memekmu kan udah basah, nih sekarang aku mau masukin punyaku ke punyamu. Nih lihat, punyaku dah keras” kata Alex menunjukkan penisnya yang mengeras.
“Baik Tuan, saya siap. Masukin sekarang tuan” pinta Annisa dengan wajah nakalnya.
Annisa langsung menangkat pahanya, dan tampaklah vaginanya. Alex segera menyentuhkan kepala penisnya ke vaginanya. Karena vaginanya terlalu kecil, penis Alex beberpa kali meleset. Akhirnya, Annisa menuntun penis itu masuk ke vaginanya. Secara perlahan Alex menekan penisnya. Alhasil penis itu baru masuk seperempatnya.
“Aaakkhhh…..sakit….tuan..pelan-pelan” teriak Annisa yang kesakitan vaginanya dimasuki penis yang super besar tersebut. Alex terus mendorong masuk penisnya. “Ugh, gila, memek loe sempit banget, gimane waktu perawan loe?” kata Alex ditengah gairahnya. Annisa menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri sementara Alex terus mendorong masuk penisnya. Dan bless akhirnya masuklah penis tersebut ke vagina yang mungil itu.
Secara perlahan, Alex mulai memompa liang cinta Annisa. Annisa mulai yang merasakan kenikmatan merintih pelan “Aaah…aahh…aaaah….ter…uuuss….aaah…aaahh”. Alex semakin terangsang. Alex makin mempercepat pompaanya, dan tangannya meremas dan memegang kedua buah dada Annisa.Annisa semakin terangsang, dan terus merintih keenakan.
“Aaah…aaah….tu…aaannn…te..ruus …mas..uk…in…aahhh…”rintih Annisa dengan suara parau yang makin merangsang Alex. Alex terus memompa liang cintanya.”OOOhh…aaah…uhhh…Nis, enak..banget…memek loe…” desah Alex. Dia merasa penisnya di pijat oleh liang cinta Annisa yang sempit itu.
Setelah beberapa menit, Alex mendadak menghentikan pompaannya. Dan “plop” Alex mencabut penisnya dari vagina Annisa. Alex mengambil posisi duduk dengan penis berdiri tegak.
“Nis, sekarang duduk di pangkuanku, cepat !” perintah Alex. Annisa yang sudah terbakar nafsu birahi langsung duduk di pangkuan Alex, dan megarahkan penis itu ke liang cintanya. Bless, masuklah penis itu dengan mudah karena vaginanya telah basah. “Aaahhh….” Rintih Annisa.
Annisa mulaimenggoyangkan pinggulnya. Alex mulai memompa penisnya. Secara pontan Alex memangut bibir mungil Annisa dan memeluknya, sambil sesekali tangannya mengusap punggung lalu turun dan meremas bonkahan pantat annisa yang sekal. .”Mmmmhhffh…mpfffhh…..mpfff….!” rintihan annisa yang dibungkam dengan Bibir Alex.
Plak…sesekali Alex menepuk bongkahan pantat yang sekal itu dengan keras. “aaahh…uhhhh…aahhhh…” erang Alex yang terus memompa penisnya. “Oooh…aaah…uuh…uhhh…te…rus…tuuaaaan….ahhh..aaaah….aaaaahh” rintih Annisa. Alex terus memompa penisnya. Sekitar 10 menit Alex memompa penisnya.
“Akkkhhh..tu…aaan….akuuuuuu…maaauuuuu…keeluaaarrr” rintih manja Annisa.
Ales terus memompa, namun rupanya Alex belum keluar.
“akkkhhh..tuuuaaan…aku…keluarrr… aaaakkkkkkhhhhh” rintih Annisa dengan suara parau.
Dan cret..cret…Annisa mencapai puncak orgasmenya sekali lagi. Alex menghentikan pompaanya. Annisa yang sudah lemas disuruh menungging. Annisa menurut. Alex langsung memasukkan penisnya, dan mulai memompanya.
“Ahhh…ahhh.ahhh…” Annisa merintih keenakan sambil menggoyangkan pantatnya. Alex terus memompa dengan cepat. “Plak…” tangan Alex kembali menepuk pantas sekal Annisa dengan keras.
“Ahh…tuan….sakit…ampun…” rintih Annisa yang merasa pantatnya panas setelah di tepuk dengan keras berkali-kali. Tampak bekas tamparan tangan di pantat yang sekal itu. Namun Alex tak memperdulikan rintihan
Annisa. Sambil memompa penisnya, dia terus menepuk pantat Annisa dengan keras.
“HHhhh…hhh…..aahh….ahh” desah Alex .
“ahhh..aaahhh…tu…aaannn…aku..uudah…gak…kuat…kelu…arin…yaaa” rintih lemah Annisa. Tampak tubuh Annisa di penuhi keringat.
Cukup lama Alex memompa penisnya. Tampak badannya penuh keringat. Alex mulai menjambak rambut Annisa dari belakang. Annisa merintih kesakitan, namun hal itu membuat Alex makin terangsang.
Tak berapa lama kemudian, Annisa merasakan penis itu berdenyut. Terdengarlah erangan Alex.
“Niis…akuuu…mau…kelu…arrr….aah…aaahhh” erangnya. “ahhh..keluar..kann…di…da..lam…tuan…please….” rintih Annisa memelas.
Dan cret..cret..cret…Annisa merasakan cairan hangat itu masuk di liang cintanya.
“Aakkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhh” erang mereka berdua setelah mencapai puncak orgasme.
Keduanya langsung terbaring lemas di ranjang tersebut. Alex tampak tersenyum puas. Begitu pula Annisa yang kebutuhan sexnya terpuaskan. Tampak vaginanya dibanjiri oleh cairan cintanya dan sperma Alex.
“Terima kasih nis atas pelayananmu. “ kata Alex mencium kening Annisa dengan mesra.
“Ya tuan, saya juga terima kasih atas permainannya” kata Annisa tersenyum nakal. “Rupanya tuan kuat juga, padahal saya udah tiga kali keluar” lanjutnya. Rupanya Annisa mulai mencintai Alex.
Mendengar itu Alex tersanjung. Setelah di rasa cukup kuat, Alex mengantar Annisa ke kamar mandi. Di kamar mandi, Alex memandikan Annisa dan membersihkan tubuh Annisa. Rupanya, penis Alex kembali tegang ketika menyabuni tubuh Annisa. Annisa yang melihat itu langsung berlutut dan mengoralnya.
“Ahhh..uhhh…ohhhh…niiis…nikmat…bener…kuluman…nya..”erang Alex seraya memegang kepala Annisa.
Sementara Annisa terus mengulum penis itu.
Annisa semakin mempercepat kulumannya.tak lama kemudian, Annisa merasakan penis itu berdenyut denyut.
Annisa terus mengulumnya dan mengocoknya dengan cepat.
“Ahhh..nis…aaa..kuuu…ke..luarrr….” desah Alex. Cret..cret..cret…keluarlah maninya. Annisa tenelan semua maninya, dan membersihkan penis itu hingga bersih.
“Tuan…sekarang giliran saya yang mandikan tuan” kata annisa seraya menyirami tubuh Alex dengan air. Dengan lembut Annisa menyabuni Alex, dan membersihkan badannya. Namun timbul niat nakal Alex. Penisnya kembali berdiri tegak kala Annisa membelakanginya. Rupanya bongkahan pantatnya menarik bagi Alex.
“Nis, coba kamu menunduk sedikit” perintah Alex.
“Ya tuan” kata Annisa menundukkan badannya. Tangannya bertumpu pada tembok kamar mandi. Alex mulai melebarkan bongkahan pantatnya, dan menjilat anusnya. Annisa terperanjat, namun tak berani membantah. Alex mengoleskan sabun cair di lubang anusnya.
“Ahhh…tu…aannn…apa..yyaang…tuann…lakukan ?” rintih Annisa yang mulai terangsang.
“Sudah, kamu diam aja…jangan banyak protes” kata Alex.
Tak berapa lama, Annisa merasa ada benda asing di masukkan anusnya. Annisa merasakan perih yang luar biasa tatkala benda itu masuk. Rupanya Alex memasukkan penisnya di anus Annisa yang masih perawan. Tampak darah segar mengucur di anusnya. Annisa memejamkan mata menahan perih di anusnya.
“Akkhhhh..tuan….ampun….sakit…tuan…aaakkhhh” teriak Annisa dengan keras. Alex tak memperdulikannya. Dia terus membenamkan penisnya sambil menepuk pantat Annisa dengan keras. Tatkala penis itu masuk sepenuhnya, Alex mulai memompa penisnya. Rupanya dengan pompaan itu, lambat laun Annisa mulai merasakan kenikmatan.
Tanpa sadar Annisa mendesah dan merintih.
“aaahh..uhh..ahhh….uhhh…terus…tu..aannn..aahh” rintih Annisa. Alex semakin bernafsu memompa penisnya.Annisa menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangi pompaan penis Ales. Alex terus memompa penisnya. Makin lama pompaannya makin cepat. Cukup lama Alex memompanya. Setelah 10 menit, Annisa merasakan penis itu mulai mengedut, tanda Alex akan ejakulasi.
“Nis….akuuu…mo…keluar…..aaaahhhhh…uhh….aaaaaaaaaaahhhhhhhh” erang Alex.
Cret..cret…tak lama kemudian Annisa merasakan ada cairan hangat yang mengalir di anusnya. Rupanya Alex mengeluarkan spermanya di anusnya.tampak sperma bercampur darah segar keluar dari anusnya tatkala Alex mencabut penisnya.
“Nis, bersihin penisku dong” perintah Alex.
Annisa yang masih lemas menurut, dan kembali membersihkan penisnya dengan cara mengulumnya.Annisa mengulum penis itu hingga bersih. Setelah bersih, Alex menggiring Annisa ke ruangan kecil yang berada di depan kamarnya.
Di dalam ruangan itu terdapat matras dan rantai yang cukup panjang menempel di tembok.
“Nis, kamu istirahat di sini, nanti malam teman-temanku kemari. Kamu istirahat dulu. “ kata Alex
“Ya tuan, terima kasih atas pemberiannya.” Kata Annisa tersenyum manis.
“Oh ya, selama di sini, kamu harus pake ini” kata Alex seraya merantai satu kaki Annisa.
“Ya tuan. Tapi bagaimana kalo saya harus buang air?” Tanya Annisa.
“nah itu sudah aku sediakan. Ada ember kan, kamu buang air di ember itu aja. Kalo mo pub tinggal pub aja” kata Alex.
“Ya sudah tuan, terima kasih” kata Annisa tersenyum nakal.
Plak, Alex kembali menepuk pantat Annisa dan meremasnya dengan gemas dan tersenyum nakal.
Tontonan Khusus Dewasa –> Film Bokep 2015
“Wah, kamu benar-benar budak sex ku yang sempurna. Memek dan pantatmu sungguh indah.” Puji Alex pada Annisa. Annisa yang mulai mencintai Alex merasa tersanjung. “terima kasih tuan, saya senang jadi budak sex tuan” jawabnya. Alex pun keluar dari ruangan itu, dan menutup pintu serta menguncinya dari luar. Annisa segera terlelap setelah kelelahan melayani Alex. Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Gara-Gara Credit Card appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Aisyah Guru SMP

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Aisyah Guru SMP – Aisya Pradana, seorang guru di SMP Negeri ternama di Solo berusia 26 tahun, benar-benar telah membuatku terpesona. Walaupun usiaku telah 53 tahun, penisku terasa selalu tegak ketika melihatnya. Sekilas cerita, Dengan Jilbab lebar khas seorang muslimah sejati, dia benar-benar sosok istri yang sempurna. Ditambah dengan kacamata minus yang bergantung di depan mata indahnya, hmm … kecantikannya betul-betul menakjubkan.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-aisyah-guru-smp-242x300

Cerita Sex: Aisyah Guru SMP

 
Sebetulnya aku agak segan juga untuk mendekatinya, karena begitu santun dan alim perilakunya, serta perbedaan umur kami yang terpaut seperempat abad.
Suatu sore aku melihatnya sedang duduk di depan Ruang Guru, sepertinya sedang menunggu hujan yang sedari siang tadi mengguyur kota Solo dengan deras. Perlahan akupun mendekati, hingga kemudian duduk di sebelahnya.
“Assalamualaykum, Bu Aisya”
“Waalaykumsalam … Ehh, Pak Hadi. Belum pulang Pak?”
“Belum. Ibu sendiri kenapa belum pulang?”
“Menunggu hujan reda, Pak. Deras sekali hujannya, nggak berhenti berhenti dari tadi siang.”
Sembari mendengar suaranya yang merdu, mataku sedikit melirik ke arah dadanya yang sedikit membusung. Jilbab panjangnya yang berwarna krem tak mampu menutupi kenyataan bahwa payudara akhwat ini memang besar. Aku taksir ukurannya sekitar 36B. Cara duduk Aisya juga begitu anggun. Ia menyilangkan kaki, sehingga rok panjangnya sedikit tertarik ke atas dan memperlihatkan sedikit bagian betisnya yang tertutupi oleh kaos kaki berwarna putih.
Kurasa inilah saatnya bagiku untuk bisa menaklukkan rekanku sesama guru yang menggairahkan ini. Kulihat kiri dan kanan tak ada seorang pun yang lewat karena aktivitas kampus memang sudah selesai semua. Hasrat mudaku pun kembali bergelora, aku pun mulai membaca-baca wirid pemikat yang dulu kupelajari di Gunung *****. Namun tanpa kuduga, Aisya tiba-tiba berdiri hingga aku pun terlepas dari kekhusyukan wiridku.
“Mau ke mana, Bu ?” Aku selalu memanggilnya dengan panggilan Bu Aisya, selain sebagai rasa hormat, juga untuk menyingkirkan perbedaan umur yang cukup jauh di antara kami berdua.
“Sepertinya hujannya masih lama berhentinya, saya mau toilet dulu yah, permisi … Assalamualaykum,” jawabnya sambil berlalu ke arah toilet guru.
Aku yang sudah setengah jalan membaca wiridku pun tak tinggal diam. Aku selesaikan pembacaan wiridku dengan sungguh-sungguh hingga siapapun yang melihat tatapan mataku akan jatuh hati dan menuruti semua kemauanku. Ilmu ini telah kukuasai sejak lulus kuliah dulu. Beberapa kawan pengajian ada yang memberikan informasi tentang wirid ini, dan aku pun langsung mencarinya sampai ke Gunung ***** dan akhirnya aku pun berhasil mendapatkannya, dengan perjuangan yang tak bisa dibilang ringan.
Setelah aku merasa percaya diri dengan wiridku, aku pun langsung mengikuti Aisya hingga ke toilet yang berada di belakang ruang guru. Aku tahu seluruh guru telah pulang, karena akulah yang terakhir berada di ruang guru tadi, jadi sepertinya rencana sore ini akan aman. Ketika kutengok ke setiap sudut toilet, tidak tampak sosok Aisya. Ketika kudengar gemericik air di kamar mandi wanita, maka aku pun menyimpulkan bahwa Aisya pasti sedang pipis.
Dengan cekatan aku pun memasang badan di depan tempat kamar mandi sambil menunggu Aisya keluar. Benarlah, tak lama kemudian sesosok tubuh yang sintal berjilbab panjang keluar dari kamar mandi tersebut. Tanpa menunggu lama, aku pun langsung melancarkan pandangan mautku.
“Bu Aisya …”Ujarku sambil mencegat dan menatap mata Aisya. Mata nan indah itu tiba-tiba menjadi sayu seperti orang yang hilang kesadarannya. Tapi sebenarnya kesadarannya tidak hilang, hanya nafsu seksualnya saja yang tiba-tiba menggelegak.
“Akhhh … Pak Hadi …” Efek dari ilmuku begitu cepat hadirnya, kini Aisya pun telah terjebak dalam permainan nakalku.
Tubuh kami berdua tiba-tiba mematung, tak bergerak sedikit pun. Sunyi, tak ada yang bersuara.Hingga akhirnya Aisya sendiri yang memecah keheningan itu dengan berjalan tapak demi tapak ke arahku. Saat ia telah tepat berada di hadapanku, ia pun memeluk tubuhku yang berbulu lebat ini. Begitu saja aku sudah gembira bukan kepalang. Seorang guru psikologi yang alim dan berjilbab panjang dengan ikhlas tengah memelukku untuk mendapatkan kehangatan birahi dariku. Dapat kurasakan dadanya yang besar naik turun, jantungnya berdetak begitu cepat, tanda-tanda seorang wanita tengah terkena badai gairah.
Untuk berjaga-jaga agar tak terlihat orang, aku pun menggandengnya ke belakang tempat wudhu, sebuah kebun yang cukup tertutup, sehingga terasa aman. Aisya pun menurut saja ketika aku menyandarkan tubuhnya ke dinding, pipinya yang merah benar-benar menggodaku untuk langsung mengecupnya dengan lembut. Tubuh kami berpelukan erat, dan bibirku pun mulai menjelajahi wajah ayu sang akhwat.
“Pak Hadi … apa yang Bapak lakukan? Ini salah pak …” dalam kondisi bergairah pun Aisya masih mampu berpikir tentang salah dan benar, aku pun takjub dibuatnya. Biasanya para korbanku akan langsung pasrah saja menerima apa yang aku lakukan. Ohh … aku makin tak sabar untuk menikmati tubuhnya yang suci ini.
“Nikmati saja Aisya, Bapak janji akan memberikanmu kenikmatan yang tak pernah kau reguk sebelumnya.” Bisikku sambil mejilati pipinya yang ranum. Ahhh … dia langsung mendesah ringan merasakan hangat dan basahnya lidahku di lesung pipitnya.
Tangan kiriku menggenggam erat tangan kanan Aisya dan sedikit menelikungnya ke belakang. Dapat kurasakan basahnya air wudhu masih mengaliri lengannya yang halus dan putih. Sementara itu, tangan kananku pun mulai berani menelusuk masuk ke balik jilbab panjangnya. Satu persatu kancing jubahnya aku lepas, hingga payudaranya yang besar itu pun menyembul keluar.
“Ukhti … toketnya besar sekali yah, boleh Bapak remas?”
“Ahhh … ahhh, boleh Pak. Remas saja …” Jawab Aisya di sela-sela kehausan birahinya. Ia kini mencari cari bibirku untuk dikecupnya, tampaknya dia lumayan ahli juga dalam masalah seksual.
“Ukurannya berapa Bu?”
“36B, Pak. Dan tolong panggil saya Aisya saja … ahhh”
“Besar juga yah Ma, Bapak jadi nafsu banget ngeliat toket kamu.”
Kali ini aku tanganku berganti posisi, tangan kananku berubah menelikung tangan halus Aisya, sedangkan yang kiri meremas2 payudara yang berbungkus bra putih berenda itu perlahan-lahan. Aisya sepertinya belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, sehingga dia kaget dan desahannya menjadi tak tertahan. Aku pun langsung menutup mulutnya dengan bibirku, dan memainkan lidahku di dalam mulutnya yang manis. Aisya yang tak mengerti apa-apa hanya membalas permainan lidahku sebisanya, matanya tampak sayu di balik kacamata yang membuatnya tambah manis itu.
Beberapa menit kami bertahan dengan posisi itu, hingga Aisya pun menggerakkan tangannya untuk memeluk pinggulku. Melihatnya sudah mulai agresif, aku pun mengendurkan telikunganku ke tangannya dan ikut memeluk pinggulnya. Pinggul nan padat itu terasa seksi dan sintal sekali. Belum pernah aku merasakan tubuh wanita yang benar-benar sempurna seperti ini. Aku pun mulai berani merangsang Aisya, guru berkacamata dan berjilbab panjang itu dengan kata-kata kotorku.
“Aisya … mau gak ukhti lihat kontol Bapak?”
Dia tampak terkejut dengan kata-kataku. Wajahnya memerah dan terasa dadanya bergetar kencang. Namun akhirnya dia pun menyerah dan menganggukan kepala, “Mau Pak.”
“Tapi kontol bapak kan hitam, lagipula udah bekas dipakai Bu Maryam (istriku)”
“Gak apa-apa Pak, Aisya udah gak tahan …” Ia pun akhirnya jujur tentang perasaannya, aku pun tak ingin membuatnya menderita lebih jauh dan langsung mengeluarkan kontolku dari balik celana panjangku.
Dengan gerakan reflek, Aisya langsung menggenggam kontolku dengan tangannya, hingga membuatku serasa melayang. Tangannya begitu halus dan lembut, ahh, serasa di surga. Aku singkapkan jilbab panjangnya dan langsung kepalaku aku masukkan ke baliknya guna mengemut payudara Aisya yang demikian menantang. Putingnya telah membesar, warnanya merah muda, bentuknya juga bulat sempurna, benar2 payudara idaman setiap pria. Kami pun saling memuaskan gairah masing-masing hingga matahari tak terasa mulai turun.
Aku pun kaget dibuatnya, menurut guruku, ajian pemikat yang kupakai ini akan hilang khasiatnya bila azan berkumandang. Aku pun berinisiatif untuk menuntaskan hajatku dan yang lebih penting lagi … membuat agar Aisya mau melakukannya lagi denganku di kemudian hari, kalau perlu tanpa ajian pemikat sekalipun.
“Aisya, coba kamu berbalik sayang …”
Ia pun menurut sambil mendesah ringan. Aku remas pantatnya dari balik roknya hingga Aisya sedikit mengerang, suaranya terdengar begitu binal, berbeda sekali dengan kesehariannya yang biasa bersuara lembut, merdu dan anggun. Sedikit demi sedikit aku angkat roknya hingga ke pinggang dan aku turunkan celana dalamnya yang berwarna putih berenda, hampir mirip dengan corak bra-nya. Aisya memang suka sekali dengan warna putih, yang identik dengan kesucian, walau sebentar lagi kesucian yang selama ini dijaganya akan kurenggut dengan penuh kenikmatan.
Tangan kiriku mulai meraba-raba memeknya yang sudah basah oleh lender kemaluan. Aisya tampak telah begitu terangsang, aku pun langsung memposisikan kontolku di depan memeknya. Aisya mendesah makin keras ketika ujung kontolku menempel di bibir memeknya, lehernya kuciumi dengan lembut dan kuperlakukan ia seperti istriku sendiri. Bedanya kami tidak berada di ranjang yang empuk, tapi sedang bersandar di kebun belakang Ruang Guru tempat kami bekerja. Sebentar Aisya membetulkan letak kacamatanya yang telah bergeser kesana kemari, dan pada saat yang sama aku pun menghujamkan penis hitamku ke dalam memeknya, Ughhh …
“Ahhhhhhh, Paaaaakkk Haddiiiii … Kontolnya gedeeeee ….” Aku tak menyangka Aisya yang begitu alim bisa mengeluarkan erengan binal seperti itu. Memeknya tampak berkedut-kedut menghisap kontolku penuh birahi. Tak sesempit milik Aini memang, tapi tubuh Aisya begitu harum hingga aku benar-benar bergairah dibuatnya. Tak lama kemudian aku pun menyentuh selaput daranya dan … ahhh, aku kembali memerawani akhwat berjilbab panjang, cantik pula.
Aku pun mendapat ide untuk merekam persetubuhanku dengan Aisya, sang akhwat alim itu. Aku keluarkan handphoneku yang berkamera lalu merekam video persetubuhanku dengan wanita berjilbab yang telah lama kuidamkan ini dari arah kanan, sambil tetap menggenjot memeknya yang telah terasa begitu licin karena cairan birahinya yang membanjir. Sengaja aku hanya menyorot tubuhnya saja dan membuat sedemikian rupa agar wajahku tak ikut terekam, Ohh, pintarnya aku. Dia pasti tak akan bisa menuntutku balik karena tak ada bukti aku pernah menyetubuhinya, tapi ada bukti kalau ia pernah meringis-ringis kenikmatan ketika disetubuhi pria yang bukan mahromnya.
Beberapa menit kemudian, tubuh Aisya terasa menegang. Aku yang sudah pengalaman tentu tahu kalau ini adalah cirri-ciri wanita yang akan orgasme. Aisya begitu menikmati pengalaman pertamanya bersetubuh denganku, tak heran kalau ia bisa secepat itu mencapai orgasme. Ia pun mulai meraung mencari kenikmatan sejatinya. Pinggulnya maju mudur mengikuti genjotan kontolku di memeknya yang suci itu.
“Ahh … ahhh … ahh, Aisya mau pipis pakk …ahh”
“Lepaskan semua birahimu sore ini sayang … Bapak akan buat kamu melayang”
“Ahhh ahhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhh, Pakkkkkkkkk …………. Aisya gak kuat ………..” sedetik kemudian cairan cinta dalam jumlah yang banyak terasa menyiram kontolku di dalam memek Aisya. Aisya pun langsung ambruk setelah orgasme yang mungkin baru pertama kali ia rasakan seumur hidupnya.
Baru pertama kali ini aku bersetubuh dengan seorang wanita di mana wanita itu langsung ambruk setelah orgasme. Aisya adalah salah satu wanita terunik yang pernah kurasakan. Untungnya tepat setelah itu baru adzan maghrib berkumandang, tanda ajian pemikatku sudah tak ada pengaruhnya lagi pada diri Aisya. “Untung saja dia langsung ambruk,” pikirku.
Aku menyeka keringat yang bergulir di pipi akhwat yang cantik itu sambil memeluknya di bahuku. Aku pun mengeluarkan sapu tanganku dan mengelap kemaluannya yang telah banjir dengan cairan kenikmatannya sendiri. Setelah itu aku rapikan jubah, rok dan jilbabnya, aku masukkan kembali payudaranya yang indah yang tadi menyembul keluar, kemudian aku gendong tubuh indah seorang Aisya Pradana menuju mobilku.
Tontonan Khusus Dewasa 18++ –> Film Bokep 2015
Selama menggendong Aisya, jujur birahiku naik turun. Tak tahan ingin kembali menggumulinya, tapi aku musti bersabar, karena orang sabar disayang Tuhan katanya. Entah petualangan apa lagi yang akan kujalani dengan Aisya. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Aisyah Guru SMP appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Winda Anak Pembantu

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Winda Anak Pembantu – Winda, adalah ceweq kelas 2 sma, berumur 16 tahun, dia sangat cantik dan sexy, mukanya sepintas lalu mirip dengan Selma Blair, bibirnya ranum, kulitnya putih, kakinya jenjang, lehernya tinggi mulus dan dadanya lumayan montok.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-suatu-hari-di-rumah-mewah-225x300

Cerita Sex: Winda Anak Pembantu

 
Banyak cowok yang suka sama Winda, tapi Winda belum bergeming karena masih memikirkan study. Orang tua Winda tidak terlalu kaya mereka bekerja kepada orang tua Susy, yang juga teman sekelas Winda. Susy selalu merasa iri dengan Winda, walaupun Susy cantik tapi cowok-cowokku lebih suka kepada Winda.
Kalau bicara Susy selalu ketus kepada Winda, karena Susy menganggap orang tua Winda adalah anak buah ayahnya dan Winda secara otomatis drajatnya juga harus dibawah Susy, dan tidak seharusnya cowok-cowokku lebih suka ke Winda. Karena itu Susy selalu berusaha untuk merendahkan Winda di depan kawan2 sekelasnya. Susy mempunyai 3 orang kawan karib, yang merupakan anak dari rekan bisnis ayah Susy, mereka juga iri dengan Winda yang selalu jadi pusat perhatian.
Mereka berempat selalu mencari-cari cara untuk merendahkan Winda, supaya cowok-cowokku tidak lagi suka pada Winda. Cara mereka sangat buruk, seringkali mereka memanggil Winda sebagai anak budak. Suatu hari mereka berempat mengundang Winda ke rumah Susy, sebenarnya Winda tidak mau, tapi karena mereka terus memaksa Winda tidak punya alasan lagi untuk menolak.
Kira-kira jam 2 siang Winda dengan masih memakai baju osis sampai di rumah Susy, yang sangat besar di daerah pondok Indah, dan ketika masuk rumah Susy, Winda melihat ternyata Susy itu sangat kaya raya, di rumah Susy yang luasnya hampir 5000m itu terdapat 5 mobil kelas atas di pekarangan dengan merek2 seperti Ferrari, BMW, Mercy new eyes, Land Cruiser, dan Innova. Winda juga kagum dengan pekarangan rumah Susy yang banyak sekali pohon. Susy juga punya 3 pembantu wanita, 1 tukang masak wanita, 1 tukan kebun dan 2 supir pribadi, pokoknya.
Lalu Winda di antar masuk oleh salah satu pembantu itu untuk menemui Susy, keruang keluarga lantai 2. Disana Susy dan ketiga kawanya sudah mengumpul sambil makan makanan kecil dan bermain kamera. Begitu melihat Winda, Susy langsung berkata nyampe juga loh, walau telat ampir satu jam, gua kira elu nyasar ato gak datang. Kebetulan nich gua lagi ngeliatin performance appraisal para staff babe gua, salah satunya adalah bapak elu, dan gua punya hak untuk kasih input ke babe gua sepanjang yang gua tahu, menurut elu performance bapak elu harus gua bilang bagus ato bapak elu harus gua saranin cari kerjaan lain yach ?
Winda tidak bisa menjawab saat itu dan matanya berkaca2 karena dia kebayang kalo ayahnya sampai di pecat keluarganya bisa hancur, ke-2 adiknya bisa putus sekolah karena tidak ada biaya, dan Winda sudah pasti tidak bisa ke perguruan tinggi. Belum sempat Winda menjawab, Susy bicara lagi sambil memegang kamera barunya, o iya, kebetulan gua punya hobby baru photography, karena elu merupakan benda yang menarik, gua mao elu jadi objek photo gua. Winda terdiam.
Susy kemudian meneruskan kalimatnya untuk jadi objek photo gua, elu musti tukar baju, ini gua kasih baju, cepat tukar di kamar situ, sambil menunjuk ke arah kamar mandi. Winda menyadari bahwa pakaian yang di terimanya itu adalah sepasang bikini mungil warna putih. Lalu Winda masuk ke kamar mandi, sebenarnya Winda merasa berat hati dan malu mengenakan bikini mini putih itu di depan kawan2 sekelasnya, tapi dia merasa tidak bisa menolak.
Selesai mengganti bajunya dan dengan memakai bikini mini yang tipis itu Winda merasa sangat terhina dan malu karena bikini itu sangat kecil dan tipis, di kaca kamar mandi Winda bisa melihat bahwa pentilnya menerawang samar2 dari balik bikini atasnya dan di tengah bikini bawahnya bagian depan samar2 ada warna hitam menerawang, sedangkan belahan pantatnya terpampang jelas dengan hanya satu tali menutupi belahan pantatnya. Winda hampir menangis saking merasa malunya melihat penampilannya di kaca.
Tiba2 pintu kamar mandi terbuka dan Susy dan ke3 temannya ternyata membuka pintu kamar mandi dengan kunci serep, dan Susy langsung berkata pake nangis lagi, heh budak cepetan gua udah gak sabar ambil photo bugil elu nich. Teman Susy begitu melihat Winda langsung kasih komentar elu benar2 pantas pakai baju itu daripada baju sekolah elu, ini baju benar2 sesuai dengan drajat elu sebagai budak.
Sebelum memberi instruksi lebih lanjut, Susy dan 3 kawannya memelototi tubuh Winda dari atas kebawah yang hanya terbalut 2 helai kain tipis, dan tampak wajah mereka menyeringgai ketika melihat bikini bawah Susy yang menawang warna hitam, mereka berkata wah jembutnya nongol tuch, tangan Winda secara refleks menutupi depan depan celana dalamnya, Winda merasa mukanya sangat panas.
Oke kita mulai kata Susy, hayo Winda elu berdiri sebelah sana, ke-2 tangan elu di belakang kepala, kaki dibuka agak lebar dan rada jinjit, dengan malu2 Winda mengambil posisi itu, kemudian Susy mengambil beberapa photo Winda. Hayo sekarang photo berempat kata Susy kepada ke3 temanya, posisi Winda tetap seperti itu, kalian bertiga memegang tubuh Winda. Ria (temannya Susy) satu tangan kamu memegang paha kanan Winda sebelah atas dan jari2nya sedikit masuk ke dalam celana Winda kata Susy memberi instruksi.
Angel kamu sama seperti Ria, tapi yang kamu pegang adalah paha kiri Winda, dan jari2 kamu juga masuk sedikit. Siska kamu berdiri di belakang Winda, sambil memegang ke-2 dua payudara Winda, Winda pertama berusaha menolak waktu tangan temannya mau memasukan ujung jarinya ke dalam celana dalamnya, tapi Susy membentaknya untuk jangan macam2, Winda merasa sangat risih, aneh, geli dan terhina di photo dalam posisi seperti ini, karena dia merasa Tangan kawannya menyentuh ujung bulu vaginanya dan menekan2 dadanya. Oke sekarang pemotretan ke-3 kata Susy posisi kalian ber-4 tetap seperti itu, tapi Winda harus melepas bikini atasnya, Siska tolong lepas bikini atas Winda.
Winda mencoba untuk melawan ketika Siska mau melepas tali bhnya, tapi Susy mengingatkan kamu udah tahu apa yang harus saya taruh di diperformance bapak elu ? Terpaksa Winda pasrah saja BHnya dilepas oleh Siska, dada Winda teracung jelas putingnya yang coklat kemerahan kini tampak sedikit menegang, Susy dan ke-3 kawannya menyerigai melihat Winda yang telanjang dada dan terus mengamati dada Winda dengan komentar2 jorok. Winda hampir2 tidak kuat menahan perasaan malu dan terhina, berdiri didepan temannya dengan bertelanjang dada dengan hanya mengenakan sebuah bikini mini.
Oke kita lanjutkan photo2 kita, tangan kamu Siska coba menutupi dada Winda. Ketika tangan Siska menyentuh puting payudara Winda yang terbuka, Winda hanya bisa mendesah geli2 enak bercampur malu. Siska lalu berkata wah Win, puting elu rasanya mengeras, Winda hanya bisa tertunduk malu tak berdaya. Sebelum photo ke-4 coba kalian berikan baby oil ini ke seluruh tubuh Winda. Ria, Siska dan Angel, mengusapkan baby oil ke seluruh tubuh Winda, tidak lupa mereka me-massage dada Winda.
Saat itu ada 2 pembantu wanita Susy yang kebetulan naik ke lantai atas dan ikut menonton adengan photo ini. Winda merasa sangat malu ditonton oleh banyak orang dalam posisi seperti ini. Winda juga merasa geli dan nikmat ketika tangan kawannya meremas-remas dadanya dan memainkan pentilnya. Kawan2nya berteriak wah putingnya makin mengeras, Winda sangat seksi sekali saat itu, tubuhnya mengkilat oleh baby oil, dadanya menegang dan bulu vaginanya samar2 menyembul dari balik celana dalamnya.
Oke sekarang kita melakukan session photo ke-4, dan photo ke-4 ini kita akan ambil di dekat kolam renang. Winda harus berjalan dengan bertelanjang dada dari lantai 2 rumah Susy ke lantai 1 dengan setengah dipaksa oleh kawan2nya serta ditertawakan oleh seluruh pembantu Susy. Winda mencoba menutupi payudaranya dengan ke-2 tangannya dari padangan para pembantu Susy terutama begitu samapai di kolam tampak ke 2 supir dan tukang kebun Susy yang tersenyum2 melihat pemandangan ini.
Begitu sampai dipinggir kolam renang Susy memberi instruksi ke Winda untuk mengambil sapu untuk membersihkan seluruh pinggir kolam, dan Susy akan mengambil photo selama Winda menyapu. Susy benar2 seksi sekali saat itu, dengan hanya memakai sepotong bikini kecil yang menutupi vaginanya dia harus menyapu seluruh pinggir kolam dengan belasan padangan mata tidak berkedip ke arah payudara Winda yang bergoyang2 dengan indah. Winda sudah hampir nangis tak kuat menahan malu, Winda harus menyapu sambil bertelanjang dada kurang lebih selama 10 menit, sebelum Susy berkata stop.
Susy berhasil mengambil kurang lebih 15 buah photo Winda yang bertelanjang dada. Lalu sambil duduk Susy meminta Ria dan Siska menarik Winda ke depannya, posisi celana dalam Winda pas di depan pandangan Susy sehingga gundukan hitam dibalik celana dalam Winda tampak lebih jelas, sambil duduk Susy mengelus2 bagian depan celana dalam Winda dengan depan dan belakang tangannya, sementara ke-3 teman Susy meremas2 dada Winda.
Winda beusaha melawan karena dia merasa tidak pantas Susy menggosok2 vaginanya, tapi Susy membentak Winda dan menyuruh Winda kembali menaruh ke-2 tangannya ke belakang kepala. Winda hanya bisa meram saja menahan perasaan malunya dan geli. Setelah kurang lebih 3 menit menggosok2 Susy bertanya ke Winda gimana rasanya ? Winda tidak dapat menjawab dia hanya memejamkan matanya, karena dia berusaha menahan perasaan malu dan geli2 enak akibat semua bagian tubuhnya digerayangi.
Tiba2 Susy memerintahkan Ria dan Siska untuk melepaskan celana Winda, dan memerintahkan Winda untuk tidak melawan. Winda sekarang benar2 telanjang bulat didepan kawan2nya, beruntung posisinya membelakangi para pembantu Susy. Bulu vagina Winda tampak menarik tidak terlalu lebat tapi cukup hitam dan tumbuh teratur membentuk suatu gundukan, bibir kemaluannya yang sudah mulai biasa tampak samar2. Susy sambil tertawa terus mengamati Winda yang sudah berdiri telanjang dihadapannya sambil sekali2 menyentuh ato memainkan tubuh telanjang Winda.
Susy kemudian menyuruh Winda membalik badan menghadap ke para pembantunya tapi memperbolehkan Winda untuk menutupi Vaginanya dengan tangannya. Susy berkata elu itu pantasnya untuk tukang kebun ato supir gua, jangan coba2 saingan untuk dapetin cowoq2 di kelas tahu. Tampak jakun dari tukang kebun dan supir Susy naik-turun menahan nafsu melihat pemandangan seperti ini, para pembantu Winda bersorak, wah non ini mah udah kayak behind the scenenya film blue.
Dan Winda merasa seperti mau pingsan saking malunya. Susy kemudian menyuruh Winda untuk berlari mengelilingi kolam renang dengan bertelanjang bulat. Susy kembali mengambil kamera dan mengambil gambar Winda yang sudah telanjang bulat. Winda berusaha sebisa mungkin berlari sambil menutupi vaginanya dengan tangan. Sewaktu Winda lari, ternyata adik Susy, si Joni yang kelas 3 SMP sudah pulang kerumah dengan 2 kawannya, Arif dan Joko.
Mereka langsung ikut nimbrung menonton adengan Winda berlari mengelilingi kolam tanpa sehelai benangpun, hanya tangan Winda saja yang dipakai untuk menutupi auratnya. Keringat Winda sudah bercucuran saat itu karena lelah berlari sehingga membuat payudaranya tampak berkilat. Joni dan ke-2 kawannya mendekati Susy dan membisiki Susy untuk memberi perintah agar Winda berhenti berlari dan hanya berjalan ditempat saja dihadapan mereka.
Muka Winda kembali terasa panas ketiga bertatapan mata dengan Joni dan ke-2 kawannya yang terus menyeringgai. Joni kemudian kembali membisiki Susy untuk meminta Winda melompat2 di depan mereka, Winda terpasak melompat walaupun sudah sangat letih sehabis berlari. Joni dan kawan2 cukup menikmati payudara Winda yang bergoyang2 walaupun tangan Winda tetap menutupi vaginanya. Kemudian Susy kembali memberi perintah Winda untuk mendekat ke-tempat duduknya sehingga posisi Vaginanya yang tertutp tangan kurang lebih pas di depan pandangan Susy.
Susy memerintahkan Winda untuk menaruh tangannya kembali diatas kepala. Sehingga aurat Winda terpampang jelas, Winda bisa mendengar dengan jelas decak kagum Joni dan ke-2 kawannya yang mengomentari tubuhnya yang tanpa tertutup oleh sehelai benangpun. Kata2 kotor terdengar dengan jelas, Joni berkata kepada Susy, Sus gua rasa ini budak perlu dibikin orgasme. Winda saat itu hanya bisa pasrah, muka Winda terasa panas saat itu.
Susy kemudian mulai menyentuh dan memainkan vagina Winda yang masih perawan dengan jari tangannya dengan sedikit memasuk2kan, mengorek2 dan mengosok2kan jari tangannya ke vagina Winda, Winda hanya bisa pasrah dan memeramkan matanya saja sambil merasakan berbagai macam sensasi saat itu, vaginanya terasa sakit, perih dan geli, enak sementara belasan pasang mata terus mengamati tubuh telanjang Winda yang tidak berdaya, pandangan mereka terarah ke vagina Winda.
Susy kemudian membentak buka mata elu gua mau melihat penderitaan elu dari mata elu. Winda terpaksa membuka matanya merasakan vaginannya dipermainkan. Mereka tertawa melihat mata Winda yang kadang berkedip2 dengan mulut terbuka menahan rasa geli di vaginannya.
Setelah kurang lebih 4 menit, vagina Winda sudah makin basah, Susy memerintahkan temannya untuk mengambil vibrator dan meletakannya vibrator tersebut di vagina Winda, Winda merasa sangat geli dan mulai merengah dan mengerang2, sekali2 Susy mematikan vibratornya supaya efeknya makin lama, dan Winda bisa lebih sadar bahwa semua orang memperhatikannya sehingga menambah perasaan malunya, setelah kurang lebih 30 menit akhirnya Winda pun mencapai puncak orgasmenya, cairan bening keluar membasahi vibrator. Susy dengan sinis berkata enak luch yach gua bikin orgasme.
Winda merasa sangat lemas dan malu karena ini pertama kalinya dia orgasme dengan bertelanjang bulat di depan beberapa pasang mata yang menatapnya. Susy dan kawan2 kemudian berkata kepada para pembantunya, gua naik dulu lapar mao makan, tolong anak ini dimandiin dan setelah selesai suruh naik ke atas ke ruang makan. Winda dalam keadaan telanjang bulat ditinggal begitu saja dengan para pembantunya Susy. Winda berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya, sementara para pembantu itu menarik Winda kedekat selang air untuk disemprot dan dimandiin.
Para pembantu Winda yang berjumlah 3 itu mulai menyemprot Winda dengan selang air, kumudian mulai menyabuni tubuh Winda, Winda merasa sangat geli dan aneh ketika tangan2 itu menyentuh tubuhnya untuk menyabuni rambut kepalanya, lehernya, punggungnya, ketiaknya, perutnya, payudara, betisnya, pahanya dan sela2 pahanya, tapi Winda tetap kekeh untuk menutup vaginanya dengan ke-2 tangannya. Sementara itu para supir sudah pergi melaksanakan tugas, hanya tukang kebun saja yang sembari membersihkan kebun terus mencoba melirik kearah Winda yang sedang dimandikan.
Setelah selesai, salah satu pembantu itu berkata mbak Winda sudah ditunggu non Susy, mbak disuruh naik keatas. Winda terpaksa berjalan kelantai atas dengan telanjang bulat dan basah, karena setelah mandi dia tidak dikasih handuk, Winda mencoba berjalan dengan berat hati ke lantai 2, berbagai macam perasaan marah, malu, terhina berkecamuk dalam hatinya, belum lagi rumah Susy yang memakai AC central yang distel cukup dingin.membuat Winda yang keletihan dan kedinginan itu beberapa kali menggigil kedinginan. Sesampainya Winda di kamar makan, Susy dkk ternyata baru selesai makan.
Begitu melihat Winda, Susy dkk kembali menyeringgai dan kembali memperhatikan tubuh Winda yang telanjang dan basah dengan pandangan merendahkan, Winda hanya bisa berusaha tabah menghadapi cobaan ini. Lalu Susy berkata wah makanannya sudah habis, supaya elu jangan sakit elu makan makanan sisa dari piring gua aja dech, hayo kawan2 kumpulkan makanan sisa kalian jadi satu biar Winda yang menghabiskannya. Mereka lalu memberikan satu piring makanan sisa ke Winda dan meminta Winda untuk makan dilantai, Susy dan kawan2 nya kembali memperhatikan tubuh telanjang Winda yang sedang makan dengan terpaksa.
Tiba2 bruno dan Blacky anjing herder Susy muncul, melihat ada orang asing di rumahnya Bruno langsung menyalak dan mengancam Winda, ternyata bruno dan Blacky tidak menggigit mereka hanya menjilat2 tubuh Winda untuk berkenalan, anjing2 itu menjilati tubuh Winda, payudara Winda dan juga vagina Winda, teman2 Winda tertawa melihat Winda yang sedang telanjang bulat sangat ketakutan dan jatuh bangun diterjang anjing2 itu, Susy berkali2 mengambil foto Winda ketika ke-2 anjing itu menjilat2 vagina Winda.
Kemudian Susy dan kawan2 berunding keras2, habis ini kita bikin acara apa yach ? photo2 sudah, acara lari bugil sudah, apa lagi yach yang bisa bikin Winda tambah malu ? Kita botakin saja rambutnya ato cukur bulu kemaluanya kata Siska menimpali. Ato kita undang teman2 sekelas kerumah elu Sus, kata Ria memberikan usul, jangan2 kata Angel gua punya ide lebih baik, gimana kalo ke-2 adik Winda saja si Rudy dan Dewi yang kita undang, dan kita paksa mereka melihat tubuh telanjang kakaknya yang tercinta, supaya mereka juga memandang rendah Winda.
Winda hanya bisa pasrah sambil menggigil membayangi apa yang akan terjadi kedirinya berikutnya. Tapi ternyata kemudian tiba2 ibu Susy yang baru pulang arisan muncul dengan 2 orang temannya, yang terpesona melihat seorang ceweq cantik dalam keadaan tanpa busana, sedang dikerjain oleh anaknya. Ibu Susy kemudian menegur Susy agar jangan mempermainkan Winda. Kemudian dengan berlagak baik dia merangkul Winda sambil tidak lupa menjamah payundara Winda, kemudian mereka menduduki Winda di sofa yang tetap dalam keadaan telanjang.
Ibu Susy dan kawan2 mengajukan pertanyaan ke Winda, sementara mata mereka dengan rakus dan senyum menyeringgai tetap memandang tubuh terlanjang Winda, terutama vaginanya yang ditumbuhi oleh rambut halus yang rapih sehingga bibir kemaluannya tampak samar2, sehingga vagina Winda tampak sangat seksi. Setelah beberapa saat, ke-2 ibu ini yang ternyata ada bakat lesbiah mulai aggresive mengerayangi tubuh Winda.
Mula2 mereka berlagak akrab dengan menaruh tangan mereka di paha Winda, kemudian memegang perut Winda, setelah itu tangan mereka merayap naik ke atas menjamah payudara Winda. Winda terkejut, karena dia mengira ibu Susy dan temannya bermaksud akan menolongnya, dia tidak menyangka bahwa mereka mulai memainkan tubuhnya juga.
Untuk mengalihkan perhatian Winda, Ibu Susy kemudian kembali menanyakan beberapa pertanyaan, seperti apakah Winda pernah berhubungan sex, atau pernah telanjang sebelumnya dan beberapa pertanyaan lain, Winda menjawab tidak tapi ibu Susy mendikte dia untuk menjawab iya. Sementara Winda berusaha berkonsentrasi menjawab pertanyaan ibu Susy, ke-2 ibu tadi dengan leluasa memainkan payudara dan vagina Winda, Mereka menghisap payudara Winda kemudian mengorek2 vagina Winda, ato sesekali mencabut bulu kemaluannya yang mebuat Winda kesakitan.
Setelah kurang lebih lima menit tangan ibu tadi menempel dan mengorek2 kemaluannya Winda mulai merasakan suatu sensasi, perasaan geli dan nikmat di vaginanya sehingga kelentit vaginanya dan puting susunya kembali menegang, sehingga dia tidak mampu lagi menjawab pertanyaan2 ibu Susy, sementara ke-2 wanita itu mengetahui bahwa Winda sudah sangat terangsang, tambah cepat mengocok vagina Winda, para ibu tadi mengorek2 vagina Winda dan menjilati payudaranya, Winda hanya bisa terengah2 dengan disaksikan beberapa pasang mata, tidak lama kemudian cairan lengket kembali menyemprot dari vagina Winda, Winda mencapai orgasme ke-2 dengan diperhatikan oleh beberapa pasang mata. Setelah itu Susy memperbolehkan Winda untk pulang sambil berkata bahwa setelah hari ini Winda akan jadi terkenal, berkat foto2nya. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Winda Anak Pembantu appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Cantik dan Seksi Tanteku

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Cantik dan Seksi Tanteku – Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-cantiknya-tanteku-225x300

Cerita Sex: Cantik dan Seksi Tanteku

 
Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.
Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuaaaahhhhhhh, segerrrr tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat HP-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
“Halo Tan, ada apa?”
“Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
“Sekarang?” tanyaku lagi.
“La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.
Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
“Sorry ya Wa, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
“Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Wa,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
“Oke deh!” sahutku dengan girang.
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
“Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
“Bentar Tan!” jawabku.
Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.
Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!
“Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.
Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.
“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya
Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
“Maksud Tante?” tanyaku lagi.
“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.
Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.
Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu.
Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan.
“Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.
Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.
Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”
Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang.
Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.
Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.
Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah.
Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Cantik dan Seksi Tanteku appeared first on Doyanbokep.


Cerita Dewasa Pijat Plus_Plus Mahasiswi

cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny.

Pijat Plus_Plus Mahasiswi

Pijat Plus_Plus Mahasiswi – Lulu merupakan Mahasiswi yang baru menginjak semester 4. Lulu asli perantauan dari daerah tempat asalnya yang jaraknya sangat jauh dengan tempat kuliahnya.

Dengan segala keterbatasan biaya , Lulu mencoba untuk mencoba untuk mengambil suatu pekerjaan sampingan yang sedikit mudah karena untuk menopang hidupnya dan biaya kuliah nya di daerah rantau.

Dengan segala kebutuhannya, Lulu tak punya punya uang tambahan karena kiriman dari orang tua nya juga terbatas.

Kemudian Lulu mencoba untuk mengambil pekerjaan ini dan memantapkan hatinya dengan berbagai resiko yang di ambilnya, untuk memenuhi segala kebutuhannya.

Pijat Plus_Plus Mahasiswi – Pada awalnya Lulu mencari alamat yang di tuju nya, dan Lulu memasuki sebuah rumah yang mewah dan sesampainya di sana keraguan di dalam hatinya kembali muncul karena dengan berbagai resiko tersebut.

Akan tetapi, Lulu teringat akan segala kebutuhannya. Dan kini dia sekarang menjadi mantap dengan pilhannya untuk mengambil jalan yang praktis dan instan.

“Cari siapa Neng?” ucap seorang Tante,

Kisaran usianya 39 tahun menyambutnya di depan pintu.

“Iya Tante…”

“Ini Lulu . . . ,mau cari pekerjaan…” ucap Lulu.

“Owh. . .pekerjaan yach..?

” Ucap Tante si pemilik rumah mewah itu.

Tante itu kelihatan heran dan sedikit penasaran ,

”Disini…., maksut kamu neng?”

“Kamu dapet info dari siapa?? “ucap tante.

Lulu sedikit bingung harus bicara apa.

“Iya..pekerjaan…sebagai.. mmm.. . . .???”

“Sebagai…..”

Lulu berusaha mencari kata kata yang pas untuk Tante, karena belom berani to the point pembicaraannya.

“Neng tahu ini tempat apa….?” Ucap Tante ,

Sedikit bertanya-tanya seolah menyidik dan Tante juga harus berhati-hati.

” Iya.. Tante saya tahu….” Lulu mengangguk,

“Pernah melakukanpekerjaan ini sebelumnya..?” tanya Tante Lulu hanya menggelengkan kepala tanpa berbicara banyak.

“Ouuuh. . kamu masih kuliah…..?”Tanya Tante pemilik Rumah

“Iya. . .,Tante tetapi saya….”

“Kamu butuh uang yach. . .standar lah disini…” ucap tante memotong

“Nama kamu siapa neng….?” tanya tante itu,

sambil melambai memanggil seseorang yang berada di dalam rumah nya.

“Lulu…Tante…..”ucap Lulu,

Pijat Plus_Plus Mahasiswi – Kemudian datanglah seorang wanita muda berPakaian sangat sexy datang mendekat, yang tadi sedang di panggil oleh Tante si pemilik rumah mewah.

“Nah..Lulu…..kamu tahu kan?? apa harus kamu kerjakan di tempat ini, di panti pijat..?”

“Setiap dapat tamu kamu dibayar dua ratus ribu, kalau mereka mau dipijat bugil ada tambahan biaya juga untuk kamu”.ucap Tante.

Setelah panjang lebar Tante itu menjelaskan tentang upah, kemudian selama dalam bekerja ditempat pemijatan itu terjadilah kesePakatan dan Lulu menyanggupinya.

Kemudian Tante menyuruh wanita muda sexy itu yang di panggilnya tadi, untuk membawa Lulu ke tempatnya dulu. “Eni, coba kamu bawa Lulu berkeliling

“ Pijat Plus_Plus Mahasiswi – Sambil berkeliling memperlihatkan fasilitas panti pijat itu, Eni juga mengingatkan jika terkadang ada tamu yg permintaannya aneh-aneh dan macam-macam, bahkan sampai bondage.

Mendengar cerita Eni, Lulu kembali ragu. Namun Lulu sudah mantap dan terlanjur masuk dan lulu sudah bertekad akan menjalani semua ini demi kebutuhannya.

Lulu meruPakan gadis yg cukup cantik , meski nasibnya tak seindah wajahnya. Wajahnya yang menawan membuat banyak pria yang suka kepadanya dengan rambut sebahu , buah dada 30B, dan bokongnya yg bulat sempurna.

Dengan penampilan seperti itu, bahkan Lulu lebih terlihat sebagai pelajar sma dibandingkan mahasiswi. Lulu kemudian dibawa ke sebuah ruangan dimana telah menunggu seorang pria usia 30 tahunan.

“Dia pemilik panti pijat ini….namanya Om Jefri” kata Eni.

Eni kemudian berbicara sejenak dengan om Jefri , lalu meninggalkan Lulu berdua an disana sendirian.

“Haalo…saya Jefri….panggil saja Om Jefri….” kata Jefri sambil mengulurkan tangannya.

“Lulu, Om…” jawab Lulu menyambut uluran tangan Jefri.

Jefri tidak segera melepaskan genggaman tangannya,dia menatap Lulu bagai sedang menaksir sebuah karya seni.

“Baik kalau begitu…” ucap Om Jefri.

Kemudian sambil melepaskan jabatan tangannya. Jefri kemudian melepaskan satu persatu Pakaiannya, sehingga ia telanjang bulat dan kontolnya terlihat cukup besar, setidaknya membuat Lulu agak tercengang.

“Nah Lulu..coba urut punya Om……”kata Jefri.

Lulu perlahan mendekat dan berlutut di antara kaki Om Jefri, kedua tangannya menggenggam kontol Jefri, dan dengan gerakan yang teratur Lulu mulai memijit kontol Jefri naik turun.

Jefri terlihat tersenyum dan puas dengan pijitan Lulu.

“coba Pake mulut …..” perintah Jefri. Lulu dengan patuh memasukkan kontol itu ke dalam mulutnya, dan menyusuri kontol tersebut maju mundur dengan bibirnya.

Suara geraman dan kocokan berirama mengiri semua nya.

“Ouughh…You Are….OOuughhh….”

“The Best. . .”

Jefri menggeram sambil meremas rambut Lulu sampai berantakan.

Lulu terus melakukan oral dengan perlahan dan rileks,karena Lulu juga sering melakukannya dengan mantan pacarnya dulu. Sampai beberapa lama akhirnya , kontol Om Jefri menyemburkan cairan pejuhnya.

Om Jefri menahan kepala Lulu agar seluruh pejuhnya tertelan oleh Lulu.

“Hahahah..Enak. . .Enak. . .Good. . .”

“Kamu berbakat juga ternyata…….hahahaha…kamu masuk dan diterima……” kata Om Jefri senang.

Lulu masih berlutut dilantai dan tertunduk malu, kini sudah tak mungkin lagi untuk kembali. Sabtu malam adalah malam pertama Lulu menjalani pekerjaanya sebagai gadis pemijat.

“Anak anak….Pak Deni sudah datang….” kata Tante Susi sambil mengantar seseorang yang wajahnya sepertinya Lulu kenal,

Pak Deni adalah salah seorang pejabat pemerintah dan wajahnya sering muncul di televisi menyuarakan gerakan moral.

Sangat bertolak belakang dengan apa yang dia lakukan sekarang ini. Sebagai pelanggan tetap tempat itu, mata Pak Deni langsung menangkap barang baru di tempat itu.

Tidak mempedulikan godaan para perempuan lain , dan Pak Deni lalu mendekati Lulu.

“Hai…gadis manis….kamu siapa….?” tanya Pak Deni….

“Iyaa..Lulu …Om….”jawab Lulu “Baru ya disini…..” tanya Pak Deni “Ini emang hari pertamanya dia Om…” Eni yg menjawab. ditimpali dengan anggukan kepala Lulu.

“OOoouuuh…..bagus..Ayo…..langsung ke dalam…Om udah pegel pegel nih…” kata Pak Deni.

Sambil menarik tangan Lulu masuk ke sebuah kamar dan Lulu sedikit senang serta gugup menghadapi pelanggan pertamanya.

“Om mau mandi dulu..?” tanya Lulu “

Gak usah…langsung aja….”kata Pak Deni Sambil melepaskn seluruh Pakaiannya dan sementara Lulu merapikan tempat tidur dan minyak pelumas.

“Lhooooo..kok bajunya ga dibuka…” kata Pak Deni

Ketika melihat Lulu berdiri di sisi ranjang masih berpakaian lengkap.

“Om bukain ya…” kata Pak Deni sambil membuka satu persatu kancing baju Lulu dan melemparkan jatuh blouse Lulu.

Sambil melepas BH Lulu , Pak Deni menyempatkan meremas sejenak payudara Lulu yang menggiurkan itu,. Barulah kemudian melepas rok dan CD Lulu, sehingga Lulu pun kini bugil bulat-bulat.

Pak Deni lalu berbaring telungkup di ranjang dan Lulu mulai melakukan pemijatan.

Saat Lulu meratakan minyak pelumas di punggung Pak Deni dan memijat- mijat Pak Deni dengan santai mengajaknya mengobrol banyak hal, sehingga suasananya cukup cair.

Pak Deni tak henti-henti memuji pijatan dan sentuhan Lulu. Kemudian Pak Deni membalikkan badan, kontolnya tegak tegang perkasa.

“Pijat refleksinya dong ….” kata Pak Deni sambil tersenyum. Lulu mengerti maksudnya dan langsung memulai memijat-mijat kontol Pak Deni.

Sementara Pak Deni aktif meremas remas payudara Lulu. Lulu kemudian memijat, dan mengocok makin kuat saat rangsangan di payudaranya membuatnya semakin terbang melayang gemetaran.

Lulu kemudian menggantikan tangan dengan mulutnya, kontol besar Pak Deni kini memenuhi mulutnya.

Dan dengan mulutnya Lulu mulai menghisap dan bergerak naik turun menyusuri panjang batang kontol itu.

“UUagghhhh..”

“Dasyaattt/ . . . . “

“Hebat kamu……”

Pak Deni terlihat puas. Lulu terus mengocok, mengulum , dan menjilat kontol itu sehingga membuat Pak Deni semakin terbuai oleh kenikmatan. Tak butuh waktu lama sampai kontol itu semakin menegang dan mengejang.

Akhirnya menyemburkan seluruh pejuhnya, kemudian Lulu membersihkan sisa -sisa sperma dengan menjilatinya dan membuat Pak Deni semakin tertawa puas dan nikmat lega, kemudian Pak Deni pun memberi uang tips yang cukup besar.

Malam pertama Lulu , ia harus melayani 6 orang tamu, namun hasil yang didapatkan cukup lumayan. Lulu tidak akan menyesali keputusannya terjun ke dunia seperti ini.

Malam mingu berikutnya, tante Susi menyuruh Lulu untuk memakai seragam SMA karena ada tamu yg menginginkan dipijat oleh gadis SMA.

Dengan wajah polos Lulu, tak sulit bagi Lulu untuk berubah menjadi gadis SMA. Malam itu Lulu memakai kemaja putih SMA ketat dengan dua kancing atasnya dibuka dan rok mini abu abu pendek, dibaliknya ia tak memakai apa apa lagi.

Pada jam 9 malam, tamu itu sudah datang dan langsung terpana melihat kecantikan dan keindahan Lulu yang terbalut seragam SMA.

Tamu yang dimaksud ternyata adalah Pak Sony, dia adalah salah seorang pengusaha sukses, beberapa hari lalu Pak Sony baru lolos dari tuduhan korupsi .

Maka hari ini, Pak Sony ingin merayakannya.

“Hello..saya Sony…..dan kamu pasti Lulu..?”ucap Sony.

“Betul Om….”ucap Lulu

“Okey. . .kalo gitu….” Ucap Pak Sony.

Kemudian Pak Sony tak sabar membawa Lulu ke kamar. “Om…mau mandi dulu……??” tanya Lulu “Iya..tapi kamu lihat ya….” kata Pak Sony sambil mencolek payudara Lulu.

Pak Sony pun mandi dengan pintu terbuka agar Lulu bisa melihatnya, dan ia meminta Lulu selagi ia mandi, Lulu harus melakukan oral sendiri.

Dan begitulah sambil Pak Sony di kamar mandi dan Lulu mengelus-ngelus pahanya sendiri sampai ke pangkal paha.

Kemudian menyibakan rok pendeknya dan tangannya meremas -remas payudaranya sendiri sambil mengerang dan merintih nikmat.

“Aaauuuhhhhh…Aawww,,,Aaauuoohhh……..Auuuhhhhhhhh…. .”

Lulu membuka satu persatu kancing bajunya dan memperlihatkan payudaranya meremasnya kembali dan memainkan putingnya.

“Oooooouuuuh…….A.aaaaiiihhhhh…Oooouuwwhhhhh……Aaww ww.. …..”

Entah karena Lulu terangsang atau menjiwai , lulu tak menyadari kalo Pak Sony mendekatinya. Lulu baru menyadari saat kontol Pak Sony sudah ada di depan mulutnya, tanpa membuang waktu sedetik .

Kontol tersebut telah masuk ke mulut Lulu kemudian Lulu mulai memaju mundurkan kepalanya, dan memberikan sensasi kenikmatan pada kontol Pak Sony.

Lulu memainkan jurus jilatan dan hisapan mautnya , sampai akhirnya pejuh Pak Sony menyembur masuk ke mulut lulu.

“ Hahahhahuhuhu… . bagus..bagus…” kata Pak Sony Pak Sony

kemudian menerkam dan menindih tubuh Lulu, payudara gadis itu diremas dan disedot sedotnya bagai kempongan, membuat Lulu mengerang dan merintih kenikmatan.

“Oooooouuuh….Om……SLowly….Om……

Aauuuhhhhhh Hhh.. Aawhhhhh….”

Pak Sony kemudian menyusuri bentuk –bentuk tubuh Lulu dengan lidahnya, menimbulkan sensasi geli dan birahi pada Lulu.

“Ooouuh….hihii..Ouwhhh..geliii..aww…..Om…. ahhh ….Om…….”

Lulu semakin menggelinjang tak karuan saat sapuan lidah Pak Sony mencapai klitorisnya, birahinya kini sudah hampir mencapai puncaknya.

Puas menjilati dan mengobok-ngobok tubuh Lulu ,kemudian Pak Deni menyuruh Lulu untuk bersiap dalam posisi nungging

Setelah bersiap pada posisinya, dengan lembut dan perlahan Pak Sony mulai memasukan kontolnya dan mendorongnya perlahan namun kian lama kian cepat.

Sambil menggenjot Lulu, tangan Pak Sony tidak diam saja.

Payudara Lulu yg menggantung dia remas-remas, beberapa kali pantat Lulu ia pukul sampai memerah.

“Aauuuww…Om…….Ouuhhhh…PElaaaaan. . .donk Om…”

Setiap sodokan Pak Sony membuat Lulu semakin dekat pada orgasme dan ia membenamkan wajahnya di bantal menahan suara rintihan dan erangan kenikmatan dari mulutnya. “Ouughh…..Lulu…Ouughhh..”

“Kamu….Hebat….aashh h… .” geram Pak Sony

Keduanya menggeram dan mengerang menambah erotis suasana ruangan itu, smpai akhirnya keduanya bersamaan mencapai klimaks orgasme….

“Aaaaaaaaauuuhhhhhh….Aaauuhhhhhhh…” Lulu berteriak panjang.

Sendi-sendi Lulu melemah membuatnya ambruk di kasur dengan tubuh Pak Sony diatasnya dan dengan kontol masih menancap.

Malam itu mereka akhiri dengan mandi bersama di kamar mandi Pak Sony masih sempat menyetubuhi Lulu dengan posisi berdiri, membuat seluruh tenaga Lulu habis malam itu.

Uang Tips dari Pak Sony adalah yang paling besar dari semua tips yang Lulu terima.

Hal yang patut di terima mengingat ia harus bekerja sangat keras, untunglah Tante Susi mengerti keadaanya dan menyuruh Lulu beristirahat dan tidak menerima tamu dulu.

Pak Sony dan Pak Deni menjadi langganan tetap Lulu disana.

Mereka berdua tidak mau dilayani siapapun kecuali Lulu. Sampai pada akhirnya Pak Deni ingin memiliki Lulu hanya untuk miliknya.

Pak Deni menebus Lulu dari Tante Susi , dan menjadikan Lulu sebagai simpanannya sampai sekarang.

Hal itu menjadi berkah tersendiri bagi Lulu, kini ia tak lagi khawatir akan kehabisan uang.

Rumah dan mobil pun Lulu sudah punya, meski jauh dalam hatinya Lulu berharap Lulu bisa hidup normal dan menjalani kehidupan bekeluarga seperti halnya orang lain…..hanya saja…entah kapan……….dan kapan waktunya. Selesai.

Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, Blowjob, handjob, Cerita sex dewasa, Cerita seks dewasa, Tante girang, Daun muda, Pemerkosaan, Cerita seks artis,Cerita sex artis, Cerita porno artis, Cerita hot artis, Cerita sex, Cerita kenikmatan,Cerita bokep, Cerita ngentot,Cerita hot, Bacaan seks, Cerita, Kumpulan Cerita Seks, Onani dan Masturbasi, Cerita seks tante,blog cerita seks, Seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep.

The post Cerita Dewasa Pijat Plus_Plus Mahasiswi appeared first on Doyanbokep.

Article 8

cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny. 

Ngihik Sama Anak SMP | Di tahun 2008 ,aku yang bekerja di perusahaan swasta di semarang. Aku yang dapet tugas dari pimpinan untuk mengisi di wilayah pekalongan.

Busett… gila bener , aku yang berpikiran untuk di pindahkan tapi tanpa uang tambahan pindah ke kota lain. Info dari temen-temen kalo di pekalongan kantor cabang nya kecil dan berantakan. Pikiranku terus aku mau tinggal dimana, tanpa uang kos pula. Dan pimpinan yang berkata kepadaku , aku hanya di tugaskan paling lama 3 bulan saja di pekalongan.

Ngihik Sama Anak SMP 

Waduuhhh…saya yang di semarang langsung bisa tinggal di rumah sendiri, tanpa biaya tambahan. Dan saat ini aku yang akan di tugaskan tanpa uang tambahan pula..

Buseet ! ! ! ! Apa di kata , aku mengiyakan saja perintah dari pimpinan dari pada aku kena pecat bisa boro-boro, cari kerjaan lagi sulit-sulitnya masalahnya.

Oke !!

Ke esokan harinya aku langsung meluncur dengan kendaraan pribadi, sepeda motoran. Sesampainya di kota pekalongan aku mencoba tengok sebentar saat melewatinya dan ingin tau juga untuk keadaan kantor cabang di pekalongan itu seperti apa , karena aku belom pernah melihat kondisi di kantor cabang pekalongan.

Aku muter-muter aja di daerah pekalongan utnuk mencari tempat kos yang berdekatan dengan kantor cabangku dan aku mendapat arahan teman sekantorku untuk mencari tempat kos yang nyaman. Karena aku juga punya temen yang berdomisili Pekalongan , jadi sedikit terbantu lah. Kemudian saya menemukan tempat kos dari arahan temen aku.

Tempat kosnya kok kayak gini ya ???

kayak rumah .??tanyaku .

“ Memang , tapi jangan di lihat dari bentuk rumahnya ??pemilik rumahnya kenal baik sama saya lho. .!!

Rumah tempat tinggal Mbak Susan ini sangat nyaman juga lho dan suaminya bekerja di perhutani dan Mbak Susan ini sudah punya anak 2 perempuan. Mbak Susan yang bekerja sendiri dan punya toko deket pasar Setono.

Sebelum Mbak Susan pergi ke toko , dia berpesan :

“Oke kamu tinggal disini saja , anggaplah ini rumahmu sendiri”.

“Terima kasih mabk Susan” jawabku.

“ Oiya ini anakku, Eliz masih kelas 2 smp dan sedikit bongsor. Yang pertama sudah kuliah di purwakarta ” ucap Mbak Susan.

Ngihik Sama Anak SMP | Buseett. . .mantep benenr bleehh. . .aku lihat Eliz yangn masih berumuran masih muda tapi sudah berbadan semok gini ya ??

Bahenol banget dari atas ampe bawah udah di kasih bemper semua, biar nabrak nya aman kali ya…. 1 bulan sudah berlalu , aku yang tinggal di rumahnya mbak Susan , setiap kali kalo aku sedang balik kerja sering kali melihat Eliz yang sedang lonjoran sambil nonton tv dan mengemil. Dan kadang kadang Eliz juga bertanya ke aku,

“ Baru pulang ya Om..??”

“ Wah lembur teru nih Om. . ?”

Dan aku menjawab seadanya.

“ Iya, Liz. . .lumayan capek hari ini..?” ucapku

“ Oiya , Ibu kamu kemana Liz. . ??tanyaku .

“ Belom pulang ya… ?”

“ Mungkin sebentar lagi OM.. ?” jawabnya.

Aku yang selalu memperhatikan tubuh Eliz yang sedang mengenakan rok mini, di samping gitu lonjorannya se enak nya lagi!! Sehingga terlihat jelas dengan paha yang mulus putih dan Eliz juga sangat cuek cuek saja.

Hmmmmm….bikin tambah gemems aku. Kadang kala Eliz juga suka masuk kamar nyamperin aku, dan sering tanya-tanya masalah kerjaan dan kadang pula juga minta bantuan untuk mengerjakan PR nya. Dengan perasaan risih kalo Eliz masuk ke kamar ku dan sepertinya Mbak Susan dan suaminya biasa biasa aja tuh, tau kalo Eliz suka maen di kamar ku . yauda tapi gak ada masalah kalo gitu !!

Dan Mbak Susan malah kadang nyuruh Eliz buat nemenin aku ngobrol atau gak sering bantu beresin berkas-berkas ku. Saat itu aku ijin pulang dari kantor cabang kisaran jam 12.30 siang. Karena semalam aku lembur ampe pagi.

Tapi sebelumnya tugasku sudah aku beresin semua. Dan aku masih ngantuk banget brooww.. Setibanya sampai di tempat kossan , kok sepi banget ya rumahnya??

Ngihik Sama Anak SMP | Pada kemana nih..kok gak kelihatan. Waktu aku buka pintu…eh ada si Eliz seperti biasa yang sedang nonton tv sambil tiduran disofa… Dengan rok mini andalannya & kaos ketat… Buseeett. . .!!

Semok banget…!

“ lho udah pulang ya Om ! ” tanya Eliz..

” Iya nih ..mungkin Om kecapekan kemarin” jawabku singkat. Aku langsung aja menuju ke kamar buat ganti baju.

“ Om. .Om. . .mau makan sekarang gak Om?” tanya Eliz depan pintu kamar.

“ Oiya , Nanti aja deh kalo makan nya. .. ”

“ Eh ,bikinin es sirup buat om aja deh..?” jawabku

Beberapa menit kemudian . .

“ Ini Om Es sirup nya. . !!!

“ Mau Eliz pijitin sekalian gak OM. . .?” tanyanya polos

Beruntung banget aku…

“ heheehe. . .boleh jg nih…” pikir mesum ku.

Lalu Eliz pun segera berbincang-bincang dan menanyakan ,

“ Om udah punya pacar belum sih. .?”

“ Kok Eliz gak pernah ngobrol lewat telpon dan rencana mau nyamperi pacar om??”

“ Udah , tapi di a juga kerja Di Semarang” jawabku singkat.

“Kalo kamu udah pacaran belom Liz?” tanyaku

“ Ya gitu deh…ada temen satu sekolah, tapi kalo mo kesini malu dan gak berani Om. . .gak boleh sama Ibu”

“ Kalau ketahuan sama Ibu, ntar bisa marah marah !!”

“ Pacar Eliz genit , suka minta di ciumin terus !!” jawabanya .

“Ohh. . lha kok bisa gitu ??

kan enak di cium sama Pacar Eliz??”celotehku.

“ iya juga sih Om. ..tapi Eliz gak bisa ciuman pake bibir”ucap Eliz.

“ lha kenapa ??

masa gak bisa sih??”

“ Mau Om ajarin yang lebih enak gak eliz??”

“ hehehehe..”

“ Hmm…gimana Om??

Gimana sih Om?? Tanya polos.

“ bener ya Om ajarin dikit , tapi ingat jangan bilang ke Ibu ya??

Terus jangan marah kalo Om keterusan Eliz…” ucapku.

“ Oke deh . Om tenang saja ??”jawab Eliz

“ Bujuuuuk Buseeet. . .kena juga nih gadis kecil bertubuh semok”

Yang biasanya tiap harinya, aku hanya bisa memandangi bagian tubuhnya yang semok aja dan sekarang kini bisa kuraba-raba dan kurasakan. Rejeki gak kemana bung. . . . Kebeneran lingkungan di rumhanya lagi sepi, hanya ada aku dan Eliz.

Ngihik Sama Anak SMP | Aku langsung saja memulai menhgajari untuk bercipokan dengan pemanasan dulu .kemudian aku pegangi pipinya yang lembut nan kenyal halus terus aku langsung libas bibirnya yang seksi. Aku kulum bibirnya yang seksi itu, sperti kue aci . lembut kenyal –kenyal. Saat aku melihat mata Eliz nampak merem melek yang tadinya bibirnya tertutup yang sekarang sudah sedikit membuka. Ketika sudah terbuka aku segera mainkan lidah dan terus aku jilati dengan lidahku , mirip mencicipi es krim jilat jilat gitu deh. .

“ ya begitu lah dek Eliz kalo sedang berciuman bibir” ucapku dan berharap lebih.

“ lho kayak gitu aja ya Om…??

” kirain lebih Om..??” jawabnya.

“ sebebtulnya ada lagi dek Eliz yang lebih nikamt dan dasyatt??”

“ kamu mau ..?”

“ boleh juga Om ..?”jawab Eliz

“ oke , sekarang kamu tiduran aja sini ..?”jawabku .

Setelah eliz sudah tidur dengan posisi yang enak dan nyaman , aku segera menyambar lagi bibir Eliz. Dan tangan ku juga ikutan menyambar tak tinggal diam. Payudara Eliz yang montok dan kenyal sangat terasa seklai di genggaman tanganku dan kemudian tanganku segera menyusuri ke arah paha yang seksi dengan roknya. Lalu aku mencium ulang kearah bibirnya dan menyusuri kea rah bagian lehernya dan bagian telinga nya yang bersih putih. Aku hajar abis abisan. .

“ Om geliii om, ,, , , ,”ucap Eliz

“ Mhhhhh. .. . .”

Kemudian payudara Eliz aku remas-remas habis-habisan sampai tak ada ampun. Tanganku langsung mengarah ke dalam payudara yang masih tertutup bajunya.

Ngihik Sama Anak SMP | WAuuuuuw. . .pucuknya dah bangun dan sudah mengeras menjulang kencang sekali puting susunya. Langsung aja aku plintir –plintir dengan lembut putingnya di kanan dan di kiri .

“ MHhh. . … . Uhhh..Om. . …” ucap Eliz

Seketika aku sosor langsung puitng susunya satu persatu punya Eliz, dan kemudian dengan gak tahan nya kegelian yang dia rasakan , Eliz menjambak rambutku yang bertanda sedang horny. . . Lalu tanganku segera menjelajah ke arah selakangan nya Eliz. .

Woow. ..tenyata masih polos , belom ada rambut rambutnya memeknya dan sudah mulai becek berlendir memeknya. aku segera mengelus-ngelus klitorisnya, wahh. . . ..masih original ternyata dan lalu aku segera pelorotin CD nya yang berwarna putih .

“ uh. . .jangan lah Om,Eliz malu . . .” ucapnya.

“ gak apa apa kok dek Eliz…nanti kamu juga tau kok dek Eliz. .?”

Kemudian sengaja aku buka baju dan roknya, tanpa menanyakan langsung ke Eliz , aku sosor saja dan menjilati memeknya yagn sudah berlendir dan becek …!!

Wangi nya , aroma khas. . .bingiiiit. .!!

“sshhhhhh…ahhhhhhh…geli Om!”

“ Ssssshhhhhh…ooohhhhhh AHhhhhhh….!”

rintih Eliz warna memeknya yang masih merah, makin nambah bersemangat aku dan ku jilat terus sampe kedalem2nya Tiba2 kaki si Eliz ngejepit kepala ku…

”Hhmhhhhhhh…sssshhhhhhh…ohhhhhh…!”

cuma itu yg keluar dari mulut si Eliz sambil ngangkat pantat sedikit tanda klimaks…

Ngihik Sama Anak SMP | Gak pake nunggu langsung , segera aku jilat habis cairan putih khas moci memek si Eliz…..gurih guriih nyooi !!

“ Ada apa dek Eliz???

” Kenapa dek ELiz?”

“ Gimana rasanya?”

“ Mau lg dak?” tanyaku

“ Pengen kencing sih Om. . .!”

“habis gak kuat nahannya!”

“ Udah yah Om geli banget sih…” jawab Eliz

“ Coba sekali lagi ini deh ya….yg ini lain lagi ELiz !” kataku sambil tiduran disampinya.

“ Yang lain lagi gimana sih Om? tanya Eliz penasaran

“ Coba kamu tiduran aja ya. . !” jawabku

Eliz nurut aja dan tiduran…terus aku renggangin kakinya.. waduh..memeknya si Eliz imut banget, itu yg bikin aku gak tahan dan semakin bernafsu. Aku gak mau nglewatin buat nyodok memek orisinil kayak gini nih….

aku buka celanaku…si Eliz melongo lihat aku gak pake celana…tapi dia gak bisa ngomong apa2 lagi, kepalang tanggung kali…kaki kiri si Eliz aku angkat n aku taruh di pundak…trus aku arahkan kontolku ke memeknya Eliz… Busyet…kenceng banget….

“ Auuu. . . aaah. . . sakit Om….”

“ Pelan2 aja ya..ssshhhhhh. . … !”rintih si Eliz.

Aku berkeringat sangat deras dan terlalu semangatnya…. Kemudian aku sodok lg, masih belum bisa si Eliz melenguh lg….

“ Mmmmmhhhh…sssshhhhhh…aaahhhhh!” aku tarik lg etrus aku sodok lg sampe bener masuk e memek-nya si Eliz….

”Bbleeeeessssss….Jluuuub. . .”

Sampe kerasa banget ngedobrak memek si Eliz.

“ Aaaaahhhhh….Aaaahhhhh….Ssssshhhhhhh….Ooooohhhh” si Eliz ngejerit sedikit langsung aja aku tutup mulutnya pake tangan sambil tidak lupa genjoooootttttt teruussssss….!!!

Ngihik Sama Anak SMP | Buset dah . . .gile bener….lubang memek si Eliz bener2 sempit bingit. .. ! Aku sodok dengan kontolku kayaknya gak muat sekali….terus aku lihat ada bercak warna merah agak pink yg nempel di kontolku …. Sorry Eliz, apakah kamu masih virgin???”

Otomatis ngeseks sama pemula begini bikin aku yang repot… Setelah aku genjot diberbagai posisi si Eliz cuma bisa melenguh sambil megangin tangan aku atau bantal yang di sampingnya… Bibirnya selalu digigit matanya merem melek…

tapi aku dah gak peduli….lalu si Eliz ngangkat pantatnya lagi pahanya coba ngejepit badan aku.

“ Sssshhhhhh…Ooooohhhhh…Om. . .”

“ Elizzzz. … gaaaak taaaahhhann laaaggi.. “

“ Hhhhmmhhhhhh……Aaaahhhhh !”

Dan lagi-lagi si Eliz muncrat ke kontolku yang berlumuran sama lendir punya Eliz . Kemudian aku cabut dulu…

“Sedot lagi boleh…..”

“Wwaduh…”

Dan sekarang aku melihat memeknya si Eliz ada lobangnya… sudah menganga lagi… !!

Hmmmph. . . setelah itu aku sodok lg, kali ini gak susah banget kayak yg pertama, namun sekarang aku pake gaya nungging dan gak lama si Eliz dah gak tahan lg…..

muncrat. . .

Terus aku suruh dia telentang lagi dan kali ini misionaris style, yg pasti penetrasi ke dalam memek Eliz dan aku gak mau lama2 lagi kasihan jg si Eliz… sambil aku genjot tangan aku ngeremes nenen & pentilnya si Eliz, terus aku isep. si Eliz dah gak bs ngapa2in lg selain

“AAaahhhhh…..Oooohhhhhh…Ssssssshhhhhhh…Mmmmmhhhhhhh”

Gak lama setelah itu kontolku terasa mau klimaks….

genjotan semakin aku cepetin dikit…tapi tiba2 si Eliz ngejepit badan aku lg…

waduh…bisa2 klimaks bareng nih..tp kalo muncrat didalem bisa wasalam….!!

Aah bodo gileee , gimananya pikir nanti aja deh ! Paling aku beliin obat anti hamil aja di apotik” pikirku gampang.

“AAaahhh…..Om..Eliiizzz dah gakk kuat naahhaan laaggi nnihh..!” rintih si Eliz yang kali ini hampir gak kedengaran.

“ Iya Elizz..Om jg dah gak tahan nih…”

terus aku genjot… Gak lama kemudian….

“ Oooohhhh…”

Ngihik Sama Anak SMP | Aku yang mau tarik kontolku namun kaki si Eliz malah ngejepit pinggul aku, rupanya dia jg klimaks…

”OOuuoohhhhh…Ssshhh…!” kontan aja aku gak bisa ngapa2in…

“ Ccrrrroooottttt…Ccccrrrooootttt…Cccrrrroooootttt….”

Pejuhku dah keluar duluan, ya udah tanggung kemudian aku terobos lagi ke memek-nya si Eliz….

“ Croooootttt…Crroottt…. Ccrooott…”

busyet kayaknya memek-nya si Eliz banjir dengan air pejuhku. Nafas aku udah berat dan ngos-ngosan banget sambil tiduran disamping Eliz. Aku belai rambutnya sesekali aku raba lagi payudaranya…

“Elizz, kamu gak pa2 kan?” tanyaku

“Gak pa2 Om ! Eenak jg sih “ Namun memeknya Eliz agak perih nih Om. .”

“ Ntar gak usah bilang sama Ibu ya Om!” jawab Eliz

“ Iya ”

“ Kalau kamu mau kayak gini lagi, tinggal bilang sama Om ya Liz !” kataku

“ Iya om…kalo besok bisa gak om?” jawabnya polos….

busyet nih anak, udah ketagihan dan ke’enakan rupanya… Setelah pake baju lagi si Eliz ketiduran dikamarku …

“ Waduh gimana nih klo ibunya datang?”

Ngihik Sama Anak SMP | Setelah aku beresin kamar aku langsung aja ke ruang tamu nonton tv sambil tiduran…badan ku terasa capek banget tapi kok gak bisa tidur lagi. Dah agak sorean, Mbak Susan kemudian datang…

Dan dia heran aku tiduran di sofa…

” Tumben dah pulang dek?”
“ Kok tiduran disofa?” tanya mbak susan .

“ Iya nih mbak, td saya ijin pulang kantor, waktu tiba di rumah si Eliz lagi tiduran tuh dikamar sambil denger MP3” jawabku datar.

“ Biar aja deh mbak Susan , biar saya tiduran disofa dulu” tambahku sama Mbak Susan. Lancar……!!

Dan gak ada masalah….sejak itu selama aku di Pekalongan kebutuhan buat kontolku jd mudah dan murah meriah. . .

Malahan si Eliz suka diem-diem tidur dikamar aku sampe pagi yang pasti aku hajar dulu keplek keplek. Sekian.

Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, Blowjob, handjob, Cerita sex dewasa, Cerita seks dewasa, Tante girang, Daun muda, Pemerkosaan, Cerita seks artis,Cerita sex artis, Cerita porno artis, Cerita hot artis, Cerita sex, Cerita kenikmatan,Cerita bokep, Cerita ngentot,Cerita hot, Bacaan seks, Cerita, Kumpulan Cerita Seks, Onani dan Masturbasi, Cerita seks tante,blog cerita seks, Seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep.

The post appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex : Istri Mantan SPG Binal

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Istri Mantan SPG Binal – Cantik, sexy… & berani, itu lah aku. Ga tingi-tinggi amat, berat 160cm, beratku 48an kg, bra nya 36C, ukuran yang cukup besar dan favorit kaum pria. Body ramping. Mukanya oval oriental asian face … dengan rambut panjang sepunggung yg dicat dark brown.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-aku-istri-binal-300x300

Cerita Sex : Istri Mantan SPG Binal

 
Sebelumnya kenalin namaku Vivy, umurku 26thn, married dengan cowok yang sanggup memenuhi semua kebutuhanku… Namanya Hendra, berumur 32 tahun dan seorang Bisnisman yang selalu sibuk dengan segala macam urusannya.
Sebelum married aku ga punya kerjaan tetep, kadang aja ada yang nawarin kerja sebagai SPG, mulai dari Rokok ternama sampai produk Automotive. Kadang-kadang ada yang meminta untuk handle penjualan/pameran property. Selama fee nya kurasa sebanding aku ga menolak. Aku ga betah bekerja terikat di suatu perusahaan, lebih suka bebas. Sampai aku married my hubby memintaku untuk pensiun dan stay at home.
Aku tinggal di kawasan pemukiman yang terbilang elite dengan segala macam fasilitasnya. Rumah kami pun bertype tunggal dengan halaman yang cukup luas. Aku merasa nyaman dengan kehidupanku, terkecuali jenuhku yang belakangan datang melanda. Aku terbiasa hidup bebas, bekerja, jalan-jalan, shoping, hangout sampai dugem. After married, my hubby melarangku untuk “mengulangnya”.
Pernah suatu ketika aku memohon kepadanya untuk mengijinkan ku bekerja, dia hanya menjawab “you’re mine now beibs….”. My hubby cukup tahu pekerjaanku di waktu silam, mungkin juga segala keliaranku. Aku pun menghargainya karena dia mau menerimaku apa adanya dan juga takut kehilangan semua yang kunikmati sekarang. Diapun tak mempersoalkan kesucian diriku karena aku sudah berkata sejujurnya.
Bekerja sebagai “contract girl” menuntutku dan menyeretkan untuk melakukan apa saja demi fee atau bayaran yang kuterima. Yupps… aku pernah tidur dengan beberapa orang, aku rela berpakain seronok sesuai pekerjaan ku, bahkan… aku rela difoto bugil untuk beberapa klub fotografer mesum yang berkedok sebagai “fotografer”, hihihi.
Di rumah, aku tinggal seorang diri. Rumah besar dengan segala macam perabotannya. Hanya seorang pembantu dan suaminya yang menempati kamar di belakang yang merawat dan membersihkan rumahku. Aku sendiri tidak perlu bekerja di rumah, sudah ada yang mengurusku. Jadilah aku seorang house wife yang lonely.
My hubby sering pulang malam dari tempatnya bekerja. Terkadang memeriksa laporan keuangan dan transaksi atau juga menemani beberapa client, sekedar makan malam atau mencari hiburan di pusat kota bersama client nya.
Jika malam menjelang aku hanya duduk sendiri di ruang tengah ditemani rokok dan segelas wine ataupun sekedar minuman hangat. Sering gairahku tiba-tiba melonjak dan aku hanya bisa menahannya. Paling hanya menelpon my hubby dan bertanya ada dimana dan kapan pulang.
Seperti malam ini, aku menelponnya
“Hi honey… where are you?”….
My hubby bilang dia sedang berada di pusat kota menemani client makan malam dan menyenangkan hati mereka.
“ Oww… with some chicks honey?”…
“Yup honey… for my client, not for me,” kilah my hubby.
“Ga ada apa-apanya dibanding kamu,”
Yahh… setidaknya my hubby jujur mengatakan posisinya berada dan ga sembunyi sembunyi mengunjungi tempat-tempat seperti itu. Tiba-tiba terlintas ide untuk kepalaku.
“ You know honey, let me entertaint you, tonight.”
“How? I’m still stuck here,” My hubby bingung.
“I’ll come for you, only half hour to prepare and half hour again to get there.
“Ga usah beibs… its okay, I’m fine here.”
“Heyy… Cuma nambah satu chick lagi kan, spesial chick for you, only for you, you said you can’t enjoy the party becouse I’m more than them, come on baby…” Aku merengek kepada my hubby. Akhirnya my Hubby menyerah dan memberitahu posisi nya dan room nya. Dia akan mengirimkan mobil dan sopirnya segera.
Aku langsung berlari menuju kamarku, aku mengambil gaun pesta pendek, well… sedikit menerawang. Karena pada dasarnya aku dah horny sengaja aku mengambil gaun yang menurutku paling sexy. Gaun tipis dari bahan chifon tipis yang diikatkan pada tengkuk leher, terbuka di bagian depan hingga perut, pentupnya hanya helaian kain bagian depan yang menutup my boobs.
Totally backless… hanya menutupi bongkahan pantat ke bawah dengan longgar, tidak ketat dan berkibar karena bahannya tipis, belahan pantatku terlihat dan menyembul karena dressny aku tarik kebawah. Aku pakai G string merah dengan T-back pengikat tali pinggang dan selangkangan dari bahan perak mengkilap. Ketika kukenakan T-Back di atas belahan pantatku melewati gaun yang menutup pantarku. Well… so bitchy tonight. Aku ingat ketika aku masih lajang dan suka hangout bersama gank ku dulu dan memakai pakaian sexy begini. Tak lupa aku membawa pakaian kejutan buat my hubby.
Tapi… sepertinya aku butuh sedikit “tester” deh… Hmm… di rumah tidak ada korban. Tidak ada ide lagi akhirnya aku berteriak dari ruang tengah setelah lampu ruangan tengah kunyalakan dan terang benderang….
“Bang Mamattt…..” Aku memanggil suami pembantuku
Bang Mamat datang tergopoh-gopoh. Aku sengaja berdiri membelakanginya sambil menghadap cermin besar di ruang tengah. Aku tahu Bang Mamat sudah berdiri di belakangku. Kubiarkan dia sejenak menikmati pemandangan indah. Usianya sekitar 40 thn an dengan badan kurus, tapi sejenak aku melirik ke bagian bawah tubuhnya dan tersenyum melihat ada tonjolan di balik sarungnya.
Dari Belakang aku seperti tidak mengenakan apapun dari punggung ke bagian bawah, bahkan belahan pantatku sedikit terlihat ditutupi tali G-String. Bang Mamat rupanya salah tingkah melihatku seperti itu. Yess,,,, sudah cukup OK sepertinya.
Kurasa cukup dan aku lalu berkata.
“Bang… saya pergi ya mau jemput Bapak… tolong kuci pintunya yah. Saya bawa kunci cadangan, nanti gampang bisa masuk sendiri.”
Aku bisa sih mengunci sendiri tapi sengaja aku panggil Bang Mamat (nama suami pembantuku) untuk sekedar pamer body dulu. Aku berbicara sambil terus membelakangi Bang Mamat…
“Iii…yaa… Nyonya….”
Aku langsung membalikan badanku dan berkata, “Ayo anter saya ke gerbang depan…”
“Sekarang nyonya? Tidak ganti baju dulu?” dengan gugup ang Mamat bertanya.
Aku tersenyum mendengar pertanyaannya, ohhh…. Alangkah lugunya, tidak mengerti model clubbing dress yang akukenakan ini.
“Kenapa? Baju ini jelek?” Aku memancingnya.
“Tidak nyonya… bu… bukan begituu…, saya kira ini baju rumahh….,” Tukas Bang Mamat.
“Ohh… ini baju pesta, udah agak lama sih jarang saya pake, nanti akan sering-sering saya pake baju-baju yang model begini. Bagus ga
“Iii..yaa… Nyonya…”
“Ya sudah antar saya ke depan dan buka pintu nya,”
“Ba… baik nyonyah…”
Bang Mamat berlari ke pintu dan membukakan untuk ku. Mobil jemputanku belum datang, aku mengobrol dengan Bang Mamat di pintu pagar sambil menunggu mobil. Aku melihat jakun lelaki 40 tahun ini trus menerus meneguk liur nya, entah apa yang dipikirkannya saat ini.
Mobil jemputanku tiba dan aku duduk di belakang. Pukul 22.00 malam, jalanan Jakarta tak seberapa macet. Aku tiba di club M di kawasan Kota. Mobil tidak bisa mengantarkanku sampai di depan teras lobby gedung, terpaksa aku harus berjalan sedikit untuk masuk ke gedung.
Aku merasa gugup ketika berjalan dari mobil hingga lobby gedung. Semua mata memandangku tajam, seperti aku ga memakai busana sama sekali. Memang busanaku lebih cock dipergunakan untuk suasana yang lebih intim… Tetapi aku malah merasa horny diperhatikan banyak pria, terasa G-stringku sudah mulai basah. Beberapa anak muda yang akan hangout malah mengapitku dan menegurku….
“Mbak… sexy nya gila… boleh minta fotonya donk…”
Sebelum sempat menjawab ada seseorang yang menarik tanganku dan mendekatkan mukanya serasa mengarahkan kamera ponselnya… … aihh, kaya artis aja. Hihihi. Mereka dengan ramah menjulurkan tanganya dan kusambut. Mereka memperkenalkan diri satu persatu dan aku menyebutkan namaku.
“Yuk, anterin aku masuk yuk, dah ditunggu nih,”
“Yahh…. Kirain free,”
Aku sedkit menggodanya dan berkata, “I’ll be arround”.
Aku tertarik dengan salah satu dari mereka, namanya Markus. Aku merapatkan badanku dengan badannya dan dia memeluk pinggangku seraya berjalan ke arah lift.
Salah seorang GRO menyambut kami dan menunjukan sofa di sudut yang temaram dan nyaman. Aku duduk sebentar mengobrol dengan mereka. Beberapa dancer topless tengah meliukan badannya di atas panggung, aku sedikit bergoyang walaupun masih duduk di sofa empuk kami. Bagian bawah dress ku tertarik hingga sudah tidak bisa menutupi G-String yang ada di selangkanganku.
Aku cuek saja… Kalo Lampunya terang sudah pasti mereka dapat melihat rambut vaginaku dan bibirnya karena g-stringku tipis dan mini. Aku sedikit menggoda mereka dengan mengangkat pantatku, berdiri agak menungging dan menundukan badanku seolah mengambil menu minuman yang ada di meja. Well, alhasil my Boobs menggantung dengan bebas. Markus menariku untuk duduk dipangkuannya hingga aku terjatuh dipangkuannya.
“Ouwwhh, nakal yah…,”
“Yup… Gw pingin nakal bersamamu…,”
Aku menikmati sentuhan tangan markus yang bergerilya mengusap perut dan naik ke arah boobs ku.
Tiba-tiba ponselku bergetar dan kulihat ada message dari my hubby menanyakan keberadaanku. Aku balas dan bilang masih di rest room. Aku berbalik ke arah Markus dan mengecup bibirnya.
“I have to go, don’t go anywhere, I’ll be back for you,”
“Okay, I’ll be here”
Aku berdiri merapikan dress ku dan berlari ke rest room sekedar memeriksa make up dan merapikan dress ku. Aku segera keluar dan bertanya ke waiter ruangan VIP my Hubby. Sang Waiter mengantarku ke VIP Room yang dimaksud. Tanpa mengetuk pintu aku segera masuk.
“Hi honey,” Aku menghambur ke pelukan my Hubby. Aku mengecup bibirnya sebentar dan melihat ke isi ruangan. 2 orang Dancer Streap Dancer yang kutahu setelah berkenalan, Sisy dan Vina yang sedang meliukan badannya, tinggal bra dan celana dalam yang melekat di badannya. 3 orang lelaki (salah satunya my hubby) dan 2 orang LC masing-masing mengapit mesra kedua rekan bisnis my hubby.
Aku masih berdiri dan sambil membukukan badanku aku menyalami mereka satu persatu. Sekedar show body dulu, hihihi. Aku bercakap cakap ringan sambil berdiri dan sedikit membungkukan badanku. Payudaraku sudah menggantung kemana-mana, I feel so sexy tonight.
“Oww… Mr. Hendra Wife… nice to meet you, you’re look wonderfull.”
Mr A Siang dan Mr. Rudy. Ada Rika dan Lusi yang masing-masing mengapit mereka. Aku tersenyum melihat pakaian mereka sudah bertebaran di sudut lantai, hanya mengenakan Bra dan CD saja. Mata mereka tak pernah luput dari melihat tubuhku. Aku tersenyum bangga dan tambah horny.
‘Honey, kanapa ga order cewek nih buat nemenin?” Aku liat my hubby duduk sendiri. “Because of you,”
“Oww… Is it right? I have something special for you,” tukasku.
“Apa tuh?”
“The other side of me”
“What??” My hubby rupanya tidak terlalu mengerti.
“Hmm… you look so sexy tonight, almost nude, malah ga usah pake baju aja kali.” My hubby berusaha protes kepadaku.
“Boleh?” Aku langsung balik bertanya
“Apanya yang boleh, kamu mau naked di sini, jangan gila donk.”
“Okay honey, if u said No, I’ll follow everything you said to me, OK.”
Tanganku sedikit bergerilnya di selangkangan suamiku… oww… sudah mengeras rupanya.
“You like it, right?”
“What?”
“My Dress, tonight….”
“I’m Jelouse, but…. I feel excited too, I have hot wife.”
“I’ll service you, tonight.”
Party terus berjalan, kami meminum coctail dan memesan beberapa macam minuman lagi diselingi canda tawa. Aku duduk dipangkuan suamiku. Aku memberikan sinyal kepada dua orang dancer di depan kami untuk mulai menanggalkan CD dan bra mereka.
Mereka dengan gaya erotis menanggalkan bajunya, sementara aku menggoda Sisy dan vina untuk menanggalkan pakaian dan berteriak kepada mereka untuk berusaha merayu Mr. Asiang dan Mr. Rudy untuk melepas kemeja mereka. Mereka menurutinya dan langsung mendekam di pelukan A Siang dan Rudy. Keliatannya my hubby sudah agak mabuk, A Siang dan Rudy sedang asyik dengan mainan mereka, 4 girls melawan 2 man, hihihi. Aku memberikan aba-aba kepada salah seorang dancer di depan untuk mendekat dan mengerjain my hubby.
“It’s OK honey…. Just for play… not intercourse,” Aku meyakinkan Hendra.
Sisy segera memberikan lap-dance di tubuh suamiku dan aku berbisik untuk membuka celana suamiku. Pada awalnya My hubby menolak. Aku mengerti rupaya my hubby belum sepenuhnya naik. Aku maju dan dance bersama Vina. Kami saling memegang, meraba dan tertawa. Mr A Siang yang melihatku begitu langsung berdiri dan menarik simpul ikatan dress di leherku. Bajuku langsung jatuh ke bawah karena tidak tidak ada lagi simpul lainnya yang menahan.
“Oww… Mr. Asiang, malu ahh…” Aku hanya berteriak kecil sambil menutupi kedua boobs ku. Aku tarik kembali bajuku dan tetap memeganginya menutupi payudaraku. Bisa saja aku tidak menutupi tubuhku, tapi aku pikir terlalu dini to be naked.
A Siang tertawa dan Rudy ganti mendekat dan merangkulku untuk mengajakku menari. Aku menari melenggokan badanku bersama Mr. Rudi. Mr. Rudy memeluk pinggangku erat.
Aku treus menari di sekililing ruangandan berjalan hilir. My hubby dengan mata sayu menatapku, antara mabuk dan horny. Tanpa sadar celananya sudah melorot kebawah dan penisnya mengacung yang dipegang oleh Sisy. Sisy mengelus elus penis Hendra dan dengan gerakan erotis Sisy mengulum penis Hendra.
“Teruskan Sy… buat sampe klimas.” Tukasku…
Mr. A Siang menyergapku dari belakang.
“Yeahh Vy… angkat tanganmu….”
Dia memegang pinggangku dan memeras kedua boobs ku. Aku lepas dress ku dan membiarkan jatuh ke lantai. Yupp… aku sengaja ingin memperlihatkan kepada My hubby tercintaku ketika dicumbu dengan orang lain. Aku melirik penis suamiku yang makin keras dan panjang.
Mr. A Asiang berusaha untuk memasukan tangannya ke dalam G-String yang masih ku pakai. Namun selalu kutepis. Sempat melorot sedikit tapi aku naikan lagi. Sebenarnya aku sudah terangsang berat, tapi aku tidak ingin dicumbu terlalu intim, Aku menjaga perasaan Hendra. Kulihat mata Hendra makin sayu dan aku berpikir, inilah saat nya.
Aku permisi dulu kepada A Siang untuk menghampiri suamiku. Aku berjalan mendekati Hendra, aq turunkan G-Stringku, kuminta Sisy berpindah ke samping dan kuminta Vina juga mendekat. Aku sudah telanjang bulat. Aku minta Sisy dan Vina memeluk badan suamiku dari samping kiri dan kanan.
“This time honey…”
“Yeachh,,,, I want to fuck u here babe…”
“Yes you will…,”
Aku mengangkang di depan suamiku, kutarik celana nya hingga terlepas dengan penis yang mengacung tegak ke atas. Masih mengkilap karena habis dilumat Sisy. Vina dan Sysy menjilati tubuh Hendra dengan rakusnya. Dengan perlahan aku merendahkan posisiku dan beberapa detik kemudian….
”Jleebb….”
Seluruh batang penisnya terbenam di vaginaku….
“Oucchhhh,” Hendra melenguh.
“Acchhh….” Aku menjerit. Aku memompa sekuat tenaga dengan gerakan naik turun dan maju mundur….
“ Fuck me harder honey…”
Tubuhku terguncang guncang….
Plak…Plak… Plak…….
Bokongku beradu dengan paha suamiku…. Vina dan Sisy merangkul hendran sambil menjilati dada dan putting Hendra.
Akhirnya badan kami sama-sama kejang dan… “Seerrrrrr… “Aku mendapat puncak kenikmatan duluan.
“‘Crotttt… Crott… crotttt” Sperma suamiku menyemprot ke dalam liang vaginaku….
Selama 2 menit kami berdiam.
“Gimana rasanya honey… Fucking your wife dan orgasme dengan diapit 2 bidadari cantik.”
“You’re a wild rose babe… Still wild until now,”
“Yup honey… Rose is Rose, never be a jasmine. Kombinasi antara keindahan dan sifat liarnya. Yeach babe, for you I’ll be everything you want. Kalo kamu memintaku untuk duduk diam dan mekar di taman dan kerajaanmu, aku akan menurutinya. Tapi kalo kamu biarkan aku terbang dan berkembang seperti tadi, aku siap menjalaninya. Aku tetap milikmu, no one can touch me deeply like you. Nikmati saja sensasinya.”
“OK baby, I’ll let u fly… wherever you want to go… whatever you wanna be….’
“Thankyou honey… I promise I’ll be yours forever.”
Aku menciumnya dengan mesra. Tak sadar jika penisnya masih menancap di vaginaku dan baru tersadar jika lendir cinta mulai merembes keluar.
Segera aku lari ke rest room di ruangan membersihkan sisa-sia sperma di dalam vaginaku. Aku baru inget di tas ku aku membawa lingerie sebagai pakaian ganti. Aku segera keluar dan aku tersenyum melihat pemandangan di dalam ruangan. Mr. A Siang dan Mr. Rudy tak mau kalah…. Mereka asyik bercinta dengan LC mereka. Disaksikan oleh Sisy dan vina.
Aku segera mencari dan mengenakan G string ku dan aku menarik My hubby keluar room untuk.
“Oh Shit… kamu ga pake sesuatu dulu untuk menutupi tubuhmu.”
“It’s OK honey, you’ll see…”
Sebelum married aku dah beberapa kali hangout di tempat itu dan sudah tahu benar acara apa yang sedang berlansung di hall.
Tebakanku tak salah, di atas panggung para dancer sedang meliukan badannya tanpa sehelai benang pun dan di bawah…. Beberapa dancer menjajakan minuman Ladies Drink mereka, hanya memakai g-string dan topless….
“You see honey… I look like them. Jika aku bugilpun aku tidak akan mencolok sedikitpun….”
“I see..” gumam Hendra
“Lets have some fun here… biarkan A Siang dan Rudy menuntaskan birahinya di room.”
Kami mengitari panggung untuk mencari meja kosong, tapi pengunjung sedang padat dan kami tidak mendapatkannya. Akhirnya aku tarik tangan my hubby ke tengah hall dan here we are… Dance dengan tubuh rapat . Aku hanya mengenakan G-String saja dipeluk oleh Hendra dari belakang. Tangan Hendra mengelus boobs ku dan nafsuku kembali naik.
Kami dikelilingi oleh orang-orang yang berdecak kagum melihat tubuhku yang telanjang ini. Beberapa orang dengan iseng mencolek beberapa bagian tubuhku, aku biarkan saja. Dengan gerakan erotis aku mengangkat tangan ke belakangdan memegang kepala my hubby dari depan. Ada yang tidak tahan di tengah kerumunan tiba-tiba meremas payudaraku dan menjilatnya. Aku hanya mendesis….
“Honey… I think I want more,” aku berbisik
“Let me rest for a while… at least 1 hour beibs…”
“I know how make u fresh and mood again. Just stay there,” aku menunjuk suatu tempat di samping pilar.
“I’ll be back, just watch me where I’m going,” kataku tersenyum dan mengecup bibirnya.
Aku meninggalkan Hendra dan berjalan ke meja pojok. Meja itu sudah penuh dengan botol dan gelas serta tempat es batu. Sofanya penuh dengan pasangan gerombolan Markus dan kawan-kawannya, asyik bermasyuk ria dengan beberapa orang LC.
Aku menghempaskan pantatku di sofa itu.
“Hi…. I’m backk….,”
Markus takjub melihatku hanya yang bertelajang dada.
“Wow… Vy…. You look greatt…”
“Can I have some drink here?”
‘Sure Vy… just order whatever you want.”
“No… cukup ini saja.”
Aku bangkit membelakangi markus menghadap meja, menunduk dan mengambil gelas, es batu dan menuangkan Blue Label. Pantatku persis didepan Markus. Belum selesai aku menuangkan minuman aku sudah ditarik dan jatuh terduduk di pangkuan Markus.
“I want you tonight” Markus berbisik
“Now..?” Aku tersenyum menjawabnya
“Yeah, noww…”
Aku membalikan badan dengan manja dan bergelayut di lengannya. Markus menciumku dan tangannya dengan nakal langsung menyusup ke dalam G Stringku…
“Ouchh…” Aku menjerit kecil ketika jemari Markus masuk ke dalam liang vaginaku.
Aku kuatir Hendra akan melihat ini dan aku juga kuatir aku tidak dapat mengontrol diriku. Aku naik di tengah sofa sambil menghadap suami yang berada di ujung pilar, Hendra membelakangi Suamiku yang melihat dari kejauhan.
Aku melihat kesempatan ini, jika aku bisa intercourse dengan Markus tanpa terlihat. Aku membuka zipper celana Hendra, mebuka dan memelorotkannya sedikit. Batas Penis Markus mencuat, aku sibakan G-Stringku di bagian bibir vagina ku dan segera kupasang posisi kepalanya tepat di bibir vaginaku. Lalu aku menghentak ke bawah dan lagi-lagi….
”Jlebb…””
“Ouchh….” Aku menjerit
Aku menggoyang perlahan.
“Mainkan pinggulmu,” aku berbisik ke Markus
Aku menaik turunkan pinggulku perlahan. Aku tahu ini tidak akan terasa nyaman berhubungan sex dengan cara ini.
“Another day… another time… I’ll call u” Bisikku….
Aku berdiri dan dengan cepat merapikan G String ku.
Markus merogoh dompetnya dan memberikan secarik kartu nama. Aku lipat dan aku sembunyikan di balik G Stringku.
Aku kecup kening markus dan pergi….
Aku kembali…
“You saw that…” Aku bertanya
“ Yahhh…. Pretty wild…” Jawab Hendra
“Lets go home… I can’t wait, just fuck me honey….”
“ OK…”
Kami kembali ke room dan pertarungan di room telah usai. Kami bersiap pulang dan aku memakai Lingerie yang aku bawa dari rumah. Lingeri dari bahan tipis bermotif bunga. Sebenarnya bahannya sangat tipis, hanya motif bunga yang memberikan kesan menutupi bagian-bagian tertentu tubuhku. Panjangnya hanya separuh pantatku.
Kami harus mengantar Mr. A Siang dan Mr Edy kembali ke hotel mereka tempat menginap. Mobil cuman satu dan terpaksa kami berhimpit berlima termasuk supir di mobil Hendra. Aku duduk di pingir di jok belakang. Hendra dan Edy di sampingku.
Di depan Supir dan A Siang. Tiba di teras Lobby hotel aku harus turun untuk mempersilahkan Mr. A Siang dan Edy turun. Ketika aku turun beberapa security hotel berdehem melihat penampilanku. Aku tidak menghiraukan mereka. Di pintu hotel kami bersalaman dan cipika cipiki. Aku tak peduliku security hotel melotot melihat pantatku yang ter ekspos bebas. Hendra keliatan gugup melihatku. Aku mengedipkan sebelah mataku.
Kami segera pulang, Sopir kami turunkan sebelum masuk komplek perumahan kami karena dia akan pulang ke rumahnya sendiri. Hendra my hubby membawa mobil dan kesempatan ini tak kusia siakan… sambil menyetir aku meloloskan celana Hendra dan segera kulumat batang penisnya…
Ketika masuk komplek perumahan Satpam membukakan portal dan tidak menyadari aku tengah melumat dan mengocok penis Hendra.
Hendra turun dan mematikan mesin. Mobil kami parkir di jalanan komplek karena cukup aman. Aku setengah berlari masuk ke apagar rumah kuatir tetangga melihat. Hendra mengunci kembali pintu pagar dan menggandengku masuk ke rumah. Namun aku berpikiran lain, aku menarik tangan my hubby ke taman di depan rumah…
“Come On honey… udah ga tahan nih…”
“Here?” My Hubby balik bertanya.
“Yup… fuck me here,”
Kami bercinta di gazebo taman depan rumah… Sensasinya luar biasa antara birahi dan takut kelihatan tetangga karena rumah di blok kami berlantai 2 semua.
Aku lihat lampu-lampu ruangan rumah depan mati semua…. I don’t know, mungkin saja ada pengintip atau memang tidak ada yg melihat. Aku hanya mendengar deru sepeda motor yang berhenti di depan rumah untuk memeriksa mobil My Hubby karena terparkir di depan rumah. Kami saling menahan napas dan berusaha untuk tidak melenguh dan mengeluarkan suara. Kami teruskan bercinta sewaktu security telah pergi. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex : Istri Mantan SPG Binal appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Dewi Di Lombok

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Dewi Di Lombok – Aku sama sekali tak menyangka bakal ketemu Dewi di lobby sebuah hotel berbintang di kawasan pantai senggigi Lombok bersama seorang laki laki cina yang sudah cukup umur, mungkin sekitar 55 tahun, yang aku tahu pasti bukan suaminya, mereka bergandengan mesra melintasi lobby tanpa memperhatikan sekitarnya, aku yakin dia tidak melihat keberadaanku di sana, mereka menuju sebuah mobil mewah yang sudah menunggu di depan lobby dan melesat pergi.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-petualangan-seks-di-lombok-225x300

Cerita Sex: Dewi Di Lombok

 
Aku tak bisa memikirkan hal itu lebih lama karena acara “Manager Gathering” akan segera di mulai, hari ini adalah hari terakhir dari 3 hari acara yang diselenggarakan kantor pusat, acara yang rencananya selesai pukul 19:00 molor dan ditutup pada pukul 21:30.
Dari kejauhan kulihat Dewi melewati lobby sendirian menuju lift, kupercepat langkahku untuk menyapanya sebelum dia masuk lift.
“Dewi!!” teriakku sambil berlari menenteng map hasil meeting tadi
“mas Hendra!!” jawabnya kaget sambil menyalamiku.
“lagi berlibur nih, mana Agus kok sendirian aja” tanyaku pura pura tidak tahu padahal aku yakin Agus, suaminya tidak ikut, entah dengan siapa dia pergi.
“ah enggak mas, kebetulan ada acara keluarga, Mas Agus kan lagi ke Medan ada tugas kantor, mungkin baru bulan depan balik, maklum lagi baru dapat promosi jadi harus kelihatan rajin ke daerah” jawabnya, aku yakin dia berbohong tapi aku tak bisa bertanya lebih lanjut. Pintu lift sudah terbuka dia segera masuk, aku ingin mengikutinya tapi takut ngganggu acaranya.
“aku di kamar 502, kalau perlu teman ngobrol atau bantuan lain just call me” kataku lancang sebelum pintu lift tertutup. Sesaat aku masih terbengong di depan pintu lift hingga aku tersadar dan pergi ke kamarku.
Telepon berbunyi ketika aku sedang asik mandi air panas menyegarkan badan setelah seharian mengikuti acara yang melelahkan, sambil tetap telanjang aku terima telepon itu, dan diluar dugaan ternyata suara Dewi di seberang sana.
“malam mas, udah tidur? maaf ngganggu nih” suara merdu dari seberang sana
“ah enggak baru juga mandi, ini belum selesai, masih telanjang lagi” jawabku
“wah kalau saja bisa lihat dari telepon pasti asik deh” kembali suara dari seberang dengan manja
“boleh asal nggak keberatan, aku sih oke oke saja” jawabku asal
“emang Mas sendirian disana” tanyanya dengan nada selidik
“iya dong, emangnya asrama satu kamar rame rame, kalau kamu kan enak ada temannya, jadi nggak sepi” aku mulai memancing
“ah enggak mas, Dewi lagi sendirian nih, sepi deh, teman temanku pada ada acara keluar, aku lagi nggak enak badan jadi tinggal sendirian di kamar”
“yang tadi pagi itu?” pancingku
“yang mana sih?” dia berusaha mengelak
“emang ada berapa sih, itu bapak yang tadi pagi naik BMW hitam”
tak terdengar suara jawaban
“hallo, Dewi, hallo hallo” aku mulai khawatir
“mas kesini deh, ngobrol di sini kan lebih asik, aku tunggu ya, kamar 1003” jawabnya langsung menutup telepon.
Sejenak aku tercenung, kamar itu adalah deretan kamar suite karena semua jajaran direksi menginap di kamar dengan nomer 10 keatas alias kelas suite. Tak mau terlalu lama dalam keraguan, tanpa menyelesaikan mandi aku langsung berpakaian dan menuju kamar Dewi yang letaknya cukup jauh dari tempatku, alias menyebrang dari sayap utara ke selatan. Aku berusaha untuk tidak terlihat kawan kawan, karena sudah pasti mereka akan mengajak bergabung dan tentu saja sulit untuk menolak dan melepaskan diri.
Setelah berjalan agak memutar menyusur pantai di keremangan lampu taman, akhirnya aku temukan kamar yang dimaksud. Aku berdiri agak ragu di depan pintu sebelum memencet bel pintu, tak lama kemudian muncullah wajah cantik Dewi dari balik pintu dan langsung mempersilahkan masuk.
Dewi hanya mengenakan pakaian tidur tipis warna putih, bisa kulihat bayangan bra hitam berenda dan setelan celana dalamnya. Sambil mempersilahkan aku duduk Dewi mengambil minuman dan mengangsurkan padaku, bisa kunikmati belahan buah dadanya yang putih montok saat dia membungkuk memberikan minuman itu.
Kami duduk di ruang tamu, tanpa canggung Dewi duduk di sebelahku, bau parfumnya tercium begitu lembut romantis. Kami saling tukar cerita mengenai panorama alam Lombok, selama pembicaraan mataku sering mencuri pandang pada buah dadanya yang menantang, apalagi ketika dia agak membungkuk, aku bisa menikmati keindahan bukit mulusnya yang masih terbungkus bra hitam-nya dari celah pakaian tidur, sesekali bukit itu menyenggol lenganku ketika dia tertawa mendekat tubuhku. Kami seperti sahabat lama yang baru bertemu, padahal sehari hari kami tidaklah terlalu akrab karena Dewi memang pendiam, sedangkan dengan suaminya aku terkadang main tennis.
“emang kamu ke sini sama siapa?” tanyaku setelah kekakuan diantara kami mencair.
Dia memandangku tajam, kubalas dengan pandangan tak kalah tajamnya, wajahnya memerah terlihat makin cantik dengan sorot mata indahnya, bibirnya yang tipis sexy dengan sapuan lipstik tipis membuat dia makin menawan.
“Mas tolong jaga rahasia ini, rahasia keluargaku dan tak seorangpun tahu kecuali kita ini, aku tak kuat menahan rahasia ini sendirian, aku perlu teman yang bisa dipercaya untuk curhat, Mas bisa kan” katanya dengan mimik serius, aku hanya menjawab dengan anggukan kepala sambil menatapnya tajam untuk menengok isi hatinya.
“Aku tahu Mas Agus sering main perempuan, dan sekarang selingkuh dengan sekretarisnya, dan aku juga tahu kalau dia ke Medan bersama sekretarisnya itu, aku sudah capek mengingatkan kelakuannya itu tapi dia tidak pernah berubah, akhirnya kuputuskan untuk membalas perlakuannya, aku ingin membalas yang lebih menyakitkan, aku tahu ini bukan jalan terbaik tapi aku sudah putus asa, maka disinilah aku sekarang.
Kalau Mas lihat aku tadi pagi, dia adalah Bossku Mas Agus, direktur marketing, aku mencari orang yang status kedudukan dan levelnya di atas Mas Agus, dua dari empat direktur sudah pernah tidur denganku, memang bukan kepuasan fisik yang aku cari tapi aku puas secara batin telah membalas kelakuan Mas Agus meski secara sexual aku tidak mendapat kepuasan dari mereka, Mas kan tahu apalah artinya bercinta dengan orang setua mereka, nafsunya aja yang gede tak sebanding dengan tenaganya, maklum rata rata kan di atas 50 tahun alias seusia papa-ku.
Untuk kepuasan sex aku bisa dapatkan dari beberapa anak buahnya yang masih muda dan rata rata masih bujangan. Aku tak peduli apa kata mereka tentang aku, yang penting aku puas membalas perlakuan Mas Agus melebihi perlakuannya padaku” dia bercerita dengan lancarnya sambil diselingi menghisap Marlboro putih.
Aku terdiam, tercengang, kaget, marah, cemburu, nafsu semua bercampur menjadi satu, tak bisa berkata kata, kejantananku sudah menegang mendengar penuturannya.
Dewi, tetanggaku yang selama ini aku kenal sebagai seorang ibu rumah tangga yang baik, pendiam, cantik, imut imut, ramah, dan tidak pernah terdengar gossip, ternyata menyimpan begitu banyak misteri dalam dirinya.
Sungguh beruntung orang orang yang telah menikmati kehangatan dan kemolekan tubuh Dewi, entah apa aku termasuk orang yang beruntung tersebut.
Kupandangi wajah Dewi, sungguh cantik sekali, begitu manis terlalu sayang untuk dilewatkan, tubuhnya yang montok putih mulus, pasti membuat laki laki normal menelan ludah menikmati postur tubuhnya. Meski tidak terlalu tinggi, mungkin 160, tapi potongan tubuh yang proporsional dan penampilannya yang modis ditambah lagi lekuk tubuhnya yang tergolong sexy pasti akan menarik perhatian banyak laki laki.
Dia menyandarkan kepalanya di pundakku, aku terdiam membiarkan dia menumpakan segala apa yang dipendamnya, kami sama sama terdiam. Kuberanikan diri untuk membelai rambutnya yang keemasan tergerai di pundak, dia diam hanya menatapku penuh misteri, tanpa kuduga Dewi langsung melayangkan ciumannya di bibirku, begitu halus lembut bibir tipis itu melumat bibirku, segera kubalas dengan lumatan bibir ringan, lidah kami bermain dan saling bertautan, napas kami menyatu dalam kehangatan.
Ciuman kami makin lama makin panas, tanganku mengelus rambut dan punggungnya, lalu tanpa kusadari sudah berada di daerah dadanya yang lembut, kuremas buah dadanya yang montok, sungguh padat dan kenyal, ciuman Dewi makin ganas di mulutku, lidahnya sudah menjelajah ke mulutku, menggigit ringan bibirku dan menyedot lidahku, napasnya sudah turun naik menahan birahi, begitu juga nafsuku sudah memuncak hingga kepala.
“Mas puaskan aku, sudah dua hari aku melayani si tua itu, dan belum mendapatkan kepuasan, kini dia mencampakkan aku seperti pelacur ketika istrinya meminta dia segera pulang” katanya menatapku kali ini dengan tatapan sayu.
Tanpa kesulitan segera kubuka baju tidurnya hingga tampak tubuhnya yang putih mulus terbungkus bra hitam, sungguh kontras, menambak seksi penampilannya. Dewi begitu bernafsu melapas bajuku, bibirnya menyusuri dadaku sambil melepas celanaku sekaligus dengan celana dalamnya, dia berhenti di selangkanganku memegang batang kejantananku yang 17 cm dan memandangku dengan sorot mata kagum dengan senyum penuh arti. Dia lalu berlutut di antara kakiku, masih mengenakan bikininya, kubiarkan saja karena aku masih ingin menikmati penampilannya seperti itu lebih lama.
“yess I like it” komentarnya langsung menjilati kejantananku dari ujung hingga pangkal batangnya, begitu ber-ulang ulang, lalu memasukkan ke mulutnya, begitu sempurna dia bermain oral pertanda sudah banyak pengalaman. Melihat bibir Dewi yang tipis dan mungil mempermainkan kejantananku, nafsuku makin naik tinggi, kupegang kepalanya dan mendorongnya supaya penisku lebih dalam masuk dalam mulut mungilnya. Sambil mengulum, tangan mungilnya ikutan mengocok batang penisku yang tidak tertampung di mulutnya.
“very big, keras lagi” komentarnya di sela sela kulumannya, tentu saja keras karena sudah tiga hari tidak tersalurkan.
Penisku semakin cepat meluncur keluar masuk mulutnya, tangannya pun semakin keras mencengkeram dan mengocoknya, dengan lihai lidahnya menari nari di kepala penisku, tarian lidah layaknya seorang professional, sungguh pintar dan dia tahu timing untuk mengocok, mengulum dan menjilat, suatu kombinasi yang membawaku terbang dalam kenikmatan bersama Dewi yang cantik.
Cukup lama Dewi berlutut di selangkanganku menikmati kejantananku, sepertinya dia ingin menelan semua kejantananku, sedangkan aku sendiri belum banyak menjamah dan menikmati tubuhnya.
Dewi
Kutarik rambutnya ke atas dan kuminta dia duduk di sebelahku, aku gantian berlutut di depannya, kembali kami berciuman bibir, lalu ciumanku mulai menjelajahi ke tubuhnya, kuluman telinga yang membuat Dewi menggelinjang, lehernya yang putih jenjang tak terlewatkan, lalu turun di sekitar dada dan tentu saja berhenti di kedua bukitnya. Kuamati lagi kedua buah dadanya yang masih terbungkus bra, begitu mulus dan indah, beruntunglah aku karena kaitan bra itu ada di depan, sambil menciumi bukit mulus itu dengan mudah tanganku membebaskan kedua bukit itu dari dekapan bra hitam, kini buah dada Dewi menggantung indah di depanku, sungguh padat, putingnya yang kecil kemerahan menghiasi puncak bukit itu.
Dewi menarik kepalaku ke dadanya, rupanya dia tak tahan dibiarkan lebih lama, lidahku segera menyusuri bukit kembar nan indah dari satu puncak ke puncak lainnya. Desis Dewi membuatku makin bernafsu untuk makin menikmati kedua bukit yang menantang itu, kukulum dan sedotan diselingi dengan remasan makin membawa kami naik tinggi melayang mengarungi birahi.
Dewi mendorong kepalaku ke bawah, aku tahu maksudnya, dia ingin aku segera beralih ke selangkangannya. Kembali kuamati tubuh Dewi yang sudah topless, aku baru tersedar bahwa celana dalam dia hanya segitiga menutup di depan model “thong”, sungguh sexy dia mengenakan pakaian dalam seperti itu, kutarik celana dalam hitamnya hingga kaki sambil lidahku menyusuri pahanya yang putih mulus, kembali aku terkejut ketika tanganku meraba selangkangannya, tak kutemukan rambut di sekitar situ, rupanya dia rajin membersihkan rambut pubic-nya, sungguh indah melihat vagina tanpa rambut.
Kupermainkan jari tanganku di klitoris dan bibir vaginanya, dua jari sudah mengocok, Dewi menggeliat dan mendesis. Aku senganja tak mau menjilati vaginanya, masih ada perasaan bahwa dia habis “dipakai” orang lain, ntar saja setelah aku selesai dengannya.
“sekarang mas, please” pintanya seraya menyapukan penisku di bibir vaginanya yang sudah basah.
Dengan pelan kudorong penisku memasuki vaginanya sambil menikmati expresi kenikmatan di wajahnya yang cantik manis, mukanya memerah merasakan kenikmatan yang kuberikan sedikit demi sedikit, batang penisku makin dalam melesak di vaginanya, sudah lebih setangah dan tinggal sekali dorong ketika dia mendorong tubuhku, kutarik penisku dari liang sempit itu dan kudorong lagi perlahan, begitu seterusnya hingga seluruh 17 cm penisku tertanam di vaginanya, kudiamkan sejenak untuk menikmati kehangatan yang menyelimuti batang kejantananku, kurasakan remasan otot vagina yang kuat seakan memeras penisku, kulihat expresi kenikmatan yang terpancar di wajahnya. Matanya memandangku dengan pandangan yang susah kumengerti, antara sayu dan liar.
“fuck me know, please” katanya seraya menggoyangkan pantatnya yang langsung kusambut dengan kocokan pada vaginanya, dia mendesah desah dengan keras dan bebas, tangannya meremas kedua buah dadanya, aku paling suka menikmati wajah Dewi yang dilanda birahi tinggi, sungguh dia jauh makin cantik dalam keadaan terbakar nafsu seperti ini, tak bisa dinikmati kecantikan yang seperti ini dalam kesehari harian, suatu kecantikan yang tersembunyi jauh di balik penampilannya yang kalem dan pendiam, sungguh bodoh Agus mencampakkan wanita secantik dan se-sexy Dewi.
Semakin keras kocokanku, semakin keras desah kenikmatan keluar dari mulut mungilnya, dan semakin kuat dia mencengkeram kedua bukit di dadanya.
Kupegang kedua kaki Dewi, kukulum dan kujilati jari di kakinya, dia makin mendesah dan menggelinjang kenikmatan, campuran antara kenikmatan kocokan di vagina dan kegelian di jari kaki, matanya melotot ke arahku, makin cantik saja dan makin bernafsu aku dibuatnya. Kemudian kedua kaki itu kupentangkan lebar membuat penisku bisa masuk lebih dalam ke vaginanya, Dewi kelojotan dibuatnya, apalagi ketika sodokkan kerasku menghunjamnya.
Beberapa menit kemudian kurasakan kaki dan tubuhnya menegang, goyangan pinggulnya mulai tak beraturan dan..
“ouhh.. sshiit.. a.. aku.. mau.. ke..ke.. aaghh” tak sempat dia menyelesaikan kalimatnya ketika kurasakan denyutan kuat di vaginanya, begitu kuat hingga penisku seperti diremas remas, selama berdenyut pinggulnya makin liar bergerak diiringi teriakan orgasme yang keras, mungkin orang diluar kamar bisa dengar jeritan kenikmatan ini. Kembali kunikmati expresi orgasme di wajahnya, sungguh makin cantik dia tatkala orgasme.
Goyangannya berhenti tatkala denyutan itu berhenti, tapi segera berganti dengan kocokanku, dia melotot ke arahku senyum kenikmatan di bibirnya kembali berganti dengan desahan dan gelinjang nikmat, tak kupedulikan sorot mata protes darinya. Kocokanku berubah pelan dan panjang, kutarik pelan penisku hingga hampir keluar atau bila perlu hingga keluar dari vaginanya dan kembali kudorong perlahan hingga semua masuk dan kutarik lagi dengan cara yang sama, dengan cara ini kurasakan kenikmatan yang panjang, sepanjang penisku meluncur di vaginanya.
Dengan gerakan pelan dan panjang ini, birahi Dewi perlahan lahan kembali naik dan mengikuti iramaku, kuremas kedua buah dada montoknya, kakinya menjepit pinggangku erat, tak lama kemudian Dewi mendorongku menjauh hingga penisku terlepas dari vaginanya, lalu dia membalikkan badan siap dalam posisi doggie.
Sedetik kemudian kejantananku kembali melesak ke vaginanya, dia menjerit ketika kudorong penisku dengan keras, kupegangi pinggulnya dan aku mulai mengocok dengan iramaku sendiri yang terkadang sulit bagi dia untuk mengimbanginya. Sambil memeluk tubuhnya kuremas remas buah dada yang menggantung berayun bebas, dalam dekapanku tak banyak gerakan yang bisa dia lakukan kecuali hanya memutar mutar pinggulnya melawan gerakanku. Beberapa menit kemudian ketika aku hampir menggapai puncak kenikmatan, tiba tiba dia menghentikan gerakannya dan memintaku mengeluarkan penisku dari tubuhnya.
“aku ingin yang lain” katanya seraya berdiri lalu mematikan lampu ruang tamu, dia membuka lebar pintu yang menuju ke balkon menghadap ke laut, sungguh indah pemandangan dikeremangan malam diiringi desir angin pantai yang dingin sejuk, manambah keindahan tubuh Dewi dibawah siraman sinar bulan purnama, sungguh exotic. Dia langsung mengambil posisi nungging di kursi balkon, agak ragu aku melakukannya, khawatir kelihatan dari pantai.
Dewi berusaha meyakinkanku bahwa kamar ini sangat exclusive, tak mudah orang melihat atau mengintip, tapi aku masih ragu ragu, terlalu beresiko.
Kutarik Dewi ke lantai yang berlapiskan textur kayu, udara dingin tak kuhiraukan, dengan bersandarkan pada kursi kami bercinta doggie style menghadap keremangan pantai dan terpaan angin laut yang dingin, suasana sungguh exotic dan menggairahkan untuk bercinta open air seperti ini. Baru kali ini aku merasakan suasana ini, ternyata menambah gairah sexual, begitu romantic, kukocok Dewi sambil menikmati deburan ombak di keheningan malam dan indahnya bulan purnama diiringi hembusan angin malam dari pantai senggigi, kami berdua seakan berlayar di atas lautan kenikmatan.
Entah sudah berapa lama kami bercinta dengan posisi ini hingga Dewi minta berubah posisi, kini Dewi duduk dan bergoyang di atas tubuhku yang telentang di lantai yang dingin, wajah cantiknya yang penuh nafsu terlihat mempesona di keremangan sinar rembulan, kunikmati saat saat dia memasukkan kejantananku ke vaginanya, bikin aku tambah nafsu. Goyangan Dewi makin cepat dan bervariasi antara berputar dan turun naik, aku hanya bisa menikmati sambil meremas buah dadanya yang bergoyang goyang dan memandangi wajah imut imutnya.
Dinginnya malam tak mampu mengusir kehangatan tubuh Dewi dan panasnya nafsu kami berdua, keringat mulai menetes dari tubuh Dewi. Tiba tiba Dewi menelungkupkan tubuhnya dan memelukku erat, desahannya di telingaku berubah jeritan tertahan ketika kembali kurasakan denyutan denyutan dari vaginanya.
“aagh.. eegh.. uugh.. yess” terdengar nada kenikmatan tertahan yang memuncak hebat, pelan tapi menggairahkan.
Dewi mencium bibirku lalu terkulai lemas di atasku, napasnya turun naik seolah turun dari puncak gunung, kubiarkan dia menikmati saat saat ini, penisku masih tegang tertanam di vaginanya.
Kami terdiam dalam sunyinya keheningan malam, hanya detak jantung Dewi dan deburan ombak yang kurasa saat ini. Kugulingkan tubuhku, kini tubuh Dewi di bawahku, sambil menindihnya kumasukkan kembali kejantananku dan langsung mengocoknya, kaki Dewi melingkar di pinggangku hingga penisku bisa masuk lebih dalam, kembali kudengar desahan pelan tertahan keluar dari mulutnya, takut terdengar dari luar, kututup mulutnya dengan mulutku, kami berciuman dengan ganasnya, seganas kocokanku di vaginanya, makin cepat aku mengocoknya makin gairah pula dia melumat mulutku, bibir dan lidah kami saling melumat.
Kunaikkan kakinya di pundakku, aku jongkok sambil mengocoknya, dengan posisi ini aku menjadi lebih bebas melakukan variasi gerakan dan kocokan, keras, pelan, berputar, membuat Dewi makin menggelinjang keenakan. Hingga tibalah saatnya kugapai puncak kenikmatan.
“aku mau keluar” bisikku sambil mengamati expresi wajah Dewi yang tak bosan untuk di pandang.
“keluarin di dalam saja mas” pintanya sambil mengelus wajahku.
Beberapa detik kemudian pertahananku jebol, menyemprotlah spermaku yang sudah tertahan beberapa hari ke vagina Dewi, denyutan demi denyutan dan semprotan demi semprotan menghantam dinding vagina Dewi, tak tahan menerima gempuran hebat ternyata Dewi menyusulku beberapa detik kemudian, kembali vaginanya meremas penisku yang sedang berdenyut dengan hebatnya. Aku langsung terkulai di atas tubuh Dewi, kemudian kami berdua telentang telanjang di balkon kamar, tak lama kemudian Dewi bangun dan diluar dugaanku, dia mengulum dan menjilati penisku, tak dipedulikan sisa sisa sperma yang masih menempel. Tentu saja aku teriak kaget dan geli, kutarik dia dalam pelukanku dan kami berciuman lagi, terasa aroma sperma dari mulut Dewi hingga akhirnya kami benar benar lemas.
“Terima kasih mas” katanya lalu melepaskan pelukanku.
Berdua dalam keadaan masih telanjang, kami duduk di kursi balkon menikmati indahnya bulan purnama di pantai senggigi diiringi debur ombak yang bergelora se-gelora nafsu kami saat ini. Tak tega atau tepatnya terlalu sayang untuk meninggalkan Dewi sendirian, malam itu aku tidur di kamar Dewi, kamar bekas dia melakukan selingkuh dengan bos suaminya, tapi siapa peduli.
Malam itu kami bercinta lagi beberapa kali di ranjang tempat dia melayani si boss hingga kami benar benar tertidur lelap.
Paginya aku bangun kesiangan, kulihat Dewi sudah tidak ada disampingku, jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, entah jam berapa kami baru bisa tidur tadi malam mungkin jam 2 atau 3 pagi.
Kulihat Dewi sudah di ruang tamu hanya mengenakan kemejaku sedang menelepon seseorang, sepertinya dia bicara sama suaminya, Agus. Kubiarkan dia menyelesaikannya, aku ke kamar mandi membersihkan diri biar segar.
Ketika aku keluar kamar mandi kulihat Dewi sedang bercakap dengan Waitress yang mengantarkan sarapan, tanpa risih dia masih hanya mengenakan kemeja, aku yakin sedikit atau banyak waitress itu melihat bagian dalam tubuh Dewi, apalagi dia membuka dua kancing atas kemeja itu. Diluar dugaanku Dewi membungkuk di meja ketika tandatangan bill, sudah pasti si waitress yang berdiri di depannya bisa menikmati kedua buah dada Dewi yang menggantung dibalik kemeja, dengan senyum tanpa rasa bersalah dia mengangsurkan kembali bill itu disertai ucapan terima kasih, sepertinya dia menikmati ketika memperlihatkan bagian tubuhnya ke orang lain. Sebenarnya aku cemburu melihat hal itu tapi apa hakku mencemburui Dewi, tak ada alasan.
“Mas kita extend sehari yuk” ajak Dewi, sebenarnya tanpa dimintapun aku ingin mengusulkan hal itu, tapi aku harus ngurus administrasi check out kamarku dulu dan harus memikirkan alasan pada rekan rekan tentang ketidak bersamaanku dengan lainnya, tentu menimbulkan banyak pertanyaan.
Segera setelah kukenakan kembali kemejaku dan memberikan morning kiss aku meninggalkan Dewi menuju kamarku untuk mengatur “check out”, karena flight ke Jakarta sore hari maka tentu banyak teman yang jalan jalan menikmati indahnya Lombok.
Kukemasi barangku di kamar dan kumasukkan dalam traveling bag, kupanggil room boy untuk mengantar tas-ku ke kamar 1003 untuk menghindari kecurigaan rekan rekan, mengenai administrasi dan pembayaran sudah ada yang ngurusin.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11:30, Aku segera kembali ke kamar Dewi, tapi sialnya ketika melintas kolam renang kepergok rekan rekan yang sedang berenang, mereka memanggilku, dengan terpaksa aku gabung dengan mereka karena ada atasanku disana, nggak enak kalau menolak. Tak banyak tamu hotel di kolam itu, mungkin hanya kami ditambah beberapa bule yang menikmati kolam renang indah itu, apalagi suasana agak berawan hingga nyaman untuk bersantai di luar di tepi kolam.
Entah sudah berapa lama aku bersama mereka ketika di seberang kulihat Dewi datang dengan mengenakan pakaian renang merahnya yang model two pieces, aku yakin pandangan kami semua tertuju padanya.
Dengan tenangnya dia masuk kolam dan berenang santai, gayanya seolah menggoda laki laki yang melihatnya, apalagi dengan postur tubuhnya yang sexy dan wajah cantik imut imut tentu sebagai laki laki normal tak akan melepas pemandangan ini. Kudengar komentar kagum dari rekan rekanku, ada perasaan bangga bahwa semalam aku telah menikmati kehangatan tubuh sexy itu.
Melihat serombongan laki laki di tepi kolam bukannya membuat Dewi risih tapi dia malah bergaya lebih erotis dan sepertinya dengan sengaja memamerkan keindahan tubuhnya. Baru kusadari mungkin dia termasuk exhibionist yang suka menggoda dengan memamerkan ke-sexy-an tubuhnya, mungkin karena kurang mendapatkan perhatian dan pujian dari suaminya, sepertinya dia ingin membuktikan bahwa banyak orang yang tertarik dengan postur tubuhnya.
Aku melirik Pak Sys, direktur operasi, bossku, kulihat sorot mata kagum di wajahnya. Laki laki bujang berumur 45 tahun itu seolah tak berkedip melihat pose dan gaya Dewi saat berenang, seolah ingin menelannya bulat bulat, aku tahu dia memang penikmat wanita cantik, dengan wajah yang masih ganteng tentu tak sulit bagi dia mendapatkan wanita apalagi ditambah tunjangan dananya.
“Waow, gila bagus banget bodynya, perfect” komentarnya
Tidak lebih satu jam dia di kolam, berenang maupun santai di kursi yang ada di sepanjang tepi kolam, Dewi mengemasi barangnya dan menghilang di balik batu alam tepi kolam, setengah jam kemudian kami semua bubar seiring dengan menghilangnya Dewi dari pandangan kami.
Aku menyelinap meninggalkan mereka menuju kamar Dewi, ternyata pintunya tidak tertutup dengan benar, kubuka pintu itu perlahan bermaksud mengagetkan dia. Tak kujumpai Dewi di ruang tamu maupun ruang tengah, begitu juga di kamar mandi depan.
Kudekati kamar tidur yang pintunya sedikit terbuka, aku kaget ketika mendengar desahan pelan dari kamar itu, ketika kubuka pelan pintu itu, bukan main kagetnya ketika kulihat Dewi sedang telentang membuka kakinya lebar dengan kepala seseorang di antara kaki itu, dia sedang menerima jilatan dari laki laki itu dengan ganasnya, terlihat tubuh Dewi menggeliat dan mendesah nikmat. Mereka sepertinya tak mengetahui kehadiranku, tangan Dewi meremas kepala yang sedang mengusap usap vaginanya. Laki laki itu berlutut masih mengenakan celana renang menjilati vagina Dewi, entah sudah berapa lama mereka melakukannya, yang jelas belum terlalu lama karena swimsuit Dewi yang atas belum juga terbuka, masih menutupi buah dadanya yang montok.
Perasaan cemburu, kecewa, marah, benci berkecamuk di kepalaku, tapi anehnya bukannya menghentikan mereka tapi aku justru menikmatinya, perlahan perasaan perasaan itu berubah menjadi nafsu, gairah dan kurasaka sensasi yang aneh, yang jelas aku mulai menikmati melihat mereka bercinta. Kejantananku perlahan menegang dari balik celanaku, lidah laki laki itu mulai menyusuri perut Dewi, tangannya sudah meremas buah dadanya yang masih terbungkus ketat.
Aku masih berdiri terbengong di pintu, tak tahu harus berbuat apa, tanpa kusadari tanganku sudah meremas kejantananku yang makin menegang.
Pria itu menindih tubuh Dewi, mereka berciuman dan bergulingan di ranjang yang semalam dia pakai bercinta denganku, tubuh Dewi di atas menciumi dada bidang pria itu, ciumannya terus turun hingga bawah perut, tangan Dewi mulai melepas celana renangnya dan menggapai kejantanan yang nongol dari baliknya. Tidak terlalu besar tapi kelihatan begitu tegang dan panjang, mulut mungil Dewi segera mengulum dan memepermainkannya, dengan segera penis itu meluncur keluar masuk mulut Dewi hingga hampir semuanya, hidung Dewi terkadang menyentuh rambut pubic pria itu, sesekali Dewi mempermainkan kepala dan batang penis dengan lidahnya, dijilatinya dari ujung hingga pangkal, begitu pandainya dia mamainkan irama, pria itu mendesis desis dalam kenikmatan kuluman sang Dewi.
Ketika Dewi mengulum pria itu, posisi tubuhnya nungging membelakangiku hingga terlihat bibir vaginanya seolah mengundang menantang. Dengan penuh gairah Dewi mengocok penis pria itu, hanya desis kenikmatan keluar dari mulutnya sambil tangannya memegang kepala Dewi dan menekan untuk lebih dalam memasukkan penisnya.
“aahh..aahh” jerit pria itu seiring dengan semprotan sperma di wajah Dewi yang tak mau membuang kesempatan langsung memasukkan penis yang menyemprot itu ke mulutnya, tanpa ragu Dewi membiarkan pria itu mengeluarkan spermanya di dalam mulutnya dan tanpa ragu pula dia menelannya, terlihat tetasan putih di ujung bibirnya, sperma yang tak tertampung di mulutnya menetes ke bibir dan dagunya. Dewi lalu menyapukan penis yang melemas itu ke wajahnya sambil tersenyum.
Ketika Dewi berdiri, dia melihat keberadaanku.
“Eh Mas, udah lama disitu?” Tanya Dewi dengan santainya sambil berjalan ke arahku, tiada nada terkejut atas kehadiranku.
Kutinggalkan mereka berdua di kamar, aku menuju balkon mengambil udara segar sambil memikirkan apa yang harus aku lakukan, perasaanku bercampur aduk menjadi satu antara cemburu, marah, benci dan perasaan aneh lainnya melihat sensasi itu.
Dengan hanya berbalut handuk di dadanya Dewi mendekatiku dan langsung memelukku dari belakang, aku ingin marah tapi sadar bahwa bukan hakku untuk cemburu dan marah.
“Mas marah ya?” tanyanya sambil tetap memelukku dan mengelus dadaku. Aku diam saja
“kenapa Mas Hendra marah, ini kan hanya kesenangan, just for fun, apa bedanya aku bercinta sama Mas atau aku dengan Fredy? toh sama sama penyelewengan” katanya mencoba mencari pembenaran atas tindakannya, ternyata laki laki itu namanya Fredy.
“kenapa nggak sekalian saja secara bersama sama main bertiga, toh ini juga kesenangan, just for fun” kataku sekenanya sambil mendongkol karena hilang kesempatan untuk menikmati tubuh Dewi sendirian.
“kalau Mas nggak keberatan, aku juga ingin melakukannya, just for fun, lagian aku belum pernah melakukan sex bertiga seperti itu, asik kali ya” jawabnya tetap tanpa rasa bersalah, tentu saja mengagetkanku.
“emang kamu ingin melakukannya?” tanyaku mempertegas
“kalau Mas nggak keberatan, tapi kalau Mas nggak mau ya nggak apa apa, akan kusuruh Fredy pulang, tapi terus terang aku jadi ingin mencobanya” tegas dia sambil merajuk manja.
Aku diam saja memikirkan kata katanya, tangan Dewi sudah mulai mengelus elus selangkanganku.
“gimana mas? dia pergi atau tinggal” desaknya.
Aku belum memberikan jawaban, terlalu sayang untuk membagi tubuh Dewi dengan laki laki lain, apalagi sekelas Fredy yang jauh dari menarik kecuali postur tubuhnya yang atletis.
“pleese” Dewi terus mendesakku, tangannya sudah masuk ke balik celanaku dan meremas remas kejantananku yang mulai menegang, membuat aku tidak bisa berpikir jernih lagi.
“oke deh terserah kamu, toh ini acaramu, aku kan hanya kebetulan berada di tempat yang tepat” jawabku.
“thanks mas” jawabnya girang, dia bergeser ke depanku dan hendak langsung memelukku tapi aku menghindar kusuruh dia membersihkan diri dulu dari bekas sperma.
Dipanggilnya Fredy ke balkon, dengan penuh selidik kuamati penampilannya, baru aku sadar bahwa Fredy adalah Life Guard kolam renang tadi, sebagai seorang perenang tubuhnya memang atletis dan sexy meski tidak terlalu ganteng.
“Mas, kenalin si Fredy, Fredy ini Mas Hendra” katanya memperkenalkan kami lalu meninggalkan kami berdua dan masuk kamar mandi.
Fredy sudah mengenakan kembali celana renangnya, kami duduk dan ngobrol di ruang tamu dekat balkon sembari menunggu Dewi keluar kamar mandi. Ternyata Fredy adalah putra asli daerah lombok yang sudah 5 tahun kerja di hotel ini, memang tampangnya yang keras memperlihatkan guratan pekerja keras, meski usianya masih sekitar 25 tahun tapi garis wajahnya jauh lebih dewasa menggambarkan kematangan hidup. Kawin tiga tahun dengan tetangga satu desa dan dikaruniai satu anak.
Dewi
Dewi keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk di dada, langsung duduk di pangkuan Fredy, berhadapan dengan tempat dudukku. Kulihat Fredy agak canggung memangku Dewi dihadapanku, tapi Dewi bisa membawa diri mencairkan suasana terutama terhadap Fredy. Diciumnya kening Fredy, lalu pipinya sembil memeluk kepalanya dan menyandarkannya ke dadanya yang menonjol.
Kembali aku diliputi kecemburuan melihat kemesraan yang diberikan Dewi pada Fredy, tapi aku diam saja.
“sayang kenapa celananya sudah dipakai, kan kita belum selesai” ucapnya sambil mengelus rambut ikal Fredy yang masih bersandar di dadanya.
Agak terbata Fredy menjawab,”aku belum pernah dikulum dan dijilati seperti itu, apalagi setelah keluar sperma”
“tapi permainan lidahmu sangat pintar”
“kalo itu sering aku lakukan dengan bule tamu disini, tapi ya sebatas itu tak lebih, dan aku tidak boleh pegang pegang, Cuma jilatan jilatan seperti itu sampai mereka puas, lumayanlah Mbak hasilnya bisa untuk tambah kebutuhan rumah tangga”
“kasihan sayang, ntar aku kasih yang enak ya” Dewi menghibur manja lalu mencium bibirnya.
Setelah kutunggu beberapa saat, ternyata Dewi tak juga beralih ke pangkuanku, tak mau menjadi penonton seperti kambing congek, kuambil inisiatif, kuhampiri mereka, aku berdiri di samping Dewi, kubuka resliting celanaku, kukeluarkan kejantananku dan kusodorkan ke mulut Dewi.
Dia langsung memegang penisku dan memandangku dengan senyum menggoda, lalu lidahnya mulai bekerja di kepala penisku, sambil mengocok penisku dia memasukkannya ke mulutnya, dengan segera penisku keluar masuk mulutnya.
Tangan Fredy mulai menjamah dada Dewi yang masih tertutup handuk, kutarik handuk putih yang melilit tubuhnya hingga terlepas, kini Fredy bisa dengan leluasa meraba menjelajahi buah dada Dewi yang menggantung indah menantang, diremasnya kedua bukit telanjang itu.
Dewi turun dari pangkuan Fredy dan berjongkok di depanku, Fredy ikut ikutan berdri di sampingku, kini kedua tangan Dewi memegang dan mengocok kejantanan kami berdua, gantian dia mengulum dari kiri ke kanan, kami berdua mendesis bersautan.
“jangan keluarin lagi ya” kata Dewi pada Fredy lalu meneruskan kulumannya. Meski melayani kami berdua Dewi tak tampak kesulitan, padahal kedua penis kami tidak bisa dikatakan kecil, hampir sama panjang 17 cm tapi punya Fredy diameternya sedikit lebih kecil. Dengan penuh nafsu dia mempermainkan kami dari jilatan ke seluruh bagian penis hingga kuluman memabokkan. Sekali sekali kepala penis kami bersinggungan di depan bibir Dewi, seperti berebut masuk ke mulut mungilnya.
Sambil mendapatkan kuluman dan jilatan, kubuka pakaian dan celanaku, kami bertiga sudah dalam keadaan telanjang.
Tiba tiba Fredy melangkah mundur hingga pegangan Dewi terlepas, Fredy menggeser ke belakang Dewi, kukira dia akan memeluk Dewi dari belakang ternyata dia telentang di belakang Dewi dan kepalanya menyusup di antara kakinya, Dewi segera membuka lebar kakinya memberi jalan kepala Fredy di bawahnya. Dewi terus menjilat dan mengulum kejantananku sementara kepala Fredy yang ada di bawahnya menjilati vaginanya dari bawah.
Dewi menggoyang pinggulnya mengimbangi permainan Fredy sementara aku mengocokkan penisku di mulutnya, kepala dan pinggul Dewi sama sama bergoyang memainkan irama yang berbeda, entah bagaimana dia mengatur konsentrasinya. Ternyata jilatan Fredy lebih mengganggu konsentrasinya, Dewi sering menghentikan kulumannya hanya untuk menikmati permainan lidah Fredy di vaginanya. Tak mau terlalu sering terganggu, kutuntun Dewi ke kursi, kuminta dia di pangkuanku, perlahan dia menurunkan tubuhnya di pangkuanku sambil melesakkan penisku di vaginanya yang sudah basah, entah basah karena rangsangan kami berdua atau basah karena ludah Fredy.
“oouughh.. ss.. ennak mass” dia mendesis ketika penisku perlahan menerobos liang kenikmatannya, kuremas kedua buan dada yang menantang di depan mukaku dan kukulum keras ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya.
Rupanya Fredy tak mau tinggal diam, dia mendatangi Dewi dari belakang, disibakkannya rambut Dewi ke atas hingga tampaklah tengkuknya yang putih mulus, Fredy langsung mencium dan menjilati tengkuk Dewi membuat dia menggelinjang hebat di pangkuanku, goyangannya jadi kacau tapi justru makin membuat penisku diremas dan serasa dipilin di vaginanya.
Kuremas erat kedua buah dadanya, ternyata Fredy ikutan meremasnya, kini masing masing buah dada mendapat remasan dua tangan. Ciuman Fredy beralih ke telinga, dikulumnya telinga Dewi membuat dia makin kelojotan, dengan aksi Fredy seperti itu sebenarnya aku yang diuntungkan karena vaginanya makin erat mencengkeram penisku, menambah kenikmatan, justru lebih nikmat daripada tadi malam, ternyata sensasinya luar biasa.
Dewi meraih kejantanan Fredy yang sudah berdiri telanjang di sampingnya, dikocoknya sambil kembali bergoyang pinggul, tubuhnya mulai turun naik sambil bergoyang memutar, kejantananku meluncur keluar masuk dan teremas di vaginanya, semakin cepat dia mengocok penisku semakin nikmat rasanya, desahan atau jeritan Dewi sudah diluar kontrol, begitu liar.
Beberapa menit kemudian kurasakan tubuh Dewi menegang, dia memelukku erat ketika kurasakan vaginanya berdenyut hebat, sehebat jeritan Dewi dalam kenikmatan puncak sexual, orgasme. Kubiarkan dia menikmati detik detik pasca orgasme, jantungnya berdetak dengan kencang, tapi itu tak berlangsung lama ketika Fredy memeluk Dewi dan dengan sedikit paksa menarik tubuh Dewi ke atas hingga penisku terlepas dari vaginanya.
Dia lalu membopong tubuh Dewi dan menelentangkannya di ranjang, langsung menindih tubuh Dewi yang sudah pasrah menunggu, terlihat begitu kontras antara Dewi yang putih mulus ditindih Fredy yang coklat tua. Fredy dengan rakusnya menciumi Dewi, kening, pipi, bibir, lehernya yang jenjang, hingga kedua payudaranya, tak sejengkal daerah sexy Dewi terlewatkan dari sapuan bibir dan lidahnya. Kembali rasa cemburu menghampiriku melihat bagaimana Fredy menikmati hangat dan gairahnya tubuh Dewi.
Ganasnya Fredy mempermainkan buah dada dan puting Dewi segairah desahan Dewi yang kembali terbakar birahi. Fredy menyapukan sebentar kejantanannya di bibir vagina yang basah itu, tapi sebelum Fredy melesakkan kejantanannya, Dewi mendorong tubuhnya menjauh.
“sabar ya sayang, kamu pakai kondom dulu, tuh ambil di laci” katanya. Mungkin Fredy agak dongkol tapi dia tak bisa berbuat lain kecuali meninggalkan Dewi yang sudah dalam keadaan pasrah. Melihat tubuh telanjang Dewi yang telentang menantang, aku tak mau membuang kesempatan, sambil menunggu Fredy memasang kondom, kuhampiri Dewi dan tindih sambil mencium bibirnya.
“ah Mas Hendra nakal, kan giliran Fredy” godanya sambil melirik Fredy yang sedang menyobek bungkus kondom.
“dia sedang mempersiapkan tuh” kataku sambil menyapukan kejantananku yang telanjang tanpa kondom ke vaginanya, sekali dorong melesak semua ke dalam diiringi jerit kenikmatan dari Dewi.
Pantatku langsung turun naik di atas tubuh telanjangnya, menggenjot secepat dan sedalam mungkin sambil memandang wajah cantik Dewi, rona merah mukanya terlihat jelas di wajahnya yang putih menambah kecantikan dan gairahnya.
Fredy yang sudah siap, menghampiri kami, dengan penis yang terbungkus kondom disodorkannya ke mulut Dewi, bibir Dewi yang terbuka mendesah langsung terbungkam penis tegang Fredy.
Sambil menerima kocokanku, Dewi juga mengocok penis Fredy di mulutnya, kami saling mendesah bersautan. Tangan Fredy meremas remas buah dadanya dengan gemas sambil memainkan puting kemerahan.
Berdua kami mengocok Dewi dari atas dan bawah, berulang kali tubuhnya menggeliat ketika kusodok dengan keras.
“Aaagh..mmgghh..eegghh..cukup..eeghh..cukup..eegghh..cukup mas, aku nggak mau keluar lagi, ganti Fredy” pintanya.
Meski agak berat, terpaksa aku memberikan kenikmatan dan vagina ini ke Fredy, tapi sebelum kuberikan aku baru sadar bahwa sejak tadi malam aku belum melakukan jilatan di vagina Dewi, harus kulakukan sekarang sebelum penis Fredy mengobok obok vagina ini, now or never. Begitu kucabut penisku, langsung bibir dan lidahku menggantinya, tak kuhiraukan cairan di vagina Dewi yang cukup banyak, lidahku memainkan klitoris dan bibir vaginanya.
“AAuughh.. sshh.. naakaal.. ss.. mass..ssuddaah” desahnya kaget, tak menyangka aku melakukan ini.
Lidahku menjelajah ke daerah vaginanya, tak kupedulikan Fredy yang sudah bersiap disampingku menunggu giliran, tubuh Dewi menggeliat kelojotan, tangannya dikepalaku menekan dan menarik, pantatnya terangkat ke atas merasakan jilatan kenikmatan dari bibir dan lidahku.
Tanpa setahu Dewi kuberi aba aba ke Fredy untuk segera bersiap, maka begitu bibirku meninggalkan liang vaginanya Fredy langsung mengisi dengan penisnya.
Dengan sekali dorongan yang cepat, langsung penis itu melesak ke liang kenikmatannya yang disambut teriakan kaget Dewi menerima sodokan keras dari Fredy. Tanpa menunggu lagi begitu penis itu masuk semua langsung Fredy menarik keluar dan mendorong masuk lagi dengan lebih cepat, kocokan Fredy begitu ganas sambil lidah dan bibirnya tak pernah lepas dari bibir dan leher jenjang Dewi.
Kulihat Fredy begitu gemas melihat wajah Dewi yang mengerang kenikmatan, berkali kali dia menciumi pipi kiri dan kanannya diselingi lumatan bibir. Sepertinya dia mendapatkan rejeki nomplok bisa menikmati kehangatan dan ke-sexy-an tubuh Dewi dengan segala kenikmatannya, apalagi Dewi memperlakukannya seperti layaknya seorang kekasih dalam bercinta, Dewi selalu menyambut kuluman Fredy dengan penuh gairah meski gaya permainan Fredy cenderung kasar. Dekapan Fredy tak pernah lepas dari Dewi, mereka menyatu dalam permainan birahi yang ganas.
Permainan Fredy kasar dan monoton membuat Dewi harus mengambil inisiatif, dia ikutan menggoyangkan pinggulnya meski agak susah karena terhimpit pinggul Fredy dan terhalang kocokannya, tapi dia masih bisa meggoyangkannya.
“dari belakang Fred” pinta Dewi untuk doggie disela desahannya, tapi Fredy tak menggubris, dia masih tetap mengocok dan memeluk Dewi lebih erat.
Sebenarnya aku ingin gabung dengan mereka tapi aku ingin memberi Fredy kesempatan untuk lebih menikmati kehangatan Dewi, disamping itu aku juga ingin tahu seberapa tahan dia menghadapi ganasnya gairah binal Dewi. Dan ternyata dugaanku benar, tak lebih dari sepuluh menit Fredy menggeluti Dewi dia sudah teriak kenikmatan, orgasme kedua yang dia dapat dari Dewi. Tubuh Fredy menelungkup di atas Dewi, keringatnya mengalir deras, sederas semprotannya di vagina.
Dewi memeluknya erat, tiba tiba kudengar Fredy teriak lagi, tapi kali ini agak aneh, bukan teriakan kenikmatan tapi lebih seperti geli, rupanya Dewi mempermainkannya, diremasnya penis Fredy yang masih di vaginanaya dengan otot vagina yang memang kuat mencengkeram dan meremas. Dewi tersenyum nakal melihat expresi Fredy yang aneh menerima remasan itu, hingga akhirnya Fredy tak tahan dan turun dari tubuh Dewi.
Aku tak mau membiarkan Dewi menganggur terlalu lama, kubalikkan tubuhnya untuk doggie, dengan sekali dorong melesaklah penisku di vaginanya untuk kedua kalinya
“aagghh.. yess” desahnya menerima penisku.
Aku langsung mengocok dengan cepat, buah dadanya yang montok mengayun bebas langsung disambut remasan oleh Fredy yang telentang disampingnya, Dewi merespon dengan mencium bibir Fredy. Melihat mereka berciuman membuat aku makin terangsang, kusodok dengan keras hingga penisku menyentuh dinding dalam vagina Dewi, sesaat ciuman mereka terlepas tapi dia kembali mengulum bibir Fredy. Kocokanku makin cepat dan keras dengan pegangan pada pinggulnya aku bisa lebih bebas melesakkan penisku sedalam dalamnya.
Desah kenikmatan Dewi tertahan di bibir Fredy, mungkin tak tahan menerima kocokanku, kini Dewi memeluk tubuh Fredy sambil menelusupkan kepalanya di leher Fredy. Kutarik rambut Dewi kebelakang hingga ciumannya terlepas, kusodok dengan keras, dia menjerit entah sakit atau nikmat. Kepala Fredy sudah berada di bawah buah dada Dewi yang bergantung memukul lembut wajahnya, penis Fredy kembali menegang dalam genggaman Dewi, sungguh cepat dia recovery, kembali Fredy memasang kondom kedua.
Diluar dugaan ketika aku sedang asik mengocok menuju puncak kenikmatan, Dewi berontak dari pelukanku hingga penisku tercabut dan langsung duduk di atas kejantanan Fredy yang memang kelihatan sudah keras. Aku mau protes tetapi melihat Dewi sudah melayang dalam kenikmatan sambil berhula hop di atas Fredy, tak tega mengganggunya.
Aku berdiri dan kusodorkan penisku ke mulut Dewi dan langsung disambut dengan kuluman dan kocokan mulut. Kupegang kepalanya dan kukocokkan penisku ke mulutnya, Dewi melayani dengan tetap menggoyang pinggulnya mengocok Fredy, dua penis tertanam di tubuhnya, atas dan bawah, dia kelihatan begitu enjoy mendapatkan dua kocokan sekaligus. Tak lama kemudian Dewi memeluk pantatku, memegang erat penisku.
“aahh..yess” tubuhnya menegang, pegangannya menguat, dia mengalami orgasme lagi. Ternyata beberapa detik kemudian disusul teriakan yang sama dari Fredy, rupanya mereka mencapai puncak secara bersamaan. Untuk kedua kalinya hari ini Fredy orgasme di vagina Dewi, entah mimpi apa dia tadi malam mendapat kenikmatan seperti ini.
Dewi langsung telentang terkulai di samping Fredy, kudekati dia untuk melanjutkan hasratku yang belum kesampaian.
“ntar mas, kasih aku istirahat sebentar, udah terlalu banyak keluar nih” katanya lemas, tapi tak kuhiraukan, aku bersiap untuk kembali memasukkan penisku ketika tiba tiba kudengar bunyi HP-ku berbunyi.
Aku ingin membiarkannya tapi Dewi memaksaku untuk menerima panggilan itu, dengan perasaan dongkol kuambil HP dari kantong celana, ternyata si Bos, Pak Sys.
“Hallo sore Pak” jawabku agak gugup
“Hei Hendra dimana kamu, udah ditungguin lainnya nih” suara dari seberang agak keras, terdengar nada marah.
“eh anu, maaf Pak lagi ada urusan pribadi, kalo boleh aku berangkat besok pagi dengan first flight langsung ke Jakarta, maklum Pak baru pertama ke Lombok” jawabku nervous sambil berharap harap cemas.
“bilang kek dari tadi, kan kita nggak perlu nunggu, oke selamat bersenang senang” katanya langsung memutuskan hubungan.
“Mas, bos kamu keren lho, kelihatan cool banget dia, meski kelihatan agak berumur tapi boleh juga kelihatannya” Dewi berkomentar mengagetkanku
“emang kamu tahu bosku yang mana?” tanyaku heran
“kira kira sih, kalau nggak salah tadi di kolam yang mengenakan topi merah Ferrari, benar kan mas? dari cara kalian menghormati dia sudah kelihatan kalau dia boss” jawab Dewi, mengagumkan ternyata pengamatan dia.
“iya emang betul dia, emang kenapa?”
“kenalin dong mas” Dewi merajuk seperti anak kecil minta dibelikan permen. Agak ragu aku menganggapinya karena pengertian “kenal” dalam hal ini pasti mempunyai konteks yang lebih luas.
Setelah mempertimbangkan agak lama, akhirnya aku menurutinya untuk kenalan dengan Pak Sys. Segera kuhubingi beliau untuk minta bicara sebentar secara pribadi sebelum berangkat, untung beliau setuju. Terpaksa kuurungkan niatku untuk merengkuh kenikmatan dengan Dewi lebih jauh. Kukenakan kembali pakaianku, meski tanpa mengenakan celana dalam, kutemui Pak Sys di tepi kolam renang.
Dengan agak bingung aku kemukakan rencanaku dan kemauan Dewi, seperti kuduga tanpa berpikir panjang beliau menyanggupi untuk kenalan dengan Dewi, maka kamipun berpisah setelah kuberitahu kamar Dewi. Beliau menemui rekan lainnya dan mengambil traveling bag-nya sedang aku kembali ke kamar.
Ternyata di kamar kudapati Dewi sedang nungging menerima kocokan Fredy dari belakang, Dewi hanya menolehku sejenak lalu meneruskan desahannya. Gila si Dewi, benar benar sex machine, belum setengah jam kutinggalkan kamar ini dia sudah bercinta lagi dengan Fredy untuk kesekian kalinya. Dongkol juga aku sama Dewi, tadi aku mau ngelanjutin tapi dia bilang capek, sekarang dia melayani Fredy, aku khawatir kalau mereka belum selesai saat Pak Sys datang, tak tahu apa pendapat beliau.
Untunglah lagi lagi Fredy tak bisa bertahan lama menghadapi panasnya gairah Dewi dan untuk kesekian kalinya dia orgasme di vagina Dewi, agak kaget ketika kuperhatikan lebih cermat, ternyata Fredy sudah tidak memakai kondom lagi, berarti yang terakhir dia telah menyirami vagina Dewi dengan spermanya, itupun kalau masih ada cadangan sperma.
Dewi segera meminta Fredy untuk kembali berpakaian dan segera meninggalkan kamar, diangsurkannya beberapa lembar ratusan ribu ke tangan Fredy.
“ah nggak usah mbak, begini saja aku sudah sangat senang kok mbak” tolak Fredy
“aku tidak memberi uang untuk jasamu ini, tapi aku memberi untuk anakmu” kata Dewi langsung meninggalkannya menuju kamar mandi.
Part 3
Sepeninggal Fredy, kususul Dewi di kamar mandi, ternyata dia sedang membersihkan vaginanya dari sperma Fredy.
“boss-ku sudah oke mau kenalan, beliau bersedia menemuimu sebelum pulang, sekarang apa rencanamu” tanyaku
“suruh saja dia menunda kepulangannya sampai besok, kita bisa check out dan pulang sama sama” jawabnya sambil menyiramkan air hangat di sekujur tubuhnya.
“terus aku gimana” tanyaku bengong dengan rencananya, tentu saja aku nggak bisa sekamar dengan mereka, lebih baik aku pulang sekarang saja dan menyerahkan kesempatan mendapatkan kehangatan tubuh Dewi dalam pelukan Pak Sys.
“nggak usah khawatir mas, serahkan padaku, percaya deh” jawab Dewi meyakinkan.
Melihat tubuh molek Dewi dengan rambut basah, hasrat birahiku yang tertunda naik lagi, kurangkul dia dan kuciumi tubuh wanginya.
“mas, sebentar lagi boss-mu datang lho” katanya mengingatkanku.
“tapi aku dari tadi belum orgasme, Fredy saja sudah berkali kali mendapatkannya” protesku.
“oke tapi cepetan ya, sebelum dia datang” katanya sambil berjongkok di depanku, membuka resliting celanaku, mengeluarkan penis dan langsung mengulumnya, sekedar untuk membasahi.
Kuberdirikan Dewi dan kubalik membelakangiku, dia agak jongkok menghadap cermain di meja westafel kamar mandi, dengan mudah penisku menerobos masuk liang vaginanya, Dewi menggigit bibir bawahnya saat penisku melesak masuk, langsung kukocok dengan cepat, dari cermin bisa kulihat wajah Dewi yang menahan desah, buah dadanya yang montok menggantung indah, kupegangi pantatnya dan mengocoknya makin cepat, desahannya sudah keluar dengan lepas.
Aku berusaha mencapai puncak orgasme dengan cepat sebelum Pak Sys datang, kuremas remas buah dadanya, sungguh indah melihat bayangan kami dicermin saat bercinta. Puncak kenikmatan yang biasa aku perlambat kini kuusahakan secepat mungkin, tapi rupanya semakin dipercepat semakin susah meraihnya, ternyata aku tidak bisa melakukan quickie. Kubalikkan tubuh Dewi dan kududukkan di meja westafel itu, kembali aku mengocok dengan cepat, kali ini sambil berhadapan, berharap Pak Sys tidak datang terlalu cepat, kocokanku semakin cepat dan keras, desahan Dewi yang lepas makin menggairahkan, kuciumi pipi dan bibirnya dengan gemas melihat bibirnya yang merekah mendesah.
Sepuluh menit sudah berlalu, belum juga ada tanda tanda orgasme dariku. Melihat aku kesulitan mendapatkan orgasme, Dewi mendorong tubuhku dan memintaku telentang di lantai kamar mandi, hanya beralaskan handuk yang habis dia pakai tadi. Dewi langsung melesakkan penisku ke vaginanya dengan posisi dia di atas, dengan jongkok tubuhnya turun naik mengocok penisku sambil pinggangnya berputar putar membuat penisku serasa terpilin, kami berdua sama sama mendesah lepas, kuraih dan kuremas kedua buah dadanya, kami seolah berpacu menuju puncak kenimkatan.
“Ding dong..ding dong” kudengar bel pintu berbunyi mengagetkan kami berdua, kami saling berpandangan, Dewi tersenyum menggoda melihat sorot kekecewaan di wajahku, diciumnya bibirku dan dia langsung berdiri, penisku tercabut dari vaginanya, kembali aku harus menunda atau malah melupakan orgasme yang tertunda dari tadi.
“cepat buka pintu, ntar dia marah lho, rapikan dulu baju mas” perintahnya sambil mengenakan piyamanya, tanpa pakaian dalam.
“sialan.. sialan.. sialaan” jerit hatiku sambil berdiri dan menutup resliting celanaku.
Ketika kubuka pintu kamar, Pak Sys berdiri di depan pintu dengan traveling bag-nya, rupanya dia memang menunda kepulangannya hingga besok, tentu saja ini membuatku kecewa, hilanglah kesempatan untuk berdua mereguk kenikmatan sex dengan Dewi.
“masuk Pak, Dewi masih di kamar mandi” aku mempersilahkan Pak Sys sambil mengambil traveling bag-nya.
“wah bagus juga kamar ini, pemandangannya juga indah dan agak terpencil” komentar Pak Sys ketika duduk di sofa ruang tamu.
Dewi keluar dari kamar ketika aku mengambilkan minuman untuk Pak Sys, dengan tetapmemakai piyama yang aku yakin masih tanpa pakaian dalam, dia menghampiri kami dan langsung mengulurkan tangannya ke arah Pak Sys.
“Dewi”
“Sys”
Dewi duduk disampingku di sofa panjang menghadap ke arah Pak Sys, kami ngobrol ringan seputar pemandangan alam di Lombok, suasana jadi makin akrab seolah kami teman lama yang baru ketemu, baik Dewi maupun Pak Sys ternyata cepat akrab.
Ketika ngobrol berulang kali Dewi membungkuk, aku yakin Pak Sys telah melihat pemandangan indahnya buah dada Dewi.
“sudut pandang pantai dari sini sangat indah” kata Pak Sys ketika berdiri di balkon menatap deburan ombak di kala senja.
“akan lebih indah dari balkon kamar, coba aja dan bandingkan” tambah Dewi sambil berdiri mengajak Pak Sys menuju kamar.
Mereka berdua menuju kamar, Dewi sempat melirik nakal ke arahku sementara Pak Sys melirikku dengan pandangan penuh arti.
Masih kudengar sayup sayup mereka bercakap cakap dan tertawa di kamar tapi tak lama kemudian suara itu sudah tak terdengar lagi, aku tak bisa menebak apa yang mereka bicarakan di dalam, kubaca majalah wanita yang ada dimeja meskipun tidak bisa sepenuhnya konsentrasi, pikiranku melayang mulai pertemuan dengan Dewi, si Fredy dan apa yang telah kami lakukan pada Dewi, hingga belum tuntasnya aku menyelesaikan hasratku hari ini.
Sayup sayup kudengar kembali suara dari kamar, bukan percakapan atau tawa canda tapi suatu suara yang sudah aku kenal sebelumnya, yaitu desahan kenikmatan dari Dewi, terdengar pelan tapi sudah cukup bagiku untuk menebak apa yang mereka lakukan di dalam. Desahan itu bergantian antara Dewi dan Pak Sys, tapi lebih di dominasi suara desah nikmat dari Dewi.
Kucoba mengabaikan suara desah itu dengan membuka halaman demi halaman majalah ditanganku, tapi desahan Dewi makin lama makin keras dan liar menggairahkan, mengganggu konsentrasiku, desahan itu mau tidak mau membuat kejantananku mulai ikut menegang, entah apa yang dilakukan Pak Sys pada Dewi tapi yang aku tahu pasti Dewi sedang mengarungi lautan kenikmatan bersama boss-ku itu.
15 menit berlalu, desahan Dewi berubah menjadi jeritan liar, aku tak tahan, ingin rasanya kumasiki kamar itu, tapi rasa segan pada Pak Sys masih menahanku di ruang tamu, membayangkan apa yang mungkin sedang mereka lakukan, tak kusadari tanganku sudah meremas kejantananku, berkali kali kulirik pintu kamar tidur yang terbuka sambil berharap mereka segera keluar menyelesaikan permainannya, ingin rasanya menengok apa yang Pak Sys perbuat pada Dewi meski mataku tetap tertuju pada majalah yang halamannya hanya kubalik balik tanpa membacanya.
Rasa cemburuku kutahan dan makin membesar, apalagi membayangkan Pak Sys sedang menggumuli dan menikmati kehangatan tubuh sexy Dewi, entah apa yang dilakukan Pak Sys pada Dewi membuat dia menjerit begitu liar.
“AAauugghh..yess..yess..yaa..aa”
Kudengar jeritan keras dari Dewi, pertanda orgasme, kunyalakan sebatang rokok menepis kegelisahanku. Sudah beberapa batang rokok kunyalakan dan kumatikan meski masih belum setengah kuhisap, aku kegerahan dan makin kepanasan mendengar jeritan nikmat yang semalam kunikmati itu, Pak Sys, boss-ku, yang belum satu jam yang lalu kuperkenalkan, kini sedang menikmatinya. Sesaat tak kudengar lagi desahan Dewi, tapi tak lama kemudian desahan Dewi kembali memecahkan keheningan itu.
Akhirnya aku tak tahan lagi, perlahan kudekati pintu kamar tidur, tepat seperti apa yang kubayangkan, kulihat di ranjang yang telah kupakai tadi malam, tubuh telanjang mereka saling berpelukan, Dewi pada posisi di atas dalam pelukan Pak Sys, pantatnya bergoyang goyang sementara Pak Sys mengocoknya dari bawah sambil meremas pantat Dewi.
Aku tak berani bergerak apalagi bersuara, hanya gerakan tanganku yang meremas kejantananku sendiri sambil melihat mereka bercinta dengan penuh gairah. Pak Sys mendorong tubuh Dewi, kini dia duduk di atas tubuh Pak Sys, tubuhnya turun naik dan pantatnya berputar putar, berhula hop, persis seperti apa yang dia lakukan padaku tadi sebelum kedatangan Pak Sys, buah dada Dewi mendapat remasan dan kuluman darinya. Dewi menggeliat dan menjerit penuh kenikmatan, pinggulnya memutar makin liar, seliar kuluman Pak Sys di putingnya.
Mereka terlalu asik untuk memperhatikan kehadiranku, kini mereka bercinta dengan posisi doggie, Pak Sys mengocok Dewi dengan kerasnya, bisa kulihat dari buah dadanya yang mengayun keras, dijambaknya rambut Dewi hingga dia terdongak, sodokannya makin keras menghunjam vagina Dewi membuatnya menjerit. Dewi melawan gerakan sodokan Pak Sys, dia mendorong mundur pantatnya setiap kali Pak Sys menyodok maju, penisnya makin dalam melesak dalam vaginanya membuat Dewi makin menggeliat dalam desahan nikmat.
Hampir setengah jam mereka bercinta sejak kudengar desahan pertama, sementara diluar sudah mulai gelap, angin malam mulai menerobos ke kamar melalui balkon yang tidak tertutup, mereka masih bercinta dengan doggie style, saling kocok dan saling sodok, Pak Sys mendorong tubuh Dewi hingga tengkurap, dia mengikutinya tanpa melepas penis dari vagina. Kini Dewi tengkurap sedang mendapat kocokan liar dari atas, hanya pinggulnya yang agak naik keatas memberi ruang gerak penis Pak Sys yang meluncur keluar masuk.
Dewi tiba menjerit pertanda orgasme, entah sudah berapa kali dia mendapatkan orgasme dari Pak Sys, Dewi menggeleng gelengkan kepalanya saat menjerit orgasme, ternyata Pak Sys justru makin mempercepat sodokannya, lebih keras lagi.
“aagghh.. Paak.. aaghh” jeritnya disela orgasmenya.
Terus terang aku salut dengan stamina Dewi, entah sudah berapa kali dia orgasme hari ini, baik dariku, Fredy maupun Pak Sys, sungguh wanita yang mempunyai hasrat dan stamina sex yang tinggi. Saat itulah dia menoleh ke arahku, tapi sepertinya dia tidak melihatku, kembali mendesah menerima kocokan Pak Sys. Aku ingin mendekati dan gabung dengan mereka, desahan Dewi terlalu menggairahkan kalau hanya untuk didengar dan dilihat, tapi keseganan pada Pak Sys menahan langkahku, aku tetap berdiri di depan pintu melihat boss-ku sedang bercinta dengan tetanggaku yang cantik, yang semalam tidur denganku.
Terlalu asik aku memperhatikan wajah cantik Dewi yang sedang mendesah hingga dikagetkan suara Pak Sys.
“Hendra, ngapain berdiri bengong di situ, masuk aja, kita kerjain dia rame rame” suara Pak Sys membuyarkan lamunanku pada Dewi, juga berarti undangan untuk ikut pesta. Dewi menolah ke arahku dengan senyum menggoda dan memberi isyarat ke arahku untuk mendekat dengan jari tengahnya.
“uff..kasih aku istirahat sebentar” pintanya menoleh ke arah Pak Sys, tapi tak dihiraukannya, tetap saja mengocok vaginanya.
“Pleessee..aagh..agh..pleesse” desah dan permintaannya nggak jelas bercampur menjadi satu.
Aku sudah berdiri di samping ranjang, menunggu giliran atau kesempatan yang aku sendiri tak tahu kapan diberikan oleh mereka.
“kok nggak dilepas mas” kata Dewi disela desahannya. Meski ini bukan pertama kali aku bercinta bertiga, tapi dengan Pak Sys, boss-ku, membuatku seperti anak kemarin sore, terlalu canggung, serba salah. Cepat cepat dengan gugup kulepas semua pakaianku, ragu ragu aku duduk di tepi ranjang.
“oke kita istirahat sebentar” kata Pak Sys seraya mencabut penisnya dari vagina Dewi, aku kaget melihatnya, ternyata begitu besar, bahkan lebih besar dari punyaku meskipun tidak sepanjang penisku, pantesan Dewi dibuat kelojotan berkali kali.
Dewi langsung telentang dengan napas yang turun naik, matanya terpejam, sementara Pak Sys turun dari ranjang menuju lemari es dan mengambil 3 botol minuman berenergi, mengangsurkan pada kami masing masing satu.
“Gila enak banget, KO aku” komentar Dewi setelah menghabiskan minuman itu, terang aja dia KO, sementara kejantanan Pak Sys masih saja tegang, pertanda dia belum orgasme, entah mungkin dia minum viagra.
“tapi asik kan” celetuk Pak Sys sambil rebahan disampingnya setelah menutup pintu balkon dan menyalakan lampu kamar, suasana jadi terang, lebih jelas aku bisa melihat penis Pak Sys yang mulai lemas tapi tetap terlihat kokoh, aku mengikuti telentang di sisi lainnya, kini tubuh telanjang Dewi diapit tubuh kami.
Ingin segera kutindih tubuh telanjang Dewi, tapi rasa segan masih menahanku kuat, setelah hampir sepuluh menit beristirahat, tangan Dewi mulai mengocok penis kami, kiri kanan, pertanda dia sudah siap untuk memulai lagi.
Dewi memintaku untuk mulai duluan, tanpa segan lagi kutindih tubuh Dewi, dia memegang penisku dan mengatur di vaginanya, kakinya dibuka lebar, dengan mudahnya penisku langsung melesak ke vagina Dewi yang memang sudah basah, disambut dengan jeritan ketika semua penisku tertanam di vaginanya, kurasakan mungkin menyentuh rahimnya.
Ketika aku mulai mengocok, terdengar bunyi kecipuk dari vaginanya, dia memandangku sambil tersenyum penuh arti, tangannya tetap tak melepaskan pegangannya pada penis Pak Sys. Bibir Dewi merekah mendesah, terlihat begitu menggairahkan, buah dadanya berguncang guncang seirama dengan kocokanku, Pak Sys segera mengulum buah dada montok itu, mendapat perlakuan dari dua laki laki tubuh Dewi menggeliat dan mendesah nikmat membuat kami makin bergairah. Melihat Pak Sys mengulum puting dan bibir Dewi, nafsuku semakin naik, semakin keras kusodokkan penisku di vaginanya, ada sensasi tersendiri menyelimutiku, apalagi ketika Pak Sys menyodorkan penisnya dimulutnya dan segera disambut dengan jilatan serta kuluman.
Dengan posisi telentang Dewi mendapat dua kocokan penis secara bersamaan dari atas dan bawah. Desah kenikmatan Dewi tertahan penis Pak Sys, mulutnya kelihatan penuh tertutup penis. Kunaikkan kakinya di pundakku hingga pantatnya lebih terangkat, dengan posisiku agak jongkok maka penisku dapat lebih dalam mengisi celah sempit vagina Dewi, hampir dia tersedak ketika kuhentak keras vaginanya. Kulampiaskan kecemburanku yang terpendam sedari tadi, kusodokkan penisku sekeras dan sedalam aku bisa, berulang kali Dewi harus mengeluarkan penis Pak Sys dari mulutnya.
Secara bergantian tanganku, tangan Pak Sys bahkan tangan Dewi sendiri meremas remas buah dada yang berguncang keras, seolah berebutan meremasnya.
Sesekali kuhentikan gerakanku untuk memberi Dewi kesempatan menikmati kocokan Pak Sys di mulutnya, dengan konsentrasi total ke penis Pak Sys dia bisa memberikan “pelayanan total”, tak lama kemudian Pak Sys teriak pertandan orgasme, Dewi malah mempercepat kocokan mulutnya, kulihat cairan sperma menetes keluar dari celah mulutnya, Dewi tetap tidak mengeluarkan penis itu seakan dia menyedot habis sperma Pak Sys, dan menelannya.
Melihat begitu gairah Dewi melahap sperma Pak Sys, aku tak mau ketinggalan, kusodok dengan keras hingga penis itu terlepas dari mulutnya, diraihnya kembali penis itu dengan tangannya dan mengusap usapkan ke wajah cantiknya.
Aku makin bergairah melihat kebinalan Dewi, kubalikkan tubuhnya, dengan posisi doggie kembali kukocokkan penisku keluar masuk. Pak Sys turun dari ranjang, duduk di sofa melihat kami bercinta, kini tinggal aku sendirian menikmati gairah banal Dewi yang tiada habis habisnya. Dengan bebas aku bisa berimprovisasi gerakan mengocokkan penisku ke vagina Dewi, dan Dewi pun sepertinya terbawa gerakan improvisasiku, ternyata aku tak bisa bertahan lebih lama menghadapi gairah binal Dewi yang makin lama makin menggairahkan, tak lebih sepuluh menit dari orgasmenya Pak Sys tadi, aku segera menyusul, menyemprotkan spermaku di vagina Dewi, orgasme yang tertunda sejak tadi siang.
Dewi tak menghentikan gerakannya ketika penisku berdenyut keras, hanya desah dan jerit kenikmatan darinya yang membuatku ingin terus menanamkan penisku di vaginanya, pinggulnya bergoyang dengan gerakan meremas remas. Beberapa detik setelah semprotan spermaku, kurasakan denyutan dari otot vagina Dewi diiringi jeritan nikmat orgasme, kupeluk dia dari belakang sambil kunikmati pijatan nikmat dari vaginanya, akhirnya kami berdua roboh telungkup seiring habisnya denyutan nikmat. Aku masih telungkup di atas tubuh telanjang Dewi yang masih tengkurap, napas kami berpacu kencang, hingga akhirnya turun dari tubuhnya dan telentang disampingnya, kucium bibir Dewi, masih tercium aroma sperma dari mulutnya.
Malam itu kami habiskan bersama dengan kenangan yang indah, baik bergantian maupun bersama sama kami menikmati tubuh sexy Dewi, baik diminta maupun atas inisiatif masing masing dan hebatnya dia bisa mengimbangi permainan kami.
Tontonan Khusus Dewasa –> Film Bokep 2015
Esoknya kami sama sama bangun kesiangan, maklum baru tidur ketika matahari hampir muncul dari peraduannya.
Pukul satu siang kami sama sama check out setelah masing masing malakukan quickie sex dengan berpakaian, sesaat sebelum meninggalkan kamar nan indah itu. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Dewi Di Lombok appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Marwah seorang janda Muda

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Marwah seorang janda Muda – Marwah baru berusia 29 tahun, tapi sudah menjanda. Suaminya mati dalam sebuah kecelakaan bus, meninggalkannya sendirian dengan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Hidupnya jadi susah, karena itulah ia pulang ke desa untuk hidup bersama kedua orang tuanya.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
ketagihan-main-alat-bantu-sex-150x150

Cerita Sex: Marwah seorang janda Muda

 
Menjadi seorang janda bukan berarti sudah tidak menginginkan sex lagi. Itu salah. Buktinya, Marwah masih saja menginginkannya, apalagi sudah lama ia tidak mendapatkannya. Memeknya jadi gatal, tapi ia harus sekuat tenaga menahannya. Sebagai seorang wanita yang baik, ia tidak boleh terlalu vulgar mengumbar nafsu birahinya.
Di desa, Marwah memelihara ayam. Dia juga mempunyai sebuah kolam ikan peninggalan almarhum suaminya serta beberepa petak sawah dan sedikit ladang kering. Sehari-hari ia sibuk mengurusnya, lumayan untuk sedikit mengalihkan perhatiannya.
Sehari-hari, ia akrab dengan seorang anak pengangon kambing yang sesekali suka mengusilinya. Namanya Adi, usianya baru 15 tahun. Selain usil, Adi juga suka bicara seenaknya. Mulanya Marwah risih juga mendengar perkataannya yang tak senonoh itu. Tapi setelah memperhatikan, ternyata anak itu hanya berkata jorok bila mereka berdua saja, dan semua kata-katanya tidak sampai terdengar keluar. Hanya mereka berdua yang tahu. Itu membuat Marwah yakin kalau Adi adalah anak yang pintar menjaga rahasia.
Sampai akhirnya, terjadilah peristiwa itu…
Hari sudah beranjak sore ketika Marwah berniat untuk mandi. Itu adalah rutinitasnya seperti biasa, tapi entah mengapa, sore itu ia merasa tidak enak hati, seperti ada yang membuatnya deg-degan. Perasaannya jadi tidak menentu, naluri kewanitaannya mengatakan bakal ada sesuatu yang terjadi. Entah itu baik ataupun buruk.
Dan benar saja, saat mau menyirami tubuh telanjangnya yang sudah disabuni, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sepasang mata yang mengintip penasaran dari balik dinding gedek. Seperti umumnya kamar mandi di desa, kamar mandi Marwah juga cuma ditutup gedeg atau anyaman bambu sebagai sekatnya. Siapapun yang berniat mengintip akan dengan mudah melihat dari celah dinding bambu. Dan sore ini, Adi melakukannya. Ya, Marwah sangat hafal sekali, itu adalah sepasang mata milik si bocah.
”Adi, ngapain kamu?!” tanya Marwah dari dalam.
“Ya, ini aku, Budhe…” jawab Adi enteng tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ia malah tersenyum lebar karena sudah berhasil mengintip tubuh montok Marwah yang sehari-hari tertutup jubah panjang dan jilbab lebar. Memang, tidak semua orang bisa seberuntung dirinya saat ini.
Dalam hati, Marwah membatin, ”Nakal sekali anak ini, harus aku kasih pelajaran!” Dan pelajaran yang cocok untuk anak semacam Adi adalah… Marwah akan membiarkan bocah kecil itu terus mengintip tubuhnya! Rasain, biar saja dia jadi puyeng karena melihat seluruh tubuhnya. Marwah tidak peduli. Salah sendiri jadi anak kok nakal banget.
Pura-pura tidak terjadi apa-apa, Marwah meneruskan acara mandinya. Sambil mengguyur tubuh montoknya yang masih penuh busa sabun, ia sedikit meliuk-liukkan tubuhnya, memamerkan bokong dan payudaranya yang bulat montok pada Adi. Tersenyum dalam hati, Marwah memperhatikan betapa Adi terdiam dan terkagum-kagum memandanginya. Bocah itu melotot dengan air liur hampir menetes keluar.
Jangankan Adi yang baru beranjak gede, orang-orang di pasar saja suka usil bila melihat Marwah. Mereka suka mencolek dan menggodanya kala Marwah menjual telur bebek ke salah satu kios langganannya. Dengan kemolekan tubuhnya, Marwah dengan cepat menjadi idola para pedagang telur di pasar inpres. Tapi untunglah, dengan dandanannya yang alim dan sopan, sampai saat ini belum ada yang berani berbuat macam-macam kepada dirinya. Dan Marwah berharap, semoga selamanya juga tidak ada. Dia ingin menjalani hidupnya di desa ini dengan tenang. Marwah tidak ingin mencari masalah.
Setelah tubuhnya bersih, Marwah mengambil handuk yang ada di cantolan baju. Pelan dia mengusap sisa-sisa air yang masih menempel di tubuh montoknya. Diperhatikannya Adi yang masih tetap setia mengintip dari celah dinding. Marwah tersenyum, ia berniat untuk unjuk diri sekali lagi. Entah kenapa, menghadapi Adi yang usil, sisi liar Marwah jadi bergejolak seperti ini. Padahal biasanya ia cukup teliti menjaga aurat, buktinya ia selalu mengenakan baju panjang dan jilbab kalau keluar rumah. Marwah tidak ingin ada yang menikmati lekuk tubuh montoknya secara gratis.
Menghadap persis ke arah Adi, Marwah mulai beraksi. Sedikit membusungkan dada, ia mulai meremas-remas kedua bukit kembarnya berulang kali, membuat benda yang masih kelihatan padat meski sudah digunakan menyusui 3 orang bayi itu semakin terlihat indah. Marwah juga memilin-milin putingnya yang mungil kecoklatan, yang kelihatan sangat kontras dengan kulit tubuhnya yang putih mulus. Tak berhenti sampai di situ, tangan Marwah turun ke bawah dan mulai mengusap-usap bibir vaginanya. Dia mencolokkan dua jarinya ke dalam dan mulai mengocoknya dengan begitu lembut. Di luar, Adi menegang dan terpana saat melihat Marwah yang mulai bermasturbasi di depan matanya.
Adegan itu terus berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya Marwah menjerit keenakan tak lama kemudian. Dari memeknya memancar air bening yang amat deras. Adi tak berkedip memandanginya, bahkan ia terlihat semakin menempelkan matanya di dinding kamar mandi agar bisa melihat lebih jelas lagi.
Terengah-engah penuh kepuasan, Marwah mengguyur tubuhnya. Ia mandi sekali lagi. Dilihatnya Adi masih setia mengintip apapun yang ia lakukan. Marwah segera menegurnya. ”Sudah, Di. Sudah tidak ada yang bisa dilihat.” katanya begitu acara mandi sore itu selesai.
Tidak mendengar jawaban, Marwah menebak kalau Adi sudah pergi. Hari sudah mulai gelap hingga ia tidak bisa melihat ke antara celah dinding kamar mandi. Marwah segera mengenakan baju panjangnya kembali dan berjalan keluar menuju rumah.
***
Hari masih pagi ketika Marwah pergi ke sawah untuk melihat bebek-bebeknya. Saat itu dia membawa beberapa buah singkong goreng sebagai bekal. Setelah memastikan bebeknya tidak ada yang hilang dan selesai memberi makan mereka, Marwah pergi ke gubuk di tengah sawah untuk beristirahat. Saat sedang asyik memakan bekalnya, dilihatnya Adi datang mendekat. ”Hmm, mau apa bocah nakal itu sekarang?” batin Marwah dalam hati. Dilihat dari cengirannya yang usil, sepertinya Adi tidak merasa bersalah dengan peristiwa kemarin.
”Pagi, Budhe… habis ngasih makan bebek ya?” tanyanya.
”Iya,” Marwah mengangguk. ”Mana kambingmu?” ia bertanya. Tidak biasanya Adi pergi sendirian ke sawah tanpa dibuntuti kambing-kambingnya.
”Sudah dibawa bapak ke bukit sana,” Adi menunjuk bukit kecil yang ada di sebelah kiri mereka.
”Kemarin kamu mengintip Budhe ya, kenapa?” tanya Marwah saat Adi sudah duduk di sebelahnya.
”Adi suka nglihat tetek Budhe yang gede,” jawab Adi enteng.
Marwah memperhatikan payudaranya. Memang benar, meski tertutup baju panjang dan jilbab lebar, benda itu terlihat sangat bulat dan menggiurkan. Anak sekecil Adi aja tahu kalau tetek Marwah begitu montok dan besar. Bocah itu tidak salah. ”Selain tetek Budhe, kamu mau lihat apa lagi?” pancing Marwah, entah kenapa dia jadi bertanya seperti ini.
“Ya… apalagi kalau bukan tempeknya Budhe,” kata Adi seenaknya. Yang dimaksud dengan tempek adalah kemaluan wanita, alias vagina.
“Kamu masih kecil, tapi sudah gatal,” Marwah nyeletuk. Meski tahu kalau Adi sedikit nakal, dia tetap sayang kepada bocah itu karena Adi suka membantunya kalau Marwah lagi sibuk di sawah sendirian. Semua penduduk desa tahu kalau mereka sangat dekat dan akrab. Tapi tak seorang yang tahu kalau Adi suka ngomong jorok dan seenaknya.
”Tempek Budhe kemarin gatal ya, kok sampe digaruk segala?” tanya Adi mengenai masturbasi Marwah.
Marwah tersenyum lebar, ”Bukan gatal, Budhe cuma pengen kencing aja.” dia mengarang alasan.
”Perasaan, kalau ibuku kencing nggak sampai seperti itu deh,” sahut Adi.
”Kamu pernah melihat ibumu kencing?” tanya Marwah tak percaya, benar-benar sudah kelewatan bocah satu ini.
”Nggak ngeliat langsung, cuman nggak sengaja saat ibu jongkok di kebun belakang.” jelas Adi.
”Dasar kamu ya,” Marwah mengacak-acak rambut bocah itu. ”Eh, kalau ngintip ibumu mandi mandi, pernah nggak?” tanya Marwah, tiba-tiba saja terlintas pikiran itu di otaknya yang tertutup jilbab.
Adi mengangguk. ”Iya, pernah.”
“Gimana tetek ibumu, gede kan?” tanya Marwah penasaran. Dia memang pernah sekali melihat ibu Adi sedang mandi di sungai, dan menurutnya tubuh perempuan itu cukup menarik juga meski wajahnya tidak cantik-cantik amat.
Adi terdiam membayangkan, ”Lumayan sih, tapi tetep lebih gede punya Budhe,” jawabnya sesaat kemudian.
Marwah tertawa mendengarnya. ”Itu karena usia ibumu sudah tua, jadi teteknya kendor. Coba kalau seusia Budhe, pasti ukurannya bakal sama.”
Adi menggeleng, ”Nggak, masih lebih bagus punya Budhe.”
Marwah tertawa lagi. “Trus, emang kenapa kalau lebih bagus punya Budhe? Kamu mau ngapain?” tantangnya.
Adi tersipu malu, ”Ya nggak apa-apa sih. Adi cuma pingin pegang, pingin hisap, pingin remas-remas!” kata bocah itu sekenanya.
“Ah, kamu ini… dasar anak kecil!” Marwah kembali mengacak-acak rambut gondrong Adi.
“Kecil apanya? Nih Budhe lihat!” tanpa disangka oleh Marwah, Adi tiba-tiba berdiri dan memelorotkan celananya.
”Adi!” pekik Marwah saat melihat kontol Adi yang sudah ngaceng keras. Walau bulunya masih sangat sedikit, tapi benda itu tampak begitu mempesona. Bagi seorang wanita yang haus akan sentuhan seperti Marwah, melihat kontol tepat di depan matanya seperti sekarang, tak urung dengan cepat membuat darahnya berdesir. ”Gila. Anak umur limabelas tahun, tapi kontolnya sudah mirip orang dewasa,” batin Marwah dalam hati.
“Gimana, besar kan, Budhe?” tanya Adi bangga sambil semakin memamerkan penisnya.
“Ya, lumayan juga.” Marwah tak sanggup memalingkan mukanya dari benda coklat panjang itu.
”Kok cuma lumayan, ini kan sudah gede banget.” protes Adi tidak terima.
”Memang gede sih, tapi kan belum pernah dipakai. Mana bisa tahu kuat apa nggak?” pancing Marwah lebih nakal lagi.
“Dipakai buat ngentot ya, Budhe?” tanya Adi polos.
Marwah mengangguk mengiyakan. ”Iya, kamu sudah pernah ngentot belum? Aku yakin belum!” yakin Marwah.
Adi tersipu malu, “Aku kepingin ngentot, Budhe, tapi bagaimana?” tanyanya bingung.
”Bukan bagaimana, tapi sama siapa! Kalau soal cara ngentot sih, Budhe bisa ngajarin.” tawar Marwah.
Adi langsung menyeringai lebar mendengarnya, ”Ya betul! Kenapa nggak sama Budhe aja?” kata Adi ceplas-ceplos.
“Gila kamu! Ngajarin kan bisa lewat tulisan atau cerita, nggak perlu harus ngentot langsung.” kilah Marwah.
“Ayolah, Budhe. Masak cuma lewat tulisan, nggak seru dong!” kata Adi.
Marwah diam tidak menjawab. Dia tampak berpikir keras. Sebagai seorang wanita berjilbab, ia tidak boleh melakukannya. Tapi di sisi lain, hati kecilnya tidak bisa dibohongi. Pembicaraan ini telah memancing gairahnya. Ditambah dengan kontol Adi yang besar, yang terus tersaji indah di depannya, membuat Marwah jadi sangat kesulitan untuk menentukan sikap.
Bebek-bebek terus bersuara di sekitar mereka, terkadang berenang kian kemari di air sawah yang baru saja dipanen. Binatang berkaki selaput itu berebutan memakan biji padi yang masih banyak berserakan disana. Sisanya yang tidak kebagian mencocorkan paruhnya ke pematang sawah, berharap mendapat cacing atau siput yang sedang sial.
“Boleh ya, Budhe?” Adi mendesak semakin berani.
Marwah menghela nafas. Ia memandangi bocah kecil itu dan tersenyum, “Benar kamu mau tahu?” tanyanya penasaran dengan kemampuan Adi.
“Iya, Budhe. Aku pengen sekali ngentot. Apalagi dengan orang secantik Budhe, aku pingin sekali!!” seru Adi penuh semangat.
“Tapi kamu tidak boleh bercerita kepada siapapun juga. Sumpah?” kata Marwah serius.
“Sumpah, Budhe. Aku nggak bakal cerita sama siapapun.” Adi menganggukkan kepalanya.
Marwah tersenyum dan kembali mengacak-acak rambut gondrong Adi. ”Sebentar ya,” dia melihat sekeliling, memastikan kalau mereka aman. Gubuk itu berbentuk terbuka, dengan anyaman bambu yang menutupi hingga sebatas pundak. Kalau mereka duduk, dari kejauhan, hanya kepala mereka yang terlihat. Marwah menyadari hal ini dan tersenyum. Mereka bisa melakukannya!
Situasi juga sangat memungkinkan. Hari yang masih pagi membuat para petani sibuk di sawah masing-masing. Tidak akan ada yang melihat ke arah gubuk, atau bahkan mendatangi tempat dimana Adi dan Marwah sedang berada sekarang. Ditambah suara ratusan bebek yang berkuek-kuek nyaring, itu bisa menyamarkan dengan baik suara desahan mereka saat ngentot nanti. ”Sempurna!” Marwah membatin dalam hati. Dia kemudian berpaling kembali pada Adi.
“Kamu telentang di sini dan tetap pakai bajumu. Kalau ada orang lewat, kamu cepat menaikkan kembali celanamu!” kata Marwah memberi instruksi.
Adi segera mengikuti apa yang dianjurkan oleh perempuan cantik itu. Dia tidur telentang dan celana melorot hingga sebatas paha, memperlihatkan burung besarnya yang mendongak gagah mencari mangsa. Marwah mengelus-elus burung Adi sebentar sampai benda itu menjadi benar-benar keras. Gila, ternyata kontol itu bisa membengkak sampai dua kali lipat, ukurannya juga menjadi sedikit lebih panjang. Marwah sampai geleng-geleng kepala dibuatnya.
”Baru umur segini sudah begini gede, gimana kalau sudah besar nanti?” Marwah membatin dalam hati, menyadari potensi pada diri Adi sebagai pria perkasa.
Tak tahan, Marwah segera mengangkat baju panjangnya ke atas, ia menyingkapnya hingga ke pinggang. Dibiarkannya Adi mengelus-elus kulit pahanya yang putih mulus sebentar. ”Kamu suka, Di?” tanyanya sambil melepaskan celana dalam. Dengan nakal dipamerkannya lubang memeknya yang sempit pada bocah kecil itu.
”S-suka… suka banget, Budhe!” sahut Adi dengan mata nanar menatap gundukan memek Marwah yang tersaji indah di depan hidungnya. Dengan tangan gemetar ia mulai mengusap-usap dan memijitinya.
”Isap, Di,” kata Marwah sambil menggeser sedikit tubuhnya, ia menaruh belahan memeknya tepat di depan mulut si bocah kecil.
Adi dengan penasaran segera menjulurkan lidahnya. Rasa memek Marwah yang segar dan harum membuatnya suka, iapun menjilat dan menghisap benda itu dengan begitu rakus. Adi bahkan sampai membenamkan muka ke dalam lubangnya. Ia bernafas disana. Marwah yang menerimanya jadi kelojotan tak karuan. Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini, dan begitu mendapatkannya, ternyata Adi begitu pintar. Gerakan lidahnya bagai orang yang sudah berpengalaman bertahun-tahun, padahal Marwah tahu, ini juga saat pertama Adi.
”Ahh.. Terus, Di. Yah, disitu… isep yang mungil itu. Itu namanya itil, Di. Enak banget kalau diisep! Oughhh!” Marwah merintih tak karuan. Tangannya menggapai-gapai untuk mencari pegangan agar tidak sampai ambruk karena saking nikmatnya. Tapi yang ia temukan malah kontol besar Adi. Tak apalah, daripada tidak ada sama sekali. Marwah segera memeganginya dan mulai mengocoknya pelan.
Adi yang mendapat suntikan rangsangan dari Marwah, melenguh pelan dan mulai menjilat semakin keras. sekarang bukan lidahnya saja yang bekerja, tapi juga tangannya. Adi menyusupkan tangannya ke balik baju terusan Marwah dan menyelipkannya di balik BH perempuan cantik itu. Diremas-remas tetek Marwah yang menggantung indah, yang selama ini selalu menjadi obsesinya dengan penuh nafsu. Ugh, benda itu terasa begitu empuk dan kenyal. Ukurannya yang sangat besar membuat tangan mungil Adi tidak bisa mencakup semuanya. Dengan dua jari, Adi menjepit dan memilin-milin putingnya yang terasa mengganjal. Sebentar saja, benda itu sudah menjadi begitu kaku dan keras, sama dengan kontolnya yang kini mulai dijilat dan diciumi oleh Marwah.
Saling mengulum kemaluan, mereka kini berposisi 69. Marwah di atas dan Adi di bawah. Melihat kontol Adi yang menjadi kian keras dan panjang membuat Marwah jadi tak tahan. Maka sambil menyodorkan memeknya ke mulut mungil si bocah, ia pun mulai menunduk untuk mengulum dan menjilati batang penis Adi.
Adi yang mendapat tambahan rangsangan dari Marwah, memekik gembira. Dengan penuh nafsu ia menjilat dan menghisap memek sempit si ibu muda, sementara kedua tangannya terus bergerilya meremas-remas gundukan payudara Marwah yang sekarang menggantung indah di balik bajunya dan sudah tidak tertutup BH.
Cukup lama mereka berada dalam posisi seperti itu sebelum akhirnya Marwah bangkit dan mulai mengangkangi tubuh Adi. Menghadap lurus ke arah si bocah, Marwah menaruh kedua lututnya di atas balai-balai gubuk yang terbuat dari bambu. Ditangkapnya burung Adi yang sudah menyundul-nyundul tak sabar di depan pintu gerbang surganya, lalu dituntunnya benda itu agar segera memasukinya secara perlahan. Memek Marwah terasa sangat lengket dan basah, campuran antara cairan kewanitaannya yang merembes keluar dan air liur Adi. Marwah terus menekan tubuhnya ke bawah saat batang penis Adi sudah menyelinap masuk.
”Oughhh…” Adi merintih begitu merasakan kehangatan lubang memek Marwah yang menyelimuti batang penisnya. Lorongnya terasa begitu lembut dan hangat, juga sangat menggigit sekali hingga membuat Adi yang doyan onani jadi merem melek keenakan.
Sambil mengoyang perlahan-lahan, Marwah berpura-pura lagi menjaga bebeknya. Ketika ada seseorang lewat di pematang seberang, dia sengaja berteriak-teriak menghalau bebek-bebeknya. Orang itu tersenyum dan menyapa Marwah, ”Giat amat, Mbak Marwah. Pagi-pagi sudah ke sawah.”
Menahan desahannya, Marwah tersenyum dan menjawab, ”Iya nih, Pak, oughhh… bebeknya nakal, ahh… suka nyosor ke sawah orang, ughh!”
Petani tua yang menyapanya memicingkan mata, ”Mbak Marwah nggak apa-apa? Kok kayak kesakitan gitu?” tanyanya curiga.
Marwah kembali tersenyum, ”B-banyak semut, ehss… pada ngegigit kaki saya!”
Pak Tua tersenyum, ”Hati-hati, Mbak. Disini semutnya nakal-nakal, sukanya gigit wanita cantik.”
”I-iya, Pak, arghhh!” Marwah memekik. Saat itu, berbaring di bawah tubuhnya, Adi menggenjot penisnya semakin keras. Begitu kencangnya tusukan itu hingga beberapa kali kontolnya yang panjang menembus memek Marwah hingga ke pangkal. Marwah jadi kelojotan dibuatnya. Ia merasa sangat nikmat sekali.
Tetap tersenyum, sambil geleng-geleng kepala, si Petani Tua pergi meninggalkan Marwah. Dia meneruskan langkah menuju ke sawahnya sendiri.
”Eghh… Budhe!” Adi memeluk kedua paha Marwah dan menggoyang pinggulnya semakin cepat. Dia juga merasa nikmat, bahkan lebih nikmat daripada yang dirasakan Marwah, mungkin karena ini adalah persetubuhan pertamanya.
Setiap hari, setiap kali angon kambing, Adi selalu berfantasi dan berbicara tentang kecantikan Marwah dengan teman-temannya. Bocah-bocah kecil itu ramai ngomongin betapa molek dan montoknya ibu muda itu. Beberapa kali mereka saling menantang, bertanya siapa yang berani menggoda Marwah duluan. Dan sampai berbulan-bulan, ternyata hanya Adi yang berani mendekatinya. Dan sekarang dia mendapatkan hasilnya, Adi bisa merasakan tubuh montok Marwah meski dalam situasi yang sangat menegangkan. Tapi justru itu yang bikin nikmat, rasa deg-degan karena takut terpergok membuat mereka meresapi setiap detik tautan alat kelamin mereka.
Memandang sekeliling, Marwah memastikan kalau tidak ada lagi orang yang lewat. Sambil terus menggoyang tubuhnya dari atas, ia semakin kencang menekan pinggulnya jauh ke bawah, membuat kontol Adi jadi menusuk dan menancap lebih dalam. Mereka memekik bersamaan, cukup keras terdengar, tapi untung ada suara celoteh bebek-bebek yang menyamarkannya. Marwah membungkuk dan mengeluarkan teteknya dari balik jubah, ia meminta Adi untuk menghisapnya. ”Ini kan yang kau inginkan?” tanyanya dengan kerlingan nakal.
Tak menjawab, Adi segera menyosor benda bulat itu. Gerakan mulutnya secepat paruh para bebek yang lagi berebutan cacing. Bedanya, kali ini puting Marwah lah yang menjadi sasarannya. Adi mencucup dan menghisapnya dengan rakus. Ia menjilatinya secara bergantian, dua-duanya ia garap secara adil, dari kiri ke kanan, lalu balik lagi lagi ke kiri. Kalau sudah kelelahan, ia benamkan mukanya ke belahannya yang curam.
”Auw!” Marwah memekik kegelian menerimanya, tapi bukannya berhenti, ia malah meminta Adi agar menggigit-gigit ringan putingnya. Dengan senang hati, Adipun melakukannya. Dan Marwah semakin kelojotan dibuatnya, ia terus menekan tubunnya sampai dirasakannya Adi orgasme tak lama kemudian. Sperma bocah itu berhamburan memenuhi lubang memeknya.
”Budhe, aku keluar!” pekik bocah itu sambil meremas kuat-kuat tetek besar Marwah.
Marwah terdiam, membiarkan Adi menikmati puncak permainannya. ”Dasar bocah, baru sebentar sudah keluar.” batinnya dalam hati. Tapi Marwah tak bisa menyalahkannya juga. Siapa juga yang bisa tahan main lama dengannya? Jangankan Adi yang masih bau kencur, dulu suaminya saja hanya sanggup bertahan lima menit.
”Tubuhmu terlalu nikmat, Sayang!” begitu kata suaminya beralasan kalau Marwah mendengus kecewa. Dan sampai laki-laki itu meninggal, Marwah tidak pernah merasakan indahnya orgasme. Jadi dia maklum saja kalau Adi yang baru pertama kali ini ngentot, jadi kelihatan cupu di depannya.
”Kamu salah memilih sasaran, Di.” gumam Marwah sambil membenahi pakaiannya. Dia sudah mencabut penis Adi dari belahan memeknya dan sekarang menyuruh bocah nakal itu untuk mencuci tubuhnya di sungai. Marwah menyusul tak lama kemudian. Jongkok di tepi sungai, ia membasuh lubang kencingnya yang penuh oleh sperma Adi.
”Budhe, punyaku bangun lagi.” seru Adi yang duduk di sebelahnya.
Marwah menoleh, dan mendapati kontol Adi yang sudah tegang kembali. ”Kenapa, kamu pengen lagi?” tanya Marwah menggoda. Dia memegangi penis itu dan kembali mengocoknya pelan.
Adi mengangguk malu-malu, ”Iya, Budhe.”
”Kan tadi sudah,” kilah Marwah.
”Tapi masih pengen,” rengek Adi manja.
”Besok lagi ya? Sekarang Budhe harus pulang, sudah siang.” Marwah melepas kontol Adi, membuat si bocah melenguh kecewa.
”Besok? Disini? Seperti tadi? tanya Adi penasaran.
Marwah tersenyum dan mengangguk. Hatinya gembira, dia kini sudah punya ’teman’ yang bisa membantunya melepas birahi, meski itu adalah Adi, anak tetangganya yang baru berusia limabelas tahun. Tapi tak apa, biarpun masih kecil, tapi kontolnya sudah keras dan panjang. Dan kalau dilatih dengan benar, dengan bimbingan Marwah tentunya, sebentar lagi benda itu akan menjadi dewasa dan siap untuk digunakan sepenuhnya.
“Gimana, Budhe?” tanya Adi lagi, menagih janji Marwah.
Marwah mengangguk. “Iya, disini. Tapi ingat, kamu harus jaga rahasia ini. Kalau sampai ada orang yang tahu, bisa-bisa kamu akan dibunuh orang. Kamu nggak mau kan itu terjadi?” ancam Marwah.
Adi mengangguk setuju.
***
Esoknya, setelah mengikat kambing-kambingnya ke pohon terdekat, Adi mendekati Marwah yang sudah menunggu di dalam gubuk. ”Pagi, Budhe?” sapanya ramah.
Marwah melirik celana bocah itu, tampak sudah ada sedikit tonjolan disana, Adi rupanya sudah tak sabar. ”Kok bawa kambing, kemana ayahmu?” tanya Marwah basa-basi.
Tidak menjawab, Adi malah meloncat duduk di samping Marwah dan langsung menjulurkan tangannya untuk meremas-remas tetek Marwah yang tersembunyi di balik baju kurung. ”Adi kangen ini, Budhe.” kata bocah itu.
Marwah tersenyum dan tetap membiarkan Adi melakukannya. ”Budhe juga kangen ini?” balas Marwah sambil mengelus-elus kontol Adi dari luar celana. Cukup lama mereka saling merangsang hingga ada beberapa orang ibu-ibu yang lewat di belakang gubuk.
Marwah segera berpura-pura menawari Adi minum kopi. ”Cepat minum, Di, sebelum keburu dingin!”
Adi langsung menenggaknya, sama sekali tidak menyangka kalau kopi itu masih sangat panas. Dia langsung mengaduh sambil jingkrak-jingkrak, lidahnya serasa terbakar. Para ibu tertawa melihatnya, bahkan Marwah juga ikutan tertawa. Adi jadi tersipu karena jadi bahan tertawaan. Tapi untunglah, karena tingkahnya itu, jadi tidak ada yang curiga dengan apa yang baru saja ia lakukan bersama Marwah.
”Dapat kue apa, Di, dari Budhe Marwah?” tanya salah seorang ibu. Mereka rupanya hendak menuju sawah Haji karim yang hari ini dipanen.
Adipun menjawab sekenanya, ”Ini, ada singkong goreng. Tapi masih belum boleh dimakan, nunggu dibuka dulu.”
ibu-ibu tertawa mendengarnya, setelah pamit pada Marwah, mereka melanjutkan perjalanan. Marwah yang mengerti apa yang dimaksud oleh Adi, langsung menjitak kepala bocah itu kuat-kuat.
”Hati-hati kalau bicara, kan sudah Budhe peringatkan kemarin.” ancam Marwah.
”I-iya, Budhe.” sambil mengusap-usap kepalanya yang jadi benjol, Adi menjawab takut-takut.
Marwah jadi kasihan melihatnya. Setelah melihat sekeliling, memastikan kalau situasi aman, iapun berkata pada Adi. ”Udah… sini, sekarang kamu rebahan di pahaku. Kepalamu di sini,” Marwah menunjuk pangkal paha di bawah perutnya. ”Kamu hisap tetek Budhe biar lidahmu jadi dingin lagi.” kata Marwah, merujuk pada kekonyolan Adi tadi.
Mengangguk kesenengan, Adipun merebahkan kepalanya di paha Marwah, dinantikannya Marwah yang sedang sibuk melepas kancing baju panjangnya. Tersenyum, Marwah mengeluarkan teteknya dan memberikannya pada Adi, ia menarik keluar dua-duanya, menyajikan pemandangan yang sangat indah di mata si bocah. Tak berkedip, Adi segera mencium dan mengulumnya, ia hisap putingnya yang bulat runcing bergantian, kiri dan kanan. Bagai bayi yang kehausan, mulutnya terus menempel di dada Marwah. Dengan jilbab lebarnya, Marwah menyembunyikan kepala Adi, membuat perbuatan mesum mereka jadi terasa aman.
Di sisi lain, Marwah juga tak mau tinggal diam, dia mulai mengelus-elus burung Adi. Tak puas dari luar celana, ia masukkan tangannya ke dalam celana si bocah. Masih tak puas juga, akhirnya ia pelorotkan celana pendek Adi ke bawah hingga kontolnya yang sudah menegang dahsyat terlontar keluar. Marwah segera menangkap dan menggenggamnya, lalu dengan perlahan mulai dielusnya. Sementara Adi terus menghisap teteknya secara bergantian, Marwah mulai mengocok benda itu kuat-kuat, ia benar-benar gemas dengan kontol muda Adi.
”Ehm… ehss… enak, Budhe!” desis Adi dengan mulut tetap menempel di puting Marwah, sekarang benda itu sudah terlihat basah dan memerah karena air liurnya.
Marwah membalas dengan mengocok penis Adi semakin cepat, dan saat ia sudah mulai tak tahan, cepat-cepat Marwah menyingkap baju panjangnya dan berbaring telentang di papan. Sedikit tak sabar, ia bimbing Adi agar segera menindih tubuhnya. Gemas ditangkapnya burung bocah itu lalu cepat dimasukkannya ke dalam memek saat Adi tampak kesulitan melakukannya. Begitu sudah masuk, reflek Adi segera memompa tubuhnya, membuat alat kelamin mereka sekali lagi saling mengisi dan menggesek.
Mereka melenguh berbarengan, juga merintih bersama-sama, serta berkeringat berdua sampai akhirnya Adi melepaskan spermanya tak lama kemudian. Sama seperti kemarin, Marwah juga belum apa-apa. Ia baru merasa nikmat, tapi Adi sudah keburu terkapar duluan. Tapi lumayan, sudah sedikit lebih lama dari kemarin.
Adi segera mencabut penisnya dan duduk terengah-engah di samping Marwah, ia melihat sekeliling sembari memperbaiki celananya.
“Bagaimana, ada orang” tanya Marwah yang masih tiduran. Tangannya menarik kembali bajunya ke bawah hingga menutup ke mata kaki. Untuk payudaranya, tetap ia biarkan terbuka karena Adi masih mengusap-usap dan meremas-remasnya pelan. Bocah itu tampak sangat menyukainya.
Tidak menjawab, mata Adi tetap awas melihat sekeliling. Sementara tangannya juga tetap berada di atas gundukan payudara Marwah, meremas-remas lembut disana sambil sesekali memijit dan menjepit putingnya yang bulat mungil.
Merasa diperdayai, Marwah segera bangkit dan duduk di samping Adi. Benar, sawah kelihatan sepi, sama sekali tidak ada orang. Ia segera menjitak kepala bocah itu keras-keras, ”Dasar kamu, ya!” umpatnya karena sudah dibohongi.
Adi tertawa cengengesan sambil mengusap-usap kepalanya yang nyeri, sama sekali tidak kelihatan marah. Malah dia mengajak Marwah untuk pergi ke sungai membersihkan diri.
Sejak itu, hubungan mereka menjadi semakin ’akrab’. Adi setiap hari meminta jatah kepada Marwah, dia sudah tidak malu-malu lagi melakukannya, sepertinya dia sudah ketagihan dengan tubuh molek ibu muda itu. Marwah yang melihatnya, jadi punya ide lain. Dengan senang hati ia memberikan tubuhnya pada Adi dengan sedikit permintaan; disuruhnya Adi ini dan itu, mulai dari menjaga bebek hingga mengangkat pakan ternak yang beratnya minta ampun. Tapi Adi tampak senang-senang saja melakukannya, yang penting ia dapat merasakan tubuh mulus Marwah.
Hubungan itu terus berjalan hingga tanpa terasa sudah memasuki bulan ketiga. Adi sudah semakin ahli dan pintar, beberapa kali ia bisa mengantar Marwah menuju orgasmenya. Marwah senang bukan main menerimanya, ia semakin sayang pada bocah itu. Untuk jaga-jaga, Marwah ikut KB. Tiap hari ia minum pil agar tidak sampai hamil. Hubungan ini tidak boleh sampai berakhir.
Dan bukan hanya mereka berdua yang senang, orang tua Adi juga ikut gembira karena anaknya diperlakukan dengan baik oleh Marwah. Mereka ikhlas saja melepas Adi, bahkan menyuruh bocah itu agar tak segan membantu Marwah bila ada kesulitan. Misalnya seperti hari ini, saat Marwah sibuk membuat telor asin, dengan senang hati orang tua Adi mengijinkan anak mereka agar menginap di rumah Marwah.
”Biar bisa cepat selesai,” begitu kata ayahnya.
Marwah tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Di belakang, Adi bersorak gembira karena tadi siang, Marwah menjanjikannya sesuatu yang ’spesial’, dengan syarat dia mau tidur di rumahnya. Adi jadi tidak sabar menunggu, apakah sesuatu yang spesial itu?
Malam bergerak lamban bagi Adi. Sampai pukul 21.00, mereka masih mengerjakan pesanan telor asin yang tinggal sedikit lagi selesai. Di luar, suasana cukup sepi. Di Desa itu memang jarang yang keluar malam. Kelelahan setelah bekerja seharian di ladang membuat banyak rumah yang sudah menutup pintu, bahkan tidak sedikit yang mematikan lampu. Tak terkecuali kediaman Marwah, bahkan anak dan orang tua Marwah sudah pada tidur sejak sore tadi. Hanya tinggal Adi dan Marwah yang masih melek di malam yang dingin itu.
Adi yang sudah tak sabar segera mencolek lengan Marwah, ”Gimana, Budhe?” tanyanya konak.
Marwah membalas dengan mengusap pelan kontol Ade, benda itu terasa sudah mengeras dan menegang penuh. ”Sabar, tinggal sedikit lagi.” bisiknya.
Adi memindahkan tangannya ke gundukan payudara Marwah, membuat baju kurung yang dikenakan wanita itu jadi bernoda tanah saat dia mulai meremas-remas pelan disana. Marwah hanya mendesah, tapi tidak menolak. Sambil terus membuat telor asin, dia membiarkan tangan Adi tetap berkreasi. Sekarang bocah itu malah sudah memasukkan jari-jemarinya ke sela kancing baju Marwah, menyentuh gundukan payudaranya secara langsung dan memilin-milin putingnya yang sudah mulai terasa sedikit mengeras. Marwah sadar, Adi sudah benar-benar pengen, nafsu bocah itu sudah tidak dapat ditangguhkan lagi.
Meletakkan telornya yang tinggal sekeranjang lagi, Marwah segera mengajak Adi untuk mencuci tangan ke sumur belakang. Setelah itu ia segera menuntun si bocah masuk ke dalam kamarnya. Saat melewati dapur, Marwah mengambil sedikit minyak goreng, ditaruhnya di dalam sebuah mangkok kecil.
”Buat apa, Budhe?” tanya Adi penasaran.
“Ini yang kubilang spesial kemarin,” sahut Marwah.
”Budhe mau menggoreng ikan di kamar?” tanya Adi polos.
Tawa Marwah meledak mendengarnya, ”Sudah, kamu diam saja.”
Mereka masuk ke kamar dan Marwah segera mengunci pintunya. Dua anaknya sudah tidur di kamar yang lain, sedang yang terkecil lebih sering tidur bersama neneknya. Marwah tidur sendiri di kamar ini. Tapi tidak malam ini, sekarang ia ditemani Adi, yang sudah ditelanjanginya sampai bugil dan disuruhnya berbaring di atas ranjang. Marwah sudah melapisi spreinya dengan plastik putih tipis transaparan.
”Panas, Budhe.” Adi mengomentari alas tidurnya yang aneh.
Marwah tersenyum saja, tapi tidak menjawab. Ia mulai mencopoti seluruh bajunya hingga tak lama kemudian sudah sama-sama bugil. Kontol Adi tampak semakin menegang dahsyat melihat tubuh montok Marwah yang tersaji indah di depannya. Inilah untuk pertama kalinya ia melihat tubuh Budhenya secara utuh, dalam jarak yang begitu dekat, tanpa perlu harus mengintip seperti yang dilakukannya dulu.
Tetap tersenyum, Marwah segera berjalan mendekat sambil membawa mangkok berisi minyak goreng. Ia duduk di samping Adi. Dibiarkannya tangan Adi yang nakal mulai merambat untuk mengelus-elus seluruh tubuhnya. ”Kamu suka tubuh Budhe?” tanya Marwah memancing sambil tangannya mulai melumuri burung Adi memakai minyak goreng. Adi tentu saja langsung tersentak dibuatnya.
”Ehm… suka banget, Budhe! Uughh… enak!” rintihnya saat Marwah mulai mengocok kontolnya pelan.
Marwah kembali mengucurkan minyaknya, kali ini giliran perut dan dada Adi yang menjadi sasaran. Dengan menggunakan gundukan payudaranya, Marwah kemudian menunduk untuk meratakannya. Adi tentu saja langsung terkejang-kejang dipijit-pijit seperti itu. Apalagi saat Marwah mulai menindih tubuhnya, dan secara perlahan memasukkan penisnya yang sudah menegang dahsyat ke dalam lubang memeknya… ugh, nyawa Adi bagai terbang ke langit ke tujuh merasakannya!
Tapi baru saja ia menggoyang, kira-kira masih sepuluh tusukan, tiba-tiba Marwah berhenti menggerakkan pinggulnya, membuat kontol Adi yang baru merasa nikmat jadi ngaceng tanggung. ”Budhe, kok berhenti?” tanya Adi kecewa.
Marwah tersenyum penuh arti, ”Kamu suka, enak tidak?” tanya Marwah nakal.
Adi mengangguk cepat, ”Enak banget, Budhe. Ayo goyang lagi!” pintanya.
Marwah menggeleng. ”Ada lagi yang lebih enak, kamu pasti suka!” sambil berkata, dia turun dari tubuh Adi, membuat si bocah makin mendengus kesal karena merasa dipermainkan.
”Apaan, Budhe? Ayo cepetan!” seru Adi tak sabar, rasanya dia tega untuk memperkosa Marwah kalau wanita itu terus menggodanya seperti ini.
Tidak menjawab, Marwah mengambil minyak goreng lalu mulai melumuri lubang pantatnya sendiri. Setelah dirasa cukup merata, dia kemudian membungkuk di depan Adi, mempertontonkan lubang pantatnya yang tampak licin dan mengkilat. Adi yang tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Marwah, segera menyerbu dari belakang dan menusukkan batang kontolnya ke lubang memek si ibu muda.
”Bukan yang itu, Di.” Marwah cepat mendorong tubuh Adi ke belakang. ”Tapi yang ini!” dia menunjuk lubang anusnya.
Adi celingukan, ”Apa cukup, Budhe?” tanyanya sambil membandingkan ukuran penisnya dengan lubang itu.
”Lakukan saja, nanti aku tuntun,” kata Marwah tak sabar. Dia kembali menungging saat Adi mulai berlutut di belakangnya. Cepat ditangkapnya burung bocah itu lalu ia tempelkan ujungnya yang tumpul ke lubang pantatnya. “Ayo tusuk, Di. Tekan yang kuat,” Marwah memberi perintah.
Adi mengikuti, ia tekan kontolnya kuat-kuat hingga menembus lubang sempit itu. Ia merasakan bagaimana cengkeraman lubang anus Marwah bagai mencekik burungnya, tapi tetap berusaha ia tahan karena di sisi lain ia juga merasa nikmat karenanya. Adi merasa kontolnya bagai diremas-remas dan dielus-elus ringan oleh lorong anus Marwah.
“Ayo goyang, Di,” bisik Marwah saat rasa kebas di pantatnya sudah mulai hilang.
Adi melakukannya, ia mulai menggoyang pinggulnya perlahan hingga batang penisnya yang besar bergerak keluar-masuk dengan pelan di dalam lubang sempit Marwah. ”Eghs… Terus, Di… ughh… enak!” desah Marwah keenakan. Mereka terus berada dalam posisi seperti itu hingga beberapa menit lamanya.
Sambil menggoyang, Adi menggapai tetek Marwah yang menggantung indah di depannya untuk digunakannya sebagai pegangan. Putingnya yang mungil ia pilin-pilin kuat saat penisnya keluar-masuk semakin cepat di pantat perempuan cantik itu
”Ough… enak, Di! Terus! Tusuk yang dalam! Ahh…” Marwah menggeleng-gelengkan kepala, merasa sangat nikmat sekali. Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini, terakhir dengan suaminya beberapa tahun yang lalu, itupun tidak lama karena sang suami lebih suka mencoblos liang memeknya daripada lubang pantatnya. Dengan Adi, Marwah jadi bisa menyalurkan fantasinya yang tertunda.
”Arghhh… Adi… aku… oughhh…” tak sanggup meneruskan kata-katanya, Marwah meledak tak lama kemudian. Ia orgasme, air cintanya tumpah ruah membasahi plastik bening di atas sprei.
Adi sedikit kaget dibuatnya, ia sempat menghentikan goyangannya sebentar untuk mengintip apa yang terjadi. Saat tahu kalau Marwah baik-baik saja, bahkan wanita itu terlihat puas dan bahagia sekali, barulah Adi meneruskan genjotannya, bahkan kali ini menjadi lebih cepat karena ia juga merasa tidak tahan lagi. Jepitan anus Marwah yang sangat ketat dan kuat mustahil untuk dilawan.
”Arghhhh… Budhe!” menjerit tak kalah keras, Adi memeluk kuat tubuh montok Marwah dan menusukkan penisnya sedalam mungkin ke lubang dubur perempuan cantik itu, disana ia melepaskan semua spermanya berkali-kali.
Tontonan Khusus Dewasa –> Film Bokep 2015
Marwah tersenyum, semua pelajarannya untuk mendewasakan Adi kini tuntas sudah. Anak itu sudah resmi menjadi lelaki dewasa. Dipeluknya tubuh kurus Adi yang ambruk kelelahan di atas ranjang, ditunggunya hingga Adi siap untuk ronde yang kedua. Malam ini adalah malam spesial, mereka tidak boleh tidur! – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015
OBA

The post Cerita Sex: Marwah seorang janda Muda appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Hidupku Sebagai Wanita Simpanan

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Hidupku Sebagai Wanita Simpanan – Sebenarnya namaku Sulastri. Tapi orang lebih senang memanggilku Astri. Agak keren kedengarannya. Aku dilahirkan disebuah desa terpencil dikawasan Singaraja, Bali. Hidup yang keras dan penuh liku-liku, sudah jadi santapanku sehari-hari. Kami bukanlah dari keluarga yang mampu, ayahku yang malas kerja selalu saja sibuk dengan ayam jago aduan nya, ibu yang harus membanting tulang siang malam.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-sensasi-bersetubuh-dengan-daun-muda-300x225

Cerita Sex: Hidupku Sebagai Wanita Simpanan

 
Meskipun aku dari keluarga kurang mampu, tapi aku mempunyai semangat untuk belajar yang setinggi-tingginya, aku tidak mau diremehkan orang lain hanya karena aku tidak berpendidikan, untuk mencukupi biaya sekolahku aku membantu ibu berjualan dipantai, menawarkan aksesoris pada para wisatawan.
Penguasaan bahasa inggrisku membantu memperlaris daganganku, walau kadang aku suka malu ketika ada yang menggoda dan mengatakan aku tidak pantas berjualan dipantai, lebih pantas jadi wanita karier. Mendengar godaan itu setiap malam aku sering melamun dan membayangkan bagaimana seandainya jadi kenyataan, alangkah senang nya aku dan keluargaku, ketika usaha kerasku untuk sekolah membuahkan hasil.
“kamu jangan menghayal. Tri… Ibu gak mau kamu terbuai, dan malah terjebak ke jalan yang ga benar, bersyukur saja kamu diberi wajah cantik dan tubuh sempurna, jangan hiraukan godaan orang…” kata ibu suatu malam, ketika aku ceritakan soal godaan para turis dipantai.
Setelah tamat sekolah menengah, seperti kebanyakan remaja lainnya, aku ingin bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, Berbagai perusahaan telah aku masuki. Tapi belum juga ada panggilan, dan ini sempat membuatku frustasi, sehingga aku agak ogah-ogahan membantu ibu berjualan.
Kerjaku hanya melamun dan menghayal tentang gemerlap duniawi, yang ada dalam pikiranku hanya seandainya… Seandainya..
Melihat kelakuanku itu, ibu selalu menasehati aku dan membantu mencarikan pekerjaan, akhirnya lewat bantuan dari tetanggaku aku mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan restoran, disebuah hotelberbintang dikawasan Kuta.
Aku yang sejak lama mendambakan pekerjaan, sangat gembira, hari-hari kulalui dengan semangat, apalagi pengawas kerjaku juga sangat baik orangnya, memperlakukan semua karyawan yang bekerja sebagai teman. Ketika menerima gaji pertama kali, aku merasa seperti seorang bos, ketika ibu meminta sebagian uang gajiku
“kamu harus bisa menabung Tri.. Biar kalau ada perlu apa-apa, punya pegangan.” ibu memang tidak pernah bosan menasehatiku, sebab tidak ingin aku menjalani hidup sengsara seperti dirinya,.
Seperti layaknya godaan yang dilontarkan dipantai dulu, teman-teman kerjaku juga mengatakan bahwa aku tidak cocok bekerja jadi pelayan restoran, aku yang sudah melupakan hal itu menjadi agak sensi juga. Sebab menurut mereka tubuhku yang lebih tinggi, dari gadis-gadis lain, juga kulitku yang coklat tapi bersih, sangat tidak pantas bila memegang peralatan makan, menurut mereka aku lebih pantas menjadi seorang model, mendengar semua itu, aku menjadi agak besar kepala juga.
Diantara mereka aku memang yang paling menonjol, tak jarang para customer memintaku langsung untuk melayani mereka. Bahkan manager tempatku bekerja sering menyuruhku untuk menggunakan pakaian adat, menyambut tamu istimewa yang kebetulan menyewa restoran kami. Dalam setiap acara penyambutan aku berpasangan dengan Made, temanku yang juga satu sekolah dulu, karena seringnya berpasangan dan berjumpa tiap hari, akhirnya kami berpacaran.
Hubunganku dengan Made sudah diketahui oleh ibuku, “semua ibu serahkan kepadamu, kalau ingin menikah bilang sama ibu, jangan berbuat diluar batas” ujarnya ketika kuminta pendapat tentang hubunganku dengan Made.
Sebagaimana dua sejoli yang sedang dimabuk cinta aku dan Made selalu terlihat mesra, dan teman-teman jg mengatakan kalau kami sangat serasi.
Pada suatu ketika setelah pulang dari acara malam mingguan bersama teman-teman, kami memutuskan untuk menghabiskan malam disebuah diskotik ternama. Kini pergaulanku telah berubah, aku yang dulu masih kampungan kini telah mengenal gemerlapnya kehidupan kota, didalam diskotik kami hanya menari mengikuti irama musik dan minum softdrink. Tapi seorang teman berkata masuk diskotik tanpa minuman keras kurang lengkap.
Awalnya aku menolak untuk menenggak minuman itu tapi, atas bujukan mereka akhirnya kuminum juga, rasanya seperti terbakar tenggorokanku, namun kuterus meminun setiap gelas yang disodorkan, malam semakin larut, akhirnya kami pulang, aku pulang bersama Made, tapi Made mengatakan bahwa ibu pasti marah jika aku pulang dalam keadaan agak mabuk, Made menawarkan untuk menginap dihotel dan sewa 2 kamar, aku pun hanya menurut saja..
Ketika sampai hotel, aku yang sudah sangat pusing hanya bisa bergelayut manja dipundak Made. Dan aku tidak mengetahui apa saja yang dibicarakan Made dengan recepsionis, sambil tetap bergelayuk kami berjalan menuju kamar, dan ketika kami memasuki kamar, aku yang sudah dipengaruhi alkohol, tanpa kusadari memiliki keberanian untuk memeluk Made, dan sambil berbisik pelang mengatakan bahwa aku jangan ditinggal sendirian, Made yang kupeluk hanya tersenyum kecil, sambil tangan nya menutup pintu, Made mebopongku ke tempat tidur, mata kami bertatapan dekat sekali, kurasakan nafas Made agak memburu, pelan tapi pasti dia mencium bibirku, lembut sekali kurasakan kecupan nya, dan akupun membalas nya, kami saling melumat. Dan kurasakan tangan nya, mebelai seluruh tubuhku, melucuti kancing bajuku satu persatu, aku yang merasakan belaian Made hanya memejamkan mata menikmati setiap sentuhan nya, setelah semua kancing terbuka Made membuja Bh ku dan dengan lincah tangannya meremas tetekku.
“ahhh… Uhh…” desahku. Sambil terus berpanggutan akupun mulai berusaha melepas celana Made, dan ketika hanya tersisa cd nya, aku memasukan tanganku, menyentuh benda panjang yang sudah cukup keras itu.. Kuremas dengan lembut batang kontol itu.. Made hanya terpejam dan mendesah “akhh.. Ya.. Ah terus ti mainkan kontolku..”
sambil tangannya mulai memainkan putingku, ditarik, dipilin dan diremas buah dada 36Bku itu, kubalas dengan remasan dikontol nya, Made menelusuri leher ku hingga dadaku dengan lidah nya, dilumat nya putingku, dan disedotnya pelan,
“aahh… Geliii..” erangku, namun Made justru semakin beringas mengemut putingku, sambil tangannya terus merayap melepas celana dalamku, aku yang belum pernah disentuh sejauh itu oleh seorang pria hanya bisa mendesah dan mengerang, apalagi ketika ujung jari Made menari dibibir memekku, sambil mempermaikan bulu-bulu halus disekitarnya. Puas beramain di tetek, Made mulai menelusuri perutku dan akhir nya berhenti dilobang memekku, lidah nya bermain lembut, menjilati lubang memek yang kurasakan sudah basah, aku menggeliat keenakan…
Melihat aku yang sudah sangat terangsang Made, berdiri dengan batang kontol yang juga sudah berdiri tegak menantang, diarahkan kontol nya kedepan wajahku, “masukin mulutmu say’ katanya. Kuraih batang itu, sambil kupilin kucoba untuk menjilat ujung nya, dan kumasukan perlahan kedalam mulutku, dan kupermainkan dengan lidahku.
“ahhh.. Terus ti.. Ya.. Ah..” desisnya pelan sambil menjambak rambutku, dan menggerakan pinggulnya. Aku yang sudah tak kuat menahan gejolak nafsu, melepas kontol Made. Dan mengarahkannya untuk menindihku. “perawani aku..” bisikku, dan tanpa menunggu lagi, Made langsung menempatkan ujung kontolnya, didepan memekku digesek-geseknya di sekitar bibir memekku, dan mendorong perlahan batang keras itu untuk menembus lubangku.
“arghhhh…” jeritku pelan ketika batang itu amblas semua kedalam memekku, dan rasa nikmat mulai menjalariku ketika Made mulai menggoyang pinggulnya, menggerakan batangnya dimemekku, kudengar nafas Made semakin memburu, sambil menggoyang ia terus meremasi kedua tetekku dan setelah berapa lama ia berbisik tak tahan lagi, ia menekanku kuat-kuat, dan akupun mendekapnya, cairan hangat membasahi memekku. Dan akupun merasakan kenikmatan yang luarbiasa. Made mengecupku dan berkata akan bertanggung jawab. Setelah kejadian itu kami jadi semakin sering mengulang nya, entah itu dihotel atau digubuk tengah sawah
Dan akhirnya aku hamil, mengetahui hal itu Made justru tidak mau peduli dan mulai menjauhiku, dan malah pergi entah kemana, ditengah rasa bingung, atas bantuan seorang teman aku menggugurkan kandunganku, dan dengan tabungan yang kupunya aku memutuskan pergi ke Jakarta, setelah susah payah meminta ijin ibu.
Akhirnya sampai juga aku di Jakarta, dan setelah berputar-putar lumayan lama, kutemukan juga rumah sahabatku Yuni. Dia sedikit kaget ketika melihatku datang tiba-tiba, namun setelah kuceritakan semua dia menerimaku dengan tangan terbuka dan juga mencarikan aku pekerjaan sebagai staf admin disebuah hotel…
Ditempat kerja aku bertemu seorang pria bernama pak Robby, dan aku merasa dia bisa mewujudkan impianku menjadi wanita karier..
Mendapat pekerjaan ini aku merasa sangat gembira, kendati harus melalui training selama dua bulan, namun semangatku untuk kerja tak pernah surut, fasihnya aku berbahasa inggris membuatku tak lama kemudian di pindah ketempat kebagian customer service, ternyata disini aku dapat beradaptasi dengan cepat.
Sama seperti di Bali disinipun aku kerap mendapat godaan nakal, akan tetapi aku tidak pernah menanggapi godaan itu, kerja dihotel memang pulang nya tidak tentu, tapi karena jika pulang malam ada antar jemput maka aku merasa tetap aman.
Belum genap 6 bulan aku kembali dipindah keposisi lain, aku diangkat menjadi staff kantor, dan pekerjaannya hanya membuat jadwal rapat atau membuat surat2 dan notulen, dipekerjaan ini sesekali aku juga harus memakai pakaian adat, ketika menyambut tamu peserta rapat yg membooking hotel kami.
Aku merasa cita-citaku untuk menjadi wanita karier dan bisa membantu keluarga hampir terwujud, aku selalu memberi kabar tentang kondisiku, dan aku juga merasa bahagia karena dengan uang kirimanku adikku sebentar lagi lulus sekolah.
Suatu hari aku dipanggil atasanku pak Robby namanya, usianya hampir sama dengan usia ayahku dikampung. Sebenarnya aku agak malas menemuinya karena ia orang nya agak genit, pengalaman pahit dengan Made membuatku masih selalu menjaga jarak dengan pria. Termasuk dengan atasanku ini. Pak Robby pernah terang-terangan memintaku untuk jadi simpanannya.
Setelah aku mengetuk pintu dan masuk keruangan pak Robby, ia tampak sedang membaca file, di mejanya ada botol minuman keras yang hampir habis.
“ada apa pak?.. Memanggil saya?” tanyaku sambil duduk di sofa tamu yang ada diruangan itu.
“aah.. Ga ada apa2 kok.. Saya cuma tanya bagaimana soal tawaranku yang dulu,..” jawabnya sambil berdiri dan menghampiriku.
Astaga!… Ternyata pak Robby masih mengejarku untuk dijadikan simpanan nya. Dengan sikap halus ku tolak tawaran nya. Tak kusangka dengan jawabanku ini pak Robby mengeluarkan secarik kertas yang berisi pemecatanku
Ketika melihat kertas itu, langsung terlintas dibenakku akan impianku menjadi wanita karier, akan kelanjutan sekolah adikku, dan betapa sedihnya ibuku nanti..
“kalau kau mau melayaniku dan menjadi simpananku.. Aku akan memberimu sebuah jabatan tinggi. Bagaimana…
Kamu setuju?” kata pak Robby sambil memandangku dekat-dekat. Aku yang telah bertekad akan memperbaiki ekonomi keluargaku, hanya bisa mengangguk pelan menerima tawaran itu. Melihat persetujuanku, pak Robby langsung memelukku dan melumat bibirku, aku hanya diam tak membalas, namun pak Robby yang sudah terbakar nafsu itu, seakan tak mau peduli…
“aku sudah lama menanti saat ini.. Cepat lepaskan bajumu..” perintah dia, sambil dia sendiri melepas pakaiannya, dengan perasaan teriris kulucuti semua pakaianku, setelah tubuhku bugil, pak Robby mendorong tubuhku hingga terbaring disofa itu.
Bagaikan kesetanan dia mendekapku dan menjilati seluruh tubuhku. Tangannya dengan liar meremas buah dadaku. Aku hanya terpejam merasakan lumatan nya itu. Puas dengan dadaku, pak Robby menyuruhku nungging, dan tanpa menunggu lama batang kontol yang sudah keras itu, dibenamkan kelubang memekku, aku yang sama sekali belum terangsang hanya bisa menggigit bibir ketika pak Robby menggoyangku..
“akh akh.. Memek udah jebol aja, masih sok jual mahal kamu …” katanya sambil terus menggoyangku, aku hanya meringis perih sekali,.
“ah..ah.. Ayo goyang pantatmu lonte.. Ah..” teriaknya dengan nafas memburu penuh nafsu..
selang beberapa menit kemudian kurasakan goyangan pak Robby semakin cepat, akhirnya aku merasakan kontol nya mengeluarkan cairan kental membasahi lubangku. Aku diam saja ketika bibirku dikecupnya dan ia mengatakan akan memberi jabatan dan fasilitas sesuai janjinya, tapi surat yang berisi pemecatan tetang diriku disimpannya sebagai jaminan.
Pak Robby menepati janjinya, aku diangkat menjadi manager personalia, dan fasilitas rumah mewah serta kendaraan pribadi kudapatkan.. Memang kini impianku sudah terwujud merubah derajat ekonomi keluargaku, tapi dilain pihak aku merasa sakit, aku kini tak lebih dari perempuan pemuas seks.. Setiap hari aku harus melayani nafsu pak Robby.
Mungkin aku masih bisa menahan diri jika itu dilakukan dirumah, tapi pak Robby kerap mempunyai ide yang nyeleneh, seperti memaksa bercinta di toilet hotel, atau memintaku ke tempat kerja dengan pakaian seksi tapi tanpa mengenakan underwear,. Entah sampai kapan aku harus menjalani ini.
tombol telpon menyala di mejaku, dari kode no nya aku tahu itu dari pak Robby. Mau apalagi si maniak ini pikirku.
“ya ada apa pak..? Jawabku
“segera keruanganku” jawabnya,
“aku masih banyak pekerjaan pak” kataku sambil mengarahkan pandanganku dan menunjukan tumpukan file ke arah kamera cctv yg memang sengaja dipasang pak Robby untuk mengawasiku.
” sudah lakukan saja, atau kau ingin kehilangan pekerjaan..” kata nya di ujung telpon. “oh ya kamu harus sudah bugil begitu keluar ruanganmu..” lanjutnya dan langsung menutup telpon..
Ah semakin gila saja orang ini, namun aku sudah terlanjur jauh. Kuturuti mau nya, ruang kerja kami satu lantai aku hanya perlu melewati lorong hotel yang biasanya juga sepi, dengan perasaan berdebar aku keluar dari ruanganku dengan telanjang bulat, ah untunglah lorong ini sepi, segera aku berjalan, dan baru beberapa langkah pintu salah satu kamar terbuka, seorang cleaning service keluar dari kamar, dan tak ada waktu bagiku untuk sembunyi, tubuh bugilku langsung jadi santapan matanya, untuk sesaat kami sama-sama terpaku dalam kegugupan..
“ting…” suara dari pintu lift di ujung lorong dibelakang menyadarkan kerterpakuan kami, dan si bapa cleaning service itu pun menggerakan tangannya memberi isyarat untukku segera pergi, seolah tahu aku hendak kemana.
Kuanggukan kepala sebagai ucapan trimakasih ku ketika tepat melintas disamping nya, dan aku setengah berlari menuju ruang Pak Robby sebelum pintu lift itu terbuka..
.
“lama sekali.. Mulai belajar membangkang ya…” suara pak Robby begitu ku masuk ruangannya..
Tak kuhiraukan kata-katanya karena saat itu aku melihat ia sedang duduk dikursinya dengan celana melorot dan kontol yg sudah tegak berdiri..
Aku segera bersimpuh dikakinya, kupegang kontol nya dan kukocok-kocok, sambil tanganku yang satunya meremas buah pelirnya…
“arrghh.. Akh..” suara erangannya menikmati blowjobku.
.
Kujilati ujung kontol yang mulai basah diujungnya, menyusuri batang ber-urat itu dengan lidahku, mengulum kedua bola kembar nya..
“akhhh..” aku sedikit terperanjat ketika kurasakan ujung sepatunya menyentuh memekku, namun pak Robby menekan kepalaku agar tetap mengulum kontolnya.
Tangan nya memegang kepalaku menggerakan mulutku dikontol nya. Sementara kakinya yang masih bersepatu itu. Terus menggesek selangkanganku, mulutku selalu nyaris tersedak setiap kali batang itu menyentuh rongga dalam tenggorokanku, memekku sedikit terasa perih setiap kali tergesek ujung sepatunya, tapi aku juga terangsang, memekku terasa begitu basah, dan aku jadi semakin liar melahap batangnya…
.
Pak Robby menarikku bangkit, dan menyuruhku naik kepangkuannya, kupegang kontol yang sudah basah berlumur ludahku itu dan kuarahkan tepat dicelah lubang memekku, dan “jleeebss….” tanpa hambatan batang itu menembus memek ku yang sudah basah itu, aku mulai bergerak naik turun, dan pak Robby juga menggerakan tangannya untuk meremas kedua buah dadaku yang tergantung tepat didepan nya.
.
“ahh…ah..ah..ah..” aku terus bergerak naik turun birahi telah membuatku lupa akan dimana aku sekarang, aku sedang mengejar hasrat untuk sebuah kepuasan, aku bahkan membenamkan kepala pak Robby didadaku, dan disambutnya dengan lumatan rakus dikedua putingku bergantian..
Ketika rangsangan birahi akan membawaku kepuncak kenikmatan, pak Robby juga rupa nya merasakan hal yg sama, diangkatnya tubuhku dari pangkuan nya. Dan ditelungkupkan nya tubuhku diatas meja, lalu kembali batangnya dimasukan di memekku..
“ah..ah.. Akh.. Rasakan kontol ku… “.. Kata-kata nya disela gerakan nya yg semakin cepat..
“iya.. Paaa.. Ahggh. Teruus….ah..ah..” aku menyahut diserati desah penuh nafsu.. Dan bebarengan dengan itu kurasakan puncak orgasme menerpaku, lemas, lelah, dan nikmat.. Tak berapa lama pak Robby jg menyemprotkan cairan hangat nya dilubang ku.. Aku terkulai lemas di atas meja, sementara pak Robby duduk dikursinya sambil tersenyum penuh kepuasaan..
Aku sadar tak bisa selamanya hidup sebagai simpanan pak Robby, aku harus bisa keluar dari semua ini..
“permisi bu..” suara seorang pria membuyarkan lamunanku..
“ah iya…” aku menjawab sambil melihat ke arah sumber suara itu, ternyata cleaning service yang pernah memergoki bugil dilorong..
“saya mau ambil sampah bu..” katanya..
“ya silahkan..” ijinku.
“sudah bu permisi..” pamit pria setengah baya..
“tunggu sebentar pak, ..” Kataku menahan kepergiannya.. “duduk dulu..” sambil kutunjuk kursi didepanku, dan tanpa banyak bicara dia duduk.
“ehm.. Soal kejadian waktu itu.. Saya mohon bapak untuk merahasiakan nya..” kataku langsung.
“iya bu saya mengerti.. Saya sudah 10tahun kerja disini, saya tau gmana kelakuan pak Robby..” jawabnya.
Aku sedikit penasaran dari jawaban nya ini, dan akhir nya pria bernama pak Kirman ini aku tahu kalau aku bukan pegawai perempuan pertama yang jadi budak seks nya. Jika ada pegawai yg disuka maka ia akan memberikan jabatan yang bagus, dan memindahkan ruang kantornya 1 lantai dengan ruangannya. Akhir nya ini juga menjawab kebingunganku selama ini kenapa dilantai ini hanya ada ruanganku dan ruangan pak Robby.
Pagi ini aku sedikit terlambat datang karena terjebak macet.
“bu Astri ada tamu diruangan ibu..” kata Inne, receptionist dihotel ini..
“siapa..? Tanyaku
“pak Nugraha bu..” jawab Inne
“apa.. Pemilik hotel ini..” tanyaku memastikan dan dijawab dengan anggukan dari Inne.
Aku segera bergegas menuju ruanganku, sejak aku bekerja disini aku belum pernah bertemu dengan orang ini, tapi aku tahu namanya, karena memang ia pemilik dari hotel ini.
Sampai diruangan ku pintu ruanganku terbuka, disana tampak seorang pria tua dengan rambut sudah putih namun terlihat perlente. Duduk dikursiku, sementara di depannya ada seorang pemuda dan pak Kirman mereka tampak akrab berbicara, dan terhenti ketika menyadari kehadiranku..
“permisi..” sapaku
“nah ini ibu Astri nya pak..” pak kirman mengenalkan aku.
“ah ini toh orang nya..” pak Nugraha berkata dengan logat jawa nya.
“ayo silahkan duduk..” kata pak Nugraha menyadari kebingunganku, aku duduk dikursi yang tadi diduduki pak Kirman, setelah Pak Kirman memohon diri pergi, pak Nugraha kembali berkata.
“Astri tau siapa saya.. Tidak apa kan saya panggil Astri..?” tanya nya sopan,
“iya pak..”jawabku singkat..
“oke langsung saja.. Ini anak saya Andrew.. Dan mulai sekarang dia yang akan menggantikan posisi pak Robby,.” kata-kata pak Nugraha sungguh mengejutkanku.. Apakah doaku untuk lepas dari pak Robby dikabulkan..
“karena cuma kamu yang ada satu lantai dengannya, jadi saya harap untuk sementara kamu dapat membantunya beradaptasi..”
“baik pak..” jawabku tegas, mungkin tugasku akan bertambah berat di kantor, tapi paling tidak aku bisa lepas dari pak Robby.
Pak Andrew usianya sekitar 35 tahun, bertubuh agak gemuk dengan kulit putih, dan kacamata yang selalu menempel menambah ciri khas chinese nya.
Dari cerita teman kerja yang lain, pak Andrew sudah menikah, tapi hingga saat ini hampir 1 bulan aku kerja dengannya belum pernah aku bertemu dengan istrinya.
Kerja sebagai kepala personalia dan juga sekretaris pak Andrew membuatku kerap pulang malam.
“belum pulang bu..?” tanya pak Kirman didepan pintu ruanganku.
Aku memang jarang sekali menutup pintu ruanganku.
“sebentar lagi pak, kalo bapak mau bersih-bersih silahkan pak,..” kataku karena memang itu jam kerja nya bersih-bersih.
“maaf ya bu..” katanya sambil masuk keruanganku dan mulai membersihkan lantai.. “pak Andrew juga belum pulang bu,..” katanya lagi.
“oh ya..” aku sedikit terkejut jg karena aku tahu hari ini dia tidak perlu pulang malam.
Selesai semua pekerjaanku aku pun segera berkemas, jam sudah menunjukan pukul 9 malam, sebenar nya aku hendak melangkah ke lift, tapi kenapa tiba-tiba ku putuskan berbalik arah untuk mengecek keruangan pak Andrew.
Dari bayangan cahaya dibawah pintu kulihat lampu ruangannya masih menyala.
“masuk…” sahut suara pak Andrew dari dalam. Setelah ku ketuk pintu.
“oh Astri.. Saya kira pak Kirman, ada apa, kenapa belum pulang..” tanyanya ketika melihat aku yang datang.
” saya sudah mau pulang pak.. Bapak sendiri belum pulang, ada yg bisa saya bantu..” aku balik bertanya..
“saya sedang memeriksa beberapa file yg ditinggalkan pak Robby.. Kamu pulang saja duluan..” jawabnya.
“baiklah pak.. Saya permisi…”
“oh.. Ya tunggu sebentar.. Mungkin kamu harus lihat ini nanti dirumah.. Ini flashdisk milik pak Robby tp saya rasa kamu perlu melihat ini..” pak Andrew berkata sambil menyerahkan sebuah flashdisk.
.
Sejak pak Robby tak lagi menjadi atasanku, ia mengambil kembali rumah yg pernah diberikan nya kepadaku, namun ia tetap memberikan mobil, aku kini tinggal di sebuah kos-kos’an.
Selesai mandi dan makan, aku ambil flashdisk dari pak Andrew dan kubuka dilaptopku..
“file video..” gumanku ketika kubuka salah satu foldernya ternyata isi nya rekaman cctv diruanganku. Dan dan ruangan Pak Robby, tak perlu kuragukan lagi isi dari folder-folder lain nya, pasti rekaman akan kelakuan nyeleneh pak Robby dan aku, seketika kepalaku terasa pening, berat, bingung, aku yakin kalo pak Andrew sudah melihat isi flashdisk ini… Dan akupun menangis tak bisakah aku hidup dengan tenang. Kenapa selalu ada masalah di jalan hidupku..
“Ibu.. aku ingin pulang, aku ingin menangis dipangkuanmu..”
Aku sudah lewati banyak rintangan dan cobaan tapi sampai hari ini aku masih bisa bertahan, aku tak boleh menyerah, apapun yang terjadi harus kuhadapi..
.
Pagi ini begitu sampai kantor, aku langsung menemui pak Andrew, sejak awal pak Andrew memang selalu datang lebih pagi dari jam resmi masuk kerja.
“tok..tok..”… Ku ketuk pintu ruangannya dan tanpa menunggu jawaban kubuka pintu itu.
“permisi pak..” ucapku..
“ya.. Astri ada apa…? Tanya nya melirikku sebentar lalu kembali mengetik dikomputernya.
Aku langsung duduk dikursi di depan meja kerja nya.
“saya mau bicara soal flash disk yg kemarin bapa kasih ke saya..” kataku
“ya..” jawabnya
“Bapak sudah liat isi nya..” tanyaku dengan suara agak pelan, gugup juga.
Pak Andrew menghentikan kegiatan mengetiknya, ditatapnya aku.
“kalau saya belum lihat, bagaimana mungkin saya bisa tahu kalo isi filenya tentang kamu..”
Sungguh merasa bodoh aku dengan pertanyaanku itu.
“kamu ga usah pikir macam-macam, selama hal itu tidak mempengaruhi kinerja kamu, saya tidak akan mempermasalahkannya..” pak andrew berkata datar.
“tapi kalau kamu merasa perlu menjelaskan nya kepada saya, kita bicara nanti selesai jam kantor..” lanjutnya.
Seharian itu aku benar-benar tidak bisa fokus kerja, pak Andrew memang sama sekali tidak menyinggung hal itu, tapi aku tetap merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Selepas jam kerja, kutemui lagi pak andrew, aku merasa harus menjelaskan semua, kenapa sampai aku bisa jadi seperti itu. Pak andrew menolak berbicara dihotel, aku pun menurut saja ketika ia mengajakku dengan mobilnya, pak andrew membawaku ke kawasan pantai ancol..
“bicara disini lebih enak. Dan kalau kamu penat bisa teriak melepaskan nya kelaut..”
pak Andrew berkata, sambil turun dari mobil aku mengikutinya, jam sudah sekitar 7malam, ini bukan malam libur jadi suasana pantai terasa agak sepi. Kami duduk di tumpukan batu di pinggir pantai..
“oke jadi, gimana cerita nya..?” pak Andrew bertanya dengan lembut.
Semula aku bingung bagaimana aku mencritakannya, tapi entah kenapa melihat pak Andrew yang tampak santai itu, akupun dengan mudah menceritakan semua ceritaku hingga berakhir jadi budak seks pak Robby.
“bagaimana, sudah merasa lega, setelah cerita?” tanyanya.
Aku hanya mengangguk sambil menyeka airmata yang tidak bisa kutahan sejak bercerita tadi.
“saya malu pak..” kataku..
“ya sudahlah, kenapa mesti malu, kan kamu juga ceritanya cuma sama saya..”
“terimakasih pak, Bapak ga pecat saya…”
“ya saya ga pecat kamu, tp mungkin akan potong gaji kamu”..
Aku memandang nya bingung, ia tersenyum melihat kebingunganku.
“gaji kamu dipotong untuk mengganti rugi kerusakan kursi diruang kerja saya, yang rusak karena sering kelebihan beban..” ucapnya.
Ah, aku benar-benar salah tingkah atas ucapannya , jika saja ada lampu pasti muka ku sudah terlihat jelas merah. Sementara pak Andrew tampak tertawa begitu lepas, beda jauh dengan dikantor yang selalu tampak serius dan menjaga jarak dengan bawahan.
“becanda..” katanya sambil tangannya mengusap-ngusap rambutku.
“makasih pak, dan maaf bapak jadi pulang telat ke rumah..” kataku setelah kami terdiam sejenak.
“ga apa tri, pulang juga malas,..” ucap nya datar.
Kupalingkan wajahku, menatapnya penuh heran. Pak Andrew tersenyum kecil, dan berkata “bukan cuma kamu yg punya masalah”
“boleh aku tanya sesuatu.. Tapi jangan tersinggung..?” pak Andrew berkata pelan.
“iya pak..” jawabku sambil mengangguk.
“apakah kamu selalu puas ketika bermain dengan pak Robby..?”
Aku tersentak dengan pertanyaan ini, tapi aku tetap menjawab, “iya pak..” jawabku.
“apa yang membuatmu puas, karena kelamin yg besar panjang atau karena permainannya atau ketahanannya..?” aku benar-benar bingung akan maksud pertanyaan pak Andrew ini, tapi aku tetap memberi jawaban,
“semuanya pak..” jawabku..
Pak Andrew menganggukan kepala.. Beberapa saat ia terdiam, aku pun tak berani memulai pembicaraan..
“kamu mau ga, bercinta dengan saya..? Perkataan yang sungguh mengejutkan keluar dari mulut pak Andrew
“maksud bapak apa..? Tanyaku dengan suara bergetar, aku tidak menyangka akan hal ini, apakah karena ceritaku pak Andrew jadi menganggap aku cewe murahan.
“saya cuma ingin tahu apakah saya bisa memuaskan seorang wanita, karena istri saya selalu kecewa dengan saya, dan masalah ini yang membuat kami sering ribut,..” pak Andrew berkata pelan namun terlihat ada kejujuran dinada nya.
“maaf, kalau saya membuatmu tersinggung.., mari kita pulang saja, saya antar kamu” lanjutnya sambil berdiri, sementara aku masih duduk terdiam., ia memandangku..
“aku mau…” entah kenapa aku berbicara seperti itu. Dia pun tampak sedikit terkejut.
Malam itu pak Andrew mengantarku pulang, aku sendiri masih seakan tidak yakin akan, kata-kata yang diucapkan pak Andrew dan respon akan jawabanku..
Sejak kejadian malam itu hubunganku dengan pak Andrew jadi semakin akrab, tak jarang sepulang kerja pak Andrew mampir ke kost ku, untuk sekedar bercerita akan masalah rumah tangganya.
” bapak mau nginep..?” tanyaku ketika sudah jam 10 malam ia masih dikostku, karena biasa nya paling malam jam 9 ia sudah pamit pulang.
“kalau saya nginep memang ga apa…? Tanya nya.
“ga apa pak, bebas disini”
Aku berkata sambil mengunci pintu, kudekati pak Andrew yang masih duduk bersandar didinding di atas kasurku yang memang tergelar dilantai.
Aku duduk diatas paha nya, kuambil remote tv yg dipegangnya dan kubesarkan volume nya.
“aku mau beri, apa yang dulu, pernah bapak pinta dipantai..” bisikku di telinga nya, lalu ku buka semua kancing kemeja dan kulemparkan, pak Andrew melakukan hal yang sama, melepas tanktop ku, dan juga bra yg ku kenakan.
Kepala nya langsung terbenam di dada ku, menjilati putingku, meremasnya. Dan sesekali berhenti untuk melumat bibirku. Tubuhku ditelentangkan nya celanaku dilepas, iapun melucuti celana nya.. Ternyata kontol pak Andrew tidaklah terlalu besar, dan ketika disodorkan kemulutku, aku cukup mudah untuk melumat nya.
“ah..ah.. Argh..” suara nafas menderu keluar dari mulutnya, kupermainkan batangnya dimulutku, sementara ia pun sesekali menyodok-nyodokan nya.
Tak berapa lama ia menarik kontol nya, dan pindah ke bawahku, jemarinya mengorek-ngorek lubang memekku,
“akh.. Paa.. Akh.. Terus.. Enak..” aku mendesis ke enakan ketika dua jarinya menjepit itilku.
Puas dengan tangan pak Andrew mulai mengarahkan batangnya ke memekku, dan karena memek ku sudah cukup basah serta ukuran kontol nya yang tidak terlalu besar, tak ada hambatan bagi batang itu untuk masuk.
“ah.. Ah.. Ah..” suara nya sambil bergerak mempompa aku.. Kuimbangi setiap sodokannya dengan goyangan, dan tiba-tiba pak Andrew berteriak.
” Tri.. Akhhhhgh” bersamaan dengan itu cairan sperma nya pun menyemprot dimemekku..
Tubuhnya ambruk disisiku, nafas nya tersenggal,.
“maafkan aku tri, aku keluar terlalu cepat..” katanya.
“ga apa pak.. Nanti kita coba lagi..” jawabku sambil tersenyum.
Malam itu beberapa kali kami bersetubuh, tapi tetap saja kemampuan pak Andrew paling hanya beberapa menit saja, dapat kulihat rasa frustasi diwajah nya, kucoba untuk tersenyum menyemangati nya..
Entah kenapa kendati aku jarang sekali mendapat orgasme ketika berhubungan dengan pak Andrew, tapi aku tidak pernah merasakan kecewa. Aku justru semakin ada rasa dengan dia, dan akhirnya kamipun tinggal bersama, pak Andrew sudah tidak pernah lagi pulang kerumah nya, ia membeli rumah untuk ditempati kami berdua, aku tidak lagi bekerja dihotel, karena untuk menjaga kerahasiaan hubungan kami.
Dua bulan kami tinggal bersama aku hamil, pak Andrew senang sekali, ia bahkan memindahkan Pak Kirman untuk kerja dirumah, agar aku ada yang menemani. Pagi itu selepas pak Andrew pergi, aku mendapat sms dari Yuni yang mengajakku untuk ketemu, aku senang sekali, karena sudah lama tidak pernah ketemu lagi.
Sesuai janji aku sudah menunggu dicafe yang disebutkan Yuni, Yuni belum datang ketika ku sampai, namun tak berapa lama menunggu kulihat ia datang. Aku bermaksud berdiri untuk memeluknya karena rasa kangen, tapi belum sempat ku memeluk nya Yuni sudah menamparku..
“plak.. Plak.. Plak..”
aku yang kaget tak mampu berbuat apa-apa.
“dasar perek lo.. Ga tau terima kasih udah di tolong juga..” teriak Yuni yang langsung memancing perhatian pengunjung lain.
“ada apa ini yun..?” tanyaku bingung.
“jangan pura-pura bego lu, anjing..” kembali Yuni menyerangku dengan tamparan dan tendangan.. Tentu saja aku kesakitan dan juga malu, aku mulai menangis..
“aku salah apa yun..?” tanyaku.
” salah apa.. Hah.. Lu ngambil laki gua, Andrew laki gua tau..” Yuni berteriak kalap dan bermaksud kembali menyerangku, namun keburu dilerai dan dibawa keluar..
Sementara aku masih bersimpuh, tak mampu untuk berdiri, hanya menangis, meratapi kenapa. Kenapa semua ini terjadi…
Tanpa memperdulikan lagi pandangan orang-orang dicafe itu aku segera berlari, tujuanku hanya satu menemui pak Andrew dan meminta penjelasannya.
“iya, Yuni memang istriku, tapi seperti yang aku bilang, hubungan kami tidak baik bahkan nyaris hancur…” pak Andrew berusaha menjelaskan.
“tapi, Yuni itu teman baikku, dia yang menolongku ketika aku baru sampai disini…” aku berkata sambil menangis.
“aku tahu, maka dari itu aku tidak bisa mengatakan kalau Yuni adalah istriku…”
“apa.. Jadi selama ini bapak sengaja menutupinya dari aku…” aku semakin terpukul dengan pengakuan nya.
“aku akan menceraikan Yuni, aku akan menikahimu Astri, kau sedang mengandung sekarang…” pak Andrew berkata sambil memegang kedua bahuku..
“ngga pak.. Aku ga bisa.. Yuni temanku.. Aku ga boleh..” aku berkata sambil, melepaskan tangannya dari pundakku, aku berbalik, pergi meninggalkan nya. ” Astri kamu mau kemana…?” tak kuhiraukan panggilannya.
Jika sedang dibutuhkan entah kemana taksi yang sedang kutunggu ini, tiba- tiba sebuah sedan berwarna silver berhenti didepanku.
Dan ketika kaca samping nya terbuka, ternyata orang nya pak Robby, pria yang menyebalkan itu tambah terlihat makin menyebalkan dengan kepala plontosnya.
“mau kemana sayang… Lagi jualan ya..” ejek nya padaku.
” astri…” belum sempat aku menjawab, suara pak Andrew terdengar memanggilku.
Tanpa pikir panjang segera kubuka pintu mobil pak Robby,
“cepat jalan pak..” kataku setelah duduk disamping nya, melihat pak Andrew yang sedang mengejarku, pak Robby langsung tancap gas..
“mau kemana kita, sayang…?” tanya nya ditengah perjalanan.
“terserah..” jawabku singkat. Dan kupejamkan mataku, berusaha melupakan beban ini, aku benar-benar merasa bersalah terhadap Yuni, teman baik ku. Aku memang perempuan tidak tahu terimakasih, perusak rumah tangga orang.
“kenapa kita kesini pak?” tanyaku, karena ketika kubuka mata aku sadar kami sudah berada dijalur keluarkota.
“lho tadi, kamu sendiri yang bilang teserah.. Sudahlah aku mau refreshing sama teman-temanku dipuncak.. Kamu ikut saja nanti juga disana kamu bisa lupain si Andrew itu..” katanya dengan arogan dan menyebalkan.
Aku sudah bisa menduga apa yang akan alami nanti dengan pak Robby, tapi aku juga tidak punya tujuan jadi aku diam saja.
Setengah jam kemudian kami sampai disebuah villa kecil yang ada ditengah-tengah indahnya hamparan pohon teh, belum sempat aku merasakan segarnya udara disini, pak Robby langsung menyeretku masuk.
“ayo masuk aku ingin menikmati tubuhmu sebelum teman-temanku datang.
Begitu sampai didalam villa pak Robby langsung memelukku dari belakang menciumi leherku dan tangan nya meremasi kedua belah tetekku, dengan diiringi dengusan nafasnya yang memburu, pak Robby melucuti semua bajuku hingga bugil, di tariknya aku menuju kamar, didorong nya tubuhku telentang dikasur, sementara ia melucuti pakaiannya sendiri. aku sudah pasrah, aku sudah tahu ini semua akan terjadi,.
Pak Robby membenamkan mukanya diselangkanganku lidahnya menari liar, membelah celah bibir memek ku.
“arhh..akhhh..” aku tak dapat menahan gairah rangsangan birahi..
“ternyata memek mu, masih enak seperti dulu..” ucap pak Robby dan kembali membenakan kepalanya, menjilatiku hingga ku mendesah, bergelinjang, aku tidak ingin lagi menahan birahi, aku ingin memuaskan diriku, agar aku dapat melupakan semua yang terjadi.
Pak Robby mengangkat kepalanya, ia bangkit mengangkangi tubuhku, menyodorkan kontol besarnya kewajah ku, ku jilati kontolnya, kulumuri batang nya, dan pak Robby mendorong kontolnya untuk masuk semua kemulutku..
“nikmati kontolku lonte… Ahhh..ah..” teriaknya sambil menggerakan kontolnya maju mundur.
“wah pak Robby, pesta sendirian saja…”tiba-tiba sebuah suara mengejukan dari arah pintu yang memang tidak tertutup.
“tenang pak Ilham, tar juga bapak kebagian…” jawab Pak Robby cuek sambil terus memompa kontol nya dimulutku.
Sementara aku melirik kearah pintu ternyata ada dua orang, dan usianya hampir sama dengan pak Robby.
Orang yang dipanggil pak Ilham tadi mendekati ranjang kami, dan pak Robby tidak terpengaruh sama sekali,
“akkh…” ketika kurasakan ada jemari yang menyentuh lobang memekku.
“masih lumayan rapat memek nya, ayo pak segera tuntaskan saya jadi ga sabar mencicipinya…” katanya sambil tangan nya menggerayangi memekku, tanpa menganggap diriku sama sekali, tak lama kemudian orang itu keluar kamar, dan pak Robby juga tampak nya sudah tak sabar untuk permainan utama, ditekuk nya kedua pahaku, dibukanya lebar, dan kontol besar nya dipaksa masuk menembus memekku..
“arrghhh…” aku mengerang ketika batang itu benar-benar memenuhi seluruh rongga kosong dimemekku.
“ahh..ahh…ah..ah.” dengan nafas berat pak Robby terus memompaku “gimana lonte.. Ah.. Enak ga kontolku..?” tanya nya sambil meremas tetekku.
“iya pa..ah..ah..”
“iya apa.. Yang jelas…?”tanya nya sambil memperkuat cengkramannya ditetekku..
“akh..ah.. Iyaa.. Kontol..bapaa.. Enaakhh..” jawabku,
“hahaha..kamu memang lonte,..” ia tertawa penuh kepuasan, dan terus bergerak memompaku, sesekali aku imbangi dengan goyangan menyambut setiap sodokan nya, dan selang beberapa menit aku merasakan orgasme dan disusul dengan pak Robby, yang berteriak penuh kepuasan bersamaan dengan menyemburnya cairan sperma dirahimku, dirahim yang ada anak dari pak Andrew.
Untuk beberapa saat kami tak ada yang bergerak, tubuh pak Robby masih menindihku, aku kembali teringat kejadian dengan Yuni, tak terasa air mata menetes dipipiku.
“kenapa menangis, mikirin si Andrew..?” tanya pak Robby, sambil mengangkat tubuhnya dari aku, dan bebaring disamping..
“jadi lonteku saja, semua kebutuhan mu akan kupenuhi, kamu cuma perlu memuaskan aku dan teman-temanku..” katanya tanpa peduli perasaanku.
“sudah hentikan mimpimu untuk jadi istri si andrew. Sana keluar, biarkan teman-temanku menikmati memek mu..” pak Andrew berkata sambil mendorong tubuhku dengan kasar, untuk bangkit dari kasur. Dengan masih terhuyung-huyung aku ke kamar mandi, kunyalakan shower, untuk membasuh badanku, membasuh semua kenanganku dengan pak Andrew.. Mungkin memang takdirku harus menjadi seperti ini.
Dengan hanya berbalut handuk ku keluar kamar, kuhampiri 2 orang yang usia nya sudah hampir paruhbaya itu.
“wah akhir nya tiba juga giliran kita, pak Asep..” kata pak Ilham pada pria satu nya yang ternyata bernama Asep.
“sini cantik..” katanya sambil menyuruhku duduk didekat nya, aku mendekatinya, “wah handuknya dilepas aja, basah nanti masuk angin” pak Asep berkata, sambil melepas nya tanpa persetujuanku, aku duduk telanjang bulat diantara 2 pria paruhbaya yang memandang nanar tubuhku dengan penuh nafsu..
Seketika terbesit kebencian akan para pria ini. Aku pergi jauh dari orangtuaku karena penghianatan seorang pria, aku juga merusak persahabatanku karena seorang pria.
Akan ku balas semua ini, dan 3 pria bajingan yang ada disini akan menjadi korban pembalasan pertamaku, akan kuhancurkan kebahagiannya, akan kubuat mereka semua terlena akan tubuhku, akan kujerat mereka dengan birahi… Biar hancur semuaa..
Pak Ilham dan pak Asep duduk di kanan kiriku, tangan-tangan mereka merabai tubuh bugil, kedua kaki ku diangkat ke paha mereka…
“arrghh…” aku mendesah saat jemari pak Asep menyentuh ujung klitorisku.. Sementara pak Ilham sibuk mencucup puting kiriku… Tak mau kalah akupun memancing birahi mereka, kedua tanganku menyentuh, Meremas kontol mereka dari luar celananya.
“ahh.. Lonte ini sudah tak sabar ingin merasakan kontol rupa nya” ucap pak Asep sambil membuka celana dan mengeluarkan batang kontolnya yang sudah tegang..
Tanganku langsung meremas dan mengocoknya, tak mau kalah Pak Ilham juga melepas pakaian, menelanjangi tubuhnya.
“ayo cantik aku sudah tidak sabar untuk menikmati memekmu ini..” pak Ilham berkata sambil tangannya mengorek memek ku dengan kasar.
Ditariknya tanganku untuk mengikutinya, disuruhnya aku berbaring dilantai, pak Ilham menindihku, mulutnya melumat bibirku, kubalas lumatannya, sementara tanganku aktif mengocok kontol nya, puas melumat bibirku, pak Ilham mulai mengarahkan ujung kontolnya kememekku..
“ahhh..ahh…” desahku saat batangnya perlahan menembusku.
“ah.. Ah.. Terusss paa.. Ah.. Enak.. Ah..” kukeluarkan semua erangan nafsuku tanpa ada perasaan malu lagi..
“dasar lonte.. Ahh makan nih…” kata pak Ilham sambil mempercepat sodokannya..
“ah terus paa.. Ahh..entot aku … Ahh..” kupancing dia dengan kata-kata birahi..
Tak mau ketinggalan pak Asep yang juga sudah telanjang bulat, menyerang kedua payudaraku, diremas dan di hisapnya bergantian.. Sesekali dikulum juga bibirku.
“ah.. Ah…ah.. Gila nih lonte memek nya sempit banget..” pak Ilham berkata sambil mempercepat gerakan nya, sodokan kontol dimemek dan hisapan dikedua buah dadaku, membuatku semakin cepat terbang ke puncak orgasme.
“aaaahhhhh…” aku menjerit lepas..
“ha ah ah..” aku terengah-engah tubuhku bergoyang disodok pak Ilham, untuk sesaat, aku merasa lemas terlena puas karena baru orgasme..
Namun batang kontol pak Asep yang ditempelkan dimulutku menyadarkanku, ada dua orang yang harus kutaklukan.. Kubuka mulutku mempersilahkan batang itu memasukinya, sambil mengimbangi setiap gerakan pak Ilham, kupermainkan batang kontol dimulutku dengan ujung lidah, “aah.. Akhh.. Sial.. Enak banget nih memek,.
Akhh…” pak Ilham berteriak sambil menyentakan dengan kuat kontol nya dan banjirlah memekku oleh cairan sperma nya. Setelah pak Ilham mencabut batang kontolnya, pak Asep mencabut, kontolnya dari mulutku, dan memintaku nungging, dan tanpa banyak bicara batangnya dibenamkan ke memeku yang sudah banjir oleh sperma pak Ilham tadi.
“ah..ah..ah..” suara nya, berbarengan dengan gerakan nya, bersamaan dengan keluar masuknya batang kontol itu, kurasakan cairan sperma menetes dari celah memek ku dan mulai membasahi kedua pahaku.
” iya sikat terus.. Pak asep, bikin robek memek nya..” teriak pak Robby yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping kami…
” iya.. Akhh.. Ah.. Ah..” suara pak Asep memompa ku, pak Robby menyodorkan kontolnya kedepan mulutku, dan langsung kulahap, “yeah hisap kontolku…” teriaknya sambil menenggak botol minuman ditangan nya.
Selang beberapa menit kemudian kurasakan gerakan pak Asep mulai berubah, menunjukan tanda-tanda akan keluar dan akhirnya bersamaan dengan teriakan nya kontolnya menyemburkan sperma nya menambah basah memekku.
Dan kontol pak Robby juga terasa mulai berdenyut didalam mulutku tangannya menekan kepalaku dan akhirnya iapun keluar dimulutku.
Pak Robby jatuh duduk didepanku, dengan masih posisi nungging aku merangkak, mendekatinya.
“masa segitu aja udah keluar… Ga pengen bikin memekku robek..” bisikku ditelinga nya..
“plak..” ia menamparku, namun ku semakin mempermainkan nya, kutunjukan lidahku yang masih ada sperma nya dan kumainkan didepan wajahnya.
“kurang ajar, cari mati kau lonte…” ia berkata sambil bangkit ke kamar dan kembali dengan menggenggam dua butir obat berwarna biru ditangannya, ditelan nya obat itu dengan bantuan minuman keras..
“Rasakan apa yang kau minta pelacur…” katanya sambil menjambak rambutku dan menyeretku ke atas meja. Aku berlutut dengan badan diatas meja, pak Robby mengguyurku pantatku dengan minuman,
“rasakan ini…” dengan tanpa pemanasan pak Robby membenamkan batangnya ke anusku.
‘akh.. Waaa.. Ah.. Sakiiittt…” aku berteriak kesakitan dan pak Robby tanpa ampun terus menghujami lubang anusku.
“terus pak hajar..” suara pak Ilham menyemangati pak Robby..
Namun tiba-tiba gerakan pak Robby berhenti, dan “bruuuk..” tubuhnya jatuh ambruk kelantai.
Aku hanya termenung memandangi kedua orang itu, berusaha menyadarkan pak Robby, mereka terlihat panik, sementara aku hanya diam berdiri mematung..
“hey kau…” pak Asep berteriak sambil menunjuk keselangkangan ku, aku menunduk ternyata ada banyak darah keluar dari memekku, tiba-tiba aku merasakan sakit yang teramat sangat diperutku, mataku berkunang-kunang dan akhirnya gelap..
Bau khas rumah sakit menyadarkanku, aku tidak tahu bagaimana aku bisa ada disini, terbaring entah dirumah sakit mana.
“kamu sudah sadar…!” suara yang sudah amat kukenal.
“pak Andrew..?” aku berkata seolah tak percaya.
“jangan banyak bicara dulu istirahatlah..” katanya.
“maafin aku pak..” kataku sambil menangis..
“sudah-sudah, istirahatlah” pak Andrew berkata sambil membelai rambutku.
Seminggu aku dirawat dirumah sakit karena keguguran, dan pak Andrew setia menemaniku, dari dia aku tahu kalau pak Robby meninggal karena overdosis obat kuat. Setelah aku benar-benar sehat, Pak Andrew membawaku ke Bali, dia memutuskan mengelola cabang hotel yang disana, dan sebulan kemudian ia bercerai dengan Yuni, lalu menikahiku. Aku tidak tahu apakah kebahagiaan ini akan berlangsung selama nya atau tidak, tapi yang jelas kini aku bahagia bersama orang-orang yang kucintai, suami, ibu, serta adik-adikku, dan semakin lengkap karena kini aku sudah kembali hamil, mengandung anak pak Andrew. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Hidupku Sebagai Wanita Simpanan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa dengan Tante Ayu Terbaru 2016

cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny. 

Cerita Dewasa dengan Tante Ayu Terbaru 2016 

 

Petualanganku baru saja terjadi, kisah ini merupakan kisah yang sangat tak terlupakan dan dasyat. Mengapa?? Karenan baru kali ini , aku melakukan hubungan intim dengan Tante Ayu.

Awal mulanya sangat risih , tetapi untuk berkelanjutan ternyata bikin asyik aja dan yang utama bikin nagih. Karena dengan pengalaman Tante Ayu yang memperlakukan aku seperti ini. Aku bagaikan raja di depan nya , saat di ranjang aku di perlakukan sangat istimewa dan panaaas . . . .

Tante ayu adalah wanita janda yang sudah di tinggal mati oleh suaaminya dan sekarang usia Tante Ayu menginjak umur 35 tahun dan masih terlihat masih muda. Tante Ayu sudah di karuniai anak, yang sekarang anak nya masih duduk di bangku sekolah dasar.

Aku dan Tante Ayu sangat akrab, sehingga kami sering keluar atau pergi jalan bersama. Perkenalanku dengan Tante Ayu, adalah saat kunjungannya ke Bogor, karena sebenarnya dia berasal dari Malang. Pada waktu itu, aku diajak makan siang bersama oleh Roni, dan katanya ada Tantenya yang datang ke Bogor bersama anaknya.

Roni berjanji untuk bertemu Tantenya di sebuah mall yang cukup terkenal di Bogor. Setelah menunggu selama hampir satu jam, akhirnya kami bertemu dengan Tantenya. Pertama kali melihat Tantenya, pandangan ku seperti tidak bisa ketempat lain lagi. Aku begitu tergoda saat melihat penampilannya, begitu rapi, cantik dan seksi.

Mukanya yang putih dan mulus, rambutnya yang panjang ikal terurai, membuatnya terlihat begitu merangsang. Serta tubuhnya yang langsing, pinggul yang ramping, dan ukuran tubuh yang lumayan tinggi, mungkin sekitar 165cm.

Dadanya yang semok, besar dan kencang padat , mungkin sekitar 35D, ditambah lagi dengan memakai baju hijau transparan ketat dengan kancing bagian atas yg dibuka, sampai payudaranya yang lumayan besar itu terlihat begitu indah dan montok. Tampak nongol, seperti mau keluar dari baju yang di kenakannya .

Bokong yg bulat dan semok itu, terlihat begitu padat. Terasa dedekku bahkan sempat menegang dan mendesak, karena melihat keseksian, keindahan, kemontokan tubuhnya. Dengan cara jalannya yang terlihat seperti di model pragawati.

Dalam diriku tidak berhenti memuja tubuh yang sangat seksi itu. Dan betapa nafsu birahi ku mau meldak, karena itu kali pertamanya aku melihat pemandangan yang begitu merangsang. Jujur saja, aku sangat pengen meremas-remas payudaranya dan bokongnya yang semok itu. Tangan ku sudah pingin mencaabik-cabiknya, tapi aku mencoba menahannya.

Setelah itu kami berkenalan, tangannya yang kecil itu begitu lembut. Dan dilanjutkan dengan makan siang bersama, kami mengobrol dan menjadi dekat, karena Tante Ayu orangnya gaul, jadi semua pembicaraan kami terasa enak dan akrab.

Setelah makan, kami diantar pulang ke kontrakan oleh Tante Ayu. Sayang sekali aku tidak menanyakan no teleponnya. Setalah hari itu, kami makin sering bertemu, karena Tante Ayu sering mengajak kami pergi makan dan jalan-jalan. Dan aku menjadi semakin menginginkan untuk merasakan tubuhnya.

Tante Ayu sering telpon-telponan denganku, kadang hanya untuk ngobrol saja, tapi Tante Ayu lebih sering menghubingi aku. Bahkan sempat dia memintaku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku hanya menganggapnya basa-basi saja.

Tak terasa sudah berapa kali kami bertemu, dan akhirnya aku menjadi benar-benar akrab dengan Tante Ayu. Dan Tante Ayu mengajaku untuk menginap ditempatnya, awalnya aku menolak. Tetapi Tante Ayu tetap memaksa seperti anak yang manja.

Akhirnya aku terima ajakannya, aku hanya pura-pura menolak. Tapi sebenarnya aku mau menginap ditempatnya.hehehe. . . Pada malam itu, aku dan Tante Ayu bersantai di lantai teras rumahnya di lantai atas. Angin malam yang dingin, dan suasana yang tenang, membuat kami merasa lebih enjoy.

Saat itu anak sudah tidur, Karena aku dan Tante Ayu sudah akrab, maka aku memberanikan diri bertanya-tanya sesuatu yang genit mengarah ke yang panas-panas.

“Tante Ayu kesepian gak??
Kalau bobok, bobok sendirian ya Tante. . . hehe..”,

candaku pada Tante Ayu.

Sebelumnya Tante Ayu tampak diam dan membisu, hanya tertawa kecil. Tapi akhirnya,

“Nakal juga kamu ya..”.

“Emang sih kesepian.. tapi mau gimana.. ga ada yang menghibur.. “,

celotehnya sedikit tersenyum kecil.

“Hehehe.. kalau boleh aku mau menghibur Tante..”, candaku lagi.

“Hahahaaha.. emangnya kamu bisa ?? Belum ada pengalaman, trus ntar malah Tante yang kecewa..”, tanyanya, sambil memancingku.

“Tapi setidaknya aku pernah liat dan tau cara-cara posisi nya..”, candaku dengan sedikit menantang.

“Di dalam aja..di luar tambah dingin aja ..”, ajaknya dan mengubah topik.

Setelah itu kami pun masuk kedalam dan Tante Ayu memintaku mengunci pintu. Setelah selesai menguncinya, ternyata Tante Ayu masih berdiri di sana.

Kami bertatapan, cukup lama, tapi tidak berbicara satu katapun. Pikiran ku mulai kacau, dan berpikir yang aneh-aneh. Benar saja, tiba-tiba Tante Ayu memegang kedua tanganku dan dengan senyuman genit menarikku ke sebuah kamar.

Kamar yang disediakannya buatku selama aku menginap di tempatnya. Aku didorong ke ranjang, dan tergeletak diatas ranjang yang empuk itu. Tante Ayu langsung saja menghampiriku, dan duduk diatas pahaku. Kedua tangannya memegang erat rambut belakangku.

Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu birahi yang sangat besar.

“Tunjukin ke Tante kalau kamu emang tau cara-caranya..”,

Setelah itu langsung saja Tante Ayu mencium bibirku dengan liar. Tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku.

Tubuh kami bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat di dalam mulutku. Aku membalasnya dengan menggerak-gerakan lidahku juga, ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu birahi Tante Ayu ternyata besar sekali.

Terlihat dari caranya, bagaimana Tante Ayu ingin melumat lidahku. Saat lidahku masuk dan meraba-raba rongga mulutnya, giginya mengigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelannya bulat-bulat.

Kami seperti sedang bermain silat dengan lidah didalam mulut kami. Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali malam ini aku harus menikmati tubuh Tante Ayu sampai puas. Kulampiaskan semua birahiku yang tertahan selama ini pada Tante Ayu.

“Mhhhh. . .emmm.. emmmm.. ssshhh..aaahh.. ssshh.. aaahh..”, suaranya mendesah.

Saat sekali-sekali Tante Ayu mengigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya. Begitu juga saat Tante Ayu mengigit bibir atasku.

Maka aku menggigit bibir bawahnya dan kupegang kedua pahanya. Kuleus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dan mencengkram sekuat-kuatnya kedua bokongnya yang padat itu.

“ahhh….argggh. . .”, desahan kecil.

Tanganku memeluk erat-erat pada pinggulnya yang ramping itu, sampai payudaranya itu terjepit diantara tubuh kami.

Karena aku ingin merasakan payudaranya melekat didadaku. Begitu besar, sangat empuk, dan dapat kurasakan kedua putingnya mengeras di dadaku.

Tanganku tetap memegang bokongnya , kumasukkan tanganku kedalam celana, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat. Lalu kuelus-elus dan kuraba-raba,

“Aaahh..Ouuuhhh. .. .. . .”, suara itu yang sangat ingin aku dengar dari mulutnya.

Akhirnya kumasukkan jari-jariku kedalam belahan bokongnya dan dapat kurasakan hangat disekitar lubang anusnya. Aku bermain dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik lubang anus tante Ayu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian.

Tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan ku untuk menahan rasa geli. Jariku dapat merasakan bagaimana lubang anusnya mengejang kegelian. Setelah cukup lama kami berciuman, Tante Ayu melepaskan bibirku.

Kemudian Tante Ayu berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya. Kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan saat Tante Ayu mengangkat kedua tangannya, payudaranya yang besar itu ikut terangkat, lalu turun dan begoyang-goyang.

Aahh… betapa beruntungnya aku dapat melihatnya dengan begitu dekat.

Aku tidak malu-malu lagi, maka kulepas juga semua pakaianku. Sampai kami benar-benar telanjang bulat, dan aku tak sempat melihat semua bagian tubuhnya.

Tapi yang pasti bulu-bulu di sekitar vagina Tante Ayu itu telah dicukur habis, membuat vagina nya terlihat lebih bersih dan lebih segar di pandang.

Dan dedek ku sudah mencapai tegangan 90 volt. “Dicukur Tante..?”, tanyaku,

Tante Ayu hanya membalas dengan senyuman dan tidak berkata apa-apa. Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes keluar dari sela-sela mulut kami.

Dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air. Ludah kenikmatan bersama-sama Tante Ayu, tiba-tiba Tante Ayu menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku. Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal,

Tante Ayu mengeluarkan air ludah itu. Membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya ke dagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya. Dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tubuh kami terasa menjadi lebih licin.

Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya,lehernya, betapa air ludah itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat Tante Ayu.

sedikit menjongkok badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh Tante Ayu sedikit kebelakang dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya.

“Gede banget Tante..”, kataku spontan,

Aku tidak melihat matanya, tapi aku tahu kalau dia tersenyum gembira. Kubaringkan badanya ke ranjang dan Tante Ayu dibawah dan aku diatas menindihnya.

Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mencubit-cubit kecil puting payudaranya.

“aaahh..Uhhhh, , ,Arggh. . . “, desahnya..

Kubuka mulutku selebar-lebarnya

dan dengan sedikit memaksa aku mencoba “memakan” payudaranya.

Aku ingin “menelan” semua payudaranya. Kuremas, Kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas.

“Oh , , , , ssshhh..aahhh..aah..aah..”,

desahannya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu. Setelah puas dengan payudaranya, aku mulai turun menciumi perutnya, menjilat-jilat pusarnya. Kedua tanganku tetap memegangi payudaranya dan tangan Tante Ayu tetap memegang kepalaku.

Dengan mengikuti kemana kepalaku bergerak. Akhirnya aku sampai di depan vaginanya, yang ternyata sudah basah. Aku mencium bau harum dan lembut dari vaginanya dan disekitar pangkal pahanya.

Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil itilnya nya. Aku memainkan lidahku dengan cepat di anusnya, naik-turun dari pantat ke itilnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku.

“aaaaaaaaahhhh………..Ouuuh. . . . . .”,

suara desahannya yang pelan, dan semakin kuat Tante Ayu mengoyak rambutku. ku sedot-sedot vaginanya seperti sedang menjilat es krim, es krim yang tidak akan pernah habis.

Setelah itu aku belutut di ranjang dan mengangkat bokongnya tinggi-tinggi, sehingga kedua lututnya berada di dekat dengan kepalanya.

Selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi bokongnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang bokongnya, menarik ke samping-samping,.

Sehingga lubang vagina dan lubang anusnya dapat terlihat sangat jelas. Sambil tangan ku memegang perutnya dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah.

Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam vaginanya. Kedua jariku berulah, ku gerakkan kiri-kanan, dan keluar masuk di lubang vaginanya.

“Ouuuh. . .aaaahh… aaaahh..aaaahhh.. Ennaaaakkk…”,

seraya Tante Ayu sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat menggerayangi vaginanya.

“…. Terussss…. aaaahh…uuuuh. . . .. ”

Setelah cukup lama aku bermain-main dengan vaginanya, akhirnya tubuh Tante Ayu seperti kejet-kejet dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat.

Sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya.

“Aaaarrrgggh.. Aaaaaaaaaaaaaaaaahh..”, kata Tante Ayu.

Sembari tubuhnya mengejang-ngejang, lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam vaginanya telah membasahi tanganku dan daguku, dan menyebar ke dadaku dan perutnya. Aku tak tahu cairan apa itu, baunya sangat membuatku sangat bergairah sekali.

“Haah.. hah.. hah..hah..”, suaranya kecapekan,

disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas. Tangannya pun jatuh terkulai di ranjang, Tante Ayu terlihat sangat lemas.

“Jilatin Sayaaang… jilatin yaa.. sampe bersih…”, kata Tante Ayu.

Semula aku gak mau, tapi setelah mendengar permintaan manja Tante Ayu, akhirnya kulakukan juga. Padahal dedek ku saja belum kumasukan kedalam vaginanya. Tapi Tante Ayu sudah kecapekan dan aku juga sebenernya sudah kecapekan berada di posisi seperti ini.

Tanganku sudah capek, tapi nafsu dan birahiku masih besar. Karena aku belom puas, jadi tidak boleh putus di tengah jalan.

“Oh. . . .huhh.. Sayaaang.. gerakan tanganmu bener-bener kreatif.”, katanya terengah-engah.

“Sini Sayaang..”,

panggilnya sambil menarik kepalaku mendekat ke wajahnya.

Dengan begitu aku menopang tubuhnya, payudaranya yang besar itu menindih tubuhku.Dan kubiarkan juga dedekku terjepit diantara tubuh kami.

Aku dapat merasakan detak jantungnnya, desahan nafas birahi yang telah kecapekan. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga mengangkat dan melipat di pinggangku.

Tanganku memegang pinggulnya, menjelajah dari atas ke bawah kemudian satunya lagi mengelus-elus rambutnya yang panjang ikal yang terberai.

Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat dan dengan sengaja menggerakkan tubuhku maju-mundur, sengaja membuat dedekku yang masih tegang itu mengesek-gesek vagina nya, sengaja elus-elus payudaranya yang ikut berbergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi.

“SAyaaang, Tante suka banget cara lu mainkan vagina Tante..”, kata Tante Ayu memujiku. ”

Jadi gimana.. Tante puas gak..”, tanyaku.

“Puas banget.. baru begini aja Tante uda kecapekan..”,

katanya sambil memegang pipiku dan menatap mataku dalam-dalam.

“Tapi tenang aja.. Tante masih kuat kok..”, lanjutnya menggoda.

Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya. Pertanda mulainya babak kedua.

“hhmm… hmm.. hemmm…”,

desahannya menjukkan bahwa Tante Ayu masih bernafsu.

Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku. Tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat. Tampaknya memang benar, nasfu dan stamina Tante Ayu sudah kembali.

Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami. Tante Ayu mendorong tubuhku kesamping, dan kami pun berubah posisi. Aku dibawah dan Tante Ayu diatas. Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan Tante Ayu menegakkan tubuhnya.

Tante Ayu pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit ke dadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubuhnya sendiri.

Air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi dedekku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku. Dengan senyuman dan tatapan mata genit, Tante Ayu memundurkan tubuhnya lalu membungkuk sambil memegang dedekku.

Tante Ayu menumpahkan sisa air ludah itu ke dedekku.

“DAsyaat. . . lumayan juga punya kamu yaa… sayang”, katanya dengan bernafsu.

Sambil memegang erat dedekku.

“Tadi sudah giliran kamu.. sekarang giliran Tante buat kamu ya Sayang. .

Setelah itu, Tante Ayu mulai mengecup kepala dedekku dan tangan yang satunya memegangi memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah zakarku.

“Aaah..uuuh. . . .”,

kataku karena rasa nyeri di buah zakarku.

Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar tanpa banyak bicara lagi, Tante Ayu dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai ke ujung dedekku.

Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tak ingin aku lewati. Bagaimana Tante Ayu menjilati dedekku dengan nafsunya. Digititnya kecil ujung dedekku, rasanya geli sekali.

Dikulum-kulumnya dedekku, dijilatnya seperti sedang menjilati batang eskrim conello kenikmatan yang tidak akan pernah habis.

Sekarang giliran buah zakarku ikut di sedoot- sedot nya, dimasukkan kedalam mulutnya bersama dengan bulu-bulu jembutku. Lidahnya bermain dengan cepat didalam mulutnya, sesekali zakarku seperti sedang dikunyah oleh Tante Ayu.

“aaarrghh..”, teriakku kecil, menahan sakit.

Dedekku sudah basah sekali oleh air ludah Tante Ayu, nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Dedekku terasa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya. Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya.

Sesekali kepala dedekku ditarik dengan kuat oleh gigitannya.

Geli sekali. . . . ,cukup lama Tante Ayu bermain-main dengan dedekku, hampir setengah jam dan akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

“Aaaaarrrgh.. Tanteeeee Ayuuuuuu . . . . .”, teriakku panjang.

Mendengar seperti itu, Tante Ayu makin mempercepat gerakan mulut dan tangannya. Otot kakiku sudah mengejang menahannya. Akhirnya ,

“Crroooottt.. Crroooottt.. Jroooot . . .”

keluar juga spermaku. Tante Ayu tidak mengeluarkan dedekku dari mulutnya, dengan nafsu Tante Ayu menjilati semua pejuhku, tidak dibiarkannya setetespun mengalir keluar.

Semuanya ditelan tanpa sisa, bahkan dedekku masih disedot-sedotnya. Begitu bernafsunya sampai Tante Ayu terlihat seperti wanita yang benar-benar kehausan akan spermaku.

“Aaarrhh.. punya kamu hangat sekali rasanya.. nikmat banget..”, kata Tante Ayu.

“HEHEHEHE.. sekarang kita satu sama..”, lanjutnya dengan gembira,

sambil menindih tubuhku. Kami berpelukan diranjang, meraba-raba tubuh. Kuelus pahanya yang mulus, sedangkan Tante Ayu mengelus-elus perut dan dadaku.

Kami bertatapan dan memuji.

“EEnak sekali Tante.. Tante jago banget..”, kataku.

Menikmati bagaimana enaknya pengalaman dioral oleh seorang Tante cantik.

“Kamu juga hebat.. Tante suka sama kamu sayaang.. bisa tahan selama itu…”, balasnya nakal.

Aku begitu lelah, rasanya sudah tidak ada tenaga lagi. Aku melihat Tante Ayu, tampaknya juga dalam keadaan yang sama denganku. Tak banyak bicara, Tante Ayu mengecup bibirku.

” Yukk Kita bobo dulu aja ya .. Tante pengen lanjut tapi lemes banget rasanya..”, katanya.

“Yes Tante.. aku juga capek banget.. Tante emang Dasyat..”, ucapku.

Tampak Tante Ayu tersipu malu dan tertawa kecil. Sebenarnya nafsuku masih besar, tapi keadaan tubuhku tidak memungkinkan.

Aku juga tidak mau memaksa Tante Ayu yang sudah sangat kecapekan. Begitu lemas, akhirnya kami tidur berpelukan, menghangatkan.

Kupeluk erat-erat tubuh Tante Ayu seperti sedang memeluk bantal. Aku masih ingin merasakan payudara nya yang besar itu. Dengan pahanya Tante Ayu mengelus-elus pahaku.

Aku merasa senang sekali meskipun aku belom puas malam ini. End

Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep

The post Cerita Dewasa dengan Tante Ayu Terbaru 2016 appeared first on Doyanbokep.


Cerita Dewasa Penisku Di Nikmati Teman Sekelas

cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny. 

Penisku Di Nikmati Teman Sekelas

Penisku Yang Dasyat. Kisahku tentang seks yang kualami pada usia 16 tahun yang jauh dari bimbingan orangtua membuat pergaulanku sangat bebas dan tidak terkontrol. Apalagi dengan fasilitas- fasilitas yang di berikan orang tua kepadaku.

Namaku Iwan yang sekarang saya sudah menginjak umur 23 tahun dan pengalaman itu belum bisa terlupakan. Pada saat itu saya sering jalan dan bergaul dengan Mila, Mila sangatlah cantik ,putih dan tubuhnya yang berbentuk langsing dengan potongan rambut ikal memanjang pokoknya membuat gemes para cowok-cowok.

Dengan buah dada yang sudah mengembang dan pantat serta pinggulnya mulai membentuk gitar spanyol. Sehingga kalo pergi hangout ke luar waktu memakai celana jeans ketat atau rok mini akan terlihat sangat seksi. Mila pada waktu itu ber usia 16 tahun sama hal nya seperti diriku. Aku pun sudah beberapa kali berhubungan seks dengan nya , karena hubungan kita yang begitu dekat dan bebas.

Namun yang membuatku berkesan sampai saat ini, saya terlibat dengan pesta seks dengannya. Pada mulanya aku pergi sama Mila dan Rita. Teman satu kelas juga,secara fisik Rita berbeda dengan Mila. Rita orangnya mirip keturunan portugis yang bekulit eksotik. Kami pun berkunjung ke rumahanya Putri . Disana ternyata sudah ada Agus pacarnya Putri. Posisi sewaktu itu, rumah nya Putri begitu sepi karena keluarganya yang sedang berlibur di luar negeri.

Kami pun terlibat obrolan seru sambil di selingi minuman beralkohol red label yang sudah di kasih dengan buah anggur dan lecy. Kemudian akupun mengeluarkan lintingan ganja yang kami hisap secara bergantian. Tidak berapa lama kami pun mulai mabok, Agus dan Putri permisi dulu entah mau kemana?? Ternyata pergi ke ruang atas karena akan menonton film di lantai atas.

Dan saya,Mila dan Rita berlanjut pada perbincangan yang agak sedikit nglantur Kami pun sedang asyik menikmati minuman sambil terdegar samar-samar mendengar suara geraman dari lantai atas. Kami pun saling berpandangan, Mila tersenyum heran dan setelah itu menarik aku dan Rita untuk naik ke lantai atas.

Rita tidak mau di ajak Mila untuk naik ke lantai atas, aku dan Mila yang beranjak ke lantai atas untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada Agus dan Putri. Di ruangan lantai atas ternyata keadaaannya tidak ada Agus dan Putri dengan acara film yang masih menyala, entah kemana kedua orang ini.

Aku pun dan Mila memeriksa kamar yang satu-satunya yang berada di lantai atas. Semakin kami mendekat terdengar suara desahan desahan yang membuat kami curiga. Dengan pelan-pelan Mila membuka pintunya sedikit, maka tampaklah adegan yang luar biasa. Agus dan Putri dalam keadaan telanjang bulat tampak sedang bertindihan bersetubuh.

Agus yang sedang menggenjot tubuh Putri yang terlentang, dengan posisi di atas ranjang dengan jelas kami dapat melihat kontolnya Agus menjulur keluar masuk ke dalam vaginanya Putri. Baru kali ini ku meliahat teman sekelasku besetubuh dui depanku sehingga saya mengalami horny yang luar biasa…. Dan Mila pun dengan penuh nafsu saat melihat adegan seks itu, tubuhku di tariknya ke ruang tengah pada waktu mereka berdua menonton film.

Kami pun berada di sofa ruang tengah dengan penuh nafsu Mila melumat bibirku dan tangannya dengan aktif memegang kontolku dan meremas-remas nya. Aku pun segera memblasnya dengan meremas-remas pantatnya, dan kemudian Mila jongkok di depanku dengan cepat dan buru-buru dia membuka resleting celanaku.

Kontolku yang sudah menegang saat remasan-remasan itu, mencuat ke atas saat Mila membuka nya dan dengan cepatnya Mila segera mengemut ngemut penisku dan mengocok-ngocoknya dengan mulutnya, sambil kedua tangannya menggerayangi tubuhku. Aku pun segera memegang kepalanya dan membantu menggerakannya maju mundur maju mundurr….

“OUUUUHH….BITCH… . . “ Nikmat sekali…

Emutan Mila tersa nikmat nya luar biasa dengan mengelu ngelus kepala kontolku. Beberapa menit kemudian Mila berdiri dan melepas celananya, maka namaklah memek montok yang nongol nggelembung dengan bulu bulu kecilnya dan masih sedikit.

Mila pun naik ke atas sofa yang menungging di wajahku, sepertinya Mila sudah berhasrat dan menginginkan aku untuk nge seks bersamanya.

Perlahan-lahan saya ku balikkan pantat nya, terlihatlah belahan vagina yang merah merekah kedut- kedut di hadapanku. Aku pun menjilati memeknya yang sudah berlendir, dengan penuh nafsu ku jilati semuanya. Ku sedot-sedot memeknya dan itil nya. Dan ku jilati lubang anusnya sambil ku gigit kedua pantatnya.

Owhh…sungguh kenikamtan yang luar biasa… . Beberapa jeda aku pun mulai berdiri di belakangnya, secara pelan-pelan ku benamkan kontolku dengan batang kontol yang sudah keras ke dalam memeknya. Memeknya yang sudah begitu basah karena horny membuat kontolku dengan cepat masuk kedalam vaginya. Mila pun mendesah dan menggerang sambil mulutnya aku tutupin dengan tanganku.

Aku pun mulai memompa naik turun mengikuti irama seks kami, terdengar suara

“ POCCCK…Poccckk. . . POOOOCCK…”

Suara pahaku yang beradu dengan pantat nya Mila, yang membuatku semakin bernafsu. Beberpa saat Mila mengangkat kepalanya, bokongnya di dorongnya ke belakang sehinggan batang kontolku terbenam spenuhnya masuk ke dalam lubang memeknya.

“UUCCHH….Wan..ak mau muncrat nich….”

desahannya. Aku pun mempercepat genjotanku ke bokongnya. Aku pun sudah gk tahan lagi juga mau keluar karena lubang vagina nya sangat kenceng banget meremas remas kontolku. Dan Mila pun menjerit kecil kepuasan yang telah di alaminya karena orgasme, di lubang memek nya ku kocok-kocok trus dengan kontolku. Beberapa saat aku mulai memuncratkan semua spermaku…

JROOOOT……CROOOT….CROOOOTTT….

Kutekan dalam dalam kontolku ke dalam memeknya samapi spermaku terasa habis dan ku masukkan saja ke dalam memeknya. Setelah itu ku menuju ke arah toilet untuk mencuci kontolku, dan Mila nampak lemas sekali dengan dudukan di sofa tadi dan membersihkan sisa sisa spermaku dengan tisu basah. Luamayan lama aku berada di toilet, karena semua sendi-sendi ku terasa mau copot karena adegan seks tadi. Selesainya mencuci kontolku, aku pun kembali ke ruang TV.

Terlihat disana ada pemandangan yang dasyat. Mila masih nampak duduk di sofa tengah dan Putri berjongkok di kedua pahanya sedang melakukan onani. Agus yang sedang berdiri sementara Mila melumat-lumat penisnya dengan nikmat sekali. Aku pun mulai terangsang kembali, ku hampiri mereka dan kubuka kembali baju celanaku.

Kuraba-raba bokongnya Putri yang mulus putih, ku mainkan jari-jariku ke lubang memeknya Putri yang masih basah dan berlendir karena sperma Agus yang blom kering di lubang memeknya. Aku pun mulai mengocok-ngocok jariku dengan cepat di memeknya. Putri : aku sudah gak tahan , pingin di masukin.

Dengan cepat ku masukkan saja kontolku ke lubang memeknya Putri dan ku lanjut menghujam dalam-dalam sambil ku genjot keluar masuk. Putri sangat birahi sekali menjilati memeknya Mila sementara itu Mila sedang bermain asyik dengan kontolnya Agus sambil meremas remas buah zakarnya si Agus. Dan tangan Agus nampak meremas meremas pula payudara Mila.

Aku pun mendengar suara langkah yang menuju ke lantai atas, ternyata Rita menjumpai kita di lantai atas. Melihat pemandangan seperti itu, pandangan Rita nampaknya tercengang. Namun secara perlahan Rita menghampiri kita. Langsung saja ku tarik tubuhnya tanpa membuang kesempatan seks liar ini. Ku cium dan ku lumat-lumat bibirnya sementra itu kontolku yang terus menggenjot keluar masuk memeknya Putri.

Baju dan BRA Rita ku angkat ke atas , terlihatlah pegunungan kembar yang terbit cerah menyilaukan mataku. Payudaranya begitu bersih dan putih dengan putting kecoklat tan, dengan liar dan nafsu ku hisap kedua payudaranya dan putting nya ku sedot-sedot sambil bergiliran kiri dan kanan.

Puting nya seakan menjadi keras ketika aku menghisapnya di dalam mulutku. Dan Agus mendekati Rita dari arah belakang, tangan nya sambil meraba membuka resleting celana Rita dan melorotkan ke bawah. Rita pun di rebahkannya di atas sofa bersebalahan sama Mila.

Rita pun menungging di sofa dan mengemut payudaraanya Mila, selain itu Agus nikmat sekali menyentuh memek Rita dari belakang. Beberpa menit kemudian Putri mendesah tak karuan Karen amengalami orgasme lagi , sememtara saya dan Agus belum apa apa karena kita sudah mengalami ejakulasi jadi tahan lama.

Cairan kental yang menyembur dari memek Putri membasahi batang kontolku dan Putri pun akhirnya merebahkan tubuhnya karena tidak kuat menahan orgasmenya. Ku cabut batang kontolku dari memek Putri dan ku hampiri Rita dan ku setubuhi dari belakang, sambil kedua tanganku memegang bokongnya dan ku masukkan kontolku ke dalam lubang memeknya Rita.

Secara perlahan ku masukkan karena masih terasa sempit, kepala kontolku sempat mencotot keluar karena blom bisa masuk ke dalam lubang memeknya. Dan mulai ku gesek-gesek kan kepala penisku di mulut memeknya supaya penetrasi berkelanjutan, sambil kugoyang-goyangkan dn kumainkan kepala penisku sampai pada akhirnya kepala penisku dengan susah payah bisa masuk ke liang memeknya sampai ku tusuksan batang kontolku ke dalam memeknya.

Dan si Rita pun agak menjerit pelan, mungkin karena Si Rita blom punya pengalaman seks nya dari temen-temen nya. Dan kemudian Agus menggeram , nampaknya dia mau ejakulasi. Agus mencabut penisnya dari memek Mila

dan di semprotkan sperma itu ke payudaranya. Dengan sperma yang banyak dan kental membasahi payudara Mila. Agus pun beranjak ke arah Rita dan menyodorkan kontolnya ke arah wajahnya Rita. Rita pun mengulam dan menjilati dambil di sedot-sedot sisa sperma Agus dari pangkal kontolnya.

Agus kemudian tergeletak lemas karena sudah kelelahan menyusul Putri. Ku tekan kuat –kuat karena aku hampir sampai mau keluar. Batang penisku yang terus menghujam memeknya Rita sampai diriku menggeram ketika spermaku mau muncraaat membasahi memeknya Rita.

Segera ku tembakan sperma ku .. CROOT,,,,CROOOTT…CROOOTT.. Akhirnya saya mulai tumbang karena kelelahan dan dengkul-dengkulku terasa mau coplok dari persendiannya. Kami pun semua tergeletak dengan tubuh yang masih bugil semua dan kemudian hampir menjelang malam kami pun pulang kerumah masing – masing.

Cerita ini merupakan pengalaman yang sering kuinget. Pengalaman seks yang begitu gila, hanya kenangan saja tentang mereka yang akan selalu mengingatku dan aku tidak pernah berjumpa lagi dengan mereka sampai akhir ini setelah kelulusan.

cerita dewasa, kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep

The post Cerita Dewasa Penisku Di Nikmati Teman Sekelas appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Hubungan Seks Dengan Gadis Kimcil

cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny. 

Hubungan Seks Dengan Gadis Kimcil 

 
 

Suatu ketika pada saya liburan semester kuliah, saya berniat untuk liburan pulang dirumah. Panggil saja saya Edo, di rumah saya kegiatanku tidur-tiduran dan santai-santai aja adi rumah. Karena pada waktu itu sedang musim hujan jadi gak kemana kemana.

Cerita ini pada mulanya ibu saya menyuruhku dan memanggil-manggil ku dari ruangan tamu, begitu awalnya saya begitu malas untuk beranjak dari tempat tidur dan saya pun akhirnya keluar dari kamar dan menemui ibuku. Ternyata ibu meminta tolong untuk mengantarkan handphone temen ibuku yang ketinggalan.

Ya dengan sedikit malas, saya pun mengikuti perintah dari ibuku. Kebetulan rumahnya tidak begitu jauh dari rumah dan aku pun segera berangkat meskipun hujan-hujan . saya segera membawa paying dan mengantarkan handphone yang tertinggal.

Sesampainya disana, saya mencari alamatnya dan ternyata rumahnya sangat bagus dan besar dengan desain yang modern. Kulihat-lihat rumahnya tampak ada pagar yang tertutup, gimana caranya aku bisa masuk. Kutengok sana-sini untuk mencari bel, setelahnya kutemukan langsung ke pencet bel tersebut beberapa kali sambil tertiup hujan angin.

Tidak lama kemudian ada seorang gadis cantik mengampiriku memakai celana pendek yang hampir nyingkrang di selakangannya, terlihat begitu putih pahanya. Singkat kata, saya segera bertanya “ Ibunya ada dek…??”saya bawa handphone yang ketinggalan tadi , saat Ibu maen ke rumah Ibu saya. Tanyaku. “Wah Ibu sedang pergi tuh.., kakak Siapa ya?” tanyanya lagi. “Saya anaknya Ibu Rini” jawabku.

Dan kemudian si gadis itu mempersilahkan saya masuk dahulu. Sambil saya mengikutinya masuk kedalam rumahnya. Iya, memang tadi Mama pesen , kalo nanti ada orang yang nganterin handphone buat Mama…, tapi saya gk nyangka ternyata yang nganterin orang nya ganteng juga!!!” katanya sambil tersenyum.

Terdengar pernyataan itu saya menjadi salah tingkah. Ketika saya sudah memasuki rumahnya, di ruang tengahnya saya melihat seorang gadis cantik yang sedang asyik menonton film. Namun mekihat kami masuk, gadis itu terasa gugup dan kaget dan kemudian mematikan tv nya yang di tontonnya.

Emmmm….Sis, itu siapa ?? Tanya si gadis yang sedang duduk santaian di depan tv.

“Oh..iya kak, saya Siska dan ini temanku Nana, kakak ini yang nganterin handphone Mamaku..”

Jawab si gadis itu yang bernama Siska.

“Oh,,iya, namaku Edo” jawabku.

Tak lama kemudian aku di persilahkan duduk sama Siska. Dan saya kemudian mencari posisi yang berdekatan untuk duduk, pada waktu saya mengalihkan bantal di atas kursi yang aku temukan sebuah kepingan DVD yang bergambar orang bugil (BOKEP) yang segera ku tempatkan di sampingku dan berkata,

“Ehmmm….eh..ini punya kamu , kalo nyimpan yang bener…ntar ketauan lho..”

Sambil saya tersenyum merayu. Dengan gugupnya Siska segera menyimpannya kepingan itu di bawah kolong kursi sofanya, kemudian segera dia menghidupkan kembali tv nya yang ternyata film 2 pasangan yang sedang bersetubuh dalam adegan itu. Karena itu Siska tak dapat mengganti chanel karena panic untuk menenangkannya tanpa berpikir saya tiba tiba berguming.

“Kalo kalian nonton beginian gak ada orang yang tau ya..??”

Karena malu mereka berdua menjawab secara serentak tapi tidak sama sehingga terliaht jelas mereka sangat kepanikan dengan muka yang memerah.

“Oiya…kita sedang mempelajari pelajaran tentang organ-organ manusia lho” Siska menjawab dengan begitu.

Terlihat raut muka nya yang ketakutan karena dia sedang duduk bersebelah denganku. “oooh..sedang riset ya??tanyaku.emang riset pelajaran apa sih?

Nana : Pelajaran Biologi, tentang reproduksi Manusia.

Emangnya kalian kelas berapa sih ?tanyaku. Saya dan Siska sekarang sudah kelas 2 SMP. Dan aku hanya mengangguk saja dengan jawaban mereka berdua.

“Oiya kenapa kalian ga cari model beneran atau dari buku-buku di perpustakaan??tanyaku. “emang kalo model beneran nyarinya dimana kak??”Tanya mereka.

“Yaaa…siapa aja yang mau??kalo saya yang jadi modelnya mau di bayar berpa coba??”tanyaku sambil bercanda.
“Emang kakak bisa jadi model kita?”Tanya Siska Dan sekarang saya yang giliran gugup, mendengar jawaban dari gadis kecil itu??

“Boleh…ayo coba!!”spontan ku menjawabnya.

Entah kenapa yang terpikir olehku, apa karena mereka sedang “horni“ menantangku seperti ini. Mungkin karena menonton Bokep sehingga Siska mendekatiku secara perlahan-lahan dengan malu-malu kucing.

“Maaf,,Kak..Boleh itunya Siska liat Kak…?” tanya nya.

Dengan rasa dag dig dug ..saya pun membiarkannya Siska untuk memegang kontolku, dan secara perlahan Siska pun mulai meraba clanaku dan membuka resleting dan terlihat kontolku yang masih melemas.

“Oiyaaa…emamg orang rumah Siska pada pulang jam berpa?” tanyaku

Untuk menghilangkan rasa panikku karena baru pertama kali bertemu saya langsung melakukan adegan ini di rumah temen Ibu saya. Tanpa ada perkataan,dan Siska focus hanya memandangi dan memegang kontolku yang mulai terangsang.

“KAK…KAK..kalo barangnya cowo berdiri apa begini ya Kak..?”

Saya : ini blom apa apa Sis kalo ukuran segini, coba kamu gerakkan tanganmu dan raba-raba terus…

Siska : saya liat di film kok,sepertinya di remas-remas terus di kocok-kocok dimasukin ke dalam mulut. namanya apa ya Kak..???

Dan semakin pula kontolku mulai membesar karena pertanyaan-pertanyaan dari Siska yang merangsang kontolku.

Saya : ukuran seperti ini biasanya cowok dapat memulai untuk melakukan adegan biologisnya, gimana kalo kakak yang kasih tau tentang alat kelamin cewek, namanya vagina.

Dengan bergegas ternyata Siska melorotkan celana pendeknya sehingga terlihat jelas bibir vaginanya yang masih gunduul dengan bulu sedikit yang menutupi vagina nya.saya melihat dari CD nya yang begitu transparan.

Siska pun duduk di sampingku , dengan mudahnya saya segera mengelus-ngelus bibir vaginya dan klitorisnya mulai ku mainkan.

Siska : Hiiiii…Hi…geli…gelii Kak…sambil merintihdengan mata berkedut-kedut.

Saya : ini yang namanya klitoris cewek.

Dan jari-jari ku terus memainkannya, enak kan kalo Kakak beginiin. Dengan jawaban hanya anggukan saja. Dan setelah itu Siska pun langsung melumat kontolku kedalam mulutnya tanpa pikir panjang dengan tubuh yang sudah telanjang.

Saya : kok Siska sudah tau caranya ??

Tiba tiba ada hisapan sedikit kencang dari kontolku, tpi ku biarkan saja dan tangan kanan ku sambil memaminkan vagina nya. Sambil kuciumi dan ku hendus-hendus vagina nya. Vagina nya Siska mulai di basahi oleh lendir-lendir yang melumasi vagina nya yang meleleh keluar. Dan saat itu pula, sampai gak kuatnya..

Siska berbisik..” Kak ajarin Siska donk..??” MAsukin Ya Kak…??dengan meminta.

Tanpa pikir panjang, saya punlangsung menarik kontolku dari mulutnya.

Saya : tapi bakalan sakit sedikit saaat pertamanya..kamu tahan bentar ya ..??bisikku.

Saya buka kedua pahanya dan ku gerakkan-gerakkan jariku ke lubang vagina nya, setelah itu perlahan-lahan kumasukkan kontolku kedalam lubang vaginanya yang masih perawan itu. Susahnya setengah mati pada mulanya karena masih tergolong anak di bawah umur. Dan setelahnya sambil perlahan memasukkan kontolku, mencium bibirnya

“Tahan ya sayanggg….”. “Auuuuh…ouuuh…atitt..”bisiknya.

Kulanjutkan kontolku yang mulai memanjang di dalam vagina nya, beberapa detik kemudian ku gerakkan pantatku sehingga kontolku bergerak maju mundur , tersa betapa nikmatnya Siska akan pengalaman pertamanya.

Saya : Masih sakit gak dek..?

Siska : Udah nggak kok Kak..emmmm….uhh..aaahh…ih…..geli ..

Sekitar 20 menit kami bersetubuh dengan Siska dan sudah mulai mencapai klimaks karena tersa basah dan berlendir di vaginanya.

Siska : saya pingin pipis Kak..?

Saya : jangan di tahan , keluarin aja Siska
Terasa sekali remasan di dalam vagina nya menegang…

”auhhh…uh…..ahh…”

Saya : Nah..Sis,kamu kayaknya sudah ngrasain ejakulasi tuh…?

Dan saya meletakkan tubuhnya Siska di sampingku dan segera aku menarik Nana yang sedang melakukan orgasme sendiri sambil melihat video bokep.

Saya : Sini Na, kamu mau ikut sekalian gak? Tanpa banyak kata,

Nana pun segera menerima ajakkanku dan bergerak mendekatiku. Kudekati dia dan segera kubuka kaki nya dan ku angkat kaki kanan nya dan langsung saja ku hantam dengan kontolku yang masih menegang ke dalam lubang vagian Nana dan nanmpaknya mata nya memejamkan kedap-kedip.

Beberapa lama ku kocok-kocok terus kontolku di dalam lubang vagina Nana, dia mulai merintih-rintih keenakan. Dan saya pun terus menghantamnya lagi sambil ku gelatkan tubuhnya di atas sofa.

Nana : “Uhhh,,,AHh,,,,,Uhhhh,,,,Ahh,,,”

Tiba-tiba tubuhnya melemas, saya pikir sudah keluar banyak dari cairan punya nya Nana. Dan ku gendong dari depan gadis itu dan ku letakkan di bawah. Rupanya Siska sudah berada di belakangku dan menyuruh ku duduk di atas sofa.

Dan Siska mulai duduk di atas pangkuanku dan memasukkan kontolku kedalam lubang vaginanya lagi dengan dibimbing tangannya. Kami pun berganti tempat dan berbagai gaya di tirukannya dalam adegan film bokep itu. Samapi akhirnya Siska membisikkan lagi kalo dia mau keluar lagi…

Saya : Tahan sebentar yach…, saya juga mau keluar.bersamaan yach…

“CROOOTT…CROOOT…CROOOTT…JRUUUOT..”

Dan ku keluarkan cairan sperma yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan sisanya aku kocok-kocok lagi dan ku semburkan spermaku lagi di atas perutnya.

Siska : Enak banget ya Kak…hangat deh memek Siska…

Siska : Oiya, Kak..?ini yang namanya sperma cowok ya Kak?

Saya : “Iya”

Sambil ku mencium-cium bibir dan keningnya sambil ku belai tubuhnya. Setelah itu kami pun mandi membersihkan badan bersama-sama sambil ku pegang lagi payudara Siska yang sangat lembut dan putih dengan ukuran yang lumayan dengan gadis seumurannya.

Karena terangsang mereka berdua menyerangku kembali dan memulai permainan baru lagi. Dan mereka pun telah belajar dengan cepat. Selesai . Tunggu cerita selanjutnya yach…

Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep

The post Cerita Dewasa Hubungan Seks Dengan Gadis Kimcil appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Bokingan SPG Nge Seks

cerita ngentot, cerita mesum, telanjang, cerita dewasa berupa, sex tante hot, cerita abg mesum, sex memek perawan, sex sedarah nyata, ngentot janda horny. 

Bokingan SPG Nge Seks

Hello saya yang sekarang bekerja di suatu perusahaan showroom mobil, sebagai divisi marketing executive. Jadi sekarng saya sudah tidak melamun di rumah di sebelah rumah Om Dirgo. Pada waktu itu saya sedang dinas di luar kota untuk mengikuti metting bulanan di daerah Jogja dan Solo. Buset. . .saya meeting ampe luar kota gak di kasih fasilitas apa- apa.

Di dalam pikiran saya meeting kali ini dapet fasilitas uang transport apa mobil inventaris. Malah apa yang saya harapkan berbanding terbalik. Maklum saya di showroom mobil belom lama , mungkin belum dapat apa-apa kali ya. . . . Di dalam pikiran positif saya.

Setelahnya meeting di Jogja selesai, saya yang sedang menunggu kendaraan umum di pinggirn jalan untuk ke arah Solo. Beberapa kendaraan umum yang terlintas selalu penuh akan penumpang yang sedang pulang sehabis bekerja.

Tiba-tiba ada Camry Hitam yang menepi dan seseorang keluar dari Camry Hitam tersebut, ternyata Om Dirgo. “Fi, mau kemana malam-malam gini?” tanyanya. “Eh Om Dirgo, Fifi mau ke Solo Om?” jawabku. “Kebetulan Fi, saya mau ke Solo juga, bareng aja”, ajaknya. Ternyata di mobil Camry Hitam menunggu Om Robert.

Setelah berbasa basi, Om Dirgo lansung nge gaz mobilnya ke arah Solo.

“Dirimu sekarang kerja dimana Fi?, tanya Om Dirgo lagi.

“Kerja di showroom mobil Om”, jawabku.

“Terus ke Solo mau ngapain”, tanya Om Dirgo.

“Fifi mau meeting cabang Om, tadi sudah meeting cabang di Jogja”, jawabku.

“Kok gak dianter?” tanya Om Dirgo lagi.

“Gak ada fasilitasnya Om, cuma dikasih uang transport dan hotel.

Om Om ke Solo mau ngapain”, Tanya saya.

“Kita berdua ada bisnis, eh gak taunya ketemu dirimu.

Kita nginep bareng aja, hemat kan. Om Dirgo pulang ke Semarangnya kapan?”, ajakku.

Kebayang nginep bareng mereka pastinya saya dientot bergantian, ngebayangin itu birahiku timbul.

“Mau khan Om?? Fifi pulang besok sore abis meeting”, jawabku.

“Ya bareng kita aja lagi, kita juga balik ke Semarang besok sore, lepas magrib kaya hari ini lah. Call aja, nanti disamperin” kata Om Dirgo lagi.

Di perjalanan, kita mampir ke warung Masakan Padang untuk mengisi perut. Jalan ke Solo jelek kwalitasnya dan macet pula sehingga sampe Solo sudah larut malem. Mereka langsung menuju ke Selabintana,

“Kita nginep di Selabintana aja ya, adem”, kata Om Dirgo.

Di hotel, mereka membooking 2 kamar yang ada connecting doornya. Women on hot Makin jelaslah rencananya, mereka akan mengentoti saya bergantian.

Saya sekamar dengan Om Dirgo, Om Robert di kamar sebelah. Om Dirgo segera masuk kamar mandi, sementara saya rebahan saja di ranjang, birahiku makin berkobar karena ngebayangin sebentar lagi saya akan diantri mereka berdua.

Om Dirgo keluar dari kamar mandi hanya melilitkan anduk di pinggang saja, kelihatannya kontolnya menonjol, kayanya sih udah ngaceng berat. Dia duduk disebelahku di ranjang dan mencium pipiku. “Fi kita asik lagi ya”, katanya merayu.

“Iya Om, Fifi juga udah kepingin ngerasaan kontol Om keluar masuk di memek Fifi lagi”, kata saya.

Tangannya mulai meremes toketku dari luar, kayanya dia udah gak tahan birahi sehingga gak kasih kesempatan saya mandi lagi. Saya pikir, ya abis dientot aja mandinya. Bajuku dibukanya sehingga saya hanya mengenakan BH dan celana jin saja.

Tangannya kembali meremas2 toketku. Saya menggelinjang, nikmat. Dia langsung melepas kaitan BH saya sehingga terbukalah toketku, siap untuk diremas dan diemut lebih lanjut. Pentilku langsung menjadi sasaran, diemutnya sambil meremas toketku.

“Fi, toketmu besar dan keras, nafsuin deh”, katanya sambil terus meremas dan mengisep pentilnya. Resliting celana saya kemudian dibukanya, saya mengangkat pantat saya sedikit supaya dia bisa melepaskan celana yang ketat. CD ku juga langsung dilepasnya sehingga saya sudah bertelanjang bulat.

Jembut saya yang lebat menjadi sasaran selanjutnya, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 memekku.

Otomatis saya mengangkangkan paha saya sehingga dia mudah memegang memekku lebih lanjut. Oral seks nungging saya melepas lilitan handuknya, segera kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras saya genggam dan kocok2.

“Fi, di emut dong”, pintanya.

Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulut saya. Segera ku emut-emut pelan2, dan kepala saya mengangguk2 memasukkan kontolnya keluar masuk mulut saya, emutan tetep jalan terus.

“Ah, enak Fi, baru di isep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangnya keenakan.

Tangannya terus saja mengelus2 memek saya yang sudah basah karena birahi saya sudah memuncak.

“Fi, dirimu udah nafsu banget ya, memek dirimu udah basah begini”, katanya lagi.

Kontolnya makin seru kuisep2nya. Tiba-tiba dia mencabut kontolnya dari mulut saya dan segera menelungkup diatas badanku. Kontolnya diarahkan ke memek saya, ditekannya kepalanya masuk ke memek saya.

Terasa banget memekku meregang kemasukan kepala kontol yang besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk memek saya. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di memekku.

“Enak Om, kontol Om bikin memek Fifi sesek, dienjot yang keras Om”, pintaku keenakan.

Enjotan kontolnya makin cepat dan keras, saya juga makin sering merintih kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama di enjot saya udah merasa mau nyampe,

“Om lebih cepet ngenjotnya dong, Fifi udah mau nyampe”, pintaku.

“Cepat banget Fi, saya belum apa2″ Jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya.

Akhirnya saya menjerit keenakan. “Om, Fifi nyampe Om. . . . , “Ouch. . . .”, saya menggelepar2 kenikmatan.

Dia masih terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba-tiba dia mencabut kontolnya dari memekku.

“Kok dicabut Om, kan gaya bercinta nungging belum ngejrott”, protesku.

Dia diem saja tapi menyuruh saya menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya anjing. Segera kontolnya ambles lagi di memekku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku.

Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di memekku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi,

“Om, nikmat . . .” Erangku lagi,

Jarinya terasa mengelus2 pantatku. Tiba-tiba salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, saya kaget sehingga mengejang. Rupanya memekku ikut berkontraksi meremas kontol besar panjang yang sedang keluar masuk.

“Oooh. . . . Fi, nikmat banget. . . . . empotan memek dirimu kerasa banget”,

Erangnya sambil terus saja mengenjot memekku. Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku. Kemudian tangannya menjalar lagi ke itilku, sambil dienjot itilku dikilik2nya dengan tangannya.

Nikmat banget dientot dengan cara seperti itu.

“Om, nikmat banget dientot sama Om, Fifi udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya Om,” erangku saking nikmatnya.

Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama kemudian,

“Om Fifi mau nyampe lagi, Om, cepetan dong enjotannya, aah”,

Akhirnya saya mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengenjotkan kontolnya dalem2 di memekku dan terasa spermanya ngecret.

“Aah Fi, nikmat banget”,

diapun agak menelungkup diatas punggungku. Karena lemas, saya telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari memekku.

“Om, nikmat deh, sekali enjot aja Fifi bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran Om Robert ya”,kata saya.

“Iya”, jawabnya sambil berbaring disebelahku.

Saya memeluknya dan dia mengusap2 rambutku.

“Dirimu pinter banget muasin lelaki ya Fi”, katanya lagi.

Saya hanya tersenyum, “Om, Fifi mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya”, saya pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, saya keluar dari kamar mandi telanjang bulat, Bercinta berhadapan kulihat Om Robert sudah berbaring diranjang hanya mengenakan celana pendek.

Kulihat kontolnya menonjol,rupanya dia sudah ngaceng berat menunggu gilirannya mengentoti saya. Saya tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh nafsu. Kontolnya saya elus-elus dari luar celananya.

Lidah saya dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi betapa nafsunya berciuman. Tangannya juga mengarah kepaha saya.

Dan Saya segera saja mengangkangkan paha saya, sehingga dia bisa dengan mudah meremas memekku. Sambil terus mencium bibir saya, tangannya kemudian naik meremas toketku. Pentil saya diplintirnya,

“Om enak, Fifi udah nafsu lagi Om”, erangku.

Tanganku segera membuka kolor celananya dan segera mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Dia segera melepaskan celananya sehingga sama2 bertelanjang bulat. Kemudian ciumannya beralih ke toketku.
Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh nafsu,

“Om, nikmat Om”, erangku.

Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepaha saya dan akhirnya mendarat di memekku.

“Aah Om, enak banget Om, belum dientot udah nikmat banget”, erangku.

Saya menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati memekku dan itilku. Paha saya tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, saya mengejang lagi, saya nyampe sebelum dientot.

Dia pinter banget merangsang birahiku. Saya telentang terengah2, sementara dia terus menjilati memeku yang basah berlendir itu. Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, saya bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya.

“Fi, dirimu pinter banget sih”, dia memuji.

Cukup lama saya mengemut kontolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kontolnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan. Kemudian saya ditelentangkan dan dia segera menindihku. Saya sudah mengangkangkan paha saya lebar-lebar.

Dia menggesek2kan kepala kontolnya di bibir memekku, lalu dienjotkan masuk. “Om, enak”, erangku.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya jleeeeeeb, kontolnya nancep semua di memekku.

“Fi, memekmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kontol ya”, katanya.

“Tapi enak kan Om, abis kontol Om gede banget sampe memek Fifi kerasa sempit” jawabku terengah.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya.

“Enak Om, aah”, erangku keenakan. Enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Emily Watson nude sex scene on the bed Terasa memekku mulai berkedut2,

“Om lebih cepet Om, enak banget, Fifi udah mau nyampe Om”, erangku.

“Cepet banget Fi, saya belum apa2″, jawabnya.

“Abisnya kontol Om enak banget sih gesekannya”, jawabku lagi.

Enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat saya

“Terus Om, enak”.

Toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. “Terus Om, lebih cepat Om, aah, enak Om, jangan brenti, aakh…”

Akhirnya saya mengejang, saya nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal dengan Om Dirgo, saya udah nyampe 2 kali.

Nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Memang Om Robert pinter muasin cewek. Saya memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancep. Memekku kudenyut2kan meremas kontolnya sehingga dia merintih.

“Enak Fi, empotan memek dirimu hebat banget, saya udah mau ngecret, terus diempot Fi”, erangnya sambil terus mengenjot memekku.

Akhirnya bentengnya jebol juga. Spermanya ngecret dalam memekku, banyak banget kerasa nyemburnya.

“Fi, Arrgh . . . . , Om ngecrot Fi, nikmatnya memek dirimu”, erangnya.

Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya. “Terima kasih ya Fi, dirimu bikin Om nikmat banget”. Setelah kontolnya mengecil, dicabutnya dari memekku dan dia berbaring disebelahku. Saya lemes banget walaupun nikmat sekali.

Tanpa terasa saya tertidur disebelahnya. Selanjutnya kulihat kontolnya sudah ngaceng lagi, saya melihat jam, masih subuh. Memekku dijilatinya dengan penuh nafsu. Paha saya diangkatnya keatas supaya memeku makin terbuka. “Om, nikmat banget Om jilatannya”, erangku.

Ngantuk saya sudah hilang karena rasa nikmat itu. Saya meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di memekku. Pentilku kuplintir2 juga.

“Om, subuh2 gini sudah ngasi enak ke Fifi”, lenguhku.

Kemudian itilku diisep2nya sambil sesekali menjilati memekku, menyebabkan memekku sudah banjir lagi. Saya menggelepar2 ketika itilku diemutnya.

Cukup lama itilku diemutnya sampai akhirnya kakiku diturunkan lagi keranjang. Om mengangkangkan paha saya karena saya tau sebentar lagi pasti kontolnya masuk.

“Om, masukin dong Om, Fifi udah pengen dientot”, pintaku.

Dia langsung menindih tubuhku, kontolnya diarahkan ke memekku. Begitu kepala kontolnya menerobos masuk, “Yang dalem Om, masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong Om”, pintaku. karena birahiku yang sudah muncak.

Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancap semuanya dimemekku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi.

“Ayo Om, dienjot dong”, pintaku lagi.

Dia mulai mengenjot memekku dengan cepat dan keras.

“Ohh. . . nikmat banget rasanya pagi2 gini dientot”.

Enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat saya menggeliat2 sampai nikmatnya.

“Om, enak Om, terus Om, Fifi udah mau nyampe rasanya”, erangku.

Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya. Toketku diremas2nya, sampe akhirnya saya mengejang lagi.

“Om enak, Fifi nyampe Om, Uuhhh . . .”, erangku lemes.

Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya saya turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, nafasnya sudah mendengus2. Memekku kudenyut2kan meremas kontolnya. Dia meringis keenakan.

“Fi, terus diempot Fi, nikmat banget rasanya, Terus empotannya biar saya bisa ngecrot Fi”, pintanya.

Sementara itu enjotan kontolnya masih terus gencar menghujam memekku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya.

“Om, Fifi kepengin ngerasain lagi disemprot sperma Om”, kata saya.

Terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk memekku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya.

“Fi, saya mau ngecret Fi, Oouh……”, erangnya

Dan terasa semburan spermanya mengisi bagian terdalam memekku. Nikmat banget rasanya disemprot sperma hangat. Dia ambruk dan memelukku erat2.

“Fi, nikmat banget deh ngentot sama dirimu”, katanya.

Setelah beristirahat sebentar, saya segera membersihkan diri dan berpakaian. Setelah makan pagi, saya diantar Om Dirgo ke tempat meetingku.

“Ntar sore kalo udah selesai meeting call saja, nanti kita jemput”, katanya.

Kayanya nanti malem bakal berulang lagi kejadian semalam, gak tau saya mesti ngelayani satu2 atau dua2nya sekaligus.
Hari itu saya jadi gak bisa konsentrasi di meeting, mungkin karena masih kebayang ntar malem bakal nikmat lagi dan juga masih ‘lemes dientot 2 cowok semalem dan yang pasti juga ngantuk.

Tapi akhirnya meeting selesai juga menjelang sore hari. Saya mengontak Om Dirgo, tak lama kemudian datanglah mobilnya menjemputku. Saya duduk didepan disebelah Om Dirgo yang nyopir Camry Hitamg Om Robert duduk dibelakang.

Gak lama setelah mobil jalan, saya pun tertidur. Saya terbangun hari sudah gelap, mobil berhenti di warung masakan Padang yang sama seperti kemarin.

Setelah mengisi perut, mobil meluncur lagi ke Semarang ditengah kemacetan yang berkepanjangan. Ngantuk menyerangku kembali dan saya pun tertidur pulas. Saya terbangun ketika mobil berhenti. Om Robert turun dari mobil dan mobil berjalan lagi.

Di salah satu kamar saya segera melepas pakaianku, mengambil bikini tipisku Dari dalem tas dan memakainya. Ketika saya ke gazebo, dia sudah berbaring didipan hanya mengenakan CD nya, kontolnya kayanya sudah ngaceng, tampak menggelembung dibalik CD nya.

Segera saya berbaring disebelahnya. Diapun merangkul dan mencium bibirku

“Fi, ladeni saya melem ini ya sayang, dirimu nafsuin sekali pake bikini Fi, saya udah mau nancep nih”, katanya.

Segera tanganku meremas2 kontolnya dari luar CDnya, keras sekali, makanya CDnya langsung kulepas. Kontolnya tegak menjulang, besar, panjang dan keras. Saya segera menjilati kepala kontolnya dan kumasukan kepalanya kemulutku.

Kuisep2 dan kukeluarmasukkan ke mulutku. Dia terengah2 keenakan,

“nikmat banget Fi isepannya, saya udah mau diisep mulut bawah dirimu”, katanya.

Saya segera ditelentangkan dan BH serta CDku diurai ikatannya. Dia menaiki saya dan menggesekkan kepalanya ke memekku yang sudah basah ketika saya ngisep kontolnya tadi. Dia tidak langsung menancapkan kontolnya ke memekku, malah digesekkan ke itilku. Saya menggeliat2 jadinya,

“Om masukin aja, katanya sudah mau diempot memek Fifi”, pintaku.

Diapun menekan kontolnya masuk ke memekku. Terasa banget kepala kontolnya yang besar meregangkan memekku dan mendesak masuk, nikmat banget rasanya. Saya mendesis2 keenakan, dia terus menekan kontolnya sehingga akhirnya nancep semuanya dimemekku.

“Ouuuh . . . Om, enak banget kontol Om”, erangku.

Diapun mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan pelan2, makin lama makin cepat. Saya hanya bisa merintih2 keenakan

“Om nikmat banget Om, terusin enjotannya Om, yang cepet, yang keras dong ngenjotnya”, rengeku lagi.

Makin lama enjotannya makin cepet, saya mengejang2kan memekku sehingga gantian dia yang mendesis2 keenakan.

“Fi, kerasa banget empotan memek dirimu”.

“Fifi tinggal sama Om ya, nanti tiap malem Fifi empot kontol Om”, kata saya.

Dia tidak menjawab, hanya enjotannya terus dilakukan dengan cepat dan keras.

“Mau ya Om”, pintaku lagi.

“Enak banget deh dientot sama Om, sssh”.

Nafasku mulai memburu, toketku diremas2nya, pentilnya yang udah keras diplintir2 manambah kenikmatan buat saya. Saya mengejang2kan memekku mengempot kontolnya yang terus keluar masuk dengan cepat dan keras.

“Om, ssh, enak Om, terus Om, ssh, Fifi udah mau nyampe Om, ssh” erangku.

“Sebentar lagi Fi, saya juga udah ngerasa mau ngecrot nih, ssh”, jawabnya terengah.

Dia setengah membungkuk dan mengemut pentilku. Saya makin nafsu jadinya, rambutnya kuremas2. “Om, enaaak . . . . ., ngecrotin spermanya dong Om”.

Fifi pengen ngerasain lagi disemprot sperma hanget, cepetan Om.

“Fifi udah mau nyampe, aarrghkh. . . . . .”, kata saya menggelinjang keenakan.

Enjotan kontolnya makin bertubi2. Saya merintih2 keenakan jadinya, memekku jadi mengejang2 dengan sendirinya meremas kontolnya yang terus nyodok keluar masuk. “Om, enak banget”, erangku.

Sambil menjepitkan kakiku di pinggangnya, sehingga enjotannya makin terasa nancep dalem sekali di memekku. Kate Winslet hot nude sex on a countertop Saya memeluk badannya erat2,

“Om, nikmat banget kontolnya”, rintihku. Akhirnya, “Arggggh . . . . ., Ini nyampe Om Uhh . . . .”,

Saya kelojotan saking nikmatnya. Memekku kembali mengejang dengan keras meremas kontolnya sehingga diapun gak bisa bertahan lebih lama lagi.

“Fi, Om ngecrot, aarrghkh. . . .”, erangnya.

Terasa sekali semburan spermanya yang dahsyat di memekku. Nikmat tapi lemes banget jadinya.

“Aduh Om, nikmat banget Om, boleh ya Om Fifi tinggal sama Om, asal Om ngentotin Fifi tiap malem”, pintaku lagi.

Dia hanya memelukku terengah2 kecapaian. Setelah isitirahat, dia mencabut kontolnya yang sudah lemes dari memekkku, kontolnya berlumuran spermanya dan lendir memekku.

“Fi, mandi yuk”, ajaknya Om.

Saya pun bangun dan mengikutinya ke kamar mandi. Dia mengambil minuman dari lemari es dan satu diberikan ke saya.

Saya segera minum minuman itu sampe habis, sedikit menyegarkan setelah dienjot abis2an. Dikamar mandi kami saling menyabuni, toketku menjadi sasaran remasan tangannya, saya pun gak mau kalah meremas kontolnya sambil kukocok2.

Hebatnya gak lama kemudian kontolnya mulai keras laghi. “Om kuat amat sih . . .baru ngecrot, sekarang udah mulai ngaceng lagi. Abis mandi pasti Fifi dientot lagi ya Om”, kata saya.

“Abis tangan fifi nakal sih, jadi buat ngendorin mesti ditancep dimemek dirimu lagi”, jawabnya tersenyum. Tambah lama makin keraslah kontolnya sehingga ngaceng sempurna. Saya ditunggingkan nya.

Saya bertumpu ditembok kamar mandi, kakiku direnggangkannya dan dia jongkok dibelakangku. Memekku dijeliatnya dari belakang, saya kegelian dan birahiku kembali berkobar.

“Om, Fifi pengen ngerasain lagi kontol Om keluar masuk di memek Fifi”, erangku.

Keenakan karena jilatannya sudah menyentuh2 itilku. Darlene Escobar nude has hot sex from behind Dia berdiri lagi dan mengarahkan kepala kontolnya ke memekku dari belakang.

Dia menekan kepalanya masuk ke memekku dan mulai dienjotnya pelan, sampai akhirnya seluruh kontolnya nancep di memekku. Dia mempercepat enjotan kontolnya keluar masuk sambil tangannya memelukku dari belakang dan mengkilik2 itilku.

Diserang seperti itu saya jadi kelojotan keenakan. Gak lama dienjot dengan cara seperti itu, saya menggelinjang dan mengejang2.

“Om, Fifi nyampe Om, pinter amat Om ngenjot memek Fifi, sebentar aja Fifi sudah nyampe”, kata saya terengah.

Saya mulai mengejangkan memeku untuk meremas2 kontolnya, dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk mengimbangi empotan memeku.

“Fi, dirimu luar biasa deh, ahli banget dirimu muasin saya”, katanya.

“Makanya Om, Fifi tinggal sama Om aja, biar tiap malem Fifi bisa ngempot kontol Om sampe ngecrot”, Jawab nya terengah karena enjotan kontolnya makin cepat dan keras saja.

Dia terus mengkilik2 itilku sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Birahiku kembali naik lagi,

“Om terus Om, enak banget dientot sambil dikilik itilnya,

aarrghkh . . . . .”, Erangku lagi.

Cukup lama dia mengenjot memekku dari belakang sampai akhirnya saya nyampe lagi, bersamaan dengan ngecrotnya dia.

“Aduh Om, kuat banget sih, Fifi sampe lemes deh, tiap ronde Fifi selalu 2 kali nyampe baru Om ngecrot. Nikmat banget Om, boleh ya Fifi tinggal bareng Om”,

pintaku lagi setelah dia mencabut kontolnya lagi.

Dia tidak menjawab permintaanku, dia hanya menghidupkan shower lagi untuk membersihkan tubuh kami. Setelah itu, kami saling mengeringkan badan. Keluar dari kamar mandi langsung saya merebahkan diri diranjang, sementara dia keluar, katanya untuk mengambil minuman.

Saya sudah ngantuk banget ketika dia kembali membawa 2 cangkir minuman coklat hangat, sesudah kuminum saya langsung tertidur. Saya terbangun sudah siang, segar setelah semalem dientot 2 ronde, saya males ke kantor hari ini.

Saya menghubungi pihak kantor, mengatakan hari ini saya kurang sehat sehingga besok baru bisa ke kantor. Dia masih tertidur disebelahku,

Kontolnya kuelus2 dan kuremas pelan2. Dan dia terbangun, begitu juga kontolnya. Sarapan paginya ngentot lagi ya Fi”, katanya tersenyum.

Kontolnya yang sudah mengeras kukocok2 biar tambah keras, ujung kontolnya kujilatin, sekali2 kugigit pelan2. Dia merem melek keenakan,

“Pagi gini udah nikmat, Fi”.

Kontolnya kumasukkan kemulutku, cuma muat kepalanya saja saking gedenya dan kuemut2 dengan keras, kepala saya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya di mulutku.

Dia merubah posisi menjadi 69 dan mulai menjilati paha saya bagian dalem, kemudian jilatannya mengarah kememeku. Yang penuh jembut lebat itu.

“Ni jembut, lebat banget, pantes aja dirimu binal banget kalo dientot”, katanya sambil menjilati memekku. Saya gak tahan kalo itilku mulai dijilati, apalagi diisep2, langsung aja memekku menjadi basah.

“Fi, udah nafsu lagi ya, memek dirimu udah basah banget”.

Bener kan, cewek yang jembutnya lebat birahi besar banget, dikilik sebentar aja udah siap dientot”, katanya sambil mengkilik itilku dengan jarinya. Saya menjadi kelojotan keenakan, isepan ke kontolnya menjadi berhenti.

“Om, Fifi udah kepengen dientot lagi Om”, pintaku.

Dia bangun, paha saya dikangkangkan, dan dia menempelkan kepala kontolnya di memekku. Kakiku ditekuknya kedada dan dia mulai menancapkan kontolnya ke memekku.

“Masukin semuanya Om, biar nikmat, erangku terengah2 ”.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk sehingga sebentar saja sudah nancep dalam sekali di memekku. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Saya merintih2 keenakan.

“Om, nikmat banget Om, terus Om, genjot yang keras”.

Tiba-tiba dia menarik kontolnya sehingga tinggal kepalanya yang terjepit dimemekku. kontolnya hanya digerakkan pelan. Saya jadi blingsatan,

“Masukin lagi dong Om, Om nakal ih, ayo dong Om dimasukin semua lagi”, rengeku.

Tiba-tiba dia mengenjotkan lagi kontolnya sehingga nancep semua,

“Aarrghhkh. . . .., enak banget Om”.

Belum hilang rasa enaknya, dia sudah menarik kontolnya sehingga tinggal kepalanya saja yang nancep di memekku, digerak2kan pelan sampai saya mulai merengek2 dan tiba-tiba dienjotkan lagi sehingga nancep semuanya di memekku.

Berulang2 dia melakukan cara itu sehingga akhirnya saya nyerah duluan,

“Om masukin semuanya Om, Fifi nyampe, aarrghkh. . . . ”,

saya mengejang, memekku terasa meremas2 kontolnya.

Saya terengah2 keenakan, kakiku diletakkan diranjang, dia mulai lagi mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, segera birahiku bangkit lagi. Saya menggeliat2 keenakan, tak lupa memekku kekejang2kan untuk mengempot kontolnya,.

Dia pun meringis keenakan,

“Terus diempot Fi, nikmat banget”.

Tiba-tiba dia berhenti mengenjotkan kontolnya, saya dipeluknya dan dia berguling sehingga sekarang saya yang diatas. Segera saya yang ambil alih komando, pantatku kuenjotkan keatas kebawah, mengocok kontolnya yang masih perkasa.

Toketku yang berguncang2 seirama naik turunnya pantatku diremas2nya dengan gemas, pentilnya diplintir2nya sekalian.

“Ngentot gaya apa aja sama Om, sama nikmatnya ya Om”, kata saya sambil mempercepat enjotan pantatku.

“Fi, saya udah pengen ngecret Fi, kita berbalik lagi ya”,

katanya sambil memelukku kembali dan berguling sehingga sekarang dia yang diatas kembali. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras, saya makin terengah2 keenakan,

“terus Om, Fifi udah mau nyampe lagi, bareng lagi ya Om”, kata saya.

Akhirnya kembali saya mengejang2 nyampe, sehingga memekku kembali meremas2 kontolnya. Diapun gak bisa bertahan lagi, sambil mengejotkan kontolnya dalem2 dia ngecret,

“Fi, enak Fi, aakh”. Spermanya kembali berhamburan dimemekku. Saya heran juga kayanya stok spermanya gak ada batesnya, setiap ngecrot selalu keluarnya banyak. Selesai.

Cerita dewasa, Kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17+ tahun,cerita bokep

The post Cerita Dewasa Bokingan SPG Nge Seks appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Wanita Maniak Seks

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Wanita Maniak Seks – Kadang-kadang orang emang suka punya banyak prejudice sama cewek Indonesia yang kawin sama bule. Kerasa banget samaku, kalau orang kita emang kadang2 mikir kalo cewek kaya’ aku nikah sama bule hanya karena hartanya.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-aku-penggila-seks-236x300

Cerita Sex: Wanita Maniak Seks

 
Emang kebetulan Tom, suami tercintaku, bukan orang yang kekurangan. Sebagai expat yang bekerja di bidang marketing suatu perusahaan multi-national dia memang cukup sukses. Namun, kalau aku ditanya kenapa aku gak kawin sama orang Indonesia aja, alasan uang mungkin buatku alasan yang ke 13 ato 27. Hihihihi… bener-bener gak sebegitu pentingnya buatku.
Yang benar-benar berarti bagiku adalah pandangan Tom terhadap perilaku sex-ku. Jujur aja, aku maniak sex. Dan aku gak pernah bisa setia 100%. Aku gak akan munafik. Biarpun sudah menikah selama 2 tahun, aku sering banget getting laid sama orang lain. Mungkin orang pada bilang aku ini nymphomaniac, atau perek – but, hey, that’s what I am!
Tentang physical appearance-ku; tinggiku 1,65, tapi aku selalu pakai high-heels yang tinggi dan aku rasa aku cukup langsing untuk masuk ke baju manapun. Ukauran payudaraku 36D. Bulu memekku selalu kucukur a la Brazillian, kalo nggak, aku sisakan segaris yang menunjuk ke arah klitoris-ku. Oh iya, dan aku suka banget sama Tattoo. Anyway, you guys we’ll see it sooner or later….
Office Party
2 bulan yang lalu aku memulai affair dengan bos-ku di kantor. Sebenarnya Peter atau Pete bukan bos-ku langsung melainkan bos departemen client-service di advertising agency dimana aku bekerja. Awalnya aku kesel banget sama kelakuannya yang sok merintah-merintah siapa saja kalau dia lagi kesel. Tetapi suatu malam, waktu kita abis merayakan masuknya new business ke agency kami, kita satu team pergi ke Wwwok! di Kemang buat sedikit minum-minum. Mungkin karena bos-ku stress banget setelah dua atau tiga minggu kerja non-stop, dia sedikit keterlaluan maboknya.
Anak-anak kantor seperti biasa cuma ketawa2 saja liat tingkahnya yang tidak bisa berhenti ngajak orang ngobrol kalau sudah mabok. Tapi tidak ada yang menyadari bahwa dia selalu mencoba untuk merayuku. Dari mulai matanya yang tidak bisa lepas dari cleavage-ku saat berbicara denganku, sampai dengan tangannya yang terkadang mengelus buah pantatku dari luar rok ketatku. Waktu ia pergi ke toilet pun aku bisa merasakan ereksinya bergesek dengan pahaku. Jujur aku jadi horny juga, dan terpikir olehku untuk ke kamar kecil untuk membuka g-string-ku yang sudah lepek banget.
Setelah anak-anak yang lain mulai bubar, aku menawarkan untuk mengantar Pete pulang, mengingat keadaannya yang sedemikian parahnya. Dia setuju, dan kami pun menuju pelataran parkir. Waktu itu sudah hampir pagi, jadi tinggal ada mas2 penjaga parkiran aja yang ada di dekat mobil-ku. Pete tidak berhenti juga nyerocos sambil mabok, padahal jalan saja sudah susah dan harus bertumpu di bahuku.
Kadang-kadang ia jahilnya datang dan meremas toketku dari luar tank-top yang aku pakai waktu itu. Tukang parkir yang menunggu dekat mobilku tertegun melihat nipple-ku keluar dari bungkusnya karena tertarik sama tangan si pemabok. Aku hanya tersenyum nakal saja. Aku paling suka kalau bikin cowok tersipu2 dengan badanku!
Aku menyalakan mobil dan langsung cabut. Tukang parkir tidak kubayar – enak aja, kan udah liat toket gratis! Baru sampai Jalan Prapanca, bos-ku melepas seatbelt-nya. Aku pertama bingung. Dia ternyata membenamkan mukanya di selangkangan aku, sambil menarik rokku ke atas! Aku hampir menabrakkan mobilku ke trotoar. I was horny as hell!
Sambil terus ngoceh, si bos menjilat pahaku… makin lama makin ke atas…
”Pete, please stop it!” kataku sambil memijit-mijit memekku yang basah dengan merapatkan pahaku. Tetapi dia tidak memperdulikanku! Terus, naik, naik, naik, sampai dekat sekali dengan memekku yang basah…
”I can smell your wet cunt, Anissa!”
Ia meregangkan pahaku dan menarik g-string-ku sampai putus di pinggulku. Aku meregangkan pahaku, terasa mukanya dengan bulu-bulu jenggot pedek yang kasar dibenamkan di antara pahaku. Lidahnya menjulur-julur kedalam memekku yang benar2 sudah banjir! Tapi, karena aku harus menyetir mobilku, aku sulit sekali terus mengangkangkan pahaku seperti yang ku mau, sehingga, permainannya terputus2. Aku kesel banget!
Untung kami tidak lama kemudian sampai di rumahnya. Mobil aku parkir di jalanan di depan rumahnya. Saat aku hendak membuka pintuku, ia berkata: ”Babe, sorry, but you can’t come in. My wife’s at home and it would be… you know….” Sialan! Umpatku dalam hati. Udah dibikin horny gini, sekarang aku gak boleh masuk ke rumahnya! Aku sudah benar2 butuh dientot banget. Aku tidak akan bisa nunggu sampai rumah untuk dientot sama suamiku. Akhirnya aku nyerah deh!
Aku menghadap ke jendela samping sebelah kanan, dan menunggingkan pantatku ke arah si Pete. Dia sedikit bingung sepertinya. Tetapi aku angkat rokku keatas dan terpampanglah vagina dan lubang pantaku yang sudah basah dari cairan memekku yang banjir.
”Just fuck me Pete. Stick your dick up my pussy! Please!” desahku. Aku tetap duduk menyamping sambil menunggingkan pantatku ke arahnya. Aku sudah masa boso kalau ada orang yang mungkin bisa memergoki kita. Aku hanya ingin memekku diisi kontol bos-ku yang keras itu. Sambil menunggu kontolnya menyusup ke memekku, aku memainkan klitorisku dengan jari2ku, sambil membuka lebar lubang kenikmatanku.
Aku mendengar resletingnya dibuka dan tak lama kemudian, kontol raksasanya Pete masuk dengan satu sentakan ke dalam memekku yang super-licin.
”Ooohhhh god!” gumamku, namun bos-ku hanya mengeram sambil mengeluar masukkan kontolnya dengan kasar sekali. Terasa panjangnya… setiap urat-urat yang ada di kontolnya. Seakan membuat memekku semakin lebar. Tidak lama kemudian kontolnya menegang keras dan berdenyut-denyut. ”Keluarin di dalam, Pete… fill me up with your cum, baby!” aku meracau tidak jelas.
Terasa semburan demi semburan memenuhi rahimku, mengalir keluar dan meleleh ke pahaku. Bos-ku langsung mencabut kontolnya. Terdengar bunyi ’plop’. Si bajingan itu langsung menutup resleting celananya dan keluar dari mobilku, meninggalkanku dengan memek penuh dengan spermanya dalam posisi menungging seperti pelacur. Aku melihat bagaimana ia sempoyongan masuk ke dalam rumahnya.
Aku mengumpat. Tapi apa boleh buat? Tidak lama kemudian, aku menurunkan rok-ku dan memacu mobilku ke arah rumahku sendiri. Sepanjang jalan sperma bos-ku terus mengalir keluar dari lubang vaginaku. Di setiap lampu merah aku masukkan jariku ke dalam liang memekku dan kubersihkan sisa2 spermanya dari jariku dengan menghisap2 jariku sampai bersih. Aku membayangkan sedang menyepong kontolnya si Pete yang gede itu.
Tom, suamiku membukakan pintu rumah. Rupanya dia sudah tertidur.
”Wow! What happened to you? You’re a mess! Are you okay, baby?” sepertinya ia sedikit khawatir melihat penampilanku.
”Nggak apa2 kok, baby! Aku cuma abis dipake sama bos-ku,” jawabku nakal sambil berjalan ke kamar tidur kami sambil mengayunkan pinggul, ”I’ll tell you all about it, while you fuck my ass ’til I cum… You wanna do that?”
Pesan nyasar, bikin lembur
Setelah kejadian di pesta kantor, Pete belaga seolah2 tidak terjadi apa2. Aku kesel. Enak aja dia bisa ngentotin memekku tanpa ada tanda2 terima kasih sedikit pun! Aku berkali2 mencoba mengajak ngomong bos-ku soal kejadian malam itu, namun ia selalu mengelak. Nggak usah ngobrol berdua, satu ruangan pun dengan aku sendiri, Pete langsung mencari alasan untuk pergi! Aku benar2 gemes dan kesal melihat tingkahnya.
Sekali waktu aku balik dari lunch lebih cepat daripada teman2 yang lain. Tidak ada siapa2 di satu lantai kantor kami, kecuali satu atau dua orang yang sedang asik chatting YM di cubicle mereka.
Waktu aku melewati ruangan Pete, sepertinya ia pun belum balik dari lunch. Aku tersenyum sendiri. “isengin ah!” kataku dalam hati! Pelan2 aku masuk ke dalam ruangannya. Aku tutup pintu, agar tidak ada yang bisa melihat ke dalam. Sambil nyengir jahil aku membuka g-string renda yang aku pakai hari itu dan kuletakkan diatas laptopnya Pete yang ada di atas mejanya. Aku tertawa sendiri. “Kalau dia tetap ‘gak ingat’ juga sama malam itu sih keterlaluan!” tawaku dalam hati. Tetapi aku terdiam. Sepertinya ada yang masih kurang – surprise-ku kaya’nya belum perfect!
Aku mengambil kembali g-string-ku dan mengangkang sedikit. Sambil sedikit jongkok aku gesek2 celana dalamku di permukaan memekku yang basah berlendir. Sialan, aku jadi konak!
Setelah cukup basah, aku cium g-string tersebut…. Hmmm… Benar2 bau memek! Hahaha! Terdengar orang2 yang kembali dari lunch. Cepat2 aku taro g-string-ku diatas laptop si bos, terus aku kabur.
Aku benar2 tidak sabar menunggu reaksinya Pete. Ngebayangin dia mencium2 g-string yang bekas aku pakai saja bikin aku horny sekali.
Sejam kemudian telah kuperhatikan dari cubicle, bahwa bos-ku telah mondar-mandir keluar-masuk ruangan berkali2. Kok mukanya ‘lempeng’ aja ya? Aku benar2 bingung. Apa dia nggak lihat? Sepertinya nggak mungkin deh! Aku semakin kesal dan frustrasi.
Hariku berlalu seperti biasa. Jam menunjukkan pukul enam sore. Aku siap-siap untuk pulang, waktu Emir, seorang Junior Art Director yang jauh lebih muda dariku menghampiriku.
“Nissa, loe udah mau balik?”
“Iya. Udah kelar semua kerjan gue. Mo balik ah!” jawabku. Aneh. Jarang sekali si Emir mengajak aku ngobrol, “Loe mau nebeng gue?”
“Nggak.”
Tetapi, bukannya menyudahi small-talknya Emir hanya terdiam sambil nyengir2 di hadapanku. Matanya memperhatikan belahan rok mini-ku yang cukup berani.
“Nis, loe di kantor gak pernah kedinginan ya?” Aku terdiam.
“Maksud loe?”
“Iya, aneh aja. Orang lain bilang AC kantor kita terlalu dingin… Kok elo malah pake buka2 celana dalam loe segala sih?”
Ia menatapku sambil menyengir.
“Gue, gak tau, loe ngomong apa, Mir!” kataku, dan melangkah pergi dari cubicle-ku. Tiba2 tangan Emir menngkap lenganku.
“Anissa… Jangan pergi gitu dong, say. Gue tadi nemuin barang di ruangan si bos. Kalau gue gak tahu ini barang punya siapa, kan harusnya gue kasih ke bagian HRD. Tapi gue takutnya ntar jadi bikin masalah…”
Sambil mendekatkan mulutnya ke telingaku ia berkata, sedikit bisik2: “Dan gue yakin, loe orang yang nggak suka masalah, kan?”
Aku hanya menunduk mengalah: “Loe mau apa, Mir?”
“Gue? Oh, gue maksud loe? Enggak. Gue gak mau apa2 kok, Nis. Lagi pengen ngobrol aja sama loe. Gue harus begadang nih ngerjain layout buat client gue. Loe mau nemenin gue kan?” Aku hanya mengangguk. Kalau aku tidak menurut sama Emir, mungkin dia bisa merepotkan posisiku di kantor.
Akhirnya aku ikut ke cubiclenya Emir. Disana orang2 mulai pulang satu per satu. Aku duduk disebelahnya, pura2 memperhatikan apa yang Emir kerjakan di layar macintosh-nya.
Jam menunjukkan jam 8. Aku sudah menelfon suamiku, untuk memberitahukan aku ada kerja lembur. Dia sudah biasa. Emir dari tadi hanya sibuk dengan layoutnya, sama sekali tidak memperhatikan aku ada disana.
Jam 9. Di kantor tinggal ada Emir dan Michael, anak magang yang disuruh ikut lembur sama Emir. Michael, yang duduk di cubicle seberang, adalah anak keturunan chinese yang sedikit tambun. Lampu-lampu sudah redup. AC sudah dimatikan. Dan satu2nya cahaya adalah layar2 komputer dan lampu2 gedung2 tinggi diluar.
“Eh, udah malam ya?” tanya si Emir dengan nada dibuat2. “Gue sampai lupa ada elo, Nis!”
Aku benar2 kesal! Maunya apa sih ini orang?
“Ya udah deh. Loe kan mau pulang… Mendingan loe mulai deh. Gue biasanya lama lho keluarnya…”
Aku hanya terdiam. Gila ini orang.
“Eh, Nissa, loe denger gak sih gue ngomong? Ayo jongkok depan gue. Mulai loe!”
Kasar sekali orang ini. Aku malu dan terhina. Anak kecil ini, yang biasanya secara hierarchy kantor dibawah aku, menyuruh2ku seperti pelacur murahan.
“Hei, bengong lu! Buruan!”
“Mir… Masih ada Michael…”
“Trus emang kenapa? Oh, loe kasian sama dia? Iya juga sih, anak magang kasihan kalo kita suruh kerja rodi mlulu. Dia kan pengen belajar juga.” Emir memanggil Michael ke tempat kita. Aku rasanya mau pingsan. Hina sekali diriku…
“Mike, duduk sini loe! Loe liatin ya! Kalo loe nanti udah jadi pegawai disini loe boleh juga diisep sama si Anissa… Nis! Jangan bengong loe! Cepetan! Gue masih banyak kerjaan nih!”
Aku merasa seperti di mimpi (nightmare mungkin ya?) saat aku jongkok di depan Emir. Aku membuka resleting celana jeansnya dan aku keluarkan kontolnya yang hitam. Cukup panjang juga buat orang Indonesia, cuma kurang lebar kalau menurut seleraku. Aku buka mulutku lebar2 dan memasukkan seluruh batangnya ke dalam mulutku. Aku menyepongnya sekuat tenaga… Maju, mundur, maju, mundur… Dibantu dengan lidahku yang menari2 di bagian bawah batangnya.
Aku berharap ia cepat2 menyemburkan spermanya ke dalam mulutku, agar aku bisa cepat pulang. Tangan Emir meremas2 toketku dari luar baju. Pasti terasa olehnya putingku yang mengeras. Tetapi si brengsek ini hanya terus ngobrol sama si Michael, mengomentari layoutnya. Si Mike sepertinya sulit untuk konsentrasi!
‘Dicuekin’ seperti itu aku merasa semakin tertantang. Tanpa kusadari aku mengocok kontolnya semakin cepat, semakin dalam… Sekali2 terasa mentok di tenggorokanku. Terdengar suara kecipak2 yang benar2 jorok! Tanpa kusadari aku memainkan klitorisku. Tanganku yang kiri menumpu badanku yang sedang jongkok, sedangkan yang kanan menggosok2 memekku yang sudah benar2 licin.
“Wah, bos,” sahut Michael ke Emir, “liat tuh dia memeknya kebuka banget!”
“Eh, loe! Lagi gue ajarin ngelay-out, perhatiin dong! Dasar anak magang! Susah deh emang kalo udah ada pelacur yang di kantor! Jadi gak ada yg bisa konsentrasi.”
Aku sudah bodo amat. Memekku terasa menegang dan berdenyut2. Tanganku yang tadinya hanya memainkan klitoris, kini aku sumpel dalam2 ke liang memekku. Seperti orang yang lagi dientot, aku merasa memekku mencengkram jari2ku. Dan tidak lama kemudian aku orgasme!
“Ummmmmmpff!” Aku tidak bisa teriak karena kontolnya Emir yang menyumbat tenggorokanku.
“Sialan ini perek!” umpat Emir. “Belom gue suruh udah keluar! Paling males gue ngewe sama cewek yang memeknya udah keseringan dientot.”
Emir menampar pipiku yang masih saja menghisap2 kontolnya.
“Bangun loe! Nggak enak banget disepong sama loe! Sini nungging di meja! Buang waktu gue aja loe!”
Aku udah seperti orang dungu mengikutinya. Aku menungging dengan badan atasku terlungkup di atas meja kantor yang dingin.
Aku melihat Michael yang memegang2 kontolnya dari luar celana. Mukanya sudah merah sekali.
Emir mengangkat rok mini-ku.
“Wah, udah ngira gue! Lihat nih pantat. Udah sering dipake juga nih.” Dengan kasarnya ia menusukkan jarinya ke dalam anus-ku. Aku menjerit kecil. Tapi, iya, memang. Siapa saja yang telah melihat bentuk lobang pantatku pasti bakal tahu, kalau aku sering sekali disodomi. Terutama oleh Tom, suamiku.
Aku merasa penuh sekali, dengan dua jari Emir yang keluar masuk lubang pantatku.
“Please… udahan dong!” rengekku.
“Dasar perek. Mikirin diri sendiri aja loe!” Jari2nya ditarik keluar. Terasa udara dingin di sekiar lubang pantatku yang sekarang terbuka menganga. Tetapi anusku tidak lama kosong. Terasa ujung kontolnya Emir menusuk dengan kasar, membuka lebih lebar lagi lubang pantaku.
“Aghhhhhh…. Entot pantat gue, Mir!”
“Diem lu! Pelacur! Pasti gaji loe gede karena suka ngentot sama si bule deh! Perek!” Sambil memaki2ku emir memukul-mukul buah pantatku. Aku hanya memaju-mundurkan pantatku, agar ia cepat keuar.
Untuk menghilangkan rasa nyeri di pantatku aku gesek2 klitorisku lagi. Aku merasa hina sekali. Ternyata aku terangsang juga ‘diperkosa’ seperti ini.
“Perek bule loe, Nis! Ini bakal gue certain ke semua nak di kantor biar loe tahu rasa dientot sama satu kantor! Agghhhhhhh…..”
Emir menegang dan terasa kontolnya mengeluarkan sperma ke dalam lubang pantatku. Akupun keluar sekali lagi. Biarpun orgasmeku tidak sehebat sebelumnya, aku mengerang cukup keras. Hangat terasa cairan spermanya yang langsung mengalir keluar lagi, seiring dengan dicabutnya kontol yang panjang itu.
Aku lelah sekali. Terdiam aku di posisi nunggingku, sambil memain-mainkan memekku yang memar, serta sperma yang menetes ke laintai. “Perek!” sahut Emir. Ia meludah kearah lubang pantatku. Sepertinya ia punya dendam terhadapku. Aneh, padahal aku jarang sekali bicara dengannya.
Masih lemas sekali terdengar olehku bisik2 anata Michael dan Emir.
“Terserah loe, Mike! Loe mau keluarin dimana kek! Emang gue peduli?” katanya sambil tertawa. Aku menoleh kebelakang dan kulihat Michael sedang mengocok kontolnya yang kecil namun sudah tegang sekali. Ia mengarahkan kontolnya kearah lubang pantatku. Aku hanya memejamkan mata. Terasa cipratan spermanya mengenai lubang pantatku yang terbuka menganga.
Clubbing!
Dua weekend yang lalu aku diajak oleh Tom, suamiku, pergi clubbing bersama teman2 bule-nya. Kita mulai dari jam 9 di Dragonfly, minum2 wne dengan sopan, terus pindah ke Vertigo setelah jam 11. Aku senang juga pindah ke sana, apalagi setelah tahu bahwa temanku Citra, bakal ada disana juga. Dimana ada si Citra, disitu pula ada ecstasy! Aku bukan junkie tulen, tapi kadang2 aku suka juga nelen pil gila tsb.
Sama juga seperti friday night itu! I really wanted to go crazy, dan ada E, udah pasti gila!
Kita berangkat bersama tiga orang temennya Tom: Shane, Robert, atau Rob dan Aldi, orang Indo. Shane dan Robert berbadan besar selyaknya bule dan masih single. Well, shane sebenarnya punya girlfriend, tapi ia tinggal di Bangkok (paling juga local prostitute disana lah, pikirku selalu). Sedangkan Aldi seperti cowok indonesia rata2. Udah married. Mukanya cukup keren namun badannya tegap tapi biasa aja.
Sampai di Vertigo, aku langsung meninggalkan cowok2 itu untuk mencari si Citra. Ternyata dia udah asiknya goyang2 sendiri dipojokan bersama laki2 yang tidak kukenal. Aku diberinya sebutir E olehnya yg langsung kutelan diam2, dan aku langsung pamit untuk kembali ke Tom dkk. Belum terasa apa2 aku terus dancing2 sensual di depan cowok2 bule tadi.
Aku tahu mereka memperhatikan badanku yg terbalut tube-dress putih yg menyala karena UV-light di Vertigo. Terutama Aldi sepertinya cukup horny memperhatikan liuk-liukan tubuhku. Ia terus menerus memandangiku dengan tatapan yang tajam. Walaupun aku tidak tertarik secara fisik dengannya, aku sengaja mau teasing dia dengan berciuman dengan Tom yg bernafsu sambil menatap matanya dalam2. Ia hanya menatapku dengan dingin.
Tak lama kemudian inex di badanku mulai ‘on’! Aku sudah tidak peduli apa2 dan naik ke meja kita. Aku goyang tanpa malu. Shane juga naik ke atas meja dan kita bikin pertunjukan hebat selama (aku kira2) 1 jam lebih.
Aku keringatan tak karuan dan tubuhku benar2 cape. Efek E juga sudah mulai buyar. Aku terduduk di sofa dan memejamkan mata sebentar. Karena efek obat gila-ku aku dapt melihat pola2 yg aneh di kegelapan mataku. Saat aku dengan lemas membuka mataku kembali, aku melihat di kejauhan Shane sudah hook-up dengan cewek di bar, Robert entah dimana. Dan Tom juga sedang tertawa2 dengan cewek yang baru ditemui-nya. Aldi ada di sebelahku, duduk di sofa corner yg cukup redup. Aku menghadap ke arahnya dan bengong melihat jendolan kontolnya di jeans-nya. Ia mengusap pipiku.
Aku tidak bisa berhenti melihat ke selangkangan Aldi. Sepertinya kontolnya udah keras sekali. Tanpa sepatah katapun ia menarik badanku ke dekatnya. Dibuka kakiku dengan kasarnya. Aku terkejut sekali. Jari2nya yang kasar menyusup ke balik dress-ku. Terus, terus naik menyusup dari samping panties-ku ke liang memekku. Dengan kasar jempolnya dimasukkan ke dalam memekku dan telunjuknya mengorek2 lubang pantatku. Ia tersenyum dingin.
Aku melirik ke arah Tom. Ia sedang tidak melihat ke arahku.
“Please stop, nanti ada yg lihat!” pintaku. Aldi mencabut jari dan jempolnya dan memasukkan keduanya ke dalam mulutku. Entah kenapa aku mengulum jari2nya. Ia tertawa merendahkan. Seakan2 aku seorang perek yg senang kalau dibayar hanya Rp.5000,-.
Tidak banyak yang kuingat dari malam itu. Paginya aku terbangun disebelah Tom, yg sepertinya mengentotku waktuku sedang tidur lelap. Aku langsung bangun dan mandi. Kepalaku masih terasa berat sekali waktu ada bunyi sms di hp-ku.
Aku baca, dan cukup kaget juga: “Datang ke apartemenku besok malam!,” tertulis alamat di bilangan kuningan. “Jangan lupa pakai baju yang sexy. -Aldi-”
Lubang pantat Nadya
Seharian aku nggak bisa konsentrasi di kantor. Sepertinya pada saat ini separuh kantorku sudah diceritakan sama Emir dan Michael, kalau aku seorang ‘bispak’. Tapi aku tidak memikirkan hal itu. Yang ada di benakku hanyalah ‘date’-ku sama Aldi yang ia bikin sepihak. Aku dari pagi udah siap2 dengan lingerie yg sexy di bawah baju kantorku dan terasa memekku semakin sore semakin basah. Akhirnya kerjaanku pun selesai dan aku meluncur ke alamatnya Aldi.
Apartement-nya cukup megah, namun terlihat bahwa masih baru dan masih kosong penghuninya. Aku pun naik lift ke lantai 22. Di dalam lift aku memasukkan tanganku ke dalam rok mini-ku. Gila! Udah banjir pasti udah keliatan noda basah cairan memek dari luar panties-ku!
Pelan2 ku ketok pintu apartment. Sejenak tidak ada yang menjawab dan akupun berniat untuk kabur saja. Ternyata terdengar suara dari dalam: “Anissa! Silahkan masuk! Dan kunci pintunya!”
Sialan. There’s no escape now! Aku beranikan diriku dan membuka pintu. Di dalam semuanya gelap. Kamar2 pun masih cukup kosong. Sepertinya si Aldi baru pindahan kesini! Aku mengikuti lorong menuju kamar tidur. Disna kulihat seorang wanita berbadan tinggi dengan rambut coklat panjang terurai telungkup di atas tempat tidur yang besar.
Ia telanjang bulat, tanpa sehelai benang pun. Dan sepertinya ia sedang tidur atau sedang tidak sadar. Di belakangnya, bersender di tembok, Aldi duduk dengan santai. Ia sepertinya sedang high dan terlihat ia sedang menyiapkan strip cocaine di atas meja kaca disamping tempat tidur.
“Ah, akhirnya kamu datang!” sapanya. “Perkenalkan, ini istriku Nadya. Sayang dia udah gak sadar. Kamu sih telat datangnya! Cantik nggak dia?” Aku hanya mengangguk. Ia menghirup strip cocaine-nya dengan hidungnya. Ia menikmati rasanya sejenak. “Kamu mau juga?” ia menawarkan strip berikutnya untukku. Sudah lama sekali aku tidak ‘neken’ cocaine. Abis mahal juga sih! Aku mengangguk dan mendekati meja.
Aku duduk di lantai dan menghirup habis strip buatku. Rasanya langsung naik ke kepala. Enak sekali. Aku terasa seperti melayang. Aku tersenyum nakal ke arah Aldi sambil menjilat bibirku. Aldi menarik badanku ke atas kasur dan mencium bibirku… Ia menjulurkan lidahnya yang hangat kedalam mulutku. Aku hanya melenguh.
“Mau lagi?” tanyanya sambil meremas2 buah dadaku. Aku mengangguk. Ia sisihkan lagi satu baris buatku dia atas meja kaca. Tapi, waktu aku mau bergerak untuk menghirup bubuk tersebut kepalaku didorongnya dengan kasar! Aku bingung.
“Sebentar dulu! Kamu kok nggak mikirin tuan rumah sih. Kamu nggak kasihan tuh sama si Nadya?” ia menunjuk ke arah bagian pantat Nadya. Aku baru melihat bahwa di sekitar lubang pantatnya menggenang sperma banyak sekali. “Sana! Kamu bersihin dulu. Baru kamu boleh neken lagi!”
Antara rasa jijik dan pengen dapat bubuk setan itu sekali lagi aku benar2 bingung. Dengan iri aku melihat Aldi menghirup cocaine yang tadinya untukku.
”Ayo, say, jangan malu2!” katanya sambil tertawa mengejek.
Namun sepertinya aku udah nggak bisa mikir panjang. Aku naik ke atas tempat tidur dan pelan2 membuka pahanya Nadya. Banyak sekali sperma yang keluar dari lubang pantatnya. Aku melihat sekali lagi ke Aldi. Ia hanya tersenyum. Aku menundukkan kepalaku sambil membayangkan bagaimana Aldi tadi mengentot pantat istrinya sampai ia muncrat di dalam duburnya yang sempit. Bau khas yang tajam menusuk hidungku. Aku mulai menjulurkan lidahku dan dengan sedikit ragu2 mulai menjilat sperma yang ada di sekitar lubang pantat wanita tersebut. Gila! Aku sudah benar2 gila! Nggak tahu kenapa sepertinya aku sangat terangsang melakukan ini.
Tidak lama kemudian aku mulai menjilat tanpa ragu2. Nadya benar2 cewek yang cantik. Pantatnya indah sekali. Penuh dan sekel. Aku benar2 jadi buas menelan semua spermanya Aldi yang kental itu. Aldi hanya memandangku dengan dingin: “Ayo, say, di dalam pantatnya masih banyak kok!” Aku merasa kotor sekali… Menjilati sperma laki2 yang aku hampir tidak kenal dari lubang pantat istrinya….
Entah kenapa memekku berdenyut2 pengen dientot. Aku semakin gila menjilatinya. Aku tusukkan lidahku ke dalam lubang pantatnya Nadya yang licin. Benar saja! Di dalam lubangnya masih ada banyak lagi spermanya Aldi! Aku membuka lubangnya dengan jari2ku dan keluar meleleh peju yang banyak yang langsung kutelan. Aku dengar Nadya melenguh dalam tidurnya dan mengencangkan otot anusnya.
Lidahku terasa terjepit dan aku tusukkan lebh dalam lagi, hingga wajahku menempel ke buah pantatnya yang berlendir. Aku memainkan memekku dari luar baju, aku tidak bisa menghentikan permainan ini. Aku menempelkan bibirku seperti french-kissing lubang pantatnya Nadya. Spermanya Aldi mengalir tanpa hentinya kedalam mulutku!
”Please give me some coke!” rengekku sambil mendongakkan wajahku. Aku baru sadar kalau Aldi sedang memrekam semuanya dengan handycam yang dia sembunyikan sebelumnya. Aku sudah tidak perduli.
”You can do better, babe! Ayo terusin!” paksanya sambil mengeluarkan kontolnya yang udah tegang. Aku menjulurkan lidahku dan menusukkannya ke dalam pantatnya Nadya sambil tetap melihat nakal ke kamera. Aku memutar2 lidahku di sekitar otot anusnya.
”Please…” rengekku.
Aldi hanya tersenyum. Sambil terus merekam adegan tadi, ia membuka sekantong cocaine dan menaburkannya ke atas batang kontolnya yang ia basahkan dengan ludahnya. Aku langsung melahap kontolnya dengan mulutku. Rasanya nikmat sekali! Aku menyepongnya dengan keras. Aku maju-mundurkan kepalaku sampai terasa kontolnya di tenggorokanku.
”Mpppppppphhhhhh….” aku hanya melenguh… benar2 high….
Aku mengokoknya sekuat tenaga dan tidak lama kemudian spermanya muncrat kedalam tenggorokanku. Aku tersedak, namun Aldi menahan kepalaku. Aku terbatuk2, hampir kehabisan udara.
Aldi hanya memandangku dengan dingin.
”Bajingan kamu!” umpatku sambil terbatuk2. Aldi hanya tersenyum.
”Ya udah pergi sana!”
Aku bingung. Mungkin karena aku masih high banget, tapi mungkin juga karena aku tidak pernah diperlakukan sekasar ini.
”Udah keluar sana! Pulang ke suamimu!”
”Bajingan!” umpatku sambil menangis. Dengan muka yang masih basah oleh spermanya aku berlari keluar apartemennya Aldi. Belum pernah aku diperlakukan serendah itu.
Kangen
Sejak malam itu tidak ada kabar apapun dari Aldi. Sepertinya dia memang bajingan yang hanya ingin memanfaatkanku untuk sex saja. untuk menghubungiku. Tetapi entah kenapa aku menunggu2 dia sms atau telfon. Aneh, padahal physically dia sama sekali bukan tipeku. Di sisi lain aku juga masih terlalu sakit hati buat make the first move – aku yakinkan saja diriku kalau aku tidak mau ketemu bajingan itu lagi seumur hidup.
Entah kenapa akupun tidak cerita tentang pengalamanku dengan Aldi sama suamiku. Padahal aku ngentot sama laki2 siapapun juga pasti cerita kepada Tom – namanya juga kita menganut paham swinging lifestyle! Mungkin aku merasa terlalu hina untuk menceritakan ke Tom, bahwa aku membersihkan lubang pantat istrinya Aldi dengan lidahku. Aku takut se-toleran2nya suamiku, ia pun mungkin merasa jijik terhadapku.
Kira2 empat hari berlalu tanpa kejadian apa2. Di kantor orang2 semakin memandangku dengan aneh. Pete juga mulai genit2 lagi denganku. Namun semua itu tidak terfikirkan olehku. Yang ada di kepalaku hanyalah kejadian malam itu… dan setiapkali aku memikirkannya memekku jadi basah dan aku harus pergi ke wc buat masturbasi. Hari rabu aku sampai 4 kali masturbasi!
Menjelang akhir minggu aku rasnya ingin sekali menelfon Aldi. Malam harinya aku tidak bisa tidur. Tom mengajakku having sex, tapi aku menolak. Dengan menggerutu dia tertidur. Aku benar2 tidak bisa tidur. Akhirnya aku memain-mainkan memekku sambil sekali lagi aku membayangkan dientot oleh Aldi. Kangen rasanya; ingin sekali aku merasakan asinnya sperma Aldi sekali lagi.
Nggak Tahan!!!
Satu minggu pas berlalu tanpa ada kabar dari Aldi. Weekend berlalu tanpa kejadian yang seru. Dan hari Senin itu aku suntuk sekali karena harus lembur sampai jam 8 malam dengan tim-nya Emir yang tak henti2nya nyengir2 kaya’ anak SD setiap kali aku lewat depan cubicle mereka.
Waktu berlalu pelan sekali. Akhirnya kerjaan kita selesai juga dan aku naik mobilku untuk pulang. Di jalan ku telpon kerumah. Sepertinya Tom juga belum pulang. Paling juga dia nyari ‘ayam’ karena gak aku kasih udah satu minggu ini. Dasar bule!
Aku pun dapat ide nekat. Aku putar balik ke arah apartemennya Aldi. Sepanjang jalan ke arah apartmennya aku merinding membayangkan aku bakal diapakan olehnya.
Aku pencet tombol bel apartemen. Terdengar suara langkah kaki. Aku senewen sekali. Sesosok wanita di usia akhir 20 tahun-an, yang memakai gaun mandi silk berwarna merah maroon membukakan pintuku. Terlihat cleavage-nya yang dalam dan puting susunya yang tercetak di bahan gaun. Rambutnya acak-acakan dan matanya terbuka sayu. Ia hanya memandangku dengan pouty lips-nya yang sexy abis – Nadya! Baru sekarang aku melihat dengan jelas wanita yang waktu itu kujilat habis2an lubang pantatnya yang penuh sperma!
Kami hanya berpandangan.
“Datang juga kamu akhirnya!”
Lamunanku buyar mendengar suara Aldi memanggil dari dalam kamar.
“Nadya, baby! Biarkan dia masuk!”
Tanpa berkata apa2 Nadya mempersilahkan aku masuk. Baru sekarang aku bisa melihat Aldi. Ia melilitkan handuk di pinggangnya. Sepertinya ia baru saja habis mandi.
“Aku pikir kamu nggak mau kesini lagi, say? Waktu itu manggil aku bajingan, ternyata doyan juga ya?” tanyanya dengan dingin.
Aldi menghampiruku dan mencium mulutku. Ku julurkan lidahku sedalam mungkin. Aku benar2 kangen! Ia meremas2 pantat dan toketku dari luar baju kantorku. Terasa tonjolan kontolnya yang keras. Sementara itu Nadya hanya menundukkan kepalanya, seakan tidak sopan kalau menonton kita bercumbuan seperti itu. Aku benar2 terangsang making-out dengan Aldi didepan istrinya yang nerima saja kelakuan suaminya yang gila begitu.
Aldi mendorong tubuhku untuk berjongkok. Aku sudah mengerti dan melepas handuknya sehingga batang kontolnya yang tegang mencuat ke atas. Aku sedot2 sebisaku sambil meraba2 otot paha dan pinggulnya yang kekar. Aku ingin ia cepat2 keluar di mulutku agar aku bisa merasakan spermanya yang nikmat itu. Namun setelah kira2 dua atau tiga menit ia mencabutnya dari mulutku. Kontolnya dirahkan ke mukaku sehingga muncrat membasahi mukaku. Aku berusaha menangkap sebagian spermanya dengan mulutku, namun hanya sedikit yang tertelan olehku.
Tanpa ba-bi-bu, Aldi menjauh dariku dan duduk di sofa.
“Sini Nad, bersihin!” perintahnya dengan santai. Istrinya pun datang dengan nurut. Tanpa mengatakan apa2 ia tiduran disamping Aldi dengan kepalanya di pangkuan Aldi. Sambil memandangku penuh birahi Nadya menjilat2 dan membersihkan kontolnya Aldi yang basah dengan spermanya. Aku iri sekali rasanya. Aku bangun untuk ikut menjilatnya, namun Nadya mendorongku agar menjauh dengan kakinya. Seakan2 ingin menikmatinya sendiri.
“Di… Please aku butuh dientot!” rengekku, udah nggak ada rasa malu atau harga diri lagi… “Please dong… Entot aku!”
Aldi hanya menatapku dingin dan berkata: “Kamu pulang dulu deh, Nissa. Aku lagi males ngentotin kamu. Udah! Pulang sana!”
Untuk kedua kalinya aku diusir dari tempat itu. Namun aku tahu ini bukan yang terakhir.
Kado dari Aldi
Tanpa dipuaskan sama sekali aku pulang ke rumah. Tom malam itu tidak pulang. Sepertinya dia dapat perek yang bisa dientot olehnya. Lucky guy!
Aku tidak ada pilihan lain selain masturbasi lagi sambil membayangkan dientot sama Aldi. Aku juga tidak bisa melupakan tatapan Nadya yang horny saat ia membersihkan kontol suaminya.
Paginya sebelum aku berangkat kerja, Tom pun pulang.
“Baby i missed u so much!” kataku sambil merangkulnya! Ia masih kesal namun aku paksa dia untuk mengentotku saat itu, disitu juga. Akhirnya aku pun keluar! Finally. Tapi sepertinya Tom tidak keluar banyak. Aku tidak tau perek bule siapa yang sekarang jalan2 dengan memek becek karena suamiku.
Kegiatan pagi hariku di kantor benar2 membosankan. Aku diajak pergi lunch dengan Pete dan Mark (orang departemen Media) ke JW Marriot. Sepanjang lunch Pete meremes2 pahaku terus menerus. Aku biarkan, namun tidak aku tanggapi juga.
Kira2 30 menit setelah lunch, aku dapat telfon dari resepsionis. Katanya ada orang mau ketemu dengan saya. Karena emang aku menunggu tamu orang dari production house, saya pun ke lobby.
Betapa kagetnya diriku melihat Nadya duduk menunggku. Ia dandan benar2 seperti supermodel. Sendal berhak tinggi, rok super-mini, tank-top yang aku kira dipakainya tanpa bh dan dandanan yang cukup rapih. Namun kecantikannya benar luar biasa, sehingga ia tidak terlihat murahan sedikit pun. Aku juga baru menyadari betapa besar dan kencangnya kedua toketnya. Saat melihatku ia berdiri. Aku bingung harus berkata apa, untung aku dapat akal untuk membawa dia ke ruang meeting yang kosong – daripada jadi awkward dan orang2 mulai gossip aneh2 lagi!
Aku tutup pintunya. Aku berbalik dan ternyata Nadya sudah duduk diatas meja. Sebelum aku sempat be tanya apa2, ia berkata: “Ada kado dari Aldi. Aku disuruh mengantarkannya ke kamu…” Aku baru sekali ini mendengar suaranya. Lembut, lemah, hampir seperti ABG.
Aku tidak mengerti apa yang dimaksud olehnya. Tetapi tiba2 yang mengangkat kedua kakinya ke atas meja. Mengangkang selebar-lebarnya! Astaga! I can’t believe it! Nadya tidak memakai panties! Dari jarak 1 meter aku bisa mencium bau khas memek yang basah tercampur dengan bau peju! Benar saja… Ternyata memeknya Nadya sepertinya abis dientot dan dijadikan penampungan sperma!
Sambil membuka lubang vaginanya dengan jarinya ia menatapku dengan sayu: “Kamu harus habisin katanya Aldi, kalau besok2 mau datang ke rumah lagi!”
Aku tak tau lagi harus bagaimana? Aku merasa kotor sekali melakukannya namun aku juga terangsang tiada taranya! Aku langsung menyambar memeknya Nadya! Mulutku kutempelkan di bibir memeknya sambil aku sedot2 isi sperma yang ada. Hidungku bergesekan dengan klitorisnya! Iya, aku memang pelacur murahan yang gunanya hanya untuk menelan sperma!
“Hmmmmgh….hmmmgh…” Nadya mengerang kecil… Tangannya menahan kepalaku agar menghisap lebih kuat lagi. Otot2 memeknya berkontraksi sehingga menekan keluar sperma di memeknya… “Ohhhh… Nadya… I love your pussy! Basah sekali sayang! Basah sekali!” Pahanya yang halus dan langsing menjepit kepalaku. Aku menjilat memeknya dari bawah ke atas, menjilat2 dari dekat lubang anusnya sampai ke klitorisnya… Nadya mengerang cukup keras.
”Oh my god…” kataku diantara jilatan, ”..banyak sekali spermanya! I can’t believe this!”
Memang sepertinya sperma yang tertampung di dalam memek Nadya jauh lebih banyak daripada waktu terakhir saat aku ‘membersihkannya’.
Ia membisikkan ke telingaku terengah2: “Kamu aneh ya, kok spermanya banyak begini?”
Aku hanya menganggukkan kepala sambil terus menyedot cairan asin peju dari lubang kenikmatannya yang tiada habisnya.
“… Karena… Ini… Sperma…kumpulan… dari 4 cowok yang berbeda… yang baru saja mengentotku sebelum aku kesini…” Aku seperti mau pingsan! Pelacur paling rendahan pun mungkin tidak akan melakukan ini! 4 orang! Tanpa menyentuh memekku pun aku orgasme! Bersamaan dengan Nadya yang membanjiri mulutku dengan asamnya cairan kewanitaanya!
Dengan muka belepotan sperma aku terhempas di salah satu kursi ruang meeting. Nadya mencium bibirku dan lidahnya menjulur2 ke dalam mulutku menyedot2 sisa2 sperma yang ada dimulutku. Ia juga menjilat2 lelehan sperma yang mengalir ke daguku. Sepertinya lidahnya udah jago sekali dalam jilat-menjilat. Ia mencium keningku dengan penuh kasih sayang dan meninggalkanku di ruangan meeting itu tanpa berkata apa2. Sambil membersihkan mukaku aku bertanya2 pada diriku mengapa aku bisa jatuh serendah ini.
Hubby dan Ayam
Dua minggu telah berlalu dari kejadianku di boardroom sore itu. Selama dua minggu ini aku sebelum pulang ke rumah mampir apartmennya Aldi dulu. Ya, aku telah menjadi budak nafsunya Aldi dan istrinya, Nadya. Setiap malam aku diperlakukan seperti pelacurnya Aldi. Kadang2 aku beruntung dan diperbolehkan untuk menyepong penisnya Aldi sampai ia muncrat di tenggorokanku, hari2 lain, aku hanya boleh menonton bagaimana ia mengentot Nadya dan aku diperbolehkan membersihkan spermanya dari lubang2 istrinya yang cantik itu. Beberapa kali aku benar2 beruntung dan aku dientot oleh Aldi, walaupun kasar dan tidak mempedulikan orgasme-ku. Aku juga jadi sedikit nyandu cocaine. Karena setiap kali aku datang kesana, selalu aku disuguhkan bubuk putih itu.
Namun, the worst thing is, aku belum berani juga cerita kepada Tom. Aku tahu ia sudah curiga, kalau aku punya affair, namun aku benar2 takut kalau ia marah if he finds out that I’m a cum-loving slave for his friend, Aldi!
Hubunganku dengan hubby makin lama makin renggang. Sekarang Tom sering sekali pulang malam. Dan badannya selalu terlihat lemas seperti abis ngentot. Aku sudah ngira kalau dia suka makai ‘ayam’ bersama dengan teman2 bule-nya yang lain.
Hari jumat yang lalu terjadi hal yang cukup gila juga menurutku. Seperti biasa aku pulang dari tempatnya Aldi sekitar pukul 10 malam. Malam itu aku sial. Aku hanya diperbolehkan menjilat2 kakinya Nadya sambil menonton bagaimana ia dientot oleh suaminya. Aku neken coke cukup banyak malam itu, jadi saat aku sampai rumah, aku sudah setengah sadar. Tom seperti biasa belum pulang. Tanpa mandi aku hanya membuka bajuku (aku selalu tidur naked!) dan ambruk di tempat tidur.
Kira2 jam 4 pagi aku setengah terbangun mendengar tawa cekikikan seorang perempuan. Dan juga suara Tom yg berat.
“Oh my god! Who’s this?” tanya si cewe’ dengan logat indo yg jelas – pasti ‘ayam’, sempat terlintas di otakku yang masih burem.
“That’s my wife!” kata hubby-ku tertawa, “Don’t bother ’bout her. She’s fuckin’ stoned!”
Tom menidurkan pereknya di sampingku. Dengan posisiku yang menghadap ke jendela aku memunggungi dia. Aku tak kuat untuk bangun, namun aku bisa mendengar Tom mengentotnya dengan kasar.
“Please, go slowly baby!”
Tom hanya mendengus. Memang memang Tom suka sekali ‘memakai’ cewe’ dengan kasar!
“Fuck baby, you hurt me! God! You split me open!”
Tiba2 tubuh cewek itu menekan ke punggungku. Toketnya yang besar dan kenyal terasa menempel di belakangku. Ia mulai menangis: “Please baby! Slower! My ass hurts!” Sentakan2 Tom terasa di punggungku. Setiap kali ia memasukkan kontolnya ke anus pereknya, terasa toketnya menekan punggungku. Aku terfikir untuk bangun tapi aku terlalu lemas.
“Ahhhhrggg, tolong, jangan! Jangan!” ia teriak2 tak karuan. Karena tak tahan merasakan sakitnya perkosaan Tom rasa di lubang pantatnya, ia mencengkramkan kuku2 jarinya yang panjang ke pundak dan toketku. Aku masih teringat mendengar Tom melenguh puas.
Besok paginya aku terbangun dengan sesosok wanita yang telanjang merangkulku dari belakang. Aku baru sadar bahwa ini adalah perek yang di bawa oleh suamiku tadi malam. Aku terduduk. Tom sudah pergi kantor.
Ada beberapa uang ratusan ribu di samping cewek itu diatas tempat tidur. Aku membelai rambutnya. Ia lumayan cantik buat seorang pelacur – sedikit ‘kampungan’ mungkin. Tapi masih sangat muda. Paling2 baru 16 tahun. Ia berkulit hitam gelap, dengan muka khas Jawa. Namun ada satu hal yang luar biasa di tubuhnya – Toket yang gede banget buat badannya. Aku penasaran. Aku remas toketnya. Tetapi ia tidak bergeming. Aku cubit nipple-nya. Ia tetap diam. Mungkin ia terlalu capek buat bangun, pikirku.
Aku mulai horny melihatnya tak berdaya seperti itu. Aku membelai perut, pinggang dan pinggulnya, turun ke pantatnya. Ia begitu muda. Aku baru ingat, ia semalam di sodomi sama Tom! Aku buka perlahan2 buah pantatnya dan terlihat lubang anusnya yang merah menganga. Cairan peju suamiku masih mengalir keluar dan menggenang di kasur. Aku mulai memainkan memekku. 2 jariku dari tangan satunya lagi aku selipkan ke dalam lubang anusnya. Setelah basah aku tusukkan jari2ku tadi kedalam memeknya.
Badannya bergerak sedikit. Terasa sekali otot memeknya yang menjepit jari2ku. Aku baru sadar kalau didekat memeknya banyak bekas cupang. Entah Tom, atau customer lain. Aku entot memeknya pelan2 dengan jari2ku. Ia melenguh dengan lemas. Aku meludah ke memeknya. Jadi licin sekali! Aku masukkan 3, terus 4 jari. Aku suka sekali melihat memeknya yang muda itu menjepit dengan keras jari2ku.
Tontonan Khusus Dewasa –> Film Bokep Terbaru
Aku keluar-masukkin lebih cepat lagi. Aku melihat bagaimana lubang pantatnya tertekan dan sperma di dalamnya membusa keluar. Gemes aku rasanya! Dan horny sekali! “Hari ini aku bakal bolos kerja nih kaya’nya,” pikirku. Aku memejamkan mataku dan aku julurkan lidahku kedalam lubang anus yang penuh sperma didepanku…. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Wanita Maniak Seks appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Santi Istri Karyawan ku

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Santi Istri Karyawan ku – Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yang terletak di lantai dasar gedung kantorku. Hari itu aku ditemani Pak Erwan, manajer IT perusahaanku dan Lia, sekretarisku. Biasanya aku makan siang hanya dengan Lia, sekretarisku, untuk kemudian dilanjutkan dengan acara bobo siang sejenak sebelum kembali lagi ke kantor. Tetapi hari itu sebelum aku pergi, Pak Erwan ingin bertemu untuk membicarakan proyek komputerisasi, sehingga aku ajak saja dia untuk bergabung menemaniku makan siang.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
cerita-sex-istri-konglomerat-249x300

Cerita Sex: Santi Istri Karyawan ku

 
Aku dan Pak Erwan berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yang diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yang lama, yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus berkembang. Sedangkan Lia sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.
Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yang kupesan, tiba-tiba handponku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Santi.
“Hallo Pak Robert. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.
“Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.
“He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak” Santi menggoda.
“Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataku sambil menutup pembicaraan.
“Dari klien” kataku.
Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dengan Santi tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arief, suami Santi, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arief ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.
Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Lia bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah.. Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..
Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Santi. Hari sudah menjelang sore. Bayangkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayanganku, dan memencet bel rumahnya. Santi sendiri yang membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.
“Aih.. Pak Robert kok lama sih” katanya.
“Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada” candaku.
“Bisa aja Pak Robert..” jawab Santi sambil tertawa kecil.
Dia tampak cantik dengan baju “you can see” nya yang memperlihatkan lengannya yang mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku “asingkan” di negeri tetangga.
Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Santi menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi. Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Santi yang cantik, dahagaku yang lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Santi, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.
Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.
“Pak.. Santi ada hadiah nih untuk bapak”
“Apaan nih?” jawabku senang.
“Ini ada teman Santi yang mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”
Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dengan seorang wanita, Susan, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan sex mereka. Singkat cerita, Susan menawarkan untuk berpesta sex sambil bertukar pasangan di rumah mereka.
“Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yang sebesar punya Pak Robert” kata Santi sambil meraba-raba kemaluanku.
“Saya sih OK saja” jawabku riang.
“Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Robert suamiku” kata Santi sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.
Aku dan Santi kemudian meluncur menuju rumah Susan di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kamipun sampai di rumahnya yang luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Santipun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dengan majikannya. Susan menyambut kami dengan ramah.
“Ini perkenalkan suami saya”
Seorang laki-laki paruh baya dengan kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Harry, seorang pengusaha properti yang sukses. Santipun memperkenalkan diriku pada mereka.
Aku kagum pada rumah mereka yang sangat luas. Dengan perabot-perabot yang mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yang tergantung di dinding. Bayangkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yang sangat wah itu.
Tetapi aku lebih kagum melihat Susan. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yang putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir. Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dengan buah dada yang besar dan bentuk tubuh yang padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.
Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yang disediakan. Ditengah makan malam itu, Santi pamit untuk ke toilet. Dengan matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.
“Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Santi berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.
“Kenapa?” tanyaku.
“Habisnya Santi nggak nafsu lihat Pak Harry itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.
Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Santi. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Harry yang cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Santi untuk kembali ke ruang makan.
Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Susan melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.
Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Harry mulai mengerayangi tubuh Santi di sofa seberang. Sedangkan Santi tampak ogah-ogahan melayaninya.
“Sebentar Pak.. Santi mau lihat filmnya dulu”
Aku tersenyum mendengar alasan Santi ini. Sementara itu Susan minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV. Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yang seperti ini, mengingat tubuh Susan sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.
Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Susan sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.
“Ampun non.. Sri nggak sengaja” si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Susan yang cantik itu.
“Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Susan.
“Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu..”
Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Susan menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah. Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Susan yang sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.
“Dasar bedinde.. Verveillen!!” Susan masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Dengan tubuh yang putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Susan berdiri di depan pembantunya yang kecil dan hitam.
“Ampun non.. Nggak akan lagi non..”
“Oh Pak Robert..” kata Susan ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.
“Sedang sibuk ya?” godaku.
“Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.
“Yuk kita kembali” lanjutnya.
Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Santi masih menonton adegan di layar sementara Pak Harry mengelus-elus pahanya. Aku dan Susanpun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan “french kiss” dan Susanpun menyambut penuh gairah.
Kutelusuri lehernya yang jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yang membusung padat. Susanpun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yang masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku. Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.
“Oh..my god.. Bener kata Santi.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.
Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya. Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dengan tangannya yang halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru.
Kemaluankupun mulai dihisap mulut Susan dengan rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Susan mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yang sedang memakan sesuatu yang sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yang hitam dan diikat ke belakang itu.
Sambil menikmati permainan oral Susan, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Santi. Tampak Santi mengocok kemaluan Pak Harry dengan cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Harry saat dia mencapai orgasmenya. Santipun kemudian meninggalkan Pak Harry, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.
Sementara itu Susan masih dengan bernafsu menikmati kemaluanku yang besar. Memang kalau kubandingkan dengan kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Harry sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yang buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.
Tak lama Santipun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Susan masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Santi duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya. Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yang lainnya di bawah. Sementara Pak Harry tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yang sudah loyo.
Kuangkat baju Santi dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yang satu meremas buah dadanya yang lain. Sementara Susan masih mengulum dan menjilati kemaluanku.
Setelah puas bermain dengan kemaluanku, Susan kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berlian dan hak tingginya saja yang masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dengan puting yang kecil berwarna merah muda. Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Santi. Susan kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dengan bergairah.
“Ayo isap susu ik ” pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yang kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Susanpun mengerang kenikmatan.
Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yang berambut tipis itu. Kamipun bersetubuh dengan tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yang masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yang cantik itu.
“Eh.. Eh.. Eh..” dengus Susan setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yang mulus.
Sementara itu Santi bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Susan. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Susan untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Santi memasukkan kembali kemaluanku ke dalam liang surga Susan.
Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Susan untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia “doggy-style” sampai kalung berlian dan buah dadanya yang besar bergoyang-goyang menggemaskan. Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Santi yang dengan lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.
“Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Susan menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.
Sementara Pak Harry rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Santi dan ditariknya menuju sofa yang lain di ruangan itu. Santipun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Harry bisa menikmati “istriku”.
Sementara itu, aku masih menggenjot Susan secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yang berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Harry tampak bernafsu sekali menyetubuhi Santi dengan gaya missionary. Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Harry. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Santipun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Susan dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yang sempit itu.
“Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Susan terus meracau kenikmatan.
Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali. Sementara, aku lirik ke arah Pak Harry, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Susan dengan tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dengan tangan kananku.
Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Susan. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berliannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.
“Thanks Robert.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.
“No problem Susan.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.
Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yang disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.
Dalam perjalanan pulang, Santi tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dengan pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.
“We’re in this love together..”
“Kenapa sih sayang?” tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.
“Pokoknya Santi nggak mau lagi deh” katanya.
“Habis Santi nggak suka sama Pak Harry. Udah gitu mainnya cepet banget. Santi nanggung nih.”
Akupun tertawa geli mendengarnya.
“Kok ketawa sih Pak Robert.. Ayo.. Tolongin Santi dong.. Santi belum puas.. Tadi Santi horny banget lihat bapak sama Susan make love” rengeknya.
“Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.
“Ah.. Pak Robert jahat..” kata Santi merengut manja.
“Besok khan masih ada sayang” hiburku.
“Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.
“OK so pasti deh.. Bye”
Sebenarnya aku tidak ada janji dengan siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Santi setelah dia disetubuhi Pak Harry tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arief toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.
Tontonan Khusus Dewasa –> Film Bokep Terbaru
Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus tayangan HBO di TV nanti. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Santi Istri Karyawan ku appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live