Quantcast
Channel: Doyanbokep – Cerita Sex – Cerita Dewasa – Cerita Mesum
Viewing all 1024 articles
Browse latest View live

Cerita Dewasa Join Tetek Sama Dek Fikar

$
0
0

Cerita Dewasa Sex Mahasiswa 2016 “Cerita Dewasa Join Tetek Sama Fikar” Cerita Sex Tante Girang 2016, Cerita Dewasa Threesome terbaru 2016, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,


seorang Mahasiswa yang bernama Reno. Reno ini mempunyai kebiasaan yang aneh, dimana setiap dia melihat seorang Ibu muda menyusui, dia selalu ingin join menyusu dengan bayi yang disusui seorang ibu. Sampai pada akhirnya keinginan Reno-pun terwujud, dia-pun mendapatkan kesempatan itu dengan sorang ibu muda yang bernama Mba’ Mita. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Butuhsex.com | Cerita Dewasa Join Tetek Sama Dek Fikar | Cerita Sex Tante Girang 2016, Cerita Dewasa Threesome terbaru 2016, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Join Tetek Sama Dek Fikar

Sebelum saya memulai cerita sex saya ini, perkenalkan nama saya Reno, status saya sekarang adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di Jakarta. Saya akan menceritakan kebiasaan saya yang terbilang aneh. Dimana setiap saya melihat seorang ibu menyusui anaknya, entah menapa saya selalu merasa ingin ikut menyusu. Sampai pada suatu hari akhirnya keinginan itupun terwujud.

Cerita ini berawal dari hobiku yang setiap sore aku selalu bersepeda keliling lingkungan tempat tinggalku. Saya termasuk tipe orang yang selalu menjaga stamina kesehatan tubuh. Maka dari itu kenapa bersepeda sering saya lakukan setiap sore hari. Tapi selain itu, ada maksud lain yang menjadi semangat saya. Tidak lain itu karena seorang Wanita atau lebih tepatnya seorang IRT ( Ibu Rumah tangga ) yang tinggal di dekat tempat tinggal saya.

Sebut saja namanya Mba’ Mita, dia mempunyai tinggi 167 cm, berba sintal berwajah manis, bisa disebut dia seorang Mahmucan ( mamah muda cantik ). Ketika sore itu, saya bersepeda, setiap saya bersepeda, saya selalu bertemu dengan Mba’ Mita. Setiap bertemu Mba’ Mita, pasti dia selalu menggendong anaknya yang masih berumur 2,2 tahun sembari memberi makan pada anaknya itu.

Sering juga saya memergoki Mba’ Mita seg menyusui anaknya tersebut, pemangan itulah yang menjadi alasan saya kenapa saya sering bersepeda pada sore hari. Didepan kedua mata saya di tempat umum, Mba’ Mita tanpa ragu menyusui anaknya. Sering sekali saya melihat kegitan itu, yang membuat saya berfikir mesum dia selalu tersenyum ketika melihat saya. Lampu hijau nih buwat saya ( ucap dalam hatiku).

Dasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja, hahaha. Malah kag saya ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepada saya, yaitu waktu menyusui kag dia membuka hampir separuh kancing bajunya sehingga telihat dua Payudaranya yang mengkal itu. setelah beberapa lama saya baru tahu kalau ukurannya 34B.

Bra yang dia pakai tiap hari selalu membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin merangsang saja. Kag hitam, pink, merah, biru, ungu yang paling saya suka yaitu bentuk Bra yang mempunyai renda. Hot banget rasanya. Suatu ketika, saya beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia seg memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala 3.

“ Apa kabar Mba’?? lagi asyik ngapain nih Mba’ ? ” tanya saya

“ Ini dik, biasa nyuapin Fikar sambil jalan-jalan ” jawabnya,

“ Sekalian nyari udara segar sore hari ” lanjutnya,

“ Wah sehat banget keliatannya Mba’ anaknya, pasti makannya banyak yah ? ” basa-basiku,

“ Nggak juga sih Ren, Cuma nyusunya itu loh, kenceng banget. ” timpalnya
Otakku yang ngeres langsung de mengarah ke hal yang iya iya,

“ Wah susu yang mana nih Mba’?? ” tanya saya sambil tersenyum mupeng,

“ Ya susu botol susu ini. ” sambil dia memegang payudaranya sendiri,

“ Wah mau dong Mba’ minta susunya, biar saya juga sehat. ” ucap saya,

“ Wah susu yang mana nih Ren, klo susu botol-kan ga mungkin, toh kamu ini-kan udah besar, ”

“ Jangan-jangan yang ini ya?? ” Sambil senyum juga Mba’ Mita ini,

Woww… berani juga nih si Mba’ Mita, langsung aja deh Saya jawab dengan ketawa juga,

“ Emang boleh ya Mba’?? ”

Tiba-tiba si Fikar merengek meminta susu pada Ibunya, “ Bentar ya Ren, Fikar minta tetek ni. ”,

Sembari dia mebuka kancing baju 3 biji ngeluarin kedua teteknya yang masih terbungkus Bra warna hitam berenda itu.Wah pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek Mba’ Mita sangat indah ternyata, apalagi Bra yang dipakai sangat kontras dengan kulitnya yang kuning langsat yang paling saya sukai.

“ Bra-nya berenda coy mantap ” ucapku dalam hati,

Begitu teteknya terbuka satu, langsung deh si Fikar menyerobotnya dengan cepat menghisap dengan kencang.

“ Pelan-pelan sayang, nanti tersedak lho ”

Sambil Mba’ Mita mengocok-ngocok teteknya yang sudah dikenyot anaknya itu.
Wah jadi mupeng ne, putingnya yang coklat agak besar sempat terlihat sekilas oleh matsaya.

“ Kejantananku yang dibawah sudah mulai berontak nih, gawat ” batinku,

Waktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah sekolah, tepatnya di tempat duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mba’ Mita tiba-tiba meminta anaknya untuk berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang satunya. (uda abis mungkin yang kiri??) Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas,
Duh Kejantananku udah nggak kuat nih, uda berdiri tegak didalam celana membuat saya jadi salting. Mba’ Mita ternyata melihat gelagat anehku ini.

“ Kamu kenapa Ren ? ” tanyanya

Dengan terkaget saya menjawab,

“ A… a… anu…emm… ngg… ngga papa kok Mba’. ”

“ Jangan bohong kamu Ren, kamu pengen ya?? ”

Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin telah mengalahkan iman maka sayapun menjawab,

“ Emangnya boleh ya Mba’? Nanti ada yang marah? ”

“ Ya asal nggak rebutan sama Fikar ya nggak papa. ”

Wah bener-bener beruntung ne hari ini,

“ Maksudnya Mba’? ” Saya belagak polos nih,

Sambil memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilang.

“ ayo sini aja, masih ada satu kok. ”

“ Tapi pelan pelan ya, si Fikar mau tidur ni kayaknya ” lanjutnya,

Langsung aja gua deketin Mba’ Mita, pertama-tama Saya masih ragu, namun dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu.

“ Jangan malu-malu deh Ren… ” sambil menyentuhkan tanganku ke Payudaranya itu,

Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek Wanita yang menyusui sambil ada anaknya yang seg netek. (ukurannya itu lho, manteb gan!!) Waduw kayak threesome aja, tapi yang satu masi anak-anak. Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya terangsang, terus saya beranikan untuk mencium puting yang imut itu.

“ Ren di sebelah sana aja yuk? ” ajaknya,

Dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok gedung dengan lokasi agak ke belakan.wah seru juga ne tempatnya,

“ Ayo Ren dilanjut lagi. ” Ajaknya,

“ Mba’ dibuka aja de bajunya, biar lebih leluasa. ” pintsaya,

Akirnya dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang belum terbuka. Dengan Bra yang masih menempel diatas teteknya, saya mulai mengisap, memilin, menjilat memainkan dengan lidahku. Tanganya mulai bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya ke selangkanganku. Mulailah dia mengelus dari luar, kemudian tak berapa lama telah masuk ke dalam celana kolorku.

Di tempat itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat karena terkena sinar matahari seharian. Dengan perlahan saya rebahkan dia di lantai tersebut dengan Fikar masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik sedikitpun. Dia memintsaya melepas celana baju yang kupakai sehingga hanya tertinggal celana dalam Crocodile saya yang menempel. Langsung sayapun rebahan di samping Mba’ Mita sambil saling berciuman.

Ganas juga ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku bergerilya di dalam roknya. Bergantian saya mencium bibir teteknya itu sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku tak mau kalah mulai melepas kaitan Bra yang masih menempel itu. Mba’ Mita juga makin liar mengelus Kejantananku dari luar celana dalam, kemudian karena tidak puas dia masuk ke dalam celana dalamku mengelus mengocok Kejantananku, mantap bener rasanya, namanya juga uda pengalam kali ya?

“ Ren, Mba’ ga bisa bangun ne, jadi tolong bukain celana dalammu ya? ”

Langsung kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum menatapku, ketika terlepas, menyembullah Kejantananku yang sudah tegang ini.

“ Gede banget punya kamu Reno, punya suami Mba’ aja kalah sama punya kamu ”

Kejantananku ku masih standar dengan ukuran 17cm, namun gendut dari pangkal ke ujung.

“ Masak si Mba’ ? ” tanya saya,

“ Mba’, saya boleh minta dikulum Kejantananku nggak ? ”

Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Saya arahkan Kejantananku ke mulutnya, langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya. Tanganku tak mau menganggur, saya raih tetek yang kanan dengan sedikit susah payah saya jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula, kemudian saya lepaskan namun dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat mengulum Kejantananku, saya terkagum melihat Memeknya.

Kewanitaan yang tercukur mulus dengan bibir merah sedikit menjulurkan kulitnya keluar, langsung saja saya memposisikan diri dengan gaya 69. Dengan perlahan saya menjilat bibir Memeknya, saya julur-julurkan lidah ini kedalamnya secara perlahan. Sengaja saya memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari cara dia mengulum Kejantananku yang semakin liar. Disedot-sedot dengan kenceng dKejantananku ini sampai tertelan semuanya,

“ Wah hebat ne, Kejantananku sampai bisa ditelan abis ” pikirku.

Jariku mulai ikut campur dengan lidahku, mulai saya masukkan sedikit ujung telunjukku ke Memek-nya dengan terus menjilat, saya ga mau merusak Memek yang indah ini dengan tanganku. Hanya Kejantananku yang hanya bolehh masuk lebih dalam lagi. Lenguhan Mba’ Mita yang terangsang dengan aksiku terdengar cukup keras, untung daerah tersebut sepi jarang dilewati orang.

Anaknya yang bernama Fikar, gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu namun tetap tertidur, mungkin ngantuk berat kali??hehehe tanpa terasa Memeknya uda basah banget tak berapa lama cairan benih agak putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh Mba’ Mita agak terhentak mulutnya terasa sedikit menggigit Kejantananku.

“ Pasti dia uda sampai duluan ni? ” pikirku dalam hati.

Saya hentikan aksiku saya cabut juga Kejantananku dari mulutnya, Mba’ Mita terlihat sedikit lemas namun tetap tersenyum penuh gairah terhadapku. Saya sudah sangat terangsang pengen memasukkan Kejantananku ini ke sarangnya, begitu juga Mba’ Mita yang begitu terangsang melihat Kejantananku.

“ Mba’, saya boleh masukin ne? ” tanya saya,

Dia hanya mengangguk tersenyum padsaya. Saya lebarkan pahanya itu, dengan agak menindih saya masukkan sedikit demi sedikit Kejantananku ini. Saya resapi tiap jengkal kenikmatan surga ini, belum sampai setengah Mba’ Mita terlihat sedikit meringis.

“ Pelan-pelan …agak sesak ne rasanya… ”,

“ Wow… besar sekali punyamu, tapi nikmat banget ! ” ,

“ Terus …… ” sambil menggigit bibirnya,

Setelah masuk seluruhnya, saya genjot dia dengan posisi Man On Top sambil saya push-up mantep banget, rasanya dalem banget Kejantananku ini menusuknya. Mulutku tak mau kalah, mencium mengemut teteknya secara bergantian. Hampir 15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah sayapun berubah posisi. Saya cabut dengan cepet Kejantananku, serr sensasinya ruaar biasa.

Kemudian saya rebahkan ba ku disampingnya miring kekanan, saya angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping saya masukkan Kejantananku lagi. Zleebbb… Kejantananku ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, saya goyang pelan, sedikit bertenaga kenceng, sambil mulut ini beradu tangan kiriku meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya terbangun.

“ Duh gawat ne? ” katsaya dalam hati.

Namun Mba’ Mita langsung mengelus anaknya mendekapnya agar tetap diam akirnya Fikarpun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang Mba’ Mita rasakan, uda yang bawah diganjal ama Kejantananku, kedua teteknya ada yang ngenyot mulut juga bergantian saya lumat.

Erangannya semakin kuat hampir menuju puncaknya, sayapun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung Kejantananku. Semakin ku percepat gerakan Kejantananku ke dalam Memeknya, semakin liar juga kami berciuman semakin ganas tanganku meremas teteknya. Setelah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba saya ngerasa uda hampir sampai.

“ Mba’ saya mau keluar ne… ”

“ Saya juga , bareng ya… ” pintanya,

Saya terus mnggoyangkan Kejantananku dengan makin cepat, 5 menit kemudian saya sudah tak tahan lagi.

“ Mba’….k…k….saya keluarrrrrrr ”

“ Saya juga dek…k…k… ”

“ Crot…Crot…Crot…Crot… “

Tumpahlah semua Spermsaya ke dalam Memeknya.ahhh,nikmat banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa nikmat itu. Tapi walau uda keluar saya tetap membiarkan Kejantananku di dalam Memeknya. Kami masih saling berpagutan lembut menikmati tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati., tanganku juga masih mengelus teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara perlahan.

“ Makasih ya ….sensasi ini belum pernah saya dapatkan. ”

“ Sama sama Mba’, makasih juga uda diberi kehormatan mencicipi tubuh Mba’. ”

“ Udah lama saya pengen ama Mba’ setiap kulihat Mba’ neteki disini ”

“ Nakal kamu ya !! ”

“ Mba’ juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua duanya. Hehehehe ”

Saya cabut Kejantananku,

“ Pluppp… ” bunyinya.

Setelah itu saya bangun memakai semua bajuku, saya kenakan lagi celana dalam Mba’ Mita sambil saya berikan kecupan kecil di bibir Memeknya.

“ Ssss… ahhhh… uuuhh…ahhh… ” lenguh Mba’ Mita.

Diapun mengaitkan Branya tanpa memakai dulu karena Fikar masih netek. Kamipun masih berbincang, saya masih merasa pengen menghisap teteknya. Mba’ Mita mempersilahkan saya untuk tetap mencium teteknya. Sampai menjelang senja akhirnya kami-pun keluar dari Sekolah tersebut dengan Fikar yang mulai terbangun. Kami pun berjanji akan mengulangnya kembali. Sungguh sensasi yang luar biasa dari bersetubuh dengan seorang wanita yang menyusui. Demikian Sex saya dengan seorang ibu menyusui. Selesai.
Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru , Cerita Sex Mahasiswi 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, Cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

The post Cerita Dewasa Join Tetek Sama Dek Fikar appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Seksinya Mirna dan Mala

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Seksinya Mirna dan Mala – Namaku steve aku adalah seorang jawa indo dimana aku berdarah italy dari eyangku.. tinggiku 180cm dengan postur tubuh yang berisi karena kebetulan aku menyukai beladiri sejak aku kecil. Kisah yang aku ceritakan ini adalah cerita dimana aku sedang liburan di jogja. Aku cukup banyak kenangan di kota ini kebetulan dl aku kuliah di kota ini. Kini aku telah lulus dan bekerja di bali sebagai brand manager hotel bintang 4 dibali di usiaku yang ke 28tahun ini.

 

cerita-sex-seksinya-mirna-dan-mala-225x300

Cerita Sex: Seksinya Mirna dan Mala

 

Setiba dibandara aku langsung menghubungi mala sodara jauhku yang memiliki rumah dijogja. Mala adalah ibu muda ato tepatnya pengantin baru lah…

“halo mala aku steve dah sampe jogja nihh jemput aku dibandara ya…,
“ok mas bentar aku meluncur,jawab mala.

Ia sering memanggilku mas sebagai bahasa jogja untuk kakak lelakinya. Sekedar gambaran mala ini memiliki tubuh sexy dengan tinggi 159cm dengan berat yang proposional. Kulitnya kuning langsat dengan buah dada yang sekal tidak terlalu besar serta pantat yang sungguh bahenol dan kencang.

Dalam waktu 15 menit aku sudah dijemput.

“bagaimana mas kabar nya? Tanya mala,
“baik aja la, duhh gimana neh kabarmu si pengantin baru hehehe…godaku, …”ihhh apan sehh mas ini, ya baik-baik aja lah mas.. sambil mala tersenyum manis kepaku.

Ku akui mala begitu mempesona di usia yang ke 25tahun ini, ia dulu yang terkenal suka gonta-ganti cowok ternyata kini mau menikah juga,,,hem pasti lagi senengnya ML tuhh pikirku hehehe…

Mpe daerah gejayan tempat rumah mala aku turun, disambut pembantunya yang masih terlihat gadis aku diantar ke kamar tamu yang ada didekat kamar mala.

“suamimu kemana la? Tanyaku. Lagi pergi kerja mas paling ntar sore pulang kok” jawabnya.

Setelah itu aku mandi dan sejenak tidur siang agar staminaku terkumpul lagi. Pukul 16.30 aku bangun, ku dengar ada orang berbincang di ruang tengah. Ketika aku keluar kamar mala memanggilku..

”mass nehh suamiku dah pulang, pah ne mas ku dari bali yang aku critain itu lo.. aku pun mendekat, hai mas saya steve, maaf ga bias hadir kemarin dalam pernikahan kalian karena ku lagi ke Italy” kataku, oohhh ya mas perkenalkan saya suami mala nama saya roy, jawab suami mala.

Setelah itu kami berbincang hingga hari menjelang malam. Inginya ku keluar dugem tapi entah kenapa badan terasa capek. Jadi aku pamit pada mereka buat tidur.

Ketika dikamar mataku sulit terpejam. Jam ku lihat pukul 21.30. tiba-tiba dari kamar sebelah kudengar rintihan dan tawa cekikikan sepasang manusia. Ku tau bahwa itu kamar mala, aku jadi terpancing untuk melihat seberapa panas permainan mereka…hem ada live gratisan nehh hehehe..lalu aku mengendap keluar kamar tanpa menimbulkan suara, dari depan pintu kamar mala ku ambil kursi platik yang ada diruang tengah dengan pelan aku mengintip aksi mereka dari celah ventilasi atas pintu.

“”Ahhh..piii cepat dung isep yang kuat awww…ahhhhh… kulihar paha mala terkangkang dengan vagina yang sedang diciumi suaminya, tanpa menjawab roy terus saja menjilay vagina mala yang berwarna pink agak kecoklatan, darah ku sungguh bergolak melihat betapa mulus tubuh mala yang kuning langsat dengan kepala mendongak mata terpejam menikmati jilatan roy, lalu ku lihat roy mulai mengarahkan penisnya ke vagina mala, kulihat penis roy ukuran normal jawa.
“Ahhhh royyy ahhh…ohhh sedappp…nikmat… kata mala memanggil suaminya tanpa kata papi lagi.

Goyangan demi goyangan kulihat hingga kulihat mala dan roy mengejang secara bersamaan menikmati orgasme mereka.

Aku jadi terangsang hebat melihat aksi mereka, lalu aku singkirkan kursi kea rah mulanya dan pergi kedapur mengambil minum. Entah kenapa aku jadi merasa haus. Sampai dekat kamar mandi sebelah dapur ku lihat nyala lampu “siapa yang mandi malam-malam gini? Pikirku. Karena penasaran kuambil kursi di dapur untuk mengintip dari celah atas ventilasi. Ternyata kulihat mirna pembantu mala yang sedang mandi.

Ku lihat betapa putihnya kulit mirna dengan tubuh seksi yang langsing dengan payudara 36B dan pantat bulat berisi. Aku menjadi terangsang. Tanpa perduli harus dapat lawan ngentot malam ini nehh.. dengan pelan ku buka pintu kamar mirna. Ku sembunyi di balik lemari yang terdapat celah di dekat pintu masuk. Sambil mendengarkan situasi luar aku lepaskan kaosku hingga tinggal celana pendekku lalu ku dengar mirna telah selesai mandi dengan menuju kamar memakai lilitan handuk berwarna merah. Ketika memasuki kamar langsung pintu aku tutup dan ku kunci, mirna tampak terkejut…

“”awww upsss ummmm…kudekap mulutnya sambil kuterjang kearah ranjang, a terjatuh dengan terkangkang, langsung kusergap mulutnya degan bibirku, ia tampak berontak namun karena badanku yang tinggi besar membuat perlawananya tiada arti… kucium dan kuremas buah dadanya yang terasa empuk dan kenyal..
“”Ummmm….ehhhh…emmmmm…mirna mendesah

tanpa terdengar jelas karena ciumanku di bibirnya terus kulakukan. Akhirnya ia tanpak pasrah,lau sambil mencium dan meremas dadanya ku lepas celanaku,ku arahkan batang ku yang berukuran 19cm dengan diameter 5 cm ,… ahkkkk ahhhh…akhh…. kudengar desahan sangat mirna dengan mata melotot karena vaginanya diterobos penisku… lalu kupandangi wajahnya.. matanya menjadi sayu.. uhh sempit sekali ne vagina…tapi tanpa halangan aku sedikit demi sedikit memasuki tubuhnya…

“”masss ahhh kenapa memperkosaku mass… ahhhh…pelannnn sakiitt..mirna merintih rintih, “sayang kamu cantik sekali,seksi,hangat putih..nikmati aja mirr pasti nikmat permainanku jawabku dengan merayu.

Vagina mirna kian basah dan penisku kian lancer menyodok vaginanya, akhirnya mirna memeluku erat dengan menggoyang pinggulnya, “ ahhhh masss gede banget mpe mentok di anuku ahhh masss geli ahhh… mirna mulai terbawa suasana, lalu kurasakan vagina mirna mendenyut matante terpejam dengan bibir yang digigit ia merasakan kenikmatan..

“ahhh mirrr vaginamu lengit ahhh nikmat… kataku, hingga akhirnya..….”””Akkkhhhhh ahhhhhh maaasssss mirna sampe masss akkkkkkkkhhhhhhh… dengan tubuh kian tegang pantatnya kejang dan vaginanya mencengkeram penisku dengan kuat..

aku terus menusuk vagina mirna dengan kecepatan yang bertambah hingga akhirnya mirna kembali orgasme mengalami multi orgasme yang panjang… lalu Nampak ia lemas dengan sambil membuka mata ia berkata, masss ahhh nakal sekali kamu..jangan bilang bu mala ya mass saya malu” kata mirna, sambil tersenyum aku jawab “ tenang aja mirna cantik tapi puasin aku ya.. sambil kembali ku masukkan penisku ke vaginanya, mirna tampak kelelahan melayaniku hingga ia tak berdaya hanya mampu menggigit bibir merasakan ngilu di vaginanya lalu ku rasakan vaginanya kembali berdenyut dan badanya kejang, rupanya ia orgasme lagi, aku sudah tak tahan terus mempercepat goyanganku hingga aku merasakan kenikmatan mengalir dari penisku dan..

“”ahhhh…mirrrr aku sampai aahhhhhh….. crottttt, crottttt tanpa kucabut penisku di vaginanya…
“”ahhhh masss ahhh aku juga masss…ahhhhh… jerit mirna

Aku benar-benar puas dengan vagina mirna sambil tersenyum ku cium bibirnya “terimakasih ya sayang… kataku, ia hanya tersenyum malu.

lalu aku keluar dari kamarnya. ia hanya menatapku sayu dan tertidur. ketika Melewati kamar mala kudengar dengkuran suaminya, sepertinya mereka telah lelah tertidur.

Aku rebahkan diriku diranjang, tertidur dengan kepuasan. Pagi hari aku terbangun dengan ku lakukan push up dan sit up sebagai kegiatan rutinku di pagi hari.

Ku dengar dari ruang tengah suara roy.

“ dekk aku beranggkat kerja dulu yaa.., ia pamit dengan mala .. mala hanya menjawag dengan suara letih,
“iyaa mass.. lalu ku dengar langkah mala mengantar suaminya.

Setelah itu ku dengar mala menuju ruang tengah dimana ada sova di depan pintu, ku lihat dari celah puntu Nampak mala meneruskan tidurnya di sofa dengan hanya memakai daster putih bercorak. Ia tekuk kakinya diatas kursi lalu lelap tertidur lagi. Setelah itu aku keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk mandi, setelah terasa bersih aku keluar dari kamar mandi sambil mengintip kamar mirna, Nampak ia tertidur dengan telanjang karena kelelahan. Setelah minum air putih ku menuju ruang tengah

Disofa mala Nampak masih pulas dengan kaki di tekuk mengangkang. Melihai body mulus didepanku kembali nafsuku naik, aku menjadi ingin merasakan kehangatan memek mala. Dengan pelan kudekati mala lalu ku singkap daster bawahnya… “astaga ternyatamala tak memakai celana dalam, nampak vaginanya coklat muda agak ping merekah dengan bulu halus disekitarnya. Aku jadi kian bernafsu aku lepas pelan kaos dan celana pendekku hingga telanjang, lalu dengan penis yang tegang kuarahkan ke vagina mala..

“ ahhh enak sayanggg… aku menceracau sendiri,

dengan pelan helm penisku memasuki vagina mala, kurasakan vagina mala berdenyut pelan sambil ku maju mundurkan tampak mala mengernyit seperti sedang bercinta, sepertinya ia bermimpi indah juga,,, hingga terasa vaginanya basah pelan kutekan hingga tengah penis ku.. terasa menjepit erat sekali vaginanya.. aku menjadi tak tahan dengan segenap kekuatan aku hujamkan keras penisku kedalam vaginanya.. mala menjadi kaget dengan menjerit..

“” akkkhhhhhh aaauuuwww aahhh mmasss steevvvv apa yang kau lakukan??? Nampak ia bingung dengan diriku yang telah ada didepanya dengan penis tertancap kuat di vaginanya… ahhhhh…..

Mala merasakan penisku yang panjang besar menancap di vaginanya…
“”ahhhkkkk… masssss…. Ngiluuu… ia meronta ingin melepaskan diri, sudah kepalng tanggung aku peluk dia dengan erat aku jatuhkan tubuhku di atas tubuh mala hingga ia tubuhnya terbaring di sofa, aku terus menggoyang tubuhnya dengan irama pelan namun pasti hingga mentok di dasar vaginanya…

“” ahhhh massss tega amat memperkosa mala,, uhhhh… awww… akkkhhhh… mala menceracau.. Aku hanya tersenyum penuh kemenangan, “”tapi nikmat kan sayanggg…heheheh… jawabku..

Ia hanya memalingkan muka dengan mengigit bibir seolah menolak bila ia dikatakan menyerah…

Eeehhhh..aaahhhh…ehhhhhhh ia melenguh pelan… akhirnya aku goyang dengan cepat… pantat nya yang bahenol menjadi geli ia tanpa sadar menggoyang pantatnya.. lalu aku tusukan dengan keras penisku kevaginanya hingga mentok…

Aaahhkkkkkkkk…… ia menjerit matanya melotot kaget dengan apa yang ku perbuat hingga akhirnya tubuhnya mengejang, vaginanya berkedut kuat menjepit meremas penisskuuu…

“”aahhhkkkkk…. Siaalllaannnn km massssss….. akkhhh awwww…awwwwww akkkhhhh… jerit mala.

pantat dan pinggulnya kejang naik turun, sementara aku dekap tubuhnya dengan kuat hingga ia selesai menikmati puncak orgasmenya..

‘”hemmm nikmat ya la… kataku menggoda..Ia jawab dengan mencubitku dengan keras mpe aku meringis.. “”sialan km, baru kali ini ku di sodok penis sebesar pun yamu.. kata mala.. “”gila mpe sesak ne vaginaku..belum nyampai ya kamu, udah ya please aku malu bila mpe mirna atau suamiku tau..,
tanpa persudi kata-katanya aku angkat tubuhnya, dengan posisi berdiri tanpa mencabut penisku aku sandarkan tubuhnya di dinding.. lalu aku tusuk dengan cepat sementara kakinya melingkar di pinggangku…

akkhhhhh… steeevvveeee amppunnnnn…ahhhhh capekkk akuuuu… ahhhhhhh eehhhhhhhh… mala menjerit.

Aku hanya diam terus menusuk-nusuk vaginanya… vaginanya menjadi kian basah dan kembali berkedut dank u rasakan siraman cairan dari dalam vaginanya rupanya mala mencapai multi orgasme dengan cepat,

Akkkhhhh mmasssss jahhhaaattt kamuuu akuuu sampee lagiii.. aakkkhhhh…. Mala menjerit,

Tubuhnya menjadi lunglai lalu aku bopong kedalam kamarnya yang harum, aku turunkan tubuhnya diranjang, ia sangat lemas sekali.. padahal aku belum apa-apa.. melihat tubuhnya yang seksi aku tak tahan lagi aku balik tubuhnya aku tarik hingga ia menungging. Melihat pantat yang outih mulus aku menjadi ingin merasakannya..

“”Stevvee apa lagi yang akan kamu lakukan… ujar mala..

Dengan pelan aku arahkan penisku kelubang pantatnya begitu menempel mala menatapku diarah belakang dengan melotot.. “”steevveee jangaannn…. Jeritnya..

Aku tak perduli aku masukkan setahap demi setahap.. sungguh terasa nikmat dan menjepit serta mencengkeram dengan erat.. “” akkkhhhh saakkkiiittt ammmpuunnnnn… mala menjerit srkeras-kerasnya..

Lalu aku menggoyang pelan sambil memainkan clitoris vaginanya.. ia mendesah antara sakit dan nikmat… aku benar merasakan sensasi yang berbeda hingga aku tak tahan akhirnya ku cabut dan ku tancapkan lagi di lubang vaginanya, ia menjerit… “” ahkkkkk steeveee uudaaahhhh ammpuunnn aku capekk…

Aku terus memompanya “””ahhkkkkk laa enak sekali semua milikmu ini.. ahhhkkk… desahku..

Mala hanya mampu menahan rasa nikmat yang terus melanda tubuhnya tranpa mampu melawanku.. hingga kurasakan penisku berdenyut nikmat, aku udah tak tahan lagi..

“”ahhkkkk….mala aku sampppaaaiiiiii aaahhhhhhhh…. Corttt..ahhhh crooott….. ,hingga lima kali lebih penisku menyemprot vaginanya…
ia pun vaginanya berdenyut mencengkramku, merasakann geli karena semprotan spermaku..

“””ahhhhhh… akuu juugaaaaa…akkkkkhhh,,…nikkkmaatttt…. Jeritnya

Lalu kami sama-sama ambruk di ranjang dengan nafas yang ngos-ngosan..

“”Huuhhh.. nikmat sekali dirimu la.. kataku
“”gila ya lo mass ga mikir apa lo ada yang liat gimana?? Jawab mala,
“”tapi nikmat kan la, udahh ga pa pa aku tau kamu ML semalam ma suamimu jadi ga tahan juga, kataku.
“”hhaaahh jadi kamu semalam intip aku ya.. huhh kurang ngajar kamu mau minta lebihh.. awas ya lo bl berani ngulang lagi.. ancam dia, tapi aku hanya tersenyum.. lihat aja nanti batinku. Sambil aku melangkah keluar kamarnya.

Sejak itu mala sering aku setubuhi tanpa sanggup ia menolaknya, ia hanya pura-pura melawan tapi akhirnya kini ketagihan. Sedang mirna dan aku sering mengulang hal yang sama bahkan pernah ia ku ajak pergi belanja tapi pulangnya ku goyang di dalam mobil..

Ahhh jogja jogja kota budaya penuh pesona..

sejak aku merasakan kehangatan vagina mala dan mirna aku jadi sering merindukan mereka… hingga suatu ketika aku ada seminar dijogja, sengaja aku tidak bilang sama mala karena aku punya rencana sendiri heheh… aku menginap disalah satu hotel berbintang dikawasan malioboro, setelah 3 hari selesai seminar aku putuskan tinggal sejenak dijogja, hingga tiba disaat hari senin aku putuskan ke rumah mala buat mampir n beri kejutan..

karena aku tdk bilang ke mala bila aku datang maka aku naik taksi sendiri untuk kerumahnya, pukul 10 pagi aku dah nyampe di tempat dia… ku buka gerbang besi sendiri lalu aku menuju pintu kayu yang terlihat kokoh…

“hemm kmana ya mala kok sepi.. batinku.. lalu aku iseng saja tanpa mengetuk pintu masuk melalui samping rumah.. kebetulan di samping kanan memang ad jalan tembusan kerumah belakang yang dibuat alami sentuhan para desainer pertamanan… ketika aku sampai di belakang menuju dapur kulihat tetap sepi… hingga aku mendengar suara gemricik air… ”
“waahhh siapa ini..pikirku mulai aku terlintas sebuah pikiran mesum hehehe

Mendengar ada suara orang mandi aku menjadi tertarik untuk melihat..”oh siapa ya kira-kira…
Sambil brjalan pelan aku memasuki dapur melalui pintu belakang, aku buka pintu pelan-pelan… krieeettttt….sepi .. mirna pun sepertinya tak terlihat..

Aku lanjutkan langkah dengan penuh harap… sambil tengak tengok aku mulai menuju pintu kamar mandi… “”ehhmmm mas mau ngapain??? Sambil kurasakan ada tepukan dipunggungku..
“”” anjrit!!!! Hampir aj jantungku copot kaget bukan main… aku pun menoleh segera..
“mirna…ngagetin aja kamu!! Kataku sambil setengah membentak,

Sambil cengengesan mirna menjawab…. ”hemm mau ngintip yaaa hehehe…mas stev ne lho nakal kok ga sembuh-sembuh malah makin gila aja’’… jawabnya sambil menarik kursi mempersilahkan aku duduk.

“”biarin.. kataku sambil duduk, “”eh kok sepi amat lagi pada kmana mir? Yg lg mandi mala ya? Tanyaku,
“ bukan mas semua lagi pada pergi kondangan ke solo, yang didalam itu non vina temenya bu mala.. jawab mirna.
“”ohh pantesan sepi ternyata lagi pada pergi to..kataku.,
“ lha mas stev kok ke jogja ga bilang-bilang to, jadi pada ga tau lo mas mau datang, ehh mas kapan yuk ngentot lagi
kaya dulu dah kangen neh ma kontol mas yang gede hehehehe.. goda mirna sambil meremas pahaku..

“”hem ketagihan neh anak pikirku… aku hanya menjawab dengan senyum.. “”ntar ya kamu ku hajar lagi heheh..jawabku..
Sambil ngobrol dan minum softdring ku dengar pintu kamar mandi terbuka,,kriettt…. Aku alihkan sejenak mataku kearah pintu..

Mataku menjadi melotot, ku lihat sepasang kaki jenjang putih mulus, berbalut handuk warna ping diatas lutut, semakin ku arahkan keatas terlihat sepasang payudara yang bulat montok menyembul terbalut handuk… ahhh busyet mimpi apa aku semalam…pikirku.. semakin keatas.. hemmm sungguh menggoda wajah cantik putih bersih dengan bibir merah muda berwajah indo turunan chines dengan mata sipitnya yang khas… menyadari aku memandangnya denganpenuh kekaguman gadis itu Nampak malu, sambil menganguk tersenyum ia cepat-cepat menuju kamar… terlihat sepasang pantat yang mengundang, bulat, sekal dan semok…””haadeewwwhhhh langsung ngaceng berat neh otong…

“’heehhh… tangan mirna memukul punggungku.. “”dasar ya lelaki, liat perempuan melek dikit udah ijo matanya… ia terlihat cemburu..
“”hehehe mir namanya rejeki jangan ditolak, itu ya temenya si mala yang namanya vina? Tanyaku.
“”iya itu mas, napa naksir ya?? Cantik ma baek juga kok mas orangnya.. jawab mirna.

Aku hanya mangut-mangut sambil meminum the hangat yang disediakan mirna, “hemm cantik juga gadis tadi pikirku…kira-kira bias gay a aku dekat ma dia…aku malah jadi sedikit melamun.. ahhh taulah.. aku malah bertarung dengan pikiranku sendiri..

Lalu aku menatap mirna,””hemm cantik juga sebenarnya si mirna yang hari ini memakai daster batik warna merah, lehernya yang jenjang putih dengan belahan dada yang cukup menantang…aku jadi sedikit terangsang… sambil berdiri aku hampiri dia.. “”mirr…kataku sambil merangkul lehernya mencium belakang telinganya…

“”ahh mass geli ahhh, ntar non vina lihat lho mass…
“”ga pa pa biar aj dia liat.. kataku sambil mulai merembet mencium bibirnya…
“”emmmm..ehhmmmm … mirna mengguman tak jelas, tanganku pun mulai beraksi kebawah meremas bukit kembarnya yang terasa empuk dan hangat…

Kulepas bibirnya aku pindah mencium lehernya yang putih… “” aahhh mmasss geli ahhh ga tahan akuuu,,,aahhhh masss …. Ntar ada yang liat mass….

Akhirnya mirna berinisiatif untuk mengulum batang penisku yang lumayan besar sampai [enisku memuntahkan lahar panas didalam mulutnya.

Thank Mala thanks Mirna – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru.

The post Cerita Sex: Seksinya Mirna dan Mala appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Bimbingan Penelitian

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Bimbingan Penelitian – Aku adalah seorang dosen di sebuah sekolah kesehatan di sumatra. Namaku ronnie. Perawakanku biasa saja dengan tubuh agak gempal dan tinggi 170 an. Aku memegang bidang keilmuan klinis di kampusku. Yang kebetulan kebanyakan mahasiswaku adalah wanita, karena aku berada di fakultas kedokteran jurusan kesehatan masyarakat. Sehingga kebanyakan mahasiswaku adalah calon perawat dan bidan.

 

 

cerita-sex-bimbingan-penelitian-189x300

Cerita Sex: Bimbingan Penelitian

 

Aku memang sangat beruntung, tiap hari menikmati pemandangan yang indah karena dikelilingi mahasiswi-mahasiswi yang cantik. Mereka semua rata-rata berjilbab. Aku sangat menyukai gadis yang mengenakan jilbab, karena lebih seksi dan anggun, menurutku. Apalagi ditambah mereka sering menggunakan pakaian ketat.Bagi sebagian mahasiswa, apalagi yang telah memasuki tahun-tahun akhir studinya, ini adalah saatnya melakukan penelitian dan kemudian menyusun tugas akhir.

Aku memegang bidang kimia klinis, banyak mendapat permintaan membimbing. Diantaranya adalah Aulia, Mifta, dan Neni. Aku menyetujui proposal mereka karena sesuai dengan keinginanku ditambah mereka bertigalah mahasiswi keperawatan yang paling cantik, sehingga membuatku betah berlama-lama membimbing mereka, dan mahasiswa lain pun ku tolak, dengan alasan sudah terlalu banyak mahasiswa bimbinganku.

Ke-3 mahasiswa bimbinganku ini mengambil judul tentang sperma. Aku hanya membedakan metoda pengukurannya antara Aulia, Mifta dan Neni. Sehingga mereka dapat saling melengkapi. Hari ini adalah jadwal bimbinganku dengan mereka yang pertama kali setelah aku memberikan judul kepada mereka bertiga untuk diolah menjadi proposal penelitian. Tok-tok “masuk” aku mempersilahkan masuk mereka bertiga masuk.

“siang pak” sapa Aulia.

Mereka bertiga kemudian masuk ke ruanganku. Aulia berkulit putih bersih, dengan tinggi semampai, wajahnya manis khas orang sunda, karena memang ia adalah keturunan sunda. Sedangkan Mifta kulitnya tidak seputih Aulia, tetapi kulitnyapun bersih mengarah ke kuning langsat, wajahnya khas melayu, hampir mirip dengan siti nurhaliza, tetapi ia menggunakan jilbab menambah manis wajahnya.

Sedangkan Neni mempunyai wajah agak kebulean campuran melayu, juga menggunakan jilbab seperti halnya Aulia dan Mifta. Mereka bertiga kemudian menyerahkan draf proposal yang telah mereka kerjakan sesuai petunjukku, dan hasil studi literatur mereka. Aku kemudian memeriksanya dengan seksama.

“Hmmm…kalo begitu saya periksa dulu ya, nanti kalian bertiga datang kerumah saya hari Minggu pagi, kita lanjutkan diskusinya dirumah saya” kataku
“baik pak, boleh kami minta alamat rumah bapak, sekalian no HP nya pak” kata Aulia padaku
“ini” aku kemudian memberikan kartu namaku kepadanya. Kemudian meraka bertiga pun berlalu meninggalkan ruanganku.

Hari Minggu pagi jam dinding ku telah menunjukkan jam 8 lewat. Saat itu aku baru saja terbangun, karena hari ini adalah hari Minggu maka tadi malam aku habiskan dengan chatting dengan teman-temanku sampai larut malam hingga aku terbangun agak kesiangan. Teringat bahwa mahasiswa bimbinganku akan datang untuk diskusi, aku kemudian segera bersiap-siap. Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian yang rapi, serta membereskan rumah, tak lama ada yang mengetuk pintuku. Walaupun aku masih single, tetapi dengan kemapananku sebagai dosen muda,aku sudah punya rumah sendiri.

“pagi pak…” kata mereka bertiga menyapaku hampir berbarengan
“ya silahkan masuk” aku mempersilakan mereka masuk.
“mau minum apa ni?” “mmmm…apa aja deh pak” jawab Aulia, diiringi dengan anggukan Neni dan Mifta.

Kemudian aku pergi kedapur, kemudian kembali lagi membawakan 4 gelas softdrink untuk mereka dan1 untukku sendiri.

“maaf ya bapak seadanya aja, maklum lah ngga ada yang ngurus” kemudian mereka pun tersenyum.
“jadi, setelah saya bacatadi malam ada beberapa point penulisan yang saya koreksi, anda bisa lihat nanti dan memperbaikinya” kataku mereka bertigapun manggut-manggut.
“nah saya ingin diskusikan tentang point ini, tentang pengambilan sampel sperma untuk penderita obesitas, bagaimana kalau anda ambil sampel beberapa tingkatan obesitas, supaya penelitian anda lebih mendalam, bagaimana?” kataku memberi masukan kepada mereka.
“bukankah untuk itu kami harus melakukan pre-research dulu pak, masing-masing satu sampel agar tahu pengaruhnya untuk metoda yang kami gunakan?” timpal Aulia.
“ya benar, saya rasa itu bukan suatu kendala, karena anda hanya membutuhkan satu sampel masing-masingnya” lalu mereka bertigapun berembuk dengan berbisik.

Tiba-tiba Neni bertanya kepadaku “berat badan dan tinggi bapak berapa?” “ 82kg dan 175 cm” kenapa?” tanyaku sedikit heran.

“hmmmm….kalo gitu bapak masuk kelompok obesitas tingkat ringan” sahut Mifta.
“Bagaimana kalo kami, ngambil sampel sperma bapak?” kata Aulia lagi.

Aku kemudian terkejut mendengar permintaan mereka, sekaligus Horny mendengarnya. Apalagi melihat dandanan ketiga gadis berjilbab itu hari ini sangat cantik dengan pakaian cukup ketat dan dipadu dengan celana jins hipster ketat pula ditambah jilbab yang mereka kenakan menambah horny selangkanganku. Tetapi aku berusaha untuk tetap tenang, walaupun benda diselangkanganku mulai tak sabar. “ohh, boleh, kapan anda akan mengambil sampel sperma saya?” kataku berusaha tetap tenang.

“kebetulan kami bertiga membawa wadah steril pak, jadi kami mau ngambil sekarang saja” sahut Neni dengan suaranya yang lembut kepadaku.
“kami akan ambil masing-masing 1 botol sampel pak, bisa kan pak?” kata Mifta lagi dengan suara sedikit menggoda, mungkin ia berusaha menaikkan libidoku untuk mendapatkan sampel yang maksimal.
“boleh saja terserah kalian, kalian tahu kan cara pengambilan yang baik supaya keadaan sperma maksimal” kataku yang sudah terangsang berat.
“tahu pak, kami akan merangsang bapak dulu, kami buka ya pak”.
“aku dulu ya” kata Aulia kepada Neni dan Mifta.

Aulia kemudian membuka ritsleting celanaku, dan mempelorotkan celana ku beserta dalamannya. Sekonyong-konyong menyembullah penisku yang cukup besar dan sudah mengeras sempurna, karna sudah terangsang dari-tadi, ujung penisku pun sudah mengeluarkan cairan madzi pertanda sudah terangsang berat.

“wah, gede juga ya pak, udah terangsang berat rupanya ya pak” kata Aulia yang kemudian menggenggam penisku dengan tangannya yang halus dengan lembut dan kemudian mulai mengocok penisku dengan tangannya.
“ohh Auliaaaa…nikmat sekali…” racauku yang sudah dimabuk kenikmatan.

Aulia hanya tersenyum geli melihatku yang dilanda kenikmatan. Aulia kemudian mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya dan mengulumnya dengan bibirnya yang seksi itu. 10 menit Aulia memainkan penisku dalam mulutnya, belum ada tanda-tanda aku akan mengeluarkan sperma. Aku memang cukuplama bertahan dalam sex. Dengan pacarku pun aku bisa bertahan cukup lama, hingga pacarku sudah kalah duluan ketika aku mencapai orgasme.

“wah pak, tahan juga ya…baiklah” Aulia kemudian menurunkan celana jins ketatnya berikut celana dalamnya sehingga terpampanglah pemandangan indah vagina seorang gadis berjilbab yang cantik, warnanya kemerah-merahan bulunya pun tercukur rapi.
“Aulia masukin ya pak…ssshhhh” Aulia kemudian memasukkan penisku kedalam vaginanya yang sudah basah.
“oookkhhh Auliaaa…sempithh..bbbangeett” racauku begitu penisku amblas semuanya kedalam vagina Aulia.
“Hehe..kalo gini bapak pasti bentar lagi keluar, kalo keluar bilang-bilang ya pak” kata Aulia yang kemudian langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan kecepatan tinggi sambil terus meremas penisku dengan otot-otot vaginanya. “ooohhgggkkh…Aulia jagan digituiinn vaginamu….nanti bapak keluar…” Aulia hanya tersenyum seakan tidak peduli sambil terus menggenjot penisku dalam posisi woman on top, jilbabnyapun ikut berkibar seiring dengan goyangannnya diatas penisku menambah kecantikan Aulia yang sedang mengerjai penisku.

Tak lama 5 menit Aulia mengerjaiku dengan liang kewanitaannya yang sangat enak itu aku pun merasakan ada sesuatu yang segera keluar dari penisku.

“Auliaaaa…bapak mau keluarrrrr…hogghh” Aulia cepat-cepat mencabut penisku, kemudian Neni dengan sigap segera menggenggam batang penisku yang berlumuran cairan vagina Aulia dengan tangannya, kemudian mengocoknya dengan cepat,
“oookkhhh bapak keluarrr…” Neni kemudian menutup lubang kencingku dengan mulut botol steril yang dipegangnya, kemudian spermaku pun bermuncratan dalam botol bening bervolume 50 mL itu hingga penuh sambil tangannya tetap memerah penisku seperti memerah susu sapi saja.

Setelah tembakan spermaku mereda Neni kemudian menutup botol itu dan membungkusnya dengan aluminium foil, dan memasukkannya kedalam wadah berisi es batu bercampur garam, supaya sperma dalam botol itu awet sebelum diteliti di lab.

“wah, banyak banget keluarnya pak…hehe” kata Aulia dengan suara yang centil kepadaku.

Kemudian Mifta muncul dari belakang membawakan, gelas yang berisi telur ayam kampung mentah. “ini pak, diminum, telur 10 biji, biar spermanya tetap banyak. Kan kita mau ngambil 2 botol lagi” kata Mifta dengan suara yang centil. Akupun segera menengak telur-telur tersebut.

Lima menit beristirahat, benar saja penisku kembali merasa segar dan kembali “siap tempur” dengan ketiga mahasiswi berjilbab yang cantik ini.

“Nah pak sekarang giliran Mifta” kata Aulia sambil memakai kembali celana jinsnya serta merapikan kembali pakaian dan jilbabnya.

Tanpa ba-bi-bu, Mifta kemudian meraih penisku yang sudah mulai mengeras kembali, kemudian ia mengocoknya, dengan lembut, hingga penisku kembali tegak sempurna. Mifta kemudian mengulum penisku dengan bibir mungilnya yang dipoles lipstik berwarna pink senada dengan warna jilbabnya.

Aku kembali terangsang hebat, hanya terus meracau tak karuan merasakan kenikmatan yang diberikan gadis berjilbab ini. Kemudian Mifta pun membuka celananya, dan menempatkan dirinya dalam posisi menungging berpegangan ke meja ruang tamuku. “ayo pak, masukin, Mifta dah nggak tahan nih…” dan bless, peniskupun meluncur memasuki liang surga Mifta yang sudah basah itu. Aku pun kemudian menggenjot vagina Mifta yang sempit itu dengan sangat bernafsu.

“oookkkhhh paakkk besar sekali..” Mifta meracau merasakan hantaman penisku.

Aku kemudian semakin bersemangat menyaksikan gadis berjilbab yang sangat cantik ini tengah ku setubuh, jilbab yang masih dikenakannya kutarik-tarik bagaikan menarik pelana kuda. Akupun makun bernafsu melihat Neni yang ada di sebelasku tengah meremas-remas payudaranya sendiri karena melihat adegan persetubuhanku dengan Mifta.

Sekitar 20 menitan aku menggenjot Mifta yang sudah orgasme entah keberapa kalinya, akupun merasa akan memuntahkan sesuatu dari penisku. “Mifta, bapak mau keluarrr…” Mifta pun segera mencabut penisku dari vaginanya. Aulia kemudian segera menggenggam penisku yang sudah diambang orgasme ambil mengocoknya dengan cepat

“oookkhhhfff bapak keluar Aulia…” segera Aulia melakukan apa yang dilakukan Neni tadi.

Ia pun memerah penisku sampai spermanya tuntas keluar memenuhi botol sampel. Setelah spermaku mereda, penisku pun loyo. Telah selesai menggempur liang surga dua gadis cantik berjilbab. Aku yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan menyetubuhi ketiga gadis cantik ini segera mengambil persediaan viagra ku lalu langsung menelannya 5 butir sekaligus. Hanya butuh beberapa menit, peniskupun langsung mengeras sempurna. Neni kemudian mendekat lalu berjongkok dan menggenggam penisku.

Ia kemudian memainkan penisku dalam mulutnya yang seksi itu. Neni yang masih mengenakan jilbab itu terlihat sangat cantik sekali saat mengoral penisku. Aku sudah tidak sabar lagi segera mengangkat dan menggendong Neni lalu memasukkan penisku dalam posisi berdiri kedalam vaginanya yang basah.

“ohhhhhh…pakkkhhh besar sekali…” lalu aku menggenjot Neni sejadi-jadinya.

Mungkin karna pengaruh viagran batanganku dapat menahan kenikmatan jepitan Neni, meskipun vagina Neni adalah yang tersempit dari ketiga gadis berjilbab yang cantik ini. 30 menit aku menggenjot Neni, ia kemudian memelukku erat menandakan ia orgasme kesekian kalinya, Nenipun terkulai lemas dalam pelukanku, sedangkan penisku dalam vaginanya masih sekeras baja, dan butuh penuntasan.

Lalu aku menurunkan Neni dan meletakkannya di atas sofaku. ‘wah pak, masih keras banget nih…”kata Aulia yang kemudian menggenggam penisku denga jilbabnya dan mengocoknya sambil menjilat lubang kecing ku dengan lidahnya. Akupun dengan terburu-buru membuka kembali Jeans ketat Aulia, dan langsung memasukkan penisku kedalam vaginanya. Lalu menggenjotnya dengan cepat dan brutal.

“ouuuhh pakkk…terussss….enakkk” lalu Mifta yang masih belum mengenakan celananya setelah persetubuhan kami tadi, mendekat dan menstop gerakan memompaku pada vagina Aulia.

Lalu mencabut penisku. Ia kemudian menindih Aulia, dan merapatkan vaginanya ke vagina Aulia, sehingga penyatuan vagina mereka berdua membentuk vagina baru dari belahan bibr vagina mereka. Aku yang meluhat pemandangan itu, sangat terangsang, dan ingin segera menyelipkan batanganku diantara belahan bibir vagina kedua gadis cantik berjilbab itu.

“ayo pak…masukin aja” goda Mifta dan Aulia.

Akupun segera menyelipkan penisku diantara vagina mereka berdua lalu segera menggesek pertemuan bibir vagina kedua gadis cantik itu. Lalu sesekali memasukkan penisku bergantian pada vagina mereka berdua dan menggenjotnya dengan brutal. 10 menit melakukan gaya yang sangat merangsang itu akupun tak tahan lagi ingin memuncratkan spermaku.

“ooookkkhhhh bapak mau keluar Auliaaaa dollaaaaa” lalu mereka berdua langsung berbalik badan dan mengulum penisku sambil mengocoknya dengan cepat.

Sehingga akupun memuncratka spermaku dalam botol sampel hingga penuh. Walaupun telah mengeluarkan sperma sebanyak itu, tetapi penisku tetap saja keras. Ini mungkin karena pengaruh viagra yang ku minum tadi. Aku kemudian kembali menyetubuhi ketiga gadis cantik berjilbab itu dan mengeluarkan spermaku di dalan vagina, wajah serta jilbab mereka, sehingga mereka berlepotan spermaku.

Tak terasa berapa lama pertempuran kami, hari pun sudah magrib. Mereka kembali merapikan pakaian dan jilbab mereka yang berlepotan spermaku. Tetapi mereka membawa mobil sendiri, sehingga tak khawatir ketahuan orang lain dengan bau spermaku yang melekat di tubuh mereka. Merekapun kemudian pulang dan mengucapkan terima kasih.

The post Cerita Sex: Bimbingan Penelitian appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Penghibur Hati Yang Sepi

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Penghibur Hati Yang Sepi

 

cerita-sex-penghibur-hati-yang-sepi

Cerita Sex: Penghibur Hati Yang Sepi

 

Ditinggal mati oleh isteri di usia 39 tahun bukan hal yang menyenangkan. Namaku Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, dan tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut 5 tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan 2 orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh. Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati.

Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Anita kini berusia 10 tahun dan Marko adiknya berusia 6 tahun. Anak-anak yang lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama teman-temannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari telah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

Sejalan dengan itu, nafsu birahiku yang tergolong tinggi itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa teman mengajakku mencari wanita panggilan tetapi aku tidak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aku bermasturbasi. Sesaat aku merasa lega, tetapi sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang wanita selalu muncul di kepalaku.

Tidak terasa sudah 3 bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain. Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan sendirinya.

Senja itu di hari Jumat, aku pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aku tidak terburu-buru. Di depan hotel Mirama kulihat seorang wanita kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tidak ada orang yang peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Rupanya mencari bantuan. Aku mendekat.

“Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanyaku sopan.

Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Saya memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

“Tak usah takut, Mbak”, kataku.”Namaku Ardy. Boleh saya lihat mesinnya?”

Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar tetapi aku menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja. Tidak kuduga hari berikutnya aku bertemu lagi dengannya di Tunjungan Plaza. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

“Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,
“Namaku Mei. Maaf, kemarin tidak sempat berkenalan lebih lanjut.”
“Aku Ardy”, sahutku sopan.

Harus kuakui, mataku mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Wanita itu jelas turunan Cina. Kontras dengan pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dan leher rendah. Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yang ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dengan jujurnya, dipadu oleh pinggang yang ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan pantat yang besar.

“Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,
“Ayo minum di sana”, ajaknya.

Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Kami duduk di meja terdekat sambil memperhatikan orang-orang yang lewat.

“Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

Aku tidak menjawab. Aku melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

“Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.
“Isteriku sudah meninggal”, kataku. Hening sejenak.
“Maaf”, katanya,
“Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah.

Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aku tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yang mengelola beberapa toko pakaian. Aku juga akhirnya tahu kalau ia berusia 32 tahun dan telah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak. Selama pembicaraan itu sulit mataku terlepas dari bongkahan dadanya yang menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan badannya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aku menelan air liur membayangkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

“Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaku.
“Rasanya nggak ada yang mau sama aku”, sahutnya.
“Ah, Masak!” sahutku,”Aku mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.
“Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”
“Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sambil menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dengan ucapanku.

Tidak terasa hampir 2 jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Mei, wanita Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

“Saya menunggu Ardy di rumah.”

Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yang mau menolak kesempatan berada bersama wanita semanis dan seseksi Mei. Aku mengangguk sambil mengedipkan mata. Ia membalasnya dengan kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

“OK. Malam nanti aku main ke rumah”, bisikku juga,
“Jam tujuh aku sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aku membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sambil mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Mei tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yang bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu. Apalagi aku sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang wanita Cina.

Tapi apakah ia mau menerimaku? Apalagi aku bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dengan rambut yang ikal. Tapi.. Peduli amat. Toh ia yang mengundangku. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak akan kusia-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaku kemarin, yah tak apalah. Aku tersenyum sendiri.

Jam 7 lewat 5 menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yang indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang wanita separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

“Pak Ardy?” ia bertanya,
“Silahkan, Pak. Bu Mei menunggu di dalam”, lanjutnya lagi.

Aku mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalam. Selang semenit, Mei keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aku berdiri menyambutnya.

“Selamat datang ke rumahku”, katanya.

Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

“Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan,
“Aku juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Mei.
“Makan sudah siap, Bu. Saya datang lagi besok jam 10.”
“Biar masuk sore aja, Bu”, kata Mei,
“Aku di rumah aja besok. Datang saja jam 3-an.”

Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

“Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

“Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

20 menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Mei membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

“Aku tahu, Ardy suka”, katanya sambil duduk di sampingku,
“Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aku lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaku. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tangaku mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yang montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dengan lidahnya.

Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yang kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek tetapi segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yang semakin meningkat.

Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yang pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aku yakin senjataku ini akan menjadi kesukaan Mei. Ia pasti akan ketagihan.

“Au.. Besarnya”, kata Mei sambil mengelus lembut kemaluanku.

Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu melepaskan bajuku. Segera setelah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaku dan menggenggam kemaluanku yang semakin berdenyut-denyut. Aku pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang wanita Cina yang cantik dan seksi duduk di pahaku hanya dengan celana dalam dan BH.

“Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

Aku bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalam pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat. Buah dadanya yang sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaku. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.

Ia membiarkan aku melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.

“Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.
“Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.
“Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aku ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaku. Tangannya lincah melepaskan celanaku. Celana dalamku segera dipelorotnya. Kemaluanku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yang luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

Puas mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aku menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yang mulus padat itu membuka, menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu. Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras.

Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu. Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

“Cepat.. Cepat.. Aku sudah nggak tahan!” jeritnya.

Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang surgawi miliknya. Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Sejenak aku diam menikmati sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

Dinding-dinding lubang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat.

Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

“OH..”, erangnya, “Lebih keras sayang, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dengan gerakan pantatku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aku akan orgasme.

“Aku mau keluar, Mei”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
“Aku juga”, sahutnya, “Di dalam sayang. Keluarkan di dalam. Aku ingin kamu di dalam.”

Kupercepat gerakan pantatku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan pantatku dan kemaluanku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.

Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya. Inilah orgasmeku yang pertama di dalam kemaluan seorang wanita sejak kematian isteriku. Dan ternyata wanita itu adalah Mei yang cantik bahenol dan seksi.

Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahinya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

“Ardy, kamu hebat sekali, sayang”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aku tidak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”
“Mei juga luar biasa”, sahutku, “Aku sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yang menawan ini.

Mei tidak menyesal bersetubuh denganku?”

“Tidak”, katanya, “Aku malah berbangga bisa menjadi wanita pertama sesudah kematian isterimu.

Mau kan kamu memuaskan aku lagi nanti?”

“Tentu saja mau”, kataku,
“Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.
“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya,
“Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”
“Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.
“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

Hatiku bersorak ria. Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan.

Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dengan aneka pertemuan lain.

Kadang-kadang kami mencari hotel tetapi terbanyak di rumahnya. Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dengan permainan birahi yang panas dan menggairahkan.

Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya.

“Mei”, kataku,
“Betapa beruntungnya aku yang berkulit gelap ini bisa menikmati tubuhmu bahenol, seksi, putih dan mulus seorang wanita Cina.”

Ia malah tertawa. tahu apa jawabannya? “Tulisan yang paling indah di atas kertas putih justru harus dengan tinta hitam.”

Ha.. ha.. ha.. haa.. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Penghibur Hati Yang Sepi appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Nia Mahasiswi Cantik

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Nia Mahasiswi Cantik

 

cerita-sex-nia-mahasiswi-cantik-225x300

Cerita Sex: Nia Mahasiswi Cantik

 

Hujan turun sore itu dengan derasnya. Disudut jendela sebuah rumah, tengah duduk seorang gadis dengan tatapan kosong pada titik air hujan yang mulai menggenang di pelataran rumahnya. Dia adalah Nia, seorang gadis mahasiswi PTN semester 2. Dengan wajah yang cantik, rambut panjang, kulit putih bersih, dan tubuh cukup proposional 50/167 kiranya tak sulit utknya mendapatkan seorang pria tambatan hati.

Tapi sore itu terlihat lain, dari jarak dekat dapat dilihat pada sudut matanya menggenang airmata yang siap meluncur basahi pipi halusnya. Seorang cantik sedang merana, cintanya tersangkut di ujung penantian. Ya, Nia sedang jatuh cinta, pria yang beruntung telah dicintai seorang Nia adalah Roy, tapi bukan Roy Martin tentunya. Nama lengkapnya adalah Roy Kanda, seorang mahasiswa semester 6 di kampus yang sama dengan Nia namun beda jurusan.

Roy terbilang cukup keren atau lebih tepatnya bisa dibilang bintang kampus. Banyak cewek yang tergila-gila denganya, tak terkecuali Nia tentunya. Dengan wajah cool, tampan, dan pembawaan yang berwibawa maka patutlah dia menjadi pujaan kaum hawa disana.Tapi disitulah letak kegundahan Nia. Pria tampan bernama Roy itu tak juga menyatakan perasaannya meski mereka berdua telah berteman cukup dekat.

Sore itu menjadi sore dingin dan penuh kebekuan bagi Nia. Tadi pagi terdengar kabar bahwa Roy telah jadian dengan Sesya. Sesya adalah gadis cantik centil semester 4 dari jurusan sekretaris di kampus itu. Sesya terkenal sebagai gadis kampus yang cantik, sexy, centil, namun juga jutek. Dengan tubuh 50/160, rambut bergelombang, wajah cantik sensual dan dada besar sungguh terlihat sintal menggoda.

Apalagi ditunjang dengan dandanan dan pakaian yang sexy sehingga selalu terpampang kemolekan dan kemulusannya. Berlawanan dengan itu, nuansa jutek begitu kentara. Jiwa kesombongan dan keangkuhan yg direkatkan pada kecantikan telah mampu membuatnya berasa bak bintang. Sedangkan Nia yg terkesan anggun dan rendah hati sering menjadi korban kejutekan Sesya yg merasa tersaingi oleh kecantikan Nia.

Kembali pada kesedihan sore itu, Nia terlihat murung. Bukan dia tak mau menerima salah satu dari beberapa pria yg pernah menembaknya, namun hati berkata lain tentang cinta. Dan dihatinya saat ini hanya ada Roy seorang.

Sore berganti malam hingga waktu tidur Nia pun tiba. Di atas ranjangnya Nia tetap gelisah. Pil pahit seperti tengah ditelannya. Pikiran mencari kepuasan diripun menyeruak. Keinginan menghibur diri. Perlahan ia tanggalkan baju babydoll. Kini terlihat tubuh seksi mulus tergolek diranjang. Tak menunggu lama, Bra tipe 36 dan CD g-string segera ia lepas pula. Dan sekarang terlihat tubuh polos tanpa noda. Begitu seksi ternyata Si Nia. Tak kalah rasanya dibanding keseksian Sesya.

Lebih-lebih tatkala terlihat bukit payudara Nia yg ternyata cukup besar membulat indah. Dihiasi puting merah muda khas orisinilitas yg belum pernah terjamah tangan pria. Dadanya begitu seksi, putih, montok, sekal, dan membusung menggoda. Berlahan tapi pasti ia raba sendiri dada ranumnya. Dia remas, raba, dan dipilin putingnya dg penuh perasaan. Mata Nia terpejam menghayati kenikmatan itu. Keningnya berkerut meresapi gairahnya. Sayup mulai terdengar desahan Nia,

“stttt…ehmmm..ehhh”,

Mulutnya sungguh terlihat seksi dalam melantunkan desahan itu.

Dengan gemulai satu tangannya menjalar menyusuri perut dan pinggul yang berlekuk bak gitar, kemudian berhenti di gundukan berbelah rapat di pangkal pahanya. Di belainya labia mayora yang juga masih kesat orisinil dan belum tertusuk jarum pria. Suasana lembab pun mulai tercipta nun jauh dibawah sana. Kian lama kian basah akibat belaian tangannya yg mengundang hasrat. Rancau Nia semakin terdengar jelas,

“uhmmm..uhh..stt..ahh..ah..mas royy..uhmm..”.

Ya,memang hanya Roy yg memenuhi pikiran dan imajinasinya. Nampaknya Nia telah terjangkit virus asmara yang begitu kuat hingga pengaruhi hati dan pikirannya utk selalu menghayal tentang Roy.

Tak puas hanya bermain di pintu kenikmatan, jari Nia yang lentik menjelajah hingga ke sudut atas lubang surganya. Sesaat dia terhenyak tatkala tonjolan di sudut itu tergosok oleh jarinya. Merasa menemukan kenikmatan lebih dari gesekan pada daerah tersebut, Nia berinisiatif untuk lebih intens pada daerah tersebut. Alhasil, lenguhan keras terlontar dari bibirnya,

“uhhhhh…mmhhh..auhh..ah ah ah..”, semakin digosok semakin pula meningkat kegelian dan rasa nikmat yang tak bisa diungkapkan kata-kata. Hingga pada suatu ketika ditemukanlah suatu titik puncak dan membuat Nia gemetar dan mendesah sejadi-jadinya,
“auwhhhh..awhh..stttt..uh uh uh…arghhh..”,

Nia gapai orgasme tersebut dengan kepala terdongak dan punggung terangkat tinggi keatas, semenit kemudian Nia limbung bersimbah peluh diikuti nafas memburu yang kian lama kembali teratur. Nia tergeletak lemas diatas tempat tidurnya dengan terpejam seakan mengais sisa-sisa kenikmatan yang baru saja diraihnya.

Nia bukanlah gadis kampus yang binal. Namun sisi privasinya yang manusiawi dalam mencari dan menentukan langkah kenikmatan kepuasan adalah hasrat jiwa.

Sesaat kemudian Nia telah lelap tertidur tanpa busana. Wajahnya terlihat letih namun kerutan dahi yang masih tertinggal menandakan bahwa ia telah merasakan dentuman birahi yang menggelora. Nampak di seprei tepat dibawah pahanya membekas basah karena tetesan cairan kenikmatan yang diraihnya.

Esok paginya..

Pagi ini Nia sudah duduk manis di meja ruang kelasnya. Sekilas melintas Roy di samping kelas Nia dan sempat pula menyapa Nia lewat jendela yang terbuka. Nia tak menggubrisnya, dan Roy pun menjadi bertanya-tanya dalam hati.
Siangnya ketika jeda kuliah, Nia selalu menghindar setiap Roy mendekatinya. Hati Nia terasa telah beku. Hingga saat pulang terlihat Sesya berjalan beriringan bersama Roy kemudian masuk mobil berdua diselingi kecupan Sesya pada pipi Roy, kepedihan semakin menjadi-jadi di hati Nia.

Sore harinya, 10 kali telepon dari Roy direject oleh Nia, bukan dia membenci Roy tapi dia takut berharap terlalu banyak pada Roy.

Hari-hari berlalu, tak terasa sudah 3 bulan Nia tak lagi bertemu dengan Roy. Masa-masa pertemanan yang dekat antara Nia dan Roy seperti telah sirna. Begitu juga Roy juga tengah disibukkan oleh Sesya sesya dan sesya.

Pada suatu siang di hari sabtu, Nia sedang bermain ke rumah Nina, seorang sahabat sekelasnya di kampus. Nina adalah pribadi yang humoris. Sering hadir dalam kemurungan Nia dengan candaan dan humor yang mampu membuat Nia terlupa sejenak pada kepedihannya. Nina adalah gadis energik bertubuh langsing atau lebih tepat disebut kurus 45/160 namun memiliki kelebihan di sisi dadanya yg berukuran 36 dan pantatnya yang bahenol montok sehingga terkesan aneh karena badan kurus dengan onderdil depan belakang penuh. Namun dalam sisi lain ia tampak lebih menggiurkan, apalagi ditunjang paras yang imut dan hidung yang mancung. Sungguh menjadi sebuah daya tarik tersendiri.

Siang itu selagi Nia dan Nina asyik bercanda di kamar atas rumah Nina, tiba-tiba bel rumah Nina berbunyi. Karena penghuni rumah lainnya sedang berkunjung ke rumah neneknya diluar kota, maka Nina sendiri yang beranjak berdiri dari kasur untuk membukakan pintu. Saat Nina melompat dari tempat tidur terlihat dadanya yang besar dan menggantung indah itu bergoyang-goyang. Beberapa menit menunggu, Nia dikejutkan oleh suara cowok,

“hai Nia, udah lama disini?”,

Ternyata suara itu adalah suara pacar Nina, Kenji namanya. Kenji adalah teman sekelas Roy dan kebetulan mereka adalah teman dekat.

“hai ken, barusan kok setengah jam yang lalu”.

Setelah sedikit berbasa-basi, kenji segera meluncur ke arah laptop Nina diatas meja belajar. Ternyata laptop Nina sedang ada masalah dan butuh bantuan Kenji untuk membetulkannya. Laptop tersebut ngadat saat Nina kesusahan mengoperasikannya. Bisa jadi Nina masih belum familiar dengan OS Linux mint 10 julia di laptopnya yang dipasang oleh

Kenji beberapa hari yang lalu.

Sembari Kenji tekun mengerjakan laptop di meja belajar, Nia dan Nina kembali bercanda diatas kasur Nina. Setelah sekitar 30 menit kemudian terlihat Kenji senyum-senyum sendiri di depan laptop.

“say, tahu ga ngadat nya kenapa coba?, nih liat.. kamu ngejalanin 3 film bokep berjalan bersamaan dengan player berbeda, sizenya besar lg, ya tentu aja jadi multi tasking and ngambek tuh laptopnya say !”.

Nina yang penasaran segera menghampiri Kenji dan melihat layar laptop yang sedang menampilkan adegan syur. Lama-kelamaan Nina jadi keasyikan nonton dan duduk dipangkuan Kenji sambil melihat laptop. Sekian lama kemudian terlihat Kenji meremas dada Nina yang ada di pangkuannya. Nina sebentar melirik ke arah Nia seakan mengatakan malu, namun Nia memberi isyarat dengan tangannya untuk melanjutkannya.
Kenji berkata pada Nia,

“Nia, maaf nih bikin kamu jadi obat nyamuk, kalau kamu ga nyaman gak papa kamu duduk diluar kamar aja dulu”.
Nia menjawab,
“ow gak papa terusin aja, aku disini aja deh”.

Sepertinya Nia juga penasaran pada aktifitas kedua temannya tersebut.

Kini Kenji mulai menciumi bibir Nina dengan ganas. Nina juga menyambutnya dengan ganas pula. Sekejap terlihat sebuah adegan panas beberapa meter di depan Nia. Dia bahkan asyik memperhatikan aktifitas itu yang ternyata cukup mendongkrak libidonya. Sedangkan Nina kini telah topless dan terlihat bahwa kenji sibuk mengulum dan menjilat puting Nina yang menjulang indah. Nina mendesah diliputi gemuruh ombak nafsu,

“ahhh..sttt..ken..terusskannn..mhhh..”.

Mendapat sinyal positif, kenji semakin berani bergerilya. Beralih menggelitik tengkuk dan telinga Nina dengan lidah dan bibirnya, sambil tangan kirinya meremas dan memilin bukit payudara Nina yang wah itu. Tangan kanan kenji pun tak mau ketinggalan, perlahan tangan itu menjalar menelusup di celah pakaian bawah Nina, meraba dan menerjang. Sekian detik kemudian tampak kini Nina benar-benar bugil tanpa penutup apapun. Begitu membusung dada besar Nina terlihat, dan demikian aduhai bulatan pantat Nina yg mulus terpampang.

Nina segera menuntun kenji berdiri, dan mereka kembali berpagutan bibir dengan panas. Jemari lentik Nina meremas erat tonjolan di selangkangan kenji dari luar celana. Kemudian dia tanpa babibu segera Nina berusaha melucuti pula pakaian Kenji. Sambil tetap berpagutan, tangan Nina sibuk melepas kemeja sekaligus celana panjang Kenji. Sekarang Kenci hanya berpenutup CD saja. Nina nampaknya masih membiarkan kain terakhir itu menutup selangkangan Kenji.

Namun Nia yang tampaknya menjadi lebih penasaran akan isinya. Pandangan Nia hanya terpaku pada tonjolan di bawah pusar Kenji. Sekilas nampak Nina menangkap tatapan mata Nia pada selangkangan pacarnya. Seperti hendak pamer, dengan sedikit terburu-buru di pelorotkannya CD Kenji. Sekarang nampaklah batang Kenji menjulang dengan kerasnya. Sesaat kemudian nampak Nina berjongkok dan mengulumnya.

“ehhhmmm…sayangg….terussskann…” Kenji mendesah perlahan.

Demi melihat hal itu, Nia sudah tak kuasa lagi menonton adegan selanjutnya. Dengan terburu-buru ia berpamitan pada Nina,

“Nin, aku pulang dulu, ada sms dari mama nih…” Nia beralasan.
“ehhmmm….iya Nia ati-ati, sori dari tadi dicuekin, tolong kunci pintu dari luar, trus lemparin kuncinya ke sofa lewat jendela” Nina membalas di sela per-karaoke-an-nya.

Buru-buru Nia keluar dari kamar Nina dan mengunci pintu seperti apa yang diminta Nina. Dengan hati kacau segera di-stopnya sebuah taksi untuk segera meluncur ke rumahnya.

“ke jalan x mas” kata Nia pada sopir taksi.
“iya non..” jawab sopir taksi singkat.

Nia bukan wajah penggemar 3 some ( hehehe…mas bro yang komen #1 salah sangka…), Nia juga tergolong pendiam, namun adegan yang baru saja dilihatnya didepan matanya sendiri tentu bukanlah sekedar angin lalu belaka. Nia seorang gadis normal yang punya nafsu. Melihat hal demikian tentu dan sudah pasti membuat darahnya bergejolak. Bahkan kkali ini birahinya sudah diubun-ubun. Makanya segera Nia mohon pamit karena melihat gelegar nafsunya sedang menyala-nyala.

Dalam kemelut pikiran dan hati yang tak karuan, tiba-tiba Nia dikejutkan dengan tumbukan keras di moncong taksi yang dinaikinya.

Brrraaakkkk……. sebuah peristiwa kecelakaan terjadi, mas sopir taksi na’as menabrak seorang pengendara motor didepannya yang meleng dan hilang kendali. Sesaat sebelum kejadian sempat terlihat si pengendara motor sibuk ber-sms ria sambil tetap melajukan kendaraannya (nahhh…para semproters…jangan ditiru ya). Taksi segera menepi dan sopir itu sibuk berurusan dengan warga yang emosi. Memang tak salah jika warga membela pengendara motor, taksi dalam posisi salah karena dia yang menabrak dari belakang meskipun hal itu dipicu si pengendara motor. Urusan panjang pun terjadi. Sesaat, sopir menemui Nia dan mengatakan agar Nia berpindah pada angkutan yang lain saja.
“siaallll…” gerutu Nia dalam hati.

Jalanan begitu ramai, sampai-sampai taksi yang berlalu dijalan itu pun juga padat penumpang. Angkot dan bus kota juga terlihat penuh sesak.

“uuuuffffhh….lengkaplah sudah penderitaanku” gerutu Nia.

sambil berjalan tanpa tenaga Nia menyusuri jalanan tersebut, rumah Nia masih kurang 5 kilometer lagi.
dddinnn…diinn….

Nia dikejutkan suara klakson mobiil yang muncul dari arah belakangnya, namun mobil itu kemudian berhenti dan membuka kacanya.

“Nia….ngapain kamu jalan sendirian…?? sini bareng gue yukkk” suara dari dalam mobil berteriak melawan deru suara mobilnya.

Nia tersentak, sosok yang memanggilnya itu adalah Roy, ya Roy yang dikaguminya namun akhir-akhir ni dijauhinya.

“ga..makasih” jawab Nia agak ketus sambil terus berlalu.
“Nia…tunggu dong..kenapa sih kamuuu???” teriak laki-laki yang ternyata Roy itu lagi.

Nia tak menggubris, tetap ia berjalan menyusuri jalan trotoar sambil mempercepat langkah. Namun Nia kurang hati-hati, karena terburu-buru akhirnya ia kurang kontrol dan terperosoklah kaki Nia pada lobang di sisi trotoar yang rusak (dduhhh hari gini trotoar rusakk? hehehe). Nia pun terjengkang. Roy segera menepi dan bergegas mendatangi Nia. Nia meringis kesakitan, pergelangan kaki kanannya terkilir.

“aduuhhh….” Nia nampak panik.
“Nia…kamu gak apa-apa? tuh kan…Roy bilang juga apaaa..!!” kata Roy begitu sampai di depan Nia.
“Ikut Roy ya…” kata Roy lagi.

Sekarang Nia tak dapat menolak, keadaan tak mendukungnya. Nia pun mengangguk pelan. Dengan sigap Roy membopong (menggendong tepatnya) Nia dan mendudukkannya di kursi depan mobilnya. Sesaat kemudian mobil melaju.

“kita ke rumah sakit atau ke tukang urut nih..???” tanya Roy sambil terus melajukan kendaraannya.
“ga usah…pulang aja” jawab Nia singkat.

Setelah itu keadaan hening, hanya terkadang terdengar suara Nia mengaduh saat mobil melewati jalan berlobang atau bergelombang (duuuhhh…lagi-lagi jalan rusak…hari gini jalan rusak???).

Sepi tanpa suara akhirnya Roy memberanikan diri membuka pembicaraan.

“Nia…kenapa sih..kkamu kok sekarang menjauh gitu, apa sudah tidak mau bersahabat lagi dengan gue?”.

Nia diam tak menjawab atau tepatnya dia bingung mau menjawab apa. Lucu aja kalau dia bilang cemburuu sama sesya, emang Nia apanya Roy? pacar bukan, istri malah bukannn..

“Niaaaaa….ngomong dooong…”ucap Roy mempertegas.

“kka kkamu kan udah punya pacar, ga perlu kan jalan ama aku?” kata Nia kemudian dengan terbata.
“maksudnya..??” Roy balik bertanya.
“aaak akku merasa tersisihkan, sebagai sahabatmu tapi ga bisa bebas becanda seperti dulu” Nia menjawab lagi.
Kali ini Nia masih menggunakan kata ‘sahabat’ untuk memperhalus maksud sebenarnya bahwa ia cemburu.
“hahaha…Nia nia…ngapain sih mikirin begituan? teman tetaplah teman Nia…ga bakalan posisi teman direbut paksa ama pacarku atau istriku sekalipun !” Kata Roy lagi.

TEMAN ? teman tetaplah teman?. Nia menjadi berpikir bahwa Roy memang tak sekalipun menaruh hati padanya. Roy hanya menganggap Nia sebatas teman, tidak lebih.

Sampai dirumah Nia, mereka langsung menuju ruang tamu. Ternyata Roy adalah tukang urut freelance yang handal (sambilan Roy jika libur kuliah…hahahaha). Sakit pada kaki Nia pun diurutnya dengan lihai.

Nia fokus meresapi kesakitan saat kakinya diurut, namun sekilas Nia menangkap tatapan mata Roy ke wajah Nia yang penuh arti. Nia menjadi bertanya-tanya……eng ing enggg…

Begitu melihat Nia (dalam tanda kutip “memergoki”) dirinya yang sedang memandang wajah Nia, Roy pun membuang pandangan kearah lain. Sebenarnya apakah arti dari pandangan itu? Hati Roy berkata apa sih? (hehehe…penulis ikutan bertanya-tanya…).

“Nak Roy, kamu itu lho mau-maunya mijitin kaki Nia yang bau kaos kaki itu…jangan mau nakkk!” tiba-tiba muncul mama Nia dari ruangan dalam membawa secangkir kopi, eh salah…teh ding…untuk Roy.
“Ihhh…mama apaan sih, siapa juga yang bau..!!!” rajuk Nia manja.
“Iya tan, ga apa-apa kok…jiwa seorang pemijit ga boleh pilih-pilih…meski bau hihihihi” timpal Roy.
“TIDAK BAU !!!” nada Nia meninggi (baca:sambil melotot galak…aw aw aw aww…)
“iya…iya…ga bau, ihh gitu aja marah neng…” Roy menjawab dengan tersenyum.

Mama Nia pun berlalu ke dalam lagi, mungkin beliaunya merasa tidak enak mengganggu urusan muda-mudi.

“Gimana Nia, udah enakan?” tanya Roy di sela proses pemijitannya.
“Lumayan, tapi masih susah di tekuk nih kakiku…” jawab Nia.
“Permisi ya…” Roy berkata sambil tangannya naik ke atas paha Nia bagian dalam dan satu tangannya lagi memijit di belakang tulang kering Nia.
“jalurnya otot dari sini, harus rata mijitnya” kata Roy lagi.
“iii iiya” jawab Nia agak kaget. Terus terang Nia lumayan kaget plus merinding disentuh pahanya, itu kan daerah sensitif Nia.
“celana panjangnya diganti celana pendek atau apa gih sana, sayang celana panjangnya kalau kena minyak urut” lanjut Roy.

Tanpa menjawab Nia langsung berjalan tertatih menuju kamarnya. Tak seberapa lama kemudian Nia sudah muncul kembali dengan kaos santai longgar (tepatnya kedodoran alias kegedean…hehehe sepertinya tuh kaos punya bokapnya haha…) dan bawahan sebuah rok santai se lutut.

Proses per-pijitan berlanjut. Nia masih saja mengunci mulutnya. Diam-diam ia juga meresapi setiap gesekan tangan Roy di pahanya yang mulus itu. Sensasinya berbeda dengan saat dia meraba sendiri tubuhnya. Kian lama Roy juga semakin asyik berkutat dengan pekerjaan barunya itu. Dengan masih tetap diam, keduanya meresapi kegiatan “pijit” itu. Tangan Roy yang awalnya memijit lama-lama berubah menjadi remasan dan belaian di paha itu. Nia juga tak menolak perlakuan itu. Nia hanya memejamkan mata sambil bersandar di sofa. Sesekali terlihat keningnya mengkerut seperti menahan sesuatu. Bulu kudu di paha Nia meremang seketika saat Roy merubah gerakan menjadi mengelus dan sedikit menjalar keatas (hanya sedikit keatas…tidak lebih…jangan berpikiran terlalu jauh ya pembaca…!!)

“uhhhhhhh…..” tiba-tiba Nia menggumam seperti mendesah. Nia menjadi terkejut sendiri atas apa yang barusan disuarakannya. Sepertinya itu reflek mengalir dari mulutnya.

Roy juga demikian kaget pula. sampai-sampai di menghentikan gerakan tangannya. Mereka saling berpandangan. Pipi Nia memerah menahan malu, kemudian dia tertunduk.

“udah deh mas Roy mijitnya, udah enakan kok” kata Nia sambil kemudian mundur menjauh dari tangan Roy.

Roy sesaat terlihat kecewa, namun segera ditutupinya dengan senyumnya nan sahaja berwibawa…(uuuhhh senyum ini lho yang bikin Nia ter kiwir-kiwir…hihihihi).

“Mas Roy terimakasih ya, Nia mau istirahat dulu” kata Nia kemudian.
“Iya deh, aku pamit dulu ya, sampaikan pamitku pada mamamu juga ya…” Jawab Roy.

Sepeninggal Roy, Nia menjadi termenung sendiri di sofa itu. Dia berpikir dan memutar otak untuk menemukan jawaban atas tatapan Roy tadi dan juga aksi Roy yang penuh penjiwaan itu (cieee…cieee penjiwaan…).

“Heeeiiii….bengong aja Non..!!”. Suara plus tepukan di bahu Nia membuat Nia terkejut sekali. Ternyata sang mama sudah ada disampingnya.
“ihhh mama ngagetin aja siiihh !!!” teriak Nia.
“ada apa sih cantikkk…bengong aja…Roy udah pulang ya? udah gih sana makan trus istirahat biar segera sembuh sakitnya” kata mama sambil membelai sayang kepala anak gadisnya itu.

Nia pun berlalu sambil sedikit tertatih (cuma sedikit tertatihnya…kan udah dipijitin Abang Roy…). Segera dia makan tanpa selera (ga nafsu makan karena sakit kakinya atau karena kebayang Roy nya niihhh???). Sesaat kemudian ia masuk kamar dan mengunci pintu. CEKLEKKK !!!

Sayup terdengar nada lagu ONLY WHEN I SLEEP-nya The Corrs di ruang kamar Nia. Sedikit diperkeras volume player di HP nya itu. Sebuah lagu yang tentu dan pasti hanya buat impiannya terhadap Roy. Sambil merebahkan diri di atas ranjang, Nia memandang langit-langit kamarnya dengan kosong. Pikirannya menerawang jauh entah kemana. Perlahan air mata mengalir menyusuri pipinya lalu jatuh diantara daun telinganya.

“oh Tuhan….apa yang harus kulakukan” rintih Nia di sela tangisnya.

Nia merasa begitu rapuh. pikirannya begitu kusut. bayangan wajah Roy sekilas muncul di langit-langit kamar itu. Nia semakin menangis sejadi-jadinya. Pengalaman cinta pertama yang begitu menyesakkan jiwa.

Dielusnya pergelangan kakinya yang terkilir, sesaat kemudian ia menjadi teringat kembali pada wajah Roy yang sedang memijatnya, teringat pada peristiwa jatuhnya dia di jalanan tadi, teringat pula pada apa yang membuat ia jatuh, teringat saat taksinya menabrak orang, teringat saat dia keluar dari rumah Nina, teringat saat dia di dalam kamar Nina, teringat padaa…pergumulan Nina…

Nia menjadi kacau. Kini pikirannya hanya berkutat pada kejadian pergumulan Nina dan kenji, kemudian peristiwa ‘sedikit’ nikmat dipahanya akibat tangan Roy. Nia menjadi terbakar birahi yang tadinya sirna oleh tangisnya. Pikiran dan nafsu yang tadinya dibawa pulang dari rumah Nina kemudian hilang karena sakit kakinya kini timbul lagi. Pikiran-pikiran memuaskan diri kembali membuncah dalam jiwanya. Ditambah bayangan Roy sebagai objek imajinasinya begitu melekat kuat dalam benaknya.

Nia mulai mengangkat kaos longgar dan melepasnya. sekilas nampak perut rampingnya, kemudian tersembul dada montoknya yang masih tertutup bra warna pink. Dilepasnya pula bra itu dengan lembut. Sekarang nampak dada putih montok Nia membusung padat. Tak berhenti disitu, dilepasnya rok selututnya lengkap dengan CD yang menghalangi selangkangannya.

Tubuh polos mulus menggoda tergolek di atas ranjang tanpa daya. Matanya sayu nanar menyiratkan gejolak yang menyalak-nyalak. Sebuah pemandangan sensual yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

STOP !! (stop menghayal bro…ga usah dilamunin gitu deh…dibaca aja….ehhhh mas,tangannya mo ngapain tuh…pakai masuk ke celana segala…hahahaha) lanjjuuuttt…

Nia memulai aksi individunya dengan memilin halus puting merah muda miliknya.

“uuuhhhh…..mmmhhhh…..” Nia mulai menggeram tak jelas.

Semakin erat dan cepat ia pelintir putingnya dan semakin menggeram ia,

“uuuuffhhhhhh……hhhmmmmmm…..ahhhsssss”
begitu nikmat sepertinya.

Kemudian mulai di sibuk meremas bulatan montok mulus di kedua dadanya yang ranum. Dengan variasi tangan kiri memilin puting dan tangan meremas payudara sungguh membuat Nia merem melek sendiri.

“uhhh uhh…hmmmm..uhhh…awhhh awhhhh”

Tubuhnya menggeliat kekiri dan ke kanan mengikuti irama pilinan dan remasan. Sesekali terlihat bibirnya meringis menahan sakit di kakinya yang terkilir karena terlalu banyak tingkah dalam menggeliat.
Tempo remasan semakin cepat dan membabi-buta (ciee…membabi-buta…kayak pertempuran aja heheee..)

Dadanya ia remas keras-keras dan penh gemas.

“uuuhhhhhhhhhhhhh….” Nia melenguh panjang menikmati sensasi itu.

Dia sudah lupa (sebentar) akan deritanya. Derita itu kini menjelma menjadi sebuah arungan kenikmatan yang menderu-deru…(ahaiiii…kayak mobil aja menderu…)

“ahhh ahh ahhhh ahhhhhhh” Nia tak henti-hentinya melenguh dan menggeram.

WWWOOIII !!!! (hayoo….agan-agan….ngebayangin apa hayyoo…??? tenang bro….jangan terburu nafsu dulu…hihihi) boleh dilanjutt??

Kembali pada ‘keasyikan’ Nia. Nia mulai merabai perut dan pantatnya yang mulus dan seksi itu. Diremasnya bulatan pantatnya sendiri dengan lembut namun semakin lama semakin cepat dan keras (keras tapi bukan kerasukan lho ya).

Tak lama berselang, ia rabai sendiri lubang anusnya dengan penuh gairah (orang nafsu mah tak pandang buu dalam meraba, begitu kata mbah nyitnyit tetangga depan rumah).

Tak puas hanya dengan main pantat, tangannya berlari menuju gawang indah di selangkangannya. Dibelainya bulu pubis dengan lembut dan mendebarkan jeng…jeng…jenggg…

Dengan jari yang lembut dan kuku yang tidak panjang dan jorok (yeee…emang situ…jarang potong kuku) Nia mulai menggelitik belahan Vegi nya. Di gosoknya dengan penuh penjiwaan dan penghayatan.

“uhhh…sssstttttt…..aauhhhhhh” Nia mulai menggeram lagi.

Digosoknya bulatan kecil klitorisawati yang bersembunyi di ujung atas lobang dengan bersemangat (iiihhh si Nia udah apal tuh tempatnya sekarang…hehehe). Semakin lama semakin cepat dan berirama.

“uuh uuh uhhh….ahhha hahh ahhh sttttt…mhmmmm…ahhsstttt” Nia melenguh tak terkendali.
“aiihhh…awwwhhh aaahhh….aassshhhh…hhmmhh…auuwwwhhh”
“ah ahhh ahhha hhhhhsssttttt”

Dan kemudian…
TOK TOK TOK !!! BUNYI KAMAR NIA DIKETUK
(ga kok gannn…cuma becanda hehehe…)

Dan kemudian…

“aaauuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh….” Nia melenguh keras. Badai klimaks tengah datang melandanya. Orgasmesisasi diri (ceileee…)

Namun, tak seperti biasanya Nia hari itu. Yang biasanya di langsung terkapar puas, kali itu tidak. Dengan sigap lagi bersahaja dia mulai mencumbui the mekiawati lagi dengan beringas ( wowww…beringas…gue suka itu !!).

Kali ini dia nekat mengobok-obok ke dalam lobang. Sementara tangannya yang lain masih sibuk menggosok klitorisawati.
“uuhwhhh ihhhhhhh ssstttt” kembali ia mendesah

awalnya hanya beberapa centimeter saja jari telunjuknya masuk. Tapi itu dirasa masih kurang. akhirnya ditambah alias ditemani oleh si jari tengah. masih kurang juga ??? tanpa perhitungan ia lesakkan kedua jari bersaudara itu masuk dalam jauh di lobang mekiawatinya. Nia memekik tertahan,

“aaawwwww…..aduuuhhhhh”.

Sejenak ia terdiam, namun rasa nikmat yang kemudian menjalar di dinding dalam lobang anunya memompa semangatnya lagi untuk memompa mekiawatinya.

Sleep sleppp sleppp begitu bunyinya kira-kira persetubuhan Nia dengan tangannya. semakin lama semakin cepat dan kacau gerakannya. tak lupa tangan yang lain mengekspoitasi habis tonjolan kacangnya.

“auuuhhh…ahahhh ahhh ahhh sssttt awwwhhssss…auuuhhh…ihhh ihh ahh asssttt…auuhh masss mass rrr..rrrroyyyy…..ahhhhhhhhhhhhhhhhhh”. Desahan diiringi imajinasi terhadap Roy menghantarkan Nia pada puncak klimaks yang kedua.

Nia kemudian terlihat limbung. Keringat deras menetes di kening dan pelipisnya. Rambutnya pun sudah kacau dan basah.

Nia kemudian duduk dan hendak berdiri memakai pakaian untuk mengambil minum di dapur. tapi alangkah kaget se kaget kagetnya Nia saat melihat ada bercak darah di seprei kasurnya. Nia terduduk lemas di tepian kasur. Ia telah merenggut keperawanannya sendiri. Pikirannya menjadi kacau, bingung, takut, dan akhirnya ia menangis….

Pagi yang cerah. Nia terbangun saat sulur sinar mentari menjilat wajahnya. Dengan berkejap mata dan menggosokkan tangan ke matanya ia beranjak berdiri dari pembaringan. Dengan langkah lemah ia menuju jendela kamar dan membukanya. Masih dalam posisi tubuh menghadap jalanan perumahan yg tepat disisi jendelanya, Nia menghirup dalam-dalam kesejukan udara pagi itu dan kemudian menghembuskannya perlahan. Asyik ia memandangi lalu lalang manusia yg melintas dijalan dengan segala kesibukannya.

Nia terhenyak. Lamat-lamat dipandangnya wajah security perumahan yang sedang berkeliling untuk patroli, kenapa wajah Roy yang muncul pada tubuh security itu. Nia berpindah pandangan, ia pandangi bapak tukang kebun di sebelah rumah. Lagi-lagi wajah Roy yang ada disana. Saat memandangi tukang loper koran, penjual sayur, penjual baso..semuanya berwajah Roy. ta percaya pada semua itu, Nia mengucek-ucek matanya berharap pandangannya salah.

Namun tetap saja wajah Roy yang muncul di setiap pandangannya. Sejurus kemudian wajah-wajah Roy itu memandang kearah Nia. Mereka melangkah maju dan terus maju mendekati tempat dimana Nia berdiri. Semakin dekat dan dekat.

“aaaaaaarrrhhhhhh…”Nia berteriak histeeris dannn……

Cinta suci hanyalah untukmu, dengalah kasih, kaulah dambaanku….
Potongan lagu Stinky pada ringtone HP Nia membangunkan Nia dari lelap tidurnya. Nia terduduk, sekian detik kemudian ia baru sadar bahwa ia baru saja bermimpi.

Nia segera menyambar Sony Ericsson X10 mini qwerty android miliknya.

“halllooooo…” ucap Nia di telepon.
“Nia….nia….tolongin gue nia….” suara diseberang.
“what????….siapa ini” kata Nia berikutnya.
“gue Nia, Nina…tolongin gue…” Jawab suara diseberang.
“iya…iya…ada apa Nin..???” kata Nia lagi.
“gue…gue…guee…hamilll Nia….huuuaaaaaa (suara menangis)” kata Nina.
“apa?????? kok bisa” tanya Nia.
“kok bisa kok bisa ! ya bisa dongggg…udah deh tunggu disitu, gue meluncur ke rumah lo sekarang” jawab Nina galak sambil menutup call telepon.

Nia hanya garuk-garuk kepala. Kemudian ia meloncat dari tempat tidur dan berlari untuk mandi sebelum Nina datang. Tak lupa ia ganti sepreinya dengan yang bersih agar bercak noda bersejarah semalam tidak diketahui orang lain.

(sebentar sebentarrrr…..sejak kapan Nia sembuh kakinya? kenapa sekarang dia bisa melompat dan berlari ????
hehehe…berkat ‘tangan ajaib’ Roy dong…terbukti kehandalannya bukan ????)

Selepas mandi, Nia segera berganti pakaian dan makan. Sejenak setelah makan selesai, Nina sudah nangkring di depan pagar rumah Nina sambil manyun.

“uuppssss sori kawan…aku baru bangun, pagar masih di gembok ya…hehehe…soriiiii” teriak Nia sambil berlari membuka kunci pagar.

Nina hanya diam sepuluh ribu bahasa. Nia segera menggiringnya ke kamar.

“niaaaaaa….gue hamil Nia, lo kan baru tahu kalo hubungan gue kayak begitu dengan kenji kemaren…tapi itu udah kesekian ratus kalinya kita lakuin…daaannn gue sekarang hamil, gue berasa telat M seminggu ini, penasarn gue coba beli testpack di warung obat dekat rumah, hasilnya positipppp….gimana ini nia..???” Nina nerocos bagai petasan tiada henti.

Nia hanya mengernyitkan keningnya, bingung mau bilang apa.

“Kenji udah tahu?” tanya Nia kemudian.
“nah itu diaa…Kenji menghilang setelah tadi pagi gue sms dia…dia lari dari tanggung jawabbb…huuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaa…” jawab nina sambil menangis keras-keras.
“Heeeiiiii stoooppp niruin gaya nangisnya Nobita di film doremonnn !!!! dewasa dikit kenapa sihhhh…!!” bentak Nia.

Hepppp. Nina langsung spontan diam dan membuang tangisnya.

“nahhh gitu dong sayang…kalau ga nangis, nanti mama beliin permen dehhh” kata Nia kemudian.
“hehhhh serius doooongg !!!!!” sungut Nina.
“Iya iya maaf…” jawab Nia.
“sekarang lo harus tolongin gue, hubungi tuh si Roy, dia kan sahabatnya Kenji, siapa tahu dia tahu keberadaan kenji !!!” bisik Nina dengan agak keras.

( yeee…bisik kok keras? ga nyambung kaleeee)

“eh iya anu itu anu ehhhh itu tuh anu ehmmm” jawab Nia gelagapan.
” anu itu anu itu apaan sihhhh…yang jelas dooonggg” gerutu Nina.
“iya anu itu…kita cari aja dulu berdua, kalau udah mentok baru nanti deh aku hubungi Roy…ini kan masalah serius Nin…jangan sembarang orang tahu…!!” kata Nia sambil mencari cara ngeles agar tidak jadi menghubungi Roy.

“iya juga ya…” jawab Nina sambil garuk-garuk kepalanya yang tak berketombe.

Sekian menit kemudian dua makhluk indah ciptaan Tuhan itu sudah duduk di kursi taksi dan meluncur menuju rumah Kenji. 30 menit berlalu dan sampailah mereka di rumah kenji nan megah bak istana.
(agak dibuat wah gitu deh rumahnya…sebenernya sih cuma tipe 36 doang hehehe).

Dari rumah kenji diketahui bahwa kenji berpamitan pagi-pagi tadi untuk latihan band di studio xx di jalan yy nomer zz (huuiihhh bahasa detektip bangettt). Taksi segera meluncur ke TKP.

Jrenggg…jrenggg….kauuuu jaga selalu hatimuuu…saat jauh dariku…tunggu aku kembaliiii….lagunya Seventeen sayup-sayup terdengar dari ruangan studio musik xx. Mereka segera berjalan menuju kasir dan bertanya apakah band yang sedang latihan di dalam itu adalah band bernama xxx.

“maaf, bukan mbak. ini yang di dalem namanya band O” jawab kasir. (ehhhmmm band namanya band O..??? kayak nama perkakas rambut cewek aja).

Dengan langkah gontai dan lemas mereka menuju keluar studio.

“Niaw….!!!” seseorang memanggil nama Nia. Suara itu berasal dari dalam ruang tunggu studio.

Tak ada yang memanggil nama Nia dengan ejaan NIAW selain Adis. Dan saat Nia menghampiri suara tersebut memang benar suara itu suara Adis.

Adis adalah teman SMA Nia dahulu kala. Sempat Nia hampir menjadi pacar Adis saat itu namun keadaan berbalik saat Nia tahu bahwa Adis seorang playboy. Kenapa Adis memanggil nama Nia dengan ejaan NIAW?, ternyata selidik punya selidik nama lengkap Nia adalah Kania Wita. Makanya dipanggil Niaw karena dicomot tengahnya oleh Adis. sedang nama Adis pun juga hasil karya Nia sendiri. Sebenarnya pria itu bernama Adi Suroso, disingkat menjadi Adis.
(hehehe jaman sekarang yaaa…nama pakai dicomot sesuka hati, disingkat sesuka hati).

“Haiiii Niaw….lama tak bersua…” sambut Adis sok akrab sambil melambaikan tangannya.
“Hai Adissss….kangen juga ya lama ga ketemu…”jawab Nia akrab pula. Memang mereka akrab dari dulu kok.

Ngalor ngidul mereka ngobrol mengenang masa kuliah eh salah…masa SMA maksudnya. Asyik sekali mereka mengobrol hingga tak disadari oleh Nia ternyata Nina tercuekkan (bbbrrrrr…bahasanya apa ya yang sesuai selain kata tercuekkan???). Nina begitu murung, diam-diam ia pergi dari tempat itu. Berjalan teruussss tak tentu arah. Sambil sesenggukan menahan tangis. Tak terasa sudah 20 menit Nia ngobrol dengan Adis dan 20 menit pula Nina telah pergi dari studio itu.

“ehhh dis…kenalin ini temanku namanya Nin…lhooo dia kemanaaa???” Nia celingukan mencari Nina. Di luar ruangan ga ada, di kamar mandi ga ada, di kolong kursi ga ada, di tempat sampah juga ga ada ( yeeeee…emang kucing dicariin sampai segitunyaa!!!).
“ya udah deh dis, ini no HP ku 081xxx, aku mau cari temanku dulu, byeee….” Nia berpamitan kepada Adis dan berlalu.

Berlari Nia menghentikan sebuah taksi dan ‘sedikit’ memaksa sopir untuk ‘sedikit’ lebih ngebut menuju rumag Nina. 15 Menit kemudian di bahu kiri jalan tempat taksi Nia melaju tengah ada keributan kecil. Ada kecelakaan rupanya. Sambil taksi berjalan tersendat, Nia melongok keluar jendela untuk mengetahui ada kejadian apa sebenarnya.

APAAAAA….??? NINAAAAA?

Seorang gadis imut tergeletak tak sadarkan diri di trotoar. Ya itu adalah Nina sahabat Nia. Nia segera menghentikan taksi kemudian berlari menghambur. Sekian menit kemudian Nia sudah membawa tubuh Nina yang pingsan ke dalam taksi dibantu oleh warga dan melaju menuju rumah sakit.

Dilain tempat, sedang terjadi keributan kecil antara Roy dan Kenji. Tepatnya kejadian itu adalah di tepian kota saat mobil Kenji parkir sejenak di pinggir jalan melepas lelah. Saat itu memang mobil Kenji hendak meluncur meninggalkan kota untuk lari dari kenyataan akan berita hamilnya Nina. Roy ikut di mobil itu? memang ikut atau tepatnya memaksa ikut saat kenji curhat kepadanya sekaligus berpamitan sebelum pergi keluar kota. Roy menahannya namun tak bisa, akhirnya Roy memaksakan diri untuk ikut dengan tujuan mampu melunakkan hati Kenji selama dalam perjalanan.

dipinggir jalan itu terjadi pertengkaran mulut antara keduanya.

“lo ga bisa dong ken main lari aja…gimana perasaan Nina saat mengetahui kenyataan ini !!!” ucap Roy lantang.
“ehhh lo diem deh, ini urusan gue…lo bisa ikut dan tahu kemana gue pergi aja udah untung…udah deh lu diem aja dan duduk manis tuh di jok mobil !” jawab kenji tak kalah lantang.
“enak aja gue diem…gue sahabat lo kennn…gue ngingetin lo bahwa ini salahhhhh” kata Roy lagi.
“hallaaahhh tahu apaan sih lo tentang salah dan benar, lo jangan sok jadi pahlawan ya !!” bentak kenji.
“eh lo dibaik-baikin malah nyolot ya !! emang lo ga kasihan Nina???” kata Roy.
“persetan dengan perasaan, gue masih kuliah, gue masih punya masa depan yang panjang…gue ga mau cita-cita gue terhenti disini…!!!” jawab Kenji.
“iyaaaa…tapi bukan begitu caranya…lo perlu ngomong berdua dengan Nina !!!” kata Roy lagi.
“hehhh lo udah deh gue bilang diem ya udah diem aja…sok ikut campur urusan orang !!!” bentak Kenji sambil mendelik menakutkan.
“lo dibilangin susah banget sih, dasar batu looo !!! lo kan cowok…berani berbuat harus berani bertanggung jawab !! gentleman broooo…!!!” Roy menanggapi dengan sengit.
“Heiii jaga ucapan lo…sekarang gue tanya, gue yang ga gentle atau lo yang ga gentle hahhh??? lo cowok tapi ga berani ngungkapin perasaan lo sesungguhnya ke Nia !!! dasar banci lo !!” balas Kenji dengan lebih sengit.

BBBUUKKKK….!!!!

satu pukulan tangan Roy melayang dan melesak ke perut Kenji. Roy sudah hilang kesabarannya. Kenji sedikit terhuyung ke belakang. Sekian detik kemudian dia maju dan membalas pukulan Roy dengan memukul pula, kali ini pipi dan rahang Roy terimbas oleh pukulan itu. Roy semakin naik pitam. Darah segar yang mengalir dari sela mulutnya tak menyurutkan langkahnya untuk maju merangsek menuju Kenji. Jual beli pukulan tak dapat dielakkan. Jatuh bangun tubuh sudah tak dapat dihindari.

Kembali pada keadaan pingsannya Nina. Nina sudah dibawa masuk ke dalam ruang ICU. pertolongan pertama sedang dilakukan. Tak lama kemudian Nina pun sadar. Dokter yang menangani segera keluar dan menemui Nia yang sedang dilingkupi kecemasan di kursi tunggu ICU.

“mbakk…temannya Nina yang pingsan tadi ????” tanya dokter.
“ehhh iya dok, bagaimana keadaan Nina??” jawab Nia sambil langsung bertanya balik.
“ohhh tidak apa-apa, hanya luka-luka ringan, memar dan sedikit gegar otak ringan…tapi tak berbahaya…silahkan masuk dan dilihat sendiri…korban sudah siuman…kami akan tangani hingga besok pagi dengan perawatan intensif, besok sudah boleh pulang kok” terang dokter panjang lebar.

BBANGGG…MASSS…GANNN…BROOOO
(serius amatttt….senyum dongggg)

Saat Nina tahu bahwa Nia masuk ruangan, dia langsung menangis sesenggukan. Nia hanya bisa diam sambil mengelus kepala Nina dengan lembut untuk menenangkan tangisnya.

“Niaaaa…gimana nasib janin di dalam kandungan gue….gue takut kenapa kenapa …!!!” rengek Nina.
“lho…mbak hamil ??? sebentar mbak pendamping keluar dulu, coba saya periksa kandungannya, apakah ada efek samping dari kecelakaan ini ke kandungannya” sahut dokter tadi dengan buru-buru.

tiiiiiiiiingnggggggggggggggggggggggggggggggggggggg hhhhhhhghggggggggggggggggggggggggggggggggggkkkkkk
(diisi tulisan begini aja ya untuk menggambarkan lamunan Nia dikursi tunggu yang ga bisa digambarkan…!”

10 menit kemudian…
Teng—teng—tengg bel sekolah berbunyi tanda jam sekolah berakhir. (woiii ngawuurrrrr !!!!!! hehehe becanda bro, jangan tegang begitu doooongggg makanya !!!)

10 menit kemudian…

“mbak…silahkan masuk…saya jelaskan di dalam kamar saja agar mbak Nina juga dengar” panggil dokter pada Nia.
“jadi begini…siapa bilang mbak Nina hamil, ga kok ga hamil” kata dokter enteng.
“lho dok…beneran hamil kok…saya sudah pakai testpack hasilnya positif hamil dok tadi pagi..!!!” sahut Nina.
“Beli dimana? merk apa?” tanya dokter.
“diwarung obat dekat rumah, merknya ga terkenal sih…merk yyy” jawab Nina.
“mbak….jangan asal beli barang kesehatan yang tidak jelas…apalagi kita butuh hasil akurat kan? bisa jadi alat yang dibeli mbak itu tidak resmi atau bisa dibilang asal jual aja…belilah yang di apotik..ini jelas tidak hamil mbak…ada data medisnya kok…!!!” terang dokter itu.
“oowhhhh……” jawab Nina malu.

KKRIIINGGGGGG !!!!!!
HP Kenji berbunyi…muncul nama Nina disana. Pertempuran tinju terhenti sejenak. Kenji terdiam dengan HP ditangan. tanpa menunggu lama, Roy menyambar HP itu dan menerima telepon dari Nina tersebut.

“Halllooo Kennnn….gue ga hamiilllll…cuma salah tesnya…ini gue diperiksa dokter dan jelas sudah kalau memang tidak hamilll…Kenji lagi dimana???” cerocos Nina tanpa koma.

“Haloo ini Roy…dia ga mau angkat teleponnya…nanti gue omongin deh ke dianya, lo sedang di dokter mana, nanti gue suruh doi datang kesana ya” jawab Roy datar.

Setelah telpon ditutup.

“heh…tuh kan lo keburu ngacir duluan sihhh…nih Nina bilang dia salah tes…ternyata di ga hamilllll !!!! lo datang deh ke RS xx sekarang, dia disana !!”.

Dengan muka bonyok-bonyok kedua pejantan tangguh itu segera memasuki mobil dan meluncur masuk kota.

“Nia…lo pulang dulu deh sana…lo belum makan kan…bentaran lagi Kenji datang kok” kata Nina kemudian.
“ooowww gitu ya…ya udah deh aku pulang dulu mau mandi…bau nih badan hehehe…” jawab Nia centil (tumben centil nonnn…hehehe).

Dijalanan…

“brooo…sori banget yaa…lo udah babak belur gara-gara gue, tolong jangan diambil hati ya…” ucap Kenji memecah keheningan di dalam mobil.
“iya sama…gue juga minta maaf…gue kelewat emosi tadi” jabaw Roy kalem.
“tapi saran gue…beneran deh lo segera pastikan perasaan lo ke Nia…usah deh ga usah ngejar bodi montok sesya…yang penting perasaan lo lega…” saran Kenji.
“iya sih bro…gue juga jadi sadar atas pertengkaran kita tadi, lo ada benernya juga…ga sepantasnya gue diem aja sembunyiin perasaan gue ke Nia…tapi gue takut Nia malah tersinggung dan dikirain gue nglunjak…temen baik minta jadi pacar…!!!” jawab Roy lagi.
“Heiii sodara….pesimis begitu jadi manusia…coba dulu…siapa tahu dianya juga suka kan !!!…urusan Nia ngamuk urusan nanti…yang penting lo mencoba jujur duluuu…” balas Kenji lagi.

Roy hanya mengangguk.

Kembali pada sosok Nia yang baru sampai dirumahnya.

“lhooo….ada tamu tooohhh” kata Nia begitu melewati ruang tamu.
“hehehe…iya gue pengen ngobrol banyak…udah lama kita ga ketemu…” jawab tamu itu yang ternyata adalah Adis.

“bentar ya…aku mandi dulu…bauuu hihihi…habis itu kita keluar aja yuk cari tempat ngobrol yang enakan gitu…” jawab Nia sambil berlalu ke dalam rumah.

Adis hanya mengangguk masyhul…(mengangguk apaan??? masyhul…kata-kata dari mana tuh ??? sastra banget !!! hehehehe).

Sekitar 30 Menit kemudian Nia dan Adis sudah sampai di sebuah cafe. Mereka memesan makanan favorit mereka dahulu kala sambil ngobrol. Sekian menit kemudian masakan telah dihidangkan.

ssrrtttttt…sruuupppp…hmmmmm…nyammm…nyammm. …suara Nia melibas makanan yang ada.

“heyyy non…habis jadi kuli tadiii??? pelan dikit dong makannya…kesedak nantii !!!” sergah Adis.
“mmmhhh llapel dis…kelapellan” jawab Nia sambil mulutnya dipenuhi makanan.
“huhhh dasar…masih sama kayak duluuu” balas Adis.

sendok terakhir dari makanan yang di lahap Nia baru saja masuk ke dalam mulutnya. Saat Nia menelan minumnya, Adis berkata

“Niaw, kamu inget ga masa SMA kita yang hampir pacaran dulu?”.

Gllegggkkk….(suara mulut+tenggorokan nia tersedak air yang diminumnya). Nia tak menyangka bahwa Adis akan membahas hal itu lagi. Awalnya dia berharap Adis sudah melupakan kisah monyet tempo dulu itu. Sekarang kondisi telah berubah, bukan jaman cinta monyet lagi…

Tapi mau tidak mau, Nia perlu dan wajib menjjawab pertanyaan Adis itu karena dia tahu bahwa saat ini adalah masa yang cukup dewasa untuk mengatakan penyebab kegagalan cinta mereka.

“iya dis, gini deh…beneran kala itu aku sebel banget waktu tahu bahwa kamu sudah punya pacar saat nembak aku….nahhh daripada hatiku sakit…ya mending aku batalin aja…walaupun sebelumnya kita sudah tahu sama tahu tentang perasaan kita, tapi…sudahlah memang saat itu bukan saat yang tepat buat kita menjalinnya” kata Nia menanggapi.
“ehhmmm…iya…maaf saat itu memang gue bodoh, ngapain pakai main api segala, gue kebakar omongan teman yang nantangin gue buat koleksi cewek hehehe…maaf ya niaw…” sahut Adis.
“ho-oh deh dis” jawab Nia singkat.
“emmmmm….tapi kalau sekarang…eemmm….masih ada ga perasaan itu buat gue?” tanya Adis tiba-tiba.

Nia terkejut bukan kepalang. Memang sih kata cinta yang dulu pernah ia siapkan buat Adis masih belum sempat terucapkan. Dan kini silih berganti kisah telah dilalui, bahkan Nia sendiri sudah tidak yakin pada perasaannya itu sekarang apakah masih ada atau tidak.

“ehhmmm dis, maksudnya apaan sih?? kamu nembak gue lagi nih sekarang??? tanya Nia balik.
“Bisa dibilang begitu deh…gue janji niaw…gue bukan cowok playboy kayak dulu…dulu itupun hanya perlombaan dengan teman…sekarang aku ingin serius menjalani semua ini” terang Adis.

Dueerrrrr !!! tuh kan benar Adis nembak lagi. Nia bingung tujuh keliling. Baru hari ini bertemu lagi dengan Adis. Masih terlalu cepat membangun kembali puing cintanya yang lama terpendam. Dan hal yang paling memusingkan adalah Roy yang melekat di genangan sukma terdalam Nia. dalam hati kecilnya masih berharap Roy, namun kenyataan kini tengah menyuguhkan suatu pilihan dramatis yang harus pula pintar-pintar Nia memutuskannya. Dalam kebimbangan yang mencekam, Nia terus mencoba untuk berpikir jernih dan realistis. Dan akhirnya terfokus pada satu baris kalimat yang dia buat sendiri dalam benaknya.

“sampai kapan aku harus menunggu Roy? mungkin dengan menjalin cinta sekaligus mulai belajar lagi menumbuhkan benih cinta yang telah lama usang bersama Adis akan mampu memunculkan harapan keindahan baru pada hatiku” batin Nia.
“emmm dis begini…aku sudah berpikir berulang kali dan memang hidup adalah pilihan…aku juga perlu memilih sesuatu yang sekiranya baik buatku…ok dis mungkin ini saatnya kita menyatukan perasaan yang dulu tertunda…aku akan kembali belajar untuk membuka kamus cintaku buatmu dis” lanjut Nia.
“ahaii aayy ayyyyy…beneran niaw?….horeeee hore….” rona wajah Adis begitu gembira.

Sampai didepan rumah Nia, jam sudah menunjukkan pukul 21.30 malam. Tanpa turun dari mobil Adis berpamitan untuk langsung pulang kepada Nia.

“sayang…gue langsung balik aja…ga enak lah sama ortu kamu…udah malem” kata Adis.
“ehmmm…iya dis, hati-hati ya dijalan” jawab Nia agak canggung (maklum bro…kali pertama hihihihi).
“ok bye sayang….” cuupppp…Adis mengecup kening Nia dengan lembut.
(iiihhhh….so sweattt….)

Malam itu Nia lelap tidur dengan belaian impian indah pada harapan sayap-sayap cintanya untuk esok, lusa, dan selamanya….

Diujung jalan ini, setahun kemarin ku menunggu…kencan pertama bidadari belahan jiwaku…potongan lagu kahitna pada ringtone HP Nia membangunkan Nia pagi itu (hehehe…ga lagi stinky bro ringtone nya…kata Nia sih banyak teman yang gak suka lagu melow kayak gitu…kurang nge-beat katanya hehe..),. Seperti biasa, Nia duduk sejenak mengumpulkan kesadaran lalu segera sigap mengangkat telepon.

“Halooo…” Nia memulai pembicaraan.
“Nia, ini gue Nina…gue barusan sampai rumah, tadi pagi-pagi dijemput bokap di RS. Ohya…tolong kunci mulut ya mengenai tragedi hamil yang salah itu…hihhihi…jadi malu…maen sini dong Nia” kata orang diseberang yang ternyata Nina.
“iya bentarr…aku mandi dulu ya…ok deh see u…bye…” jawab Nia singkat sambil langsung menutup telepon. Nia berlari ke kamar mandi dengan riang.

Sejam kemudian Nia telah ada dihadapan Nina yang duduk dikursi teras rumahnya. Nina tersenyum menyambutnya.

“Nia…makasih ya…lo udah nemenin gue kemaren seharian, dan udah ngebantu gue mecahin masalah gue yang rumit” ucap Nina membuka percakapan.
“Yaelahh non…santai aja kaleee…itulah gunanya sahabat non…” jawab Nia menirukan logat jakarte para pemain sinetron di tivi.

Mereka berdua akhirnya tersenyum berdua dalam keriangan hati masing-masing. Beberapa saat kemudian sebuah mobil tipe caravan warna hitam parkir tepat di depan rumah Nina. Tak lama berselang, dua orang pria macho dengan hiasan wajah penuh lebam memasuki pekarangan rumah Nina.

“Kenji…Roy….” teriak Nina melambaikan tangan.

(para pembaca yang budiman apa tidak curiga? kapan ya mereka kuliahnya? kayaknya hari-hari mereka libur teruss…). Mereka sebenarnya sedang liburan akhir semester, jadi ya memang sedang tidak kuliah.

DEGGGG…!!!
Jantung Nia serasa tersentak keras. Sebentar ia lupa Adis kekasihnya saat Roy datang, ia merasa ada perasaan senang akan kehadiran Roy namun terselubung suatu tabir yang Nia juga tak tahu apa itu. Berikutnya dia ingat kembali pada Adis, kekasih real miliknya. Ledakan dan gemuruh rasa berkecamuk dalam pikiran Nia. Dunia serasa berputar begitu cepat.

Tanpa melihat Nina, Roy langsung menghampiri Nia.

“Nia…gue perlu ngomong penting ke kamu, bisa gak kitaaaa….” ucap Roy yang kemudian dipotong langsung oleh Nia,
“yuk kita kedepan aja, ga enak gangguin orang sakit kalau disini…”.

DEEGG..DEGGG…DEGGGG…
(eeiittsss jangan dikira itu suara jantung Nia yang lagi bingung itu ya…ini cuma suara langkah kaki Nia dan Roy yang melewati jembatan papan penutup selokan didepan rumah Nina).

“Nia…..eeeeee…..gue….gueee….begini…seben arnya ini sangat sulit gue ungkapin…tapi bagaimanapun juga gue harus jujur, ku harus adil terhadap hati gue sendiri, dan kamu juga perlu tahu keadaan sebenarnya….dari dulu…saat kita awal-awal berkenalan dan bahkan hingga kini…sebenarnyaaa….gueee….sss…sssuka sama kamu…gue cinta sama kamu Nia…” ucap Roy berterus terang.

Seharusnya ini bukan sebuah berita menggelegar bagi Nia. Bahkan seharusnya Nia justru gembira mendengarnya. Namun semua berkata lain sekarang. Tangisan sedu sedan Nia yang penuh penderitaan batin, kebekuan hati Nia, perubahan tabiat seksual Nia yang terkesan aneh, hilangnya keperawanan Nia, dan peristiwa Nia jadian dengan Adis, semuanya sunggu menjadi sebuah godam yang berat menumbuk tengkuk Nia bersamaan dengan ucapan Roy saat itu. Seorang Nia yang hanya seorang gadis lemah sungguh tak mampu begitu saja menetralisir segala peristiwa dan realita yang berkecamuk secara tiba-tiba dalam pikirannya. Nia hanya terdiam dengan tatapan kosong. Sesaat kemudian dia ambruk. Nia pingsan.

Roy histeris setengah mati melihat bidadari cintanya limbung. Kenji datang tergopoh-gopoh. Nina sambil tertatih juga akhirnya sampai di tempat dimana Nia pingsan.

“Heeeiiii Roy…lo apain temen gue hahhh???…lo pasti bikin gara-gara sama dia !!…ayooo cepat kita bawa dia ke rumah sakit…gue ga mau kalau orang yang telah menyelamatkan gue sampai ke rumah sakit kemaren sekarang mengalami hal serupa dan gue diem aja…ayo cepat Kenji bukain pintu mobilnya..!!!” Bentak Nina dengan cemas.

Beralih pada peristiwa lain. Nun jauh di luar sana sedang terjadi pergumulan mengejar birahi antara Adis dengan pacarnya. (apa? Adis? punya pacar?).

Aksi tipu muslihat Adis terhadap Nia yang katanya bukan playboy ternyata sukses berat. Di tempat itu tepatnya di kamar kos pacar Adis, sebut saja namanya Dina, sedang terjadi aksi asyik-asyikan antara Adis dan pacarnya itu. Dina adalah seorang anak kuliahan tapi bukan satu kampus dengan Nia. Tubuhnya tinggi namun posturnya tidak kurus, TB dan BB nya sekitar 175/55. Wajah cantik sensual Indo (blasteran bule dan Indonesia) dan berbagai bongkahan daging nikmat ukuran kwalitas super menempel di badannya.(sebuah daya tarik yang memikat siapapun pria kecuali bagi anak-anak dan manula tentunya hehe).

Awalnya mereka hanya saling peluk. Namun yang namanya kucing dapat ikan, Adis tidak akan menyia-nyiakan hidangan masakan indo-barat kali itu. Disambarnya bibir Dina dengan ganas, dikulum dan dilumat dengan penuh nafsu. Dina menerimanya dengan pasrah. (hehehe…pasrah ato emang ngarep mbakyu…???).

Tangan Adis sibuk menjelajahi bongkahan daging yang ada di depannya. Diremasnya payudara Dina dari luar pakaian. Kemudian dengan grusa-grusu di tariknya kemeja Dina dengan paksa, akibatnya seluruh kancing baju Dina putus berjatuhan menghujam bumi (hhohoho….mas bro Adisss…kasar banget…gaya lo gahar disss..!!!!)

Ditarik paksa pula bra hitam milik Dina hingga pengait bra Dina dibelakang punggung yang terbuat dari plastik itu ikut terbetot dan patah. Dina bukannya takut tapi malah seakan ‘menyuguhkan’ hidangan pembuka itu sekehendak Adis. Dina sepertinya seorang pemain kelas berat ( petinju kaleee).

Remasan pada daerah Sekwilda (sekitar wilayah dada) oleh Adis terhadap Dina begitu merajalela. Pilinan dan remasan silih berganti membuat Dina blingsatan tak terkendali.

“uhmmmmm geliii yanggg….amphunnnn geliii ahhhhhhh” rancau Dina kegelian.

Mendengar rancauan itu, Adis semakin menggila. Disruputnya puting Dina dengan mulutnya dan dikulum-kulum.

“auuuuuuuuhhhh….aahhhh ayangggg…nakhalllll…oouuwhhhh ssttt” desah Dina.

Merasa tak sanggup menagan geli yang berkepanjangan, Dina menggapai-gapai kebawah celana Adis. Diremasnya tonjolan KL Adis dengan penuh nafsu. Pelan-pelan dibukanya ikat pinggang Adis kemudian dibantunya Adis mencopot celana panjang sekaligus CDnya. Sekarang batang KL panjang Adis sudah ada dalam genggaman Dina sembari ia menikmati kuluman di dadanya yang sekarang telah menjalar menjadi jilatan di perut.

Adis mengangkat rok mini Dina hingga tergulung di sampai perut. CD Dina ia pelorotkan hingga lepas. Tanpa banyak cingcong Adis memutar posisi menjadi 69 dan dengan gerakan tiba-tiba ‘menerkam’ VG Dina, dijilat dan digelitik tonjolan kacang Dina.

“ooouuuushhhhh ssstttttttahhhhsssss aaaahhhhhh yangggg eengggsssssssttttt…..” Dina mendesah hebat dan tak sempat lagi mengulum batang KL Adis yang sudah ada di depan matanya.

VG nya berasa geli plus ngilu-ngilu nikmat tak tertahankan.

“ehhmmmmmmmmm…ssttttt…..auuhhh ahahahhhh…..auuuuggghhhhhhhhhh” Dina mengelinjang dan merintih, ia hanya bisa merem-melek sembari meremas erat batang KL Adis.

Lidah Adis kian menjulur ke dalam lobang surga Dina, Distimulasi pula oleh gerakan menggesek jari di kacang Dina dengan kecepatan tinggi.

“aaauuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhaarrrgggggggggjhhhhh h…” Dian menggeram dan melengking tinggi dan sesaat kemudian orgasme puncak diraihnya. Batang KL Adis jadi bulan-bulanan remasan tangan Dina yang menegang.

tanpa menunggu gelombang nafsu Dina surut. Adis mengganti posisinya. Ditariknya Dina untuk menungging. Tanpa babibu ia lesakkan batang KL ke lobang VG Dina dan langsung digenjotnya dengan kecepatan tinggi.

“auuuhhhhhh ahaa aaahh yanggg akhuuu gakh kuatttt ampuunnn…tapi terussss jaaaa enakkkkhh sihhh ahhh ahhh” rancau Dina menerima perlakuan binal pacarnya.

5 Menit dengan posisi nungging, akhirnya mereka berubah dengan posisi sama-sama berdiri. Adis menggamitkan kedua kaki jenjang Dina ke pinggangnya sambil berusaha melesakkan sekali lagi batang jantannya ke goa becek Dina. Posisi mereka mirip seperti seorang pria mengendong wanita dengan saling berhadapan. Genjotan pun dilanjutkan….

“aaaaakkkhhhhh ahh ahhh ahhh yanggggg….seret bangettttt auuuhhh” Dina kembali merancau.
“iihhhh hekkkk hhekkkk say…VG mu juga berasssa rrrapet bangettt posishiii giniiii….ehhhemmmmmm” jawab Adis terpatah-patah.
“Auuuuhhhhh aaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…gue nyampai lagi yanggg….” Dina berteriak menikmati orgasmenya yang kedua.
“hhhhaaaaahhhhhhhhhhh…gue juga keluar sayyyy…..ahhhhhcrooot…crootttt…crrooottttttt t” Adis berteriak ganas sambil memuncratkan cairan kentalnya ke rahim Dian.

Mereka terdiam sejenak dan emudian berdua rebah diatas kasur.

KRIIIINGGGGG…..!!!!
HP Adis berbunyi nyaring mengagetkan kedua insan penuh nafsu tersebut….

Nia telah sampai di ICU dan saat ini sedang di ‘garap’ oleh tim medis agar segera siuman. Berbagai usaha dengan berbagai bahan rangsangan untuk kasus pingsan telah dicoba. Lambat laun terdengar lirih suara Nia memanggil-manggil nama Nina. Dokter segera memanggil nama yang disebut agar membantu lebih cepatnya kesadaran Nia.

“Nin, aku mau ngomong sama kamu, tapi yang lain suruh keluar dulu” kata Nia lirih.

Nina dengan sigap segera ‘mengusir’ Kenji dan Roy dari ruangan itu.

“Nin, tadi Roy bilang kalau suka aku…tapi kamu perlu tahu, aku baru kemarin jadian sama Adis…cowok yang ketemu sama kita kemarin di studio…Roy terlambat Nin..aku sudah berniat untuk lupaln Roy demi pacarku itu dan juga demi menjaga perasaanku..Roy terlalu lama menimbang sesuatu yang dia tak sendiri tak sadar bahwa itu melukaiku, terlalu lama bagiku menderita demi dia Nin…kenapa baru sekarang….hikss…hiksss…” Nia bercerita sambil sesenggukan.

“tolong kamu sampaiin ke Roy ya, aku ga kuasa untuk ngomong sendiri dengan kondisi fisikku yang masih lemah seperti ini…” tambah Nia lagi.

Nina hanya mengangguk dan segera keluar untuk menemui Roy. Mendengar berita laksana geledek itu Roy bungkam, hanya satu yang ada dipikiran Roy, sebuah keanehan tentang Nia dan Adis yang jadian begitu mendadak. Sebuah tanda tanya besar muncul di kepala Roy.

“ini bukan faktor kebetulan, gue rasa janggal dengan kisah tentang Adis yang mendadak itu….sesuatu yang dipaksakan…eemmm bukan…bukan…sepertiiii sesuatu yang sudah direncanakan dengan licik…sepertinya Nia digiring dengan luwes….ehmmm…ini menarik…” Roy mengkerutkan dahi sambil bergumam dalam hati. Sejurus kemudian dia tersenyum. Nina dan Kenji menjadi bingung sendiri. Bukannya Roy harusnya bersedih? kenapa malah tersenyum?

Selama Nina diluar ruangan untuk menjelaskan kepada Roy, Nia teringat Hp disakunya. Dia segera menelepon Adis

KRIIIINGGGG !!!
TUUTTSSS….

“Halo…sebentar…gue lagi dijalan…silahkan tingggalkan pesan suara setelah bunyi BIP atau kirim sms saja…daaaadaa” suara automatic call answer dari HP Adis. Nia menghela nafas panjang dan kemudian mengetik sms buat Adis. Saat itu Nina masuk kembali keruangan.

“Nia…Roy pulang dianter Kenji, lo disini dulu gue temenin…kalau butuh bantuan gue bisa telepon Kenji lagi nanti” ucap Nina sambil duduk di kursi sebelah Nia yang sedang terbaring.

1 Jam berjalan, kondisi Nia semakin membaik. Setengah jam lagi sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

“Hallooo ken…jemput kita setengah jam lagi ya, Nia udah boleh pulang kata dokter” ucap Nina di telepon.
“Sori say…perutku lagi ga beres…berulang kali ke Double You C…mules…kamu naik taksi ga apa-apa kan say ???” jawab Kenji.
“iya deh ken…buruan minum obat ya biar cepet mampet anunya…hihihi…bye….muahhh” balas Nina di telepon.
“Permisi…..” muncul seorang pria di ambang pintu menuju ke kasur Nia. Kedua gadis cantik itu menoleh.
“adisss…ga usah khawatir, tadi aku cuma kepeleset dan pingsan…betul kan Nin..??” ucap Nia sambil melirik kearah Nina.
“eeee…iiyaaahh” jawab Nina cengar-cengir.

Setelah berkenalan dengan Nina dan menemani Nia menyelesaikan administrasi pembayaran (lho??? Nia bayar sendiri? Adis cuma nganter ngurus administrasi? ahhh Adisss…bener-benr kau !!!), Adis segera mengambil mobil dan membawa kedua gadis itu pulang.

Sebelum mengantar Nia pulang mereka mampir dahulu ke rumah Nina untuk menurunkan Nina disana. Setelah itu meluncur ke Rumah Nina.

“Sayang…nanti temenin aku dulu ya dirumah, papa mama lagi ke lar kota, besok baru balik, tadinya sih mau nginep di rumah Nina, tapi aku jadi sungkan gara-gara pingsan malah nanti ngrepoti keluarganya” ucap Nia pada pacarnya.
“woooww ini yang gue tunggu hehehehe nanti malam gue garap lo cewek blo’on…tapi siang ini gue rampungin dulu urusan ama Dina…hahahaa…ga nyangka…sehari dapat dua lobang sekaligus….” batin Adis dalam hati.
“ehhmmm…iya say nanti sorean gue kesini lagi deh, tapi setelah ini gue mau langsung cabut dulu, mau anterin nyokap belanja hehehe…malu gue bilangnya…cowok kok belanja…hahaha” ucap Adis pada Nia.
“ihhh ga apa-apa lageee nemenin nyokap belanja…itu namanya anak berbakti…ga usah malu sayyy…aku malah bangga lho kalau ada cowok tapi peduli sama urusan kaum hawa…” jawab Nia.

Sampai depan rumah Nia langsung turun. Lambaian tangan Nia mengantar kepergian mobil Adis. Senyumnya terkembang, ia merasa menemukan pilihan yang tepat. Ganteng, baik, mau ngertiin dan bantuin urusan perempuan.

“ahhhh…tak salah kupilih Adis…meski aku baru belajar lagi untuk bisa mencintainya…tapi ku tahu dia pria yang baik…” Nia melamun sambil senyum-senyum sendiri.

Mobil Adis kembali parkir di halaman kos Dian. Liburan begini semua penghuni kos pada mudik. jadinya bebasss…

“Haiiii sayang…sori lama ya…nyokap belanjanya suka begitu…pilih ini pilih itu hahhh capeknya…” ucap Adis ketika menemui Dina yang sedang asyik FB-an pakai laptop di kamarnya.

(sebentar bro….ada yang janggal nih…gimana caranya Adis tadi berkontak dengan Nia saat nia di ICU ya…??? harusnya kan ketahuan Dina !!! ooowwww…tentu tidak, begitu mendengar bunyi telepon yang ter-reject oleh automatic answer-nya, Adis bilang ke Dina kalau ituh bunyi alarm…setelah itu dia ngacir ke kamar mandi…sms-an dengan Nia… daannnn…aman deh)

Kembali Adis ‘menyergap’ Dina untuk melanjutkan babak ke duanya yang tertunda. Di sisi lain tanpa di ketahui Adis tentunya, ada dua kepala (jangan ngebayangin dua kepala doang ngelinding gitu loh ya…maksudnya lengkap dengan tubuh dan kaki lahhh) mengendap dibalik kaca jendela kamar Dina yang tertutup korden namun ada bagian yang sedikit terbuka dipojoknya sehingga mudah untuk di intip. memang kawasan kos Dina terkenal sebagai kawan lingkar hitam. banyak orang kriminal dan pengangguran yang kerjaannya ngurusin urusan orang lain di tempat itu. Terdengar kasak-kusuk di sisi jendela itu, namun derit ranjang dan rintihan Dina menenggelamkan suara kasak-kusuk itu. Mereka tak sadar kalau aksi mesum mereka sedang dilihat oorang lewat jendela itu.

“auuuhhhh yanggg….ini kamuuuh apaiiinnn….ennakkkk sayayangggg…uuuhhh sssttttt” Teriak Dina saat jempol kaki Adis (iya beneran jempol kaki kok…) mengobok VG nya Dina. Saat itu Dina sudah telanjang bulat dan empat pasang mata diluar sana juga pasti bisa menikmati bentuk lekuk tubuh Dina yang aduhai itu.

Karena hari sudah mendekati sore dan Adis inget bahwa akan ada babak ke tiga hari itu namun dengan acar barunya, Adis segera melakukan intercourse dengan mengkangkangkan (mengkangkangkan ? susah bacanya ya…hihi…) kedua kaki Dina yang saat itu telentang di kasur dan kemudian menghujamkan KL botaknya yang berotot itu ke lobang VG Dina.

“ouuhhh…gghhhhh….yanggghhhh uuhhh” Dina mendelik tertahan dan kemudian menggeram nikmat saat batang jantan Adis ‘mengoyak’ lobang buaya milik Dina (hehehe…lobang buaya…serem amattt !!!).
“aiiihhhh ahhha hahh auhhwwaaahh sssttt aaahhhaakkkagghh” Dian semakin liar saat Adis mempercepat tempo genjotannya.
“aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…” Dian mengejang indah sambil tangannya meremas seprei kasur. Dian mencapai orgasmenya dengan cepat.

Tak lama berselang,

“aaaaaaarrhhhhhhhhh…” Adis juga menggapai ejakulasinya dengan lega se lega leganya.

Mereka berpelukan erat, aliran cairan Adis mengalir keluar dari celah VG Dina. ciuman bibir yang panas mengahiri pergumulan yang ganas hari itu.

“yanggg…kalau gue hamil gimana dooong…??” tanya Dina kepada Adis.
“tenanggg…kan ada A’a sayang…” jawab Adis mantap.
(cieeeee….gombal gosong kau diss…mulutmu bau terasi !)

DIN..DIIINNNN…
sebuah mobil memasuki garasi rumah Nia sore itu. Mobil Adis tentunya.

“ehhh…gue mo pesta lageee hehehe” teriak batin Adis diiringi senyum sinis mirip pemain antagonis di sinetron.

Jam dinding rumah Nia menunjukkan pukul 6 petang saat Adis tiba. Sore itu Kania Wita (nama lengkap Nia…masih inget kan??) sudah berdandan cantik untuk menyambut kekasihnya. Celana Jeans selutut dipadu dengan kaos putih ‘sedikit’ press body bergambar mickey mouse dan sebuah bando (ehhmmm jadi inget band namanya band O !!!) warna pink terselip cantik dirambut Nia yang lurus dan panjang. Nia nampak begitu segar. Pulasan lipgloss shiny di bibirnya melengkapi beningnya penampilan sang dara dan membuat ia nampak begitu ‘istimewahhh’.

“haii sayangg…cantik banget kau sore ini…emhhh wangi lagi” ucap Adis sambil mengecup singkat pipi kekasihnya.
“hhmmm…makacih say…kamu juga….hhmmm bauuuu….huhhh…mandi dulu sana gihhh !!!” balas Nia sambil membalas kecupan pipi Adis yang ternyata lengkap dengan keringat dan debu jalanan.

Selembar handuk lebar bergambar Batman (kenapa harus bergambar Batman? kenapa tidak bergambar lain?….karena batmannnn….engaku idolaku…batmannn….) dilemparkan Nia ke tubuh Adis seakan memaksa Adis untuk segera beranjak mandi. Dengan langkah malas Adis melangkah ke kamar mandi menuruti permintaan Nia.

Setelah Adis mandi nampak di meja sudah disiapkan satu mangkuk mie instan rebus dan segelas es teh panas (upsss…segelas teh panas ga pake es maksudnyaa…) oleh Nia.

“makan dulu say…” ucap Nia singkat sambil menerima handuk basah bekas pakai Adis dan membawanya ke belakang.

Adis segera melahap santapan itu mengingat itu adalah menu favorit Adis sejak dulu. Nia masih hafal menu itu seperti dulu saat makan di kantin sekolah. Setelah selesai makan, mereka bergeser ke ruang tengah untuk menonton tivi bersama.

“sayy…kamu nanti balik jam berapa? tunggu aku ngantuk dulu baru pulang ya…ga enak kalau bengong sendirian” ucap Nia membuka pembicaraan.

“ehmm ya terserah kamu aja sayang…gue santai kok, tidur sini juga gak apa-apa kalau boleh” balas Adis memancing situasi.

Nia hanya mengangguk beberapa kali diiringi senyum cerianya menghiasi deretan giginya yang berjajar rapi bersih seperti pagar kantor kabupaten.

Suasana semakin santai dan mencair setelah merekamulai terbiasa berduaan malam itu. Nia duduk bersandar pada dada bidang Adis yang sedang duduk lesehan diatas karpet menghadap tivi. Jam semakin menjauh dari jam kedatangan Adis pukul 6 sore tadi. tak terasa kini sudah menginjak pukul 9 malam. Adis mulai sedikit demi sedikit merengkuh dan memeluk tubuh Nia yang bersandar di dadanya.

Bau harum shampoo di rambut Nia menusuk lembut ke dalam hidung Adis dan membuat Adis semakin berani melakukan hal yang lebih ‘ehem’. Adis berusaha menciumi pipi Nia dengan lebih intensif. Tengkuk Nia juga menjadi sasaran ciuman Adis dan membuat Nia sedikit meremang bulukudunya. Mata Nia mulai terlihat sayu menerima rangsangan lembut tersebut.

Dengan pelan diputarnya tubuh Nia menjadi berhadapan dengan Adis. Nia hanya memejamkan mata. Nia begitu grogi sekaligus deg-degan menunggu apa yang bakal dilakukan Adis. Perlahan bibir Adis menyentuh bibir Nia dengan lembut. Jemari tangan-tangan Adis membelai indah pelipis Nia dengan pelan. Darah Nia berdesir saat geli mulai muncul akibat pertemuan halus antara jari Adis, tepian rambut, dan tepian daun telinganya yang tergesek rambut.

Sebuah sensasi baru yang dirasa begitu dahsyat bagi Nia yang tergolong muda dalam urusan per-ehem-an ini. Hati Nia berasa begitu terbuai melambung. Nia sudah tak ingat lagi kalau pintu rumahnya masih terbuka sejak sore tadi. Memang posisi Nia tidak akan tampak bila ada tetangga yang melintas, tapi seorang dewasa yang membiarkan pintu terbuka hingga malam adalah tindakan ceroboh. Hal ini akan mengundang lirikan kriminal jika terus terulang.

Rongga mulut Nia seperti dilalui oleh lelehan es cream saat lidah Adis menyeruak ke dalam mulut Nia. Putaran lidah Adis di mulut Nia begitu lincah dan ‘terlatih’. Nia merasa bagai di awang-awang menerima perlakuan istimewa itu. Sesaat lagi sepertinya Nia telah siap memberikan tubuhnya untuk Adis.

Merasa telah cukup memberikan sensasi baru di bibir Nia dan juga seputar leher Nia, Adis berubah haluan dengan niat membuka kaos Nia. Dengan sangat berhati-hati dan berlahan Adis mengangkat tepi kaos Nia. Sedikit mulai terlihat pusar dan pinggang Nia yang ramping. Tarikan kaos terus berjalan keatas dengan berlahan hingga hendak mempertontonkan tepi bawah bra Nia.

BRRRRAAAAKKKKKKKKK !!!!!
(semua ayo bareng-bareng terkejut yuukk !!! xixixixi…)

Meja ruang tamu Nia yang terpisah sekat dengan ruang tivi keluarga mengeluarkan bunyi tumbukan begitu keras. Seperti ada benda keras yang menghantamnya (jangan membayangkan ada durian jatuh di meja itu ya…ga mungkin !! hehe).

Adis mengurungkan niat untuk mengangkat kaos Nia lebih jauh. Mereka menghambur ke arah ruang tamu dan mencari tahu apa gerangan yang tengah menimpa meja ruang tamu dengan begitu malang itu.

JREENGGGG !!!

bagai tersambar petir di siang bolong Nia mendelik terkejut. Di ruang tamu itu telah berdiri dengan wajah angker dua orang pria. Wajah-wajah yang sangat dikenal Nia. Wajah Roy dan Kenji.

Tanpa menunggu aba-aba dari wasit, Roy spontan menerkam Adis hingga keduanya terjatuh dilantai dengan posisi Roy diatasnya Adis. Belasan pukulan dilesakkan kewajah dan perut Adis oleh Roy.

Nia terkejut bukan kepalang. Teriaknya tertahan tangis yang menyesak di dadanya.

dalam satu kesempatan Adis mampu mendorongkan kakinya ke tubuh Roy hingga Roy mundur beberapa meter kebelakang. Adis berdiri hendak membalas hujaman Roy, namun Kenji bertindak sigap dengan gerakan karate tingkat tinggi dirangkulnya tubuh Adis dan dikunci dengan variasi jurus yang cantik. Kenji adalah juara karate tingkat provinsi pada pertandingan 1 tahun yang lalu. Pantaslah kiranya jika dia terlihat lincah saat itu.

Adis terlihat tak berkutik dalam kuncian tangan kenji. Adis meronta-ronta.

“diammmm kauuu brengsekk !!! mau gue patahin ni tangan hahhh ???” bentak Kenji menggelegar. Nampaknya hati Adis menciut mendengar ancaman Kenji.

Roy beranjak berdiri dan maju beberapa langkah mendekati Nia.

“Nia…kamu tahu tidak siapa lelaki bangsat ini?, dia lelaki sialan yang sudah tega memperdayaimu Nia !!!” Roy angkat bicara.
“apaa hiikk…hikk maksud kamu ?” tanya Nia dengan sesenggukan.
“kamu boleh bangga punya pacar baru Nia…. tapi tolong jangan dia, kamu hanya dimanfaatkan…lelaki bejat ini sudah memiliki pacar selain kamu…” jawab Roy lagi.
“Sebelum bberangkat kesini tadi, dia tidur dan bermain mesum dulu dengan pacarnya itu Nia, kamu dibohongi sama diaa…” imbuh Roy.
“Heeeiii…lo jangan asal ngomong ya !!! lo orang asing tahu apa tentang gue !!: sergah Adis.
“Nia…inii HP gue, lihat aja rekaman video disana, siapa tuhh yang lagi maen ama cewek bahenol ??? ga usah khawatir, file sudah gue back up di piranti lain” tambah Roy.

Melihat adegan panas membara di HP Roy itu Nia menjadi merah padam. Nampak jelas disana siapa pria yang sedang asyik menggauli seorang perempuan seksi.

Nia melangkah maju kearah Adis dan menapar Adis dengan keras.

“Kurang ajar kau dis…janjimu palsu !! pergi kau dari rumahku !!” bentak Nia.
“tapii…tapiiii ” sergah Adis.
“SEKARANG JUGAAA !!!” bentak Nia lebih dahsyat.

Adis segera melepaskan diri dari cengkraman tangan Kenji yang dikendurkan dan dengan wajah marah dia menuju keluar. Sesaat ia menoleh ke belakang dan menunjuk kearah Nia seraya berkata “awas kalian ya, gue bakal balas ini semua !!”

Sontak Kenji mengangkat sebuah kursi plastik dan melemparkannya ke arah Adis. Kaki kiri Adis tertumbuk kursi dengan keras. Dia mengumpat tak jelas sambil berjalan tertatih meninggalkan ruangan itu. Deru suara mobilnya terdengar menjauh dari tempat itu.

Hati dan pikiran Nia begitu kacau malam itu. Kenji dan Roy memutuskan untuk mengantarkan Nia kerumah Nina agar bisa tidur ditemani Nina disana. Kejiwaan Nia malam itu benar-benar kacau.

Wajah geram pada airmuka Adis masih begitu membekas. Kejadian memalukan yang dialaminya itu memang sudah berlalu 2 bulan yang lalu, namun dendamnya begitu menyengat sampai keubun-ubun, Tak akan bisa ia lupakan.

“hhhhgggrrrr..keparat kalian, gue yakinkan bahwa gue bakal menuntut balas..!!” gumam Adis dalam hati.

Sejak kejadian itu ia sibuk mencari tahu informasi tentang Roy yang sudah menghujaninya dengan pukulan serta telah merusak hubungannya dengan Nia.

Suatu sore di sebuah rumah sedang terjadi obrolan seru antara dua orang cewek dan seorang cowok di ruang tamu. Cewek pertama yang sepertinya tuan rumah terlihat begitu segar dan ‘menggiurkan’. Kompisisi wajah dan tubuh yang luar biasa. Wajah cakep, tubuh seksi bahenol dengan dada yang wah, sungguh mempesona.

Cewek yang kedua yang nampaknya adalah tamu adalah seorang yang cukup tinggi (lencir kalau orang jawa menyebutnya) namun kebesaran masa depannya (dada uhuii), wajjahnya, dan keseksiannya tak kalah dibandingkan cewek yang pertama (yang pasti mereka berdua absolutely ihiirrr lahhh..!!).

Yang cowok cukuplah ganteng dan atletis. Tatapannya menawan hati. ditunjang dengan warna kulit putih sehingga terkesan produk unggulan sepertinya.

Ketiganya asyik mengobrol, ternyata si cewek I adalah teman dari si cewek II. Sedangkan si cowok adalah pacarnya si cewek II. Namun si cewek I belum kenal si Cowok tersebut. Baru kali itulah mereka berkenalan (uhhh ribet amat sih pakai cewek I lah…cewek II lah…!!!). Mereka terlihat mulai asyik mengobrol dan seru, kadang terdengar senda gurau dari mereka. Memang saat itu ortu tuan rumah sedang diluar kota, jadi mereka bebas berteriak cekikikan tanpa ada yang mendengar selain mereka.

cewek I hari itu lumayan terlihat seksi. Baju atasnya adalah kaos putih berbahan agak tipis dan full press body. Bulatan dada yang menggunung tercetak jelas disana. Dibawahnya dihiasi rok se paha gaya cheerleader sehingga udara menjadi lebih mudah masuk kebawah sana karena begitu pendeknya bahan kain itu (hehe udara…yang laen juga akan lebih mudah masukkk..!). Sesekali terlihat CDnya mengintip saat roknya tersingkap karena asyik becanda.

cewek II memang setiap hari selalu seksi. Hari itu ia memakai atasan tanktop dan bawahan sebuah celana panjang berbahan kaos yang press ke pantat. Bodinya….

Lambat laun obrolan menjadi berubah menjadi bahasan mengenai seks,

“sist….lo ngapain hari gini dirumah?? sono pergi samperin cowok lo…apa lo ga kangen KL ? hahahaha….” ucap cewek II memulai.
“ahh males…cuma ciuman mulu bisanya…” jawab cewek I.
“hahh…yang bener lo sist?….emang selama ini lo pacaran cuma dapet ciuman doang??” tanya tamu yang cowok.
“iyeee…..nahh dianya, nolak mulu…garing bookkk, jalan bareng juga jarang….kayak hari ini…!!” timpal si cewek I lagi.

Diam-diam cowok tamu melirik nakal kearah paha cewek I yang kadang terbuka mengundang lirikan. Lama-lama si cowok jadi horny sendiri. Dia berpikir bahwa tak ada salahnya jika dia ‘sedikit’ mencumbu pacarnya disitu daripada menahan konak gara-gara melihat cewek seksi yang menjadi tuan rumah.

Si cowok berusaha merangkul pacarnya dan menjatuhkan tangan yang melingkar di bahu pacarnya itu ke dada montoknya. Kemudian tangannya itu mulai meremas nakal pada daerah dada pacarnya dari luar baju. Si pacar mendelik seakan mengisyaratkan untuk jangan diteruskan. Sepertinya si cewek II malu kepada tuan rumah.

“aiihhh lanjutin aja kalee….ga usah malu cin…lagian ortu gue juga lagi di luar !” sergah si tuan rumah saat melihat kesan canggung pada wajah temannya.

Sesaat si cowok terdiam, kemudian terlihat berbisik di telinga pacarnya. SI cewek terlihat menganggukkan kepala.

“ehhhh sist, gabung yuk…” ucap cewek II.
“gabung??? maksud lo ??” balas cewek I.
“udahhh…sini…lo boleh nikmatin cowok gue, kita ber-tiga-an yuk…kecian lo kayaknya nahan banget gara-gara pacar lo ya garing ntuuh…” lanjut cewek II.
“iahh sist, nikmatin aja…kita have fun dikit yuk..” timpal si cowok.

Tanpa menjawab, si cewek I langsung berdiri dan membaur di sofa panjang ruang tamu tempat kedua temannya duduk. Cowok duduk di tengah diantara keduanya. Kedua tangan cowok itu merangkul kedua cewek disampingnya. Sambil melingkar di pundak ia juga mengefektifkan rangkulannya dengan meremas gunung-gunung menjulang yang ada di sekitarnya. Remasan terus berlanjut. Wajah si cowok agak menyerong ke arah cewek II. Sesaat kemudian terlihat bibir mereka bertemu. Aksi melumat bibir pun terjadi sembari si cowok masih meremas payudara sekel dari cewek di samping kanan dan kirinya (gila lo mas…2 cewek sekel bahenol, cakep-cakep lagi….luar biasaaa…).

“cantik…lo berdua hmm…sluupp….buka baju atasnya hmmm…ya…sleppp mmhhmm…branya juga hmmm” ucap si cowok di sela perciuman dengan kekasihnya.

Kedua cewek itu langsung berdiri, mereka spontan melepas baju atas mereka. Sekejab kemudian terlihat dua bukit…eh salah….empat bukit putih dan menggembung indah. Si cowok sepertinya sangat bernafsu. Ia segera menghambur untuk meremas bergantian ke-empat gunung cewek-cewek seksi itu. Bergantian pula ia melumat dan menjilat puting-putingnya.

“auuuh….hmmm…sssszzzttt…gilaahh enakkk….aaaahhhhh”
“aaaiiihhh ssstttt… hmmmmm…hmmmmmmmmmmm”
“aaahhh sssssiiipppp sayyyy…..aahhhhhh”
“aiiiiihhhhhhh ssssssstttt…..aauuuwwhhhhhhh sssttt”

arungan desah yang menggelora terdengar bersahutan diantara kedua cewek itu (heyyy mbakkk !!! berisikkkk hehehehe……)

Sepintas kemudian terlihat si cowok memberi aba-aba kepada kedua bidadari untuk membuka bawahan mereka. Kini terlihatlah dua bidadari sedang berdiri polos bugil tanpa selembar benangpun menutupinya. Benar-benar seksi dan montok-montok meraka.

(mas mas pembaca….seksi kagak tuuhhhhh ????)

si cowok mendekat pada cewek I (tuan rumah). Dilumatnya bibir si cewek dengan membabi-buta. Si cewek I terlihat gelagapan namun sejenak kemudian terlihat semakin menikmati ciuman itu. Namun tiba-tiba….

BRUUUAAAKKKKKK….!!!

(eitssss jangan dikira ada perkelahian lagi ya….)

Suara berisik terjadi saat kedua cewek telanjang seksi itu mendorong paksa si cowok hingga terjengkang di sofa. Mereka terlihat terburu-buru melucuti pakaian si cowok. Akhirnya si cowok pun telanjang juga di depan dua bidadari horny yang terlihat sudah terlingkupi kobaran birahi tinggi.

Si cewek I terlihat berdiri dan ternyata dia berusaha menggagahi wajah si cowok yang telentang itu dengan VG nya. Ia ingin di oral VG nya ternyata.

“dengan senang hati…” ucap si cowok sesaat sebelum mulutya tersumpal daging berjenggot.

Dilain pihak nampak cewek II mulai menjilati batang KL si cowok dengan nikmat. Dikulum dan diemut laksana menikmati sebuah ice cream. Kadang bagian skrotum (biji-bijian) juga dia emut dan sedot membuat si cowok kelojotan. Dengan wajah yang tertutup pantat bohay dan paha mulut cewek I, si cowok berusaha menggapai bibir VG cewek II dengan tangannya. Begitu ketemu tak ayal lagi langsung ia kocong dan gosok dengan cepat.

“uuuhhh….terrr…uusss masss…auuhhhh ennnnkkk nyaaahhh …..VG kuuu uuuhhh emmmuttt terussshhh aaahhhh” rancau cewek I menikmati oral pada VG nya.
“mmmhhh….ssllllluuuppppsss….aauuuhhhhhhh….aa aahhhhhhh…..ssslllleeppppp uuuuhhhh srrruuupppsss…..” nun jauh dibawah sana si cewek II ikut mendesah menikmati tusukan jari di VG nya sembari mulutnya masih tersumpal batang panjang kokoh milik si cowok.
“aiiihhhhh uuuhhh sssttt aaaaahhhhhhhhh aw awww awwwwhhhh….”
“ahhhhrrgggggghhhh…sstt…sleeppssss…mhhhmmmmh h….sssslupppp”
“gggrrhhhh…..aaaahhhhhh…aaahh ahh ahha hahhh ahhh oh my godddd…..”
“aaaaawhhh ssrruppptttt aahhmmmmm…sssssssluuppp aahwww..”

sahut-sahutan desahan dari kedua cewek dan erangan cowok menggema memenuhi seisi ruang tamu tersebut. Untunglah kawasan perumahan itu cukup elite dan sepi, jadi kemungkinan kecil orang luar bsa mendengarnya.

“aauuhh uhhhh ahhhhh masssss ampunhhh aahhh aakhuuuu gakkkkk kuatthhhh aaawwww aww aaaaaahhhhhhh”
desah si cewek I melengking sambil meliukkan pinggulnya, gelombang orgasmenya datang bergulung-gulung. Si cowok hanya terdiam pasrah menerima suasana lembab tepat di depan mulut dan hidungnya yang tengah menyetubuhi VG legit itu.

Si cowok beranjak bangun dari sofa. Kedua bidadari ia posisi kan berdiri nungging dengan bertelekan kedua siku tangannya di bibir sofa. Nampak di depan cowok itu sekarang dua bongkahan keong emas membulat montok putih dengan lobang lembab menggiurkan di tengah-tengahnya. Bulu-bulu hitam menghiasi setiap lobang. Begitu membuat nafsu menyeruak.

(LHAAAAA…MAS .MASS PEMBACA….NGEBAYANGIN APA HAYOOOO…..IHHH KOK MUKANYA JADI MERAH BEGONOO…??? HAHAHAA…XIXIXIXIXIXI…..

Dengan batang mengacung tegak bersambung (iihh emang belajar menulis tegak bersambung di SD…!!!) si cowok mengarahkan ke bagian tengah lobang cewek II yang merupakan pacarnya itu. Dia lesakkan sekuat-kuatnya batang hangat itu ke lobang surgawi yang menyemu merah. Di genjotnya dengan perlahan dan semakin lama semakin cepat. Pegangan tangannya di pinggul sang cewek membantu setiap hentakan menjadi suatu arungan yang keras dan panas.

“ahhhh yaaaangg….ssssstttta ahhhh hheeeggkkkk aau auuu awwwwhhhhhh” si cewek II melenguh dengan keras.
“bagaimana sayanggg…ehmmm…rasa batangku???” tanya si cowok sambil tersengal.
“ayyhhh yangggg eennaakkk banngettt aah ahhhh ahhhhh awwwhh ssssssttt aaahhhhh” si cewek membalas dengan tersengal pula.

5 Menit mereka berjibaku dengan peluh dan aliran nafsu tegangan tinggi. Si cowok melirik ke arah pantat yang satunya. Dia segera mencabut batang indah itu dan ia arahkan ke lobang lembab si cewek I (tuan rumah). Awalnya terasa susah dan agak kering. Mungkin 5 menit menunggu telah membuat kelembaban itu berkurang. Namun dengan gesekan intens si KL ke VG nya, akhirnya pesawat KL dapat meluncur masuk dengan leluasa dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Gesekan terus berlanjut menjadi genjotan dan tujukan ganas. Si cewek menjadi terlonjak-lonjak dari tumpuannya di sofa akibat dari serangan ganas itu.

“haiiikkkk….aaaaaw aww awwwwwhh……aaadduhhh masss… ampunnnn…belum pernah rasain batang yanggg gedean giniii…..aahhhh enaaakkk gilaaaa auuh aaahhhhhhh mmmhhhmmmhhhhh aaaahhhhhh” rancau si cewek.

Cewek I yang sementara ‘nganggur’ beranjak menyusup ke bawah cewek I. Ia kulum payudara indah yang bergoyang-goyang karena genjotan itu dengan nikmat. Tak berapa lama kemudian ia sambar bibir cewek I dengan bibirnya. Merekapun saling melumat bibir dan terlupa sejenak bahwa mereka sama-sama wanita. Nafsu binal sudah mengambil alih semuanya.

Kaki si cewek I sudah tidak mampu lagi bertumpu lebih lama. Dia pun menindih cewek II yang sedang bermain bibir dengannya. Dua kumpulan bulu JB mereka bersatu. Secara tidak langsung goyangan cewek I membuat Klitorisawati cewek II ikut tergesek. Mereka semakin binal berciuman.

Si cowok mengambil inisiatif untuk menusuk bergantian kedua VG yang bertetangga itu ( yeeee…emang perumahan…pakai bertetangga segala…).

Lima sampai enam tusukan ke VG cewek I kemudian berpindah lima sampai enam tusukan di VG cewek II. Begitu terus hingga kedua bidadari binal itu meraung-raung menerima hujaman dan hentakan ganas dari batang gagah milik si cowok.

“ahhh…aahhhhhaaahhh…aahmmm mmmlllpppp….mmssssllppp”
“awhhh ssslllpp ahhhh ehhhmmmm hmmmhhmmmhh”
kedua cewek mendesah di sela ciuman bibir mereka. Lenguhan dan desahan nikmat terus menyeruak sepanjang 15 menit mereka di posisi itu.

Hingga pada suatu kesempatan, genjotan panjang agak diperlama pada VG sang pacar. Slleppp sleppp seppp….

“aahhhh auuuuhh ahhhh awwhhhhhhhhhhhhhhhh aaaa yangggg akkkhuuuu sampaiiii hhhhhkkkkkk ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” cewek II yang merupakan pacar si cowok melenguh keras, orgasme diraihnya. Ia pun terkulay lemas. Cewek II berusaha menstimulasinya dengan memberikan ciuman dan jilatan pada payudara montok rekannya itu.

Si cowok menarik cewek I untuk berdiri. Kemudian a dudukkan si cewek dipangkuannya dengan posisi punggung si cewek tepat menempel di dada si cowok.

Batang panjang segera dilesakkan lagi menyeruak lobang nikmat si cewek. Terlihat ia melakukan gerakan turun naik mengimbangi genjotan dari bawah yang dilakukan si cowok.

“aaahh ahhh ahhha ahhhhh masss ahhhh” si cewek merancau kembali.
“ahhhh sist….m*m*k mu sempit bangettt…ahhhh…jarang dipakaii yaahhh” ucap si cowok tertahan.
“iyaaahhh massss….terakhir maennnn ama mantankuhhhh ahhh ahhh…cowokkuhhh yang sekarang belum pernahhh ahhhh ahhhh ennnnaakkk masss auuuhhhhh” jawab si cewek dengan mendesah hebat.

10 menit dalam posisi itu, genjotan semakin cepat dan menggila. Si cewek II juga sudah berdiri kembali dan sekarang sedang sibuk ‘menyuapi’ mulut cowoknya dengan payudara ranum miliknya. Hingga kemudian…

“aaaahhhhh massssssss…..aaakhuuuuu sampaiiiiii aaaaaaahhhhh” teriak si cewek I menjerit seksi. Matanya terpejam menikmati sensasi yang timbul,

“iiiyaahhhh…akuu jugghaa mooooo mmoo…mooo ngeccroooottttttt aaaaarrrrrgggghhhhhhhhhhhhhhhhhh….” si cowok membalas sambil melenguh panjang. Batangnya menghujam keras. Cairannya menyembur deras e dalam VG cewek I. Beberapa detik kemudian mereka tersenyum bersama dan berpelukan bertiga masih dalam posisi itu.

TOOOKKK..TOKK TOOOKK !!!
suara pintu diketuk dari luar, namun tak cukup waktu bagi mereka untuk berpikir cepat dan berpakaian.

Sebelum mereka sempat beranjak dari posisi berpelukan itu, pintu dibuka.

CEKKLEKKK…!!!
SESYAAAA !!!!!!!!

Suara seorang cowok meninggi. Cewek tuan rumah yang ternyata bernama Sesya itu mendelik se mendelik mendeliknya.

Diambang pintu telah berdiri seorang cowok tinggi tegap. Nampak guratan keningnya mengernyit menandakan kemarahannya sedang memuncak. Dia adalah Roy pacar Sesya. Roy yang telah membuat Nia pusing tujuh puluh keliling.

“Apa yang lo lakuin sya???” tanya Roy membentak.
“eehh..ehh…halahhh…lo bisa apa…lo pacar kok kayak gitu…gue malah dapet kepuasan dari cowok laen…udahh terima ajah dehhh…gue sebel ama lo Roy !!!” jawab Sesya yang awalnya bingung namun kesal juga dengan kehadiran Roy secara mendadak itu.
“tapiii…lo bener-bener aaahhhh dasarrrr !!!” balas Roy lagi masih dengan sengit.
“hahahahaa….Roy…mampus lhooo…emang enak kalau lo punya pacar tapi direcokin orang hahhh????” si cowok yang masih terbenam batangnya di VG Sesya itu menimpali. Ternyata cowok itu adalah Adis.

Ya adis yang telah dipukul bertubi-tubi oleh Roy 2 bulan yang lalu. Otomatis si cewek ke II adalah Dina pacar Adis. Sebelumnya Adis sudah menceritakan ke Dina perihal Nia dan Roy, namun Adis mengatakan bahwa Nia lah yang memaksa buat jadi pacar Adis. Itupun baru jadian udah ditonjokin Roy karena cemburu. Si Dina hanya percaya aja dibohongi seperti itu.

Dalam 2 bulan itu Adis sibuk mencari tahu tentang Roy. Akhirnya ditemukan bahwa Roy adalah pacar Sesya. Untung bagi Adis, usut punya usut ternyata Sesya adalah teman Dina di Club Modelling. Tentunya Adis mendesain sedemikian rupa agar bisa mendekati Sesya sekaligus juga menikmati tubuh seksi Sesya.

“brengsek lo….lo lo…ahhhhhh” BRAAAKKKK!! Roy mengumpat dengan kesal sembari memukul pintu yang ada disampingnya.

Tanpa pikir panjang Roy segera balik badan dan melangkah meninggalkan ketiga makhluk haus seks itu.

“Royyy…roy…tungguuu !!!” teriak Sesya.

Roy tak menoleh sedikitpun. Ia terus berjalan keluar, menyalakan mobil Kenji yang dipinjamnya, dan pergi berlalu.

“selamat tinggal Sesya…” ucap Roy lirih di sela deru mobil yang ia kendarai.

Lima bulan kemudian setelah kejadian pemukulan Adis oleh Roy…

KRINGGGGG…!!!

“halooo…Roy…lo dimana bro…gue pengen ketemu…kita ngobrol yukkk” suara Kenji menelepon Roy.
“hoammmm…ah lo ganguin tidur gue aja…!!! mo ketemuan dimana?” balas Roy dengan agak jutek.
“di kafe depan samsat, gue tunggu ya…lo jangan tidur lagi !!!” lanjut Kenji.
“sialan lo !!! iya deh…sejam lagi ya..” jawab Roy.
“yaelahhh man…lo mau onani dulu ya…lama bener…udah buruan…jangan lama-lama !! tuutt…tuttt..tuttt” Kenji menimpali lagi dan kemudian segera menutup teleponnya.

NGENGGGG….NGENGGGGG….(suara motor Roy melintas dijalanan xixixixi)
Sampai di kafe yang dimaksud Kenji telah menunggu disana seorang Kenji dan seorang Nina.

“mo pesen ama sob…??” tanya Kenji begitu Roy duduk di depannya.
“aer putih aja mas…” ucap Roy sambil nyengir, alhasil bukan air putih yang datang tapi ubun-ubun Roy yang kena getok gantungan kunci mobil Kenji.
“hehehe…becanda…jus semangka deh atu” lanjut Roy sambil tetap cengengesan.
” eh lo pesen jus semangka segala…itu kan obat kuat…lo mo maen ama siape dul !” sergah Kenji sengit.
“ah lo…mo tauuuu ajaahhh hehehe” balas Roy dengan senyuman mengembang.

Setelah semua pesanan datang. Nina kemudian angkat bicara. Ia mengeluhkan tabiat Nia yang akhir-akhir ini menjadi aneh. Suka marah-marah tak jelas, tidak pernah dandan lagi, dan parahnya adalah semangat kuliah Nia yang menurun. Jarang sekali masuk kuliah. Meski masukpun juga dengan wajah kuyu dan muram.

Memang 5 bulan terakhir ini Roy menghindari Nia. Ia merasa malu karena sudah ikut campur urusan Nia terlalu jauh. Nia pun juga seorang yang tergolong pendiam dan tertutup. Apa maksud dan tujuan Nia berubah seperti itu juga tak ada yang tahu, bahkan Nina sekalipun yang notabenenya sebagai sohib kental Nia.

“Roy…cobalah lo kunjungin Nia…lo cari tahu…kalo perlu lo hibur dia..ga mungkin Nia lupain lo begitu saja !” ucap Nina serius.
“ehmmm Nin…gimana yahhh…lo aja dehh…lo kan sahabat dia !!!” balas Roy.
“eh lo…inget waktu gue bilang lo banci ga waktu itu? masih mo diulang lagi?” bentak Kenji sok galak.
“gllekkk…iii..ii..iya dehhh” sambung Roy sambil menelan ludah.

Sekitar setengah jam kemudian mereka pulang. Pikiran Roy semain kusut. Ia ragu dan bimbang untuk bertemu Nia kembali. Sampai dirumah ia segera masuk kamar dan merenungkan semua itu.

Alunan lagu queen terdengar membahana di ruang kamar Roy. Volume dari speaker dari Komputer ia keraskan. Alunan itu membuat bulu Roy meremang. Ia menjadi teringat akan wajah Nia yang sangat ia sayangi itu.

“gue bukan pecundang…gue harus ketemu Nia…harus…haruuuuss !!” teriak Roy dalam hati.

Malam itu suara jangkrik bersahutan di Taman depan rumah Nia. Di dalam taman itu ada sebuah ayunan dari bambu yang terletak di tepi kolam ikan. Di ayunan itu duduk seorang cewek (hhiiiii…bukan kunti lho yaaahhh). Cewek itu adalah Nia yang memang hampir setiap malam hanya termenung di tepi kolam itu.

Sambil berayun pelan Nia terus saja termenung. Ia terlihat seperti orang yang hilang ingatan. Hanya diam dan melamun.

DDDUUUKKKK !!!!
ayunan yang sedang bergoyang pelan itu seperti menabrak sesuatu dibelakang Nia. Saat Nia menoleh, Ia terhenyak. Roy telah berdiri di belakang ayunan itu (ehhh Roy…sebenernya kaki lo sakit kan ketimpa ayunan tadi ??? xixixixi).

Nia kembali menghadap kolam dan berdiam diri. Roy menjadi salah tingkah dibuatnya. Roy tak tahu harus memulai dari mana.

“Ni…niaa…..kok sendirian ??? mama papa mu lagi dimana ???” tanya Roy membuka percakapan.
“ada tuh di dalem” jawab Nia tak bergairah.
“Nia….kamu tahu ga…ehh.eeee…kenapa gue sampai segitunya nguntit si Adis waktu itu, lalu nonjokin Adis ?” tanya Roy lagi.

Nia hanya menggeleng pelan. Ia sekarang terlihat menunduk.

“gue….guee…karena gue…sss…sssayang sama kkamu Nia…gue cinta sama kamu” jelas Roy memberanikan diri.

Wajah Nia terlihat kaget, ia sekarang tak lagi menunduk. Sambil berdiri ia pandang wajah Roy lekat-lekat. Ia tatap mata Roy yang hanya berdiri 1 meter di depannya. Sejurus kemudian terlihat Nia kembali merunduk. Lalu mulai terdengar suara tangis Nia.

Roy menjadi bingung sendiri. Ia berpikir keras tentang perkataannya tadi. Adakah perkataan yang sempat menyinggung Nia?.

“eehhh Nia…kalo kamu mau marahin aku ga apa-apa….gue emang pria brengsek…cuma bisa bikin cewek sedih dan nangis !!” ucap Roy.

Nia hanya menggeleng dalam tangisnya. Suara tangisnya terdengar semakin keras.

“sstttttt….eh Niaa….diem ya….kalo mama papa kamu denger gimana…kan ga enak dengan beliau …”
“niaaa….niaaa udah ya…sstttt diemmm”

Roy semakin panik, suara tangisan itu tak kunjung berhenti. Ia guncang kedua lengan Nia sambil terus berucap untuk menenangkan Nia. Namun karena terlalu keras ia mengguncang lengan Nia itu, malah membuat Nia terhuyung. Dan tanpa pikir panjang Roy sigap merangkul Nia dari depan untuk menjaga keseimbangan Nia agar tidak jatuh.

Kini kepala Nia dalam dekapan Roy. Suara tangis itu sedikit hilang karena terhambat oleh dada Roy yang sekarang sedang merangkul Nia. Dengan gerakan reflek Roy mengelus kepala Nia dengan lembut.

“sssttt diem ya Nia….” ucap Roy lagi
“Mass…Royyy hikk…hiikkkk” Nia angkat bicara disela tangisnya.
“aku ga tahu harus sedih atau bahagia…hiiiikkkk…hiikkksss” tambah Nia lagi.

“sat mas Royyy hikkss…hkkkk…memukul Adis itu dan nyelametin Nia…Nia hikkk hikkk berharap mas Roy saat itu datang pada Nia…memeluk Nia…menenangkan hati Nia…hikkk hikkk seperti saat ini mas…”

“nia menunggu mas untuk ucapin kata-kata itu mas….lamaaaa sekali nia menunggu mass…pahit dan getir Nia lalui….hikkkkssss…hikkksss….Niaaa…nia…ju ga sssayang sama mas Roy…..” sambil terus sesenggukan Nia mengutarakan semua yang selama ini dipendamnya. Nia menangis sejadi-jadinya daalm pelukan lelaki yang sangat dicintainya itu.

“maafff Nia…saat ituu…gue juga lagi bingungg…ga tahu harus ngapain….maaafff banget ya nia…” ucap Roy sambil mengecup rambut Nia.

“truss…truss..pacar mas gimana ???” tanya Nia lagi.

“ehhhmmm cewek itu….udah gue putusin…Adis merebutnya dari gue…seperti saat Adis merebut kamu dari gue…yaaa meskipun saat itu kamu belum jadi pacar gue…tapi hati ini tidak rela rasanya…beda dengan perasaan ke Sesya mantanku…meski diambil Adis…gue ga merasa kehilangan tuhh…biasa aja…” jawab Roy panjang lebar.
“beneran masss…jangan-jangan mas tukang bohong kayak adis…???” imbuh Nia lagi.

Roy hanya tersenyum dan menggeleng. Roy cukup paham terhadap psikologis Nia yang merasakan trauma dengan laki-laki pembohong, jadi Roy hanya bisa memaklumi. Dalam hati ia berjanji bahwa hanya ada Nia seorang dan selamanya.

Pelukan Roy semakin erat. Nia merasa begitu tentram dan tenang dalam pelukan itu. Ia lingkarkan tangannya merangkul punggung Roy juga untuk menunjukkan bahwa ia sangat sayang pada pria itu.

Malam semakin larut. Di samping kolam itu tengah duduk dua orang insan sambil saling berpelukan mencurahkan rasa rindu yang tersekat begitu lama.

Dari balik jendela ruang tamu yang gelap nampak mama Nia tersenyum.

“hmmmm…Nia telah kembali….dari awal aku sudah merasa bahwa Roy itu anak baik” gumam sang mama yang ternyata dikuping oleh sang papa. Papa Nia hanya tersenyum penuh arti.

Berita tentang jadiannya Nia dan Roy sudah menyebar dilingkungan kampus dalam satu pekan terakhir ini. Banyak yang kagum pada perjuangan mereka. Namun banyak pula yang mencibir hubungan mereka, rata-rata yang mencibir itu adalah para penggemar Nia dan Roy yang tak sampai cintanya. Begitu juga dengan Sesya, rasanya ia geram bukan kepalang mendengar kabar itu.

“hhhhhehhh…Jahanam kau Nia, memang lo tukang rebut pacar orang ya…hehehe…udah gue sangka lo emang cewek ga beres dari dulu…pantesan aja gue dari dulu ga pernah suka sama lo…emang lo wanita sundal !” gumam Sesya dalam hati dalam pengaruh amarah yang menyala-nyala.

Sebulan setelah Nia dan Roy jadian, keadaan menjadi semakin lebih baik. Nia kembali ceria dan Roy pun juga lebih berhati-hati menjaga Nia. Sejak seminggu yang lalu Roy melamar kerja part time di sebuah perusahaan design logo dan advertising. Jam kerjanya dimulai sepulang kuliah sekitar jam 4 sore hingga jam 9 malam. Hari Sabtu Full time dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Sedangkan hari minggu libur.

Ia memang sudah bertekad untuk bekerja agar segera bisa menabung. Ia ingin melamar Nia secepatnya. (uuuuhhh…dalem bangetttt…merinding jadinya….)

Hari itu adalah hari sabtu. Seperti biasa Roy telah berangkat kerja sejak jam 9 pagi tadi. Siangnya, sekitar jam 2 siang Nia merasa bete dirumah. Dia memutuskan untuk berkunjung ke rumah Nina. Namun setelah 15 Menit mengobrol bersama Nina dan Kenji dirumah Nina, Nia berubah pikiran. Ia ingin pergi ke toko buku untuk melihat-lihat dan sekaligus membeli buku tuntunan pernikahan (hehehe…sepertinya eheemmm udah ngebett nihhh..). Untuk mengajak Nina ia merasa tidak enak hati. Tidak sampai hati ia mengganggu temannya itu yang lagi asyik berduaan.

Setelah berpamitan pada kedua temannya, Nina segera menghentikan sebuah taksi untuk mengantarnya ke toko buku yang dimaksud. Namun apes menimpa Nia. Ban mobil taksi itu mendadak bocor. Terpaksa ia membayar taksi itu separuh jalan karena terlalu lama jika ia harus menunggu ban selesai diganti. Ia berjalan mencari taksi pengganti namun tak ada yang lewat. Tiba-tiba….

CCCCIIIITTTT….CEKLEKKKK……!!!
sebuah mobil panther warna gelap berhenti di samping Nia. Dengan cepat sebelum Nia sempat berpikir, mobil itu sudah terbuka pintunya, kemudian dengan sangat cepat pula dua orang turun dari mobil itu, membekap Nia dan mendorong paksa ke dalam mobil yang berkaca gelap juga seperti warna catnya.

Tak ada warga yang tahu kejadian yang begitu cepat itu. Di dalam mobil panther, nia didudukkan di kursi tengah diapit oleh dua pria berkulit gelap. Di kursi depan duduk seorang sopir yang berkulit sama dengan kedua temannya. Disamping sopir itu duduk orang berkulit lebih putih daripada ketiga orang lainnya. Sesaat emudian pria putih itu menoleh kearah Nia.

“ADIIISSS !!!!” teriak Nia terperanjat.

Namun teriakan Nia tak berlangsung lama. karena suara Adis yang keras menenggelamkan suara Nia.

“ehhh…temen-temen…lo semua boleh apain aja tuh cewek…gue udah eneg liat dia…tapi khusus mem*k nya ntar gue dulu yang meresmikan…hahahaha” teriak Adis menyeringai sambil tertawa terbahak-bahak disambut tawa ketiga temannya yang keras.

Nia menjadi bergidik dan menciut hatinya. Ia takut setengah mati. Benar saja, setelah tawa itu reda tiba-tiba lelaki yang ada di samping kanan Nia sudah mendaratkan tangan kanannya di atas payudara Nia dan meremasnya dengan keras.

“Auuuuuhhhh sakiiiitttt…..hikkksss hikkk!!!!!!!” teriak Nia dan mulai menangis.

Menyusul pria yang sebelah kiri ikut meremas dada kiri Nia juga dengan keras. Nia meraung-raung tanpa daya.

“di…lo mau nih cewek diiket aja sambil disumpal mulutnya pakai CD gua?” tanya pria sebelah kanan Nia dengan galak.

“Biarin ajah brooo…gue seneng liat cewek yang meronta-ronta sambil teriak-teriak begitu…makin asyikkk hahahaha” balas Adis dengan sinis sambil tertawa ngakak.

Dengan sekali hentakan, kancing kemeja Nia sudah berjatuhan. Kini tampak buah dada Nia membusung indah dibalik bra hitam yang mengintip dibalik kemeja tanpa kancing itu. Nia berteriak meronta, namun pegangan kuat di kedua pergelangan tangannya tak kunjung juga terlepas.

Sekarang rok selutut Nia menjadi incaran kedua pria bengis itu. lelaki di sebelah kanan Nia me narik kasar resleting rok Nia hingga rok ini mengendur dan kemudian ditarik lepas kebawah kaki Nia. Paha mulus montok Nia terpampang kini. Tubuh seksinya semakin terliat indah saat CD dan bra nya itu terlihat jelas. Sisa-sisa pakaian beriikut bra dan CD kemudian menyusul dilepas paksa ooleh kedua lelaki itu. Nia hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Suaranya semakin terdengar parau dan memilukan.

Tubuh bugil mulus nan mengundang birahi itu kini ter-ekspos dengan jelas sekali. Kedua tangan dan paha Nia berusaha menutupi dada dan VG nya yang terpampang. Namun lagi-lagi kekuatan kedua pria di sebelah Nia mampu membuat Nia tanpa daya.

Seorang cowok di samping Nia tengah mendekatkan wajahnya ke bagian payudara Nia. Ia melumat dan meremas bagian itu dengan penuh nafsu. Cowok yang satunya lagi juga nmapak tak tinggal diam, ia berusaha melumat bibir Nia walau Nia terus meronta dan menjerit histeris.

Penderitaan Nia tak hanya berhenti sampai disitu. Perlahan, cowok yang tadinya menciumi bibir Nia sekarang mulai turun kebawah. Terlihat ia sekarang sedang berjongkok memandangi bibir VG Nia yang mengundang selera. Dipaksanya paha Nia membuka lebar. Nia terus melawan dengan berusaha merapatkan kedua kakinya namun apa daya seorang cewek jika menghadapi cowok beringas macam itu. Kini Kepala Nia tersandar di kursi mobil dengan diliputi kegetiran nurani yang membuncah.

“maass ampunnn…jangan masss jangann…tolongg lepasinnn…” ucap Nia semakin pelan karena tenaganya sudah terkuras untuk meronta dan berteriak tadi.
“hahahaha….diem lo….berisikk !!!” bentak cowok yang ada didepan VG Nia sambil tertawa terbahak-bahak. Adis yang melihat dari kursi depan mobil hanya tersenyum sinis.
“udahhh Pram…lanjutin aja…lo ga usah dengerin tuhh mulut !!!” kata Adis kepada cowok yang sedang melihat kagum pada belahan VG Nia yang tembem itu.

Pram yang sudah diliputi nafsu birahi perlahan mulai meraba bibir labia mayora VG Nia, semakin lama semakin ia terangsang dan mencoba memasukkan jari telunjuknya di lobang itu. Slleppp…clelpppp…clepppp…begitulah suara persetubuhan jari pram dan VG Nia. Nia terus berteriak, namun rabaan dan tusukan jari Pram di VG nya mau tidak mau membuat reflek terangsangnya tumbuh. Meski ia menepis rasa terangsang itu, namun perbuatan jahil di VG nya yang terus menerus membuat VG Nia basah juga akhirnya.

Nia terus meronta. Ia tak ingin merasakan kenikmatan dari tangan-tangan penjahat kurang ajar yang tidak diharapkannya.

PLAAAKKKK !!!

“auuuhhh sakittt” teriak Nia.

sebuah tamparan lelaki yang sedari tadi menjilati payudara Nia, keras mendarat di pipi Nia yang putih bersih sehingga meninggalkan bekas merah di sana.

“diem looo…!!! kebanyakan gerak looo…!!!” bentak si lelaki penampar.

Nia semakin menangis. Ia tak berdaya akan semua ini.

Pram yang tidak puas hanya dengan 1 jari telunjuk menambahkan jari tengahnya untuk ikut mengobok-obok kemaluan Nia. Nia mendelik terkejut. Seumur-umur baru kali ini VG nya dimasuki benda asing (kecuali jarinya sendiri waktu itu tuhhh…). Bahkan sekarang 2 jari sekaligus memasuki daerah sensitifnya. Namun dniding VG Nia sudah cukup basah sehingga 2 jari pun tetep amblas keluar masuk dengan lincahnya.

“errggghhhhhh…..stopppp…stopppp…..” Nia menggeram antara ransangan dan penolakan. Tapi lobangnya semakin lama malah semakin basah dan licin. Ini perlakuan yang tergolong baru bagi Nia, sebuah rangsangan yang menggesek daerahnya dan pasti masih sangat sensitif dan peka rangsang.

Melihat Nia semakin basah meski mulutnya menolak, Pram mengambil inisiatif untuk memasukkan 3 jarinya. Kali ini Nia merasa sungguh demikian terlontar. Kesadarannya terkoyak moyak. Perasaan yang aneh menyeruak di dalam jiwanya. Desiran birahi seperti hendak merengkuh kesadarnnya. Nia berusaha semampunya menolak rasa yang ada di bathin nya itu. Mau tidak mau ia harus menghargai dirinya sendiri. Ia bukan wanita murahan.

“hhekkkkkk…..upppppsssttt…ampunnn…jangan diteruskannn ampunnn mass…” teriak Nia melarang untuk tidak dilakukan perbuatan lebih jauh.

Namun Pram seperti kesetanan, bahkan sekarag dia nekad untuk mencoba dengan 4 jari sekaligus.

“aaaauuuhhhhh sakiiiittttt…..jangannnn addduuuhhh sakiiitttt stooop stoooppp jangannnn auhhhh” Nia menjerit sejadi-jadinya saat merasakan VG nya di terobos 4 jari pram. Namun tetap saja pram tidak peduli. Gerakan keluar masuk VG Nia malahan semakin cepat dan keras. Dirangkai pula gosokan tangan satunya di klitorisawati Nia.

Nia terlonjak-lonjak di kursinya. Ini sungguh diluar kekuasaannya untuk bisa mengontrol dan menolak kenikmatan rangsangan yang gencar dan bertubi-tubi. Dalam pikirannya tetap teguh untuk menolak semua ini. Namun dalam VG nya tak kuasa menolak semua ini.

“aaauuuhh….sudahhhh ampuunnn ampunnnn….aaaduuuggghhh suudahhhhh aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” teriakan penolakan Nia terucap dan kemudian bersatu dengan teriakan capaian orgasmenya yang tak mampu untuk dibendung lagi.

Nia kini nampak begitu lemas dan letih.

“Singgih…lo ngapain cuma maen susu doang…bego looo…lakuin yang laen…jarang-jarang kita dapet yang beginian!!!” sergah pram pada temannya yang disebelah Nia.

Laki-laki yang bernama Singgih itu dengan terburu-buru membuka ikat pinggangnya dan mengeluarkan batang KL nya. Ia berdiri di atas kursi itu sambil membungkuk kemudian ia kangkangi wajjah Nia. Ia paksa Nia untuk melakukan oral pada batang KL nya.

Nia yang masih letih dan lemas terkaget-kaget mendapati sebuah pentungan hansip datang tepat dihidungnya. Baru kali ini ia melihat KL laki-laki dari jarak cuma 5 centimeter dari wajahnya. Dan sekarang ia dipaksa oral, caranya saja dia belum pernah tahu.

Singgih terus menekan batangnya yang cukup besar sekitar 15 centimeter panjangnya mendekati mulut Nia. Dibawah sana Pram kembali beraksi dengan 4 jarinya.

“aaooooohhhhhh….aduuuhhh” Nia ternganga saat jari pram kembali mengorek dan menggelitik VG nya. Dan disaat itu pula tiba-tiba singgih melesakkan batangnya masuk ke mulut Nia.
“uhhkkkkgggghhh…huueekkkggg…huuupppp hhhuup” Nia berasa seperti tersedak dan mual.

Namun keadaan tak sekalipun berpihak padanya. KL singgih semakin cepat dipompa memasuki mulut Nia.

“hehhh bodoh…jangan kena gigi…mau gue tampar lagi looo haa???” bentak singgih pada Nia. Niapun berupaya untuk menuruti permintaan singgih meski ia mual luar biasa ditambah dengan penganiayaan nikmat di pusat selangkangannya.

Diam-diam Pram mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya lusuhnya. Sebangsa botol kiranti atau apalah itu. Yang pasti ukurannya sebesar itu. Sekilas melihat benda itu Nia terbelalak. Namun sumbatan dimulutnya dan injakan kaki singgih di kedua tangannya membuat Nia tak berkutik.

Benar saja, Nia melihat Pram mendekatkan pantat botol itu ke lobang VG Nia yang sudah cukup berlendir. Saat ujungnya mulai memasuki VGnya, Nia mendelik sambil meringis kesakitan. Botol kian didorong masuk hingga separo. Butiran airmata Nia deras mengalir menahan sakit yang tak terhingga. Benda yang sebesar itu memasuki lobang Nia yang belum pernah merasakan KL pria sekalipun. Apalagi yang masuk adalah benda keras yang tak berkulit sehingga setiap gesekannya hanya menimbulkan perih yang tak terhingga.

Hingga pada satu kesempatan, Pram mendorong penuh botol itu. Nia menggeram hebat. Sakit yang tak terhingga itu membuat ia reflek menggigit batang KL singgih yang ada di mulutnya.

“aaaaarrrrggghhhhhhhhhhhh……” Nia dan Singgih seperti paduan suara berteriak kompak menahan sakit.

Singgih spontan mencabut batang KL nya. Meski tak menimbulkan luka tapi ini pengalaman pertama bagi singgih merasakan batangnya ‘dikunyah’ wanita.

” addduhhhhh….setannnn….cewek gila looooo !!!!” teriak singgih sambil menahan sakit, nampak di ujung matanya mengeluarkan airmata karena terlalu sakit dirasakannya (iiiihhhhh….jagoan…preman…nangiss….cemen looo bang…xixixixi).
“aaaduuuuuuhhhh sakiiiiiittttttt tidakkkkkk jangannnn suudaahhhhhhh” Nia berteriak kencang sambil meronta sekuat tenaga saat Pram mencoba mengeluarkan dan memasukkan botol itu di VG Nia.
“aaahhhhhh…………….” BLEGGGGGKKKK !!!!

Nia tiba-tiba pingsan. ia tak kuasa menahan semua kesakitan itu.

Semenit kemudian mobil gerombolan siberat itu memasuki sebuah gedung tua yang sepertinya tak berpenghuni. Mobil langsung dibawa masuk kesebuah gerbang besar dan diparkir tepat di depan pintu masuk gedung yang sudah tak berpintu alias rusak pintunya. Nia dibopong Pram dengan hanya dittupi oleh jaket pram sehingga tak begitu nampak bugil.

Didalam gedung itu ternyata telah menunggu Sesya dan Dina. Pengaruh buruk Adis telah membuat mereka menjadi gelap mata. Total ada 4 orang cowok dan 2 orang cewek disana selain Nia. Nia ditidurkan diatas sebuah meja lusuh. Adis bersama Sesya dan Dina bergerak mendekati tubuh Nia. Adis sudah bersiap melepas celananya ketika tiba-tiba…

SREEEKKKK….PRAKKKK…!!! ADUHHHH !!!
Pram dan Singgih yang berjaga di depan pintu mengaduh seketika saat tiba-tiba ada dua orang menerobos masuk dan menendang mereka.

4 Orang lainnya segera datang ke pintu dengan maksud hendak membantu teman mereka. Tatapan Penuh Amarah tersirat dari wajah dua orang yang baru datang itu. Mereka adalah Kenji dan Nina (hhoooooreeee…..!!!). Tanpa babibu pertarungan pun terjadi. Kenji melawan Pram dan Singgih yang bertubuh besar-besar itu. Sedangkan Nina melawan Adis dan si sopir yang lebih kecil tubuhnya dibanding pram dan singgih. Sedangkan Sesya dan Dina mundur untuk menjaga Nia yang masih pingsan.

Pertarungan itu begitu seru dan menegangkan. Kenji pertama menghujani Pram dengan pukulan, pram terpukul mundur. Datang Singgih membantu namun tendangan memutar Kenji lebih ampuh mengatasi pergerakan Singgih yang berusaha memukul dari belakang Kenji. Kedua penjahat itu sersungkur namun kemudian bangun kembali. Pertarungan itupun menjadi semakin menegangkan.

Pada posisi Nina. Nina menerima sebuah pukulan tangan Adis pada bagian sisi kanan tubuhnya. Nina sedikit menghindar kekiri dan menangkisnya. Disusul tendangan tumit kaki kiri Nina mendarat di tengkuk Adis yang berdiri bebas. Nina bukan wanita sembarangan. Nina pertama mengenal Kenji adalah saat sama-sama mengikuti turnamen karate. Nina adalah penggiat karate layaknya Kenji. Disaat Adis terjerembab akibat tendangan itu, si sopir kerempeng datang menghujani Nina dengan pukulan dan tendangan tak terkontrol. Nina menyambutnya dengan berjongkok dan melakukan tendangan melingkar. Sopir itupun terjengkang dengan mudahnya.

Tiba-tiba Adis yang baru bangun mengambil sebuah kursi dan hendak menghantamkannya ke Nina yang masih dalam posisi jongkok. Namun Nina tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan respon Roy yang telah ia kirimi sms mengenai kejadian itu dan dimana letaknya. Dengan secepat kilat Roy yang baru datang langsung menyeruduk Adis yang memegang kursi. Adis terhuyung dan jatuh. Roy kembali menghujani Adis dengan pukulan seperti saat dulu Roy menghujani pukulan semacam itu ke Adis saat di rumah Nia. Namun kali ini kekuatannya lebih berlipat ganda. Amarah yang sudah diubun-ubun mampu menggerakkan Roy seperti kesetanan. tak ada berhentinya ia memukuli Adis.

Saat datang, Roy tak sendiri. Seorang teman kerja sekaligus teman curhatnya bernama gadies ikut dan turut menghadiri pertarungan itu. ( Hahhhh…..gadieess???? itu kan nama gue sabagai penulis !!! kenapa muncul di dalam cerita ???). Gadies kebagian meladeni Sesya dan Dina yang berusaha mengamankan Nia. Namun Sesya dan Dina yang seorang model bukanlah ahli dalam pertarungan. Gadies yang pernah dibekali ilmu pencak silat semasa sekolah mampu dengan mudah melumpuhkan kedua cewek sok cantik itu. Pukulan dan teknik yang menyerang pusat kesadaran dipraktekkan oleh Gadies dan berhasil membuat pingsan keduanya.

Akhirnya pertarungan iitu dimenangkan oleh kubu Kenji dan Nina dengan nilai mutlak (woooo…emang pertandingan ??). Gadies segera menelepon tantenya yang seorang polwan dan tak seberapa lama kemudian rombongan polisi sudah berdatangan mengamankan situasi. ke 6 penjahat segera digiring ke kantor polisi.

Tiba-tiba Kenji dan Nina nyeletuk “Roy, untungnya tadi kita penasaran ama gelagat Nia yang terlihat bete, Akhirnya kita memutuskan menguntit Nia demi memastikan kalau-kalau ada apa-apa mengingat banyak pria yang suka sama Nia…eehhh lha kok ada peristiwa pertarungan berdarah gini, jadi mirip kisahnya Arif sama Ira karya penulis 7rejects di forum cerita panas semprot ya???”.

“gue bener-bener utang budi ama lo berdua…lo berdua gue rasa layak jadi sodara gue ” jawab Roy.
“ahhh itu hanya perasaan kalian saja !!” ucap gadies kepada Kenji dan Nina sambil tersenyum manis yang kemudian berpamitan untuk segera kembali ke kantor menyelesaikan pekerjaannya.

Roy membopong Nia ke ambulance yang tersedia dan mendampinginya ke rumah sakit.

Satu bulan setelah kejadian memilukan itu, Roy sudah bertekad bulat meminang Nia. Hari itu ia bersama keluarganya datang kerumah Nia untuk melamar secara langsung. Akhirnya demi keselamatan dan ketenangan hati Nia maka mereka bersepakat mengadakan acara pernikahan secepatnya yakni satu bulan mendatang.

Ketika tiba pada acara resepsi pernikahan, hadir disana Kenji bersama Nina. Disudut lain ada gadies bersama tantenya yang poisi itu ikut hadir. Mereka semua ikut bersuka cita pada pernikahan Nia dan Roy yang diraih dengan penuh lika-liku yang terjal dan berduri.

Malam telah larut. Roy dan Nina baru saja mengakhiri acara pernikahan mereka. Nampak sekarang mereka tengah duduk berdua di ranjang pengantin. Roy duduk bersandar pada dinding dan Nia duduk pula dan bersandar di dada Roy. Dengan lembut Roy membelai wajah Nia yang lembut dan bersih. Dimintanya Nia untuk rebah dan meletakkan kelanya di pangkuan Roy. Dengan halus dan penuh perasaan Roy berucap,

“Istriku sayang, Tuhan telah menyatukan kita…apapun rintangannya…aku mencintaimu sejak awal kita bertemu hingga ku mati sayang…”
“ssttttt….” ucap Nia sambil menempelkan jarinya di bibir Roy saat mengucapkan kata ‘mati’.

Kemudian ia menggeleng pelan sambil mengisyaratkan dengan kernyitan kening bahwa ia tak suka kata-kata itu terulang lagi.

“takkan habis cintaku untukmu sayang…I love You” ucap Nia sambil mengecup lembut bibir Roy.

Roy menyambutnya dengan penuh perasaan cinta. Mereka saling melumat bibir bukan hanya dengan nafsu tapi dengan seluruh kekuatan cinta yang mendalam.

Roy memegang lembut payudara istrinya dengn pelan dan lembut. Tubuh Nia masih tertutup lingerie katun tipis namun tonjolan ditubuhnya begitu tercetak jelas sehingga Roy sangat terpukau dan merasa berkewajiban menuntaskan birahi istrinya yang dari dulu terkatung-katung.

Dengan pelan ia turunkan ikatan tali di pundak Nia. Lingerie itu ia turunkan sebatas perut. Kemudian dengan mesra ia bopong Nia ketengah ranjang. Dengan bersandar pada tangan kirinya Roy memilin buah dada istrinya yang mengunung padat. Ia mainkan jemarinya di puncak areola istrinya bergantian kanan dan kiri.

“ehmmm mas Royyy…hmmmmmmmm” Nia mulai mendesah manja.

Roy tidak langsung melumat payudara itu melainkan terus saja ia pilin dan remas. Sesekali ia cubit pelan puting Nia dengan gemas membuat Nia merajuk kegelian.

“auuuwww…massss apaan sihhhh….eehhhmmm nakal ya….” bisik Nia pelan sambil tangannya merayap mencari batang penis Roy yang masih terbungkus celana boxer.
“ayooo masmm…masak cuma dimaini terus putingku…kan gellliii uhhhhhhhhh” Nia merajuk namun kemudian mendesah kaget ketika tiba-tiba mulut Roy menerkam putingnya.

Roy memainkan ujung puting Nia dengan lidahnya hingga membuat Nia kelojitan bukan kepalang karena geli. Nia masih berusaha melolosakn penis Roy dari boxer Roy dan akhirnya berhasil. Dengan bantuan kakinya ia mampu menekan jauh kebawah celana Roy. Ia genggam kuat-kuat penis Roy seakan tak mau kehilangan benda antik itu. Roy semakin lincah memainkan lidah dan membuat berbagai cupangan didada Nia.

“iihh masss…..uuhhh…I love u sayangg…uhhhhmmmm” Nia merancau dan mendesah manja.

Roy menjadi semakin gemas. Ia arahkan tangan kanannya meraih bagian bawah lingerie nia dan ia angkat keatas sebatas perut. memang Nia tidak memakai dalaman lagi kecuali lingerie itu sehingg saat ditarik keatas menyembullah paha sekal dan pantat montok Nia membuat Roy mabuk kepayang. Perlahan ia raih bagian tengah selangkangan Nia dan ia belai dengan lembut. Semakin lama semakin ia tingkatkan menjadi gosokan ringan pada klitoris Nia.

“auuuhhhh sssttttt massss hhhhssssstttt massss ahhhhhhh” Nia mendesah kuat. Ia raih kepala Roy dan Ia lumat bibir Roy dengan penuh cinta. Roy mengimbangi ciuman itu dengan lumatan yang tidak kalah dengan Nia. terlihat sekarang mereka saling melumat bibir dengan menggebu-gebu sementara jari Roy sibuk bertugas menggosok bagian selangkangan Nia.

Roy menarik diri dari Nia. kemudian ia bergeser kebawah hingga wajah Roy bertemu dengan rambut memek lebat milik Nia. Dengan tanpa sungkan-sungkan (eehhh ngapain juga sungkan…kan istrinya…) Roy menjilat belahan memek Nia dengan penuh

semangat. Ia korek lobang Nia dengan lidahnya. Kemudian dipadu dengan gosokan lidah pada klitoris Nia. begitu terus berulang hingga Nia kelojotan dibuatnya.

“aaahhhhh masss….ennakkk sssttttt hmmmmmm mass ya teruss di situu aahhhhh masss” Nia kembali merancau dengan penuh penghayatan.

Matanya terpejam menikmati setiap jilatan Roy pada daerah kewanitaannya.

“aaahhsssttt mass masss masss aduuuhhh masss aaauuuuuuhhhhhh masssss akhhuuu sampaiiii ahhhhh” Nia merancau dan merasakan orgasme yang sebenarnya dari seorang lelaki yang sangat dicintainya.

lelehan cairan kenikmatan menjalar turun menyusuri dinding luar memek Nia. Dengan penuh cinta Roy menjilatinya hingga tetes terakhir.

Roy kembali ke posisi disamping Nia dan membelai lembut rambut Nia.

“eeeehhhhmmm makasihhh sayangg…yang tadi enakkk bangettt” ucap Nia sambil mengecup bibir Roy.

Roy menjadi bergejolak. Ia memutar istrinya hingga menghadap kesamping dengan posisi punggung Nia berhimpit dengan dada Roy. Kemudian Roy menyangga kaki kanan Nia dengan tangan hingga keatas. Denggan pelan ia lesakkan batang penisnya ke memek sang istri. tarik dan dorong dengan pelan yang kemudian bertahap semakin cepat dan cepat menghujam memek istri tercinta.

‘auuuhh uuhhh ahhh ahhh ahhh ahhhhhh” kembali Nia meraung merasakan hentakan suaminya di lobang memeknya.
“eeehhsssst…sayanggg I love u too” bisik Roy di telinga Nia sambil terus menggenjot Nia dengan kecepatan tinggi.

Setelah sekian menit dengan posisi itu, Roy meminta Nia untuk nungging dan kembali menusuk memek Nia dari belakang. Pada posisi ini hampir saja Roy jebol pertahanannya karena pengaruh memandang bentuk bulat pantat istrinya yang membulat sedang bergoyang sensual dalam dekapan jemarinya.

‘ahhhhhh saaaayyyanggg hmmmmmm dddlll dalllem bangettt rasanya…eehhh mentokkk uuuhhhh enakkk sayang” rintih Nia seksi sekali.

Merasa hampir mencapai puncak, Roy segera merubah posisi menjadi konvensional. Dengan memberikan tumpuan kaki Nia di kedua bahunya, Roy kembali menggoyang memek Nia. tusukan diperceat hingga Nia seperti kehilangan nafas.

‘hhkkk hkkk….mmsss….auuuhhh diapaiinn iniiii auuhhh Nia ga tahannn auuuhhh aaaaaaaaaaahhhhhhhhh” Nia mendesah tak karuan dan disusul gelombang orgasmenya datnga kembali.
“sayanggg uhhh akhuuu juga mmo nyampaiiii aahh ahhhhawwwhhhhhhhhhhhh” Roy juga mendesah dan klimaks dicapainya didalam memek sang istri. Roy limbung di sisi istrinya yang terpejam nikmat.

beberapa menit kemudian Roy bangun dan memeluk istrinya. Dikecupnya kening sang istri dengan penuh rasa sayang. Nia membalas dengan mencium pipi suaminya. Meeka berpelukan dalam keadaan bugil dan tertidur kelelahan. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Nia Mahasiswi Cantik appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Model Agency Terkutuk

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Model Agency Terkutuk

 

cerita-sex-model-agency-terkutuk-300x300

Cerita Sex: Model Agency Terkutuk

 

Pagi hari. Aku baru bangun tidur. Udara terasa segar setelah Jakarta diguyur hujan deras semalaman. Kukenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek ketat yang menampakkan lekuk-lekuk tubuhku yang begitu menggiurkan. Aku berjalan ke halaman depan.

“Ahaaa.. Koran baru sudah datang”, kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini tergeletak di dekat pintu pagar.

Cerita Hot | Kuambil surat kabar itu. Langsung aku duduk di kursi di teras sambil membacanya. Sebagai mahasiswa ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok.

“Dicari, gadis berumur 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke xxx (edited) Agency, Jl. Cempaka Putih xxx (edited), Jakarta Pusat.”

“Kira-kira aku diterima nggak ya?” Aku bertanya dalam hati.

Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta. Umurku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.

Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. “Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung.

Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor **** (edited)? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama “**** (edited) Agency Photo Studio & Modelling.

Menerima anggota baru.” Wah benar ini tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.

Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias “you can see,” dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar.

Ia nampak memandangku dan tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.

“Hanny K**** (edited) dipersilakan masuk ke dalam.”

Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk.

“Kenalkan aku Adolf, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Hanny, nama yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana.”

Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Adolf, di bawah lampu sorot yang cukup terang dan di depan sebuah kamera foto.

“Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih 5 gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don’t be shy!” kata Adolf sembari memberiku sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Adolf belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.

“Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-biasa aja lah!”

Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai. Mata Adolf sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual.

“Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.”

Wah! Ini sih mulai kelewatan!

“Ayolah, jangan malu-malu!”
Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model.

Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Adolf tanpa berkedip memandangi tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Adolf tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi Adolf, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.

“Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu.”

Aku membalikkan tubuh menghadap Adolf. Adolf menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku. Adolf terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun. Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Adolf menyuruhku melepas celana dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang.

“Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat”, kata Adolf sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Adolf menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.

“Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini”, kata Adolf sambil mencolek belahan payudaraku.
“Nah, sudah selesai sekarang.” Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini.
“Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaku.
“Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!”

Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?

“Susan!” Adolf memanggil seseorang.

Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini.

“Nah, sekarang coba kamu lihat, Hanny. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti dia, Han”, kata Adolf sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu. Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!

“Baiklah, tapi kali ini aja ya”, aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose.

Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas. Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susan menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku. Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama.

Susan berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah. Dan aku diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku.

Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan Adolf yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah Susan sudah ke mana perginya.

“Jangan, Pak! Jangan!” Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya.

Tapi semua itu tidak ada hasilnya. Tangan Adolf lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas.

“Kamu memang benar-benar cantik, Hanny”, kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.

Tiba-tiba dengan kasar, Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya. Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Adolf mulai menjamahnya.

Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan. Mulut Adolf dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Adolf mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.

Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Adolf terus mengisap dan menyedot puting susuku. Aku meronta-ronta. Tapi Adolf terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Adolf.

Adolf mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit. Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka. Batang kemaluan Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Adolf yang tegang dan panjang. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.

Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Adolf lebih kuat. Lagipula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Adolf. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri.

Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Adolf berhamburan di sekujur perut dan dadaku. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu! – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Model Agency Terkutuk appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Resepsionist Cantik

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Resepsionist Cantik

 

cerita-sex-resepsionist-cantik

Cerita Sex: Resepsionist Cantik

 

Usia saya sekarang 37 tahun dan saya berprofesi sebagai direktur di sebuah perusahaan swasta. Ayahku adalah pendiri dari grup perusahaan ini yang terdiri dari beberapa perusahaan ini. Sebagai “putera mahkota”, aku sangat disegani oleh para karyawan di kantor, termasuk para direktur dan manager professional lainnya. Mereka, para professional itulah yang sebenarnya banyak memberikan kontribusi pada perusahaan, sedangkan aku hanya santai-santai saja dan sekedar memberi instruksi sana-sini.

Di kantor, aku terkenal sebagai seorang playboy. Sebenarnya bukan di kantor saja tetapi sejak dari SMA dulu. Ditunjang dengan perawakan yang ganteng (kata orang-orang nih) dan berbadan atletis (aku masih keturunan indo dari pihak ibu), juga dukungan financial yang melimpah, tak sulit untuk mendapatkan cewek-cewek cantik untuk aku ajak tidur. Seperti kemarin dulu, ketika aku sedang jalan-jalan di mall saat waktu kerja (maklum boss he.. He..) aku menjumpai 2 cewek ABG. Mereka baru duduk di bangku SMA, terlihat dari seragam yang mereka kenakan.

Setelah aku ajak makan dan shopping, tak lama mereka sudah melenguh-lenguh aku setubuhi di hotel yang berdampingan letaknya dengan mall itu. Aku sangat puas menikmati tubuh muda 2 ABG itu. Mereka masih agak lugu dalam melayaniku, tampak dari cara mereka mengulum kemaluanku yang masih ragu-ragu. Mereka beralasan karena ukurannya terlalu besar sehingga tidak muat di mulut mereka yang mungil, tetapi setelah aku paksa mereka melakukannya juga. Kemudian dari jeritan dan erangan saat aku penetrasi vagina mereka yang sempit, aku berkesimpulan mereka masih jarang melakukan hal ini.

Cerita Sex Hot | Sedangkan di kantor, aku sering mengajak sekretarisku untuk sekedar bobo siang sehabis makan siang. Lia, sekretarisku itu adalah lulusan D3 dari akademi sekretaris terkenal di Jakarta. Berbody sexy, dengan kulit putih dan berwajah cantik. Dia sudah bertunangan dengan temannya sejak SMA (cinta pertama katanya). Aku kadang kasihan dengan tunangannya itu, yang setiap hari menjemput saat pulang kantor, karena aku telah sering mereguk kenikmatan birahi dari kekasihnya. Bahkan pernah saat dia sedang menunggu di lobby, aku sedang asyik menikmati Lia di dalam kantorku.

Hari ini aku pergi ke kantorku yang terletak di kawasan Kuningan agak siang, karena habis nonton pertandingan piala eropa tadi pagi. Dengan mata yang masih agak mengantuk, aku memasuki lobby kantorku yang terletak di lantai 25.

“Selamat pagi Pak Robert”
“Pagi”

Aku lihat ke arah si penyapa, ternyata dia adalah Noni, receptionist yang sedang tersenyum manis. Noni ini sudah lama aku incar sejak lama, dan berbeda dengan gadis lain yang gampang jatuh ke dalam pelukanku, dia dengan halus selalu menolak jika aku ajak bahkan sekedar makan siang berdua saja. Memang tampaknya dia adalah gadis baik-baik.

Berumur masih 18 tahun, baru lulus SMA dan sedang mengumpulkan biaya untuk kuliah, dia tampak begitu menggemaskan. Gairah gadis muda dengan wajah yang manis, dan tubuh yang proporsional, meskipun masih kalah sexy dari Lia, tapi wajahnya yang imut-imut itu yang mengusik hasrat kelelakianku. Memang aku sangat suka menikmati gadis ABG seperti dia, terutama yang masih belum banyak pengalaman sexnya.

Sampai di ruanganku, Pak Johan tak lama menemuiku untuk membicarakan mengenai proposal proyek yang sedang ia siapkan. Aku tak bisa konsentrasi dalam mendengarkan uraiannya, karena aku masih memikirkan si Noni ABG cantik resepsionisku itu.

“Pak Johan, bagaimana kalau kita bicarakan besok saja, saya sedang agak nggak enak badan nih”
“Oh.. Baik Pak.. Maaf kalau saya mengganggu bapak..”

Beres sudah. Si Johan sudah aku singkirkan. Dalam hatiku aku berpikir yach atur sajalah proposalnya.. Pokoknya kalau nggak gol.. Tinggal aku pecat saja dia he.. He..

Kembali lagi entah mengapa pikiranku kembali ke Noni. Aku harus mengatur rencana agar aku bisa menikmatinya nanti. Segera aku panggil Lia sekretarisku untuk membawa file Noni dari HRD.

“Ini Pak.. Filenya” Lia menyerahkan file yang kuminta.
“Ada lagi yang diperlukan Pak?”
“Kamu suruh Noni menghadap nanti setelah jam kantor selesai” jawabku.

Lia tampak cemburu karena dalam hati dia sudah tahu apa yang akan terjadi nanti. Well, too bad Lia.., walaupun kamu cantik, tapi hari ini aku sedang ingin yang lain. Mungkin besok giliran kamu lagi, kataku dalam hati. Tak sabar aku menunggu jam kantor selesai. Sekitar jan 17.30, terdengar ketukan di pintuku.

“Masuk”
“Selamat sore Pak..” Noni menyapaku dengan penuh hormat.
“Oh.. Noni ayo masuk.. Silakan duduk”

Nonipun duduk di depanku. Tampak dia agak ketakutan aku panggil. Tapi itu tidak mengurangi kecantikannya, dengan blazer coklat yang menutupi baju dalamnya yang tidak bisa menutupi sembulan dadanya yang segar. Roknyapun agak mini sehingga pahanya yang putih tampak menanti untuk aku jamah.

“Ada apa Pakk..” tanyanya agak gugup. Ha.. Ha.. Dia sudah agak terintimidasi nih, pikirku.
“Begini Noni.., karena performance perusahan kita kurang memuaskan akhir-akhir ini, sehingga kita perlu melakukan rasionalisasi karyawan” aku berkata sambil menatap matanya yang mulai tampak kemerahan menahan air mata.

Dia sudah merasa akan bahwa dia termasuk yang akan di PHK.

“Kamu termasuk yang harus kita PHK. Jadi kamu bisa mengurus pesangon kamu di HRD besok pagi. Maaf ya Noni..” kataku sambil berharap siasatku ini akan berhasil.
“Tapi Pak..” jawab Noni sambil mulai terisak-isak.
“Saya kan tidak berbuat salah apa-apa. ”

Dalam hatiku aku tertawa mendengarnya. Tidak punya salah? Setelah menggoda kelelakianku begitu lama dan selalu menolak rayuanku? Ha.. Ha.. Salah besar kamu Noni..

“Saya juga harus membantu ibu saya yang sedang sakit Pakk.. Tolong saya Pak Robert.. Saya perlu uang untuk operasi Ibu..”, dia sudah semakin terisak-isak di depanku.

Melihat gadis cantik tak berdaya seperti ini, nafsuku semakin bergolak.. Aku ambil tisu di meja kerjaku dan aku pindah duduk di sebelahnya sambil memberikan tisu itu padanya.

“Sudahlah jangan menangis..” kataku sambil mengelus-elus pundaknya.
“Tapi Pak.. Saya tolong jangan dipecat Pak.. Tolong..” katanya sambil menyeka air matanya.
“Yach.. Noni saya bisa saja membantu kamu, tapi kamu juga harus membantu saya”
“Bantu apa Pak.. ”

Wah ini sih pertanyaan retoris pikirku. Aku yang duduk disebelahnya langsung meraba pahanya sambil menciumi pipinya yang masih agak basah karena air mata itu.

“Jangan Pak..” katanya sambil menghindar.
“Ya sudah kalau tidak mau dibantu” jawabku agak kesal karena menahan nafsuku yang sudah tak tertahankan. Noni masih duduk diam terpaku sambil meremas-remas kertas tisu.
“Ya sudah Noni.. Pergi sana” aku mengusir dia. Semoga saja Lia belum pulang sehingga aku bisa menyalurkan hasratku ini. Noni masih diam. Aku kembali merengkuh pundaknya sambil menciumi pipinya. Kali ini dia tidak menghindar. Berhasil.. Aku bersorak kegirangan dalam hati.
“Tapi jangan bilang siapa-siapa ya Pak.. Soalnya saya sudah punya pacar”
“Tentu saja sayang..” kataku sambil meremas rambutnya, dan menariknya sehingga wajahnya tepat berada di depan wajahku.

Langsung aku cium dan kulum bibirnya yang tipis merekah itu.. Sementara tanganku telah membuka blazernya sehingga pundaknya yang mulus telah terpampang didepanku. Aku ciumi pundaknya yang mulus dan tali BHnya pun aku gigiti gemas. Sementara tanganku sibuk meraba dan meremas pahanya yang putih bersih itu. Tak tahan aku untuk tidak menikmati buah dadanya yang membusung itu. Aku ciumi dadanya yang masih terbungkus baju dalamnya.

“Emmhh.. Emhh” Noni mulai mengerang menahan nikmat yang mulai dia rasakan.

Tangankupun dengan terampil membuka baju dalamnya sehingga dia tinggal mengenakan BH yang kelihatannya terlalu kecil untuk menampung buah dadanya yang besar itu. Aku ciumi dadanya kemudian aku turunkan cup BHnya sehingga buah dadanya mencuat keluar. Oh.. My god.. Indah sekali buah dada Noni ini. Putingnya kecil berwarna merah muda, yang sudah mengeras. Buah dadanyapun kencang dan kenyal seperti halnya buah dada gadis muda belia seperti dirinya. Langsung aku kulum dan jilat putingnya, sambil tanganku meraba pahanya sampai ke celana dalamnya.

“Ohh.. Pak.. Jangan Pak..” Noni mengerang..

Jangan? Dalam hatiku aku tertawa geli. Mulutnya berkata jangan tapi reaksi tubuhnya berkata lain. Mungkin jangan berhenti maksudnya? Tanganku sudah mengelus-elus kemaluannya yang sudah basah oleh cairan nikmatnya.

“Ayo sayang kita pindah ke sofa” ajakku.
“Jangan Pak..”
“Ayo..!!” perintahku sambil menarik tangannya.

Sebelum dia duduk, aku cium dahulu dia sambil melepas baju dalam dan rok mininya. Tampak dia cantik sekali dengan hanya berpakian dalam begitu. Apalagi buah dadanya sudah mencuat keluar dari BH hitam yang dikenakannya.

“Ayo duduk” perintahku.

Dia duduk di depanku sehingga wajahnya tepat berada di depan kemaluanku. Dengan cepat aku membuka semua pakaianku sehingga tinggal mengenakan celana dalam saja.

“Cepat cium” kataku sambil menyorongkan kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam itu padanya.

Nonipun sudah tampak pasrah dan dia mulai menciumi kemaluanku. Tak tahan, aku suruh dia membuka celana dalamku itu sehingga kemaluanku yang sepanjang 20cm dan seukuran hampir sama dengan pergelangan tangannya melonjak keluar. Noni tampak kaget sehingga agak menjerit tertahan melihat ukuranku itu.

“Kenapa sayang”
“Ihh Pak.. Besar sekali.. Noni takut Pak..”
“Nggak apa.. Ayo diisap” perintahku.
“Ampun Pak.. Jangan Pak.. Nggak muat Pak..”
“Ayo cepat” kataku sambil meremas rambutnya dan mendorong kemaluanku sehingga menyentuh bibirnya.

Aku memang paling kesal dengan karyawanku yang belum apa-apa sudah bilang nggak bisa padahal belum mencoba. Entah dalam pekerjaan kantor sehari-hari atau dalam hal Noni ini untuk memuaskan kejantananku. Nonipun membuka bibirnya dan mulai menjilati kepala kemaluanku. Tangannyapun mulai mengocok kemaluanku sambil kadang-kadang membelai buah zakarku. Rupanya dia sudah merasa percuma saja menolak sehingga lebih baik menikmati saja aktivitas kita ini.

Kemudian dia sudah mengulum kemaluanku. Akupun berdiri berkacak pinggang didepannya, sementara dia sibuk memberikan kehangatan mulutnya pada bos besarnya ini. Kadang-kadang aku meremas rambutnya yang berjepit rambut berbentuk hati berwarna merah muda sehingga menambah kecantikan kemudaannya.

“Ayo lebih dalam”, kataku sambil berkacak pinggang memberi perintah.

Tampak Noni bersusah payah mengulum kemaluanku walaupun tampaknya baru setengah yang bisa dia masukkan kemulutnya yang mungil. Akupun tak sabar, lalu aku dekap kepalanya dengan kedua tanganku, dan aku maju mundurkan kemaluanku di mulutnya. Terasa sesak tapi sangat nikmat menjalar tubuhku.

“Hmmhh.. Mulutmu enak Noni.. Yach ayo terus hisap.. Pintar.. Good girl..”, erangku menahan nikmat duniawi.

Setelah kurang lebih 15 menit menikmati hisapan dan kuluman Noni si gadis lugu ini, aku duduk di sofa dan memerintahkan dia untuk menaiki tubuhku. Aku sibakkan celana dalam hitamnya sehingga vaginanya yang sempit itu telah siap untuk menelan kemaluanku.

“Ahh.. Ampun Pak.. Sakit..”, erangnya ketika kemaluanku mulai menerobos bibir vaginanya.

Aku tak mempedulikan erangan minta ampunya dan langsung menyodokkan kemaluanku sambil menggoyang-goyangkannya ke kanan dan kekiri. Masuknya agak susah sehingga setelah sedikit aku sodokkan aku goyangkan dulu, baru bisa aku sodokkan sedikit lagi ke dalam. Sementara itu mulutku sibuk menikmati buah dada belianya.

“Pak.. Ampun Pak.. Ahh..” erangannya terdengar makin keras.

Kemaluanku kini sudah 3/4 yang masuk dalam vaginanya. Kemudian aku pegang pantatnya yang sexy itu dan aku kocok keluar masuk kemaluanku dalam lubang surgawinya.

“Pak.. Sudah Pak.. Ampun Pak.. Noni hampir sampai..”

Aku semakin cepat menggenjot Noni, sampai akhirnya dia menjerit tertahan karena mulutnya menggigit tangannya sendiri. Mungkin dia malu untuk menjerit terlalu keras saat orgasme. Memang dia pada dasarnya adalah gadis yang sopan dan baik. Aku belum puas menikmatinya, lalu aku suruh dia menungging di sofa dan aku setubuhi dia dari belakang.

“Pak.. Pak.. Jangan Pak.. Noni sudah capai Pak..” katanya sambil merintih.

Aku terus genjot dilakang sambil sesekali aku jambak rambutnya sehingga kepalanya terdongak kebelakang, sehingga aku bisa menciumi wajahnya yang imut itu. Tanganku pun tidak ketinggalan meremas buah dadanya yang besar dan bergoyang saat aku setubuhi kemaluannya dengan gaya doggy-style itu.

Saat aku sedang asyik menggenjot Noni.., tiba-tiba Lia masuk ruanganku. Rupanya aku lupa mengunci ruanganku tadi.

“Ada apa Lia..?” tanyaku sambil tersenyum sambil terus menyetubuhi Noni.

Nonipun sudah kembali terangsang dan tidak memperdulikan kehadiran Lia. Dia tetap mengerang tertahan sehingga menambah suasana mesum di ruangan itu.

“Ini Pak.. Saya perlu tanda tangan Bapak” jawab Lia sambil merengut cemburu.

Tampak dia memang sengaja ingin melihat aku mengerjai Noni, sehingga bekerja lembur.

“Maaf.. Pak kalau mengganggu..” katanya masih dengan nada cemburu.

Aku ambil surat dari tangannya dan langsung aku tandatangani sambil terus menggenjot Noni.

“Nih.. Udah jangan ganggu saya lagi.. Kamu nggak liat saya sedang sibuk?” kataku dengan suara agak marah.
“Kamu liat khan saya sedang beri training si Noni ini supaya pintar..” kataku sambil menarik rambut Noni sehingga wajahnya menghadap ke Lia.
“Udah pergi sana.. Nanti kalau giliranmu ditraining saya akan panggil OK” kataku sambil tersenyum padanya.

Tampak wajah Lia memerah menahan nafsu melihat adegan persetubuhanku dengan Noni.

“Baik Pak..” jawabnya sambil keluar ruangan.

Tetapi setelah keluar ruangan dia tampak mengintip dari balik vertical blind jendela ruanganku. Ha.. Ha mungkin dia penasaran dan bernafsu sekali melihatku mengerjai Noni. Sementara itu aku balikkan tubuh Noni di sofa dan langsung aku genjot lagi dari depan.

“Aahh.. Pak.. Ampun Pak.. Noni hampir sampai lagi..” erangnya.

Aku cium dia saat dia mencapai orgasmenya yang kedua. Sementara itu akupun sudah merasa akan mencapai puncak. Kucabut kemaluanku dari vagina Noni, dan aku suruh dia kulum dan isap lagi. Aku lirik ke vertical blind dan ternyata masih ada bayangan Lia di sana. Aku ingin dia melihat aku ejakulasi di mulut dan wajah Noni resepsionis yang cantik ini.

“Ayo isap terus Noni.. Kamu luar biasa.. Pintar sekali..” kataku memuji kerja kerasnya.

Aku melihat ke vertical blind sambil tersenyum, tak lupa menyibakkan rambut Noni sehingga Lia dapat melihat dengan jelas saat aku ejakulasi nanti.

“Ahh.. Ohh.. Ohh.. You little slut..” erangku saat cairan ejakulasiku keluar membasahi wajah dan mulut Noni.
“Ayo bersihkan.. Isap sampai bersih..” perintahku.

Nonipun terpaksa menjilati bekas cairan sperma dari kemaluanku. Setelah bersih, kamipun masing-masing mengenakan pakaian kami kembali, dan Noni mengambil tisu untuk menyeka bekas sperma dari wajahnya.

“Maaf Pak.. Terus bagaimana dengan nasib saya..” tanyanya memelas.
“Yach.. Kamu bisa terus bekerja di sini asalkan kamu mau memuaskan saya seperti tadi.. OK?” jawabku.
“Baik Pak.. Terimakasih Pak..”

Ha.. Ha.. Memang enak menjadi bos besar.. Sudah habis-habisan menggenjot gadis muda, masih diberi ucapan terimakasih lagi..

“Ya sudah kamu bisa pulang sekarang” kataku sambil mengemasi barang-barangku juga.

Kamipun keluar dari ruanganku, dan aku lihat meja Lia sudah kosong mungkin sudah pulang tidak tahan melihat adegan live-show aku dan Noni. Sampai di lobby aku bertemu dengan pacar Noni yang ternyata sudah menunggunya untuk mengantar pulang.

“Selamat sore Pak” sapanya penuh hormat.
“Ini Budiman Pak.. Pacar saya” Noni mengenalkanku pada pacarnya.
“Dan ini Pak Robert.. Direktur perusahaan ini”
“Oh ya.. Sori ya lama nunggu tadi?” tanyaku sambil tersenyum. Noni tampak menunduk malu.
“Nggak apa kok Pak” kata Budiman.
“Yach tadi saya harus memberikan sedikit training pada Noni untuk meningkatkan produktivitasnya di perusahaan ini” kataku menjelaskan.
“Ternyata dia pintar.. Kamu beruntung lho punya pacar cantik dan pintar seperti dia” kataku.
“Oh iya Pak terimakasih Pak..” Budiman berkata senang dan penuh hormat.

Ha.. Ha.. Aku tertawa dalam hati.. Noni terdiam saja tersipu mendengar pujianku di depan pacarnya tersayang itu. Akupun menaiki lift untuk menuju gedung parkir. Setelah itu aku langsung tancap gas Mercy silver metalikku untuk segera sampai di rumah untuk tidur karena badanku sudah pegal-pegal habis menyetubuhi Noni tadi. Kusetel lagu Al Jarreau, sambil berdesah puas. Sukses rencanaku hari ini. Noni sudah takluk di tanganku.

Sekeluar dari komplek gedung perkantoranku, tiba di lampu merah, aku melihat Budiman sedang menggonceng Noni dengan motor bututnya. Noni melihat ke arahku sambil tersenyum malu. Akupun tersenyum padanya sambil berharap semoga aku tidak cepat bosan menikmati tubuhnya, sehingga dia tak perlu aku pecat untuk aku ganti dengan yang baru. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Resepsionist Cantik appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Lidya Anak Tiriku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Lidya Anak Tiriku – Aku adalah seorang pengangguran yg telah menikah dg seorang janda beranak satu sekitar 10 thn yg lalu. usiaku saat itu baru 20 thn sdngkan istriku 28 thn. putrinya Lidya baru berusia 12 thn. aku tinggal dirumah istriku yg tdk terlalu besar. shg kalau tidur kami selalu bertiga.

 

cerita-sex-lidya-anak-tiriku-225x300

Cerita Sex: Lidya Anak Tiriku

 

Istriku memang janda yang terbilang hot.payudaranya montok, badannya berisi. sebagai janda isteriku sangat pinter dalam bercinta. seponganya di batangku benar-benar maknyos. setiap malam kami bercinta tanpa busana dgn Lidya kecil disampingku. Karena Lidya masih kecil jd tdk pernah terpikir bahwa dia akan mengerti.

Sering saat kita bercinta, istriku suka mendesah desah kenikmatan. Lidya kadang terbangun dan secara tak sengaja menonton dengan mata setengah ngantuk kegiatanku dengan ibunya . tapi setelah kita menyadari ditonton si kecil kita tidurkan dia lagi. setelah dia akil balik pada usia 13 tahun, sengaja aku menyetubuhi ibunya dengan lenguhan yang agak keras.

maksudku agar dia terbangun dan menonton aku menggagahi ibu kandungnya. kadang aku mencuri pandang ke arah lidya saat ibunya mendesah desah kenikmatan dientot bapak tirinyat. hmmmmm…..ternyata dia memicingkan mata menontonnya….

setelah 3 tahun kawin, akhirnya istriku hamil. aku mulai malas menyentuhnya.sementara anak tiriku Lidya sdh beranjak dewasa. sekarang sdh di klas 3 SMP. wajahnya cantik dan tubuhnya berisi, sintal u ukuran gadis seusianya. kulitnya kuning langsat. susunya sdh tumbuh membesar.

aneh…aku mulai bergairah menatap tubuhnya yang mulai ranum. nafsu birahiku bergejolak tiap kali memandang Lidya.
kadang kalau malam tidur bertiga aku suka memeluk Lidya. tentu saja saat dia tidur terlelap. aku selalu tidur ditengah antara istri dan anak tiriku.

Bayangkan, tongkolku ngaceng saat memeluk tubuh anak tiriku Lidya. tangankupun tak lepas dari meremas remas buah dadanya yg mekar dan mengkel.

aku tidak tahu apa dia tahu tindakanku. tapi yg kadang membuatku bertambah nafsu adalah saat lidya tertidur, buah dadanya kuremas remas perlahan kudapatkan pentilnya agak menegang dan terkadang dia mendesah seperti ibunya. tapi u lebih jauh aku takut isteriku terbangun.

aku tidur selalu dg CD saja. demikian jgdg istriku. sdngkan Lidya memakai kaos tnp BH dan rock. hampir tiap malam aku memeluk dan meraba raba buah dadanya serta menempelkan batangku pada pahanya yg mulus.

Kala aku sdh ga tahan akibat menempelkandan menggosok gosokantongkolku pd pahanya yg mulus,aku mengalihkan perhatianku pd istriku yg hamil.

Kubangunkan istriku u menghisap batangku yg cukup besar. kubiarkan dia memuaskan diriku sampai aku ngecrot….
setelah itu baru aku tidur. aku ga nafsumenghantam barangnya karena aku ngga suka orang hamil.

begitulah hari berlalu. semakin lama semakin ga tahan aku.

Hingga pd suatu siang saat aku pulang kerumah, aku mendapatkan rumah sunyi senyap. istriku yg lag hamil 6 bulan entah lagi kemana. Aku masuk kekamar mendapatkan Lidya tengah tertidur.

mataku melotot melihat pemandanganyg menggairahkan……

Lidya tengah tertidur. masih lengkap pakaian sekolah SMP nya. namun roknya tersingkap sedikit keatas shg CD nya kelihatan. paha mulusnya memabukan hati.

perlahan aku mulai mendekatinya. aku duduk disamping kasurnya. batangku menegang melihat tubuh perawan berusia 15 thn dihadapanku. nafsuku menggelegak gelegak ingin langsung melumatnya.

Tanganku gemetar menyentuh paha mulus anak tiriku. jakunku naik turun . nafasku tak karuan.. tongkolku bener2 tegang.
tapi disatu sisi aku ketakutan kalau ada orang yg tahu.

syurrrr……..rasanya begitu tanganku menyentuh paha mulusnya………..Lidya menggeliat. tanganku kutarik takut dia terbangun…………………..

Nafsu jahanamku sdh tak terbendung, akhirnya aku berjingkat menutup pinturumah; lalu mengunci pintu kamarku.
Tubuh lidya tergolek di tempat tidur dg rok yg terisingkap seakan menantang u dinikmati.

“persetan” gumanku dl hati.

satu persatu pakaianku aku tanggalkanhingga aku telanjang bulat. tubuhku memang atletis dan tongkolku cukup besar dan panjang terlihat mengacung keras.

perlahan kembali aku duduk disisi tempat tidur. kutatap kembali lidya yg tengah tertidur pulas.
tanganku kembali mengelus paha mulus anak tiriku. entah kenapa lidya tdk bergerak . lelap banget.

aku mengelus pangkal pahanya perlahan………nafsuku sdh ga tertahankan. akhirnya aku mendekati selangkangannya dan mulai menjilatinya. Kujilati memeqnya yg masih berCD warna putih.

oh…aroma memeq perawan tercium olehku. bayangan belahan vaginanya dibalik CD basah berwarna putih eksotis sekali.
aku menjilati perlahan. kusedot sedot vaginanya. CD nya menjadi sangat basah oleh airliurku. aroma khas ABG…hmmmmm

“Pak……pak…..apa-apaan ini…..?” aku terkesiap setengah mati ketika Lidya setengah berteriak sambil mendorong kepalaku dari selangkangannya.

aku sempat ngedrop jg. tapi pemandangan didepanku menghapus kesadaranku. aku terus saja menyedot memeq Lidya.

” Bapak jangan pak……rengek anak tiriku….. tapi aku tidak perduli. aku tetap menyedot nyedot daging mentahLidya.

Kusibakan CDnya shg sebagian daging mentah Lidya kelihatan. duh…duh…indahnya. Ibarat singa lapar, kutancapkan taringku di dagingnya yg tebal menggairahkan.

Tangisan Lidya tdk kuperdulikan, aku terus mengenyot memeqnya. krn aku yakin cepat atau lambat, memeqnya pasti basah.
lidahku dg lihainya bermain di klitoris anak tiriku. kujilati dan kuputer puter ujung lidahku di bukit kenikmatannya.

oh….pak…sdh pak…sdh….kata Lidya perlahan mulai terangsang.
ohhhh…ohhhh…..erangnya.
ohhh…..ohhhh…ohhh pak..ja..ngan…jaaaaa…ngan….. isaknya kenikmatan

tubuh ABG itu mengelinjang gelinjang setiap kali kusedot klitorisnya. kadang Lidya tersadar dan berteriak teriak histeris dan menendang nendangku. tpapalah artinya buatku. kukunci kedua pahanya,sementara bibirku menempel di klitorisnya.

sengaja aku tdk mau berbicara apa2 krn terlalu nikmatnya vagina Lidya.

setelah mengobok ngobok selama 10 menit, perlawanan Lidya mulai mengendor dan perlahan ikut terhanyut dlm hawa nafusunya.

ohhhh..pak…ohhhh…lenguhnya sambilpinggulnya mengangkat keatas setiap kali aku sedot klitorisnya.
nampaknya Lidya mulai terhanyut dg berahinya sendiri.

vagina anak perawan itu mulai basah dg cairan cinta dan ludahku.
kesempatan ini kupakai u melucuti CD nya. wow….wow sekarang vaginanya terlihat jelas. dg bulu halus, dagingnyamemang tembem.

kembali aku menerkam memeqnya. sekarang seluruh vaginanya aku jilatin.

sungguh nikmat dagingnya. kukulum terus klitorisnya sambil tanganku mencari risluiting rok ABG ku.
akhirnya roknyapun dpt kulepas tanpa perlawanan

sekarang Lidya sdh setengah telanjang. aku mengulum terus daging vagina anak tiriku. tak terasa kontoku sdh basah.
Tanganku bergerilya meremas remas buah dadanya yg mulai mekar. satu persatu bajunya kupaksa u ditanggalkan.
Sekarang anak tiriku lidya bertelanjangbulat dihadapanku.

matanya sdh setengah tertutup menikmati sensasi yg kuberikan….sepertinya dia sdh nafsu sekali dan menyerah u dinikmati bapaknya.

aku berhenti sejenak memandang tubuh belia tanpa sehelai benang itu. alangkah indahnya pemandangan di siang itu.
tubuh lidya berisi. tingginya 155 cm. buah dadanya agak besar seukuran buah mangga. kuusap puting2nya yg berdiri tegak terangsang. dia melenguh tiap kali kusentuh puting2nya.

selangkangannya nampak basah dan kacangnya agak merah membengkak tanda dia ingin disetubuhi.
aku kembali menjilati vagina anakku dan menyedot nyedot kacangnya.

ohhh…ohhhhh lenguhnya berulang.

setelah terus menerus menjilati dan menyedot nyedot klitorisnya dg penuhnafsu…..
kedua belah tangannya mulai menekankepalaku. dan pinggul lidya naik turun menggoyang mukaku. ohhh…ohhh..ohhhh pak….desahnyatiada henti.

aku memperkeras sedotan sedotanku pd kacangnya yg amat bengkak………
kemudian tangan tangannya tmbh kasar menekan mukaku ke memeqnya….

akhirnya………….

Ohhhhhhhhhh…OOOOHHHHHHHHHHHHHHH,….. paaakkkk……

dg lolongan keras anakku mencapai klimaks pertamanya dan menyemburkan cairan vaginanya dimukaku.
tubuhnya mengejang pantatnya seolahtak mau melepaskan mukaku.. ugh sampe susah bernafas…..
aku belepotan dg cairan asem perawanku. yg jelas kemudian kujilati dan kutelan dg bernafsu.

ugh….lidya lidya sudah berani melepaskan klimaksnya……. berarti diasdh ga malu lagi……pikirku
lalu aku bergerak menjilati perut Lidya.tiba2 dia tersadar dan melawan dan menjabak rambutku.

” bapak jahat…jahat…..” katanya berulang ulang. aku menyeringa saja tdk perduli dg ucapannya. uihhh….. kenikamatan tiada tara. kedua tanganku bergerilya meremas remas buah dadanya.

perlahan mulutku mulai menyerang buah dadanya yg mulai ranum. pentilnya yg kecil dg kulit yg mulus. kusedot terus secara bergantian.
T
ubuhku diatas tubuh anak tiriku bersatu dalam berahi yg tak terkendali.
buah dadanya kugigit gigit kecil dan kucupangi. lalu lehernya kujilati perlahan. dan dia melenguh. aku tahu dia mulai menikmati lagi.

lalu aku mulai mencium bibir lidya yg aduhai. dia menolak tapi kupaksa mulutnya terbuka lalu kujulurkan lidahku. lidya membuang muka. jijik!!

kucium bibirnya yg ranum dan kupaksadia berciuman.

sementara aku menciumbibirnya tanganku mengelus elus putingnya. saat kusadari putingnya sdh berdiri aku tahu lidya sdhmulai bergairah u melayaniku.

pelan2 lidya mulai melayani ciumanku.kami berpagutan ibarat sepasang kekasih. saling bertautan lidah. lugu dan imut muka anaku saat berciuman dg menutup mata.

sementara tongkol besar dan panjangku ku mulai menempel di vagina sempit anak tiriku.

uh Lidya enaknya…..

barang bapak nempel di vaginamu….uhhh..uhhhh….” gumanku sambil terus menggesekan tongkolku di daging perawannyya.
beberapa saat kemudian, aku melepaskan ciumanku, kemudian , kududuki tubuh mungil itu. Lidya terbelalak melihat tongkol besarku

persis didepan wajahnya. tnp membuang waktu kuangkat kepalanya.lalu kusodok mulut mungilnya dg tongkolku.
Lidya memalingkan wajahnya menghindar. tapi kupaksa tongkolku masuk kemulut mungilnya. lalu kupompa mulutnya maju mundur. duh nikmatnya. lidya tersedak sedak………..

setelah puas mengent*t mulutnya, akuberalih ke memeqnya.
lalu kubalikan badannya yg berisi itu. kelihatan bulatan pantatnya yg tebal. kududuki anak tiriku dari belakang.
kutarik nafasku perlahan u mengontroldiri.

tubuh kecil itu sdh mulai melemah perlawanannya.

tongkolku menempel di pantatnya. setelah menarik nafas cukup panjang, aku mulai mengarahkan batang tongkolku yg cukup besar ke lobang vaginanya.

“aduh pak..pak sakit sekali…..” teriak Lidya, ketika tongkolku mencoba u menyeruak ke lubang vaginanya. sungguh sempit dan nikmat lobang perawannya……..

ampun…pak…ampun..pak……jangan…Lidya ngga mau…….jangan……”teriak lidya histeris.

“oh…ohhhh…Lidya nikmat banget dagingmu……” kataku sambil memejamkan mata menikmati tubuh ABG ku.
“OHHH….bangs*t….bangs*t…..”teriakku…..samb il menggenjot lobang yg sempit itu.

aku benar2 sdh lupa daratan…tongkolku yg besar menempel di memeq gadis 15 thn.
peluh dingin Lidya membanjiri tubuhnya sambil menangis kesakitan. terbersit rasa kasihan….tapi nikmat tiada tara mengalahkan kesadaranku.

“oh….lidya…oh..bangs*t enaknya memeqmu……….oh lidya berikan perawanmu u bapak yah..yahhhh” kataku tanpa meminta jawaban.
“ngga mau…ngga mau…huuuuhhh..huhhh…ibu…ibu….tolong lidya..”.teriaknya.
“ohhhh…ooohhh….” aku terus menggenjot anak tiriku tiada henti…..

perlahan lahan lobang perawan Lidya mulai membasah………rupanya tubuhnya suka atau tdk merespon dg cairan yg meleleh……..

akhirnya tongkolku menemukan lobang yg mulai menerima tongkolku. walau hanya masuk ujungnya saja………aku begitu menikmati genjotan2 ku.

lidya berusaha menahan lubangnya agar tdk bobol, justru ini menyebabkan diriku bertambah nafsu.
lubang lidya jadi tertutup dan batangku seolah membentur dinding…duh nikmat banget,
sengaja kulambatkan genjotanku u menikmati empot ayam anakku. aku menyodok nyodok dg penuh berahi sampe cairan mani keluar di ujung tongkolku.

kumerasakan ada lubang kecil yg kenyal yg bertahan agar tdk ditemus tongkolku. disinilah kepuasanku menikmati perawan.

ohhhh….ohhhh lidya…..susah banget bapak bolongin kamu yang…ohhhh…ohhhh kataku seraya terus menggoyang memeqnya dari belakang.

ohhh…legitnya perawanmu yang…ohhh..ohhh..bangs*t..enak..enakkk..yang
begitulah terus aku memompa memeq anaku yg tak kunjung tembus…
akhirnya ……………aku ga tahan lagi buat menjebol lobang cintanya………………….

kupercepat genjotanku…..sakitttttttt…….!!! teriakLidya saat tongkolku akhirnya dapat menembus vaginanya yg sempit.

“oh,,bangs*t……oh ngent*t..Lyd….ngent*t…….” kataku
“sakit pak….sakit…bapak jahanam….bpk jahanam….teriaknya……jahanam…..!!!

aku tak perduli. kumasukan semua tongkolku yg besar dan panjang kedalam memeq anak tiriku yg sempit.
aku merasakan kenikmatan yg tiada tara manakala seluruh tongkolku terbenam sampai menyentuh ujung rahimnya.
kutahan sebentar didalam memeqnya yg kenyal. tongkolku berdenyut denyut. aku takut keluar…..aku belum puas…..
memeq anakupun berdenyut denyut ibarat empot ayam yg membuatku makin nikmat. terasa seolah aku lagi disorga bercinta dg bidadari.

beberapa saat kemudian aku mulai memaju-mundurkan tongkolku yg besar di lobang kecil anak SMP itu.
ugh…nikmatnya….

vagina lidya agak basah ….rupanya tubuhnya tdk tahan dg rangsangan yg bertubi tubi. tubuh kecil mungil itu aku tindih. kedua tanganku meremas remas buah dadanya yg agak besar danranum.

genjotan genjotan yg kuberikan secaraperlahan di lobang cintanya, membuat lidya merintih rintih kenikmatan. antara rasa perih dan nikmat, lidya mulai menggerakan pantatnya menyambut genjotan tongkol bapaknya.
lidya merem melek menerima genjotanbapak tirinya……….

eh lidya……..kamu suka juga ya ngent*t sama bapak…ledekku.
ohhhh…ohhhh…ohhhh. pak…ohhh….tiada lagi isak tangis anakSMP itu. yg ada lenguhan lenguhan kenikmatan yg keluar dari bibirnya yg mungil.

enak ga yang ? tanyaku sambil membenamkan seluruh tongkol gedeku.
ugh….ugh…..hanya itu yg keluar dari bibirnya.
enak ga tongkol bapakmu yang ? tanyaku mengulang pertanyaanku sambil tetap menggenjotnya.

makin lama kugenjot memeq anaku makin cepat. lidyapun menyorongkan pantatnya naik turun u menyambut tongkolku.
ohhhh…nikmatnya bersetubuh dg ABG yg melayani sepenuh hatinya.
oh..lidya…ohhh….

akhirnya aku sdh tak tahan lagi, kujambak rambut anaku dg kasar dan bagai mengendarai kuda, kepalanya terdongak keatas. ugh……lenguhnya kesakitan.

kugenjot memeq anaku dari belakang dg kasar berkali kali
lidya menikmati dg bernafsunya dg terus melenguh lenguh…
akhirnya……..

OHHHHH..OHHHH..PAK……BAPAKKKKK……. teriak anakku mengejang saat mencapai klimaksnya yg kedua.
terasa tongkolku makin licin oleh cairan cinta lidya yg baru saja klimaks. empot ayamnya berdenyut denyut memijat tongkolku.

ohhh…ohhh…lenguhku keenakan.

gempuran2 ku makin dasyat ke memeqsempit anaku. aku terus melenguh lenguh menahan sensasi. tongkolku berdenyut denyut makin keras……..

oh sayang…oh lidya..oh sayang……..ohlidya ngent*ttttt…………………….lidyaaaaaaaaaa aaaaaa….
teriakku.
enak……enakkkk…….

” …..oh yank..oh Lidya…oh bangs*t..ohhh bangs*t bapak keluarrrrrr….!!!!!

dg teriakan terakhirku spermaku menyemprot hebat dlm rahim anak SMP itu.
aku berklejot klejot kenikmatan dg tanganku tetap menjambak rambut anak tiriku….
akhirnya aku terhempas diatas punggungnya…kelelahan dan kenikmatan…….

terimakasih yang…terimaksih….bapak benar2 puas dapat memetik perawanmu yang…..jangan beritahu siapa2 yah yang…kataku.

ya..ya pak…jawab lidya.

dua insan bapak dan anak tiri bertelanjang saling bertindihan….dg tongkol bapak tirinya masih menempeldi memeq gadis kecil itu.

aku menikmati sekali membenamkan tongkolku dlm memeq yg baru aku perawani.
sementara itu, air mani mengalir ke paha dan ke kasur perlahan…….diiringiisak tangis Lidya.

setelah istirahat berapa saat, aku mulai bergairah lagi. tongkolku yg belum kutarik dari lubang vaginanya mulai membengkak.

sementara memeq anakku sdh menyempit.

perlahan kubalikan tubuh mungil anak tiriku tanpa melepaskan batangku…

sudah pak sudah….katanya memohon .menyadari ada benda asing membengkak di lobang memeqnya yg sempit.
aku pura2 tdk mendengar.

kucium bibirnya yg mungil…..kamipun berciuman dg penuh nafsu.

rupanya anakku juga cepat terangsang. aku menggoyangkan tongkolku naik turun sambil berciuman. kemudian kulengkungkan badanku agar bisa menjilati seluruh lehernya. kemudian aku menurunkan jilatanku ke puting puting mungilnya yg sdh mengeras krn genjotan2ku di memeq kecilnya yg basah dg spermakutadi.

aku menyedot dan menggenjot anakkudg bernafsunya.

kemudian kuminta anaku u meraba raba putingku sambil tetap mengent*t memeqnya.
ohhh…nikmatnya.
isap puting bapak yang…kataku.
anak itupun menjilati dan menghisap putingku secara bergantian.

cengkraman dan kedutan anakku begitu nikmatnya. kadang dia mengedut ngedutkan dinding memeqnya u sensasinya.
lidya anak tiriku mulai berani menggoyangkan pinggulnya naik turun sambil melenguh..

ohhh…ohhhh…pakk…pak….koq jadi begini tanpa berhenti mengejar genjotan tongkolku.
anak tiriku dalam waktu singkat sudah sanggup melayani nafsuku.
kami terus hanyut dalam persetubuhan terlarang…
setiap genjotanku disambut dg pinggul anakku yg mengangkat. kami berciuman penuh nafsu….

akhirnya…

AGHHHHHH….AHHHHHHH….. anakku mengejang sambil memeluk dan mencium mulutku dg penuh nafsunya saat ia mencapai klimaks ketiganya.

aku tersenyum penuh kepuasan.
kemudian kubalikan tubuh anaku . dia menungging kupegang pinggulnya.
ah…pak jangan…..katanya
kutekan kepalanya ke kasur.
nungging yang..nungging…kataku .

lidya tdk mengerti. kutekan kepalanya, pinggulnya kutahan. lalu kuarahkan tongkol gedeku ke memeqnya.
ahhhh……lenguhnya. ketika tongkolku masuk ke memeqnya.
aku memegang kedua belah pantatnya dan mulai memompa. duh legitnya…nikmat luar biasa. terasa dinding emeq lidya mencekram batangtongkolku.

enaknya memompa lubang kecil dr belakang.
makin lama genjotan2 ku makin cepat dan memeq anaku sdh kembali membasah. dan dia melenguh lenguh melayani tongkolku .
lidya memaju mundurkan pinggulnya untuk menyambut setiap genjoyan bapaknya. kembali anakku hanyut dlm dosa bersama bapaknya.

ohhh…ohhh…lenguhnya berulang.
ohhhh pakkkk…..katanya mengejang u kesekian kalinya.
akupun sdh tdk tahan lagi.
aku memompa lobang cinta ABG itu dg bernafsunya…
ohhh….yang,,,yang,,, bapak keluarrrrrr……..oh lidya…..ohhh..ohh…. teriakku sambil membenamkan seluruh batangku yg panjang dan besar pd vagina anak tiriku.
spermaku menyembur nyembur membasahi lobang cintanya.
tongkolku berdenyut denyut….
akupun menyeringa kepuasan………..
kujatuhkan badanku yg besar ke badananakku seperti masih tak rela berhenti menikmatinya.

Entah kenapa ,setelah beristirahat setengah jam aku bernafsu lagi….. kembali kunikmati tubuh Lidya.
nampaknya anak tiriku memiliki libido yg tinggi pula shg dia dg suka dan rela melayani syahwat ayah tirinya.
aku menciumnya dg benafsu, lidya membalas dg memagut mesra. kembalikita bercumbu ibarat sepasang kekasih.

aku sayang sama kamu Lidya kataku
ah..bapak …lalu mama gimana ?
kita rahasiakan ya yang ? rayuku.
ihhh…bapak….ya donk kita rahasiain…..kata lidya dgn manjanya.
bapak beneran sayang ngga sama lidyatanya gadis kecil itu.
ya donk rayuku sambil menjilati lehernya.
cinta ?

ya…kataku sambil meremas buah dadanya yg mulai mekar. lalu kuisap putingnya penuh perasaan.
ohhh..ohhh bapak…..hmmm…hmmm..lidya mendesah kenikmatan.
aku mulai memilin puting anak tiriku dan menjilatinya berulang . kedua putingnya mengeras, aku menghisap dg penuh syahwat………

ohhhh,,, enak…pak…enak…lenguhnya.

tanganku mengelus pahanya dan perlahan ke memiawnya. lengket, sisa2 spermaku yg banyak. sprei basah karena cairan cinta kita.

aku mengelus elus pahanya kemudian kuraba vaginanya yg lengket2 basah. kugelitk klitorisnya lidya melenguh..paaakkkk…..ugh…ugh..desahnya lagi. perlahan kumasukan jari tengahku memainkan lubangnya yg sempit…bapakkkk…..ugh…..nikmat banget..

kemudian kurebahkan anaku , dan kualihkan perhatianku dari susu mengkelnya ke selangkangan anakku….slur[..slurp aku menjilati memeqnya yg masih penuh dg cairan spermaku. aku menjilat jilat dan menelan spermaku sendiri beserta cairan cintanya.

woooowww…nikmatsekali. tanganku juga sibuk memainkan puting2 pink anakku dan sesekali meremas buah dadanya yg mulai mengkel.

ohhh…bapak……..desahnya setiap kali kusedot vaginanya yg tebal nan semput. lobang kemaluannya masih kecil dan sempit serta masih berbulu tipis diatas nonoknya.

kuhentikan sebentar u memandang vaginanya yg indah. hanya ada garis vertikal, tak ada yg kendor. klitorisnya tersembunyi rapi. kemudian aku kembali menjilatnya. lidahku menyeruak vaginanya dg jilatan2 yg mantap……uh….uhhh…..lidya mendesah2 kenikmatan.

kemudian perlahan kubalikan badanku u melakukan 69. lidya merengkuh tongkolku, sementara aku tetap menyedot vaginannya.

awalnya lidya hanya mau mengocok batangku. namun dg setengah memelas aku memohon lidya u menghisap batangku.
lidya akhirnya kasihan sama diriku dan mulai memandang batangku..sebentar saja dia terdiam kemudian perlahan bangkit dan meraih nya. perlahan dia menjilati tongkolku yg sdh basah dan merasakan asinnya. lama2 dia sdh maumengulumnya seperti lolipop..aku melenguh lenguh kenikmatan…..

setelah chkup puas aku memintanya menaiki tubuhku. lidya bangkit dan berani mencium diriku….sayang…katanya..aku terkejutkemudian tersenyum. aku juga sayang dan cinta sama kamu yang……kataku. lidya kuminta menaiki dan mengangkang. kupegang tongkolku dan kuarahkan ke lubang cintanya yg sempit.

lidya melenguh aku mendesah… BLESSSS… terdengar memeq lidya berhasil memasukan tongkolku.
uh..pak..uh..katanya menelan semua tongkolku.

enak..enak..tongkolnya pak…uh gede…gede banget tongkol bapak. kemudian perlahan dia mulai menaik turunkan tubuhnya u menikmakti tongkolbesar panjangku.

aku mengangkat pinggangku keatas setiap kali lidya menurunkan tubuhnya..bener2 seret dan nikmat…empot ayam anakku begitu terasa. jepitan dinding vaginannya yg baru kujebol masih ketat membungkustongkol besarku.

lidya mengenjotku….. aku mencium bibir anaku dan mengelus puting2nya yg mengeras. beberapa saat kemudian aku beringsut menjilati da menyedot nyedot putingnya yg bwerwarna pink…..uh..pak enak banget sambil terus menggenjot…makin lama genjotan2 anakku makin cepat dan makin cepat…akhirnya setelah menyetubuhi bapaknya selama 15 menit lidya……

ARGHHHHHHHHHHH…..ARRRRGHHHHHHHHHHHH BAPAK AKU … AKU KELUARRRRRRRR…………………….katanya sambil mengejan.

cairan cintanya mengalir membasahi batangku.

akupun sdh ngga tahan lagi dan membalikan tubuh anakku. dari atas kugenjot abis tubuhnya..duh penuh sensasi….begitu aku terus menggenjotdan menggenjot dg cepat…sampai akhirnya aku tak tahan..kucabut penisku dari memeqnya kemudian aku membawanya ke mulutnya dan kupaksa lidya menelan semua spermaku.
ohhh lidya…anakku…ohhhh bapak keluar….crot…crottt….

spermaku kusemprotkan semua didalam mulut mungilnya…aku puas banget..anakku tersedak sedak terpaksa menelan semua spermaku. puas banget melihat mulut mungilnya berlepotan sperma.

beberapa saat kemudian..bapak jahat..jahat…katanya memukulku manja. aku menyeringa saja dan kemudian mengecupnya. lidya memelukku dan kami kembali berpagutan dlm keadaan telanjang bulat saling menyayangi………….duh ratu…………. nikmatnya………………………………….. …………………………

hubunganku dg lidya berjalan selama 3tahun tanpa sepengetahuan ibunya……….kami bersenggama setiapkali ada kesempata. kadang di ruang tamu. kadang di dapur saat dia memasak ataupun dikamar mandi saat dia mandi. lidya benar2 menjadi gadis yg gatelan. tdk ada kata menolak u bercinta.
namun sepandai pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga………………………………………. …

aibku terbongkar pd saat anakku berpacaran dg temannya di sekolah. pacarnya jd curiga karena lidya sdh bolong saat diajak ke sebuah motel u bercinta. disinilah kebodohannya mengakui dg terus terang siapa yg mengambil perawannya.
setelah itu, berita menyebar dg cepat di kampung. isteriku marah besar………….. tentu kalian tahu kemana aku setelah itu…. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Lidya Anak Tiriku appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex Ngentot Keponakan Pengantin Baru

$
0
0

Cerita Sex Sedarah ini Berjudul ” Cerita Sex Ngentot Keponakan Pengantin Baru ” Yang Bikin Sange Naik Birahi.

Cerita Sexs – Keponakanku yang baru menikah tinggal bersamaku karena mereka belum memiliki rumah sendiri. Tidak menjadi masalah bagiku karena aku tinggal sendiri setelah lama bercerai dan aku tidak memiliki anak dari perkawinan yang gagal itu. Sebagai pengantin baru, tentunya keponakanku dan istrinya, Ines, lebih sering menghabiskan waktunya di kamar.

Cerita Sex Sedarah Selingkuh Dengan Keponakan

Cerita Sex Sedarah
Pernah satu malam, aku mendengar erangan Ines dari kamar mereka. Aku mendekat ke pintu, terdengar Ines mengerang2, “Terus mas, enak mas, terus ……, yah udah keluar ya mas, Ines belum apa2″. Sepertinya Ines tidak terpuaskan dalam ‘pertempuran” itu karena suaminya keok duluan. Beberapa kali aku mendengar lenguhan dan diakhiri dengan keluhan senada. Kasihan juga Ines.

Suatu sore, sepulang dari kantor, aku lupa membawa kunci rumah. Aku mengetok pintu cukup lama sampai Ines yang membukakan pintu. Aku sudah lama terpesona dengan kecantikan dan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Ines hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15cm di atas lutut.

Paha dan betis yang tidak ditutupi daster itu tampak amat mulus. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat diikat secara sempurna, menyebabkan belahan toket yang montok itu menyembul di belahan baju, pentilnya membayang di kimononya. Rupanya Ines belum sempat mengenakan bra. Lehernya jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya.

Agaknya Ines sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kon tolku berdiri melihat tubuhnya. Dari samping kulihat toketnya begitu menonjol dari balik kimononya. Melihat Ines sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh tersebut digeluti dari arah belakang. Aku berjalan mengikutinya menuju ruang makan. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kon tolku di gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan.

“Sori Nes, om lupa bawa kunci. Kamu terganggu mandinya ya”, kataku. “Udah selesai kok om”, jawabnya. Aku duduk di meja makan. Ines mengambilkan teh buatku dan kemudian masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian Ines keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, mempertontonkan tonjolan toket yang membusung. Ines tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilnya tampak jelas sekali tercetak di dasternya. Ines beranjak dari duduknya dan mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakangiku, aku menatap tubuhnya dari belakang yang sangat merangsang.

Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. kesempatan bagiku untuk menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Ines tidak menyadari bahwa belahan daster di dadanya mempertontonkan toket yang montok kala agak merunduk. kon tolku pun menegang. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Nes, kamu gak puas ya sama suami kamu”, kataku to the point. Ines tertunduk malu, mukanya semu kemerahan. “Kok om tau sih”, jawabnya lirih. “Om kan pernah denger kamu melenguh awalnya, cuma akhirnya mengeluh.

Suami kamu cepet ngecretnya ya”, kataku lagi. “Iya om, si mas cepet banget keluarnya. Ines baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya Ines cuma jadi pemuas napsunya aja”, Ines mulai curhat. Aku hanya mendengarkan curhatannya saja. “Om, mandi dulu deh, udah waktunya makan. Ines nyiapin makan dulu ya”, katanya mengakhiri pembicaraan seru. “Kirain Ines nawarin mau mandiin”, godaku. “Ih si om, genit”, jawabnya tersipu. “Kalo Ines mau, om gak keberatan lo”, jawabku lagi. Ines tidak menjawab hanya berlalu ke dapur, menyiapkan makan. Sementara itu aku masuk kamarku dan mandi. kon tolku tegang gak karuan karena pembicaraan seru tadi.

Selesai mandi, aku hanya memakai celana pendek dan kaos, sengaja aku tidak memakai CD. Pengen rasanya malem ini aku ngen totin Ines. Apalagi suaminya sedang tugas keluar kota untuk beberapa hari. kon tolku masih ngaceng berat sehingga kelihatan jelas tercetak di celana pendekku. Ines diam saja melihat ngacengnya kon tolku dari luar celana pendekku. Ketika makan malem, kita ngobrol soal yang lain, Ines berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Kalo Ines tertawa, ingin rasanya kulumat habis-habisan bibirnya. Ingin rasanya kusedot-sedot toket nya dan ingin rasanya kuremas-remas pantat kenyal Ines itu sampai dia menggial-gial keenakan.

Selesai makan, Ines membereskan piring dan gelas. Sekembalinya dari dapur, Ines terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika Ines membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan Ines membentur rak kayu. “Aduh”, Ines mengerang kesakitan. Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong Ines kekamarnya. Kuletakkan Ines di ranjang. Tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya. Belahan daster terbuka lebih lebar sehingga aku dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketnya.

Nafsuku pun naik. kon tolku semakin tegang. ketika aku menarik tangan dari pinggulnya, tanganku tanpa sengaja mengusap pahanya yang tersingkap. Ines berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis nya. Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut. “Pelan om, sakit”, erangnya lagi. Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Ines, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur. Ines sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali.

Kupandangi Ines yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajahnya. Lehernya jenjang. Toketnya yang montok bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya. pentilnya menyembul dari balik dasternya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar. Daster tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga CD yang kecil. Terbayang dengan apa yang ada di balik CDya, kon tolku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih terbuka karena daster yang tersingkap. Kuelus betisnya. Kusingkapkan bagian bawah dasternya sampai sebatas perut.

Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari CD yang minim. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih. Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Ines. Kueluskan perlahan ibu jariku di belahan bibir no noknya. kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Kemudian aku melepas celana pendekku. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis nya.

Kutempelkan kepala kon tolku yang sudah ngaceng berat di pahanya. Rasa hangat mengalir dari paha Ines ke kepala kon tolku. kugesek-gesekkan kepala kon tol di sepanjang pahanya. kon tolku terus kugesek-gesekkan di paha sambil agak kutekan. Semakin terasa nikmat. Nafsuku semakin tinggi. Aku semakin nekad. Kulepaskan daster Ines, Ines terbangun karena ulahku. “Om, Ines mau diapain”, katanya lirih. Aku terkejut dan segera menghentikan aksiku. Aku memandangi tubuh mulus Ines tanpa daster menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilnya berdiri tegak.

“Nes, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak”, kataku perlahan sambil mencium toket nya yang montok. Ines diam saja, matanya terpejam. Hidungku mengendus-endus kedua toket yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku.pentil toket kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika pentil itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. “Om…”, rintihnya, rupanya tindakanku membangkitkan napsunya juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dien tot, Ines diam saja membiarkan aku menjelajahi tubuhnya. kusedot-sedot pentil toketnya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku.

Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajah Ines tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toket harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama. kon tolku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli toket dengan bibir, lidah, dan wajahnya, aku terus menggesek-gesekkan kon tol di kulit pahanya yang halus dan licin. Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Ines. perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian.

Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Ines. Sementara gesekan-gesekan kepala kon tolku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari CDnya. Lalu kuendus dan kujilat CD pink itu di bagian belahan bibir no noknya. Ines makin terengah menahan napsunya, sesekali terdengar lenguhannya menahan kenikmatan yang dirasakannya.

Aku bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuhnya. kon tolku yang tegang kutempelkan di kulit toket Ines. Kepala kon tol kugesek-gesekkan di toket yang montok itu. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala kon tol terus kugesekkan di toketnya, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu. Kuraih kedua belah gumpalan toket Ines yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Ines dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kon tolku kujepit dengan kedua gumpalan toketnya. Kini rasa hangat toket Ines terasa mengalir ke seluruh batang kon tolku.

Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kon tolku di cekikan kedua toket Ines. Kekenyalan daging toket tersebut serasa memijit-mijit batang kon tolku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kon tolku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kon tolku tersembunyi di jepitan toketnya. Lama-lama gerak maju-mundur kon tolku bertambah cepat, dan kedua toket nya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan di batang kon tolku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketnya. Ines pun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…”

kon tolku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toket Ines. Oleh gerakan maju-mundur kon tolku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua toketnya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kon tolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kon tolku di dalam jepitan toketnya. Dengan adanya sedikit cairan dari kon tolku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kon tolku dengan toketnya. “Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafas Ines menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya , yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahan Ines semakin membuat nafsuku makin memuncak.

Gesekan-gesekan maju-mundurnya kon tolku di jepitan toketnya semakin cepat. kon tolku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kon tolku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. “Enak sekali, Nes”, erangku tak tertahankan.. Aku menggerakkan maju-mundur kon tolku di jepitan toket Ines dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari kon tol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Ines. Alis matanya bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketnya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketnya itu.

Toket sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing kon tol dan menggesek-gesekkan kepala kon tol dengan gerakan memutar di kulit toketnya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas toket kiri Ines, kon tolku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kon tolku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya.

kucopot CD minimnya. Pinggul yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang no noknya. Kedua paha mulus Ines kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan no noknya. Aku pun mengambil posisi agar kon tolku dapat mencapai no nok Ines dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kon tol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Ines.

Rasa geli menggelitik kepala kon tolku. kepala kon tolku bergerak menyusuri jembut menuju ke no noknya. Kugesek-gesekkan kepala kon tol ke sekeliling bibir no noknya. Terasa geli dan nikmat. kepala kon tol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang no nok itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kon tolku sambil terus memasuki lobang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut no nok Ines. Jepitan mulut no nok itu terasa hangat dan enak sekali. Kembali dari mulut Ines keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. kon tolku semakin tegang.

Sementara dinding mulut no nok Ines terasa semakin basah. Perlahan-lahan kon tolku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan kumasukkan kon tolku ke dalam no nok. Terbenam sudah seluruh batang kon tolku di dalam no nok Ines. Sekujur batang kon tol sekarang dijepit oleh no nok Ines dengan sangat enaknya. secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kon tolku ke dalam no noknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam no nok hanya kepala kon tol saja. Sewaktu masuk seluruh kon tol terbenam di dalam no nok sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kon tolku. Aku terus memasuk-keluarkan kon tolku ke lobang no noknya.

Alis matanya terangkat naik setiap kali kon tolku menusuk masuk no noknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya terkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Aku terus mengocok perlahan-lahan no noknya. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali kukocok secara perlahan no noknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot no nok pada kon tolku. Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kon tolku dari no nok Ines. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kon tol masih kubiarkan tertanam dalam mulut no noknya. Sementara batang kon tol kukocok dengan jari-jari tangan kananku dengan cepatnya

Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Ines. Ines mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kon tolku pada dinding mulut no noknya, “Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…”

Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kon tolku ke dalam no nok Ines. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada no noknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kon tolku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi

keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Nes… no nokmu luar biasa… nikmatnya…”

Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kon tolku. Berarti beberapa saat lagi aku akan ngecret. Kucopot kon tolku dari no nok Ines. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kon tolku mudah mencapai toketnya. Kembali kuraih kedua belah toket montok itu untuk menjepit kon tolku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kon tolku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. kon tol kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketnya. Cairan no nok Ines yang membasahi kon tolku kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kon tolku dan kulit toketnya. “Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih keenakan. Ines juga mendesis-desis keenakan, “Sssh.. sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah. Aku mempercepat maju-mundurnya kon tolku. Aku memperkuat tekananku pada toketnya agar kon tolku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kon tolku. Rasa hangat menyusup di seluruh kon tolku.

Karena basah oleh cairan no nok, kepala kon tolku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toket Ines. Leher kon tol yang berwarna coklat tua dan helm kon tol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketnya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kon tolku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kon tolku pada toket Ines. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kon tolku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kon tolku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan kon tol di kempitan toket indah Ines dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar

biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku. “Ines…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak. Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kon tolku saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

Pejuku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang Ines. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leher Ines. Peju yang tersisa di dalam kon tolku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal lehernya, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketnya. Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan. “Luar biasa… nes, nikmat sekali tubuhmu…,” aku bergumam. “Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kata Ines lirih. “Gak apa kalo om ngecret didalem Nes”, jawabku.

“Gak apa om, Ines pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Ines ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Ines ngerasain kenikmatan seperti ini”, katanya lagi. “Ini baru ronde pertama Nes, mau lagi kan ronde kedua”, kataku. “Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabnya. “Kok tadi kamu diem aja Nes”, kataku lagi. “Bingung om, tapi nikmat”, jawabnya sambil tersenyum. “Engh…” Ines menggeliatkan badannya. Aku segera mengelap kon tol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap pejuku yang berleleran di rahang, leher, dan toket Ines. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan pejuku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya. “Mo kemana om”, tanyanya. “Mo ambil minum dulu”, jawabku. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”, katanya. Rupanya Ines sudah pengen aku menggelutinya sekali lagi.

Aku kembali membawa gelas berisi air putih, kuberikan kepada Ines yang langsung menenggaknya sampe habis. Aku keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas aku memandangi toket indah yang terhampar di depan mataku tersebut. mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke no noknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Betapa enaknya ngen totin Ines. Aku ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya. Mengocok no noknya dengan kon tolku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan pejuku di dalam no noknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

“Ines…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Sementara Ines pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku. Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuhnya sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Ines pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketnya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Ines mulai meremas-remas kulit punggungku.

Ines mencopot celanaku.Ines pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Ines sambil melumat kembali bibirnya. Aku terus mendekap tubuhnya sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketnya yang montok menekan ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilnya seolah-olah menggelitiki dadaku. kon tolku terasa hangat dan mengeras. Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Ines, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. kon tolku tergencet perut bawahku dan perut bawah Ines dengan enaknya.

Sementara bibirku bergerak ke arah lehernya.kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku. “Ah… geli… geli…,” desah Ines sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya. Ines pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas toket tersebut dengan perasaan gemas.

Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Kugeluti belahan toket Ines, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah toketnya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan toket itu. bibirku bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Kuciumi bukit toket nya, dan kumasukkan pentil toket di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot pentil toket kiri Ines.

Kumainkan pentil di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. “Ah… ah… om… geli…,” Ines mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada pentilnya. “Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…” Aku semakin gemas.

toket Ines itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya pentilnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. “Ah…om… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ines mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.

Sampai akhirnya Ines tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Jari-jari tangan kanan Ines yang mulus dan lembut menangkap kon tolku yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. Batang kon tolnya besar ya”, ucapnya. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketnya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kon tolku secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kon tolku.

kurengkuh tubuhnyadengan gemasnya. Kukecup kembali daerah antara telinga dan lehernya. Kadang daun telinga sebelah bawahnya kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah toketnya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit toket kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kon tolku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke perutnya. Ines pun menggelinjang ke kiri-kanan.

“Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” Ines merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di toketnya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kon tolku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan perutnya merasa semakin keenakan. “Ines… enak sekali Ines… sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan.

“Om keenakan ya? Batang kon tol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Ines. Wow… kon tol om terasa hangat di kulit perut Ines. tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintih Ines. “Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Ines semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku. Dia sudah makin liar saja desahannya, rupanya dia sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa aku ini om dari suaminya. “om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali… Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kon tol om … besar sekali… kuat sekali…”

Ines menarik wajahku mendekat ke wajahnya. bibirnya melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau kalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya. Kemudian aku menindihi tubuh Ines. kon tolku terjepit di antara pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kon tolku yang tegang dan keras. Akhirnya aku tidak sabar lagi. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kon tolku untuk mencari liang no noknya.

Kuputar-putarkan dulu kepala kon tolku di kelebatan jembut disekitar bibir no nok Ines. Ines meraih batang kon tolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kon tolnya besar dan keras sekali” katanya sambil mengarahkan kepala kon tolku ke lobang no noknya. kepala kon tolku menyentuh bibir no noknya yang sudah basah. dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kon tol kutekankan masuk ke liang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku pun terbenam di dalam no noknya. Aku menghentikan gerak masuk kon tolku.

“Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ines protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kon tolku hanya masuk ke lobang no noknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kon tolku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ines menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! kon tolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam no nok Ines dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya.

Sementara kulit batang kon tolku bagaikan diplirid oleh bibir no noknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! “Auwww!” pekik Ines. Aku diam sesaat, membiarkan kon tolku tertanam seluruhnya di dalam no nok Ines tanpa bergerak sedikit pun. “Sakit om… ” kata Ines sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya. Aku pun mulai menggerakkan kon tolku keluar-masuk no nok Ines. Aku tidak tahu, apakah kon tolku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang no nok Ines yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kon tolku yang masuk no noknya serasa dipijit-pijit dinding lobang no noknya dengan agak kuatnya.

“Bagaimana Nes, sakit?” tanyaku. “Sssh… enak sekali… enak sekali… kon tol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang no nok Ines..,” jawabnya. Aku terus memompa no nok Ines dengan kon tolku perlahan-lahan. toketnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku. kon tolku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot no noknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kon tolku menyentuh suatu daging hangat di dalam no nok Ines. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kon tol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

aku mengambil kedua kakinya dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kon tolku tidak tercabut dari lobang no noknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ines kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok no noknya perlahan dengan kon tolku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku.

Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kon tolku maju-mundur perlahan di no nok Ines. Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah toketnya. Masih dengan kocokan kon tol perlahan di no noknya, tanganku meremas-remas toket montok Ines. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. pentil itu semakin mengeras, dan bukit toket itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ines pun merintih-rintih keenakan.

Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. “Ah… om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kon tol om membuat no nok Ines merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar no nok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kon tolku di no nok Ines. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat… Terus om, terus… ” Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ines. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kon tolku di no nok Ines. Terus dan terus. Seluruh bagian kon tolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh no nok Ines. Mata Ines menjadi merem-melek. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

“Sssh… sssh… Ines… enak sekali… enak sekali no nokmu… enak sekali no nokmu…” “Ya om, Ines juga merasa enak sekali… terusss… terus om, terusss…” Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. “Omi… sssh… sssh… Terus… terus… Ines hampir nyampe…

sedikit lagi… sama-sama ya om…,” Ines jadi mengoceh tanpa kendali. Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau ngecret. Namun aku harus membuatnya nyampe duluan. Sementara kon tolku merasakan no nok Ines bagaikan berdenyut dengan hebatnya. “Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba kurasakan kon tolku dijepit oleh dinding no nok Ines dengan sangat kuatnya. Di dalam no nok, kon tolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari no nok Ines dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ines meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Ines pun berteriak tanpa kendali: “…keluarrr…!” Mata Ines membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ines kurasakan mengejang.

Aku pun menghentikan genjotanku. kon tolku yang tegang luar biasa kubiarkan tertanam dalam no nok Ines. kon tolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan no nok Ines. Kulihat mata Ines memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding no noknya pada kon tolku berangsur-angsur melemah, walaupun kon tolku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ines lalu kuletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ines dengan mempertahankan agar kon tolku yang tertanam di dalam no noknya tidak tercabut.

“Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kata Ines dengan mimik wajah penuh kepuasan. kon tolku masih tegang di dalam no noknya. kon tolku masih besar dan keras. Aku kembali mendekap tubuh Ines. kon tolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di no nok Ines, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding no nok Ines secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kon tolku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kon tolku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh no nok Ines beberapa saat yang lalu.

“Ahhh… om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di no nok Ines.. Sssh…,” Ines mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai memagut bibir Ines dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas toket Ines serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kon tolku di no noknya. “Sssh… sssh… sssh… enak om, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis Ines. Sambil kembali melumat bibir Ines dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kon tolku di no noknya. Pengaruh adanya cairan di dalam no nok Ines, keluar-masuknya kon tol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Ines tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, “Om… ah… ”

kon tolku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari toketnya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ines menyusup ke bawah dan memeluk punggungnya. Tangan Ines pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kon tolku ke dalam no nok Ines sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kon tol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk no nok Ines sedalam-dalamnya. kon tolku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding no nok Ines. Sampai di langkah terdalam, mata Ines membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar no nok, kon tol kujaga agar kepalanya tetap tertanam di lobang no nok.

Remasan dinding no nok pada batang kon tolku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir no nok yang mengulum batang kon tolku pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini Ines mendesah, “Hhh…” Aku terus menggenjot no nok Ines dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Tangan Ines meremas punggungku kuat-kuat di saat kon tolku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang no noknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kon tolku dan no nok Ines menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil Ines:

“Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…” kon tolku terasa empot-empotan luar biasa. “Nes… Enak sekali Nes… no nokmu enak sekali… no nokmu hangat sekali… jepitan no nokmu enak sekali…”

“Om… terus om…,” rintih Ines, “enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kon tolku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kon tolku ke no noknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kon tolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kon tol pun semakin menghebat. “Ines… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu. “Om, Ines… mau nyamper lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…”

Tiba-tiba kon tolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding no nok Ines mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kon tolku terasa disemprot cairan no nok Ines, bersamaan dengan pekikan Ines, “…nyampee…!” Tubuh Ines mengejang dengan mata membeliak-beliak. “Ines…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ines sekuat-kuatnya. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Pejuku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejuku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding no nok Ines yang terdalam. kon tolku yang terbenam semua di dalam no nok Ines terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan Ines terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Aku menghabiskan sisa-sisa peju dalam kon tolku. Cret! Cret! Cret! kon tolku menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam no nok Ines. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuh Ines maupun tubuhku tidak mengejang lagi.

Aku menciumi leher mulus Ines dengan lembutnya, sementara tangan Ines mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil ngen totin Ines.

Cerita Sex Sedarah,Cerita Bokep Sedarah,Cerita Ngentot Sedarah,Cerita Panas Sedarah,Cerita Hot sedrah,Cerita Kakak Ipar,Cerita Selingkuh Kakak Ipar,Cerita Dewasa Kakak Ipar

The post Cerita Sex Ngentot Keponakan Pengantin Baru appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Selingkuh Sahabat Suamiku

$
0
0

Cerita Sex Selingkuh – Saat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena cerita-dewasawajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

Cerita Sex Selingkuh – Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

Cerita Sex Selingkuh – Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

Cerita Sex Selingkuh – Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

Cerita Sex Selingkuh Sama Teman Sahabat Suamiku Sendiri

ceritadewasa

Cerita Sex Selingkuh – “Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

“Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

“Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

“Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

“Aku sangat malu.” katanya kemudian.

“Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih.

Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

“Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

“Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

“Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

Cerita Sex Selingkuh – Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

“Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

Cerita Sex Selingkuh – Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

“Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

“Sentuhlah!”

Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

Cerita Sex Selingkuh – Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

Cerita Sex Selingkuhi Istri Teman

Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

Cerita Sex Selingkuh – Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

Cerita Sex Selingkuh – Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

“Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

“Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

“Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

“Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

Cerita Sex Selingkuh – Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

Cerita Sex Selingkuh – Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.Cerpen Sex

Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

Cerita Sex Selingkuh – Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

“Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.

Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

“Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

Cerita Sex Selingkuh – Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.

The post Cerita Sex Selingkuh Sahabat Suamiku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Malam Pertama Susah Di Lupakan

$
0
0

Cerita Sexs.me Menayangkan Hiburan Berupa| Cerita Sex Terbaru | Cerita Sex Abg | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex Selingkuh | Cerita Sex Tante | Yang Di Posting Kali Ini “Cerita Sex Malam Pertama Susah Di Lupakan”

“..Saya terima nikahnya..”,
Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun hubungan kami.

Cerita Sex Malam Pertama Membuatku Susah Melupakanya

Cerita Sex Malam Pertama

Cerita Sex Malam Pertama – Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu “bersih”, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

Cerita Sex Malam Pertama hot – Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.
Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

Cerita Sex Malam Pertama – Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

Cerita Sex Malam Pertama – Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
“Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”
Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.Cerita Sex Malam Pertama

Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.
Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

Cerita Sex Malam Pertama Malam Kedua.

Cerita Sex Malam Pertama malam 2  – Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.
Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkawinan, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik “benda” itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.Cerita Sex Malam Pertama

Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.Cerita Sex Malam Pertama

Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.Cerita Sex Malam Pertama

Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, “sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

Cerita Sex,Cerita Sex Terbaru,Cerita Sex Hot,Cerita Mesum,Cerita Sex Dewasa,Cerita Tante,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Malam Pertama Sangat Bergairah

The post Cerita Sex Malam Pertama Susah Di Lupakan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot

$
0
0

Cerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seks, Cerita Hot, Cerita Ngentot, Cerita Bokep, Kisah Sex.

Aku anak tunggal namaku Dani umruku saat ini 17 tahun aku duduk di bangku SMU swasta di kotaku, sering
aku tinggal di rumah sendirian diman Bapakku adalah pengusaha sukses yang cukup sibuk dalam mengelola
bisnisnya skadang ibuku juga ikut bersama bapak.

Cerita Sex ABG Lagi Belajar Ngentot

Cerita-Sex-Hot-Belajar-Ngentod

Aku akan berbgai pengalaman pertama hubungan seks dengan wanita dan ini untuk pertama kalinya, aku
tinggal di komplek kelas menengah di sampingku rumah di diami oleh kepala RT orangnya cukup
berpengaruh di komplek tersebut.

Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri. Yang pertama
namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya
sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.

Dengan Tante Is, Pak RT mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik, yang sulung namanya Erni
sedangkan adiknya namanya Ana, umur keduanya hampir sebaya denganku. Istri keduanya namanya Tante
Rena, orang Bandung, kulitnya putih bersih.

Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Bodynya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia
sering fitness, apalagi Tante Rena senang berpakaian sexy yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya.
Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres.

Tante Rena orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seusiaku,
termasuk aku.

Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku
ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku tiga hari sebelumnya karena ketahuan
mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian.

Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru
aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi dua orang negro.

Satu orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu
dari belakang dengan posisi nungging. Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang
rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya.

Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot vagina cewek itu. Desahan dan erangan mereka
membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku
mengeras.

 

Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi
aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.

“Lagi ngapain Dan?” suara seorang wanita mengejutkanku.

Ternyata Tante Rena sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian sangat sexy, dengan kaos ketat dan
rok super mini. Dia memandang karah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga
dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.

“Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.

“Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.

“Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kevaginanya cewek belum?” tanyanya cuek.

“Be.. belum pernah Tante” sahutku.

“Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta.
Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.

“Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.

“Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.

Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kontolku,
aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku,
diciumnya bibirku.

Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali
isapannya diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah
mengeras.

Kuremas-remas buah dadanya, dia menggelinjang keenakan. Kutarik kaos ketatnya, aku terperangah, dia
tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia
melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku.

Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yang
luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan
bersih.

Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku. Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana
pendekku. Bibirnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.

“Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.

Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang sexy. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat
sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Tante Rena
berdiri dihadapanku.

Vaginanya berada pas diwajahku. Dia menarik kepalaku, mendekatkannya pada vaginanya. Aku mengerti
maksudnya, minta dijilati vaginanya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya,
terus mendekati bibir vaginanya.

“Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke
lubang vaginanya.

Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi vaginanya kujilati,
vaginanya basah.

“Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya. cerita hot tante

Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang
vaginanya. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam.

Sudah setengah batang kontolku masuk. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya
berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku.

Dia menjerit ketika kontolku amblas dilubang vaginanya. Dia mulai menaikturunkan pantatnya
dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit.

“Gimana sayang enak khan?” tanyanya.

“Enakk sekali Tante, vagina Tante sempit sekali” jawabku.

“Sudah lama sekali Tante tidak merasakannya sayang”.

“Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.

“Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyaku.

“Iya, iya sayang” jawabnya singkat.

Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan
menyodok-nyodokan pantatku keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek.

Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku
merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir vaginanya. Sudah sekitar 30 menit kami
berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.

“Akh.. oohh.. aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit.

Kurasakan vaginanya berkedut-kedut.

“Akuu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.

“Keluarin didalem aja sayang, aku ingin punya anak darimu” pintanya memelas.

Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang vaginanya.

“Kamu puas khan sayang?” tanyanya.

“Puas sekali Tante” sahutku pendek.

Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat
badanku segar kembali.

“Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanyanya meminta..

Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak
diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku
tepat diatas vaginanya.

Aku mulai menjilati dinding vaginanya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh
dinding vaginanya kujilati. Kucari-cari tititnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Dia
meringis.

Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Tante Rena tak mau
ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya.

Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang
tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan.
Tante Rena memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.

“Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.

Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga
kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang vaginanya. Sedikit demi sedikit kontolku
masuk kelubang vaginanya.

Sstt! Dia mendesis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang vaginanya yang basah dan
memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Tante Rena membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku
merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya
kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.

“Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.

Vaginanya berkedut-kedut. Vaginanya menjepit kontolku.

“Akhh.. aku keluarr.. sayang” dia melenguh.

kurasakan vaginanya basah oleh cairan. Tante Rena telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa.
Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang
masih tegang ke lubang anusnya.

“Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.

“Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.

Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi
akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan
pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.

“Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.

Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.
“Akkhh.. aku mau keluarr.. Tante” aku berteriak histeris.

Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik
kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Tante Rena menjilati
sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.

“Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.

“Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.

Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.

“Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.

“Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.

“Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.

Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa.
Malam itu Tante Rena menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

Cerita Sex | Cerita Abg | Cerita Mesum | Sedarah | Tante | Bergambar | Terbaru 2016

The post Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Bu Noni dan Pak Johan

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Bu Noni dan Pak Johan – iNi adalah kejadian waktu lagi zaman aku sekolah dulu kjalau tidak salah kejadian ini sekitar Januari 1990 dan ini memang sangat unik kejadiannya boleh dibilang ini adalah Cerita Hot Guru Sekolah berikut alur kisahnya.

 

cerita-sex-bu-noni-dan-pak-johan-225x300

Cerita Sex: Bu Noni dan Pak Johan

 

Sex Hot | Sebagai siswa di sebuah SMU Swasta aku bukanlah murid yang pintar tapi juga tidak bodoh bodoh amat biasa biasa saja tidak bisa dibanggakan yang bisa aku banggakan adalah wajahku yang ganteng dengan bentuk tubuh yang atletis tinggi jangkung dan berat yang seimbang dan paling aku banggakan adalah ukuran penisku yang luar biasa besarnya panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm membuat iri teman laki lakiku.

Perkenalkan namaku rudal aku cukup terkenal disekolahku mungkin karena aku bandel dan sering berganti ganti cewek banyak teman sekolahku yang pernah aku tiduri mereka tergila gila setelah menikmati penisku yang luar biasa dan tahan lama kalau ngentot.

Sore itu setelah semua pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah semua buku buku sudah kumasukkan kedalam tas kustart motorku menuju jalan raya tapi di tengah perjalanan aku baru ingat pulpenku tertinggal di dalam kelas. Dengan tergesa gesa aku balik lagi ke sekolahku setelah mengambil kembali pulpenku aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku untuk mencapai tempat parkir aku harus melewati ruangan guru.

Tapi ketika melewati ruangan guru aku mendengar suara desahan disertai rintihan rintihan kecil Aku penasaran dengan suara suara itu Aku mendekati pintu ruangan suara suara itu semakin keras Aku semakin penasaran dibuatnya.Kubuka pintu ruangan dengan berjalan mengendap endap aku mencari tahu darimana datangnya suara suara itu begitu mendekati ruangan Bu Noni aku terkejut disana kulihat Bu Noni guru bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda sedang bercumbu dengan Pak Johan guru olahragaku dalam posisi berdiri.

Bibir mereka saling kecup lidah mereka saling sedot tangan Pak Johan meremas remas pantat Bu Noni yang padat sedangkan tangan Bu Noni melingkar dipinggang Pak Rio mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku Aku mendekati arah mereka.Dan aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.

Mereka menyudahi bercumbu kemudian Pak Johan duduk dipinggir meja kakinya menjuntai kelantai Bu Noni berdiri didepannya Bu Noni mendekati Pak Johan dengan buasnya dia menarik celana panjang Pak Johan tak Cerita Dewasa ketinggalan celana dalam Pak Johan juga diembatnya hingga Pak Johan setengah telanjang Bu Noni mengurut urut kontol Pak Johan kalau kulihat kontolnya yang tidak begitu besar sedikit demi sedikit menegang Bu Noni membungkukkan tubuhnya hingga wajahnya pas diatas selangkangan Pak Johan kontol Pak Johan diciuminya.

“Isep sayang..isep kontolku..”suruh Pak Johan.

Bu Noni tersenyum mengangguk dia mulai menjilati kepala kontol Pak Johan terus turun kearah pangkalnya Bu Noni sangat pintar memainkan lidahnya di kepala kontol Pak Johan.

“Oocchh..enakk sayang..truss..truss..Pak Johan mengerang ketika Bu Noni mengulum kontolnya.

Dan seluruh batang kontol Pak JOhan masuk kemulutnya kontol Pak Johan maju mundur didalam mulut Bu Noni lalu tangan Bu Noni mengurut urut buah pelirnya Pak Johan merasakan nikmat yang luar biasa.Matanya merem melek pantatnya diangkat angkat Aku sangat terangsang melihat pemandangan itu kuraba raba kontolku sendiri yang menegang lalu kubuka retsleting celanaku kukocok kocok kontolku dengan tanganku birahiku memuncak ingin rasanya aku bergabung dengan mereka tapi keinginan itu kutahan menunggu saat yang tepat. Sekitar enam belas menit berlalu Pak Johan menarik dan menjambak kepala Bu Noni.

“Aaacckhh..akuu..mauu ke..keluar sayang..Pak Johan menjerit histeris.
“Keluarin aja sayang..aku ingin meminumnya..”sahut Bu Noni.

Bu Noni tak mempedulikannya semakin cepat dikulumnya kontol Pak Johan dan tangan kanannya mengocok ngocok pangkal kontol Pak Johan seirama kocokan mulutnya kontol Pak Johan berkedut kedut otot ototnya menegang. Dan craatt criitt creett Pak Johan menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Noni lalu Bu Noni meminum cairan sperma itu kontol Pak Johan terus dijilatinya hingga seluruh sisa sisa sperma Pak Johan bersih kontol Pak JOhan kemudian mengecil didalam mulutnya Pak JOhan yang sudah mencapai Cerita Panas orgasme kemudian turun dari meja.

“Kamu puas sayang dengan serviceku…?”tanya Bu Noni.
“Puas sekali kamu pitar sayang…”puji Pak Johan sambil tersenyum.
“Gantian sayang sekarang giliranmu memberiku kepuasan…”pinta Bu Noni.

Bu Noni melepaskan gaunnya juga pakaian atasnya hingga dia telanjang bulat astaga ternyata Bu Noni tak memakai apa apa dibalik gaunnya Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya putih bersih ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat juga bentuk memeknya yang indah dihiasi bulu bulu yang dicukur tipis dan rapi. Bu Noni kemudian naik keatas meja kakinya diselonjorkan kelantai Pak Johan mendekatinya memek Bu Noni diusap usp dengan tangan jari jarinya dimasukkan mencucuk cucuk memek Bu Noni dan Bu Noni pun menjerit nikmat.

“Isep sayang..isep memekku sayang…”pinta Bu Noni menghiba.

Pak Johan menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Noni Lidahnya dijulurkan kememek Bu Noni disibaknya bibir Memek Bu Noni dengan lidahnya Pak Johan mulai menjilati memek Bu Noni.

“Oohh..truss sayang…jilatin terus akhh….”Bu Noni mendesah.

Pak Johan dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir memeknya Bu Noni dan dihisapnya memek Bu Noni dari bagian luar kedalam memek Bu Noni yang merah dan basah dicucuk cucuknya kelentitnya disedot sedot dengan mulutnya.

“Oocchh enakk..truss..truss sayang…”jerit Bu Noni. Hampir seluruh bagian tempe Bu Noni dijilati Pak Johan Tanpa sejengkalpun dilewatinya.
“Akkhh..akuu mauu ke..keluar sayang…”erang Bu Noni.

Memeknya berkedut kedut Otot otot memeknya pun menegang dijambaknya rambut Pak Johan dibenamkannya keselangkangannya.

“Aaa..akuu keluarr..sayang…”Bu Noni menjerit histeris ketika mencapai orgasme memeknya sangat basah oleh cairan spermanya Pak Johan Menjilati Memeknya Bu Noni hingga bersih.
“Kamu puas Noni..?”tanya Pak Johan.
“Belum Entot aku sayang..aku ingin merasakan kontolmu…”pinta Bu Noni.
“Maaf Noni Aku tak bisa aku harus pulang nanti istriku curiga aku pulang sore..”sahut Pak Johan menolak.
“Kamu pengecut Johan…dikasih enak aja takut..”kata Bu Noni agak jengkel.

Matanya meredup memohon pada Pak Johan tapi dia tak mempedulikannya dia mengenakan celananya kemudian berlalu meninggalkan Bu Noni yang menatapnya sambil memohon. Ini kesempatanku pikirku dalam hati nafsu birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap ingin disalurkan setelah Pak Johan berlalu kudekati Bu Noni yang masih rebahan diatas meja.Kakinya menggantung ditepi meja dengan hati hati aku berjalan mendekat kulepaskan baju seragamku juga celanaku hingga aku telanjang bulat kontolku yang sudah menegang mengacung dengan bebasnya.

Sampai didepan selangkangan Bu Noni tanganku meraba raba paha mulusnya rabaanku terus keatas kebibir memeknya.Dan Bu Noni melenguh kusibakkan bibir memeknya dengan tanganku kuusap usap bulu memeknya kudekatkan mulutku keselangkangannya kujilati bibir memeknya dengan lidahku.

“Siii…siapa kamu…”bentak Bu Noni ketika tahu memeknya kujilati.
“Tenang Bu Saya Rudal murid Ibu saya ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Johan…”sahutku penuh nafsu.

Bu Noni tidak menyahut merasa mendapat angin segar Aku semakin berani saja nafsu birahi Bu Noni yang belum tuntas oleh Pak Johan membuatnya menerima kehadiaranku. Aku melanjutkan aktivitasku Menjilati Memek Bu Noni lubang memeknya kucucuk dengan lidahku kelentitnya kusedot sedot.

“Oohh truss..Rudal truss isep sayang…”pintanya memohon.

Hampir setiap jengkal dari memek Bu Noni kujilati Bu Noni mengerang menahan nafsu birahinya kedua kakinya terangkat tinggi menjepit kepalaku. Tujuh belas menit berlalu aku menyudahi aktivitasku Aku naik keatas meja Aku berlutu diatas tubuhnya kontolku kuarahkan kemulutnya kepalanya tengadah mulut terbuka menyambut kehadiran kontolku yang tegang penuh.

“Asstaagaaaa gede sekali kontolmu Rudal..”katanya sedikit terkejut.
“Isep Bu Isep..kontolku..”pintaku.

Bu Noni mulai menjilati kepala kontolku terus kepangkalnya pintar sekali dia memainkan lidahnya.

“Truss Buu..teruss isepp…”aku mengerang merasakan nikmat yang diberikan oleh Bu Noni.

Bu Noni menghisap isap kontolku dan kontolku pun keluar masuk didalam Cerita Dewasa mulutnya yang penuh sesak.

“Akuu tak tahann sayang..Entot aku sayang…”pintanya.

Ya ya Buu pokoknya beress Ibu akan aku puaskan..”sahutku. Aku turun dari meja berdiri diantara kedua pahanya kugenggam kontolku mendekati lubang memeknya.Dan Bu Noni melebarkan kedua pahanya menyambut kontolku sedikit demi sedikit kontolku memasuki lubang memeknya semakin lama semakin dalam hingga seluruhnya amblas dan terbenam memeknya penuh sesak oleh kontolku. Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur Klecot Klecot suara kontolku ketika beradu dengan memeknya.

“Oohhh nik…matt..sayang truss…”Bu Noni mendesah.

Kuangkat kedua kakinya kebahuku Aku dapat melihat dengan jelas kontolku yang bergerak-gerak maju mundur.

“Ooh Buu..enakk banget memekmu hangat bangettt…”desahku.

Sekitar 30 menit aku menggenjotnya kurasakan memeknya berkedut kedut otot ototnya menegang.

“Akuu tak tahan Rudal..aku mau keluarr…”jerit Bu Noni.
“Tahan Buu..aku masih tegang..”sahutku juga. Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat erat mencakar punggungku.
“Akkhh akuu..keluar…”Bu Noni menjerit histeris.

Nafasnya memburu dan kurasakan memeknya sangat basah Bu Noni mencapai orgasmenya Ibu guruku yang sudah berumur 34 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi. Aku yang masih belum keluar tak mau rugi kucabut kontolku yang masih tegang kuarahkan kelubang anusnya kedua pahanya kupegang erat.

“Ja…jangan Rudal….”teriaknya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.

Aku tak memperdulikannya kudorong pantatku hingga setengah batang kontolku masuk kelubang anusnya yang sempit.

“Addddow ccakitt cabutt Rudalll aku sakitt..jangan..”teriaknya keras.

Kusodok terus hingga seluruh batang kontolku amblas kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur teriakan Bu Noni mengendor berganti dengan desahan desahan dan rintihan kecil Bu Noni sudah bisa menikmati sentuhan kontolku dianusnya.

“Jadi dicabut ngga Bu..?”candaku.
“Jangan sayang enak banget..”katanya sambil tersenyum.

Kusodok terus lubang anusnya semakin lama semakin cepat Bu Noni menjerit jerit kata kata kotor keluar dari mulutnya Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.

“Buu..akuu mauu ke..keluarr…”aku melolong panjang.
“Accckhh..akuu..juga sayang..”sahutnya pula.

Crott..Criitt..Creett..Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya kutarik kontolku kuminta dia turun dari meja untuk menjilati kontolku Bu Noni menurutinya dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku kontolku dikulumnya sisa sisa spermaku dijilatinya sampai Cerita Dewasa bersih.

“Kamu hebat Rudal…aku puas sekali…” puji Bu Noni padaku.
“Aku juga Bu..”sahutku. “Swear dech baru kali ini memekku dimasuki kontol yang sangat besar..”katanya sambil tersenyum manis.
“Ibu mau khan..terus menikmatinya…?”kataku lagi.
“Tentu sayang…”jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.

Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya Bu Noni guruku ternyata mempunyai Penyakit Hyperseks.Dan harus kuakui bahwa aku sangat sulit lepas dari belenggu ini. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Bu Noni dan Pak Johan appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: LongSex

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 Cerita Sex: Longsex – Dalam kehidupan Val ada beberapa pria, tetapi hanya tiga yang membuatnya berkesan. Di antara yang tiga ini, adalah Arya, seorang pria Indonesia dengan sedikit darah Belanda di tubuhnya (ayahnya Ambon-Belanda, dan ibunya seorang Jawa).

 

 

cerita-sex-longsex

Cerita Sex: LongSex

 

Sex Hot | Mereka bertemu ketika masih sama-sama kuliah di Bedford, Inggris. Pada awalnya mereka cuma berteman, dan Val menyukai Arya yang jauh lebih easy going dibanding teman-teman Asia lainnya. Selain itu, Arya bisa bermain piano, sesuatu yang selalu menjadi kekaguman Val.

Selama kuliah, hubungan mereka tidak pernah lebih dari teman. Baru setelah keduanya lulus, hubungan itu agak berubah. Kebetulan Val mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan Inggris yang memiliki kantor cabang di Indonesia, dan Arya pernah pula bekerja paruh waktu di kantor yang sama. Mereka sering bepergian berdua, dan akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama dalam 1 apartemen. Sejak itulah, hubungan seksual menjadi bagian dari persahabatan mereka. Hanya saja, persahabatan itu tak pernah berkembang lebih jauh. Keduanya tidak pernah saling mengucap cinta, dan keduanya tahu bahwa masing-masing punya orang-orang lain yang dicintai.

Arya adalah pria Asia satu-satunya yang bercinta dengan Val, dan bagi Val ia adalah sesuatu yang sangat istimewa. Tetapi Val juga tahu, perbedaan budaya keluarga mereka berdua sangatlah besar untuk dijembatani dengan sesuatu yang lebih jauh dari persahabatan. Maka jadilah hubungan keduanya sebagai hubungan persahabatan dan seksual belaka.

Beberapa kali mereka pernah mencoba melihat peluang untuk meningkatkan hubungan, tetapi sekian kali pula mereka merasa tidak menemukan persamaan.

Cerita Sex Hoty | Tidak berapa lama setelah Val mendapat kedudukan manajer dan dikirim ke Indonesia untuk mewakili perusahaannya, Arya mendapat pekerjaan di Amerika Serikat. Perasaan duka menyelimuti keduanya ketika kenyataan itu tiba. Setelah hampir dua tahun hidup bersama, sulit juga rasanya berpisah. Walaupun tidak menangis, Val merasa sebuah kekosongan terjadi dalam hidupnya ketika mereka berpisah di Heathrow Airport di London. Mereka berjanji akan terus berhubungan, karena toh Arya masih memiliki orang tua di Jakarta dan sesekali akan datang menjenguk Val.

Ketika pesawat British Airways yang membawanya ke Indonesia sudah berada 10.000 kaki di atas permukaan bumi, Val menghela nafas panjang, dan tiba-tiba menyadari bahwa kedua matanya ternyata agak basah oleh air mata.

Begitulah akhirnya Val dan Arya dipisahkan oleh Lautan Pasifik. Kantor Arya ada di Boston, dan Val di Jakarta. Tetapi untunglah ada e-mail yang bisa menjadi media bertukar berita di antara mereka. Dan setelah dua bulan, keduanya menjadi sama-sama sibuk dan perlahan-lahan semakin jarang bertukar berita. Pada bulan keenam di Indonesia, Val sudah hampir tak pernah mengirim dan menerima e-mail dari Arya, dan kesibukan membuatnya tidak terlalu merasa kehilangan.

Sampai suatu hari, di bulan September, sembilan bulan setelah mereka berpisah, Val mendapat sepotong berita pendek dari Arya ..will visit my old folks in this Thursday, see you there.. Val terpana memandang layar PC-nya, seperti tak percaya bahwa ternyata ia akan segera bertemu Arya lagi. Dari tak percaya, perasaannya segera berubah gembira, dan ia mengangkat kedua tangan sambil berteriak, “Yess!”, membuat sekretarisnya terkejut.

“I’m okay, Evi..” ucap Val sambil tertawa kecil melihat sekretarisnya melongo, “I’m more than okay, actually..”
“Shall I write it down?” jawab Evi menggoda, karena ia memang sedang bersiap menerima dikte dari boss wanitanya ini. Val pun tambah keras terbahak.

Arya tiba malam hari dan langsung menuju rumah orang tuanya. Dari sana ia menelpon Val, dan membuat janji untuk bertemu Sabtu siang ini. Dengan kaos t-shirt merah tua yang ketat dan rok jean Levi’s, Val datang ke rumah orang tua Arya untuk menjemputnya. Kedua orang tua Arya telah mengenal Val dengan baik, dan keduanya memaksa Val untuk makan siang, yang tentunya tak bisa ditolak.

Sebetulnya, makan siang itu enak sekali: ayam panggang bumbu rujak, gado-gado dan udang goreng kering. Tetapi Val dan Arya merasa tidak lapar. Sejak bertemu, yang ada di dalam diri mereka cuma gejolak rindu bercampur birahi. Bagi Val, inilah pertama kali di Indonesia ia merasakan gejolak seperti itu. Ia begitu ingin segera memeluk Arya yang kini tampak lebih putih dengan rambut dicukur rapi. Ia ingin segera bercumbu dengan pria yang ia tahu sangat hangat di ranjang ini. Tetapi, di depan kedua orang tuanya dan dua adik perempuannya, Val menjaga diri sekuat hati. Untunglah Arya membantunya dengan juga bersikap menahan diri. Kalau tidak ada keluarga Arya, mereka pasti sudah bergumul dan bercumbu saat itu juga.

Setelah tiga jam yang sangat menyiksa Val dan Arya, setelah minum kopi yang disediakan ibu, barulah mereka berdua bisa keluar rumah. Mereka bilang ingin jalan-jalan berdua, dan kedua orang tua Arya mengangguk mahfum, tanpa banyak tanya lagi. Maka setelah berbasa-basi mengucapkan permisi, keduanya pun melesat menuju apartemen Val di bilangan Kebayoran Baru. Arya yang memegang setir, dan Val duduk rapat-rapat.

Sepanjang jalan, Val meremas-remas paha Arya, menggeser-geserkan payudaranya yang sintal ke lengan Arya, membuat Arya was-was takut menabrak mobil di depannya. Val sudah sangat bergairah ingin bercumbu, dan badannya terasa hangat seperti bara yang siap berkobar menjadi api. Untunglah jalan-jalan tidak terlalu ramai di Sabtu sore ini, sehingga akhirnya mereka tiba di apartemen Val sebelum matahari terbuka. Cepat-cepat mereka keluar dari mobil dan bagai dua remaja berlarian menuju lobby.

Sesampai di kamar apartemennya, Val terburu-buru ke kamar mandi. Cepat-cepat diloloskannya celana dalam yang sudah agak basah di bagian bawahnya. Lalu ia masuk ke bath-tub dan mengambil sabun wangi. Diusapnya seluruh kewanitaanya dengan busa-busa sabun, lalu dibasuhnya dengan air hangat. Ia ingin agar kewanitaannya harum menggairahkan malam ini, karena ia tahu Arya akan memberikan sesuatu yang selama ini menjadi favorit Val: lidahnya yang panas dan cekatan!

Keluar dari kamar mandi, Val melihat Arya sudah ada di kamar tidur, membuka kaos dan jeans-nya, sehingga hanya bercelana dalam. Dengan mata bergairah, dipandangnya tubuh yang kokoh dan atletis itu. Val sangat mengagumi tubuh Arya yang coklat kehitaman, tidak seperti tubuhnya yang baginya terlalu putih. Sebuah denyut birahi terasa di kewanitaannya setiap kali Val memandang tubuh lelaki itu. Cepat-cepat dibukanya t-shirt, beha dan roknya, lalu ia segera menyusul Arya ke kamar tidur.

Sejak dari rumah Arya tadi, Val sudah dilanda birahi. Ia ingin segera bermain cinta dengan lelaki menggairahkan ini. Terakhir kalinya ia bertemu Arya hampir setahun lalu, itu pun dalam sebuah permainan cinta yang terburu-buru, karena mereka sedang sama-sama sibuk. Kejadiannya juga di sebuah motel kecil di Bedford, sesaat sebelum Val berangkat ke Indonesia dan Arya bertugas ke Amerika Serikat.

Tanpa basa-basi, Arya mendorong tubuh Val ke kasur, menyebabkan gadis pirang yang seksi ini terjerembab di kasur empuk. Keduanya sudah seperti diburu-buru oleh nafsu yang bergejolak tak tertahankan. Arya menerkam tubuh putih mulus yang sintal dan padat itu dengan penuh gairah. Val menjerit manja menyambutnya. Mereka berguling-gulingan saling berciuman, saling meremas, saling menindih. Sprei dan bantal segera berantakan dibuatnnya.

Arya segera mengambil inisiatif kala tubuh mereka sudah terasa panas bergejolak. Didorongnya Val dengan lembut agar tidur menelentang. Setengah dari badannya terletak di luar ranjang, sehingga kedua kakinya yang indah menggantung di pinggir ranjang. Lalu Arya berjongkok di antara kedua kaki Val, dan Val dengan tegang menunggu layanan istimewa kekasihnya.

Inilah permainan pembukaan yang selalu dinantinya dengan penuh antisipasi. Belum apa-apa, Val sudah bergidik menahan geli yang akan segera datang. Arya pun menciumi paha yang mulus ditumbuhi bulu-bulu halus itu, membuat Val mengerang pelan. Apalagi kemudian Arya mulai menjilati pahanya, menelusuri bagian bawah lututnya. Val menggelinjang kegelian.

Val merasa pahanya bergetar lembut ketika lidah Arya mulai menjalar mendekati selangkangnya. Panas dan basah rasanya lidah itu, meninggalkan jejak sensasi sepanjang perjalanannya. Val menggeliat kegelian ketika akhirnya lidah itu sampai di pinggir bibir kewanitaannya yang telah terasa menebal. Ujung lidah Arya menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah basah segalanya yang memang telah basah itu. Terengah-engah, Val mencengkeram rambut Arya dengan satu tangan, perlahan menekan, memaksa pria itu segera menjilatnya di daerah yang paling sensitif.

Dengan satu tangan lainnya, Val menguak lebar bibir-bibir basah di bawah itu, memperlihatkan liang kemerahan yang berdenyut-denyut, dan sebuah tonjolan kecil di bagian atas yang telah mengeras. Lidah Arya menuju ke sana, perlahan sekali. Val mengerang, “Come on.. come on..”, bisiknya gelisah. Rasanya lama sekali, membuat Val bagai layang-layang yang sedang diulur pada saat seharusnya ditarik. Val mati angin. Tak berdaya, tetapi sekaligus menikmati ketidakberdayaan itu.

Arya akhirnya menjilat bagian kecil yang menonjol itu, menekan-nekan dengan ujung lidahnya, memutar-mutar sambil menggelincirkannya. Val menjerit tertahan, kedua tangannya melayang lalu jatuh mencengkram sprei. Geli sekali rasanya, ia sampai menggeliat mengangkat pantatnya, menyorongkan lebih banyak lagi kewanitaannya ke mulut Arya. Serasa seluruh tubuhnya berubah menjadi cair, menggelegak bagai lahar panas.

Arya kini menghisap-hisap tonjolan yang seperti sedang lari bersembunyi di balik bungkus kulit kenyal yang membasah itu. Tubuh Val berguncang di setiap hisapan, sementara mulutnya tak berhenti mengerang. Terlebih-lebih ketika satu jari Arya menerobos liang kewanitaannya, lalu mengurut-urut dinding atasnya, mengirimkan jutaan rasa geli bercampur nikmat ke seluruh tubuh Val. Kedua kakinya yang indah terbuka lebar, terkuak sejauh-jauh mungkin, karena Val ingin Arya menjelajahi semua bagian kewanitaannya. Semuanya!

Maka Arya pun melakukannya. Ia tidak hanya menjilat dan menghisap, tapi juga menggigit pelan, memutar-mutarkan lidahnya di dalam liang yang panas membara itu, mendenguskan nafas hangat ke dalamnya, membuat Val berguncang-guncang merasakan nikmat yang sangat. Dua jari Arya kini bermain-main di sana, keluar-masuk dengan bergairah, menggelitik dan menggosok-gosok, menekan-nekan dan mengurut. Cairan-cairan hangat memenuhi seluruh kewanitaan Val, mulai membasahi bibir dan dagu Arya. Jari-jari yang keluar-masuk itu pun telah basah, menimbulkan suara berkecipak yang seksi. Val menggelinjang tak tahan lagi, merasakan puncak birahi melanda dirinya. Matanya terpejam menikmati sensasi yang meletup-letup di sela-sela pahanya, di pinggulnya, di perutnya, di dadanya, di kepalanya, di mana-mana!

Arya merasakan kewanitaan Val berdenyut liar, bagai memiliki kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali dengan rambut-rambut pirang di sekitarnya, dan dengan tubuhnya yang putih seperti pualam. Dari jarak yang sangat dekat, Arya dapat melihat betapa liang kewanitaan Val membuka-menutup dan dinding-dindingnya berdenyut-denyut, sepertinya jantung Val telah pindah ke bawah.

Arya juga bisa melihat betapa otot-otot di pangkal paha Val menegang seperti sedang menahan sakit. Kedua kakinya terentang dan sejenak kaku sebelum akhirnya melonjak-lonjak tak terkendali. Arya terpaksa harus memakai seluruh bahu bagian atasnya untuk menekan tubuh Val agar tak tergelincir jatuh. Begitu hebat puncak birahi melanda Val, sampai dua menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda ayan. Ia menjerit, lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya terengah-engah.

Arya bangkit setelah Val terlihat agak tenang. Berdiri, ia melepas celana dalamnya. Kelaki-lakiannya segera terlihat tegak bergerak-gerak seirama jantungnya yang berdegup keras. Val masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan pemandangan sangat seksi di atas hamparan sprei satin mewah berwarna biru muda. Tangan Val mencengkram sprei bagai menahan sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya mendongak menampakkan leher yang mulus menggairahkan, rambut pirangnya terurai bagai membingkai wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak birahi. Arya menempatkan dirinya di antara kaki Val, lalu mengangkat kedua paha Val, membuat kewanitaannya semakin terbuka.

Val tersadar dari buaian orgasmenya, dengan segera menuntun kejantanan Arya memasuki gerbang kewanitaannya. Tak sabar, ia menjepit pinggang Arya dengan kedua kakinya, membuat pria itu terhuyung ke depan, dan dengan cepat kelaki-lakiannya yang tegang segera melesak ke dalam tubuh Val. Bagi Arya, rasanya seperti memasuki cengkraman licin yang panas berdenyut. Bagi Val, rasanya seperti diterjang batang membara yang membawa geli-gatal ke seluruh dinding kewanitaannya. Belum apa-apa, Val sudah terlanda gelombang puncak birahinya yang kedua. Begitu cepat!

Arya pun segera melakukan tugasnya dengan baik, mendorong, menarik kejantanannya dengan cepat. Gerakannya ganas, seperti hendak meluluh-lantakkan tubuh putih Val yang sedang menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal ampun, kejantanan Arya menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke dinding belakang yang sedang berkontraksi menyambut orgasme. Val menjerit-jerit nikmat, menyuruh Arya lebih keras lagi bergerak, mengangkat seluruh tubuh bagian bawahnya, sehingga hanya bahu dan kepalanya yang ada di atas kasur.

Arya mengerahkan seluruh tenaganya untuk memenuhi permintaan Val. Otot-otot bahu dan lengannya kelihatan menegang dan berkilat-kilat karena keringat. Pinggangnya bergerak cepat dan kuat bagai piston mesin-mesin di pabrik. Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuhnya membentur tubuh Val, ramai sekali di sela-sela derit ranjang yang bergoyang sangat keras.

Val tak lagi sadar sedang berada di mana. Ia berteriak bagai kesetanan merasakan kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh tubuhnya terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat otot-otot menegang. Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan kenikmatan yang tak terlukiskan. Setiap kali kejantangan Arya menerobos masuk, ia merasa bagai tersiram berliter-liter air hangat yang memijati seluruh tubuhnya.

Setiap kali Arya menariknya keluar, Val merasa bagai terhisap pusaran air yang membawanya ke sebuah alam penuh kenikmatan belaka. Dengan mata terus terpejam, Val menjeritkan penyerahan sekaligus pengesahan atas datangnya puncak birahi yang tak terperi. Arya merasakan kejantanannya bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang amat kuat sedotannya.

Ia pun tak tertahankan lagi, memuncratkan seluruh penantian panjangnya, memuntahkan seluruh rasa terpendamnya, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan Val yang sedang megap-megap dilanda orgasme. Val mengerang merasakan siraman birahi panas yang seperti hendak menerobos setiap pori-pori di tubuhnya. Val mengerang dan mengerang lagi, sebelum akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur. Arya menyusul roboh menimpa tubuh putih yang licin oleh keringat itu. Nafas mereka berdua tersengal-sengal bagai perenang yang baru saja menyelesaikan pertandingan di kolam renang.

“Oh, kamu ganas sekali, Arya. Betul-betul ganas..” kata Val akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu.

Arya cuma menggumam, menenggelamkan kepalanya di antara dua payudara Val yang besar dan lembut itu.

Setelah beberapa saat, Val bertanya, “Berapa lama kamu di sini, Arya?”

“Aku harus berangkat kembali Senin pagi”, jawab Arya diwarnai keengganan. Val terdiam.

Singkat sekali pertemuan ini, pikirnya. Sambil memeluk Arya, ia menggumam,

“Kalau begitu kamu harus menginap di sini.”
“Bagaimana kalau aku tidak mau..” jawab Arya menggoda.
“Kalau begitu, aku yang menginap di rumah orang tuamu..” sahut Val cepat-cepat.

Arya tertawa,

“Kalau begitu, sebaiknya aku menginap di sini!”

Dengan gemas Val berguling menindih tubuh Arya, menggigit bahunya cukup keras sehingga Arya tersentak dan membalasnya dengan menggulingkan kembali tubuh Val. Mereka berdua tertawa-tawa seperti anak-anak bermain gulat. Cairan-cairan cinta mereka berjatuhan menimpa sprei, melekat di tubuh mereka berdua, sebuah perpaduan tubuh putih mulus dan tubuh coklat.

Malam itu mereka bercumbu tak henti-hentinya sampai pagi. Bagi Val, inilah percumbuan terpanjangnya dengan Arya, dan justru terjadi saat mereka tak lagi tinggal bersama! – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: LongSex appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex: Tante Betty Nakal

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Tante Betty Nakal – Suasana rumah Tante Betty petang itu masih lengang. Hanya tampak satu sepeda motor milik Randy dan sebuah mobil Kijang terbaru yang baru saja memasuki garasi. Randy dan kakaknya, Susan, berlibur di rumah Tante Betty untuk mengisi liburan kenaikan kelas. Tante Betty sebagai wanita karier sering merasa kesepian karena ia belum bersuami. Ia sangat senang apabila ponakan-ponakannya berkunjung ke rumahnya, apalagi sampai menginap lama seperti yang dilakukan anak dari kakak pertama dan keduanya itu.

 

cerita-sex-tante-betty-nakal

Cerita Sex: Tante Betty Nakal

 

Sex Hot | Susan baru saja pulang dari rumah Nina saat waktu menunjukkan pukul 19:30. Melihat suasana rumah kosong ia segera masuk kamar. Matanya tampak sembab menandakan ia baru saja menangis. Meskipun jauh-jauh hari Susan sudah merasakan perubahan sikap Ari, namun tetap saja kaget dengan keputusan kekasihnya itu untuk tidak meneruskan hubungan mereka lagi. Apalagi di telepon tadi, Ari yang mengatakan bahwa mereka tidak cocok seperti dibuat-buat saja. Tapi Susan juga bukan gadis yang lemah. Baginya, tidak ada alasan baginya untuk menjadi gadis yang cengeng diusianya yang telah menginjak delapan belas.

Pintu kamar Susan tiba-tiba saja terbuka. Kepala Randy muncul dari balik pintu sambil tersenyum.

“Baru datang, Kak?”, tanya Randy sambil ngeloyor masuk meski kakaknya sedang berganti pakaian.

Randy berjalan acuh tak acuh.

“Iya..”, jawab Susan singkat.

Pikirannya masih sumpek dengan kejadian tadi siang. Segera saja direbahkan badannya di kasur setelah mengganti baju perginya dengan daster tipis.

“Kok, lesu gitu.., Kenapa?”, Randy yang baru kelas dua SMP itu menghampiri Susan.

Ia juga kemudian merebahkan badannya disamping kakaknya tersebut. Susan hanya diam saja seolah tidak mendengar pertanyaan adiknya. Matanya menerawang melihat langit-langit kamar. Randy pun akhirnya memperhatikan sepupunya tersebut. Susan memang benar-benar cantik. Kadang-kadang ia merasa lebih senang kalau Susan bukan saudaranya. Mungkin karena seringkali ia tanpa sadar mengagumi tubuh Susan. Entah mengapa akhir-akhir ini minatnya terhadap wanita begitu meningkat. Ia bahkan suka sekali melihat-lihat pose wanita di majalah kosmopolitan milik kakaknya itu. Biasanya ia jadi terangsang dan onani di kamar mandi.

“Sret..”, Sepersekian detik posisi tangan Susan bergerak memangku kepalanya sendiri dan tanpa ia sadari belahan baju di dadanya menjadi terbuka.

Melihat hal demikian Randy jadi sedikit canggung. Ia kebingungan sekaligus menyukai pemandangan itu. Randy agak berdebar-debar ketika ia semakin jelas melihat lekuk buah dada kakaknya yang tampak ranum dan indah. Apalagi tampak tonjolan puting di balik daster tipis itu. Batang penisnya terasa sedikit mengeras.

Karena dorongan hasratnya, Randy memberanikan diri perlahan-lahan mendekati tubuh Susan. Ia merangkul pinggang kakaknya tersebut. Merasakan sentuhan di tubuhnya, membuat rasa sedih Susan semakin mendalam. Air matanya mulai keluar dan ia segera membalikkan badan membelakangi adiknya. Ia tidak mau menangis di hadapan Randy. Posisi demikian membuat Randy bisa merangkul Susan dengan leluasa dari belakang.

“Kamu cantik deh.., malam ini..”, ucap Randy tanpa sadar. Susan pun hanya diam saja. Yang ia butuhkan saat ini hanyalah ada orang yang menyayanginya.

Randy kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Susan. Gadis yang merasa sedang bersedih itu sedikit bergerak lebih mendekatkan badannya ke dalam pelukan Randy. Ia ingin ada orang yang menghiburnya disaat-saat seperti ini. Respon Susan ini membuat Randy berani menggerakan tangannya dengan lembut untuk menyentuh bagian bawah buah dada sepupunya. Susan hanya memejamkan mata saja. Posisi tubuh yang berhimpitan itu membuat pikiran Randy semakin tidak menentu. Apalagi batang penisnya yang berhimpitan dengan pantat Susan. Perlahan ia mulai meremas dengan halus buah dada sepupunya tersebut.

Susan pun dalam keadaan sedang sedih menjadi merasa sangat tenang karena adiknya seperti mengerti kesedihannya. Ia tahan terhadap seorang sepupu. Ia juga membiarkan telapak tangan Randy membelai-belai buah dadanya yang memang tidak memakai beha. Belaian Randy pada bagian tubuhnya yang sensitif tersebut membuat jantung Susan sedikit berdebar-debar. Tapi ia segera menganggap wajar sentuhan kasih sayang sepupunya tersebut.

Randy pun mulai berani menciumi bagian tengkuk leher Susan sambil memasukkan tangannya ke dalam daster Susan. Perasaan Susan menjadi sedikit tidak karuan. Ia mulai menyadari bahwa sentuhan sepupunya bukan lagi sentuhan kasih sayang, tapi di satu sisi ia amat menikmati sentuhan itu. Terutama remasan telapak tangan Randy terhadap puting susunya. Perasaan sedih yang sedang ia alami seperti berganti dengan keinginan untuk terus dibelai. Ia ingin menghentikan Randy, namun sentuhan itu membangkitkan perasaan lain dalam kesedihannya. Sentuhan-sentuhan halus itu membuat bulu tengkuknya berdiri. Buah dadanya pun menjadi agak mengeras oleh karena sentuhan dan remasan lembut tangan Randy.

“Ran, mmh.., udah ah.., aku kegelian”, akhirnya Susan berusaha menyudahi aktivitas itu.
“Ah, aku kan sayang sama kamu”, sahut Randy sambil sedikit ngos-ngosan. Ia masih saja merabai tubuh sepupunya. “Engh, badanku jadi lemas semua nih”, tanpa sadar Susan berucap sambil setengah merengek.

Kemaluannya bagian bawah pun mulai terasa hangat dan lembab.

Randy tidak menghiraukan perkataan sepupunya tersebut, ia masih terus meremas-remas payudara Susan. Malah ia mulai memasukkan satu tangannya ke dalam celana dalam sepupunya. Bulu-bulu halus di kemaluan Susan pun terasa di telapak tangan Randy. Iapun menyentuh bibir vagina sepupunya itu. Susan menggelinjang. Nafasnya mulai tidak terkontrol. Kesadarannya pun mulai hilang. Sekilas ia hanya menyadari bahwa ia sedang dicumbui oleh sepupunya sendiri. Kemaluannya sudah mulai berdenyut-denyut.

Randy secara lembut namun penuh nafsu mulai merebahkan tubuh Susan. Kemaluannya seperti ingin membutuhkan sesuatu. Ditindihnya tubuh sepupunya dengan birahi yang mulai tidak terkontrol. Segera saja ia buka kancing daster sepupunya. Tampak dengan jelas kedua belah buah dada sepupunya yang indah itu dengan putingnya yang telah berdiri tegak. Ia langsung mengulumi puting buah dada sepupunya tersebut.

“Ran.., ngmhhnghh.., udah dong.., sshh”, ucap Susan ketika sekilas kesadarannya datang.

Namun Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya. Lidahnya mempermainkan puting susu sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan terpejam dan tangannya membelai kepala Randy, merasakan kenikmatan jilatan-jilatannya.

Randy akhirnya mulai tak sabar, ditariknya turun celana dalam sepupunya tersebut. Susan sudah benat-benar dikuasai nafsu. Ia tidak sadar ketika celana dalamnya terlepas. Randy pun segera memelorotkan celana pendeknya sendiri sampai batang penisnya terlihat tegak. Dikangkangkannya kedua kaki Susan dengan perlahan. Kemualuannya segera ia arahkan ke dalam pangkal paha Susan.

“Sleep!”, Setengah detik kemudian kemaluan Randy mulai memasuki liang vagina Susan.

Terasa hangat dan empuk. Sesaat Susan seperti tersadar apa yang sedang terjadi, namun kesadarannya langsung hilang ketika Randy mulai menggerakan pinggangnya naik turun.

Napas Randy semakin ngos-ngosan tatkala tubuhnya mulai bergerak menindih tubuh sepupunya yang mulus itu. Buah dada Susan bergoyang-goyang karena gerakan sodokan Randy terhadap tubuhnya. Semuanya seperti tidak dapat dihentikan begitu saja. Kesadaran Susan pun telah musnah berganti kebutuhan untuk dicumbui. Ia akhirnya juga merespon gerakkan yang dilakukan sepupunya tersebut. Kemaluannya berdenyut-denyut ketika penis sepupunya terus bergerak dalam liang kemaluannya. Pinggangnya bergerak berputar-putar dan sambil merintih penuh rasa nikmat.

“Ran.., nghh enghhnak.., enghh terusshhsshh”, rintih Susan dalam kenikmatan.

Desahan Susan membuat nafsu Randy semakin menjadi-jadi. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa gadis yang sedang ia setubuhi adalah kakak sepupunya sendiri. Konsentrasi Randy hanyalah pada gerakan tubuhnya yang maju mundur. Batang penisnya seperti dipijit-pijit di dalam lubang kemaluan Susan. Ia semakin mempercepat gerakannya karena terasa sesuatu yang mendesak batang kemaluannya.

“Engghh.., yang.., engghh lebihhss kerassh..sshh”, Susan mendesah merasa saat itu dirinya telah membubung tinggi.

Randy semakin mempercepat gerakannya. Bunyi kecepak-kecepuk menjadi semakin berirama. Randy merasa kemaluannya seperti akan meledak. Gerakannya kini telah menjadi hentakan-hentakan. Susan masih terus memeluk erat tubuh sepupunya sambil matanya terus terpejam.

“Esshh.., Ahh.., ahh..ampirr.., ashh”, Susan mendesah-desah.

Ia merasa tubuhnya sudah hampir mencapai puncak. Gerakan tubuh keduanya menjadi sangat cepat.

Tiba-tiba Randy menghentakkan badannya dengan keras dan lama ke dalam tubuh sepupunya. Kedua tubuh itu tampak bergetar. Tangan Susan pun memeluk tubuh Randy tak kalah eratnya. Keduanya telah sampai dipuncak kenikmatan.

Adegan kedua sepupu itu tanpa disadari sebenarnya dilihat oleh Tante Betty dari balik pintu. Tante Betty benar-benar bingung dengan apa yang dilihatnya. Ia sebenarnya ingin segera memasuki kamar itu namun ia segera menyadari bahwa hal itu dapat memperburuk keadaan. Beberapa saat kemudian Tante Betty melihat keduanya tampak tertidur. Kedua ponakannya itu terkulai lemas dalam keadaan telanjang. Dengan perlahan ia memasuki kamar itu dan mendekati ranjang tempat dua ponakannya tertidur lelap.

Ia mulai menatap wajah kedua ponakannya dengan rasa galau. Mungkin karena aku terlalu sibuk sehingga hal ini sampai terjadi ucapnya dalam hati. Dengan perlahan ia mulai menaiki kasur dan mendekatkan badannya pada tubuh Susan. Dipeluknya gadis ponakannya itu dengan penuh rasa kasih sayang. Melihat tubuh gadisnya yang sintal dengan buah dada yang ranum membuatnya tersadar bahwa Susan memang mungkin sudah saatnya dewasa. Benar-benar kesalahanku, keluhnya.

Randy yang merasa ada orang datang mulai terbangun. Kelopak matanya terbuka perlahan dan tampak tantenya memakai daster biru membelakanginya. Lekuk tubuh tantenya tampak indah dalam keremangan kamar. Dalam keadaan setengah sadar, ia masih merasakan kenikmatan yang baru saja dilaluinya bersama Susan. Tak terasa beberapa saat kemaluannya menegang kembali.

Kebutuhan yang mulai mendesak itu membuat Randy mulai salah tingkah. Tiba-tiba saja ia ingin menyentuh tubuh tantenya yang berada di hadapannya. Apalagi lekuk tubuh tantenya terlihat sangat indah. Namun ia sangat takut apabila tantenya marah. Maka iapun berpura-pura tidur dan memejamkan mata. Dalam keadaan yang mulai birahi kembali Randy memutar otaknya agar dorongannya tersebut terpuaskan. Maka dengan pura-pura dalam keadaan tidur Randy menggerakan badannya untuk dapat memeluk tubuh tantenya.

Tante Betty yang merasa tubuh Randy bergerak segara membalikkan badan dan memeluk tubuh Randy. Buah dadanya yang hanya dibalut daster biru terasa menyentuh bagian muka Randy. Tante Betty pun mulai membelai kepala Randy dengan penuh kelembutan. Diperhatikan ponakan laki-lakinya dari atas kepala dan turun ke bawah. Pasti banyak yang naksir, ucap tante Betty dalam hati melihat kepolosan wajah ponakannya itu.

Tiba-tiba wajah Tante Betty memerah. Tak sengaja matanya menyapu penis Randy yang agak menegang. Ia berusaha menenangkan diri bahwa yang dihadapannya adalah keponakannya sendiri. Namun jantungnya semakin berdebar-debar. Apalagi diusia yang telah memasuki usia tiga puluh tahun ini ia belum pernah disentuh laki-laki. Kebutuhan seksualnya selama ini ia alihkan dengan menyibukkan diri pada pekerjaan. Sebagai wanita matang, selama ini ia belum pernah melihat tubuh laki-laki dewasa dalam keadaan telanjang. Tubuh Randy pun juga mulai mekar di usia enam belas tahun itu. Tiba-tiba kepala tante Betty terasa agak berkunang-kunang.

Tanpa sadar tangan Tante Betty mulai bergerak mendekati batang penis Randy. Dengan perlahan-lahan agar Randy tidak terbangun, Tante Betty mulai menyentuh batang penis Randy. Terasa hangat dan agak keras. Dibelai-belai batang penis itu dengan penuh kelembutan. Ia membayangkan andai saja batang penis itu mendesak-desak di lubang kemaluannya. Matanya mulai terpejam. Tanpa sadar tangannya yang sebelah meremas buah dadanya sendiri. Terasa ada cairan hangat mengalir di dalam kemaluannya. Mau tidak mau Tante Betty mengakui bahwa ia mulai terangsang setelah menyentuh batang penis Ponakannya.

Tiba-tiba saja tangan Randy bergerak. Rasa kaget itu membuat Tante Betty menghentikan sentuhannya. Ia memejamkan mata sambil berbaring dalam keadaan memeluk ponakannya. Harapannya adalah Randy menganggapnya tidur.

Merasakan apa yang baru saja dilakukan tantenya terhadap penisnya, Randy menjadi berani. Dibukanya ritsluiting atas daster tantenya. Tampak di depan matanya buah dada yang lebih besar dari kepunyaan Susan. Tampak pula tonjolan mungil puting Tante Betty yang berwarna merah kecoklat-coklatan. Randy sudah tidak sabar. Ia langsung mengulum puting susu tantenya yang sudah mulai menegang itu. Buah dada tantenya pun mulai terasa mengeras.

Tante Betty kebingungan dengan apa yang dilakukan ponakannya itu. Sekilas hampir saja ia beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang dilakukan ponakannya itu. Tapi jangan-jangan ia tahu apa yang tadi kulakukan, pikir Tante Betty. Ia menjadi takut sendiri kalau hal itu benar-benar terjadi. Pasti bisa memalukan dirinya jika ponakannya melapor pada mamanya.

Akhirnya dengan pasrah, Tante Betty tetap berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Randy pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Randy disertai gigitan kecil. Tante Betty pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.

“Ssshh..”, tanpa sadar Tante Betty mendesah penuh kenikmatan saat Randy mengulum puting buah dadanya.

Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan penuh kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti. Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat lemas.

Randy tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante Betty sambil terus mengulum puting serta meremas-remas tubuh Tante Betty. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.

“Enghh.., ahhng.., ahh.., nggssh”, Tante Betty mendesah tanpa mampu menahan apa yang dilakukan ponakannya tersebut.

Tubuhnya seperti tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh kemesraan.

Napas Randy mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam Tante Betty. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya membuat Randy semakin bernafsu. Diarahkan batang penisnya ke dalam selangkangan tante Betty.

“Sleep!”, Batang Penisnya pun telah masuk ke dalam lubang kemaluan tantenya.

Tante Betty merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Randy. Nafasnya tidak teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.

“Aahh.., esshh.., ahh”, Tante Betty mulai mengerang kenikmatan.

Ia pun memegangi pantat Randy untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar suara desahan-desahan Susan pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Randy. Dilihatnya Randy dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Betty. Susan pun agak bingung bahwa Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Randy memegangi paha Tante Betty dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Susan mulai terangsang.

Tanpa sadar Susan mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Betty. Tante Betty pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera merespon ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Randy sudah asyik dengan aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.

“Eng.., ssh.., nikmat.., Ran”, desah Susan sambil disela-sela ciumannya dengan Tante Betty. Penis Randy terasa semakin tersedot-sedot.

Suara kecepak kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan Penis Randy memasuki liang vagina Tante Betty.

Susan semakin larut dengan permainan tante dan sepupunya itu. Vaginanya pun telah menjadi basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala Susan kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya meremas-remas buah dada tantenya.

“Enghss.., enghh.., terusshhin.., engshh”, Tante Betty semakin merasa terbang di awang-awang.

Gerakan Randy membuat vaginanya terasa sangat nikmat. Jilatan lidah Susan pada putingnya semakin membuat nafsunya menjadi-jadi. Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Randy. Ia pun semakin mempererat pelukannya pada Randy. Gerakan maju-mundur Randy diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Betty.

Aktivitas ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Betty semakin mempercepat goyangannya. Ia memeluk Randy sangat erat sambil terus mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-tiba tubuh Tante Betty menegang dan vaginanya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.

“Ran.., ganti aku aja.., Tante udah lemas tuh”, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuh. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.

Randy pun menarik penis dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu.

Diarahkannya batang kemaluannya itu ke arah lubang kemaluan Susan yang telah mengangkang itu. “Sleep!”, Penisnya langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.

Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Randy menciumi buah dada Susan sambil pinggang melakukan gerakan naik turun. Susan melingkarkan tangannya pada punggung Randy.

“Enghh terusshh.., Ran.., masukin terus.., enggsshh”, desah Susan sambil matanya masih terus terpejam.

Dengan perlahan Randy menarik tubuh Susan agar duduk di atas pinggang Randy. Posisi ini semakin membuat penis Randy lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Randy memegangi pantat sepupunya itu. Susan juga merasa vaginanya terisi lebih penuh oleh batang kemaluan Randy.

Randy semakin merasa penisnya disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya. Susan yang berada di atas tubuh Randy mulai menggerakkan bandannya. Keduanya telah larut dalam gerakan berirama. Randy semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan sepupunya. Susan pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.

“Enghh.., terus.., Ran.., Enghh enaahkk”, mata Susan terpejam dan bibirnya mendesah.

Randy terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan Susan pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu dalam kebutuhan yang tak tertahankan. Vaginanya terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan penis sepupunya itu.

“Lebihh kerashh.., enghh lagi”, Susan merasakan tubuhnya akan meledak.

Gerakan keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang

Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti tidak pernah ada oleh Tante Betty. Saat makan pagi, tante Betty tampak berusaha bersikap santai.

“Ran, kamu mau kemana hari ini”, tanya Tante Betty sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya.

Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus krem dan rok span abu-abu.

“Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney Shieldon yang baru”, ucap Randy sambil berpura-pura membaca koran.

Ia masih sungkan dengan Tante Betty mengingat apa yang dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai Tante Betty lapor ke mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.

“Kalau gitu ini buat beli novelnya”, ucap Tante Betty sambil menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan.

Randy pun mendongakan kepalanya sambil terheran-heran. Dilihatnya Tante Betty mengangguk. Tanda ia harus menerima uang itu.

“Makasih ya, Tante”, ucap Randy sambil menyorongkan badannya memeluk Tante Betty, Merekapun berangkulan erat.

Tiba-tiba Tante Betty berbisik”, Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran”.

“Iya, Tante”. Kemaluan Randy terasa mengeras.
“Terus kalau Randy takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya”, ucap Tante Betty dengan nada datar.

Ia tidak mau Randy menangkap keinginannya. Namun bagi Randy kata-kata itu seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.

Randy pun sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Tante Betty tampak agak memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya. Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Betty. Pertama lembut namun kemudian semakin ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Betty sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan oleh Randy. Ia tidak mengira Randy sudah berani terang-terangan. Namun sekian detik kemudian ia mulai membalas ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan membiarkan tangan Randy membuka kancing blusnya. Tangan Randy segera menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada itu terasa mengeras.

“Sudah, Ran. Tante mau ke kantor”, ucap Tante Betty sambil berpura-pura tidak mau.

Namun tampaknya Randy tidak peduli. Ia mulai menciumi leher tante Betty dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Betty terlihat. Tangan Randy pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.

“Ash.., neghh, udah, Ran”, desah Tante Betty. Ia tidak ingin terlambat.

Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir tante Betty. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan celana dalamnya.

“Udah, Ran dari belakang aja”, ucap Tante Betty sunguh-sungguh.

Rani, teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.

Kesempatan itu tidak disia-siakan Randy. Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang penisnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan diarahkannya penisnya ke vagina Tante Betty. “Slepp!”, Penis Randy mulai memasuki lubang kemaluan Tante Betty. Lututnya seperti hampir copot ketika penis itu masuk ke dalam lubang vagina Tante Betty. Tante Betty juga segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.

“Eenghh.., nikmat, terusshh”, desah Tante Betty sambil memejamkan mata.

Randy memegangi pinggang tantenya dan terus menyodok-nyodokan penisnya ke vagina Tante Betty. Penisnya terasa seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Betty yang ranum menggantung.

Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Betty sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Randy menyetubuhinya dari belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan kantornya.

“Terusshh, Ran.., enakk”, desah Tante Betty.

Beberapa saat kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Betty namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil penisnya disorongkan secara mendalam ke lubang kemaluan Tante Betty. Ia telah sampai di pucak kenikmatan.

“Cret.., cret.., cret”, sperma Randy membasahi lubang kemaluan Tante Betty.

Ia kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.

Tante Betty segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua lawan jenis yang saling membutuhkan. Tante Betty pun mau tidak mau mulai mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Randy sebagai ponakannya namun tak lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.

“Udah, ya Tante ke kantor dulu”, ucap Tante Betty sambil mendekati Randy.

Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat jam di dinding, Tante Betty segera beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi dan semakin lama semakin menghilang. Randy pun segera memakai celananya dan tertidur di sofa. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Tante Betty Nakal appeared first on Doyanbokep.


Cerita Sex: Dea, ABG Tetanggaku

$
0
0

Doyanbokep.com – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015Cerita Sex: Dea, ABG Tetanggaku

 

cerita-sex-dea-abg-tetanggaku-285x300

Cerita Sex: Dea, ABG Tetanggaku

 

Saya Andri, Usia 25 Tahun , Cerita ini berawal sekitar tahun 2004 ketika saya memutuskan untuk pindah dari mess kantor saya, dan mencari rumah kontrakan di daerah sekitar rumah om saya, di daerah Jaksel, dari iklan koran pos kota akhirnya saya dapatkan rumah kontrakan dipinggir tol, sepanjang Jl. TBS. daerah ini masih berupa kampung yang masyarakatnya masih sering kumpul-kumpul dan masih saling mengenal satu sama lain, antara pendatang dan penduduk asli sangat akrab, suasananya jauh beda dengan suasana di pedesaan di daerah asal saya, beruntung sekali saya dapat rumah kontrakan di Jakarta dengan suasana seperti ini.

Begitu mulai tinggal disana ( pada waktu itu saya masih bujangan ), saya mulai berkunjung memperkenalkan diri ke tetangga-tetangga rumah saya , sebelumnya lapor bapak ketua RT terlebih dahulu yang kebetulan pas di depan rumah kontrakan saya. Tetangga kiri saya, tinggal keluarga yang lumayan besar, terdiri dari 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan ( sebenarnya perempuan ada 2 lagi tapi sudah berumah tangga dan ikut suami mereka), Pak Edi saya menyebutnya, seorang pesiunan PNS asli warga kampung sini, beristrikan dengan bu Esty asli Kalimantan masih ada keturunan d****k yang terkenal putih, dan cantik.

Begitu pula dengan 3 anak perempuannya yang tersisa mewarisi kecantikan dari ibu mereka. 3 cewek tetanggaku ini pada usia yang mulai mekar-mekarnya dan segar yaitu , pertama Dea, sangat cantik, paling cantik diantara adik-adiknya, tubuhnya kecil langsing 160/42 , putih bersih , 17 tahun jalan Kelas 3 SMA, kedua Emi , kelas 1 SMA , wajahnya manis menyenangkan, 160/45, lebih berisi, putih, agak tomboy, rambut pendek,dan agak cuek, ketiga Mella baru kelas 2 SMP , 160/42 Body paling bagus diantara kakaknya, putih rambut panjang ikal, sangat murah senyum.

Kisah ini saya fokuskan ke Dea, yang tertua dari 3 gadis ABG tetangga kiri rumahku itu, dirumah Dea berpakaian apa adanya, pakaian rumahanlah, kadang kaos , tank top , daster, celana pendek , seperti ABG jaman sekarang, sehingga kadang memperlihatkan putih bersih kulitnya , dari kaki sampai paha yang kecil , putih mulus, dengan sedikit bulu-bulu halus di setiap jengkal kulit kakinya dan tangannya, bulu2 ini yang membuat saya selalu mengkhayal dan penasaran ingin tahu lebih dalam isi dibalik bajunya, klo berangkat sekolah pagi selalu lewat depan rumah dan sengaja aku tunggu sambil pura-pura bersihin motor atau nyapu, atau lain-lain ( namanya bujangan semua dilakukan sendiri ), dan Dea selalu tersenyum menyapa, hanya sebatas itu saja karena kami belum pernah resmi berkenalan.

Pada suatu waktu, seperti biasa ketika berangkat sekolah lewat depan rumahku, tiba-tiba Dea datang menghampiriku, suatu kejadian yang diluar kebiasaan, hatiku mulai dag dig dug ada apa gerangan ini, sepertinya Dea juga berjalan ke arahku dengan agak ragu-ragu,

“hai mas lagi ngapain ?” tanyanya ,
“ lagi manasin motor” jawabku, aduh wajah cantik ini sekarang bener-bener bisa kunikmati dari dekat
“ maaf mas, boleh Dea mintolong mas Andri “ katanya masih dengan nada ragu-ragu,
“ mas Andri ada computer dirumah” lanjutnya ,
“ada” , jawabku,
“Ini saya dapat tugas dari sekolah mas, boleh pinjam Komputer , untuk ngetik laporan, klo ke rental waktunya sedikit, dan ga boleh bapak klo pulang malam” celotehnya, weesss kesempatan nih, naluri buayaku mulai terusik,
“ Ooo gitu boleh dik Dea , ntar malam ya, tunggu saya dari kantor ya paling abis magrib aku sudah datang” jawabku , “klo mo pake internet juga boleh” lanjutku,
“bener mas!! Kebetulan saya juga harus cari data di internet mas” katanya,
“ya udah ntar malam , ya , klo saya dah pulang maen aja kesini “ kemudian setelah pamit dia kembali jalan membelakangiku, oooo .. memang dea gadis cantik, terus kuperhatikan , keliahatan lehernya kecil putih dan jenjang dan rambut halus, seharian di kantor aku membayangkan wajah cantik Dea, dan apa yang ntar malam terjadi, sambil menyusun rencana busuk.

Akhirnya jam 18.30 saya sampai dirumah dan langsung mandi, sekitar jam 19.00 bel rumah berbunyi, hehehe ini saat yang ditunggu-tunggu, saya lansung keluar membuka pagar, anjriiiiiiiit ternyata betul si Dea , cantik banget, pakai span jean mini , dan baju merah muda dengan lengan pendek, kulitnya yang putih mulus dihiasi dengan rambut haluss, suatu pemandangan yang luar biasa mempesona.

“ malam mas” sapanya ,
“malam dik dea” balasku, “ sendirian aja, emi ma mella kemana ?” tanyaku,
“ ada mas dirumah lagi belajar juga” jawabnya,
“ oo gitu, ayo masuk, jangan sungkan-sungkan, laptopnya sudah mas nyalahin kok” kataku mempersilahkan.

Kemudian Dea langsung menuju laptopku yang sudah aku nyalain. Aku segera ke dalem ambil minuman dan makanan kecil yang sudah aku siapin kebetulan aku tadi sempat mampir di mini market, tidak lupa aku tuangkan sebungkus bubuk perangsang yang beberapa hari kemarin aku pesen lewat toko sex online dr Surabaya 75 rb. 4 bungkus,

“ kok repot2 mas”katanya,
“ga kebetulan ada kok” jawabku ,
“ dilanjut ya dik, saya nonton TV “ kataku , aku langsung nyalahin TV dan nonton ga jauh dari dia, sambil nonton sekali-sekali aku lirik dia, sambil kepalaku geleng2,
“ hm, emang cantik cewek ini, pahanya mulus bener, dalemannya gimana ya” kata bathinku, aku terus nonton TV dan sempat kuliat dia minum jus jambu yang telah kusediakan, ntar lagi kena nih.

Sekitar 10 menit kemudian

“mas!” “ ya Dea ada apa?” jawabku,
“ boleh buka internet?” tanyanya,
“ silakan aja , tau caranya kan” jawabku ,
“ya mas” jawabnya. Kebetulan komputerku sudah aku set , begitu masuk internet explorer langsung masuk web site xxx ( forum tetangga) yang isinya foto2 bugil dan cerita seru juga, aku lirik dia ternyata dia masih buka situ situ ga browsing yang lain, kulihat mukanya sudah bersemu merah, mungkin obat perangsang yang aku berikan juga sudah mulai bekerja.
“mas “ tiba2 dia memanggil,
“ ada apa dea “ aku lansung berdiri dan mendekatinya.
” Cara buka ini gimana?” katanya,

rupanya dia mo buka cerita seru yang judulnya” bercinta dengan ABG “ , padahal klo mo niat buka tinggal klik ..aja ga usah panggil aku, hmmm. pasti dah horny nih anak, kemudian aku langsung pegang mouse sementara tangannya masih diatasnya, sambil kugenggam tangannya, dia diam aja, tercium wangi rambutnya, dan paha atasnya terlihat putih mulus karena aku sambil jongkok dibelakangnya, tinggal klik aja dik kataku sambil mengarahkan kursor,

“rambutmu wangi sekali dik “ kataku ga sadar
“ ah mas bisa aja “ jawabnya.
“ mas sering liat gambar dan cerita seperti ini ya” tanya ,
“ iya dik, mas kan masih sendiri, kesepian tiap malam, jadi ya buat hiburan aja” ,
“ memang mas belum pernah melakukan” tanyanya, waaah anak ini tanyanya sudah mulai menjurus K***lku kurasa tambah besar.
“ ya pernah sih dulu ma pacar, tapi sekarang dah putus” jawabku,
“ mang sampai ngapain aja, ML juga kah”tanyanya.
“ iyalah “ jawabku,
“dik dea sudah punya pacar?” tanyaku,
“sudah mas, teman satu sekolah ” jawabnya,
“ dah ngapain aja” tanyaku,
“ cium-cium biasa aja mas, trus pacarku meremas tetekku, itu aja “ jawabnya ,
“ enak ga? “ tanyaku
“ enak juga mas” jawanya,
“belum pernah lebih, kayak pegang k****l atau punyamu diisep “ tanyaku ,
“belum mas, emang enak gitu”katanya,
“ ya enaklah mo coba?” tanyaku iseng,

dia tersenyum dan kemudian diam aja, wah aku bingung nih apa maksud senyumnya mau apa tidak ya, kulihat nafasnya aga memburu, dan duduknya gelisah sambil matanya tetap menatap laptopku, setelah diam sejenak aku yang masih berada dibelakangnya memberanikan diri , menciumi rambutnya, dia diam saja, truss kea rah tengkuknya , Dea tetep diam aja, nafasnya tambah memburu dan k*****lku sudah semakin besar, aku coba tempelkan burungku di punngungnya sambil terus mencium rambut dan tengkuknya.

“dik” kamu cantik sekali, bolehkah mas menciumu, mas dah ga tahan” bisikku di deket telinganya,

dia diam aja terus tanganku segera turun meraba pahanya yang putih mulus dan berbulu, kuraba-raba terus , akhirnya dia ga tahan dan membalikkan badan segera mencium bibirku,

“ mas aku juga pingin” katanya,

terus kami berciuman bibir sampai lidah…lama sekali sambil tanganku meraba pahanya dan punggungnya, teteknya yang kecil terasa menempel di di dadaku begitu pula K*****lku menempel di perutnya.

“ dik pindah ke sofa yuk” bisikku ,

tanpa menunggu jawaban kutuntun dia ke sofa sambil terus berciuman, gila… enak sekali ABG ini, ciumannya sudah professional banget, dudukkan di sofa dan kemudian kubaringkan, tanganku sudah mulai bergerilya dia atas dadanya yang masih tertutup bajunya,

“ sayang dibuka dikit ya bajunya” bisikku,

dia diam saja, berarti ya nih, sambil terus berciuman, tanganku membuka baju atasnya sekaligus kait bh, kumasukkan tanganku ke teteknya dan kuremas pelan-pelan , dia menggelinjang menahan kenikmatan, kubuka sedikit lagi, dan terlihat bukit kecil yang sangat indah, tetek putih, dengan punting yang merah jambu , masih sangat kenyal sekali, tanpa kusadari tangannya telah mengelus-elus K*****lku , aku semakin semangat mengulum bibir daan lidahnya terus aku geser ke lehernya, leher jenjang yang putih, kukecup berkali-kali, dia mulai bersuara

“ oooh…oooh..geli mas…enakk” aku tak perduli langsung aku pindah ke dadanya , kukulum putingnya dan kupijat-pijat sekitar putingnya dengan lidahku , nafasnya semakin memburu, dan tangannya mulai membuka kancing celanaku.

Akhirnya tersembulah batang torpedoku yang besar, dia terus mengelus-elus dengan tangannya yang kecil mungil, kubuka seluruh baju atasnya sehingga dia Topless, badannya bagus sekali, putih kecil , tangannya yang kecil panjang ditumbuhi rambut halus, terus ku kulum dan kupijat teteknya kanan dan kiri bergantian, kepalanya semakin mendongak menahan nikmat, dan tangannya melepas torpedoku dan menjambak rambutku dan semakin menekan kepalaku kedadanya. “ dik mo isap Burungku ga” bisikku ,

“ ga tau caranya mas” jawabnya,
“ biasa aja, anggap saja makan eskrim jilat dan kulum, tapi jangan sampai kena gigi” kataku,
“ kucoba ya as” jawabnya kemudian segera dia melorot,

tanganya yang mungil memegang pangkal torpedoku sambil dipijat, lidahnya mulai menjilat-jilat kepala torpedoku, “ ooouuuch dik enak sekali” aku mulai meracau,

“ kulum dik “ pintaku dia mulai memasukkan torpedoku ke mulutnya yang kecil dan merah., hampir tidak muat torpedoku, dan mulai mengocok, memaju mundurkan kepalanya
” enaaaaak dik ..terus…” aku semakin meracau, tangannya masih memijit buah pelirku, sementara tanganku mencari teteknya dan kuremas pelan-pelan.

Setelah sekitar 10 menit terasa cairan didalam torpedoku sudah mendesak pingin keluar, dengan kenikmatan yang luar biasa kusemprotkan cairan sperma itu dimulutnya.

“ Uaaaaaaaah …uaaaaaaah.enaaaak dik !!!” Beberapa kali kusemprot mulutnya, kemudian aku duduk di sofa dengan lemas, dia memutahkan kembali sperma yang kusemprotkan tadi di asbak ,
“ enak sekali dik sedotannmu , kamu cepat belajar” ,
“iya mas aku juga enaak”,
“ terimah kasih ya dik, mas puas banget hari ini” “ sama-sama mas” jawabnya , sambil memakai BH dan baju atasnya kembali.
“ dik mas boleh minta lagi kapan2 , mas janji mas akan puaskan adik “ kataku,
“ boleh mas, besok malam saya kesini lagi, tugas jg belum selesai, ya udah mas dah malem, met ketemu besok” pamitnya.

Semalaman saya tidak bisa tidur, gambaran kejadian tadi terus menari-nari diatas pembaringanku, berutung sekali aku kontrak rumah disini, bisa mendapatkan gadis ABG secantik dia, besok malam janji datang lagi, tak sabar aku menantikan malam berikutnya, pagi menjelang sang surya mulai menampakkan kekuasaannya terhadap dunia, seperti biasa aku bersiap ke kantor, sambil menunggu Dea lewat, tidak lama berselang dea sudah kelihatan berjalan, dengan baju seragam sekolahnya putih abu-abu, seragam putih atas agak ketat sedangkan rok abu-abu bawahnya panjang, masih keliahatan sangat cantik dan segar.

“pagi mas “ sapanya ,
“ pagi dik, eh bisa tidur ga semalem” tanyaku, dia tersenyum
“ jam 12.00 baru bisa tidur” jawabnya,
“ ntar malem jadi kesini lagi” tanyaku,
“ yam as ngelanjutan tugas kemarin yang belum kelar” katanya,
“ tugas apa tugas.” Candaku,

dia tersenyum dan berlalu dari hadapanku. Kemudian pak edi bapak Dea lewat

“ dik andri terima kasih lo , Dea sudah dibantu ngerjain tugas” katanya,
“ iya, pak sama –sama, tidak masalah kapan aja nanti saya bantu, mo kemana pak” jawabku sekaligus bertanya,
“ ini mo bayar tagihan listrik” katanya,
“ooo hati2 pak” kataku, kemudian pak edi segera berlalu.

Hari itu dikantor aku sudah tidak kosentrasi bekerja, membayangkan apa yang terjadi nanti malam, setelah merapikan meja jam 16.30 aku segera pulang perjalanan dari kantor kerumah 1 jam, 17.30 dah nyampe rumah dan segera mandi, terus aku nyalahin laptop, dan nonton TV. Sekitar jam 19.00 bel berbunyi” inilah saat2 yang ditunggu-tunggu “ kata bathinku, segera ku buka pintu pagar dan kembali aku terpaku., Dea ternyata berpakaian yang lebih sexy lagi malam ini, dia pake kaos ketat tanpa lengan merah, dan celana pendek merah pula, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus, tiap ketemu kayaknya tambah cantik aja hehehe,

“ oee.. kenapa diam mas, aku ga disuruh masuk” katanya menyadarkan lamunanku,
“ ooo iya-iya silahkan masuk, sorry kamu cantik sekali sih maam ini” kataku setelah melewati aku ,

kulirik dadanya, wah kelihatannya dia ga pake BH, sudah persiapan nih, aku juga hanya berpakaian kaos oblong, dan celana pendek kolor aja.

“ langsung aja dik tugasnya dikerjain, bentar aku ambilin minum” kataku,

kali ini udah ga pake obat perangsang lagi.kulihat dia sudah mulai ngerjain tugasnya, tidak lama kemudian dia sudah buka internet, aku diam saja sambil sekali-sekali melirik pahanya yang mulus sambil nonton TV, setelah beberapa lama sudah ga tahan rasanya segera aku dekati dia, dan kuserbu bibirnya dengan agak kasar, tapi ternyata responnya sangat positif, dia juga membalas serbuanku dengan semangat 45 , ternyata dari tadi Dea juga sudah horny, tanpa piker panjang kulepas kaosnya dan memang benar Dea memang tidak memakai BH, aku ga peduli kulepas juga kaosku, dan langsung aku kulum, teteknya, kupijat-pijat dengan lidahku bergantian

“mmmas ouhhh..ouhhh “ dia mulai meracau,

tanganku mulai kuselipkan ke celana pendeknya , dan ku setuh memeknya, ternyata sudah basah dengan cairan kewanitaannya, terus kumainkan jari tanganku di sekitar memeknya tanpa membuka celananya, dan dia sendiri melakukan hal yang sama terhadap torpedoku, di remas-remas torpedoku yang telah membesar , yang besarnya hampir sama dengan pergelangan tangannya,

“ mas besar sekali punya mas” katanya ,
“ iya dik , itu yang akan muasin adik nanti” kataku, sambil terus mengulum putingnya yang sudah sangat mengeras dan kenyal.

Kunikmati keindahan ini sepenuh hatiku, kemudian aku bopong dia ke sofa, dan kulorot celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, wauwww benar-benar pemandangan yang sangat indah, memeknya kecil, ditumbuhi rambut yang jarang, anehnya biarpun dig a begitu gemuk , tapi memeknya menggunung sangat bagus, terlihat hanya belahan dua daging yang ditempelkan, klitorisnya masih tersembunyi di dalam, paha sampai kakinya sangat mulus putih, ramping dan bulunya yang bikin aku ga tahan, suatu keindahan yang alami, langsung aja kukulum kembali teteknya kuputer-puter dengan lidahku, segera kususuri tubuhnya dengan lidahku, kujilatin semua dari mulai kening, wajahnya, lehernya, tangannya, kembali kedada, pelan-pelan turun ke perut kemudian ke pangkal pahanya, dia mulai meracau

“ mmmmas enakk…masss enak..” kuteruskan aktivitasku pangkal pahanya kujilatin dan kuputer-puter, kemudian kesisi berikutnya terus turun

perlahan sampai ujung kakinya , pindah ke jari kaki satunya teruss naik lagi ke arah pangkal pahanya, dia semakin meracau, kubuka liang Vaginanya dan dominasi warna merah muda terlihat didepanku, segera kujilat dan kusedot belahan vaginanya, Dea semakin menggelinjang sambil mengangkat-angkat pahanya , kusapu terus lidahku di sekitar vaginanya, kemudian ku sedot dan kucucup klitorisnya, dia mengangkat pinggulnya lama dan kedua tangannya menekan kepalaku semakin dalam, kutusuk-tusuk bagian tengahnya dengan lidah , dia semakin meracau dan cairan kenikmatan semakin mengalir dari sela-selanya, hmmmmm… nikmati sekali cairan perawan….

” Ouhhhhh ahhhhhh. Ouuuuuh aaahhhh “ hanya itu yang terdengar dari bibir mungilnya, setelah sekitar 15 menit aku sudah tidak tahan, kuposisikan badannya di sofa, punggungnya aku ganjal dengan bantal sofa yang ada, kemudian kuarahkan kepala torpedoku, dia segera meraih torpedoku dan digesek-gesekkan ke bagian tengah vaginanya., ouuuuh nikmat mas….

Massukkkkkan mas, kembali dia meracau, shhettttt aku ga perduli keperawananku mas….yang penting enaaaakkkkk ouch.

Tangannya segera mencengkram pinggiran kursi, dan torpedoku mulai kutekan perlahan –lahan tarik ulur, agar lubang yang siap ditembus agak membesar , mengingat memeknya yang kecil dan imut, terus dengan perlahan-lahan kutarik ulur torpedoku, cairan kewanitaan semakin deras dan permukaan semakin licin, ini saatnya kulesatkan torpedoku, kutekan keras torpedoku dengan sekali hentakan,

“ ouuuuuuuch..mas sakit” teriaknya ketika torpedoku sudah masuk di liangnya, sengaja aku lakukan sekali hentakan biar sakitnya tidak terlalu,
“ sabar sayang…. Nanti juga ga sakit..tahan ya” bisikku, kudiamkan torpedoku beberapa saat,

kemudian perlahan kutarik dan kutekan lagi.. masih sangat peret, torpedoku terasa diremes-remes , apalagi ketika ku tekan , pinggul Dea juga ikut menegang dan terangkat, sehingga jepitannya semakin terasa di torpedoku, terus ku genjot dia.semakin lama semakin cepat “ dia semakin merintih kenikmatan sekaligus sakit jadi satu, tapi lama-lama yang bunyi hanya rintihan kenikmatan..

” uahhh— ssssssshhhh ……aaaaahhh ssssshh enak massssssss” itu yang terdengar berkali-kali, kemudian aku atur dia posisi doggie style …… ouuuuh Dea semakin meracau karena panetrasi torpedoku semakin dalam sampai mentok… masssss……masssss……. ga kuat enakkknya mas, setelah doggie 10 menit, kuajak dia main WOT agar dia bisa mengatur sendiri ritmenya , masih belum mahir tapi rasanya sangat nikmatttt….

Dia mulai mengenjot….kepalanya terlempar kekanan kekiri-depan belakang…….

” Massss aku dah ga tahannnn jeritnya…. Rupanya dia akan orgasme duluan sementara aku masih belummm…..
“ lepaskan …dik… ga papa…lepaskan… “ kataku, dea bener-bener sudah ga bisa nahan dengan jeritan panjang
“ massssssssssssssssssss ahhhhhhhhh” akhirnya dia orgasme dan ambruk tubuhnya didadaku, karena aku belum orgasme maka kubalik tubunya kembali aku melakukan dengan posisi konvensional, karena hanya dengan posisi ini aku bisa orgasme,..

aku genjot kembali torpedoku tanpa ada perlawanan lagi dari dia, kupuaskan sendiri nafsuku dan dia hanya passsrah baru 5 menit , aku sudah ga bisa menahan cairan magmaku dan

” ahhhhhhhhhhhhh….ahhhhhhhhhhhhhhh….ahhhhhhhhh “ seiring teriakanku kusemprotkan maniku di dalam vaginanya,

setelah itu segera kusuruh dia bangun dan mencuci vaginanya dengan air dingin, semua yang terjadi sangat nikmat sekali, ga bisa terlukiskan dengan kata-kata, setelah berpakaian ,

“ dik maafkan mas andri , telah mengambil keperawanannmu” kataku,
“ ga papa mas, sama-sama enakkkk kok, aku ga menyesal kok” katanya tanpa penyesalan, kasihan juga aku sama Dea, gadis secantik dia..sudah jadi korban nafsu bejat, tapi dia suka. Setelah bersih –bersih Dea pamit pulang.

Sejak kejadian, itu hampir 2 kali seminggu aku bercinta dengan Dea , sampai sekitar setahun, aku menikah, Dea sendiri melanjutkan petualangan bercintanya, sambil sesekali aku nminta jatah darinya klo istriku sedang kerja, 2 tahun kemudian saya pindah rumah, karena sekarang saya sudah memiliki rumah sendiri di jaktim, sejak itu kontak dengan Dea terputus, dan kabar terakhir dia sudah menjadi ayam kampus dengan tarif yang tinggi , tentu tanpa sepengetahuan Orang tuanya – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

The post Cerita Sex: Dea, ABG Tetanggaku appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex Terbaru – Gadis Imut

$
0
0
Cerita Sex Terbaru | Gadis yang usianya masih belasan tahun itu mempunyai wajah yang imut dan manis, namanya Amel entah kenapa jika melihat dirinya aku bawaannya ingin bersetubuh dengannya, lubangnya psti masih sempit, jika memikirkan hal itu nafsuku selalu menggebu ngebu, tinggal nunggu waktu saja soal itu “dalam pikirku”Cerita Sex Terbaru Gadis Imut

Hari itu aku sedang nonton film semi panas, setelah selesai aku mendengar suara Amel yang memecahkan hasratku, dengan rasa kaget aku tercengang mendegar bahwa Amel bilang

“Om itu apa yang menonjol di celana”kok bisa begitu kata Amel sambil menunjuk ke arah kemaluanku yang tegang.

“Iya nih Amel, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya?” jawabku santai.

“Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Amel ada beberapa pertanyaan buat Oom nih”. Amel sepertinya ingin menanyakan sesuatu.

“Pertanyaannya apa?” tanyaku.

“Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke apa tuh, Amel ngga ngerti?” tanya Amel.

“Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Amel juga melakukan hal itu ke mama kan?” jawabku menerangkan.

“Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama”. Amel membenarkan jawabanku.

“Itulah seninya olahraga beginian Amel, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa”. kataku memberi penjelasan ke Amel.

“Amel sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?” tanya Amel lagi.

Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.

“Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa”. jelasku.

Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.

“Amel harus tahu, jika Amel melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak”. tambahku.

“Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Amel lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.”

Amel yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.

“Emang gitu kok. Ee, mumpung masih siang nich, mama Amel juga masih lama pulangnya, kalo Amel memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana?” aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Amel, pastilah luar biasa.

“Ayolah!” Amel mengiyakan.

Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Amel sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Amel. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Amel merasakan apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun.

Amel hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Amel.

Kusuruh Amel untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Amel protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Amel telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Amel mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Amel melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip.

Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Amel tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja. Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Amel yang baru tumbuh.

Baru saja aku berpikiran seperti itu, Amel sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Amel yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku. Puting susu itu begitu indahnya.

Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.

Payudara Amel memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Amel coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Amel menyadarinya.

Lalu Amel melepaskan juga celana dalamnya. Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Amel masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.

“Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.”

Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Amel berbicara.

“Oke, sekarang dimulai yaaa?” Kuberi tanda ke Amel supaya tiduran di sofa.
Pertama sekali aku meminta ijin ke Amel untuk menciuminya, Amel mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Amel memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu.

Yang penting bagiku, aku merasakan Amelng perawannya dan menyetubuhinya siang ini. Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Amel hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.

Setelah puas aku menciuminya,

“Amel, boleh ngga Oom netek ke Amel?” tanyaku meminta.

“Tapi Oom, tetek Amel kan belon sebesar seperti punya mama.” kata Amel sedikit protes

“Ngga apa-apa kok Amel, tetek segini malahan lebih enak.” kilahku meyakinkan Amel.

“Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja.” jawab Amel akhirnya memperbolehkan.

“Dijamin deh ngga sakit, malahan Amel akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara.” jawabku lagi.

Segera saja kuciumi puting susu Amel yang kiri, Amel merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Amel mulai mengalami penegangan total. Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian.

Amel melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.

“Oom, kok enak banget nihhh oohhh enakkk” desah Amel keenakan.
Amel terus merancau keenakan, aku sangat senang sekali.

Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Amel sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.

“Amel, kocok dong tititnya Oom Agus”. aku meminta Amel untuk mengocok batang kemaluanku.

Amel mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan. Aku memakluminya, karena Amel masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Amel tersebut, maka kuminta Amel untuk menghentikannya.

Selanjutnya, kuminta Amel untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Amel langsung saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Amel yang merekah.

Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Amel yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Amel yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubangnya.

Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Amel dengan lembut, Amel kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis. Meram melek kulihat mata Amel menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot klitorisnya. Amel menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.

“Oom, enak banget sih, Amel senang sekali, terussinnn” pinta Amel.

Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Amel, dan Amel semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Amel hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.

“Oommm ssshhh Amel mau pipis nich..” Amel merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.

“Tahan dikit Amel tahan yaaa sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.”

“Udah ngga tahan nich Oommm aahhh” Tubuh Amel mengejang.

Tangan Amel berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya. Amel ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Amel.

“Oohhh Oom Agus Amel merasa lemes dan enak sekali apa sih yang barusan Amel alami, Oom?” tanya Amel antara sadar dan tidak.

“Itulah puncaknya Amel.., Amel telah mencapainya, pingin lagi ngga?” tanyaku.

“Iya.. iya.. pingin Oom” jawabnya langsung.

Aku merasakan kalau Amel ingin merasakannya lagi. Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Amel istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Amel untuk meminumnya. Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin Amel dalam keadaan segar bugar. Tidak berapa lama, Amel kulihat telah kembali fit.

“Amel tadi Amel sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Amel ingin mencapainya lagi kan..?” bujukku.

“Iya Oom, mau dong” Amel mengiyakan sambil manggut-manggut.

“Ini nanti bukan puncak Amel saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Amel” kataku lagi menjelaskan.

“Final?” Amel mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.

“Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Amel, Oom jamin Amel akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi.” akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.

“Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Amel kan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu” Amel sambil menunjuk lubang nikmatnya.

“Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.

“Iya deh Oom” Amel secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.

Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Amel yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat sulit untuk memasukkannya.

Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Amel merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Amel mengaduh dan menjerit karena merasa perih. Aku menyuruhnya menahan.

Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat. Blusss Amel menjerit cukup keras,

“Ooommm tititnya sudaaahhh masuk kkaahhh?”

“Udah sayang tahan ya” kataku sambil mengelus-ngelus rambut Amel.

Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Amel ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti.

Beberapa waktu, Amel pun sepertinya sudah merasakan enak. Setelah cairan mani Amel yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat.
“Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata.” Hisapannya memang tiada duanya.

Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Amel pun sudah sedemikian banyaknya. Sambil kuterus berpacu, puting susu Amel kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Amel aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya.

Aku merasakan Amel sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Amel.

Aku ganti posisi. Jika tadi aku yang di atas dan Amel yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di bawah dan Amel yang di atas. Amel seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang surga Amel.

 

Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Amel di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku.

Aku menegang hebat. Crruttt crruttt Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Amel, sedangkan Amel sudah merasakan kelelahan yang amat sangat.

Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Amel. Amel kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Amel langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar,

Kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Amel atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.

Keesokan harinya, Amel mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Amel, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Kisah Seks, Cerita Porno.

The post Cerita Sex Terbaru – Gadis Imut appeared first on Doyanbokep.

Ujian Sex | Cerita Sex Terbaru

$
0
0
Cerita Sex Terbaru | Aku menghampiri dengan rasa tidak niat ke ruang dosen pak Heri, “Amel”, sebuah suara memanggil.Cerita Sex Terbaru Ujian Sex

“Hei Ratna!.”
“Ngapain kau cari-cari dosen killer itu?”, Ratna itu bertanya heran.
“Tau nih, aku mau minta ujian susulan, sudah dua kali aku minta diundur terus, kenapa ya?.”
“Idih jahat banget!”.
“Makanya, aku takut nanti di raport merah, mata kuliah dia kan penting!, tauk nih, bentar ya aku masuk dulu!”.
“He-eh deh, sampai nanti!” Ratna berlalu.
Dengan memberanikan diri aku mengetuk pintu.
“Masuk!”, Sebuah suara yang amat ditakutinya menyilakannya masuk.
“Selamat siang pak!”.
“Selamat siang, kamu siapa?”, tanyanya tanpa meninggalkan pekerjaan yang sedang dikerjakannya.
“Saya Amel!”. “Aku..?”
“Oh, yang mau minta ujian lagi itu ya?”.
“Iya benar pak.”
“Saya tidak ada waktu, nanti hari Mminggu saja kamu datang ke rumah saya, ini kartu nama saya”, Katanya acuh tak acuh sambil menyerahkan kartu namanya.
“Ada lagi?” tanya dosen itu.
“Tidak pak, selamat siang!”
“Selamat siang!”.

Dengan lemas aku beranjak keluar dari ruangan itu. Kesal sekali rasanya, sudah belajar sampai larut malam, sampai di sini harus kembali lagi hari Minggu, huh! Mungkin hanya akulah yang hari Minggu masih berjalan sambil membawa tas hendak kuliah. Hari ini aku harus memenuhi ujian susulan di rumah Pak Heri, dosen berengsek itu.

Rumah Pak Heri terletak di sebuah perumahan elite, di atas sebuah bukit, agak jauh dari rumah-rumah lainnya. Belum sempat memijit Bel pintu sudah terbuka, Seraut wajah yang sudah mulai tua tetapi tetap segar muncul.

“Ehh! Amel, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Heri sendiri.
“Permisi pak! Ibu mana?”, tanyaku berbasa-basi.
“Ibu sedang pergi dengan anak-anak ke rumah neneknya!”, sahut pak Heri ramah.
“Sebentar ya, katanya lagi sambil masuk ke dalam ruangan”.
Tumben tidak sepeti biasanya ketika mengajar di kelas, dosen ini terkenal paling killer.

Rumah Pak Heri tertata rapi. Dinding ruang tamunya bercat putih. Di sudut ruangan terdapat seperangkat lemari kaca temapat tersimpan berbagai barang hiasan porselin. Di tengahnya ada hamparan permadani berbulu, dan kursi sofa kelas satu.

“Gimana sudah siap?”, tanya pak Heri mengejutkan aku dari lamunannya.
“Eh sudah pak!”
“Sebenarnya, sebenarnya Amel tidak perlu mengikuti ulang susulan kalau….”,
“Kalau! Kalau apa pak?”, aku bertanya tak mengerti.

Belum habis bicaranya, Pak Heri sudah menuburuk tubuhku.

“Pak, apa-apaan ini?”, tanyaku kaget sambil meronta mencoba melepaskan diri.
“Jangan berpura-pura Amel sayang, aku membutuhkannya dan kau membutuhkan nilai bukan, kau akan kululuskan asalkan mau melayani aku!”, sahut lelaki itu sambil berusaha menciumi bibirku.

Serentak Bulu kudukku berdiri. Geli, jijik, namun detah dari mana asalnya perasaan hasrat menggebu-gebu juga kembali menyerangku. Ingin rasanya membiarkan lelaki tua ini berlaku semaunya atas diriku.

Harus kuakui memang, walaupun dia lebih pantas jadi bapakku, namun sebenarnya lelaki tua ini sering membuatku berdebar-debar juga kalau sedang mengajar. Tapi aku tetap berusaha meronta-ronta, untuk menaikkan harga diriku di mata Pak Heri.

“Lepaskan, Pak jangan hhmmpppff!”, kata-kataku tidak terselesaikan karena terburu bibirku tersumbat mulut pak Heri.

Aku meronta dan berhasil melepaskan diri. Aku bangkit dan berlari menghindar. Namun entah mengapa aku justru berlari masuk ke sebuah kamar tidur.

Kurapatkan tubuhku di sudut ruangan sambil mengatur kembali nafasku yang terengah-engah, entah mengapa birahiku sedemikian cepat naik. Seluruh wajahku terasa panas, kedua kakikupun terasa gemetar.

Pak Heri seperti diberi kesempatan emas. Ia berjalan memasuki kamar dan mengunci pintunya. Lalu dengan perlahan ia mendekatiku. Tubuhku bergetar hebat manakala lelaki tua itu mengulurkan tangannya untuk merengkuh diriku.

Dengan sekali tarik aku jatuh ke pelukan Pak Heri, bibirku segera tersumbat bibir laki-laki tua itu. Terasa lidahnya yang kasap bermain menyapu telak di dalam mulutku. Perasaanku bercampur aduk jadi satu, benci, jijik bercampur dengan rasa ingin dicumbui yang semakin kuat hingga akhirnya akupun merasa sudah kepalang basah, hati kecilku juga menginginkannya.

Terbayang olehku saat-saat aku dicumbui seperti itu oleh Aldy, entah sedang di mana dia sekarang. aku tidak menolak lagi. bahkan kini malah membalas dengan hangat.

Merasa mendapat angin kini tangan Pak Heri bahkan makin berani menelusup di balik blouse yang aku pakai, tidak berhenti di situ, terus menelup ke balik beha yang aku pakai. Jantungku berdegup kencang ketika tangan laki-laki itu meremas-remas gundukan daging kenyal yang ada di dadaku dengan gemas.

Terasa benar, telapak tangannya yang kasap di permukaan buah dadaku, ditingkahi dengan jari-jarinya yang nakal mepermainkan puting susuku. Gemas sekali nampaknya dia. Tangannya makin lama makin kasar bergerak di dadaku ke kanan dan ke kiri.
Setelah puas, dengan tidak sabaran tangannya mulai melucuti pakaian yang aku pakai satu demi satu hingga berceceran di lantai. Hingga akhirnya aku hanya memakai secarik G-string saja. Bergegas pula Pak Heri melucuti kaos oblong dan sarungnya. Di baliknya menyembul batang penis laki-laki itu yang telah menegang, sebesar lengan Bayi.
Tak terasa aku menjerit ngeri, aku belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Aku sedikit ngeri. Bisa jebol milikku dimasuki benda itu. Namun aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku.

Seolah ada pesona tersendiri hingga pandangan mataku terus tertuju ke benda itu. Pak Heri berjalan mendekatiku, tangannya meraih kunciran rambutku dan menariknya hingga ikatannya lepas dan rambutku bebas tergerai sampai ke punggung.

“Kau Cantik sekali Amel”, gumam pak Heri mengagumi kecantikanku.
Aku hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pujian itu.

Dengan lembut Pak Heri mendorong tubuhku sampai terduduk di pinggir kasur. Lalu ia menarik G-string, kain terakhir yang menutupi tubuhku dan dibuangnya ke lantai. Kini kami berdua telah telanjang bulat.

Tanpa melepaskan kedua belah kakiku, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu demikian memburu.

Tak lama kemudian Pak membenamkan kepalanya di situ. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluanku yang tertutup rambut lebat itu. Aku memejamkan mata, oohh, indahnya, aku sungguh menikmatinya, sampai-sampai tubuhku dibuat menggelinjang-gelinjang kegelian.

“Pak!”, rintihku memelas.

“Pak, aku tak tahan lagi!”, aku memelas sambil menggigit bibir.

Sungguh aku tak tahan lagi mengalamai siksaan birahi yang dilancarkan Pak Heri. Namun rupanya lelaki tua itu tidak peduli, bahkan senang melihat aku dalam keadaan demikian. Ini terlihat dari gerakan tangannya yang kini bahkan terjulur ke atas meremas-remas payudaraku, tetapi tidak menyudahi perbuatannya. Padahal aku sudah kewalahan dan telah sangat basah kuyup.

“Paakk, aakkhh!”, aku mengerang keras, kakinya menjepit kepala Pak Heri melampiaskan derita birahiku, kujambak rambut Pak Heri keras-keras.

Kini aku tak peduli lagi bahwa lelaki itu adalah dosen yang aku hormati. Sungguh lihai laki-laki ini membangkitkan gairahku. aku yakin dengan nafsunya yang sebesar itu dia tentu sangat berpengalaman dalam hal ini, bahkan sangat mungkin sudah puluhan atau ratusan mahasiswi yang sudah digaulinya. Tapi apa peduliku?

Tiba-tiba Pak Heri melepaskan diri, lalu ia berdiri di depanku yang masih terduduk di tepi ranjang dengan bagian bawah perutnya persis berada di depan wajahku. aku sudah tahu apa yang dia mau, namun tanpa sempat melakukannya sendiri, tangannya telah meraih kepalaku untuk dibawa mendekati kejantanannya yang aduh mak.., Sungguh besar itu.

Tanpa melawan sama sekali aku membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu kukulum sekalian alat vital Pak Heri ke dalam mulutku hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulutku.

Itupun sudah terasa penuh. Aku hampir sesak nafas dibuatnya. Aku pun bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutku. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidahku menyapu kepalanya.
Beberapa saat kemudian Pak Heri melepaskan diri, ia membaringkan aku di tempat tidur dan menyusul berbaring di sisiku, kaki kiriku diangkat disilangkan di pinggangnya. Lalu Ia berusaha memasuki tubuhku belakang. Ketika itu pula kepala penis Pak Heri yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan.

Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku.

Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.
Pak Heri cukup mengerti keadaan diriku, ketika dia selesai masuk seluruhnya dia memberi kesempatan padaku untuk menguasai diri beberapa saat. Sebelum kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan kemudian makin lama makin cepat.
Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap Pak Heri menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Pak Heri menyetubuhi aku dengan cara itu. Sementara bibirnya tak hentinya melumat bibir, tengkuk dan leherku, tangannya selalu meremas-remas payudaraku. Aku dapat merasakan puting susuku mulai mengeras, runcing dan kaku.

Aku bisa melihat bagaimana batang penis lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukuran Pak Heri yang super itu, dan ini makin membuat Pak Heri tergila-gila.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Pak Heri membalik tubuhku hingga menungging di hadapannya. Ia ingin pakai doggy style rupanya. Tangan lelaki itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua belah payudara aku yang kini menggantung berat ke bawah.

Sebagai seorang wanita aku memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini aku kewalahan menghadapi Pak Heri. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia bertahan. Aku yang kini duduk mengangkangi tubuhnya hampir kehabisan nafas.

Kupacu terus goyangan pinggulku, karena aku merasa sebentar lagi aku akan memperolehnya. Terus, terus, aku tak peduli lagi dengan gerakanku yang brutal ataupun suaraku yang kadang-kadang memekik menahan rasa luar biasa itu.

Dan ketika klimaks itu sampai, aku tak peduli lagi, aku memekik keras sambil menjambak rambutnya. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhku mengejang. Sungguh hebat rasa yang kurasakan kali ini. Sungguh ironi memang, aku mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan orang yang aku sukai. Tapi masa bodohlah.

Berkali-kali kuusap keringat yang membasahi dahiku. Pak Heri kemudian kembali mengambil inisiatif. kini gantian Pak Heri yang menindihi tubuhku. Ia memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar.

Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku. Sementara kami terus berpacu. Sungguh hebat laki-laki ini. Walaupun sudah berumur tapi masih bertahan segitu lama. Bahkan mengalahkan semua cowok-cowok yang pernah tidur denganku, walaupun mereka rata-rata sebaya denganku.

Namun beberapa saat kemudian, Pak Heri mulai menggeram sambil mengeretakkan giginya. Tubuh lelaki tua itu bergetar hebat di atas tubuhku. Penisnya menyemburkan cairan kental yang hangat ke dalam liang kemaluanku dengan derasnya.

Beberapa saat kemudian, perlahan-lahan kami memisahkan diri. Kami terbaring kelelahan di atas kasur itu. Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. Kami masing-masing terdiam mengumpulkan tenaga kami yang sudah tercerai berai.

Aku sendiri terpejam sambil mencoba merasakan kenikmatan yang baru saja aku alami di sekujur tubuhku ini. Terasa benar ada cairan kental yang hangat perlahan-lahan meluncur masuk ke dalam liang vaginaku. Hangat dan sedikit gatal menggelitik.

Bagian bawah tubuhku itu terasa benar-benar banjir, basah kuyub. Aku menggerakkan tanganku untuk menyeka bibir bawahku itu dan tanganku pun langsung dipenuhi dengan cairan kental berwarna putih susu yang berlepotan di sana.

“Bukan main Amel, ternyata kau pun seperti kuda liar!” kata Pak Heri penuh kepuasan.
Aku yang berbaring menelungkup di atas kasur hanya tersenyum lemah. aku sungguh sangat kelelahan, kupejamkan mataku untuk sejenak beristirahat. Persetan dengan tubuhku yang masih telanjang bulat.

Pak Heri kemudian bangkit berdiri, ia menyulut sebatang rokok. Lalu lelaki tua itu mulai mengenakan kembali pakaiannya. Aku pun dengan malas bangkit dan mengumpulkan pakaiannya yang berserakan di lantai.

Sambil berpakaian ia bertanya,

“Bagaimana dengan ujian saya pak?.”
“Minggu depan kamu dapat mengambil hasilnya”, sahut laki-laki itu pendek.
“Kenapa tidak besok pagi saja?”, protes aku tak puas.
“Aku masih ingin bertemu kamu, selama seminggu ini aku minta agar kau tidak tidur dengan lelaki lain kecuali aku!”, jawab Pak Heri.

Aku sedikit terkejut dengan jawabannya itu. Tapi akupun segera dapat menguasai keadaanku. Rupanya dia belum puas dengan pelayanan habis-habisanku barusan.

“Aku tidak bisa janji!”, sahutku seenaknya sambil bangkit berdiri dan keluar dari kamar mencari kamar mandi.

Pak Heri hanya mampu terbengong mendengar jawabanku yang seenaknya itu.

Aku sedang berjalan santai meninggalkan rumah pak Heri, ini pertemuanku yang ketiga dengan laki-laki itu demi menebus nilai ujianku yang selalu jeblok jika ujian dengan dia. Mungkin malah sengaja dibuat jeblok biar dia bisa main denganku.

Dasar, namun harus kuakui, dia laki-laki hebat, daya tahannya sungguh luar biasa jika dibandingkan dengan usianya yang hapir mencapai usia pensiun itu. Bahkan dari pagi hingga sore hari ini dia masih sanggup menggarapku tiga kali, sekali di ruang tengah begitu aku datang, dan dua kali di kamar tidur. Aku sempat terlelap sesudahnya beberapa jam sebelum membersihkan diri dan pulang.
Berutung kali ini, aku bisa memaksanya menandatangani berkas ujian susulanku.

“Masih ada mata kuliah Pengantar Berorganisasi dan Kepemimpinan?”, katanya sambil membubuhkan nilai A di berkas ujianku.
“Selama bapak masih bisa memberiku nilai A”, kataku pendek.
“Segeralah mendaftar, kuliah akan dimulai minggu depan!”.
“Terima kasih pak!” kataku sambil tak lupa memberikan senyum semanis mungkin.

“Amel!” teriakan seseorang mengejutkan lamunanku.

Aku menoleh ke arah sumber suara tadi yang aku perkirakan berasal dari dalam mobil yang berjalan perlahan menghampiriku. Seseorang membuka pintu mobil itu, wajah yang sangat aku benci muncul dari balik pintu Mitsubishi Galant keluaran tahun terakhir itu.

“Masuklah Amel.”
“Tidak, terima kasih. Aku bisa jalan sendiri koq!”, Aku masih mencoba menolak dengan halus.
“Ayolah, masa kau tega menolak ajakanku, padahal dengan pak Heri saja kau mau!”.

Aku tertegun sesaat, Bagai disambar petir di siang bolong.
“Da,Darimana kau tahu?”.
“Nah, jadi benar kan, padahal aku tadi hanya menduga-duga!”
“Sialan!”, Aku mengumpat di dalam hati,

harusnya tadi aku bersikap lebih tenang, aku memang selalu nervous kalau ketemu cowok satu ini, rasanya ingin buru-buru pergi dari hadapannya dan tidak ingin melihat mukanya yang memang seram itu.

Seperti tipikal orang Indonesia bagian daerah paling timur, cowok ini hitam tinggi besar dengan postur sedikit gemuk, janggut dan cambang yang tidak pernah dirapikan dengan rambut keritingnya yang dipelihara panjang ditambah dengan caranya memakai kemeja yang tidak pernah dikancingkan dengan benar sehingga memamerkan dadanya yang penuh bulu.

Dengan asesoris kalung, gelang dan cincin emas, arloji rolex yang dihiasi berlian, cukup menunjukkan bahwa dia ini orang yang memang punya duit. Namun, aku menjadi muak dengan penampilan seperti itu.

Dino memang salah satu jawara di kampus, anak buahnya banyak dan dengan kekuatan uang serta gaya jawara seperti itu membuat dia menjadi salah satu momok yang paling menakutkan di lingkungan kampus. Dia itu mahasiswa lama, dan mungkin bahkan tidak pernah lulus, namun tidak ada orang yang berani mengusik keberadaannya di kamus, bahkan dari kalangan akademik sekalipun.

“Gimana? Masih tidak mau masuk?”, tanya dia setengah mendesak.

Aku tertegun sesaat, belum mau masuk. Aku memang sangat tidak menyukai laki-laki ini, Tetapi kelihatannya aku tidak punya pilihan lain, bisa-bisa semua orang tahu apa yang kuperbuat dengan pak Heri, dan aku sungguh-sungguh ingin menjaga rahasia ini, terutama terhadap Erwin, tunanganku.

Namun saat ini aku benar benar terdesak dan ingin segera membiarkan masalah ini berlalu dariku. Makanya tanpa pikir panjang aku mengiyakan saja ajakannya.

Dino tertawa penuh kemenangan, ia lalu berbicara dengan orang yang berada di sebelahnya supaya berpindah ke jok belakang. Aku membanting pantatku ke kursi mobil depan, dan pemuda itu langsung menancap gas. Sambil nyengir kuda. Kesenangan.

“Ke mana kita?”, tanyaku hambar.
“Lho? Mestinya aku yang harus tanya, kau mau ke mana?”, tanya Dino pura-pura heran.
“Sudahlah Dino, tak usah berpura-pura lagi, kau mau apa?”, Suaraku sudah sedemikian pasrahnya.
Aku sudah tidak mau berpikir panjang lagi untuk meminta dia menutup-nutupi perbuatanku. Orang yang duduk di belakangku tertawa.

“Rupanya dia cukup mengerti apa kemauanmu Dino!”, Dia berkomentar.
“Ah, diam kau Maki!” Rupanya orang itu namanya Maki, orang dengan penampilan hampir mirip dengan Dino kecuali rambutnya yang dipotong crew-cut.
“Bagaimana kalau ke rumahku saja? Aku sangat merindukanmu Amel!”, pancing Dino.
“Sesukamulah!”, Aku tahu benar memang itu yang diinginkannya.
Dino tertawa penuh kemenangan.

Ia melarikan mobilnya makin kencang ke arah sebuah kompleks perumahan. Lalu mobil yang ditumpangi mereka memasuki pekarangan sebuah rumah yang cukup besar. Di pekarangan itu sudah ada 2 buah mobil lain, satu Mitsubishi Pajero dan satu lagi Toyota Great Corolla namun keduanya kelihatan diparkir sekenanya tak beraturan.

Interior depan rumah itu sederhana saja. Cuma satu stel sofa, sebuah rak perabotan pecah belah. Tak lebih. Dindingnya polos. Demikian juga tempok ruang tengah. Terasa betapa luas dan kosongnya ruangan tengah itu, meski sebuah bar dengan rak minuman beraneka ragam terdapat di sudut ruangan, menghadap ke taman samping. Sebuah stereo set terpasang di ujung bar. Tampaknya baru saja dimatikan dengan tergesa-gesa. Pitanya sebagian tergantung keluar.

Dari pintu samping kemudian muncul empat orang pemuda dan seorang gadis, yang jelas-jelas masih menggunakan seragam SMU. Mereka semua mengeluarkan suara setengah berbisik. Keempat orang laki-laki itu, tiga orang sepertinya sesuku dengan Dino atau sebangsanya, sedangkan yang satu lagi seperti bule dengan rambutnya yang gondrong.

Sementara si gadis berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dan rambutnya yang hitam lurus dan panjang tergerai sampai ke pinggang, ia memakai bandana lebar di kepalanya dengan poni tebal menutupi dahinya.

Wajahnya yang oval dan bermata sipit menandakan bahwa ia keturunan Cina atau sebangsanya. Harus kuakui dia memang cantik, seperti bintang film drama Mandarin. Berbeda dengan penampilan ketiga laki-laki itu, gadis ini kelihatannya bukan merupakan gerombolan mereka,

Dilihat dari tampangnya yang masih lugu. Ia masih mengenakan seragam sebuah sekolah Katolik yang langsung bisa aku kenali karena memang khas. Namun entah mengapa dia bisa bergaul dengan orang-orang ini.

Dino bertepuk tangan. Kemudian memperkenalkan diriku dengan mereka. Yos, dan Bram seperti tipikal orang sebangsa Dino, Tito berbadan tambun dan yang bule namanya Marchell, sementara gadis SMU itu bernama Shelly. Mereka semua yang laki-laki memandang diriku dengan mata lapar membuat aku tanpa sadar menyilangkan tangan di depan dadaku, seolah-olah mereka bisa melihat tubuhku di balik pakaian yang aku kenakan ini.

Tampak tak sabaran Dino menarik diriku ke loteng. Langsung menuju sebuah kamar yang ada di ujung. Kamar itu tidak berdaun pintu, sebenarnya lebih tepat disebut ruang penyangga antara teras dengan kamar-kamar yang lain Sebab di salah satu ujungnya merupakan pintu tembusan ke ruang lain.

Di sana ada sebuah kasur yang terhampar begitu saja di lantai kamar. Dengan sprei yang sudah acak-acakan. Di sudut terdapat dua buah kursi sofa besar dan sebuah meja kaca yang mungil. Di bawahnya berserakan majalah-majalah yang cover depannya saja bisa membuat orang merinding. Bergambar perempuan-perempuan telanjang.

Aku sadar bahkan sangat sadar, apa yang dimaui Dino di kamar ini. Aku beranjak ke jendela. Menutup gordynnya hingga ruangan itu kelihatan sedikit gelap. Namun tak lama, karena kemudian Dino menyalakan lampu.

Aku berputar membelakangi Dino, dan mulai melucuti pakaian yang aku kenakan. Dari blouse, kemudian rok bawahanku kubiarkan meluncur bebas ke mata kakiku. Kemudian aku memutar balik badanku berbalik menghadap Dino.

Betapa terkejutnya aku ketika aku berbalik, ternyata di hadapanku kini tidak hanya ada Dino, namun Maki juga sedang berdiri di situ sambil cengengesan. Dengan gerakan reflek, aku menyambar blouseku untuk menutupi tubuhku yang setengah telanjang. Melihat keterkejutanku, kedua laki-laki itu malah tertawa terbahak-bahak.

“Ayolah Amel, Toh engkau juga sudah sering memperlihatkan tubuh telanjangmu kepada beberapa laki-laki lain?.”
“Kurang ajar kau Dino!” Aku mengumpat sekenanya.
Wajah laki-laki itu berubah seketika, dari tertawa terbahak-bahak menjadi serius, sangat serius. Dengan tatapan yang sangat tajam dia berujar,
“Apakah engkau punya pilihan lain? Ayolah, lakukan saja dan sesudah selesai kita boleh melupakan kejadian ini.”

Aku tertegun, melayani dua orang sekaligus belum pernah aku lakukan sebelumnya. Apalagi orang-orang yang bertampang seram seperti ini. Tapi seperti yang dia bilang, aku tak punya pilihan lain. Seribu satu pertimbangan berkecamuk di kepalaku hingga membuat aku pusing.

Tubuhku tanpa sadar sampai gemetaran, terasa sekali lututku lemas sepertinya aku sudah kehabisan tenaga karena digilir mereka berdua, padahal mereka sama sekali belum memulainya.

Akhirnya, dengan sangat berat aku menggerakkan kedua tangan ke arah punggungku di mana aku bisa meraih kaitan BH yang aku pakai. Baju yang tadi aku pakai untuk menutupi bagian tubuhku dengan sendirinya terjatuh ke lantai.

Dengan sekali sentakan halus BH-ku telah terlepas dan meluncur bebas dan sebelum terjatuh ke lantai kulemparkan benda itu ke arah Dino yang kemudian ditangkapnya dengan tangkas. Ia mencium bagian dalam mangkuk bra-ku dengan penuh perasaan.

“Harum!”, katanya.
Lalu ia seperti mencari-cari sesuatu dari benda itu, dan ketika ditemukannya ia berhenti.
“36B!”, katanya pendek.
Rupanya ia pingin tahu berapa ukuran dadaku ini.
“BH-nya saja sudah sedemikian harum, apalagi isinya!”, katanya seraya memberikan BH itu kepada Maki sehingga laki-laki itu juga ikut-ikutan menciumi benda itu.Cerita Sex Terbaru

Namun demikian mata mereka tak pernah lepas menatap belahan payudaraku yang kini tidak tertutup apa-apa lagi.

Aku kini hanya berdiri menunggu, dan tanpa diminta Dino melangkah mendekatiku. Ia meraih kepalaku. Tangannya meraih kunciran rambut dan melepaskannya hingga rambutku kini tergerai bebas sampai ke punggung.

“Nah, dengan begini kau kelihatan lebih cantik!”

Ia terus berjalan memutari tubuhku dan memelukku dari belakang. Ia sibakkan rambutku dan memindahkannya ke depan lewat pundak sebelah kiriku, sehingga bagian punggung sampai ke tengkukku bebas tanpa penghalang. Lalu ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk belakangku.

Lidahnya menjelajah di sekitar leher, tengkuk kemudian naik ke kuping dan menggelitik di sana. Kedua belah tangannya yang kekar dan berbulu yang tadi memeluk pinggangku kini mulai merayap naik dan mulai meremas-remas kedua belah payudaraku dengan gemas. Aku masih menanggapinya dengan dingin dengan tidak bereaksi sama sekali selain memejamkan mataku.

Dino rupanya tidak begitu suka aku bersikap pasif, dengan kasar ia menarik wajahku hingga bibirnya bisa melumat bibirku. Aku hanya berdiam diri saja tak memberikan reaksi.

Sambil melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku hingga secara tak sengaja lidahkupun meronta-ronta.

Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk menikmati perasaan itu dengan utuh. Tak ada gunanya aku menolak, hal itu akan membuatku lebih menderita lagi.

Dengan kuluman lidah seperti itu, ditingkahi dengan remasan-remasan telapak tangannya di payudaraku sambil sekali-sekali ibu jari dan telunjuknya memilin-milin puting susuku, pertahananku akhirnya bobol juga.

Memang, aku sudah sangat terbiasa dan sangat terbuai dengan permaian seperti ini hingga dengan mudahnya Dino mulai membangkitkan nafsuku. Bahkan kini aku mulai memberanikan menggerakkan tangan meremas kepala Dino yang berada di belakangku.

Sementara dengan ekor mataku aku melihat Maki beranjak berjalan menuju sofa dan duduk di sana, sambil pandangan matanya tidak pernah lepas dari kami berdua.

Mungkin karena merasa sudah menguasai diriku, ciuman Dino terus merambat turun ke leherku, menghisapnya hingga aku menggelinjang. Lalu merosot lagi menelusup di balik ketiak dan merayap ke depan sampai akhirnya hinggap di salah satu pucuk bukit di dadaku,

Dengan satu remasan yang gemas hingga membuat puting susuku melejit Dino untuk mengulumnya. Pertama lidahnya tepat menyapu pentilnya, lalu bergerak memutari seluruh daerah puting susuku sebelum mulutnya mengenyot habis puting susuku itu. Ia menghisapnya dengan gemas sampai pipinya kempot.

Tubuhku secara tiba-tiba bagaikan disengat listrik, terasa geli yang luar biasa bercampur sedikit nyeri di bagian itu. Aku menggelinjang, melenguh apalagi ketika puting susuku digigit-gigit perlahan oleh Dino. Buah anggur yang ranum itu dipermainkan pula dengan lidah Dino yang kasap.

Dipilin-pilinnya kesana kemari. Dikecupinya, dan disedotnya kuat-kuat sampai putingnya menempel pada telaknya. Aku merintih. Tanganku refleks meremas dan menarik kepalanya sehingga semakin membenam di kedua gunung kembarku yang putih dan padat.

Aku sungguh tak tahu mengapa harus begitu pasrah kepada lelaki itu. Mengapa aku justeru tenggelam dalam permaianan itu?

Semula aku hanya merasa terpaksa demi menutupi rahasia atas perbuatanku. Tapi kemudian nyatanya, permainan yang Dino mainkan begitu dalam. Dan aneh sekali, Tanpa sadar aku mulai mengikuti permainan yang dipimpin dengan cemerlang oleh Dino.

“Amel,”
“Ya?,”
“Kau suka aku perlakukan seperti ini?”. Aku hanya mengangguk.

Dan memejamkan matanya. membiarkan payudaraku terus diremas-remas dan puting susunya dipilin perlahan. Aku menggeliat, merasakan nikmat yang luar biasa. Puting susu yang mungil itu hanya sebentar saja sudah berubah membengkak, keras dan mencuat semakin runcing.

“Hsss, ah!”, Aku mendesah saat merasakan jari-jari tangan lelaki itu mulai menyusup ke balik celana dalamku dan merayap mencari liang yang ada di selangkanganku.

Dan ketika menemukannya Jari-jari tangan itu mula-mula mengusap-usap permukaannya, terus mengusap-usap dan ketika sudah terasa basah jarinya mulai merayap masuk untuk kemudian menyentuh dinding-dinding dalam liang itu.

Dalam posisi masih berdiri berhadapan, sambil terus mencumbui payudaraku, Dino meneruskan aksinya di dalam liang gelap yang sudah basah itu. Makin lama makin dalam. Aku sendiri semakin menggelinjang tak karuan, kedua buah jari yang ada di dalam liang vaginaku itu bergerak-gerak dengan liar.

Bahkan kadang-kadang mencoba merenggangkan liang vaginaku hingga menganga. Dan yang membuat aku tambah gila, ia menggerak-gerakkan jarinya keluar masuk ke dalam liang vaginaku seolah-olah sedang menyetubuhiku. Aku tak kuasa untuk menahan diri.

“Nggghh!”, mulutku mulai meracau.

Aku sungguh kewalahan dibuatnya hingga lututku terasa lemas hingga akhirnya akupun tak kuasa menahan tubuhku hingga merosot bersimpuh di lantai. Aku mencoba untuk mengatur nafasku yang terengah-engah.

Aku sungguh tidak memperhatikan lagi yang kutahu kini tiba-tiba saja Dino telah berdiri telanjang bulat di hadapanku. Tubuhnya yang tinggi besar, hitam dan penuh bulu itu dengan angkuhnya berdiri mengangkang persis di depanku sehingga wajahku persis menghadap ke bagian selangkangannya. Disitu, aku melihat batang kejantanannya telah berdiri dengan tegaknya. Besar panjang kehitaman dengan bulu hitam yang lebat di daerah pangkalnya.

Dengan sekali rengkuh, ia meraih kepalaku untuk ditarik mendekati daerah di bawah perutnya itu. Aku tahu apa yang dimauinya, bahkan sangat tahu ini adalah perbuatan yang sangat disukai para lelaki. Di mana ketika aku melakukan oral seks terhadap kelaminnya.

Maka, dengan kepalang basah, kulakukan apa yang harus kulakukan. Benda itu telah masuk ke dalam mulutku dan menjadi permainan lidahku yang berputar mengitari ujung kepalanya yang bagaikan sebuah topi baja itu.

Lalu berhenti ketika menemukan lubang yang berada persis di ujungnya. Lalu dengan segala kemampuanku aku mulai mengelomoh batang itu sambil kadang-kadang menghisapnya kuat-kuat sehingga pemiliknya bergetar hebat menahan rasa yang tak tertahankan.

Pada saat itu aku sempat melirik ke arah sofa di mana Maki berada, dan ternyata laki-laki ini sudah mulai terbawa nafsu menyaksikan perbuatan kami berdua. Buktinya, ia telah mengeluarkan batang kejantanannya dan mengocoknya naik turun sambil berkali-kali menelan ludah.

Konsentrasiku buyar ketika Dino menarik kepalaku hingga menjauh dari selangkangannya. Ia lalu menarik tubuhku hingga telentang di atas kasur yang terhampar di situ. Lalu dengan cepat ia melucuti celana dalamku dan dibuangnya jauh-jauh seakan-akan ia takut aku akan memakainya kembali.

Untuk beberapa detik mata Dino nanar memandang bagian bawah tubuhku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi. Si Makipun sampai berdiri mendekat ke arah kami berdua seakan ia tidak puas memandang kami dari kejauhan.

Namun beberapa detik kemudian, Dino mulai merenggangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Paha kiriku diangkatnya dan disangkutkan ke pundaknya. Lalu dengan tangannya yang sebelah lagi memegangi batang kejantanannya dan diusap-usapkan ke permukaan bibir vaginaku yang sudah sangat basah.

Ada rasa geli menyerang di situ hingga aku menggelinjang dan memejamkan mata.

Sedetik kemudian, aku merasakan ada benda lonjong yang mulai menyeruak ke dalam liang vaginaku. Aku menahan nafas ketika terasa ada benda asing mulai menyeruak di situ. Seperti biasanya, aku tak kuasa untuk menahan jeritanku pada saat pertama kali ada kejantanan laki-laki menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku.

Dengan perlahan namun pasti, kejantanan Dino meluncur masuk semakin dalam. Dan ketika sudah masuk setengahnya ia bahkan memasukkan sisanya dengan satu sentakan kasar hingga aku benar-benar berteriak karena terasa nyeri. Dan setelah itu, tanpa memberiku kesempatan untuk membiasakan diri dulu, Dino sudah bergoyang mencari kepuasannya sendiri.

Dino menggerak-gerakkan pinggulnya dengan kencang dan kasar menghunjam-hunjam ke dalam tubuhku hingga aku memekik keras setiap kali kejantanan Dino menyentak ke dalam. Pedih dan ngilu. Namun bercampur nikmat yang tak terkira.

Ada sensasi aneh yang baru pertama kali kurasakan di mana di sela-sela rasa ngilu itu aku juga merasakan rasa nikmat yang tak terkira. Namun aku juga tidak bisa menguasai diriku lagi hingga aku sampai menangis menggebu-gebu, sakit keluhku setiap kali Dino menghunjam, tapi aku semakin mempererat pelukanku, Pedih, tapi aku juga tak bersedia Dino menyudahi perlakuannya terhadap diriku.

Aku semakin merintih. Air mataku meleleh keluar. kami terus bergulat dalam posisi demikian. Sampai tiba-tiba ada rasa nikmat yang luar biasa di sekujur tubuhku. Aku telah orgasme. Ya, orgasme bersama dengan orang yang aku benci.

Tubuhku mengejang selama beberapa puluh detik. Sebelum melemas. Namun Dino rupanya belum selesai. Ia kini membalikkan tubuhku hingga kini aku bertumpu pada kedua telapak tangan dan kedua lututku. Ia ingin meneruskannya dengan doggy style. Aku hanya pasrah saja.

Kini ia menyetubuhiku dari belakang. Tangannya kini dengan leluasa berpindah-pindah dari pinggang, meremas pantat dan meremas payudaraku yang menggelantung berat ke bawah. Kini Dino bahkan lebih memperhebat serangannya. Ia bisa dengan leluasa menggoyangkan tubuhnya dengan cepat dan semakin kasar.

Pada saat itu tanpa terasa, Maki telah duduk mengangkang di depanku. Laki-laki ini juga telah telanjang bulat. Ia menyodorkan batang penisnya ke dalam mulutku, tangannya meraih kepalaku dan dengan setengah memaksa ia menjejalkan batang kejantanannya itu ke dalam mulutku.

Kini aku melayani dua orang sekaligus. Dino yang sedang menyetubuhiku dari belakang. Dan Maki yang sedang memaksaku melakukan oral seks terhadap dirinya. Dino kadang-kadang malah menyorongkan kepalanya ke depan untuk menikmati payudaraku.

Aku mengerang pelan setiap kali ia menghisap puting susuku. Dengan dua orang yang mengeroyokku aku sungguh kewalahan hingga tidak bisa berbuat apa-apa. Malahan aku merasa sangat terangsang dengan posisi seperti ini.

Mereka menyetubuhiku dari dua arah, yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada di arah lainnya semakin menghunjam. Kadang-kadang aku hampir tersedak. Maki yang tampaknya mengerti kesulitanku mengalah dan hanya diam saja. Dino yang mengatur segala gerakan.

Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar di sekujur tubuhku. Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan diriku melambung di luar batas yang pernah kuperkirakan sebelumnya. Dan kembali tubuhku mengejang, deras dan tanpa henti. Aku mengalami orgasme yang datang dengan beruntun seperti tak berkesudahan.

Tidak lama kemudian Dino mengalami orgasme. Batang penisnya menyemprotkan air mani dengan deras ke dalam liang vaginaku. Benda itu menyentak-nyentak dengan hebat, seolah-olah ingin menjebol dinding vaginaku. Aku bisa merasakan air mani yang disemprotkannya banyak sekali, hingga sebagian meluap keluar meleleh di salah satu pahaku.

Sesudah itu mereka berganti tempat. Maki mengambil alih perlakuan Dino. Masih dalam posisi doggy style. Batang kejantanannya dengan mulus meluncur masuk dalam sekali sampai menyentuh bibir rahimku. Ia bisa mudah melakukannya karena memang liang vaginaku sudah sangat licin dilumasi cairan yang keluar dari dalamnya dan sudah bercampur dengan air mani Dino yang sangat banyak.

Permainan dilanjutkan. Aku kini tinggal melayani Maki seorang, karena Dino dengan nafas yang tersengal-sengal telah duduk telentang di atas sofa yang tadi diduduki Maki untuk mengumpulkan tenaga.

Aku mengeluh pendek setiap kali Maki mendorong masuk miliknya. Maki terus memacu gerakkannya. Semakin lama semakin keras dan kasar hingga membuat aku merintih dan mengaduh tak berkesudahan.

Pada saat itu masuk Bram dan Tito bersamaan ke dalam ruangan. Tanpa basa-basi, mereka pun langsung melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat. Lalu mereka duduk di lantai dan menonton adegan mesum yang sedang terjadi antara aku dan Maki.

Bram nampak kelihatan tidak sabaran Tetapi aku sudah tidak peduli lagi. Maki terus memacu menggebu-gebu. Laki-laki itu sibuk memacu sambil meremasi payudaraku yang menggelantung berat ke bawah.

Sesaat kemudian tubuhku dibalikkan kembali telentang di atas kasur dan pada saat itu Bram dengan tangkas menyodorkan batang kejantanannya ke dalam mulutku. Aku sudah setengah sadar ketika Tito menggantikan Maki menggeluti tubuhku.

Keadaanku sudah sedemikian acak-acakan. Rambut yang kusut masai. Tubuhku sudah bersimpah peluh. Tidak hanya keringat yang keluar dari tubuhku sendiri, tapi juga cucuran keringat dari para laki-laki yang bergantian menggauliku. Aku kini hanya telentang pasrah ditindihi tubuh gemuk Tito yang bergoyang-goyang di atasnya.

Laki-laki gemuk itu mengangkangkan kedua belah pahaku lebar-lebar sambil terus menghunjam-hunjamkan miliknya ke dalam milikku. Sementara Bram tak pernah memberiku kesempatan yang cukup untuk bernafas. Ia terus saja menjejal-jejalkan miliknya ke dalam mulutku. Aku sendiri sudah tidak bisa mengotrol diriku lagi. Guncangan demi guncangan yang diakibatkan oleh gerakan Titolah yang membuat Bram makin terangsang. Bukan lagi kuluman dan jilatan yang harusnya aku lakukan dengan lidah dan mulutku.

Dan ketika Tito melenguh panjang, ia mencapai orgasmenya dengan meremas kedua belah payudaraku kuat-kuat hingga aku berteriak mengaduh kesakitan. Lalu beberapa saat kemudian ia dengan nafasnya yang tersengal-sengal memisahkan diri dari diriku.

Dan pada saat hampir bersamaan Bram juga mengerang keras. Batang kejantanannya yang masih berada di dalam mulutku bergerak liar dan menyemprotkan air maninya yang kental dan hangat.

Aku meronta, ingin mengeluarkan banda itu dari dalam mulutku, namun tangan Bram yang kokoh tetap menahan kepalaku dan aku tak kuasa meronta lagi karena memang tenagaku sudah hampir habis. Cairan kental yang hangat itu akhirnya tertelan olehku. Banyak sekali. Bahkan sampai meluap keluar membasahi daerah sekitar bibirku sampai meleleh ke leher.

Aku tak bisa berbuat apa-apa, selain dengan cepat mencoba menelan semua yang ada supaya tidak terlalu terasa di dalam mulutku. Aku memejamkan mata erat-erat, tubuhku mengejang melampiaskan rasa yang tidak karuan, geli, jijik, namun ada sensasi aneh yang luar biasa juga di dalam diriku. Sungguh sangat erotis merasakan siksa birahi semacam ini hingga akupun akhirnya orgasme panjang untuk ke sekian kalinya.

Dengan ekor mataku aku kembali melihat seseorang masuk ke ruangan yang ternyata si bule dan orang itu juga mulai membuka celananya. Aku menggigit bibir, dan mulai menangis terisak-isak. Aku hanya bisa memejamkan mata ketika Marchell mulai menindihi tubuhku. Pasrah.

Tidak lama kemudian setelah orang terakhir melaksanakan hasratnya pada diriku mereka keluar. aku merasa seluruh tubuhku luluh lantak. Setelah berhasil mengumpulkan cukup tenaga kembali, dengan terhuyung-huyung, aku bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaianku seadanya dan pergi mencari kamar mandi.

Aku berpapasan dengan Dino yang muncul dari dalam sebuah ruangan yang pintunya terbuka. Lelaki itu sedang sibuk mengancingkan retsluiting celananya. Masih sempat terlihat dari luar di dalam kamar itu, di atas tempat tidur tubuh Shelly yang telanjang sedang ditindihi oleh tubuh Maki yang bergerak-gerak cepat. Memacu naik turun. Gadis itu menggelinjang-gelinjang setiap kali Maki bergerak naik turun. Rupanya anak itu bernasib sama seperti diriku.

“Di mana aku bisa menemukan kamar mandi?” tanyaku pada Dino.

Tanpa menjawab, ia hanya menunjukkan tangannya ke sebuah pintu. Tanpa basa-basi lagi aku segera beranjak menuju pintu itu.

Di sana aku mandi berendam air panas sambil mengangis. Aku tidak tahu saya sudah terjerumus ke dalam apa kini. Yang membuat aku benci kepada diriku sendiri, walaupun aku merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun demikian setiap kali teringat kejadian barusan, langsung saja selangkanganku basah lagi.

Aku berendam di sana sangat lama, mungkin lebih dari satu jam lamanya. Setelah terasa kepenatan tubuhku agak berkurang aku menyudahi mandiku. Dengan berjalan tertatih-tatih aku melangkah keluar kamar mandi dan berjalan mencari pintu keluar. Sudah hampir jam sebelas malam ketika aku keluar dari rumah itu.

Sampai di dalam rumah, Aku langsung ngeloyor masuk ke kamar. Aku tak peduli dengan kakakku yang terheran-heran melihat tingkah lakuku yang tidak biasa, aku tak menyapanya karena memang sudah tidak ada keinginan untuk berbicara lagi malam ini. Aku tumpahkan segala perasaan campur aduk itu, kekesalan, dan sakit hati dengan menangis.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Kisah Seks, Cerita Porno.

The post Ujian Sex | Cerita Sex Terbaru appeared first on Doyanbokep.

Cerita Sex – Para Lelaki Horny

$
0
0
Cerita Sex Terbaru | Aku sudah menikah selama 1 tahun ini belum mempunyai momongan, istriku bernama Hanik usianya 25 tahun
dengan tubuh seksinya tingginya 169 cm payudaranya juga agak besar membuat aku selalu sayang setiap
harinya apalagi kalau istriku sedang senyum terlihat lesung pipinya membikin manis saja.Cerita Sex Terbaru Para Lelaki Horny
Sedangkan aku bernama Ara, umurku lebih tua dari dia yaitu 5 tahun aku punya hobi bermain golf jadi
badanku agak hitam disamping itu aku juga punya hobi renang, istriku yang bekerja di perusahaan
nasional di Jakarta dengan karir yang baik sedang kan aku berwiraswasta sebgai kontraktor bangunan.
Secara ekonomi dapat dikatakan kami berkecukupan, apalagi kami tidak ada tanggungan, baik saudara
maupun orangtua. Mungkin itulah yang menyebabkan kami hobi “dugem” setiap malam minggu sekedar untuk
melepas lelah pikiran dan kejenuhan hidup di Jakarta.

Namun di malam minggu itu ada sesuatu yang lain yang mengubah hidup kami. Di malam itu, sengaja atau
tidak, untuk pertama kalinya istriku berselingkuh di depan mataku. Dan aku membiarkannya. Begini awal
ceritanya.

“Ra, ayo dong.. Kok dandannya lama amat?!” Hanik, istriku, berteriak dari lantai bawah rumah kami.
Aku yang memang sedang mematut diri di depan kaca tersenyum mendengarnya, lalu membalas.

“Iya, sabar sayang, sebentar lagi!”
5 menit kemudian aku turun dan mendapatinya sedang cemberut di sofa ruang tengah kami. Hanik tampak
sangat “cute” dengan terusan tipis berdada agak terlalu terbuka berwarna merah marun, sedikit di atas
lutut dan tanpa lengan.

Sepatu hak 7 cm dengan warna senada menambah keserasian dan keseksiannya. Dengan polesan make-up
sederhana, ia tampak manis. Sepertinya ia tidak mengenakan bra.

“Let’s go, babe.. Senyum dong. Kan mau seneng-seneng?” demikian aku membujuknya sambil kugamit
lengannya yang mulus dan halus.
“Hh.. BT nih nungguin kamu! Cium dulu, kalo nggak aku ngambek..!” Hanik memonyongkan bibirnya lucu.
Aku tersenyum, dan kucium pipinya lembut.

“Cup! Tuh, udah dicium. Jangan ngambek lagi dong. Yuk, kita berangkat”. Sedikit kutarik lagi
lengannya.
“Hei.. Di bibir. Masa di pipi? Dasar deh, nggak romantis!” Hanik makin cemberut dan membuang muka,
pura-pura ngambek.

Maka kupegang dagunya, dan kutolehkan wajahnya ke wajahku, lalu kukecup bibirnya yang tipis itu. Tak
dinyana, Hanik melakukan “french kiss” yang membuat penisku agak mengeras.
“Hihihi.. Kok jadi sesak gitu, celananya? Payah deh, gitu aja napsu”. Hanik cekikikan sambil tangannya
mengelus ringan depan celanaku. Penisku jadi makin keras. Tapi cepat kutampik hal itu karena memang
kita sudah harus berangkat.

Jam sudah menunjukkan pk. 11:30 malam.
“Namanya juga lelaki.. Hehe. Yuk, ah. Udah malem nih, nggak enak nanti ditungguin teman-teman”. Aku
menggamitnya sekali lagi dan kali ini Hanik menurut. Berangkat juga kami akhirnya.

Setibanya kami di sebuah Nite Club berlantai dua di bilangan Kuningan, waktu telah menunjukkan lewat
tengah malam. Langsung saja kami menuju lantai 2 yang menawarkan musik bernuansa pop-jazz yang ringan
dan mudah dinikmati.

Dari salah satu pojokan, seorang sahabat Hanik, Poppy, melambaikan tangannya memanggil kami dan
bereriak agak keras, berusaha mengatasi suara hingar-bingar band yang sedang beraksi.

“Yuhuu!! Sini, sini!! Ya amplop.. Malem banget sih kalian?? Kita-kita udah pada mau pulang nih!” Poppy
meledek kami sambil pura-pura menenteng tasnya dan berjalan pergi.
“Kalau jam segini udah mau pulang, kenapa loe nggak nonton bioskop aja, Neng? Ati-ati ya di jalan..”
demikian sergah Hanik. Aku cengar-cengir saja memperhatikan mereka.

Kulihat “gank” kami yang biasa sudah kumpul semua. Pertama ada Poppy dan pacarnya (seorang keturunan
Chinese yang cukup ganteng bernama Benny).

Mereka masih menunggu restu orang tua untuk menikah karena, maklum, berbeda suku/keturunan. Poppy
adalah seorang gadis Sunda yang entah mengapa mirip keturunan indo.

Lalu yang sedang menyalakan cerutu kesukaannya adalah sahabat kentalku Reno dan istrinya yang seorang
model, Carol, yang malam itu.. Hmm.. Luar biasa dengan rok mini dari bahan kulit warna coklat tua,
yang memperlihatkan hampir seluruh paha mulusnya, dipadukan dengan blouse ketat berlengan 3/4 warna
putih dan cukup tipis. Ditambah dengan sepatu hak tingginya membuatku menelan ludah.
“Hi, guys. Sorry kemaleman. Abis gue dandannya lama sih. Takut Carol nggak naksir lagi, nanti. Anyway,
Ren, bisa teler gue nyium bau cerutu loe, jeg!”

Aku ngomong sekenanya sambil tertawa. Carol senyam-senyum (GR kali) dan Reno pura-pura pingsan sambil
memeletkan lidahnya, sambil jari tengahnya diacungkan ke arahku.

“Emang nih, genit deh Si Ara.” Hanik berkata seakan setuju dengan ekspresi Reno sambil mencibir ke
arahku dan tangan kirinya menjewer telinga kananku keras-keras. Aaww!

Kulihat lagi duduk-duduk santai di sebelah Poppy, sambil merokok, jelalatan dengan jakun yang turun-
naik karena memolototi makhluk-makhluk feminin yang berpenampilan “minimalis” alias 2/3 telanjang, dua
bujang lapuk kawan-kawanku sejak SMA, Gary dan Eddy. Mereka tidak pernah membawa pasangan kalau lagi
di Club.

“Ngapain kita bawa makanan kalau mau ke buffet?” demikian celetuk Eddy suatu waktu yang lalu saat
kutanyakan alasannya. Benar juga, pikirku waktu itu. Hehehe.

“Jangan sampai gitu dong, prens.. Nanti bajunya pada lepas semua!” sambil terbahak Benny mendorong
Gary agak keras sampai-sampai Eddy yang duduk disebelahnya ikut terdorong. Mata Benny yang agak sipit
sampai tinggal segaris.. Eh, dua garis deh.

“Sial, loe, Ben. Minuman gue ampir tumpah! Gue guyur loe, ye!” Eddy mencak-mencak sambil berlagak mau
menyiram Benny dengan segelas XO nya yang baru sedikit dicicipi.

“Sini, guyur ke dalam mulut gue. Hehehe.” Benny mangap-mangap persis ikan koki. Kocak sekali wajahnya.
Hanik dan Poppy sampai tertawa keras sekali. Gary balas mendorong Benny sambil menjitaknya pelan.

Begitulah, kami berdelapan memang sangat akrab satu dengan yang lainnya, jadi memang seru kalau sudah
ngumpul semua begini. Rata-rata sudah sekitar 5-10 tahun kami berteman.

Ada yang dari SMA seperti aku, Gary dan Eddy, ada yang dari kuliah dan ada yang dari teman sekantor,
seperti Poppy dan Hanik, dan Reno & Eddy. Dari pertemanan seperti itulah kami bertemu, merasa sangat
cocok satu dengan yang lainnya, dan lalu bersahabat seperti sekarang.

“Gini, gini..” Gary tiba-tiba angkat bicara dengan logat betawinya yang khas.

“Gue ade usul, dijamin seru. Tapi kagak ada yang boleh marah atawa tersinggung. Gimane, broer and
sus?” Teman kita yang satu ini memang segudang idenya. Ada yang waras tapi lebih banyak yang aneh bin
ajaib alias norak.

“Usul ape loe, Bang? Jangan kayak nyang kemaren ye.. Bikin gue malu abis. Sompret loe!” Eddy nggak mau
kalah betawi.

Beberapa minggu yang lalu memang Gary mengajak main “truth or dare” yang mengakibatkan Eddy lari
keliling lapangan parkir salah satu restoran di bilangan Kemang dengan hanya bercelana dalam.

Kakinya yang kurus dan tanpa bulu itu benar-benar pas buat diteriaki oleh para pengunjung yang lain,
“Wow, seksi bener nih.. Tapi kok jenggotan ya??” Hobi temanku yang satu ini memang memelihara jenggot
sejak SMA, dan cukup lebat pula.

“Diem dulu loe. Lagian ini buat para cewek-cewek. Loe kan kakinya doang yang wanita, sisanya waria..”
sambaran maut Gary yang demikian membuat Eddy mati kutu.

“Jadi..” lanjut Gary, “Setuju nggak?”

Kami saling berpandangan. Aku sendiri agak was-was kalau Gary yang memberi usul, karena biasanya
diperlukan keberanian extra untuk “bermain” dengannya.

“Apa dulu idenya?” Hanik dan Poppy bicara hampir bersamaan. Sedangkan Carol malah cuek, asik
mengepulkan asap berbentuk bulatan-bulatan dari mulutnya. Mulai suka bercerutu ria juga, dia ternyata.

Reno juga agak cuek sambil memeluk pinggang istrinya tersebut dengan mesra sambil menciumi tengkuk
Carol yang jenjang. Sialan, pikirku. Si Reno hoki bener bisa dapet bini kayak bidadari begitu.

Aku tahu Hanik juga cantik, tapi yah, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau!
“Loe pade lihat itu segerombolan cowok-cowok yang di meja seberang?” Gary menyorongkan dagunya ke arah
yang dimaksud.

“Yang dari tadi gue perhatiin pada jelalatan ngeliatin penyanyi cewek yang pantatnya bohai itu.. Lihat
kan?” lanjutnya antusias.

“Oh itu. Mau ngapain, Gar? Loe mau suruh bini gue ke sono, terus nabokin satu-satu? Hehehe..” Si Benny
nyerocos nggak jelas. Apa dia mulai mabok? Padahal cuma minum ice lemon tea doang.

“Loe juga.. Diem dulu dong, broer.” Gary mulai agak kesal.

“Gue lihat mereka udah pada horny semua gara-gara ngeliatin pantat cewek penyanyi itu. Tuh, lihat
sampe mau megang segala. Ck ck ck..”

Memang kulihat mereka duduk sangat dekat dengan panggung, jadi mungkin saja.

“Let’s play a game. I call it, ‘Seduce or be seduced’ game.” Wah, mulai coro Inggris, Si Gary. Gawat
nih, pikirku.

“You go there, pick one or two or more guys, whatever, and then dance with him. Try to seduce him
while dancing. If we see and decide that you’re the one who got seduced, then you loose and you must
buy all of us here a round of drinks.” Waduh bagus juga Inggrisnya bocah ini ternyata, lho.

“Nyang ber-alkohol, ye!” Yah, jadi betawi lagi dia. Sambil ngomong gitu, dia melirik ke arah Benny
yang masih asik dengan ice lemon tea nya sambil nyengir jahat.

“Reseh loe, kunyuk!” Merasa disindir, Benny nyolot.

“Gue lagi mau menjauhi minuman keras nih. Supaya “itu” gue bisa lebih keras. Huahahaha!”
Kami semua sampai kaget denger kerasnya tawa Benny.

Orang satu ini memang dulunya jagoan minum, tapi belakangan, entah mengapa kegemarannya itu hilang
tiba-tiba. Mungkin mau mengambil hati orang tua Poppy.

“Udah keras banget kok, Yang..” Poppy menggelendot manja di bahu Benny sambil memberikan ekspresi
horny.

“Berasaa banget..” katanya lagi. Ya ampun..

“Eh, Gar.. Loe mau jadiin bini gue perek, apa?” kataku sedikit ketus. Sebenarnya aku deg-degan juga
kalau-kalau Hanik tertarik sama ide gila ini.

“Kalau bini gue digrepe-grepe orang, gue keberatan nih.” kataku lagi. Sebenarnya aku sengaja supaya
Hanik makin tertantang. Kukedipkan mataku ke arah Gary, dan langsung dia paham. Dihisapnya rokoknya
dalam-dalam tanda mengerti akan maksudku.

“Tenang, Ra. This is just a game. Belum tentu juga ada yang mau sama bini loe.” tandas Gary.
That’s done it. Mata Hanik langsung melotot ke arah Gary dan berdiri.

“Eh, denger ya, Bang betawi.. Lelaki yang nggak suka sama gue pastilah hombreng atau buta atau yang
masih bayi.

Ya nggak, Pop? Rol, Carol.. Jangan nyerutu doang dong dikau.” Hanik menyerang membabi-buta. Tercium
bau alcohol dari mulut istriku.. Hmm pasti seru nih. Hanik akan sangat nekat kalau sudah fly.

“Iya nih, Si Abang. Tega nian kau berkata demikian kepada kawanku yang bohay ini..” Poppy mulai teler
juga kayaknya.

“Carol.. Say something, sexy..” sambil ngomong gitu Poppy mengelus-elus paha kiri Carol yang
terpampang mulus diseberangnya. Darahku berdesir melihatnya.

“Wah, mulai ada ‘live show’ nih. Asiikk..” Eddy tiba-tiba nimbrung sambil melihat ke arah Poppy dan
Carol. Padahal sepertinya dia tadi lagi asik ngobrol sama seorang cewek ABG yang duduk di meja sebelah
kami.

“Iihh, Poppy.. Ntar gue basah nih loe elus-elus gitu..” kata Carol sambil menjilat bibir sexynya
dengan gaya horny yang dibuat-buat. Gila, pikirku. Bisa ngaceng berat nih gue.

“Gue rasa semua cowok di sini bakalan horny sama Hanik, tapi apakah Haniknya berani?? Hmm?? Berani
nggak, sayang?” Yah, Poppy malah nambah manas-manasin Hanik.

Hanik memandang sebentar ke arah Poppy yang langsung asik lagi dengan cerutu dan ciuman-ciuman kecil
suaminya di tengkuk dan lehernya. Tanpa berkata apapun, berjalanlah dia menghampiri meja seberang yang
penuh cowok-cowok horny. Ada 6 orang jumlahnya.

This is one bad combination.. Satu cewek cantik nan seksi setengah mabuk yang merasa ditantang, dan
sejumlah cowok-cowok keren yang sudah sangat horny. Very bad.

Setiba di meja seberang, Hanik langsung pasang aksi. Aku dan teman-temanku memperhatikannya dengan
sedikit tegang. Mula-mula kulihat dia berbicara dengan salah seorang dari mereka sambil bergaya agak
genit namun tetap anggun.

Tak berapa lama kemudian, turunlah mereka ke lantai dansa sambil bergandengan tangan. Lelaki itu
berpostur sedikit lebih pendek dariku, tapi sangat atletis. I think he’s a gym rat. Kekar sekali,
mungkin ada keturunan Arabnya.

“Damn, beneran Si Hanik. Are you OK, buddy?” Reno bertanya setengah berbisik kepadaku.
“Fine. Gue mau lihat ini arahnya kemana. Tenang aja dulu, man.” Ujarku ke Reno.

“Wah, mulai ngegrepe tuh orang.” Tangan lelaki itu kuperhatikan mulai mengelus lengan atas istriku
yang terbuka. Terus dielus-elusnya, lalu mulai turun ke pinggang dan berhenti di sana.

Saat dipegang pinggangnya, Hanik berjoget dengan seksi sambil mengangkat kedua lengannya sambil
meliuk-liukan pinggulnya mengikuti irama musik pop-jazz. Liukan pinggulnya yang seksi, ditambah dengan
ekspresi wajahnya, sungguh dapat membuat lelaki manapun terangsang. Lalu wajahnya sedikit didekatkan
ke wajah Si lelaki sambil tersenyum kecil.

Jemari kirinya mengelus wajah lelaki itu yang tampak macho dengan brewok tipisnya. Diperlakukan
demikian, Si lelaki mulai berani, lalu tangan kanannya bergerak pelan ke arah pantat istriku yang
padat seksi itu. Mulai dielusnya pelan pantat istriku, dan air mukanya sedikit berubah karena
didapatinya istriku memakai G-string.

Kulihat ia berbisik sesuatu kepada istriku, lalu istriku tertawa menengadah sambil tangannya perlahan
turun merangkul leher lelaki tersebut. Terlihat begitu mesranya, sehingga bagi orang-orang yang tidak
tahu pasti mengira mereka adalah pasangan yang sedang jatuh cinta.

Istriku lalu balas berbisik kepadanya, dan.. Hei! Lelaki itu mendekap pantat istriku dengan kuat
sehingga dari pinggang ke bawah tubuh mereka menempel erat.

Keduanya lalu bergoyang erotis sambil meliuk-liukan pinggul mereka. Hanik, istriku yang cantik, tampak
semakin seksi dengan gerakan-gerakan itu. Kulihat semua teman-temanku menelan ludah, baik yang pria
maupun yang wanita. Termasuk Carol, yang sudah hilang konsentrasi pada cerutunya itu.
“Gila, gue jadi horny ngeliat bini lu sama tuh cowok.” begitu celetuk Poppy. Kuperhatikan wajahnya
memerah dan dadanya naik turun. Mungkin benar, napsunya naik. Kuakui, aku pun demikian.
“Iya nih. Hebat! Gue akuin deh bini lu, broer!” jakun Gary naik-turun.

Aku tersenyum saja sambil pura-pura tidak begitu peduli dan menyalakan rokokku. Entah yang keberapa
batang.

Gerakan yang memutar itu kemudian berganti. Hanik dengan antusias tampak menggosok-gosokkan
selangkangannya ke selangkangan lelaki itu, naik-turun, sambil merangkul erat lehernya. Sang lelaki
tak mau kalah, mulai menciumi leher mulus istriku perlahan dari atas sampai ke dekat belahan dadanya
yang montok, dan sebaliknya.

Begitu terus beberapa saat. Jelas terlihat dari wajah mereka bahwa birahi keduanya sudah memuncak.
Tangan kanan Hanik terlihat turun ke pantat Si lelaki dan meremas-remasnya kuat. Begitu pula tangan
lelaki itu menyengkram erat kedua bongkah padat pantat istriku yang masih bergerak naik turun,
perlahan namun pasti.

Makin lama kulihat gerakan Hanik makin kuat dan sedikit dipercepat. Wajahnya pun berubah jadi lebih
liar dan agak memerah. Dadanya yang padat membusung makin dibusungkan dengan tengadahnya kepalanya ke
belakang.

Remasan pada pantat lelaki itu makin kuat dan sekarang ia menghisap jari tengah kirinya sendiri. Hanik
bergerak makin cepat, makin mantap.. Kepalanya semakin jauh terlempar ke belakang.. Hisapan pada
jarinya semakin kuat

Cengkraman pada pantatnya semakin menjadi-jadi.. Dan.. Tiba-tiba pinggulnya berhenti bergerak naik-
turun. Terlihat pantat dan selangkangannya berkedutan diatas selangkangan lelaki itu, sambil bibirnya
dengan liar mengulum bibir lelaki tersebut yang terlihat agak shock dengan itu semua.

Lalu dengan perlahan cengkraman mereka mengendur, namun masih berciuman panjang dan mesra.
Hanik, istriku yang sangat kucintai, milikku seorang, mencapai orgasme dengan lelaki lain di lantai
dansa sebuah Nite Club dengan disaksikan oleh setidaknya 12 orang.

Lima di meja seberang, dan tujuh di meja kami. Hatiku terasa sangat kacau, antara kaget, bingung dan
napsu bercampur menjadi satu.

Kuperhatikan Hanik berbisik lagi kepada lelaki itu, Si lelaki mengangguk, tersenyum, mencium pipinya.
Istriku lalu kembali berjalan pelan ke arah kami.

Tanpa berkata apapun ia lalu duduk bersebrangan denganku tepat di samping Poppy, lalu meletakan
kepalanya di bahu gadis itu sambil menyender di sofa panjang tempat duduknya. Tak berapa lama, ia
tertidur.

Tak ada satupun dari teman-temanku yang berani memandangku, kecuali Carol yang memandangku dengan
dingin sekali namun menyelidik. Aku tidak tahu apa arti pandangannya itu.

Yang jelas, aku mencoba sekuat tenaga seakan tak tahu apa yang terjadi barusan, walaupun cukup jelas
terlihat ada noda basah di gaun Hanik, tepat didepan selangkangannya.

“Pop, tolong dong bangunin Hanik. Kasihan dia kayaknya capek banget. Kita duluan ya!” begitu rokokku
selesai kuhisap, kuminta Poppy untuk membangunkan Hanik, memberinya minum segelas air putih dingin,
dan aku menggandengnya pulang setelah say goodbye pada kawan-kawanku. Tak sepatah katapun keluar dari
mulut istriku.

“Are you OK, babe?” tanyaku pada Hanik, tanpa menoleh, dalam perjalanan pulang kami di dalam mobil.

Mobil ini adalah sebuah BMW seri 5 terbaru yang merupakan hasil kerja kerasku sendiri. This car is a
testament to my success, and I’m so proud of it.

“No.” ujarnya lirih. Lho, ternyata ada air mata di kedua pipinya.

“Maafin aku, sayang.. Aku keterlaluan..” tangisnya mulai keras dan terisak-isak.

“That was very wrong, I was so drunk and I am so sorry it happened.” dengan terbata-bata istriku
berkata.

“It’s fine, babe. Aku sekarang hanya mau dengar dari kamu sendiri, dengan detail, apa yang terjadi
tadi di sana?” kupertegas suaraku.

“I want you to be honest with me, and I will forget it all”.

Hanik menunduk sambil masih terisak pelan. Diam seribu bahasa. Sampai akhirnya kami tiba di rumah.
Kutekan klakson mobilku pendek-pendek dua kali, dan beberapa detik kemudian pembantu rumah tangga kami
terlihat tergopoh-gopoh keluar sambil masih mengantuk. Kulirik jam di mobilku. Pk 2:52 dini hari,
nggak heran kalau dia ngantuk.

Setibanya di kamar tidur, kubuka pakaianku satu persatu, lalu masuk ke kamar mandi yang terletak di
dalam kamar. Hanik menyusul tak lama kemudian, pada saat aku sedang menyabuni tubuhku. Penisku terasa
menegang melihat tubuh telanjang istriku sambil masih terbayang permainannya tadi di Club.

Aku terbayang betapa erotisnya mereka bergoyang dan betapa air maniku juga hampir menyembur tatkala
Hanik mencapai orgasme. Hentakan dan kedutan pinggulnya yang liar saat dia mencapai puncak birahinya
terus menari-nari di kepalaku membuatku tak sadar mengelus sendiri penisku yang 22 cm sudah sangat
tegang.

Hanik terperangah melihat ulahku itu. Lalu dia mulai mengerti dan tersenyum penuh arti. Dia
mendekatiku dan melekatkan payudara montoknya ke punggungku.

“So, that was a turn-on for you, eh?” sambil berkata begitu tangannya mengusap pundakku, terus turun
ke lenganku dan bergerak ke arah selangkanganku.

Sampai di sana, tangannya mengambil alih kegiatan tanganku yang sedang mengelus penisku turun naik.
Merinding aku dibuatnya, pinggulku sedikit tersentak, dan napasku jadi tertahan.

Kepala penisku yang keunguan dan sudah mengeluarkan “pre-cum”nya jadi semakin licin dan nikmat terasa
dengan adanya sabun yang dibalurkan istriku.

“Kalau digituin terus, aku bakalan keluar, sayang.” kataku setengah berbisik.

“Kamu seksi sekali tadi. Did you cum on the dance floor?”

“Ehmm.. What do you think?” Hanik terus mengocok pelan penisku. Kurasakan air maniku akan segera
menyembur. Aku yakin Hanik juga merasakannya.

“Sayang, kontol kamu rasanya udah gede banget dan anget. Are you cumming, baby?” Namun begitu Hanik
malah makin perlahan mengocoknya, dan genggamannya diperlonggar.

Jarinya tiba-tiba menekan pangkal penisku untuk menahan gelombang air mani yang akan segera meluap.
Aku jadi blingsatan dibuatnya.

“Aduh, aku udah hampir sampai tuh, tadi.” Aku protes sambil mencoba mengocok sendiri penisku. Tapi
tanganku dipegangnya.

“Eit, kamu nggak boleh ngocok sendiri. Sabar dong, sayang. Let’s finish up and go to bed.” Sambil
mengecup bibirku ringan, Hanik bergegas mandi dan setelah selesai mengeringkan rambut dan tubuhnya. Ia
lalu masuk ke dalam selimut dengan tubuh polos. Aku mengikutinya dengan semangat di sebelah kanannya.

Dengan lembut Hanik mengelus penisku yang sudah agak melemah di dalam selimut. Penisku tiba-tiba
bangkit kembali dan berdiri dengan tegar.

Hanik lalu mulai mengocok penisku lagi sambil menghisap dan menjilati puting kiriku. Cairan dari
penisku sanaget nikmat dijadikan pelumas oleh istriku. Kurasakan juga kedua biji pelirku dielus dan
sedikit diremasnya. Benar-benar gelisah aku dibuatnya.

“Aku bilang sama Adam bahwa dia ganteng, dan aku pingin joget sama dia.” Tanpa ba-bi-bu Hanik mulai
bercerita. Ternyata lelaki itu bernama Adam.

“Dia OK aja, lalu kugandeng dia turun.” Suaranya mendesah dan setengah berbisik.
Daun telingaku dan leherku diciumi dan dijilatinya lembut. Penisku kurasakan makin tegang dan benar-
benar mulai membasah.

“Waktu sedang asik-asiknya berjoget, aku ngerasa tangannya kok jadi berani dan mengelus-elus pantatku.
Tapi aku diamkan saja, karena kupikir, ‘Let’s play the game’. Terus terang aku jadi horny digitukan.”
Demikian cetus Hanik sambil jilatannya mulai turun ke dada dan perutku.

Agak geli rasanya saat perutku dijilatnya, tapi tak lama karena lalu kepala penisku jadi sasarannya.
“Aahh..” setengah berteriak aku merasakan kehangatan mulut istriku yang menjilati dan mulai mengulum
kepala penisku.

“Masukkan sampai dalam, sayang.. Oohh.. Hisap, sayang.. Eemmhh.. Eemmhh.. Aahh..” aku mulai meracau
merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Mendadak Hanik melepaskan penisku dari mulutnya, lalu meludahi kepalanya sedikit sambil terus
mengocoknya pelan dan berkata.

“Adam membisikiku katanya ‘kamu seksi sekali. Saya suka wanita yang memakai G-string. Very sexy!’ Aku
tertawa saja mendengarnya, tapi senang juga dipuji begitu.”

Tangannya membuat gerakan seperti memelintir naik-turun penisku dan menggenggamnya agak keras,
membuatku mendelik-delik keenakan.

“Aku bilang juga sama dia, ‘kamu juga macho banget sih, bikin aku horny aja’. Suaraku kubuat seseksi
mungkin supaya dia makin berani.

Setelah berkata begitu, lagi-lagi penisku jadi sasaran hisapan mulutnya dan jilatan lidahnya. Ohh,
nikmatnya tidak terkira.

“Terus terang memekku basah sekali waktu itu. Apalagi waktu kita bergerak-gerak memutar. Aku bisa
ngerasin kontolnya Adam menekan clit-ku. Aku jadi sadar kalau dia juga pasti merasakan juga clit-ku di
kontolnya.

It makes me so horny..” Kulihat jari istriku bermain di kelentitnya dalam posisi menungging. Seksi
sekali. Bau kewanitaannya mulai menusuk hidungku dan menambah birahiku.

Aku tak tahan lagi, kurengkuh tubuh istriku, dan saat dia masih dalam posisi menungging, kusodokan
penisku perlahan ke dalam memeknya. Ahh.. Basah, hangat dan terasa berdenyut lembut. Kukeluar-masukkan
dengan mantap penisku sambil kucengkram pinggulnya erat.

“Oohh, baby.. Fuck me.. Fuck me.. Oouughh.. Enak banget sayang..” Hanik terengah-engah dalam birahinya
yang liar. Pinggulnya bergerak maju-mundur menambah dalam terobosan penisku dengan sangat erotis.

Buah dadanya berguncang-guncang ke depan dan ke belakang membuatku ingin menjamah dan meremasnya.
Namun tanganku malah bergerak ke kelentitnya dan mengosok-gosoknya lembut dengan jari tengahku. Hal
itu membuatnya makin berkelojotan.

“Shit.. Baby, aku pingin keluar.. Ooughh.. Cepetin kontol kamu, sayang.. Oohh..” Hanik benar-benar
mendekati puncak birahinya. Saat kepalanya menoleh kearahku, kusambut & kukulum bibirnya dan
kuhentikan gerakanku. Tangan kiriku meremas buah dada kirinya dengan gemas.
“Kok stop, sayang? Ayo dong, sayang..” Hanik dengan gelisah berusaha memaju-mundurkan pinggulnya, tapi
kutahan dengan sekuat tenaga dengan mencengkram pinggulnya. Tapi aku tetap membiarkan penisku di dalam
vaginanya. Kuperhatikan ada cairan putih kental di pangkal penisku yang adalah cairan birahi istriku
yang sudah membanjir.

“Continue your story atau aku akan berhenti di sini.” Sambil berkata begitu, aku terus mengosok-gosok
kelentitnya pelan untuk membuatnya makin bernapsu. Kuremas lembut buah dadanya dan kumainkan pentilnya
yang sudah sangat keras.

Kurasakan vaginanya berdenyut pelan beberapa kali. “Waktu sudah beberapa saat kontol menekan memekku,
aku tahu kalau aku nggak akan berhenti sampai aku orgasme. Enak sekali soalnya.” Hanik melanjutkan
ceritanya. Akupun mulai menggoyang pantatku lagi.

“Aku benar-benar nggak peduli lagi siapa yang ngelihat atau apa yang bakalan terjadi nantinya.”
“Lalu aku putuskan untuk benar-benar mendapat orgasme. Ku cengkram pantatnya supaya lebih mantap dan
aku bergerak naik-turun karena dengan begitu aku yakin bisa lebih cepat.

Dan Adam mengerti yang aku mau kerena kurasakan dia juga menyengkram pantatku dengan erat sehingga
gesekannya sangat terasa..” sambil bercerita Hanik memaju-mundurkan pinggulnya menyambut kontolku.

Aku lalu mencabut kontolku dan telentang di ranjang. Hanik mengerti maksudku dan dengan cepat menaiki
tubuhku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Cairan birahinya terlihat
meleleh di paha bagian dalamnya.

Tubuhnya yang bergerakn naik-turun-memutar mutar sangat seksi luar biasa dan aku merasa tidak lama
lagi akan menyemburkan air maniku di dalam vaginanya. Penisku terasa demikian nikmat di dalam pijatan
dan gesekan vagina istriku. Kuremas kedua buah dadanya yang bergelayut manja dan bergoyang kekiri dan
kekanan.

“Benar aja, nggak lama kemudian aku ngerasa orgasmeku udah makin dekat dan akupun semakin cepat ingin
mencapainya.” Hanik melanjutkan ceritanya.

“Oouugghh.. Baby.. I’m cumming.. Oohh, I’m gonna cum.. Yess.. Aagghh..!” Hanik berteriak keras saat
puncak kenikmatan birahi menyergapnya.

Aku bergerak semakin cepat dan liar. Kuremas pantatnya, dan kusodok-sodokkan penisku dengan cepat ke
dalam vaginanya yang berkedutan sangat kuat, berkali-kali.

“Yaahh.. Aagghh.. Oh fuck.. Aku juga mau keluar, sayaang.. Aahh.. Aarrgghh..!! Dengan beberapa kali
sodokan kuat dan cepat aku mencapai orgasmeku yang tertunda begitu lama. Tubuhku terasa enteng dan
melayang.

Kukeluar-masukkan terus penisku beberapa kali lagi sampai kurasakan tuntas semburan air maniku. Vagina
istriku berdenyut-denyut kuat beberapa kali menambah indah orgasme kami.

Hanik ambruk di atas tubuhku. Hanya napas terengah kami berdua yang terdengar bersahutan. Tubuh kami
terasa licin oleh keringat yang membanjir. Kuelus-elus lembut punggung dan pantat telanjang istriku,
sambil kucium kepalanya. Buah dadanya naik-turun seirama dengan napasnya terasa lembut di atas dadaku.

Amat nikmat permainan seks kami kali ini. Mungkin aku akan membuat tantangan-tantangan baru untuk
istriku lagi nanti. Hmm.. But it’s a different story!- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Kisah Seks, Cerita Porno.

The post Cerita Sex – Para Lelaki Horny appeared first on Doyanbokep.

Tohir Supirku | Cerita Sex Terbaru

$
0
0
Cerita Sex Terbaru | Kisahku yang satu ini kejadiannya sudah cukup lama, waktu aku masih kelas tiga SMU, umurku juga masih 18 tahun ketika itu. Sejak aku menyerahkan tubuhku pada Tohir, sopirku, dia sering memintaku melakukannya lagi setiap kali ada kesempatan, bahkan terkadang aku dipaksanya melayani nafsunya yang besar itu.Cerita Sex Terbaru Tohir Supirku
Ketika di mobil dengannya tidak jarang dia suruh aku mengoralnya, kalaupun tidak, minimal dia mengelus-elus paha mulusku atau meremas-remas payudaraku. Pernah malah ketika kedua orang tuaku keluar kota dia ajak aku tidur bersamanya di kamarku. Memang di depan ortu dia bersikap padaku sebagaimana sopir terhadap majikannya, namun begitu jauh dari mereka keadaan menjadi berbalik akulah yang harus melayaninya. Mulanya sih aku memang agak kesal karena sikapnya yang agak kelewatan itu, tapi di lain pihak aku justru menikmatinya.
Tepatnya 2 minggu sebelum ujian, aku sedang belajar sambil selonjoran bersandar di ujung ranjangku. Ketika itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.47, suasananya hening sekali pas untuk menghafal. Tiba-tiba konsentrasiku terputus oleh suara ketukan di pintu. Kupikir itu Mamaku yang ingin menengokku, tapi ketika pintu kubuka, jreenngg.. Aku tersentak kaget, si Tohir ternyata.
“Ih, ngapain sih Bang malam-malam gini, kalau keliatan Papa Mama kan gawat tahu”
“Anu Non, nggak bisa tidur nih.. Mikirin Non terus sih, bisa nggak Non sekarang..
Sudah tiga hari nih?” katanya dengan mata menatapi tubuhku yang terbungkus gaun tidur pink.
“Aaaaahhhhh.. Sudah ah Bang, saya kan harus belajar sudah mau ujian, nggak mau sekarang ah!” omelku sambil menutup pintu.
Namun sebelum pintu tertutup dia menahannya dengan kaki, lalu menyelinap masuk dan baru menutup pintu itu dan menguncinya.
“Tenang aja Non, semua sudah tidur dari tadi kok, tinggal kita duaan saja” katanya menyeringai.
“Jangan ngelunjak Bang.. Sana cepet keluar!” hardikku dengan telunjuk mengarah ke pintu.
Bukannya menuruti perintahku dia malah melangkah mendekatiku, tatapan matanya tajam seolah menelanjangiku.
“Bang Tohir.. Saya bilang keluar.. Jangan maksa!” bentakku lagi.
“Ayolah Non, cuma sebentar saja kok.. Abang sudah kebelet nih, lagian masa Non nggak capek belakangan ini belajar melulu sih” ucapnya sambil terus mendekat.
Aku terus mundur selangkah demi selangkah menghindarinya, jantungku semakin berdebar-debar seperti mau diperkosa saja rasanya. Akhirnya kakiku terpojok oleh tepi ranjangku hingga aku jatuh terduduk di sana. Kesempatan ini tidak disia-siakan sopirku, dia langsung menerkam dan menindih tubuhku. Aku menjerit tertahan dan meronta-ronta dalam himpitannya. Namun sepertinya reaksiku malah membuatnya semakin bernafsu, dia tertawa-tawa sambil menggerayangi tubuhku. Aku menggeleng kepalaku kesana kemari saat dia hendak menciumku dan menggunakan tanganku untuk menahan laju wajahnya.

“Mmhh.. Jangan Bang.. Citra nggak mau!” mohonku.
Aneh memang, sebenarnya aku bisa saja berteriak minta tolong, tapi kenapa tidak kulakukan, mungkin aku mulai menikmatinya karena perlakuan seperti ini bukanlah pertama kalinya bagiku, selain itu aku juga tidak ingin ortuku mengetahui skandal-skandalku. Breett.. Gaun tidurku robek sedikit di bagian leher karena masih memberontak waktu dia memaksa membukanya. Dia telah berhasil memegangi kedua lenganku dan direntangkannya ke atas kepalaku. Aku sudah benar-benar terkunci, hanya bisa menggelengkan kepalaku, itupun dengan mudah diatasinya, bibirnya yang tebal itu sekarang menempel di bibirku, aku bisa merasakan kumis pendek yang kasar menggesek sekitar bibirku juga deru nafasnya pada wajahku.
Kecapaian dan kalah tenaga membuat rontaanku melemah, mau tidak mau aku harus mengikuti nafsunya. Dia merangsangku dengan mengulum bibirku, mataku terpejam menikmati cumbuannya, lidahnya terus mendorong-dorong memaksa ingin masuk ke mulutku. Mulutku pun pelan-pelan mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk dan bermain di dalamnya, lidahku secara refleks beradu karena dia selalu menyentil-nyentil lidahku seakan mengajaknya ikut menari. Suara desahan tertahan, deru nafas dan kecipak ludah terdengar jelas olehku.
Mataku yang terpejam terbuka ketika kurasakan tangan kasarnya mengelusi paha mulusku, dan terus mengelus menuju pangkal paha. Jarinya menekan-nekan liang vaginaku dan mengusap-ngusap belahan bibirnya dari luar. Birahiku naik dengan cepatnya, terpancar dari nafasku yang makin tak teratur dan vaginaku yang mulai becek. Tangannya sudah menyusup ke balik celana dalamku, jari-jarinya mengusap-
usap permukaannya dan menemukan klitorisku, benda seperti kacang itu dipencet- pencet dan digesekkan dengan jarinya membuatku menggelinjang dan merem-melek menahan geli bercampur nikmat, terlebih lagi jari-jari lainnya menyusup dan menyetuh dinding-dinding dalam liang itu.
“Ooohh.. Non Citra jadi tambah cantik saja kalau lagi konak gini!” ucapnya sambil menatapi wajahku yang merona merah dengan matanya yang sayu karena sudah terangsang berat.
Lalu dia tarik keluar tangannya dari celana dalamku, jari-jarinya belepotan cairan bening dari vaginaku.
“Non cepet banget basahnya ya, lihat nih becek gini” katanya memperlihatkan jarinya yang basah di depan wajahku yang lalu dijilatinya.
Kemudian dengan tangan yang satunya dia sibakkan gaun tidurku sehingga payudaraku bugil yang tidak memakai bra terbuka tanpa terhalang apapun. Matanya melotot mengamat-ngamati dan mengelus payudaraku yang berukuran 34B, dengan puting kemerahan serta kulitnya yang putih mulus. Teman-teman cowokku bilang, bahwa bentuk dan ukuran payudaraku ideal untuk orang Asia, kencang dan tegak seperti punya artis bokep Jepang, bukan seperti punya bule yang terkadang oversize dan turun ke bawah.
“Nnngghh.. Bang” desahku dengan mendongak ke belakang merasakan mulutnya memagut payudaraku yang menggemaskan itu.
Mulutnya menjilat, mengisap, dan menggigit pelan putingnya. Sesekali aku bergidik keenakan kalau kumis pendeknya menggesek putingku yang sensitif. Tangan lainnya turut bekerja pada payudaraku yang sebelah dengan melakukan pijatan atau memainkan putingnya sehingga kurasakan kedua benda sensitif itu semakin mengeras. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan meremasi rambutnya yang sedang menyusu.
Puas menyusu dariku, mulutnya perlahan-lahan turun mencium dan menjilati perutku yang rata dan terus berlanjut makin ke bawah sambil tangannya menurunkan celana dalamku. Sambil memeloroti dia mengelusi paha mulusku. Cd itu akhirnya lepas melalui kaki kananku yang dia angkat, setelah itu dia mengulum sejenak jempol kakiku dan juga menjilati kakiku. Darahku semakin bergolak oleh permainannya yang erotis itu. Selanjutnya dia mengangkat kedua kakiku ke bahunya, badanku setengah terangkat dengan selangkangan menghadap ke atas.
Aku pasrah saja mengikuti posisi yang dia inginkan, pokoknya aku ingin menuntaskan birahiku ini. Tanpa membuang waktu lagi dia melumat kemaluanku dengan rakusnya, lidahnya menyapu seluruh pelosok vaginaku dari bibirnya, klitorisnya, hingga ke dinding di dalamnya, anusku pun tidak luput dari jilatannya.
Lidahnya disentil-sentilkan pada klitorisku memberikan sensasi yang luar biasa pada daerah itu. Aku benar-benar tak terkontrol dibuatnya, mataku merem-melek dan berkunang-kunang, syaraf-syaraf vaginaku mengirimkan rangsangan ini ke seluruh tubuh yang membuatku serasa menggigil.
“Ah.. Aahh.. Bang.. Nngghh.. Terus!” erangku lebih panjang di puncak kenikmatan, aku meremasi payudaraku sendiri sebagai ekspresi rasa nikmat Tohir terus menyedot cairan yang keluar dari sana dengan lahapnya.
Tubuhku jadi bergetar seperti mau meledak. Kedua belah pahaku semakin erat mengapit kepalanya. Setelah puas menyantap hidangan pembuka berupa cairan cintaku, barulah dia turunkan kakiku. Aku sempat beristirahat dengan menunggunya membuka baju, tapi itu tidak lama. Setelah dia membuka baju, dia buka juga dasterku yang sudah tersingkap, kami berdua kini telanjang bulat.
Dia membentangkan kedua pahaku dan mengambil posisi berlutut di antaranya.
Bibir vaginaku jadi ikut terbuka memancarkan warna merah merekah diantara bulu-bulu hitamnya, siap untuk menyambut yang akan memasukinya. Namun Tohir tidak langsung mencoblosnya, terlebih dulu dia gesek-gesekkan penisnya yang besar itu pada bibirnya untuk memancing birahiku agar naik lagi. Karena sudah tidak sabar ingin segera dicoblos, aku meraih batang itu, keras sekali benda itu waktu kugenggam, panjang dan berurat lagi.
“Aaakkhh..!” erangku lirih sambil mengepalkan tangan erat-erat saat penisnya melesak masuk ke dalamku
“Aauuhh..!” aku menjerit lebih keras dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya hingga penis itu tertancap seluruhnya pada vaginaku.
Untung saja kamar Papa Mamaku di lantai dasar dan letaknya cukup jauh dari kamarku, kalau tidak tentu suara-suara aneh di kamarku pasti terdengar oleh mereka, bagaimanapun sopirku ini termasuk nekad berani melakukannya di saat dan
tempat seperti ini, tapi justru disinilah sensasinya ngeseks di tempat yang ‘berbahaya’. Dengan gerakan perlahan dia menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempit yang bergerinjal-gerinjal itu. Aku ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua gunungku jadi ikut
terguncang-guncang dengan kencang.
Kuperhatikan selama menggenjotku otot-otot tubuhnya mengeras, tubuhnya yang hitam kekar bercucuran keringat, sungguh macho sekali, pria sejati yang memberiku kenikmatan sejati. Suara desahanku bercampur baur dengan erangan jantannya dan derit ranjang. Butir-butir keringat nampak di sejukur tubuhku seperti embun, walaupun ruangan ini ber-ac tapi aku merasa panas sekali.
“Uugghh.. Non Citra.. Sayang.. Kamu emang uenak tenan.. Oohh.. Non cewek paling cantik yang pernah abang entotin” Tohir memgumam tak karuan di tengah aktivitasnya.
Dia menurunkan tubuhnya hingga menindihku, kusambut dengan pelukan erat, kedua tungkaiku kulingkarkan di pinggangnya. Dia mendekatkan mulutnya ke leher jenjangku dan memagutnya. Sementara di bawah sana penisnya makin gencar mengaduk-aduk vaginaku, diselingi gerakan berputar yang membuatku serasa diaduk-aduk. Tubuh kami sudah berlumuran keringat yang saling bercampur, akupun semakin erat memeluknya. Aku merintih makin tak karuan menyambut klimaks yang sudah mendekat bagaikan ombak besar yang akan menghantam pesisir pantai.
Namun begitu sudah di ambang klimaks, dia menurunkan frekuensi genjotannya.
Tanpa melepaskan penisnya, dia bangkit mendudukkan dirinya, maka otomatis aku sekarang diatas pangkuannya. Dengan posisi ini penisnya menancap lebih dalam pada vaginaku, semakin terasa juga otot dan uratnya yang seperti akar beringin itu menggesek dinding kemaluanku. Kembali aku menggoyangkan badanku, kini dengan gerakan naik-turun. Dia merem-melek keenakan dengan perlakuanku, mulutnya sibuk melumat payudaraku kiri dan kanan secara bergantian membuat kedua benda itu penuh bekas gigitan dan air liur. Tangannya terus menjelajahi lekuk-lekuk tubuhku, mengelusi punggung, pantat, dan paha.
Tak lama kemudian aku kembali mendekati orgasme, maka kupercepat goyanganku dan mempererat pelukanku. Hingga akhirnya mencapai suatu titik dimana tubuhku mengejang, detak jantung mengencang, dan pandangan agak kabur lalu disusul erangan panjang serta melelehnya cairan hangat dari vaginaku. Saat itu dia gigit putingku dengan cukup keras sehingga gelinjangku makin tak karuan oleh rasa perih bercampur nikmat. Ketika gelombang itu berangsur-angsur berlalu, goyanganku pun makin mereda, tubuhku seperti mati rasa dan roboh ke belakang tapi ditopang
dengan lengannya yang kokoh.
Dia membiarkanku berbaring mengumpulkan tenaga sebentar, diambilnya tempat minum di atas meja kecil sebelah ranjangku dan disodorkan ke mulutku. Beberapa teguk air membuatku lebih enakan dan tenagaku mulai pulih berangsur-angsur.
“Sudah segar lagi kan Non? Kita terusin lagi yuk!” sahut Tohir senyum-senyum sambil mulai menggerayangi tubuhku kembali.
“Habis ini sudahan yah, takut ketahuan nih,” kataku.
Kali ini tubuhku dibalikkan dalam posisi menungging, kemudian dia mulai menciumi pantatku. Lidahnya menelusuri vagina dan anusku memberiku sensasi geli. Kemudian aku merasa dia meludahi bagian duburku, ya ketika kulihat ke belakang dia memang sedang membuang ludahnya beberapa kali ke daerah itu, lalu digosok-gosokkan dengan jarinya.
Oh.. Jangan-jangan dia mau main sodomi, aku sudah lemas dulu membayangkan rasa sakitnya ditusuk benda sebesar itu pada daerah situ padahal dia belum juga menusuk. Pertama kali aku melakukan anal sex dengan temanku yang penisnya tidak sebesar Tohir saja sudah sakit banget, apalagi yang sebesar ini, aduh bisa mampus gua pikirku.
Benar saja yang kutakutkan, setelah melicinkan daerah itu dia bangkit dengan tangan kanan membimbing penisnya dan tangan kiri membuka anusku. Aku meronta ingin menolak tapi segera dipegangi olehnya.
“Jangan Bang.. Jangan disitu, sakit!” mohonku setengah meronta.
“Tenang Non, nikmati saja dulu, ntar juga enak kok” katanya dengan santai.
Aku merintih sambil menggigit guling menahan rasa perih akibat tusukan benda tumpul pada duburku yang lebih sempit dari vaginaku. Air mataku saja sampai meleleh keluar.
“Aduuhh.. Sudah dong Bang.. Citra nggak tahan” rintihku yang tidak dihiraukannya.
“Uuhh.. Sempit banget nih” dia mengomentariku dengan wajah meringis menahan nikmat.
Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya mentok juga penisnya. Dia diamkan sebentar penisnya disana untuk beradaptasi sekalian menikmati jepitannya. Kesempatan ini juga kupakai untuk membiasakan diri dan mengambil nafas. Aku menjerit kecil saat dia mulai menghujamkan penisnya. Secara bertahap sodokannya bertambah kencang dan kasar sehingga tubuhku pun ikut terhentak-hentak. Tangannya meraih kedua payudaraku dan diremas-remasnya dengan brutal.
Keringat dan air mataku bercucuran akibat sensasi nikmat di tengah-tengah rasa perih dan ngilu, aku menangis bukan karena sedih, juga bukan karena benci, tapi karena rasa sakit bercampur nikmat. Rasa sakit itu kurasakan terutama pada dubur dan payudara, aku mengaduh setiap kali dia mengirim hentakan dan remasan keras, namun aku juga tidak rela dia menyudahinya.

Terkadang aku harus menggigit bibir atau bantal untuk meredam jeritanku agar tidak keluar sampai kebawah sana. Akhirnya ada sesuatu perasaan nikmat mengaliri tubuhku yang kuekspresikan dengan erangan panjang, ya aku mengalami orgasme panjang dengan cara kasar seperti ini, tubuhku menegang beberapa saat lamanya hingga akhirnya lemas seperti tak bertulang. Tohir sendiri menyusulku tak lama kemudian, dia menggeram dan makin mempercepat genjotannya. Kemudian dengan nafas masih memburu dia mencabut penisnya dariku dan membalikkan tubuhku.
Spermanya muncrat dengan derasnya dan berceceran di sekujur dada dan perutku, hangat dan kental dengan baunya yang khas.
Tubuh kami tergolek lemas bersebelahan. Aku memejamkan mata dan mengatur nafas sambil merenungkan dalam-dalam kegilaan yang baru saja kami lakukan, sebuah hubungan terlarang antara seorang gadis dari keluarga kaya dan terpelajar yang cantik dan terawat dengan sopirnya sendiri yang kasar dan berbeda kelas sosial. Hari-hari berikutnya aku jadi semakin kecanduan seks, terutama seks liar seperti ini, dimana tubuhku dipakai orang-orang kasar seperti Tohir, dari situlah aku merasakan sensasinya.
Sebenarnya aku pernah ingin berhenti, tetapi aku tidak bisa meredam libidoku yang tinggi, jadi ya kujalani saja apa adanya. Untuk mengimbanginya aku rutin merawat diriku sendiri dengan fitness, olahraga, mandi susu, sauna, juga mengecek jadwal suburku secara teratur.
2 bulan ke depan Tohir terus memperlakukanku seperti budak seksnya sampai akhirnya dia mengundurkan diri untuk menemani istrinya yang menjadi TKW di Timur Tengah. Lega juga aku bisa lepas dari cengkeramannya, tapi terkadang aku merasa rindu akan keperkasaannya, dan hal inilah yang mendorongku untuk mencoba berbagai jenis penis hingga kini.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Kisah Seks, Cerita Porno.

The post Tohir Supirku | Cerita Sex Terbaru appeared first on Doyanbokep.

Viewing all 1024 articles
Browse latest View live