Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Kisah Sex 2016, Hujan Membawa Berkah

$
0
0

kisahsex20162cbanjirmembawaberkah

Kisah Sex 2016, Hujan Membawa Berkah

Cerita Seks 2016, Cerita Seks Terbaru, Aku sudah belasan
tahun praktek dikawasan Jakarta Barat, rata-rata pasienku di kalangan menengah
kebawah aku juga tidak mau mebandingkan dengan dokter-dokter lainya yang kaya
akan materi tapi aku tidak akan mengeluh dengan hasil apa adanya aku suda bisa
mensyukuri tapi jujur saja aku juga ingin membahagiakan istriku.Cerita Seks,

Cerita Sex 2016, Cerita Sex Terbaru, Dengan pekerjaanku yang
melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan
yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat
melayani sesama dengan baik., Cerita Sex,

Cerita Mesum 2016, Cerita Mesum Terbaru, Namun dibalik itu,
aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat dibidang non materi lainya. Suatu
malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah
dirumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada
sekitar setengah sepuluh malam, ngak terduga. apa yang aku pikirkan., Cerita
Mesum,

Cerita Dewasa 2016, Cerita Dewasa Terbaru, Ternyata sakitnya
sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata medis, hanya flu berat
disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang bisa aku sediakan
bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam-malam, si ibu dapat
diringankan penyakitnya., Cerita Dewasa,

Cerita Ngentot 2016, Cerita Ngentot Terbaru, Saat aku hendak
meninggalkan rumah si ibu, ternyata
tanggul ditepi sungai jebol, dan air bak menerjang, hingga mobil kijang
buntutku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan
mematikan mesin yang sempat hidup sebentar., Cerita Ngentot,

Cerita Bokep 2016, Cerita Bokep Terbaru, Air dimana-mana,
dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan
rumah petaknya terdiri 2 lantai dan dilantai atas ada kamar kecil satu-satunya
tempat anak gadis si ibu tinggal., Cerita Bokep,

Cerita Lucah 2016, Cerita ucah Terbaru, Karena tidak ada
kemungkinan untuk pulang, maka siibu menawarkan aku untuk menginap sampai air
surut. Dikamar yang sempit itu, siibu segera tertidur dengan pulasnya, dan
tinggalah aku berduaan dengan anak siibu, yang ternyata dalam sinar
remang-remang, tampak manis sekali maklum umurnya aku perkirakan baru sekitar
awal dua puluhan., Cerita Lucah,

Cerita Hot 2016, Cerita Hot Terbaru, “Pak dokter, maaf ya
kami tidak dapat menyungguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terpendam
dibawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun diluar terdengar
hamparan hujan masih menggelegar., Cerita Hot

“Oh, enggak apa-apa kok dik”, sahutku. Dan untuk meleWanda
waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Nanda.

Ternyata Nanda adalah janda tanpa anak, yang suaminya
meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun lalu. karena hanya berdua saja
dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Nanda tetap menjanda.

Kisah Seks 2016, Kisah Seks Terbaru, Nanda sekarang bekerja
pada pabrik konvensi pakain anak-anak, namun perusahaan tempatnya berkerja pun
terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan. Saat aku melirik ke jam
tanganku, ternyata jam telah menunjukan jam setengah dua dini hari,dan aku
lihat Nanda mulai terkantuk-kantuk maka aku sarankan dia untuk tidur saja , dan
karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk disamping Nanda yang mulai
merebahkan diri., Kisah Seks

Kisah Sex 2016, Kisah Sex Terbaru, Tampak rambut Nanda yang
panjang terburai diatas bantal. Dadanya yang membusung tampak naik turun dengan
teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Nanda berbalik badan dalam tidurnya,
belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang
montok dengan belahan yang sangat dalam., Kisah Sex,

Kisah Mesum 2016, Kisah Mesum Terbaru, Pinggangnya yang
ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang.
Aku coba merebahkan diri disampingnya dan ternyata Nanda tetap lelap dalam
tidurnya. Pikirku menerawang, teringat aku akan Wanda, yang juga mempunyai buah
dadanya yang montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku
melepaskan lelah dipanti pijat tradisional yang terdapat banyak dikawasan aku
berpraktek.,Kisah Mesum

Kisah Dewasa 2016, Kisah Mesum Terbaru, Tapi Wanda ternyata
hanya nikmat dipandang, karena permainan seksnya jauh dibawah harapanku. Waktu
itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih
tetap keras dan mengacung setelah selesai bergumul dengan Wanda., Kisah Mesum

Kisah Ngentot 2016, Kisah Ngentot Terbaru, Maklum aku tidak
terpuaskan secara seksual, dan kini telah seminggu berlalu dan aku masih
memendam birahi diselangkanganku. Aku mencoba merabah buah dada Nanda yang
begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha dibawah bajunya., Kisah
Ngentot

Kisah Bokep 2016, Kisah Bokep Terbaru, Teraba puting susunya
yang mungil. Dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah
untuk aku lakukan tanpa membuat Nanda terbangun. Aku dekatkan bibirku
keputingnya yang sebelah kanan ternyata Nanda tetap tertidur., Kisah Bokep,

Kisah Lucah 2016, Kisah Lucah Terbaru, Aku mulai merasakan
kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan
bibirku ke puting susu Nanda yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada
Nanda yang montok itu., Kisah Lucah

Kisah Kisah Hot 2016, Kisah Kot Terbaru, Terasa Nanda
bergerak dibawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera
menyambar bibirnya , agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya,
sambil menjulurkan lidahku kedalam mulutnya., Kisah Hot,

Terasa sekali Nanda yang semula agak tegang, mulai rileks
dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai
dengan remasan gemas pada kedua buah dadanya. Setelah aku yakin Nanda tidak
akan berteriak, aku alihkan bibirku kearah bawah, sambil tanganku mencoba
menyibakan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya.

Kisah Janda 2016, Kisah Janda Terbaru, Ternyata Nanda sangat
berkerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat
menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat diluar
membuat sekilas tampak pangkal Nanda yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh
lebat diantara pangkal pahanya itu., Kisah Janda,

Kujulukan lidahku kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai
ditepi bibir besar kemaluanya. Ditengah atas, ternyata clitoris Nanda sudah
mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai Terasa Nanda menggerakan
bokongnya pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan
lidahku itu.

Nanda membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa
tanganya membukai kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba
melepaskan celanaku. Agaknya Nanda mendapat sedikit kesulitan karena celanaku
terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

Kisah Tante 2016, kisah Tante Terbaru, Kisah TanteSambil
tetap menjilati kemaluanya, aku membantu Nanda melepaskan celana panjang dan
celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami mulai bertelanjang bulat,
berbaring bersama dilantai kamar sedangkan ibunya masih nyenyak diatas tempat
tidur.

Mata Nanda tampak agak terbelalak saat dia memandang kearah
bawah perutku, yang penuh ditumbuhi rambut kemaluanku yang subur, dan batang
kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan
kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

Kutarik kepala Nanda agar mendekat ke kemaluanku, dan
kusodorkan kepala kemaluanku kearah bibirnya yang mungil. Ternyata Nanda tidang
canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya.

Tangan kananya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan
kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku
makin dalam memasuki mulut Nanda.

Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya
dan juga kemaluanku. Aku memainkan jariku di Clitoris Nanda yang membuatnya
mengelinjang saat aku rasakan kemaluan Nanda mulai membasah, aku tahu saatnya
sudah dekat.

Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Nanda, dan kudorong
Nanda hingga terlentang. Rambut panjangnya kembali terburai diatas bantal. Nanda
mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri
diatas badanya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan
bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada diantara kedua
pahanya yang makin dilebarkan.

Aku turunkan bokongku dan terasa kepala kemaluanku menyentuh
bulu kemaluan Nanda, lalu aku geserkan agak kebawah dan kini terasa kepala
kemaluanku berada diantara kedua bibir bersarnya dan mulai menyentuh mulut
kemaluanya.

Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan
menyusuri liang sanggama Nanda, terasa agak seret majunya karena Nanda telah
menjanda 2 tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak
itu.

Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai
akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Nanda. Ternyata kemaluanku cukup besar
dan panjang bagi Nanda, namun ini hanya sebentar saja karena segera terasa Nanda
mulai sedikit mengerakan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang
kemaluanku sampai habis menghuncam ke dalam liang kemaluan Nanda.

Aku membiarkan kemaluanku didalam liang kemaluan Nanda
sekitar 20 detik baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai
kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis.

Gerakan bokongku ternyata membangkitkan birahi Nanda yang
juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju mundur, kadang kala kearah kiri
dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang
kemaluanku terasa diremas-remas oleh liang kemaluan Nanda yang makin membasah.

Tidak terasa Nanda terdengar mendesah desah, terbaur dengan
dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membumbung.

Untuk pertama kali aku menyetubuhi Nanda, aku belum ingin
melakukan gaya yang barang kali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan
bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan
hasil kenikmatan yang amat sangat.

Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Nanda,
aku hujamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Nanda
dan seketika kemudian. Terasa kepala kemaluanku mengangguk ngangguk didalam
kesempitan liang kemaluan Nanda dan memancarkan air maniku yang telah tertahan
lebih dari satu minggu.

Terasa badan Nanda melemas, dan aku biarkan berat badanku
tergolek diatas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas,
namun masih cukup besar dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluanya. Terasa
ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. sambil memeluk tubuh Nanda
yang berkeringat, aku bisikan ketelinganya, Nanda trimakasih.

cerita,sex,seks,dewasa,mesum,bokep,ngentot,hot,sange,telanjang,panas,syur,lesby,gay,homo,bugil,telanjang,tante,bispak,kontol,memek,vagina,lendir,onani,masturbasi,anal,kimcil,xxx,bondage,perkosaan,cabul,skandal

 

The post Kisah Sex 2016, Hujan Membawa Berkah appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Perawan Adik Ipar

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Perawan Adik Ipar – Cerita Sex ini menceritakan tentang adik iparku yang perawan membuat diriku ingin melihat lekuk tubuhnya yang seksi dan merasakan betapa nikmatnya kontolku dijepit sama vaginanya yang masih berbau segar dan sempit.

 

 

cerita-sex-perawan-adik-ipar1-233x300

Cerita Sex: Perawan Adik Ipar

 

Cerita ini terjadi ketika istriku yang paling kucinta Narty. sedang mengandung anakku yang pertama kira-kira satu setengah tahun yang lalu.saat menjelang bulan yang kedelapan, perut Narty sudah sangat besar.dan tidak memungkinkan lagi bagi Narty untuk mengurus semua urusan keluarga seperti mencuci piring,gelas,dan lain-lain.ia harus lebih banyak istirahat.

Praktis deh sejak saat itu semua pekerjaan rumah tangga semua menjadi tangung jawabku.mulai dari mencuci sampai memasak.Narty sebenarnya nggak tega melihat aku bekerja habis-habisan di dapur.namun apa boleh buat dia sendiri harus mematuhi anjuran dokter untuk beristirahat total.dari rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga.

Akhirnya karena terlalu banyak menghabiskan waktu dirumah untuk menjaga Narty dan jabang bayinya .pekerjaanku di kantor pun agak terganggu banyak file-file keuangan yang belum sempat kuselesaikan dan akupun jadi sering mbolos kerja.bosku tentu saja marah.ia bahkan mengancam akan menskorsingku.wah celaka…….! Maka mau tak mau aku harus sering ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaanku sementara Narty akan menghubungi adik bungsunya Pita yang baru lulus SMA.untuk menemaninya.aku memang nggak pernah bertemu Pita sebelumnya. lantaran ia sekolah di kota madiun dan tinggal bersama neneknya dikota tersebut.dan akhirnya kuijinkan aja Pita menemani Narty.

Semula nenek Pita keberatan kalau harus tinggal bersama kami namun karena desakan Narty yang cucu kesayangan ini.nenek pun berkenan membiarkan Pita tinggal bersama kami di Bandung.bahkan Pita berniat untuk melanjutkan pendidikanya di kota ini sambil bekerja dan mencari pengalaman hidup.katanya saat itu kamipun berniat membiayai pendidikan Pita.karena bagaimanapun pendidikan adalah yang utama.

Sekarang mari kita bicarakan tentang body Pita. body Pita sangat menawan.payudaranya lumayan montok juga sanggup memancing hawa nafsu kaum adam sepertiku.bibirnya sangat sexy ingin sekali aku mengulumnya.rambutnya panjang terurai lurus.wajahnya keindo-chinese-san.pantatnya juga semok.pokoknya sexy abiss bo..! Aku berharap kelak bisa mengentotnya.sekalipun itu tidak mung kin terjadi karena Pita adalah adik bungsu Narty yang notabene istriku sendiri.dengan kata lain ia adalah adik iparku sendiri.ah betapa gobloknya aku dulu andai dulu yang kunikahi Pita bukan Narty.batinku kala itu.

Suatu hari sifat keisengankupun kumat lagi.saat Pita mandi aku mengintipnya.saat itu Narty sedang tak ada dirumah lantaran harus ke dokter kandungan.dengan sedikit tehnik yang kupelajari di kala “SLTP” dulu.aku berhasil menggintip Pita. ternyata tubuh Pita memang sangat sensual kedua payudaranya bukan Cuma besar ,tapi sangat indah dan kenyal.ingin saat itu aku meremasnya dan mengulum kedua putingng nya yang hitam kecoklatan itu.namun aku nggak ingin terburu-buru melihat tubuh adik ipar kan nggak setiap hari jadi harus kunikmati waktu emas ini sebaik-baiknya.

Matakupun mulai menyisir tubuh Pita secara perlahan-lahan leher jejangnya,dadanya,serta memek perawannya yang diselimuti bulu-bulu halus, saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun.

Namun aku harus menelan ludah. jam dinding sudah menunjuk angka 08.00 aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Pita mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita

Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Narty lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCD porno alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Narty dan Pita pasti sudah tidur terlelap.Narty paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Pita yang masih ABG itu bisa hilang wajahku.

Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku

“Pit…..Pita ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Pita.

sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk.

”belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih”
“oh…”jawabku datar.
“mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?”
“ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Pita jangan bilangin hal ini ke mbak Narty ya soalnya dia nggak suka kalo mas ginian”
“boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……”
“tapi apa?”
“mas harus kasih liat tuh vcd ke Pita” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .

tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli.

Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.(oral sex).

“mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Pita kujawab saja dengan jujur
“ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya pit cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.”
“emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?”
“jelas dong”kataku saat itu.

gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa.

“mas,mas mau nggak kalo digituin sama Pita.”
“gendheng kamu pit,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Narty tau”
“lho,mbak Narty kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Pita sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan.

Suara mulut Pita yang tertahan DI burungku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Pita kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Pita yang terurai panjang.sementara itu Pita mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Pita .Pita berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong.

“hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Pita”
“oke deh pit buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu ” dengan cepatnya Pita membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .

dan setelah itu kulihat lagi tubuh Pita polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi.

“akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze”
‘ini dulu baru itu Pit”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian.

Setelaah puas menciumi kedua susu Pita barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan pita terdengar. tampaknya titik lemah Pita ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang sempit dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun

“akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….”
“tapi ,Pita kamu kan masih perawan”
“askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Pita sembari menancapkan burungku ke vaginanya.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua burungku seiring dengan erangan Pita (menahan sakitnya hujaman anuku).

setelah itu mulailah kugenjot tubuh Pita semakin lama semakin cepat.Pita terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Pita semakin keras pula goyanganku.

Aku terus mengoyang Pita hingga akhirnya Pita mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan pita istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Pita menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “burungku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Narty .

kala itu Narty juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja. Lalu kubiarkan sekali lagi Pita mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Pita tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Pita untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra.

“Pita,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Pita”
“ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan sex tidak lebih”masyaallah …! Dia

Cuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck…

“tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Narty”
“ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi”
“tapi…” “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok,mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana
“segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.”
“jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……”
“ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas”
“tapi gimana kalau sampai mbak Narty tahu he…”
“kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?”
“baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Pita aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun.

Pita tinggal dikost-kostsan dengan alasan agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Narty}ia hidup tanpa beban seolah-olah apayang telah kulakukan tak pernah terjadi namun kin giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya oral sex Pita. –  Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Perawan Adik Ipar appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Bu Ria Berkonde Licin

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Bu Ria Berkonde Licin – Aku memang termasuk pria yang aneh. Napsuku hanya pada wanita-wanita STW yang suka mengenakan kebaya dan berkonde. Kadang-kadang waktuku habis ke pesta-pesta pernikahan hanya untuk melihat wanita-wanita yang mengenakan pakaian tersebut. Kalaupun tidak ada pesta penikahan aku pergi ke tempat-tempat hiburan tradisional (ronggeng) dimana para penari dan penyayinya mengenakan kebaya dan berkonde.

 

cerita-sex-bu-ria-berkonde-licin-300x225

Cerita Sex: Bu Ria Berkonde Licin

 

Pernah pada suatu hari aku pergi ke daerah Karawang untuk mencari hiburan ronggeng dan aku sangat menikamati sekali meskipun harus melihat dandanan yang menor. Kehidupan seperti ini membuatku kadang-kadang tersiksa, tapi itulah kenyataan hidup yang harus aku jalani dan aku nikmati. Seperti kata orang keinginan seperti yang aku alami itu merupakan hal wajar dan sulit untuk diperdebatkan apalagi menyangkut selera. Sebagai manusia normal dan sampai dengan usiaku memasuki kepala 4 aku tetap berusaha untuk mendapatkan seorang wanita yang siap menemaniku dan berpakaian serta berdandan sesuai keinginanku.

Aku pernah mencoba untuk memasang iklan melalui iklan baris melalui internet, setelah hampir setahun aku menerima pesan email pertama dari seorang wanita berusia 41 tahun yang menyatakan bahwa dia sangat terharu setelah membaca iklanku dan bersedia untuk menjadi teman saya sekalipun harus mengenakan pakaian dan berdandan sesuai keinginanku, dia juga meninggalkan nomor telepon dan kami berjanji untuk bertemu seminggu kemudian. Berhubung saya sudah beristri dan Ibu Ria (nama samaran) pun telah bersuami saya janji akan menjemputnya di salon di daerah kebayoran baru.

Cerita Sex | Hari itu adalah hari Sabtu jam 11 siang saya sudah ada di depan salon sesuai janji di telpon dan menunggu bidadariku keluar dari salon. Tepat jam 11.45 Ibu Ria keluar dari salon dan telah berdandan rapih kondenya gede dan licin (konde jawa) dan berkebaya, terlihat sangat anggun dan femimin. Saya mengajak Ibu Ria untuk pergi ke suatu motel daerah Jakarta Selatan agar lebih privacy ngobrolnya dan juga saya bisa sepuasnya memandang sang bidadari.

Sesampai di motel kami mengobrol panjang lebar mengenai kehidupan keluarga masing-masing dan juga kehidupan pribadi kami. Saya menceritakan ke Ibu Ria mengenai keinginan saya dan berterimakasih kepadanya atas kesediaannya untuk menemani saya. Sesudah ngobrol panjang lebar saya meminta Ibu Ria agar saya diperbolehkan untuk mencium keningnya.

Saat saya mencium kenig ternyata tangan saya ditarik untuk memegang susunya yang ternyata mulai mengeras, namun belum sempat membuka kebaya. Saya katakan kepada Ibu Ria bahwa saya sebenarnya hanya mengagumi wanita yang berdandan seperti ini, dan sebatas memandang dan mencium tanda sayang, namun Ibu Ria katakan bahwa justru dia lebih suka dengan pria yang jujur dan tidak grasa grusu dalam masalah sex serta memperlakukan dia dengan lembut.

Suatu hal lagi yang dia sukai juga dari saya adalah badanku yang tinggi 178, berat 74 proporsional dan berambut pendek dan berkulit sawomatang, sementara Ibu Ria dengan tinggi badan kira-kira 165 berat 53 bra 36 c pantatnya gede dan kulit putih. Ibu Ria merasa terlindungi disamping itu karena kami berdua sudah berkeluarga jadi risikonya cukup kecil karena ada suatu komitment antara kami bahwa urusan keluarga masing masing yang harus didahulukan apabila ada keinginan dari salah satu pihak untuk bertemu. Ibu Ria merasa terlindungi ketika dalam perjalanan dari salon menuju motel.

Ibu Ria kemudian bertanya apakah saya bisa memijitnya, saya katakan bisa, tapi nggak bisa keras. Kebetulan Ibu ada body lotion yang lembut tolong kamu pijitin Ibu. Kemudian Ibu Ria mengangkat kebayanya hingga lutut selonjor ditempat tidur sambil saya pijitin kakinya, makin lama makin ke atas pahanya, sambil sekali-kali mencium keningnya. Kata Ibu Ria bisa nggak Ibu buka aja kebaya dan kainnya agar lebih mudah memijitnya, saya katakan silahkan aja, kalau menurut Ibu itu lebih mudah.

Kemudian Ibu Ria sudah hanya mengenakan CD dan bra transparan namun rambutnya masih rapih dengan konde, saya sampai merasa seperti mimpi melihat keindahan tubuh wanita yang meskipun gemuk (padat berisi) namun karena masih mengenakan konde jadi masih terpancar aura kewanitaannya, dan membuat saya begitu horny.

Ibu Ria menawarkan saya kalau mau buka aja celana panjang dan bajumu biar nggak kusut, dan saya turuti permintaannya. Sayapun mulai memijat lagi dari paha kemudian perlahan lahan mulai ke pangkal paha, Ibu Ria mulai menggelinjang kegelian, namun saya masih bisa menguasai diri untuk berkonsentrasi pada mijit.

Namun mungkin karena terus dibuat geli Ibu Ria kemudian menarik tangan kiriku untuk mulai menyentuh susunya yang berukuran kira-kira 36 c, proporsional dengan tinggi dan beratnya. Setelah 30 menit mijit Ibu Ria minta untuk ke kamar mandi (pipis) sementara saya berusaha menetralisir pikiran saya dengan menonton acara film komedi di TV. Menghadapi wanita semacam Ibu Ria saya harus mampu mengendalikan diri dan membuat dia penasaran, karena seorang wanita apalagi STW memang membutuhkan foreplay yang panjang dan harus berkesan.

Setelah selesai dari kamar mandi Ibu Ria minta untuk diteruskan pijitnya yaitu belakangnya. Sambil memijit belakangnya saya mulai mencium leher dan kadang menjilat kupingnya yang ternyata membuat dia begitu geli dan napasnyapun mulai tidak keruan, dia meminta saya untuk membuka kaitan BH nya dan sekarang hanya mengenakan celana dalam. Bau wangi tubuh dan bau kewanitaan begitu membangkitkan gairahku namun aku masih tetap mengontrol diriku agar dalam permainan sex nanti Ibu Ria benar-benar memperoleh servis yang memuaskan, ini penting untuk hubungan jangka panjang.

Tangan kanan saya tetap memijit pundak, sambil sekali-kali menjilat leher, sementara tangan kiri saya mulai mengelus putingnya yang sebesar kelereng, dan membuat Ibu Ria makin meronta karena geli, kemudian dia bisikan ke saya bahwa baru sekali ini dia merasakan nikmatnya permainan awal (foreplay) yang luar biasa. Kadang-kadang Ibu Ria menggigit kecil bibirku dan kedang mengulumnya dengan napsu, sambil tangan kanannya mengelus-ngelus batangku yang juga sudah mulai tegang.

Karena sudah nggak tahan dia minta saya pindah duduk berhadapan dengannya dan sambil mencium bibir dan mengelus puting jari kanan saya mulai mengelus vegynya yang ternyata mulai mengeluarkan lendir. Setelah itu Ibu Ria pindah ke pinggiran tempat tidur dan membuka pahanya lebar lebar, saya sambil jongkok dan mulai menjilat vegynya dimulai dari klitorisnya yang sebesar biji kacang tanah, dan membuat Ibu Ria duduk tapi terus menggerakkan pantatnya karena geli dan napsu. Sambil menjilat klitoris tangan saya memainkan puting susunya yang keras sambil sekali-kali meremasnya. Gerakan tubuh Ibu Ria sudah mulai tak beraturan karena disamping menahan geli juga napsu sex yang mulai meningkat.

Agar tidak merusak dandanan rambutnya saya minta Ibu Ria mengganti posisi yaitu nungging diatas tempat tidur dan saya telentang agar bisa menjilat klitorisnya yang sudah mulai basah. Pantatnya mulai digoyangkan kekanan kekiri dan jari kanan saya dengan sedikit lotion mengelus celah pantatnya dan menurut Ibu Ria sangat nikmat rasanya. Celoteh Ibu Ria mulai nggak keruan..

“Mas.. Papa.. Teruss.. Achh nikmatnya..”

Mulut sayapun terus menjilat klitorisnya dan jari saya terus mengelus diantara bongkahan pantatnya dan lebih masuk lagi.

“Achh.. Mmmhh.. Teruss.. Mas.. Aduh sudah nggak tahan nih..”

Akhirnya saya tetap telentang dan Ibu Ria minta agar masukan sikecil saya ke dalam vegynya.. Saya katakana bahwa silahkan aja kalau Ibu sudah nggak tahan dan saya minta agar Ibu masukin tapi membelakangi saya itu terasa lebih nikmat.. Dan.. Ternyata setelah masuk bless.. Bu Ria mulai.. Merintih sambil bergerak maju mundur..

“Mmmhh.. Ohh.. Enakk.. Mass.. Bareng aja keluarnya..”

Saya katakan bahwa pelan-pelan aja bu.. Biar nikmat.. Sambil saya menjilat belakang nya.. Dan tangan ku meremas dan sekali memilin puting susunya..

“Aohh.. Nikmatt.. Mmmhh terus.. Tahan.. Biar keluar bareng.”

Karena posisi Ibu Ria diatas.. membuat dia cepat nyampenya.. Dan ketika dia sudah nyampe cepat-cepat dibalikkan badannya jadi posisi sekarang berhadapan dimana saya masih telentang.. Dan ini membuat saya lebih mudah menjilat susu dan sekali-kali menggigit kecil putingnya..

Kemudian kami berdua tidur karena capek sambil berpelukan. Dalam kepenatan tersebut saya masih sempat mencium keningnya, bibirnya dan kadang-kadang puting susunya saya jilatin karena sex bagi seorang wanita stw bukan hanya pada saat puncak namun juga sesudah menikmati orgasme, karena disitulah letak kepuasan seorang wanita.

Ibu Ria kemudian menawarkan kepada saya untuk pertemuan berikutnya dia akan membawa baju tidur transparan untuk membuatku lebih bernapsu lagi, karena menurut Ibu Ria laki-laki biasanya suka dengan hal hal yang membuat dia penasaran dan saya katakan bahwa Ibu sangat baik terhadap saya. Dan siang itu Ibu Ria mengalami orgasme hingga 3 kali. 2 kali di tempat tidur dan sekali di kamar mandi sambil berendam.

Di kamar mandi kami lakukan foreplay dengan posisi duduk di dalam bathtub sambil berpagutan, saling mengelus menjilat dan kadang-kadang saling meremas, setelah foreplay permainan sex dilakukan dengan posisi duduk dan kadang berdiri dimana sebelah kaki Ibu Ria diangkat. Posisi berdiri ini ternyata membuat Ibu Ria sangat senang karena mulut saya lebih leluasa menjilat dari kening hingga ke puting susunya dan membuat Ibu Riapun melakukan hal yang sama terhadapku.

Setelah puas dengan permainan sex yang nikmat karena dimulai dengan foreplay yang asyik.. akhirnya Ibu Ria minta untuk membuka konde dan kebaya kemudian mengganti dengan baju biasa yang sudah disiapkan dari rumah, sayapun mengantar Ibu Ria ke Blok M untuk kembali ke rumahnya dengan taxi.. Saya benar-benar puas karena keinginan saya yang selama ini hanya memandang wanita-wanita berkebaya dan berkonde, namun kali ini bukan hanya memandang namun sampai ke permainan sex yang memuaskan kedua belah pihak.

Memperlakukan seorang wanita yang anggun dengan lembut dan pelan tapi pasti akan membuat kenangan indah baginya, dan ini terbukti setelah 2 minggu berlalu Ibu Ria menelponku untuk kembali bertemu dan sesuai janjinya dia juga akan membawa baju tidur transparan agar bisa lebih memuaskan aku. Terimakasih Ibu Ria atas kebaikanmu. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

 

The post Cerita Sex: Bu Ria Berkonde Licin appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Fatamorgana Kuta

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Fatamorgana Kuta – Bulan menyembul malu-malu dari balik rimbunan pohon-pohon dan bangunan-bangunan hotel sepanjang pantai Kuta. Desiran angin memyentuh kulitku sehingga membuat bulu-bulu di tangan terangkat naik dan turun. Aku masih asyik menyaksikan deburan ombak memecah pantai. Suaranya terdengar menggelegar saat ombak beradu dengan ombak yang lain. Di belakangku suara musik pun beradu dengan kerasnya, seolah ingin menyaingi deburan ombak yang menggelegar. Sedikit pun aku tidak terusik oleh musik buatan manusia, pandanganku hanya tertuju pada ombak yang bergulung-gulung memecah pantai.

 

 

cerita-sex-fatamorgana-kuta-300x300

Cerita Sex: Fatamorgana Kuta

 

“Tolong, tolong, tolong!” jerit ketakutan datangnya dari arah punggungku, disertai gonggongan suara anjing.

Cerita Sex | Aku segera bangkit dan mengejar arah gonggongan anjing. Tampak seorang wanita berkulit putih bersender pada tembok hotel, sambil melempar batu-batu kecil pada seekor anjing kampung. Aku mengambil tongkat kayu dan melempar dengan keras. Buk! Kaing, kaing, kaing, kaing. Rupanya lemparanku tepat mengenai anjing tersebut.

“Terima kasih” ujar wanita tersebut seraya mengulurkan tangannya.

Pesona wajahnya dan harum parfum yang keluar dari badanya membuat aku sedikit terpana.

“Sama-sama, Ibu tidak apa?” sahutku dengan penuh perhatian.
“Ya, tidak apa-apa, hanya sedikit takut” ujarnya.
“Ibu tinggal dimana?” Dengan niat baik aku sampaikan.
“Saya menginap di hotel ini” sambil tangannya menunjuk ke belakang.

Persis pada posisi Ibu ini bersandar pada tembok hotel.

“Tadi teman-teman beritahu kalau mau cepat balik ke hotel lewat jalan kampung ini. Tapi apes ya, malah di gonggong anjing. ” Ada nada ketakutan pada suaranya.
“Kebetulan Bu, saya juga menginap di hotel ini, mau saya antar?” ujarku.

Dia mengangguk tanda setuju. Kami pun bergegas meninggalkan jalan kampung tersebut. Takut kalau anjing-anjing lain keluar dan menggonggongi kita lagi.

Ibu Rossye, usianya sekitar 45 tahun, mempunyai 2 orang putra yang sudah duduk dibangku SMA. Bentuk tubuh Ibu Rossye sangat proporsional, berkulit putih serta hidungnya mancung, sekilas seperti orang-orang barat pada umumnya. Kalau memandang Ibu Rossye, tidak akan menyangka seperti sudah berumur. Orang bilang awet muda. Ya, Ibu Rossye memang awet muda dan tetap cantik.

Kedatangan Ibu Rossye ke Bali, untuk melihat beberapa usahanya yang ada di Bali. Dia ke Bali bersama beberapa kawannya, suami dan putranya tidak ikut karena kesibukan masing-masing.

“Malam Pak, Bu” petugas loby menyapa kami.

Kami membalas sapaan petugas hotel tersebut seraya menuju front desk untuk mengambil kunci kamar. Lagi-lagi kebetulan memayungi kami, kamar kami persis bersebelahan.

Ibu Rossye tertawa kecil sambil mengatakan,

“Lho Bi”, oh ya, namaku Abi,
“Nggak tahunya kita tetanggaan di hotel ini ya” ujarnya sambil memainkan anak kunci.

Sambil tertawa aku katakan kepadanya,

“Belum ngantuk kan?” Jam di tembok menunjukkan pukul 20:00 wita.
“Belum. ” Dia menggelengkan kepalanya.
“Mau ke loby sambil dengerin live music, Ibu cantik?” Aku menggodanya.
“Boleh, tuan tampan” Ujarnya menggoda pula, sambil tertawa.

Di loby tampak beberapa pengunjung menikmati alunan musik. Beberapa orang terlihat masuk ke dalam loby dengan dandanan seadanya. Biasa inilah Kuta, Bali. Di sini semuanya serba informal. Orang bebas masuk ke
hotel bintang lima dengan dandanan apa adanya. Saat akan menduduki kursi, tampak seorang wanita cantik dan masih muda menyapa Ibu Rossye.

“Kenalin Bi, staf saya di kantor.” Ibu Rossye memperkenalkan wanita cantik tersebut.
“Tari” Ujarnya pendek. Kelihatanya seperti tidak suka kepadaku.

Dia mengambil tempat duduk persis di sebelah tempat duduk Ibu Rossye. Tangannya bersandar pada sisi tempat duduk dan tatapannya tajam ke arah pertunjukkan. Sesekali diliriknya Ibu Rossye. Aku dan Ibu Rossye berbicara dan bersenda gurau. Tampaknya kami makin akrab saja. Sesekali dicubitnya tanganku saat ada gurauanku yang membuatnya kikuk. Tari selalu menoleh saat aku dan Ibu Rossye bercanda, tatapannya tajam ke arah Ibu Rossye.

“Bu, saya sudah mulai ngantuk, saya balik duluan ya?” Tari kelihatan mulai jenuh atau memang benar-benar sudah mengantuk. Ibu Rossye hanya menganggukkan kepalanya.
“Mari Mas!” sambil melirik ke arahku dan beranjak dari tempat duduknya.

Suara musik masih mengalir dengan lancar, beberapa pasang mata dan telinga masih dengan setia mendengarkan alunan vokal dari penyanyi tersebut. Terlihat pasangan kekasih di sebelahku berasmara saling memagut bibir masing-masing. Tangan keduanya saling meremas alat vital masing-masing, seolah dunia ini milik mereka berdua. Aku dan Ibu Rossye hanya melirik kelakukan mereka. Dipegangnya tanganku seolah ingin mendapatkan dekapan mesra dariku.

Aku membalikkan telapak tanganku sehingga memberikan dekapan yang hangat kepada Ibu Rossye. Tangannya meremas telapak tanganku dengan sangat lembut. Sesekali aku pandang wajahnya. Wajah cantik yang membuat aku sangat ingin menyayanginya. Walaupun dalam hati kecilku, aku ragu akan memilikinya. Usiaku jauh terpaut sekitar lima belas tahun lebih muda darinya.

“Bi, balik ke kamar yuk? Saya mulai ngantuk.” Lamunanku terlempar masuk ke dalam. Menyadarkan aku bahwa aku masih di samping Ibu Rossye.
“Ya, saya juga udah ngantuk.” Secara reflek kata-kataku meluncur dengan sendirinya.

Setelah menandatangani nota pembayaran, kami segera beranjak meninggalkan keramaian dan hiruk pikuk suasana loby. Kami bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. Meninggalkan beberapa tatapan pasang mata, yang terlihat iri menyaksikan kami berdua. Suasana gang menuju kamar terasa sepi dan hening. Dihiasi dengan lampu yang temaram dan heningnya suasana menambah keinginan kami untuk saling mendekap. Hanya keberanian yang belum aku miliki. Ada perasaan sungkan untuk memulainya. Padahal sinyal-sinyal cinta dan birahi telah keluar memancar dari masing-masing badan kita.

Ibu Rossye mengambil kunci kamar berupa magnetic card dari dalam tas kecilnya. Dimasukkannya kunci tersebut kedalam slotnya. Tidak terlihat tanda berupa warna hijau menyala dari lampu kecil yang terpasang sebagai indikator bahwa pintu bisa dibuka.

“Abi, bisa bantu? Kog nggak mau terbuka ya?” Sambil menyerahkan kunci tersebut kepadaku.

Berkali-kali aku memasukkan ke dalam slot kunci tersebut tidak ada tanda-tanda lampu indikator menyala hijau.

“Nggak bisa Bu, saya panggil staf hotel saja?” Segera tanganku mengambil handphone untuk menghubungi staf hotel.
“Hm.. Jangan Bi, kasian Tari. Mungkin dia kecapean.” ujarnya sambil tangannya menahan tanganku untuk tidak menggunakan handphone.
“Mungkin dia lupa, saking capeknya, dia kunci dari dalam.” Ujarnya.
“Ya, ya, benar juga Bu, kalau terkunci dari dalam, nggak bisa dibuka dari luar.” Sahutku.
“Kalau Ibu nggak keberatan, di kamar saya saja.” Sambungku.
“Nggak ganggu kamu Bi?”
“Kamu kan juga perlu istirahat?” Ujarnya dengan nada keibuan. Aku hanya menggelengkan kepala sambil mengambil kunci kamar.

Kerlap-kerlip lampu di kolam renang terlihat dari jendela kamarku. Aku mengambil dua botol air mineral berikut gelasnya dan meletakkannya di meja. Kemudian televisi aku nyalakan, agar suasananya tidak kaku. Ibu Rossye hanya memandang kelakuanku.

“Kamu orangnya telaten ya Bi?” Sambil minum segelas air.
“Handbag dan kamar kamu ini, bersih. Kamar mandi juga, Aku senang lihat cowok bersih seperti kamu.” Ujarnya tanpa bermaksud memujiku.
“Bisa aja Ibu kita ini.” Sahutku dengan bercanda.
“Kan besok saya balik ke Jakarta, makanya mesti beres-beres dari sekarang. Besok biar nggak grasa-grusu gitu?” Ujarku saling mengerling padanya.
“Ih.. Genit kamu.” Sambil ketawa dia melempar tissu ke arahku.
“Ya.. Nggak kena.” Balasku sambil meledek ke arahnya dan mengibas-ngibaskan tissu yang dia lempar.
“Ya.. Kamu curang, mau dilempar udah tahu duluan. Kalau kamu dekat kena tuh.” Ujarnya sambil tertawa kecil.
“Ya, ya.. Nih saya dekatin. Biar Ibu cantik tidak marah..” Ujarku sambil mendekat ke arah Ibu Rossye, dengan jalan bak binaragawan.

Ibu Rossye tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan kelakuanku. Tidak cocok katanya, malah kayak porter-porter di airport. Katanya aku seperti orang yang membawa barang-barang berat. Tertawanya makin kencang saat aku merubah gaya, aku bergaya seolah-olah membawa beban berat. Wajah Ibu Rossye tampak semakin cantik dengan pipi yang merah menahan tawa.

“Aduh!” Aku berteriak dengan kencang dan meraba pergelangan kakiku, sambil menjatuhkan badanku di atas tempat tidur.
“Kenapa Bi?” Mukanya terlihat tegang dan segera menghampiriku.
“Nggak tahu Bu, kaki saya sakit sekali.” Sambil tanganku mengurut-urut pergelangan kaki yang sakit. Ibu Rossye meraba kakiku dan berusaha mencari penyebab sakitnya.
“Yang mana sakitnya Bi?” Tangannya meraba dan menekan dengan perlahan.
“Kayaknya disini deh Bu, sakitnya seperti berpindah-pindah. Tadi dipergelangan kaki, sekarang naik kemari, aduh tahu nih.” Ujarku dengan meringis dan memijat di sekitar lutut.
“Ini ya?” Tangannya memijat lututku.
“Bukan..” Sahutku.
“Ini?” Tangannya mulai memijat pahaku yang masih terbalut celana jeans.
“Bukan.. ” Sahutku dengan suara bergetar.

Tangan Ibu Rossye merambat naik mendekati daerah vitalku mencari-cari kemungkinan penyebab sakit di kaki ku. Aku mulai merasa kasihan dengannya. Sebenarnya aku hanya bermaksud untuk membuat lelucon.

“Bu, sakitnya bukan disana, tapi disini” Aku dekap jantungku layaknya pemain sinetron.
“Ih norak, norak. Tahu nggak kamu itu norak?” Sambil menjepit hidungku dan bergegas menghidar dariku. Aku hanya tertawa dan segera meraih tangannya.
“Bu, saya sayang Ibu.” Sahutku dengan lembut.

Ibu Rossye terpana dan memandang wajahku. Tanpa aku sadari dilumatnya bibirku dengan birahi. Ciumannya sangat menantang dengan posisinya diatas badanku. Benar-benar tipe seorang wanita pengusaha, selalu ingin berada diatas segala-galanya. Perlahan-lahan resliting celana jeans, aku buka agar alat vitalku tidak tertekan oleh banyaknya cairan birahi yang siap meledak. Ciuman panas Ibu Rossye membuat aku hampir kehilangan kontrol.

Aku ingin segera membuka pakaiannya dan memasukkan alat vitalku kedalam lubang kenikmatanya. Tapi hati kecilku mengatakan, jangan! Permainan ini harus pelan dan dinikmati. Kancing baju yang paling atas aku buka. Tanpa membuang waktu, tangan Ibu Rossye segera membuka kancing bajuku yang berikutnya. Terbuka semua bajuku, terlihat dadaku yang putih dengan sedikit bulu-bulu kecil menyebar disekitarnya.

Ciuman bibirnya mulai mengarah kebawah. Puting susuku dihisapnya dengan perlahan dan sesekali digigitnya. Sensasinya luar biasa! Aku benar-benar sudah terangsang berat. Tanganku mulai bekerja, kancing baju Ibu Rossye aku buka hingga terbuka semuanya. Terlihat buah dadanya menggantung disangga oleh sepasang BH berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat menggairahkan, kulit putih mulusnya sangat sesuai dengan BH yang dia kenakan.

Seluruh permukaan perutku dia cium, meninggalkan bekas-bekas ludah disekujur perutku. Kontolku berkedut-kedut, seakan ingin merobek-robek celana yang masih aku kenakan. Tanpa diperintah Ibu Rossye menjamah kontolku dengan kedua tangannya. Bibirnya menciumi ujung kontolku dan perlahan-lahan kontolku mulai masuk kedalam mulutnya. Ada perasaan merinding dan geli saat kontolku masuk kedalam mulutnya. Sesekali hisapannya naik keatas. Bermain-main pada ujung kontolku. Hm, begitu nikmat.

Aku menarik badan Ibu Rossye dengan perlahan. Menciumnya dengan liar, bagaikan nyala api berkobar-kobar. Kenikmatan menuju puncak birahi segera dimulai. Dalam keadaan tanpa sehelai benang pun menutupi, diterangi oleh lampu kamar hotel dan ditingkahi oleh suara-suara yang keluar dari televisi, Ibu Rossye memejamkan matanya saat kontolku dibimbingnya masuk kedalam lubang vaginanya. Posisinya berada di atas badanku. Buah dadanya menggantung bebas, bagaikan buah pepaya muda yang belum matang. Aku sendiri tidak habis pikir melihat buah dadanya yang masih kencang, dengan puting merah kecoklatan.

“Ah.. Enak sekali Bu..” Aku mengerang kenikmatan saat kontolku bergerak naik dan turun, mengikuti irama badan Ibu Rossye. Plak plak plak bunyi kenikmatan terdengar bersahut-sahutan.
“Bi, ah.. Ah.. Aku mau keluar bi.. Ah..” Badan Ibu Rossye makin keras bergoyang-goyang. Kadang pantatnya meliuk-liuk, naik dan turun menjepit kontolku. Rembesan cairan keluar dari dinding vaginanya membuat batang kontolku menjadi licin.
“Ah.. Aku kalau diatas emang cepat sekali keluarnya..” Rupanya puncak kenikmatan telah dilaluinya.

Ibu Rossye merebahkan badannya, menindih badanku sambil mencium dengan lembut. Tangannya memainkan puting susuku dan berusaha memegang kontolku yang masih keras menunggu babak selanjutnya.

“Gantian Bi, kamu di atas sekarang. Masih kuat kan sayang.?” Senyumnya menggoda.

Pahanya yang putih mulus terbuka lebar. Bibir vaginanya menyeruak keluar dikelilingi oleh bulu-bulu hitam kecoklatan yang ditata dengan rapi. Klitorisnya tersembul malu-malu saat lidahku bermain-main disekitar bibir vagina Ibu Rossye.

“Ah.. Enak sekali bi.. Truskan sayang..” Ibu Rossye mengerang kenikmatan, sewaktu mulutku menggigit dengan lembut klitoris yang menyembul dari atas vaginanya.

Badannya menggelinjang menahan geli, kedua kakinya tersentak-sentak ketika lidahku menjulur menusuk ke dalam lubang vaginanya.

“Ih.. Geli banget Bi..” Kepalanya terangkat melihat kelakuanku mempermainkan klitorisnya. Aku terdiam sesaat, sambil melihat kepada Ibu Rossye.
“Enak kan?” Sambil mencium dan menarik klitorisnya dengan mulutku.
“Auh.. Ih geli banget Bi.. Gila kamu..” matanya melotot kepadaku seolah-olah marah. Aku semakin menggodanya, klitorisnya kembali aku hisap sampai dalam.
“Aahh.. Ngg.. Nggak.. Aku nggak tahan sayang, please masukin punya kamu aja Bi..”

“Aah.. Trus sayang.. Make me cum baby..”

Matanya memandang kearahku, seolah ingin dipuaskan. Kontolku makin dalam menusuk-nusuk lubang vagina Ibu Rossye. Kedua tanganku bertumpu pada sisi badan Ibu Rossye. Dengan posisi tersebut, aku makin leluasa menghujamkan kontolku hingga terbenam ke dalam lubang vaginanya.

“Ah.. Ah.. Trus baby.. Trus..”

Pantatnya meliuk-liuk mengimbangi naik turunnya kontolku. Terasa gesekan yang sangat kuat pada sekujur batang kontolku, membuat badanku merinding menahan geli. Urat-urat kontolku makin kencang, seluruh energi seakan ingin terbuang bersama dengan puncak kenikmatan yang akan aku lalui. Aku berusaha menahan diri, agar pertahanan spermaku tidak tumpah ruah sebelum kalah bertanding.

“Bi.. Samaan ya sayang, aku mau keluar..”

Tangannya memainkan puting susuku. Gerakanku makin kencang, naik, turun! Naik, turun! Menghujam bertubi-tubi kedalam lubang vagina Ibu Rossye.

“Ah..” Sahutnya. Disusul muncratnya spermaku di dalam lubang vagina Ibu Rossye.
“Ehm.. Aah..” Badanku mengelinjang, menghabiskan seluruh sperma hingga tetesannya membasahi lubang vagina Ibu Rossye.

Aku merebahkan badan disebelah Ibu Rossye. Dia membalikkan badan dan memeluk aku dengan hangat. Berkali-kali keningku diciumnya.

“Bi.. Aku puas sekali.., Kamu gimana sayang?” Tangannya membelai rambutku.
“Ya.. Saya puas sekali sayang.. Saya menginginkan Ibu selalu..” Ibu Rossye hanya tersenyum memandangku.

Matahari menyeruak masuk menyusuri celah-celah korden kamar hotel. Mataku terbuka dan memandang langit-langit kamar. Aku menoleh ke samping tanpa mendapati Ibu Rossye di sisiku. Pikiranku saat itu, Ibu Rossye sedang di kamar mandi membersihkan diri. Sedikit pun aku tidak berpikir bahwa dia akan meninggalkan aku tanpa berpamitan. Secarik kertas yang aku temukan di meja akhirnya menjawab keraguanku.

“Abi sayang, Ibu pindah ke kamar sebelah. Pagi ini ada meeting dikantor bersama staf, jadi pagi-pagi Ibu sudah pindah kamar tanpa memberitahu kamu. Kalau bisa, kamu jangan balik ke jakarta. Temani Ibu, sayang.., Your lovely”

Pagi itu juga aku telepon reception hotel menyampaikan perpanjangan waktu menginap. Aku sempatkan berjalan-jalan disekitar hotel sambil menikmati cerahnya suasana pagi. Orang-orang sudah memulai aktivitasnya. Ibu-Ibu tua pemijat, menawarkan jasanya kepada beberapa orang asing yang sedang bermalas-malasan. Anak-anak muda berambut kekuning-kuningan karena terbakar sinar matahari, menenteng papan ski. Mereka terlihat begitu gembira saat melihat ombak besar bergulung-gulung memecah pantai.

“Mas.. Mas Abi kan?” Terdengar suara perempuan memanggilku.

Aku menoleh kearah suara tersebut dan mendapati Tari, staf Ibu Rossye berlari-lari kecil ke arahku. Pakaiannya sangat casual, dengan celana pendek berwarna putih mempertontonkan kakinya yang putih dan jenjang. Tari sungguh gadis yang sangat sexy, aku berkata dalam hati. Dan hari ini dia begitu ramah kepadaku. Sepertinya muka judes yang dia perlihatkan tadi malam, sirna ditelan oleh cerahnya mentari pagi.

“Hei.. Saya pikir ikut Ibu, katanya ada meeting?” Sahutku saat Tari berada dekatku.
“Hm.. Ibu bilang begitu?” Kata-katanya membuat aku bertanya-tanya dalam hati.
Keraguanku segera terjawab, “Ibu bertemu seseorang di Denpasar.

Tadinya saya akan ikut, tapi Ibu bilang nggak apa-apa kalau dia pergi sendiri. ”

“Mas.. Saya bosan disini, penginnya balik ke Jakarta segera” Sahutnya sambil menendang-nendang pasir yang putih.
“Karena cowoknya nunggu kan?” Aku menggoda.
“Iih, Mas bisa aja.. Bukan! Tari kan nggak punya cowok” Balasnya sambil mencoba mencubit lenganku.

Tapi dengan reflek aku menghindar sehingga Tari tambah bernafsu ingin mencubit lenganku. Setiap tangannya mencoba mencubit, aku berlari menghindar layaknya anak kecil bermain-main.

“Udah-udah, udah.. Aku nyerah, gih cubit..” Aku kasihan kepadanya.
“Nah, gitu dong Mas, sekarang aku cubit ya..” Senyumnya tersungging cantik.

Jarum jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul setengah dua belas. Matahari dipantai Kuta menyengat kulit. Butiran-butiran pasir sesekali terbang ditiup angin. Peselancar masih bermain-main bersama ombak yang bergulung-gulung.

“Tari, kita makan siang yuk? Kamu udah pernah ke Jimbaran?”
“Udah, sea foodnya enak lho Mas.. Mau berangkat sekarang?”
“Tari sudah mulai lapar nih..” Selorohnya.

Jimbaran di siang hari, hanya beberapa rumah makan yang buka. Tampak beberapa pasangan orang asing bercengkrama dengan riang sambil meneguk beberapa botol bir. Aku dan Tari memesan ikan bakar, cumi dan kerang. Tari hanya makan ikan dan cumi bakar dengan nasi sedikit.

“Diet, Tar?
“Nggak, emang Tari makannya dikit, ayo dong, Mas makannya yang banyak, biar kuat kan?”
“Kuat apaan, kuat ngangkat kamu iya..” Aku tertawa membalas ucapannya.
“Emang kuat Mas..”
“Ya iyalah.. Orang kamu nggak gemut-gemut amat. Kalau seperti orang itu”, aku menunjuk kepada seorang perempuan yang bertubuh besar, “Mampuslah aku..”
“Ha.. Ha.. Lucu..” Tawanya lepas.

Sepanjang jalan pulang ke hotel, aku dan Tari banyak bercerita mengenai pribadi masing-masing dan seputar usaha Ibu Rossye. Tari kelihatan sangat senang dengan pekerjaannya sekarang bersama Ibu Rossye. Ibu Rossye banyak membimbingnya dalam bekerja, layaknya Ibu dan anak.

Ketika telah sampai di halaman hotel, Tari kelihatan gelagapan. Tangannya mencari-cari sesuatu dalam tas yang dia bawa. Benda putih berupa tabung kecil, dia semprotkan kedalam rongga mulutnya. Napasnya terlihat mulai teratur.

“Kamu punya penyakit asma ya Tar..?” Kataku penuh perhatian.

Tari hanya mengangguk kecil dan tangannya segera memegang lenganku.

“Sorry ya Mas, Tari masih merasa nggak enak. Kayak lemes gitu..” Ujarnya dengan lirih.

Aku merasa kasihan kepada Tari. Perlahan-lahan aku berjalan menuju kamar Tari sambil memegangnya.

“Mas, temani Tari sebentar ya.. Takut kalau asmanya kambuh lagi.”

Aku menganggukkan kepala sambil membuka selimut tempat tidurnya, serta mempersilahkannya untuk beristirahat. Tari tergolek manja. Aku memandangnya dengan penuh perhatian. Matanya terbuka dan melihat ke arahku.

“Apa lihat-lihat..” Tegurnya dengan senyum simpul.
“Kamu cantik, Tari.”
“Gombal!”
“Benar! Kamu cantik! Aku dari tadi perhatiin kamu. Kamu terlihat tegar dan energik. Dan aku sangat khawatir kalau kamu ada apa-apa. Aku sayang kamu, Tari..” Aku berkata tanpa memberinya waktu untuk berbicara.
“Trus Ibu Rossye?” Ujarnya.

Aku mendekati Tari dan duduk disisi tempat tidurnya.

“Nggak ada apa-apa..” Aku berbohong.
“Kita hanya mengobrol sepanjang malam.”
“Mas jangan bohong..” Badannya bergeser ke samping.
“Apa aku harus mencium kamu untuk membuktikan kalau saya sayang kamu Tari?” Dengan lembut aku mencium bibirnya.
“Aku sayang kamu, Tari.”

Dia melepaskan ciumannya dari bibirku.

“Mana ada orang buktiin cinta dengan ciuman, gombal!” Senyumnya menggoda.
“Maunya yang bagaimana?”
“Apa aku harus membelah dadaku, boleh! Aku ambil pisau sekarang..” Pura-pura aku beranjak dari tempat tidurnya.
“Jangan.. Jangan..! Entar aku disangka bunuh kamu Mas..” Sahutnya tertawa manja.

Aku tidak membuang waktu terlalu lama, bibirku segera melumat bibirnya dengan nakal. Tari seorang pencium yang baik. Bibirnya menempel ketat pada bibirku dan memainkan lidahnya dengan sangat piawai. Buah dadanya menggesek badanku saat ciuman kami makin liar. Tanganku mulai bergerilya mengelus-elus pahanya yang putih. Sedangkan tanganku yang satunya membuka kancing celana panjang yang masih aku kenakan.

Sengaja aku membuka celana lebih dahulu, agar kontolku yang sudah mengeras keluar dengan lapang dan membuat birahi Tari makin liar. Tepat dugaanku! Tangan Tari memegang batang kontolku. Kadang digenggamnya batang kontolku dengan kuat. Terlihat emosi sexnya begitu tinggi, genggaman tangannya sangat jelas menunjukkan.

“Ahh.. Cium Adik kecilku sayang..” Aku mengatakannya dengan lembut.
“Wah.. Tegang sekali ya Mas.. Bisa nggak muat nih..”

Aku hanya tertawa mendengar gurauannya. Secara perlahan-lahan bibir tipisnya mencium ujung kontolku.. Lidahnya bermain-main mengelitik urat-urat kontolku yang makin jelas terlihat menahan geli. Sesekali aku menggelinjang kegelian saat mulutnya menghisap dengan kuat.

“Ahh.. Sakit sayang..”, Tari hanya tertawa kecil mendengar protesku
“Habis.. Adik kecilnya Mas menggemaskan..”
“Ha.. Ha..”, kami tertawa bersama-sama.

Aku membuka baju dan melepaskan celana. Tari pun mengikuti langkah yang sama. BH dan celana dalamnya sangat serasi menempel pada kulit putihnya.

“Boleh aku photo kamu sayang..?” ujarku sambil mengambil camera digital yang tergeletak di samping tempat tidur.
“Apa? Mas ada-ada saja..”
“Badan kamu sexy, kalau diphoto hasilnya pasti seperti playmate playboy.”
“Ngaco..” Kita kembali tertawa dengan lepas. Gigi putihnya terlihat rapi menebarkan pesona.

Aku mencium Tari dengan lembut sambil melepaskan kaitan BH-nya. Payudara Tari terlihat kencang mencuat kedepan. Aku meremas kedua payudaranya dari arah bawah. Lagi-lagi Tari meremas-remas batang kontolku dengan keras. Orang bilang, kalau perempuan itu gemas memegang sesuatu, apalagi gemas memegang alat vital, biasanya perempuan tersebut memiliki birahi sex tinggi.

“Ahh..” Aku mengerang kenikmatan ketika tangan Tari mengocok-ngocok batang kontolku.

Tari merebahkan dirinya seolah ingin dipuaskan. Kesempatan ini jelas aku pergunakan untuk memuaskan dirinya luar dalam. Puting payudaranya yang kemerahan aku hisap dengan ganas. Tari begitu menikmati permainan sex babak pertama.

“Gigit.. Mas..” Kedua tangannya mencengkram sprei. Matanya terpejam menahan geli.
“Uh.. Enaknya.. Uh.. Trus sayang..” Mulutnya mengucapkan kata-kata birahi.

Erangan Tari membuat aku makin bernafsu melumat klitorisnya. Bibir vaginanya terlihat rapi menempel pada sisi luar, yang ditumbuhi bulu-bulu halus bekas cukuran.

“Ah..”
“Kenapa sayang..” Aku mendongakkan kepala sambil menyengir.
“Sakit!” Protesnya.
“Satu nol!” Aku tertawa melihat expresi mukanya, kelihatan cemberut.
“Iih.. Dendaman ya.. Entar Tari balas..”
“Ya.. Ya.. Becanda kok sayang. Aku akan memuaskan dirimu sayang.. U will cum more than ever.. Ha.. Ha..”
“Emang bisa?”
“Tari bisa berkali-kali orgasme lho say.. ”
“Lets see..”

Aku memainkan lidah, menusukkan lidahku kedalam lubang vaginanya. Menjilati klitorisnya dan sesekali menarik-narik dengan lembut kedua bibir vaginanya. Mata Tari terpenjam menikmati permainanku. Lubang pantatnya terlihat sedikit terbuka, ketika kakinya dinaikkan ke atas. Rupanya pantatnya pun sudah pernah kemasukkan benda tumpul. Tanpa perasaan jijik aku jilati lubang pantatnya. Lidahku kembali bermain-main menemukan daerah baru. Lubang pantat! Ketika lubang vaginanya mulai basah. Kontolku mulai mengarah masuk. Bles..

“Ahh. Enak sekali sayang.. Trus..”
“Yang keras sayang..” Tari berteriak-teriak kepuasan.

Pantatnya naik dan turun mengikuti irama naik dan turunnya kontolku. Sesekali pantatnya bergetar membuat kontolku seperti tersedot.

“Ah.. Memek kamu enak sekali say..”
“Punya Mas juga.. Besar..!” Tari mengerling ke arahku.
“Ah.. Mas.. Tari mau keluar.. Aahh..”

Aku tambah bernafsu memasukkan kontolku menembus liang vaginanya yang mulai basah. Dari dinding vaginanya keluar cairan membasahi kontolku. Vagina Tari berkedut-kedut menjepit kontolku yang masih tertanam di dalam.

“Sa.. Tu kali..” Kataku sambil terengah-engah nikmat. Tari hanya tersenyum puas memandang ke arahku.

Aku kembali memulai babak berikutnya. Kontolku mengarah ke posisi lain, lubang pantat Tari! Perlahan tapi pasti, akhirnya Sst.. Sst.. Blep.. Muka Tari terlihat menahan sakit dan giginya terkatup. Lubang pantat Tari menjepit batang kontolku dengan kuat. Sulit aku katakan dengan bahasa yang lugas, pokoknya nikmat hingga ke ubun-ubun. Perlahan-lahan kontolku keluar dan masuk. Seperti orang bilang, lama-lama menjadi biasa. Dinding lubang pantatnya pun mengikuti besarnya kontolku. Sesaknya berkurang, kontolku makin cepat masuk dan keluar lubang pantatnya.

“Ahh.. Don’t stop hon..” Tari berteriak kenikmatan.

Tangannya menggosok-gosok klitorisnya sambil memejamkan mata. Rasanya puncak kenikmatannya akan tiba. Badannya kembali bergonyng-goyang, seolah ingin menumpahkan seluruh cairan kenikmatannya.

“Ahh.. Aku keluar lagi..” Tari berteriak. Dan kontolku masih mengocok lubang pantatnya.
“Ayo.. Say.. Keluarin.. Tari udah nggak ditahan..”

Makin kencang kontolku keluar dan masuk, makin cepat dorongan spermaku ingin tumpah. Dan aku tidak ingin menahannya di dalam kontolku. Aku harus membuang spermaku di dalam lubang kenikmatan Tari.

“Ah.. Aku mau keluar.. Tar..” Kocokan kontolku makin kencang.

Saat spermaku hendak keluar, tangan Tari menarik kontolku dan memasukkannya dengan cepat ke dalam lubang vaginanya.

“Ah.., aahh..”, Crot crot.. Spermaku tumpah ruah di dalam lubang vagina Tari. Kedutan vaginanya seolah-olah ingin memeras batang kontolku agar spermanya keluar tak tersisa.

Aku tersenyum kepadanya.

Tiba-tiba bunyi bel terdengar. Tari kelihatan gugup serta menyuruh aku membersihkan badan di kamar mandi. Dari balik kamar mandi aku mendengar suara seorang perempuan, seperti suara Ibu Rossye. Mati aku! Aku berkata dalam hati.

Untunglah pikiran negatifku segera sirna, saat melihat Ibu Rossye ternyata malah tersenyum manis dan mencium pipiku dengan lembut.. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Fatamorgana Kuta appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Ngentot Waitress Bule

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Ngentot Waitress Bule – Ini merupakan pengalaman sekali seumur hidupku. Sekarang aku sekolah di Australia. Di sini banyak sekali disco party yang diadakan juga oleh anak-anak Indonesia. Nah kebetulan last weekend kemarin ada party di satu pub di Downtown. Aku pergi ke sana bersama teman-temanku. Pembaca semua kan tahu kalau kebiasaan di party tambah malam tambah ramai.

 

 

cerita-sex-ngentot-waitress-bule-263x300

Cerita Sex: Ngentot Waitress Bule

 

Party ini baru dimulai jam 10 malam, tapi aku pergi sekitar jam 11. Ternyata yang datang sudah lumayan banyak. Kira-kira jam 12 malam, sudah banyak sekali orang yang disco, minum-minum, merokok di smoking area. Sekarang baru dikeluarkan peraturan bahwa setiap bar atau pub di Perth tidak boleh merokok di dalam, jadi di party ini disediakan tempat merokok. Pokoknya suasananya enak sekali deh. Terus aku minum-minum bersama temanku di dekat barnya.

Bar ini dekat sekali dengan tempat disco-nya, jadi sambil minum-minum dan ngobrol kita bisa mengecengin orang yang sedang disco. Temanku mengajakku minum, kuladeni tapi dia menyuruhku yang memesan minumannya. Kebetulan ada waitress yang lewat, kupanggil lalu kupesan minuman beer. Waitress-nya orang Amerika. Wajahnya oke, terus body oke, buah dadanya kira-kira 36B, pokoknya oke. Temanku terus mengajakku taruhan $500 kalau aku bisa bersenggama dengan waitress itu. Aku sanggupi taruhannya.

Waktu waitress-nya datang membawa minuman, kuberi tipnya agak besar (di sini kalau pesan apa-apa mesti bayar tip).

“Oh, thank you. My name is Stephanie. Do you need anything else? Call me if you want to order again.” Waitress-nya terlihat senang sekali.

Kubilang bahwa aku nanti pesan lagi ke dia. Terus dia pergi lagi meladeni orang lain yang mau pesan minum.

Sesudah beer-nya habis, kupanggil lagi si waitress itu, pesan minuman lagi. Waktu datang, kubayar sambil aku menggodanya. Ternyata dia suka. Habis menggoda sambil ngobrol sebentar, kutanya jam berapa dia selesai kerja. Aku bilang aku mau mengajaknya jalan-jalan. Dia bilang beres jam 2 pagi. Aku bilang nanti kutunggu di tempat yang kutunjuk. Dia bilang oke. Beres langkah pertamaku.

Akhirnya kini sudah jam 2 pagi. Teman-temanku sudah tidak sabar mendengar kabar baiknya, tapi mereka pergi lagi ke tempat lain. Terus aku langsung ketemu waitress itu yang sudah siap pergi, tidak lagi memakai pakaian kerja. Lagian party kan agak gelap jadi tidak begitu jelas melihatnya. Waktu aku ketemu dia, wow man, bodinya dan buah dadanya membuatku terangsang. Terus kubawa saja dia ke restoran Thailand (restorannya buka sampai pagi), ngobrol-ngobrol tentangnya sambil minum. Ternyata ngobrol dengannya enak sekali sepertinya aku sudah mengenalnya sejak dulu. Akhirnya omongannya merembet ke arah gituan. Aku sudah bernafsu sekali.

Pelan-pelan kudekati dia terus kucium pipi, ke leher sampai akhirnya ke bibirnya. Kebetulan kita duduknya agak mojok jadi tidak begitu kelihatan orang lain, sudah begitu aku sempat melihat jam menunjukkan jam 4 pagi, jadi sudah sepi sekali. Ternyata aku menerima responnya. Kutanyakan kepadanya apakah mau gituan denganku. Tahu-tahunya dia mau. Akhirnya kita setuju mau ke tempatku soalnya tidak begitu jauh. Langsung saja kami pergi ke tempatku.

Di mobil, tanganku sudah mulai gatal. Satu tangan pegang setir, satu lagi berkelana. Pelan-pelan tanganku menyelusup ke paha terus ke daerah selangkangannya. Kebetulan dia memakai rok, jadi tanganku tidak ada kesulitan masuk ke sela-sela pahanya. Dia menikmati benar elusanku.

“Mmmh.. mmh.. oohh.. ohh..” Setelah kira-kira 10 menit aku merasa CD-nya mulai agak basah, aku berhenti mengelus-elus lagi soalnya sudah sampai.

Setelah sampai di apartemenku, kugendong dia sambil ciuman. Lidahku pun beraksi. Dia agresif sekali. Kedua tangannya memeluk leherku, terus kakinya ke pinggangku. Sampai di kamarku, kita masih ciuman. Tanganku mulai meraba buah dadanya yang aduhai besarnya.

Baru kali ini aku merasakan buah dada orang bule, mimpi apa aku semalam. Kuremas-remas buah dadanya, dia semakin nafsu saja. Aku sudah tidak tahan ingin bersetubuh dengannya, kubuka baju serta roknya. Dia juga membuka baju dan celanaku. Sekarang dia tinggal memakai BH dan CD hitam, sedangkan aku tinggal memakai CD, aku melihatnya jadi tambah nafsu. Sepertinya warna hitam itu simbol warna seks. Kupeluk dia dari belakang sambil mengelus-elus buah dadanya sambil mencium lehernya.

Terus kubuka BH-nya. Ini moment yang menggairahkan. Kuelus-elus buah dadanya yang mulus itu. Dia juga kelihatannya terangsang sekali. Kubuka CD-nya pelan-pelan terus giliran dia membuka CD-ku. Kemaluanku sudah tegang sekali. Dia melihat kemaluanku lalu mengelus-elus batang kemaluanku.

“Oh.. oh.. mmhh..” tidak berapa lama otomatis dia menghisap batang kemaluanku
“Oh.. yes.. oh..” Mainan lidah dan mulutnya yang sudah prof itu membuat kemaluanku tegang sempurna.

Sudah 10 menit kira-kira dia menghisap batang kemaluanku. Aku sudah hampir keluar tapi kutahan dan kusuruh dia berhenti. Terus kurebahkan dia di ranjang. Kubuka pahanya lebar-lebar, kelihatan bulu kemaluannya rapi berwarna coklat dan liang kemaluannya yang merah merekah.

Kujilati buah dada dan puting susunya. Dia meringis kenikmatan. Kira-kira kujilati sekitar 5 menit buah dadanya secara bergiliran kanan dan kiri. Terus kujilati dan kumainkan klitorisnya, tanganku yang satu mengelus-elus pahanya, satu lagi mengelus-elus buah dadanya. Dia menikmati nikmatnya jilatanku,

“Mmmhh.. ooh.. yes.. baby.. uuhh.. faster.. uhh..” Setelah hampir 10 menit dia mulai orgasme.

Dia sudah seperti kemasukan setan, kupercepat gerakan lidahku. Akhirnya dari liang kemaluannya mengeluarkan banyak cairan. Kujilati cairannya sampai bersih meski agak bau dan asam. Tapi aku suka. Aku memulai aksiku tapi sebelumnya aku memakai kondom dulu takut resiko penyakit. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya yang sudah terangsang sekali, terus kumasukkan pelan-pelan,

“Bless..” masuklah batang kemaluanku ke lubang kemaluannya,
“Oh.. mmhh..” aku tidak ada masalah memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, soalnya dia sudah tidak perawan lagi dan kemaluannya sudah agak basah. Pelan-pelan kugenjot dia sambil berciuman.

Beberapa saat kemudian, tempo permainanku kupercepat. Dia meringis kenikmatan, kupercepat lagi, dia semakin agresif. Kira-kira 15 menit permainan kami berlangsung, dia mengeluarkan cairan lagi. Aku bisa merasakan karena gerakanku makin licin.

Setelah mengambil nafas sebentar, aku bilang mau ganti posisi doggy style. Terus dia menungging di dekat pinggir ranjang. Kuelus-elus pantatnya yang montok, kemudian kuarahkan kemaluanku dan memasukkan pelan-pelan. Tanganku mengelus-elus buah dadanya,

“Ohh.. uuh.. uhh..” dia kenikmatan.

Terus kugenjot lagi semakin cepat, dia mulai klimaks sekarang,

“Ohh.. ahh.. aahh.. mmhh..” dia mau keluar, tapi aku masih bisa menahan punyaku. Akhirnya liang kemaluannya berlepotan cairan kewanitaannya. Kucabut kemaluanku sambil membalikkan badannya dan menyuruhnya rebahan di tepi ranjang. Kujilati bibir kemaluannya sampai bersih lalu kusuruh dia main di atas. Aku rebahan, lalu dia dengan posisi jongkok di atas badanku mencoba memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya.

“Bless..” dia menggoyangkan pinggulnya dan pantatnya. Dia percepat goyangannya
“Aahh.. aahh.. ahh..” aku bilang bahwa aku sudah mau keluar.

Dia menggenjot sebentar kemudian berdiri melepaskan kondomku, terus dia mengisap batang kemaluanku dengan ganas.

“Oh.. nikmat sekali..” akhirnya spermaku muncrat di dalam mulutnya, enak sekali rasanya. Dia menjilati spermaku sampai bersih.

Sesudah permainan ini selesai, kita tidur dalam keadaan bugil. Kita baru bangun jam 3 sore, lalu kuantarkan dia pulang. Sampai di rumahnya, aku sudah janjian mau ketemu lagi dan menanyakan nomor teleponnya. Akhirnya aku telepon temanku dan akhirnya dapat $500 dari temanku itu. Lumayan $500 buat menutupi bayar apartemenku dan dapat kenikmatan tiada tara lagi. Sering-sering taruhan seperti begini oke juga. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Ngentot Waitress Bule appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Antara Cinta dan Sekolah

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Antara Cinta dan Sekolah – Saya adalah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi ternama di jakarta. Pada kesempatan ini, saya ingin membagikan pengalaman saya. Saya berasal dari keluarga yang pas – pasan. Untuk hidup sehari -hari saja susah. Di sekolaHPun saya termasuk murid yang tidak terlalu pintar. Untuk naik kelas aja susah.

 

 

cerita-sex-antara-cinta-dan-sekolah

Cerita Sex: Antara Cinta dan Sekolah

 

Tetapi, aku tetap bersyukur karena walaupun lemah di bidang pelajaran dan ekonomi, tetapi aku masih dikaruniai wajah yang cantik dan body yang sexyi. Dengan ukuran buah dadaku yang 36B dan tinggi 170 cm serta berat 55 kg tak heran banyak pria yang mengejar-ngejarku. Tetapi tak satupun dari mereka yang kuperhatikan, hanya Erick, temanku sejak SD yang bisa menarik hatiku.

Hubunganku dengan Erick pada awalnya hanya sekedar persahabatan saja. Namun lama kelamaan berubah menjadi rasa sayang dan cinta. Kami sudah berpacaran 2 tahun ketika aku masih duduk di bangku kelas 2 SMU. Hubungan kami pun belum terlalu jauh. Baru sampai pada tahap Petting saja. Itupun baru 1 kali kami lakukan. Karena kami takut kalau – kalau sampai keterusan.

Cerita Sex | Erick sangat menghargai wanita dan dia ingin agar keperawananku tetap utuh sampai kita menikah nanti. Mungkin inilah daya tariknya yang tak dimiliki pria lain. Saya juga semakin mencintai Erick. Ini dikuatkan oleh suatu kejadian yang terjadi sewaktu kenaikan kelas saya ke kelas 3. Pada kesempatan ini, saya ingin membagi pengalaman saya tersebut.

Suatu siang selepas pelajaran, saya sudah bersiap – siap pulang bersama Erick yang sudah menungguku di tempat parkir dengan mobil Escudonya. Saya dengan Erick memang tidak sekelas. Dia dimasukkan ke kelas unggulan karena memang otaknya yang bener-bener encer. Namun tiba – tiba, saya dikejutkan oleh suara Pak Yudhi yang memanggilku.

Pak Yudhi adalah guru Matematikaku. Dia termasuk guru yang muda dan tampan yang ada di sekolahku. Dia baru berumur 25 tahun. Hanya berselisih 8 tahun denganku pada saat itu. Selain itu ia juga pintar dalam menarik perhatian murid – muridnya dalam menerangkan pelajaran. Itu sebabnya ia termasuk salah satu guru favorit di sekolah ini. Hubunganku dengan Pak Yudhi pun sudah cukup dekat. Sebab memang dia itu guru yang asik buat dijadikan teman dan juga guru.

“Ada apa, Pak?” sahutku
“San, Apa kamu tahu kalau nilai matematikamu jeblok?” tanyanya
“Iya pak.” jawabku singkat
“Apa kamu gak takut kalo gak naik kelas?” tanyanya dengan mimik heran
“Takut sih, Pak. Tapi mau gimana lagi. Kemampuan saya kan pas – pasan” jawabku dengan cueknya
“Kamu kan bisa belajar yang baik.” Sarannya.
“Saya sih sudah mencoba pak. Tapi tetap saja. Apa bapak bisa membantu agar nilai matematika saya mencukupi agar naik kelas?” Kataku sambil teringat kondisi kedua orangtuaku di rumah yang untuk hidup saja pas – pasan, apalagi mau menanggung biaya sekolahku yang harus bertambah 1 tahun lagi gara-gara gak naik kelas.
“Bisa aja sih, Tapi ada syaratnya.” Katanya sambil memandang nakal padaku
“Apa itu pak? Kalau bisa pasti saya penuhi.” Jawabku dengan antusias
“Kalau kamu mau, kamu datang saja hari minggu nanti ke rumah saya. Ada yang mau saya sampaikan mengenai kenaikan kelasmu.” Katanya serius.
“Kenapa harus ke rumah Bapak? Kenapa tidak di sekolah saja?” Tanyaku heran
“Ya gak apa – apa sih. Cuma kalau di sekolahkan ngomongnya tidak leluasa. Emangnya kamu takut sama Bapak ya? Kamu kan sudah kenal cukup dekat sama bapak.” Katanya sambil tersenyum.
“Bukannya takut, Pak. Tapi bingung aja.” kataku.
“Ya udah. Tapi kamu mau kan?” Tanyanya penuh harap.
“Ya udah deh pak.” Jawabku

Sayapun segera beranjak pergi menuju tempat parkir. Haduh Erick pasti kesel nih nunggu lama. Sayapun langsung menghampiri Erick yang udah nunggu dari tadi di mobil.

“Hai, San.. Kok lama?” Sapa Erick
“Iya niCh, Rick. Tadi dipanggil dulu ama Pak Yudhi.” Jawabku
“Pak Yudhi? Pak Yudhi yang guru Matematika itu?” Tanyanya heran.
“Iya, rick. katanya nilai matematika gue jeblok nih. Gue terancam gak naik kelas.” Keluhku.
“Waduh, San. Kalau lu gak naik kelas, lu jadi adik kelas gua dong.” Goda Erick.
“Ye.. Jangan harap ya! Tapi gua kasihan nih ama keluarga gua kalau gua ampe gak naik kelas.” Kataku tak mau kalah.
“Udah gak usah sedih. Kan masih ada Erick di sini yang siap membantu. Lu kapan ada waktu? Biar gua ke rumah lu buat ngajarin lu.” Katanya dengan bangga
“Bener nih, Rick? Hm.. Kapan yah? Kalo hari Sabtu sore bisa gak?” Tanyaku penuh harap.
“Kok Sabtu? Napa gak Minggu aja? Kan lebih asik.” dengan bingung dia bertanya.
“Ya gak apa apa sih. Cuma kan Minggu tuh waktu buat santai.” Kataku untuk menyembunyikan rencanaku untuk bertemu Pak Yudhi. Aku takut Erick berpikir yang macam – macam.
“Ye nih anak.. Mau naik kelas tapi masih pake acara santai – santaian lagi. Ya udah deh.” Katanya sambil mengacak-ngacak rambutku.

Hari Sabtu sore Erick datang ke rumahku. Dia mengajariku Matematika. Namun, yang kuperhatikan justru cara dia menjelaskan yang lucu. Bukan pelajarannya. Akhirnya sampai pelajaran yang diberikan Erick selesai, tak satupun yang nyangkut di otakku. Aku hanya pura – pura mengerti untuk menyenangkan hatinya.

Selesai belajar, kami pergi makan malam di sebuah restoran ternama di Jakarta. Ditemani cahaya lilin yang romantis kami berbincang – bincang tentang berbagai hal, termasuk rencana kami untuk bertunangan selepas SMU. Setelah makan malam selesai, Erick mengantarku pulang. Kami sempat berciuman di mobil. Erick memang lihai dalam memainkan lidahku. Dia juga romantis sekali orangnya.

Akhirnya, hari Minggupun tiba. Saya berangkat ke rumah Pak Yudhi dengan naik angkot. Ketika saya sampai di alamat yang dimaksud saya agak terkejut karena ternyata rumah Pak Yudhi cukup besar untuk ukuran seorang bujangan. Saya mengetuk pintu.

Tok.. tok.. Tok..

“Iya bentar” Terdengar suara pria yang kukenali sebagai suara Pak Yudhi.

Pintupun terbuka, dan terlihatlah wajah Pak Yudhi yang tersenyum kepadaku.

“Silahkan masuk, San. Maaf agak berantakan. Maklum masih bujangan” katanya sambil tersenyum.
“Gak apa – apa kok, Pak. Saya sih maklum aja.” Kataku.
Sayapun masuk ke dalam rumah itu. Setelah dipersilahkan duduk, Saya pun duduk di sofa yang berwarna biru muda itu.
“Mau minum apa, San?” Tanya Pak Yudhi.
“Ah.. Terserah bapak saja lah. Apa aja juga boleh..” Jawabku.
“Teh saja ya.. Kan masih pagi.” Katanya sambil beranjak ke dapur untuk membuatkan teh untukku.
“Waduh.. saya jadi gak enak nih, Pak. Masa’ Bapak membuatkan teh untuk muridnya.” Kataku dengan rasa tidak enak.
“Ya gak apa – apalah. Kan saya jadi guru kalau di sekolah saja. Kalau di rumah ya saya tetap Yudhi. Jadi jangan sungkan-sungkan ya.” Katanya sambil tersenyum.

Kemudian Pak Yudhipun menyuguhkan teh untuk saya. Setelah menghirup seteguk, Pak Yudhipun memulai pembicaraan.

“Sebenarnya saya hanya ingin mengajak kamu ngobrol, San. Katanya kamu berhubungan dengan Erick yang anak kelas 2a itu ya?” tanyanya.
“Iya pak. Kami sudah pacaran 2 tahun.” jawabku.
“Oh.. udah lama juga dong ya. Kalau bapak boleh tahu, hubungan kamu sudah sejauh apa sama dia?” tanyanya penasaran.
“Ehm..” Saya terdiam sejenak
“Oh ya udah gak apa-apa kok kalo gak boleh tahu. Bapak kan cuma iseng mau nanya.” katanya agak kecewa.
“Hm.. Kalau boleh tahu apa tujuan bapak memanggil saya ke rumah Bapak?”
“Ya kamu kan udah tahu. Ini mengenai kenaikan kelasmu. Kamu kan tahu kalau nilaimu itu pas-pasan. Terus kemarin kamu nanya Bapak apa Bapak bisa bantu. Ya Bapak mau bicarain cara membantumu itu.” katanya sambil tersenyum.
“Oh ya udah.. Bapak punya cara apa untuk membantu saya? Kalau uang sih saya tidak punya pak. Saya kan dari keluarga pas-pasan.”
“Tidak.. saya tidak minta uang. Saya tulus kok membantumu. San, apa kamu tahu kalau selama ini di kelas Bapak selalu memperhatikanmu. Sebenarnya Bapak tertarik sama kamu, San.”
“Hm.. Terus maksud Bapak?”
“Ya.. Walaupun ini tidak etis. Tapi maukah kamu menukar nilai kenaikan kelasmu dengan tubuhmu itu. Bapak tidak memaksa kok. Kalau kamu bersedia, saya berjanji akan menjamin kamu naik kelas. Kalau tidak ya gak apa-apa.”

Saya terkejut dengan pernyataan Pak Yudhi barusan. Memang selama ini beliau selalu memperhatikan saya. Tapi saya menganggap perhatian itu adalah perhatian yang diberikan seorang guru terhadap muridnya.

“Hm.. Bagaimana ya Pak. Tapi kenapa bapak memilih saya bukan yang lain?” tanyaku heran.
“Karena kamu adalah orang yang bapak idam-idamkan sejak dulu. Lagipula Bapak sering terangsang melihatmu di kelas yang kadang-kadang tidak mengenakan bra.” katanya agak sungkan.

Kata-kata Pak Yudhi barusan membuat mukaku langsung merah seperti kepiting rebus. Memang selama ini saya kadang-kadang tidak memakai bra ke sekolah. Ini supaya sepulang sekolah, kegiatan saya dengan Erick tidak terhambat. Memang selama ini, kami sering melakukan ciuman-ciuman dan raba meraba sepulang sekolah di mobilnya Erick. Tapi saya tak menyangka hal ini pun diperhatikan Pak Yudhi.

“Hm.. ” aku bingung harus berkata apa.
“Kamu tak perlu takut begitu, San. Bapak memberi kebebasan kok buat kamu. Kalau boleh tahu, apakah kamu masih perawan, San.”
“Hm.. iya, Pak. Saya dan Erick hanya sampai pada tahap Petting saja.”

Kataku sambil terbayang kondisi keluargaku yang memprihatinkan.

“Bagaimana, San? Apakah kamu mau?”

Kembali terbayang kondisi keluargaku jika aku tidak naik kelas. Tapi jika aku menerima tawaran Pak yudhi, berarti aku telah mengkhianati Erick. Aku benar-benar bingung pada saat itu.

“Hm.. Tapi apakah Bapak akan melakukan Penetrasi? Saya masih perawan Pak.. Saya agak takut. Katanya itu sangat sakit. Lagipula saya takut kalau saya menyakiti perasaan Erick.” kataku sedih.
“Kalau kamu takut menyakiti perasaan Erick, apakah kamu pernah berpikir kalau-kalau bisa saja Erick sudah pernah melakukannya dengan wanita lain sehingga dia tidak mau melakukannya denganmu?” hasut Pak yudhi

Kata-kata Pak Yudhi itu ada benarnya juga. Sebab selama ini, ketika saya sudah sangat terangsang ketika petting dan meminta Erick untuk penetrasi, ia menolak. Apakah dia hanya Jaga image di depanku? Kembali godaan-godaan setan berkecamuk di kepalaku.

“Lagipula kalau kamu takut sakit, tenang saja.. Bapak tidak akan memaksa melakukan penetrasi kok. Tapi kalau kamu setuju, Bapak baru akan melakukannya. Kamu berpikir saja dulu, saya ke dapur dulu sebentar ya..”

Pak Yudhipun beranjak ke dapur. Entah apa yang dilakukannya. Akupun kembali sibuk berpikir. Sampai akhirnya kuputuskan untuk menerima tawaran itu dan saya akan menolak sewaktu dia akan melakukan penetrasi. Sebab kalau sekadar petting saja, Erick pasti tidak akan curiga. Tak lama kemudian, Pak Yudhi kembali dengan membawa 2 buah gelas dan sebotol bir.

“Bagaimana, San? Kamu sudah berpikir?” tanyanya penuh harap.
“Ya udah deh, Pak. Saya mau. Tapi ingat jangan sampai Erick tahu ya, Pak. Dan juga bapak harus menjamin kenaikan kelas saya.” kataku mantap.

Pak Yudhipun tersenyum. Senyumnya sangat menawan. Memang ia sangat tampan. Bahkan boleh dikatakan lebih tampan dari Erick.

“Terima kasih, San. Saya berjanji kamu akan naik kelas. Tunggu sebentar yah”

Pak Yudhipun beranjak ke kamar. Saya merasa tegang juga melakukan hal yang biasa kulakukan dengan Erick kini kulakukan dengan Pak Yudhi, guruku. Tak lama kemudian, Pak Yudhi keluar dengan mengenakan kaus tanpa lengan dan celana panjang. Terlihat otot-ototnya yang menawan.

“Kamu tegang ya, San? Kamu tenang aja. Oh ya, kamu jangan memanggilku dengan sebutan Pak lagi, Yudhi saja cukup.” katanya sambil duduk di sampingku
“Iya deh, Pak.. eh.. Yud” Aku masih canggung dengan panggilannya yang baru.
“Mari diminum dulu, San.. Mungkin dengan ini kamu akan merasa lebih baik.” katanya sambil menuangkan bir untukku.
Sayapun meminum Bir yang diberikan Pak Yudhi itu.

Kepalaku terasa agak pusing. Pak Yudhi yang paham akan kondisiku itu memijat-mijat kepalaku. Pijatannya terasa nyaman.

Tanpa sengaja tangan Pak Yudhi menyentuh buah dadaku. Kebetulan pada waktu itu saya tidak memakai bra. Sehingga sentuhannya barusan membuat sensasi tersendiri bagiku yang sedang mabuk. Bibir kamipun bersentuhan. Yudhi mulai menciumiku. Dia melumat bibirku perlahan-lahan dari atas lalu ke bawah, lalu dia mulai menyelipkan lidahnya diantara kedua bibirku. sayapun membalas ciumannya dengan melumat kedua belahan bibirnya. Kemudian lidah kami saling berpagut satu sama lain. Aku menjilati seluruh mulutnya dan kuhisap lidahnya. Pandai juga guruku ini memainkan lidahku. Tak kalah hebatnya dengan Erick.

Sementara kami berciuman, tangan Yudhi menjelajahi seluruh permukaan tubuhku. Seluruh permukaan tubuhku tak ada yang luput dari jamahannya. Akupun semakin bergairah diperlakukan seperti itu. Tanganku membalas perlakuan Yudhi dengan menjelajahi dadanya yang bidang. Tanpa sengaja tanganku menyentuh daerah bawahnya, terasa kalau ada sesuatu yang keras sedang mengganjal di sana.

“San, bukain bajuku dong..” pinta guruku itu.

Akupun menuruti permintaannya dan membuka bajunya itu dengan rasa agak canggung. Yudhi sepertinya memahami perasaanku. Dia kembali melumat bibirku dan tangannya mulai meremas payudaraku yang masih terbalut pakaian lengkap. Aku semakin terbakar gairah.

Bajukupun satu persatu ditanggalkan. Kini aku hanya memakai celana dalam. Demikian juga dengan Yudhi. Penisnya terlihat menonjol dengan hanya dibalut dengan celana dalam berwarna hitam. Aku semakin bernafsu dibuatnya. Yudhi meremas-remas payudaraku dengan arah searah jarum jam. lidahnya menjilati celah antara kedua gunungku. aku serasa terbang ke langit ketujuh dibuatnya. Suatu perasaan yang belum pernah kudapat dari Erick.

Akupun tak mau kalah, kutarik celana dalam hitamnya sampai merosot kebawah. Terlihat penisnya yang berukuran 17cm dengan bulu lebat. Penisnya lebih panjang sedikit dari punyanya Erick. Tetapi punya Erick lebih besar diameternya. Lalu aku mulai mengocok penisnya dengan tanganku. Dengan gerakan yang semakin cepat dan semakin cepat. Tampaknya penisnya sudah berereksi penuh. Akupun semakin bergairah melihatnya.

“San, oralin aku dong..” pintanya

Sebenarnya tanpa dimintapun, saya sudah pasti mau melakukannya. Melihat penisnya yang besar, aku semakin bernafsu saja. Dia dalam posisi duduk dan aku berjongkok di depannya dan mulai memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Mulutku sampai terasa penuh oleh penisnya. Penisnya masuk sampai mendekati tenggorokanku. Aku mulai menjilati penisnya di dalam mulutku. Terdengar erangan kenikmatan dari mulutnya. Sementara itu, tangannya tetap meremas payudaraku. Remasannya menimbulkan rasa sakit. Namun nikmat yang ditimbulkannya, lebih luar biasa. Aku memang paling suka kalau payudaraku diremas dan dijilat.

Setelah kuoral selama lebih kurang 5 menit, penis itu tetap perkasa. Sekarang dia membaringkan aku di sofanya. Diturunkannya celana dalamku. Aku masih agak malu dilihatin dia yang notabene adalah guruku di sekolah. Aku mengambil bantal untuk menutupi daerah wanitaku itu. Namun dengan gesit ia menyingkirkan bantal itu dan menjilati vaginaku dengan posisi berlutut di sisiku. Sensasi yang kurasakan sangat luar biasa. Ia dengan lihai menggelitik daerah sekitar vaginaku.

Lalu dengan lidahnya ia memainkan klitorisku. Sensasinya sungguh luar biasa. Pandai sekali dia memainkan vaginaku. Vaginaku sampai sangat basah dibuatnya. Namun dia malah senang dengan menghisap cairan yang keluar dari vaginaku itu. Bahkan lidahnya semakin liar bermain di vaginaku. Desahanku sudah mirip dengan teriakan. Ia tampaknya masih belum puas mengerjaiku. Dia malah menusukkan lidahnya ke dalam vaginaku. Memang tidak sampai terlalu dalam. Tapi kenikmatan yang kurasa sungguh luar biasa.

Diperlakukan seperti itu, aku tak bisa tinggal diam. Aku angkat pinggulku, agar lidahnya bisa menjilati seluruh bagian vaginaku. Tak berapa lama kemudian akupun orgasme. Aku merasakan seluruh permukaan tubuhku tegang dibuatnya. Akupun berteriak..

“ARGH..” Inilah orgasmeku yang pertama dengan guruku.

Setelah perasaanku tenang menikmati sisa-sisa rasa orgasme tadi. Dia tersenyum padaku sambil berkata.

“Udah keluar ya? Kita ganti suasana yuk.. Main di kamar aja ya..” Ajaknya sambil tersenyum penuh kemenangan.

Antara setengah sadar dan tidak saya mengangguk. Diapun segera menggendong saya ke kamarnya.
dia membaringkan saya di tempat tidurnya. Kemudian dia menyodorkan penisnya diantara kedua belahan dadaku. Akupun meremas penisnya dengan menggunakan vaginaku. Dia pun mendesah menahan nikmat. Dia kembali menjilati liang vaginaku. Vaginakupun kembali basah dibuatnya. Rasanya vaginaku ingin ditusk dan digelitik-gelitik. Dia tampaknya bisa mengerti apa yang kurasakan.

“San, aku masukin ya..?” Mintanya dengan nada memelas.

Aku yang sudah terbawa nafsu mengiyakan permintaannya. Namun, ia masih mau mempermainkan saya. Ia menggesek-gesek penisnya di sekeliling vagina saya. Saya sampai memohon padanya agar memasukkan penisnya ke dalam vagina saya.

“Masukkin.. Cepet.. argh..” Pintaku.

Lalu, Ia mulai memasukkan penisnya perlahan-lahan. Agak sakit kurasa di sekitar vaginaku. Penisnya yang besar memasuki vaginaku yang masih sempit karena masih perawan. Setelah dia mendesak masuk dengan sekuat tenaga, penisnya baru masuk 1/2 bagian. Aku sudah menangis kesakitan. Teapi dia sangat lihai. Dia melumat bibirku dan meremas payudaraku sehingga membuat vaginaku lebih basah lagi. Dan akhirnya, penisnya masuk total ke dalam vaginaku.

“Argh.. Sempit sekali San memekmu..” erangannya membuatku makin bernafsu. rasa sakit tak kupedulikan lagi.

Setelah beberapa saat berada dalam vaginaku, ia mulai menarik 1/2 penisnya kemudian memasukkannya lagi. Ia terus melakukan gerakan ini berulang-ulang. Mula-mula terasa amat sakit buatku. Namun lama-kelamaan rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa. Gerakannya semakin cepat dan gencar. Gerakannya aku imbangi dengan goyangan pinggulku ke kiri dan ke kanan. Akhirnya, tak lama kemudian kamipun mencapai orgasme pada saat yang bersamaan. Spermanya bercampur dengan darah keperawananku keluar dari vaginaku. Setelah beberapa saat, Pak Yudhi memecah keheningan

“Terima Kasih ya San. Kamu sudah mau memberi keperawananmu kepadaku.” katanya sambil tersenyum.

Aku menyesali perbuatanku itu. Aku telah mengkhianati Erick. Tanpa terasa air mataku mengalir keluar. Pak Yudhi mengusap air mataku dengan tissue.

“Tenang saja, San. Jangan menangis lagi. Kamu pasti akan naik kelas.” kata Pak Yudhi menenangkanku.

Akhirnya saya memang naik kelas ke kelas 3. Sebelum saya dan Erick bertunangan, saya menceritakan kejadian ini kepada Erick. Sebab saya merasa bersalah padanya. Namun, Erick memang pria yang baik. Ia tetap mau bertunangan denganku walaupun aku sudah tidak perawan lagi. Hubunganku dengannya tetap berjalan sampai sekarang. Aku sangat menyesal telah mengkhianatinya. Maafkan aku ya, Rick.. Aku berjanji akan tetap setia sama kamu seumur hidupku. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Antara Cinta dan Sekolah appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Nurlela PRT Bahenol

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Janda Terbaru 2015Cerita Sex: Nurlela PRT Bahenol – Aku tinggal di sebuah perumahan di kawasan Serpong. Awalnya sih berdua dengan PRT yang aku bawa dari rumah orang tuaku, namun belakangan ibuku minta supaya PRT itu kembali ke rumahnya karena PRT yang lama mendadak mudik dan tak pernah kembali lagi. Sebagai anak, aku sih ikhlas aja, walaupun cukup repot mengurus rumah tanpa pembantu.

 

 

cerita-sex-nurlela-prt-bahenol-241x300

Cerita Sex: Nurlela PRT Bahenol

 

Cerita Sex Hot | Akhirnya aku memutuskan untuk mencari PRT, dan dari seorang tukang jamu keliling, aku dikenalkan dengan seorang tukang jamu gendong yang ingin pensiun jualan jamu karena capek katanya dan memilih menjadi PRT, asal digaji minimal 750 ribu.

Pada hari Sabtu datanglah calon PRT itu, namanya Nurlela, umurnya sekitar 30 tahun, kabarnya dia janda dengan 1 anak. Wanita itu datang sendiri saja, mengenakan kaos dan celana panjang yang cukup ketat sehingga menonjolkan bagian tubuhnya, terutama bagian dada dan pantatnya. Wajahnya sih biasa saja, tipe orang Jawa yang kalem dan pemalu.
Sekilas aku sih oke saja, yang penting ada orang yang bisa bantu-bantu di rumah. Singkat cerita, Nurlela mulai bekerja di rumahku.

Seminggu berlalu, aku mulai memperhatikan dan tertarik dengan bentuk tubuh Nurlela yang aduhay itu. Apalagi saat dia mengepel lantai, belahan dadanya yang besar begitu menggoda dan lenggokan pantatnya yang bahenol seakan menantangku untuk menjamahnya. Maka dengan sengaja suatu waktu aku menyempatkan diri melihat jemuran underwear Nurlela sekedar untuk tahu bahwa ukuran branya adalah 36C, wuihhh… bikin ngiler aja.

Gairahku pada Nurlela semakin menjadi tatkala pada suatu sore ketika aku pulang kerja dia sedang mandi dan mungkin karena biasanya aku tidak pernah pulang sore, maka dia tidak menutup pintu kamar mandi. Nurlela sama sekali tak menyadari bahwa aku sudah pulang karena mobilku memang aku tinggal di kantor.

Jantungku berdetak kencang menyadari bahwa aku punya peluang melihat tubuh Nurlela bugil, dan memang, tatkala aku melewati pintu kamar mandi, dengan jelas kulihat tubuh bugil Nurlela yang membuat kejantananku berkobar. Bodynya benar-benar bahenol dan padat. Payudaranya yang besar tampak masih sangat kencang dan demikian pula dengan pantatnya yang besar. Ingin rasanya aku melabrak masuk ke kamar mandi dan menerkam tubuh bahenol itu, namun aku cukup bersabar. Aku takut dia teriak dan malah jadi berabe.

Malam harinya, aku memanggilnya untuk mengobrol.

“Mbak Nur, katanya punya anak ya? Umur berapa”, tanyaku.
“Iya Mas, baru umur 3 tahun, tingga di kampung sama neneknya”, jawabnya.
“Wah, masih kecil ya, pasti masih butuh susu”, celotehku nakal sambil melirik buah dadanya yang super itu.
“Iya Mas, makanya saya kerja di sini, semua buat anak saya”, jawab Nurlela lugu tanpa sadar mataku dengan nakal memandangi buah melonnya penuh nafsu.
“Kamu kan saya gaji 750 ribu, mau enggak saya tambahin 250 ribu untuk uang susu anak kamu?”, sebuah pertanyaan yang mengundang tanda tanya.
“Wahh… kalau memang boleh sih, tentu mau Mas”, wajah kemayu Nurlela semeringah.

Dia tak sadar bahwa tawaranku pasti “ada udang di balik kutang”.

“Saya siap, ini uangnya”, kataku sambil menunjukkan uang 100 ribuan sebanyak sepuluh lembar.
“Besok kamu kan gajian, saya bisa kasih 1 juta, hanya ada syaratnya”, aku mulai tak kuasa menahan diri.
“Syarat apa Mas?”, tanya Nurlela yang mulai agak sadar pada maksudku.
“Hmmm… saya kasih uang susu buat anak Mbak, tapi saya minta susu dari Mbak”, aku langsung menembak.
“Ihhh… Mas nakal sih”, Nurlela tampak malu, wajahnya menunduk. Kesempatanku meraba tubuhnya.
“Ihhh… jangan Mas…”, ia tampak sangat jengah dan berusahan menolak tanganku.

Tapi aku sudah sangat paham bahasa tubuh wanita yang benar2x menolak dengan tolakan yang basa-basi. Jelas tolakan Nurlela adalah basai-basi. Mana mungkin dia menolak diriku, seorang pria mapan yang usianya lebih muda darinya, dan menjanjikan tambahan uang baginya. Sementara dia adalah seorang janda yang tentu saja haus belaian dan butuh uang.

“Ini uangnya, simpan sana”, kataku seraya menyerahkan uang satu juta pada Nurlela,”Tapi kembali lagi ke sini ya, saya mau minum susu”.
“Ihh…. Mas…”, Nurlela masih malu, namun uang itu segera disambarnya dan dengan muka masih tersenyum wanita bahenol itu masuk ke kamarnya.

Aku tak perlu menunggu lama, wanita itu kembali lagi dengan wajah masih malu-malu.

“Sini… duduk dekat saya”, ajakku.

Nurlela merapatkan tubuhnya di sampingku. Aku yang sudah birahi langsung meletakkan tanganku di atas buah dadanya.

“Besar sekali susunya Mbak… boleh saya buka ya..”pintaku. Tanpa menunggu jawaban dari Nurlela, tanganku sudah meremas payudaranya yang besar itu.

Nurlela yang sudah lama menjanda itu tentu saja seperti orang haus yang diberi segelas air dingin. Wanita desa itu dengan wajah pasrah bercampur harap menyerahkan tubuh montoknya padaku. Daster batik yang dikenakannya dalam sekejap sudah terpapar di lantai. Tubuh montoknya hanya dibungkus bra dan cd murahan yang sudah tipis dan kendor. Buah dadanya dengan sombong menyembulkan puting susu coklat ditepi bra kendornya itu, sementara warna hitam jembutnya terbayang di calik CD tipisnya yang sudah usang.

Aku merogoh dompetku dan memberikan dua lembar uang ratusan ribu pada Nurlela.

“Mbak Nur, ini saya kasih tambahan, buat beli celana dalam dan beha baru ya… hi3x….”, candaku sambil menyerahkan uang itu pada Nurlela.
“Wah… makasih banyak Mas…”, katanya malu”, iya nih udah pada jelek, buka aja ya…”

Dalam sekejap tangan-tangan Nurlela melepas bra dan cdnya sehingga tubuh montoknya berbugil ria dihadapanku.
Aku segera menyerbunya. Kupeluk, kuraba dan kuremas-remas seluruh lekuk tubuhnya. Tanganku seakan tak bosan-bosan meremas-remas buah dadanya yang sebesar pepaya itu, juga bongkah pantatnya yang besar.

“Ihh…. isep terus Maas…”, jerit Nurlela kegirangan tatkala puting susunya kuhisap dan kukulum-kulum.
“Yang satunya dong… iseppp… yang kenceng…”, pintanya ketagihan.
Sambil menghisap puting yang satu, tanganku yang lain memainkan puting buah dada sebelahnya dan tanganku lainnya asyik meremas-remas pantatnya sampai daerah selangkangan.
“Aduhhhh Masss….enak banget… memek saya udah basahhhh…”,Nurlela terus menjerit dan mendesah.

Sadar bahwa Nurlela bakalan orgasme duluan karena sudah lama dia tidak disentuh laki-laki, aku justru meraba-raba vaginanya dan kudapati kalau liang senggamanya memang sudah becek.

Sambil terus mengulum puting susu, tanganku sibuk memijat klitoris Nurlela sehingga wanita itu makin melejat-lejat dibakar birahi dan akhirnya meledak tatkala jariku menelusup masuk liang vaginanya.

“Aduhhhh… gak tahan Mas…. saya puassss….”, jeritnya”, Ohhhh…. enak bangetttt”.
Tubuh montok itu menggelinjang menikmati rasa orgasme yang sudah lama tidak dirasakannya.
“ohh… maaf ya Mas…”, katanya merasa tidak enak padaku.
“Enggak apa, yang penting masih bisa dipakai kan?” candaku.
“Masih dong Mas… habis Mas belum buka baju sih, mana kontolnya Mas…”, pintanya jorok sambil berupaya menelanjangiku.

Dengan cekatan dia membuka celana panjangku dan sekaligus celana dalamku.

“Woow… gede juga nih kontolnya…”, puji Nurlela.
“Emut dong… jilatin kontol saya”, pintaku dan segera diiyakan oleh Nurlela.

Tanpa canggung lagi, Nurlela memasukkan penisku ke mulutnya dan disedot-sedot penuh nafsu.

“Mbak…. saya mau keluar di memek aja”, pintaku”, ayo dong nungging”.

Nurlela yang kini menjadi budak seksku tentu menuruti semua kataku. Dia menungging dan menghadapkan pantat bahenolnya padaku, membuatku semakin bernafsu menyerang vaginanya dari belakang.
Tak sulit memasuki vagina wanita anak satu yang sudah becek ini, penisku dengan penuh semangat memompa vaginanya, maju mundur, keluar masuk.

“Entot terusss…. ohhh… enak banget…”, jerit Nurlela keenakan.

Setiap erangan dan kata jorok dari mulutnya justru menambah panas birahiku. Sampai saatnya aku mengocok dengan cepat vaginanya.

“Sebentar lagi saya keluar ya….keluarin di dalama aja ya…”, pintaku.
“Iya Mas… silahkan… ayo…. saya juga mau puas lagi nih…”, jerit Nurlela.

Ternyata Nurlela orgasme lebih dahulu dan lejatan dinding vaginanya mendorong penisku juga menyemprotkan sperma hangat ke rahimnya.

“Okkhhhh…. asyiikkk… saya semprot ya…” seruku.
“Iyaa….. semprot Mas… memek saya endut-endutan…”jawab Nurlela.

Sesaat sesudah orgasme nan nikmat itu kami berpelukan dan dengan refleks aku mencium bibirnya.

“Terima kasih ya…”, kataku. Nurlela sangat terkejut bercampur senang dengan ciumanku itu.
“Saya… saya yang terima kasih Mas…” serunya dengan wajah mesum,”Kapanpun Mas mau… saya siap”.

Aku pergi meninggalkan tubuh Nurlela yang telanjang dan masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan pergi tidur. Pagi harinya, ketika bangun aku langsung mencari Nurlela yang sedang masak sarapan di dapur dan aku langsung menubruknya.

“Mbak… lagi yuukk…”, seruku penuh nafsu menyadari Nurlela sudah mandi.
“Hi3x… saya tahu Mas pasti pingin lagi, saya gak pake daleman nih…”, serunya.

Aku terkejut dan senang meraba dadanya yang no bra itu dan juga mengangkat dasternya menemukan selangkangan berbulu lebat yang tak dibungkus CD.
Dalam sekejap, adegan seks kami berlangsung seru dan berakhir 1-1 dengan posisi doggy style di pinggir meja dapur.

Sejak saat itu Nurlela bekerja ganda, sebagai PRT dan juga budak seksku. Kapanpun aku mau, dia menyediakan tubuh montoknya. Akupun tanpa perhitungan mengeluarkan uang untuk memelihara aset Nurlela. Setiap bulan aku memberikan uang khusus untuk ke salon, biaya lulur dan spa vagina, sehingga mekipun PRT, tapi kulitnya halus dan vaginanya wangi. Hmmm…. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Nurlela PRT Bahenol appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Kudapatkan 2 Perawan Sekaligus

$
0
0
Cerita Dewasa Party Sex Berjudul ” Cerita Dewasa Kudapatkan 2 Perawan Sekaligus ” Cerita Sex Perawan 2016, Cerita Sex Threesome, Cerita Pesta Sex 2016, Cerita Dewasa ABG, Cerita Sex Nyata Perawan, Cerita Sex Masturbasi Terbaru 2016, Foto Bugil Terbaru 2016, Foto Hot Terbaru 2016, Cerita Sex Terbaru 2016.
 
Butuh Sex Kategori : Cerita Dewasa Party Sex Berjudul " Cerita Dewasa Kudapatkan 2 Perawan Sekaligus " Cerita Sex Perawan 2016, Cerita Sex Threesome, Cerita Pesta Sex 2016, Cerita Dewasa ABG, Cerita Sex Nyata Perawan, Cerita Sex Masturbasi Terbaru 2016
Cerita Dewasa Kudapatkan 2 Perawan Sekaligus
cerita sex Betapa beruntungnya seorang Pria bernama Irul yang dapat menikmati 2 perawan sekaligus dalam 1 malam. Langsung aja kecerita sex dibawah ini. Sebelum memulai cerita, perkenalkan nama saya Irul (nama samaran), saya adalah seorang karyawan perusahaan swasta, umur saya 28 tahun perawkan saya bekulit putih, tiggi 178 cm, dan berat badan 65 kg. Awal mula cerita ini berawal dari pacarku yang bernama Fitri (nama samaran) kurang lebih sudah 3 minggu kami saling berbagi kebutuhan biologis. Fi tri ialah cewek berumur 26 tahun dengan tinggi 162 cm, dan dengan ukuran dada yang amat besar yaitu 36B, berkulit putih, dia mempunyai wajah cantik .
Kami bisa berhubungan berawal pada sebuah pesta pertunangan rekan bisnis aku, aku berkenalan dengannya diacara itu. Kamipun tidak lama menjadi akrab bahkan aku menawarkan untuk pulang bersama karena dia bosan di acara pertunangan itu. Kebetulan dia telah tertinggal oleh rekannya. Fitripun kemudian aku ajak pulang dengan naik ke mobilku, dia tidak keberatan dengan itu. Malam itu suhu uadara terasa amat dingin, walaupun AC telah aku matikan tapi tetap saja masih terasa dingin. Aku juga tidak mengerti mengapa bisa terjadi seperti itu, akhirnya akupun meminjamkan jasku untuk menutupi tubuhnya yang cuma menggunakan gaun putih yang terbilang tipis. Bagiku Fitri malam itu terlihat menggairahkan dengan gaun yang dipakainya, Fitri menggunakan gaun putih tanpa lengan, dan bra hitam yang menunjukkan kemolekan tubuhnya Dan rambut panjangnya yang terawat dibiarkan tergerai dengan bebasnya.
Ternyata perutku masih terasa lapar karena di acara pertunangan temanku aku makan hanya sedikit, biasa karena jaim lagipula aku juga sedikit karena keasyikan ngobrol dan sibuk menikmati tubuh Fitri yang menggairahkan dan bahenol itu. Kemusian kuajaklah dia makan di sebuah restoran. tapi dia menolak karena dia dirumah telah masak, jadi aku diminta untuk makan ditempatnya saja. Ini cewek baik banget selain dia Sexy tapi juga baik hati “ ujarku dalm hati”. Akupun sejenak berfikir dengan tawarannya, setelah aku berpikir, akhirnya akupun setuju dengan tawaranya.Singkat cerita, sampailah kami di rumah kontrakannya dan diajaklah makan disana. Selesailah aku makan kemudian akupun membereskan peratan makanku. Tidak kusangka dia mengajakku kekamarnya untuk menemaninya malam itu, padahal aku ingin balik karena jam telah menunjukkan jam 00.30. Aku mencoba untuk menolak tapi karena dia terus memohon untuk menemaninya, dan akhirnya aku pun mengiyakannya karena aku juga tidak tega kalau dia terlalu memohon kepadaku.
Tertata rapih sekali kamarnya, terlihat rapi dan bersih . Maklumlah kamar cewek. Fitri mengontrak untuk berdua dengan temanya yang bernama siska/ secara tidak sengaja waktu itu siska sedang keluar, maklum hari itu itu adalah malam minggu. Singkat cerita nih, dia bercerita padaku bahwa dia baru putus sama pacarnya karena cowoknya kepergok telah berbuat perselingkuhan dibelakang dia. Diapun menangis mengenang masa lalu yang teramat indah bersama sang pacar dan sekarang cumalah tinggal kemalangan belaka dan aku coba untuk memberanikan diriku untuk mendekapnya dan menenangkannya, linda tak menolaknya. Setelah agak tenang, kubisikan dia bahwa malam ini kamu terlihat menggairahkan sekali. Fitri pun tersenyum dan menatapku sangat dalam, lalu aku memberanikan untuk mencium bibirnya yang tipis itu, tak kusanghka dia membalas ciumanku dengan sangat ganasnya, lalu tangannya mulai menuju ke arah Penisku bersembunyi. Akhirnya diapun menemukan dan meremas Penisku dengan lembutnya.
Kamipun saling mencium dengan liarnya, mulailah aku mencium lehernya, Fitri pun mendesah,
“ Aghhhhhh….. geli Rul… SsssGhhhhhhhhh …. “ ucapnya padaku.
Mendengar ucapanya nafsukupun makin menjadi-jadi, aku pun mulai meremas-remas toketnya yang masih terbungkus oleh branya,
“ Uhhhhhh…. Ahhhhh…. enak rul terus remas toket aku…. ssssghhhhh.” Desah dan bisiknya padaku dengan gairahnya yang mulai panas.
Setelah beberapa lama aku meremas toketnya, dia mendesah dan terus berkicau, dengan permainan yang aku buat itu. Tidak lama kemudian setelah aku memainkan toketnya, akupun mulai melepaskan gaun yang dipakainya, tersisalah Bra dan Cdnya yang berwarna merah darah itu. Dengan penuh nafsu kemudian aku melepas branya, tampaklah jelas gunung kembar yang sangat menantang birahiku dan puting yang berwarna merah-kecoklatan yang telah mengeras karena remasanku tadi. Kembali kuremas toketnya sembari kujilati putingnya dan kugigit kecil dengan gigiku, Fitripun pun hanya memejamkan mata sambil menikmati jilatanku itu. Aku menggigit-gigit putingnya dengan halus tapi penuh nafsu, dan Firtipun mulai medesah nikmat,
“ Ssssssshhhhhhhh….. uhhhhhhhhh….. terus Rul ……ahhhhhhhh… enak…… ” desah fitri kenikmatan.
Kemudian aku lanjutkan dengan menciumi perutnya, lalu Cdnya kulucuti karena masih melekat pada dirinya. Astagaaaaa…. Rambut kemaluanya begitu rapi, dan rambut disekitar bibir kemaluannyapun bersih. Vagina Firti tampak kencang dengan klitoris yang cukup besar dan tampak sudah basah akibat permainanku tadi.
“ Vagina kamu terawat sekali yah Fit, kamu rajin mencukur dan membersihkan kemaluan kamu ya” tanyaku padanya tanpa basa-basi.
Dengan wajah memerah dia mengiyakan, sebab kata temanya demi kesehatan kemaluan, dan tidak bau kaum wanita harus rajin merawat kemaluanya. Kemudian Fitripun aku angkat kepangkuanku, dan mulailah aku menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai menggerayang kearah toketnya, putting Fitripun aku gigit dengan gigitan kecilku, Fitripun menggelinjang kenikmatan dan mendesah-desah karena merasakan rangsangan yang begitu dahsyatnya,
“ uhhhhhhhhhh….sssssssghhhhhhhhh…..ahhhhhhhhh…. terusin Rul jangan berhenti… sghhhhhhhh ….” Desah nikmat mulai dirasaknya lagi.
Sembari melumat putting Fitri,Tangan kanankupun mulai memainkan klitorisnya yang telah dibanjiri oleh lendir kawinya, kemudian lidahku beralih menjilati klitotisnya dengan perlahan-lahan, rintihan kecil Fitripun makin sering kudengar seirama dengan sapuan lidahku ke klitorisnya, linda makin menjadi-jadi nafsunya, bahkan dia menjabak rambutku dan menekan kepalaku ke vaginanya,
“ ohhhhhhhhhhhh…. Perfect sekali jilatan mautmu Rul… , aahh…. terus Rul jilatin sampai dalam Rul, sssssshhhh.. ahhhhhhhhh…” pintanya padaku dengan desah dan nafas yang mulai tak terjaga.
Desahan Fitri membuat aku bertambah menjadi-jadi. Nafsuku lebih menggila dari sebelumnya dan seketika itu juga badannya mulai menggelinjang,
“ Sssh…hhhhhhh… ahhhhhh…. a..a… aku mau Keluar Rul… ahhhhhhh” ucapnya.
Tidak lama kemudian terasa mengalir deras cairan kental mengalir dari lubang memeknya yang terasa asam-asam pahit tapi nikmat, akupun tidak berhenti begitu saja, aku lanjutkan jilatanku sampai habis dan tak tersisa. Tak lama Fitripun berdiri,
“ Aku udah keluar Rul, sini sekarang gantian aku sepong Titit kamu ya,” tawarnya padaku.
“ Iya fit, iniiii “ jawabku.
Dengan kilatnya dia melepas celanaku dan akupun langsung berbaring diatas kasurnya yang empuk itu. Mulailah salah satu tangannya memegang kontolku dan tangan satunya lagi memegang buah zakarku, dan mengelusnya dengan lembut.
“ Emmmmm …. Besar juga yaa kontol kamu Rul ” ucapnya sembari terus mengocok Penisku.
Akupun hanya tersenyum, “ Sssssshhhh…. Enak Fit, emmm… terus fit ocok terus… shhhhhhh…” desahku merasa nikmat.
Mulailah Fitri menciumi kontolku, sembari mengelus buah zakarku. Kemudian Fitripun mengkulum dan mengocoknya dengan mulutnya yang sangat imut itu. Terasa nikmat luar biasa, seakan darahku mengalircepat didalam tubuhku. Gila…. ini cewek pinter sekali sedotan dan kocokannya benar-benar nikmat banget “ kata dalam batinku”. Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya Fitri, sesekali kutekan kepalanya dan tiba dia hentikan kulumanya,
“ Jok kontol kamu cukup nikmat sekali udah gede, panjang lagi. aku makin terangsang aja nih”
ucapnya padaku.
Akupun tidak menjawabnya, lalu kuajak dia beralih dengan posisi 69, rupanya diapun mau. Terposisikanlah Vaginanya yang sudah banjir dengan lendir kaein itu tepat diwajahku, terlihat merah dan kencang Vaginanya. Nafsukupun makinmenjadi, dan akupun bergegas memainkan memeknya yang makin menantang aja, tercium wangi yang khas pada sekitar memeknya yang sangat aku sukai. Klitorisnya Fitri nampak memerah dan kujilati kembali Vaginanya dengan lidahku. Sedang asik-asiknya,tiba-tiba aku kaget ketika aku melihat ke arah pintu yang tidak begitu rapat ditutupnya dan aku makin kaget ketika rupanya rekan-rekannya telah melihat semua permainan yang sedang kami lakukan.
“ Fit main kok nggak ajak-ngajak sih, kita kan juga mau,” Ucap salah satu temanya kepada Fitri.
Ternyata yang menegur Fitri tadi dia bernama Siska, tanpa disangka siska langsung membuka baju dan celananya dan seketika itu pula Siska dalam keadaan telanjang. Aku makin kelabakan karena siska datang kearahku. Setelah siska mendekatiku kulanjutkan dengan memasukkan Penisku ke memek Fitri, walaupun pertama kali terasa sempit sekali jadi aku agak kesulitan memasukannya, tapi setelah beberapa lama aku berusaha akhirnya aku dapat memasukan penisku setengah ke vagina Fitri, diapun menjerit kecil nampak sedikit kesakitan. Tanpa aku duga rupanya ada sedikit darah mengalir di sekitar memeknya, rupanya dia masih perawan, betapa beruntungnya aku ( ucap dalam batinku). Fitri makin menggelinjang sambil mendesah kesakitan tapi juga keenakan. Sembari aku menggenjot Vagina fitri, akupun melihat tubuh Siska yang sudah dalam keadaan telanjang terlihat sangat menggairahkan tidak kalah dengan Fitri.
Siskapun meminta aku untuk menjilati Vagina, sembari terus mengenjot vagina Fitri aku menjilati Vagina Siska yang berdiri tepat didepanku dan dengan posisi membelakangi Fitri . Merekapu saling mendesah membikin suasana makin panas saja. Aku sendiri makin cepat memainkan kontolku, rintihan Fitripun makin kencang saja bersamaan dengan kecepatan goyanganku yang makin cepat dan Fitri makin menikmati, dan mengimbangi permainanku.
“ Ahhhhhh enak Rul, terus Rul, lebih dalam lagi masukin Penis kamu rul kedalam Vagina aku,” ucap Fitri kepadaku.
Akupun makin mempercepat permainanku. Tidak lama kemudian nampaknya Fitripun menggeliatkan badannya dan kakinya mulai mengencang kaku tanda dia mau mendapatkan klimaknya. Tidak lama kemudian dia,
“ ahhhhhhh.aku mau keluar Rul…. Ahhhhhhhhhhhhhhhh… crot…. crot…. crot….” Desah Fitri.
Seketika itu juga keluarlah cairan lendir kawinnya untuk ketiga kalinya, nampak basah Vagina Fitri yang sudah terbanjiri oleh lendir kawinya. Nampak terkulai lemaslah dia dan langsung tergeletak disampingku. Kontolkupun masih tegak karena aku belum mendapatkan klimaksku. Tidak lama kemudian Siskapun langsung mengambil kontolku yang masih tegak itu untuk dimasukan kedalam memeknya, rupanya sama sempitnya juaga memek Sisk, akupun sedikit kaget karena ada sedikit darah juaga mengalir dari memeknya, rupanya Siskapun masih perawan. Mimpi apa nih aku bisa dapet 2 perawan sekaligus ( Ucap girang dalambatinku). Perlahan kumasukakn kontolku, terus berlahan, akhirnya masuk juga kontolku kedalam Vagina Siska. Dengan spontan aku mengenjotnya degan Cepat dan jeritan panjang seketika itu juga itu keluar dari mulut Siska.
“ ahhhhhhhhhhhhhhhhh….. aduhhhh….. shhhhhhhh….. eghhhhhhh “ Teriak siska kesakitan karena dia masih perawan juga.
Akupun tidak memberi ampun, kulanjutkan goyanganku dengan cepat dan keras,
“ plak…plak… plak…plak… plak…plak…” suara sentuhan anatra tubuhku dan tubuh siska .
Tidak lama setelah dia menjerit kesakitan, nampaknya dia mulai mendaptkan rasa nikmat yang sebelumnya belum pernah dia dapatkan, terlihat dari mimik wajahnya yang mulai menikmati dan tidak menjerit kesakitan lagi,
“ ahhhhhh…uhhhhhhh…. Sssshhhhhh….. Enak Rul terus jangan berhenti rul, buwat aku melayang seperti Fitri tadi Rul …. Ahhhhhhhhh…. Shhhhh… “ pintanya padaku sambil mendesah nikmat.
“ Iya Sis, aku bakal bikin kamu terbang melayang melebihi Fitri ….. Ahhhhhhhhhh… “ jawabku sembari menyetubuhi Siska.
Singkat cerita setelah aku bermain dengan Siska kurang lebih 15 menit tubuh siskapun mulai menggeliat tak karuan dan kakinya mulai mengencang pertanda Siska akan mendapatkan klimaksnya,
“ ahhhhhhhh…… aku mau keluar Rul ……. Cepetin goyangan kamu biar aku keluarnya puas, ahhhhhhhh “ pintanya padaku.
Akupun tidak menjawab karena aku nampaknya juga akan mendaptkan klimaksku. Kutambahkanlah genjotan Penisku ke Vagina Siska dengan amat cepat. Tidak lama kemudian aku dan siska,
“ Sssshhhhhh…… Ahhhhhhhhhhh….. Crottt….. Crottt….. Crottt….. ahhhhhhhhhhhhhhhhhhh…. “ klimakslah kami berdua, keluarlah Spermaku kedalam vagina dan keluarlah juga lendir kawin siska dari dalm vaginanya terasa hangat sekali di Penisku.
Kamipun terkulai lemas lalu kami merebahkan badan kami kekasur , sehingga aku Siska dan Fitri berbaring bersamaan. Dan kamipun kemudian tertidur lelap tanpa sehelai benangpun dibadan kami dan dengan posisi masih terbalut lendir lendir lengket yang masih menempel dibadan kami lelah dan tidak sempat membersihkan.
Datanglah sang fajar dengan terik matahari yang membangunkan kami dipagi hari. Kemudian aku bergegas untuk mandi dan merapihkan diri, begitu juga dengan kedua gadis yang telah aku perwani semalam. Kemudian setelah aku selesai mandi merapihkan diri aku bergegas untuk berpamitan karena untuk pulang dan melanjutkan beristirahat dirumah. Sejak kejadian itu kami masih terus melakukan hubungan sexs dan sampai sekarang. Demikian cerita saya yang betapa beruntungnya mendapatkan 2 perawan sekaligus. TAMAT.
Cerita sex tante girang Terbaru, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Sekretaris, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Gadis berjilbab, Perawan, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMA, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi kategori lainya

The post Cerita Dewasa Kudapatkan 2 Perawan Sekaligus appeared first on Doyanbokep.


Cerita Dewasa Kado Spesial Untuk Pacarku

$
0
0
Cerita Dewasa Sex ABG 2016 “Cerita Dewasa Kado Spesial Untuk Pacarku“ , Cerita Dewasa Sex Mahasiswi 2016, Cerita Sex Suster 2016, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016.
Cerita Dewasa Sex ABG 2016 “Cerita Dewasa Kado Spesial Untuk Pacarku“ , Cerita Dewasa Sex Mahasiswi 2016, Cerita Sex Suster 2016, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016.
Cerita Dewasa Kado Spesial Untuk Pacarku
 Cerita Sex tentang seorang Remaja yang bernama Aris, dia memberikan kado spesial kepada pacarnya dengan memberikan kado berupa Hubungan Sex kepada pacarnya yang bernama Fita. Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini. Pada hari Sabtu minggu ke 3 di bulan Juli ini adalah hari yang spesial untuku dan pacarku. Hari ini adalah jadi Fita. Fita dan aku, kami telah menjadi pasangan selama 8 bulan. Pacarku ini itu mempunyai sifat yang PD,periang dan kalau bicara selalu blak-blakan. Fita ini tidak orangnya tidak terlalu cantik, tetapi dia memiliki daya tarik dan memiliki senyum yang manis, dan aku jamin bila seorang Pria melihat senyum Fita pasti akan mempunyai perasaan nyaman terhadap Fita . Bagiku Fita adalah cewek terseksi. Hari ini tibalah hari yang aku tunggu, sudah lama kurencanakan sejak beberapa minggu yang Dalam hari yang spesial ini aku berencana memberikan sesuatu yang spesial dan tak dapat terlupakan oleh Fita. Hari telah larut, matahari mulai terbenam, dan aku mempersiapkan diri untuk menjemput Fita dirumahnya. Fitapun sudah tahu bila aku akan mengajaknya keluar untuk makan malam, tetapi dia belum tahu kemana aku akan mengajaknya pergi.
Sampailah aku dirumah Fita. Setelah aku sampai di rumah Fita Jam menunjukkan pukul 19.00. Kemudian Aku memencet bel rumahnya, Tidak lama kemudian keluarlah Fita dengan senyu yang menawan, disertai dengan memakai rok terusan tidak berlengan berwarna putih. Di balik tubuhku telah kusiapkan setangkai mawarmerah, dan ketika dia berdiri di hadapanku, kuberikan setangkai bunga mawar merah sambil mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan ciuman kecil di keningnya, kemudian diapun terlihat senang sekali denga Surprise kecilku. Tidak lama kemudian aku mengajaknya pergi untuk naik mobilku, akupun membukakan pintu mobil dan mempersilakannya masuk layaknya aku sedang melayani Seorang Putri. Setelah itu kamipun mulai jalan. Dalam perjalanan kamipun saling bercanda ria, sambil tak lupa kupuja penampilannya yang pada malam itu nampak anggun sekali. Fitapun merespon sikapku ini dengan bersikap manja sekali terhadapku, dengan kemanjaannya padaku itu perasaan Sayangku kepada Fita semakin dalam.
Singkat cerita setelah 30 menit perjanan sampailah kami di tempat tujuan makan malam kami. Fita sekilas nampak terkejut setelah melihat tempat tujuan yang aku pilih, karena bukan Restaurant atau hotel mewah yang menyambut kami, melainkan sebuah warung di pinggiran jalan. Tetapi Fita tidak menampakkan ekspresi kecewa sama sekali karena warung tersebut adalah warung soto Betawi dimana makanan ini adalah makanan favorit Fita. Kamipun jalan masuk kedalam warung tersebut dan mulai memesan makanan. Kami duduk saling berhadap-hadapan, sambil tertawa-tawa kecil, kamipun terus mengobrol lalu lalang menunggu datangnya makanan. Selama mengobrol itu aku sekali-kali memegang tangannya dan mengelus-elusnya sambil kucium kecil sekali-kali, sedangkan Fita sambil tertawa kecil berusaha menarik-narik tangannya dan berkata,
” Iihh, jangan gitu dong sayang, malu tau dilihatin orang, Inikan tempat umum… ” ucapnya,
Tanpa menjawab aku hanya tertawa sambil melepas tangannya dan di bawah meja aku mulai melepaskan sepatuku tanpa sepengetahuannya dan mulai memainkan jari-jari kakiku di betisnya yangramping dan putih itu. Ahh dia terkejut sedikit, tetapi cepat menanggapi situasi, tak lama kemudian diapun ikut memainkan kakinya ke kakiku. Tetapi permainan kami tiba-tiba terhenti dengan datangnya makanan yangkami pesan. Kamipun mulai menikmati kehangatan makan untuk menutupi dinginnya malam. Aku menyuapinya sekali-kali dan Fitapun membalasnya. Malam itu seakan-akan milik kami berdua saja. Tak lama kemudian aku pamit dengannya untuk keluar sebentar saja. Tak lama kemudian aku kembali dengan seorang pengamen. Pengamen itu tersenyum kepada Fita dan mengucapkan selamat Ulang Tahun dan mulai menyanyikan satu lagu yang khusus kuminta dari pengamen tersebut. Lagu dari Vagetoz yang berjudul “ Selamat ulang Tahun “. Mendengar lagu itu Fita terlihat nampak bahagia disertai memerahnya wajahnya ysng tersipu malu disertai rasa senang.
Haripun semakin larut dan selesailah makan malam kami. kemudian kamipun beranjak pergi. Malam itu tidak berakhir begitu saja, kamipun melanjutkan malam spesial ini lagi ke tempat tujuan berikutnya. Kami mulai berjalan meninggalkan warung tersebut untuk menuju ke kota. Sepanjang perjalanan kami saling dan bermesraan, setiap lampu merah kami menggunakan kesempatan untuk berciuman dengan lembut didalam mobil. Akhirnya sampailah di tempat tujuan, yaitu sebuah hotel di tengah kota. Fita tidak terlihat terkejut sama sekali, karena kami memang sering menghabiskan waktu berduaan di hotel, dimana kami merasa mendapatkan cukup privacy. Setelah mendapatkan kunci, kami naik ke atas menggunakan lift. Sesampainya di kamar Fita langsung menyerbuku dengan menggebu-gebu, merangkul dan menciumi bibirku. tetapi aku menahannya, karena masih ada sesuatu yang ingin kuberikan kepada Fita, lalu kuberikanlah kotak kecil berisi hadiah Ulang tahun Fita dan mengucapkan ” Happy Birthday Honey”, Kemudian Fitapun membuka kotak itu dengan hati-hati, setelah melihat isinyanya, terlihat matanya nampak berbinar-binar, lalu dia mengucapkan ” thanks honey untuk hadiahnya” kemudian diapun merangkulku sambil menciumi bibirku dengan mesra.
Aku berbisik padanya ” di coba donk sayang”. Sambil berjalan ke arah cermin, Fita melepaskan jaket jeansnya dan langsung mencoba anting-anting baru pemberianku. Aku mengamatinya dengan seksama dan mendekati perlahan-lahan dari belakang. Aku memeluk Fita, tanganku menampik rambut Fita ke kiri dan mulai menciumi lehernya yangjenjang. Kumainkan bibirku di bagian kanan lehernya, dengan sekali-kali kusentuh dengan ujung lidah dan kuhisap-isap, sementara tanganku mulai mengusap-usap paha Fita, menarik roknya agak keatas. Fita sendiri hanya mendesah-desah kecil. Jilatanku berpindah ketelinganya di sebelah kanan dan tanganku berusaha membuka ritsleting bajunya. Jatuhlah bajunya ke lantai, kupeluk Fitaku yang hanya berbalut pakaian dalam dari belakang. Tiba-tiba Fita membalik dan memelukku erat-erat sambil menciumi bibirku dengan ganas. Kami saling berpagutan, ku melahap bibir atas Fita, dan Fita melahap bibir bawahku, bergantian. Lidah kami berputar-putar didalam mulut. Ciuman berpindah keleher masing-masing dengan di selingi gigitan-gigitan kecil.
Tangan Fita mulai membuka kemejaku dan mengusap-usap dadaku. Tanganku mulai menurun dari pinggang ke lekuk tubuhnya yg berikut. Kurasakan kain tipis di pantatnya, satu jariku masuk. Dua jari, dan tanganku berada di dalam celana dalamnya mengelus-elus kurvanya yanghalus. Kumainkan jariku di antara belahan pantatnya. Fita mulai menurun dan menghisap-isap putingku, memainkan lidahnya diperutku, “ahhh” , tanganku berusaha mencari kaitan BHnya di punggung, sedangkan Fita sudah berhasil menurunkan celanaku. Kami hanya tinggal bercelana dalam. Aku mengangkat Fita lagi dan memegangi kedua tangannya ke atas dengan tangan kiriku sambil bersenderan di dinding, aku memagut bibirnya lagi yangmerah merekah. Tangan kananku mengusap-usap lembut dadanya yangpolos bersih. Sambil tidak melepaskan pagutan, perlahan-lahan kami beranjak ke arah ranjang dan membaringkan Fitaku. Aku melepaskan celananya. Ah, pemandangan yangtak akan kulupakan. Akupun melepaskan celanaku dan mulai menciumi Fita lagi sambil berbisik ” malam ini aku akan memanjakanmu, my princess”.
Fita diam menatapku dan mebelai lembut rambutku ” aku sayang kamu Aris”. Akupun menatapnya balik dengan lembut dan berkata, ” aku mau supaya malem ini kamu tidak membantah apa yang aku kata, aku masih ada sesuatu untukmu.” “Ohh apa itu Aris ?”. ” ssstttt” kataku sembari menutup mulutnya yangmungil dengan dua jariku. Aku berdiri dan mengambil kain hitam yang telah kusiapkan dari rumah. Kemudian aku duduk di samping Fita sambil berkata, ” aku akan menutup matamu sayang ” ” ah tapi , apaan sih kok tutup-tutup segala ” protes Fita. ” Tenang honey, just trust me, OK ” kataku sambil mengecup keningnya. Fitapun menatapku lagi dan mengangguk setuju.
Aku menutup mata Fita dengan kain hitam tersebut. Dengan perlahan aku membaringkan tubuh Fita lagi, namun berbalik telungkup sekarang, Fita hanya menuruti saja dengan pasrah. Lalu aku mulai membelai rambutnya dan menciumi lehernya dari belakang, menggigit-gigit cuping telinganya. Lidahku menjalar-jalar di punggungnya Fita tepat di belahannya. Aku menyentuh punggungnya dengan lembut menggunakan jari-jari tanganku saja, perlahan dari pundak sampe kebelakang lutut. Lidahku bermain-main sekarang di belahan tubuh kiri Fita, di bawah lengannya. Naik turun. Fita tidak bersuara sedikitpun, hanya sekali-kali terdengar lenguhannya. Jari-jariku mulai bermain-main di belahan pantatnya sambil sekali-kali kuturunkan hingga pangkal paha, dimana aku merasakan sesuatu yang hangat dan lembab. Kumainkan jariku bergantian dengan lidahku di belahan pantatnya dan sedikit intensif di dekat bagian anusnya.
Kemudian tanganku merayap turun lagi ke dalam pahanya bagian dalam bergantian ku elus dengan jari dan telapak tangan, sambil kucium dan jilat bagian belakang pahanya dan bagian belakang lututnya. Aku memindahkan permainanku ke bawah dimana aku mulai menghisap-isap jari-jari kakinya dengan perlahan dan hanya menggunakan bibir, turun ke telapak kakinya yangbuberikan ujung-ujung lidahku. Kemudian aku berbalik lagi kembali kepantatnya dimana aku memainkan kepala penisku di bulatan pantatnya, kemudian berpindah di belahannya, ku gesek-gesekan dengan perlahan, tiba-tiba dengan cepat, dan perlahan lagi, sambil ku tiduri Fita dari atas. Terdenger suara desahan Fita semakin mengeras lidahku yang kubuat melingkar-lingkar dari leher kanannya ke kiri, dimana tepat di tengah-tengah lehernya aku melahap, ” eehh, nnggg, Aris ayo Aris, ehmmmm “. Aku membalikkan tubuh Fita, sehingga dia sekarang berbaring terlentang masih dengan mata tertutup. Akupun mulai menciuminya lagi. Kugigit-gigit bibirnya yangmerah muda itu sambil menahan tangannya yangingin memelukku. Dengan tangan kiriku menahan kedua tangan Fita di atas kepalanya, aku melanjutkan ciumanku di bibirnya, sambil sekali-kali aku tarik, membuat Fita mengangkat-angkat kepalanya seakan hendak mengejar bibirku, tetapi tertahan oleh tanganku dan tutup matanya.
Aku menciuminya lagi dan menariknya lagi. ” Ahhh Aris, kok kamu gitu sih, jangan bikin aku geregetan donk ” . Aku melahap lehernya yangputih sekarang, lidah-lidahku bergerak bergantian dengan kedua bibirku dan kuhisap-hisap dalam dan kuat di selingi dengan tarian lidahku di pangkal lehernya. Fita hanya bisa menggelinjang tinggi yang langsung ku sambut dengan ciuman lagi di bibirnya. Permainan kuturunkan kebagian dadanya. Aku mulai dengan sentuhan halus dengan ujung-ujung jariku yang mengelilingi bulatan dadanya, menimbulkan rasa geli yang enak sekali. Bergantian dengan ujung jari, aku mengelus-elus dadanya dengan ujung-ujung kuku dan meremasnya dengan tangan penuh, perlahan sekali pergerakan tanganku melingkari dadanya yangindah itu. Lidahku mulai bergerak-gerak mencari puting susunya yangmerekah berdiri. Aku menghisapnya bagaikan bayi yangsedang menyusui, sekali-kali kugigit-gigit kecil di putingnya, dan memainkan ujung-ujung lidah berputaran di sekamir putingnya. Lidahku juga turun bermain di belahan antara dua bukit kembar tersebut. Berganti ke arah kiri dan kanan tubuhnya. Aku menangkat lengan Fita lagi dan mulai memainkan ujung-ujung lidahku lagi di pangkal lengannya berputar di ketiaknya yg bersih tak berbulu. Tanganku naik turun di samping tubuhnya sebelah kanan dari lengan sampai paha atas. Di perutnya aku berhenti melingkar-lingkar dengan lidah di sekamir pusarnya, dan memasukan ujung lidahku ke dalamnya, menyodok-nyodok dan kuhisap-hisap lembut dengan bibirku. Sementara itu tangan kananku mulai bermain di bibir vaginanya yang sudah merekah basah.
Aku hanya menggesek-gesekan jariku tanpa berusaha mengenai klitorisnya. Aku mulai meregangkan paha Fita, dan mulai membuka bibir vaginanya. Kuberikan sentuhan kecil di klitoris dengan ujung lidahku. Fita melenguh lagi sambil memegang kepalaku. Jari tengahku memulai menggesek-gesek ujung lubang vaginanya, sementara lidahku kuputar-putar di sekamir klitoris Fita, aku juga menghisap-hisap klitorisnya, kutarik dalam-dalam dengan hisapanku, sambil jariku menusuk-nusuk masuk dalam vaginanya, berputar-putar di dalam merasakan basahnya dan hangatnya dinding vaginanya. Jariku seakan-akan menggaruk-garuk dinding vaginanya atas bawah sambil aku tetap menghisap-hisap klitorisnya, sememntara jempolku kumainkan di antara vagina dan anusnya. Fita berontak bangun ” cepat Aris, ayo masukin donkkk please”. Aku menyambutnya lagi dengan bibirku, kuciumi lagi dengan ganasnya, sambil kuselipkan pahaku diantara selangkangannya, demikian juga dengan Fita yangmenyelipkan salah satu pahanya ke selangkanganku.
Kamipun saling bergesekan, aku merasakan hangat dan lendir dipaha kananku. Kupeluk Fita erat-erat. Tetapi dia memberontak dengan kuatnya dan menarik tutup matanya. Fita mendorongku dengan kuat ke arah kanan, dan langsung menindihku sambil menciumiku dengan ganasnya, tangannya meraih penisku dan di arahkan ke vaginanya, dan ” ahhhh” kurasakan hangatnya kewanitaan Fita, terasa di sedot-sedot oleh otot-otot vagina Fita. Fita sekarang berada diatasku dan mengambil kontrol. Dia menunggangiku dengan liarnya, mempercepat tempo sambil menciumiku dengan ganasnya. Tubuh kami berkeringatan, aku meremas-remas dadanya Fita, kemudian aku memeluk Fita erat-erat berusaha setengah duduk menciumi lehernya serta memainkan jariku di belahan pantatnya Fita. Diapun semakin mempercepat iramanya dan memelukku erat-erat pula. Tiba-tiba aku merasakan sensasi yang luar biasa, sekujur tubuhku bergetar,terasa cairan hangat membasahi penisku, memenuhi vaginanya. Demikian pula dengan Fita. Dapatlah kami kepuasan yang luar biasa setelah berhubungan Sex. Fitapun kemudian memelukku erat-erat dan Kamipun terdiam, terasa seperti waktu berhenti sekejap karena kami terbuai dalam rasa nikmat yang luar biasa. Singkat cerita kamipun kemudian terkulai lemas diranjang dan saat itu kamipun langsung tertidur pulas tanpa membersihkan tubuh kami yang berbalut lendir kawin. SelesaI.

 

Cerita Sex ABG Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris,Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016,Cerita sex Perselingkuhan 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Gangbang, Spg, Pramugari, Gadis berjilbab, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMA, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Dewasa Kado Spesial Untuk Pacarku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Ngentot Murid dan Kepala Sekolah

$
0
0

Cerita Dewasa Pesta Sex Terbaru “Cerita Dewasa Ngentot Murid dan Kepala Sekolah” Cerita Sex Mahsiswa 2016, Cerita Dewasa ABG Terbaru, Cerita Sex ABG Bispak Terbaru, Cerita Sex Gadis SMA 2016, Foto Cewek SMA Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

seorang Guru Olahraga yang bersetubuh dengan kepala sekolah dan beberapa muridnya yang cantik dan sedikit liar. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Dewasa Ngentot Murid dan Kepala SekolahCerita Dewasa Ngentot Murid dan Kepala Sekolah

Hey para maniak cerita sex bergambar, sebut saja namaku Rendy, umurku sekarang 28 tahun, tinggi badan 175 cm, dan berat badan 75 kg. Aku adalah seorang lelaki yang sudah beristri, dan bekerja sebagai sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa atau yang sring sisebut Pak guru.Aku bekerja disalah satu sekolah swasta Elit di Semarang. karakterku bisa dibilang orang yang cuke dan pendiam.

Kalau kata rekan-rekan guru dan para muridku aku terbilang guru laki-laki yang bisa dikatakan cukup ganteng dan bertubuh proposional. Maka dari itu tak jarang rekan-rekan guru wanita dan para siswi menggodaku, namun selama itu aku sikapi dengan santai dan cuek. Dalam pernikahanku yang sudah aku jalani selama 3 tahun ini, aku termasuk seorang suami yang tergolong dalam kategori suami yang setia.

Namun sampai pada suatu hari kesetiaanku ini di uji dengan bergantinya kepala sekolah di sekolahan tempatku mnegajar. Sungguh hidupku dan rumah tanggaku berubah 360 derajat, kacau sekali intinya. Pergantian kepala sekolahpun terjadi, perlu para pembaca ketahui, kepala sekolah yang baru ini adalah mantan pacarku semasa aku masih kuliah dulu. Tidak kusangka kami bisa bertemu kembali namun dengan keadaan yang telah berbeda.

Keadaan yang berbeda itu adalah keadaan kami kini sudah tidak lajang lagi, kami sama-sama sudah berkeluarga. Namun walaupun kami sudah berkeluarga, dalam hati kami sama-sama masih berharap untuk saling memiliki lagi. Rasa itu sebenarnya besar seklai,  namun saat itu aku masih memilih untuk setia kepada istriku dan menutup hati pada mantanku Linda yang sekaligus kepala sekolahku.

Sampai suatu hari, ada gosip yang tersebar disekolahanku, entah siapa yang menyebarkan gosip kalau Linda adalah mantan pacarku saat aku kuliah, iya sih memang benar tapikan itu masa lalu. Aku tidak menyangka ada orang yang menyebarkan gosip kalau kami berselingkuh, memang aku akui kai akrab dan sering bersama, namun hali itukan tidak berarti kalau kami selingkuh. Yang jelas aku sering bersama Linda karena perihal tugas, tidak lebih.

Jujur saja, sebenarnya aku keberatan sekali jika setiap ada undangan dinas Linda selalu meminta aku untuk mendampinginya, namun karena dia atasanku aku-pun tidak bisa menolak apalagi jam mengajar pagi hari saja. Waktu demi waktu pada akhirnya gosip itu-pun sampai ditelinga istriku, segala alasan tidak mampu meredakan api cemburu dan amarahnya hingga berujung pada pisah ranjang.

Itu satu-satunya jalan karena aku tidak mau menceraikanya dan berharap rasa rindu dan cinta akan kembali berbunga seiring dengan perpisahan jarak dan waktu. Tapi apa dikata, kesendirian dan kesepian membuatku berubah, ada yang berbisik di hatiku. Daripada tidak melakukan tetapi dihukum, mending melakukan saja toh kamu sudah menjalani hukuman ini?! Aku terbujuk dan aku terjerat.

Saat menghadiri rapat yayasan di sebuah hotel di Yogyakarta, aku dan Linda lagi-lagi yang kebagian jatah mewakili sekolah. Acaranya begitu padat karena rencananya mendadak berubah, rapat dipercepat sehingga otomatis membuat segalanya jadi menumpuk. Aku dan Linda memang sekamar tetapi rasa lelah menutup nafsu kami.

Tetapi tidak demikian pada hari ketiga, rencana rapat 3 hari dan berubah menjadi 2 hari membuat kami mempunyai sisa waktu 1 hari. 1hari bebas mengajar disekolah dan 1hari mendapat kamar hotel gratis. Linda sempat mengajak balik saja, tetapi aku memohon padanya untuk tetap tinggal sebagai waktu untuk aku refreshing. Linda yang perhatian dan mengerti aku langsung mengiyakan bahkan mau menemaniku.
Pagi-pagi kami menuju pantai parangtritis untuk melihat matahari terbit dan berharap deburan ombak mampu melarung beban yang ada di kepalaku. Entah siapa yang memulai, tanpa sadar kami bergandeng tangan dan berlari berkejaran bermain ombak. Aku mengejarnya dan menangkapnya dari belakang, ternyata dekapanku memeluk erat tubuhnya tepatnya memeluk kedua toketnya yang hanya terbungkus kaos tipis basah berwarna putih dan bikini Pink.

Kami terjatuh dan berguling diatas pasir dengan derai debur ombak yang mengguyur tubuh kami.
Mata kami saling memandang, ada rasa yang kembali berbunga diantara kami dan sebagai pria aku mengambil inisiatif untuk mengutarakan isi hati terlebih dahulu. Dan ternyata hati kami merasakan hal yang sama, Linda menjawab tanya dihatiku dengan sebuah kecupan hangat di pipi kiriku. Aku menyambutnya dengan pelukan dan bisikan memanja.

Kami berbincang tentang masa lalu saat masih berpacaran dan berniat mengulanginya. Bahkan dengan mengejutkan Linda sudah siap jika harus diceraikan suaminya dan memilih aku.
Pantai semakin rama oleh para wisatawan, demi keamanan aku mengajak Linda untuk kembali menuju hotel. Tetapi mendadak Linda menginginkan untuk mandi spa, aku menurut saja dan tidak buru-buru kembali ke kamar.

Kebetulan tempat spa-nya berada di hotel tempat kami menginap jadi lebih menyingkat waktu. Dengan alasan sedang berbulan madu, tanpa sepengetahuan Linda aku memesan private room sehingga hanya akan ada aku dan Linda saja. Show Time! Awalnya kami bersikap seperti apa layaknya bermandi spa, dengan tetap memakai pakaian (tipis) kami duduk bersebelahan dan kembali menyemai romansa masa lalu yang sempat terberai.

Kami semakin dekat, semakin hangat dan lagi-lagi kami terbuai oleh cinta. Kami berpelukan dengan bibir saling berpagutan, tangan saling meraba dan mengelus menjelajahi lekuk tubuh mencari bagian yang paling nikmat. Karena sama-sama sudah berkeluarga, maka otomatis kami mengerti kemana arah percumbuan ini.
Aku mengangkat tubuhnya agar duduk dipangkuanku, kami tetap berciuman dan mulai saling mengelus daerah kemaluan. Linda tampak sedikit terkejut dengan penis-ku yang walau berukuran dimensi seperti pada umumnya pria indonesia tetapi penis-ku cukup panjang 18 cm melengkung menerobos celana dalam dan celana boxer-ku. Apalagi saat pacaran dulu, Linda belum sempat mencicipi bagaimana nikmatnya Penisku,
“ Wah… punya kamu panjang banget ya Ren ”, Puji Linda.
“ Iya nih Lin, kalau dimasukin semakin dalam pasti akan semakin nikmat ”, Ujarku nakal.
Pelan-pelan tanganya mengelus Penis-ku dan melepaskan kain yang mengekangnya. Sementara tanganku langsung menyusup celah pahanya dan merasakan gundukan tembemnya. Rasa dag-dig-dug terasa memenuhi dadaku, seakan ini sebuah pengalaman pertama dan masih berpacaran. Tangan kiriku meraih tali bikininya dan menariknya hingga membuat kedua toketnya bebas menggantung di dadanya. Aku langsung melumat putingnya yang tepat di depan hidungku, aku remas toket kirinya dengan tangan kiriku sementara tangan kananku memijit dan memainkan Vagina-nya,
“ Eghhh… Sssss… Ahhhh… huhhhh… Oughhh… ”, desah kami bersamaan.

Saat itu tanpa komando, tanpa sadar kami mendesah bergantian dan melepaskan semua kain yang menempel ditubuh kami. Aku sempat meminta Linda untuk mengoral penis-ku, tetapi dengan alasan jijik dia menolak mengulum dan dicium Vagina-nya. terpaksa aku menggunakan madu (untuk terapi) untuk melumuri dan melicinkan Penis-ku. Linda keluar dari kolam spa dan menghampiriku dengan lidah menjulur menggodaku.
Langsung saja aku mendorongnya ke dinding dan membuka kedua pahanya lebar-lebar. Pelan-pelan aku arahkan palkon dan menekan-nekan ke bibir vaginanya, sangat geli dan nikmat melebihi saat mengeksekusi istriku. dengan bantuan madu, Penis-ku menelusup mulus menyusuri dinding vaginanya. Licin dan sedikit lengket, menarik sedikit kulit dan memberikan nikmat yang teramat sangat,
“ Aghhhh… .Eummmm… Ssssssss… enak Ren.. Aghhh…”,  racau Linda.

Kemudian aku-pun mempercepat goyanganku, maju-mundur teratur sambil meremas dan memilin-milin putingnya. Masih cukup seegar dan merah, mungkin karena putih kulitnya sehingga tetap menawan walau sudah 3 tahun di kenyot suaminya. Penis-ku yang panjang membuatku leluasa bergoyang tanpa takut terganjal oleh pantat semoknya.

Karena kurang nyaman dan berbatas waktu, kami mempercepat permainan ini tanpa mengatur tempo.Yang benar saja para pembaca, aku yang terbilang sudah mengenal sex dalam kurun waktu 15 menit air maniku sudah menyembur membanjiri liang senggama Linda,
“ Crottttt… Crottttt… Crottttt… Aghhhh… ”,
“ Oughhhh… Sssss…..Sayangg… basaaaaah aku nih… Aghhhh… ”, ucap manjanya.
“ Hehehe… basah tapi nikmat kan sayang… ” Ujarku ssembari menggendong dia masuk ke kolam spa.
Sangat berbeda dan sejak saat itu aku menjadi mengerti mengaapa banyak orang berselingkuh, obsesi dan hasrat yang berbahaya (takut ketahuan) akan meFitkatkan sensasi sex itu sendiri. Selesai mandi kamu melanjutkan perselingkuhan itu dikamar dan hingga berganti hari kami tidak keluar kamar sampai saat check-out tiba. Kami berbulan madu dengan sangat memuaskan dan menjadikan itu sebagai tonggak baru pondasi cinta kami.
Sebulan berlalu dan aku mengabulkan permintaan cerai istriku dulu tetapi istriku malah mengurungkan niatnya itu dan ikut balik kerumahku dengan syarat dia melupakan gosip itu (menjadi nyata) dan mempercayai kesetiaanku. Kembali aku dilanda dilema setia, tetapi aku sudah terlanjur menikmati hobi baru memacu hasrat dan nafsu! Entahlah… biarlah mengalir sesuai jalan kehidupan.
Aku tergila-gila pada sebuah sensasi bahkan aku sudah sempat memikirkan sesuatu yang mesum saat melihat murid putri memakai pakaian olahraga yang basah oleh keringat. Aku menjadi hypersex dan itu juga diungkapkan oleh istriku yang kewalahan melayani nafsuku yang menggebu. Pada akhir tahun ajaran, aku memperketat penilaianku terhadap siswi kelas 3 yang akan menghadapai  kelulusan, terutama siswi yang tergolong manja dan sering membolos.

Dalam 4 hari ujian praktek olahraga aku memilih dan memilah siswi yang aku anggap cantik. Dengan alasan yang aku buat-buat tetapi logis aku mengajukan praktek susulan untuk mereka kepada kepala sekolah. Linda sempat menolak usulanku, tetapi dengan kegigihan dan rayuanku dia menyetujuinya. Risya, Lita, Astrina dan Fitri adalah 4 sekawan yang membentuk sebuah Gang, mereka kompak dan sering membolos jam olahraga.

Aku memanggil mereka melalui Bu Rini, guru BP yang sering diledek mereka dengan sebutan perawan tua karena sudah 30 tahun tetapi belum menikah. Aku menyusun jam Praktek susulan pada siang hari, yakni jam 13:30 WIB dengan alasan sekalian untuk menghukum mereka karena dari cerita teman-temanya mereka berempat naik angkutan saat ujian berlari 3 km. Tampak wajah jahil dan badung mereka tidak lagi tampak pada siang itu.

Karena tidak terbiasa dengan olahraga mereka-pun saat itu mengeluh panas dan memelas untuk meringankan ujian prakteknya. Dengan tegas aku jawab tidak!! Aku mengikuti mereka berlari dari belakang, dengan mengendarai motor tentunya. Baru setengah jalan mereka sudah lelah dan terengah bahkan sempat berkata menyerah tetapi aku tidak menggubrisnya. Fisik mereka lemah dan menjadi pembenar bahwa mereka anak mama yang manja dan pamer harta.

Ketika itu kira-kira 2 jam lebih mereka baru sampai garis akhir, sangat mengherankan. Tanpa membuang waktu aku langsung melanjutkan penilaianku untuk basket, voley dan aku tutup dengan push-up dan site-up!! Hari semakin gelap saat mereka selesai melakukan ujian praktek dan tanpa ampun aku mengumumkan penilaianku bahwa nilai mereka malah jauh dibawah nilai yang aku buat kemarin dan memintanya untuk mengulanginya kembali esok pagi.

Mendengar itu Astrina langsung pingsan dilapangan dan keadaan menjadi panik begitu juga denganku tetapi aku bersikap tenang. Aku papah tubuh Astrina menuju ruang UKS dan membaringkanya di tempat tidur. Risya mengoleskan alkohol di hidungnya dan membuatnya terbangun. Serentak mereka memohon untuk diluluskan, dengan menawarkan uang, laptop, handphone dan lainya tetapi aku tetap menjawab tidak.

Mereka semakin kalut, tajut dimarahi ortu dan malu pada teman-temanya. Dengan agak ragu, aku mengutarakan syarat agar mendapat nilai bagus. Mereka serentak menjawab iya, padahal aku belum mengutarakan syarat yang akan aku berikan,
“ Oke, sekrang aku kasih tahu syaratnya, kalian kalau mau lulus kalian harus mengganti waktu nikmatku !!! ”, Ucapku.
“ Waktu nikmat apa maksudnya pak ??? ”,  tanya Lita dengan polosnya.
“ Hemmm… arti kata dari waktu nikmaku adalah, karena aku sibuk dengan memeberikan ujia praktek kalian, jadi waktu becintaku dengan istriku terganggu kalian, jadi kalian harus mau bercinta denganku agar kalian lulus !!! ”, Ucapku tegas pada mereka ber-4.
Sesaat mereka-pun terdiam tanpa kata, apalagi Risya dan Astrina yang sangat keberatan karena masih perawan. Sementara Lita dan Fitri sudah sering bersetubuh dengan pacarnya. Aku meminta mereka memikirkanya dulu dan menujarnya besok pagi. Aku pulang dengan penuh kemenangan dan menanti esok hari dengan hati yang berseri.
Hari yang indah itu datang bersamaan dengan datangnya SMS dari Lita yang menyatakan mereka mau menerima persyaratanku.

Risya dan Lita di pagi hari serta Fitri dan Astrina di sore hari, aku membagi mereka menjadi dua eksekusi dan masing-masing dengan satu perawan. Aku langsung menyuruh Risya dan Lita menuju hotel yang sudah aku booking. Begitu masuk kamar, mereka langsung gugup. Saat itu mereka gugup karena melihatku hanya memakai handuk dan memasang aksi siap bertempur diatas kasur.

Aku langsung menyuruh mereka melepaskan semua seragam sekolahnya dan menyisakan CD dan BHnya saja. Risya tampak takut dan malu walau akhirnya membugili tubuhnya, berbeda dengan Lita yang sepertinya terbiasa bersetubuh. Sebagai gambaran, Risya cukup manis, berkulit kuFit langsat dan kutilang darat. Sedangkan Lita kebalikanya, dia putih, cantik dan berbody semok dengan tinggi 165cm bahkan dadanya jumbo untuk ukuran anak SMA sekitar 34 B.

Risya disebelah kiriku dan Lita disebelah kananku aku peluk dengan perasaan seperti raja yang diapit permaisuri dan selirnya. Aku ciumi bibir Risya dan langsung aku remas buah dada-nya yang imut, sementara Lita aku suruh memainkan bagian bawah tubuhku. Dengan sigap Lita membungkuk dan membuka handukku dengan mulutnya, menjilati penis-ku seperti sebuah lolipop sambil mengocoknya.

Aku terkejut denga keterampilanya dalam memainkan penis, mungkin sudah biasa pikirku. Sementara Risya mulai terbawa arus dan membalas ciumanku dengan hisapan dan belaian diperutku. Tangan kiriku inten meremas dan memainkan buah dada Risya sementara tangan kiriku mengelus dan menggesek belahan pantat Lita yang masih terbungkus celana dalam,

“ Eummm… Ssss… Aghhhhh… Pak… Oughhh… ”, desah Lita.
“ Ris, biasa saja seperti Lita tuh lahap banget, anggap saja aku pacarmu ”, ucapku mengarahkan Risya.
“ Iya Pak, tapi sambil menutup mata ya Pak ??? tanya Risya.
“ Yaudah terserah kamu aja deh Ris… ”, ujarku
Saat itu Risya-pun mengambil dasinya dan menutup matanya. Tidak kusangka kini Risya-pun dengan liarnya mulai menciumku bahkan tidak sungkan menjilati seluruh leher dan dadaku sambil menungging. Kini kedua tanganku sibuk mengelus dua Vagina para gadis ini, tangan kiriku mengelus Vagina Risya dan tanagn kanan-ku  mengelus Vagina Lita. Kemudian aku-pun menarik dan melepasakan celana dalam mereka.

Sehingga kini nampak  sebuah 2 gundukan Vagina yang lembut dan ditumbuhi rambut keriting khas wanita. Saat itu aku melihat dua-dua-nya sama indahnya, mana yang akan aku eksekusi duluan? Aku memilih Risya untuk menjadi yang pertama serta Lita menjadi pembimbingnya sambil memberikan rangsangan tentunya. Kemudian dngan perlahan Risya-pun mengambil posisi WOT (wwomen on top) dengan meraba karena matanya masih tertutup.

Lalu sementara Lita mengarahkan Penisku ke dalam vagina Risya dan memasukkanya pelan-pelan,
“ Oughhhhhh…. Ssssssss…. Sakit Pak… ” jerit Risya merasakan sakit.

Mnedengar jeritan Risya kemudian Lita-pun menutup mulut Risya dengan menyumpal memakai celana dalamnya. Kini Penis-ku langsung merobek selaput dara Lita, sementara Lita memegangi pinggang Risya dan menggerakkanya maju mundur. Risya hanya bisa bergumam dan merintih menahan perih tetapi tidak jelas terdengar. Gilak, benar-benar nikmat sekali Vagina perawan ini, rasanya seperti diremas remas Penisku.

Setelah beberapa saat bergoyang dan semakin becek, Lita-pun melepaskan celana dalamnya dari mulut Risya hingga terdengarlah suara,

“ Oughhh… Aghhh… Ssssss… Aghhhh… ”, desah Risya terdengar sangat nikmat dan merdu.

Nampaknya saat itu Lita sepertinya terangsang hebat, mendadak dia mengambil bantal yang mengganjal kepalaku dan mendadak duduk berjongkok diatas wajahku. Kurang ajar nih murid, masa wajah gurunya di kasih pantat, sunguh Improvisasi yang sanagt hebat. Saat itu aku tahu apa maksudnya. Kemudian aku-pun langsung menjulurkan lidah dan menjilati Vagina-nya dengan lahap, dan Sementara Lita dan Risya berciuman dan saling meremas memainkan puting.

Dalam hati aku berkata, ini namanya pemaksaan yang berakhir dengan kenikmatan dan kerelaan nih, hha. Lanjut,
Mereka berdua-pun mendesah bersahutan, dan saat itu Vagina Risya mendadak menyemburkan lendir kawinnya serta menyerahkan tahta penis-ku kepada Lita. Seperti tidak sabar, Lita langsung menggoyang penis-ku dengan cepat, dalam dan ada kedutan seperti mengenyot dari dinding Vagina-nya.

Aku mendesah dan karena sudah bernafsu, mulai tanpa malu melumat bibirku dengan ganasnya sambil mengarahkan tanganku agar menyentuh Vagina-nya. Nampak di mataku saat itu darah segar perawa Risya masih menetes dan melekat di jariku, kmeudian Risya,

“ Pak, aku sudah mengorbankan perawanku, maka nilaiku harus 9 ya Pak !!! ”, ucapnyapadaku.
“ Siap deh Ris, pokoknya beres, Emuaaachhh… ”, ujarku kemudian aku melumat bibirnya.
“ Dasar bapak ini,  kalau dari awal cuma minta dikelonin, bapak nggak usah pakai nyiksa kita-kita buwat pana-panasan segaka Pak ? ”, oceh Lita.
“ Udah nggak usah banyak omomg, udah buruan goyangin bapak aja !!! ”, ucapku.

Kemudian saat itu kami-pun terus bergulat nikmat, dengan berbagai posisi sex hingga akhirnya aku tidak kuat menahan badai klimaks di sekujur tubuhku. Dengan cepat Lita melepaskan penis-ku dari cengkeraman Vagina-nya dan menarik wajah Risya untuk melumat penis-ku hingga menthok di tenggorokan serta menahannya agar tidak bergerak,
“ Crotttttttt… Crotttttttt… Crotttttttt… ”,

Pada akhirnya seluruh air maniku tertumpah dalam mulut Risya, bahkan saking begitu banyaknya pejuhku, Riysa-pun sampai tersedak. Risya yang tak sempat berpikir dan tidak tahu tampak marah tetapi Lita menanggapinya dengan gurauan saja. Aku tertawa saja melihat tingkah konyol mereka,
“ Ris, kini kamukan udah merasakan air maniku, berarti kamu nggak akan bisa melupakan bapak dong Ris, hhaaa… ”, ucapku girang.
“ Ya iyalah, nggak mungkin aku bisa lupa sama bapak, bapak-kan udah merenggut keperawanaku dan lagi bapak mengambil keperawananku dengan paksaan,  Huhh ”, ujarnya sedikit kesal nampaknya.
Karena hubungan sex ini, akupun jadi teringan dengan kata-kata seorang filosofi yang mengatakan “ Sex membuat pelakunya menjadi rilex dan dekat ” ternyata pernyataan itu benar! Kami akhirnya kembali berpelukan, saling bercerita terutama saat praktek kemarin sambil menunggu Astrina dan Fitri mengaplaus mereka. Dalam perbincangan itu, terbersit sebuah fakta bahwa mereka sebenarnya mau dan senang banget melayaniku.

Karena saat itu mereka ber-4 sempat bertaruh siapa yang dapat menaklukkan hatiku, tetapi jika harus bersetubuh bersama, mereka risih dan malu walau mereka sudah terbiasa mandi bersama,
“ Enakan juga sendirian Pak, kan kita bisa bebas mengekspresikan diri dengan gaya sex apapun ”,  ucap Lita.

“ Bener juga tuh Pak kata Lita,hahaha ”,  ucap Risya menambahkan.

Rupanya kekesalan tadi hanya sandiwara saja, mendengar perktaan Risya aku yaki dia tidak menyesal memberikan keperawananya padaku. Lalu,
“ Yaudah kalian kasih kabar ke Fitri yah biar dia datang sendirian dan bebas berexpresi seperti kata kalian ”, ujarku pada mereka.
“ Ah bapak nggak adil banget sih, masak kita barengan mereka sendiri-sendiri ”,  ucap Lita protes padaku.
“ Udah kalian jangan iri, kapan-kita kita sambug lagi ”, ujarku dengan percaya dirinya.
Saaat itu hatiku berbunga-bunga disanjung oleh 2 ABG yang cantik dan hot ini, bahkan aku menjadi tahu bahwa disekolah itu aku menjadi guru favorit untuk para siswi dan cemburu buta kepada kepala sekolah (Linda) karena gosip itu. Karena Fitri hampir datang, mereka berpamitan untuk pulang dan tanpa sungkan meminta uang transport kepadaku.

Dasar ABG jaman sekarang, ucapku dalam hati. Tidak lama setelah Lita dan Riya pergi terdengar ada ketukan pintu,
“ Thok… thok… thok… ”,  suara ketukan.

Saat itu aku bergegas membuka pintu kamar dan mendapati sesosok ABG berseragam putih abu-abu dengan memakai helm putih. Yah dia adalah Fitri, asli sunda dan bertubuh sangat sempurna melebihi usianya. Berkulit putih, berwajah cantik khas wanita Sunda, tinggi 168 cm dan berbody  sangat yahud. Maklum Fitri suka dance dan mahir tari jaipong yang otomatis membentuk tubuhnya menjadi singset dengan pantat yang sintal dan nungging.

Tanpa Malu dia masuk dan sama sekali tidak terkejut dengan keadaanku yang hanya memakai celana dalam saja. Ternyata fitri adalah gadis bispak dan itu dia lakukan untuk membiayai sekolahnya karena disini dia ikut pamannya dan tidak pernah dikirimi uang oleh ortunya. Lalu,
“ Hemmm… kini aku harus memanggil bapak, Om atau Mas nih ??? ”, Tanya Fitri membuka obrolan.
“ Mas aja deh biar kelihatan masih muda Fit ”, ujarku.
“ Oh iya aku mandi dulu ya Mas biar wangi n hot, hhe… ”,  ucapnya sembari melepaskan seragam SMA-nya.
Wow… indahnya tubuh Fitri, kulitnya mulus , buah dada-nya membulat sempurna dan Ouhhhh belaahan pantatnya seperti buah apel super para pembaca. Saat itu bahkan aku sampai menelan ludah mengagumi keseksianya, penis-ku mengeras dan nafasku memburu ingin segera menikmati tubuhnya. Fitri masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan semprotan shower tanpa menutup pintu.

Layaknya sebuah pertunjukan striptease, Fitri melenggak-lenggok menari sambil memainkan shower  dengan hot-nya. Aku sudah tidak tahan dan langsung membuang handuk serta celan dalam yang sebenarnya baru aku kenakan saat membuka pintu. Aku menghampirinya dan langsung memeluk tubuh basahnya,
“ Hahaha… kamu udah nggak kuat ya Mas ? ”, ucap-nya manja dan centil.
“Kamu nakal banget ya Fit ternyata, sampai-samapai aku nggak tahan ngelihatin kamu ”, ucapku sembari meraba tubuhnya yang sexy sekali itu,
“ hahaha, kemarin Mas ngerjain aku lari sampai lemes, sekarang Mas aku kerjain gantian, hha… Weeek… ”, ujarnya.
“ Ohhh gitu ya, rupanya kamu ingin membalas ya, hha… oke deh… ? Ucapku sambil mencubit putingnya yang mengacung.
Saat itu kami langsung berpelukan erat dan beradu bibir dengan hot sambil meraba menjelajahi tubuh halusnya, sangat nikmat dan busa sabun cair membuat suasana semakin mesra. Membuat elusanku semakin lembut, licin dan nyaman. Pantatnya menggeliat menggelitik penis-ku membalas perlaakuanku yang terus-terusan meremas dan memainkan buah dada bulatnya.

Gilakkk, bisa-bisa aku tidak kuat jika harus terus bercumbu dengan Fitri yang hot ini. Apalagi staminaku sudah terkuras oleh Lita dan Risya. Buru-buru aku menggendong tubuhnya dan melemparnya keatas kasur serta langsung menindihnya,
“ Aghhh… Mas jorok ah, Fitri kan masih penuh busa sabun?? ”,  ucapnya protes padaku.
“ Udah biarin aja sih Fit, ntarkan juga dibersihkan sama orang hotel ”,  ujarku.
Saat itu aku melumat habis kedua buah dada-nya, meremas dan terus memilin putingnya yang merah mengacung. Fitri terus melenguh dan memejamkan mata menikmati setiap detik cumbuanku. Kebawah aku terus mencium dan menjilat lembut kulitnya, menyusuri perut hingga ke selangkanganya. Jembutnya begitu lembut, tidak terlalu keriting bahkan hampir lurus…  aku tergoda sekali dan melahapnya.

Aku cium bibir vaginanya sambil menggigit mesra dengan bibirku,

“ Oughhhhhh…. Sssssssssshhh… ”, desah Fitri sembari menjambak rambutku lirih.
“ Ssss… geli Mas, jangan begitu aku malu Mas, Aghhh… ”, sambungnya.
“ Tapi enak kan Fit, hhe… !!! ”, ujarku sambil sengaja menggigitnya agak kuat dan memasukkan ujung jari telunjukku kedalam Vagina-nya.
“ Ouhhhh… agh… Agh… Aaaghhhhh… ”,  dsahnya sembari membelai rambutku.

Kurasakan saaat itu tidak ada rasa amis atau-pun asin di Vaginanya, sangat bersih dan terawat semakin terasa lezat dan memikat. Aku mulai memaju mundurkan jariku, mengocoknya dan menggelitik ruang di Vaginanya dengan memutar-mutar jariku.

“ Oughhhhh… Mas, buruan masukin aja kontol kamu ”, pintanya.
“ Sabar dulu ya Fitri sayang, bentar lagi yah… ”, ujarku.
Saat itu aku-pun mempercepat kocokanku dan semakin dalam, terus hingga jariku tidak tersisa. Mendadak gerakan tubuhnya menjadi liar dan binal, pantatnya naik turun dengan kepala mendongak keatas serta kaki menendang-nendang tubuhku. Aku tetap mengocoknya, terus dan teruuuuuuuuuuuuuuuss hingga muncratlah lendir kawinnya ke bibirku. Fitri-pun bergumam dan terengah dengan tubuh yang semakin basah, basah oleh air dan bercampur dengan keringat.

Tak ingin kehilangan momen, aku langsung membuka paahanya lebar-lebar, mengganjal pantatnya dengan bantal kemudian langsung menyerangnya dengan penis-ku,
“ Blesssssssssssssss…. ”,

Pada akhirnya  penis-ku melengkung memasuki Vagina-nya, menandakan Vagina-nya masih sempit dan butuh dorongan ekstra untuk menerobosnya. Dengan cara maju-mundur berulang kali dan semakin cepat. Kedua buah dada kenyalnya berayun naik turun dengan indahnya, menggoda aku untuk meremasnya. Aku kunci posisi pahanya dengan kakiku dan aku arahkan kedua tanganku untuk menjamah dan memerah susunya.

Kemudian aku-pun meremas kuate-kuat buah dada-nya, dan sekalian untuk berbegangan ketika aku menggenjot Vaginanya,

“ Oughhh… yeahhhh…. enak banget kontol kamu Mas ”, ucapnya memujiku.
“ Aghhh… Ssssss…. aku mau kok sering-sering memuaskan kamu Fit… Sssss… ”, ucapku merayu sembari terus menyodok Vagina Fitri.
“ Sssss… Oughhhh… kenapa gak dari dulu Mas kamu ML sama aku, aku-kan bentar lagi lulus ”, ujarnya.
“ Enakan kalau kamu udah luluslah Fgit, jadi kita bisa bebas mau ngapain aja, Oughhh… ”, ujarku.
Saat itu aku menggenjot semakin keras, mendorong maju hingga membuat pantatnya terangkat dan melengkung dibagian perut. Aku merasakan rongga Vagina Fitri lebih dalam daripada Vagina-nya Risya dan Lita. Vagina Fitri sangat nikmat, seluruh penis-ku tertelan hingga tanpa sisa sedikitpun. Beberapa menit dalam persetubuhan kami, kurasakan Vagina Fitri menyemburkan lendir kawinya yang  hangat.

Hal itu membuat Vagina-nya terasa semakin licin dan nikmat sekali. Setelah dia mendapatkan orgasme pertamanya, diapun meminta untuk berganti Posisi,

“ Masss, aku mau diatas dong ”,  pinta Fitri merengek.
“ Bentar lagi yah Fit ”,  ujarku menahan keinginanya sebentar.
Aku benamkan semakin dalam, terus naik-turun dan,batang kejantanku berdenyut kencang seakan mau menyemprotkan air mani. Buru-buru aku kembali mengatur tempo seranganku, sejenak berhenti dengan alasan memberinya kesempatan berposisi WOT,
“ Hemmm… Alasan… ”, ucap Fitri nampaknya tahu kalau aku tadi akan orgasme.

Kemudian Fitri-pun mulai menelan penis-ku dengan Vagina-nya. dengan tangan bertumpu di dadaku, Fitri langsung menggoyangkan pantatnya dengan cepat. Memutar ke kiri dengan cepat, seperti goyangan ngebor Inul,  sangat ahli memutar pantat, pujiku dalam hati. Jujur aku belum pernah merasakan goyangan ngebor yang secepat goyanganya.

Aku sangat terangsang, merasa geli sekali dan cenut-ceut di palkonku. Spontan aku memencet putingnya dan menariknya,
“ Aghhhh… Aowwww….Aduh,  sakit Mas… hhu… ”, racaunya.
“ Maafin  aku ya Fit, maaf aku nggak sengaja ”, Ujarku.
Fitri tahu bahwa aku tidak tahan diperlakukan demikian, setelah mengatur posisi Fitri kembali bergoyang cepat tetapi dengan gerakan naik-turun,

“ Oughhh… Ughhhh… Sssss… ”, desahnya penuh birahi,

Kini kami kembali bersetubuh dengan goyangan yang berimbang, tdan kosntan. Kira-kira sekitar 10 menit kemudian, batang penis-ku kembali berkedut kencang dan rasanya aku tidak kuasa untuk menahan nikmat yang luar biasa ini,
“ Oughhhh… Croottt… Croottt… Croottt… Croottt… Aghhhhh… ”,
“ Lincah sekali goyanganmu Fit, sungguh luar biasa sensasinya ”, Pujiku kepada Fitri.
“ Eummm… keluar didalem kog nggak ngomong-ngomong sih Pak ntar kalau aku hamil gimana ”, Ujarnya.

“ Maaf ya Fit habisnya aku nggak kuat nahan tadi… hehe…  ”, ujarku.

“  Hemmm… yah Bapak berdoa aja biar aku nggak hamil… weeeekkk… ”, ucapnya genit sembari mencubit pipiku.
Tubuh Fitri ambruk menindihku, nafasnya terengah dengan detak jantung yang berdetak kencang. Kami berbincang mesra sambil saling berpelukan. Mendadak Fitri terperanjat begitu melihat jam sudah menunjukkan angka 16:20 Wib. Buru-buru dia mencuci muka, memakai seragamnya dan berpamitan pulang karena tidak mau dimarahi ibunya yang cerewet. Aku tidak sempat mengucapkan terima kasih atau apalah.
Malam itu Astrina tidak datang menemuiku di hotel, membuatku menunggu dan semalaman tanpa kegiatan. Aku tidak tahu mengapa, tetapi aku sangat kecewa dan geregetan. Di sekolah diapun tidak ada, saat aku tanya pada Risya dan yang lainya mereka kompak menjawab tidak tahu. Sialan aku dikerjain sama Astrina. Gumamku dalam hati!! Disiang harinya, saat hampir semua guru dan murid sudah pulang tiba-tiba Astrina menghampiriku di ruang guru.

Dia memintaa maaf karena semalam tidak bisa datang dan baru bisa menemuiku siang ini karena mendadak harus kerumah neneknya yang sedang sakit keras. Dan dia memohon untuk memberikan nilainya dulu serta berjanji akan menggantinya dilain waktu. Karena tidak tega aku mengiyakan saja karena kebetulan staminaku sedang loyo kecapean menunggu. Pengalamanku ini hanya sebuah awal yang membuat kehidupanku berubah total, terutama dalam bidang sex dan wanita. Selesai.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Dewasa Ngentot Murid dan Kepala Sekolah appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Dipaksa Terlibat Skandal Sex

$
0
0

Cerita Dewasa Sex Threesome 2016 “Cerita Dewasa Dipaksa Terlibat Skandal Sex, ” Cerita Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sedarah Terbaru, Cerita Sex Janda Terbaru, Cerita Sex Tante Girang 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Karyawati yang bernama Della. Ketika Della sedang lembur kerja, dia memergoki atasanya yang sedang bercinta dengan OB (office boy) dikantornya. Hal itu menjadikan Della harus turut serta dalam skandal sex dengan paksaan atasan dan OB tersebut. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

butuhsex-com-cerita-dewasa-dipaksa-terlibat-skandal-sex

Cerita Dewasa Dipaksa Terlibat Skandal Sex

Aku akan menuliskan kisah sex yang bisa dibilang menyebalkan namun nikmat. Namaku Della, aku adalah sebuah karyawati pada sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Saya pikir tidak usah panjang lebar, kisah ini bermula ketika pada malam itu aku sedang lembur kerja. Karena saking banyaknya kerjaanku, saat itu aku tertidur di meja kerjaku. PerusSssssss… Aghhh… aan dimana tempatku bekerja tergolong perusahaan kecil.

Perusahaanku ini menyewa dan bertempat di sebuah Ruko 2 lantai. Kantorku ini dijaga oleh seorang OB ( office boy), dimana OB itu sekaligus diberikan tempat tinggal di kantorku ini. Ob ini difasilitasi oleh kantorku sebuah ranjang kecil dengan korden lebar yang letak di pojok kantor lantai 2. Saat itu aku coba melihat jam pada di handphone ternyata sudah Pukul 23.00 malam. Tidak kusangka aku telah tertidur selama 3 jam, karena ketika terakhir kali aku melihat jam masih pukul 19.00 malam.

Jujur saja para pembaca, aku adalah tipe orang yang tidak terbiasa bekerja terlalu memaksa, namun demi mendapat cuti lebih awal aku-pun melembur pekerjaanku agar cepat selesai. Alhasil jika aku paksakan jadinya ketiduran gini deh, jadi sia-sia deh aku lembur toh akhirnya malah ketiduran, wkwkwk. Saat itu ketika aku terbangun aku melihat sekelilingku sudah gelap gulita, oh iya kantorku ini berada dilantai bawah.

Saat itu berfikir kenapa lampu udah dimatikan, apa Mas Danu ( Office Boy dikantorku) tidak tahu ya kalau aku masih di kantor ya. Mungkin dia tidak melihat aku yang tertidur saat itu, karena meja kerjaku ini layaknya meja kerja kantoran ada biliknya yang jika aku menunduk pasti sudah tidak terlihat. Karena gelap gulita saat itu akupun mulai menyalakan senter pada handphone-ku. Karena yang aku nyalakan adalah senter handphone jadul maka cahayanya-pun tidak terlalu terang.

Karena cahaya senter tidak terlalu terang makan aku-pun harus berjalan secara perlahan ke arah saklar lampu agar tidak menyandung atau menjatuhkan dokumen penting disekitar meja kantor. Saat itu aku-pun mulai menuju saklar lampu yang letaknya di dekat tangga akses menuju ke lantai 2. Sesampainya di saklar itu, aku-pun mendengar ada suara aneh, saat itu aku melihat lampu lantai 2 menyala, dan saat itu aku melihat 2 bayangan yang sedang bergerak-gerak nampak seperti bayangan orang ngesex.

Nampak saat itu 2 bayangan bergerak-gerak degan gerakan perlahan namun pasti. Malam itu akupun bertanya-tanya siapa yang berada dilantai atas jam segini. Jangan-jangan Mas Danu lalu dengan siapa. Saat itu hatiku-pun berdetak kencang antara ingin tahu dan takut. Beberapa waktu aku melihat bayangan itu dari tangga itu. Ketika itu terlihat seperti bayangan postur tubuh Mas Danu yang sedang menggenjot sosok wanita dengan nikmatnya.

Dan saat itu aku melihat dari bayangan, nampak bokong wanita itu pun membalas genjotan dengan gerakan menggoyang dengan perlahan namun liar. Karena aku penasaran akupun mulai naik ke tangga dengan perlahan. Sesampainya disana akupun mulai meginintip dengan berjinjit. Setelah aku melihatnya, ternyata memang benar itu adalah sosok Mas Danu dan wanita yang bersama Mas Danu adalah Bu Lena.

Sesaat mataku-pun tersentak karena kaget wanita adalah Bu Lena. Bu Lena ini adalah atasanku yang sudah bersuami dan sangat religius. Tapi disini aku melihatnya telanjang, menungging dengan payudara dan pinggul yang berisi. Dan dengan bagian kewanitaan yang digenjot oleh Kejantanan lain selain suaminya. Saat itu juga pipiku langsung memerah melihat ukuran Penis milik Mas Danu yang besar dan panjang, pokonya Big size deh.

Saat itu mereka pun berhenti sejenak dan berbisik, namun walau berbisik, terdengar jelas di ruangan yang sepi ini,

“ Dan, Penis kamu mau saya kulum ?, ” ucap Bu Lena dengan santainya.

“ Iya Bu, cepetan Kulum bu, kulum, ” ucap Mas Danu dengan semangat seperti anjing yang hendak diberi tulang.

Dan Bu Lena pun membuka mulutnya, sehingga penis milik Mas Danu masuk perlahan dan bersentuhan dengan bibir Bu Lena. Melihat bibir Bu Lena yang lembut bersentuhan dengan penis Mas Danu tiba-tiba membuatku merasa ingin kencing. Bu Lena pun mengulum maju mundur penis Mas Danu seperti es krim sehingga penis Mas Danu berlumuran basah.Ia mengisap dan sesekali mengeluarkan lidahnya untuk menjilat.

Wajah Mas Danu terlihat sangat keenakan sampai ia merem melek, namun Bu Lena tetap mengisap penisnya tanpa ampun. Sialnya, entah kenapa kakiku berkeringat dan menegang, aku terpeleset dan ketahuan oleh mereka,

“ Siapa disana!, ” teriak Mas Danu kencang.

Dalam hitungan detik, mereka yang masih telanjang sudah menangkap basah aku yang bersandar pada pinggiran tangga,

“ Della !!!???, ” ucap Bu Lena.

Saat itu secara reflek aku-pun membuang pandangan dan menutup mataku karena takut,

“ Mas, tarik dia kesini, ” perintah Bu Lena dan Mas Danu pun menarikku dengan kasar ke lantai 2. Aku bisa merasakan penisnya menyentuh bokongku ketika dia mendorongku. Dia-pun membantingku ke lantai dan mereka berdua melihatku dengan tatapan yang menusuk dari atas ke bawah,

“ Maaf Bu, saya tidak bermaksud mengintip, ” ucapku lirik memecah keheningan. Berharap segera bisa kabur dari situasi tak nyaman ini.

“ Kamu suka yang kamu lihat ?, ” tanya Bu Lena lantang.

“ Ma.. Maaf Bu… ?, ” ucapku.

“ Kamu suka? Nonton saya Ngesex sama Mas Danu?, ” tanya Bu Lena.

Sat itu aku-pun kehabisan kata-kata, Apa yang harus kujawab,

“ Buka blusmu, ” bentak Bu Lena.

“ Cepetan buka, ” sambungnya lagi.

“ Ta..tapi bu… saya…, ” Aku mencoba menolak perintah Bu Lena.

Saat itu dalam hati bertanya-tanya, Maksudnya apa Bu Lena menyuruhku membuka blusku,

“ Mas, buka baju dia !!!, ” ucapnya memerintahkan Mas Danu membuka Blusku.

Mas Danu pun memitingku ke lantai dan duduk diatas pinggangku, aku pun langsung tak berdaya sekaligus takut, dapat kulihat penisnya mengeras dan naik lagi ketika dia membuka tiap kancing blusku dengan kasar. Dan ketika dia melihat bra-ku, dia pun langsung menarik turun dengan kencang sampai tali bra-ku putus dan mengekspos payudaraku yang sedang namun montok.

Dapat kurasakan pandangan Mas Danu begitu bengis seperti hewan liar ketika ia melihat pada payudaraku yang telanjang. Ia pun membasahi telunjuknya dengan cairan dari ujung penisnya dan memencet Putingku,

“Sssssss… Aghhh… ., ” desahku.

Saat itu secara reflek aku-pun mendesah pelan, lalu mengoleskan cairan kejantanan-nya pada Putingku secara berputar, membuatku mendesah lagi tiap putaran jarinya mengelilingi Putingku,

“ Sssssss… Aghhh… … ahh…, ” rasa nikmat pun memenuhi otakku, membuatku lupa akan rasa takutku.

Tanpa kusadari, celana dalamku membanjir karena rasa terangsang yang amat sangat menggodaku. Hal ini baru kusadari ketika Bu Lena membuka bagian tengah celana dalamku,

“ Kamu menikmati ya, ” Bu Lena berkomentar dari belakang tubuh Mas Danu dan menahan tengah celana dalamku sambil melihat isinya.

Hal itu Membuatku sangat malu. Kini Jemari Bu Lena yang lentik pun masuk dalam belahan vaginaku dan basah dan membelainya turun perlahan ,

“ Jangan Bu… Sssssss… Aghhh… …, ” desahku.

Saat itu aku menutup mataku kencang, jemarinya berputar disekitar liang kenikmatanku dan membelai naik menuju klitorisku, memberikan rasa nikmat luar biasa yang membuatku menarik napas panjang dan menahannya. Disaat yang bersamaan, Mas Danu pun tiba-tiba menggunakan jari-jarinya yang lengket untuk menekan pelan sambil mengelilingi Putingku,

“ Ssssss… Aghhh… , Ssssss… Aghhh… , Ssssss… Aghhh… …, ” desahku.

Kini hilanglah sudah rasa takutku digantikan ekstasi yang luar biasa. Mas Danu-pun segera mengangkat badannya dan menusuk Putingku dengan penisnya. Ia mengarahkan ujung penisnya yang botak dan basah hingga bersentuhan dengan Putingku lalu menusuk Putingku kencang memberikan sensasi yang sangat berbeda dengan jari,
Aku-pun mulai mendesah, tanpa kusadari,

“ Aghhhh…, ”

Ada jari yang masuk dalam liang kenikmatanku, dengan cepat menusuk dan srrrek perlahan menekan dinding vaginaku. Seperti anak-anak yang menahan mual, vaginaku pun memuntahkan cairan panas yang seketika membuatku lemas. Aku klimaks. Membasahi celana dalam dan rok kerja ketatku. Sambil terkapar lemas, Bu Lena dan Mas Danu melanjutkan urusan mereka berdua tadi, namun aku tak menonton mereka karena ada yang lebih mengejutkan dari itu.

Tidak kusangka Fotoku bugilku sudah ada di handphone Bu Lena, saat itu nampak fotoku dengan bokong yang ditunggangi Mas Danu, Bu Lena tersenyum kepadaku dan menunjukkan layar handphone-nya,

“ Kamu pulang, dan jangan bilang siapa-siapa. Kamu tahu kan apa yang akan saya lakukan kalau kamu tidak menurut ?, ”

“ Oh ya, jangan coba-coba resign ataupun bolos besok, masih banyak yang harus kita lakukan… Yah… Ah… , ” Lanjutnya sambil mendesah.

Aku menelan liurku dengan rasa tidak percaya, sepertinya aku sudah terjebak dalam suasana penuh tekanan. Mau tidak mau aku harus selalu mengikuti keinginan mereka. Entah sampai kapan aku harus berada dibawah tekanan Bu Lena dan Mas danu itu. Selesai.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Dewasa Dipaksa Terlibat Skandal Sex appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Terbuai Kenikmatan Seks

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Terbuai Kenikmatan Seks – Aku seorang wanita walau belum pernah menikah tapi sempat berhubungan intim dengan seorang pria kekasihku beberapa tahun yang lalu. Hubungan kami terpaksa berhenti setahun yang lalu ketika orang tuanya yang kaya raya tidak menyetujui hubungan kami tersebut. Terakhir ku dengar kabar mantan kekasihku itu telah menikah dan pindah kekota lain yang tidak ingin kuketahui persisnya dimana.

 

 

cerita-sex-terbuai-kenikmatan-seks-300x300

Cerita Sex: Terbuai Kenikmatan Seks

 

Saat ini usiaku 28 tahun dan bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan swasta asing sebagai salah satu staf public relation. Gaji yang kuterima cukup lumayan untuk tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi dengan baik dan ramah terhadap siapa saja membuat aku dipercaya untuk menghadapi persoalan-persoalan pelik, dan menerima tamu-tamu penting.

Cerita Sex | Suatu hari aku dipanggil oleh bossku, dia mengeluh karena ada inspektor dari kantor pusat di Australia yang datang dan nampaknya boss kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaannya. Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut selama di Jakarta.

Terus terang hatiku agak bergetar ketika pertama kali bertemu dengan Steve. Terus terang dia mempunyai sex appeal yang luar biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan bicaranya jernih ditambah pakaiannya yang selalu rapi dan bermerk, termasuk wewangian yang digunakan. Mula-mula aku nervous juga dibuatnya, tetapi setelah lama-lama hubungan kami makin relaks. Aku berusaha untuk menyembunyikan ketertarikanku padanya, tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku. Mula-mulanya aku diajak makan beberpa kali sampai aku rileks.

Terus 1 hari dia ajakin aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis 2 gelas wine kali padahal aku nggak pernah minum. Aku rasanya nggak mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. kemudian dia ngajakin nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam. Karena yang nonton sepi, dia bebas rangkul-rangkul aku. Anehnya aku diem aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat aku diem aja dia makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak kalo dia mau cium bibir aku. Tapi tambah parah karena yang dia cium kuping dan leher aku lama-lama lagi.

Padahal itu termasuk daerah sensitif. Kelihatannya dia tau aku mulai ser… seran… tangannya mulai turun ke dada aku dari bahu. Tangannya lihai banget meskipun dari luar putaran-putaran jarinya mampu membuat aku sesak karena buah dadaku mengeras. Tangannya terus aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain aktif, dia berhasil buka kancing-kancing bajuku bagian atas, tangannya muter-muter diatas BH ku yang tipis, malu juga rasanya kalau dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, dan…. wah gawat ternyata dia sudah menurunkan tali beha dan bajuku sampai ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali rengut buah dada kiriku terekspos pada bibirnya…….

Begitu payudaraku aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi putingku yang keras disengol-sengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja sudah berhasil membuat putingku makin keras. Terus dia ciumin pelan pelan payudaraku yang 34 C itu mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium lembut olehnya. Belum puas menggoda aku lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas buah dadaku. Aku tak tertahan mulai mendesah.

Akhirnya apa yang aku khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya….. akh……. putingku tersapu lidahnya… perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi… perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigit perlahan sementara lidahnya berputar putar menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi.

Melihat aku mendesah dia tambah berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembari lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Terus terang aja selama menjanda aku belum pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai bergolak. Itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan pahaku. Dia tahu tubuhku merinding menahan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery bertitik-titik.

Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada di selangkanganku. Dengan lembut dia mengusap-usap pangkal pahaku di pinggiran CD ku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami. Hal ini dia ketahui dengan lembabnya CD ku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik CDku dan langsung menemukan clitku. dengan gemulai dia memainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhan yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jarinya lembut menyentuh clitku dan gerakannya memutar membuat tubuhku pun serasa berputar-putar.

Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di vaginaku. dan dia tahu persis sehingga dia mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap mengelus clitku membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti. Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya. Sementara jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat dilakukan laki-laki terhadap wanita. Aku megap-megap dibuatnya.

Entah berapa lama dia membuatku seperti itu dan sudah beberapa kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada tanda-tanda bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini. Akhirnya aku yang memulai… gila… entah apa yang mendorongku, tanganku tau tau meraba-raba selangkangannya….. disana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras.

Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras. Entah mengapa aku jadi senang menggodanya, jariku terus membelai turun naik sepanjang batang tersebut yang menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar menimbulkan getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja meremas-remas bola-bolanya sehingga dia pun terangsang. Sambil mengecup daun telingaku Steve berbisik… “shall we… go…??” Aku tak tau harus bagaimana dan menurutinya saja ketika dia menarik tanganku bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikutinya keluar bioskop melewati mall dan akirnya sampai di lobi sebuah hotel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut.

Langkahku agak tersendat ketika melewati lobi, tetapi jari tanganku tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang ternyata telah dipersiapkan sebelumnya olehnya. Di dalam lift Steve sempat mencium bibirku dengan lembut seperti mencium kekasihnya ini membuat tubuhku bertambah lunglai. Aku tertegun berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Steve, dan dia dengan sopan mempersilahkan aku masuk.

Beberapa saat aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat kebimbanganku Steve tidak memberi kesempatan dianggkatnya tubuhku dengan kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya aku masuk. Dengan cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku sempat berontak tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam sehingga kenikmatan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul.

Sambil membopong aku Steve terus melumat bibirku dan perlahan namun pasti dia berjalan ke arah tempat tidur ukuran king size yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak gelisah melihat situasi ini. Steve menyadari hal itu dan tanpa melepaskan ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan perlahan tepat di pinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku kembali.

Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk pinggangku dan menarik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat diantara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain diantara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku untuk keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan malu-malu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi.

Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahku diantara lidah dan langit-langit. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul. Aku merasa melayang tak berpijak, pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan kontrol. Pada saat itulah aku merasa Steve membuka kancing-kancing gaun malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil ketika, angin dingin dari mesin AC menerpa tubuhku yang perlahan-lahan terbuka ketika Steve berhasil melorotkan gaun malamku kelantai. Aku membuka mataku perlahan-lahan dan ku lihat Steve sedang menatap tubuhku dengan tajam.

Dia nampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus pakaian dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama berhenti pada bagian dadaku yang membusung. BH ku yang berukuran 34 D memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki.

Tatapan matanya cukup membuat tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku terseret maju ketika lengan Steve kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ketubuhnya. Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku Steve mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikan pujian-pujian akan kecantikan bagian-bagian tubuhku.

Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku. Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Steve telah menyerang salah satu daerah sensitifku, dan dia tau itu sehingga hal itu dilakukannya berkali-kali. Dengan sangat mempesona Steve berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya, kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Steve sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai.

Tubuhku terasa melayang, ternyata Steve telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Steve menjauhi ku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya secara perlahan. Anehnya aku menikmati pemandangan buka pakaian ini. Tubuh Steve yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan gairah tersendiri. Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian Steve duduk di ujung ranjang. Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujunng-ujung jari kakiku.

Aku menjerit kegelian dan berusaha mencegah, namun Steve memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan. akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari-jari kakiku. Aku merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu.

Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi
pastibibirnya makin bergerak keatas menyusuri paha bagian dalam ku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuat aku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku. Pertahananku benar-benar runtuh ketika Steve menyapu-nyapukan lidahnya dipangkal-pangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan bibirnya diatas gundukan vaginaku yang masih terbungkus celana dalam.

Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Steve terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang menciumkum. Aku berkali-kali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali getaran-getaran orgasme mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-remas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Steve, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara reflek dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala Steve.

Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak orgasme yang semakin dekat membuat aku tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit vaginaku yang sudah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Steve.

Dengan perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasme tak tertahankan. Tanganku memegang dan meremas ramput Steve, tubuhku bergerta-getar dan melonjak-lonjak. Steve tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku, ketika puncak itu datang. Aku merasa-dinding-dinding vaginaku mulai lembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku lorong vaginaku secara refleks akan membuat gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa membuat lelaki tak bisa bertahan lama.

Steve nampaknya dapat melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu. Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme. Steve kemudian bangkit, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa saat kemudian aku merasa batang hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah. Steve membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku.

Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Steve itu. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir kemaluanku di gerakan keatas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya. Kemudian gerakan itu berhenti. Dan akan merasakan sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang sempit.

Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lama-makin dalam. Aku merintih panjang ketika Steve membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah sensistif dalam liang itu tersentuh. Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding vaginaku yang telah lama tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dari dinding-dindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuat Steve membiarkan kemaluannya terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan vaginaku.

Kemudian Steve mulai menariknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat. Sodokan-sodokan yang demikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding vaginaku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Steve seolah-olah diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh Steve, gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat menetes dari dahinya.

Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat. Pinggulku kuangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala Steve melakukan gerak menusuk. Steve nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.

Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya menghujam keras dalam vaginaku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya mencemprot keluar dalam vaginaku berkali-kali. Akupun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai. Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap kecapean setelah mereguk nikmat. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Terbuai Kenikmatan Seks appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Keindahan Pengganti

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Keindahan Pengganti – Cerita ini merupakan kisah pribadi saya yang terjadi sekitar tahun 1999. Cerita ini berawal ketika saya mulai melanjutkan studi di satu perguruan tinggi swasta di kota Bandung. Saya sendiri datang dari daerah yang terpencil jauh dari keramaian dan pergaulan kota.

 

 

cerita-sex-keindahan-pengganti-225x300

Cerita Sex: Keindahan Pengganti

 

Perkenalkan nama saya Kaka, umur sekarang 25 tahun. Saya dibesarkan di keluarga yang sangat keras. Walaupun bukan dari kalangan militer, namun ibu selalu mendidik saya dengan keras. Dan hasilnya memang terbukti, saya menjadi anak mami yang super penurut dan alim. Dalam hal pendidikan pun saya selalu masuk ranking.

Cerita Sex | Kerasnya dalam mendidik saya, telah menjadikan saya sebagai seorang pemuda ‘kuper’. Saya tidak biasa mengikuti trend mode terbaru yang selalu ditiru oleh pemuda-pemuda lain. Tapi biarlah itu tidak terlalu masalah bagi saya. Ibu sangat melarang keras saya untuk mempunyai pacar, alasannya takut mengganggu sekolah. Namun bagaimana pun pembaca, saya ini seorang pria normal yang membutuhkan teman wanita untuk berbagi cerita suka dan duka.

Secara diam-diam saya menjalin kisah cinta monyet di SMA kelas 2. Namanya Lulu, dia anak orang kaya, orangnya cantik, pintar, pokoknya saya cinta banget sama dia. Saya dan dia kebetulan beda kelas, namun saya tetap berhubungan dengan dia selepas bubaran sekolah. Kisah cinta saya dengannya berjalan normal-normal saja. Namun terus terang saja saya kalah agresif dengannya. Saya sendiri sangat malu untuk sekedar menciumnya, walaupun hasrat di hati sangat menggebu-gebu.

Hari demi hari saya lalui dengannya sampai akhirnya saya harus pergi ke kota Bandung untuk melanjutkan studi. Sewaktu pergi saya beranikan diri untuk sekedar memberi ciuman sebagai tanda perpisahan. Lucunya.. waktu saya menciumnya, justru dia yang malah mendahului saya, sehingga saya gelagapan sekaligus senang dan nikmat sekali rasanya. Bibir kami saling berpagut hampir 5 menit. Saya pun menikmati permainan ini.

Keesokan harinya, saya pergi ke kota Bandung. Perasaan sedih menghinggapi diri, ketika melihatnya menitikkan airmata untuk melepaskan kepergian saya.

Saya pun akhirnya kuliah, setiap bulan saya selalu berkomunikasi walaupun hanya dalam selembar surat. Saya tidak dapat pulang setiap bulan menemuinya, karena walaupun pulang saya tidak dapat menemuinya karena ibu akan sangat marah kalau saya ketahuan pacaran. Yang lebih parah lagi, kalau ketahuan saya pacaran, biaya kuliah saya akan dicabut.

Tidak terasa saya sudah hampir 5 semester, dan selama itu pula saya tidak berjumpa dengannya. Padahal saya sangat rindu berat untuk bertemu dengannya, hingga suatu peristiwa datang menghampiri kehidupan saya yang merupakan cerita perubahan hidup saya.

Kisah ini terjadi sewaktu saya turut serta dalam sebuah acara kampus, tepatnya penerimaan mahasiswa baru. Tidak sengaja, saya berjumpa dengan seorang mahasiswi, dan ya ampun.., dia itu wajahnya mirip sekali dengan Lulu pacar saya di SMA itu. Wajahnya, bodynya, rambutnya, pokoknya segalanya dech, namun yang ini, lebih seksi, terlihat dari bentuk payudaranya yang aduhai.

Lanjutnya saya pun menjalin kisah asmara dengannya. Namanya Hani, asalnya dari Sumatra, dan kebetulan saya satu fakultas dengannya. Kisah asmara ini berbulan-bulan berjalan tanpa sepengetahuan ibu.

Suatu hari saya mengajaknya ke kontrakan saya di sekitar jalan Setiabudi. Di kontrakan saya, dia menonton televisi, sedangkan saya hanya memandangi wajahnya yang menurut saya itu adalah Lulu. Kebetulan waktu itu Hani memakai pakaian kaos ketat warna hitam, sehingga nampak sekali payudaranya menonjol.

“Kenapa lihat-lihat, ada yang aneh?” tanya Hani ketika saya sedang memperhatikannya.
“Nggak.. cuma lagi menikmati ciptahan Tuhan.” jawab saya.
“Ciptaan Tuhan..?” ujar Hani sambil menatap saya.

Saya tatap matanya yang bening, saya dekatkan wajahnya, lalu secara refleks bibir saya mendekati bibirnya.

“Jangan ach..,” ucapnya sambil memalingkan wajahnya.

Namun kerinduan saya terhadap Lulu telah mendorong saya untuk lebih berani mendekatinya. Saya peluk dia dari belakang, tangan saya memeluk kedua perutnya, sedangkan wajah saya menciumi rambutnya. Saya gesekkan hidung terhadap rambutnya, akh… wangi sekali rambutnya.

Kali ini Hani diam saja. Pelan-pelan saya tarik tangan ke atas menyentuh payudaranya. Hani pun hanya terdiam dan nampaknya dia pun sangat menikmati permainan ini. Akh.., besar sekali payudaranya, tangan pun hampir tidak muat memegangnya.

Masih dalam balutan kaos ketatnya, saya remas perlahan payudaranya.

“Akh..!” Hani mendesis.

Mulut pun beralih ke belakang telinganya, dan.. Hani membalikan tubuhnya, lalu bibirnya mencium bibir saya. Saya kaget sekaligus senang. Saya kulum bibir tipisnya, berpindah dari bibir atas ke bibir bawah, begitulah seterusnya sampai saya hampir merasa kehabisan napas.

Yang paling mengasyikan dari permainan ini adalah sewaktu Hani menyuruh mengeluarkan lidahnya, kemudian Hani menarik lidah saya ke mulutnya dan mengulumnya hingga kadang gigi kami saling beradu. Enak sekali rasanya, tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

Sementara bibir kami saling berpagut, kedua tangan pun mulai beraksi menggerayangi payudaranya. Saya masukkan tangan ke dalam baju ketatnya, dan terasalah ‘gunung kembar’ yang cukp besar. Walaupun masih terbungkus BH, namun tangan saya dapat dengan leluasa meremasnya.

“Kamu nakal..!” ucap Hani sambil melepaskan pagutannya.

Namun saya terus memburunya, kali ini ciuman saya arahkan ke bagian lehernya yang jenjang.

“Oh… Ohh… shh.. akh… terus.. terus..!” desah Hani sambil menekankan kedua tangannya ke kepala sehingga wajah saya amblas di lehernya.

Setelah puas tangan ini meremas kedua ‘bukit kembar’-nya, kali ini saya tarik ke atas baju ketatnya, perlahan tapi pasti. Nampaklah kedua payudaranya yang putih dan mulus, sementara penis ini sudah menegang dan menyilang di dalam celana dalam saya.

Nampak kedua gundukan payudaranya terbungkus BH berwarna hitam. Saya tarik tali belakang BH Hani, dan ola-la… Kali ini Hani sudah tidak memakai BH lagi dan nampaklah sepasang payudara yang besar dan putingnya yang berwarna kemerahan. Saya cium, saya kulum, lalu sedikit gigit putingnya.

“Oshh… achh.. hh… ngg..!” Hani meracau merasakan kenikmatan indahnya permainan ini.

Saya pindahkan ciuman ke payudara sebelahnya dan Hani pun melenguh kenikmatan.

Sementara itu tangan Hani mulai membuka kemeja saya. Satu demi satu kancingnya terlepas, sehingga saya pun tidak memakai baju lagi. Puas memainkan kedua payudaranya, bibir saya mulai memainkan pusarnya dan lagi-lagi Hani melenguh kegelian.

Kali ini birahi sudah sampai di ubun-ubun. Saya buka celana jeans-nya yang membalut pahanya, dan ternyata Hani memakai celana dalam berwarna pink bermotifkan renda. Saya tarik celana dalamnya, nampaklah vagina Hani yang indah, bulunya masih sedikit. Lalu kali ini ciuman saya arahkan ke vaginanya.

“Oh… ah.., shh.., Kaka.. aku udah mo keluar..!” ujar Hani sambil menggelinjang.

Kepalanya menggelinjang ke kanan dan kiri, sedangkan rambutnya sudah acak-acakan. Saya jilat kemaluan Hani yang berwarna sedikit kemerahan, kemudian menyedotnya.

Tiba-tiba..,

“Aku keluaaar..!” ujar Hani sambil memelu tubuh saya keras-keras.

Sementara jari tangan saya membantu memutar liang kemaluannya agar Hani dapat merasakan orgasme yang luar biasa.

Melihat peristiwa itu saya sendiri sudah tidak tahan. Saya lepaskan celana jeans saya termasuk celana dalamnya, sehingga kami benar-benar bugil alias telanjang. Hani sendiri nampak kaget melihat penis saya. Penis saya memang tidak terlalu besar namun cukup panjang. Penis saya sudah tegang dan sudah siap untuk tinggal landas.

Nampaknya Hani sudah mengerti kalau saya sudah tidak tahan lagi. Lalu tangannya membimbing penis saya ke lubang kenikmatannya. Saya tekan perlahan batang penis saya ke lubang vagina Hani. Susah sekali. Lalu saya dorong pantat ke depan dan perlahan tapi pasti kepala penis saya masuk ke lubang kenikmatan Hani.

“Oh.. terus. Terus.., dorong lagi..!” ujar Hani kegelian.

Kepala penis saya sendiri terasa ada yang memijat-mijat, enak sekali rasanya. Lubang kemaluan Hani sangat kecil, sehingga penis ini tearasa sangat terjepit. Saya dorong lagi pantat dan bles.., seluruh batang kemaluan saya masuk ke lubang vagina Hani.

Kemudian setengah penis saya tarik keluar, lalu dorong ke dalam seperti gerakan orang sedang push-up.

“Oh.. yes.. yes… terus… terus… aku mo keluar lagi..!” ujar Hani sambil merem melek.

Saya percepat gerakan memompa sehingga terdengar bunyi yang unik yang keluar dari dalam liang senggama Hani. Sementara saya pun sudah mulai merasakan orgasme, saya percepat gerakan push-up, dan tiba-tiba saya merasa sperma mulai mengumpul. Dan, crot.. crot… crot..! Keluarlah sperma diiringi rasa nikmat yang luar biasa.

Sementara Hani sendiri mulai merasakan akan orgasme. Saya cabut penis yang kelelaham setelah bertempur. Saya masukkan jari telunjuk lalu memutar-mutar, saya jelajahi seluruh isi vagina Hani sampai akhirnya Hani merasakan kembali indahnya permainan cinta ini.

Hari-hari berikutnya kami sering mengulangi permainan ini, tentunya dengan variasi dan posisi yang berbeda. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya pun sering memakai ‘pelindung’ yang kadang Hani sendiri yang menyediakannya.

Ternyata bercinta itu mengasyikan, layaknya bermain sepak bola. Dimulai dari fore play sampai kenikmatan yang tiada bandingannya. Sementara itu, Lulu nampaknya tidak kuasa menolak keinginan orangtuanya untuk menikah dengan pria pilihan orangtuanya. Saya sendiri tidak dapat berbuat apa-apa. Ucapan saya padanya hanya satu, “Semoga kamu bahagia.”

Kisah cinta saya dengan Hani akhirnya kandas setelah Hani pulang ke Sumatra dan tidak pernah mau menghubungi saya lagi. Permasalahan yang kami hadapi sudah membuatnya melupakan lagi diri saya. Kini saya hidup sendiri lagi dan tentunya tidak dapat merasakan indahnya bermain cinta. Selamat jalan Lulu dan Hani sang pengganti. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015.

The post Cerita Sex: Keindahan Pengganti appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Dicumbu Seniorku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Dicumbu Seniorku – Kisahku yang sebenarnya terjadi pada saat aku duduk di bangku SMA. Aku bergabung dalam sebuah grup yang bergerak di bidang bertualang di alam terbuka.

 

cerita-sex-dicumbu-seniorku-225x300

Cerita Sex: Dicumbu Seniorku

 

Menjelajah, mendaki gunung, berkemah adalah aktifitas grupku dan di grup itulah aku mengenal salah seorang seniorku.

Umurnya waktu itu 35 tahun, sudah beristri dan mempunyai 2 anak. Namanya Kak Dani. Orangnya baik, pandai bergaul, pintar memainkan gitar dan keyboard dan Kak Dani sering menghibur kami semua ketika beristirahat di arena kegiatan.

Cerita Sex | Beliau sangat berwibawa, melindungi dan menyayangi kami semua dan dari seringnya aku bergiat dengan dia, dalam hatiku sering muncul perasaan “lain” kepadanya. Sungguh, aku menyukai dia sebagai seorang lelaki ketimbang sebagai senior tetapi aku pendam dalam-dalam saja perasaan itu karena aku takut akan menghancurkan rumah tangganya dan aku juga malu pada kawan-kawanku.

Lama ku simpan perasaan itu dan semakin hari semakin besar menyesak dalam hatiku tapi tetap saja ku pendam.

Hingga pada suatu ketika grupku merencanakan untuk kegiatan pengembaraan melewati daerah Pantai Selatan ( Sindangbarang ke Cidaun ) dan untuk kegiatan tersebut harus melakukan survey medan terlebih dahulu. Kak Dani akan melakukan survey medan dan menawarkan siapa yang mau ikut dalam survey ? Semua tidak ada yang siap karena mereka tau bahwa Kak Dani kalau sudah berjalan, dia sering berjalan cepat sehingga sering kami tertinggal.

Iseng-iseng aku mengacungkan tangan sambil berkata

“Saya siap, Kak.” Kak Dani melihat padaku lalu bertanya
“Kamu gak kan rewel nanti di jalan, Er ?”.
“Siap, saya janji gak kan rewel” dan aku disoraki oleh teman-temanku.

Kak Dani menyetujui keinginanku dan sungguh, aku merasa bahagia sekali karena itu berarti aku akan berjalan hanya berdua dengannya.

Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah aku dengan Kak Dani. Dari Bandung perjalanan dimulai dengan menggunakan motor menuju Sindangbarang.

Selama di jalan Kak Dani bercerita tentang asal muasalnya menjadi petualang, tentang hobbynya bermain musik dan diapun meminta aku bercerita tentang keluargaku, hobbyku dan semua. Katanya supaya tidak ngantuk karena perjalanan ke Sindangbarang itu cukup jauh.

Rencananya, setibanya di Sindangbarang, motor akan dititipkan pada kawannya yang suka ke Bandung dan kami akan berjalan kaki ke Cidaun.

3 kilometer sebelum kota Kecamatan Sindangbarang hari sudah menunjukkan pukul 15.30, cuaca mendung menyambut kehadiran kami dan sesuai rencana motor Kak Dani akhirnya dititipkan. Temannya sempat menyuruh kami bermalam di rumahnya tetapi Kak Dani bilang tanggung, untuk mempersingkat waktu jadi kami tetap jalan saja. Teman Kak Dani akhirnya melepas kepergian kami dengan janji akan membawa motor Kak Dani kembali ke Bandung.

Kami kemudian mulai berjalan menuju titik pertama dalam rencana peta. Sepanjang jalan kami ngobrol ngalor ngidul sehingga tiba-tiba saja hujan turun dan kami berlarian mencari tempat berteduh. Kebetulan saat itu kami berada di jalan yang sepi banyak pepohonan dan akhirnya kami menemukan sebuah dangau yang agak menjorok ke dalam menjauhi jalan. Kesanalah kami tuju untuk berteduh.

Baju kami agak basah dan aku menggigil kedinginan sehingga Kak Dani lalu berinisiatif memelukku dan aku diam saja saat tangannya merengkuh tubuhku dan merapakan tubuhku ke tubuhnya.

Walaupun pakaian kami agak basah tetapi saat tubuh-tubuh kami serapat ini, kehangatan itu muncul dan terasa olehku. Aku sandarkan kepalaku pada dada bidang Kak Dani dan aku resapi pelukan kokoh tangannya dan aku rasakan degup jantung Kak Dani yang sedikit lebih keras …… sungguh aku merasa bahagia sekali bisa berada di pelukan orang yang selama ini aku kagumi dan ketika aku sedikit menggigil, Kak Dani menggamit daguku sehingga aku dapat dekat dengan wajahnya.

Nafasnya terasa hangat menerpa wajahku dan ketika gigiku gemeletuk karena merasa dingin, tiba-tiba saja Kak Dani menempelkan bibirnya ke bibirku. Ooooh …. Dia menciumku. Mula mula hanya nempel lalu perlahan-lahan lidahnya berusaha masuk ke mulutku.

Aku pasrah, kubuka sedikit mulutku sehingga lidahnya akhirnya menggeluti lidahku. Aku pasrah, aku bahagia dan aku rela dicumbu oleh lelaki ini. Ciumannya membuat tubuhku mulai menghangat. Tangannya yang tadinya ada di bahuku sekarang mulai bergerak lembut ke dadaku dan kemudian Kak Dani mulai meremas dengan lembut dan aku menggelinjang karena geli. Ciumannya sekarang menjalar ke telingaku, leher, tengkukku sehingga aku terus menggelinjang ….

“ Kaaaakkkk …. Ooohhhh ….” Hanya itu yang keluar dari mulutku karena aku merasa geli tidak ketulungan.

Getaran tubuhku semakin meningkat dan kurasakan sesuatu getaran aneh, hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, ternyata payudaraku diremas olehnya. Aku merasa melayang, sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, dipilin-pilinnya putingku, tak sadar desahku semakin mengeras karena kenikmatan yang melandaku. Tangannya bermain lincah di kedua dadaku sehingga tubuhku lemas tetapi terkejang-kejang nikmat. Aku sudah tidak tau lagi ini tempat apa, cuaca bagaimana, otak dan seluruh ragaku sepenuhnya meresapi kenikmatan cumbuan lelaki ini.

Tiba-tiba Kak Dani menghentikan cumbuannya, dia kemudian menatapku lalu berkata

“Er, kamu baru ngalami ini ?”

Aku tertunduk malu, tak sanggup ku tatap matanya yang lembut menatapku dan akhirnya malu malu kuanggukkan kepalaku.

“Maafkan Kakak sudah nakal yaa …” sambil dia kecup pipiku lalu merapihkan bajuku yang ternyata kancingnya sudah terlepas dari lubangnya.

Setelah bajuku tertutup lagi, aku segera duduk bersandar di tiang dangau sementara Kak Dani segera membuat perapian kecil dengan menggunakan paraffin, mengeluarkan nesting dan menuangkan air untuk dipanaskan. Terampil sekali dia melakukannya dan sesekali dia menatapku sambil tersenyum …. duh, senyumnya, aku membatin.

Setelah air mendidih, Kak Dani membuatkan 2 cangkir teh lalu dia berikan segelas kepadaku. Dia lalu mematikan api dan mengembalikan alat-alat ke ranselnya lalu dia duduk di sebelahku, menghisap rokok dan menikmati air teh yang hangat.

“Er, kamu gak nyesel dengan apa yang terjadi tadi ?” tanyanya memecah keheningan. Aku kaget tetapi kemudian ku jawab “Tidak Kak, Er tidak apa-apa”.
“Kakak gak tau kenapa jadi senakal itu yaa ?” katanya lagi sambil memandang jenaka padaku. “Aaaahh .. kakak ….” kataku sambil memukul bahunya tapi hatiku sennaaaanng sekali.

Tanganku dipegangnya lalu dia genggang dan dia kecup dengan lembut. Aku tergetar, jantungku kembali berdebar ….. tapi kemudian Kak Dani bilang “Sebentar lagi hujan reda … yuk, kita siap-siap. Mau ganti baju dulu dengan yang kering ?” tanyanya. Aku menggeleng karena bajuku tidak terlalu basah karena bahannya agak sedikit tebal.
Setelah hujan benar-benar reda, kami lanjutkan perjalanan dan akhirnya pukul 18.30 kami tiba di Kota Kecamatan Sindangbarang.

Kami cari tempat untuk makan dan setelah kami temukan, makanlah kami di sana. Usai makan, sambil merokok, Kak Dani bertanya padaku apakah aku siap untuk jalan malam sampai jam 21 atau bagaimana ?

“Jujur ya Kak, Er pegel seharian duduk di motor … jadi kalau boleh, Er ingin malam ini istirahat di sini saja, besok kita lanjutkan. Kakak juga tentunya cape kan nyetir motor dari pagi ?” jawabku.
“Ya sudah, kita cari penginapan. Disini ada beberapa yg harganya tidak mahal”, jawabnya.

Setelah membayar ke pemilik warung nasi, kami jalan lagi mencari penginapan dan akhirnya ketemu. Tidak mewah memang tetapi bersih dan asri sehingga aku setuju ketika Kak Dani .memilih penginapan ini.

Kami membayar sewa kamar untuk semalam dan setelah mengisi buku administrasi, kami diantar pegawai penginapam menuju kamar.

Di kamar itu ranjangnya ada 2, kamar mandi di dalam tapi tidak ada tv dan pegawai penginapan hanya mengantarkan sebuah teko plastik dan 2 gelas kosong. Tidak masalah, toh kami membawa perlengkapan untuk mandi dan masak ringan.

Kakak lalu mempersilahkan aku untuk mandi dengan pesan jangan lama-lama karena hari sudah malam dan akupun segera membawa pakaian ganti dan alat kebersihan lalu mandi.

Ketika keluar kamar mandi, aku melihat Kak Dani tengah tertidur di ranjang hanya memakai celana panjang bertelanjang dada. Aku sempat menatap wajahnya yang begitu tenang meski terlihat kelelahan. Perlahan ku bangunkan dia

“Kak … kak …” sambil ku goyang-goyangkan lengannya.

Dia terbangun, menatapku sebentar lalu dia meminta handuk dan tas kecil alat kebersihan lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian kudengar guyuran air. Aku sendiri segera memasak air dengan menggunakan paraffin. Tiba-tiba terdengar suaranya memanggilku

“Er … maaf, ambilkan kaos oblong sama sarung Kakak di ransel”

Aku segera membuka ranselnya, kuambil apa yang dia minta. Ku ketuk pintu kamar mandi dan ketika terbuka sedikit, tangannya menerima kaos dan sarung lalu pintu tertutup lagi.

Tak lama kemudian Kak Dani keluar dari kamar mandi lalu menggantungkan handuk basah di kapstok dan menyerahkan tas kebersihan padaku.
Saat dia tengah duduk di beranda, aku hampiri dia sambil menyerahkan minuman kopi instant kesukaannya.

“Makasih Er, duduklah ….” dia mempersilahkan aku duduk di kursi kosong di sebelahnya.

Aku duduk kemudian kami ngobrol tentang rencana jalan besok dilanjutkan dengan obrolan ringan. Kadang aku tertawa, cemberut mendengar guyonannya.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 21 sehingga Kak Dani mengajakku masuk kamar.
Aku berbaring di ranjangku dan Kak Dani kulihat sedang menulis buku catatan.

“Er … kamu pegal ndak badannya ?” tanyanya sambil menutup buku catatannya.
“Iya Kak … “ jawabku singkat.
“Mau sama Kakak dipijetin ?” dia bertanya lagi.
“Mau Kak tapi … Kakak juga cape kan ?” jawabku sambil balik bertanya.
“Ya gantian dong” jawabnya sambil berjalan ke arahku.

Mula-mula tangannya memijati bahuku yang pegal terbebani ransel seharian, lalu tengkukku. Pijatannya terasa nyaman lalu

“Er, ada body lotion ? Kalau pake bodylotion lebih enak, jadi tidak kesat kulitnya” katanya.

Aku bilang saja ada di tas dan kemudian dia mengambilnya.

“Er … kaosnya Kakak angkat yaa ?” tanyanya. Deg … aku kaget tapi benar juga, bagaimana lotion mau dibalurkan kalau aku masih pakai kaos ?
“Tapi Kakak janji gak kan nakal …” jawabku sambil melihat ke tembok karena aku malu melihat wajahnya.
“Ya, kakak tidak akan nakal …. asal ……” dia potong kata-katanya.
“Asal apa … hayo … ??” jawabku sambil membalikkan tubuhku sehingga setengah terlentang dan kupegang tangannya dengan kedua tanganku.
“Asal Er tidak menggoda Kakak dengan wajah cantikmu …..” jawab kakak sambil merebahkan tubuhku.

Aku tertawa ( senang dan bahagia ) dengan jawabannya lalu ketika Kak Dani menyuruhku untuk berbaring telungkup.
Kembali Kak Dani memijat bahuku tapi kemudian dia bertanya

“Er, bagaimana lotion ini bisa Kakak gunakan kalau kamu masih pakai baju ? Kakak buka yaa bajunya ….” Sambil dia membuka bajuku dan aku yang masih merasakan keindahan tadi di dangau diam saja, bahkan ku angkat tanganku agar bajuku mudah terlepas.

Saat bajuku terlepas, aku segera tengkurap karena aku mrasa jengah berpakaian setengah terbuka di hadapan lelaki ini.
Saat aku tengkurap lagi, Kak Dani mulai membalurkan lotion di bahu dan punggunggku dan saat dia mulai memijat aku terpejam merasakan kenikmatan dan … terasa pengait bhku dilepaskan olehnya …

“Kakkk …. janji gak kan nakal ….” ucapku tanpa melihat wajahnya.
“Iya … ndak, Kakak gak akan nakal” jawabnya.

Pijatannya merambat turun dari bahu ke punggungku dan aku merasakan enaknya pijatannya. Saat tangannya memijat punggungku,sesekali jemarinya menyentuh tepian buah dadaku dan aku merasa seperti tersengat tetapi aku diam saja karena memang enak. Agak lama tangan kakak menyenggol-nyenggol bagian ini kemudian baru bergerak ke bawah.

“Er, mau dipijat semuanya atau cukup sampai sini ?” tanyanya.
“Erni takut Kak …. “ jawabku menggantung dan Kak Dani melihat keraguanku sehingga akhirnya pijatannya mulai menurun mengarah ke bongkahan pantatku.

Otomatis celana piyama dan cdku turun terdorong dan aku tidak tahu harus bagaimana, antara malu, suka, takut, bercampur aduk dalam hatiku tetapi karena aku percaya lelaki ini baik, akhirnya aku diam saja. Kutahan erangan kenikmatanku saat tangannya memijiti/meremas pantatku lalu turun ke pahaku sambil terus menurunkan pakaian bagian bawahku hingga ketika pijatannya sampai ke betisku, aku tersentak kaget karena tubuhku sudah telanjang.

“Kakaaakkkk …. ?!!“ aku segera mengambil bantal menutupi dada dan kemaluanku dan segera aku bergerak ke sudut ranjang.

Aku panik, malu dan bingung karena meski bagaimana, aku belum pernah bertelanjang di depan lelaki manapun. Aku sampai ingin menangis karena malu yang luar biasa.

“Er, kenapa ? Kakak tidak mencelakakan kamu kan ?’ dia bertanya sambil mendekatiku.

Aku semakin merungkut ke sudut ranjang tapi karena aku sudah terpojok akhirnya Kak Dani dapat menyentuhku dan menarik tubuhku untuk masuk dalam pelukannya. Agak memaksa memang karena aku masih merasa takut tapi karena sentuhannya begitu lembut, akhirnya aku masuk juga dalam pelukannya.

Kak Dani lalu memelukku, melindungi tubuhku sambil membelai kepala dan rambutku.

“Er, jangan takut …. Kakak tidak akan berbuat yang tidak kamu suka. Kakak tau bahwa kamu anak yang baik dan kewajiban Kakak menjagamu agar tetap baik. Dah … jangan takut lagi yaa ?” tanyanya sambil mengecup rambutku.

Aku diam karena masih bingung lalu akhirnya Kak Dani membaringkan tubuhku. Aku masih memeluk bantal untuk menutupi ketelanjanganku. Kak Dani kemudian berbaring di sebelahku dan memeluk tubuhku hingga posisiku menjadi miring terhalangi oleh bantal.

Dengan lembut dia belai kepalaku dan dengan kondisi kamar yang hening membuatku berangsur merasa tenang serta nyaman.
Belaiannya sekarang bergerak ke belakang telingaku, jari-jarinya bermain di belakang telingaku sehingga aku merinding, terus dari telingaku jarinya bergerak ke tengkukku … aku menggelinjang dan mendesah kegelian.

“Kkkaaakkkkk …..” akhirnya desahku keluar.

Jarinya masih terus bermain di situ sehingga aku mulai merasa ada yang aneh dalam tubuhku, aku merintih perlahan merasakan tarian jarinya. Mataku sesekali melihat wajahnya tetapi lebih banyak ku pejamkan mataku karena merasakan kenikmatan jemarinya.

Lalu kurasakan hembusan nafas di wajahku, aku melirik, ternyata wajah Kak Dani sudah begitu dekat dengan wajahku, matanya begitu tajam menatapku dan akhirnya ku pejamkan mataku saat bibirnya menyentuh bibirku. Tak terasa aku memejamkan mata dan menikmati kecupan dan kulumannya di bibirku. Kenikmatan yang tadi terjadi di dangau kembali terulang dan suasana disini lebih nyaman daripada di dangau. Kubuka sedikit mulutku hingga akhirnya lidahnya bergerak lembut menggeluti lidahku.

Getaran-demi getaran kurasakan dan tubuhku terasa melayang, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Perlahan tapi pasti tangannya menyentuh payudaraku. Mulanya hanya rabaan lembut lalu akhirnya jadi remasan yang membut aku merasa melayang hebat, dimana kedua tangan Kak Dani meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan. Sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, tak sadar ku keluarkan desahan pelan.

Perlahan sekali, sangat perlahan bantal yang menghalangi tubuhku dengan tubuhnya ditariknya perlahan dan aku sudah tidak peduli lagi karena aku sedang merasakan kenikmatan yang baru ku alami. Ciumannya lalu mulai bergerak perlahan ke leherku dan disana lidahnya menari dengan tarian yang mampu membuatku terkejang-kejang nikmat sehingga dari mulutku keluar sudah desah dan rintihan tiada henti dan kenikmatan itu semakin bertambah dengan remasan lembut tangannya di payudaraku.

Aku sudah tidak bisa menolak lagi, kubiarkan saja semua berjalan apa adanya. Aku hanya mampu terpejam, merintih, menggelinjang dalam kenikmatan sehingga akhirnya akupun balas memeluk tubuhnya.

Sekarang ….. oooohhhhh …. Lidah mulai turun ke buah dadaku dan tangannya masih bermain lembut di dada yang satu. Aku terbeliak dan meremas rambutnya ketika lidahnya mencucupi putingku ….

“Addduuuhhhh …. Kakkkaaaakkkkk ….. oooohhhhh ….” racauku. Setelah menelentangkan tubuhku, giliran dadaku yang sebelah kiri diperlakukan yang sama ….. aaaaahhhhhhh …. aku sudah terbakar, terbakar oleh kenikmatan yang disodorkan oleh seniorku.

Lidahnya terus bergerak ke bawah, menuju pusarku dan kembali aku terkejang-kejang. Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan menikmati setiap jilatannya. Takut bercampur geli, nikmat yang tak terkira berkecamuk di dalam dadaku.

Namun kesadaranku sempat muncul ketika jilatannya sudah mendekati selangkanganku. Kurapatkan kedua pahaku karena takut tetapi ketika matanya menatapku, akhirnya aku diam saja. Ku jambak rambutnya dan lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkannya untuk mencumbu kemaluanku yang berbulu meski tidak terlalu lebat.

Mula-mula jilatannya hanya di bagian atas tetapi ketika tiba di belahan bawah, tubuhku sontak terbangun merasakan sesuatu yang sulit aku ungkapkan. Aku semakin mendesah dan tanganku menjambak rambutnya, menarik-narik kaosnya, meremas sprei dan apa saja yang bisa ku gapai. Aku terlonjak, menahan rasa yang tak bisa ku bendung dan akhirnya aku merasakan sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan ……..

“Kakkkkkaaaaakkkkkk ……… oooooouuuuuhhhhhh “ aku mengejan untuk menahan itu tapi akhirnya aku merasakan sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah… bahkan banjir…

Tubuhku langsung terhempas dan aku tak perduli pahaku terbuka mempertontonkan kemaluanku. Lemas, nikmat dan aahhh … aku tak bisa mengungkapkannya.

Kemudian Kak Dani membaringkan tubuhnya di sebelahku dan baru ku sadari ternyata dia sudah bertelanjang dada dan saat ku lirik sekilas ke bawah, dia hanya menggunakan celana dalam saja … entah kapan dia membukanya. Kulihat Kak Dani menatapku dengan lembut, tersenyum dan membelai rambutku.

“Sakit Er ….?” tanyanya sambil menatapku.
“ Tidak Kak tapi ….. aaahhhh, Kakak ….. Er maluuuu …..” lalu ku peluk tubuhnya, kususupkan kepalaku ke lehernya.

Kurapatkan dadaku ke dada bidangnya dan ku belit kakinya dengan sebelah kakiku. Pahaku merapat ke pahanya dan aku sempat menyentuh sesuatu yang tegang tapi aku tak begitu perhatikan.

“Er, yang barusan kamu rasakan itu adalah apa yang dicari oleh pasangan-pasangan yang memadu asmara” katanya saat aku rebahkan kepalaku di dadanya dan tangannya membelai punggung telanjangku.
“Er merasa aneh Kak …. koq begitu sih rasanya” kataku.
“Bukan sesuatu yang aneh. Itu terjadi karena kamu sudah terangsang oleh cumbuan Kakak sehingga akhirnya kamu sampai pada puncaknya yang disebut orgasme” jelasnya.
“Or ….apa Kak” tanyaku karena bahasa asing ini.
“Orgasme, Sayang” katanya sambil mengecup bibirku.
“Er takut Kak ….” kataku
“Takut kenapa ?”
“Takut …. Eeeeuuuu …. Hamil” jawabku ragu.

Kak Adi terkekeh lalu dia kembali kecup bibirku lalu berkata

“ Er …. Er …. mana mungkin kamu hamil kalau tidak adanya kontak kelamin diantara kita tadi ? Kan Kakak hanya memainkan lidah Kakak di kemaluanmu lalu kamu … gituu deh” kembali dia terkekeh dan aku mencubit dadanya karena malu dan lega.
“Eh … aduh, sakit Er …” tubuhnya terlonjak karena cubitanku.
“Kakak dah ingkar janji …. Kakak ternyata nakal” kataku sambil menyandarkan daguku ke dadanya sehingga aku bias menatap wajahnya.
“Tapi kamu suka kan ?” jawabnya sambil mencium bibirku.

Ku sambut ciumannya dengan rasa bahagia dan ku balas lumatannya tanpa rasa malu lagi.

Setelah ciuman terlepas, Kakak lalu menjelaskan tentang berbagai hal soal sex dan bersetubuh sehingga akhirnya aku mengerti. Kami ngobrol di ranjang sambil berbaring lalu akhirnya Kak Dani kembali menggeluti tubuhku dan yang kali ini ku balas gulatannya dengan penuh gelora.

Tapi aku sempat kaget juga ketika Kak Dani membimbing tanganku untuk memegang batang kemaluannya … aku sempat menggeleng tapi karena bujukannya akhirnya aku pegang juga batang kemaluannya.

Kak Dani ajari aku bagaimana memperlakukan batang kemaluan lelaki bila kondisinya sudah begini dan memang aku merasa aneh dan geli dengan bagian tubuh lelaki yang baru kulihat sedekat ini. Keras tapi tidak seperti kayu, lembek tapi tidak membengkok karena keras.

Mulanya tangaku digenggam, diajarkan cara menggerakan tanganku naik turun naik turun dan lama-ama aku jadi lancar juga melakukannya. Ku lihat ekspresinya begitu kenikmatan dan aku berusaha memainkan batang kemaluannya lebih cepat.

“Tenang Er, jangan keras-keras. Perlahan saja ….” bisiknya sambil membelai punggung telanjangku.

Ada desiran lagi saat tangannya membelai-belai punggungku dan meremas bongkahan pantatku. Lalu Kak Dani kembali menciumku, meremas dadaku dan aku menyambut itu dengan penuh gairah Karena aku sudah merasakan kenikmatan yang tadi kuraih saat digelutinya.

Kali ini Kak Dani suka terkejang-kejang sambil sesekali menyebut namaku perlahan di sela-sela cumbuannya dan kemudian tubuhku kembali ditelentangkan. Sekarang dengan posisi seperti ini, Kak Dani mencumbuku lebih panas dari yang pertama dan aku membalasnya karena aku ingin merasakan kenikmatan yang tadi lagi.

Saat aku sudah sangat terbuai lalu Kak Dani membuka pahaku dan menahannya dengan kedua lututnya. Aku tersadar ……

“Kak …. Jangan …. Jangan Kak ……” aku mendorong tubuhnya dan sebelah tanganku menutup kemaluanku.
“Er … ndak apa-apa, Kak cuma ingin melakukan petting saja …. Gak apa-apa … Kakak tidak akan mencelakaimu ….. ayolah” jawabnya dengan nafas memburu dan menarik tanganku untuk tidak menutupi kemaluanku.

Dengan ragu aku akhirnya melepaskan tanganku dan kemudian Kak Dani menempelkan kepala kemaluannya di belahan lubang kemaluanku.

Kurasakan kepala kemaluannya bergerak menggesek bibir kemaluanku, menyentuh daging kecil di atasnya terus kembali lagi ke bawah dan berulang-ulang hingga akhirnya aku kembali kegelian.

Ku peluk tubuhnya, ku ciumi bibirnya sambil kumasukan lidahku sementara gerakan kemaluannya terus menerus menggesek belahan lubang kemaluanku sehingga aku juga merasakan sensasi yang sama seperti waktu lidahnya membelai-belai belahan kemaluanku. Sadar atau tidak, pinggulkupun kemudian bergerak perlahan mengimbangi gerakan kemaluannya dan akhirnya aku kembali mengejang … seperti ada yang meledak di selangkanganku, rasa nikmat tadi kembali terulang.

Ku rengkuh tubuhnya sambil ku gigit bahunya dan tak lama kemudian Kak Danipun meregang. Dia kocok batang kemaluannya dan ….. kusaksikan ada cairan putih kental keluar dari lubang kencingnya, berjatuhan di perutku. Aku yang masih merasakan nikmat tidak bisa berbuat apa-apa ketika melihat tubuh Kak Dani meregang sambil mengocok batang kemaluannya dan kemudian menyemburlah cairan itu.

Setelah Kak Dani terbaring dengan nafas memburu, aku raba cairan itu … kental tapi tak sekental putih telur lalu kulihat batang kemaluannya mulai mengendur ketegangannya.
Kemudian, Kak Dani memelukku dan berkata “Makasih Er, maafkan Kakak mengotori tubuhmu”.

“Gak apa Kak …. Er senang melihat Kakak seperti tadi” jawabku sambil mengecup bibirnya.

Kami sempat istirahat sejenak lalu kemudian kami berdua ke kamar mandi membersihkan tubuh telanjang kami.

Malam itu, kami melakukan sekali lagi ( baru ku tahu bahwa itu namanya petting ) dan kali kedua kami lakukan itu, aku sudah tidak ragu dan takut lagi karena aku percaya bahwa Kak Dani memang sayang padaku ….. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Dicumbu Seniorku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Putri

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Putri – Cerita ini 1 tahun yang lalu,saat saya masih ngekost di kota D***. Pada saat itu saya baru kerja di sebuah kantor. Ditempat kost saya yang memiliki 12 kamar lengkap dengan WC/kamar mandi didalam dan teras masing-masing itu merupakan tempat yang asyik dan nyaman. Maksud saya asyik karena yang punya kost tidak tinggal disana,kadang sebulan sekali datang mengambil uang kost atau kadang jika ada perlu mengecek situasi kost.

 

cerita-sex-putri-232x300

Cerita Sex: Putri

 

Cerita Sex | kalau ada yang bertamupun bebas sampai tengah malam atau menginap asal gak brisik dan mengganggu penghuni kost yang lain tidak ada problem. pada saat saya masuk 10 kamar sudah huni orang.saya tinggal kamar paling ujung bersebelahan dengan kamar seorang mahasiswi di sebuah PTS,kira-kira 20 tahun.

sudah 1 minggu berlalu, saya belum begitu akrab dengan semua penghuni disitu, selain karena masing-masing kamar dibatasi dinding pembatas juga sibuk dengan urusannya masing-masing termasuk saya dan memang disitu sesama penghuni jarang ada yang mengobrol satu sama lain kecuali hanya say hello saat kebetulan ketemu.

Meskipun semua penghuni disana berstatus single tapi ada 6 pasangan yang sudah tinggal bersama, mungkin istilahnya kumpul kebo atau apa lah. Hanya saya dan 3 cewek termasuk mahasiswi di sebelah kamarku yang tinggal sendiri, tapi kuperhatikan merekapun sudah mempunyai cowok atau minimal dekat cowok karena masing-masing sering dikunjungi teman cowok dan gak jarang menginap sampe pagi dikamar si wanita.

Awalnya saya tidak terlalu peduli dengan kecuekan masing-masing karena asyik juga tidak ada yang saling mengganggu atau mau tau urusan orang, ya mungkin khas masyarakat perkotaan pikirku, tapi lama-lama mahasiswi dikamar sebelahku, sebut saja namanya putri, menarik perhatianku. Bukan saja wajahnya cantik, body yang langsing, tinggi sekitar 162 cm dan berkulit putih mulus,putri yang hari-harinya suka berpakaian seksi itu sering membawa laki-laki yang tidak sama menginap dikamar kostnya.saya pikir biasalah pergaulan bebas anak masa kini.

pada suatu hari lampu WC dikamar saya mati,saya naik keatas bak mandi dengan maksud mengganti bola lampu yang bisa dijangkau dari sini tanpa sengaja saya melihat retakan berupa lubang ditembok WC saya,lubangnya diatas dekat plafon. Iseng aku intip lubang itu dan sedikit kaget ternyata dari situ aku bisa melihat kedalam kamar putri tepat mengarah ke kasurnya. Pikiran iseng melintas diotak saya,bagai mana kalau saya intip saja putri dengan teman cowoknya dikamar, lumayan tontonan tidak perlu bayar alias free.

Besoknya pulang kerja, sambil tiduran dikasur menunggu Putri pulang ke kostnya.sekitar jam 21.30 saya dengar langkah kaki di kamar sebelah, kuintip lewat jendela, ternyata putri dan teman cowoknya pulang.Gak sabar saya mulai ngintip lihat dari lubang di WC,cowok itu menunggu putri yang sedang mengunci pintu kamar kost, kemudian mereka berciuman sambil saling melepaskan pakaian.hitungan dalam beberapa detik saja mereka sudah bugil,putri jongkok di hadapan cowok itu yang kont*lnya setengah ereksi dan mengulum kont*l besar di depannya. Mulut putri hampir tidak bisa menampung seluruh kont*lnya.

beberapa saat penis kont*l cowok itu ereksi penuh karena permainan mulut dan lidah putri.Cowok yang tinggi besar mengangkat tubuh kecil putri ke kasur dan langsung menindihnya. Dengan sangat bernafsu cowok itu melahap susu kenyal punya putri.

Dari WC saya dengan jelas melihat muka putri yang lagi merem melek menikmati permainan lidah cowok itu apalagi lampu kamarnya dibiarkan tetap menyalah.

Selang sekitar 3 menit dia berdua ganti posisi 69. Mulut dewi disumbat dengan kont*l besar cowok itu. Dengan sangat bernafsu putri memainkan kont*l di mulutnya, sedangkan cowok itu sendiri sibuk memainkan lidahnya di clitoris putri, kulihat kaki putri mulai menegang dan paha putri menjepit kepala cowok itu.

Setelah puas, cowok itu duduk bersandar di head board dan putri duduk di pangkuannya dengan saling berhadapan. Dengan bertumpu pada lututnya, perlahan putri memasukan kont*l besar cowok itu ke lubang memek.kont*l cowok itu mulai menerobos masuk. Dia mendongak ke atas sedikit meringis saat menurunkan pantat bahenolnya agar Kont*l cowok itu masuk lebih dalam.

putri mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur, sedangkan cowok itu mejilati dan menyedot puting susu putri.goyangkan Sinta maju mundur makin lama makin cepat dan tidak beraturan, selang 10 menit tubuh putri bergetar hebat menikmati orgasme sambil mencium mulut cowok itu.

Mereka istirahat sebentar sambil mencumbui putri agar bangkit lagi. Dengan memainkan susu putri yang kenyal, dia bangkit lagi gairahnya, putir lalu mengangkangkan pahanya lebar-lebar, dari celah ini aku bisa lihat memek putri yang kemerah-merahan akibat gesekan kont*l besar cowok itu. Dia menusukkan senjatanya ke memek putri dan mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur dengan keras, saking kerasnya sampai terdengar suara sayup-sayup, “plop plak pop plak”, dari benturan paha dia berdua.

putri seperti mendesah hebat setiap kali cowok itu menghunjamkan kont*lnya dalam-dalam. kont*l saya rasanya sudah tidak tahan menahan sakit karena tegang sejak dari tadi. Posisi ini tidak bertahan terlalu lama, cowok itu minta putri nungging dan dia menusukkan kont*lnya dari belakang, saya bisa melihat dengan jelas kont*l cowok itu keluar masuk menhantam memek putri.

sepuluh menit berlalu cowok itu menunggangi putri, perlahan-lahan gerakanya mulai tak beraturan apalagi putri juga ikut menggoyangkan pantatnya. Akhirnya cowok itu mencabut kont*lnya dan menyodorkan ke putri, putri tanpa malu memasukkan kont*l yang baru keluar dari memeknya dan dipenuhi lendir memek itu kemulut. saya lihat putri menghisap kont*l cowok itu sambil tangannya sesekali ikut mengocok-ngocok kont*l cowok itu dan tak lama wajah putri sudah dilumuri cairan peju yang menyemprot keluar.

Saya lihat putri menjilati kont*l cowok itu sampai bersih.dia berdua ke kamar mandi, tapi sayangnya saya tidak bisa melihat situasi kamar mandinya dari sini. saya balik ketempat tidur saya tapi mata saya tidak bisa terpejam, dalam pikiran saya masih terbayang adengan panas putri dengan cowok itu. Membayangkan dia berdua, saya jadi tidak bisa tidur sampai pagi.

Beberapa hari berlalu, suatu malam yang sunyi saya dengar desahan dikamar sebelah, it’s show time, cepat-cepat saya lihat dari lubang kamar mandi dan ternyata mereka Threesome, putri, cowok itu dan temanya satunya lagi. Sekarang saya tahu putri adalah mahasiswi bispak dan bisa dibayar untuk melayani cowok, hanya putri selalu memilih cowok yang bisa mengencaninya. cowok yang sudah dikenalnya dengan baik,putri tak sungkan mengajak bercinta dikost’annya.

putri kulihat sedang nungging sedangkan cowok itu memompa memek putri dari belakang, tangan putri berpegangan ke pinggir ranjang sambil melumat kont*l milik cowok satunya yang duduk di pinggir ranjang.saya baru tahu kalau putri benar-benar binal. Wow ini adegan yang sungguh sangat membuat birahi.

Cowok itu mencabut Kont*lnya dari memek putri dan menancapkanya lagi ke lubang pantat putri. cowok itu nampak mulai bernafsu, semetara putri berteriak kecil setiap Kont*l besar ini masuk lebih dalam. Dalam 8 menit cowok itu mencabut konto*lnya dan menumpahkan seluruh cairan spermanya di pantat putri. Sementara cowok satunya lagi asyik menikmati permainan mulut putri, kemudian Putri di tempatkan di pinggiran kasur dengan posisi nungging sementara cowok satunya itu berdiri di lantai, di pingiran kasur dan bersiap-siap menusukkan senjatanya ke lubang pantat putri. Goyangan pantat cowok itu menimbulkan suara sayup-sayup,

“slepp slupp..”,.

kont*l cowok itu makin keras menghunjam pantat putri sambil tangannya meremas keras pantat bahenol putri. Datang dari kamar mandi si cowok pertama langsung ikutan nimbrung lagi, dia menyusup ke bawah tubuh putri dengan kaki menjuntai ke bawah dia memasukkan kont*lnya kedalam memek putri lalu menurunkan badan putri,cowok itu satunya lagi tetap berdiri dengan pkont*l menancap ke pantat putri, dia agak membungkuk karena badan putri merendah dan nempel ke tubuh cowok itu. Mereka mulai bergoyang, mulut putri dengan lahap menjilat dada bidang si cowok itu.

cowok kedua pantatnya kian keras bergoyang dan akhirnya,

“Croot.., croot.., criit”, pejunya tumpah dibongkahan pantat putri, sementara si cowk itu masih asyik menikmati goyangan putri dari atas, karena cowok satunya lagi tidak lagi menusukan senjatanya, putri lalu duduk bersimpuh di kont*l si cowok itu dan bergoyang maju mundur.

Tangan si cowok itu meremas susu kenyal milik putri, desahan putri makin hebat sampai akhirnya lemas terkulai di atas tubuh cowok itu.

cowok itu bangkit dan mulai menyodok lubang pantat putri yang lagi tengkurep lemas. Pluk…pluk…pluk..!!, bunyi pantat dan paha mereka beradu, selang beberapa menit si cowok itu membalikkan dan mengangkangi wajah putri sambil mengocok-ngocok kont*lnya sendiri, sementara putri tampak membuka mulutnya lebar-lebar ketika cowok itu menumpahkan pejunyanya dimulut putri dan tampak putri menelan cairan peju yang memenuhi rongga mulutnya itu.

Cowok kedua datang dari kamar mandi, langsung berpakaian lalu pamitan pada mereka. Tinggal laki-laki itu berdua dengan putri dikamar. Dia menggendong putri ke kamar mandi, mungkin saling membersihkan diri, mereka tidur telanjang buat dengan saling berpelukan.

Saya lihat jam sudah menunjukkan pukul 01.08, saya berencana besok saya akan gak masuk kerja. Sampai jam 03.12 di kamar putri tidak ada aktivitas, mereka masih tertidur pulas dengan tetap saling berpelukan. Akhirnya saya tertidur karena bosan menunggu.

Jam 05.10 saya terbangun dan iseng kuintip lagi sambil kekamar mandi. Eh saya lihat tangan putri mengocok kont*l si cowok itu yang sedang berdiri setengah tiang. Kepala putri dituntun oleh laki-laki itu untuk melakukan blowjob. Mulut putri yang kecil tampak mengembung akibat sumbatan kont*l si cowok itu. Setelah berapa saat akhirya tumpah juga isinya di mulut putri, si cowok itu akhirnya tertidur pulas lagi, sementara putri ke kamar mandi mungkin membersihkan mulutnya.

Jam 06.15 cowok itu bangun, berpakaian dan pamitan ke putri yang bermalas-malasan di kasur dalam keadaan tidak berpakaian. Setelah si cowok itu pergi, tak tahan menahan konak saya menyerbu masuk ke kamar putri dan mengunci pintu, dia kaget sekali melihat saya masuk kekamarnya, aku langsung membuka pakaian saya dan menindihnya. Berberapa kali dia berontak, namun akhirnya kont*l saya bisa kutancapkan ke memeknya. Puas mengocok memeknya, saya minta dia nungging untuk menyodok lubang pantatnya. Dia menolak,

“put… kamu jangan munafik, cowok itu dua orang itu kenapa kamu kasih hah??”, saya keceplosan ngomong.

Dia bingung dan menanyakan dari mana saya tahu hal itu. Akhirnya saya menjelaskan aktivitas mengintip saya di kamar sebelah. Wajah putri tampak merah padam antara malu dan marah, apalagi saya jelaskan secara detil pergumulannya yang panas dan binal dengan cowok itu. Akhirnya sekian lama menahan konak, saya mendapat blowjob dari putri, bahkan melakukan anal, dan penutup permainan dengan ngecrot di mulut mahasiswi bispak ini yang juga tak menolak ketika kuminta menelan cairan peju saya yang tumpah dimulutnya.

 

 

 

The post Cerita Sex: Putri appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Liburan Dapet Pecun

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Liburan Dapet Pecun – Cerita ini Berawal pada suatu hari (aku sudah lupa hari dan tanggalnya), saat itu aku sudah mulai bekerja di suatu perusahaan yang lumayan besar. Yang kuingat hari itu aku tidak masuk kantor berhubung sedang libur. Untuk mengisi kekosongan hari itu aku jalan-jalan ke Blok-M Plaza sendiri saja karena aku lagi tidak punya cewek (baru putus), iseng saja aku keliling sendiri mulai dari lantai bawah sampai ke lantai atas dan akhirnya aku stand by di bioskop Twenty-One.

 

 

cerita-sex-liburan-dapet-pecun-234x300

Cerita Sex: Liburan Dapet Pecun

 

Sambil asyik melihat poster-poster film, mataku jelalatan ke ke kanan dan kekiri kali-kali saja ada cewek yang mau nemenin aku nonton film. Tapi sepertinya hari itu hari sialku, karena kulihat tidak ada satu perempuan pun yang sendirian, semua perempuan yang datang ke situ semua bawa pasangan. Setengah putus asa kubeli saja tiket nonton, dalam hatiku bilang “Ya sudahlah.”

Cerita Sex | Setelah pintu theater di buka aku langsung saja masuk dan menunggu filmnya diputar. Waktu film hampir main tiba-tiba ada yang menegurku.

“Permisi Mas..!” Waktu kulihat ternyata yang ngomong adalah seorang perempuan dan kutaksir umurnya masih belasan.

Dia ternyata duduk di di sampingku, terus kubalas saja

“silakan ehm sendiri saja?” aku tanya begitu karena aku nggak lihat siapa-siapa lagi selain dia.
“Iya nih lagi iseng habis boring sih kalau dirumah.” Itu perempuan jawab sambil melihat ke aku.

Dalam hati aku berpikir,

“Nah ini dia, tadi dicari di luar nggak ada ehh.. nggak tahunya malah dapat di dalam.” Kuteruskan saja tanyanya,

“Kenapa kok di rumah bisa boring sih?”
“Ya.. bosen saja kalau hari libur gini, nggak ada kegiatan tuh!” Dia bilang sambil mulai makan popcorn yang dia bawa.
“Eh Mas mau?” dia menawarkan popcorn ke aku.
“Wah makasih deh nanti saja yah!” jawabku.
“Oo.. iya.. namaku Jimmy, nama kamu siapa kalau boleh tahu?” tanyaku.
“Namaku Reny, kamu sendirian juga Jim”, itu cewek tanya lagi ke aku.
“Iya habis sama seperti kamu, aku juga lagi nggak ada acara makanya aku nonton saja” sahutku.

Akhirnya kita berdua jadi ngobrol panjang lebar sambil menunggu film main. Pas film sudah main kukeluarkan Coca Cola kaleng yang kubeli di luar dan berniat untuk membukanya. Entah kenapa tiba-tiba itu Coca Cola kaleng muncrat isinya pas kubuka dan airnya menyembur keluar mengenai badan Reny. Dengan reflek kukeluarkan saputanganku dan langsung membersihkan air Coca Cola yang ada di badan Reny sambil bilang,

“Waduh sorry berat nih sumpah aku nggak sengaja!” Waktu membersihkan, aku nggak sengaja menyenggol buah dadanya itu cewek. Wah ternyata walaupun nggak besar-besar amat tapi padat sekali.
“Enggak apa-apa kok Jim kan lu nggak sengaja ini!” balas Reny.

Berhubung si Reny diam saja waktu kesenggol buah dadanya, ya sudah aku lama-lamain saja membersihkan di bagian itu sambil sesekali coba meremas.

“Wah.. kok betah ya”, sahut Reny. Sambil belaga bodoh aku bertanya,
“Betah kenapa?”
“Itu tangan kok malah mainin buah dadaku”, kata Reny sambil menahan senyuman.
“Habis buah dada kamu ngegemesin sih, sekel banget Ren?” sahutku lagi.
“Iya dong kalau punya properti tuh kan harus dirawat biar bagus”, kata Reny lagi.

Di tengah film main aku iseng tanya begini,

“Ren dari pada di sini mending kita cari tempat saja yuk buat ngobrol?” Terus si Reny bilang,
“Ya sudah nunggu apa lagi Jim! Eh kamu bawa mobil?”
“Beres”, sambil kugandeng tangan Reny untuk keluar dari gedung bioskop. Sampai di mobil aku tanya ke dia,
“So kita mau kemana nih, Ren?”
“Ya terserah kamu saja kan kamu yang ngajak!” jawab Reny.

Akhirnya kuajak saja ke hotel yang terdekat yaitu ke Hotel Melawai. Singkatnya setelah semua urusan check in selesai dan kita berdua sudah sampai di kamar, aku tanya lagi sama dia,

“Ehm kita mau ngobrol atau mau ngapain nih?”
“Ngapain juga kita di sini cuma ngobrol doang Jim, kan aku juga tahu maunya kamu apa!” Reny bilang gitu sambil melepas baju kaos dan rok mininya. Wah bodinya lumayan oke juga nih walaupun wajahnya nggak begitu cantik sih.

Dia pakai bra sama CD warna hitam transparan jadi pentil buah dadanya dan bulu kemaluannya yang nggak begitu lebat kelihatan membayang.

“Buka dong baju kamu Jim terus kamu tunggu di tempat tidur, aku mau ke toilet dulu nih”, sambil berkata begitu dia masuk ke toilet dalam hatiku berkata,
“Sialan nih cewek aku di suruh-suruh bikin aku malu saja!” Tapi kubuka saja baju, celana jeans dan CD-ku yang pasti penisku sudah tegang menunjuk ke atas.

Timbul pikiran isengku,

“Si Reny ngapain yah di toilet, aku susul saja”, langsung saja aku susul dia ke toilet. Pas pintu kubuka ternyata dia lagi nyeboki vaginanya pakai shower sambil duduk di pinggiran bak mandi.
“Heei ngapain kamu masuk Jim bukannya nunggu di kasur?” dia berkata begitu sambil sedikit kaget.
“Habis kamu lama banget sih kamu lihat dong penisku sudah tegang berat nih.” Sambil aku acungi penisku ke muka dia.
“Hihihihi sudah horny yah aduh kasihan sini aku jilatin deh!” sambil dia mengelus-ngelus penisku.
“Kamu ngapain sih lama benar?” aku tanya gitu sambil menikmati elusan tangan dia di penisku.
“Terus terang Jim aku juga sudah horny waktu di bioskop tadi, sampai vaginaku basah jadi aku cuci dulu habis tengsin sih!” Setelah bicara begitu dia mulai jilat dan melamot penisku.
“Uhh… shhh… nikmat Ren…!” aku merasa penisku hangat sekali waktu dilamot sama Reny yang sesekali menggigit gemas penisku.

Sekitar lima menit Reny mengulum penisku sampai basah banget sama air liurnya, gantian aku yang beraksi. Aku mainkan buah dadanya, pentilnya yang kecil dan berwarna coklat tua aku pelintir-pelintir terus yang satu lagi aku remas dengan gemas, kulihat si Reny merem sambil merasakan remasan tanganku. Setelah beberapa lama kusuruh saja si Reny menungging di dalam bak mandi karena aku mau main pakai dog style.

Berhubung nih cewek sepertinya sih “gampangan” jadi aku nggak mau menjilati vaginanya. Waktu dia menungging, busyeet.. pantatnya ‘bohai’ banget terus aku elus-elus tuh pantat yang bohai, mulai dari arah pinggang sampai ke bagian vaginanya yang kalau menungging gitu jadi kelihatan jelas semua isi di dalamnya, aku mulai mengelus-ngelus bulu kemaluannya yang jarang terus kebagian kelentitnya aku gesek-gesek sambil sesekali kumasukan jari tengahku ke lubang vaginanya yang sudah mulai basah.

“Ahh.. uhh.. shh… waw Jim nikmat Jim ah!” Reny mulai mendesah genit keenakan.

Setelah kurasa sudah cukup basah akhirnya kuarahkan penisku ke lubang vaginanya dan perlahan kudorong maju

“Slebbbb!” Penisku masuk semua ke dalam vagina Reny karena memang sudah basah jadi nggak begitu susah.
“Aaww asshh shit ouhh Jimmy ahh!” Reny menjadi histeris setelah aku menggerakan pinggulku maju mundur perlahan.

Rasanya memang nikmat banget apalagi buatku yang sudah kira-kira dua minggu belum tersalurkan nafsu birahiku.

“Shh oohh.. Ahh!” aku mendesah sambil maju mundurin pinggulku dan tanganku memainkan pentil buah dadanya yang juga sudah mulai keras.

“Ahh uuhh shit, Jim aku mau nyampe nih ahh duhh waaww..!” sambil bicara begitu Reny menekan keras pantatnya ke belakang agar batang penisku masuk lebih dalam lagi ke dalam vaginanya.

Aku merasa ada cairan hangat yang membasahi batang penisku, ternyata si Reny sudah orgasme ini ditandai dengan kepalanya mendongak ke atas dan diserati desahannya,

“Auuhh shh Jim Oufff shh!” Langsung kucabut penisku dari vaginanya dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang nyaman. Aku rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan kujilati buah dadanya yang mantap dengan rakus.

Tiba-tiba aku punya ide dan aku langsung bangun dari tempat tidur menuju ke mini bar yang ada disamping TV. Aku buka kulkas dan kuambil juice jeruk.

“Kamu kok berhenti sih Jim..?” tanya Reny sambil masih celentang di tempat tidur. Aku jawab,
“Ada deh mau tahu saja!” Aku balik lagi ketempat tidur dan aku tuangkan juice jeruk tersebut ke buah dadanya, walaupun sampai tumpah ke kasur aku nggak peduli.

Habis itu aku mulai jilati buah dadanya dengan rakus sambil menikmati juice jeruk yang kutuang tadi.

“Ohh Jim.. geli geli Jim Ahh..” Reny mulai blingsatan nggak karuan sambil menjambak rambutku.

Aku terus jilat dan melamot buah dadanya sampai juice jeruk tersebut habis. Setelah itu aku buka pahanya lebar-lebar untuk kusodok dengan penisku lagi.

“Blesspp.. ahh.. Shh, ” aku mulai bergerak naik turun,
“Slebbb bless slebbb bless”, terdengar bunyi dari vagina si Reny yang sudah mulai basah lagi.

Reny yang sudah mulai horny mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti iramaku. Ternyata si Reny memang ahli karena aku merasakan nikmat yang nggak ada duanya,

“Wahh Ren ahh kamu hebat Ren shh vagina kamu bisa nyedot ohh.. Shh”, ucapku keenakan.

Aku merasa kalau kali ini aku mau sampai,

“Ahh Ren.. aku mau keluar nih.” Reny mendorong tubuhku sambil bilang,
“Aku di atas deh.. Jim!” Kucabut penisku dan aku rebahan menggantikan si Reny yang sudah bangun dan langsung nangkring diatas perutku.

Reny mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya dan menekan ke bawah,

“Bleep ahh…” Reny kini yang aktif, dia bergerak ke atas dan ke bawah sambil menjambak rambutnya sendiri.

Tanganku yang bebas langsung bermain-main dengan buah dadanya yang sudah nggak karuan warnanya habis kucupangi tadi.

“Ahh duhh Jim.. gila nikmat benar shh ouhh”, Reny sedikit menjerit. Setelah sekitar 15 menit aku merasa sudah nggak tahan lagi untuk orgasme,
“Ouuhhfff Ren.. aku sudah nggak tahan nih shh”, aku cengkram pinggang Reny untuk melampiaskan perasaan nikmat.
“Jim kita keluar bareng ahh shh.. ouhh.. Jimm.. cret creet croot croot..!” Akhirnya kita berdua orgasme bersamaan, nikmat sekali yang kurasakan saat itu.

Setelah menikmati orgasme masing-masing kita tertidur sambil berpelukan.

Kita terbangun malam hari dan langsung berpakaian setelah itu langsung cabut. Ternyata hari libur aku nggak sesial yang kukira, malah aku dapat durian kecil yang sudah matang. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Liburan Dapet Pecun appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Highschool

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Highschool – Namaku Niken Vidya, namun teman-teman biasa memanggilku Niken. Kisah ini dimulai ketika aku masuk masa SMA. Aku masuk SMA di umur yang masih sangat belia, sekitar 14 tahun, namun tubuhku sudah bongsor. Aku berparas lumayan cantik; kulit putih, rambut keriting, badan tinggi, dengan payudara yang cukup kencang dan bibir tebal seksi seperti Angelina Jolie.

 

 

cerita-sex-highschool-225x300

Cerita Sex: Highschool

 

Awal cerita ini dimulai ketika sekolahku sedang mengadakan acara festival. Layaknya festival biasa, pasti banyak kerumunan muda-mudi yang bersorak-sortak melihat pertunjukanya. Begitu juga denganku, bersama teman-teman sekelas, aku menikmati acaranya. Mataku terus tertuju ke panggung hiburan sampai ketika pasukan Paskibra berjalan berombongan memasuki lapangan sekolah.

Cerita Sex | Aku langsung berpaling, mataku tertuju pada seorang kakak kelas yang berada di barisan paling depan diantara mereka. Dia ganteng, putih, tinggi, pokoknya cowok idola sekolah banget deh. Hatiku langsung berdesir saat melihatnya. Aku segera bertanya pada Sari, teman sebangkuku.

“Cowok itu Siapa namanya, Sar?”
“Kak Taufik,” jawab Sari sambil tersenyum penuh arti, tahu kalau aku telah jatuh cinta.

Sejak itu, secara diam-diam aku menaruh perasaan terhadap kakak kelas misterius tapi ganteng yang bernama kak Taufik. Semua akun jejaring sosialnya aku add, follow, dan invite. Pokoknya semua tentang dia aku cari tahu seluk beluknya. Dan ketika tiba hari ultahnya, aku mencoba memberi hadiah, namun aku bingung. Bagaimana bisa aku memberinya hadiah sedangkan kak Taufik sendiri sama sekali tidak mengenalku.

Untunglah ada Fafa, temanku yang juga anak Paskib. Dia mencoba membantu dengan memberi tahu bahwa pulang sekolah nanti mereka ada latihan Paskibra. “Kamu bisa menemuinya saat itu.” kata Fafa. Akupun mengangguk, dan dengan hati deg-degan menunggu tanpa bosan untuk menyampaikan hadiahku pada kak Taufik.

Ketika latihan selesai, Fafa memanggilku.

“Taufik menunggumu di kelasnya, di lantai dua.” katanya.

Aku sangat gugup, tak tahu harus senang atau malu, atau apapun. Namun karena sudah kepalang tanggung, kubulatkan tekadku untuk menemuinya. Setelah mengucapkan terima kasih pada Fafa, kudatangi kak Taufik di kelasnya untuk memberikan hadiahku. Aku sangat nervous sekali, bagaimanapun orang yang akan kutemui ini adalah orang sudah mencuri hatiku.

Setiba di atas, kak Taufik sudah menungguku. Tepat seperti yang dikatakan Fafa, ia berdiri di depan kelas seorang diri. Kak Taufik segera menyapa saat melihat kedatanganku. “Lo Niken ya?” katanya.

“Iya, kak. Kok kakak tau?” aku bertanya dengan muka bersemu merah, merasa bangga karena ia mengetahui namaku.
“Oh, tadi si Fafa kasih tau, katanya ada yang mau kenalan dan kasih hadiah.” jawabnya ramah.
“Oh, gitu ya, kak? Ya udah, nih kak hadiahnya. Makasih udah mau nerima dan menungguku.” Segera kuberikan kado di tanganku dan langsung berlalu tanpa sempat menatapnya.

Namun dia memanggilku kembali. “Niken, tunggu dulu, mau kemana sih?”

“Ada apa, kak?” aku berbalik.
“Ini buat kamu.” Secara mengejutkan, dia memberiku undangan untuk datang ke acara ulang tahunnya. “Dateng ya, dress codenya merah ya?”

Akupun terdiam sejenak, tidak tahu harus berkata. Ini benar-benar suatu kejutan buatku. Bayangkan, orang yang kukagumi, mengundangku untuk datang ke acara ultahnya, padahal sebelumnya ia tidak mengenalku sama sekali. Suatu lompatan hubungan yang sangat besar. Begitu tercengangnya aku hingga terus diam saat melihatnya pergi. Kubiarkan kak Taufik berlalu begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih atau apapun. Ah, dasar bodoh.

Setelah tersadar kembali, dengan hati berbunga-bunga, kuhampiri Fafa yang setia menunggu di depan kantin. “Fa, aku diundang ke acara ulang tahunnya nih. Tapi aku gak ada temennya dan gak tau harus menggunakan apa?!”

Fafa tersenyum. “Aku juga diundang kok. Bareng aku aja. Aku ada kok dress yang sesuai untuk kamu. Nanti kamu pulang dulu ya, setelah itu kamu ke rumah aku.”

“Oke deh, Fa. Trims ya, kalo gitu aku pulang dulu, sampai ketemu nanti.” Akupun pulang dengan perasaan yang campur aduk; antara senang, terkejut, gugup, tapi juga gembira.

Ketika sampai di rumah, tidak kujumpai satu orang pun, termasuk ibuku. Rumah sunyi dan sepi. Akhirnya dengan terpaksa aku minta izin kepada ibuku melalui telepon. “Bu, Niken nanti malem izin ke acara ulang tahun teman ya?”

“Teman mana? SMA?” tanya ibuku yang ternyata lagi bertandang ke rumah kerabat.
“Iya, bu, diundang nih.” jawabku.
“Wah, hebat kamu sudah punya teman. Ya udah, asal jangan terlalu larut ya pulangnya?” pesan ibuku.
“Iya kok, bu.” aku menyanggupi. “Nanti aku minta jemput sama Aa’ kalo udah selesai.”
“Oke deh, hati hati ya, bye.”
“Bye,”

Telepon pun kumatikan dan aku bergegas mandi. Setelah mandi, dengan hanya berbalut handuk, aku menuju kamar untuk berganti pakaian. Kulepaskan handuk yang melilit di tubuhku tanpa merasa curiga diintip atau dipergok orang lain. Aku memandangi tubuhku yang mulai tumbuh ini di depan cermin di kamarku yang lumayan besar. Kuperhatikan payudaraku mulai berbentuk; bulat dan agak besar dengan puting mungil berwarna coklat kemerahan. Bulu kemaluanku juga mulai ada sedikit, sudah terlihat agak hitam meski tidak terlalu lebat. Namun yang aku heran, kenapa bokongku ini besar sekali ya? Siapa pun pasti suka kalau disuruh untuk mengusap dan memegangnya, aku yakin itu!

Setelah selesai bercermin, aku langsung memakai baju seadanya dan bergegas pergi ke rumah Fafa. Sore itu aku hanya memaki tanktop hitam dan hotpants mini bewarna coklat serta membawa tas kecil untuk menaruh dompet dan handphone. Aku naik taksi yang sudah menjadi langganan.

Setiba di rumah Fafa, “Yah ampun, Niken, ternyata lo cantik juga ya?! Hahaha,” kata Fafa memujiku. Aku cuma tertawa menanggapinya, tawa kami terdengar begitu keras. “Ayo sini masuk, udah gue siapin dress lo nih di kamar.” ajaknya.

Akupun memasuki kamar Fafa yang luas dan rapi itu. Langsung kucoba dress warna merah pemberiannya. “Fa, apa ini gak terlalu pendek? Pahaku keliatan banget!” kataku memperhatikan bawahannya yang jauh diatas dengkul, hingga mengekspos dengan jelas belahan pahaku yang jenjang dan putih mulus.

“Enggak kok, ini kan sama aja kaya hotpants yang lo pake.” katanya sambil senyum.
“Oh, iya sih.” benar apa katanya, akupun jadi tidak merasa risih lagi. “Oke deh. Makasih, Fa.”

Kamipun berangkat dengan mobil Fafa dan tiba di rumah kak Taufik tepat saat acara mau dimulai. Kebanyakan yang hadir adalah kakak kelas yang hanya kukenal wajahnya saja, namun ada juga teman seangkatanku yang diundang. Di dalam, ternyata party itu seperti party yang biasa dilakukan di Western; minuman, musik, dan sex ada disana. Akupun menaruh kado di tempat yang disediakan, dan tak jauh dari situ kulihat pemuda tampan pujaanku menghampiriku dengan blazer abu-abunya yang disetrika rapi. Kak Taufik menyapaku ramah. “Hey, Niken. Dateng juga lo, kirain gak dateng.”

“Aku pasti dateng, Kak. Buat kakak, apa sih yang enggak?!” jawabku malu-malu.
“Haha, makasih ya. Trims juga buat kadonya. Mau diambilin minum ga?” tawarnya.

Akupun hanya menjawab mau dan menunggu sebentar. Sementara Fafa sudah tidak tahu berada dimana. Dia hilang diantara kerumunan anak yang semakin banyak saja.

“Nih minumnya,” kak Taufik memberikan segelas minuman kepadaku.

Akupun langsung meminumnya tanpa bertanya terlebih dahulu. Dan setelah kucicipi, ternyata rasanya manis getir. Raut wajahkupun langsung berubah menjadi agak aneh.

“Haha, ini wine, Niken. Masa gak tau sih?” godanya sambil tertawa.
“Tau kok, cuma gak pernah minum.” aku menjawab.
“Oh, begitu toh. Ya udah, yuk ikut kakak, sekalian kita cari Fafa dan teman-temanmu.” Dia langsung menarik tanganku ke tengah kerumunan dan membawaku ke suatu tempat khusus dimana disitu ada Fafa dan beberapa temanku.

Kami pun segera terlibat dalam obrolan yang hangat dan akrab. Di luar dugaan, kak Taufik ternyata enak diajak ngobrol. Aku suka berbincang dengannya. Kami terus berbincang dan bercanda sambil minum dan mengikuti hentakan musik. Aku pun sudah tak tahu berapa banyak wine yang kuhabiskan sampai tak sadar kalau kadang aku jadi sering mengeluarkan kata-kata vulgar.

Melihat kondisiku seperti itu, Fafa langsung menarikku keluar. Akupun mengikutinya. “Ken, lo mabuk? Aduh, bakal ribet nih gue.” kata Fafa panik.

“Enggak kok, gue nggak mabuk, cuma sedikit pusing aja.” jawabku lemas.
“Ya udah deh, ayo pulang, udah larut nih.” Fafa menarik tanganku.
“Tapi kan gue belum ngobrol banyak sama kak Taufik.” kutolak ajakannya.
“Ya udah deh, sebentar aja lagi ya?” Fafa melepaskan tanganku.

Kamipun kembali ke tempat semula dan kembali minum wine yang ada disitu. Disaat aku menjadi semakin mabuk dan lepas kendali, tiba-tiba kak Taufik mengajakku ke lantai dansa. Akupun mengikutinya dan mulai menggerakkan tubuhku seadanya, sedangkan Fafa hanya memperhatikanku sahabatnya yang sedang mabuk ini sambil geleng-geleng kepala. Tanpa kusadari, kak Taufik menarik tanganku dan membimbingku untuk naik ke lantai dua rumahnya. Aku sebenarnya ingin menolak, tapi saat dia bilang ingin mengatakan sesuatu kepadaku, akupun menyerah. Apakah dia kan menembakku?! Harapku dalam hati.

Aku yang sudah mabuk dibopongnya menuju lantai dua. Disana, aku dimasukkan ke sebuah kamar dan dibaringkan ke ranjang empuk yang luas dan besar dengan kondisi tubuh setengah sadar. Kak Taufik meninggalkanku sebentar, entah dia pergi kemana. Akupun seperti tertidur, namun tubuhku terasa panas dan gerah. Ingin sekali kubuka dressku ini, tapi untung akal sehatku masih bisa menahannya. Tak berapa lama kemudian, kak Taufik kembali masuk ke kamar dan mengunci pintunya.

“Kakak mau ngomong apa? Kok aku dibawa kesini?” ucapku setengah sadar.

Tanpa babibu, tiba-tiba kak Taufik menaiki tubuhku dan memandangi mata sayuku. Entah siapa yang memulai, bibir kami berdekatan dan dia mulai melumat bibirku. Aku yang sudah pengalaman kissing dengan mantan, tidak kaku mengimbanginya. Kutanggapi serangannya dengan memeluk leher dan melumat bibirnya begitu rakus. Kami berfrenc-kiss ria selama kurang lebih sepuluh, sebelum kak Taufik mulai menurunkan kepalanya untuk mengendus dan menciumi leherku.

“Hhhh… Kak! Jangan disitu! Achh… nanti ada… achhh! …bekasnya!” jeritku, namun kak Taufik tidak menghiraukannya. Ia memegang tanganku dengan kedua tangannya dan melebarkannya ke samping. Dia menatapku sangat dalam untuk meyakinkan diriku bahwa malam ini aku adalah miliknya. Aku yang setengah sadar hanya pasrah atas apa yang akan terjadi. Kak Taufik mulai menciumiku lagi dan kali ini leherku yang jadi sasarannya.

“Ahhh… kak! Aachhh!” aku makin merintih.

Dia terus menciumi sambil menggigit kecil kulit leherku hingga meninggalkan bekas merah dimana-mana. Setelah puas, dan leherku sudah basah oleh air liurnya, mulutnya mulai turun ke arah gundukan payudaraku. Aku hanya bisa meremas sprei dan menggelinjang kuat ketika mulutnya menyentuh kulit payudaraku yang masih tertutup dress merah. Pelan kak Taufik meraih pundakku dan menurunkan dressku sampai perut. Terpampanglah bongkahan buah dadaku yang meski masih tertutup BH, tapi cukup kelihatan montok dan besar.

Sambil tetap menciuminya, kak Taufik mulai memegang dan meremas-remasnya dari luar BH. Ia juga berusaha untuk menyusupkan jari ke dalam cup behaku untuk menjepit dan memilin-milin putingku yang terasa mulai menegang akibat ulahnya. Setelah agak lama, dan putingku makin terasa kaku dan kenyal, akhirnya kak Taufik berusaha membuka pengait braku, ia rupanya tak sabar untuk melihat kemontokan buah dadaku secara langsung.

“Hmm, indah sekali, Niken.” Gumamnya sambil mulai menyusu kembali saat braku sudah terlempar ke lantai.

Mukanya kini terbenam diantara bongkahan payudaraku, menekan dan menggesek kuat disana, sesekali juga mencucup dan mengulum putingnya hingga membuatku kelojotan keenakan.

“Achh… Kak! Sudah, Kak!” jeritku pilu.

Aku mencoba melawan birahiku ini, namun apa daya, aku dalam keadaan setengah mabuk. Lagipula, rangsangan kak Taufik juga kurasa begitu nikmat hingga membuatku makin merintih dan menggelinjang.

Setelah puas bermain dengan payudaraku, dia mulai melucuti semua pakaianku. Kemudian disusul dengan pakaiannya saat aku sudah terbaring telanjang bulat di depannya. Ada rasa malu bugil untuk pertama kalinya di depan laki-laki, tapi melihat kak Taufik yang sepertinya sangat menginginkanku, akupun jadi pasrah saja. Dia mulai mengambil posisi untuk menyetubuhiku, kak Taufik memegang kedua pahaku dan membukanya lebar-lebar. Tak berkedip ia menatap vaginaku yang masih perawan. Pasti ia bingung mencari lubangnya yang mungil.

“Niken,” desah kak Taufik sambil mulai menindih tubuhku.

Sebelumnya ia sudah meludahi ujung penisnya yang tidak begitu besar untuk memperlancar saat menerobos masuk ke dalam lubangku nanti.

Aku berjengit saat kurasakan ada benda tumpul padat menyentuh bibir vaginaku.

“K-kak, jangan! Please!” pintaku setengah sadar. Namun dia tetap mencoba, kak Taufik memajukan pinggulnya dan, “Hnghhhh!!!” aku melenguh saat kepala penisnya mulai menyelinap ke dalam vaginaku.
“Tahan, Niken!” kak Taufik menariknya sedikit, lalu mencoba untuk mendorong lagi, kali ini sedikit lebih keras dan memaksa.
“Ahhhhhh!!!” aku menjerit kesakitan saat batang penisnya menusuk tajam dan terbenam hingga hampir separuhnya.

Mendengar jeritanku, kak Taufik menariknya lagi. Aku sedikit lega, kukira dia akan berhenti. Tapi rasa legaku itu langsung berubah menjadi jeritan panjang saat kak Taufik mendorongnya lagi dengan hentakan kuat yang keras dan dalam.

“AAHHHHHHHH!!!” Benda panjang itu berhasil merebut keperawananku! Selaput daraku robek olehnya, saat penis itu membelah dan mengisi relung vaginaku hingga mentok sampai ke dasar.

“Ughhh… Niken!” kak Taufik melenguh keenakan, sementara tanpa kusadari air mataku menetes keluar, mengalir pelan di pipi mulusku.

Kak Taufik segera mengusapnya dan mencium bibirku dengan penuh kemesraan. “Kakak sayang kok sama Niken. Tenang aja, kakak nggak akan tinggalin kamu.” katanya.

Akupun hanya bisa tersenyum haru mendengarnya.

Setelah penis tersebut terdiam cukup lama, menanti dinding-dinding vaginaku agar terbiasa menerima kehadirannya, kak Taufik pun mulai menggerakkannya maju mundur. Dengan menarik-dorong pinggulnya, ia mulai menyetubuhiku.

“Nghhhhh… Kak!!” awalnya memang sangat sakit.

Tapi setelah beberapa menit berlalu, rasa sakit itu perlahan menghilang, dan digantikan dengan rasa geli dan nikmat yang amat sangat. Aku pun mulai mendesah keenakan saat penis kak Taufik bergerak semakin cepat, rupanya ia sedikit menaikkan tempo kocokannya.

“Ahhh… ahhh… ahhh… kak!” ceracau mulutku tanpa henti.
“Hmmm! Hmmpph!” kak Taufik segera menyumbatnya dengan ciumannya yang hangat dan mesra.

Kamipun saling mendesah dengan bibir saling menempel erat. Kak Taufik terus menggerakkan pinggulnya, menyetubuhiku, hingga membuat permainan menjadi semakin liar dan panas.

Tapi tak lama kemudian ia berhenti. Kukira dia sudah keluar, tapi ternyata belum. Saat aku sudah ingin bertanya, kak Taufik tiba-tiba mengangkat tubuhku dan menaruhnya di atas pangkuan. Ia melakukannya dengan penis masih berada di dalam vaginaku, menancap tajam disana.

“Oughhhh… Kak!!” tentu saja aku langsung melenguh dengan perbuatannya.

Enak sekali, penisnya seperti menusuk dan mengaduk-aduk liang vaginaku.

Setelah posisi ini sudah siap, sambil melumat bibirku, ia kembali menghentakan pinggulnya kuat-kuat ke atas.

“Mppmhh… ahh… kak! Aahhhh…” akupun kembali merintih dan menggeliat.

Dengan posisi seperti ini -aku menduduki penisnya- membuatku makin terangsang dan bergairah. Tanpa sadar, aku mulai menaik turunkan tubuhku untuk mengimbangi genjotan pinggulnya.

“Ahhh… yes, baby, like this!!” ucap kak Taufik sambil meremas-remas bulatan pantatku.

Ia juga menyusu di putingku, menghisapnya bergantian sambil sesekali menggigit dan menariknya dengan menggunakan gigi.

Setelah lima menit bercinta dengan posisi seperti itu, kak Taufik tiba-tiba merebahkan tubuhnya dan berbaring telentang. Sementara aku masih menindih dan menunggangi batang penisnya. Aku mengerti apa yang ia inginkan, jadi mulai kugenjot tubuh mulusku naik turun di atas pinggangnya. Kuhentak keras penisnya agar masuk semakin dalam ke lorong vaginaku.

Tapi posisi seperti itu justru membuatku merintih kesakitan. Akupun mengaduh, “Ahhhh… kak, perih! Aku capek,”

“Sabar, nanti juga enak kok.” sahut kak Taufik sabar.
“Tapi, ahh… kak, aku… ahh… perih!” rintihku tak tahan.
“Goyangin aja terus, nanti juga enak.”

Akupun mengikuti sarannya, dan ternyata benar! Rasa sakitku perlahan menghilang, dan rasa nikmat yang tadi kurasakan perlahan kembali. Gerakanku pun menjadi semakin liar. “Ahh… ahh… ahh… ahh…” desahku putus-putus.

“Yes, baby, faster! Faster! Shake your body! Shake your body!!” ceracau kak Taufik sambil memejamkan mata.

Tangannya yang hinggap di pantatku terus meremas-remas pelan.

Disaat aku sudah mulai bisa menikmati, kak Taufik tiba-tiba bangun dan mendorongku hingga kembali ke posisi semula; aku dibawah sementara dia di atas, dengan alat kelamin kelamin kami masih tetap terpaut kuat. Dengan posisi seperti itu, aku ditumbuknya dengan keras dan cepat. “Ahh… kak, pelan-pelan! Aahh…” pintaku.

Namun kak Taufik tidak menghiraukannya, ia tetap menggenjotku dengan penuh semangat. Tanpa kusadari, kakiku melingkar dan mengikat di pinggangnya. Kukunci dia rapat-rapat hingga kurasakan kepala penisnya membentur keras dinding rahimku. “Ahhh… kak, harder! Harder!” aku meminta.

“Yes, baby. I will fuck you harder!” sahut kak Taufik, ia semakin mempercepat temponya hingga membuatku semakin tidak karuan.
“Yes, I like this! Like this! Aahh…” Kurasakan dinding vaginaku mulai berdenyut-denyut kencang, tanda akan menyembur sebentar lagi.

Begitu juga dengan penis kak Taufik, kurasakan benda itu menjadi semakin keras dan membengkak.

“Kyaaaaaaaa!!! AAHHHHHHHHH…!!!” kamipun menjerit panjang berbarengan tanda kami berdua orgasme secara bersamaan.

Kurasakan air mani kak Taufik tumpah ruah di lorong vaginaku, dan kusambut dengan semburan cairan cintaku yang tidak kalah banyak. Kami saling menatap dan saling mencium dalam diam.

“Makasih ya, Niken.” kata kak Taufik mesra.
“Iya, Kak, makasih juga udah jadi yang pertama buatku.” sahutku.

Diapun mencium keningku dan menarik tubuhnya. Kuperhatikan penisnya sudah mengkerut dan agak melemas, benda itu begitu basah dan mengkilat. Ada noda darah di sepanjang batangnya yang menghitam, noda darah keperawananku!! Tapi aku sama sekali tidak menyesal memberikannya. Setelah membersihkan diri dan berpakaian, kami pun turun bersama-sama untuk kembali ke acara pesta.

Setelah peristiwa di acara ulang tahun kak Taufik hidupku mulai banyak berubah. Aku jadi sering melakukan seks dengan kak Taufik, dimanapun dan kapanpun ketika kami saling membutuhkan. Meskipun dia belum memintaku untuk menjadi kekasihnya, namun aku rela untuk bercinta dengannya.

Hingga pada suatu hari, aku bertemu dengannya di kantin sekolah. Dia berkata sambil berbisik, “Nanti pulang sekolah bareng kakak aja ya? Ada yang mau diomongin.”

Akupun membalas dengan berbisik pula. “Yakin cuma diomongin doang, kak? Enggak dilakuin?” ledekku sambil tertawa.

“Yah itu sih liat nanti. Ya udah, pokoknya nanti kakak tunggu di depan gerbang ya,”
“Oke deh, kak.” balasku.

Bel pulang sekolah berbunyi. Aku pun segera merapikan bukuku dan memasukannya ke dalam tas. Setelah semua rapi, kelas pun disiapkan untuk pulang dan akupun keluar.

“Ken, mau kemana lo? Kok buru-buru banget?” tanya teman baikku, si Fafa.
“Biasa, ada kakak senior yang nungguin.” balasku sambil senyum.
“Cie, yang mau ngedate. Ya udah deh, semoga sukses ngedatenya.”

Akupun hanya tersenyum dan berlalu meninggalkan Fafa menuju gerbang sekolah. Di depan gerbang, kulihat honda Jazz merah milik kak Taufik terparkir dengan pintu terbuka. Dia berdiri di sebelahnya, tersenyum saat melihat kedatanganku.

“Udah lama ya, kak? Maaf ya,” aku menyapanya.
“Oh, engga kok. Gue juga baru keluar.”
“Kita mau kemana, kak?” tanyaku.
“Udah, ikut aja dulu. Gak dicariin sama bonyok kan?” dia bertanya.
“Enggak kok, kak.” jawabku.

Lalu kamipun memasuki Jazz merah tersebut dan meluncur menuju daerah Kelapa Gading. Di dalam mobil, kak Taufik mengajakku ngobrol sambil sesekali mencuri-curi pandang ke arah belahan paha dan baju seragamku. Maklum saat itu aku memakai rok diatas lutut dan baju seragam dengan dua kancing terbuka lebar, menampakkan sedikit tonjolan buah dadaku. Untuk daleman, aku hanya memakai bra dan cd warna hitam saja, itupun sangat mini hingga aku yakin kak Taufik pasti menyukainya.

Ketika sampai di basement sebuah mall, kak Taufik bilang kalo dia ingin mengajakku nonton bioskop. Aku sih ayo-ayo aja, kapan lagi coba nonton sama orang yang aku suka. Bergandengan tangan, kamipun menuju bioskop dan mengantri karcis sebentar. Kami memilih nonton film superhero. Jujur saja, aku lebih suka melihat film action daripada drama. Kamipun masuk menuju studio film begitu pintunya dibuka. Kami mendapat seat paling belakang. Suasana saat itu sangat sepi karena memang hari kerja dan sekolah. Di deret belakang, hanya ada kami berdua yang menempati.

Film pun mulai diputar. Awal-awal kami menonton dengan serius, sama sekali tidak berbicara, asyik berkonsentrasi dengan cerita film. Aku sempat heran juga, tumben kak Taufik jadi pendiam, biasanya dia langsung menyerbuku begitu ada kesempatan. Apakah filmnya memang begitu bagus hingga membuat kak Taufik sampai terpukau?

Namun ternyata dugaanku salah! Baru 10 menit film berjalan, kak Taufik sudah mulai berani memegang pahaku. Akupun hanya diam saja dan melanjutkan menonton, dia sudah biasa melakukan itu. Dari sekedar mengusap, kak Taufik melanjutkan dengan memasukkan tangan ke dalam rokku. Untuk yang satu ini, aku sedikit kaget, tapi tetap tidak menolak. Kurasakan tangannya mulai mengorek-ngorek isi di dalam rokku. Risih juga sih, namun tetap membiarkannya. Bahkan saat tangan kirinya mulai meremas-remas buah dadaku, aku juga hanya bisa memandanginya penuh nafsu.

Kak Taufik terus merangsang dua bagian sensitifku sepanjang film. Yang kanan menusuk-nusuk vaginaku, sementara yang kiri meremas dan menarik putingku. Diperlakukan seperti itu membuatku jadi tak tahan lagi. Akupun berbisik kepadanya. “Jangan disini, kak. Aku takut ketahuan.”

Kak Taufik pun berhenti melakukannya dan langsung mengajakku keluar studio. ”Kita kemana, Kak?” tanyaku sambil mengikuti langkahnya. Ternyata dia mengajakku ke kamar mandi cewek, kami masuk ke salah satu bilik toilet dan menguncinya dari dalam.

“Kak, kok malah disini? Nanti ketahuan gimana?” tanyaku bimbang.

Tidak menjawab, kak Taufik malah langsung mencium bibir dan memeluk tubuhku. Akupun langsung terdiam, kuikuti saja kemauannya. Kami sudah sama-sama terangsang dan bergairah. Dengan cepat kami saling mengikat lidah, bertukar bibir dan air liur dengan sepenuh hasrat dan gairah. Kak Taufik membuka kancing seragamku dengan cepat dan melepaskan kait bra hitamku. Dia menarik keluar payudaraku dengan tetap membiarkan baju seragamku menempel di badan. Kini benda bulat di dadaku itu sudah tanpa penutup apapun, terlihat begitu mengkal dan menggiurkan. Putingnya yang mungil kemerahan tampak begitu indah dan menggoda. Kak Taufik langsung meremas-remasnya sambil menciumi leherku dengan ganas. Aku hanya bisa meremas rambutnya dan mendesah dengan pelan karena takut ketahuan.

“Ahhh… kak, geli! Sshhh…” rintihku saat lidahnya memutar di atas putingku.

Dia melumatnya dengan rakus, meninggalkan beberapa bekas cupang disana, juga di leherku.

“Mphhhh… mpphhh…” aku mendesah kegelian, agak sedikit lebih keras, namun kak Taufik segera menutup mulutku menggunakan tangannya.

Dia tidak ingin ada yang mendengar persetubuhan kami.

Dipilinnya terus putingku menggunakan lidahnya secara bergantian. Kanan-kiri, kanan-kiri, terus menerus, sebelum kak Taufik tiba tiba menyuruhku untuk duduk di closet. Aku mengerti apa yang dia inginkan, dengan sigap akupun membuka celana abu-abu yang ia kenakan dan mengeluarkan isinya yang sudah menegang dahsyat. Walaupun sudah sering melihatnya, aku agak kaget juga melihat ukurannya yang dari hari ke hari kurasa semakin besar saja.

Dengan mesra, kuelus-elus batang tersebut perlahan. Ingin aku melakukannya lebih lama saat tanpa kusangka tiba-tiba kak Taufik menjambak rambutku dan memaksaku untuk memasukkan penis itu ke dalam mulut. Aku memang kaget namun cepat bereaksi. Dengan sigap segera kubuka mulutku dan membiarkan kemaluan kak Taufik meluncur masuk ke dalam.

“Mpphh… mphhh…” aku melenguh merasakan penis tersebut memenuhi rongga mulutku.

Rupanya kak Taufik sedang buru-buru hari ini. Atau dia sudah begitu terangsang melihat tubuhku?

Dia memegang kepalaku dan menyodomi mulutku dengan penisnya. Aku hanya bisa diam saja dan mengikuti kemauannya.

“Hmmm… yeah, like it, honey. I will fuck your mouth!!” dia melakukannya dengan brutal sampai kadang aku merasa sesak dan sulit untuk sekedar bernapas.

Melihat mukaku sudah mulai memerah, akhirnya kak Taufik mengeluarkan penisnya untuk membiarkanku bernafas sebentar. Namun sekali lagi, secara tiba-tiba, sebelum aku sempat menarik udara, dia sudah memasukannya lagi ke dalam mulutku, bahkan kali ini sangat dalam dan keras hingga mentok sampai ke ujung kerongkonganku. Kak Taufik menahan kepalaku agar penisnya tidak sampai terlepas. Aku hanya bisa melenguh sambil mencoba untuk tetap bernafas.

“Hmmmpp… hmmmph…”
“Ahh… enak sekali, Niken!!” desahnya. Dia lalu melepaskan cekalan kepalaku.

Segera kumuntahkan penisnya dan akupun langsung terbatuk-batuk lega.

“Uhuk-uhuk… kok kasar banget sih, kak?” tanyaku keheranan.
“Abisnya kamu nafsuin banget sih hari ini,” jawab kak Taufik.

Dia lalu jongkok di depan pahaku dan melepaskan celana dalam yang aku pakai, namun hanya sampai lutut, sedangkan rokku masih utuh di tempat semula.

Dengan kaki terbuka lebar, akupun sedikit tersengat ketika bibir vaginaku disentuh oleh jari-jari tangannya. Dibukanya lipatan bibir luar vaginaku dan dimasukannya dua jari ke dalamnya.

“Ahhhh… hhhh…” desahku pelan.

Aku kira kak Taufik cuma akan mem’fingering’ vaginaku, tapi ternyata kepalanya menunduk tak lama kemudian dan langsung masuk ke dalam rokku. Kurasakan ada daging lunak menyentuh pangkal pahaku, lidahnya. Ohh, hal ini akan lebih menyiksaku saat kurasakan kak Taufik membuka lagi lipatan vaginaku dan mengeluarkan klitorisku dengan jari telunjuknya.

“Ahhhh… kak! Ahhhh…” aku tersengat ketika kurasakan lidahnya mulai menjilati klitorisku.

Akupun semakin terangsang dan tanpa kusadari aku meremas payudaraku sendiri dan menjepit kepala kak Taufik agar tidak terlepas dari vaginaku.

“Mhhh… kak, terus, kak!!” akupun terus merintih tanpa sadar.

Dan ketika aku hampir orgasme,

“Ahhh… kak! Aahhh… aku mau, ahhhh…” tiba-tiba kak Taufik berhenti mengoralku. Akupun hanya bisa diam dengan mata sayu.
“Kak, kok berhenti?” tanyaku penasaran.
“Yah gak papa kan? Ada yang salah?” tanyanya menggoda.
“Lanjutin lagi, kak. Aku udah gak tahan.” kataku.
“Gak tahan apa?” goda kak Taufik lagi.
“Gak tahan, vaginaku udah gatal.” sahutku.
“You must beg me!” katanya.

Akupun berpikir, kenapa aku menjadi sangat rendah seperti ini? Tapi logika ini sudah kalah oleh birahi yang melanda seluruh tubuhku. Akupun berdiri dan berbisik padanya.

“Fuck me, please! I can’t stand it anymore!!”

Kak Taufik langsung memelukku, meremas punggungku, dan mengangkat satu kakiku menuju pinggangnya. Dan perlahan, bless!! Masuklah seluruh kejantanannya, menembus seluruh relung vaginaku, memenuhinya hingga ke lubang yang terdalam.

“Ahhh…” rintihku saat dia mulai menggerakan pinggulnya maju mundur, sementara tangannya menahan tubuhku agar tidak terlempar kemana-mana.
“Ahhhh… yes! Fuck me! Fuck me!” aku menjadi semakin gila, dan tanpa sadar meracau seperti kesetanan.

Plok-plok-plok… bunyi kedua kelamin kami yang sedang beradu dengan tempo tinggi. Gesekan kemaluan kami terasa begitu nikmat. Aku menyukainya. Aku ketagihan dengannya. Ingin kunikmati rasa itu lebih lama, namun tiba-tiba aku mendengar suara kaki mendekat ke arah bilik WC. Kak Taufik pun langsung menghentikan goyangannya, tapi tanpa mengubah posisi sama sekali, penisnya tetap menancap telak di lorong vaginaku.

Klik… bunyi suara pintu toilet dibuka, tepat disamping dimana kami berada.Kudengar ada suara air mengalir. Kami menunggu dalam hening, tetap tanpa suara. Namun tiba-tiba kak Taufik menghentakan pinggulnya kembali, meski pelan, tapi tusukan penisnya tepat menyentuh mulut rahimku. “Ahhhmmm… mpphh!!!” akupun mendesah, tapi dengan cepat kak Taufik menutup mulutku dengan telapak tangannya. Aku hanya bisa melotot menatapnya, meminta penjelasan. Namun dia hanya tersenyum dan terus menggerakkan pinggulnya tanpa merasa berdosa. Aku tidak bisa menghentikannya.

“Mmphhh!!!” aku melenguh tertahan dalam dekapan tangannya. Dia terus menyetubuhiku lebih cepat tanpa memikirkan ada orang disamping ruangan yang kami pakai untuk bercinta ini.

Klik! Terdengar pintu ruangan samping terbuka lagi, dan bunyi air sudah tidak terdengar lagi. Dengan cepat kak Taufik langsung membalik tubuhku menghadap WC dan membuka bongkahan pantatku. Dengan brutal dia memasukkan penisnya dari belakang ke dalam vaginaku.

Clepp, clepp, suara kelamin kami yang saling beradu lagi. Rambutku dijambaknya ke belakang dan tangan kirinya memegang pantatku dengan gemas.

“Ahhh… kak! Ahhh… pelan-pelan, kak.” pintaku dengan manja. Namun dia malah makin cepat menggenjot tubuhku.
“Ahhh… kak! Ahh… ahhh!!” aku mendesah sekeras mungkin tanpa peduli ada orang lain yang mendengar.

Setelah puas dengan gaya tersebut, kak Taufik pun duduk di closet dan memangkuku diatas tubuhnya. Dinaikannya rokku hingga ke perut dan dia mulai memasukan penisnya ke liang vaginaku.

“Ahhh!!” dengan sekali usaha, seluruh batangnya masuk ke dalam lubang vaginaku.

Seperti biasa, mula-mula dengan lembut dia mulai menggerakkan pinggulnya ke atas bawah. “Ahhh… yes! Like this, kak! Ahh… softly! Ahhh…” desahku pelan. Namun belum sampai satu menit aku menikmatinya, dia sudah menaikkan tempo dengan sangat cepat.

“Ahhh… kak, pelan-pelan, kak! Ahhh…” mulutku memohon lembut, namun tubuhku sudah terangsang berat hingga tanpa sadar aku malah menaik-turunkan badan dengan cepat.
“Ahhh… kak! You… ahh, like… ahhh, this?” ceracauku dengan keras.
“Yes, honey. Yes, do it faster!!” pinta kak Taufik sambil meremas-remas pantatku.

Kamipun menggenjot dan menggerakkan tubuh semakin cepat. Ketika aku sudah hampir orgasme, tiba-tiba terdengar lagi suara kaki mendekat. Kali ini kudengar ada dua orang karena mereka seperti sedang membicarakan sesuatu. Akupun langsung diam, tubuhku bagaikan dipaku di atas tubuh kak Taufik. Namun lain aku, lain pula kak Taufik. Ia tetap menggerakkan pinggulnya untuk mengguncang tubuhku. Tapi kali ini dia mengunci mulutku dengan mulutnya.

“Mppphh! Mpphhh!” desahku tertahan oleh ciumannya.

Tangannya tidak tinggal diam, diremasnya pantatku dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memilin putingku secara bergantian.

“Mppphhh! Ahhhhh!!” kami terus saling adu kelamin dan adu lidah tanpa mempedulikan sekitar, karena tidak lama kemudian kudengar dua orang itu sudah melangkah menjauh dari kamar kecil. Kami kembali bebas.

Kak Taufik langsung melepaskan ciumannya dan kembali mencupang leherku yang jenjang. Diciuminya batang leherku sambil digigit-gigitnya kecil sehingga meninggalkan bekas. “Ahh… kak. Iya, kak, fuck me harder! Ahhh…” aku semakin menggila karena kurasakan vaginaku mulai berkedut kencang.

“Ahhh… fuuucckk mee… ahhhh!! Ahhhh!!” akupun orgasme tak lama kemudian.

Cairanku menyembur deras memenuhi lubang memekku. Namun kak Taufik tetap terus menggenjot tubuhku. Dia tampak tidak peduli dengan lorong vaginaku yang semakin basah dan membanjir. Aku yang kelelahan hanya bisa bersandar ke arah tubuhnya, mengikuti segala pergerakannya sambil sesekali mendesah atas sisa-sisa orgasme yang masih melanda.

Melihatku yang sudah lemas, kak Taufik langsung melepaskan penisnya dan menyuruhku untuk jongkok di depannya. Aku sudah mengerti maunya. Akupun jongkok dan mengelus batang penisnya yang masih tampak tegak dan basah karena terkena cairan kewanitaanku. Kupijit kepala penisnya sambil sesekali mengocok batangnya.

“Yes, honey. You get it, ahhhh…” desah kak Taufik keenakan saat penisnya kukocok dan kuciumi.

Akupun mulai menjilatinya, dari ujung kepala hingga ke pangkal buah zakarnya.

“Ahhh… yess, do it now!!” desah kak Taufik.

Akupun mulai memasukkan penis tersebut ke mulutku dan menjilat seluruh batangnya. Kugerakkan benda itu keluar masuk dengan cepat.

“Ahhh… baby, do it faster! Ahh… faster!” erang kak Taufik, hampir orgasme.

Dan kulakukan teknik deepthroat yang pernah dikasih tahu temanku. Kumasukkan seluruh batang penisnya sedalam mungkin. Akupun hampir tersedak, namun kak Taufik menahan kepalaku. Saat itulah, kurasakan penisnya makin membesar dan berkedut-kedut kencang.

“Mpphhh! Mmphhh!” bunyi dengusanku yang tertahan penis. Dan selanjutnya,
“Ahhhhhhhh… swaloww it, ahhh… babe!!!” kak Taufik pun mengejang dan orgasme.

Ia menumpahkan seluruh isi penisnya ke dalam mulutku. Aku merasa semakin sesak karena mulutku semakin penuh oleh penis dan spermanya. Dengan terpaksa aku telan semua spermanya kalau tidak ingin tersedak.

Tak lama kemudian, saat semua spermanya sudah menetes keluar, kak Taufik pun melepaskan penisnya yang mulai mengkerut mengecil. “Hahhh!!” suaranya terdengar lega seperti musafir yang mendapat minum setelah melewati gurun pasir yang sangat panas.

“Rasanya asin, kak!” gerutuku.
“Hmm, asin ya? Tapi enak kan?” tanya kak Taufik.
“Iya sih, tapi lain kali jangan dipaksa gitu dong.” jawabku cemberut.
“Iya-iya, adekku sayang. Lain kali nggak kaya gini lagi kok.” balas kak Taufik sambil mencubit pipiku.

Kami pun berpakaian kembali. Aku keluar lebih dahulu untuk melihat situasi, setelah kurasa aman, aku bbm kak Taufik.

“Kak, kondisi aman. Buruan keluar.”

Kak Taufik keluar dengan wajah yang datar, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Setelah keluar bioskop, kamipun menuju basement dan mencari mobil jazz merah kepunyaan kak Taufik. Dalam perjalanan pulang, kami mengobrol.

“Kak, kalo tadi kita ketauan gimana ya? Padahal tadi kan banyak orang yang masuk?” tanyaku.
“Kalo ketahuan yah paling dibawa ke security, terus kita diarak deh keliling mall, kan seru tuh. Haha!” balas kak Taufik.

Akupun mencubitnya karena agak jengkel dengan jawabannya. Dia mengantarkanku hingga depan halaman rumahku.

Setelah berminggu-minggu berhubungan dengan kak Taufik tanpa kejelasan, akupun mulai bosan dan merasa hanya dimanfaatkan saja. Tubuhku hanya diinginkan ketika dia mau. Bahkan pernah ketika sehabis melakukan seks, dia memfoto tubuh bugilku dan membagikan kepada teman-temannya. Aku merasa jengkel dan ingin memberitahunya, namun ketika kuhubungi, dia tidak membalasnya.

Tapi ketika dia ingin melakukan seks denganku, dia terus menghubungiku. Dan ketika aku berkata malas, dia mengancam akan menyebar luaskan foto tersebut ke seluruh siswa di sekolah. Akupun hanya bisa menurutinya karena tidak mau reputasiku hancur di sekolah. Aku masuk kategori 10 cewek tercantik di sekolah dengan banyak prestasi. Jadi aku terpaksa mengikuti kemauannya karena dia juga orang yang kusuka.

Sama seperti siang ini, ketika aku pulang sekolah. Saat itu aku sedang ada ekskul teater dan kak Taufik juga sedang ekskul paskibra. Tiba-tiba hapeku berdering tanda bbm masuk.

“Ken, nanti kakak tunggu di depan gerbang setelah selesai ekskul. Ada yang mau kakak omongin.” isi pesan kak Taufik.

Akupun berpikir sejenak karena aku tahu pasti kak Taufik ada maunya kalo menghubungiku, tapi aku juga ingin membicarakan tentang foto bugilku yang disebar ke teman-temannya. Akupun membalas bbmnya, “Oke, kak. Aku juga mau ngomong sesuatu sama kakak.”

Ekskul teater pun dibubarkan karena latihan sudah selesai. Latihan hari ini cukup melelahkan juga sampai sampai bajuku basah oleh keringat, sehingga bra hitamku terlihat dari luar karena aku hanya memakai baju kaos putih polos yang ketat, sedangkan untuk bawahan, aku tetap memakai rok abu-abuku yang pendek. Aku pun langsung menuju pintu gerbang sekolah dan menghampiri kak Taufik yang sudah menunggu disana.

“Aduh, Niken, kok pakaiannya begitu sih? Gak baik tau,” ucap kak Taufik sok perhatian.
“Gak papa kok, kak. Tadi abis latihan terus males ganti lagi.” jawabku.
“Oh, ya udah. Yuk masuk ke mobil kakak.” ajaknya.

Akupun masuk ke dalam mobil Jazz merah tersebut dan tak tahu mau dibawa kemana. Di dalam perjalanan, kami seperti orang yang tidak saling kenal. Kami hanya diam dengan pikiran masing-masing karena aku masih jengkel kepadanya. Aku hanya sibuk mengutak-atik handphoneku dan kak Taufik fokus menyetir. Tak lama kemudian, mobil pun tiba di rumah kak Taufik dan langsung dimasukkan ke garasi. Aku turun dan langsung disuruh masuk ke rumahnya.

“Duduk disini dulu ya, anggap aja rumah sendiri. Kakak mau ke kamar sebentar.” Kak Taufik pun pergi ke kamarnya dan aku di ruang tamu.

Di meja terlihat ada sirup satu gelas. Mungkin memang untukku karena akupun sangat haus sekali. Tanpa pikir panjang, aku langsung menenggaknya. Tak lama kemudian, kak Taufik kembali ke ruang tamu dengan masih menggunakan baju seragam. Kamipun mengobrol sebentar. Tanpa kusadari, tubuhku semakin panas dan gerah. Aku rasa ada yang salah dengan minuman tadi. Namun aku mengabaikannya karena aku sudah tak sabar ingin menanyakan tentang foto bugilku. “Kak, aku boleh minta tolong gak?” tanyaku.

“Apa?” sahut kak Taufik.
“Fotoku jangan kasih tau siapa-siapa dong, nanti aku dikiranya cewek murahan.” ucapku.
“Oh itu… iya, kakak juga mau ngomong itu. Kalo kamu mau liat file aslinya, ada di komputer kamar kakak.

Kamu liat aja dulu fotonya, habis itu terserah mau dihapus atau enggak. Kakak mau ke kamar mandi dulu.” jawab kak Taufik sambil meninggalkanku.

Tubuhku rasanya semakin menggila. Mungkin minuman tadi sudah dikasih obat perangsang, tapi aku tidak peduli. Aku langsung masuk ke kamarnya dan mencari file fotoku di komputer kak Taufik yang sudah menyala. Aku ingin menghapusnya dan berharap tidak ada copy-annya lagi. Namun ketika sedang mencari foto tersebut, tiba-tiba ada kedua tangan memegangi tanganku dari belakang. Ketika aku menoleh untuk mengetahui tangan siapa itu, pemiliknya langsung melumat bibirku.

“Mpphhh!!” desahku tertahan. Ternyata itu kak Taufik.

Akupun langsung membalas ciumannya karena aku juga sudah sangat terangsang. Kami berciuman dengan sangat ganas dan panas. Namun setelah beberapa saat, aku kemudian melepaskan ciumannya.

“Kak, jangan sebar foto aku lagi ya. Aku mau kok ngapain aja asal rahasia kita jangan ada yang tau.” aku berkata kepada kak Taufik.

“Iya, Niken sayang. Kakak janji kok gak akan sebarin lagi.” balasnya singkat dan langsung menciumku lagi.

Dibaliknya tubuhku dan dipeluknya dengan erat hingga kini kami saling berhadapan berpelukan dengan lidah yang saling menghisap dan membelit. Bunyi kecap lidah kami sangat jelas terdengar. Sambil tetap berciuman, kak Taufik menggendongku menuju ke ranjangnya. Aku yang sudah terangsang hanya bisa pasrah saja. Ditidurkannya aku di kasurnya yang luas tersebut. Diciuminya aku satu persatu, mulai dari kuping hingga leherku.

Aku mulai mendesah pelan.

“Ahhh… Kak!” Kak Taufik terus menjelajahi tubuhku dengan mulutnya.

Dibukanya kancing seragamku satu persatu. Diciuminya dadaku yang masih terbungkus oleh bra merah.

“Hmmm… kak, hmmm…” akupun terus mendesah.

Lalu tangan ka taufik meremas payudaraku. Dibukanya kaitan bra yang memang berada di depan. Dan dia mulai kembali menciumi payudaraku lagi.

“Ahhhh… kak, ahhh…” Diemutnya putingku bergantian kanan dan kiri, kadang juga digigitnya kecil sampai meninggalkan bekas kemerahan.

Aku yang sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, langsung saja membuka rok abu-abuku beserta celana dalamku.

Melihat hal tersebut, kak Taufik juga membuka seluruh pakaiannya dan memamerkan tubuh berototnya. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengarahkan penisnya ke mulutku. Aku pun dengan sigap membuka bibir dan memasukkan benda itu ke dalam mulutku. Kukulum penisnya dengan penuh nafsu. Kulakukan gerakan lembut dengan lidahku sambil mataku menatap ke arah kak Taufik yang sedang merintih keenakan. Kujilat ujung kemaluannya dengan lidahku sambil kadang kugesekkan ke gigi-gigiku.

“Ahhh… yes, like this, honey! Ahh… holy shit!!” desisnya saat lama-lama kulumanku menjadi semakin cepat.

Kumaju mundurkan kepalaku hingga dia merintih tak tahan. Kak Taifuk pun memegangi kepalaku dan ikut memaju mundurkan pinggulnya.

“Ahhhh… iya, terus! Bentar lagi kakak keluar!!” lenguhnya.

Akupun semakin semangat memblowjobnya, hingga tak lama kemudian kurasakan lahar panas memenuhi mulutku.

“Ahhhh… yes, swallow it!!” kak Taufik tetap menahan kepalaku, mau tak mau akupun harus menelan sperma tersebut.

Aku kira semua ini akan berakhir cepat karena kak Taufik sudah orgame, namun ternyata dugaanku salah. Dia melepas kepalaku dan mengeluarkan penisnya yang terlihat masih tetap tegang. Dengan kasar, dia pun mengatur posisi untuk menyetubuhiku. Dibukanya kedua pahaku lebar-lebar dan dia mengambil posisi tepat di tengah-tengah diantara kedua pahaku. Dia siap untuk melakukan penetrasi. Dengan sekali percobaan, seluruh batang kejantanannya langsung masuk ke dalam liang vaginaku. Ditusuknya vaginaku dengan tempo pelan untuk menyesuaikan diri.

“Ahhh… kak, ahhh… yes! Slowly!” akupun mulai mendesah pelan.

Kedua tangannya meremas kedua payudaraku dan mulutnya mencupang leherku.Tubuh kami semakin menyatu dan tempo genjotan kak Taufik makin lama semakin cepat.

“Ahhh… kak, ahh… ahh… ahhh…” desahku terputus-putus mengikuti irama tusukan penisnya.

Ketika sudah bosan dengan posisi ini, dia mengangkat kakiku yang jenjang ke pundaknya. Tangannya tetap meremas kedua bongkahan payudaraku.

“Niken, ahh… you’re ahhh… so ahhh… sexy ahhh…” pujinya sambil terus memompa tubuhku dengan cepat.

Aku yang disetubuhinya hanya bisa merem melek keenakan sambil ikut mendesah.

Saat itulah, pas lagi enak-enaknya, tiba-tiba pintu kamar kak Taufik terbuka.

“Surprise!”

Ternyata dua orang teman kak Taufik masuk dan salah satunya ada yang membawa handycam. Akupun langsung berontak dan mencoba melepaskan diri. “Apa-apan ini? Kak, lepaskan aku!!” teriakku. Namun kak Taufik malah semakin cepat memompa tubuhku dan tangannya sudah memegang kedua tanganku.

“Tenang aja, Niken. Kakak cuma mau buat kenang-kenangan kok sebelum kakak lulus.” bisiknya.

Akupun sontak kaget dan langsung melototkan mataku ke arah kak Taufik. ”Kakak gila!” umpatku.

“Sst… gak usah kaya gitu. Kakak tau kok kamu juga lagi horny kan?” tuduhnya.

Ya, aku akui itu. Bahkan, bukannya berusaha kabur, aku malah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Dan yang lebih aneh lagi, tubuhku terasa semakin horny, mungkin karena pengaruh minuman yang dikasih kak Taufik.

Melihat keadaanku yang hanya pasrah di bawah tubuh kak Taufik, teman-temannya yang memegang handycam mendekatiku dan segera merekam aksi persetubuhanku dengan kak Taufik. “Gila, Fik. Seru juga nih ya. Ini kan adek kelas yang diincar semua lelaki di sekolah kita? Kok lo bisa sih?” ucap temannya yang memegang handycam.

Kak Taufik tidak menjawabnya, dia terus fokus memompa tubuhku. Sementara teman yang satunya sudah mulai melucuti pakaiannya sendiri. Terlihat badannya yang kekar dan penisnya yang ukurannya hampir sama dengan punya kak Taufik menegang sempurna. Tanpa pikir panjang, dia langsung menghampiriku dan mengarahkan penisnya ke mulutku.

Mula-mula aku menolaknya. Aku kunci mulutku agar penisnya tidak masuk. Namun kak Taufik mencubit putingku sehingga dengan refleks akupun berteriak. “Auww!!!” Dengan cepat penis tersebut didorong ke dalam mulutku. Dan saat sudah masuk, kepalaku ditahan olehnya. Dia lalu memaju mundurkan pinggulnya sehingga penisnya seperti menyetubuhi mulutku. Aku yang sudah pasrah terpaksa harus menikmatinya. Kumainkan lidahku melingkari kepala penis tersebut dan kadang kujilati lubang kencingnya.

“Ahh… you become little slut now!” kata teman kak Taufik keenakan sambil matanya merem-melek memandangiku.

Sedangkan temannya yang sedang merekam adegan panas ini juga sudah telanjang bulat dan mengocok penisnya sendiri.

Kak Taufik dan temannya tiba-tiba mengentikan gerakannya. Lalu kak Taufik melepaskan penisnya dan membantuku bangun. Sekarang dia pindah ke belakang, sedangkan temannya yang penisnya tadi kukulum, pindah ke depan dan mengambil posisi tiduran. Aku mengerti apa yang diinginkan oleh mereka. Dengan perlahan, aku menaiki tubuh teman kak Taufik dan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.

Blessss!!!

Masuklah benda coklat panjang itu dengan sekali hentakan. Vaginaku rasanya begitu nyeri dan penuh. Tanganku segera bertumpu pada dadanya yang bidang saat aku mulai menggoyangkan tubuhku.

“Ahh… ahhhh… ahhh… ahhh…” aku mendesah, semakin lama gerakanku menjadi semakin liar.

Aku seperti coboy yang lagi mengendarai kuda. Bedanya, yang ini kudanya adalah manusia dan aku bertumpu pada penisnya. Teman kak Taufik memelukku sehingga kini dada kami saling menyatu. Aku cium bibirnya dan dibalas dengan lidahnya yang memasuki rongga mulutku.

Tiba-tiba kurasakan benda tumpul menggesek lubang anusku. Aku berusaha menoleh ke belakang, namun kepalaku tetap ditahan agar ciuman kami tidak terlepas. Kurasakan benda itu mulai memasuki anusku secara perlahan. Sangat perih karena ini untuk yang pertama kalinya. Setelah ciuman kami terlepas, barukah aku tahu ternyata kak Taufik lah yang sedang berusaha memperawani lubang Anusku. Belum sempat aku memohon agar dia tidak melanjutkan, kak Taufik dengan sekali hentakan yang kencang menusukkan penisnya. Dia berhasil menerobos lubang anusku!!!

“Ngghhhhhh…!!” akupun menjerit menahan sakit, mulutku membuka membentuk huruf O.
Namun belum selesai penderitaanku, tiba-tiba sebuah penis sudah memasuki lubang mulutku, memaksaku untuk diam. “Mhhhhmpph!!!”

Ternyata teman kak Taufik yang memegang handycam yang melakukannya. Ia mengarahkan handycam-nya tepat ke wajahku. Di-zoom nya wajahku yang sedang kepayahan mengulum penisnya sambil merintih keenakan. Aku yang sudah terbawa nafsu, menatap handycam tersebut dengan wajah yang sayu. Oh tidak, inikah yang dinamakan gangbang? Sangat menyiksa namun begitu nikmat.

Mereka bertiga terus melakukan aktifitasnya. Tangan mereka pun bekerja semua. Ada yang meremas payudaraku, memukul pantatku dan memegang kepalaku. Tiba-tiba penis yang ada di mulutku kurasakan semakin membesar, mungkin akan mengeluarkan spermanya. Segera kulakukan deepthroat agar penis tersebut segera menyemburkan isinya. Namun teman kak Taufik menarik penis tersebut keluar. Diambilnya tanganku dan disuruhnya aku untuk mengocoknya. Aku pun melakukannya menghadap ke mukaku sambil kutoleh handycam dan mendesah, “Ohhh… yess, a little harder, guys! Ahh… little harder!” aku merintih kesetanan.

“Ahh… come on, faster! Ahh… kocok yang cepet! Aahhh…” pinta teman kak Taufik yang hampir menjelang orgasme.

Lalu… Crooot! Crooot! Crooot! keluarlah semua isi penis tersebut, mengenai tepat di wajah serta rambutku. Aku pun terus mengocoknya sampai penis tersebut mengkerut kecil. Lalu kumasukkan lagi ke dalam mulutku untuk membersihkan sisa-sisa sperma yang masih ada. Aku sudah sangat terbawa oleh nafsu dan tidak menggunakan akal sehat lagi.

Setelah itu teman kak Taufik pun mundur dan melanjutkan merekam persetubuhan dua pria dengan satu wanita. Aku yang dihimpit dua pria serta dua penis yang menusuk lubang kemaluan dan anusku, hanya bisa mendesah keenakan. Rasa perih, geli, dan nikmat bercampur menjadi satu. Setelah cukup lama, tiba-tiba kurasakan vaginaku berdenyut.

“Ahhh… come on ahh… aku udah gak kuat lagi, kak!” aku meracau seperti kesetanan.
“Ahhhh… kak, I’m cuming! I’m cuming! Ahh… yess ahh… fuck! Ahhhh…” akupun orgasme untuk pertama kalinya.

Tubuhku langsung lemas dan mereka juga berhenti menggoyangkan pinggulnya.

Tapi belum sempat aku beristirahat, tiba-tiba teman kak Taufik mengambil posisi di belakangku dan kak Taufik pindah ke depan. Teman kak Taufik mengambil posisi duduk dan menarik tubuhku untuk dipangkunya. Penisnya yang besar mencoba menerobos anusku lagi. Mungkin karena sudah diperawani oleh kak Taufik jadi tidak terasa terlalu perih.

“Nggghhhh!!” kami berdua melenguh saat penis dan anus kami menyatu.

Dia langsung menidurkan dirinya dan diriku sehingga aku sekarang telentang di atas tubuhnya, dengan penisnya ada di dalam anusku.

Kak Taufik membuka lebar pahaku dan memasukan penisnya ke dalam vaginaku. Dengan sekali hentakan, ambles lah seluruh batang kemaluannya ke dalam vaginaku. Oh, God! Aku akan di gangbang lagi. Kedua pria tersebut menggerakan pinggulnya masing-masing. Aku hanya bisa mendesah dengan muka pasrah dan penuh sperma. Aku tatap kamera sambil menggigit bibir bawahku agar terlihat lebih menggoda.

“Ahhh… yes, ahh… fuck me harder!” aku meracau tidak jelas karena kedua penis tersebut terus menggali kedua lubangku.

Tiba-tiba kak Taufik semakin mempercepat kocokannya dan kurasa dia akan segera keluar.

“Ahhh… ahhh… kakak mau keluar!” Dia terus memompa tubuhnya semakin cepat.

Akupun juga merasa akan orgasme. Kurasakan penis kak Taufik semakin membengkak dan dinding-dinding vaginaku juga mulai berdenyut kencang.

“Aaahhhhhhhhhh… ahh… ahhhhhh!!” desahku panjang tanda orgasme.

Kak Taufik juga keluar dan menumpahkan spermanya ke liang vaginaku. Temannya yang sedang memompa anusku pun berhenti untuk membiarkan aku untuk merasakan detik-detik orgasme yang aku alami.

Cairan kental keluar dari liang vaginaku. Air mani kak Taufik dan cairan orgasmeku meleleh bersatu keluar bagaikan sungai karena begitu banyaknya. Kak Taufik yang sudah orgasme melepaskan penisnya dan mendekatkan kembali ke wajahku. Aku langsung saja memegang batang yang sudah loyo itu dan memasukkannya ke dalam mulutku untuk membersihkan sisa-sisa spermanya yang masih ada.

Setelah sedikit istirahat, teman kak Taufik yang penisnya masih berada di anusku mulai menggerakkan pinggulnya kembali. Namun aku sudah sangat lelah hingga aku memohon untuk berhenti. “Kak, aku sudah capek. Nanti lagi ya?” pintaku dengan suara lirih.

“Tanggung, kakak juga udah mau keluar nih. Lanjutin aja dulu bentar. Sekarang kamu ganti posisi ya,” sahutnya.

Aku yang sudah sangat lelah langsung berinisiatif berdiri dan membalikkan tubuhku menghadap dirinya. Dia tetap tiduran. Aku mulai menurunkan pinggulku menuju penisnya.

“Nghhhhhhh!!!” Dengan mudah penisnya masuk ke lubang vaginaku.

Akupun langsung menaik-turunkan tubuhku dengan cepat agar dia cepat orgasme dan mengakhiri ini semua.

“Ahhh… yes, ahhh… yess!” erangku yang sudah kesetanan.

Kedua tanganku meremas kedua payudaraku sendiri untuk menambahkan nikmat yang tiada tara ini.

“Iya, ahh… begitu, ahh… Niken, ahhh… terus, ahhhh…” dia memerintahku untuk terus memompa diriku sendiri.
“Ahhh… kak, ahhh… do you like it, baby?” aku menggodanya tanpa menurunkan tempo.

Tubuhku terus bergoyang naik turun menikmati persetubuhan yang sangat melelahkan ini. Vaginaku mulai berdenyut lagi. Kurasa aku hampir orgasme untuk yang kedua kalinya.

“Ngghhhh… kak, aku ahhh… mau keluar!” jeritku.
“Iya, terus goyangin badan kamu!”
“Aku keluarrrr… agghhhhhhh!!!”
“Kakak juga, ahhhhhhhhh…”

Kamipun orgasme secara bersamaan. Dia melepaskan seluruh spermanya ke dalam vaginaku sehingga ketika aku berdiri untuk melepaskan penisnya, spermanya yang bercampur dengan cairan vaginaku menetes melalui pangkal pahaku.

Setelah kurang lebih tiga jam aku disetubuhi, akupun mandi di rumah kak Taufik untuk menghilangkan bau sperma dan keringat kakak kelas yang ada di tubuhku. Setelah selesai mandi, aku pun meminta kak Taufik untuk memenuhi janjinya untuk tidak menyebarkan video tersebut. Ya, untuk terakhir kalinya aku melakukan hal ini dengan kak Taufik karena ia sudah lulus dan melanjutkan kuliah di luar negeri, sedangkan aku masih harus dua tahun lagi untuk meluluskan sekolah SMA-ku ini. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Highschool appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Guru Yang Beruntung

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Guru Yang Beruntung

 

 

cerita-sex-guru-yang-beruntung-300x193

Cerita Sex: Guru Yang Beruntung

 

Theo terkejut ketika membaca 2 kalimat singkat pada sepotong kertas yang terselip di antara hasil test murid-muridnya…

“Saya ingin punya cowok yang seperti Bapak, jantan! Apalagi kumis Bapak yang tebal itu, menggemaskan”.Setelah membacanya, ia menarik nafas panjang beberapa kali.

Cerita Sex | Ia menduga bahwa potongan kertas itu terselip di kertas test muridnya yang nakal, Debby. Lalu ia memutuskan untuk merobek kertas itu. Ia tak ingin istrinya menemukan dan membaca kertas itu.Tanpa disadarinya, pikiran Theo menerawang ke beberapa ‘peristiwa menyenangkan’ ketika ia mengajarkan mata pelajaran matematika di kelas 2B. Kelas itu menjadi berbeda daripada kelas-kelas lainnya karena di kelas itu ada Debby yang cantik, berhidung bangir, berkulit kuning bersih, dan selalu duduk di kursi barisan paling depan.

Kursi itu berjarak kira-kira 2 meter dari meja guru dan persis berhadap-hadapan.Debby menjadi murid yang ‘istimewa’ karena bila sedang latihan mengerjakan soal, lututnya selalu agak renggang. Dari mejanya, Theo dapat memandang celah di antara kedua lutut itu. Dan karena murid-murid lainnya sedang sibuk mengerjakan soal masing-masing dengan kepala tertunduk, maka Theo merasa bebas menatap pemandangan indah di depannya.

Cerita Dewasa | Pertama kali, Theo merasa bahwa hal itu hanya sebuah ketidaksengajaan. Murid yang istimewa itu mungkin terlalu asyik dan serius mengerjakan soal latihan sehingga tidak menyadari posisi duduknya yang menggairahkan birahi lelaki. Sesekali kedua lutut itu dirapatkan, tapi tak lama kemudian terbuka kembali.Ia jadi terlena menatap keindahan paha dan kecantikan wajah gadis remaja yang duduk di depannya. Dan tak sengaja, ia melihat senyum kecil di sudut bibir gadis itu ketika memergoki arah tatapan matanya. Saat itu, ia langsung mengalihkan pandangan ke sekeliling ruang kelas.

Tapi tak lama kemudian, seperti dihipnotis, pandangannya beralih kembali ke tempat semula. Ternyata kedua lutut itu terbuka semakin renggang hingga ia dapat melihat kemulusan paha bagian dalamnya.Theo tak mampu mengalihkan matanya ketika muridnya itu kembali mengangkat wajahnya. Sesaat, tatapan mata mereka berbenturan. Lalu keduanya tersenyum.

Tak lama kemudian, kedua lutut itu semakin direnggangkan hingga ia terpana menatap segaris celana dalam berwarna putih. Barulah disadarinya bahwa paha itu memang sengaja direnggangkan agar ia dapat memandang keindahan yang tersembunyi di balik rok seragam berwarna abu-abu itu.Pada kesempatan lain, Theo hanyut ke dalam fantasinya sendiri. Seandainya mungkin, ia ingin menghampiri dan melihat keindahan itu lebih dekat lagi. Ia ingin mengusap kemulusan paha itu dan mengecup pori-porinya berulang kali. Ia ingin mencicipi kehalusan kulit paha itu dengan ujung lidahnya.

Lalu ia akan mengecup dan sesekali menjilat, mulai dari lutut hingga ke pangkal paha. Ia juga ingin menyusupkan telapak tangannya ke bawah rok gadis remaja itu agar dapat meremas bongkah pinggul yang pasti masih kenyal.Dan yang paling penting, ia ingin menyibak secarik kain tipis penutup pangkal paha gadis itu agar ia dapat menghirup aroma semerbak yang tersembunyi di situ. Aroma seorang gadis belia pasti sangat segar, katanya dalam hati. Aroma yang membius! Aroma yang membuat ia tak berdaya! Lalu ia akan menghirup aroma itu dalam-dalam. Setelah aroma itu memenuhi rongga dadanya, ia akan mencium dan menjilat-jilat kelembutan bibir vagina yang segar itu.

Lidahnya akan menari-nari dengan liar agar kedua belah paha mulus itu ‘menggunting’ lehernya sehingga lidahnya terperangkap dalam liang vagina yang basah. Setelah melipat lidahnya seperti bentuk sekop, akan dihisapnya semua lendir yang tersembunyi di bibir dalam dan dinding vagina itu. Akhirnya, ia akan meremas-remas bongkahan pinggul kenyal itu sambil membiarkan lidahnya merasakan denyutan-denyutan vagina seorang gadis remaja yang sedang mencapai puncak orgasmenya.Kira-kira seminggu setelah menyuguhi pemandangan indah di pangkal pahanya, tiba-tiba Debby berjalan menghampiri Theo. Saat itu bel jam istirahat telah berbunyi. Gadis itu sengaja keluar paling akhir dari ruang kelas.

“Ini untuk Bapak!” katanya sambil meletakkan sepotong kertas di atas meja, lalu melangkah terburu-buru meninggalkan ruang kelas.

Theo membaca tulisan di kertas itu,

‘Coba tebak, besok Debby pakai CD warna apa?’. Dan di bawah tulisan itu ada nomor HP.

Setelah merenung sejenak, Theo memasukkan nomor HP itu ke dalam memory HP-nya. Sejenak ia ragu mengirimkan SMS untuk menjawab pertanyaan itu. Tapi ada bisikan di lubuk hatinya, ‘Ini hanya sebuah game, tak salah untuk dicoba.’ Dan kemudian ia menuliskan satu kata, ‘Pink.’Kira-kira semenit kemudian, HP Theo berbunyi. Ia membaca SMS yang masuk, ‘Salah.’ Lalu dibalasnya, ‘Biru muda.’ Tak lama kemudian, masuk jawaban, ‘Salah!’. Dibalasnya lagi dengan, ‘Putih!’. Jawabannya, ‘Masih salah!’.

Setelah merenung sejenak, Theo membalas, ‘Hitam.’ Lalu ia menerima balasan, ‘Ayo, itu CD siapa? Debby nggak punya CD warna hitam!’.Theo tersipu. Lalu ia menulis SMS yang agak panjang, ‘Nyerah deh. Yg pernah aku lihat hanya: putih, pink, dan biru muda. 2 hr y.l aku nggak bisa melihatnya krn pahamu kurang terbuka!’ Dan ia pun menerima jawaban yang agak panjang, ‘Jadi Bpk ingin bsk Debby pakai warna apa?’ Merasa game yang mereka mainkan telah meningkat panas dan mesra, dengan berani Theo menulis, ‘Jgn pakai!!’ Dan setelah SMS itu dikirimkan, hingga menjelang tidur malam harinya ia tidak mendapat balasan.

Mungkin ia marah dan tersinggung, pikir Theo.Keesokan harinya, jantung Theo berdebar-debar ketika berada di ruang kelas. Setelah menjelaskan beberapa contoh soal, ia melangkah berkeliling di antara kursi murid-muridnya. Ia berbuat demikian agar tak sempat bertatap mata dengan gadis remaja yang nakal itu. Tapi ketika sedang melangkah di sebelah kiri kursi Debby, gadis itu sengaja menjatuhkan pensilnya ke lantai persis di depan kursinya.

Tanpa sadar, dengan refleks ia berhenti lalu menunduk memungut pensil itu. Dan ketika menengadah, tiba-tiba wajahnya merona merah. Walau hanya sesaat, dilihatnya gadis itu sengaja mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar, lalu dengan cepat dirapatkan kembali. Memang hanya dalam hitungan detik, tetapi ia sempat melihat pangkal paha itu dari jarak yang sangat dekat. Di pangkal paha itu ada setumpuk kecil bulu-bulu ikal berwarna hitam.

Bukan hitam pekat, tetapi hitam kecokelat-cokelatan karena bercampur dengan bulu-bulu halus, lurus, dan masih pendek. Bulu-bulu yang baru tumbuh!Setelah berdiri kembali dan berhasil menguasai dirinya, Theo menatap ke sekeliling ruang kelas. Tak terlihat ada tanda-tanda bahwa murid-murid lainnya mengetahui peristiwa itu. Lalu dengan suara tegas berwibawa, ia berkata..

“Kerjakan latihan soal nomor 1 dan 2.”Sore itu, ketika baru saja menutup pintu mobilnya, HP Theo berbunyi.

Ia terpana ketika membaca nama yang muncul, Debby.

“Ya, ada apa Debby?”
“Bapak marah ya?! Kenapa setelah mengambil pensil Debby dari lantai Bapak tidak duduk kembali di kursi Bapak.

Padahal hari ini Debby sengaja tidak pakai CD agar Bapak bisa memandanginya!”Lidah Theo tiba-tiba terasa kelu. Gila, katanya dalam hati. Si Debby ini bicara to the point. Berkesan vulgar. Menantang. Gadis itu seolah tak peduli, atau memang tak mau peduli efek dari kalimat-kalimat nakal yang diucapkannya.

“Aku tidak marah! Aku sedang memikirkan apakah aku masih akan mendapatkan kesempatan memandang pangkal pahamu dari jarak sedekat itu.” kata Theo setelah memutuskan untuk ‘masuk’ ke game yang lebih dalam lagi.Hanya orang bodoh yang menolakmu, katanya dalam hati.

Bahkan kamu bisa membuat semua lelaki menjadi bodoh dan tak berani membantah keinginanmu. Lelaki mana yang berani menolak keinginan seorang gadis remaja yang cantik dan seksi seperti kamu? Lelaki mana yang akan membantahmu bila kau janjikan akan mendapatkan hadiah berupa sepasang paha ramping dan panjang yang akan membelit pinggangnya?”Bapak suka?”

“Suka banget! Apalagi kalau boleh dicium!”
“Bapak mau mencium paha Debby?”
“Mau! Paha dan pangkalnya ya!”
“Ha?!”
“Apa vagina Debby belum pernah dicium?”Sejenak tak ada jawaban.

Theo pun sempat ragu-ragu untuk melanjutkan. Apakah mungkin si Debby yang vulgar dan nakal itu masih virgin? Belum pernah merasakan lidah lelaki menjilat-jilat bibir vaginanya, mengisap-isap klitorisnya? Apakah mungkin ia belum pernah menggosok-gosokkan dan menghentak-hentakkan celah vagina di bibir dan hidung seorang lelaki? Kalau belum, mengapa ia mengatakan suka pada kumisku?, tanya Theo dalam hati.Rasa penasaran membangkitkan gairah kejantanannya. Bagian bawah pusarnya mulai tegang ketika membayangkan keindahan bulu-bulu di sekitar vagina itu. Bulu-bulu yang dapat ia tatap sepuas hatinya.

Tidak hanya pandangan sekilas seperti ketika ia memungut pensil dari depan kursi gadis belia itu. Bulu-bulu halus yang masih pendek, yang membuat ia gemas ingin menarikinya dengan bibirnya. Menggelitiknya dengan kumisnya yang kasar. Gelitikan yang membuat pinggul itu mengelinjang. Lalu ia akan menjilatnya. Dan karena tak sabar, gadis itu akhirnya menarik kepalanya agar ia mencium dan menjilati bibir vagina yang mungil itu. Ini kesempatan emas yang mungkin terjadi hanya sekali seumur hidup, atau tidak akan pernah terjadi sama sekali! Take it or leave it, katanya dalam hati.

“Hallo Debby!”
“Kalau dicium di situ belum pernah. Kalau dahi dan pipi sering, dicium Papa.”
“Terserah Debby deh. Aku akan menurut saja. Kalau hanya boleh memandang saja, aku suka. Kalu diijinkan mencium, aku pun suka. Dilarang, aku pun akan patuh.”
“Kalau suka, Debby akan mengijinkan Bapak memandangnya lagi dari jarak dekat!”
“Kapan?”
“Mau sekarang?”
“Hah?!”
“Debby sekarang ada di Mall Arion. Bapak jemput Debby ya. Jangan parkir. Masuk ke halaman mall dan melewati pintu depan. Debby sekarang berdiri di situ, buruan ya!”
“OK!”Theo tersenyum sambil melirik Debby yang duduk di sebelahnya.

Secara material, walau hanya seorang guru matematika, ia tidak kekurangan. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ia memiliki rumah dan mobil sedan yang baik pemberian orangtuanya. Ia mencintai matematika dan ingin mengajarkannya kepada orang lain. Cita-citanya hanya ingin membuat matematika menjadi sebuah ilmu yang mudah untuk dimengerti. Sikapnya yang sabar ketika mengajar membuat ia disukai murid-muridnya. Ia memang tidak ingin diarahkan orangtuanya menjadi seorang pengusaha seperti yang dialami adiknya.

“Kita ke mana?” tanya Theo memecah keheningan.
“Ke rumah Debby saja. Di rumah Debby hanya ada pembantu. Papa dan Mama sedang ke Singapore.”
“Karena sekarang tidak sedang di kelas, sebaiknya panggil langsung nama, jangan pakai Pak.”
“Benar? Nggak marah?”
“Benar! Walau perbedaan usia di antara kita mencolok, bukan berarti kita harus membuat sekat pemisah.

Sekat seperti itu sangat membatasi ruang dan gerak. Secara formal, kadang-kadang sekat seperti itu memang diperlukan untuk menjaga jarak karena kita terikat pada norma dan etika. Kalau informal, sekat-sekat itu tak diperlukan karena akan membatasi seseorang dalam mengekspresikan dirinya. Setuju?” Debby tertawa kecil mendengar uraian Theo.

“Kayak menjelaskan rumus matematika saja!” komentarnya.

Ternyata gadis remaja itu tinggal di sebuah rumah besar dan mewah. Debby menggandeng tangan Theo menuju ruang keluarga yang terletak di bagian tengah, lalu menghilang di balik salah satu pintu setelah aku menghempaskan pantat di atas sebuah sofa besar dan empuk. Tak lama kemudian, seorang pembantu datang meletakkan segelas minuman ringan di hadapanku dan kemudian dengan terburu-buru menghilang kembali ke arah belakang.

Sambil menunggu, Theo melayangkan pandangan ke sekeliling ruangan. Semua furniture di ruangan itu tertata rapi dan bersih. Pada sebuah dinding, tergantung lukisan berukuran kira-kira 1 x 1 meter. Lukisan seorang anak perempuan kira-kira berumur 7 tahun yang berdiri diapit oleh ayah dan ibunya. Anak itu sedang tersenyum lugu. Rambutnya berponi. Lucu. Itu pasti Debby dan kedua orangtuanya, kata Theo dalam hati.Kurang lebih 15 menit kemudian, Theo terhenyak.

Gadis remaja itu berdiri di hadapannya dengan gaun tipis berwarna putih yang ujung bagian bawahnya tergantung kira-kira sejengkal di atas lutut. Gaun tanpa lengan. Hanya dua utas tali di bahu kiri dan kanan yang mengikat gaun itu agar tetap tergantung menutupi tubuh pemiliknya. Cantik. Seksi. Mempesona. Rambutnya lurus sebahu. Tingginya yang kira-kira 165 cm membuat ia tampak anggun. Tonjolan dadanya proporsional. Gaun tipis itu seolah menebarkan sejuta misteri yang memaksa mata lelaki menatap tak berkedip untuk mengungkap rahasia lekuk-lekuk tubuh yang tersembunyi di baliknya. Bagian bawah gaunnya yang lebar dan berenda seolah menjanjikan telaga birahi yang akan menyeret lelaki menyelam dalam sejuta fantasi.”Debby, kau cantik sekali,” kata Theo memuji. Pujian jujur yang keluar dari lubuk hatinya.

Debby tersenyum. Selama ini belum pernah ada lelaki yang memujinya seperti itu. Ia senang mendengar pujian itu. Ia pun sangat senang karena sebelumnya tak pernah melihat guru matematikanya itu terpesona menatapnya. Ia pun belum pernah melihat tajamnya sorot mata lelaki yang terpesona menatap. Dengan sikap feminin, ia duduk di sebelah kiri Theo.

“Debby, mengapa kamu memakai gaun seperti itu?”
“Karena Debby suka pada Bapak. Juga karena Bapak tampan dan jan..”
“Ehh, ehh! Tidak pakai sebutan Bapak!”
“Lupa..! Juga karena Theo tampan dan jantan, itu jawabannya!”
“Alasan lain?”
“Debby nggak punya saudara. Debby anak tunggal. Sering kesepian di rumah karena sering ditinggal Papa dan Mama.

Nggak punya sahabat karena banyak teman-teman perempuan yang iri sama Debby. Nggak punya pacar karena cowok yang seusia Debby rata-rata egois. Obsesinya mereka selalu tentang sex. Padahal Debby belum tentu suka. Jelas Bapak guru?”Theo tertawa karena kata ‘bapak guru’ itu diucapkan dengan cara yang lucu. Dan sebelum tawanya berakhir, tangannya meraih bahu gadis itu. Dirangkulnya dengan ketat. Tak ada perlawanan. Sisa sabun beraroma lavender yang memancar dari tubuh gadis itu terasa menyegarkan ketika aromanya menyengat hidung Theo. Dengan gemas, di kecupnya pipi gadis itu. Kiri dan kanan.

“Seperti Papa,” kata Debby sambil tertawa kecil.

Lalu ia bangkit dan berjalan ke arah pintu penghubung yang membatasi ruang keluarga dengan bagian belakang rumah. Setelah mendengar ‘klik’, ia melangkah kembali menghampiri Theo dan duduk rapat persis di sebelah lelaki itu.Theo menggamit dagu gadis itu agar menoleh ke arahnya, kemudian dengan cepat bibirnya memagut bibir mungil gadis itu. Bibir yang terlihat basah walau tanpa lipstik. Sejenak tak ada reaksi. Diulangnya mengulum sambil menjulurkan lidahnya untuk mengait-ngait.

Tapi lidah gadis itu masih tetap diam bersembunyi di rongga mulutnya. Sejenak, Theo melepaskan pagutan bibirnya. Ditatapnya wajah yang cantik itu sambil menggerakkan jari tangannya untuk menyibak beberapa helai rambut yang terjatuh di kening gadis itu. Dan ketika kembali mengulang ciumannya, ia merasakan ujung lidah yang menyusup di antara bibirnya.Segera dipagutnya lidah itu. Dihisapnya dengan lembut agar menyusup lebih dalam ke rongga mulutnya. Kedua telapak tangannya turun ke bahu. Setelah mengusapkan jari-jarinya berulang kali, telapak tangannya meluncur ke punggung.

Lalu dibelai-belainya punggung itu dengan ujung-ujung jarinya sambil mempermainkan lidah gadis itu dengan ujung lidahnya. Tak lama kemudian, ia merasakan dua buah lengan melingkari lehernya. Semakin lama lengan itu merangkul semakin ketat. Kemudian ia mulai merasakan lidah gadis itu bergerak-gerak. Tidak hanya pasrah menyusup, tetapi mulai bergerak membelit dan balas mengisap.Theo melepaskan pagutan bibirnya. Sejenak mereka saling menatap. Terlihat bias-bias birahi di kedua bola mata mereka. Lalu dikecupnya dahi gadis itu dengan mesra.

Kemudian bibirnya berpindah mengecup bahu. Mengecup berulang kali. Dari bahu bibirnya merayap ke leher. Sesekali lidahnya dijulurkan untuk menjilat.Debby menggelinjang karena geli, seolah sekujur tubuhnya sedang digelitiki oleh jari-jari yang nakal dan menggemaskan. Ia menyukai hal itu, menyukai kecupan dan jilatan yang merambat di sekeliling lehernya. Apalagi ketika ia merasakan lidah itu menjilat-jilat kerongkongannya disertai telapak tangan yang meremas buah dadanya. Sesaat, ia menahan nafas ketika telapak tangan itu hanya menekan buah dadanya, tetapi tak lama kemudian, ia menghembuskan nafas lega merasakan telapak tangan itu meremas dengan lembut.

“Aahh, Theo,” desahnya sambil menghembuskan nafas panjang.Bibir Theo kembali merayap ke bahu.

Sambil sesekali mengecup, ia menggunakan giginya untuk melepaskan tali yang mengikat gaun itu. Lidah dan hembusan nafasnya membuat gadis itu menggelinjangkan bahunya.Debby baru menyadari bahwa tali pengikat gaunnya telah terlepas setelah ia merasakan bibir lelaki itu menyusur menciumi belahan atas buah dadanya. Bulu roma di sekujur tubuhnya meremang. Belum pernah ada lelaki yang melakukan hal itu.

Ia ingin menolak, ingin mendorong kepala yang semakin mendekati buah dadanya, tetapi tangannya terasa lemah tak bertenaga. Ada rasa geli dan nikmat yang menjalar di pori-pori sekujur tubuhnya. Rasa yang membuat ia tak berdaya menolak. Apalagi setelah merasakan lidah itu menjilat-jilat dadanya. Jilatan-jilatan basah yang membuat jari-jari tangannya menekan kepala lelaki itu ke dadanya.Ia menarik nafas lega, merasa beruntung karena tidak mengenakan bra di balik gaunnya. Bibirnya sesekali mendesis-desis seperti kepedasan ketika ia merasakan jilatan-jilatan itu semakin liar menjelajahi buah dadanya yang baru mekar.

Dan ketika puting buah dadanya terperangkap dalam jepitan bibir lelaki itu, ia merintih sambil menghentakkan telapak kakinya di atas karpet..

“Aarrgghh.. Theo, enaak! Aduuhh..!”.Sekujur tubuhnya merinding ketika merasakan puting dadanya dijentik-jentik dengan ujung lidah.

Lalu digigit dengan lembut. Dilepaskan. Digigit kembali. Dilepas. Dan tiba-tiba ia merasakan buah dadanya dihisap agak keras, seolah ingin ditelan!Debby mendesah ketika merasakan jari-jari tangan Theo mengelus-elus bagian dalam pahanya. Ia mendesah dalam kenikmatan sambil menghempaskan lehernya di sandaran sofa. Secara naluriah, direnggangkannya kedua belah pahanya agar jari-jari dan telapak tangan itu dapat merayap lebih dalam. Ia ingin segera merasakan jari-jari tangan itu mengelus-elus pangkal pahanya.

Isyarat itu dimanfaatkan Theo dengan baik. Dengan sebuah tarikan kecil, ia menyingkap gaun gadis remaja itu. Tak ada kesulitan ketika menyingkap gaun itu. Bagian bawahnya yang lebar membuat gaun itu tersangkut dengan mudah di bawah pusar. Ia terpaksa menghentikan aktivitas bibirnya karena ia ingin menunduk agar dapat memandang pangkal paha itu lebih jelas.

“Aku akan menciumnya,” kata Theo sambil bangkit dari sofa, kemudian duduk di atas karpet persis di antara kedua lutut Debby.
“Jangan dicium, Theo. Debby takut.”
“OK, tapi kasih pemandangan yang paling indah ya,” kata Theo sambil mengangkat kaki kanan gadis itu.

Lalu diletakkannya telapak kaki kanan itu di atas sofa. Tak lama kemudian, bola matanya terbelalak menatap pesona yang terpampang di hadapannya! Sebelah paha tergeletak di atas sofa, sedangkan paha yang sebelah lagi tertekuk, telapaknya menginjak pinggir sofa. Dengan sebuah dorongan kecil menggunakan jari, paha yang tertekuk di atas sofa itu terbuka lebar-lebarnya.

“Indah sekali!” sambung Theo sambil menengadah menatap wajah gadis remaja yang cantik itu.

Debby tersenyum malu. Ia ingin menutup pahanya, tapi gerakannya tertahan oleh tekanan jari di lututnya.

“Debby malu, Theo!” katanya dengan manja.

Tapi di dasar hatinya, ada perasaan senang dan bangga melihat guru matematikanya berlutut di hadapannya, persis di antara kedua belah pahanya. Perasaan yang membuat dirinya merasa sangat dimanja dan dihargai.Theo terbelalak menatap kemulusan paha dan celana dalam mini dari satin di hadapannya. Urat darah di batang kemaluannya meronta menatap pemandangan indah itu. Bagian depan celananya terasa sempit. Apalagi ketika ia menatap segaris bagian basah yang tercetak di permukaan vagina gadis itu. Bagian basah itu memperjelas bayangan bibir vagina yang tersembunyi di baliknya.

Dan karena celana dalam satin itu sangat tipis, ia bahkan dapat melihat bayangan bulu-bulu yang tumbuh di sekitar bibir vaginanya.Keindahan itu sangat mempesona sehingga ia terpaksa melepaskan ikat pinggang dan ritsleting celananya agar batang kemaluannya terbebas dari penderitaan. Lalu diciumnya paha bagian dalam yang tertekuk di atas sofa itu. Diciumnya berulang kali seolah tak puas merasakan kehalusan kulit paha itu di bibirnya.

Setelah itu ciumannya berpindah ke paha sebelahnya. Sambil terus mencium dan sesekali menjilat, dielus-elusnya pula paha bagian luar. Semakin lama ciumannya semakin mendekati pangkal paha. Lalu ia berhenti sejenak untuk menghirup aroma semerbak yang semakin tajam menusuk hidungnya. Fantasinya di depan kelas telah menjadi kenyataan. Dengan gemas, dibenamkannya hidungnya persis di antara bibir vagina gadis remaja itu. Sesekali diselingi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Theoo..! Aauuw!” pekik Debby karena terkejut sambil menggelinjangkan pinggulnya.

Tapi beberapa detik kemudian, ketika ia merasakan lidah lelaki itu menjilat-jilat bagian luar celana dalamnya, ia merintih-rintih. Ia merasa nikmat setiap kali lidah itu menjilat dari bawah ke atas. Jilatan yang lahap! Basah. Berliur. Jilatan yang membuat ia terpaksa memejamkan mata meresapi kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhnya. Jilatan yang membuat ia menjadi liar, yang membuat ia menghentak-hentakkan kakinya karena beberapa kumis kasar lelaki itu terasa seolah menyusup menembus celana dalamnya yang tipis.

Di sela-sela kenikmatan yang mendera, kumis itu terasa menggelitiki vaginanya, membuat ia menggeliatkan pinggulnya berulang kali.Celana dalam mini gadis itu semakin basah. Belahan bibir vaginanya semakin jelas terlihat. Lendir semakin banyak bermuara di vaginanya. Lendir itu bercampur dengan air liur. Karena tak tahan lagi menerima kenikmatan yang mendera vaginanya, sebelah tangannya menjambak rambut Theo, dan yang sebelah lagi menekan bagian belakang kepala.

“Theoo, aarrgghh! Debby seperti ingin pipis..!” kata gadis itu di sela-sela rintihannya.

Theo menghentikan jilatan lidahnya. Ia menengadah dan melihat mata gadis itu sedang terpejam.

“Debby ingin pipis, Sayang?” tanyanya sambil menyisipkan jari telunjuk ke balik celana dalam yang menutupi bibir vagina gadis itu, lalu ditariknya ke samping.

Terpampanglah di hadapannya vagina seorang gadis remaja yang sedang dilanda birahi. Masih kuncup tetapi menebarkan janji untuk segera merekah dihisap serangga yang menghinggapinya. Dengan jari telunjuk, dibukanya sedikit bibir luar vagina berlendir itu. Lipatan yang sedikit terbuka hingga memperlihatkan vagina yang bersih, segar dan berwarna pink. Melihat hal itu, ia memutuskan untuk memberikan cumbuan terbaik. Cumbuan yang sulit untuk dilupakan, yang akan membuat gadis itu menjadi jinak. Ia merasa mampu untuk melakukan hal itu.

Dan sebagai balasannya, mungkin ia akan mendapatkan perlakuan yang sama. Mempertimbangkan hal itu, ia menenggelamkan dan menggosok-gosokkan hidungnya ke belahan bibir vagina gadis itu. Semakin ditekan hidungnya, semakin semerbak aroma yang memenuhi rongga paru-parunya.Debby membuka kelopak matanya. Bola matanya seolah ditutupi kabut basah dan terlihat mengkilat ketika ia menunduk menatap wajah gurunya yang terselip di pangkal pahanya. Ia tak dapat mengucapkan kata-kata. Bibirnya terasa kelu. Kaku. Nafasnya terengah-engah. Mulutnya setengah terbuka megap-megap menghirup udara.

Ia terpaksa menggeliatkan pinggulnya untuk menahan cairan yang terasa ingin mengalir keluar dari vaginanya. Ia tidak tega ‘mempipisi’ mulut guru matematikanya itu.Dicobanya mendorong kepala itu agar terlepas dari vaginanya. Tapi kepala itu malah sengaja semakin ditekan ke pangkal pahanya. Dicobanya untuk menarik pinggulnya. Tapi kedua lengan guru yang sangat disayanginya itu semakin kuat merangkul pinggulnya. Walau telah mencoba meronta, mulut yang memberinya kenikmatan itu tetap menghisap-hisap vaginanya. Semakin meronta, semakin keras remasan tangan di kedua bongkahan pantatnya. Dan semakin keras pula tarikan di bongkahan pantatnya agar vaginanya tak lepas dari hisapan dan jilatan mulut itu.

Akhirnya ia menyimpulkan bahwa mulut itu memang ingin ‘dipipisinya’. Mulut itu memang sengaja ingin memanjakan vaginanya. Kesimpulan itu membuat ia melayang semakin tinggi dalam kenikmatan, membuat lendir semakin banyak mengalir ke lubang vaginanya. Sedikit pun ia tak merasa ragu ketika mengangkat kakinya yang terjuntai di atas karpet, dan melilitkan betisnya di leher lelaki itu. Ia sudah tak ingin kepala itu lepas dari pangkal pahanya. Bahkan ia mempererat tekanan betisnya di leher lelaki yang sedang memanjakannya itu.

Selain menggunakan betis dan paha, ia pun menggunakan kedua lengannya untuk menjambak rambut dan menekan bagian belakang kepala lelaki itu lebih keras. Ia ingin membantu agar mulut itu terbenam di dalam vaginanya ketika ia mengeluarkan ‘pipisnya’.Lidah Theo telah merasakan bibir dan dinding vagina itu berdenyut-denyut. Ia pun dapat merasakan hisapan lembut di lidahnya, seolah vagina itu ingin menarik lidahnya lebih dalam. Sejenak, ia mengeluarkan lidahnya untuk menjilat dan menghisap bibir vagina mungil itu. Dikulumnya berulang kali. Bibir vagina itu terasa hangat dan sangat halus di lidahnya.

Ia menyelipkan lidahnya kembali ketika menyadari bahwa tak ada lagi cairan lendir yang tersisa di bibir luar. Dijilatinya kembali dinding dan bibir dalam vagina gadis remaja itu.”Theo, Theoo.., Debby nggak tahan lagi. Debby ingin pipiis!”Theo semakin bersemangat menjilat dan menghisap-hisap. Lidahnya yang rakus seolah belum terpuaskan oleh lendir yang telah dihisapnya. Kumisnya sesekali menyapu bibir uar vagina yang segar itu, membuat pinggul gadis itu terhentak-hentak di atas sofa.

Walaupun kepalanya terperangkap dalam jepitan paha dan betis, tetapi ia dapat merasakan setiap kali pinggul gadis itu terangkat dan terhempas. Berulang kali hal itu terjadi. Terangkat dan terhempas kembali. Sesekali pinggul itu menggeliat menyebabkan kumisnya menjadi basah.Ia dapat memastikan bahwa dalam hitungan detik sejumput lendir orgasme akan mengalir ke kerongkongannya. Dan ketika merasakan rambutnya dijambak semakin keras diiringi dengan pinggul yang terangkat menghantam wajahnya, ia segera mengulum klitoris gadis itu.

Dikulumnya dengan lembut seolah klitoris itu adalah sebuah permen cokelat yang hanya mencair bila dilumuri air ludah. Sesekali dihisapnya disertai tarikan lembut hingga klitoris itu hampir terlepas dari bibirnya. Ketika merasakan pinggul gadis itu agak berputar, dijepitnya klitoris itu dengan kedua bibirnya agar tak lepas dari hisapannya.

“Debby pipis, Theoo! Aargh.. Aarrgghh..!”Theo menjulurkan lidah sedalam-dalamnya.

Bahkan ditekannya lidah dan kedua bibirnya agar terperangkap dalam jepitan bibir vagina itu. Ia tak ingin kehilangan kesempatan mereguk cairan orgasme langsung dari vagina seorang gadis remaja yang cantik dan seksi. Cairan orgasme yang belum tentu ia dapatkan dari murid lainnya. Setelah mencicipi rasa di ujung lidahnya, dihisapnya cairan itu sekeras-kerasnya. Direguknya lendir itu dengan lahap. Lalu dibenamkannya kembali hidungnya di antara celah bibir vagina yang berdenyut-denyut itu.

Ia ingin menghirup aroma paling pribadi yang dimiliki seorang gadis belia. Dengan gemas, ia menghirup aroma itu dalam-dalam. Dan ketika merasakan pinggul gadis itu terhempas kembali ke atas sofa, Theo menjilati vaginanya. Setetes lendir pun tak ia sisakan! Bahkan lendir yang membasahi bulu-bulu ikal dan bulu-bulu halus di sekitar vagina gadis itu pun dijilatinya. Bulu-bulu itu jadi merunduk rapi seperti baru selesai disisir!

“Theo.., ooh, aarrgghh.., Theo! Enak banget, Theoo..! Aargh.., pipis Debby kok diminum?” desah gadis itu terbata-bata sambil mengusap-usap rambut Theo.

Setelah menjilati vagina Debby hingga bersih, Theo menengadah.

“Pipis Debby enak banget! Kecut. Agak asin. Tapi ada manisnya!” jawabnya.
“Suka ya minum pipis, Debby?”
“Suka banget! Mau pipis lagi?”
“Hmm..” kata gadis itu dengan manja. Merajuk.
“Benar suka?” sambungnya.
“Suka! Ini tanda sayang dan suka,” kata Theo sambil menunduk dan mengulum sebelah bibir luar vagina gadis itu.

Debby tertawa kecil. Senang. Bangga. Merasa dimanjakan. Tersanjung karena telah merasakan nikmatnya menjepit kepala guru matematikanya di pangkal pahanya. Nikmat yang baru pertama kali ia rasakan. Tapi tiba-tiba bola matanya terbuka lebar ketika melihat Theo membungkuk melepaskan celana sekaligus celana dalamnya dengan sekali tarikan.

Dalam hitungan detik, celana itu teronggok di atas karpet. Dan ia bergidik melihat batang kemaluan gurunya. Batang kemaluan berwarna cokelat. Panjangnya kira-kira 15 cm. Batang kemaluan itu hanya berjarak setengah meter dari matanya. Dan karena baru pertama kali melihat kemaluan lelaki, gadis remaja itu terkesima. Kelopak bola matanya terbuka lebar ketika ia mengamati urat-urat berwarna biru kehijauan yang terlihat menghiasi kulit batang kemaluan itu.Theo menarik pinggul Debby hingga sedikit melewati pinggir sofa. Lalu ia mengarahkan batang kemaluannya ke vagina gadis itu. Debby tekejut. Dengan refleks ia menarik pinggulnya.

“Debby masih virgin, Theo,” katanya setengah berbisik.

Nadanya memelas.Theo terpana mendengarnya. Sejak awal mencumbuinya, ia memang sudah menduga bahwa gadis itu masih perawan. Terutama karena ia merasakan celah yang sangat sempit ketika menyusupkan lidahnya di antara bibir vagina gadis itu. Tapi bila mengingat keberaniannya menggoda dengan cara merenggangkan kedua lututnya, ia menjadi ragu-ragu. Apalagi karena muridnya itu berani bersekolah tanpa celana dalam. Setelah menarik nafas panjang, diraihnya lengan kanan gadis itu.”Aku tak akan melakukan hal-hal yang tidak Debby sukai. Aku pun tak akan menyakitimu,” katanya dengan raut wajah tulus.

“Tapi adik kecil ini sedang menderita, Debby,” sambungnya sambil menunjuk batang kemaluannya yang terangguk-angguk.
“Debby elus-elus ya. Kalau dibiarin, kasihan..!”Lalu diletakkannya telapak tangan gadis itu di batang kemaluannya.

Debby terkejut merasakan panas yang mengalir dari batang kemaluan itu ke telapak tangannya. Sejenak ia terlihat ragu. Ia menarik lengannya, tetapi Theo meraih dan meletakkannya kembali ke batang kemaluannya. Akhirnya batang kemaluan itu digenggamnya sambil menengadah menatap wajah lelaki yang disayanginya itu. Tak lama kemudian, ia menunduk kembali untuk mengamati batang kemaluan dalam genggamannya.”Sesekali agak diremas seperti begini,” kata Theo mengajari.

“Dan sesekali dimaju-mundurkan seperti ini,” sambungnya sambil menggerakkan tangan gadis itu maju-mundur.

Debby mulai mengelus-elus. Ada sensasi yang menggelitik dirinya ketika merasakan kehangatan batang kemaluan itu di ujung jari-jari tangannya. Ia mendekatkan wajahnya untuk mengamati urat-urat berwarna kehijauan yang semakin menggelembung di ujung jarinya. Lalu ia mulai menggenggam dan memaju-mundurkan telapak tangannya. Dan ketika mendengar lelaki itu menarik nafas panjang, ia menengadah.”Kenapa? Sakit?”

“Enak!”
“Enak?!”
“Enak banget! Apalagi kalau pakai dua tangan.”
“Begini?” tanya gadis itu sambil menggenggamkan kedua telapak tangannya.
“Ya, ya, begitu, oohh!”Debby menjadi bersemangat.

Ia merasa senang karena dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan kepada gurunya itu. Ia ingin membalas kenikmatan yang telah ia dapatkan. Apalagi sikap lelaki itu penuh pengertian. Tak ada sikap memaksa ketika ia mengatakan bahwa ia masih virgin. Ia hanya diminta untuk mengelus-elus dan sesekali meremas batang kemaluan itu. Oleh karena itu, tangannya mulai digerakkan maju dan mundur, dari leher batang kemaluan hingga ke pangkalnya. Wajahnya semakin mendekat karena ia ingin mengamati cendawan yang menghiasi batang kemaluan itu. Cendawan yang semakin lama semakin berwarna merah tua. Dielus-elusnya pula cendawan itu dengan ujung jari jempolnya.

“Ooh.., nikmat, Sayang!”
“Kalau diremas seperti ini, nikmat nggak?” tanya gadis itu sambil meremas biji kemaluan Theo.
“Ooh, ya, ya!” sahut Theo sambil meletakkan kedua belah telapak tangannya di atas kepala gadis itu.

Lalu dengan tarikan yang sangat lembut, ia menarik kepala itu agar semakin mendekat ke batang kemaluannya. Debby tidak menolak tarikan lembut di kepalanya karena batang kemaluan itu terlihat sangat indah dan menarik. Ia pun dapat merasakan batang kemaluan itu berdenyut di telapak tangannya, seperti bernafas. Ada sensasi yang mulai menggelitiki saraf-saraf birahi di sekujur tubuhnya ketika ia mengamati batang kemaluan itu. Sensasi itu membuat ia tak menyadari bahwa batang kemaluan yang digenggamnya hanya tinggal berjarak kira-kira 20 cm dari mulutnya.”Theo, ada sedikit pipis di lubang ini.”

“Bukan pipis sayang. Itu lendir enak.”
“Enak?”
“Ya, enak!” jawab Theo sambil memegang jari jempol yang baru saja mengusap-usap lubang kemaluannya.
“Coba deh dicicipi,” sambungnya.
“Hmm..” gumam Debby ketika menjilat ujung jarinya.
“Enak ‘kan?!”
“Enak!”
“Cicipi lagi! Jangan pakai jari. Langsung pakai lidah!”Debby menengadah.

Ia sangat ingin menyenangkan hati gurunya itu, tetapi ragu-ragu untuk melaksanakannya. Sesaat, ia manatap bola mata lelaki yang disayanginya itu. Dilihatnya binar-binar ketulusan cinta. Tak ada tersirat niat untuk menyakiti. Lalu ia menunduk dan mendekatkan bibirnya ke bagian tengah cendawan itu. Lidahnya terjulur dan ujungnya mengoles sisa lendir yang masih tersisa. Sambil memejamkan mata, ia mencicipinya.”Enak ‘kan?!” Debby menengadah kembali. Ia mengangguk sambil tersenyum malu.

“Sekarang dicium dan dijilat-jilat biar lendirnya keluar lagi! Dan jangan terkejut kalau nanti tiba-tiba ada segumpal lendir yang muncrat ya, Sayang.” Debby menunduk kembali, dan tanpa keraguan lagi dikulumnya cendawan itu.

Leher kemaluan itu dijepitnya dengan bibirnya sambil mengoles-oleskan lidahnya.Theo mendesah. Setelah menghirup udara yang memenuhi rongga dadanya, ia menunduk. Matanya berbinar menatap takjub. Nafasnya tertahan menatap seorang gadis belia yang cantik dan seksi sedang berjongkok sambil menghisap-hisap dan mengulum kepala batang kemaluannya. Darahnya mendidih menatap gadis yang berjongkok dengan gaun bagian atas dan bawah bertumpuk terlipat-lipat di pinggangnya yang ramping.

Matanya nanar menatap buah dada yang belum sepenuhnya mekar. Sejuta pesona ia rasakan melihat seorang gadis yang sedang berjongkok di hadapannya dengan paha terkangkang. Indah sekali!”Argh.., aduuhh..!” desah Theo sambil menekan bagian belakang kepala gadis itu lebih keras. Setengah batang kemaluan telah masuk ke dalam mulut mungil itu.Debby menengadah karena mendengar desahan itu. Ia merasa khawatir karena giginya menggesek kulit kemaluan yang sedang dikulumnya.

Tapi lelaki yang telah memberinya kenikmatan itu ternyata hanya meringis. Ia masih menengadah ketika merasakan lagi tekanan di bagian belakang kepalanya, tekanan yang membuat ia menelan batang kemaluan itu lebih dalam.Theo mengusap-usap rambut gadis remaja itu. Perlahan-lahan, ditariknya kemaluannya hingga hanya cendawan kemaluannya yang masih tersisa. Dan dengan perlahan-lahan pula, didorongnya kembali batang kemaluannya. Diulangnya gerakan itu beberapa kali sambil mengamati bibir mungil yang melingkari batang kemaluannya.

Setelah yakin bahwa gadis itu telah terbiasa dengan gerakan batang kemaluannya, tiba-tiba didorongnya lagi dengan keras hingga bibir mungil itu menyentuh bulu-bulu di pangkal kemaluannya.Debby terkejut. Nafasnya terhenti sesaat. Ia tersendat karena ujung batang kemaluan itu menyentuh kerongkongannya. Sebelum ia sempat meronta, dengan cepat batang kemaluan itu telah bergerak mundur kembali.

“Nggak apa-apa ‘kan sayang,” kata Theo membujuk sambil mengusap-usap pipi gadis remaja itu.

Debby ingin mengatakan ‘jangan ulangi’, tapi kata-kata itu tak terucapkan karena cendawan itu masih tersisa di bibirnya. Ia menengadah. Sejenak mereka saling tatap. Dan ia melihat sorot mata yang memancarkan kenikmatan birahi, seolah memohon untuk dipuaskan.Karena merasa tak tega untuk menolak, kembali cendawan itu dihisapnya. Mungkin karena aku belum terbiasa, katanya dalam hati.

Akhirnya ia memutuskan untuk memberi kenikmatan total. Kenikmatan sebesar kenikmatan yang telah ia dapatkan. Bila mungkin, ia akan memberi melebihi dari apa yang telah ia nikmati. Percintaan yang membara adalah percintaan yang pasrah dalam memberi, bisik hatinya. Percintaan yang lebih mementingkan kenikmatan pasangannya dari pada kenikmatan dirinya sendiri. Dan ia akan pasrah memberi agar guru yang disayanginya itu dapat pula meraih puncak kenikmatannya.Lalu batang kemaluan itu dikeluarkannya dari mulutnya. Ia ingin totalitas. Oleh karena itu, beberapa detik kemudian, ia mulai menjilati batang kemaluan itu hingga ke pangkalnya. Bahkan ujung lidahnya beberapa kali menyentuh biji kemaluan itu.

Semakin sering lidahnya menyentuh, semakin keras pula didengarnya dengusan nafas lelaki yang disayanginya itu. Ketika merasakan jambakan lembut di kepalanya, tanpa ragu, dihisap-hisapnya biji kemaluan itu.Ia semakin bersemangat karena merasakan erotisme yang luar biasa ketika batang kemaluan itu menggesek-gesek ujung hidungnya. Ada sensasi yang membakar pori-pori di sekujur tubuhnya ketika bulu-bulu di biji kemaluan itu bergesekan dengan lidahnya! Gesekan itu merangsang lidahnya melata ke arah bawah untuk mengecup dan menjilat-jilat celah sempit antara biji kemaluan dan lubang dubur.

“Aarrgghh..!” desah Theo ketika merasakan lidah muridnya itu menjilat-jilat semakin liar.

Bahkan ia mulai merasakan bibir gadis itu mulai mengisap-isap celah di dekat lubang duburnya. Sangat dekat dengan lubang duburnya! Dan sesaat ia berhenti bernafas ketika merasakan ujung lidah gadis itu akhirnya menyentuh lubang duburnya. Ia menggigil merasakan nikmat yang mengalir dari ujung lidah itu. Nikmat yang bahkan tidak pernah ia dapatkan dari isterinya.Sebelumnya ia tidak pernah merasakan lidah menyentuh lubang duburnya. Apalagi lidah seorang gadis remaja yang cantik dan seksi. Matanya terbeliak ketika merasakan tangan gadis itu membuka lipatan daging di antara bongkah pantatnya.

Hanya bagian putih di bola matanya yang terlihat ketika ia meresapi nikmatnya lidah gadis itu saat menyentuh lubang duburnya.

“Oorgh.., aarrgghh.. Nikmat, Sayang!” desah Theo sambil menggerakkan pinggulnya menghindari jilatan-jilatan di duburnya.

Ia sudah tak kuat menahan kenikmatan yang mendera tubuhnya. Cendawan batang kemaluannya sudah membengkak. Lalu ia mengarahkan batang kemaluannya ke mulut gadis itu.

“Aku sudah tak tahan, Debby!!” sambungnya sambil menghunjamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.

Debby tersendat kembali ketika merasakan cendawan itu menyumbat kerongkongannya. Tapi sudah tidak menyebabkan rasa mual seperti ketika pertama kali tersendat. Dan ketika batang kemaluan itu bergerak mundur, ia mengisap cendawannya dengan keras hingga terdengar bunyi ‘slurp’. Kedua telapak tangannya mengusap-usap bagian belakang paha lelaki itu.Lalu ia kembali menengadah. Mereka saling tatap ketika batang kemaluan itu kembali menghunjam rongga mulutnya. Telapak tangannya ikut menekan bagian belakang paha lelaki itu. Kepalanya ikut maju setiap kali batang kemaluan itu menghunjam mulutnya. Ia merinding setiap kali ujung cendawan itu menyentuh kerongkongannya.

“Aarrgghh.., Debby, aku sudah mau keluar. Mau pipis, aarrgghh..! Telan sayang. Telan lendir enaknya ya!”
“Hmm..” sahut gadis itu sambil mengangguk.

Theo semakin tegang setelah melihat anggukan itu. Sendi-sendi tungkai kakinya menjadi kaku. Nafasnya mengebu-gebu seperti seorang pelari marathon. Sebelah tangannya menggenggam kepala gadis itu, dan yang sebelah lagi menjambak. Pinggulnya bergerak seirama dengan tarikan dan dorongan lengannya di kepala gadis itu. Hentakan-hentakan pinggulnya membuat gadis itu terpaksa memejamkan matanya.Batang kemaluannya sudah menggembung. Lendir berwarna putih susu terasa bergerak dengan cepat dari kantung biji kemaluannya. Ia berusaha untuk menahannya. Tapi semakin ia berusaha, semakin besar tekanan yang menerobos saluran di kemaluannya. Akhirnya ia meraung sambil menghunjamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya. Berulang kali.

Ditariknya, dan secepatnya dihunjamkan kembali.

“Aarrgghh.., aduuh! Aarrgghh..!” raung Theo sekeras-kerasnya ketika ia merasakan air maninya muncrat ‘menembak’ kerongkongan gadis itu.

Sesaat ia merasa kejang. Dibiarkannya batang kemaluannya terbenam. Tangannya mencengkeram kepala gadis itu dengan keras karena tak ingin kepala itu meronta. Ia tak ingin kepala itu terlepas ketika ia sedang berada pada puncak kenikmatannya. Keinginan itu ternyata menjadi kenikmatan ekstra, yaitu kenikmatan karena ‘tembakannya’ langsung masuk ke kerongkongan gadis itu. ‘Tembakan’ itu akan membuat kerongkongan itu agak tersendat sehingga air maninya akan langsung tertelan.

Setelah ‘tembakan’ pertama, ia masih merasakan adanya tekanan air mani di saluran lubang kemaluannya. Maka dengan cepat ia menarik batang kemaluannya, dan menghunjamkannya kembali sambil ‘menembak’ untuk yang kedua kalinya.

“Hisap sayang, aarrgghh..! Aarrgghh..!”Ditariknya kembali batang kemaluannya.

Tapi sebelum kembali menghunjamkannya, ia merasakan gigitan di leher batang kemaluannya. Ia pun berkelojotan ketika merasakan gigitan itu disertai kuluman lidah. ‘Tembakan’ kecil masih terjadi beberapa kali ketika lidah gadis itu mengoles-oles lubang kemaluannya.

“Ooh.., nikmatnya!” gumam Theo sambil membelai-belai kedua belah pipi gadis itu.

Belaian mesra yang mengalir dari lubuk hatinya yang paling dalam. Belaian ungkapan kasih sayang dan tanda terima kasih!Sambil menengadah dan membuka kelopak matanya, Debby terus mengulum dan menjilat-jilat. Tak ada lendir berwarna susu yang mengalir dari sudut bibirnya. Tak ada setetes pun yang menempel di dagunya. Dan tak ada pula lendir yang tersisa di cendawan kemaluan Theo! Bersih.

Semua ditelan! Gadis belia itu ‘membayar’ tuntas kenikmatan yang ia dapatkan sebelumnya!Tak lama kemudian, Theo menghempaskan pinggulnya ke atas karpet. Ia merasa sangat lemas. Lunglai. Ia tak mampu berdiri lebih lama lagi. Debby tersenyum puas. Ia pun bangkit dari sofa, dan kemudian duduk di pangkuan Theo. Kedua belah kakinya melingkari pinggang lelaki yang masih terengah-engah itu. Posisi duduknya menyebabkan vaginanya persentuhan dengan batang kemaluan yang mulai mengkerut. Terasa hangat dan mesra.

“Puas?” tanya gadis itu.
“Puas banget!” jawab Theo.
“Enak lendirku?” sambungnya.
“Enak banget!”
“Mau lagi?”
“Ha?!” jawab Debby sambil mencubit pipi Theo dengan manja.
“Kapan-kapan ya, kita nabung dulu.”
“Nabung apaan?”
“Nabung pipis!”Dan mereka serentak tertawa. Renyah.

Lalu saling berangkulan dengan mesra. Pipi mereka saling bersinggungan. Kedua belah tangan membelai-belai punggung pasangannya. Kemudian masing-masing berbisik langsung ke telinga pasangannya.

“Theo suka pipis Debby!”
“Debby suka pipis Theo!”Villa itu terletak di bagian tengah sebidang tanah perbukitan yang luasnya hampir 2 hektar.

Dari jauh, villa itu terlihat asri karena dinding luarnya dihiasi dengan batu-batu pualam dan marmer serta beberapa ornamen kayu jati. Di bagian depan dan belakang, berbatasan dengan villa-villa di sekitarnya, tumbuh beberapa pohon pinus yang lebat. Tingginya mencapai 4 hingga 5 meter. Halaman di sekelilingnya terlihat hijau karena ditumbuhi oleh rumput yang terpangkas rapi. Beberapa batu alam berwarna abu-abu dan cokelat tua dengan berbagai bentuk dan ukuran tergeletak menghiasi halaman yang luas itu.

Di pojok belakang sebelah barat terdapat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh penjaga villa.Bangunan villa itu tidak terlalu besar. Di lantai 1 hanya ada sebuah kamar tidur utama serta sebuah ruang keluarga dan dapur. Sedangkan di lantai 2 ada dua buah kamar tidur dan ruang kosong yang tembus hingga ke lantai 1. Tak banyak furniture yang melengkapi villa mungil dan mewah itu. Dan hampir semuanya terbuat dari kayu jati berukir. Berbagai bentuk ukiran terasa mendominasi isi villa. Termasuk bingkai cermin berukuran besar yang menempel pada dinding kamar tidur utama.

Nuansa artistik terasa sangat menonjol di dalam dan luar villa.Debby baru saja tiba di villa itu kira-kira 10 menit yang lalu. Setelah meletakkan tasnya di teras dan memberi beberapa instruksi kepada lelaki tua penjaga villa, ia segera melangkah ke kamar tidur depan di lantai 2. Ditanggalkannya celana jeans dan t-shirt yang dipakainya sejak dari Jakarta. Sambil berdiri di depan cermin, dikenakannya sebuah kimono. Sejenak, ia ragu melilitkan tali kimono itu di pinggangnya. Tapi akhirnya, sambil ditanggalkan pula.

Ia tersenyum ketika mengikat tali kimono itu. Senyum yang menyimpan sebuah rencana, dan sekaligus senyum untuk dirinya sendiri karena tak ada lagi yang tersembunyi di balik kimono itu.Debby berdiri di balkon depan yang menghadap ke timur. Sejak kecil ia suka menghabiskan waktunya di balkon itu. Terutama bila sore hari, ia suka menatap embun tipis yang perlahan-lahan turun dari atas dan mulai bertebaran di halaman. Embun itu kadang-kadang sirna tertiup angin tetapi kadang-kadang angin bertiup mendorong segerombol embun yang sebagian di antaranya tersangkut di daun-daun pohon pinus.

Kira-kira satu jam kemudian, ketika sore berubah menjadi senja, embun tipis berwarna putih itu mulai menyelimuti pucuk-pucuk pinus. Diam tak beranjak. Hanya beberapa gerombol di atas rumput yang terlihat masih bergerak tertiup angin. Dan ketika senja sirna, lampu-lampu taman yang bertebaran di halaman pun tak berdaya mengusir embun yang menyelimuti villa dan sekelilingnya.Debby melirik jam tangannya. Hm, kurang lebih setengah jam lagi Theo akan tiba, katanya dalam hati.

Setiap kali menyebut nama lelaki itu jantungnya terasa berdebar. Walau lelaki itu 15 tahun lebih tua dari usianya, tetapi ia merasa sangat nyaman bila berada di dekatnya. Lelaki yang selalu memanjakannya, yang berani membantah tetapi bila terus didesak akhirnya akan menuruti kemauannya. Ia tersenyum dikulum, ‘Theo memang selalu memperlakukanku seolah aku adalah satu-satunya benda berharga baginya’ gumam gadis remaja itu. Kemudian ia teringat beberapa peristiwa ‘nakal’ yang membuatnya merasa sangat dimanjakan.

Saat itu mereka sedang menikmati santap malam di sebuah restoran yang terkenal dengan sajian ‘rib roast’-nya. Mereka duduk berdampingan pada sebuah meja yang posisinya di sudut dan menghadap ke bagian tengah restoran. Sesekali mereka terpaksa berbisik untuk mengalahkan suara musik dan lagu-lagu merdu Frank Sinatra. Ketika ia menggigit rib yang terakhir, setetes kecap jatuh ke lututnya. Ia memang sengaja tidak menggunakan serbet untuk menutupi pahanya.

Sejak merasakan nikmatnya lidah Theo saat menjilati paha dalam dan pangkal pahanya, ia selalu menggunakan rok mini yang bagian bawahnya lebar. Ia selalu ingin memperlihatkan sepasang pahanya yang mulus. Bila duduk, rok mini itu semakin tertarik sehingga hanya kira-kira 10 cm saja yang menutupi pahanya. Ia tidak khawatir akan ‘ditonton’ tamu-tamu lainnya karena ada taplak meja yang menghalangi, taplak yang menjuntai hingga hampir menyentuh lantai.

“Theo, jangan dilap pakai tissue,” katanya ketika melihat Theo menjumput selembar tissue.
“Jadi pakai apa, Sayang.”
“Pakai lidah yang suka ‘mimik’ pipis Debby!”, bisiknya manja.

Theo tertegun. Ditatapnya mata gadis belia itu seolah sedang mencari ketegasan atas kalimat yang baru saja didengarnya. Ia pun terkesima mendengar kata ‘mimik’. Kata yang lebih mesra sebagai pengganti kata ‘minum’. Selintas ia teringat ketika pertama kali mencumbui vagina gadis itu. Sangat sulit dilupakannya kehangatan yang mengalir dari bibir vagina gadis itu ketika menjepit lidahnya. Jepitan yang disertai enyutan-denyutan vagina yang hampir mencapai orgasmenya. Denyutan-denyutan yang membuat ia semakin rakus menghisap-hisap lendir di vagina itu. Dan tak lama kemudian, ia merasakan segumpal lendir orgasme mengalir membasahi kerongkongannya. Dan setelah menjilati bibir luar vagina gadis itu hingga bersih, ia mendengar gadis belia itu bertanya dengan polos.

“Kok pipis debby diminum?”
“Kok bengong, Theo. Nggak mau ya?”
“Kamu memang nakal dan kadang-kadang keterlaluan.”
“Udah nggak sayang sama Debby, ya!”
“Sayangnya tetap selangit. Tapi ini di restoran. Di tempat umum!”
“Biarin!” kata gadis itu setengah merajuk.
“Entar dilihat orang lain. Malu ‘kan kalau ketahuan.”
“Biarin!”
“Biarin?”
“Paling juga mereka jadi iri. Yang laki-laki ingin jadi Theo, yang perempuan ingin jadi Debby!” jawab gadis itu sambil tertawa kecil.

Tawa yang menggemaskan!Sekilas, Theo memandang ke sekeliling ruangan. Tak ada tamu yang sedang memandang ke arah mereka. Pelayan-pelayan restoran pun terlihat sibuk melayani tamu-tamu. Dadanya berdebar-debar. Hatinya terpancing untuk mencoba. Lalu dengan cepat ia menunduk dan menjilat. Dan dengan cepat pula ia mengangkat kepalanya kembali. Jantungnya masih berdebar-debar ketika pandangannya menyapu sekeliling ruangan. Tak ada perubahan. Tak ada seorang pun yang memandangnya!Debby tertawa kecil. Dicubitnya pinggang guru matematikanya itu dengan manja.

Sejenak mereka saling tatap, kemudian serentak tertawa renyah. Tak lama kemudian, gadis belia itu sengaja mengerak-gerakkan kakinya. Sesekali sebelah kakinya agak diangkat hingga roknya yang mini semakin tersingkap. Ia semakin bersemangat menggerak-gerakkan kakinya ketika memergoki Theo tertegun menatap keindahan pahanya. Gerakannya baru berhenti setelah ujung roknya tersangkut di pangkal paha. Ia merasa yakin bahwa G-string yang dipakainya telah terlihat mengintip dari pangkal pahanya.”Kelihatan nggak?”

“Sedikit!”
“Warna apa?”
“Pink!”
“Suka?”
“Suka banget!”
“Cium dong!”
“Ha?! Di sini?”
“Hmm!!”Jantung Theo kembali berdebar-debar.

Tantangan, katanya dalam hati. Tantangan dari seorang gadis belia yang cantik, seksi, masih perawan, dan sekaligus nakal! Itulah salah satu sebab yang membuat ia selalu ingin memanjakan gadis itu. Ide-idenya yang nakal kadang-kadang menciptakan sensasi. Menciptakan gairah untuk menaklukkan tantangan yang disodorkannya. Ia memang belum pernah melakukan hal itu. Dan ia pun yakin bahwa gadis itu -dalam keramaian publik- belum pernah mendapat ciuman di pangkal pahanya.

Ia menarik nafas panjang dan berusaha menenteramkan debar-debar jantungnya. Sekilas, ia kembali memandang tamu-tamu di sekelilingnya. Setelah yakin tak ada yang memperhatikan, ia menunduk dan mengecup G-string dari sutera itu. Kecupan yang persis di belahan bibir vagina!Debby menggelinjangkan pinggulnya. Ia hampir memekik. Tapi karena jari-jari tangannya segera menutupi mulutnya, pekikan itu hanya terdengar lemah. Suara pekikan itu tersangkut di lehernya.

“Suka?” tanya Theo sambil mengangkat kepalanya.
“Suka banget! Nikmat dan mendebarkan!”
“Mau lagi?”
“Entar ketahuan.”
“Biarin!” jawab Theo sambil tersenyum.
“Benar?”
“Hmm!”
“Tapi mata Theo harus tertutup. Dan setelah dikecup, dijilat ya,” bisik gadis itu.
Theo terdiam sejenak, lalu bertanya..
“Kok harus menutup mata?”
“Tentu ada alasannya.”
“Kalau hanya mengecup dan menjilat, aku pasti mau.”
“Kalau matanya nggak tertutup, Debby yang nggak mau!” kata gadis itu merajuk manja.

Theo terdiam kembali. Tapi tak lama kemudian ia menjawab..

“OK,” katanya sambil mengangguk.

Gadis itu tersenyum manis.

“Lihat ke Debby dan tutup matanya. Biar Debby yang mengawasi mereka,” katanya sambil menolehkan kepalanya ke arah tamu-tamu di restoran itu.
“Nanti kalau Debby bilang ‘cium’ baru menunduk ya.” sambungnya sambil membuka kedua lututnya lebih lebar.

Lutut sebelah kirinya agak diangkat agar pangkal pahanya cukup terbuka untuk menampung sebuah kepala.

“OK.” jawab Theo sambil memejamkan matanya. Tak lama kemudian, ia mendengar bisikan di telinganya..
“Sekarang cium, Theo!”Dengan cepat Theo menunduk.

Ia merasakan jari-jari tangan gadis itu menekan bagian belakang kepalanya, menuntun agar bibirnya mendarat di tempat yang tepat. Dan.., sejenak ia terkesima setelah bibirnya mendarat di pangkal paha gadis itu. Aroma yang sudah sangat dikenalnya tiba-tiba terasa langsung menyergap lubang hidungnya. Tapi karena khawatir bila harus menunduk terlalu lama di balik meja, ia segera mencium pangkal paha gadis itu. Ia sangat terkejut karena bibirnya bersentuhan langsung dengan bibir vagina yang lembut. Vagina yang hangat dan sedikit lembab.Secara bergantian, dengan cepat, dikulumnya kedua bibir luar vagina itu.

Lalu dijulurkannya lidah untuk menjilat celah sempit di antara ke dua bibir itu. Lidahnya segera tenggelam dalam kehangatan yang licin. Jilatannya tajam seperti mata pisau yang mengiris mentega. Dan.., seolah ada alarm berbunyi di telinganya ketika ia merasakan tarikan rambut di bagian belakang kepalanya. Ia segera mengangkat wajahnya sambil membuka mata. Sebelum kepalanya benar-benar tegak, ia masih sempat melihat jari telunjuk gadis itu melepaskan tarikan tepi G-stringnya agar vaginanya tertutup kembali.

Sejenak mereka saling tatap. Di bola mata mereka tersirat binar-binar birahi. Dan sambil tertawa kecil, keduanya berangkulan dengan mesra!Debby masih berdiri di balkon. Tatapannya menerawang jauh dan terbentur pada lampu-lampu villa-villa di sekitar villanya. Ia menarik nafas panjang. Udara segar yang bertiup di sekitar Puncak Pass terasa sejuk memenuhi rongga dadanya. Hembusan udara mulai terasa dingin di kulitnya. Tapi ia menyukai dinginnya udara itu, terutama ketika berhembus menerpa bagian bawah pusarnya. Pangkal pahanya terasa sejuk.

Dinginnya udara meredakan letupan-letupan gairah yang sempat memanas ketika ia teringat pada ciuman dan jilatan Theo di restoran rib roast itu.Debby kembali melihat jam tangannya. Tak lama lagi Theo akan tiba, katanya dalam hati. Semakin dekat waktu yang telah mereka sepakati, semakin gelisah ia menunggu. Ia merasa lebih gelisah daripada biasanya karena ia sudah memutuskan bahwa malam itu ia akan mengucapkan

“selamat tinggal masa remaja!” Dan itu akan ia ucapkan tepat ketika ia berusia 17 tahun.

Usia untuk menjadi seorang wanita! Masih terbayang dalam ingatannya raut wajah Theo yang terlihat bingung ketika menerima denah jalan menuju villa. Raut wajah itu semakin bingung ketika ia mengatakan,

“Nanti malam, di villa, Debby akan memberikan sebuah hadiah yang sangat istimewa.”Sebenarnya ia telah membuat keputusan itu beberapa hari yang lalu.

Bahkan ingin memberikannya pada saat itu juga. Tapi karena hari ulang tahunnya yang ke-17 tinggal beberapa hari lagi, ia memutuskan untuk menundanya. Ia tahu bahwa Theo akan merasa sangat berbahagia menerima hadiah itu. Ia sadar bahwa lelaki yang selalu memanjakannya itulah orang yang paling tepat dan berhak untuk mendapatkan hadiah itu. Lelaki yang dengan kedua bibirnya dapat membuatnya menderita dalam rintihan nikmat. Lelaki yang telah memberikan arti nikmatnya sebuah cumbuan di pangkal pahanya. Lelaki yang lidahnya menari-nari pertama kali di vaginanya kira-kira sebulan yang lalu, yang kemudian secara rutin seminggu dua kali selalu ‘mimik’ pipis enak dari pangkal pahanya.

Lelaki yang selama sebulan telah bersabar mencumbu dan dicumbu hanya dengan bibir dan lidah.’Theo memang lelaki yang sabar dan penuh perhatian’, gumamnya ketika teringat pada cendawan di ujung batang kemaluan Theo. Seolah masih terasa lembutnya cendawan itu menyusup ke dalam rongga mulutnya. Cendawan yang terasa mengalirkan kehangatan ketika menyentuh kerongkongannya, yang membuat ia tersendat dalam nikmat, yang membuat rasa dahaganya sirna setelah mendapatkan ‘mimik’ pipis enak dari batang kemaluan itu, dan yang membuatnya terpejam ketika segumpal lendir panas tiba-tiba ‘menembak’ kerongkongannya.

Gadis remaja itu tersenyum manis ketika melihat cahaya lampu mobil yang mendekati villanya. Tergopoh-gopoh ia menuruni tangga ke lantai 1 dan setengah berlari menuju halaman. Langkahnya yang cepat membuat pahanya yang berwarna kuning gading sesekali menyembul dari belahan kimono yang pakainya. Segera dipeluknya pinggang lelaki itu. Pelukannya yang sangat ketat seolah menunjukkan kerinduan yang mendalam. Padahal mereka baru berpisah beberapa jam yang lalu.Theo menggamit dagu gadis remaja itu, membuat wajahnya yang cantik menengadah. Lalu ia menunduk dan menggosok-gosokkan hidungnya ke ujung hidung gadis itu. Dalam keremangan cahaya lampu neon di teras, bibirnya memagut bibir gadis itu. Dikulumnya bibir mungil itu dengan penuh perasaan. Ia ingin menunjukkan rasa cintanya yang dalam. Dan ketika lidah gadis itu menjulur, lidah itu segera dipilinnya dengan lidahnya sambil dihisapnya dengan lembut.

“Kangen nggak?”
“Kangen banget, Sayang!” jawab Theo sambil mengecup leher jenjang gadis itu.
“Geli, Theo!”
“Oh ya. Kalau yang ini..?” tanya Theo sebelum mengecup dan menjentikkan ujung lidahnya persis di bawah dagu.
“Enak..!”Jawaban itu membuat Theo lebih bersemangat menciumi leher gadis itu.

Sesekali lidahnya menjulur menjilat hingga membuat gadis itu beberapa kali mendongakkan kepalanya. Lalu ia merasakan kedua belah lengan yang merangkul pinggangnya berpindah ke lehernya, membuat buah dada gadis itu menempel ketat ke dadanya. Karena senang dan gemas, kedua telapak tangannya segera meremas bongkah pantat gadis itu. Bongkah pantat itu terasa kenyal karena belum sepenuhnya mengembang. Diremasnya berulang kali. Bahkan sambil meremas, bongkah pantat itu agak ditariknya ke atas agar ia tak perlu terlalu menunduk ketika menciumi leher.Debby menyukai tarikan di bongkah pantatnya walau hal menyebabkan ia harus berjinjit.

Tak lama kemudian, karena jari-jari kakinya mulai terasa kelu, ia menggantung di leher agar dapat melingkarkan kedua belah kakinya di pinggang lelaki itu. Tumitnya terpaksa menekan pinggul Theo ketika ia merasakan ciuman-ciuman basah merayap menuju buah dadanya. Ciuman yang membuat ia beberapa kali melengkungkan punggungnya ke belakang, memberi ruang yang lebih luas kepada lelaki itu untuk menciumi buah dadanya. Beberapa menit kemudian, tumitnya menekan lebih keras karena ia ingin mengangkat badannya lebih tinggi agar ciuman-ciuman itu segera mendarat di buah dadanya.

Theo menarik bongkah pantat gadis itu lebih tinggi setelah menyadari bahwa di balik kimono itu tidak ada bra yang menghalangi. Walau kimono itu belum sepenuhnya terbuka, bibirnya sudah tidak sabar untuk segera mengecup celah di antara kedua buah dada yang baru mekar itu. Lidahnya pun mulai merayap dari lekukan bawah hingga ke putingnya yang kecil. Semakin lama lidah itu bergerak semakin cepat. Menjilati bergantian. Buah dada kiri dan kanan. Dan ketika merasakan air liurnya telah membasahi kedua buah dada itu, ia segera mengulum putingnya yang kemerahan.

“Ooh..! Ooh.., Theo! Aarrgghh..!” desah Debby ketika merasakan puting dadanya digigit dengan lembut.

Dan ketika bibir lelaki itu berpindah ke buah dada sebelahnya, lalu mengulum dan menjentik-jentikkan ujung lidah di putingnya, ia mengerang..
“Theoo..! Aargh.., enak!!” Tapi beberapa detik kemudian, ia mendorong kepala lelaki itu.
“Gendong ke atas dong, Theo,” katanya sambil menunjuk ke arah balkon.

Debby tahu bahwa setelah menciumi buah dadanya, guru matematikanya yang tampan itu akan menciumi betis, lalu paha, dan pangkal pahanya. Dari beberapa cumbuan oral yang mereka lakukan sejak sebulan yang lalu, ia pun tahu bahwa kedua betisnya akan mendapat ciuman-ciuman basah bila cumbuan itu dilakukan di atas tempat tidur. Tapi kali ini ia menginginkan cumbuan yang agak berbeda. Sesuatu yang berbeda akan menciptakan sensasi yang berbeda pula, yang akan membuat tubuhnya menderita dalam kenikmatan berkepanjangan.

Ia menginginkan ciuman dan jilatan basah merayap dari kedua betis hingga ke bibir vaginanya dilakukan ketika ia sedang berdiri di balkon villa! Walaupun sesungguhnya ia tak dapat memastikan apakah hangatnya jilatan-jilatan rakus di vaginanya akan mampu melawan dinginnya embun dan tiupan angin malam yang menerpa tubuhnya.Ia merinding membayangkan kenikmatan akibat sensasi yang luar biasa itu. Merinding karena ia ingin mengalami orgasme dalam terpaan embun putih dan dinginnya angin malam! Suasana seperti itulah yang diinginkannya. Di satu sisi ia ingin merasakan dinginnya tiupan angin malam di sekujur tubuh, dan di sisi lain ia ingin merasakan hangatnya lidah yang terselip di bibir vaginanya.

Sensasi yang luar biasa itu akan membuat tubuhnya kejang pada saat segumpal lendir orgasmenya akan langsung dihisap oleh lelaki yang dicintainya itu dengan rakus. Lendir orgasme yang tumpah ketika ia berdiri menggigil kedinginan dalam selimut embun malam!Gadis itu merasa melayang ketika Theo menggendongnya menuju balkon. Vaginanya mulai terasa basah ketika lelaki itu menurunkan tubuhnya dengan hati-hati. Karena tali kimono yang melilit pinggangnya sudah kendur, angin malam yang dingin terasa langsung menerpa bagian depan tubuhnya. Ia mulai menggigil.

“Di sini?”
“Hmm!”Debby menyandarkan punggungnya ke kusen pintu, lalu memandang ke sekelilingnya. Putih berkabut.

Ia menoleh ke arah rumah penjaga villa di sudut barat, juga putih berkabut. Walaupun lampu neon di balkon tidak dimatikan, ia merasa yakin tidak ada orang yang dapat melihat mereka. Sambil tersenyum, diangkatnya kaki kirinya lalu meletakkan telapak kakinya di sandaran lengan kursi di sebelahnya. Bagian tengah kimononya, dari pinggang ke bawah menjadi terbelah dua.

“Di sini, Theo. Puaskan Debby di sini! Sepuas-puasnya, Sayang.

Debby ingin malam ini menjadi malam yang tak terlupakan. Debby ingin pipis enak di sini. ‘Mimik’ ya Sayang. Kalau udah puas ‘mimik’, baru kita pindah ke dalam. Debby akan beri hadiah istimewa untuk Theo di kamar!”Theo tertegun. Posisi gadis belia yang disayanginya itu sangat menantang, membuat ia tak mampu menjawab. Matanya nanar menatap keindahan kaki yang keluar dari belahan tengah kimono, yang lututnya tertekuk karena telapaknya menginjak lengan kursi. Mulutnya setengah terbuka ketika matanya menatap pangkal paha gadis itu. Terkesima. Ia baru menyadari bahwa tak ada celana dalam mini atau G-string yang menutupi pangkal paha itu. Dalam keremangan, masih dapat dilihatnya bulu-bulu ikal halus dan tipis di bagian atas vagina yang segar itu.

“Mau ‘kan, Theo?”
“Akan kuturuti apa pun yang Debby inginkan,” kata Theo sambil berlutut di hadapan gadis itu.

Dengan posisi berlutut, betis indah itu berada persis di sebelah pipi Theo. Dan dengan lembut diusap-usapkannya telapak tangannya ke betis itu. Semenit kemudian, dibelai-belainya betis itu dengan pipinya. Ia ingin merasakan kehalusan pori-pori betis itu di pipinya! Lalu ia mengecupnya. Mula-mula ia mengecup bagian bawah, tetapi semakin lama semakin naik ke arah belakang lutut. Mula-mula kecupannya kering, tetapi semakin mendekati belakang lutut, kecupannya semakin basah. Ketika bibirnya telah terselip di belakang lutut yang tertekuk itu, ia mengecup sambil mempermainkan ujung lidahnya.

“Geli, Theo!” kata gadis ketika ia merasakan kumis Theo menggelitik belakang lututnya.Kedua belah tangannya mendekap dada untuk mengurangi dinginnya terpaan angin sekaligus untuk menahan agar belahan tengah kimononya tetap tertutup.

Sebaliknya, ia mulai merasakan kehangatan di pangkal pahanya.Theo memindahkan kecupannya ke betis yang sebelah lagi. Betis itu terasa lebih kenyal karena berat badan Debby bertumpu pada sebelah kaki. Dengan sabar, Theo mengecup kembali. Mengulangnya berulangkali. Dan kemudian mulai menjilat ke arah bawah. Sesekali ia mengecup dengan gemas, setengah menggigit.Debby menunduk dengan mata terbuka lebar. Ia merasa senang dan tersanjung menatap guru matematikanya itu berlutut di antara kedua belah kakinya. Jantungnya berdebar-debar melihat lelaki yang sabar itu harus membungkuk agar dapat mengecup betisnya.

Ia merasa senang dan tersanjung. Perasaan itu seolah membongkah dan memberi kehangatan di rongga dadanya. Membuat dirinya seolah melambung tinggi ke dalam dinginnya embun malam. Ia pun sangat menikmati hembusan nafas yang terasa hangat di betisnya. Setiap kali lelaki itu mengecup, seolah tersisa kehangatan di bekas kecupannya.Theo mulai menciumi lutut bagian dalam. Sambil mencium, matanya menatap bibir vagina gadis itu. Walau terlihat samar, tetapi cahaya lampu neon di langit-langit balkon membuat bibir vagina tampak mengkilap. Pasti sudah ada sedikit cairan lendir yang terselip di antara bibir itu, katanya dalam hati.

Lalu dengan cepat diterkamnya vagina yang segar itu. Lidahnya segera membelah, dan bibirnya segera mengisap. Setelah itu, dengan cepat pula ia menarik kepalanya menjauhi vagina itu. Hanya sedikit cairan lendir yang terhisap.Debby memekik karena terkejut. Ia tak menduga Theo akan ‘menerkam’ vaginanya secepat itu. Walau hanya sekejap, dalam keterkejutannya, terkaman itu ternyata mampu mengalirkan kehangatan di sekujur tubuhnya. Mungkin karena terkejut, sekejap ia lupa pada dinginnya terpaan angin malam.

“Theo jahat! Nggak sabar ya?”
“Ingat, tak ada setetes pun yang terbuang!”
“Paha dulu!” kata gadis itu sambil mendorong kepala Theo ke arah pahanya.

Theo menatap keindahan paha yang terpampang di depannya. Paha itu terbuka lebar dan karena telapaknya terletak di atas sandaran lengan kursi, dengan mudah ia menciumi dan sesekali menjilatnya karena paha itu persis setinggi kepalanya. Kulit paha itu terasa dingin di bibirnya. Lalu diusapkannya wajahnya beberapa kali ke permukaan paha dalam yang mulus itu. Ia suka merasakan kemulusan paha itu di wajah dan pipinya. Semakin sering mengusap-usapkan wajah dan menciuminya, kulit paha itu terasa semakin hangat. Kedua belah telapak tangannya pun giat bergerak menyalurkan kehangatan. Tangan kirinya mengusap-usap paha kanan bagian luar, sedangkan telapak kanannya digunakan untuk mengusap-usap betis kiri gadis itu.

Debby sangat menyukai usapan-usapan telapak tangan Theo. Usapan-sapan itu mengurangi dinginnya terpaan angin malam. Bahkan kehangatan pun mulai terasa menjalar di bagian bawah perutnya ketika ia merasakan lidah Theo merayap mendekati lipatan antara paha dalam dan vaginanya. Ia merintih ketika bibir lelaki yang suka ‘mimik’ pipisnya itu menariki bulu-bulu halus di sekitar bibir vaginanya. Bulu-bulu itu masih terlalu pendek, masih sepanjang bulu alis mata sehingga bibir itu selalu gagal menariknya. Hal itu malah membuat vaginanya semakin basah.

Setelah mengencangkan lilitan kimono agar belahan di bagian dadanya tidak terbuka, kedua lengannya segera jatuh di atas kepala lelaki itu. Ia menginginkan lidah hangat itu membelah bibir vaginanya.”Theo, mimik dulu dong lendirnya,” kata gadis itu sambil membuka bibir vaginanya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Sejenak, Theo menghentikan ciuman-ciumannya. Ia menengadah sambil tersenyum, tak lama kemudian, ia kembali menciumi paha kiri gadis itu. Sengaja tidak diturutinya keinginan gadis itu.

“Theo, jahat!” kata gadis itu sambil menarik kepala Theo ke arah pangkal pahanya.

Kedua tangannya menahan agar kepala itu tetap berada di pangkal pahanya. Dan ketika ia merasakan kehangatan lidah menyusup ke dalam vaginanya, ia merintih..

“Ooh, ooh.., enak Theo! Aarrgghh..!”Tarikan nafasnya pun mulai tak teratur ketika lidah itu menjilati dinding dan bibir dalam vaginanya.

Ia mendorong pinggulnya agar lidah itu masuk semakin dalam. Ia mulai lupa dan tak merasakan dinginnya angin malam. Biasanya, keadaan seperti itu membuat pori-pori di sekujur tubuhnya terbuka. Berkeringat. Tapi saat ini, tak ada setetes pun keringat di kulitnya. Pori-porinya tetap tertutup. Kenikmatan dan kehangatan nafas yang mendengus-dengus di vaginanya hanya mampu memberi kehangatan tetapi tak mampu membuatnya berkeringat. Dan ia menyukai hal itu! Sebuah sensasi yang membuat vaginanya semakin basah berlendir. Apalagi ketika merasakan lelaki itu mengisap lendir yang terselip di bibir dalam baginanya, ia merintih berulang kali..

“Argh..! Argh..! Theo, Oh nikmatnya, sstt, sstt.., aarrgghh..!” Ia menjadi lupa pada paha kirinya yang belum cukup banyak mendapat cumbuan.

Malam itu Theo merasakan sebuah perbedaan. Aroma segar kemaluan gadis itu tidak setajam biasanya. Mungkin karena aroma itu langsung tertiup angin malam. Karena rindu akan aroma itu, Theo menekan hidungnya ke celah sempit di antara bibir vagina gadis itu. Ditekannya sedalam-dalamnya sambil menghirup aroma yang sangat dirindukannya itu.Debby terkejut merasakan hidung lelaki itu tiba-tiba menusuk lubang vaginanya. Ia menggelinjangkan pinggulnya. Menggelinjang dalam kenikmatan. Geli dan nikmat tiba-tiba terasa menusuk hingga ke jantungnya. Ia merintih-rintih berkepanjangan akibat dengusan nafas di dalam lubang vaginanya.

“Aarrgghh..! Aarrghh..! Ampun, Theo..! Aarrgghh.., aarrgghh..!” rintihannya semakin keras ketika merasakan kumis lelaki itu menyapu klitorisnya.
“Ampun, ampun.. Theo! Aarrgghh..! Debby mau pipiis!”Tapi ia tak berusaha menghindari hidung itu.

Ia bahkan memutar pinggulnya sambil menekan bagian belakang kepala lelaki itu. Ia tak ingin hidung itu tak lepas dari jepitan bibir vaginanya. Hal itu tak berlangsung lama. Ia hanya mampu memutar-mutar pinggulnya beberapa kali! Tiba-tiba saja ia merasakan adanya dorongan lendir orgasme yang tak mampu ditahannya. Dorongan itu terasa sangat kuat. Jauh lebih kuat daripada dorongan yang biasanya ia rasakan ketika mendekati puncak orgasmenya.

“Theo, Theo.., Debby mau pipis! Aarrgghh.., mimik!”Theo mendengar rintihan itu.

Tapi ia tak ingin menarik hidungnya. Ia tak peduli walaupun merasakan dua lengan memukul-mukul kepalanya dengan gemas. Ia telah terbius oleh aroma, kehangatan, kelembutan, dan kehalusan dinding vagina gadis remaja itu. Bahkan semakin diremas dan ditariknya kedua bongkah pantat gadis itu agar hidungnya semakin tenggelam ke dalam liang vagina yang segar itu.Remasannya di bongkah pantat itu sangat kuat, membuat gadis itu hanya dapat merintih dan meronta-ronta. Dan tak lama kemudian, ia merasakan lendir hangat membasahi ujung hidungnya.

Ia sangat senang merasakan kehangatan lendir itu. Lendir yang membasahi hidungnya ternyata membuat batang kemaluannya semakin tegang. Bengkak. Mungkin karena merasakan nikmat yang berbeda dari biasanya. Selama sebulan, telah berkali-kali ia rasakan orgasme gadis itu di ujung lidahnya. Tapi kali ini berbeda, ia merasakannya di ujung hidungnya!Walaupun terasa agak sesak, Theo menarik nafas. Ia menghirup aroma yang sangat pribadi itu langsung dari bagian yang sangat dalam dan tersembunyi! Ia pun merasa sangat puas karena baru kali ini ia mendengar gadis cantik itu merintih-rintih minta ampun!

“Aarrgghh.., ampun! Ampun.., Debby pipiis!” rintih gadis itu sambil berusaha menarik pinggulnya agar hidung lelaki itu terlepas.

Ia tak mampu mengendalikan rasa nikmat dan geli yang bercampur menjadi satu di lubang vaginanya. Tapi remasan telapak tangan di bongkah pantatnya lebih kuat daripada tarikan pinggulnya. Akhirnya ia hanya merintih-rintih melepaskan lendir orgasmenya ketika hidung itu mendengus-dengus. Seluruh sendi-sendi di sekujur tubuhnya menjadi lunglai. Membuat ia pasrah dan berusaha agar tak terjatuh ke lantai.Theo menarik hidungnya setelah merasakan lendir orgasme itu berhenti mengalir. Ia menengadah sambil tersenyum puas. Ia dapat melihat kenikmatan yang baru saja usai mendera gadis itu. Hal itu terlihat dari bola mata yang menatap hampa dan kelopak mata yang setengah terpejam.

“Theo jaa.. haatt.., Theo jahat! ” kata Debby terengah-engah sambil meminjit hidung lelaki itu dengan jempol dan telunjuknya.

Tapi jari itu terpeleset karena hidung itu masih dipenuhi lendir licin.

“Jahat!” ulangnya sambil memijit kembali.”Oh ya?” sahut Theo sambil menunduk.

Lalu ia mulai menjilati vagina yang masih berlepotan lendir itu.Debby menggeliat ketika merasakan kembali lidah yang menjilati bibir luar vaginanya. Ia merasa lelah tetapi ia pun tahu bahwa ia tak dapat menghindar dari lidah yang selalu rajin membersihkan sisa-sisa lendir orgasme di terasa pegal, terutama tungkai kakinya yang menginjak lengan kursi. Ia tidak akan mendorong kepala itu menjauhi vaginanya. Percuma. Ia tahu bahwa lelaki yang selalu memanjakannya itu tak akan berhenti menjilati sebelum vaginanya benar-benar bersih. Selain itu masih ada hal yang belum ia dapatkan.

Malam itu ia belum merasakan nikmatnya ‘menumpahkan’ lendir orgasmenya langsung ke dalam mulut yang terjebak di dalam vaginanya. Terjebak di bagian yang paling dalam dan tersembunyi. Belum merasakan nikmatnya ‘menumpahkan’ lendir orgasme langsung ke dalam bibir dan lidah yang menghisap-hisap vaginanya ketika dinginnya angin malam menerpa tubuhnya.Ia menunduk sambil mengusap-usap rambut lelaki tampan yang masih rajin menjilati vaginanya. Kelopak matanya kembali terbuka. Bola matanya berbinar-binar menikmati pemandangan erotis di pangkal pahanya. Menikmati indahnya lidah yang menjulur dan menghilang dalam belahan bibir vaginanya. Lidah yang basah mengkilap ketika keluar dari lubang vaginanya.

Tanpa sadar ia mendesah ketika lidah itu mulai mencari-cari sisa lendir di balik sekumpulan urat saraf yang menutupi klitorisnya. Ia menggeliat. Dan menggeliat lagi ketika merasakan klitorisnya dijentik-jentik dengan ujung lidah. Lalu diturunkannya telapak kaki kirinya dari lengan kursi. Setelah memindahkan berat badannya ke kaki kirinya, diangkatnya kaki kanannya dan diletakkannya pahanya di pundak lelaki itu. Ia menarik nafas lega merasakan kehangatan di bagian dalam pahanya, bagian yang menempel dengan pipi Theo.

“Nggak apa-apa ‘kan, Sayang.” kata gadis itu sambil mempermainkan jari-jari tangannya di rambut lelaki itu.

Ia terpaksa bertanya karena sebelumnya tidak pernah melakukan hal seperti itu. Tidak pernah berdiri sambil menjepit kepala di pangkal pahanya.Theo menengadah, lalu mengangguk.

“Puaskan Debby ya, Sayang. Sebentar lagi, mimik lagi ya.” Theo mengangguk kembali sambil mengulum klitoris gadis remaja yang nakal itu.

Melihat anggukan kepala itu, Debby jadi lebih bersemangat untuk meraih puncak orgasmenya. Kedua tangannya segera menekan kepala lelaki itu agar semakin terdesak ke vaginanya. Satu tangan menekan bagian belakang kepala, dan yang sebelah lagi menjambak segenggam rambut. Posisi seperti itu membuatnya sangat bergairah. Kelopak matanya terbuka lebar menatap kepala yang pasrah di pangkal pahanya. Seolah kepala itu dipersembahkan sebagai alat untuk meraih puncak orgasmenya.

Walaupun vaginanya telah pernah beberapa kali dioral oleh guru matematikanya itu, tetapi ia belum pernah merasakan nikmatnya mengendalikan kepala itu di pangkal pahanya. Mengendalikan sesuka hatinya. Jantungnya berdebar-debar ketika ia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya. Ia merasa lebih nikmat karena pinggulnya bebas bergerak sesuka hatinya. Ia pun merasa bebas untuk mengerak-gerakan kepala lelaki itu ke arah yang ia inginkan. Menekannya, mendorongnya, atau bahkan menariknya. Beberapa kali ia terpaksa menariknya sambil berjinjit karena kumis lelaki itu terasa menyentuh ujung atas belahan vaginanya.

“Argh..! Argh..!” rintihnya menahan nikmat yang mendera sekujur tubuhnya. Debby merasakan lendir yang semakin deras mengalir ke vaginanya.
“Mimik, Sayang,” katanya sambil menekan pundak Theo dengan paha belakangnya.

Ia ingin lidah itu menyusup ke dalam vaginanya, menarik lendir dan mengisapnya. Ia merasa bahwa sebentar lagi ia akan mencapai puncak orgasmenya. Ia ingin merasakan kelembutan dan kehangatan bibir itu ketika dinding vaginanya berdenyut-denyut. Sambil agak menekuk kedua lututnya, dihentakkannya pinggulnya agar lidah dan bibir lelaki itu masuk lebih dalam ke lubang vaginanya. Ia seolah mendapat sinyal ketika merasakan remasan di bongkah pantatnya, sinyal yang menyatakan bahwa lelaki itu menyukai hentakan pinggulnya. Tanpa ragu, ia kembali menghentakkan pinggulnya sambil menekan bagian belakang kepala lelaki itu. Dilakukannya berulang kali, seolah ingin menunjukkan bahwa vaginanya ingin menelan lidah dan mulut lelaki itu.

“Theoo.., aarrgghh..,” rintihnya sambil menekan dahi lelaki itu dengan ujung jarinya. Tekanan itu menyebabkan wajah Theo terdongak hingga mulutnya persis berada di bawah vaginanya.
“Mimik ‘pipis’ Debby, Sayaang,” rintihnya sambil menghentak-hentakkan pinggulnya dengan cepat.

Sekujur tubuhnya menggigil merasakan nikmatnya lidah yang tertanam di lubang vaginanya, lidah yang dapat ia perlakukan sesuka hatinya. Seolah ada ‘penis’ kecil tertanam di lubang kemaluannya. Ia menggigil merasakan sensasi nikmat yang luar biasa dalam terpaan dinginnya angin malam yang berembun. Bulu-bulu roma di sekujur tubuhnya merinding ketika merasakan lahapnya lidah dan mulut lelaki itu menghisap-hisap, menanti lendir orgasme yang akan tumpah dari vaginanya.

“Aarrgghh.., hasshh.., hasshh.., aarrgghh, aarrgghh, aarrgghh..!” rintihnya berkepanjangan ketika ‘menumpahkan’ orgasmenya.

Ia masih merintih-rintih bekepanjangan ketika merasakan liarnya lidah lelaki itu menjentik-jentik bibir dalam vaginanya. Lidah itu masih rajin bergerak seolah belum terpuaskan dengan segumpal lendir yang telah mengalir dari lubang vaginanya.Theo masih menjilat-jilat. Sesekali mengulum bibir luar vagina gadis yang masih terengah-engah itu. Ia pun merasakan nikmat yang luar biasa ketika merasakan lendir orgasme gadis remaja itu mengalir ke kerongkongannya.

Mungkin karena dinginnya terpaan angin, lendir orgasme yang ditelannya terasa lebih hangat dari biasanya. Paha yang menekan pipinya pun terasa lebih hangat. Dan.., hentakan-hentakan pinggul itu lebih liar dari biasanya!”Ooh Theo, nikmatnya!” desah Debby sambil menatap bola mata lelaki yang masih dijepitnya di pangkal pahanya. Jari-jari tangannya mengusap-usap dahi dan rambut lelaki itu. Dibelai-belainya dengan mesra. Bibirnya tersenyum bahagia.

“Sekarang kita ke kamar yuk!” sambungnya sambil mengangkat pahanya dari pundak lelaki itu.

Di atas ‘king size bed’ tergeletak tubuh telanjang seorang gadis belia. Tubuh itu tergeletak dengan pose yang sangat menantang. Satu kaki terbujur lurus di atas kasur, dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dan bibir gadis itu tersenyum manis. Merekah. Di cermin besar di dinding, bayangan tubuh indah itu terpantul seutuhnya. Seolah ada dua gadis belia yang sedang telanjang atas tempat tidur. Theo menaiki tempat tidur dan menjatuhkan dadanya di antara kedua belah paha gadis belia itu. Lalu dengan gemas, diciumnya pusar gadis itu.

“Theoo, geli!”Theo tersenyum sambil mengangkat kepalanya.

Tapi tak lama kemudian diulang-ulangnya mencium hingga membuat gadis belia itu menggelinjang beberapa kali. Lalu ia merasakan dua buah lengan yang menarik dagu dan rambutnya. Dengan menggunakan kedua siku dan lututnya, ia merangkak hingga wajahnya terbenam di antara kedua buah dada gadis itu. Dikecupnya lekukan buah dada yang putih itu. Lidahnya sedikit menjulur ketika mengecup. Kecupan basah. Ia tak merasa puas bila lidahnya tak merasakan kehalusan kulit buah dada gadis belia itu.

Tak lama kemudian, lidahnya melata menjilat buah dada yang sebelah kanan. Diulangnya beberapa kali hingga buah dada itu mulai basah tersapu air liurnya. Ia berhenti sejenak untuk menatap keindahan puting di pucuk buah dada itu. Lalu tangannya kirinya bergerak mengusap bagian bawah buah dada itu, kemudian bergerak ke arah atas sambil meremas dengan lembut. Sesaat ia menahan nafas menikmati kekenyalan buah dada itu di telapak tangannya. Remasannya membuat puting itu terlihat semakin tinggi. Menggemaskan. Dan dengan cepat dikecupnya puting buah dada yang masih kecil itu. Dikulumnya sambil mengusap-usapkan tangan kanannya di punggung gadis itu.

“Kau murid yang cantik sekali,” kata Theo sambil mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu.Debby tersenyum.

Ia senang mendengar pujian itu. Dirangkulnya leher guru matematika yang disayanginya itu dengan tangan kirinya, kemudian diciumnya bibir lelaki itu dengan mesra. Dihisapnya lidah yang menyusup ke bibirnya. Dihisapnya sambil mengait-ngaitkan ujung lidahnya. Tak lama kemudian, tangannya kanannya bergerak ke arah pangkal paha lelaki itu.

Setelah mengusap-usap beberapa kali, digenggamnya batang kemaluan lelaki itu. Lalu diarahkannya cendawan batang kemaluan itu ke celah di antara bibir vaginanya yang mulai berlendir.

“Ambil hadiahnya, Theo,” bisik gadis itu sambil mengusap-usapkan cendawan itu ke bibir vaginanya.Theo menarik nafas panjang merasakan kelembutan dan kehangatan di ujung batang kemaluannya.

Untuk pertama kalinya lendir dari celah bibir vagina gadis belia itu mengolesi ujung cendawannya. Batang kemaluannya menjadi semakin keras. Urat-urat berwarna hijau di kulit batang kemaluannya semakin membengkak. Setelah menunjukkan kesabarannya selama sebulan, kesabaran mencumbui vagina gadis itu hanya dengan lidahnya, ternyata kesabarannya membuahkan hasil. Gadis itu akhirnya memberikan hadiah istimewa yang akan membawanya ke pintu surga dunia.

Hadiah istimewa yang tak pernah diduganya akan diberikan oleh salah seorang muridnya.Theo sedikit menekan pinggulnya agar cendawan itu terselip di bibir vagina yang berwarna pink itu. Ia menatap wajah gadis belia itu ketika merasakan pinggul yang ditindihnya menggeliat. Dengan tambahan tekanan yang lebih keras, cendawan batang kemaluannya akhirnya terselip. Ia menahan nafas ketika merasakan hangat dan sempitnya bibir vagina itu menjepit cendawan kemaluannya.

Setelah sebulan bersabar, akhirnya vagina yang segar ini dapat kumiliki, katanya dalam hati. Lalu ia mulai menciumi leher gadis itu. Dadanya direndahkan hingga menekan kedua buah dada gadis itu. Ia sengaja melakukan hal itu karena ingin merasakan kekenyalan buah dada itu ketika menggeliat. Ia yakin gadis itu akan mengeliat-geliat ketika ia mendorong batang kemaluannya lebih dalam.

“Ohh.., Theo.” Theo menciumi telinga gadis itu.
“Belit pinggangku dengan kakimu, Sayang,” bisiknya di sela-sela ciumannya.

Tangan kirinya meremas buah dada gadis itu, sedangkan tangan kanannya mengelus-elus paha luar yang baru membelit pinggangnya. Lalu ia mendorong batang kemaluannya lebih dalam. Sesak! Perlahan-lahan ia menarik sedikit batang kemaluannya, kemudian mendorongnya. Hal itu dilakukannya beberapa kali hingga ia merasakan cairan lendir yang semakin banyak mengolesi cendawan kemaluannya.

Sambil menghembuskan nafas berat, didorongnya batang kemaluannya lebih dalam hingga ujung cendawannya menyentuh sesuatu. Ia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat gadis belia itu meringis. Ia tak ingin menyakiti murid yang sangat disayanginya itu. Selain itu, tubuhnya sendiri pun bergetar merasakan sempitnya lubang vagina itu. Dadanya berdebar-debar ketika ia membiarkan ujung kemaluannya bersentuhan dengan selaput tipis yang sebentar lagi akan dirobeknya.

“Sakit, Theo!”
“Tahan sedikit ya, Sayang.”Theo kembali menarik batang kemaluannya hingga hanya ujung cendawan kemaluannya yang terselip di bibir luar vagina sang gadis.

Lalu didorongnya kembali perlahan-lahan. Diulangnya beberapa kali. Ia diam sejenak mengamati raut wajah yang cantik itu ketika ujung kemaluannya kembali menyentuh selaput tipis itu. Mata gadis itu setengah terpejam, tetapi bibirnya sudah tidak meringis.

“Debby, nanti dorong pinggulnya, ya,” katanya sambil menarik kembali batang kemaluannya.

Lalu diciumnya bibir gadis itu dengan lahap. Ia tak ingin mendengar gadis itu menjerit ketika ia mendorong kembali batang kemaluannya. puting buah dada gadis itu diremasnya dengan jempol dan jari telunjuknya. Dan ketika merasakan gadis itu mendorong pinggulnya, dengan cepat didorongnya pula batang kemaluannya.

“Hmm.., hhmm..!” gumam gadis itu sambil mengisap lidah Theo sekeras-kerasnya.Ia hanya dapat bergumam ketika merasakan batang kemaluan Theo menghunjam ke dalam lubang vaginanya.

Sekejap, tiba-tiba ia merasakan nyeri ketika batang kemaluan itu menembus selaput di lubang vaginanya. Ia menggeliat-geliat berusaha untuk melepaskan diri. Tapi semakin ia menggeliat, batang kemaluan itu masuk semakin dalam. Akhirnya ia pasrah, diam tak bergerak!Theo menahan gerakan pinggulnya. Ia telah mendapatkan hadiah yang dijanjikan gadis itu. Tapi ia tidak ingin egois. Ia tidak ingin melihat gadis belia itu meringis kesakitan ketika memberikan hadiahnya. Ia akan membuat gadis itu bahagia dan turut menikmati memberiannya.

Oleh karena itu, ia menghentikan gerakan pinggulnya. Sesaat, ia hanya membelai-belai rambut di dahi gadis itu. Lalu mengecup keningnya dengan mesra. Tak lama kemudian, bibir gadis itu dikecupnya dengan lembut. Dikulumnya dengan penuh perasaan. Ia baru menarik batang kemaluannya perlahan-lahan setelah merasakan lidah gadis itu menyusup ke dalam mulutnya.Setelah menyadari tak ada perubahan di raut wajah gadis itu, Theo kembali membenamkan batang kemaluannya perlahan-lahan.

Kali ini ia hanya mendengar gadis itu mendesis beberapa kali sambil merangkul lehernya erat-erat. Ia pun merasakan dua buah kaki yang semakin erat membelit pinggangnya. Ia masih tetap mendengar gadis itu mendesis ketika menarik batang kemaluannya.Setelah menarik nafas panjang, dan tak sanggup lagi menahan kesabarannya, ia menghentakkan pinggulnya sedalam-dalamnya hingga pangkal pahanya bersentuhan dengan pangkal paha gadis itu. Ia mendesah beberapa kali ketika merasakan seluruh batang kemaluannya terbenam ke dalam vagina gadis itu. Bahkan ia merasakan ujung kemaluannya menyentuh mulut rahim gadis belia itu.

Sejenak ia diam tak bergerak. Ia sengaja membiarkan batang kemaluannya menikmati sempitnya lubang vagina itu. Ia terpejam merasakan remasan lembut di batang kemaluannya ketika vagina itu berdenyut.

“Aarrgghh.., ooh, ohh..,” rintih debby ketika seluruh batang kemaluan lelaki yang disayanginya itu telah terbenam ke dalam lubang vaginanya.

Ia merasakan pedih dan nikmat di sekujur tubuhnya. Rasa yang membuat bulu-bulu roma di sekujur tubuhnya meremang, yang membuat ia terpaksa melengkungkan punggungnya.

Kuku-kuku jari tangannya menancap di punggung lelaki itu ketika ia merasakan biji kemaluan Theo memukul lubang duburnya. Ia semakin melengkungkan punggungnya menjauhi kasur ketika lelaki itu menarik batang kemaluannya. Ia tak mampu bernafas ketika merasakan nikmatnya saat bibir dalam vaginanya tertarik bersama batang kemaluan itu.Tak ada lagi pedih yang tersisa. Hanya ada nikmat yang menjalar dari vaginanya, nikmat yang membuat punggungnya terhempas ke atas kasur ketika lelaki itu kembali menghunjamkan batang kemaluannya. Ia menggigit bibirnya meresapi kenikmatan yang mengalir dari klitorisnya. Klitoris yang tergesek ketika gurunya yang jantan itu menghunjamkan batang kemaluannya.

Kenikmatan itu membuat ia terengah-engah karena hanya mendapatkan sedikit udara setiap kali ia menarik nafas.Theo mendesah setiap kali mendorong batang kemaluannya. Seumur hidupnya, Ia tak pernah merasakan ada vagina yang menjepit batang kemaluannya sekeras itu. Vagina sempit yang membuat telapak tangannya harus menekan kasur sekeras-kerasnya ketika ia menarik batang kemaluannya.

Akhirnya ia tertelungkup di dada gadis itu. Tangannya menyusup ke balik punggung dan menggenggam kedua bahu gadis itu. Ia terpaksa hanya mengandalkan lututnya untuk menekan kasur agar ia tetap dapat mengangkat dan mendorong pinggulnya. Ia hampir tak mampu membendung air maninya lebih lama lagi. Dipandangnya pangkal pahanya. Air mani di kantung biji kemaluannya terasa semakin meronta-ronta ketika ia melihat bibir luar vagina mungil itu ikut terbenam setiap kali ia mendorong batang kemaluannya.

“Aarrgghh.., Debbyy..!” desah Theo.

Nafasnya mendengus-dengus. Kelopak matanya terbeliak-beliak. Telinganya mendengar bunyi “plak” setiap kali ia menghunjamkan batang kemaluannya. Bunyi yang sangat mesra itu terdengar setiap kali pangkal pahanya beradu dengan pangkal paha gadis belia itu. Bunyi itu semakin keras terdengar setiap kali gadis itu mengangkat pinggulnya untuk menyongsong batang kemaluannya yang menghunjam.

“Aarrgghh.., Debby, aaku.. Aaku..”
“Theoo.., aarrgghh..!”Theo tak mampu lagi mengendalikan air mani yang meronta-ronta.

Tekanan air mani di kantung biji kemaluannya terasa sangat kuat. Ia masih mencoba bertahan. Tapi semakin lama vagina yang menelan kemaluannya terasa meremas semakin kuat. Remasan yang berdenyut-denyut, seolah ingin menghisap air mani yang tertahan di batang kemaluannya.

“Aarrgghh.., aarrgghh.., aku pipiiss..,” raung Theo ketika merasakan air maninya menerobos lubang saluran kemaluannya.

Ia menghunjamkan pinggulnya sekeras-kerasnya agar ujung cendawannya tertanam sedalam-dalamnya ketika air maninya menerobos ke luar dari kantung biji kemaluannya. Ia mencengkeram kedua bahu gadis itu dengan erat saat ia pun merasakan gigitan manja di bahu kanannya..

“Theoo, aarrgghh.., aarrgghh.., Debby pipiiss jugaa..!” rintih gadis belia itu ketika merasakan air mani yang sangat panas ‘menembak’ mulut rahimnya!Akhirnya setelah sang gadis mempersembahkan hadiah istimewanya untuk sang kekasih, mereka tidur berpelukan. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Guru Yang Beruntung appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Gara – Gara Dildo

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Gara – Gara Dildo

 

cerita-sex-gara-gara-dildo

Cerita Sex: Gara – Gara Dildo

 

Aku nginep di tempat kost temanku Dina. Di kamarnya aku melihat ada benda bulat panjang di lemari Dina.

“apaan nich Din”, tanyaku sambil memegang-megang benda itu.

Bentuknya seperti kon tol, gak besar tapi panjang. Ada kabel yang menghubungkan ke satu alat.

“Itu dildo Nes”, jawab Dina.
“Buat apaan sih, kok bentuknya kaya kon tol”, tanyaku lagi, masih belum ngerti.
“Kamu kok norak banget sih, dildo aja gak tau. Dildo itu gunanya kalo kita lagi pengen dien tot dan gak punya musuh. Jadi maen lah kita pake alat itu”, Dina menerangkan sambil tersenyum.
“Dimasukkin ke memek”, tanyaku lagi.
“Terserah, ditempelin ke i til, dimasukkin suka-suka yang make. Kan alat yang diujung kabel itu bisa disetel supaya dildonya bergetar keras atau pelan, ada setelannya. Mo nyobain”, jawab Dina sambil tertawa.

Hp Dina berdering. Dina mengangkatnya dan terdengar sepertinya Dina janjian ketemu dengan seseorang. Selesai menerima telpon, Dina mengambil tasnya, memasukkan beberapa potong daleman ke tasnya.

“Nes, aku pergi dulu ya. Mau ketemu omku. Kamu tidur aja di kamarku. Kan mo nyobain dildo”, katanya sambil meninggalkan aku di kamarnya.

Ketika Dina keluar aku lupa mengunci pintu, sebenarnya aku kesal karena Dina yang ngajak aku nginep di kosnya, sekarang dia malah cek in sama om om.

Aku penasaran juga sama benda itu. Aku mo nyobain rasanya dildo itu kaya apa. Segera dildo kunyalakan getarannya. Aku duduk di ranjang dan mengangkangkan kakiku. Dildo kusentuhkan ke selangkanganku yang masih tertutup cd. Getrarannya menimbulkan sensasi hangat di memekku. Aku mulai merasa gerah, permainan dengan dildo kuteruskan. Seluruh daerah selangkangan kugesek dengan dildo yang bergetar. Terasa nikmat juga. Aku makin penasaran, cd kulepas. Aku berbaring diranjang, mengangkang. Dildo kuarahkan ke i tilku. Rasanya luar biasa, napsuku jadi timbul. Getaran dildo itu sangat menrangsang aku, tanpa terasa aku mulai mendesah.

Ketika ujung dildo kutusukkan ke memekku, aku jadi terlonjak. Dildo kukeluar masukkan ke memekku, sesekali kugesekkan ke i tilku. Napsuku makin berkobar, desahanku tanpa terasa makin keras. aku lupa sedang berada di tempat kos, desahanku bisa saja terdengar oleh orang yang lewat. apalagi kos Dina itu campur cowok dan cewek. Tapi aku gak perduli karena napsuku makin memuncak.

Aku melepas semua pakaianku. Dengan telanjang bulat aku ngangkang di ranjang sambil bermain dengan dildo. Kembali dildo kukocokkan ke dalam memekku dengan cepat. Ah uh ku makin sering terdengar. Aku meremes2 toketku sendiri.

Tiba-tiba pintu kamar Dina terbuka. Di pintu ada mas Rio, tetangga kamar Dina yang ganteng. Dina pernah mengenalkan aku dengan mas Rio, tapi karena jarang ketemu, kami tidak akrab.

“Lagi ngapain Nes, kok ah uh nya keras anget. Kok main ama gituan sih. Yang beneran ada kok”, katanya sambil mengunci pintu kamar.

Aku malu, melepaskan dildo, mengempitkan pahaku dan tanganku menutupi toketku. Dia duduk diranjang sambil mengelus pundakku,

“Nes, kamu napsuin banget ya. Toket kamu besar dan kenceng, pentil kamu besar dan jembut kamu lebat banget. Pasti napsu kamu besar ya Nes”. Aku terdiam.
“Maen sama aku yuk Nes, aku dah ngaceng liat kamu telanjang gini. Daripada maen sama dildo”, katanya lagi to the point.

Aku dupeluknya, daguku diangkatnya keatas dan bibirku langsung dicipoknya.

Dia sangat bernapsu mengulum bibirku. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke dalam pelukannya. Tangannya mulai bergerilya me remas2 to ketku. Pentilku yang sudah mengeras dipelintir2 nya dari balik bra tipisku, Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil mulutku terus menyambut permainan bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku. Tangan kanannya mulai merayapi pahaku yang mulus. Semakin mendekati pangkal pahaku, aku membuka pahaku lebih lebar, biar tangannya lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tangannya menyentuh gundukan memekku dan menggosok2 i tilku. Aku mengaduh tetapi segera dibungkam oleh permainan lidahnya. Badanku mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat.

Tanganku merayap kearah selangkangannya dan kuremas perlahan, terasa kon tolnya sudah keras banget, besar dan panjang. aku segera membuka ritsluiting celananya. Wow, kepala kon tolnya nongol dari bagian atas cdnya. CDnya kuturunkan bersama celananya sampai kepahanya. Kugenggam kon tol yang besar dan panjang itu. Ukurannya ketika ngaceng mungkin sekitar 18 cm dengan diameter sekitar 5 cm.

“Mas, besar banget sih kon tolnya, dipakai in obat apa sih sampai besar begini”, kataku sambil mengocok lembut kon tolnya.
“Kamu sukakan sama kon tolku”, bukan menjawab dia malah balik bertanya.
“Suka banget mas, kalau sudah masuk semua pasti memek Ines sesak deh, apalagi kalau udah dienjot, gesekan kon tol mas ke memek Ines pasti terasa banget. Ines udah gak sabar nih mas, udah pengen ngerasain kon tol mas nggesek memek Ines”. jawabku penuh napsu.

Kocokanku itu membuat kon tolnya semakin nga ceng mengeras. Mas Rio mengerang-ngerang nikmat. Aku mulai menjilati dagu dan lehernya, terus turun ke menyentuh pentil nya. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tanganku makin cepat mengocok kon tolnya yang semakin berdenyut-denyut ngaceng.

“Ayo Nes”, bisiknya,
“Kita tuntaskan permainan kita.” Aku direbahkan di tempat tidur, dia melepas semua yang menempel dibadannya.

Kemudian dia mundur dan memandangi tubuhku yang telentang bertelanjang bulat. Mas Rio memandangi rambutku yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketku yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutku yang rata dengan lekukan pusernya, pahaku yang mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu terlihat gundukan hitam lebat jembutku.

“Ngapain mas hanya dilihatin saja,” protesku.
“Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, jawabnya.
“Semuanya ini milik mas malam ini”, kataku sambil merentangkan tanganku.

ia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat tidur. Aku dipeluknya dengan erat.

“Mas, Ines mau menjilati mas ya”, kataku.

Dia berbaring, kemudian mulutku mulai menjelajahi seluruh dada termasuk pentilnya dan perutnya, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahanya. kon tolnya yang sudah tegang itu berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap kepala kon tolnya itu. Lidahku dengan lincah memutar- mutar kon tolnya dalam mulutku. Dia mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.

Puas mempermainkan kon tolnya aku merebahkan diri di sampingnya. Mas Rio mulai beraksi. Disergapnya toket kananku sembari tangan kanannya meremas-remas toket kiriku. Bibirnya mengulum pentil toketku yang mengeras itu. Puas toket kanan mulutnya beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti dia turun ke perutku. Aku menggelinjang-linjang menahan napsuku yang semakin menggila. Dia menjilati perutku dan dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku.

“Auu..” aku mengerang,
“Oh..Oh.. Oh..” jeritku semakin keras.

Mulutnya semakin mendekati pangkal pahaku. Perlahan-lahan pahaku membuka dengan sendirinya, menampakkan memek ku yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam lebat melingkupi memek yang kemerah-merahan itu. Dia mendekatkan mulutnya ke memekku dan dengan perlahan lidahnya menyuruk ke dalam memekku yang telah basah membanjir itu. Aku menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalanya sehingga lidahnya lebih dalam terbenam. Tubuhku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatku menggeletar hebat sedang pahaku semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu..Ooo..”, jeritku keras.

Dia terus mempermainkan i tilku dengan lidahnya. Aku menghentakkan pantatku ke atas dan memegang kepalanya erat-erat. Aku melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan memek ku. Aku sudah nyampe yang pertama. Mas Rio berhenti sejenak membiarkan aku menikmatinya. Sesudah itu mulailah dia menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhku. Kembali erangan suaraku terdengar tanda napsuku mulai menaik lagi. Tanganku menjulur mencari-cari batang kon tolnya yang telah ngaceng dengan kerasnya. Aku meremasnya. Dia menjerit kecil, karena nafsunya pun sudah diubun-ubun, aku didorongnya sehingga rebah ke kasur.

Perlahan-lahan dia naik ke atasku. Aku membuka pahaku lebar-lebar siap menerima masuknya kon tolnya. Kepalaku bergerak-gerak, mulutku terus menggumam. Mataku terpejam menunggu. Dia menurunkan pantatnya. kon tolnya berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. Dia mengusap-usapkan kon tolnya di bibir memekku. Aku semakin menggelinjang.

“Cepat mas. Ines sudah nggak tahan!” jeritku.

Dia menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kon tolnya menerobos memekku diiringi jeritanku. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengar jeritanku atau tidak. Dia berhenti sebentar membiarkan aku menikmatinya. Lalu ditekannya lagi dengan keras sehingga kon tolnya yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam memekku. Aku menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar kon tolnya masuk lebih dalam lagi. Aku terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini.

Lalu perlahan-lahan dia mulai mengenjotkan kon tolnya. Pantatku kuputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. toketku tergoncang-goncang seirama dengan enjotannya di memek ku. Mataku terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Dia membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara kon tolnya terus mengenjot memekku.

“OH..”, erangku,
“Lebih keras mas, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” Tanganku melingkar merangkulnya ketat.

Kuku-kukuku membenam di punggungnya. Pahaku semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir memekku seirama dengan enjotan kon tolnya.

“Aku mau ngecret, Nes”, bisiknya di sela-sela nafasku memburu.
“Ines juga mas”, sahutku,
“Di dalam aja mas ngecretnya.” Dia mempercepat enjotan kon tolnya.

Keringatnya mengalir dan menyatu dengan keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua tangannya mencengkam kedua toketku. Diiringi geraman keras dia menghentakkan pantatnya dan kon tolnya terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya memancar deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan pantatku ke atas menerima kon tolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit pantatnya. Aku pun nyampe lagi. kon tolnya berdenyut-denyut memuntahkan pejunya ke dalam memekku.

Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat tubuhnya. Dia memandangi wajahku yang berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

“Mas hebat sekali”, kataku”.
“Kamu juga luar biasa Nes”, sahutnya,
“Aku sungguh puas karena kamu binal banget, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan yang ngen tot denganku?”
“Tidak”, kataku,
“Ines malah pengen dipuasin lagi.”
“Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” jawabnya.

Dia mencabut kon tolku dan rebah disampingku.

“Kamu udah pengalaman urusan ranjang ya Nes, gitu kok masih maen pake dildo”, katanya.
“Ines cuma penasaran aja mas, kaya apa sih rasanya dicolok pake dildo”, jawabku.
“lebih enak pake kon tol beneran kan”, katanya lagi.
“Iya lah Mas, apalagi kalo kon tolnya besar dan panjang kaya kon tol mas”, jawabku.
“memangnya kamu belum pernah ngerasain kon tol besar?” tanyanya.
“Yang besar sih sering, tapi yang sebesar kon tol mas baru sekarang ini”, jawabku sambil tersenyum.
“Mas pernah ngen totin Dina?” tanyaku.
“Sering juga, kalo Dina gak ada yang ngebook, pelampiasannya sama aku”, jawabnya.
“Kok masih pake dildo juga ya”, tanyaku lagi.
“sama seperti kamu, pengen ngerasain aja. Kamu juga kaya Dina ya Nes, sering maen sama om om”, jawabnya.
“Iya mas, nyari kenikmatan”, jawabku.
“kok gak sama yang pantaran?” tanyanya lagi.
“Gak tau lah mas, Ines lebih nikmat rasanya kalo dien tot sama om om”, jawabku.
“aku kan bukan om om”, protesnya.
“Tapi mas kan sudah bukan seumuran abg lagi”, jawabku.

Nyaman rasanya dalam keadaan yang hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya yang bidang.

“Mas, Ines bahagia sekali deh, mau rasanya Ines tiap malem dien tot sampai lemas”, sambil mengelus2 pentil nya.

Dia mengangkat daguku dan mencium bibirku dengan mesra sekali. Aku tidur dipelukannya. Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tahu aku terbangun karena keningku diciumnya dengan lembut. “Kamu tidur pules sekali, gimana masih mau lagi tidak?” tanyanya sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk saja.

Mas Rio merangkul ku dan mencium bibirku. Tangannya mulai mengelus toketku, desah nafas nikmat ku terdengar lagi. Aku pun tidak tinggal diam, kugenggam kon tolnya yang sudah ngaceng dengan keras. memek ku mulai empot2an ngelihat kon tolnya. Dia makin getol meremas2 toket ku. Aku langsung menyergap kon tolnya yang sudah tegang itu langsung kuemut.

Cukup lama aku mengemut kon tolnya, sampai akhirnya dia sudah tidak dapat menahan napsunya lagi. Dia berbaring merapat ke aku. Kakinya diangkat dan digesek-gesekkan diatas paha ku, sementara tangannya kembali meremas toketku yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan dia turun menciumi leherku dan memutar-mutarkan lidahnya di pentil ku, sementara tangannya menjelajah ke pangkal paha ku, menyibak jembutku. Dia mengusap bibir memek ku sehingga aku menggelinjang.

Aku memejamkan mata menikmati sentuhan dan rangsangannya sambil meremas2 perlahan kon tolnya. Dia memainkan ujung jarinya menyapu bibir memek ku yang sudah membasah. Pentilku terus dijilatinya bersamaan dengan menggosok perlahan perlahan i tilku dengan ujung jari telunjuknya. Aku menggoyangkan pantat dan pinggulku, menggeleparkan dan membuka lebar pahaku dan membusungkan dadaku, sementara tanganku menggenggam erat kon tolnya yang mengeras dan berdenyut-denyut.

“Uuff mas, Ines diapain sih,” aku mengerang menahan kenikmatan.

Tubuhku menggelinjang keras sekali, pahaku bergetar hebat dan kadang menjepit tangannya dengan erat saat jarinya masih menyentuh i tilku. kon tolnya terus kucengkeram dengan keras. Dia juga terus meremas perlahan toketku yang tambah mengeras dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya terjepit diantara kedua pahaku. Aku terus meremas kon tolnya, sambil memeluk dia erat sementara paha dan kakiku menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, aku kembali nyampe sebelum dien tot. Memang dia luar biasa kalau merangsang cewek. Tanpa berhenti i til ku terus dimainkan pelan.

Pentilku terlihat menonjol keras kecoklatan, aku sudah terangsang kembali. Paha kubuka lebar-lebar. memek ku basah, demikian pula jembut di seputarnya. Mas Rio segera menaiki aku, kon tolnya yang sudah menegang diarahkan ke memek ku. Ujung kon tolnya menguak perlahan-lahan bibir memek ku. Aku mendesah nikmat ketika dia perlahan-lahan menyuruk masuk. kon tol yang besar itu menerobos memek ku yang telah basah berlendir. Ketika separuh kon tolnya telah menerobos memek ku, dia berhenti sejenak dan membiarkan aku menikmatinya.

Aku menggelinjang kenikmatan. Tanganku meremas-remas kain seprei sambil mendesah-desah nikmat. Dia menyodokkan kon tolnya dengan keras ke arah ku. kon tolnya yang besar dan panjang itu langsung menerobos memek ku sehingga tertanam sepenuhnya. Aku tersentak dan membelalakkan mata sambil mengerang hebat,

“Aaoohh mas”. Aku menhentak2kan pantatku ke atas untuk menerima kon tolnya sepenuhnya.

Pahaku yang membelit pinggangnya. Dia mulai bergerak. kon tolnya dienjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat.

Tubuhku bergetar-getar seirama dengan enjotan kon tolnya. Mulutku terbuka dan mendesis-desis. Dia segera melumat bibirku dan aku membalasnya. Tubuhnya mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat ku. Aku membuka pahaku lebar-lebar sehingga dia dapat leluasa menggenjot memek ku. Terdengar kecipak bunyi cairan memek ku karena sodokan kon tolnya.

“Ines mau nyampe lagi mas” erangku.
“Ayo, mas.. Lebih keras! Auu!!” Dia mempercepat gerakannya dan dalam hitungan dua menit, aku menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatku ke atas.

Tubuhku menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahaku ketat membelit pinggangnya dan aku memeluknya dengan erat sambil mendesah kepuasan.

Mas Rio menyuruh aku menungging, dia ingin melakukan doggie style. Langsung diarahkannya kon tolnya ke arah memek ku. Jembutku disibaknya tampaklah bibir memekku yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Aku menurunkan kepalaku hingga bertumpu ke bantal. Pantat kuiangkat. Aku meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhku meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kon tolnya akan menerobos memekku. Dia makin merapat. Dia mengelus-elus kedua belahan pantatku. Perlahan-lahan dia mempermainkan jembut lebat disekitar memekku yang sudah basah itu dan kemudian menggesek i tilku. Aku mengerang-erang menahan napsuku yang semakin menggila. Pantatku bergetar menahan rangsangan tangannya.

“Ayo, mas”, erang ku.
“Udah nggak tahan nih!” Dia mengarahkan kon tolnya yang masih sangat keras itu ke arah memekku.

Diselipkannya kepala kon tolnya di antara bibir memekku.

Aku mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kon tolnya ke depan. kon tolnya menerobos memek ku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan kepalaku ke atas. Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya. Ketika aku tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak dia menyodokkan kon tolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon tolnya meluncur ke dalam memekku. Aku tersentak dan menjerit keras. “Aduh mas, enak!” jerit ku. dia mempercepat enjotan kon tolnya di memekku. Semakin keras dan cepat enjotannya, semakin keras erangan dan jeritanku. “Aa..h.!” jerit ku kembali nyampe.

Aku terkapar di tempat tidur telungkup, sementara dia belum juga ngecret. Kemudian aku ditelentangkan dan dia menaiki tubuhku, pahanya menempel erat dipahaku yang mengangkang. Kepala kon tolnya ditempelkan ke i tilku. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telingaku, kepala kon tolnya bergerak- gerak mengelilingi bibir memekku yang sudah basah. Aku merem melek menikmati kon tolnya di bibir memekku, akhirnya diselipkannya kon tolnya.

“Aah”‘ jeritku keenakan.

Aku merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit dimasukkannya kon tolnya. Aku menggoyangkan pantatku sehingga kon tolnya hampir seluruhnya masuk.

“Mas enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan dia mulai mengenjot kon tolnya keluar masuk memekku.

Aku menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha ku kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakiku melingkar di pantatnya supaya kon tolnya masuk sedalam-dalam ke memekku. Aku berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakiku di pantatnya, sambil menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Dia membenamkan kon tolnya seluruhnya di dalam memekku.

“Mas, Ines nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritku.

Beberapa saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kaki ku dipantatnya, paha ku dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat dienjotnya kon tolnya keluar masuk memekku. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kon tolnya di memekku dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kon tolnya. Croot.. Croot..Croot..Croot..

“Nes, Aku keluar”, erangnya.

Pejunya muncrat banyak sekali memenuhi memekku. Tanganku mencekal pahanya dan menarik erat-erat ke arahku, sehingga kon tolnya terbenam makin dalamnya di memek ku. Aku bersimbah keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Aku mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Dia membiarkan kon tolnya tetap menancap di memekku dan mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami berpagutan erat.

“Oh! nikmatnya!” kataku.
“Mas luar biasa ya, kuat banget ngen totnya, bisa bikin Ines 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”. Dia mencabut kon tolnya dari memek ku.

Pejunya bercampur cairan memek ku, menetes membasahi pahaku. Kami rebah di tempat tidur. Aku mencium pipinya, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya aku kembali terlelap karena kelelahan.

Pagi harinya aku terbangun, mas Rio sedang mengelus2 badanku. Hebatnya kulihat kon tol besarnya sudah ngaceng lagi. Ketika aku terbangung, tubuhku diraihnya dan toketku menjadi sasaran remasannya. Tangan satunya merambah jembutku yang lebat.

“Aah mas”, erangku.
“Mas kuat sekali ya”. dia tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketku.

Aku bangun dan segera mengemut kon tolnya. Aku mengangguk2kan kepalaku sehingga kon tol besar itu keluar masuk di mulutku. Dia mengerang keenakan. Jari2nya terbenam di dalam memekku yang sudah basah, napsuku kembali berkobar2. Aku melepaskan kon tolnya dan telentang dengan mata tertutup, pahaku sudah mengangkang lebar siap untuk dien tot. dia menaiki aku dan mengarahkan kon tolnya yang keras ke memekku. kon tolnya diusap-usap di bibir memek ku. Aku mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kon tolnya perlahan-lahan mulai menguak bibir memekku yang telah basah. Dia menekan kon tolnya sedikit demi sedikit dan kurasakan kon tolnya mulai memasuki memekku.

Aku mulai mendesah-desah. Tiba2 dia menyurukkan kon tolnya ke dalam memekku.

“Aaa..” jeritku keras. Mataku membelalak.

kon tolnya menancap dalam sekali di memekku. Kemudian dia mulai menggerak-gerakkan kon tolnya keluar masuk. Tangannya menyusup ke punggungku dan memelukku erat. Mulutnya terbenam di leherku.

“Lebih keras lagi mas”, erang ku.

Dia memompa kon tolnya keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Dia mengangkat sedikit dadanya. Mulutnya segera menerkam toket kiriku yang berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan.

” Mas, Ines mau nyampe lagi”, kataku terputus-putus.
“Aku juga”, sahutnya. Dia meningkatkan kecepatan genjotan kon tolnya .

Aku menjerit-jerit semakin keras, dan merangkulnya erat-erat. Aku sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras dia membenamkan kon tolnya dalam-dalam. Aku menjerit keras. Pantat kuhentak-hentakkan ke atas. Paha kurangkat membelit pinggangnya mengiringi muncratnya peju dia ke dalam memekku. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat. Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Dia melepaskan kon tolnya dan terhempas ke atas kasur. Nikmat sekali malem ini. Gara2 nyobain dildonya Dina, jadi berkepanjangan ngerasain

“dildo” beneran sampe pagi. Mas Rio keluar kamar setelah menciumku lamaaa sekali. Aku masih terkapar di ranjang ketika Dina masuk kekamar. Dia heran melihat tempat tidurnya berantakan dan aku bertelanjang bulat.

“Kamu ngen tot ya Nes”, katanya. Aku menceritakan apa adanya.
“Wah asik dong dien tot mas Rio. Aku juga sampe lemes kalo ngeladenin napsunya mas Rio, tapi nikmat kan”, katanya. “Nikmat banget Din”, jawabku. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Gara – Gara Dildo appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Kenikmatan Abadi

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Kenikmatan Abadi – Seks pertamaku yang indah ternyata terus-menerus melekat dalam memori otakku, sehingga setiap habis menerima amplop hasil memberikan les privat, aku langsung menuju lokalisasi Kali Jodoh yang tidak jauh dari rumahku. Sampai-sampai aku merasa telah mahir sekali dalam urusan ranjang. Habis bagaimana nggak? Yang mengajariku adalah wanita-wanita senior yang handal dalam menservis lelaki.

 

cerita-sex-kenikmatan-abadi-237x300

Cerita Sex: Kenikmatan Abadi

 

Segala macam gaya sex sudah kulakoni, meskipun kadang aku harus hutang untuk mendapatkannya (yang ini kalau nggak kenal banget, nggak akan bisa). Tapi meskipun demikian kebiasaanku melantunkan, “Hallo-hallo bandung” versiku, tak kunjung padam. Kadang di kamar mandi, kadang di tempat tidur, malah kadang di WC sekolah pun kulakoni, terutama sehabis melihat pemandangan indah teman sekelasku yang wanita.

Cerita Sex | Setelah Lulus SMP, aku melanjutkan ke sekolah P di bilangan Jelambar, Jakarta Barat. Mula pertama masuk adalah saat yang paling menyenangkan. Aku mendapat teman baru yang cantik-cantik (yang cowoknya sih nggak usah diceritain), ditambah lagi dengan seragam celana panjang. Sepertinya aku semakin percaya diri untuk mendekati seorang wanita. Tak lama waktu yang dibutuhkan untuk menunjukkan kepiawaianku dalam pelajaran. Aku menjadi bintang kelas yang banyak didekati teman-temanku, terutama yang hobinya nyontek. Untunglah di kelasku (Atau mungkin seluruh sekolah) 80% muridnya hobi nyontek, jadi stock teman tidak akan kehabisan dalam kamus kehidupanku.

Salah satu, eh salah dua dari sekian banyak temanku ada yang dandanannya bisa bikin senjata lelaki tegap. Namanya Jenny dan Lisa. Keduanya sahabat kental. Kemana pergi selalu berdua. Bahkan ke WC pun juga berdua, sampai seisi kelas memvonisnya sebagai pasangan Lesbian. Nah keduanya termasuk dalam siswi yang 80% tadi, sehingga tiap kali ada ulangan mereka selalu berada di dekatku.

“Witing tresno jalaran soko kulino.” Keakraban akan dapat menimbulkan kasih sayang, ternyata benar dan terjadi padaku. Aku benar-benar Fall in Love kepada Lisa, tapi sayangnya kalau aku perhatikan justru Jenny yang ada perhatian denganku. Aku terjerat dalam cinta segitiga yang bikin pusing tuju keliling. Lisa memang lebih cantik dari Jenny. Itu menurutku, tapi body Jenny jauh lebih mantap dari Lisa. Kalau Lisa ibarat Paramitha Rusady, cantik, anggun tapi body agak payah, sedangkan Jenny ibarat Diah Permata Sari, wajah tidak terlalu cantik tapi dada dan pinggulnyaitu loh yang mantap.

Oh ya ada yang lupa, keduanya kalau sekolah mengendarai sedan keluaran terbaru, cuma waktu itu aku tidak tahu siapa yang punya diantara mereka berdua, sedangkan aku sekolah mengendarai kedua kakiku. Sempat juga aku minder, tapi aku dapat menepiskan perasaan itu, apalagi saat Jenny mengundangku untuk mengajari Matematika yang katanya suka bikin dia demam, aku jadi tambah semangat.

Hari sabtu usai bubaran sekolah, aku ikut mobil mereka menuju rumahnya. Tiba di rumah Jenny, Lisa langsung pamit dengan alasan papinya menunggu di rumah. Satu point masuk memoriku. Berarti mobilnya milik Lisa, tapi melihat keadaan rumah Jenny yang cukup megah rasanya tidakmustahil kalau Jenny juga mempunyai mobil. Aku menunggu di ruang tamu dan tak lama Jenny sudah keluar membawakan juice jeruk. Tapi bukan juice-nya yang jadi perhatianku, pakaiannya minim sekali.

Jenny hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, dan kaos oblong, sehingga waktu Jenny meletakkan gelas di meja, aku dapat melihat bulu ketiaknya yang sangat lebat, ditambah tonjolan dadanya yang sangat besar sepertinya sih dia tidak memakai bra. Karuan saja senjataku langsung bergerak mekar, menerobos hutan di sekitarnya. Efeknya langsung aku merasakan sakitseirama dengan tertariknya bulu kemaluanku tersebut. Aku beringsut membetulkan letak senjataku.

“Gimana, La? Bisa langsung mulai nggak?” Jenny langsung pada tujuannya.
“Boleh, boleh,” aku langsung mengiyakan menutupi sikap grogiku.
“Sini dong! Gimana bisa ngajarin gua kalau berhadapan gini?” kata Jenny dengan nada manja.

Aku langsung beranjak, dan duduk di sebelah Jenny di sofa yang untuk 3 orang. Jenny mulai bertanya tentang pelajaran yang menurutnya agak sulit. Aku menjelaskannya dengan dada bergemuruh, apalagi saat paha Jenny saling bertumpangan, celana pendeknya makin tertarik ke atas, sehingga pahanya yang putih dan mulus makin terlihat jelas. Konsentrasiku semakin buyar.

2 jam berlalu, Jenny mulai bosan, akhirnya kami hanya mengobrol. Ternyata Orang tua Jenny jarang ada di rumah. Pantas saja aku tidak melihat seorang pun di rumah sebesar ini, tanpa kuminta Jenny mulai menceritakan hal-hal pribadi tentangnya. Kecanduannya akan ganja, pergaulannya dengan berbagai macam lelaki, jarangnya ada di rumah, dan masih banyak lagi yang intinya menjelaskan bahwa dia adalah salah satu sample produk broken home yang perfect. Tapi yang menarik buatku adalah pergaulan bebasnya. Itu berarti aku juga bisa ikut termasukdalam salah satunya dan 100% Jenny sudah tidak virgin lagi.

Sementara Jenny nyerocos terus dengan ceritanya, otakku berfikir keras bagaimana cara menikmati keseksian tubuhnya. Sampai cerita Jenny habis dan aku pamit pulang, aku belum dapat menemukan caranya.

Tapi Iblis memang selalu memberikan jalan buat pengikutnya. Berawal dari acara sekolah, Jenny dan Lisa yang hobi nyanyi ternyata kesengsem dengan permainan jariku memetik senar-senar gitar. Kunjunganku ke rumah Jenny pun berubah menjadi acara karaoke bersama dengan Lisa.Setelah lelah bernyanyi, Jenny beranjak ke kamar pribadinya dan membawa laser disc (dulu belum ada VCD) porno dan memutarnya.

Kami bertiga menonton bersama. Tak lama dari layar TV 29″ milik Jenny keluar gambar-gambar erotis yang membuat siapa pun akan naik tensi darahnya. Aku melihat Jenny dan Lisa memerah wajahnya, mungkin menahan nafsu, sedangkan aku sendiri sudah merasakan celana dalamku agak basah oleh pelumas yang keluar dari senjataku. Namun aku hanya diam dan berpura-pura bodoh.

“Lis, sini gua bilangin,” Jenny menarik tangan Lisa ke kamarnya.

Aku hanya bengong, entah apa yang dibicarakan mereka. Keluar dari kamar Lisa berpamitan pulang, aku bersorak dalam hati. Ini yang kutunggu.

Deru suara mobil di halaman luar menandakan Lisa telah pulang. Jenny menutup seluruh pintu dan jendela dan kembali duduk di sampingku. Pikiranku sudah membayangkan hal-hal yang indah. Pasti Jenny sudah tidak tahan. Namun aku masih bertahan dengan sikap bodohku dan tetap memandang gambar demi gambar yang keluar dari layar TV. Meskipun seluruh aliran darahku telah bergerak ke arah penisku, dan senjataku sudah mengeras bagaikan batu, aku tetap bertahan karena aku mengenalkan diri kepada mereka sebagai lelaki yang tidak tahu apa-apa mengenai seks.

“Ehmm, serius banget sih La, emangnya belum pernah nonton film begini ya?” suara Jenny membuyarkan angan-anganku.
“Iya,” padahal dalam hati aku bilang,
“Jangan kata nonton, ngelakonin aja sudah sering.”
“Loe, mau nggak gua ajarin!” goda Jenny.
“Apa?” aku pura-pura kaget.
“Iya, seperti di film itu.” balas Jenny.
“Tapi..” aku pura-pura semakin bodoh.
“Tenang aja lah,” Jenny kembali memberi semangat.

Melihat dari rayuannya yang berani, aku sudah bisa menebak pasti hal begini buat Jenny sudah biasa. Entah bagaimana mulainya, yang aku tahu kini aku sedang melaksanakan anganku, dan di hadapanku di permadani ruang tamu yang tebal telah tergolek tubuh indah putih yang selalu hadir dalam anganku saat onani.

Aku bertahan dengan sikap bodohku, meskipun Jenny sudah merangsangku dengan kebugilannya, aku hanya diam. Perlahan Jenny mencium bibirku. Tangannya melepas bajuku, belaian jarinya yang lentik di dadaku membuatku tak tahan.

“Ayo dong La,” tangannya menuntun tanganku ke dadanya yang membusung besar.

Aku dapat merasakan kelembutan dan kekenyalan dadanya di tanganku. Perlahan aku meremas buah dadanya. Jemariku menelusuri permukaannya mencari putingnya, tapi sulit sekali karena putingnya melesak ke dalam. Gundukan buah dadanya belum mencuat seperti guru-guruku. Aku mencongkelnya sedikit dengan kuku. Begitu kudapatkan kupilin pelan ke kiri ke kanan. Jenny menjerit lirih. Dia bergerak melepas celana panjangku, dan dengan tak sabar celana dalamku dilorotkan. Senjataku langsung mencuat ke atas bagai seorang prajurit tempur menunggu instruksi komandan.

“Ohh.. gila! La, punya loe gede banget,” Jenny langsung menggenggamnya dan mengocoknya halus.

Aku semakin tak tahan dengan kepura-puraanku. Aku mulai membalas serangannya. Lidahku mulai bergerak menelusuri lehernya yang putih dan jenjang, turun terus memutari dua buah gundukan besar dan kenyal. Aku permainkan nafsu Jenny dengan tidak menyentuh puting dadanya. Lidahku hanya berputar di buah dadanya. Ternyata Jenny tak tahan.

“Putingnya, La!” tangan Jenny meremas kepalaku dan membimbing mulutku mengisap putingnya.

Kini aku bagaikan bayi mengisap puting buah dadanya, kiri dan kanan. Sesekali kutekan dengan lidah bahkan kugigit pelan. Jenny semakin merintih. Tangan Jenny bergerak menelusuri seluruh tubuhku sesuka hati. Perjalanan lidahku sampai juga pada kemaluan Jenny yang ditumbuhi bulu lebat. Kusibak bulu-bulunya yang menghitam dengan lidahku.

Klitorisnya yang sudah mengkilap kujilati, dan kuhisap sedangkan kedua jariku asyik memilin kedua puting payudaranya. Jenny semakin merintih tidak karuan menahan gairahnya, sedangkan aku yang sudah terbakar masih sabar memberikannya kenikmatan sedikit demi sedikit, padahal kepala senjataku sudah penuh denganpelumas yang keluar. Nafsuku memang sangat tinggi terhadap Jenny, lain sekali dengan WTS yang kukencani.

Lidahku semakin dalam menelusup ke lubang kewanitaannya. Remasan Jenny semakin kuat di rambutku.

“La, gua udah nggak tahan,” suara Jenny terdengar terputus-putus, tapi aku masih terus berkutat dengan daging kecil di selangkangan Jenny.

Kadang kuhisap dengan kuat. Tapi tiba-tiba saja Jenny bangkit berdiri dan mendorong tubuhku, lalu dengan rakus dijilatinya seluruh tubuhku. Puting dadaku digigit-gigit sementara tangannya terus memainkan senjataku. Dan yang paling berkesan, dengan lahapnya Jenny melumat senjataku. Dikocoknya di sela-sela giginya yang putih. Aku mencoba bertahan dari rasa nikmat yang terus mengalir ke seluruh tubuhku. Aku tak mau dicap sebagai ayam sayur.

Akhirnya Jenny sendiri yang sudah tak tahan langsung menaiki tubuhku, dan dengan sekali sentakan pinggulnya ke bawah, amblaslah seluruh senjataku ke dalam lubang kewanitaannya yang sudah basah. Aku menikmati remasan lembut di batang senjataku. Saat pinggul Jenny bergeraknaik turun, aku meremas dadanya, kadang meremas pinggulnya yang bahenol.

Memang lain sekali, jepitan kemaluan Jenny terasa erat mencengkram senjataku. Aku yang selama ini hanya main dengan WTS merasakan sekali perbedaannya. semakin lama gerakan pinggul Jenny semakin kuat. Aku sudah tak tahan lagi, cepat-cepat kupegang pinggulnya, gerakannya terhenti. Lalu dengan cepat kuambil alih posisi. Kini dengan posisi di atas, aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur, sambil terus bergerak mulutku menghisap buah dadanya sedangkan tanganku yang satu memilin-milin putingnya yang satu.

Ternyata jurusku cukup ampuh. Jenny menjerit lirih dan dengan hentakan keras pinggulku dan hisapan kuat di puting buah dadanya, Jenny mencapai orgasmenya. Seluruh tubuhnya bergetar halus dan mengejang kaku. Bola matanya mendelik. Aku merasakan hangat di senjataku. Aku segera memacu pantatku lebih kuat. Jenny berteriak lirih agar segera menyudahi permainan.

“Achh, gua ngilu la, cepet.. keluarin.. jangan di dalam yah..” Aku mengerti perkataannya.

Saat aku merasakan spermaku sudah di ujung, kucabut senjataku dan dengan bantuan tanganku, muncratlah isi senjataku ke atas perutnya yang mulus.

Sejak saat itu tiap kesempatan, Jenny selalu mengundangku ke rumahnya untuk diajari matematika dan mati-matian dalam kenikmatan. Namun aku belum puas jika belum menaklukan Lisa. Aku akan terus berusaha untuk menaklukan sekaligus menyetubuhi Lisa, wanita impianku. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Kenikmatan Abadi appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live