Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Sex: Tante Rani yang Hot

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Tante Rani yang Hot – Sudah menjadi cita-citanya sejak kecil untuk bisa duduk di bangku perguruan tinggi. Apalagi kenyataan yang ada di kampungnya, masih dengan mudah dihitung dengan jari orang-orang yang telah duduk di bangku perguruan tinggi. Bukan karena tidak ada kemauan, tetapi dari semua itu dikarenakan kebanyakan dari mereka keluarga yang sangat sederhana dan rata-rata berada digaris kemiskinan.

cerita-sex-rumah-tante-rani

Cerita Sex: Tante Rani yang Hot

 
Selain itu jarak antara perguruan tinggi yang ada sangat jauh, sehingga bila ada yang berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi harus berganti mobil angkot minimal 5 kali, itu juga dengan bantuan kendaraan roda 2 yaitu ojeg.
Sangat beruntung bagi Arie bisa sampai menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Tapi lepas dari SMA kebingungan menyertainya, karena tidak tahu harus bagaimana lagi setelah menyelesaikan pendidikan SMA. Keinginan untuk melanjutkan kuliah tetap besar. Namun semua itu tentunya sangat berhubungan dengan biaya.
Apalagi kalau kuliahnya harus pulang pergi, tentunya biaya akan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya kuliahnya. Dengan segala kegelisahan yang ada, akhirnya semuanya diceritakan dihadapan kedua orang tuanya. Mereka dengan penuh bijaksana menerangkan semua kemungkinan yang akan terjadi dari kemungkinan kekurangan uang dengan akan menjual sepetak sawah. Sampai dengan alternatif untuk tinggal di rumah kakak ibunya.
Mendengar antusiasnya kedua orang tuanya, membuat semangat Arie bertambah untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Memang keluarganya bisa dikatakan mapan untuk ukuran orang-orang yang ada di kampung itu. Kedua orang tuanya memiliki beberapa petak sawah dan menjadi salah satu tokoh di kampung itu.
“Arie..” sapa ibunya ketika Arie sedang merapikan beberapa pakaian untuk dibawa ke kota. Ini ada surat dari ayahmu untuk Oom di kota nanti. Sebuah surat yang mungkin penegasan dari ayah Arie untuk menyakinkan bahwa anaknya akan tinggal untuk sementara waktu di rumah Oomnya. Sebetulnya orang tua Arie sudah menelepon Tuan Budiman tetapi karena Tuan Budiman dan Arie sangat jarang sekali bertemu maka orang tua Arie memberikan surat penegasan bahwa anaknya akan tinggal di Bandung, di rumah Oomnya untuk sementara waktu.
Oomnya yang bernama Budiman memang paling kaya dari keluarga ibunya yang terdiri dari empat keluarga. Oomnya yang tinggal di Bandung dan mempunyai beberapa usaha di bidang jasa, percetakan sampai dengan sebuah surat kabar mingguan dan juga bisnis lainnya yang sangat berhasil.
Hubungan antara Oomnya yang bernama Budiman dan kedua orang tua Arie sebetulnya tidak ada masalah, hanya karena kedua orang tua Arie yang sering memberikan nasehat karena kelakuan Oomnya yang sering berganti-ganti istri dan akibat dari berganti-ganti istri itu sehingga anak-anaknya tercecer di mana-mana.
Menurut ibu Arie, Oomnya telah berganti istri sampai dengan empat kali dan sekarang ia sedang menduda. Dari keempat istri tersebut Budiman dianugerahi empat anak, dua dari istri yang pertama dan duanya lagi dari istri-istri yang kedua dan ketiga sedang dari istri yang keempat Om Budiman tidak mempunyai anak.
Anak Om Budiman yang paling bungsu di bawah Arie dua tahun dan ia masih SMA di Bandung. Jadi usia Om Budiman kira-kira sekarang berada di atas lima puluh tahun.
Sesampainya di kota Bandung yang begitu banyak aktivitas manusia, Arie langsung masuk ke sebuah kantor yang bertingkat tiga. Kedatangannya ke kantor itu disambut oleh kedua satpam yang menyambutnya dengan ramah. Belakangan diketahui namanya Asep dari papan nama yang dikenakan di bajunya.
“Selamat siang Pak,” Tegur Arie kepada salah satu satpam yang ada dua orang.
“Selamat siang Dik, ada yang bisa dibantu,” jawab satpam yang bernama Asep.
“Anu Pak, apa Bapak Budiman ada?”
“Bapak Budiman yang mana Dik,” tegas satpam Asep, karena melihat suatu keraguan bahwa tidak mungkin bosnya ada bisnis dengan anak kecil yang baru berumur dua puluh tahunan.
“Anu Pak, apa ini PT. Rido,” tanya Arie menyusul keraguan satpam. Karena sebetulnya Arie juga belum pernah tahu dimana kantor-kantor Oomnya itu, apalagi bisnis yang digelutinya.
“Iya.. Benar Dik, dan Bapak Budiman itu adalah pemilik perusahaan ini,” tegas satpam Asep menjelaskan tentang keberadaan PT. Rido dan siapa pemiliknya.
“Adik ini siapa,” tanya satpam kepada Arie, sambil mempersilakan duduk di meja lobby bawah.
“Saya Arie Pak, keponakan dari Bapak Budiman dari desa Gunung Heulang.”
“Keponakan,” tegas satpam, sambil terus mengangkat telepon menghubungi Pak Dadi kepercayaan Tuan Budiman.
Selang beberapa menit kemudian Pak Dadi datang menghampiri Arie sambil memberikan selamat datang di kota Bandung.
“Arie.. Apa masih ingat sama Bapak,” kata Pak Dadi sambil duduk seperti teman lama yang baru ketemu.
Mimik Arie jadi bingung karena orang yang datang ini ternyata sudah mengenalnya.
“Maaf Pak, Arie Sudah lupa dengan Bapak,” kata Arie sambil terus mengigat-ingat.
Pak Dadi terus menerangkan dirinya, “Saya yang dulu sering mancing bersama Tuan Budiman ketika Arie berumur kurang lebih lima tahun.”
Arie jadi bingung, “Wah, Bapak bisa saja.. mana saya ingat Pak, itukan sudah bertahun-tahun.”
Selanjutnya obrolan dengan Pak Dadi yang belakangan ini diketahui selain kepercayaan di kantor, ia juga sebagai tangan kanan Tuan Budiman. Bapak Dadi mengetahui apa pun tentang Tuan Budiman. Kadangkala anak Om Budiman sering minta uang pada Pak Dadi bila ternyata Om Budiman sedang keluar kota. Malah belakangan ini Om Budiman membeli sebuah rumah dan di belakangnya dibuat lagi rumah yang tidak kalah besarnya untuk Pak Dadi dan istrinya sedangkan yang depan dipakai oleh istri mudanya yang kurang lebih baru berumur 35 tahun.
“Aduh Dik Arie, Bapak tadi dapat perintah dari Tuan Budiman bahwa ia tidak dapat menemani Dik Arie karena harus pergi ke Semarang untuk urusan bisnis. Dan saya diperintahkan untuk mencukupi keperluan Dik Arie.
Nah, sekarang kamu mau langsung pulang atau kita jalan-jalan dulu,” sambung Pak Dadi melihat ekspresi Arie yang sedikit kecewa karena ketakutan akan tempat tinggal. Melihat gelagat itu Pak Dadi langsung berkomentar,
“Jangan takut Dik Arie pokoknya kamu tidak akan ada masalah,” tegur Pak Dadi sambil menegaskan akan tidur dimana dan akan kuliah dimana, itu semuanya telah diaturnya karena mempunyai uang dan uang sangat berkuasa di bidang apapun.
Mendengar itu Arie menjadi tersenyum, sambil melihat-lihat orang yang berlalu lalang di depanya. Kebetulan pada saat itu jam masuk karyawan sudah dimulai. Begitu banyak karyawati yang cantik-cantik ditambah lagi dengan penampilannya yang mengunakan rok mini. Keberadaan Arie sebagai keponakan dari pemilik perusahan itu sudah tersebar dengan cepatnya. Ditambah lagi dengan postur badan Arie yang atletis dan wajah yang gagah membuat para karyawati semakin banyak yang tersenyum bila melewati Arie dan Pak Dadi yang sedang asyik ngobrol.
Mereka tersenyum ketika bertatap wajah dengan Arie dan ia segaja duduk di lobby depan, meskipun tawaran untuk pindah ke lobby tengah terus dilontarkan oleh Pak Dadi karena takut dimarahi oleh Tuan Budiman. Memang tempat lobby itu banyak orang lalu lalang keluar masuk perusahaan, dan semua itu membuat Arie menjadi betah sampai-sampai lupa waktu karena keasyikan cuci mata.
Keasyikan cuci mata terhenti ketika Pak Dadi mengajaknya pulang dengan mengendarai sebuah mobil sedan dengan merk Mercy terbaru, melaju ke sebuah kawasan villa yang terletak di pinggiran kota Bandung. Sebuah pemukiman elit yang terletak di pinggiran Kota Bandung yang berjarak kurang lebih 17 Km dari pusat kota. Sebuah kompleks yang sangat megah dan dijaga oleh satpam.
Laju mobil terhenti di depan rumah biru yang berlantai dua dengan halaman yang luas dan di belakangnya terdapat satu rumah yang sama megahnya, kolam renang yang cantik menghiasi rumah itu dan sebagai pembatas antara rumah yang sering didiami Om Budiman dan rumah yang didiami Pak Dadi dan Istrinya. Sedangkan pos satpam dan rumah kecil ada di samping pintu masuk yang diisi oleh Mang Ade penjaga rumah dan istrinya Bi Enung yang selalu menyiapkan makanan untuk Nyonya Budiman.
Ketika mobil telah berhenti, dengan sigap Mang Ade membawa semua barang-barang yang ada di bagasi mobil. Satu tas penuh dibawa oleh Mang Ade dan itulah barang-barang yang dibawa Arie. Bi Enung membawa ke ruang tamu sambil menyuruhnya duduk untuk bertemu dengan majikannya.
Pak Dadi yang sejak tadi menemaninya, langsung pergi ke rumahnya yang ada di belakang rumah Om Budiman tetapi masih satu pagar dengan rumah Om Budiman. Pak Dadi meninggalkan Arie, sedangkan Arie ditemani oleh Bi Enung menuju ruang tengah. Setelah Tante Rani datang sambil tersenyum menyapa Arie, Bi Enung pun meninggalkan Arie sambil terlebih dahulu menyuruh menyiapkan air minum untuk Arie.
“Tante sudah menunggu dari tadi Arie,” bisiknya sambil menggenggam tangan Arie tanda mengucapkan selamat datang.
“Sampai-sampai Tante ketiduran di sofa”, lanjut Tante Rani yang pada waktu itu menggunakan rok mini warna
Merah. Wajah Tante Rani yang cantik dengan uraian rambut sebahu menampakkan sifatnya yang ramah dan penuh perhatian.
“Tante sudah tahu bahwa Arie akan datang sekarang dan Tante juga tahu bahwa Om Budiman tidak dapat menemanimu karena dia sedang sibuk.”
Obrolan pun mengalir dengan penuh kekeluargaan, seolah-olah mereka telah lama saling mengenal. Tante Rani dengan penuh antusias menjawab segala pertanyaan Arie. Gerakan-gerakan tubuh Tante Rani yang pada saat itu memakai rok mini dan duduk berhadapan dengan Arie membuat Arie salah tingkah karena celana dalam yang berwarna biru terlihat dengan jelas dan gumpalan-gumpalan bulu hitam terlihat indah dan menantang dari balik CD-nya. Paha yang putih dan pinggulnya yang besar membuat kepala Arie pusing tujuh keliling. Meskipun Tante Rani telah yang berumur Kira-kira 35 tahun tapi kelihatan masih seperti gadis remaja.
“Nah, itu Yuni,” kata Tante Rani sambil membawa Arie ke ruang tengah. Terlihat gadis dengan seragam sekolah SMP.
Memang ruangan tengah rumah itu dekat dengan garasi mobil yang jumlah mobilnya ada empat buah. Sambil tersenyum, Tante Rani memperkenalkan Arie kepada Yuni. Mendapat teman baru dalam rumah itu Yuni langsung bergembira karena nantinya ada teman untuk ngobrol atau untuk mengerjakan PR-nya bila tidak dapat dikerjakan sendiri.
“Nanti Kak Arie tidurnya sama Yuni ya Kak.” Mendapat pertanyaan itu Arie dibuatnya kaget juga karena yang memberikan penawaran tidur itu gadis yang tingginya hampir sama dengan Arie. Adik kakak yang sama-sama mempunyai badan sangat bangus dan paras yang sangat cantik. Lalu Tante Rani menerangkan kelakuan Yuni yang meskipun sudah besar karena badannya yang bongsor padahal baru kelas dua SMP. Mendengar keterangan itu, Arie hanya tersenyum dan sedikit heran dengan postur badannya padahal dalam pikiran Arie, ia sudah menaruh hati pada Yuni yang mempunyai wajah yang cantik dan putih bersih itu.
Setelah selesai berkeliling di rumah Om Budiman dengan ditemani oleh Tante Rani, Arie masuk ke kamarnya yang berdekatan dengan kamar Yuni. Memang di lantai dua itu ada empat kamar dan tiap kamar terdapat kamar mandi. Tante Rani menempati kamar yang paling depan sedangkan Arie memilih kamar yang paling belakang, sedangkan kamar Yuni berhadapan dengan kamar Arie.
Setelah membuka baju yang penuh keringat, Arie melihat-lihat pemandangan belakang rumah. Tanpa sengaja terlihat dengan jelas Pak Dadi sedang memeluk istrinya sambil nonton TV. Tangan kanannya memeluk istrinya yang bermana Astri. Sedangkan tangan kirinya menempel sebatang rokok. Keluarga Pak Dadi dari dulu memang sangat rukun tetapi sampai sekarang belum dikaruniai anak dan menurut salah satu dokter pribadi Om Budiman, Pak Dadi divonis tidak akan mempunyai anak karena di dalam spermanya tidak terdapat bibit yang mampu membuahinya.
Hari-hari selanjutnya Arie semakin kerasan tinggal di rumah Om Budiman karena selain Tante Rani Yang ramah dan seksi, juga kelakuan Yuni yang menggemaskan dan kadang-kadang membuat batang kemaluan Arie berdiri. Arie semakin tahu tentang keadaan Tante Rani yang sebetulnya sangat kesepian. Kenyataan itu ia ketahui ketika ia dan tantenya berbelanja di suatu toko di pusat kota Bandung yang bernama BIP.
Tante Rani dengan mesranya menggandeng Arie, tapi Arie tidak risih karena kebiasaan itu sudah dianggap hal wajar apalagi di depan banyak orang. Tapi yang membuat kaget Arie ketika di dalam mobil, Tante Rani mengatakan bahwa ia sebetulnya tidak bahagia secara batin. Mendengar itu Arie kaget setengah mati karena tidak tahu apa yang harus ia katakan. Tante Rani menceritakan bahwa Om Budiman sekarang itu sudah loyo saat bercinta dengannya.
Arie tambah bingung dengan apa yang harus ia lontarkan karena ia tidak mungkin memberikan kebutuhan itu meskipun selama ini ia sering menghayalkan bila ia mampu memasukkan burungnya yang besar ke dalam kemaluan Tante Rani. Ketika mobil berhenti di lampu merah, Tante Rani dengan berani tiduran di atas paha Arie sambil terus bercerita tentang kegundahan hatinya selama ini dan dia pun bercerita bahwa cerita ini baru Arie yang mengetahuinya.
Sambil bercerita, lipatan paha Tante Rani yang telentang di atas jok mobil agak terbuka sehingga rok mininya merosot ke bawah. Arie dengan jelas dapat melihat gundukan hitam yang tumbuh di sekitar kemaluan Tante Rani yang terbungkus CD nilon yang sangat transparan itu. Arie menelan ludah sambil terus berusaha menenangkan tantenya yang birahinya mulai tinggi. Ketika Arie akan memindahkan gigi perseneling, secara tidak segaja dia memegang buah dada tantenya yang telah mengeras dan saat itu pula bibir tantenya yang merekah meminta Arie untuk terus merabanya.
Arie menghentikan mobilnya di pinggir jalan menuju rumahnya sambil berkata,
“Aku tidak mungkin bisa melakukan itu Tante,” Tante Rani hanya berkata,
“Arie, Tolong dong.. Tante sudah tidak kuat lagi ingin gituan, masa Arie tidak kasihan sama Tante.” Tangan Tante Rani dengan berani membuka baju bagian atas dan memperlihatkan buah dadanya yang besar. Terlihat buah dada yang besar yang masih ditutupi oleh BH warna ungu menantang untuk disantap. Melihat Arie yang tidak ada perlawanan, akhirnya Tante Rani memakai kembali bajunya dan duduk seperti semula sambil diam seperti patung sampai tiba di rumah. Perjalanan itu membuat Arie jadi salah tingkah dengan kelakuan tantenya itu.
Kedekatan Arie dengan Yuni semakin menjadi karena bila ada PR yang sulit Yuni selalu meminta bantuan Arie. Pada saat itu Yuni mendapatkan kesulitan PR matematika. Dengan sekonyong-konyong masuk ke kamar Arie. Pada saat itu Ari baru keluar dari kamar mandi sambil merenungkan tentang kelakuannya tadi siang dengan Tante Rani yang menolak melakukan itu. Arie keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun yang menutupinya.
Dengan jelas Yuni melihat batang kemaluan Arie yang mengerut kedinginan. Sambil menutup wajah dengan kedua tangannya, Yuni membalikkan badannya. Arie hanya tersenyum sambil berkata, “Mangkanya, kalau masuk kamar ketok pintu dulu,” goda Arie sambil menggunakan celana pendek tanpa celana dalam. Kebiasaan itu dilakukan agar batang kemaluannya dapat bergerak dengan nyaman dan bebas.
Arie bergerak mendekati Yuni dan mencium pundaknya yang sangat putih dan berbulu-bulu kecil. “Ahh, geli Kak Arie.. Kak Arie sudah pake celana yah,” tanya Yuni.
“Belum,” jawab Arie menggoda Yuni.
“Ahh, cepet dong pake celananya. Yuni mau minta tolong Kak Arie mengerjakan PR,” rengek Yuni sambil tangan kirinya meraba belakang Arie.
Melihat rabaan itu, Arie segaja memberikan batang kemaluannya untuk diraba. Yuni hanya meraba-raba sambil berkata, “Ini apa Kak, kok kenyal.” Mendapat rabaan itu batang kemaluan Arie semakin menegang dan dalam pikirannya kalau dengan Yuni aku mau tapi kalau dengan kakakmu meskipun sama-sama cantiknya tapi aku juga masih punya pikiran yang betul, masa tanteku digarap olehku.
Rabaan Yuni berhenti ketika batang kemaluan Arie sudah menegang setengahnya dan ia melepaskan rabaannya dan langsung membalikkan badannya. Arie kaget dan hampir saja tali kolornya yang terbuat dari karet, menjepit batang kemaluannya yang sudah menegang.
Tangan yang tadi digunakan meraba batang kemaluan Arie kembali digunakan menutup wajahnya dan perlahan Yuni membuka tangannya yang menutupi wajahnya dan terlihat Arie sudah memakai celana pendek. “Nah, gitu dong pake celana,” kata Yuni sambil mencubit dada Arie yang menempel di susu kecil Yuni. “Udah dong meluknya,” rintih Yuni sambil memberikan buku Matematikanya.
Saling memeluk antara Arie dan Yuni sudah merupakan hal yang biasa tetapi ketika Arie merasakan kenikmatan dalam memeluk Yuni, Yuni tidak merasakan apa-apa mungkin karena Yuni masih anak ingusan yang badannya saja yang bongsor. Arie langsung naik ke atas ranjang besarnya dan bersandar di bantal pojok ruangan kamar itu. Meskipun ada meja belajar tapi Arie segaja memilih itu karena Yuni sering menindihnya dengan pantatnya sehingga batang kemaluan Arie terasa hangat dibuatnya.
Dan memang seperti dugaan Arie, Yuni tiduran di dada Arie. Pada saat itu Yuni menggunakan daster yang sangat tipis dan di atas paha sehingga celana dalam berwarna putih dan BH juga yang warna putih terlihat dengan jelas. Yuni tidak merasa risih dengan kedaan itu karena memang sudah seperti itu hari-hari yang dilakukan bersama Arie.
Sambil mengerjakan PR, pikiran Arie melayang-layang bagaimana caranya agar ia dapat mengatakan kepada Yuni bahwa dirinya sekarang berubah hati menjadi cinta pada Yuni. Tapi apakah dia sudah mengenal cinta soalnya bila orang sudah mengenal cinta biasanya syahwatnya juga pasti bergejolak bila diperlakukan seperti yang sering dilakukan oleh Arie dan Yuni.
PR pertama telah diselesaikan dengan cepat, Yuni terseyum gembira. Terlihat dengan jelas payudara Yuni yang kecil. Pikiran Arie meliuk-liuk membayangkan seandainya ia mampu meraba susu itu tentunya sangat nikmat dan sangat hangat. Ketegangan Arie semakin menjadi ketika batang kemaluannya yang tanpa celana dalam itu tersentuh oleh pinggul Yuni yang berteriak karena masih ada PR-nya yang belum terisi. Memang posisi Arie menerangkan tersebut ada di bawah Yuni dan pinggul Yuni sering bergerak-gerak karena sifatnya yang agresif.
Gerakan badan Yuni yang agresif itu membuat paha putihnya terlihat dengan jelas dan kadangkala gumpalan kemaluannya terlihat dengan jelas hanya terhalang oleh CD yang berwarna putih. Hal itu membuat nafas Arie naik turun. Yuni tidak peduli dengan apa yang terjadi pada batang kemaluan Arie, malah Yuni semakin terus bermanja-manja dengan Arie yang terlihat bermalas-malasan dalam mengerjakan PR-nya itu.
Pikiran Arie semakin kalang kabut ketika Yuni menggerak-gerakkan badan ke belakang yang membuat batang kemaluannya semakin berdiri menegang. Dengan pura-pura tidak sadar Arie meraba gundukan kemaluan Yuni yang terbungkus oleh CD putih. Bukit kemaluan Yuni yang hangat membuat Arie semakin bernafsu dan membuat nafasnya semakin terengah-engah.
“Kak cepat dong kerjakan PR yang satunya lagi. Yang ini, yang nomor sepuluh susah.”
Arie membalikkan badannya sehingga bukit kemaluan Yuni tepat menempel di batang kemaluan Arie. Dalam keadaan itu Yuni hanya mendekap Arie sambil terus berkata, “Tolong ya Kak, nomor sepuluhnya.”
“Boleh, tapi ada syaratnya,” kata Arie sambil terus merapatkan batang kemaluannya ke bukit kemaluan Yuni yang masih terbungkus CD warna Putih. Pantat Yuni terlihat dengan jelas dan mulai merekah membentuk sebuah badan seorang gadis yang sempurna, pinggul yang putih membuat Arie semakin panas dingin dibuatnya. Yuni hanya bertanya apa syaratnya kata Yuni sambil mengangkat wajahnya ke hadapanya Arie.
Dalam posisi seperti itu batang kemaluan Arie yang sudah menegang seakan digencet oleh bukit kemaluan Yuni yang terasa hangat. Arie tidak kuat lagi dengan semua itu, ia langsung mencium mulut Yuni. Yuni hanya diam dan terus menghidar ciuman itu.
“Kaak.. apa dong syaratnya”, kata Yuni manja agresif menggerak-gerakkan badannya sehingga bukit kemaluannya terus menyentuh-nyentuh batang kemaluan Arie. Gila anak ini belum tahu apa- apa tentang masalah seks. Memang Yuni tidak merasakan apa-apa dan ia seakan-akan bermain dengan teman wanitanya tidak ada rasa apa pun.
“Syaratnya kamu nanti akan kakak peluk sepuasnya.”
Mendengar itu Yuni hanya tertawa, suatu syarat yang mudah, dikirain harus push-up 1000 kali. Konsentrasi Arie dibagi dua yang satu terus mendekatkan batang kemaluannya agar tetap berada di bawah bukit kemaluan Yuni yang sering terlepas karena Yuni yang banyak bergerak dan satunya lagi berusaha menyelesaikan PR-matematikanya. Yuni terus mendekap badan Arie sambil kadang-kadang menggerakkan lipatan pahanya yang menyetuh paha Arie.
Setelah selesai mengerjakan PR-nya, Arie menggerak-gerakkan pantatnya sehingga berada tepat di atas bukit kemaluan Yuni. Arie semakin tidak tahan dengan kedaan itu dan langsung meraba-raba pantat Yuni. Ketika Arie akan meraba payudara Yuni. Yuni bangkit dan terus melihat ke wajah Arie, sambil berkata,
“PR-nya sudah Kaak.. Arie,” sambil menguap.
Melihat PR-nya yang sudah dikerjakan Arie, Yuni langsung memeluk Arie erat-erat seperti memeluk bantal guling karena syaratnya itu. Kesempatan itu tidak dilewatkan oleh Arie begitu saja, Arie langsung memeluk Yuni berguling-guling sehingga Yuni sekarang berada di bawah Arie. Mendapat perlakuan yang kasar dalam memeluk itu Yuni berkata,
“Masa Kakak meluk Yuni nggak bosan-bosan.” Berbagai alasan Arie lontarkan agar Yuni tetap mau dipeluk dan akhirnya akibat gesekan-gesekan batang kemaluan Arie bergerak-gerak seperti akan ada yang keluar, dan pada saat itu Yuni berhasil lepas dari pelukan Arie sambil pergi dan tidak lupa melenggokkan pantatnya yang besar sambil mencibirkan mulutnya.
“Aduh, Gila si Yuni masih tidak merasakan apa-apa dengan apa yang barusan saya lakukan,” guman Arie dalam hati sambil terus memegang batang kemaluannya. Arie berusaha menetralisir batang kemaluannya agar tidak terlalu tegang. “Tenang ya jago, nanti kamu juga akan menikmati kepunyaan Yuni cuma tinggal waktu saja. Nanti saya akan pura-pura memberikan pelajaran Biologi tentang anatomi badan dan di sanalah akan saya suruh buka baju. Masa kalau sudah dibuka baju masih belum terangsang.”
Arie memang punya prinsip kalau dalam berhubungan badan ia tidak mau enak sediri tapi harus enak kedua-duanya. Itulah pola pikir Arie yang terus ia pertahankan. Seandainya ia mau tentunya dengan gampang ia memperkosa Yuni.
Ketegangan batang kemaluan Arie terus bertambah besar tidak mau mengecil meskipun sudah diguyur oleh air. Untuk menghilangkan kepenatan Arie keluar kamar sambil membakar sebatang rokok. Ternyata Tante Rani masih ada di ruang tengah sambil melihat TV dan meminum susu yang dibuatnya sendiri.
Tante Rani yang menggunakan daster warna biru dengan rambut yang dibiarkan terurai tampak sangat cantik malam itu. Lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas dan kedua payuadaranya pun terlihat dengan jelas tanpa BH, juga pahanya yang putih dan mulus terpampang indah di hadapannya. Keadaan itu terlihat karena Tante Rani duduk di sofa yang panjang dengan kaki yang putih menjulur ke depan.
Ketegangan Arie semakin memuncak melihat keindahan tubuh Tante Rani yang sangat seksi dan mulus itu.
“Kamu kenapa belum tidur Ari,” kata Tante Rani sambil menuangkan segelas air susu untuk Arie.
“Anu Tante, tidak bisa tidur,” balas Arie dengan gugup.
Memang Tante Rani yang cantik itu tidak merasa canggung dengan keberadaan Arie, ia tidak peduli dengan keberadaan Ari malah ia sengaja memperlihatkan keindahan tubuhnya di hadapan Arie yang sudah sangat terangsang.
“Maaf ya, Tante tadi siang telah berlaku kurang sopan terhadap Arie.”
“Tidak apa-apa Tante, Arie mengerti tentang hal itu,” jawab Arie sambil terus menahan gejolak nafsunya yang sudah di luar batas normal ditambah lagi dengan perlakuan Yuni yang membuat batang kemaluannya semakin menegang tidak tentu arah.
“Oom kemana Tante, kok tidak kelihatan,” tanya Arie mengisi perbincangan.
“Kamu tidak tahu, Oom kan sedang ke Bali mengurus proyek yang baru,” jawab Tante Rani.
Memang Om Budiman sangat jarang sekali ada di rumah dan itu membuat Ari semakin tahu akan kebutuhan batin Tante Rani, tapi itu tidak mungkin dilakukannya dengan tantenya.
Arie dan Tante Rani duduk di sofa yang besar sambil sesekali tubuhnya digerak-gerakkan seperti cacing kepanasan. Tak diduga sebelumnya oleh Arie, Tante Rani membuka dasternya yang menutupi paha putihnya yang putih bersih sambil menggaruk-garukkan tangannya di seputar gundukan kemaluannya.
Mata Arie melongo tidak percaya. Dua kali dalam satu hari ia melihat paha Tante Rani, tapi yang ini lebih parah dari yang tadi siang di dalam mobil, sekarang Tante Rani tidak menggunakan celana dalam. Kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang hitam tersingkap dengan jelas dan tangan Tante Rani terus menggaruk-garuk di seputar kemaluannya itu karena merasa ada yang gatal.
Melihat itu Arie semakin gelisah dan tidak enak badan ditambah lagi dengan ketegangan di batang kemaluannya yang semakin menegang.
“Kamu kenapa Arie,” tanya Tante Rani yang melihat wajah Arie keluar keringat dingin.
“Nggak Tante, Arie cuma mungkin capek,” balas Arie sambil terus sekali-kali melihat ke pangkal paha putih milik Tante Rani.
Setelah merasa agak baikan di sekitar kemaluannya, Tante Rani segaja tidak menutup pahanya, malah ia duduk bersilang sehingga terlihat dengan jelas pangkal pahanya dan kemaluannya yang merekah. Melihat Arie semakin menegang, Tante Rani tersenyum dan mempersilakan Arie untuk meminum susu yang dituangkan di dalam gelas itu.
Ketegangan Arie semakin memuncak dan Arie tidak berani kurang ajar pada tantenya meskipun tahu bahwa tantenya segaja memperlihatkan kemulusan pahanya itu. “Tante, saya mau ke paviliun belakang untuk mencari udara segar.” Melihat Arie yang sangat tegang itu Tante Rani hanya tersenyum, dalam pikirannya sebentar lagi kamu akan tunduk padaku dan akan meminta untuk tidur denganku.
Sebelum sampai ke paviliun belakang Arie jalan-jalan dulu di pinggiran kolam lalu ia duduk sambil melihat kolam di depannya. Sambil terus berusaha menahan gejolaknya antara menyetubuhi tantenya atau tidak. Sambil terus berpikir tentang kejadian itu. Tidak sengaja ia mendengar rintihan dari belakang yang kebetulan kamar Pak Dadi. Arie terus mendekati kamar Pak Dadi yang kebetulan dekat dengan Paviliun. Arie mengendus-endus mendekati jendela dan ternyata jendelanya tidak dikunci dan dengan mudah Arie dapat melihat adegan suami istri yang sedang bermesraan.
Di dalam kamar yang berukuran cukup besar itu, Arie melihatnya leluasa karena hanya terhalang oleh tumpukan pakaian yang digantung dekat jendela itu. Di dalamnya ternyata Pak Dadi dengan istrinya sedang bermesraan. Istri Pak Dadi yang bernama Astri sedang asyik mengulum batang kejantanan Pak Dadi dengan lahapnya. Dengan penuh birahi Astri terus melahap dan mengulum batang kemaluan Pak Dadi yang ukurannya lebih kecil dari ukuran yang dimiliki Arie. Astri terus mengulum batang kemaluan Pak Dadi.
Posisi Pak Dadi yang masih menggunakan pakaian dan celananya yang telah merosot ada di lantai dengan posisi duduk terus mengerang-erang kenikmatan yang tiada bandingnya sedangkan Astri jongkok di lantai. Terlihat Astri menggunakan CD warna hitam dan BH warna hitam. Erangan-erangan Pak Dadi membuat batang kemaluan Pak Dadi semakin mesra dikulum oleh Astri.
Dengan satu gerakan Astri membuka daster yang dipakainya karena melihat suaminya sudah kewalahan dengan kulumannya. Terlihat dengan jelas buah dada yang besar masih ditutupi BH hitamnya. Pak Dadi membantu membuka BH-nya dan dilanjutkan dengan membuka CD hitam Astri. Astri yang masih melekat di badan Pak Dadi meminta Pak Dadi supaya duduk di samping ranjang. Lalu Pak Dadi menyuruh Astri telentang di atas ranjang dan pantatnya diganjal oleh bantal sehingga dengan jelas terlihat bibir kemaluan Astri yang merah merekah menantang kejantanan Pak Dadi.
Sebelum memasukkan batang kemaluannya, Pak Dadi mengoleskan air ludahnya di permukaan bukit kemaluan Astri. Dengan kaki yang ada di pinggul Pak Dadi, Astri tersenyum melihat hasil karyanya yaitu batang kemaluan suaminya tercinta telah mampu bangkit dan siap bertempur. Dengan perlahan batang kemaluan Pak Dadi dimasukkan ke dalam liang kemaluan Astri, terlihat Astri merintih saat merasakan kenikmatan yang tiada tara, kepala Astri dibolak-balikkan tanpa arah dan tangannya terus meraba-raba dada Pak Dadi dan sekali-kali meraba buah dadanya.
Memang beradunya batang kemaluan Pak Dadi dengan liang senggama Astri terasa cukup lancar karena ukurannya sudah pas dan kegiatan itu sering dilakukannya. Erangan-erangan Astri dan Pak Dadi membuat tubuh Arie semakin panas dingin, entah sudah berapa menit lamanya Tante Rani memainkan kemaluan Arie yang sudah menegang, ia tersenyum ketika tahu bahwa di belakangnya ada orang yang sedang memegang kemaluannya.
“Tante, kapan Tante datang”, suara Arie perlahan karena takut ketahuan oleh Pak Dadi sambil berusaha menjauh dari tempat tidur Pak Dadi. Tangan Tante Rani terus menggandeng Arie menuju ruang tengah sambil tangannya menyusup pada kemaluan Arie yang sudah menegang sejak tadi. Sesampainya di ruang tengah, Arie duduk di tempat yang tadi diduduki Tante Rani, sementara Tante Rani tiduran telentang sambil kepalanya ada seputar pangkal paha Arie dengan posisi pipi kanannya menyentuh batang kemaluan Arie yang sudah menegang.
“Kamu kok orang yang sedang begituan kamu intip, nanti kamu jadi panas dingin dan kalau sudah panas dingin susah untuk mengobatinya. Untung saja kamu tadi tidak ketahuan oleh Pak Dadi kalau kamu ketahuan kamu kan jadi malu.
Apalagi kalau ketahuan sama Oommu bisa-bisa Tante ini, juga kena marah.” Tante Rani memberikan nasehat-nasehat yang bijak sambil kepalanya yang ada di antara kedua selangkangan Arie terus digesek-gesek ke batang kemaluan Arie.
“Tante tahu kamu sekarang sudah besar dan kamu juga tahu tentang kehidupan seks. Tapi kamu pura-pura tidak mau,” goda Tante Rani, “Dan kamu sudah tahu keinginan Tantemu ini, kamu malah mengintip kemesraan Pak Dadi,” nasehat-nasehat itu terus terlontar dari bibir yang merah merekah, dilain pihak pipi kirinya digesek-gesekkan pada batang kemaluan Arie.
Arie semakin tidak dapat lagi menahan gejolak yang sangat tinggi dengan tekanan voltage yang berada di luar batas kemanusiaan. “Tante jangan gitu dong, nanti saya jadi malu sama Tante apalagi nanti kalau oom sampai tahu.” Mendengar elakan Arie, Tante Rani malah tersenyum, “Dari mana Oommu tahu kalau kamu tidak memberitahunya.”
Gila, dalam pikiranku mana mungkin aku memberitahu Oomku. Gerakan kepala Tante Rani semakin menjadi ditambah lagi kaki kirinya diangkat sehingga daster yang menutupi kakinya tersingkap dan gundukan hitam yang terawat dengan bersih terlihat merekah. Bukit kemaluan Tante Rani terlihat dengan jelas dengan ditumbuhi bulu-bulu yang sudah dicukur rapi sehingga terlihat seperti kemaluan gadis seumur Yuni.
Arie sebetulnya sudah tahu akan keinginan Tante Rani. Tapi batinnya mengatakan bahwa dia tidak berhak untuk melakukannya dengan tantenya yang selama ini baik dan selalu memberikan kebutuhan hidupnya. Tanpa disadari tantenya sudah menaikkan celana pendeknya yang longgar sehingga kepala batang kemaluan Arie terangkat dengan bebas dan menyentuh pipi kirinya yang lembut dan putih itu. Melihat Keberhasilannya itu Tante Rani membalikkan badan dan sekarang Tante Rani telungkup di atas sofa dengan kemaluannya yang merekah segaja diganjal oleh bantal sofa.
Tangan Tante Rani terus memainkan batang kemaluan Arie dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. “Aduh punya kamu ternyata besar juga,” bisik Tante Rani mesra sambil terus memainkan batang kejantanan Arie dengan kedua tangannya. “Masa kamu tega sama Tante dengan tidak memberikan reaksi apapun Riee,” bisik Tante Rani dengan nafas yang berat. Mendengar ejekan itu hati Arie semakin berontak dan rasanya ingin menelan tubuh molek di depannya bulat-bulat dan membuktikan pada tantenya itu bahwa saya sebetulnya bisa lebih mampu dari Pak Dadi.
Mulut Tante Rani yang merekah telah mengulum batang kemaluan Arie dengan liarnya dan terlihat badan Tante Rani seperti orang yang tersengat setrum ribuan volt. “Ayoo doong Riee, masa kamu akan menyiksa Tante dengan begini.. ayo dong gerakin tanganmu.” Kata-kata itu terlontar sebanyak tiga kali. Sehingga tangan Arie semakin berani menyentuh pantatnya yang terbuka. Dengan sedikit malu-malu tapi ingin karena sudah sejak tadi batang kemaluan Ari menegang. Arie mulai meraba-saba pantatnya dengan penuh kasih sayang.
Mendapatkan perlakuan seperti itu, Tante Rani terus semakin menggila dan terus mengulum kepunyaan Arie dengan penuh nafsu yang sudah lama dipendam. Sedotan bibir Tante Rani yang merekah itu seperti mencari sesuatu di dalam batang kemaluan Arie. Mendapat serangan yang sangat berapi-api itu akhirnya Arie memutar kaki kirinya ke atas sehingga posisi Arie dan tantenya seperti huruf T.
Tangan Arie semakin berani mengusap-usap pinggul tantenya yang tersingkap dengan jelas. Daster tantenya yang sudah berada di atas pinggulnya dan kemaluan tantenya dengan lincah menjepit bantal kecil sofa itu. “Ahkk, nikmat..” Tantenya mengerang sambil terus merapatkan bibir kemaluannya ke bantal kecil itu sambil menghentikan sementara waktu kulumannya. Ketika ia merasakan akan orgasme.
“Arie.. Tante sudah tidak tahan lagi nich..” diiringi dengan sedotan yang dilakukan oleh tantenya itu karena tantenya ternyata sangat mahir dalam mengulum batang kemaluannya sementara tangannya dengan aktif mempermainkan sisi-sisi batang kemaluan Arie sehingga Arie dibuatnya tidak berdaya.
“Aduh. aduh.. Tante nikmat sekalii..” erang tantenya semakin menjadi-jadi. Hampir tiga kali Tante Rani merintih sambil mengerang.
“Aduuh Riee.. terus tekan-tekan pantat Tante..” desah Tante Rani sambil terus menggesek-gesekkan bibir kemaluannya ke bantal kecil itu.
Arie meraba kemaluan tantenya, ternyata kemaluan Tante Rani sudah basah oleh cairan-cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.
“Ariee.. nah itu terus Riee.. terus..” erang Tante Rani sambil tidak henti-hentinya mengulum batang kemaluan Arie.
“Kamu kok kuat sekali Riee,” bisik tante Rani dengan nafas yang terengah-engah sambil terus mengulum batang kemaluan Arie. Tante Rani setengah tidak percaya dengan kuluman yang dilakukannya karena belum mampu membuat Arie keluar sperma. Arie berguman,
“Belum tahu dia, ini belum seberapa. Tante pasti sudah keluar lebih dari empat kali terbukti dengan bantal yang digunakan untuk mengganjal liang kewanitaannya basah dengan cairan yang keluar seperti air hujan yang sangat deras.”
Melihat batang kemaluan Arie yang masih tegak Tante Rani semakin bernafsu, ia langsung bangkit dari posisi telungkup dengan berdiri sambil berusaha membuka baju Arie yang masih melekat di badannya. “Buka yaa Sayang bajunya,” pinta Tante Rani sambil membuka baju Arie perlahan namun pasti. Setelah baju Arie terbuka, Tante Rani membuka juga celana pendek Arie agar posisinya tidak terganggu.
Lalu Tante Rani membuka dasternya dengan kedua tangannya, ia sengaja memperlihatkan keindahan tubuhnya di depan Arie. Melihat dua gunung yang telah merekah oleh gesekan sofa dan liang kewanitaan tantenya yang merah ranum akibat gesekan bantal sofa, Ari menelan ludah. Ia tidak membayangkan ternyata tantenya mempunyai tubuh yang indah. Ditambah lagi ia sangat trampil dalam memainkan batang kemaluan laki-laki.
Masih dengan posisi duduk, tantenya sekarang ada di atas permadani dan ia langsung menghisap kembali batang kemaluan Arie sambil tangannya bergantian meraba-raba sisi batang kemaluan Arie dan terus mengulumnya seperti anak kecil yang baru mendapatkan permen dengan penuh gairah. Dengan bantuan payudaranya yang besar, Tante Rani menggesek-gesek payudaranya di belahan batang kemaluan Arie. Dengan keadaan itu Arie mengerang kuat sambil berkata,
“Aduh Tante.. terus Tante..” Mendengar erangan Arie, Tante Rani tersenyum dan langsung mempercepat gesekannya. Melihat Arie yang akan keluar, Tante Rani dengan cepat merubah posisi semula dengan mengulum batang kemaluan dengan sangat liar.
Sehingga warna batang kemaluan Arie menjadi kemerah-merahan dan di dalam batang kemaluannya ada denyutan-denyutan yang sangat tidak teratur. Arie menahan nikmat yang tiada tara sambil berkata,
“Terus Tante.. terus Tante..”, Dan Arie pun mendekap kepala tantenya agar masuk ke dalam batang kemaluannya dan semprotan yang maha dahsyat keluar di dalam mulut Tante Rani yang merekah. Mendapatkan semburan lahar panas itu, Tante Rani kegirangan dan langsung menelannya dan menjilat semua yang ada di dalam batang kemaluan Arie yang membuat Arie meraung-raung kenikmatan. Terlihat dengan jelas tantenya memang sudah berpengalaman karena bila sperma sudah keluar dan batang kemaluan itu tetap disedotnya maka akan semakin nikmat dan semakin membuat badan menggigil.
Melihat itu Tante Rani semakin menjadi-jadi dengan terus menyedot batang kemaluan Arie sampai keluar bunyi slurp.., slurp.., akibat sedotannya. Setelah puas menjilat sisa-sisa mani yang menempel di batang kemaluan Arie, lalu Tante Rani kembali mengulum batang kejantanan Arie dengan mulutnya yang seksi.
Melihat batang kemaluan Arie yang masih memberikan perlawanan, Tante Rani bangkit sambil berkata, “Gila kamu Riee.. kamu masih menantang tantemu ini yaah.. Tante sudah keluar hampir empat kali kamu masih menantangnya.” Mendengar tantangan itu, Arie hanya tersenyum saja dan terlihat Tante Rani mendekat ke hadapan Arie sambil mengarahkan liang kewanitaannya untuk melahap batang kemaluan Arie.
Sebelum memasukkan batang kemaluan Arie ke liang kewanitaannya, Tante Rani terlebih dahulu memberikan ciuman yang sangat mesra dan Arie pun membalasnya dengan hangat. Saling pagut terjadi untuk yang kedua kalinya, lidah mereka saling bersatu dan saling menyedot. Tante Rani semakin tergila-gila sehingga liang kewanitaannya yang tadinya menempel di atas batang kemaluan Arie sekarang tergeser ke belakang sehingga batang kemaluan Arie tergesek-gesek oleh liang kewanitaannya yang telah basah itu.
Mendapat perlakuan itu Arie mengerang kenikmatan.
“Aduuh Tante..” sambil melepaskan pagutan yang telah berjalan cukup lama.
“Clepp..” suara yang keluar dari beradunya dua surga dunia itu, perlahan namun pasti Tante Rani mendorongnya masuk ke lembah surganya.
Dorongan itu perlahan-lahan membuat seluruh urat nadi Arie bergetar. Mata Tante Rani dipejamkan sambil terus mendorong pantatnya ke bawah sehingga liang kewanitaan Tante Rani telah berhasil menelan semua batang kemaluan Arie. Tante Rani pun terlihat menahan nikmat yang tiada tara.
“Ariee..” rintihan Tante Rani semakin menjadi ketika liang senggamanya telah melahap semua batang kemaluan Arie. Tante Rani diam untuk beberapa saat sambil menikmati batang kemaluan Arie yang sudah terkubur di dalam liang kewanitaannya.
“Riee, Tante sudah tidak kuat lagi.. Sayang..” desah Tante Rani sambil menggerakan-gerakkan pantatnya ke samping kiri dan kanan. Mulut tantenya terus mengaduh, mengomel sambil terus pantatnya digeser ke kiri dan ke kanan. Mendapatkan permainan itu Arie mendesir,
“Aduh Tante.. terus Tante..” mendengar itu Tante Rani terus menggeser-geserkan pantatnya. Di dalam liang senggama tantenya ada tarik-menarik antara batang kemaluan Arie dan liang kewanitaan tantenya yang sangat kuat, mengikat batang kemaluan Arie dengan liang senggama Tante Rani. Kuatnya tarikan itu dimungkinkan karena ukuran batang kemaluan Arie jauh lebih besar bila dibandingkan dengan milik Om Budiman.
Goyangan pantatnya semakin liar dan Arie mendekap tubuh tantenya dengan mengikuti gerakannya yang sangat liar itu. Kucuran keringat telah berhamburan dan beradunya pantat Tante Rani dengan paha Arie menimbulkan bunyi yang sangat menggairahkan,
“Prut.. prat.. pret..” Tangan Arie merangkul tantenya dengan erat.
Pergerakan mereka semakin liar dan semakin membuat saling mengerang kenikmatan entah berapa kali Tante Rani mengucurkan cairan di dalam liang kewanitaannya yang terhalang oleh batang kemaluan Arie. Tante Rani mengerang kenikmatan yang tiada taranya dan puncak dari kenikmatan itu kami rasakan ketika Tante Rani berkata di dekat telinga Arie.
“Ariee..” suara Tante Rani bergetar, “Kamu kalau mau keluar, kita keluarnya bareng-bareng yaah”. “Iya Tante..” jawab Arie.
Selang beberapa menit Arie merasakan akan keluar dan tantenya mengetahui,
“Kamu mau keluar yaa.” Arie merangkul Tante Rani dengan kuatnya tetapi kedua pantatnya masih terus menusuk-nusuk liang kewanitaan Tantenya, begitu juga dengan Tante Rani rangkulannya tidak membuat ia melupakan gigitannya terhadap batang kemaluan Arie. Sambil terus merapatkan rangkulan. Suara Arie keluar dengan keras,
“Tantee.. Tantee..” dan begitu juga Tante Rani mengerang keras, “Riee..”. Sambil keduanya berusaha mengencangkan rangkulannya dan merapatkan batang kemaluan dan liang kewanitaannya sehingga betul-betul rapat membuat hampir biji batang kemaluan Arie masuk ke dalam liang senggama Tante Rani.
Akhirnya Arie dan Tante Rani diam sesaat menikmati semburan lahar panas yang beradu di dalam liang sorga Tante Rani. Masih dalam posisi Tante Rani duduk di pangkuan Arie. Tante Rani tersenyum, “Kamu hebat Arie seperti kuda binal dan ternyata kepunyaan kamu lebih besar dari suaminya dan sangat menggairahkan.”
“Kamu sebetulnya sudah tahu keinginan Tante dari dulu ya, tapi kamu berusaha mengelaknya yaa..” goda Tante Rani.
Arie hanya tersenyum digoda begitu. Tante Rani lalu mencium kening Arie. Kurang lebih lima menit batang kemaluan Arie yang sudah mengeluarkan lahar panas bersemayam di liang kewanitaan Tante Rani, lalu Tante Rani bangkit sambil melihat batang kemaluan Arie. Melihat batang kemaluan Arie yang mengecil, Tante Rani tersenyum gembira karena dalam pikirannya bila batang kemaluannya masih berdiri maka ia harus terus berusaha membuat batang kemaluan Arie tidak berdiri lagi. Untuk menyakinkannya itu, tangan Tante Rani meraba-raba batang kemaluan Arie dan menijit-mijitnya dan ternyata setelah dipijit-pijit batang kemaluan Arie tidak mau berdiri lagi.
“Aduh untung batang kemaluanmu Riee.. tidak hidup lagi,” bisik Tante Rani mesra sambil berdiri di hadapan Arie, “Soalnya kalau masih berdiri, Tante sudah tidak kuat Riee” lanjutnya sambil tersenyum dan duduk di sebelah Arie. Sesudah Tante Rani dan Arie berpagutan mereka pun naik ke atas dan masuk kamar-masing-masing.
Pagi-pagi sekali Arie bangun dari tempat tidur karena mungkin sudah kebiasaannya bangun pagi, meskipun badannya ingin tidur tapi matanya terus saja melek. Akhirnya Arie jalan-jalan di taman untuk mengisi kegiatan agar badannya sedikit segar dan selanjutnya badannya dapat diajak untuk tidur kembali karena pada hari itu Arie tidak ada kuliah. Kebiasaan lari pagi yang sering dilakukan di waktu pagi pada saat itu tidak dilakukannya karena badannya terasa masih lemas akibat pertarungan tadi malam dengan tantenya.
Lalu Arie pun berjalan menuju kolam, tidak dibayangkan sebelumnya ternyata Tante Rani ada di kolam sedang berenang. Tante Rani mengenakan celana renang warna merah dan BH warna merah pula. Melihat kedatangan Arie. Tante Rani mengajaknya berenang. Arie hanya tersenyum dan berkata,
“Nggak ah Tante, Saya malas ke atasnya.” Mendapat jawaban itu, Tante Rani hanya tersenyum, soalnya Tante Rani mengetahui Arie tidak menggunakan celana renang.
“Sudahlah pakai celana dalam aja,” pinta Tante Rani. Tantenya yang terus meminta Arie untuk berenang. Akhirnya iapun membuka baju dan celana pendeknya yang tinggal melekat hanya celana dalamnya yang berwarna biru.
Celana dalam warna biru menempel rapat menutupi batang kemaluan Arie yang kedinginan. Loncatan yang sangat indah diperlihatkan oleh Arie sambil mendekati Tante Rani, yang malah menjauh dan mengguyurkan air ke wajah Arie. Sehingga di dalam kolam renang itu Tante Rani menjadi kejaran Arie yang ingin membalasnya. Mereka saling mengejar dan saling mencipratkan air seperti anak kecil. Karena kecapaian, akhinya Tante Rani dapat juga tertangkap. Arie langsung memeluknya erat-erat, pelukan Arie membuat Tante Rani tidak dapat lagi menghindar.
“Udah akh Arie.. Tante capek,” seru mesra Tante Rani sambil membalikkan badannya. Arie dan Tante Rani masih berada di dalam genangan kolam renang.
“Kamu tidak kuliah Riee,” tanya Tante Rani.
“Tidak,” jawab Arie pendek sambil meraba bukit kemaluan Tante Rani. Terkena rabaan itu Tante Rani malah tersenyum sambil memberikan ciuman yang sangat cepat dan nakal lalu dengan cepatnya ia melepaskan ciuman itu dan pergi menjauhi Arie. Mendapatkan perlakuan itu Arie menjadi semakin menjadi bernafsu dan terus memburu tantenya. Dan pada akhirnya tantenya tertangkap juga. “Sudah ah.. Tante sekarang mau ke kantor dulu,” kata Tante Rani sambil sedikit menjauh dari Arie.
Ketika jaraknya lebih dari satu meter Tante Rani tertawa geli melihat Arie yang celana dalamnya telah merosot di antara kedua kakinya dengan batang kemaluannya yang sudah bangkit dari tidurnya. “Kamu tidak sadar Arie, celana dalammu sudah ada di bawah lutut..” Mendengar itu Arie langsung mendekati Tante Rani sambil mendekapnya. Tante Rani hanya tersenyum. “Kasihan kamu, adikmu sudah bangun lagi, tapi Tante tidak bisa membantumu karena Tante harus sudah pergi,” kata Tante Rani sambil meraba batang kemaluan Arie yang sudah menegang kembali.
Mendengar itu Arie hanya melongo kaget.
“Akhh, Tante masa tidak punya waktu hanya beberapa menit saja,” kata Arie sambil tangannya berusaha membuka celana renang Tante Rani yang berwarna merah. Mendapat perlakuan itu Tante Rani hanya diam dan ia terus mencium Arie sambiil berkata, “Iyaa deh.. tapi cepat, yaa.. jangan lama-lama, nanti ketahuan orang lain bisa gawat.”
Tante Rani membuka celana renangnya dan memegangnya sambil merangkul Arie. Batang kemaluan Arie langsung masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Rani yang sudah dibuka lebar-lebar dengan posisi kedua kakinya menempel di pundak Arie. Beberapa detik kemudian, setelah liang kewanitaan Tante Rani telah melahap semua batang kemaluan Arie dan dirasakannya batang kemaluan Arie sudah menegang. Tante Rani menciumnya dengan cepat dan langsung mendorong Arie sambil pergi dan tersenyum manis meninggalkan Arie yang tampak kebingungan dengan batang kemaluannya yang sedang menegang.
Mendapat perlakuan itu Arie menjadi tambah bernafsu kepada Tante Rani, dan ia berjanji kalau ada kesempatan lagi ia akan menghabisinya sampai ia merasa kelelahan. Lalu Arie langsung pergi meninggalkan kolam itu untuk membersihkan badannya.
Setelah di kamar, Arie langsung membuka semua bajunya yang menjadi basah itu, ia langsung masuk kamar mandi dan menggosok badan dengan sabun. Ketika akan membersihkan badannya, air yang ada di kamar mandinya ternyata tidak berjalan seperti biasanya. Dan langsung Arie teringat akan keberadaan kamar Yuni. Arie lalu pergi keluar kamar dengan lilitan handuk yang menempel di tubuhnya. Wajahnya penuh dengan sabun mandi.
“Yuni.. Yuni.. Yuni..” teriak Arie sambil mengetuk pintu kamar Yuni. “Masuk Kak Ariee, tidak dikunci.” balas Yuni dari dalam kamar.
Didapatinya ternyata Yuni masih melilitkan badan dengan selimut dengan tangannya yang sedang asyik memainkan kemaluannya. Permainan ini baru didapatkannya ketika ia melihat adegan tadi malam antara kakaknya dengan Arie dan kejadian itu membuat ia merasakan tentang sesuatu yang selama ini diidam-idamkan oleh setiap manusia.
“Ada apa Kak Arie,” kata Yuni sambil terus berpura-pura menutup badannya dengan selimut karena takut ketahuan bahwa dirinya sedang asyik memainkan kemaluannya yang sudah membasah sejak tadi malam karena melihat kejadiaan yang dilakukan kakaknya dengan Arie. “Anu Yuni.. Kakak mau ikut mandi karena kamar mandi Arie airnya tidak keluar.” Memang Yuni melihat dengan jelas bahwa badan Arie dipenuhi oleh sabun tapi yang diperhatikan Yuni bukannya badan tapi Yuni memperhatikan di antara selangkangannya yang kelihatan mencuat.
Iseng-iseng Yuni menanyakan tentang apa yang mengganjalnya dalam lilitan handuk itu. Mendengar pertanyaan itu niat Arie yang akan menerangkan tentang biologi ternyata langsung kesampaian dan Arie pun langsung memperlihatkannya sambil memegang batang kemaluannya,
“Ini namanya penis.. Sayang,” kata Arie yang langsung menuju kamar mandi karena melihat Yuni menutup wajahnya dengan selimut.
Melihat batang kemaluan Arie yang sedang menegang itu Yuni membayangkan bila ia mengulumnya seperti yang dilakukan kakaknya. Keringat dingin keluar di sekujur tubuh Yuni yang membayangkan batang kemaluan Arie dan ia ingin sekali seperti yang dilakukan oleh kakaknya juga ia melakukannya. Mata Yuni terus memandang Arie yang sedang mandi sambil tangan terus bergerak mengusap-usap kemaluannya.
Akhirnya karena Yuni sudah di puncak kenikmatan, ia mengerang akibat dari permainan tangannya itu telah berhasil dirasakannya. Dengan beraninya Yuni pergi memasuki kamar mandi untuk ikut mandi bersama Arie. Melihat kedatangan Yuni ke kamar mandi, Arie hanya tersenyum. “Kamu juga mau mandi Yun,” kata Arie sambil mencubit pinggang Yuni.
Yuni yang sudah di puncak kenikmatan itu hanya tersenyum sambil melihat batang kemaluan Arie yang masih mengeras.
“Kak boleh nggak Yuni mengelus-elus barang itu,” bisik Yuni sambil menunjuknya dengan jari manisnya. Mendengar permintaan itu Arie langsung tersenyum nakal, ternyata selama ini apa yang diidam-idamkannya akan mendapatkan hasilnya.
Dalam pikiran Arie, Yuni sekarang mungkin telah mengetahui akan kenikmatan dunia. Tanpa diperintah lagi Arie langsung mendekatkan batang kemaluannya ke tangan Yuni dan menuntun cara mengelus-elusnya. Tangan Yuni yang baru pertama kali meraba kepunyaan laki-laki itu sedikit canggung, tapi ia berusaha meremasnya seperti meremas pisang dengan tenaga yang sangat kuat hingga membuat Arie kesakitan.
“Aduh.. jangan keras-keras dong Yuni, nanti batang kemaluannya patah.” Mendengar itu Yuni menjadi sedikit kaget lalu Ari membantunya untuk memainkan batang kemaluannya dengan lembut.
Tangan Yuni dituntunnya untuk meraba batang kemaluan Arie dengan halus lalu batang kemaluan Arie didekatkan ke wajah Yuni agar mengulumnya. Yuni hanya menatapnya tanpa tahu harus berbuat apa. Lalu Arie memerintahkan untuk mengulumnya seperti mengulum ice cream, atau mengulumnya seperti mengulum permen karet. Diperintah tersebut Yuni langsung menurut, mula-mula ia mengulum kepala batang kemaluan Arie lalu Yuni memasukkan semua batang kemaluan Arie ke dalam mulutnya. Tapi belum juga berapa detik Yuni terbatuk-batuk karena kehabisan nafas dan mungkin juga karena nafsunya terlalu besar.
Setelah sedikit tenang, Yuni mengulum lagi batang kemaluan Arie tanpa diperintah sambil pinggul Yuni bergoyang menyentuh kaki Arie. Melihat kejadian itu Arie akhirnya menghentikan kuluman Yuni dan langsung mengangkat Yuni dan membawanya ke ranjang yang ada di samping kamar mandi. Sesampainya di pinggir ranjang, dengan hangat Yuni dipeluk oleh Arie dan Yuni pun membalas pelukan Arie. Bibir Yuni yang polos tanpa lipstik dicium Arie dengan penuh kehangatan dan kelembutan.
Dicium dengan penuh kehangatan itu Yuni untuk beberapa saat terdiam seperti patung tapi akhirnya naluri seksnya keluar juga, ia mengikuti apa yang dicium oleh Arie. Bila Arie menjulurkan lidahnya maka Yuni pun sama menjulurkan lidahnya ke dalam mulut Arie. Dengan permainan itu Yuni sangat menikmatinya apalagi Arie yang bisa dikatakan telah dilatih oleh kakaknya yang telah berpengalaman.
Kecupan Yuni kadang kala keluar suara yang keras karena kehabisan nafas.
“Pek.. pek..” suara bibir Yuni mengeluarkan suara yang membuat Arie semakin terangsang. Mendengar suara itu Arie tersenyum sambil terus memagutnya.
Tangan Arie dengan trampil telah membuka daster putih yang dipakai Yuni. Dengan gerakan yang sangat halus, Arie menuntun Yuni agar duduk di pinggir ranjang dan Yuni pun mengetahui keinginan Arie itu. Bibir Yuni yang telah berubah warna menjadi merah terus dipagut Arie dengan posisi Yuni tertindih oleh Arie. Tangan Yuni terus merangkul Arie sambil bukit kemaluannya menggesek-gesekkan sekenanya.
Lalu Arie membalikkan tubuh Yuni sehingga kini Yuni berada di atas tubuh Arie, dengan perlahan tangan Arie membuka BH putih yang masih melekat di tubuh Yuni. Setelah berhasil membuka BH yang dikenakan Yuni, Arie pun membuka CD putih yang membungkus bukit kemaluan Yuni dilanjutkan menggesek-gesekkan sekenanya. Erangan panjang keluar dari mulut Yuni.
“Auu..” sambil mendekap Arie keras-keras. Melihat itu Arie semakin bersemangat. Setelah Arie berhasil membuka semua pakaian yang dikenakan Yuni, terlihat Yuni sedikit tenang iapun kembali membalikkan Yuni sehingga ia sekarang berada di atas tubuh Yuni.
Arie menghentikan pagutan bibirnya ia melanjutkan pagutannya ke bukit kemaluan Yuni yang telah terbuka dengan bebas. Dipandanginya bukit kemaluan Yuni yang kecil tapi penuh tantangan yang baru ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam yang kecil-kecil. Kaki Yuni direnggangkan oleh Arie. Pagutan Arie berganti pada bibir kecil kepunyaan Yuni. Pantat Yuni terangkat dengan sendirinya ketika bibir Arie mengulum bukit kemaluan kecilnya yang telah basah oleh cairan.
Harum bukit kemaluan perawan membuat batang kemaluan Arie semakin ingin langsung masuk ke sarangnya tapi Arie kasihan melihat Yuni karena kemaluannya belum juga merekah. Jilatan bibir Arie yang mengenai klitoris Yuni membuat Yuni menjepit wajah Arie. Semburan panas keluar dari bibir bukit kemaluan Yuni. Yuni hanya menggeliat dan menahan rasa nikmat yang baru pertama kali didapatkannya.
Lalu Arie merasa yakin bahwa ini sudah waktunya, ditambah lagi batang kemaluannya yang sudah terlalu lama menegang. Arie menarik tubuh Yuni agar pantatnya pas tepat di pinggir ranjang. Kaki Yuni menyentuh lantai dan Arie berdiri di antara kedua paha Yuni.
Melihat kondisi tubuh Yuni yang sudah tidak menggunakan apa-apa lagi ditambah dengan pemandangan bukit kemaluan Yuni yang sempit tapi basah oleh cairan yang keluar dari bibir kecilnya membuat Arie menahan nafas. Arie berdiri, dan batang kemaluannya yang besar itu diarahkan ke bukit kemaluan Yuni. Melihat itu Yuni sedikit kaget dan merasa takut Yuni menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Melihat gejala itu Arie hanya tersenyum dan ia sedikit lebih melebarkan paha Yuni sehingga klitorisnya terlihat dengan jelas. Ia menggesek-gesekkan batang kemaluannya di bibir kemaluan Yuni.
Sambil menggesek-gesek batang kemaluan, Arie kembali mendekap Yuni sambil membuka tangannya yang menutupi wajahnya. Melihat Arie yang membuka tangannya, Yuni langsung merangkulnya dan mencium bibir Arie. Pagutan pun kembali terjadi, bibir Yuni dengan lahapnya terus memagut bibir Arie. Suara erangan kembali keluar lagi dari mulut Yuni.
“Aduhh.. Kaak..” erang Yuni sambil merangkul tubuh Arie dengan keras. Arie meraba-raba bukit kemaluan Yuni dengan batang kemaluannya setelah yakin akan lubang kemaluan Yuni, Arie mendorongnya perlahan dan ketika kepala kejantanan Arie masuk ke liang senggama Yuni. Yuni mengerang kesakitan, “Kak.. aduh sakit, Kak..”
Mendengar rintihan itu, Arie membiarkan kepala kemaluannya ada di dalam liang senggama Yuni dan Arie terus memberikan pagutannya. Kuluman bibir Yuni dan Arie pun berjalan lagi. Dada Arie yang besar terus digesek-gesekkan ke payudara Yuni yang sudah mengeras. Yuni yang menahan rasa sakit yang telah bercampur dengan rasa nikmat akhirnya mengangkat kakinya tinggi-tinggi untuk menghilangkan rasa sakit di liang senggamanya dan itu ternyata membantunya dan sekarang menjadi tambah nikmat.
Kepala kemaluan Arie yang besar baru masuk ke liang kewanitaan Yuni, tapi jepitan liang kemaluan Yuni begitu keras dirasakan oleh batang kemaluan Arie. Sambil mencium telinga kiri Yuni, Arie kembali berusaha memasukkan batang kemaluannya ke liang senggama Yuni. “Aduh.. aduh.. aduh.. Kak,” Mendengar rintihan itu Arie berkata kepada Yuni.
“Kamu sakit Yuni,” bisik Arie di telinga Yuni. “Nggak tahu Kaak ini bukan seperti sakit biasa, sakit tapi nikmat..”
Mendengar penjelasan itu, Arie terus memasukkan batang kemaluannya sehingga sekarang kepala kemaluannya sudah masuk semua ke dalam liang senggama Yuni. Batang kemaluan Arie sudah masuk ke liang senggama Yuni hampir setengahnya. Batang kemaluannya sudah ditelan oleh liang kemaluan Yuni, kaki Yuni semakin diangkat dan tertumpang di punggung Arie. Tiba-tiba tubuh Yuni bergetar sambil merangkul Arie dengan kuat.
“Aduhh..” dan cairan hangat keluar dari bibir kemaluan Yuni, Arie dapat merasakan hal itu melalui kepala kemaluannya yang tertancap di bukit kemaluan Yuni. Lipatan paha Yuni telah terguyur oleh keringat yang keluar dari tubuh mereka berdua.
Mendapat guyuran air di dalam bukit kemaluan itu, Arie lalu memasukkan semua batang kemaluannya ke dalam lubang senggama Yuni. Dengan satu kali hentakan.
“Preet..” Yuni melotot menahan kesakitan yang bercampur dengan kenikmatan yang tidak mungkin didapatkan selain dengan Arie.
“Auh.. auh.. auh..” suara itu keluar dari mulut kecil Yuni setelah seluruh batang kejantanan Arie berada di dalam lembah kenikmatan Yuni.
“Kak, Badan Yuni sesak, sulit bernafas,” kata Yuni sambil menahan rasa nikmat yang tiada taranya. Mendengar itu lalu Arie membalikkan tubuh Yuni agar ia berada di atas Ari. Mendapatkan posisi itu Yuni seperti pasrah dan tidak melakukan gerakan apapun selain mendekap tubuh Arie sambil meraung-raung kenikmatan yang tiada taranya yang baru kali ini dirasakannya.
Yuni dan Arie terdiam kurang lebih lima menit.
“Yuni, sekarang bagaimana badanmu,” kata Arie yang melihat Yuni sekarang sudah mulai menggoyang-goyangkan pantatnya dengan pelan-pelan.
“Udah agak enakan Kak,” balas Yuni sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Mendapatkan serangan itu Arie langsung mengikuti gerakan goyangan itu dan goyangan Arie dari atas ke bawah.
Lipantan-lipatan kehangatan tercipta di antara selangkangan Yuni dan Arie. Sambil menggoyangkan pantatnya, mulut Yuni tetap mengaduh, “Aduhh..” Merasakan nikmat yang telah menyebar ke seluruh badannya. Tanpa disadari sebelumnya oleh Arie. Yuni dengan ganasnya menggoyang-goyangkan pantatnya ke samping dan ke kiri membuat Arie kewalahan ditambah lagi kuatnya jepitan bukit kemaluan Yuni yang semakin menjepit seperti tang yang sedang menjepit paku agar paku itu putus. Beberapa menit kemudian Arie memeluk badan Yuni dengan eratnya dan batang kemaluannya berusaha ditekan ke atas membuat pantat Yuni terangkat. Semburan panaspun masuk ke bukit kemaluan Yuni yang kecil itu. Mendapat semburan panas yang sangat kencang, Yuni mendesis kenikmatan sambil mengerang,
“Aduhh.. aduh.. Kak..”
Selang beberapa menit Arie diam sambil memeluk Yuni yang masih dengan aktif menggerak-gerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dengan tempo yang sangat lambat. Setelah badannya merasa sudah agak baik, Arie membalikkan tubuh Yuni sehingga sekarang tubuh Yuni berada di bawah Arie. Batang kemaluan Arie masih menancap keras di lembah kemaluan Yuni meskipun sudah mengeluarkan sperma yang banyak. Lalu kaki Yuni diangkat oleh Arie dan disilangkan di pinggul. Arie mengeluarkan batang kemaluannya yang ada di dalam liang senggama Yuni.
Mendapat hal itu mata Yuni tertutup sambil membolak-balikkan kepala ke kiri dan ke kanan lalu dengan perlahan memasukkan lagi batang kemaluannya ke dalam liang senggama Yuni, turun naik batang kemaluan Arie di dalam liang perawan Yuni membuat Yuni beberapa kali mengerang dan menahan rasa sakit yang bercampur dengan nikmatnya dunia. Tarikan bukit kemaluan Yuni yang tadinya kencang pelan- pelan berkurang seiring dengan berkurangnya tenaga yang terkuras habis dan selanjutnya Arie mengerang-erang sambil memeluk tubuh Yuni dan Yuni pun sama mengeluarkan erangan yang begitu panjang, keduanya sedang mendapatkan kenikmatan yang tiada taranya.
Arie mendekap Yuni sambil menikmati semburan lahar panas dan keluarnya sperma dalam batang kemaluan Arie dan Yuni pun sama menikmati lahar panas yang ada dilembah kenikmatannya. Kurang lebih lima menit, Arie memeluk Yuni tanpa adanya gerakan begitu juga Yuni hanya memeluk Arie. Dirasakan oleh Arie bahwa batang kemaluannya mengecil di dalam liang kemaluan Yuni dan setelah merasa batang kemaluannya betul-betul mengecil Arie menjatuhkan tubuhnya di samping Yuni. Arie mencium kening Yuni. Yuni membalasnya dengan rintihan penyesalan, seharusnya Arie bertanggung jawab atas hilangnya perawan yang dimiliki Yuni.
Mendengar itu Arie hanya tersenyum karena memang selama ini Arie mendambakan istri seperti Yuni ditambah lagi ia mengetahui bila hidup dengan Yuni maka ia akan mendapatkan segalanya. Arie mengucapkan selamat bobo kepada Yuni yang langsung tertidur kecapaian dan Arie langsung keluar dari kamar Yuni setelah Arie menggunakan pakaiannya kembali.
Arie masuk ke dapur, didapatnya tantenya sedang dalam keadaan menungging mengambil sesuatu. Terlihat dengan jelas celana merah muda yang dipakai tantenya. Tante Rani dibuat kaget karena Arie langsung meraba liang kewanitaannya yang terbungkus CD merah muda sambil menegurnya.
“Tante sudah pulang,” tanya Arie. Sambil melepaskan rabaan tangannya di liang kewanitaan tantenya. Lalu Arie membuka kulkas untuk mencari air putih.
“Iya, Tante hanya sebentar kok. Soalnya Tante kasihan dengan burung kamu yang tadi Tante tinggalkan dalam keadaan menantang,” jawab Tante Rani sambil tersenyum.
“Bagaimana sekarang Arie burungnya, sudah mendapatkan sarang yang baru ya..” Mendapat ejekan itu, Arie langsung kaget.
“Ah Tante, mau cari sangkar dimana,” jawab Arie mengelak.
“Arie kamu jangan mengelak, Tante tau kok.. kamu sudah mendapatkan sarang yang baru jadi kamu harus bertanggung jawab. Kalau tidak kamu akan Tante laporkan sama Oom dan kedua orang tuanmu bahwa kamu telah bermain gila bersama Yuni dan Tante.”
Mendengar itu, Arie langsung diam dan ia akan menikahi Yuni seperti yang dijanjikanya. Mendengar hal itu Tante Rani tersenyum dan memberikan kecupan yang mesra kepada Arie sambil meraba batang kemaluan Arie yang sudah tidak kuat untuk berdiri. Melihat batang kemaluan Arie yang sudah tidak kuat berdiri itu Tante Rani tersenyum. “Pasti adikku dibuatnya KO sama kamu yaa.. Buktinya burung kamu tidak mau berdiri,” goda Tante Rani. “Ahh nggak Tante, biasa saja kok.”
Tante Rani meninggalkan Arie, sambil mewanti-wanti agar menikahi adiknya. Akhirnya pernikahan Yuni dengan Arie dilakukan dengan pernikahan dibawah tangan atau pernikahan secara agama tetapi dengan tanpa melalui KUA karena Yuni masih di bawah umur. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Tante Rani yang Hot appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Julia dan om-om ketemu di jalan

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Julia dan om-om ketemu di jalan – namaku julia , umurku 17 tahun . disekolah aku terkenal dengan sebutan dengan memek gede . patutlah, karena ukuran braku 35 diumur yg masih belia ini. suatu hari aku sedang berjalan pulang kerumah sambil memainkan smartphone ku. tiba-tiba aku menabrak seorang om-om atletis yang memiliki wajah tampan nan menggoda.

cerita-sex-harus-ketemu-lagi-sama-duda-perkasa-300x300

Cerita Sex: Julia dan om-om ketemu di jalan

 
tanpa sengaja birahiku naik saat memandangi om itu mulai dari atas , rambutnya nan modis , mukanya nan rupawan yg ditumbuhi kumis yg jarang, otot lengan yang terlihat kekar , dada bidang , perut sixpack dan dengan terkejut mataku memandangi celananya yang tersembul penisnya yang kulihat menegang , aku melihat arah penisnya menuju ikat pinggang yang dipakai om itu.
Tiba-tiba om itu sedikit melongggarkan ikat pinggangnya sehingga tersembul bagian penisnya sekitar 5 cm . dengann iseng aku menanyakan pada om itu
” itu apa pak? ” kataku sambil menunjuk penisnya yang tersembul.
“yang mana?” jawabnya . aku semakin tidak karuan, lalu aku menyentuh penisnya yang tersembul itu. dan dia sedikit kaget, lalu memegang kepala penisnya dan memasukkannya kedalam celananya tanpa malu.
aku kembali melihat celananya yang menonjolkan penisnya yang sekarang terkapak menyilang kesebelah kiri .
“itu penis , kamu mau? ”
“mmmm… mauu” jawabku spontan tanpa berpikir panjang.
” om jga mau sama payudara kamu yg overbig itu tapi om akan bersetubh sama kmu klo ketemu lagi nanti”.
” kok gitu? sekarang aja?”.
tanpa menjawab om itu berlalu pergi sambil menunjukkan senyuman dan tatapan menggoda.
setelah pertemuan pertama itu , aku tidak lagi ketemu dengan om itu , aku bahkan sering duduk ditempat aku bertemu om itu sepulang sekolah. aku jadi ingat saat aku bersetubuh dengan anak basket yang juga atletis dan tampan itu , tapi sayng penisnya sebesar setengah puntung rokok. sampai suatu hari aku sedang jalan jalan sore sendirian disekitar kompleksku dan kompleks sebelah .
setibanya dikompleks sebelah aku istirahat dan duduk di depan sebuah rumah mewah. seseorang tampak keluar dari rumah itu. aku sangat kaget,
“itu kan om yang waktu itu” batinku.
om itu tampak menghampiriku dan membawaku masuk kedalam rumah mewahnya itu
“gila ni om om tipe gue banget” batinku lagi.
om yang setelah kuketahui bernama wijaya itu membawaku ke sebuah kamar yang kukira adalah kamarnya
” om udah punya istri?” tanyaku .
“om duda jadi udah ada pengalaman” om wijay langsunga membuka kancing kemeja nya satu persatu lalu membukanya sehingga menampakkan perutnya yang sixpack sempurna dan ototnya yang kekar.
om wijaya menyuruhku mendekat, lalu dia membuka baju kaosku dan sangat kaget melihat dua bukit besar yang siap dinikmati. dia membuka bh ku yang sempit sambil melumat bibirku. dan langsung meremas payudara ku sambil mengisapnya.
lalu ia memintaku untuk membuka celananya. aku membuka celana training nya yang disambut celana dalamnya yang tidak muat menampung penisnya yang super besar itu. bahkan kali ini terlihat bagian penisnya sekitar 10 cm. ya ampun makan apa sih om ini sampai bisa sebesar itu.
aku membuka celana dalamnya yang langsung terlihat penisnya yang sebesar lengan bawahku. setelah aku membuka celana dalamnya om wijaya membuka rok ku sampai celana dalam ku . setelah selesai aku mengemut penis besarnya itu sambil mendenagar erangan om wijjaya yang masih meremas payudara ku keenakan. aku membentuk posisi doggy style yang mendorong om wijaya , melumat vaginaku.
” uh.. ah.. ah.. nikmat om .. terusin ” desahku om wijaya makin melumat nya sampai aku mengerang keenakan lebih kencang lagi.
perlahan aku merasakan penisnya masuk ke vaginaku yang langsung pas seperti memang jodohnya. om wijay memundur majukan pinggulnya sampai aku orgasme 3 kali . setelah kira-kira 4 jam bersetubuh barulah spermanya keluar kedalam vagina ku
“crot.. crot..” . benar benar om wijaya ini perkasa, setelah 4 jam baru keluar spermanya , sepertinya nafsunya sangat sangat besar. setelah kejadian itu aku terus pergi kerumah om wijaya dikomplek sebelah. dan setelah beberapa minggu kemudian aku diketahui hamil 4 hari .
aku kemudian menuju rumahnya om wijaya, ia mengajakku pindah ke amerika. aku menurutinya dan meninggalkan keluargaku. kemudian kami menikah disana dan punya 10 anak kami ,4 anak om wijaya dan 3 anak ku sendiri karena kami juga bersetubuh dengan orang lain.

The post Cerita Sex: Julia dan om-om ketemu di jalan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Ibu Ratna dan keponakan nya Deni

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Ibu Ratna dan keponakan nya Deni – Paginya ternyata bi Ratna juga bangun agak kesiangan, kecapekan juga. Benarnya Deni mau ngebetot lagi, sayang ada si Ucil. Bibinya setelah selesai sarapan, minta diantar ke kota, mau beli pil KB, buat jaga – jaga katanya, walau pakai alat KB, tetap lebih baik berjaga.

cerita-sex-ibu-ratna-muda-cantik-234x300
Cerita Sex: Ibu Ratna dan keponakan nya Deni

 
Di puskesmas di balai warga sebenarnya ada dan bisa beli pil KB, tapi nggak mungkin bibinya membeli di sana, bisa geger dunia persilatan…eh salah…maksudnya bisa geger warga kampung sini, kalau bibinya yang menjanda melenggang santai ke Puskesmas untuk membeli pil KB.
Akhirnya mereka berangkat, si Ucil diajak juga tentunya, bocah itu juga tak’kan paham apa yang akan dibeli ibunya. Agak siangan mereka sudah sampai, bibinya segera ke kebun seperti biasa. Ucil mengajak Deni ke rumah abahnya, ya sudah Deni mau saja.
Hampir 2 minggu Deni melakukan hubungan sex sama bi Ratna, sudah bisa dibilang mahir dan mampu memuaskan bibinya. Hari ini Ucil tak di rumah, dijemput abahnya, diajak kondangan ke saudara di bandung, pulangnya besok sore.
Dari pagi Deni ikut bibinya ke kebun, tapi baru sebentaran di sana sudah terus colek – colek bibinya minta pulang. Nggak tahan mau nyodok lagi. Hari ini bi Ratna memakai kaos dan celana selutut.Akhirnya bi Ratna nyengir memaklumi kemauan keponakannya yang lagi doyan – doyannya, belum siang mereka sudah pulang. Bibinya masuk ke rumah, menuju kamar.
Deni yang sudah ngaceng berat, segera memasukkan motor ke dalam rumah, menutup pintu asal rapat tanpa menyadari belum terkunci, dengan semangat 45 segera ke kamar bibinya. Bi ratna baru juga membuka baju kaosnya, hanya menyisakan BH, Deni sudah menomploknya merebahkannya ke kasur. Bibinya tertawa kecil…
”Sabar atuh Den, semalam kan sudah sampai 3 kali, masa sekarang belum tengah hari sudah minta lagi….doyan amat sih ponakan bibi ini.”
”Namanya juga anak muda masih semangat. Lagian memang bi ratna sangat menggoda sih.”
Deni segera memendamkan wajahnya di antara belahan tetek bi Ratna, menciuminya, wangi dan harum, aroma wangi tubuh dan sabun bercampur satu dan memabukkan. Tangannya segera meremasi BH bibinya, tak lama, sebentar saja, tangannya tak sabaran segera melucuti paksa Bh bibinya. Kini ia asik mengulum dan memainkan pentil bibinya, menghisapnya kuat – kuat.
Bibi Ratna sampai kelojotan. Keponakannya ini benar – benar murid yang pandai, sebentar saja sudah mahir mengetahui juga lihai memainkan titik – titik sensitifnya. Mampu secara kreatif mengembangkan potensinya. Tangan bi Ratna menyusup ke balik celana pendek Deni, mulai meremas – remas kont01 Deni.
Dengan cepat akhirnya keduanya kini sudah tak berbusana lagi, Deni masih di atas menindih bibinya, mengangkat lengan bibinya, menciumi dan menjilati rimbunan keteknya, enak dan harum. Bibinya masih asik mengocok kont01nya, karena sudah tak tahan, Deni menurunkan pantatnya sedikit dan…blesss…kont01nya menerobos m3mek bibinya. Kini Deni sudah tak culun lagi, sudah pandai menjaga tempo.
Ia mulai memompa dengan semangat, kaki bibinya terkangkang lebar, Deni menyodokkan kont01nya, kuat dan bertenaga serta sedalam mungkin. Tetek bibina bergoyang nafsuin. Gemas banget Deni melihatnya, ia dekatkan mulutnya, menghisap pentil itu kuat, sodokannya makin kuat, hampir 3 menit lewatt, masih tetap menghisap kedua pentil tetek bibinya secara kuat dan bergantian juga menyodok dengan cepat dan konstant, efeknya bibinya mendesah kuat dan penuh gairah…
”Aaahh…..Ssssshhh…..lagiii ii….”
”Huahhhh….ooohhhh……Wooow www…”
”Yessss……”
Tubuh bi Ratna menggeliat dan mengejang kuat, menyemburkan cairan orgasmenya, sebenarnya Ratna juga heran di awalnya, dulu sama suaminya yang bejat, sulit sekali ia orgasme, tapi sama keponakannya ini, sangat mudah dan sering, mungkin karena ia sendiri enjoy dan menikmati semangat Deni yang penuh gairah tanpa surut. Deni tak memperdulikan bibinya yang masih lemas, makin mantap menyodokkan kont01nya, mata bi Ratna merem – melek menrima gempuran sodokan kont01 Deni, tangannya memeluk erat pundak Deni.
Sementara kedua insan ini masih seru memacu birahi, Bi Lasmi melongok melalui hordeng yang sedikit terbuka di pintu depan, motornya ada, kenapa dari tadi tak ada yang menjawab, masa si Ratna sama Deni jam segini sudah tidur siang. Penasaran ia memutar gagang pintu…tuh ceroboh sekali tak dikunci, mana ada motor, nanti digondol maling lagi. Perlahan ia masuk dan menutup pintu, menguncinya.
Memandang sekeliling…sepi amat sih. Oh ya, si Ucil kan ikut si Abah, tadi pagi Ratna sempat ngomong waktu ketemu di kebun. Ah paling adiknya lagi tiduran di kamarnya. Yakin dengan perkiraannya, Lasmi segera menuju kamar adiknya, sambil berseru..
”Rat, teteh minta kecap dulu dong, nanggung lagi masak, tadi ke warungnya si Ros, tapi tutup, lagi belanja ke pasar, makanya minta sedikit ke…APA…?”
Lasmi membelalak, saat menyingkap gordeng yang menutup kamar adiknya, ia mendapati pemandangan yang tak pernah ia duga atau bayangkan. Keponakannya Deni sedang menindih adiknya Ratna, keduanya tanpa busana. Matanya terbelalak memandangi keduanya bergantian.
Ratna dan Deni diam membatu, kont01 Deni masih menancap di m3mek bibinya. Terkejut sekali tentunya, situasi amat memojokkan mereka, mau ngomong apapun posisi mereka sangat nyata sedang melakukan hubungan yang terlarang. Rasanya mulut mereka terkunci rapat sulit menjelaskan. Setelah lama terombang – ambing dalam kesunyian yang menegangkan, rasa keterkejutan sudah berkurang, pikiran mulai mengalir kembali…
”Eh…teteh…eh…a..anu…”
”Bi…eng bi Las…Lasmi, De..Deni bi….bisa jelas…jelaskan…i…ini sa..salah Deni.”
Lasmi masih terkejut, dalam pikirannya, ampun Ratna, banyak lelaki yang mengejar kamu, mau memperistri kamu, tapi kenapa kamu malah memilih ngewek sama…ke…keponakan kita, Deni ? Harus ada penjelasan yang masuk akal, karena saat Lasmi memrgokinya, walau sesaat saja, jelas keduanya melakukannya dengan sukarela, tak ada pihak yang terpaksa.
Dia duduk di pinggir ranjang, masih terkejut, semuanya diam, akhirnya Lasmi bisa menguasai diri. Ratna sudah mendahului bicara. Saking tegangnya, Deni sampai lupa mencabut kont01nya.
”Teh…nanti Ratna pasti jelaskan, ada alasan yang membuat Ratna melakukan hal ini.”
”Rasanya tak perlu kamu jelaskan. Teteh bisa membaca pikiranmu. Selama ini teteh dan teh Santi sudah mengerti kalau kamu memang trauma sama perkawinan, tapi juga butuh pelampiasan…Cuma kenapa sama si Deni..?”
”Awalnya tak pernah terencanakan, terjadi begitu saja dan tak bisa dihindarkan….”
Lasmi diam saja, saat itu deni baru sadar masih posisi menancap, ia mencabut kont01nya, bergulir ke samping bi Ratna. Mata Lasmi sempat memandang kont01 Deni, dan sama seperti Ratna dulu kala pertma kali melihat kont01 Deni, Lasmi juga terkesiap. Sebenarnya Lasmi juga belakangan ini selalu uring – uringan, iyalah…suaminya yang pelaut, kalau melaut waktunya selalu lama,kalau berlabuh cuma sebentar, tentu saja ia kurang terpuaskan. Mana terakhir ia ngewek hampir setengah tahun yang lalu, suaminya juga masih lama pulangnya.
Matanya memandang kont01 Deni dengan raut kepingin. Tak heran kalau ratna sampai mau melakukannya sama keponakannya ini pikir Lasmi. Dia mulai bergairah dan merasakan denyutan pada m3meknya. Kalau tadinya hal ini hanya menjadi rahasia Ratna dan Deni berdua…kini sudah saatnya menjadi rahasia mereka bertiga. Tapi keduanya harus dihukum dulu. Ratna dan Deni masih tegang menunggu reaksi Lasmi selanjutnya, makin tegang melihat Lasmi yang sedang serius berpikir. Untunglah Lasmi kembali berbicara…
”Kalian…selesaikan apa yang sedang kalian perbuat…”
”HAH…?” Ratna dan Deni mengucapkan keheranan mereka berbarengan, melongo bingung menatap Lasmi minta penjelasan lebih lanjut.
”Kenapa ? kalian dengarkan. Lanjutkan saja apa yang sedang kalian perbuat.”
”Ta..tapi teh…nggak mungkinlah…di di depan teteh.”
”Mungkin saja, kenapa malu ? Untuk apa ? Melakukannya sama keponakanmu kamu bisa nggak malu, apa bedanya sekarang ?”
”Ti…tidak…Ratna nggak mau. Ini lain soal.”
Deni hanya diam saja, bingung dan nggak tahu harus ngomong apa. Akhirnya Lasmi menggetokkan palu terakhir, final….
”Baik…kalau begitu bersiaplah…teteh akan membicarakan hal ini ke Santi…ya tetehmu Ratna, dan juga ibumu,Deni. Dan teteh yakin kalau Santi tak akan senang dan bisa menerima hal ini. Bagaimana…?”
Deni sangat terkejut. Gila…mampus deh…..wah nggak bisa begini, ia akhirnya membuka suara.
”Sudah bi Ratna, kita teruskan saja. Daripada berabe.”
”Ta..tapi Den…i…itu…”
”Sudah…tenang saja, ayo, santai saja.”
”Kamu dengarkan Rat, Deni benar, daripada berabe. Lagipula teteh sudah berbaik hati mau membiarkan kalian menuntaskan ngewek kalian yang terputus menddak tadi.”
Akhirnya Ratna siap melanjutkan, canggung rasanya. Deni walau tadi terkejut, tapi kont01nya masih ngaceng, maklum tadi dalam posisi tempur dan terangsang berat. Ratna kembali berbaring, melebarkan kakinya dengan agak ragu. Deni sudah di atasnya, beda dengan ratna, Deni tak ada keraguan, kalau bi Lasmi bilang teruskan dan ia tak akan mengadukan hal ini ke ibunya, ya sudah, teruskan saja.
Blesss….kont01nya dengan cepat sudah menerobos, mulai memompa. Deni sih tetap semangat, cuma Ratna sudah kehilangan selera. Jadilah ini pergumulan satu arah. Kont01 Deni menyodok dengan mantap. Mulutnya juga mulai menciumi dan menghisapi pentil bi Ratna. Nafsunya sudah kembali normal, seakan jeda yang menegangkan barusan tak pernah terjadi.
Lasmi duduk menyaksikan, duduk manis di pinggir ranjang, dekat kaki pasangan yang sedang bergelut itu, sedikit demi sedikit gairahnya naik, menyaksikan kont01 keponakannya yang gede itu menerobos m3mek Ratna, memompanya keluar masuk membuat m3mek Lasmi mulai basah, tangannya perlahan menyingkap kainnya, kini asik mengelus CD-nya yang tebal, perlahan lalu makin cepat, akhirnya tangannya enyusup ke balik Cd-nya, mulai asik mengelus belahan m3meknya. Merasa kurang nyaman, ia lepskan CD-nya. Melepas kainnya.
Lasmi di usianya yang ke 40 juga masih menggairahkan. Bodynya memang sedikit lebih montok dan berisi, tapi tetap tperutnya juga rata, nyaris tanpa timbunan lemak yang berarti. Kakinya mulai ia kangkangkan, m3meknya juga sama seperti saudaranya, ditumbuhi jembut yang lebat samapi ke belahan pantatnya, tangannya mulai mengelus belahan m3meknya yang sudah basah, segera saja belahan itu mekar, menampakkan lobang m3meknya yang merah. Jarinya masih asik hanya mengelus. Ratna dan Deni masih belum sadar dengan yang sedang dilakukan Lasmi.
Lama – lama karena sodokan kont01 Deni, Ratna mulai On lagi, desahannya mulai terdengar kembali. Deni menjilati lehernya, memompa kont01nya kuat – kuat, terasa sangat mentok di m3meknya, jilatan Deni juga sangat merangsangnya. Bi Ratna menggelinjang kegelian, rasa nikmat makin menjalar ke seluruh tubuhnya. Geli dijilati, enak disodok di bagian m3mek. Tanganya memeluk pundak Deni kuat…
”Awww….Den….geliiiiii ”
”Oooohhhh….Owwwww…..Sshhh. ..”
”Dikiiiitttt…….laaaggiiiii ….Aaaaahhhh….”
Tanpa ampun bi Ratna kembali jebol, Deni jadi makin bergairah, senang karena bi Ratna kembali menikmati pergumulan mereka. Deni sebenarnya mau ganti posisi, tapi malas, ada bi Lasmi…mendingan cepat tuntaskan saja yang sekarang.
Lasmi mulai menyodokkan jarinya ke lobang m3meknya, dikocoknya dengan cepat, tangan yang lain mulai memainkan dan mengelus it1lnya yang besar dan menonjol, memainkannya dengan ujung jari jempol dan telunjuk, cepat dan konstant, menahan desahannya agar tak terdengar.
Makin naik gairahnya…Aaahh…Ssshhh…. enak…rasa nikmat yang sangat, ditambah melihat adegan yang terjadi di depan matanya. Saat ia melihat dan mendengar Ratna mendesah kuat terakhir tadi, nafsunya jadi naik. Makin cepat jemarinya beraksi….Ooooohhhhhhh….ia menekan bibirnya kuat, menahan agar suara desahannya saat orgasme tak terdengar.
Ratna mengangkangkan kakinya selebar mungkin, sudah kepalang enak, sebodoh amatlah sama teh Lasmi,eh di mana dia….ia agak mengangkat bahunya…lho….lho….ngapai n teh Lasmi, ke mana kain dan Cd-nya…lagian dia kok lagi mainin m3meknya pakai jarinya sendiri. Seketika otak Ratna seperti diterangi cahaya terang…sialan…pikirnya..te h Lasmi ngerjain aku sama Deni. Saat itu teh Lasmi sedang asik bermasturbasi, matanya terpejam. Ratna menarik kepala Deni, mendekatkan kuping Deni ke mulutnya, ia segera membisikkan sesuatu, Deni masih tetap memompakan kont01nya. Deni mengangguk.
Lasmi sudah lupa dengan Ratna dan Deni, ia asik bermasturbasi sambil terpejam, hal yang biasa ia lakukan di rumahnya sendiri, kalau sudah bergairah dan orgasme,ia makin asik menikmati pemainan jarinya. Tiba – tiba ia merasakan tubuhnya seperti ditarik merebahkannya. Siapa….Deni yang menariknya…walau kuat tapi tetap lembut. Ratna nampak sedang mengaso berbaring memulihkan tenaga.
Dengan cepat Deni segera beraksi, mulutnya langsung menyasar daerah selangkangan bi Lasmi, tanpa sungkan lagi mulutnya dengan ganas menciumi m3mek bi Lasmi, aromanya enak. Bi Lasmi yang sadar kalau sekarang gilirannya telah tiba, mengangkangkan kakinya. Lobang m3meknya menganga jelas. Deni segera menjilatnya dengan rakus, Lasmi mendesah Lidah Deni segera menjilati it1lnya yang besar, menggoyangkannya dengan cepat membuat bi lasminya kelojotan.
Melihat lobang m3mek bi Lasmi yang sangat merangsang, Deni segera mempersiapkan jari telunjuk dan jari tengahnya, menyodok lobang m3mek itu dengan cepat, Lasmi kelabakan. Sementara Deni menggarap m3meknya, Lasmi dengan cepat melepas kaos dan BHnya, keteknya juga rimbun, dan teteknya jauh lebih besar dari tetek Ratna. Tentu Deni belum sadar, masih sibuk bergerilya di bawah sana. Bi Lasmi meremas teteknya dengan tangannya sendiri
Ratna melihat Deni sedang gantian mengerjai bi Lasmi…dasar teteh…padahal kepengen, pakai acara nakutin segala. Gairah Ratna mulai naik lagi. Ia mendekat ke arah tetehnya. Memang kalau gelombang seks sudah memancar, kadang pengertian yang paling mustahilpun akan timbul, tanpa perlu diucapkan lagi, pelakunya bisa memahami niat dan kemauan yang lain. Ratna mulai meremas tetek Lasmi.
Lasmi diam saja tak protest, tangan Ratna mulai memilin pentilnya yang sudah mengacung, dia sudah sering melihat tetehnya ganti baju, tapi tetap saat ini ia megagumi betapa besar dan kenyalnya tetek tetehnya. Mulutnya mulai menghisap pentil teh Lasmi.menjilati dan menggoyangnya dengan lidahnya. Lasmi makin kelojotan, tangannya menarik lembut pantat Ratna, mengarahkannya m3mek ratna ke mulutnya, dia belum pernah menjilat m3mek perempuan, tapi tak sulit, tinggal melakukan seperti yang dilakukan suaminya dan kini Deni pada m3meknya sendiri.
Lidah Lasmi mulai menyapu m3mek Ratna, m3mek Ratna kemerahan karena baru disodok Deni, juga belahannya dalam posisi mekar. Lidahnya mulai menjilati it1l Ratna. Awalnya canggung, tapi makin lama makin terbiasa, buktinya Ratna di tengah kesibukannya menghisap pentil Lasm mulai mendesah.
Deni terlalu konsent bermain dengan m3mek bi Lasmi, tak menyadari bi Ratna telah bergabung, saat ia mendongakkan kepalanya sedikit…ya…ampuun….ini.. .ini….terlalu hot buat dirinya. Gilaaaa…tetek bi Lasmi….kont01nya berdenyut, ngaceng dengan keras sekali. Makin ganas menyerang m3mek bi Lasmi. Lidahnya makin cepat menggoyang it1lnya demikian sodokan jarinya. Lasmi menggoyang pantatnya, desahannya tertahan keasikannya menjilati m3mek Ratna.
Akhirnya bi Lasmi tak tahan, pantatnya terangkat, badannya mengejang….awww…orgasme yang dashyat baru saja menghantamnya.
Deni segera berhenti memainkan mulut dan lidahnya. Karena posisi bi Lasmi agak di pinggir ranjang, Deni menarik pelan kaki bi Lasmi, menjuntaikannya menggantung di pinggir tempat tidur. Deni turun berdiri di pinggir tempat tidur….blesss kont01nya menerobos m3mek bi Lasmi. Bi Lasmi bergetar, tubuhnya serasa luluh lantak saat kont01 keponakannya menghujam tadi…gilaaaa….penuh dan terasa sesak di m3meknya.
Deni segera memulai pompaannya, ia condongkan badannya, mulai meremas tetek bi Lasmi, mainan baru bagi Deni. Buseeet….kalah deh bi Ratna, Deni membatin. Ia meremasnya kuat – kuat, pentilnya gede sekali. Gemas Deni memilinnya. Karena Deni mulai sibuk memainkan tetek bi Lasmi, Bi Ratna mengalah, berhenti menghisap tetek teh Lasmi. Kini bibirnya berganti haluan mencium bibir Deni. Deni makin cepat saja menyodok m3mek bi Lasmi, membuat bi Lasmi mengimbangi dengan ikut menggoyangkan pantatnya.
Lasmi makin asik saja menjilati it1l adiknya, Ratna, bahkan jari tengahnya sudah sedari tadi menyodok lobang m3mek Ratna. Lidahnya menggoyangkan dan menghisap pelan it1l adiknya itu. Ratna yang posisinya agak nungging karena mecondongakan tubuhnya untuk kemudian asik berciuman dengan Deni mulai kewalahan. Pinggulnya bergoyang liar, mengejang…lalu orgasme.
Setelah Ratna orgasme, Lasmi menghentikan kegiatannya, konsentrasi pada sodokan Deni yang makin lama makin enak. Ratna berhenti mencium Deni, terkapar berbaring, kecapekan. Kini Deni melawan Lasmi. Deni langsung menghisap pentil bi Lasmi, mantap banget, sangat kuat ia menghisapnya, bi Lasmi sampai mendesah kuat, belum lagi sodokan keponakannya itu makin bertenaga, ia mendesah, mengangkat lengannya ke atas, menikmati serbuan nikmat. Deni terpesona memandang rimbunan ketek bi lasmi, mulai menciumnya dengan ganas sambil menjilatinya bergantian, pompaan kont01nya sudah sangat cepat.Bi lasmi makin kewalahan…
”Aaahh…..Pelaaaaannn….diki iitttt…”
”Ooooh….janggaaaannnn dipelaniiiinnnn…..”
”Ughhhh….ampuuunnnn…..Awww ……”
Bi Lasmi pun menggelepar penuh kenikmatan…ternyata keponakannya sungguh hebat. Deni mulai menciumnya dengan ganas dan panas, bi Lasmi tanpa sungkan meladeni, lidah mereka saling beradu, tapi tekhnik Deni belum maksimal, ciuman bi Lasmi jelas lebih tinggi tekhniknya, ia menyedot lidah deni membuat Deni serasa melayang, nyaris lepas kendali, untung tak lama kemudian bibinya melepas ciumannya, Deni samapai megap – megap….Awas ya…pikir Deni, ia bertekad membalas, sodokannya kini sudah amat sangat cepat,membuat bi Lasmi merasakan sensasi yang tertinggi, belum pernah m3meknya disodok dengan secepat dan seganas ini, apalagi kont01 Deni sangat memenuhi m3meknya.
Ada yang merenggangkan kaki Deni, deni melirik, ternyata bi Ratna yang sudah merasa segra kembali berjongkok di bawah selangkangan Deni yang sedang berdiri sambil menyodok bi Lasmi. Bi ratna mulai menghisap dan menyedot biji pelernya, tentu saja menyesuaikan dengan ritme gerakan pompaan dan sodokan kont01 Deni. Sintiiiingg…..enaknya tak terkira, sambil tetap asik menyodok bi Lasmi, bijinya diemut sama bi Ratna, Deni merasa dirinya menjadi manusia paling berbahagia di bumi saat ini.
Tapi ketahanan Deni juga ada batasnya, seiring sodokannya yang makin kuat, ia merasakan denyut nikmat pada kont01nya, ia hujamkan sedalam mungkin kont01nya. Bi Lasmi nampaknya sadar Deni ma ngecret segera berucap…di dalam saja…di dalam saja. Bi lasmi bergetar saat pejunya menyemprot kuat…..selesai…dan melelahkan. Bi ratna masih asik menghisap biji pelernya, membuat dengkul deni makin lemas. Deni segera mencabut kont01nya.
Bi ratna dengan rakus segera memburu kont01 Deni, menjilati sisa peju yang menempel. Setelah Bi Ratna menuntaskan jilatannya yang terakhir Deni segera menghempaskan diri ke atas kasur. Sangat lelah saat ini. Hanya bisa berdiam diri. Bi ratna juga bergabung tiduran di atas ranjang. 3 orang tanpa busana tergeletak lemas penuh kepuasan. Deni masih diam saja, menengarkan bi ratna dan bi Lasmi yang mulai bercakap…
”Ih teh Lasmi jahat, nakut – nakuti saja, padahal juga mau…dasar.”
”Awalnya sih nggak begitu. Tapi kont01 Deni sangat menggoda, akhirnya aku terangsang.”
”Terus bagaimana komenter teh Lasmi.”
”Ya puaslah, tapi….”
”Tapi apa teh…?”
”Belum puas banget…Rat, malam ini Deni menginap di rumah teteh saja ya.”
”Huh maunya…nggak, teh Santi kan menitipkan Deni menginap di sini.”
”Ya…jangan begitu dong…suami teteh masih lama berlayarnya..”
Mana rela Ratna membiarkan jagoannya dibajak sama tetehnya. Lagian tadi teh Lasmi sudh tega menakuti mereka. Akhirnya Ratna berkompromi.
”Teteh saja yang nginap, Ucil kan lagi pergi sama abah.”
”Ya sudah, tapi nanti banyakkan teteh ya, kan kamu sudah puas, sedang teteh baru hari ini.”
”Terserah teteh saja.”
”Iya…teteh mau ngerasain keponakan teteh sendirian, mungkin masih bisa maksimal lagi kemampuannya.”
Deni yang menjadi object hanya diam, selain masih lelah, juga ia sedang berpikir…gilaaaa….beruntun g banget dirinya hari ini. Bi Lasmi jelas – jelas masih cantik dan juga nafsuin, ia bisa ngewek bi Lami tanpa terduga….sangat beruntung. Akhirnya semua membersihkan diri, nggak melanjutkan lagi, walau jarak rumah di sini renggang – renggang, teta nggak enak sama tetangga, siang – siang rumah terkunci rapat. Akhirnya bi Lasmi pulang, mau pinjam kecap…malah dapat saos putih kental……..
Malamnya bi Lasmi menginap, sore – sore sudah datang. Rumahnya paling dititipin sama tetangga yang juga ikut bekerja d kebun. Bi Lasmi ikut makan di sini, setealah makan, mereka bersantai. Deni asik menghisap rokok di dekat pintu sambil ngopi, baru SMS mamanya, sekedar say hello dan mengabarkan kalau ia betah di kampung.
Kalau mamanya masih kurang suka ia merokok, beda sama bibi – bibinya, di kampung sini mah sudah wajar saja. Bahkan bi Lasmi sesekali merokok, seperti sekarang. Bi Lasmi asik ngobrol sama bi Ratna sambil menonton TV. Keduanya memakai busana kesukaan Deni, kain dan kutang model kampung.
Lumayan seru obrolan mereka. Tak lama bi Ratna ke kamar mandi, keluar lagi, masuk kamar seprti mengambil sesuatu di lemari, lalu kembali ke kamar mandi. Agak berapa lama ia keluar, menghampiri tetehnya, sambil nyengir campur sedikit BeTe bi Ratna berbicara…
”Wah..sepertinya teh Lasmi memang beruntung, aku baru dapat tamu bulanan. Nasib…”
”Ya..mau gimana lagi Rat.”
”Tapi sudahlah…teteh nggak usah pulang sudah terlanjur, nginap saja.”
”Iya…takut amat si Deni dibawa kabur sama teteh hehehe.”
”Nggak kok teh. Ya sudah, hitung – hitung teteh mengejar ketinggalan teteh.”
Bibi lasmi terkekeh geli, setelah puas tertawa, ia berbicara kepada Deni yang masih asik bertengger di pintu, kayak burung saja bertengger hehehe.
”Den sudah dengar kan, nanti malam tidur sama bi Lasmi ya.”
Deni hanya mengangguk saja, baginya tak masalah, baik bi Ratna maupun bi Lasmi sama – sama yahud kok, ada kelebihan tersendiri. Bahkan kini ia bisa memuaskan diri bermain berdua sama bi Lasmi, kalau tadi siang kan keroyokan, nanti malam bisa puas ngewek berduaan. Keduanya masih asik menonton TV, sambil ngobrol, Deni tak mendengar apa obrolan mereka, tapi yang pasti mereka nampak gembira, cekikikan terus. Deni menyalakan sebatang rokok lagi. Sambil menghirup kopi, santai, mengumpulkan energi.
Akhirnya jam 7 Deni menaruh gelas kopinya yang sudah habis, menutup dan mengunci pintu, sambil memeriksa jendela. Seelah semua diperiksa dia duduk bergabung menonton TV, bi Lasmi lagi ke WC, jadi Deni mengambil tempatnya di sofa panjang, kini Deni duduk berdampingan sama bi Ratna. Ketika bi Lasmi kembali, ia duduk di sofa kecil. Mereka menonton TV, sesekali mengobrol ringan. Jam 8-an Deni mulai merasakan bergairah kembali, acara TV juga tak menarik. Ia berucap…
”Bi Lasmi..eh anu…Deni mau netek dulu ya sama bi Ratna, habis sudah kebiasaan, nggak enapa kan ?”
”Sama bi lasmi juga bisa kan, tapi sudahlah, sesukamu.”
”Ya..bi Ratna…eng..boleh kan.”
” Dasar deh si Deni, tadi nanya dulu ke bi Ratna, baru ngomong ke bi Lasmi, tapi kamu cuma bisa netek saja ya…ayo sini.”
Deni mendekat, memojokkan bi Ratna, kini bi Ratna posisi kepala bi Ratna bersandar di atas pinggiran sofa. Deni menurunkan kutangnya, segera asik menetek dan menghisapi pentil bi Ratna. Deni membandingkan, saat sedang datang bulan pentil bibinya kelihatannya lebih membesar. Juga nantinya Deni baru tahu waktu bibinya memberitahu, kalau wanita lagi datang bulan sebenarnya nafsunya justru meningkat.
Tapi ya itu, tetap nggak bisa disodok, hanya orang yang tak sabaran saja yang nekad menyodok orang lagi palang hehehe. Deni sangat menikmati menetek di teteknya bi Ratna, ia menghisapnya kuat, sambil sesekali menggoyangkan pentil itu dengan lidahnya. Bi ratna mendesah. Jadi tambah ngaceng kont01 Deni, Deni menurunkan tangannya segera mengelus tonjolan di balik celananya itu.
Lagi enak – enaknya mengelus kont01nya sendiri, ada tangan halus menepikan tangannya, lalu menurunkan celananya…oh Bi Lasmi rupanya tak sabar ingin berpartisipasi. Celananya sudah lepas, kini kont01nya mengacung bebas. Deni membiarkan bi Lasmi erbuat semaunya pada kontonya, masih asik menetek. Tangan deni mengangkat lengan bi Ratna, mulai menciumi dan menjilati keteknya, nyaman sekali rasanya.
Kont01nya terasa dibelai, biji pelernya dipijat – pijat cukup lama, enak…membuat Deni merasa rileks dan nyaman, sementara tangan satunya bertugas juga, batang kont01nya dikocok perlahan oleh bi Lasmi. Jempolnya mengelus lembut kepala kont01 Deni mengusapnya dengan penuh perasaan. Sesekali jempol bi Lasmi memainkan lobang pipisnya. Setelah agak lama menggenggam, mengelus dan mengocok dengan tangannya, bi Lasmi mulai memakai jurus lidahnya.
Satu tangannya masih tetap memijat – mijit biji peler Deni. Lidah bi Lasmi mulai menjilati kepala kont01nya, ringan saja, bahkan hanya ujung lidahnya yang beraksi, tapi rasanya sangat nikmat menjalar ke seluruh tubuh Deni. Amboiii….kayaknya bi Lasmi lebih piawai buat urusan Oral pikir Deni. Lidah bi Lasmi mulai bergerak lagi, menjilati batang kont01 dan juga biji pelernya, menggelitik urat – urat pada batang kont01nya, Deni samapai merem melek dibuatnya, entahlah, gerakannya santai namun sensasi yang diberikan sangat besar.
Akhirnya mulut bi Lasmi mulai menelan kont01nya, perlahan dari kepala kont01, sampai batangnya, akhirnya amblas seluruhnya…ampuuun…..mulut Bi Lasmi terlihat sesak disumpal kont01nya batin Deni dalam hati. Deni jadi nggak konsen neteknya, sesekali melirik. Mulutnya mulai mengulum, meghisap dan mengemuti kont01nya, mulai mengocoknya, lagi – lagi dengan santai, nyaris tanpa semangat, tapi anehnya kok enak ya terasa bagi Deni. Oh rupanya walau sambil mengulum ujung lidahnya tetap aktif bergerak menjilati. Deni menggoyangkan pantatnya keenakan.
Lalu kembali bi Lasmi menelan kont01nya samapi pangkalnya, mendiamkan sebentar, dan kemudian mengemut dan menghisapnya kuat, Deni merasakan lemas sekli, saking nikmatnya. Hisapan Deni pada pentil bi Ratna makin kuat saja seiring rasa kenikmatan yang ia rasakan pada kont01nya. Akhirnya bi Lasmi mulai mengulum dengan cepat, tanpa jeda…entah berapa lama, akhirnya Deni merasakan klimaks, tanpa permisi pejunya muncrat membasahi mulut bi Lasmi.
Deni melepas hisapannya pada pentil bi Ratna, mendesah puaaassss…. Bi Lasmi memainkan pejunya sebentar lalu menelannya samapi habis, belum cukup, dijilatinya sisa peju di ujung kont01 Deni. Gila…dihisap sampai ngecret pikir Deni…mantap juga bi Lasmi.
Bi Lasmi beristirahat sebentar, meminum air di gelas yang ada di meja. Bi Ratna yang sadar kali ini bukan dia pemeran utama wanitanya, merapikan kutangnya, permisi masuk kamar, capek mau tidur. Deni mengambil remote, mematikan TV, masih duduk di sofa, ia segera membuka kaosnya. Bi Lasmi juga mulai melucuti busananya, kini juga bugi…gil…gil….kont01 Deni segera saja mengeras, Bi Lasmi menatapnya dngan antusias. Bi Lasmi duduk di samping Deni. Dasr nggak sabarn Deni langsung saja tancap gas, mulai meremas – remas teteknya Bi Lasmi tertawa melihat ketidaksabaran keponakannya ini.
”Den sabar dulu, ke kamar saja ya, lebih enak.”
”Ayo..ayo bi.”
Bibinya bangun, Deni mengikuti dari belakan masih saja meremas tetek bi Lasmi yang memang sangat besar, kencang dan menantang.
Sesampainya di kamar bi Lasmi malah ngobrol dulu.
”Den, tadi bi Ratna cerita ke bi Lasmi, katanya kamu belum lama ya diajarin sama dia…hebat juga kamu, cepat pandai ya, si Ratna juga pintar ngajarnya….”
”Iya…iya..ih bi Lasmi ngobrol melulu…”
”Hehehe…sabar dong, nah kalau bi Ratna bisa ngajarin kamu, nanti bi Lasmi juga berharap bisa menambahkan pelajaran lagi deh, biar kamu makin pintar.”
”Iya…iya…ayo deh dimulai pelajarannya.”
”Ih kamu ini, pemanasan dulu kek, maunya langsung nyodok saja…”
Mana mikirin pemanasan sih, dari tadi sudah panas bi, batin Deni.Deni segera menidurkan bibinya, bersiap menindihnya, bi Lasmi malah mendorongnya, membuat Deni berbaring sejajar dengannya, posisi bi Lasmi di depannya. Bi Lasmi memiringkan tubuhnya, mengangkat satu kakinya ke atas, tangannya meraih kont01 Deni, diarahkan ke lobang m3meknya…blesss. Deni segera memompakan kont01nya, sodokannya masih agak santai. M3mek bi Lasmi terasa nyaman, sama nyamannya dengan m3mek bi Ratna.
Bi Lasmi menaikkan satu tangannya ke atas, meraih bagian belakang kepala keponakannya itu, didorongnya kepala Deni, bi Lasmi agak memiringkan kepalanya, mulutnya mulai mencium bibir Deni, mulanya santai, lalu makin panas, dan seperti tadi siang, kembali menyedot lidah Deni, kembali membuat Deni kehilanga kendali, sodokannya makin cepat. Bibinya melepaskan ciumannya…ayo Den coba kamu sedot lidah bibi saat berciuman.
Bibinya kembali menciumnya, menautkan dan beradu lidah dengan Deni, Deni berusaha menyedot – nyedot lidahnya, sulit juga…lagi…lagi, akhirnya berhasil, dan ketika Deni menyedot, bibinya balas menyedot…mantaaappp, enak banget rasanya berciuman dengan gaya ini, lidah serasa saling membetot.
Deni melepaskan ciumannya, pandangannya segera menuju ketek bi Lasmi, jarinya segera saja asik mengelus dan memainkan bulu ketek bi Lasmi, pompaan kont01nya sudah stabil. Tapi bi Lasmi segera membimbing tangan Deni ke selangkangannya, menaruhnya di atas tilnya, kalau ini Deni paham, segera saja ia memainkan it1l bi Lasmi yang menonjol, sodokan kontonya juga mulai ia percepat, gemas, mulutnya menciumi ketek lebat bibinya. Jemarinya mengurut – ngurut it1l bibinya dengan cepat, sodokannya makin kuat dan dalam…tetek bibinya bergoyang – goyang.
”Terussss…Den…Pintar. …”
”Arghhhh…..Uhhhhh….Awww… ”
”Yesss…Yesss….Ssshhhh …”
Bibinya mengejang, orgasme. Deni makin beringas, bi Lasmi yang baru keluar jelas kelojotan digenjot Deni habis – habisan, matanya kini merem melek.Sodokan kont01 Deni yang gede, it1lnya yang dimainin, belum lagi kini deni menambahnya dengan menghisap pentilnya, kuat sekali.
Aaahhh…..suaminya kalah jauh sama keponakannya yang pemula ini. Mulut bi Lasmi mendesah terus. Saat melihat pantat bi Lasmi yang montok, Deni jadi mau nyodok m3mek bi Lasmi dari belakang, seperti di film bokep yang sering ia tonton. Deni berhenti menyodok, bi Lasmi mengambil nafas sejenak, Deni mencabut kont01nya..
”Nungging dong bi…”
”Siapa takut…ayo…”
Bibinya segera nungging, tangannya bertumpu pada kepala tempat tidur. Montok benar pantatnya pikir Deni. Ia segera meyodokkan kont01nya ke lobang m3mek bibinya, gila pakai posisi begini, lobang m3mek bibinya terasa lebih nikmat, terasa lebih sempit dan mencengkram. Deni memompakan kont01nya, matanya asik melihat saat kont01nya menerobos keluar masuk, gemas ia tepok pantat bi Lasmi perlahan, bi Lasmi tertawa kecil.
Deni mulai mempercepat pompaannya, plok…plok…plok….bunyi kont01nya saat keluar masuk m3mek bibinya yang sudah basah menambah kenikmatan tersendiri. Belum lagi desahan bi Lasmi. Deni pasangogigi paling tinggi, tanpa pengumuman, ia menyodok dengan cepat sekali dan bertenaga, kedua tangannya memegang pinggiran pantat bi Lasmi, bi Lasmi kelojotan dan mendesah sejadi- jadinya…gimana nggak keenakan, kalau m3meknya disodok dengan penuh semangat begini.
Pantatnya juga bergoyang mengimbangi rasa nikmat. Deni terus memperthankan kecepatan pompaan kont01nya, hampir 4 menitan sejak ia mulai mempercepat sodokannya…makin terasa denyutan pada kont01nya, bibinya orgasme kembali, dan sedetik kemudian kont01 Deni memuncratkan pejunya. Keduanya terdiam lemas, akhirnya Deni mencabut kont01nya, berbaring dulu memulihkan tenaga, demikian pula bi Lasmi.
”Walah…untung banget bii tadi siang mergoki kamu sama bi Ratna, akhirnya bibi bisa ikutan ngerasain enaknya kont01 kamu.”
”Samalah Bi. Deni juga senang bisa nyodok m3mek bibi.”
”Ya sudah istirahat dulu, sebentar lagi kita sambung.”
Dan akhirnya karena bi Ratna sedang halangan, selama 4 hari ke depan Deni diboyong bi Lasmi untuk menginap di rumahnya, bahkan nambah satu hari. Bi Ratna yang sebal karena bi Lasmi curang nambah jatah Deni nginap sehari lagi itu, segera memboyong Den kembali ke rumahnya.Pendeknya sisa liburan ini benar – benar menyenangkan dan membahagiakan mereka bertiga.
Deni nampak termenung, ia bukannya tak sadar liburannya akan berakhir. Senin besok ia harus kembali sekolah. Dan sekarang hari Sabtu. Sengaja ia tak menjawab telepon ibunya atau membalas SMS ibunya. Ia tak mau pulang. Tapi pagi ini ia mau tak mau harus menjawab telepon mamanya..
”Aduh anak ibu tak ingat pulang ya..? Ditelepon tak menjawab, SMS tak dibalas.”
”Ingat bu…besok Minggu pagi Deni pulang.”
”Sayang ayahmu sibuk tak bisa jemput. Ibu juga repot. Oh ya, ibu sudah urus daftar ulang sekolahmu.”
”Iya..bu. Sudah dulu ya bu. Besok pagi Deni pulang.”
”Den…Den…nanti dulu dong, ibu kan masih kangen lama tak ketemu kamu. Kamu sakit ya, kok lemas banget.”
”Nggak bu..sudah ya…bye.”
Deni mematikan HP-nya mencari bibinya. Mengabarkan ia akan pulang. Malamnya Bi Lasmi sengaja dan niat banget buat nginap. Sore – sore si Ucil sudah tidur, jadilah sepanjang sore sampai tengah malam, Deni, bi Ratna dan bi Lasmi mengadakan acara pesta perpisahan yang panas.
Paginya Deni pamit pulang, sedih hatinya. Ia mencium pipi kedua bibinya, nggak enak cium bibir ada Ucil. Si Ucil juga nampak sedih. Mereka mengantar kepulangan Deni. Menunggu angkot yang ke terminal. Deni berharap angkotnya tak akan pernah lewat, tapi tak lama angkot lewat, Deni naik melambaikan tangan….sedih sekali hatinya.
Ratna duduk termenung, agak anaeh rasanya setelah sebulan lebih terakhir ini ia menghabiskan waktu bersama keponakanya tersayang, Deni, kini rumahnya sepi kembali. Hanya ia dan anaknya Ucil. Ratna diam saja melamun memikirkan Deni. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Ibu Ratna dan keponakan nya Deni appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Selingkuh di Villaku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Selingkuh di Villaku – Kisah ini terjadi dua tahun yang lalu yaitu ketika masih umur 22 tahun dan masih kuliah di tahun ke-tiga. Dalam libur Natal selama seminggu, sepupu jauhku (anak dari sepupu mamaku) dari Semarang datang berkunjung ke sini untuk menghadiri undangan pernikahan sekalian mengisi liburan. Namanya Yessica, dia lebih muda 2 tahun dariku dan sedang kuliah tahun kedua di sebuah PTS di kotanya.

cerita-sex-selingkuh-225x300

Cerita Sex: Selingkuh di Villaku

 
Setelah lama tidak bertemu, hampir 7 tahunan aku sendiri agak pangling ketika menjemputnya di bandara, soalnya penampilannya sudah jauh berbeda. Dia yang dulunya pemalu dan konservatif kini telah menjadi seorang gadis belia yang modis dan mempesona setiap pria, tubuhnya putih langsing dengan perut rata, rambutnya juga hitam panjang seperti gadis Sunsilk. Dia tiba di sini sekitar pukul 7 malam, dari bandara aku langsung mengajaknya makan malam di sebuah kafe. Ternyata dia enak juga diajak ngobrol karena kami sama-sama cewek gaul, padahal waktu kecil dulu kami tidak terlalu cocok karena waktu itu dia agak tertutup.
Keesokan harinya aku mengajaknya jalan-jalan menikmati kota Jakarta serta sempat berkenalan dengan Ratna dan cowoknya yang kebetulan bertemu waktu lagi shopping di TA. Royal juga saudaraku yang satu ini, belanjaannya banyak dan semuanya bermerk, aku saja sampai geleng-geleng kepala melihatnya.
Malamnya sepulang dari undangan yang diadakan di sebuah restoran mewah di ibukota, aku langsung menjatuhkan diri ke kasur setelah melepaskan gaun pestaku dan menyisakan celana dalam pink saja. Aku rebahan bugil di ranjang merenggangkan otot-ototku sambil menunggu Yessica yang sedang memakai kamar mandi, dia tadi minum alkohol lumayan banyak, kemungkinan dia muntah-muntah di dalam sana kali pikirku.
“Yes, sekalian ambilin kaos gua di gantungan baju di dalam dong,” pintaku ketika dia keluar limabelas menit kemudian, matanya nampak sayu karena pengaruh alkohol dan kelelahan.
Dia memberikan kaos itu padaku lalu memintaku membantu melepaskan kait belakang gaun malamnya. Setelah memakai kaos, aku membuka kait dan menurunkan resleting gaunnya. Yessica pun memeloroti gaunnya sehingga nampaklah dadanya yang montok, ukurannya tidak beda jauh dengan milikku, cuma putingnya lebih kecil sedikit dari punyaku. Hanya dengan bercelana dalam G-string dia berjongkok di depan kopornya mencari pakaian tidur.
“Kenapa Ci? Kok ngeliatin gua terus, jangan-jangan lu..?” katanya nyengir karena merasa kulihat terus tubuhnya sambil membanding-bandingkan dengan tubuhku.
“Yee.. Nggak lah yaw!! Dasar negative thinking aja lo ah!” ujarku sambil tertawa.
Malam itu, sambil berbaring kami ngobrol-ngobrol, pembicaraan kami cukup seru dari masalah fashion, kuliah, cinta dan sex sehingga bukannya tertidur, kami malah larut dalam obrolan dan canda-tawa. Terlebih lagi ketika memasuki topik seks dan aku menceritakan secara gamblang kehidupan seksku yang liar, dia terkagum-kagum akan keliaranku dan kelihatannya dia juga terangsang.
Namun ketika gilirannya bercerita, suasana jadi serius, di sini dia menceritakan dirinya sedang ribut besar dengan pacarnya yang selingkuh dengan cewek lain, aku dengan penuh perhatian mendengarnya curhat padaku. Nampak matanya berkaca-kaca dan setetes air mata menetes dari matanya yang sipit, dia memeluk bantal lalu menangis tersedu-sedu dibaliknya.
Sebagai wanita yang sama-sama pernah dikhianati pria, aku juga mengerti perasaannya, maka kurangkul dia dan kuelus-elus punggungnya untuk menenangkannya. Aku berusaha keras menghiburnya agar tidak terlalu larut dalam kesedihan dan memberikan air putih padanya.
Beberapa saat kemudian tangisnya mulai mereda, dengan masih sesegukan dia memanggil namaku.
“Hh-mm.. Apa?”
“Ci, tadi lu bilang lu pernah bikin film bokep pribadi kan ya (adeganku yang disyuting Verna, baca ‘Pembalasan Verna’)?”
“Mm.. Iya, so what?” jawabku sambil mengangguk.
“Boleh gua liat nggak, hitung-hitung penghilang stress.. Boleh ya?”
“Ehh.. Eh.. Gimana ya? Sekarang?” aku bingung karena risih juga kalau film pribadiku dilihat orang lain.
Akhirnya karena didesak terus dan mengingat sama-sama cewek ini, akupun menyerah. Kunyalakan komputer di seberang ranjangku dan mengambil VCD-nya yang kusimpan di lemari. Yessica adalah orang pertama di luar geng-ku yang pernah menonton vcd ini. Gambar di layar komputer memperlihatkan diriku sedang dikerjai para tukang bangunan, serta adegan sex massal dimana Verna juga belakangan ambil bagian didalamnya membuat jantung kami berdebar-debar. Yessica nyengir-nyengir ketika melihatku yang tadinya berontak akhirnya takluk dan menikmati diperkosa oleh empat kuli bangunan itu.
“Hi… hi… hi… Malu-malu mau nih yee!” godanya yang kutanggapi dengan mencubit pahanya.
Aku merasakan vaginaku becek setelah menonton film yang kubintangi sendiri itu, kurasa hal yang sama juga dialami oleh Yessica karena waktu nonton tadi dia sering menggesek-gesekkan pahanya.
“Ci, gua juga mau dong bikin bokep pribadi kaya lu” pintanya yang membuatku kaget.
“Ngaco lu, jangan yang nggak-nggak ah, nanti gua dibilang ngerusak anak orang lagi, nambah-nambah dosa gua aja!” aku menolaknya.
“Aahh.. Ayolah Ci, lagian gua juga sudah nggak perawan ini, sudah basah jadi tanggung sekalian aja mandi”
“Jangan Yes, gua nggak enak ke lu”
“Ayolah, gua cuma mau ngebales aja kok, Napoleon juga membalas berselingkuh waktu tahu istrinya selingkuh, itu baru adil, ya kan” katanya sok sejarah.
“Ya.. illah.. Napoleon aja sampai dibawa-bawa, kalaupun gua mau, bikinnya sama siapa, cowoknya mana?”
“Di villa aja Ci, penjaga villa lu masih kerja di sana kan? Sekali-kali gua mau coba gimana rasanya kontol kampung nih, please”
Karena didesak terus dan dia sendiri yang minta, maka akupun terpaksa menyetujuinya, lagian aku sendiri sudah lama tidak berkunjung ke sana, pasti Pak Joko dan Taryo senang apalagi aku ke sana membawa ‘barang baru’.
Kami tidur sekitar jam duabelas dan bangun jam delapan pagi. Setelah sarapan, kami mengemasi barang bawaan, lalu pamit pada mamaku memberitahukan bahwa kami akan ke villa. Aku memakai baju untuk suasana rileks berupa halter neck merah yang memperlihatkan punggungku dipadu dengan celana pendek jeans yang ketat. Yessica memakai gaun terusan mini yang menggantung sejengkal di atas lutut, rambutnya yang panjang diikat ke belakang dengan jepit rambut Tare Panda. Kami berangkat dari Jakarta sekitar jam sepuluh dan tiba di tujuan jam satu lebih, gara-gara liburan yang menyebabkan jalan agak macet.
“Sudah siap lu Yes? Kalau mau berubah pikiran belum telat sekarang, tapi kalau mereka sudah ngerjain lu, gua nggak bisa apa-apa lagi” tanyaku ketika sudah mau dekat.
“I’m ready for it, lagian gua juga mau tahu rasanya diperkosa itu kaya apa” katanya yakin.
Kamipun sampai ke villaku, Pak Joko membuka pintu garasi beberapa saat setelah kubunyikan klakson.
“Waduh Neng, sudah lama kok nggak ke sini.. Bapak kangen nih!” sapanya menyambut kami.
“Iya Pak.. habis Citra sibuk banget sih di Jakarta, kalau libur baru bisa main,” kataku, “O.. Iya Pak, kenalin itu sepupu Citra, namanya Yessica”
Pak Joko terkagum-kagum memandang Yessica yang baru saja turun dari mobil, Yessica juga mengangguk dan tersenyum padanya. Kusuruh Yessica meletakkan dulu tasnya di kamar sementara kami mengeluarkan barang, setelah dia masuk, Pak Joko berbicara dengan suara pelan padaku.
“Eh.. Neng, Neng Yessica itu boleh dientot apa nggak, habis nge-gemesin banget sih, ayunya itu loh”
“Idih, Bapak jorok ah.. Dateng-dateng langsung mikirnya gitu”
“Duh, maaf-maaf Neng kalau nggak boleh, Bapak khilaf Neng”
“Nggak kok Pak, Bapak nggak salah, justru dia yang ngajak ke sini minta digituin, malah minta disyuting lagi Pak, Bapak mau kan disyuting, tenang aja Pak buat koleksi pribadi kok”
Pria setengah baya itu menunjukkan ekspresi senang mendengar jawabanku, dia langsung bergegas mau menemui Yessica untuk langsung mulai. Tapi buru-buru kutahan dengan menarik lengannya.
“Eh.. Sabar-sabar Pak nanti dulu dong, kita harus cari suasana dulu biar lebih hot, lagian kita lapar nih mau makan siang dulu, Bapak sekalian ikut makan aja yah” kataku sambil menyerahkan sekotak ayam goreng KFC dan menyuruhnya menyiapkan nasi.
“O iya Pak, si Taryo ada nggak? Mau manggil dia juga nih” tanyaku pada Pak Joko yang sedang beres-beres.
“Wah kurang tahu tuh Neng, telepon aja dulu”
Aku pun lalu menelepon vila sebelah, baru kujawab teleponnya setelah beberapa kali di sana bilang ‘halo.. Halo.. Siapa ini?’ untuk mengenali suaranya. Setelah yakin itu suara Taryo aku lalu mengundangnya ke sini dan mengutarakan maksudku. Tentu dia senang sekali ditawari seperti itu, tapi dia cuma bisa menemani hari ini saja karena dia bilang besok siang majikannya mau datang berlibur. Ketika kututup telepon, dibelakangku Yessica baru saja turun dari tangga lantai atas.
“Ngapain aja lu, lama amat beresin barang, yuk makan dulu, lapar nih!” kataku.
“Duh sori tadi sakit perut, kepaksa setor dulu ke WC deh”
Aku memberi usul bagaimana kalau kita makan di taman belakang dekat kolam renang saja, mumpung cuaca juga bagus, juga kusuruh Pak Joko menggelar tikar seperti piknik. Ketika lagi beres-beres bel berbunyi, itu pasti Taryo pikirku. Aku menyuruh Pak Joko meneruskan beres-beres sementara aku ke depan membukakan pintu.
Taryo, si penjaga villa tetangga, muncul di depan pintu dan langsung memelukku begitu pintu kututup. Kami berpelukan dengan bibir saling berpagutan, tangannya mengelusi punggungku turun hingga berhenti di pantat, di sana dia remas bokongku yang montok. Serasa sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu dan saling melepas rindu saja deh, what.. Taryo jadi kekasihku? Nggak lah yaw.. Just as sex partner!
“Mmhh.. Jangan sekarang ah, mau makan dulu, yuk sekalian gua kenalin sama sepupu gua!” aku melepaskan pelukannya sebelum dia bertindak lebih jauh lagi mau memelorotkan celanaku.
“Ehehehe.. habis kangen banget sama neng sih, apalagi neng tambah cantik kalau rambutnya kaya sekarang” katanya sambil mengomentari rambutku yang sudah lebih panjang dari yang dulu (kini sudah menyentuh bahu) dan kembali kuhitamkan.
Aku memberikan piring dan sendok garpu padanya dan mengajaknya ke taman. Disana Pak Joko dan Yessica juga baru menyendok nasi dan fried chicken ke piringnya. Kami mulai makan dalam suasana santai, obrolan nakal mereka meramaikan suasana, malah sekali aku hampir tersedak karena tertawa. Taryo menenangkan dengan menepuk-nepuk punggungku dan dadaku, ujung-ujungnya tetap meremas payudaraku.
“Apa sih pegang-pegang malah tambah kesedak tahu!” omelku sambil menepis tangannya.
Pelan-pelan Yessica mulai terbiasa dengan suasana seperti ini, dengan keudikan kedua orang ini, bahkan dia pun mulai berani jawab waktu ditanya aneh-aneh oleh mereka.
“Tuh, pahanya satu lagi, habisin aja Pak!” tawarku.
“Paha? Mana paha?” celoteh si Taryo pura-pura bego sementara tangannya meraih pahaku.
Langsung kutampik lagi tangannya dan disambut gelak-tawa. Setelah semua selesai makan limabelas menit kemudian kusuruh Pak Joko dan Taryo membersihkan perangkat makan dan mencucinya dahulu sekalian menunggu makanan di perut turun.
“Dah nggak risih lagi kan, habis ini kita action nih, siap nggak?” tanyaku pada Yessica.
“Siapa takut, lagian gua seneng bisa ngebales si brengsek itu, biar dia tahu cewek juga bisa selingkuh, apalagi gua selingkuhnya sama orang yang nggak pernah dia duga” tegasnya.
“Tuh mereka sudah beres Yes, showtime” kataku melihat kedua penjaga villa itu keluar, “Pak Joko, tolong handycamnya masih di meja dalam”
Pak Joko pun masuk lagi dan keluar membawa handycamnya. Kami duduk melingkar di tikar, aku memberi instruksi bak seorang sutradara. Kuperingatkan pada kedua pria itu agar tidak menyentuhku dulu selama aku mensyuting, agar hasilnya maksimal, tidak goyang seperti hasil syuting Verna.
Setelah semua siap, keduanya merapatkan duduk mereka pada Yessica, terlihat dia agak nervous dibuatnya.
“Santai aja Yes, ntar juga enjoy kok” saranku.
Kamera kunyalakan, tanpa disuruh lagi keduanya sudah mulai duluan. Pak Joko meletakkan tangannya di paha Yessica yang duduk bersimpuh, tangan itu merabai pahanya secara perlahan dan menyingkap roknya. Taryo di sebelah kanan meremas payudaranya, sepertinya agak keras karena Yessica meringis dan mendesah lebih panjang. Sementara lidahnya menjilati leher jenjang Yessica, ke atas terus menggelikitik kupingnya dan menyapu wajahnya yang mulus.
Tangan Pak Joko sudah masuk ke dalam rok Yessica yang tersingkap, diremasinya kemaluannya yang masih tertutup celana dalam putih tipis yang memperlihatkan bulu kemaluannya. Pria kurus itu juga membuka resleting celananya hingga penisnya yang sudah tegak menyembul keluar, lalu tangan Yessica digenggamkan padanya dan disuruh mengocoknya.
Bibir mungilnya dipagut oleh Taryo, mereka berciuman dengan hot, lidah mereka keluar saling jilat dan belit. Sambil berciuman Taryo menurunkan resleting punggung Yessica lalu memeloroti bajunya lewat bahu, juga disuruhnya Pak Joko memeloroti yang sebelah kiri, setelahnya bra-nya mereka lucuti pula. Kini payudara montok saudaraku yang cantik ini terekspos sudah.
Pak Joko langsung mencaplok susu kirinya dengan liar dan ganas, pipinya sampai kempot menyedot benda itu, aku mendekatkan handycam untuk lebih fokus ke momen itu.
“Gimana Pak? Manis nggak susunya?” tanyaku sambil mensyuting.
“Mantap neng, ini baru pas susunya!” dia melepas sebentar emutannya untuk berkomentar lalu kembali menyusu dan mengorek-ngorek kemaluannya, tangan lainnya mengelusi punggung Yessica.
Taryo masih terus menciuminya, lidahnya terus menyapu rongga mulutnya, begitu pula Yessica juga dengan liar beradu lidah dengannya. Jempol Taryo menggesek-gesek putingnya diselingi pencetan dan pelintiran. Yessica sendiri makin intens mengocoki penis Pak Joko sehingga penjaga villaku ini terpaksa menghentikannya karena tidak mau buru-buru keluar.
Kini dia suruh sepupuku merunduk (sehingga posisinya setengah berbaring ke samping) dan mengoral penisnya. Dengan bernafsu, Yessica melayani penis Pak Joko dengan mulut dan lidahnya, mula-mula dia jilati buah pelir dan batangannya dengan pola naik-turun, sampai di kepalanya sengaja dia gelitik dengan lidahnya dan dikulum sejenak. Pemiliknya sampai mengerang-ngerang keenakan sambil meremasi payudaranya yang menggantung.
Taryo menarik gaun itu ke bawah hingga lepas, menyusul celana dalamnya. Setelah menelanjangi Yessica, dia melepaskan bajunya sendiri. Diobok-oboknya vagina Yessica dengan jari-jarinya, liang itu pun semakin becek akibat perbuatannya, cairannya nampak meleleh keluar dan membasahi jarinya.
“Enngghh.. Uuuhh.. Uhh!” desah Yessica disela-sela aktivitas menyepongnya.
Kemudian Pak Joko rebahan di tikar dan dia suruh Yessica naik ke wajahnya, rupanya dia mau menjilati vaginanya. Gantian sekarang Taryo yang dikaraoke, penisnya yang hitam berurat dan lebih besar dari Pak Joko dikocok-kocok oleh Yessica yang sedang mengemut pelirnya. Dia menyentil-nyetilkan lidahnya pada lubang kencingnya sehingga Taryo mengerang nikmat.
“Ayo dong Neng, masukin aja, jangan cuma bikin geli gitu” kata Taryo sambil menekan penis itu masuk ke mulutnya, lalu wajahnya pun dia tekan dalam-dalam saking tidak sabarnya sehingga mata Yessica membelakak karena sesak.
Dia meronta ingin melepaskan benda itu dari mulutnya, tapi tangan Taryo yang kokoh menahan kepalanya.
“Sudah dong Tar, jangan sadis gitu ah, bisa mati tercekik dia, kontol lu kan gede” bujukku agar Taryo memberinya sedikit kelegaan.
“Non Yessicanya seneng kok Neng, tuh buktinya!” tangkis Taryo memperlihatkan Yessica yang kini malah memaju-mundurkan kepalanya mengoral penisnya, tapi kepalanya tetap dipegangi sehingga tidak bisa lepas.
Kamera kudekatkan ke wajah Yessica yang tengah asyik mengulum penis Taryo, mulutnya penuh terisi oleh batang besar itu sehingga hanya terdengar desahan tertahan. Kemudian kuarahkan ke bawah mengambil adegan Pak Joko sedang melumat vaginanya, dia menjulurkan lidahnya menyapu bibir vaginanya. Tangan kanannya mengelus-elus pantat dan pahanya yang mulus, tangan kirinya dijulurkan ke atas memijati payudaranya.
Ekspresi keenakan Yessica terlihat dari gerak pinggulnya yang meliuk-liuk. Lidah Pak Joko menjilat lebih dalam lagi, dipakainya dua jari untuk membuka bibir vaginanya dan disapunya daerah itu dengan lidahnya. Kemaluannya jadi tambah basah baik oleh ludah maupun cairan vaginanya sendiri. Walaupun terangsang berat aku masih tetap mensyuting mereka sambil sesekali meremas payudaraku sendiri, kemaluanku juga sudah mulai lembab.
“Emmh.. Emmhh.. Angghh!” Yessica mendesah tertahan dengan mata merem-melek, tangannya meremasi rambut Pak Joko di bawahnya.
Cairan bening meleleh membasahi vaginanya dan mulut Pak Joko. Pak Joko makin mendekatkan wajahnya ke selangkangannya dan menyedot vaginanya selama kurang lebih lima menit, selama itu tubuh Yessica menggelinjang hebat dan sepongannya terhadap penis Taryo makin bersemangat. Puas menikmati vagina, Pak Joko menarik keluar kepalanya dari kolong Yessica. Dia mengambil posisi duduk dan menaikkan Yessica ke pangkuannya. Tangannya yang satu membuka lebar bibir vaginanya sedangkan yang lain membimbing penisnya memasuki liang itu.
Taryo cukup mengerti keadaannya dengan membiarkan Yessica melepas penisnya yang sedang dioral untuk mengatur posisi dulu. Yessica menurunkan tubuhnya menduduki penis Pak Joko hingga penis itu melesak ke dalamnya diiringi erangan panjang. Pak Joko juga melenguh nikmat akibat jepitan vagina Yessica yang kencang itu. Aku mendekatkan kamera ke selangkangan mereka agar bisa meng-close-up adegan itu. Yessica mulai naik-turun di pangkuannya, payudaranya diremasi dari belakang oleh Pak Joko.
Kembali Taryo memasukkan penisnya ke mulut Yessica yang langsung disambut dengan jilatan dan kuluman. Kurang dari lima belas menit, Taryo sudah mengerang tak karuan sambil menekan kepala Yessica.
“Hhmmpphh.. Oohh.. Keluar Neng!” demikian erangnya panjang.
Pipi Yessica sampai kempot mengisapi sperma Taryo, namun hebatnya belum nampak setetespun cairan itu meleleh keluar dari mulutnya, padahal di saat yang sama Pak Joko juga sedang menggenjotnya dari bawah. Hingga erangan Taryo berangsur-angsur mereda, dia pun mulai melepas penis itu dan menjilati sisa-sisa sperma di batangnya. Penis Taryo kelihatan sedikit menyusut setelah menumpahkan isinya.
“Wuihh.. Gile bener sepongan Neng Yessica nggak kalah dari Neng Citra” komentarnya.
Kamera kudekatkan ke wajah Yessica yang sedang menjilati sisa-sisa sperma di penis Taryo dengan rakus. Sambil men-charge penisnya, Taryo bermain-main dengan payudara Yessica, kedua bongkahan kenyal itu dia caplok dengan telapak tangannya dan dihisapi bergantian. Kulit payudara yang putih itu sudah memerah akibat cupangan Taryo. Suara erangan sahut-menyahut memanaskan suasana.
Yessica terus menaik-turunkan tubuhnya dengan bersemangat, semakin lama makin cepat dan mulutnya menceracau tak karuan.
“Oohh.. Aauuhh.. Aahh!” lolongnya dengan kepala mendongak ke langit bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang, didekapnya kepala Taryo erat-erat sehingga wajahnya terbenam di belahan payudaranya. Momen indah ini terabadikan melalui handycamku dan terus terang aku sendiri sudah terangsang berat dan ingin segera bergabung, tapi sepertinya belum saatnya, nampaknya mereka berdua sedang getol-getolnya menggarap Yessica sebagai barang baru daripada aku yang sudah sering mereka kerjai.
Yessica ambruk di atas tubuh Pak Joko dengan penis masih tertancap. Pak Joko mendekapnya dan mencumbunya mesra, lidah mereka berpaut dan saling menghisap. Kini Taryo yang senjatanya sudah di reload meminta gilirannya. Pak Joko pun menurunkan Yessica dari tubuhnya dan ke dalam mengambil minum. Kedua pergelangan kaki Yessica dipegangi Taryo lalu dia bentangkan pahanya lebar-lebar. Setelah menaikkan kedua betisnya ke bahu, Taryo menyentuhkan kepala penisnya ke bibir vaginanya.
Walaupun vagina itu sudah basah, tapi karena penis Taryo termasuk besar, lebih besar dari Pak Joko, Yessica meringis dan mengerang kesakitan saat liang senggamanya yang masih rapat diterobos benda hitam itu, tubuhnya tegang sambil meremasi tikar di bawahnya, mungkin dia belum terbiasa dengan penis seperti itu. Taryo sendiri juga mengerang nikmat akibat himpitan dinding vaginanya
“Uuuhh.. Uhh.. Sempit banget sih, asoy!” erangnya ketika melakukan penetrasi.
Aku sebagai juru kamera sudah terlalu menghayati sampai tak sadar kalau tangan kiriku menyelinap lewat bawah bajuku dan memijiti payudaraku sendiri, kuputar-putar putingku yang sudah mengeras dari tadi. Taryo mulai menggerakkan penisnya perlahan yang direspon Yessica dengan rintihannya. Pak Joko kembali dari dalam, dia bersimpuh di samping mereka lalu meletakkan tangan Yessica pada penisnya. Dia menikmati penisnya dipijat Yessica sambil meremas payudaranya.
Taryo menaikkan tempo permainannya, disodoknya Yessica sesekali digoyangnya ke kiri dan kanan untuk variasi, tak ketinggalan tangannya meremasi pantatnya yang montok. Yessica semakin menggeliat keenakan, desahannya pun semakin mengekspresikan rasa nikmat bukan sakit. Pak Joko merundukkan badannya agar bisa menyusu dari payudaranya, diemut-emut dan ditariknya puting itu dengan mulutnya.
Sekitar limabelas menit kemudian mereka berganti posisi karena Pak Joko juga sudah mau mencoblos lagi. Kali ini tanpa melepas penisnya Taryo mengangkat tubuh Yessica, dia sendiri membaringkan diri di tikar sehingga Yessica kini diatasnya. Kemudian Pak Joko menyuruhnya agar mengangkat pinggulnya, Yessica lalu mencondongkan badannya ke depan sehingga pantatnya menungging dan payudaranya tepat di atas wajah Taryo.
“Bapak tusuk di pantat yah Neng, tahan yah kalo agak sakit” kata Pak Joko meminta ijin.
“Jangan terlalu kasar yah Pak, saya takut nggak tahan” kata Yessica dengan suara lemas.
“Engghh.. Pak!” erangnya saat Pak Joko memasukkan telunjuknya ke anusnya, lalu dia masukkan juga jari tengahnya sambil diludahi dan digerak-gerakkan untuk melicinkan jalan bagi penisnya.
Setelah merasa cukup, Pak Joko mulai memasukkan barangnya ke sana, kelihatannya cukup susah sehingga dia harus pakai cara tarik ulur, keluarin satu senti masukkan tiga senti sampai menancap cukup dalam dan setelah setengahnya lebih dengan sedikit tenaga dia hujamkan hingga mentok.
“Akkhh.. Sakit..!!” erangannya berubah jadi jeritan ketika pantatnya dihujam seperti itu.
Kedua penjaga villa ini bagaikan kuda liar menggarap kedua liang senggama sepupuku, kedua tubuh hitam yang menghimpit tubuh putih mulus itu seperti sebuah daging ham diantara dua roti hangus, mereka sudah bermandikan keringat dan nampak sebentar lagi akan mencapai puncak. Aku sejak tadi sibuk berpindah sana-sini untuk mencari sudut yang bagus.
Yessica mulai mengejang dan mengerang panjang menandai klimaksnya. Tapi kedua penjaga villa itu tanpa peduli terus menggenjotnya hingga beberapa menit kemudian. Mereka mencabut penisnya dan menelentangkan Yessica di tikar. Mereka cukup mengerti permintaan Yessica agar tidak membuang di dalam karena sedang masa subur, Pak Joko menumpahkan ke wajah dan mulutnya, sedangkan Taryo ke perut dan dadanya. Meskipun masih lemas, Yessica tetap menggosokkan sperma itu ke badannya. Ketiganya rebahan dan mengatur kembali nafasnya.
“Gimana Yes, puas nggak?” tanyaku.
“Aduh Ci.. Lemes banget, kayak nggak bisa bangun lagi rasanya deh!” jawabnya lemas dengan sisa tenaganya.
“Gimana Bapak-Bapak, masih kuat nggak? Gua belum dapat nih!” kataku pada kedua orang itu.
“Iya ntar Neng, harus isi tenaga dulu nih!” jawab Pak Joko.
“Ya sudah istirahat aja dulu, gua mau minum nih haus!” kataku meninggalkan mereka dan menuju ke dalam.
Aku menuangkan air dingin dari kulkas dan meminumnya. Setelah menutup pintu kulkas dan membalik badan tiba-tiba Taryo sudah di belakangku, kaget aku sampai gelas di tanganku hampir jatuh.
“Duh.. Ngagetin aja lu Tar, dateng nggak kedengeran gitu kaya setan aja!” omelku, “Ngapain? Mo minum?”
Tanpa berkata-kata dia mengambil gelas yang kusodorkan dan meminumnya. Aku melihat tubuhnya yang telanjang, penisnya dalam posisi setengah tegang, pelirnya menggantung di pangkal pahanya seperti kantung air. Setelah berbasa-basi sejenak aku mendekati dan memeluknya, berpelukan mulut kami mulai saling memagut, lidah bertemu lidah, saling jilat dan saling belit, kugenggam penisnya dan kupijati. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi.
Kemudian kuajak dia ke ruang tengah lalu kupersilakan dia duduk di sofa. Aku berdiri di hadapannya dan melepas pakaianku satu persatu hingga tak menyisakan apapun di badanku dengan gerakan erotis. Aku berhenti tepat di depannya yang sedang duduk, nampak dia terbengong-bengong menyaksikan keindahan tubuhku, tangannya merabai paha dan pantatku.
“Neng cukur jembut yah, jadi rapih deh hehehe..” komentarnya terhadap bulu kemaluanku yang beberapa hari lalu kurapihkan pinggir-pinggirnya hingga bentuknya memanjang.
Menanggapinya aku hanya tersenyum seraya mendekatkan kemaluanku sejengkal dan sejajar dari wajahnya, seperti yang sudah kuduga, dia langsung melahapnya dengan rakus.
“Eemmhh.. Yess!” desahku begitu lidahnya menyentuh vaginaku.
Kurenggangkan kedua pahaku agar lidahnya bisa menjelajah lebih luas. Sapuan lidahnya begitu mantap menyusuri celah-celah kenikmatan pada kemaluanku. Aku mendesah lebih panjang saat lidahnya bertemu klitorisku yang sensitif. Mulutnya kadang mengisap dan kadang meniupkan angin sehingga menimbulkan sensasi luar biasa. Sementara tangannya terus meremas pantatku dan sesekali mencucuk-cucuk duburku.
Aku mengerang sambil meremas rambutnya sebagai respon permainan lidahnya yang liar. Puas menjilati vaginaku, dia menyuruhku duduk menyamping di pangkuannya. Dengan liarnya dia langsung mencaplok payudaraku, putingnya dikulum dan dijilat, tangannya menyusup diantara pahaku mengarah ke vagina. Selangkanganku terasa semakin banjir saja karena jarinya mengorek-ngorek lubang vaginaku.
Selain payudaraku, ketiakku yang bersih pun tak luput dari jilatannya sehingga menimbulkan sensasi geli, terkadang dihirupnya ketiakku yang beraroma parfum bercampur keringatku. Tanganku merambat ke bawah mencari penisnya, benda itu kini telah kembali mengeras seperti batu. Kuelusi sambil menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan padaku. Jari-jarinya berlumuran cairan bening dari vaginaku begitu dia keluarkan. Disodorkannya jarinya ke mulutku yang langsung kujilati dan kukulum, terasa sekali aroma dan rasa cairan yang sudah akrab denganku.
Tubuhku ditelentangkan di meja ruang tamu dari batu granit hitam itu setelah sebelumnya dia singkirkan benda-benda diatasnya. Nafasku makin memburu ketika penis Taryo menyetuh bibir vaginaku.
“Cepet Tar, masukin yang lu dong, nggak tahan lagi nih!” pintaku sambil membuka pahaku lebih lebar seolah menantangnya.
Karena mejanya pendek, Taryo harus menekuk lututnya setengah berjinjit untuk menusukkan penisnya. Aku menjerit kecil merasa perih akibat cara memasukkannya yang sedikit kasar. Selanjutnya kami larut dalam birahi, aku mengerang sejadi-jadinya sambil menggelengkan kepala atau menggigit jariku. Kini dia berdiri tegak memegangi kedua pergelangan kakiku, sehingga pantatku terangkat dari meja. Payudaraku terguncang-guncang mengikuti irama goyangannya yang kasar.
Dalam waktu duapuluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar.
Sekarang dia merubah posisi dengan menurunkan setengah tubuhku dari meja, dibuatnya aku nungging dengan kedua lututku bertumpu di lantai, tetapi badan atasku masih di atas meja sehingga kedua payudaraku tertekan di sana. Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin deras saja.
Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu yaitu bunyi plok.. plok.. tak beraturan yang bercampur baur dengan erangan kami. Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, keringatku sudah menetes-netes di meja.
Namun sepertinya Taryo masih belum selesai, nampak dari penisnya yang masih tegang. Aku cuma diangkat dan dibaringkan di sofa, lumayan aku bisa beristirahat sebentar karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai.
“Yessica sama Pak Joko mana Tar? Kok nggak masuk-masuk?” tanyaku pelan.
“Nggak tahu juga Neng, mungkin sudah mulai ngentot lagi di luar, kita lihat aja yuk!”
“Oo… kalo gitu ntar aja deh, masih lemas”
Namun sebagai jawabannya Taryo malah menggendong tubuhku dan membawaku ke kebun. Di sana Yessica maupun Pak Joko sudah tidak ada lagi yang ada hanya baju mereka yang berceceran di atas tikar. Sayup-sayup terdengar suara desahan tak jauh dari sini, tepatnya dari kolam renang.
Dengan menggendongku, Taryo berbelok ke kanan menuju ke kolam. Di sana kami melihat di kolam daerah dangkal Pak Joko sedang asyik menggenjot sepupuku dari belakang dengan doggy style. Yessica mendesah-desah dan sesekali menjerit kecil menerima sodokan Pak Joko, rambut panjangnya kini basah oleh air dan terurai karena ikat rambutnya sudah dilepas.
“Neng, kita nyebur juga yuk, biar seger” ajak Taryo.
Aku menganggukkan kepala menyetujuinya, diapun melangkah turun ke air, di sana tubuhku dia turunkan hingga terendam air. Hmm.. Rasanya dingin dan menyegarkan, sepertinya keletihanku agak terobati oleh air.
“Masih kuat juga Pak Joko, sejak kapan mulai lagi nih?” sapa Taryo.
“Kuat dong, buat neng-neng cantik ini kapan lagi,” sahut Pak Joko di tengah aktivitasnya.
Air kolam merendamku hingga dada ke atas, aku sandaran pada dinding kolam mengendurkan otot-ototku. Taryo kembali menghampiri dan menghimpit tubuhku. Diciumnya aku dibibir sejenak lalu ciumannya merambat ke telinga dan leher sehingga aku menggeliat geli. Penisnya kugenggam lalu kukocok di dalam air. Dia angkat satu kakiku dan mendekatkan penisnya ke vaginaku. Dengan dibantu tanganku dan dorongan badannya, masuklah penis itu ke vaginaku.
Air semakin beriak ketika dia memulai genjotannya yang berangsur-angsur tambah kencang. Kakiku yang satunya dia angkat sehingga tubuhku melayang di air dengan bersandar pada tepi kolam. Aku menengadahkan wajah menatap langit yang sudah mulai senja dan mengeluarkan desahan nikmat dari mulutku. Mulutnya melumat payudaraku dan mengisapnya dengan gemas membuatku semakin tak karuan.
Aku menoleh ke sebelah untuk melihat Yessica yang berada sekitar lima meter dari kami, sekarang mereka sudah berganti posisi, Yessica duduk di atas pangkuan Pak Joko menggoyang-goyangkan tubuhnya di atas penis Pak Joko yang disaat bersamaan sedang mengenyot payudaranya. Tangan kiri Pak Joko bergerilya mengelusi punggung dan pantatnya.
Taryo memang sungguh perkasa, padahal kan sebelumnya dia sudah menggarap Yessica sampai orgasme berkali-kali. Aku sendiri sudah mulai kecapekan dan setengah sadar karena sodokan-sodokan brutalnya. Gesekan-gesekan penisnya dengan dinding vaginaku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila. Mataku mebeliak-beliak keenakan hingga akhirnya aku klimaks lagi bersamaan dengan Taryo. Spermanya yang hangat mengalir mengisi rahimku.
“Neng.. Neng keluar nih saya!” erangnya panjang sambil meringis.
Rasanya sungguh lemas, badan seperti mati rasa, mataku juga makin berat. Mungkin karena kecapaian di perjalanan atau Taryo yang terlalu bersemangat, akupun tak sadarkan diri, padahal jarang sekali aku pingsan setelah bersenggama. Aku masih sempat merasakan diriku digendong Taryo lalu dibaringkan di pinggir kolam, juga menyaksikan Yessica sedang mengoral Pak Joko yang berdiri berkacak pinggang, nampaknya mereka juga sudah mau selesai, tapi entahlah karena aku keburu tidak sadar.
Aku terbangun ketika langit sudah gelap di kamarku, masih telanjang dan terbaring di ranjang. Yessica lah yang membangunkanku dengan mengguncangkan tubuhku. Dia juga masih telanjang, cuma ada kami berdua di kamar ini. Aku mengucek-ngucek mataku sambil menggeliat.
“Jam berapa Yes?” tanyaku dengan pelan.
“Setengah tujuh, mandi yuk, gua juga baru bangun!” ajaknya.
“Entar ah, masih lemes sepuluh menit lagi deh!” jawabku dengan malas dan menarik selimut menutup tubuh bugilku.
“Ci, handycamnya mana? Lihat dong hasilnya, bagus nggak?”
“Mm.. Di ruang tengah kali, terakhir gua taro sana, coba lihat aja”
“O iya, Yes.. Sekalian buatin air hangat yah, tinggal buka krannya aja kok, itu otomatis!” pintaku sebelum dia keluar dari kamar.
Dia kembali tak lama kemudian dengan membawa handycam dan segelas air putih. Kugeser tubuhku duduk bersandar ke ujung ranjang. Dia minta aku menyalakan alat itu karena tidak mengerti. Kami menyaksikan hasil rekamanku tadi melalui layar kecil pada alat itu.
“Hot juga lu Yes mainnya, bakat jadi bintang bokep nih!” godaku melihat keliarannya, “By the way, gimana perasaan lu sesudah ngeliat ini?”
“Lega Ci, gua akhirnya bisa juga ngebales cowok brengsek itu, biar tahu rasa dia ceweknya main sama orang-orang kaya gini, putus ya putus, gua dah nggak peduli lagi kok” katanya berapi-api.
“Sudah dong jangan nafsu gitu Yes, serem ah liatnya!” kataku sambil mengelus-elus punggungnya menenangkan.
“Eh.. Gimana airnya, bisa tumpah nih!” kataku mendadak baru ingat limabelas menit kemudian gara-gara asyik ngobrol sambil menonton rekaman itu.
Kami buru-buru ke kamar mandi dengan berlari kecil dan benar saja airnya sudah meluap tapi sepertinya belum lama karena lantainya belum terlalu banjir. Terpaksa harus kubuang sedikit airnya, lalu kutaburi buble bath dan mengocoknya hingga berbusa. Kusuruh Yessica agar membawa saja handycamnya ke sini agar bisa nonton sambil berendam. Hhmm.. Segarnya berendam di air hangat berbusa itu, sepertinya segala beban seharian hilang sudah oleh kesegarannya.
Di bathtub kami saling menggosok punggung kami sambil menonton handycam yang diletakkan di tepi bak yang agak lebar, aku juga membantu Yessica mengkramas rambutnya yang panjang itu. Setelah dua puluh menitan kamipun menyelesaikan mandi kami, kuguyur badanku dengan air membersihkan busa-busa yang menempel lalu mengelap badan dengan handuk. Yessica ke kamar dahulu karena aku mau buang air kecil dulu. Aku keluar dari kamar mandi sambil mengikat tali pinggang kimonoku, di ruang tengah aku berpapasan dengan Pak Joko yang juga baru masuk dari pintu yang menuju kolam.
“Eh Bapak, Taryo mana Pak, kok nggak keliatan?” sapaku.
“Oo.. Tadi katanya mau pulang dulu ke rumahnya, ndak tahu deh ngapain,” jawabnya, “Tapi nanti katanya mau ke sini lagi sekalian bawain makanan”
Aku lalu meninggalkannya dan masuk ke kamarku, di sana Yessica yang masih memakai gulungan handuk di kepalanya sedang mengoleskan body lotion pada pahanya. Tak lama kemudian terdengar bel berbunyi, Taryo datang membawa empat bungkus nasi uduk, dia bilang tadi dia menengok istri dan orang tuanya dulu di desa tak jauh dari sini. Kami makan di meja makan, tidak terlalu enak sih, tapi lumayan lah buat sekedar ganjal perut.
Di tengah makan, terdengarlah suara dering HP dari kamarku.
“HP lu tuh Yes, sana gih terima dulu!” kataku padanya.
Yessica bergegas ke kamar meninggalkan makannya yang belum habis sementara kami bertiga meneruskan makan. Taryo selesai paling awal, saat itu Yessica masih belum kembali juga, lama juga neleponnya pikirku.
“Saya panggilin Neng Yessi dulu yah!” kata Taryo setelah meminum airnya seraya melangkah ke kamarku.
Pak Joko sudah selesai makan, sedangkan aku tidak habis karena nasinya kebanyakan, tak enak pula jadi sisanya kubuang. Kami berdua membereskan sendok-garpu dan gelas ke bak cucian, serta membuang kertas pembungkus ke tempatnya.
“Yes, ini makannya habisin dulu dong, dingin nanti!” teriakku padanya, “Wah jangan-jangan si Taryo dah mulai lagi tuh, habis belum keluar-keluar sih”
Kami berdua pun segera ke kamarku dan benar juga apa kataku tadi. Taryo sudah telanjang, duduk selonjoran di ranjang dan mendekap Yessica yang duduk membelakanginya bersandar pada tubuhnya. Kimono putih bermotif bunga-bunga kuningnya tersingkap kemana-mana, payudara kirinya yang terbuka dipencet-pencet dan dimainkan putingnya oleh Taryo. Pahanya terbuka lebar dan dipangkalnya tangan Taryo bermain-main diantara kerimbunan bulunya, mengelusi dan mengocok dengan jarinya.
Tak ketinggalan bahu kirinya yang terbuka dicupangi olehnya. Yessica hanya mendesah dengan ekspresi wajah menunjukkan kepasrahan dan rasa nikmat.
Pak Joko yang terangsang sudah mulai grepe-grepe pantatku dan mulai menyingkap bagian bawah kimonoku. Namun kutepis tangannya.
“Ntar dong Pak, baru juga makan, masih penuh nih perutnya, nggak enak”
“Ya sudah nggak apa-apa pemanasan aja dulu neng, boleh ya” jawabnya sambil membuka bajunya sendiri.
Dia menyuruhku jongkok di depan penis hitamnya yang setengah ereksi. Akupun menggenggam penis itu dan mulai memainkan lidahku, kuawali dengan menjilati hingga basah kepala penisnya, lalu menciumi bagian batangnya hingga pelirnya. Kantong bola itu kuemut disertai mengocok batangnya dengan tanganku.
Perlahan tapi pasti benda itu ereksi penuh karena teknik oralku. Desahan Yessica tidak terdengar lagi, kulirikan mataku melihatnya, ternyata, keduanya sedang asyik berfrech-kiss. Posisi mereka tidak berubah, Yessica hanya menengokkan kepalanya ke samping saja agar bisa saling memagut bibir dengan Taryo.
Pak Joko menikmati sekali permainan lidahku, dia terus merem-melek dan mendesah tak henti-hentinya saat penisnya kukulum dan kuhisap-hisap. Lama juga aku mengkaraokenya, sampai mulutku pegal, akhirnya dia suruh aku berhenti agar tidak cepat-cepat keluar. Saat itu Taryo dan Yessica sudah ber-posisi 69 dengan pria di atas. Yessica masih mengenakan kimononya yang sudah terbuka sana-sini memainkan penis Taryo yang menggantung dengan mulutnya. Sedangkan Taryo sibuk melumat vagina Yessica, klitorisnya dijilati sehingga tubuh Yessica menegang kenikmatan. Kulihat paha mulusnya menegang dan menjepit kepala Taryo.
Setelah berdiri Pak Joko memagut bibirku yang kubalas dengan tak kalah hot, aku memainkan lidahku sambil tanganku memijat penisnya. Tangannya meraih tali pinggangku dan menariknya lepas hingga kimonoku terbuka. Sambil terus berciuman tangannya menggeser kain yang menyangga pada kedua bahuku maka melorotlah kimono itu, ditubuhku pun sudah tidak menempel apapun lagi.
Aku melepas ciuman untuk mengajaknya ke ranjang agar lebih nyaman. Di sebelah Yessica dan Taryo yang masih ber-69 kutelungkupkan tubuh telanjangku dan menaruh kepalaku di atas kedua lengan terlipat seperti posisi mau dipijat, dari sini dapat kulihat jelas ekspresi wajah Yessica yang meringis menikmati vaginanya dilumat Taryo, sementara dia memainkan penis yang menggantung di atas wajahnya. Pak Joko menaikiku lalu mencium juga mengelusi punggungku, aku mendesah merasakan rangsangan erotis itu. Ciumannya makin turun sampai ke pantatku, disapukannya lidahnya pada bongkahan yang putih sekal itu, diciumi, bahkan digigit sehingga aku menjerit kecil.
Mulutnya turun ke bawah lagi, menciumi setiap jengkal kulit pahaku. Betis kananku dia tekuk, lalu dia emuti jari-jari kakiku. Beberapa saat kemudian dia menekuk paha kananku ke samping sehingga pahaku lebih terbuka. Aku mulai merasakan jari-jarinya menyentuh vaginaku, dua jari masuk ke liangnya, satu jari menggosok klitorisku. Rambutku dia sibakkan dan aku merasakan hembusan nafasnya terasa dekat wajahku. Leher dan tengukku digelikitik pakai lidahnya, juga telingaku, aku tertawa-tawa kecil sambil mendesah dibuatnya. Aku suka rangsangan dengan sensasi geli seperti ini.
Sementara di sebelah kami semakin seru karena Taryo sudah menindih Yessica dan memacu tubuhnya dengan cepat. Yessica menggelinjang dan mengerang setiap kali Taryo menyentakkan pinggulnya naik-turun, tangannya kadang meremasi sprei dan kadang memeluk erat si Taryo. Pak Joko mengangkat pantatku ke atas, kutahan dengan lututku dan kupakai telapak tangan untuk menyangga tubuh bagian atasku. Sesaat kemudian aku merasakan benda tumpul menyeruak ke vaginaku.
Seperti biasa aku meringis dengan mata terpejam menghayati moment-moment penetrasi itu. Aku tak kuasa menahan desahanku menerima hujaman-hujaman penisnya ke dalam tubuhku. Sensasi yang tak terlukiskan terutama waktu dia memutar-mutar penisnya di vaginaku, rasanya seperti sedang dibor saja, aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu, makannya aku selalu mendesah:
“Terus.. Terus.. Jangan pernah stop!”
Yessica dan Taryo berguling ke samping sehingga kini Yessica yang berada di atas dan lebih memegang kendali. Dengan liarnya dia menggoyangkan tubuhnya di atas Taryo, diraihnya tangan Taryo untuk meremas payudaranya. Wow.. Kali ini dia bahkan lebih binal dan agresif dari tadi siang, di tengah erangannya dia memaki-maki pacarnya yang menyakiti hatinya.
“Randy bangsat.. Ahh.. Lu kira aku uuhh.. nggak bisa.. Nyeleweng apa! Engghh.. Terus Bang.. Entot gua buat ngebales.. Aahh.. Cowok sialan itu!!”
Kocokan Pak Joko padaku bertambah cepat dan kasar, otomatis eranganku pun tambah tak karuan, sesekali bahkan aku menjerit kalau sodokannya keras. Karena sudah tak bisa bertahan lagi, aku mengalami orgasme dahsyat, sementara Pak Joko dia tak mempedulikan kelelahanku, justru semakin gencar menyodokku. Tanpa melepas penisnya dia baringkan tubuhku menyamping dan menaikkan kaki kiriku ke pundaknya, dengan begini penisnya menancap lebih dalam ke vaginaku. Selangakanku yang sudah basah kuyup menimbulkan bunyi kecipak setiap menerima tusukan.
Dalam posisi ini aku bisa menyaksikan Taryo dan Yessica tanpa menoleh. Payudaranya yang berayun-ayun akibat goyangan badannya mendapat kuluman Taryo, beberapa kali kulumannya lepas karena Yessica menggoyangkan tubuhnya dengan kencang, namun dengan sabar Taryo menangkapnya dengan mulut dan mengulumnya lagi.
“Yahh.. Entot aku Bang.. Sedot susuku sampai puas.. Ahh.. Perlakukan aku sesukamu.. Biar bajingan itu tahu rasa!!” erangnya terengah-engah melampiaskan dendamnya
Sambil terus menggenjot, Pak Joko menyorongkan kepalanya ke payudaraku, putingnya ditangkap dengan mulut kemudian digigit dan ditarik-tarik, aku merintih dan meringis karena nyeri, namun juga merasa nikmat. Sementara situasi di sebelah nampaknya makin seru, kalau tadi siang Yessica didominasi oleh mereka berdua, kini sebaliknya Yessicalah yang lebih mendominasi permainan dan justru Taryo dibuat ngos-ngosan oleh keliarannya. Setelah menggelinjang dan mendesah ketika mencapai klimaks, dia mencabut penis itu dari vaginanya, lalu menggeser dirinya ke bawah dan menjilati serta mengulum penis itu seperti orang kelaparan. Taryo sampai merem-melek dan mendesah-desah dibuatnya.
Dalam jangka waktu lima menitan cairan putih kentalnya sudah menyemprot bagaikan kilang minyak, bercipratan membasahi wajah Yessica, Yessica terus mengocok dengan tangannya, mulutnya dibuka membiarkan cipratan itu masuk ke mulutnya, rambutnya yang panjang itu juga terkena cipratan sperma. Setelah semprotannya reda, dia menjilati sisanya yang masih menetes, kepala penis Taryo yang seperti jamur hitam itu disedot-sedot. Sesudahnya dia mengelap cipratan di wajahnya dengan jarinya, dihisapnya jari-jarinya yang belepotan sperma itu, sisanya dibalurkan merata di wajahnya. Kemudian dia rebahan di atas tubuh Taryo, kepalanya bersandar di dadanya, keduanya berpelukan seperti sepasang kekasih.
Aku merasakan sebentar lagi giliran aku klimaks, dinding vaginaku makin berdenyut.
“Ayoo.. Pak, terus.. Citra sudah mau..!” desahku dengan nafas tersenggal-senggal.
Tak lama kemudian aku merasakan tubuhku makin terbakar, aku menggeliat sambil memeluk guling erat-erat. Desahan panjang menandakan orgasmeku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku membasahi selangkanganku. Dia melepas penisnya dan menurunkan kakiku, spermanya dikeluarkan di dadaku, setelah itu dia ratakan cairan kental itu ke seluruh payudaraku hingga basah mengkilap.
Belum habis rasa lelahku, dia sudah tempelkan kepala penisnya di bibirku, menyuruh membersihkannya. Dengan sisa-sisa tenaga aku genggam benda itu dan menyapukan lidahku dengan lemas, kujilat bersih dan sisa-sisa spermanya kutelan saja. Akhirnya kami pun terbaring bersebelahan, keringatku bercucuran dengan deras, dadaku naik-turun dengan cepat karena ngos-ngosan.
“Ck.. Ck.. Ck.. What a naughty girl you are, Ci!” terdengar Yessica berkata dari sebelahku.
Aku menoleh ke arahnya yang masih berbaring di tubuh Taryo, dan membalasnya tersenyum. Kami masih sempat ngobrol-ngobrol beberapa menit sebelum satu-persatu tertidur kecapekan.
Pagi jam sembilan aku terbangun dan menemukan diriku telanjang tertutup selimut, tidak ada siapapun di kamar semua sudah pergi. Jendela sudah terbuka sehingga sinar matahari menerangi kamar ini, dari luar terdengar suara kecipak air. Aku turun dari ranjang dan melihat ke luar jendela, di kolam Yessica sedang berenang sendirian, tanpa sehelai benangpun.
“Yes.. Ooii!” sapaku sedikit teriak sambil melambai, “Mana tuh dua orang itu!?”
Dia menoleh ke asal suara dan balas melambai, “Nggak tahu tuh, kalau Pak Joko tadi lagi nyapu di depan, sini Ci, segar loh renang pagi gini!”
Aku keluar dari kamar dan menyusulnya ke kolam. Baru turun dari tangga, aku hampir bertabrakan dengan Pak Joko yang muncul di sebelah dengan memegang sapu, dia baru masuk ke sini setelah selesai membersihkan halaman depan.
“Aduh, Bapak, ngagetin aja.. Hampir deh!” kataku sambil mengelus dada, “O ya, Taryo hari ini nggak bisa ke sini ya katanya?”
“Haduh.. Bapak juga kaget Neng nongolnya mendadak gini.. Taryo ya, tadi pagi dia pulang ke kampungnya lagi, tapi memang dia bilang hari ini nggak bisa ke sini soalnya entar siang majikannya datang!”
Kebetulan dia ingin minta ijin padaku untuk menengok cucunya yang baru sembuh di desa, tapi sesudah makan siang dia berjanji akan kembali. Setelah dia pergi tinggallah kami dua gadis di villa ini.
Hampir sejam lamanya kami berenang dan mengobrol di kolam. Setelah mandi bersih aku memasak dua bungkus mie Korea untuk sarapan. Habis makan aku mengajaknya jalan-jalan mengelilingi kompleks sekalian menikmati suasana pegunungan yang tenang dan sejuk. Sepanjang jalan, hampir semua orang yang kami temui (terutama pria) memperhatikan kami, bahkan beberapa sempat menggoda dengan kata-kata.
Tidak heran sih, karena aku memakai pakaian kemarin yang seksi itu, sedangkan Yessica memakai rok mini warna hitam dengan atasan kaos u can see kuning yang ketat sehingga mencetak bentuk badan dan payudaranya yang menantang. Untung hari ini tidak banyak angin, kalau tidak rok yang bahannya lembut itu sudah tertiup angin kemana-mana.
Kami sih berlagak cuek aja dengan tatapan-tatapan nakal mereka. Siapa sangka justru penjaga villa yang biasa kurang dianggap malah lebih beruntung dibanding om-om dan pemuda kaya yang kami temui. Ketika pulang kami melihat di villa sebelah sudah terparkir dua buah mobil dan beberapa anak-anak asyik bermain di balik pagar. Majikan Taryo dan familinya sudah datang, berarti dia tidak bisa menemani kami lagi karena sibuk melayani mereka.
Di rumah, Yessica meminta kalau nanti ML lagi agar kembali disyuting, dia juga menyayangkan kenapa aku tidak mensyutingnya semalam, padahal menurut dia semalam itu sangat hot adegannya. Iya juga sih pikirku, tapi kan waktu itu nafsu sudah diubun-ubun sampai lupa mau mensyuting juga.
Jam tigaan, setelah Pak Joko kembali, Yessica memintaku mensyutingnya lagi. Kali ini settingnya di ruang tengah tempat Taryo menggarapku kemarin. Yessica dan Pak Joko duduk bersebelahan di sofa, begitu kuberi aba-aba, mereka berpelukan, Pak Joko melumat bibir Yessica dan lidah mereka mulai beradu. Sambil berciuman tangan Pak Joko meraba-raba paha mulusnya semakin ke atas menyingkap roknya yang pendek, Yessica pun tidak kalah aktif, dia meremasi selangkangan Pak Joko dari luar celananya. Kemudian Pak Joko menjatuhkan tubuhnya ke depan menindih Yessica. Mereka mulai saling melucuti pakaian pasangannya sampai bugil.
Yessica dua kali orgasme di atas sofa, selanjutnya kami pindah ke kamar mandi, mereka bercinta di bawah siraman shower, Yessica menyandarkan tangannya di tembok menerima sodokan Pak Joko dari belakangnya. Sambil menggenjot, Pak Joko menyuruhku mengambil sabun cair dekat bathtub, dia menuangkannya ke tangannya lalu membalurinya ke tubuh Yessica. Tangannya yang kasar itu menggosok seluruh tubuhnya, paha, pantat, perut, naik ke payudaranya, lama-lama tubuh sabun cair itu semakin berbusa di tubuh Yessica.
Usai menyabuni Yessica, dia membalik tubuhnya menghadapnya. Kaki kanannya diangkat sepinggang, penisnya diarahkan memasuki lubang senggamanya. Dengan gencarnya dia mengocok sepupuku dalam posisi berdiri. Tak lama kemudian Yessica menengadah dan mengerang panjang mengalahkan suara shower.
“Oohh.. Keluar Pak!!” sambil mempererat pelukannya.
Yessica berlutut dan menerima semprotan sperma Pak Joko di wajahnya. Adegan di kamar mandi ini menyudahi persenggamaan siang ini. Malam harinya kami main threesome di kamarku. Pak Joko berbaring sambil menikmati vagina Yessica yang naik ke wajahnya, sementara aku sibuk melayani penisnya dengan mulut dan lidahku. Semakin kukulum semakin keras dan berdenyut benda itu, kulakukan itu sepuluh menit lamanya. Sayang sekali kalau cepat-cepat orgasme sedangkan aku belum mencapai kepuasanku. Akupun naik ke selangakangannya dan memasukkan benda itu ke vaginaku.
“Uuugghh..!” desahku saat benda itu menusuk ke dalam.
Di sela-sela kegiatan menikmati vagina sepupuku, dia juga mendesah merasakan jepitan vaginaku terhadap penisnya. Liarnya goyanganku membuatnya makin liar memperlakukan Yessica, jilatan-jilatannya nampak lebih seru sampai suara menyeruput cairannya pun terdengar. Tangannya dijulurkan ke atas meraih kedua payudaranya, meremasnya sambil terus menyedot vaginanya.
“Ahh.. Ohh.. Pak!” desah Yessica sambil menggeliat-geliat.
Setelah Yessica mencapai orgasme, Pak Joko mengajak ganti posisi. Kali ini aku nungging di atas Yessica dengan gaya 69, kembali Pak Joko menusukku dari belakang, sesekali kurasakan lidah Yessica pada vaginaku, di bawah sana dia sedang menjilati vagina dan penis Pak Joko yang sedang keluar masuk. Sebagai responnya, aku juga menjilati vaginanya yang basah oleh cairan orgasme dan ludah. Aku menjilati bibir vaginanya hingga klitorisnya yang merah itu. Hhmm.. Dia memakai pembersih kewanitaan dengan merek yang sama seperti punyaku, aku sudah hafal dengan aromanya.
Tangan Pak Joko mulai merayap di payudaraku, memilin putingnya dan memijatinya. Aku tidak bisa menahan lebih lama lagi sesuatu yang mau meledak dalam diriku, aku mengerang panjang saat mencapai puncak. Genjotannya masih berlangsung beberapa menit ke depan sehingga memberiku kenikmatan lebih lama. Selesai membawaku ke puncak, kini dia mengincar Yessica. Dia rebahan lalu menyuruh Yessica menaiki penisnya yang masih mengacung tegak, benda itu basah mengkilap berlumuran lendirku. Dia mengisi vaginanya dengan penis itu diiringi desahan, setelah berhasil menancapkannya tanpa buang waktu lagi dia menggoyangkan tubuhnya. Pak Joko sendiri turun menyentak-nyentakkan pinggulnya ke atas merespon goyangan badannya.
Birahiku mulai naik lagi, maka aku menaiki wajah Pak Joko dalam posisi berhadapan dengan Yessica. Tanpa diminta lagi, lidahnya sudah beraksi menyusuri organ kewanitaanku, jilatannya diselingi kocokan jari tangan yang bergerak liar di dalam vaginaku, desahanku pun semakin menjadi-jadi. Kedua telapak tanganku saling genggam dengan Yessica. Rasa nikmatku kulampiaskan dengan memagut bibir sepupuku, lidah bertemu lidah lalu saling jilat. Lidah Pak Joko bukan saja menjilati vaginaku, duburku pun tidak luput darinya.
“Yeeaah, gitu Pak.. Terus.. Yahh.. Jilati aku sepuasmu!” demikian desahku menghayati setiap jilatannya.
Orgasmeku hanya lebih beberapa detik dari Yessica, tubuh kami menggelinjang di atas tubuh Pak Joko diiringi erangan yang sahut-menyahut. Cairan yang meleleh dari vaginaku dilahapnya dengan rakus sekali sampai terdengar suara menyeruputnya. Yessica mencabut penis itu dari vaginanya kemudian rebahan di antara paha Pak Joko mengoral penisnya.
Aku juga merundukkan badanku ke depan mendekati penis yang masih tegak itu. Berdua kami melayani Adik kecilnya dengan kocokan, jilatan, dan hisapan selama lima menit hingga isinya muncrat ke wajah kami. Kami masih terus mengocok-ngocoknya hingga tetes terakhir, pemiliknya sampai berkelejotan dan melenguh nikmat akibat perbuatan kami. Maninya sudah tidak sebanyak kemarin sehingga kami sedikit berebutan untuk mendapatkannya.
Kami terkulai lemas, tubuh kami sudah berkeringat, nafas pun sudah putus-putus.
“Hebat juga ya Bapak ini, bisa tahan segitu lama sama dua cewek” pujiku.
“Ahh.. Neng ini, sebenernya sih berkat jamu tadi sore hehehe!” katanya dengan tersipu malu.
“Oo.. Pantes tadi nafasnya bau gitu, tapi hebat juga ya jamunya Pak” sahut Yessica sambil merapat dan menyandarkan kepalanya pada dadanya.
Sungguh seperti kaisar saja Pak Joko malam itu, tidur diapit dua gadis muda dan cantik, suatu hal yang membuat banyak cowok iri tentunya. Dia juga berterima kasih pada kami karena telah membuatnya merasa muda kembali di usianya. Besoknya jam sebelas kami sudah berangkat kembali ke Jakarta. Tidak lupa kami memberi ciuman perpisahan padanya, Yessica pipi kiri dan aku pipi kanan, lalu dibalasnya dengan menepuk pantat kami bersamaan.
Hari itu juga, sore harinya kami membawa rekaman handycam itu ke Verna untuk ditransfer dalam bentuk vcd (komputer Verna memang paling lengkap walau sebenarnya milik adiknya yang sedang kuliah di luar negeri). Cd masternya dibawa Yessica sebagai koleksi pribadinya, copy-nya untuk kami, tentunya hanya untuk kalangan kita-kita saja. Dia mengabariku seminggu setelah kepulangannya bahwa dia telah memutuskan hubungan dengan pacarnya setelah sebelumnya dia mengajak cowoknya menonton bersama rekaman di villa itu sebagai pembalasannya. Kata-kata terakhir pada cowoknya sebelum berpisah adalah…
“Kalau lu bisa main gila, gua juga bisa bikin yang lebih gila!”
Sekarang ini dia sudah mempunyai pacar baru yang lebih muda empat tahun darinya, sifatnya juga lembek, biar lebih gampang dikendalikan katanya. Duh.. Dasar Yessica, jadi woman rule nih ceritanya. O, ya met skripsi juga Yes, good luck and success. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Selingkuh di Villaku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Muridku yang Bandel dan Cantik

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Muridku yang Bandel dan Cantik – BTG bagian I – Tahun 2004 saat umurku 38 tahun, aku pindah mengajar ke kota C,tujuannya agar lebih dekat dengan rumahku.Saat pindah ke C aku jadi Wali kelas di kelas 3 SMP A. Kebetulan pula menjabat sebagai pejabat penting disekolah tersebut. Selain itu aku tetap mengajar.

cerita-sex-muridku-kekasihku-300x300

Cerita Sex: Muridku yang Bandel dan Cantik

 
Ada seorang siswa dari kelas 3.3. yang sangat cantik, tubuhnya tinggi besar dengan badan padat berisi nampak kontras dengan umurnya yangg masih 15 tahun,betisnya yg bak padi bunting benar-benar sekal,sementara wajah dan tubuhnya benar-benar mirip Revalina S. Temat. Bahkan tahi lalat di pipinya persis tepat seperti Reva. Saking miripnya,teman2nya menyebutnya Reva.
Setiap dia tersenyum,manisnya minta ampun, sehingga aku dibuatnya pusing tujuh keliling.
Aku sangat menyukai anak tersebut,namun anaknya sangat tertutup dan pendiam. Bahkan dia jarang keluar kelas walau sedang istirahat,untuk jajan saja ia selalu menyuruh temannya yg membelikan.
Semakin lama kuperhatikan,anak ini terlihat bermasalah,sering bolos,jarang masuk,dan sangat tidak bertanggungjawab. Suatu hari orangtuanya kesekolah dan meminta bantuan untuk menangani masalah anak ini,menurut mereka, sebut saja anak ini BTG,ternyata sering pergi dari rumah,kadang beberapa hari menginap dirumah temannya,atau diam dirumah mengurung diri, tanpa mau berangkat sekolah dengan tanpa alasan samasekali. Orang tuanya bingung,mau dikerasi takut malah lari dari rumah,tidak dikerasi malah semau gue,ditanya baik2 dengan halus tidak pernah mau terbuka.
Sebagai wali kelas, aku punya kewajiban untuk meluruskan BTG,maka kupanggil anak itu,tapi ketika datang,ia selalu ditemani temannya dan tidak mau diinterogasi sendiri. Sampai 3 kali aku panggil,dia tetap seperti itu,sampai yg ke 4 kalinya terpaksa dengan agak keras temannya disuruh keluar ruangan.
Dengan lembut dan ber empati, aku berusaha mengorek keterangan tentang masalah yg dihadapinya,namun ia benar2 tertutup. Yang dilakukaknya cuma mengangguk dan menggeleng,sehingga terpaksa kuhentikan.
Berikutnya aku panggil lagi pada hari yg lain,dan nampak mulai ada perubahan,ia tidak lagi ditemani temannya,namun tetap masih tertutup,bedanya mulutnya mulai terbuka,”ia” dan “tidak”.
Pada pertemuan ke 6 ia sudah agak berbeda,mulai memberi alasan,dan sedikit terbuka,dan setiap kali dia tersenyum aku jadi blingsatan sendiri menatap mata dan senyum manisnya itu,sungguh senyum yg amat manis,dan suara tawanya benar2 merdu ditelingaku. Aku sudah mabuk kepayang dengan anak ini.
Kucoba mengunjungi rumahnya,sebuah rumah besar,dengan peralatan lengkap dan serba bagus, serta sebuah mobil memberinya fasilitas yg baik bagi dia dibanding teman2nya yg lain.
Orang tuanya sangat gembira dengan kehadiranku,dan cerita banyak,bahwa sejak BTG ngobrol dengan Pak “D” ia mulai berubah walau tidak terlalu banyak,dan sering cerita tentang baiknya Pak “ D “ katanya. Aku Cuma tersenyum,dan ngobrol ngalor ngidul,sehingga keadaan keluarga itu dan BTG semakin kuketahui.
Setiap bertemu,baik sebelum mengajar ataupun berpapasan dijalan,aku selalu menyapanya dan pura2 menanyakan sesuatu,sehingga ia menjadi dekat dan akrab denganku. Nampak mulai berani membuka diri.
Sehingga pada panggilan ke 7, aku berusaha menjadi anak seusianya dan mengikuti alur hidup mereka,dan dengan bahasa mereka aku mulai mengorek kembali keterangan tentang penyebab ia bermasalah,dan terbukalah…,bahwa penyebabnya adalah rasa kecewa BTG terhadap orangtuanya yg membeda2kan kasih sayang diantara anak2 mereka.
Orangtua BTG ternyata meninggalkan BTG sejak kecil sendiri disini bersama nenek kakeknya,dan yg menemuiku atau yg ada dirumahnya sewaktu aku berkunjung adalah kakek neneknya,sementara ke dua Orangtuanya di Jakarta bersama adik dan kakaknya,sehingga BTG merasa terbuang. Sebagai protesnya,ia berbuat semau gue,temperamental dan bersifat menguasai.
Dalam pertemuan inilah,aku menasihati BTG,bahkan tanpa sadar mengucapkan bahwa sayang jika orang secantik BTG hidupnya harus hancur tanpa masa depan,gara2 Drop Out,bahkan Bapak saja mau melakukan apa saja untuk mendapatkan BTG ,ujarku waktu itu.
BTG jadi bertanya sambil tersenyum.
“ Bohong…gak mungkin..,apa ia “ tanyanya kaku.
“ Ia,benar sekali,kamu cantik banget,sayang kalo bodoh dan gak tamat SMP kan ?” tanyaku berbalik.
BTG Cuma tersenyum,lalu ia menyanggupi untuk berubah,aku meminta nomor Hpnya dan memberikan nomor Hpku. Ia setuju,dan sejak saat itu kami sering berhubungan via sms,sekedar bertanya kabar,dimana,sedang apa.
Lama-lama aku kadang iseng,menyampaikan kesukaanku padanya dengan bahasa yg puitis tapi nggak berlebihan,rupanya BTG senang,ia menyambutku. Dan ketika aku memanggilnya untuk ke 8 kalinya,BTG benar2 terbuka,ketika kutanya suka padaku atau nggak,BTG menunduk dan menggangguk sedikit sementara pipinya memerah,aku segera menetralisirnya dengan mengungkapkan semua tentang hal2 positif BTG sebagai siswa,dan sebagai anak bagi kakek neneknya.
Semenjak itu kami mulai smsan,seperti layaknya sepasang kekasih.
Ternyata BTG orangnya sangat romantis walau tertutup,namun sangat keras dan tidak mau didikte.
Pada saat disekolah hubungan kami biasa saja,sebagai guru dan murid,hanya pada saat sms kami menjadi sangat dekat dan romantis. BTG tk ragu2 sms begini.
“ Hai Pa D,kamu dimn? BTG Syaaank… bgt ma Pa D. “
Aku jadi kaya ABG,menanggapinya dengan penuh antusias dan tentu saja senang bukan main.
BTG semakin dekat denganku apalagi setelah pada saat ulang tahunnya,didalam kelas dan didepan sahabat2nya,aku mempersembahkan sebuah lagu ciptaanku diringi keyboard yg isinya tentang persaanku padanya dan tentang dia,dia nampak sangat bahagia. Ketika dia meniup lilin,tanpa kuduga BTG mencium pipiku sambil mengucapkan terimakasih.
Lalu sambil memotong kue ulangtahunnya,ia berkata …
“ BTG suka banget lagunya,..Gw banggeeeet lho..” katanya padaku,aku senang dengan keberhasilanku. BGT menjadi semakin lengket.
Pada suatu saat ada kegiatan keluar dari sekolah menngunakan bis,dan sebagai wali kelas aku adalah pembimbing kls 3.3. Pada saat berangkat ( kebetulan jalan malam ),menjelang pertengahan jalan nampak BTG menangis disamping NN teman dekatnya,aku mencoba mengetahui apa yg terjadi,tapi tak mendapat keterangan apa2.
Kucoba melalui hp sms menanyakannya,namun tak ditanggapi.
Akhirnya aku beranikan diri,meminta NN untuk pindah duduk,dan aku disamping BTG,awalnya BTG menolak keras,dengan marah mengusirku,sifat temperamennya benar2 keluar,tak peduli aku guru,bahasanya sangat ketus dan kasar,tapi setelah aku menenangkannya dan NN juga menyarankan curhat,BTG menerimaku di samping tempat duduknya.
Anak2 di bis itu sangat riuh rendah berteriak kesana kemari sambil bercanda2 denagn temannya. Namun mereka tidak acuh dengan yg kulakukan,karena beberapa orang guru juga duduk berdampingan dengan beberapa siswa atau siswi lainnya. Mungkin mereka anggap itu hal biasa,sekedar hubungan guru dan murid.
Ketika aku duduk disisi kanan BTG ia tidak bereaksi,ketika kutanya dengan hati2, ia tidak menceritakan apa2 tentang penyebabnya menangis,ia hanya menyenderkan kepalanya kepadaku sambil menutupinya dengan jaket. Jujur saja,aku bahagiaa….dunia akherat he.he.he.. wangi tubuhnya menusuk2 hidungku,sehingga tanganku memeluk tubuhnya,dan tangan kiriku mengusap2 bahu kirinya sambil terus memberinya nasihat.
Ia mulai tenang dan semakin menyenderkan tubuhnya,hingga akhirnya kepalanya luruh dipangkuanku. Tanganku menjadi turun mengelus punggungnya,namun sial…kaus yg dipakainya ternyata sangat pendek,sehingga tanganku menyentuh kulit punggungnya yg halus dan empuk. Tak ayal jantungku berdebar tak menentu mersakan sesuatu yg lembut di tanganku,darahku seperti mendidih,dan terasa tubuhku menggigil.
Rupanya BTG menggunakan pakaian model sekarang,kaus pendek dan celana yg atasnya pendek . BTG membiarkanku melakukan itu,nampaknya dia juga menikmatinya,namun ia pura2 tertidur. Karena ketika tangan kiriku bergerak kebawah,menyentuh dan meremas pantatnya,terasa hela nafasnya memburu. Aku semakin berani,sementara darahku semakin mendidih,tubuhku terasa panas dan kuturunkan tubuhku sehingga menjadi setengah telentang dijok tersebut.
Tanganku sedikit2 bergerak kedepan,mengelus perutnya,terasa jantungnya berdebar dipahaku,ia tak bergerak,bahkan tangan kirinya yg melintang bersidakep didadanya,semakin keatas seolah memberi ruang agar aku bergerak lebih leluasa. Aku semakin nekat,tangan kiriku bergerak naik,dari perut mengelus makin keatas dan ketika menemukan gundukan daging yg terbungkus BH,kucoba meremasnya,terasa…BTG menghela nafas dalam2,tanganya yg tertutup jaket semakin naik.
Maka dengan dada berdebar debar, kuberanikan memasukan tangan kiriku ke balik Bhnya,Nyeerrrr….aku terhenyak,ketika tangan kiriku menemukan gundukan daging lembut yg sangat kencang dengan puting yg teracung. Sementara,kudengar BTG mendesis tertahan sambil tetap pura2 tertidur.
Anak2 disekitarku mulai sepi,mereka mulai tertidur karena jauhnya perjalanan. Aku semakin sibuk meremas2 payudara BTG kiri kanan dan memuntir2 putingnya yg semakin mengeras dengan lembut,Bhnya sudah terangkat tak lagi menutupi payudaranya.
“ Hhhhhhhhh….hhhhhh….hhhhhh” BTG menghela nafas tertahan,terasa semakin tak teratur,tangan kanannya yg semula menyilang didadanya,sekarang memeluk paha kiriku,terasa jarinya meremas dengkulku tiap kali kuremas payudaranya. Hal itu semakin membuatku berani, maka sedikit demi sedikit,dengan pelahan kuturunkan tanganku mengelus perutnya,turun kebawah mengelus bawah perutnya,nafas BTG semakin memburu,tanganya semakin erat meremas dengkulku.
Ketika tanganku sampai ke gundukan daging yg terbungkus celana dalamnya, nafas BTG semakin tidak keruan,namun celanannya menyulitkanku untuk bergerak. Terpaksa aku mengelus2nya dengan susah payah. Namun,karena terlihat BGT menikmatinya,aku nekat,kubuka kancing dan resleting yg celananya dengan perasaan berdebar karena takut sementara kemaluanku terasa semakin besar,mempersempit celanaku. Tapi BTG tetap tak bereaksi.
Akhirnya,dengan nafas lega..kuelus bawah perut BTG dengan leluasa, dan dengan mudah jariku masuk kedalam celana dalam BTG…Serr…darahku naik ke ubun2…ketika gundukan daging BTG yg lembut sepenuhnya dalam genggamanku,ternyata kemaluan BTG tidak berbulu samasekali. Berdenyutlah kemaluanku dan semakin mengeras memenuhi celanaku. Sekarang kedua tangannya memeluk pahaku,dan meremas dengkulku semakin keras.
“ HHhhhhh…HHH…hhhhh…” nafasnya semakin tertahan tahan,namun semakin memburu. Dan ketika kucoba menguak celah vaginanya, BTG tak lagi mampu menahan birahinya, ia mulai mendesis desis,sementara sikutnya menekan nekan kemaluanku seperti tidak sengaja,aku menjadi semakin menikmati pekerjaanku,kemaluanku semakin terangsang.
J ariku semakin masuk menggelitik Vagina BTG,terasa vagina BTG benar2 basah,semakin ku kucek2 kelentitnya semakin kencang desisan BTG. Aku perhatikan sekeliling,dalam bis yg sepi anak anak telah benar2 tertidur,suasana remang2 membuatku semakin leluasa. Cuma sesekali sinar lampu jalan menyinari kami.
Melihat situasi ini,tangan kananku bergerak cepat,membuka resleting celanaku,dan dengan susah payah keluarlah kontolku yg sudah berleleran lendir karena menahan nafsu.
Kuangkat kepala BTG tepat diperutku,sehingga kemaluanku sekarang berada diantara kepala dan pangkal tangan kanaanya. Namun BTG tidak melakukan apa2,ia hanya menyentuh2kan pangkal lengannya seolah tidak sengaja,namun itupun membuatku merasa nikmat,ketika kulit lenganya menyentuh2 kepala kontolku,seolah aku dikocok2.
Aku semakin leluasa mengocek2 vagina BTG karena cairannya semakin banyak,maka kucoba menyusupkan jari telunjukku semakin dalam. BTG mendesis tertahan sambil merenggangkan pahanya ,dan …cluuupppp….masuklah seluruh jariku kedalam vaginya
“ MMMhhhh…ooookkkhhh…hhhh…..” desis BTG dibawah kurungan jaket. Namapaknya,nafsu sudah sangat menguasainya. Maka kuberanikan diri mendorong kepalanya agar menyentuh kontolku,kupegang tanganya untuk menggengam batangku yg teracung2. BTG mengeluh kenikmatan,ketika batangku sepenuhnya dalam genggamannya. Aku berani bertaruh,ini adalah pertama kalinya dia menyentuh kontol laki2.
Namun tanganya cuma menggenggam batangku dan sesekali setiap ada guncangan mobil ia meremas kontolku pura2 tak disengaja,sehingga terpaksa kubantu menggenggam tangannya dan menaik turunkan tangan itu agar mengocok kemaluanku. Ia menurut,dan mulai mengocok kontolku…aduuhhh nikmatnya dikocok anak SMP yg badannya sesuai kriteriaku,cantik dan baru mengenal kontol…wah sensasinya tak ada duanya…
Sekarang lengkap sudah,aku mencolok2 vagina BTG sambil menikmati kocokan dikemaluanku…rasanya seperti terbang…nikmat tak terkatakan.
Lama kami berbuat begitu,kontolku semakin basah,demikian pula vagina BTG,terasa jariku basah kuyup didalam lubang vaginanya. Terasa ada desakan yg menuju ke ujung batangku…darahku semakin mendidih..dan aku mendesah desah tertahan…
“ SSssshhhh….teruuusss sayang…..terusss….” desisku sambil terus mengocok vagina dan kelentit BTG,nampak pantat BTG bergerak naluriah,mulai menyambut setiap colokan jariku di Vaginanya. BTG sudah dibawah kendaliku,maka kupajukan kepalanya,kupegang tanganya yg menggenggam dan mengocok kemaluanku,lalu kuarahkan kemulutnya…
“ Isap sayang…please isap ya..” bisikku ditelinganya. Nampak ia penasaran,kuarahkan kontolku makin dekat dan sambil menekan pantat keatas kutarik tanganya dari kontolku, dan nyerrr….darahku bergolak,dengkulku benar2 terasa lemas ketika hangat mulut anak SMP yg cantik itu,mengemut kontolku. Namun aku kaget stengah mati ketika dia mengeluarkanya tiba2.
“ Kenapa..? “ tanyaku dongkol.
Ia membuka jaket yg menutup kepalanya lalu menatapku.
“ Asin….” Jawabnya pendek. Aku jadi nyengir mendengar suara yg baru pertamakalinya keluar dari mulut anak kecil itu sejak aku merogoh2 vaginanya.
“ Gak apa,ntar juga nggak..” jawabku sambil kembali menyumpalkan kontolku yg tadi hampir muncrat ke dalam mulutnya,lalu kembali kututupi jaket.
“ Addduhhhh…ssshhhh…” lenguhku menahan nikmat yg menyelimuti batang kontolku saat kontolku kembali dikulum hangat. BTG ia mulai mengeluar masukan kontolku dimulutnya walaupun Cuma sepotong. Ada rasa ngilu dikepala bonggolku setiap dia mengulumnya,namun akhirnya rasa nikmat itu kembali.
Kami kembali asik saling mengocok,dan tangan kananku sekarang meremas2 pauyadaranya, BTG semakin merintih2. namun kocokannya menjadi terganggu. Akhirnya kepalaku masuk kebawah jaketnya dan dengan susah payah aku berhasil menemukan bibirnya,kulumat bibirnya yg berbau pejuhku,ia melenguh…
‘’ Eemmmhhhh….emmmhhhh….”
Tak lama kemudian ia membalasku ganas sekali,menghisap2 lidahku dengan garangn,tangannya sekarang berbalik memeluk kepalaku.
“ Sssssshhhh….pengggeeennn ppipppiiissss…ssshhhh “ katanya dalam lauapan biarahinya. Maka kupindahkan mulutku ke payudara kirinya,kausnya kuangkat,dan payudaranya yg membusung kencang kulumat habis,sementara tangan kananku meremas2 payudara kanannya. Nafsunya melonjak seketika,mulutnya semakin melenguh lenguh…sedang pantatnya sudah tak lagi malu2 bergoyang naik turun menyambut kocokanku. Aku tahu BTG hampir sampai pada orgasmenya,namun ia tak menegtahuinya.
“ Pipis disini saja sayang…bisikku…” Ia semakin melonjak lonjak,hingga suatu ketika ia meremas rambutku dan menekan kepalaku kuat2 kepayudaranya yg sedang kuhisap,lalu pantatnya menegang keatas berulang2,tubuhnya kelojotan seperti ayam disembelih….segera kumasukan jariku dalam2 dan menekan kelentitnya kuat2,lalu kucium mulutnya dan ia menghisap mulutku kuat sekali sambil melenguh…
‘’ Mmmmhhhhh…….BTG pipppiiiiisss….eennnnaaakkkkhhhhh…..”
Terasa jariku berkedut kedut diremas cincin lubang kemaluan BTG yg sedang berkontraksi,lalu tubuhnya diam tak bergerak,desisannya berhenti hanya helaan nafasnya yg masih memburu. BTG telah mencapai puncak kenikmatan dari sebuah permainan seks dewasa. Tadi BTG merasakan tubuhnya seperti terbang,sementara kemaluannya terasa mengedut nikmat,lalu stelah segala nikmat melanda dirinya,terasa tubuhnya lemah lunglai tak bertenaga. Sebuah hal yg baru dialaminya seumur hidup. Amat nikmat.
Ketika kubuka jaketnya,ia menutup muka dengan kedua tangannya,aku tahu ia malu dengan kejadian barusan.
Lalu sambil mengelus rambutnya,kubisikan sesuatu ditelinganya…
“ BTG,kamu telah orgasme,itu biasa,jangan malu ,nikmati aja…gak apa2,tenang aja ok “ bisikku .
Ia diam. Lalu…
“ Dengerin sayang, nanti kamu akan merasakan yg lebih enak,punyamu akan ku jilat kalu tempatnya enak,pasti kamu suka..jangan malu ya, tenang aja. Sekarang jilat lagi punya ku ya.. “ bisiku pelan. Ia mengangguk.
Maka kuteruskan hajatku yg tertunda,ku genggamkan tanganya di kontolku,dan sekarang ia mulai mengerti,dikocok2nya kemaluanku..lalu dimasukannya kemulutnya….
“ ooooooooooohhhhhhhhhh…… lenguhku panjang saat merasakan kembali hangatnya mulut gadis muda itu mengulum bonggolku..
Lalu ia mulai mengeluar masukan kontolku dengan teratur…
selang beberapa menit,aku tak bisa menahan diri lagi…kemaluanku hampir mencapai puncaknya,namun dalam kenikmatanku yg amat sangat,aku masih berfikir, dimana harus kumuncratkan air maniku..? jika dimulutnya aku takut muntah,sedang diluar takut dia gak ngerti dan dikeluarkan begitu saja..maka kutanya dia…
“ BTG sayang.., boleh keluar dimulut ?’ tanyaku sambil menahan kenikmatan yg sudah diubun ubun.
“ Apa maksudnya…?” ia balas berbisik.
“ Aku ingin merasakan seperti yg tadi kamu rasakan sambil “ ini ” ku tetap dimulutmu “..kataku sambil terkial kial menahan puncratan pejuhku…ia mengangguk…
Maka tak bisa kubendung lagi, sambil menggeram aku menahan kepalanya,dan menekannya kebawah,sedangkan pantatku mnghenjut henjut keatas membuat kemaluanku tertancap dalam2 di mulut gadis itu, dan crrooottt…crrooott…cccrooottt….menyembur nyemburlah lahar dari lubang kencingku memenuhi mulut gadis lugu itu…
“ Hheeeuuuuuuuu……ooooooohhh….” Aku mengejang ngejang merasakan nikmat yg melanda kontolku…
Lalu tubuhku mengelososh lemas. Oooh…betapa nikmatnya puncratan air maniku tadi. Namun belum sempat aku istirahat, BTG nampak bangun dengan mulut monyong2 terbuka,dari bibirnya menetes netes sperma yg tadi kukeluarkan,matanya nampak merah…
” Oooo….ooo….ooo..” benar saja,BTG mau muntah akibat pejuhku, maka segera kututup resletingku dan resletingnya yg masih terbuka. Semua nak yg ada disekitar kami terbangun….dan ribut.
“ Ada apa, siapa yg mabok “ kata mereka riuh rendah…
‘ Si Reva euyyyy…! Huuuu dasar kampungan,gitu aja mabok…kasih kantong plastik biar jadi bubuuurrrr” teriak mereka semakin riuh.
“ Dasar bego “ fikirku dalam hati,” Orang muntah gara2 pejuh,disebut mabok…hehehe…”
BTG benar2 sangat menderita,maka aku lap pejuh dimulutnya dan kusodorkan kantong plastik kemulutnya sambil kupijat pijat lehernya, ia benar2 muntah, matanya mendelik delik…mobil kuminta berhenti ditempat yg ada Wcnya.
Maka ketika berhenti,berhamburanlah anak2 keluar,pada kencing… Kubawa BTG ke WC dengan perasaan bersalah..kusuruh mencucinya mulutnya,lalu dia keluar sambil manunduk nunduk dengan wajah tanpa ekspresi…kusodorkan minuman sprite dan air mineral untuk menghilangkan mualnya..ia minum lahap sekali tanpa kata2.
Setelah kembali ke bis,aku minta maaf. Namun ia tidak marah,Cuma mencubitku keras sekali sambil cemberut..,aku ketawa melihat tingkah lakunya yg lugu.
“ Pokoknya maafin ya, kuganti deh..” janjiku.
“ Bener ya,..awas kalo bohong “ matanya mendelik manja. Aku tersenyum. Kami tiba di tujuan jam 6 pagi. Dan sebuah pengalaman aneh telah kami alami.
BTG…,fhoto2 kita masih kusimpan baik2,masih ingat waktu di gunung ?
@@@@@@@@@@@
Kisah nyata ke sembilan
BTG Bagian II – Sejak kejadian di bis itu,banyak hal yg telah kami alami,BTG sudah bukan BTG yg dulu,sekarang BTG sudah dewasa,mengerti tentang laki2,BTG sudah jadi perempuan. Namun ada satu hal yg tetap terjaga,BTG masih perawan,aku tidak pernah memasukan kemaluanku padanya,hal itu membuat dia sangat percaya dan menyayangiku.
Ketika ujian Nasional beres,nilai BTG sangat bagus,orangtuanya meminta ia sekolah di Jakarta,namun BTG menolaknya mentah2,ia mengadu kepadaku dan meminta bicara kepada kakek neneknya agar gak diijinkan sekolah di jakarta.
Namun sebelum aku kerumah kakek neneknya,mereka sudah datang kerumahku,sambil membawa kain buat bahan pakain yg diberikan kepadaku,mereka minta tolong agar aku membujuk BTG supaya ikut Orang tuanya ke Jakarta. Mereka yakin,aku bisa membujuknya,karena menurut mereka hanya kata2 Pa D yg selalu diturutinya,dia berubah jadi baik dan penurut juga karena Pak D banyak membimbingnya. Begitu kata mereka. Aku merasa bersalah mndengar pengakuan mereka,dan berjanji akan mencoba membantunya.
Ketika kutemui BTG,dengan berat hati ( jujur saja aku gak mau kehilangan dia ) kusampaikan bahwa sebaiknya ia ke Jakarta,ikut orangtuanya,kesempatan untuk mengetahui mereka.
Diluar dugaan,ia marah besar,ia menganggapku menghianatinya,bahasanya menjadi sangat kasar,dan apapun yg kukatakan tak lagi didengarnya. Ia pergi dengan marah sambil menangis.
Aku tahu,satu2nya orang terdekat yg dipercayainya adalah aku,dan sekarang ternyata sama dengan mereka. BTG pasti amat terpukul. Aku berusaha menyusulnya,namun BTG tidak ada dirumahnya,kerumah tem2nnya juga tidak ada. Sampai 2 hari ia menghilang,aku sangat kuatir,begitu pula kakek neneknya. Takutnya bunuh diri,karena BTG memang nekat.
Pada hari ke 3 aku kembali kerumah teman dekatnya NN didaerah CB,BTG masih juga tidak ada,tak ada yg mengetahuinya. Namun aku melihat NN seperti menyembunyikan sesuatu,maka dengan sebuah ancaman hukum, kupaksa NN untuk buka mulut. Ternyata BTG selama itu menginap dirumah NN,keluarga Nn mengetahui situasi keluarga BTG,dan karena kasian serta takut terjadi apa2,maka mereka memilih melindungi BTG.
Kupaksa NN mempertemukanku dg BTG. Ketika aku diijinkan masuk ke kamar NN oleh keluarganya, nampak BTG sedang melamun sambil mendengarkan lagu melalui Handset di Hpnya. Ketika melihatku datang,sejenak ia nampak kaget,lalu segera melemparkan Hpnya dan berhambur memeluku sambil menangis.
Aku sangat terharu melihatnya,sambil kupeluk dan kuusap usap rambutnya,aku minta maaf dan kukatan bahwa aku juga tak ingin dia pergi. Cuma aku ingin dia punya hidup lebih baik,dan ingin orang tuanya juga tenang.
Ketika aku mengajaknya duduk,ia tak malu oleh keluarga NN tetap memelukku,lalu aku menasihatinya dengan lemah lembut,memintanya berfikir dewasa dan tidak terburu2 mengambil keputusan. Dan aku berjanji,jika dia tetap tidak mau ke Jakarta,maka aku akan membantunya agar ia tetap bisa sekolah disini bersama kakek neneknya.
BTG nampak senang dan mau diajak pulang.
Setelah berpamitan pada orang tua NN,aku mengantarnya pulang,ia terus memeluku,dan karena hujan lebat,ditengah sawah sebelum sampai rumahnya,ia menciumku mesra sekali,nampak kerinduan dimatanya,bukan kerinduan seorang anak,tapi kerindun seorang perempuan. Setelah puas minta aku menghubunginya terus via Hpnya.
Akhirnya BTG pulang,kakek neneknya nampak senang menyambut kepulannganya . Setelah kujelaskan,dimana,kenapa,sama siapa,meraka mengerti duduk persoalannya,mereka berterimakasih berulang ulang ats “ kebaikanku” dan akupun pulang.
Besoknya BTG sms minta bertemu,karena kebetulan rumahku kosong,aku membawanya kerumah.
Dirumah dengan sedih ia cerita bahwa ia mau ikut orangtuanya ke Jakarta,namun ia tak mau kehilanganku. Ketika kunyanyikan lagu yg kuciptakan saat ulang tahunnya dulu,ia benar2 menangis sejadi jadinya,nampak anak itu sangat menderita,aku menjadi sangat trenyuh melihatnya,sehingga ketika kuputar lagu kesukaan kami , TERBAIK UNTUKMU….
….ku sadar bahwa kini
kita sudah..smakin menjauh..
Sempat aku berfikir ini,…kau yg menginginkannya…
Lepas dari pelukku …ooooo
( Ooooo…kini kusadari,ini salahku,tak ingin ku terlambat dan sesali…)
ingin kau tetap disini…bersamakuu…jangan pergi….
Akupun terbawa emosi…menangis sambil memeluknya erat2…
“ Aku gak mau kehilanganmu…, akau gak mau kehilanganmu…” isaknya berulang ulang.
Setelah kami puas menumpahkan isi jiwa kami,lalu ku antar dia pulang,dengan janji…kita akan jalan bersama besok,menginap.
Besoknya aku jemput BTG ditempat yg telah kami sepakati,aku kemudian membawanya ke sebuah penginapan di kota B bernama hotel “ S “
Ketika hotel telah kubayar,BTG kuajak masuk,namapk orang2 dan petugas memandang kami seperti menyelidik,aku yakin meraka curiga padaku walau kukatan itu adiku yg mau kujemput sekolah di Jakarta.
Malam itu,kami ngobrol sebentar,namun kemudian BTG nampak banyak berdiam diri,melamun dan tidak konsentrasi. Ketika kutanya ada apa,ia tidak menjawab. Maka aku menyuruhnya tidur. Iapun berusaha tidur walau terlihat sangat kesulitan. Setelah lama kulihat dia masih terjaga,maka kuberanikan diri menciumnya….dia diam saja.
Kucium lagi..dia mengeluh….
“ Mmmmmhhh……” namun masih tak bereaksi,dan aku mersa mendapat angin,maka segera kulumat lumat bibirnya dan lidahku menusuk nusuk langit2 mulutnya,ia mendesah merasakan nikmat dirongga mulutnya dan mulai beraksi….lidahnya membelit lidahku..dan aku menghisap2nya lembut.
Segera aku menindihnya,namun ia nampak kuatir…
“ Ada apa..?” tanyaku, ia menggeleng. Otaku berputar belum memahami fikirannya,hingga suatu saat ia kutanya…
“ Kamu takut aku merusak “ini“ mu yank ..?” tanyaku hati2…ia mengangguk.
Aku mengerti,ternyata ia gelisah karena itu,antara ingin dan takut…
“ Dengar BTG sayank..jika mau aku sudah lakukan dulu2, jadi jika kamu gak mau,maka aku tak akan melakukanya..faham.” kataku meyakinkan,ia mengangguk.
Maka ketika kucium lagi bibirnya ia mulai membalas dengan bernafsu…kuremas payudaranya…” OOOhhh….” ia pun melenguh…
Akhirnya kubuka pakiannya dan pakaianku,ketika tubuhku menindihnya..ia menutup matanya sambil menggigit bibir…maka kulumat kembali bibir yg terkatup itu sehingga mendesis desis…tanganya memeluk kepala dan punggungku.
Tanganku mulai meremas2 payudaranya yg sudang mengeras,sementara bonggolku yg tak mau kompromi,sudah teracung mengangguk angguk dan menempel diperut BTG membuat BTG semakin bernafsu….
Kuturunkan kepalaku dan mulai melumat dan menjilat payudara kananya,sedang yg kiri kuremas2 dengan lembut,putingnya yg mencuat kujilat2 dan diselipkan diantara gigiku,sementara kemaluanku menggesek2 belahan pahanya ….
“ Sssshhhh…ooooohhhhh…ssshhh…eennnakkk….” rintihnya berulang,badannya nampak menggigil tubuhnya terasa panas sekali,sementara nafasnya memburu…
Setelah agak lama aku mulai turun kebawah,menjilat jilat perutnya,turun lagi kebawah,menjilat jilat bawah perutnya…ketika tiba di vaginanya yg gundul itu…BTG mengangkat kepalaku…disela sela desahanya yg tak henti henti, ia berkata parau….
“ Jangannnn…belum dicucciii….” Mana peduli aku,sedangkan aku tengah khusuk2nya menikmati memek gundul yg empuk pada tubuh mulus itu.
Maka kuangkat kedua kakinya sehingga nampaklah lubang vagina perawan itu merah kecoklat coklatan….kubenamkan kepalaku di belahan kemaluan BGT….ia bergetar hebat….mulutnya meracau tak karuan…
‘’’ Ooouuuuhhhkkk….sssshhh…eennnnakkkk bangeeettt…” rintihnya,pantatnya menyembul nyembul menyambut jilatan 2ku dikelentitnya.
Aku semakin bersemangat mengisap dan mengenyot2 vagina BTG, aroma vaginanya yg khas menusuk2 hidungku dan sangat merangsang berahiku…
“ Ssshhh…terruuusss….tteeerrruuusss….” rintihnya sementara kepalanya bergerak kekiri kekanan dengan mulut mendesis desis setengah terbuka. Matanya nampak merem melek merasakan kenikmatan yg melanda vaginanya.
Setelah puas,aku berdiri berbalik dan mengangkanginya….kemaluanku tepat diatas mulutnya,maka ketika kuturunkan,BTG segera mengulumnya blleesss..amblaslah kemaluanku dimulut gadis itu,
Aku Cuma mampu melenguh sambil mendongakkan kepala saking nikmatnya…
“ Ooooouhhhhh…..sayang….enak banget. “ perasaan hangat menjalar dari ujung kepala kontolku keseluruh tubuhku dan aku merasa seperti hendak kencing tetapi nikmat sekali,lidah gadis itu manyapu nyapu lubang kencingku dengan teratur.
Segera kuangkat kedua kaki BTG kearahku,dan kedua pahanya kujepit dengan kedua ketiakku,maka terpampanglah tempat terindah seorang perempuan…sebuah vagina yg terbuka lebar tanpa bulu dimana dibawahnya terdapat lubang dubur berwana kecoklat coklatan yg mengempot empot kembang kuncup.
Segera kubenamkankepalaku disela pahanya,kumasukan lidahku kemulut vagina BTG yg terbuka lebar, ia berhenti sejenak mengulum batangku,sambil mengeluh panjang tubuhnya melengkung merasakan nikmat yg mendera kemaluannya….
“ Ooooohhhhhhhhhh………”
Maka kujilat jilat dengan rakus kelentitnya sambil ku colok colok lubangnya dengan lidahku..BTG bergetar getar menikmati birahi yg dirasakannya. Tubuhnya terasa semakin panas,nafasnya semakin cepat dan tersengal sengal…aku semakin rakus menjilat bahkan kubuka seluruh mulutku menghisap dan menjilat semua isi kemaluan
BTG,sehingga ia semakin menggigil merasakan nikmatnya .
‘ Oohhhh…Pa D,…eennnnakkk bangeetttt….sssshhh…ooohhh…”
Untuk menambah rangsangan birahinya,kumasukan jari kiriku kedalam kemalunya,terasa sempitnya masih menggigit seperti kemarin,maklum aku tidak pernah menyetubuhinya…BTG meronta…pantatnya bergoyang kian cepat…kemaluanku terasa semakin nikmat dimulutnya karena giginya sesekali menggigitku ketika dia merintih atau melenguh akibat isapanku di vaginanya.
Aku semakin bernafsu,maka kuangkat sedikit tubuhku untuk menjangkau lubang dubur yg kuncup mekar itu…lalu kujilat lubang duburnya…dalam nafsu dan nikmat yg melanda duburnya…BTG masih berusaha menahanku,mungkin agak risih….
“ Jangaaannnn…..jangannn…ssshhhh…oookhhh…” tapi aku terus menjilat duburnya dan semakin menekan pantatnya keatas. BTG semakin meliuk liuk merasakan sensasi yg berbeda akibat jilatanku di duburnya…
Ini pertama kali kulakukan padanya,setelah cukup lama dia kuberi pelajaran baru…kembali kelentitnya kujilat jilat dengan cepat hingga pantatnya semakin tersembul sembul…
Tangan kanan ku kucoba menyentuh lubang duburnya,BTG diam saja,maka kuteruskan menekan nekan lubang itu dengan telunjukku sambil tetap menjilat jilat kemaluannya sementara jari kiriku masih keluar masuk di vaginanya…efeknya luar biasa, BTG berkelojotan sambil mendesis desis tak karuan….
“ Ooohhhhhh…sssshhh…terussss…teeerrruuusss……oohhhh..”
Kujilat jari kananku sejenak,dan sambil tetap menjilat kelentitnya kumasukan sedikit demi sedikit jariku ke lubang duburnya….Aku merasakan rasa hangat dan lembut menyerang jariku…jepitan lubang duburnya mencengjaram jariku kuat2….ooo nikmatnya.
BTG Cuma mengeluh kegelian….kukeluarkan sedikit,kumasukan lagi,kukelurkan lagi,kumasukan lagi, lalu kutekan lagi hingga seluruh telunjukku tengelam dilubang dubur BTG…ia mangeluh panjang…badannya bergetar…..
Ketika tanganku masuk seluruh dubur BTG,terasa cincin rektumnya mengeggam kuat jariku dan aku merasa seolah kontolku ada disana…dalam jepitan dubur itu…maka terasa hulu dan bonggolnya semakin nikmat menerima tiap kuluman BTG yg terus keluar masuk….
Selang beberapa saat,BTG semakin cepat menggerakan pantatnya,aku mempercepat isapan dan jilatan di keletitnya…aku tahu BTG hampir mencapai orgasmenya….dan dalam sebuah jeritan panjang…BTG mengejang,tubuhnya melengkung lengkung seperti udang, tangannya menekan kepalaku kuat2 ke vaginanya, matanya yg sayu mendelik delik merasakan vaginanya mengedut ngedut nikmat…
‘ Oh hheeeuuuuhhhhhkkkk….aku kkeellluuuaarrrrr.” erangnya panjang,tubuhnya bergetar dan bergidik sejenak…lalu lemas.
Ketika dia menjerit,aku menghentikan gerakanku dan menyedot seluruh kelentitnya kuat2 sambil menekannya dengan lidahku…
Terasa kedua jariku diremas remas oleh vagina dan pantat BTG,sementara kemaluanku diisapnya kuat2 hingga terasa sebagian giginya mengenai batangku… lalu cairan hangat merembes dari vaginanya menyentuh lidah dan mulutku….dan tubuh BTG mengeloso nampak lemah sekali..kontolku keluar dari mulutnya yg berhenti bergerak…
Tadi BTG kembali merasakan kenikmatan sempurna dan amat hebat akibat ransangan dikedua lubangnya,antara perasaan ingin kencing dan ingin beol membuatnya malah menjadi nikmat tak terhingga…
Melihat kondisi tubuhnya yg benar2 lemah,aku kasian,maka kubisikan sesuatu…ia nampak kaget…
“ Maksudnya dibelakang ?“ Tanyanya heran.
“ Ia sayang…boleh ya, kan kamu tetap perawan ok? “ tanyaku penuh harap…
“ Mmmhhh….mmmhhh…ia deh .” katanya pasrah.
Aku memintanya untuk menungging,ketika dia menurut dan aku menghadapi pantatnya,nafsuku langsung mengegelegak melihat indahnya dubur BTG..ingin segera kumasuki ruang sempit itu…oooo pasti nikmat,kontolku semakin keras terangguk angguk.
Namun aku harus sabar,karena ini pertama kalinya bagi dia. Maka kumajukan mulutku dan menjilat jilat duburnya yg sangat terbuka itu,lalu kujilat kemaluannya…ia mendesis..rupanya ia kembali merasakan nikmat di dubur dan vaginanya…
Namun aku sudah tak sanggup menahan diri lagi,maka dengan hati hati dan badan gemetar,kuarahkan kemaluanku kedubur BTG,…dadaku berdebar keras ketika merasakan hangatnya lubang dubur perawan kecil itu menyentuh bonggolku….
Lalu kucoba menekan pantatku kedepan sambil memeluk pantatnya,namun terasa sempit sekali…sulit aku menembusnya…
“ Oohkkk…ssaakittt…” rintih BTG sambil menarik pantatnya…
“ Tenang sayang,nanti nggak, aku jilat dulu biar licin “ bisikku dengan nafas memburu ditelinganya…lalu kembali kujilat2 duburnya hingga basah kuyup…
Kuarahkan lagi dan dengan hati hati kutekan…masuk ujung kepalanya..rasanya diriku melayang ketika nikmatnya jepitan dubur BTG menjepit kepala batangku…
“ Oooooouhhh ssssaayayyanggg… “ rintihku parau…lalu kugerakan lagi sedikit…masuk lagi setengahya,BTG nampak meringis2 namun tetap menungging…oh tuhanku nikmatnya gak bisa dilukiskan kata2..ketat sekali jepitan duburnya…
“ Ooohhhhh…….ttttaaaahhannnn yyyaaa… “ bisiku dengan nafsu diubun2…terasa hendak muncrat kontolku menahan nikmat yg tiada taranya…
Kutekan kembali dengan pelahan…dan…bllesss….amblaslah seluruh batang kemaluanku menembus dubur BTG…
“ Oooohhh…….” BTG merasa sesuatu menggajal perutnya dan seperti hendak membongkar seluruh isi perutnya sehingga dia merasa mual dan pengen eek…
namun ia merasakan geli geli yg nikmat di duburnya….maka ia membiarkan batangku menembus dasar duburnya….
“ OOOkkhhhhhhhhhhh….” Aku hanya mampu merintih panjang ketika seluruh kemlaunku menbus dubur BTG dan menacap seteguh teguhnya di dubur BTG,terasa dengkulku lemas ,kepalaku tak sadar mendongak kebelakang sedang tubuhku bergetar menahan nikmat yg membuntu kan otakku…sementara tanganku semakin erat memegang pinggangnya yg empuk dan lembut…
“ Sakit sayang ?…kalo sakit mau dicabut…” bisiku ditelinganya..
“ Sekarang gak…terusin aja…Cuma pengen eek..” jawab BTG polos.
Aku segera mendorong kembali batangku duh…nikmatnya,menariknya lagi..duhhh…mendorongnya lagi….aku benar2 tak sanggup lagi bertahan..hanya 3 kali tarik dorong….badanku langsung mengejang dan…crreettt..creeett..crreeeeettttt…air maniku tumpah memenuhi dubur BTG.
Sementara kemaluanku menancap sedalam dalamnya di dubur BTG,
“’ Ooooohhhh… akhuu gakk kuatt….hheeeuuukkhhh…jeritku sambil mngedut ngedut…tubuhku benar benar melayang merasakan nikmatnya kedutan kedutan kemaluanku yg dijepit amat ketat oleh dubur BTG,sehingga tubuh BTG tergontai gontai menerima hujaman hujaman kemaluanku yg dalam dan keras seperti hendak menghancurkan seluruh duburnya…
Entah berapa banyak air mani yg kutumpahkan dianus BTG,dan BTG merasakan hangatnya semburan air maniku menyemprot nyemprot dinding anusnya membuatnya merasa nikmat.
Lalu kuturunkan pantatnya dan aku memeluknya tanpa mengeluarkan kemaluanku diduburnya,ia nampak menikmati saat saat aku menikmati sisa sia kenikmatan yg sedang kurasakan.
Setelah agak lama,kemaluanku mengecil dan keluar sendiri dari dubur BTG,aku menciumnya…ia cuma tersenyum.
Malam itu BTG orgasme sampai 4 kali,sedang aku Cuma 2 kali tapi sangat hebat dan sempurna. Tapi yg penting, BTG masih perawan.
Tontonan Khusus Dewasa –> Film Bokep Terbaru
Jam 7 kami pulang,BTG langsung ke Jakarta,setelah agak lama kami kehilangan kontak hingga sekarang,sekarang aku telah beristri. Tapi BTG tak pernah lepas dari ingatanku. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Muridku yang Bandel dan Cantik appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Istriku Mabuk

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Istriku Mabuk – “Tok..tok..tok..” terdengar ketukan pada pintu depanku, istriku yang duduk di sofa segera bangkit dan berjalan untuk membuka Pintu.” Eh…kamu.!…” sapa istriku ketika tahu siapa yang baru datang.“Pap…Rian..” Istriku memberitahuku.“ Ohhh.. suruh masuk!..” jawabku, tidak berapa lama kemudian Rian masuk dan menyalamiku.

cerita-sex-gara-gara-mabuk

Cerita Sex: Istriku Mabuk

 
Sementara istriku memanggil ketiga anakku dan memberitahukan mereka tentang kedatangan Rian. 2 anakku berhamburan memeluk Rian, hanya anakku yang pertama yang tidak begitu antusias dengan kedatangannya, keluarga kami memang sangat akrab dengannya.
Dia merupakan salah seorang mantan stafku saat aku bekerja di kota C ,sekarang kami sudah Pindah di kota B yang jaraknya 6 jam perjalanan dari kota C, dan baru kali ini kami berjumpa sejak terakhir kali Rian mengunjungi kami sekitar 8 bulan lalu.Saat malam mulai tiba, aku dan istriku mengajaknya makan di luar, ketiga anakku ditinggal di rumah bersama kedua pembantuku.
kami berangkat menuju sebuah restoran seafood yang paling terkenal dikotaku dengan suasana pinggir pantai yang nyaman, selesai makan kami bertiga ngobrol tentang masa lalu, terkadang kami bercerita tentang kejadian-kejadian konyol yang kami alami saat masih sekantor, perbedaan antara pimpinan dan bawahan tidak terlihat antara kami, yang ada seperti sahabat lama yang baru berjumpa,
Waktu menunjukan jam 9 malam ketika aku dan istriku mengajaknya minum di LCC, sebuah tempat hiburan malam yang letaknya di lantai dasar Hotel BS, tempatnya tidak terlalu ramai namun suasananya cukup nyaman untuk menjadi pilihan bersantai dan hiburan..aku dan istriku memang sering ke LCC, selain suasananya nyaman, lampu yang redup membuat kami merasa aman karena tidak mudah orang mengenali kami saat berada disitu.
Suara music dari Band yang membawakan lagu lagu TOP Courty menggema di setiap sudut ruangan. jack daniel dan coca cola menemani kami menikmati suasana Pub yang cukup gelap dan udara yang terasa dingin, waiters menuangkan jack daniels campur Cola ke gelas yang telah disiapkan lalu mempersilahkan kami untuk minum. sekali tenggak semua minuman di gelas habis kami minum.. sehingga istriku berinisiatif untuk menuangkan kembali minuman ke dalam gelas. demikianlah kami menikmati suasana malam Sabtu sehingga tanpa kami sadari sudah dua botol jack Daniels kami habiskan bertiga dan kami benar-benar mabuk
Jam 11 malam Band digantikan oleh DJ, suara house music mengiringi liukan sexy Dancer diatas panggung, para pengunjung mulai turun ke Dance Floor, istriku berbisik
“ turun yuk!…” kata istriku sambil menarik tanganku,
“ Boleh…Rian kita ajak juga ya!…” jawabku, dan kami pun turun ke dance floor.
Pengaruh alkohol membuat istriku agak kehilangan kontrol, dia mulai melakukan tarian erotis mengikuti dancer diatas panggung dengan menjadikan badan Rian sebagai sandaran, sementara Rian tampak canggung mengimbangi tarian istriku. Hal ini memang biasa dilakukan istriku saat mabuk berat, Sementara aku berjoget ringan. Sekitar jam 12 muncul keinginanku untuk menunaikan hajat yang tidak bisa kutunda. aku berpamitan kepada istriku dengan berbisik
“… aku ketoilet sebentar…” kataku
”..ok..” jawab istriku singkat dan akhirnya aku berangkat ke toilet.
Cukup lama aku berada di toilet, memang sudah menjadi kebiasaanku, kadang aku memainkan Games di HPku saat buang hajat sehingga tak kurang dari setengah jam, aku baru keluar dan kembali ke Pub. Di Dance Floor, Rian dan Istriku tidak kutemukan, akupun menuju ke Tableku, tetapi disanapun kosong sehingga aku menyapu pandangan ke segala arah.
suasana yang cukup gelap menyulitkanku untuk menemukan mereka berdua. akupun memutuskan untuk berkeliling Sampai akhirnya mata tertuju kepada seorang wanita yang dipeluk dari belakang oleh seorang pria di pojok yg lebih gelap dari area lainnya, tetapi pakaian putih yang dikenakan istriku bercahaya terkena pantulan lampu Disco, aku dapat memastikan kalau itu memang istriku, dan sang pria tiada lain adalah Rian.
Perasaan curiga dan cemburu mulai hinggap, bagiku tidak masuk akal mereka tinggalkan meja saat aku tidak ada, rasa penasaran membuatku mendekati mereka secara perlahan, dan menyelinap ke table yang lebih dekat supaya dapat mendengar pembicaraan serta mengawasi gerak gerik mereka, saat kuawasi mereka, tiba-tiba kulihat Istriku berbalik dan mencium mulut Rian dengan bernafsu, darahku terkesiap… apalagi ketika tangan kanan istriku mulai turun ke selangkangan Rian dan meremasnya dari luar celana.
Tonjolan di selangkangan Rian memang tidak kelihatan jelas, tetapi raut muka rian jelas memperlihatkan birahi saat tangan istriku memberikan remasan-remasan halus. sementara Rian dengan ragu mencoba menyusupkan tangan kanannya ke balik baju istriku dan berusaha masuk melalui sela-sela Bra lalu mulai meremas buah dada istriku, walau dalam remang tetapi jarak yang dekat cukup memberikan penglihatan yang jelas akan gerak-gerik mereka, setelah beberapa lama perlahan-lahan kutinggalkan mereka dan kembali ke Tableku. Akhirnya Mereka bergabung kembali denganku…
”…habis ngajak Rian Joget…, Gak apa apa kan?..” kilah istriku saat kutanya darimana,
“..ohhh” jawabku berpura-pura tidak tahu, dan aku pun berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaan curiga
” …Kita semua mabuk…. Daripada pulang berbahaya,… bagaimana kalau kita nginap di sini saja?…” usul istriku…
“ …Terus Rian…gimana?…” tanyaku.
“ …ya buka aja dua,. tapi yang Conect.. biar kita lanjutkan minum,…” istriku meneruskan, akhirnya karena aku sendiripun sudah mabuk berat, aku setuju dengan usul istriku. Kejadian di Pub yang kulihat antara Rian dan istriku mulai terhapus oleh pengaruh alkohol dikepalaku, akhirnya kamipun Check in di dua kamar yang dihubungkan oleh connecting door.
Rian tidak segera ke kamarnya, melainkan bergabung denganku melanjutkan minum di sofa yang ada di kamarku, suasananya sudah sangat berbeda dengan saat kedatangannya sore tadi, Rian sudah mulai berani mengucapkan bahasa jorok, bercerita tentang hubungan seks antara dia dan pacarnya secara detail kepadaku, dan anehnya akupun tidak merasa terganggu dengan perubahan ini, aku malah tertawa dan ikut bercerita tentang permainan seks kami, sementara istriku hanya menggigit bibirya menahan birahi..
Entah jam berapa saat aku tertidur, namun jam tanganku menunjukan pukul 02:35 dinihari saat aku terbangun kembali di sofa tempat kami minum, istriku tidak lagi ada di sebelahku. kupejamkan mataku mencoba menguasai diri, pengaruh alkohol masih sangat kuat padaku, aku berdiri sempoyongan menuju ke tempat tidur hendak menyusul istriku. Tapi aku tersadar bahwa ternyata istriku tidak ada disitu, aku sama sekali tidak bisa berpikir yang ada di otakku mungkin istriku sedang mengobrol dengan Rian.
Akupun mendatangi kamar Rian lewat Conecting door, tapi langkahku terhenti ketika sayup sayup kudengar erangan seorang lelaki…
“…Ohhhh….Ennakk…, terus sayang….Ohhh…” suara itu jelas suara Rian dari kamar sebelah.
aku semakin penasaran, kubuka pintu yang tak terkunci perlahan sampai aku bias melihat dengan jelas… dan terpampanglan didepanku satu pemandangan yang sangat mengejutkan, disela sela erangan Rian tampak istriku menggunakan kedua tangannya sebagai penopang tubuh mengangkang di atas kepala Rian dalam posisi 69, kepala istriku naik turun mengoral kontol Rian, suara Decak Lidah yang beradu dengan kontol bercampur erangan Rian yang menikmati oral mulut istriku yang aku tahu sangat mahir melakukannya.
Mungkin mereka telah menghabiskan seluruh minuman yang ada, karena kedua sejoli itu jelas mabuk parah. ini terbukti dari raut wajah keduannya serta ketidak pedulian mereka akan kehadiranku mengintip melalui pintu yang terbuka sejengkal. Pakaian mereka berserakan dilantai… tinggal CD hitam yang masih dikenakan istriku… sedangkan Rian sdh telanjang bulat dengan kontol besar dan panjang yang tegang, Aku tertegun melihat pemandangan itu, diam diam kuambil Handphone milikku dan mulai merekam adegan tersebut .
”…Sedot sayang….Ohhh…” Rian melenguh. Istriku terus mengemut kontol sementara Rian menyingkapkan celana dalam istriku ke samping dan memasukan jari telunjuk dan jari tengah ke lobang vagina istriku terkadang tangan kirinya meraih Tetek istriku dan meremasnya dengan penuh nafsu, sesekali Istriku melepaskan kontol dari mulutnya dan merintih menikmati kocokan jari Rian di vaginanya dengan wajah tengadah dan mulut terbuka
“….ohhh ayo ian… puaskan aku …” guman istriku . Tampak keduanya sangat bernapsu, lalu Rian menarik celana dalam istriku dengan kedua tangannya dan memelorotkannya sehingga tidak ada lagi kain yang menutupi badan istriku. birahiku mulai bangkit, kubuka celanaku sehingga kontolku yang tak kalah besar dengan punya Rian langsung melonjak keluar dalam keadaan tegang, perlahan tangan kiriku mengocok kontolku dengan tetap merekam adegan mereka berdua….
Tak kuat menahan rangsangan, istriku melepaskan kontol dari mulutnya dan berputar searah kepala Rian, kemudian Rian menarik kedua tangan istriku serta memeluknya dengan posisi duduk di atas paha, istriku mengangkat pantat dan meraih kontol Rian serta mengarahkannya ke lubang vaginanya selanjutnya istriku menurunkan pantatnya sehingga kontol Rian amblas seluruhnya ke dalam memek istriku.
perlahan istriku bergerak naik turun dan maju mundur sehingga kontol Rian tampak keluar masuk kedalam memek istriku, sesekali istriku melakukan gerakan memutar membuat Rian gelagapan menahan nikmat di kontolnya, sementara istrikupun merasakan kenikmatan yang tiada tara akibat sodokan kontol yang besar dan panjang sambil mengerang tak karuan…
“ohhh…ohhh…ohhh…sodok terus…mmhhh…” ….”enaakk…mmmh..”
“ …aduh memekku…mmh… gila….”….”ohh…” ….
“…ohh yang dalem…psst…mmmh…” Klitorisnya bergesekan dengan bulu bulu halus yang tumbuh diatas pangkal kontol Rian sehingga menambah kenikmatan yang luar biasa…
Rian menyambut gerakan pantat istriku dengan mengikuti goyangan istriku, Kedua tangan Rian meremas belahan pantat istriku, sedang mulutnya menghisap buah dada istriku bergantian….
“mmmhhh…. Goyang Sayang…”….
“ rasakan keperkasaan Kontolku….” Guman Rian di telinga istriku membuat istriku semakin bernafsu dan menambah kecepatan goyangannya, Kadang sambil berbisik Rian melumat telinga istriku yang membuatnya menggelinjang keenakan.
Hal ini berlangsung beberapa lama sampai akhirnya tiba-tiba tubuh istriku mengejang, kedua tangannya menjambak rambut Rian dan kedua buah dadanya dibusungkan. Dengan gigi hampir terkatup istriku menjerit panjang… ” ….Ohhhh….A..ku… Ke….lu..a…a..a..a…r….” kemudian tubuh istriku pun rubuh seperti kain tertiup angin di sebelah Rian.
Sebenarnya aku sudah sangat terangsang, tetapi sensasi yang kudapatkan ketika melihat istriku di setubuhi Rian, membuatku mengurungkan niat untuk menghampiri mereka, mataku tak berkedip melihat adegan demi adegan.,Rian tidak mau lama-lama membiarkan istriku beristirahat, diraihnya kembali pinggang istriku dan dibaliknya, lalu diangkat sehingga posisi tubuh istriku menjadi nungging. Dengan kedua lutut bertumpu pada kasur, rian mengarahkan kontolnya ke vagina istriku
“…aughhh..” istriku menjerit pelan ketika Kontol Rian kembali memasuki vaginanya…
Rian menyodok vagina istriku dari belakang dengan gerakan maju mundur.
“..Plok..plok…plok…” suara beradunya paha dan pantat menambah panas suasana malam, terkadang Rian membungkuk dan meraih buah dada istriku, lalu di remasnya sambil membenamkan kontolnya sedalam-dalamnya ke vagina istriku. birahi istriku mulai bangkit kembali, tangan kirinya di julurkan ke belakang dan meremas buah pelir Rian, aku semakin tak tahan akhirnya kuputuskan untuk menghampiri mereka setelah sebelumnya meletakkan HP ku dalam gelas dan mengarahkan kameranya ke tempat adegan berlangsung.
Rian dan istriku terkesima melihat kehadiranku, Rian menghentikan gerakannya dalam keadaan kontol masih dalam vagina istriku, sementara wajah istriku pucat tak ada sepatah katapun dari keduanya, tetapi aku tak memberikan kesempatan sedikitpun, kujambak rambut istriku dan kubenamkan kontolku ke mulutnya..
“..isep!…” perintahku. Akhirnya istriku mengoral kontolku dengan sesekali memandangku dengan ketakutan. rian tampak kebingungan tetapi perlahan lahan kembali melakukan gerakan maju mundur menyodok vagina istriku, tapi gerakannya tidak seberingas tadi saat aku belum bergabung.
Aku yakin dalam hati Rian dan Istriku berkecamuk berbagai pikiran, istriku berkali kali mengeluarkan kontolku dari mulutnya dan berkata lirih…
“…maafin aku ya…” tapi aku langsung menyodorkan kembali kontolku ke mulutnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun… sampai akhirnya rian mengalami orgasme dengan melolong…”…Ohhhhh….” Tampak pantatnya menekan kuat sehingga kontolnya amblas kedalam vagina istriku dengan menyemprotkan sperma di dalamnya…
Setelah rian mendapatkan orgasmenya, Istriku mengambil alih posisi, dia naik ke atasku dan mulai mengocok penisku dengan vaginanya dalam posisi duduk, tampaknya istriku ingin memberikan kepuasan kepadaku. Gerakannya yang binal dan penuh nafsu membuatku merasakan kenikmatan yang belum pernah didapatkan sebelumnya, Sementara kulirik Rian termenung dengan wajah ketakutan, akhirnya istriku mendapatkan orgasme keduanya bersamaan dengan semprotan spermaku di vaginanya yang menjadi semprotan kedua malam ini…
Jam delapan pagi kami semua telah terbangun, Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Rian… tapi istriku berulang kali meminta maaf padaku, padahal aku sudah menjawab kalau aku memaafkannya… sampai akhirnya suasana mencair setelah aku bicara kepada mereka berdua bahwa aku tidak mempermasalahkan kejadian semalam..
Para pembaca sekalian… kisah diatas benar-benar terjadi, tetapi dengan alasan privacy saya sengaja memodifikasi jalan cerita, nama pelaku dan kota … saat ini aku dan istriku terkadang masih melakukan seks threesome dengan Rian. terkadang Rian membawa teman wanitanya untuk bergabung bersama kami, keadaan itu berlanjut sampai sekarang. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Istriku Mabuk appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Di temanin Om, di apartemen

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Di temenin Om, di apartemen – Aku Dina, cerita ini terjadi ketika Aku baru masuk SMU. Aku tinggal bersama dengan ke 2 ortu dan adikku di sebuah apartment. Ortu membeli 2 apartmen yang letaknya saling berhadapan di lantai yang sama. Aku dan adikku tinggal di satu apartment dan ortu di apartmen satunya lagi.

cerita-sex-dina-sayang-om-300x300
Cerita Sex: Di temanin Om, di apartemen

 
Ayahku punya seorang kakak angkat yang umurnya gak jauh diatas ayah. Hubungan keluargaku dengan om itu cukup akrab. om sering berkunjung ke apartmen baik untuk urusan pekerjaan maupun hanya bersilaturahmi. Maklum om dah pisah dari tante, yang telah menikah lagi dengan orang lain, sedang om masih sendiri sejak perpisahannya dengan tante. Om ku ganteng, walaupun umurnyaa sedikit diatas ayahku tapi malah kelihatan lebih muda dari ayahku.
Badannya tegap atletis, mungkin karena dia masih rajin melakukan fitness seminggu sekali, jogging ampir tiap hari dan juga renang seminggu sekali. Gak seperti ayahku yang udah gendut dan keliatan tua, maklum deh ayah sibuk dengan kerjaannya, workaholik lah orang bilang, sehingga gak sempet ngapa-ngapain. waktu untuk keluarga paling weekend, itupun sering dianggu karena ada pekerjaan yang harus dilakukan ayah. Om sering mengajak kami jalan2, kalo ayah kharus melakukan pekerjaannya.
Diam-diam aku mengagumi om, kelihatannya macho sekali deh. Cerita ini terjadi ketika ortu dan adikku harus keluar kota untuk menengok nenekku yang sedang sakit. Aku tidak ikut karena hari ini om akan datang untuk mengambil pesanannya yang dititipkan lewat aya. ayah berpesan untuk menyampaikan pesanan itu kalo om datang ke apartment. Katanya om akan datang sore sekitar magrib. Aku senang juga karena bisa berduaan aja ama om tanpa ada orang lain diapartment yang mengganggu.
Sorenya terdengar bel pintu berbunyi. Om mengebel pintu apartmentku karena ayah dah memberi tau kalo mereka keluar kota, tapi pesanan om dititpkan pada aku. Segera aku membuka pintu menyambut om.
“Hai cantik”, om selalu menyapa aku seperti itu. Seneng aku dipuji cantik oleh om.
“Kok seneng banget kelihatannya”.
“Iya om, seneng bisa berduaan ama om”, jawabku terus terang.
“Loh kok seneng, kan dah sering jalan ma om”.
“Iya tapi kan ramean. duduk om. ini pesenan om yang dititipkan ayah buat om”.
Om duduk di sofa. Memang apartment aku dan adikku lumayan lengkap perabotannya walaupun serba minimalis. Di ruang tamu yang merangkap kamar makan ada seperangkat sofa, tv, audio system, meja makan dan pantri kering. Dapur diubah fungsi sebagai gudang karena makanan disupply dari apartment ortu.
“Om jalan yuk”, kataku.
“Mo kemana”, tanya om.
“Ke mall yuk”.
“Mo nyari apa?”
“Makan ama liatliat aja. di apartment gak ada makanan. tadi mama pesen supaya aku ngajak om nyari makan diluar aja”. “Emangnya ortu kamu pulangnya kapan. Adikmu mana?”
“Adik ikut om, pulangnya besok sore kali”.
“Terus kamu takut sendirian, mau om temenin”. Wah itu yang aku harapkan bisa berduaan ama om sampe besok.
“Bentar ya om, aku tuker baju dulu”.
Segera aku menghilang kekamarku dan tukar pakean. Aku gak tau, rupanya om ngintip ketika aku tuker pakean. Tapi ya gak tejadi apa2. Kemudian segera aku keluar apartment nersama om. Dengan manjanya aku memeluk tangan om. Kami bermobil ke mal yang deket dengan apartmentku. Sampe malem aku bener2 have fun bersama om, kami cari makan, dan setelah makan om ngajak aku nonton film. Aku ya ok aja, didalem bioskop aku memegangi tangan om terus, perhatianku gak pada filmnya tapi pada sosok pria macho yang duduk disebelah aku.
“Tu orang pada ngeliatin kita, mereka kira aku om senang yang lagi gaet abg cantik”, kata om ketika keluar dari bioskop.
“Kamu manja amat sih”.
“Biarin aja”, jawabku.
“Mo kemana lagi nih”.
“Pulang yuk om”.
“ayuk”.
Kami menuju ke tempat parkir dan langsung kembali ke apartment. Segera mobil meluncur kembali ke apartment, gak lama karena apartment dekat dengan mal. Sesampe di apartment aku segera tuker dengan pakean rumah lagi. aku kalo dirumah Memang gak memakai bra. Aku hanya memakai tanktop ketat sepinggang dan celana pendek yang juga ketat. kedua pentilku tampak jelas sekali tercetak di tanktopku. Si om terpana melihat lekak liku bodiku yang Memang mengundang selera lelaki yang melihatnya.
“Kamu beneran mo om temenin”.
“Kalo om gak keberatan”.
“Tapi om gak bawa baju ganti”.
“Nanti aku ambilin celana kolor dan baju kaos ayah”.
Segera aku keluar apartment, membuka apartment ortu dan masuk ke kamar ortu untuk mengambil celana kolor dan kaos oblong ayah.
“Kegedean kali ya om, ayah kan gendut”, kataku sembari menyerahkan pakean itu ke om.
“Gak apa, kan cuma buat bobo”.
Si om masuk ke kamarku, ketika keluar kamar hanya memakai celana kolor gombrang dan kaos yang rada kebesaran. Kelihatannya dia tidak mengenakan CD karena kontolnya kelihatan jelas tercetak di celana gombrangnya, kayanya dah ngaceng deh. Mungkin dia napsu ngeliat bodiku. Om duduk di sofa nonton tv. Aku duduk disebelahnya.
“Din kamu seksi sekali. toket kamu besar juga ya, pasti cowok kamu suka ya, suka diremes2 ya Din ma cowok kamu”.
“Ih om tau aja”.
“Iya tau lah Din, om kan juga lelaki. Lelaki mana yan gak suka ngeremes toket montok seperti toketmu itu”.
“Om suka ngeremes juga ya, terus om ngeremes siapa, kan gak ada tante”. Om cuma tersenyum,
“Kamu mau gak om remes”. “Ih om genit ih”.
“Kamu suka nonton film bokep ya Din”.
“Iya om ma cowok Dina”.
“Dimana nontonnya?”
“Dirumah cowok Dina, dia kan sering sendirian di rumahnya, ortunya sering pergi dua2nya, katanya berbisnis”. Terus, diremes deh”.
“Iya om, abis nonton film gituan kan napsu juga”.
“Cuma diremes?”
“he he”, aku hanya tertawa. “Kamu dah sering maen ma cowok kamu ya Din”.
“Gak sering om, cuma ampir tiap malem minggu”.
“Itu mah sering”, kata om sambil merangkul pundakku.
Aku merinding ketika om menarikku merapat kebadannya. Dia mencium pipiku.
“Om bawa film bokep, yang maen orang indonesia ma bule. mo liat?’
“Mau om, biasanya aku nonton kalo gak bule, ya cina apa jepun”.
Si om mengambil dvd dari tas yang dibawanya tdi dan dipasangnya. Segera filmpun mulai. Ceweknya orang sini, togepasar lah, jembutnya juga lebat, sedang si bule krempeng, tapi kontolnya gede en panjang banget. Biasalah ritual film bokep saling isep sampe akhirnya si bule naikin tu prempuan dan masuk deh. serenade ah uh dimulai. Si om rupanya sudah dibawah pengaruh napsu berahinya. Dia menatapku dengan pandangan yang seakan2 mau menelanjangiku. Segera dia mencium bibirku, aku menyambutnya.
Lidah kami saling melilit dan kemudian dijulurkan lidahnya kedalam mulutku. Segera kuemut lidahnya, kemudian ganti aku yang menjulurkan lidahku ke mulutnya. Diapun tidak menyia2kan kesempatan untuk segera memerah kedua toketku gantian.
“Din, om dah lama pengen ngeremes toket kamu”. Pentilku yang dah mulai mengeras dipilin2 dari luar tanktopku. “Dilepas ya Din tanktopnya”, katanya seraya menarik tanktopku keatas.
Dvd dimatikannya karena kami sudah tidak lagi memperhatikan perilaku ke2 anak manusia yang berlainan jenis sedang beraksi di film itu. Toketku sudah telanjang dihadapannya. Dia segera meremas2 toketku.
“Baru 16 dah besar gini Din toket kamu, kenceng lagi, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau kan”, katanya perlahan sambil mencium toket ku yang montok. “.
Aku diam saja, mataku terpejam. Dia mengendus-endus kedua toketku yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahnya. pentil toket kananku dilahap ke dalam mulutnya. Badanku sedikit tersentak ketika pentil itu digencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasnya.
“Om…”, rintihku, tindakannya membangkitkan napsuku juga.
Aku menjadi sangat ingin merasakan kenikmatan dien tot, sehingga aku diam saja membiarkan dia menjelajahi tubuhku.
Disedot-sedotnya pentil toketku secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak diperkuat sedotannya. Diperbesar daerah lahapan bibirnya. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutnya. Kembali disedotnya daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajahku tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toketku yang harum itu diciumi dan disedot-sedot secara berirama.
Dibenamkannya wajahnya di antara kedua belah gumpalan dada ku. Perlahan-lahan dia bergerak ke arah bawah. Digesek-gesekkan wajahnya di lekukan tubuhku yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutku. Kiri dan kanan diciumi dan dijilatinya secara bergantian. Kecupan-kecupan bibir, jilatan-jilatan lidah, dan endusan-endusan hidungnya pun beralih ke perut dan pinggangku. Bibir dan lidahnya menyusuri perut sekeliling pusarku yang putih mulus. Wajahnya bergerak lebih ke bawah.
Dengan nafsu yang menggelora dia memeluk pinggulku secara perlahan-lahan. Celana pendekku ditariknya kebawah, aku mengangkat pantatku supaya lebih mudah dia melepaskan celanaku. Kecupannya pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulku. Ditelusurinya pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Dijilatnya helaian-helaian rambut jembutku yang keluar dari CDku.
“Din, jembut kamu lebat banget ya, pantes kamu napsunya besar”. Lalu diendus dan dijilatnya CD pink itu di bagian belahan bibir nonokku. Aku makin terengah menahan napsuku, sesekali aku melenguh menahan kenikmatan yang kurasakan.
Dia melepaskan semua yang nempel dibadannya sehingga bertelanjang bulat. Aku terkejut melihat kontolnya yang begitu besar dan panjang dalam keadaan sangat tegang. Napsuku bangkit juga melihat kontolnya, timbul hasratku untuk merasakan bagaimana nikmatnya kalo kontol besar itu menggesek keluar masuk nonokku. Dia bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut dikangkanginya tubuhku. kontolnya yang tegang ditempelkan di kulit toketku. Kepala kontol digesek-gesekkan di toketku yang montok itu.
Sambil mengocok batangnya dengan tangan kanannya, kepala kontolnya terus digesekkan di toketku, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit dia melakukan hal itu. Diraih kedua belah gumpalan toketku yang montok itu. Dia berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping ku dengan posisi badan sedikit membungkuk. kontolnya dijepitnya dengan kedua gumpalan toketku. Perlahan-lahan digerakkannya maju-mundur kontolnya di cekikan kedua toket ku. Di kala maju, kepala kontolnya terlihat mencapai pangkal leherku yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontolnya tersembunyi di jepitan toketku. L
ama-lama gerak maju-mundur kontolnya bertambah cepat, dan kedua toketku ditekannya semakin keras dengan telapak tangannya agar jepitan di kontolnya semakin kuat. Dia pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketku. Akupun mendesah-desah tertahan,
“Ah… hhh… hhh… ah…” kontolnya pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toketku.
Gerakan maju-mundur kontolnya di dadaku yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tangannya di kedua toketnya, menyebabkan cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadaku yang menjepit kontolnya. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontolnya di dalam jepitan toketku. Dengan adanya sedikit cairan dari kontolnya tersebut dia terlihat merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kontolnya dengan toketku.
“Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” dia tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafasku menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirku , yang kadang diseling desahan lewat hidungku,
“Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahanku semakin membuat nafsunya makin memuncak.
Gesekan-gesekan maju-mundurnya kontolnya di jepitan toketku semakin cepat. kontolnya semakin tegang dan keras.
“Enak sekali, Din”, erangnya tak tertahankan.
Dia menggerakkan kontolnya maju-mundur di jepitan toketku dengan semakin cepat. Alis mataku bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirku akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketku. Ada sekitar lima menit dia menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketku itu. Toket sebelah kanan dilepas dari telapak tangannya. Tangan kanannya lalu membimbing kontol dan menggesek-gesekkan kepala kontol dengan gerakan memutar di kulit toketku yang halus mulus.
Sambil jari-jari tangan kirinya terus meremas toket kiriku, kontolnya digerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarku, kepala kontolnya digesekkan memutar di kulit perutku yang putih mulus, sambil sesekali disodokkan perlahan di lobang pusarku. Dicopotnya CD minimku. Pinggulku yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perutku yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutku, jembutku yang hitam lebat menutupi daerah sekitar nonokku.
Kedua paha mulusku direnggangkannya lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perutku terkuak, mempertontonkan nonokku. Dia pun mengambil posisi agar kontolnya dapat mencapai nonokku dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang kontol, kepalanya digesek-gesekkannya ke jembutku. Kepala kontolnya bergerak menyusuri jembut menuju ke nonokku. Digesek-gesekkan kepala kontol ke sekeliling bibir nonokku. Terasa geli dan nikmat. Kepala kontol digesekkan agak ke arah nonokku. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut nonokku menjadi basah. Digetarkan perlahan-lahan kontolnya sambil terus memasuki nonokku.
Kini seluruh kepala kontolnya yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut nonokku. Kembali dari mulutku keluar desisan kecil karena nikmat tak terperi. Kontolnya semakin tegang. Sementara dinding mulut nonokku terasa semakin basah. Perlahan-lahan kontolnya ditusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh kontol yang tersisa di luar. Secara perlahan dimasukkan kontolnya ke dalam nonokku. Terbenam sudah seluruh kontolnya di dalam nonokku. Sekujur kontol sekarang dijepit oleh nonokku . Secara perlahan-lahan digerakkan keluar-masuk kontolnya ke dalam nonokku. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam nonokku hanya kepalanya saja. Sewaktu masuk seluruh kontol terbenam di dalam nonokku sampai batas pangkalnya.
Dia terus memasuk-keluarkan kontolnya ke lobang nonokku. Alis mataku terangkat naik setiap kali kontolnya menusuk masuk nonokku secara perlahan. Bibir segarku yang sensual sedikit terbuka, sedang gigiku terkatup rapat. Dari mulut sexy ku keluar desis kenikmatan,
“Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Dia terus mengocok perlahan-lahan nonokku. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali dikocoknya secara perlahan nonokku sampai selama dua menit.
Kembali ditariknya kontolnya dari nonokku. Namun tidak seluruhnya, kepala kontol masih dibiarkannya tertanam dalam nonokku. Sementara kontol dikocoknya dengan jari-jari tangan kanannya dengan cepat Rasa enak itu agaknya kurasakan pula. Aku mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kontolnya pada dinding mulut nonokku,
“Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…” Tiga menit kemudian dimasukkannya lagi seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dan dikocoknya perlahan. Sampai kira-kira empat menit.
Lama-lama dia mempercepat gerakan keluar-masuk kontolnya pada nonokku. Sambil tertahan-tahan, dia mendesis-desis,
“Din… nonokmu luar biasa… nikmatnya…” Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit.
Tiba-tiba dicopotnya kontol dari nonokku. Segera dia berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhku agar kontolnya mudah mencapai toketku. Kembali diraihnya kedua belah toket montok ku untuk menjepit kontolnya yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontolnya dapat terjepit dengan enaknya, dia agak merundukkan badannya. Kontol dikocoknya maju-mundur di dalam jepitan toketku. Cairan nonokku yang membasahi kontolnya kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kontolnya dan kulit toketku.
“Oh…hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, dia merintih-rintih keenakan. Aku juga mendesis-desis keenakan,
“Sssh.. sssh… sssh…” Gigiku tertutup rapat. Alis mataku bergerak ke atas ke bawah.
Dia mempercepat maju-mundurnya kontolnya. Dia memperkuat tekanan pada toketku agar kontolnya terjepit lebih kuat. Karena basah oleh cairan nonokku, kepala kontolnya tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toketku. Leher kontol yang berwarna coklat tua dan helm kontol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketku. Semakin dipercepat kocokan kontolnya pada toketku. Tiga menit sudah kocokan hebat kontolnya di toket montok ku berlangsung. Dia makin cepat mengocokkan kontol di kempitan toket indah ku. Akhirnya dia tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahanannya.
“Din..!” pekiknya dengan tidak tertahankan. Matanya membeliak-beliak. Jebollah pertahanannya.
Kontolnya menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot! Pejunya menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahangku. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leherku. Peju yang tersisa di dalam kontolnya pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal leherku, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketku. Dia menikmati akhir-akhir kenikmatan.
“Luar biasa…Din, nikmat sekali tubuhmu…,” dia bergumam.
“Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kataku lirih.
“Gak apa kalo om ngecret didalem Din”, jawabnya.
“Gak apa om, biasanya cowokku juga ngecret didalem kok om. Tapi belum dien tot juga aku ngerasa nikmat sekali om”, kataku lagi.
“Ini baru ronde pertama Din, mau lagi kan ronde kedua”, katanya.
“Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabku. “Kok tadi kamu diem aja Din”, katanya lagi.
“Bingung om, tapi nikmat”, jawabku sambil tersenyum.
“Engh…” aku menggeliatkan badanku.
Dia segera mengelap kontol dengan tissue yang ada di atas meja, dan mengelap peju yang berleleran di rahang, leher, dan toketku. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan peju yang sudah terlajur jatuh di rambut ku.
“Mo kemana om”, tanyaku.
“Mo ambil minum dulu”, jawabnya.
Dia kembali membawa gelas berisi air putih, diberikannya kepada ku yang langsung kutenggak sampe habis. Dia kembali lagi untuk mengisi gelas dengan air. Masih tidak puas dia memandangi toket indahku yang terhampar di depan matanya. Dia memandang ke arah pinggangku yang ramping dan pinggulku yang melebar indah. Terus tatapannya jatuh ke nonokku yang dikelilingi oleh jembut hitam jang lebat. Aku ingin mengulangi permainan tadi, digeluti, didekap kuat. Mengocok nonokku dengan kontolnya dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan dia dapat menyemprotkan pejunya di dalam nonokku sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar. Aku diajaknya kekamar. Aku berbaring diranjang dan dia disebelahku.
“Din…,” desahnya penuh nafsu. Bibirnya pun menggeluti bibirku. Bibir sensualku yang menantang itu dilumat-lumat dengan ganasnya. Sementara aku pun tidak mau kalah. Bibirku pun menyerang bibirnya dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirnya. Kedua tangannyapun menyusup diantara lenganku. Tubuhku sekarang berada dalam dekapannya. Dia mempererat dekapannya, sementara aku pun mempererat pelukanku pada dirinya. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketku yang membusung terasa semakin menekan dadanya. Aku meremas-remas kulit punggungnya. Aku mencopot celananya dan merangkul punggungnya lagi.
Dia kembali mendekap erat tubuhku sambil melumat kembali bibirku. Dia terus mendekap tubuhku sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketku yang montok menekan ke dadanya. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilku seolah-olah menggelitiki dadanya. Kontolnya terasa hangat dan mengeras. Tangan kirinya pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar ku, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutnya. Kontolnya tergencet diantara perut bawahku dan perut bawahnya. Sementara bibirnya bergerak ke arah leherku, diciumi, dihisap-hisap dengan hidungnya, dan dijilati dengan lidahnya.
“Ah… geli… geli…,” desahku sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai daguku terbuka dengan luasnya. Aku pun membusungkan dadaku dan melenturkan pinggangku ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahnya dalam keadaan menggeluti leherku, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya.
Tangan kanannya lalu bergerak ke dadaku yang montok, dan meremas-remas toketku dengan perasaan gemas. Setelah puas menggeluti leherku, wajahnya turun ke arah belahan dadaku. Dia berdiri dengan agak merunduk. Tangan kirinya pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Digeluti belahan toketku, sementara kedua tangannya meremas-remas kedua belah toketku sambil menekan-nekankannya ke arah wajahnya. Digesek-gesekkan memutar wajahnya di belahan toketku. Bibirnya bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Diciuminya bukit toketku, dan dimasukkan pentil toketku ke dalam mulutnya. Kini dia menyedot-sedot pentil toket kiriku. Di ainkan pentilku di dalam mulutnya dengan lidah. Sedotan kadang diperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat.
“Ah… ah… om…geli…,” aku mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya.
Sementara tangannya meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan diperkuat dn diperkecil menuju puncak, dan diakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jarinya pada pentilku.
“Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu…ngilu…” Dia semakin gemas.
Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang disedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang disedot hanya pentilku dan dicepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang diremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya dipijit-pijit dan dipelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya.
“Ah…om… terus… hzzz…ngilu… ngilu…” aku mendesis-desis keenakan. Mataku kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhku ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya. Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan-serangan awalnya. Jari-jari tangan kananku yang mulus dan lembut menangkap kontolnya yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. kontolnya besar ya”, ucapku. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tangannya terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketku, jari-jari lentik tangan kananku meremas-remas perlahan kontolnya secara berirama.
Dia merengkuh tubuhku dengan gemasnya. Dikecupnya kembali daerah antara telinga dan leherku. Kadang daun telinga sebelah bawahnya dikulum dalam mulutnya dan dimainkan dengan lidahnya. Kadang ciumannya berpindah ke punggung leherku yang jenjang. Dijilati pangkal helaian rambutku yang terjatuh di kulit leherku. Sementara tangannya mendekap dadaku dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tangannya meremas-remas kedua belah toketku. Remasannya kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kanannya menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kiriku, sementara tangan kirinya meremas kuat bukit toket kananku dan bibirnya menyedot kulit mulus pangkal leherku yang bebau harum, kontolnya digesek-gesekkan dan ditekan-tekankan ke perutku. Aku pun menggelinjang ke kiri-kanan.
“Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” aku merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tangannya di toketku. Akibatnya pinggulku menggial ke kanan-kiri.
“Din.. enak sekali Din… sssh… luar biasa… enak sekali…,” diapun mendesis-desis keenakan.
“Om keenakan ya? kontol om terasa besar dan keras sekali menekan perut aku. Wow… kontol om terasa hangat di kulit perut aku. Tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintihku.
“Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” aku semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratnya.
Aku sudah makin liar saja desahannya, aku sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa dia ini om suamiku.
“Om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali..Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kontol om … besar sekali… kuat sekali…”
Aku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Bibirku melumat bibirnya dengan ganasnya. Dia pun tidak mau kalah. Dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tangannya mendekap tubuhku dengan kuatnya. Kulit punggungku yang teraih oleh telapak tangannya diremas-remas dengan gemasnya. Kemudian dia menindihi tubuhku. Kontolnya terjepit di antara pangkal pahaku dan perutnya bagian bawah. Akhirnya dia tidak sabar lagi. Bibirnya kini berpindah menciumi dagu dan leherku, sementara tangannya membimbing kontolnya untuk mencari nonokku.
Diputar-putarkan dulu kepala kontolnya di kelebatan jembut disekitar bibir nonokku. Aku meraih kontolnya yang sudah amat tegang. Pahaku yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kontolnya besar dan keras sekali” kataku sambil mengarahkan kepala kontolnya ke nonokku. Kepala kontolnya menyentuh bibir nonokku yang sudah basah. Dengan perlahan-lahan dan sambil digetarkan, kontol ditekankan masuk ke kunonok. Kini seluruh kepala kontolnya pun terbenam di dalam nonokku. Dia menghentikan gerak masuk kontolnya.
“Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” aku protes atas tindakannya.
Namun dia tidak perduli. Dibiarkan kontolnya hanya masuk ke nonokku hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolnya digetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungnya dengan ganasnya menggeluti leherku yang jenjang, lengan tanganku yang harum dan mulus, dan ketiakku yang bersih dari bulu. Aku menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.
“Sssh… sssh…enak… enak… geli..geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirnya mengulum kulit lengan tanganku dengan kuat-kuat.
Sementara tenaga dikonsentrasikan pada pinggulnya. Dan…satu… dua… tiga! kontolnya ditusukkan sedalam-dalamnya ke dalam nonokku dengan sangat cepat dan kuat. Plak! Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kontolnya bagaikan diplirid oleh bibir nonokku yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!
“Auwww!” pekikku. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya tertanam seluruhnya di dalam nonokku tanpa bergerak sedikit pun.
“Sakit om… ” kataku sambil meremas punggungnya dengan keras.
Dia pun mulai menggerakkan kontolnya keluar-masuk nonokku. Seluruh bagian kontolnya yang masuk nonokku dipijit-pijit dinding lobang nonokku dengan agak kuatnya.
“Bagaimana Din, sakit?” tanyaku.
“Sekarang sudah enggak om…ssh… enak sekali… enak sekali… kontol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru nonok aku..,” jawabku. Dia terus memompa nonokku dengan kontolnya perlahan-lahan.
Toketku yang menempel di dadanya ikut terpilin-pilin oleh dadanya akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilku yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadanya. Kontolnya diiremas-remas dengan berirama oleh otot-otot nonokku sejalan dengan genjotannya tersebut. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontolnya menyentuh suatu daging hangat di dalam nonokku. Sentuhan tersebut serasa geli-geli nikmat. Dia mengangkat kedua kakiku. Sambil menjaga agar kontolnya tidak tercabut dari nonokku, dia mengambil posisi agak jongkok. Betis kananku ditumpangkan di atas bahunya, sementara betis kiriku didekatkan ke wajahnya.
Sambil terus mengocok nonokku perlahan dengan kontolnya, betis kiriku yang amat indah itu diciumi dan dikecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang diciumi dan digeluti, sementara betis kiriku ditumpangkan ke atas bahunya. Begitu hal tersebut dilakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kontolnya maju-mundur perlahan di nonok ku. Setelah puas dengan cara tersebut, dia meletakkan kedua betisku di bahunya, sementara kedua telapak tangannya meraup kedua belah toketku. Masih dengan kocokan kontol perlahan di nonokku, tangannya meremas-remas toket montok ku. Kedua gumpalan daging kenyal itu diremas kuat-kuat secara berirama.
Kadang kedua pentilku digencet dan dipelintir-pelintir secara perlahan. Pentilku semakin mengeras, dan bukit toketku semakin terasa kenyal di telapak tangannya. Aku pun merintih-rintih keenakan. Mataku merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.
“Ah…om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kontol om membuat nonok aku merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar nonok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Dia mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolnya di nonokku. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat…Terus om, terus… ” Dia bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihanku.
Tenaganya menjadi berlipat ganda. Ditingkatkan kecepatan keluar-masuk kontolnya di nonokku. Terus dan terus. Seluruh bagian kontolnya diremas-remas dengan cepatnya oleh nonokku. Aku menjadi merem-melek. Begitu juga dirinya, dia pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.
“Sssh… sssh… Din… enak sekali… enak sekali nonokmu… enak sekali nonokmu…”
“Ya om, aku juga merasa enak sekali… terusss…terus om, terusss…” Dia meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolnya pada nonokku.
“Om… sssh… sssh… Terus… terus… aku hampir nyampe…sedikit lagi… sama-sama ya om…,” aku jadi mengoceh tanpa kendali. Dia mengayuh terus. Sementara itu nonokku berdenyut dengan hebatnya.
“Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba kontolnya dijepit oleh dinding nonok ku dengan sangat kuatnya.
Di dalam nonokku, kontolnya disemprot oleh cairan yang keluar dari nonokku dengan cukup derasnya. Dan aku meremas lengan tangannya dengan sangat kuatnya. Aku pun berteriak tanpa kendali:
“…keluarrr…!” Mataku membeliak-beliak. Sekejap tubuh kurasakan mengejang. Dia pun menghentikan genjotannya.
Kontolnya yang tegang luar biasa dibiarkan tertanam dalam nonokku. Aku memejam beberapa saat dalam menikmati puncak. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tanganku pada lengannya perlahan-lahan mengendur. Kelopak mataku pun membuka, memandangi wajahnya. Sementara jepitan dinding nonokku pada kontolnya berangsur-angsur melemah, walaupun kontolnya masih tegang dan keras. Kedua kakiku lalu diletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Dia kembali menindih tubuh telanjangku dengan mempertahankan agar kontolnya yang tertanam di dalam nonokku tidak tercabut.
“Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kataku dengan mimik wajah penuh kepuasan.
Kontolnya masih tegang di dalam nonokku. Kontolnya masih besar dan keras. Dia kembali mendekap tubuhku. Kontolnya mulai bergerak keluar-masuk lagi di nonokku, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding nonokku secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontolnya. Namun sekarang gerakan kontolnya lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh nonokku beberapa saat yang lalu.
“Ahhh…om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di nonok aku.. Sssh…,” aku mulai mendesis-desis lagi.
Bibirnya mulai memagut bibirku dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kirinya ikut menyangga berat badannya, tangan kanannya meremas-remas toket ku serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontolnya di nonokku.
“Sssh… sssh… sssh… enak om, enak… Terus…teruss… terusss…,” desisku. Sambil kembali melumat bibirku dengan kuatnya, dia mempercepat genjotan kontolnya di nonokku. Pengaruh adanya cairan di dalam nonokku, keluar-masuknya kontol pun diiringi oleh suara,
“srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Aku tidak henti-hentinya merintih kenikmatan,
“Om… ah… ” Kontolnya semakin tegang. Dilepaskannya tangan kanannya dari toketku.
Kedua tangannya kini dari ketiak ku menyusup ke bawah dan memeluk punggungku. Akupun memeluk punggungnya dan mengusap-usapnya. Dia pun memulai serangan dahsyatnya. Keluar-masuknya kontolnya ke dalam nonok ku sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kontol dihunjamkan keras-keras agar menusuk nonokku sedalam-dalamnya. Kontolnya bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding nonokku. Sampai di langkah terdalam, aku membeliak sambil mengeluarkan seruan tertahan,
“Ak!” Sementara daging pangkal pahanya bagaikan menampar daging pangkal pahaku sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar nonokku, kontolnya dijaga agar kepalanya tetap tertanam di nonokku.
Remasan dinding nonokku pada kontolnya pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir nonokku yang mengulum kontolnya pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini akumendesah,
“Hhh…” Dia terus menggenjot nonokku dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak.
Aku meremas punggungnya kuat-kuat di saat kontol dihunjam masuk sejauh-jauhnya ke nonokku. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontolnya dan nonokku menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecilku:
“Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”
“Din… Enak sekali Din… nonokmu enak sekali… nonokmu hangat sekali… jepitan nonokmu enak sekali…”
“Om… terus om…,” rintihku,
“enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Diapun mengocokkan kontolnya ke nonokku dengan semakin cepat dan kerasnya.
Setiap masuk ke dalam, kontolnya berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya.
“Din… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat yang luar biasa dia tidak mampu menyelesaikan ucapannya yang Memang sudah terbata-bata itu.
“Om, aku… mau nyampe lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…” Tiba-tiba kontolnya mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya.
Dia tidak mampu lagi menahan lebih lama lagi. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding nonok ku mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, dia tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan pejunya. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontolnya disemprot cairan nonokku, bersamaan dengan pekikanku,
“…nyampee…!” Tubuhku mengejang dengan mata membeliak-beliak.
“Din…!” dia melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuhku sekuat-kuatnya. Wajahnya dibenamkan kuat-kuat di leherku yang jenjang. Pejunya pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejunya menyembur dengan derasnya, menyemprot dinding nonokku yang terdalam. Kontolnya yang terbenam semua di dalam nonokku terasa berdenyut-denyut. Beberapa saat lamanya kami terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali.
Dia menghabiskan sisa-sisa peju dalam kontolnya. Cret! Cret! Cret! kontolnya menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam nonokku. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuhku maupun tubuhnya tidak mengejang lagi. Dia menciumi leher mulusku dengan lembutnya, sementara aku mengusap-usap punggungnya dan mengelus-elus rambutnya. Aku merasa puas sekali dien tot om. Ini baru awal permainan, karena si om akan nemani aku sampe besok sore, bayangkan berapa besarnya kenikmatan yang akan aku peroleh dari kontol si om. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Di temanin Om, di apartemen appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Rara Setengah Mabuk minta jemput

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Rara Setengah Mabuk minta jemput – Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget

cerita-sex-rara-yang-setengah-mabuk-300x300

Cerita Sex: Rara Setengah Mabuk minta jemput

 
Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm… aku selalu nganggep dia barbie doll banget
“Hallo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !” tanyaku.
“Yan, bisa jemput aku di *** gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.
“Haaa ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?” tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di Bandung.
“Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih” rajuk Rara padaku sedikit memelas.
“Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh” jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara.
Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh !
Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.
“Halo Ra ! Sendirian ?” tanyaku.
“Iya Yan..” jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali.
“Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?” tanyaku menyelidik.
“Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. “Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana.” ajakku ke Rara untuk naik ke mobil.
Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Rara “Mau kemana nih Ra ?” tanyaku.
“Kemana aja deh Yan” jawab rara yang duduk disebelahku.
“Kamu nginep dimana ?” tanyaku.
“Belom punya tempat nginep” jawabnya singkat.
“Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya” tawarku.
“Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih” pintanya.
“Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum.
“Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu” jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga
“Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget.” ajakku. “Dari Jakarta kapan ?” tanyaku. “Tadi sore” jawab Rara.
“Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?” tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal !
“Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?” tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab
“Ya gitu deh.” jawabnya. “Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini” tanyaku lagi.
“Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please…” pintanya.
“Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini” lanjut Rara. “OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi” jawabku.
Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik.
“Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan” kataku sambil memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret.
“Ok deh” jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian.
Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.
“Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin” kataku ke Rara.
“Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget” katanya. “Trus kamu dimana ?” tanya Rara. “Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok” jawabku.
“Kamu dah makan malem ?” tanyaku.
“Udah, pake beberapa gelas bir” jawabnya sambil ketawa.
“Dasar kamu… Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?” tawarku.
“Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa” jawabnya sambil tertawa kecil.
Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit.
“Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku.
“Lagian aku juga dah ngantuk banget” lanjutku.
“OK deh” jawab Rara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan.
Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.
Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku.
“Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?” tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.
“Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu” kata Rara.
“Tapi Ra, kita kan beda” jawabku. “Beda gimana ?” tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku.
“Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut” tanyaku.
“Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan.” jawab Rara.
Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya
“Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah” kataku. Rara cuma tersenyum kecil.
“Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?” tanyaku.
“Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin” jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin.
“Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Rara.
Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.
“Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku” lanjut Rara.
“Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin” jawabku sambil tertawa.
“Ye… tapi kan aku dah bayar pake makan-makan” jawab Rara sambil memukul lenganku.
“Masa sih bayarnya cuma makan-makan” jawabku sambil terus tertawa.
“Jadi dulu gak iklas nih” tanya Rara cemberut.
“Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. kami berdua tertawa.
“Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi” kataku.
Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. “Ini gara-gara tunangan gue yan” kata Rara lirih.
“Jadi kamu dah tunangan ?” tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. “Dulu..” jawabnya singkat. “Kok dulu ?” tanyaku heran.
“Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil” kata Rara sambil terisak. “Oh gitu” jawabku prihatin.
“Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai” lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi.
“Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget” lanjut Rara menangis.
“Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. A
ku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan rara rebahan saling bersisian kembali.
“Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra.” kataku ke Rara.
“Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja” jawab Rara.
“Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab” jawabku. “Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri”
“Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab” kata Rara.
“Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab” kataku.
“Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Rara blak-blakkan.
“Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen” Kataku.
“Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu” kata Rara sedikit meninggi.
“Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok” jawabku sambil tertawa. Rara ikutan tertawa.
“Rian, kamu dah pernah ML gak ?” tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil.
“Kok gak jawab ? dah pernah ya ?” tanya Rara dengan sangat ingin tau.
“Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Rara sambil memukuli dadaku.
“Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Rara sambil tertawa.
“Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua”
kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.
“Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi” tanya Rara. “Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi” jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. “Ihh… ditanya serius malah becanda” kata Rara.
“Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi” Kataku.
“Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil.
“Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Rara. Aku terdiam sejenak. “Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku.
“Hmm… enaknya kayak coklat gak ?” tanya Rara semakin aneh
“Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja.
Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku.
“Emang orgasme itu kayak apa sih ?” tanya Rara lagi.
“Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir” jawabku.
“Gitu aja ?” tanya Rara. “Ya enggak lah” jawabku.
“Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku.
“Jadi mau..” kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil berkata
“Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh”, walaupun sebenarnya aku juga jadi mau
“Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?” tanya Rara. Aku cuma diam. “Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?” tanya Rara.
“Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi.” kataku. Rara mengangguk kecil.
“Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja..” tanya Rara.
Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku diselangkangannya.
“Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah” kata Rara.
“Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok” kataku sambil mengelus-elus rambutnya.
Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.
“Yan cium lagi dong” kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi.
“Bukan disitu” kata Rara lagi.
“Disini ?” kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu.
“Bukan disitu” kata Rara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya.
Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.
Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well… wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas.
Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku.
Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Rara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.
Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm… payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. “Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh rara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.
Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.
Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar !
Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil “Uggrhh….ugrh….”
Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya.
Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan memeknya ke pahaku.
Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Rara seperti tersetrum, sambil melenguh
“Uhh….”. Hmmm… ternyata Rara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah.
Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Rara yang sudah banjir itu. Rara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, rara memekik kencang
“Ohgh….Ohgh…. Ohgh…..”.
“Enak yan, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih” kata rara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan.
“Akhhh…” teriak Rara saat klentitnya aku usap. Kemudian Rara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.
Akhirnya aku telentangkan Rara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Rara sehingga Rara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Rara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Rara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Rara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju.
Aku berhenti sebentar, memandangi Rara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Rara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu.
“Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih” kata Rara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Rara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Rara dengan mudah, apalagi Rara membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Rara sama-sama bugil.
Sesaat aku memandang tubuh Rara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar.
“Kok cuma diliatin ?” tanya rara. Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Rara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk.
Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya. “Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok” kataku.
“Iya yan gue juga sering denger”. jawab Rara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Rara. Rara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya.
Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik
“AKhh…sakit yan” . Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full.
“Aduh yan sakit banget” kata Rara memelas.
“Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak” kataku menenangkan.
“Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak” pinta Rara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku.
Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm… memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.
“Yan kok berdarah sih ?” tanya Rara panik.
“Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah” jawabku.
“Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu” kata Rara. Aku mengantarkan Rara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Rara gak apa-apa.
Setelah Rara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Rara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.
“Yan kok sakit banget ya” tanya Rara.
“Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara” jawabku.
“Masih mau lanjut gak Ra ?” tanyaku pada Rara.
“Mau yan, tapi pelan-pelan ya” jawab rara.
Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh rara. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini
Setelah Rara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Rara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk.
“Heghh..heghmm…” lenguh Rara saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah.
Aku goyang perlahan penisku, tubuh Rara terguncang sedikit, rara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Rara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.
Aku percepat goyanganku, sekarang Rara mulai melenguh,
“Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. “Lagi yan..Lagi yan..Lagi” desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus.
“Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget”. kataku. “Penis kamu juga keras banget yan, enak…” jawab Rara disela-sela lenguhannya.
Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Rara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping.
Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya.
“Ahhh…Akhh….Aghkhh..” pekikan Rara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku.
“Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Rara.
Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh rara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak “AKHHHH….” rara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Rara. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Rara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Rara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.
Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan rara melepaskan dekapannya. “Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata rara setelah rebahan disebelahku.
Akhirnya Rara pulang kejakarta hari minggu sore. Aku dan Rara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Rara jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Rara jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Rara Setengah Mabuk minta jemput appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Pembalasan Dendam Karina

$
0
0

cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Pembalasan Dendam Karina” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016 – Hatiku terasa hancur ,setelah dihianati oleh orang yg aku sayangi. Orang yg selama ini menjadi pasangan hidupku. Tp tekadku sdh bulat, aku harus membalas semua perbuatannya padaku. Di hadapanku telah berdiri seorang lelaki yg sama-sama mengalami penghianatan cinta oleh pasangannya.

cerita sex selingkuhCerita Sex: Pembalasan Dendam Karina

Namaku Karina, suami ku bernama Mas Joni, bertahun-tahun aku mengarungi mahligai rumah tangga yg bahagia. Sampai akhirnya kebahagiaanku itu musnah setelah dihancurkan oleh suamiku sendiri yg berselingkuh dgn tetangga sebelah rumah. Ya, Mas Joni suamiku kedapatan tidur dgn Tante Sri .kami pun bertengkar hebat, akan tetapi aku masih menahan rasa ingin bercerai karena selalu terbayang wajah Bayu anakku

Cerita sex terbaru, Tetapi satu tekadku yg bulat yaitu pembalasan dendam. Aku ingin membalaskan dendam dgn cara yg sama suamiku lakukan terhadapku. Dan caranya yaitu tidur dgn Oom Budi suami dari Tante Sri. Dan aku ingin melakukannya dgn sepengetahuan suamiku sendiri. Aku ingin dia pun ikut merasakan apa yg kurasakan pada saat dia tidur dgn orang lain.

Dan hari yg kutunggu pun tiba. Setelah sebelumnya aku merencanakan hal ini dgn Oom Budi. Kami sepakat untuk melakukannya di hotel. Dan berniat akan merekam segala perbuatan kami dan memberikan rakaman itu kepada pasangan kami masing-masing. Dan memang Oom Budi kali ini sdh kembali menjadi pria yg normal setelah menjalani terapi sekian lamanya.

Di hadapanku ,Oom Budi menyiapkan segala kebutuhan untuk merekam kegiatan bercinta kami. Dipasangnya DVDcam di atas Tripod. Tak hanya 1 DVDcam, tetapi 3 buah dia pasang. Sehingga mendapatkan 3 sudut pandang kamera yg berbeda. Kami juga tak lupa menyewa kamar hotel di bilangan utara Jakarta. Sebuah penginapan khusus yg dikelilingi oleh cermin, sehingga sensasi yg didapatkan akan berbeda.

Tak lama kemudian ,kulihat Oom Budi telah selesai dgn kamera nya.

“Dik Karin, sekarang bagaimana? Mau mandi dulu?” tanya Oom Budi kepadaku. Aku pun menjawab,
“Oom saja duluan mandi, nanti saya belakangan…”. Oom Budi pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi, dan tak lama kudengar suara air mengalir dari shower kamar mandi.

Tiba-tiba muncul perasaan enggan melakukan hal ini. Terbersit kembali wajah Bayu anakku. Dan tanpa sadar aku meneteskan air mataku. Akan tetapi ketika muncul bayangan wajah Mas Joni di pikiranku, kembali hatiku diselimuti amarah dan dendam. Dan pada akhirnya setelah mengumpulkan keberanian ku, aku pun bertekad tetap akan melakukannya.

Kudengar suara shower telah berhenti dan kemudian munculah Oom Budi yg hanya memakai handuk yg dililitkan di pinggangnya. Aku pun beranjak menuju kamar mandi. Ku basahi tubuhku dgn siraman air hangat. Kugosok pelan setiap inci dari tubuhku. Dan kubersihkan nonokku dgn sabun sehingga tercium aroma harum dari nonokku. Setelah kurasa bersih, aku pun melilitkan handuk di badanku. Dan aku pun keluar dari kamar mandi.

Kulihat di ranjang Oom Budi telah berbaring di bawah selimut. Dan kulihat dia tersenyum kepadaku. Aku pun berjalan mendekatinya. Kemudian kulepaskan handukku. Dan terpampanglah keindahan dan kemolekan tubuhku di hadapan Oom Budi. Dan tanpa basa basi Oom Budi pun membuka selimutnya sehingga tubuh telanjangnya tampak jelas di mataku. Ku lihat ternyata penis Oom Budi jauh lebih besar dari Mas Joni. Dalam keadaan tertidur pun kulihat penisnya sdh besar ukurannya. Hal ini membuatku sedikit ngeri, tetapi sekaligus penasaran dgn ukuran penis yg besar itu.

Oom Budi pun bangkit dari ranjang dan berjalan mendekati DVDCam dan mulai merekam. Dan Oom Budi pun mendekatiku hingga dia berdiri tepat di belakangku. Tangannya mendekapku dgn lembut, mengelus bahuku, kemudian turun ke arah lenganku hingga sampai ke telapak tanganku. Den dgn lembut membimbing tanganku sampai akhrinya kurasakan tanganku menyentuh batang kejantanannya yg masih tertidur.

Dgn perlahan aku pun mengelus-elus penis Oom Budi yg menempel tepat di belahan pantatku.

“mmmpppphhhh….aaaaaaahhhhh….diiikk…” Oom Budi pun mendesah dgn lembut.

Tak lama kemudian kurasakan penisnya mulai mengeras hingga akhirnya berdiri dgn tegak. Aku pun membalikan badanku, dan astaga ternyata benar apa yg kubayangkan. Penis Oom Budi berdiri tegak dan besarnya membuat aku tercekat dan tak bisa berbicara. Penis nya mungkin sekitar 18 centi dan berdiameter 4 cm. Itu perkiraanku. Aku masih berpikir apakah penis itu bisa masuk kedalam nonokku atau bahkan malah merobeknya.

Ketika aku masih tertegun melihat penis Oom Budi yg besar itu, tiba-tiba Oom Budi menekan tubuhku sehingga aku pun berlutut dan wajahku tepat berada di depan penisnya. Kemudian Oom Budi sedikit menekan kepalaku hingga wajahku menempel di penisnya. Aku pun mengerti keinginannya, dan tanpa disuruh lagi aku pun membuka mulutku dan perlahan memasukan penisnya ke dalam mulutku. Dan ternyata memang sesak sekali terasa dalam mulut ku. Dan aku pun mulai memaju mundurka kepalaku sambil sesekali kujilat kepala penisnya. Mulai dari atas hingga ke pangkal pahanya. Sesekali kukulum biji Oom Budi dan tampak jelas wajah Oom Budi yg memerah menahan nikmat.

Tak lama kemudian Oom Budi menarik tubuhku dan menidurkan ku di atas ranjang. Kemudian dgn kedua tangan kekarnya di bukalah kedua pahaku sehingga nonokku terpampang denga jelas di depan wajahnya. Oom Budi pun berlutut, kemudian kulihat tangan kirinya mengusap-usap nonoku dgn lembut.

“Ooouuhhh….mmmmppphhhh……oooouuuccchhh….”. tanpa sadar aku pun mendesah merasakan kenikmatan yg tiada tara. Belum sempat aku menarik nafas lagi, tiba-tiba kurasakan lidah Oom Budi menyeruak kedalam nonokku. Menyapu bagian bibir nonoku hingga dinding dalam nonokku.

Dan tanpa sadar aku pun menjambak rambut Oom Budi karena kenikmatan yg kurasakan bertambah dgn sapuan lidahnya.

“Aaaaaahhhh….mmmffppppphhh…Oooommmmhh….” eranganku keluar begitu saja dari mulutku. T

itik-titik syaraf dalam tubuhku serasa dibangunkan dan disengat oleh aliran kenikmatan yg tiada tara. Belum lagi ditambah dgn jari tengah Oom Budi kurasakan masuk kedalam nonoku dan mengobok-obok isinya. Sedangkan lidahnya berpindah menyapu klitorisku. Otomatis saja tubuhku mengejang kuat menahan geli dan nikmat pada saat yg bersamaan.

“Ooommmhh…. sssuuddahhh….. saaayyyaaa… gaakk.. taaahhhaannn……Aaaaahhhhhh…..!!!” aku pun berteriak dgn keras dan menjambak rambut Oom Budi dgn lebih kuat lagi.

Ya, aku mendapatkan orgasme pertamaku. Dan rasanya bagaikan diterbangkan ke atas langit ke tujuh dan dijatuhkan ke dalam kolam kenikmatan yg tiada tara. Dan bukannya berhenti akan tetapi jari dan lidah Oom Budi ternyata bertambah kencang menstimulasi nonokku.

”Oommm…. suudaahh… ssuuddaaahh…Aaaaaccccchhhh….mmmppphhhh….Ooooou uhhh!!!!” teriakku dgn keras.

Kemudian Oom Budi pun tersenyum dan berdiri di antara kedua pahaku yg masih terbuka dgn lebar. Tangan kanannya menggenggam penis besarnya itu, kemudian dia mulai menggosok-gosokannya di bibir nonokku. Sesekali penisnya dipukul-pukulkan ke nonokku. Tak lama kemudian dgn perlahan penisnya pun ditekan. Terasa sekali pada saat kepala jamurnya yg besar itu menyeruak masuk ke dalam nonokku.

“Hhhmmmmppphhh…. aaaaaaaaaaahhh….!!!” hanya erangan kenikmatan yg keluar dari mulutku. Akan tetapi pada saat penisnya mulai masuk terus kedalam nonokku terasa agak perih, mungkin penisnya memang terlalu besar untuk ukuran nonokku.

“Aaacchhh…… aaaaaaaakkkiittt…. ooommm…. ppeelllaannnn…..sssshhhhh….”.Jeritku pelan.

Oom Budi hanya tersenyum, kemudian perlahan mencabut kembali penisnya sampai hanya tersisa kepala penisnya saja. Dan kembali menekan penisnyan lagi hingga masuk sekitar sepertiga nya. Terus menerus dgn hati-hati Oom Budi melakukannya, hingga akhirnya rasa perih dan sakit itu hilang dan berganti rasa nikmat yg kurasakan sekarang.

“Ooouuhhhh…. aaaaahhh…… ooommm… eennnaaakkkkhhh….ssshhhhhh… aaahhhhh…!!!” erangan ku semakin keras dan liar keluar dari mulutku.

Mendengar erangan ku yg berubah dari erangan menahan sakit menjadi erangan menahan kenikmatan, tanpa menunggu lama Oom Budi tiba-tiba menekan penisnya kuat-kuat sehingga habislah seluruh penisnya masuk kedalam nonokku.

“Aaaaaahhhhhh…….!!!!!” jeritku menahan sakit, nikmat dan kaget sekaligus pada saat yg bersamaan. “Oom….saakiittt…. jaangann llaanggssuungg ggittuuu…hhhmmmppphhh…!!” kataku pada Oom Budi.

Oom Budi tersenyum dan berkata ,

”Sorry dik, habis nonok kamu enak banget…. sempit banget, padahal kan dah punya anak…..”. Aku pun berpura-pura cemberut dan marah ,
”Tp kan sakit Oom, punya Oom kegedean….”. Oom Budi berkata ,
”Ya deh…sorry ya… tar Oom kasih hadiah buat gantiin sakitnya….”. dan begitu selesai berbicara Oom Budi pun melumat bibirku.

Lidahnya bermain liar di dalam mulutku. Sesekali menghisap dan menggigit kecil bibir dan lidah ku. Aku pun tak tinggal diam, ku lingkarkan kedua tanganku di lehernya dan membalas ciumannya dgn lebih liar lagi.

Sementara itu penis Oom Budi yg telah masuk seluruhnya masih terbenam di dalam nonokku. Hingga lama-lama rasa perih dan sakit itu hilang kembali. Aku pun menurunkan tanganku dari leher Oom Budi. Dan memegang pinggangnya dan memberikan isyarat supaya Oom Budi kembali menggerakan penisnya. Oom Budi pun mulai menarik penisnya keluar dgn perlahan dan menekannya kembali. Terus menerus , terkadang menggoyangkan penisnya ke kiri dan kanan.

“Ooouuuhhh…. ooomm… eennnaaakkkkhhh… sshhhhh..!!!’. eranganku sambil kembali mengimbangi permainan lidah Oom Budi.

Tangan kiri Oom Budi pun tak tinggal diam, dan mulai meremas –remas susuku dan terkadang memelintir putingku, sehingga kurasakan nikmat nya bertambah.

“Diiikk…. me… meeemmeekkk… mmuuuhhh… eennaakkk… bbaanngeett… oooohhhh…!!” Oom Budi mengerang dan kulihat kepalanya mendongak ke belakang menandakan dia merasakan nikmat yg luar biasa.

Aku pun menggoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Oom Budi. Gerakan pinggangku membuat Oom Budi terlihat menahan rasa nikmat. Dan kurasakan genjotannya semakin cepat dan semakin kuat. Akan tetapi aku tdk lagi merasakan sakit atau perih. Entah mungkin nonokku sdh beradaptasi dgn ukuran penisnya yg besar itu. Sesekali kugerakan otot nonokku sehingga menjepit penisnya. Dan memang Oom Budi tampak sangat menyukai permainan nonokku.

Tak lama kemudian Oom Budi mencabut penisnya dan menarik tubuhku. Dia pun membaringkan tubuhnya di kasur. Aku pun mengerti kalau dia ingin agar aku menaiki penisnya. Maka tanpa basa –basi, kugenggam penisnya dan kubimbing tepat di bibir nonokku. Kugesek-gesekan sebentar penisnya di beber nonokku. Dan aku pun mulai menurunkan tubuhku sehingga perlahan penisnya tampak masuk sedikit demi sedikit. Kurasakan penisnya yg besar itu menggesek dinding dalam nonokku sehingga tanpa sadar akupun mengerang karena merasakan nikmatnya disaat penis Oom Budi masuk.

“Ooooohhhhh…. ssshhhhhhh…. Ooommmm…..!!” erangku.

Dan ketika penisnya telah masuk dua pertiganya kuangkat kembali tubuhku. Dan terus berulang –ulang hingga tanpa terasa genjotan dan goyanganku pun semakin cepat. Tangan Oom Budi pun tak tinggal diam. Kedua tangannya meremas – remas susuku dgn kuat. Sakit dan enak kurasan bersamaan disaat Oom Budi meremas susuku. Kadang sesekali kedua tangannya memegang pinggangku dan membantu menaik turunkan tubuhku di atas penisnya.

“Diiikkkk…. tteeerruuussshhhh…. aaahhhhh…. hhhmmmppp…”. erang Oom Budi. Eranganku pun tak kalah hebat. “Aaaaaaahhhhh….. sssshhhhh….. hhhmmmppphhh…. aaahhhhh…… ooouuuhhhhhh….!!!”.

Keringat kami pun membasahi seluruh tubuh kami berdua. Dan memang tak lama dari itu aku merasakan kalau aku akan segera mencapai orgasme. Dan kupercepat goyanganku hingga akhirnya aku pun mencapai orgasme.

“Aaaaahhhhh…… sssshhhhhh…… oooommmm…. ssayyyyyaaa… kkkee…llluuuaaarrrrhhhh…. aaaaaahhhhhhh…!!!!!” jeritku dgn kuat bersamaan dgn orgasme ku yg kedua.

Kutekan sekuat-kuatnya pantatku hingga penis besar Oom Budi pun hilang ditelan nonokku.dan kurasakan tubuhku bergetar hebat dan seluruh bulu di tubuhku merinding menahan nikmat yg tiada duanya. Dan tak lama kemudian aku pun ambruk di atas tubuh Oom Budi.

Tanpa menunggu lama, Oom Budi membalikan tubuhku tanpa mencabut penisnya dari nonokku. Kemudian kaki kananku diangkat tinggi dan diletakan di dadanya. Sedangkan kaki kiriku diletakan di antara kedua kakinya. Oom Budi mulai menggenjot penisnya keluar masuk dari nonokku. Dan tangan kirinya meremas susuku sedang tangan kanannya memegang kakiku yg bersandar di dadanya. Sesekali Oom Budi menjilat dan mengulum jemari kakiku. Geli ,nikmat kurasakan bersamaan dgn genjotan dan hisapan Oom Budi.

“Aaahhhh…. Oooommm…. ooouuhhhh….ooouuuuhhhh…..sssshhhhh….!!!!!”. erangku dgn kencang terdengar memenuhi ruangan kamar hotel yg mulai kurasakan suhunya memanas.

Cukup lama Oom Budi menggenjotku dgn posisi seperti itu. Akan teapi tdk kulihat tanda-tanda Oom Budi akan mencapai puncaknya. Mungkin ini akibat dari terapi kelamin yg dijalani Oom Budi selama ini. Pikiran ku pun buyar karena tiba – tiba Oom Budi membalikan tubuhku dan menarik pantatku sehingga posisiku kini menungging. Dan tanpa menunggu lama Oom Budi kembali menusuk nonokku dgn penisnya. Akan tetapi kali ini kurasakan penisnya lebih menyesakan nonokku. Dan ku buka kedua kaki ku lebih lebar supaya tdk terlalu sesak. Akan tetapi ditahan oleh Oom Budi.

“Jangan Dik… lebih enak begini….”. kata Oom Budi sembari mulai menggenjot penisnya.

Akupun mengikuti keinginan Oom Budi, walau kurasakan sesaknya nonokku hingga terasa sampai ke ulu hati. akan tetapi aku tdk merasakan sakit sama sekali, bahkan bisa dibilang jauh lebih nikmat dari posisi sebelumnya. Dan memang dgn posisi seperti ini aku pun mulai merasakan akan mencapai orgasme kembali.

“oooommmm….. yyyaannnggg… kennnceeennggg….aaaahhhhh… ooouuuhhhh….. saaayyyaaahhh… mmmaauuu… kkkeellluuaaarrr…. sssshhhh…!!!” jeritku sembari menggenggam sprei dgn kuat.

Dan memang akhirnya aku pun mencapai orgasme ku kembali.

“Aaaaahhhhh……… saaayyyaaa… kkeellluuaaarrrr…. oooouuuuhhhhhh….. !!!!”. Kurasakan tubuhku bergetar dgn hebat. Dan orgasme yg kurasakan kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya. Sehingga aku pun menggigil kenikmatan dan seluruh syaraf tubuhku seperti tersengat arus listrik kenikmatan.

Tubuhku terasa lemas dan lunglai, tetapi disaat yg sama kurasakan pula kenikmatan yg sangat luar biasa. Bisa dibilang melebihi kenikmatan yg kudapatkan dari mas Joni. Belum lagi aku bernafas dgn tenang, Oom Budi menggenjotku kembali dgn kuat dan cepat.

“Aaaaahhhh….. Oooommm…. uuudddahhhh…. uuudaaahhh…ddduuullluuuu….. aaaaaahhhhh…….!!!!”. jeritku merasakan sodokan kuat dari penis besar Oom Budi.

Akan tetapi Oom Budi seperti tdk mempedulikan teriakanku. Dia terus menggenjot dan menggenjot dgn kuat. Susuku pun tak luput dari remasan kuat tangannya.

Rasa letih yg kurasakan bertambah kuat kuarasakan. Akan tetapi ada kenikmatan pula yg kurasakan dari sodokan penis Oom Budi. Dan genjotan Oom Budi kurasakan semakin kuat dan semakin kuat lagi. Dan Oom Budi pun mengerang dgn hebat ,

”Diiikkkk…. aaaahhhhh…. mmaauuuu…. kkkeellluuuaarrr…..sssshhhhh…. aaahhhh….!!!”. aku pun kembali merasakan desakan orgasme kembali datang.
“Yyaaaahhhh…. tteeerrruuuussshhh…. ooommmm…. aaahhhh…. ssaayyyyaaa… jjuugggaaa… mmaauuu… lllaaagiiiihhh…. ooouuuuuhhhh…..aaaaahhhhhh….!!!” jeritku dgn kuat.

Tak lama berselang Oom Budi menjerit dan menekan penisnya sekuat tenaganya sehingga tubuhku terhenyak.

“Aaaaaaahhhhhhhhh……….. ccreeeeettt….cccrrreeeeettttt….cccrreeeeetttt…. !!”. aku pun menjerit dgn kuat saaat orgasme ku kembali datang bersamaan dgn hentakan penis Oom Budi di dalam nonokku.
“Ooooooooommmmmm….. aaaaahhhhhhhh……!!!!”. dan kurasakan semprotan air mani Oom Budi di dalam nonokku begitu kuat dan banyak.

Tubuhku langsung ambruk tak berdaya, kurasakan seluruh tubuhku seperti tak bertulang lagi. Lemas dan tak bertenaga. Tetapi nikmat yg sungguh tak terkira kurasakan pada saat yg bersamaan.

Oom Budi pun bangkit dgn sedikit lunglai, tubuhnya yg kekar tampak basah kuyup oleh keringatnya. Oom Budi mendekati ku dan mengarahkan penisnya yg masih sedikit berdiri ke arah mulutku. Meski sedikit enggan ,entah kenapa aku membuka mulutku dan membiarkan penisnya masuk kedalam mulutku. Oom Budi pun menggenjot perlahan penisnya di dalam mulutku. Lidah ku pun menyapu penisnya dan menghisapnya, membersihkan sisa –sisa air mani yg masih sesekali menetes dari lobang penisnya. Setelah kurasa bersih, aku pun mengeluarkan penisnya dari mulutku.

Kulihat Oom Budi tersenyum puas dan dia pun mengecup kening ku seraya berkata ,

”Hebat kamu Dik….nonok kamu memang ga ada duanya…”. aku pun membalas senyumannnya dan berkata ,
”Ya Oom, punya Oom juga hebat….saya sampai ga punya tenaga lagi untuk bangun…”. Kulihat Oom Budi berjalan menuju DVDcam dan mematikannya.

Dan tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari pintu hotel. Oom Budi mengambil handuk dan melilitkannya ke pinggangnya kemudian berjalan menuju pintu. Dan ternyata pegawai hotel yg mengetuk pintu bermaksud memberitahukan bahwa jam sewa kamar telah habis. Kulihat Oom Budi kembali berjalan mendekatiku.

“Dik, pakai bajunya, kita keluar….nanti kalau mau kita janjian lagi saja ya..”.kata Oom Budi sembari memberikan pakaianku.

Aku pun segera berpakaian walau badan masih terasa lemas. Dan selesai berpakaian kami pun bergegas meninggalkan hotel. Dalam hatiku masih ada rasa tak percaya kalau aku mempunyai keberanian untuk membalaskan dendamku terhadap Mas Joni dan Tante Sri. Tp ada sebagian rasa bersalah muncul apabila wajah Bayu muncul dipikiranku.

“Sdhlah Dik, yg penting kamu sdh bisa balas perbuatan suamimu dan istriku…disamping itu kita juga sdh terpuaskan…betul tdk..” kata Oom Budi memecah keheningan dalam mobil.

Tangan kiri Oom Budi mengelus pahaku dan sesekali naik ke atas rok ku. Aku pun tersenyum dan berkata ,

” Ya Oom, saya sdh merasa dendam saya terbalaskan…….tp….”. Oom Budi kembali berkata ,
” tp kenapa Dik…? masih kurang yg tadi? Hehehe…”. Canda Oom Budi.
“Ah, Oom Budi bisa saja….tp kalau memang mau kita atur saja waktunya ,Oom….” balasku.

Jujur, aku merasa mendapatkan kepuasan yg tdk aku dapatkan dari Mas Joni. Dan mobil kami pun melaju dan meninggalkan kenangan yg tdk akan kulupakan. Maafkan Mama mu Bayu, kesucian keluarga kita telah ternoda, semua gara-gara Papamu. Cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Pembalasan Dendam Karina” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

The post Cerita Sex: Pembalasan Dendam Karina appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Bikin Pacar Ketagihan

$
0
0

cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Dewasa Bikin Pacar Ketagihan” terbaru 2016 – Pacarku Ana sms dgnku katanya aku disuruh maen kesana ya udah sehabis makan dan ganti baju aku langsung menstater motorku menuju ke rumah pacarku, selang satu jam dalam perjalanan aku sdh sampai di rumahnya kabetulan jg dia jg libur.

cerita abg mesum, cerita abg sange, cerita bokep, cerita dewasa, cerita lepas perawan, cerita mesum, cerita mesum pelajar, cerita ngentot, cerita panas

Cerita Dewasa Bikin Pacar Ketagihan

Cerita sex terbaru, Kutunggu cukup lama setelah menekan bel rumahnya, Ana membukakan pintu depan rumahnya,

“lho kok sepi, pada pergi kemana ? tanyaku sambil masuk ke rumahnya,
“oh Mama lagi ke Pasar Baru, si adik sdh berangkat pagi ke sekolah, ada PR” katanya.
“Duduk dulu ya, aku mau pake baju dulu nih, soalnya habis mandi buru-buru ada bel bunyi dan aku yakin pasti kamu yg datang, jadinya cuman sempet pake handuk sama kaos aja”.
“Pasti belum pake daelman ya ? tebakku sambil senyum.
“Iiiihhhh dasar cowok, pikirannya selalu ngeres, ” tp suka kan …xixixixixixixixi.

Cerita dewasa terbaru, Sambil berjalan menuju ke kamarnya, aku lihat pinggul dan pantat pacarku ini benar-benar bohay, betisnya putih mulus apalagi pahanya pasti lebih ok dan yg paling bikin puyeng adalah payudaranya yg ranum dan montok, kaos ketatnya membungkus payudara indah tanpa bh itu dgn sempurna, memperlhatkan lekukan dada wanita yg bener-bener sempurna.

Kebayang waktu kenalan dulu, wih tangannya putih sekali dan mulusnya minta ampun, banyak laki-laki yg suka sama dia, tp namanya cinta nggak bisa diboongin.

“Sorry ya agak lama, nih kopi kesukaanmu mas “, aku agak kaget jg
“eh makasih ya” kataku sambil kaget dan agak konak lihat pakaiannya,

Ana cuma make celana pendek tipis batik yogya dan kaos tipis ketat coklat muda tanpa lengan dgn belahan kaos rendah yg memperlihatkan belahan dadanya yg putih dan montok.
“Aku minum ya, wah masih panas sekali’ kataku sambil megangin mulutku yg kepanasan, Ana ketawa
”makanya kira-kira ya kalau mau minum tiup dulu donk, mas”.
“Wah lihat nih, lidahku sampai merah gini, mesti diobatin nih kalau nggak bisa dioperasi “kataku.
“Aduh kacian, sini ibu guru lihat dulu” kata Ana sambil duduk disampingku dan memegang mulutku, aku diam dan memperlihatan lidahku yg kepanasan, sementara kuhirup wangi tubuhnya yg habis mandi, hmm.

Kudekatkan dudukku pada tubuh Ana, sambil tangannya melihat-lihat lidahku,

Tanganku memeluk pinggulnya dari samping sambil kulirik belahan dadanya yg putih, montok menantang dan menggairahkan itu. Sambil kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuh dan payudaranya yg montok membuat penisku bangkit dan mulai membesar dgn cepat,

Hingga menyesakkan celana yg kupakai,

“idih, kok sampai merah gini” kata Ana, tiba-tiba mulutku dilumat olehnya dan tanpa menunggu lagi sambil tetap kupeluk tubuhnya akaupun gantian memgulum, melumat dan mencium bibir seksinya dgn penuh gairah,

Satu hal yg kusuka dari pacarku, meskipun dia orangnya pendiam kalau urusan lumat melumat dia jadi sangat ahli sekali, dan lumatan bibir seksinya sungguh sangat menggairahkan. Tiba-tiba Ana mengangkat pantatnya dan duduk diatas pangkuanku,

Bongkahan pantatnya terasa sangat hangat kenyal dan menekan penisku yg sdh mengeras,

“Ih adikku sdh berdiri, katanya sambil menggoyangkan pantatnya diatas penisku”.

Kulihat matanya sdh mulai nanar dan sedikit berair, pandangannya mulai agak sayu, kemudian aku mulai beralih menciumi leher putihnya dan sedikit jilatan dibelakang telinga,kelihatannya salah satu titik rangsangnya ini sangat menggairahkan nafsu seks-nya,

Lebih kebawah lagi, kuraba dari luar bongkahan payudaranya sdh sangat mengeras dan lebih membesar dari biasanya, pelan kuangkat kaosnya dan sepasang penutup BH-nya, payudara yg putih dan montok itupun menyembul dari dalam BH hitam yg dipakainya,

Sangat kontras sekali dgn dadanya yg sangat putih dan montok itu. Kuciumi dgn rakus payudara montok itu dan kujilati dgn lidahku, sampai akhirnya ke titik pusat dadanya, putting susunya yg sdh tegak seperti penghapus pensil di ujung,

Kujilati putting susunya dan ternyata titik inipun sangat mempengaruhi gairahnya, terlihat kedua tangannya dilepas dari pelukannya dan tangannya memegang dan menarik rambut panjangnya kebelakang sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan.

Tiba-tiba tubuhnya menggelinjang kuat sekali dan memeluktubuhku erat sekali sambil digoyang-goyangkan pantatnya diatas penis tegakku dan akupun terasa dikeliilingi daging nikmat, dari sepasang dadanya yg montok dan ranum serta dibawah bongkahan pantatnya yg nggak kalah montok dan padat.

Sejenak dia terdiam sambil tetap memelukku dan dia menggelendot manja diatas pangkuanku,

“Mas, kita kemarku yuk, takut di ruang tamu ada yg masuk, lagian disana kan lebih leluasa, tp aku minta digendong ya ..? pintanya manja.

Sambil tangannya memelukku, akupun menggendong tubuhnya yg ramping dan montok itu ke kamarnya yg lumayan jauh dari ruang tamu. Setelah menaruh Ana diatas kasur, kuhampiri tape disamping tempat tidurnya dan kusetel lagu Forever In Love-nya Kenny G yg sampai saat ini menjadi lagu kenangan kami berdua.

Dalam ketegangan penisku dan nafsu yg sdh naik, kuhampiri Ana, Kucium lembut bibirnya dan seluruh wajahnya mulai dari keningnya, jidat, matanya yg terpejam, hidung dan akhirnya kukecup dan akhirnya kulumat bibir seksinya, tanganku tak tinggal diam mulai dari kaos dan BH-nya kubuka perlahan dan celana dalam hitam kecilnya yg menutupi lembah dan jembut halusnya,

Sambil terpejam Tangan Ana meraih kancing dan resluting celanaku dan didapatinya penisku yg sdh tegak berdiri, kubantu melepas baju yg kukenakan sehingga kita berdua telanjang bulat dan hanya celana dalam Ana yg masih dipakainya. Tiba-tiba tubuhku didorongnya,

“berdiri dulu sayang”, katanya,

Akupun turun dari tempat tidur dan Ana pun duduk ditepi tempat tidur dan sambil membelai penisku yg sdh sangat tegang,

” Aku belum pernah lihat titit lelaki dewasa, tetapi punyamu besar sekali mas, sampai-sampai tanganku rasanya mantap sekali memegangnya, boleh aku belai sayang”,
“Tentu, belai ciumi dan manjakan penis besar ini sayang, kataku. Penisku sebenarnya nggak terlalu besar ya kira-kira pernah kuukur pakai penggaris panjangnya 15 cm dan bonggolnya sebesar pepsodent ukuran jumbo, yah perfectable size-lah menurut ukuran pacarku.

Sejak pertama kali mengenal oral sex hingga hari ini, Ana menunjukkan antusias yg sangat tinggi dgn penisku, matanya sempat terbelalak saat pertama melihat dan memegang penisku yg sdh ereksi.

Apalagi saat pertama kali melakukan “karaoke”, istilahku jika ingin di-oral-sex sama pacarku, cara memperlakukan penisku benar-benar istimewa, saat kutanya emangnya sdh pernah karaoke ya, pacarku marah besar, bagaimana mungkin jawabnya, ciuman bibir aja baru dgn kamu , dan akupun tAnangat first kiss buatku dan buat dia benar-benar berkesan,

Habis sama-sama baru sekali itu sih. Sambil duduk dipingggir kasur kubuka pahaku sehingga penisku yg sdh ereksi terlihat menantang seperti tugu monas, Ana jongkok dibawah sambil membelai perlahan penisku, jari jemarinya menari-nari sepanjang penisku mengikuti urat-uratnya yg menonjol sambil sesekali meremas dgn gemas,

Kulihat payudara Ana sangat menantang dan sesekali kuremas jg susunya. Dari pangkal penisku, dekat anus, tiba-tiba Ana menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat bonggol penisku, jilatan itu kemudian berpindah keatas mengikuti batang penisku,

Hingga akhirnya kepala penisku dijilat dan disedot perlahan-lahan. Kurasakan aliran darah mengalir keras disepanjang urat penisku, dan ketegangannya mungkin sdh mencapai 100%, kepalanya membesar seperti helm tentara,

Cerita Dewasa Bikin Pacar Ketagihan

Warnanya kemerah-merahan dan berdenyut-denyut nikmat sekali. Sampai akhirnya batang penisku mulai dilumat dan dimasukkan ke dalam mulutnya, perlahan-lahan hingga kurasakan menyentuh ujung tenggorokannya, sementara masih tersisa sekitar 5 cm.

“Masukkan semuanya dong, pintaku,
“Gimana mau masuk lagi, penismu terlalu panjang buat mulutku, katanya sambil melepaskan kulumannya.

Akhirnya keluar masuk penisku dimulutnya, wah rasanya nikmat sekali, mungkin seperti ini rasanya bersenggama, pikirku,

Kami memang selama ini belum pernah melakukan persetubuhan hingga memasukkan penisku ke dalam memeknya, yah hanya sekedar berbugil sambil menjilat dan mengulum alat kelamin dan orgasme tanpa melakukan senggama.

Suasana pagi yg sejuk, karena jendela kamar yg terbuka ditambah alunan instrumen Kenny.G membuat kami sama-sama terbuai dan lupa dgn segala sesuatunya. Sambil kujamah payudaranya, Ana kutarik dan kurebahkan di atas tempat tidur, wajahnya benar-benar merangsang, matanya berbinar,

Bibirnya memerah dan payudara sangat kencang dan memadat dgn putting susu yg mengeras. Seperti diawal aku mulai menciumi wajah dan bibirnya kemudian aku turun kebawah, kuciumi dan kujilati mulai dari jari-jemarinya yg putih mulus hingga ke betis indahnya,

Sambil kubelai dan kusentuh paha mulusnya, tanpa terasa aku menyentuh CD hitamnya dan perlahan kuturunkan dan kulepaskan, Ana diam dan hanya mendesah-desah menahan kenikmatan itu. Sampai di pahanya kubelai dan kuciumi paha mulusnya seinchi demi seinchi kelihatan sekali dia begitu terangsang,

Sebelum sampai ke pangkal pahanya, aku naik dan mulai menjilati dadanya. Payudara yg putih dan mulus itu kuremas sambil mulai kujilati melingkar hingga sampai ke putingnya kujilati dan kusedot penuh nafsu, Kulihat pinggul dan pantat Ana bergerak dan menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan jilatan, sedotan dan remasanku.

Kujilati kebawah lagi dan sampai ke perut Ana yg sangat mulus dan akhirnya hingga ke bukit indah yg ditumbuhi rumput hitam yg halus dan sangat kontras dgn kemulusan tubuhnya. Kusibakkan bulu-bulu halus yg menutupi memek pacarku, terlihat bibir memeknya masih tertutup rapat,namun terlihat disitu ada cairan disekelilingnya, ternyata dia sdh mulai basah.

Kubuka sedikit dan terlihat kelentitnya berwarna merah jambu, kecil, menonjol dan kelihatan membasah, kuraba perlahan, Ana melenguh keras dan menggoyangkan dan mengangkat pantatnya, Kuraba perlahan dgn jari telunjukku dan akhirnya mulai kujilati dgn ujung lidahku, kembali terdengar erangan dan lenguhannya merasakan nikmat yg luar biasa.

“Mas, tolong aku sayang, masukkan penis besarmu ke memekku, aku sdh tak tahan lagi menahan kenikmatan ini, pintanya sambil setengah menangis.
“jangan sayang, kita belum boleh melakukan ini, toh nanti kita jg akan menikah, kataku masih sadar, meskipun aku jiga sdh tdk kuat lagi menahan nafsuku.
“Biarlah mas, aku rela mmbAnakan perawanku untukmu sayang, aku sangat mencintaimu dan aku takut kehilangan dirimu, kata Ana, sambil mulai menarik penisku ke arah memeknya yg membasah. Penisku yg sdh agak menurun, mulai bangkit lagi begitu menyentuh bibir memek Ana, sangat tegang dan begitu membesar.

Dgn masih deg degan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang penisku ke dalam memeknya, saat kucoba menyelipkan kepala penisku ke mulut memeknya rasanya peret dan sulit sekali, kulihat Ana sedikit mAnangis dan membuka mulutnya dan sedikit menjAnat,

“aaah” ,

Namun akhirnya kepala penisku sdh mulai masuk dan mulai kurasakan kehangat vaginya, perlahan kumasukkan seinchi demi seinchi, pada centimeter ke 3 menuju ke 4, Ana tiba-tiba bertAnaak dan menjAnat,

“Aduh mas sakit sekali, katanya, seperti ada yg menusuk dan nyAnanya sampai ke perut”, katanya.
“Aku cabut aja ya ?” ” Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini, aku yg sdh merasa kenikmatan yg luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang penisku.

Kulihat Ana meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya penisku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yg belum pernah kurasakan, penisku serasa digigit bibir yg kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali.

Akhirnya kamipun mulai menikmati hubungan badan ini,

” mas rasa sakitnya sdh agak berkurang, sekarang keluar masukkan penismu mas, rasanya nikmat sekali. Perlahan aku mulai mengayun batang penisku keluar masuk ke memek Ana,

Kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta penisku untuk dimasukkan dalam-dalam ke memeknya.

Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sdh tdk begitu merasakan sakit di memeknya, dan kupercepat ayuhan penisku di memeknya. Ana bertAnaak-tAnaak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku,

Kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku,

Kurasakan payudara besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan penisku seluruhnya di dalam memeknya.

” Oh, mmmas aku keluar…. Ahhhhhhhhhhhhh ….ahhhhhhhhhhhhh…. ahhhhhhhhhhh,

Aku merasakan nikmat yg amat sangat, penisku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di penisku, dan aku yakin penisku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam memek Ana, sepertimya aku jg akan mengeluarkan air kejantananku.

Kubuka sedikit jepitan kaki Ana dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Ana, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari memek Ana, penisku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dgn cepat aku kayuh penisku keluar masuk dari memek Ana, nikmat sekali rasanya.

Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan penisku di memek Ana, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yg akan meledak dari dalam penisku dan akhirnya ….

Creeeet …creeeet ….creeeet …creeet. Penisku yg sdh kucabut dari dalam memek Ana,

Kudaratkan di atas perut mulusnya dan semburan air kejantananku muncrat sampai ke rambut, pipi,sebagian mulutnya, payudara dan diatas perut Ana, kuurut-urut batang penisku dan tetesan air maniku berjatuhan di atas jembut halus kekasihku.

Aku merebahkan diri disamping tubuh mulus Ana, kupeluk dia sambil kubelai rambutnya, Ana terpejam, diam dan tiba-tiba dari ujung kedua belah matanya yg terpejam menetes air mata. Kuseka air matanya dan kupeluk dia erat-erat, dan dia memelukku jg,

” Mas, hari ini aku sdh persembahkan kesucianku untukmu, sesuatu yg berharga yg kumiliki telah kubAnakan padamu, aku nggak mau kehilangan dirimu dan tak akan kulupakan seumur hidupku pAnastiwa indah hari ini … Aku sangat mencintaimu mas”.

Ana bangun dari rebahannya, mengambil saputangan dan membersihkan bercak dari sela-sela vaginya yg telah bercampur dgn cairan kenikmatannya, saputangan biru itu berbercak merah, memenuhi hampir setengah lembar saputangan biru itu.

“Saputangan ini akan kusimpan selamanya, sebagai tanda buat cinta kita, mas” Aku terdiam, kemudian kubelai rambut indahnya, kukecup keningnya dan kukatakan,
” Hari ini 14 November 1994, aku telah kau bAnakan sesuatu yg berharga darimu, keperawananmu membuktikan cinta sucimu, aku jg sangat mencintaimu, kuambil keperawananmu dgn keperjakaanku, dan tak kan kulupakan hari ini selama hidupku”.

Dalam keadaan sama-sama bugil, kupeluk tubuh Ana, kehangatan tubuhnya mengalir ke setiap pori-pori dan diapun meraskan hal yg sama, ” tahun depan aku sdh lulus, selanjutnya aku akan melamarmu dan kita akan menikmati cinta kita selamanya, aku mencintaimu Ana”.

” Mas, aku bangga memilikimu, lelaki sepertimu yg memang aku idamkan selama ini”. KAnangat yg mengalir di badanku diseka Ana dgn handuk dan dia membersihkan penisku dgn handuk basah, akupun jadi terangsang lagi,
” Ih, si Adik kok bangun lagi, kamu benar-benar perkasa mas”, aku tersenyum, sebenarnya aku masih ingin melakukan sekali lagi tp jam sdh menunjukkan jam 11.30, aku takut kalau tiba-tiba mamanya pulang. Kugandeng tangan Ana dan membawanya ke kamar mandi dan dibawah guyuran shower kamar mandinya kita mandi bersama,

Saling menyabuni dan bercanda bersama, Penisku menjadi tegang saat mandi dan Ana sempat memasturbasi penisku yg sdh tegang dgn busa sabun, tangannya yg halus sangat lincah mengocok batang penisku,

Sekitar 5 menitan air maniku sempat keluar lagi dan muncrat sampai ke atas seperti air mancur, Ana tertawa puas, menciumiku dan melanjutkan mandi sampai selesai. Selesai mengAnangkan badan, rambutku dikAnangkan Ana dgn hairdryernya, kupakai bajuku dan kitapun kembali ngobrol di ruang tamunya, ngopi, ngobrol dan bercanda sambil bermesraan menikmati hari indah itu. Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Dewasa Bikin Pacar Ketagihan” terbaru 2016

The post Cerita Dewasa Bikin Pacar Ketagihan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Dita Hot

$
0
0

cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Dewasa Dita Hot “terbaru 2016 – Haiiiii… Aku Dita 22 tahun. Aku seorang ibu rumah tangga muda yg mengalami cobaan yg sangat berat. Aku baru menikah 1 tahun, suamiku bekerja sebagai karyawan di pabrik di luar kota. Karena banyak yg bilang aku berwajah manis dan tubuhku sangat menarik dgn buah dada berukuran 34b yg selalu menonjol dibalik T-shirt ku membuat orang selalu berusaha menggodaku, apa lagi aku suamiku yg tinggal di luar kota, membuat para penggoda itu berani.

cerita sex threesome

Cerita Dewasa Dita Hot

Pada suatu hari, Miko (kakak iparku) datang ke rumah, dan dia menggodaku dan memaksa ingin ngesex dgnku. -cerita sex terbaru- Aku marah habis -habisan kepada kakak kandung suamiku itu, memang ia adalah orang kaya, tp tdk pernah menolong saudara-saudaranya yg sedang kesulitan atau hidup pas-pasan seperti aku dan suamiku. Miko terus merayu, dan ketika ia kesal, ia berkata

“hey loe…. Cewek gak tau diuntung!!! Suami lo itu orang kere!!! Gw bisa kasih lo uang banyak kalo lo mau nikah ma gw n jadi bini ke tiga gw!! Sayangnya lo malah milih adik gw!!! Gw masih penasaran ma bodi lo!! Gw bisa bayar berapapun lo mau!!”

Akupun sungguh kesal dan menjawabnya

“eh mas…. Aku memang miskin, tp aku gak serendah itu!! Sekarang mas cepat pergi dari rumahku!!! Sebelum saya teriakin ni!!! Ancamku, dan ia pun langsung pergi dgn muka yg kesal.

Cerita dewasa terbaru, Aku terduduk di kursi sambil menghela nafas yg tadi sempat emosi, tiba-tiba terdengar suara dering HPku, aku angkat telpon itu dan ternyata itu telepon dari Andi (teman suamiku), mereka memberitahukan bahwa suamiku masuk rumah sakit, katanya suamiku terkena kangker yg baru diketahui dan harus sudah diangkat, aku syok dan mataku tiba-tiba meneteskan air mata. Aku sangat sedih bercampur bingung karena dari mana aku bisa cari uang untuk menambahkan biaya yg kurang. Sedangkan perusahaannya hanya bisa memberi bantuan setengah dari biaya pengobatan. Aku menelpon saudara-saudaraku dan merekapun tdk ada yg mampu memberi pinjaman. Akhirnya aku memutuskan menelepon Miko,

Aku (A) : “hallo kak…. ”
Miko (M): “ya ada apa lo??”
A : aku mau pinjem uang ka… Totok (suamiku) sedang dirawat di RS”
M : ohh… Tp gw lagi boke, cari j orang lain!
A : ka.. Aku mohon… Aku tau kaka baru dapet tender besar dan untung dari penjualan mobil di showroom kaka, Totok itu adikmu kak… Aku minjem bukan minta!!!
M : ko jadi lo yg sewot??!!!
A : aku hohon….
M : gw ada duit cuma buat rasain tubuh lo….
A : ya sudah… Apapun itu…. (Sambil mengiyakan permintaannya)
M : nah gitu donk…..
A : aku mau lakukan itu, tp bayarannya harus cukup untuk membiayai pengobatan suamiku sampai sembuh!!!
M : oke…. Tp selama pengobatan berjalan, lo harus siap kalo gw mau pake lo, gmn?? Deal??
A : oke deal (sambil menangis sedih)

Aku tak percaya aku harus menjual kenikmatan memekku kepada orang lain demi pengobatan orang yg kucintai.

Cerita Dewasa Dita Hot

Keesokan harinya, aku mendapat telpon dari Andi, dia memberitahukan bahwa biaya rumah sakit harus dibayarkan paling lambat sore itu. Aku semakin bingung, dan tiba-tiba Miko datang ke rumahku,

M : Dit… Lo butuh sekarangkan duitnya??
A : iya kak…. Tolong saya ka…
M : ya udah kita mulai kesepakatan kita sekarang.
A : iya sudah, ayo di kamar kak (ajakku)
M : gak mau gw disini, lagi jg bukan cuma gw yg mau nikmatin, duit gw kagak cukup, jadi temen gw mau ikut bantu lo, gmn?
A : baiklah!!! (Tanpa pikir panjang karena terpepet waktu)
M : tp lo g boleh pasang wajah kecewa n sedih pas ngelayani, bikin kami puas!!!

Akhirnya aku pergi dgn mobil ford milik Miko dan menuju sebuah resto, disana ada seorang bule yg bernama Hans yg sedang menunggu. Dan kami bernegosiasi disana, sampai akhirnya uang itu ditransfer ke rekeningku. Aku tersenyum manis di depannya seakan tdk ada masalah, aku benar-benar merendahkan harga diriku di hadapan manusia-manusia maniak sex ini.

Hans(h) : Mik… Ayo kita ke hotel sekarang!!! Saya tdk tahan lagi ingin menikmati wanita ini.

M : okeh bos… Let’s go…

Kamipun pergi ke sebuah hotel untuk menjalankan tugasku sebagai pelampiasan sex mereka. Sesampainya di hotel, aku duduk di sebelah Hans sambil ia menggodaku dan mengelus-elus bahuku, dan Hans mulai melepaskan pakaian tengtop merah mudaku, payudara ku langsung terlihat, karena aku tdk dibolehkan mengenakan BH dan CD. Putingku diplintir-plintir lembut membuatku geli dan putingkupun mengeras, Hans langsung mengenyot dan menjilati puting kiriku, sambil meremas payudara kananku.

“Ahhhh…. Ahhhh…..” Aku hanya bisa mendesah menahan kegelian itu. Kemudian celana panjang hitamku ia lepaskan dan langsung terlihat memekku yg jarang dijamah oleh kemaluan pria karena suamikupun hanya menjamah ketika bulan madu pernikahan saja, dan itupun satu tahun yg lalu.

Hans dgn nafsunya ia memainkan memekku dgn jarinya, ooohhhh…. Ahhh…. Desahku sambil menggigit bibir. Kemudian Hans mengeluarkan k0ntol besar khas bule yg membuat aku kaget dan ngeri, pasti akan sakit apabila memekku ditembus k0ntol bule itu, fikirku. Kemudian dia jg menyuruh Miko untuk langsung bergabung bersamanya,

H: ayo Mik… Kita nikmati wanita ini (sambil mengacungkan k0ntolnya di depan wajahku untuk meminta untuk di oral)

Mikopun ikut mengacungkan k0ntol tegangnya yg hampir menyamai ukuran bule itu.
Kini kedua k0ntol itu mengacung di depan wajahku, dan aku pegang sambil mengocoknya perlahan, dan dgn rasa jijik, aku hisap k0ntol itu satu per satu,

“argggghhhhh….. Ahhhhh….. ” Erang mereka menikmati hisapan mulutku atas k0ntol mereka.

Setelah mereka puas merasakan hisapan mulutku atas k0ntol mereka, Hans mengangkat tubuhku dan mendudukannya di atas badannya yg kekar. Dia mengelus-elus lubang anusku dgn jarinya yg sudah ia lumuri dgn ludahnya, aku merasa geli dan sesekali dikagetkan oleh jarinya yg memasuki lubang anusku, setelah aku tdk merasakan sakit dan lubang anusku telah elastis untuk dimasuki, maka iapun memasukan k0ntol besarnya ke dalam lubang anusku,

“ahhhhh….. Ahhhhh…..” Desah kesakitanku, keringat dingin bercampur rasa sakit yg sangat aku rasakan, Hans menggoyangnya perlahan-lahan dan ketika ia tau aku sudah tdk terlalu kesakitan iya menggoyangkan k0ntolnya itu
“ooouuuuhhhh….. Ahhhhh….” Ternyata di balik sakitnya sodomi itu, aku sedikit demi sedikit merasakan kenikmatan,
“aahhhhh….. Shiiit…. Fuck me… Ahhh….” Desahku tak sadar, kemudian Hans semakin kencang menusuk anusku degan k0ntolnya membuat aku serasa ingin kencing namun susah untuk dikeluarkan,
“ohhhh… Ooohhhhh…. I’ll get hhhoooohhh… Ooohhhhh…..” Desahku sambil merasakan ingin kencing, dan….
“Ahhhh…. Ahhhh…..” Orgasmeku meletup-letup, serasa anusku berdenyut mengiringi klitorisku yg jg berdenyut karena orgasme.

Kemudian Miko telah siap duduk di sebelah Hans dan tubuhku di oper pada kakak iparku itu, dan

“ahhhh…….” Sebatang k0ntol tegang kini masuk ke dalam memekku yg tadi telah basah karena orgasme yg pertama,
M: ahhh…… Enak sekali memekmu Dita…. Ahhhhh…. Ahhhhh….. (Sambil menggoyangkan k0ntolnya).
A : “ahhhh…. Ahhhh…. Iya kak… Enak kak… Ooohhhhh…. Ahhhh…..” Desahanku sambil menikmati k0ntol kakak iparku yg bajingan itu.

Akupun terhanyut dgn kenikmatan k0ntol para bajingan itu, dan aku kembali orgasme untuk yg kedua

“ahhhhh…. Kak Miko, aku dapet ahhhh…..” Desahku panjang.

Aku terkulkai lemas di atas badan Miko, dan Hans menjulurkan k0ntolnya ke mulutku, aku pegang dan ku kocok k0ntol itu sambil aku hisap,

“ehhhhmmmm….. Emmmmm….” Desahku sambil menghisap k0ntol Hans, dan memekku pun kembali Miko genjot sampai aku mendapatkan orgasme yg ke tiga “ahhhhh….. Ahhhhh…….. ” Desah panjangku kembali terdengar.

Kemudian badanku dibalikkan menjadi berhadapan dgn Miko, dan Mikopun memelukku sambil menciumi bibirku, akupun membalas ciuman penuh birahi itu, dan ketika Miko menciumiku, memekku kembali ia sodok dgn k0ntolnya lagi,

“ahhhh…. Emmmm….” Desahku, namun tak lama setelah k0ntol Miko masuk, Hans memasukan K0ntolnya ke liang anusku,
“aHhhhh….. Ahhhh…. ” Kembali perih bercampur nikmat karena semua lubangku telah terbungkam dgn k0ntol yg besar, Miko dan Hans terus menggenjot kedua lubangku itu, kemudian beberapa saat kemudian aku orgasme lagi, namun orgasme ku yg keempat ini sangatlah berbeda, karena rasa sakit anal sex yg Hans lakukan menambah nikmat rasa orgasme memekku yg sedang ditusuk oleh k0ntol Miko,
“ahhhhh….. Sakit…. Ahhhh… Nikmat…. Ooohhhhh….. Ahhhhh….” Erangku sambil terkulai lemas karena orgasme.

Setelah melihat aku lemas, Hans mengangkat tubuhku dan membaringkanku di sofa, ia kembali menyodomiku, dan aku hanya bisa menikmati anal sex ini. Dan beberapa saat kemudian, Hans mengencangkan genjotannya

“ahhhh ahhhh… Arghhh… I’ll cumming honey… Ohhh shit baby… Ur ass is so tight… Ouhhh….” Desahnya, dan iya mencabut k0ntolnya dan aku disuruh untuk mengankat pantatku dan membuka lebar lubang memekku, dan dia mengocok k0ntolnya dan spermanya menyembur di permukaan memekku, spermanya yg putih menggenangi permukaan memekku, dan menyusul Miko setelah itu yg menyemburkan spermanya ke arah lubang memekku, dan sperma Miko tepat menggenangi mulut memekku, dan terasa banjir mulut baginaku dgn sperma mereka.

Mereka tersenyum puas dan akupun terkulai lemas dgn lumuran sperma mereka yg membanjiri memekku. Setelah sadar, mataku berkaca-kaca meratp dan menyesali mengapa memek yg harusnya aku persembahkan hanya pada suamiku, kini menjadi santapan para bajingan sex itu!, dan demi orang yg aku cintai, aku relakan kedua lubangku dinikmati mereka. Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Dewasa Dita Hot “terbaru 2016

The post Cerita Dewasa Dita Hot appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Omku Malang Oomku Sayang

$
0
0

cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Sex Omku Malang Oomku Sayang” hot terbaru 2016 – Kepalaku agak berat karena tadi aku lumayan banyak minum minuman berakohol, tapi tdk sampai mabuk. Dirumah kelihatannya sudah sepi, tante sedang keluar kota. Aku gak tau om sudah pulang atau belum karena rumah gelap dengan penerangan seadanya. Aku sedang membungkuk didepan lemari es mengambil air dingin, tiba-tiba ada yg memelukku dari belakang, aku kaget. Baiknya botol air dingin tdk terlepas dan pecah. Ternyata om yg memelukku,

cerita sex abg

Cerita Sex Omku Malang Oomku Sayang

“Kamu dari mana Don”.
“Dugem sama temen-temen om”, jawabku.
“Kamu habis minum alkohol ya, kecium dari bau mulutmu. Kamu nge drug ya juga ya Don”, kata om lagi sambil tetap memelukku dan mengajak aku duduk,
“Duduk yuk”. Dia menyalakan lampu disebelah sofa, sehingga ruang menjadi lebih terang.
“Enggak sampe pake obat kok om, cuma agak banyak minumnya”, jawabku.

Cerita sex terbaru, Saat itu aku pake “seragam” dugemku, tank top ketat dan celana super pendek.

Belahan tanktop ku rendah sehingga payudaraku selalu mau loncat keluar kalo aku membungkuk. aku duduk disebelah om sambil menuangkan air dingin ke gelas sambil menawarinya,

“Om mau minum?” Dia diam saja, matanya menelusuri payudara dan pahaku.

Cerita mesum terbaru, Aku juga bisa mencium bau alkohol dinapasnya, ternyata om baru minum bir, karena dimeja dekat sofa tergeletak beberapa kaleng bir kosong.

“Om minum juga, ngilangin stres ya om”, kataku.

Dia diam saja, tangannya memelukku.

“Dugemnya di lanjutin sama om yuk”, katanya sambil mencium pipiku.

Cerita dewasa terbaru, Aku memberontak, tapi dia mempererat peukannya, aku tenggelam dipelukannya. Dia mulai menciumi leherku, daerah yg paling sensitif di tubuhku. Aku mulai menggeliat akibat ciumannya. Tiba-tiba dia melepaskan pelukannya, mukaku dihadapkan ke wajahnya dan dia langsung mencium bibirku. Kembali tangan satunya segera memelukku dan tangan lainyya menyambar toketku dan diremas-remasnya pelan. Aku menggeliat-geliat, napsuku langsung naik, apalagi aku masih berada dalam pengaruh ringan alkohol,

“Om…”. Lupa bahwa yg memelukku adalam suami tanteku.

Tubuhnya bergeser merapat, bibirku terus dilumatnya. Aku mengulum bibirnya yg tebal dan ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sedang kunikmati lidahnya yg menjelajah dimulutku, kurasakan tangan besarnya menyelusup kedalam tank topku dan meremas toketku yg masih terbungkus bra. Toketku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya sudah tdk kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan. Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank topku, leherku dikecup, dijilat kadang digigit t. Sambil tangannya terus meremas-remas toketku.

Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan bra ku sehingga toketku bebas dari penutup. Bibirnya menelusuri puting kiriku, disentuh dengan lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke puting kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah selangkanganku. Memekku yg pasti sudah basah sekali. Lama hal itu dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting celana pendekku dan menarik celanaku ke bawah, Tinggalah CD miniku ku yg tipis yg memperlihatkan jembutku yg lebat, saking lebatnya jembutku muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.

Jembutku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah basah oleh cairan memekku yg sudah banjir. Dibelainya celah memekku dengan perlahan. Sesekali jarinya menyentuh itilku karena ketika dielus pahaku otomatis mengangkang agar dia bisa mengakses daerah memekku dengan leluasa. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian CD ku yg sudah basah itu dilepaskannya. Aku mengangkat pantatku agar dia bisa melepas cdku. Telanjanglah aku dihadapan nya. Jarinya mulai sengaja memainkan itilku. Dan akhirnya jari besar itu masuk ke dalam memekku.

Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati puting kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke memekku. Kali ini diciumnya jembutku yg lebat dan aku rasakan bibir memekku dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali memekku dibuat mainan bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang itilku, namun yg membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir memekku sambil menghisap itilku.

Dia benar benar mahir memainkan memekku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak tahan. Dan aku mengejang, dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya yg mulai menampakkan ubannya. Hebat om, hanya dengan bibir dan lidahnya saja aku sudah nyampe. Dia terus mencumbu memekku, rasanya belum puas dia memainkan memekku hingga napsuku bangkit kembali dengan cepat.

“Om, Dona sudah pengen dientot.” kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.

Dia pun bangkit, mengangkat badanku yg sudah lemes dan dibawanya ke kamarnya.

Di kamar, aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai membuka bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut melihat penisnya yg besar dan panjang nongol dari bagian atas CDnya sampai hampir menyentuh pusernya, gak kebayang ada sebesar dan sepanjang penisnya. Kemudian dia juga melepas CD nya.

Sementara itu aku dengan berdebar terbaring menunggu, penisnya yg besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tdk sabar memekku menunggu masuknya penis extra gede itu.

Cerita Sex Omku Malang Oomku Sayang

Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan bibir memekku mulai tersentuh ujung penisnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir memekku terdesak menyamping. Terdesak penis besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang memekku dimasuki penisnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk penisnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yg luar biasa nikmatnya.

Terus.. Terus.. Akhirnya ujung penis itu menyentuh bagian dalam memekku, maka secara refleks kurapatkan pahaku. Sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas toketku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada penis besar yg mulai dientotkan halus dan pelan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan penis besar itu.

Maka hanya dalam waktu yg singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di toketku makin kuat. Dengan tusukan penisnya yg agak kuat dan dipepetnya itilku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. memekku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar nikmat. Ohh, aku benar benar menerima kenikmatan yg luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan.

“Om, Dona nyampe om”. Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku.

Setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Telah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yg basah keringat. Kubuka mataku, dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya toketku diremas-remas pelan.

Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya meremas-remas toketku lebih kuat. Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali dia memainkan penisnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku nyampe, yg hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus memainkan penisnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah.

Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan toketku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yg kuat di dalam memekku, menyembur berulang kali.

Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi memekku, hangat sekali dan terasa sekali peju yg keluar seolah menyembur seperti air yg memancar kuat. Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut toketku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku.

“Don, kamu luar biasa, memekmu peret dan nikmat sekali”, pujinya sambil membelai toketku.
“Om juga hebat. Bisa membuat Dona nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Dona merasakan penis raksasa”.
“Jadi kamu suka dengan penisku?” godanya sambil menggerakkan penisnya dan membelai belai wajahku.
“Ya om, penis om nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabku jujur.

Dia memang sangat pandai memperlakukan wanita. Dia tdk langsung mencabut penisnya, tapi malah mengajak mengobrol sembari penisnya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai toketku. Aku merasakan pejunya yg bercampur dengan cairan memekku mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan penis yg telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. Dia kemudian memutar lagu classic sehingga tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa nyaman dan benar-benar aku terpuaskan.

Menjelang siang, aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi.

Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yg mengganjal memekku dan ternyata masih ada peju yg mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya dia mengecretkan pejunya di dalam memekku. Dalam bathtub yg berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan toketku.

Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga putingku bergesekan dengan dadanya yg dipenuhi busa sabun. Putingku semakin mengeras. Pangkal pahaku yg terendam air hangat tersenggol-senggol penisnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya.

Penisnya pun mulai ngaceng ketika menyentuh memekku. Terasa bibir luar memekku bergesekan dengan penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan memekku.

“Om nakal”, desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku.

Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan geli yg mengalir dari memekku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir memekku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar memekku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.

“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya.

Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yg terasa kesat di memekku. Tapi ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menygga punggungku dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku dan puting ku dijepit-jepit dengan jempol dan telunjuknya. Puting kiri dan kanan diremas bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku.

“Om, lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku.

Aku merasakan penisnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena penisnya makin dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas bijinya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar memekku. Dia mengusap berulang kali. Itilku pun menjadi sasaran usapannya.

“Aarrgghh..!” rintihku ketika merasakan penisnya makin kuat menekan pantatku.

Aku merasa lendir membanjiri memekku. Aku jongkok agar memekku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir memekku dengan mengusapkan 2 jariku.

Ketika menengadah kulihat penisnya telah berada persis didepanku. Penisnya telah ngaceng berat.

“Om, kuat banget sih, baru ngecret di memek Dona sekarang sudah ngaceng lagi”, kataku sambil meremas penisnya, lalu kuarahkan ke mulutku.

Kukecup ujung kepala penisnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati kepala penisnya. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya. Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala penisnya ke celah di antara bibir memekku.

“Argh!” rintihku. Dia menarik penisnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula.
Bibir luar memekku ikut terdorong bersama penisnya. Perlahan-lahan menarik kembali penisnya sambil berkata
“Enak Don”.
“Enaak banget om”, jawabku!” Dia mengenjotkan penisnya dengan cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas toketku.
“Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan penisnya kembali menghunjam memekku.

Aku terpaksa berjinjit karena penis itu terasa seolah membelah memekku karena besarnya. Terasa memekku sesek kemasukan penis besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan penisnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku.

“Aarrgghh.., aarrgghh..! Om, Dona nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya.

Rupanya dia juga tdk dapat menahan pejunya lebih lama lagi.

“Aarrgghh.., Don”, kata nya sambil menghunjamkan penisnya sedalam-dalamnya.
“Om.., ssh ” kataku karena berulangkali merasa tembakan pejunya dimemekku.
“Aarrgghh.., Don, enaknya!” bisiknya.
“Om, ssh! Nikmat sekali ya dientot om”, jawabku karena nikmatnya nyampe.

Dia masih mencengkeram pantatku sementara penisnya masih nancep dimemekku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan penisnya yg masih menancap di memekku. Kemudian dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yg sudah minta diisi.

Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower. Selesai dengan rambut yg masih basah dan masih bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar mandi. Ternyata dia sudah menyiapkan makanan berupa roti dan isinya serta piza yg mungkin dibelinya kemarin. Teh celup dan kopi intant serta creamernya menjadi pilihan minumannya. Pizanya masih hangat, karena baru dipanaskan sebentar dengan microwave oven. Aku dipersilakan minum dan makan sambil mengobrol, makan dan diiringi lagu lembut.

Cerita Sex Omku Malang Oomku Sayang

Setelah aku makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. Akhirnya setelah selesai makan, diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya.

Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas toketku, kemudian tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yg aku duduki terasa mulai agak mengeras. Langsung aku bangkit. Aku bersimpuh di depannya dan ternyata penisnya sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala penisnya sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu ku raih, ku belai dan kulupnya kututupkan lagi. Aku suka melihatnya dan sebelum penuh ngacengnya langsung aku kulum penisnya. Aku memainkan kulup penis yg tebal dengan lidahku.

Kutarik kulup ke ujung, membuat kepala penisnya tertutup kulupnya dan segera kukulum, kumainkan kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya sambil lidahku berputar masuk di antara kulup dan kepala penisnya.

Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya penisnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh.

“Om hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk om”, kataku yg juga sudah terangsang.

Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke tempat tidur.

Kakiku ditahannya sambil tersenyum, dibukanya kakiku dan dia langsung menelungkup di antara pahaku.

“Aku suka melihat memek kamu Don” ujarnya sambil membelai jembut jembutku yg lebat.
“Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek yg jembutnya lebat napsunya besar, kalau dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”.

Aku merasakan dia terus membelai jembutku dan bibir memekku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka memekku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yg dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir memekku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari memekku. Dia terus memainkan memekku seolah tak puas-puas memperhatikan memekku, kadang kadang disentuh sedikit itilku, membuat aku penasaran.

Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang memekku yg sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk memekku, dan saat dihisapnya itilku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung itilku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak..

“Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. “Ayo dong om, Dona pingin dientot lagi” ujarku.

Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan penis gedenya ke arah memekku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang penisnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir memekku. Kembali aku berdebar karena berharap. Dan saat kepala penisnya telah menyentuh di antara bibir memekku, aku menahan nafas untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala penisnya mulai menyelinap di antara bibir memekku dan menyelusup lubang memekku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium bibirku. Makin kedalam.. Oh, nikmat sekali.

Kurapatkan pahaku supaya penisnya tdk terlalu masuk ke dalam. Dia langsung menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali penisnya menekan dinding memekku. Penisnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar tdk lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan memainnya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi leherku.

Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak, terus dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yg berkepanjangan. Benar-benar aku tdk menyesal ngentot dengannya, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam main, dia dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yg tiada tara.

Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yg besar dan tangannya kembali meremas toketku. Pelan-pelan mulai dienjotkan penisnya. Kali ini aku ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yg terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya merangsang toketku setiap kali bergeseran mengenai putingku. Dan penisnya dipompakan dengan cepat sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku.

Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yg semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yg mulai menggapai apa saja yg kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan penisnya makin cepat. Gesekan di dinding memekku makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh penis penisnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di itilku.

Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tdk liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terara nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba dia dengan cepat memain lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yg lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yg bertingkat-tingkat.

Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya. Dengan sisa tenagaku aku keluarkan penisnya dari memekku. Dan kuraih penisnya. Tanpa pikir panjang, penis yg masih berlumuran cairan memekku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali memekku yg berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian penisnya.

Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku nyampe. Dihisapnya itilku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir memekku merapat ke bibirnya. Ingin `ku berteriak tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat penisnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme.

“Don, aku mau ngecret, di dalam memekmu ya”, katanya sambil menelentangkan aku.
“Ya, om”, jawabku.

Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, penisnya yg besar sudah kembali menyesaki memekku. Dia langsung memain penisnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat sehingga penisnya nancap semuanya ke dalam memekku dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya ngecret dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, ngecretnya yg ketiga masih saja pejunya keluar banyak, memang luar biasa staminanya. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat-erat.

“Don, nikmat sekali ngentot sama kamu, memek kamu kuat sekali cengkeramannya ke penisku”, bisiknya di telingaku.

“Ya om, Dona juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman memek Dona terasa kuat karena penis om kan gede banget. Rasanya sesek deh memek Dona kalau om neken penisnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, Dona dientot lagi ya om”, jawabku.
“Ya sayang”, lalu bibirku diciumnya dengan mesra. Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Sex Kenikmatanku Berawal Dari…” hot terbaru 2016

The post Cerita Sex Omku Malang Oomku Sayang appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Nikmatnya seks Bersama

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Nikmatnya Seks Bersama – Kami adalah pasangan suami istri yang bahagia dalam perkawinan kami dan sama sama saling mecintai, tetapi dalam kehidupan sex, kami pasangan yang open-minded alias tanpa prasangka, dan suka mengexplor gairah sex kami. Saya merupakan seorang istri dengan seorang anak yang masih kecil. Umur saya masih belia yaitu 27 tahun, namun body masih termasuk kategori sexy  dan montok.

cerita-sex-nikmatnya-seks-bersama-225x300

Cerita Sex: Nikmatnya seks Bersama

 
Suamiku berusia 29 tahun. Belakangan ini kami telah melakukan tukar pasangan dengan pasangan lain, dengan hasil yang merangsang selera libido sex kami. Pada saat saya disetubuhi oleh pria lain saya sengaja memperlihatkan kontolnya lelaki itu masuk dalam liang memek ku, dan itu membuatnya on dan terangsang sekali. Juga pada saat kuoral kontol dengan nafsu dan menyemprot spermanya di mulutku atau dimuka. Tapi sebaliknya saya juga nikmat melihat dia di oral ama cewek lain.
Pada hari sabtu teman bisnis suami namanya Anton ultah yang ke 27. Dia tergolong pria muda yang cepat melejit menjalankan usahanya. Mengadakan pesta ulang tahunnya di sebuah diskotik ternama dan terkenal di Jakarta. Dia mengundang kami dan beberapa teman dekatnya, juga rekan bisnisya. Ada beberapa dari mereka yang kami kenal, ketemu beberapakali, pada saat saya menemani suami kerja. Mereka masih tergolong muda yang paling tua umur 31, seperti Alit 25 tahun tampan tubuh atletik juga diundang.
Saya mempersiakan diri agak sexy untuk hangout ntar malam. Dengan mengunakan rok mini berwarna merah menyala dan agak transparan dan celana dalam jenis G-string yang matching. Kucukur bulu memek gw sampai halus agar tidak kelihatan keluar dari G-string dan memakai minyak wangi agar badan berbau wangi dan exotic gw siap untuk hangout. Begitu suami melihat saya berhenti sejenak dengan expresi terpesona, “Wah, wah, lo kelihatan sexy sekali malam ini,” katanya.
Saya senyum sambil mengoda dia dengan bungkuk dan mengoyangkan pantat yang sexy kekanan kekiri kaya penari striptise. “Mau ini?” tanya saya sambil bergaoyang meranngsang.
“Ya, nanti saja,” ujarnya.
Dan kita berangkat dan tiba di TKP. Kamipun segera menuju ke ruangan yang telah dibooking Anton. Saat kami masuk ruang yang exclusive itu, dengan sofa yang kelihatannya nyaman, dan para tamu sudah datang termasuk Alit yang membawa pasangan dia, Wulan berumur 20 tahunan.
Tubuhnya sangat sexy dengan bentuk payudara yang menonjol ukuranya sekitar 36 B dan muka yang manis dan sangat cantik. Wulan memakai rok mini coklat dengan sepatu hak tinggi coklat. Tapi anehnya, saya merasa semua laki laki di situ memandang ke saya. Dan saya merasa dilihat dari ujung kaki sampai ujung dada
Kami di perkenalkan sama Anton kepada teman-temannya. Agus umur 24 thn tampang ABG banget cukup ganteng. Roni umur 30 thn dengan penampilam bersih dan rapi, dan tentu Alit yang sudah saya kenal sebelumnya. Dia merangkul dan mencium pipiku, sambil membuatku terkejut tangan kanan dia meraba dan meremas pantatku tanpa sepengetahuan suamiku. Itu membuatku malu, terangsang dan pipiku memerah.
Tak lama kemudian cewek masuk dengan pakaian sangat sexy sepatu boot hitam yang tinggi selutut, dada membusung kedepan, dan berjalan dengan pede sekali bernama Putri. Menurutku, Putri orangnya sangat liar, cantik dan centil. Kata suamiku itu cewek stripper untuk mebuat malam lebih asik.
Setelah semua duduk di sofa yang telah tersedia botol miniman dan gelas yang sudah penuh minuman. Alit bediri dan mengambil minuman yg dimeja dan bersulang untuk ulang tahunnya Anton, semua bertepuk tangan dan mengambil minuman, dengan lampu di padamkan sedikit agar remang remang, dan kami semua minum, Anton bilang, “Habiskan ya. Kita bergembira,” ujarnya sambil minum.
Dan setelah kami semua minum habis Alit tertawa sambil berkata, “Nikmati malam ini karena minuman itu telah dicampur Inek hadiah dari Anton,” teriaknya. Kami semua berseru, “Mantabssss!!!”. Saat itu juga lagu techno membuat suasana menjadi tambah hidup.
Tak lama badanku merasa ringan tangan mulai dingin, dan perasaan enak dan horny mulai terasa emang setiap dikasi inex bawaan saya horney aja. Dan kamipun berdiri sambil berpelukan dan bergoyang dalam irama denyutan music yang ada. Baru terasa dada suami bergesekan dengan dadaku, membuatnya putingku berdiri tegak. Dan seirama dengan dadaku menyeterum ke memek ku mulai terasa basah.
Tiba-tiba suami melepaskanku untuk mengambil minum di meja. Sendirian bergoyang didepan dan serasa semua mata laki-laki disitu melihatku. Alit, Agus, Roni, dan Anton. Dan aku pun mulai bergoyang lebih erotis dan memeluk org didekatku. Tanpa sadar Putri sang stripper bergoyang dan merangkulku. Karena asik aja, kita berdua bergoyang erotis berdempetan dan tangan Putri berada didadaku yg berdiri on.
Aku melihat suamiku lagi asik dengan Wulan meraba-raba pantatnya sambil bergoyang diantara selangkangan Wulan. Dan Wulanpun memegang kepala suamiku didepan dadanya yang montok sambil digoyangkan. Aku pun tak perdulikan dia lagi di dunia enak banget.
Tak sadar kalau Anton mendekat dan gabung ama kita berpelukan sambil tangan kanannya berada di dalam rok mini Putri. Dan yang kiri memelukku dari pundak dan tangannya meremas remas dadaku dan aku pun sangat menikmatinya. Anton meninggalkan kita dan tanpa sadar memberi aba-aba ke Putri untuk mulai melepaskan pakaiannya.
Putri mulai bergoyang lebih erotis didepan dan mengunakan tubuhku seakan-akan aku cowok. Dia melekuk lekuk sambil meraba tubuhku dari leher, ke dada, dan ke pantatku berulangkali dia lakukan itu Putri memintaku untuk membuka kancing rok mini yang dia kenakan. Dengan kondisi horny dan fly kuturuti. Terdengar suara siul dari cowok-cowok.
Sampai kancing terahir rok mini Putri kubuka dan sekarang kelihatan jelas BH berwarna hitam dan CD tembus pandang berwarna hitam yang memperlihatkan memeknya yang tanpa bulu sehelaipun. Dengan gaya erotis Putri menjilat, dan memilin dadaku dan putting ku dari luar rokku sambil bergoyang goyang erotis. Sedangkan tangannya meraba raba pantat gw sambil menaikan rok miniku sampai terlihat G-stringku seirama denyutan music yang ada, dan sekali kali meraba memekku dengan jarinya secara lembut dan erotis dari luar CD-ku. Itu membuat memekku on dan basah.
Saya merasa sudah didunia nikmat dan gak perduli yang melihat. Aku berbalik untuk melihat suasana dan suamiku yang masih dengan Wulan. Tampak dia sedang meraba raba dada Wulan dari dalam BHnya dan tangan satunya berada diselangkangan Wulan sedang memainkan memeknya. Kulihat suamiku sedang on berat dan horny banget kayaknya.
Kembali aku menikmati goyangan serta rabaan Putri kepada tubuhku. Ternyata Putri telah melepaskan BH dan CD-nya dan bergoyang telanjang bulat. Siulan kembali ku dengar dan membuatku lebih liar dan berani. Putri mulai melepaskan rokku dengan pelan dan lembut dan berhenti pada kancing yang didepan perutku, membuat BH-ku kelihatan bagi yang mau lihat dadaku. Dengan cepat dan lembut Putri telah melepaskan kaitan belakang BH-ku dan jatuh ke lantai memperlihatkan dadaku.
Putri dengan putin yg sedang berdiri menunjukan betapa hornynya. Dengan gerakan erotisnya Putri bergoyang dengan memainkan dada dan memilin putinku yang telanjang sambil diisep, dan dijilat dengan lembut. Kemudian tangannya bergerak untuk melepaskan rokku dari pundakku, dengan kenikmatan yang ku rasakan tidak memperdulikan rok miniku jatuh ke lantai, membuat gw topless dan bergoyang hanya dengan G-stringku.
Gerakan Putri tambah hot dan erotis melekuk lekuk dan mengerakan pinggangnya seolah olah dia lagi fishing gw. Dan tambah ganas Putri mengisep isep dada gw dan tangannya mengelus-elus vagina gw sambil jarinya keluar masuk, dia tahu betapa basahnya vaginaku, yang sudah keluar lendir menembus G-stringku.
Aku melihat Alit berada di belakang Putri dengan tangan yang bergerilia ke dada dan memeknya, dan mencium Putri dengan lidah dijulurkan kemulutnya yg disambut juga dengan lidah Putri didepan mataku. Aku termenung melihat mereka sampai aku tak sadar kalau Putri melepaskan G-Stringku, yang membuatku telanjang bulat dan bergoyang. Saya segera melihat reaksi suamiku yang ternyata dia lagi sibuk sendiri dengan Wulan yang sekarang juga tidak memakai sehelai pakaianpun, dan lagi mengoral suamiku sambil mengocok kontolnya, dan Agus pun menunggu giliranya.
Tiba tiba aku terkejut dengan sesuatu yang hangat dan lembut menyentuh memekku. Aku berbalik dan melihat kepala Putri berada diselangkanganku dan menjilatin memekku. Sedangkan Alit memelukku dari belakang sambil meremas dadaku. Putri dan Alit mengiringku ke sofa dan sampai di sofa mereka melanjutkan menjilatin vaginaku dan Alit mengisap dan menjilat dadaku. Kenikmatan menerpa tubuhku. Kemudian aku merasa ada orang duduk di sebelah kanan dan kiriku.
Ternyata Anton dan Roni. Roni melihat sambil meraba raba dadaku yg satu lagi. Aku malu, terangsang dikelilingin tiga cowok sambil diisepin vagina oleh Putri. Aku mendesah keenakan. Posissi Putri digantikan oleh Anton yang sekarang menjilatin vaginaku.
“Uhhh, nikmat banget rasanya!”
Rangsangan yang hebat kurasakan dari dada yang diisep dua cowok dan vagina yang basah dan horny dilahap abiz oleh Anton. Desahanku membuat para cowok memperlakukanku lebih liar. Putri ke sebelah Roni dan melepaskan pakaiannya sambil mengoral kontolnya sampai ngeceng, dan berikutnya Alit dan Anton, sampai mereka semua tenlanjang bulat. Kulirik kontolnya Alit begitu tebal dan panjang 17 cm, Anton 19 cm dengan ketebalan yg sama, lalu aku meraba punya Roni karena gw tidak dapat melihatnya, ternyata lebih besar dari semuanya dan tebal sekali sampai jariku tidak dapat melingkari kontolnya.
Anton memasukan jarinya kedalam vaginaku sambil clitorisku diisep dan dijilat membuat badanku bergetar. Aku merasakan ada sesuatu yang mau keluar dari vagina.
“Ohhh.. aku keluaaaaarrr. Oh…oh…” desahku.
Cairan hangatku mengalir keluar dari vaginaku terasa tak henti hentinya mengalir keluar. Semua terkena mulut Anton yang melahap dan menjilatin semua cairanku yang keluar. Anton memberiku waktu untuk menikmati orgasmeku sebelum dia mengarahkan kontolnya ke vagina ku dengan pelan dia masukan kontolnya, sampai kontolnya masuk semua baru dia maju mundurkan kontolnya membuatku mengikuti irama yang nikmat dia buat.
Anton mendorong pinggangnya kedepan agar kontolnya masuk semua ke vaginaku. Dengan tak sabar Alit berdiri dan mekangkangi mukaku sampai kontolnya didepan mulutku. Segera kuraih dengan nafsu dan kumasukan kontolnya kedalam mulutku. Kulirik ke kiriku untuk melihat Roni, entah kemana Roni tetapi sudah tidak berada di sampingku lagi.
Putri memainkan dadaku dengan tangan dan mulutnya sambil kontol Alit kuoral dan ku jilat bolanya sampai ujung kontolnya. Kontol Anton dalam vagina membuatku terangsang, seirama dengan jilatan Putri yg lembut di dadaku.
“ohh,..oh…oh….oh….hhhhh” aku makin bernafsu. “Yang kuat, yang kuat…. terus..terus,” desahku.
Mendnegar aku mengerang membuat Anton nafsu dan menyodok vaginaku dengan keras dan badanku mulai bergetar lagi. Kupegang pantat Anton dan kutarik kedalam agar kontolnya masuk lebih dalam lagi ke vaginaku. Terasa panas dan tegang sekali. Urat penit itu terasa mengurut pinggiran vaginaku.
“oh… terus…. terus….”.
Beberapa menit kemudian badanku bergetar getar dengan hebat. Melihat aku keluar Anton menyusul. Aku tahu dari denyutan kontolnya dalam liangku. ”
Oooooo….. Oooohhhh.. aku keluar,” ujar Anton.
Dia mencabut keluar kontolnya dan ternyata Putri telah menunggu dan Anton masukan kontolnya kedalam mulut Putri untuk menyemprotkan air maninya. Banyaknya air mani yang keluar di mulut Putri sampai keluar kepipinya dan sisanya ditelan habis.
Kebanyang olehku kenapa Anton tidak mengeluarkan dimulutku. Padahal gw belum pernah. Tapi minuman dan inek itu membuatku berbuat hal yang belum pernah ku inginkan sebelumnya dan sekarang sangat menginginkan. Sambil melamunkan tentang air mani Anton, tak sadar kontol Alit yang sedang ku oral dengan nafsu, sedang berdenyut denyut siap menyemburkan air maninya.
Aku terkejut tiba tiba, croot.. ccrrrooottt… mulutku dibanjirin air mani Alit. Menyembur dengan keras ketongorokanku membuat gw batuk-batuk. Dan Alit mendorong kontolnya lebih dalam sambil memegang kepalaku sampai habis air maninya didalam kemulutku semua. Banyak air maninya sampai sebagian tumpah ke sofa dan dadaku. Lemas lah Alit bersandar disebelahku.
Kenikmatan pertama merasakan air mani keluar dimulutku membuatku lupa sesaat akan suamiku. Ternyata dia sedang duduk asik telanjang di oral oleh Putri. Kontol Agus dari belakang menyodok memeknya Putri dengan irama yang cepat.
Aku mengambil minum dan meneguknya. Lalu dengan setengah sempoyongan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kembali ke sofa dan minum sedikit lagi mereka santai asik minum-minum sambil bergoyang telanjang. Aku pun bergabung dengan mereka di lantai bergoyang. Sambil menikmati denyutan lagu house music, aku masuk ke dunia kenikmatanku sendiri, Dan rasanya pada saat itu ingin memeluk semua orang yang hadir. Aku mengenali wajah-wajah yang ada namun pikiranku kosong.
Putri bergoyang di atas meja,. Dan aku bergoyang erotis seolah gw stripper yang hot. Dengan menyambut tangan tangan yang meraba-raba setiap lekukan tubuhku yang membuatku sangat horny lagi. Wulan naik keatas meja dan bergoyang bersama. Goyangan kami seperti sepasang lesbi yang sedang terangsang. Wulan memasukan jarinya ke vagina gw dan lidahnya menjilatin dadaku dengan erotis sekali. Tak lama Putri bergabug diatas meja dan kami bertiga kelihatan wanita lesbi yang hot dan heboh dikelilingi Alit, Roni, Anton, Agus, dan suamiku.
Putri mengajak turun ke sofa dan gw terlentang diatas sofa dengan kaki dibuka lebar membuat akses yang mudah bagi Putri melahap vaginaku dan clitorisku, Anton menyuruh Wulan menduduki mukaku. Lalu aku merasakan rasa memek wanita untuk pertama kali.
Memek Wulan yang basah terasa asin, gurih, sedikit amis tapi tak tahu kenapa gw menikmatinya dan melahap memeknya dengan nafsu. Keahlian Putri menjilain clitorisku membuatku mendesah. dan memegang kepala Putri dan mendorongnya ke vaginaku yang berdenyut denyut. Lidahnya dimasukan dalam memiawku membuat tubuhku bergetar keenakan tubuhku bergoyang maut merasakan orgasme.
Cairan Wulan keluar dimulutku dan Wulan menekan memeknya kemukaku sampai hampir aku gak bisa bernafas. Memaksakan menelan semua cairannya yang keluar dari memeknya, dan aku menelan dan mejilat memeknya sampai habis. Aku merasa sangat happy, horny, dan nikmat.
Para cowok (termasuk suamiku) memandangku sambil berbisik bisik. Kemudian Agus dan Roni menghampiri ku yang sedang terlentang telanjang bulat. Roni dengan kontolnya yang besar dan panjang berhenti didepan mukaku. Agus menyusul dan juga berhenti depan mukaku dengan kontol yang setengan berdiri. Suamiku meraih kedua tanganku dan menaruhnya dikedua kontol didepanku sambil mengedipkan matanya seolah memberi aba aku harus melayani mereka.
Dalam kondisi horny kukocok sambil kutarik kontol mereka lebih dekat mulutku. Ku oral secara bergantian. Hanya kontol Roni lebih kuperhatikan, karena tak sabar aku mau merasakannya dalam vagina gw. Aku melihat suamiku, Wulan, Anton, Alit, dan Putri duduk mengelilingi. Seolah menonton film porno, dan aku menyajikan tayangan yang seru bagi mereka.
Sambil bermain oral satu sama lain, tetapi pandangan mata mereka tertuju kepadku yang tengah melayani dua cowok. Kujilat bola Roni dan kusedot masuk kemulutku berulangkali hingga Roni mendesah.
“Ooohhh….Ooooohhhh…” Kujilat batang kontolnya hingga ujung lobang baru kumasukan kemulutku. Panjangnya kontol Roni hanya bisa setengah yang masuk ke mulutku.
Kontol Agus kuperlgwkan sama dan diapun mendesah-desah. Tepuk tangan dari penoton membuat aku sedikit malu. Namun aku malah makin terangsang. Dadaku diremas-remas dan putingku dipilin-pilin oleh mereka berdua, yang memberiku sensai dan nafsu mengkulum kontol mereka. Jari Roni meraba sambil memasukan jarinya kedalam vaginaku yang hangat membuat aku mendesah kenikmatan.
Aku baru sadar kenapa lampu dalam terang sekali. Hanya aku bermain dengan Roni dan Agus, seolah di atas panggung teater dan dikelilingi penonton. Mukaku memerah sebentar karena malu, tapi tubuhku yang horny banget mengalahkan maluku.
Agus duduk di dadaku sambil kuoral, dan Roni diselangkaanku memainkan mengisap vaginaku sambil jarinya masuk keluar. desahanku yang keluar dari birahiku dengan tak sadar aku mendesah. Lagi-lagi tepukan tangan dari penonton bersuara dengan keras. Jilatan Roni membuatku meram melek dalam kenikmatan yang kusalurkan kekontolnya Agus yang sedang kusepong-sepong dengan ganas.
Aku merasa ujung kontol Roni berada didepan lubang vagina. Dengan pelan kepala kontolnya memasuki liang vaginaku. Terasa amat besar masuk kepala kontolnya terasa sedikit sakit dan penuh vaginaku diisi kontolnya. Ujung penisnya sampai mentok dalam vaginaku yang merasa sangat penuh sekali.
Aku berhenti mengoral kontol Agus dan merasakan kenikmatan kontol Roni yang sedang keluar masuk vagina dengan lembut dan pelan. Kenikmatan yang luar biasa kurasakan dalam liang vaginaku. Dengan penuh nafsu kupegangang pantatnya Roni dan aku atur tempo keluar masuk kontolnya lebih cepat. Desahan dan keliaranku keluar tanpa kusadari.
Wulan menghampiriku. Aku berbalik dan diminta untuk nungging doggie style dengan Wulan dibawahku yang menjilat clitorisku yang sangat sensitive. Agus duduk di sofa depanku sambil kuoral. Roni kembali masukan kontolnya ke dalam vaginaku dari belakang. Kenikmatan yang belum pernah kurasakan melanda seluruh sendi-sendi tubuhku. Aku benar-benar merasa kenikmatan yang tak terkatakan.
Kontol Agus yang besar yang keluar masuk dengandengan irama yang cepat membuatku orgasme yang luar biasa dan tak bisa kutahan lagi bergetar. Aku mengejang seraya melengunhkan suara nikmat. Tubuhku sampai harus di pegangi Roni sambil dia menyodok dengan keras memasukan semua kontolnya ke dalam vaginaku.
“Ooohhhh….. yyaaaa…. ohhhh…” desahku. Dia tahu aku orgasme, dia berhentikan agar gw dapat menikmatin orgasmeku.
Begitu kontol Roni dicabutnya, keluarlah cairanku dengan deras sekali ke mulut Wulan yang sedang menunggu, karena tubuhku bergetar sebagian masuk mulutnya, pipinya, hidungnya. Dan Wulan membersihkan semuanya sampai habis. Desahanku masih tak dapat ku kontrol karena lidah Wulan yang hangat dan lembut menyentuh clitorisku berkali kali.
“0hh..ooohhhhh.. ooohhhhh. Ahhhh. ooouhhhh. Kontol Agus dimulutku kulumat habis, kusedot sedot dengan irama yang cepat keluar masuk mulutku.
Sambil gw menikmati orgasmeku, Selesainya Wulan membersihkan vagina gw, Wulan berdiri disampingku menjilat dada gw sambil memijat bola Roni yang sedang kembali mengenjotku vagina gw kembali dengan irama yang sama cepatnya, sambil kontol Agus yang ku kelum dengan biji pelirnya Agus berayun ayun mengenai daguku. Dan suara biji pelir Roni yang menghantam memiawku. Kenikmatan dalam tubuhku yang tiada habisnya membuatku tak tahan lama.
Tubuhku mulai menegang sensai kenikmatan melanda tubuhku vagina gw terasa tersetrum, mulutku terasa penuh dengan kontol Agus, dada gw terasa geli nikmat dengan sekali kali gigitan sensai diputinku yang di lgwkan Wulan, bergetarlah tubuhku lagi gw! Tak lama Orgasmeku terulang lagi tapi yang ini lebih lama dan panjang!nafasku tersendat sendat. Ku rasakan Roni menyodok yodok gw dengan irama lebih cepat dan akhirnya crooooot… crooottt.. dia keluarkan air maninya di pinggangku dan meleleh kebawah sampai lubang pantatku terasa hangat.
Kontol Agus ku kocok kocok dengan irama cepat sambil kubuka mulutku menanti yang air mani keluar dari kontolnya si Agus. melihat mulutku menunggu membuat Agus sangat terangsang! menyembur air mani Agus mengisi mulutku yang menunggu.
Sambil dia kocok kocok sendiri kontolnya dia masukan kembali kemulutku.
“Masukin semua,” perintahnya kepada gw, dia masukan dalam sekali kemulutku semuanya sperma kutelan habis, membuatku tersedak sedak. sentakan keras yang disertai semburan cairan hangat gurih di tenggorokan ketika 2-3 menit dia mengosongkan kontolnya di mulutku.
cerita sex party bertukar pasangan mungkin pengaruh miras sama inex atau memang gw menikmati sensasi seks dengan pria lain, membuat rasa spermanya begitu enak sekali ketika kutelan. Lemaslah kita berempat dan gw pun istirahat disofa terlentang. Suamiku membantu mengenakan pakaian gw karena tak terasa sudah jam 4 pagi dan pesta sudah mau berahir. Anton menghampiri dan berkata,
“Kamu sexy dan hot banget gak salah gw memilih kamu sebagai hadiahku malam ini,” ujarnya sambil mencium gw dengan mesera dan lidahnya bergelut dengan lidah gw.
Lalu dia masukan jarinya kedalam vaginaku untuk terahir kalinya dan memasukan kedalam mulutnya untuk merasakan air maniku sambil tersenyum puas. Dan akhirnya kami semua meningakan ruangan itu. Kakiku sudah tak mampu lagi melangkah karena habis digilir semalaman sama teman-teman suami.
Pengalaman yang indah sekali. Main bersama ini terus menjadi serimoni yang sering kami lakukan dengan teman-teman yang berbeda. Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Nikmatnya seks Bersama appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Gemar Pesta seks Di Kost

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Gemar Pesta Seks Di Kost – Aku karyawati sebuah perusahaan swasta ternama. Aku sepakat kontrak rumah kost dengan teman-teman yang saling kenal karena kami kebetulan punya hobi sama. Kami berlima cewek cantik yang kost di suatu tempat yang nyaman.

cerita-sex-memelihara-cowok-di-kost-300x225

Cerita Sex: Gemar Pesta seks Di Kost

 
1 kost ada yang karyawan dan mahasiswi. Yang sama dari kami adalah doyan sex. Semuanya cewek. Karena masih ada kamar tersisa kami memutuskan kamar tersebut kami sewa akan kita isi untuk cowok, Agar bisa memenuhi hasrat tersebut dan tidak membosankan kami membiarkan cowok kost di tempat kami.
Sengaja kami lakukan agar bisa menikmati pesta sex setiap saat. Kebetulan sekumpulan cewek kami gemar pesta sex. Dulu kami sering mengundang cowok, tapi sekarang sengaja membiarkan cowok kos di tempat kami. Persyaratannya dia harus sanggup melayani kami setiap saat sesuai keinginan kami. Dia harus sanggup melayani dan meladeni kami berlima baik sendiri atau bersmaan.
Tak jarang kami juga mengerjain cowok yang kebetulan sengaja kami undang asal sesuai kriteria kami. Ini sekaligus seleksi dan variasi agar tidak bosan. yang tidak sanggup akan kami melayani akan kita ganti dengan yang lain. Kami bercinta kadang di kamar kami masing-masing kadang beramai-ramai di ruang tengah yang cukup luas untuk bergumul. Kami saling menyaksikan saat kami bercinta.
Dimanapun tempatnya bisa kita lakukan. Sepanjang hari kami sering mengenakan busana seksi bahkan hanya mengenakan lingerie. Ini yang membuat gairah kami selalu menggoda dia. Agar adil kami saling bergantian. Tak penting siapa yang memulai pergumulan, yang terpenting bagaimana kita menikmat seks. Jika masih kurang kami sering mengajak teman kami untuk bercinta.
Pilihan cowok yang kami pilih ada Tom. Dia cakep dan atletis. Karena dia suka olah raga tubuhnya bagus dan kencang. Kebetulan kita satu selera. Malam ini aku berkesempatan menikmati tubuh atletisnya. Waooo … kubayangkan aku akan bercinta dan menikmati sepanjang malam bersama bersamanya. Akan kutelan habis-habisan dia.
Karena kurasa seluruh tubuhku tidak fresh aku pun pergi mandi. Sementara Tom masih keluar untuk membelikan majalah dan camilan. Aku Mandi dengan air hangat dan berendam sesaat. Setelah selesai aku mengenakan lingerie warna merah menyala yang sengaja kubeli sebelumnya. Warnanya yang merah sangat kontras dengan kulitku yang kuning pasti akan membuat siapa saja yang melihatku terangsang. Kemudian kupakai Kimono kamar mandi dari hotel tempat kami menginap. Dan aku berbaring di ranjang sambil nonton TV.
Tak lama kemudian Tom kembali. Setelah meletakkan belanjaan dia pun pergi mandi. Sengaja kumatikan lampu kamar kemudian lampu baca di meja kunyalakan remang-remang. Suasana ini benar-benar romantis, kimono pun kubuka dan kulempar begitu saja. Kemudian kutata bantal dan guling di ranjang sedemikian rupa sehingga aku bisa bersandar dengan enak. Kuusap-usap tubuhku sambil memperhatikan lingerie yang baru pertama kali kupakai.
pancing gairah seksTak lama kemudian Tom keluar dari kamar mandi sambil melilitkan handuk di pinggangnya. Dia pun tercengang melihatku, kemudian sambil tersenyum dia berkata, “Kamu benar benar sexy sayang..” Diapun mendekatiku sampai di bibir ranjang, aku pun berdiri dengan bertumpu pada kedua lututku. Kubelai rambut Tom yang baru setengah kering, kuciumi wangi rambutnya. Kemudian ciumanku pun turun, hidungnya kukecup, bibirnya kukecup dan kulumat dengan mesra.
Dia melingkarkan tangannya di pinggangku sambil sesekali mengusap punggungku. Kurasakan ciuman Tom makin hebat, lidah kami saling berpagutan, kurasakan bibirnya perlahan namun pasti turun menjelajahi leherku yang membuat jantungku makin keras berdetak. Sementara tangannya yang lain mengusap-usap buah dadaku yang kelihatan hampir tidak muat di dalam lingerie yang kupakai karena ukurannya memang besar, 36C.
Kurasakan lidah Tom turun dari leher menyusuri dadaku kemudian tangannya menurunkan lingerie-ku di bagian dada yang menyebabkan tersembullah dua bukit indahku. Matanya tak pernah lepas dari dadaku sambil dia berkata, “Oh buah dadamu memang indah sayang.. aku tak pernah sanggup menahan diriku bila melihatnya..” Aku pun hanya tersenyum sambil mataku mengerling nakal, yang membuatnya makin tidak tahan. Dia meremas-remas dengan mesra buah dadaku sambil dipilin-pilin putingnya.
Kemudian dia jilati bergantian sambil dikulumnya. Kulihat benar-benar tidak muat buah dadaku dalam genggamannya. Ya inilah salah satu kebanggaan diriku, keindahan yang kumiliki. Aku pun mengerang, “Aaacchh.. Tom.. kau pandai sekali menghisapnya.. aacchh..” tanpa kusadari tanganku sudah membuka handuk yang dipakai Tom yang kubiarkan jatuh begitu saja.
Dan dapat kulihat jelas kejantanannya yang panjang dan besar telah berdiri dengan tegak seolah-olah menantangku. Memang kuakui batang kejantanan Tom sangat besar, panjangnya mungkin hampir 19 cm, dan hal inilah yang mungkin membuatku selalu ketagihan untuk bermain seks dengannya.
oral seks emut kontolKuusap-usap kepala kemaluannya, kurasakan ada lendir kenikmatan telah membasahi kepala kejantanannya yang membuatku makin terangsang. Kutundukkan kepalaku lalu kujilat-jilat kepala kemaluannya lalu seluruh batangnya kujilat sambil kuusap-usap.
Kemudian kudorong tubuh Tom sampai dia terduduk di sofa, lalu aku berjongkok di depannya, kujilati terus batang kejantanannya kemudian kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sambil lidahku berputar-putar di dalamnya. Kontan saja Tom mengerang, “Aahcchh.. sayaangg.. nikmatt sekalii..” Aku merasakan batang kejantanannya semakin tegang, urat-uratnya mulai menonjol keluar tentu saja aku semakin bergairah melihatnya.
Aku mulai mengeluar-masukkan batang kejantanan Tom, makin lama gerakanku scene_pc0053ha059makin cepat sambil kugenggam dan kuputar-putar. Dia mengerang lagi, “Sayaang.. kamuu benar-benar hebat.. aacchh..” Aku tak menghiraukannya, kukocok batang kejantanannya makin lama makin cepat kemudian kuhisap-hisap, kurasakan tubuh Tom menegang, “Aku mau keluaarr saayy.. akuu nggaak tahann..” Makin kupercepat kocokan tanganku, kemudian kuhisap kuat-kuat batang kejantanannya dan.., “Creett.. ccrereett..” Kurasakan air mani Tom memenuhi mulutku, langsung kutelan sambil tetap kujilat batang kejantanannya kemudian kujilati seluruh permukaan bibirku sambil kuremas-remas buah dadaku, kulihat Tom lemas sesaat..
Saat aku sedang asyik meremas-remas buah dadaku sendiri, sambil kulirik dia dengan pandangn sayu dan sexy. Tiba-tiba Tom mengangkat tubuhku dan membaringkannya di ranjang. Dia mengulum buah dadaku sambil dihisapnya kemudian perlahan ciumannya turun mencium lingerie di bagian perutku sambil tangannya merambat ke bagian kemaluanku dan mengusap-usap klitorisku yang rasanya sudah membesar. Aku menggeliat sambil mengerang, “Aacchh.. Tom.. nikmat..”
set317014Kemudian dia berdiri dengan berlutut di ranjang, dia lepaskan celana dalam merahku yang sangat sexy itu. Dia usap-usap klitorisku yang memang bersih dari rambut-rambut. Kemudian pelan namun pasti dia jilat klitorisku sambil jari tengahnya dia masukkan ke liang kewanitaanku. Benar-benar nikmat kurasakan, kugigit bibirku sambil tanganku tak henti-hentinya memilin putingku sambil sesekali kujilati buah dadaku sendiri. Karena buah dadaku besar, aku tidak kesulitan untuk menjilatinya. Sementara Tom sedang sibuk di bawah sana, membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan.
Aku pun tak sabar lagi, aku berkata pada Tom, “Ayo.. Tomm.. masukkan kontolmu.. aku.. akuu..” rupanya Tom telah paham maksudku, sebelum aku menyelesaikan kalimatku.. tiba-tiba.., “Slepp..” aku memekik, “Aaacchh.. yeeahh..” sambil menahan nikmat yang luar biasa kudapat. Belum sampai selesai kurasakan nikmat, Tom sudah menggoyangkan batang kejantanannya keluar masuk dari liang senggamaku dengan sangat cepat, rupanya dia masih ingat seperti itulah favoritku. Aku memang suka digoyang sangat cepat dari pertama sehingga rasanya luar biasa nikmatnya.
Goyangan Tom pun makin cepat. Kurasakan batang kejantanannya sangat keras menghujam di dalam liang kewanitaanku. Aku pun hanya bisa memekik, “Tomm.. aachh.. nikmat sekali sayangg.. pelermu emmang nikmat..” Tom pun tak bereaksi mengurangi goyangannya, makin lama makin cepat dia bergoyang sampai aku berkata, “Tomm.. aku mau keluarr sayaangg.. akuu nggak tahann..” dia pun berkata, “Kita sama-sama sayaang..” batang kejantanan Tom makin cepat ritmenya.
Kemudian kurasakan nikmat yang luar biasa, tubuhku menegang, melengkung hingga bagian dadaku terbusungkan, “Aaacchh.. Tomm.. aku keluarr..” Kurasakan liang kewanitaanku sangat hangat. Tiba-tiba Tom menghentikan goyangannya dan tubuhnya menegang juga, “Aachh.. akuu juga sayang..” dan, “Creett.. crett..” Air mani Tom kurasakan menyemprot dinding rahimku, terasa sangat hangat, mengalir perlahan di dalam liang kewanitaanku. Kemudian kami berdua tergeletak sambil dia terus menciumiku dan membisikkan kata-kata cintanya, diusap-usapnya rambutku yang membuatku ketiduran sejenak.
Ketika aku terbangun, aku langsung menuju kamar mandi untuk berbilas. Kuisi bed tub dengan air panas sampai penuh kemudian kumasukkan aroma parfume kesukaanku dengan sedikit minyak lalu aku berendam di dalamnya, benar-benar nikmat. Aku hampir ketiduran ketika kurasakan ada jari-jari halus membelai dan mengusap rambutku.
Kubuka mataku, kulihat Tom sedang berjongkok di sana, masih dalam keadaan telanjang bulat. Kulihat senyumannya yang mesra. Kemudian dia mencium keningku, terus menyusur hidungku hingga akhirnya kami berciuman lagi. Tangannya mengusap-usap buah dadaku, membuat birahiku bangkit kembali. Kemudian kuusap-usap batang kejantanannya yang memang sejak dia berjongkok telah tegak berdiri.
xxxx_pp01Dia masuk ke bed tub, aku pun menggeser badanku hingga aku terduduk di tepi bed tub. Kemudian dia naikkan pahaku sampai posisiku mengangkang, kutarik batang kejantanannya sampai menyentuh kemaluanku lalu kuusap-usapkan di klitorisku. Aku menggelinjang kenikmatan. Perlahan aku masukkan kepala kejantanannya di depan liang senggamaku dan Tom mendorong pantatnya yang otomatis menyodokkan batang kejantanannya ke liang kewanitaanku.
“Aaachh.. kamu nakal Tomm..” erangku. Kemudian bibir kami saling berciuman dengan ganasnya, saling lumat dan saling memagut. Sementara itu kurasakan gerakan Tom sudah makin cepat dan cepat, dia naikkan kaki kiriku ke bahunya sambil setengah melingkar ke lehernya. Dia gerakkan memutar pantatnya, kuremas-remas buah dadanya sambil kami terus berciuman. Tiba-tiba dia melepas ciumannya dan.., “Aaacchh.. sayaang..” dia memekik sambil memeluk erat tubuhku.
Kurasakan kebali air maninya membasahi dinding rahimku. Kemudian kucium dia dengan mesra sambil kubelai-belai. Kudorong dia sampai dia terlentang dia. Lalu aku aku menikmati kontolnya yang msih tegang dan menjilat sisa spermanya yang masih tersisa, kusedot dan kukocok lagi agar semakin keluar.
Setelah istirahat sebentar, kami mandi bersama. Aku menyabuni dia dan dia menyabuniku bergantian. Rupanya air hangat membuat dia terangsang dan membuat kami tak tahan kami bergumul lagi di kamar mandi.
Paginya penghuni kos kuceritakan malam yang dahsyat bersama Tom. Ini membuat mereka penasaran. Aku yang hanya mengenakan lingeri seksi bercerita ke yang lain, sementara TOm masih terkapar setelah semalam kuhajar habis habisan beberapa ronde. Kami yang hanya mengenakan pakaian dalam seadanya antusias mendengar ceritaku.
Disaat bersamaan TOm muncul hanya mengenakan celana pendek. Tubuhnya yang atletis kelihatan sekali. Aku menahan air liur untuk menikmati seperti semalam. Ingin sekali aku menelanjanginya lagi, sayang pagi ini bukan jatahku. Sesuai perjanjian pagi adalah milik bersama dan Tom berhak memilih siapa diantara kita. Tom duduk diantara kami bertiga yang hanya mengenakan pakaian dalam yang seksi.
Haaai … pagi, sapanya. hai juga sapa kami dengan penuh arti. Rupanya dia terangsang melihat kami hanya mengenakan pakaian seksi. Aku bisa melihat dari kontolnya yang mulai mengeras dari celana yang dipakainya. Kamu ngaceng ya … kata Rita. Boleh dong aku merasakannya ….. video tips oral seks mengulum penisSeperti tak sabar … shinta mendekati dan tanpa basa basi, mendekat dan memegang kontol TOm dan membuka celana TOm .
Wowwwww …. indah sekali. serempak kami berkomentar. Shinta yang sudah dekat TOm dengan sigap meremas kontol Tom sementara tangan meremas dada Tom yang bidang. Ini kontol yang gue cari. kata Shinta.
Sayagnnya pagi ini aku hanya bisa menyaksikan aksi mereka. Kali ini aku di tugaskan merekam adegan mereka.
Shinta yang sedari tadi asik dengan kontol Tom langsung memainkan dan memilinya sementara TOm terlihat mendesah merasakan kenikmatan. Dilepasnya celana TOm dan kontolnya yang sudah ngaceng langsung mengacung berdiri dengan gagahnya. wowwwwwww …. shinta makin antusian dan meremasnya ujung kontol Tom. Sambil memainkannya dia mulai menjilati tubuh Tom mulai perut, dada dan lehernya.
Sampai akhirnya dia melumat habis-habisan bibir Tom, sementara tangan kirinya masih meremas dan memilin kontol sementara tangan kanan mencengkeram leher Tom. Tom pun kewalahan meladeni Shinta yang makin liar tak terkendali. Sementara kami hanya melongo adegan mereka. Kami memang hanya menyaksikan saja dan menikmati aksi mereka, agar bisa menikmati pemandangan indah ini dan tidak mengganggu kenikmatan shinta.
Lagi asik-asiknya melihat adegan shinta tiba-tiba aku dikejutkan kedatangan temanku Rian dan Anto. Aku lupa memang sengaja mengundangnya untuk melepaskan gairahku. Yang tak kuduga mereka datang berdua.
Suasana rumah kos yang sepi sangat mendukung aksi kami merangsang kami. Kemudian aku ajak mereka ke kamarku. Tak menunggu lama, aku mendorong rian di ranjang segera kulumat bibirnya. Baju yang seksi yang kukenakan sudah aku tanggalkan tinggal cd dan bh hitam yang menempel. Sementara anto masih melihat aksi kami.
Tak tinggal diam kuajak dia join. Di sana tubuhku aku menikmati lagi dan lagi. Aku pun makin menikmatinya juga. Karena gairah kami yang tinggi maka kami lakukan berulang-ulang. Sampai disaat kuhisap milik mereka dan tiada cairan yang mereka keluarkan di mulutku dan liangku. Kurasakan tak ada semburan.
pancing gairah seksSesaat kuterdiam menahan nafas dan agak terkaget dengan sentuhan Rian. Kurasakan putingku mengeras dan menegang membuat aliran darahku terangsang keseluruh tubuh. Rasanya nyilu dan nikmat membuat seluruh tubuhku merinding dan lemas. Perlahan mengalir ketonjolan didekat saluran kencingku. Kemudian kurasakan bibir vagina dan anusku berdenyut-denyut. Kusadari aku terangsang. Untung Rian tak menyentuh selangkanganku.
“Udah yan, lepasin tangannya dong!” ucapku sambil kedua tanganku melepaskan kedua tangan Rian dari dadaku. Walaupun sebenarnya kusuka, tapi kutolak karena aku terangsang. Kurasakan sebuah bibir mencium kupingku. Mataku melirik ke arah wajah tersebut dan kulihat sekilas wajah Anto. Sesaat kuterdiam kembali. Nikmat di dalam darahku mengalir kembali. Bibir Anto kemudian melumat daun telingaku.
Kurasakan nikmat dan lembut mulut Anto dan membuatku tidak dapat mengelak dan menolak. Perlahan lidah Anto menjulur masuk ke lubang telingaku. “Aaahh..” hanya itu yang bisa kuucapkan. Daguku terangkat tinggi. Kurasakan putingku mengeras dan menegang menjadi sensitif. Kurasakan nyilu dan nikmat di putingku.
Tampaknya Rian tak mau kalah. Segera tangannya meremas-remas dadaku. Perlahan kurasakan mulut Rian melumat bibirku. Lidahnya menjilati semua yang ada di mulutku. Aku hanya bisa terdiam tak bergerak, kurasakan pikiranku melayang jauh. Birahiku mengalir di dalam darahku. Tubuhku semakin sensitif dan haus akan sentuhan. Terlintas di pikiranku berharap mendapatkan yang lebih lagi. Kurasakan buaian tangan Anto di pahaku sehingga membuat daerah sensitif di selangkanganku semakin menjadi. Kurasakan rokku perlahan diangkat Anto. Tangannya mengelus-elus pahaku dari daerah paha luar, dalam dan sampai di belahan selangkanganku.
Kedua tangannya menggerayangi buah dadaku. Kurasakan putingku menegang nyilu yang nikmat. Birahi mengalir dalam darahku membuatku terangsang. Kemudian kami bertiga duduk. Dan tak lama kemudian tubuhku kali ini dirangkul oleh Anto. Tangannya mengelus dan meraba pahaku, kemudian perlahan menyusup di pahaku. Tak lama kemudian celana dalamku yang membentuk belahan kemaluanku terlihat jelas. Tangannya bergerak dari bagian paha luar, dalam, dan selangkanganku. Terasa bibir vaginaku berdenyut dan sensitif. Sebenarnya tanpa mereka sadari aku sedang menikmati kejadian ini dan aku terangsang. Aku berusaha menyembunyikan perasaan ini.
“Rina.. Paha kamu mulus.. putih.. kulit kamu lembut ya,” sahut Anto dengan kedua tangan yang menikmati tubuhku. Sesaat kemudian kurasakan tangan Rian mendekap salah satu buah dadaku yang sedang terangsang. Sesaat nafasku tertahan kemudian batinku terdiam. Kurasakan nikmat di dadaku. Putingku sedang dialiri darah birahi. Perlahan daguku terangkat tinggi. Akhirnya nafasku berburu.
rahasia birahi pria wanitaTampaknya Rian tahu bila aku terangsang. Tanpa basa basi lagi aku melakukan permainan selanjutnya. Perlahan tangan Rian yang mendekap dadaku turun dan menyusup bhku. Kurasakan tangan Rian menyentuh kulit perutku dan menyusup sampai mendekap dadaku yang tertutup BH dan kemudian meremas-remas. Daguku terangkat tinggi. Kemudian bibir Rian kurasakan mengecup dan mencuimi leherku. Mataku terpejam dan kugigit lembut bibir bawahku.
“Oouuhh..” dengan pelan desahan itu keluar dari mulutku. Semakin kukeluarkan suara dari mulut maka semakin mereka menjadi. Kurasakan tali BH-ku terlepas dan BH-ku mengendor. Entah siapa yang melakukannya. Kurasakan tangan Rian mendekap dadaku secara langsung. “Aahh,” kurasakan. Dadaku diremas-remas lagi dan kemudian kedua putingku dimainkan oleh Rian. Nikmatnya!
Perlahan BH dan kaosku diangkat. Udara pun menyentuh putingku langsung dan merangsang tubuhku. Celana dalamku dibuka Anto. Kaos dan BH-ku dilepas Rian. Rokku tidak ketinggalan. Pakaian yang menyelimuti tubuhku berserakan entah berada dimana.
Akhirnya tiada sehelai kainpun di tubuh ini. Semakin tubuhku polos semakin buaian udara merangsang tubuhku. Rasanya tubuh ini ingin dinikmati. Perlahan tangan Anto membuat kakiku mengangkang lebar. Rasanya buaian angin merangsang paha dalam dan daerah kemaluanku dan membuatku berharap untuk mendapatkan kenikmatan. Kurasakan bibir Anto menyentuh dan mengecup bibir vaginaku. Daguku terus terangkat tinggi dan dadaku reflek membusung seakan menyodorkan diri. Kurasakan seperti ada setrum yang mengalir dari bibir vagina ke seluruh tubuh.
“Oouuhh..” dengan panjang kuucapkan. Kurasakan tangan Rian meremas dadaku dan memainkan putingku. Ah, dua titik sensitifku terangsang. Dengan reflek dadaku kubusungkan sesampai-sampainya. Tampaknya Rian tidak diam melihatku begini. Segera ia menghisap salah satu putingku lagi. Ah, sekarang ketiga titik sensitifku terangsang. Kurasakan jari-jari Anto perlahan masuk ke liang vaginaku. Lalu keluar lagi dan akhirnya keluar masuk dengan cepat dan serakah. Kurasakan birahiku melayang dan terangsang membuatku pasrah dan menikmati cara mereka yang sedang menikmati tubuhku. Kurasakan kemaluanku basah. Anusku juga terkena air yang mengalir.
Tampaknya Anto mengetahui hal ini. Perlahan salah satu jarinya masuk ke anusku. Semakin lama anusku licin dan jari Anto dapat keluar masuk mudah. Akhirnya jari-jari Anto keluar masuk dikedua liang tubuhku. Nikmat kurasakan dan entah mengapa semakin kusodorkan kedua liangku ke arahnya. Bibir Anto menikmati daerah pinggang dan perutku. Aah, seperti listrik mengalir dalam darahku dan juga daerah daerah tubuhku yang mereka sentuh.
Tunjukkan aksi liar anda pada suami Akhirnya kuterbaring dan kulihat dia melepaskan celananya. Kulihat miliknya terhunus dan ia tujukan ke liang vaginaku. Setelah itu dia kutelentangkan dan kukerjai dia habis-habisan. Kurasakan sentuhan miliknya di bibir vaginaku. Perlahan-lahan masuk. Dagu dan dadaku terangkat tinggi.
“Aaahh..” kuucapkan sambil akhirnya milik dia menancap dalam di liang vaginaku. Kemudian ia keluar-masukkan. Kurasakan gesekan kontolnya keluar masuk. Nikmat rasanya sampai-sampai anusku berdenyut-denyut. Mataku setengah terpejam dan kadang-kadang tubuhku goyang karena tak tahan merasakan nikmat. Sekilas terlihat Rian melepaskan celananya.
Kulihat miliknya lalu ia tempelkan ke mulutku. Kurasakan di bibirku dan tampaknya aku menyukainya. Perlahan miliknya dimasukkan ke dalam mulutku. Entah mengapa mulutku terangsang. Lalu kudekap milik Rian dengan tanganku. Kuayun-ayunkan dan kuhisap dengan mulutku. Kurasakan seluk beluknya dan kunikmati dengan lidah dan mulutku. Kujilat, kuhisap, kutelan dan seterusnya.
Beberapa saat kemudian kurubah posisiku jadi mengungging. Dengan begini mulutku dapat menikmati milik Rian yang terhunus. Perlahan kurasakan kenikmatan yang berbeda. Milik Anto perlahan ia cabut dari liang vaginaku Kadang ia keluarkan dulu dan kemudian dia tancapkan lagi. Tampaknya ia sengaja. Karena setiap tancapan aku mendesah karena merasakan nikmat.
jadilah dewi sex Beberapa saat kemudian kurasakan banyak cairan yang menyembur dari milik Rian. Karena kubenar-benar terangsang maka kurasakan nikmat. Lalu kutelan dan entah mengapa malah membuatku tambah terangsang. Setelah habis kulepaskan hisapanku. Rian terdiam. Anto menarik pundakku. Sehingga ia dapat memelukku dari belakang. Tangannya meraba-raba dadaku.
Kurasakan ia berdiri dan aku tergantung di miliknya yang menancap. Kulihat Rian menghampiriku lagi. Kurasakan miliknya ia tancapkan ke liang vaginaku. Ah, aku diapit. Kurasakan kedua liangku mereka masuki. Dan akhirnya kami sama-sama sampai puncak dan puas.
Karena sudah malam akhirnya kami jalan keluar bertiga. Kami jalan-jalan dengan mobilku yang kaca filmnya hampir 100%. Kami main di utara Jakarta. Kemudian kami buat mobil goyang sampai jam 04:00 pagi. Tentu kami melakukan istirahat. Dan kami keluar dan balik jam 04:00 lebih. Tampaknya gairah seumur kami memang fit. Anto dan Rian bergiliran menyetir.
Dan diperjalanan tiada sehelai kainpun di tubuhku. Kondisi kaca mobil yang memungkinkan sehingga selepas dari mojok aku pun masih bercinta dengan mereka. Sampai-sampai penjaga karcis pun tidak melihat tubuh polosku. Diperjalanan aku duduk di belakang dan mereka bergiliran bercinta denganku. Mungkin karena tubuhku yang lebih unggul dari cewek-cewek lain jadi mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan yang jarang ini. Dan mereka terus menikmati tubuhku. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Gemar Pesta seks Di Kost appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Tante Muda kesepian

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Tante Muda kesepian  – Aku adalah istri seorang pengusaha yang bisa di bilang cukup kaya. Anakku ada dua, kebetulan cowok semua dan usianya pun sudah menginjak dewasa. Mereka memilih bersekolah di luar negeri. Sedangkan suamiku seorang pengusaha yang cukup sibuk dengan usaha – usahanya.

cerita-sex-aku-dibuat-ketagihan-oleh-pemuda-itu-300x225
Cerita Sex: Tante Muda kesepian

 
Alhasil tinggallah diriku dengan segala kesepian yang ada. Bila bangun pagi hari, aku selalu termenung. Karena suasana rumah yang cukup besar sehingga aktifitas yang dikerjakan pembantu pembantuku nyaris tak terdengar, apalagi di dalam kamarku yang cukup luas. Malam haripun sama, setelah pembantuku beraktifitas mereka segera pergi tidur dalam waktu yang bisa dibilang masih sore.
Hanya acara televisi yang selalu menemani, itupun sudah bikin aku bosan. Karena semua acara sudah aku hafal dan semua menjadi tidak menarik lagi. Aku mencoba untuk mulai beraktifitas dengan tetangga, tapi menjadi percuma karena tetanggaku semua sibuk dengan urusan masing – masing. Karena stress di rumah, aku memutuskan untuk pergi ke tempat sahabatku Lena, di Jakarta. Hal itulah yang membuat aku berubah total dan drastis.
Ketika mobil berhenti tepat di depan pintu rumah, ku lihat Lena bergegas menghampiriku, lalu kami berpelukan sambil bercipika cipiki. “Wah wah makin cantik dan sexy aja nih” kata Lena sambil menatapku dari atas sampai ke bawah. Ah, biasa aja, loe sendiri juga oke , spa di mana ? Gue pengen di pijit nih biar relax. “Ah bisa aja deh, gue cuma luluran aja di rumah.
Kalo cuma pijit sih, Iwan juga bisa. Yang ngelulur en mijitin aku khan si Iwan. Do’i jago lho, di jamin ketagihan deh. ” Iwan .. ? Siapa Iwan ? “Sopir pribadi gue, yang tadi ngejemput loe. Sekarang loe ke kamar, ntar gue suruh si Iwan ke kamar loe” Tapi Len.., gue khan malu. Masak yang mijit cowok, masih muda lagi. “Udah loe tenang aja, ntar gue temenin deh biar loe nggak risih”
Sesampainya di kamar, aku berbaring sejenak membayangkan Iwan yang akan memijitku, menyentuh bagian-bagian tubuhku yang sudah lama tidak disentuh oleh suamiku. Orangnya masih muda kira-kira umur 25 tahun, tinggi sekitar 177 cm, berat sekitar 70 kg, berkulit sawo matang tapi bersih sehingga memberi kesan macho, dengan rambut berpotongan rapi, sopan dan ramah terlebih sorot matanya yang tajam dan rahang yang memberikan kesan gagah. Apabila dalam setelan safarinya, terlihat seperti seorang bodyguard.

Sehingga aku merasakan ada suatu desiran aneh dalam diriku. Seperti adrenalin yang bergejolak, membuatku darahku bergejolak, dan aku pun terbuai dalam lamunanku sendiri.
Tok…tok…tok… suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. “Siapa ?” doggysIwan, bu. Lalu akupun melangkah dan membuka pintu. Ku lihat Iwan sudah berganti pakaian, dari setelan safari berganti dengan celana jeans dan kaos ketat tipis warna putih yang semakin memperlihatkan otot-otot lengannya yang kekar, juga six pack perutnya terlihat menonjol.
Aku sempet berpikir, koq kayak model iklan susu L-men, tadi kayak body guard. Hebat juga Lena nyari sopir pribadi, jangan-jangan dia sopir plusnya Lena, tapi segera ku tepis pikiranku. “Mari masuk, lho.. bu Lena mana ?” tadi sedang terima telpon, saya disuruh duluan, jawab Iwan dengan sopan. “Hm, ya udah kamu tunggu sebentar saya ganti dulu.” Iya bu, permisi…, jawabnya.
Lalu aku pun berjalan ke kamar mandi, setelah pintu ku tutup, ku buka pakaianku. Ku pandang tubuhku dari kaca besar yang terletak di atas wastafel. Ku putar ke kiri dan ke kanan, benar juga apa yang di katakan sahabatku tadi. Tubuhku, walaupun sudah beranak dua masih terlihat seperti iklan Tropicana Slim, memang agak montok sedikit membuat terlihat lebih sekal.
Di usia yang hampir memasuki kepala empat, dengan tinggi 169 cm dan berat 53 kg, di tunjang dengan payudara 34 B, aku masih tidak kalah dengan anak-anak remaja sekarang. Maklumlah aku sering spa untuk mengurangi stress yang ku alami, tak heran jika kulitku pun putih mulus. Bahkan selulitku telah ku buang melalui operasi di Singapore setelah aku melahirkan anak yang kedua.
Lalu kuperhatikan wajahku, meski ada sedikit keriput samar di daerah mata, tapi menurutku wajahku masih cukup cantik. Karena di kala aku pergi shopping atau sekedar jalan-jalan di mall, banyak lelaki termasuk remaja melirik ke arahku, bahkan ada di antara mereka bersuit ke arahku. Ku libatkan handuk di sekeliling tubuhku, lalu kurapikan rambutku, aku pun berjalan ke luar.
Ketika ku tutup pintu kamar mandi dari luar, Iwan bangkit berdiri dan 4 Variasi Seks yan menguntungkanmenatapku. Ku lihat dia terpana melihatku yang hanya berbalut selembar handuk dengan rambut yang tergerai di bahu. “kenapa Wan ?” Eh, enggak bu. Ibu terlihat cantik sekali, mirip cerita bidadari yang di filem – filem. “Ah, kamu bisa aja Wan, pinter ngerayu. Udah berapa pacar yang kena ama rayuan kamu?” kataku sambil duduk di springbed. Enggak ada bu, saya gak punya pacar.
Dulu waktu sma pernah punya pacar, tapi pas lulus langsung di nikahin sama bapaknya. Bapaknya gak mau anaknya pacaran sama orang miskin kayak saya. Ibu mau dipijit sekarang ? “Ehm, boleh deh” kataku sambil berbaring. Iwan pun melangkah ke kasur sambil membuka tutup body lotion. Permisi bu, lalu kurasakan tangan Iwan menyentuh telapak kakiku. Ada rasa geli dan nyaman ketika Iwan memijit telapak kakiku. Setelah beberapa menit, pijitan mulai naik ke betis dan setengah pahaku, karena separuh pahaku yang atas masih terlilit handuk.
Hem, benar juga yg dibilang Lena, nyaman juga pijitannya. Tapi koq Lena gak nongol-nongol, sahabatku itu kadang kalo nelpon bisa ber jam-jam lamanya, paling cepat 1 – 2 jam. Ah terserahlah, aku udah gak peduli karena terhanyut dalam pijitan-pijitan Iwan, sehingga tanpa sadar akupun terlelap.
Entah sudah berapa menit, tiba-tiba aku merasa ada yang memanggilku. Bu..bu..Vina “ya, ada apa” jawabku dalam keadaan setengah sadar. Maaf, saya buka handuknya ya bu. Kakinya udah selesai dipijit, sekarang mau orgasmemijit punggungnya “Ya, silahkan” jawabku spontan. Ketika tangan Iwan menyentuh bahu dan pundakku, kesadaranku mulai pulih.
Aku teringat keadaan saat ini, di mana Lena masih belum selesai menerima telepon. Sedangkan aku hanya berdua dengan Iwan, sedangkan tubuhku hanya bagian depan yang tertutup, karena aku berbaring tengkurap, sebagian dari payudaraku yang tertekan pasti terlihat. Berbagai perasaan terbersit dalam hatiku, karena ini pengalaman pertamaku disentuh oleh lelaki selain suamiku.
Biasanya aku selalu dipijit oleh wanita, hal inilah yang membuatku menolak saat sahabatku menyarankan Iwan untuk memijitku. Dengan pemijat segagah Iwan, dan juga setelah sekian lama aku belum melakukan hubungan intim hal ini membuat hatiku berdebar-debar. Antara rasa malu dan nafsu yang mulai menghinggapi diriku.
Hilang sudah rasa nyaman, berganti dengan perasaan aneh yang perlahan muncul seiring dengan pijatan Iwan. Sehingga saat perasaan aneh itu sudah menguasai diriku, tanpa sadar aku mulai mendesis kala tangan Iwan mengenai daerah-daerah sensitifku. Dia mengurut dari pinggul bawah ke atas, lalu tangannya beralih menuju pundak, ketika tangannya menyentuh leherku, aku langsung menggelinjang antara geli dan nafsu.
Di situ merupakan daerah sensitif keduaku, di mana yang utama adalah clitorisku. Percaya Diri Saat BercintaSehingga aku semakin liar mendesis dan tanpa sadar aku berbalik. Dengan napas tersengal-sengal ku buka kelopak mataku, kutatap Iwan yang menatapku dengan posisi berdiri diatas lututnya. Ku lihat peluhnya bercucuran sehingga kaosnya basah oleh keringat, membuat tubuhnya jadi semakin sexy. Aku sudah kehilangan akal sehatku, sehingga aku sudah tak ingat lagi bahwa tubuhku yang telanjang kini terpampang jelas di hadapan Iwan.
Iwan pun seolah mengerti akan keadaanku lalu di ambilnya handuk yang tadi melilit tubuhku. Di lapnya keringat di wajah, lalu ketika dia membuka kaosnya langsung aku ambil handuk ditangannya. Ku seka keringatnya sambil kuraba tubuhnya, karena tubuh suamiku sangat berbeda dengannya. Kuraba dadanya yang bidang, lalu tangan kiriku turun hingga six packnya sambil kuciumi dadanya. Sedangkan tangan yang satu lagi membelai punggungnya yang juga berotot.
Ketika tangan kiriku meraih kancing celana jeans nya, tangan kanannya menangkap tangan kiriku, lalu tangan kirinya meraih pinggangku. Sambil tante seksimenarik pinggangku ke atas, dilumatnya bibirku. Oohh.. aku merasakan sentuhan yang berbeda dari yang pernah aku rasakan. Kubalas dengan melumat bibir bawahnya, lalu kurasakan lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku, kami saling melumat. Lalu aku dorong dia dan kurebahkannya dia sambil aku membuka kancing celananya.
Pemandangan itu sungguh erotis sekali di hadapanku, aku bangkit lagi dan ku elus celana dalamnya yang terlihat kepenuhan itu. Ku cium bagian atasnya, tak tercium bau kejantanannya, tampaknya dia cukup merawat miliknya itu. Ku kecup kepalanya sambil ku pelorotkan celana dalamnya. Oohh, gelegak nafsuku semakin menggelora. Segera kumasukkan batangnya ke dalam mulutku, ku sedot keluar masuk, ku dengar rintihannya yang membuatku semakin panas.
Ketika ku lihat ke atas, tampak dia terpejam menikmati sedotanku. Setelah ku hisap selama kurang lebih sepuluh menit, Iwan menghentikan gerakanku. Di lumatnya lagi mulutku sembari membaringkan aku di tempat tidur. Lalu dilumatnya leherku, sehingga aku kembali menggeliat liar.
”Ekhs.., wan…” Ku cengkeram sprei tluculempat tidur, sementara tangan yang satu lagi mencengkram punggungnya. Tampaknya Iwan sudah mengetahui kelemahanku, dia segera berpindah untuk melumat bukit kembarku. Lidahnya melumat habis kedua bukitku beserta ujung ujungnya. Sementara tangannya terus turun meluncur melalui perutku, sampai pada bukit kecilku yang berbulu tipis yang kini sudah semakin basah.
Aku memang selalu rajin mencukur bulu jembutku, karena aku suka memakai celana dalam G-string. Tangannya kini sudah mencapai lipatan vaginaku, dan tersentuhlah clitorisku. Aku langsung tersentak, seperti terkena setrum ribuan volt. “akhs….. wan……” jeritku sambil meremas rambutnya.
Sementara tangan Iwan bermain di selangkanganku, lidahnya kini turun ke perutku, bermain sebentar di seputar perut lalu kembali turun ke vaginaku. Kedua belah tangannya memegang kedua belah pahaku, sambil di pandanginya meqi ku yang basah oleh cairan kewanitaanku.
“Meqi bu Vina indah sekali..” perkataan itu seakan memberi suntikan gairah sehingga ku berkata dengan merintih “ayo wan.. jangan di liatin aja” langsung di benamkannya bibirnya ke dalam meqi ku, sementara hidungnya mengenai clit ku, sehingga aku langsung tersentak mendongak ke atas. Di julurkannya lidahnya menyapu bagian dalam vaginaku, sehingga aku merasa seperti ada yang menggelitiki memekku itu. “oohhh….terus wan…..terus….” rintihku sambil terus meremasi rambut di kepalanya.
Tangannya menggapai kedua belah payudaraku, sambil meremasi sesekali dia pelintir kedua pentilku. Membuatku menjadi semakin liar, dan ku rasakan badai kenikmatan yang terus menggelora di dalam diriku. Sampai akhirnya saat bibir iwan mengecup lalu menghisap clit ku, aku tersentak sedemikian hebatnya sambil menjerit
“Aaakkhhsss…… wwaaannnn………” ku jepit kepalanya sambil kuangkat pinggulku tinggi tinggi, kedua tanganku menjambak rambutnya. Iwan pun tak henti hentinya terus menusuki memekku dengan lidahnya sembari memutarkan kepalanya, dihisap dan dijilatinnya hingga habis cairan yang keluar meleleh dari memekku, aku pun serasa terbang di awan-awan.
Seketika itu tubuhku melemas, iwan pun merangkak naik ke arahku, di peluknya diriku, di kecupnya keningku lalu dilumatnya bibirku. Akupun membalasnya dengan melumat kembali bibirnya yang menurutku cukup sexy untuk dilumat. Kami saling berpandangan beberapa saat, aku serasa kembali menemukan sesuatu yang kini mengisi relung-relung hatiku yang misionaris1sepi.
“Masukin kontolmu wan, tapi pelan-pelan dulu ya. Aku masih agak lemas nih” kataku dengan lirih di telinganya. “Baik, bu.” “Jangan panggil ibu terus ah, gak enak didengernya. Maukah kamu memanggilku sayang ?” “Baik, sayang. Aku masukin ya.” “He eh, tapi pelan pelan lho” dan kurasakan kepala kontolnya yang mengkilap merah menempel pada kemaluanku.
Ada rasa berdebar di hatiku, inilah kejantanan selain milik suamiku yang beruntung dapat memasuki liang senggama milikku. Kurasakan perih ketika kepalanya masuk sedikit di bibir lubangku “wann, pelann.. agak perih nih.” “Iya sayang, ini juga pelan-pelan koq.” Iwan kembali menekan pantatnya, dan penisnya kurasakan semakin menyeruak masuk ke dalam memekku.
Akupun spontan memeluk iwan “aakh..wann….” “tahan sedikit sayang!” Iwanpun menghentakkan pantatnya dengan sekali hentakan dan seketika kurasakan perih yang kurasakan saat keperawananku hilang. Iwan pun mengangkat pantatnya pelan-pelan, sehingga aku merasa memekku seperti tersedot keluar seiring dengan kontol iwan.
Lalu ditekannya kembali kontolnya ke dalam memekku, rasa perih yang semula kurasa itu hilang berganti sensasi nikmat di kala punya iwan keluar masuk dengan berirama menggelitiki dinding kewanitaanku. “akhs…enak wan….teruss sayang….” “memekmu seret banget yang, kontolku kayak di urut nih” dilumatnya kembali bibirku, kamipun berpagutan sambil bergoyang pelan.
Setelah beberapa saat iwan mengentotiku dengan irama pelan, aku CIMG0395 ganti posisi aku diatas. Dengan masih berpelukan, ku gulingkan tubuhnya ke sampingku, kini posisiku ada di atas tubuhnya dengan penis tetap tertancap di memekku.
“giliranku sayang.. , aku ingin memberikan kamu kenikmatan, seperti yang udah kamu berikan kepadaku.”Bercinta dengannya yang membuatku seakan sedang bercinta dengan kekasih yang telah lama tak bersua, gairahku timbul bersama dengan kekuatan yang mulai pulih setelah orgasme tadi.
Ku tekan dadanya yang bidang dengan kedua tanganku, lalu ku angkat pelan pelan pantatku “Oookhh…..” iwan memegang kedua tanganku sambil matanya membeliak “kenapa sayang ?” “kontolku kayak di sedot ke atas.”
Akupun tersenyum sambil menurunkan kembali pantatku, ku lakukan beberapa saat, hingga ku lihat iwan pun merem melek keenakkan. Sesekali ku goyangkan pantatku ke kanan dan ke kiri. Giliranku memegang kendali perjilat spermamainan ….. ohhhh nikmatnya.
Beberapa saat aku tak tahan sampai aku orgasme. Secara bersamaan dia pun mengerang sambil meremas payudaraku, dan akupun merasakan kenikmatan yang luar biasa, kutarik kepalanya sambil kucengkeram karena nikmatnya.
Spermanya muncrat ke dalam memeku ohhhhhh …… diapun terkapar tak berdaya kutunggangi dan kucengkeram tanganya sampai dia tak berdaya. Kontolna yang masih menegang ku cabut dari memeku dan kukocok lagi dan kusedot spermanya ….. kutelan dan kujilati sampai tuntasss … tasss …. Nikmaattttt. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Tante Muda kesepian appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Ines Karyawan Salon Sexy dan Cantik

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Ines Karyawan Salon Sexy dan Cantik – Aku kerja dì sesuatu salon. Salon ìtu terletak dì satu komplex perkantoran. Dìkomplex ìtu ada sesuatu supermarket besar 3 lantaì dìmana lantaì paling atas dìpakai untuk food court. Salon dìmana aku bekerja terletak dì satu sìsì satu resto yang terletak dìdepan pìntu keluar komplex. Kerjaanku dì salon ya cucì rambut dan krìmbat.

cerita-sex-karyawan-salon-sexy-ganjen-225x300

Cerita Sex: Ines Karyawan Salon Sexy dan Cantik

 
aku masìh junìor dì salon ìtu sehìngga memperoleh tugas yang rìngan-ringan saja. 1 harì aku memperoleh customer, seorang laki-laki berusia 30an, ganteng banget deh orangnya, suka aku ngelìatnya. nasib baik dìa mo potong rambut dan sesudah ìtu krìmbat. Aku mendapat tugas mencucì rambutnya, kemudìan stylìst memotong rambutnya. Selesaì potong rambut aku yang handle krìmbatnya. nasib baik meja yang aku pakai untuk krìmbat agak terpìsah yang laen gara-gara salon ketìka ìtu rame.
Memang ìtu meja tambahan yang baru dìpakai kalo salon rame, gara-gara tambahan maka mempunyai letak agak terpìsah darì deretan meja laennya. Selama aku ngerjaìn krìmbat, dìa ngajakìn bercakap-cakap.
“Namanya siapa”.
“ìnes pak”.
“Kok pak sìh manggìlnya, jadì ngrasa dah tua”.
“abìs ìnes mestì manggìl apa? Bang aja deh ya”. Darì Logatnya kayanya dìa orang darì tapìan na ulì.
“Kamu yang palìng muda ya dìsìnì”.
“ìya bang, masì junìor”.
“Tapì asìk kok krìmbat nya”.
“Makasìh bang”.
“Kamu palìng cantìk deh Nes, mana seksì lagì”.
“Ah bìasa ja bang, abang terlalu mujì ìnes neh, jadì malu”.
“Kamu pulangnya jam brapa Nes”. “Kalo salon tutup bang”.
“ìya jam brapa”. “Napa sìh bang nanya-nanya, mo anterìn ìnes pulang”.
“Mau?” Aku cuma tersenyum.
“Jam 6an bang salonnya tutup”.
Selesaì krìmbat, aku dapet tìp yang lumayan besar, belon pernah aku dapet tìp sebesar ìtu.
“Makasì banyak bang, eh abang namanya sapa ya”‘
“Frans”, jawabnya sambìl menìnggalkan salon. gara-gara banyak kerjaan harì ìtu, aku lupa akan obrolanku bang Frans.
Pulangnya, ketìka melaluì resto dìderetan palìng ujung darì sìsì dìmana salon berada, tìba-tiba aku mendengar dìndìng kaca restonya dìketuk-ketuk. Aku menoleh, kulìhat bang Frans senyum sambìl manggìl aku ayunan tangannya. aku masuk ke resto ìtu dan duduk dìseblahnya.
“Nes, mo makan apa neh”.
“wah abang beneran neh mo nganterìn ìnes pulang?’
“Makan dulu lah”.
Aku pesen ja makanan yang aku rasa enak, harga gak kulìhat lagì, pastì dìbayarìn sì abang. Sambìl makan sì abang senyum ngelìatìn aku terus.
“Betul kan, kamu tu cantìk lo Nes”.
“abang neh, gak brentìnya mujì ìnes, cuma pakai baju kumel gìnì ja dìbìlang cantìk”.
“Ya udah, abìs makan aku belììn kamu pakaian ya”.
“Bener bang?” Dìa membuat ganguank.
Pesenanku dateng dan aku mulaì menyantap makanan lahap, enak banget terasa, palagì dìbayarìn. Kalo bayar ndìrì mah mìkìn sejuta kalì makan dìsìtu gara-gara harga makanannya mahal2. Habìs makan, aku dìajaknya ke mal yang mempunyai letak gak jauh darì komplex perkantoran. Aku membìarkan tanganku dìbersama sì abang. Bangga lagì jalan ma lelakì ganteng kaya sì abang, mana dìbersama2 lagì. Kìta masuk ke dept store yang ada dì mal.
“Nes kamu pìlìh deh mo belì pakaian apa”.
“Beneran nìh mo belììn ìnes pakaian, abang baek banget sìh”.
Aku melakukan dugaan pastì ada bakwan dìbalìk udang, tapì egp ja lah, yang pentìng kan dìblanjaìn, lagìan sì abang ganteng banget. Gak rugì deh dìentot ma dìanya. Aku belì jìns, tanktop, trus aku nanya,
“Daleman bole belì bang”.
“Bole bangetz, belì yang seksì-seksi Nes”. Aku belì g strìng dan bra yang tìpìs, kalo ampe dìa ngajakìn maen, aku mo pakai tu lìngerìe.
Selesai blanja, aku digandengnya menuju basement, parkiran.
“Kamu mesti pulang cepet Nes”.
“Mangnya abang mo ajak Ines kemana, Ines kos kok bang, gak da yang nungguin”.
“Ketempatku yuk”.
“Mo ngapain bang”.
“Kita ngobrol santai ja, kamu besok kerja gak”.
“Besok giliran aku off bang”.
Aku masuk ke mobilnya. Dalam perjalanan pulang, kami ngobrol ngalor ngidul. aku open aja kedianya. Aku crita petualangan sexku dengan lelaki yang sudah bukan abg lagi. Aku bilang sudah sebulan ini aku gak kencan ama lelaki.
“Wah, kalo gitu kamu dah napsu banget dong Nes. Aku kan sudah gak termasuk abg, jadi boleh dong ikut dalam petualangan Ines”.
“Bisa diatur kok bang”. Selama perjalanan, dia mengelus pahaku dari luar jeans ketatku tentunya.
“Ih, si abang, dah napsu sama Ines ya”.
“Kalo napsu sih dari tadi Nes”.
“Kalo dah napsu artinya dah ngaceng ya bang”, kataku sambil mengelus selangkangannya.
“Ih, kayanya besar ya bang, keras lagi”, aku mulai meremas selangkangannya.
“Ines mo liat duluan, buka aja ritsluitingnya”.
Aku segera menurunkan ritsluiting celananya dan tanganku masuk ke dalam cdnya merogoh kontolnya.
“Ih besar banget bang, panjang lagi. Ines belum pernah ngerasain yang sebesar dan sepanjang ini”, kataku sambil mengeluarkan kontolnya.
Segera kukocok2nya batangnya. Lalu aku menunduk dan mengemut kepala kontolnya.
“Nes, diisep sampe aku ngecret dong”.
“Tempatnya sempit bang, Ines kocok aja yach. non0k Ines jadi basah bang, dah kepingin kemasukan kont0l gede abang”, aku mulai mengocok kontolnya keatas dan kebawah. Dia jadi melenguh kenikmatan.
“Masih jauh bang, tempatnya”.
“Enggak kok Nes, sebentar lagi sampe”, katanya sambil mempercepat lajunya kendaraan. Tak lama kemudian, sampailah kami di satu rumah. Dia belum ngecret dan aku menyudahi seponganku.
“Bang besar banget rumahnya kaya kont0l abang aja besar, punya abang ya”.
“Bukan Nes, punya kantor. Ini mes kantor, buat tamu yang perlu nginep. Sekarang lagi kosong, jadi kita pake aja yach”.
Kami menuju ke bagian belakang rumah, ada kolam renang disana. Tempatnya teduh karena banyak pepohonan dan tertutup tembok tinggi sehingga gak mungkin ada yang bisa ngintip.
Aku duduk didipan dipinggir kolam renang, dia duduk disebelahku. Dia memelukku. Dia mencium pipiku sambil jemarinya membelai-belai bagian belakang telingaku. Mataku terpejam menikmati usapan tangannya. Kupandangi wajahnya yang ganteng dengan hidungnya yangmancung. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya dia mencium bibirku. Dilumatnya mesra. aku menjulurkan lidahku. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Lama dia mempermainkan lidahku di dalam mulutnya.
Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan. Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi. Dia membelai pangkal lenganku yang terbuka. Dibukanya telapak tangannya sehingga jempolnya bisa menggapai permukaan dadaku sambil membelai pangkal lenganku. Bibirnya kini turun menyapu leherku seiring telapak tangannya meraup toketku. Aku menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutku di saat lidahnya menjulur menikmati leherku yang jenjang,
“baaang….”. Aku memegang tangannya yang sedang meremas toketku dengan penuh napsu.
Bukan untuk mencegah, aku membiarkan tangannya mengelus dan meremas toketku yang montok.
“Nes, aku ingin melihat toketmu”, ujarnya sambil mengusap bagian puncak toketku yang menonjol. Dia menatapku. Aku akhirnya membuka tank top ketatku di depannya. D
ia terkagum-kagum menatap toketkua yang tertutup oleh BH berwarna hitam. Toketku begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dengan desah nafasku yang memburu. Sambil berbaring aku membuka pengait BH-nya di punggungku. Punggungku melengkung indah. Dia menahan tanganku ketika aku akan menurunkan tali BH-ku dari atas pundakku. Justru dengan keadaan BH-ku yang longgar karena tanpa pengait seperti itu membuat toketku semakin menantang.
“Toketmu bagus, Nes”, dia mencoba mengungkapkan keindahan tubuhku. Perlahan dia menarik turun cup BH-ku. Mataku terpejam.
Perhatiannya terfokus ke pentilku yang berwarna kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaku. Diusapnya pentilku lalu dipilin dengan jemarinya. Aku mendesah. Mulutnya turun ingin mencicipi toketku.
“Egkhh..” rintihku ketika mulutnya melumat pentilku. Dipermainkannya dengan lidah dan giginya. Sekali-sekali digigitnya pentilku lalu diisap kuat-kuat sehingga membuat aku menarik rambutnya.
Puas menikmati toket yang sebelah kiri, dia mencium toketku yang satunya. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan keluar dari mulutku. Sambil menciumi toketku, tangannya turun membelai perutku yang datar, berhenti sejenak di pusarku lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perutku. Dibelainya pahaku sebelah dalam terlebih dahulu sebelum dia memutuskan untuk meraba nonokku yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang kukenakan.
Dia secara tiba-tiba menghentikan kegiatannya lalu berdiri di samping dipan. Aku tertegun sejenak memandangnya. Dia masih berdiri sambil memandang tubuhku yang tergolek di dipan, menantang. Kulitku yang tidak terlalu putih membuat matanya tak jemu memandang. Perutku begitu datar. Celana jeans ketat yang kupakai terlihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatku yang sempurna. Puas memandang tubuhku, dia lalu membaringkan tubuhnya disampingku.
Dirapikannya untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leherku. Dibelainya lagi toketku. Dia mencium bibirku sambil memasukkan air liurnya ke dalam mulutku. aku menelannya. Tangannya turun ke bagian perut lalu membuka kancing celana jinsku dan menurunkan ritsluitingnya, kemudian menerobos masuk. Jemarinya mengusap dan membelai selangkanganku yang masih tertutup CDku. jari tengahnya membelai permukaan CDku tepat diatas nonokku, basah. Dia terus mempermainkan jari tengahnya untuk menggelitik bagian yang paling pribadi tubuhku. Pinggulku perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang kualami.
Dia menyuruhku untuk melepas celana jeans yang kupakai. Aku menurunkan celana jinsku perlahan. CD hitam yang kukenakan begitu mini sehingga jembut keriting yang tumbuh disekitar nonokku hampir sebagian keluar dari pinggir CDku. Dia membantu menarik turun celana jeansku. Aku menaikkan pinggulku ketika dia agak kesusahan menarik celana jeansku. Diapun melepas pakean. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan CD. Kami berpelukan. Aku menyentuh kontolnya dari luar CDnya, lalu kuplorotkan CDnya. Langsung kontolnya yang panjangnya kira-kira 18 cm serta agak gemuk kubelai dan kugenggam.
“Tangan kamu pintar juga ya, Nes,”´ ujarnya sambil memandang tanganku yang mengocok kontolnya.
“Ya, mesti dong!” jawabku sambil cekikikan.
Jari-jarinya masuk dari samping CD langsung menyentuh bukit nonokku yang sudah basah. Telunjuknya membelai-belai itilku sehingga aku keenakan.
“Diisep lagi Nes. Kan sekarang lebih leluasa” katanya. Aku tertawa sambil mencubit kontolnya. Dia meringis. ”
“Nggak muat di mulut Ines, tadi dimobil kan cuma kepalanya yang masuk. Itu juga udah ampir gak muat. gede banget sih kontolnya” selesai berkata demikian aku langsung tertawa kecil.
“Kalau yang dibawah, gimana, muat gak?” tanyanya lagi sambil menusukkan jari tengahnya ke dalam nonokku.
aku merintih sambil memegang tangannya. Jarinya sudah tenggelam ke dalam liang nonokku. Aku merasakan nonokku berdenyut menjepit jarinya. Segera CDku dilepaskannya. Perlahan tangannya menangkap toketku dan meremasnya kuat. Aku yang sekarang meringis.
Kuusap lembut kontolnya yang sudah keras banget. Aku begitu kreatif mengocok kontolnya sehingga dia merasa keenakan. Dia tidak hanya tinggal diam, tangannya membelai-belai toketku yang montok. Dipermainkannya pentilku dengan jemarinya, sementara tangannya yang satunya mulai meraba jembut lebat di sekitar nonokku. Dirabanya permukaan nonokku. Jari tengahnya mempermainkan itilku yang sudah mengeras. kontolnya kini sudah siap tempur dalam genggamanku, sementara nonokku juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental karena diobok-obok .
Dia memeluk tubuhku sehingga kontolnya menyentuh pusarku. Dia membelai punggungku lalu turun meraba pantatku yang montok. Aku membalas pelukannya dengan melingkarkan tanganku di pundaknya. Dia meraih pantatku, diremasnya dengan sedikit agak kasar lalu dia menaiki tubuhku. Kakiku dengan sendirinya mengangkang. Dia menciumi lagi leherku yang jenjang lalu turun melumat toketku. Dia terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuhku.
Dia melebarkan kedua pahaku sambil mengarahkan kontolnya ke bibir nonokku. Aku mengerang lirih. Mataku perlahan terpejam. Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan laju birahiku yang semakin kuat. Dia menatapku, matanya penuh nafsu.
“Aku ingin mengent0ti kamu, Nes” bisiknya pelan, sementara kepala kontolnya masih menempel di belahan nonokku.
Kata ini ternyata membuat wajahku memerah. Aku menatapnya sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan mataku. Dia berkonsentrasi penuh dengan menuntun kontolnya yang perlahan menyusup ke dalam nonokku. Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya. Perlahan namun pasti kontolnya membelah nonokku yang ternyata begitu kencang menjepit kontolnya. nonokku begitu licin hingga agak memudahkan kontolnya untuk menyusup lebih ke dalam. Aku memeluk erat tubuhnya sambil membenamkan kuku-kukuku di punggungnya hingga dia agak kesakitan. Namun aku tak peduli.
“Baang, gede banget, ohh..” aku menjerit lirih. Tanganku turun menangkap kont0lku.
“Pelan bang”. Akhirnya kontolnya terbenam juga di dalam nonokku.
Dia berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding nonokku. Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai dia memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Dia melumat bibirku sambil perlahan-lahan menarik kontolnya untuk selanjutnya dibenamkan lagi. Dia menyuruhku membuka kelopak mataku. Aku menurut. Dia sangat senang melihat mataku yang semakin sayu menikmati kontolnya yang keluar masuk nonokku.
“Aku suka non0kmu, Nes..non0kmu masih rapet” ujarnya sambil merintih keenakan.
“Kamu enak kan, Nes?” tanyanya, lalu kujawab dengan anggukan kecil.
Dia menyuruhku untuk menggoyangkan pinggulku. Aku langsung mengimbangi gerakannya yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangku.
“Suka kont0lku, Nes?” tanyanya lagi. Aku hanya tersenyum sambil meremas2 kontolnya dengan jepitan nonokku.
“Ohh.. hh..” dia menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat.
Dia mencoba mengangkat dadanya, membuat jarak dengan dadaku dengan bertumpu pada kedua tangannya. Dengan demikian dia semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan kontolnya ke dalam nonokku. Kuperhatikan kontolnya yang keluar masuk dalam nonokku. Aku semakin melebarkan kedua pahaku sementara tanganku melingkar erat dipinggangnya. Gerakan naik turunnya semakin cepat mengimbangi goyangan pinggulku yang semakin tidak terkendali.
“Nes.. enak banget, kamu pintar deh.” ucapnya keenakan.
“Ines juga, bang”, jawabku. Aku merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan.
Berulang kali aku mengeluarkan kata, “aduh” yang kuucapkan terputus-putus. Aku merasakan nonokku semakin berdenyut sebagai pertanda aku akan mencapai puncak pendakianku. Dia juga merasakan hal yang sama denganku, namun dia mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang dialaminya. Sepertinya dia tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu posisi saja. Dia mempercepat goyangan kontolnya ketika dia menyadari aku hampir nyampe. Diremasnya toketku kuat seraya mulutnya menghisap dan menggigit pentilku. Dihisapnya dalam-dalam.
“Ohh.. hh.. baaaang..” jeritku panjang.
Dia membenamkan kontolnya kuat-kuat ke nonokku sampai mentok agar aku mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhku melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhku kejang. Kepalanya kutarik kuat terbenam diantara toketku. Pada saat tubuhku menyentak-nyentak dia tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi.
“Nes, aakuu.. keluaarr, Ohh..hh..” jeritnya.
Aku yang masih merasakan orgasmeku mengunci pinggangnya dengan kakiku yang melingkar di pinggangnya. Saat itu juga dia memuntahkan peju hangat dan kentel dari kontolnya. Kurasakan tubuhku bagai melayang. secara spontan aku menarik pantatnya kuat ke tubuhku. Mulutnya yang berada di belahan dadaku menghisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitku. Dia mencengkram toketku. Diraupnya semuanya sampai-sampai aku kesakitan. Dia tak peduli lagi. Dia
juga merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggulku pada saat dia mengalami orgasme. Tubuhnya akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuhku. kontolnya masih berada di dalam nonok ku. aku mengusap-usap permukaan punggungnya.
“Ines puas sekali dientot abang”, kataku. Dia kemudian mencabut kontolnya dari nonokku.
Aku masuk kembali ke rumah, langsung masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower . Aku membersihkan badanku yang basah karena keringat habis digeluti bang Frans tadi. Setelah aku selesai, ganti dia yang masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Ketika dia keluar dari kamar mandi, aku berbaring diranjang telanjang bulat.
“Nes, kamu kok mau aku ajak ngent0t”, katanya.
“Kan Ines dah lama gak ngerasain nikmatnya kont0l bang, mana kont0l abang besar lagi”, jawabku tersenyum.
“Malem ini kita men lagi ya bang”.
“Ok aja, tapi sekarang kita cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem”, katanya sambil berpakaian.
Aku pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu.
Di kamar kita langsung melepas pakaian masing2 dan bergumul diranjang. Aku menggenggam kontolnya. Dia melenguh seraya menyebut namaku. Dia meringis menahan remasan lembut tanganku pada kontolnya. Tanganku mulai bergerak turun naik menyusuri kontolnya yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap kepala kontolnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari lubang diujungnya. Kembali dia melenguh merasakan ngilu nikmat akibat usapanku. Kocokanku semakin cepat.
Dengan lembut dia mulai meremas-remas toketku. Aku menggenggam kontolnya dengan erat. Pentilku dipilin2nya. Aku masukan kontolnya kedalam mulutku dan mengulumnya. Dia terus menggerayangi toketku, dan mulai menciumi toketku. Napsuku semakin berkobar. Jilatan dan kulumanku pada kontolnya semakin mengganas sampai-sampai dia terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku. Dia membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku.
Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahnya menyentuh nonokku dengan lembut. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih. Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahnya di nonokku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajahnya ke dalam nonokku. kontolnya kemudian kukempit dengan toketku dan kugerakkan maju mundur, sebentar. Dia menciumi bibir nonokku, mencoba membukanya dengan lidahnya. Tangannya mengelus pahaku bagian dalam.
Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat. Dia menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. kontolnya ditempelkannya pada bibir nonokku. Digesek-gesekkannya, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. nonokku yang sudah banjir membuat gesekannya semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya. Dia sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala kontolnya menggesek-gesek itilku yang juga sudah menegang.
“Baang.?” panggilku menghiba.
“Apa Nes”, jawabnya sambil tersenyum melihat aku tersiksa.
“Cepetan..” jawabku. Dia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kont0l.
Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.
“Ines sudah pengen dientot bang”, kataku. Aku melenguh merasakan desakan kontolnya yang besar itu.
Aku menunggu cukup lama gerakan kontolnya memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, kontolnya juga panjang. Aku sampai menahan nafas saat kontolnya terasa mentok di dalam, seluruh kontolnya amblas di dalam. Dia mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam nonokku membuat kontolnya keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan.
Naik turun mengikuti irama enjotannya. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakannya sudah tidak beraturan karena yang penting enjotannya mencapai bagian-bagian peka di nonokku. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. kontolnya menjejali penuh seluruh nonokku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolnya sangat terasa di seluruh dinding nonokku. Aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. aku mengakui keperkasaan dan kelihaiannya di atas ranjang. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga ngent0t dengannya.
Dia bergerak semakin cepat. kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitiveku. Aku meregang tak kuasa menahan napsu, sementara dia dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras. Melihat reaksiku, dia mempercepat gerakannya. kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Aku meraih tubuhnya dan
kudekap. Kuirengkuh seluruh tubuhnya sehingga dia menindih tubuhku dengan erat. Aku membenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Aku meregang. Tubuhku mengejang-ngejang.
“baang..”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya. Dia menciumi wajah dan bibirku.
Aku mendorong tubuhnya hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuemut kontolnya yang masih tegak itu. Lidahku menjilati, mulutku mengemut. Tanganku mengocok-ngocok kontolnya. Belum sempat dia mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhnya. nonokku berada persis di atas kontolnya.
“Akh!” pekikku tertahan ketika kontolnya kubimbing memasuki nonokku.
Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan seluruh kontolnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak. Pinggulku bergerak turun naik.
“Ouugghh. Nes.., luar biasa!” jeritnya merasakan hebatnya permainanku. Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangannya mencengkeram kedua toketku, diremas dan dipilin-pilin. Dia lalu bangkit setengah duduk.
Wajahnya dibenamkan ke dadaku. Menciumi pentilku. Dihisapnya kuat-kuat sambil diremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk dengan pinggulku. Dia menggoyangkan pantatnya.
Tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pingguku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Dia merasa pejunya udah mau nyembur. Dia semakin bersemangat memacu pinggulnya untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku terus memacu.
sambil menjerit-jerit histeris. Dia mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Akhirnya, pejunya nyemprot begitu kuat dan banyak membanjiri nonokku. Aku pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengannya. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. “Baaang., nikmaat!” jeritku tak tertahankan. Aku lemes, demikian pula dia. Tenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! Akhirnya kami tertidur kelelahan. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Ines Karyawan Salon Sexy dan Cantik appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Ibu Muda Seksi Di Kereta

$
0
0

cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Sex Ibu Muda Seksi Di Kereta” terbaru 2016 – Suatu pagi di hri minggu dibulan februari 2010 aku menunggu kereta ekspress yang akan mengantarku kembali ke kota Y karena esok hari aku harus masuk kuliah lagi. Sebelumnya perkenalkan namaku Danang berumur 23 tahun, menurut mantan – mantanku dan sahabat – sahabat cewekku aku ini orangnya berwajah menarik, supel, ramah, misterius, dan tinggi (sekitar 180cm) sehingga banyak yang tertarik denganku. aku mahasiswa semester atas di sebuah universitas ternama di kota Y. Aku berasal dari kota S, jadi bisa disimpulkan aku seorang perantau.

cerita sex mahasiswaCerita Sex Ibu Muda Seksi Di Kereta

Saat kereta mulai melaju aku menyegerakan tidur karena badanku sdh sangat lelah akibat begadang semalaman bersama kawan-kawan lamaku. Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan yaitu saat pengen pipis (dikamar kecil aku sempat sedikit bingung karena kamar kecilnya tdk ada batang selotnya tp akhirnya teratasi dgn diselipin pulpen) dan saat berhenti di beberapa stasiun besar untuk menaikkan penumpang.

Saat itu seingatku di stasiun kota M naiklah pasangan suami istri muda dan anaknya yang masih balita. Aku terperangah karena sang suami tdk cakep dan cenderung jelek akan tetapi istrinya cantik berambut lurus panjang, tinggi sekitar 170cm (lebih tinggi suaminya sedikit). –cerita sex terbaru– Tp yang paling membuatku shock adalah meski tinggi tp tubuhnya montok dgn payudara yang ukurannya lumayan besar, pantat yang sekal dan pinggang yang ramping bak biola spanyol.tubuh bagus itu terbungkus dgn celana panjang ketat dan kemeja agak ketat yang paduan warnanya bagus.

Sesaat setelah mereka duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati kereta mulai kembali berjalan dan sang suami dan anak langsung terlelap seperti aku tadi setelah perjalanan dilanjutkan kembali sekitar setengah jam. Karena sang istri tinggal sendirian, aku memberanikan diri menyapa dan mengajak ngobrol. Yah sekedar basa basi agar tdk boring selama perjalanan (kebiasaanku sejak aku SMA).

“mbak, mau kemana?” sambil tersenyum ramah aku menyapanya.
“mau ke ke kota Y karena mertua sedang sakit dik. Adik sendiri?” jawabnya sambil tersenyum manis.
“oh, aku jg sama mbak tp karena aku emang kuliah di kota Y. Oya nama mbak siapa? Kenalkan namaku Danang” kuulurkan tangan untuk berjabat tangan.
“aku Maya dik, ini suamiku rudi dan anakku sandi” dia menyambut jabat tanganku sambil memperkenalkan suami dan anaknya.

Cerita dewasa terbaru, Perbincanganpun mengalir dgn hangat selama kurang lebih 1 jam karena kelihaianku mengolah suasana. Kami jg sempat bercanda hingga dia tertawa terkikik karena lucunya. Menurutku mbak Maya orangnya terbuka dan supel, buktinya dia tdk marah saat leluconku mulai menjurus kearah sex bahkan dia malah membalas dgn lelucon yang lebih menjurus. Selama ngobrol mataku sesekali melirik bongkahan dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian dada persis.

Mbak Maya mulai salah tingkah dalam duduknya (dugaanku dia terangsang) saat menjawab pertanyaanku seputar tips menyenangkan wanita di ranjang. Dari pertanyaan – pertanyaanku mbak Maya bukan tipe wanita yang suka tentang variasi seks seperti oral dan anal. Tp dia sdh beberapa kali mencoba berbagai variasi gaya bersetubuh selama menikah 2 tahun ini.

Perbincangan terpaksa diputus dulu karena dia permisi ke kamar kecil. Niat isengku muncul mengingat selot kamar kecil itu. Beberapa saat setelah dia pergi, aku membuntuti kekamar kecil. Rupanya dia tdk sadar bahwa pintunya tdk terkunci dan hanya tertutup, buktinya dia dgn santai telanjang bagian bawah membelakangiku. Hal itu membuatku mulai terangsang, segera kubuka resleting celana dan cd lalu keluarin si boy dari sarang. Ukuran si boy emang biasa aja (panjang 15cm dan diameter 3,5cm) tp lumayanlah.

Kudekati mbak Maya perlahan, saat tangan kirinyanya mau meraih celana dan cdnya kuberanikan diri memegang tangannya dgn tangan kiriku sedangkan tangan kananku membekap mulutnya. Dia sempat kaget tp ketika mbak Maya menoleh siapa dibelakangnya dia terdiam.

“mbak, jangan teriak ya kumohon. Aku hanya ingin diajari muasin cewek dalam sex..plis…” kataku sambil menampakkan wajah memelas.

Awal mulanya dia hanya menggelengkan kepala dan tetap memberontak. Aku bisa membuat mataku sendiri berkaca – kaca seperti mau menangis, kulakukan itu sambil terus memohon dan pura – pura terisak. Akhirnya dia luluh dan menganggukkan kepala lemah. Kulepaskan tanganku,

”kena kau” batinku.
“Danang udah pernah ciuman?” tanyanya.
“sdh mbak,kenapa mbak?” balasku dgn wajah polos.
“coba cium aku Nang” perintahnya. aku mulai memeluknya dan menciunmya, pada awalnya biasa saja lalu lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan ternyata dia membalas dgn lebih agresif.

Akhirnya kupakai teknik back door yang memanfaatkan lidahku yang panjang hingga aku bisa mengimbanginya.

“ciuman Danang mantap jg ya” aku hanya tersenyum pura – pura malu.
“sekarang coba rangsang aku Nang semampumu tp hanya sebatas sampai leher saja” dalam hati aku bersorak.

Aku mulai menciumnya lagi lalu menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga dan menjilati telinganya.

“Aaahhg…sssttt…eeeenggghh…” desahnya saat kulakuin itu,ciumanku mulai turun ke leher.

Kujilat dan kucium leher putihnya, harum parfumnya membuatku bersemangat.

“Uuuugghh….aaaahhhh….eeemmghh….sssstttt… Nang enak Nang… terus Nang… aaaaaahhh…eeeeennnggghh… Nang jangan ada bekasnya…” bisiknya.

Aku sadar bahwa mbak Maya takut ketahuan suaminya. Kucoba menelusupkan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Terlambat buat mbak Maya untuk merespon karena kedua tanganku sdh masuk kedalam baju dan meremas – remas payudaranya dari luar BH. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua payudaranya secara bersamaan.

“Danang…aaaaahhhhgg…kamu nakal…ssssttt….eeeennggghh…” rancaunya tp tanpa penolakan karena rangsangan yang mbak Maya alami begitu kuat.

Secara mendadak kuangkat bajunya sebatas leher hingga mempertontonkan 2 bongkah gunung kembar dibungkus BH kuning menyala. Beruntungnya aku karena kancing Bhnya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 36C (besar cuy…), seketika itu pula kubuka kancin bhnya dan terpampanglah payudaranya tanpa penutup apapun. Langsung aku kenyot putting kanannya dan kupilin – pilin putting kirinya.

“Aaaaaaahhhh…eeeemmnggh…Nang…kamu apakan putingku…uuggghh…” erangnya sambil bersandar di dinding.
“Geli Nang…aaaaaggghh…Nang…cukup…ssstt…Nang…enak banget…mmmnngghh..melayang aku rasanya…aaahhh…” rancaunya makin keras.

Karena takut ada yang mendengar langsung aku cium lagi mbak Maya dgn ganas sambil tangan kananku meremas payudara kanannya dan tangan kiriku mengocok kemaluannya yang ternyata sdh banjir.

“mmmpphh…nnnggghh…ssslllurrpp…” yang keluar dari mulutnya yang sedang kuajak french kiss lagi.

Kedua tangannya tdk berdaya karena terjepit punggungnya sendiri sedang tubuh mbak Maya terjepit antara tubuhku dan dinding. Tp tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tdk lama kemudian kemaluan mbak Maya makin lembab, disini aku lagi – lagi memasang perangkap. Kuhentikan semua cumbuanku hingga mbak Maya termangu.

“lho Nang kok berhenti?! Jangan dong..lanjutin ya Nang..aku jadi ngambang dan aneh nih rasanya..lanjutin dong ampe mbak keluar..” pintanya.
“ya mbak..tp sekarang boleh ya aku masukin si boy? Dari tadi berdiri ampe sakit nih” rayuku.
“jangan Nang, aku sdh bersuami…” tolaknya.
“cuma digesek – gesekin aja deh mbak enggak papa ampe aku jg keluar biar sama – sama enak. Boleh ya mbak? Plis……” rengekku sambil mulai kembali membelai – belai payudaranya dan tanganku satunya mengelus – elus si boy yang sedari tadi menganguk – angguk karena sdh tegang.

Mendapat serangan psikologis seperti itu terus menerus akhirnya dia luluh.

“cuma digesek – gesek aja ya ga lebih…” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.
“makasih ya mbak Maya sayang” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga k0ntolku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut memeknya (bayangin aja duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku mbak Maya dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan).

Aku mulai menggoyang pantatku sehingga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama – sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mbak Maya mulai mendesah dan merancau lagi. Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dgn cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang dan ingin segera memasukkan k0ntolku kedalam hangatnya liang memeknya.

Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan memeknya makin membanjiri k0ntolku, tanpa mbak Maya sadari kumasukkan k0ntolku secara mendadak dan cepat hingga mentok. Ugh meski sdh pernah melahirkan tp memeknya masih ketat menjepit k0ntolku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal k0ntolku masih diluar sekitar 1-2cm saat kurasakan ujung k0ntolku membentur bagian terdalam memeknya.

“aaaaauuuuhhh….Nang kok dimasukin??!! cabut Nang!! aku udah bersuami!!” perintahnya tp tak ku gubris dan malah melanjutkan menggonyang pantatku sehingga k0ntolku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab memeknya sambil menciumnya agar tdk bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih mbak Maya membuatnya tdk bisa berkutik.

Pada awalnya mbak Maya terus meronta, tp karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan k0ntolku membuat mbak Maya akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku.

Kugoyang pantatku dgn semangat dgn beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang.

“auuuhh…Nang..kamu apakan memekku?? enak banget… eeemmmggghhh…sssttt…Nang…aku udah ga tahan… aaaahhh…aku ingin keluar…” rintihnya kira – kira 15 menit setelah kemasukan k0ntol.
“keluarin saja mbak Maya sayang…enggghh..memek mbak enak sekali..” pujiku sambil mempercepat goyanganku.
“Nang…aku keluar sayang!!! aaahhhh..enggghh… ssssttt..uuunngghh..” lenguhnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan.

Suuurrr….Suuuurrrr.. k0ntolku merasakan siraman air surganya.

“Nang..nikmat sekali sayang…makasih ya..aku baru kali ini merasakan orgasme karena bersetubuh..suamiku hanya peduli diri sendiri..kamu belum keluar ya??” ucapnya sambil kembali menciumku.
“sebentar lagi mbak… masih boleh kan kugoyang??” tanyaku.
“boleh dong sayang…kamu sdh membuatku melayang…sekarang nikmati tubuhku semaumu…tp sekarang kamu yang duduk ya Nang…” katanya sambil berganti posisi.

Mbak Maya sekarang duduk dipangkuanku berhadapan.

“sekarang biar mbak yang puasin kamu sayang… Danang haus ga??? mau minum susu??” tanyanya sambil menyodorkan payudaranya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.

Ternyata mbak Maya membalas perlakuanku kepadanya yaitu dgn kardang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot payudaranya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat mbak Maya makin bersemangat dan kembali terangsang.

“Aaaahhh…Nang….k0ntolmu enak sekali..uunggghh…eemmmhhhgg…”rancaunya.
“memek mbak jg enak…ssssttt…. aahh…mbak..enak mbak… bentar lagi…” rintihku yang disambut makin menggilanya goyangan mbak Maya.

Tak lama kemudian aku yang hampir mencapai puncak merasakan bahwa mbak Maya jg merasakan yang sama karena memeknya makin ketat menjepit k0ntolku dan rintihannya makin sering dan merangsang.

“ Nang…aku ingin keluar lagi…enak banget Nang…aaahhh…sssttt..” baru saja mbak Maya berkata seperti itu aku sdh tdk tahan ingin orgasme.
“mbak aku keluar!!! aaaahhh…..eeengggghh…mmmppphhhh…uuungggghh…” lenguhku mengiringi muncratnya spermaku kedalam rahimnya.

Merasakan semburan lahar panasku membuat mbak Maya jg orgasme.

“ooooohhh… Nang!!!! aku keluar sayang!!!” segera saja kami kembali berciuman dgn rakus sambil menikmati orgasme berpelukan.

Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mbak Maya berbisik

“terima kasih ya sayang…Danang sdh membuatku menikmati surga dunia yang belum pernah kurasakan.”
“mbak ga takut hamil karena aku keluar didalam???” tanyaku ragu.
“tenang saja…aku sedang tdk subur…” ucapnya tersenyum dan menciumku singkat.

Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dgn meremas gemas payudaranya sejenak. Kami cepat cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi bergantian lalu duduk kembali di kursi masing – masing. Suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sdh memasuki kota Y. Kami saling berpandangan dan tersenyum. Mbak Maya kemudian memberikan nomer handphonenya kepadaku dan berkata

“kapan – kapan lagi ya” sambil mengedipkan mata. Kujawab dgn senyuman dan kami berpisah di stasiun kota Y. Benar – benar beruntung aku bisa menikmati tubuh semantap itu.

Ini adalah ceritav sex pertamaku meski bukan pengalaman pertamaku jadi mohon maaf jika kurang seru atau apalah. Lain kali kusambung dgn cerita pengalamanku bersama mantan – mantanku atau sahabat – sahabatku atau adik – adik kelasku atau yang lain. Kita lihat saja ntar aku mood nulis yang mana.hehehe… Cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, foto sex, cewek igo, seks igo berjudul “Cerita Sex Ibu Muda Seksi Di Kereta” terbaru 2016

The post Cerita Sex Ibu Muda Seksi Di Kereta appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Mimpi Yang Sungguh Sempurna

$
0
0

cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex Mimpi Yg Sungguh Sempurna” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016 – Siang itu udara cukup panas ketika aku berbaring disamping ibuku. Ibu hanya memakai sarung renda untuk menutupi tubuhnya. Sepertinya ia gerah kepanasan. Sarung batik yg dipakainya terlihat pendek di tubuhnya, sehingga tubuhnya tak tertutup dgn sempurna. Sarung kecil yg dipakainya hanya menutupi bagian payudara hingga pangkal pahanya saja selebihnya terbuka lepas.

cerita sex sedarahCerita Sex Mimpi Yg Sungguh Sempurna

Cerita sex terbaru, Pemandangan itu memancing birahiku. Entah setan dari mana yg menggoda, seketika pikiran kotor memenuhi otakku. Padahal selama ini tdk pernah terniat dihatiku untuk kurang ajar kepadanya, karena aku begitu menghormati beliau. Penisku langsung ereksi menatap pahanya yg gempal, pangkal payudaranya yg sekal membuatku kerongkonganku terasa kering.

Aku jadi teringat cerita sex persetubuhan antara ibu dan anak kandung yg pernah kubaca diinternet, hal itu semakin membuatku terobsesi untuk menyetubuhinya. Otakkupun berpikir bagaimana cara untuk memulainya. Tak menunggu lebih lama, dgn sedikit kolokan kupeluk tubuhnya.

“bun ..?“ pangilku manja, sambil mempererat pelukanku.
“ada apa sayang … ? “ selanya seraya menatapku,
“mau nenen ya … ? ” candanya sambil mengelus-elus rambutku.
“hmmmmm iya bun … pengen nenen… selaku manja. tak membuang kesempatan langsung kutarik sarung yg menutupi payudaranya.

Cerita dewasa terbaru, Ternyata ia tak memakai Bra waktu itu. Sehingga payudaranya yg sekal terpampang didepanku. Walaupun sdh sedikit turun namun itu tak mengurangi napsuku. Sementara itu ibuku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuanku, dalam pikirannya apa yg aku lakukan tak lebih dari kemanjaan seorang anak pada ibunya.

“ neteklah…. Ngak ada airnya jg …”ujarnya.

Tanpa pikir panjang lagi, langsung kuhisap payudara ibuku, tangan kiriku meremas payudaranya yg satunya. Kuhisap dan kujilati pentilnya dan kuciumi bongkahan payudaranya. Ia hanya geleng-geleng kepala melihat ulahku.

“nggak puas ya dulu netek waktu kecil …? ” tanyanya.
“udah lupa bun sama rasanya” jawabku parau.

Napasku memburu menahan birahi. Tak terasa tubuhku kini sdh minindih tubuhnya.

Cukup lama aku mengghisap payudaranya, ia mulai gelisah beberapakali ia merobah posisi tubuhnya. Tampak ia mulai tdk nyaman kalau tdk boleh dikatakan terangsang dgn kenakalanku.

“sdh nak, sdh!!, Udah puaskan …?, nanti ayahmu pulang”ujarnya seraya memintaku turun dari atas tubuhnya.

Namun birahi telah membuatku gelap mata, aku nekat menyetubuhinya saat itu.

“ aku ingin ini bun …“ ucapku terbata. tanganku menyentuh nonoknya dari balik sarung yg dipakainya. Jujur saat itu aku takut sekali kalau beliau akan marah besar padaku. Tp perkiraanku meleset …

Ia memang sedikit kanget ketika tanganku menyentuh nonoknya, Namun tak berusaha menjauhkan tanganku dari atas sana.

“ huss … Jangan nak, sadar ini ibu lho …” selanya.

Melihat ia tak marah dgn kenakalanku, membuatku semakin nekat, aku semakin berani mengelus-elus nonoknya.

“aku pengen nyobain ini bun … Ucapku bergetar. Aku mencoba merangsangnya dgn kembali menciumi payudaranya, dgn penuh napsu kuhisap-hisap pentilnya membuat ia mendesah-desan kegelian.
“udah nak… udah!” ucap ibuku.

Namun walaupun begitu sedikitpun tak ada usaha dari ibuku untuk menghentikan aksiku.

Dgn satu tangan kuturunkan boxerku dan kuangkat sarungnya lebih ke atas sehingga nonoknya terpampang tepat didepan penisku. Ternyata ia jg tdk memakai CD dibalik sarungnya. Nonoknya begitu indah kulihat, mungkin karna baru kali ini aku melihat nonok wanita secara langsung, bulu-bulu halur terlihat menghiasi permukaan nonoknya, dibagian bawahnya terlihat belahan berwarna merah gelap mengkilap karna memang nonok ibuku sdh basah ketika itu. tanpa menunggu lama ku arahkan penisku kecelah nonok ibuku yg basah.

“ Jangan nak … jangan!” cegah ibuku, tangannya berusaha menahan penisku untuk tak memasuki nonok nya.

Namun usahanya terlambat sdh, dgn sedikit menahan tangannya, kutekan penisku ke dalam nonoknya. Nonoknya yg telah basah dan licin memudahkan penisku memasukinya, liang dimana dulu aku pernah tempati selama kurang lebih 9 bulan. Liang dimana dulu aku dibentuk.

Bleeesss …

“Oh … Bunnn … “ desahku merasakan hangatnya liang nonoknya dipenisku.
“Ahhh … nak … “ pekiknya, ketika merasakan penisku menerobos memasukinya.
“ Indah baget bun … ohhhc nikmat baget … “ racauku. Kudekap erat tubuhnya, kutekan penisku sedalam mungkin sehingga terbenam kedasar rahimnya. Kudiamkan beberapa saat disana, menikmati hangatnya rahim ibuku.
“ Kenapa kau lakukan ini pada ibu …? tannyanya“. Ini dosa nak!!” tegasnya.
“Maafkan aku bun, aku sayang bunda … ”selaku.

Cukup lama hening dalam keadaan seperti itu, ada rasa sesal dihatiku. Namun semua sdh terlanjur, apa boleh buat. Terlanjur basah mandi saja sekalian pikirku saat itu. Ditambah nikmatnya cengkraman liang nonoknya dipenisku membuatku nekat menuntaskan permainan itu.

“Maafkan aku bun, aku mengaku salah … tp semua sdh terlanjur, izinkan aku melakukan ini sekali saja …” pintaku terbata.
“ Ya sdhlah semua sdh terlanjur jg … puaskan dirimu” jawannya pasrah seraya mengelus-elus punggungku.

Dgn penuh napsu kugenjot penisku keluar masuk diliang nonoknya, kuciumi payudaranya dgn rakus, kumainin pentilnya dgn lidahku. lama-kelamaan ibuku yg semula diam saja, mulai terpancing napsunya karena ulahku. Akupun semakin bersemangat menyetubuhinya.

“Ahhh nak … ahhh, ssttt Goyang yg cepat sayang …”pintanya.

Dgn napsu dirangkuhnya kepalaku dan diciuminya bibirku dgn panas. Bibir kami menyatu saling hisap, sementara pinggulnya berputar liar menyambut sodokan penisku diliang nonoknya.

Blesss… creett… Bleesss… creettt… ahh … ahhhc, stttttc Irama mesum memenuhi ruangan mengiringi kocokan penisku dinonoknya. Cukup lama kami bersetubuh, beberapa kali ia mengejang melepaskan orgaismenya. Beruntung sekali ayahku blm pulang ketika itu.

“ Oh nak… bunda lemas … penismu gede baget, lebih gede dari punya ayahmu, puas banget …”, racaunya.
“ Nonok bunda jg nikmaatt banget … “selaku.
“Kamu nakal … masa ibu sendiri dikentotin” ujarnya.
“tp bunda sukakan …?”tanyaku tak mau kalah. Dia hanya tersenyum “Dasar anak nakal” ujarnya sembari mencubit hidungku.
“Nikmat sayang …?” tanyanya. “nikmat … bun … da … rahim bunda nikmat baget …”, bisikku sambil terus menggerakkan penisku keluar masuk dinonoknya. “ dulu kamu keluar dari situ sayang”, selanya.
“ Justru itu bun … aku ingin masuk lagi kesana … oohh nikmat baget nonok bunda“ racauku.
“ Ohhh ssttt, aku mau keluaarr bun … oohhhh ini nikmat bageet…” desahku bergetar.

Aku semakin mempercepat kocokan penisku dinonoknya.

“Keluarkan sayang … Puaskan dirimu ” Selanya sembari melingkarkan kakinya dipinggulku.
“Keluarkan dimana bun … udah ga tahan … Ohhhh… sssttt oooohhhhssttthhh” Kurasakan sesuatu yg nikmat mengumpul diujung penisku.
“Di dalam saja sayang, Sirami rahim bunda dgn benihmu … buntingi bundah …” racaunya mesum membuat gairahku semakin membuncah-buncah. Sementara pinggulnya semakin cepat berputar-putar menyambut goyangan penisku, sepertinya ia ingin memeras seluruh maniku untuk memenuhi rahimnya.
“Ooohhhh bun …ohhhhh … aku sampai …” creett… creettt… creett … spermaku membuncah memasuki ramihnya. Aku menekan penisku sedalam mungkin ke dalam rahimnya.
“Ohhh … hangat sayang, tekan yg kuat, ibu ingin punya anak darimu … ”racaunya.

Lalu kami terkulai lemas.

“Terima kasih bun … ini indah sekali …” ucapku sambil mengecup bibirnya. Ia membalas kecupanku dgn mesra.
“Nikmat sayang……?” tanyanya.
“Nikmat banget bun … kapan-kapan boleh lagikan bun …?” tanyaku.

Dia hanya tersenyum,

“Anak nakal, ibu sendiri dikentotin”jawabnya serawa mecubit keras pipiku.

Aku menjerit kesakitan dan ketika itulah tersentak dari tidurku, Astaufirullah..!!! Aku bermimpi. Mimpi bersetubuh dgn ibuku kandungku sendiri, pikirku.

Tubuhku berkeringat, tempat tidurku acak-acakan, kurasakan penisku basah dan lengket. Terbayang kembali mimpi itu diingatanku, terasa ingin kuulangi mimpi indah itu dan aku tersenyum memikirkannya, menyetubuhi ibuku kandungku sendiri. Terima kasih tuhan engkau telah memberikanku mimpi yg begitu sempurna. Mimpi yg tak akan pernah ada dalam kenyataan. Cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex Mimpi Yg Sungguh Sempurna” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

The post Cerita Sex Mimpi Yang Sungguh Sempurna appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Pelampiasan Nafsu Mas Bayu

$
0
0

cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Pelampiasan Nafsu Mas Bayu” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016 – Pekerjaanku sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta dan merangkap sebagai baby sister, perkenalkan namaku Leni aku dari desa Wirosari untuk mengubah nasib aku merantau di ibu kota, aku di Jakarta mempunyai majikan yg mana baru mempunyai anak yg masih bayi, Adek dari nyonya majikan tinggal bersama kami, nama Bayu.

cerita dewasaCerita Sex: Pelampiasan Nafsu Mas Bayu

Aku biasanya memanggil dia Bayu, dia baru lulus kuliah dan sedang mencari pekerjaan, saat itu majikanku dgn bayinya sedang liburan si Malaysia, pastinya aku tdk diajak lawong aku jg pembantu rumah tangga hehe,,aku ditugaskan untuk menjaga rumah.

Saat senja tiba Mas Bayu yg baru pulang dgn motornya, dia menyapaku halo Leni sendirian nih” aku jawab iya nih. Mas Bayu sungguh baik kepadaku sopan dan ramah. Kami dirumah hanya berdua kadang kalau pulang dari kerja Mas Bayu membawakan jajan ya gorengan,kue bandung setiap harinya berbeda beda.

“Mbak Leni, ini untuk mbak…” kata Mas Bayu sambil tersenyum manis.
“Terima kasih Mas…, kok tiap hari dibawain oleh-oleh?”, aku tersipu malu..
“Kasihan sama mbak, pagi sampai sore kan sendirian di rumah.”, Mas Bayu meraih handuknya dan pergi mandi.

Ketika sdh jam 7 malam selesai makan, kami berdua duduk di ruang keluarga sambil nonton sinetron di TV.

Jam 10 malam, Mas Bayu masuk kamarnya dan tidur. Ini telah berlangsung 2 hari…. Aku semakin tertarik atau mungkin sdh “jatuh cinta” kepada kebaikan dan kelembutan Mas Bayu. Di malam ketiga, Mas Bayu mulai menunjukkan kasih sayangnya kepadaku.

Dia duduk dekat di sampingku, hatiku berdebar kencang, dia memegang tanganku dgn lembut.

“Mbak Leni, aku jatuh cinta sama kamu, kamu begitu cantik, halus dan sopan kepadaku.” Wajahku merah padam, aku tertunduk malu.
“Mas Bayu, saya nggak berani menerima cinta Mas, saya perempuan desa…” Dia duduk semakin rapat dgnku, diraihnya daguku, dipeluknya aku dan diciumnya bibirku. Aku tak bisa menolak pelukan dan ciumannya yg mesra.

Cuma berlangsung sebentar, mungkin 3 menit…. Tp telah membuatku mabuk kepayg. “Terima kasih ya mbak…, telah menyambut ciuman kasih sayangku”, bisiknya lembut… Aku tersipu-sipu… tak kuasa mengucapkan sepatah katapun.

Cuma anggukan yg sangat kikuk…

“Leni takut?” tanyanya lagi.
“Ya Mas, mana mungkin Leni bisa membalas cinta Mas yg begitu anggun?”
“Jangan bilang begitu, kita kan sama-sama manusia, tdk ada kasta-kastaan… masa’ nggak boleh saling jatuh cinta?”
“Mas, Leni mau tidur dulu…”, aku segera bangkit dan beranjak ke kamarku, Mas Bayu ikut berdiri dan menggandeng tanganku, ikut aku masuk ke kamarku. Di depan pintu kamarku, ia mendekapku lagi dan mencium bibirku.

Kali ini lebih “panas” dari yg pertama, lumatannya seperti hendak menelan seluruh mulutku, lidahnya dimainkannya di bawah langit-langit mulutku, membuat darah mudaku mendesir ke seluruh ujung-ujung sarafku.

Dia merangkulkan tangan kirinya di leherku, dan aku merangkulkan kedua tanganku di pinggangnya. Kali ini bibirnya mulai lepas dari bibirku dan menjelajahi leherku dan belakang telingaku, sehingga membuatku semakin “lupa daratan”.

Aku mulai mendesah manja. Dia tetap sopan dan tdk meraba-raba ke bagian tubuhku yg lebih sensitif… “Leni, aku cinta sama kamu,” bisiknya di daun telingaku….

“Mas Bayu, Leni jg sayang sama Mas….

“Dia mulai menggiringku ke pinggir tempat tidurku, dan aku mulai pasrah saja… sambil tangannya meraih skaklar lampu kamarku untuk memadamkannya.

Dalam keadaan gelap, aku semakin tdk kuasa menahan diri… ingin rasanya aku serahkan jiwa ragaku kepada Mas Bayu malam ini, sebagai bukti kecintaanku padanya… Nafasku makin memburu, desahanku semakin menjadi-jadi. Ini sdh berlangsung hampir setengah jam.

Celana dalamku mulai terasa agak basah, seluruh rangsangan sdh mulai memuncak di sekujur tubuhku. Mas Bayu mulai menyentuh buah dadaku yg masih terbungkus beha.. sentuhannya begitu lembut, tp membuatku seperti melayg-layg.

Dia terus melumat bibirku dgn lemah lembut…. Kini ia mulai meremas buah dadaku yg kiri dari luar dasterku, hatiku makin berdebar-debar keras, darahku makin mendesir…

“Mas, pelan-pelaaaann…
“aku mulai mendesah lemah… Tangan kanannya mulai menggeraygi punggungku dari bawah pakaianku, dia seperti mencari kaitan beha-ku, dan benar… dia sdh mendapatkannya dan melepas kaitannya.

Segera tangannya membuka retsliting belakang dasterku sampai ke bawah dan mulai melepas dasterku. Aku hanya memakai celana dalam sekarang, diremasnya kedua buah dadaku yg kanan dgn irama teratur dan mengkilik buah dadaku yg kiri dgn jempol dan telunjuknya..

“Maaaassss, Leni nggak tahaaaan..
“Dilepasnya kilikannya dan kini dia memelukku erat sambil tangannya membelai rambutku yg panjang terurai..

Menenangkan jiwaku yg bergejolak bagai deburan ombak.

“Mas Bayu sayang Leni, Leni sayang Mas Bayu nggak?”, dibisikkannya kata-kata indah di telingaku… Aku mengangguk spontan.

Hatiku benar-benar terpaut kepada Mas Bayu, dalam sepanjang hidupku, aku belum pernah merasakan kasih sayang yg begitu lemah lembut dari seorang laki-laki.

Mas Bayu mulai membuka seluruh pakaiannya, dan kini ia dalam keadaaan telanjang bulat, tp aku tak berani melihat kemaluannya, aku merasa sangat malu.

Sekarang ia tengkurap di atas tubuhku, kurasakan tonjolan kemaluannya yg menempel di luar celana dalamku begitu besar dan betapa kerasnya.

“Leni mau pegang ‘burung’ Mas Bayu?” tanyanya.
“Malu, ah Mas…. Leni belum pernah…” Tanpa bertanya lagi, ia membimbing tanganku dan membawanya pada kemaluannya, dimintanya aku menggenggam kemaluannya tanpa aku berani melihatnya.

Astaga! Besarnya dan panjangnyaaaa, mungkin ada 17 cm…. Ia mulai menurunkan celana dalamku dan ditanggalkannya, sekarang kami sama- sama telanjang bulat..

Mas Bayu kembali mengulum puting buah dadaku, puas di kiri pindah ke kanan, kiri lagi, pindah kanan lagi, sambil jari-jari tangannya menyentuh memekku yg sdh mulai becek… Aduuuh, nikmat sekali rasanya.

Kepala Mas Bayu kini mulai pindah ke bawah, menciumi pusarku, dan terus turun ke bawah, tepat di depan kemaluanku, kepalanya berhenti, kini lidahnya dijulurkannya, dan mulai menjilati kemaluanku, mulai dari bibir kemaluanku, terus makin ke dalam.

Sampai kini di ujung itilku, disapu-sapukannya ujung lidahnya ke ujung itilku….

“Aaaaaaahhhh…”, aku meronta kenikmatan….. Halus nian kilikannya pada itilku, tp stabil dan terus-menerus. Aku mulai menggelinjang.

Kuangkat pinggulku, tak kuat menahan geliiii dan rangsangannya yg sangat kuat…..

“Aaaaaaahhh……” desahanku semakin keras,
“aduuuh Mas, Leni rasanya pengen kenciiiiing”, dia tdk menjawab dan terus melakuan sapuan yg semakin mantap pada itilku.

Saking tak tahannya, aku lepaskan air kemaluanku, tp sangat berbeda dgn kencing, karena ini menimbulkan kenikmatan pada sekujur tubuhku, kukejangkan seluruh tubuhku, dan segera mas Bayu memeluk tubuhku lagi…..

“Enak, sayang?”, tanyanya…

Aku tak sanggup menggambarkan rasa nikmat yg sangat dahsyat itu….

“Enaaaaak Maaaaassss….”, itu saja komentarku.

Sekarang Mas Bayu mulai mengangkangkan kedua kakiku dgn kakinya, dan perlahan-lahan dituntunnya kemaluannya yg masih keras mendekati pintu memekku…. Aku makin pasrah saja, karena aku masih merasakan kenikmatan yg memuncak tadi.

Kepala kemaluannya mulai sedikit memasuki kemaluanku, aku berpikir sejenak, apa bisa masuk? Apa cukup lubang sekecil kemaluanku dimasuki batang kemaluannya yg begitu panjang dan besar?

“Mas Bayu akan masukkan pelan-pelan, supaya Leni tdk kesakitan… Kalau agak sakit, Leni bilang ya.. Mas akan sabar memasukkannya sedikit-sedikit. Kenikmatannya bisa 10 kali lipat dari kenikmatan yg baru saja Leni rasakan tadi…”, demikian janji Mas Bayu…

“Kita pindah ke kamarku aja ya Leni sayang?

Di sana sejuk ada AC-nya. Leni mau kan?” tanya mas Bayu kekasihku.

Segera diangkatnya aku dgn kedua tangannya dan dibawanya masuk ke kamarnya yg sejuk ber-AC, bibirku tetap dikulumnya dgn kuat.

Direbahkannya aku di tempat tidurnya, dirangsangnya aku lagi melalui ciuman pada bibir, leher, belakang telinga, puting buahdada kiri dan kanan… Kemaluanku sdh mulai basah lagi.

Dikangkangkannya sekali lagi kedua kakiku, dan tanpa ragu-ragu ia mulai memasukkan batang kemaluannya sedikit demi sedikit ke memekku…. Aku siap menerima persetubuhan ini dgn penuh cinta kepadanya.

Makin dalam dan makin dalam, makin hangat dan makin hangat, makin dalam dan makin dalam lagi, sangat hati-hati dan perlahan-lahan…. sampai semua batang kemaluannya kandas ke dalam memekku.

Ia mengambil bantal dan mengganjalkannya pada bokongku, terasa tusukan batang kemaluannya masuk lebih dalam lagi..

“Gimama Leni sayang? Sakit?” tanyanya lembut penuh kasih sayang..
“Enak Massss”, jawabku manja….

Kini ia mulai memaju-mundurkan kemaluannya, aduuuh… gesekannya menimbulkan rangsangan yg sangat dahsyat pada dinding dalam memekku… ada rasa geli, ada rasa nyeri, ada rasa nikmat, ada rasa yg sangat memabukkanku.

Semakin lama, kecepatannya semakin bertambah, semakin cepat semakin menimbulkan rangsangan nikmat… aku sdh mulai hampir mencapai puncak lagi… Makin lama makin nikmat, makan lama makin enaaaaakkkkk….

“Maaaaasssss, ennaaaaaaakkkkkk…. Leni mau keluar lagi….”
“Sebentar lagi ya sayang… Mas jg sdh hampir sampai.
“Nafasku semakin tak keruan, Mas Bayu semakin mempercepat keluar masuk kemaluannya pada memekku…
“Massss, Leni keluar lagiiiiii…..” kali ini benar-benar 10 kali lebih nikmat dari sebelumnya.

Mas Bayu memasukkan kemaluannya lebih dalam, dan terasa ada semburan keras di dalam memekku…. creeet, creeeet, creeeet…. dan

“Aaaaah, aaaahhh, aaaaahhhhh”, segera mas Bayu ambruk di atas tubuhku…

Ia belum jg mencabut batang kemaluannya dari lubangku… Perlahan-lahan nafas kami berdua mulai berangsur-angsur teratur. Mas Bayu kembali memelukku, membelai lembut rambutku, menciumi bibir, kening dan kedua pipiku..

“Puas, sayang?” tanyanya sopan dan lembut… Aku mengangguk manja… Kini ia mulai mencabut batang kemaluannya.

Malam itu, aku tertidur di kamar Mas Bayu, Mas Bayu menyelimutiku dgn penuh kasih sayang, memeluk tubuhku dan ia tertidur pula. Kami berdua tidur lelap tanpa berbusana. Cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Pelampiasan Nafsu Mas Bayu” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

The post Cerita Sex: Pelampiasan Nafsu Mas Bayu appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Kasian Sekali Tanteku…

$
0
0

cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Kasian Sekali Tanteku…” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016 – Namaku Rudi,usiaku 19tahun.aku berasal dari jogjakarta. saat itu aku baru lulus SMA, dan melanjutkan kuliah di salah satu universitas negeri di malang. pada semester pertama aku tinggal di Indekost. cuaca yg sangat dingin membuatku untuk selalu membawa pacarku untuk tidur bersama, awalnya dia menolak karena takut aku melakukan seks kepadanya. tapi aku berjanji untuk tdk melakukan hal tersebut.

cerita sex tanteCerita Sex: Kasian Sekali Tanteku…

oh ya..pacarku bernama Yuli, aku dan Yuli sudah berpacaran sejak pertamakali ospek dikampus. dia wanita cantik dan baik hati, mangkanya aku tertarik padanya..hehehe

Cerita sex terbaru, setelah tinggal di Indekost selama 2 semester, orang tuaku menyuruh untuk tinggal bersama pamanku, karena pamanku 2tahun lagi akan pergi ke amerika, karena ada pekerjaan. dan mulai saat itu pamanku sibuk luar kota untuk mengurus surat-surat dan keperluan lainya. oleh karna itu aku disuruh tinggal dgnya,awalnya aku menolak karena nanti saat tinggal dgnya aku pasti tdk diperbolehkan membawa Yuli menginap.

Tapi orangtuaku dan pamanku memaksanya,akhirnya aku menerimanya dgn berat hati. saat liburan aku tdk pernah menghabiskan dirumah paman,aku habiskan liburan bersama teman-teman untuk pergi ke luar kota atau hanya sekedar jagongan sampai pagi di cafe atau warung dekat kampus.

tapi aku sering risih karena tante Wina sering menelfon untuk aku segera pulang dan menemani dirumah. karena tanteku adalah orang yg penakut dan suka parno. tapi pas aku ditelfon aku mencari beribu-ribu alasan agar aku masih bisa jagongan (nongkrong), tapi kadang sering kasihan sama tante. tetapi tdk kuperdulikan.

sampai pernah tante Wina menyusulku untuk mengajak aku pulang, saat itu aku sangat malu dan sedikit marah. untungnya di warung hanya ada aku dan sang penjual. sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar dan hingga 4 hari aku tdk menyapa tanteku.

hingga akhirnya tante minta tolong untuk diantarkan kekondangan, dgn kasihan aku bersedia mengantarnya, tanpa disangka tanteku terlihat sangat cantik dan beda saat memakai kebaya,badanya yg bagus dan seksi sangat mendukung saat memakai kebaya tersebut dgn buah dada 36B,

Entah kenapa tiba tiba pikiranku menjadi blank dan tdk karuan saat melihat tubuh tante yg indah itu,dgn rambut panjang sepundak yg dibiarkan terurai..ditambah lagi bibirnya yg tebal dan merah ingin aku menciumnya..pria mana yg tdk tertarik dgnya..padahal sehari-hari aku melihatnya biasa-biasa saja, tapi gak tau kenapa berubah total saat tante memakai kebaya itu.. saat dimobil aku curi curi pandang kearah tanteku, saat itu batang kemaluanku sudah bergejolak dan dingin segera merasakannya…

pas sampai ditempat acara aku dikenalkan oleh tanteku kepada rekan-rekanya…tak kusangka ternyata salah satu dari rekan tante adalah orangtua Yuli, dan ada Yuli disitu. tak pikir panjang aku langsung meminta ijin kepada tante dan orang tua Yuli untuk berduaan diacara tersebut.. jam 09.15 malam,orang tua Yuli mengajak Yuli untuk pulang.

tapi aku tetap beradi digedung untuk menunggu tanteku..saat aku temui,ternyata tanteku sedang asyik mengobrol dgn rekan-rekanya,sambil minum minuman..akhirnya aku menunggu dimobil..sampai aku ketiduran..dan tiba-tiba ada yg menggedor kaca mobilku, aku langsung terkejut dan bangun, ternyata tante sudah selesai dgn muka sedikit merah akibat alkohol dan sedikit kelelahan..Itu terlihat saat tante duduk dan merebahkan tubuhnya dikursi mobil dgn suara mendesah..

“aaahhh….capeknya..,, Maaf ya Rud.gara-gara tante kamu jadi ketiduran dimobil” ‘
“oohh..ngga apa-apa kok te sante aja” jawabku sambil tersenyum, s

ambil meninggalkan gedung yg sudah sebagian gelap dan hanya ada beberapa mobil yg masih parkir. yg hampir semuanya adalah teman-temanya tante Wina. aku begitu terkejut saat melihat jam, ternyata sudah hampir jam setengah 3 pagi.

“gilaa..si tante kuat jg begadang sampe jam segini pake kebaya pula…apa ngga kedinginan ya??hhhmmm” ‘gumamku dalam hati’ ..

perjalanan dari gedung kerumah aku sengaja tdk memaki AC,karena tanteku sudah kedinginan…sesampainya dirumah dan memarkirkan mobil kegarasi. aku membantu tanteku berjalan kekamar karena dia sudah ngantuk dan sedikit mabok.. setelah meletakan tante kekasur,, aku melihat kecantikan yg sangat sempurna dan aku meras terangsang..tapi aku langsung pergi dari kamar tanteku,supaya pikiranku tdk macem-macem..dan aku berlalu kekamar dan rebahan dikasur.
tiba-tiba cuaca mendung dan petir menyambar-nyambar..15 menit kemudian tante mengetok kamarku..

“Rud..kamu sudah tidur??” ‘
“belum kok..ada apa te?”(sambil berjalan menuju pintu)
“eemmm..anu, tante takut tidur sendirian Rud, gpp kan tante tidur sama kamu??…pliisss..!! ” ‘
“tapi tante,aku ngga enak sama tante sama paman” ‘
“udah gpp,, biar tante yg bilang kepaman,soalnya tante takut banget Rud” akhirnya aku membolehkanya, ternyata tante daritadi belum ganti pakaian..
“te,kok belum ganti??”tanyaku penasaran..
“iya Rud,masih males” jawab tanteku..

akhirnya kami berdua tidur satu kamar dan satu ranjang,awalnya aku tidur dilantai,tapi tante Wina memarahiku..akhirnya aku mengikuti permintaanya…saat enak-enaknya tidur tiba tiba tante menciumiku..sontak aku kaget dan terbangun..

“kamu mau kan Rud?tolongin tante ya” ‘
“tapi…tante” ‘
“ssshhh…udah gpp”, sudah lama ternyata tanteku tdk melakukan hal tersebut dgn paman..

tante melanjutkan mencium bibirku yg kusambut dgn lidah…aku sampai kualahan karena tdk bisa melawan keganasan tante, apalagi bibirnya tebal,semakin membuat aku tdk berdaya..

kemudian tante melepas bajuku dan memeluku dgn erat..akhirnya aku mengajak tante untuk berdiri…dgn batang kemaluan yg sudah sangat keras..tangan tante tiba-tiba meraih kemaluanku,dan melepas celanaku…dan tiba-tiba aku merasakan basah karena kuluman tante…

setelah aku merasa puas, aku merebahkan tanteku kekasur,, aku langsung menciumi tubuh tanteku yg masih tertutup kebaya…dan aku meremas buah dada tanteku sambil menciuminya..aku melihat tanteku sangat merasakan kenyamanan.. dan aku melepaskan kebaya tenteku dgn pelan pelan..tiba-tiba aku langsung melihat buah dada tanteku yg sangat bagus..aku langsung menghisap teteknya, aku kaget ketika ada cairan asi yg kuhisap..”lho te,,kok keluar??”

“iya..anak tante dititipin ke kakenya”
” oohh..” aku langsung melanjutkanya..ternyata enak jg asinya ibu muda..hehehe

setelah puas bermain didaerah atas..kini aku mulai bermain didaerah bawah..ternyata tante tadi tdk pakai CD, langsung saja aku menjilati memek tanteku…aku jilati dgn penuh nafsu dan terdengar suara desahan yg membuatku semakin nafsu…. tiba tiba tanteku memuncratkat cairanya…dan aku melihat oohh,,ternyata sudah orgasme,tapi aku melanjutkan menjilati…

saat tanteku suruh memasukan batang kont0l, aku tiba-tiba dibanting dan jatuh terbaring, ternyata tante ingin bermain diatas..tante terlihat kesusahan saat memasukan kont0lku ke memeknya..dgn emosi tanteku mendorong tubuhnya dgn keras dan akhirnyaa,,,aahhh… kont0lku sudah terbenam dalam-dalam ke memek tanteku…saat tante sedang asyik memompaku..aku sibuk bermain dgn payudaranya yg besar itu…setelah bejalan 10menit,tanteku berhenti karena kelelahan,aku langsung menggantikan posisinya, sekarang dia berada dibawahku..aku bisa memainkannya dgn ganas sambil mencium bibir tanteku…

tiba tiba tante berteriak pada saat orgasme yg kedua,tapi aku tetap menggenjotnya.. hingga akhrinya aku mencapai titik kepuasan.. dan aku memucratkan cairan spermaku keatas buah dadanya..

kita berdua langusng lemas,dan tertidur hingga siang hari tanpa busana..saat bangun aku sudah melihat tanteku yg tdk berbusana mengulum pensiku..saat aku terbangun tanteku mengajak untuk mandi bersama sambil menyuruh untuk memeluknya dang menggendongnya, tanpa pikir panjang aku gendong dgn posisi kont0lku terbenam di memeknya…dikamar mandi kami melakukan hubungan untuk keduakalinya..sebelumya aku membersihkan spermaku yg masih ada di dada tanteku.. saat pagi itu aku sangat bergairah… dan tanteku menyuruh mengeluarkan didalam vagimanya…ternyata rasanya enak jg…

setelah mandi dan ngeseks..kami berdua makan dimeja makan..dan tante udah memakai pakaian kantor, yg kelihatan sangat seksi setelah bermain malam dan pagi hari..

setelah makan aku berusaha mengejar dan merangkulnya tepat dipayudara tanganku mendarat..

“ada apa??tante mau kerja nih..”
“anuu..tante..belum buat susu ya??biasanya kan sudah”
“ohh iya,tante lupa habis kita keasikan main sih..”yaudah ini aja..”(sambil menyodorkan buahdadanya) “aku langsung membukanya pelan-pelan, setelah muncul aku langsung meng hisapnyaa….
“uuummm…enak jg ya te..hehe”
“ahh kamu bisa aja,yaudah tante kerja dulu, jaga rumah ya”
“Iya te”

beruntung nasibku,karena 1jam setelah tante pergi, pamanku datang..dan tidur.. lalu aku pamit untuk jalan-jalan bersama teman kuliah,sama si Yuli tentunya..tapi aku sama Yuli tdk mau melakukan hal itu,karena aku sangat sanyg sama Yuli..aku takut dia pergi kalo melakukan hal tesebut,…

setelah seminggu keluar kota..aku pulang kerumah tanteku..disitu aku melihat ada keponakanku yg masih TK, aku langsung menuju kamar untuk istirahat…

malam hari saat sedang asyik nonton bola, tiba-tiba tanteku dantang dan langsung tidur dipundakku..ternyata tante ingin bermain dgnku lagi,tanpa pikir panjang aku langsung melayaninya…tapi setelah selesai,tante langsung kekamarnya,karena ada sang paman…

awalnya saya takut menghamili tante sendiri,tapi setelah kebiasaan aku tdk takut..dan sering melakukanya di kesempatan apapun…. Cerita sex, cerita nyata, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa “Cerita Sex: Kasian Sekali Tanteku…” dan foto sex bugil tante bispak abg hot terbaru 2016

The post Cerita Sex: Kasian Sekali Tanteku… appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live