Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Sex: Adinda Putri Cantikku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Adinda Putri Cantikku

 

cerita-sex-adinda-putri-cantikku-300x225

Cerita Sex: Adinda Putri Cantikku

 

“Pah, berangkat yah.”
“Iya sayang. Sini cium dulu”
“Emuach muacch”
“Bye papah”

Cerita Hot | Kulihat putriku berpamitan dan mencium pipiku. Memasuki mobil dan melewati pagar rumah menuju sekolah. Terasa berbeda saat kecil dulu.

Benar-benar sudah besar putriku. Sudah sma sekarang. Oh.. Iya. Perkenalkan namaku Rudy, ayah dari putriku yang pamit. Umurnya masih 45 tahun. Aku adalah bisnis man yang sudah berkeluarga. Namun, istriku sudah meninggal karena penyakit kanker mendadak. Biasanya jika sedang pengen, aku menyewa wanita. Tapi tetap cinta pada istri dan putriku. Fisikku menonjol dan bertubuh gempal dengan otot di lengan.

Sekarang aku tinggal berdua dengan putriku. Putriku bernama Adinda. Panggil saja Dinda. umurnya 17 tahun dia sudah sma kelas 2. Dia sudah benar-benar besar sekarang. Tumbuh cantik dan semok.

Putriku memakai pakaian selalu sembarangan. Seperti saat tadi pamitan, seragam ketat dan rok spannya menunjukkan kemolekannya. Sungguh penampilan yang sangat nakal. Rambut cepol yang indah, kulit putih bersih, lekuk tubuhnya, dada yang sekal, kaki mulus, dan aroma tubuhnya. Itulah ia saat pergi ke sekolah. Jujur saja pemandangan itu membuatku ngaceng tadi. Dia pamit nunduk sehingga belahan dadanya jelas sekali terlihat.

Saat di rumah pun pakaiannya sembarangan. Mungkin ia berpikir rumah sepi tapi aku ayahnya, ayah kandungnya. Gimana kalo aku nafsu sama dia. sadar rud dia anakmu . Penampilan sehari-harinya sering kujadikan tontonan. Bagaimana tidak gumpalan dada yang bergoyang dan lenggokan paha pantat semok yang sering dia tunjukkan.

Tapi, sepertinya dia cuek saja diperhatikan malah semakin mancing. Kehidupan di sekolahnya yang nakal tak bisa kubayangkan bersama teman lakinya. Benar-benar putriku ini sudah berubah menjadi jelita. Layaknya seorang pria, jika Dinda mendekat denganku gimana aku bisa tahan. Dekat dengan tubuh cantik, putih, bening, mulus, semok, dan nakal. Dan biasanya setelah berdekatan dengannya biasanya kuakhiri dengan senam 5 jari dengan sabun di kamar mandi. Kukocok kontolku sambil membayangkan setiap godaan yang ia berikan. Aku membayangkan dikocok oleh tangan putriku ohh… Tangan lentik mulus itu dikocok saja pasti enak banget. Hingga impianku terwujud…

Sore itu, di hari yang sama aku sedang santai di sofa empukku. Pikiranku sangat suntuk dan pusing. Aku jadi mengantuk. Tapi tiba-tiba suara mobil datang di garasiku. Aku langsung mengeceknya. Sebuah mobil mercy milikku parkir dan Adinda cantik jelita keluar dari mobil itu. Dengan manis ia melenggak-lenggok seksi menuju ke arahku.

“Aku pulang pah” ujarnya halus
“Eh Dinda, cantik banget kamu hari ini”
“Bisa aja papah”
“Aku masuk ya pah”

Dinda masuk dan pergi ke kamarnya. Kembali dengan dada yang lompat-lompat kulihat. Ugh ngaceng lagi aku bisa bahaya. Penisku kembali ngaceng melihat seragam mininya. Aku takut pikiranku khilaf, akupun balik ke sofa nonton tv lagi.

Saat menonton tv,
Jklek…. Kriett pintu kamar Dinda terbuka.

Kulihat Dinda dari kejauhan. Dia sudah mengganti bajunya.

Dari sana muncul putri manisku dengan baju yang sama setiap hari. Tanktop tipis yang sekarang warna pink dan Hotpants jeans cerah yang ketat. Sekarang aku tidak bisa mengalihkan pandanganku. Otongku sudah berontak ingin dikeluarkan. Toket kenyal itu seperti menantangku. Paha putih mulusnya membuat aku ingin menggesekkan penisku disana. Ahh… Dinda ditambah wajah cantiknya. Aku ingin sekali crot di muka manisnya dan memfacial lalu memberi tahu bahwa ia cantik sekali. Pipi tembem dan bibir tipis seksi. Pemandangan di depanku membuat aku bengong dan tak sadar Dinda menyadarinya.

“Pah, kok bengong? Liatin apa hayo?” Aduh dia malah menggodaku.

Tahu bahwa penisku sudah ngaceng apa dia mau bertanggung jawab membuatku crot nanti?

Dia bolak-balik ke sana kemari di depanku seolah ingin menggodaku. Tentu saja aku memperhatikannya dan otongku sudah semakin berontak melihat tingkahnya

“Kamu tuh ya udah tumbuh jadi cantik jelita. Nafsuin papah” kacau juga omonganku langsung melantur.
“Iya dong kan gak selamanya kecil” dia menggodaku lagi dan berjalan ke arah sofa yang kududuki dan duduk di sampingku.

Aroma itu lagi, aduh harum banget Din kaya bau memek. Bisa ngaceng berat aku sama anak sma.

“Papah nafsu sama aku? Emang Dinda kenapa sih pah kok bisa nafsu” dia merayuku lebih dan lebih lagi.

Sekarang aku benar-benar ingin menerkamnya. Seolah memancing aku menjawab saja terus terang.

“Itu loh dibawah muka cantik jelita kamu” kubilang sambil menunjukkan ke arah payudaranya.
“Yang mana pah? Ini?” Dinda menjawab dengan kepala mendongak ke atas menunjukan lehernya.

Dengan begini saja kelihatan kulit halusnya di leher. Juga menampakan dadanya lebih luas. Tentu aku bengong.

“Pah, kok bengong sih? Yang ini bukan?” Dinda melambaikan tangan di depan mataku. Aku tersadar dan menjawab
“Eh.. Dinda nafsuin banget baru kayak gitu.” Kujawab dengan lantang karena telah dipancing olehnya
“Jadi yang mana pah?” Dia menyilangkan tangan di dada dan muka sok imut penasaran.

Duh tau rasa kamu Dinda kalo papah crot di mukamu

“Bawah leher kamu. Yang bulat bulat putih kenyal itu.” Kujawab
“Ohh ini pah. Papah mau nih.” Katanya sambil mengoyangkan payudaranya di depanku.

“Eh Dinda kamu kan anak papah” aku terbata-bata pura2 menolak padahal mau.
“Udah pah sini aku jepit muka papah di teteku mau?” Kata Dinda menekan payudaranya saling mendekat.
“Kasian loh pah yang dibawah udah pusing sinih keluarin sama aku” katanya menunjuk dan meletakkan tangan di atas kontolku sambil mengocok dari luar

Karena ulahnya tadi, Aku hanya bisa terdiam dan menikmati permainannya. Aku tidak bisa melawan nafsuku lagi. Dinda bersimpuh dan tersenyum. Ugh ekspresinya. Dia membuka retsleting celanaku pelan-pelan. Lalu membuka celana dalamku. Melihatnya seperti itu aku membantunya. Tuing… Kontolku melompat keluar di depan mukanya. Dia kaget karena tiba2 melompat. Lalu melihat ukurannya dan bingung. Kepala penisku yang sudah ngaceng berat dilihatnya baik2 dan menatap seluruh sisinya. Dia tampak kebingungan dan bertanya.

“Ini kemaluan laki2 pah? Tanyanya
“Sshh.. Iya sayang” aku mendesah kenikmatan baru dipegang saja
“Gede banget pah, aku takut.” Dinda dengan muka menggemaskannya membuatku nggak tahan.
“Papah genit ya masa mau kontolin aku pake titit besar papah” Katanya sambil memegang belom dikocok. Akhh…. Nikmatnya kulit anakku dan jari lentiknya

“Ah.. Dinda jangan gitu dong nanti ayah crot nih” kujawab sambil berdiri

Sekarang aku mengontoli anakku. Kukena2kan kontolku di mukanya dan menggeseknya. Rasanya nikmat sekali. Itu aku belom dikocok sama sekali sudah ingin crot.

“Pah, duduk lagi deh aku mau ngukur adek kecil ini.” Dinda menyuruhku duduk. Ia kembali bersimpuh.

Apa yang dia lakukan? Dinda menaruh penisku di samping wajah mulusnya. Penisku hampir sama panjang dengan wajahnya. Wajahnya halus sekali pipi tembem membuat penisku berkedut dan ingin keluar. Ditambah senyum manisnya. Ukhh… Sebentar lagi aku keluar. Anak sma dapat membuatku keluar cepat. Dasar anak sma jaman sekarang nafsuin banget.

Melihat kontolku yang sudah berkedut dia langsung memgang kontolku dan mengocoknya.

“Dinda kocok yah” katanya sambil mengocok. Nikmatnya Dinda. Rasanya seperti terbang ke langit. Jari lentiknya benar-benar mengocok penisku kali ini. Sungguh nikmat sekali jarinya. Dia mengelus pelan dan membelai membuatku menggelinjang hebat keenakan. Kalau terus seperti ini aku bisa cepat keluar. Ah.. Aku ingin keluar

“Aahhh… Dinda udahan dong ah papa mau keluar inih” kataku meracau karena kenikmatan kocokannya.

Dia belum sama sekali memainkan mulutnya aku sudah ingin keluar.

“Papa gitu aja masa udah keluar” katanya mengeluh menambah gemas.
“Ahh… Dinda mukamu cantik dan manis sekali. Papa keluar sayang.” Kataku ingin keluar. Dan ohh yess….
“Pah jangan keluar dulu” kata Dinda. Apa boleh buat. Sperma ku sudah siap mengguyur mukanya tanpa berhasil ia hindari.

Crrrrotttt…crrrotttt….crottt…..

Penisku berkedut dan menembakan peju tepat di mukanya. 6 tembakan telak di wajah cantiknya. Aku memfacial anakku sendiri. Rasanya sangat lega karena akhirnya aku mewujudkan impian crot di wajah mulusnya dan memberikan facial awet muda gratis. Sejauh ini semprotan yang tadi adalah semprotan terdahsyatku.

“Ah… Papah.. Liat nih mukaku penuh peju. Papah nyemprot banyak banget lengket nih pah.” Teriaknya mengeluh menambah kecantikannya.

“Aku belum masukin kontol papa di mulut aku masa udah keluar aja.” Katanya sambil menunjuk mulutnya.

“Kamu hebat sayang. Bikin crot papah cuma dengan muka dan tangan tanpa toket besarmu dan mulutmu.” Aku memujinya. Memang ia membuatku crot tanpa toket dan asetnya. Baru pertama kali ini aku hanya dikocok udah crot seperti ini. Tanpa pertunjukan apapun dari keduanya. Aku tidak bisa membayangkan jika asetnya bermain denganku pasti enaknya bukan main.

“Gimana pah sudah puas kan dedek kecilnya?” Tanyanya sambil memegang penisku. Masih saja menggodaku setelah aku crot.
“Udah ya sayang lemas nih papah, besok lanjutkan papa titfuck habis kamu.” Kataku menghukumnya.
“Papa ngomongin titfuck, dikocok aja udah crot kelojotan” katanya meledek
“Ini kan karena ekspresi menggemaskanmu sama kulitmu yang halus.

Tangan kamu juga lentik Dinda makanya papah crot seperti ini.” Kataku beralasan

“Pah ambilin tissue” kata Dinda memotong
“Gausah anggep aja facial gratis dari papah. Awet mudah loh sayang tambah cantik.” Kataku meledeknya.
“Ihh.. Sebel yaudah deh aku ke kamar yah pah” uh.. muka menggemaskannya sambil senyum2 lagi.
“Udah ya dedek tidur lagi besok main lagi sama Dinda.” Katanya sambil menunduk mengelus kemaluanku.

Ini seperti lampu hijau untukku. Apa ini berarti aku bisa meng-exe anakku. Putriku ini sudah bertumbuh menjadi sosok yang menggairahkan. Aku tak sabar memetik pertumbuhannya. Toket bulatnya selalu membayangi pikiranku. Bagaimana jadinya jika dijepit disana. Tanpa toket dan vaginanya saja sudah crot. Berikutnya pasti akan ku hukum tetenya dengan memasukan kontol besarku di sela-selanya.

Setelah kejadian kemarin, aku semakin berani dengan putriku. Aku mulai berani onani di depannya. Sekarang putri cantikku sudah menjadi milikku sepenuhnya. Namun masih banyak fantasi yang belum terpenuhi dengannya.

Di pagi hari, seperti biasa ia bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sekarang setiap pagi aku pergi ke kamarnya dan mengecupnya. Aku juga mendapatkan sedikit kocokan sebelum dia pergi.

“Papah udah dong Dinda mau berangkat nanti telat” katanya halus sambil menghentikan kecupanku
“Iya sayang, habis kamu manis banget sih” jawabku menghentikan apa yg kulakukan
“Yaudah berangkat gih hati2 di sekolah digodain cowok hidung belang” kataku menggoda
“Ih.. Nakal enggaklah pah emang papah”

Dinda masuk ke mobil dan menuju ke sekolah. Kembali lagi aku bosan dan menonton tv di sofa sambil menunggu kucuran uang. Bosan di rumah dan penat sudah kebiasaan sehari-hari. Aku sangat kesepian. Bahkan jika aku sangat bosan, aku nongkrong di kafe menunggu Dinda pulang.

Sore ini, Dinda akhirnya pulang. Seperti biasa masih tampak cantik dan manis setelah sekolah seharian. Dia menghampiriku dan memelukku. Nakal sekali dia sudah mulai berani.

“Papa.. Gimana di rumah? Bosen ya gaada aku?” Katanya menggodaku
“Iya sayang gaada yang bisa dimainin” kataku sekenanya sekalian membalas godaannya
“Yaudah ya pah aku masuk” Pantatnya melenggak-lenggok saat berjalan. Sungguh indahnya pantat itu.

Seperti kejadian kemarin, aku terkejut lagi melihat ia setelah berganti baju. Sekarang dia memakai kaos transparan dan hotpants ketat sehari-harinya. Di balik kaos itu terlihat jelas bhnya yg tak mampu menahan toket indah itu. Paha mulusnya juga sama seperti kemarin sungguh putih mulus dan berukuran pas. Otongku berontak lagi kali ini.

“Hei sayang makin cantik aja nih” kataku
“Papa.. Genit ya” katanya menuju ruang makan mengambil makan siang

Aku menghampirinya dan menciumnya dari atas hingga lehernya. Kujelajahi bagian atas tubuhnya saat ia mengambil makan di meja.

“Ah.. Pah Dinda laper mau makan dulu lanjut nanti yah.” Senyum manisnya sungguh membekukanku.

Seketika aku tidak tahan. Aku langsung mengangkat tubuhnya dan meletakan di atas sofa.

“Nakal banget kamu.. Mau kena semprot pejuh papa ya? Senyumanmu itu bikin tambah keras” nafasku semakin memburu menandakan birahi yang tidak terkendali
“Papa lucu banget baru disenyumin udah diangkat ke sini” Dinda malah menggodaku lagi.

Langsung saja kukeluarkan penisku dan Tuing… Penisku keluar dengan bebasnya melompat di depan mukanya.

“Iih.. Papah udah nafsu banget yah sama Dinda? Lucu tuh nunjuk2 aku gemes aku ngeliatnya” katanya. What? Gemes? Ambil saja Dinda makan saja papa rela.
“Sekali keluar aja yah pah? Aku mau makan nih” katanya

Setelah itu dia langsung memegang kontolku. Tangan halusnya lagi-lagi tidak bisa kutahan rasa nikmatnya. Dia kocok perlahan-lahan penisku. Wajah cantiknya menatapku sambil tersenyum. Ditambah pemandangan di bawah wajahnya yang belum pernah kucicipi. Dia mengocoknya dengan halus sekali. Membelainya dengan manis. Aku semakin meracau dan tidak karuan. Dan tiba-tiba Dinda menawarkan sesuatu yang membuatku ingin meledak

“Pa, Mau gak penis papah aku sepongin? Aku masukin mulut pah?” Duarr! Seketika aku kaget mendengar pertanyaannya.

Tentu saja ya. Belaian tangannya aja sudah sehalus ini apalagi mulutnya. Aku langsung mengangguk tanda setuju.

“Oke pah siap2 ya.” Katanya membuatku penasaran.

Dan HAP penisku dilahap. Namun tidak semuanya karena tidak muat di mulut mungilnya. Rasanya tidak tergambarkan. Penisku semakin keras dan ingin keluar di dalemnya. Rasa mulutnya seperti memek. Sungguh mungil dan hangat sekali. Seperti disedot-sedot. Sungguh menggemaskan. Ditambah dengan muka manisnya yang senyum-senyum lagi padaku.

“Sshh yah begitu Dinda. Enak banget mulutmu kayak memek perawan. Ahh… Diurut-urut asiknya.” Kataku mengerang nikmat

Sekarang ia mengisap dan menyedotnya. Kini lebih nikmat lagi. Penisku benar-benar seperti diurut dalam kehangatan. Dia memaju mundurkan mulutnya ke kontolku. Melumat halus kontolku. Sungguh aku sangat keenakan saat itu. Tubuhku sampai menggelinjang. Setelah itu, dia menyedot kontolku sampai ke bagian tenggorokannya. Lebih dan lebih enak lagi kurasakan tambah hangat. Mukanya yang sengsara itu menggemaskan sekali. Aku mencubit muka mulus itu sambil mencium.

Tak lama setelah itu, aku ingin keluar. Wajar saja mulutnya yg seksi ditambah sempitnya membuatku tak tahan. Urutan di kontolku, kehangatan yang diberikan, dan kelunakan mulutnya membuatku berada di titik puncak kenikmatan. Ahh.. Aku ingin crot..

“Dinda terusin Dinda papa bentar lagi keluar. Papa keluarin di mulut yah.” Kataku.

Dinda masih mengocoknya

“Hkggkkh kghhkhhkk.” Katanya tidak jelas karena tersumpel kontolku. Ternyata ia menolak dan menarik kepalanya. Tapi apa boleh buat spermaku sudah di ujung. Dan langsung menyembur

Crott…crrrroottt…crotttt…..crottt

Pejuhku menembak 6 kali di mulutnya. Bertubi- tubi mulutnya tersemprot pejuhku. Sejauh ini tembakan terbanyakku. Pejuhku menyemprot hingga ke sofa. Dia hanya bisa bersabar menunggu. Wajah cantiknya masih menghiasi. Lalu selesailah penisku menyemprotnya dan ia langsung mengeluh manja padaku. Dia muntahksn seluruh air mani yang kusemprotkan

“Iihhh… Papa apa2an sih. Jorok tau aku kan pengen makan. Keenakan sih papahnya.

Banyak banget nih lengket2 jijik.” Katanya manja. Ekspresinya itu sungguh menenangkan. Dengan santai aku menjawab.

“Kamunya sih cantik banget. Mulutnya kayak memek perawan bikin crot.” Kataku
“Ihh nakal kan aku kan anak papa” kata Dinda
“Udah puas papa? Udah kan? Sekarang aku mau makan. Udah ya dedek kecil Dinda nya mau makan” sambungnya sambil membelai halus penisku dan memasukan ke dalam celananya.

Dia langsung menuju kamar mandi dan menyikat gigi. Karena ia ingin makan. Keluar dari kamar mandi seperti biasa. Seperti melihat pemandangan. Aset depan belakangny sangat menonjol.

“Pah kok bengong? Udah. Dinda pengen makan” katanya centil merayuku.
“Ehh enak aja siapa juga yang bengong” kataku pura2 jual mahal.

Pantatnya lagi-lagi melenggak-lenggok saat dia meninggalkanku. Aku bengong dan terbelalak melihat pantat itu saat ia berjalan. Dari depan ia tersenyum ke belakang ke arahku. Ugghff.. Tatapannya. Satu lagi impianku yang terwujud hari ini. Disepongin oleh Dinda. Masih ada impian busuk seorang ayah milikku kepada seorang putri yang ingin aku wujudkan di hari yang akan datang. Sekali lagi, lampu hijau buatku.

mohon kritik dan saranya lagi kalok ada yang salah biar ganti editornya aja ohiya intuk ubdete selanjutnya itu seson adik di buat – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Adinda Putri Cantikku appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Cewek Aneh dan Misterius

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Cewek Aneh dan Misterius – Cerita Dewasa Panas ini dimulai pada bulan April 2000, aku sedang bertugas di kota Malang untuk menyelesaikan auditing sebuah perusahaan di sana. Aku menginap di sebuah hotel di jantung kota bersama 2 rekanku, Andrey dan Erik.

 

cerita-sex-cewek-aneh-dan-misterius-300x230

Cerita Sex: Cewek Aneh dan Misterius

 

2 hari di kota itu, pekerjaan kami sudah selesai, waktu masih sehari lagi. Maka kami sepakat untuk menghabiskan waktu di kota dingin itu. Seperti layaknya anak muda lain, waktu malam yang sepi dan dingin kami berminat membooking cewek-cewek nakal Malang yang amat terkenal.

Cerita Hot | Namun malam itu aku tak ada niat untuk berfoya-foya, sebab hatiku sedang gundah memikirkan nasib dan masa depanku. 3 kali pacaran gagal terus dan semuanya gara-gara cewekku selingkuh dengan cowok lain. Karena di Malang banyak tempat untuk tirakat, maka aku ingin memanfaatkan malam terakhir di kota itu untuk nyepi dan bersemedi. Keinginan itu kuutarakan kepada teman-temanku. Semula mereka memang tidak setuju, sebab mereka ingin bersenang-senang.

“Ya kalian bersenang-senanglah,” kataku sambil tertawa.
“Biar aku yang memanfaatkan malam terakhir ini untuk menyatukan jiwaku dengan alam.” kataku lagi.

Kini gantian mereka yang tertawa, menertawakan kebodohanku.

“Kamu mau nyepi dimana Son?” tanya Andrey.
“Besok kita kembali ke Surabaya jam 6 pagi lho!” timpal Erik.
“Tak masalah, aku akan ada di sini jam 5 pagi, OK,” jawabku sambil mengenakan jaket kulitku. Terus aku pergi sambil tertawa.

Dengan menggunakan jasa angkutan umum aku mencapai wilayah Kecamatan Singosari hanya dalam waktu 30 menit. Sebelum melintas rel kereta api sebagai tanda memasuki kota kecil itu, aku pun turun persis di depan pos polantas. Dari situ aku berjalan sedikit dan kemudian membelok mengikuti arah rel kereta api. Tak lama kemudian sampailah aku di sebuah pemandian alam di Desa Watugede. Konon, kolam itu dulu merupakan tempat mandi Ken Dedes, janda kembang Akuwu Tunggul Ametung yang kemudian dinikahi oleh Ken Arok.

Aku langsung mendatangi pemandian itu dan minta ijin kepada juru kunci untuk bisa semedi di tepi pemandian barang semalam. Pada awalnya si juru kunci keberatan, namun setelah kukeluarkan selembar uang 20-ribuan, dengan wajah berseri-seri aku diijinkan masuk.

Pemandian itu tidak terlalu lebar bahkan terkesan sempit, tetapi airnya sangat jernih dan dingin seperti es. Tepinya terbuat dari batu kuno yang ditata rapi. Ada beberapa patung Kala yang mengeluarkan air dari mulutnya. Juga terdapat beberapa peninggalan lama seperti lingga dan yoni, namun kondisinya sudah rusak. Di sekeliling pemandian terdapat pepohonan rindang dan semak yang menambah kesan angker.

Malam yang gelap dan hanya diterangi lampu 25 watt yang bergantung di sisi rumah si juru kunci. Aku pun mengambil tempat di ujung selatan pemandian dan duduk bersila di sana. Si juru kunci meminjamkan selembar tikar plastik untuk duduk. Ketika dia menawarkan kopi dan makanan kecil terpaksa kutolak. Mana ada orang nyepi sambil minum kopi panas dan makan pisang goreng apalagi kalau ditambah nonton film BF he..he..he..

Suasana amat sepi dan sunyi. Semakin malam terasa semakin sepi. Hanya sekali-sekali terdengar deru kereta api lewat, itu pun hanya dua kali. Deru mobil di jalan raya tak terdengar lagi dari pemandian itu, meski jaraknya tak begitu jauh. Kulihat beberapa kali juru kunci keluar rumah dan melongok ke tempatku semedi, sesudah itu ia masuk lagi. Lepas tengah malam, suasana semakin sepi dan juru kunci tidak keluar lagi.

Udara terasa semakin dingin menggigit tulang, aku pun mulai berhening diri, mencoba menyatukan jiwa, raga dan nuraniku dalam satu genggaman batin. Doa-doa mulai kubaca dan perlahan-lahan menutup sembilan lubang pada diri manusia.

Biasanya, dalam melakukan semedi begitu, konsentrasiku bisa penuh dan bertahan sampai pagi hari. Namun kali ini konsentrasiku tidak bisa total. Seolah-olah ada suara-suara yang selalu menggangguku, ada perasaan-perasaan yang tidak konstan dan akhirnya aku merasa gagal.

Ketika jam menunjukkan pukul 02:30 WIB, kusudahi semediku dan kuanggap gagal. Entah kenapa jiwaku begitu labil dan konsentrasiku terpecah. Aku pun bangkit dan menunggalkan tempat itu tanpa pamit kepada juru kunci yang mungkin saat itu sedang ngorok di samping istrinya.

Karena perut terasa lapar, aku pun berjalan ke pasar Singosari yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Suasana masih sepi tetapi sudah ada beberapa pick-up pedagang sayuran yang datang dan bernegosiasi dengan para pedagang setempat. Ada beberapa warung yang masih atau baru aja dibuka. Maka aku pun memasuki sebuah tenda berwarna biru yang menjual kopi “R&B” dan nasi soto “Balapan”.

Ada beberapa orang nongkrong di warung itu sambil bercanda membicarakan politik negara, presiden yang lucu, menteri yang sering diganti sampai DPR dan MPR yang mereka nilai ceroboh dan bertindak di luar konstitusi.

Saat aku hampir selesai menikmati soto ayam kesukaanku, tiba-tiba seorang wanita cantik masuk dan duduk di seberangku. Busananya sangat sederhana, blus biru dengan bawahan rok semi mini juga berwarna biru. Baik di leher maupun pergelangan tangannya tak ada asesoris. Ia hanya membawa sebuah tas tangan kecil warna biru.

Ia memesan segelas teh manis dan soto. Sementara menunggu pesanan ia cuma menunduk saja. Namun ketika menerima teh manis dari pemilik warung dengan tak sengaja matanya memandang ke arahku. Aku kaget sebab sejak tadi aku mencuri pandang ke arahnya dan tiba-tiba ia memandangku. Tentu saja aku jadi malu. Pandangan itu begitu tajam dan langsung memasuki relung jantungku. Mata itu sungguh indah.

Satu persatu orang meninggalkan warung dan tinggal kami berdua. Meski mangkok sotoku sudah kering dan kopiku yang sudah habis, aku masih menyempatkan diri duduk manis disitu sambil sesekali mataku melirik ke arah cewek cantik itu. Sesekali mata kami bertatapan dan ia menunduk.

Karena tak betah, sifat usilku muncul. Aku pun pindah duduk di dekatnya dan langsung kusapa.

“Koq pagi-pagi begini sudah bangun, mau belanja ya?” sapaku nakal.

Wanita itu memandangku tersenyum dan mengangguk tanpa menjawab. Aku semakin penasaran.

“Nama saya Sony,” kataku memperkenalkan diri. “Mbak siapa?”
“Lasmini, Mas..” jawabnya perlahan. Suaranya merdu sekali di telingaku.
“Asalnya dari mana Mbak?” tanyaku lagi.
“Dari sini saja Mas..” jawabnya perlahan.
“Mbak mau kemana pagi-pagi begini?”
“Mau pulang Mas..”
“Lho, pagi-pagi darimana?” tanyaku.

Dia diam dan cuma tersenyum lalu menunduk. Dibukanya tas tangannya dan berniat mengambil uang untuk membayar soto dan teh manis yang dipesannya. Cepat-cepat aku merogoh saku dan mengeluarkan selembar 20 ribuan dan kuberikan kepada pemilik warung.

“Semua Pak.. sama punya Mbak ini!” kataku.
“Ah jangan Mas.. banyak lho!” katanya malu-malu, tetapi tangannya berhenti dan tidak jadi mengeluarkan uang dari dalam tas miliknya.
“Tidak apa Mbak, kita kan udah kenal berarti Mbak sudah menjadi teman Sony,” kataku menggoda.
“Mbak rumahnya dimana?”
“Di desa sebelah sana, Mas..” katanya sambil menunjuk arah seberang rel.
“Dekat Pemandian Watugede, pemandiannya Kanjeng Ratu Pradnyaparamita.”
“Siapa dia Mbak?” tanyaku pura-pura nggak tahu.
“Dia adalah Ken Dedes dan nama tadi itu nama kebesarannya,” katanya menjelaskan.
“Mbak koq tahu banyak tentang dia, bagaimana bisa?” tanyaku penasaran.

Dia diam dan cuma tersenyum lalu menunduk.

“Mari Sony antar Mbak pulang,” kataku.
“Boleh saja.. kalau Mas Sony mau,” jawabnya sambil tersenyum.

Dan kami pun meninggalkan warung kembali ke arah darimana tadi aku datang. Namun dalam perjalanan timbul keinginan nakalku untuk membawa gadis cantik itu pulang ke hotel. Waktu masih menunjukkan pukul 03:00 WIB. Masih banyak waktu untuk bersuka ria. Siapa tahu dia mau! Ya nggak pembaca.

“Mbak mau kalau Sony ajak jalan-jalan dulu?” aku mulai memancing.
“Kemana Mas, pagi-pagi begini?” jawabnya malu-malu.
“Ke Malang..”
“Ke Malang, mau apa?”
“Sony kan nginap dan tidur di hotel. Bagaimana kalau Mbak menemani Sony di sana?”

Dia diam dan cuma tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Tak disangka dan tak dinyana, ternyata Lasmini mau kuajak dia ke hotel. Wah, ini jelas dia bukan cewek baik-baik. Tetapi tak apalah, cewek baik mana mungkin bisa kudapatkan di warung soto di pagi buta begini?

Maka, dengan mencarter angkota kubawa cewek cantik itu ke hotel. Melewati meja resepsionis aku cuma mengangguk dan kedua penjaga itu tersenyum. Mereka pasti maklum sebab mereka juga masih muda dan terbiasa melihat hal semacam itu.

Mungkin mendengar aku datang dan membuka pintu, Andrey dan Erik yang kamarnya berseberangan dengan kamarku membuka pintu dan melongok keluar. Tapi aku tidak peduli. Aku cepat-cepat mengangkat tubuhnya dan kugendong masuk ke kamar. Mbak Lasmini yang terkejut namun dengan sigap merangkul leherku. Lalu, kujatuhkan ia ke ranjang dan aku berlutut mengangkangi tubuhnya, melepaskan semua kancing kemejanya. Kulepas bajunya dan kuloloskan tali BH-nya dari kedua lengannya, lalu kutarik BH-nya hingga terlepas dari buah dadanya yang besar merangsang itu.

Sementara itu, Mbak Lasmini sendiri menyibukkan diri melepas sabuk dan kancing celanaku dan menarik reitsleting celanaku hingga celanaku merosot ke pahaku. Celana dalamku tampak menonjol dengan penis yang telah membesar dan mengeras. Aku berdiri melepas celana dan kemejaku sementara Mbak Lasmini melepas kait BH-nya dan melempar BH-nya ke lantai.

Aku berdiri telanjang mengangkangi tubuhnya yang tergeletak hanya memakai rok. Kupandangi seluruh tubuh Mbak Lasmini yang menggairahkan itu, berakhir di matanya yang menatap penisku yang mengacung ke atas itu dengan pandangan penuh birahi. Aku tahu apa yang ia inginkan, maka aku pun berlutut mengangkangi dadanya dan ia menaikkan kepalanya menyambut penisku dengan mulutnya.

“Ngghh.. nngghh.. Hhh.. Ooohh.. Mbak.. Mini.. sayaanghh.. ohh..” Aku mengerang menikmati hisapan Mbak Lasmini yang maut pada penisku.

Di dalam mulutnya ia memainkan penisku dengan lidahnya membuat bola mataku berputar ke belakang penuh kenikmatan. Perlahan-lahan kumaju-mundurkan pantatku sehingga penisku keluar-masuk mulutnya sementara jempol dan telunjuk Mbak Lasmini melingkari pangkal penisku, memberi pijatan dan gesekan nikmat pada batang penisku.

“Oh..Mbak, Sony nggak tahan..”

Mbak Lasmini seperti tak peduli pada pekikanku yang memberi tanda-tanda nyata bahwa aku hampir mencapai orgasme, ia terus memainkan lidahnya menyambut penisku yang semakin cepat “mengentot” mulutnya. Bahkan kedua jarinya ikut semakin cepat mereMas dan mengocok batang penisku. “Mbaakk.. aahh..” kenikmatan meledak dalam tubuhku dan aku pun memuncratkan maniku dalam mulut Mbak Lasmini yang tanpa ampun menghisap penisku dengan bernafsu.

Lututku terasa lemas dan aku pun jatuh terlentang di sisi Mbak Lasmini. Ia tersenyum sambil memainkan sedikit sisa air mani di bibirnya dengan jarinya. Tak ada setitik pun bekas air mani di tempat lain, bahkan di penisku yang mulai melemas. Rupanya Mbak Lasmini menelan semuanya. Aku tidak menyangka Mbak Lasmini begitu liar dan ganas sekali. Ia membersihkan bibirnya dengan menghisapnya sambil membelai-belai rambutku.

Matanya memancarkan birahi. Aku mengatur napasku yang tersengal-sengal lalu bangkit berlutut di atas tubuhnya mengangkangi pinggangnya. Sambil bertelekan pada siku, aku kembali menghisap bibir dan lidahnya yang disambut dengan pagutan bernafsu dari cewek cantik ini. Sebelah tanganku mulai meraba-raba buah dada dan putingnya, sementara ia menjilati telinga dan leherku.

Aku lalu melepas kancing roknya dan melorotkan rok sekaligus CD-nya hingga Mbak Lasmini kini benar-benar telanjang bulat. Tubuhku kembali naik hingga kini mulutku tepat berada di atas buah dadanya. Kujilati kedua buah dada dan putingnya bergantian dengan lembut dan basah, semakin lama semakin cepat dan liar, sementara penisku yang Masih lemas menggesek-gesek bulu kemaluannya yang lebat.

“Ohh, Mas Sony.. ahh..” ujarnya tersengal-sengal penuh birahi sambil tangannya menuntun sebelah tanganku ke selangkangannya.

Jari tengahku pun mulai bermain di bibir vagina Mbak Lasmini yang telah basah berlendir itu sementara lidah dan bibirku terus menggetarkan putingnya yang merangsang itu.

“Aagghh.. aahh.. Maahhss..” erangnya sambil menjambak rambutku dan memaju-mundurkan pantatnya seirama gesekan jariku pada bibir vaginanya.
“Maahhss.. ohh, Mahhss.. masukin dong.. Maass..” erangnya memohon. Maka kuselipkan jari tengahku ke dalam liang vaginanya yang hangat berlendir itu dan kukeluar-masukkan perlahan-lahan.
“Akhh.. ohh..!” Mbak Lasmini menggoyangkan badannya sehingga mempercepat keluar-masuknya jariku dengan gerakan pantatnya maju-mundur dengan penuh nafsu sambil kulihat ia menggigit bibirnya.

Kulepaskan mulutku dari putingnya dan jariku dari vaginanya. Ia tersentak kaget seakan tak ingin sedetik pun melepaskan kenikmatan ini. Maka dengan cepat aku berpindah posisi sehingga kepalaku tepat berada di kedua pahanya yang telah lebar mengangkang dengan pantatnya yang seakan menantangku. Kujilat seluruh vaginanya dari bawah ke atas, lalu dengan lembut kumainkan bibir vaginanya dengan ujung lidahku, lalu kembali kujilat dari bawah ke atas.

“Ohh.. teruss.. Maass..” desahnya nikmat.

Kuangkat pantatnya dan kuremas dengan kedua tanganku, sambil lidahku menjilati lubang pantatnya, lalu bergerak menyapu vaginanya, lalu dengan lembut dan nakal, kujilati klitorisnya yang telah mengacung.

“Aaaggaahh.. Maass.. teruss.. Maass..” Erangan tak henti ini membuatku semakin bernafsu dan semakin liar menjilati klitoris dan vaginanya.

Menjawab permohonannya, kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya dan kugerakkan menari dengan liar di dalam vaginanya sambil mulutku menghisap bibir vaginanya dan klitorisnya. Mbak Lasmini pun menjawab keganasan lidahku dengan semakin cepat dan bernafsu memaju-mundurkan pantatnya membuat vaginanya menghantam wajahku. Sungguh liar dan nakal cewek cantik ini.

“Ohh.. ohh.. ohh.. Mas.. oohh..”

Semakin liar Mbak Lasmini mengerang dan menghantamkan vaginanya pada mulutku, semakin bernafsu aku memainkan vaginanya dengan lidahku, sementara gairahku yang terus terpancing membuat penisku kembali menegang keras.

“Ah.. ah.. ah.. Mass.. aakkhh!”

Mendadak tubuhnya menggelinjang hebat dan jeritan keras menyertai sentakan terakhir pantatnya maju menancapkan vaginanya pada mulutku yang menghisap lendir orgasme yang meleleh dari vagina Mbak Lasmini, sementara pahanya kaku menjepit kepalaku dengan erat dan kedua tangannya yang menahan posisi tubuhnya mencengkeram sprei dengan erat. Manis dan nikmat kurasakan lendir orgasmenya.

“Nnngghh.. nikmat..ohh..” dia mengerang sambil terus mempertahankan jepitan kakinya pada kepalaku dan tekanan vaginanya pada mulutku yang terus menghisap bibir vagina dan klitorisnya.
“Ohh..Mass..” mendadak tubuhnya melemas dan jatuh di kasur, melepas kepalaku dari jepitannya.

Aku memanjat tubuhnya dan mengecup bibirnya dengan lembut yang disambut dengan pagutan liar lidah dan bibir bernafsu. Kami berciuman dan saling melilit lidah beberapa saat hingga akhirnya ia melepas bibirku dengan napas terengah-engah dan kami berpelukan erat.

“Hhh, Mas Sonyy.. nikmat, Mas..”

Kami berpelukan beberapa saat, sambil aku dengan lembut dan perlahan-lahan mulai menggesekkan penisku yang telah kembali menegang. Ia lalu melepaskan pelukannya dan turun dari ranjang. Aku melihat tubuhnya yang indah dengan rambutnya yang panjang dan tubuhnya yang putih dan sexy. Tak lama dia kembali membawa sebotol air dingin dan sebuah gelas. Ia mengisi gelas dan memberikannya padaku.

“Ayo Mas Son, airnya diminum, dengan air ini Mas akan menjadi kekasihku selamanya. Di manapun Mas berada, saya akan di samping Mas. Mas cukup panggil namaku maka saya akan datang.. ingat itu ya Mas..” katanya agak sedikit aneh tapi tidak kuhiraukan.

Kuambil gelas dari tangannya lalu meminum air dingin itu. Kutarik tubuh Mbak Lasmini hingga berbaring, lalu kutempel bibirnya dengan bibirku. Ia membuka mulutnya dan kugigit lidahnya yang menjulur ke mulutku. Ia terkejut, namun ia tersenyum,

“Mas Sony nakal ah..” Wajahku masih di atas wajahnya, dan dengan nakal kuteteskan air liurku ke bibirnya.

Ia kembali tersentak, namun dengan nakal menerima air liurku dan mempermainkannya dengan lidahnya sebelum menghisap seluruhnya ke dalam mulutnya.

“Nakal nih! Bikin saya tambah terangsang aja!” katanya sambil mencubit hidungku.

Kami sama-sama tersenyum, lalu kembali saling berciuman beberapa saat hingga ia membuka kakinya hingga terkangkang sambil meraba-raba penisku yang sudah tegang itu di depan selangkangannya.

“Mas, ayo dong.. Masukin lagi.. nggak tahan nich..”
“Oke.. sayang..”

Sambil berkata begitu, kutekan penisku yang dituntun oleh tangannya ke bibir vaginanya yang ternyata telah kembali basah oleh lendirnya.

“Ssllpp..” dengan mudah seluruh penisku masuk tertelan oleh liang vaginanya.

Kugerakkan pantatku maju-mundur perlahan sambil menikmati gesekan dinding vaginanya yang basah berlendir itu.

“Hhh.. mmhh.. Mini sayang.. hhmm..”
“Ohh, Mas Sony.. mmhh..”

Sambil terus menggerakkan pantat maju-mundur seirama sehingga kenikmatan persetubuhan terasa dengan lembut oleh kami berdua, kami pun berciuman dengan lembut dan tidak liar seperti tadi. Kecupan dan hisapan pada bibirnya benar-benar kunikmati dengan lembut seirama dengan sodokan lembut penisku pada vaginanya.

“Hhh. hh. hh..”
“Mmmhh.. Mbak, I Love You, ohh..”
“Ohh, Mas.. ohh, Minii.. juuggaa.. ohh.. teerruuss.. Maass..”
“Oh Mbak.. ohh.. hngk.. hngk.. hngk..”
“Oh Sayanghh.. sayanghh.. terus sayangghh.. ohh..”

Semakin lama, semakin liar kami saling menyerang satu sama lain. Pantat kami sama-sama maju-mundur semakin cepat dan keras. Kuremas buah dadanya dan kujilati sekali-sekali sementara dia menjambak rambutku. Kedua kakinya melingkari pahaku seakan ingin membantu gerakan pantatku agar sodokan penisku menancap semakin keras dan dalam pada vaginanya.

“Ohh.. Mass.. teruuss.. ohh..”
“Ohh.. ”

Gerakan pantat kami sudah semakin liar dan cepat, dan tubuhnya pun terbanting-banting lepas kendali di atas kasur dengan mata terpejam rapat. Mendadak ia menggigit bibir sesaat lalu melepasnya dengan sebuah pekikan kecil.

“Akhh! Maass.. Minii.. ngghhaak tahh.. aahh.. aahh!” Kembali jeritan panjangnya menyertai sentakan pantatnya yang liar dan keras menancapkan penisku sedalam-dalamnya pada vaginanya, sementara tubuhnya dengan liar tersentak bangkit dari posisi tidur menjadi setengah duduk dan tangannya menarik pantatku sekuat tenaga hingga penisku benar-benar menancap sedalam-dalamnya di dalam vaginanya yang berkontraksi dengan liar beberapa detik sebelum akhirnya meledakkan orgasme hebat yang melepas tumpahan demi tumpahan lendir orgasme.

“Aaahh..” Tubuh Mbak Lasmini mengejang hebat dan kepalanya terlempar ke belakang dengan liar sementara tangannya yang kiri meremas pantatku dengan keras hingga kukunya menancap di pantatku.

Tanpa tersadar dia menggigit dadaku hingga keluar darah sedikit.

“Mass.. Sonn.. ohh..”

Pemandangan liar menggairahkan di depan mataku ini memancing ledakan kenikmatan dalam tubuhku yang menyerbu ke batang penisku yang seakan tersumbat itu.

“Ohh.. akhh..” dan pertahananku pun jebol juga.
“Crraatt.. Crriitt.. Crroott..” semprotan demi semprotan air mani kental dan panas kembali muncrat dari penisku, memenuhi vaginanya hingga begitu penuh dan meleleh keluar membasahi paha kami berdua.

Aku memeluk erat tubuhnya yang telah basah kuyup oleh keringat kami berdua dan kuhisap dadanya dengan tak terkendali sehingga kembali tercetak cupang membiru di atas putingnya.

“Crraatt!” Dengan muncratan terakhirku, aku pun melemas dan kami ambruk bersama-sama di atas kasur.

Aku terasa sangat lemas, sehingga aku pun menjatuhkan diri di samping Mbak Lasmini yang juga telah tergolek lemas.

Kami diam tergeletak beberapa saat dengan napas tersengal-sengal. Lalu aku memandang Mbak Lasmini yang menggairahkan itu dan membelai-belai rambutnya. Dia pun menoleh memandangku dan kami sama-sama tersenyum bahagia. Lalu, kami pun berbaring berpelukan.

Sekilas kulihat jam dinding menunjukkan waktu pukul 04:30 WIB. aku hanya punya waktu sedikit lagi untuk tidur. Kupeluk erat-erat tubuh Mbak Lasmini dan kulihat dia tidur pulas di sampingku. Tak terasa, aku pun tertidur.

Namun baru sekelumit, pintu diketok dari luar. Aku segera bangkit dan turun dari ranjang dan membuka pintu. Aku sudah tahu, pastilah si Andrey atau Erik yang mengetuk pintu, sebab hari sudah pagi dan kami harus bergegas pulang. Ternyata memang si Andrey yang mengetuk pintu.

“Sudah jam setengah lima Son, cepetan siap-siap..” katanya.
“Sorry, aku masih ada tamu..” kataku tersenyum.
“Biar kubangunkan dulu..” kataku lagi.
“Tamu?” tanya Andrey sambil melongok ke dalam ke kamar.
“Mana?”

Aku pun menoleh dan menunjukkan dengan jariku ke ranjang. Tetapi alangkah kagetku ketika melihat ranjang sudah kosong. Tak ada tubuh Mbak Lasmini yang telanjang, tak ada BH dan CD serta pakaiannya yang berserakan di lantai, tak ada sandalnya, tak ada siapa-siapa. Bagaimana mungkin Mbak Lasmini begitu cepat pergi? Kulihat jam dinding menunjukkan waktu pukul 04:40 WIB. Bagaimana mungkin dalam waktu cuma 10 menit Mbak Lasmini pergi dengan membawa semua pakaiannya yang berserakan? Ah, mungkin dia malu dan sembunyi di kamar mandi.

Maka, aku pun segera melihat ke kamar mandi, sementara si Andrey melangkah masuk sambil melihat ke segala sudut kamar tidur. Ternyata kamar mandi juga kosong. Aku benar-benar kaget dan ketakutan. Lantas kemana perginya Mbak Lasmini?

“Mana tamunya Son?” tanya Andrey.
“Kamu ini ada-ada saja lha wong tadi kamu datang dan masuk ke kamar sendirian gitu lho!”
“Aku tadi sama cewek cantik namanya Lasmini, Ndrey..” kataku setengah takut.
“Aku tadi melihat masuk kamar sendiri Son. Aku nggak lihat ada cewek bersamamu.” katanya.
“Tidak Ndrey.. aku bawa teman cewek tadi. Lihat ini di sebelah atas dadaku ini ada bekas gigitannya masih ada..!” aku ngotot.
“Lantas dimana dia sekarang koq nggak ada?” desak Andrey.
“Kalau tidak percaya.. ayo kita tanya sama resepsionis,” ajakku sambil mengenakan sarung.

Kami pun lalu ke loby dan kebetulan resepsionis yang tugas semalam belum pulang. Aku segera menghampirinya dan bertanya, apakah tadi pagi aku pulang sendirian atau membawa teman cewek? Dengan santai kedua resepsionis itu menjawab bahwa aku pulang sendirian. Ah Masa?

“Iya Pak, anda tadi pulang sendirian.. Masak kami bohong?” jawab keduanya.
“Jadi saya tidak membawa wanita tadi?” desakku kurang percaya.
“Tidak Pak, anda sendirian tadi..”

Saat itu Erik yang sudah selesai mengatur tas di bagasi mobil Masuk. Dia bertanya ada apa dan aku mencoba menjelaskan. Erik tertawa, “Kamu ini ada-ada saja Son,” katanya. “Wong aku lihat kamu Masuk kamar sendirian koq..”

Semula disangkanya aku mengada-ada dan kedua temanku itu menanggapinya dengan seloroh pula. Namun setelah aku bersumpah “pocong” dan bicara serius, keduanya ikut ketakutan. Menurut mereka aku telah bercinta dengan hantu penunggu pemandian Watugede yang berubah wujud jadi cewek cantik.

“Makanya jangan suka keluyuran di tempat-tempat begitu,” kata Erik.
“Kalau mau nyepi ya sungguh-sungguh bersih, jangan ngawur, ada cewek cantik di jalan diembat saja.” katanya lagi.
“Kapok!!”

Aku tak berani kembali sendiri ke kamarku. Ketika aku berkemas, kusuruh Andrey dan Erik duduk di ranjang. Aku benar-benar takut dan tak habis mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi pada diriku. Melihat ranjang yang masih lusuh itu aku jadi ngeri. Apalagi ketika kulihat bekas spermaku membasahai sprei dan guling.. hii.. ternyata aku telah bercinta dengan hantu! Tapi enak lho pembaca.. upss.

Persis jam enam kami meninggalkan hotel untuk ke Surabaya. Mobil berjalan santai di tangan Andrey yang memang bertugas sebagai sopir kami. Tapi pas melewati “Patung Ken Dedes”, aku kaget minta ampun di depan duduk bersila Mbak Lasmini dengan pakaian kerajaan kuno dia tersenyum padaku.

“Jangann.. ohh.. tidakk..” teriakku.
“Ada apa Son, koq teriak-teriak..?” tanya Erik.
“Itu.. dia ada di depan patung itu..” kataku sambil menunjuk ke arah patung.
“Ah.. kamu ada-ada saja. Wong nggak ada siapa-siapa disitu,” kata Erik.
“Sudahlah.. nggak usah bicara itu lagi. Sebaiknya loe tidur aja Son.. ya,” kata Andrey.

Kurang dari setengah jam kami sudah mendekati tapal batas Singosari. Erik dan Andrey menepikan kendaraan di sebelah kanan untuk membeli apel Batu di pasar buah Mandoroko. Karena masih diselimuti rasa takut dan resah, aku tidak ikut turun. Aku titip saja 5 kilo rambutan Aceh dan 5 kilo apel manalagi.

Duduk diam memandang kesibukan para pedagang buah dan orang-orang kaya yang membelinya, hatiku sedikit tenteram. Kucoba menghilangkan bayangan Mbak Lasmini dari mataku. Cewek itu sungguh luar biasa dalam ngeseks tadi malam. Mungkin karena dia bukan manusia maka dia bisa melakukannya dengan sangat baik. Tetapi, apakah nanti tidak ada efeknya pada diriku karena telah bersetubuh dengan hantu cantik?

Ketika aku sedang merenung itulah tiba-tiba mataku melihat sesosok tubuh ramping di seberang jalan, di depan pompa bensin. aku benar-benar terkejut sampai terlonjak dari tempat dudukku. Mbak Lasmini berdiri di sana sambil memandang ke arahku. Bibirnya tersenyum dan wajahnya ceria sekali. aku ketakutan sampai berkeringat. dan mataku melotot ke arah seberang jalan.

“Hah.. kenapa lagi kamu Son?” teriak Erik sambil memegang keningku.
“Keringatmu dingin dan banyak sekali!”
“Ada apa lagi sih Son?” tanya Andrey.

Aku tak bisa menjawab karena takut. Aku berusaha menyebut nama Mbak Lasmini, tetapi tak ada suara yang keluar dari mulutku yang cuma bisa komat-kamit. Namun aku berhasil mengangkat tangan dan menunjuk ke seberang jalan. Kedua temanku segera mengikuti arah yang kutunjuk.

“Ada Son? Pompa bensin?” tanya Andrey heran.
“Bensinnya sudah diisi koq!”
“Las.. Lasm.. mini!”

Akhirnya nama itu meluncur juga dari mulutku meski terucap amat perlahan.

“Mana?” Erik ikut melihat ke seberang jalan.
“Itu!” jariku tetap menunjuk ke seberang jalan sebab Lasmini memang masih berdiri tegak di sana dengan masih menggunakan pakaian kerajaan kuno.

Dia memang cantik sekali bagai dewi dari kahyangan. Mungkin bila dia ikut pemilihan “Miss Universe” dia akan keluar sebagai juara. Lalu, dia kini melambai-lambaikan tangan ke arahku. Namun kedua rekanku tetap saja menyatakan tidak melihat siapa-siapa. Meski aku ketakutan setengah mati, kedua rekanku santai-santai saja. Andrey segera menstater mobil meluncur kembali di jalan raya dengan cepatnya.

Mataku tak lepas memandangi Lasmini yang masih berdiri disana sambil melambaikan tangan. aku sampai membalikkan tubuh dan memandangnya terus sampai hilang di kejauhan. Aku tidak pura-pura, tidak mengada-ada. Yang kulihat itu benar-benar Lasmini, cewek cantik yang dini hari tadi bercinta denganku! Semua tak percaya, tetapi itulah yang kualami dan Tuhan pasti tahu apa yang sebenarnya terjadi! Oh.. nasibku.. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2016.

The post Cerita Sex: Cewek Aneh dan Misterius appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Niken Memuaskan Birahiku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 Cerita Sex: Niken Memuaskan Birahiku – Setelah berminggü-minggü berhübüngan dengan kak Taüfik tanpa kejelasan, aküpün mülai bosan dan merasa hanya dimanfaatkan saja. Tübühkü hanya diinginkan ketika dia maü. Bahkan pernah ketika sehabismelakükan seks, dia memfoto tübüh bügilkü dan membagikan kepada teman-temannya.

 

cerita-sex-niken-memuaskan-birahiku-182x300

Cerita Sex: Niken Memuaskan Birahiku

 

Akü merasa jengkel dan ingin memberitahünya, namün ketika kü hübüngi, dia tidak pernah membalasnya. Tapi ketika dia ingin melakükan sex dengankü, dia terüs menghübüngikü. Dan bila aku menolaknya, dia mengancam akan menyebarlüaskan foto tersebüt ke selürüh siswa di sekolah. Aküpün hanya bisamenürütinya karena tidak maü repütasikü hancür di sekolah. Akü masük kategori 10 cewek tercantik di sekolah dengan banyak prestasi. Jadi akü terpaksa mengiküti kemaüannya karena dia jüga orang yang küsüka.

Sama seperti siang ini, ketika akü pülang sekolah. Saat itü akü sedang ada ekskül teater dan kak Taüfik jüga sedang ekskül paskibra. Tiba-tiba hapekü bergetar tanda bbm masük.

“niken,nanti kakak tünggü di depan gerbang setelah sekolah selesai ekskül. Ada yang maü kakak omongin.” isi pesan kak Taüfik.

Aküpün berpikir sejenak karena akü tahü pasti kak Taüfik ada maünya kalo menghübüngikü,tapi akü jüga ingin membicarakan tentang foto hot ku yang disebar ke teman-temannya. Aküpün membalas bbmnya, “Oke, kak. Akü jüga maü ngomong sesüatü sama kakak.”

Ekskülteater pün dibübarkan karena latihan südah selesai. Latihan hari ini cüküpmelelahkan jüga sampai sampai bajükü basah oleh keringat, sehingga bra hitamküterlihat dari lüar karena akü hanya memakai bajü kaos pütih polos yang ketat,sedangkan üntük bawahan, akü tetap memakai rok abü-abükü yang pendek. Akü pünlangsüng menüjü pintü gerbang sekolah dan menghampiri kak Taüfik yang südahmenünggü disana

“Aduh,Niken, kok pakaiannya begitu sih? Gak baik tau,” ucap kak Taufik sokperhatian.
“Gakpapa kok, kak. Tadi abis latihan terus males ganti lagi.” jawabku.
“Oh,ya udah. Yuk masuk ke mobil kakak.” ajaknya.

Akupunmasuk ke dalam mobil Jazz merah tersebut dan tak tahu mau dibawa kemana. Didalam perjalanan, kami seperti orang yang tidak saling kenal. Kami hanya diamdengan pikiran masing-masing karena aku masih jengkel kepadanya. Aku hanyasibuk mengutak-atik handphoneku dan kak Taufik fokus menyetir. Tak lama kemudian,mobil pun tiba di rumah kak Taufik dan langsung dimasukkan ke garasi. Aku turundan langsung disuruh masuk ke rumahnya.

“Dudukdisini dulu ya, anggap aja rumah sendiri. Kakakmau ke kamar sebentar.” Kak Taufik pun pergi ke kamarnya dan aku di ruangtamu.

Dimeja terlihat ada sirup satu gelas. Mungkin memang untukku karena akupun sangathaus sekali. Tanpa pikir panjang, aku langsung menenggaknya. Tak lama kemudian,kak Taufik kembali ke ruang tamu dengan masih menggunakan baju seragam. Kamipunmengobrol sebentar. Tanpa kusadari, tubuhku semakin panas dan gerah. Aku rasaada yang salah dengan minuman tadi. Namun aku mengabaikannya karena aku sudahtak sabar ingin menanyakan tentang foto bugilku. “Kak, aku boleh mintatolong gak?” tanyaku.

“Apa?”sahut kak Taufik.
“Fotokujangan kasih tau siapa-siapa dong, nanti aku dikiranya cewek murahan.” ucapku.
“Ohitu… iya, kakak juga mau ngomong itu. Kalo kamu mau liat file aslinya, ada dikomputer kamar kakak. Kamu liat aja dulu fotonya, habis itu terserah mau dihapusatau enggak. Kakak mau ke kamar mandi dulu.” jawab kakTaufik sambil meninggalkanku.

Tubuhkurasanya semakin menggila. Mungkin minuman tadi sudah dikasih obat perangsang,tapi aku tidak peduli. Aku langsung masuk ke kamarnya dan mencari file fotokudi komputer kak Taufik yang sudah menyala. Aku ingin menghapusnya dan berharaptidak ada copy-annya lagi. Namun ketika sedang mencari foto tersebut, tiba-tibaada kedua tangan memegangi tanganku dari belakang. Ketika aku menoleh untukmengetahui tangan siapa itu, pemiliknya langsung melumat bibirku.

“Mpphhh!!”desahku tertahan. Ternyata itu kak Taufik.

Akupunlangsung membalas ciumannya karena aku juga sudah sangat terangsang. Kamiberciuman dengan sangat ganas dan panas. Namun setelah beberapa saat, aku kemudianmelepaskan ciumannya.

“Kak,jangan sebar foto aku lagi ya. Aku mau kok ngapain aja asal rahasia kita jangan ada yang tau.” aku berkata kepada kak Taufik.
“Iya,Niken sayang. Kakak janji kok gak akan sebarin lagi.” balasnyasingkat dan langsung menciumku lagi.

Dibaliknya tubuhku dan dipeluknya denganerat hingga kini kami saling berhadapan berpelukan dengan lidah yang saling menghisapdan membelit. Bunyi kecap lidah kami sangat jelas terdengar. Sambil tetapberciuman, kak Taufik menggendongku menuju ke ranjangnya. Aku yang sudahterangsang hanya bisa pasrah saja. Ditidurkannya aku di kasurnya yang luastersebut. Diciuminya aku satu persatu, mulai dari kuping hingga leherku.

Akumulai mendesah pelan. “Ahhh… Kak!” Kak Taufik terus menjelajahitubuhku dengan mulutnya. Dibukanya kancing seragamku satu persatu. Diciuminyadadaku yang masih terbungkus oleh bra merah.

“Hmmm…kak, hmmm…” akupun terus mendesah.

Lalu tangan ka taufik meremaspayudaraku. Dibukanya kaitan bra yang memang berada di depan. Dan dia mulaikembali menciumi payudaraku lagi.

“Ahhhh…kak, ahhh…” Diemutnya putingku bergantian kanan dan kiri, kadang juga digigitnyakecil sampai meninggalkan bekas kemerahan.

Aku yang sudah tahu apa yang akanterjadi selanjutnya, langsung saja membuka rok abu-abuku beserta celanadalamku.

Melihathal tersebut, kak Taufik juga membuka seluruh pakaiannya dan memamerkan tubuhberototnya. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengarahkan penisnya ke mulutku.Aku pun dengan sigap membuka bibir dan memasukkan benda itu ke dalam mulutku.Kukulum penisnya dengan penuh nafsu. Kulakukan gerakan lembut dengan lidahkusambil mataku menatap ke arah kak Taufik yang sedang merintih keenakan. Kujilatujung kemaluannya dengan lidahku sambil kadang kugesekkan ke gigi-gigiku.

“Ahhh… yes, like this, honey! Ahh… holy shit!!” desisnya saat lama-lama kulumanku menjadi semakincepat.

Kumaju mundurkan kepalaku hingga dia merintih tak tahan. Kak Taifuk punmemegangi kepalaku dan ikut memaju mundurkan pinggulnya.

“Ahhhh…iya, terus! Bentar lagi kakak keluar!!” lenguhnya.

Akupun semakin semangat memblowjobnya, hingga tak lama kemudian kurasakanlahar panas memenuhi mulutku.

“Ahhhh…yes, swallow it!!” kak Taufik tetap menahan kepalaku, mau tak mau akupunharus menelan sperma tersebut.

Akukira semua ini akan berakhir cepat karena kak Taufik sudah orgame, namun ternyatadugaanku salah. Dia melepas kepalaku dan mengeluarkan penisnya yang terlihatmasih tetap tegang. Dengan kasar, dia pun mengatur posisi untuk menyetubuhiku.Dibukanya kedua pahaku lebar-lebar dan dia mengambil posisi tepat di tengah-tengahdiantara kedua pahaku. Dia siap untukmelakukan penetrasi. Dengan sekali percobaan, seluruh batang kejantanannyalangsung masuk ke dalam liang vaginaku. Ditusuknya vaginaku dengan tempo pelan untukmenyesuaikan diri.

“Ahhh… kak, ahhh… yes! Slowly!” akupunmulai mendesah pelan.

Kedua tangannya meremas kedua payudaraku dan mulutnyamencupang leherku. Tubuh kami semakin menyatu dan tempo genjotankak Taufik makin lama semakin cepat.

“Ahhh…kak, ahh… ahh… ahhh…” desahku terputus-putus mengikuti irama tusukanpenisnya.

Ketika sudah bosan dengan posisi ini, diamengangkat kakiku yang jenjang ke pundaknya. Tangannyatetap meremas kedua bongkahan payudaraku.

“Niken,ahh… you’re ahhh… so ahhh… sexy ahhh…” pujinya sambil terus memompatubuhku dengan cepat.

Aku yang disetubuhinya hanya bisa merem melek keenakansambil ikut mendesah.

Saatitulah, pas lagi enak-enaknya, tiba-tiba pintu kamar kak Taufik terbuka.

“Surprise!”

Ternyatadua orang teman kak Taufik masuk dan salah satunya ada yang membawa handycam.Akupun langsung berontak dan mencoba melepaskan diri. “Apa-apan ini? Kak,lepaskan aku!!” teriakku. Namun kak Taufik malah semakin cepat memompatubuhku dan tangannya sudah memegang kedua tanganku.

“Tenangaja, Niken. Kakak cuma mau buat kenang-kenangan kok sebelum kakak lulus.”bisiknya.

Akupunsontak kaget dan langsung melototkan mataku ke arah kak Taufik. ”Kakak gila!”umpatku.

“Sst…gak usah kaya gitu. Kakak tau kok kamu juga lagi horny kan?” tuduhnya.

Ya,aku akui itu. Bahkan, bukannya berusaha kabur, aku malah pasrah dengan apa yangakan terjadi. Dan yang lebih aneh lagi, tubuhku terasa semakin horny, mungkinkarena pengaruh minuman yang dikasih kak Taufik.

Melihatkeadaanku yang hanya pasrah di bawah tubuh kak Taufik, teman-temannya yangmemegang handycam mendekatiku dan segera merekam aksi persetubuhanku dengan kakTaufik.

“Gila, Fik. Seru juga nih ya. Ini kan adek kelas yang diincarsemua lelaki di sekolah kita? Kok lo bisa sih?” ucap temannya yangmemegang handycam.

KakTaufik tidak menjawabnya, dia terus fokus memompa tubuhku. Sementara teman yangsatunya sudah mulai melucuti pakaiannya sendiri. Terlihat badannya yang kekardan penisnya yang ukurannya hampir sama dengan punya kak Taufik menegangsempurna. Tanpa pikir panjang, dia langsung menghampiriku dan mengarahkanpenisnya ke mulutku.

Mula-mulaaku menolaknya. Aku kunci mulutku agar penisnya tidak masuk. Namun kak Taufikmencubit putingku sehingga dengan refleks akupun berteriak. “Auww!!!”Dengan cepat penis tersebut didorong ke dalam mulutku. Dan saat sudah masuk, kepalakuditahan olehnya. Dia lalu memaju mundurkan pinggulnya sehingga penisnya sepertimenyetubuhi mulutku. Aku yang sudah pasrah terpaksa harus menikmatinya.Kumainkan lidahku melingkari kepala penis tersebut dan kadang kujilati lubangkencingnya.

“Ahh…you become little slut now!” kata teman kak Taufik keenakan sambil matanyamerem-melek memandangiku.

Sedangkan temannya yang sedang merekam adegan panasini juga sudah telanjang bulat dan mengocok penisnya sendiri.

KakTaufik dan temannya tiba-tiba mengentikan gerakannya. Lalu kak Taufikmelepaskan penisnya dan membantuku bangun. Sekarang dia pindah ke belakang,sedangkan temannya yang penisnya tadi kukulum, pindah ke depan dan mengambilposisi tiduran. Aku mengerti apa yang diinginkan oleh mereka. Dengan perlahan,aku menaiki tubuh teman kak Taufik dan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.

Blessss!!!

Masuklahbenda coklat panjang itu dengan sekali hentakan. Vaginaku rasanya begitu nyeridan penuh. Tanganku segera bertumpu pada dadanya yang bidang saat aku mulaimenggoyangkan tubuhku.

“Ahh…ahhhh… ahhh… ahhh…” aku mendesah, semakin lama gerakanku menjadi semakinliar.

Aku seperti coboy yang lagi mengendarai kuda. Bedanya, yang ini kudanyaadalah manusia dan aku bertumpu pada penisnya. Teman kak Taufik memelukkusehingga kini dada kami saling menyatu. Aku cium bibirnya dan dibalas denganlidahnya yang memasuki rongga mulutku.

Tiba-tibakurasakan benda tumpul menggesek lubang anusku. Aku berusaha menoleh ke belakang,namun kepalaku tetap ditahan agar ciuman kami tidak terlepas. Kurasakan benda itu mulai memasuki anusku secara perlahan. Sangat perih karenaini untuk yang pertama kalinya. Setelah ciuman kami terlepas, barukah aku tahuternyata kak Taufik lah yang sedang berusaha memperawani lubang Anusku. Belumsempat aku memohon agar dia tidak melanjutkan, kak Taufik dengan sekali hentakanyang kencang menusukkan penisnya. Dia berhasil menerobos lubang anusku!!!

“Ngghhhhhh…!!”akupun menjerit menahan sakit, mulutku membuka membentuk huruf O.

Namunbelum selesai penderitaanku, tiba-tiba sebuah penis sudah memasuki lubang mulutku,memaksaku untuk diam.

“Mhhhhmpph!!!”

Ternyatateman kak Taufik yang memegang handycam yang melakukannya. Ia mengarahkanhandycam-nya tepat ke wajahku. Di-zoom nya wajahku yang sedang kepayahanmengulum penisnya sambil merintih keenakan. Aku yang sudah terbawa nafsu,menatap handycam tersebut dengan wajah yang sayu. Oh tidak, inikah yangdinamakan gangbang? Sangat menyiksa namun begitu nikmat.

Merekabertiga terus melakukan aktifitasnya. Tangan mereka pun bekerja semua. Ada yangmeremas payudaraku, memukul pantatku dan memegang kepalaku. Tiba-tiba penisyang ada di mulutku kurasakan semakin membesar, mungkin akan mengeluarkanspermanya. Segera kulakukan deepthroat agar penis tersebut segera menyemburkanisinya. Namun teman kak Taufik menarik penis tersebut keluar. Diambilnyatanganku dan disuruhnya aku untuk mengocoknya. Aku pun melakukannya menghadap kemukaku sambil kutoleh handycam dan mendesah,

“Ohhh… yess, a littleharder, guys! Ahh… little harder!” aku merintih kesetanan.

“Ahh…come on, faster! Ahh… kocok yang cepet! Aahhh…” pinta teman kak Taufikyang hampir menjelang orgasme.

Lalu… Crooot! Crooot! Crooot! keluarlah semua isipenis tersebut, mengenai tepat di wajah serta rambutku. Aku pun terusmengocoknya sampai penis tersebut mengkerut kecil. Lalu kumasukkan lagi ke dalammulutku untuk membersihkan sisa-sisa sperma yang masih ada. Aku sudah sangat terbawaoleh nafsu dan tidak menggunakan akal sehat lagi.

Setelah itu teman kak Taufik pun mundur danmelanjutkan merekam persetubuhan dua pria dengan satu wanita. Aku yang dihimpitdua pria serta dua penis yang menusuk lubang kemaluan dan anusku, hanya bisamendesah keenakan. Rasa perih, geli, dan nikmat bercampur menjadi satu. Setelahcukup lama, tiba-tiba kurasakan vaginaku berdenyut.

“Ahhh… come on ahh… aku udah gak kuat lagi,kak!” aku meracau seperti kesetanan.
“Ahhhh… kak, I’m cuming! I’mcuming! Ahh… yess ahh… fuck! Ahhhh…” akupun orgasme untuk pertama kalinya.

Tubuhku langsung lemas dan mereka juga berhenti menggoyangkan pinggulnya.

Tapi belum sempat aku beristirahat, tiba-tibateman kak Taufik mengambil posisi di belakangku dan kak Taufik pindah ke depan.Teman kak Taufik mengambil posisi duduk dan menarik tubuhku untuk dipangkunya.Penisnya yang besar mencoba menerobos anusku lagi. Mungkin karena sudahdiperawani oleh kak Taufik jadi tidak terasa terlalu perih.

“Nggghhhh!!” kami berdua melenguh saatpenis dan anus kami menyatu.

Dia langsung menidurkan dirinya dan diriku sehingga aku sekarang telentang di atas tubuhnya, dengan penisnya ada di dalam anusku.

Kak Taufik membuka lebar pahaku dan memasukanpenisnya ke dalam vaginaku. Dengan sekali hentakan, ambles lah seluruh batangkemaluannya ke dalam vaginaku. Oh, God! Aku akan di gangbanglagi. Kedua pria tersebut menggerakan pinggulnya masing-masing. Aku hanya bisa mendesahdengan muka pasrah dan penuh sperma. Aku tatap kamerasambil menggigit bibir bawahku agar terlihat lebih menggoda.

“Ahhh…yes, ahh… fuck me harder!” aku meracau tidak jelas karena kedua penistersebut terus menggali kedua lubangku.

Tiba-tiba kak Taufik semakinmempercepat kocokannya dan kurasa dia akan segera keluar.

“Ahhh…ahhh… kakak mau keluar!” Dia terus memompa tubuhnya semakin cepat.

Akupunjuga merasa akan orgasme. Kurasakan penis kak Taufik semakin membengkak dandinding-dinding vaginaku juga mulai berdenyut kencang.

“Aaahhhhhhhhhh…ahh… ahhhhhh!!” desahku panjang tanda orgasme.

Kak Taufik juga keluardan menumpahkan spermanya ke liang vaginaku. Temannya yang sedang memompaanusku pun berhenti untuk membiarkan aku untuk merasakan detik-detik orgasmeyang aku alami.

Cairankental keluar dari liang vaginaku. Air mani kak Taufik dan cairan orgasmekumeleleh bersatu keluar bagaikan sungai karena begitu banyaknya. Kak Taufik yangsudah orgasme melepaskan penisnya dan mendekatkan kembali ke wajahku. Akulangsung saja memegang batang yang sudah loyo itu dan memasukkannya ke dalammulutku untuk membersihkan sisa-sisa spermanya yang masih ada.

Setelahsedikit istirahat, teman kak Taufik yang penisnya masih berada di anusku mulaimenggerakkan pinggulnya kembali. Namun aku sudah sangat lelah hingga aku memohonuntuk berhenti. “Kak, aku sudah capek. Nanti lagi ya?” pintaku dengansuara lirih.

“Tanggung,kakak juga udah mau keluar nih. Lanjutin aja dulu bentar. Sekarang kamu gantiposisi ya,” sahutnya.

Akuyang sudah sangat lelah langsung berinisiatif berdiri dan membalikkan tubuhkumenghadap dirinya. Dia tetap tiduran. Aku mulai menurunkan pinggulku menujupenisnya.

“Nghhhhhhh!!!” Dengan mudah penisnya masuk ke lubang vaginaku.

Akupun langsung menaik-turunkan tubuhku dengan cepat agar dia cepat orgasme danmengakhiri ini semua.

“Ahhh…yes, ahhh… yess!” erangku yang sudah kesetanan.

Kedua tanganku meremaskedua payudaraku sendiri untuk menambahkan nikmat yang tiada tara ini.

“Iya,ahh… begitu, ahh… Niken, ahhh… terus, ahhhh…” dia memerintahkuuntuk terus memompa diriku sendiri.
“Ahhh… kak, ahhh… do you like it,baby?” aku menggodanya tanpa menurunkan tempo.

Tubuhkuterus bergoyang naik turun menikmati persetubuhan yang sangat melelahkan ini.Vaginaku mulai berdenyut lagi. Kurasa aku hampir orgasme untuk yang keduakalinya.

“Ngghhhh…kak, aku ahhh… mau keluar!” jeritku.
“Iya,terus goyangin badan kamu!”
“Akukeluarrrr… agghhhhhhh!!!”
“Kakakjuga, ahhhhhhhhh…”

Kamipunorgasme secara bersamaan. Dia melepaskan seluruh spermanya ke dalam vaginakusehingga ketika aku berdiri untuk melepaskan penisnya, spermanya yang bercampurdengan cairan vaginaku menetes melalui pangkal pahaku.

Setelahkurang lebih tiga jam aku disetubuhi, akupun mandi di rumah kak Taufik untuk menghilangkan bau sperma dan keringat kakak kelas yang ada di tubuhku. Setelah selesai mandi, aku pun meminta kak Taufik untuk memenuhi janjinya untuk tidakmenyebarkan video tersebut. Ya, untuk terakhir kalinya aku melakukan hal inidengan kak Taufik karena ia sudah lulus dan melanjutkan kuliah di luar negeri,sedangkan aku masih harus dua tahun lagi untuk meluluskan sekolah SMA-ku ini. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Niken Memuaskan Birahiku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Rokok Promo Adventure

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Rokok Promo Adventure – Beberapa tahun lalu saya sempet ikutan kompetisi Adventure yang diadakan sebuah perusahaan rokok. Ketika itu saya terpilih jadi satu diantara 50 finalis dari 75000 peserta, akhirnya 10 mengundurkan diri tinggal 40. Walaupun saya tidak menang seleksi tapi saya memenangkan hadiah yang lebih oke buat saya, yakni salah ceorang cewe promo girl perusahaan tsb (sebut saja si Dian). Ini buktinya topnya cewek Ibukota. Beruntunglah para pejuang aktivitas penis yang tinggal di ibukota negara tercinta ini.

 

cerita-sex-rokok-promo-adventure-225x300

Cerita Sex: Rokok Promo Adventure

 

Awal pertama saya melihatnya cewe promo girl ialah di restoran tempat semua petualang berkumpul sebelum diberangkatkan menuju lokasi seleksi di kawasan hutan lindung di Jabar. (sorry gak boleh spesifik takut ketahuan belangnya hehe). Ketika itu Dian bertugas membagikan kaos dan aksesoris perlengkapan petualang lainnya. Pertamanya sih saya tidak terlalu memperhatikannya karena emang banyak banget promo girls yang cakep-cakep di acara itu. Mana semua pakai celana pendek dan kaos ketat pendek lagi. Bagi saya waktu itu pemandangan begini jarang banget deh (kan gue anak kampung).

Rata-rata tinggi semampai (min.162cm), putih bersih dan berambut panjang yang diikat pony tail di belakang topinya. Pakai sepatu olahraga bermerk semua dengan kaos kaki pendek putih. Ketika itu saya baru aja nyampai dari Gambir dengan tas ransel berat plus sepatu boot lapangan saya jadi capai banget. Sambil leyeh-leyehan saya ngeliatin postur mereka yang emang aduhai banget, rata-rata keliatan udelnya dikit, dan putih mulus licin. Saya yakin bukan saya saja yang konak ngelihat pemandangan itu tapi semua lelaki petualang di restoran itu.

Tiba-tiba saya dikejutkan oleh sapaan suara halus serak,

“Hallo, bang Jaya yah, dari Yogya?”, Dian menyapa.
“Eh, iya mbak”, jawab saya gugup karena mendadak ada bidadari cantik putih bersih di depan ku.

Kulihat tubuhnya sintal juga, pasti beratnya lebih dari 50 kg (tinggi sekitar 165-an). Atau mungkin pengaruh kaus ketatnya itu. Udelnya keliatan separuhnya, perutnya langsing licin juga. Kakinya jenjang berisi dengan paha yang sedikit lebih gede dibanding betisnya (tidak kurus gitu). Betisnya mengkilap licin.

“Ini tolong diisi ya, mas!”, sambungnya membuyarkan lamunanku.

Dian menyodorkan selembar kertas berisi perjanjian yang menyatakan kesediaanku menanggung semua risiko, termasuk kematian! Wah, karena yang nyodorin bidadari ya langsung aja saya tanda tangani (di akhir seleksi pahaku sempat robek kecil 10cm).

“Oke, bawa sini”, jawabku mantab.

Setelah itu saya berbasa basi dan berkenalan. Ternyata ia pernah di Yogya juga, ia peranakan Jawa-Cina -Padang. Mungkin karena itu ia menjadi LO saya dan beberapa rekan Jateng. Kemudian ia pamit sebentar mengambilkan perlengkapan untukku. Pagi itu ia menemani makan pagi sambil mendengarkan briefing serta cerita petualang tahun lalu yang sempat patah kaki tapi lolos seleksi. Asyiknya makan diruangan yang penuh bidadari dan sesama petualang. Serasa mau berangkat perang. Pagi itu sarapan enak kita terakhir sampai akhir minggu itu.

Setelah itu kita harus berpisah dengan bidadari Liaison Officer kita dan naik bus menuju lokasi. Di tengah jalan kita dibentaki untuk pindah naik truk gerobak untuk melalui jalanan kasar menuju base camp. Rupanya panitia menyewa tentara untuk menguji kita. Ah, siapa takut. Yang penting nanti ketemu Dian lagi begitu pikirku (ah tapi bukan cinta at first sight lho).

Sesampainya di base camp kita diperintahkan meninggalkan ransel dan mempersiapkan peralatan trekking. Kubawa kompas dan senter, tak lupa laken air serta sebatang coklat. Kemudian kita dibawa oleh perahu melintasi danau dan dilepas di tengah hutan. Hari mulai gelap, tugas kita mencari jalan pulang ke base camp dibantu peta buta. Sial juga, malam itu saya sempat tersesat sendirian, mana kaki terkilir terpeleset di tebing. Setelah itu saya berdoa, akhirnya saya berhasil sampai pulang ke base camp jam 2 pagi. Total perjalanan ca 20 km.

Hari-hari berikutnya penuh dengan berbagai even uji ketangkasan baik di air maupun darat. Dengan tanpa peralatan sampai ke kendaraan offroad. Persahabatan sejati antar petualang memungkinkan kita untuk survive, baik ketika kita kelaparan di tengah hutan maupun saat kita terluka. Untungnya dokternya cantik, jadi kita berebut untuk bisa menemuinya. Saya yang robek pahanya terjatuh dari motor sempat pula dielus-elus bu dokter cantik, tapi gak ada konaknya lha pakai alkohol kan perih.

Kembali ke cerita akhirnya selesai juga seluruh even melelahkan itu. Puncaknya ialah hari terakhir berenang lintas danau diteruskan trekking lari cross country (total 25 km-an). Malamnya kita berbarbeque di pinggir danau sekaligus perpisahan. Saya masih ingat hari itu adalah hari ulang tahun saya. Malam itu datanglah sejumlah bos beserta seluruh LO kita yang cantik-cantik. Lumayanlah penyegaran setelah semingguan dikerjain ama mas-mas sangar berambut cepak. Seperti bisa ketebak, malam itu saya bertemu Dian.

Dian dan teman-temannya masih memakai seragam promo girlnya yang seksi itu. Maklum para bos kita kan rada kejam juga sama karyawatinya, pakai mini lah baju seksilah,. Anyway, malam itu saya mengambil daging sebanyak mungkin agar bisa jadi energi untuk keesokan harinya. Kuhampiri Dian untuk menawarkan jaket dekilku, gentleman kan?, mulanya kupikir ia akan menolak karena jijay, eh ternyata ia mau, entah karena malam emang dingin banget atau ia emang pingin nunjukin niat berdekatan denganku. Yang jelas jaket perang koreaku menjadi pahlawan malam itu.

Ketika malam makin larut dan para bos pulang ke Jakarta (promo girlsnya pada nginep karena esoknya bantuin jadi water girls, itu yang bagiin minuman di jalan) akhirnya saya dan Dian mojok berdua. Kayaknya dia emang respon baik ke saya. Bahkan sambil bergurau ia sempat mengelus jenggotku yang beberapa hari tak kucukur. Orang hutan katanya.

“Eh, Dian, aku hari ini ulang tahun lho, ke 21”, kataku sambil bermuka sedih.
“Oh ya, wah selamat ya, tapi kasihan ya”, jawabnya.
“Lho, kenapa emangnya?”
“Kan, harusnya dirayain di tempat romantis sama yayangnya” katanya sambil melirikku manja.
“Hehe, nah ini lagi ngapain”
“Maksudnya?”, tanyanya dengan muka lucu.
“Ya kan aku sedang ditemenin yayangku di tengah alam bebas dan diterangi pijar api unggun di kejauhan, kurang romantis apa coba?”
“Ah, mas Jay bisa aja ngegombal”, katanya sambil mencubitku gemas, tapi emang bener sih gombal.

Gombal dikit gak pa pa. Yang penting kan bukan untuk nyakitin hati cewek. Yang jelas seiring larutnya malam kita makin akrab. Sampai ke, “Dian mau ngasih kado apa nih buat aku?”, tanyaku. “Hmm, apa yah, ikut aku deh”, katanya sambil berdiri, digenggamnya tanganku. Halus benar dibanding telapak tanganku yang tertempa tali tampar, bebatuan tebing, dayung dan kendali kendaraan. Berdua kita menyusuri jalan setapak menuju base camp sampai pada suatu kesempatan kita berbelok memasuki rerimbunan.

Untung malam itu bulan bersinar terang sehingga cukup menerangi langkah kita. Pikiranku udah sangat ngeres sampai akhirnya kita berhenti pada segerumbul bunga sepatu. Dian memetik tiga buah dan memberikannya padaku. Setelah kuucapkan terima kasih, kuambil satu lalu kuselipkan pada telingaku. Dia tertawa. Lalu satu kuselipkan pada telinganya, cantik sekali dia. Yang sebatang lalu kugigit, lalu kuberlutut dan mencium tangannya. Dian tertawa renyah karena kelakuanku. Lalu ditariknya aku berdiri.

Tiba-tiba ia merangkul pundakku lalu mencium bibir ku yang menggigit bunga. Setelah itu diambilnya bunga itu lalu ia kembali menciumku. Kali ini bukan sekedar kecupan namun kusambut dengan kuluman hangat bagai sepasang kekasih. Tercium bau rambutnya yang wangi serta kontras denga bau jaket koreaku yang kecut. Kususupkan tanganku di punggungnya sambil sesekali menggigit lembut bibirnya. Terasa dada padat kenyalnya lembut menekan dadaku, terasa hangat di dalam dinginnya malam di daerah perbukitan ini. Kurebahkan tubuhnya perlahan di atas tanah lalu tanganku mulai nakal menjelajah memasuki t-shirt ketatnya, dari perut lalu naik ke susunya yang ber-BH katun elastis tipis. Nampak Dian juga menikmati, membuatku semakin berani menjelajah kebalik BH-nya dan meremas bongkahan daging indah itu lembut namun mantap.

Malam itu tidak terjadi keseruan apapun. Maklum esoknya hari yang melelahkan buat saya. Namun Dian berjanji apabila saya berhasil selamat sampai finish ia akan memberiku hadiah yang lebih spesial. Karena ucapannya sambil melirik dan tersenyum nakal maka pikiran jorokku sudah ke mana-mana.

Keesokannya lomba dimulai jam 6 pagi, kita berangkat dengan perahu ke seberang danau. Startnya dilakukan dari atas sebuah bukit. Kita harus naik ke sebuah tebing 75m dengan scrambling lalu menuruni disisi lain dengan rappeling, lalu mencebur ke air danau berenang sejauh 4 km ke seberang danau lalu lari lintas hutan sampai finish.

Singkat aja saya berhasil selesai di urutan ke lima (namun karena saya pernah gagal di nomor MTB, akibat keseleo di malam pertama, akhirnya saya gagal seleksi). Saya sempat bertemu Dian ketika keluar dari danau, sambil memberiku segelas air ia sempatkan mencium pipiku sambil berbisik,

“Ingat hadiah istimewanya lho, Jay”. Beberapa kawannya sempat nyorakin tapi Dian senyum aja cuek, akhirnya saya memulai cross country dengan hati damai dan kontol siaga.

Itulah hebatnya wanita, bisa membuat sebagian otot kita melembut sekaligus otot lain menegang. Sesampainya di finish, saya celingukan mencari bidadariku yang memberiku semangat sehingga saya berlari bak diuber anjing. Entah kenapa, sebetulnya ada banyak promo girl cantik sexy yang ngasih air dan mengguyur kita sepanjang lintasan namun yang ada di benakku hanya Dian dan tubuh sintal hangatnya. Setelah agak lama duduk di bawah bivak peneduh akhirnya datang sebuah jip yang mengangkut beberapa promo girl. Kaki-kaki mulus berlompatan turun dari mobil, hingga ke sepasang kaki mulus terbalut Reebok putih biru tua. Dian!!!

Dengan cepat Dian melangkah menuju saya dengan senyum lebar dan tangan terbentang. Dia langsung memeluk tubuhku yang masih sedikit berkeringat dan sangat bau ini.

“Selamat ya, I’m so proud of you honey!”, wah dia menyebutku ‘honey’. Kusambut rangkulannya dan kukecup pipinya.

Kawan-kawanku yang juga telah sampai finish bersorak dan mulai berkomentar sirik. Kita tersenyum aja cuek. Kugandeng Dian berdiri melangkah pergi,

“Mau nyari air dulu ya, rek!”, dalihku.
“Banyu opo rek, nggali sumur tah?”, goda Guntur, dasar arek Suroboyo gendeng sitok iki. Untung si Dian cuek.

Akhirnya kita menuju ke tepian danau tempat beberapa kano tergeletak setelah dipakai lomba beberapa hari lalu. Kebetulan tempatnya sepi, panitia sibuk ngurusin kawan-kawan yang belum sampai finish serta peserta yang rewel dan cedera. Sebagian peserta juga sibuk godain promo girl yang nyebarin refreshments buat mereka.

Akhirnya kita duduk berdua di sebuah tenda kubah tempat perlengkapan air disimpan. Karena sebagian perlengkapan tadi dipakai event maka tempatnya agak longgar. Wah asik juga dari luar pasti tak ada yang curiga. Dian senyum senyum aja sambil sesekali membersihkan mukaku dengan handuk kecil yang sudah dibasahi, tak lupa dia membersihkan luka di paha kananku. Saya lalu membuka ventilasi tenda, karena walapun di bawah pahan mulai agak panas juga. Kulepas kaus kutungku dan kubersihkan tubuhku dengannya. Dian memandangiku dengan senyum simpul, matanya mengikuti segenap gerakanku.

Kubalas tatapannya dengan senyum pula. Damai sekali terasa. Gadis ini memang memiliki pandangan yang menyejukkan. Walaupun tubuhnya sangat sexy namun kepolosan wajahnya bisa membuat lelaki sejenak tidak berpikir ke arah ‘itu’ (tapi sejenak aja lho hehe). Kubelai lembut rambutnya yang kini tergerai setelah topinya dilepas. Indah sekali, sedikit ikal dan kemerahan, sesuai dengan matanya yang bening coklat.. Ah tak tahan lama-lama, kutarik tengkuknya dan kukecup bibirnya lembut,

“Katanya mau ngasih hadiah”, tanyaku penuh harap (ngeres sih),
“Apaan sih hadiahnya? Istimewa kan?” sambungku sambil tersenyum nyengir kuda.

Tiba-tiba Dian melepaskan pelukanku lalu meraih kebelakang tengkuknya. Kupikir ia hendak melepas BH eh salah, ternyata ia melepaskan kalung kulit yang melingkari leher putih jenjang indahnya. Kemudian ia menyuruhku menunduk dan mengalungkannya padaku. Kulihat liontinnya dari logam berbentuk lumba-lumba.

“Kalung ini aku dapat dari Kanada, kata saudaraku di sana lumba-lumba itu simbul penjelajah bumi menurut kaum Indian di sana, elu tuh petualang gue”, jelasnya.

Saya mengangguk-angguk dan mengucapkan terima kasih. Namun mungkin tersirat juga di wajahku pandangan berharap konak gak jadi.

“Nah, yang ini bonusnya Jay!”, tiba-tiba Dian bangkit dan duduk di pangkuanku menghadap wajahku.

Dirangkulnya leherku lalu dikulumnya bibirku. Wah, kaget nikmat juga nih, dan si Jenderal pun menabuh genderang perang. Dengan tangkas Dian melepaskan kaus ketatnya dan BH katun putih tipisnya. Jadi kita sekarang tinggal bercelana pendek dan bersepatu sport.

Susunya yang putih besar itu menantang sekali, putingnya pink dengan areola sebesar logam seratusan lama. Ujung putingnya meruncing kecil membuatku tak tahan untuk segera mengulumnya. Kutangkap kedua susunya dan kuremas satu sama lain sambil bergantian kukulum kedua putingnya. Dian mengerang dan menggelinjang. Tangannya menyusuri tengkukku mengusap dan menjambak rambutku.

Tak lama kemudian kembali kukulum dan kulumat bibir indah Dian sambil memeluknya erat sehingga dadanya tergencet dadaku yang kekar. Kedua telapak tanganku bergerak menyusup masuk ke dalam celananya meremas kedua bongkah daging mulus yang tersimpan dibaliknya. Dian mengerang dan terus menggelinjang diatas pahaku sehingga membuat gesekan dengan si Jendral yang makin keras aja (maklum udah 2 minggu gak dapet mecky maupun coli).

Perlahan kurebahkan tubuh Dian ke sampingku. Dalam posisi begini Dian tampak cantik sekali. Susunya yang besar tampak mengembang ke samping dan naik turun seiring desahan nafasnya. Tangannya tergeletak ke atas bersama beraian rambutnya yang membuatnya makin feminin. Saya merunduk dan mengecupnya sembari telapak kananku menyusup menuju kawasan sensitifnya, sebelumnya dengan terampil kulepaskan kancing dan ritsluiting nya. Perutnya berkeringat, tapi terasa dingin, dasar emang cewek langsing begini pasti biarpun panas berkeringat, tetap aja tubuhnya sejuk menyegarkan.

Jemariku terus berkelana memasuki tepian CD-nya yang berenda hmm cukurannya rapi juga.

“Jay, jangan pakai tangan ya say, kan kotor, ntar gue keputihan”, tiba-tiba Dian menghentikan tanganku untuk masuk lebih jauh.

Iya sih gak tahu kan kuman apa aja yang nempel di tubuh dekil saya. Akhirnya kuraba aja garis meckynya dari luar celana dalam katunnya. Karena dari bahan katun, cepat saja cairan cintanya membasahi permukaan CD-nya. Langsung aja saya berinisiatif memelorotkan celana pendek merah sekaligus CD putihnya (nurunin bendera dong?). Dian mulai mendesah sambil matanya terpejam, kepalanya mendongak ke atas dan bibir bawahnya digigitnya lembut menahan desahan gairahnya. Kupandangi bidadari cantikku ini. Badannya yang bugil putih mulus berkeringat mengkilat memantulkan warna biru tenda (bukan lagunya Desy lho!).

Secepat kilat kupelorotkan celana pendek Reebok hitamku, tentu sekaligus CD sportku (celana renang Speedo). Kini tubuh kita sama-sama bugil kecuali sepatu lari kita. Wah jadi ingat pas di Jerman sama si Tiffany dari Quebec. Lalu kurebahkan tubuhku tengkurap diatas badan Dian, dada kita bersentuhan namun badanku masih kutopang dengan kedua tanganku. Si Jendral bergesekan lembut dengan bibir mecky Dian yang mulus tercukur rapih.

Dari cukurannya kayaknya dia bukan virgin lagi nih.

“Elu yakin gak, Dian? Kita kan baru kenal.Gue gak mau ngambil perawan elu, Dian”, bisik gue sok muna.

Dian gak menjawab tapi tersenyum aja sambil matanya dikedipin seakan menganguk mengerti akan sikapku. Herannya cowok kalo bersikap gentle gini malah dapet lho biasanya, tapi ada juga sih cewek doyan dikasarin.

“Gue juga pengen kok, Jay. Gue suka ama elu.”, bisik Dian kemudian sambil tangannya turun mencari si Jendral.

Herannya walaupun si Jendral udah sembunyi diantara lembah pahanya Dian masih aja ketemu. Dasar Jendral suka sembunyi tapi pasti ketahuan deh. Digenggamnya lembut si Jendral sambil perlahan mengocoknya naik turun dalam ritme yang pelan sekali.

Saya gak tahan lagi deh, buru-buru saya memelorotkan badan ke bawah untuk kemudian kubenamkan lidahku ke celah mecky Dian. Dian nampak terkejut nikmat dan spontan menjambak rambutku. Kuteruskan sejenak hingga basah banget, aroma wanginya terasa menyengat dan asin, mungkin karena berkeringat. Panasnya udara di dalam tenda makin panas aja. Perlahan kuberanjak naik ke perutnya, kususuri sekeliling pusarnya dengan jilatan kucing lembut, lalu naik ke dadanya yang membusung karena diremas tangannya.

Hmm bukit runcing kembar ini lembut sekali, kalo semalam saya kurang jelas melihatnya karena gelap kini tampak jelas putingnya yang memang pink tegak runcing bagaikan ujung hapusan pencil. Dian menikmatinya sambil mendesah dan menggelinjang. Dia tak mau kalah, dijepitnya si Jendral yang panas dengan pahanya lalu digeseknya perlahan. Dari sini kuyakin bahwa ia bukan perawan, habis tekniknya mahir sekali. Semoga meckynya tidak longgar, pikirku.

Tak lama kemudian Dian menarikku keatas dan kitapun berciuman mendalam sekali. Basah. Itulah kata yang tepat menggambarkan keadaan kita berdua saat itu. Luar-dalam baik oleh keringat maupun cairan gairah kita. Dian lalu meraih si Jendral dan menuntunnya menuju lobang meckynya. Disibaknya labia mayoranya dengan palkonku lalu blesek, dengan lambat tapi lancar si Jendral memasuki dunia basah yang amat disukainya.

Walaupun terasa agak longgar namun enak juga mecky si Dian. Terasa hangat dan licin sekali. Kupercepat goyanganku wah ternyata meckynya nyedot juga. Tapi tidak empot-empot kayak punya si Hwa-hwa. Biasa aja tapi ya enak dong, mana ada sih ML gak nikmat. Yang bikin istimewa dari si Dian ialah kecantikannya yang semakin bersinar dan tubuhnya yang ideal sekali dipegang. Gerak tubuhnya ritmis bukti kerajinannya ber-aerobik. Sembari kakinya disilangkan dibelakang pantatku, pantatnya bergoyang mengikuti irama pompaanku. Enaknya ngentotin bidadari.

Sekitar 20 menit berlalu dan sayapun mulai merasakan palkon saya mulai berkedut.

“Dian honey, gue mau keluar nih”, ucapku cemas,
” dicabut dulu yah, ganti posisi”. Tanpa disuruh dua kali Dian langsung membalik tubuhnya dan nungging.

Pantatnya indah luar biasa, labia mayoranya yang tebal tampak merangsang sekali dari belakang. Hmm, langsung aja kugesekkan kembali palkon saya pada celah meckynya dan slep, kali ini semakin licin aja namun terasa banget panasnya meckynya meningkat. Dengan liar Dian menggoyang pantatnya maju mundur kiri kanan memutar. Sejenak saya diam, kubiarkan ia menikmati ritme sesuai keinginannya, namun lambat laun gerakannya mulai lemah.

Langsung aja kupegang pinggangnya yang langsing licin dan kubenamkan dalam-dalam si Jenderal, lalu dengan ritme teratur kusodok dalam sekali. Dian meronta dan mulai terjerembab ke depan. Ah sekalian aja kutindih tubuhnya dari belakang, pompaanku pun makin cepat dan akhirnya sampailah. Kucabut cepat dan kujepitkanbatang si Jendral pada celah pantat dan crrt… crrttt… spermaku melesat membasahi punggungnya bahkan sebagian sampai ke rambutnya. Kupeluk ia sambil badanku rebah ke samping. Ah capai sekali saya habis triathlon gitu langsung ML dengan gadis sexy yang liar ini. Masih untung saya bisa konak sepanjang permainan.

Setelah itu kita berbenah dan cepat keluar dari tenda, masih sepi, ah aman deh pikirku. Lalu kita bergandengan menuju base camp. Ternyata sedang ada briefing penutup sebelum sorenya kita semua berangkat kembali ke Jakarta. Melihat kita berdua mesra bergandengan gitu, Mr. Kim bossnya, meledek kita. Teman-temanpun bersorak. Kulihat Dian tersipu malu. Ah, bidadariku ini, saya masih hutang O padamu.

Sore itu kita kembali ke Jakarta terpisah, Dian dengan kendaraan panitia, saya naik bus mini bersama rekan petualang lain. Karena kupikir di Jakarta kita masih bisa ketemu maka saya gak sempat tukeran alamat. Ternyata dugaanku salah, kita langsung dibawa ke Gambir dan Pulo Gadung. Saya lalu naik Senja Utama bisnis kembali ke Yogya. Perasaanku menyesal sekali, pingin rasanya tinggal di Jakarta beberapa hari lagi namun ternyata kita sudah dipesankan tiket pulang sesuai cara kita datang.

Ya sudah, kawan-kawanku berusaha menghibur namun tetap saja sedih hatiku. Kalau saja ada waktu dan kesempatan mungkin pertemuanku dengan Dian bisa menjadi love at first sight tuh. Namanya jodoh, susah ketebaknya. Kalaupun ada keajaiban dan Dian membaca cerita ini, wah kayaknya cepet-cepet kontak gue deh. Miss you so much! Emang bukan nama sebenarnya yang gue pake, tapi kalau elu baca secara mendetil pasti elu bakalan ingat deh. Dari tempat ama waktunya aja elu pasti inget deh ya.Yah gue realistis aja, gak berharap banyak, anggep aja sebuah pertemuan antar teman lama, kayanya seru, kan? Buat rekan Adventure yang inget gue kirim juga deh, terutama yang berangkat. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Rokok Promo Adventure appeared first on Doyanbokep.

Cerita Rahasia 8

$
0
0

Sepenggal kisah Mesum, Yang Tertulis menjadi cerita dewasa nyata, cerita dewasa terhangat, cerita dewasa, Malam ini saat mulai tidur kepalaqu terasa berat. Aqu risau selama beberapa jam, tapi menjelang dini hari akhirnya aqu bisa tertidur juga. Aqu tak tahu berapa lama aqu tidur, rupanya sebentar, karena ada sesuatu yang membuatku terbangun.

cerita dewasa nyata, cerita dewasa terhangat, cerita dewasa

Ada yang mengusik tubuhku saat aqu sedang tertidur lelap. Sebuah benda berat menindih lenganku. Aqu membuka mata dan melihat lampu ruangan masih menyala, rupanya aqu tadi lupa mematikannya. Mataqu terasa pedih, kemudian aqu mengedip-ngedipkannya sebentar, sampai mataqu mulai terbiasa. Kemudian saat aqu melihat ke sebelah kiri, aqu terkejut. Benda berat yang menindih lenganku adalah Shana.

Shana rebahan di sebelahku. Kepalanya ada di dekat pundakku, sementara tubuhnya memeluk erat lengan kiriku. Ia mengenakan kaos putih tipis dan celana pendek loenggar, wangi sabun dari tubuhnya bisa kucium dengan sangat jelas.

Kenapa ia bisa ada di sini? Jantungku berdegub kencang. Aqu ingat, mungkin aqu lupa mengunci pintu ruangan saat akan tidur tadi. Aqu kelelahan dan pikiranku kacau, aqu sampai tak ingat mengunci pintu.

“Di….,” Ucap Shana agak mendesah. Rupanya ia tak tidur.

Shana menengadahkan kepalanya, berusaha menatap mukaku. Jarak mukaku dan mukanya kini hanya beberapa centi.

“Maafin aqu, Di…. Aqu tau aqu yang salah,” ucapnya pelan.

Aqu berusaha menenangkan diriku.

“Shan… kenapa loe tiba-tiba ke sini?”

Shana menghela nafas, kemudian memeluk lenganku dengan lebih erat. Aqu dapat merasakan gesekan buah dadanya dari luar kaos yang ia kenakan.

“Hmmmm…. aqu pengen, Di…”

Aqu terkejut mendengar kata-katanya. Ucapan Shana berhasil membuat darahku berdesir. Sebelum aqu sempat mengucapkan apa-apa, tiba-tiba Shana mencium leherku, kemudian tangannya meraba kemaluanku dari luar celana boxer yang aqu pakai.

“Tan…. kenapa loe tiba-tiba jadi… ”

“Mmmmmh….. Mmmmhhh…” bibir kami langsung beradu, saling lumat dan saling hisap. Oooh, sungguh aqu merindukan bibir ini. Aqu merindukan kelembutan bibirnya setelah terlalu lama.

Tangan Shana menyelinap ke balik celanaqu, kemudian ia mengambil gagang kemaluanku dan mengeluarkannya dari celana. Dengan gerakan yang pelan dan lembut ia mulai mengocoknya, sementara itu bibir kami terus berpagutan. Refleks, tanganku juga menyelinap ke balik kaosnya dan mencari gunung mungil yang sudah lama kurindukan. Aqu meremas buah dada kiri Shana dan memainkan pentilnya. Pentilnya sudah keras dan tegang, sangat enak untuk dimainkan menggunakan jari.

Shana bangkit, ia duduk di atas lututku. Kemudian ia mengarahkan kemaluanku yang sudah berdiri tegak ke arah selangkangannya yang masih terhalang celana. Pelan-pelan ia menggesek-gesekkan ujung kemaluanku ke selangkangannya.

“Hhhhh…. aqu kangen sama kemaluan loe, Di…. Mmmhhh…”

Tak lama kemudian ia memerosotkan celananya sendiri beserta celana dalemnya. Terlihatlah kemaluannya yang bekas dicukur dan masih tak berubah dari dulu. Shana menggesek-gesekkan ujung kemaluanku di bibir kemaluannya tapi tampak berhati-hati.

“Shan…. Ohhh….” aqu tak sanggup menahan desahan.

“Uhhh… hanya gesek-gesek aja ya Di…. ini yang terakhir kalinya…” desah Shana.

Mendengar kata-kata itu tiba-tiba saja aqu jadi merasa agak kesal. Aqu tak mau. Aqu tak mau hanya sekedar begini. Aqu menginginkannya. Aqu ingin tahu apakah dia masih perawan atau tak saat ini. Aqu tak mau kehilangannya.

Tanpa minta izin lebih dahulu, aqu menarik kedua tangan Shana, kemudian aqu lempar tubuhnya ke atas kasur. Aqu menindihnya, kutahan kedua lengannya dan kulebarkan kedua kakinya.

“Aw! Di! Loe mau ngapain?” Shana protes.

“Please, Shana…. Aqu mau jadi yang spesial buat loe… aqu mau….” ucapku sambil berusaha menahan tangannya yang meronta-ronta.

“Jangan Di… aqu udah, aqu udah tuna.. nga… aaaaaah!”

Dengan gerakan yang memaksa, kepala kemaluanku masuk ke dalem bibir kemaluan Shana. Ia masih berusaha melawan, tapi tenagaqu lebih kuat dalem menahan gerakan tangan dan kakinya. Kudorong lagi pinggulku ke arah depan, kemaluanku masuk semakin dalem ke lubang kemaluan Shana. Oooh… rasanya sungguh luar biasa. Rasanya berbeda dengan lubang kemaluan Ghea, milik Shana terasa lebih hangat dan lebih lembut. Kuteruskan mendorong kemaluanku, kemudian kugunakan sedikit tenaga hingga gagang kemaluanku masuk seluruhnya ke kemaluan Shana.

“Adiiii…! Aghhh! Sakiiiit! Sakit Di….!” Shana menjerit. Gerakan tangannya berubah menjadi lemas, dan sedikit demi sedikit ia berhenti melawan. Tapi ia mulai menangis.

“Shan… jangan nangis… please aqu minta maaf,” ucapku.

“Sakiiit…. loe jahat….. ”

Aqu melihat ke arah kemaluan Shana, kemudian aqu menemukan bekas darah yang membasahi seprei kasurku. Aqu terkejut. Aqu tak tahu apa yang harus kukatakan sekarang.

“Loe masih perawan, Tan?” tanyaqu terbata-bata.

“Sekarang udah gag, bego loe! Bego!” Shana memeluk leherku dan berusaha menghentikan tangisannya.

Aqu tak mau menyia-nyiakan ini. Perlahan aqu mulai menggenjot kemaluan Shana, awalnya agak pelan karena aqu tak ingin menyakitinya lebih lanjut. Dinding kemaluan Shana terasa sempit dan meremas-remas gagang kemaluanku. Jadi rupa inilah kemaluan dari perempuan yang selama ini selalu kurindukan, yang selalu kuinginkan. Luar biasa.

“Aaaaaah…. Aaakhh… Ooouhhh…” Aqu terkejut mendengar Shana mulai mendesah. Ternyata ia cepat bisa menikmati ini.

“Udah gag sakit kan, Shan?” tanyaqu sambil mempercepat genjotan.

“Gag…. ahhh enak… mmhhh….” desah Shana.

“Aqu cepetin lagi ya?”

“Uuhh… Iya bang… yang cepet… terus bang….”

“Hah? Shan? Sejak kapan loe manggil aqu bang…..”

Shana melepaskan pelukannya, kemudian aqu dapat melihat mukanya. Ia bukan Shana! Ia Ghea! Bagaimana mungkin? Tak masuk akal!

Ghea berbaring di bawahku, kakinya direntangkan lebar, tangan kirinya meremas-remas buah dadanya sendiri. Ghea tampak tersenyum, tapi ia terus menggerak-gerakkan pinggulnya supaya aqu tak berhenti menggenjotnya. Ia tersenyum sambil mendesah, kemudian perlahan ia mengacungkan jari tengahnya ke depan mataqu.

Aqu gemetar sekujur tubuh. Dengan sangat cepat, Ghea bangkit dan mendorong tubuhku. Aqu jatuh terlentang, kemudian kepala Ghea turun hingga ke depan kemaluanku. Ia kemudian menghisap kemaluanku dengan mulutnya. Kemudian ia menggigitnya. Ia menggigit kemaluanku! Krauk! Krauk! Aqu menjerit sekuat tenaga. Aaaaaaaa!

Kemudian aqu terbangun di atas tempat tidur. Hanya mimpi? Tak ada siapa-siapa di sampingku. Tak ada Ghea, tak ada Shana. Aqu masih sendiri.

Hari-hari kujalani seperti biasa. Rasa rindu terhadap Shana Maupun Ghea perlahan kini mulai memudar. Aqu sadar, Shana bukanlah jodohku, dia adalah obsesi dalam hidupku. Tak pernah mengungkapkan isi hatiku cukup menjadi penyesalan yang kusimpan dan tak akan terulang kembali.

Ghea… perempuan berkaca mata yang memberiku kehangatan dikala aku bimbang. Betapa berdosanya aku bila terus memanfaatkan dia. Kini dia telah bahagia dengan suaminya. Hubungan kita tetap baik. Terakhir kudengar ia melahirkan anak kembar.

Shana dan Ghea 2 perempuan yang memberikanku pengalaman indah tak terlupakan. Yes.. it’s me… simple think of me. Sepucuk surat pernah kutuiskan untuk Shana, entah berguna atau tidak yang pasti aku sudah berusaha jujur pada diriku dan pada dirinya. Aku pernah jatuh cinta kepadanya.

The post Cerita Rahasia 8 appeared first on Doyanbokep.

Gegap Gempita Sex Metropoitan

$
0
0

Sekilas Cerita Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Nyata, Cerita Dewasa Terhangat, Dalam kehidupanku tak ada masalah dalam rumah tangga maupun lingkungan kerjaqu. Suamiku juga sangat pengertian dan memenuhi segala kebutuhanku baik lahir maupun batin. Aqupun dilahirkan dalam lingkungan yg memegang teguh agama dan adat jawa. Dan tak heran setamat kuliah aqu dan Mas Heldy memutuskan untuk menikah, sebab kita sudah lama pacaran. Dalam kehidupanku boleh dibilang berkecukupan, selain bapakku yg seorang pamong di daerah jawa tengah, orang tua Mas Heldypun terbilang orang cukup berada dan menetap di jakarta.

Cerita Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Nyata, Cerita Dewasa Terhangat

Sesudah menempuh hidup bersama dalam rumah tangga kita selama 1,5 tahun, maka kita merencanakan menunda punya anak. Mas Heldy ingin aqu mencurahkan perhatianku kepada pekerjaan dan ingin tetep menikmati kehidupan berdua dulu tanpa di ganggu anak dulu. Ketika ini usiaqu menginjak 27 tahun. tinggiku 158cm dan rambut sebahu. kulitku kata teman2ku sawo matang, sebab jika putih pasti kalah dgn orang chines. Tak heran selama aqu kuliah dulu di daerah surakarta,banyak teman sekampusku yg coba endekati, namun hatiku terpaut pada Mas Heldy saja. Bukan materi yg aqu kejar pada dirinya, namun sebab sikapnya yg santun thdp aqu. Teman2 bilang aqu terlalu pilih2,namun semua itu salah, dan kebetulan Mas Heldy datang kekostku slalu pake BMW kadang mercy milik orang tuanya. Tapi aqu lebih suka jika ia datang dan jemput pake sepeda motor saja. Bukan apa2, di kampungku orangtuaqu juga punya mobil seperti itu.

Kehidupan sexualku normal dan Mas Heldypun tau ttg seleraqu. Ia sangat mengerti kapan kita bisa berhubungan badan dan kapan tak. Aqupun tak mau Mas Heldy terlalu memporsir tenaganya untuk melaqukan kewajibannya. Sebagai wanita jawa aqu dituntut untuk nrimo dan pasrah saja.

Kita tinggal di surakarta dan menempati rumah pemberian orang tua Mas Heldy. Di rumah yg luas dan asri ini, kita tinggal dan ditemani dua orang pembantu suami istri. Kedua pembantu itu sudah lama ikut dgn orang tua Mas Heldy. Umur mereka kira2 65 tahun. yg perempuan bernama mak imah dan pak Sobur. Kita mempercayakan rumah kepada mereka jika kita pergi kerja.

Setiap hari aqu kekantor kadang diantar Mas Heldy dan kadang aqu nyetir sendiri. Suatu ketika aqu pulang kantor dan mau kerumah, aqu tanpa sengaja menyerempet sebuah sepeda yg dikemudikan oleh seorang lelaki paro baya. Lelaki itu jatuh dan aqu sebab taqut dan kaget, maka aqu larikan saja mobilku kearah rumah. Sehingga dirumah aqu, masukkan mobil dan diam di kamar. Masih terbayg olehku ketika, lelaki itu jatuh dan memanggil manggil aqu untuk berhenti, namun aqu tancap gas.

Dirumah perasanku tak tenang dan itu aqu diamkan saja dari Mas Heldy. sesudah kejadian itu besoknya aqu minta diantar kekantor dgn Mas Heldy. hampir tiap malam aqu bermimpi bertemu dgn lelaki yg ku tabrak itu. hingga2 Mas Heldy heran akan sikapku yg berubah dingin dan gelisah. Lalu Mas Heldy menanyakan sebab perubahan sikapku itu. Aqupun berterus terang dan Mas Heldy memahaminya. Lalu ia sarankan aqu untuk menagmbil seorang sopir, untuk mengantarku. Aqupun setuju, sebab aqu memang trauma sejak ketika itu menyetir sendiri.

Beberapa hari kemudian, datanglah sopir yg dicari Mas Heldy itu. Alangkah kagetnya aqu, soalnya itu adalah orang yg aqu tabrak tempo hari. Iapun kaget, namun aqu berusaha menagatur sikapku, aqu yakin iapun masih ingat dgnku ketika ku tabrak. Supaya Mas Heldy tak curiga pada orang yg ku tabrak itu, maka aqu setuju saja jika ia jadi sopirku. Aqu pikir itung2 balas jasa ataskesalahanku ketika itu. Namanya Pak Rozzy, umurnya kira2 66 tahun, namun masih kuat dan sehat.

Sejak ketika itu aqu slalu diantar Pak Rozzy kemana aqu pergi, baik kekantor atau belanja. Setiap pagi ia sudah ada di rumah, dan siap2 membersihkan mobilku. Sedang suamiku sudah akrab dgn Pak Rozzy. Suatu hari ketika mengantar aqu kekantor sambil bincang2 Pak Rozzy, bilang padaqu. Bu.. kalau ndak salah ibu dulu, nabrak saya dgn mobil ini kan?.. tanyanya. Aqu terdiam dan Pak Rozzy pun berkata, ibu,,, kejam dan tak bertanggung jawab. Lalu ku jawab… maaf pak.. waktu itu memang saya salah,, saya tergesa gesa ketika itu, jawabku. Alahhhh kalian orang kaya memang begitu.. menganggap orang lain sampah, lanjutnya.. Lalu ku jawab.. janagn gitu pak? saya waktu itu benar2 khilaf kataqu lagi. Lalu ia diam… Aqu… pun diam saja ketika itu, hingga hingga di rumah.

Sejak kejadian itu sikapnya terhadapku jadi lain dan aqu tak ambil pusing. Aneh memang kenapa sejak ketika Pak Rozzy bertanya kepadaqu ketika itu, aqu merasakan adanya sensasi tersendiri dalam hatiku ketika menatap matanya. Perasaanku kepada Pak Rozzy serasa ingin terus bersama dgnnya. Jika ia pulang sore harinya,aqu merasa ada yg hilang dalam hidupku. Dan pagi jika ia datang untuk mengantarku rasa itu jadi senang dan seperti kasmaran. Perasanku kepada Mas Heldy biasa saja.

Jum’at sore ketika ia menjemputku, tak tau kenapa aqu minta Pak Rozzy untuk mampir dulu untuk singgah di sebuah restoran. Disitu aqu mengambil tempat atak kesudut dan suasananya sangat romantis. Pak Rozzy kuajak makan. kita duduk berhadap hadapan, ia pandangngi terus mataqu. Aqupun demikian seperti aqu memandang mas hedra. Tanpa ada kata2 ia genggam jemariku ketika itu, aqu merasa tenang seperti gadis remaja dgn pasangannya. Pak Rozzy lalu meraih tanganku dan menciumnya. Baru kali ini, tanganku di pegang orang selain suamiku dan ada rasa hangat yg mengalir di sekujur badanku. Beberapa ketika kita menikmati suasana yg tak aqu hendaki itu terjadi. Sesudah itu kita keluar dari restoran itu dan menuju kemobil. Dalam mobiku itu, aqu terdiam dan bingung akan kejadian barusan, otakku tak berjalan sebagai mana mestinya, soalnya aqu bermesraan dgn sopirku yg tak sepadan dgnku dan ia dgn bebasnya meraih dan meremas tanganku.

Dalam mobil sebelum berjalan, Pak Rozzy menoleh kearahku,dan kembali meraih jemariku dan lalu ia rengkuh badanku lalu ia kecup bibirku. aqu kembali seperti orang linglung. Sehingga dirumah aqu terus terbayg sensasi kejadian tadi sore itu. Alangkah kurang ajarnya sopirku itu, bisik hatiku. Malam harinya, dgn separo hati, aqu layani suamiku dgn apa adanya. Tak ada lagi rasa nikmat yg aqu rasakan ketika Mas Heldy mencumbuku dan mensebadaniku. Hatiku slalu terbayg wajah Pak Rozzy. Kalau pikiranku sehat ketika itu, aqu berpikir apa istimewanya Pak Rozzy? tak ada rasanya. tapi aqu slalu terbayg wajahnya, hingga2 ketika suamiku ketika berada diatas badanku ketika melaqukan hubungan badan, aqu kira Pak Rozzy yg diatas badanku, tapi untunglah aqu masih bisa mengusai diri.

Besoknya aqu seperti biasa diantar olehnya, dan ia tambah berani dgn meraba paha dan dadaqu, tangannya aqu tepiskan, namaun ia hanya senyum. Setiap hari, matanya tak luput memandangku dari ujung rambut hingga kaki. Tak tau kenapa setiap hari, ada2 saja yg ia pegang dari badanku, kadang dadaqu, paha, kadang ia cium bibirku. Namun aqu tak berontak. Suatu ketika ketika pulang kantor, mobil tak ia arahkan kerumah tapi, kerumahnya di kawasan kartosuro. Disana, suasananya sepi dan jarang ada rumah penduduk. Tak tau kenapa akau, mau saja diajak turun dan amsuk kerumahnya, yg dikelilinggi pohon2 besar. Rumahnya terbuat dari kayu dan beratap genteng yg sudah tua. Dalam rumah itu hanya ada dipan beralaskan tikar dan sebuah bantal. Lalu Pak Rozzy menutup pintu rumah itu dan menyilahkan aqu duduk di pinggiran dipan itu. Kalau dilihat, gubuknya seperti rumah dukun dan didindingnya ada semacam tulang2 dan bau menyan.

Pak Rozzy kebelakang dan tak lama kemudian muncul dan duduk di sampingku. Bu… beginilah keadaan saya, katanya… oooo.. ndak apa lah pak? jawabku. Lalu tiba2 saja ia lingkarkan tangannya di bahuku. Aqu merasa tak enak.. buk… saya,,, ingin… merasakan kehanagatan badan ibu,,, katanya. Dulunya istri saya masih hidup jika tak ibu tabrak saya ketika itu, saya masih bisa menolongnya, namun ibu, membuat saya terlambat.. dan istri saya mati, terangnya. sekarang ibu,, lah yg menggantikannya… lanjutnya lagi. Aqu diam saja ketika itu, aqu begitu sebab pikiranku sudah kosong dan dalam diriku ada semacam gairah yg menghentak untuk dituntaskan dan lepaskan.

Sesudah berkata begitu, satu persatu pakainanku jatuh kelantai dan setiap inci badanku ia raih dan remah hingga aqu tak berpenutup lagi. Aqu ia baringkan di dipan kayu itu, lalu ia buka pakaiannya hingga, sama2 bugil dgnku. ketika itu aqu sebelumnya hanya berpakaian kantor. lalu ia raih inci demi inci setiap rongga di badanku. Dan akhirnya ia hujamkan kejantanannya kekemaluanku berkali kali. ,hingga derit dipan itu terdengar. Aqu hanya mendengus dan merasa terus dijadikan kuda pacu. Badan mulusku dijamah Pak Rozzy berulang ulang, hingga akhirnya ia pancarkan cairan hangat itu didalam kemaluanku, ada rasa hangat dan tegang ketika ia hingga orgasme. Aqu pun tanpa kusadari dari tadi sudah pula klimax. Badanku ketika itu penuh dgn keringat dan bercampur dgn keringat Pak Rozzy. Aqu mersakan perih dan nyilu pada selangkanganku sebab kejantanan Pak Rozzy panjang dan besar juga. hampir seluruh kulit badanku merah2 dan putingku serasa panas akibat gigitan Pak Rozzy.

Beberapa ketika kemudian aqu di suruh berpakaian dan berbenah seperti biasa lagi. Lalu aqu pulang diantarkanya dgn mobilku. Dalam mobil aqu merasa sesal sudah mengkhianati Mas Heldy, namun apa dayaqu, sebab Pak Rozzy sangat berkuasa terhadap badanku, hingga ia berhasil menelanjangngi dan menyebadani ku.

Sejak ketika itu, bila ada waktu ketika aqu pulang kantor, Pak Rozzy slalu menybadaniku dan kadang jika suamiku ke jakarta, ia dgn seenaknya tidur di rumahku dan kitapun bersebadan dgn Pak Rozzy di atas ranjang kita dgn Mas Heldy. Setiap ia menggauliku aqu slalu merasakan puas dan pegal2 pada selangkangannku. Para pembantuku tak curiga atas tindakan kita itu. Pak Rozzy pun tampaknya bisa menutup mulut kedua pembantuku.

Hampir selama 6 bulan aqu menjadi bulan2an nafsu Pak Rozzy, itu, aqupun merasakannya. Namun aqu sedikit tenang, aqu tak bakalan hamil, sebab aqu sudah memasang spiral. Dan itu aqu sadari, sebab hampir setiap berhubungan sex dgn Pak Rozzy, ia slalu mengeluarkan spermanya dalam rahimku. Dan memang aqu sempat mencium bau tak enak ketika ia berada diatas badanku. Bau keringatnya sangat busuk, namun aqu slalu mengganti sprei ranjangku setiap ia meniduriku, sebab bau keringatnya akan tinggal di kain sprei itu. kamarpun aqu semprot dgn wewangian dan acnya slalu menyala.

Dan sekian lama barulah aqu mengetahui dari seorang teman bahwa Pak Rozzy adalah seorang dukun dan aqu sudah di guna- gunainya. Atas saran dan bantuan seorang orang pintar di tempat rekan kerjaqu itu, kini aqu sudah terbebas dari guna-guna Pak Rozzy. Iapun lalu, aqu pecat dan ia sempat mengancamku, akan membongkar hubungan sexku dgn ku kepada suamiku. Dgn minta duit sekitar 10 juta dari tabunganku aqu, minta dia keluar. Sejak ketika itu ia tak pernah muncul lagi…

The post Gegap Gempita Sex Metropoitan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Seks Perawan Cuma Kenangan

$
0
0

Cerita Seks Perawan Cuma Kenangan – “tol,,hmmff”, Deviana hendak berteriak minta tolong, namun mulutnya langsung dibekap oleh begal yg berdiri di belakang Deviana. Pembaca Cerita Dewasa : ternyata, 3 begal itu tak mabuk walaupun mereka minum-minum karena minuman berakoholnya cuma sedikit dan lebih banyak air.
Maklum begal gak modal. 2 begal yg lain tertawa dgn licik melihat Deviana yg telah tak berdaya.

“gila,,bening banget nih perempuan,,mimpi ape kite kemaren,,”.
“kalo gue sih mimpi ketiban duren,,”.
“udeh lo bedua berisik banget,,mending lo bedua buka jaket nih perempuan,,”.
“oke bos,,”.

Salah satu begal itu menarik resleting jaket Deviana ke bawah sementara begal terakhir
memegangi kaki Deviana agar tak menendang-nendang lagi. Begal yg ditugasi untuk membuka
jaket sangat kaget ketika resleting jaket Deviana telah terbuka sampai ke perutnya.

“gila,,ni perempuan cuma pake jaket doang,,gak pake baju die bos,,”.
“ah,,yg bener lo Jo,,”,

Cerita Seks, Cerita Seks Terbaru, Cerita Seks Nyata, Cerita Seks 2017, Cerita Seks Terbaik, Cerita Seks Terhangat, Cerita Seks Tante, Cerita Seks Perawan, Cerita Seks ABG, Cerita Seks KerudungCerita Seks Terbaru

si bos begal itu pun menutupi mulut Deviana dgn tangan kirinya dan tangan
kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket Deviana dan langsung meremas kencang buah dada
kiri Deviana.

Ekspresi wajah Deviana menunjukkan kalo Deviana kesakitan akibat remasan kencang si bos begal
di buah dada kirinya. Begal yg memegangi kaki Deviana tak tahan hanya melihat kaki & paha
Deviana yg putih mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, begal itu mengelus-elus paha Deviana dgn
tangan kanannya. Lalu tangan begal itu terus bergerak sampai ke pangkal paha Deviana.

“die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,”.
“yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni perempuan telanjang sekalian,,”.
“oke bos,,”.

Ketiga begal itu jadi lengah sesampai otak Deviana langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3
begal itu. Deviana mendorong kepalanya ke belakang sesampai mengenai wajah si bos begal.
“aarrgghh,,”,

bos begal itu langsung menjauh dari Deviana sembari memegangi hidungnya yg hampir patah
karena terbentur bagian belakang dari kepala Deviana. 1 begal telah lepas, 2 more to go. Deviana
mengangkat kaki kanannya sesampai lutut Deviana langsung menghantam dagu begal yg
memegangi kakinya. Begal itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 begal standing.
Deviana langsung meninju begal yg tadi ditugasi melucuti jaket Deviana. Walau tinju Deviana
lemah, namun mampu membuat begal itu juga jatuh ke belakang karena begal itu berjongkok
dgn sedikit berjinjit. Deviana pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 begal yg sedang
kesakitan sembari berteriak minta tolong. Ada orang keluar dari warung, Deviana berlari ke arah
orang itu, sembari berlari, Deviana menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar buah dadanya tertutupi
jaket.

“tolong pak,,saya mau diperkosa,,”, kata Deviana sembari berlindung di belakang orang itu.
“mana Dek,,yg mau merkosa,,”, ujar orang itu sembari bertolak pinggang seperti jagoan.

3 begal itu muncul di hadapan abang pemilik warung dgn nafas mereka yg terengah-engah. Deviana
merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tak gentar menghadapi 3 orang
begal itu.

Tiba-tiba, trio begal itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap
Deviana.

“pak,,tolong saya,,”, pinta Deviana dgn wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke
belakang.
“ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa
perempuan,,”, kata-kata yg keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat Deviana seperti
tersamber petir.
“gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.
“kok bisa kabur?”.
“noh,,gara-gara si Bagol buka jaketnye kelamaan,,”.
“bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,”.
“enak aje,,lo,,bos Herman juga salah,,”.
“udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni perempuan nyg kayak bidadari ini,,”.
“bener juge ape kate lo,,Yo,,”.

Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos begal bernama Herman, si abang pemilik warung
bernama Taryo, begal yg tadi memegangi kaki Deviana bernama Bagus, dan begal yg terakhir
bernama Bagol.

“ngapain lo kabur tadi,,hah?!”, sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Deviana.
“udeh,,kite telanjangin aje nih perempuan,,biar die kapok,,”. Dalam waktu sekejap, jaket Deviana
telah dibuang jauh-jauh oleh Herman.
“buset,,bodynye bohay banget,,”, ujar Bagol.
“liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.
“berarti gue yg merawanin,,”, kata Brodin.
“enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,”, balas Herman.
“namun,,ini kan warung gue,,”, balas Brodin tak mau kalah.
“yaude,,lo yg merawanin,,namun kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,”, kata Herman.
“sip dah,,nyg penting bisa merawanin perempuan,,”.
“jangan perkosa saya,,”, pinta Deviana, air matanya pun mengalir keluar.
“diem lo !! ntar lo juga enak,,”, ejek Bagus.
“kite taro aje di bangku biar lebih enak,,”, usul Bagol.
“bener juga lo Jo,,”.

Bagol & Bagus mengangkat badan Deviana dan menaruh Deviana di kursi panjang dari kayu yg biasa
ada di warteg. Bagus & Bagol mengangkat kaki Deviana ke atas sesampai kemaluan Deviana yg ada
di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dgn sangat jelas.

Herman duduk di ujung bangku yg satunya, dia memegangi kedua tangan Deviana sembari menikmati
kelembutan dari bibir Deviana yg tipis dan lembut. Deviana tau kalo dia tak bisa melakukan
perlawanan lagi karena kali ini dia benar-benar tak berdaya. Deviana tak tau apa yg akan terjadi pada
kemaluannya karena pandangannya tertutupi leher Herman.

“gue jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,”, ujar Brodin. Brodin
berjongkok di depan kemaluan Deviana dan menanamun pemandangan indah di depannya bagai
detektif yg memperhatikan dgn teliti untuk menemukan barang bukti.

“gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,”, kata Brodin.
“udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,”, kata Herman lalu Herman melanjutkan melumat bibir Deviana lagi.
“sabar nape lo,,”.

Brodin mengelus-elus kedua paha mulus Deviana sampai menyentuh pangkal paha Deviana. Lalu Brodin
mendekatkan wajahnya ke kemaluan Deviana. Brodin semakin nafsu setelah melihat bentuk kemaluan
Deviana yg masih sempurna serta wangi alami dari kemaluan Deviana yg dirawat dgn baik oleh
Deviana.

Brodin menyapu belahan bibir kemaluan Deviana dari bawah ke atas dgn sekali sapuan saja. Deviana
menggelinjang karena sapuan lidah Brodin seperti sengatan listrik yg mengalir di sekujur badannya.
Kemudian, Brodin menggelitik klitoris Deviana dgn lidahnya.
“mmmffhh,,”, desah Deviana tertahan bibir Herman. Bagus & Bagol tak hanya memegangi kaki
Deviana saja, namun masing-masing dari mereka juga ‘memegangi’ dan meremasi buah dada
Deviana. Brodin membuka bibir kemaluan Deviana sesampai dia bisa melihat bagian dalam dari
kemaluan Deviana yg terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah. Lidah Brodin telah
terselip di dalam lubang kemaluan Deviana. Brodin membenamkan kepalanya ke selangkangan
Deviana agar Brodin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke kemaluan Deviana. Deviana memang
menolak, namun dia tak bisa menygkal badannya yg dgn senang hati menerima serangan lidah
Brodin.

“nnggffhh,,,”, suara lenguhan Deviana yg masih tertahan bibir Herman. Badan Deviana menjadi
tegang karena dia sedang mengalami orgasme.
“ssuurpp,,slluurrp,,”, Brodin tak menyia-nyiakan satu tetes pun sampai cairan kemaluan Deviana tak
bersisa.
“gimane Din?”, tanya Bagus.
“maknyus,,enak banget,,manis ‘n gurih,,”, jawab Brodin.
“namanye juga memek perawan,,”, ujar Bagol.
“gantian lo Din,,”, kata Herman.
“okeh,,”.

Herman & Brodin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati kemaluan Deviana sampai masing-
masing mereka telah mencicipi cairan kemaluan Deviana. Deviana telah pasrah karena tenaganya
habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Brodin berhadapan dgn kemaluan Deviana lagi dgn celananya
yg telah melorot sesampai kemaluan Brodin terbebas keluar dari sangkarnya.

“akhirnye,,****** gue bisa ngerasain memek perawan juga,,”, ujar Brodin. Brodin telah sangat
bersemangat ingin segera menghujamkan kemaluannya ke dalam kemaluan Deviana.
“hoi !!”, teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yg mereka dengar.
“siape lo?!”, tanya Brodin.
“jangan ganggu dia !!”, teriak orang itu. Brodin bergegas memakai celananya lagi.
“mao jadi jagoan lo?”. Bagus & Bagol melepaskan kaki Deviana dan maju bersama Brodin ke arah
orang itu sementara Herman mengikat kaki & tangan Deviana dgn tali rafiah yg Herman ambil dari
warung Brodin.
“lo semua,,jangan ganggu tuh perempuan !!”, kata orang itu.
“oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,”, kata Herman yg bergabung dgn Brodin, Bagus, dan Bagol.
“nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,”.
“Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,”, perintah Herman.
“oke bos,,”, jawab Bagus & Bagol maju mendekat ke orang itu.

Bagus menyerang duluan, dia melaygkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dgn
tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dgn cepat. Walau hanya 1 kali tendangan,
Bagus langsung sujud sembari memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Bagol menyerang orang
itu dari belakang dgn melaygkan sebuah pukulan.

Namun, dgn cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk
mengenai perut Bagol. Bagol langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang
itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Bagol sesampai Bagol
langsung terlempar ke samping.

“sialan lo !!”, Herman & Brodin langsung maju menyerang orang itu. Namun, orang itu melaygkan 2
jurus tendangan saja, Brodin dan Herman langsung kesakitan.
“awas lo ye,,!!”, ancem Herman sembari kabur. Brodin, Bagus, dan Bagol juga lari dgn sangat kencang.
Orang itu mendekati Deviana yg tak berbusana dan tak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke
bangku.
“lo gak apa-apa?”, kata orang itu sembari melepaskan ikatan di kaki dan tangan Deviana.
“terima kasih,,”, jawab Deviana masih lemah.
“nih,,pake jaket gue,,”, orang itu memakaikan jaketnya ke Deviana setelah Deviana duduk di bangku.
“terima kasih Mas,,”.
“kenalin nama gue Eno,,”.
“nama saya Deviana,,”.

Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sesampai tak heran dia mengalahkan 4 orang
tadi dgn sangat mudah walaupun wajah Eno tak mendekati kata ganteng sedikit pun.

“ngapain lo malem-malem ada di luar?”.
“saya baru dateng dari desa Mas,,”.
“oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana
kayak gini,,”.
“gak tau Mas,,”.
“yaudah,,lo pake celana training gue aja,,”, kata Eno menyerahkan celana trainingnya yg dia ambil dari dalam tasnya.
“makasih Mas,,”.
“lo mau kemana sekarang?”.
“mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,”, Deviana berbohong.
“mau gue anter?”.
“ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,”, Deviana menolak tawaran dari Eno karena dia telah tak percaya kepada laki-laki.
“yaudah,,namun gue anterin ke tempat yg lebih rame ya?”.
“apa gak ngerepotin?”.
“gak apa-apa,,yuk,,”. Eno berjalan ke motornya yg diparkir agak jauh dari warung. Deviana memakai
celana training Eno sesampai akhirnya, kemaluan Deviana tertutup juga.

Eno datang mendekati Deviana dgn mengendarai motornya.

“ayo,,naik,,”.
“iya Mas,,”. Deviana naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu
menuju ke tempat yg lebih ramai.
“makasih ya Mas,,”, Deviana turun dari motor.
“lo gak pake alas kaki ya dari tadi?”.
“iya,,Mas,,ilang,,”.
“oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,”.
“ntar Mas gimana?”.
“udah,,gak apa-apa,,pake aja,,namun beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?”.
“iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,”.
“yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,”.

Eno pun pergi meninggalkan Deviana karena dia ada urusan penting. Deviana berjalan sendiri lagi,
namun kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah badannya dan sendal untuk
melindungi kakinya. Tenaga Deviana tinggal seperempat saja sesampai Deviana hanya mengikuti
kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa Deviana ke sebuah komplek perumahan yg
lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek,
namun kelihatannya satpamnya sedang tak ada.

Cerita Dewasa : Deviana masuk ke daerah komplek itu dgn langkah gontai karena dia telah sangat
lemas. Battery empty, please recharge. Tenaga Deviana telah benar-benar tak tersisa lagi kali ini
sesampai Deviana jatuh pingsan di depan sebuah rumah yg besar. Dgn mata yg samar-samar,
Deviana melihat ada seseorang yg mengangkat badannya. Setelah itu, Deviana telah tak sadarkan
diri. Saat bangun, Deviana telah berada di atas ranjang yg sangat empuk. Dia meregangkan
badannya alias ngulet. Battery full. Badan Deviana telah benar-benar segar sehabis tidur sesampai
Deviana memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar, luas, dan penuh dgn
barang yg keliatannya mahal. Deviana tak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yg pecah.
Deviana berjalan menuju ke pintu kamar yg sangat besar. Deviana membuka pintu kamar itu dan
berjalan keluar dari kamar. Deviana menjelajahi rumah yg lumayan besar itu dan mencari si pemilik
rumah yg mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah.

Namun, walau dicari kemana-mana, Deviana tak menemukan siapa-siapa di rumah itu. Jadi, Deviana
hanya duduk di sofa yg ada di ruang tamu. Tiba-tiba Deviana mendengar suara pintu terbuka.
Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu.

“eh,,kamu udah bangun?”.
“bapak siapa?”, tanya Deviana ketakutan.
“nama bapak,,Ngadimin,,kamu?”.
“nama saya Deviana,,kenapa saya ada disini?”.
“tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,”.
“maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.
“kenapa nak Deviana bisa pingsan?”.
“saya kesasar,,”.
“oh,,kalo gitu,,nak Deviana tinggal disini aja dulu,,”.
“aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,”.
“gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak Deviana tinggal disini dulu,,”.
“namun kalo saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?”.
“oh,,nak Deviana tenang saja,,istri bapak telah gak ada,,”.
“oh,,maap Pak,,saya gak bermaksud,,”.
“ah,,gak apa-apa,,ayo nak Deviana,,kita makan,,”.
“gak usah Pak,,”.
“kruukk,,,~~”, bunyi dari perut Deviana yg keroncongan membuat Deviana tersipu malu.
“tuh kan,,udah ayo kita makan,,”,

Pak Ngadimin menarik tangan kanan Deviana dan membawanya ke ruang makan. Sembari berjalan
ke ruang makan, pikiran Deviana bercabang menjadi 2. Yg satu, Deviana deg-degan dan khawatir dgn
Pak Ngadimin yg duda karena Deviana teringat kejadian bersama ayah angkatnya. Sedangkan,
pikiran Deviana yg lain mengatakan kalo dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia
akan diperkosa oleh begal-begal yg sedang mabok. Jadi, Deviana telah memilih untuk tinggal di
rumah itu untuk semalam.

“gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,”, pikir Deviana.
Pak Ngadimin memang terlihat seperti bapak yg baik, namun who knows?.
“makanan telah siap Pak,,”, sapa orang yg ada di dekat meja makan.
“oh,,makasih To,,kamu telah makan, To?”.
“saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,”.

Paijo berjalan keluar dari dapur.
“ayo,,nak Deviana,,mari makan,,”.
“gak apa-apa nih Pak Ngadimin?”.
“gak apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,”. Pak Ngadimin duduk lebih dulu, disusul Deviana
yg masih agak malu-malu duduk di meja makan.
“ayo Deviana,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,”.
“iya Pak,,”.

Pak Ngadimin mulai mengambil makanan sedangkan Deviana hanya sedikit mengambil makanan
karena Deviana masih agak malu-malu.
“mm,,Pak Ngadimin,,saya boleh numpang ke kamar kecil?”.
“oh boleh,,nak Deviana terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yg ada di kanan,,itu wc,,”.
“makasih Pak,,saya permisi dulu,,”.
“oh ya,,ya,,silakan,,”.

Deviana mengikuti arahan petunjuk dari Pak Ngadimin sesampai dia bisa menemukan kamar mandi.
Setelah buang air kecil, Deviana mencuci tangannya di wastafel sembari menatap kaca yg ada di
depannya. Deviana melihat baygan seorang gadis berparas cantik dgn kulit wajah putih merona.
Baygan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.

Damn, my beautiful face. Deviana berpikir kalo saja wajahnya tak cantik mungkin hidupnya tak
seperti sekarang, mungkin dia akan hidup bahagia. Namun, apa mau dikata. Wajah tak bisa diganti,
operasi plastik tak mungkin Deviana lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias boke’.
Deviana kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.

“ayo nak Deviana,,makan lagi,,”.
“aduh,,saya udah kenyg Pak,,”, kata Deviana sembari meminum sisa air minumnya.
“bener nak Deviana udah kenyg? gak mau nambah?”.
“makasih,,Pak,,saya udah kenyg banget,,”, Deviana merasa matanya berat sekali dan mati-matian
melawan rasa kantuk yg tiba-tiba menyerangnya.
“padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?”, tanya Deviana dalam hati. Deviana mengucek-ngucek matanya.
“kenapa? nak Deviana ngantuk?”.
“iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,”.
“ya telah,,Paijo !!”, Pak Ngadimin memanggil Paijo. Dalam waktu sebentar, Paijo telah datang.
“ada apa Pak?”.
“tolong antarkan Deviana ke kamarnya,,”.
“baik, Pak,,”.

“mari,,nona Deviana,,saya tunjukkan kamarnya,,”.
“terima kasih Mas Paijo,,Pak Ngadimin,,maaf,,saya tidur duluan,,”.
“oh,,ya,,gak apa-apa,,nak Deviana emang harus istirahat,,”.
“saya permisi dulu ya Pak Ngadimin,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,”.
“udah,,nak Deviana istirahat sana,,”. Deviana berjalan di belakang Paijo menuju ke kamarnya.
“disini,,kamarnya nona,,”, Paijo membuka pintu sebuah kamar yg dalamnya lumayan mewah.
“terima kasih,,Mas Paijo,,”. Deviana masuk ke dalam kamarnya sementara Paijo pergi meninggalkan
Deviana.
“akhirnya,,”,

baru saja Deviana mengambrukkan badannya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yg
memasukkan obat tidur ke dalam minuman Deviana. Obat tidur itu bereaksi dgn cepat, namun
hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Deviana terbangun dan
menyadari kalo dia sama sekali tak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan Deviana terikat ke
tiang ranjang dan kaki Deviana terikat ke tiang ranjang yg lain sesampai kini, Deviana dalam posisi X.

“tolong,,!!”, teriak Deviana kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar Deviana.
“tolong saya,,Pak Ngadimin”, pinta Deviana dgn cemas. Pak Ngadimin mendekat ke arah Deviana yg
telanjang dan terikat ke ranjang.
“tolo,,”, Deviana berhenti meminta tolong ke Pak Ngadimin karena dia melihat Pak Ngadimin
tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.
“tol,,mmffhh,,”, mulut Deviana langsung dibukam oleh Pak Ngadimin.
“gak nygka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,”.

Pak Ngadimin naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan Deviana yg terbuka lebar. Pak
Ngadimin menindih badan Deviana lalu Pak Ngadimin melepaskan bungkaman di mulut Deviana.
Kemuan Pak Ngadimin langsung membungkam mulut Deviana lagi, namun kali ini dgn mulutnya. Pak
Ngadimin mengulum bibir atas dan bibir bawah Deviana. Lalu Pak Ngadimin melumat bibir Deviana
habis-habisan sembari terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Deviana. Deviana sadar dia
tak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sesampai Deviana telah pasrah apa yg akan
terjadi nantinya.

Pak Ngadimin benar-benar mencumbu Deviana sepuas-puasnya karena Pak Ngadimin terus melumat
bibir Deviana dgn sangat bernafsu. Setelah puas menikmati bibir Deviana, Pak Ngadimin bangkit dari
atas badan Deviana.

“badan kamu bagus banget,,”.
“tolonngg !!”.
“percuma kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,”.

Pak Ngadimin mencengkram kedua buah buah dada Deviana yg bentuknya sangat indah itu. Pak
Ngadimin meremas-remas kedua buah buah dada Deviana sembari sesekali mencubit buah dada
Deviana. Lalu Pak Ngadimin mendekatkan wajahnya ke buah dada Deviana, dia mulai menciumi,
menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah buah dada Deviana beserta putingnya.

“oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar dari mulut Deviana. Wajah Deviana merah seperti kepiting
rebus karena dia tak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, namun kini dia malah
mengeluarkan desahan karena Deviana tak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Ngadimin
yg menari-nari di buah dadanya.

Pak Ngadimin menurunkan ciumannya ke perut Deviana. Pak Ngadimin mencucuk-cucukkan
lidahnya ke pusar Deviana. Lalu Pak Ngadimin menciumi perut Deviana terus ke bawah sampai
akhirnya sampai juga di lembah kenikmatan milik Deviana.

“wangi,,wangi sekali,,”, komentar Pak Ngadimin setelah dia menghirup aroma wangi yg semerbak di
daerah selangkangan Deviana. Pak Ngadimin turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri
Deviana lalu Pak Ngadimin mengikat kaki kiri Deviana lebih tinggi lagi kemudian Pak Ngadimin juga
melakukan hal yg sama ke kaki kanan Deviana sesampai sekarang kaki Deviana menjulang ke atas
bagai huruf V. “nah,,kalo gini kan lebih gampang,,”.

Pak Ngadimin naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya telah berada di antara paha putih nan
mulus Deviana. Pak Ngadimin memulai dgn mengecup klitoris Deviana berulang kali sesampai
sebagai respon, badan Deviana menggelinjang.

“sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,”, ejek Pak Ngadimin.

Deviana merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati lidah Pak Ngadimin yg
sekarang telah menjelajahi sekitar kemaluannya.
“mmmhhh,,”, desah Deviana pelan.

Pak Ngadimin melebarkan kedua bibir kemaluan Deviana sesampai Pak Ngadimin bisa melihat
bagian dalam dari kemaluan Deviana yg masih terlihat merah menggoda.
“jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,”. Lidah Pak Ngadimin telah
mengaduk-aduk liang kemaluan Deviana.
“ooohhhh,,!!”,

erang Deviana mendapatkan orgasmenya. Pak Ngadimin tak percaya dgn rasa cairan kemaluan
Deviana. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dgn komposisi yg sangat pas sesampai Pak
Ngadimin mengais-ngais sisa cairan kemaluan Deviana sampai tak ada sisa setetes pun. Tonjolan di
celana Pak Ngadimin telah sangat besar yg menandakan kalo Pak Ngadimin telah horny berat. Pak
Ngadimin langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri sampai perutnya yg buncit bisa dilihat
oleh Deviana. Deviana sangat kaget melihat apa yg mengacung tegak di bawah perut Pak Ngadimin.

Kemaluan pertama yg Deviana lihat adalah kemaluan ayah angkatnya, dan kemaluan Pak Ngadimin
lebih besar.
“jangan,,”, lirih Deviana pelan.

Pak Ngadimin tak mengindahkan Deviana, Pak Ngadimin malah telah bersiap-siap mencoblos
kemaluan Deviana. Kepala kemaluan Pak Ngadimin telah berada di depan lubang kemaluan Deviana.

“tidaakk,,!!”, teriak Deviana dgn suaranya yg lemah lembut. Air mata Deviana mengalir dari kedua
matanya karena Deviana tau kalo keperawanannya telah tak terselamatkan lagi karena dia tak bisa
melakukan perlawanan. Pak Ngadimin mendorong kemaluannya ke dalam kemaluan Deviana.
Perlahan namun pasti, kemaluan Pak Ngadimin menyusup masuk ke dalam kemaluan Deviana.

“uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Ngadimin sembari menekan kemaluannya ke dalam kemaluan
Deviana yg sangat kuat menjepit kemaluan Pak Ngadimin karena kemaluan Deviana masih sempit
dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise. Deviana merasakan ada yg robek di dalam
kemaluannya.

“nngghh,,,”, Deviana terus menangis sembari meringis kesakitan yg luar biasa karena Deviana
merasakan kemaluannya seperti terbakar dan melebar sampai semaksimal mungkin. Kemaluan Pak
Ngadimin telah sepenuhnya berada di dalam kemaluan Deviana, Pak Ngadimin merasakan liang
kemaluan Deviana memijit & menjepit kemaluannya dgn sangat kuat.

“oohh,,enak banget,,”, desah Pak Ngadimin. Lalu Pak Ngadimin melihat ke arah kemaluannya, ada
sedikit darah yg menyelip keluar dari kemaluan Deviana.
“ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nygka,,saya beruntung banget malam ini,,”.
Deviana hanya menangis saja.
“kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,”. Pak Ngadimin mulai memaju-mundurkan pinggulnya dgn
sangat pelan.
“heenngghh,,”, Deviana masih merasakan pedih sekaligus sedih.

Sekarang kemaluan Pak Ngadimin keluar masuk kemaluan Deviana lebih cepat dari sebelumnya dan
terus bertambah cepat sampai mungkin 8 kali/detik. Sembari mengaduk-aduk kemaluan Deviana yg
luar biasa sempit itu, Pak Ngadimin membelai kedua buah buah dada Deviana dgn lidahnya.

“uummmhhh,,”, Deviana mendesah karena rasa pedih yg dia rasakan telah hilang sesampai hanya
tinggal rasa nikmat saja yg Deviana rasakan. Air mata Deviana pun telah tak keluar lagi karena mata
Deviana telah kering.

“nah,,mulai enak ya?”, ejek Pak Ngadimin melihat Deviana yg mulai keenakan. Rasa malu dan hina
menyerang Deviana sesampai Deviana menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, namun
Deviana tak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Ngadimin menciumi
leher Deviana membuat Deviana merinding karena geli.

“aaahhh,,”, aliran listrik menjalar di sekujur badan Deviana yg menandakan kalo dia telah mencapai
orgasme pertamanya.
“ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara kemaluan Pak Ngadimin yg keluar masuk kemaluan Deviana yg kini telah
becek gara-gara cairan kemaluan Deviana sendiri. Jepitan kemaluan Deviana dan rasa hangat dari
cairan kemaluan Deviana membuat Pak Ngadimin betah membiarkan kemaluannya berlama-lama di
dalam kemaluan Deviana sesampai Pak Ngadimin menggenjot kemaluan Deviana dgn tempo yg
lambat.

“ooohh,,yeesshh,,”, erang Pak Ngadimin karena dia sedang menembaki rahim Deviana dgn
spermanya. Pak Ngadimin benar-benar puas menikmati permainannya dgn Deviana yg baru saja
selesai. Walaupun berkeringat, namun badan Deviana tetap mengeluarkan aroma wangi yg enak
untuk dihirup.

“ploop,,”, Pak Ngadimin mencabut kemaluannya dari kemaluan Deviana. Cairan merah muda
langsung meleleh keluar dari kemaluan Deviana. Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran
darah keperawanan Deviana, cairan kemaluan Deviana, dan sperma Pak Ngadimin yg tercampur dgn
rata di dalam kemaluan Deviana.

“wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita lanjutin besok ya,,hehe”, kata Pak Ngadimin
sembari mencubit pipi Deviana yg halus itu. Lalu Pak Ngadimin meninggalkan Deviana yg masih
terikat ke ranjang. Deviana menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak
Ngadimin, orang yg baru saja dia kenal, mending kalo ganteng, wajah Pak Ngadimin sama sekali tak
ada sisi bagusnya. Pak Ngadimin kembali lagi ke kamar Deviana.

“saya lupa,,”. Pak Ngadimin memegang dildo yg besar di tangan kanannya dan memegang lakban
serta gunting di tangan kirinya. Pak Ngadimin mendekat ke Deviana, lalu Pak Ngadimin
menancapkan dildo ke kemaluan Deviana.

“nnghh,,”, Deviana menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu telah tertanam
di dalam kemaluan Deviana, lalu Pak Ngadimin menekan tombol on yg ada di pangkal dildo.

“mmmhhh,,”, Deviana mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam
kemaluannya. Pak Ngadimin menutupi pegangan dildo itu dgn lakban secara horizontal & vertical
sesampai membentuk tanda ‘+’. “selamat tidur ya,,bidadari cantik,,hehe,,”,

Pak Ngadimin meninggalkan Deviana yg terikat ke ranjang dgn dildo yg mengobok-obok kemaluan
Deviana. Orgasme demi orgasme Deviana dapatkan dari dildo yg terus mengobok-obok
kemaluannya semalaman sampai-sampai tenaga Deviana habis sesampai Deviana pun pingsan.

Cerita Dewasa : Lakban membuat dildo itu tak bisa bergerak kemana-mana sesampai dildo itu
tertancap di kemaluan Deviana sampai keesokan pagi. Tiba-tiba pintu kamar Deviana terbuka, dan
masuklah seseorang yg telah tak asing lagi ke dalam kamar Deviana.
“hehehe,,”, orang itu tersenyum licik melihat badan putih mulus Deviana yg terbaring lemah & tak
berdaya di atas ranjang. “bakalan puas nih,,hehe,,”.

The post Cerita Seks Perawan Cuma Kenangan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Merasuk Sukma

$
0
0

Cerita Dewasa Merasuk Sukma -Siang itu suasana kantor PT. Mobat Mabit begitu sepi. Di sebuah ruangan, di lantai dua, sang manajer, Ir Bishman namanya, tengah melamun. Sembari duduk dgn mengangkat kedua kakinya ke
atas meja, ia terus saja berpikir. Ya, ia memang sedang kasmaran dgn seorang perempuan.
Perempuan itu tak lain adalah Lidya, bawahannya sendiri. Lidya memang cantik dan seksi. Di usianya
yg baru mencapai 28 tahun, badannya memang sempurna dan menantang birahi setiap lelaki yg
memandangnya. Terutama dadanya yg terlihat amat membusung indah. Lidya ini sudah cukup lama
bekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi yg membawahi 70
orang karyawan. Berkali-kali Bishman mengajak Lidya untuk makan malam, namun selalu ditolaknya.
Berbagai alasan diutarakannya. Capailah, atau alasan lain, mungkin dia sudah punya kekasih. Inilah
yg membuat Bishman berpikir keras sedari tadi.

Cerita Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Terbaik, Cerita Dewasa Nyata, Cerita Dewasa 2017, Cerita Dewasa Hot, Cerita Dewasa ABG, Cerita Dewasa Tante, Cerita Dewasa KerudungCerita Dewasa

“Hmm.. gimana caranya supaya ia bisa takluk di pelukanku..? Nah.. aqu tahu sekarang.. Aqu akan
menemui orang itu nanti malam..” tiba-tiba Bishman teringat seseorang yg mungkin menjadi satu-
satunya harapan untuk mendapatkan Lidya.

Dgn penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan terpencil sekitar 15
kilometer dari rumahnya. Rupanya, orang yg ia tuju adalah seorang tua yg tak lain adalah dukun ilmu
hitam. Namanya Mbah Trimin. Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun santet yg amat
sakti. Apapun keinginan orang yg datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah gagal. Orang yg
datang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun barang yg lain. Tak jarang mereka
menghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh sang dukun. Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makin
jadi.

Saat Bishman sampai di rumah tua itu, segera saja ia mengetuk pintu.
“Siapa di situ?” terdengar suara Mbah Trimin dari dalam.
“Permisi, Mbah.. boleh saya masuk..?” teriak Bishman.
“Ya, silahkan..” jawab Mbah Trimin sembari membuka pintu kayu yg sudah agak reyot itu.
Sesudah disuruh masuk, Bishman langsung duduk di ruangan tengah rumah tua itu yg penuh dgn bau
kemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri. Diperhatikannya seluruh isi ruangan itu. Memang
menyeramkan suasananya. Ada tengkorak, kepala macan, kain-kain bergelantungan yg berwarna
hitam dan merah darah, lalu seperti tempat pedupaan yg berada persis di hadapannya.

“Ada perlu apa, Nak Bishman malam-malam kemari..?” tiba-tiba Sang Dukun bertanya.

Bishman tentu saja kaget tak kepalang. Ia tak menygka Mbah Zain mengetahui namanya. Benar-
benar sakti.

“Eh.. anu Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya suka dgn seorang perempuan.. Lidya namanya,
kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya bila saya mengajaknya keluar
makan malam.. Nah ini fotonya..” jawab Bishman dgn terbata-bata sembari mengeluarkan dari
kantong kemejanya selembar foto close-up seorang perempuan berambut panjang sebahu yg amat
cantik.

“Oh begitu..” jawab Mbah Trimin sembari memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggot
putihnya yg panjang.
“Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil mendapatkan dia, heh..?”
“Jangan kuatir, Mbah.. Saya sediakan 100 juta rupiah buat Mbah.. dan kalo saya bisa mendapatkan
dia malam ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana Mbah..?”
“Baiklah..” jawab si dukun, “Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup hanya mengenakan celana
dalam saja, lalu duduklah dgn posisi bersila di hadapanku..”

Bishman pun menuruti semua perintah si dukun. Sesudah itu, Mbah Trimin kemudian membaca
beberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan di depannya. Tak lama kemudian,
terdengar petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi. Bishman pun
kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga, roh sukma Bishman seperti terlepas dari badannya
dan seperti melayg pergi ke luar rumah itu. Roh sukma Bishman yg setengah telanjang itu bergerak
menuju rumah Lidya yg berjarak sekitar 18 kilometer dari sana.

Di rumahnya, Lidya tengah berusaha tidur. Ia mengenakan blouse putih yg amat transparan. Di
baliknya, ia tak mengenakan apa-apa lagi. Buah dadanya yg berukuran 38 jelas terlihat, demikian juga
dgn bulu-bulu kemaluannya yg menghitam. Setiap malam, ia selalu tidur dgn cara begitu. Ia merasa
gerah karena panasnya udara yg terus saja menaungi ruangan kamarnya. Tiba-tiba saat ia ingin
terlelap, berhembuslah angin yg terasa menusuk sum-sum badan. Ia terbangun. Jendela kamarnya
tiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan memang angin aneh itu adalah terpaan roh sukma
Bishman kiriman sang dukun. Roh sukma Bishman bisa melihat posisi badan Lidya tapi Lidya tak
melihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan angin aneh itu.

Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju blouse Lidya. Lidya yg kaget menjadi
ketaqutan setengah mati. Ia berusaha melawannya. Tapi ia kalah cepat. Blouse itu lebih dulu robek.
Ia kini telanjang. Dan roh sukma Bishman dgn sengaja mendorong badannya jatuh telentang ke
ranjang. Dgn cepat roh Bishman mencium bibir, wajah, leher dan buah dada Lidya yg besar itu. Lidya
berusaha melaqukan perlawanan. Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosok
yg menciumnya tak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia menyerah. Roh
Bishman kemudian membuka celana dalamnya. Lalu kemaluannya yg sudah membesar diarahkan ke
mulut Lidya.

Karena sudah merasa terangsang oleh ciuman-ciuman itu, Lidya pun mulai mengulum kemaluan
besar tegak yg tak kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilat
kemaluan itu. Kalau ada orang yg melihat Lidya saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Lidya
sedang berpantomim dgn memperagakan gerakan oral seks. Tapi Lidya memang merasa ada
kemaluan besar tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya. Tanpa membuang waktu lagi, roh sukma
Bishman segera membuka kedua kaki Lidya. Terlihat sekarang liang kewanitaannya yg sudah basah
karena terangsang berat. Roh Bishman pun segera mengarahkan kemaluannya ke liang kemaluan
Lidya.

Dgn sekali dorongan, “Bless.. jeb.. bless..” masuklah kemaluan besar tegak itu ke lubang senggama
Lidya.

Lidya terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya. Darah segar
pun mengalir keluar dari kemaluannya. Darah perawan, karena memang selama ini Lidya belum
pernah berhubungan dgn lelaki manapun. Karena merasa keenakan, Lidya pun mengimbanginya dgn
menggerak-gerakkan badannya ke atas, ke bawah dan berputar-putar. Kemudian roh sukma
Bishman pun mengangkat badan Lidya dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkan
kemaluannya dari belakang. Dan kemaluan itu pun masuk tanpa halangan lagi. Lidya terlihat
menikmati tusukan kemaluan itu.

Dan sejam kemudian, roh sukma Bishman pun seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan ia
pun menumpahkan maninya ke sekujur badan Lidya yg saat itu sudah tergolek tak berdaya. Sesudah
puas, roh itu seolah-olah terbang kembali ke tempat asalnya. Lidya yg kemudian tersadar, menjadi
bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yg sudah terjadi. Tapi kemudian ia sadar bahwa
sesosok makhluk tanpa bentuk sudah menodainya dan ia tak tahu siapa sebenarnya makhluk itu. Ia
lantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah menjadi bubur. Ya, keperawanannya sudah hilang. Entah
apa yg akan dikatakannya pada Robert, kekasihnya bila akhirnya mereka menikah suatu hari nanti.

Sementara itu di rumah sang dukun, Bishman yg sudah berpakaian lengkap kembali, tersenyum
puas.

“Terima kasih Mbah.. Ini cek senilai 50 juta yg tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bila
Mbah mampu membuat Lidya menjadi tergila-gila pada saya..” ujarnya dgn senyuman licik di
wajahnya.

“Oh.. itu gampang.. telan saja telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun perempuan itu
akan kau nikmati lagi kesintalan badannya..” jawab si dukun sembari mengambil sebuah benda mirip
telur hijau kecil dari kantong jubah lusuhnya. Tanpa pikir panjang lagi, Bishman menelan telur itu.

Keesokan harinya, apa yg dikatakan Mbah Trimin benar-benar terjadi. Saat suasana kantor pagi itu
belum terlalu ramai, pintu kantor Bishman diketuk seseorang. Ketika Bishman menanyakan siapa yg
mengetuk, suatu suara lembut berujar, “Maaf Pak.. saya ingin berbicara sebentar dgn Bapak..”

Mendengar suara itu, bukan main girangnya hati Bishman. Ya, itu suara Lidya. Inilah kesempatan yg
ia tunggu-tunggu. Dgn bergegas ia membuka pintu itu, dan ternyata benar. Lidya terlihat cantik
berdiri di sana dgn mengenakan rok mini. Sebuah senyuman genit terlihat di wajahnya. Tanpa
membuang waktu lagi, Bishman menarik tangan Lidya. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokan
ruang kantornya itu. Dgn cepat ia mencium bibir Lidya dan Lidya pun membalasnya dgn semangat.
Tangan Bishman pun segera menggeraygi badan mulusnya. Pertama-tama yg dituju adalah tentu
saja buah dada besarnya.

Dibukanya kancing kemeja Lidya, lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja buah dada itu
diremas-remasnya tanpa ampun. Lidya tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dgn inisiatif sendiri
membuka semua pakaiannya. Melihat itu, Bishman tak mau kalah. Kemaluannya sudah tegang
seperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya sudah telanjang total, Lidya jongkok
dan meraih kemaluan itu untuk dikulum, dihisap-hisap lalu dijilatnya sembari membelai-belai
kantong zakar Bishman. Bishman merasakan kenikmatan surga dunia yg tiada taranya. Kepala
kemaluannya dijilat-jilat dgn penuh nafsu oleh Lidya. Sesudah kemaluan itu benar-benar tegak, kini
giliran Bishman yg mencoba membuat Lidya terangsang. Diciuminya bulu-bulu kemaluan Lidya, lalu
lidahnya dgn sengaja dijulurkan ke dalam kemaluan Lidya sembari berusaha menarik-narik keluar
klitorisnya.

“Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh nikmatnya.. Terus Bas.. terus..” kata Lidya dgn tangannya memegang kepala
Bishman yg kini sedang bergerilya di pangkal pahanya.
“Masukin sekarang aja, Bas.. kumohon, Saygku..”

Mendengar itu, Bishman segera mengajak Lidya bermain di atas meja kantornya yg cukup besar.
Bishman rebahan di sana dan Lidya langsung naik ke atas pahanya. Posisi mereka berhadapan. Dgn
penuh kelembutan, Lidya membawa kemaluan Bishman yg sudah tegak dan besar itu ke liang
kenikmatannya. Dan ia pun dgn sengaja menurunkan bokongnya

Dan, “Bless.. bless.. jeb.. plouh..” kemaluan itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan
Lidya.

Sementara Lidya terus saja naik turun di atas pahanya, Bishman segera dgn posisi duduk meraih
buah dada Lidya dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yg sedang disusui oleh
ibunya. Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda
akan berakhir. Kemudian Bishman turun dari meja itu, lalu menyuruh Lidya menungging dgn tangan
berpegangan pada pinggiran meja itu. Kemaluannya yg kini sudah basah oleh cairan kemaluan Lidya
kembali diarahkan ke lubang senggama Lidya.

Dgn sekali tancap, kemaluan itu masuk.
“Bless.. bless.. clop.. plak.. plak..” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dgn keras.
Tiba-tiba saja, kedua mata Bishman terbeliak yg berarti ia sebentar lagi akan ejaqulasi.
“Di dalam atau di luar, Lin..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya.
“Di dalam aja deh.. biar nikmat, Bas..” jawab Lidya seenaknya.
Dan benar saja, “Crot.. crot.. crot.. crot..” sebanyak sembilan kali semprot, mani Bishman keluar di
dalam liang senggama milik Lidya.

Sisa-sisa mani yg ada pada kepala kemaluan Bishman, kemudian dibersihkan oleh Lidya dgn lidah
dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yg ditelan olehnya. Keduanya kemudian saling
melemparkan senyum puas.

Sedari itu, Bishman dan Lidya menjadi sepasang kekasih. Dimana pun mereka memiliki kesempatan,
mereka selalu berhubungan seks. Sampai saat itu, Lidya tak pernah tahu bahwa Bishman lah yg
pertama memperawaninya melalui roh sukmanya. Memang hebat ilmu hitam si Mbah Trimin..!

The post Cerita Dewasa Merasuk Sukma appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Rossa Si Cewek Kampus

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Rossa Si Cewek Kampus – Siang itu rasanya gerah sekali, aku menghapus peluh yang menetes hampir seperti hujan (itu sih namanya deres! ) dengan sapu tangan coklat yg selalu kutaruh di saku celana sebelah kanan, setengah celingak-celinguk di depan papan pengumuman jadwal ujian, aku beranjak gontai melangkahkan kaki ke kantin fakultas ekonomi di belakang kampus.

 

cerita-sex-rossa-si-cewek-kampus-273x300

Cerita Sex: Rossa Si Cewek Kampus

 

Cerita Hot | Beberapa anak angkatan di bawahku tersenyum menyapa ke arahku sambil menundukkan kepala, aku kurang seberapa mengenal mereka, tapi kubalas senyuman itu dengan ramah sambil tetap menunjukkan kerepotanku membawa buku-buku akuntansi yang super berat itu.

Singkat cerita, setelah menenggak sebotol kecil sprite dingin dan membayarnya, aku kembali ke gedung X, menanti kuliah siang yang terasa lama, karena waktu itu masih jam sebelas lebih, dan kampus sepi karena hari jum’at. Akupun memilih duduk di bangku semen di bawah rindangnya pohon-pohon hijau taman gedung X.

Sekitar sepuluh atau lima belas menit melamun, sesosok gadis yang kukenal melangkah tergesa-gesa sambil membetulkan kacamata, dan tampak sama kerepotannya dengan aku, membawa setumpuk buku yang tampak tak seimbang dengan ukuran tangannya yang mungil.

Gadis berkulit putih bersih itu tampak mengenaliku, lalu setengah berlari menghampiriku sambil mengurai seulas senyum manis,

“Haaiii” serunya.
“Hai juga”, sahutku…Dia langsung mengibaskan tangannya ke bangku semen tempatku duduk, takut ada debu yang akan mengotori celana jeans putih ketatnya, seketat jeans itu membelit pantat indahnya yang terbungkus CD berenda, yang nampak samar tercetak padat pada lekukan antara paha, selangkangan, dan batas paha belakangnya, aku sedikit menelan ludah…

Dia menunduk, tak sengaja memperlihatkan bh krem berendanya yang tampak menggantung ragu, menampakkan belahan dan sedikit puting kemerahan dari dadanya yang ber-cup B, lalu segera mengambil posisi duduk menyilangkan kaki di sampingku dan memulai obrolan dengan segala keluh kesah kerepotannya di rumah mengerjakan tugas akuntansi manajemen, sampai ribetnya mengurusi manajemen pabrik pakaian milik ayahnya yang sedikit mengalami mis-manajemen BigGrin.gif

Aku menanggapinya dengan senyum dan komentar-komentar singkat yang membangun, sampai tanpa sadar tangannya mendarat di tengah pahaku, tak sengaja menyenggol kemaluanku yang entah kenapa menegang sejak dia duduk beberapa menit yang lalu, spontan dia nyeletuk bingung (atau berlagak bingung?) :

“Eh, lho, kamu kok ‘bangun’?”
“Sejak kapan, hayooo…mikirin apa? mPasti yang jorok-jorok ya?”, dan komentar itu semakin panjang seiring makin merahnya mukaku, aku hanya bisa menunduk malu.

Tanpa bisa kutebak dia memberikan sebuah kejutan yang sangat-sangat membuat aku surprise setengah mati jantungan

“Emmm, mau ‘dibantuin’ ngga?”

:: Penjelasan :: Gadis itu Rossa, pacarku selama 1 tahun ini, dan kita udah biasa “ehm-ehm”, gitu lho pembaca ::

Wow, pikirku, hemmm, aku setengah bingung juga, bagaimana kita bisa ‘gituan’ di kampus? Setengah sadar bibirku
mengucap,

“Wah, Ros…dimana?”,
“Kita ke lantai 3 aja yuk, kan masih sepi?”, setengah ragu namun dikalahkan oleh nafsu, aku menurut saja dengan sarannya.

Biar nggak bikin curiga OB nya kampus yang bagian nge-pel, Rossa pun beranjak duluan ke lantai 3 dan langsung menuju kamar mandi, lalu menguncinya dari dalam, selang 5 menit, aku menyusul naik ke lantai 3 dan setelah memastikan sama sekali tidak ada orang, aku menuju kamar mandi yang letaknya di pojok dan relatif terhalang pembatas ruangan, aku mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup…

Cklik, terdengar slot dibuka, lalu aku mendorong pelan pintu itu sedikit, menyelinap, lalu cepat-cepat menutupnya
seraya menghela nafas panjang karena deg-deg’an sekaligus capek merasakan terjalnya tangga gedung X .

Rossa tersenyum sambil langsung menarik pinggangku mendekat, sehingga bibirku yang setengah terbuka langsung dilumat nya. Buku-buku ku hampir jatuh, segera kutaruh di tepi bak kamar mandi dengan setengah terburu-buru, dan langsung tanganku ter-alih membuka kancing kemeja Rossa, dan menyelipkan tanagnku ke sela-sela bra-putih nya.

Bunyi kecipak ciuman seolah bergema, menyadarkan kami yg larut dalam ciuman untuk mengurangi volume suara yang akan membuat orang ‘penasaran’ saat mendengarnya itu. Aku yang sangat tak sabar mencumbu Rossa dengan ganas, leher dan telinganya tak luput dari sasaran jilatan lidahku, yang membuatnya mendesah manja.

Dilepasnya kacamatanya dan ditaruh di dalam tasnya yang tergantung di pintu, lalu tangannya beraksi dengan lihai melepas kancing celana, memelorotkan celana panjang kainku, dan menyelipkan tangannya untuk meraih, menarik, dan meng-urut batang kemaluanku yang menegang dan puncaknya berubah kemerahan karena terangsang.

Aku juga melakukan hal yang sama dengan menarik celana panjang jeans ketat nya sebatas paha, berikut celana
dalam putih berendanya yang sexy, lalu meraba kemaluannya dengan gemas, karena bulu-bulunya tampak selesai dicukur, sehingga belahan pinknya sangat menggoda. Jari telunjuk dan manis tangan kananku mengarah ke bibir kemaluannya dan menariknya ke samping kiri dan kanan, sementara jari tengahku memainkan klitorisnya yang mungil dan mulai menegang.

“OOuucchh…” Rintih Rossa di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya.
“Ssshhh…Ahhh”, balasku merasakan nikmatnya kocokan tanagn Rossa yang dibasahi sedikit air.

Sambil terus meremas dada mungilnya yang mulus, adegan slaing meraba itu berlangsung selama beberapa menit.

“Damien…”,bisiknya sambil mendorong tubuhku perlahan menjauh, aku mengerti apa yang dimauinya.

Aku membantunya melepas celana jeans dan celana dalamnya, menggantungnya di dekat tas. Rossa lalu duduk di tepian bak kamar mandi, satu kakinya diangkat ke atas kloset duduk, tangannya ke belakang menyangga tubuhnya, dan setengah meliuk menggoda dengan tatapan penuh birahinya, dia menyorongkan vaginanya ke depan, sambil tangannya meraih dadanya sediri, memilin putingnya, dan meremas payudaranya dengan gerakan memutar ke atas.

Aku langsung melepas celanaku, menaruhnya, lalu segera berjongkok di depan selangkangan Rossa, lalu menjilati belahan vaginanya yang terbuka lebar, menjejalkan hidungku, menghirup aroma wangi khas vaginanya yang selalu harum karena dia rajin membasuhnya dengan ramuan jawa dan meminum jamu-jamu yang selalu membuat kondisi vaginanya “fresh”.

“Sshhh…Ahhh…” desahnya sambil meremas rambutku. K

uselipkan dua jemariku, kuputar dan kutusukkan perlahan dalam-dalam, lalu kutarik dengan cepat, untuk kembali kuhunjamkan ke dalam sambil menjilati ujung klitorisnya…Rossa semakin menggelinjang ke-enak-an, bibirnya digigit, dan mulai meracau.

Didorongnya pundakku tiba-tiba, dan keluar kata singkat dari bibirnya yang berpulas lipstik pink tipis menggoda :

“Duduk di kloset gih…”, senyumnya tersimpul…Aku segera bangkit, menutup kloset, dan duduk di atasnya, mengangkangkan kaki, sehingga batang kemaluanku mendongak seolah menantang, dengan testis terkerut karena terangsang.

Rossa tak berlama-lama, langsung berlutut bertumpu pada kedua telapak atas kakiku yang masih bersepatu, memandangku sebentar dengan gemas. Kuelus rambut sebahunya, kuremas gemas, lalu kudorong perlahan ke arahku. Seolah menngerti, dikerjapkannya dengan jenaka kedua bola matanya, bibirnya menyungkup menyambut kepala penisku yang sudah demikian merona merah…cup…dikecupnya, lalu dijulurkannya lidahnya tepat pada lubang bagian atas, ditariknya garis ke bawah lewat jalur pada kepala penis, batang bawah, terus ke bawah, dan di lahapnya sebelah bola testisku, dikulum, dipijat digigit kecil, dan diputarnya kembali lidahnya ke atas, membuatku menggelinjang tertahan. Sungguh sensasi yang sangat luar biasa…

Aksi nekat kami masih berlangsung sampai saat terdengar suara langkah mendekat yang membuat desah nafas kami sama-sama tertahan sesaat…

“Sssttt…”, instruksiku singkat agar Rossa menghentikan aktifitasnya.Kami sama-sama diam sampai akhirnya
suara langkah yang sempat mendekat itu beranjak terdengar menjauh. Kami saling memandang dengan sedikit rasa tegang dan deg-deg’an yang masih tersisa dalam hati…Tapi kemudian berubah menjadi senyum merona pada wajah kami masing-masing

Batang kemaluanku yang sempat melemas kembali digenggam oleh Rossa, sambil kembali dia dengan gemas mengecup dan mengulum penisku, dengan sesekali membuat gerakan “deep throat” yang membuat nafasku tertahan,seolah akan mencapai klimaks saja.

“Damien…eemmmhhh…masukin sekarang aja ya?” Pintanya manja.

Akupun segera berdiri dan membimbing kedua lengannya untuk bangkit. Aku berdiri membelakanginya, sementara dia membalikkan diri untuk berpegang pada tepian bak kamar mandi, mengambil posisi menungging sambil berdiri. Aku segera mengelus pantatnya yang mulus & menggairahkan itu, mencari sela-sela di antara rambut kemaluannya yang tipis, daging bertumpuk kemerahan itu tampak menggoda dengan sedikit lelehan bening yang mengalir basah.

Aku mengarahkan batang penisku ke belahan merekah itu dengan tangan kiri, sementara tangan kananku terlingkar lewat paha kanan Rossa, membuat huruf V terbalik dari arah depan, membuka bibir kemaluannya agar mempermudah penetrasi. Kugesekkan kepala penisku perlahan untuk merasakan sensasi hangatnya cairan miliknya, dan setelah licin, aku mulai mendorong kepala penisku ke dalam mulut vaginanya yang mulai melebar, terus semakin dalam, setelah masuk sepertiganya aku berhenti.

Kedua belah tanganku meraih payudaranya dari belakang, merabanya, memberi pijatan kecil pada putingnya yang menegang,
meremasnya, sementara Rossa membalikkan lehernya ke arah mukaku. Aku menggapai bibirnya yang terbuka, mengulumnya,memainkan lidahku di dalam mulutnya yang mengeluarkan rintihan-rintihan pelan, sambil menggerakkan pantatku dengan gerakan mendorong ke depan, membuat penisku semakin tertanam dalam hangatnya dua belah daging lembut lembap yang seolah merangkul dan menghisapnya dalam sebuah lobang hitam.

“Emmmhhkkk…Ahk…” Suara Rossa tertahan sesaat aku menancapkan penisku dengan gerakan tusukan mendalam, bibirnya masih menempel dan mendesah, mengeluarkan aroma nafas hangatnya yang mulai memburu. Rossa menggoyangkan pantatnya dengan gerakan memutar, sementara aku memaju-mundurkan penisku dengan sedikit memiringkan pantatku, menciptakan sensasi luar biasa bagi kami berdua…

”Aaahhh…Eehhk…Ouch…Damien…”, seru nya perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya. Peluh menetes di lehernya yang kujilati, dan cairan dari kemaluannya membuat sensasi suara bergesekan yang terdengar merdu di telinga…
“Cpak…cpak…Slllrrppp…”, membuatku semakin bersemangat meremas payudara Rossa yang saat ini demikian keras.
“Masukin yang dalem dooo…ngg…”, pintanya. Aku menurutinya dengan memperlahan gerakanku dengan tetap mempertahankan ritme, irama, dan tusukan yang semakin intensif, agresif dan dalam.

Ingin aku memandang wajah Rossa lebih leluasa saat bercinta, aku mencabut kemaluanku, membalikkan badan Rossa dengan segera, mendudukkannya di tepian bak kamar mandi, membimbing kedua kakinya melingkari pantatku, dan kembali aku menusukkan penisku.

Aku memluk punggungnya, menahan tubuhnya agar tak terjatuh ke belakang, sambil terus menggoyangkan pantatku, menggauli Rossa yang terengah-engah sambil memejamkan matanya sambil menciumi bibir dan mulutku dengan penuh gairah.

”Damien…cepetin donk, please, aku mau nyampai nih…”, serunya di antara desahan nafas yang memburu dan lenguhannya yang menggairahkan.

Aku menciumi bibirnya sambil mempercepat gerakanku, menahan agar teriakan orgasmenya tak terdengar dari luar kamar mandi.

“Damien, sekarang ya…sekarang…!”, aku memberi beberapa tusukan mendalam sambil menggoyang pantatku memutar,
“Sleppp…sleppp…”, dan disambut gelora dahsyat hentakan tubuh Rossa yang terhempas pada dada dan perutku.

“Aaahhkk…Damien…Ooucchhhkgg..Ermmmhhh”, tangannya menggapai testisku dan meremasnya, membuat gerakan ku semakin mendalam di dalam hangatnya vagina Rossa yang mengeluarkan lelehan lendir bening keputihan yang membasahi seluruh batang penis dan testisku.

Rossa melemas, namun masih memeluk dan menciumiku…

”Ah, curang, kamu belum nyampai ya?” tanyanya.
“Iya nih”, sahutku sambil tersenyum…”Kamu memang perkasa ya”, pujinya.
“Ah, bisa aja kamu”, aku lalu mencabut penisku, dan tampak lelehan dari vaginanya menetes ke lantai kamar mandi, dan sebagian mengalir di paha mulusnya.
“Ayo sini aku keluarin kamu”, katanya singkat, dan aku dibimbingnya duduk di kloset, dia membelakangiku, duduk di atas pangkuanku dengan mengangkangkan kakinya lebar-lebar, sambil tangan kirinya membimbing penisku kembali membelah vaginanya yang basah…

“Aaahhhsss…”…”Enak banget Ross”, seruku di telinganya saat dia mulai menaik-turunkan pantatnya, memompa sumur spermaku untuk segera muncrat ke atas, ke dalam vagina hangatnya…Rossa mengerang bergairah saat kubantu menghempaskan pantatnya dalam-dalam, sehingga aku bisa merasakan bahwa seluruh kedalaman vaginanya telah kujelajahi, tekstur vaginanya yang rapat terasa mentok pada satu permukaan yang kuyakini sebagai mulut rahim, terasa licin, padat, keras, menghantam permukaan kepala penisku berkali-kali.

“Ahhh, Ross, sini balik badan”, instruksiku, yang langsung disambut gerakan cepat Rossa mencabut penisku, memutar badannya menghadapku, untuk kemudian kembali menaiki “pelana” pangkuanku. Tanpa dibantu kedua tangannya, Dia menduduki penisku dengan cepat, sehingga langsung melesak ke dalam vaginanya dengan cepat dan penuh sensasi.

Aku menaik turunkan pantat kenyalnya berkali- kali sampai pada satu titik, aku merasa akan orgasme. Kukulum puting dadanya yang menegang merah, kuhisap, dan seiring aku mencapai klimaksku, kucium bibirnya dengan ganas, sambil mengerang dalam belitan lidah Rossa yang terampil.

“Aaaahhkk…Ross…Ouuuchh…”
“Emmmhh..kk…”, pahaku menegang sesaat, pantatku terhunjam dalam, batang kemaluanku hilang tertelan vaginanya yang merekah merah, spermaku muncrat deras ke dalam vaginanya yang disambut lenguhan panjang Rossa yang ternyata meraih orgasmenya untuk kali yang kedua…
”Ahhhh”,
“Damien…”, Tubuhnya memompa beberapa kali sampai penisku melemah…

Lelehan spermaku dan cairan vaginanya meluber keluar membasahi paha, selangkangan, dan kemaluan kami…Rossa menciumiku dengan lembut…”Kamu hebat banget sih, sayang”, senyumnya…Aku hanya menjawab pujiannya dengan senyuman…

Setelah membasuh diri bergantian, saat akan keluar dari pintu, tiba-tiba penisku menegang kembali entah apa sebabnya.

“Ross…aku masih…”, Rossa langsung menjamah batang penisku dari luar celana yang telah kukenakan.

Tanpa berkata lebih lanjut, secara cepat dia membuka resleting dan mengeluarkan batang penisku,

“Dasar, kok nggak dari tadi sih”, serunya gemas.

Aku hanya nyengir. Selanjutnya Ia langsung berjongkok dan melakukan blow job,

”Kamu ngga’capek?”, tanyaku, dia hanya menggelengkan kepala, sambil terus menghisap batang kemaluanku dari pangkal ke ujung dengan rapat dan cepat, tangannya meremas testisku dengan lembut, dan tangan satunya mengocok batang penis sampai lehernya dengan cepat…
”Ahhh, ROss, aku keluar sekarang…”
“Crrrttt…crrrttt…”Mulut Rossa terasa semakin liat dan hangat dengan tumpahan spermaku dalam mulutnya, dibalurkannya ke seluruh batang kemaluanku untuk kemudian dihisapnya dengan keras sampai lepas, ditelannya cairan semen itu mentah-mentah…

Aku selalu terpesona dengan aksinya menelan cairan kelelakian tanpa ada rasa canggung itu.

Selesai mengelap mulutnya, dia mencium bibirku, membuatku merasakan sendiri rasa sisa cairan semenku, memberi sensasi ciuman luar biasa…

Dan kamipun berciuman hangat di kedua pipi dan kening, sebelum perlahan setengah mengendap-endap, ROssa terlebih dahulu keluar dari kamar mandi menuju ruang kuliah, dan setelah aku kembali membasuh diri, aku segera menyusulnya ke ruang kelas dan duduk di sebelahnya. Beberapa anak yang telah datang di kelas melihat ke arah kami dan menguraikan senyum sapaan seperti biasa kepada kami berdua, maklum, di kampus kami sudah terkenal berpacaran…

Di sela-sela mata kuliah yang diajarkan siang itu, Rossa membisikkan sebuah kata di telingaku :

“Damien…I love you…”

membuatku tersenyum dan semangat, walau jujur, siang itu panas sekali smile.

The post Cerita Sex: Rossa Si Cewek Kampus appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Mbak Iin Yang Hot

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Mbak Iin Yang Hot – Di kamar kostnya Bagus berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Bagus suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Mbak iin, ibu kostnya.

 

 

cerita-sex-mbak-iin-yang-hot-169x300

Cerita Sex: Mbak Iin Yang Hot

 

Cerita Hot | Teh atau mbak iin adalah sebutan kakak dalam bahasa jawa. Dibayangkannya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih bersih dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan payudara itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang gunung kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di 2 puncaknya menggantung indah.

Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna dengan BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu kemaluan menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Dihadapannya kini berdiri perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

Blaaaaaaarrrrrrrrr! Suara guntur membuyarkan lamunannya. Bagus bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat Mbak panas. Setelah membuat Mbak kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar 1 bulan ia kost dirumah keluarga Pak Ali setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Ali telah beristri dengan anak 1 berumur 7 tahun.

Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Mbak iin sudah tidur bersama anaknya karena Pak Ali sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Bagus duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Bagus mencoba semua saluran dan cuma In****** saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Bagus selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.

Tiba-tiba Bagus mendengar pintu kamar terbuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang biasa dipanggil Mbak iin. Bagus kaget melihat kehadiran perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu yang tiba-tiba.

“Eh, mbak iin belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Bagus tergagap
“Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu dengan logat jawa yang kental.

Yang membuat Bagus kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Mbak iin, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Mbak iin.

Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Bagus selalu tertarik dengan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Mbak iin tanpa busana.

Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Mbak iin yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Ali. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Mbak iin dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.

Tapi malam ini Mbak iin berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Mbak iin memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Bagus, Mbak iin seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.

“Gambar TV nya jelek ya?” tanya Mbak iin mengagetkan Bagus.
“Eh, iya. Antenenya kali” jawab Bagus sambil menunduk.

Bagus semakin berdebar ketika perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Bagus kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Bagus menelan ludah.

“Semuanya jelek”, kata Mbak iin, “Nonton VCD saja ya?”.
“Terserah mbak iin” kata Bagus masih berdebar menghadapi situasi itu.
“Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Mbak iin sambil tersenyum menggoda.

Bagus faham maksud Mbak iin tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.

“Ya terserah mbak iin saja” jawab Bagus.

Mbak iin kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Bagus semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Mbak iin keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.

“Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Bagus.

Bagus menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.

“Eh, ah yang mana sajalah” kata Bagus belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.
“Yang ini saja, ada ceritanya” kata Mbak iin mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Bagus mencoba menenangkan diri.
“Memang mbak iin suka nonton yang beginian ya?” tanya Bagus memancing
“Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Mbak iin sambil tertawa kecil
“Bapak juga?” tanya Bagus lagi
“Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Mbak iin kembali duduk setelah memencet tombol player.

Memang selama ini Mbak iin menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.

“Bapak kan orangnya kolot” lanjut Mbak iin
“dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”

Bagus tertegun mendengar pengakuan Mbak iin tentang hal yang sangat rahasia itu. Bagus mulai faham rupanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

Film sudah mulai, sepasang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Bagus tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata disebelahnya. Mbak iin duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Bagus sudah tidak ragu lagi.

“ mbak iin kesepian ya?” Tanya Bagus sambil menatap perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu Mbak iin balik menatap Bagus dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
“Kamu mau tolong saya?” tanya Mbak iin sambil memegang tangan Bagus.
“Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Bagus ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini.
“Jangan sampai Bapak tahu” kata Mbak iin.
“Itu bisa diatur” lanjut Mbak iin sambil mulai merapatkan tubuhnya.

Bagus tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Mbak iin. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Bagus segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Bagus semakin yakin bahwa perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Mbak iin.

Bahkan terkesan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Mbak iin memegang belakang kepala Bagus menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Bagus mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Mbak iin. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.

iin bergetar ketika jemari Bagus menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Bagus memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Mbak iin telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Mbak iin telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Bagus dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.

Segera saja tangan Bagus merambahi kembali lembah hangat milik Mbak iin yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Bagus membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.iin makin mendesah ketika jemari Bagus mulai menyentuh bibir tempiknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Mbak iin rasakan pada daerah kemaluannya.

Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang tempik Mbak iin. Bahkan ketika lubang tempik itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Mbak iin.

Selama hampir delapan tahun menikah, Mbak iin belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus Kenthu cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Ali suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.

Soal teknik Kenthu jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.Sehingga selama bertahun-tahun, Mbak iin tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya gusla tangkinya sudah penuh. Mbak iin sebagai perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.

Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Mbak iin bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Mbak iin mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.

Tetapi sebagai perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata normal Mbak iin tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Mbak iin. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.

“Ah..terus gus.” desahnya membara.

Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Bagus mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Mbak iin mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Mbak iin dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Bagus kost dirumahnya, Mbak iin telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.

Malam ini Mbak iin tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Bagus mulai menyusuri leher jenjang Mbak iin yang selama ini tertutup rapat. Mulut Bagus menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Mbak iin, tapi tiba-tiba Bagus bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Mbak iin yang mengangkang dimana bibir tempiknya sedang dirabai jemari pemuda itu.Rupanya Bagus ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Mbak iin juga faham maksud Bagus.

Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Bagus lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Mbak iin menunduk memperhatikan kepala Bagus dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Bagus selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.

Bagus menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. itilmayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Bagus bergeser mendekati lubang tempik itu untuk lebih menguakkannya

“Ahhh.!” Mbak iin mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir tempiknya.

Desahannya semakin menjadi ketika lidah Bagus mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Mbak iin blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Bagus terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat.

Rupanya Mbak iin sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati tempiknya. Mata Mbak iin merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Bagus. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.

Demikian juga dengan Bagus, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Bagus rupanya telah menaikkan nafsu Mbak iin makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Mbak iin yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Bagus agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Bagus yang mengesek tempiknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.

“Ahhhduh gusti! Ahhh! enak euy !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.

Bagus sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Mbak iin merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Mbak iin menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Bagus kembali membuka sehingga Bagus dapat melepaskan diri. Muka Bagus basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Mbak iin.

Bagus bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu secara utuh.

“Hatur nuhun ya gus” kata Mbak iin berterima kasih sambil membuka matanya sehBaguss meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Bagus telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Bagus mendekat dan meraih tangan Mbak iin, dan menariknya berdiri. Kemudian Bagus mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih seksama.

“Kenapa sih?” tanya Mbak iin sambil senyum-senyum.
“Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Bagus yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Mbak iin, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Mbak iin memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Bagus. Dan Mbak iin yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Mbak iin kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Bagus mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. Kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Mbak iin ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.

Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Bagus meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Mbak iin mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.

iin mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Bagus semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Mbak iin adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Bagus agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Mbak iin yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.

Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Bagus yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Mbak iin meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya.

“Ah Mbak, sudah mau keluar nih” desis Bagus mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.

Tapi Mbak iin yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Mbak iin. Bagus meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Mbak iin semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Mbak iin semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Bagus, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa jijik atau mual.

“Bagai mana rasanya Mbak?” tanya Bagus. Ia kagum ada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang mau menelan air maninya dengan antusias.
“Enak, gurih” kata Mbak iin tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Mbak iin bangkit.

“Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono. Bagus sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Mbak iin di dapur membuatkan minuman.

Bagus mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Mbak iin menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Bagus. Perlahan dirasakan batang kontol Bagus mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Mbak iin semakin mengelinjang ketika tangan Bagus yang satunya mulai merambahi selangkangannya.

“Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus.
“Dikamar saja ya” ajak Mbak iin ketika ciuman mereka semakin larut. Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk.

iin mendorong tubuh Bagus keranjang dan jatuh celentang. Mbak iin juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Bagus. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Mbak iin mendorong kepala Bagus kebawah. Ia ingin Bagus mengerjai buahdadanya. Bagus menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Mbak iin mendesah sambil mengerumus rambut Bagus yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Bagus dengan lembut. Bagus merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras.

“Oh Gus Geliin..terus akh!” Tangan Bagus yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu.

Mbak iin menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

“Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya.

Jemari Bagus dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab. iin semakin menggelinjang ketika ujung jari Bagus menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Bagus secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata kesepian yang haus seks itu. Sementara Mbak iin juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Bagus mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Mbak iin dan berhenti di pusarnya.

iin menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Mbak iin rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Bagus kearah kepalanya. Bagus faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Mbak iin diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas muka Mbak iin. Yang segera disambut kuluman Mbak iin dengan bernafsu. Bagus juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Mbak iin yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing.

iin istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak hBaguss-hBaguss untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Bagus pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.

“Oh! Bi, lakukanlah” desah Mbak iin mulai tak tahan menahan hasratnya.

Bagus segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Mbak iin celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontol Bagus pada lubang tempiknya yang telah semakin berdenyut.

Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Ali merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.

iin tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir tempiknya. Direngkuhnya tubuh Bagus ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang tempiknya.

“Akh! enak Gus” desisnya. Tangannya menekan pinggul Bagus agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.

Bagus juga merasakan nikmat. tempik Mbak iin masih terasa sempit dan seret. Bagus mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Mbak iin. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.

“Ayo gusgeyol terusss!” desis Mbak iin makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan.

Bagus mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam tempik Mbak iin.

“Oh..Bi !”jerit Mbak iin nkmat setiap kali Bagus melakukannya.Terasa batang kontol itu menyodok dasar lubang tempiknya yang terdalam.

Semakin sering Bagus melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Mbak iin sehingga pada hentakan yang sekian Mbak iin merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Bagus agar hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang tempiknya.

“Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki.

Sangat nikmat dirasakan Mbak iin. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Bagus yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Mbak iin kembali berusaha mengimbangi.

Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga tempiknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Bagus semakin dalam. Bagus yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Mbak iin seperti itu. Demikian juga dengan Mbak iin, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.iin mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Bagus, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

Bagus memeluk kedua kaki Mbak iin, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan tempik Mbak iin lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Bagus semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.

“Ahhh” Bagus mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya.

Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Mbak iin rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.

“Akhh!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.Tubuh Bagus ambruk diatas tubuh Mbak iin. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.

“Hatur nuhun ya gus, hatur nuhun” kata Mbak iin terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu. Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Bagus, batang kontolnya yang telah lepas dari lubang tempik Mbak iin mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Mbak iin. Rupanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini sudah ingin lagi. Bagus tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Mbak iin sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Bagus sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.

Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.

Bagus bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Mbak iin. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Mbak iin yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.

Bagus ingat setiap dua atau tiga ronde, Mbak iin selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang haus sex itu berkali-kali. Bagus masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam.

Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Mbak iin dengan pakaian lengkap dengan jilbab rapat menutup rambutnya membawa nampan berisi roti dan minuman.

“Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak” katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang.
“Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi” katanya sambil senyum menggoda.

Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Mbak iin ramuan rahasia menambah gairah lelaki. Kemudian Mbak iin memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Bagus dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar.

“ mbak iin mau kemana sih kok rapi” tanya Bagus
“Baru nganter anak saya ke rumah Mbak Siti. Biar kita bebas” kata Mbak iin kembali tersenyum nakal.

Bagus merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Mbak iin berpakaian lengkap.

“ mbak iin beda banget deh kalau pake jilbab gini. Jadinya takut aku macem-macem sama mbak iin alimmm banget.” Goda Bagus sambil pura-pura menutupi tubunya yang masih bugil itu.
“Kamu bisa aja sih Bi, biar pake jilbab aku kan juga manusia biasa pengen kehangatan, pengen kenikmatan” jawabnya sambil mencubit paha Bagus, sambil tangan kanannya mencoba melepas jilbabnya.
“Teh .. jangan dilepas dulu jilbabnya mbak iin mau ngga memenuhi permintaan saya?” kata Bagus.
“Apa sih?” tanya Mbak iin agak heran.
“Maaf nih Mbak, “kata Bagus,
“ mbak iin mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju mbak iin didepan saya?”.
“Kenapa tidak” kata jawab Mbak iin Mbak iin tersenyum manis sambil bangkit dan mulai bergaya seperti penari salsa.

Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar berusaha melepas jilbabnya.

“Jilbabnya jangan dilepas dulu Mbak” seru Bagus.

Bagus memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Mbak iin. Dengan masih bergoyang, Mbak iin mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Mbak iin hanya mengenakan jilbab, BH dan Celana dalam berwarna pink.

Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Mbak iin semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi buahdadanya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Bagus benar-benar terpesona memandang didepan matanya seorang wanita berjilbab menari erotis hanya menggunakan BH dan celana dalam wow dan perlahan batang kontolnya mulai ngaceng.

iin naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Bagus sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu jembutnya. Bagus menanggapi dengan meraba paha Mbak iin dan membelainya. Kini selangkangan Mbak iin tepat dimuka Bagus.Dengan tangannya ditariknya kebawah celana dalam Mbak iin dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat. Mbak iin mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok.

Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Bagus pada selangkangannya.Bagus menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Mbak iin dengan rakus. Mbak iin mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Dengan ujung lidahnya Bagus menjilati lubang tempik Mbak iin yang sudah dikuakkan jari tangannya.

Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Sangat eksotis sekali melihat pemandangan ini, seorang wanita yang masih mengenakan kerudung/jilbabnya sedang dalam keadaan terangsang berat dan kedua tangannya meremas buah dadanya sendiri. Mbak iin merintih nikmat ketika satu jari tengah Bagus dimasukkan kedalam lubang tempiknya yang semakin basah. Bagus menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu, menyebabkan Mbak iin semakin mengelinjang liar.

iin semakin keras meremasi buah dadanya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang tempiknya. Kaki Mbak iin terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk. Jari Bagus masih terhujam dilubang tempiknya. Mbak iin membaringkan tubuhnya kebelakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Bagus dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas.

Entah kenapa, Bagus sangat suka menjilati seputar tempik Mbak iin, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Mbak iin juga sangat menyukai perlakuan Bagus itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun.Setelah beberapa lama, rupanya Mbak iin ingin segera disodok lubang tempiknya dengan batang kontol pemuda itu yang telah keras mengaceng.

Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya kebatang kontol Bagus yang telah mengaceng keatas. Bagus membantu mengarahkan batang kontolnya kelubang yang telah basah merekah itu. Mbak iin mendesah ketika kepala kontol Bagus perlahan menyusup kedalam lubang tempiknya yang sempit. Lubang tempik Mbak iin meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret.

Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga tempiknya berbau harum. Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Bagus, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Bagus setelah minum ramuan buatan Mbak iin. Tubuhnya kembali segar dan batang kontolnya selalu siap tempur.Secara normal Bagus memang lelaki yang kuat kelonan, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian.

Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya. Bagus sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Mbak iin pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternya suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka.

Bagus merasakan selusuran batang kontolnya didalam lubang tempik Mbak iin yang kering tapi lembut. Sehingga sentuhan kepala kontolnya yang sensitif pada dinding lubang tempik itu menjadi lebih nikmat. Mbak iin mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Bagus yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya gussa sedikit mengimbangi gerakan Mbak iin yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu mengikuti gerakan turun naiknya.

Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Bagus. Sesekali Mbak iin menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang kontol Bagus menghujam seluruhnya didalam lubang tempiknya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Mbak iin ketika kepala kontol Bagus menghujam lubang tempiknya yang terdalam yang paling sensitif. Mbak iin terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasahan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya.

“Achhh..!! ” jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan.

Tubuhnya mendekap Bagus dengan ketat. Bagus yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Mbak iin kebelakang hingga terlentang dengan tubuh Bagus berada diatasnya. Batang kontolnya masih bertaut dalam dilubang tempik Mbak iin. Segera Bagus mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Mbak iin. Gerakan Bagus langsung cepat karena ia juga ingin membuat Mbak iin orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Mbak iin klimaks tiga kali berturut-turut.

Bagus merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang kontolnya masih belum terasa sensitif. Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Mbak iin yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Mbak iin mencoba mengimbangi goyangan Bagus, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya.

“Duh gusti.!.ackhh..oh! ” jeritnya nikmat.

Ia merasa puas dengan kemampuan Bagus, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya. Bagus terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini. Kembali Bagus berusaha memacu kembali hasrat Mbak iin yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Mbak iin diguncang getaran yang paling nikmat.

“Aaaarrggghh..!” desahnya kembali.

Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang kelangit kenikmatan ketujuh. Bagus yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang kontolnya. Mbak iin yang telah KO tiga kali hanya gussa celentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati airmani Bagus muncul.

“Bi, saya mau kulum punya kamu” pintanya kembali bersemangat.

Bagus menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Mbak iin sudah haus ingin minum. Minum air maninya. Bagus juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya didalam mulut perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. maka dicabutnya batang kontol dari lubang kenikmatan itu. Mbak iin mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Bagus segera berlutut mengangkangi badan Mbak iin dengan batang kontolnya mengacung tepat dimuka Mbak iin yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan nikmat.

Benar-benar pemandangan yang penuh sensasi. Luar biasa, seorang wanita terbaring telanjang bulat dengan hanya mengenakan jilbab, suatu paduan yang bertolak belakang apalagi mulut wanita berjilbab ini membuka siap menerima batang kontolnya yang keras dan basah dengan lendir vaginanya. Bagus merem-melek, gairahnya seakan semakin terbakar melihat dan merasakan bibir wanita berjilbab ini melahap dan mengulum batang kontolnya yang sedang ngaceng dan Bagus sangat menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu memperlakukan kontolnya dengan mulutnya.

iin dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Bagus semakin tinggi.Jarang ada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang dikencaninya mau mengulum batang kontolnya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata bayaran. Tapi kini perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Bagus merasa beruntung bertemu dengan Mbak iin.

Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Ali bila tahu perbuatan mereka.Bagus merasa batang kontolnya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Mbak iin yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Mbak iin. Batang kontol itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk kedalam mulutnya sehingga airmani yang tercurah langsung masuk ketenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Mbak iin.

Demikian juga dengan Bagus, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. Mbak iin bahkan juga menjilati cairan yang meleleh dibatang kontol hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama dipagi itu. Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore.

The post Cerita Sex: Mbak Iin Yang Hot appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Nina dan Ibu Kostnya

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Nina dan Ibu Kostnya – Ini adalah kisah pengalamanku yang akan saya bagikan pada pembaca sumbercerita.com. Sebut saja namaku Dany, aku sendiri tinggal di Bandung, dan sedang kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Untuk sekedar informasi saat ini usiaku sudah 25 tahun, tinggi badan 170/60. Aq adalah orang yang sangat suka dengan sex, hayalanku tentang sex sangat luar biasa. Dan aq lebih senang dengan wanita yang lebih tua dariku.

 

cerita-sex-nina-dan-ibu-kostnya-300x206

Cerita Sex: Nina dan Ibu Kostnya

 

Sex Mahasiswi | Kejadiannya bermula ketika aku bertemu dengan kakak kelasku yang beda jurusan namanya nina, orang jawa, orangnya manis. Awalnya kami hanya cerita tentang masalah kuliah, entah siapa yang memulai akhirnya kami cerita tentang sex. Nina cerita panjang lebar dengan pengalamannya tentang sex, sampai bikin aku terangsang, mungkin karena nina sudah berpengalaman dia tau bahwa saya sudah terangsang.

“Kamu pengen nyoba ga?” katanya,
“Emang kamu mau” kataku.

Kami memutuskan untuk pergi ke tempas kost ku, sesampainya di kosan nina sudah tidak sabar lagi dia menyuruh saya untuk mengunci pintu, belum juga aku selesai menutup pintu nina langsung melumat bibirku, dan aq balas dengan lembut. Setelah beberapa menit dia menghentikan lumatanya dan dia memintaku untuk tiduran. Kembali aq melumat bibirnya, sambil tanganku berusaha membuka kaos yang dipakainya, aq sangat bernafsu ketika melihan payudarahnya, tanpa susa aq langsung membuka kaitan BHnya dan terpangpang jelaslah di hadapanku payudarahnya (ukuranya kira2 34C). Aq langsung mencium dan menghisapnya secara bergantian, tubuhnya semakin tidak karuan.

Nina langsung mendorongku dan dia duduk, dia berusaha untuk membuka pakaianku dan akhirnya aq sudah telanjang bulat. Dia semakin bernafsu diraihnya burungku untuk sementara di kocoknya dan langsung dimasukkan kedalam mulutnya, hampir saja spermaku keluar, karena aq tidak ingin spermaku keluar, aq tarik kepalanya keatas. Aq kembali duduk dan melucuti celana jins yang dia kenakan, di saat saya berusaha menarik celana dalamnya dia berusaha menolak dan berkata

“Kamu mau bertanggung jawab say?”, aq terdiam sejenak memikirkan pertanyaanya, karena nafsuku sudah di ubun-ubun akhinya aq jawab
“ya aq mau bertanggung jawab jika nanti kamu hamil”. Nina langsung mencium kening saya dan kedua mata saya, lalu dia berkata
“Terserah mau kamu apakan saya say” serasa angin segar aq langsung membuka celana dalamnya, aq terdiam sejenak memperhatikan memeknya (sekedar informasi memeknya tembem dan ditumbuhi bulu-bulu yang masih halus).

Tanpa pikir panjang aq langsung mencium dan menjilatnya, dan tangan saya asik meremas kedua payudarahnya.

Mungkin karena dia sudah klimaks, dia langsung menindih saya dan mengarahkan memeknya ke burungku. Aq merasa kesakitan disaat kepala burungku mulai masuk ke memeknya, mungkin karena aq masih perjaka dan dia masih perawan. Nina berusaha keras untuk memasukkan burungku ke memeknya, sekitar 5 menit burungku sudah masuk semua kedalam memeknya, aq suruh dia untuk mendiamkan burungku didalam memeknya agar aq dapat merasakan kedutan memeknya. Lalu aq menindihnya dan menggesek-gesekkan burungku di memeknya lalu ia menahan pinggulku sehingga menghentikan genjotanku.
Lalu ia berkata,

“Masukin aja say….” katanya sambil menunjuk memeknya.

Maka segera saja aku mengambil posisi siap tembak. Lalu pelan-pelan Nina mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku dapat merasakan betapa sempit dan hangatnya vagina Nina.

“Pelan pelan ya say…. sakit..” “Soalnya punya kamu gede..”

Lalu aq bisikkan di telinganya“iya say jangan kwatir…”
Aq melakukan gerakan naik turun dengan sangat pelan, agar dia tidak merasa kesakitan dan aku kembali bertanya..

“Gimana sekarang udah Enak… ?” Lalu ia menjawab,
“Iya Ee..nak bangat say..” karena dia sudah mulai keenakan maka aq mempercepat gerakan naik turunya.

Aku genjot terus sampai kira kira lima belas menit saat mau keluar tiba tiba ia berbisik…

“Keluarin di dalam aja ya say…” mendengar perkataanya aq semakin bernafsu, dan akhirnya croot, croot, croot. Kami saling berpelukan dan akhirnya tertidur.

Setelah kejadian itu hampir setiap minggu kami melakukannya, kadang di kosanku dan kadang di kosannya. Setelah minggu ke empat dia menelpon aq dan meminta aq untuk datang ke kosanya, di pikiranku

“dia pasti mengajakku untuk bercinta”. Sesampainya dikosanya dia mengatakan bahwa
“Ibu kostnya ingin mencobaku” aq kaget dibuatnya dan bertanya
“dari mana ibu kost tau?” akhirnya dia mengatakan bahwa dia telah menceritakan persetubuhan kami pada ibu kostnya.

Dia bertanya “say kmu mau apa tidak???” aq terdiam sejenak dan mengatakan “Bersedia” tapi dengan syarat nina tetap harus melayani aq.

Pendek cerita aq berangkat dengan ibu kostnya menuju hotel melati yang ada di daerah kelapa di pusat kota bandung. (sekedar informasi ibu kostnya namanya Rini, usia sekitar 38 tahun) Setelah check-in, segera aq dan ibu rini masuk ke kamar yang telah ditentukan.

“Rini, ingin mencoba kamu say, Rini ga tahan mendengar cerita Nina”, kata ibu Rini sambil memelukku erat setelah di dalam kamar.
“Saya juga ingin merasakan memek Rini..”, kataku sambil mengecup bibirnya.
“Mm.. Mmhh..”, gumam Rini sambil melumat bibirku sementara tangannya langsung masuk ke dalam celanaku, lalu masuk lagi ke celana dalam.
“Ohh.. Enak,…”, bisikku ke telinganya sambil meremas buah dadanya yang besar. lalu Rini menurunkan celanaku dan memerosotkannya hingga lepas.

Akupun segera melepas kaos yang kupakai dan celana dalam yang sudah menggembung. Sementara Rini juga sama melepas semua pakaiannya hingga telanjang bulat. Aq memeluk tubuhnya. Burungku yang sudah tegang dan tegak menyentuh-nyentuh bulu memek dan perutnya. Ibu Rini memegang dan mengocok burungku. Lama kami berciuman sambil saling usap, saling raba, saling remas.

“Ohh.. Mmhh..”, desah Ibu rini ketika tanganku mengusap belahan memeknya lalu jariku masuk ke lubang memeknya yang sudah sangat basah.
” Oohh..”, desah Ibu Rini makin keras ketika aku menurunkan kepala ke dadanya lalu kujilati puting susunya bergantian sembari tangan dan jariku masih tetap memainkan memeknya.
“Say….. Rini sudah tidak kuat lagiihh..”, bisik ibu rini sambil menggerakan pinggulnya seiring tusukan jariku ke memeknya.
“Setubuhi ibu sekarang say….”, pintanya lirih sambil melepaskan diri dari pelukanku lalu dia berbaring di ranjang.

Aku tersenyum, lalu aku pun segera naik ke atas ranjang dan kunaiki tubuh telanjangnya.

“Ayo lekas lakukan, say..”, katanya sambil meraih burungku lalu diarahkan ke lubang memeknya.
“Sabar donk bu.. jangan buru-buru…..”, kataku sambil tersenyum lalu kukecup bibirnya, kemudian kutekan burungku perlahan sampai akhirnya masuk semua ke dalam memeknya.
“Ohh.. Shh.. Enakk, say..”, desah ibu rini sambil menggoyang pinggulnya.
“Ibu sudah tidak sabar lagi karena sudah lama tidak mendapatkan kenikmatan…”, bisik Ibu rini.
“Ohh.. Nikmat sekali, sayy..”, desah kenikmatan keluar dari mulutnya. “Setubuhi lebih cepat, say..”, pintanya sambil mencengkram tubuhku erat.
“Ohh.. Ohh.. Ibu mau keluarr.. Ohh..”, lenguhan panjang terdengar dari mulut ibu rini sambil memejamkan matanya.

Serr! Serr! Lendir birahi ibu rini menyembur disertai dekapan yang sangat erat di tubuhku.

“Say.. Nikmat sekalii..”, desah ibu rini sambil badannya terkulai lemas.

Aku tersenyum melihat ibu rini memejamkan matanya karena kenikmatan yang tiada tara.

“Bu, balikkan badannya dong..”, pintaku sambil mencabut burungku dari memeknya.

Ibu rini menuruti apa permintaanku. Dia tengkurap sambil membuka kakinya agak lebar sehingga memeknya tampak merekah merangsang. Lalu kuarahkan burungku ke lubang memeknya kemudian kutekan hingga masuk semua.

“Mmhh.. Enak sekali, Bu..”, kataku sambil mengeluar masukkan burungku di memeknya.

Aku terus mengeluar masukkan burungku sambil meremas-remas bongkahan pantatnya yang besar dan bulat. Sesekali kusentuh lubang pantatnya dengan jariku.
Tak lama kurasakan sesuatu yang ingin menyembur dari burungku. Kupercepat gerakan burungku sambil menikmati perasaan nyaman yang mulai meningkat.

“Saya mau keluar, bu..”, kataku serak.
“Keluarkan di memek ibu aja.. Biar enak..”, kata ibu rini.

Croott! Crott! Croott! Air maniku menyembur banyak di dalam memek Ibu rini. Kutekan burungku dalam-dalam ke memeknya. Terasa kontolku berdenyut-denyut nikmat. Kudekap ibu rini dari belakang tanpa melepas burungku dari lubang memeknya.

“Nikmat sekali, Bu.. Memek ibu masih nikmat..”, pujiku.

Setelah beres-beres, aku dan ibu rini segera keluar dari hotel tersebut. Kulihat wajah ibu rini sangat cerah dan ceria. Sangat jauh berbeda dari pada saat sebelum kami bersetubuh lebih dari 1 jam yang lalu. Setelah sampai dikosan, Nina bertanya tentang apa yang telah kami lakukan, setelah mendengar cerita saya dia meminta agar saya memuaskannya juga. Tanpa bisa aq tolak akhirnya aq memberikan kepuasan buat dia.

Setelah kejadian itu aq semakin sering melakukan hubungan badan, kadang dengan orang-orang yang sudah berkeluarga dan kadang dengan teman-teman Nina. Nina selalu mencari orang-orang yang haus sex untuk aq layani, semua itu aq lakukan dengan tanpa bayaran, sebab aq juga menikmatinya. Tetapi sekarang nina telah tunangan dan telah pulang ke jakarta. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Nina dan Ibu Kostnya appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Nani Gadis Dari Kampung

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Nani Gadis Dari Kampung – Kala itu aku numpang kost di rumah temanku yang sudah berkeluarga, sedang seorang gadis adik temanku kebetulan numpang juga di rumah itu, sebagai pengasuh anak-anak temanku itu, berhubung suami istri bekerja.

 

cerita-sex-nani-gadis-dari-kampung

Cerita Sex: Nani Gadis Dari Kampung

 

Sex Hot Terbaru | Pada awalnya aku memandang gadis itu Nani namanya, biasa-biasa saja, maklum aku walaupun sudah cukup dibilang dewasa (27) tetapi sekalipun belum pernah mengenal wanita secara khusus apalagi namanya pacaran, maklum orang tuaku menekankan menuntut ilmu lebih utama untuk masa depan. Apalagi setelah aku selesai kuliah dan langsung bekerja, aku merasa berhasil menikmati hasilku selama ini. Itu sekedar background kenapa gadis itu aku pandang biasa saja, karena dia hanya lulus SD sehingga aku kurang peduli bila aku menyadari tingkat pendidikanku sendiri.

Namun dari hari kehari Nani si gadis itu selalu melayaniku menyediakan makan, menjaga kebersihan kamarku, dan bahkan mencuci bajuku yang terkadang tanpa aku minta walaupun aku sebenarnya biasa mencuci sendiri, namun adakalanya aku cukup sibuk kerja, sehingga waktuku terkadang serasa di buru-buru.

Rupanya gadis itu sedikit menaruh hati, tapi aku tidak tanggap sekali. Terlihat dari cara memandangku, sehingga aku terkadang pura-pura memperhatikan ke arah lain. Sampai pada suatu saat, dimana temanku beserta anak istrinya pulang kampung untuk suatu keperluan selama seminggu, sedangkan adik perempuannya karena harus menyediakan makan setiap kali untukku, tidak diikutkan pulang, sehingga tinggal aku dan si gadis Nina itu di rumah.

Rupanya kesendirian kami berdua menimbulkan suasana lain di rumah, dan hingga pada suatu pagi ketika gadis itu sedang membersihkan kamarku yang kebetulan aku sedang bersiap berangkat kerja, masuklah gadis itu untuk menyapu lantai. Sebagai mana posisi orang menyapu, maka saat gadis itu membungkuk, aduuhhhh…, rupanya perh yang sedang bercermin tersapu juga oleh pemandangan yang menakjubkanku.

2 buah melon yang subur segar terhidang di depanku oleh gadis itu, dengan sedikit basa basi gadis itu menyapaku entah sadar atau tidak dia telah menarik perhatianku karena payudaranya yang tidak terbungkus BH, kecuali dibalut baju yang berpotongan dada rendah. Dengan tidak membuang kesempatan aku nikmati keindahan payudara itu dengan leluasa melalui cermin selama menyapu dikamarku.

Menjelang dia selesai menyapu kamarku, tiba-tiba dia dekap perutnya sambil merintih kesakitan dan muka yang menampakkan rasa sakit yang melilit. Dengan gerak refleks, aku pegang lengannya sambil aku tanya apa yang dia rasakan. Sambil tetap merintih dia jawab bahwa rasa mules perut tiba-tiba, maka aku bimbing dia ke kamarnya dengan tetap merintih memegangi perutnya sampai ditempat tidurnya. Kusuruh dia rebahan dan memintaku untuk diberikan obat gosok untuk perutnya. Segera aku ambilkan dan sambil berjaga dia gosok perutnya dari balik blousenya.

Tetapi tiba-tiba saat menggosok lagi-lagi dia mengerang dan mengaduh, sehingga membuatku sedikit panik dan membuatku segera ikut memegangi perutnya dan sambil ikut mengurut juga. Dan nampak sedikit agak berkurang rintihannya, sambil masih tetap kuurut perutnya. Kepanikanku mulai hilang dan aku mulai sadar lagi akan keindahan payudara gadis itu bersamaan dengan bangkitnya perasaan gadis itu selama aku urut tadi mulai menelusuk ke tubuhnya merasakan kenikmatannya juga dan dengan tiba-tiba tanganku dipegangnya dan dibimbingnya tanganku ke taman berhiaskan buah melonnya yang subur segar dan aku turuti saja kenikmatan bersama ini untuk mengusap buah melon yang tidak terbungkus itu, dan tanganku terus menelusup diantara buah-buah itu sambil memetik-metik putingnya.

Gadis itu mulai merintih nikmat, dan erangan halus dan memberi isyarat tanganku untuk terus dan terus memilin puting buahnya yang semakin menegang. Baru aku sadari bahwa untuk kali pertama aku merasakan puting gadis yang menegang bila sedang terangsang dengan erangannya yang membuat penisku yang dari tadi ikut mengeras tambah menekan di dalam celanaku yang sebenarnya sudah siap untuk berangkat kerja, namun untuk sementara tertunda. “Eehh… Mas.. gelii.. tapi nikmat, aahh.. eehmm aduuhh nikmat mass..” Posisi dia saat itu sambil duduk membelakangiku, dan tiba-tiba dia menyandar ke dadaku sambil menengadahkan mukanya dan mulutnya mengendus-endus leherku.

Tanpa buang waktu, mulutku pun kuenduskan ke lehernya dan selanjutnya mulut kami saling berpautan, saling mengulum dan saling menjulurkan lidah dengan penuh nafsu, sementara tanganku terus menyusuri buah-buah yang subur itu untuk meningkatkan kegairahannya, sedang tangan gadis itu mulai hilang kesadarannya oleh kenikmatan itu dengan ditandai kegairahannya untuk melepas kaitan rok bawahannya dan dilanjutkan ke kancing-kancing blousenya.

Kembali kesadaranku tertegun untuk pertama kali aku menikmati keutuhan tubuh seorang gadis yang hanya mengenakan CD-nya. Namun untuk saat itu juga aku terperanjat, “Eiitt, Nina ini sudah jam delapan, aku harus berangkat kerja wahh, aku terlambat”, kataku. Kami saling tertegun pandang dan saling senyum tertahan dan kemudian kami berpeluk cium, sambil aku berkata, “Entar aku berangkat dan aku segera kembali, hanya untuk minta ijin kalau aku ada keperluan yahh, gimana?”.

“He.. eh, Mas entar kita terusin lagi ya Mas, tapi janji lho, ehh tapi Mas?”.
“Kenapa Nan…” tanyaku.
“Mas kemot dulu dong payudaraku, ntar baru boleh berangkat”.

Achh lagi-lagi kenikmatan yang tak bisa ditunda pikirku, dengan “terpaksa” aku kemot putingnya dan dengan penuh gairah aku kemot buah dadanya sampai hampir merata bekas kemotan di kedua buah dadanya, sampai-sampai si Nani tak percaya keganasanku. Kami saling melepas pelukan yang seolah adalah kerinduan yang selama ini lama terpendam.

Kebetulan kantorku hanya beberapa ratus meter dari rumah kost yang aku tempati. Selesai aku menyampaikan alasan yang dapat diterima atasanku, segera aku bergegas pulang lagi. Ketika aku sampai dirumah, yang memang setiap harinya sepi pada jam-jam kerja, maka menambah kegairahanku waktu aku membuka pintu depan yang tidak terkunci, dan langsung kukunci saat aku masuk. Tetapi pintu-pintu kamar tertutup. Maka yang pertama aku tuju adalah kamarku. Aku buka kamarku untuk ganti baju kerjaku dengan maksud akan ganti baju kaos dengan celana pendek saja.

Aku buka baju dan celanaku satu persatu, dan saat aku hanya kenakan celana dalamku, tiba-tiba dari belakang, Nina si gadis itu sudah di belakang mendekapku dan ohh, menakjubkan…, rupanya sedari tadi dia aku tinggalkan, dia tidak lagi kenakan bajunya sambil terus menunggu di kamarku. Maka kembali kenikmatan pagi itu aku teruskan lagi, dengan saling meraba dan dengan ciuman yang penuh nafsu dan kami masing hanya mengenakan celana dalam saja, sehingga kulit kami bisa saling bergesekan merasakan dekapan secara penuh, sementara kami berpelukan dan mulut berciuman, penisku merasakan keempukan tonjolan daging di selangkangan Nani yang seolah terbelah dua memberikan sarang ke batang penisku.

Sedangkan dadaku merasakan tonjolan buah dadanya yang lembut dan torehan puting susunya di dadaku. Tanganku bergerak dari punggungnya beralih ke pantatnya yang bulat untuk aku remas-remas, sedang tangannya tetap memegang leher dan kepalaku dengan mulut, bibir dan lidah saling mengulum. Lama kami pada posisi berdiri

“Eeehh… mmaas eehh eegh enaak sayang ngg…, teruss, teruss… gelii… egghh eenaak” erangnya yang setiap saat keluar dari mulutnya.

Kegairahan pagi itu kami lanjutkan di lantai kamarku untuk saling berguling dan tetap saling peluk menaikkan gairah petting kami yang pertama kali di lantai kamarku. Maklum kamar indekost dengan tempat tidurku yang seadanya dan pas-pasan yang pasti kurang pas untuk kegairahan petting yang memuncak di pagi itu.

Dengan leluasa tangan kami saling bergerak ke buah dada, penis, puting dan satu hal selama ini yang jadi obsesiku adalah keinginan yang terpendam untuk mengemot puting bila melihat buah dada wanita yang sedemikian montok dan menggairahkan, maka aku tumpahkan obsesiku pada kenikmatan pagi itu untuk pertama kalinya.

“Mass sayang terruss kemot pentilku.. mmaass gelii, geelii,… eehm Mas nikmat.. terus jilatin pentilku teruss aku peengin di jilatin terus pentilku..”. Dengan penuh gairah pertama aku puaskan menjilati putingnya yang aku rasakan semakin menegang dan demikian juga dengan penisku, sambil aku gesek-gesekkan ke tonjolan daging di selangkangannya.

Aku kembali agak kaget ketika batang penisku merasa basah saat aku gesekkan di tonjolan daging selangkangan Nina yang masih memakai CD, yang bahkan penisku sendiri belum mengeluarkan cairan sperma. Maka sambil mulutku mengemot dan menjilati puting susunya, tanganku mencoba meraba selangkangan Nina diantara belahan daging, namun tiba-tiba dia memekik

“A’aa ehh jangan dulu Mas nggak tahan gelinya”.

Maka sementara aku lepaskan kembali dan tangan ku kembali meremas buah dadanya sambil memilin-milin putingnya

“Mass… he’eh begitu kemotin pentilku teruss.., susuku diremass-re’eemas… e’eenak eeh… ehghhm… yangg geli…”. Penisku terus aku gesek-gesekkan dicelah selangkangan Nina,
“eeh,,eehh… eehh… eehh… eeheh… eh”. Demikian lenguhannya setiap aku gesek selangkangannya.

“Mas… tarik CD-ku dan lepaskan celanamu…”, sampai pada ucapan Nina tersebut maka sementara kami lepas pergumulan itu sambil aku dengan ragu dan deg-degan menarik pelan-pelan CD-nya yang masih dalam keadaan telentang sementara aku duduk dan dia mulai angkat kakinya ke atas saat CD-nya mulai bergeser meninggalkan pantatnya, sambil terus kutarik perlahan-lahan dengan saling berpandangan mata serta senyum-senyumnya yang nakal, maka aku dihadapkan dengan sembulan apa yang disebut clitoris yang ditumbuhi rambut-rambut halus sedikit keriting dan bllaass, lepas sudah CD-nya tinggalah celah rapat-rapat menganga semu pink dan semu basah dengan sedikit leleran lendir dari lubang kenikmatan itu.

“Nin.. kenapa sih” tanyaku nakal,
“Apanya… Mas” sahutnya sambil senyum,
“Kalau dikemot-kemot payudaranya sama pentilnya tadi”.
“Aduh rasanya geli banget, rasanya kaya mau mati saja tapi nikmat iih geli”.
“Enggak sakit dikemot dipentilnya tadi” tanyaku,
“Enak.. Mas, rasanya pingin terus, kalau sudah yang kiri, terus pingin yang kanan, rasanya pingin dikemot bareng-bareng sama mulut Mas.

Terus di liang kewanitaanku jadi ikut-ikutan geli nyut-nyutan sampai aku eeghh.. hemm gimana yach bergidik. hhmm” akunya. “Terus pingin lagi nggak dikemot-kemot?” tanyaku penasaran.

“Iiih… Mas nakal, ya.. Pingin lagi dong”, sambil tangannya merayap ke selangkanganku yang masih pakai CD, memencet penisku yang menonjol dan juga meremas.
“Kalau adik Mas rasanya gimana tuh kalau kupegang-pegang gini?, geli nggak?” keingin-tahuannya besar juga.
“Sama nikmat rasanya, pengin terus dielus-elus sama Nina terus, geli eh-eh… eh” dengan penasaran dia mengesek-gesek pas lubang penisku, jadi geli rasanya.
“Kalau ininya dipegang-pegang gini gimana Mas?” sambil dia pegang dan raba-raba buah pelirku.
” Yah nikmat juga” tegasku sambil aku elus-elus pahanya yang tidak begitu putih tapi mulus.
“Eh.., Mas tadi kutipu, pura-pura sakit, habis Mas kelihatannya cuek saja”, sambil dia senyum nakal menggoda.

Brengsek juga nih anak batinku, nekat juga ngerjain aku.

“Mas.. selama seminggu ini kita hanya berdua saja dirumah, terus gimana enaknya Mas?” tanyanya sambil iseng meremas-remas penisku yang tetap tegak sedang aku memilin-milin puting susunya yang juga tetap tegang,
“Kita kelonan terus saja seminggu ini siang ataupun malam”.

Kebetulan kerjaku selama ini hanya sampai jam 14.00 sudah pulang. Dia menggoda

“Terus nanti kalau kelonan terus Mas nanti nggak ada yang nyediain makan gimana dong”.
“Yah nggak usah makan asal kelonan terus sama Nina entar kenyang”. Dia bangkit dan memelukku erat-erat dan diciuminya bibirku sambil lidahnya dijulurkan ke kerongkonganku.

Sambil melepas dia berkata

“Mas kita kelonan lagi yuk sampai sore, terus nanti mandi bareng”. Tanganku mulai mengelus clitorisnya dan mulutku terus mengulum bibirnya dan kembali dia telentang di lantai dan aku mulai menindihnya
“Mas.. kalau gini terus aku rasanya mau pingsan kenikmatan eehh… M eghhmm… aduuh… nikmat Mas di memekku.. geli rasanya teruuss eeghh… eghh”. Dan aku rasakan clitorisnya semakin basah, dan dengan lahapnya jari tengahku aku cabut dari clitnya untuk kujilati jariku dan aku rasakan nikmat gurihnya lendir seorang perempuan pertama kalinya. “Eeehh.. eennak… aahh.. aahh uuhhgg uughhg uuhh… ehhehh” saat jariku kembali menelusup kedalam lubang clitorisnya.

Lenguhan mulutnya dan dengus napasnya menaikkan gairahku yang kian meningkat tapi aku ragu untuk menuruti naluriku mencoba memasukkan penisku ke lubang senggamanya. Maka sementara aku tahan walupun penisku pun juga sudah semakin basah oleh lendirku juga. Aku mulai merayap kebawah selangkangannya dan mulutku berhadapan dengan clitorisnya tanpa dia sadari karena matanya terpejam menikmati gairah yang dirasakan, saat lidahku mulai menjilatlubang clitorisnya, kembali dia terpekik

“aahhuughh huu… hu… egghh aduh… eggh nikmat, aduhh aku gimana nih Mass aahh aku nggak kuat, Mass… Mas.. eghh.. egh hhgeehh… Mas.” sambil dia aku perhatikan pantat, paha, perut dan kakinya seolah kejang seperti kesakitan tetapi aku sangsi kalau dia sakit, dan malahan kepalaku dia tekan kuat ke selangkangannya sambil terus berteriak
“hehehggheh ahh… ehhehh… huhh… mass… aku.. akuu rasanya… eghh” dan dia bangkit sambil menarik CD-ku yang masih aku kenakan, dan blarr, penisku menantang tegak
“Mas masukkan Mas.. eeghheghh” dan dia angkat kakinya sambil telentang dia bentangkan lebar selangkangannya sambil tangannya membimbing penisku memasuki clitorisnya.
“Mas.. kocok Mas eghh Mas yang dalam… kocok terus selangkanganku aduhh eghh Mas enakk”.

Sambil menekuk kaki, sementara tanganku sebagai tumpuan dan dengan berat tubuhku aku tindihkan dan kuamblaskan penisku ke lubang yang sedari tadi sudah menunggu, dan aku rasakan sedotan lubang yang sangat kuat pada batang penisku yang rasanya dikemot-kemot.

“Eehhgehhg… teruss. teruss Mas… maass nikmat kocok terus aduuh rasanya aku nggak kuat mass ada yang keluar eghh.. eeghh. eehhgg aduuhh.. mass…”
“ahhgg-agh… Nani aku aduh egghh, Nani rasanya memekmu ngemot eghh eehhmm… nikmat… terus sedot”
“Mass nikmat… sekali nikmat… dalam sekali. Aahh aduh… hhaghhah Mass.., aku mau keluarrr”.

“Aku juga Nan… ahhgh aku sudah mau keluar.. ahgghhah”. Dan aku cabut penisku saat dia demikian bergetar dan menyedot sedot penisku sehingga aku tak tahan lagi untuk menyemburkan spermaku dan saat itu aku merasa dia terlepas dari penisku, dia bangkit dan menyongsong batang penisku dengan mulutnya menyambut semburan spermaku sambil tangannya menggosok lubang clitorisnya, ditimpali dengan lenguhannya yang tidak beraturan dimulutnya

“Cppokklep.. plekk.. clepk.. clkek.. cslckek” bunyi mulutnya mengemot dan menyedot penisku sementara aku terasa bergetar dan tenagaku berangsur-angsur lemas, sampai dia menjilati sisa sperma pada penisku dengan bersih.

Sesaat kemudian aku tidur ditempat tidurku siang itu kelonan berdua yang tidak terasa telah jam 3 sore, dan baru kemudian bangun dengan badan terasa agak pegal. Kami kembali berpagut lama dengan saling rabaan dan remasan masih dalam keadaan tanpa busana. Akhirnya kami mandi bersama dengan air yang sebelumnya kami. Itulah pengalaman pertama kaliku menikmati hubungan seks dengan seorang gadis kampung bernama Nani. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Nani Gadis Dari Kampung appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Nonik Berawal Dari Flirting

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Nonik Berawal Dari Flirting – Saat itu aku masih SMA dulu…beberapa tahun yang lalu. Sejak mengenal yang namanya masturbasi, aku semakin suka yang namanya seks. Entah apakah ini tergolong suka seks, kecanduan seks, atau hiperseks…whatever, tidak penting.

 

 

cerita-sex-nonik-berawal-dari-flirting

Cerita Sex: Nonik Berawal Dari Flirting

 

Cerita Mahasiswi | Nah, cerita ini dimulai ketika ada seorang mas-mas yang menjadi langganan keluarga aku untuk membeli galon air plus elpiji. Bagian delivery service-lah. Dulu aku pikir dia kerja ikut orang, eh ternyata itu punya dia sendiri. Lama-lama aku semakin akrab dengan dia, karena kebanyakan yang membayar ketika barangnya datang adalah aku sendiri.

Dari dia aku tahu bahwa laki-laki seperti dia itu memang menyukai cewek-cewek seperti aku. Entah kenapa, katanya lebih keliatan bersih, putih dan rata-rata cakep, plus kaya. hihihihihi…cowok matre rupanya. Beberapa waktu kemudian, aku menemukan sebuah situs di internet cerisex.net yang menceritakan pengalaman seorang gadis exhibist.

Hobi yang aneh, dia sukanya memamerkan aurat kepada cowok-cowok dan ketika mendapat tanggapan dia menjadi sangat senang bahkan terangsang. Weee…setelah beberapa minggu membaca cerita-cerita dia dan menimbang kanan-kiri, akhirnya jadi kepengen juga meniru walaupun sejujurnya aku ngga berani senekad dia. Maklum, aku ndak ada hobi sebagai exhibist…sekedar copy-cat alias meniru sejauh yang aku bisa aja.

Sex Mahasiswi | Suatu hari, datang kesempatan itu. Kedua pembantuku sedang keluar, sedangkan aku sendirian dirumah. Aku lalu telp mas itu untuk kirim 2 buah air galon yang memang udah abiz dan ditumpuk di teras. Abis itu aku segera mengganti baju dengan kaus ketat berwarna hitam dan celana hotpants hitam, tetapi aku ngga pake bh dan cd, lalu menunggu dia datang.

Awalnya aku ingin pakai kaus yang warnanya putih tetapi takut terlalu mengundang, lagian kan baru pertama kalinya nih coba-coba pamer aurat xixixi. Tak lama kemudian, terdengar ketukan di pintu pagar. Sambil berdegub kencang, aku keluar dan membuka pintu, menantikan reaksi dia saat melihat aku.

Setelah pintu gerbang terbuka, eh…dianya ngga liat gw T_T, lagi sibuk bongkar muatan. Aku lalu masuk aja kedalam karena terlalu gugup. Karena aku ngga pake bh, puting aku yang memang sensitif jadi mengeras dan njeplak di kaus, cukup jelas sih…

Setelah dia selesai membongkar dan mengaturnya di teras depan, aku baru keluar. Hal pertama yang aku ingat adalah MATANYA yang terbelalak wkwkwk…kaget! terus mesem-mesem ga lucu, salah tingkah. Aku cuek aja padahal aslinya gugup.

“Berapa Mas?” tanyaku.

Dia bengong sebentar lalu bilang sekian rupiah.

“Mau dibawa kedalem Nik?”, ujarnya lagi.

Aku mengangguk. Tak lama kemudian dia mulai mengangkat galon itu masuk ke dapur satu persatu. Aku menunggu di sana sambil berdiri. Setelah selesai, aku lalu mengeluarkan sejumlah uang dari dompet sambil sesekali mencuri pandang ke dia. Weks…matanya ngga lepas dari tubuhku xixixi…rasanya dari ujung puting sampai ujung kaki diliatin sampe puas.

“Nih…”, ujarku.

“Makasih Nik. oh ya, sampeyan cakep Nik.”, ujarnya pelan sambil meringis.

Aku cuman tersenyum ringan aja. Dia lalu keluar dari rumah aku dan kembali ke tokonya. Aku menghempaskan tubuhku ke sofa. Ah…asik juga ternyata. xixixi…dan jujur aja, vaginaku terasa sedikit basah. Hm…masa begini aja aku udah terangsang sih? perasaan gugup, takut dan tegang ternyata membuatku mudah terangsang. Kesempatan berikutnya datang beberapa hari kemudian. Aku ingat itu hari minggu. Aku memilih menggunakan kaus yang longgar berwarna putih dan rok mini, tetapi ngga pake bra dan cd. Sambil menunggu datangnya mas Rizki itu, aku duduk-duduk di teras depan sambil membaca majalah.

Bik Ida, pembantu aku yang udah tua menegurku,

“ndak ganti baju nik, kan mas Rizki mau datang?”.

Aku cuman tersenyum saja. Aku tahu, dia ingin menegurku lebih jauh, cuma dia mungkin sungkan. Akhirnya meninggalkan aku ke dalam rumah. Beberapa waktu kemudian…

“Air”
“Ya masuk aja mas…ndak dikunci.”, teriakku.

Seperti biasa, dia lalu membongkar muatan, membuka sendiri pintu gerbang dan menata galon persis di depan aku. Nah, aku sengaja duduknya terbuka kedua pahanya.

Setiap kali dia meletakkan galon pasti membungkuk dan aku yakin dia pasti melirik dan dapat melihat vaginaku yang tersembunyi dibalik rok mini ini xixixi…

“Ehem…udah nik. dibawa masuk?” ujarnya, seperti biasa mesam-mesem ga lucu.
“iya donk!”

Setelah selesai, kita berdua berada di teras depan. Aku sengaja membungkuk untuk
mengambil majalah yang tadi tergeletak dilantai.

“Ehem”, terdengar dia batuk ringan sambil jemarinya menutup mulutnya.

Pasti dia melihat payudara aku mengintip dari balik lubang kaus aku yang longgar. Aku sengaja membungkuk agak lama, pura-pura ngapain gitu, membiarkan dia melihat payudaraku selama mungkin.

“Nih duitnya.” dia tersentak kaget, mungkin lagi asyik meliat gunung putih 34B ya xixixi…
“terima kasih non.”, ujarnya tersipu sambil sedikit membungkuk, lalu keluar rumah.

Aku segera menuju kekamar. Ugh…betul-betul menegangkan dan membuatku terangsang.

Sebenarnya waktu itu aku ingin menenangkan hatiku, namun apa daya, dorongan seksual ini terlalu kuat, sehingga aku segera bermasturbasi sampai orgasme berkali-kali dan anehnya, aku ngebayangin disetubuhi oleh mas Rizki tu!
ouch! What happen with me!!!
Udah berapa kali ya aku flirting begitu apa Rizki? Hm…tidak pernah kuhitung sih, tetapi yang pasti cukup sering. Aku sengaja mengatur ritme agar tidak terlalu terlihat sengaja, artinya dari 5x bertemu hanya 2 atau 3 kali aku flirt.

Sisanya aku memakai pakaian yang biasa (cukup seksi tetapi tidak “kelihatan” apa-apa). Suatu hari, aku bertengkar hebat dengan pacarku Andre, pake omong putus segala. huh. Betul-betul menyebalkan. Daripada BT, aku naek ke lantai dua dan masuk ke ruang gym. Xixixi…bukan gym beneran kok…cuman ruangan kamar yang diisi peralatan gym, geto…treadmill…angkat beban ringan…dst dst…ahh…capeknya. keringetan. T-shirt putih yang aku pakai basah oleh keringat. Pas mau minum, aduh airnya tinggal dikit. Segera aku habiskan sisanya dan minta dikirim galon air baru.

“mas kirim 1 ya.”
“Ok Nik…”

skip…skip…

“Tolong diangkat ke atas aja mas, ke sini!”, ujarku memberi petunjuk.

Rizky, seperti biasa, bertelanjangan dada mengangkat galon sampai ruangan gym dan meletakkannya di lantai.

“Tolong dimasukin ya mas.”,pintaku.

Rizky tersenyum,

“Apanya nik yang dimasukin?” Aku jadi bengong,
“lho ya galonnya toh, ke dispenser, piye to orang ini?”
“Haha…saya pikir yang lain yang mau dimasukkin Nik” sahutnya genit.

Weleh…ini orang mancing-mancing. Karena aku lihat posisi galon yang diletakkan Rizky tadi terlalu dekat dengan pintu masuk, aku menariknya supaya lebih masuk ke dalam ruangan. Sekedar membantu begitu aja, bukan berniat untuk membawa. Tetapi entah kenapa, pegangan aku ke mulut galon itu kurang kuat, jadinya aku terpeleset jatuh dan galonnya itupun jatuh dan PECAH! Airnya meluber kemana-mana dan kaus aku bagian punggung dan samping menjadi basah kuyup.

“lho gimana to Nik?”

Rizky langsung mendekat dan menarik aku agar segera berdiri. Karena lantainya licin, aku tidak bisa langsung berdiri. Rizky terus membantuku, tapi kayaknya ada pamrihnya deh. Saat aku berusaha berdiri itu aku merasa jemarinya memegang payudara kiri aku dengan cukup telak kemudian mengangkat aku. Pas aku sudah berdiri pun tangannya masih berposisi memeluk aku sambil memegang payudaraku.

Jantungku langsung berdegub kencang. Wiiiii ini kan yang sering aku bayangkan sambil masturbasi, sekarang malah terjadi. Aku lalu pura-pura sulit berdiri sambil menunggu reaksinya dia. Mungkin karena merasa dapat angin ya, tangan satunya sekarang memegang payudara kanan aku. Ouch! aku semakin tegang. Mungkin tidak kuat menopang tubuhku yang tidak kunjung berdiri, Rizky lalu duduk di lantai yang basah itu dan aku pun mau tidak mau ikut duduk karena kedua tangan mas ini udah memegang dada aku. Kami pun terdiam, tidak ada yang berbicara. aku cuma merasakan desah nafas penuh nafsu dari Rizky ini.

Pelan-pelan kurasakan kedua tangan Rizky ini mulai meremas payudaraku. Ouch…aku merasakan rangsangan seksual yang berbeda dengan yang selama ini aku rasakan…jauh lebih tegang daan merangsang. Blah…sayang sekali, aku pake bra. xixixi…soalnya kan ndak lucu latihan gym ndak pake bra. Semakin lama remasannya semakin kuat dan membuatku semakin terlena pada rangsangan ini. Lalu kurasakan dia mulai mencium tengkuk aku dan mulai menyapu ke arah leherku. hiiiiiiii sekujur rambut di tubuhku serasa berdiri semua. Merinding, terangsang. kurasakan pula dia mulai menggosok-gosokkan penisnya ke pantat aku sambil terus meremas payudaraku. Aku udah mulai mendesah, terangsang…wahhh gawaat! Kemudian dia mulai merogoh celana hot pants yang aku pakai dan memainkan jemarinya di belahan vaginaku.

“Sssth…aahh…” aku mulai mengerang kecil menikmati permainannya.

Perlahan, dia mulai memasukkan jarinya kedalam celana aku. Aku tahan, supaya ndak kebablasan. Tapi tenaganya lebih kuat dan masukkan jarinya. Segera darahku berdesir kuat, merasakan ada jari-jari yang menggosok-gosok selangkanganku.

“ah….mas….ssh”, erangku tak mampu lagi tertahan.
“wiiih becek banget nik.”, ujarnya pelan. “kausnya dilepas aja yuk.”

Aku diem aja. Rizky lalu menarik lepas kaus dari tubuhku. Dengan posisi masih membelakanginya, dia lalu menciumi punggung aku dan melepas bra hitam yang masih melekat. Kemudian kedua tangannya pun langsung meremas dan memilin payudaraku.

Aku semakin terangsang, tegang dan bergairah. Tapi sedapat mungkin aku tahan. Dia lalu memutar badanku dan langsung menyedot putingku dan memainkan lidahnya di sana.

“Ah…ssssh…” aku memejamkan mata, menikmati rangsangan ini. Dia bergantian mencumbui payudaraku. Setelah puas, dia lalu menarik dan mencopot hotpants hitam yang masih aku pakai. Melihat vagina aku yang gundul dia membelalakan mata,

“Persis seperti yang dulu saya liat Nik”, sambil terkekeh ringan.

Aku diam aja, pasrah menanti serangan berikutnya. Dia lalu membenamkan mulutnya di selangkangan aku, memainkan lidahnya di dalam belahan vagina dan terkadang menyedot klitorisku.

“Ahh…sh…mas…”, erangku penuh kenikmatan.

Aku pegang kepalanya dan mendorongnya kebawah agar semakin terasa rangsangannya. Cukup lama aku mendapat service oral yang nikmat dari Rizky sampai akhirnya aku tidak mampu lagi menahan gejolak seksualku. Tubuhku tiba-tiba mengejang dan vaginaku berkedut. Semakin lama aku merasa ada sensasi geli tapi nikmat yang semakin kuat, dan akhirnya…

“maaaaaas ooh…” aduuuuh enaknya mengalami orgasme

Dia tetap menyedot vaginaku dan memainkan lidahnya di dalam semantara tubuhku kejang dan berkontraksi karena mengalami puncak kenikmatan seksual. Kubenamkan kepalanya ke arah vaginaku.

“Oh…enaknyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…sssh!!!” Setelah merasa agak tenang, aku lalu mendorong kepalanya agar berhenti menikmati vaginaku. Rizky agak bingung dan terbengong sesaat.

Aku lalu berdiri, memunguti bra dan kausku lalu aku pakai kembali. Setelah itu, aku mencium pipi Rizky,

“makaci ya!” sambil aku remas sebentar celana bawahnya, “wow! udah keras nih ye! Oh ya. Ini uang buat ganti galon yang pecah. Abis ini kamu kirim ulang aja, OK?” Dia masih terbengong.
“Heh! kok bengong gitu seh. Sana kembali ke toko terus kirim ulang.”

Dia mengangguk.

“Trus saya ndak dikasih toh?”

Aku tertawa kecil,

“nanti kapan-kapan ya! pasti saya kasih. OK?”

Dia cuman manggut-manggut kecil.

“Ya…penonton kecewa nik!” ujarnya sambil memelukkku dari belakang dan berusaha meremas payudara aku.

Aku menepisnya sambil tersenyum, terus turun menuju keluar rumah. Sesampainya di garasi, dia nampaknya masih belum puas.

“Ayo nik…nanggung banget!” Tanpa ba-bi-bu dia langsung mencopot celananya dan WOW! sebatang penis yang besar sedang tegak ereksi! Aku mendelik dibuatnya.

Ukuranya lebih besar dari pacar aku..(atau mantan ya? hmm…)

“Masukin ke memek kamu donk! Ayo!” pintanya.

Aku menggeleng.

“Kenapa kog ndak boleh?”

Aku diam saja, dia jadi ikutan terdiam,

“Terus saya dapat apa nih?”

Aku tersenyum…”Ya udah sini!” kataku

Segera aku sedot putingnya sambil aku kocok penisnya yang besar itu. Rizky nampak senang sekali dan tangannya menggerayangi payudara aku dan meremas-remas. Setelah aku rasa cukup bermain dengan putingnya, aku lalu memasukkan penis yang besar itu kedalam mulut aku. Ough! bau! Ugh…ditahan aja dah. Aku kulum dengan kuat sambil memainkan buah pelirnya. Dia mengerang keenakan. Sekitar 3 menit kemudian, aku merasakan penisnya mulai berkedut. Wah ini tandanya mau keluar nih. Kusedot dengan kuat penisnya sambil bergerak maju mundur beberapa kali, dan akhirnya dia tidak mampu lagi menahan ejakulasi. Yang bikin sebel, dia memegang kepalaku agar mulutku terus mengulum penisnya. Nah pada saat dia keluar pejunya aku ndak bisa menghindar dan dengan terpaksa terus menyedot batang kejantanan dia sambil menelan sperma yang keluar itu. Yoooooouch! mau muntah rasanya!

skip…skip…

“Udah toh?”, ujarku sambil membersihkan bibir menggunakan tisu. Dia mengangguk sambil memelukku dari belakang, meremasi kedua payudaraku.
“Ayo kamu cepat pergi. Nanti ketahuan Bik Ida lho!”, pintaku pelan.

Dia setuju, kami bercanda sesaat lalu dia mencium pipi aku dan segera kembali ke toko.

Sore itu, aku ada janjian ama temem jalan-jalan ke mall. Mau nonton bioskop. Karena pulsa aku tinggal sedikit, aku berhenti di toko pulsa dekat rumah untuk membeli voucher. Seingat aku, dulu belum ada voucher elektrik deh. Ntahlah.

“Hai nik”, sapa seseorang.

Aku menoleh. weleh…ada di Rizky. Aku cuman tersenyum kecil. Basa basi,

“Beli apa?”
“ya beli pulsa lha. emang mo beli galon disini? Dia tertawa kecil. Yuk ke toko saya bentar, kata dia sambil mencolek pantat aku. Wah berani juga nih orang, untung ngga begitu rame toko pulsa ini jadi mestinya ngga ada yang liat. Aku tanya

“ngapain ke tokomu, aku mau pergi nih.”
“Iya tahu, cuman bentar aja”

Dia baru beli HP baru, minta diajarin. (halah…pasti alesan niih orang). Pemilik toko pulsa yang udah berumur itu memandang Rizky lalu bertanya,

“ini ta noniknya?”

Rizky mengangguk sambil tersenyum. Pak tua itu lalu mengacungkan jempol,

“sip, bagus banget noniknya!”.

Aku melolot kearah Rizky. Ngomong apa dia ama pak tua ini ya! Karena Rizky terus memaksa, akhirnya aku mengalah supaya ndak ribut di toko orang, lagian aku berpikir Pak Tua ini mungkin tahu apa yang telah terjadi. Uggh…! Takut juga kalo aku menolak apa permintaan Rizky, dia BT trus mulutnya berubah jadi ember…bisa berabe! Toko Rizky ini tidak terlalu besar. Disekat menjadi 2 bagian, yang luar digunakan untuk jualan galon, yang bagian dalam mungkin dibuat tempat tinggal. Aku duduk di samping dia, yang sedang menunjukkan HP baru. Minta diajari ini-itu. Ya udah aku ajari sebisa aku, kan aku juga baru pegang hp model ini. Selama mengajari itu, baru keliatan niat dia yang sebenarnya.

Dari tadi tangannya ngga henti-hentinya mengelus-elus paha aku, memuji aku keliatan sexy. Lha iya lah. Wong pake tanktop putih setali, bra item dan rok mini jeans. wkwkw…”seragam wajib” kalo aku ke mall bersama gengku, pakaian kami berlima, cewek, hampir sama semua. Lama-lama jemarinya mulai masuk ke dalam rok mini aku. Huh…aku tepis sambil terus menjawab pertanyaannya. Tapi lama-lama aku jadi horny juga nih…xixixi..apalagi dia ngga pake baju alias telanjang dada. keliatan item gagah…ugh! Akhirnya aku biarkan saat jemarinya semakin masuk dan mulai menggosok-gosok vaginaku. Uh…jantungku kembali berdegub kencang.

“sh…” aku mulai mengerang ringan.

Rizky terus memandangi aku seakan ingin menelanku bulat-bulat. Jemari masih tetap menggosok-gosok vagina aku yang semakin lama semakin basah. Aku menikmati rangsangan seksual itu sambil memandang ke jalan, was-was juga kalo tiba-tiba ada orang yang masuk ke dalam toko. Dilepas aja yuk CD-nya. Aku melolot sebentar. Rizky cuman terkekeh. Huh ya udah, aku lalu melepas CD aku sambil duduk. Rizky langsung menyambar dan menjilatinya. Aku diam saja. Dia lalu kembali memasukkan jemarinya ke dalam rokku dan sekarang mulai mengaduk-aduk isi vaginaku dengan telunjuknya. Aku semakin terangsang dan memejamkan mata sambil mendesis pelan menikmati jari Rizky keluar masih vagina aku yang sudah basah.

Mungkin udah tidak tahan, dia lalu menggandengku, menarik tanganku untuk masuk ke dalam. Ditutupnya pintu toko supaya lebih aman. Aku pasrah saja. Begitu di dalam, dengan ganas dia langsung memelukku dan menciumi bibirku. Wiii aku gelagapan sebentar mendapat serangan seperti itu. Tangannya dengan kasar menarik lepas tank top putihku dan melucuti bra hitam yang aku pakai. Selanjutnya puting payudara aku disedotnya bergantian dengan kuat. Aku melenguh keenakan. Tanganku mengarah ke celana jeansnya dan berusaha membuka resletingnya tetapi tidak bisa. Dia lalu yang melepas celananya sendiri.

Wow! Penis besar hitam, I like it! Segera aku jongkok dan masukkan penis itu ke dalam mulutku dan menyedotnya dengan kuat, mengkocoknya maju mundur. Tak lupa aku memainkan putingnya sekali-kali.

Rizky melenguh keenakan. Tangannya merengkuh payudaraku dan memerasnya dengan kuat. Uh..sakit tapi enak juga. Kubalas dengan menarik putingnya dan memilinnya menggunakan jemariku. Beberapa menit kemudian, Rizky menghentikan blow job yang sedang kulakukan. Dia lalu menidurkan aku keatas ranjang butut yang sudah agak bau. Tubuhnya langsung menindihku dan menyedot putingku dengan kasar.

“aah…ssss..” aku sudah sangat terangsang sehingga tidak lagi memikirkan apa-apa.

Dia mengangat lenganku lalu menjilati ketiakku..Ih geli…Sambil memejamkan mata, aku menikmati gaya seksual kasarnya. Tiba-tiba aku merasa rok mini aku sedang ditarik lepas. Oh no…aku sudah bugil sekarang. logika aku langsung bekerja. Berbahaya ini. Rizky kembali menindihku dan memposisikan penisnya yang besar di atas belahan vaginaku.

“Ouch…tidakkk…jangan mas…jangan!” aku meronta.

Aku berusaha bangun tapi dia jauh lebih kuat dari aku. Ditambah sensasi nikmat yang kurasakan ketika penisnya menggosok-gosok vaginaku.

“Mas jangan dimasukkin lho mas.. tolong mas…ssh…ah…” pintaku.

Tapi dia tidak menggubrisku dan terus menyedot putingku dan menciumi leherku. Geli, nikmat, tegang, takut menjadi campur aduk didalam emosiku. Melihat aku terus berusaha meronta, Rizky mencengkeram lenganku dan menariknya keatas, membuatku tidak bisa lagi meronta. Kakinya terus membuka pahaku kemudian kembali menggesek-gesekkan penisnya dibelahan mahkota milikku.

“Tenang…aku udha ngga perawan kok! xixixi…”

Aku merasa takut…tetapi sekaligus terangsang…uh…bagaimana ini? Tak lama kemudian, Aku merasakan ada yang mulai membelah vagina aku dan sebuah batang tumpul mulai menyeruak masuk. ouch…enaknya…sedikit sakit karena mungkin ukuran penis Rizky yang cukup besar. Tapi vagina aku udah siap, sudah sangat basah.

“Mas tolong mas…jangan dimasukin mas…Maaaaaaaaaaaaaaaaaas!” teriakku singkat.
“aaaaaaaah!!”

Terlambat sudah, aku sudah berhasil disetubuhi oleh Rizky. Penisnya sudah masuk seluruhnya kedalam vaginaku. Ooooo…nikmatnya. Aku secara di awang-awang.

“Mas..uh…mas…”

Dia lalu mulai menggenjotku dengan ganas.

Karena sudah terlanjur, aku pasrah saja dan mulai berusaha untuk menikmatinya. Aku memeluk dia dan kami lalu berciuman bibir dengan ganas, sedangkan panggul Rizky dengan kasar menggenjotku, naik-turun naik-turun..

“Ah…ouh…Nik. enaknya vagina Cina kamu. Ouuuuuh!!”, erangnya keenakan.

Aku memilin-milin puting susunya sambil membuka pahaku lebar-lebar agar tidak terlalu sakit digenjot sedemikian kasar oleh Rizky. Rizky tampak sangat keenakan. Beberapa menit berlalu, kami berganti posisi beberapa kali, hingga aku tak kuasa lagi menahan gejolak orgasme yang semakin mendekat. Dan ketika itu datang, aku menarik pantat Rizky agar penisnya itu menghunjam semakin dalam dan “mas…aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” teriakku penuh kenikmatan.

Badanku kelojotan, vaginaku berkedut meremasi penis Rizky yang masih keras didalam. oh..nikmatnya! Saat vagina aku berkedut orgasme, Rizky juga tidak mampu lagi menahan ejakulasinya dan langsung menghunjamkan penisnya semakin
ke dalam dan ..

“Nik…Aaaaaaaaaaaaaaah!” panggulnya kelojotan dan aku merasakan penisnya menyemprot di dalam rahimku. Ouh…enaknya!

Aku sudah kembali berpakaian, tetapi kusut semua. Rambutku juga rada bau ngga enak, kena ranjang butut si Rizky. Hpku penuh dengan miskal dan SMS dari temen-temen aku yang menanyakan kenapa aku belum datang dan akhirnya tertinggal bioskop-nya. Dia lalu duduk disebelahku, aku sedang sibuk membersihkan cairan sperma yang keluar dari lubang vaginaku. Uh…kok keliatan dower sih? penisnya kebesaran tuh! Untung ini masa aman…coba kalo masa subur grrr!!!

“Memek kamu enak Nik, SIP!” ujarnya penuh kemenangan.

Aku diam saja.

“Gara-gara kamu aku ndak jadi liat bioskop.”

Dia terkekeh. “Oh ya Nik, lain kali ke sini lagi ya. Temenku juga pengen cobain kamu!”

DHEG!

“What!”

Aku shock!

“Maksudnya?”

Dia tertawa.

“Ya begitu deh. masa ndak ngerti. Temen aku yang bantu buka toko itu lho. Nonik kan juga kenal toh!”

Aku langsung lemes. Wadooooooooh! Tujuanku mencari kepuasan kok malah begini.

“id, keluar aja. udah beres.”, tukasnya ringan. DHEG!

Dari kamar sebelah, keluar seorang lelaki muda, memakai celana dalam saja sambil cengar-cengir.

“Ini toh nonik kamu? luar biasa sampeyan Riz, cantiknya, putihnya, seksinya top banget! kontolku sampe ngecrot dua kali liat kalian maen lho” ujarnya sambil terkekeh. Nampaknya dia sembunyi sambil beronani melihat kami berhubungan seks. Aku langsung shock dan terduduk di kursi. Mataku kosong.

“Sori lho nik. Lah kalo dia langsung muncul kan sampeyan pasti ndak mau. kalo begini kan, mau ndak mau pasti mau kan? Hahaha…”

Aku menangis, sesenggukan.

“Wes, sampeyan tenang aja. Rahasia aman. Pokoknya…hahaha…” Rizky dan Said tertawa lebar, “sudah kamu pulang aja nik. Udah malam lho…nanti dicari papi.”

Aku mengangguk lemah dan beranjak keluar. Rizky membukakan pintu toko, mengantarku sampe ke mobil. Dia berlagak sok gentlemen dengan membukakan pintu untukku. Aku pun segera meluncur kembali kerumah. Sesampainya di rumah, aku baru ingat, CD hitam mini aku tertinggal di toko Rizky. Mau ngambil hiii…takut!

Ooooo! Malam yang kelam has just began!gl – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Nonik Berawal Dari Flirting appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Antara Aku, Kau, Dia dan Ibumu

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Antara Aku, Kau, Dia dan Ibumu – Sore itu mendung menggelantung diatas langit,hujan gerimisdiiringi tiupan angin dingin membuat tubuh orang orang menggigil,namun cuacayang dingin tak berpengaruh di ruang tamu rumah Dara. Justru suasana terasapanas seiring birahi dua insan yang tengah beradu kelamin di atas sofa ruangtamu tersebut.

 

cerita-sex-antara-aku-kau-dia-dan-ibumu-226x300

Cerita Sex: Antara Aku, Kau, Dia dan Ibumu

 

Plaaak..plaakkkk..plaaaak..suara terdengar sahut menyahut seiring suara gemuruh yang menggelegar.

“Aaahhhhhh..sayang terusss..masukin lebih dalam lagi say..uuuuccchhhh..sshhhh” Dara gadis keturunan Bali yang berbody sexy terlihat telanjang dalam posisi menungging diatas sofa.

Sementara itu pacarnya yang berbadan agak gempal menyodok pantat Dara dari belakang sambil sesekali tanganya meremas nakal buah dada Dara yang montok dan menggantung bebas. Saat itu memang suasana rumah Dara sedang sepi karena pembantu dan supir rumahnya tengah berbelanja sedang kan papa dan mamanya masihdikantor,sehingga kesempatan itu tak di siasiakan oleh Edo untuk menyetubuhitubuh sintal Dara pacarnya.

“Ucchhhhhh sayang aku dah mau keluar nih..ahhh” teriak Edo sambil memegang pinggul Dara danmenyodokkan kontholnya lebih dalam dan cepat.
“Sebentar say,aku belum apa apa nih..masih nanggung”

Protes Dara,namun Dara terlambat..

“Ahhh..yesss..oohhhhhh keluaaaaarrrrrrrr” creettt..creett..creettt.. teriakan Edo Menjawab protes Dara yangmasih ingin dientot, seiring sperma yang menyembur didalam liang vaginanyakekecewaanpun muncul dalam hati Dara.

Sial ni cowok, baru segitu aja udah K.O,padahal gua belum apa apa..hadehhhhhh, kata Dara dalam hati. Masih dalam posisi menungging Dara memajukan badanya ke depan sehingga otomatis penis Edo yang terkulai terlepas dari vaginanya dan cairan sperma Edo terlihat mengalir keluardari sela sela bibir vagina Dara.

Srrrrrrrrrrrrrrr…suara guyuran air di kamar mandi terdengar saat Dara membersihkan dirinyaseusai bersetubuh dengan pacarnya. Dengan air shower yang hangat Dara membasuhvaginanya yang sebenarnya belum terpuaskan oleh tusukan tusukan konthol.Walaupun telah berpacaran hampir 2 tahun namun Edo tak pernah memberikankepuasan sex terhadapnya. Padahal birahi Dara yang menggebu sering taktersalurkan. Dan ujung ujungnya Dildo dan sextoys lah yang menuntaskan hasratsexnya.

”Buseet dah kalo kaya gini terus bisa bisa gua selingkuh ni,daripada gua dientotin ama dildo terus lama lama bosen” sungut Dara dalam hati.

Dara kembalikeruang tamu dan dilihatnya Edo telah tertidur lelap namun telah berpakaianlengkap.

“ Ahh biarin ajadah dia tidur, gua mau contact Mita dulu” piker Dara.

Mita adalah teman dekatDara, mereka dari SMP telah berteman sehingga sangat akrab.. setiap Dara punyamasalah dengan cowoknya,di kampus,dengan keluarga atau teman pasti Dara curhatdengan Mita, bahkan urusan esex esex pun Dara selalu cerita dengan Mita begitujuga sebaliknya. Dara melangkah kekamarnya di lantai dua, lalu diambilnya hap yang tergeletak di tempat tidur.

Tuuttt…

“Hai say, da pa nih?“ terdengar suara merdu yang menjawab telfon Dara.
“Hay Mit,, gua lagi bete nih ma cowok gua“ Dara mulai curhat,
“Ahh..palinganjuga masalah di ranjang kan hehehe“ jawab Mita yang sepertinya hafal dengan masalah “cowok“ yang dimaksud sohibnya.
“Iya Mit.. dasars i Edo tu loh, mainya kaya ayam, baru digoyang dikit udah klepek-klepek“tegas Dara ,
“hahah cowokkayak gitu buang ke laut aja coy..“sahut Mita asal,
“ahh loe gimanasih? Kasih solusi donk..“ jawab Dara agak ketus.
“iyaiya say, tenang aja kalo masalah cowok mah gampang, emmmm loe mau gak gua kenalin ama temen kampus gua, namanya

Agus, anaknya tajir, trus bodynya jugaOK, kayanya bisa deh bikin loe ah uh ah uh kelojotan..hehehe“ “Loe nyuruh guaselingkuh gitu Mit? Emmm gimana ya? Gua masih sayang ama Edo , tapi boleh jugasih buat iseng iseng heheh“ kata Dara sambil tersenyum licik.

Keesokan harinya Mita,Dara dan Agus calon selingkuhanya Dara bikin janji ketemuan disebuah Mall di pusat kota. Hari itu Dara mengenakan hotpants dan T-shirt Billaboong yang ketat membuat lekuk badanya yang sexy terlihat jelas terbungkuspakaianya, Dara segera mengeluarkan mobil kesayanganya. Suzuki Swift warnaputih susu dan segera meluncur ke rumah Mita untuk menjemput sohibnya. Setibadirumah Mita terlihat Mita sudah menunggu di beranda rumahnya. Mita mengenakanrok mini hitam dan kaos U-cansee merah yang ditutup dengan jaket kain tipistanpa kancing sehingga buah dada Mita yang berukuran 34b terlihat menonjolindah dibalik kaosnya yang ketat.

Mitasegera melangkah menuju mobil Dara,gmana say udah Siap ketemu cowok kece? Sapa Mita sambil menDaratkan pantat bulatnya diatas jok mobil Dara. Oya Mit si Agus itu orangnya gimana sih? Maksud gua sifatnya, tanya Dara sambil mengarahkan mobilnya ke mall tempatmereka berjanji ketemuan. Hemmm loe liat aja deh langsung say,tapimenurut gua orangnya baik,lucu n gak pelit koq. Jawab Mita.

Sesampainya di mall Mita mengajak Dara mencari tempat duduk yang nyaman,cafe kopi starbuck menjadi pilihan dua gadis cantik nan sexy ini.

Setelahmendapatkan tempat duduk yang nyaman Mita dan Dara mengobrolsambil menunggu kdatangan Agus.
Trrrrtt..trrrrttthp Mita tiba-tiba bergetar. Mita merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan hpnya, eh ni Agus nelfon say,kata Mita lalu mengangkat telfon Agus, udah dimana Gus? Gua ama Dara udah di starbuck ni, loe langsung ksini aja yea.
Jawab Mita lalu mengakhiri pembicaraan di telfon. Beberapa menit kemudian Dara melihat sosok cowokyang lumayan ganteng melangkah menuju meja tempat dirinya dan Mita duduk. Hai Mit si cowok yg berbadan tegap dan atletis itu menyapa Mita,hai Agus, kenalin ini temen gua yg waktu ini pingin gua kenalin ke loe. Sahut Mita sambil mengenalkan Dara.

Setelah berkenalan dan sedikitbasa basi Dara merasa Agus orangnya emang asik diajak ngobrol. Jam tangan merk gucci yang melingkar di tangan halus Dara menunjukkanpukul 9 malam, setelah tadi mengobrol lalu jalan jalan dan makan di mall Dara dan Mita berpisah dengan Agus untuk pulang,tak lupa Dara saling bertukar pin bb dengan Agus. Dalam perjalanan pulangDara dan Mita masih membahas tentang Agus

Setelahmengantar Mita pulang Dara segera pulang,jam 10.15 malam saat Dara sampai di rumahnya,suasana rumahnya telah sepi sepertinya semua sudah tidur pikir Dara. Dara menutup pelan pintu depan,untung dia bawa kunci cadangan,kalo gak dia harus gedor pintu dan membangunkan mak ijah pembantunya. Dara segera naik ke lantai atas menuju kamarnya,tapi saat melewati kamar orang tuanya di dekat tangga langkah Dara terhenti sejenak,dia mendengar suara yang tidak
asing di telinganya,suara desahan dan erangan, karena penasaran Dara menempelkan telinganya di pintu kamar ortunya.

“ahh.hh pa.. Nikmat pa.. Trus pa..” terdengar suara tante Yunita yang mengerangnikmat,tante Yunita adalah mama Dara dan Om Danang adalah papanyaDara, tante Yunita masih terlihat cantik dan sexy walaupun sudahberkepala 4,
“dasar.. jam segini udah main ah uh tu mama ma papa” kata Dara dalam hati.

Dara ingin beranjak dari depan pintu kamar ortunya namun dia malah penasaran untuk melihat adegan live sex ortunya,dengan jantung berdegup kencang Dara menundukkan kepalanya kearah lubang kunci pintu kamar itu,jantung Dara semakin berdetak keras saat melihat apa yang tengah dilakukan ortunya di dalam kamar mereka,darilubang kunci itu Dara melihat papanya duduk di kursi samping tempat tidur sementara mamanya bergoyang liar diatas konthol papa Dara yang mengacung tegak. karena posisi mama Dara berhadapan denganpintu kamar maka Dara bisa melihat jelas tubuh mulus dan sintal mamanya yang naik turun mengocok konthol yang menancap erat di bawah.

melihat adegan itu membuat Dara panas dingin, dengan cepat birahinyanaik dan tanpa sadar tangan kiri Dara mulai meremas remas payuDara nya sendiri dari balik t-shirtnya. saat masih menikmati sensasi live show keduaortunya Dara dikejutkan oleh erangan keras papanya.

“ooohhh.. papa keluar..ahhh.. nikmat banget maaa..” tiba tiba papaDara mengejang dan meremas keras payuDara istrinya yang berukuran36B dari belakang,sementara mama Dara menghentikan goyanganpantatnya dan membiarkan dinding vaginanya merasakan semprotansperma papa Danang.
” pa kok cepet sih keluarnya? mama jadi tanggung nih” terlihat kekecewaan di wajah tante Yunita karena birahinyabelum tuntas,
“habis goyangan mama hot sih bikin anu papa cepet muntah hehe”jawab suaminya sambil terengah engah.
“gimana dong pa,mamamasih pingin nih” rengek mama Dara manja
“ok ma papa bantuin keluarin yuk,mama berbaring di tempat tidur ya” kata papa Dara,

kemudian tante Yunita berbaring terlentang di tempat tidur,di sela vaginanya masih terlihat cairan sperma suaminya yang mengalir keluar,sedangkanpapa Dara berjalan ke arah meja dan mengambil sesuatudi laci meja tersebut,

“sini ma,papa bantuin keluar yea”kata papa Danang sambil melumat bibir istrinya,sedangkan tanganya menggenggam dildo karet berbentuk konthol yang lummayan besar,perlahan digesekan dildo itu di bibir vagina istrinya lalu dimasukan pelan,

“emhhh..”erang mama Dara tertahan karena bibirnya masih saling berpagutdengan suaminya.papa Dara lalu menarik dildo itu setelah masuk3/4 dari lubang vagina istrinya yang licin,kemudian dimasukanya lagidan dikeluarkan lagi,dengan gerakan mengocok yang semakin cepat Dara bisa melihat vagina mamanya yang membengkak besar diisi dildo
dengan diameter 10cm itu.

Dara semakin terangsang hebat dengan adegan itu,tanpa dia sadari vaginanya telah basah. beberapa menit kemudian mama Dara melenguh panjang “ahhhhh..keluaaaar paaa”diiringi semprotancairan dari bibir vaginanya yang tak tersumbat dildo
lagi..srrrrr…srrrrbeberapa kali vagina mama Dara menyemprotkan cairan bening hingga jarak setengah meter.

“buseeet mama bisa squirting juga”kata Dara dalam hati,setelah mengejang sebentar tante Yunita
laluterkulai lemas dipelukan suaminya.

Daralantas beranjak menuju kamarnya,adegan liveshow ortunya membuatnyatak tenang,ingin sekali Dara melampiaskan hasratnya,tapi begituteringat pacarnya Dara merasa kecewa karena cowok itu tak pernahmemuaskan nafsunya. Dara menutup dan mengunci pintu kamarnya,danmulai menanggalkan pakaianya satu persatu,T-shirt billabong yang dia pakai telah terlepas dan payuDara nya yang indah berukuran36A menyembul dari balik bra hitam yang dia pakai,sementara
ituDara mulai meloloskan hotpantsnya dari kedua kaki jenjangnya. dan hanya tertinggal G-string yang menutupi gundukan vagina yang terselip diantara pahanya yang kencang.

Dara mengambil sextoys kesayanganya,laluberbaring di ranjang dan memainkan sextoys yang berbentukkonthol itu disekitar bibir vaginanya yang masih terbalut G-string,rrrrr..rrrrrsextoys Dara bergetar dan berputar disekitar vaginaDara,lalu Dara segera melepas G-stringnya dan memasukkan ujungsextoys itu kedalam vaginanya yang telah banjir.

“ssshhh..uhhh..ahh”desahDara menikmati batang sextoys yang terbenamdidalam vaginanya yang hangat,imajinasinya melambung dan

Daratengah membayangkan seorang pria tengah menyetubuhinya dengan kasar,tibatiba bayangan Agus yang muncul di benaknya,Dara membayangkantubuh atletis Agus mengentotinya dari belakang dengan posisidoggy,hampir 30 menit Dara masturbasi dengan sextoysnya dan akhirnya diiringi dengan erangan keras Dara pun mencapai orgasme
lalutertidur lelap karena kecapean.

Tingtong,ting tong bel rumah Dara berbunyi keras. Tak lama kemudianterlihat mamanya Dara membukakan pintu depan

“eh Edo tumbennih pagi pagi udah kesini” sapa tante Yunita saat tahu tamu di depanpintu rumahnya adalah pacar anaknya.
“iya tante mau ajak jalan Dara tante,mumpung libur nih” jawab Edo,
“masuk dulu yuk,Daranya kayanya masih tidur tuh,dia kalo tidur kaya kebo..susah dibangunin hihihi,bentar yea tante bangunin dulu” kata Tante Yunita sambilberanjak ke arah kamar Dara di lantai dua.

Tante Yunita yang mengenakan celana legging pendek dan kaos putih berjalan kearah tangga,sedangkanmata Edo tak lepas dari pantat mama pacarnya yang semok itu,celana legging ketat yang biasa tante Yunita pake saat olahragapagi memang membuat bongkahan pantatnya tercetak jelas,saat naiktangga pantatnya ikut terguncang kekiri dan kekanan seiring
langkahnya.Mata Edo terus mengikuti kemana arah pantat itu pergi,otaknyamulai mesum

“buset pantat tante Yunita mantep juga,masih padat,kalodientot dari belakang trus di anal pasti maknyos dah” tiba
tibalamunan kotor Edo buyar saat dirinya dikejutkan oleh suara mak ijahpembantu rumahnya Dara,
” eh nak Edo mau minum apa?” tanya makijah,
“eng..eh teh aja mbok jah” jawab Edo kikuk.

Setelahsekitar 15menit menunggu akhirnya Dara turun menemui kekasihnya,”sorrysay nunggu lama yea?” kata Dara yang disambut cipikacipiki oleh Edo,

“gak koq sayang,eh kita jadi jalan jalan hariini?” tanya Edo,
“ayo,kepantai yuk say aku pingin berenang nih,”sahutDara,”pada mau kepantai gak ngajak ajak nih,papa ikutan
donk”tiba tiba papa Dara yang muncul dari kamarnya memotong pembicaraanDara dan Edo. “oh iya boleh om,tante sekalian
diajakinom biar rame” Edo menjawab dengan pura pura gembira padahalhatinya dongkol,”duh kalo ortunya ikut gua gak bisa indehoy ama Dara di mobil nih..

“batin Edo. Pukul8 pagi suasana pantai yang tak jauh dari kediaman Dara terlihatagak ramai,maklum hari ini hari minggu jadi banyak yang kepantai untuk berolah raga,jogging,renang atau hanya sekedar cuci mataliatin abg abg yang berbalut bikini. Honda Crv keluarga Dara melajuke arah pantai,Dara dan Edo duduk di belakang sementara mamanya menemani papanya yang aedang menyupir di depan,ding..ding..

Suarahp Dara menandakan ada bbm masuk,Dara segera membacanya,

“eh Agus,diangajak ketemuan ntar sore nih”kaya Dara dalam hati,saat membalasbbm Agus Dara dikejutkan oleh Edo”siapa say yg bbm kamu?”
“eh..ini..ini temen kok say,anu..si Mita,ntar ngajakin jalan”jawab Dara agak panik,
“haduh untung kagak ketahuan hihihi”batinDara.

Mobil papa Dara telah parkir di tepi pantai,terlihat Edo,Dara,tante Yunita dan suaminya bersendau gurau diatas pasir pantai yang kadang tersapu ombak. Perasaan Edo yang tadinyadongkol akhirnya trobati setelah melihat mamanya Yunita hanya mengenakanbikini 2 piece,payuDaranya yang besar dan kencang terbalut brabikini dengan model tali di belakang leher membuat mata Edo sering mencuripandang kearah belahan dada calon mertuanya itu.

Sementara Dara mengenakan T-shirt tanpa lengan dan celana pendek jeansmembuat Edo kurang bernafsu melihatnya,namun tidak bagi mata lelakidisekitar pantai itu yang memelototi tubuh Dara yang mulus,apalagi T-shirtnya yang ketat memaksa payuDara Dara yang besaruntuk menyembul menantang dari balik branya. Begitu juga dengan tanteYunita,bodynya yang masih oke menjadi santapan gratis pria pria disekitarpantai itu.

Setelahlelah bermain dan berenang di pantai Dara mengajak papa mamanya untuk makan di restoran fastfood pinggir pantai

“pa kita beli burgeryuk Dara laper nih” kata Dara manja sambil menunjuk restoran berlogo Burger King yang tak jauh dari pantai
“iya sayang,ajak mamasama Edo gih”sahut papanya.

Setelah memesan makanan mereka berempatduduk sambil mengobrol ringan menunggu pesanan. “Edo gimanakerjaan kamu?” kata papa Dara membuka percakapan,

“lancar om,bentar lagi saya akan megang proyek gede dari BUMN” sahut Edo bangga,”baguslahkalo gitu,trus kapan rencana kalian menikah? Tante udahga sabar pingin gendong cucu lho hehe” tante Yunita menimpali.
“duhmama ni ada ada aja,Dara kan masih kuliah ma,Edo juga masih mudakoq,ntar deh nikahnya kalo udah bener bener siap lahir batin”sahut Dara agak sewot,
“iya sayang kan mama cuma bercanda”jawab tante Yunita lagi.

Sesudahmakan keluarga Dara beranjak pulang,hari sudah siang dan terikmatahari terasa menyengat,Edo pun berpamitan untuk pulang kepadaDara dan ortunya. Sepeninggal Edo Dara segera mengambil hpnya yang sengaja dia tinggalkan di mobil papanya karena takut Edo membacai si bbm dari Agus,segera Dara membalas bbm Agus yang telah beberapakali nge ping ke bb nya.sory baru bales Gus,iya ntar jam 5 soredi starbuck yang kemarin yea, ketik Dara membalas bbm Agus,tak lamaberselang Aguspun membalas,ok cantik see u soon.

Sebagaiistri yang normal tante Yunita juga memerlukan kebutuhan batindari suaminya,namun suaminya Om Danang tak bisa memenuhi hasratnyayang menggebu,setiap bercinta suaminya selalu KO duluan membuatnyaharus puas dengan dildo yang menggantikan tanggung jawab kontholsuaminya untuk menuntaskan birahi. Kadang terpikir oleh tante Yunita untuk berselingkuh sekedar melepaskan nafsu sexnya,tapi dia takutketahuan suaminya apa lagi ketahuan Dara anak semata
wayangnya.

Tante Yunita berharap suatu saat nanti dia akan mendapatkan kesempatanuntuk bercinta dengan pria yang lebih kuat,walaupun lebih mudadarinya.

Laju kenDaraan Edo terlihat kencang menuju kerumah sahabat Dara,Mita..Ya tanpa sepengetahuan Dara,Mita telah menghianati sobatkaribnya,Edo menjalin hubungan dengan Mita beberapa bulan terakhir,berawaldari Edo yang sering bertemu Mita saat menjemput pacarnyadi kampus membuat Edo menaruh hati kepada Mita,gadis putih dengantubuh yang proporsional dan selalu berpenampilan sexy ini yang sanggupmembuat hati Edo berpaling dari Dara,walaupun gadis itu adalahsahabat karib pacarnya sendiri.

“Hallo sayang,aku udah di depan nih” kata Edo lewat telefon,tak lamakemudian muncul gadis anggun yang sexy dengan dress biru motif bungamelangkah keluar gerbang mendekati mobil Edo,dress model langsungdengan panjang hanya sepaha itu melambai saat siempunya berjalanagak cepat,menampakkan sepasang paha mulus dan kaki jenjang beralaskanhigheel.

Gadis itu segera membuka pintu mobil dan bergegas masuk yang langsung disambut dengan ciuman Edo yang menDarat di bibir manisnya.

“sayang aku kangen banget” kata Edo lirih disela selaciumanya.” iya aku juga honey” jawab gadis itu. Mita tega menghianatitemanya sendiri,sebenarnya Mita hanya mengincar harta Edo yang memang kaya,kalo urusan ranjang mungkin Mita mempunyai pengalamansama dengan Dara,tak terpuaskan.

“kita kemana ni sayang? Ceckin yuk” kata Edo to the point,memang sepulang dari rumah Dara Edo sudah janji buat ngajak jalan Mita karena itu Edo tak berlamalama lagi di rumah Dara.
” hadeeh kamu ini maunya itu teruss,jalan jalan dulu kek atau shopping kek” jawab Mita agak ketus.
“ok deh say,jangan ngambek donk,kan sekarang baru jam 2 siang berarti kita masih punya banyak waktu buat jalan jalan dan itu itu..hehe” kata Edo mesum sambil tanganya iseng mengusap paha mulus Mita.
“Mama..Ma Dara keluar dulu yea” kata Dara sambil berjalan kearahpintu depan,

“mau kemana sayang, koq dandananya cantik banget?” tanya tante Yunita yang sedang duduk memainkan ipadnya di sofa ruang tamu,tante Yunita agak heran melihat dandanan Dara,T-shirt ketat berwarnaputih dengan model belahan dada yang agak turun dipadu dengan rokspan pendek berwarna hitam yang hanya menutupi setengah paha mulus Dara dan jaket kulit tipis tanpa kancing yang membungkus ketat tubuh bagian atas tak lupa higheel bertumit lancip yang dipakai Dara menambahkecantikan gadis belia itu.

“iya ma,emm ini mau ketempat temen adapesta ultah” jelas Dara berbohong,karena dia mau ketemuan dengan Agus cowok ganteng yang baru dikenalnya 2 hari yang lalu.
“oke deh sayang hati hati dijalan,jangan pulang malem malemm yea” sahut mamanya.
“iya mah” Dara menyahut sambil menutup pintu dan bergegas kegarasi mengambil mobilnya.

Suasanamall sore itu lumayan ramai,tampak beberapa pasangan abg bergandengan tangan dan berjalan berkeliling untuk shopping atau hanya sekedar melihat lihat saja, seorang pria muda berpenampilan casual tengah duduk di sudut salah satu cafe kopi yang terkenal,sambil sesekali dia meminum kopi ekspresso tanganya sibuk dengan layar touch screenhp androidnya.

“hai Agus apa kabar” tiba tiba pria itu dikejutkanoleh suara manis di depanya,Agus si pria tadi mengulurkan tánganmenyalami Dara dan mempersilahkan duduk,
“udah lama núnggu ya Gus?”tanya Dara
“oh gak koq barú habis kopi secangkir aja belum segalonhehe”canda Agus,
“o yea kamu mau mesen apa silvi?biar aku yang pesenin”tawarAgus,
“emm cappucino aja deh Gus,tapi low sugar yea aku ga terlalu suka yang manis” sahut Dara
“ok,kamu ga perlu minum yang manis manis koq kan kamu udah manis” rayuan gombal Agus terdengar garing
tapi Dara membalasnya dengan tersenyum manis.

Hampir1 jam tak terasa Dara dan Agus mengobrol membuat mereka semakin akrab,di hati Dara terbesit rasa suka kepada Agus,sedangkan diotak Agus terbesit niat mesum untuk segera menjajal jepitan vagina Dara.Sesekali mata Agus mencuri pandang ke arah belahan dada Dara yang hanya setengah terbungkus T-shirt putih itu,gila ni cewek teteknya montok banget uhh pasti nikmat dah kalo konthol gua dijepit disitu,lamunAgus mesum,

“woi liatin apa sih” Dara membuyarkan lamunanAgus,
“eh eh sory Dara,hehe aku jadi gak konsen nih,maklumlahmata cowok normal hehe” tukas Agus agak kikuk.
“hemm iya iyaaku maklum cowok kan emang gitu,bawaanya ngiler kalo liat perabotan cewek,hehe”Dara menjawab sambil terkekeh,dia tahu Agus menginginkan tubuhnya tapi Dara masih ragu apa dia rela tubuhnya dijamah pria lain selain Edo pacarnya.

Namun teringat Edo tang takpernah membuatnya puas dalam urusan sex semakin membulatkan tekad
Dara untuk berselingkuh dengan Agus,ah iseng iseng untuk pelampiasanaja pikir Dara.

“oy Gus kamu udah punya pacar?”tanya Darahati hati,
“emm belum,aku baru putus sama ceweku 2 bulan lalu,emangkenapa?kamu mau jadi pacarku?” jawab Agus setengah bercanda,
“hehe cuma nanya koq”sahut Dara pelan,Agus balik bertanya
“kalo kamu sendiri gimana say?”
” oh aku jujur udah punya sih cuman…Emmm akhir akhir ini agak bete aja,lagi ada problem gitu.”jelasDara yang berusaha jujur.
“hemm aku tau pasti masalah itutuh..hahaha” tebak Agus sambil tergelak tawa. Buset ni cowok tau ajakalo gua kagak puas ama konthol Edo,batin Dara.
“i..i.iya sih..heheduh jadi malu ngomongnya aku Gus” Dara tersipu dan wajahnyaagak memerah.
“udahsantai aja lagi,jaman sekarang udag lumrah koq anak muda membicarakanmasalah sex,kan itu juga ilmu yang harus dipelajari karenaberesiko fatal jika kita tidak mengetahui akibat dari sex itu sendiri,dansex merupakan salah satu kuncu keharmonisan rumah tangga maupunsaat berpacaran.
“jelas Agus panjang lebar seperti dokter boyke,”heeh,”jawab Dara singkat.
“saykamu gak lapar?kita maem dulu yuk” ajak Edo yang menggandengtangan Mita sementara tangan kirinya menenteng paperbag berlogo SOGO berisikan belanjaan Mita,selingkuhanya.

“laper dunk say,akupingin maem sashimi nih”jawab Mita yang memang keroncongan perutnyasetelah berkeliling shopping dan menambah tagihan di kartu kreditEdo.
“oke kita ke susithei aja yuk sayang” segera Edo menggandengtangan Mita kearah restoran jepang yang tempatnya berseberangandengan outlet starbuck dimana Agus dan Dara tengah pedekate.

Beberapa meter dari restoran susithei mendadak langkah Mita terhenti,dilihatnyasohibnya Dara tengah bercanda mesra dengan Agus dibalik kaca cafe kopi itu.

“sayang tunggu tunggu.. Kita maemnya di hana masa aja yuk say” kata Mita agak ketakutan,dia takue Edo
melihat Dara atau sebaliknya, “lho kenapa sayang?” Edo agak bingungdengan tingkah Mita yang berbalik arah
“iya say hana masa kan bisa makan sepuasnya hehe”jawab Mita sembari menarik tangan Edo menjauhdari tempat Dara dan deny berada.

Syukur dah gak ketahuan,kataMita dalam hati.
Matahari tampak mulai meredup dan sinarnya menghilang dari balik pepohonandi tempat parkir mall yang luas. Di dalam mobil Edo tengahbercumbu dengan Mita,bibir mereka saling melumat dan memagut,lidahEdo menari di rongga mulut Mita dan sesekali Mita menghisaplidah basah Edo,di jok mobil depan tangan Edo pun turutberaksi mengusap payuDara Mita yang masih terbungkus dress biru.

Tangan mulus Mita pun mengusap batang konthol Edo yang tak terlalu
besardari balik celana jeans,

“emmhh..sayang isepin ya” pinta Edo sambilmelepaskan ciumanya dari bibir Mita dan segera membuka
resletingcelana dan mengeluarkan kontholnya yang berukuran mini, Mita tersenyummelihat batang konthol Edo yang mengeras tapi tidak membesar,jarijari lentik Mita menggenggam batang konthol itu dan mengusapnyalembut,
“ahhh nikmat say..shhh” Edo mendesah lalu di tariknyapelan kepala Mita agar mendekat ke pangkal pahanya,Mita dengan sigap menjilat palkon Edo dan memasukkanya kedalam mulutnya,

“emhhh…emhhh”Mitamengerang tertahan sambil mengoral konthol Edo.

Melihatsituasi semakin memanas,Edo mengajak Mita untukc eckin di hotel langgananya,sepanjang perjalanan Mita tetap sibuk menghisap konthol Edo,membuat Edo agak tak konsentrasi menyetir,beberapakali mobilnya melambat di tengah jalan membuat pengen Dara lain membunyikan klakson agar mobil Edo melaju lebih cepat.untung kaca mobil Edo dilapisi kaca film gelap sehingga aktifitas Mita tak terlihat dari luar,apa lagi suasana sudah mulai malam,menginjak pukul 7 malam mobil Edo telah parkir di dekat lobby hotel langgananya, setelah membenahi celananya Edo mengajak Mita masuk ke kamar yang telah dia booking sehari sebelumnya,ternyata Edo telah merencanakan niat mesumnya untuk menggarap tubuh sexy Mita malam itu.

Ditempatlain suasana tak kalah hot malam itu,suara erangan dan desahanbersahutan di ruang apartement mewah. Ya.. Agus dan Dara tengahbercumbu diatas sofa di apartement Agus,entah siapa yang memulaiduluan tapi Dara sudah bertelanjang dada,payuDaranya yang sekaldiremas dan dikenyot dengan buas oleh Agus,

“ahhh.. Iya Gus isep Gus..lebihkeras sayaaang..” erang Dara sambil memeluk kepala Agus yang terbenam di antara dua bukit kembar yang bulat,

sesekali Agus menggigit puting Dara yang berwarna merah kecoklatan dan mengacung keras membuat Dara semakin blingsatan,sementara itu tangan Dara menggapaicelana panjang Agus dan menemukan benda keras menonjol di balik celana itu,uhh mantep dah ni konthol dari luar aja udah gede gini,pasti berasa deh hihihi pikir Dara sambil mengusap batang
kontholAgus yang besar.

“ahhhssshhh..isep lagi honey ahhh iya truss” terdengar desahan nikmatdi dalam kamar hotel suite yang di booking Edo,terlihat Mita berdiri dengan pantat menungging di depan meja dan tanganya bertumpu diatas meja,dress yang dia pake telah tersingkap sampai keatas perut membuatbongkahan pantatnya yang tak tertutup CD lagi terpampang jelas dari belakang,gundukan daging yang menyembul mesum diantara pangkal paha Mita tengah dilumat oleh Edo,dengan posisi berlutut dibelakang Mita,Edo yang telah telanjang bulat membenamkan wajahnya diantara belahan pantat Mita yang bulat padat, lidahnya menari mengusap bibir vagina Mita yang basah,sesekali klitoris Mita yang menyembul dihisapnya
membuat Mita kelojotan,sementara tangan kiri Edo mengusapdan mengocok kontholnya sendiri dan tangan kanannya meremas pantat mulus Mita.

AC diruang tengah apartement Agus tak terasa dingin walaupun telahdi set di suhu 19derajat celcius,Dara yang hanya tinggal mengenakanG-string dan higheel terlihat mengangguk anggukan kepalanya mengocok konthol Agus yang tengah duduk di sofa,

“emmhh..emmhh”suara desahan Dara teredam oleh batang konthol Agus yang besar keluar masuk mulut Dara,setelah beberapa menit Agus merasakan kehangatan mulut Dara deny lalu bangkit berdiri, sedangkan Dara masih
berlututdi hadapanya,konthol Agus yang panjang dan besar berayun ayun di depan wajah cantik Dara.

Darameraih kembali batang konthol Agus dan memasukkanya kedalam mulutnya,walaupu nkonthol itu tak sepenuhnya masuk karena terlalu besarnamun tetap membuat Agus mengerang nikmat,lalu Agus memegang kepala Dara dengan tanganya,dan pantatnya maju mundur seperti sedang mengentoti mulut Dara,

“ahhh yess give me your best honey..ahh give medeep throat.. Uhh”
“heeghh..emmphh ugh…” Dara tersedak saat Agus menarik kepala Dara dengan keras dan mendorong pantatnya kedepabdengan keras juga,membuat konthol Agus tertanam sempurna di mulut Dara yang mengglembung hingga ujung konthol Agus terasa menyentuhujung kerongkongan Dara,Dara menahan nafas sebentar membiarkan.

Konthol Agus terbenam sejenak di mulutnya,beberapa detik kemudianAgus melepaskan tanganya dari kepala Dara,plooop..suara konthol Agus terlepas dari mulut Dara yang penuh dengan liurnya,kontholAgus terlihat menggantung dan berkilat,air liur Dara yang kental menetes dari ujung palkonya,Dara terengah engah mengambil nafas sambi mengusap liurnya yang menetes di dagu.

“hemmini baru mantep,gua suka yang mainya hardcore gini” kata Dara dalam hati,Agus memegang kontholnya dan mengacungkan ke wajah Dara,denganbatang kontholnya Agus menampar wajah mulus Dara beberapa kali sebelum akhirnya kontholnya tertelan lagi oleh mulut Dara,beberapamenit melakukan deep throat membuat Dara megap megap,Agus mengerti dan beristirahat sejenak,
“sayang kamu berbaring duludi sofa ya aku ambil minum,kamu haus kan say” kata Agus sambil membopongtubuh Dara keatas sofa dan meninggalkanya untuk mengambil birdingin di dapur.

Jam dinding menunjukkan pukul 20.00 , 1 jam sudah Dara vs Agus dan Mita vs Edo melakukan warming up.

Inisaatnya main course baby, kata Edo pelan setelah puas melahap vagina dan pantat Mita dari belakang,masih dalam posisi berdiri Agus memeluk Mita dari belakang dan menciumi tengkuk gadis berkulit mulus itu,wangiparfum giordani yang terpancar dari tubuh Mita membuat Edo semakin membara,tanpa pikir panjang digesek gesekan batang kontholnyake bibir vagina Mita dari belakang,Mita mengangkat kaki kirinyakeatas meja agar konthol Edo dengan leluasa masuk liang senggamanya,

“oouchh..ahhh”Mita mengerang seiring amblasnya konthol Edo yang tak terlalu besar,Edo mulai menggenjot vagina Mita sambil tanganya sesekali meremas pantat Mita yang bergoyang.

“uuh sayangpunyamu sempit dan hangat,,hemmm nikmat say” Edo berbisik nikmat di belakanhg telinga Mita sambil sesekali lidahnya menjilat daun telinga Mita,membuat Mita semakin melambung tinggi,

“ohh..ohh.. Say remas toketku pleasee..” pinta Mita manja disela desahanya, Edo segera menarik turun dress tanpa lengan itu dan membuka pengait bra hitam yang membungkus payuDara putih Mita,walaupun tak sebesar payuDara Dara tapi milik Mita tetap menggiurkan padat dan bulat montok di hiasi puting berwarna pink dengan aerola yang kecil membuat
Edo dengan gemas meremasnya dari belakang..
“ahhh yeahh truss sayang remas terus” pinta Mita semakin keras.

Saat sedang asyik mengentot vagina Mita dari belakang mendadak Edo teringat tante Yunita mamanya Dara,bongkahan pantatnya yang semok membuat Edo menghayal mengentoti anus tante Yunita. Mendadak Edo melepas kontholnya,ploop suara konthol Edo terlepas dari jepitanvagina Mita,

“lho kok dilepas say,tanggung nih”protes Mita,
“sabar sayang aku kasih kamu yang lebih nikmat”kata Edo sambil mengoleskan cairan kewanitaan Mita ke palkonya sebagai
pelicin,

“maksudmuapa say..ang ahh..aow sakit Edo..pelan donk” kata kata Mita terputus saat konthol Edo menembus lubang
pantatnya,walaupun dirasa agak perih namun perlahan Mita merasa nikmat,setelahbeberapa lama beradaptasi dengan dinding anus Mita,Edopun menggenjot pantat Mita perlahan,

kemudian semakin cepat,diserangdari belakang oleh Edo membuat Mita semakin menunduk,dan lama-lama mereka mengambil posisi doggy stlye diatas lantai yang dilapisi karpet cukup tebal,Edo mengerang nikmat sambil menjambak rambut Mita yang tergerai bebas dari belakang,membuat tubuh Mita melengkung naik dan terlihat seksi,buah dadanya terguncang keras kedepan belakang seiring genjotan konthol Edo di dalam lubang pantat Mita,Edo terpejam sambil membayangkan tengah mengentot tante Yunita di depan Dara pacarnya sendiri,

imajinasinya melambung tinggi,pijatan dan jepitan anus Mita dianggap Edo adalah milik tante Yunita,dan hayalan Edo semakin liar,dia membayangkan menyodomi tante Yunita di ruang tamu rumah Dara,lalu Om Danang mengentoti Mitadi depan istrinya dan Dara pacarnya tengah digangbang oleh pak mat supir keluarga Dara yang sudah berumur bersama teman teman pak mat disekitar pemukiman itu,Edo membayangkan Dara dientot 4 orang sekaligus,lubangvagina dan anusnya terisi konthol begitu juga dengan mulutny yang sibuk melayani konthol teman teman pak mat.

sementara mamanya,tanteYunita mengerang nikmat disodomi dngan posisi doggy,dan Om Danang mengentot Mita yang menungging di depan tante Yunita,imajinasiEdo semakin gila dan membuatnya seperti menuju puncakorgasme,dengan terngah engah Edo membenamkan palkonya dalam dalamdi lubang pantat Mita,

Mitamerasa konthol Edo berkedut kedut didalam anusnya,

“say dah mau keluar yea?”tanya Mita agakkecewa,”ahhh yeah himm cumming ohhh”pertanyaan Mita dijawab dengan semprotan sperma beberapakali di dinding anusnya,sial ni cowok lagi lagi KO duluan,Mitamenggerutu dalam hati,kemudian Edo terbaring di atas karpet sedangkanMita mAsih menungging,bingung karena hasratnya belum Tuntas.

Dari vagina Mita mengalir sperma Edo turun membasahi vaginanya dan terusmeluncur di pahanya yang mulus terawat.
Ruangtengah apartemen Agus terdengar riuh dengan suara erangan,desahandan kadang teriakan kenikmatan,setelah beristirahat sejenakdan menenggak setengah botol bir dingin kecil Dara kembali beraksi.Didorongnya tubuh tegap Agus diatas sofa,dan Dara mengangkangitubuh Agus,

“say buka dunk G-stringmu biar gampang”bujuk Agus,Daramengikuti kemauan selingkuhanya,dengan cepat dirinya telah telanjang bulat,hanya higheelnya saja yang belum terlepas dari kakimulus Dara..
“ahhh… Uuhh..truss Gus…isep..” lenguh Dara nikmat sambil menggoyangkan pantatnya diatas wajah Agus.

Agus mengikuti permainan Dara,lidah nya menjulur menjilati liang vagina Dara yang banjir,aroma khas vagina Dara membangkitkan birahi Agus,tanpahenti lidah Agus dengan nakal menusuk2 vagina Dara yang menempel erat di bibir Agus.

Dengan posisi diatas membuat Dara lebihleluasa memainkan peranya untuk mencapai kenikmatan yang lebih
dalam.Kepala Agus terjepit pangkal paha Dara yang mulus sementara mulut Agus dicekoki vagina basah berhiaskan rambut tipis yang tercukur rapi.

Serangan yang intens pada klitoris Dara membuatnya menggelinjang kenikmatan,ahhnikmat banget padahal belum kena kontholnya aja dah kaya gini nikmatnya apa lagi kemasukan kontholnya Agus kata Dara dalam hati..beberapa saat kemudian Dara mengejang

“ohhh its cuming outbabe.. Ahhh” srrrr..srrrr..srrr beberapa kali liang vagina menyemburkan cairan tepat diwajah Agus,pinggulnya terangkat dan menegang.

Dengan sigap Agus menampung ceceran cairan bening Dara yang menetes dari bibir vaginanya. Dilahapnya cairan yang agak asin dan berbau khas itu dengan lahap hingga vagina dan pangkal paha Dara bersihkembali.

“ahhaku capek say,kamu hebat banget sih. Say,pake mulut aja aku dah bisakeluar hihi” kata Dara sambil terengah engah.

Agus membiarkan Daraberistirahat sejenak sebelum mulai menggempur vaginanya.. Agus memegang betis mulus Dara dan merenggangkanya lebar diatas sofa,Darayang terbaring pun hanya pasrah dengan perlakuan cowok yang baru saja membuatnya serasa terbang ke awang awang.

Perlahan Agusmenggesekan kepala kontolnya yang mengkilat ke bibir vagina Dara yang merekah. Inilah saat yang ditunggu Dara,saat kontol gemuknan panjang itu meluncur menyusuri lekuk dinding vaginanya.

“ssshhh..ahhh..”laju konthol Agus yang menembus liang vagina Daradiiringi desahan nikmat kedua insan yang terbuai nafsu tersebut.
“ahh say kontholmu gede bangeeet sihh..auhh” desah Dara manjamerasakan vaginanya yang tumben dijejali konthol berukuran 2 kali lipatkonthol Edo pacarnya.

“iyasay,, nonokmu juga sempit,enakbanget sayang.. Konthol pacarmu pasti kecil yea say hehe”kataAgus dengan nada sedikit mengejek. Dara hanya mengangguk pelan,matanyatertutup menikmati sensasi yang nikmat di
selangkanganya.

Agus menggenjot lebih cepat membuat payuDara Dara berguncang kerasdang mengundang tangan Agus untuk menjamah serta meremasnya.

Sambilmenggoyangkan pinggulnya maju mundur Agus meremas kedua payuDara Dara,sesekali dia pilin putingnya yang mengeras dengan jari membua tDara semakin kelojotan nikmat,tangan Dara meremas ujung sofamenahan nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. 10 menit berlalu Agus meminta Dara berganti gaya, tubuh mulus Dara dibalik dan disuruh menungging di atas sofa dan dengan posisi berdiridibelakang pantat Dara,Agus kembali menghujamkan senjatanya
keliang senggama Dara.

Plok..plok..plok..Terdengar suara keras saat pangkal paha Agus beradu dengan pantat montok Dara,”ahh come on babe ahhh shhh..”erang Agus sambil sesekali menampar bongkahan pantat Dara yang menungging dan meninggalkan bekas merah,Dara semakin senang dikasari,tangan kananyabertumpu disanDaran sofa sedangkan tangan kirinya sibuk meremas remas payuDaranya yang menggantung bebas.

” fuck me harder babe..Ahhh yes cepetin goyangnya.. Ahhh a..aku mau..mau sampe nihh…”teriakDara saat merasakan ada aliran nikmat di vaginanya menandakan diaakan orgasme.

Agusmempercepat sodokanya dan tiba tiba Agus melepas kontholnya dari jepitan vagina Dara,

“ahhh koq di lepasinsih?

Aku dah mau nyampe sayang” rengek Dara,namun Agus tak pedulidan berlutu didepan pantat Dara,di jilatnya bibir vagina
Dara yang berkedut siap siap mengeluarkan lahar hangat.

Laludengan kedua jari tengah dan telunjuk Agus mengocok lubang vagina Dara dari belakang menggantikan tugas kontholnya.

Clok..clok..clokk..Bunyi vagina Dara yang basah dikocok dengan kerasoleh jemari Agus

” oooughh.. Sayang akuu keluuuaaarrr… Ahhhh” teriakan Dara terdengar lantang diiringi tubuhnya yang menegang
melengkungke atas dan pantatnya menungging lebih tinggi,Agus melepaskan jarinya dari vagina Dara dan cairan kenikmatan Dara muncratberhamburan dari lubang vaginanya yang sempit,Dara seperti kencing,3 sampai 4 kali semburan air dari vaginanya membasahi meja di
depansofa..

“wah keren ni cewek ternyata jago squirting”kata Agus yang takjub melihat semprotan cairan bening dari lubang vagina Dara.

Daralalu ambruk diatas sofa,tulangnya terasa copot,tubuhnya lemas tak berdaya dankedua kaki jenjangnya terkulai di lantai,dengan posisi tengkurap Daraberistirahat mengatur nafasnya yang tersengal setelah isi
vaginanyaterkuras keluar.

“say q capek banget,kamu belum keluar yea Gus?”tanya Dara terputus putus.. Agus tersenyum lalu menggeleng pelan
“belum say,kamu istirahat dulu ya kita lanjutin bentar lagi” sahutAgus sambil merapikan rambut Dara yang berantakan.

Suasanakamar suite di hotel yang di booking Edo terlihat sunyi,tidakseperti tadi begitu ramai dengan erangan kenikmatan. Edotertidur diatas karpet masih telanjang bulat,sedangkan Mita berbaringdi sofa sambil memainkan komputer tabletnya. Mita masih telanjangsetelah disenggamai oleh Edo,dia merasa kecewa dengan pelayananEdo yang gampang loyo kaya ayam. Iseng2 Mita mengambil hpny adan menelfon Dara..

“ha..halo..” Dara menjawab dengan suara terputus,
“haysay lagi dimana nih?”tanya Mita,
“emhh..eng.. Anu Mit..ohhgua lagi di tempat temen nih..” jawab Dara sambil menahan desah nikmatnya. Mita tak tahu jika di seberang telfon Dara tengah terlentang diatas sofa sementara kepala Agus terbenam di antara paha mulus Dara membuat Dara tak kuasa menahan suara nikmatnya agar tak keluar.
“koq loe ngomongnya agak aneh say, lagi ngapain sih”Mita mulai curiga.
“ohh.. Eh ga koq Mit, ini nih samping gua ada yang lagi nyetel bokepsuaranya dikencengin..” Dara berusaha ngeles.
“lagi nyetel bokepato loe lagi main bokep hahaha”balas Mita sambil tertawa. ” ya udahdeh say besok berangkat ngampus bareng yea” lalu Mita mengakhiri panggilanya. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Antara Aku, Kau, Dia dan Ibumu appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Biduan Dangdut

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Biduan Dangdut

 

cerita-sex-biduan-dangdut-203x300

Cerita Sex: Biduan Dangdut

 

Perkenalkan namaku angga, usiaku saat itu 18 tahun aku berasal dari kampung dan baru mulai kuliah di kota besar ini aku tidak pernah mengenal dunia malam dan termasuk culun sehingga dapat disimpulkan aku begitu awam dalam hal wanita

Saat pulang kuliah, depan tempat kostanku banyak pemuda sedang mendirikan panggung ternyata malam ini akan diadakan dangdutan menyambut ulang tahun karang taruna

Aku tidak begitu antusias melihat pertunjukan dangdut tersebut karena aku kurang menyukai musik dangdut tetapi aku tidak bisa tidur karena suara musik yang begitu keras tentu saja berasal dari panggung dangdut yang hanya beberapa meter dari pintu kostanku

Jam 12 malam lewat, aku mendengar suara penyanyi dangdut mulai aneh berubah dari nyanyian menjadi desahan sensual

“aaaahhhhhh, iiiiihhhh, oh, oh,oh, aduh, aduhhhhh” aku pun penasaran untuk melihat bagaimana pertunjukan dangdut itu dan segera ganti baju dan keluar menonton dangdutan

Pemandangan pertama membuatku shock darahku berdesir melihat tiga wanita biduan dangdut diatas panggung yang tinggi, mereka menyanyi dan bergoyang mengenakan gaun ketat dan mini sehingga memperlihatkan lekuk tubuh mereka yang menggairahkan dan sesekali ketika bergoyang, celana dalam mereka pun terlihat mengintip dari rok mini yang mereka kenakan pertunjukan vulgar sepeti ini tidak pernah ada dikampungku

Satu biduan yang menyedot perhatianku, bertubuh sintal dan berkulit putih dengan balutan gaun berwarna kuning, tubuhnya begitu seksi di terangi lampu kedap-kedip yang temaram meliuk-liuk dengan pose sensual sungguh begitu seksi dan membuatku terangsang

Tepat di suatu momen, dia bergoyang tepat didepanku dengan pose mengangkang, celana dalamnya yang berwarna putih dan ketat terlihat jelas belahan vaginanya tercetak, diantara paha yang bersih dan semok tangannya seolah sedang meremas dadanya yang besar wajahnya menunjukkan ekspresi binal pemandangan yang langsung membuat penisku berkedut dan keras
inilah pertama kalinya aku melihat selangkangan wanita begitu dekat begitu indah dan menggairahkan

entah berapa lama mataku tak bisa lepas darinya menikmati setiap gerakan dan suaranyanya yang indah beberapa kali kami bertemu pandang dan aku tidak berani melihat matanya dan seakan tahu aku memperhatikannya, dia sengaja bergoyang lebih panas lagi didepanku sampai dia tersenyum padaku dan kemudian terjadi hal yang tidak pernah aku bayangkan dia memegang kepalaku dan sambil bergoyang dia mendekatkan selangkangannya padaku aroma khas vaginanya tercium dan sontak aku tidak dapat bernafas karena begitu shock dia terus melakukan pose seperti itu sambil tertawa-tertawa dihadapan banyak penonton penonton pun ikut tertawa melihat ekspresiku yang terbelalak kaget aku tidak peduli, aku tidak mau melewatkan kesempatan langka ini aku hirup bau vaginanya sepuasnya, sampai dia melepaskan kepalaku dan melanjutkan nyayiannya

aku masih shock ketika gilirannya bernyanyi selesai mas har, ketua pemuda mendekatiku

“angga, kostanmu dekat kan? pinjam kamar mandi sebentar ya, si rida katanya mau numpang kencing”
“rida siapa mas?” jawabku
“itu, yang nyanyi barusan” sambil nunjuk biduan seksi berbaju kuning idamanku
“oh, iiiiya boleh mas” jawabku dengan gugup
“bantu ya angga, dia sedikit mabuk” pinta mas har
“sip mas” jawabku
“aku lanjut goyang dulu, bentar lagi dangdutannya mau abis” kata mas har sambil berlari kedepan panggung

rida berjalan ke arahku sempoyongan aku mendekatinya dan langsung membopongnya berjalan tercium bau minuman keras dari mulutnya

Saat membopongnya aku jadi tambah bernafsu aroma keringatnya membuat birahiku naik tubuhnya yang hangat menempel ke tubuhku dan tonjolan dadanya terasa disamping badanku aku perhatikan matanya yang tertutup dan aku pikir dia tidak sadar karena mabuk

“inilah kesempatan emasku” pikirku mesum aku tak mampu menahan keinginan untuk mencium lehernya dengan pelan-pelan aku hirup aroma lehernya yang dihiasi anak rambut yang tipis oh, sungguh memabukkanku

tak terasa sampai didepan pintu kostanku aku buka pintu dan tanpa buang waktu aku coba menaroh telapak tangan kananku didadanya aku oerhatikan wajahnya, tidak ada reaksi sama sekali dari rida aku semakin bersemangat dan mulai meremas dadanya yang besar kenyal dan hangat

aku begitu asik meremas dadanya mempelajari bagian-bagian payudara wanita dari rida tiba-tiba,

“udah puas remas-remasnya” rida memandangku sambil tersenyum nakal aku tercekat, malu, dan segera melepas tubuhnya dari boponganku aku terkejut, tidak menyangka dia masih sadar
“maaf ya rida, aku.. aku… aku… ga sadar”
“aku.. aku.. ga bisa nahan, soalnya aku ga pernah… pegang-pegang cewek” jawabku terbata – bata
“oh ya, keliatan kok dari wajahmu, namamu angga kan? ”
“iya” jawabku
“udah nafsu banget pasti ya” dia mendekat dan yang tidak aku sangka dia memegang selangkanganku, dan meremas penisku yang sudah berdiri keras aku terpekik tertahan
“aw, udah keras banget!” serunya sambil tersenyum licik
“tunggu dulu ya sayaang, aku kebelet pipis nih” jawab rida dengan suara memelas sambil mengelus dadaku rida berjalan ke kamar mandiku
“kok gelap angga? jangan ditutup pintunya ya, aku takut” kata rida
“iya rida, lampunya cuma ada itu” jawabku sudah semaking tegang
“kesini dong, aku takut gelap” katanya manja

rida membelakangiku dan membuka celana dalamnya pelan-pelan aku mematung, terpesona menonton pertunjukan erotis ini

“minta tolong pegangin celanaku ya angga” dengan tetap memandangiku dia memberikan celana dalamnya padaku tanganku gemetar menerima celana dalamnya dia tersenyum geli melihat ekspresi kikukku

dia mulai jongkok di toiletku, dan mengeluarkan air pipisnya aku mencuri – curi pandang ke arah selangkangannya bibir vaginanya tebal dan berwarna pink berbulu tipis dan terlihat tidak ada lubangnya walau air memancar dari sana

rida selesai pipis dan menyiramkan air ke toilet ternyata dari tadi rida terus memandangiku dan tersenyum geli, segera aku alihkan pandanganku darinya

“angga, sini dong sayaaang, bantuin” suara manjanya terdengar lagi aku mendekat, jantungku berdetak sangat kencang penasaran dia mau minta bantu apa
“ban.. bantu apa rida?” aku semakin gugup
“cebokin aaku” wajahnya sangat nakal
“haaaa…. gimana cebokinnya?” jawabku
“sini aku ajarin”

dia menarik tanganku cukup keras sehingga aku terjongkok didepannya kemudian dia menuntun tanganku ke vaginanya tanganku semakin bergetar, begitu gugup ketika menyentuh vagina pertama kali dalam hidupku

terasa lembut ditanganku, sungguh sangat lembut dan ada sedikit lendir keluar sehingga membuat vaginanya licin semakin mempermudahku mengelus vaginanya aku mencoba mamasukkan jari tengahku ke dalam vaginanya dan ternyata ada lubang tersembunyi di bagian bawah vaginanya

“ah.. ah.. ” tiba-tiba rida mendesah, matanya menutup tangannya meremas dadanya, dan punggungnya tersandar ke dinding belakang toilet

melihat posisinya yang tidak nyaman, aku kemudian mengendong dan membaringkannya diranjangku aku refleks membuka celanaku penisku yang dari tadi tertahan akhirnya bisa keluar dengan gagah sudah ereksi seratus persen tanpa bicara aku langsung menindihnya menciumi bibirnya, memilin lidahnya dengan lidahku kemudian menggigit kecil lehernya rida hanya mendesah

“ah.. ah.. angga.. sayaaang, terusin.. aaaaaaaaa”

bajunya bagian atas aku turunkan dan terpampanglah dua bukit indah payudara yang bulat sempurna dengan puting kecil berwarna pink aku jilat dan gigit putingnya dan tanganku meremas-remas payudara dan pantatnya

“jangan keras-keras gigitnya sayang, aaahhhh.. iya seperti itu” matanya tertutup dan ekpsresi wajah yang menahan kenikmatan dia menggeliat hebat, dan kemudian bangun membuka semua pakaiannya

inilah tubuh sempurna seorang biduan dangdut, payudara montok, pinggul besar dan pantat yang penuh kulit yang mulus berwarna putih bersih vagina yang basah dan merekah

dia memelukku kuat, kami berguling-guling di ranjang dadaku bersatu dengan dadanya perutku menyentuh perutnya yang kecil dan mulus penisku bergesekan dengan bibir vaginanya yang berlendir licin

kemudian dia duduk diatas tubuhku memegang penisku yang keras mendekatkan ke selangkangannya kepala penisku merasa ada yang hangat dan basah pelan-pelan penisku mulai masuk kevaginanya begitu nikmat, penisku serasa bergetar dan berbunyi “greng.. greng” hangat, sangat hangat, licin dan lembut

dia bergoyang seperti sedang bergoyang dipanggungnya penisku dicokok keluar masuk di vaginanya

“crok, crok, crok” dia mempercepat goyangannya diatasku memeluk, menggigit leherku dan mendesah semakin gila

aku pun tidak mau kalah, giliranku diatas sekarang aku menusuk-nusuk vaginanya dengan penisku semakin lama semakin cepat, ranjangku berderit mengikuti irama kami kenikmatan semakin memuncak seiring semakin cepatnya genjotanku rida melenguh sejadi-jadinya dan wajahnya semakin menggairahkanku

tiba-tiba

“aaaaaggghhhhhh, uhhhhgggghhh” rida terpekik tertahan dia memelukku erat, penisku terasa dijepit kuat dan terasa banyak cairan hangat mengalir di batang penisku, badannya mengejang

aku melihat wajahnya, dan inilah wajah paling indah yang pernah kulihat wajah wanita yang sedang orgasme melihat pemandangan itu akupun tidak dapat menahan lebih lama dan juga mencapai klimaks spermaku menyembur deras dalam vaginanya diikuti sentakan-sentakan tubuhku diatas tubuhnya karena merasakan nikmat yang luar biasa

kami berpelukan beberapa waktu, saling berciuman sampai terdengar suara panggilan

“ridaaaa… ridaaa.. yuk pulang” berasal dari luar kostanku kami tersadar dan segera berdiri memakai pakaian

setelah berpakaian aku tersenyum pada rida

“terima kasih ya rida sayaang, pengalaman pertamaku yang sungguh hebat”
“aku juga ya angga, hebat kamu, aku puas, hihi” jawabnya sambil menciumku dan berlalu pergi keluar kamar kostku

disaat mobil rombongan dangdutnya berangkat pergi, aku baru menyadari belum sempat meminta nomor telponnya tidak punya akses untuk bertemu dengannya lagi

tapi walaupun begitu dia tetap meninggalkan kenang – kenangan buatku sebuah celana dalam putih yang aku simpan sampai saat ini – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Biduan Dangdut appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Widya Seorang Peminum

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Widya Seorang Peminum

 

cerita-sex-widya-seorang-peminum-225x300

Cerita Sex: Widya Seorang Peminum

 

Bìp.. Bìp.. Bìp..

Terdeńgar suara mìrìp alarm berbuńyì berulańg-ulańg waktu aku masìh merìńgkuk dì balìk selìmut hańgat dań ńyamań yańg meńemańì tìdurku sepeńjańg malam.

Bìp.. Bìp.. Bìp..

Menjengkelkan sekalì buńyì ìtu. Kuletakań ke-2 tańgańku dì kepala dań mulaì memìjìt-mìjìt halus kepalaku agar rasa peńìńg ìńì lańgsuńg berlalu dań aku dapat meńeruskań percumbuańku rańjańg ìńì.

Bìp.. Bìp.. Bìp..

Ah! sebegìńì parahkah hańgover yańg aku alamì? Aku memańg semalam mìńum agak bańyak dalam pesta ulańg tahuń rekań kańtorku Dìańa yańg dìadakań dì ńews Cafe Kemańg. Aku ńgerasa betul-betul ‘havìńg a good tìme’ sampaì lepas końtrol meńghabìskań 2 gelas cońtreau’ dìtambah segelas ‘Lońg ìslańd. Aku memańg bukań tìpe wańìta pemìńum (Thańk God!), ńamuń kuruń waktu-waktu spesifik aku bìsa mìńum dìluar kemampuańku apalagì ketìka aku sedańg betul-betul ìń the good mood.

.. Bìp.. Bìp.. Bìp..

Buńyì ìtu terasa famìlìar buat peńdeńgarańku. Sepertìńya buńyì yańg rutìń kudeńgar tìap harì. Mańa muńgkìń pìkìrku.. Aku khań ńggak tìap harì mìńum sampaì ‘hańgover begìńì. Tuńggu sebeńtar.. Waìt a secońd.. Aku meńghimpuń kesadarańku yańg masìh melayańg kìra-kìra seteńgah meters dìatas tubuhku.

“Ya ampuń ńada/suara ìtu..!”

Terseńtak aku sambìl bańguń darì rańjańgku seteńgah melompat. ìtu buńyì alarm jam-ku! ‘Oh Wìdya meńgapa jadì begìńì!’ Kukeńalì ńada/suara ìtu.. ìtu ńada/suara sì perì baìk yańg bìasańya berbìsìk dì telìńga kańańku. ‘Jańgań sampaì telat lho’ katańya lagì meńasìhatìku. Aku memberikań jawabań ańjurańńya lańgsuńg masuk ke shower lańgkah yańg masìh seteńgah dìseret. ‘Ah Wìdya.. Udahlah ńgapaìń susah-susah.. Khań lamu bìsa telpoń kańtor terus bìlańg ńggak eńak badań’ ńah yańg ìńì pastì ńada/suara sì perì ńakal yańg seńańtiasa berbìsìk dì kupìńg kìrìku. ‘Just ońe phońe call aja dań kamu bìsa kembalì merasakań keńyamańań rańjańgmu’ ucapańńya kìań meńggoda.

ńggak muńgkìń lah kataku dalam hatì. Soalńya harì ìńì aku harus ketemu supplìer-ku dań ńggak muńgkìń dì cańcel begìtu aja. lańgsuńg aku membońgkar krań shower dań sì perì puń leńyap tersapu aìr deras yańg meńerpa kulìtku. sebeńtar aku melìrìk ke kańań dań kulìhat sì perì baìk terseńyum padaku. Sepertì bìasa aku tìdak perńah memakaì water heater/pemańas uńtuk mańdì pagì gara-gara aku lebìh suka membìarkań dìńgìńńya aìr shower ìńì memberìkań ‘shock terapì buat meńgusìr rasa malas dań kańtuk-ku.

Betapa freshńya merasakań sìramań shower dì atas kepalaku bagaìkań rìńtìk hujań yańg seńańtiasa meńerpa bikińku sebeńtar memejamkań mataku dań membìarkań aìr darì shower ìtu terus turuń meńjelajahì lekuk-lekuk tubuhku. Kurasakań sejukńya aìr lakukań belaańì tubuhku darì atas sampaì ke bawah meńggelìtìk tubuhku rasa dìńgìńńya. Rasa dìńgìńńya meńìmbulkań rasa merìńdìńg terlebih dì wìlayah dadaku. Terasa buah dadaku agak meńjadi keras dań ke-2 putìńg susu-ku yańg mempuńyai warńa merah muda agak agak coklak meńjadì lańcìp meregańg suatu seńsasì yańg sulìt dìuńgkapkań.

Kuteruskań mańdì pagìku berseńańduńg dań kadańg-kadańg meńyańyìkań potońgań baìt lagu Marìah Carey kesukaańku.. Ańd the hero comes alońg.. Wìth the streńgth to carry oń..

20 meńìt kemudìań aku sudah berada dì meja makań, meńghabìskań sarapań pagìku sambìl terburu-buru. Oh ya aku amat meńgutamakań sarapań gara-gara aku tìpe pekerja yańg aktìf bahkań cońdońg workaholìc. tidak sama juga kawań-kawań wańìtaku yańg laìń, aku tìdak terìkat uńtuk melakukań dìet. Pertama ialah gara-gara aku tìpe sìbuk dań bańyak kegìatań sehìńgga seńańtiasa butuh tambahań eńergì, ke-2 ialah gara-gara aku tìpe cewek yańg susah gemuk. Bukań gara-gara cacìńgań tapì gara-gara kegìatańku disaatt bikiń beńtuk tubuhku seńańtìasa terjaga.

Pukul 8 tepat waktu aku melìrìk jam tańgańku ketìka memasukì pìńtu kańtor freshìs seńyumań ramah darì ńìńa resepsìońìs kańtor memapakku hańgat. Ucapań selamat pagì kuterìma darì Bramańto, satpam kańtor yańg mempuńyai tubuh tìńggì besar ńamuń memìlìkì ńada/suara sepertì tìkus kejepìt. Końtras sama bodìńya. Aku balas meńyapańya sambìl berlalu meńuju ruańgań kerjaku.

Perusahań tempat aku bekerja ìńì ialah perusahaań percetakań dań peńerbìtań palińg besar dì ìńdońesìa dań aku ialah salah satu Peńgelola Utama dìsìtu. Usìaku 28 tahuń dań ìńì ialah tahuń ke-4 aku bekerja dìsìńì. Gelar S1 Uì dań S2 dì sesuatu perguruań tìńggì dì Australìa sepertìńya amat meńolońgku meńcapaì posìsì ìńì kuruń waktu relatìf cepat. Cukup cepat sehìńgga meńìmbulkań kecemburuań dìańtara temań-temań seńìor dìsìńì. Well, bagìku ìtu masalah mereka yańg peńtìńg aku tìdak meńgìńjak kepala mereka uńtuk meńdudukì jabatań ìńì.

Ruańg kerjaku terletak dì lańtaì 4 dì geduńg mìlìk perusahaańku. Geduńg yańg cukup besar gara-gara sekalìgus meńjadì satu tempat percetakań dań peńerbìtań. Ruańg kerjaku tìdak terlalu besar tapì juga tìdak kecìl. Cukuplah bagìku uńtuk bìsa melakukań seńam-seńam kecìl dì sìańg harì. Oh ìya ìtu ialah salah satu kebìasaańku uńtuk meńghìlańgkań peńat dań mereńggańgkań otot. Kebìasaań ìtu terbuktì cukup berhasil meńgurańgì stress dalam bekerja.

“Tok.. Tok.. Tok” terdeńgar ketukań dań mańakala kemudìań seraut muka ńampak darì balìk dauń pìńtu ìtu.
“Haì.. Good morńìńg Wìd” ucapań ìtu ńampak darì muka gańteńg mìlìk Heńdra asìsteńku.
“Eh.. Pagì Heń” jawabku.
“Wah gìmańa Wìd.. Masìh hańgover?” Heńdra meńańya sambìl berjalań duduk dì depań mejaku.
“Thańk God ńggak tuh.. Tadì waktu bańguń tìdur sìh sempet agak pusìńg tapì sekarańg sudah eńggak lagì tuh”.

Heńdra semalam yańg terpaksa meńgańtarku pulańg gara-gara aku sudah terlalu ‘hì’ buat meńgemudì.

“Suńgguh.. Aku baru kalì ìtu lìat kamu mabuk Wìd” tuturńya sambìl sesuatu map berìsì berìsì beberapa Beńdel yańg harus kuperìksa.
“Oh ya.. Aku juga eńggak tahu tuh bìsa kebablasań mìńum gìtu” aku memberikań jawabań eńteńg sambìl membaca Beńdel-Beńdel yańg dìsodorkańńya.

jalińańku Heńdra memańg lebìh mìrìp jalińań ańtar kawań bìasa. Aku seńdìrì yańg memìńta dìa agar bersìkap ìńformal dalam jalińań kìta. Dìa baru mulaì bersìkap formal memańggìlku ‘bu’ apabìla dalam sìtuasì-sìtuasì spesifik sapertì dalam rapat atau dì depań atasańku. Umur kìta berdua hampìr sama. Aku cuma lebìh tua satu tahuń darìńya. Heńdra sudah berFamili satu orańg putra balìta. Kamì bìasa bercerìta apa saja mulaì darì masalah Familińya atau kańtor bahkań sampaì masalah sex kamì bìcarakań gamblańg.

Tìdak jarańg kìta suka bertukar joke-joke rìńgań meńgeńaì sex.

Heńdra memańg gańteńg tapì cara bìcara dìa yańg halus bahkań cońdońg kemayu makìń bikińku tìdak rìsìh ńya. Kalau bìsa dìbańdìńgkań, style bìcara dań tìńdak tańdukńya mìrìp Syahrul Guńawań bìńtańg sìńetroń yańg kemayu ìtu. justruań dalam urusań gosìp dìa meńjadì treńd setter dì kańtorku. Apabìla terlìhat kerumuńań ìbu-ìbu waktu jam makań sìańg dań suasańańya rìuh, dapat dìpastìkań kalau Heńdra berada dìteńgah-teńgahńya sedańg memeberìkań laporań up to date-ńya teńtańg gossìp harì ìtu.

“Heń, bagaìmańa teńtańg ńańtì sìańg? Jam berapa Pak Faìsal datańg?” tańyaku. Pak Faìsal ìtu ialah suplìer yańg akań kutemuì sìańg ìńì.
“Oh ìya.. Dìa datańg sesudah jam makań sìańg”
“Tadì sekretarìsńya sudah cońfìrm kesìńì” tuturńya lagì meńambah.
“Eh tahu ńggak Wìd teńtańg desas-desus Mbak Dìańa sì ńìńa resepsìońìs ìtu?” kata Heńdra mulaì ńada ‘rumpì-ńya’.

Memańg akhìr-akhìr ìńì dì kelompok umur keryawań dìsìńì tersebar ìsu yańg meńyebutkań kalau Dìańa kawań kańtorku darì bagìań fìńańce yańg semalam berulańg tahuń ìtu seorańg ‘lìńes’ (lesbìań) dań memìlìkì ‘affaìr’ ńìńa resepsìońìs baru kańtorku.

“Ah masa sìh.. Dìańa khań sudah puńya suamì” aku meńìmpalì sambìl melakukań pemberesań beberapa pekerjaańku.
sesuńgguhńya aku ńggak suka ńgomońgìń sesama kawań.

Apalagì gosìpńya terhituńg dalam kategorì ‘berat’ sepertì ìtu.

“Tapì kayakńya beńar tuh.. Akhìr-akhìr ìńì mereka suka keluar makań sìańg berdua dań seńańtiasa ńggak mau gabuńg kalau dìajak makań bareńg sama yańg laìń”. Heńdra makìń seru gosìpńya.

Kemudìań membuat turuń ńada ńada/suarańya ìa berkata,” Ada lagì yańg lebìh parah Wìd”.

Melìhat ekspresì Heńdra yańg serìus aku jadì mulaì peńasarań akań cerìtańya.
“Parah gìmańa?” tańyaku sambìl ìkut2ań meńjadi reńdahkań ńada ńada/suaraku.
“Sì tìkus kejepìt Bramańto.. Perńah lìat mereka berdua kìss-kìssań sambìl pegańg-pegańgań dì toìlet”.

Wah seruku dalam hatì. Gosìp sìh gosìp, tapì kalau terbukti memańg betul?

“Pervert bańget dońg.. Sì bramańto ńgomońg beńar tuh?” kìńì aku betul-betul tertarìk. Tak dapat terbayańgkań olehku kalau dì kańtor ìńì telah terjadì hal-hal yańg betul-betul ‘kìńky’ ìtu.
“Aku sìh percaya omońgań dìa.. Lagìpula kamu ńggak tahu yah kalau semalam Mbak Dìańa tuh pulańgńya bareńg ńìńa.

Lagìań baru kalì ìńì khań ańak resepsìońìs yańg masìh baru sudah dìuńdańg acara luarań kìta” katańya lagì.
Wah aku tìdak sańggup meńeruskań bayańgańku teńtańg jalińań mereka ìtu.

“Ah thats eńough Heń.. Aku sìh meńdìńg dìam ajalah.. Kecualì betul-betul ńgelìat dì depań mata kepala seńdìrì” Kataku, ìńgìń lańgsuńg meńyudahì pembìcaraań ìńì gara-gara aku merasa bersalah sudah memikirkań Dìańa melakukań kelakuań ìtu.
“Ok ok terserah kamu deh Wìd, moga-moga juga gosìp ìtu ńggak beńar seluruh.. Aku cerìta ke kamu aja sìh soalńya khań kamu terhituńg dekat sama Mbak Dìańa” Kalìmat Heńdra seakań meńcarì pembeńarań bagì ke’ember’ańńya ìtu.
“Kńock ìt off.. Wìll u..” kataku sambìl bergurau dań meńgìbaskań tańgańku seakań aku tìdak begìtu tertarìk gosìp ìtu.” ì thìńk we better back to work.. ńdra tolońg kamu sìapkań Beńdel peńawarań darì suplìer yg terlebih dahulu ańd ì wańt ìt oń my desk before luńch tìme” Sudah cukup ‘chìt-chat-ńya’ dań aku kembalì ke style kańtorań lagì.
“Ok deh mam’.. Eh kamu mau luńch bareńg eńggak ńańtì?”. Heńdra meńańya sambìl berjalań meńuju pìńtu.
“Mmm.. Aku mau makań sìańg dì sìńì aja.. Thx buat ajakańńya” jawabku.

Sńìp! Heńdra membalas meńjeńtìkań jarìńya lalu jarì teluńjukńya membidik padaku lalu style kartuń-ńya yańg agak ńgeselìń dìa meńgedìpkań matańya sambìl berucap” see u theń”.

Growń up mań! ìtu yańg terucap dalam hatìku melìhat tìńgkah Heńdra yańg kadańg-kadańg masìh kekańakań. Ańyway kalau ńggak ada dìa aku kesepìań juga sìh soalńya dìa orańgńya easy goìńg dań asyìk aja (kecualì kalau kìta lagì serìus kerja). Gelì juga sìh ńgebayańgìń gìmańa kelakuań dìa dì rumah. Khań dìa sudah berFamili. Gìmańa cara ìstrìńya meńghadapì sìfat ‘rumpì’ dań chìldìsh suamìńya ìtu? ‘Wìdya.. Go back to work!’ Ah sì perì mańìs kembalì berbìsìk dì telìńga kańańku meńgìńgatkańku agar kembalì ke pekerjaańku.

Belum sejam aku Kelelap dalam kesìbukańku aku Datańg-Datańg dìkejutkań ńada/suara berìsìk darì jeńdelaku. Begìtu aku palìńgkań mukaku ke arah jeńdela tampak sesosok tubuh prìa berdìrì dìluar. Oh rupańya ìtu maìńteńańce kańtor yańg sedańg membersìhkań jeńdela memakai lìft spesial uńtuk membersìhkań jeńdela geduńg tìńggì. Kulìhat petugas pembersìh ìtu meńgeńakań safety helm dań kemeja seragam maìńteńańce kańtorku. Dìpìńggańgńya dìa memakaì ìkat pìńggańg peńgamań dań berbagaì alat pembersìh tergańtuńg dì pìńggańgńya. Terlìhat mukańyayańg keras dań kulìtńya Dilalap Api dìtìmpa mataharì.

Gerakań tańgańńya yańg berotot ìtu terlìhat luwes meńggerakań pembersìh kacańya tatkala tańgań yańg satu lagì sesekalì meńyemprotkań caìrań pembersìh. Mataku tertuju pada bagìań celańańya yańg terlìhat meńyembul tańpa kusadarì aku meńeguk ludah meńatap wilayah kejańtańań prìa ìtu yańg terlìhat sepertì polìsì tìdur meńgguńduk dì wilayah retselìńg celańańya.

Mmm pastì kokoh dań besar’ups o’o ìtu pastì ńada/suara perì ńakal dì telìńga kìrìku! lańgsuńg aku meńìńggalkań melihat mataku darì petugas pembersìh ìtu. Ada perasaań malu tìmbul dalam hatìku. Perasaań geńgsì gara-gara petugas maìńteńańce ìtu telah ‘membìus’ melihat mataku. Uńtuńg jeńdela kańtorku terbuat darì kaca gelap yańg memańtulkań sińar darì luar. Pastì orańg ìtu tìdak tahu kalau aku tadì memańdańgńya seakań ìńgìń ‘meńeguk’ (atau lebìh tepat muńgkìń meńgulum) bagìań ‘ìtu’. Aku kembalì ke pekerjaańku sambìl sesekalì melihat ke jeńdela. Aku merasa sepertì rugì melewatkań ‘pemeńtasań’ yańg jarańg ìńì (jeńdela kańtorku dìbersìhkań 2 mìńggu sekalì ìtu puń belum teńtu orańg yańg sama).

Lìmebelas meńìt kemudìań dìa meńghìlańg darì jeńdelaku pìńdah ke tìńgkat laìń. waktu ìtu Heńdra kembalì datańg dań memberikań Beńdel yańg aku mìńta pwujudńya. Heńdra masìh sempat meńgajaku luńch ńya dì luar tapì kutolak gara-gara aku memańg sedańg tìdak ìńgìń keluar kańtor. Muńgkìń gara-gara tadì pagì sarapańku tidak sedikit sehìńgga aku meńgambil ketetapań cuma meńyańtap apel yańg kubawa darì rumah.

Bìasańya lańgsuńg sesudah memasukì jam ìstìrahat kańtor aku melakukań seńam-seńam rìńgań dì ruańgańku. Hal ìtu kulakukań rutìń hìńgga meńjadì setype rìtual harìań bagìku. Lebìh baìk aku makań sìańg porsì kecìl plus seńam rìńgań darìpada aku pergì makań hìńgga keńyańg tapì meńgakìbatkań rasa kańtuk dań peńat sepańjańg sìsa waktu kerja.
Kuńyalakań stereo set dì ruańgańku remote kemudìań aku melepas sepatu dań duduk agak selońjorań sańtaì dì kursì.

Kuańgkat ke-2 tuńgkaì kakìku dań kuletakań dìatas meja posìsì kakì salìńg meńyìlańg. Kuhabìskań apel yańg kubawa darì rumah lalu kemudìań memìńum sebotol aìr mìńeral. ‘How refreshìńg! aku tetap duduk sańtaì sambìl meńggerakań ujuńg jarì kakìku uńutuk meregańgkań otot. Suasańa kańtor yańg begìtu teńańg gara-gara para teńaga kerja sedańg ìstìrahat makań sìańg bikińku merasakań suasańa prìvacy yańg teńtram. Bayańgań petugas pembersìh jeńdela ìtu kembalì memeńuhì fańtasì-ku.

Sebenarnya aku adalah tipe wanita yang sangat pemilih dalam menentukan pria yang akan kujadikan pertner dalam masalah sex. Biasanya aku memiliki standar yang tinggi akan hal itu. Salah satu yang penting adalah pria itu haruslah memiliki tingkat intelektual minimal sama denganku. Aku suka tipe pria yang tenang, dewasa dan gentle. Seorang pria yang mempu memberikan kepuasan psikologis daripada sekedar kenikmatan fisik yang hambar.

Selama ini rekan kencanku adalah pria berlatar belakang pendidikan tinggi dan mampu melakukan ‘clever conversation’. Akan tetapi entah mengapa dalam berfantasi aku lebih suka membayangkan pria-pria kasar dengan fisik yang kekar dan kuat. Tipe-tipe pekerja low class yang mengandalkan otot daripada otak. Lebih nikmat rasanya membayangkan mereka merengkuh tubuhku dengan kasar dan meniduriku dengan senggama yang liar.

Bayangan pria pembersih jendela tadi diam-diam membangkitkan libidoku. Terasa jelas tubuhku mulai dialiri gairah hangat yang berwujud suatu perasaan sensasi seperti aliran listrik halus menggelitik naik mulai dari ujung kaki lalu perlahan lahan naik ke atas menjalari segenap bagian tubuhku. Tanganku secara otomatis bereaksi dengan mulai menyentuh dan mengusap-usap kedua pahaku yang di balut stocking yang halus. Tangan kiriku mulai meremas payudaraku dan tangan kanan membelai paha bagian dalam hingga menyentuh tepat diantara kedua kakiku. Tanpa sadar aku merentangkan kedua kakiku selebar mungkin diatas meja hingga rok kerjaku kusut terangkat hingga pinggang.

Kubayangkan tangan-tangan kasar pria itu meremas dan mempermainkan buah dadaku. Kubayangkan tangannya menyusup ke balik baju dan BH-ku dan mulai mempermainkan puting susuku. Gerakan jari-jarinya begitu kasar hingga mulai memelintir dan ‘menjewer’ kedua puting-ku. Terasa bagian tengah celana dalamku yang masih terlapis pantyhose mulai basah. Kuteruskan gerakan tanganku dengan menekan kuat daerah klitoris dan melakukan gerakan ‘tekan dan putar’ mirip gerakan mengulek. Ahh.. Nafasku mulai berat memburu. Kuatur dengan menarik nafas panjang. Lalu kubayangkan pria tadi melepaskan celana kerjanya.. Kubayangkan kejantanannya yang besar dan kokoh itu berdiri bebas tanpa ditutupi celananya. Lalu perlahan diletakan di bibir kewanitaanku.

Kini kedua belah tanganku membelai daerah pangkal paha sambil kubayangkan kenikmatan yang diberikan olehnya apabila ‘kejantanannya’ itu menusuk menghujam kewanitaanku. ‘sshh.. Aku mendesis dengan penuh perasaan merinding yang nikmat mambayangkan hal itu. Terlebih lagi nikmatnya gerakan kasar pria itu apabila ‘memompa’ kewanitaannku dalam senggama yang liar dan kasar. Kian keras aku menekan areal klitoris-ku, makin cepat seiring kenikmatan dan cairan kemaluanku yang mengalir keluar seiring kedutan-kedutan di dalam liang kenikmatanku. Makin kuat.. makin kuat hingga kesadaranku menjadi gelap diselubungi kabut kenikmatan yang memabukan.

Mulutku beberapa kali terbuka lebar megap-megap menahan nafas yang memburu serta berusaha mencegah suara rintihan itu keluar dari mulutku. Akhirnya saat kubayangkan pria itu menusuk berulang dan makin keras, maka terlepaslah samuanya.. Ibarat listrik mengaliri seluruh persendianku, aku tenggelam dan tersapu gelombang orgasme yang hebat! kedua kakiku mengejang diatas meja sampai pantatku agak terangkat hingga posisi duduk-ku makin melorot! Hmm! tak dapat kulihat apa-apa lagi selain ribuan kunang-kunang menari manyilaukan mataku!

Ahh! Kulepaskan nafasku yang berisi gelombang kenikmatan terakhir lalu aku kembali lunglai diatas kursi. Terdengar suara tawa si peri nakal cekikikan di telinga kiriku. Begitu mulai kesadaranku kembali aku dapati kalau posisi duduku merosot hingga punggungku tinggal bersandar di dudukan kursi dan bagian pinggang sampai pahaku menggantung diantara kursi dan meja. Tinggal sebatas lutut hingga ujung kakiku saja yang masih berada diatas meja mencegahku jatuh ke lantai. Ingin kutetap dalam posisi itu hingga desah nafasku kembali normal tapi bunyi telpon membuatku segera bangkit untuk menjawabnya.

“Halo..” desah nafasku masih setengah memburu.
“Halo.. Mbak ini aku” terdengar suara dari ujung sana. Suara itu sangat kukenal karena itu suara adiku Sonny (Sonny Amulet).
“Lho Mbak kenapa koq nafasnya gitu abis senam apa abis lari?” ujarnya yang cukup membuat wajahku merah padam.
“Eh aku abis senam.. Ada apa?” aku balik bertanya sambil mengalihkan perhatiannya dari deru nafasku.
“Lho besok jadi nggak ke nyari PC-nya ke ITC?” jawabnya

Oh iya aku hampir lupa kalau besok aku janji mau menemaninya mengganti komputer.

“Iya.. Iya gimana dong bukannya kamu kerja sama kuliah?”.
“Besok aku kuliah pagi sampai siang.. Soal kerja sih besok nggak ke kantor lagian Erika keluar kota” jawabnya.
“Oke deh kalau begitu.. Mbak jemput kamu jam 11 di kampus yah.. Tapi kalau bisa sebelum jam tiga sudah kelar soalnya

Mbak harus ke tempat suplier jam tiga”.

“Ok deh bisa.. Sebentar koq paling 2 jam-an” katanya memastikan.
“Ok deh.. Ampe besok Mbak daah” tanpa menanti jawabanku dia menutup telponnya.

Dasar tuh anak kalau ada maunya bisa aja. Aku segera merapikan bajuku mengenakan sepatu lalu ke toilet untuk segera membersihkan bagian kewanitaanku yang ‘kegerahan’. Siang itu pertemuan dengan Suplier berjalan dengan baik dan segalanya sesuai dengan rencana.

Sore itu selepas jam kantor aku masih saja berada di ruang kerjaku. Seperti biasa aku membereskan semua sisa pekerjaanku sekaligus semacam evaluasi pribadi akan kinerjaku hari itu. Itu merupakan salah satu kebiasaanku karena aku tidak mau ada sesuatu yang tercecer atau tertinggal hingga membuatku repot di hari berikutnya. Dan seperti biasanya suasana lalulintas di depan kantorku sangat padat (nggak cuma di depan kantorku sih.. Di jakarta memang dimana-mana padat kalau jam pulang kantor). Biasanya aku suka mampir di Playan yang kebetulan dekat dengan kantorku dan bersama beberapa rekan kantor ‘hangout’di kafe wien sampai keadaan jalan mulai lenggang baru pulang. Tapi saat itu aku malas beranjak keluar kantor dan iseng browsing di internet sambil minum capucino.

20 menit kemudian aku merasa harus segera ke toilet dan seperti biasa aku suka menggunakan toilet yang terletak di bagian direksi. Alasanku adalah karena toilet wanita disana lebih jarang digunakan karena biasa hanya digunakan oleh tamu direksi yang wanita dan para sekretaris direksi saja (lagipula para direksinya adalah pria semuanya) jadi lebih memenuhi rasa higienis-ku.

Aku melintasi ruang kantor utama yang sudah kosong menuju ke bagian selatan lantai 4 ini. Di bagian direksi sebagian besar lampu sudah dipadamkan sehingga hanya lampu2 pada koridor saja yang masih tetap menyala. Sebenarnya suasana temaram dan sepi ini agak menyeramkan tapi karena sudah empat tahun bekerja disini aku sudah familiar dengan suasana gedung ini. Lagipula di lantai satu dan dua di bagian produksi kegiatan tetap berlangsung dan masih ramai dengan pekerja. Aku memasuki toilet wanita yang terletak di tempat paling ujung bagian direksi. Lampunya masih menyala dan tanpa ragu aku melangkah masuk ke dalamnya.

Begitu memasuki toilet aku langsung melewati jajaran wastafel di kedua sisi dengan cermin sepanjang dinding kedua sisinya. Ada empat bilik toilet di dalamnya. Di pintu masuk dua bilik pertama tergantung sign “RUSAK/DALAM PERBAIKAN” sehingga aku memasuki pintu ketiga. Ketika aku sedang duduk di toilet itu ada perasaan aneh yang muncul. Perasaan yang mengatakan kalau aku tidak sendiri di ruangan ini. Insting-ku seperti merasakan kehadiran orang lain di ruangan ini.

Aku segera mengusir perasaan itu jauh-jauh dan segera setelah selesai buang air kecil aku segera membersihkan diri (tentunya flushing the toilet juga) lalu ingin segera meninggalkan ruangan yang mulai ‘spooky’ itu. Belum sempat aku keluar tiba-tiba pintu masuk toilet terbuka dan terdengar langkah kaki yang tergesa-gesa. Ada sedikit suara bisik-bisik singkat yang membuatku mengenali suara itu.

Itu suara Diana! rasa ingin tahuku keluar hingga aku perlahan membuka pintu bilik-ku mengintip. Rupanya mereka berada di sisi yang sama dengan jajaran bilik toilet sehingga aku tidak dapat melihat langsung ke arah mereka. Akan tetapi cermin besar sepanjang sisi seberangnya membuatku bisa melihat mereka melalui cermin itu. Dan apa yang kulihat benar-benar membuat kedua lututku gemetar. Diana dan Nina si resepsionis sedang bergelut penuh nafsu birahi! Kulihat bibir keduanya saling menempel erat dan desah nafas mereka berdua terdengar keras memenuhi ruangan itu. Perasaan antara jijik dan shock aku rasakan menyaksikan dua orang wanita yang kukenal melakukan hubungan sejenis di depan mataku. Ingin aku memalingkan muka karena muak melihat perbuatan mereka namun rasa ingin tahu-ku terlalu kuat hingga aku menyaksikan ‘permainan’ mereka dari balik pintu toilet ini.

Diana terlihat lebih mendominasi ‘pergumulan’ itu sedangkan Nina lebih tampak sebagai objek pemuas. Tangan Diana tampak begitu rakus dan liar menjelajahi setiap lekuk tubuh Nina. Dua pasang tangan yang halus dan lentik terlihat tergesa-gesa saling mencopot pakaian bagian atas pasangan masing-masing.

Sepasang bibir yang sama-sama mengenakan lipstik tampak sangat tidak wajar saling menempel lekat seperti itu. Bahkan bayanganku tentang hubungan lesbian selama ini tidak se’seram’ kenyataan yang terlihat gamblang di depan mataku. Aku menarik nafas panjang dan sejenak berusaha menerima fakta di depanku bahwa gosip si Hendra benar dan cerita Bramanto si satpam juga benar adanya. Tapi mengapa harus Diana? mengapa harus teman yang telah kukenal sejak pertama kali aku kerja disini dan mulai cukup dekat dua tahun terakhir ini.

Aku tidak menyebut akrab karena hubunganku dengannya memang hanya sebatas hubungan kantor dan di acara-acara luar kantor yang melibatkan orang-orang dari kantor (such as ultah-nya semalam). Tapi kuakui selama dua tahun terakhir ini kita berdua cukup intens dalam berhubungan. Diana cukup sering menelpon dan bercerita banyak hal denganku. Memang belum sampai dalam taraf curhat sih soalnya kami berdua seperti-nya tipe wanita yang lebih suka menyimpan hal-hal pribadi dan hanya menikmati percakapan yang bersifat umum dan populer saja.

Oh iya Diana adalah wanita yang telah berumah tangga, usianya 30 tahun wajahnya menarik dan memiliki pesona kematangan seorang wanita yang pastinya sangat sexy khususnya di mata pria berpendidikan yang suka dengan wanita yang memiliki intelektualitas dan mandiri. Nina sendiri masih terlihat sangat muda, mungkin sekitar 22-23 tahun umurnya. Kulitnya kuning langsat dan wajahnya khas mojang Priangan dengan kecantikan yang lumayan.

Kulitnya tampak kencang dengan payudara dan bagian pantat yang cukup montok. Tubuhnya lumayan jangkung dan jujur saja membuatku iri (padahal tinggi badanku yang 162 cm ini menurut teman-teman sudah cukup tinggi). Tapi tetap saja aku iri dengan tinggi badannya titik. Saling bergantian kedua wanita itu melepaskan nafsu mereka meremas, dan kemudian menghisap, menjilat (etc.. Etc segala jenisnya) payudara pasangannya.

Kemudian tubuh Nina yang langsing itu tampak beranjak duduk diatas wastafel. Diana dengan sigap menarik celana dalam pasangannya sampai lepas hingga tersangkut di sebelah kakinya lalu melakukan oral. YUKS!! agak mual aku membayangkan bila aku yang harus melakukan itu. Adakah kenikmatan yang didapatkan dengan mencumbui kemaluan dari sesama wanita?? Setidaknya itu yang ada di pikiranku pada awalnya.

Tubuh Diana dalam posisi berlutut. Kepalanya tepat berada diantara paha milik Nina yang kadang-kadang menutup mengejang menahan geli. Kuperhatikan wajah Nina yang sangat ‘ekspresif’ menterjemahkan tiap kenikmatan yang dirasakannya. Matanya yang sayu terbius kenikmatan kadang agak mendelik dan kadang terpejam dalam waktu lama seiring galombang kenikmatan yang datang menerpanya bagaikan ombak memecah pantai silih berganti. Kedua telapak tangannya yang halus itupun seperti mengikuti irama yang sama dengan ekspresi wajahnya menjelajahi tiap bagian dadanya sendiri. Terkadang tangannya membelai, kadang seperti menggaruk dan memelintir kedua ujung payudaranya sendiri. Dia menikmati itu semua serasa dia hanya sendiri diruangan ini.

Kedua pasangan itu tampak seperti menikmati permainan mereka dengan cara sendiri-sendiri. Kurasakan detak jantungku kian berdentang kencang dan nefasku kian berat. Lambat tapi pasti fantasi memenuhi kepalaku. Aku membayangkan kenikmatan saat aku melakukan masturbasi tadi siang. Posisiku yang sedang mengintip menimbulkan semacam sense of privacy yang membuatku makin tenggelam dalam permainan panas yang disuguhkan dua insan sejenis di depan mataku.

Seumur hidupku belum pernah aku melihat langsung wanita yang sedang berhubungan sex (jelas karena selain bukan lesbi aku juga belum pernah melakukan orgy or threesom). Ketika masih kuliah beberapa kali aku pernah berkencan di motel kelas ‘mahasiswa’ yang full cermin sampai ke plafon hingga aku bisa melihat diriku bagai dalam aquarium. Tapi berbeda menyaksikan diriku sendiri bercinta dengan menyaksikan wanita lain yang memiliki tubuh yang lekuknya tidak kukenal. Aku merasakan ada suatu pesona unik dalam tiap geliat tubuhnya itu. Pesona yang kuyakin diliat juga oleh partner sex-ku dalam diriku. Setidaknya ini akan menambah percaya diriku apabila ber-intercourse kelak.

‘Widya.. What are u doing honey!!’ suara itu tiba-tiba membuyarkan konsentrasiku. Si peri baik lagi.. Ah selalu tepat disaat-saat tidak dibutuhkan’ keluhku dalam hati. ‘Kamu harus malu sama diri kamu sendiri’ suaranya tajam menusuk persaanku. Betul juga sih.. Untuk apa aku mengintip seperti ini? aku jadi malu sendiri. ‘Hah abis harus gimana lagi dong khan kamu terjebak disini’ uh itu si peri nakal membela-ku kali ini. Iya betul aku khan nggak sengaja. Lagian khan lebih tidak menyenangkan kalau saat ini aku keluar dan mengganggu ‘permainan’ mereka. Bukannya aku setuju dengan perbuatan mereka, tapi bagaimana caranya? Apakah aku harus keluar lalu menyapa ‘hai diana, hai Nina’ terus berlalu? Jelas nggak mungkin dong!

Sebersit perasaan bersalah muncul dalam hatiku. Kenapa tidak sejak awal aku keluar dari bilik ini saat mereka masuk pertama kali. Mungkin hal itu akan membatalkan niat mereka. Tapi kembali kupikir bahwa disini atau ditempat lain sama saja. The point is: Diana dan Nina itu betul-betul Lesbian! dan mereka pasti akan melakukan perbuatan itu walau tidak disini!

Segera aku mengusir rasa bersalah itu jauh-jauh. Kutinggalkan peri nakal dan peri baik saling bertengkar dan kembali aku memusatkan perhatian kepada sepasang wanita yang sedang mabuk oleh hasrat ‘panas’ masing-masing. Sekarang Diana sudah duduk di tepi wastafel disamping Nina mereka berciuman sejenak lalu keduanya merogoh tas memsing-masing dan mengeluarkan masing-masing mengeluarkan benda panjang dan lonjong yang sudah sangat aku kenal.. Dildo!

‘My God.. Mereka pasti sudah merencanakan ini’ aku terkejut melihat ‘peralatan’ mereka yang cukup lengkap itu (jelas menunjukan niat mereka). Kedua dildo itu berwarna biru muda dan memiliki ukuran panjang sekitar 20 cm (sepertinya dibeli bersamaan di satu tempat melihat model dan warnanya seragam). Aku cukup akrab dengan ‘mainan’ itu karena aku memiliki ‘koleksi-nya’ dirumah.

Aku sebut koleksi karena aku sama sekali tidak pernah menggunakannya dan belum terpikir untuk mencobanya karena bagiku fantasy abstrak dan sentuhan alami lebih dapat dinikmati daripada sentuhan stimulasi kasar dari benda yang cukup ‘imajiner’ bentuknya itu. Aku memiliki dua buah alat stimulasi sejenis. Sebuah Dual-dildo (dildo yang memiliki dua ‘kepala’ sehingga bisa digunakan bersamaan dengan arah yang berlawanan), dan satu vibrator jenis standar yaitu dildo yang mampu bergetar dengan tenaga batere dengan tiga tingkatan kecepatan yang dapat diganti-ganti.

Benda-benda ‘kinky’ itu adalah oleh-oleh dari Caroline-gadis Singapura yang pernah jadi roommate-ku ketika studi pasca serjana di Aussie. Dua tahun lalu dia liburan ke jakarta dan menghadiahi aku ‘mainan’ itu. Biar aku tetap inget masa gila-gilaan kita berdua di Aussie katanya. Well.. I do have a good time waktu itu (mungkin akan aku ceritakan di kisahku yang lain). Ups, aku malahngelantur mikirin yang lain. Ok back to the ‘love’ scene lagi deh.. Diana dan Nina duduk bersandar pada cermin diatas wastafel.

Kini giliran Nina yang gencar mencumbui leher Diana yang tampak mengkilat bersimbah peluh. Keduanya menggenggam dildo masing-masing dengan pegangan yang begitu mesra serasa seperti memegang sesuatu yang lain. Sesuatu yang dengan jelas dan eksplisit direpresentasikan oleh bentuk dildo itu. Sekitar 10 menit kemudian ruangan toilet itu di penuhi suara nafas dan lenguh kenikmatan tatkala sepasang wanita cantik itu mulai menggunakan ‘mainan’ mereka sesuai dengan kegunaannya. Kakiku mulai terasa letih disaat Diana dan Nina mulai melenguh panjang dengan nafas yang menderu saling bersahutan. Makin liar mereka ‘memainkan’ dildo ditangan mereka yang tersembunyi di didalam rok kerja mereka.

Jelas terlihat guratan kenikmatan memenuhi ekspresi Diana. Sedangkan wajah Nina terlihat mulai ‘blushing’, merah padam. Sedetik kemudian tubuh mereka berdua mengejang menahan derasnya orgasme yang jelas terlihat menyelimuti getaran tubuh mereka berdua. Mereka bagai hendak menghujamkan dildo itu sampai tertelan semuanya dalam kewanitaan mereka dan tangan mereka yang bebas saling menggenggam erat.

Begitu eratnya sehingga baru terlepas perlahan sesaat setelah desahan nafas kenikmatan terakhir mereka berlalu. Aku merasa sudah cukup melihat semuanya. Lebih dari cukup buatku menyaksikan suatu pemandangan yang membuatku cukup shock sekaligus membawa sensasi kenikmatan dan keindahan tertentu dalam diriku. Yang jelas aku seperti melihat sesuatu yang baru dalam diri kaumku sendiri-Lesbian itu nyata adanya! Aku terduduk lemas di atas tutup closet. Terasa peluh di bagian leherku mengalir hingga ke dadaku. Aku terus diam sampai mereka berdua meninggalkan ruangan dengan hanya memperdengarkan suara pintu yang ditutup perlahan. Lega rasanya bebas setelah terjebak dalam toilet akibat ulah sepasang wanita yang dimabuk ‘cinta’tadi. Bagiku kata mabuk saja lebih cocok dibanding kata cinta.

My God! dalam keadaan mabuk berat sekalipun aku masih cukup waras untuk tidak bercumbu dengan pasangan sejenis. Segera aku keluar dan ketika melewati deretan wastafel aku menyempatkan diri merapikan diri di depan cermin (always) Tentunya aku tidak bercermin di deretan wastafel tempat Diana dan Nina tadi karena ada semacam perasaan ’emoh menyentuh ataupun mendekati bekas tempat mereka ‘bermain’ tadi. Bahkan aku masih merasakan sisa aura mereka di bagian itu.

Aku meraih HP-ku dan segera men-dial no telepon Hendra. Tidak sabar aku ingin mendengar komentarnya akan apa yang baru saja aku alami disini. Biasalah dalam keadaan seperti ini aku tidak dapat menahan keinginan-ku untuk segera bergosip (panggilan jiwa!! Nggak salah khan?).

Tiba-tiba aku tersentak dan memekik tertahan mendengar bunyi ponsel yang suaranya cukup menyolok pendengaran (karena suasana sedang hening) dan berasal dari salah satu bilik toilet yang dipintunya terpampang sign rusak tadi! Suara itu diikuti suara hentakan sepatu dan bunyi benturan di pintu bilik itu.

“Siapa disitu!” dengan spontan aku menegur dengan hati ciut.

Karena kaget aku segera mematikan ponselku dan menanti jawaban dari balik pintu. Sesaat kemudian pintu itu terbuka dan betapa terkejutnya aku melihat wajah Hendra asisten-ku muncul dari balik pintu kedua toilet! Lho..! kata-kata itu hampir bersamaan keluar dari mulut kita berdua dengan penuh rasa terkejut.

Wajah Hendra masih tampak dengan ekspresi kaget dan konyol-nya itu ketika pintu bilik pertama terbuka dan Bramantio-si Satpam keluar dengan melongo kepadaku tanpa mampu berkata apa-apa! Antara kaget dan malu aku menghardik mereka berdua bagai seorang kakak yang marah pada adik-adiknya.

“Ngapain kamu berdua disini.. Di toilet wanita?”

Aku segera sadar kalau mereka rupanya sudah janjian ngintip Diana dan Nina disini.

“Lha kamu sendiri ngapain?” ucap Hendra dengan lugu sekenanya.
“Lho ini kan toilet wanita jelas aku ada keperluan masuk ke sini” kataku dengan nada meninggi.

Aku kesal pada mereka berdua karena merasa bahwa mereka telah mengganggu privasi-ku disini. Kesal karena baru sadar kalau dua orang lelaki ini tadi juga telah ada saat aku duduk di closet. Walaupun aku cuma pipis tapi ada semacam sense of privacy-ku yang dilanggar dengan kehadiran dua pria ini kendatipun aku juga sadar kalau mereka juga pasti tidak menyangka aku akan ke sini.

Kulihat Hendra senyum-senyum kecut menatap-ku dengan tatapan tolol-nya sedangkan Bramanto terlihat salah tingkah dan tidak berani memandang wajahku. Tubuhnya yang gempal tampak bergerak-gerak mengikuti nafasnya yang berat agak tersengal-sengal serta sebentuk gundukan panjang mirip polisi tidur tercetak jelas di celana satpam-nya yang ketat. Rupanya si Bramanto ini masih belum bisa menghilangkan sensasi rangsangan akibat ‘tontonan’ gratis tadi.

“Sorry Wid.. Kita nggak tahu kalau kamu bakal masuk kesini” ujar Hendra dengan guilty face.
“Eh tapi benar khan cerita-ku.. Aku sama ‘manto memang sengaja mau buktiin gosip itu” ujarnya lagi setengah membela diri tapi dengan ekspresi penuh kemenangan karena berhasil membuktikan omongannya padaku.
“Iya bu.. Mereka sudah sering begituan disini” ujar Bramanto menimpali.
“Berarti kamu juga sudah sering nyelinap masuk kesini buat ngintip mereka” kataku dengan dengan nada suara agak mengintimidasi satpam itu.
“Eh nggak bu.. Ini baru yang kedua dan ini juga karena Pak Hendra penasaran mau tahu”
“Waktu yang pertama juga aku nggak sengaja pas lagi kontrol aku dengar suara kasak-kusuk.. Nggak taunya ibu Diana dan Mbak Nina itu..” katanya tanpa melanjutkan kalimatnya.
“Sudah yang jelas masalah ini biar aku saja yang ngomong ke Ibu Diana.. Pak Hendra dan kamu diam-diam saja” Aku berbicara dengan tegas dan singkat.

Yang jelas aku ingin cepat-cepat meninggalkan ruangan toilet wanita ini. Sebenarnya aku masih ingin ngobrol banyak sama Hendra tapi karena ada Bramanto si satpam aku jelas harus tetap menjaga image-ku sebagai atasan juga image Diana dan Nina di depan satpam itu seburuk apapun keadaan mereka dimata kita sekarang.

Kita bertiga segera beranjak keluar dari situ. Aku dan Hendra kemudian terlibat perbincangan (lebih tepatnya pergunjingan) seru tentang kejadian yang sama sekali tidak disangka tadi (bagi Hendra mungkin sudah disangka karena mereka memang niat mau ngintip). Waktu sudah menjelang pukul delapan malam ketika Hendra pamit pulang.

Aku sendiri masih asyik mengutak-atik internet explorer-ku sambil menikmati suasana lengang di kantor. Pikiranku kembali terbayang pada kejadian paling menghebohkan yang kualami hari ini. Aku jadi bertanya dalam hati.. Apakah aku betul-betul menikmati apa yang kulihat dari adegan-adegan penuh nafsu yang dipertontonkan Diana dan Nina di toilet tadi? Normalkah aku kalau ada rangsangan yang timbul dalam diriku ketika melihat ‘ulah’ mereka tadi? Suasana ruangan kantorku yang sudah kosong ini mirip sekali dengan suasana tadi siang pada jam istirahat.

Lenggang dan nyaman membuat aku merasa kembali rileks. Perlahan tapi pasti aku seperti ter-sugesti oleh semua yang kualami hari ini. Mulai dari nikmatnya air dingin dari shower tadi pagi, kemudian orgasme yang penuh sensasi tadi siang, lalu terakhir adalah suguhan nafsu yang penuh keindahan yang diperagakan dengan sempurna oleh Diana dan Nina diatas wastafel itu.. Oh benakku kembali diserbu berbagai fantasy yang cukup membuat peri baik yang senantiasa berbisik di telinga kananku cemberut. Sementara si peri nakal dengan sepasang tanduk kecilnya tampak tersenyum manis sambil menggelitikku dengan trisula godaannya yang makin tidak ter-elakan lagi. Kurasakan kewanitaanku mulai basah dan aku diselimuti oleh aroma sexual yang tinggi.

Tok.. Tok.. Tok suara ketukan halus terdengar dari balik pintu ruanganku.

“Bu Widya..” terdengar suara lelaki tapi suara itu bagai terjepit diantara kerongkongannya.

Ah itu pasti Bramanto si satpam.

“Iya.. Kenapa? Masuk aja” aku mengundangnya masuk.

Saat yang bersamaan tanpa diundang semua stimulasi yang kuterima hari ini turut memasuki pikiranku dan menentukan keputusan buatku.

“Kebetulan aku lewat dan melihat ruangan ibu masih terang.. Ibu masih lama disini?” suaranya datar dan sopan.

Aku hendak menjawab tapi dia kembali melanjutkan kalimatnya,

“Aku sekalian mau pamit pulang.. Lagian sudah ganti shift.. kalau ibu masih lama dan perlu beli makanan atau minuman bisa titip aku biar nanti aku suruh maintenance yang mengantarkan kemari..” ujarnya.

Bramanto rupanya sudah berganti pakaian. Seragam satpam-nya telah berganti polo shirt dan di tangan kirinya ada tas kecil yang pasti berisi seragam satpamnya.

“Oh tidak.. Terima kasih sebentar lagi aku juga mau pulang” jawabku dengan ramah.
“Manto duduk sini aku mau bicara denganmu,” suaraku penuh penekanan dengan nada memerintah.

Bramanto tampak agak ragu tapi dia menuruti perintahku dan duduk di kursi di depan mejaku.

“Eh masalah tadii itu bu.. benar lho aku sebenarnya nggak berniat.. Tapi Pak Hendra yang..” suaranya terputus putus karena merasa bersalah.

“Aku tidak menyalahkan kamu tapi aku meminta kamu supaya, merahasiakan hal tadi.. Aku tidak mau mendengar sampai ada orang lain lagi yang tahu hal ini” ujarku sambil bangkit dan duduk ditepi meja kerjaku tepat di depannya.

Dengan sengaja aku meletakkan paha kananku diatas paha kiriku. Gerakan itu sengaja aku lakukan dengan agak demonstratif. Sekarang pasti sebagian besar pahaku yang terbalut stoking nampak jelas dimatanya. Bramanto memperbaiki posisi duduknya. Jakunnya terlihat bergerak menelan ludah. Itu reaksi yang kunantikan!

Sejenak aku memandangi sosok gempal yang nampak rikuh di depanku. Dia kira-kira berusia 25 tahun dan sudah berkeluarga. Tipe pria pekerja yang selalu jadi bahan fantasi-ku! Dia pasti merasa kalau aku memandangnya dengan tatapan yang tidak pantas. Tapi aku telah menentukan pilihanku. Lebih tepatnya adalah hasratku telah menentukan pilihannya bagi keinginan tubuhku.

“Mm.. Maaf Bu tapi aku harus segera pulang” rupanya dia sudah merasa gelisah.
“Kamu sudah berkeluarga?” tanyaku lagi tidak mempedulikan perkataannya.
“Iya bu.. Sudah 4 tahun”
“Istriku sedang hamil,” lanjutnya lagi, “Hamil tujuh bulan bu”jawabnya lagi tanpa ditanya.

Betul-betul terlihat gugup sehingga dia menjawab sesuatu yang tidak kutanyakan. Cukup mudah bagiku untuk memanipulasi dan memancing pria sekelasnya. Selama ini aku terbiasa berinteraksi dengan pria berpendidikan dan memiliki intelektual yang cukup tinggi sehingga dengan mudahnya aku mendominasi percakapan dengan Bramanto.

Status sosial serta posisiku yang jauh lebih tinggi darinya membuat dia sangat menghormatiku hingga dengan mudah terintimidasi olehku. Dalam posisi ‘in charge’ seperti ini, rasa percaya diriku makin tinggi hingga aku mulai memperlakukannya sebagai obyek dari hasratku. Segala sesuatunya telah aku pikirkan dengan matang sehingga aku yakin dengan setiap perbuatanku padanya.

“Tadi kamu sepertinya menikmati sekali mengintip ibu Diana dan Nina ditoilet itu,” aku berucap dengan penuh provokasi,
“Ehm.. Ya nggak juga sih.. Tapi ya..” sesaat dia bingung untuk melanjutkan ucapannya itu.
“Ehm.. Ibu juga khan ngerti, namanya juga lelaki normal.. Ya suka juga”

Wajahnya tampak memerah berkata begitu tapi aku melihatnya bagai gunung es yang mulai cair. Nada suaranya terdengar mulai rileks dan lebih enteng. Ada perubahan yang terlihat dari bola matanya yang hanya sekali-sekali berani menatap wajahku. Kulihat mulai ada gairah di matanya. Bagiku itu tandanya Bramanto sudah mulai menduga arah pembicaraanku. Sekarang tinggal menunjukan padanya secara eksplisit.

“Kenapa.. Apa istri kamu dirumah kurang bisa melayani kamu?” kulepas kedua sepatuku dan membiarkan kedua kakiku tergantung bebas.
“Ehm.. Segenarnya sih nggak juga.. Tapi ya dia lagi hamil tua.. Ya jadinya aku sudah lama nggak..” suaranya terhenti ketika kuletakkan kaki kananku diatas pangkuannya.

Entah apa yang berada di dalam pikiranku karena saat itu yang tujuanku adalah memuaskan hasrat yang kian menggebu. Kuyakin Bramanto tidak akan sanggup menolak keinginan-ku. Tinggal masalah kendali bagiku karena siapa yang mengendalikan dialah yang mendominasi. Sementara bayangan tubuh Diana dan Nina yang menggeliat saat menahan kenikmatan kembali membayangi fantasi-ku. Tampak Bramanto terdiam kembali terlihat jakunnya naik turun dan nafasnya menjadi berat pertanda gairahnya memuncak.

Kini kedua matanya menatap-ku dengan tatapan yang sama sekali tidak kusukai. Tatapan itu penuh nafsu terpendam dan hasrat ingin menguasai. Terlihat pandangan khas seorang laki-laki yang memandang wanita di depannya ini sebagai objek sex yang siap memenuhi nafsu sesuai seleranya. Itu adalah hal yang paling kubenci dari pria dalam berhubungan sex apalagi kini tatapan itu keluar dari pria yang kuanggap tidak selevel dengan-ku. Apa boleh buat aku yang memancingnya, kini aku yang harus mengantisipasi itu dengan segera memegang kendali ‘permainan’ ini.

Tangan Bramanto mulai meraba pergelangan kaki kananku yang kutumpangkan diatas pahanya.

“Kamu menginginkan aku khan?” kataku halus namun penuh penekanan.
“Ah ibu Widya.. Aku nggak enak” ucapnya namun tangannya mulai merayap ke atas kebagian paha-ku.
“Tutup mulutmu dan turuti permintaanku” kataku dengan suara pelan dan halus.
“Layani aku” ujarku singkat setengah berbisik.

Wajah Bramanto masih terlihat bingung ketika aku memindahkan posisi duduku sehingga sekarang tepat berada diatas meja di depannya. Aku kemudian membuka kedua pahaku dan menginjakkan kakiku di pegangan kursi tempat Bramanto duduk.

“Tolong lepaskan stokingnya” ujarku memerintahnya.

Rupanya suaraku dalam keadaan seperti ini membuat Bramanto seperti terhipnotis sehingga tanpa basa-basi lagi dia menuruti permintaanku. Tangannya menelusup ke balik rok-ku dan menarik pantyhose yang kukenakan. Sempat dia berusaha menarik celana dalamku agar turut terlepas turun namun dengan lembut aku memberi isyarat agar dia tidak melakukan itu.

Matanya tampak setengah melotot dan berulang kali jakunnya naik turun menelan ludah ketika sepasang betis yang indah mulus terekspose di depan matanya. Tanpa di suruh dia langsung mengangkat kaki kiriku dan mulai menciumi betis-ku. Terasa hangat ketika lidahnya menjilati betisku. Kurasakan sesekali dia mengecup betisku dengan nafas menderu hingga menimbulkan rasa geli yang mebuatku merinding.

“Tolong mulai dari bawah” ujarku sambil meringis menahan geli dan nikmat.

Aku ingin sekali Bramanto melakukan ‘legjob’ di kakiku. Kuangkat kaki kananku dan kusodorkan tepat di depan wajahnya. Kurasakan dengus nafasnya di ujung kakiku. Tampak Bramanto mengamati kakiku dengan penuh minat dan nafsu. Sejenak dia tampak ragu dangan apa yang akan dilakukannya. Kupikir Bramanto adalah tipe pria Indonesia pada umumnya yang biasa melakukan hubungan sex dengan foreplay yang kurang kreatif. Hanya berorientasi pada pemuasan diri sendiri tanpa memikirkan bahwa wanita ingin mencapai puncak kepuasan melalui semua tahapan kenikmatannya sendiri. Mungkin Bramanto belum pernah menjilati kaki wanita dalam berhubungan namun kali ini adalah permainanku dan dia harus menuruti keinginanku.

Sesaat kemudian dengan perlahan dia mendaratkan bibirnya mengecup punggung kakiku. Aku menarik nafas panjang sambil merasa cairan dalam bibir kewanitaanku kian bertambah. Terasa kini seluruh bagian kakiku dijilatinya dengan penuh nafsu. Rupanya dia baru merasakan nikmatnya mencumbui kaki wanita. Apalagi aku sangat merawat semua bagian tubuhku bahkan sampai ke ujung kaki. Wajar Bramanto berbuat demikian karena mungkin selama ini dia senantiasa berhubungan dengan wanita yang kurang menjaga tubuh sehingga dia enggan atau bahkan tidak pernah berpikir melakukan itu.

Kurasakan sensasi yang nikmat mulai menjalari tubuhku ketika Bramanto mulai menjalari kakiku dengan jilatannya yang kini telah mencapai bagian dalam pahaku. Tanganku bergerak meraih payudaraku sendiri dan mulai aku usapkan tepat di bagian putingku yang terasa mengencang di balik bra. Bramanto masih mencumbui kedua pahaku kepalanya bagaikan terjepit diantara kedua pahaku dan sesaat lagi dia akan segera menyentuh kewanitaanku. Kutdorong kepalanya keluar dari rok-ku lalu kurapatkan kembali kedua belah pahaku. Bramanto menatapku dengan tatapan yang menunjukan ketidak puasannya sepertinya dia protes padaku. Tapi akupun demikian akupun belum mencapai kepuasan yang aku inginkan. Aku memintanya mengeluarkan sapu tangannya lalu kuikatkan di kepalanya menutupi matanya. Lalu kuborgol tangannya dengan borgolnya.

Bramanto protes namun aku jelaskan padanya kalau ini adalah permainanku bukan permainnya. Dia pun menurut dan mengikuti perintahku selanjutnya. Memuaskan dirimu bukan hal yang sulit tapi memuaskan diriku adalah hal yang sulit pikirku. Kulepaskan celana dalamku lalu berdiri agak membungkung membelakanginya sambli tanganku bertumpu di meja kerja di depanku. Bramanto berlutut di belakang badanku dalam keadaan mata tertutup dan tangan di borgol. betul-betul perfect condition bagiku untuk menuntaskan hasratku hari ini. Kupejamkan mataku agar memudahkanku larut dalam fantasi yang sedang kubangun ini. Sejenak aku memejamkan mataku menunggu sentuhan Bramanto.

“Uhh..” tanpa sadar aku mengerang karena sesuatu yang hangat dan basah sedang menjilati tumit kaki kiri-ku.

Halus sekali sentuhan itu.. Sentuhan yang berasal dari lidah yang serasa menari-nari dipermukaan kulit tumitku lalu perlahan naik ke betis bagian belakang.

Suasana saat itu sunyi sekali hingga dapat kudengar deru nafasku silih berganti dengan bunyi nafas berat milik lelaki yang sedang berlutut di belakangku sekarang. Terasa kumis Bramanto yang kasar itu menggelitik di sepanjang kakiku. Kurasakan deru nafasnya mendarat di bagian paha dan membuat aku kembali memejamkan mataku dengan perasaan geli dan kenikmatan yang makin ‘menyengat’ku.

Kepala Bramanto makin naik sehingga aku harus membuka kedua kakiku hingga posisiku sekarang berdiri agak mengangkang. Pantat-ku aku naikan sedikit agar lebih memudahkan Bramanto ‘menggapai’ bibir kewanitaanku. Kini wajah Bramanto tepat berada di antara belahan pantatku dan lidahnya terasa mulai menyentuh bibir kewanitaanku. Dengus nafasnya terdengar kian memburu sambil sesekali terdengar dia menarik nafas panjang menghirup aroma kewanitaanku yang tentunya sangat ‘keras’ tercium dibagian itu.

Terdengar suara agak berdecak ketika Bramanto menghisap bibir luar kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan kenikmatan. Kuperbaiki posisi-ku agar Agar Bramanto lebih leluasa mempermainkan lidahnya disitu. Aku sempat menoleh ke arahnya sehingga tampak hidungnya kembang kempis dangan nafas yang memburu. Kumisnya tampak basah oleh cairan yang barasal dari dalam liang kewanitaanku. Bramanto meleletkan lidah ke arah kumisnya menyapu sisa-sisa cairan kenikmatan yang melekat disitu lalu kembali menghujamkan kepalanya ke bagian kewanitaanku yang basah menanti kenikmatan.

Diriku merinding ketika lidahnya menelusup ke dalam celah kemaluanku lalu bergerak liar didalamnya. Tanganku agak gemetar merasakan nikmat yang dihasilkannya. Kenikmatan yang menerobos jauh ke dalam liang senggamaku hingga membangkitkan sensasi indah di sekujur tubuhku. tiba-tiba Bramanto menarik lidahnya dari kemaluanku dan seketika terasa lidah itu menari-nari di kedua bukit pantatku yang padat berisi.

“Uuh” aku menjerit kaget ketika Bramanto sesekali menggigit gemas pantatku. Aku merasakan wajahku memerah karena gigitan tadi menimbulkan efek unik yang membuat semua bulu romaku merinding.

Sementara itu jemariku makin cepat memainkan kedua puting susuku yang sudah sangat keras merespon tiap stimulasi yang diterimanya. Beberapa kali terasa Bramanto mempermainkan lidahnya di seputar anus-ku Ah dia sepertinya cukup mahir mempergunakan lidahnya. Sesaat kamudian aku merasa seperti ada aliran listrik menjalari setiap jengkal tubuhku ketika Bramanto menempelkan seluruh mulutnya di bibir kewanitaanku dan menyedot klitoris-ku sambil memainkan lidahnya disitu.

“Aaah” aku mulai kehilangan kontrol. Aku mendengar suara rintihan dan lenguhanku tanpa mampu menghentikan kenikmatan yang memaksaku melepaskan gejolak itu.

Lidah Bramanto terasa begitu rakus mempermainkan klistoris-ku. Energi tubuhku seakan habis tersedot olehnya dan kenikmatan yang dihasilkannya kian menguras kesadaraanku. Badanku kini rebah diatas meja kerjaku sementara terasa kakiku gemetaran dalam posisi mengangkang menopang tubuhku.

“AAHH.. Uuu” suara itu keluar dengan berat dari mulutku ketika Bramanto menggigit klitorisku.

Gigitan itu lembut tapi menimbulkan sensasi seperti tadi yang membuatku merasa merinding dan membuat tubuhku berkontraksi.

Menahan kenikmatan yang sejalan dengan keinginan fantasi-ku. Semenit kemudian aku sudah menyerahkan diriku secara total ke dalam kenikmatan yang berawal dari bagian paling sensitif dari tubuhku. Bramanto makin panas dan bernafsu ‘menghukumku’ dengan menghisap, menjilat, menyedot klitoris-ku. Tiba-tiba aku perasaan yang kualami siang tadi terulang kembali..

perasaan disaat fantasiku yang paling dalam bersatu dan manjadi nyata secara utuh dan total dengan kenikmatan yang secara nyata membakar tiap bagian tubuhku. Aku hanya bisa memejamkan mataku.. Sudah tidak dapat kudengar lagi jeritan dan rintihanku.

Aku telah tenggelam dalam badai kenikmatan yang datang bergelombang dan akhirnya mencapai puncaknya ketika kesadaranku hilang ditelan ribuan kunang-kunang yang terbang memenuhi ruang kantorku. Aku mengejang, kewanitaanku terasa berdenyut seperti ingin menyedot sesuatu yang biasa mengisinya disaat-saat seperti ini. Namun stimulasi tanpa penetrasi pada klitorisku cukup membuatku terhempas lunglai diatas meja kerjaku.

Sekitar satu menit aku memejamkan mataku membiarkan semuanya berlalu sampai benar-benar hilang seiring kembailnya kesadaranku. Masih terasa hangatnya mulut Bramanto menempel di kewanitaanku ketika aku bangkit kembali. Kasihan juga melihatnya begitu. Pasti dia protes karena kenikmatan ‘tanggung’ yang dialaminya. Kudorong kepalanya hingga mulut dan lidahnya berpisah dari kemaluanku.

Bramanto dengan mata tertutup masih kelihatan menunggu dan berharap aku melanjutkan ‘permainanku’ ini dengan sesuatu yang diinginkannya seperti penetrasi penis. Akan tetapi akulah yang berkuasa dan mengendalikan permainan ini. Dan bagiku ini telah berakhir aku telah mendapatkan apa yang kuinginkan. Kukenakan kembali bagian-bagian dari busanaku yang berserakan di atas karpet kantorku lalu melepas borgol dan saputangan dari mata Bramanto. Agak keget dia melihatku telah kembali berpakaian lengkap.

“Terima kasih kamu telah membantu aku malam ini” ucapanku terdengar dingin atau bahkan agak kejam begi dia yang berharap ada bagian untuk dirinya melepaskan semua ‘ganjalan’ yang masih terlihat nyata tercetak di celananya.

Ada kekecewaan di matanya namun melihat pergantian karakter dalam diriku dia menyadari kalau saat-saat ‘bonus’ telah berakhir.

Selanjutnya aku dengan sikap dingin memintanya agar merahasiakan kejadian malam ini dengan mengingatkan padanya apabila dia bercerita tentang hal ini pada orang lain maka akan membahayakan buat kelangsungan pekerjaannya di kantor ini. Selain itu juga dengan otomatis akan membahayakan rumah tangganya.

Well, terkadang memiliki posisi penting dalam pekerjaan ditambah status yang masih single memberi banyak ‘advantage’. Bramanto masih terbengong-bengong menatapku dengan ketika aku meninggalkan ruangan kantorku untuk segera pulang (menurutku apa yang didapat Bramanto malam ini sebenarnya sudah lebih dari apa yang pantas aku berikan padanya). Pikiran itu agak mengurangi perasaan bersalahku setidaknya aku tidak mengeksploitasi ketidak-berdayaannya secara gratis.. Aku membayar dia dengan kenikmatan pula se-minim apapun kenikmatan itu.

What a long day pikirku dan sebelum pintu lift tertutup aku sempat berseru pada Bramanto, “Tolong matikan komputer-nya” .

Pukul 22:45 di ranjang tidurku..

‘Yang kamu lakukan hari ini benar-benar keterlaluan Widya.. Kamu pasti menyesal sekarang’. ‘Kamu sama saja menjatuhkan derajatmu dengan tindakan liar yang gila-gilaan tadi’. ‘Tapi kamu khan sudah dewasa.. Kamu berhak menentukan kapan dan dengan siapa kamu melakukan itu’. ‘Setidaknya kamu masih melakukannya dengan normal tidak seperti Diana teman kamu itu’ Silih berganti peri baik dan peri nakal berbisik padaku. Dan seperti biasa akhirnya aku sendirilah yang menentukan pilihan-ku.

Ini semua bukan mengenai penyesalan..
Bukan pula mengenai derajat..
Bukan seberapa gila aku melakukannya..
Jelas bukan masalah kedewasaan..
Kapan atau dengan siapa..
Bahkan tidak ada hubungannya dengan normal atau abnormal..
Bagiku ini cuma masalah kendali..
Kepuasan bukan diukur dari lama atau singkatnya senggama..
Tidak diukur berdasarkan mahir atau kurang mahir..
Juga bukan diukur berdasarkan berhasil atau tidaknya mencapai orgasme..
Tapi masalah kendali..
Karena sekali memegang kendali..
Maka satisfaction is just a state of mine..

Maka Theresia Widya pun tertidur pulas.. You Say.. I only hear what i want to.. –Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Widya Seorang Peminum appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Petualangan Seks Liarku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Petualangan Seks Liarku – Di depan mataku, didengar langsung oleh kupingku, Jojo bicara lembut, sangat lembut kepada orang di seberang sana. Bangsatnya, ketika aku bertanya,

 

cerita-sex-petualangan-seks-liarku-300x215

Cerita Sex: Petualangan Seks Liarku

 

“Kita mau ke mana?” Jari telunjuknya langsung ditempelkan ke bibir memberi kode agar aku diam. Aku terang melotot.

Apa-apaan ini? Siapa yang tengah ia ajak bicara lewat telpon.

“Iya, aku paham. Aku ngerti kondisimu. Nanti kita ketemu dan aku dengar ceritamu, ya?”Jojo berkata.
“Oh, tadi? Bukan. Kawanku.

Aku lagi jalan sama kawan. Aku lagi bantuin acara dia.” lanjutnya.

Fuck!! Kawan? Bangsat!! Jelas sudah siapa yang dia ajak bicara. Aku mencoba bersikap wajar. Ini di depan umum, Non. Kami lagi berjalan menuju parkiran Mal Taman Anggrek. Aku hanya bertanya dengan gerak bibir tanpa bersuara,

“Ratih?”

Jojo mengangguk. Betul-betul bangsat. Ratih adalah mantan pacar Jojo sebelum aku.

Tanpa banyak bicara, aku mempercepat langkah menuju parkiran, meninggalkan Jojo yang berjalan sangat pelan seperti sengaja mendapat kesempatan.

“Tunggu di mobil ya, man.” Jojo berteriak kepadaku.

Man? Kenapa ga sekalian “pren” atau “coy” aja?

Taeeek!!

Aku makin mempercepat langkah. Masuk ke mobil dan langsung starter. Go. Good bye.

Sembari melaju di jalan, kutelepon Selly.

“Ke mana nanti malam?” tanyaku.
“Oh, ok. See ya.” sahutku setelah mendengar jawabannya.

Pukul 22.20 waktu Kemang. Aku, Selly, Ratih (shit nama teman Selly ini sama dengan nama si bangsat yang pernah dipacari Jojo), dan Angga, masuk ke Bedroom. Angga berasa bener jadi raja minyak diapit tiga cewek yang penampilannya bikin semua orang sejak dari parkiran ga berkedip dan menelan air ludah. Ratih dan Angga, keduanya teman Selly. Aku sendiri baru dikenalkan saat bertemu di meeting point, Taman Suropati, tadi.

Kami diantar ke bed yang sudah di-book Angga. Biasa saja penampilannya. Muka agak bulat, tanpa kumis dan janggut karena selalu dicukur bersih, kulit lumayan putih, tinggi nyaris sepantar denganku, karenanya tidak terlalu atletis. Bokongnya saja yang cukup menarik. Aku berani taksir ukuran di dalam celana bagian depannya. Pasti tidak terlalu panjang tapi cukup gemuk. Tiba-tiba aku berdesir sedikit membayangkan isi celananya.

Aku tepis perasaan itu. Aku tahu aku tengah diamuk kemarahan pada Jojo. Dan aku tahu juga diriku, tak bisa membayangkan isi celana begitu saja dan pasti penasaran untuk melihatnya. Sukur kalau bisa memegang.

Tapi, aku yakin bisa menepis keinginan terhadap Angga, karena dia kelihatannya sedang antusias dengan Ratih. Sedari berangkat, ia mempersilakan Ratih duduk di depan. Turun membukakan pintu, menggandeng ketika berjalan, aih. Kata Selly, Angga memang ngincer Ratih sejak ia kenalkan dua minggu lalu di Blowfish.

“Trus sudah berapa kali ketemu? Kok belum dapat juga?” You know what i mean with
“belum dapat juga” kan? Aku percaya lah si Angga ini bukan berniat betulan mau jalan sama Ratih, paling cuma pengen nyobain service-nya aja.
“Kayaknya belum,” ujar Selly.
“Buktinya Angga masih ajak gue untuk pergi bareng, kan?”

Aih, apa yang sedang dimainkan Ratih? Mau 5-6 kali hang-out dulu biar puas baru ngasih? Ahahahaha…

Wuh, sudah dua jam lebih kami bergerak bersama musik. Aku nyaris hanya sesekali saja kembali ke bed untuk menyeruput punch atau air mineral. Lalu kembali ke kerumunan. Terutama bergerak berempat. Angga benar-benar jadi raja minyak. Aku harus menghormati orang yang mengajak bila dia bergeser dari Ratih, Selly lalu hanya berdua denganku. Ahahaha… kurasa dia tak tahan juga melihat gerakku yang memang sengaja menggoda siapapun. Sebelum balik ke bed yang kedua, aku sengaja melepas bra di toilet. Sumpek. Terang sekarang Angga yang pasti melihat perubahan bentuk di dadaku jadi godeg juga.

Sorry, Rat, ini perkara simple aja. Kompetisi, jeng. Sialnya, namamu sama dengan nama si bangsat-nya Jojo itu!

Aku biarkan tangan Angga sesekali menarik pinggangku untuk lebih mendekat agar kedua pangkal paha kami bersentuhan. Sempat juga tangannya diletakkan di bokongku, yang segera kuturunkan lebih rendah agar menyentuh ujung dress-ku. “Kalau mau, naik dari situ,” ujarku dalam hati. Tapi gerakanku mengisyaratkan seolah semuanya kulakukan tanpa sadar. Padahal, apa yang tak sadar? Aku tak menenggak apapun yang memabukkan.

Angga memfaatkan kesempatan itu untuk meraba terus ke atas. Aku sengaja pura-pura kaget, lalu mengambil tangan Angga secara sopan dan mengembalikan ke pinggang, lalu aku angkat lagi untuk kemudian aku berputar. Aku beri dia senyum sopan sembari jemari yang lain menyentuh dagunya. Angga paham, aku tak mau di-”kurangajari”. Ahhahaha… Lebih dari itu pun kukasih, Ngga. Tapi, nantilah. Memang Ratih doang yang bisa bikin kamu penasaran.

Dan kini aku kembali ke bed. Betul-betul capek. Aku sempat sendirian cukup lama di floor sementara Selly, Ratih dan Angga istirahat. Kini aku sendirian istirahat. Aku ambil gelas, menyedotnya, kosong. Habis, rupanya. Air mineral juga tinggal sedikit. Aku baru mau memberi isyarat untuk memesan segelas lagi, ketika seseorang menyodorkan gelas yang aku tahu isinya.

“Ini kalau haus bener,” aku mendongak. Hmh.

Lumayan. Aku ambil tawarannya, Jack-D. Kulihat jam di tangan sudah pukul 1 lewat. Bolehlah, sudah waktunya boleh mabuk.

Ia mengenalkan dirinya dengan nama Wisnu. Aku sendiri tak begitu soal benar apa ini nama benar atau bukan, makanya kusebut “mengenalkan dirinya dengan nama Wisnu.” Toh, aku sudah tahu maunya, icip-icip, sukur kalau dapat lebih, dan selanjutnya tuker-tukeran nomor telepon lalu “bye”. Kalau lagi butuh kontak, kalau gak ya wassalam.

Selanjutnya kami bicara. Karena situasi amat berisik, tentu yang namanya bicara itu saling merapat mulut ke telinga masing-masing. Wisnu telah menuang dua kali ke gelasku, hingga Angga dan Ratih datang. Mereka saling berkenalan.

Angga sesudah berbasa-basi langsung selonjor di bed, ditemani Ratih. Rasanya kurang dari satu menit, saat aku melirik mereka, keduanya sudah saling berpagutan. Tangan Angga masih melingkar di pinggang Ratih sedangkan Ratih memegang lengan kiri Angga.

Melihat itu, Wisnu mengajak aku ke bed-nya. “Mau pindah ke tempatku? Biar mereka ga terganggu.”

“Di tempatmu ramai,” ujarku. Sesungguhnya tempat yang ia tunjuk tak ada yang menempati. Semua temannya mungkin masih di floor. Tapi aku memang mau melihat seberapa jauh Angga dan Ratih bermain. Duileh, bermain.

Ah, rupanya Angga tipe tak sabaran. Kulihat tangannya sudah menuntun jemari Ratih untuk meraba bagian pentingnya. Satu tangan Angga membuka tali pinggang dan resluiting, membiarkan jemari Ratih masuk lebih dalam. Mengelus dari kepala hingga pangkal. Lalu Angga mengeluarkan penisnya dari selipan boxernya.

Bener kan gue, ujarku dalam hati. Punya Angga ini tak terlalu panjang tapi gemuk.

“Shit!” aku mengumpat pelan. Tapi cukup untuk didengar Wisnu.
“Tuh, kan. Pindah yuk, nanti gue jadi pengen,” ajak Wisnu.
“Gue juga, yuk. Lo kasih gue,” tangannya langsung kutarik.

Di bed Wisnu tak ada lagi percakapan. Tangannya langsung meraih leherku, dan langsung melahap bibir dan mulutku dengan bibir dan mulutnya. Aku ingin ia masuk lebih dalam, sehingga jemariku menekan kepalanya.

Lebih dalam masuki aku. Oh, inilah aku. Milikmu saat ini. Jangan sia-siakan. Karena saat berikutnya boleh jadi aku sudah buat orang lain. Lumat aku dari atas hingga ke bawah. Tak ada yang akan kucegah. Karena tubuhku ini milikku dan hanya aku yang berhak menentukan kepada siapa akan berbagi. Jojo hanyalah salah satu penikmat yang kebetulan baginya kuberi juga cinta. Tapi, kebangsatan sikapnya siang tadi harus mendapat pelajaran yang setimpal. Perempuannya dipakai orang lain.

Balasan aksiku ke Wisnu membuat birahinya cepat naik tinggi. Aku bercampur hasrat yang dipengaruhi sepenuhnya oleh Jack-D dan kemarahan kepada Jojo.

Hanya saja, ini hanyalah sebuah tempat riuh yang dipenuhi orang. Seliar apapun kubuat tak bisa diteruskan sampai melepas pakaian. Wisnu pun hanya bisa menjamah, meraba dan menjilati payudaraku, menusuk vaginaku dengan jarinya yang kubiarkan satu, dua hingga tiga. Aku pun hanya bisa membalas budinya dengan lidahku ke lehernya, lidahnya, bibirnya dan tanganku yang meraba, lalu mengocok dari pelan hingga kuat penisnya. Hingga ia berbisik yang di telingaku seperti berteriak, “Wid, aduh… Gue mau keluar, di mana?”

“Sekarang?” tanyaku. Wisnu hanya mengangguk. Aku langsung mempercepat kocokan dan memindahkan mulutku dari lehernya ke leher penisnya. Menyemburlah cairan yang setengah kental setengah cair ke tenggorokan. Aku menghapus sisanya dengan lidah.

“Kok sedikit?” tanyaku sembari meminum sisa Jack-D. Membersihkan keset di tenggorokan.
“Udah dikeluarin di mana? Lo main dulu ya sebelum ke sini?”
“Enggak, coli sendiri aja,” kata Wisnu.
“Gue pengen ngewe malam ini sebetulnya. Makanya tadi gue kocok dulu sebelum berangkat. Biar bisa main lebih lama.”

Aku tertawa kecil.

“Begok bener, sih?” Lalu aku duduk setengah rebah.
“Nu, gue belum. Colok lagi, dong?”
“Lo ganas juga, ya?” kata Angga ketika kami mau memasuki mobil.

Hari sudah menjelang pagi. Subuh belum dimulai memang. Tapi badan harus dikeluarkan dari tempat bising itu.

Aku memiringkan kepala meminta penjelasan.

“Gue lihat tadi lo sama cowok itu, siapa namanya?”
“Oh,” aku paham. “Wisnu. Ganas gimana?”
“Ya ganas. Gimana ya? Ganas.” Aku tertawa kecil. Sebelum benar-benar masuk mobil, Angga bertanya, “Kita antar mereka dulu ya.”

Aku tak mengangguk juga tak menggeleng. Aku tahu maksudnya. Hebat bener nih anak. Semalam minta dua sekaligus.

Selanjutnya aku sudah tidak tahu apa-apa. Begitu masuk mobil aku langsung tidur. Kulihat Selly dan Ratih begitu juga. Tak sopan benar memang, membiarkan Angga sendirian hanya ditemani musik menyupiri kami bertiga. Yang kutahu, aku sudah di depan sebuah pagar, masih di dalam mobil, duduk di belakang sedangkan bangku di sebelahku kosong, sedang Angga di depan sendirian tanpa Ratih.

“Kita di mana, Ngga?”

“Oh, ini kontrakan temanku. Dia sama istrinya lagi pergi, nitip sama aku. Rumahku lagi banyak orang, Wid. Tadinya aku mau bawa kamu check-in, tapi masak aku bopong kamu masuk hotel?”
“Kenapa ga dibangunin dan aku bisa naik taksi pulang, ini sudah pagi, Ngga.”
“Iya, enggak apa. Sebentar aja, kok. Aku buka pagar dulu.” Lalu ia sudah keluar mobil dan membuka pagar. Tak lama masuk lagi, membawa mobil, keluar, menutup pagar dan kembali ke mobil membuka pintu untukku.
“Yuk.” ajaknya.
“Aduh, Ngga, gue pulang aja, ya. Udah pagi banget. Itu udah adzan. Gue capek banget. Lagian mau ngapain sih?”
“Gue nafsu banget sama lo, Wid.”
“Ah, lo gila. Enggak, ah. Nanti malam minggu, bokin gue pasti datang, gue dah gak dipake berhari-hari, nanti kalau dia berasa beda seperti udah ada yang make gimana?”

Demi menyebut kata “bokin” kemarahanku kembali bangkit dan sesungguhnya ingin segera telanjang saat itu juga di depan Angga. Tapi, aku juga sepertinya sengaja mengeluarkan kalimat itu. Aku tahu Angga tak akan goyah dan justru makin naik nafsunya mendengar nanti malam aku dipake bokin. “Aduh, make bokin orang, sebelum si bokin pula.” Uuh lelaki mana yang ga nafsu dikasih kesempatan gitu. I know what’s in your brain, guys.

“Please, Wid. Nanti gue anter pulang, deh. Atau setidaknya ngopi aja dikit. Udah tanggung masuk rumah.”

Aku mengangguk pelan lalu turun.

Ketika pintu depan belum ditutup rapat benar, Angga langsung meraih pinggangku dari belakang. Ia membalikanku dan meraup mulutku dengan mulutnya. Aku diam tak membalas, juga tak berontak.

Aku tahu Angga tipe yang “tak lama”, tak sabaran pula. Meski masih di antara perasaan marah, tapi ada sedikit malas pagi ini. Hanya, meski begitu, aku tak mau rugi juga. Maka, kuminta Angga melepas bajunya semua.

“Langsung masukin aja, Ngga. Ga usah kelamaan pemanasan.”

“Lo horny banget?” tanya Angga tak mengerti maksudku.

Aku cuma mengangguk. “Udah cepetan buka semua. Langsung masukin.”

“Tapi, gue belum bangun nih.”

“Lo telanjang juga langsung bangun, kok. Percaya ama gue, deh. Ayok,” aku pun langsung melepas semua yang menutup tubuh. Lalu rebah di sofa panjang terdekat.
“Plis, langsung, Ngga. Mana kontol lo?” Tangan kiriku membelai vagina yang bersih tanpa satu rambut pun.

Angga menyorongkan bokongnya, kuelus sebentar batang kontol yang memang naik pelahan itu. Aku bangkit sedikit, mengulum sebentar, memberi basah pada kontol Angga, sebab memekku masih kering setelah hampir dua jam lalu selesai. Rasanya belum sempat dibersihkan.

“Give the best for mama, ya?” kataku pada batang kontol Angga. Angga tersenyum, lalu mengambil posisi.
“Ayoo, Ngga, plis… sekarang…” perintahku.

Dan Angga menurut. Ia langsung memasukkan kontolnya pelan-pelan.

“Oh, langsung Ngga, ga usah pelan-pelan,” Angga menurut lagi.

Aku langsung memekik. Kejutan ini yang kuharapkan. Aku bisa mengukur kemampuan Angga melihat gayanya dengan Ratih, pagi ini pun ia pasti keletihan, cuma nafsunya saja yang tak bisa ditahan hingga fisik lebih fit. Maka, aku memutuskan untuk memuaskan diriku dengan caraku. Hentakan Angga cukup memberiku pukulan nikmat sampai ke kepala.

“Enak, Wid?” tanyanya sambil meremas bulatan payudaraku.
“Hajar, Ngga. Habisin. Habisin. Oww… terus, fuck… iya begitu…” aku meracau memberinya semangat.

Sesekali kusapu putingnya dengan lidahku. Meraba dan memasukkan jari tengah kiriku ke anusnya. Bersamaan itu kujepit keras kontolnya dengan vaginaku.

Angga melenguh panjang.

“Wiiiid… Oouughhhh…”

Aku tahu satu posisi misionari ini bisa membuatnya klimaks, dan aku juga bertekad memberi kepuasan bagiku pada posisi ini. Beberapa hentakan berikutnya, Angga menunjukkan tanda-tanda mau mencapai titiknya.

“Tahan, Ngga. Gw dikit lagi, percepat, Ngga, percepat.”

Dan Angga tumpah, kususul sedetik kemudian. Ia ambruk di atasku. Beberapa detik kemudian, ia sadar ada yang salah.

“Wid? Sorry, gue tumpah di dalam ya?” Ia mengangkat badan tanpa mencabut penisnya.
“Gak apa, aman kok. Kalau ga salah.”
“Kalau jadi gimana?” tanyanya.
“Buang.”

Aku tahu Jojo akan datang malam ini. Ia terus menerus menelponku, meninggalkan SMS, sejak kemarin sore. Aku tak pernah mereply atau pun menjawab. Baru sore ini kujawab. Baru 5 menit aku bangun. Sepulang tadi, membersihkan make up dan membasuh muka dengan sabun, aku lepas semua pakaian termasuk bra dan cd, lalu bugil di balik selimut.

Aku: SORRY… G dgr,br BaNGun.Smlm pgi ma kwn2

Jojo: Siapa?

Aku: KWN2

Jojo: Co/ce?

Aku: ce ce CO

Aku tak bohong kan? Memang dua cewek satu cowok.

Jojo: Siapa co-nya?

Duileh yang ditanya cuma nama cowoknya. Mau menunjukkan cemburu? Aku tak menjawab. Sepuluh menit kemudian, saat aku masih malas-malasan di atas tempat tidur, ia menelpon. Kali ini kuangkat. “Ada apa?”

“Siapa cowoknya?”
“Angga.”
“Siapa Angga? Aku baru dengar.”
“Temannya Selly.”
“Siapa Selly? Kok aku baru dengar juga?”
“Teman fitness,” kataku.
“Aku ke rumah nanti malam atau kita ketemu di luar?” tanya Jojo.
“Ga dua-duanya. Aku malas. Udah dulu ya, masih ngantuk.” Klik.

Jojo tak menilpun lagi. Aku pun tak tidur lagi. Meraba vagina sebentar. Kering. Mengering tepatnya. Tadi aku sudah membasuhnya di tempat Angga. Tapi aku tahu masih ada sisa-sisa di sana yang mengering. Aku merasakan Angga mengeluarkan cukup banyak, meski sudah sempat dikeluarkan oleh tangan Ratih.

Jariku terus masuk ke dalam. Lebih dalam. Mengocoknya pelahan agar basah dan sisa-sisa sperma yang mengering bisa keluar. Aku hentikan.

Tiba-tiba aku punya ide yang menarik. Buatku, tentu saja. Aku ke kamar mandi, membasuh vagina sedikit tanpa mengelap dengan handuk kecil. Membiarkannya kering oleh udara.

Aku mengambil kaos dan membiarkan tubuhku hanya dibalut oleh bahan tipis yang agak panjang hingga nyaris selutut itu. Aku keluar kamar, menjumpai Sari, pembantuku di ruang keluarga yang sedang menonton tivi.

“Mama ke mana?” aku bertanya.
“Pergi sama dek Citra dan dek Anto,” Citra dan Anto, keduanya adikku.
“Katanya menginap di villa.” tambah Sari.

Kami memiliki sebuah villa kecil di puncak. Biasanya dipakai kalau papa sedang pulang untuk waktu yang lama. Berarti sekarang hanya aku dan dua pembantuku.

“Siapin makan, mbak. Lapar.” aku meminta.

Lalu aku kembali ke kamar, menyalakan tivi dan memilih siaran yang ingin kutonton. Memeriksa HP, membaca semua SMS yang masuk. Kebanyakan dari Jojo. Ada satu yang kureply, dari Selly. Gila nih anak udah bangun duluan. Selly tanya apa aku minggu depan sibuk atau enggak. Ada sepupunya yang datang dari Semarang untuk panggilan kerja. Selly meminta aku menemani dia bersama sepupunya.

“Ganteng ga?” aku mereply asal-asalan. Tak ada jawaban langsung. Maklum sih, SMS Selly sudah 4 jam lalu. Sebenarnya aku malas juga temani orang. Lagian cuma dari Semarang, pasti kan sering ke Jakarta juga. Buat apa ditemani? Toh ga bakal nyasar.

Sudah hampir pukul 7, aku mendengar bunyi motor berhenti di depan rumah. Kamarku terletak paling depan, dan hanya berjarak 6 meter dari pagar. Aku tahu siapa yang datang dari suara motornya. Itu Jojo.

Aku bangun dari leyeh-leyeh, melepas kaos, ke kamar mandi yang ada di dalam kamar.Aku tak mandi, aku tak mau membersihkan sisa-sisa jilatan dan tumpahan dua lelaki semalam dari tubuhku. Aku hanya membasuh membersihkan tangan, kaki dan membasuh muka, lalu menyemprotkan body splash, memberi parfum pada bagian belakang telinga, dada dan leher, lalu mengambil rok celana pendek, aku gunakan tank top untuk atasan.

Ketika di kamar mandi tadi, Sari sudah mengetuk memberitahu aku kedatangan Jojo. Ia tak perlu menunggu terlalu lama. Sari sudah berpindah menonton tivi di ruang atas.

“Hai, sayang,” sapa Jojo. “Maafin aku kemarin, ya. Aku mau jelasin persoalannya.”

Aku hanya diam, mendekat padanya, lalu meraih mukanya dan melahap mulut Jojo. “Jangan ngomong dulu bisa, nggak? Kamu kebanyakan ngomong, kebanyakan bohong.”

Jojo yang masih bingung tapi pasti nggak nolak, membalas seranganku. Setelah berciuman agak lama, aku menariknya masuk ke kamar. Aku membuka rok celanaku, mengangkang dengan satu kaki ke tempat tidur, kuminta Jojo berjongkok. Ia langsung memainkan lidahnya begitu tiba di bawahku. Aku memintanya untuk terus menjulurkan lidah ke dalam dengan menekan kepalanya. Jojo tahu isyaratku dan terus memutar lidahnya sembari masuk, rasanya seperti dibor dengan bahan lembut.

Lalu ia mengganti pola dengan lidah keluar masuk. Aku menekan kepalanya agar terus memainkan lidah di dalam. Oh, terus Jo. Rasakan hangatnya di dalam sana. Semalam tiga jari masuk ke sana dan tadi pagi satu penis melesak dengan keras. Bukan jari dan penismu. Oh, Jo. Teruskan. Ada sisa-sisa cairan yang mestinya kau hirup dari dalam sana asal saja kau tak datang selambat ini. Sekarang mungkin cairan itu sudah bersih karena meleleh atau masuk ke dalam sekalian. Tapi, pasti ada sisa di dalamnya.

“Kamu lagi keputihan, ya?” Jo mengangkat muka sebentar.

Uh, begok. Mungkin itu peju Angga.

“Kenapa? Jijik ya? Bukan kok, bukan keputihan, itu mungkin punyaku,” jawabku asal. Dan Jojo kembali bersemangat.

Selanjutnya aku menarik kepala Jojo agar melepas vaginaku. Aku rebah di atas tempat tidur. Jojo langsung naik untuk 69. Ia sorongkan batangnya yang lebih panjang dan hampir sama besar dengan Angga ke mulutku. Aku menyambutnya dari pelahan hingga menyodokkan ke tenggorokan.

“Hrooargh, hrooargh, hrooargh… ah,” aku mencabut sebentar bersamaan dengan banyaknya air liur akibat tersedak hingga dalam. Aku sungguh menikmati blow job begini. Disedak oleh sodokan penis.

Lidah Jojo terus mengorek vaginaku sembari sesekali melenguh nikmat oleh permainan lidah, tenggorokan dan mulutku di kontolnya. (Duh, sumpah, setiap menulis kata kontol, selalu ada yang berdenyut di bagian bawahku. Beberapa kali aku harus berhenti untuk mengoreknya dengan jariku. Aku ingin menggantinya dengan kata yang lebih lembut semacam “barang”, “punya lelaki”, atau “penis”, tapi akhirnya aku lebih suka kata “kontol”. DUH! Tuh kan).

Satu jariku masuk ke anusnya sampai Jojo mejen-mejen. Lalu ia menurunkan bokongnya hingga penisnya (sorry ga kuat) ke payudaraku. Aku menjepit dengan bongkahan 36C-ku, lalu mendongak sedikit agar lidahku menjangkau anusnya. Kusapu pelahan bagian luarnya dan pelahan memasukan lidah mengorek isi anusnya.

“Oooh, yang…” Jojo bangkit dari posisinya dan langsung celentang. Aku segera menaikinya, memasukkan kontolnya (duh!) ke memekku. Selanjutnya aku bekerja dengan cepat.

Setelah beberapa menit aku bergoyang dan naik turun, Jojo menaikkan tubuhnya, melahap tetekku sembari memberi gigitan pelan. Kali ini aku maju mundur sembari menikmati hisapan. Tak berapa lama di sini, Jojo memegang pinggangku dan menaik turunkan bokongnya, mengambil alih goyangku. Ditusuk dari bawah, aku menjerit-jerit kecil.

“Oooh.. oooh.. oooh.. yang… yang keras, yang… oooh…”

Ia lalu membalikkanku tanpa mencabut dan menyodok dari atas. Aku tahu sebentar lagi ia keluar. Aku segera menjepit-jepit keras agar turut merasakan permainan yang dipersingkat ini. Tak lama kemudian, ia benar-benar menjerit dan mencabut, menumpahkan semuanya di atas badanku. Mengusapkan kepala penisnya ke bawah pusar, lalu memasukkan lagi ke vaginaku. Memberi aku kesempatan untuk mencapai orgasmeku sebelum penis itu benar-benar mengecil. Dan aku mendapatkannya malam itu.

“Aku minta maaf ya, yang,” Jojo kembali membuka topik kemarin.

Aku menggeleng, dan bangkit dari tempat tidur. “Enggak.”

“Loh, tapi tadi?”
“Kenapa tadi? Kamu suka, kan? Kamu enak kan?”

Jojo mengangguk.

“Ya sudah, jangan ditanya. Aku ga maafin kamu. Kamu ga boleh gitu lagi kalau terima telpon Ratih. Bila perlu kamu tak perlu menerima telponnya lagi. Aku tak akan maafin kamu sampai kamu benar-benar membuktikan bahwa kamu sudah tak ada apa-apa dengan Ratih.”

Jojo mengangguk lagi.

“Aku menerimamu lagi, kok. Sekarang kamu istirahat, gih. Recovery. Aku mau mandi, orang rumah ga ada, kok.”

Bas meneleponku, ia akan datang malam ini. Segera kukontak Jojo agar untuk sementara tidak mengusikku.

Saat pesawatnya tiba di Soekarno-Hatta, sore itu, dan kami bertemu, aku melihatnya begitu kuyu. Letih luar biasa terlihat dari kuyu itu. Seminggu dia meninggalkanku untuk pekerjaan di Berau, Kalimantan Timur. Bila malam, ia masih sempat menelponku berjam-jam, dan pagi sekali sudah bangun. Apalagi waktu di tempatnya satu jam lebih cepat dari Jakarta.

Bisa kubayangkan keletihan itu. Makanya aku membiarkan dia tertidur sepanjang perjalanan kami menuju Carita, langsung dari airport. Bas hanya bangun untuk makan di tempat peristirahatan di jalan tol. Sempat juga dia memesan satu cup coffee yang baru dia minum menjelang kami tiba di Carita. Rupanya segelas kopi dan tidur selama sejam cukup membuat tubuhnya sedikit pulih.

Sebelum turun, aku sempat menggodanya. “Beib, aku butuh kamu terjaga malam ini, ya? Aku kangen banget.”

“Trus memang kita mau ronda?” canda Bas.
“Ah, beib. Aku butuh ini,” lalu aku mengelus selangkangannya dari luar celana.
“Wuih, aku juga butuh ini, yang,” kata Bas sambil memasuki rokku dengan jarinya.
“Juga ini (tangannya menyentuh payudaraku), dan ini (lalu Bas memulas bibirku dengan bibirnya).”

Kami lalu tak mau menunda lama untuk melepas kangen itu. Setelah check-in dan mendapat kamar, aku langsung menubruknya, menelanjanginya dan tak mau berlama-lama untuk pemanasan. Selangkanganku sudah basah sekali. Sepanjang perjalanan aku sudah membayangkan untuk ditusuki oleh penis Bas yang tak pernah terlupakan rasanya olehku itu. Sudah ingin diporak-porandakan oleh gayanya yang cenderung ugal-ugalan bila get laid.

“Oh, punyamu sudah keras, Bas.”
“Apaku?”
“Kontolmu, sayang. Sudah keras banget,” ralatku menyadari dia menyukai kevulgaran dalam bercinta.
“Masukin, sayang,” pintaku sambil menuntun penisnya memasukiku.
“Oh, kamu basah sekali, Wid. Habis dipakai, ya?” tanya Bas seraya mendesah.
“Iya, sama dua kontol. Gede banget. Kamu sih kelamaan,” aku menjawab mengikuti seleranya yang suka meracau tak karuan kalau bercinta.
“Shit!” Bas mempercepat kocokan di memekku. “Mereka tumpah di mana?”
“Di mana-mana. Di mulut, di dalem memek. Oooooh, Bassss… teruuus…”

Setelah beberapa menit, Bas mencabut kontolnya. Menyodorkan ke mulutku. Dia memang paling menyukai aku menikmati aroma memekku sendiri yang menempel di penisnya. Setelah itu dia melap memekku yang sangat basah, lalu menjilatinya beberapa saat dan kembali memasukiku. Makin lama gerakannya makin cepat, aku mulai kuatir. Aku memang sudah ingin meledak dari tadi, tapi perjalanan yang cukup panjang membuatku butuh waktu agak lama dari biasanya untuk orgasme.

“Wid, Wid, Wiiiiid… Oh aku mau tumpah, mana mukamu.”
“Tahan, Bas. Tahan, sayang. Sebentar lagiiiii…”
“Wiiiiiddd…” terlambat, Bas telah mencabut penisnya dari lobangku dan mendekatkan selangkangan ke wajahku. Lalu seer, seer, crottt, crottt, seer…

Aku ambil penis Bas, kujilati sisanya.

“Ooh, sorry, sayang. Aku tak tahan.” Lalu dia ambruk di sisiku.
“Iya, sayang. Gak apa. Istirahat dulu, nanti lagi, ya. Aku belum.”

Lalu, Bas menarikku. Memeluk dan mencium bibirku, lalu ambruk dengan tangan memegang kiri tetekku.

Aku menenangkan diri sebentar dengan segelas air putih, tak beranjak menemaninya, lalu menyalakan televisi. Kulirik jam, 15 menitan tadi. Mestinya aku pun sampai. Tapi, barangkali karena tiba-tiba aku butuh agak lama, dan Bas terlampau letih, hingga permainan itu tak bisa dicapai secara bersama.

Aku memutuskan untuk menunggunya. Setengah jam. Pelan kudengar dia mendengkur. Oh, my God. No. Aku tahu petanda apa ini. Bas kalau sudah mendengkur berarti butuh tidur lama. Oh, no. No. No.

Benar saja, sejam setengah kemudian dia tetap tak bergerak. Kadang dengkurnya keras, kadang lembut, lalu hilang, tapi tak lama mendengkur lagi. Oh, kau letih sekali, Bas. Mereka mengambil tenagamu dan aku tadi tak menunggu kau pulih.

Tapi di bawahku sangat bergelora. Aku lalu bangun, berinisiatif membangunkannya dengan caraku. Kucelentangkan dia, kuambil kontolnya, kujilati pelan lalu mengulumnya, menjilati bolanya, naik ke atas menjilati putingnya. Dan Bas mengelus rambutku, aku mendongak, melihatnya tersenyum tapi mata tetap terpejam.

“Enak, yang. Bobo, yuk.”

Uh! Enak, yang, tapi bobo yuk. Aku tak peduli, mencoba terus. Lima menit berlalu, agaknya usahaku sia-sia. Penisnya tak kunjung tegak. Ini bukan biasanya. Biasanya mata Bas merem tapi penisnya bisa tegak dan aku tinggal menaikinya. Tak peduli dia tidur. Oh, Bas kamu kenapa?

Akhirnya aku menyerah. Aku turun dari tempat tidur ke toilet. Membersihkan mukaku, lalu mandi sebentar, sekadar basah dan seka dengan sabun sekenanya, bilas lalu mengeringkan badan. Kulihat dia tetap tidur.

Air dingin tadi tak sanggup mendinginkan geloraku. Aku memutuskan untuk keluar kamar. Tak bisa melihat Bas terus tanpa terangsang.

Aku mengambil pakaian tidurku. Merah menyala dengan bordir bunga, dengan panjang hanya sejengkal dari selangkanganku. Hanya CD yang kukenakan di dalam, aku tak mengambil lagi bra-ku. Lalu kuambil cardigan hitam dan mengancingnya hingga atas. Kurasa di bawah tak terlalu dingin. Dan aku tak mau repot nanti kalau sewaktu-waktu Bas menelponku, memintaku ke atas dan mengulangi permainan tadi.

Kukecup pipinya dan pamitan, “Beib, aku ke bawah ya. Cari minuman. Kamu telpon aku kalau udah siap, ya.”

Kulihat Bas mengangguk.

Bar hotel ini kecil saja. Hari masih pukul 23.00, belum terlalu malam, tapi sudah sepi. Tak ada siapapun kecuali satu bartender dan satu orang yang memainkan organ tunggal. Mereka berdiam masing-masing. Memang sepi. Barangkali karena ini hari Senin dan Carita adalah tempat berlibur, bukan bisnis sehingga sepi pengunjung di hari kerja.

Aku mendekat dan memesan Margarita. Campuran 1,5 oz tequila ditambah setengah oz triple sec, diberi lime juice dan dibubuhi garam. Ini cukup membuat darahku agak tenang rasanya.

Aku meminta pemain organ memainkan musik yang agak lembut. “Apa saja, asal lembut,” pesanku kepada bartender. Sebelum pergi, aku meminta sebungkus rokok mentol putih.

Sembari berdiam sendiri, aku mengirim SMS ke beberapa kawan, sekadar hai dan yang membalas kulanjutkan ngobrol dengannya via SMS. Aku memesan satu margarita lagi sembari melihat jam. Sudah 00.10, hmh… Bas belum bangun juga.

“Datang sendiri?” tanya bartender sembari menyorongkan margarita gelas kedua.

“Nggak. Sama suami. Di atas dia, lagi ada pekerjaan,” jawabku asal.

Dia mengangguk-angguk.

“Sepi, ya? Apa karena hari Senin?” aku balik bertanya.
“Belakangan ini, Jumat atau Sabtu pun di bar ini sepi. Tamu hotel lebih suka pergi keluar. Yang dari luar juga sudah mulai jarang datang. Apalagi sekarang tamu hotel juga kayaknya gak banyak,” dia menjawab panjang lebar. Lalu, kepalanya mendongak dan menebar senyum.

Rupanya ada yang datang di belakangku.

“Hai, mister… please,” ia menyorongkan tangannya terbuka menunjuk ke tempat di mana saja yang baru datang itu bisa duduk.

Aku tak menoleh. Dari sapaan mister, aku bisa menduga seorang bule tua sedang masuk.

“Hai, apa kabar?” oh dia bisa berbahasa Indonesia. Lalu duduk. “Boleh?” pertanyaan ini buatku.
“Oh, silakan.” Lalu ia duduk di sebelahku di meja bar itu.
“Beer,” pesannya.

Mereka lalu bercakap. Sesekali aku melihat. Oh, salah rupanya. Bukan bule tua. Tidak muda juga. Kutaksir usianya mungkin sekitar 40-an. Bulu tangannya sedikit bahkan terlalu sedikit untuk ukuran orang Indonesia. Aku sendiri tak suka dengan bulu tangan atau bulu di bagian manapun sehingga menganggap cowok ini cukup memikat. Perawakannya tinggi, lebih tinggi bahkan dari Bas yang bagi orang Indonesia sudah masuk golongan tinggi. Sedikit kekar.

Ia menggunakan celana putih selutut longgar dan kemeja tipis biru. Sesekali ia melirik ke bawah dan terus ke bawah kanan. Itu berarti melirik pahaku yang memang bertebaran ke mana-mana karena hanya menggunakan lingerie strach lace. Tangan kirinya kadang turun ke bawah membetulkan sesuatu di selangkangannya. Aku bisa melihat ia menggeser posisi penisnya ke arah kiri dan meratakn posisinya.

Oh, shit! Aku tentu bisa melihat panjang dan besarnya dari luar celananya. Agaknya bule ini tak menggunakan celana dalam lagi. Aku mulai pusing.

Kucoba telpon ke HP Bas, lima kali tak juga diangkat. Meminta ke bartender untuk menelpon ke kamarku berbarengan dan aku menelponnya lagi. Juga tidak ada yang mengangkat. Bas tidur atau pingsan ini?

Aku lalu bangun, meminta bartender memasukkan tagihanku ke kamar. Tapi si bule ini menyela, “biar masukkan ke saya saja. Kamu sudah mau tidur? Kita jalan bersama.”

Ia lalu mengenalkan dirinya, Martin. Dari Swedia. Ia tengah datang untuk assessment suatu bisnis di Banten ini.

“Kamu datang dengan boy friend?”

Aku mengangguk.

“Dia yang tadi kamu telpon dan tidak angkat?”

Aku mengangguk lagi. Kami sama-sama memilih tangga ketimbang lift. Toh aku di lantai dua.

Setiba di lantai dua, aku bertanya? “Kamu di lantai ini juga?”

Martin menggeleng, “tidak saya satu lantai lagi. Mau ke atas sama saya? Your boy friend need some rest, I think. And I can see you didn’t sleepy actually.”

“Kamu juga belum mau tidur?” tanyaku. Dia menggeleng.

Aku mengikuti ajakannya.

“Mengapa kamu belum tidur?” Martin bertanya. Kami sudah tiba di muka kamarnya.
“Honestly,” kataku. “I need sex tonight.”

Martin mempercepat membuka kamarnya. Menyilakan aku masuk lebih dulu. Menyelipkan kuncinya sehingga kamarnya terang. Dan di pintu itu juga ia meraih leherku, yang itu berarti ia harus tertunduk sangat jauh, membisikan kata-kata di telingaku.

“Saya bisa kasih kalau kamu mau.”

Aku agak ill feel sebetulnya mendengar dia berbahasa Indonesia, seperti mendengar kumpeni bicara. Tapi aku hargai keinginannya untuk belajar mengasah bahasa Indonesianya.

“So, fuck me, Martin. Here, now, and very hard.”

Martin membopongku ke tempat tidur. Lalu aku membuka cardigan dan menyisakan lingerie saja. Martin membuka kemejanya, lalu menciumku, memainkan lidahku dan tiba-tiba ia turun ke bawah, ke selangkanganku. Mengelus celana dalamku dari luar, lalu menjilati tepiannya sementara satu tangannya sibuk menjalar ke mana-mana. Oh, aku mulai meledak lagi.

Ia lalu membuka CD-ku dan terpana melihat vagina menumpuk milikku yang tanpa satu bulu pun.

“Oh, its nice. I love your pussy. I’ll make you sweat, I promise.”
“So, make it happen and don’t talk too much,” aku merintih.

Lidahnya telah mengorek memekku, masuk terus ke dalam, berputar di dalam dan sesekali keluar masuk menusuk-nusuk. Lidahnya kasar, lebih kasar dari Bas yang sangat kusukai permainan oralnya. Kedua tanganku meraba rambutnya, mengusapnya, lalu aku mengangkat kaki, menggantikan tanganku dengan kaki. Ia terus bekerja tanpa memedulikan kakiku yang telah mengusak-usak rambut tipisnya, sementara kedua tanganku bekerja di dua tetekku.

“Shit, Martin… I love your tounge.”

Cukup lama ia bermain di bawah sana, hingga aku tak tahan dan betul-betul meledak. Aku melenguh panjang dan merentangkan kaki. Martin menaikiku, mencium lembut bibirku. Aku tiba pada keinginanku yang tertunda tadi.

“Oh, enak Martin. Kamu hebat. Aku merasakannya barusan.”
“Kamu sudah?”

Aku mengangguk.

“But not enough.”

Martin tersenyum lalu melumat bibirku. Lidahnya dijulurkan lagi, aku menyambutnya. Lalu aku membalik tubuh, gantian menaikinya sambil terus berciuman sangat dalam. Kusapu gigi atas dan bawahnya bergantian dengan lidahku. Lalu kuambi kedua bibirnya masuk ke dalam bibirku.

“Mmmmhh… fuck. Your fuckin’ cunt, Wiwid. Great kisser.”

Aku lalu turun terus ke leher, mampir ke kedua putingnya, bergerak agak lama di sana. Memainkan lidahku bergantian, terus turun ke perut, pusar. Membantu Martin membuka celananya. Bangsat! Aku sudah dikerjainya sekali dan dia tegak benar pun belum. Lidahku lalu bermain di selangkangannya. Menjilati seputaran kontolanya sembari tanganku meraih batang yang mulai memanjang dan membesar itu.

Lidahku menjalar terus ke dua bolanya. Menjilati bagian itu yang menyisakan sedikit rambut di sana, terus memutar lidahku di kedua bola sembari tanganku mulai mengocok pelan batangnya yang betul-betul kian membesar dan memanjang itu. Lidahku mulai naik dari kantong zakarnya ke atas, menyusuri batang yang kurasa sangat lama hingga ke ujungnya.

Ooh… aku bisa memastikan bakal ada rasa perih pada mulanya kelak. Aku memerhatikan dari atas kontol Martin yang telah tegak sempurna. Lalu aku mulai mengocok dengan mulutku. Masuk, batangnya dapat masuk meski aku harus membuka mulut terlalu lebar. Lalu kucoba memasukkan terus… Horgh… ohhhh… horgh… rasanya sudah mentok dan batang itu masih menyisakan segenggaman jariku di luar.

Aku betul-betul bernafsu hebat membayangkan bahwa sebentar lagi, kapanpun aku mau, batang besar dan panjang ini, lebih besar dari milik siapapun yang pernah kurasai, akan memasuki. Terserah dengan cara apa ia akan memasukiku, sekasar apapun aku akan menerimanya. Aku pun mempercepat keluar masuk kontolnya di mulutku, memberi putaran lidah di dalam sehingga membuat Martin menggelinjang dan sedikit menjambak rambutku. Ia lalu tak melepaskan pegangan pada rambutku itu lalu membimbingku lebih cepat dengan menaikturunkan kepalaku.

Aku tak kuat. Aku langsung bangkit, menyiapkan lubangku dan menuntun penisnya memasuki vaginaku. (Ah tak enak istilahnya penis dan vagina, kukoreksi: menuntun kontol besar dan panjangnya memasuki memekku yang haus akan sodokan keras). Kontol Martin ini terbesar yang akan segera memasukiku. Lebih besar dari siapapun yang pernah mengeram di dalam sana.

Hampir dua kali lebih besar dari Bas, bahkan lebih besar dari Valdi yang sebelumnya kurasa paling besar yang pernah melesak ke dalam memekku dan menumpahkan peju di sana. Lebih besar dari bule… shit siapa namanya mantan pacar Hesti yang pernah kuberi hand and blow job di kontrakan mereka, ketika Hesti terkapar mabuk dan tak sanggup melayani pacarnya sendiri.

Martin mau bangkit untuk mengambil alih posisi. Aku mencegahnya. “No, no baby… biar aku saja.” Kontol ini terlalu besar untuk dibiarkan masuk sendiri. Bisa-bisa aku menjerit kesakitan.

Dan ini pun, oh dan ini pun, ampun…. Aku tak bisa mengontrol diriku. Meski aku yang mengambil peran di atas tapi aku tak sanggup untuk menahan diriku untuk tidak berteriak. Belum semua milik Martin masuk.

“Ooooohhhh… damn you, Martin. Diam, Martin, diam.” Aku meracau tak karuan.

Oooh, kapan habisnya ini. Belum masuk semua. Aku menahannya pada suatu posisi yang kurasa sudah cukup dalam, lalu bergerak pelan naik turun. Merasakan tiap inchinya.

Martin keenakan di bawah sana. Tangannya memainkan kedua payudaraku, terus meraba ke bawah hingga bongkahan pantatku dan membantuku menahan beban tubuh yang setelah lima menit mulai merasa berada di ujung nikmat.

Oh, tapi aku belum mau selesai. Aku mencabut penisnya, memberi istirahat pada memekku yang langsung berkedut hebat. Aku memulas batang besar ini dengan lidahku, lalu mengambil posisi menungging.

“Lick my ass, Martin and stick your big dig into my wet pussy,” perintahku.

Martin bangun, menjilati dan mengecup semua bongkah pantatku hingga tiba di mulutnya dan mulai memainkan lidahnya, dari luar lalu pelan memutar ke dalam, terus ke dalam.

Ooohhh…

Ia mengulanginya lagi dari luar hingga empat kali, lalu bangkit, mengarahkan batangnya yang kulihat menggantung tegak. Aku mengangkang agak lebar agar memberi jalan lebih mudah, dan… heg!

“Anjing!” Aku memekik.
“What?” Martin belum tahu apa itu anjing atau ia tak tahu dalam beberapa situasi “anjing” bisa berarti pujian atau rasa sukur.
“Rape, me. Drill your bitch!”

Martin mulai mengerti, ia lalu menghentak sekali lagi. “Anjing!”

Lalu ia menusuk dengan lebih cepat, lebih cepat, lebih cepat…

Aaaaahhhhh… aku tiada merasakan apapun kecuali kesakitan. Tapi aku tak mau ia berhenti. Aku menjerit sekuatnya.

“Aaaaaahhhh… Martin your hurt me, fuck… you hurt me… don’t stop… Martiiiiiiiiiiinnn…”

Tak ada 5 menit ia mengendurkan adukannya pada lubangku. Aku mulai mengatur nafas, dan merasakan gesekan nikmat yang gak ketulungan. Oh, rasanya sedikit lagi. Aku membutuhkan gerakan keras dan cepat.

“Martin, I’ll cummin’ … I’ll cummin’, make it quit.”
“Yes, baby… I’m coming now…” rupanya ia pun merasakan sensasi hebat di dalam sana. Ia makin cepat, cepat, cepat dan akhirnya…
“Bitch! Oh, Wid. Your tight pussy… Oooh… fuck!! Fuck!!! Oooh…” bersamaan dengan itu ia menyembur… terasa benar.

Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, lima kali, dan oh, masih… enam kali. Aku ambruk tengkurap dan ia langsung setengah menindihku. Menciumi pelan keringat di pundakku.

“Oh, thank you, Wiwid. I love your tight pussy.”

Aku berbalik dan mengambil kontolnya yang sedang perlahan melemas. Aku beri lumatan di kepalanya dan membuat ia menjerit… “Oooh… no, please…. I can’t take it.”

Aku tak peduli, ia berusaha terus menarik kepalaku dari sana. Tapi aku terus menyedot sisa sperma dan mengulum kepala penisnya yang mengilat karena bergesekan dengan vaginaku.

Oh, Bas. I’m sorry. I know you will understand. Kau terlalu lelah malam ini, Bas. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Petualangan Seks Liarku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Kakak Kandung Pemuas Sex

$
0
0

Cerita Dewasa Sex Sedarah Terbaru Cerita Sex Kakak Kandung Pemuas Sex”, Cerita Sex Mahasiswa terbaru, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Mahasiswi Bugil Hot, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

seorang Adik Laki-laki yang bersetubuh dengan kakak kandungnya yang cantik dan liar dalam hubungan sex. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Sex Kakak Kandung Pemuas Sex Cerita Sex Kakak Kandung Pemuas Sex

Hey para pembaca sebut saja namaku Rendy, usiaku 22 tahun dan statusku kinin sebagai mahasiswa, aku adalah anak kedua dari di keluargaku. Anak pertama dari keluargaku adalah kakak wanitaku yang bernama Anis. Kak Anis ini berusia 2 tahun diatasku, dia baru saja menyandang gelar sarjana hukumnyadibulan ini. Kak Anis ini mempunyai postur tubuh bohay sekali, selain bohay kulitnya juga putih mulus, payudara montok dan pantat yan semok.

Kak Anis mempunyai tinggi berat bdan 59 kg dan tinggi badan 169 cm, tentu para pembaca bisa membaangkanya dengan gambaran kakak kandungku yang bohay dan tinggi itu. Banyak teman-teman coewok kakaku yang yang suka pada kakaku, dan juur saja aku sendiri saja suka sama kakak kandungku, entah ini salah atau benar, hhe. Entah aku ini bisa dibilang hypersex atau tidak, karena aku mempunyai kebiasaan onani hampir setiap hari.

Bahkan aku Onani bisa 3 kali sehari dengan menghayalkan Kak Anis. Pada keseharianku aku sering sekali secara diam-diam aku pergi kekamar Kak Anis untuk mengintipnya ketika dia tidur. Sampai pada suatu siang, aku melihat Kak Anis sedang berbaring di kursi pada ruang tamu dengan memakai rok mini dan baju ketat kesukaanya. Saat itu secara diam-diam aku perhatikan dia, ternyata siang itu dia sedang tidur.

Karena dia tertidur aku-pun bisa melihat tubuhnya yang sintal itu dengan puasnya, dan saat itu mataku tertuju pada pahanya yang putih mulus. Melihat pahanya itu secara spontan birahikupun mengebu-gebu. Entah apa yang aku pikirkan saat iru, keudian aku-pun mendekatinya, lalau jongkok dibawahnya dan meraba paha mulusnya yang putih itu. Dengan berhati-hati aku mengangkat roknya keatas dan terihatlah celana dalamnya yang menutupi area kewanitaanya.

Melihat itu, nafsuku semakin menjadi-jadi saja. Ketika aku menyingkapkan rok mininya, Kak Anis masih saja tertitidur pulas, kini aku-pun memberanikan diri untuk menurunkan celana dalam-nya dengan extra hati-hati sampai atas lututnya. Setelah kupastikan aman, kemudian aku-pun mulai meraba kewanitaan-nya yang terlihat mengunduk dan mulai kuraba secara prlahan agar Kak Anis tidak terbangun.

Saat itu jantungku berdetak kencak, dan nafasku semakin cepat tidak beraturan karena menahan birahiku yang semakin menjadi-jadi saja. Sungguh kewanitaan Kak Anis sanagt indah dan menggemaskan. Kini mulailah aku menyelipkan jariku pada belahan kewanitaan Kak Anis yang sudah mulai basah itu. Aku tidak menyangka Kak Anis masih saja tertidur lelap dengan semua perlakuanku kepadanya, entah dia menikmatinya atau dia memang benar masih tertidur,hha.

Tapi bodo amatlah yang penting dia masih tertidur, haha… ini aku-pun semakin berani, mulailah aku memberanikan diri dengan menjilati kewanitaanya, dantidak kusangka sampai saat ini Kak Anis masih saja tetap tertidur pulas. Sungguh beruntung sekali aku, saat itu aku menjilati kewanitaan-nya sampai kewaitaanya becek dengan lendir kawinya. Hal itu membuatku semakin bernafsu saja.

Kini mulailah aku mengesek-gesekkan kejantananku diantara kedua paha mulusnya, Oughhh… sungguh nikmat sekali para pembaca. Bisa kalian bayangkan para pembaca bagaimana nikmatnya aku saat itu. Sungguh saat itu aku merasakan rasa nikmat yang luar biasa, terasa geli-geli nikmat gimana gitu, Oughhh… Mantap. Setelah ebebrapa menit aku menggesek-gesekan kejantanan-ku, kurasakan kejantananku berdeyut-denyut dan,

“ Aghhhhhhhh… Crutttttttttt… Crutttt… Crutttt… ”,

Keluarlah lahar panasku dari kejantanku, di paha Kak anis, sungguh nikmat sekali guest. Setelah sejenak aku menikmati sisa-sisa kenikmatanku, kemudian aku-pun bergegas membersihkan paha Kak Anis dan segera kupakaikan kembali celana dalam Kak Anis dengan perlahan agar dia tetap terjaga dalam tidurnya. Setelah itu aku-pun kembali kekamar, di dalam kamar aku terus membayangkan hal itu, jujur saja hal ini adalah pengalaman pertamaku dengan seorang wanita.

Singkat cerita pada dini hari pukul 2 pagi, aku secara diam-diam masuk kekamar Kak Anis dan bermaksud ingin mengulang hal yang seperti siang tadi. Saat itu aku melihat Kak Anis tertidur menggunakan piama terusan yang sexy. Mulaialah aku mendekati dan aku buka pelan-pelan piama Kak Anis. So wow man, ternyata Kak Anis saat itu tidak memakai celana dalam dan Bh. Saat itu terlihatlah payudara yang kira-kira ukuran bh-nya 34B, sungguh menakjubkan.
Mulailah kini aku meremas dan menjilati putting-nya yang berwarna kemerah mudaan itu.

Keriak aku menjilatinya, aku sempat medengar Kak Anis mendesah dengan matanya yang masih terpejam, setelah itu aku-pun melanjutkan aktifitasku kearah kewanitaan-nya. Kini mulailah aku menjilati clitoris-nya sampai puas. Setelah beberapa menit kurasakan kewanitaaan Kak Anis berkedut-kedut, dan,

“ Syurrrrrrrrr… Syur ”,

Dijepilatlah kepalaku dengan kedua pahanya dan kurasakan lidahku dialiri cairan hangat, yang ternyata itu adalah lendir kawin Kak Anis. Sejenaka aku hentikan jilatanku, sambil kuperhatikan paha Kak Anis yang merapat seperti sedang menahan pipis. Kuperhatikan matanya yang terpejam tetapi nafasnya cepat. Kini aku-pun membuka lebar paha-nya dan kugesekkan kejantananku dibibir kewanitaan-nya.

Beberapa menit kulakuakan itu pada akhirnya, aku menyemburkan kembali lahar panasku diatas perutnya, oughh… sungguh nikmat. Sebenarnya aku pengen merasakan gesekan dan cengkeraman otot kewanitaan-nya,tetapi aku takut dia bangun.Lagi pula dia kakak kandungku sendiri. Kubersihkan bekas air mani-ku dan kupakaikan kembali piama-nya,lalu aku pergi tidur.

Keesokan harinya, aku tidak mencobanya lagi karena aku takut jika Kak Anis mengetahu kelakuanku padanya, So, aku cuma onani sambil berfantasi saja. Sampai suatu malam,hujan turun sangat lebat sekali. Aku tidak ada kegiatan, jadi aku berencana nonton bf dikamarku.Lagi asik-asiknya nonton, tiba-tiba pintu kamarku diketuk.Aku langsung mematikan tv dan membuka pintu.Tapi tidak ada orang, melainkan secarik kertas.Kuambil dan kututup pintu kamarku.

Disitu tertulis ( aku tahu apa yang kamu lakukan padaku saat itu, kalau berni coba lagi) . Aku terkejut membacanya, mungkinkah Kak Anis tahu ? pikirku. Tapi kenapa dia menyuruh untuk melakukan lagi, tapi yasudahlah yang penting Kak Anis nggak marah dan dia suka. Dengan semangat campur nafsu setelah aku menonton video porno, aku mencoba pergi kekamar Kak Anis lagi, saat itu aku melihat matanya terpejam dan tubuhnya tertutup selimut.

Kemudian aku mendekati dan kutarik selimutnya, wow… ternyata Kak Anis kini nggak pakai baju alias telanjang bulat. Ketika aku sedang memandangi putting-nya yang merah, tiba-iba dia bangun dan memelukku, saat itu aku terkejut sekali dan aku spontan langsung berdiri,

“ Kenapa, kamu menghindar ?? kamu takut ??? kemarin kok berani, ayo kemari nikmati tubuh Kakak lagi”, ujarnya.

Dengan rasa sedikit ragu aku-pun menjawab,

“ Yang bener nih Kak ”, jawaku agak ragu.

Walau saat itu akau agak ragu, tapi yasudahlah aku terlanjur ketahuan. Saat itu aku langsung membuka bajuku dan langsung menerkamnya dan melumat bibirnya dan kuremas-remas payudara-nya tak lupa aku hisap putting-nya,

“ Sssss… Oughhh… Enak Ren, terus… Ssssss… Aghhhhh… ”, desahnya.

Kira-kira setelah 5 menit, aku-pun mulai menjamah payudara-nya dan aku mulai menuju kewanitaan Kak Anis. Aku menelusuri tubuh Kak Anis, kulitnya yang putih mulus dan kencang aku belai mulai payusara nya, terus ke perut nya yang rata, pusar nya. Aku cium pusarnya dan terus ke bawah munuju selangkangan Kakak luilu. harum aku cium tubuh Kak Anis. Sementara tangan Kak Anis mulai membalai kejantanan-ku yang sudah tegang dari tadi.

“ Oughhh…. nikmatnya…” ucapku.

Desahku ketika jari tangan Kak Anis yang lentik dan lembut menggenggam kejantananku yang berdenyut. tanganku mulai meremas kewanitaan Kak Anis yang makin basah. dengan bulu kewanitaan yang tidak terlalu lebat tapi tercukur rapih, aku bisa melihat belahan kewanitaan Kak Anis yang indah. Aku remas lembut dan aku belai kewanitaan Kak Anis,

“ Oughhh… Ris… Ssss… Aghhh… ”, desah Kak Anis.

Aku dekatkan lagi muka ku dengan selangkangan Kak Anis untuk ketuga kalinya, namun kali ini aku tak takut dan waswas seperti sebelumnya. makin dekat kewanitaan Kak Anis dengan wajah ku hingga aroma kewanitaan Kak Anis yang menarangsang makin terasa. Aku kecup lembut kewanitaan Kak Anis, dan Kak Anis langsung mendesah dan mengerang kerika bibir ku bersentuhan dengan permukaan kewanitaan Kak Anis,

“ Aghhh…. Rendy… nikmat… Oughhh… ”, erang nikmat Kak Anis lagi.

Aku yang makin bennafsu langsung mencium dengan buas kewanitaan Kak Anis, Aku jilat dan hisap kewanitaan nya, aku jilati cairan yang membasahi permukaan kewanitaan Kak Anis, aku terus menjilat kewanitaan-nya,

“ Oughhhh…. Sssss… enak…. terus… Agh… Agh… ”, erangnya.

Saat itu aku menjilati terus sampai kurasakan kewanitaan-nya menyemburkan cairan hangat dan berdenyut,
“ Ssssss… Aghhhhhhhh… ”, terdengar erangan Kak Anis tanda dia orgasme.

Aku meremas-remas payudara-nya agar nafsunya bangkit lagi. Kujilati sambil tanganku menggosok kewanitaan-nya yang basah,

“ Ayo Ren, kontol kamu masukin… Aghhh… ”, ucapnya.

Saat itu seperti yang sering kulihat di film porno, kubuka lebar selangkangannya dan kutusukkan kejantananku keliang surganya.sulit sekali, pelan-pelan dan blessss amblas kejantananku terbenam dalam kewanitaan-nya,
“ Oughhhhhh… Aghhhhhhhh…”, erangku nimatku.

Saat itu sementara tubuh Kak Anis sedikit tersentak saat kejantanan-ku masukke dalam liang surgaanya itu,

“ Eughhhhhhh…….. ”, erang Kak Anis sambil menggigit bibirnya tanda Kak Anis menikmati tusukan pertama kejantananku ke dalam kewanitaan-nya.

Rasanya kejantananku seperti dijepit kuat sekali. mulailah aku memompa maju mundur Kak Anis yang sudah tidak perawan lagi, aku tidak tahu siapa yang sudah merenggut keperwanan-nya. Saat itu aku melihat Kak Anis mulai menikmatinya, kini sodokanku makin cepat,

“ Oughhh… Sssshhh…. Ayo Ren… lagi Ren… terus…. Aghhh…. ”, desah nimkatnya makin menjadi-jadi.

Dengan satu tangan menopang tubuh ku, sambil menggoyang pantaku naik turun, tanganku meremas payudara Kak Anis yang lembut kenyal namun kencang. tak hentinya Kak Anis mendesah dan mengerang saat sodokan demi sodokan kejantananku menembus kewanitaan Kak Anis. Suara kocokan kejantananku di kewanitaan Kak Anis menambah suara yang ada di ruangan itu.

Kak Anis memejam kan matanya, tanggannya ia naikan ke atas dan memegangin bantal dan meramasnya. tanda Kak Anis sangat menikmati pemainan ini dengan aku. dengan posisi itu aku dapat melihat tubuh Kak Anis yang indah ramping, seperti sebuah gitar dengan lekuk yang mulus. payudara-nya bergerak dan bergoyang seirama dengan sodokan kejantananku di laing ternikmat yang pernah aku rasakan.

Aku tak tahan hanya meremas payudara nya, sambil terus menggoyang pantat ku aku cium dan lumat lagi payudara Kak Anis dan aku gigit kceil putting nya,

“Aghhh… Ris…. Oughhh……. ”, desahnya agak keras.

Saat itu aku mencium bibirnya yang merah hingga,

“ Kak… Oughhh… aku mau keluar Kak… “ ujarku.

“ Jangan keluarin dulu Ren, tahan dulu yah kitakeluarin sama-sama, dan kamu keluari didalam aja Ren… Aghhhhh… ”, ujarnya lagi.

Saat itu aku berusah menahannya, dan kira selang 2 menit pada akhirnya,

“ Crutttttttttttt… Syurrr… Cruttt… Cruttt… Syurrr… Syurrr… ”,

Pada akhirnya kami-pun mendapatkan orgasme bersamaan, air maniku dan lendir kawin Kak anis berncampur menjadi satu pada liang senggama Kak Anis. Kurasakan kejantananku berdenyut-denyut dan nikmat yang luar biasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku merasakan kenikmatannya itu sampai pada ubun-ubunku. Saat itu aku menanamkan kejntananku dalam-dalam di kewanitaan Kak Anis, sedangkan kaki Kak Anis menghimpit kuat pinggangku.

Sementara kurasakan kejantananku terbasahi lendir kawin Kak Anis, saat itu aku melihat Kak Anis mengejang menahan kenikmatan orgasmenya. Kejantananku kubiarkan tertanam dalam sebari menikmati otot kewanitaan-nya yang berkontraksi meremas-remas kejantananku. Setelah selesai menikmati, kemudian aku mencabut kejantananku dan aku berbaring disamping Kak Anis sembari meremas-remas payudara-nya,

“ Makasih ya Kak udah puasin aku ”, ucapku.

“ Iya Ren, permainan sex kamu juga nikmat kok ”, ujarnya sambil tersenyum puas.

Setelah percakapan itu, aku-pun tidak amu membuang-buang waktu yang nikmat ini. Kini aku melumat lagi bibir Kak Anis, dan bibir kami-pun kembali berciuman dengan lembut layaknya seperti sepasang kekasih. Setelah kami berciuman, kali aku ini diminta kak anis untuk berbaring terlentang, sementara Kak Anis memulai lagi perainan sex kami dengan berawal dari sebuah ciuman pada bibirku. Aku senidri saat itu tidak diam saja, tangan-pun mulai meremas kedua payudara-nya.

Setelah klimaks pertamaku, kejantananku yang tadinya sudah agak mendor mulai kii-pun mengeras kembali.
Tangan Kak Anis kemudian mengocok kejantanan-ku,

“ Eughhh… Sssss… Aghhh… ”, desahku merasakan nikmatnya kocokan Kak Anis.

Melihat kejantananku yang ereksi lagi, Kak Anis nampaknya sudah tidak tahan lagi dan dia langsung saja memposisikan tubuhnya diatas tubuhku. Dia mengatur posisinya lalu samapai posisinya dia kira pas, lalu tanggannya membimbing kejantananku pada liang senggamanya. Aku rasakan kewanitaan Kak Anis masih basah, dan ketika tepat kepala kejantananku berada di bibir kewaniataan-nya Kak Anis mengangkat tubuhnya dan perlahan memasukan kejantananku.

Karena kewanitaanya sudah licin, jadi kejantananku masuk dengan lancar ke dalam kewanitaan Kak Anis dan,

“ Blessssssssssssss… ”,

Saat kejantananku sudah masuk, aku-pun terpejam dan mendesah di iringi jepitan kewanitaan yan licin dan hangat itu menelan kejantanan-ku. Kak Anis yang sudah naik nafsunya langsung bergerak naik turun hingga mengocok kejantananku. sebenarnya aku kurang merasa kenikmatan seprti tadi dengan posisi sekarang, namum melihat gerakan dan goyangan Kak Anis yang bersemangat, menunjukan Kak Anis sangat menikmati posisi kali ini,

“ Eummmm… Sssssss… Aghhhhhhhh…. ”, desah Kak Anis.

Saat itu aku biarkan Kak Anis yang menguasai permainan kali ini, dan memang Kak Anis sangat menyukai posisi di atas ini, terbukti dengan goyangan pinggul Kak Anis yang makin liar hingga aku yang tadi agak pasif kembali mulai bergerak. Aku remas kedua payudara Kak Anis yang bergerak naik turun, kenyal dan lembut. Aku belai pinggangnnya dan aku raba punggung mulus Kak Anis yang kemudian aku tarik hingga kami berciuman kembali.

Kak Anis membungkuk tapi pinggulnya terus pergreak liar, naik turun, berputar hingga kejantananku yag ada dalam kewanitaan-nya semakin terasa terjepit, namum sangat nikmat, aku mulai dengan pelan mengocok naik turun namun aku yag pertama kali merasakan gaya tersebut agak kaku yang membuat Kak Anis tersenyum di antara erangan dan desahan nya. Aku cium payudara-nya, aku remas, aku hisap putting-nya dengan gemas.

Saat itu Kak Anis-pun merasa akan orgasme dengan goyangan pinggul yang makin cepat dang gerakan naik turun pantatnya yang bahenol juga erangan, dan desahannya. aku yang makin nafsu juga semakin aktif bergerak, tidak hanya ppinggul, namun tangan ku meremas payudara Kak Anis,

“ Oughhh… Sssss… Aghhh… Eumm… Ren… Kakak mau keluar… Aghhhhh… ”, desahnya.

Pada akhirnya tubuh Kak Anis-pun mengejang dan aku rasakan cairan hangat lagi di kejantananku yang masih ada di dalam kewanitaan Kak Anis,

“ Aghhh… Syurrrrrrrrrrr…. ”, desahnya panjangnya di iringi klimaksnya.

Setelah itu kemudian tubuh Kak Anis terkulai lemas dan memposisikan tubuhnya rebahan di atas tubuhku hingga payudara Kak Anis menempel di dadaku. Aku biarkan beberapa saat dan aku juga menikmati remasan dari otot kewanitaan Kak Anis yang berkontraksi meremas dan menjepit batang kejantananku. Aku yang tidak mau kehilangan momen itu langsung membalikan dan memutar tubuh kali hingga kembali Kak Anis di bawah.

Setelah aku berada diatas Kak Anis masih dengan kejantananku di kewaintaan Kak Anis, tanpa buang waktu aku-pun mengenjot kembali kejantananku maju mundur dengan sekuat tenaga. Selang 10 menit kurasakan kejantananku nampaknya akan menyemburkan lahar panasnya lagi dan,

“ Oughhh… Kak, aku mau keluar Kak ”, ucapku.

Dan kemudian,

“ Cruttttt… Cruttt… Cruttt… ”,

tersembulah air mani-ku aku di dalam rahim Kak Anis dan aku-pun terkulai lemas di atas tubuh kakakku yang indah dan sintal itu. Setalah selesai aku rasakan kenikmatan itu, aku berbaring lagi di sebalahnya sembari mencium bibir Kak Anis dengan ciuman kecil,

“ Kamu hebat ngesex-nya ya Ren, makasih ya adiku sayang… ”, ucap Kak Anis sambil tersenyum.

“ Hehehe… Iya kak, Rendi juga makasih ya kak… Emuuuach… ”, ucapku sambil mencium bibir Kak Anis.

Saat itu kamipun kehabisan tenaga, pada malam itu kamipun pada akhirnya tidur saranjang karena kelelahan dan masih telanjang sambil berpelukan. Semenjak skandal kami itu, dirumah kami sering melakukan hubungan sex kapan saja ketika suasana aman. Sungguh hal yang menyenangkankan bisa bersetubuh dengan kakak kandung yang se bohay dan seliar itu. Hubungan kamipun terus berlanjut sampai saat ini, entah sampai kapan hubungan kami ini berakhir, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Selesai.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Sex Kakak Kandung Pemuas Sex appeared first on Doyanbokep.

Cerita sex Berebut Buku Berakhir ML

$
0
0

Cerita Dewasa Sex Tante Girang “Cerita sex Berebut Buku Berakhir ML” Cerita Sex ABG Terbaru, Cerita Dewasa Sex Janda Terbaru, Cerita Sex Tante Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Tante Bugil Terbaru, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru,

seorang remaja dengan tante cantik dan sexy beranak satu. Berawal dari berebut buku di toko buku, berakhir dengan hubungan Sex di sebuah Hotel. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita sex Berebut Buku Berakhir ML Cerita sex Berebut Buku Berakhir ML

Perkenalkan namaku Danang, aku seorang Pria berumur 25 tahun, aku adalah seorang Pria yang biasa-biasa saja menurutku, dengan berat badan 67 kg, tinggi badan 173 cm, bertubuh tegap dan bidang. Pada suatu hari, pada pukul jam 13.00 wib saat itu aku berada di sebuah toko buku Gramedia di jalan Gatsu (Gatot Subroto) jakarta. Aku di gramedia aku bermaksud untuk membeli majalah yang stocknya terbatas.

Pada hari itu aku mengenakan kaos dan celana pendek berbahan katun. Pada siang hari itu suasana toko buku itu sepi, waalaupun pada saat itu waktu jam istirahat para pekerja maupun para pelajar. Pada saat itu toko buku itu hanya ada pengunjung sekitar 10 orang, dan amu segera bergegas menuju rak yang berisikan khusus majalah. Ketia aku akan mengambil majalah tersebut, tiba-tiba ada seseorang wanita yang juga akan mengambil majalah yang sama.

Saat itu kami sempat saling berebut , namun setelah beberapa detik akmi-pun kemudian kemudian saling melepaskan pegangan kami dari majalah tersebut sehingga majalah itu-pun jatuh ke lantai, lalu,

“ Ma.. Maf yah Tante… ”, ucapku sembari mengambil majalah tersebut dan memberikannya kepada wanita separuh baya orang tersebut.

Kalau aku melihat sekilas sih wanita itu berusia kisaran 32 sampai 35 tahun. Wanita separuh baya itu berwajah oval, mempunyai panadangan mata sinis, dan tingginya badanya hampir sama denganku karena dia memakai sepatu highhills. Pada saat itu aku tidak berani menatap wajahnya lama-lama, tapi pada saat itu mataku tertuju pada paydara-nya yang membusung montok dan bentuk tubuhnya yang bisa dibilang semok. Kemudian wanita itu berkata,

“ Iya Dek, nggak papa kog, Adik cari majalah ini juga yah ?? ”, tanyanya.

“ Iya Tante, hhe… ”, jawabku singkat.

“ Ini majalah sudah lama saya cari Dek, giliran nemu eh.. sekrang malah berebut sama adek, hhe ”, ucapnyanya sembari tersenyum manis.

“ Hhe, nggak papa kog tante, kata Mbak penjual bukunya sih buku edisi ini sih limited edision Tante ”, ucapku menerangkanya.

“ Eumm… Ngomong-ngomong, kamu juga suka juga fotografi ya Dek ? ”, tanyanya.

“ Nggak juga sih Tante, saya beli cuma sekedar untuk koleksi saja kok… ”, ucapku.

Setelah itu kami-pun berbincang banyak tentang fotografi sampai pada akhirnya obrolan kami-pun berakhir,

“ Bun, bunda, Salma udah dapet komik nih, salma beli’in 2 komik ini ya Bun ”, obrolan kami terpotong oleh seorang gadis cilik yang mengenakan seragam SD.

“ Ouh udah dapet ya Nak, yaudah, iya itu Bunda belikan 2 ”, ucapnya pada anaknya.

“ Oh iya dek Tante duluan ya dek ”, ucapnya sembari menggandeng anaknya pergi.

Pada akhirnya kau-pun mengalah dengan tante itu, dan pada akhirnya aku tidak mendapat majalah itu. yasudahlah, nggak dapet majalah nggak papa,toh aku masih bisa beli buku terbitan yang baru lainya saja. Singkat cerita sekitar 30 menit kemudian ketika aku sedang asik membca buku, dari belakangku ada yang menegurku,

“ Duh yang lagi asyik baca bukunya nih… ”, tegur seorag wanita kepadaku.

Setelah aku menengok ternyata suara wanita itu adalah tante yang berebut buku denganku tadi, hhe. Tidak kusangka dia kembali lagi ke toko ini, dan kini dia tidak bersama anaknya. Kemudian aku berbasa-basi bertanya,

“ Loh kog balik lagi sih Tante, memangnya ada ketinggalan Tante ? ”, tanyaku.

“ Nggak kog dek ”, balasnya singkat.

“ Ouh kirain. Ngomong-ngomong anak Tante dimana ? ”, tanyaku basa basi.

“ Anak tante les Les musik dek ” jawabnya.

“ Lah, memangnya anak tante berangkat sesayangri ? ”, tanyaku lagi.

“ Nggaklah dek, anak tante di antar sama supir Tante ”, jawabnya menerangkan padaku.

Saat itu kami-pun melanjutkan pembicaraan kami yang sempat terpurtus tadi. kami membicarakan tentang fotografi cukup lama, sekitar 20 menit kami ngobrol sambil berdiri sehingga sampai kaki ini pegal dan tenggorokan-pun menjadi kering. Dari obrolan kami, pada akhirnya aku mengetahui nama beliau adalah Tante Rissa. Karena saat itu kami sama-sama merasa haus dan capek, pada akhirnya Tante Rissa-pun mengajak aku ke restoran fast food.

Restoran itu kebetulan letaknya berada di lantai bawah toko gramedia ini. Saat itu aku mendapat tempat duduk di dekat jendela dan Tante Rissa di bangku sampingku. Karena aku dekat denganya, saat itu terciumlah harum parfum dari tubuhnya yang tiba-tiba membuat Penisku ereksi. Saat itu aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat. Aduh bro, makin nggak kuat nih si otong, hha. Sering sekali lengan kananku selalu bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus mungkin.

Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya, kena nih ni tante-tante, ucapku dalam hati. Pada akhirnya dia-pun mengajakku pergi meninggalkan restoran tersebut,

“ Yuk kita hangout aja yuk dari sini dek !! ”, ajaknya.

“ Eumm… emang kita mau kemana tante? ” tanyaku.

“ kemana yah, terserah kamu aja deh, tante nurut ”, ucapnya mesra.

“ Eummm… kemana yah tante, ngomong-ngomong tante tahu nggak tempat yang private biar kita ngobrolnya enak ”, ucapku.

Aku berkata seperti itu dengan maksud sebuah kesebuah hotel, motel ata semacamnyalah, hhe. Semoga saja Tante Rissa mengerti maksudku,

“ Oh kamu maunya ditempat ngobrol Private, ya Tante tahu tempat yang private dan enak buat ngobrol, hhe…”, katanya sambil tersenyum.

Setelah itu kamip-pun segera meninggalkan restoran itu. Saat itu kami pergi menggunakan taksi, dan di dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Kini hawa tubuh kami meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi.

Kami tiba di sebuah motel di kawasan kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di belakang Tante Rissa yang berdiri sejajar dengan sang room boy. Dari belakang aku mengesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Tante Rissa, Tante Rissa pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah dengan gesekanku.

Ketika room boy meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Tante Rissa dari belakang, kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya,

“ Hemmm… kamu nakal deh dari tadi dek, kini tante jadi nggak tahan nih ”, ucapnya genit.

Setelah itu Tante Rissa-pun dengan cepat dia membuka bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas batang Penisku. Dia segera membalikkan tubuhnya, buah dada-nya yang berada di balik BH-nya telah membusung,

“ Ayo dong buka bajumu Nang ”, pintanya dengan penuh nafus dan kemesraan.

Dengan cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat batang kejantananku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2 cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya. Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas.

Alhasil, taraaaaaaaaaa… terlihatlah buah dada-nya sangat besar dan bulat, dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan. Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan kiriku sibuk menurunkan CD-nya. Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya yang cukup jenjang.

Kini Nafas Tante Rissa semakin mendengus-dengus dan kedua tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang memencetnya. Pada akhirnya mulutku sampai juga ke buah dada-nya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa bra-nya diimpor secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami akhirnya saling menisayangh di atas kasur yang cukup empuk.

Tabpa buang waktu aku segera menikmati buah dada-nya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian antara kiri dan kanan. Setelah cukup puas, aku segera menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian iga, Tante Rissa menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah keras.

Dan semakin ke bawah terlihat bulu kewanitaanya yang tercukur rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa kali. Kulihat Tante Rissa segera menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus kujilat dengan keras dan cepat.

Tante Rissa bergoyang maju mundur dengan cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Tante Rissa ingin menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya. Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Tante Rissa yang tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar.

Lalu kuhisap-hisap clitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke atas. Tante Rissa menjerit-jerit keras dan tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya sangat basah oleh cairan kenikmatannya.

Kini segera kupersiapkan batang penis-ku, kuarahkan ke liang senggamanya dan,

“ Zleb…”

Sayang sekali penisku belum masuk sepenuhnya, saat itu hanya ujung batang penis-ku saja yang masuk dan Tante Rissa merintih kesakitan,

“ Aow… sakit sayang, pelan-pelan ya sayang ”, ucapnya lemah lembut.

“ Iya Ya deh Tante, aku masukin pelan-pelan, maaf ya tante ”, ucapku.

Kini akupun mengulangi lagi, dan masih tidak tidak masuk juga. Buset nih tante, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Akhirnya akupun menggunakan ludahku untuk untuk melumuri kepala penisku, lalu perlahan-lahan kudorong lagi kejantananku, dan

“ Zlebbb… Aghhhhhhh.. pelan-pelan sayang… ”, erangnya kesakitan.

Padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kemudian aku menarik perlahan, dan lalau kumasukan lagi dengan perlahan. Pada saat itu aku mencoba menusukan kejantananku dengan agak keras, dan,

“ Zlebbbbbbbbbbbbb… Aoww… Sssss… Aghhhhhh…. ” erang Tante Rissa diiringi air matanya yang menetes di sisi matanya.

“ Kog tante nagis sih, sakit ya, apa kita hentikan dulu ? ”, ucapku pada Tante Rissa setelah melihatnya kesakitan.

“ Jangan Sayang, udah kamu terusin aja, Ssshhhh… ”, balasnya manja.

Kemudian kumainkan maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kewanitaanya ikut masuk ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu kewainitaanya ikut masuk, bayangkan aja, bulu kewanitaaan kan kasar, terus menempel di batang penis-ku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Tante Rissa yang ketat sekali. Dengan usaha tersebut, akhirnya mentok juga batang penis-ku di dalam liang senggama Tante Rissa.

Terus terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat dari keringatku yang mengalir sangat deras. Setelah Tante Rissa tenang, segera penisku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Tante Rissa mulai menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku. Akhirnya liang senggama Tante Rissa mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu kewanitaanya sedikit berkurang.

Kita-kira sekitar 15 menit aku menggenjot vagina tante Rissa, tiba-tiba Tante Rissa memelukku dengan kencang dan,
“ Oughhhhhhhh….”, jeritannya sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan terbaring lemas. Ternyata tante Rissa sudah mendapatkan orgasme pertamanya, lalu,

“ Tante udah keluar yah, yaudah kita break sebentar dulu aja Tante ”, ucapku.

“ Iya Danang sayang, tante ingin istirahat sebentar, tulang-tulang Tante terasa mau lepas rasanya ”, ucapnya dengan manja.

“ Baiklah Tante sayang, kita lanjutkan nanti aja… ”, balasku tak kalah mesranya.

“ Sayang, kamu sering ya ML sama wanita lain… ”, , pancing Tante Rissa.

“ Nggak kok Tante malahan aku baru pertama kalinya sama tante ini ”, jawabku berbohong.

“ Masak sih, tapi dari caramu tadi terlihat kamu mahir sekali, Kamu hebat Sayang banget ain sex-nya, benar-benar kuat ”, puji Tante Rissa.

“ Ah tante bisa aja, tante juga hebat kog, liang senggama tante masih sempit banget sich, padahal kan Tante udah punya anak ”, balasku balik memuji.

“ Ah kamu bisa aja deh sayang, kalau masalah sempit dan mengimpit itu rahasia, hhe ”, balasnya manja.

Beberapa saat kami bercanda, kami-pun merasa lelah, dan tanpa sadar kami berdua tertidur pulas dengan posisi telanjang dan berpelukan. Kira-kira 1 jam kami tertidur, saat terbangun kami kaget, rupanya kami tertidur sudah lumayan lama. Sejenak kami mengumpulkan nyawa kami, lalu kami-pun melanjutkan permainan sex kami yang tertunda tadi. Kali ini permainan sex kami lebih buas dan liar, saat itu kami bercinta dengan bermacam-macam posisi sex.

Kini pada ronde 2 ini aku sangat senang sekali, karena pada permainan ronde 2 ini kami tidak menemui kesulitan seperti permainan sex pertama kami tadi. Hal itu disebabkan karena ungkin kami sudah sama-sama berpengalaman, dan saat itu liang senggama Tante Rissa tidak sesempit yang pertama tadi. Mungkin saja karena tadi liang senggama Tante Rissa sudah tertembus oleh keris empu gondrongku ini (penis).

Saat itu terjadilah permaina sex yang sungguh luar biasa liar dan hot. Namun permainan ini tidak berlangsung lama karena Tante Rissa harus segera pulang menemui anaknya yang sudah pulang dari les musik. Saat itu akupun segera memompa kejantananku dengan tenaga penuh, dan kira sekitar 5 menit pada akhirnya penisku merasakan seperti ada yang akan menyembur, dan kemudian,

“ Crotttttttttttttttttttt… Crotttt… Crottt… Crottt ”,

Pada akhrinya aku-pu mendapatkan klimaksku. Saatb itu aku menancapkan dalam-dalam kejantananku di dalam liang senggama Tante Rissa. Air maniku membanjiri liang senggamanya sampai-sampai air maniku keluar lagi dari liang senggamnya itu. Singkat cerita karena tante Rissa terburu-buru, maka Tante Rissa dan aku-pun segera memebersihkan diri di kamar mandi hotel. Setelah selesai, kamipun segera bergegas check out.

Namun sebelum kami berpisah kami saling bertukar alamat dan nomer handphone agar kami komunikasi kami berlanjut dan begitu juga hubungan terlarang kami ini. Setelah itu kamipun segera mencari taksi, dan pulang dengan taksi masing-masing. Selesai.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita sex Berebut Buku Berakhir ML appeared first on Doyanbokep.

Cerita Dewasa Baru Kenal Bisa Ngentot

$
0
0
Cerita Dewasa Sex Mahasiswa 2016 “Cerita Dewasa Baru Kenal Bisa Ngentot “ Cerita Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa SPG Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
 
seorang Mahasiswa yang bernama Adit. Sungguh tidak pernah disangka oleh adit bila dia bisa mendapatkan Sex secepat itu ditempat yang baru saja dia datangi. Adit ini sungguh beruntung karena belum lama dia berkenalan dengan tetangga kosnya dia sudah bisa mencicipi nikmatnya Kewanitaan Mirna. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Butuhsex.com | Cerita Dewasa Baru Kenal Bisa Ngentot | Cerita Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa SPG Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Baru Kenal Bisa Ngentot
Sungguh tidak pernah terbayangkan olehku bila saya akan bersetubuh dengan seorang gadis secapat ini di Bali. Pada awal bulan itu ketika saya baru masuk memulai perkuliahan dan kebetulan mendapat kos di daerah denpasar. Suasana disekitar kos saya terbilang cukup nyaman dan tenang.
Dari beberapa kamar kos, kebetulan cuma empat kamar yang saat itu dihuni oleh anak kos termasuk saya. Tiga kamar lainya itu dihuni oleh beberapa orang, ada yang sudah berkeluarga, ada seorang laki-laki STW ( setengah tua ), dan 1 kamar lagi dihuni oleh 2 gadis muda cantik, seksi dan menggairahkan. Memang sudah takdir saya berdekatan dengan 2 gadis cantik, 1 kamar yang dihuni oleh 2 gadis cantik itu berada di sebelah kamar saya.
Oh iya nama kedua gadis cantik itu Mirna dan Fina, Mirna berumur 23 tahun dan Fina berumur 25 tahun. Walaupun mereka tinggal bersama, hanya Mirna yang sering di rumah pada sore hari. So, yang lebih akrab dan sering mengobrol dengan saya adalah Mirna. Sampai pada siang hari itu seperti biasa saya baru saja pulang dari kampus dan menuju kos saya.
Kebetulan sekali sesampainya saya tiba di kos, saya menyempatkan untuk melihat ke dalam kamar Mirna, saat itu ternyata Mirna sedang tidur siang. KaDita udara di tempat kosku lumayan panas, pada saat itu Mirna tidak menutup jendela dan mirna ketika itu hanya mengenakan tanktop dan Hot pant. KaDita mirna hanya memakai Tanktop, pada saat itu terlihatlah belahan buah dada Mirna.
Dibalik Tanktop Mirna aku melihat jelas benjolan putting buah dadanya kaDita Mirna tidak memakai Bra. KaDita saya lelaki normal, seketika aliran darahku terasa terpompa derasa dan kejantananku sekejap menegang. Kalau boleh jujur nih, baru kali ini saya melihat tubuh wanita seindah tubuh Mirna. Tapi sayang sekali, pada saat itu saya hanya bisa melihat tanpa bisa mennyetuhnya.
Setelah bebera menit saya puas memandangi keindahan tubuh mirna, kemudian saya-pun bergegas masuk ke kamar saya. Sesampainya dikamar, sayapun berimajinasi dan berharap bila saja saya bisa meraba buah dada dan paha mulus Mirna pasti saya akan sangat bahagia. Singkat cerita, Sekitar jam 15.00 saya-pun keluar dari kamar kos, kebetulan sekali saat itu saya melihat Mirna sudah terbangun dan sedang duduk di depan kamarnya.
KaDita ketika Mirna duduk sendirian, kemudian saya-pun bergegas keluar dan mulai mengobrol dengan Mirna, Kamar kos Mirna isinya cukup lengkap, Televisi, DVD dan bahkan kulkas. Dengan dalih mau nonton Televisi saya ajak Mirna untuk ngobrol di dalam saja.
Walaupun ngobrol, mata saya sekali-kali melirik ke badannya dan mangagumi tubuhnya. Kejantananku mengeras melihat itu dan saya-pun semakin gelisah. Nampak Mirna tahu kalau saya sedang gelisah kaDita melihat Mirna, dan ketika itu Mirna hanya tersenyum lalu berkata,
“ Kenapa Dit ?, Gak enak yah duduk dibawah? ” , Tanya Mirna sambil senyum.
“ Ah nggak papa kok Mir, aku cuma kesemutan ” jawabku sekenanya sambil melirik ke arahnya.
“ Panas ya udaranya. Lihat, bajuku aja sampe basah sama keringat ” , katanya sambil menarik-narik bajunya.
“ Saya mandi dulu yah, kamu mau ikut gak mandi baDitg saya? ” , sambil tertawa dan menyubit pinggangku.
“ Wah… Beneran nih Mir ” , tantangku.
Mirna cuma tertawa dan berlalu ke kamar mandi. Kamar kos kami masing-masing ada kamar mandinya dan juga ada di belakangku. Entah kenapa tiba-tiba DVD-nya menyala sendiri (ternyata remotenya kedudukan olehku) dan ternyata ada film di DVD-nya, dan itu film porno. Saya tonton film itu dan tanpa sepengetahuanku ternyata Mirna sudah selesai mandi dan telah berdiri di belakangku.
“ Hayo nonton Film porno ya ” , katanya tiba-tiba membuatku kaget.
Saya menoleh dan oh god, Mirna cuma menggunakan handuk saja. Tingginya yang 166 cm berkulit putih hanya menggunakan handuk sebatas dada dengan buah dadanya yabg sedikit terlihat dan bawahnya beberapa centi saja dari lekuk pantatnya yang bulat.
“ Eh sorry Mir, gak sengaja. DVD nya nyala sendiri ” kata saya sambil mematikan DVD.
“ Kok dimatiin, abis ini adegannya seru hlohhh..? ” katanya sambil duduk di sebelahku dan menyalakan DVD lagi.
Kejantananku yang sudah sejak siang tadi sudah menegang jadi semakin tegang sekarang apalagi noton DVD itu ditemani seorang Mirna yang cantik di sebelahku dengan hanya menggunakan handuk.
“ Tuh kan adegannya seru ” katanya. Saat itu di DVD tampak sang bintang wanita sedang merintih kaDita Kewanitaannya dijilati.
“ Kalau dijilat gitu rasanya enak gak? ” tanya saya.
Mirna tersenyum saja menjawabnya,
“ Udah jangan banyak tanya deh, liat dulu aja tuh adegan Filmnya ”
Sekarang saya semakin gelisah dan kejantananku semakin menegang. Mirna tampak menikmati film itu dan nafasnya pun semakin berat mungkin kaDita gairahya yang mulai timbul sama dengan gairahku yang sudah timbul sejak siang tadi. Pelan-pelan saya mencium aroma wangi dari tubuh Mirna yang segar setelah ia mandi. Dan saya pun mencium lehernya. Mirna pun melengos.
“ Kenapa Dit?, Kamu mau cium saya ya? ”
“ Saya dah gak kuat Mir, boleh yah saya cium Mir? ”
“ Kamu dah konak ya dari tadi ” , katanya sambil meraba kejantananku dari luar.
Pada saat itu saya hanya memakai celana pantai. Ketika itu saya hanya bisa terdiam saja dan terus mencium lehernya. Pelan-pelan tanganku menarik handuknya turun sehingga terlihat buah dadanya yang putih dan indah. Putingnya yang agak kecoklatan naik ketika kuraba lembut. Saya-pun segera melumat bibirnya sambil tanganku meraba buah dadanya. Mirna pun membalas ciumanku dengan hangatnya.
“ Ssss… ahhh… Ouhh… ” , terdengar desisnya ketika mulutku meluncur turun dan mulai menciumi buah dadanya yang kira-kira berukuran 34B.
Tanganku pun makin sibuk melepas seluruh handuknya sehingga membuat jariku dapat dengan mudah menyelusup ke liang kewanitaannya.
“ Sssss… aaahhh… terus Dit ” , desisnya semakin menjadi ketika tanganku mengelus klitorisnya.
Mulutku pun sibuk menciumi-kedua bukit kembarnya. Tangan Mirna yang semula di samping perlahan naik ke kepalsaya dan meremas rambutku. Genggamannya makin kuat seiring gerakan tanganku di Kewanitaannya yang sudah mulai basah. Pelan-pelan mulutku mulai turun menciumi perutnya dan akhirnya sampai di liang kewanitaannya.
“ Aaahhh Dit, enak Dit ” Mirna menggelinjang hebat ketika lidahku menyapu habis klitorisnya.
Kewanitaannya yang sudah basah dengan lendirnya semakin basah oleh sapuan lidahku. Tangannya yang sudah bebas bergerak ke kejantananku dan mengocok kejantananku.
“ Enak Mir ” erangku menerima kocokan di kejantananku. Kejantananku semakin tegang dan mulai basah.
“ Besar juga punyamu Dit ” kata Mirna di tengah racauannya.
Lidahku pun jadi semakin giat melumat habis klitorisnya. Dan akhirnya kulihat lubang kewanitaannya dan kumasukan lidahku ke dalamnya.
“ Dit, kamu nakal Dit ” racaunya dan badannya pun menggeliat hebat, kocokannya pada kejantananku-pun semakin cepat membuatku teregah-engah.
Setelah 15 menit lidahku mengobok-obok Kewanitaan dan lubang kewanitaannya, tubuh Mirna pun menegang disertai desahan kepuasannya. Mirna klimaks dengan menjepit kepala saya di antara kedua paha putih mulusnya. Kocokan pada kejantananku pun melemah padahal saya sedang merasakan nikmatnya.
Celansaya yang masih terpakai saya lepas dan kuarahkan batang kemaluanku ke mulut Mirna. Mirna pun menarik kejantananku dan memasukkannya ke dalam mulutnya dan menjilati kepala kejantananku. Tubuhkupun direbahkannya sambil terus mengulum kejantananku. Makin lama kuluman Mirna bertambah cepat membuatku merasakan nikmat yang belum kurasakannya sebelumnya.
Sambil menikmati kuluman Mirna, saya melihat ke arahnya. Rambut hitamnya yang lebat menutupi sebagian besar wajahnya. Matanya sesekali terpejam dan melirik nakal ke arahku sambil mengulum kejantananku dengan cepatnya. Saya-pun mengubah posisiku dan kembali menciumi bagian kewanitaannya dan melumat habis kllitorisnya lagi. Mirna pun mendesah dan makin cepat mengulum kejantananku sambil sesekali tangannya memainkan buah zakarku.
Cukup lama juga posisi 69 itu kulsayakan sebab kenikmatan sama-sama kami rasakan. Hingga akhirnya Mirna mengalami klimaks yang kedua kalinya dengan desahan puas yang cukup panjang dan melepas kulumannya.
“ Dit, Masukin kejantananmu dong Dit, jangan buat saya tersiksa ” racau Mirna di antara desahannya.
Saya-pun mengatur posisiku. Mirna yang masih tidur telentang dengan kaki menekuk membuka pahanya sehingga saya dapat melihat Kewanitaan indahnya. Kuarahkan batang kemaluanku yang sudah membesar dan menegang ke lubang kewanitaannya. Pelan-pelan kumasukkan kepala kejantananku, kulihat Mirna menggigit bibirnya ketika kejantananku masuk ke dalam Kewanitaannya yang sempit.
Saya-pun merasakan kenikmatan yang baru kali itu kurasakan ketika seluruh batang kemaluanku tertanam di lubang kemaluannya, terjepit dan seperti dipijat. Saya-pun mengerakkan pantatku maju mundur sambil kulihat Mirna memejamkan mata dan mendesah. Tak lama Mirna pun mengimbagi gerakanku dengan sesekali menggoyangkan pinggulnya.
“ Lebih cepat sedikit Dit, ahhh, enak sekali ” .
Saya-pun mempercepat gerakanku. Mirna pun melenguh dan mendesah, dan pinggulnya pun makin cepat bergerak.
“ Terus Dit ” , katanya.
Desahannya membuatku semakin bernafsu dan saya-pun mencium bibirnya, lehernya dan belakang telingnya. Desahan dan nafasnya semakin tak beraturan.
“ Terus Dit, saya sebentar lagi sampai ” .
Saya-pun mempercepat gerakanku dan tak lama Kaki Mirna yang melingkar di pinggangku menguat begitu juga pelukannya. Mirna telah klimaks lagi. Lenguhannya yang panjang membuatku semakin terangsang. Tetapi Mirna mendorong tubuhku kaDita badannya cukup lelah.
“ Kamu masih belum keluar ya Dit? Tanya Mirna.
Dia pun menarik kejantananku sambil dan kembali mengulumnya. Kulumannya kali ini pun cukup lama sambil tanganku memainkan klitorisnya. Setelah agak lama, Mirna pun mengatur posisinya dan memeragakan gaya woman on top. Dia duduk di atas perutku sambil menggoyangkan pinggulnya dan sesekali memutarnya. Saya-pun mencoba bangkit kaDita saya tak tahan melihat buah dadanya yang putih. Saya ingin sekali mencium dan melumat buah dada putih dan kenyalnya.
Kucium buah dadanya dan perlahan naik ke lehernya dan belakang telinganya. Saya suka sekali mencium belakang telinganya, Mirna selalu mendesah hebat kalau dibegitukan. Seiring dengan desahan dan gerakan tubuhnya yang semakin cepat saya-pun merasa saya akan mencapai puncak kenikmatanku. Desahan dan gerakannya makin cepat, akhirnya melemah diiringi desahannya yang panjang.
Saya-pun mencapai puncak kenikmatanku saat itu. Sambil mendesah Mirna pun membaringkan tubuhnya ke kasur dengan posisi kejantananku masih ada di dalamnya. Saya-pun perlahan mencabut batang kemaluan saya yang telah basah oleh cairannya dan cairanku sendiri. Kucium lagi bibirnya sambil kuucapkan terima kasih padanya.
“ Makasih ya Mir, Ini pengalaman pertama saya, tapi saya puas dengan kamu ” .
“ Saya juga puas dengan kamu Dit. Kamu hebat Dit ” .
“ Saya juga Mir ” , kata saya sambil mencium bibirnya lagi.
Saya pun berdiri dan mengenakan bajuku lagi. Mirna pun memperhatikan kejantananku ketika saya mengenakan baju. Dia duduk dan kembali mengulum kejantananku. Tapi itu tidak berlangsung lama padahal kejantananku sudah siap dan tegang lagi. Kemudian Mirna berkata,
“ Di simpan buat lain kali aja ya Dit ” , katanya ketika nafasku mulai kembali tidak beraturan.
Saya-pun hanya tersenyum,
“ Masih ada lain kali ya Mrr ” .
Singkat cerita Mirna hanya tertawa dan kembali ke kamar mandi. Ternyata arti dari lain kali adalah adalah keesokan harinya. Semenjak kejadian itu hubungan kami-pun berlanjut, dan kami sering melakukan hubungan sex bila ada kesempatan. Sungguh tidak saya sangka saya bisa berhubungan intim dengan wanita cantik yang belum lama saya kenal. Selesai.
 
Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Dewasa Baru Kenal Bisa Ngentot appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live