Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Sex Aku Makin Berani

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Namaku Roy, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng. Kisah yang akan aku tulis ini adalah kisah nyata dari pengalaman sex aku dengan mama dan tante aku.

Cerita Sex Aku Makin Berani

 cerita sex sedarah, cerita ml sedarah, cerita ngesex sedarah, sedarah cerita, cerita hubungan sedarah, cerita sedarah bergambar, cerita ngetot sedarah, cerita 18 sedarah, cerita sedarah keluarga, cerita sedarah panas, cerita sedarah baru, daftar cerita sedarah, cerita seks sedarah, cerita sedarah kakak, cerita bokep sedarah, cerita nakal sedarah, cerita ngntot sedarah, cerita sedarah adik, cerita sedarah new, cerita sedarah terkini, cerita sedarah 18, cerita wanita sedarah, cerita cerita sedarah

Cerita ini dimulai ketika aku berusia 20 tahun. Saat itu tante Rina datang dan menginap selama beberapa hari di rumah karena suaminya sedang pergi keluar kota. Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian.

Tante Rina berusia 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat. Aku suka lihat tante Rina kalau sudah memakai celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, merangsang. Tante Rina adalah adik kandung Papa aku.

Waktu itu hari aku tidak masuk kuliah. Aku diam di rumah bersama mama dan tante Rina. Pagi itu, jam 10, kulihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dari kamar mandi memakai handuk menutupi dada dan setengah pahanya yang putih mulus. Mama berusia 38 tahun. Sangat cantik.

Saat itu entah secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat buah dada mama walau tidak terlalu besar tapi masih bagus bentuknya. Yang terutama jadi perhatian aku adalah memek mama yang dihiasi bulu hitam tidak terlalu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin merawatnya.

Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sedang memperhatikannya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi. Aku dekati pintu, lalu aku intip dari lubang kunci.

Terlihat mama sedang membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat menggairahkan. Terutama memek mama yang aku fokuskan.

Secara otomatis tangan aku meraba kontol dari luar celana, lalu meremasnya pelan-pelan sambil menikmati keindahan tubuh merangsang mama. Karena sudah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil membayangkan menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku orgasme.

Sore harinya, waktu aku sedang tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.

“Roy..!” panggil mama.

“Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.

“Ada apa, Ma?” tanya aku.

“Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya…” kata mama sambil tengkurap.

“Iya, Ma…” jawab aku.

Waktu itu mama memakai daster. Aku mulai memijit kaki mama dari betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku. Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, “Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.

“Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama.

“Seluruh badan mama,” jawab aku.

“Ya sudah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangkit, lalu melepas dasternya tanpa ragu.

“Ayo lanjutkan, Roy!” kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.

“Mama tidak malu buka baju depan Roy?” tanya aku.

“Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.

Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat adalah mengusap agak keras. Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang memakai celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

“Kok dilewat sih, Roy?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.

“Mm.. Roy takut mama marah…” jawab aku.

“Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.

Karena sudah mendapat angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dari luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. Kontol aku sudah mulai mengeras.

Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku. Karena birahi aku sudah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.

Jari tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jari aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jari tengah aku di belahan memek mama.

Mama tetap diam. Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jari aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.

Karena sudah basah, aku nekad masukkan jari aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai bergoyang agak cepat.

“Roy, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.

“Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.

“Roy tidak tahan menahan nafsu…” kataku lagi.

“Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.

“Sini berbaring dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.

“Sini berbaring Roy,” ujar mama lagi.

“Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.

“Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemudian aku berbaring di samping mama.

Mama menatapku sambil membelai rambut aku.

“Kenapa bernafsu dengan mama, Roy,” tanya mama lembut.

“Mama marahkah?” tanya aku.

“Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur,” ujar mama.

“Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.

“Berarti anak mama sudah mulai dewasa,” kata mama.

“Kamu benar-benar mau sayang?” tanya mama.

“Maksud mama?” tanya aku.

“Dua jam lagi Papa kamu pulang…” hanya itu yang keluar dari mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dari luar celana.

Aku kaget sekaligus senang. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami berciuman mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

“Buka pakaian kamu, Roy,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sedangkan aku tetap berdiri.

“Kontol kamu besar, Roy…” kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.

“Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, sayang?” tanya mama.

Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, entah apa artinya.

Lalu mama menarik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dari batang sampai ke kepalanya. Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya.

Hisapan dan permainan lidah mama sangat pandai. Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hisapannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

“Enak sayang?” tanya mama sambil menengadah menatapku.

“Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.

“Sini sayang. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menarik tanganku.

Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pahanya. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.

“Ayo, Roy.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.

Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu batang kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang entah bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya..

Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

“Enak, Roy?” tanya mama.

“Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.

“Kenapa mama mau melakukan ini dengan Roy?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama kelihatan berkaca-kaca.

“Karena mama sayang kamu, Roy…” jawab mama.

“Sangat sayang…” lanjutnya.

“Lagipula saat ini mama memang sedang ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.

Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

“Roy juga sangat sayang mama…” ujarku.

“Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.

“Mama mau keluar…” desah mama lagi.

Tak lama kurasakan tubuh mama mengejang lalu memeluk aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..

“Ohh.. Enak sayangg…” desah mama lagi ketika dia mencapai orgasme.

Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dari kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

“Ma, Roy gak tahann…” ujarku sambil memeluk tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.

“Keluarin sayang…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.

“Keluarin di dalam aja sayang biar enak…” bisik mama mesra.

Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.

“Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.

“Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.

“Lekas berpakaian, Papa kamu sebentar lagi pulang!” kata mama.

Lalu kamipun segera berpakaian. Setengah jam kemudian Papa pulang. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.

Malam harinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa sudah tidur, aku dan tante Rina masih nonton TV. Tante Rina memakai kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena sudah biasa melihat seperti itu.

Tiba-tiba tante Rina bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,”ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya tante Rina.

“Hayo, ngapain..?” tanya tante Rina lagi sambil tersenyum.

“Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.

“Kok lama amat. Sampe lebih dari satu jam,” tanyanya lagi.

“Curigaan amat sih, tante?” kataku sambil tersenyum.

“Tante hanya merasa aneh saja waktu tante denger ada suara-suara yang gimanaa gitu…” ujar tante Rina sambil tersenyum.

“Kayak suara yang lagi enak…” ujar tante Rina lagi.

“Udah ah.. Kok ngomongnya ngaco ah…” ujarku sambil bangkit.

“Maaf dong, Roy. Tante becanda kok…” ujar tante Rina.

“Kamu mau kemana?” tanya tante Rina.

“Mau tidur,” jawabku pendek.

“Temenein tante dong, Roy,” pinta tante.

Aku kembali duduk dikursi di samping tante Rina.

“Ada apa sih tante?” tanyaku.

“Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab tante Rina.

“Kamu sudah punya pacar, Roy?” tanya tante Rina.

“Belum tante. Kenapa?” aku balik bertanya.

“Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum punya pacar?” tanya tante lagi.

“Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.

“Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Roy?” tanya tante Rina pelan sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.

Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.

“Ni tante lagi horny kayaknya…” pikir aku.

Tanpa banyak kata, aku cium bibir tante Rina. Tante Rinapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan..

Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono tante Rina. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas buah dadanya dengan mesra sambil ujung jari aku memainkan puting susunya.

“Mmhh..”

Suara tante Rina mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman. Tangan tante Rinapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dari luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.

“Roy, pindah ke kamar tante, yuk?” pinta tante Rina.

“Iya tante…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar tante Rina.

Setiba di kamar, tante Rina dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua pakaian di tubuh aku.

“Ayo Roy, tante sudah gak tahan…” ujar tante Rina sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

Aku segera menindih tubuh telanjang tante Rina. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke buah dadanya. Aku jilat dan hisap puting susu tante Rina sambil meremas buah dada yang satu lagi.

“Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah tante Rina sambil tangannya memegang kepala aku.

Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, tante Rina segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek tante Rina bersih tidak berbau. Bulunya hanya sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek tante Rina terutama bagian kelentitnya.

“Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus sayang…” desah tante Rina sambil badannya mengejang menahan nikmat.

Tak berapa lama tiba-tiba tante Rina mengepitkan kedua pahanya menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

“Oh, Roy.. Tante keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah tante Rina.

Aku bangkit, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek tante Rina, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. Tante Rina langsung membalas ciumanku dengan mesra.

“Isep dong kontol Roy, tante…” pintaku.

Tante Rina mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah tante Rina dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya. Tante Rina langsung menghisap dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghisap dan menjilat kontolnya lebih pintar dari mama.

“Udah tante, Roy udah pengen setubuhi tante…” kataku.

Tante Rina melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.

“Ayo, Roy.. Tante sudah tidak tahan…” bisik tante Rina.

Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek tante Rina.

“Roy kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kenikmatan…” kata tante ditengah-tengah persetubuhan kami.

“Ah, biasa saja, tante…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

Selang beberapa lama, tiba-tiba tante Rina mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

“Roy, terus setubuhi tante.. Mmhh.. Ohh.. Tante mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.

Tak lama tubuhnya mengejang. Pahanya erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.

“Tente udah keluar, sayang…” bisik tante Rina.

“Kamu hebat.. Kuat…” ujar tante Rina.

“Terus setubuhi tante, Roy.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.

Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera orgasme. Kupertcepat gerakanku.

“Roy mau keluar, Tante…” kataku.

“Jangan keluarkan di dalam, sayang…” pinta tante Rina.

“Cabut dulu…” ujar tante Rina.

“Sini tante isepin…” katanya lagi.

Aku cabut kontolku dari memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. Tante Rina lalu menghisap kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut tante Rina banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut tante Rina. Tante Rina dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan tante Rina.

Aku segera berpakaian. Tante Rina juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

“Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan tante,” ujar tante Rina.

“Kalo tante butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya tante sambil memeluk aku.

“Kapan saja tante mau, Roy pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.

“Terima kasih, sayang,” ujar tante Rina.

“Roy kembali ke kamar ya, tante? Mau tidur,” kataku.

“Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

Besoknya, setelah Papa pergi ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.

“Roy, semalam kamu ngapain di kamar tante Rina sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.

Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum. Sambil mencium pipiku, mama berkata,”Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy. Mama akan jaga rahasia kalian. Kamu suka tante kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.

“Iya, Ma.. Roy suka tante Rina,” jawabku.

“Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kalian…” ujar mama.

“Kalian hati-hatilah…” ujar mama lagi.

“Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.

“Karena mama pikir kamu sudah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.

“Terima kasih ya, Ma…” kataku.

“Roy sayang mama,” kataku lagi.

“Roy, tante dan Papa kamu sedang keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.

“Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.

“Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap kontolku.

“Roy akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.

“Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..

Sejak saat itu hingga saat ini aku menikah dan punya 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan tante Rina kalau ada kesempatan. Walau sudah agak berumur tapi kecantikan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menarik. Baik itu di rumah tante Rina kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di hotel.

Sedangkan dengan mama, aku sudah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan hanya 2 kali. Itulah pengalaman kisah nyata aku. Aku tuliskan dengan sebenarnya.
Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Aku Makin Berani appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex Memilih Mengalah

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+.  Namaku Lina. Usiaku hampir mendekati kepala 3. Sudah menikah sejak 5 tahun yg lalu namun belum dikarunia anak. Suamiku berusia lebih tua dariku dengan jarak yg cukup jauh. Kehidupan kami bisa dibilang bahagia, bisa juga dibilang tdk.

Cerita Sex Memilih Mengalah

 cerita sex perselingkuhan, cerita perselingkuhan terbaru, cerita perselingkuhan ibu rumah tangga, cerita cerita perselingkuhan, cerita perselingkuhan ibu, cerita perselingkuhan di kantor, cerita ngesek perselingkuhan, cerita perselingkuhan wanita, cerita perselingkuhan istriku, cerita perselingkuhan bergambar, cerita mesum perselingkuhan, cerita perselingkuhan dengan tetangga, perselingkuhan cerita, cerita perselingkuhan sampai hamil, cerita perselingkuhan tetangga, cerita hubungan perselingkuhan, cerita perselingkuhan terpanas, cerita birahi perselingkuhan, cerita bokep perselingkuhan

Dalam kehidupan sehari-hari, antara aku dan suamiku tdk ada permasalahan yg pelik dan tdk mengancam pernikahan kami. Hanya saja dalam masalah kehidupan seksual ada sedikit permasalahan yg menurut kami berdua bukan merupakan ancaman.

Kondisi ini mungkin akibat belum adanya tanda-tanda kami akan dikaruniai seorang anak. Kami rasakan hubungan intim antara aku dan suami jadi hambar, tdk seperti tahun-tahun pertama pernikahan kami yg penuh dengan gelora, penuh dengan cinta yg membara. Dan saat ini kami melakukannya hanya sekedar kewajiban saja, tdk seperti dulu. Nampaknya kami pun tdk mempermasalahkan ini.

Akhirnya kami jadi sibuk mencari kegiatan masing-masing untuk menghilangkan kejenuhan ini. Suamiku semakin giat bekerja dan usahanya semakin maju. Aku pun demikian dengan mencari kegiatan lain yg bisa menhgilangkan kejenuhanku.

Kami sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga waktu untuk bermesraan semakin jarang. Namun kelihatannya kami bisa menikmati kehidupan seperti ini dan tdk mengakibatkan permasalahan yg berarti.

Keadaan ini berlangsung cukup lama hingga suatu saat terjadi hal baru yg mewarnai kehidupan kami, khususnya kehidupan pribadiku sendiri. Ketika itu kami mendapat khabar bahwa ayahku yg berada di lain kota bermaksud datang ke tempat kami. Suamiku langsung menyatakan kegembiraannya dan tanpa menunggu persetujuanku ia mengharapkan ayahku cepat-cepat datang.

Dia bilang sudah sangat rindu sekali karena bisa bertemu kembali setelah pertemuan terakhir ketika kami menikah dahulu. Demikian pula dengan ayahku, katanya kepada suamiku mengatakan bahwa ia pun sangat rindu terutama kepadaku, anaknya yg tersayang. Aku hanya bisa memandang suamiku yg tengah menerima telepon dengan perasaan gundah.

Setelah mendapat kabar itu, aku jadi sering melamun. Aku jadi gelisah menunggu kedatangan ayahku. Sebenarnya ia bukan ayah kandungku. Ia aalah ayah tiri. Ia menikahi ibuku ketika aku sudah remaja.

Ketika itu ayahku masih bujangan dan usianya berbeda cukup jauh dengan ibuku. Kehidupan kami saat itu berlangsung normal. Tahun demi tahun berjalan dan akupun mulai tumbuh semakin dewasa. Permasalahan mulai muncul ketika ibuku mulai sakit-sakitan. Mungkin juga karena usia.

Di sinilah awal dari segalanya. Ayahku yg masih muda dan penuh vitalitas merasa kurang terpenuhi kebutuhannya dan mulai mencari-cari jalan keluarnya. Celakanya, yg menjadi sasaran adalah diriku sendiri.

Saat itu aku masih sangat muda dan tdk mengerti apa-apa. Ayahku ini sangat pandai mengelabuiku sehingga akhirnya aku terperangkap oleh semua akal bulusnya. Aku tdk berani mengadukan hal ini kepada ibu. Takut malah akan membuatnya semakin parah. Tetapi aku pun tak bisa menjamin bahwa ia tdk mengetahui apa yg terjadi antara ayah dengan diriku. Sampai akhirnya ibuku wafat meninggalkanku sendiri, anak semata waygnya, untuk dititipkan pada ayah.

Sepeninggal ibu, ayah semakin menjadi-jadi. Aku tak bisa berbuat banyak karena hidupku sangat tergantung kepadanya. Beruntunglah beberapa tahun kemudian aku mendapatkan jodoh dan menikah dengan suamiku yg sekarang. Aku diboyong meninggalkan rumahku ke kota yg sangat jauh jaraknya. Itulah pengalaman yg sangat kusesalkan hingga hari ini. cerita sex

“Hei, sayang!” tiba-tiba suamiku membuyarkan lamunanku.
“Kok malah ngelamun? Ayo kita berangkat sekarang, kasihan nanti ayahmu terlalu lama menunggu di stasiun kereta”, lanjutnya seraya mengambil kunci mobil untuk segera berangkat menjemput ayah.

Ketika sampai di stasiun, suamiku langsung mencari-cari ayahku sementara aku mengikutinya dari belakang dengan perasaan serba tak karuan. Gelisah, khawatir serta ada sedikit rasa rindu karena sudah lama tak bertemu, bercampur menjadi satu. Suamiku langsung berteriak gembira ketika menemukan sosok seorang pria yg tengah duduk sendiri di ruang tunggu.

Orang itu langsung berdiri dan menghampiri kami. Ia lalu berpelukan dengan suamiku. Saling melepas rindu. Aku memperhatikan mereka. Aku agak terkesima karena ternyata ayahku tak berubah banyak dari ketika kutinggalkan dahulu. Ia nampak masih muda, meski kulihat ada beberapa helai uban di rambutnya. Tubuhnya masih tegap dan berotot. Kelihatannya ia tdk pernah meninggalkan kebiasaannya berolah raga sejak dulu.

“Hei Lina. Apa khabar, sayangku”, sapa ayah kemudian ketika selesai berpelukan dengan suamiku.

“Ayah, apa khabar? Sehat-sehat saja khan?” balasku setengah terpaksa untuk berbasa-basi.

Ayahku mengembangkan kedua tangannya sambil menghampiriku. Aku sempat bingung menghadapinya dan dengan spontan melirik pada suamiku yg kelihatannya seperti tahu apa yg kupikirkan. Ia menganggukan kepalanya seolah menyuruhku untuk menyambut rentangan tangan ayah.

Aku lalu menghampiri ayahku. Ia langsung menyambutnya dengan memelukku. Aku terpana dengan pelukannya yg erat dan kurasakan ayahku sesenggukan. Menangis sambil berbisik betapa rindunya ia padaku. Aku jadi tak tega dan dengan refleks, balas memeluknya sambil berkata bahwa aku baik-baik saja dan merasa rindu juga kepadanya.

Ia bersyukur bahwa masih ada orang yg merindukannya sambil terus memelukku dengan erat. Aku jadi serba salah. Pelukannya jadi lain dan bahkan aku merasa tubuhnya sengaja didesakan padaku. Aku berusaha untuk mendorongnya secara halus dan jangan sampai hal ini diketahui suamiku. Ayahku masih juga genit! Ia sengaja menggesek-gesekan tubuhnya padaku! Dasar lelaki celamitan, runtukku dalam hati.

“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian. Aku bersyukur bisa terlepas dari pelukannya dan buru-buru menjauh.

Aku lalu dengan sengaja memamerkan kemesraan dihadapan ayahku dengan memeluk pinggang suamiku sambil menyandarkan kepala di dadanya. Suamiku balas memeluk sambil berjalan menuju tempat parkir sementara ayahku hanya tersenyum melihat semua ini. Aku tak tahu apa arti senyum itu. Aku hanya ingin memperlihatkan semua ini kepadanya. Aku juga tak tahu apakah aku ingin membuatnya cemburu atau apa?

Sejak adanya ayah di rumah, memang ada perubahan yg cukup berarti dalam kehidupan kami. Sekarang suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayahku memang pandai membawa diri, pandai mengambil hati orang.

Termasuk suamiku. Ia begitu senang dengan kehadirannya. Ia jadi lebih betah di rumah. Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama. Dan yg lebih menggembirakan lagi, suamiku jadi lebih mesra kepadaku. Ia jadi sering mengajakku berhubungan intim. Aku turut gembira dengan perubahan ini. Tadinya aku sempat khawatir akan kehadiran ayah yg akan membuat masalah baru. Tetapi ternyata tdk. Justru sebaliknya!

Namun dibalik itu aku agak was-was juga karena kemesraan suamiku ternyata atas saran ayahku. Katanya ia banyak memberi nasihat bagaimana cara membahagiakan seorang istri. Hah? Aku terperanjat mendengar ini.

Jangan-jangan..? Akh.., aku tak mau berpikir sejauh itu. Rasa kekhawatiranku ternyata beralasan juga. Karena seringkali secara diam-diam, ayah menatapku. Dari tatapannya aku sudah bisa menduga. Ia sudah mulai berani menggodaku meski hanya berupa senyuman ataupun kerlingan nakal. Aku tak pernah melayaninya. Aku tak mau suamiku tahu akan hal ini.

Kekhawatiran berkembang menjadi rasa takut. Malam itu suamiku memberitahu bahwa ia akan pergi ke luar kota untuk mengurus bisnisnya selama beberapa hari. Aku terkejut dan berupaya mencegahnya agar jangan pergi.

“Memangnya kenapa? Toh biasanya juga aku suka keluar kota untuk bisnis, bukan untuk main-main”, katanya kemudian.

“Bukan itu. Aku masih kangen sama kamu”, jawabku mencari alasan.

“Aku cuma 3 hari. Mungkin kalau bisa cepet selesai, bisa dua hari aku sudah kembali”, kata suamiku lagi.

“Kamu di sini kan ada ayah, juga Si Inah. Jadi tak perlu takut ditinggal sendiri.”

Justru itu yg kutakutkan, kataku tetapi hanya dalam hati. Aku tak bisa mencari alasn lain lagi karena khawatir justru dia malah curiga dan semuanya jadi ketahuan. Akhirnya aku hanya bisa mengiyakan dan berpesan agar dia cepat-cepat pulang.

Hari pertama kepergian suamiku ke luar kota tak ada peristiwa yg mengkhawatirkan meski ayahku lebih berani menggoda. Ada saja alasannya agar aku bisa berdekatan dengannya. Bikinkan kopi lah, ambilkan Koran lah dan entah apa lagi alasannya.

Ia mencoba menggoda dengan memegang tanganku pada saat memberikan Koran padanya. Buru-buru kutarik tanganku dan pergi ke kamar meninggalkannya.

Aku jadi semakin hati-hati terhadapnya. Pintu kamar selalu kukunci dari dalam. Tetapi masih saja aku kecolongan sampai suatu ketika terulang kembali perisitiwa masa lalu yg sering kusesalkan. Sore itu aku habis senam seperti biasanya sekali dalam seminggu.

Setelah mandi aku langsung makan untuk kemudian istirahat di kamar. Mungkin karena badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan langsung tertidur. Celakanya, aku lupa mengunci pintu kamar.

Setengah bermimpi, aku merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi berangsur hilang. Bahkan aku merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yg membuatku melayg-layg.

Aku seperti dibuai oleh hembusan angin semilir yg menerpa bagian-bagian peka di tubuhku. Tanpa sadar aku menggeliat merasakan semua ini sambil melenguh perlahan.

Dalam tidurku, aku mengira ini perbuatan suamiku yg memang akhir-akhir ini suka mencumbuku di kala tidur. Namun begitu ingat bahwa ia masih di luar kota, aku segera terbangun dan membuka mataku lebar-lebar.

Hampir saja aku menjerit sekuat tenaga begitu melihat ayah sambil tersenyum tengah menciumi betisku, sementara dasterku sudah terangkat tinggi-tinggi hingga memperlihatkan seluruh pahaku yg putih mulus.

“Ayah! Ngapain ke sini?” bentakku dengan suara tertahan karena takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.

“Lina, maafkan ayah. Kamu jangan marah seperti itu dong, sayang”, ia malah berkata seperti itu bukannya malu didamprat olehku.

“Ayah nggak boleh. Keluar, saya mohon”, pintaku menghiba karena kulihat tatapan mata ayah demikian liar menggerayg ke sekujur tubuhku.

Aku buru-buru menurunkan daster menutupi pahaku. Aku beringsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Ayah kembali menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Aku semakin ketakutan.

“Kamu tdk kasihan melihat ayah seperti ini? Ayolah, kita khan pernah melakukannya”, desaknya.

“Jangan bicarakan masa lalu. Aku sudah melupakannya dan tak akan pernah mengulanginya”, jawabku dengan marah karena diingatkan perisitiwa yg paling kusesali.

“OK. Ayah nggak akan cerita itu lagi. Tapi kasihanilah ayahmu ini. Sudah bertahun-tahun tdk pernah merasakannya lagi”, lanjutnya kemudian.

Ayah lalu bercerita bahw ia tak pernah berhubungan dengan wanita lain selain ibu dan diriku. Dia tak pernah merasa tertarik selain dengan kami. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia memang pandai sekali membuat wanita tersanjung.

Dan entah kenapa akupun merasakan hal seperti itu. Ketika kutatap wajahnya, aku jadi trenyuh dan berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat ayah yg kelihatan sudah menggebu-gebu.

Aku tahu persis ayah akan berbuat apapun bila sudah dalam keadaan seperti ini. Akhirnya aku mengalah dan mau mengocok batangnya agar ia bisa tenang kembali.

“Baiklah..”, kata ayahku seakan tdk punya pilihan lain karena aku ngotot tak akan memberikan apa yg dimintanya.

Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam keganasannya. Kupikir biasanya lelaki kalau sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya.

Ugh! Sialan, ternyata dia sudah tdk memakai celana dalam lagi. Begitu celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya. Aku agak terkesima juga melihat batang ayah yg masih gagah perkasa, padahal usianya sudah tdk muda lagi.

Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun juga baru kali ini aku memegang penis orang selain milik suamiku meski dulu pernah merasakannya juga. Tapi itu dulu sekali. Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya.

Kudengar ayah melenguh seraya menyebut namaku. Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah ayah meringis menahan remasan lembut tangannku pada batangnya. Aku mulai bergerak turun naik menyusuri batangnya yg sudah teramat keras.

Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yg sudah licin oleh cairan yg meleleh dari liangnya. Kudengar ayah kembali melenguh merasakan ngilu akibat usapanku. Aku tahu ayah sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam beberapa kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya. Selesai sudah, pikirku mulai tenang.

Dua menit, tiga sampai lima menit berikutnya ayah masih bertahan meski kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangan ayah menggerayg ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan agar jangan berbuat macam-macam.

“Biar cepet keluar..”, kata ayah memberi alasan.

Aku tdk mengiyakan dan juga tdk menepisnya karena kupikir ada benarnya juga. Biar cepat selesai, kataku dalam hati. Ayah tersenyum melihatku tdk melarangnya lagi. Ia dengan lembut mulai meremas-remas payudara di balik dasterku.

Aku memang tdk mengenakan kutang setiap akan tidur, jadi remasan tangan ayah langsung terasa karena kain daster itu sangat tipis. Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan atas remasan ini.

Apalagi tanganku menggenggam batangnya dengan erat, setdknya aku mulai terpengaruh oleh keadaan ini. Meski dalam hati aku sudah bertekad untuk menahan diri dan melakukan semua ini demi kebaikan diriku juga. Karena tentunya setelah ini selesai ayah tdk akan berbuat lebih jauh lagi seperti dulu.

“Lina sayang.., buka ya? Sedikit aja..”, pinta ayah kemudian.

“Jangan Yah. Tadi khan sudah janji nggak akan macam-macam..”, ujarku mengingatkan.

“Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka.

Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Nafas ayahku semakin memburu kencang melihatku setengah telanjang.

“Oh.., Lina kamu benar-benar cantik sekali”, pujinya sambil memilin-milin puting susuku.

Aku terperangah. Situasi sudah mulai mengarah pada hal yg tdk kuinginkan. Aku harus bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, langsung kumasukan batang ayah ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar ia cepat-cepat selesai dan tdk berlanjut lebih jauh lagi.

Aku sudah tdk memperdulikan perbuatan ayah pada tubuhku. Aku biarkan tangannya dengan leluasa menggerayg ke sekujur tubuhku, bahkan ketika kurasakan bibirnya mulai menciumi buah dadaku pun aku tak berusaha mencegahnya.

Aku lebih berkonsentrasi untuk menyelesaikan semua ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang penisnya semakin mengganas sampai-sampai ayahku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku.

Aku tambah bersemangat dan semakin yakin dengan kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini ternyata berakibat fatal bagiku. Sudah hampir setengah jam, aku belum melihat tanda-tanda apapun dari ayahku.

Aku jadi penasaran, sekaligus merasa tertantang. Suamiku pun yg sudah terbiasa denganku, bila sudah kukeluarkan kemampuan seperti ini pasti takkan bertahan lama. Tapi kenapa dengan ayahku? Apa ia memakai obat kuat?

Saking penasarannya, aku jadi kurang memperhatikan perbuatan ayah padaku. Entah sejak kapan daster tidurku sudah terlepas dari tubuhku. Aku baru sadar ketika ayah berusaha menarik celana dalamku dan itu pun terlambat! Begitu menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.

Aku sudah telanjang bulat! Ya ampun, kenapa kubiarkan semua ini terjadi. Aku menyesal kenapa memulainya. Ternyata kejadiannya tdk seperti yg kurencanakan. Aku terlalu sombong dengan keyakinanku. Kini semuanya sudah terlambat. Berantakan semuanya! Pekikku dalam hati penuh penyesalan.

Situasi semakin tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan. Ayah dengan lihainya dan tanpa kusadari sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku.

Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih. Suka tdk suka, mau tdk mau, kurasakan kenikmatan cumbuan ayahku di sekitar itu.

Akh luar biasa! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Aku marah pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yg sudah tdk mau mengikuti perintah pikiran sehatku.

Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah ayah. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak.

Kini aku sudah lupa dengan siasat semula. Aku sudah terbawa arus. Aku malah ingin mengimbangi permainannya. Mulutku bermain dengan lincah. Batangnya kukempit dengan buah dadaku yg membusung penuh dan masih kenyal.

Sementara penis itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya. Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau ayah memakai obat kuat.

Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku. Jilatan dan hisapan mulut ayah benar-benar membuatku tak berdaya.

Aku semakin tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar. Tubuhku mengejang, seluruh aliran darah serasa terhenti dan aku tak kuasa untuk menahan desakan kuat gelombang lahar panas yg mengalir begitu cepat.

“Auugghh..!” aku menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku.

Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Aku terkulai lemas sementara batang penis ayah yg berada dalam genggamanku masih mengacung dengan gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja.

Aku mengeluh karena tak punya pilihan lain. Sudah kepalang basah. Aku hanya tergolek lemah tak berdaya saat ayah mulai menindih tubuhku. Dengan lembut ia mengusap wajahku dan berkata betapa cantiknya aku sekarang ini.

“Kau sungguh cantik. Kini kau sudah dewasa. Tubuhmu indah dan jauh lebih berisi.., mmpphh..”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.

Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yg mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.

Wajahku yg cantik, tubuhku yg indah dan kini jauh lebih berisi. Payudaraku yg membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan perut yg rata, pinggul yg membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yg ‘bahenol’.

Diwajah ayah kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yg tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yg dipenuhi bulu-bulu hitam lebat, kontras dengan warna kultiku yg putih mulus.

Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yg tadinya merapat.

Ayah menempatkan diri di antara kedua kakiku yg terbuka lebar. Kurasakan penisnya ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat.

Cairan yg masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya ia sengaja melakukan itu. Apalagi saat moncong penisnya itu menggesek-gesek kelentitku yg sudah menegang. Ayah menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya.

Ia tahu persis apa yg kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang penisnya dalam memekku.

Aku ingin segera membuatnya ‘KO’. Terus terang aku sangat penasaran dengan keperkasaannya. Kuingin buktikan bahwa aku bisa membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.

“Yah..?” panggilku menghiba.

“Apa sayang”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.

“Cepetan..”

“Sabar sayang. Kamu ingin ayah berbuat apa?” tanyanya pura-pura tak mengerti.

Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku saat itu. Namun ayah sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku. Ia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan penisnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.

“Lina ingin ayah segera masukin..”, kataku akhirnya dengan terpaksa.

Aku sebenarnya sangat malu mengatkan ini. Aku yg tadi begitu ngotot tdk akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta-minta. Perempuan macam apa aku ini!?

“Apanya yg dimasukin”, tanyanya lagi seperti mengejek.

“Akh ayah. Jangan siksa Lina..!”

“Ayah tdk bermaksud menyiksa kamu sayang.”

“Oohh.., ayah. Lina ingin masukin penis ayah ke dalam memek Lina..uuggh..”, aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yg menggebu-gebu.

Aku merasa seperti wanita jalang yg haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera.

“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata ayahku dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku.

“Uugghh..”, aku melenguh merasakan desakan batang penisnya yg besar itu.

Aku menunggu cukup lama gerakan penis ayah memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, penis ayah cukup panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati.

Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam. Ayah mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar.

Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat penis ayah keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya.

Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tdk beraturan karena yg penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku.

Ayah tahu persis apa yg kuinginkan. Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yg luar biasa ini. Batang ayahku menjejal penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yg tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding memekku.

“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..”, aku meintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.

Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian ayahku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yg pantas kuberikan padanya.

Yg pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yg kualami.

Ayah bergerak semakin cepat. Penisnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yg mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku.

Sementara ayah dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yg semakin mendekati puncaknya. Melihat reaksiku, ayah mempercepat gerakannya. Batang penisnya yg besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yg sempit itu akan terkoyak akibatnya.

Kulihat tubuh ayah sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yg berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar. Aku mencoba meraih tubuh ayah untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat.

Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yg masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara keduan tanganku menggapai buah pantatnya dan menekannya kuat-kuat.

Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yg baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yg kualami untuk kedua kalinya saat itu.

“Ayah.., oohh.., Yaahh..”, hanya itu yg bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yg kualami bersamanya.

“Sayang nikmatilah semua ini. Ayah ingin kamu dapat merasakan kepuasan yg belum pernah kamu alami”, bisik ayah dengan mesranya.

“Ayah sayang padamu, ayah cinta padamu. Ayah ingin melampiaskan kerinduan yg menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yg terdengar begitu romantis.

Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yg bukan semestinya kusayangi. Mengapa keindahan ini kualami bersama ayahku sendiri, meski ayah tiri tetapi sudah seperti ayah kandungku sendiri. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Ayah terkejut melihat ini. Ia nampak begitu khawatir melihatku menangis.

“Lina sayang, kenapa menangis?” bisiknya buru-buru.

“Maafkan ayah kalau telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang.

Aku semakin sedih merasakan ini. Tetapi ini bukan hanya salahnya. Aku pun berandil besar dalam kesalahan ini. Aku tdk bisa menyalahkannya saja. Aku harus jujur dan adil menyikapinya.

“Ayah tdk salah. Lina yg salah..”, kataku kemudian.

“Tdk sayang. Ayah yg salah”, katanya besikeras.

“Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekaligus memintanya untuk tdk memperdebatkan masalah ini lagi.

“Terima kasih sayang”, kata ayahku seraya menciumi wajah dan bibirku.

Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dengannya. Sampai saat ini ayah belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yg belum terbayar.

Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yg telah ia berikan kepadaku. Aku sadar kenapa diriku menjadi antusias untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Biarlah terjadi seperti ini, toh ayah tdk akan selamanya berada di sini. Ia harus pulang ke kampungnya. Aku berjanji pada diriku sendiri, ini merupakan yg terakhir kalinya.

Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi ayah terus-terusan menggerakan penisnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh ayah hingga terlentang.

Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang penisnya yg tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut.

Tanganku mengocok-ngocok batangnya. Kulirik ayah kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh ayah. Selangkanganku berada persis di atas batangnya.

“Akh sayang!” pekik ayahku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku.

Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yg sedang birahi. Aku tak ubahnya seperti pelacur yg sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang.

Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yg kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayahku sendiri!

“Ouugghh.. Linaaa.., luar biasa!” jerit ayah merasakan hebatnya permainanku.

Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan ayah mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin. Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menciumi puting susuku.

Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tdk lagi merasakan panasnya udara meski kamarku menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain.

Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Ayah menggoygkan pantatnya. Kurasakan tusukan penisnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yg tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat.

Sprei ranjangku sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yg bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan ayah mulai memperlihatkan tanda-tanda. Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyg. Mungkin goygan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini.

Tak selang beberapa detik kemudian, akupun merasakan desakan yg sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris.

Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tdk percuma. Kurasakan tubuh ayah mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina binal yg sedang birahi.

“Eerrgghh.. oouugghh..!” ayah berteriak panjang, tubuhnya menghentak-hentak liar.

Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung memekku. Semprotannya begitu kuat dan banyak membanjiri liangku.

Akupun rasanya tdk kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan ayahku.

Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tdk terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yg empuk sehingga kami tdk sampai terkilir atau terluka.

“Oohh.. ayaahh.., nikmaatthh!” jeritku tak tertahankan.

Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yg ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! Gila! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercinta sampai sedemikian lamanya.

Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik. Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, tetapi aku terlalu lelah untuk memperhatikannya dan akhirnya tertidur dalam pelukan ayahku, melupakan semua konsekuensi dari peristiwa di malam ini di kemudian hari.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Memilih Mengalah appeared first on Doyanbokep.

Article 0

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+

Cerita Suka Sex Memek Janda

Umurku sekarang ini 26 tahun . Ini adalah pengalamanku yang benar-benar nyata dengan Ibu mertuaku. Umurnya belum terlalu tua baru sekitar 45th . Dulunya baru umur 18 tahun dia sudah kimpoi . Ibu mertuaku bentuk tubuhnya biasa-biasa saja malah boleh dikatakan langsing dan singset seperti perawan . Tak heran sebab hingga kini ia masih mengkonsumsi jamu untuk supaya selalu awet muda dan langsing .

Singkat cerita ketika istriku baru melahirkan anak pertama dan aku harus puasa selama sebulan lebih. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana pusingnya aku . Hingga suatu saat aku mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu pertamanya itu . Aku biasa mengantarnya dengan motorku . Namun kali itu turun hujan ditengah perjalanan . Karena sudah basah kuyup dan hari sudah menjelang tengah malam aku paksakan untuk menerobos hujan yang deras itu .

Setiba dirumah aku ingin segera membersihkan badan lalu menghangatkan badan . Di rumah itu hanya ada aku dan Ibu mertuaku karena kakak iparku tinggal ditempat lain . Sedangkan adik iparku yang biasa menemani Ibu mertuaku dirumah itu untuk sementara tinggal dirumahku untuk menjaga istriku .

“Kamu mandi aja deh sana , Her” Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi

“Ah . . nggak usah . . Ibu duluan deh” Kataku menolak dan menyuruhnya agar lebih dulu

“Udah . . Ibu disini aja” Kata Ibu mertuaku yang memilih tempat cuci baju dan cuci piring diluar kamar mandi . Karena disitu juga ada air keran .

“Yah . . udah deh” Kataku sambil mendahuluinya masuk ke kamar mandi .

Suasana waktu itu agak remang-remang karena lampu penerangannya hanya lampu bohlam 5 watt . Aku iseng ingin tahu bentuk tubuh Ibu mertuaku yang sebenarnya ketika ia telanjang bulat . Maka aku singkapkan sedikit pintu kamar mandi dan menontonnya melepas satu per satu bajunya yang sudah basah kuyup karena kehujanan . Dia tidak tahu aku menontonnya karena dia membelakangiku .

Aku perhatikania mencopot kaus T-shirt-nya ke atas melewati bahu dan lehernya . Lalu BH-nya dengan mencongkel sedikit pengaitnya lalu ia menarik tali BH-nya dan BH itupun terlepas . Adegan yang paling syur ialah ketika ia membuka celana panjang jeansnya .

Sret . . celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekaligus dengan celana dalamnya . Jreng . .! Aku lihat kedua buah pantatnya yang kencang dan montok itu menantangku

Aku yang sudah tak merasakan sex selama satu bulan lebih dan lagi dihadapkan dengan pemandangan seperti itu . Aku nekat untuk mendekatinya dan aku peluk dia dari belakang .

“Eh . . Her . . ini apa-apaan . . Her” hardik Ibu mertuaku .

“Bu . . tolongin saya dong , Bu” rayuku

“Ih . . apaan sih . .?!” Katanya lagi

“Bu , udah dua bulan ini saya nggak dapet dari Dewi . . tolong dong , Bu” bujukku lagi

“Tapi aku inikan ibumu” Kata Ibu mertuaku

“Bu . . tolong , Bu . . please banget” rayuku sambil tanganku mulai beraksi .

Tanganku meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitar 34b sambil jariku memelintir putting susunya . bibir dan lidahku menjilati tengkuk lehernya . Tanganku yang satu lagi memainkan klentit-nya dengan memelintir daging kecil itu dengan jariku .

Batang Kontolku aku tekan dilubang pantatnya tapi tidak aku masukkan . Ibu mertuaku mulai bereaksi .Tangannya yang tadi berusaha meronta dan menahanku kini sudah mengendor . Dia membiarkanku memulai dan memainkan ini semua . Nafasnya memburu dan mulai mendesah-desah .

“Dikamar aja yuk , Bu” bisikku

Aku papah Ibu mertuaku menuju kamarnya . Aku baringkan dia tempat tidur . Aku buka kedua kakinya lebar-lebar dan sepertinya Ibu mertuaku sudah siap dengan batang Kontolku . Tapi aku belum mau memulai semua itu .

“Tenang aja dulu , Bu . Rileks aja , Ok?” Kataku .

Aku mengarahkan mukaku ke liang memeknya dan aku mulai dengan sedikit jilatan dengan ujung lidahku pada klentitnya .

“Ough . . sshhtt . . ough . . hmpf . . hh . . ooghh” Ibu mertuaku mendesah dan mengerang menahan kenikmatan jilatan lidahku .

Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja ia merasakannya . Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu ini .

“Enak kan , Bu . .?” Kataku

“Hmh . . kamu . . sshtt . . kamu . . koq . . gak jijik . . sih , Her?” Tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya .

“Enggak , Bu . . enak koq . . gimana enak gak?”

“Hmh . . iyahh . . aduh . . sshhtt . . eenak . . banget . . Her . . sshhtt” jawab Ibu mertuaku sambil terus merintih dan mendesah .

“Itu baru awalnya , Bu” Kataku .

Kali ini aku kulum-kulum klentitnya dengan bibirku dan memainkan klentit itu dengan lidahku . Aku lihat sekujur tubuh Ibu mertuaku seperti tersetrum dan mengejang . Ia lebih mengangkat lagi pinggulnya ketika aku hisap dalam-dalam klentitnya.

Tak sampai disitu aku terobos liang memeknya dengan ujung lidahku dan aku masukkan lidahku dalam-dalam ke liang memeknya itu lalu aku mainkan liukkan lidahku didalam liang memeknya . Seiring dengan liukanku pinggul Ibu mertuaku ikut juga bergoyang .

“Ough . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . oughh . . hmh . . ough . . shhtt . . ough . . hmh . . oufghh . . sshhtt” suara itu terus keluar dari mulut Ibu mertuaku menikmati kenikmatan oral sex yang aku berikan .

Aku sudahi oral sex ku lalu aku bangun dan berlutut dihadapan liang memeknya . Baru aku arahkan batang Kontolku ke liang memeknya tiba-tiba tangan halus Ibu mertuaku memegang batang Kontolku dan meremas-remasnya .

“Auw . . diapain , Bu . .?” Tanyaku
“Enggak . . ini supaya bisa lebih tahan lama” Kata Ibuku sambil mengurut batang Kontolku .

Rasanya geli-geli nikmat bercamput sakit sedikit . Sepertinya hanya diremas-remas saja tetapi tidak ternyata ujung-ujung jarinya mengurut urat-urat yang ada dibatang Kontol untuk memperlancar aliran darah sehingga bisa lebih tegang dan kencang dan tahan lama .

“Guedhe . . juga . . punya kamu , Her” Kata Ibu mertuaku sambil terus mengurut batang Kontolku .
“Iya dong , Bu” Kataku .

Kali ini kedua tangan Ibu mertuaku beraksi mengurut batang Kontolku . Tangan yang satunya lagi mengurut-urut buah pelirku dan yang satu lagi seperti mengocok namun tidak terlalu ditekan dengan jari jempol dan telunjuknya . Tak lama kemudian . .

“Egh . . yah .sudah . . pelan-pelan . . yah sayang” Kata Ibu mertuaku sambil menyudahi pijatan-pijatan kecilnya itu dan mewanti-wantiku supaya tidak terlalu terburu-buru menerobos liang memeknya .

Aku angkat kedua kaki Ibu mertuaku dan aku letakkan dikedua bahuku sambil mencoba menerobos liang memeknya dengan batang Kontolku yang sedari tadi sudah keras dan kencang .

“Ouh . . hgh . . ogh . . pelan-pelan , Her” Kata Ibu mertuaku ditengah-tengah deru nafasnya .

“Iya , Bu . . sayang . . egh . . aku pelan-pelan koq” Kataku sambil perlahan-lahan mendorong Kontolku masuk ke liang memeknya .

“Ih . . punya kamu guedhe banget , sayang . . ini sih . . gak normal”Katanya
“Kan tadi udah diurut , Bu” Kataku .

Aku teruskan aksiku penetrasiku menerobos liang memeknya yang kering . Aku tidak merasa istimewa dengan batang Kontolku yang panjangnya hanya 15cm dengan diameter sekitar 3 cm . Dengan sedikit usaha . . tiba-tiba . . SLEB-SLEB-BLESSS! Batang Kontolku sudah masuk semua dengan perkasanya kedalam liang memek Ibu mertuaku .

“Ough . . egh . . iya . . sshh . . pelan-pelan aja yah , sayang” Kata Ibu mertuaku yang mewantiku supaya aku tidak terlalu terburu-buru .

Aku mulai meliukkan pinggulku sambil naik turun dan pinggul Ibu mertuaku berputar-putar seperti penyanyi dang-dut .

“Ough . . gilaa , Bu . . asyik . . banget . .!” Kataku sambil merasakan nikmatnya batang Kontolku diputar oleh pinggulnya .
“Ough . . sshtt . . egh . . sshh . . hmh . . ffhh . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . oughh” Ibu mertuaku tidak menjawab hanya memejamkan mata sambil mulutnya terus mendesah dan merintih menikmati kenikmatan sexual .

Baru sekitar 30 menit aku sudah bosan dengan posisi ini dan ingin berganti posisi . Ketika itu kami masih dalam posisi konvensional . Aku mau menawarkan variasi lain pada Ibu mertuaku . .

“Eh . . Ibu yang di atas deh” Kataku .

“Kenapa , sayang . . kamu capek . . yah . .?” Tanyanya .

“Gak” jawabku singkat .

“Mo keluar yah . . hi . . hi . . hi . .?” Godanya sambil mencubit pantatku .

“Gak . . ih . . aku gak bakalan keluar duluan deh” Kataku sesumbar .

“Awas . . yah . . kalo keluar duluan” Goda Ibu mertuaku sambil meremas-remas buah pantatku .

“Enggak . . deh . . Ibu yang bakalan kalah sama aku”Kataku sombong sambil balas mencubit buah dadanya

“Auw . . hi . . hi . . hi” Ibu mertuaku memekik kecil sambil tertawa kecil yang membuatku semakin horny .

Dengan berguling ke samping kini Ibu mertuaku sudah berada di atas tubuhku . Sambil menyesuaikan posisi sebentar ia lalu duduk di atas pinggulku . Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata dan ramping . Tak ada seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya .

Buah dadanya juga masih kencang dengan putting susu yang mengacung ke atas menantangku . Aku juga duduk dan meraih putting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum . Ibu mertuaku mendorongku dan menyuruhku tetap berbaring seolah-olah kali ini cukup ia yang pegan kendali . Ibu mertuaku kembali meliuk-liukkan pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista .

“Egh . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . ough . . egh . . hmf” desah Ibu mertuaku .

“Gila , Bu . . enak banget . .!”

“Ough . . sshhtt . . ough . . sshtt . . ough” Ibu mertuaku mendesah dan merintih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang Kontolku yang berada didalam liang memeknya .

Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tangan . Tanganku yang satunya lagi meremas buah pantatnya . Batang Kontolku yang kencang dan keras terasa lebih keras dan kencang lagi . Ini berkat pijatan dari Ibu mertuaku tadi itu . Bisa dibayangkan jika tidak aku sudah lama orgasme dari tadi .

“Ough . . sshtt . . emh . . enagh . . egh . . sshhtt . . ough . . iyaahh . . eeghh . . enak . . ough” liukan pinggul Ibu mertuaku yang tadinya teratur kini berubah semakin liar naik turun maju mundur tak karuan .

“Ough . . iiyyaahh . . egghh . . eghmmhhff . . sshhtt . . ough . . aku udah mo nyampe” Kata Ibu mertuaku .

“Bu . . aku juga pengen , Bu . . egh” Kataku sambil ikut menggoyang naik turun pinggulku .

“Egh . . iyah . . bagusshh . . sayangg . . ough . . sshhtt . . ough . . sshtt . . ough” Ibu mertuaku merespons gerakanku untuk membantunya orgasme .

Aku mempercepat goyanganku karena seperti ada yang mendesak dibatang Kontolku untuk keluar juga .

“Hmfh . . terusshh . . iyah . . ough . . oughh . . AAAUGHH . . OUGH . . OUGH . . OUGH” Ibu mertuaku telah sampai pada orgasmenya .

Pada batang Kontolku terasa seperti ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang Kontolku . Ibu mertuaku menggelepar dan diakhiri dengan menggelinjang liar dan nafasnya yang tersengal . Ibu mertuaku telah berhenti melakukan liukan pinggulnya . Hanya denyutan-denyutan kencang didalam liang memeknya .

Aku merasakan denyutan-denyutan itu seperti menyedot-nyedot batang Kontolku Dan . . CROT . . CROTT . . CROTTT . .! muncrat semua air maniku diliang memek Ibu mertuaku .

“Bu , kerasa nggak air mani saya muncratnya . .?” Tanyaku

“Eh . . iya , Heri sayang . . Ibu udah lama pengen beginian” Kata Ibu mertuaku

“Iya . . sekarang kqn udah , Bu” Kataku sambil mengecup keningnya

“Oh . . kamu . . hebat banget deh , Her” Kata Ibu mertuaku sambil membelai-belai rambutku .

“Itu semua kan karena Ibu” Kataku memujinya

“Ih . . bisa aja . . kamu” sahut Ibu mertuaku sambil mencubit pinggulku .

Ibu mertuaku masih di atas tubuhku ketika HP-ku berbunyi ternyata dari istriku yang menyuruhku supaya menginap saja dirumah Ibu mertuaku .

Setelah telepon di tutup aku memekik kegirangan . Setelah itu kami melakukan pemanasan lagi dan melakukannya sepanjang malam hingga menjelang subuh kami sama-sama kelelahan dan tidur .

Entah sudah berapa kali kami bersenggama dalam berbagai posisi . Pagi harinya kami masih melakukannya lagi dikamar mandi untuk yang terakhir lalu setelah itu aku sarapan dan pulang. –

cerita sex tante, cerita sex sedarah, cerita sex Mahasiswi, cerita sex perselingkuhan, Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Tatapan Ibu Mia

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Tatapan Ibu Mia – Nama saya Red. Umur 24 tahun, dan saat ini bekerja di negara A sebagai Creative Director dari suatu perusahaan advertising/multimedia. Kesibukan saya di kantor menghalangi keinginan saya untuk bersosialisasi secara luas, kecuali dengan teman-teman sekerja saja. Hampir seluruh waktu saya berada di depan komputer.

 

 

cerita-sex-tatapan-ibu-mia-224x300

Cerita Sex: Tatapan Ibu Mia

 

Atas rekomendasi teman, saya menemukan situs 17Tahun cersex.com ini, dan berharap dapat menjalin persahabatan dengan saudara-saudari sebangsa dari manca negara. Beberapa hari terakhir saya mengambil cuti setelah menghabiskan 5 malam non-stop bersama rekan-rekan sekerja untuk menyelesaikan suatu proyek yang amat rumit dan riskan.

Waktu cuti tersebut saya habiskan untuk membereskan lemari arsip di rumah saya yang memang sangat berantakan, penuh dengan notes-notes, sketsa dan buku-buku referensi. Dari notes-notes tersebut, ternyata saya menemukan fragmen-fragmen kisah hidup saya semasa ber-SMA di kota asal saya di kota X.

Cerita sex – Setelah menyusunnya secara kronologis (ditambah beberapa telepon SLI sana-sini) saya berhasil membuatnya dalam bentuk digital supaya dapat saya gabungkan dengan diary saya yang tersimpan di dalam laptop saya. Berikut ini beberapa di antaranya..

Maret 1998..

Rugi nih bayar uang sekolah mahal-mahal.. Udah kelas di pojok gedung, dekat dengan bak pembuangan sampah sekolah lagi! Moga-moga nanti pas gua naik ke kelas 3 (kalo naik sih).. Gua dikasih kelasnya si Martin yang konon punya akses rahasia ke kamar mandi cewek! Yah kayaknya sih hari-hari kayak gini gua kudu bertabah-bertabah ria menghirup bau sampah yang nggak diangkut-diangkut..

“Eh Red.. Red! Eh udahin mikir kotornya.. Elu jadi ikut ngga sih?” temen gua si jelek Aldo bisik-bisik dari belakang. Maklumlah, pelajarannya Ibu Mia siapa sih yang berani ribut.. Kecuali kalo mau nilai Bahasa Indonesia merah di raport.
“Diem lu Jelek.. Elu sih nularin pikiran kotor dari belakang.. Emang jadi nonton di mana?”, balas gua selagi Ibu Mia ‘lengah’ ke papan tulis.
“Saya tidak mau dengar ada yang bisik-bisik ya!”, suara ketus Ibu Mia menggelegar di kelas.

Untung dia tetap terpaku menulis di papan.. Sebel abis gua liat tampangnya yang judes gitu.. Apalagi dengan kacamata aneh yang segede pantat Teh Botol.. Amiitt.. PLOK! Segumpal kertas kecil meloncat di depan gua, isinya singkat,

“Bioskop Y, 4 sore”. Gua ngasih tanda oke ke si Jelek, yang dia balas dengan menendang bangku gua.. Sayangnya, terlalu keras, BRAK! Langsung deh si ‘Teh Botol’ judes berbalik dan melangkah cepat ke sumber suara.
“Sudah saya duga.. Kalau bukan kalian berempat, pasti gang-nya Katrina di sebelah sana.. Siapa yang tadi tendang meja?,” sambarnya dengan pedas.
“Eh.. Itu bangku yang kena, bukan meja.. Bu,” kata gua dengan polos.. Ngga tau kenapa tau-tau bisa bilang begituan.
“Kamu berempat nanti ketemu saya selesai pelajaran,” jawabnya dengan dingin, lalu berjalan kembali meneruskan pelajaran.

Hii..

*Notes: Saya berempat, plus si Jelek Aldo, Rio KBHRX (alias Ksatria Baja Hitam RX), dan Didi Duku memang teman akrab banget waktu itu.. Kita bukannya trouble maker sih.. Cuman aja untuk ukuran anak-anak Biologi, kita termasuk yang kurang bisa diam tenang di kelas.*

Rio langsung berbisik, “Goblok lu Lek! Nendang si Teh Botol kek sekalian, gua jadi kena juga..”

“Maunya sih, tapi gua takut..”, bisik si Jelek lebih pelan.
“Takut apa sama dia?”, bisik Duku yang di sebelah gua.
“Cakut dipelkoca,” bisik si Jelek dengan nada cempreng.

Langsung kita cekikikan berempat. Yang jelas membuat situasi menjadi tambah runyam. Lima menit kemudian, gua, Rio dan Didi duduk terdiam di luar ruang guru.. Menantikan vonis buat si Jelek. Konon kita masing-masing akan mendapat vonis yang berbeda. Setengah jam berlalu tanpa kabar. Beberapa guru yang lewat sekali-sekali menanyakan kabar kita, kenapa kita ada di sana, bla bla bla. Biasa deh kalo udah gitu guru-guru yang laen jadi ngerasa sok ngehakimin.

Omong-omong di antara anak-anak emang udah ada rumor kalo si Teh Botol sering menahan anak-anak lebih lama dari biasanya.. Cowo ato cewe sama aja. Kalo yang cowo konon disuruh milih: ‘disunat’ atau kasih dia sun, sementara yang cewe disuruh tari perutlah, bugil-lah dsb. Emang sih cuman joke doang.. Tapi mengingat si Jelek udah lebih dari 30 menit di dalam sana, kita jadi mikir jangan-jangan dia nolak nge-sun si Teh Botol mentah-mentah.. Yaiks. Padahal dipikir-dipikir sebenarnya Ibu Mia masih muda.. Paling sekitar 25-an deh. Selesai lulus kuliah langsung ngajar kali.. Buset kalo udah tua kayak apa tuh si Teh Botol. Moga-Moga ngga jadi botol Aqua.

“Suhardi, giliran kamu!” Tanpa gua sadar Didi sudah melangkah ke dalam, sementara si Jelek terdiam di hadapan kita berdua.
“Kenapa lu Jelek? Tambah jelek aja tuh muka..,” cerocos Rio.
“Koq lama sih?” Jelek terdiam, dari tatapannya kita bisa liat kalo dia terlihat sangat tertekan.
“Nontonnya batal,” kata si Jelek yang langsung melangkah pergi. Gua langsung ngejar.
“Eh gila.. Kenapa lu?” Gua cengkram tangannya..

Kita emang udah biasa kayak gitu. Tiba-Tiba si Jelek berputar cepat, dan tanpa gua sadar muka gua udah kena sabit tinjunya-BSET! – untung lolos, tapi gua hilang keseimbangan dan jatuh ke lantai.

“Hey kenapa lu Lek!!,” gua berdiri balik..

Kurang ajar nih anak. Kalo bukan temen baek udah gua abisin di tempat. Rio menahan gua dari belakang, sambil memberikan tanda buat si Jelek supaya pergi aja.

“Biarin dia, Beh,” bisiknya setelah kita kembali duduk.

*Beh itu panggilan gua, dari Babeh – karena waktu itu gua maen drama jadi bapak-bapak yang kuper abis.*

“Kena sunat kali,” bales gua masih ketus.

Pipi gua sih ngga sakit, tapi temen baek gua sendiri asal nabok kayak gitu.. Enak aja! Ngga lama kemudian, Didi keluar dengan tersenyum..

“Tuh kan.. Gua bilang juga gua ngga salah apa-apa.. Mati lu nanti Beh!”

Gua cengar cengir doang sambil bilang, “Eh Duku elu tungguin gua ya?”

“Wah sorry Beh ngga bisa nih gua harus jemput adek gua di lantai dasar.. Nanti kan masih nonton? Si Jelek Aldo mana?”

Singkat cerita.. Rio juga lolos.. Tinggal gua yang sekarang duduk terdiam di depan Ibu Mia.

“Kamu tahu apa kesalahan kamu, Red?” matanya menatap tajam.
“Iya Bu, saya minta maaf. Saya tidak bermaksud untuk..”
“Saya ngga minta kamu minta maaf! Saya tanya, kamu tahu tidak kesalahan kamu apa?”
“Mengganggu kegiatan belajar mengajar, Bu,” jawab gua dengan klise.

Ibu Mia lalu meletakkan kacamata Teh Botol-nya. Gua masih menunduk (biar dikasihanin), tapi dari pantulan kaca meja gua ngeliat sesuatu yang ganjil. Beliau lalu berdiri dan bertolak pinggang. Dari pantulan kaca mata gua sadar ternyata baju yang dia kenakan berbeda dengan yang dipakai waktu mengajar sebelumnya. Gaya banget nih guru.. Selesai ngajar langsung ganti baju.. Ngga repot apa?

“Saya sangat kecewa dengan kalian berempat. Nilai pas-pasan, di kelas tidak ada perhatian.. Apalagi kamu. Di kelas kerjaannya corat coret gambar-gambar yang jelas-jelas tidak membangun..! Apa pantas saya lalu membiarkan keserampangan seperti ini?”

Pelan-Pelan gua melihat ke arah Ibu Mia. Wah gila gua langsung shock liat wajahnya tanpa kacamata aneh begitu.. Soalnya.. Cantik dan manis sekali. Ternyata kacamata sialan itu bikin bagian matanya jadi tidak proporsional sehingga terlihat aneh. Tapi sekarang.. Gila gua kayak ketemu orang laen aja.. Tubuhnya pun ternyata ngga jelek-jelek amat.. Memang sih Ibu Mia tergolong pendek.. Tapi makin gua liatin badannya yang kecil itu ternyata seksi sekali. Pinggangnya ramping, mungil dan pinggulnya juga berisi.. Hmm kayaknya lepas Teh Botol yang di muka, langsung kelihatan deh Teh Botol yang di badan. Gua sampe ngga sadar kejap-kejap sendiri.. Kirain gua ketiduran.

“RED! Kenapa kamu kejap-kejap seperti itu?”, sentak Ibu Mia dengan kasar. Ternyata bukan mimpi!
“Oh ngga Bu.. Mata saya memang lagi perih..”, kata gua dengan gugup, sambil ngucek-ngucek mata.

Koq jadi gua yang salah tingkah gini?

“Saya khawatir saya akan sulit meluluskan siswa dengan sikap seperti kamu, Red..”, Ibu Mia meneruskan dengan dingin.
“Nilai-nilai kamu juga termasuk yang terburuk di kelas.. Selain si.. Siapa itu yang kemarin kakaknya kecelakaan?”
“Eh.. Mm.. Diane ya?”, jawab gua.
“Iya.. Diane.. Tapi mungkin dia bisa saya bantu karena dia juga mengalami beberapa musibah sebelumnya.. Tapi kamu..”
“Wah..”

Gua mulai ketakutan juga. Bisa mati nih kalo ngga naek kelas!

“Saya tidak yakin dengan kamu, Red. Akan sangat sulit sekali..”
“Masa Ibu ngga bisa kasih keringanan.. Misalnya membuat tugas tambahan.. Atau apa deh.. Saya akan berusaha..”, gua memelas.

Ibu Mia terdiam.. Pandangan dan ekspresinya bener-bener bikin gua beku. Nekat juga gua bisa melas-melas sama dia. Perlahan kemudian Ibu Mia berjalan menjauh, lalu duduk di sofa yang terletak di ujung ruangan. Matanya tetap ngeliatin gua. Gila nih kalo gua ngga naek, Om John bisa batal deh ngirim gua belajar ke negara A! Si Jelek bangsat.. Udah bikin masalah, pake nabok gua segala lagi!

“Red..” Ibu Mia memanggil.. Tiba-tiba nada suaranya berubah.
“Eh iya Bu?” Gua bertanya tak pasti.
“Kemarilah.. Ibu rasa Ibu tahu apa yang kamu bisa lakukan.”

Nada suaranya kini lebih netral dan lembut. Gua makin bergidik. Jangan-Jangan rumor-rumor itu bener. Perlahan-Perlahan gua berjalan mendekati Ibu Mia. Beliau duduk dengan menyilangkan kakinya.. Lumayan anggun juga ternyata si Teh Botol. Di depannya gua berdiam diri.. Ngga tau bisa ngarepin apa.

“Iya Bu?” Tanya gua sambil tersenyum pahit. Pasti muka gua ngga karuan nih bentuknya.
“Kamu.. Kamu sudah pernah bersenggama?” GLEK. Gua terbisu.. Kalo ini mimpi, dari mana mulainya? Mungkin gua salah denger.
“Maaf Bu?” Gua bales, berharap pertanyaan yang berbeda muncul.
“Ibu tanya apa kamu sudah pernah bersenggama?” GLEK. Ini beneran.
“Eh.. Saya..”
“Tidak apa-apa kalau kamu tidak mau bilang.. Ibu hanya ingin tahu saja..” Gua terdiam kayak patung.
“Hanya saja Ibu ada feeling.. Anak muda segagah kamu.. Ibu bisa lihat kalo di sekolah tidak sedikit gadis-gadis yang melirik ke arah kamu kalau kamu sedang lewat..” Makasih deh Bu, pikir gua, tapi kenapa tiba-tiba suasananya berubah? Selama semenit.. Mungkin lebih kita terdiam.. Gua jadi bener-bener kikuk..
“Bu..”, gua memecah kesunyian.

Tiba-Tiba gua terpikir sesuatu. Ibu Mia hanya ngeliat gua lebih dalam. Sepasang mata itu mendadak jadi indah banget.

“Iya.. Saya pernah.. Beberapa kali.. Cuman main-main doang..”, aku sambil mengingat beberapa insiden yang lampau.

Ibu Mia tersenyum.. Gila ngga pernah gua liat dia senyum.. Ternyata seperti ini toh.. Wah kalo dia udah tidur sama siapa aja di sekolah ini? Tiba-Tiba di celana gua, gua baru sadar kalo ‘sang adik’ sudah bangun dari tadi.. Entah kenapa situasi seperti ini bikin gua jadi terangsang banget. Senyum Ibu Mia semakin misterius.

“Mendekatlah kemari, Red”, katanya dengan lembut.

Gua mendekat.. Sekarang pinggul gua udah sejajar dengan kepalanya..’sang adik’ yang terbangun tidak mungkin tersembunyi lagi.

“Udah bangun ya..,” kata Ibu Mia.
“Coba buka.. Ibu mau lihat.”

Dengan agak canggung gua buka celana gua, gua biarin jatoh ke bawah. ‘Sang adik’ kini terlihat berdiri dengan segar dan lumayan keras.. Gila nih.. Si Ibu mendadak kelihatan bergairah sekali, pikir gua.

“Ohh.. Lumayan besar juga ya.. Apa bisa lebih besar lagi..?”

Belum gua sempat berpikir, tiba-tiba Ibu Mia dengan lembut melekatkan bibirnya di batang penis gua. Langsung gua mengejang seperti disengat listrik.. Kaget banget sih..

“Huyss.. Tenang ya Red.. Ibu bakalan sangat lembut koq”, beliau tersenyum halus.
“I.. Iya Bu.. Ehh..”, jawab gua..

Ngga tau harus seneng atau sedih. Ibu Mia lalu meneruskan mengecupi batang penis gua, mulai dari dekat zakar sampai ke dekat kepala.. Diiringin dengan suara desahan yang bikin penis gua langsung keras dan tegang. Perlahan-Perlahan jemari-jemarinya mulai memainkan zakar gua dan meremas-meremas pantat gua. Mulutnya pun mulai berpindah ke kepala penis gua, dengan lembut dihisapnya pelan-pelan.. Masuk.. Keluar.. Masuk.. Keluar.. Sambil menjilat-menjilatkan lidahnya ke bagian yang mulai membasah tersebut.

“Mgghh.. Mgghh.. Mgghh..”

Saking terangsangnya, gua secara naluriah memegangi kepala Ibu Mia dan meremas-meremas rambutnya dengan gemas.. Beliau nampak cuek dan kelihatannya sih emang udah keasyikan dengan urusannya sendiri. Ibu Mia semakin bergairah menjilati dan meremasi penis gua.. Sampai-sampai gua ngga tau penis gua basah karena air ludahnya atau sperma pre-ejakulasi gua yang udah keluar sedikit-sedikit. Sebentar kemudian.. Gua udah bener-bener terangsang.. Rasanya gua ngga sabar giliran gua buat bikin basah vagina beliau dan muncrat di dalamnya sekalian.. Tapi kali ini gua tahan-tahan pingin melihat apa yang terjadi berikutnya..

Sekelebat gua teringat pengalaman gua dengan Joanna, dari jurusan sosial. Waktu itu dia cuman kocok-kocok penis gua dengan tangannya sambil menempelkan badannya yang hangat itu dan ngegosok-ngegosokin buah dadanya ke badan gua. Kita masih separuh berpakaian seragam di toilet sekolah yang memang lagi sepi banget. Waktu itu gua ngga sabaran.. Langsung deh gua perosotin rok dan celana dalamnya. Emang sih vaginanya Joanna udah agak basah.. Jadi gua cuman main-mainin dikit sama tangan gua.. Tangan gua yang satu lagi langsung main-mainin puting-puting buah dadanya.

Tiba-Tiba gua gerakin penis gua ke arah pinggulnya dan biarin penis gua masuk ke vaginanya yang udah basah. Akhirnya gua mangku Joanna sambil berdiri, sementara dia numpuin sebelah kaki ke wastafel. Untungnya dia udah basah banget, jadinya ngga gitu kerasa sakit buat ‘saat pertama’nya. Tapi yang jelas dia menggeliat kiri kanan saking terangsangnya. Setelah beberapa kocokan, dia langsung orgasme sambil memeluk gua eratt banget.. Guanya sendiri belon, jadi gua keluarin aja tuh penis dan gua muncratin semuanya di wastafel.. Tapi itulah jadinya, karena terburu-terburu.. Selesainya jadi ngga enak..

“Red.. Red! Koq mukanya jadi menerawang seperti itu?!”, suara Ibu Mia kini menghentak gua dengan lembut.

Tiba-Tiba ia berhenti dan mundur ke sofanya.. Tubuhnya kini berkeringat.. Dan ternyata baju ‘baru’nya itu cukup tipis sampe-sampe keringatnya itu membuat bagian dalam tubuhnya terlihat..

“Red.. Kamu.. Kamu bisa tahan lama ya sama Ibu..”, kata Ibu Mia sambil tersenyum.
“Aldo saja baru bentar udah muncrat ke baju Ibu..”

YA AMPUN.. Ternyata.. Pantesan si Jelek mukanya kusut gitu..!! Rupanya Ibu Mia berganti baju sebelum si Jelek keluar.. Gua jadi cekikikan sendiri.. Gua bales lu nanti Lek..!

“Eh Bu.. Kalo Rio dan Didi.. Mereka..”, mendadak gua teringat dua sobat gua yang laen.
“Mereka tidak Ibu apa-apakan,” katanya sambil tertawa ringan.
“Mereka sial bertemu dengan Ibu Mia yang galak.”

Gua nyengir sambil pelan-pelan gua deketin Ibu Mia. Ibu Mia tampak terdiam pasrah dan meringankan ekspresi tubuhnya. Perlahan-Perlahan gua lepasin blus atasnya, lalu BH pinknya.. Ternyata buah dadanya juga indah, kedua putingnya mengeras.. Pasti Ibu Mia sudah benar-benar hot. Terus gua lingkerin tangan gua di pinggangnya, lalu dengan pelan-pelan gua buka rok panjangnya..

Gua berusaha sesantai mungkin sambil meletakkan pakaian Ibu Mia di sofa.. Soalnya gua sendiri tegang banget.. Deg-degan gitu. Sementara penis gua udah tegang setegang-setegangnya.. Gua sengaja bersabar sambil menanti respon dari Ibu Mia.. Ibu Mia lalu mendorong gua dengan perlahan supaya gua berlutut di lantai.

“Sekarang giliran kamu, Red.. Sebelumnya belum pernah ada yang boleh seperti ini kecuali suami Ibu.. Tapi kamu spesial..”, kembali senyuman lembut itu menghiasi wajahnya.

SUAMI? Wah.. Pikir gua.. Ternyata serem-serem ini Ibu ngga beres juga nih.. Ah tapi cuek aja lah, pikir gua sambil berharap-berharap kalo moga-moga ngga ada yang nyelonos masuk ke ruang yang terletak di ujung gang tersebut. Sambil masih dalam posisi berlutut, gua mendekatkan pinggul Ibu Mia ke kepala gua. Bener juga.. Vaginanya udah basah, bahkan sedikit cairan mulai mengalir di pangkal pahanya.. Mungkin dia sudah orgasme sewaktu menghisap penis gua, gua pikir.

Gua mulai dengan mengecup-mengecup kemaluan Ibu Mia mulai dari bulu-bulu sampai ke bagian kelentitnya.. Rupanya kalo gua main perlahan dan lembut, ternyata lebih menggairahkan daripada gubrak-gabruk-an seperti dengan Joanna dulu.. Lalu gua mulai melumat-melumat daging imut yang mulai menyembul di kemaluan beliau.. Ibu Mia langsung mendesah sambil menjambak-menjambak rambut gua..

“Ohh Redd.. Ahh.. Ahh.. Hh.. Terusinn.. Aahh..”

Makin lama gua udah makin lupa diri.. Gila.. Bisa-bisa gua muncrat duluan nih.. Suara Ibu Mia bener-bener bikin kesabaran gua serasa di ujung tebing.. Ibu Mia sendiri kelihatannya udah siap, soalnya cairan dari vaginanya semakin deras.. Rasanya bener-bener aneh, buat gua sendiri ini baru kedua kalinya gua ngerasain cairan kayak beginian.

Lagi-Lagi pikiran gua menerawang (sambil dengan hotnya masih melumat) waktu gua pertama kali mencium dan melumati kemaluan seorang wanita, yaitu milik Deasy sepupu jauh gua yang umurnya sekitar 2 tahun lebih tua. Kita waktu itu bertemu waktu pernikahannya Om John dan Tante Sarah. Awalnya sih cuman bincang-bincang kecil doang tapi..

“Ohh Red..”, desah Ibu Mia agak keras, menghancurkan nostalgia gua.. Muka Ibu Mia sudah merah dan berpeluh keringat.
“Iya Bu?”, dengan sok polosnya gua menjawab.

Ibu Mia lalu mundur perlahan dan kembali duduk di atas sofa, kali ini beliau sengaja duduk di atas tumpukan baju yang gua taruh di sana sebelumnya.. Mungkin supaya cairan segar dari dalam vaginanya itu tidak mengotori sofa, pikir gua. Sejenak kita berdua bertatapan.. Ibu Mia duduk dengan kedua pahanya sedikit mengangkang, tampak beliau pasrah saja memamerkan liang kemaluannya yang telah membesar dan amat basah itu. Sementara gua perlahan berdiri, juga memamerkan penis gua yang udah full tegang dan memanas..

“Red..”, bisik Ibu Mia, sambil tersenyum mesra.
“Tolong kuncikan pintu, Ibu lupa.. Hehehe..”

Gua nyengir sambil segera berjalan berbalik ke arah pintu. Pintu masuk ruangan tersebut memang agak terhalang dari sofa oleh sebuah lemari arsip yang cukup besar. Tapi gua emang pernah baca kalo privacy buat cewe itu penting sekali buat bikin dia makin pe-de dalam bercinta. Waktu gua ngelangkah ke deket pintu, gua shock berat karena ada sesosok wajah menyembul di pintu tersebut.. Rupanya pintu itu sedikit terbuka. Si pemilik wajah juga terlihat sama shocknya. Ternyata seorang cewe manis berpakaian SMA, tapi warna roknya berbeda.. Berarti dia dari sekolah lain.

Cewe itu menatap gua sejenak, lalu sekejap melirik ke penis gua yang memang lagi ngeceng banget. Wajahnya sangat manis dan agak kekanak-kekanakan, tetapi saat ini kepucatannya memendungi kecantikannya. Perlahan cewe tersebut mundur dan menghilang, sambil sekilas ia memberikan tatapan memelas sama gua.. Seolah-seolah ia berkata, “Ampuni saya Bang, jangan apa-apakan saya!”. Dengan cepat gua menutup dan mengunci pintu, lalu segera melangkah kembali ke arah Ibu Mia.

“Kenapa, Red? Koq wajah kamu seperti sehabis melihat hantu?”, kata Ibu Mia.

Iya, Bu. Hantu cantik, kata gua dalam hati. Oh, untunglah, kayaknya dia ngga tau, pikir gua. Mungkin terhalang oleh lemari arsip itu.

“Eh.. Ngga Bu.. Saya.. Eh.. Ibu seksi sekali.. Eh.. Muka saya emang kayak gini kalo liat cewe seksi..”, kibul gua dengan ekspresi yang so pasti ngga ketulungan jeleknya.

Ibu Mia tertawa kecil lalu beliau mulai rebahan di atas sofa.. Pinggulnya masih diletakkan di atas tumpukan baju-bajunya. Kemudian beliau menyamping, perlahan menghadap ke arah gua.. Tubuhnya yang mungil seksi itu kini nampak begitu sensual. Lalu Ibu Mia mengangkangkan kedua pahanya, sambil dengan lembut memutar-memutarkan pinggulnya ke arah gua. Salah satu tangan beliau juga mengusap-mengusap vaginanya naik turun.

“Ayo Red.. Ibu sudah siap..”, kata Ibu Mia dengan halus. Gua berjalan mendekati Ibu Mia.
“Akhirnya..”, kata gua dalam hati.

Dudukan sofa di ruang tersebut memang cukup panjang sehingga cukup buat gua juga ikutan berlutut di atas sofa. Perlahan gua dekatin penis gua ke arah vagina Ibu Mia. Begitu bersentuhan, Ibu Mia tampak menarik napas pendek lalu mendesah lembut.

“Ahh..”

Lalu gua mulai deh menggenjot Ibu Mia dengan perlahan-perlahan berusaha serelax mungkin. Karena vaginanya udah cukup basah dan terbuka, gua masuk dengan lumayan gampang. Sekejap kemudian gua sudah mengocok-mengocok penis gua di dalam vagina Ibu Mia. Beliau pun mengikuti dengan menggoyang-menggoyangkan pinggulnya sesuai dengan irama genjotan gua.

“Ohh! Aghh.. Ohh Red.. Ohh.. Ohh.. Hhghh.. Hgghh..”, desah Ibu Mia dengan seksi, menambah panas nafsu gua.
“Ohh Ibu.. Hhgghh..”, tak sadar gua juga ikutan mendesah.

Nggak nyangka dia udah bersuami, vaginanya ngga kalah rapet dan kencang dengan yang punya Joanna atau Deasy. Keringat kita berdua sudah berpeluh sekujur badan, sementara gerakan-gerakan sensual menjadi semakin cepat dan makin berirama. Buah dada Ibu Mia yang walaupun sudah sangat kencang juga ikutan bergoyang seirama dengan gerakan kita. Gua lalu memiringkan badan gua ke depan sedikit supaya tangan kanan gua bisa meremas-meremas payudaranya yang menantang itu. Sambil menggenjot Ibu Mia, gua juga muter-muterin putingnya bergantian kiri kanan.

“Aahh.. Redd.. Kamu nakall.. Ohh.. Ohhgghh..”, desah Ibu Mia semakin keras.

Sekelibat gua melirik ke arah pintu dan jendela, berharap tidak ada yang melihat.. Hmh, kecuali si cewe ‘cilik’ itu. Setelah beberapa lama gua udah ngga kuat lagi.. Gila vagina serapet ini gua bisa muncrat bentar lagi. Tapi gua paksain sampe Ibu Mia orgasme duluan.

“Ohh Redd.. Ibu sudah hampir.. Oohh oohh ohh.. Ahh ahh.. Hgghh..,” nafas dan desah Ibu Mia semakin memburu dan gerakannya pun mulai sedikit menghentak.. Sebentar lagi, pikir gua..
“Red.. Tolong.. Hh.. Hh.. Jangann dikeluarin di dalam, ya..? Ohh ohh”, pinta Ibu Mia tanpa melihat ke arah gua.
“Hh.. Hh.. Beres Bu”, kata gua sambil mendesah-mendesah juga..

Gila apa, belon saatnya gua jadi Babeh beneran!

“Aahh..!”, Ibu Mia pun orgasme sambil berteriak kecil dengan halusnya..

Dan dengan mata membelalak sampai tinggal putihnya saja, Pinggulnya dihentakkan sekeras mungkin, seolah-seolah beliau sedang mengeluarkan sesuatu yang amat dahsyat dari liang cintanya. Gua bisa merasakan percikan orgasmenya membasahi penis gua yang masih asik gua goyangin di dalam. Gua sendiri udah ngga tahan.. Dengan cepat gua tarik penis gua, yang langsung gua angkat ke atas perut Ibu Mia. Splorrtt.. Clorrtt.. Splooshh.. Sperma gua keluar banyak sekali.

“Ugghh..”, keluh gua sambil mengeluarkan tetes-tetes sperma gua yang terakhir..

Kontan gua berasa selesai lari marathon, bolak balik Sabang-Merauke-Sabang.. Lalu ibu Mia melumat kontol gua dengan rakusnya sampai sisa sperma bersih ditelan habis dan setelah istirahat sejenak main lagi 2 ronde dengan gaya doggy style Gua lalu merebah ke atas Ibu Mia dengan cueknya. Paling ditendang, pikir gua. Ibu Mia lalu dengan lembut merangkul gua dan mengijinkan gua melepas lelah di atas buah dadanya yang empuk itu. Bibirnya sesekali mengecup-mengecup kepala gua.

“Er.. Ibu..”, gua mendekatkan diri.
“Kenapa seperti ini?” Ibu Mia menghela nafas panjang, tanpa melihat gua bisa tau kalo beliau sedang menerawang ke langit-langit ruangan.
“Ibu kesepian, Red.. Mas Hardy terlalu disibukkan oleh bermacam-bermacam pertemuan dan proyek di kantornya di luar kota.. Kami bertemu hanya seminggu 2 atau 3 kali.. Itu pun hanya sore-sore atau malam.

Kesempatan kami untuk sekedar berbagi rasa saja hanya sedikit, apalagi melakukan hubungan suami-istri..,” kembali Ibu Mia menghela nafas panjang, kali ini suaranya terdengar agak lebih terputus-terputus.

“Ibu.. Ibu hanya dipuaskan oleh begituan kalau dengan orang lain, Red. Mas Hardy seringkali terlalu lelah, jadi selama ini dia selalu keluar duluan..” Ibu Mia mulai menangis kecil.

Hati gua jadi ikutan iba juga.. Mungkin seharusnya gua ngga nanya aja.. Lagian buat beliau kenikmatan ini pasti cuman sepintas lalu.

“Udah deh Bu.. Ngga perlu diterusin.. Saya jadi menyesal nanya begitu sama Ibu”, kata gua.
“Ngga Red, ngga apa-apa.. Selama ini pria-pria lain cenderung lebih memperdulikan ‘kapan’ bisa bercinta lagi dengan Ibu, daripada ‘mengapa’ Ibu seperti ini”, balas Ibu Mia.

Hati gua jadi lumayan luluh juga.. Padahal sih gua juga mau nanya seperti itu.. Setelah pertanyaan yang pertama hi hi hi hi.. Beberapa saat kemudian, kita berpakaian dan merapihkan diri. Untung ada wastafel kecil di pojok ruangan. Ibu Mia mengenakan pakaian lain lagi.. Hebat lu, pikir gua.

Sambil keluar dari pintu, Ibu Mia tiba-tiba berkata, ” Jadi jangan lupa ya Red, ringkasan artikelnya Ibu minta minggu depan.. Dan juga test ulang hari Jumat ini!”

Kembali beliau ucapkan dengan nadanya yang ketus dan dingin. Dari ekor mata gua, terlihat cewe yang tadi ngintip.. Kelihatannya dia menunggu Ibu Mia.. Wah pantesan Ibu Mia tiba-tiba ngomong gituan.. Entah beliau memang mengharapkan cewe tersebut untuk datang atau beliau ngeliat dia duluan waktu kita melangkah keluar.

“Iya Bu”, jawab gua sambil menunduk, ikutan mensukseskan ‘drama kecil’ kami. Gua lalu cepat-cepat melangkah keluar hall.
“Oh iya Red,” Ibu Mia memanggil.
“Iya Bu?”
“Ini Tasha, keponakan Ibu yang baru datang dari kota DG.. Dia akan mulai bersekolah di sekolah M mulai minggu ini..”

Kami berjabatan. Tasha terlihat sangat risih dan malu-malu.

“Tasha memang pemalu Red”, kata Ibu Mia berusaha meringankan suasana.

Bukan pemalu Bu, balas gua dalam hati, itu karena matanya baru terbuka pada ‘realitas hidup’. Hehehe.. Jadi cekikikan sendirian. Dengan cuek gua lalu melengos keluar gedung sekolah. Sebelum pulang gua mentoleransi perut gua yang udah keruyukan di warung bakso belakang. Pikiran gua kosong, gua biarin aja melayang-melayang ke mana-mana ngga karuan..

Itulah hasil rekonstruksi pengalaman saya sewaktu SMA.. Masih ada setumpuk notes-notes lain yang sedang saya compile ke dalam laptop saya saat ini. Dahulu semasa saya kecil, mendiang kakek saya pernah berkata kalau mata saya tidak boleh melihat perempuan. Saya kira beliau hanya bercanda. Dan setiap kali saya tanyakan kenapa, jawabannya pasti serupa,

“Yang dilihat kamu ngga bisa lepas begitu aja.. Nanti kamunya yang susah..”

Saking seringnya saya dengar, saya jadi sebal sendiri.. Baru setelah SMA saya mengerti kira-kira apa yang beliau maksud. Papa dan Om John, adiknya, memang pernah mengatakan kalau kakek konon punya ilmu-ilmu gelap. Entah kenapa Papa dan saudara-saudaranya kelihatannya tidak ada yang mewarisinya, mungkin karena jaman yang berubah atau apalah..

Sejak saat kejadian itu ibu Mia sangat baik dan sering kali kalau ada kesempatan jam sekolah sudah usai memberi kode untuk mengulangi dimana saja baik di ruangan sekolah maupun di hotel atau di rumahnya jika memang sepi dan juga dengan Tasha suatu saat kami membuat janji, juga dengan ibu lain teman dekat ibu Mia juga yang bodynya lebih seksi lagi. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Tatapan Ibu Mia appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Only Penting Saja, Tak Lebih

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Only Penting Saja, Tak Lebih – Tidak dipungkiri jika chatting membuat semuanya bisa berubah. Kehidupan yang sebelumnya adem ayem, tenang tidak ada gejolak mendadak seperti bahtera yang terombang-ambing di tengah lautan. Ya, chatting membuat hidup seseorang menjadi berisi. Seperti cerita yang ingin saya sampaikan kepada pembaca setia 17tahun2.com. Namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya terpaksa merahasiakan identitas pribadi saya, termasuk beberapa wanita yang pernah menghiasi kehidupan seks saya selama kurun waktu tiga tahun terakhir.

 

 

cerita-sex-only-petting-saja-tak-lebih-225x300

Cerita Sex: Only Penting Saja, Tak Lebih

 

Cerita sex – Saya sebenarnya biasa saja, sangat biasa mungkin. Tapi entah kenapa, saya diberi kelebihan dengan kepintaran saya. Mungkin tidak semua laki-laki seusia saya diberi keberuntungan seperti yang saya raih sekarang ini.

Begitu lulus dari sebuah perguruan tinggi terkenal di kota Surabaya, saya mulai bekerja di sebuah penerbitan surat kabar yang berafiliasi dengan salah satu kelompok penerbitan terkenal di kota Surabaya. Tapi saya bekerja di Jakarta, sebuah harian yang berbahasa Mandarin. Dari tempat saya bekerja akhirnya saya tahu banyak seluk beluk ibukota. Untungnya lagi, mami saya juga seorang ketururan China, bahkan malah boleh disebut Totok karena lahir di Negeri Tirai Bambu tersebut, jadi tidaklah sulit bagi saya untuk bergaul dengan warga keturunan China.

Chatting memang sudah menjadi kebiasaan saya sejak kuliah, kala itu masih ngetopnya MIRC, tapi begitu Yahoo ada messenger-nya, semuanya beralih. Demikian juga saya. Tapi kadang-kadang bosan juga setiap hari chatting tidak jelas juntrungnya. Setelah hampir 3 tahun saya chat dan pindah-pindah pekerjaan, tapi masih seputar dengan urusan jurnalistik akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dengan senior saya yang menghidupkan kembali sebuah penerbitan surat kabar di Surabaya. Tapi saya tetap di Jakarta sebagai wartawan biro Jakarta.

Seperti biasa, saya menghabiskan waktu dengan chatting di sela-sela menyelesaikan deadline. Kebetulan waktu itu, Yahoo Messenger (YM) masih ada room-room yang bisa digunakan untuk mencari dan melihat show-show perempuan yang memang hobi eksebisi. Maaf, terutama TKI Indo yang ada di Hongkong dan Taiwan. Tapi lama-lama bosan juga melihat seperti itu. Tidak disangka, saya mulai berkenalan dengan seorang wanita keturunan China, sebut saja S. Usianya kala itu sudah 43 tahun, tapi karena dia memang rajin fitness, tubuhnya masih terawat.

Singkat kata, kami terus chatting dan berkenalan lebih jauh. Merasa sudah tidak betah hidup sendiri di Bali, tepatnya di Denpasar, akhirnya S. memutuskan untuk kembali ke Jakarta, kumpul lagi bersama keluarga besarnya yang tinggal di Bogor. Pucuk dicinta ulam tiba. Sayapun memintaS. pulang ke Jakarta. Karena saya sibuk dengan pekerjaan saya, malamnya saya baru bisa bertemu untuk pertama kalinya dengan S. Tapi jangan salah dulu, meski saya dan S. belum bertemu, tapi lewat bujuk rayu akhirnya saya bisa mendapatkan puluhan foto telanjang dia yang dia ambil bersama temen kostnya di Denpasar.

Selesai dengan deadline, saya akhirnya sepakat bertemuS. di hotel tempat dia menginap di kawasan Mampang. Dia menginap di hotel tersebut karena sudah dibooking temannya yang ternyata juga seorang penari striptease di salah satu tempat hiburan di bilangan Dharmawangsa Square yang saya lupa namanya. S. waktu itu masih di seputaran Blok M ketika saya hubungi.

Setelah menunggu beberapa lama, teman saya, yang juga teman chatting S. datang dan kami akhirnya menunggu S. pulang dari Blok M. Singkatnya lagi, S. akhirnya kembali ke hotel tempat dia menginap. Bertemu dengan perempuan setengah baya yang masih bagus tubuhnya, tinggi dan Chinese tentu satu pengalaman yang mengesankan bagi saya. Walaupun saya setiap kali hampir bertemu dengan wanita-wanita Chinese yang bekerja di kantor saya dulu. Tapi dengan S. berbeda rasa, dia langsung memeluk saya dan berciuman bibir di lobby hotel. Ini Jakarta bung, ngapain malu segalanya!

Kami bertiga akhirnya menuju kamar S. yang jendela kacanya menghadap jalan Mampang, kami bertigapun ngobrol dan sembari minum arak Bali yang dia bawa dari Denpasar. Di sela-sela ngobrol, S. kelihatan senang sekali bisa bertemu dengan saya. Karena sudah janji dengan temannya yang jadi striptease di Dharmawangsa tersebut, S. akhirnya bersiap ganti baju. Saya diminta masuk kamar utama, sedangkan teman saya yang cowok menunggu di ruang tamu.

S. sama sekali tidak canggung karena kami memang sering phone sex dan saling kirim foto telanjang masing-masing. S. pun langsung membuka bajunya dan tanpa canggung dia memperlihatkan payudaranya yang masih kencang di depan mata saya. Sesekali dia menindih saya karena gemas. Maklum, sebagai laki-laki keturunan China dengan ayah seorang pengageng di Kraton Solo, tentu saya cukup menarik. Tinggi saya, 178cm dengan postur tubuh atletis, apalagi dengan junior yang panjangnya bisa mencapai 16cm, saya cukup bangga dengan postur tubuh dan junior saya ini. Oh ya, tiga tahun silam, saya berumur 30 tahun, jadi bisa dibayangkan betapa saya memiliki hasrat yang luar biasa. Dan satu hal yang penting, mangsa telah di depan mata.

Sebagai laki-laki normal, tentu saja saya berontak melihat pemandangan indah di depan mata. Pemandangan yang selama ini hanya saya bayangkan karena Jakarta-Denpasar cukup jauh. Tapi malam itu, S. di depan saya, memperlihatkan payudaranya yang indah. Tak sabar, sayapun mulai mengecup mesra putingnya. Cukup nikmat, hhmmm puting yang memerah itu kini masuk dimulut saya. Saya tidak asing dengan putingS. karena dia memang sudah mengirimi saya bentuk tubuh telanjang dia. Saya mulai kerasukan, sembari memilin, memiting dan menjilati puting S, saya merancau.

“Enak sayang, hmm aku suka, akhirnya kesampaian juga,” kataku sambil tak henti terus menjilati putingnya. S. pun mulai tidak sabar, dia hanya tersenyum senang, mungkin jarang mendapatkan laki-laki muda seperti saya selama dia berhubungan dengan laki-laki lain.

S. sudah terangsang, tanpa diperintah dia mulai mencari junior saya.

“Uch… mana punyamu, aku sudah tidak sabar lagi ingin mengulumnya, menjilatinya”, kata dia dengan mata sedikit sayu.

Saya berpikir dia sudah mulai horny. Jelas, dia sudah mulai horny karena ketika tangan saya menyentuh gundukan lembut di selangkangannya, cairan kewanitaannya sudah meleleh.

Hmmm, bayangkan pembaca, wanita yang selama ini hanya saya bayangkan kini di depan mata.
Tapi sebelum semuanya menjadi jelas, tersadar jika teman saya mulai gelisah, akhirnya saya hentikan petting dengan S. karena sudah waktunya berangkat. S. memakai tanktop pink dengan pusar kelihatan jelas. Malam pun kami habiskan dengan S., teman saya dan teman S. yang menjadi stripteaser tersebut dengan minum beberapa sampanye dan beberapa JD dan Chevas.

Karena sudah mulai capek akhirnya saya usul untuk pulang ke hotel, kami berempat pulang. Tapi teman saya meminta pulang ke rumahnya karena sudah mabuk. Sayapun setuju. Akhirnya saya bertiga, S. dan temannya balik ke hotel. Setelah mandi dan bersih-bersih muka, S. mulai menemani saya di ruang tamu. Sedangkan temannya berganti mandi, lalu hanya memakai daster transparan. Sebenarnya teman S. ini cukup menggiurkan untuk diembat, tapi saya sudah tidak selera dengan wanita yang umurnya di bawah saya. Apalagi dia seorang stripteaser.

Kami ngobrol di ruang tamu, S. memakai kaos motif Bali putih dan mengenakan sarung Bali. Tapi sesekali dia membetulkan sarungnya sembari memperlihatkan g-stringnya yang sangat mini, hitam lagi warnanya. Mungkin karena kecapekan, teman S. langsung terlelap tidur. Kami meneruskan ngobrol di ruang tamu. Kami saling berciuman dan meraba,

“Hmm teruskan sayang, mau menikmati tubuhku?” tanya S. kepada saya. Sayapun hanya tertawa kecil. Sungguh pembaca, saya tidak kuat, ingin merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya dan sepertinya akan tercapai.

S. sudah mulai horny berat, dia mulai melepaskan kaosnya, dan meminta saya menciumi tubuh dan payudaranya. Tanpa melepaskan kesempatan emas ini, saya mulai beraksi.

“Aku cium ya”, pintaku.
S. menjawab sayu, “Puasin aku sayang…”

Puting yang merekah merah terus saya kulum, saya gigit saya jilati hingga membesar. S. pun sepertinya ingin melepaskan dahaganya. Selang kemudian dia mulai melepas g-stringnya. Oh Tuhan, wanita ini akan telanjang di depan saya. Alangkah berkat sekali. S. pun akhirnya telanjang, dia minta saya untuk menjilati memeknya yang merah merekah. Menarik untuk segera dijilat dengan lidah saya.

“Ayo sayang, jilati aku sayang, aku pengen sekali, aku pengen sekali. Aku ingin kamu masukin kontolmu ke memekku”, pintanya.

Saya belum bereaksi, saya masih ingin menikmati memek yang ada di depan mata saya, saya jilat pelan-pelan klitoris yang seperti biji kacang itu dengan penuh kelembutan. Asin sepertinya cairan S., tapi saya tidak peduli. Saya jilat terus hingga akhirnyaS. melenguh pelan, “Sayang, terus, terus jilatin, gigit itilnya sayang”, kata S. nanar.

“Kamu suka? Kamu mau merasakan jilatanku terus”, tanyaku.

Tanpa menjawab S. langsung membenamkan wajah saya ke memeknya. Sayapun terus bekerja, seperti ketika saya menyelesaikan deadline. Kejar terus memek itu! Kata hati saya. S. meregang terus sesekali tangannya meraba junior saya yang memang belum saya lepaskan dari sangkarnya. Saya ingin membuat S. minta ampun. Serampangan S. terus mencari kontol saya.

“Buka sayang, aku ingin pijat, jilat ujung kontolmu, aku pengen telan spermamu sayang”, ujar S. merangsak masuk tangannya ke celana dalamku. Akupun berhenti mengekploitasi memeknya. Jembutnya sungguh indah untuk dipandang!

Karena kasihan akhirnya aku loloskan celana dalamku dan akhirnya menyembulkan junior dengan gagahnya,

“Damn this is my pride!”, ujarku dalam hati.

Ujung kontolku yang sudah mulai basah mengkilat karena cairan mahdiku pun langsung disapu lidah S.

“Ochhh nikmat sekali sayang, terus jangan berhenti. Och Shit!!!”, teriakku.

Tapi aku tersadar jika ada teman S. yang tertidur pulang, maklum pintu kamar utama tidak ditutup.

S. tertawa kecil, dia kelihatan senang membuat ujung kontolnya ngilu dan geli sewaktu disapu dengan lidahnya. Lidahnya mulai turun ke bawah pas di batang kontolku, lalu perlahan, jilatan-jilatan kecil mulai ditujukan ke arah buah pelerku.

“Enak sayang?, mau diapain lagi?”, tanya S..

Tanpa menjawab aku sengaja menyodorkan buah pelerku ke arah mulutnya yang belepotan dengan cairanku. S. seperti kesetanan. Mungkin dalam hati dia berpikir, kapan lagi aku bisa mendapatkan kontol muda seperti ini. Ya, pembaca, kontolku memang menarik. Belum berkerut seperti kontol-kontol laki-laki yang sering keluar masuk lubang buaya perempuan. Kontolku masih original karena memang hanya beberapa kali saja dimasukkan ke memek perempuan.

S. terus menjilat, menjilat dan merancau dengan liarnya. “Puas, puas nggak”, tanya S. Sambil tertawa dia terus menjilat dan akhirnya dia mengarahkan kontol saya yang sudah tegak berdiri ke lubang memeknya yang basah dengan cairannya sendiri.

Oh no, this gonna happen!. Stop it ! aku berteriak! “Jangan sayang, aku tidak ingin!” kataku. S. kebingungan,

“Kenapa, kamu tidak ingin? Atau kamu tidak puas dengan jilatanku?”, tukasnya.
“Aku tidak mau sekarang, tidak tahu untuk nanti”, kataku pelan.

S. terus keheranan karena penasaran aku kembali mengecup putingnya. “Kamu jahat, aku sudah pengen sekali, aku masukin ya ke memekku”, pintanya.

“Tidak! Aku tidak ingin melakukannya”, kataku.

Sebenarnya aku ingin sekali. Tapi meski kami saling phone sex, tapi dalam hati aku menganggap S. sebagai jiejie (kakak perempuan dalam keluarga China). Saya tidak tega melakukannya dengan jiejie sendiri. Tapi ah, entahlah, kami sudah terbuai. S. pun akhirnya mengerti dengan keputusanku. Kamipun berbenah, dia mulai mengenakan sarung baru tanpa mengenakan g-stringnya. Saya juga demikian, pakaianku aku kenakan lengkap.

Kami minum dan akhirnya ngobrol lagi. Karena sudah mulai mengantuk aku minta ijin pulang, tapi S. tidak mau.
S. meminta saya tidur di kamar bersama temannya. S. tidur di samping temennya sedangkan saya dipinggir, tapi sesekali saya masih bisa menyentuh memeknya yang masih basah. Kamipun sesekali tersenyum sambil saling mengecup mesra… – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Only Penting Saja, Tak Lebih appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Seks Liar Bersama Zonot

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Seks Liar Bersama Zonot – Tanggal 14 Juni 2008, vi baru pulang dari sekolah nya setelah mendapatkan hasil pengumuman kelulusan, ia mengirim SMS kepada Ki Mupeng atas kelulusannya, karena selama ini berkat support beliau, vi dapat belajar dengan baik.

 

 

 

cerita-sex-seks-liar-jorok-berama-zonot-300x225

Cerita Sex: Seks Liar Bersama Zonot

 

setelah itu, vi teringat, ia langsung mengirim SMS kepada pacarnya, zonot.

” not.. aku lulus nih. hari ini aku kerumah ya?boleh khan ”

Cerita sex – tidak lama kemudian, vi tersenyum melihat layar hp-nya. ia melihat balasan SMS dari pacarnya yang begitu cepat.

” wah, bagus.. congratulation,sayang. kamu kerumah jam 7 aja, pas aku pulang kantor,ok? ”

vi tersenyum melihat balasan pacarnya.

tepat pukul 7 malam, vi sampai di depan rumah zonot yang berlokasi di daerah jakarta utara. vi turun dari mobil, lalu berpesan pada supirnya,

“Pak, pulang ajah, engga usah nunggu. langsung pulang, bilang mama, vi nginep”. Pak Anto, supirnya mengangguk.

lalu menyetir mobilnya pulang kerumah.

vi menekan bel rumah zonot, lalu sebuah layar kecil muncul tulisan

“you have submitted your thanks to zonot,please wait”. ini apa2an sih, bel rumah kok aneh begini.

tak lama kemudian, pintu rumah zonot terbuka, muncullah pria tampan yang mengenakan pakaian kerja, sungguh berkharisma, dan sangat dikenal oleh para pembaca cerita seru, ia lah.. zonot.

vi tersenyum melihat pacarnya yang masih rapi memakai pakaian kerja nya, “sayang..”, vi memeluk zonot.

“eh eh eh … apa apaan sih ini”, zonot melepas pelukan vi. “apa-apaan sih vi?! dateng2 langsung meluk gini?”.
“lho.. pacar kamu sendiri engga boleh meluk kamu?”,protes vi.
“pacar??”, zonot bingung.
“iyah.. kamu lupa ya?kamu khan request aku jadi pacar kamu di cerita seru!”, jawab vi dengan nada tinggi.

zonot berpikir sejenak. “oh iya ya lupa..sini sini come to papa”, zonot memeluk vi, begitu pula vi.

“huh sendirinya request kok lupa”, jawab vi kesal.
“engga kok sayang”,zonot mencium bibir vi.

vi membalas ciuman zonot dengan hangat. zonot menarik vi masuk dan menutup pintu, lalu mengunci nya.
vi merangkul leher zonot, zonot merangkul pinggang vi. mereka berciuman mesra, sampai ke sofa.

zonot merebahkan vi di sofa, lalu menindihnya. zonot mulai mencium leher vi, menjilat, menggigit, menghisap. tangan zonot tidak tinggal diam, tangannya membuka kancing kemeja putih vi. baru zonot membuka kancing vi yang ketiga,

“ihh belum mandi khan kamu.. zorok banget!”. vi melepaskan ciuman zonot di lehernya.

tapi zonot malah membuka semua kancing kemeja vi lalu menciumi dada vi yang tidak tertutup oleh bra.

vi mendorong zonot,

“udahh.. jangan.. kalo kamu engga mandi, engga aku kasih yang lebih loh”.

zonot terpaksa mendengar perintah pacarnya, “iya aku mandi, tapi cium dulu”. zonot mendekatkan pipinya ke vi. vi hendak mencium pipinya, tapi zonot malah sengaja menghadap vi. bibir mereka bertemu.

“iih udah buruan mandi!”. zonot mengedipkan matanya lalu beranjak ke kamar mandi.

vi mengancing kembali kemeja nya. lalu ia melihat PC zonot menyala. dilihatnya sebuah document Ms.Word yang terbuka, sebuah karya tulis yang belum diselesaikan. vi penasaran. ia membaca tulisan itu dari awal.
ternyata, itu adalah karya tulis zonot yang terbaru dan belum di post di [DS]Forum.

vi yang sedang membaca tulisan tersebut merasakan perasaan yang sangat aneh. perasaan yang tidak dapat dituliskan dengan kata kata. rasa penasaran bercampur horny dialami nya, vi terus membaca karya tulis zonot.

tidak lama kemudian, vi memejamkan mata, membayangkan apa yang baru ia baca tadi. vi menggigit bibir bawahnya. tangan kiri vi mengusap lehernya sendiri.. pelan2 turun ke dada sementara tangan kanannya memegang mouse. usapan tangannya membuat dirinya horny, sentuhan lembut di daerah sensitifnya itu. “ahhss..” vi meringis dengan suara kecil, menahan nikmat.

tiba tiba ciuman lembut mendarat di leher vi. zonot yang baru selesai mandi dengan handuk yang membalut di pinggangnya, mencium leher vi, menjilat dan memberikan sensasi tersendiri dengan gigitan lembut di leher vi. tangan vi merangkul leher zonot dari depan, sementara itu kedua tangan zonot membuka kancing kemeja vi dari belakang satu per satu, lalu melepaskannya.

kedua tangan zonot meremas dada vi dari belakang, diturunkannya cup bra vi kebawah, lalu jari jari zonot dengan reflek cepat memilih kedua puting vi.

“ahhh.. jangan..”. zonot langsung mencium bibir vi. “mmhh… mmm…”,desahan vi tertahan oleh ciuman zonot.

ciuman zonot begitu liar di bibir vi. lidahnya sesekali menggigit bibir vi dengan lembut, lalu dihisap. sementara kedua tangan zonot masih sibuk memilin dan menarik – narik puting susu vi.

vi melepaskan ciuman zonot dan kedua tangannya yang di dada vi. vi mendorong zonot ke sofa, lalu menurunkan celana bahan warna hitam yang vi kenakan secara perlahan. zonot yang menyaksikan pemandangan itu hanya menahan nafsu dan menelan ludah. vi tersenyum melihat pacarnya senang dengan adegan yang sengaja vi buat untuk membangkitkan gairah zonot.

vi membuka kaitan bra lalu melepaskannya. zonot menjilat bibirnya sendiri melihat pemandangan tersebut. vi perlahan mendekati zonot yang duduk di sofa. lalu melepaskan handuk yang membaluti pinggang zonot.

vi memegang batang penis zonot, dikecupnya ujung kepala penis zonot dengan mesra. ciumannya turun perlahan sampai ke testis zonot. vi mulai menjulurkan lidahnya lalu menjilati testis zonot. dimasukkannya sedikit kedalam mulut vi, lalu di hisap perlahan.

digesekkannya gigi vi di testis zonot naik turun secara perlahan, digigit lembut, lalu dijilat.
zonot memejamkan mata sambil berpegangan pada tepi sofa menahan serangan nikmat yang diberikan vi pada penisnya.

dibasahinya testis zonot dengan air liur, lalu vi usap bagian yang basah. bibir vi menjelajah keatas, dikecup lagi kepala penis zonot dengan mesra, lalu vi tiba2 melahap kepala penis zonot, dihisapnya kuat kuat sampai lepas. sementara itu, jari vi meremas lembut testis zonot yang dibahasi air liur vi.

mulut vi masih sibuk dengan sepongannya di penis zonot.dikeluar masukkan penis zonot di dalam mulutnya. saat penis zonot keluar, ujung kepala penis zonot dihisap kuat. hisapannya turun ke testis zonot. dihisapnya kuat2 testis zonot.

“ouhh… damn… vi… gila…”, kicauan zonot tidak jelas.

vi tetap saja menghisap testis zonot bergantian kiri kanan. hisapannya diselingin dengan jilatan jilatan lembut.

vi melepaskan sepongannya dari penis zonot.

vi mengangkangkan kedua kakinya, lalu naik keatas pangkuan zonot. vi sengaja menggesekkan vaginanya di penis zonot saat vi hendak duduk dipangkuannya.

zonot merangkul erat pinggang vi, begitu pula tangan vi melingkar di leher zonot.
mereka pun berciuman mesra, lidah mereka beradu, saling menjilat, menggigit dan menghisap. vi menggesek gesekkan vagina nya di penis zonot, sementara tangan zonot turun ke pantat vi, lalu mengusap lubang anus nya, digesekkan jari tengahnya disana.

“hhh.. geli…”,desah vi.

ciuman zonot turun ke leher vi, lalu turun ke dada. sesampainya bibir zonot didepan puting susu vi, zonot mengecup puting vi dengan lembut. dibasahi nya puting vi dengan air liur, lalu menjilati nya perlahan.

“ahhh.. jangan.. geli banget disitu”. lagi lagi zonot tidak memperdulikan vi.

zonot malah makin nafsu, dilahapnya puting vi, dikulumnya puting vi dengan lidah zonot didalam mulutnya.

vi menahan nikmat, memejamkan matanya dan mulutnya terbuka.. mengeluarkan desahan desahan erotis. tangan vi menjambak rambut zonot, digesekkan puting vi di bibir zonot naik turun. zonot menjulurkan lidahnya agar puting vi tersentuh lidahnya.

zonot menghisap puting vi dengan kuat, lalu menarik narik puting vi dengan bibir nya. vi mengusap rambut zonot dengan lembut, usapan penuh kasih sayang. tangan zonot mulai meraba tubuh vi, tangannya turun mengusap perut vi, lalu turun ke bawah.

tangan zonot masuk ke celana dalam vi, diusapnya vagina vi dengan lembut. “kamu basah banget…”,ucap zonot sambil tetap menikmati puting susu vi. vi semakin horny mendengar ucapan zonot.

tangan zonot melepas celana dalam vi perlahan, lalu menghirup aroma vagina nya yang menempel di celana dalam tersebut.

“hmmmff… wangi khas vagina kamu”,kata zonot sambil tetap menghirup celana dalam vi. zonot menjulurkan lidahnya ke celana dalam vi yang basah akan cairan lengket vagina vi.
“hmmm.. kurang puas”.

zonot merebahkan vi di sofa, vi inisiatif mengangkangkan kedua kakinya. zonot perlahan lahan mendekati wajahnya ke vagina vi.

“hmmff.. wangi mem*k begini yah ternyata?”. kedua tangan vi membuka bibir vagina nya, berharap zonot melakukan sesuatu yang vi sangat inginkan.
“kok dibuka?pengin kasih coba rasanya yah?”,tanya zonot sambil menjulurkan lidahnya ke klitoris vi.

tubuh vi bergetar, perasaan geli bercampur nikmat yang dirasakan. vi memejamkan matanya dan mendesah nikmat. zonot menjilati vagina nya naik turun, sesekali memberikan rangsangan pada klitoris vi dengan mengulumnya.

“uuhh.. jangan dong…hhh…”, protes vi. zonot berhenti,
“lho kamu kenapa sih, tadi nawarin, sekarang jangan..”.

vi mendorong kepala zonot kembali menempel ke vagina vi,

“jangan cuma dikulum”, pinta vi manja.

zonot menurut permintaan vi. digeseknya klitoris vi dengan giginya secara naik turun pelan2. sesekali dihisap lalu digigit kecil. vi mengusap kepala zonot yang sedang menikmati vagina vi.

zonot melepas jilatannya di klitoris vi, jilatannya turun ke lubang vagina vi. zonot kembali menjulurkan lidahnya, dimasukkannya lidah zonot ke dalam lubang vagina vi. digerakkannya keluar masuk secara perlahan, sesekali lidahnya memutar2 di dalam vagina vi. vi semakin merenggangkan kedua kakinya, malah ikut menggerakkan pinggungnya secara memutar. “aaakhh.. enak banget.. uuhh.. dalem lagi.. “.

lidah zonot semakin dalam menjelajah lubang vagina vi. dikeluar masukkan lidahnya semakin cepat.. vi menggeliat keenakan sambil menjambak rambut zonot. tak lama kemudian, vi menghentikan oralan zonot di vagina nya.

“not… udah.. aku mau pipis..”
“yaudah dikeluarin dimulut aku aja..”, kata zonot hendak mengoral vagina vi lagi.

vi bangun dari rebahannya, “bukan… aku mau pipis, ke wc dulu yah..”. vi berdiri, berjalan menuju kamar mandi.
tanpa diketahui, zonot pun mengikuti vi ke kamar mandi.

saat vi masuk di kamar mandi dan hendak menutup pintu, zonot menahan pintu tersebut.

zonot langsung menggendong vi dan mendudukkannya di wastafel, vi mencoba memberontak tetapi tenaganya tidak sebanding dengan zonot. dibuka nya paha vi lebar2, lalu zonot menjilati klitoris vi dengan rakus. “not… a.. apa2..an ini…jaa…ahh..jangan”.rasa ingin memberontak vi pun hilang menjadi nafsu.

“mmh.. gpp.. kamu pipis aja.. sambil.. mm.. aku … jilatin gini..”.kata zonot yang sambil konsen menjilati klitoris vi dengan lahap.
“iiihh… ga bisaa.. shh.. hhh..”,kata vi sambil kedua tangannya menahan di wastafel. dilihatnya zonot sedang menjilati klitorisnya penuh nafsu dan dipadu dengan gigitan kecil yang membuat sensasi tersendiri.

vi memejamkan mata sambil menikmati perlakuan zonot yang liar itu. karena vi tak tahan lagi.. maka ia mengeluarkan pipisnya.

rasa lega bercampur malu yang dirasakan vi, air pipis vi membasahi wajah zonot. zonot mengelap wajahnya yang basah terkena air pipis vi dengan tangannya.

“lega khan tadi?gimana rasanya sambil dijilatin?”.

vi tidak menjawab karna masih menahan malu.

“sini deh aku bersihin..”,kata zonot.

zonot memencet botol sabun mandi cair lalu mengusapkannya di vagina vi. zonot mengusap perlahan lahan sampai di vagina nya mulai berbusa. vi berusaha menahan desahan yg selalu ingin keluar dari mulutnya.
jari jemari zonot mulai nakal, usapannya masuk kedalam vagina vi, jari jarinya menyabuni klitoris vi.

“shhh… hhhh”, desahan vi mulai keluar.

jari jari zonot memilin-milin klitoris vi, ditekan tekan, sesekali diberi sedikit getaran. desahan vi makin lepas,

“ahh… not… jangan. aku engga tahan..”. zonot lagi lagi tidak mempedulikan ocehan vi.

zonot langsung memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina vi, dikocokkannya di dalam dengan cepat.

“noot… akkh… jangan not….”,vi memejamkan mata sambil menahan nikmat. kocokan jari zonot begitu nikmat dan licin di dalam.

zonot mengocok vagina vi semakin cepat, jari tengahnya menguak-nguak vagina vi.

“sstt… aku… k….keluar…”,cairan vi menyemprot dari dalam vaginanya. zonot mengeluarkan jari tengahnya. dilihatnya wajah vi begitu lemas, zonot menceboki vagina vi sampai bersih,lalu mengajak vi ke tempat tidur. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Seks Liar Bersama Zonot appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Wanita Berjilbab

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Wanita Berjilbab – Rif’ah keluar dari kampusnya. Gadis cantik berjilbab ini sempat gelisah ketika dia menghubungi HP Ummu Nida ternyata HP tersebut tidak aktif namun kemudian dia baru ingat kalau nomor HP Ummu Nida ada dua yang sayangnya nomor satunya dia tidak punya. Tiba-tiba Rif’ah pun teringat Abu Nida dan seingatnya dia sempat menyimpan nomor HP suami Ummu Nida ini. Nomor HP suami Ummu Nida terekam di HP miliknya ketika beberap waktu lalau, Ummu Nida meminjam HPnya untuk mengontak suaminya. Begitu nomor HP Abu Nida diketemukannya, Rif’ah pun segera menulis SMS menanyakan nomor HP Ummu Nida yang satunya kepada Abu Nida.

 

 

cerita-sex-wanita-berjilbab-300x300

Cerita Sex: Wanita Berjilbab

 

Cerita sex – Semenit kemudian datang balasan dari Abu Nida yang kini berada di tempat mertuanya untuk menjemput Nida dan Yasmin. Tapi balasan sms itu membuat Rif’ah terkejut luar biasa. Dengan dahi berkerenyit dan tubuh gemetar dibacanya sms balasan dari suami Ummu Nida ini.

“Oh..ini ukhti Rif’ah ya?baru tahu nomornya…gimana? kerasan khan tinggal di rumah…tiap malam liat live sex “ Dengan tangan gemetar Rif’ah mereplay
“Maksud Abu Nida apa?” Sesaat kemudian datang balasan dari Abu Nida
“Tiap malam aku main dengan istriku, aku lihat ada jemari kaki yang indah melalui bawah pintu kamar dan aku yakin itu bukan jemari tikus atau kucing dan bukankah ukhti Rif’ah kehilangan pin jilbab berlogo PKS di depan pintu kamar kami?” Jantung Rif’ah serasa berhenti berdetak membaca sms dari suami Ummu Nida ini.

Rif’ah memang sempat kehilangan pin jilbab berlogo PKS pada suatu malam, dan esok paginya dicari-cari tidak ketemu. Rif’ah tidak membalas sms tersebut, ternyata sms dari Abu Nida berlanjut.

“Sebenarnya jadwalku bersenggama dengan istriku dua kali seminggu…tapi karena aku tahu ada seorang gadis cantik yang menonton….aku jadi bersemangat menambahnya..” Tubuh Rif’ah menjadi lemas sementara wajahnya memerah membaca sms-sms tersebut.

Bahkan kemudian datang mms berupa foto yang ketika dibuka membuat Rif’ah terpekik lirih. Dalam foto tersebut tampak jelas gambar dia sedang mengintip melalui lubang pintu kamar mereka walaupun suasana agak remang-remang. Agaknya diam-diam Abu Nida merekam aktivitasnya mengintipnya bersama istrinya. Kalau dilihat dari fotonya, Rif’ah menduga kamera atau HP tersebut di letakkan di atas komputer di rumah tersebut. Rif’ah tak bisa berkata apa-apa dan tubuhnya menjadi sangat lemas tak bertenaga.

Belum hilang keterkejutannya tiba-tiba Abu Nida menelpon. Rif’ah sempat beberapa lama tak berani mengangkatnya namun kemudian dengan dada berdebar kencang, akhwat cantik ini pun mengangkat telepon.

“Rif’ah?” terdengar suara di seberang yang dikenal baik sebagai suara Abu Nida.
“Iyy..Ya..”jawab Rif’ah tergagap.
“Saya punya rekaman film Rif’ah mengintip saya dan istri dan istri saya belum tahu….”
“Terus..?”
“Kalau ukhti berpandangan nggak disampaikan ke istri nanti aku kasih tahu dia”
“Jangan!” sergah Rif’ah seketika
“Aku juga punya rekaman ukhti Rif’ah di kamar mandi.. terpaksa aku buat karena anti lebih dulu melihat tubuh bugil kami.. cuman sayang gambarnya tidak terlalu jelas.” Tubuh Rif’ah kejang mendengarnya
“Tapi tenang aja..tidak akan jatuh ke orang lain jadi tidak perlu khawatir akan tersebar di internet” Rif’ah gemetar memegang handphonenya.
“Abu Nida mau memerasku.?” tanya Rif’ah terbata-bata
“Tidak…aku lihat ukhti sangat cantik…Jujur aku tertarik dan aku lihat anti sering curi-curi pandang ke arahku jadi sebenarnya kita sama-sama tertarik khan…..aku butuh istri kedua…Ummu Nida sudah mulai tidak bergairah…Aku ingin anti menjadi istriku…kita kawin di bawah tangan” Wajah Rif’ah merah padam mendengarnya.

Akhwat PKS ini menggigit bibirnya kuat-kuat Akhwat PKS ini tidak menyangka akan menghadapi masalah serumit ini.

“Gimana ukhti….secepatnya ana tunggu jawaban anti! Anti harus mau!” Rif’ah terpaku tak menjawab apapun.

Di mata Rif’ah, Abu Nida cukup tampan walaupun telah berusia 40 tahun menurut pengakuan Ummu Nida dan yang paling mendebarkan jantungnya, alat vitalnya berukuran istimewa sehingga membuatnya sering mengkhayalkan laki-laki ini menyetubuhinya. Tapi untuk menjadi istri kedua dan kawin di bawah tangan adalah sebuah pilihan yang berat.

“Baik dua hari lagi aku kontak lagi…untuk memastikan anti mau”ujar Abu Nida mengakhiri telponnya.

Rif’ah termangu-mangu. Tubuh akhwat PKS cantik ini menjadi lemas dan akhirnya hanya duduk termenung di bangku taman kampusnya. Untuk kembali ke rumah Ummu Nida sebuah hal yang tidak mungkin setelah mendapat telpon dari Abu Nida seperti itu. Kmebali ke kostnya yang dulu, ada Faizah. Senja mulai membayang Sementara itu di saat yang bersamaan itu di kantor DPD PKS Kota, tiga perempuan berjilbab lebar terlihat duduk di ruang tamu. Tiga teh botol yang hampir kosong terletak di depan mereka masing-masing. Sudah hampir satu jam ketiganya berbincang di ruang itu bahkan sempat makan siang.

Ketika perempuan itu tak lain adalah Ummu Rosyid, Ummu Nida serta Faizah. Dari ketiga perempuan itu yang paling banyak diam adalah Ummu Nida bahkan wajah ummahat beranak tiga ini tampak pucat.

“Jadi mulai hari ini komandan Santika dipegang dik Faizah” ujar Ummu Rosyid. Faizah yang siang ini memakai jilbab warna hijau mengangguk-angguk sembari tersenyum senang mendengarnya.
“Bukankah begitu Um?”tanya Ummu Rosyid kepada Ummu Nida yang berwajah paling cantik ini diantara ketiganya namun wajah cantik itu terlihat pucat. Ummu Nida yang banyak termenung itu mengangguk lemah.

Sekilas Ummu Nida melirik Faizah namun kemudian dia memalingkan wajahnya ketika melihat Faizah juga tengah memandangnya. Ummahat penyandang sabuk hitam ini masih belum percaya kalau dia kalah dari Faizah. Tapi memang di luar dugaan, kemampuan bela diri Faizah ternyata berada di atasnya. Walaupun dalam karate Faizah cuma sebagai penyandang sabuk hijau, namun akhwat hitam manis ini ternyata menguasai beberapa ilmu beladiri lainnya sehingga membuatnya begitu perkasa.

Selain itu usianya juga jauh lebih muda dibanding Ummu Nida yang sering kehabisan nafas dan satu faktor kekalahannya adalah selama seminggu ini dia kehabisan tenaga disetubuhi suaminya berturut-turut tiap malam.

“Baiklah kalau begitu, saya pamit dulu ada acara…nanti mohon Ummu Nida menyampaikan kepada DPW tentang pergantian ini, untuk DPD biar saya sampaikan langsung kepada suami..jadi Ummmu Nida nanti pulang sama Faizah” kata Ummu Rosyid yang kebetulan suaminya adalah ketua DPD.

Ummu Nida kembali mengangguk lemah. Ummahat tiga anak ini berdiri ketika Ummu Rosyid berdiri pamit pulang namun ketika hendak menyalami Ummu Rosyid, Faizah pun berdiri ikut menyalami Ummu Rosyid membuat Ummu Nida mengurungkan niatnya. Faizah terlihat menyalami Ummu Rosyid saling menempelkan pipi dan kemudian berpelukan. Ketika berpelukan itu tangan Faizah sempat meremas pantat Ummu Rosyid yang kebetulan memang montok.

“Ih..anti ini kebiasaaan…remas pantat orang sembarangan!”ujar Ummu Rosyid Faizah tertawa namun Ummu Nida yang melihat kejadian ini segera membuang muka.

Ketika Ummu Rosyid menyalami Ummu Nida, Ummu Nidapun berdiri bahkan kemudian mengantar Ummu Rosyid hingga ke pintu.

“Faizah itu berbahaya buat akhwat PKS” desis Ummu Nida.

“Kenapa?” tanya Ummu Rosyid Ummu Nida hendak menjawabnya namun tiba-tiba Faizah telah berdiri di belakangnya membuat Ummu Nida terdiam.
“Ya sudah pamit dulu” ujar Ummu Rosyid berpamitan.

Kedua perempuan berjilbab lebar ini hanya memandangi Ummu Rosyid meninggalkan halaman DPD PKS.

“ Mbak bilang apa sama Ummu Rosyid?”tanya Faizah
“Nggak bilang apa-apa” jawab Ummu Nida dan ummahat beranak tiga ini tersentak ketika kemudian Faizah memeluknya dari belakang.
“Faizah….Faizah apa nggak sadar kalau perbuatan kamu itu nista dan nggak wajar”
“Sudahlah..nggak usah berkhutbah…mbak telah berjanji menjadi pengganti Rif’ah kalau mbak kalah….”desis Faizah dengan tangan menyusuri pantat Ummu Nida yang masih berbalut jubah panjang tersebut.
“Pantat yang bahenol…mbak lebih montok dan menggairahkan dibanding Rif’ah” kata Faizah sambil meremas-remas pantat Ummu Nida yang memang montok dan kenyal tersebut.
”Aku suka bau keringat mbak….Rif’ah terlalu wangi membosankan walaupun gadis itu sangat cantik dan bertubuh sintal, tapi mbak montok dan payuadar mbak gede” Tiba-tiba Ummu Nida merasa curiga kalau Faizah bukan perempuan tapi dia adalah laki-laki yang menyusup di barisan akhwat PKS.

Dalam keadaan dipeluk Faizah dari belakang, salah satu tangan Ummu Nida membekap selangkangan Faizah. Faizah terkejut dengan perbuatan Ummu Nida namun sesaat kemudian akhwat hitam manis ini tertawa panjang.

“Tenang mbak….aku bukan laki-laki yang menyamar, kalau pengen lihat..ayo ke kamar” ujar Faizah sambil menarik Ummu Nida ke salah satu kamar di kantor DPD PKS kota.

Kamar tersebut adalah salah satu kamar dari tiga kamar di kantor DPD PKS sebagai tempat istrirahat personil atau transit tamu-tamu dari luar kota. Fasilitas dalam kamar tersebut sangat sederhana, sekedar sebuah pembaringan lengkap dengan bantal guling serta satu set meja dan kursi. Dalam kamar itu, Ummu Nida duduk di kursi memandang Faizah yang berdiri di depannya.

“Sekarang mbak yang montok, liat baik-baik..apakah aku punya kontol atau tidak”kata Faizah sambil tersenyum.

Pertama kali Faizah melepas sepasang kaus kaki yang membungkus kedua kakinya kemudian disusul jilbab lebar warna hijau yang dipakainya hingga terlihat rambutnya yang dipotong pendek seperti polwan. Ummu Nida tercekat melihat Faizah berpotongan rambut cepak karena baru pertama kali ini melihat Faizah tanpa jilbab. Setelah itu Faizah melepas jubah panjang warna coklat yang dipakainya sehingga Faizah kini hanya terlihat memakai bh warna hitam sementara bagian bawahnya memakai celana training warna coklat gelap. Ummu Nida melihat Faizah adalah seorang akhwat yang berotot bahkan payudaranya pun tergolong kecil.

Tanpa memperdulikan pandangan Ummu Nida, Faizah melepas BH yang membungkus buah dadanya kemudian celana training yang menutup bagian bawah tubuhnya.. Ummu Nida terkejut ketika melihat Faizah ternyata tidak memakai celana dalam sehingga ketika celana training itu terlepas dari tubuhnya, tubuh Faizahpun bugil tanpa selembar benangpun di tubuhnya.

“Gimana mbak?…aku nggak punya penis khan” Ummu Nida terdiam, ummahat tiga anak ini ternganga melihat tubuh Faizah bugil di depannya saat ini.

Baru pertamakali ini Ummu Nida melihat Faizah dalam keadaan bugil tanpa selembar benangpun di tubuhnya seperti saat ini. Tubuh akhwat PKS yang satu ini memang terlihat perkasa apalagi kulitnya yang kecoklatan mengesankan keperkasaannya, walaupun di dadanya tumbuh sepasang payudara berukuran 32 dengan puting susu coklat gelap serta kemaluannya adalah kemaluan wanita. Satu hal yang tak diduga Ummu Nida, ternyata Faizah mempunyai kemaluan dengan rambut yang lebat sehingga sebagian kemaluan Faizah yang cukup montok membukit itu tertutupi oleh lebatnya rambut kemaluannya. Ummu Nida tidak sempat berpikir lama karena kemudian Faizah yang bugil ini menariknya untuk berdiri lantas memeluknya

“Ayo mbak…mbak juga buka seluruh pakaian mbak” desis Faizah. Tubuh Ummu Nida mengejang ketika dengan bernafsu Faizah melumat bibirnya sementara tangannya mulai menggerayangi dadanya di balik jilbabnya mencari kancing jubah.

Tanpa di duga keduanya tiba-tiba sebuah mobil masuk ke halaman kantor DPD PKS kota itu. Faizah yang terkejut melepaskan pelukannya kepada Ummu Nida.

“Siapa sih…ngganggu aja!!”umpat Faizah kesal yang lantas dengan tergesa-gesa gadis ini memakai jilbab dan jubahnya tanpa memakai apapun di baliknya.

Ummu Nida pun sejenak merapikan diri ketika di dengarnya ketukan dan salam di pintu.

“Mbak masih hutang sama aku..!” desis Faizah kesal.

Ternyata yang datang adalah Mufidah bersama suami dan kedua anaknya. Ummu Nida dan Faizah menyambut Kabid Kewanitaan DPD yang baru ini. Ummu Nida menyalami Mufidah dengan hangat dan memeluknya sembari menempelkan kedua pipinya. Faizah berbuat yang sama hanya ketika memluknya, tangan Faizah sempat mermas pantat montok Mufidah yang membuat ummahat ini tersentak kaget. Faizah tersenyum. Kekesalannya sedikt terobati karena yang datang adalah seoarang ummahat yang cantik yang dikenalnya sebgai Kabid Kewanitaan DPD menggantikan Ummu Nida yangs ekarang duduk di DPW.

“Saya nyari Ummu Nida….di rumah kosong….terus tadi ketemu Ummu Rosyid katanya Ummu Nida di kantor DPD… ya sudah saya kesini” Ummu Nida pun tersenyum , wajah ummhata ini tampak leg dan cerah melihat kedatangan Mufidah.

Kedua ummahat inipun masuk ke ruangan bagian kewanitaan meninggalkan Faizah sendirian..

“Sebentar ya ukht…”ujar Mufidah.

Faizah mengangguk sedikit kesal. Melihat Mufidah, timbul hasrat kepada ummahat yang satu ini. Faizah berencana untuk bisa menikmati tubuhnya suatu saat nanti. Untuk mengusir kekesalannya, Faizah pergi ke teras mencari udara segar. Dilihatnya sebuah Corolla lama terparkir dengan suami Mufidah di dalamnya bersama kedua anaknya yanga agaknya tertidur pulas. Faizah kemudian duduk di lantai teras yang bersih itu sambil membaca sebuah buku. Dalam corolla merah itu, suami Mufidah melihat seorang akhwat tampak keluar dari kantor DPD PKS lantas duduk di teras. Wajah akhwat itu manis dengan kulit yang kecoklatan dan tubuh yang montok.

Melihat wajah akhwat tersebut, suami Mufidah rasanya pernah mengenalnya. Diperhatikannya baik-baik wajah tersebut dan suami Mufidah ini merasa yakin dia mengenal akhwat ini atau mungkin mirip dengan seoarang yanmg dikenalnya. Faizah yang melihat suami Mufidah ini tengah memperhatikannya tiba-tiba timbul keinginan akhwat ini untuk menggoda suami Mufidah. Dengan tetap membaca buku, kedua lutut Faizah diangkat sehingga dengan posisi seperti ini, Faizah yakin bagian bawah tubuhnya yang siang ini memaki jubah panjang akan terbuka dan terlihat oleh suami Mufidah.

Memang betul dugaan Faizah karena memang suami Mufidah yang bernama Syamsul ini tengah terkejut ketika dia melihat akhwat yang tengah diperhatikannya itu tiba-tiba merubah posisi duduknya. Dalam posisi duduk seperti itu, terlihat jelas bagian bawah tubuh akhwat tersebut terbuka sehingga Syamsul leluasa melihat betis, paha bahkan selangkangan akhwat tersebut. Dada Syamsul berdegup kencang ketika melihat akhwat tersebut ternyata tidak memakai celana dalam dan laki-laki ini melihat akhwat tersebut mempunyai bulu-bulu kemlauan yang lebat.

Dalam sekejap kontol suami Mufidah ini mengeras melihat selangkangan Faizah yang menggiurkan. Syamsul tidak tahu bahwa Faizah memang sengaja memamerkan bagian tubuhnya yang paling rahasia itu kepada dirinya. Keasyikan Syamsul hilang ketika dia melihat istrinya keluar dari kantor DPD PKS bersama seorang perempuan berjilbab lebar yang berwajah cantik. Syamsul melihat istrinya melambaikan tangan memanggilnya. Syamsul keluar dari mobil setelah melihat kedua anaknya masih tertidur pulas dalam mobil. Syamsul menghampir para perempuan berjilbab lebar ini. Faizah yang semula duduk di teraspun kini berdiri. Begitu Syamsul mendekat, giliran Faizah yang terkejut melihat suami Mufidah ini.

“Bang Syamsul!” desis Faizah di sela keterkejutannya. Syamsul yang mendengar namanya disebut memperhatikan Faizah lebih seksama dan bebrepa detik kemudian laki-laki ini terkejut pula.
“Femmy??”tanya Syamsul agak ragu.

Faizah mengangguk. Femmy adalah nama aslinya

“Lho abang sudah kenal dengan akhwat ini?”sergah Mufidah dengan nada cemburu. Syamsul mengangguk
“Dia adiknya Hendrik yang sering ke rumah kita dan kita punya hutang kepada Hendrik”
“Ya..dan bang Syamsul punya hutang 25 juta kepada bang Hendrik. Minggu ini dia akan datang ke kota ini, dia sudah beli rumah di sini” timpal Faizah Giliran Mufidah yang terkejut mendengarnya.

Wajah cantik ummahat berusia 32 tahun ini tegang dan tubuhnya gemetar. Bukan karena jumlah hutang yang disebut Faizah, tapi nama Hendrik yang membuat tubuh ummahat ini gemetar. Bagi Mufidah, Hendrik yang dimaksud bukanlah laki-laki yang asing baginya. Selama di Jakarta sudah dua kali laki-laki ini memperkosanya ketika suaminya tidak ada di rumah. Yang membuat Mufidah gelisah karena walaupun dia diperkosa, tapi Hendrik mampu membuatnya menikmati perkosaan tersebut.

Mufidah mendesak suaminya pindah ke kota ini untuk menghindar dari Hendrik tapi ternyata laki-laki yang dihindari Mufidah akhirnya muncul juga di kota ini. Suaminya memang belum tahu perkosaan yang menimpanya

“Bang Hendrik memang sedang memburu kalian!”ujar Faizah pendek membuat Syamsul dan istrinya tegang.
“Kapan dia datang? Begitu dia datang akan kami lunasi hutangnya”ujar Syamsul
“Lusa..dan dia sudah aku kasih tahu alamat rumah kalian” Mufidah gelisah mendengarnya.

Teringat kembali ucapan Hendrik kalau dia ketagihan memperkosanya dan dia akan memburu kemanapun Mufidah pergi.

“Ya sudah..aku pamit dulu…tapi Ummu Nida masih punya hutang sama aku…..buat Bang Syamsul bayar aja hutangnya…..yang tadi gratis aja” ujar Faizah sambil tersenyum menggoda.

Syamsul tergagap mendengarnya, sementara Ummu Nida diam tak berkomentar apapun. Faizah teringat ucapan bang Hendrik kalau dia tergila-gila dengan istri Syamsul dan ternyata memang pantas istri Syamsul membuat abangnya tergila-gila walaupun abangnya telah mempunyai istri. Namun dirinya agaknya juga mulai tergila-gila dengan Mufidah yang berkulit putih mulus itu. Sambil melamunkan Mufidah, Faizah menstarter sepeda motornya meninggalkan halaman DPD PKS kota.

Di mata Faizah, Mufidah mempunyai nilai tengah-tengah diantara Rif’ah dan Ummu Nida. Dari ketiganya yang paling cantik adalah Rif’ah namun yang paling putih kulitnya adalah Mufidah sedangkan tubuh yang paling montok adalah Ummu Nida. Dari ketiga perempuan itu yang baru dinikmati baru Rif’ah sedangkan Ummu Nida nyaris dinikmatinya malam ini dan Mufidah yang berkulit putih itu kini dalam targetnya. Mendadak Faizah teringat abangnya yang akan datang lusa.

Di benak Faizah timbul rencana untuk bekerja sama agar sama-sama menikmati ketiga tubuh wanita PKS yang molek dan menggiurkan itu. Faizah yakin abangnya juga akan tergila-gila bila disodori Ummu Nida yang bertubuh montok dan berkulit kuning langsat serta berwajah cukup cantik ataupun Rif’ah yang berwajah sangat cantik, sintal dan masih perawan. Faizah tersenyum membayangkan semuanya. Selama dia bergabung dengan PKS baru ketiga perempuan inilah yang membangkitkan nafsunya Setelah tau Faizah masih tetap di PKS, Rif’ah ketakutan sekali.

Terpaksa dia untuk sementara pergi dari tempat kosnya dan tinggal bersama Ummu Nida dan suaminya. Malam itu Ummu Nida merasa mengantuk berat. Dia ingin segera tidur, ini membuat Abu Nida suaminya merasa gembira sebab usahanya berhasil. Abu Nida memang telah memasukkan obat tidur cukup banyak dalam minuman istrinya secara diam-diam. Kalau istrinya sudah tidur dia akan bebas menggarap Rif’ah, akhwat cantik yang sudah lama dia inginkan.

Sesudah istrinya tidur nyenyak, Abu Nida mengetuk pintu kamar tidur Rif’ah. Rif’ah sudah menduga bahwa yang mengetuk pintu kamar malam-malam begini tentu Abu Nida. Dengan rasa takut dan ingin tahu Rif’ah membuka pintu. Begitu pintu terbuka AbuNida bertanya,

”Belum tidur,Rif’ah?” Jawab Rf’ah,
”Belum, Bi.”
“Boleh masuk?” desak Abu NIda.

Rif’ah keberatan dan berusaha menolak,”Jangan,Bi ntar Ummu tau gimana?” Jawab Abu Nida,

“Ah, nggak bakalan tau dia kan sudah tidur!” Karena Rif’ah mau menolak, akhirnya Abu Nida memaksa masuk kamar dan segera mengunci pintu.

Tinggallah mereka berdua dalam kamar, sementara Rif’ah masih memakai jilbab dan jubahnya. Rif’ah ketakutan meskipun dia juga sebenarnya senang sudah berdua dengan Abu Nida. Tanpa basa-basi lagi Abu Nida memeluk tubuh Rif’ah yang sintal itu dari depan dan mendaratkan ciuman-ciuman di bibir merah Rif’ah. Rif’ah menggeliat merasakan ciuman-ciuman bibir Abu Nida yang berkumis dan berjenggot lebat itu. Karena terangsang Rif’ah mulai membalas dengan ciuman yang tak kalah agresif.

Tangan Abu Nida mulai meraba tetek Rif’ah dari luar jubah dan jilbabnya.

“Jangan Bi, nggak mau”, R1f’ah mencoba menolak.

Tapi Abu Nida tidak peduli, bahkan tangannya mulai menyusup di balik jubah dan BH Rif’ah.

“Oouuh!”, Rif’ah menjerit, baru kali ini teteknya dipegang tangan lelaki.

Abu Nida mulai membuka kancing-kancing jubah Rif’ah, kali ini Rif’ah tidak melawan, rupanya dia juga sudah terangsang berat. Abu Nida mulai mengisap dan menyedot tetek Rif’ah yang masih kencang dan keras itu. Rif’ah mulai mengerang-ngerang tak menentu dan pasrah dengan segala yang dilakukan Abu Nida meski sebelumnya dia menolak mati-matian. Abu Nida menyingkap jubah Rif’ah dan meraba-raba memek Rif’ah yang mulai basah itu. Rf’ah mencoba menolak tangan Abu Nida,

”Jangan Mas, Rif’ah nggak mau.” Entah mengapa Rif’ah mulai memanggil mas kepada Abu Nida.
“Nggak apa-apa, ntar juga enak.” kata Abu Nida tanpa peduli atas penolakan Rif’ah.

Lalu Abu Nida melorot celana dalam Rif’ah dan menjilat-jilat memek Rif’ah yang masih perawan itu. Rif’ah malu sekali karena memeknya selama ini sangat dijaganya dari lelaki. Abu Nida mulai memain-mainkan lidahnya di memek Rif’ah. Mendapat perlakuan itu Rif’ah merasa jijik. Tapi rangsangan yang kuat membuatnya tidak tahan mulutnya menjerit-jerit tak karuan.

“Ooouuuh, Mass, enaak Mass, terusin aja!” Akhirnya keluarlah cairan dari memek Rf’ah.

Rif’ah orgasme. Kesempatan ini tak disia-siakan Abu Nida. Dia bangun dan mengarahkan kontolnya ke memek Rif’ah yang basah itu. Rif’ah mencoba menghindar, tapi karena badannya lemas akibat orgasme tadi, Rf’ah tak berdaya. Abu Nida mulai menusukkan batangnya yang besar dan panjang itu ke memek Rif’ah. Beberapa kali Abu Nida mendorong tapi kontolnya tidak bisa masuk. Memek Rif’ah benar-benar ketat. Akhrinya Abu Nida membuka paha Rif’ah yang berjubah itu selebar-lebarnya dan menusukkan kontolnya dengan keras. Rif’ah menjerit kesakitan,

“Ahhh, sakit mass, pelan-pelan dong…..sshhhh… aaaahhh.” Kepala kontol Abu Nida dapat menembus memek Rif’ah,

Abu Nida terus mendorong hingga batang kemaluannya dapat masuk semuanya ke memek Rf’ah. Abu Nida mengocok-ngocok kontolnya maju mundur di memek Rfi’ah. Mula-mula Rif’ah masih merasa sakit tapi lama-lama mulai keenakan dan mengimbangi gerakan dan goyangan Abu Nida. Akhirnya sesudah 1/2 jam Rif’ah menjerit karena memeknya yang berdenyut-denyut itu mulai mengeluarkan cairan orgasmenya.

“Masss, aku keluar masss!!!” jerit Rf’ah dengan penuh nafsu memeluk Abu Nida.

Abu Nida pun mulai nggak tahan dan memeluk tubuh Rif’ah yang sintal dan padat itu erat-erat. Tubuh Abu Nida mengejang dan menyemburkan air maninya ke rahim Rif’ah. Lalu keduanya terbaring lemas kehabisan tenaga. “Makasih ya Rif’ah!” kata Abi Nida. Rif’ah tidak menjawab, air mata menetes di pipinya. Perawannya direnggut oleh ikhwan seiornya sendiri.

Sejak itu kapan saja Abu Nida mau, Rif’ah harus bersedia dientot. Kalau tidak adegan tadi yang secara diam-diam sudah direkam Abu Nida akan disebar luaska. Ah, kasihan Rif’ah Sejak itu Rif’ah tidak bisa lagi melepaskan diri dari Abu Nida, selain diancam akan diedarkannya rekaman-rekaman bugilnya Rif’ah sendiri memang ketagihan untuk ngentot dengan Abu Nida. Tapi rupanya ada juga orang-orang lain yang sedang mengincar Rif’ah, akhwat muda yang cantik ini. Salah satunya adalah Mas Syamsul, suami Mufidah dan juga Hendrik, abangnya Faizah alias Femmy itu.

The post Cerita Sex: Wanita Berjilbab appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Wanita Berjilbab

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex , Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Wanita Berjilbab – Rif’ah keluar dari kampusnya. Gadis cantik berjilbab ini sempat gelisah ketika dia menghubungi HP Ummu Nida ternyata HP tersebut tidak aktif namun kemudian dia baru ingat kalau nomor HP Ummu Nida ada dua yang sayangnya nomor satunya dia tidak punya. Tiba-tiba Rif’ah pun teringat Abu Nida dan seingatnya dia sempat menyimpan nomor HP suami Ummu Nida ini. Nomor HP suami Ummu Nida terekam di HP miliknya ketika beberap waktu lalau, Ummu Nida meminjam HPnya untuk mengontak suaminya. Begitu nomor HP Abu Nida diketemukannya, Rif’ah pun segera menulis SMS menanyakan nomor HP Ummu Nida yang satunya kepada Abu Nida.

 

 

cerita-sex-wanita-berjilbab-300x300

Cerita Sex: Wanita Berjilbab

 

Cerita sex – Semenit kemudian datang balasan dari Abu Nida yang kini berada di tempat mertuanya untuk menjemput Nida dan Yasmin. Tapi balasan sms itu membuat Rif’ah terkejut luar biasa. Dengan dahi berkerenyit dan tubuh gemetar dibacanya sms balasan dari suami Ummu Nida ini.

“Oh..ini ukhti Rif’ah ya?baru tahu nomornya…gimana? kerasan khan tinggal di rumah…tiap malam liat live sex “ Dengan tangan gemetar Rif’ah mereplay
“Maksud Abu Nida apa?” Sesaat kemudian datang balasan dari Abu Nida
“Tiap malam aku main dengan istriku, aku lihat ada jemari kaki yang indah melalui bawah pintu kamar dan aku yakin itu bukan jemari tikus atau kucing dan bukankah ukhti Rif’ah kehilangan pin jilbab berlogo PKS di depan pintu kamar kami?” Jantung Rif’ah serasa berhenti berdetak membaca sms dari suami Ummu Nida ini.

Rif’ah memang sempat kehilangan pin jilbab berlogo PKS pada suatu malam, dan esok paginya dicari-cari tidak ketemu. Rif’ah tidak membalas sms tersebut, ternyata sms dari Abu Nida berlanjut.

“Sebenarnya jadwalku bersenggama dengan istriku dua kali seminggu…tapi karena aku tahu ada seorang gadis cantik yang menonton….aku jadi bersemangat menambahnya..” Tubuh Rif’ah menjadi lemas sementara wajahnya memerah membaca sms-sms tersebut.

Bahkan kemudian datang mms berupa foto yang ketika dibuka membuat Rif’ah terpekik lirih. Dalam foto tersebut tampak jelas gambar dia sedang mengintip melalui lubang pintu kamar mereka walaupun suasana agak remang-remang. Agaknya diam-diam Abu Nida merekam aktivitasnya mengintipnya bersama istrinya. Kalau dilihat dari fotonya, Rif’ah menduga kamera atau HP tersebut di letakkan di atas komputer di rumah tersebut. Rif’ah tak bisa berkata apa-apa dan tubuhnya menjadi sangat lemas tak bertenaga.

Belum hilang keterkejutannya tiba-tiba Abu Nida menelpon. Rif’ah sempat beberapa lama tak berani mengangkatnya namun kemudian dengan dada berdebar kencang, akhwat cantik ini pun mengangkat telepon.

“Rif’ah?” terdengar suara di seberang yang dikenal baik sebagai suara Abu Nida.
“Iyy..Ya..”jawab Rif’ah tergagap.
“Saya punya rekaman film Rif’ah mengintip saya dan istri dan istri saya belum tahu….”
“Terus..?”
“Kalau ukhti berpandangan nggak disampaikan ke istri nanti aku kasih tahu dia”
“Jangan!” sergah Rif’ah seketika
“Aku juga punya rekaman ukhti Rif’ah di kamar mandi.. terpaksa aku buat karena anti lebih dulu melihat tubuh bugil kami.. cuman sayang gambarnya tidak terlalu jelas.” Tubuh Rif’ah kejang mendengarnya
“Tapi tenang aja..tidak akan jatuh ke orang lain jadi tidak perlu khawatir akan tersebar di internet” Rif’ah gemetar memegang handphonenya.
“Abu Nida mau memerasku.?” tanya Rif’ah terbata-bata
“Tidak…aku lihat ukhti sangat cantik…Jujur aku tertarik dan aku lihat anti sering curi-curi pandang ke arahku jadi sebenarnya kita sama-sama tertarik khan…..aku butuh istri kedua…Ummu Nida sudah mulai tidak bergairah…Aku ingin anti menjadi istriku…kita kawin di bawah tangan” Wajah Rif’ah merah padam mendengarnya.

Akhwat PKS ini menggigit bibirnya kuat-kuat Akhwat PKS ini tidak menyangka akan menghadapi masalah serumit ini.

“Gimana ukhti….secepatnya ana tunggu jawaban anti! Anti harus mau!” Rif’ah terpaku tak menjawab apapun.

Di mata Rif’ah, Abu Nida cukup tampan walaupun telah berusia 40 tahun menurut pengakuan Ummu Nida dan yang paling mendebarkan jantungnya, alat vitalnya berukuran istimewa sehingga membuatnya sering mengkhayalkan laki-laki ini menyetubuhinya. Tapi untuk menjadi istri kedua dan kawin di bawah tangan adalah sebuah pilihan yang berat.

“Baik dua hari lagi aku kontak lagi…untuk memastikan anti mau”ujar Abu Nida mengakhiri telponnya.

Rif’ah termangu-mangu. Tubuh akhwat PKS cantik ini menjadi lemas dan akhirnya hanya duduk termenung di bangku taman kampusnya. Untuk kembali ke rumah Ummu Nida sebuah hal yang tidak mungkin setelah mendapat telpon dari Abu Nida seperti itu. Kmebali ke kostnya yang dulu, ada Faizah. Senja mulai membayang Sementara itu di saat yang bersamaan itu di kantor DPD PKS Kota, tiga perempuan berjilbab lebar terlihat duduk di ruang tamu. Tiga teh botol yang hampir kosong terletak di depan mereka masing-masing. Sudah hampir satu jam ketiganya berbincang di ruang itu bahkan sempat makan siang.

Ketika perempuan itu tak lain adalah Ummu Rosyid, Ummu Nida serta Faizah. Dari ketiga perempuan itu yang paling banyak diam adalah Ummu Nida bahkan wajah ummahat beranak tiga ini tampak pucat.

“Jadi mulai hari ini komandan Santika dipegang dik Faizah” ujar Ummu Rosyid. Faizah yang siang ini memakai jilbab warna hijau mengangguk-angguk sembari tersenyum senang mendengarnya.
“Bukankah begitu Um?”tanya Ummu Rosyid kepada Ummu Nida yang berwajah paling cantik ini diantara ketiganya namun wajah cantik itu terlihat pucat. Ummu Nida yang banyak termenung itu mengangguk lemah.

Sekilas Ummu Nida melirik Faizah namun kemudian dia memalingkan wajahnya ketika melihat Faizah juga tengah memandangnya. Ummahat penyandang sabuk hitam ini masih belum percaya kalau dia kalah dari Faizah. Tapi memang di luar dugaan, kemampuan bela diri Faizah ternyata berada di atasnya. Walaupun dalam karate Faizah cuma sebagai penyandang sabuk hijau, namun akhwat hitam manis ini ternyata menguasai beberapa ilmu beladiri lainnya sehingga membuatnya begitu perkasa.

Selain itu usianya juga jauh lebih muda dibanding Ummu Nida yang sering kehabisan nafas dan satu faktor kekalahannya adalah selama seminggu ini dia kehabisan tenaga disetubuhi suaminya berturut-turut tiap malam.

“Baiklah kalau begitu, saya pamit dulu ada acara…nanti mohon Ummu Nida menyampaikan kepada DPW tentang pergantian ini, untuk DPD biar saya sampaikan langsung kepada suami..jadi Ummmu Nida nanti pulang sama Faizah” kata Ummu Rosyid yang kebetulan suaminya adalah ketua DPD.

Ummu Nida kembali mengangguk lemah. Ummahat tiga anak ini berdiri ketika Ummu Rosyid berdiri pamit pulang namun ketika hendak menyalami Ummu Rosyid, Faizah pun berdiri ikut menyalami Ummu Rosyid membuat Ummu Nida mengurungkan niatnya. Faizah terlihat menyalami Ummu Rosyid saling menempelkan pipi dan kemudian berpelukan. Ketika berpelukan itu tangan Faizah sempat meremas pantat Ummu Rosyid yang kebetulan memang montok.

“Ih..anti ini kebiasaaan…remas pantat orang sembarangan!”ujar Ummu Rosyid Faizah tertawa namun Ummu Nida yang melihat kejadian ini segera membuang muka.

Ketika Ummu Rosyid menyalami Ummu Nida, Ummu Nidapun berdiri bahkan kemudian mengantar Ummu Rosyid hingga ke pintu.

“Faizah itu berbahaya buat akhwat PKS” desis Ummu Nida.

“Kenapa?” tanya Ummu Rosyid Ummu Nida hendak menjawabnya namun tiba-tiba Faizah telah berdiri di belakangnya membuat Ummu Nida terdiam.
“Ya sudah pamit dulu” ujar Ummu Rosyid berpamitan.

Kedua perempuan berjilbab lebar ini hanya memandangi Ummu Rosyid meninggalkan halaman DPD PKS.

“ Mbak bilang apa sama Ummu Rosyid?”tanya Faizah
“Nggak bilang apa-apa” jawab Ummu Nida dan ummahat beranak tiga ini tersentak ketika kemudian Faizah memeluknya dari belakang.
“Faizah….Faizah apa nggak sadar kalau perbuatan kamu itu nista dan nggak wajar”
“Sudahlah..nggak usah berkhutbah…mbak telah berjanji menjadi pengganti Rif’ah kalau mbak kalah….”desis Faizah dengan tangan menyusuri pantat Ummu Nida yang masih berbalut jubah panjang tersebut.
“Pantat yang bahenol…mbak lebih montok dan menggairahkan dibanding Rif’ah” kata Faizah sambil meremas-remas pantat Ummu Nida yang memang montok dan kenyal tersebut.
”Aku suka bau keringat mbak….Rif’ah terlalu wangi membosankan walaupun gadis itu sangat cantik dan bertubuh sintal, tapi mbak montok dan payuadar mbak gede” Tiba-tiba Ummu Nida merasa curiga kalau Faizah bukan perempuan tapi dia adalah laki-laki yang menyusup di barisan akhwat PKS.

Dalam keadaan dipeluk Faizah dari belakang, salah satu tangan Ummu Nida membekap selangkangan Faizah. Faizah terkejut dengan perbuatan Ummu Nida namun sesaat kemudian akhwat hitam manis ini tertawa panjang.

“Tenang mbak….aku bukan laki-laki yang menyamar, kalau pengen lihat..ayo ke kamar” ujar Faizah sambil menarik Ummu Nida ke salah satu kamar di kantor DPD PKS kota.

Kamar tersebut adalah salah satu kamar dari tiga kamar di kantor DPD PKS sebagai tempat istrirahat personil atau transit tamu-tamu dari luar kota. Fasilitas dalam kamar tersebut sangat sederhana, sekedar sebuah pembaringan lengkap dengan bantal guling serta satu set meja dan kursi. Dalam kamar itu, Ummu Nida duduk di kursi memandang Faizah yang berdiri di depannya.

“Sekarang mbak yang montok, liat baik-baik..apakah aku punya kontol atau tidak”kata Faizah sambil tersenyum.

Pertama kali Faizah melepas sepasang kaus kaki yang membungkus kedua kakinya kemudian disusul jilbab lebar warna hijau yang dipakainya hingga terlihat rambutnya yang dipotong pendek seperti polwan. Ummu Nida tercekat melihat Faizah berpotongan rambut cepak karena baru pertama kali ini melihat Faizah tanpa jilbab. Setelah itu Faizah melepas jubah panjang warna coklat yang dipakainya sehingga Faizah kini hanya terlihat memakai bh warna hitam sementara bagian bawahnya memakai celana training warna coklat gelap. Ummu Nida melihat Faizah adalah seorang akhwat yang berotot bahkan payudaranya pun tergolong kecil.

Tanpa memperdulikan pandangan Ummu Nida, Faizah melepas BH yang membungkus buah dadanya kemudian celana training yang menutup bagian bawah tubuhnya.. Ummu Nida terkejut ketika melihat Faizah ternyata tidak memakai celana dalam sehingga ketika celana training itu terlepas dari tubuhnya, tubuh Faizahpun bugil tanpa selembar benangpun di tubuhnya.

“Gimana mbak?…aku nggak punya penis khan” Ummu Nida terdiam, ummahat tiga anak ini ternganga melihat tubuh Faizah bugil di depannya saat ini.

Baru pertamakali ini Ummu Nida melihat Faizah dalam keadaan bugil tanpa selembar benangpun di tubuhnya seperti saat ini. Tubuh akhwat PKS yang satu ini memang terlihat perkasa apalagi kulitnya yang kecoklatan mengesankan keperkasaannya, walaupun di dadanya tumbuh sepasang payudara berukuran 32 dengan puting susu coklat gelap serta kemaluannya adalah kemaluan wanita. Satu hal yang tak diduga Ummu Nida, ternyata Faizah mempunyai kemaluan dengan rambut yang lebat sehingga sebagian kemaluan Faizah yang cukup montok membukit itu tertutupi oleh lebatnya rambut kemaluannya. Ummu Nida tidak sempat berpikir lama karena kemudian Faizah yang bugil ini menariknya untuk berdiri lantas memeluknya

“Ayo mbak…mbak juga buka seluruh pakaian mbak” desis Faizah. Tubuh Ummu Nida mengejang ketika dengan bernafsu Faizah melumat bibirnya sementara tangannya mulai menggerayangi dadanya di balik jilbabnya mencari kancing jubah.

Tanpa di duga keduanya tiba-tiba sebuah mobil masuk ke halaman kantor DPD PKS kota itu. Faizah yang terkejut melepaskan pelukannya kepada Ummu Nida.

“Siapa sih…ngganggu aja!!”umpat Faizah kesal yang lantas dengan tergesa-gesa gadis ini memakai jilbab dan jubahnya tanpa memakai apapun di baliknya.

Ummu Nida pun sejenak merapikan diri ketika di dengarnya ketukan dan salam di pintu.

“Mbak masih hutang sama aku..!” desis Faizah kesal.

Ternyata yang datang adalah Mufidah bersama suami dan kedua anaknya. Ummu Nida dan Faizah menyambut Kabid Kewanitaan DPD yang baru ini. Ummu Nida menyalami Mufidah dengan hangat dan memeluknya sembari menempelkan kedua pipinya. Faizah berbuat yang sama hanya ketika memluknya, tangan Faizah sempat mermas pantat montok Mufidah yang membuat ummahat ini tersentak kaget. Faizah tersenyum. Kekesalannya sedikt terobati karena yang datang adalah seoarang ummahat yang cantik yang dikenalnya sebgai Kabid Kewanitaan DPD menggantikan Ummu Nida yangs ekarang duduk di DPW.

“Saya nyari Ummu Nida….di rumah kosong….terus tadi ketemu Ummu Rosyid katanya Ummu Nida di kantor DPD… ya sudah saya kesini” Ummu Nida pun tersenyum , wajah ummhata ini tampak leg dan cerah melihat kedatangan Mufidah.

Kedua ummahat inipun masuk ke ruangan bagian kewanitaan meninggalkan Faizah sendirian..

“Sebentar ya ukht…”ujar Mufidah.

Faizah mengangguk sedikit kesal. Melihat Mufidah, timbul hasrat kepada ummahat yang satu ini. Faizah berencana untuk bisa menikmati tubuhnya suatu saat nanti. Untuk mengusir kekesalannya, Faizah pergi ke teras mencari udara segar. Dilihatnya sebuah Corolla lama terparkir dengan suami Mufidah di dalamnya bersama kedua anaknya yanga agaknya tertidur pulas. Faizah kemudian duduk di lantai teras yang bersih itu sambil membaca sebuah buku. Dalam corolla merah itu, suami Mufidah melihat seorang akhwat tampak keluar dari kantor DPD PKS lantas duduk di teras. Wajah akhwat itu manis dengan kulit yang kecoklatan dan tubuh yang montok.

Melihat wajah akhwat tersebut, suami Mufidah rasanya pernah mengenalnya. Diperhatikannya baik-baik wajah tersebut dan suami Mufidah ini merasa yakin dia mengenal akhwat ini atau mungkin mirip dengan seoarang yanmg dikenalnya. Faizah yang melihat suami Mufidah ini tengah memperhatikannya tiba-tiba timbul keinginan akhwat ini untuk menggoda suami Mufidah. Dengan tetap membaca buku, kedua lutut Faizah diangkat sehingga dengan posisi seperti ini, Faizah yakin bagian bawah tubuhnya yang siang ini memaki jubah panjang akan terbuka dan terlihat oleh suami Mufidah.

Memang betul dugaan Faizah karena memang suami Mufidah yang bernama Syamsul ini tengah terkejut ketika dia melihat akhwat yang tengah diperhatikannya itu tiba-tiba merubah posisi duduknya. Dalam posisi duduk seperti itu, terlihat jelas bagian bawah tubuh akhwat tersebut terbuka sehingga Syamsul leluasa melihat betis, paha bahkan selangkangan akhwat tersebut. Dada Syamsul berdegup kencang ketika melihat akhwat tersebut ternyata tidak memakai celana dalam dan laki-laki ini melihat akhwat tersebut mempunyai bulu-bulu kemlauan yang lebat.

Dalam sekejap kontol suami Mufidah ini mengeras melihat selangkangan Faizah yang menggiurkan. Syamsul tidak tahu bahwa Faizah memang sengaja memamerkan bagian tubuhnya yang paling rahasia itu kepada dirinya. Keasyikan Syamsul hilang ketika dia melihat istrinya keluar dari kantor DPD PKS bersama seorang perempuan berjilbab lebar yang berwajah cantik. Syamsul melihat istrinya melambaikan tangan memanggilnya. Syamsul keluar dari mobil setelah melihat kedua anaknya masih tertidur pulas dalam mobil. Syamsul menghampir para perempuan berjilbab lebar ini. Faizah yang semula duduk di teraspun kini berdiri. Begitu Syamsul mendekat, giliran Faizah yang terkejut melihat suami Mufidah ini.

“Bang Syamsul!” desis Faizah di sela keterkejutannya. Syamsul yang mendengar namanya disebut memperhatikan Faizah lebih seksama dan bebrepa detik kemudian laki-laki ini terkejut pula.
“Femmy??”tanya Syamsul agak ragu.

Faizah mengangguk. Femmy adalah nama aslinya

“Lho abang sudah kenal dengan akhwat ini?”sergah Mufidah dengan nada cemburu. Syamsul mengangguk
“Dia adiknya Hendrik yang sering ke rumah kita dan kita punya hutang kepada Hendrik”
“Ya..dan bang Syamsul punya hutang 25 juta kepada bang Hendrik. Minggu ini dia akan datang ke kota ini, dia sudah beli rumah di sini” timpal Faizah Giliran Mufidah yang terkejut mendengarnya.

Wajah cantik ummahat berusia 32 tahun ini tegang dan tubuhnya gemetar. Bukan karena jumlah hutang yang disebut Faizah, tapi nama Hendrik yang membuat tubuh ummahat ini gemetar. Bagi Mufidah, Hendrik yang dimaksud bukanlah laki-laki yang asing baginya. Selama di Jakarta sudah dua kali laki-laki ini memperkosanya ketika suaminya tidak ada di rumah. Yang membuat Mufidah gelisah karena walaupun dia diperkosa, tapi Hendrik mampu membuatnya menikmati perkosaan tersebut.

Mufidah mendesak suaminya pindah ke kota ini untuk menghindar dari Hendrik tapi ternyata laki-laki yang dihindari Mufidah akhirnya muncul juga di kota ini. Suaminya memang belum tahu perkosaan yang menimpanya

“Bang Hendrik memang sedang memburu kalian!”ujar Faizah pendek membuat Syamsul dan istrinya tegang.
“Kapan dia datang? Begitu dia datang akan kami lunasi hutangnya”ujar Syamsul
“Lusa..dan dia sudah aku kasih tahu alamat rumah kalian” Mufidah gelisah mendengarnya.

Teringat kembali ucapan Hendrik kalau dia ketagihan memperkosanya dan dia akan memburu kemanapun Mufidah pergi.

“Ya sudah..aku pamit dulu…tapi Ummu Nida masih punya hutang sama aku…..buat Bang Syamsul bayar aja hutangnya…..yang tadi gratis aja” ujar Faizah sambil tersenyum menggoda.

Syamsul tergagap mendengarnya, sementara Ummu Nida diam tak berkomentar apapun. Faizah teringat ucapan bang Hendrik kalau dia tergila-gila dengan istri Syamsul dan ternyata memang pantas istri Syamsul membuat abangnya tergila-gila walaupun abangnya telah mempunyai istri. Namun dirinya agaknya juga mulai tergila-gila dengan Mufidah yang berkulit putih mulus itu. Sambil melamunkan Mufidah, Faizah menstarter sepeda motornya meninggalkan halaman DPD PKS kota.

Di mata Faizah, Mufidah mempunyai nilai tengah-tengah diantara Rif’ah dan Ummu Nida. Dari ketiganya yang paling cantik adalah Rif’ah namun yang paling putih kulitnya adalah Mufidah sedangkan tubuh yang paling montok adalah Ummu Nida. Dari ketiga perempuan itu yang baru dinikmati baru Rif’ah sedangkan Ummu Nida nyaris dinikmatinya malam ini dan Mufidah yang berkulit putih itu kini dalam targetnya. Mendadak Faizah teringat abangnya yang akan datang lusa.

Di benak Faizah timbul rencana untuk bekerja sama agar sama-sama menikmati ketiga tubuh wanita PKS yang molek dan menggiurkan itu. Faizah yakin abangnya juga akan tergila-gila bila disodori Ummu Nida yang bertubuh montok dan berkulit kuning langsat serta berwajah cukup cantik ataupun Rif’ah yang berwajah sangat cantik, sintal dan masih perawan. Faizah tersenyum membayangkan semuanya. Selama dia bergabung dengan PKS baru ketiga perempuan inilah yang membangkitkan nafsunya Setelah tau Faizah masih tetap di PKS, Rif’ah ketakutan sekali.

Terpaksa dia untuk sementara pergi dari tempat kosnya dan tinggal bersama Ummu Nida dan suaminya. Malam itu Ummu Nida merasa mengantuk berat. Dia ingin segera tidur, ini membuat Abu Nida suaminya merasa gembira sebab usahanya berhasil. Abu Nida memang telah memasukkan obat tidur cukup banyak dalam minuman istrinya secara diam-diam. Kalau istrinya sudah tidur dia akan bebas menggarap Rif’ah, akhwat cantik yang sudah lama dia inginkan.

Sesudah istrinya tidur nyenyak, Abu Nida mengetuk pintu kamar tidur Rif’ah. Rif’ah sudah menduga bahwa yang mengetuk pintu kamar malam-malam begini tentu Abu Nida. Dengan rasa takut dan ingin tahu Rif’ah membuka pintu. Begitu pintu terbuka AbuNida bertanya,

”Belum tidur,Rif’ah?” Jawab Rf’ah,
”Belum, Bi.”
“Boleh masuk?” desak Abu NIda.

Rif’ah keberatan dan berusaha menolak,”Jangan,Bi ntar Ummu tau gimana?” Jawab Abu Nida,

“Ah, nggak bakalan tau dia kan sudah tidur!” Karena Rif’ah mau menolak, akhirnya Abu Nida memaksa masuk kamar dan segera mengunci pintu.

Tinggallah mereka berdua dalam kamar, sementara Rif’ah masih memakai jilbab dan jubahnya. Rif’ah ketakutan meskipun dia juga sebenarnya senang sudah berdua dengan Abu Nida. Tanpa basa-basi lagi Abu Nida memeluk tubuh Rif’ah yang sintal itu dari depan dan mendaratkan ciuman-ciuman di bibir merah Rif’ah. Rif’ah menggeliat merasakan ciuman-ciuman bibir Abu Nida yang berkumis dan berjenggot lebat itu. Karena terangsang Rif’ah mulai membalas dengan ciuman yang tak kalah agresif.

Tangan Abu Nida mulai meraba tetek Rif’ah dari luar jubah dan jilbabnya.

“Jangan Bi, nggak mau”, R1f’ah mencoba menolak.

Tapi Abu Nida tidak peduli, bahkan tangannya mulai menyusup di balik jubah dan BH Rif’ah.

“Oouuh!”, Rif’ah menjerit, baru kali ini teteknya dipegang tangan lelaki.

Abu Nida mulai membuka kancing-kancing jubah Rif’ah, kali ini Rif’ah tidak melawan, rupanya dia juga sudah terangsang berat. Abu Nida mulai mengisap dan menyedot tetek Rif’ah yang masih kencang dan keras itu. Rif’ah mulai mengerang-ngerang tak menentu dan pasrah dengan segala yang dilakukan Abu Nida meski sebelumnya dia menolak mati-matian. Abu Nida menyingkap jubah Rif’ah dan meraba-raba memek Rif’ah yang mulai basah itu. Rf’ah mencoba menolak tangan Abu Nida,

”Jangan Mas, Rif’ah nggak mau.” Entah mengapa Rif’ah mulai memanggil mas kepada Abu Nida.
“Nggak apa-apa, ntar juga enak.” kata Abu Nida tanpa peduli atas penolakan Rif’ah.

Lalu Abu Nida melorot celana dalam Rif’ah dan menjilat-jilat memek Rif’ah yang masih perawan itu. Rif’ah malu sekali karena memeknya selama ini sangat dijaganya dari lelaki. Abu Nida mulai memain-mainkan lidahnya di memek Rif’ah. Mendapat perlakuan itu Rif’ah merasa jijik. Tapi rangsangan yang kuat membuatnya tidak tahan mulutnya menjerit-jerit tak karuan.

“Ooouuuh, Mass, enaak Mass, terusin aja!” Akhirnya keluarlah cairan dari memek Rf’ah.

Rif’ah orgasme. Kesempatan ini tak disia-siakan Abu Nida. Dia bangun dan mengarahkan kontolnya ke memek Rif’ah yang basah itu. Rif’ah mencoba menghindar, tapi karena badannya lemas akibat orgasme tadi, Rf’ah tak berdaya. Abu Nida mulai menusukkan batangnya yang besar dan panjang itu ke memek Rif’ah. Beberapa kali Abu Nida mendorong tapi kontolnya tidak bisa masuk. Memek Rif’ah benar-benar ketat. Akhrinya Abu Nida membuka paha Rif’ah yang berjubah itu selebar-lebarnya dan menusukkan kontolnya dengan keras. Rif’ah menjerit kesakitan,

“Ahhh, sakit mass, pelan-pelan dong…..sshhhh… aaaahhh.” Kepala kontol Abu Nida dapat menembus memek Rif’ah,

Abu Nida terus mendorong hingga batang kemaluannya dapat masuk semuanya ke memek Rf’ah. Abu Nida mengocok-ngocok kontolnya maju mundur di memek Rfi’ah. Mula-mula Rif’ah masih merasa sakit tapi lama-lama mulai keenakan dan mengimbangi gerakan dan goyangan Abu Nida. Akhirnya sesudah 1/2 jam Rif’ah menjerit karena memeknya yang berdenyut-denyut itu mulai mengeluarkan cairan orgasmenya.

“Masss, aku keluar masss!!!” jerit Rf’ah dengan penuh nafsu memeluk Abu Nida.

Abu Nida pun mulai nggak tahan dan memeluk tubuh Rif’ah yang sintal dan padat itu erat-erat. Tubuh Abu Nida mengejang dan menyemburkan air maninya ke rahim Rif’ah. Lalu keduanya terbaring lemas kehabisan tenaga. “Makasih ya Rif’ah!” kata Abi Nida. Rif’ah tidak menjawab, air mata menetes di pipinya. Perawannya direnggut oleh ikhwan seiornya sendiri.

Sejak itu kapan saja Abu Nida mau, Rif’ah harus bersedia dientot. Kalau tidak adegan tadi yang secara diam-diam sudah direkam Abu Nida akan disebar luaska. Ah, kasihan Rif’ah Sejak itu Rif’ah tidak bisa lagi melepaskan diri dari Abu Nida, selain diancam akan diedarkannya rekaman-rekaman bugilnya Rif’ah sendiri memang ketagihan untuk ngentot dengan Abu Nida. Tapi rupanya ada juga orang-orang lain yang sedang mengincar Rif’ah, akhwat muda yang cantik ini. Salah satunya adalah Mas Syamsul, suami Mufidah dan juga Hendrik, abangnya Faizah alias Femmy itu.

The post Cerita Sex: Wanita Berjilbab appeared first on Doyanbokep.


Cerita Bokep Dari Kota Bandung

$
0
0

Cerita Bokep dari Bandung. Kota Kembang, begitu banyak orang menyebutnya. Ya itu dia Bandung dengan seribu satu pesonanya. Perkenalkan aku Hafiludin keseharian aku adalah kuli panggul beras dipasar, aku baru ikut bekerja jadi kuli sudah 3 hari ini umurku 17 tahun, aku dari desa menuju kekota untuk tambahan hidup dikeluarga, dahulu aku sering membantu ayahku disawah karena musim ini lagi musim paceklik aku mencari tambahan kekota “Bandung” dan mendapat pekerjaan dikios beras pak Nurdin.

cerita bokep 2016, cerita bokep terbaru,cerita bokep, cerita ngentot 2016, cerita ngentot terbaru, cerita ngentot,

Memang dilingkungan ini bebas aku sering melihat kuli lain sedang main kartu dan beberapa wanita mangkal di area pasar, yang selalu memancing birahi kuli laen memang bayaran untuk wanita disini cukup murah karena tau sendiri kelasnya juga kuli, seperti biasa para kuli selalu menggoda.

“Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau” kata salah seorang diantara mereka. remas buah dada janda muda kesepian remas buah dada janda muda kesepian

“Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh” perempuan muda yang bernama Marina itu menjawab.

Marina tidak terlalu cantik, badanya bahenol usianya sudah kepala tiga, janda ditinggal kabur suaminya.

“Iya masih ingusan, dari garut baru dua hari disini”.

Marina tersenyum genit dan mendekati Hafiludin yang dari tadi melihatnya.

“Kenapa jang kok kayak tidak pernah lihat perempuan aja”

“Ah enggak teh”, Hafiludin menjawab malu-malu.

“Wah neng anak kecil belon bisa apa-apa mending sama saya aja”

“Apa ngutang tidak sudi, mending sama barang baru masih orisinil kan asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada disini sama mereka.”

“Awas jang jangan kena dirayu kena sipilis kamu”

“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin kedokter nggak bakalan kena sipilis sudah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Marina memaki para kuli itu dengan sedikit marah.

Hafiludin agak rikuh juga karena Marina menggandeng tanganya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.

Baca Juga Cerita Sex Ngentot Adek Temanku

“Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan.

“Hafiludin cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berdua menyusuri gang dibelakang pasar menuju kerumah Marina yang kebetulan dekat dengan pasar.

Sampai dirumah Marina kemudian menyuruh Hafiludin masuk dan kemudian mengunci pintu, Hafiludin sedikit keheranan.

“Ayo atu jangan malu-malu, nggak papa disini mah sudah biasa kayak gini” Kata Marina.

“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya saya mau ajarin mau kan”, kata Marina sambil membelai dada Hafiludin yang bidang.

“Hafiludin hanya diam gemeteran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.

“Baju kamu dibuka aja ya” kata Marina sambil menarik kaos yang dipakai Hafiludin dan kemudian dia membuka resleting celana yang dipakai Hafiludin. Dengan nafsu Marina mencium bibir Hafiludin yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Marina Hafiludin juga mulai terbakar birahi. Marina mendorong Hafiludin ketempat tidur sehingga Hafiludin jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Marina menarik celana Hafiludin sehingga anak itu bugil. kemaluan Hafiludin sudah berdiri dan dengan reflek dia menutupi kemaluannya itu. Marina hanya tersenyum melihatnya.

“Wah sama saya sih gak usah malu-malu sudah sering lihat kayak gitu…”

Kemudian Marina membuka bajunya, Hafiludin makin salah tingkah melihat ada wanita bugil didepan dia. Kemudian neneng naik ketempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting uding.

“Ahhhh aduh geli teh” Hafiludin mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.

“Sekarang aja ya dimasukin teteh.

“Marina memegang kemaluan Hafiludin dan mengarahkan ke memeknya. Hafiludin melihatnya masih dengan badan gemeteran.

“Akhhh…” Hafiludin mendesah saat kemaluannya masuk kedalam memeknya Marina, matanya terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan dikemaluannya.

“Ahhhh….. ssss enak kan,” Marina naik turun sambil meremas-remas susunya.

Hafiludin merem melek menikmati goyangan Marina, kemaluannya serasa dipijat dan disedot didalam memek Marina, kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Marina dan tanganya meremas remas seprey, baru saat Marina membimbing tanganya kesusu Marina.

“Remas… Akhhh” Hafiludin meremas-remas susu neneng, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Hafiludin Mulai mengemutnya persih seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat Marina menegakkan badanya. Marina masih asik menggoyangkan pantatnya dan tanganya meremas-remas dada Hafiludin.

Hafiludin mulai gelisah tanganya kadang meremas susu, kadang meremas sprey dan kadang memegang pinggang Marina seolah-olah mengatur agar neneng menekan sedalam mungkin.

”Aduh.. teh.. aakhh”,Hafiludin mendesah, bicaranya mulai ngaco, nafasnya mulai memburu dan badanya mulai kejang, kepalanya mendongkak keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan

“crot..crot..crot…” Entah berapa kali semburan yang keluar dari kemaluannya dan akhirnya Hafiludin terkulai lemas.

“Ya kan teteh belum, tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya” kata Marina dengan nada sedikit kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.

Saat pagi hari ujang bangun dan melihat Marina yang tidur telanjang, dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Marina. Saat Marina merasakan memeknya ada yang mengusap-usap dia terbangun melihat Hafiludin tersenyum dan membiarkan Hafiludin memperlakukanya seperti itu. Hafiludin kemudian naik keatas tubuh Marina menindihnya dan mengarahkan kemaluannya kememek Marina lalu menekanya.

“Akhh.. Ngehh”Enak kan sss… Akhh. Tekan yang dalam din… Akhh..”

Hafiludin menggerakan pantatnya maju mundur dan Marina menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Hafiludin. Hanya desahan yang terdengar dari mulut mereka berdua.

“aduh din… terus… Akhh.. Yaaa terus din yang kerasss akhh din yeahh… terus akhhh…Akhh teh udin mau keluarkhh akhh teh… sss… Akhh… ngahouchh…”

“Teteh dateng din akh.. din…ouchkkhhh…” Badan mereka berdua menegang, Marina mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya, sedangkan Hafiludin seperti busur panah, pantatnya menekan memek Marina dan tanganya meremas sepray dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Hafiludin rebahan disusu Marina dan kemudian tidur telanjang disisi Marina. Beberapa saat kemudian.

“Yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Hafiludin harus bayar yang murah kok cuman 20000 aja.”

Hafiludin hanya mengangguk tersenyum. Kemudian Marina mulai menjilati seluruh badan Hafiludin dada Hafiludin kemudian turun kebawah. Saat sampai dikemaluan Hafiludin, Marina menjilati kepala kemaluannya Hafiludin yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.

“akhh…teh…sss. Aduh geli… Akhh..”,Hafiludin mendesah dan badanya gemeteran, kemaluannya mulai mengeras lagi. Marina terus mengulum kemaluan Hafiludin sambil mengocoknya. Hafiludin menggerakan pantatnya naik turun.

“Akhhh..teh…tehhhh ouch…”

Sperma Hafiludin muncrat dimulut Marina dan sebagian meler keluar dan membasahi kemaluannya. Marina menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperma Hafiludin sampai bersih. Setelah mandi Hafiludin membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi kepasar.

“Kamu baru beberapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan” Pak Nurdin menasehati Hafiludin.

Hafiludin hanya diam tanpa komentar apa-apa. Tapi karena terlanjur ketagihan Hafiludin sering pergi bersama Marina dan tapa disadarinya dia ketularan penyakit dan saat akan berobat Hafiludin tidak mampu menebus obatnya karena uangnya sudah habis untuk membayar Marina dan kemudian dia pulang kekampung dengan perasaan malu yang teramat sangat.

cerita bokep 2016, cerita bokep terbaru,cerita bokep, cerita ngentot 2016, cerita ngentot terbaru, cerita ngentot,

The post Cerita Bokep Dari Kota Bandung appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Ngentot Adik Temanku

$
0
0

Cerita Hot – Kumpulan Cerita Hot Terbaru 2016 Ini kisah nyata yang aku alami waktu aku masih SMA… Pada waktu itu aku kelas 3 SMA.. Sebut saja namaku Reymon. Disekolah si aku tergolong cowok yang ganteng dan digemari para cewek.. Mengapa tidak, aku yang tingginya 169cm, hidung mancung, kulit putih,trus pandai bermain Basket. Pada waktu itu aku sangat dekat dengan teman aku sebut saja namanya Ditya. Kami berteman sangat dekat sekali.

cerita hot 2016, cerita hot terbaru, cerita hot, cerita sange 2016, cerita sange terbaru, cerita sange,

Karena kami berteman dari kami masih SMP sampai SMA pun kami bersama-sama. Suatu hari aku bermain kerumahnya Ditya. Sesampai di rumah Ditya aku di kejutkan oleh sesosok cewek cantik yang tidak lain adalah adik temanku Ditya. Sebut saja namanya Distya. pada saat itu Distya terlihat sangat manis sekali. karena pakaian yang di kenakannya terlalu minim,dan kebetulan sekali Distya pada saat itu Distya sedang membersihkan halaman rumah. Kuperhatikan mukanya yang manis,putih, tinggi mungkin 160cm. bisa di katakan Distya adalah cewek tercantik di sekolahnya. Sejenak kuperhatikan buah dadanya yang montok dan bodynya yang aduhai montok itu yang membuat nafasku tak beraturan.

Pada saat itu aku sangat kaget saat melihat Distya. karena setiap kali aku bermain ke rumahnya Ditya jarang sekali aku melihat Distya. pada saat itu Distya berumur 14 tahun. pada saat aku masuk rumah Ditya, Distya menegurku.

“eh kakak Reymon ” sejenak aku terdiam, dan berfikir dalam hati

” tumben – tumbennya Distya menegurku” aku pun membalasnya

“eh Distya, Dityanya ada nga…?”

“oh kakak, ada tuh di dalam sedang mandi mungkin. bentar ya Distya panggilin. Kakak Reymon duduk aja dulu di teras.” aku pun langsung duduk diteras. Tiba-tiba Distya keluar

“Kakak Reymon bentar ya,kakakku lagi mandi tuh. Katanya aku temenin kakak Reymon dulu.”

akupun sangat senang, mengapa tidak, aku bisa mengobrol dengan adik teman aku yang cantik. aku pun mulai memperhatikan Distya dari ujung kakinya sampai kepalanya. Memang cantik benar adik temanku ini gumamku. kulitnya yang mulus dan putih, trus aku pun melihat pahanya yang putih semakin membuat nafasku tak beraturan. Tiba-tiba Distya tersenyum dan menegurku

“kakak Reymon kok lihatin Distya trus..?” akupun kaget lalu kujawab saja dengan nada yang kecil

“oh itu soalnya Distya cantik sih…. trus Distya sekarang udah kelas berapa…?” Distya pun menjawabnya ” kelas 3 SMP ka.”

“oh kelas 3 SMP ya….!” kami berdua pun mengobrol sampai akhirnya Ditya pun keluar.

“Oi Vid maap yah lama soalnya air kerannya macet jadi harus ngambil air di tetangga ni.” dengan sedikit kesal sih,aku pun menjawab

” nga apa-apa soalnya kan ada adik kamu tuh yang temanin aku ngobrol.”

Kami berdua pun berangkat karena kami harus menghadiri acara ulang tahunnya temen sekelas kami. Tapi aku sangat sedikit menyesal. Karena kapan lagi aku bisa mengobrol sama adik temanku ini. Pada suatu hari akhirnya aku bisa mengobrol sama adik temanku dan dimulai dari situlah kejadiannya..

Pada saat itu aku berencana pergi ke rumah Ditya mau bikin tugas,karena sudah kelas 3 jadi tugas yang diberikan sangatlah banyak. Jadi aku berencana untuk membuat tugas dirumahnya Ditya. Sesampainya di rumah Ditya, akupun mengetuk pintu rumahnya. Yang keluar ternyata adiknya Ditya yaitu Distya. Kulihat Distya yang sedang memakai celana pendek dan baju yang hanya se utas tali. ketika kutanya tentang Ditya dan tujuanku kerumahnya, Dityanya nga ada, kebetulan sekali,pada saat itu orang tua Ditya sering keluar kota untuk urusan bisnis,sedangkan Ditya sedang keluar sama pacarnya.

Akupun langsung menghubungi Ditya. Dan ternyata Ditya pulangnya sedikit kemalaman. sedangkan pada waktu itu jam masi menunjukkan pukul 15:30. Ditya menyuruh adiknya untuk menemani aku sampai Ditya pulang dari kencannya. Adiknya hanya setuju-setuju saja.

Akupun disuruh masuk sama Distya,karena berhubung Distya lagi sedang menonton Film Korea. Akupun menemani Distya menonton Film Korea. Tiba-tiba dalam film tersebut ada adegan saling berciuman. Serentak Distya pun malu. Trus waktu aku melihat mukanya yang merah, aku pun langsung mengajak ngobrol.

” Distya pernah ciuman nga seperti di film itu….?” kulihat wajahnya tambah merah, bisa dikatakan seperti kepiting rebus. Distya pun hanya menggelengkan kepala. Akupun senang mengetahuinya. Kulihat bibirnya yang berwarna merah muda, yang keliatan sekali masih belum di sentuh oleh laki-laki. akupun coba memancing untuk mengetahui apakah Distya mau ciuman denganku atau tidak, jika tidak aku akan pasrah dengan keaadan ini.

” Distya mau ga coba ciuman kek di film…?” Wajah Distya memerah, dan hanya berkata

“Malu kak,soalnya Distya nga pernah Ciuman.” akupun kebingungan, aku pun mencoba mendekati Distya perlahan-lahan. Kemudian aku membisikkan ketelinganya

” Ga usah malu kan cuman kita berdua. kakak kamu sedang pergi,sedangkan orang tua kamu sedang keluar kota.”  Kemudian kudekapkan bibirku kebibir Distya. kupikir Distya bakalan menjauhin bibirnya, ternyata tidakmalahan Distya membalas ciuman saya.tak disangka bibirnya Distya halus trus lembut juga. kami berduapun saling berciuman selama 10menit. Tiba-tiba nga di sengaja Distya menyentuh anuku yang sedang lagi dalam keadaan tegak lurus ke atas. Sontak Distya kaget karena menyentuh kemaluanku. Gimana kemaluanku ga mo tegap melihat Distya yang begitu seksi dan bibirnya yang lembut.

“maap ka Distya nga sengaja beneran kok” akupun menjawab dengan nada yang sopan”oh nga apa-apa kok”

Aku pun berpikir bagaimana caranya agar Distya bisa menyentuh lagi dan memainkan kemaluanku ini. Aku pun memberanikan diri

” Distya mau coba pegang anuku ga….?”

wah tidak disangka Distya tidak menolaknya… akupun langsung membuka celanaku. kulihat Distya sedikit malu dan kaget dengan menutup setengah wajahnya karena melihat kemaluanku yang berukuran 20Cm dan berdiameter 5cm.

Kemudian akupun mengambil tangannya dan menyentuhnya ke kemaluanku. Wah serasa di surga. mengapa Tidak, ternyata bukan cuma bibirnya saja yang lembut dan halus, tapi tangannya juga. kulihat Distya sedikit keasikan memainkan kemaluanku. Kemudian sambil Distya memainkan Kemaluanku, aku mencium bibirnya kembali.

Aku pun sedikit-sedikit coba menyentuh dadanya yang menonjol. Kemudian aku pun coba memasukkan tanganku kedalam bajunya dan ternyata Distya tidak memakai Bra. Waktu kuremas buah dadanya udah mengeras yang tandanya Distya pun menikmatinya. Tak dihitung lagi aku langsung memainkan buah dadanya yg berukuran sekitar 34 A. Dan juga tak Lupa aku memainkan putingnya yang masih mekar itu.

“Ah… Ah… Ah.. Ah…. enak ka… Ah… Ah…” Kulihat Distya semakin keenakan.. akupun langsung membuka bajunya. kali ini aku melihat sesuatu yang sangat di luar pikiran saya. yaitu putingnya yang masih berwarna merah muda yang pengen sekali aku melumatnya. Akupun tak menyianyiakan kesempatan yang begitu beruntung ini.

“Distya coba donk masukkan ke mulut Distya “

“ takut kha”… ” takut kenapa..?..”

“ Nga apa-apa, dah to dicoba dulu …” pintaku

“ Rasanya gimana kha … ?” tanyanya

“ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”

Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung kemaluanku ke mulutnya, mula-mula bibirnya yang lembut itu menempel di ujung kemaluanku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala kemaluanku sudah masuk ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan berkata

“ Kok asin ya kha “ tanyanya, “ Iya nga apa-apa memang rasanya begitu. Selanjutnya dimasukkannya lagi penisku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan aku membantu mendorong agar kemaluanku bisa masuk semua di mulutnya. Lalu ku gerak-gerakkan sehingga kemaluanku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulai mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya.

“Distya … enak sekali Distya …” aku merasa keenakan kemaluanku di emut Distya … ketika ujung kemaluanku berada di bibirnya;

“ Distya disedot dong kemaluannya “ …. aku meminta dia untuk menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali …

Pada saat itu akupun pengen ngerasain kemaluannya.. karena aku belom pernah melihat yang real.. biasanya aku melihat yang begituan lewat internet atau nga lewat DVD or Hp teman. akupun coba memasukkan tanganku ke celana mininya. dan tak disangka ternyata waktu aku menyentuh Kemaluannya telah basah. Itu pertanda Distya menikmati nya selama ini.. Akupun langsung membuka Celananya.. setelah aku membuka celananya, terlihat jelas Celana dalam nya yg sudah basah. Tak kusiasiakan kesempatan ini.. aku langsung membuka Celana dalamnya..

Yang tampak disana adalah kemaluan yang halus dan basah. akupun coba memasukkan jari telunjukku ke kemaluannya. tak disangka,ternyata Distya masih perawan tulen, takkan kubiarkan keperawanannya di ambil

orang lain. kemudian aku coba memainkan jari telunjukku ke lobang kemaluannya.

“Ah…. sakit ka.. ah.. ah… sakit.. ka..”

Akupun makin bersemangat memainkan jari telunjukku. Aku hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu.

“Ahhh. ahhh. mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Distya mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas,yang tandanya Distya mau Orgasme. Akupun dengan cepatnya menggoyangkan tanganku…

Tiba-tiba Distya Orgasme. Itu kurasakan karena ada sesuatu cairan yang panas. “Distya kamu orgasme ya…?” Distya pun menjawab dengan wajah yang malu ” ia ka aku orgasme,makasih ya ka….!!”kulihat Distya mulai lemas. ketika aku melihat Distya orgasme akupun ingin orgasme juga tapi aku ingin merasakan kemaluannya..

”Distya kamu kan udah orgasme,ka belum ni.Distya maukan bantu kakak orgasme…? ” ia ka nanti Distya bantu..trus Distya musti ngapain..?” mendengar itu akupun gembira… nafasku lebih tak beraturan…

“Aku pengen rasain kemaluanku di masukin ke kemaluan Distya…!!! bisa nga…?”

“takut ka sakit”

“tenang aja kakak nanti akan pelan-pelan kok.”

Akupun langsung menyuruh Distya bergaya Dogystyle. Pelan-pelan kumasukkan.. sedikit sulit untuk memasukkannya,karena Distya masi perawan jadi kemaluannya masih tertutup lobang yang kecil..

Tapi karena kemaluannya sudah basah, akupun coba-coba memasukkannya dengan perlahan-lahan sampai masuk 1/3 kemaluanku. Pada saat kemaluanku masuk sepenuhnya,Kumulai mengenjot-enjot kemaluannya sampai kemaluannya mengeluarkan

darah bercampur maninya…

“ah.. ah.. ah.. sakit.. ah… sakit.. kha.. “sakit… cuman kata-kata itu yang kudengar keluar dari  mulutnya.

Mendengar suaranya yang lembut aku lebih cepat mengenjot kemaluannya… kemudian aku membaringkannya dengan kedua kakinya di dadaku.. akupun mulai mengenjotnya dengan cepat.. Tiba-tiba Distya menyempitkan kakinya yang pertanda Distya mau orgasme untuk yang kedua kali…

“khaa,,, khaa.. Distya mau pipisss… ahh… enak kha,,, tapi Distya mau pipis nhi…. udah ga tahan kha…” Mendengar kata itu aku semakin bergairah dan mempercepat enjotan ku..

“Sabar Distya… kita keluarin sama-sama…kha juga udah mau keluar nhi.. sabar yah..” mendengar itu Distya pun berusaha untuk menahan nya… Akupun langsung mengenjotnya dengan cepat. ” Distya kha udah mau keluar ni.. Distya gimana..?”

” Distya juga udah mau keluar…”

“crott… crottt… crottt… crottt…” kamipun orgasme bersamaan,tapi aku menumpahkannya di atas perut Distya..

Kemudian aku memeluk Distya sambil mencium keningnya.

” Distya aku sayang sama kamu”

“Aku juga sayang sama kakak. sebenarnya aku sudah menyukai kakak waktu Distya kelas 1 SMP..” kami jadian pada saat itu. Setelah itu kami membersihkan diri kami masing-masing..

Tak berapa lama kakaknya Distya datang. Tapi kami berdua hanya diam-diam saja seperti tidak terjadi apapun. Karena berhubung orang tua Ditya nga ada,Ditya meminta aku untuk menemaninya tidur dengan nya malam ini..

Tanpa banyak basa basi aku langsung menerimanya.. Kulihat wajah Distya juga senang. Pada malam harinya waktu Ditya tidur aku menggunakan kesempatan dalam kesempitan.. Kami berdua pun melakukan kejadian yang serupa waktu sore tadi. Mulai pada saat itu kami sering melakukan hubungan intim di mana saja kita ketemuan….

cerita hot 2016, cerita hot terbaru, cerita hot, cerita sange 2016, cerita sange terbaru, cerita sange,

The post Cerita Sex Ngentot Adik Temanku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Mobil Goyang

$
0
0

Suatu Malam, di depan sekolah kami…

“Cekreet…!!”, jendela mobil turun terbuka, setelah ditekan sebuah tombol.

“Eeh, si cantik yang ditunggu – tunggu datang juga heheh”, kedua pria itu tertawa mesum bahagia. Melihat tiga gadis cantik, dua indo, calon mangsa birahinya berdandan seksi, memakai kacamata hitam pula.

“Dasar, muka memek otak ngentot…udah cepet masuk ! Ti, lo kebelakang…Bang Ambon di depan sama gw, Pak Mukhlis di tengah…Tika kebelakang !” suruh Joana.

Mereka berdua masuk dan kami segera mengatur posisi seperti yang diatur Joana pemilik mobil. Ini adalah salah satu janji kami pada mereka sebagai hadiah perpisahan, untuk Pak Juki..Pak Slamet dan Mang Roudeng, telah kami berikan di Villa Murti (akan aku ceritakan di lain kesempatan, jika ada waktu). Handycam kunyalakan. Ketika mobil melaju, tangan Bang Ambon langsung bercokol di dada montok Joana meremasnya gemas. Bibir tebalnya menciumi lengan dan pipi dimana Joana berusaha menghindarinya. “Bang Aaah, Sssh…sabar, nanti ajahh…” desah Joana, diserang rangsangan saat tak bisa bergerak banyak menolak, maupun menepis.

“Maap Neng, abis Neng Joana asoy…udah cakep, montok…alus mulus heheh” ujar Bang Ambon menggombal, tanpa berhenti sedetikpun menggerayang.

Nasib Murti tak jauh beda, malah lebih gila mentang-mentang merasa aman di bangku tengah. Mereka ber-69, Pak Mukhlis di bawah dan Murti di atas. Rok mini tersingkap, aku meng-shot ke daerah itu, dimana Pak Mukhlis asyik melahap memek. Sesekali aku pindah ke arah lawannya, meng-shot Murti sedang keranjingan nyepong.

(Shit, I’m horny…horny, horny, horny), sebelah tanganku yang nganggur meremas toket, memuntir puting dan mengobok memek sendiri.

Tangan Bang Ambon semakin bergerilya. Menelusup ke dalam rok Joana, padahal lampu merah dan ada pengamen di samping pintu, Joana menepis tangan nakal itu. Namun acap kali di tepis, tangan itu kembali lagi tak pernah kapok. Akhirnya ya dibiarkan saja, selain percuma, digerepeh khan enak ^o^. Joana mengambil uang ribuan dekat perseneling, dibukanya sedikit jendela untuk memberikan uang tersebut. Namun…

“Aaah, Pak !” desah Joana keras, Bang Ambon sengaja menusukkan jari tengahnya hingga terbenam semua di memek, yang membuat tombol tertekan dalam-dalam hingga jendela terbuka semua.

Terlihatlah seorang ABG Indo U.K England sedang menyupir, tapi toketnya sedang dikenyot dan pahanya digerepeh pria gundul berpakaian lusuh disampingnya. Kontan pengamen itu menarik nafas dalam-dalam dengan mata terbelalak.

“Kyaaa…”, Joana spontan melempar uang dan segera menekan tombol untuk menaikkan kaca jendela, kebetulan lampu telah kuning menuju hijau.

Ketika hijau, Joana langsung memasukkan gigi dan tancap gas. Murti malah sempat-sempatnya membuka kaca memamerkan sepongan, menampar-namparkan penis ke pipi sambil tersenyum manis. Membuat si pengamen semakin tidak sudi beranjak dari jalan dan diklakson banyak kendaraan. Aku hanya tertawa melihat kenakalan kedua sohibku itu, sungguh liar. Singkat cerita, kami sampai di tempat tujuan, memasuki tempat pembayaran karcis. Kali ini Joana keras memperingatkan Bang Ambon, juga Murti dan Pak Mukhlis untuk stop berpeting ria. Joana meminta Pak Mukhlis bersikap seolah bapaknya anak-anak, walaupun dari segi wajah sama sekali tidak masuk akal.

“Berapa orang ?” tanya si kasir karcis.

“Lima orang !” sahut Joana sambil membuka jendela, Pak Mukhlis juga membuka jendela.

Satu orang yang di luar pos yang biasa menghitung isi penumpang, memasang pandangan curiga pada kami. Dia pasti berpikiran, mau apa kami malam-malam, dimana isinya tiga gadis dan dua pria dewasa, yang perbandingan wajahnya bagai Bidadari dan Iblis. Namun dia tak bisa apa-apa, mobil kami pun masuk setelah membayar. Joana mencari tempat di pojokan yang  betul-betul sunyi sepi, namun juga tidak terlalu mencurigakan. Untuk melakukan aktivitas ‘mobil goyang’ di Ancol, ya kami sekarang di Ancol.

 

“Ti, lo sama Pak Mukhlis tunggu di luar, jagain kalo-kalo ada yang curiga !!” suruh Joana.

“Ok Bos hihihi…” sahut Murti, dia pun keluar dengan si tukang es, berbincang sambil smoking bersama.

“Nov, kamera siap ?” tanya Joana, sambil membuka celana Bang Ambon untuk memberi pelumas melalui sepongan.

“Yuhuu…ready…” sahutku, dan langsung meng-shot adegan oral sex itu.

Bang Ambon melenguh-lenguh keenakan, tangannya menjambak pemanja Ambon Jr. Joana menghentikan sepongan, dia meloloskan celdam dan melepit rok mininya sendiri.

“Bang…lo duduk sini dong, gw udah mau…” suruh Joana, berpegangan di setir sambil mengangkat pantat, rupanya dia ngin memakai gaya reverse cow girl.

Bang Ambon segera pindah dengan perintah surga itu, Joana menurunkan pantat perlahan dengan sebelah tangan mengarahkan penis. Bang Ambon membuka lebar bibir vagina dan Blessh…!!, amblaslah penis disambut desahan. Dalam layar handycam-ku, penis Bang Ambon hilang tertelan semua batangnya. Joana yang sudah horny langsung menaik turunkan tubuh sambil berpegangan di setir. Bang Ambon menikmati surga dunia dengan bersandar dan mulut ternganga.

“Neng Joana, Oookh…pelan Neng Enggkhh”.

“Ayo Bang Aah…lo ngincer Aah…gw khan Aah…Ayooh…entotin gw Aah…mana peju lo Aah…nih memek gwee…nih memek gwee…Aaaaaahh !!”.

“Plok ! plok ! plok ! plok !”, bunyi tepukan pantat dan buah zakar keras, mobil pun terasa bergoyang seperti gempa, mungkin sebab itulah disebut mobil goyang. Sesekali, Murti mengintip bersama Pak Mukhlis sambil tertawa.

“Oooh…enak Neeng…Aa..Abaaang…ngecrot HGGKKHH !!”, Bang Ambon mengangkat pinggang Joana hingga penis terlepas.

“CROOOOTTT…CROT CROT CROOTT !!”, Bang Ambon menyirami body seksi Joana.

Joana menjerit-jerit kecil setiap kali pantatnya menerima tiap-tiap mani yang menyembur kencang, untuk menggoda agar lebih gemas terhadapnya. Metode itu berhasil, mendengar Bang Ambon menggeram makin keras bagai kerbau, tanda dia menyukai hal itu. Setelah persediaan sperma habis, Bang Ambon mendesah panjang penuh kepuasan, seraya meratakan peju di pantat Joana, kemudian kembali memangku Joana. Penisnya terlihat mengkilap, berselimut jus cinta.

“Shit ! heh heh…gw belum keluar heh nih !” protes Joana, dengan nafas terengah-engah.

“Iya perek…heh heh sabaaar heh heh !!” sahut Bang Ambon, nafasnya sama memburu.

“Cepet dong heh heh botak…erh, bikin gw heh heh keluar …”.

“Dasar perek…”, Bang Ambon mencengkram pinggang Joana dan mengangkatnya, Joana berpegangan di setir.

“Plak !!”

“Perek ABG…!”,

“Plakk !!”

“Perek cantik…!”,

“ Plaakk !!”

“Perek kaya…!”,

“ Plaak !!.”

Joana mendesah berakting memohon ampun diperlakukan maniak, gemas dan bernafsu oleh Bang Ambon. Dalam layar handycam, terlihat pantat Joana bilur kemerahan, semakin seksi menggairahkan saja.

(Gila tuh titit !!), dalam hati-ku, melihat Bang Ambon kembali konak.

Dia betul-betul menikmati bisa mempecundangi gadis ABG model Joana. Beruntungnya dia, sahabatku yang cantik itu ‘sakit’, dia balik menikmati dipecundangi.

“Kesiniin, gw jebol memek lu !”, Bang Ambon melempar Joana ke samping dengan kasar.

Joana bertumpu pada sikunya di bangku penumpang depan, dan berlutut di bangku supir. Bang Ambon berlutut tegak, menempatkan diri di belakang Joana yang menungging. Dia menggenggam tombak kebanggaannya, dan mengarahkan ke sasaran tembak. Kepala Joana bertengadah mendesah,

“Kontool, Ssshh…shitt !”, menandakan penis Bang Ambon, berhasil menyeruak masuk liang senggama. Tentu dengan bergelimangnya lendir vagina, memudahkan prosesi pencoblosan.

“Aaaahh, gila lo…pelanan dikit botak, Shit !!”.

“Nape perekk ?! lu minta ini pan..hah…lu suka dientot pan…niih…nih pereek niih…gua entot lu sampe ketagihan…nungging lu pereek, nunggiiing…nungging ajahg !”, begitulah mereka bersahut-sahutan saling memaki, menikmati persetubuhan.

Betapa sakitnya cara mereka, tapi membuatku horny luar biasa. Kuremas toket, kupuntir puting dan kuobok-obok vagina yang sudah lembab.

“Shit !! He split me in two…it hitting my womb…his bangin’ my cervix !! FUCK MEE, FUUUUUUCCK !!!”.

“HEEEENGGH…HEEEENGGH…GILA NI MEMEKK…GILA NI MEMEEKKK !!”, Bang Ambon meracau jorok, menjambak rambut hitam kepirangan Joana.

“TITIT…KONTOOOLL…ANJING GILAA…BOTAK SIALAAN…TIKA…E-ENAK BANGET.AAAAHHH…GW KELUAR…KELUAARRH !!” erang Joana.

Pinggang Joana yang sedang mengejat menikmati orgasme, dicengkram erat Bang Ambon. Joana memutar pantat mengaduk liangnya sendiri, penis pun serasa diremas dan dipuntir, menjadikan kenikmatan berganda. Pinggang Bang Ambon dan pantat Joana melekat ketat jadi satu.

“Iyaaaaaahhh…iya-aaaaahhh !!” aku orgasme, ya…aku pun ikut klimaks, adegan mereka hot sekali buatku.

Untuk sejenak handycam tidak focus, bagian ini hilang karena tubuhku sedang bergetar menikmati orgasme, membayangkan aku yang dientot demikian. Dengan mata sayu dan tubuh berkedut-kedut, kucoba mengarahkan layar handycam kembali. Mereka bergerak memisahkan diri, beritaseks.com Joana jatuh telungkup dengan tubuh mengejat-ngejat. Perut Joana menindih rem tangan mobil, tapi rasa sakitnya hanya ¼ jika dibanding rasa nikmat yang mendera ke seluruh tubuh.

“Oooohh, shitt !! heh heh Shiitt !!”, Joana meluapkan kenikmatan, nafasnya memburu.

Ku focuskan handycam pada pantat Joana yang berkedut-kedut, juga penis Bang Ambon yang mulai mengkerut. Mereka mencari udara, berdiam diri untuk memulihkan tenaga.

“Anjritt…memek gw bonyok !! biji peler sialan…!!” maki Joana setelah melihat keadaan fisik miliknya yang kemerahan, akibat nafsu gila.

“Rasainn…resiko lu jadi perek !! siapa suruh bisa dipake’…”.

“Tukang ngentot…lu aja yang maniak !! ngentot kaya orang kesetanan !!”, makian Joana yang jalang, membuat batang penis Bang Ambon kembali menegang.

Kelebihan Joana diantara kami bertiga, adalah suaranya yang serak seksi namun lantang, pria normal pasti horny jika mendengarnya.

“Arh !” jerit Joana, Bang Ambon menampar keras pantatnya, jerit itu terulang dan terulang oleh sebab tamparan juga berulang kali.

“SAKIT BOTAAK !!” omel Joana.

“Dasar perek, maunya dibikin enak mulu…nih gua kasih yang sakit !” pemilik warung itu membuka belahan pantat Joana dan meludah disana beberapa kali.

“Anjing, gw mau di Anal…SHIT, SHIIT !!”, Joana merasakan kepala penis Bang Ambon menggesek liang anusnya.

“MODAR LUU !!”, Joana mengerang bagai serigala terluka, padahal hanya masuk ¾ batang saja.

“Anjing, sakit tau !! titit lo khan gede !!” protes Joana.

Bang Ambon cuek bebek, dia terus menekan penis menggunakan tehnik tarik ulur, hingga batang tertancap keseluruhan menyisakan buah zakar.

“NGEHEKK…seret aje ni bo’ol ENNGGH…uda sering gua pake’ jugakh !!”.

Bang Ambon berjongkok di atas bongkahan pantat, kedua tangannya menjambak hingga Joana bertengadah. Rem tangan yang ditindih perutnya, memaksa Joana menunggingkan pantat lebih tinggi, membuat Bang Ambon semakin happy.

kisah bokep 2016, kisah bokep terbaru, kisah bokep, kisah ngentot 2016, kisah ngentot terbaru, kisah ngentot,

“HEEENGGH…HEEENGGH…HEEEENGGH !!”, Bang Ambon membombardir Joana, hujamannya membuahkan bunyi tepukan keras.

“SHIITT !! FUCK MY ASS…FUCK MY ASS…LUCKY ASSHOLE…FUUCK…YOU BREAKING ME…SHIIT…SHIIIIIITT !!!”, Joana berteriak keras dengan jari mengobok vaginanya untuk mengurangi rasa sakit di anal.

“GILA BO’OL LU…GILAA BO’OL LUU…GILAAA BO’OL LUU…NI PEJU…GUA TARO DI PANTAT LUU…PEREEK…PEREEEKK, HNNGGGHKKH !!, Bang Ambon menyodok sedalam mungkin, perut Joana terpaksa menindih rem tangan karena tubuhnya tergencet.

CROOOOOOOTTT !!! CROT CROT CROOOTTT !!, Bang Ambon bergidik nikmat, liur dan ingusnya meler tak karuan di tiap kecrotan.

Rasa perih seketika hilang, Joana menikmati peju yang menembak deras, membasuh lecet dan hangus di anus.

“Haah, puas gua ini hari…dapet mulut, memek, bo’ol…enaak…” ujar Bang Ambon, yang kemudian sesukanya mencabut penis, Joana terpekik kecil seirama letupan.

“Hehe, terima tuh peju gua…lihat nih Neng Tika, peju Abang ada di memek sama bo’ol temennye…” ejek Bang Ambon ke arahku, jarinya membuka lebar belahan pantat dan bibir vagina Joana, seakan memintaku meng-shoot kesitu.

“Neng Tika juga siap-siap Abang bikin kaya gini lho” ancamnya menyeringai ke arahku, aku bergidik ngeri dan ngilu membayangkan di Anal demikian.

Pak Mukhlis dan Murti yang sudah tidak sabar, mengetuk jendela mobil minta jatah. Bang Ambon dan Joana merapikan pakaian yang acak-acakan dan rambut yang awut-awutan. Dengan sisa tenaga, mereka keluar mobil bergantian dengan Murti dan Pak Mukhlis yang sekarang masuk ke mobil. Mereka berdua masuk dari bagian tengah, jadi aku harus pindah ke bangku depan. Sebab jika dari bangku paling belakang, tidak bisa memfokus adegan. Pak Mukhlis benar-benar sudah tak tahan, dengan bernafsu dia mendorong Murti telungkup.  Tukang es berambut kribo itu menjilati paha dengan rakus, menjalar terus ke pipi pantat. Bibir tebalnya melahap dan menggigit kecil disana, Murti menjerit histeris menerima rangsangan erotis. Puas menjilat, dia membalik tubuh Murti. Lidah dan mulutnya pun berpetualang di vagina dan payudara. Tak berlama-lama, Pak Mukhlis menelanjangi diri. Diselipkannya penis, walau agak sulit, dia mati-matian terus menekan mencari kenikmatan. Murti pun mendesah dengan tubuh tersentak, mulut Pak Mukhlis ternganga, tanda penis telah meraja di vagina. Tangan Pak Mukhlis seperti orang push-up, penisnya menumbuk tanpa ampun. Kembali aku seperti nonton bokep Live Show, mereka tak mempedulikan kehadiranku, betul-betul serasa membuat film bokep saja. Pak Mukhlis naik turun gencar, mobil kembali bergoyang. Sesekali, lidahnya menjilati pipi, merasakan manisnya wajah Murti. Posisi ini membuat memek semakin menjepit legit, kenikmatan itu terlukis di wajah Pak Mukhlis yang amit-amit. Mereka berdua saling tatap-menatap, Murti menatap sayu wajah amburadul penyenggamanya. Surga bagi Pak Mukhlis, Neraka buat Murti.

“Aaaah…aaaahh…Deeper..Deepeeer, eM-Aaahh, Yes !!” desah Murti, seraya menggigit jari telunjuknya.

“Oooh…Neng Etii…memeknya…enaaaakkh !!” celoteh Pak Mukhlis, dia mengejan sekuat tenaga, nafasnya terhenti sejenak.

Ditekannya penis yang sedang muncrat dalam-dalam, Murti menyambut dengan pinggul berputar bagai mengaduk adonan, mereka saling memasuki satu sama lain. Pak Mukhlis menggeram dengan wajah beberapa centi saja dari wajah Murti. Mereka berkelojotan seirama kedutan di penis dan vagina masing-masing. Mata terpejam meresapi puncak kenikmatan, lezatnya rasa bersebadan.

Nafas memburu tatkala puas tercapai, kufokus handycam pada penis yang berselimut aneka lendir. Murti rebah di atas jok, Pak Mukhlis bersandar, menanti stamina pulih untuk ronde berikutnya. Sambil menunggu, Pak Mukhlis iseng meraba paha. Selang beberapa menit, penis kembali mengeras. Badan Murti dimiringkan, sahabatku itu memasrahkan diri tubuhnya di bolak-balik tukang es nong-nong. Sebelum mereka mulai, aku langsung menyela.

“Ti, gw ikut donk ? ‘gak tahan nih, masa cuma jadi kameramen aja…” protesku, mupeng dientot juga.

“Yah, gw ‘lum puas nih…suruh Joana dah yang megang handycam !” akupun memanggil Joana, Bang Ambon tetap berjaga diluar mobil.

Kiranya siap di shot adegan, Murti naik ke atas penis Pak Mukhlis, aku ke wajahnya untuk foreplay. Murti mengisi vaginanya dengan penis diiringi erangan, setelah berhasil menancap, tanpa buang waktu dia menggenjot naik turun. Aku dan Murti saling bergenggaman jemari, mendesah menjadi-jadi. Pak Mukhlis menyentak-nyentakkan pinggulnya ke atas merespon tumbukan. Lidahnya menyusuri organ kewanitaanku, liang terasa lembab, ludah meramaikan hingga basah.

“Yeaah, gitu Pak.. terush… jilati sepuasmu !” demikian desahku, ketika vaginaku dilahap dia penuh nafsu.

Murti bagai menunggang kuda saja, dia menumbuk dengan gencar hingga Pak Mukhlis kelabakan, sampai liur dan ingus meleleran. Tiba-tiba, Murti menghentikan tumbukan, tubuhnya menggigil, kulihat di daerah selangkangan membludak cairan bening. Dia pindah ke bangku belakang, tiduran mengistirahatkan badan. Giliranku kini beraksi, kutindih Pak Mukhlis yang terlentang. Penisnya yang masih mengacung tegak kubimbing untuk memasuki milikku, sementara Joana mendekat agar adegan bisa detail. Tapi, liang memeknya malah jadi sasaran jari, Joana meng-shot  sambil mendesah ikut meramaikan adegan.

Aku bergoyang di atas penis Pak Mukhlis, yang sedang asik mengobok-obok vagina. Joana menambah kegilaan dengan menstarter mobil menyalakan AC dan memutar musik Bon Jovi, ‘One Wild Night’. Begitulah judul lagunya, Hot iramanya se-Hot seks kami.

[One Wild Night, crazy by the moonlight, One wild night !!”]

Isi liriknya sesuai dengan kehidupan kami malam itu. Belum selesai aku mendapatkan klimaks yang kucari, seseorang mendorong tubuhku dari belakang, dari jongkok hingga telungkup di atas Pak Mukhlis. Orang itu langsung membuka belahan pantatku dan meludah disana beberapa kali, aku tau siapa dia dan apa yang diinginkannya…BANG AMBON MAU ANAL SEX !!.

(Shit !!, kena juga deh gw…), keluhku.

“Bujug buset, seret bener ni bo’ol…nyesek to’ol gua !” celoteh pemilik warung berkepala gundul itu.

Sekejap tubuhku terasa penuh, dua liangku terisi penis, aku di sandwich. Bang Ambon langsung bergerak brutal mencari ejakulasinya, Pak Mukhlis tak dapat bergerak banyak, seks di dominasi Bang Ambon. Akupun hanya bisa mengerang, Pak Mukhlis yang sudah terlebih dahulu ejakulasi, malah menjadi korban ekspresi kesakitanku, rambut kribonya aku jambak-jambak dan kami bersamaan teriak. Untunglah Bang Ambon tak lama, pasti karena sempitnya.

Air mani banyak sekali kurasa menembak anusku. Rasa pedih sirna seketika, terbasuh lecetnya. Kurang ajar memang dia, mencabut penis seenaknya dan diakhiri dengan tamparan keras di pantatku sambil tertawa. Pokoknya malam itu, kami ngeseks gila-gilaan, bahkan membalas SMS dari Ortu-pun sambil dientot. Murti contohnya, dia di bangku belakang disuruh Bang Ambon nungging. Pantatnya diincar mau di-Anal juga, Murti memekik sementara tangan mengetik SMS di ponsel.

Joana malah lebih gila, dia yang telah menangkap basah Mami-nya selingkuh dengan berondong Gigolo Melawai, cuek mengangkat telp dari Mami-nya dan berbincang sambil dientot Pak Mukhlis, dimana dia terpental-pental nungging. Ironi sekali, aku sendiri juga jadi terpaksa menulis kata ‘baik-baik saja’ pada Papahku. Padahal disaat yang sama, aku dan kedua sahabatku sedang pesta seks. Dan seperti pemain bokep saja, saat pesta berakhir, kami semua tersenyum melambaikan tangan ke handycam. Kami keluar dari Ancol dengan sejuta kesenangan dan kepuasan.

Pak Mukhlis minta diantar ke tempat yang berbeda, rumahnya memang berbeda dengan Bang Ambon. Setelah sampai di sebuah jalan perkampungan, kami parkir jauh di sebuah lapangan, agar tidak mencurigakan. Sebelum keluar mobil, dia minta di Oral, dasar tua-tua keladi. Kami pun mengabulkan permintaan terakhirnya, Bang Ambon disuruh Joana memegang handycam untuk merekam adegan kami. Penis Pak Mukhlis jadi mainan mulut dan lidah kami, pindah dari satu mulut ke mulut lainnya. Penis itupun berkedut saat kukulum, Pak Mukhlis menariknya keluar kemudian melenguh panjang. Kukucok dalam genggamanku dengan gencar.

“Ayo Paaak…muncratiiin…kelua.Aaaaaahhh !!”, mani Pak Mukhlis tiba-tiba menembak wajahku,

Cairan kental berbau khas memancar dengan deras, membasahi wajahku. Namun Joana segera mengambil alih penis, mengarahkan muncratan ke wajahnya, begitu juga Murti yang minta bagian. Kami berebutan menelan cairan amis itu, penis di pompa habis agar keluar semua, pemiliknya nampak mendesah-desah kelabakan

“Sabar neng, sabaaar…bisa putus titit Bapak entar” katanya, terbata-bata.

Setelah tidak ada lagi yang keluar, kami saling menjilati wajah satu sama lain. Dan sekali lagi tersenyum ke arah handycam sambil menggenggam penis, bahkan aku mengecup kepalanya. Kami melambai dan, selesailah adegan.

Pak Mukhlis keluar mobil lesu tak bertenaga, tapi wajahnya terlihat puas tiada tara. Bang Ambon juga sama, tak mau kalah dan meminta jatah. Tapi, Anal lagi Anal lagi…jadi sebal, khan sakit. Kami disuruh nungging di jok tengah bertiga, sambil memegang handycam, dia berposisi setengah jongkok dan setengah berdiri. Satu per satu, Bang Ambon meng-Anal kami, dasar ‘Ambon’ maniak. Ketika mau keluar, dia buru-buru mencabut, lalu pindah ke pantat sebelahnya. Begitu dia memperlakukan kami bertiga, kami hanya bisa menjerit dan membuka belahan pantat dengan kedua tangan. Terakhir, Bang Ambon terdengar menggeram nikmat keras, ketika sedang meng-Anal Murti. Dia menekan penisnya dalam-dalam, hingga Murti mengaduh kesakitan dengan mata terbelalak. Tubuhnya menggigil nikmat dengan suara mengejan tertahan.

Karena aku yang ada di tengah, akulah korban berikutnya. Bang Ambon memasukkan penisnya yang masih muncrat itu ke pantatku, aku spontan memekik. Belum habis muncratan, Bang Ambon beralih ke pantat Joana. Sebagai gadis yang paling diincarnya, dia menekan penis sekuat tenaga. Kepala Joana sampai bergeser dan terantuk kepalaku, beritaseks.com  kulihat bola matanya mendelik menyisakan putih. Pasti dalam sekali penis itu tertanam, geramannya sampai mengalahkan suara bising lagu Rock. Tangan Joana menggebrak-gebrak jok mobil, kakinya mengepak-ngepak seperti berenang gaya bebas, menendang punggung Bang Ambon agar berhenti, karena memang sudah tidak ada lagi yang bisa dimasukkan, semua batang penis telah tertancap.

Namun tampaknya, pemilik warung rokok itu tak ambil peduli. Akhirnya dia bergidik nikmat, menuntaskan ejakulasi sampai tetes mani penghabisan. Sebagai scene terakhir, Bang Ambon menyorot handycam ke tiap-tiap pantat. Menyuruh kami untuk membuka lebar belahannya dengan kedua tangan, agar terlihat anus kami bertiga yang penuh dengan sperma, hasil karya maniaknya. Dia tertawa menang, wajah amit-amitnya itu terekam menjijikkan ketika kami menonton ulang semua adegan yang terekam handycam di rumah Joana waktu mandi bersama. Aku pulang ke rumah dengan tulang serasa lolos.

* One of the best crazy memory, with my two best friends *

***************************

# Esoknya, minggu pagi…

 

Tok ! tok ! tok !!, suara pintu diketuk, selagi aku melilitkan handuk di rambut memakai kimono sehabis mandi, hendak sarapan.

“Permisii…!”.

“Yaa, sebentar…”.

“Ceklek !”, kubuka pintu, terlihatlah seorang Bapak tua, sedikit lebih tua dari Papahku yang kira-kira usianya hampir 60-an. Wajahnya penuh dengan bisul yang menjijikkan, gemuk dan berkulit hitam. Tamu itu membeku, menatapku dari ujung kaki hingga ujung rambut.

“Iya, ada apa ?” kataku memecah lamunannya.

“Oh, Bapaknya ada dik ?”.

“Masih ke Swalayan sama Mamah…Bapak, Pak Mukarom yah ?”.

“Iya dik betul, kok tau ? ini dik Tika yah…?”.

“Iya, kok tau juga hehehe mari masuk Pak…” tawarku, pria itupun masuk.

“Ya, Pak Lutfi khan cuma punya anak satu…” katanya, sambil berlalu duduk.

“Waktu dik Tika kecil, Bapak juga suka bantu ganti popoknya lho…” ledeknya menyeringai.

“Hihihi, jadi maluu…” sahutku, dengan wajah merah seperti kepiting rebus.Gairah Sex

“Yah, itu khan dulu…sekarang udah besar, udah cantik !! engga kalah sama Ibunya he he he” terangnya menjurus dengan tatapan mesum.

(Jangan-jangan jangan-jangan nih Bapak…), aku tersenyum manis mendengar pujiannya.

Obrolan kami disela suara klakson motor, yang rupanya Papah dan Mamah sudah pulang shoping. Mobil keluarga terpaksa dijual, untuk menutupi kerugian perusahaan yang sudah lebih dari satu kali. Selanjutnya, mereka berbincang serius masalah bisnis. Pria itu, aku tak akan pernah bisa memaafkannya. Penyebab hancurnya keluarga-ku, kehidupanku, juga cinta-ku. Hari itulah hari pertama aku bertemu dengannya, hari yang tak bisa kulupakan seumur hidup, kemana pun akan kubawa serta ingatan tersebut…

Pagi itu, aku sibuk mengepak barang. Kami bertiga bulat bersepakat untuk liburan, menghilangkan stress ke pulau Bidadari. Disana ada penginapan mewah milik Joana. Kami ingin menggunakan kesempatan untuk bersenang-senang sepuasnya. Aku membawa pakaian renang mini, bisa dibilang sebenarnya hanya CD dan Bra sih, Disana kegiatan kami, pasti dipenuhi dengan berenang, disamping memang Hobby. Maka dari itu, tidak mengherankan, jika tubuh kami tinggi untuk ukuran ABG. Dalam perjalanan, aku mengenakan tank top pink, Joana memakai warna favoritnya hitam, ciri wanita lagi horny, sedang Murti biru muda. Tak lupa, kami mengenakan Syal melingkar di leher senada dengan tank top. Untuk bawahan, kami kompak celana pendek jeans Rodeo warna putih. Kontrasnya warna pakaian dan kulit, menambah pesona yang membuat semua pria menoleh hingga leher mereka keseleo.

“Din, diiiinn !!”, suara klakson mobil.

“Oi Nov…cepetan !!” panggil Joana, aku tahu dari suaranya yang cempreng, suara Murti jauh lebih lembut.

Aku pun berpamitan dengan kedua orang tuaku, yang dari raut wajah mereka tampak sedang kesulitan. Mamah menyeka air mata di pipinya, aku mengusap-usap punggung wanita yang mengandungku itu, mencoba menghibur. Seharusnya memang aku hanyut dalam derita keluarga bersama-sama, bukan bersenang-senang meninggalkan Orang tua dalam kesulitan.

“Hati-hati di jalan nak…jangan lama-lama yah, nanti Mamah kangeen…muach, muach !” kata Ibuku terCinta, sambil mencium kedua pipiku.

Beliau semakin banyak meneteskan air mata, hingga membasahi pipi kami berdua. Aku memang belum pernah pergi sampai menginap di luar. Walaupun main ke rumah Joana, Murti ataupun dugem, malamnya pasti tetap pulang. Tak sanggup, air mataku pun menetes jua. Aku hanya bisa membalas dengan ciuman panjang di pipi Mamah, sebagai tanda sayangku padanya. Papahku pun juga ku-kecup demikian. Setelah itu, aku melambaikan tangan tanda perpisahan pada mereka, untuk pergi meninggalkan rumah. Ketika mataku memandang pada keadaan sekitar, aku merasa hidup ini indah. Indah dengan semua yang ada, yang sekarang melingkupi dan menemani.

Tetapi, jikala aku mengingat kalian wahai Papah-Mamah…aku menangis, aku sangat merindukan kalian. Seketika pipiku dibanjiri air mata. Hal ini semua menjadikan kenangan berikutnya yang terngiang-ngiang di kepala. Sehingga, bukan hanya wajah kedua sahabatku yang ada di angkasa, tapi juga wajah Papah dan Mamahku. Wajah kedua sahabat mengisi sudut langit Timur dan Barat, sedang Papah dan Mamah mengisi Utara dan Selatan, hingga luasnya langit malam yang membentang, terasa sempit dipenuhi wajah mereka berempat. Meskipun kutau mereka sebenarnya hanya ada di awang-awang pikiran.

There’s a river…of sorrow…running through my heart…

To the long night…I will follow…

The glimmer in the dark…

Lord you are…the Human Spark…

(Tuhan…jaga mereka semua untukku…mereka semua orang yang kusayangi dan selalu ada di hati, walaupun tak ada di sisi…kini…), do’aku menatap langit.

Kueratkan genggaman tangan, pada kalung yang kupegang. Kulekatkan kepalan, di dada yang berdetak kencang. Kenangan oh kenangan…

cerita panas 2016, cerita panas terbaru, cerita panas, cerita syur 2016, cerita syur terbaru, cerita syur, cerita lucah 2016, cerita lucah terbaru, cerita lucah,

The post Cerita Sex – Mobil Goyang appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Dua Dunia (Tamat)

$
0
0

Lanjutin cerita sebelumnya yuk… episode terakhir ya pembaca setia… cekibrot gan…

Di kantor persatpaman,

Santo menghadap atasannya dikantor.

“saya siap kembali bertugas pak..!!”

“bagus..!! bagusss.!! Nahh gitu.., harus semangat..!!”

Santo menoleh ke kiri dan kanan, ia memakai baju tebal untuk menutupi tubuhnya yang langsing sehingga kelihatan agak gemuk, juga sebuah topeng untuk menutupi wajahnya, hanya matanya sajalah yang kelihatan. Kemudian saat keadaan aman ia memanjat dan melompati pagar, bibirnya meruncing saat sebuah pintu yang terkunci menghalangi jalannya. Pandan tersenyum dan mengibaskan telapak tangannya ke arah pintu dan pintu itu pun terbuka. Santo masuk dan menutup pintu dengan perlahan. Ia mendengar suara di dalam sebuah kamar, dengan sekali tendang Santo mendobrak masuk,

“BRAKKKK….!!”

“awwwwww….!!”

“Wahhh ?? !! alamakkk…!!”

Mata Santo melotot, Pandan yang baru mandi hanya berbalutkan selembar handuk, kini handuk itu terlepas jatuh ke atas lantai saat Pandan melihat sosok lain yang melayang di atas belakang Santo. Begitu mengerikan!! Si jelita mengeluh pelan kemudian tubuhnya terkulai lemas, pingsan dengan posisi kedua kaki sedikit mengangkang.

“Wowwww !!!“ Kontan Santo berseru keras, ia menatap tak berkedip

“Aduhh..!!“

Ia baru tersadar saat sebuah cubitan mampir di pinggangnya.

“ngeliatin apa sih bang ??”

“Ehh, enggakk, enggakk…liat apa apa koq “

Pandan mencibir ke arah Santo kemudian jari telunjuknya menunjuk ke atas ranjang. Tubuh Pandan melayang dan jatuh perlahan di atas sebuah ranjang empuk, Pandan menarik tangan Santo yang sedang terpesona.

“sepertinya, eumm, kamar itu bukan kamar Om Anton, tapi ayo kita periksa lagi kamar yang tadi, mungkin ada petunjuknya…”

“nihhh petunjuknya..!!” Pandan menempelkan tinjunya di depan muka Santo.

“he he he, cemburu ya..”

“Siapa yang cemburu ..!!”

Santo buru-buru mengikuti Pandan yang melayang.

“DUKK..!! Aduhhhh….T_T”

Saking konsentrasi, Santo ikut menembus dinding, ia jatuh kebelakang dengan kepala benjut,

“ih Abang norak..!!masa mau ikut-ikutan nembus dinding..” Pandan buru-buru membantu Santo berdiri.

“Coba kalau abang kaya Pandan, kan enak tuh bisa nembus nembus segala..”

“emang Bang Santo pengen jadi seperti Pandan..”

“Iya, Ehh enggak-enggak..!! Abang masih betah hidup say.!!”

Pandan tersenyum, Santo mengikuti Pandan dan berhenti di sebuah kamar. Dengan hati-hati Santo membuka kamar itu, seorang laki-laki tengah tidur pulas di atas sebuah ranjang. Dengan berjingjit jinjit Santo mendekati laki-laki itu, tangannya melepaskan sebuah cincin berwarna merah delima yang tidak pernah lepas dari jari laki-laki itu. Om Anton terbangun.

“heii, siapa kamu, kemarikan cincin itu…”

“eitt, nggak kena… “

Santo mundur ke belakang, menghindari Om Anton yang hendak mengejar, ekor mata Om Anton menangkap sosok lain, sosok yang membuat matanya mendelik , jantungnya berdetak cepat dan keras, ia gemetar menyebut sebuah nama.

“s-s-Pandan..,S-Setannnn…!!Aaaaaa…!! Toloonggg…!!”

Om Anton berlari keluar kamar, Santo mengejar dengan geram. Saat Santo menerkam, om Anton berkelit. Si dower jatuh nyungsep menyusuri anak tangga, bibirnya mencium lantai, ia mengeluh saat om Anton menginjak bokongnya. Sebelum pingsan Santo sempat melihat sosok Pandan berkelebat mengejar Om Anton, terdengar suara jeritan dan kain yang disobek, bekas-bekas cakaran membuat lukisan berdarah di sekujur tubuh bandot tua itu. Aneh, walaupun Om Anton menjerit, tidak ada sedikitpun suaranya yang terdengar di telinga orang biasa, dinding kabut seakan menelan tubuh Om Anton dan membawanya ke suatu tempat. Om Anton mengucapkan jampi-jampi yang diajarkan, untuk sesaat tubuh Pandan seperti limbung dibalut dan diserang sebuah kekuatan maha dahsyat namun perlahan butiran lembut batu bertuah bersinar melindungi tubuh Pandan. Om Anton tergagap, ia mundur ketakutan sambil mengemis memohon ampunan.

“Ampuni Om… Pandan, Om Khilaf…., Amphunnnn…”

“hi hi hi hi hi hi, mau kemana ommmmmmm….??”

“Kasihani Pandan -Pandan, jika om tidak ada di sisinya, siapa yang akan melindungi dia, Om mohonnnn ampuuuunnnnnn….”

“Ampun ?? hi hi hi hi, ampun kenapa ommm ??”

“Om memang bersalah, pada orang tuamu, juga kepadamu, tapi tolonggg, ampunilah nyawa om, Ampunnnnnn…, kasihani Pandan, kasihanilah anak omm, yang sebatang kara kalau om tiada.., ampunnnnnn Pandann, AMPUUNNN..!!”

“Hi hi hi, hi hi hi hi hi hi hi, minta ampunlah di neraka, Bajingan.!!”

“ARRRRGG..ARRRRRRR>..!! AAAAAAGGGGHHHH…!!” Om Anton menjerit saat kawat berduri menggulung meliliti tubuhnya yang menggeliat-geliat menahan rasa sakit.

Terdengar suara lolongan Om Anton saat ujung kawat berduri itu menembus liang anus dan lubang kencingnya, entah bagaimana caranya ujung kawat berduri itu terus membelah mencari jalan memenuhi perutnya yang buncit, suara mengikik terdengar semakin keras mengiringi lolong dan erang kesakitan Om Anton yang semakin lemah.

****************************

Bagaimanakan Nasib Santo Smith ??

“euh, mmmhh, haduhh…” Santo mengedip-ngedipkan mata

Ia dibangunkan dengan cara yang paling enak, ada benda kenyal hangat yang mendesak-desak punggungnya, seseorang terus mendesah dan menolak, eh tunggu dulu, mendesah ?? menolak ?? tubuh Santo terbalik dengan sendirinya, wajahnya berhadapan dengan wajah seorang gadis cantik, buah dada gadis itu menempel erat di dadanya yang berdetak kencang. OMG..!! Si jelita Pandan menindih tubuh si dower..!!

“ihhh, aduh, nggak mau, ahh enggak.. ohh kenapa ini ??“

“ehh Non Pandan ?? lagi ngapain ?? henthiikann aduhh enaknya, Non Pandan lagi ngapain sih ??”

“nggak tahu bangg, tubuh dan tangan saya bergerak sendiri..”

“bergerak sendiri ?? ,ihh, jangan pegang-pegang atuh, saya malu..non Pandan jangan lakukan itu, ahhhhhhhhh, wedewwwww…, wawwww”

Kepala Pandan merosot ke bawah, kedua tangannya memegangi batang Santo yang mengeras dan lidahnya menjilat-jilat buah zakarnya. Pandan terus mendesah dan menolak, Santo bertahan mati-matian agar batangnya tidak berdiri.

“adu-duh kenapa ini ihh, sllckckk, ckk ,ckk, jijikk ammmhh mmmhhhh…, nghaakkk mauu, emmmhhh mhhhhh.. ck ck ckk. Auhhh bauuuu.!!”

“nonn Pandanaaaa, jangannnnnn, awww, yeahhh, busettt, enak amatttt”

Pandan mengeluhkan bau aneh yang tercium pada batang di selangkangan Santo. Sementara Santo berseru keras keenakan ,tubuhnya kaku tidak dapat bergerak, berbeda dengan tubuh Pandan yang bebas bergerak walaupun ia tidak menginginkannya. Pandan menjerit kecil saat batang Santo menegang dan mengetuk dahinya, batang yang panjang, besar berisi, kini tegak kokoh membuat Pandan terpana. Tangannya bergerak mengusap-ngusap kepala titit Santo, mulutnya naik ke atas kepala titit Santo, mulutnya mengemut-ngemut loli besar di selangkangan laki-laki itu.

“E-ehh, Mm-mmmhh, Nyoott Nyoott Mmmmmm”

“Oawww, V-Pandana, aduhhh akkkhh,”

Santo merem melek menikmati sepongan Pandan, habis sudah batang Santo dijilat dan diemut oleh Pandan si jelita. Pandan bertambah panik saat vaginanya naik dan mengelus-ngelus di sepanjang batang titit Santo. Kisah Sex

“toloooooongg..!! ihh geliiii, ngak mau,, ahh aduhhh”

“s-sudah Pandan, abang mohon, jangan diperkosaaaaa, kasihanilah bang Santo ini, ouh, Ohhh Yearrrhhh..!!”

“Pandan juga nggak sudi memperkosa bang Santo..!!, tapi i-ini, ihh , Pandan nggak bisa berhenti bang, aduhhhh, bagaimana ini ahhhh, ihhh geliii, nikmatnyaaa aww”

Vagina Pandan yang becek menggesek-gesek batang titit Santo, kemudian menggesek dan mendesak, perut, dada dan akhirnya naik ke atas wajah Santo. Mata Santo memelototi kemolekan wilayah si jelita yang terintim. Pandan mendesak-desakkan vaginanya kewajah si dower yang menarik nafas dan mengendus dalam-dalam aroma vagina Pandan.

“hauff, nyefffhh, ouhh, wanginyaa, ufffhhh…”

“bang jangan diendus-endus gitu, akhhh, Pandan nggak mau bang, aduh bang Santo..!! jangan dilihat, jangann, ngak mauu, , V-Pandan malu, ahh abanggg..”

“aduhhh, ini, itu, koq deket banget ya, mana wangi lagi merangsang, hmaafffhhhh…” bibir vagina Pandan membekap mulut Santo dan menawarkannya sejuta rasa yang pasti sulit untuk ditolak oleh laki-laki manapun. Dengan rakus Santo mengunyah vagina si jelita yang memekik keenakan. Lelehan – lelehan peluh membuat gairah keduanya semakin meledak-ledak.

“e-eh, aduh banggg, gimana ini ??!! “

“Hahh ?? !! Waduhhh..!!”

Keduanya berseru terkejut, kini bibir vagina Pandan berhadapan dengan batang besar Santo, saling merangsek dan menyerang, tubuh Pandan mengerjat saat kepala titit Santo mulai menyusup memasuki liang sempitnya yang masih perawan.

“banggg, jangan Samidukin aduhh…”

“ngahahh, memeknya jangan dith-dituh-runin,..”

“BANG SANTO..!! Brrrttt. Brrr brrrttt,, bruesssshhh.. OWWW”

“Owww Yessshhh ahhhhhhh, Pandan aaaa…, nikmattttttt, ahhhh”

Selangkangan Pandan bergerak turun naik di atas selangkangan Santo, bibir vaginanya terlipat keluar masuk saat batang besar Santo membelah-belah vaginanya.

“uhhh, ampunn besar amattt!!, aduh ngiluu, aaa!! pelan-bangg , pelann”

“yang bergerak bukan bangg Santo, engehh, Pandan yang lagi ger-hak..”

Memang benar ucapan si dower, pinggul Pandan bergerak lincah dan bergoyang, sementara Santo menjadi korban keliaran Pandan. Mata Santo nanar menatap buntalan susu Pandan yang melompat turun naik dengan indah.

“nnnnhhh, ahhhh, enakkkk…crrrett cretttt..crrreett”

Santo merasakan batang kemaluannya diremas-remas dengan kuat oleh liang sempit milik Pandan. Vagina Pandan terasa menghangat, cairan kenikmatan si jelita mengguyur batang titit si bibir tebal. Pandan bertatapan dengan Santo, tubuhnya yang mulus menggeliut indah, pinggulnya bergerak turun naik serasi dengan geliutan tubuhnya yang molek. Berkali-kali Pandan mencapai puncak kenikmatan, batang besar Santo smith pun semakin lancar keluar masuk menikmati belahan vaginanya.

“pofffhhh,,”

Keduanya mendesah panjang seperti mengalami kekecewaan yang dalam saat kemaluan keduanya dipisahkan. Pandan merintih saat lubang duburnya ingin ikut bermain, ia memejamkan matanya rapat-rapat saat batang besar Santo mendesak liang anusnya. Bibirnya yang mungil ternganga oleh rasa sakit.

“aduh bangg, aduhh, sakiii..ttt, sakit banggg…!!”

“Oahhhhh, adawwww,, ahhh, Pandanaaaa…,boolnya enakkkhhhhh”

Pandan sibuk menahan rasa sakit yang menggigit sedangkan Santo sibuk menahan rasa nikmat yang tak tertahankan. Pandan mengerang dan Santo meringis, anus Pandan melompat – lompat pada batang Santo, keliaran dan kecantikan Pandan membelengu tubuh pria kurus yang berada di bawahnya, sesekali vaginanya mengambil alih batang Santo kemudian kembali digeser oleh permainan liang anusnya yang peret bukan main.

“crreettt… crettt. Ungghhhh.., Bang Santorrr…”

“ohhh -Pandanaaa…,”

Menjelang subuh jam 3 subuh, barulah keduanya menjerit bersamaan. Tidak ada lagi gerak yang tersisa. Tubuh mulus Pandan terlentang ditindih oleh tubuh Santo, si dower, mencoba bergerak. Kedua tangannya memeluk tubuh Pandan yang tersenyum puas dalam tidurnya, bed cover digerakkan oleh sesuatu yang tak terlihat meneduhi tubuh keduanya yang masih basah berkeringat.

“ahh, dimana ini ??waw, cegluk cegluk.., oh indahnya susu..”

Rambasan sinar matahari pagi, menyadarkan Santo, cuping hidungnya kembang kempis mengendus harumnya tubuh seorang wanita yang tidur terlentang di sampingnya. Aroma yang lembut nan menggairahkan, tangan Santo mendaki puncak gunung putih di dada Pandan kemudian mulai meremas-remas payudaranya. Lama kelamaan bukan hanya tangan Santo yang yang naik, bibir tebalnya ikut naik dan mengenyot-ngenyot puncak buah ranum milik Pandan. kekalapan Santo tentu saja mengganggu Pandan yang sedang tidur, perlahan kedua mata Pandan mengerjap-ngerjap, ia meringis terkejut merasakan rasa nikmat saat Santo mengemut-ngemut payudaranya. Tangan kiri Pandan memeluk leher si dower sementara tangan kanannya menekankan belakang kepala Santo agar semakin terbenam pada belahan dadanya.

“bang Santo.. ohhhh…”

Pandan mengangkangkan kedua kakinya, memberi jalan untuk Santo yang naik ke atas tubuhnya. Ia memekik kecil, Santo begitu liar menggeluti payudaranya, mencumbui lehernya dan memangut-mangut bibirnya yang mungil, merah bak buah delima.

“emmh emmhhh abangg, ahh, bang Santor…”

“Pandan, aduh wanginya…”

“JREBBB…!!”

“aduh bangg, pelan-pelannn…”

“eh iya, maaf abang terlalu nafsu, sakit ??”

“emmm, enak bang…”

“nahh gimana, kalau diginiin tambah enak ??” Cerita Sex

Pandan mengangguk dengan wajah merona, ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Si jelita tidak sanggup bertatapan mata dengan Santo yang sedang memompakan batang tititnya dengan lembut, tubuhnya terdesak-desak di bawah tubuh Santo. Gerakan pinggul Santo semakin liar, Pandan merintih dan merengek keras. Tubuh molek Pandan melenting oleh rasa nikmat saat liang vaginanya berdenyutan. Berkali-kali Santo menggempurnya hingga kelojotan, ia menunggingkan tubuh Pandan, dengan satu sodokan ia melesakkan batang tititnya membelah liang vagina Pandan.

kisah sex 2016, kisah sex terbaru, kisah sex, kisah seks 2016, kisah seks terbaru, kisah seks,

“PLOKK PLOKK PLOKK..”

Semakin keras suara itu terdengar, semakin keras pula tubuh Pandan tersungkur ke depan. Dengan gagah Santo menungangi Pandan dari belakang, ia berkuda di atas kemolekan dan kemulusan tubuh Pandan yang berpeluh, sama seperti dirinya yang berkeringat. Jerit dan rintihan Pandan memenuhi ruangan kamar yang mewah, boneka berbagai ukuran ikut menonton panasnya pergumulan dua anak manusia yang tengah asik mereguk kenikmatan, dan tampak dengan sangat jelas sekali si jelita kewalahan digempur oleh sodokan-sodokan batang Santo, berbagai macam gayapun dipraktekkan olehnya.

“emmhh, aduh bangg aduhhh, nikmatnyaaaa. Ahhhhh”

Mendengar suara desahan Pandan, Santo semakin garang memacu batang tititnya. Posisi Pandan tidur menyamping dengan kaki kiri ditopang oleh tangan Santo, titit besar Santo menggarap liang senggama Pandan yang babak belur dipompa oleh batang besar itu. Pandan menjerit kecil menahan nikmatnya surga dunia, cairan vaginanya kembali meledak dengan nikmat namun Santo belum puas, diganjalnya bokong Pandan dengan sebuah guling kemudian mulut Santo mendekati belahan vagina Pandan, dikecupinya vagina si jelita yang merintih. Bibir tebal Santo menyumbat bibir vagina Pandan dan mengenyot cairan klimaksnya hingga kering.

“Srrrupphhh Slllrrruuuphhhhh”

Santo membuka belahan bibir vagina Pandan, lidahnya menyeruak masuk menggelitiki klitoris Pandan yang menonjol dan menggaruki daging yang bergerinjul – gerinjul di dalam vagina itu. Pandan membuka kedua kakinya melebar menikmati aksi bibir Santo yang mengecup dan jilatan lidahnya yang menggaruk – garuk mengantarkan kenikmatan.

Tubuh Pandan menggelepar, si dower semakin aktif menjilat dan mengenyot lelehan-lelehan lendir kewanitaan Pandan yang membanjir hingga akhirnya Pandan merintih saat mengalami sensasi nikmat puncak klimaks.

“Crrrrutttt.. cruttttt….ahhhhhhhh.”

“Slllrrrpp sllllrrrrruuphhhh.. nyem sssllllkkk ck ck slrrrupphhhh”

“Jrebbb Jrebbb.. Jrebbbb…, bleesshh JREBBB…!!”

Santo mengangkangkan kaki Pandan ke atas hingga mirip huruf depan yang membentuk nama si jelita. Dengan bernafsu Santo kembali menjebloskan batang besarnya mengaduk-ngaduk celah vagina Pandan, desah dan rintihan tertahan si jelita mewarnai sodokan – sodokan liar Santo. Batang besar di selangkangan Santo yang terayun membawa Pandan berkali-kali ke puncak orgasme hingga akhirnya mereka mengeluh bersamaan. Keduanya saling berpelukan erat, gairahsex.com Santo menusukkan batangnya kuat kuat. Pandan menyambut dengan mengangkat vaginanya ke atas, tangan Santo membelit tubuh Pandan yang berpeluh.

“Pefffh clepphh clepphh pefffhhh Slepphhhh”

“unnnnhhhh crrutt crutttt.. crutttt…”

“Ooo-HOKK. Pandanaaa, Crrotttt crotttttttt….”

Pandan melotot hampir tak percaya, dua menit yang lalu batang Santo menciut di dalam vaginanya. Kini sesuatu berkedutan, membengkak dan memanjang di dalam sana. Pandan mengeluh merasakan liang sempitnya kembali penuh disesaki batang titit Santo. Berkali-kali tubuhnya melenting keenakan saat vaginanya disodok-sodok oleh Santo yang tersenyum saat Pandan nyengir menahan rasa nikmat.

“Ohhh, Bang Santor, kuat amat sichh.., ennhhh ahhh”

“Pofffhhh…”

“Ahhh….”

Gadis jelita itu mendesah kecewa saat Santo menarik batangnya. Matanya menatap tajam pada batang Santo yang mengangkangi wajahnya. Dengan malu malu, Pandan melumat ujung titit Santo yang berlendir, kekecewaan Pandan terobati saat ia mengulum permen stick yang panjang dan besar di selangkangan Santo.

“wahhh,!! Diam diam Pandan ternyata pinter nyepong..!! he he he” Santo memuji emutan mulut Pandan

Tubuhnya bergidik menahan nikmatnya kuluman mulut si jelita yang sedang asik menyusu di batang miliknya. Nafsu birahi Santo meledak dahsyat saat menengok ke bawah, seorang gadis berwajah jelita berusaha menelan batang tititnya. Santo turut membantu dengan menekankan batangnya ke bawah hingga menembus kerongkongan si jelita. Santo buru-buru menarik batangnya saat melihat Pandan mengernyit karena kesulitan bernafas. Pandan tertunduk malu saat Santo menariknya berdiri di sisi ranjang, mata Santo merayapi kemolekan tubuh Pandan yang tampak indah dihiasi peluhnya yang membanjir. Nafas Pandan tersendat saat Santo mencubit putting susunya yang mengeras akibat terangsang. Santo tersenyum dikulum melihat Pandan yang resah dan salah tingkah, wajah Pandan merona merah saat Santo berjongkok di hadapan vaginanya, tangan Pandan menutupi keindahan vaginanya.

“jangan diliatin bang, saya malu…”

“loh koq malu, kita kan sudah begituan, masa masih malu sih,”

Santo menarik pergelangan tangan Pandan agar dapat menikmati pemandangan terindah di selangkangan si gadis. Mata Santo melotot menatap bibir vagina Pandan yang memar kemerahan, cairan vagina melelehi paha mulusnya bagian dalam. Dengan sukarela Santo membersihkan cairan lengket yang meleleh itu kemudian mengambil posisi di belakang tubuh Pandan dan mendesakkan gadis itu ke lemari kemudian menyelipkan batangnya di antara buah pantat Pandan, ujung titit Santo menekan kerutan anus Pandan.

“Pelanhh, plannnn Bangggg, nnnnhhh…, aduh-adu-duh-duh , AWWW…!!”

Santo menembakkan batangnya mengait kerutan anus Pandan, tangannya menahan pinggul Pandan yang turun kemudian ia menekankan batangnya pada kerutan otot anus Pandan. Pinggul Santo berkutat kuat berusaha mengamblaskan batang miliknya sedalam mungkin ke dalam liang sempit itu. Perlahan seiring terbenamnya batang besar itu, selangkangan Santo mendesak buah pantat Pandan yang bulat empuk.

“Pelan banggg, pelannnhhh, ennnnnhhh…”

Sambil menusuki liang anus Pandan, kedua tangan Santo menyangga bagian bawah buntalan payudara si jelita. Dengan lembut Santo meremas-remas susu Pandan, pinggang Pandan melenting lenting ke belakang saat anusnya dirojok-rojok oleh Santo.

“Oh Pandanaa, enak bangethh…”

“A-aaaAbanggg, Ohh Abanggg.. Akhhh Bang Santor”

Tangan kiri Santo merayap ke bawah mencari secuil daging mungil yang terselip di antara belahan bibir vagina Pandan. Tangan kanannya meremas dan memilin pentil susu Pandan yang runcing mengeras, bibir tebalnya mengecupi leher gadis itu sementara batangnya bergerak semakin liar merojok-rojok anus Pandan. Suara rintihan sijelita semakin sering terdengar, Santo begitu lihai menggelandangnya menuju gawang kenikmatan hingga suatu saat seiring dengan lesatan batang titit Santo yang menusuk kuat liang anusnya.

“awwwww..!! crru crrrtt crrutttt…” Pandan memekik kecil, sekujur tubuhnya seakan dialiri oleh sengatan-sengatan arus listrik yang terasa nikmat, butiran peluh yang mengucur terasa menggelitik pun turut menambah rasa nikmat yang dirasakan oleh Pandan. Ujung kaki Pandan terjingjit-jingjit saat berkali-kali liang anusnya terangkat ke atas ditusuk oleh batang Santo. Si jelita pasrah seutuhnya menikmati sodokan-sodokan maut Santo, payudaranya semakin membuntal indah pertanda pemiliknya tengah terangsang hebat.

“sudah banggg, Pandan capek, uhhhh, duh bang Santo, nggak ada puasnya..”

“abis Pandan cantik sich, bikin titit Bang Santo berdiri terus he he..”

Pandan mengeluh saat Santo mendudukkannya di atas lemari buffet yang tingginya sejajar dengan pinggangnya. Pandan membusungkan payudaranya saat mulut Santo mengejar buah ranum itu.

“ouhh, sedot banggg, sedottthh, ahh enakkkk…”

Tangan Pandan membelai –belai belakang kepala Santo yang tengah asik menyusu di dadanya. Sesekali Pandan dan Santo menahan nafas saat mendengar suara langkah – langkah kaki yang mendekat kemudian menjauh. Nafsu Santo dan Pandan menggelegak di tengah rasa cemas kalau-kalau perbuatan terlarang itu sampai ketahuan. Suasana yang kembali hening seolah menjadi lampu hijau bagi Santo untuk kembali mencumbui buntalan payudara Pandan. Mulutnya melumat dan mengecupi buntalan payudara Pandan bagian kanan tanpa ada satu incipun yang terlewati, susu Pandan sebelah kanan basah oleh keringat bercampur liur Santo. Setelah puas menggeluti payudara bagian kanan kini Santo memindahkan serangannya mengemut-ngemut susu Pandan bagian kiri. Pandan hampir tidak sanggup menahan pekikannya saat lidah Santo menggeliat liar menggelitiki putting susunya yang keras meruncing.

“ahhhh, hssssshhhh…” Pandan mendesis sambil mengangkang lebar, wajahnya tampak renyah saat helm Santo menggesek-gesek belahan vaginanya, mirip seperti sedang menggesek kartu kredit, Santo menusuk sedikit kemudian mencabut kembali batangnya , Pandan merengut.

“ihh Abang, jangan dimainin kaya gitu dong,”

“abis harus digimanain ?”

Pandan terdiam dan tertunduk malu. Santo smith mengecup bibir Pandan yang merekah saat si jelita mengambil nafas, ditariknya lengan Pandan berdiri di tengah ruangan. Kemudian Santo mengambil posisi duduk di pinggiran ranjang sambil memangku Pandan dan menempelkan kepala tititnya pada belahan vagina gadis itu, diamblaskannya sebatas leher titit.

“nahh, nyangkut deh he he he..”

“Masukin bang!”

“loh koq minta Samidukin sih, kan udah masuk”

“ehh, emmm, maksudh Pandanaa, emmm, itu..”

“lebih dalem maksudnya ??”

Pandan mengangguk dan Santo tersenyum.

“tinggal diturunin aja memeknya, masukin sendiri, ayo..coba, Pandan pasti bisa..”

Santo mulai mengarahkan Pandan agar belajar “bermain”, nafsu bercampur malu, seperti itulah perasaan yang dirasakan oleh Pandan. Santo terus membujuknya menawarkan secangkir cawan kenikmatan, beranikah Pandan untuk mereguk secangkir cawan kenikmatan yang disodorkan oleh Santo? karena Pandan tidak bergerak, gairahsex.com Santo memutuskan untuk mulai membantunya, tangan Santo mencekal pinggang Pandan kemudian menarik pinggang gadis itu ke bawah. Wajah jelita Pandan terangkat ke atas saat bibir vaginanya turun menyusuri batang Santo yang besar dan panjang.Cerpen Sex

“abanggg, aaaaaahhhh,a hhhhhh, nnnhh ahhhhhh”

Tangan Pandan berpegangan pada pundak Santo, dengan susah payah ia menyembunyikan batang besar itu di dalam kepitan liang vaginanya,

Dengan sabar Santo membimbing Pandan, ditopangnya pinggang dan pungung Pandan yang melenting-lenting kebelakang saat gadis cantik itu belajar untuk menaik turunkan pinggulnya. Si jelita semakin berani mereguk secangkir cawan kenikmatan, pinggulnya bergerak dengan cepat naik turun kemudian bergoyang ke kiri ke kanan. Terkadang ia memadukan gerakannya dengan mengayak titit besar Santo di dalam liang vaginanya. Tubuh Pandan duduk melompat-lompat di pangkuan Santo sementara batang lidahnya terjulur keluar menyambut lidah Santo. Rasa nikmat semakin terasa saat dua batang lidah saling mengait dan bergelut, kecupan , hisapan dan kuluman turut meramaikan suasana erotis di dalam kamar Pandan.

“Ceefffhhh,, plepppphh Pefffhhhh…”

Vagina Pandan berdecak keras saat gadis itu menaik turunkan pinggulnya, Santo merengkuh tubuh Pandan saat si jelita seperti terperanjat disengat arus listrik kenikmatan. Nafas Pandan terputus-putus dan tubuh moleknya terkulai lemas, Santo membaringkan tubuh Pandan di tengah ranjang. Si dower kembali menggeluti tubuh Pandan yang berpeluh kali ini dengan sangat lembut seakan – akan ingin lebih menikmati kehangatan dan kemulusan tubuh molek Pandan. Santo dan Pandan saling berpandangan, Santo terpesona oleh kecantikan dan kejelitaan Pandan, sedangkan Pandan terhipnotis oleh keperkasaan dan stamina Santo.

Bibir Santo mengecup lembut bibir Pandan, begitu lembut dan lama hingga Pandan sesak nafas apalagi saat Santo memangut dan mengulum-ngulum bibir mungilnya, jantung Pandan berdetak keras tak teratur saat batang lidah Santo turut beraksi mengaduk-ngaduk di dalam mulutnya. Batang lidah Pandan mengeliut menyambut batang lidah Santo, saling kulum dan saling menghisap lidah menjadi keasikan tersendiri bagi keduanya. Liur yang belepotan di sekitar bibir dan dagu menjadi penambah daya rangsang bagi kedua insan yang sedang asik bercumbu.

“ihhh, Bang Santor, ahhh…hhsssshhh sssshhhh”

Pandan sengaja mengangkat wajahnya ke atas, dengan rela Pandan memberikan ruang lebih di bagian leher agar mulut Santo dapat mencumbu dan menghisapi batang lehernya. Polesan batang lidah Santo membuat Pandan sering mendesah dan merintih lirih, bekas-bekas cupangan semakin banyak menghiasi leher Pandan yang berpeluh, kecupan kecupan lembut Santo merambati leher, dagu dan rahang Pandan.

“ck ck ck, empuknya..”

Mata Santo menatap tajam sepasang payudara Pandan bergerak indah seirama dengan nafas gadis itu. Puting meruncing berwarna merah muda menghiasi buah ranum milik Pandan, lidah Santo menggapai putting susu Pandan, mengelus dan menggelitik hingga Pandan mendesis – desis keenakan, tubuh Pandan menggelepar menahan nikmat saat mulut Santo mengemut lembut puncak payudaranya.,

“nyottt..!! nyootttt..!! dan NYOOOTTT…!! NYOOTTT..!!” porsi emutan mulut Santo semakin kuat hingga tubuh Pandan melenting-lenting, mulut Santo bukan hanya menghisap puncaknya saja namun buntalan susu Pandan juga tak luput dari keganasan mulutnya. Bekas-bekas hisapan kemerahan menjadi saksi betapa ganasnya Santo menggeluti sepasang buah ranum milik Pandan yang menggairahkan.

“Abangg, Pandan capek nihh…nnnnhhh”

Santo memposisikan Pandan tidur menyamping, diangkatnya tungkai kaki Pandan sebelah kanan hingga tergantung di udara setelah itu ia mengambil posisi merapat. Batang tititnya mengincar liang anus si jelita dan Jrebbb. Pandan tersentak, tubuhnya terguncang hebat, bibirnya yang mungil berkali-kali menyengir menahan nikmatnya disodomi oleh Santo. Punggung Santo tertekuk mirip seekor udang, sambil mengenyoti susu kanan Pandan, Santo memacu batangnya dengan cepat dan kuat, rengekan rengekan Pandan membuat Santo semakin cepat menggempur liang anus si jelita.

“Unhh unhhh, nnngeehhh.., aw,aww awwww, “

“Pandan arrrhhh Pandan aaa, ouggghh enaknya memekkk, .”

“Banggg, aduh banggggg. – ABANGgghh Crrruttttt…..”

Kain seprei yang menjadi alas pun basah menampung keringat dari dua anak manusia yang tengah dilanda nafsu liar. Keluhan – keluhan Pandan dibarengi geraman gemas Santo yang asik menembakkan batangnya menyodomi anus gadis cantik itu. Pandan merintih keras saat Santo mencabut titit dan menjejalkan batang besar itu pada belahan bibir vaginanya. Rasa nikmat mengiringi terkuaknya bibir vagina dan masuknya batang besar panjang yang menyumbat liang vaginanya sedalam mungkin.

Tusukan tusukan gencar merobohkan Pandan dalam waktu yang relatif singkat, berkali-kali liang vagina Pandan mengempot menyedot batang titit Santo saat gadis cantik itu meraih kenikmatan dan berkali-kali juga batang titit Santo bertahan sambil terus bergerak merangsek dan menggali kenikmatan hingga melampaui batas daya tahan Pandan yang semakin surut. Gerakan sodok dan merojok semakin kasar dan akhirnya Santo menjejalkan batang tititnya dalam dalam hingga Pandan melenguh keras. Posisi bercinta kini berganti, Santo tidur terlentang sambil membantu vagina Pandan untuk naik ke atas tanduk besar di selangkangannya.

“nnnhh. Nnnhhhh. Ahhhhhhhhhhhhh….” suara desahan panjang menghiasi tenggelamnya batang titit Santo ke dalam belahan vagina Pandan. Dengan sekuat tenaga Pandan mengerahkan seluruh kemampuannya, tubuhnya terasa letih namun rasa nikmat itu seolah memaksanya untuk terus bergerak, tubuh Pandan terlompat-lompat saat liang vaginanya ditanduk oleh titit Santo. Suara nafas si jelita terdengar memburu tak beraturan, dan akhirnya Pandan mengeluh keras, ia membungkuk hingga wajahnya tenggelam di dada Santo. Tubuh molek Pandan mengejat kejang, batang Santo semakin hebat mengoyak-ngoyak liang vaginanya yang peret, denyutan puncak klimaks kembali datang dalam waktu yang tidak begitu lama, lagi dan lagi, hingga Pandan terlungkup lemas mengalami sensasi dahsyat multi orgasme, terdengar suara rintihan lirihnya saat mengalami kenikmatan yang berlebih.

“aduhhh baaaaaaaaaaaaaangggg.!! Crrut crutttt crrrrrr cretttt…”

“AUrrrrrrrhhh srrottttttt… croottt crotttttttt…KECROT..!OA-HHHH.!!”

Santo menggeram keras saat spermanya muncrat mengisi liang vagina si jelita. Antara sadar dan tidak Santo merasa seperti ada yang mengecup pipinya, sebuah suara merdu berbisik di telinganya

“selamat tinggal, kasih.., jaga Pandan baik-baik ya, cuppp”,

Di antara rasa lelah Santo membuka mata, ia masih sempat melihat sesosok bayangan menembus dinding kamar. Kekuatan batu bertuah melindungi bayangan Pandan yang berkelebat di siang hari. Dengan mesra Santo memeluk tubuh Pandan, sebuah senyum kepuasan menghiasi wajah si jelita yang tertidur pulas kecapaian di dadanya. Si dower memejamkan mata sambil mengusapi punggung Pandan yang masih basah berkeringat. Batang besarnya masih terselip di antara belahan vagina Pandan yang mungil.

******************************

2 tahun kemudian…

Santo berjalan santai di lokasi yang bagi sebagian orang terasa menyeramkan, namun tidak bagi dirinya. Sayup-sayup di antara hembusan angin malam telinganya seperti mendengar suara merdu seorang gadis yang berbisik mengucapkan sebuah kata “kasihku”. Santo menengok ke arah suara itu, sebuah senyum getir melintas di wajahnya saat ekor matanya hanya menangkap kegelapan diiringi terpaan angin malam. Ia tahu tidak mungkin lagi untuk menjumpai Pandan di tempat itu. Pandan sudah beristirahat dengan tenang di alamnya.

From Santo Smith to Pandan :

Tell me when will you be mine

Tell me quando quando quando

We can share a love divine

Please don’t make me wait again

 

When will you say yes to me

Tell me quando quando quando

You mean happiness to me

Oh my love please tell me when

 

Every moments a day

Every day seems a lifetime

Let me show you the way

To a joy beyond compare

 

I can’t wait a moment more

Tell me quando quando quando

Say its me that you adore

And then darling tell me when

 

Every moments a day

Every day seems a lifetime

Let me show you the way

To a joy beyond compare

 

I can’t wait a moment more

Tell me quando quando quando

Say its me that you adore

And then darling tell me when

 

Whoa lover tell me when

Oh darling tell me when

Oh come on tell me when

Yea tell me when

Memang tidak dapat dipungkiri lagi kalau cinta itu telah meninggalkannya, namun cinta yang tidak terlupakan itu juga telah menganugrahkannya sebuah cinta yang lain. Tangan kanan Santo menggandeng pinggang seorang gadis yang kini menjadi istrinya, ia menoleh ke arah gadis itu. Sebuah senyum mengembang menghiasi wajah seorang gadis berparas cantik jelita bernama Pandan. Pandan mengelus perutnya yang membuncit sementara Santo mengecup lembut keningnya, keduanya saling menatap dengan mesra dibawah kerlipan bintang yang berkedip-kedip nakal.

TAMAT… Sekian cerita dua dunia si Santo Smith

kisah bokep 2016, kisah bokep terbaru, kisah bokep, kisah ngentot 2016, kisah ngentot terbaru, kisah ngentot,

The post Cerita Sex – Dua Dunia (Tamat) appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Sepupuku Tercinta

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Sepupuku Tercinta – Hay, sebelumnya saya kenalkan diri saya Revi usia 20th, saat ini saya berada di kota kembang sebelumnya saya tinggal di medan. Oke sudah tidak sabar akan cerita pribadi saya langsung saja.

 

 

cerita-sex-sepupuku-tercinta-225x300

Cerita Sex: Sepupuku Tercinta

 

Pada hari rabu tanggal 5 agustus 2015, saat itu saya sedang prepare buat keberangkatan saya ke bandung. Nah sedang asyik – asyiknya menyusun pakaian tiba – tiba dikagetkan oleh sepupu saya namanya cici ( nama samara, cici ini tinggi nya 159cm berbody yahut, cup bh nya 36B, udah tau dong seberapa montok nya adik sepupu saya.) ya lebih tepat nya dia adalah adik sepupu kandung saya. Dan saat itu seperti biasa dia nyelonong masuk ke kamar dan langsung tiduran deh di kasur saya.

“ Lagi ngapain bg? Tanya cici.
“ ya liat aja ndiri abang lagi ngapain! Ya lagi nyusun pakaian lah” kan masih 2 hari lagi abang berangkat ke bandung.
” Emang sih, ya lebih cepat prepare lebih baik kan. Jadi pas hari H gak sibuk – sibuk lagi.” Jawab saya.
“ bang, adik dapat undangan dari sekolah ni untuk jalur ptn undangan, minta saran nya dong” kata cici
“ emang niat cici mau ambil jurusan apa? “ tanyaku kepadanya
“ pingin nya kedokteran bang, tapi ya gitulah, takut bunda gak sanggup untuk ngebiayain nya” jawab cici
“ dik, yang namanya jalur undangan itu pasti tidak terlalu mahal biaya kuliah nya dengan yang masuk regular. Saran abang sih coba ambil PMDK, jalur pemerintahan. Dan ada beberapa universitas yang gak mau di no 2 kan. Seperti UI, UNPAD, USU, dll” jawabku
“ oooo, begitu ya bang, iya deh “ jawabnya.

Disaat itu dia sedang BBMan dengan pacar nya, dan disaat itu juga dia murung.

“ kenapa adik abang yang cantik? Ntar hilang loh cantik nya”
“ gpp bang. Suntuk aja liat dia, selalu sibuk, selalu lama balas bbm nya” wahhh…. Kesempatan nih buat nenangin cici.

Langsung aku duduk di pinggir kasur, sambil aku elus – elus tuh rambut nya.

“ sabar ya, emang kegiatan dia apa?”
“ dia kuliah di akademi kepolisian bang” jawabnya
“ ya dah pasti lah dia sibuk, apalagi di sana peraturannya ketat kan, nah kalo emang adek sayang sama dia ya paling gak adek harus bisa buat ngertiin dia”( sambil aku cium kening nya) tiba – tiba dia malah nangis.

“ aku udah capek bang ngadepin nya kurang sabar apa lagi coba, perhatianku kukasih sama dia” maklum masih labil
terus aku peluk cici.

“ udah, udah, gak usah nangis kalo emang adek gak bahagia kenapa adek gak cari kebahagiaan adek. Diluar sana masih banyak yang bisa bahagiain adek” trus dia natap aku… ntah siapa yang memulai kami berciuman bibir, sambil aku melihat
matanya mulai sayu.

Dan aku pun mulai meraba toket nya yang gede selalu bikin aku terangsang setiap kali jumpa sama dia.

“ aaahhhhhh …. Mmmmpppphh “ desah cici, lalu aku buka kancing bajunya sekalian Bh nya juga agar aku lebih bebas mengeksplor tubuh dia.

Ciuman ku mulai turun kebawah , leher terus ke dada tepat di toket nya aku kenyot toket nya. Empuk dan padat sekali dan puting nya pun sudah mulai mengeras.

“ aaahhhhhh…. Ter…uusss bangg… eeemmmppp… enakkkk” ceracau nya.

Terus aku hisap toket nya kiri dan kanan dan tak lupa sambil meremas2 nya juga. Tangan kanan ku mulai turun kebawah buat mengelus elus daerah memek nya. Makin terangsang adik tercinta ku, sambil dia terus mendesah aku buka kancing rok nya dan sekalian aku buka CD nya. WOW ternyata bulu memek nya tercukur dengan rapi. Sampailah tangan kanan ku di tempat tujuan nya memek basah dan semakin aku mainkan clitoris nya, semakin meracau lah cici

“ ahhhhhhh ahhhhh….. enak bang teruuussss bang,,, jangan berhentiiii,,,,,, teruuusss” tangan cici pun mulai beraksi kearah celanaku dan membuka gesper celanaku kancing celana dan dia menemukan yang ia cari.

Trus dia mengocok ngocok kontol aku ( ya tidak terlalu besar ukurannya biasa saja sebagaimana umumnya)
aku juga merasa keenakan sampai sampai aku meracau

“ aahhhhhh, uuuuuuhhhh kocok terus sayanng….” Jari jari ku mulai masuk ke memek nya… dan cici malah makin ke enakan “ aahhhhh bang…. Teruuuuusssss,,, mmmmppphhhh ….. aaadeeekk maaauuuuuu….aaahhhhh kkkeeee….. lllluuuarrrr….
“ akhirnya cici mendapatkan orgasme nya yang pertama aku pun gak mau ketinggalan. Mengambl posisi tepat di selangkangan nya. Membuka paha nya lebar lebar dan mulai menggesekkan kontol aku ke memeknya cici, dan mulai mendorong nya tetapi agak kesulitan untuk memasukan nya, aku tidak menyerah terus aku paksakan dan blezz…

“ aaahhhhh…. Sakiiit bang” cici merasakan kesakitan…
“ sabar ya sayang, ntar juga enak kayak tadi” aku menenangkan dia sambil mencium bibir nya dan meremas2 toket nyaa,, setelah 5 menit kemudia aku mulai menggoyangkan pinggul ku mulai mengocok2 memek nya dengan kontol ku
“ aaahhhhhhh…… mmmmpppphhhhhh ….. eeennnna……aakkk abang” cici meracau lagi dan dia mulai melupakan rasa sakit nya.
“ enak sayang ? mauuuu yang lebih enak lagi?” tanyaku
“ mmmmppphhh…. Maauuuu bang,,,,,” cici terus meracauu
“aaaahhhh…. Ahhhhh….. abangg cici mau,,, kelluuuuaaarrr laaa…gggiiii” dan cici pun mendapatkan orgasme keduanya setelah 10 menit kami bergumul.

Setelah itu aku berganti posisi menyuruh cici naik ke atas ku…. Wahhhh ini saat nya yang paling aku sukaiiii…

“ aaaahhhhh…. Aaahhhhhh….. abanggg….. sedot toket kuuuu…”
“ iyaa sayaaa.,,, nnnngggg ….” “aahhhhh…… goyang mu enak seeeekkaliii ciiii…”
“ aaaahhhhh…. Aaaahhhhh mmmmppphhhh….” Cici mulai hilang kendali dia mulai bergoyang dengan cepat dan aku juga membantu nya menusuk nusuk dari bawah dengan kecepatan yang sama….
” Ahhhhhh aaabbbhhhaaannggg…. Ci….. mmmaaaa,,…mmmppphhh …. Aaahhhh… keeee …lllluuuaaarrr”
“ aaahhhhh…. Saama abang juuugga maaau keluaar saaayang, kkiiitaaaa baaareeengaannn.,,,,,” semakin cepat aku menusuk nya dari bawah dan aku sudah tidak tahan lagi mengeluarkan pejuku begitu juga dengan cici….
” Aaahhhh akkkuuu keelluuuaarrr aabaaaanggg….”
“ abang jjuuggaaaa….. saayaaannggg” sambil memeluknya aku tancapkan dalam dalam kontol ku. Dan kami pun mencapai orgasme berbarengan” enak tidak ?” tanyaku
“ enak banget bang, makasih yaa,,,, ini hadiah buat abang, lemes banget bang, cici capek” jawab nya
“ yaudah kamu tidur aja dulu” lalu dia tertidur dengan pulas nya aku pun melihat nya sepertinya aku jatuh cinta kepada adik sepupuku yang cantik ini.

The post Cerita Sex: Sepupuku Tercinta appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Pacaraku Yang Bernafsu Besar

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Pacaraku Yang Bernafsu Besar – Pada satu waktu Ira bertanya kepadaku,

 

 

cerita-sex-pacaraku-yang-bernafsu-besar-200x300

Cerita Sex: Pacaraku Yang Bernafsu Besar

 

” mas mungkin Ira dalam soal sex ‘ngga normal ‘ya ? “.

Aku bukannya menjawab pertanyaan Ira tersebut, malah aku balik bertanya kepada Ira,

” Ira, kamu tau ‘ngga batasan yang disebut tidak normal di dalam soal hubungan sex ? “. Ira menjawab
” ‘ngga tau “. Aku menjelaskan pada Ira bahwa
” segala cara, gaya dan frekuensi di dalam melakukan hubungan sex akan selalu disebut normal apabila dilakukan denganpersetujuan kedua belah pihak, dengan tujuan untuk saling memuaskan pasangannya. Kalau pasangan kita melakukan cara-cara yang tidak kita sukai tetapi dia terus memaksakan keinginannya untuk mencapai kepuasannya sendiri, maka pasangan kita tersebut dapat dikatakan memiliki penyimpangan seksual (sexual deviation atau abnormal) “.

Cerita sex – Pada akhir-akhir ini, setiap kali aku mengentot Ira, jari-jari tanganku, khususnya jari telunjuk, sering dijilatinya dan dimasukkan kedalam mulutnya untuk dijilati dan diisapnya. Semakin liar gerakanku dalam mengentot Ira, semakin bernafsu Ira menjilati dan mengisap jari telunjukku.

” Ir, kamu sekarang ini selama ngentot sering sekali mengisap jari telunjuk mas, dan kelihatannya Ira makin sangat terangsang kalau selama ngentot Ira dapat mengisap jari telunjuk mas. Pasti kamu sangat menikmatinya ‘kan ?”, tanyaku.

Ira menjawab

” Ira makin terangsang kalau Ira dapat mengisap jari telunjuk mas karena jari-jari mas sekali-kali menyentuh langit-langit mulut Ira, rasanya geli dan sangat merangsang sekali “. Dari jawabannya tersebut aku mulai menduga-duga jangan-jangan pikiran Ira selama ngentot pada akhir-akhir ini telah diisi dengan fantasi seksualnya yang baru.

Aku memiliki keyakinan bahwa jari telujukku itu pasti dibayangkan oleh Ira sebagai kontol kedua yang dapat dinikmatinya bersama-sama dengan kontolku. Keyakinan itu timbul dari expresi Ira selama mengisap jari telunjukku. Ira begitu menikmatinya !.

“Ir, kalau Ira mau bagaimana kalau kita coba untuk melakukan “threesome” dengan menambah satu orang laki-laki lagi dalam acara ngentot kita “, tanyaku.

Ira tersentak kaget dengan tawaranku, dan sejenak dia hanya terdiam saja. Aku mencoba untuk menjelaskan pada Ira bahwa tawaran ini tentunya hanya sebuah tawaran yang dapat ia tolak, kalau memang Ira tidak menginginkannya. Tapi sewaktu aku menyinggung kepada kebiasaannya pada akhir-akhir ini Ira senang menjilati dan mengisap jari telunjukku selama ngentot, Ira menimpalinya dengan mengatakan

“mas memang benar, karena pada akhir-akhir ini Ira sering ber-fantasi bagaimana rasanya tubuh Ira ini dijamah dan dicumbu oleh dua orang laki-laki dan Ira dapat bermain dengan dua kontol sekaligus dalam satu tempat tidur ……… meskipun Ira takut untuk mencobanya, tapi keinginan untuk mencoba hal itu selalu muncul setiap Ira ngentot, baik itu dengan mas maupun dengan suami Ira, tapi Ira masih ragu-ragu dan takut “. Aku mencoba lagi untuk meyakinkan Ira ,

” memiliki perasaan ragu-ragu dan takut untuk mencoba sesuatu yang baru adalah sangat wajar sekali, tetapi yang paling penting disini adalah keputusan dari Ira sendiri, apakah Ira mau mencobanya atau tidak “, ungkapku.
” Ira mau mas, tapi takut makin bertambah orang yang tau bahwa Ira sebagai seorang istri ternyata tidak setia pada suaminya sendiri, dimana sekarang ini ‘kan hanya mas yang tau “, ujarnya.
” Yang penting adalah keputusan Ira bahwa Ira mau mencobanya, soal Ira takut bertambahnya orang yang mengetahui selingkuhnya Ira akan menjadi tanggung jawab mas. Mas sendiri ‘kan harus dapat menjaga kerahasiahan diri mas sendiri, jadi Ira tidak usah khawatir “, kataku.

Bagi aku sendiri melakukan “threesome” sudah sering aku lakukan bersama-sama dengan sahabatku yang bernama Iwan, masih bujangan meskipun sudah berumur 32 tahun. Iwan ini adalah ” lady killer” yang berpostur tinggi, tegap serta ganteng dan kontolnya untuk ukuran orang Indonesia termasuk gede. Selain postur tubuhnya kelebihan lain dari Iwan ini adalah supel dan mudah akrab dengan orang-orang yang baru dikenalnya serta dapat dipercaya. Aku hubungi dia, dan dia setuju dan menunggu untuk dihubungi oleh aku kembali.

Pada hari yang telah direncanakan aku menghubungi Ira dan mengatakan pada Ira bahwa hari ini aku akan memperkenalkan temanku kepadanya.

“mas, sungguh-sungguh dengan rencana ‘ threesome’ itu ? “, tanya Ira.

Aku menjawab

” itu soal nanti yang penting kita bertiga ketemu dulu dan tentunya Ira sendiri yang harus memutuskan apakah akan dilanjutkan dengan acara ‘ threesome ‘ atau tidak “.
“Oke, mas, jemput Ira ditempat biasa jam 11 ‘ya “, pinta Ira.

Jam 10.30 aku bersama Iwan meluncur untuk menjemput Ira. Sesampainya ditujuan, begitu Iwan melihat Ira, Iwan berkomentar

” Gila tu binor (bini orang) keren banget, mengapa baru sekarang ‘man gue dikenalin “. Aku kenalkan Iwan pada Ira, dan kita bertiga, Ira duduk didepan disamping aku, meluncur ke arah utara kota Jakarta.

Selama diperjalanan Iwan secara aktif membuka pembicaraan dengan Ira untuk membuat suasana lebih akrab lagi antara dia dengan Ira. Tujuanku adalah sebuah motel didaerah Pluit yang bernama PT, di  motel ini selain kamarnya bagus juga makanannya enak-enak. Makan siang dilakukan di dalam kamar, dan selesai makan siang dilanjutkan dengan nonton laser disc sambil ngobrol-ngobrol. Pada waktu Ira selesai dari kamar mandi, dekat pintu kamar mandi aku sempat bertanya kembali kepada Ira apakah Ira mau lanjut dengan acara ‘ threesome ‘ atau Ira merasa tidak cocok dengan Iwan. Ira menjawab

” Iwan ganteng mas, dan untuk acara ………. “, Ira diam, dan hanya tersenyum penuh arti kepadaku.

Aku dapat menangkap isyaratnya. Ira mau untuk mencoba ‘ threesome ‘ tetapi malu untuk mengatakannya. Kembali kekamar tidur, Ira duduk di-sofa disamping Iwan, dan aku duduk disebelah kanan Ira. Posisi duduk di-sofa itu menjadi Ira duduk ditengah diapit oleh aku disebelah kanan dan Iwan disebelah kirinya. Film yang diputar melalui laser disc cukup seru, sebuah film drama percintaan dengan diselingi adegan-adegan ranjang yang halus tetapi cukup merangsang. Obrolan diantara kita bertiga semakin hidup, dan kelihatan kekakuan Ira dengan kehadiran Iwan sebagai kenalan barunya sudah mulai hilang.

Aku berpikir bahwa kini sudah saatnya untuk aku memulai berinisiatif “menyerang” Ira. Tanganku mulai mengelus paha putih Ira, Ira melirik kepadaku dan tersenyum cantik sekali. Elusan-elusan tanganku di atas paha putih Ira terus kulakukan yang dengan sekali-kali sengaja tanganku menyusup lebih tinggi lagi mendekati pangkal paha Ira. Hal itu aku lakukan dengan mataku tetap menatap layar tv, dan sekali-kali aku mencuri pandang melihat kepada Iwan. Sampai tahap ini Iwan masih belum bereaksi, pandangannya tetap mengikuti film yang tertayang di tv. Rok mini Ira makin tersingkap, dan tanganku dengan leluasanya merambah dan mengelus naik turun sampai kesekitar pangkal pahanya, Ira mulai sering menggelinjang menahan rangsangan akibat dari apa yang aku lakukan ini.

Kesempatan ini aku pergunakan untuk terus lebih merangsang Ira dengan mulai menyusupkan tangan kananku kedalam blues Ira, pangkal toketnya mulai aku sentuh dan Ira mendesis sambil tetap berusaha mempertahankan posisi dirinya agar tidak semakin doyong bersandar ketubuh Iwan. Tanganku masih belum begitu leluasa untuk meremas dan memainkan toket Ira karena masih terhalang oleh BH yang dipergunakannya. Maka kembali tangan kananku kuturunkan untuk kembali mengelus paha Ira dan kali ini tanganku mulai menyelinap ke balik CD-nya. Ira tersentak menahan rangsangan ketika tanganku menyentuh clit-nya, dan tanpa sadar kepala Ira jatuh didada Iwan. Dengan sigap tangan kiri Iwan menyangga kepala Ira dan tangan kanannya mulai meraba toket Ira.

Ira mulai merintih lirih menahan nikmat. Dengan tangan kanannya Iwan mulai melepaskan kancing baju atas Ira satu persatu. Sedangkan aku sendiri makin ganas memilin clit Ira dengan tanganku. Erangan Ira semakin keras, ketika tangan Iwan berhasil menyusup kebalik BH Ira dan mulai meremas toket Ira dengan remasan-remasannya yang mampu membuat Ira sangat terangsang. Goyangan kepala Ira semakin liar, dan dengan tangan kirinya Iwan mengangkat muka Ira keatas sehingga posisi bibir Ira sangat dekat dengan mulut Iwan. Tanpa menunggu lagi, Iwan melumat bibir Ira dengan bernafsunya dan Irapun membalasnya dengan tidak kalah buasnya. Aku angkat kedua kaki Ira keatas pahaku, kemudian kaki kanannya aku sandarkan disandaran sofa.

Dengan posisi seperti ini tanganku semakin bebas memainkan clit Ira yang sudah mulai basah. Aku melihat kepada Iwan, ternyata tangan kanannya masih terus meremas-remas toket Ira, dan bibirnya sibuk mengulum bibir Ira. Begitu Iwan melepaskan lumatannya, Ira berteriak

” Pindah ke tempat tidur …….. Ira ingin lebih bebas menikmati kalian berdua “. Iwan dan aku bersama-sama mengangkat Ira ketempat tidur.

Aku lepaskan rok mini Ira berikut CD-nya sedangkan Iwan melucuti baju dan BH-nya. Ira sekarang telah telanjang bulat dan badan yang putih serta montok itu seakan menantang untuk dirajah oleh aku dan Iwan. Aku lebarkan kaki Ira, sehingga tampak jelas menonjol clit Ira yang merah kecoklatan. Kuturunkan kepalaku untuk mulai melumat dan mengisap clit Ira.

“Oh…. oh…. mas, Ira suka banget isepan mas pada clit Ira “, Ira mengerang menahan rasa gairah yang aku berikan.

Iwan mulai turut dalam permainan ini, dia menekukan lututnya diantara kepala Ira sehingga posisi kontolnya jatuh tepat di atas mulut Ira. Disodorkan kontolnya mendekati mulut Ira dan aku lihat Ira sempat melihat ke wajah Iwan sambil tersenyum dan langsung mulai menjilati kontol Iwan. Tangan Iwan dengan leluasanya meremas dan memilin toket Ira. Sedangkan aku sendiri terus melumat clit Ira. Sekarang tangan kananku yang memilin clit Ira, sedangkan dua jari tangan kiriku aku masukkan kedalam memeknya.

Ira mengelinjang dan menggerak-gerakan pantatnya naik-turun seolah-olah dia sedang ngentot. Aku bertanya kepada Ira ” Apakah kamu suka dengan cara kita berdua ini ? “, Ira hanya mampu menjawab dengan cara mengangukkan kepalanya, karena mulutnya masih berusaha untuk dapat mengisap kontol Iwan sampai pada pangkalnya.

Kontol Iwan memang besar, kelihatan Ira kesulitan untuk mengisap kontol tersebut sampai kepangkalnya. Aku lihat akhirnya Ira melepaskan isapan atas kontol Iwan dan berkata

” Wan, kontol kamu luar biasa gedenya, Ira susah ngisepnya….. “. Aku menimpalinya dengan berkata
” tapi kamu suka ‘kan sama kontol Iwan ? “, Ira teriak
“suka banget, mas” Aku berkata pada Iwan ” Wan, sekarang kamu entot Ira dulu supaya dia bisa ngerasain gedenya kontol kamu “. Tanpa menunggu lebih lama lagi Iwan langsung menempelkan kontolnya di bibir memek Ira dan mulai menggesek-gesekannya.

Ira merintih menahan nikmat dan aku sendiri sangat terangsang melihat adegan itu. Kontolku berdiri keras sekali tetapi sementara ini aku tetap ingin menjadi penonton dulu. Kontol Iwan agak kesulitan untuk menembus memek Ira. Baru ujung kontolnya masuk Ira sudah menjerit

” Wan….. gila…. sakit….. rasanya kaya lagi waktu Ira dulu diperawanin “. Aku memancing fantasi Ira dengan mengatakan
” itu bukan Iwan tetapi Dodi “. Pancingan ku berhasil, Ira mendesis sambil merintih ” mas Dodi, Ira mau diperawanin ‘ya “. Iwan adalah partner aku yang baik dan sudah terbiasa dengan situasi semacam ini dan dia menjawab
” Ira sayang mas Dodi ‘kan ?,….. biarkan kontol mas Dodi masuk ke memek Ira “. Iwan menekan kontolnya agar dapat masuk lebih dalam lagi.

Ira bereaksi dengan berteriak

” ach…..achh… sakit mas….pelan-pelan “. Aku melihat dengan jelas bagaimana sulitnya memek Ira untuk menerima kontol Iwan, dan adegan ini membuat aku semakin terangsang, tetapi aku mencoba untuk menahan diri untuk tidak segera berpartisipasi agar tidak kehilangan adegan yang merangsang ini. Ira mengerang
” acchhhh……. pedih… mas Dodi ……please fuck me slowly……. ..I like your cock…..so big…acchhh….. . slowly darling ……”, separuh dari kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira, dan Ira sendiri berontak liar menahan rasa pedih dan nikmat yang dirasakannya.

Aku justru mendorong Iwan agar lebih menancapkan kontolnya di memek Ira dengan berkata

” ayo Dod…. fuck her….. Ira minta di-entot sama kontol kamu “, dan akupun bertanya sama Ira
” bener ‘kan Ir, ……kamu senang ‘kan di-entot Dodi…….. jawab dong….. kalau tidak nanti Dodi cabut lagi kontolnya dari memek Ira “, Ira berteriak
” yessss…….. Ira pengen banget kontolnya mas Dodi …..”. Mendengar teriakan Ira tersebut, Iwan langsung menekan kontolnya lebih dalam lagi ke memek Ira, dan Ira menjerit
” addduuuhhhhh…… so big….. painfull but nice…… fuck me deeply mas Dodi “. Ira meronta-ronta kenikmatan mendapatkan kontol yang jauh lebih besar dari punyaku.

Jeritan-jeritan Ira semakin keras, dan badannya meronta liar tak terkendali ketika Iwan membalikkan badan Ira pada posisi doggy style. Iwan sendiri kelihatan begitu bernafsu mengentot Ira dari belakang, dia tidak mengurangi sama sekali genjotan kontolnya kedalam memek Ira meskipun Ira terus merintih antara sakit dan nikmat. Aku sudah tidak tahan lagi melihat adegan semacam itu, segera aku berdiri didepan kepala Ira dengan posisi kaki yang kurentangkan sehingga kepala Ira berada diselangkanganku. Aku sodorkan kontolku kemulut Ira untuk dijilati dan diisapnya. Ira sudah diluar kendali,

“mas Dodi……. ini kontol siapa laag ………”, belum selesai Ira berkata, kontolku sudah masuk dimulut Ira dan Ira dengan bernafsunya menjilati dan mengisap kontolku.

Hentakan kontol Iwan dari belakang membuat Ira lebih tidak terkendali lagi di dalam mengisap kontolku sehingga rasa nikmat yang aku rasakan sulit untuk diungkapkan. Ira melepaskan isapannya atas kontol aku, dan mengerang serta berteriak keras sekali

“…… mas Dodi……… Ira coming……….. Ira engga tahan lagi….. addduhhhhh ohhhhh…. so nice……. “, badannya sejenak bergetar liar……. dan kemudian melorot rebah seperti tidak berdaya menahan rasa nikmat yang baru saja diperolehnya.

Iwan menarik kontolnya dari memek Ira secara perlahan-lahan diiringi dengan lirihan Ira

” aaaduuuhhhh ….. nikmat sekali…….”. Untuk beberapa saat kita bertiga tidak ada yang bersuara.

Keheningan terpecahkan ketika Ira berkata

” sorry ‘ya ‘Wan, tadi Ira teriak manggil-manggil nama mas Dodi ….. abis waktu kontol mas Iwan mau masuk ke memek Ira, rasa sakit dan pedihnya sama banget sewaktu Ira diperawanin oleh mas Dodi …. jadi Ira inget dia….. “.
” yang penting buat mas Iwan, Ira puas dan justru sewaktu Ira mulai menyebut-nyebut nama mas Dodi, mas Iwan semakin terangsang karena ngebayangin diri mas Iwan sebagai Dodi yang lagi merawanin Ira “, jawab Iwan.

Ira melirik ke Iwan dan sambil loncat kekamar mandi Ira berkata

” giliran kalian berdua ‘ya untuk coming ……be back soon “. Keluar dari kamar mandi, Ira berdiri menghadap kekaca rias sambil menyisir rambutnya.

Aku harus mengakuinya bahwa postur tubuh Ira memang indah, putih dengan bentuk buah dada yang tegak menantang. Dalam posisi Ira masih berdiri menghadap kaca, aku sudah berdiri memeluknya dari belakang, secara perlahan kutelusuri tengkuknya dengan bibirku. Ira menggelinjang geli. Ciuman-ciuman kecil terus aku lakukan disekitar tengkuknya sambil tanganku dengan halusnya mulai mengelus buah dadanya. Tampak dikaca Ira berusaha untuk tidak memejamkan matanya, Ira berusaha untuk dapat melihat buah dadanya di-elus dan diremas oleh kedua tanganku. Ira kelihatannya menikmati sekali adegan ini.

” ‘Wan, …. lets joint with us …… “, ajakku.

Iwan beranjak dari tempat tidur dan langsung berjongkok diantara kaki Ira menghadap ke clit-nya Ira. Iwan mulai memainkan lidahnya menjilati sekitar bibir memek Ira, dan Ira tetap bertahan untuk terus menatap ke kaca . Tangan Ira memegang rambut Iwan, dan kepala Iwan digoyang-goyangkannya seolah-olah Ira menuntun lidah Iwan agar jilatannya jatuh ditempat yang diinginkannya. Nafas Ira memburu, desahan rasa nikmat yang dialaminya mulai terdengar

” ….. ohhh ….acchhhh shhhhhn….. adduhhhh…… “. Tanganku masih terus meremas dan memilin puting toket Ira. ” Ir, lihat dikaca, ….. lihat…clit kamu lagi di-isap dan dijilati Iwan, dan toket kamu sedang mas remas-remas…..lihat…..” , bisikku.

Ira menatap kaca dan merintih lirih

” ……. keep on doing……. Ira suka baaangeeet……. enak…..”. Aku basahi dengan ludah jari telunjukku, dan secara perlahan-lahan kutusukan kedalam anus Ira.

Ira meronta, dan sambil tetap memegangi rambut Iwan untuk supaya tetap menjilati clit-nya, Ira mulai menggoyangkan pantatnya dengan maksud agar jariku dapat masuk lebih dalam lagi di anusnya. Ira sudah lepas kendali, berteriak dan meronta menuntut yang lebih dari yang sedang dirasakannya saat ini. Aku basahi sekitar anus Ira dengan ludahku demikian pula kontolku. Perlahan tapi pasti, kontolku aku tekan ke anusnya, Ira menjerit ketika kontolku berhasil masuk ke anusnya. Dengan posisi berdiri, Iwan mulai berusaha untuk memasukkan kontolnya ke memek Ira. Tekanan-tekanan kontol Iwan yang berusaha untuk masuk ke memek Ira, secara tidak langsung menekan lebih dalam lagi kontolku terbenam di memek Ira, rasanya luar biasa nikmat.

Kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira dan gerakan Ira semakin tidak terkendali karena setiap tekanan yang aku lakukan membuat kontol Iwan masuk semakin dalam, demikian sebaliknya kalau Iwan yang melakukan tekanan. Rintihan, teriakan dan gerakan Ira luar biasa sekali, Ira benar-benar menikmatinya. Ira merintih,

” ohhhhhhhhhh, I’m coming again…… shhhhehhhhh,…aaddduuuuhhhh, aaacchhh …” , melihat Ira meronta-ronta aku tidak tahan lagi, aku tekan dengan dalam kontolku di anus Ira, diam tanpa gerakan untuk dapat merasakan sepenuhnya jepitan anus Ira di kontolku akibat kontraksinya lubang anus Ira.
” ooohhhh…Ira……. mas mau keluar……. auuuuccchhhh….. shhhiiiiittttt……. I’m coming …Ira “, teriakku sambil meremas kencang toket Ira. Kudekap Ira dengan kedua lenganku, sedangkan Iwan dengan ritme yang pelan tetap masih mengentot Ira, Ira sudah tidak mampu lagi untuk membuka matanya, bibirnya terkatup menahan rasa nikmat.

Perlahan-lahan kucabut kontolku dari anus Ira dan membiarkan Iwan sambil berdiri meneruskan mengentot Ira Aku duduk di-sofa memperhatikan mereka berdua ngentot. Iwan mengangkat Ira ketempat tidur, dengan posisi kaki Ira terjuntai kelantai, Iwan berusaha untuk memasukkan kontolnya lagi ke memek Ira. Kontol Iwan yang begitu gede berhasil masuk separuhnya ke memek Ira, dan Ira pasrah menerimanya ketika Iwan menekankan kontolnya sampai masuk seluruhnya.

“adduhhhhh…. “, hanya itu yang dapat diucapkan Ira. Gerakan Iwan dalam ngentot Ira tetap stabil, perlahan, tetapi setiap menekan Iwan selalu menekan kontolnya sampai masuk semuanya.

Reaksi dari entotan Iwan ternyata luar biasa sekali, setiap Iwan menekankan kontolnya Ira pasti merintih

” mas Iwannnn…. ampun…..ampun mas…….. Ira puas bangeeetttt-bangeeettt “, tanpa sadar kontolku berdiri lagi tetapi aku merasa kasihan kepada Ira kalau harus menangani kontolku lagi.

Aku mendekat kepada Ira dan dengan halus ku-usap dan kuremas-remas buah dadanya. Remasan-remasan yang aku lakukan membuat Ira makin merintih, dan rintihan Ira yang semakin keras tersebut merangsang Iwan untuk lebih mempercepat entotannya.

“mas Iwan…… Ira ampun……. Ira mau keluar lagi…….aaacchhhhhhhhh ……..Ira keluar….. oocchhhhhh “, teriak Ira, dan bersamaan dengan teriakan Ira tersebut kulihat Iwan memperlambat entotannya dan menanamkan seluruh kontolnya dalam-dalam ke memek Ira sambil berteriak
” Irrrrrr, mas … mau keluar…. accchhh adduhhhhhhh “, badan Iwan meregang tegang menahan nikmat dan beberapa saat kemudian merebahkan badannya memeluk Ira sambil mencium bibir Ira dengan mesranya.

Ira tidak bersuara,demikian pula Iwan dan aku, kita masing-masing jalan dengan pikiran dan lamunannya sendiri-sendiri. Jam 19.00 kita bertiga meninggalkan motel PT, ditengah jalan Ira berkata ” …mas Iwan kotolnya ‘ko bisa gede begitu sih….. rasanya sampai sekarang masih mengganjal saja di memek Ira “. Iwan hanya tertawa dan sambil berseloroh menjawab

” kamu salah Ir, yang gede bukan kontol mas Iwan… tapi memek kamu yang terlalu sempit “, kita bertiga tertawa lepas dan sepakat untuk melakukannya lagi ………. next time ……… – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Pacaraku Yang Bernafsu Besar appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Terangsang Karena Tali BH

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Terangsang Karena Tali BH – Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati.

 

 

cerita-sex-terangsang-karena-tali-bh-248x300

Cerita Sex: Terangsang Karena Tali BH

 

Usianya 29 kulitnya putih mulus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah di usia 27.

Tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru 3 bulan karna kecelakaan lalulintas.

Cerita sex – Yang aku senang dari Bu Asmiati adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.

Pagi itu sekitar jam 8 lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. aku masih tak tahu akuakan dapat rejeki nomplok.

Sekitar jam 9 lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya

” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor ”
” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.

Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.
Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara

“ibu ganti baju dulu ya ko ”

setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku

” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.

aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.

“auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya
“ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak

Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.
Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum

“gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
“iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.

Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.

Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, akusegera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat

“sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.

Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku

“masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.

aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.

“slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
“uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.

Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.

“ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.

akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.

“sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
“aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.

Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”

“enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
“ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.

Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

The post Cerita Sex: Terangsang Karena Tali BH appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex Self Service

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Istriku memang sengaja tidak membangunkan aku karena tadi malam aku pulang jam 4 pagi sampai rumah. Karena memang pekerjaanku sebagai auditor selalu dikejar target laporan, beruntung dalam teamku bekerja ada satu wanita yang bebas dengan segala sesuatu, sebut saja Nesti dialah yang semalam memberikan service kepadaku untuk mengurangi keteganganku dalam bekerja

Cerita Sex Self Service

cerita sex perselingkuhan, cerita perselingkuhan terbaru, cerita perselingkuhan ibu rumah tangga, cerita cerita perselingkuhan, cerita perselingkuhan ibu, cerita perselingkuhan di kantor, cerita ngesek perselingkuhan, cerita perselingkuhan wanita, cerita perselingkuhan istriku, cerita perselingkuhan bergambar, cerita mesum perselingkuhan, cerita perselingkuhan dengan tetangga, perselingkuhan cerita, cerita perselingkuhan sampai hamil, cerita perselingkuhan tetangga, cerita hubungan perselingkuhan, cerita perselingkuhan terpanas, cerita birahi perselingkuhan, cerita bokep perselingkuhan

Menurut dia bersetubuh dengan orang lain bukan hal tabu lagi buat dia karena dia tidak mempermasalahkan jika suaminya juga berkencan dengan suami lain, yang penting dalam prinsip dia adalah tidak lihat langsung saat kejadian tersebut.

Aku yang masih enak dikasur masih teringat dengan kejadian semalam aku tersenyum bahagia, sebetulnya say bisa pulang awal jam 10 malam karena memang saat itu aku dan Nesti sedang horny hornynya jadi kita bisa 3 ronde sampai akhirnya pagi menyambut kita.

“Walah…repot bener nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, di rumah tidak ada pembantu, karena istriku, Indah, lebih suka bersih-bersih rumah sendiri dibantu kedua anakku. “Biar anak-anak gak manja dan bisa belajar mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,” kilah istriku. Aku setuju saja.

Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF. Sengaja kusetel, biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku.

Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak tinggi. Aku pun teringat Arum, sahabat istriku. Kebetulan Arum berasal dari suku Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama keluarganya.

Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Arum. Tubuhnya mungil, setinggi Nesti, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pantatnya yang membulat indah, sering membuatku ngaceng kalo dia berkunjung.

Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Arum bisa kujamah, pasti nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda…seandainya aku bis a menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku saat itu.

Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Arum, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil istriku.

“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…

Oh my gosh…itu suara Arum mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Arum memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya.

Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri, tau-tau Arum udah nongol di ruang tengah, dan

“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi ngapain?”

“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu.

Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana, Cuma kaos aja. Ngaceng pula.

“Kamu dateng ok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.

“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi didepanku.

“Yee…namanya juga lagi horny…ya udah mending colai sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. Ya udah, self service,”sahutku.

“Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”

“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga dtitutupin? Telat donk,”kilahku.

“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Arum beranjak dari duduknya, dan pamit pulang.

Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.

“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.

“Bentar deh Fir. Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.

“Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya. “fir,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak. Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku colai.” “Gimana?”

Arum tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.

Sejurus kemudian..

“Ok, Fir. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.

“Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu. Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?”

“Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi colai sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.

“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”

“Gak usah, disini aja,”sahutku.

Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu.

Setelah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, dan dibukanya kancing celananya. Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya.

Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan satin, sewarna dengan Bhnya. Sepertinya, itu adalah satu set BH dan CD.

“Nih, aku u dah buka baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.”

Arum segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.

“Duduknya jangan gitu dong…”

“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Arum. “Nungging, gitu?”

“Ya kalo kamu mau nungging, bagus banget,”sahutku.

“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.

“Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.

“Iya…iya…ni anak rewel banget ya. Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan permintaanku.

“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.

“Yak sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya colinya.”

Sambil memandangi tbuh Arum, aku terus mengocok tongkolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, kalau peman dangan langka ini berlalau terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Arum tidak menanggapi omonganku.

“Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Arum menatapku dan tersenyum.

“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……”

Arum terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.

“Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya. Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.

Arum masih tetap diam, dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Arum juga mulai ternagsang dengan aktivitasku.

Karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah.

Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi Arum nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.

Kupejamkan mataku, agar Arum tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Arum meremas payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan.

Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Arum lebih bagus dan kencang dibandingkan Nesti. Kulihat tangan kiri Arum memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam celana dalamnya.

“Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suara nya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Arum.

Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol dan tanganku.

Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.

“Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Arum sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang lembut.

My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai dan dikocok dengan tangan Arum yang putih mulus. Aku mendesis dan membelai rambut Arum. Kemudian secara spontan Arum menjilat tongkolku yang sudah bener-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu.

Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Arum. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis.

Tak tahan dengan perlakuan sepiha Arum, kutarik pinggulnya da n buru-buru kulepaskan Cdnya.

“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Arum protes sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya menjadi khayalanku.

“Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.

“Terserah…yang penting kamu puas.”

Segera kuremas-remas pantat Arum yang montok. Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Arum terpampang dihadapanku. Puas dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Arum merintih menahan rasa nikmat akibat usapan jariku.

“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Arum saat mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku. Hingga akhirnya….

“fir….bibir kamu lembut banget sayaaaannggg.

“Keluarin sayang…tongkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat yaaa….”

“I…iiy…iiyyaaa….fir….Ouuuuufuffffff….. argggghhhhhhhhhh…..”

Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…

Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir dan dada Arum. Tanganhalus Arum tak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan

Ohhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin pejuhku di bibir dan muka Arum.

“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kenas permaku?”

Arum menggeleng dengan pandangan sayu. Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit melemas.

“Kamu baru pertam kali kan, mainin koto orang selain suami kamu?”

“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin maka buah sama sayur ya?” tanya Arum.

“Iya…kalo gak gitu, Indahmana mau nelen sperma aku.”

“Aihhh….” Arum terpekik. “Indah mau nelen sperma?”

Aku mengangguk. “Keapa Fir? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu. Coba aja rasanya,”sahutku.

“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Arum mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilatnyajarinya smape bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya.

“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya. Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…”

“Mau lagi….?”

“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”

“Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Fir.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”

“Dasar kamu ya….”

“Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.

“Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.

Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakiya diangkat mengangkang.

Kulihat meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.

“Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.

“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….” Arum memiawik saat lidahku menari diujung klitorisnya.

“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.

Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Arum yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya.

Akibatnya luar biasa. Arum makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan.

Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma vagina Arum lain dengan aroma vagina istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat kuhirup aroma kewanitaan Arum.

“C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”

Aku paham, gerakan pantt Arum makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.

“Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.

“Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil namaku.

Sontak kulepaskan jilatanku. Arum memandang wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung berdebar.

“Ndrew..kok kyaka suara Rika ya…”Arum bertanya

“Wah..mau ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Fir, kamu masuk kamarku dulu deh…cepetan…”

Segera Arum berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Arum hampir meledakkan orgasmenya, yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.

Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.

“Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.

“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah.Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?

Kaos ketat menempel dibadannya, dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna putih. Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam mebayang di spandexnya. Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku.

Kami berdua segera menuju ruang tengah. Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.

“Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain ….sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah. Itung-itung membagi kesenangan.”

“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”

“Ah, biasa aja lageee..hehehe” Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat istriku, selain Arum

Diam-diam, akupun juga terobsesi dapat menikmati tubuhnya. Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan.

Hmm..aku sering berkhayal lagi ngent*tin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan tongkolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku.

“Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.

“Eh…ah…anu…enggak. Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…”

Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…

“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.

Mati aku…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya. Wah….

“Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi. Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.

Aku Cuma tersenyum.

“Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”

“Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.

“Iya.”

Tepat saat Rika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Arum keluar dari kamarku.
Aku terkejut, dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Arum ketinggalan di kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya.

Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan dia udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah.

“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik.

Arum mengangguk, segera menyambar Cdnya dan…

“Ceklek….!”

Pintu kamar mandi terbuka, dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Arum berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah keadaan Arum yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai celana jeansnya.
Akupun terkejut, dan berdiri terpaku.

Hatiku berdebar, tak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak terelakkan. Kepalaku terasa pening.

“Arum…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.

“Eh…anu…ini lho…”kudengar Arum gelagapan menjawab pertanyaan Rika.

“Kok kamu megang celana dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua lagi berbuat yaaa…?”

“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Arum lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.

“Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.

“Sini liat.” Rika menghampiri Arum dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Arum, tanpa perlawanan dari Arum.

“Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?”

“udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Arum. Belum sempet aku ent*t, sih. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan.

“Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain. Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.

“Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku sama Arum ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…terserah….”ucapku pasrah.

“Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.

“Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana. Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.

“Apa syaratnya, Rik?”

“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”

“Iya, apaan syaratnya?” Arum ikut bertanya

“Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”

“WHAT?” aku dan Arum berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”

“Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.

Aku dan Arum saling berpandangan. Kuhampiri Arum, kubelai tangan dan rambutnya. Arum seolah memahami dan menyetujui syarat yang diajukan Rika. Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang sekel. Arum segera membuka kaosnya.

Sambil terus berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Arum menuju sofa. Kurebahkan ia disana, dan dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat di hadapan Arum dan Rika.

Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. Aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak memamerkan kejantananku.

“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”Arum merintih. “Biarin aja si Rika…paling dia juga udah basah.”

“Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.”

Aku menatap mata Arum yang mulai sayu dan tersenyum. Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera k usosor memiaw Arum yang sangat becek oleh lendir birahinya.

“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”Arum menjerit dan mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku.

Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat. Dan yang membutku girang adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan pinggulnya.

“Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Arum da terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah ada sesuatu yang mendesaknya. ‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”

“Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya, dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras. Baik itil maupun memiaw Arum sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa.

Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Arum menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan cairan hangat menerpa bibirku.

“ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Lin da menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali.

Tak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang lendir kenikmatan Arum. Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan akhirnya Arum terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.

“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil gemetaran.

“Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan kkk…kamu…”

Kulihat Arum tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan bibrku m elumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Arum sangat terawat, kencang.

Dan putingnya masih berwwarna kemerahan. Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah itu benar-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai orgasme.

“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Arum mulai mengejang lagi.

“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhh hh……”

Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Arum. Blessss…….

“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”p antat Arum tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku di mekinya. Kutekan tongkolku makin dalam da n kuhentikan sejenak disana.

Terasa sekali memiaw Arum berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.

“Ayo, ndre…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.

Segera kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk ….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Arum yang sudah basah kuyup nyaring terdengar. Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang memilin menikmati payudara dan putingnya.

Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.

“ Arum menjerit keras dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek.

Makin kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Arum, makin kencang pula pelukannya. Nafas Arum tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan.

Karena denyutan memiaw Arum yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.

“Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.

“Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil terengah-engah.

“No problem honey…aku safe kok….”sahut Arum. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”

”aku merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Arum juga mengencangkan otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat.

AAACCHHHHHHH………..” Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooo ttttt..jrrrro ooooottttt…..tak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku. Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Arum, sampai-sampai ia tersentak.

Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata tongkolku bisa menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.

Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Arum merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Arum. Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.

“Plllookkkkk….”

Kupandangi memiaw Arum yang masih membengkak dan merah dengan lubang menganga. Arum segera mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Arum meraih dan mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa.

Akibatnya, telapak tangan Arum belepotan penuh dengan pejuhku yang telah be rcampur lendir memiawnya. Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Arum menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.

“Brani kam telen lagi?” tantangku.

“Idih…syapa takut….”Arum balas menantangku. “Nih liat ya….”

Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…

“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Arum nampak puas menikmati pejuh ditangannya.

“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.

“Tuh…masih ada sisanya ditangan. Mbelum bersih.” Sahutku.

“Tenang, NDrew..sisanya buat…ini.” Sambil berkata begitu, Arum mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya diwajahnya.

“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Arum sambil mengerling genit.

“Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.

“Kenapa…? Kaget ya?”

“Diem-diem, muka alim..ta pi kalo urusan birahi liar juga ya..”

“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”

“Tau gitu tadi aku semprot dimuka kamu aja ya..” sesalku

“Iya juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu di memiawku.” Arum tersenyum

“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin yuk…..”ajak Arum

Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika. Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami sadari tengah beraktivitas sendiri.

yaitu dengan memasukan kedua jarinya ke rahim rika aktivitas seperti itu bisa disebut juga dengan masturbasi rika pun kulihat lihat rika pun merasakan kenikmatan yang didapat saat melakuan maturbasi otot otot mukannya menegang kelihatan seperti nafsu yang telah lama terpendam tidak dilampiaskan.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Self Service appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Perawan

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+.  Sejak aku posting pengalaman sexku dalam bentuk cerita dibeberapa situs, aku sering mendapatkan message melalui situs2 tersebut dan kemudian berlanjut menjadi chatting lewat internet. Salah satu temen chat aku adalah Memey, amoy yang baru menyelesaikan kuliahnya dan sekarang dimodalin almarhum bapaknya untuk mengelola warnet di cafe milik ibunya.

Cerita Sex Perawan

Cerita Sex Perawan, ngentu perawan, tempek perawan, perawan ngesex, perawan dientot, kentu perawan, perawan kentu, perawan hot, cerita perawan

Jadi warnetnya nyambung dengan cafe yang udah ada duluan. Memang di cafe ada fasilitas Wifi gratis tapi terbatas jumlah pengaksesnya, sehingga yang ingin terus brosing internet dapat melanjutkan aktivitasnya di warnet yang menyatu dengan gedung cafe. Satu ide bagus untuk mendapatkan peluang bisnis sekaligus upaya memperbanyak pengunjung cafe. Satu usaha sinergistik yang baik.

Kembali ke Memey (gak ke laptop, ntar disangka niru2 tukul lagi). Dia memang anak orang kaya. Tinggal disatu kota di jatim, tidak sebesar Malang sih, tapi cukup punya potensi. Almarhum bapaknya punya diler mobil, yang sekarang diteruskan kokonya Memey.

Ibunya mengelola cafe dan satu supermarket. Kebetulan kota dimana Memey tinggal belon diserbu hypermarket2 besar yang pelan2 akan membunuh semua supermarket yang kecil karena kalah bersaing dalam soal harga jual. Karena ada warnet, pengelolaan cafe diserahkan ke Memey.

Masih ada adik lelaki yang masih di smu. Karena dah punya usaha Memey katanya sibuk sekali, tetapi dia masih bisa chat dengan aku dengan menggunakan fasilitas warnetnya. Cafenya karena sudah jalan maka pengelolaannya diserahkan kepada manajer yang selama ini mengelola cafe itu, sehingga Memey bisa lebih konsentrasi ke warnetnya.

Dia senang baca cerita2 dewasa, dan itu juga yang memperkenalkan aku dengan dia. Karena sudah lama chatting, dia sudah mulai open ke aku. Kita chat macem2, dari yang umum2, terus ke soal minta advis mengelola bisnisnya sampe soal ngesex.

Dia pernah ngesex dua kali dengan cowoknya yang sekarang dah jadi mantan. Cowok itu juga yang memrawani dia dan memperkenalkan dia ke nikmatnya ngesex. Ketika aku nanya, kok dah diprawani terus udahan, dia jawab abis cowoknya gak mo usaha, maunya nyender ke Memey terus.

Aku tanya lagi, gak nyesel dah diperawanin terus putus. Dia bilang enggak, malah dia bilang dia terlambat diperawaninnya dibanding temen2nya. Temen2nya umumnya sejak smu dah gak pada prawan sedang dia setelah lulus kuliah.

Umurnya baru 22, masi abege juga sih. Aku tanya lagi nikmat gak ngesex, dia bilang yang kedua nikmat banget. Terus gak pengen lagi sekarang, karena dah lama juga dia putus sama cowoknya. Dia bilang pengen banget. Aku tanya lagi terus kalo pengen gitu gimana nyalurinnya. Dia bilang pake dildo, temennya di spore yang beliin.

Aku to the point aja ma dia, aku nanya mo ngerasain aku punya, gede dan panjangnya gak kalah ma dildonya. dia terkejut mendengarnya, bukan karena tawaranku, tapi karena aku bilang punyaku sebesar dildonya.

Dia gak percaya. aku buktikan dengan mengirimkan foto punyaku yang sedang ngaceng sempurna. Dia bilang pengen deh ngerasain kemasukan yang gede kaya aku punya. Dia ngundang aku dateng kekotanya, ntar mau diajak ke vilanya.

Di vila itu dia kehilangan keprawanannya dan yang kedua dia melakukan dengan cowoknya di hotel diluar kota. Wah memang tajir ya keluarganya, punya usaha banyak, ada vila juga lagi. aku jadi kepengen banget ketemu dia.

Dia cuma mengirimkan fotonya pake baju pesta model kemben, kelihatannya sih toketnya montok. Dia cantik, kulit putij dan matanya sipit, maklum ja amoy. Ketika aku minta oto nudenya dia bilang gak punya, liat langsung aja di vilanya.

Aku jadi penasaran deh ma ajakannya yang agresif itu. Aku bilang mesti cari waktu kalo aku tugas ke Surabaya, nanti diusahakan untuk mampir ke kotanya.

Sampe akhirnya kesempatan itu datang. Aku bilang mo mampir ke warnetnya saja. Dia bilang menjelang tutup aja, jadi bisa langsung jalan ke vilanya. Malem2 gitu gak apa, tanyaku. Gak apa, kan ada aku, itu jawabnya.

Agresif banget kan. Aku drive sendiri dari Surabaya menuju kekotanya, jauh juga sih, palagi keluar Surabaya dah macet. Baiknya aku dah dikasi arahan oleh temenku gimana keluar kota surabaya menghindari macet parah di Lumpindap di Porong itu. Ada 4 jam dengan berhenti2 baru aku nyampe di depan cafenya. Dah ampir jam 9 malem.

Aku langsung menuju ke warnetnya. Lumayan besar warnetnya, mungkin ada 20an komputer disana, dipojok aku liat sesosok prempuan cantik bermata sipit. Pasti itu Memey, dia lagi asik brosing rupanya.

“Ci, mo internetan”. Dia menoleh ke aku, trus menunjuk ke komputer no 20, yang posisinya deket dengan mejanya. Dia gak nyangka bahwa itu aku. Aku liat fasilitas komputernya, ada fasilitas ngobrol sesama pengguna warnet. aku coba klik yang judulnya komputer utama yang aku duga yang dipake Memey.

Kusapa dia: Malem cantik. Dia menoleh ke arahku, kemudian mengirim message balik ke komputerku: Om siapa. Wah dah lupa ya, jawabku, kan kita dah lama janjian mo ke vila. Dia berbinar2 memandangku, O om…. (dia menyebut namaku). bentar lagi tutup kok om. Gak masalah, jawabku, aku drive dari surabaya. Nanti jalan pake mobilku aja ya, kamu yang unjukin jalannya.

Oke om, ntar mobil Memey biar dibawa pulang ma sopir, jawabnya. Gak pulang gak ditanyain mamanya, tanyaku lanjut. Gak, Memey dah bilang kok mo ke vila ma temen2. kan weekend. Ma temen2, tanyaku, perginya ramean? Ya gak lah om, itu kan alesan ke mama aja. Berdua aja ma om, asik kan. Memang selama ini dia memanggil aku om kalo chatting, maklum usiaku jauh diatas umurnya.

Setelah dia menutup warnetnya pada waktunya, dia mengajak aku makan dulu di cafe disebelah warnetnya. Cafenya masi rame, maklum deh saat itu weekend.

“Aku bayar ya”.

“Gak usah lah om”.
“Janganlah, masak gratisan. Vilanya dah gratis”.

“ya terserah om deh”. Karena aku mo bayar dan aku memang laper banget, aku pesen ja semua yang aku pengen makan, termasuk mionuman energi yang dicampur es batu. “Buat doping ya om”, aku tersenyum aja mendengarnya.

Memey juga pesen makanan dan minuman. “Mey, bener nih mo ajak aku ke vila kamu”. “Ya bener lah om, Memey dah pengen banget ngerasain punya om.

Ampir saben malem Memey make dildo se,bari ngebayangin dienjot ma om”. “O gitu ya,ntar deh di vila kamu bisa ngerasain nikmatnya maen ma aku”. Eh lupa Lumpindap itu Lumpur Indah Permai.

Selesai makan, kita berangkat ke vilanya. Mampir di supermarket 24 jam (bukan ibunya punya) deket cafe untuk beli makanan dan minuman ringan. Di vila gak ada persediaan makanan apa2 katanya. Aku juga isi full tank supaya mobil siap dipake kemana aja.

Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, tokednya ngintip dari belahan dada tank topnya yang rendah. “Wow, seksi sekali kamu Mey, belum apa2 aku sudah mulai ngaceng nih”, katanya ketika aku masuk kemobil, dia duduk disebelahku. mobil pun meluncur ke arah luar kota. waktu dah mendekati tengah malam.

Tadi aku menikmati sekali makanan di cafenya, sehingga tak terasa waktu lewat begitu cepat. Vilanya jauh mey?” tanyaku. “Kenapa, udah nggak sabar ya. Nggak jauh kok paling sejam lebih sudah nyampe”, jawabnya menggodaku.

Sepanjang perjalanan aku ngobrol saja dengan dia. Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tanganku mengelus pahanya. “udah gak tahan ya om”, godanya lagi sambil membiarkan tanganku mengelus2 pahanya.

Rabaanku rupanya semakin lama membuat dia semakin napsu. Dibukanya pahanya agak lebar. Melihat dia mengangkangkan pahanya, tangganku bergerak ke atas ke selangkangannya.

Aku mulai mengelus selangkangannya dari luar. “Wow rasanya, Memey sudah gak sabar lagi untuk dientot. CD Memeylangsung lembab nih om”. Rupanya baru dielus dari luar celananya aja, cairan nonoknya dah membanjir.

“Udah napsu banget ya Mey, aku juga sudah napsu, masih jauh gak”. “sebentar lagi sampe kok om”. Kami sampe ke vilanya, Memey memberi aku kunci gembok pager vilanya. Aku turun dari mobil, membuka gembok dan pintu pagernya. Balik ke mobil dan mobil memasuki gerbang vilanya. vilanya tidak terlalu besar, sebuah vila yang sangat asri. Halamannya mengelilingi bangunan vila model country.

“Gak ada yang nungguin Mey”. “ada om, setan he he”. “Setannya pasti dah pergi, aku kan rajanya setan dan mau pesta disini ma ratu segala setan”. “Ih…” katanya sembari mencubit pinggangku. Aku langsung menurunkan tas2 belanjaan di supermarket, memey menurunkan tas kecil dari mobil.

“Bawa apaan sih”.

“Keperluan prempuan lah om, baju ganti buat besok pulang”.

“O, cuma semalem toh, kirain mo seminggu disini”.

“Ntar lagi deh om, om sering2 ja nengokin Memey, ntar bisa sering2 ke vila bareng Memey”.

Setelah beristirahat sejenak Memey mengajakku melihat2 vilanya. Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke dalam.

”Mau berenang?” tanyanya. “Malem gini, apa gak dingin, besok aja ya”, jawabku. “Ya udah dikamar aja ya”, dia menggandengku masuk ke kamar.

Dia langsung saja melepas tanktopnya, kemudian kulepas celana ketatnya. Pakaian diletakkan di kursi rias yang ada didepan meja rias.

Ranjangnya besar. Aku melototmemandangi tubuhnya yang hanya berbalut daleman bikini. Karena CDnya mini, jembutnya yang lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya. aku membuka pakeanku, sehingga hanya memakai CD.

kontolku sangat menonjol, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDku. “Om gede banget ya punya om, pantes om pake id di situs konged, baru ngeh Memey sekarang artinya konged”, katanya membelalak melihat tonjolan di cd ku.

“Mang artinya apa?” “kontol gede, punya om bener2 gede, panjang lagi”. Aku menghampiri dia dan memeluknya.

Bibirnya kucium, lidah kami saling berbelit. ikatan branya kulepas, kemudian meremas2 tokednya sambil memlintir pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras. “tokedmu kenceng ya Mey, pentilnya gede.”, kataku.

Dia diam saja sambil menikmati remasan tanganku. kontolku yang keras menekan perutnya. “om, ngacengnya sudah keras banget”, kataku. Dia langsung telentang diranjang, aku berbaring disebelahnya, bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan aku kembali meremas2 tokednya sambil memlintir2 pentilnya.

“Isep dong om..” pintanya sambil menyorongkan tokednya itu ke wajahku. Langsung tokednya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilatinya.

“Ohh.. stt..” erangnya keenakan. Aku mulai mengelus jembutnya yang nongol keluar dari CDnya, jari kususupkannya ke dalam CDnya.

Jariku langsung menyentuh belahan bibir nonoknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas. sekannya selalu berakhir di itilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. nonoknya langsung berlendir.

“Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku yang satunya untuk terus meremas-remas tokednya. Dia sungguh sudah tidak tahan lagi, “om, Memey udah gak tahan nih”. Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan pinggangnya kugigit dan kutarik dengan gigi sehingga terlepas.

Kedua kakinya kukangkangkan sehingga tampak jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus nonoknya.

Aku menyelipkan jariku ke belahan nonoknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam nonoknya. “om..! Aduuh! Memey sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya. Bukannya langsung memenuhi permintaannya malah aku beralih menggosok-gosok itilnya.

“Aduuh! om..nakal!” serunya. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kontolku yang sudah keras sekali dari luar CDku. tokednya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong om dimasukin, Memey sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi.

Kemudian kumasukkan jariku ke dalam nonoknya yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan kesulitan jariku menyeruak masuk ke dalam nonoknya. nonoknya masih terasa sempit sekali, namun dalam kondisi basah seperti ini, nonoknya menjadi mudah dimasuki jariku. nonoknya langsung kukorek2, dindingnya kugaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang nonoknya kumainkan dengan ujung jari hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku.

Aku menelungkup diselangkangannya dan langsung mengulum bibir nonoknya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih aku kembali mengulum bibir nonoknya. Kemudian giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulut.

Jari tanganku kembali menyeruak masuk ke dalam nonoknya, dia benar-benar hampir pingsan dibuatnya. Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan nonoknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya.

Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat nonoknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali. nonoknya terus kuusap2, demikian juga itilnya sehingga napsunya bangkit kembali.

“Terus om.. Enak..” desahnya. “Ayo dong om.. Memey udah nggak tahan”. tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap itilnya sambil meremas2 toked dan pentilnya.

Aku melepaskan CDku, kontolku yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2. Dia kunaiki dan segera aku mengarahkan kontolku ke nonoknya. Perlahan kumasukkan kepala kontolku.

“Enak om..” katanya dan aku sedikit demi sedikit meneroboskan kontolku ke nonoknya yang sempit. nonoknya terasa sesek karena kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kontolku mulai kuenjot keluar masuk.

“Terus om.. kontol om enak” erangnya keenakan. “Cuma enak Mey”. “enak buanget om”. Aku terus mengenjot nonoknya, dia menyorongkan dadanya ke mulutku. Pentilnya kuhisap.

Belum berapa lama dienjot, aku mengajak tukar posisi.Sekarang dia yang diatas, diarahkannya nonoknya ke kontolku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. tokednya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya.

Aku meremas tokednya dan menghisap pentilnya dengan rakus. “om.. kontol om besar, keras banget..”, dia terus menggelinjang diatas tubuhku.

“Enak Mey?’ tanyaku. “Enak om..entotin Memey terus om..” Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan kontolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatnya menetes membasahi tubuhku.

Akhirnya, “Memey nyampe om” jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.

Setelah beberapa saat, kontolku yang masih ngaceng kucabut dari dari nonoknya. Dia kutelentangkan, dan aku naik ke atasnya. Kembali nonoknya kujilati. Kedua lututnya kudorongkan sedikit ke atas sehingga bukit nonoknya lebih menungging menghadap ke atas, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah nonoknya.

Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung it ilku. Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas kontolku dengan penuh nafsu.

Cairan lendir yang keluar kembali dari nonoknya dengan lahap kuhisap. Aku terus mencium dan melumat habis bibir nonoknya. lidahku menjulur masuk ke dalam nonoknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan nonoknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya.

Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungku tetap menempel di itilnya dan bibirku tetap mengulum bibir nonoknya sambil lidahku terus mengorek nonoknya.

Dia tak kuasa membendung napsuku. “Oocch! om.. Teruu.. Uus! Memey nyampe lagi om”, suaranya semakin parau saja.

Digoyangkan pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. Dia menarik nafas panjang sekali, semua cairan nonoknya kuhisap dan kutelan dengan rakus sekali hingga habis semua cairan yang ada di sekitar nonoknya.

Aku tetap dengan asyiknya menjilati nonoknya. Kemudian jilatanku naik ke atas, ke arah perutnya. Lidahku bermain-main dipusarnya, sambil meraba dan meremas kedua tokednya, jilatanku juga semakin naik menuju tokednya.Jengkal demi jengkal jilatanku semakin naik. Mulutku sudah sampai ke dadanya.

Kini giliran tokednya kujilati, lidahku kini menari-nari di ujung pentilnya. Aku meraba-raba selangkangannya juga, menggesek-gesek itilnya hingga nonoknya basah lagi, nafsunya naik kembali.

Sementara tangan kiriku tetap meremas tokednya dan tangan kanan tetap bergerilya di nonoknya, aku kini mencium dan melumat bibirku. Dibalasnya lumatan bibirku dengan penuh nafsu, dijulurkannya lidahnya masuk ke rongga mulutku. kuhisap lidahnya, secara bergantian aku juga menjulurkan lidah ke dalam mulutnya dan dibalas dengan hisapan pula.

Aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, kontolku sudah mengarah ke hadapan nonoknya. Dia merasakan sentuhan ujung kontolku di nonoknya, kepala kontol ku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kontolku langsung menusuk nonoknya.

Kutekan sedikit kuat sehingga kepala kontolku terbenam ke dalam nonoknya. Walau kontolku belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran dari otot nonoknya berdenyut, cairan yang membasahi nonoknya membuat kontolku yang besar mudah sekali masuk ke dalam nonoknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess..

Begitu merasa kontolku sudah memasuki nonoknya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas tubuhku, didudukinya batang kontolku yang cukup panjang itu. Digoyangkannya pantatnya dan diputar-putarkan, dikocok naik turun hingga kontolku keluar masuk nonoknya, aku meremas-remas kedua tokednya.

“Goyanganmu asik banget Mey, katanya baru dientot 2 kali”. “Iya om, nyontoh yang di film bokep. Lebih nikmat rasanya ngen tot dengan posisi Memey diatas karena Memey bisa mengarahkan gesekan kontol besar om ke seluruh bagian no nok Memey termasuk itilnya”.

Kini giliranku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, aku menggelengkan kepalaku menahan nikmat, dan sebentar lagi rasanya akan ngecret. Aku ngasi tau dia bahwa aku dah ampir ngecret. “Kita nyampe sama-sama..om”, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya.

“Aa.. Aacch!” diapun nyampe lagi, bibir nonoknya berkedutan hingga eremas kontolku. Bersamaan dengan itu pejuku menyembur dengan dahsyatnya dan bercampur menjadi satu dengan lendir nonoknya.

Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kontolku sehingga membasahi selangkangannya, banyak sekali dan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas.

“om, pinter banget sih ngerangsang Memey sampe berkali2 nyampe, udah gitu kontol om kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, katanya. “no nokmu juga nikmat sekali Mey, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya kekontolku”, jawabku sambil memeluknya.

Setelah deru napas mereda aku mengajaknya mandi. “Kita mandi sama-sama yuk!” ajakku, “Badanku lengket karena keringat”.

Kami menuju ke kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat. Kamar mandinya tidak besar namun cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula saat menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, bibir kami saling pagut.

Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tanganku berpindah ke tokednya.

Kuremas-remasnya tokednya yang mulai mengencang lagi pertanda napsunya bangkit lagi. Diapun tidak mau kalah, diraihnya kontolku yang kembali sudah berdiri tegak dan dikocok-kocok lembut. Ujung kontolku sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahanya. “Om kuat banget sih, barusan selesai ngecret di no nok Memey sudah ngaceng lagi”.

Kuarahkan kontolku ke belahan bibir nonoknya. kugesek- gesekkan ujung kontolku ke belahan bibir nonoknya. Kutempelkan ujung kontolku ke ujung itilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini nonoknya kembali mengeluarkan cairan bening.

Lalu aku mematikan shower lalu duduk di toilet. Dia kupangku dengan posisi memunggungiku. kontolku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam nonoknya. Awalnya agak sulit juga kontolku masuk kedalam nonoknya.

Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolku berhasil menyeruak ke dalam nonoknya yang dibantu dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan diangkatnya kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolku amblas semua ke dalam nonoknya.

Dengan posisi begini membuatnya harus aktif mengocok kontolku dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga nonoknya bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolku. kontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam nonoknya.

Saat dia duduk terlalu ke bawah, kontolku terasa sekali menusuk keras nonoknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. nonoknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolku dalam nonoknya sudah tidak sesesak tadi. Kini dia pun sudah tidak kuat lagi menahan napsunya.

Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi kontolku masih tertancap di dalam nonoknya.

Digoyang-goyangkannya saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku. Aku sedari tadi asyik meremas kedua tokednya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan.

“Aduuh..! Mey, hebat banget empotan no nok kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutnya sambil mempercepat goyangannya.

Aku sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga kudorong dia sedikit ke depan sambil aku berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku, tetapi kontolku masih menancap di dalam nonoknya.

Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kontolku keluar masuk nonoknya dalam posisi doggy style sambil memegangi pinggulnya. “Aa.. Aacch!” kini gilirannya yang menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam nonoknya, sehingga akhirnya pejuku rupanya langsung muncrat keluar memenuhi nonoknya.

Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan nonoknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga nonoknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya.

Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah nonoknya dan merembes keluar. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ranjang. Karena lelah, akhirnya kamipun tertidur.

Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tiba2 aku terbangun karena merasa kontolku ada yang mengelus2 sehingga mulai mengeras lagi. Aku terbangun dan melihat Memey sedang duduk disebelahku dan sedang mengelus2 kontolku.

“Belon puas ya Mey”. “Subuh2 gini bangun Memey pengen lagi deh om”. Luar biasa ni amoy, napsunya gak ada matinya. Bener juga kata orang, pempuan yang jembutnya lebat banget gak puas2, pengennya berkali2 baru terkapar. Aku gak mau kalah, lalu meremas2 tokednya.

“Om, aah”, napsunya makin meninggi. Sambil meremas tokednya, aku menjilati seluruh tubuhnya, mulai dari dahi sampai ujung kaki. Kujilati tokednya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya.

keduapahanya yg mulus itu kubuka sambil kuelus2 dengan satu tangan masih meremas tokednya. Setelah itu nonoknya kujilatin dengan lidahku yg kasar. Bukan hanya bibir nonoknya aja yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke nonoknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah sambil terdongak keatas.

Melihat napsunya sudah naik, aku minta dia mengocok kontolku, “Dikocok Mey”. Dia nurut saja dan mengocok kontolku dengan gemas, makin lama makin besar dan panjang. “Mey diemut dong”, kataku keenakan.

Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah, karena besar sekali. jadi dijilati dulu kepala kontolku.

Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala. “Kenapa om”. “Enak banget, terusin Mey, jangan berhenti”, ujarku sambil merem melek kenikmatan. Dia teruskan aksinya, dia jilatin kontolku mulai dari kepala kontolku sampai ke pangkal batang, dia terusin ke biji pelirku, semua dia jilatin.

Dia coba untuk memasukkan kedalam mulutnya lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku memegangi kepalanya dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, mengen toti mulutnya. gerakannya semakin lama semain cepat.

Tiba2 dia menghentikan gerakannya. kontolku dikeluarkan dari mulutku. Dia menaiki tubuhku dan mengarahkan kontolku ke tokednya. “Om, mo ngerasain breast fucking gak”. Apaan tuh”. “Dijepit pake toked Memey”.

Aku iyakan aja usulnya. dia kemudian menjepit kontolku di antara tokednya sambil digerakkan maju mundur. “Ahh.. Enak Mey. Diemut enak, dijepit toked juga enak”. Dia terus menggoyang tokednya sambil meremas kontolku maju mundur merasakan kekenyalan tokednya. Sampai akhirnya “Aduh Mey, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya”. “Jangan om, di no nok Memey saja, lebih nikmat kan”, jawabnya.

Memey kutelentangkan, akupun naik keatasnya sambil mengarahkan kontolku ke nonoknya. Aku mulai memasukkan kontolku yang besar dan panjang itu ke nonoknya. n tol semakin kudorong masuk, sampai dia merem melek keenakan ngerasain nonoknya digesek kontolku.

Aku mulai menggerakkan kontolku keluar dan masuk dinonoknya yang sempit itu. Dia gerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Tubuhku berada diatas tubuhnya yang putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, aku memperhatikan kontolku sendiri yang sedang keluar masuk di nonoknya.

Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja. Dia kusuruh nungging dan aku menyodokkan kontolku dari belakang ke nonoknya. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatku maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, aku merasa nikmat yang luar biasa.

Aku menggenjot nonoknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe lagi “Om, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya. Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam nonoknya berulang-ulang, tetep aja banyak. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’

Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya, Gimana Mey? tetep enak kan?”. “Enak sekali om, ruar biasa deh rasanya, nikmat sekali, no nok Memey sampe sesek kemasukan kontol om, abis gede banget sih”, jawabnya.

Aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari nonoknya. kontolku berlumuran pejuku dan cairan nonoknya. saking banyaknya ngecretin pejuku dinonoknya. aku yang kelelahan dan terkapar diranjang, dia juga gitu. Tak lama kami berdua terlena kembali.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Perawan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Perawan Anak Sekolah

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Aku tinggal di Cirebon tapi tempat kerjaku di dekat Indramayu yang berjarak sekitar 45 Km dan kutempuh dengan kendaraan kantor (nyupir sendiri) sekitar 1 jam. Bagi yang tahu daerah ini, pasti akan tahu jalan mana yang kutempuh.

Cerita Sex Perawan Anak Sekolah

 Cerita Sex Perawan, ngentu perawan, tempek perawan, perawan ngesex, perawan dientot, kentu perawan, perawan kentu, perawan hot, cerita perawan

Setiap pagi kira-kira jam 06.30 aku sudah meninggalkan rumah melewati route jalan yang sama (cuma satu-satunya yang terdekat) untuk berangkat ke kantor. Pagi hari di daerah ini, seperti biasa terlihat pemandangan anak-anak sekolah entah itu anak SD, SMP ataupun SMU, berjajar di beberapa tempat di sepanjang jalan yang kulalui sambil menunggu angkutan umum yang akan mereka naiki untuk ke sekolah mereka masing-masing.

Karena angkutan umum sangat terbatas, biasanya mereka melambai-lambaikan tangannya dan mencoba menyetop kendaraan yang lewat untuk mendapatkan tumpangan. Kadang-kadang ada juga kendaraan truk ataupun pick-up yang berhenti dan berbaik hati memberikan tumpangan, sedangkan kendaraan lainnya jarang mau berhenti, karena yang melambai-lambaikan tangannya berkelompok dan berjumlah puluhan.

Suatu hari Senin di bulan Oktober 98, aku keluar dari rumah agak terlambat yaitu jam 06.45 pagi. Kuperhatikan anak-anak sekolah yang biasanya ramai di sepanjang jalan itu mulai agak sepi, mungkin mereka sudah mendapatkan kendaraan ke sekolahnya masing-masing.

Saat perjalananku mencapai ujung desa Bedulan (tempat ini pasti dikenal oleh semua orang karena sering terjadi tawuran antar desa sampai saat ini), kulihat ada seorang anak sekolah perempuan yang melambai-lambaikan tangannya.

Setelah kulihat di belakangku tidak ada kendaraan lain, aku mengambil kesimpulan kalau anak sekolah itu berusaha mendapatkan tumpangan dariku dan karena dia seorang diri di sekitar situ maka segera kuhentikan kendaraanku serta kubuka kacanya sambil kutanyakan,

“Mau ke mana dik?”. Kulihat anak sekolah itu agak cemas dan segera menjawab pertanyaanku,

“Pak boleh saya ikut sampai di SMA——– (edited by Yuri)”, dari tadi kendaraan umum penuh terus dan saya takut terlambat?, dengan wajah yang penuh harap. “Yaa…, OK lah.., naik cepat”, kataku.

“Terima kasih paak”, katanya sambil membuka pintu mobilku.

Jarak dari sini sampai di sekolahnya kira-kira 10 Km dan selama perjalanan kuselingi dengan pertanyaan-pertanyaan ringan, sehingga aku tahu kalau dia itu duduk di kelas 3 SMU di——dan bernama War (edited by Yuri).

Tinggi badannya kira-kira 155 cm, warna kulitnya bisa dibilang agak hitam bersih dan tidak cantik tapi manis dan menarik untuk dilihat, entah apanya yang menarik, mungkin karena matanya agak sayu.

Tidak terlalu lama, kendaraanku sudah sampai di daerah dan War segera memberikan aba-aba.

“Ooom…, sekolah saya ada di depan itu”, katanya sambil jarinya menunjuk satu arah di kanan jalan. Kuhentikan kendaraanku di depan sekolahnya dan sambil menyalamiku War mengucapkan terima kasih. Sambil turun dari mobil, War masih sempat bertanya,

“Oom…, besok pagi saya boleh ikut lagi.., nggak Oom, lumayan Oom…, bisa naik mobil bagus ke sekolah dan sekalian menghemat ongkos.., boleh yaa..

Oom?”. Aku tidak segera menjawab pertanyaan itu, tapi kupandangi wajahnya, lalu kujawab, “Boleh boleh saja War ikut Oom, tapi jangan bergerombol ikutnya yaa”.

“Enggak deh Oom, saya cuma sendiri saja kok selama ini”.

Setiap pagi sewaktu aku mencapai desa itu, War sudah ada di pinggir jalan dan melambaikan tangannya untuk menghentikan mobilku.

Dalam setiap perjalanan dia makin lama makin banyak bercerita soal keluarganya, kehidupannya di desa, teman-teman sekolahnya dan dia juga sudah punya pacar di sekolahnya. Ketika kutanya apakah pacarnya tidak marah kalau setiap hari naik mobil orang,

War bilang tidak apa-apa tapi tanpa ada penjelasan apapun, sepertinya dia enggan menceritakan lebih jauh soal pacarnya. War juga cerita bahwa selama ini dia tidak pernah kemana-mana, kecuali pernah dua kali di ajak pacarnya piknik ke daerah wisata di Kuningan.

Seminggu kemudian di hari Jum’at, waktu War akan naik di mobilku kulihat wajahnya sedih dan matanya bengkak seperti habis menangis dan War duduk tanpa banyak bicara.

Karena penasaran, kusapa dia, “War, habis nangis yaa…, kenapa..? coba War ceritakan.., siapa tahu Oom bisa membantu”.

War tetap membisu dan sedikit gelisah. Lama dia diam saja dan aku juga tidak mau mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan, tetapi kemudian dia berkata, “Oom, saya habis ribut dengan Bapak dan Ibu”, lalu dia diam lagi.

“Kalau War percaya pada Oom, tolong coba ceritakan masalahnya apa, siapa tahu Oom bisa membantu”, kataku tetapi War saja tetap membisu.

Ketika mobilku sudah mendekati sekolahnya, tiba-tiba War berkata, “Oom…, boleh nggak War minta waktu sedikit buat bicara di sini, mumpung masih belum sampai di sekolah”.

Mendengar permintaannya itu, segera saja kuhentikan mobilku di pinggir jalan dan kira-kira jaraknya  masih 2 Km dari sekolahnya.

“Ada apa War…?”, Kataku. War tetap diam dan sepertinya ada keraguan untuk memulai berbicara.

“Ayoo…, lah War (sebenarnya pengarang penuliskan tiga harus terakhir dari namanya, tapi terpaksa oleh Yuri diganti jadi 3 huruf terdepan), jangan takut atau ragu…, ada apa sebenarnya”, tanyaku lagi.

“Begini…, Oom, kata War”, lalu dia menceritakan bahwa tadi malam dia minta uang kepada orang tuanya untuk membayar uang sekolahnya yang sudah tiga bulan belum dibayar dan hari ini adalah hari terakhir dia harus membayar, karena kalau tidak dia tidak boleh mengikuti ulangan.

Orang tuanya ternyata tidak mempunyai uang sama sekali, padahal uang sekolah yang harus dibayar itu sebesar 80 ribu rupiah. Alasan orang tuanya karena panen padi yang diharapkan telah punah karena hujan yang terus menerus.

Dan katanya lagi orang tuanya menyuruh dia berhenti sekolah karena tidak mampu lagi untuk membayar uang sekolah dan mau dikimpoikan dengan tetangganya.

Aku tetap diam untuk mendengarkan ceritanya sampai selesai dan karena War juga terus diam, lalu kutanya, “Teruskan ceritamu sampai selesai War”.

Dia tidak segera menjawab tapi yang kulihat airmatanya terlihat menggenang dan sambil mengusap air matanya dia berkata, “Oom, sebetulnya masih banyak yang ingin War ceritakan, tapi saya takut nanti Oom terlambat ke kantornya dan War juga harus ke sekolah, serta lanjutnya lagi…, kalau Oom ada waktu dan tidak keberatan, saya ingin pergi dengan Oom supaya saya bisa menceritakan semua masalah pribadi saya”.

Setelah diam sejenak, lalu War berkata lagi, “Oom, kalau ada dan tidak keberatan, saya mau pinjam uang Oom 80 ribu untuk membayar uang sekolah dan saya janji akan mengembalikan setelah saya dapat dari orang tua saya”.

Mendengar cerita War walaupun belum seluruhnya, hatiku terasa tersayat dan segera kurogoh dompetku dan kuambilkan uang 200 ribu dan segera kuberikan padanya.

“Lho Oom, kok banyak benar…, saya takut tidak dapat mengembalikannya”, katanya sambil menarik tangannya sebelum uang dari tanganku dipegangnya.

“War.., ambillah…, nggak apa-apa kok, sisanya boleh kamu belikan buku-buku atau apa saja…, saya yakin War membutuhkannya”, dan segera kupegang tangannya sambil meletakkan uang itu ditangannya dan sambil kukatakan, “War.., ini nggak usah kamu beritahukan kepada siapa-siapa, juga jangan kepada orang tuamu…, dan War nggak perlu mengembalikannya”.

Belum selesai kata-kataku, tiba-tiba saja dari tempat duduknya dia maju dan mencium pipi kiriku sambil berkata,

“Terima kasih banyak Oom.., Oom.. sudah banyak menolong saya”. Aku jadi sangat terkesiap dan berdebar, bukan karena mendapat ciuman di pipiku, tapi karena tangan kiriku tersentuh buah dadanya yang terasa sangat empuk sehingga tidak terasa penisku menjadi tegang dan sementara War masih mencium pipiku, kugunakan tangan kananku untuk membelai rambutnya dan kucium hidungnya.

“Ayoo…, War…, sudah lama kita di sini, nanti kamu terlambat sekolahnya”.

War tidak menjawab tapi kulihat dikedua matanya masih tergenang air matanya. Ketika sudah sampai di depan sekolahnya sambil membuka pintu mobil, War berkata, “Oom.., terima kasih yaa.. Ooom dan kapan Oom ada waktu untuk mendengar cerita War”.

“Kalau besok gimana..?, kataku.

“Boleh.., oom”, jawabnya cepat.

“Lho…, besok kan masih hari Sabtu dan War kan harus sekolah”, jawabku.

“Sekali-kali mbolos kan nggak apa apa Oom…, hari Sabtu kan pelajarannya tidak begitu padat dan kurang penting”, kata War.

“Oklah…, kalau begitu…, War, kita ketemu besok pagi ditempat biasa kamu menunggu”.

Dalam perjalanan ke kantor setelah War turun, masalah War terasa mengganggu pikiranku sehingga tidak terasa aku sudah sampai di kantor. Sebelum pulang kantor, aku izin untuk tidak masuk besok Sabtu pada Bossku dengan alasan akan mengurus persoalan keluarga di Kuningan.

Demikian juga waktu malamnya kukatakan pada istriku kalau aku harus ke Jakarta untuk urusan kantor dan kalau selesainya telat terpaksa harus menginap dan pulang pada hari Minggu.

Besok paginya dengan berbekal 1 stel pakaian yang telah disiapkan oleh Istriku, aku berangkat dan sampai di tempat yang biasa, kulihat War tetap memakai baju seragam sekolahnya. Setelah dia naik ke mobil, kembali kulihat matanya tetap seperti habis menangis.

Lalu kutanya, “War…, habis perang lagi yaa?, soal apa lagi?”.

“Oom, ceritanya nanti saja deh”, katanya agak malas.

“Kita mau kemana Oom?”, Tanyanya.

“Lho…, terserah War saja.., Oom sih ikut saja”.

“Oom…, saya kepingin ke tempat yang agak sepi dan nggak ada orang lain…, jadi kalau-kalau War nangis, nggak ada yang melihatnya kecuali Oom”.

Sambil memutar mobilku kembali ke arah Cirebon, aku berpikir sejenak mau ke tempat mana yang sesuai dengan permintaan War, dan segera teringat kalau di pinggiran kota Cirebon yang ke arah Kuningan ada sebuah lapangan Golf dan Cottage CPN.

Segera saja kukatakan padanya, “War… Tempat yang sesuai dengan keinginanmu itu kayaknya agak susah, tapi…, bagaimana kalau kita ke CPN saja..?”.

“Dimana itu Oom dan tempat apaan?”,tanya War.

Aku jadi agak susah menjelaskannya, tapi kujawab saja, “Tempatnya sih nggak jauh yaitu sedikit di luar Cirebon dan…, begini saja deh.., War.., kita ke sana dulu dan kalau War kurang setuju dengan tempatnya, kita cari tempat lain lagi”.

Setelah sampai di tempat dan mendaftar di receptionist serta memesan minuman ringan serta mengambil kunci kamarnya, segera aku kembali ke mobil dan kutanyakan pada War–“gimana War.., kamu mau disini..?, lihat saja tempatnya sepi (maklum saja masih pagi-pagi.

Receptionistnya saja seperti terheran-heran, sepertinya berfikir kok ada tamu pagi-pagi sekali dan nomor mobilnya bukan dari luar kota).

Setelah mobil kuparkir di depan kamar, sebelum turun kutanya dia kembali, “War…, gimana.., mau di sini? atau mau cari tempat lain?”. War tidak segera menjawab pertanyaanku, tapi dia ikut turun dari mobil dan mengikutiku ke arah pintu kamar motel.

Segera setelah sampai di dalam, dia langsung duduk di tempat tidur sambil memperhatikan seluruh ruangan. Karena kulihat dia tetap diam saja, aku jadi merasa tidak enak dan segera kudekati dia yang masih tetap duduk di pinggiran tempat tidur dan sambil agak berlutut, kucium keningnya beberapa saat dan tiba-tiba saja War memelukku dan terdengar tangisan lirih sambil terisak-isak.

Sambil masih memelukku, kuangkat berdiri dari duduknya dan kuelus-elus rambutnya, sambil kucium pipinya serta kukatakan, “War coba tenangkan dirimu dan ceritakan semua masalah mu pada Oom…, siapa tahu Oom bisa membantumu dalam memecahkan masalahmu itu”.

War masih saja memelukku tapi senggukan tangisnya mulai mereda. Beberapa saat kemudian kubimbing dia ke arah tempat tidur dan perlahan kutelentangkan War di tempat tidur dan kurangkulkan tangan kiriku di bahunya dan kupandangi wajahnya, sambil kukatakan,

“War cobalah ceritakan masalahmu itu dan biar Oom bisa mengetahui permasalahanmu itu”.

War tetap diam saja dan memejamkan matanya, tapi tak lama kemudian, sambil menyeka air matanya dia membuka matanya dan memandang ke arahku yang jaraknya antara wajahnya dan wajahku sangat dekat sekali.

“Oom…”, katanya seperti akan memulai bercerita, tapi lalu dia diam lagi. “War…”, kataku sambil kucium pipinya dan kuusap-usapkan jari tangan kananku di rambutnya, “cerita lah”.

Lalu War mulai bercerita dan dia menceritakan secara panjang lebar soal kehidupan keluarganya yang miskin, dia anak pertama dari 3 bersaudara, tentang pacarnya di sekolah tapi lain kelas yang sudah 2 tahun pacaran dan sekarang sudah meninggalkan dia karena mendapatkan pacar baru di kelasnya dan dia juga menceritakan kalau orang tuanya sudah menjodohkan dengan tetangganya yang sudah punya istri dan anak, tapi kaya dan rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah War dan dia harus segera berhenti dari sekolahnya karena akan dikimpoikan pada bulan Maret akan datang.

War katanya kepingin sekolah dulu dan belum pingin kimpoi, apalagi kimpoi dengan orang yang sudah punya Istri dan anak. War punya keinginan mau lari dari rumahnya, tapi tidak tahu mau ke mana.

War juga menceritakan bahwa sebetulnya dia masih cinta kepada kawan sekolahnya itu, apalagi dia sudah telanjur pernah tidur bersama sewaktu piknik ke Kuningan dulu, walaupun katanya dia tidak yakin kalau punya pacarnya itu sudah masuk ke vaginanya apa belum, karena belum apa-apa sudah keluar katanya.

“Jadi…, gimana.., Oom.., apa yang harus saya perbuat dengan masalah ini, katanya setelah menyelesaikan ceritanya.

“War”, kataku sambil kembali kuelus-elus rambutnya dan kucium pipinya di dekat bibirnya.

“War…, masalahmu kok begitu rumit, terutama persoalan lamaran tetanggamu itu. Begini saja War…, sebaiknya kamu minta kepada orangtuamu untuk menunda perkimpoian itu sampai kamu selesai sekolah. Bilang saja…, kalau ujian SMA-mu hanya tinggal beberapa bulan lagi”.

“Katakan lagi…, sayang kalau biaya yang telah dikeluarkan selama hampir tiga tahun di SMA harus hilang percuma tanpa mendapatkan Ijasah. War…, sewaktu kamu mengatakan ini semua, jangan pakai emosi, katakan dengan lemah lembut, mudah-mudahan saja orang tuamu mau mengerti dan mengundurkan perjodohanmu dengan tetanggamu itu”.

“Kalau orang tuamu setuju, jadi kamu bisa konsentrasi untuk menyelesaikan sekolahmu dan yang lainnya bisa dipikirkan kemudian”.

Setelah selesai memberikan saran ini, lalu kembali kucium pipinya seraya kutanya…, “War…, bagaimana pendapatmu dengan saran Oom ini?”.

Seraya saja War bangkit dari tidurnya dan memelukku erat-erat sambil menciumi pipiku dan berkata, “Ooom…, terima kasih.., atas saran Oom ini…, belum terpikir oleh saya sebelumnya hal ini…, Oom sangat baik terhadap War entah bagaimana caranya saya membalas kebaikan Oom”, dan terasa air matanya menetes di pipiku.

Setelah diam sesaat, kembali kurebahkan badan War telentang dan kulihat dari matanya yang tertutup itu sisa air matanya dan segera kucium kedua matanya dan sedikit demi sedikit cimmanku kuturunkan ke hidungnya dan terus turun ke pipi kirinya, setelah itu kugeser ciumanku mendekati bibirnya.

Karena War masih tetap diam dan tidak menolak, keberanianku semakin bertambah dan secara perlahan-lahan kugeser ciumanku ke arah bibirnya, dan tiba-tiba saja War menerkam dan memelukku serta mencari bibirku dengan matanya yang masih tertutup.

Aku berciuman cukup lama dan sesekali lidahku kujulurkan ke dalam mulutnya dan War mengisapnya. Sambil tetap berciuman, kurebahkan badannya lagi dan tangan kananku segera kuletakkan tepat di atas buah dadanya yang terasa sangat kenyal dan sedikit kuremas.

Karena tidak ada reaksi yang berlebihan serta War bukan saja mencium bibirku tapi seluruh wajahku, maka satu persatu kancing baju SMU-nya berhasil kulepas dan ketika kusingkap bajunya, tersembul dua bukit yang halus tertutup BH putih tipis dan ukurannya tidak terlalu besar.

Ketika kucoba membuka baju sekolahnya dari tangan kanannya, War kelihatannya tetap diam dan malah membantu dengan membengkokkan tangannya. Setelah berhasil melepas baju dari tangan kanannya, segera kucari kaitan BH-nya di belakang dan dengan mudah kutemukan serta kulepaskan kaitannya, sementara itu kami masih tetap berciuman, kadang dibibir dan sesekali di seluruh wajah bergantian. BH-nya pun dengan mudah kulepas dari tangan kanannya dan ketika kusingkap BH-nya, tersembul buah dada War yang ukurannya tidak terlalu besar tapi menantang dan dengan puting susunya berwarna kecoklatan.

Dan dengan tidak sabar dan sambil meremas pelan payudara kanannya, kuturunkan wajahku menyelusuri leher dan terus ke bawah dan sesampainya di payudaranya, kujilati payudara War yang menantang itu dan sesekali kuhisap puting susunya, sementara War meremas-remas rambutku seraya terdengar suara lirih,

“aahh…, aahh…, ooomm…, ssshh…, aahh”. Aku paling tidak tahan kalau mendengar suara lirih seperti ini, serta merta penisku semakin tegang dan kugunakan kesempatan ini sambil tetap menjilati dan menghisap payudara War, kugunakan tangan kananku untuk menelusuri bagian bawah badan War

Ketika sampai di celana dalamnya serta kuelus-elus vaginanya, terasa sekali ada bagian CD yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara War, kugunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping CD-nya untuk mencari bibir vaginanya dan ketika dapat dan kuelus, badan War terasa menggelinjang dan membukakan kakinya serta kembali terdengar,

“aahh…, ssshh…, ssshh…, aahh”. Aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara War mengerang lirih seperti itu. Segera kulepas tanganku yang ada di vaginanya dan sekarang kugunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera kulepas.

Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah kutemukan dan kubuka kaitan dan ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan War.

Lalu perlahan-lahan kuturunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut War seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah kuturunkan ke arah kakinya dan kuperhatikan War mengenakan CD warna merah muda dan kulihat juga vaginanya yang menggunung di dalam CD-nya.

Badan War menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut dan pada saat ciumanku mencapai CD di atas gunungan vaginanya, gelinjang badan War semakin keras dan pantatnya seakan diangkat serta tetap kudengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil,

“ssshh…, aahh…, ssshht…, ooom…, aahh”. Sambil kujilati lipatan pahanya, kuturunkan CD-nya perlahan-lahan dan setelah setengahnya terbuka, kuperhatikan vagina War masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan vaginanya dan basah.

Setelah berhasil melepas CD-nya dari kedua kaki War yang masih menjulur di lantai, kuposisikan badanku diantara kedua paha War sambil merenggangkan kedua pahanya.

Dengan pelan-pelan kujulurkan lidahku dan kujilati belahan vaginanya yang agak terbuka akibat pahanya kubuka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba War bangun dari tidurnya dan berkata, “Jaa…, ngaan…, Ooom”, sambil mencoba mengangkat kepalaku dengan kedua tangannya.

Karena takut War akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit dan kupeluk War serta berusaha menidurkannya lagi sambil kucium bibirnya untuk menenangkan dirinya. War tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman dan War sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya dan lebih agresif menciumi seluruh wajahku.

Sementara itu tanganku kugunakan untuk melepas baju dan BH War yang sebelah dan yang tadi belum sempat kulepas, War sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah kulepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju dan celanaku sendiri.

Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk CD-ku, lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut War akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan War, sekarang aku naik di atas badan War. Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan War, ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan.

Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku dan paha War. Karena tidak tahan, segera kuangkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, kurasakan War malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan, segera saja kutaruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu dan sekarang terasa penisku berada di atas vagina War. War masih memelukkan kedua tangannya di punggungku dan meciumi seluruh wajahku.

Sambil masih tetap kujilat dan ciumi seluruh wajahnya, kuturunkan tanganku ke bawah dan sedikit kumiringkan badanku, perlahan-lahan kuelus vagina War yang menggembung dan setelah beberapa saat lalu kupegang bibir vaginanya dengan jariku dan kurasakan kedua tangan War serasa mencekeram di punggungku dan ketika jari tengahku kugunakan untuk mengelus bagian dalam vaginanya, terasa vagina War sangat basah dan kurasakan badan bawah War bergerak perlahan-lahan sepertinya mengikuti gerakan jari tanganku yang sedang mengelus dan meraba bagian dalam vaginanya dan sesekali kupermainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga War sering berdesis,

“Ssshh…, ssshh…, aahh…, ssshh”, sambil kurasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku.

Setelah sekian lama kupernainkan vaginanya dengan jariku, kemudian kulepaskan jariku dari vagina War dan kugunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku kuarahkan ke vagina War sambil kugosok-gosokan ke atas dan ke bawah sepanjang bagian dalam vagina War, serta kembali kudengar desis suaranya, “ssshh…, ssshh…, ooom…, aahh…, ssshh”, dan pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan.

Karena kulihat War sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja kuhentikan gerakan tanganku dan kutujukan penisku ke arah bawah bagian vaginanya dan setelah kurasa pas, segera kulepaskan tanganku dan kutekan pelan-pelan penisku k edalam vagina War.

Kuperhatikan wajah War agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat telingaku,

“Aduuuhh…, ooomm…, Jangaannn…, sakiiittt…, Asiihh.., takuuut., Oom”. Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera kuhentikan tusukan penisku dan kuelus-elus dahinya sambil kucium telinganya serta kubisikan,

“Tidak…, apa-apa…, sayaang…, Oom…, pelan-pelan saja…, kok”, untuk menenangkan ketakutan War. War tidak segera menanggapi kata-kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku.

Karena dia diam saja dan memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, kutusukan kembali penisku ke dalam vaginanya dan terdengar lagi War berkata lirih di dekat telingaku,

“Aduuuhh…, sakiiittt…, ooom…, Asihh.., takuuut”, padahal kurasakan kalau War mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.

Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali kuhentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang vaginanya, dan kembali kuciumi bibir dan wajahnya serta kuelus-elus rambutnya sambil kubisiki,

“Takut apa sayang..”. War tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, kuteruskan ciumanku di bibirnya dan War mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang kujulurkan ke dalam mulutnya dan kurasakan War mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku.

Aku tetap bersabar menunggu dan tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku, kurasakan kedua tangan War sedikit menekan pantatku, entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke vaginanya atau hanya perasaanku saja.

Sementara aku diamkan saja dan dengan masih berciuman, kutunggu reaksi War selanjutnya. Ketika ciumanku kualihkan ke daerah dekat telinganya, kulihat War berusaha mengelak mungkin karena kegelian dan kembali kurasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku.

Lalu kembali kulumat bibirnya dan perlahan tapi pasti, kembali kutekan penisku ke dalam liang kewanitaannya, tapi War tidak kuberi kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya kusumpal dengan mulutku dan penisku makin kutekankan ke dalam vaginanya serta kulihat mata War menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.

Karena penisku belum juga menembus vaginanya, lalu sedikit kuangkat pantatku dan kembali kutusukkan ke dalam vagina War dan, “Bleeesss”, terasa penisku sepertinya sudah menembus vagina War dan, “aahh…, sakiiit…, ooom

Ketika sampai di celana dalamnya serta kuelus-elus vaginanya, terasa sekali ada bagian CD yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara War, kugunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping CD-nya untuk mencari bibir vaginanya dan ketika dapat dan kuelus, badan War terasa menggelinjang dan membukakan kakinya serta kembali terdengar, “aahh…, ssshh…, ssshh…, aahh”.

Aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara War mengerang lirih seperti itu. Segera kulepas tanganku yang ada di vaginanya dan sekarang kugunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera kulepas.

Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah kutemukan dan kubuka kaitan dan ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan War.

Lalu perlahan-lahan kuturunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut War seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah kuturunkan ke arah kakinya dan kuperhatikan War mengenakan CD warna merah muda dan kulihat juga vaginanya yang menggunung di dalam CD-nya.

Badan War menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut dan pada saat ciumanku mencapai CD di atas gunungan vaginanya, gelinjang badan War semakin keras dan pantatnya seakan diangkat serta tetap kudengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil, “ssshh…, aahh…, ssshht…, ooom…, aahh”. Sambil kujilati lipatan pahanya, kuturunkan CD-nya perlahan-lahan dan setelah setengahnya terbuka, kuperhatikan vagina War masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan vaginanya dan basah.

Setelah berhasil melepas CD-nya dari kedua kaki War yang masih menjulur di lantai, kuposisikan badanku diantara kedua paha War sambil merenggangkan kedua pahanya.

Dengan pelan-pelan kujulurkan lidahku dan kujilati belahan vaginanya yang agak terbuka akibat pahanya kubuka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba War bangun dari tidurnya dan berkata, “Jaa…, ngaan…, Ooom”, sambil mencoba mengangkat kepalaku dengan kedua tangannya.

Karena takut War akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit dan kupeluk War serta berusaha menidurkannya lagi sambil kucium bibirnya untuk menenangkan dirinya.

War tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman dan War sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya dan lebih agresif menciumi seluruh wajahku. Sementara itu tanganku kugunakan untuk melepas baju dan BH War yang sebelah dan yang tadi belum sempat kulepas,

War sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah kulepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju dan celanaku sendiri.

Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk CD-ku, lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut War akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan War, sekarang aku naik di atas badan War. Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan War, ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan.

Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku dan paha War. Karena tidak tahan, segera kuangkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, kurasakan War malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan, segera saja kutaruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu dan sekarang terasa penisku berada di atas vagina War. War masih memelukkan kedua tangannya di punggungku dan meciumi seluruh wajahku.

Sambil masih tetap kujilat dan ciumi seluruh wajahnya, kuturunkan tanganku ke bawah dan sedikit kumiringkan badanku, perlahan-lahan kuelus vagina War yang menggembung dan setelah beberapa saat lalu kupegang bibir vaginanya dengan jariku dan kurasakan kedua tangan War serasa mencekeram di punggungku dan ketika jari tengahku kugunakan untuk mengelus bagian dalam vaginanya, terasa vagina War sangat basah dan kurasakan badan bawah War bergerak perlahan-lahan sepertinya mengikuti gerakan jari tanganku yang sedang mengelus dan meraba bagian dalam vaginanya dan sesekali kupermainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga War sering berdesis, “Ssshh…, ssshh…, aahh…, ssshh”, sambil kurasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku.

Setelah sekian lama kupernainkan vaginanya dengan jariku, kemudian kulepaskan jariku dari vagina War dan kugunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku kuarahkan ke vagina War sambil kugosok-gosokan ke atas dan ke bawah sepanjang bagian dalam vagina War, serta kembali kudengar desis suaranya,

“ssshh…, ssshh…, ooom…, aahh…, ssshh”, dan pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan. Karena kulihat War sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja kuhentikan gerakan tanganku dan kutujukan penisku ke arah bawah bagian vaginanya dan setelah kurasa pas, segera kulepaskan tanganku dan kutekan pelan-pelan penisku k edalam vagina War.

Kuperhatikan wajah War agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat telingaku, “Aduuuhh…, ooomm…, Jangaannn…, sakiiittt…, Asiihh.., takuuut., Oom”.

Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera kuhentikan tusukan penisku dan kuelus-elus dahinya sambil kucium telinganya serta kubisikan, “Tidak…, apa-apa…, sayaang…, Oom…, pelan-pelan saja…, kok”, untuk menenangkan ketakutan War. War tidak segera menanggapi kata-kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku.

Karena dia diam saja dan memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, kutusukan kembali penisku ke dalam vaginanya dan terdengar lagi War berkata lirih di dekat telingaku,

“Aduuuhh…, sakiiittt…, ooom…, Asihh.., takuuut”, padahal kurasakan kalau War mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.

Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali kuhentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang vaginanya, dan kembali kuciumi bibir dan wajahnya serta kuelus-elus rambutnya sambil kubisiki,

“Takut apa sayang..”. War tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, kuteruskan ciumanku di bibirnya dan War mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang kujulurkan ke dalam mulutnya dan kurasakan War mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku.

Aku tetap bersabar menunggu dan tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku, kurasakan kedua tangan War sedikit menekan pantatku, entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke vaginanya atau hanya perasaanku saja.

Sementara aku diamkan saja dan dengan masih berciuman, kutunggu reaksi War selanjutnya. Ketika ciumanku kualihkan ke daerah dekat telinganya, kulihat War berusaha mengelak mungkin karena kegelian dan kembali kurasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku.

Lalu kembali kulumat bibirnya dan perlahan tapi pasti, kembali kutekan penisku ke dalam liang kewanitaannya, tapi War tidak kuberi kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya kusumpal dengan mulutku dan penisku makin kutekankan ke dalam vaginanya serta kulihat mata War menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.

Karena penisku belum juga menembus vaginanya, lalu sedikit kuangkat pantatku dan kembali kutusukkan ke dalam vagina War dan, “Bleeesss”, terasa penisku sepertinya sudah menembus vagina War dan, “aahh…, sakiiit…, ooom….”, kudengar suara War sambil seperti menahan rasa sakit dan berusaha menarik pantatku.

Untuk sementara tidak kugerakkan pantatku dan setelah kulihat War mulai tenang dan kembali mau menciumi wajahku, lalu perlahan-lahan kutekan penisku yang sudah menembus vaginanya supaya masuk lebih dalam lagi

“aahh…, oom…, pelan…, pelaan..”, kudengar War berkata lirih.

“Iyaa…, sayaang…, ooom pelah-pelan”, jawabku serta kubelai rambutnya. Setelah kudiamkan sebentar, lalu kugerakkan pantatku naik turun sangat pelan agar War tidak merasa kesakitan, dan ternyata berhasil, wajah War keperhatikan tidak tegang lagi sehingga pergerakan penisku keluar masuk vagina War sedikit kupercepat dan belum berapa lama terdengar suara War,

“ooom…, ooom…, aaduuuhh…, ooomm…, aahh”, sambil kedua tangannya mencengkeram punggungku dengan kuat dan menciumi keseluruhan wajahku dengan sangat bernafsu dan badannya berkeringat, lalu War berteriak agak keras, “aahh…, ooomm…, aduuuhh..”, lalu War terkapar dan terdiam lemas dengan nafas terengah-engah.

Rupanya Aku yakin kalau War sudah mencapai orgasmenya padahal nafsuku baru saja akan naik. Karena kulihat War sepertinya sedang kelelahan dengan kedua matanya tertutup rapat, jadi timbul rasa kasihanku, lalu sambil kuseka keringat wajahnya kuciumi pipi dan bibirnya dengan lembut, tapi War tidak bereaksi dan tanpa kuduga di gigitnya bibirku yang sedang menciumnya seraya berkata lirih, “ooom…, nakal…, yaa, War baru sekali ini merasakan hal seperti tadi”, sambil mencubit punggungku. Aku tidak menjawab komentarnya tapi yang kuperhatikan adalah nafasnya sudah mulai teratur dan secara perlahan-lahan aku mulai menggerakkan penisku lagi keluar masuk vagina War.

Kuperhatikan War mulai terangsang lagi, War mulai menghisap bibirku dan mulai mencoba menggerakkan pantatnya pelan-pelan dan gerakannya ini membuat penisku seperti di pelintir keenakan.

Gerakan penisku keluar masuk semakin kupercepat dan demikian juga War mulai makin berani mempercepat gerakan putaran pantatnya, sambil sesekali kedua tangannya yang dipelukkan dipinggangku berusaha menekan sepertinya menyuruhku untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya lebih dalam lagi dan kudengar War mulai bersuara lagi…, “aahh…, aahh…, ooohh…, oomm…, aah”,

dan tidak terasa akupun mulai berkicau, “aacchh…, aahh…, Siiihh…, enaakk…, teruuus…, Siiih”. Ketika nafsuku sudah mulai memuncak dan kudengar juga nafas War semakin cepat, dengan perlahan-lahan kupeluk badan War dan segera kubalik badannya sehingga sekarang War sudah berada di atasku dan kupelukkan kedua tanganku di pantatnya, sedangkan wajah War ditempelkan di wajahku.

Dengan sedikit makan tenaga, kucoba menggerakkan pantatku naik turun dan setiap kali pantatku naik, kugunakan kedua tanganku menekan pantat War ke bawah dan bisa kurasakan kalau penisku masuk lebih dalam di vagina War, sehingga setiap kali kudengar suaranya sedikit keras, “aahh…, oooh”.

Dan mungkin karena keenakan, sekarang gerakan War malah lebih berani dengan menggerakkan pantatnya naik turun sehingga kedua tanganku tidak perlu menekannya lagi dan setiap kali pantatnya menekan ke bawah sehingga penisku serasa masuk semuanya di vagina War,

kudengar dia bersuara keenakan, “Aahh…, aah disertai nafasnya yang semakin cepat, demikian juga aku sambil berusaha menahan agar maniku tidak segera keluar.

Gerakan War semakin cepat saja dan kurasakan wajahnya semakin ditekankan ke wajahku sehingga kudengar nafasnya yang sangat cepat itu di dekat telingaku dan, “Aduuuh…, aahh…, aahh…, ooomm.., War…, mauuu.., keluaar…, aah”.

“Tungguuu…, Waarrr.., kitaa…, samaa…, samaa., ooom.., Jugaa.., mauuu…, keluarr”.

“aahh…, aahh…, ooomm”, teriak War sambil mengerakkan pantatnya menggila dan akupun karena sudah tidak tahan menahan maniku dari tadi segera kegerakkan pantatku lebih cepat dan, “Crreeettt…, ccrreeett…, ccccrrreeett…, dan “aahh…, siiihh…, ooom keluaar”, sambil kutekan pantat War kuat-kuat.

Setelah beristirahat sebentar, kuajak War ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan War kembali menjatuhkan badannya di tempat tidur, mungkin masih merasakan kelelahan. Tak terasa jam sudah menunjukkan hampir jam 12 siang dan segera saja kupesan makan siang.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Perawan Anak Sekolah appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Meniduri Selma

$
0
0

Cerita Sex Hot Terbaru, Mesum, ABG, Ngentot, Tante, Janda, Sedarah, Mahasiswi, Selingkuh, Horny, Memek Perawan 18+. Dari umur 11 tahun aku sudah memberanikan untuk membaca majalah dewasa, hal ini yang membuat daya imajinasiku liar, dan diumur tersebut aku sudah biasa melakukan mastrubasi, dan aku pernah membaca ada cerita seks antara kakak dan adik, kisahnya menarik dan semakin tertarik untk mencoba sendiri dengan saudaraku.

Cerita Sex Meniduri Selma

cerita sex sedarah, cerita ml sedarah, cerita ngesex sedarah, sedarah cerita, cerita hubungan sedarah, cerita sedarah bergambar, cerita ngetot sedarah, cerita 18 sedarah, cerita sedarah keluarga, cerita sedarah panas, cerita sedarah baru, daftar cerita sedarah, cerita seks sedarah, cerita sedarah kakak, cerita bokep sedarah, cerita nakal sedarah, cerita ngntot sedarah, cerita sedarah adik, cerita sedarah new, cerita sedarah terkini, cerita sedarah 18, cerita wanita sedarah, cerita cerita sedarah

Pada saat itu, saya menempati ruangan tidur yang sama dengan adikku, Rindy. Hanya saja menempati ranjang yang berbeda, namun jaraknya hanya sekitar 2 meter. Suatu malam sekitar pukul 00.30, saya terbangun sementara tampaknya semua orang di rumah ini sudah tertidur.

Aku lihat Rindy juga tertidur pulas. Selimutnya tersingkap sebagian pada bagian paha. Sementara kedua kakinya membentang, sehingga celana dalamnya terlihat. Hal ini membuat saya menjadi bernafsu, apalagi jika mengingat cerita tentang hubungan seks kakak-beradik.

Perlahan saya turun dari tempat tidur, dan mendekati ranjang Rindy. Saya ingin memastikan bahwa ia tertidur pulas, dengan menggelitik telapak kakinya. Dan ternyata ia tertidur pulas. Tak tahan lagi, saya sentuhkan jari-jari saya ke cd Rindy yang menutupi vaginanya. Semakin lama sentuhan yang saya berikan semakin keras menekan, dan rindy tetap tertidur.

Merasa kurang puas, saya mencoba menyentuh langsung vagina Rindy dengan memasukkan tangan saya ke dalam cd-nya melalaui bagian perut. Tangan saya bergetar cukup keras.Saya tidak perduli, dan akhirnya saya dapat menggapai vagina Rindy secara langsung. Saya remas-remas.

Dan jari-jari saya merasakan celah. Setelah beberapa saat, merasa kurang puas, saya keluarkan tangan saya dan bermaksud membuka cd yang dikenakan Rindy. Dengan kedua tangan, perlahan saya turunkan cd-nya.

Ketika sebagian vagina mulai terlihat, usaha untuk menurunkan lebih jauh agak sulit.Dengan usaha lebih tekun akhirnya, saya berhasil menurunkan cd Rindy sampai seluruh bagian vagina terlihat.

Tak tahan lagi, saya ciumi vagina Rindy. Kemudian saya mencoba mencari lubang yang sering saya dengar, tempat

melakukan hubungan seks. Saya pikir ada di bagian depan, ternyata pikiran saya selama ini salah. ternyata posisi

yang sebenarnya ada di bagian bawah. Kembali saya ciumi dan jilati vagina rindy sampai pada bagian lubang. Saya

sudah benar-benar tidak tahan lagi. Saya lepaskan celana saya, dan perlahan naik ke ranjang Rindy. Sementara tangan kanan menahan tubuh, tangan kiri mengarahkan penis ke lubang vagina. Tampaknya tidak mungkin. Saya mencoba memasukkan dari depan, padahal lubang ada di bawah.

Sementara saya berusaha, tiba-tiba tubuh Rindy bergerak. Karena takut ketahuan, saya cepat-cepat bangun dan

merapihkan kembali cd Rindy. Mengenakan celana saya dan kembali ke ranjang. Dan kembali tidur.

Pengalaman pada malam tersebut, terkenang selalu. Bahkan pada saat belajar di sekolah. Membuat saya selalu

menunggu datangnya malam, saat dimana semua orang tertidur. Selama beberapa malam saya melakukan usaha serupa,

tapi selalu gagal ketika takut Rindy terbangun.

Sampai suatu malam ketika saya benar-benar sangat bernafsu. Saya sudah melepaskan cd Rindy dan saya sudah tidak mengenakan celana dan baju. Benar-benar bugil. Saya sudah bulatkan tekad untuk melakukannya malam ini. Perlahan saya menaiki ranjang Rindy. Kedua kaki Rindy, saya rentangkan lebar-lebar.

Saya ciumi vagina Rindy sepuas hati. Ketika bosan, saya mulai arahkan penis saya ke vagina Rindy. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Sulit sekali mengarahkan penis ke vagina. Ketika penis saya mulai memasuki vagina, saya semakin terangsang.

Apapun yang terjadi saya harus berhasil malam ini. Saya dorong penis saya semakin memasuki vagina Rindy. Pada suatu saat terasa agak sulit, namun saya terus memaksa. Sampai seluruh penis saya masuk ke dalam vagina Rindy.

Semua usaha saya tersebut, membuat Rindy terbangun. Mungkin saya pikir membuat rasa sakit pada Rindy. Ia

bingung dengan apa yang terjadi. Ia merintih dan mulai memprotes apa yang saya lakukan. Namun saya berkata kepada Rindy, ‘Sst…, jangan berisik dan dimarahin mami. Kalo malam-malam berisik nanti dijewer lho’. Mendengar komentar saya tersebut, ternyata Rindy langsung diam – hanya kadang-kadang merintih menahan sakit.

Saya terus menggoyang pinggan saya, mendorong penis masuk dan keluar dari vagina Rindy. Karena baru pertama kali, permainan saya hanya berlangsung tidak sampai 2 menit. Saya istirahat sebentar. Dan Rindy pun karena lelah, juga kembali tertidur.

Setelah beberapa saat, penis saya mulai bangkit lagi. Kembali aku peluk Rindy, dan aku arahkan penis saya ke vagina Rindy. Kembali vagina Rindy digesek oleh penis saya. Untuk permainan kedua, saya bisa bertahan sampai 3 menit – sampai akhirnya saya kelelahan lagi.

Malam itu saya melakukan sampai 3 kali. Setelah itu saya rapihkan pakaian rindy dan juga pakaian saya. Dan kembali tidur di ranjang masing-masing.

Sejak malam itu, hampir setiap malam saya melakukan hubungan seks dengan Rindy. Pada awalnya Rindy hanya

menerima apa yang saya lakukan, tetapi setelah setahun tampaknya Rindy mulai menyukainya. Karena ketika saya

tertidur, Rindy datang ke ranjang saya dan memegang penis saya. Selama 4 tahun, saya menyetubuhi Rindy dengan leluasa. Tapi ketika ia menginjak 11 tahun, saya tidak bisa leluasa seperti dulu, karena salah-salah bisa saja dapat mengakibatkan Rindy hamil.

Ketika saya berumur 12 tahun (Rindy 9 tahun), kami sering mencari kesempatan selain pada malam hari. Ketika hari libur, dimana papi ke kantor dan mami ke pasar.

Tapi yang paling kami sukai ketika hari libur, papi dan mami pergi mengunjungi saudara atau ada undangan. Karena bisa seharian kami memuaskan diri melakukan hubungan seks. Bahkan seharian itu, kami sama-sama tidak mengenakan pakaian.

Ketika leluasa, kami melakukan seks di kamar kami (tapi sejak saya umur 12 tahun, kamar kami terpisah), kamar mami-papi, di ruang tamu, ruang keluarga atau bahkan di kebun belakang yang tertutup.

Mungkin yang paling menggairahkan adalah ketika kami bercinta di kebun belakang. Di atas rumput jepang yang hijau rapih. Dengan atap langit, ditiup angin alami. Bahkan kami pernah melakukannya di saat hujan deras.

Sampai saat ini kami tetap melakukannya secara kontinyu. Walau kami masing-masing mempunyai pacar, tetapi hubungan kami tetap berlangsung. Jika di rumah tidak ada kesempatan kami biasanya melakukannya di sebuah hotel.

Rupanya hubungan antara saya dan Rindy, ada orang lain yang mengetahui, yaitu Selma, salah seorang adik saya. Pada saat itu saya berumur 24 tahun, Rindy 21 tahun dan Selma 19 tahun.

Kejadiannya ketika saat kedua orang tua kami mengunjungi saudara di luar kota selama 3 hari. Di rumah saya dan kedua adik saya. Seperti biasa setiap ada kesempatan saya dan Rindy mempunyai keinginan untuk bercinta.

Saat itu Selma hari Sabtu pukul 8.30 dan Selma masih tertidur. Saya dan Rindy saling berpelukan di ruang keluarga. Saya ciumi payudaranya, perut dan lehernya secara begantian. Sementara itu tangan saya melakukan gerilya di balik cd yang dikenakan Rindy, menelusuri gunung dan lembah di balik cd.

Setelah beberapa lama melakukan pemanasan, saya mulai melepas daster dan cd yang dikenakan Rindy. Ia terlentang dalam posisi tanpa busana. Sementara saya membuka seluruh pakaian saya, Rindy merentangkan kakinya lebar-lebar dan menggosok-gosok vaginanya dengan tangannya.

Saya segera peluk rindy dengan penuh nafsu, kami saling berpeluk erat dan meraba. Penis, saya gesek-gesekan pada bagian luar vagina Rindy. Dada saya menekan keras pada payudara. Bibir kami saling memagut, dan lidah kami saling merasakan.

Ketika cukup lelah kami bergulat, saya mulai arahkan penis saya yang berukuran 15 cm dan diameter 1,25 inch. Perlahan memasuki liang vagina Rindy. Tiba-tiba saja kaki Rindy melingkar dan menekan di pinggang saya.

Dimulai dengan perlahan, saya menggerakan penis masuk dan keluar. Bunyi becek yang kami hasilkan  membuat saya menjadi lebih bernafsu. Saya lebih percepat lagi gerakan masuk dan keluar. Hal ini membuat Rindy tambah bernafsu juga, sehingga ia mendesah dengan suara yang tidak bisa dibilang kecil.

Kami saling berpelukan, kedua tangan kami masing-masing saling melingkar, menekan punggung. Kaki Rindy melingkar di pinggang saya. Sementara saya mengambil posisi bertumpu pada lutut yang menekuk. Setiap hentakan pinggul saya mendorong, selain menghasilkan bunyi becek juga menghasilnya bunyi hentakan karena paha saya dan bokong Rindy beradu.

Namun saya berusaha menahan nafsu, karena saya tidak ingin orgasme lebih dulu sebelum rindy. Saya coba konsentrasi. Sementara bunyi desahan dan erangan rindy sudah mulai bermacam dan semakin keras.

Ketika saya harus berkonsentrasi dan Rindy sudah hampir mencapai orgasme, saya menyadari ternyata dua meter dari posisi saya dan Rindy telah berdiri Selma. Tentu ia tahu apa yang sedang kami lakukan.

Tentu saja, saya kaget dan membuat konsentrasi saya pecah. Penis saya melemah, dan membuat gerakan masuk dan keluar terganggu. Hal ini membuat tanda tanya bagi Rindy yang sudah hampir mencapai orgasme.

Rindy memperhatikan pandangan saya, dan ia baru menyadari bahwa ada yang memperhatikan aktifitas kami. Namun karena Rindy sedang pada puncak nafsunya, ia hanya berkata, ‘Biarin aja, ayo dong terusin. Ngga tahan nih’, sambil berusaha membangunkan kembali penis saya.

Mendengar ucapan Rindy, membuat saya kembali konsentrasi dan membangunkan kembali penis. Aktifitas kembali normal, saya terus menggoyang Rindy. Ketika Rindy benar-benar hapir orgasme, tiba-tiba saja ia mendorong tubuh saya sehingga saya terduduk.

Sementara penis saya tetap di dalam vagina Rindy, ia juga mengambil posisi duduk dan tetap memeluk saya. Seperti kegilaan, Rindy mengangkat dan menjatuhkan tubuhnya di atas penis saya. Setelah beberapa detik, saya merasakan sesuatu yang panas mengalir menyelimuti penis saya. Rupanya Rindy sudah orgasme.

Saya baringkan kembali tubuh Rindy, dan saya guncang tubuhnya lebih keras. Tubuhnya bergetar hebat karena hentakan yang saya berikan. Setelah satu menit, saya mulai merasa akan keluar. Saya benamkan penis saya dalam-dalam ke vagina Rindy.

‘Mmmm …’, suara Rindy bersamaan dengan saat sperma saya membanjiri vaginanya. Saya tidak khawatir, karena Rindy sudah minum pil. Kami berpelukan beberapa saat.

Ketika permainan selesai, ternyata Selma masih tetap di tempat pada saat saya melihat dia. Ia masih memandangi kami. Ketika Rindy melihat dan menyapanya, tiba-tiba saja Selma lari ke kamarnya.

Aku dan Rindy membawa pakaian kami masing-masing dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Di kamar mandi pun, kami masih sempat saling memberi sentuhan. Selesai mandi, Rindy masuk ke kamarnya dan saya masuk ke kamar saya.

Baru beberapa saat tiduran di kamar, saya merasa ada seseorang yang membangunkan saya. Ketika saya lihat ternyata Selma. Ia bertanya, ‘Kak Arif, kenapa sih koq dengan Kak Rindy ?. Saya sebenarnya tahu persis apa yang dimaksud.

Untuk memastikan saya bertanya, ‘Apa maksud Selma ?’. ‘Kenapa koq Kak Arif melakukan hubungan seks dengan Kak Rindy. Dia kan adik kandung sendiri. Koq tega sih.’, Selma menjawab.

Saya agak bingung untuk menjawab apa. ‘Sel, Kak Arif sayang ke Kak Rindy dan begitu sebaliknya. Karena itu Kak Arif dan Rindy melakukan hal itu. Karena sama-sama suka. Kalo Kak Rindy ngga suka mana mungkin lah bakal terjadi kaya tadi. Iya kan.’.

‘Tapi kan … tapi kan …’, Selma terdiam.

‘Sel, Selma ngga mau kan ada keributan di rumah. Jangan bilang mami papi ya. Arif yakin, Selma mengerti apa yang dilakukan Arif dengan Kak Rindy. Dan itu sudah berlangsung lebih dari 12 tahun.’, saya mencoba menenangkan suasana.

‘Apa, 12 tahun ?’, Selma tampak kaget dengan penjelasan saya. ‘Jadi Kak Arif sudah melakukannya sejak kecil. Dan papi-mami ngga tahu.’, enath mengapa hal ini membuat tampang Selma seperti orang bingung.

‘Kalo boleh Sel tahu, bercinta itu rasanya kaya apa sih ? Katanya kalo gituan yang untung cuma cowok. Tapi koq banyak cewek yang suka juga.’, tiba-tiba saja Selma menanyakan suatu yang membuat saya cukup kaget.

Di sisi lain, entah mengapa tiba-tiba saja pertanyaan tersebut membuat penis saya mengeras. Dari segi pisik, Selma memang lebih menggairahkan dibandingkan Rindy. Selma pada usia 19 tahun memiliki tinggi 164 cm dengan payudara yang menantang dan tubuh yang padat berisi.

Ditambah pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, membuat saya berkeinginan bercinta dengan Selma. ‘Susah untuk diceritakan, bagaimana kalo langsung dicoba ?, saya memberanikan diri untuk menyatakan langsung. Selma hanya terdiam dan hanya tersenyum.

Entah apa yang terjadi dengan saya, langsung Selma saya peluk. Saya berikan ciuman di leher dengan penuh nafsu. Walaupun saya agak canggung begitu pula dengan Selma, tapi karena nafsu membuat segalanya berjalan lancar.

Saya raba seluruh bagian tubuh yang sensitif. Saat itu saya tidak ingin berlama-lama. Segera saya buka seluruh pakaian yang dikenakan Selma. Ia malu-malu menutup payudaranya dengan kedua tangan dan menyilangkan kakinya untuk menutup vaginanya. Ternyata Selma benar-benar menggairahkan dalam posisi tanpa busana. Saya pun melepas seluruh pakaian saya.

Saya dekati Selma, saya usap keningnya, dan tangan saya turun perlahan ke tangannya. Saya genggam tanggannya, berusaha melepaskan tanggannya yang menutupi payudaranya. Walau pada awalnya melawan, namun akhirnya melepaskan juga.

Saya ciumi payudaranya yang kanan, sementara yang kiri saya remas-remas. Saya nikmati payudaranya dari dasar bukit sampai ke puncaknya. Saya setengah duduk pada perut Selma. Dengan kedua tangan saya meremas payudara kanan dan kirinya.

‘Hmm, Kak Arif sakit ih.’, Selma berkomentar.

‘Kalo gitu berhenti ya ?’, saya tahu walaupun merasakan sedikit sakit Selma jug abisa menikmatinya. ‘Jangan… jangan dong …’, tiba-tiba saja Selma setengah berteriak. Dan saat ia sadar dengan teriakannya mukanya memerah.

Saya teruskan menikmati tubuh Selma. Lidah saya bergerak dari celah antara kedua payudara turun menjelajah perut. Dan turun lagi mengarungi hutan yang menutupi vagina Selma. Saya ciumi rambut yang menutupi vaginanya, sambil sesekali saya tarik dengan bibir dan lidah saya.

Tanpa sadar, Selma melemaskan kedua kakinya membuat saya dengan mudah merentangkan kakinya lebar-lebar. Saya segera mengambil posisi di antara kedua kakinya. Kedua tangan saya mencoba membuka celah vagina Selma sampai lubang vaginanya terlihat.

Segera saya cium dan jilati vagina Selma dengan penuh nafsu. Sesekali saya menggigit bagian luar vagina Selma. Saya tahu ini membuat Selma kegelian sehingga sesekali mendorong kepala saya.

Setelah lidah saya pusa bermain, penis saya sudah tidak sabar. Saya ambil posisi duduk dengan kedua kaki saya direntangkan. Dan kedua kaki Selma saya letakkan di atas paha saya. Penis saya sudah di mulut vagina Selma. Untuk menenangkan, saya mengatakan, ‘Sel, untuk pertama mungkin sakit tetapi sesudahnya ngga koq. Tahan ya ?’, dan Selma hanya terdiam.

Kepala penis saya masukkan, perlahan namun pasti penis saya bergerak masuk. Samapi saat saya merasa ada yang menahan untuk maju lebih jauh. Saya tahu pasti itu selaput dara Selma. Tentu ia masih perawan.

Waktu pertama dengan Rindy mungkin saya tidak mengerti, tapi pengalaman dengan pacar saya membuat saya tahu. Saya terus mendorong secara perlahan. Rasa sakit mulai mengganggu Selma, sesekali ia menggangkat tubuhnya dengan punggungnya.

Tapi suatu kali karena sakit, ia menggerakan tubuhnya cukup keras. Hal ini membuat pinggulnya mendorong ke arah penis saya. Dan … selaput dara Selma telah saya tembus. Ia merasakan sakit. Untuk sementara, saya diamkan sampai Selma tenang.

Ketika ia sudah tenang, saya masukan penis saya lebih jauh lagi. Sampai akhirnya seluruhnya masuk. Perlahan saya tari keluar dan dorong lagi ke dalam. Kalau saya perhatikan, setiap penis saya masuk dan keluar, ada bagian bagian Selma yang terdorong dan keluar. Itu karena vagina Selma masih sangat sempit. Sungguh sangat erotis melihatnya. Saya lihat Selma menyukainya, walaupun masih terlihat ekspresi rasa sakit di wajahnya.

Sambil menggerakan penis saya keluar masuk vagina Selma, saya lumat payudaranya. Gerakan saya semakin bersemangat. Dorongan dan tarikan saya semakin cepat, mungkin karena sempitnya vagina Selma membuat saya lebih cepat orgasme.

Tapi saya tidak berani menyebarkan sperma saya di dalam vagian Selma seperti saya lakukan pada Rindy. Ketika hampir saatnya, saya segera cabut dan saya gosok-gosokan pada bagian luar vaginanya sampai akhirnya meluap dan membanjiri permukaan vagina dan rambut-rambutnya.

Saya sadar bahwa Selma belum merasa puas, segera saya masukan jari tengah saya ke dalam vaginanya. Saya gosok-gosokan sambil kepala saya rebahan di payudaranya. Setelah dua menit tubuh Selma seperti mengejang. Ia seperti meledak-ledak dan ia terdiam melepaskan kekejangan di ototnya.

Jari saya benar-benar basah dibanjiri cairan dari dalam vaginanya. Saya oleskan ke penis saya, ke pangkalnya ke kepalanya dan lubang penis saya. Hal ini membangkitkan kembali penis saya. Saya berniat memasukkan kembali penis saya ke vagina Selma.

Tiba-tiba saya dengar suara Rindy, ‘Ehh jangan, kamu kan ngga tahu jadwalnya Selma. Nanti bahaya’. Setelah itu ia melepaskan seluruh pakaiannya dan menyiapkan tubuhnya untuk saya. Sekali lagi saya bercinta dengan Rindy. Kali ini pertempuran berlangsung benar-benar lama.

Setelah sama-sama sampai pada puncaknya saya terjatuh dan terlelap di atas tubuh Rindy, sementara penis saya masih di dalam vaginanya.

Saat saya sadar, ternyata Selma juga tertidur di samping saya dan Rindy. Sore itu aktifitas kami hanya bercinta, mandi, makan dan bercinta. Hari itu saya bercinta dengan Rindy sebanyak 3 kali dan dengan Selma 4 kali. Sampai pukul 23.00, dan terbangun pada hari Minggu pukul 9.30.

Sejak saat itu, selain dengan Rindy saya juga bercinta dengan Selma. Keduanya adik kandung saya. Kami saling menyayangi. Kami masing-masing mempunyai kehidupan di luar rumah, seperti adanya yang lain. Tapi juga punya kehidupan di dalam rumah yang tersendiri.

Jadi pada saat ini saya, mempunyai aktifitas seks dengan tiga orang, yaitu Rindy, Selma dan pacar saya.

Selma mempunyai seorang teman akrab, teman sekolah. Namanya Lili, orangnya cantik, sexy dan menggairahkan. Mereka saling bercerita tentang rahasia mereka masing-masing. Hanya antara mereka. Suatu ketika, saat saya sedang bercinta dengan Selma, ia menceritakan bahwa ia telah menceritakan aktifitas seks antara say dan Selma atau Rindy kepada Lili. Tapi ia menjamin bahwa, Lili akan menyimpan rahasia.

Selain itu pada saat yang bersamaan, Selma juga mengatakan bahwa Lili punya rahasia. Yaitu Lili sering diminta ayahnya untuk melakukan hubugan seks. Cerita itu membuat saya semakin bernafsu menyetubuhi Selma. Dan Selma tampaknya tahu hal tersebut.

Cerita sex sahabat, foto hot terbaru, foto hot Jilbab terbaru, foto hot tante terbaru, foto sex mahasiswi, cerita sex terbaru, cerita sex three some, Cerita Sex Perawan, cerita sex pembantu nakal, cerita sex ngentot, cerita sex ABG, cerita sex Jilbab, kumpulan cerita sex perkosaan, cerita sex Janda, cerita sex Guru, cerita sex Lesbi, cerita sex Hamil, cerita sex pembantu, cerita sex Pelajar, cerita sex setengah baya, cerita sex dosen, cerita sex SMP, cerita sex pramugari, cerita sex Bertukar pasangan, Cerita Sex Suster Sange, Cerita Sex Pacar Sange, Cerita Sex Pasangan Gay

The post Cerita Sex Meniduri Selma appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Pemerkosaan Lembut Cowok Bule

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Pemerkosaan Lembut Cowok Bule – Suatu saat suamiku harus meneruskan S2nya ke luar negeri untuk tugas perusahaan. Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku, suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat.

 

 

cerita-sex-pemerkosaan-lembut-cowok-bule-150x150

Cerita Sex: Pemerkosaan Lembut Cowok Bule

 

Cerita sex – John, teman suamiku yang orang bule Italy pada waktu mereka sekolah di Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini tinggal dirumah. Telah hampir 1 bulan John tinggal bersama kami, istrinya tetap berada di Italy. Seperti biasanya setelah selesai makan bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk berpancur.

Letak kamar mandi bersebelahan dengan kamar tidurnya. Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidurku. Disudut seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarnya untuk nonton TV memang dia lebih senang di dalam kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC.

Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut. Pada saat itu John kulihat dari cerminku mendadak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamarnya, terlihat malam ini John agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu menutup pintu kamarnya, malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang biru kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambutku.

Melihat John seperti itu, aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menutup pintu kamarku, aku sempat melihat John tersenyum padaku sambil berkata, “Hai Hesty kau cantik sekali malam ini..!”.
Tiba tiba John langsung berdiri melintas kamarnya, tanpa aba-aba salah satu kakinya menahan pintu kamarku lalu tangannya yang kekar mencoba menggapai pinggangku, tercium olehku bau alkohol dari mulutnya rupanya John baru saja minum whisky, “..John, sadar.. aku Hesty istri temanmu..!”

John bisa bicara dalam bahasa Indonesia, aku mencoba berbalik dan karena eratnya pegangannya di pinggangku, aku terhuyung-huyung dan aku jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kakiku terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku tersingkap, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos terlihat bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kering dengan betul.
Rupanya minuman keras sangat mempengaruhi pikiran John yang sudah begitu lama tidak kencan dengan wanita, John dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang jongkok diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu.

Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba menarik badannya ke atas untuk menghindari serbuannya pada pahaku, akan tetapi tangannya begitu kekar tubuhnya terlihat besar dan atletis menahan tubuhku.

John menunjukan matanya yang jalang, yang membuat aku ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku. Kedua matanya melotot dengan buas melihat ke arah selangkanganku, kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika bibir John itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidah John yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin.

“..Aaarrgghh..!” tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku.

Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidah John yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tanpa kusadari kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah John bermain-main pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat ditahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan dari cairan ini makin membuat John makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir vaginaku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku.

Ohhh… ssshh… gilaa.. aku dibuat melayang..! dengan cepat vaginaku menjadi basah kuyup oleh cairan birahi yang keluar terus menerus dari dalam vaginaku. Sejenak aku seakan-akan lupa diri, terbawa oleh nafsu birahi yang melanda..! akan tetapi pada saat berikut aku baru sadar akan situasi yang menimpaku.

“Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seorang laki laki bule.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!”, dengan cepat aku menarik tubuhku dan mencoba bergulir membalik badan untuk bisa meloloskan diri dari John.

Dengan membalik badan, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lutut dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu tenaga yang besar menahan pinggangku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat John dengan kedua tangannya merangkul pinggangku dan kepalanya mendekap punggungku tangannya mencoba menarik handuk yang hanya tinggal separoh melilit badanku, badannya yang berat itu menekan tubuhku.

Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba John menekan badannya yang beratnya hampir 80 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan John, akhirnya aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badan tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan John menindih badanku. Kedua kaki John berlutut sambil bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, akhirnya handuk yang setengah melilit dan menutupi badanku lepas, sehingga seluruh tubuhku terbuka telanjang dengan lebar. Terdengar John mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol.

“..Oh..Hesty tak kusangka kau begitu sexy..!” Tubuh John makin dirapatkan ketubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar dan berbulu.

Dalam usaha merenggangkan kedua kakiku, tangan John bergerak-gerak di selangkanganku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah vaginaku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. Bagai terkena aliran listrik aku menjerit,

“Ouch..! ..Jooohn.. jaaangaaan..!”

Aku mencoba melawannya, tetapi kedua tanganku tidak dapat digerakkan karena terhimpit diantara badanku sendiri. Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku, John rupanya sudah mulai beraksi dengan menggesek-gesekan batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku.

“Auooohh.. John.. stopp..! pleasee.. aach..!” dengan panik aku mencoba menyuruhnya berhenti melakukan aksinya, akan tetapi seruan itu tidak dipedulikan oleh John malahan sekarang terasa gerakan-gerakan menusuk nusuk benda tersebut pada belahan bongkahanku mula-mula perlahan dan semakin lama semakin gencar saja.

Aku menoleh ke kanan, ke arah kaca besar lemari yang persis berada di samping kanan tempat tidur, terlihat batang kemaluan orang asing tersebut telah tegang dan ya ampun.. besaaar sekali..! dan terlihat batang kemaluannya yang merah berurat bagai sosis besar dengan ujungnya berbentuk agak bulat sedang menggesek gesek bagian pantatku. Rupanya Orang asing ini sudah sangat terangsang dan sekarang dia sedang berusaha memperkosaku. Aku benar-benar menjadi panik, bagaimana tidak.. aku akan diperkosa oleh teman suamiku yang tampak sedang kesetanan oleh nafsu birahinya.

Tanpa kusadari sodokan-sodokan batang kemaluan John semakin gencar saja, sehingga aku yang melihat melalui cermin gerakan pantat bule yang bahenol pahanya yang kekar benar-benar membuatku terpana karena gerakan tekanan-tekanan ke depan pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar, terasa sekarang serangan-serangan kepala batang kemaluannya tersebut mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan pantatku dan kadang-kadang ujung batang kemaluannya menyentuh dengan cepat lubang anusku, menimbulkan perasaan geli yang amat sangat.

Terlihat kedua kakinya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua pahanya yang berbulu memepeti kedua pahaku dan gerakan tekanan dan cocolan-cocolan kepala batang kemaluannya mulai terarah menyentuh bibir kemaluanku, aku menjadi bertambah panik, disamping perasaan yang mulai terasa tidak menentu, karena sodokan-sodokan kepala batang kemaluan John menimbulkan perasaan geli dan mulai membangkitkan nafsu birahiku yang sama sekali aku tidak kehendaki.

Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, John mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ujung kemaluannya kedalam vaginaku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku.

“Aduuuhh..!” kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tangan mencengkeram dengan kuat pada kasur.

Akan tetapi John, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang beringas, tanpa mengenal kasihan pada istri temannya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam vaginaku.

“Aaahh.. !” tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam vaginaku, memaksa bibir vaginaku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa kutolerir.

Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk ke dalam vaginaku itu dan.., “Aaaduuuhh.. gila.. benar-benar fantastis besarnya batang penis bule ini” keluhku, terlihat bagian pangkal belakang batang kemaluan John sepanjang kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bonggol, dan dari bagian tersebut sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluanku dan secara perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku .

“Ooohh.. aaampun.. jangan John.. aku tidak sanggup kalau engkau memaksakan benda itu masuk ke dalam vaginaku!” aku memelas tak berdaya mengharapkan John akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam liang kemaluanku,
“Hesty.. nanti kalau sudah masuk semuanya dan licin kau akan merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah rasakan sebelumnya..!”

John mencoba menenangkanku, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang, bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan bule tersebut.

Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh rongga vaginaku dijelali oleh keseluruhan batang kemaluan bule tsb. Dalam keadaan itu John terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena belakang batang kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya yang besar itu.

Pantat John tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil bibirnya menciumi pundakku yang sudah tidak ditutupi handuk, terengah-engah dan mendengus-dengus, hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding vaginaku yang sudah sangat sangat kencang dan sensitif mencengkeram, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang amat sangat.. aku mulai menyadari betapa hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan batang kemaluan bule dalam rongga vaginaku yang menjepit erat sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan dengan histeris pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan oleh John, yang tak pernah kualami selama ini.

“Ooohh.. tidaak..!” pikirku, “Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah nyeleweng dengan siapa pun.. ta. taapii.. sekarang.. ooohh seorang bule? Adduuuhh! Tapiii.. ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. aku tak menyadari betapa nikmaaatnya.. penis besar dari seorang bule yang perkasa ini..! ssssshhhh… aaaaqhh..!.. Ooohh.. benar juga katanya belum pernah aku merasakan begini dahsyat rasa nikmaaatnyaaa..!”
“..Ssshh.. aaachh.. apa yang harus kulakukan..??

Batang kemaluannya yang luar biasa besar itu dengan cepat keluar masuk melicinkan lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya yang akan dimasukkan itu dibandingkan dengan daya tampung vaginaku. Akhirnya seluruh batang kemaluan bule itu masuk, dari setiap gerakan menyebabkan keseluruhan bibir vaginaku mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu, walaupun terasa penuh sesak tetapi lubang vaginaku sudah semakin licin dan lancar, “..Ooohh..mengapa aku jadi keenakan.?. ini tak mungkin terjadi..!” pikirku setengah sadar.

“Aku mulai menikmati diperkosa oleh teman suamiku, bule lagi? gilaa..!” sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat secepat masuknya batang kemaluannya yang luar biasa besar itu, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang ‘menghajar’ liang kenikmatanku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian vaginaku yang dijejali batang kemaluannya yang super besar itu terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis yang belum pernah aku rasakan sedemikian dahsyat, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan John yang begitu besar dan begitu dahsyat mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam vaginaku tanpa ada yang tersisa satu milipun.

Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam vaginaku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan John yang benar-benar besar itu, rasanya paling tidak tiga kali besarnya dari batang kemaluan suamiku tapi seratus kali lebih nikmaaat…! dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, pandanganku benar benar gelap membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi.

Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tidak kusadari lagi aku mulai mendesah menggumam bahkan mengerang kenikmatan, pikiranku benar benar melambung tinggi.. Tanpa malu aku mulai mengoceh merespons gelora kenikmatan yang menggulung diriku,

“Ooohh.. John you’re cock is so biiig.. so fuuuulll.. so gooood..!! enaaakk.. sekaaaaliii..!! aaaggh..! teruuusss.. Fuuuck meee Jooohn..”

Aku benar-benar sekarang telah berubah menjadi seekor kuda binal, aku betinanya sedang ia kuda jantannya. Pemerkosaan sudah tidak ada lagi di benakku, pada saat ini yang yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh John senikmat dan selama mungkin, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami dengan suamiku selama ini.

“Ooohh.. yess mmmhh.. puasin aku John sssshh.. gaaaghh….! pen.. niiishh.. mu.. begitu besaaar dan perkasaa..! ..aaaarrgghhh…!” terasa cairan hangat terus keluar dari dalam vaginaku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. “Aaagghhh.. ooohh.. tak kusangka benar-benar nikmaaaaat.. dientot kontol bule..” keluhku tak percaya, terasa badanku terus melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan.
“Aaagghhh… Joohhn.. yesss.. pushhh.. and.. pulll.. your big fat cock..!” gerakanku yang semakin liar itu agaknya membuat John merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah kuda betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar.

Tiba tiba ia mencabut seluruh batang kemaluannya dari lubang vaginaku dan anehnya aku merasakan suatu kehampaan yang luar biasa..! Dengan tegas ia menyuruhku merangkak keatas kasur dan memintaku merenggangkan kakiku lebar lebar serta menunggingkan pantatku tinggi tinggi, oh benar benar kacau pikiranku, sekarang aku harus melayani seluruh permintaannya dan sejujurnya aku masih menginginkan ‘pemerkosaan’ yang fantastis ini, merasakan batang kemaluan John yang besar itu menggesek seluruh alur syaraf kenikmatan yang ada diseluruh sudut lubang vaginaku yang paling dalam yang belum pernah tersentuh oleh batang kemaluan suamiku.

Sementara otakku masih berpikir keras, tubuhku dengan cepat mematuhi keinginannya tanpa kusadari aku sudah dalam posisi yang sangat merangsang menungging sambil kuangkat pantatku tinggi tinggi kakiku kubuka lebar dan yang paling menggiurkan orang bule ini adalah liang vaginaku yang menantang merekah basah pasrah diantara bongkahan pantatku lalu, kubuat gerakan erotik sedemikian rupa untuk mengundang batang kemaluannya menghidupkan kembali gairah rangsangan yang barusan kurasakan.

Rupanya John baru menyadari betapa sexynya posisi tubuh istri temannya ini yang memiliki buahdada yang ranum pinggangnya yang ramping serta bongkahan pantatnya yang bulat, dan barusan merasakan betapa nikmatnya lubang vaginanya yang hangat dan sempit mencengkeram erat batang penisnya itu,

“..Ooohh Hesty tak kusangka tubuhmu begitu menggairahkan vaginamu begitu ketat begitu nikmaaat..!” aah aku begitu tersanjung belum pernah kurasakan gelora birahiku begitu meletup meletup, suamiku sendiri jarang menyanjungku, entah kenapa aku ingin lebih bergairah lagi lalu kuangkat kepalaku kulemparkan rambut panjangku kebelakang dengan gerakan yang sangat erotik.

Dengan perlahan ia tujukan ‘monster cock’ nya itu keliang vaginaku, aku begitu penasaran ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana caranya ia memasukkan ‘benda’ itu kevaginaku lalu kutengok kecermin yang ada disampingku dan apa yang kulihat benar benar luar biasaa..! jantungku berdegup kencang napasku mulai tidak beraturan dan yang pasti gelora birahiku meluap deras sekaaalii..! betapa tidak tubuh john yang besar kekar bulunya yang menghias didadanya sungguh pemandangan yang luar biasa sexy buatku.! belum lagi melihat batang kemaluannya yang belum pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri begitu besaaar, kekaar dan panjaaang..!

Dan sekarang akan kembali dimasukkan kedalam liang vaginaku..! Secara perlahan kulihat benda besar dan hangat itu menembus liang kenikmatanku, bibir vaginaku memekar mencengkeram batang penisnya ketat sekali..! rongga vaginaku tersumpal penuh oleh ‘big fat cock’ John.

“..Sssshhh.. Aaaarggghhh..!” Aku mendesah bagai orang kepedesan ketika batang kemaluannya mulai digeserkan keluar masuk liang kenikmatanku..! nikmatnya bukan kepalang..! belum pernah kurasakan sebegini nikmaat..! besaar.. padaat.. keraas.. panjaang..! oooggghhh.. entah masih banyak lagi kedahsyatan batang kemaluan John ini.

Dan ketika John mulai memasukkan dan mengeluarkan secara berirama maka hilanglah seluruh kesadaranku, pikiranku terasa melayang layang diawang awang, tubuhku terasa ringan hanyut didalam arus laut kenikmatan yang maha luas. Setengah jam john memompa batang kemaluannya yang besar dengan gerakan berirama, setengah jam aku mendesah merintih dan mengerang diombang ambingkan perasaan kenikmatan yang luar biasa, tiba tiba dengan gaya “doggy style’ ini aku ingin merasakan lebih liar, aku ingin John lebih beringas lagi

“Yess.. John.. harder.. John.. faster.. aargh.. **** me.. WILDER..!”

Giliran John yang terhipnotis oleh teriakanku, kurasakan tangannya mencengkeram erat pinggangku dengusan napasnya makin cepat bagai banteng terluka gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dibarengi dengan perasaan nikmat yang luar biasa pada bagian dalam vaginaku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan John yang makin menggila cepatnya, tiba tiba pemandanganku menjadi gelap seluruh badanku bergetar..! Ada sesuatu yang ingin meletup begitu dahsyat didalam diriku.

“Ooohh.. **** me hard..! aaaduuh.. aaaghh! Joooohn..! I can’t hold any longerrr..! terlalu eeeeenaaaakk..! tuntaaassin Johnn..! Aaaaarrrghh..! I’m cummiiiiiing.. Joooohn..” lenguhan panjang keluar dari mulutku dibarengi dengan glinjangan yang liar dari tubuhku ketika gelombang orgasme begitu panjaaang dan dahsyaaat menggulung sekujur tubuhku.

Badanku mengejang dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat sekali menjepit batang penis John seolah olah aku ingin memeras kenikmatan tetes demi tetes yang dihasilkan oleh batang kejantanannya, kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot pahaku mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan sebentar lagi dia juga akan mengalami orgasme.

“..Aaaarghh.. Hesty your cunt is sooo tiiiight….! I’ve never crossed in my mind that your cunt so delicious..! aargh ..!” John mendengus dengus bagai kuda liar tubuhku dipeluk erat dari belakang, bibirnya menciumi tengkukku belakang telingaku dan tangannya meraih payudaraku, puting susuku yang sudah mengeras dan gatal lalu dipuntir puntirnya.. ooohhh sungguh luar biasaa..! kepalaku terasa kembali berputar putar, tiba tiba John mengerang keras.. tiba tiba kurasakan semburan hebat dilorong vaginaku cairan hangat dan kental yang menyembur keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali.

Aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari penisnya memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh di negaranya.

John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat,

“..Aaaaaaarrrrggghhhh…!” tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat kembali menggulung sekujur tubuhku sampai akhirnya aku mengalami orgasme yang kedua dengan eranganku yang cukup panjaaang, Tubuhku bagai layang layang putus ambruk dikasur.

Aku tertelungkup terengah engah, sisa sisa kenikmatan masih berdenyut denyut di vaginaku merembet keseluruh tubuhku. John membaringkan dirinya disampingku sambil mengelus punggungku dengan mesra. Seluruh tubuhku terasa tidak ada tenaga yang tersisa, ringan seenteng kapas pikiranku melayang jauh entah menyesali kejadian ini atau malah mensyukuri pengalaman yang luar biasa ini. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih.

Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya. Aku agak terkejut melihat sesosok tubuh tidur lelap disampingku, pikiranku menerawang mengingat kejadian tadi malam sambil menatap ke arah sosok tubuh tersebut, kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat-coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam ‘menghajar’ vaginaku, benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main.., jauh lebih besar daripada penis suamiku yang sudah tegang maksimum. Tiba tiba darahku berdesir, vaginaku terasa berdenyut,

“..Oh.. apa yang terjadi pada diriku..?” – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Pemerkosaan Lembut Cowok Bule appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live